7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
1/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas
Arah KebijakanDANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013
& HASIL MONEV
Dr. Ir. Budhi Santoso, MA
Direktur Otonomi Daerah Bappenas
Rapat Koordinasi
Program/ Kegiatan DAK di Tingkat Pusat
Jakarta ,5 Maret 2012
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri
1
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
2/74
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
I. OVERVIEW
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
3/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
KOMPOSISI BELANJA NEGARA
TAHUN 2010-2012
3
2010 2011 2012APBN-P % BN APBN % BN APBN % BN
BELANJA NEGARA 1.126,2 100,0 1.229,6 100,0 1.435,4 100,0
I. Belanja Pemerintah Pusat 781,5 69,4 836,6 68,0 965,0 67,2
a. Belanja K/L 366,1 32,5 432,8 35,2 508,4 35,4
b. Belanja Non K/L 415,4 36,9 403,8 32,8 456,6 31,8a.l Subsidi 201,3 17,9 187,6 15,3 208,9 14,5
II. Transfer Daerah 344,6 30,6 393,0 32,0 470,4 32,8
a. Dana Perimbangan 314,4 27,9 334,3 27,2 400,0 27,9
- Dana Bagi Hasil 89,6 8,0 83,6 6,8 100,1 7,0
- Dana Alokasi Umum 203,6 18,1 225,5 18,3 273,8 19,1- Dana Alokasi Khusus 21,1 1,9 25,2 2,0 26,1 1,8
b. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 30,3 2,7 58,7 4,8 70,4 4,9
(Triliun Rupiah)
Catatan:Belanja Negara telah terdistribusi ke 1/3 untuk belanja KL, 1/3 untuk Belanja Non KL (subsidi & pembayaran
Bunga hutang) dan 1/3 untuk Transfer Ke Daerah.
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
4/74
PROPORSI PENGGUNAAN ANGGARAN APBN 2012
Belanja Pusat di daerah
Rp 179,7 T (12,5%)
Transfer ke
Daerah Rp 470,4
T (32,8%)
Subsidi Rp 208,9 T
(14,6%)
Pembayaran Bunga
Utang Rp 122,2 T(8,51%)
Belanja Pusat di Pusat &
Lainnya Rp 426,0 T (29,7%)TOTAL BELANJA NEGARA RP 1.435,4 T
MELALUI ANGGARAN
TRANSFER KE DAERAH
(MASUK APBD)
DBH Rp 100,1 T
DAU Rp 273,8 T
DAK Rp 26,1 T
Otsus Rp 11,9 T
Penyesuaian Rp 58,5
T
MELALUI APP (SUBSIDI)
BBM Rp 123,6 T
Listrik Rp 45,0 T
Pangan Rp 15,6 T
Pupuk Rp 16,9 T
Benih Rp 0,3 T
Sumber : APBN 2012
Bantuan ke
Masyarakat
Rp 28,2 T (2,0%)
MELALUI ANGGARAN K/L
DAN APP * (PROGRAM
NASIONAL)
PNPM Rp 11,4 T
Jamkesmas 7,3 T
Bantuan Pendidikan
(beasiswa) Rp 9,5 T
MELALUI ANGGARAN K/L
Dekon Rp 21,9 T
TP Rp 14,2 T
Dana Vertikal Rp 143,6
T
DANA KE DAERAH RP 887,2 T
(61,8%)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
5/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Melalui
Anggaran K/L
Belanja
Pemerintah
Pusat
Transfer
Ke Daerah
Daerah
Pemerintah Pusat
Mendanai
kewenangan
di luar 6 Urusan
Mendanai
kewenangan 6Urusan
Pemerintah Pusat
MelaluiAnggaran
Non K/L
PENDAPATAN
BELANJA
PEMBIAYAAN
APBN
ALUR BELANJA APBN KE DAERAH
Dana Vertikal
di Daerah
Hibah
Pinjaman
Dana Perimbangan
Dana Otsus dan
Penyesuaian
Dana Dekonsentrasi
Dana Tgs Pembantuan
PNPM,, Jamkesmas
Subsidi dan Bantuan
Masuk APBD
Mendanai
kewenangan
Daerah
(Desentralisasi)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
6/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PERKEMBANGAN DANA PERIMBANGAN
2005-2012
6
-
50,000.0
100,000.0
150,000.0
200,000.0
250,000.0
300,000.0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
DAK 4,014.0 11,569.8 17,094.1 21,202.1 24,819.6 21,133.4 25,232.8 26,115.9
DAU 88,765.6 145,664. 164,787. 179,507. 186,414. 192,490. 225,532. 273,814.
DBH *) 34,464.3 58,882.3 59,203.8 62,671.4 65,245.4 78,595.5 83,558.4 100,055.
DALAM MILIAR
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
7/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PERKEMBANGAN DAK PER BIDANG
2005-2012
7
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pendidikan* 1.221,00 2.919,53 5.195,29 7.015,42 9.334,88 9.334,88 10.041,30 10.041,30
Kesehatan ** 620,00 2.406,80 3.381,27 3.817,37 4.017,37 2.829,76 3.000,80 3.005,93
Infrastruktur Jalan 945,00 2.575,71 3.113,06 4.044,68 4.500,92 2.810,21 3.900,00 4.012,76
Infrastruktur Irigasi 384,50 627,68 858,91 1.497,23 1.548,98 968,40 1.311,80 1.348,51
Infrastruktur Air Minum *** 203,50 608,00 1.062,37 1.142,29 1.142,29 357,23 419,60 502,49
Infrastruktur Sanitasi 357,23 419,60 463,65
Kelautan dan Perikanan 322,00 775,68 1.100,36 1.100,36 1.100,36 1.207,84 1.500,00 1547,119Pertanian 170,00 1.094,88 1.492,17 1.492,17 1.492,17 1.543,63 1.806,10 1.879,59
Prasarana Pemerintahan Daerah 148,00 448,68 539,06 362,00 562,00 386,25 400,00 444,50
Lingkungan Hidup 112,88 351,61 351,61 351,61 351,61 400,00 479,73
Keluarga Berencana **** 279,01 329,01 329,01 368,10 392,26
Kehutanan 100,00 100,00 250,00 400,00 489,76
Sarana dan Prasarana Perdesaan 190,00 300,00 315,50 356,94
Perdagangan 150,00 107,32 300,00 345,13
Listrik Perdesaan 150,00 190,64Transportasi Perdesaan 150,00 171,39
Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan 100,00 121,39
Perumahan dan Permukiman 150,00 191,24
Keselamatan Transportasi Darat 100,00 131,62
Total 4.014,00 11.569,80 17.094,10 21.202,14 24.819,59 21.133,38 25.232,80 26.115,95
Dalam Milyar Rupiah
BIDANG
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
8/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Dana Transfer Daerah: DAK
Kelompok Bidang DAK dalam RKP Tahun 2012
8
Prioritas Nasional Kelompok Bidang Bidang DAK Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Prasarana Pemerintahan Daerah Prasarana Pemerintahan Daerah
Pendidikan Pendidikan PendidikanKesehatan
Keluarga Berencana
Infrastruktur Air Minum
Infrastruktur Sanitasi
Pertanian
Infastruktur Irigasi
Kelautan dan Perikanan Kelautan dan Perikanan
Infastruktur Jalan
Keselamatan Transportasi Darat
Transportasi Perdesaan
Perumahan dan Permukiman Perumahan dan Permukiman
Energi Listrik Perdesaan Listrik Perdesaan
KehutananLingkungan Hidup
Iklim Investasi dan Iklim Usaha Perdagangan Perdagangan
Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan
Pasca konflik
Sarana dan Prasarana Daerah
Tertinggal
Sarana dan Prasarana Kawasan
Perbatasan
Kawasan Perbatasan dan Daerah
Tertinggal
Kesehatan
Ketahanan Pangan
Infrastruktur
Lingkungan Hidup dan PengelolaanBencana
Kesehatan dan Keluarga Berencana
Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi
Pertanian dan Irigasi
Infrastruktur Jalan, Keselamatan
Transportasi Darat dan Transportasi
Pedesaan
Kehutanan, Lingkungan Hidup danPenanggulangan Bencana
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
9/74
Besaran Dana Alokasi Khusus berkontribusi pada Belanja Modal APBD
Pada TA 2011, secara Nasional,Alokasi DAK utk. kab/kota = Rp. 23.93 T,-
Alokasi Belanja Modal APBD kab/kota= Rp. 86.69 T,-
DAK = 28% Belanja Modal (> Belanja Modal)
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Rp 23.93 T
Rp 86.69 T
BelanjaModal
DAK
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
10/74
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
II. PERMASALAHAN DAK
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
11/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Prioritas nasional vs pembangunan daerah(kebutuhan daerah);
Top-Down vs Bottom-Up (kewenangan daerah);
Orientasi Tahunan vs Jangka Menengah;
Fokus Inputvs Fokus Output/ Hasil;
Kriteria Perimbangan: umum, khusus, dan teknis;
Sistem M & E: Proses vs Hasil (outcomes)
Beberapa Issu Penting DAK (Paradoks?)
11
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
12/74
Hal-hal yang Menghambat Pelaksanaan DAK untukPercepatan Pembangunan Daerah
Hal-hal yang Menjadi Masalahdalam Pelaksanaan DAK untukPencapaian Sasaran Prioritas
Nasional di Daerah
1. Besar alokasi DAK yang relatif tidak besar;
2. Informasi alokasi DAK per daerah terlambat diketahuidaerah dibandingkan penetapan APBD;
3. Besaran alokasi per tahun tidak stabil dan tidakterprediksi oleh daerah;
4. Juknis DAK terlambat diterima daerah;
5. Ruang lingkup (menu) kegiatan DAK tidak sesuaidengan kebutuhan daerah;
6. Juknis yang diganti dalam tahap pelaksanaan;
7. Unit cost dalam Juknis terlalu murah dibandingkanharga di daerah/wilayah;
8. Pelaporan ke DJPK terlambat sehingga pencairan danatahap II dan III terlambat;
9. Keterbatasan dalam penyediaan Dana Pendamping;
10. DAK dan Dana Pendamping harus 100% fisik;
11. Penetapan APBD yang terlambat menyebabkanpenyaluran alokasi DAK Tahap I terlambat.
1. Besar alokasi DAK yang relatif tidakbesar;
2. Tidak diketahui besar sasaran perkegiatan di masing-masing bidang.
3. Tidak diketahui besar sasaran perkegiatan di masing-masing bidang per
daerah.
Pagu alokasi per bidang DAK belumditetapkan saat proses penyusunankebijakan dan ruang lingkup kegiatandalam RKP sehingga menyulitkanmenentukan besaran target sasaran
per kegiatan di masing-masing bidangdan di masing-masing daerah;
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
13/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Penekanan alokasi lebih pada fungsi ekualisasi daripada fungsi kekhususan; DAK tidak masuk ke dalam siklus dan mekanisme perencanaan
pembangunan daerah dan nasional => Kurangnya sinkronisasi prioritas; Formulasi alokasi DAK terlalu kompleks, sulit diprediksi daerah; Pedoman/ Petunjuk Tentang DAK rumit, sering berubah-ubah, dan
terlambat; Tidak semua sektor menerapkan perencanaan DAK berorientasi hasil
(output/ outcomes yang terukur); Tarik-menarik kepentingan (intervensi politisi) Masih adanya ketidaksesuaian (mismatch) antara alokasi DAK dan
kebutuhan daerah Masih belum efektifnya pemantauan (monitoring) dan evaluasi DAK, dan Masih belum optimalnya DAK dalam meningkatkan efektivitas pola belanja
daerah dalam pelayanan publik.
Permasalahan Alokasi dan Penggunaan DAK
Sumber: Kajian White PaperDAKdengan GIZ-DeCGG dan PGSP, 2011
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
14/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Dari sisi perencanaan (lemahnya koordinasi dan sinergi pengelolaan
& pelaksanaan DAK di tingkat pusat - daerah, nuansa sentralistis
dalam pengelolaan DAK)
Dari sisi teknis dan keuangan (pelebaran lingkup karakteristik
daerah yang dapat menerima DAK, alokasi yang diberikan di masing-
masing bidang belum jelas, inkonsistensi penggunaan indikator
kriteria teknis, sumber pembiayaan DAK masih bersifatad-hoc, belum
dikoordinasikan dengan pengalokasian dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan)
Dari sisi administrasi dan kelembagaan (ketidaksinkronan jadwal
perencanaan DAK di pusat & perencanaan pembangunan di daerah,
Lemahnya sistem monitoring dan evaluasi, daerah belum memiliki
peluang untuk mengajukan usulan program yang akan didanai oleh
DAK)
14
Pengelompokan Permasalahan Alokasidan Penggunaan DAK
Sumber: Kajian White PaperDAKBAPPENAS 2011
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
15/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
TATA CARA/MEKANISME PENYUSUNAN KEBIJAKAN BIDANG/SEKTOR DAK
DEPUTI
PENDANAAN
EPUTI
EKONOMI
PEMDA
DEPUTI
REGIONAL
DEPUTI
SEKTORAL
K/L
MEN
TERI
USULAN
KEGIATAN
DAK
DINILAI DAN
DIREKAPITULASI USULAN
KEGIATAN
DAK
KOORDINASI &
KOMPILASI
SESUAI PRIORITAS
NASIONAL USULAN
BIDANG/SEKTOR
DAK
KOORDINASI DAN
KONSOLIDASI
USULAN
BIDANG/SEKTOR
DAKUSULAN
KEGIATAN
DAK
PENETAPAN
BIDANG/SEKTOR
DAK BIDANG/SEKTORDAK
PENENTUAN
KRITERIA KHUSUS
ATAU DAERAH
PENENTUAN
KRITERIATEKNIS
ESTIMASI
KEBUTUHAN
DAK
ESTIMASI
BESARAN PAGU
BIDANG/SEKTOR
DAK
PENULISAN RKP
BUKU I TTG
ARAH
KEBIJAKAN DAK
PENULISAN RKP
BUKU II TTG
KEGIATAN DAK
MASING BIDANG/
SEKTOR
IDENTIFIKASI
KEGIATAN
DAK
PRIORITAS
NASIONAL
Tidak berlaku/tidak digunakan
Pada prakteknya menggunakan
rezim UU 33/2004 dibandingkan
rezim UU 32/2004
Yang lebih diperlukan adalah
data teknis dan laporan
pelaksanaan dari daerah
Titik Kritis Penyusunan Kebijakan dan Perencanaan DAK
Terdapat beberapa usulan
kegiatan yang sama dari
beberapa bidang .
Ada kesulitan
menerjemahkan prioritas
nasional dalam perumusan
Biidang DAK.
Konsekuensi Bidang DAK
dibatasi/tidak dibatasi
Peran Bappenas dalampenentuan Kriteria Khusus
(?)
Estimasi
kebutuhan >>>
ketersediaan
resources
Apa dasar
alokasi per
Bidang?
Diskusi Kriteria
Teknis lebihintensif antara
Kemkeu dan KL
Buku II RKP
blm terintegrasi
antara kegiatan
KL dan DAK
Ruang Lingkup
Trilateral
Meeting DAK
Kementerian
Keuangan
Tidak Terlibat
Penuh
1
2
9
6
5
4
3
8
7
Sumber: Permen PPN/Kepala Bappenas No.: 008/2007 ttg Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah di Lingkungan Kementerian PPN/Bappenas15
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
16/74
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
III. REKOMENDASI SOLUSI
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
17/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Rekomendasi Tindak Lanjut DAK
Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah yang memiliki kemampuan
keuangan relatif rendah dalam membiayai pelayanan publik, pencapaian StandarPelayanan Minimal (SPM), dan peningkatan efektivitas pola belanja daerah
Diarahkan untuk mendukung pembiayaan yang didasarkan pada kerangka
pengeluaran jangka menengah (medium terms expenditure framework) dan
penganggaran berbasis kinerja.
Diarahkan untuk menyempurnakan kesesuaian alokasi dengan kebutuhan teknis,
kesesuaian alokasi dengan kebutuhan daerah, kesesuaian dengan siklus danmekanisme perencanaan pembangunan daerah.
Diarahkan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan DAK melalui peningkatan optimalitas koordinasi pengelolaan DAK
di berbagai tingkatan pemerintahan, serta peningkatan intensitas pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan DAK(salah satunya melalui Musrenbang)
Menggeser pendekatan berbasis input-ke-berbasis hasil (output/ outcome):1. Perencanaan/ penganggarannya;
2. Juklak/ Juknis
3. Monitoring dan evaluasi
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
18/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
18
NamaBidang
Visi/MisiBidang
Tujuandan
Sasaran
Kegiatan
JenisKegiatan
(Program
&
Kegiatan
Prioritas)
IndikatorKinerja
Kegiatan
KerangkaWaktu
Kebutuhan Dana PrioritasLokasi
IndikatorTeknis
T1 T2 T3 Dst
Usulan Format MTEF Bidang yang
akan di danai oleh DAK
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
19/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) TA 2011
untuk Pembahasan DAK dalam Musrenbangnas
19
Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama Menteri
Keuangan dan Menteri Teknis agar menyusun dan menetapkan
peraturan terkait perencanaan DAK yang mengikat danmelibatkan seluruh unsur pemerintah pusat dan pemerintah
daerah yang diantaranya mengatur mengenai pembahasan
DAK dalam Musrenbangnas, pelaksanaan Rakortek oleh
seluruh K/L teknis, dan penetapan rencana DAK per daerah.
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
20/74
UU 17/2003 UU 25/2004 UU 33/2004 PP 55/2005
PenyusunanRancanganAPBN
berpedomankepadaRencana KerjaPemerintahdalam rangkamewujudkantercapainyatujuan bernegara(Pasal 12 ayat
(2)).
RKP merupakan penjabaran dari RPJMNasional, memuat:1) prioritas pembangunan,
2) rancangan kerangka ekonomi makroyang mencakup gambaranperekonomian secara menyeluruhtermasuk arah kebijakan fiskal, serta
3) program Kementerian/Lembaga,4) lintas Kementerian/Lembaga,5) kewilayahan
dalam bentuk kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifatindikatif (Pasal 4 ayat (3))
Dana Alokasi Khusus,selanjutnya disebutDAK, adalah dana
yang bersumber daripendapatan APBNyang dialokasikankepada Daerahtertentu dengantujuan untukmembantu mendanaikegiatan khusus yangmerupakan urusan
Daerah dan sesuaidengan prioritasnasional (Pasal 1ayat (23).
DAK dialokasikan dalam APBNsesuai dengan program yangmenjadi prioritas nasional (Pasal
50 ayat (2)).
Rancangan RKP dan rancangan RKPDmenjadi bahan bagi Musrenbang (Pasal22 ayat (1)).
Program yang menjadi prioritasnasional dimuat dalam RencanaKerja Pemerintah tahun anggaranbersangkutan (Pasal 52 ayat (1)).
Menteri PPN/Bappenas menyusunrancangan akhir RKP berdasarkan hasilMusrenbang (Pasal 24 ayat (1)).
Kesimpulan:1. DAK dialokasikan dalam APBN sesuai dengan prioritas nasional yang dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah.2. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah melalui pembahasan Musrenbangnas.3. Jadi layak, tepat, dan diharapkan apabila DAK dibahas dalam Musrenbangnas sebelum ditetapkan dalam RKP.
4. Karena dalam RKP memuat kerangka pendanaan yang bersifat indikatif, maka alokasi DAK dalam RKP juga bersifat indikatif.
Kajian Regulasi untuk Pembahasan DAK dalam Musrenbangnas
T B t h d
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
21/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Usulan Perubahan Rekomendasi:Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama dengan Menteri Keuangan dan MenteriTeknis agar merevisi peraturan terkait perencanaan DAK yang mengikat danmelibatkan seluruh unsur pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang diantaranyamengatur mengenai pembahasan DAK dalam Musrenbangnas, pelaksanaan Rakortekoleh seluruh K/L teknis, dan penetapan Pagu IndikatifDAK per daerah.
Usulan Rencana Tindak:1.Dalam proses revisi UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah dan Pemerintah Daerah, Menteri PPN/Kepala Bappenas mengusulkan klausulbahwa perencanaan DAK dilakukan dengan melibatkan seluruh unsur pemerintah pusatdan pemerintah daerah, dalam Musrenbangnas, pelaksanaan Rakortek oleh seluruh K/Lteknis, dan penetapan pagu indikatif DAK per daerah.
2.Kementerian PPN/Bappenas memfasilitasi Kemenkeu untuk menyampaikan PaguIndikatif DAK per daerah dalam Musrenbangnas 2012 dan hasil pembahasan PaguIndikatif DAK per daerah tersebut akan menjadi masukan Rancangan Akhir RKP 2013.Hasil Pagu Indikatif DAK per daerah dalam RKP 2013 tersebut akan menjadi bahan untukpenetapan Pagu Definitif DAK 2013.
Tanggapan Bappenas terhadap
Rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) TA 2011
untuk Pembahasan DAK dalam Musrenbangnas
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
22/74
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
IV. KEBIJAKAN DAK 2013
O i P J l h Bid DAK
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
23/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Opsi Penetapan Jumlah Bidang DAK 2013(Tergantung Penambahan Total Alokasi 2013)
PENINGKATAN
BESAR DAKSIGNIFIKAN
ATAU TIDAK?
Mengakomodasi penambahanbidang yang memenuhi kriteriadengan tidak mengurangi bidang
yang telah ada (> 19 bidang)
Ya
Adanya penggabunganbeberapa bidang dengan
outcomeyang sama ,berbasis pengelompokan
prioritas nasional
Jumlah bidang tetap(19)
Mengakomodasi kebutuhanpengusulan bidang yang
memenuhi kriteria.Diutamakan untuk bidangyang bersifat closed list
Ditambah denganbidang yang bersifat
open list
Opsi A
Opsi B
Opsi C
Ditambah denganBidang yang bersifat
closed list
DAK yang bersifat closed listdapat bersinergi dengan kegiatan
Dekon/TP
Opsi A Opsi B
Tidak
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
24/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Kriteria Penentuan Bidang DAK 2013 (1/2)
Urusan Daerah(PP 38/2007)
KegiatanKhusus
Membiayai kebutuhan saranadan prasarana pelayanandasar masyarakat (SPM)
Mendorong percepatanpembangunan daerah
Lainnya: Sesuai dengantema RKP 2013Bidang2 DAK saat ini
diutamakan, untukmeningkatkan
pencapaian atas outcome
KRITERIA UTAMA KRITERIA PENDUKUNG
PrioritasNasional
(RPJMN 2010-2014 dan RKP)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
25/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Kriteria Penetapan Bidang DAK 2013 (2/2)
No Kriteria PenetapanBidang
PENJELASAN DOKUMAN ACUAN
KRITERIA UTAMA
1. Urusan Daerah Merupakan urusan pemerintahan yangmenjadi wewenang pemerintahkabupaten/kota.
PP No.38 tahun 2007
2. Prioritas Nasional Penjabaran lebih operasional atas visi-misipemerintah 2010-2014.
-RPJMN 2010-2014
KRITERIA PENDUKUNG / TAMBAHAN
3. Sarana dan prasaranapelayanan dasar
Jenis pelayanan publik yang mendasar danmutlak untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomidan pemerintah.
Diutamakan bagi bidangyang sudah memilikiSPM
4. Mendorong percepatan
pembangunan daerah
Infrastruktur; memiliki multiplier effectyang
besar.
5. Lainnya: Sesuai dengantema RKP 2013
Disesuaikan dengan tema RKP 2013:-Memantapkan Ekonomi DomestikyangKuat Bagi Peningkatan dan PerluasanKesejahteraan Rakyat;-Penguatan Daya Tahan EkonomiNasional Untuk Meningkatkan KesejahteraanRakyat.
- Tema prioritas dalamRKP 2013
R A h K bij k DAK 2013
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
26/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
1. Mendukung pencapaian prioritas nasional dalam RKP 2013 termasuk program-programprioritas nasional yang bersifat lintas sektor/kewilayahan;
2. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah yang memiliki kemampuan keuangan
relatif rendah dalam membiayai pelayanan publik, pencapaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM), dan peningkatan efektivitas pola belanja daerah;
3. Menyempurnakan perencanaan DAK dengan menggeser pendekatan berbasis input-ke-
berbasis hasil (output/outcome), serta sesuai dengan kerangka pengeluaran jangkamenengah (medium term expenditure framework) dan penganggaran berbasis kinerja
(performance based budgeting);
4. Diarahkan untuk menyempurnakan kesesuaian alokasi dengan kebutuhan teknis,
kesesuaian alokasi dengan kebutuhan daerah/ kapasitas fiskal, tepat waktu sesuai siklus
dan mekanisme perencanaan pembangunan daerah;
5. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan DAK melalui
koordinasi pengelolaan DAK di berbagai tingkatan pemerintahan (salah satunya melalui
Musrenbang);
6. Menetapkan lokasi dan jumlah alokasi DAK secara jelas dan transparan, dan
menggunakan kapasitas fiskal sebagai dasar utama;
7. Mewujudkan APBD yang efektif, efisien dan akuntabel melalui penetapan alokasi DAK
yang tepat waktu sebelum periode pengesahan APBD di daerah;
Rancangan Arah Kebijakan DAK 2013(Draft RKP 2013)
Rancangan Arah Kebijakan DAK 2013
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
27/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
8. Meningkatkan koordinasi penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) sehingga tepat sasarandalam rangka mewujudkan outcome yang ditentukan. Juknis yang disusun juga harus
mengakomodasi kebutuhan daerah;
9. Meningkatkan koordinasi pengelolaan DAK secara utuh dan terpadu di pusat dan daerah
sehingga terwujud sinkronisasi kegiatan DAK dengan kegiatan lain yang didanai APBN
dan APBD (sumber-sumber pendanaan lainnya);
10. Meningkatkan intensitas pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan DAKdi daerah (oleh daerah, K/L dan Bappenas), termasuk mendorong pelaporan
pelaksanaan DAK sesuai dengan SEB (data pelaporan sebagai basis utama monev);
11. Menerapkan kebijakan disinsentive bagi pengelola DAK di daerah yang tidak melaporkan
pelaksanaan kegiatan DAK di daerahnya, sesuai peraturan yang berlaku. Salah satunya
dengan mendorong penggunaan kinerja pelaporan sebagai salah satu pertimbangan
dalam penyusunan kriteria pengalokasian DAK;
12. Meningkatkan akurasi data-data teknis sebagai basis kebijakan kementerian dan
lembaga dalam rangka meningkatkan keserasian dan menghindari duplikasi kegiatan
antar Bidang DAK;
13. Mendorong kementerian teknis untuk mengalihkan dekon dan tugas pembantuan
kepada daerah sesuai dengan kewenangannya.
Rancangan Arah Kebijakan DAK 2013(Draft RKP 2013)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
28/74
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
29/74
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
STUDI EVALUASI
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
Direktorat Otonomi Daerah,
Bappenas
29
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
30/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
OUTLINE
1. Kajian White PaperDAK
2. Studi Evaluasi Tahap 1
3. Studi Evaluasi Tahap 2
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
31/74
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KAJIANWHITE PAPER DAK
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
32/74
Variabel Variabel Koef Korelasi
DAK Pajak Daerah -0.203***
PAD -0.228***
Restribusi Daerah -0.237***
Hasil Perusahaan Daerah -0.111***
DAU 0.413***
IPM -0.512***
PDRB -0.323***
* Significant at =10%
** Significant at =5%
*** Significant at =1%
Pengalokasian DAK
Daerah Kapasitas Fiskal Tinggi Daerah Kapasitas Fiskal Rendah
Variabel Variabel Koef Korelasi
DAK Pajak Daerah -0.189***
PAD -0.161***
Restribusi Daerah -0.172***
Hasil Perusahaan Daerah 0.093
DAU 0.416***
IPM -0.417***
PDRB -0.127***
* Significant at =10%
** Significant at =5%
*** Significant at =1%
Analisis korelasi mempelihatkan bahwa arah/ pola alokasi DAK mengikuti arah/pola alokasi DAU (data rata-rata 2004-2009)
32
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
33/74
KRITERIA ALOKASI (Juta Rp) % JUMLAH DAERAH %
SANGAT TINGGI 2.443.975 9,69 75 14,42
TINGGI 3.151.041 12,49 78 15,00
SEDANG 5.880.926 23,31 137 26,35
RENDAH 13.640.848 54,06 228 43,85
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG RENDAH
9.6912.49
23.31
54.06
14.42 15.00
26.35
43.85
ALOKASI (%) JUMLAH DAERAH (%)
Fakta Transfer DAK: Tahun 2011
Berdasarkan Fakta yang ada terkait
dengan Transfer DAK
Ada Kecenderungan korelasi positif
antara penerima DAK dengan
penerima DAU dan DBH
Masih ada daerah-daerah dengan
kapasitas fiskal sangat tinggi dan
tinggi yang menerima DAK
Berdasarkan fakta ini, DAK sebagai bagian
dari DP belum mampu mencapai tujuan
Dana Perimbangan (dalam penjelasan PP
No. 55/2005 disebutkan bahwa DP
bertujuan untuk menciptakankeseimbangan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah dan antara
Pemerintahan Daerah).
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
34/74
DAK Mengurangi Gap Kapasitas Fiskal?
Jenis Dana Perimbangan 2005 2006 2007 2008 2009
DBH 1,93 2,63 2,39 2,28 1,85
DBH+DAU 0,64 0,68 0,61 0,48 0,55
DBH+DAU+DAK 0,61 0,63 0,55 0,44 0,50
Fiscal Capacity NDAK & DAU
dibawah Rata-rataDAK & DAU
diatas Rata-rata Total
high N 100 93 193
% 27.78 83.04 40.89
low N 260 19 279
% 72.22 16.96 59.11
Total Jumlah 360 112 472
Sumber: *) DJPK MoF, 2010; **) DJPK MoF, diolah.
Coefficient of Variation 2005-2009*)
Distribusi penerima DAK Berdasarkan Kapasitas Fiskal, (APBD 2003-2009)**
34
D k DAK t h d P t b h
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
35/74
Dampak DAK terhadap Pertumbuhan
Ekonomi (2004-2009)
Independent
Var.Dependent Var. Coefficient R-Square F-Statistic n
Heteroscedasticity
Test
2 Prob
DAK
Pertanian
Pertumbuhan
Ekonomi .0000212 0.6557 1.82*** 492 2393.77 0.0000***
DAK Irigasi
Pertumbuhan
Ekonomi -.0000305 0.4436 14.22*** 690 10.33 0.0013***
DAK Jalan
Pertumbuhan
Ekonomi -3.56e-06 0.3261 7.00*** 1220 7985.80 0.0000***
DAK
Kesehatan
Pertumbuhan
Ekonomi -2.19e-06 0.2864 86.3*** 1110 7706.19 0.0000***
DAK
Lingkungan
Hidup
Pertumbuhan
Ekonomi .0002363 0.8249 2.30*** 666 40.21 0.0000***
DAKPendidikan
PertumbuhanEkonomi .0000212 0.3553 8.97*** 1160 6676.44 0.0000***
DAK
Sanitasi
Pertumbuhan
Ekonomi -8.88e-07 0.3334 357.36*** 832 6452.57 0.0000***
* Significant at =10%
** Significant at =5%
*** Significant at =1%
Hanya DAK Pertanian, Lingkungan Hidup dan Pendidikan memperlihatkan efek
positif dan signifikan
35
Dampak DAK terhadap Pembangunan
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
36/74
Dampak DAK terhadap Pembangunan
Manusia (2004-2009)?
Independent Var. Dependent Var. CoefficientR-
SquareF-Statistic n
Heteroscedasticity
Test1
2 Prob
Log DAK Kesehatan IPM
.9842207*
**
0.7654 1725.40
***
1332 17752.31 0.0000
***
Angka Harapan
Hidup 5.811507 0.2272 1.95 1330
206463.6
8 0.0000***
Log DAK Lingkungan
Hidup
Angka Harapan
Hidup -.5680732 0.7712 2257.62 888 7436.54 0.0000***
Log DAK Pendidikan
Rata-rata lama
sekolah -.0220796 0.9691 3001.52 1392 1297.48 0.0000***
Angka Melek Huruf -.2547758 0.8112 1126.63 1392 5654.12 0.0000***
IPM -.4437785 0.7375 769.10 1392 11729.95 0.0000***
* Significant at =10%
** Significant at =5%
*** Significant at =1%
DAK Kesehatan memperlihatkan efek positif
dan signifikan terhadap IPM
36
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
37/74
Granger Causality Test:Apa Mempengaruhi Apa?
No
Arah Kausalitas
F P
value
Kesimpul
an
1 DAK PendidikanIPM 4.09* 0.0028 Tolak Ho
2 IPM DAK Pendidikan 0.60 0.6629 Terima Ho
3 DAK PendidikanRLS 11.84* 0.0000 Tolak Ho
4 RLS DAK Pendidikan 4.26* 0.0000 Tolak Ho
5 DAK PendidikanAMH 0.57 0.6848 Terima Ho
6 AMH DAK Pendidikan 0.93 0.4482 Terima Ho
No
Arah Kausalitas
F P
value
Kesimpula
n
1 DAK KesehatanIPM 4.66* 0.0011 Tolak Ho
2IPM DAK Kesehatan 4.29* 0.0020 Tolak Ho
3 DAK Kesehatan AHH 2.34* 0.0500 Tolak Ho
4 AHH DAK Kesehatan 1.02 0.3960 Terima Ho
*)Uji Signifikan untuk taraf 5%
37
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
38/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Skenario I:
Penambahan DAK Pendidikan 40% untuk daerah Low
Penambahan DAK Pendidikan 10% untuk daerah High
Skenario II:
Penambahan DAK Pendidikan 80% untuk daerah Low
Penambahan DAK Pendidikan 20% untuk daerah High
Persamaan Regresi yang dipergunakan pada model simulasiadalah sbb:
Simulasi Peningkatan Alokasi DAK
FiscalLow/HighPendidikanFiscal/Pendidikan 3210 DAKHighLowDAKY
38
H il Si l i
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
39/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Hasil Simulasi
Dependent Var.. Independent Var. Coefficient Pvalue R-Square F-Statistic nHeteroscedasticity
Test
2 Prob
Rata-rata
Lama
Sekolah
DAK Pendidikan 7.94E-06 0.860
0.0027
1.51 1160 31.42 0.0***
Low /High Fiscal 1.452975 0.086
DAK Pendidikan
Low/High Fiscal -9.90E-06 0.845
Konstanta 4.281378 0.000
* Significant at =10%** Significant at =5%
*** Significant at =1%
Dependent Var.. Independent Var. Coefficient Pvalue R-SquareF-
Statisticn
Heteroscedasticity
Test
2 Prob
Rata-rata
LamaSekolah
DAK Pendidikan 7.28E-06 0.8600.0027
1.51 1160 31.42 0.00***
Low /High Fiscal 1.452975 0.086DAK Pendidikan Low/High
Fiscal -8.80E-06 0.845
Konstanta 4.281378 0.000
* Significant at =10%
** Significant at =5%
*** Significant at =1%
Skenario I
Skenario II
39
l
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
40/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Alokasi DAK terlihat lebih menonjolkan fungsi
ekualisasi daripada kekhususan;
Alokasi DAK kelihatannya menguntungkan
daerah-daerah dengan kapasitas fiskal tingi (83%daerah-daerah tersebut menerima DAK dan DAU
diatas rata-rata);
Sejauh ini DAK dianggap berperan penting dalam
pembangunan daerah;
Kesimpulan
K i l
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
41/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Namun model regresi memperlihatkan bahwa tidak semua DAK berdampak positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi/ Kesejahteraan masyarakat daerah
diasumsikan karena a.l.:
Pendekatan berbasis input
Daerah tidak memiliki fleksibilitas pengelolaan
Permasalahan teknis/ tatakelola
DAK relatif kecil jumlahnya
DampakPositifdari alokasi DAK terhadap Pertumbuhan Ekonomi namun
negatifterhadap indikator kesejahteraan diperkirakan karena DAK lebih
banyak untuk membiayai pembangunan fisik sehingga dampak terhadap
indikator kesejahteraan membutuhkan waktu untuk realisasi outcome.
Kesimpulan
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
42/74
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
STUDI EVALUASI DAK TAHAP 1(PN 5: KETAHANAN PANGAN)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
43/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS STUDI EMPIRIS
Hubungan antara PDRB sektor 1 (sebagai proksi
outcome) dan besaran alokasi DAK pada Prioritas
Nasional Ketahanan Pangan (sebagai proksi output).
Bentuk data: Data Panel, enam tahun. Metode regresi: Panel random effect.
Perangkat: Eviews versi 6
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
44/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PERSAMAAN 1 TINGKAT PROVINSI
Sampel: 32 provinsi di Indonesia
Bentuk Persamaan:
Interpretasi: Kenaikan satu satuan variabel independenakan mengubah variabel dependen sebesar satuan
Variabel Keterangan Hipotesis
PDRBS1 PDRB Sektor 1 (pertanian)
Irigasi Alokasi DAK Irigasi Searah (+)
KP Alokasi DAK Kelautan dan Perikanan Searah (+)
Tani Alokasi DAK pertanian Searah (+)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
45/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PERSAMAAN 2 TINGKAT KABUPATEN
Sampel: 37 Kabupaten di Prov. Jateng dan Sulsel yangmendapatkan alokasi DAK tersebut.
Bentuk Persamaan:
Interpretasi: Kenaikan satu satuan variabel independen akanmengubah variabel dependen sebesar satuan
Variabel Keterangan Hipotesis
PDRBS1 PDRB Sektor 1 (pertanian)
Irigasi Alokasi DAK Irigasi Searah (+)
KP Alokasi DAK Kelautan dan Perikanan Searah (+)
Tani Alokasi DAK pertanian Searah (+)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
46/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS STUDI EMPIRIS 1 TINGKAT PROVINSI Hasil regresi:
Kesimpulan: peningkatan alokasi DAK pada seluruhbidang pada Prioritas Nasional kelima signifikan
meningkatkan PDRB sektor 1.
Variabel Koefisien P-value Kesimpulan
Irigasi 0.242563 0.0000 Sesuai hipotesis dan signifikanpada tingkat signifikansi 1%
KP 0.167660 0.0000 Sesuai hipotesis dan signifikanpada tingkat signifikansi 1%
Tani 0.067316 0.0358 Sesuai hipotesis dan signifikanpada tingkat signifikansi 5%
STUDI EMPIRIS 2
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
47/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
STUDI EMPIRIS 2
TINGKAT KABUPATEN (1/2) Hasil regresi:
Variabel Koefisien P-value Kesimpulan
Irigasi 0.082143 0.5523 Sesuai hipotesis namun tidak
signifikan pada tingkatsignifikansi 1%, 5%, maupun 10%
KP 0.354957 0.0596 Sesuai hipotesis dan signifikanpada tingkat signifikansi 10%
Tani 0.416332 0.0111 Sesuai hipotesis dan signifikanpada tingkat signifikansi 5%
STUDI EMPIRIS 2
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
48/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
STUDI EMPIRIS 2
TINGKAT KABUPATEN (2/2)
Kesimpulan:
Peningkatan alokasi DAK bidang Kelautan Perikanan dan Pertaniansignifikan mendorong peningkatan PDRB sektor 1 di 37 kabupatensampel.
Dugaan DAK irigasi tidak signifikan:
1. Jumlah sampel kurang memadai, hanya terdiri dari 37 sampel.
2. Kegiatan DAK irigasi di daerah observasi hanya berupa rehabilitasidan pemeliharaan jaringan irigasi, tidak membangun jaringan irigasibaru.
3. Adanya bentrok musim tanam petani dan jadwal kegiatan DAKirigasi, sehingga ada lag waktu antara kegiatan DAK irigasi dandampak yang dihasilkan.
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
49/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS LAPORAN DESKRIPTIF
Identifikasi hambatan dan
tingkat utilisasi kegiatan DAK
di daerah dengan perangkat
kuisioner.
Responden SKPD sebanyak16 orang di tiga daerah
observasi.
Responden penerima
manfaat sebanyak 32 orang
di tiga daerah observasi.Menggunakan Skala Likert.
KESIMPULAN
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
50/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASKESIMPULAN
Alokasi DAK yang mendukung PN V Ketahanan Pangan berdampakpositif terhadap PDRB sektor 1.
41% responden di daerah observasi menyatakan bahwa kegiatanDAK sangat bermanfaat, sementara 23% responden menyatakankegiatan DAK bermanfaat. Namun demikian 100% responden
menyatakan bahwa alokasi DAK belum mencukupi kebutuhan. Sistem koordinasi dalam perencanaan kegiatan DAK sudah baik. Hal
ini terlihat dari 94% responden dari SKPD melakukan pengusulankegiatan DAK ke Pusat, dan 94% menyatakan bahwa sudah terdapatkesesuaian antara juknis dengan usulan kegiatan.
56% responden SKPD mengalami keterlambatan penerimaan JuknisDAK sehingga mempengaruhi sistem perencanaan dan pelaksanaanDAK.
SARAN
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
51/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASSARAN
Saran untuk Pemerintah:
Sebaiknya Pemerintah meningkatkan alokasi DAK.
Mempertahankan sistem koordinasi Pusat dan Daerah
Saran untuk penelitian selanjutnya:
Kuisioner untuk penerima manfaat digeneralisir per kluster
(Prioritas Nasional), bukan per bidang.
Koordinasi dengan pihak Bappeda terkait dengan pengecekanrealisasi fisik dan sosialisasi dengan penerima manfaat.
Data yang diminta dalam bentuk soft copy.
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
52/74
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
STUDI EVALUASI DAK TAHAP 2(PN 3: KESEHATAN)
STUDI EMPIRIS
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
53/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENASSTUDI EMPIRIS
Daerah Observasi: Sumatera Utara, Jambi Bangka-
Belitung,Lampung,Banten,DI Yogyakarta,Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, NTT, NTB, Sulawesi
Barat, Gorontalo, Maluku Utara, Papua. (Tingkat
Kabupaten/Kota)
Mencari tahu pengaruh alokasi Kegiatan-kegiatan DAK PN 3
(Kesehatan, KB, Air Minum & Sanitasi) Terhadap Angka
Harapan Hidup (AHH) di daerah observasi
Sampel: Data Panel 6 Tahun
ANALISIS REGRESI
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
54/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS ANALISIS REGRESI
Bentuk Persamaan:
AHH = + 1 KES + 2 AM + 3 SAN + 4 KB + 5 RASIO + e
Keterangan:
VARIABEL KETERANGAN HIPOTESIS
AHH Angka Harapan Hidup
KES Alokasi DAK Kesehatan Searah (+)
AM Alokasi DAK Air Minum Searah (+)
SAN Alokasi DAK Sanitasi Searah (+)
KB Alokasi DAK KB Searah (+)
RASIO Rasio Alokasi DAK/Dana Transfer Searah (+)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
55/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS TEMUAN STUDI EMPIRIS (1/3)
Variabel KESEHATAN memiliki P-value sebesar 0.0000. Angka tersebut
lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi 1%, sehingga dengan tingkat
kepercayaan sebesar 99% dapat disimpulkan bahwa alokasi DAK bidang
kesehatan signifikan mempengaruhi angka harapan hidup.
Koefisien variable KESEHATAN adalah positif dan sesuai hipotesis dengan
dengan angka sebesar 0.110955. Angka koefisien tersebut berarti setiap
peningkatan alokasi DAK bidang kesehatan sebesar satu satuan akan
meningkatkan angka harapan hidup sebesar 0.110955 satuan.
Variabel Air Minum memiliki P-value sebesar 0.0701. Angka tersebut lebihkecil dibandingkan tingkat signifikansi 10%, sehingga dengan tingkat
kepercayaan sebesar 90% dapat disimpulkan bahwa alokasi DAK bidang air
minum signifikan mempengaruhi angka harapan hidup.
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
56/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Koefisien variable Air Minum adalah positif dan sesuai hipotesis dengan
dengan angka sebesar 1,966693. Angka koefisien tersebut berarti setiap
peningkatan alokasi DAK bidang air minum sebesar satu satuan akan
meningkatkan angka harapan hidup sebesar 1,966693 satuan.
Variabel KB memiliki P-value sebesar 0.0924. Angka tersebut lebih kecil
dibandingkan tingkat signifikansi 10%, sehingga dengan tingkat
kepercayaan sebesar 90% dapat disimpulkan bahwa alokasi DAK bidang
keluarga berencana signifikan mempengaruhi angka harapan hidup.
Koefisien variable KB adalah negatif, tidak sesuai dengan hipotesis dan
dengan angka sebesar -1,899706. Angka koefisien tersebut berarti setiap
peningkatan alokasi DAK bidang keluarga berencana sebesar satu satuan
akan meningkatkan angka harapan hidup sebesar 1,899706 satuan.
56
TEMUAN STUDI EMPIRIS (2/3)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
57/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Variabel SANITASI memiliki P-value sebesar 0.2502. Angka tersebutlebih besar dibandingkan tingkat signifikansi 10%, sehingga dengantingkat kepercayaan sebesar 90% dapat disimpulkan bahwa alokasiDAK bidang sanitasi tidak signifikan mempengaruhi angka harapanhidup.
Nilai R-Squaredyang dihasilkan adalah sebesar 0.781546, artinyakeempat variable independen dapat menjelaskan variabledependen sebesar 78,15%. Dengan kata lain alokasi DAK bidangkesehatan, alokasi DAK air minum, alokasi DAK bidang keluarga
berencana, dan alokasi DAK bidang sanitasi dapat menjelaskanpergerakan angka harapan hidup di Indonesia sebesar 78,15%.Hanya 21,85% indikator lainnya yang tidak dimasukkan kedalampersamaan regresi tersebut.
57
TEMUAN STUDI EMPIRIS (3/3)
LAPORAN DESKRIPTIF
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
58/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Identifikasi hambatan dan
tingkat utilisasi kegiatanDAK di daerah denganperangkat kuisioner.
Responden SKPDsebanyak 38 orang di 9daerah observasi.
Responden penerimamanfaat sebanyak 50orang (PN III), 14 orang(Kesehatan), 11 orang (AirMinum), 15 orang(Sanitasi), 10 orang (KBMasyarakat), dan 12 orang(KB Penyuluh) di 7daerahobservasi.
Menggunakan Skala Likert.
LAPORAN DESKRIPTIF
KODEFIKASI MASALAH
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
59/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS KODEFIKASI MASALAH
1. Permasalahan terkait dengan Peraturan Menteri Keuangan
2. Permasalahan terkait dengan Petunjuk Teknis
3. Permasalahan terkait dengan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
4. Permasalahan terkait dengan DPA-SKPD
5. Permasalahan terkait dengan SK Penetapan Pelaksanaan Kegiatan6. Permasalahan terkait dengan Pelaksanaan Tender Pekerjaan Kontrak
7. Permasalahan terkait dengan Persiapan Pekerjaan Swakelola
8. Permasalahan terkait dengan Penerbitan SP2D
9. Permasalahan terkait denganPelaksanaan Pekerjaan Kontrak
10. Permasalahan terkait dengan Pelaksanaan Pekerjaan Swakelola
PERMASALAHAN 19 BIDANG DAK
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
60/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS DI 15 PROVINSI
Permasalahan Tertinggi (40):
Kode 6 terkait dengan
Pelaksanaan Tender Pekerjaan
Kontrak
Permasalahan terendah (20):Kode 4Permasalahan terkait
dengan DPA-SKPD
PERMASALAHAN DAK (1/3)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
61/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS PERMASALAHAN DAK (1/3)
PERMASALAHAN DAK (2/3)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
62/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS PERMASALAHAN DAK (2/3)
PERMASALAHAN DAK (3/3)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
63/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS PERMASALAHAN DAK (3/3)
REKOMENDASI (1/2)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
64/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Perlu adanya sosialisasi SEB ke daerah-daerah.
Perlu adanya revisi format SEB sebagai pelaporan
DAK.
Perlu adanya revisi SEB 3 Menteri (terlampir dalamM.Word).
Perlu adanya sistem informasi yang terintegrasi
sehingga setiap daerah bisa mengakses sekaligusmengupdate laporan masing-masing.
REKOMENDASI (1/2)
REKOMENDASI (2/2)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
65/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS REKOMENDASI (2/2)
Untuk DAK Bidang Kesehatan dan Air Minum, menunjukkan
korelasi positif dan signifikan, artinya untuk mendukung PN 3,
alokasinya harus diperbanyak.
Perlu diadakan kajian ulang untuk DAK KB yang menunjukkankorelasi negatif, bisa disebabkan kesalahan dalam
implementasi ataupun kegiatan yang kurang tepat.
Hal yang sama juga terjadi pada DAK Bidang Sanitasi dimana
tidak terdapat korelasi yang kuat terhadap AHH, sehinggaperlu ditinjau dalam pelaksanaan maupun perencanaan.
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
66/74
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Sekretariat (Sek DAK)TIM KOORDINASI PENYUSUNAN KEBIJAKAN,
PERENCANAAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI DAK
(TKPKP2E-DAK BAPPENAS)
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
67/74
TU
JUAN
SASARAN
KELUARAN
KEGIATAN
BAGAN KEGIATAN SEKRETARIAT TKPKP2E-DAK 2011
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
68/74
TrilateralMeeting DAK
Draft Narasi DAKdalam RKP ( ArahKebijakan, RuangLingkup dan PaguIndikatif DAK)
Pedoman Petunjuk
Teknis & alokasiDAK
Sesuai denganTujuan PN(PrioritasNasional)
KEGIATAN
KELUARAN
SASARAN
TUJUAN
BAGAN KEGIATAN SEKRETARIAT TKPKP2E-DAK 2011
(TRILATERAL MEETING DAK)
LATAR BELAKANG
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
69/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, Pasal 64mengamanatkan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenasbersama-sama Menteri Teknis untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemanfaatandan teknis pelaksanaan kegiatan yang didanai dari DAK.
Di samping itu, dalam konteks kebijakan DAK Bappenas bertanggung jawab untuk menyusunArah Kebijakan DAK dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang tercantum dalam PeraturanMenteri Negara PPN/ Kepala Bappenas Nomor Per 008 /M.PPN/11/2007 Tanggal 30 November 2007tentang Tata Cara/Mekanisme Penyusunan Kebijakan Bidang/Sektor Yang Dibiayai Dana AlokasiKhusus.
Mendukung operasionalisasi fungsi Bappenas dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaanpemantauan dan evaluasi diperlukan dukungan kegiatan yang bersifat lintas kedeputian danlintas direktorat dalam bentuk koordinasi strategis.
Kegiatan koordinasi strategis tersebut secara terbatas telah berjalan sejak tahun 2006. Di tahun2008 Bappenas telah membentuk Tim Koordinasi Perencanaan, Pemantauan, dan Evaluasi DanaAlokasi Khusus (TKP2E-DAK) melalui Surat Keputusan Menteri Negara PerencanaanPembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. Kep. 010A /M.PPN/01/2008.
Untuk mendukung operasionalisasi TKP2E-DAK telah dibentuk pula Sekretariat TKPKP2E-DAKBappenas melalui Surat Keputusan Sekretaris Menteri Negara Perencanaan PembangunanNasional/Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor. Kep.15/PPN/HK/01/2011 tentang pembentukan Tim Koordinasi Penyusunan, Kebijakan, Perencanaan,Pemantauan dan Evaluasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2011.
LATAR BELAKANG
TUJUAN:
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
70/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
1. Menyusun Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dalamRencana Kerja Pemerintah (RKP);
2. Menentukan Program Prioritas Pembangunan Nasional yangdibiayai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK);
3. Menyusun Pagu Indikatif Dana Alokasi Khusus (DAK) Per Bidang;
4. Melakukan Koordinasi dengan Kementerian/Lembaga berkaitandengan Perencanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Per Bidang;
5. Melakukan Koordinasi dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalamkoordinasi pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK);
6. Melakukan Pemantauan Teknis Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus(DAK);
7. Melakukan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK);
8. Menyusun laporan Evaluasi Tahunan Dana Alokasi Khusus (DAK).
TUJUAN:
SASARAN:
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
71/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
1. Tersusunnya Arah Kebijakan DAK dalam RKP 2012.2. Tersusunnya perencanaan DAK per bidang.3. Tersusunnya pagu indikatif Dana Alokasi Khusus (DAK) per
bidang.4. Terlaksananya pemantauan DAK.
5. Terlaksananya evaluasi tahunan pengelolaan DAK.6. Terlaksananya evaluasi tahunan DAK per bidang.7. Terlaksananya pengembangan database DAK8. Terlaksananya koordinasi pengelolaan DAK antar
kementerian/lembaga serta antara Pusat dan Daerah.9. Tersusunnya laporan kegiatan TKPKP2E-DAK Bappenas
SASARAN:
KELUARAN:
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
72/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
1. Arah Kebijakan DAK dalam RKP Tahun 2012.2. Arah Kegiatan DAK Per Bidang Tahun 2012.
3. Pagu Indikatif DAK Per Bidang 2012
4. Laporan Pemantauan Pelaksanaan DAK (Studi Evaluasitahap 1 dan Pemantauan Terpadu Kemendagri Ditjen
Bangda).5. Laporan Evaluasi Pengelolaan DAK Tahun 2010 (MONEV
Direktorat Teknis).
6. Laporan Evaluasi Pelaksanaan DAK Per Bidang Tahun 2010(MONEV Direktorat Teknis).
7. Laporan Bulanan TKPKP2E-DAK Bappenas.8. Laporan Tahunan TKPKP2E-DAK Bappenas.
9. Pemutakhiran Situs (website http://tkp2e-dak.org/) TKPKP2E-DAK Bappenas.
10. Publikasi Data dan Informasi DAK.
KELUARAN:
KEGIATAN:
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
73/74
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
1. Penyusunan Arah Kebijakan DAK dalam RKP 2012 (TrilateralMeeting DAK).
2. Penyusunan pagu indikatif DAK Per Bidang 20123. Pemantauan Pelaksanaan DAK (studi evaluasi tahap 1 &
pemantauan terpadu bersama Kemendagri Ditjen Bangda)4. Perencanaan Kegiatan DAK Per Bidang Tahun 2010 (MONEV
DAK Direktorat Teknis).5. Pengembangan Database DAK.6. Penyusunan Laporan Kegiatan TKPKP2E-DAK Bappenas.
KEGIATAN:
7/31/2019 Arah Kebijakan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2013 dan Hasil Monitoring dan Evaluasi
74/74
Top Related