KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

49
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL DINAS KESEHATAN Jalan Kolonel Sugiyono No. 17, Wonosari Telp. 0274-391322 http://dinkes.gunungkidulkab.go.id/ Email: [email protected] KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN 2021 SUB BIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL KEGIATAN PENGADAAN OBAT I. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Undang-undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Undang-undang No 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Undang-undang No 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Permenkes No 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi. Kepmenkes 189/MENKES/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional. Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK. 03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). 2. Gambaran Umum Singkat Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Dalam pelayanan kesehatan, obat dapat menyelamatkan kehidupan dan meningkatkan kualitas kesehatan. Akses terhadap obat, terutama obat esensial merupakan salah satu hak asasi manusia, dengan demikian penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah di semua level mulai dari Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kebutuhan obat esensial di Kabupaten Gunungkidul direncanakan secara bottom up dengan dasar usulan dari Puskesmas. Kebutuhan obat Puskesmas masih dipenuhi 100% oleh Dinas Kesehatan melalui anggaran pengadaan obat Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umum. Walaupun disediakan anggaran dari Dana Alokasi Umum, namun belum dapat memenuhi kebutuhan total perhitungan pemakaian obat Kabupaten. Sebagai gambaran, mutasi keluar distribusi obat dan perbekalan kesehatan / BMHP dari Gudang Farmasi Kabupaten selama tahun 2019 adalah sebesar Rp 8.927.030.236,4 (sumber: Laporan Persediaan Instalasi Farmasi Kabupaten akhir tahun 2019). Dengan adanya pembagian / sharing dana pengadaan perbekalan kesehatan dengan dana kapitasi puskesmas, maka pada tahun 2020 direncanakan usulan DAK ditujukan khusus untuk pengadaan obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD), stok buffer obat dan BMHP PKD serta buffer untuk kebutuhan obat dan BMHP untuk keperluan bencana. Kebutuhan obat dan BMHP program yang tidak dicukupi oleh pusat akan diusulkan melaui Dana Alokasi Umum (DAU) APBD.

Transcript of KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Page 1: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DINAS KESEHATAN Jalan Kolonel Sugiyono No. 17, Wonosari Telp. 0274-391322

http://dinkes.gunungkidulkab.go.id/ Email: [email protected]

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN 2021 SUB BIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL KEGIATAN PENGADAAN OBAT

I. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang-undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Undang-undang No 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

Undang-undang No 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat

Kesehatan

Permenkes No 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan

Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.

Kepmenkes 189/MENKES/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional.

Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK. 03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 Tentang

Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).

2. Gambaran Umum Singkat

Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

Dalam pelayanan kesehatan, obat dapat menyelamatkan kehidupan dan meningkatkan kualitas

kesehatan. Akses terhadap obat, terutama obat esensial merupakan salah satu hak asasi manusia,

dengan demikian penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah di semua level

mulai dari Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kebutuhan obat esensial di Kabupaten

Gunungkidul direncanakan secara bottom up dengan dasar usulan dari Puskesmas. Kebutuhan

obat Puskesmas masih dipenuhi 100% oleh Dinas Kesehatan melalui anggaran pengadaan obat

Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umum. Walaupun disediakan anggaran dari Dana

Alokasi Umum, namun belum dapat memenuhi kebutuhan total perhitungan pemakaian obat

Kabupaten. Sebagai gambaran, mutasi keluar distribusi obat dan perbekalan kesehatan / BMHP

dari Gudang Farmasi Kabupaten selama tahun 2019 adalah sebesar Rp 8.927.030.236,4 (sumber:

Laporan Persediaan Instalasi Farmasi Kabupaten akhir tahun 2019). Dengan adanya pembagian /

sharing dana pengadaan perbekalan kesehatan dengan dana kapitasi puskesmas, maka pada tahun

2020 direncanakan usulan DAK ditujukan khusus untuk pengadaan obat Pelayanan Kesehatan

Dasar (PKD), stok buffer obat dan BMHP PKD serta buffer untuk kebutuhan obat dan BMHP

untuk keperluan bencana. Kebutuhan obat dan BMHP program yang tidak dicukupi oleh pusat

akan diusulkan melaui Dana Alokasi Umum (DAU) APBD.

Page 2: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

II. PENERIMA MANFAAT

Tujuan utama Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan dari seluruh kegiatan yang diusulkan

adalah untuk mencapai ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan mutu dan kualitas obat

dan BMHP untuk pelayanan kesehatan masyarakat. Penerima manfaat utama adalah masyarakat,

yaitu terpenuhinya kebutuhan pelayanan kefarmasian (obat dan BMHP) dalam menunjang

kebutuhan pelayanan kesehatan di Puskesmas.

III. STRATEGI PENCAPAIAN

1. Metode Pelaksanaan Pengadaan Obat dan Perbekes / BMHP

Pengadaan obat dan Perbekes / BMHP mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu

dengan menggunakan metode: (1) e-purchasing, untuk obat dan BMHP yang masuk dalam daftar e-

katalog; (2) e-tendering dan pengadaan langsung, untuk obat dan BMHP yang tidak terdapat dalam

daftar e-katalog. Pemilihan obat disesuaikan dengan Formularium Nasional (FORNAS), Daftar Obat

Esensial Nasional (DOEN) serta usulan dan kajian teknis dari Tim perencanaan Obat Terpadu

(TPOT).

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan Pengadaan Obat dan Perbekes / BMHP

Perencanaan kebutuhan dilaksanakan secara bottom up (Puskesmas dan

program).

Evaluasi oleh TPOT Kabupaten

Pemaketan oleh PPK

Pelaksanaan Pengadaan atau pemilihan penyedia barang/jasa oleh pejabat

atau panitia pengadaan / ULP

Pelaksanaan Pekerjaan

Pemeriksaan dan serah terima hasil pekerjaan

Penggunaan hasil pekerjaan

KEGIATAN

Pengadaan Obat dan BMHP

BULAN (TH 2021)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Perencanaan

Evaluasi TPOT Kabupaten

Pemaketan

Pelaksanaan Pengadaan

Pelaksanaan Pekerjaan

Pemeriksaan

Page 3: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Penggunaan

IV. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN (Output)

Keluaran (output) untuk semua rencana kegiatan tersebut dicapai selama tahun berjalan atau pada

tahun anggaran 2020. Untuk kegiatan pengadaan obat dan BMHP dilaksanakan secara terus menerus,

artinya adalah pengadaan obat dengan menggunakan metode e-katalog / e-purchasing tidak

membutuhkan waktu yang rigid seperti pada e-tendering, karena dengan e-katalog / e-purchasing

dapat dilakukan pengadaan berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan. Pengadaan obat dan Perbekes /

BMHP dilaksanakan terus menerus setiap tahun.

V. BIAYA YANG DIPERGUNAKAN

Secara garis besar kebutuhan DAK tahun 2019 dipergunakan untuk pengadaan obat Pelayanan

Kesehatan Dasar (PKD), stok buffer obat dan BMHP PKD Kabupaten serta buffer untuk kebutuhan

obat dan BMHP keperluan bencana serta mencukupi program kesehatan daerah dalam bentuk

penyediaan reagen pemeriksaan untuk ibu hamil. Dengan mempertimbangkan pembagian / alokasi

dana kapitasi Puskesmas untuk pengadaan obat, maka usulan untuk pengadaan obat sebesar Rp

8.952.161.325 ( Delapn Milyar Sembilan ratus lima puluh dua juta seratus enam puluh satu ribu tiga

ratus dua puluh lima rupiah).

VI. Penutup

Demikian KAK ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Page 4: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DINAS KESEHATAN Jalan Kolonel Sugiyono No. 17, Wonosari Telp. 0274-391322

http://www.depkes.go.id Email: [email protected]

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN 2021

SUB BIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL KEGIATAN MANGEMEN E LOGISTIC DAN DISTRIBUSI OBAT DAN BMHP

I. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang-undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Undang-undang No 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

Undang-undang No 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat

Kesehatan

Permenkes No 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan

Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.

Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK. 03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 Tentang Pedoman

Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).

2. Gambaran Umum Singkat

Pada saat ini terkait sumber daya yang dimiliki oleh seksi kefarmasian kab Gunungkidul terdiri dari :

1. kendaraan operasional

a. Kendaraan roda 4 memiliki 2 unit, terdiri dari 1 kendaraan penumpang , 1 unit kendaraan

double kabin dengan fitur tambahan pengatur suhu dilengkapi dengan thermohygrometer, 1

unit cool storage dengan kapasitan 2 liter.

b. Kendaraan operasional roda 2.

2. Sumber daya manusia

a. 2 orang tenaga administrasi e logistic dengan status tenaga harian lepas

b. 1 orang tenaga bongkar muat Obat

Seperti halnya tiga tahun berjalan ini yaitu tahun 2018, 2019 dan 2020 kami melakukan distribusi ke 30

puskesmas dengan topografi dan luasan wilayah dengan rata-rata jarak puskesmas dengan pusat kota /

gudang farmasi Kabupaten adalah 20 km, dalam 1 hari mampu melayani kegiatana distribusi sekurangnya

1-2 Puskesmas. Dengan kegiatan distribusi yang terkelola dengan baik oleh seksi kefarmasian maka

dibutuhkan dukungan pembiayaan operasional yang terdiri dari Bahan bakar kendaraan, bahan re Packing

Obat, upah buruh bongkar Muat serta perjalanan dinas petugas.

Page 5: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Disamping pelayanan distribusi obat, BMHP dan vaksin, hal yang perlu diperhatikan juga adalah

manajemen, sehingga perlu adanya langkah intervensi yaitu dengan dukungan managemen logistic berupa

keberlangsungan tenaga lepas yang dalam satu tahun ini telah ada dan berjalan, rakor pengelola obat,

dan pelatihan logistic bagi petugas logistic di Instalasi Farmasi dan fasilitas kesehatan. Diharapkan

pengelolaan obat menjadi lebih akuntabel dan lebih mudah.

II. PENERIMA MANFAAT

Tujuan utama dari seluruh kegiatan yang diusulkan adalah untuk mencapai ketersediaan, pemerataan,

keterjangkauan, jaminan mutu dan kualitas obat dan BMHP untuk pelayanan kesehatan masyarakat.

Penerima manfaat utama dari kegiatan distribusi ini adalah Puskesmas, yaitu waktu yang dibutuhkan

untuk distribusi semakin cepat, dan waktu tunggu penyediaan obat optimal. Selain Puskesmas penerima

manfaat utama adalah petugas logistik di Instalasi Farmasi dan pengelola obat di fasilitas kesehatan.

III. STRATEGI PENCAPAIAN

1. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan Dukungan managemen logistik dan distribusi berupa rapat koordinasi tiap

semester, pelatihan menggunakan narasumber dari Provinsi, pusat atau pengembang eLogistik

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

KEGIATAN

Dukungan e logistic dan

Distribusi

BULAN (TH 2020)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pelaksanaan distribusi obat dan

BMHP

Perencanaan kebutuhan bahan

re-packing

Pelaksanaan Pengadaan bahan

re-packing

Pelaksanaan Pekerjaan

Pemeriksaan

Penggunaan

IV. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN (Output)

Page 6: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Keluaran (output) untuk semua rencana kegiatan tersebut dicapai selama tahun berjalan atau pada

tahun anggaran 2021. Untuk kegiatan dukungan managemen e-logistic dan distribusi adalah

terselenggaranya kegiatan distribusi ke puskesmas dengan akurasi yang maksimal dan terselenggara

menurut kaidah cara distribusi obat yang baik (CDOB ). Selain hal tersebut juga diharapkan keluaran

(output) pengelolaan obat dan bahan medis Habis Pakai dengan pencatatan logistic yang tersistematis,

mudah dan akuntabel.

V. BIAYA YANG DIPERGUNAKAN

Dukungan managemen logistik dan distribusi. Biaya untuk mendukung Managemen logistik sebesar

Rp 14.542.000,00 dan distribusi obat, BMHP dan vaksin adalah sebesar Rp.121.941.000,00

dengan Total untuk kegiatan ini adalah Rp 136.483.000 (Seratus tiga puluh enam juta empat ratus

delapan puluh tiga ribu rupiah).

VI. Penutup

Demikian KAK ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Page 7: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …
Page 8: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

KERANGKA ACUAN KERJA DAK NON FISIK

KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN 2021

DINAS KESEHATAN KAB GUNUNGKIDUL

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Page 9: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

PROPOSAL USULAN DAK NON FISIK 2021

KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

D.I. YOGYAKARTA

A. Latar Belakang

Pemenuhan pangan yang aman dan bermutu merupakan hak asasi setiap manusia, tidak

terkecuali pangan yang dihasilkan oleh Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP). Produksi dan

peredaran pangan oleh IRTP.

IRTP memiliki peranan penting dalam sistem keamanan pangan di Indonesia. Pada umumnya

IRTP merupakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan jumlah yang cukup

besar yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Menurut data dari Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah, jumlah UMKM yang ada sebanyak 56 juta dan sejumlah 39,2 juta

(70%) bergerak dibidang pangan. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi sektor pangan

yang mencapai 8.8%, yang dicerminkan pada tingkat pertumbuhan dan ditopang tingkat

konsumsi masyarakat. Pada tahun 2018, Sektor makanan dan minuman berkontribusi di atas

35 persen terhadap PDB industri non migas.

Mengingat potensi ekonomi yang sangat strategis dan penting, serta potensi risiko

produknya maka perlu diselaraskan dengan pertumbuhan IRTP yang sangat cepat sekaligus

meningkatkan keamanan dan mutu produknya. Dalam hal pengawalan terkait aspek

keamanan dan mutu Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) tersebut, berdasarkan Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan pada pasal 108 ayat (3) diatur diantaranya

adalah BPOM melakukan pengawasan keamanan pangan, mutu pangan dan gizi pangan untuk

pangan olahan. Pangan olahan tersebut termasuk Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT).

Disamping itu, pada PP Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan,

pengawasan keamanan P-IRT harus dilakukan secara terpadu dengan Pemerintah Daerah

dalam hal ini kabupaten/kota. BPOM sebagai koordinator pengawasan obat dan makanan

nasional sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 tentang Efektivitas

Pengawasan Obat dan Makanan, bertanggung jawab untuk menyiapkan dan

menggembangkan kebijakan/regulasi/standar/pedoman

pengawasan pangan olahan termasuk P-IRT Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan dalam Pasal 111 ayat (1) menyatakan bahwa makanan dan minuman yang

digunakan masyarakat harus didasarkan pada standar dan/atau persyaratan kesehatan. Terkait

hal tersebut di atas, Undang-Undang tersebut mengamanahkan bahwa makanan dan minuman

yang tidak memenuhi ketentuan standar, persyaratan kesehatan, dan/atau membahayakan

kesehatan dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar dan disita untuk

dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sementara itu, Undang Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa

Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan sub bidang Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan, dan Makanan dan Minuman mengamanatkan bahwa penerbitan izin produksi dan

Page 10: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

pengawasan produk makanan minuman industri rumah tangga merupakan urusan

pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Dalam rangka produksi dan peredaran pangan oleh IRTP, Pasal 43 Peraturan Pemerintah

No 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan mengamanatkan bahwa pangan

olahan yang diproduksi oleh industri rumah tangga wajib memiliki Sertifikat Produksi Pangan

Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota.

Dalam rangka percepatan dan peningkatan penanaman modal dan berusaha, dilakukan

penataan kembali sistem pelayanan perizinan salah satunya SPP-IRT. Perizinan dilakukan

melalui sistem Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik (Online Single

Submission-OSS). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan

Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik Pasal 85 poin f (bagian Lampiran) bahwa

SPP-IRT termasuk ke dalam Perizinan Berusaha di Sektor Kesehatan.

Dalam hal pelaksanaannya, SPP-IRT mengacu pada Permenkes No. 26 Tahun 2018

tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik Sektor Kesehatan Pasal 12

dan 62. SPP-IRT termasuk ke dalam izin komersial yang sebelumnya harus memiliki izin usaha

berupa izin usaha mikro dan kecil. SPP-IRT diberikan oleh Bupati/Walikota c.q Unit Pelayanan

Terpadu Satu Pintu. SPP-IRT diberikan setelah IRTP memenuhi komitmen sebagai berikut:

a. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan

b. Pemenuhan Aspek Higiene Sanitasi dan Dokumentasi

Dalam rangka pemenuhan komitmen Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan, pelaku

usaha harus mengikuti penyuluhan keamanan pangan yang diselenggarakan oleh Pemerintah

Daerah c.q. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pelaku usaha akan mendapatkan sertifikat jika

dinyatakan lulus dalam penyuluhan keamanan pangan.

Penyelenggaraan Penyuluhan Keamanan Pangan dilaksanakan oleh tenaga Penyuluh

Keamanan Pangan (PKP) yaitu Tenaga Kesehatan yang ditugaskan oleh Bupati/Walikota c.q

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan memiliki Sertifikat Penyuluh Keamanan Pangan.

Untuk menjamin produk pangan IRTP yang akan beredar aman bermutu dan bergizi,

diperlukan tenaga PKP yang handal dalam memberikan pemahaman terkait Keamanan Pangan

kepada pelaku usaha sehingga pemenuhan komitmen sertifikat penyuluhan keamanan pangan

dapat terpenuhi. Penyelenggaraan penyuluhan keamanan pangan belum dapat dilaksanakan

secara optimal dikarenakan kurangnya tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi sebagai

penyuluh keamanan pangan.

Oleh karena itu dalam rangka penguatan pemenuhahan ijin PIRT maka para pelaku

usaha harus mengiikuti kegiatan Penyuluhan keamanan Pangan di Lingkungan Pemerintah

kabupaten Gunungkidul.. Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan mampu mencetak

Pelaku Usaha yang handal, mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi prduksi

hasil olahannya agar bermutu dan senantiasa menjaga higienitas.

Selain dalam hal pangan, pengawasan di bidang farmasi juga mutlak diperlukan,

terutama dari segi pelayanan kefarmasian bagi masyarakat sesuai dengan standar pelayanan

yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan baik di fasilitas kesehatan Apotek, Rumah Sakit dan

Klinik. Pengawasan tersebut dimaksudkan sebagai jaminan bagi masyarakat dalam

mendapatkan pelayanan kefarmasian yang baik di fasilitas kesehatan.

Page 11: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Terhadap kondisi pengawasan pre market dan post market di kabupaten Gunungkidul dalam

melakukan pengawasan IRTP. Hasil Identifikasi di Kabupaten :

- Jumlah Sarana Industri Rumah Tangga : 806 sarana

- Jumlah Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga : 1946 SPPIRT

- Jumlah penduduk : 765.284 jiwa

- Jumlah Tenaga Penyuluh Keamanan Pangan : 11 orang

- Jumlah Tenaga Junior District Food Inspector / DFI lama : 3 orang / 3 orang

- Anggaran yang disediakan oleh pemerintah kabupaten

untuk pengawasan pre dan post market IRTP : Rp. –

Page 12: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

a. Kegiatan Pengendalian dan pengawasan serta tindak lanjut pengawasan sertifikat

produksi PIRT dan Nomor P-IRT sebagai izin produksi untuk produk makanan

minuman tertentu yang dapat diproduksi oleh IRT

b. Kegiatan Pemeriksaan post market pada produk makanan minuman industri

rumah tangga yang beredar dan pengawasan serta tindak lanjut pengawasan

c. Kegiatan Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan

Pemberdayaan Masyarakat

2. Tujuan Khusus

a. Kegiatan Pengendalian dan pengawasan serta tindak lanjut pengawasan sertifikat

produksi PIRT dan Nomor P-IRT sebagai izin produksi untuk produk makanan

minuman tertentu yang dapat diproduksi oleh IRT

Setelah peserta mengikuti Bimtek Penyuluhan Keamanan Pangan maka diharapkan

peserta mampu :

1) Menjelaskan aspek-aspek Upaya Pengamanan Pangan IRTP

2) Melakukan penyuluhan/ pendidikan keamanan pangan IRTP pada

karyawan dan keluarganya.

3) Menyusun laporan kegiatan produksi dengan berbasis record/rekaman

produksi

4) Melakukan Pengendalian Mutu Produk dari sarana IRTP

b. Kegiatan Pemeriksaan post market pada produk makanan minuman industri rumah

tangga yang beredar dan pengawasan serta tindak lanjut pengawasan

Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah

1) Memastikan keamanan dan Mutu Pangan Hasil Olahan IRTP Kab

Gunungkidul serta Pangan Yang beredar di masyarakat.

2) Sinergitas antar Lembaga dan instansi dalam hal pengamanan Produk

olahan pangan

3) Masyarakat mendapatkan produk Olahan pangan yang Aman, dan

bermutu

c. Kegiatan Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan

Pemberdayaan Masyarakat

Seteleh mengikuti kegiatan ini peserta diharapkan mampu :

1) Mampu melakukan assestmen terhadap Pangan olahan yang tidak sesuai

standard

2) Meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan atas pangan olahan yang

berbahaya

3) Mampu mendeteksi dini bahaya akibat pangan

4) Mampu melaporkan adanya potensi bahaya keamanan pangan

Page 13: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

C. OUTPUT KEGIATAN

1. Kegiatan Pengendalian dan pengawasan serta tindak lanjut pengawasan sertifikat produksi

PIRT dan Nomor P-IRT sebagai izin produksi untuk produk makanan minuman tertentu

yang dapat diproduksi oleh IRT

a) Terlaksananya kegiatan Bimbingan Teknis Penyuluh Keamanan Pangan bagi Pelaku

usaha dengan freukensi 4 kali kegiatan bagi 160 calon sarana IRTP dengan setiap

kelas per kegiatan adalah 40 sarana IRTP.

b) Terlaksananya kegiatan Inspeksi dalam rangka proses terbitnya SP-PIRT sesuai

dengan jumlah peserta Bimtek, dengan rincian sejumlah 90 trip dengan 1 trip

untuk 2 sarana total 180 sarana, terdiri dari 160 sarana peserta Bimtek serta 20

sarana sebagai langkah Tindak lanjut perbaikan dari 160 sarana peserta BIMTEK

yang telah memperbaiki kekurangan pada saat Inpeski pertama.

c) Terlaksananya 3 kali kegiatan Rapat Koordinasi dalam rangka Terbitnya SP-PIRT

dengan lintas program dan lintas sektor.

2. Kegiatan Pemeriksaan post market pada produk makanan minuman industri rumah tangga

yang beredar dan pengawasan serta tindak lanjut pengawasan

a) Terselenggaranya 3 kali kegiatan Inventarisasi sarana IRTP bersama Lintas sector

b) Terlaksananya 90 trip untuk 180 Sarana IRTP kegiatan Inspeksi pada sarana IRTP

dalam rangka Post Market

c) Terlaksananya proses sampling terhadap 40 jenis olahan pangan dengan rincian

sebagai berikut :

No Jenis pangan Uj parameter

1 -Olahan Ikan uji Microbiologi, uji organoleptis, Kimia (Boraks,

Formalin,metanil yellow,cemaran Pb)

2 -olahan Tepung uji organoleptis,kimia-Fisika (-Cemaran

Pb,sakarin,siklmt, metanil yellow,Borak)

3 -olahan Biji-bijian uji organoleptis,kimia-Fisika (-

CemaranPb,sakarin,siklmt, metanil yellow,Borak)

4 -Minuman Serbuk uji organoleptis, Kimia-Fisika

(sakarin,siklamat,Metanil yellow)

5 -olahan Buah uji organoleptis, Kimia-Fisika

(sakarin,siklamat,Metanil yellow)

6 - Olahan Daging uji Microbiologi, uji organoleptis, Kimia (Boraks,

Formalin, metanil yellow,cemaran Pb)

d) Terselenggaranya 3 kali kegiatan pertemuan Tindak lanjut atas hasil pengawasan

3. Kegiatan Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan Pemberdayaan

Masyarakat

Terlaksananya 3 kali kegiatan Komunikasi edukasi dan informasi bagi 240 peserta yang

berasal dari tokoh masyarakat, kader kesehatan, ataupun pelaku usaha

Page 14: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

D. RENCANA ANGGARAN DAN PELAKSANA KEGIATAN

NO KEGIATAN ANGGARAN CAKUPAN PELAKSANA

Pengendalian dan pengawasan serta tindak

lanjut pengawasan sertifikat produksi PIRT dan

Nomor P-IRT sebagai izin produksi untuk produk

makanan minuman tertentu yang dapat

diproduksi oleh IRT

A Penyelenggaraan BIMTEK keamanan

pangan bagi pelaku usaha Industri

Rumah Tangga Pangan (IRTP)

72.351.000 4 x bimtek (160 Sarana ) Seksi Kefarmasian

B Pengawasan / Inspeksi dalam rangka

penerbitan Sertifikat Produksi Pangan

Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)

22.035.000 Seluruh peserta bimtek Seksi Kefarmasian

C Pengkajian ulang Sertifikat Produksi 2.100.000 Rapat Tribulanan Seksi Kefarmasian

Pengawasan post-market produk makanan minuman industri rumah tangga

A Inventarisasi sarana industri rumah

tangga pangan (IRTP)

1.575.000 Rapat Tribulanan Seksi Kefarmasian

B Pengawasan sarana industri rumah

tangga pangan (IRTP)

17.400.000 Inspeksi 90 trip/180 sarana IRTP

Seksi Kefarmasian

C Sampling dan pengujian pangan industri

rumah tangga

100.520.000

40 sampel Seksi Kefarmasian -Olahan Ikan uji Microbiologi, uji

organoleptis, Kimia (Boraks, Formalin,mtnl yel,cmrn Pb)

-olahan Tepung uji organoleptis,kimia-Fisika (-CemaranPb,sakarin,siklmt,MY,Borak)

-olahan Biji-bijian uji organoleptis,kimia-Fisika (-CemaranPb,sakarin,siklmt,MY,Borak)

-Minuman Serbuk uji organoleptis, Kimia-Fisika (sakarin,siklamat,Metanil yellow)

-olahan Buah uji organoleptis, Kimia-Fisika (sakarin,siklamat,Metanil yellow)

- Olahan Daging uji Microbiologi, uji organoleptis, Kimia (Boraks, Formalin,mtnl yel,cmrn Pb)

D Monitoring tindak lanjut hasil

pengawasan sarana industri rumah

1.575.000 Rapat Tribulanan Seksi Kefarmasian

Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi,

Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat

E KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) keamanan pangan

102.402.000 240 Masyarakat Seksi Promosi Kesehatan

Total 319.958.000

Detil RAB ada pada lampiran

Page 15: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

E. PENYELENGGARA, WAKTU DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN

1. PENYELENGGARA

Penyelenggaran Kegiatan DAK Non Fisik Pengawas Obat dan Makanan ini melibatkan 3

seksi yaitu seksi Bina Tenaga Dan Fasilitas kesehatan, Seksi kefarmasian serta seksi Promosi

Kesehatan.

2. WAKTU DAN TEMPET PENYELENGGARAAN

a) Waktu Penyelenggaraan

NO KEGIATAN BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pengendalian dan pengawasan serta tindak

lanjut pengawasan sertifikat produksi PIRT

dan Nomor P-IRT sebagai izin produksi untuk

produk makanan minuman tertentu yang

dapat diproduksi oleh IRT

A Penyelenggaraan BIMTEK keamanan

pangan bagi pelaku usaha Industri

Rumah Tangga Pangan (IRTP)

B Pengawasan dalam rangka penerbitan

Sertifikat Produksi Pangan Industri

Rumah Tangga (SPP-IRT)

C Pengkajian ulang Sertifikat Produksi

Pengawasan post-market produk makanan

minuman industri rumah tangga

A Inventarisasi sarana industri rumah

tangga pangan (IRTP)

B Pengawasan sarana industri rumah

tangga pangan (IRTP)

C Sampling dan pengujian pangan

industri rumah tangga

D Monitoring tindak lanjut hasil

pengawasan sarana industri rumah

Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan,

Advokasi, Kemitraan dan Pemberdayaan

Masyarakat

E KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) keamanan pangan

Page 16: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

F. PENUTUP

Demikian proposal kegiatan ini dibuat untuk dapat sebagai dasar dalam penyusunan

anggaran kegiatan Pengawasan Obat dan Makanan di Kabupaten Gunungkidul. Segala

sesuatu yang diperlukan dan belum tercantum dalam kerangka acuan ini akan diatur sesuai

dengan situasi dan kondisi yang ada.

Page 17: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

KERANGKA ACUAN KERJA DAK NON FISIK

KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN 2021

A. Bimbingan Teknis kepada petugas pengelola fasilitas kefarmasian

B. Pelaksanaan pengawasan apotek, toko obat dan UMOT terhadap pemenuhan standar dan

persyaratan

DINAS KESEHATAN KAB GUNUNGKIDUL

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Page 18: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

PROPOSAL USULAN DAK NON FISIK 2021

KEGIATAN PENGAWASAN FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

D.I. YOGYAKARTA

Menu :

A. Bimbingan Teknis kepada petugas pengelola fasilitas kefarmasian

B. Pelaksanaan pengawasan apotek, toko obat dan UMOT terhadap pemenuhan standar dan

persyaratan

A. Latar Belakang

1. PENGAWASAN FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN

Secara umum, pengawasan sediaan farmasi (khususnya obat) di peredaran tidak terlepas

dari pengawasan terhadap sarana produksi, fasilitas distribusi dan fasilitas pelayanan

kefarmasian, baik pengawasan yang dilakukan oleh BPOM, Kementerian Kesehatan maupun

Pemerintah Daerah. Berbeda dengan sarana produksi dan fasilitas distribusi, penerbitan izin

fasilitas pelayanan kefarmasian (khususnya apotek dan toko obat) sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pada Pembagian Urusan

Pemerintahan Bidang Kesehatan sub-urusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan

Minuman sepenuhnya merupakan kewenangan Pemerintah Daerah, yang dalam hal ini adalah

Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Pengawasan fasilitas pelayanan kefarmasian oleh Pemerintah

Daerah juga sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 yang menyatakan

bahwa dalam pelaksanaan perizinan (termasuk di dalamnya perizinan apotek dan toko obat)

wajib dilakukan pengawasan, sehingga fasilitas pelayanan kefarmasian dapat senantiasa

memenuhi standar dan persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

di dalam menjalankan operasional/kegiatannya.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 tahun 2018 tentang Peningkatan Koordinasi

Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan menyebutkan bahwa dalam rangka

melakukan koordinasi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota berwenang untuk melakukan

pengkajian ulang terhadap fasilitas pelayanan kesehatan/fasilitas kefarmasian sesuai dengan

standar dan persyaratan. Di samping itu, salah satu ruang lingkup koordinasi pembinaan dan

pengawasan obat dan makanan di daerah adalah meliputi penggunaan obat. Sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, obat yang merupakan salah satu

sediaan farmasi, harus memiliki persyaratan aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu dan

terjangkau. Persyaratan terkait keamanan, khasiat dan mutu diwujudkan dengan pemberian

Nomor Izin Edar (NIE) kepada Industri Farmasi yang mendaftarkan.

Data Sarana Pelayanan kefarmasian yang ada di Gunungkidul sampe dengan September

2020 kami sajikan berikut ini :

No Jenis Sarana Jumlah

1 Apotek 50

Page 19: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

2 Toko Obat 0

3 Klinik 31

4 RS 8

5 UMOT 1

6 Puskesmas 30

Selanjutnya terhadap hasil pengawasan ini perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan

teknis kepada petugas fasilitas pelayanan kefarmasian, sehingga pengawasan yang dilakukan

dapat lebih efektif dan mendapatkan outcome yang lebih optimal dalam meningkatkan kepatuhan

fasilitas pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar yang dipersyaratkan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kepatuhan fasilitas pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar yang

dipersyaratkan.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan validitas data perizinan fasilitas pelayanan kefarmasian yang ada di daerah.

b. Meningkatkan pemahaman tenaga kefarmasian yang ada di fasilitas pelayanan kefarmasian

terhadap standar, persyaratan dan ketentuan yang ada di peraturan perundang-undangan

terkait fasilitas pelayanan kefarmasian.

C. OUTPUT KEGIATAN DAN INDIKATOR OUTPUT

1. OUTPUT KEGIATAN

A. Kegiatan Peningkatan kompetensi dan kualifikasi SDM kesehatan

a) Terlaksananya kegiatan Bimbingan teknik bagi 40 Tenaga Kefarmasian

Pengelola sarana pelayanan kefarmasian baik Apotek, Toko Obat dan UMOT.

B. Kegiatan Penyediaan dan Pengelolaan Data Perizinan dan Tindak Lanjut

Pengawasan Izin Apotek Toko Obat dan UMOT

a) Terlaksananya proses pengawasan untuk sarana pelayanan kefarmasian

sebanyak 42 trip / 84 sarana yang terdiri dari :

- Apotek : 50 Sarana

- UMOT : 1 Sarana

- RS : 8 sarana

- Klinik : 18 sarana

b) Terlaksananya Koordinasi lintas sektor terkait perijinan sebanyak 4 kali

Pertemuan

2. INDIKATOR KELUARAN

Indikator Keluaran Kegiatan Ini Adalah

a) Jumlah apotek, toko obat,Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Rumah sakit

dan Klinik yang diawasi dalam pemenuhan standar dan persyaratan.

Page 20: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

b) Jumlah tenaga kefarmasian di fasilitas pelayanan kefarmasian yang diberikan

bimbingan teknis dalam pemenuhan standar dan persyaratan fasilitas

pelayanan kefarmasian

3. SASARAN KEGIATAN

Sasaran kegiatan ini adalah

a) 40 tenaga kefarmasian Pengelola Apotek, Penanggung Jawab UMOT, kepala

Instalasi Farmasi / Pelayanan kefarmasian Rumah sakit dan pelayanan

kefarmasian di Klinik.

b) 84 sarana Pelayanan Kefarmasian yang terdiri dari Apotek 50 sarana, UMOT 1

sarana, 8 Rumah sakit dan 11 Klinik

D. RENCANA ANGGARAN DAN PELAKSANA KEGIATAN

NO KEGIATAN ANGGARAN CAKUPAN PELAKSANA

Peningkatan kompetensi dan kualifikasi SDM kesehatan

A Bimbingan teknis kepada Petugas pengelola

fasilitas kefarmasian

36.280.000 2 x bimtek Seksi Bina tenaga Dan Fasilitas kesehatan

B Peningkatan kompetensi Petugas Pengawas dan

PKP

150.000.000 30 peserta Seksi Bina tenaga Dan Fasilitas kesehatan

Penyediaan dan Pengelolaan Data Perizinan dan Tindak

Lanjut Pengawasan Izin Apotek, Toko Obat dan UMOT

Pelaksanaan pengawasan apotek, toko obat dan

UMOT terhadap pemenuhan standar dan

persyaratan

15.145.000 42 trip yaitu 84 sarana

Seksi Bina tenaga Dan Fasilitas kesehatan

201.425.000

Detil RAB ada pada lampiran

E. PENYELENGGARA, WAKTU DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN

1. PENYELENGGARA DAN BENTUK KEGIATAN

a) Peningkatan kompetensi dan kualifikasi SDM kesehatan

Penyelenggaran Kegiatan kompetensi dan kualifikasi SDM kesehatan bagi tenaga

kefarmasian di sarana pelayanan kefarmasian ini melibatkan 2 seksi di dinas kesehatan

kab Gunungkidul yaitu seksi Bina Tenaga Dan Fasilitas kesehatan Dan Seksi kefarmasian.

Bentuk kegiatan Bimbingan teknik ini berupa pertemuan Klassikal yang diselenggarakan

di Hotel dengan 40 orang peserta, 4 orang Narasumber non ASN, 4 orang Narasumber

ASN dan 2 orang Panitia, yang bila masih dalam kondisi Tanggap Darurat Covid’19 maka

tetap mematuhi Protokol kesehatan. Narasumber non ASN dalam kegiatan ini adalah

Organisasi Profesi (IAI & PAFI), Asosiasi Pengusaha Apotik Indonesia (Asapin), Persatuan

Rumah sakit Indonesia (PERSI) dan akademisi. Sehingga kami tetap mengalokasikan

anggaran Honorarium Narasumber. Sedangkan untuk Narasumber ASN terdiri dari Dinas

Penanaman Modal dan Perijinan terpadu, internal Dinas Kesehatan dan Balai Besar POM

di DIY.

2. Penyediaan dan Pengelolaan Data Perizinan dan Tindak Lanjut Pengawasan Izin Apotek

Toko Obat dan UMOT

Page 21: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Personel yang terlibat dalam penyelenggara kegiatan ini adalah Dinas penananman Modal

dan perijinan terpadu, seksi kefarmasian dan seksi Bina Tenaga Fasilitas kesehatan.

Bentuk kegiatan ini adalah dengan melakukan inspeksi pada sarana pelayanan

kefarmasian yang terdiri 50 apotek, 1 UMOT dan 9 Klinik.

F. WAKTU PENYELENGGARAAN

NO KEGIATAN BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Peningkatan kompetensi dan kualifikasi SDM

kesehatan

A Rapat Koordinasi Bimtek

Bimtek Tenaga Kefarmasian

Penyediaan dan Pengelolaan Data Perizinan

dan Tindak Lanjut Pengawasan Izin Apotek,

Toko Obat dan UMOT

Pelaksanaan pengawasan apotek, toko

obat dan UMOT terhadap pemenuhan

standar dan persyaratan

G. PENUTUP

Demikian proposal kegiatan ini dibuat untuk dapat sebagai dasar dalam penyusunan

anggaran kegiatan Pengawasan Obat dan Makanan di Kabupaten Gunungkidul. Segala

sesuatu yang diperlukan dan belum tercantum dalam kerangka acuan ini akan diatur sesuai

dengan situasi dan kondisi yang ada.

Page 22: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Lampiran

1. DAFTAR RUMAH SAKIT

NO. NAMA RS / KELAS KEPEMILIKAN KELAS TERAKREDITASI

1 RSUD WONOSARI PEMKAB GK C PARIPURNA 2016

2 RS PANTI RAHAYU Swasta C Utama

3 RS NUR ROHMAH Swasta D Utama

4 RS PKU MUHAMMADIYAH WONOSARI

Swasta D Perdana

5 RS PELITA HUSADA Swasta D Madya

6 RS BETHESDA WONOSARI

Swasta D Perdana

7 RSUD SAPTOSARI PEMKAB GK D -

8 RSIA ALLAUDYA Swasta -

2. DATA UPT PUSKESMAS

` PUSKESMAS STATUS PONED AKREDITASI

1 PANGGANG I Non Perawatan Utama

2 PURWOSARI Non Perawatan Utama

3 PALIYAN Non Perawatan PONED Madya

4 SAPTOSARI Non Perawatan Utama

5 TANJUNGSARI Non Perawatan Utama

6 SEMANU II Non Perawatan Madya

7 KARANGMOJO I Non Perawatan Utama

8 KARANGMOJO II Non Perawatan Utama

9 WONOSARI I Non Perawatan Utama

10 WONOSARI II Non Perawatan Utama

11 PLAYEN II Non Perawatan Madya

12 PATUK II Non Perawatan Madya

13 GEDANGSARI I Non Perawatan Utama

14 GEDANGSARI II Non Perawatan Utama

15 NGLIPAR II Non Perawatan Madya

16 NGAWEN I Non Perawatan Madya

17 PANGGANG II Perawatan PONED Utama

18 TEPUS I Perawatan Madya

19 TEPUS II Perawatan Madya

20 RONGKOP Perawatan Utama

21 GIRISUBO Perawatan Madya

22 SEMANU I Perawatan PONED Madya

23 PONJONG I Perawatan PONED Utama

24 PONJONG II Perawatan Utama

25 PLAYEN I Perawatan Madya

26 PATUK I Perawatan PONED Utama

27 NGLIPAR I Perawatan Utama

28 NGAWEN II Perawatan Utama

29 SEMIN I Perawatan Madya

30 SEMIN II Perawatan PONED Madya

Page 23: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

3. DATA APOTEK DI GUNUNGKIDUL 2020

NO NAMA APOTEK ALAMAT KET

1 Apotek Cipta Sakti Duwet, Wonosari, Gunungkidul

2 Apotek Cipta Sakti 2 JL. Baron Km.2 Karangrejek, Wonosari, Gk

3 Apotek Ratih Farma JL. Baron No. 81 Baleharjo, Wonosari, Gk

4 Apotek Anindita JL. Taman Bakti 13, Wonosari, Gunungkidul

5 Apotek Andayani JL. Pramuka 03/15, Pandansari, Wonosari, Gunungkidul

6 Apotek Farmasari JL. Sumarwi No. 28 Wonosari, Gunungkidul

7 Apotek Arga Nirmala JL. Brigjen Katamso No. 59 Wonosari, Gk

8 Apotek Moro Sehat JL. Brigjen Katamso No. 59 Wonosari, Gk

9 Apotek Saras JL. KH Agus Salim No. 54 Kepek, Wonosari, Gunungkidul

10 Apotek Sari Dewi Husada JL. Veteran No. 24, Wonosari, Gunungkidul

11 Apotek K24 Wonosari JL. KH Agus Salim kepek, Wonosari, Gunungkidul

12 Apotek Ayem Jl. K.H. Agus Salim No.114, Ledoksari, Kepek, Wonosari, Gk.

13 Apotek Syifa JL. Taman Bakti KM. 2 Ngemplek, Piyaman, Wonosari, Gk

14 Apotek Kimia Farma JL. KH. Agus Salim No. 6 Kepek Wonosari

15 Apotek F 4 Jl. Baron, Karangrejek 06/03, Wonosari, Gk

16 Apotek Karina Farma Jl. Baron, Tegalsari 09/08, Siraman, Wonosari, Gk

17 Apotek 3 P Kepek JL. Tentara Pelajar No. 71, Kepek, Wonosari, Gk

18 Apotek Kimia Farma JL. Sugiyopranoto No. 23 C, Baleharjo, Wonosari

19 Apotek Anugerah Baron Kulon 02/08 Semugih, Rongkop, Gunungkidul

20 Apotek Bangun Farma Sumberejo, Ngawu, Playen, Gunungkidul

21 Apotek Rahayu Sumberejo 029/004, Ngawu, Playen, Gunungkidul

22 Apotek Paramartha Nogosari I 02/01 Bandung, Playen, Gunungkidul

23 Apotek Wedhasmara Jl. Kyai Legi, Siyono Wetan, Logandeng, Playen, Gunungkidul

24 Apotek Samodro Farma 2 Gading II, Gading, Playen, Gunungkidul

25 Apotek Aulia Ngawu 03/01, Ngawu, Playen, Gunungkidul

26 Apotek Losari Munggi Pasar 01/02, Semanu, Gunungkidul

27 Apotek Semanu Munggi Pasar 10/33, Semanu, Gunungkidul

28 Apotek Aznii Farma Munggi, Semanu, Gunungkidul

29 Apotek Asri Agung JL. Raya Semin-Wonosari Km.1 Semin, Gunungkidul

30 Apotek Alida Farma Jl. Raya semin-Karangmojo 01/01 Semin, Gunungkidul

31 Apotek 3P Semin 01/01, Semin, Semin, Gunungkisul

32 Apotek El Medina Grogol IV 08/04 Bejiharjo,Karangmojo, Gk

33 Apotek Aqueen Kayuwalang, Wiladeg, Karangmojo, Gk

34 Apotek Ratih Farma Karangmojo

Jl. Wonosari-Karangmojo KM 9, Plumbungan, Karangmojo, Gunungkidul

35 Apotek Sahabat Medika Jln. Karangmojo - Semanu, Plumbungan 005/001, Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul

Page 24: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

36 Apotek Hidup Sehat JL. Wonosari-Yogya Km. 28 Sambipitu, Bunder Patuk Gunungkidul

37 Apotek Joint Farma JL. Yogya-Wonosari KM. 17 Patuk, Gk

38 Apotek Kartika Farma Kampung kidul 04/02, Kampung, Ngawen, Gunungkidul

39 Apotek Indah Farma Jl. Raya Nglipar No. 12 Nglipar, Gunungkidul

40 Apotek Mulya Sari Tahunan, Karangduwet, Paliyan, Gk

41 Apotek Surya Trowono A 01/02 Karangasem, Paliyan, Gk

42 Apotek Panggang Panggang III 05/04, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul

43 Apotek Samodro Farma Jetis 06/01 Jetis, Saptosari, Gunungkidul

44 Apotek Eka Farma Nglegok 01/03 Giritirto, Purwosari, Gk

45 Apotek Airlangga Bedoyo kulon, Bedoyo, Gunungkidul

46 Apotek Mutu Farma Pati 07/04, Genjahan, Ponjong

47 Apotek Bangun Farma Ponjong Karangijo etan, Genjahan, Ponjong

48 Apotek Parama Sidoharjo, Tepus, Gunungkidul

49 Apotek Salsabilla Farma JL. Sadeng KM 12, Jerukwudel, Girisubo, Gk

50 Apotek Anindya Medika JL. Jepitu - Wonosari, Gk

4. DATA KLINIK

NO. NAMA KLINIK ALAMAT KET.

1 Klinik PRI Cipta Husada Mulo,Wonosari,Gk

2 Klinik PRI Multazam Duwet,Karangrejek,Wno,Gk

3 Klinik PRI Bakti Husada Jeruksari,Wonosari,Gk

4 Klinik PRI Mitra Selang IV,Wonosari,Gk

5 Klinik PRJ Diakonia Tawarsari 04/18,Wno,Gk

6 Klinik PRJ Kartika Kodim Jl.Kasatrian,Wno,Gk

7 Klinik PRJ Sarana Husada Besari 02/04,Siraman,Wno

8 Klinik PRJ Polres GK Jl.M.Sugiyo Pranoto,Wno

9 Klinik Utama RI Leonisa Ledoksari,Wonosari,Gk

10 Klinik Utama RI Amalia Jl. Kasatrian 10, Jeruk, Kepek, Wno

11 Klinik PRI Assyifa Jonge,Pacarejo,Semanu,Gk

12 Klinik PRJ Al Mubarok Ngeposari,Semanu,Gunungkidul

13 Klinik Utama RI Mu'aawanah Wilayu, Pacarejo, Semanu, Gunungkidul

14 Klinik PRI As Salam Tileng,Girisubo,Gk

15 Klinik PRI Amanah Husada Tahunan,Paliyan,Gk

16 Klinik PRJ Kinasih Kedungdowo 15/04, Pampamg, Paliyan, Gk

17 Klinik PRI Mitra Sejahtera Saptosari,Gk

18 Klinik PRJ Asih Sasama Ngloro 01/01,Saptosari,Gk

19 Klinik PRI Kurnia Husada Ngepung,Bunder,Patuk,Gk

20 Klinik PRI Mitra Husada Gojo,Kedungpoh,Nglipar,Gk

21 Klinik PRI Hikmah Husada Ngawen,Gk

22 Klinik PRI Fortuna Husada Grogol,Bejiharjo,Krmojo,Gk

23 Klinik PRJ Mitra 2 Karangmojo I 04/07, Karangmojo, Gunungkidul

24 Klinik PRI Al Amin Semin,Gunungkidul

Page 25: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

25 Klinik PRJ Elly Joho,Kalitekuk,Semin,Gk

26 Klinik PRI Wahyu Husada Gading,Playen,Gunungkidul

27 Klinik PRJ Waris Songo Bulurejo,Tambakromo,Ponjong

28 Klinik PRJ Bintang Medika Munggi Wareng 001/020, Semanu, Semanu, Gk

29 Klinik URI Wizula Medika Ngasem Ayu 09/03, Salam, Patuk, Gk

30 Klinik URI PDHI Siyono Wetan, Logandeng, Playen, GK

Page 26: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Scanned by TapScanner

Page 27: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Scanned by TapScanner

Page 28: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Scanned by TapScanner

Page 29: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Scanned by TapScanner

Page 30: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Scanned by TapScanner

Page 31: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Scanned by TapScanner

Page 32: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Scanned by TapScanner

Page 33: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Scanned by TapScanner

Page 34: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Scanned by TapScanner

Page 35: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

KAK UPT LABORATORIUM KESEHATAN

Program : 1.02.02

PROGRAM PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DAN UPAYA KESEHATAN

MASYARAKAT

Kegiatan : 1.02.02.2.02

Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan UKP Rujukan Tingkat Daerah Kabupaten /

kota

Sub Kegiata n : 1.02.02.2.02.34

Operasional Pelayanan Fasilitas Kesehatan Lainya

A. LATAR BELAKANG

UPT Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul merupakan Unit Pelaksana teknis Dinas

kesehatan yang dalam tahun 2021 melaksanakan tugas pokok fungsinya dalam program pemenuhan upaya kesehatan

perorangan dan upaya kesehatan . Untuk mencapai maksud tujuan, sasaran ,ruang lingkup dan pengorganisasianya

maka diperlukan dukungan anggaran dalam pelaksanaan kegiaan tersebut yang disusun dalam satu Kerangka Acuan

kerja sehingga hasil pekerjaan dan keluaran yang sesuai dengan yang diharapkan, perlu didukung dengan anggaran dan

SDM yang memadahi.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

3. Permendagri Nomor 77 tahun 2020 tentang Pengelolaan Keuangan daerah

4. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pengadaan Barang/Jasa pemerintah

5. Permendagri Nomor 19 tahun 2016 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah

6. Permendagri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan

C. TUJUAN

1) pemenuhan pelayanan kepada masyarakat

2) Penyediaan Bahan kimia untuk uji keamanan pangan

3) Penyediaan Bahan kimia untuk uji laboratorium klinik.

4) Meningkatkan mutu / kualitas hasil uji

5) Memperpanjang umur alat-alat laboratorium

6) Pemenuhan standar akreditasi Laboratorium

7) Penyediaan bahan baku uji laboratorium kualitas air secara biologi, kimia, dan fisika air bersih, dan air minum

C. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi dilaksanakan selama 12 (dua belas) Bulan mulai Bulan Januari s/d

Desember 2021

D. Lokasi Pelaksanaaan

Page 36: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Lokasi kegiatan adalah meliputi wilayah Kabupaten Gunungkidul

E. Keluaran (Output)

Tersedianya pelayanan Laboratorium baik air,kesehatan lingkungan,makanan dan klinik kepada masyarakat

kabupaten Gunungkidul

F. PELAKSANA

Kegiatan program pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan maqsyarakat dilaksanakan

Kepala UPT Laboratorium Kesehatan dan seluruh staf

G. SUMBER DANA

Dana kegiatan UPT Laboratorium Kesehatan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2021 dan DAK Fisik 2021 Sebesar Rp 934.000.000,- ( Sembilan ratus tiga

puluh empat juta rupiah )

I. PENUTUP

Kerangka Acuan ini sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan UPT Laboratorium Kesehatan

yang akan dilaksanakan pada Tahun 2021, yang memuat informasi mengenai latar Belakang , dasar hukum,

tujuan, waktu, lokasi , keluaran, pelaksana kegiatan serta pembiayaannya.

Page 37: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

KERANGKA ACUAN KERJA

PROGRAM SURVEILANS DAN IMUNISASI Program : 1.02.02.2.02.- Program Pencegahan Penyakit

Kegiatan : 1.02.02.2.02.20.- Surveilans dan Imunisasi

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double

burden), yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif. Pemberantasan penyakit

menular sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga

pemberantasannya memerlukan kerjasama antar daerah.

Program Surveilans dan Imunisasi adalah salah satu program yang penting dalam tindakan

pengendalian dan pencegahan penyakit baik menular maupun tidak menular, dan penanggulangan

wabah, Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dan keracunan. Untuk dapat melakukan kegiatan tersebut

pemerintah telah mengembangkan sistem surveilans penyakit melalui Sistem Surveilans Terpadu

(SST), Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), dan Sistem Pelaporan Rumah Sakit.

Sedangkan menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, imunisasi merupakan

salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan

prioritas Kementerian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk

mencapai Millennium Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian

pada anak. Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah

lain yang terbukti sangat cost effective.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1984 nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3273)

2. Undang_undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5063)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit

Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3447)

4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193)

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang organisasi dan

Tata kerja kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741)

Page 38: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang jenis Penyakit

Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 nomor 503).

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan

Pangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 172),

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 tentang Isthitaah Kesehatan Haji

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

C. TUJUAN

Kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi ini bertujuan:

1. Terlaksananya pengendalian KLB penyakit menular dan keracunan pangan sesuai pedoman

2. Terlaksananya Program Imunisasi sesuai dengan pedoman

3. Terlaksananya pemeriksaan kesehatan Calon Jamaah sesuai dengan pedoman

D. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi dilaksanakan selama 12 (dua belas) Bulan mulai

Bulan Januari s/d Desember 2021.

E. Lokasi Pelaksanaaan

Lokasi kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi adalah di Dinas Kesehatan dan Puskesmas Se-

wilayah Kabupaten Gunungkidul.

F. Keluaran (Output)

Keluaran kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi adalah

1. Jumlah KLB ditangani kurang dari 24 jam sejumlah 20 kasus

2. Jumlah laporan SKDR sejumlah 1560 laporan

3. Jumlah bayi yang diberikan imunisasi per antigen 7854 bayi

4. Jumlah calon jamaah haji yang mendapatkan pelayanan kesehatan 380 orang

G. PELAKSANA

Kegiatan program Surveilans dan Imunisasi dilaksanakan Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi

dan seluruh staf.

H. SUMBER DANA

Dana kegiatan Program Surveilans dan Imunisasi bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2021 Sebesar Rp 253.880,000,- (Dua

Ratus Lima Puluh Tiga Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah).

Page 39: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

I. PENUTUP

Kerangka Acuan ini sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan

Program Surveilans dan Imunisasi yang akan dilaksanakan pada Tahun 2021, yang

memuat informasi mengenai latar Belakang , dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi ,

keluaran, pelaksana kegiatan serta pembiayaannya.

Wonosari , 2021

Page 40: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Mengetahui Kepala Bidang P2P

Wonosari , 2021 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

dr. Sumitro, M.Sc NIP.19701107 200212 1 002

drg. F. Niken Widyawati, MM NIP.19701221 200604 2 005

Page 41: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

KERANGKA ACUAN KERJA PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TAHUN 2021

A. LATAR BELAKANG

Upaya kesehatan promotif dan preventif adalah pilar utama menuju masyarakat sehat,

sehingga pemerintah bertanggung jawab untuk menjamin tersedianya lingkungan yang

sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi maupun sosial untuk mencapai derajat

kesehatan yang setinggi – tingginya melalui peningkatan perilaku, pemberdayaan dan

mendorong peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan yang

berkesinambungan yang berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Pasal

162 Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan telah memberikan

arahan dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan

Lingkungan telah memberikan pengaturan dalam rangka terwujudnya kualitas

lingkungan melalui upaya pencegahan penyakit dan atau gangguan kesehatan dari

faktor resiko kesehatan lingkungan di permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi,

tempat dan fasilitas umum.

Program Prioritas seksi kesehatan lingkungan yang menunjang upaya 100-0-100 di

Kabupaten Gunungkidul masih memerlukan dukungan baik lintas program maupun

lintas sector secara terpadu dan berkesinambungan. Program tersebut antara lain : 1)

Program penyehatan Kualitas Air Minum, 2) Jamban Sehat dan Rumah Sehat, 3) STBM

5 Pilar, 4) TTU dan TPP. Capaian Program kesehatan lingkungan Dinas Kesehatan

Lingkungan selama 3 tahun terakhir sebagai berikut :

NO Program Target

Nasional

% Memenuhi Syarat Kesehatan

2018 2019 2020

1 Kualitas Air Minum 100% 70% 70% 70,6%

2 Rumah Sehat 85% 68% 69% 70%

3 Jamban

Keluarga/Sehat

85% 86% 95,6% 95,9%

4 Deklarasi STBM 144 Desa 2 Desa 7 Desa 20 Desa

5 Tempat Pengelolaan

Pangan

75 % 69% 68.3% 71%

6 Tempat Tempat Umum 85 % 89,5% 89,1% 90.8%

Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa kondisi penyehatan linkungan

masih menjadi suatau permasalahan yang harus di atasi. Untuk mengatasi

permasalahan kesehatan terkait faktor resiko lingkungan, maka peran pelayanan

Page 42: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

kesehatan masyarakat dan kemandirian masyarakat dalam sikap dan perilaku dalam

higieni sanitasi lingkungan sangat menentukan tingkat kesehatan yang dapat menjadi

upaya pencegahan penyakit

Untuk meningkatkan capaian hasil kegiatan kesehatan lingkungan maka Dinas

Kesehatan Kabupaten Gunungkidul beserta jaringannya telah melaksanakan berbagai

upaya kesehatan baik promotif, preventif yang tergabung dalam satu wadah Kabupaten

Sehat yang mana dapat tercapai suatu kondisi wilayah yang bersih, aman dan nyaman

dan sehat secara berkelanjutan dilaksanakan secara terpadu dengan peningkatan SDM

dan Jejaring yang kuat baik vertical maupun horizontal sehingga mendukung pariwisata

sehat di Kabupaten Gunungkidul

B. DASAR HUKUM

1. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

2. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentanfg Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup

4. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air

6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan

Kualitas Air Minum

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 Tentang Pedoman

Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

9. Peraturan Bupati nomor 52 Tahun 2016 Tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas,

Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mewujudkan kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan promotif yang dilakukan secara

terpadu dan berkesinambungan

2. Tujuan Khusus

a. Menurunkan angka kesakitan dan atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh

faktor resiko lingkungan

b. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan perilaku masyarakat untuk mencegah

penyakit dan atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor resiko lingkungan

c. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sector dalam pengendalian

penyakit dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan masyarakat

d. Meningkatkan capaian hasil program yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu : Kualitas

Air Minum, Rumah Sehat, Jamban Sehat Keluarga, STBM 5 Pilar, TTU dan Tempang

Pengelolaan Pangan

Page 43: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

D. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan Pengembangan Lingkungan Sehat dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun

(Januari –Desember 2021)

E. LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi pelaksanaan kegiatan Pengembangan Lingkungan Sehat adalah di Kabupaten

Gunungkidul (Puskesmas, Kecamatan, dan Dinas Kesehatan)

F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

No Waktu Kegiatan Sasaran Lokasi

1 Januari - Maret Pembinaan Kabupaten Kota Sehat

Pertemuan Kabupaten Sehat Tim Pembina dan Tim Forum

Kabupaten Gunungkidul

Pemeriksaan Sampel Air Bersih, Air Minum dan Depot Air Isi Ulang

Spamdes terdaftar di Web PKAM, DAMIU terdaftar di Web HSP dan PKAM

Kabupaten Gunungkidul

Kursus Tempat Tempat Umum (TTU), kursus Laik Sehat Tempat Pengolahan Pangan

Warung makan, jasa boga, restaurant dan Hotel

Kabupaten Gunungkidul

Pertemuan STBM 5 Pilar Puskesmas, Lokus PKTD, kalurahan persiapan deklarasi

Kabupaten Gunungkidul

Pertemuan Limbah Medis Fasyankes

Fasyankes Kabupaten Gunungkidul

Pembinaan Pasar Sehat Komunitas Pasar Kabupaten Gunungkidul

Bantuan Khusus Keuangan 2021

Lokus BKK 2021 (Kalurahan Hargomulyo, Kalurahan Serut Gedangsari)

Kapanewon Gedangsari

2 April - Juni Pembinaan Kabupaten Kota Sehat

Pertemuan Kabupaten Sehat Tim Pembina dan Tim Forum

Kabupaten Gunungkidul

Pemeriksaan Sampel Air Bersih, Air Minum dan Depot Air Isi Ulang

Spamdes terdaftar di Web PKAM, DAMIU terdaftar di Web HSP dan PKAM

Kabupaten Gunungkidul

Pertemuan STBM 5 Pilar Puskesmas, Lokus PKTD, kalurahan persiapan deklarasi

Kabupaten Gunungkidul

Bantuan Khusus Keuangan 2021

Lokus BKK 2021 (Kalurahan Hargomulyo, Kalurahan Serut

Kapanewon Gedangsari

Page 44: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

Gedangsari)

Pertemuan Limbah Medis Fasyankes

Fasyankes Kabupaten Gunungkidul

Capacity Building RPAM Pamaskarta, Asosiasi KPSPAM Gunungkidul

Kabupaten Gunungkidul

3 Juli - September Pembinaan Kabupaten Kota Sehat

Pertemuan Kabupaten Sehat Tim Pembina dan Tim Forum

Kabupaten Gunungkidul

Pemeriksaan Sampel Air Bersih, Air Minum dan Depot Air Isi Ulang

Spamdes terdaftar di Web PKAM, DAMIU terdaftar di Web HSP dan PKAM

Kabupaten Gunungkidul

Pertemuan STBM 5 Pilar Puskesmas, Lokus PKTD, kalurahan persiapan deklarasi

Kabupaten Gunungkidul

Bantuan Khusus Keuangan 2021

Lokus BKK 2021 (Kalurahan Hargomulyo, Kalurahan Serut Gedangsari)

Kapanewon Gedangsari

4 Oktober-Desember

Pembinaan Kabupaten Kota Sehat

Pertemuan Kabupaten Sehat Tim Pembina dan Tim Forum

Kabupaten Gunungkidul

Pemeriksaan Sampel Air Bersih, Air Minum dan Depot Air Isi Ulang

Spamdes terdaftar di Web PKAM, DAMIU terdaftar di Web HSP dan PKAM

Kabupaten Gunungkidul

Pertemuan STBM 5 Pilar Puskesmas, Lokus PKTD, kalurahan persiapan deklarasi

Kabupaten Gunungkidul

Bantuan Khusus Keuangan 2021

Lokus BKK 2021 (Kalurahan Hargomulyo, Kalurahan Serut Gedangsari)

Kapanewon Gedangsari

G. KELUARAN (OUTPUT)

NO Indikator Output Target

1 Kegiatan Kabupaten Sehat 225 Orang

2 Kursus laik Sehat bagi Penjamah 60 Orang

3 Kursus laik Sehat Bagi Pengelola 60 Orang

4 Pertemuan Keamanan Pangan 1 Dokumen Perbub

5 Pembinaan Damiu 30 Damiu

6 Pemeriksaan laboratorium mikrobiologi 200 Sampel

7 Pemeriksaan laboratorium Kimia air bersih/Minum 100 Sampel

Page 45: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

8 Desa STBM 60 desa

9 Presentase Tempat Pengelolaan Pangan 70%

H. PELAKSANAAN

Kegiatan Program dilaksanakan Seksi Kesehatan Lingkungan

I. SUMBER DANA

Pelaksanaan kegiatan bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten

Gunungkidul Tahun Anggaran 2021 Sebesar Rp 944.495.000,- yang terdiri dari beberapa sumber

dana antaralain :

a. Anggaran BOK UKM Sekunder : Rp 304.553.000

b. Anggaran DAU : Rp 114.942.000

c. Abggaran BKK : Rp 525.000.000

J. PENUTUP

Kerangka Acuan kerja ini di susun sebagai acuan dalam kegiatan Pengembangan Lingkungan

Sehat yang akan dilaksanakan pada tahun 2021.

Gunungkidul, 10 Januari 2021

Mengetahui

Page 46: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

KERANGKA ACUAN KERJA

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR

A. LATAR BELAKANG

Paradigma Kesehatan saat ini telah berubah dari upaya kuratif

menjadi preventif dan promotif. Berbagai upaya dikembangkan untuk

menangani kesehatan terutama dalam menghadapi peubahan pola

epidemiologi penyakit, penyakit baru akibat mutasi misalnya virus, dan

beberapa penyakit endemis lain. Penyakit menular masih menjadi

perhatian serius dimana tingkat penularan yang tinggi akan berkontribusi

pada peningkatan mortalitas.

Penyakit menular yang sering ditemukan dalam pelayanan meliputi

diare, ISPA, DBD, TBC, HIV, Kusta, Hepatitis, Kecacingan, Malaria. Kondisi

lingkungan yang mendukung penularan disertai dengan upaya penjaringan

yang belum maksimal mengakibatkan tingginya angka mortalitas dan

morbiditas.

Angka kesakitan (morbiditas) akibat penyakit menular selama ini

sudah ditangani sesuai standar dan pedoman yang berlaku akan tetapi

upaya tersebut belum tertuang secara sistematis dalam acuan, maka

dianggap perlu untuk membuat suatu kerangka acuan yang meliputi

rincian kegiatan pencegahan penyakit menular dalam upaya untuk

menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular

Gambaran pencapaian program pencegahan dan pengendalian

penyakit menular di Kabupaten Gunungkidul belum mencapai hasil yang

maksimal terutama penyakit tuberkulosis yang permasalahannya semakin

kompleks, seperti kasus tuberkulosis yang disertai dengan penyakit HIV/

AIDS penderita, kasus tuberkulosis resisten dengan obat anti tuberkulosis

(TB-MDR), kasus TB MDR di Kabupaten Gunungkidul sampai saat ini ada 5

penderita TB MDR. Dalam perjalanannya 1 penderita meninggal dunia dan

5 penderita masih dalam masa pengobatan. Kasus HIV 57 penderita dan

Kasus AIDS 17kasus, kusta yang prevalensi masih >1/ 10.000 penduduk

untuk indikator nasional <1/ 10.000 penduduk. Dan untuk penyakit

menular yang bersumber binatang seperti DBD sudah ada penurunan

namun masih perlu waspada dan masih ada kendala yang dihadapi

sehingga diperlukan inovasi untuk mencapai hasil yang maksimal sehingga

masalah penyakit menular tidak lagi menjadi masalah kesehatan.

Page 47: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

B. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 nomor 20, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273)

2. Undang_undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan

Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3447)

4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193)

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VII/2010

tentang organisasi dan Tata kerja kementerian Kesehatan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741)

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang

jenis Penyakit Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan

Upaya Penanggulangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010

nomor 503).

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang

Penanggulanagn Penyakit Menular (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 1755);

C. TUJUAN

Kegiatan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

bertujuan :

1. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit menular

2. Pengendalian vector dan lingkungan yang mendukung terjadinya

resiko penyakit menular

3. Menurunkan angka kesakitan dan pengendalian factor resiko penyakit

menular

4. Pemberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam

pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

Page 48: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

D. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

dilaksanakan selama 12 (dua belas) Bulan mulai Januari s/d Desember

2021.

E. Lokasi Pelaksanaaan

Lokasi kegiatan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

adalah di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas dan jejaring faskes

Se-wilayah Kabupaten Gunungkidul .

F. Keluaran (Output)

Keluaran kegiatan Program Pencegahan dan Pengendalian Menular adalah

1. Jumlah penderita TBC mendapat layanan standar 1.040 kasus

2. Jumlah ibu hamil diketahui status HIV 9.250 ibu hamil

3. Jumlah jenis penyakit menular lainnya (DBD, kecacingan, ispa, kusta,

malaria, hepatitis, typoid, diare) yang ditangani 8 jenis penyakit

G. PELAKSANA

Kegiatan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

dilaksanakan Kepala Seksi P2PM dan seluruh staf.

H. SUMBER DANA

Dana kegiatan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Gunungkidul Tahun Anggaran 2021 Sebesar Rp 1.430.534.500,- (Satu

Milyar Empat Ratus Tiga Puluh Juta Lima Ratus Tiga Puluh Empat Ribu

Lima Ratus Rupiah).

Page 49: KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK …

I. PENUTUP

Kerangka Acuan ini sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai

kegiatan Program Pencegahan dan Pengendalian penyakit Menular yang

akan dilaksanakan pada Tahun 2021, yang memuat informasi mengenai

latar Belakang , dasar hukum, tujuan, waktu pelaksanaan, lokasi ,

keluaran, pelaksana kegiatan serta pembiayaannya.