Anatomi Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk
pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial
VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan
bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun
tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral terletak
membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang
berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh
perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua
setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran,
dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna
mengisinya, Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe,
yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui
aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan
kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa
memegang cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat
tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga
dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan
gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut
labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang
cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan
percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan
aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam
kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea,
bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis,
utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang
bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus
fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut
dan asupan darah ke batang otak
Keseimbangan dan Pusing.
Kelainan sisten keseimbangan dan vestibuler mengenai lebih dari 30juta orang
Amerika yang berusia 17 tahun ke atas dan mengakibatkan lebih dari 100.000 patah
tulang panggul pada populasi lansia setiap tahun. Keseimbangan badan
dipertahankan oleh kerja sama otot dan sendi tubuh (sistem proprioseptif), mata
(sistem visual), dan labirin (sistem vestibuler). Ketiganya membawa informasi
me¬ngenai keseimbangan, ke otak (sistem serebelar) untuk koordinasi dan persepsi
korteks serebelar. Otak, tentu saja, mendapatkan asupan darah dari jantung dan
sistem arteri. Satu gangguan pada salah satu dari daerah ini seperti arteriosklerosis
atau gangguan penglihatan, dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan.
Aparatus vestibularis telinga tengah memberi unipan balik menge¬nai gerakan dan
posisi kepala, mengkoordinasikan semua otot tubuh, dan posisi mata selama gerakan
cepat gerakan kepala.
pusing
sering digunakan pada pasien dan pemberi perawatan kesehatan untuk
menggambarkan stiap gangguan sensasi orientasi ruang, namun tidak spesifik dan
tidak bisa menggambarkan dengan jelas. Karena gangguan keseimbangan adalah
sesuatu yang hanya bisa dirasakan oleh pasien, penting untuk menentukan apa gejala
yang sebenrnya dirasakan oleh pasien.
Vertigo
didefinisikan sebagai halusinasi atau ilusi gerakan gerakan seseorang lingkungan
seseorang yang dirasakan. Kebanyakan orang yang menderita vertigo
menggambarkan rasa berputar putar atau merasa seolah-olah benda berputar
mengitari. Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang
cukup cepat dan asimetris sistem vestibuler perifer (telinga dalam).
Ataksia
adalah kegagalan koordinasi muskuler dan dapat terjadi pada pasien dengan penyakit
vestibuler. Sinkope, pingsan, dan kehilangan kesadaran bukan merupakan bentuk
vertigo, juga merupakan karakteristik masalah telinga biasanyaji menunjukkan
adanya penyakit sistem kardiovaskuler.
Prinsip Fisiologi yang Mendasari Konduksi Bunyi
Bunyi memasuki telinga melalui kanalis auditorius ekternus dan menyebabkan
membrana timpani bergetar Getaran menghantarkan suara, dalam bentukm energi
mekanis, melalui gerakan pengungkit osikulus oval. Energi mekanis ini kemudian
dihantarkan cairan telinga dalam ke koklea, di mana akani menjadi energi elektris.
Energi elektris ini berjalan melalui nervus vestibulokoklearis ke nervus sentral, di
mana akan dianalisis dan diterjemahkan dalam bentuk akhir sebagai suara. Selama
proses penghantaran,gelombang suara menghadapi masa yang jauh lebih kecil, dari
aurikulus yang berukuran sampai jendela oval yang sangat kecil, yang meng batkan
peningkatan amplitudo bunyi.
Fisiologi fungsional jendela oval dan bulat Memegang peran yang penting. Jendela
oval dibatasi olehj anulare fieksibel dari stapes dan membran yang sangat lentur,
memungkinkan gerakan penting,dan berlawanan selama stimulasi bunyi, getaran
stapes menerima impuls dari membrana timpani bulat yang membuka pada sisi
berlawanan duktus koklearis dilindungi dari gelombang bunyi oleh menbran timpani
yang utuh, jadi memungkinkan gerakan cairan telinga dalam oleh stimulasi
gelombang suara. pada membran timpani utuh yang normal, suara merangsang
jendela oval dulu, dan terjadi jedai sebelum efek terminal stimulasi mencapai jendela
bulat. namun waktu jeda akan berubah bila ada perforasi pada membran timpani
yang cukup besar yang memungkinkan gelombang bunyi merangsang kedua jendela
oval dan bulat bersamaan. Ini mengakibatkan hilangnya jeda dan menghambat
gerakan maksimal motilitas cairan telinga dalam dan rangsangan terhadap sel-sel
rambut pada organ Corti. Akibatnya terjadi penurunan kemampuan pendengaran.
Gelombang bunyi dihantarkan oleh membrana timpani ke osikuius telinga tengah
yang akan dipindahkan ke koklea, organ pendengaran, yang terletak dalam labirin di
telinga dalam. Osikel yang penting, stapes, yang menggo dan memulai getaran
(gelombang) dalam cairan yang berada dalam telinga dalam. Gelombang cairan ini,
pada gilirannya, mengakibatkan terjadinya gerakan mem¬brana basilaris yang akan
merangsang sel-sel rambut or¬gan Corti, dalam koklea, bergerak seperti gelombang.
Gerakan membrana akan menimbulkan arus listrik yang akan merangsang berbagai
daerah koklea. Sel rambut akan memulai impuls saraf yang telah dikode dan
kemudian dihantarkan ke korteks auditorius dalam otak, dan kernudian didekode
menjadi pesan bunyi.
Pendengaran dapat terjadi dalam dua cara. Bunyi yang dihantarkan melalui telinga
luar dan tengah yang terisi udara berjalan melalui konduksi udara. Suara yang
dihantararkan melalui tulang secara langsung ke telinga dalam dengan cara konduksi
tulang. Normalnya, konduksi udara merupakan jalur yang lebih efisien; namun
adanya defek pada membrana timpani atau terputusnya rantai osikulus akan
memutuskan konduksi udara normal dan mengakibatkan hilangnya rasio tekanan-
suara dan kehilangan pendengaran konduktif.
Kelainan Pada Telinga Dalam
1. Vertigo
Definisi Vertigo
Mungkin anda maupun keluarga pernah merasakan pusing seolah-olah anda maupun
lingkungan serasa berputar-putar? Inilah yang dinamakan vertigo. Kebanyakan
orang membahasakan vertigo dengan istilah pusing tujuh keliling. Vertigo
merupakan sebuah gejala, dan bukan merupakan penyakit. Seseorang yang
mengalami vertigo merasakan seolah-olah ia merasa berputar, atau seolah-olah
benda di sekelilingnya bergerak atau berputar, biasanya disertai dengan mual,
muntah, dan kehilangan keseimbangan.
Vertigo subyektif dikatakan bila penderita merasakan dirinya berputar-putar,
sedangkan bila ia merasakan lingkungan sekitarnya yang berputar dinamakan
vertigo objektif. Vertigo biasanya muncul karena adanya gangguan sistem vestibular
(misalnya terdapat gangguan pada struktur telinga bagian dalam, saraf vestibular,
batang otak, dan otak kecil/cerebellum). Sistem vestibular bertanggung jawab untuk
mengintegrasikan rangsangan terhadap indera dan gerakan tubuh. Selain itu sistem
vestibular bertugas menjaga agar suatu obyek ada di fokus penglihatan saat tubuh
bergerak. Ketika kepala bergerak, sinyal ditransmisikan ke labirin, yang terdapat di
telinga bagian dalam. Labirin kemudian membawa informasi ke saraf vestibular
yang kemudian diteruskan ke batang otak dan otak kecil, yang berfungsi mengontrol
keseimbangan, postur, dan kordinasi gerak.
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-
olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan
mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat
atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari.
Patologi dan Patofisiologi Vertigo
Penyebab vertigo bermacam-macam. Vertigo bisa disebabkan karena adanya
gangguan pada sistem vestibular perifer (ganguan pada telinga bagian dalam).
Pusing juga bisa muncul sebagai akibat dari gangguan sistem vestibular sentral
(misalnya saraf vestibular, batang otak, dan otal kecil). Pada beberapa kasus,
penyebab vertigo tidak diketahui.
Gangguan vestibular perifer meliputi Benign Paroksimal Positional Vertigo (BPPV;
vertigo karena gangguan vestibular perifer yang paling banyak ditemui), sindrom
Cogan (terjadi karena ada peradangan pada jaringan ikat di kornea, bisa
mengakibatkan vertigo, telinga berdenging dan kehilangan pendengaran), penyakit
Ménière (adanya fluktuasi tekanan cairan di dalam telinga/ endolimf sehingga dapat
mengakibatkan vertigo, telinga berdenging, dan kehilangan pendengaran).
ototoksisitas (keracuanan pada telinga), neuritis vestibular (peradangan pada sel
saraf vestibular, dapat disebabkan karena infeksi virus).
Beberapa obat dan zat kimia (seperti timbal, merkuri, timah) dapat menyebabkan
ototoksitas, yang mengakibatkan kerusakan pada telinga bagian dalam atau saraf
kranial VIII dan menyebabkan vertigo. Kerusakan dapat bersifat temporer maupun
permanen. Penggunaan preparat antibiotik (golongan aminoglikosida, yaitu
streptomisin dan gentamisin) jangka panjang maupun penggunaan antineoplastik
(misalnya cisplatin maupun carboplatin) dapat menyebabkan ototoksisitas permanen.
Konsumsi alkohol, meskipun dalam jumlah kecil, dapat menyebabkan vertigo
temporer pada beberapa orang.
Penyebab umum dari vertigo:
1. Keadaan lingkungan
- Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
- Alkohol
- Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
- Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
- Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian
dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
- Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
- Herpes zoster
- Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
- Peradangan saraf vestibuler
- Penyakit Meniere
5. Kelainan n eurologis
- Sklerosis multipel
- Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau
keduanya
- Tumor otak
- Tumor yang menekan saraf vestibularis
Tipe Vertigo
Vertigo Spontan : timbul tanpa pemberian rangsangan
( timbul dari penyakitnya sendiri, misal penyakit : meniere)
Vertigo Posisi : Adanya perubahan posisi kepala, perangsangan pada kupula
kanalis semi sirkularis oleh debris
Vertigo Kalori : Vertigo yang terjadi pada saat dilakukan pem. kalori (test
untuk memeriksa fungsi vestibular)
Saran Untuk Penderita Vertigo
Bila anda mengunjungi dokter dengan keluhan vertigo, ingatlah untuk menanyakan
kira-kira apa penyebab vertigo anda, hal-hal apa yang dapat memicu munculnya
vertigo maupun hal yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan vertigo. Selain
itu, bila dokter meresepkan obat untuk anda, tanyakanlah mengenai kegunaan obat
tersebut dan kemungkinan reaksi sampingnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan
anda tidak lagi pusing tujuh keliling.
Rencana askep pada klien dengan vertigo
Diagnosa perawatan yang mungkin muncul
1. Resiko tinggi cedera sehubungan dengan perubahan mobilitas akibat vertigo
Intervensi
- Kaji vertigo meliputi riwayat, durasi, frekuensi dan adanya gejala penyakit telinga
Rasional
Riwayat penyakit memberikan dasar untuk intervensi
- kaji luasnya ketidakmampuan dalam adl
Rasional
Luasnya ketidakmampuan menunjukan resiko jatuh
-pemberian terapi antivertigo
Rasional
obat vertigo berguna untuk menghilangkan gejala akut vertigo
-Dorong klien untuk istirahat bila pusing
Rasional
mengurangi jatuh dan cedera
- Anjurkan klien tetap membuka mata dan memandang lurus ke depan ketika
mengalami vertigo
Rasional
Mengurangi perasaan vertigo
2. Resiko terjadi trauma sehubungan dengan perubahan keseimbanga
Intervensi
-Lakukan pengkajian test keseimbangan
Rasional
Kelainan vestibular menyebabkan gejala dan tanda ini
-Bantu ambulasi bila ada indikasi
Rasional
Cara jalan yang abnormal menimbulkan klien tidak bisa tegak
-Bantu mengidentifikasi bahaya di lingkungan rumah
Rasional
Adaptasi terhadap lingkungan rumah dapat menurunkan resiko jatuh selama proses
rehabilitasi
3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan episode vertigo
Intervensi
-cara pemberian antiemetik yang di resepkan
Rasional
Antiemetik dan obat penenang akan menekan stimuli terhadap serebelum
-Dorong klien untuk melakukan perawatan diri saat bebas dari vertigo
Rasional
Penyediaan waktu jeda diantara aktivitas penting karena episode vertigo terjadi
bervariasi
-Bahas diet na dan sediakan cairan sesuai dengan kebutuhan
Rasional
Pembatasan na dapat membantu memperbaiki ketidakseimbangan cairan telinga
sehingga menurunkan vertigo
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Intervensi
-Kaji tingkat ansietas
Rasional
Dapat memandu intervensi terapeutik
- mengenai vertigo dan penanganannya
Rasional
Meningkatkan pengetahuan, dapat menurunkan nsietas
-Hindari aktivitas yang menyebabkan stress
Rasional
Situasi penuh stress dapat meningkatkan gejala
5. Resiko terhadap penurunan volume cairan sehubunan dengan peningkatan
haluaran cairan
Intervensi
-Kaji intake dan output
Rasional
Pencatatan yang akurat merupakan dasar untuk penggantian cairan
-Kaji indikator dehidrasi
Rasional
Pengenalan segera memungkinkan intervensi segera
-Dorong konsumsi cairan oral dan hindari minuman yang mengandung kafein
Rasional
Penggantian cairan oral dapat berguna untuk mengganti kehilangan cairan dan
kafein dapat meningkatkan diare
- pemberian antiemetik
Rasional
Antiemetik mengurangi mual dan muantal sehingga mengurangi kehilangan cairan
2. Mabuk Perjalanan
Gangguan keseimbangan yang disebabkan oleh gerakan konstan misal :
menumpang kapal laut, perahu, komidi putar, berayun dan naik mobil.
Manisfestasi klinis
- Berkeringat
- Pucat
- Mual
- Muntah
Disebabkan oleh stimulasi vestibular.
Penatalaksanaan kolaborasi :
- Anti histamine
- Skopolamin
Efek samping : mulut kering dan ngantuk
3. Labirinitis
Inflamasi telinga dalam yang disebabkan oleh bakteri/virus.
Dapat terjadi karena komplikasi otitis media, meningitis, ISPA
Virus penyebab tersering adalah rubela, influenza
Manifestasi klinis :
- Vertigo
- Mual dan muntah
- Kehilangan pendengaran
- Tinitus
Penatalaksanaan
- Labirinitis bakterial : antibiotik IV, penambahan cairan, pemberian supresan
vestibular, obat antiemetik
- Labirinitis Viral : pengobatan simtomatik, sesuaikan dengan gejala
4. Ototoksisitas
- Berbagai obat diketahui mempunyai efek buruk terhadap koklea, aparatus
vestibularis/ Nervus 8
- Yang paling sering : Golongan aminoglikosida (streptomisin,
amikasin,kanamisin,gentamisin,sisomisin,tobramisin)
Manifestasi
- Vertigo
- Tinitus : cirinya kuat dan bernada tinggi
- Gangguan pendengaran
Penatalaksanaan
- Hentikan pemakaian obat ototoksik
- Apabila ketulian sudah terjadi : lakukan rehabilitasi
• Penggunaan alat bantu dengar
• Psikoterapi
• Auditori training
• Komunikasi total, belajar membaca isyarat
Pencegahan
Berhubung tidak ada pengobatan untuk tuli akibat ototoksik maka pencegahan
menjadi penting :
- mempertimbangkan pemakaian obat ototoksik
- Memonitor efek samping secara dini dengan cara memperhatikan gejala-gejala
keracunan telinga dalam: tinitus, vertigo, gangguan pendengaran
5. Neuroma akustik
Tumor jinak yang tumbuh lambat pada nervus 8, biasanya tumbuh dari sel schwan
pada bagian vestibuler saraf ini.
Gejala :
- Tinitus unilateral
- Kehilangan pendengaran dengan atau tanpa vertigo
Pem. Diagnostik :
- MRI
- CT. Scan
Penatalaksanaan
-Surgical
-Kolaborasi dengan neurologis dan neurosurgeon
6. Meniere
Penyakit Meniere adalah suatu sindrom yang terdiri dari serangan vertigo, tinnitus,
dan berkurangnya pendengaran secara progresif.
Pengertian vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar.
Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik
akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari
satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari
gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah)
dan pusing.
Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar
bunyi, namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal
dari tubuh penderita itu sendiri, meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala,
bukan penyakit, sehingga harus di ketahui penyebabnya.
Penyebab
Penyebab penyakit Meniere tidak diketahui namun terdapat berbagai teori, termasuk
pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju ke
labirin, gangguan elektrolit dalam cairan labirin, reaksi alergi, dan gangguan
autoimun.
Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi
ketidakseimbangan cairan telinga tengah yang abnormal yang disebabkan oleh
malapsorbsi dalam sakus endolimfatikus. Namun, ada bukti menunjukkan bahwa
banyak orang yang menderita penyakit Meniere mengalami sumbatan pada duktus
endolimfatikus. Apapun penyebabnya, selalu terjadi hidrops endolimfatikus, yang
merupakan pelebaran ruang endolimfatikus. Baik peningkatan tekanan dalam sistem
ataupun ruptur membran telinga dalam dapat terjadi dan menimbulkan gejala
Meniere.
Skema Meniere
Manifestasi Klinis
Gejalanya berupa seangan vertigo tak tertahankan episodic yang sering
disertai mual dan/atau muntah, yang berlangsung selama 3-24 jam dan
kemudian menghilang secara perlahan.
Secara periodik, penderita merasakan telinganya penuh atau merasakan
adanya tekanan di dalam telinga.
Kehilangan pendengaan sensorineural progresif dan fluktuatif.Tinnitus bisa
menetap atau hilang-timbul dan semakin memburuk sebelum, setelah
maupun selama serangan vertigo.
Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga dan
pada 10-15% penderita, penyakit ini menyerang kedua telinga
Tipe
a. Penyakit Meniere vestibular
Penyakit Meniere vestibular ditandai dengan adanya vertigo episodic sehubungan
dengan tekanan dalam telinga tanpa gejala koklear.
Tanda dan gejala:
Vertigo hanya bersifat episodic
Penurunan respons vestibuler atau tak ada respons total pada telinga yang
sakit
Tak ada gejala koklear
Tak ada kehilangan pendengaran objektif
Kelak dapat mengalami gejala dan tanda koklear
b. Penyakit Meniere klasik
Tanda dan gejala:
Mengeluh vertigo
Kehilangan pendengaran sensorineural berfluktuasi
tinitus
Penyakit Meniere koklea
c. Penyakit Meniere koklea
Penyakit Meniere koklea dikenali dengan adanya kehilangan pendengaran
sensorineural progresif sehubungan dengan tnitus dan tekanan dalam telinga tanpa
temuan atau gejala vestibuler.
Tanda dan gejala:
Kehilangan pendengaran berfluktuasi
Tekanan atau rasa penuh aural
Tinnitus
Kehilangan pendengaran terlihat pada hasil uji
Tak ada vertigo
Uji labirin vestibuler normal
Kelak akan menderita gejala dan tanda vestibuler
Evaluasi Diagnostik
Pemeriksaan fisik biasanya normal kecuali pada evaluasi nervus cranial ke
VIII. Garputala (uji weber) akan menunjukkan lateralisasi ke sisi berlawanan
dengan sisi yang mengalami kehilangan pendengaran (sisi yang terkena
penyakit Meniere).
Audiogram biasanya menunjukkan kehilangan pendengaran sensorineural
pada telinga yang sakit. Kadang audiogram dehidrasi dilakukan di mana
pasien diminta meminum zat penyebab dehidrasi, seperti gliserol atau urea,
yang secara teoritis dapat menurunkan jumlah hidrops endolimfe.
Elektrokokleografi menunjukkan abnormalitas pada 60% pasien yang
menderita penyakit meniere.
Elektronistagmogram bisa normal atau menunjukkan penurunan respons
vestibuler.
CT scan atau MRI kepala
Elektroensefalografi
Stimulasi kalorik
Penatalaksanaan
Diet
Banyak pasien dapat mengontrol gejala dengan mematuhi diet rendah garam (2000
mg/hari). Jumlah natrium merupaka salah satu faktor yang mengatur keseimbangan
cairan dalam tubuh. Retensi natrium dan ciran dapat memutuskan keseimbangan
halus antara endolimfe dan perilimfe di dalam telinga dalam.
Garam Natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau ditambahkan
kemudian pada waktu memasak atau mengolah. Makanan berasal dari hewan
biasanya lebih banyak mengandung garam Natrium daripada makanan berasal dari
tumbuh-tumbuhan.
Garam Natrium yang ditambahkan ke dalam makanan biasanya berupa ikatan :
natrium Chlorida atau garam dapur, Mono Sadium Glumat atau vetsin, Natrium
Bikarbonat atau soda kue, Natrium Benzoat atau senyawa yang digunakan untuk
mengawetkan daging seperti cornet beef.
Makanan yang diperbolehkan adalah:
1. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium, yang berasal dari
tumbuh-tumbuh, seperti :
• Beras, kentang, ubi, mie tawar, maezena, hunkwee, terigu, gula pasir.
• Kacang-kacangan dan hasil oleh kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang
merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu tawar, oncom.
• Minyak goreng, margarin tanpa garam
• Sayuran dan buah-buahan
• Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur,
laos, lombok, salam, sereh, cuka.
2. Bahan makanan berasal dari hewan dalam jumlah terbatas
3. Minuman seperti the, sirup, sari buah.
Makanan yang perlu dibatasi:
1. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam Natrium, yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, seperti :
• Roti biskuit, kraker, cake dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur dan atau
soda.
• Dendeng, abon, corned beef, daging asap, bacon, ham, ikan asin, ikan pindang,
sarden, ebi, udang kering, telur asing, telur pindang.
• Keju, Keju kacang tanah (pindakas).
• Margarin, mentega.
• Acar, asinan sayuran dalam kaleng.
• Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng.
• Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, maggi, terasi, petis, taoco, tomato ketcup.
2. Otak, ginjal, paru-paru, jantung dan udang mengandung lebih banyak natrium.
Sebaiknya bahan makanan ini dihindarkan.
Kafein dan nikotin merupakan stimulan vasoaktif, dan menghindari kedua zat
tersebut dapat mengurangi gejala. Ada kepercayaan bahwa serangan vertigo dipicu
oleh reaksi alergi terhadap ragi dalam alkohol dan bukan karena alkoholnya.
Farmakologis
Tindakan pengobatan untuk vertigo terdiri atas antihistamin, seperti meklizin
(antivert), yang menekan sistem vestibuler. Tranquilizer seperti diazepam (valium)
dapat digunakan pada kasus akut untuk membantu mengontrol vertigo, namun
karena sifat adiktifnya tidak digunakan sebagai pengobatan jangka panjang.
Antiemetik seperti supositoria prometazin (phenergan) tidak hanya mengurangi mual
dan muntah tapi juga vertigo karena efek antihistaminnya. Diuretik seperti Dyazide
atau hidroklortiazid kadang dapat membantu mengurangi gejala penyakit Meniere
dengan menurunkan tekanan dalam sistem endolimfe. Pasien harus diingatkan untuk
makan-makanan yang mengandung kalium, seperti pisang, tomat, dan jeruk ketika
menggunakan diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium.
Penatalaksanaan Bedah
Dekompresi sakus endolimfatikus atau pintasan secara teoritis akan
menyeimbangkan tekanan dalam ruangan endolimfe. Pirau atau drain dipasang di
dalam sakus endolimfatikus melalui insisi postaurikuler.
Obat ortotoksik, seperti streptomisisn atau gentamisisn, dapat diberikan kepada
pasien dengan injeksi sistemik atau infus ke telinga tengah dan dalam.
Prosedur labirinektomi dengan pendekatan transkanal dan transmastoid juga berhasil
sekitar 85% dalam menghilangkan vertigo, namun fungsi auditorius telinga dalam
juga hancur.
Pemotongan nervus nervus vestibularis memberikan jaminan tertinggi sekitar 98%
dalam menghilngkan serangan vertigo. Dapat dilakukan translabirin (melali
mekanisme pendengaran) atau dengan cara yang dapat mempertahankan
pendengaran (suboksipital atau fosa kranialis medial), bergantung pada derajat
hilangnya pendengaran. Pemotongan saraf sebenarnya mencegah otak menerima
masukan dari kanalis semisirkularis.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data Subyektif:
mengeluh telinga kanan sering berdenging
perasaan penuh di bagian dalam telinga.
Beberapa bulan ini sering terbangun dari tidur karena merasa berputar
(vertigo) selama kira-kira 30 menit dan hilang sendiri
saat vertigo sampai mual dan muntah.
Data Obyektif:
Hasil pemeriksaan Weber suara hanya terdengar pada telinga kiri
auditorium menunjukkan adanya sensorineural hearing loss.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur b.d gangguan pendengaran
2. Resiko kekurangan cairan b.d mual dan muntah
C. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Gangguan pola tidur b.d gangguan pendengaran
Tujuan:
Gangguan pola tidur dapat teratasi
Kriteria Hasil
- klien tidak terbangun di malam hari
- Klien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak
Intervensi
Kaji tingkat kesulitan tidur
Rasional: Membantu menentukan pengobatan atau intervensi selanjutnya
Anjurkan klien untuk beradaptasi dengan gangguan tersebut
Rasional:perlu di jelaskan bahwa gangguat tersebut sulit di tanangi, sehingga pasien
di anjurkan untuk beradaptasi dengan keadaan tersebut, karena penggunaan obat
penenang juga tidak terlalu baik dan hanya dapat di gunakan dalam waktu singkat.
Arahkan dengan melakukan rela,ksasi, contoh: mendengarkan musik
Rasional: Tehnik relaksasi dapat membantu mengalihkan perhatian terhadap tinnitus
Kolaborasi dalam pemberian obat untuk vertigo
Antihistamin, seperti meklizin
Tranquilizer, seperti diazepam
Rasional
Menekan sistem vestibular
Digunakan pada kasus akut untuk membantu mengontrol vertigo
Kolaborasi dalam pemberian obat penenang/ obat tidur
Rasional: membantu memenuhi kebutuhan istirahan
1. Resiko kekurangan cairan b.d mual dan muntah
Tujuan:
Kebutuhan cairan tubuh dapat terjaga
Kriteria hasil:
- Elektrolit tubuh dalam batas normal
- Mual dan muntah tidak terjadi
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit elastis
- Tidak tampak lemas
Intervensi
Kaji atau minta pasien mengkaji masukan dan haluaran (termasuk emesis,
tinja cair, urin dan diaforesis). Pantau hasil lab
Rasional:
Pencatatan yang akurat merupakan dasar untuk penggantian cairan.
Kaji indikator dehidrasi, termasuk tekanan darah (ortostatik), denyut nadi,
turgor kulit, membran mukosa, dan tingkat kesadaran.
Rasional: pengenalan segera adanya dehidrasi memungkinkan intervensi segera
Dorong konsumsi cairan oral sesuai toleransi, hindari minuman yang
mengandung kafein(stimulasi vestibular)
Rasional: penggantian cairan oral harus di mulai sesegera mungkin untuk mengganti
kehilangan. Kafein dapat meningkatkan diare.
Kolaborasi pemberian obat
- Antiemetik, seperti supositoria prometazin (phenergan)
- Antidiare
Rasional
- Mengurangi mual dan muntah, mengurangi kehlangan cairan dan memperbiki
masukan per oral
- Menurunkan motilitas usus dan kehilangan cairan.
Keperawatan Medikal Bedah I
TELINGA DALAM
Dosen pembimbing : Cecilia, S.Kep, Ns
KELOMPOK 3
Ahmad Dailami
Elysa
Lisda Noorliana
Mega Yulia. A
Nurul Huda
Sri Alfisah
M.Nuryadi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
BANJARMASIN
2010
http://srigalajantan.wordpress.com/2009/10/31/penyakit-meniere/