ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANGDIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK
(Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kecamatan Ujung Perak KotaSurabaya)
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana EkonomiProgram Studi Akuntansi
Oleh:Ch.Pramestika Ria Permatasari
NIM : 022114157
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2009
ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANGDIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK
(Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan Orang Pribadi Kecamatan Ujung PerakKota Surabaya)
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana EkonomiProgram Studi Akuntansi
Oleh:Ch.Pramestika Ria Permatasari
NIM : 022114157
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2009
i
Skripsi
ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANGDIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK
(Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan Orang Pribadi Kecamatan Ujung PerakKota Surabaya)
Oleh:
Ch.Pramestika Ria Permatasari
NIM : 022114157
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing I
Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt. Tanggal: …………………..
ii
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan di
hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah
dari awal sampai akhir. (Pengkotbah 3 : 11)
Kupersembahkan untuk:
Bapa di Sorga yang setia menyertai tiap langkahku
Papa dan Mama serta adik-adikku tercinta
Serta Suamiku terkasih Kapten Laut (E) Gunawan Winahyu, ST.
iv
UNIVERSITAS SANATA DHARMAFAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
Analisis Persepsi Wajib Pajak Terhadap Pelayanan Yang Diberikan Oleh Petugas
Pajak. (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kecamatan Ujung Perak Kota
Surabaya) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 12 September 2009 adalah hasil
karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan lain yang saya ambil dengan cara
menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberi pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri .
berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta 12 September 2009Yang membuat Pernyataan,
(CH. Pramestika Ria Permatasari)v
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untu memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
a. Tuhan Yesus Kristus dengan segala kasih dan anugerahNya yang setia
menyertai hidupku.
b. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
kesempatan untu belajar dan mengembangkan kepada penulis
c. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt selaku pembimbing I yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini.
d. Drs. P. Rubiyatno, M.M atas saran-saran statistika yang sangat
bermanfaat dalam penulisan skripsi ini
e. Papaku seorang Perwira Polisi yang selalu mendukung putrimu ini
dalam meraih gelar sarjana.
f. Mamaku untuk kesabaran, kasih dan doamu yang meneguhkan imanku
selama menjalani hidup di belantara yogyakarta, adik-adikku Samuel
dan Noni, yang selalu mendukungku agar segera menyelesaikan
studiku.
g. Kapten Laut (E) Gunawan Winahyu, ST., suamiku, untuk segala doa,
dukungan, bimbingan dan cinta yang diberikan.
h. Kapten (Laut) Eko Budi, ST., dan Lettu. Infantri. P. Tangkas W.,
untuk dukungan, saran yang diberikan.
vi
i. Keluarga Besar Laksamana Pertama Soeharso Riyadi untuk
dukungannya sehingga aku punya semangat menyelesaikan skripsi
setelah menikah.
j. Keluarga besar Nardi H.S untuk dukungan dan doanya.
k. Teman-teman seperjuangan di KITJOE: Artha, SH., Vina, Nadia, Spd.
l. Teman-teman kampus Tina, Satya, Stanis, Anggi, Michele, untuk
kebersamaan kita di beberapa semester terakhir.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 12 September 2009
(Ch. Pramestika Ria Permatasari)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................ v
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................... vi
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. vii
HALAMAN DAFTAR TABEL ..................................................................... viii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ................................................................. ix
ABSTRAK .................................................................................................. x
ABSTRACT .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 4
D. Sistematika Penulisan ................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 6
A. Persepsi ......................................................................................... 6
B. Pelayanan dan Unsur-unsurnya ..................................................... 7
vii
C. Pajak............................................................................................... 8
D. Wajib Pajak ................................................................................... 15
E. Pajak Penghasilan .......................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 22
A. Subyek dan Objek Penelitian ........................................................ 22
B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................... 22
C. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 22
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 23
E. Variabel Penelitian......................................................................... 24
F. Teknik Analisis Data...................................................................... 25
G. Teknik Pengujian Data ................................................................... 27
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...................................... 32
A. Deskripsi Data ............................................................................. 32
B. Analisis Data ............................................................................... 43
C. Pembahasan ................................................................................. 49
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 54
A. Simpulan ..................................................................................... 54
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 54
C. Saran ............................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57
LAMPIRAN .................................................................................................... 59
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Distribusi Profil Jenis Kelamin ........................................................ 33
Tabel 2: Distribusi Profil Jenis Usaha ............................................................ 34
Tabel 3: Distribusi Pendidikan ....................................................................... 35
Tabel 4: Distribusi Pendapatan ....................................................................... 37
Tabel 5: Kriteria Wajib Pajak ......................................................................... 38
Tabel 6: Jawaban Persepsi Wajib Pajak Kelompok Tidak Patuh ................... 40
Tabel 7: Jawaban Persepsi Wajib Pajak Kelompok Patuh ............................. 40
Tabel 8: Kategori Peroleh Skor Persepsi Wajib Pajak Tidak Patuh ............... 41
Tabel 9: Kategori Peroleh Skor Persepsi Wajib Pajak Patuh ......................... 42
Tabel 10: Hasil Uji Validitas Instrumen ......................................................... 44
Tabel 11: Perhitungan Induk Uji t ................................................................... 46
Tabel 12: Hasil Uji Persepsi Terhadap Petugas Pajak .................................... 47
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I: Histogram Jenis Kelamin Wajib Pajak…………………………… 33
Gambar II:Histogram Jenis Usaha Wajib Pajak ………………………………34
Gambar III:Histogram Pendidikan……………………………………………. 36
Gambar IV:Histogram Pendapatan ……………………………………………37
Gambar V:Histogram Kepatuhan Wajib Pajak……………………………….. 39
Gambar VI:Histogram Persepsi Wajib Pajak Tidak Patuh…………………… 42
Gambar VII: Histogram Persepsi Wajib Pajak Patuh………………………… 43
Gambar VIII: HistogramPersepsi Wajib Pajak Patuh dan Tidak Patuh……… 45
Gambar IX:Signifikansi t Hitung……………………………………………... 47
ix
ixi
ABSTRAK
ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANANYANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK
(Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang PribadiKecamatan Ujung Perak Kota Surabaya)
Ch. Pramestika Ria PermatasariNIM:022114157
Universitas Sanata DharmaYogyakarta
2009
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi antara wajib pajak yangpatuh dan wajib pajak yang tidak patuh terhadap pelayanan yang diberikan olehPetugas Pajak Kota Surabaya. Latar belakang penelitian ini adalah bahwa persepsiyang positif terhadap petugas pajak akan mempengaruhi tingkat kepatuhan WajibPajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya, dan kepatuhan tersebut akanberpengaruh pada tingkat penerimaan pajak.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukanwawancara dan survei dengan instrumen kuisioner. Teknik analisa data yangdigunakan adalah analisis validitas dengan menggunakan rumus koefisien korelasiproduct moment dari Pearson dan analisis Reliabilitas, sedangkan dalam mengukurdan menganalisis persepsi wajib pajak terhadap pelayanan yang diberikan oleh kantorpelayanan pajak digunakan Skala Likert.
Hasil pengujian reliabilitas menggunakan koefisien Spearman Brown sebesar0,842 pada kuisioner bagian kriteria Wajib Pajak dan sebesar 0,786 pada kuisionerbagian persepsi petugas pajak. Hasil lebih dari 0,7 dari masing-masing faktormenjelaskan bahwa kuisioner sudah reliabel. Dari hasil output uji beda denganmenggunakan independent sample t-test, terlihat t hitung dengan varians yang samaadalah 2,532. Dengan derajat kepercayaan sebesar 95% untuk uji dua sisi , maka t-tabelnya adalah sebesar 2,024. Terlihat bahwa t hitung > t tabel (2,532 > 2,024).Dengan kondisi demikian, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkanperhitungan, diperoleh rata-rata yang cukup berbeda diantara kedua sample. WPpatuh mempunyai rata-rata sebesar 31,48 sedangkan WP tidak patuh memiliki rata-rata 28,07 Perbedaan rata-rata dua kelompok ini sebesar 0,508 yang berartiperbedaan ini signifikan sehingga kedua kelompok Wajib Pajak memiliki perbedaanpersepsi terhadap petugas pajak.
x
ABSTRACT
The aim of this study is to test the perception which differentiate compliant
tax payer with non-compliant tax payer towards the tax officers services in Surabaya
area. The positive perception towards tax officers is an efficient way to increase the
role of the tax as a main source of government revenue.
This study was a case study. This study obtained the data by interviewing and
survey with questionnaires as an instrument. The data analysis technique of this study
was Validity Analysis using the coeffisient corellation of product moment from
Pearson and Reliability Analisys. To measure and analyse the perception towards tax
officers services, the writer uses Likert Scale.
From the analysis, the writer found that there was a difference between
compliant tax payer and non-compliant tax payer. The compliant tax payer average is
31,48 and non-compliant tax payer average is 28,07. The hypotheses used t-table of
2,024. The result of t-calculated was 2,532 meaning that t-calculated > t-table, it
means there is a significant difference perception between compliant tax payer and
non-compliant tax payer.
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak yang diartikan sebagai iuran kepada negara yang dapat
dipaksakan melalui undang-undang, memiliki dua fungsi yaitu fungsi
budgetair dan fungsi reguler. Sebagai fungsi budgetair, pajak berperan sebagai
sumber penerimaan negara, yang selanjutnya dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan negara. Oleh karena itu, besar kecilnya pajak yang bisa
dikumpulkan, memiliki implikasi yang sangat penting terhadap jumlah dan
kualitas kegiatan yang bisa diselenggarakan oleh negara. Sedangkan sebagai
fungsi reguler, pajak diperankan sebagai instrumen untuk mengatur kehidupan
negara sesuai dengan kehendak negara, seperti menciptakan stabilitas
ekonomi.
Pajak sebagai sumber penerimaan negara, memiliki peranan yang
semakin penting dari waktu ke waktu. Sebab hampir 90% seluruh belanja
negara dibiayai oleh penerimaan dalam negeri, dan penerimaan dalam negeri
itu sendiri didominasi oleh penerimaan pajak. Dengan demikian peranan pajak
sebagai sumber pembiayaan negara menjadi semakin dominan
(Munawar,2005).
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak
dalam memenuhi kewajiban pajaknya antara lain adalah pelayanan yang
diberikan oleh kantor pajak setempat kepada masyarakat, khususnya Wajib
Pajak itu sendiri. Institusi pajak sering dipersepsikan negatif oleh Wajib Pajak
2
atau memiliki reputasi yang kurang bagus dan jangkauan pelayanannya
kepada Wajib Pajak masih sangat lemah hal ini disebabkan karena
aksesibilitas yang masih rendah. Poin yang terakhir ini dapat dibuktikan
dengan masih banyaknya keluhan-keluhan yang dirasakan oleh Wajib Pajak.
Hal di atas merupakan fenomena yang seringkali terjadi dalam sebuah kantor
pelayanan pajak, dimana seharusnya institusi tersebut dapat memberikan
pelayanan yang maksimal untuk memuaskan Wajib Pajak sehingga dapat
meningkatkan kesadaran Wajib Pajak memenuhi kewajibannya.
Untuk menumbuhkan persepsi yang positif terhadap petugas pajak dan
pelayanannya, petugas diharapkan bersikap simpatik, bersifat membantu,
mudah dihubungi, dan bekerja jujur. Pemberian jasa oleh petugas kepada
Wajib Pajak besar manfaatnya sehingga dapat menimbulkan kesadaran Wajib
Pajak dalam memenuhi kewajibannya. Wajib Pajak dapat mengenal pajak dari
pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak. Untuk itu petugas harus
memiliki ketrampilan untuk dapat memuaskan wajib pajak. Salah satu
ketrampilan yang harus dimiliki adalah kemampuan dalam berhubungan
dengan orang lain dengan cara-cara yang baik (Boediono, 2000). Pemberian
informasi akan lebih mudah diterima apabila petugas pajak dapat dipercaya
oleh masyarakat. Bubung yang dikutip oleh Gardina (2006) menunjukkan
bahwa sikap petugas pajak mempengaruhi Wajib Pajak untuk membayar
pajak. Oleh karena itu keberhasilan petugas pajak dalam memberikan
pelayanan akan memberikan kesan yang sangat positif bagi masyarakat secara
umum.
3
Sejalan dengan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak terutang, maka diperlukan
peran dari aparat pajak untuk memperlancar pelaksanaan self assessment
system. Fungsi utama dari Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) dalam self
assessment system ditekankan pada tiga hal, yaitu pembinaan yang dilakukan
melalui penyuluhan pengetahuan perpajakan, pelayanan dan pengawasan
(Munawar,2006). Penyuluhan merupakan fungsi dari Fiskus untuk
mengadakan penyuluhan (penjelasan) yang berkaitan dengan perpajakan,
sedangkan pelayanan merupakan pemberian fasilitas berupa informasi,
motivasi dan sarana dengan tujuan pihak yang dilayani merasa aman, nyaman,
puas dan dihargai. Pengawasan merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan
untuk mengetahui atau menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan
ketentuan perpajakan yang berlaku.
Perbaikan kualitas pelayanan berpusat pada pemenuhan atas keinginan
wajib pajak untuk memenuhi harapan Wajib Pajak. Kunci kualitas pelayanan
adalah menyesuaikan, atau bahkan melebihi, kualitas yang diberikan oleh
institusi atas pelayanan yang diharapkan oleh para Wajib Pajak. Selanjutnya,
untuk bisa menentukan apakah Wajib Pajak puas atau tidak, maka kepuasan
itu harus bisa diukur.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan persepsi antara Wajib Pajak patuh dan tidak patuh
terhadap pelayanan yang diberikan oleh Petugas Pajak Kota Surabaya.
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi antara Wajib Pajak
patuh dan tidak patuh terhadap pelayanan yang diberikan Petugas Pajak Kota
Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada pihak-pihak yang terkait
dalam hal penyelesaian penelitian dan penulisan ini yaitu antara lain:
1. Penulis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan jawaban atas
banyaknya pertanyaan terkait dengan penulisan skripsi juga sebagai media
untuk menambah wawasan dalam bidang perpajakan yang diminati penulis.
2. Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu rekan-rekan
mahasiswa lain yang ingin lebih menggali bidang perpajakan, juga sebagai
tambahan pengetahuan yang dapat memperkaya wawasan. Juga dapat
menjadi referensi yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian sejenis
pada waktu yang akan datang.
3. Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya
Dengan adanya hasil penelitian ini maka diharapkan segenap
aparat perpajakan dapat meningkatkan kinerja sehingga dapat membantu
Wajib Pajak dalam membayar kewajiban pajaknya sekaligus mendorong
terciptanya kenaikan penerimaan pajak yang signifikan.
5
E. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan dalam skripsi ini terdiri dari:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang teori pendukung , hasil penelitian terdahulu, dan
perumusan hipotesis penelitian.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang objek penelitian, metode dan desain penelitian,
teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,
dan teknik analisis data.
Bab IV Analisis Data dan Pembahasan:
Bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan hasil penelitian.
BAB V Penutup
Bab ini berisi tentang simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah sebuah proses untuk memahami lingkungan
dengan cara menyeleksi, mengorganisasi, dan menafsirkan informasi
dari lingkungan. Pengertian persepsi (perception) menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1995) adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari
sesuatu, atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal
melalui panca inderanya. Sedangkan menurut Rakhmat (1993: 90),
dalam bukunya Psikologi Komunikasi, persepsi merupakan pengalaman
tentang obyek, peristiwa, atau hubungan–hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
2. Langkah-langkah persepsi
Persepsi merupakan proses yang kognitif yaitu proses selangkah
demi selangkah. Oleh karena itu terdapat tahap–tahap dalam proses
persepsi:
a) Kita mengamati informasi dari lingkungan melalui indera–indera kita:
rasa, bau, pendengaran, penglihatan, sentuhan.
b) Melalui pikiran, kita menyaring informasi–informasi tersebut dan
hanya memilih hal–hal yang akan kita proses lebih lanjut.
7
c) Kita mengorganisasi data terpilih tersebut kedalam pola–pola arti
untuk diinterprestasikan dan direspon.
B. Pelayanan dan Unsur-unsurnya
Kunci kualitas pelayanan menurut Tjiptono yang dikutip Munawar
(2005: 398) menyatakan sebagai berikut:
Kunci kualitas pelayanan menyesuaikan atau bahkan melebihi, kualitas
yang diberikan oleh institusi atas pelayanan yang diharapkan oleh klien
dalam hal ini adalah Wajib Pajak. Harapan dibedakan menjadi tiga tipe
yaitu:
1. Harapan diartikan sebagai tingkat kinerja yang diperkirakan klien akan
diterimanya berdasarkan semua informasi yang dimilikinya (will
expectation), dan ini merupakan konsep harapan yang sering dipakai.
2. Harapan merupakan tingkat kinerja yang sudah sepantasnya diterima
oleh klien (should expectation).
3. Harapan merupakan tingkat kinerja terbaik yang diharapkan dapat
diterima oleh konsumen/ klien.
Kesenjangan antara kenyataan dan harapan, akan menentukan tingkat
kepuasan klien terhadap institusi yang memberikan pelayanan itu sendiri.
Menurut Munawar (2005: 398) kesenjangan dan kenyataan muncul
karena 5 hal:
a) Manajemen institusi salah dalam mengerti terhadap harapan klien
b) Manajemen memahami harapan klien tetapi salah dalam merumuskan
harapan klien ke dalam bentuk tolak ukur kualitas pelayanan
8
c) Manajemen tidak mampu untuk memenuhi standar kualitas pelayanan
d) Manajemen tidak mampu memenuhi janji-janji yang dikomunikasikan
ke pihak eksternal
e) Kesenjangan akan timbul akibat tidak terpenuhinya harapan klien
C. Pajak
1. Pengertian Pajak
Pengertian pajak menurut Mardiasmo (2003: 10), adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang–undang yang dapat
dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum. Devinisi menurut Waluyo dan Ilyas adalah pajak
diartikan sebagai iuran kepada negara yang dapat dipaksakan melalui
undang–undang.
2. Fungsi Pajak
Pajak memiliki dua fungsi, yaitu:
a) Fungsi Budgetair
Menurut Waluyo dan Ilyas (1999:17), fungsi budgetair adalah
pajak sebagai sumber penerimaan negara yang selanjutnya dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan negara. Sedangkan menurut
Mardiasmo (2003: 11), fungsi budgetair adalah pajak merupakan
sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran–
pengeluarannya.
9
b) Fungsi Reguler
Menurut Waluyo dan Ilyas (1999), sebagai fungsi reguler, pajak
diperankan sebagai instrumen untuk mengatur kehidupan negara
sesuai dengan kehendak negara, seperti menciptakan stabilitas
ekonomi dan mengurangi ketimpangan pendapatan. Menurut
Mardiasmo pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam
pengertian ini diberikan contoh: pajak yang tinggi dikenakan terhadap
barang–barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.
3. Teori–Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberi justifikasi
pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak. Teori–teori
tersebut antara lain adalah :
a. Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak–hak
rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang
diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh
jaminan perlindungan tersebut.
b. Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada
kepentingan, misalnya: perlindungan masing–masing orang.
10
Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi
pajak yang harus dibayar.
c. Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus dipikul sama beratnya,
artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing–masing
orang.Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan dua pendekatan
yaitu :
1) Unsur Objektif, dengan melihat penghasilan atau kekayaan yang
dimiliki oleh seseorang.
2) Unsur Subyektif, dengan memperhatikan kebutuhan materiil
yang harus dipenuhi.
d. Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan
rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti,
rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah
sebagai suatu kewajiban.
e. Teori Asas Daya Beli
Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak.
Maksudnya memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah
tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara
akan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk
pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian
kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan.
11
4. Syarat Pemungutan
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau
perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan,
undang-undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam
perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum
dan merata, disesuaikan dengan kemampuan masing–masing.
Sedang adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak
bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam
pembayarandan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan
Pajak.
b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang–undang (Syarat
Yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2.
hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik
bagi negara maupun warganya.
c. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat ekonomis)
12
Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan
produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan
kelesuan perekonomian masyarakat.
d. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat finansiil)
Sesuai dengan fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus
dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Sistem pemungutan sederhana akan memudahkan dan
mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Syarat ini telah dipenuhi oleh undang–undang perpajakan yang baru.
5. Tata Cara Pemungutan
a. Stelsel Pajak
Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan 3 stelsel :
1) Stelsel Nyata (riel stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang
nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir
tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya
diketahui. Stelsel nyata memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan stelsel nyata adalah pajak yang dikenakan lebih realistis.
Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dikenakan pada akhir
periode (setelah penghasilan riil diketahui).
2) Stelsel Anggapan (fictieve stelsel)
13
Pengenaan pajak didasarkan pada anggapan yang diatur oleh
undang–undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama
dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah
dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak
berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama
tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedang
kelemahannya adalah
pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang
sesungguhnya.
3) Stelsel campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan
stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung
berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya
pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila besarnya
pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut
anggapan, maka Wajib Pajak harus menambah. Sebaliknya, jika
lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali
b. Asas Pemungutan Pajak
1) Asas Domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh
penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya,
baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.
14
2) Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal
Wajib Pajak.
3) Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu
negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan
pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia. Asas
ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.
c. Sistem Pemungutan Pajak
1) Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
terutang oleh Wajib Pajak.
2) Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan atau
menghitung sendiri beban pajak terutang.
3) With Holding System
15
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
D. Wajib Pajak
1. Pengertian
Mardiasmo (2003: 12) menjelaskan pengertian wajib pajak adalah
orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perundang-undangan
perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk
pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
Bakhrun (2006: 21) Wajib Pajak adalah orang atau badan yang
menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan.
2. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Menurut Mardiasmo (2003: 37-38), kewajiban dan hak-hak wajib
pajak adalah sebagai berikut
Kewajiban Wajib Pajak:
a) Mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP).
b) Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar.
c) Mengisi dengan benar Surat Pemberitahuan (SPT), dan
memasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang
telah ditentukan
16
d) Menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan.
e) Jika diperiksa wajib:
1) Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasarnya dengan dokumen lain yang
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan
usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang
terutang pajak.
2) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan
yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran
pemeriksaan.
f) Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau
dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh
suatu kewajiban merahasiakan, maka kewajiban untuk
merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan
pemeriksaan.
Hak-hak Wajib Pajak:
a) Mengajukan surat keberatan dan surat banding
b) Menerima tanda bukti pemasukkan SPT
c) Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan
d) Mengajukan permohonan penundaan pemasukkan SPT
e) Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran
pembayaran pajak
17
f) Mengajukan permohonan penghitungan pajak yang dikenakan
dalam surat ketetapan pajak
g) Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak
h) Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi,
serta pembetulan surat ketetapan pajak yang salah
i) Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban
pajaknya
j) Apabila Wajib Pajak dipotong oleh pemberi kerja, Wajib Pajak
berhak meminta bukti pemotongan PPh pasal 21 kepada
pemotong pajak, mengajukan surat keberatan dan permohonan
pajak.
3. Wajib Pajak Patuh
Menurut Abimanyu, yang dikutip oleh Gardina (2006) Wajib Pajak
patuh berarti wajib pajak tersebut telah sadar yaitu memahami akan hak
dan kewajiban perpajakannya serta melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya dengan benar. Menurut Undang-undang No. 16 tahun
2000 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, dan KMK
No.235/ KMK.03/2003 tentang penentuan wajib pajak patuh, kriteria
Wajib Pajak Patuh adalah:
a) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan
(SPT tahunan) dalam (2) tahun terakhir.
18
b) Tepat waktu dalam menyampaikan SPT Massa untuk pajak
penghasilan dan pajak pertambahan nilai dalam tahun terakhir.
Apabila terlambat menyampaikan surat pemberitahuan masa
tersebut tidak boleh dari (3) masa pajak, tidak berturut-turut,
serta tidak lewat dari batas waktu penyampaian surat
pemberitahuan masa berikutnya.
c) Tidak mempunyai tunggakan pajak, kecuali mendapat izin
untuk diangsur pembayaran pajaknya namun tidak termasuk surat
tagihan pajak (STP) untuk dua tahun terakhir.
d) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana
dibidang perpajakan dalam waktu (10) tahun terakhir.
e) Pendapat yang diberikan auditor apabila laporan keuangan Wajib
Pajak diaudit adalah wajar tanpa pengecualian, atau wajar dengan
pengecualian.
Selain itu Wajib Pajak juga harus memenuhi kriteria yang tambahan
yaitu:
a) Menyelenggarakan pembukuan yang sesuai dengan perpajakan
(pasal 28 KUP)
b) Koreksi fiskalnya tidak boleh lebih dari 10% apabila wajib pajak
pernah dilakukan pemeriksaan dalam jangka waktu dua tahun
terakhir.
19
Dengan demikian wajib pajak yang tidak dapat memenuhi kriteria-
kriteria tersebut diatas dapat digolongkan menjadi Wajib Pajak yang
tidak patuh.
E. Pajak Penghasilan
1. Subjek Pajak:
a. 1) Orang Pribadi
2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak.
b. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan
nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk
badan lainnya.
c. Bentuk Usaha Tetap
2. Objek Pajak:
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia ataupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak
yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.
3. Penghasilan dikelompokkan menjadi:
20
a. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas
seperti gaji, hononarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris,
aktuaris, akuntan, pengacara dan sebagainya.
b. Penghasilan dari usaha atau kegiatan
c. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa,bunga,
dividen, royalti, keuntungan dari penjualan harta yang tidak digunakan
dan sebagainya.
d. Penghasilan lain-lain, yaitu penghasilan yang tidak dapat
diklasifikasikan kedalam salah satu dari tiga kelompok penghasilan di
atas, seperti:
1) Keuntungan karena pembebasan utang
2) Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
3) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
4) Hadiah undian
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Trisia Gardina (2006)
alumnus STIE Musi Palembang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah
wajib pajak badan di Palembang, Sampel dalam penelitian ini adalah wajib
pajak badan di Palembang yang terpilih menjadi responden. Data yang
digunakan adalah data primer dengan menggunakan kuisioner dan wawancara
langsung dengan Wajib Pajak badan di Palembang analisis data dilakukan
21
dengan analisis statistik deskriptif dengan prosentase. Penelitian ini membahas
tentang kriteria-kriteria tertentu yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak
dalam membayar pajak, dimana salah satu kriteria yang disebutkan adalah
persepsi Wajib Pajak terhadap petugas pajak. Dan kesimpulan yang didapatkan
adalah terdapat persamaan persepsi antara wajib pajak patuh dan tidak patuh
terhadap petugas pajak. Petugas pajak harus bersikap simpatik dalam melayani
wajib pajak, bersifat jujur, adil, serta tidak menyulitkan wajib pajak sehingga
para wajib pajak mempunyai pesepsi yang baik terhadap petugas pajak.
C. Perumusan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya dan berdasarkan
hasil penelitian tedahulu yang antara lain telah dilakukan oleh Gardina (2006: 10)
ditemukan fakta bahwa ada persamaan persepsi antara Wajib Pajak patuh dan
Wajib Pajak tidak patuh terhadap petugas pajak. Berdasarkan kesimpulan diatas
maka penulis mengajukan hipotesa:
Ho : Tidak ada perbedaan persepsi antara Wajib Pajak patuh dan Wajib Pajak
tidak patuh terhadap pelayanan yang diberikan oleh Petugas Pajak Kota
Surabaya
Ha : Ada perbedaan persepsi antara Wajib Pajak patuh dan Wajib Pajak tidak
patuh terhadap pelayanan yang diberikan oleh Petugas Pajak Kota
Surabaya
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Wajib Pajak Pribadi Daerah Kota Surabaya,
sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah persepsi Wajib Pajak
Pribadi terhadap pelayanan yang diberikan oleh Petugas Kantor Pelayanan
Pajak Kota Surabaya. Adapun penelitian dilakukan selama bulan Januari-April
tahun 2009 dengan memilih responden secara acak dari seluruh perusahaan
yang ada di lingkungan Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya,sedangkan
jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian Komparasi yaitu
penelitian yang dilakukan dengan membandingkan antara responden Wajib
Pajak patuh dan Wajib Pajak tidak patuh.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang
bersifat survei, yaitu mengumpulkan data pokok suatu sampel dengan
menggunakan instrumen kuisioner, dengan demikian lingkungan penelitian ini
pada lingkungan yang sebenarnya (lapangan).
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini dilakukan secara acak
dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling yaitu
pemilihan sekelompok subyek didasarkan pada pertimbangan atau sifat yang
23
dipandang mempunyai hubungan dengan penelitian ini dengan ciri-ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan/ karyawati
dari Hotel, Bank, Supermarket dan Restaurant yang berada di wilayah
Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya. Sampel dari penelitian ini adalah
wajib pajak yang dilayani dalam pembayaran Pajak Penghasilan pada Kantor
Pelayanan Pajak Kota Surabaya.
Sampel yang akan diambil berupa sampel kecil, hal ini didasarkan pada dua
hal utama yaitu:
1. Derajat keseragaman dari populasi. Makin seragam populasi itu maka
makin kecil sampel yang akan diambil. Dalam hal ini populasi dibatasi
hanya pada Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi.
2. Adanya keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia.
Adapun kriteria sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah:
1. WP Orang pribadi yang bekerja pada perusahaan dan telah memiliki
NPWP.
2. Berada di ruang lingkup Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya
3. WP tersebut merupakan wajib pajak efektif yaitu wajib pajak yang masih
aktif dalam melakukan kegiatannya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui survei, dengan memberi kuisioner secara
langsung kepada responden wajib pajak yang dilayani dalam pembayaran
Pajak Penghasilan. Kuisioner ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian satu yang
24
berisikan pertanyaan- pertanyaan untuk mendapatkan data tentang kriteria
wajib pajak patuh dan tidak patuh, dan bagian dua yang berisi pernyataan-
peryataan yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian untuk
mendapatkan data penelitian yaitu untuk mendapatkan data tentang bagaimana
persepsi wajib pajak terhadap pelayanan pada kantor pajak setempat.
E. Variabel Penelitian
Untuk dapat memisahkan kategori antara Wajib Pajak patuh dan Wajib
Pajak tidak patuh digunakan metode pengukuran Skala Sederhana (Simple
Attitude Scale) yang menggunakan skala nominal: ya atau tidak. Dan peneliti
memberi bobot jawaban responden sebagai berikut:
Ya = 4
Tidak = 1
Sedangkan dalam mengukur dan menganalisis persepsi wajib pajak
terhadap pelayanan yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak digunakan
Skala Likert, maka peneliti memberi bobot jawaban responden untuk setiap
item berikut :
SM = Sangat Memuaskan = 4
M = Memuaskan = 3
TM = Tidak Memuaskan = 2
STM = Sangat Tidak Memuaskan = 1
25
Data mengenai persepsi wajib pajak diperoleh dari jawaban
kuisioner. Kuisioner yang dibagikan terdiri dari 15 pertanyaan dengan skor
maksimal 4 (empat) dan skor minimal 1 (satu)
F. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui apakah setiap item dari kuisioner sudah valid atau
belum dilakukan uji statistik untuk mengukur kevaliditas an butir dan
keandalan butir dengan menggunakan analisis validitas dan reliabilitas.
1. Analisis Validitas
Dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari
Pearson.
Ν ∑(xy)- { (∑x(∑y) }
rxy = ———————————————————
√{Ν∑x² - (∑x²)}{N∑y²-(∑y)²}
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi setiap item
x = nilai dari setiap item
y = nilai dari semua item
N = jumlah sampel
26
2. Analisis Reliabilitas
Analisis reliabilitas digunakan untuk menunjukkan adanya
penyesuaian antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat yang digunakan
untuk menguji.
Ν ∑(xy)- { (∑x(∑y) }
rxy = ———————————————————
√{Ν∑x² - (∑x²)}{N∑y²-(∑y)²}
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi item bernomor ganjil dengan item bernomor
genap
x = nilai item bernomor ganjil
y = nilai item bernomor genap
N = jumlah sampel
Setelah alat ukur kuisioner dinyatakan valid dan reliabel maka
kuisioner akan dibagikan pada responden wajib pajak Pajak Penghasilan.
Setelah kuisioner dikumpulkan maka data yang diperoleh kemudian
dianalisis.
Untuk dapat memisahkan kategori antara Wajib Pajak patuh dan Wajib
Pajak tidak patuh digunakan metode pengukuran Skala Sederhana (Simple
Attitude Scale) yang menggunakan skala nominal: ya atau tidak.
27
Sedangkan dalam mengukur dan menganalisis persepsi wajib pajak
terhadap pelayanan yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak digunakan
Skala Likert, maka peneliti akan memberi bobot jawaban responden untuk
setiap item berikut :
SM = Sangat Memuaskan = 4
M = Memuaskan = 3
TM = Tidak Memuaskan = 2
STM = Sangat Tidak Memuaskan = 1
Data mengenai persepsi wajib pajak diperoleh dari jawaban
kuisioner. Kuisioner yang akan dibagikan terdiri dari 15 pertanyaan
dengan skor maksimal 4 (empat) dan skor minimal 1 (satu)
G. Teknik Pengujian Data
1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
a) Pengujian validitas variabel kriteria wajib pajak patuh dan tidak
patuh
b) Pengujian validitas variabel persepsi wajib pajak terhadap
pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak setempat.
c) Pengujian Reliabilitas
Untuk setiap variabel yang item-itemnya dinyatakan tidak valid,
maka item tersebut harus digugurkan agar item pernyataan dalam
variabel dapat dinyatakan reliabel.
28
2. Analisis Data
Dari data yang telah diperoleh maka digunakan statistika non
parametik yaitu uji statistika yang modelnya tidak menetapkan syarat-
syarat mengenai parameter populasi yang menjadi sumber sampelnya.
Adapun langkah-langkahnya:
a) Menentukan rata-rata (mean) dan standar deviasi dengan
menggunakan rumus distribusi binominal sebagai berikut:
Rata-rata mean (µ) = np
n = jumlah sampel
p = tingkat probabilitas
b) Menentukan standar deviasi
Standar deviasi (σ) = √ np (1-p)
n = jumlah sampel
p = tingkat probabilitas
3. Pengujian Hipotesis
Teknik pengujian hipotesis nol dan hipotesis alternatif
dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
perbedaan persepsi Wajib Pajak terhadap pelayanan yang diberikan
oleh Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya?
Langkah-langkah dalam Pengujian Hipotesis:
a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha)
Perumusan Hipotesa dapat dirumuskan sebagai berikut:
29
1121
222
211
21
11
2
)1()1(
nnx
nn
snsn
XXt
Ho : µ = µο
Ha : µ1 ≠ µ2 atau µ1 > µ2
atau µ1 < µ2 (dipilih salah satu saja alternatifnya)
b) Menentukan suatu tingkat signifikasi
α = 5%
c) Menentukan satu uji statistika
Aturan penolakan Ho sebagai berikut:
Gambar 1. Ho ditolak jika t hitung > t tabel
t-hitung
t-tab
30
4) Menyimpulkan hasilnya apakah nilai uji statistika masuk ke daerah penolakan
atau penerimaan hipotesis, sehingga dapat disimpulkan apakah
hipotesis diterima atau ditolak.
31
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Sebanyak 40 responden yang berasal dari kelompok patuh membayar
pajak dan tidak patuh membayar pajak berhasil digali persepsinya tentang petugas
pajak Kantor Pelayanan Pajak. Persepsi ini berfokus pada petugas dalam aspek
keramahan, kecepatan pelayanan, kemauan membantu, kejujuran, komunikasi,
dan mampu memahami kebutuhan wajib pajak.
Untuk mendapatan gambaran dari profil responden akan dijelaskan
melalui Jenis Kelamin, Jenis Usaha (Jasa), Pendidikan Terakhir dan Pendapatan
per bulan. Sedangkan gambaran dari persepsinya akan dijelaskan dari skor
persepsi yang diberikan, skor tinggi mengindikasikan persepsi positif, sebaliknya
skor rendah kurang positif.
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Profil Responden
a. Jenis Kelamin
Dari 40 wajib pajak yang menjadi sampel, lebih dari separuhnya adalah
pria, jumlahnya mencapai 67.5%. Sebagai representasi dari populasi,
maka mayoritas ini menjelaskan bahwa sebagian besar pemilik usaha
adalah pria. Fakta ini merupakan temuan yang perlu diperhatikan, karena
dapat saja menjelaskan perilaku kepatuhan dalam membayar pajak. Atau
32
Fre
ku
en
si
30.00
20.00
10.00
0.00
Jenis Kelamin
PerempuanLaki laki
1332.50%
2767.50%
minimal untuk menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan
penarikan pajak. Lihat tabel 1 dan gambar 1 untuk distribusi jenis
kelamin responden.
Tabel 1Distribusi Profil Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi % Frekuensi1 Pria 27 67.52 Wanita 13 32.5
Total40 100.0Sumber : pengolahan data primer
Gambar 1. Histogram Jenis Kelamin Wajib Pajak
b. Jenis Usaha Tempat Bekerja
Di wilayah kota Surabaya, jenis usaha yang pemilik dan pegawainya
berpenghasilan relatif tetap adalah di bidang Perbankkan, Perhotelan,
Supermarket dan Restaurant. Dari data yang terkumpul ditemukan
sebanyak 18 atau 45% responden adalah pegawai Bank, 11 atau 27.5%
33
Fre
ku
en
si
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Jenis Usaha (Jasa) Tempat Bekerja
SupermarketBankHotelRestoran
922.50%
1845.00%
1127.50%
25.00%
adalah pegawai Hotel, kemudian Supermarket 22.5% dan sisanya 5%
restoran. Profil jenis usaha ini dapat dilihat lebih jelas pada tabel 2 dan
gambar 2 dibawah ini.
Tabel 2Distribusi Profil Jenis Usaha
No Jenis Usaha Frekuensi % Frekuensi1 Restoran 2 5.02 Hotel 11 27.53 Bank 18 45.04 Supermarket 9 22.5
Total40 100.0Sumber : pengolahan data primer
Gambar 2. Histogram Jenis Usaha Wajib Pajak
Sebaran tersebut menunjukan akumulasi dari pegawai Bank dan Hotel
sebanyak 72.5% atau hampir ¾ dari seluruh responden. Kedua kelompok
pegawai tersebut secara formal merupakan sumber daya terdidik yang
34
mengenal atau dapat mengenal adanya kewajiban pajak. Sehingga
persepsinya terhadap petugas pajak merupakan penilaian yang lebih
objektif, bukan karena informasi atau pertimbangan yang kurang tepat
akibat ketidaktahuan pajak.
Mereka juga kelompok masyarakat yang pendapatannya tertulis dan
masuk dalam pelaporan keuangan perusahaan, sehingga diharapkan tidak
(sulit) melakukan penyembunyian informasi pendapatan agar terhindar
dari pajak. Dalam posisi demikian maka mereka lebih apresiatif terhadap
petugas pajak yang akhirnya membentuk termasuk persepsi.
c. Pendidikan Terakhir
Sebanyak 19 atau 47.5 % wajib pajak yang menjadi responden adalah
lulusan sarjana atau diatasnya, kemudian disusul Diploma sebanyak 13
atau 32.5%. dan terakhir SLTA sebanyak 8 atau 20%. Mayoritas sarjana
berkaitan dengan mayoritas jenis usaha sebelumnya yaitu Pegawai bank
atau Hotel, mereka yang bekerja di dalamnya adalah yang memenuhi
syarat tertentu seperti pendidikan. Secara langsung pembahasan disajikan
dalam tabel dan gambar 3 berikut:
Tabel 3Distribusi Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi % Frekuensi1 SD 0 02 SMP 0 02 SMA 8 20.03 D3 13 32.5
35
Fre
ku
en
si
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Pendidikan Terakhir
Sarjana (S1,S2,S3)Diploma IIISMA
1947.50%
1332.50%
820.00%
4
≥ S1
19 47.5
Total40 100.0Sumber : pengolahan data primer
Gambar 3. Histogram Pendidikan
d. Pendapatan
Terdapat lima kelompok untuk menggolongkan pendapatan (lihat
tabel 4 dan gambar 4), terlihat jumlah responden yang berpendapatan 4 – 6
juta Rupiah merupakan jumlah mayoritas yaitu 50%, kemudian disusul
lebih dari 6 juta Rupiah sebanyak 35%. Yang lainnya pada kelompok lain
dengan jumlah ≤ 10 %.
36
Fre
ku
en
si
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Pendapatan/ Bln
> 6.000.000> 4.000.000 - 6..000.000
2.000.000 -4.000.000
< 2.000.000
1435.00%
2050.00%
410.00%2
5.00%
Subjek dengan pendapatan lebih dari 4 juta Rupiah berarti dan
dengan tingkat pendidikan tinggi (uraian nomor 3 sebelumnya)
menunjukan mereka mengerti bahwa dirinya terkena kewajiban pajak.
Berarti mereka telah beberapa kali berinterkasi dengan petugas pajak dan
telah memiliki persepsi yang benar terhadapnya.
Tabel 4Distribusi Pendapatan
No Pendapatan (Rupiah) Frekuensi % Frekuensi1 < 2.000.000 2 5.02 2.000.000 - 4.000.000 4 10.02 > 4.000.000 - 6..000.000 20 50.03 > 6.000.000 14 35.04 < 2.000.000 2 5.0
Total40 100.0Sumber : pengolahan data primer
Gambar 4. Histogram Pendapatan
37
2. Deskripsi Persepsi Pajak
1. Kriteria Wajib Pajak
Sebanyak 5 item pertanyaan dengan skala jawaban 0 (tidak) dan 1
(ya) digunakan untuk mengetahui sikap responden dalam hal ;
Ketepatan menyampaikan SPT, PPH dan PPn. Tidak memiliki
tunggakan dan hukuman karena terlambat. Serta dinilai wajar tanpa
pengecualian oleh auditor.
Dalam skala jawaban kuis 1-4 perolehan rata-rata adalah 3 atau
sudah mendekati 4 yang merupakan skor tertinggi sehingga skor 3
menunjukkan kesetujuan responden. Dalam kuisioner kesetujuan yang
dimaksud adalah Wajib Pajak yang mendapatkan skor lebih dari tiga
menunjukan telah memenuhi dari sebagian besar kewajiban pajaknya
dengan baik, sehingga diklasifikasikan kedalam kelompok patuh.
Sebaliknya bila memiliki skor tiga atau dibwahnya berarti tidak patuh.
Hasil pengujian deskriptif menemukan sebanyak 25 atau 62.5%
Wajib Pajak termasuk dalam kelompok patuh, dan sisanya sebanyak 15
atau 37.5% kedalam kelompok tidak patuh. Lihat tabel 5 dan gambar 5.
Tabel 5
38
Fre
ku
en
si
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Kreteria Wajib Pajak
PatuhTidak Patuh
2562.50%
1537.50%
Kriteria Wajib PajakSkor Klasifikasi F % F< = 3 Tidak Patuh 15 37.5> 3 Patuh 25 62.5Jumlah 40 100.0Sumber : Hasil pengolahan data primer
Gambar 5. Histogram Kepatuhan Wajib Pajak
2. Persepsi terhadap Petugas Pajak
Persepsi terhadap petugas mencakup aspek keramahan, kecepatan
pelayanan, kemauan membatantu, kejujuran, komunikasi, dan mampu
memahami kebutuhan wajib pajak. Diukur menggunakan 10 item
pertanyaan dengan skala jawaban 1 (sangat tidak memuaskan) sampai
dengan 4 (sangat memuaskan), sehingga responden yang mendapatkan
skor mendekati 40 menandakan persepsinya tinggi atau baik terhadap
39
petugas, sebaliknya yang memiliki skor disekitar 10 menandakan
persepsinya rendah atau kurang bagus terhadap petugas pajak. Klasifikasi
skor dapat dilakukan sebagai berikut ;
Interval i = (Skor tertinggi – Skor terendah) / Jumlah kelompok= (40 – 10) / 4= 7.5
Sehingga diperoleh klasifikasi seperti terlihat pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Klasifikasi Skor
Interval Klasifikasi10.0 – 17.5 Sangat Rendah
> 17.5 – 25.0 Rendah> 25.0 – 32.5 Tinggi
> 32.5 – 40.0 Sangat Tinggi
Hasil pengujian deskriptif dari data yang berasal dari wajib pajak
yang tidak patuh diperoleh skor rata-rata persepsi sebesar 28.067 (lihat
tabel 7), dalam klasifikasi di atas termasuk ke dalam tinggi. Berarti
secara rata-rata responden atau wajib pajak yang tidak patuh memiliki
persepsi baik terhadap petugas pajak.
Persepsi tinggi juga terungkap dalam kelompok wajib pajak yang
patuh, hasil pengujian deskriptifnya memperoleh skor rata-rata persepsi
sebesar 31.480 (lihat tabel 8), dalam klasifikasi di atas juga termasuk ke
dalam tinggi. Berarti secara rata-rata responden atau wajib pajak yang
patuh memiliki persepsi baik terhadap petugas pajak.
Tabel 7
40
Jawaban Persepsi Wajib Pajak Kelompok Tidak PatuhJawaban Frekuensi Bobot Sekor
Sangat Tidak Setuju 2 1 2Tidak Setuju 44 2 88
Setuju 85 3 255Sangat Setuju 19 4 76
Total 421Jumlah Responden 15
Jumlah Item 10Rerata Hitung 28.067
Sumber : Hasil pengolahan data primer
Tabel 8Jawaban Persepsi Wajib Pajak Kelompok Patuh
Jawaban Frekuensi Bobot SekorSangat Tidak Setuju 7 1 7
Tidak Setuju 31 2 62Setuju 130 3 390
Sangat Setuju 82 4 328Total 787
Jumlah Responden 25Jumlah Item 10
Rerata Hitung 31.480Sumber : Hasil pengolahan data primer
Secara individual dari 15 responden yang berasal dari wajib pajak
tidak patuh ditemukan sebanyak 53.3 % memiliki persepsi tinggi, 26.7%
Sangat tinggi, dan 20.0 % rendah (lihat tabel 9). Mayoritas berpersepsi
tinggi menunjukan bahwa sebagian besar responden (wajib pajak) yang
tidak patuh memiliki persepsi baik terhadap personal petugas pajak.
Tabel 9Kategori peroleh skor persepsi wajib pajak tidak patuh
Interval Kategori F % F
41
Fre
ku
en
si
8
6
4
2
0
Persepsi terhadap Petugas Pajak
Sangat Tinggi (> 32.5- 40)
Tinggi (> 25 - 32.5)Rendah (> 17.5 - 25)
426.67%
853.33%
320.00%
Kelompok Tidak Patuh
10.0 – 17.5 Sangat Rendah 0 0> 17.5 – 25.0 Rendah 3 20.0> 25.0 – 32.5 Tinggi 8 53.3> 32.5 – 40.0 Sangat Tinggi 4 26.7
Jumlah15 100Sumber : Hasil pengolahan data primer
Gambar 6. Histogram persepsi Wajib Pajak Tidak Patuh
Dalam kelompok wajib pajak patuh juga ditemukan sebagian besar
memiliki persepsi baik, yaitu 48% tinggi fan 44% sangat tinggi (lihat
tabel 10). Dibandingkan dengan kelompok tidak patuh diatas (lihat tabel
9), jumlah secara akumulasi tinggi dan sangat tinggi kelompok patuh
lebih banyak dari tidak patuh, yaitu 92% pada kelompok patuh, dan 80%
pada kelompok tidak patuh. Dengan demikian meskipun sama-sama
42
Fre
ku
en
si
12
10
8
6
4
2
0
Persepsi terhadap Petugas Pajak
Sangat Tinggi (> 32.5- 40)
Tinggi (> 25 - 32.5)Rendah (> 17.5 - 25)
1144.00%
1248.00%
28.00%
Kelompok Patuh
mayoritas berpersepsi baik, namun persentasenya lebih banyak
dikelompok wajib pajak yang patuh.
Tabel 10Kategori peroleh sekor persepsi wajib pajak patuh
Interval Kategori F % F10.0 – 17.5 Sangat Rendah 0 0
> 17.5 – 25.0 Rendah 2 8.0> 25.0 – 32.5 Tinggi 12 48.0> 32.5 – 40.0 Sangat Tinggi 11 44.0
Jumlah25 100Sumber : Hasil pengolahan data primer
Gambar 7. Histogram kategori persepsi
B. Analisis Data
1. Uji Validitas
Hasil pengujian validitas dengan korelasi produk moment
mendapatkan koefesien korelasi lebih dari 0.3 pada semua pertanyaan,
43
berarti valid atau memiliki ketepatan dan kecermatan dalam fungsi
ukurnya. (Azwar, P:103, P:173), perhatikan tabel 11 dibawah
Tabel 11Hasil Uji Validitas Instrumen
Faktor item r-xy Keterangan1 0.558 r-xy > 0.3 berarti Valid2 0.523 r-xy > 0.3 berarti Valid3 0.811 r-xy > 0.3 berarti Valid4 0.750 r-xy > 0.3 berarti Valid
Kriteria WajibPajak
5 0.444 r-xy > 0.3 berarti Valid1 0.557 r-xy > 0.3 berarti Valid2 0.422 r-xy > 0.3 berarti Valid3 0.530 r-xy > 0.3 berarti Valid4 0.462 r-xy > 0.3 berarti Valid5 0.389 r-xy > 0.3 berarti Valid6 0.424 r-xy > 0.3 berarti Valid7 0.563 r-xy > 0.3 berarti Valid8 0.490 r-xy > 0.3 berarti Valid9 0.372 r-xy > 0.3 berarti Valid
Persepsi terhadapPetugas Pajak
10 0.480 r-xy > 0.3 berarti ValidSumber : Hasil pengolahan data primer pada lampiran
2. Uji Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas menghasilkan koefesien Spearman-
Brown sebesar 0.842 pada kuesioner bagian kriteria wajib pajak dan
sebesar 0.786 pada kuesioner bagian persepsi petugas pajak. Hasil lebih
dari 0.7 pada masing-masing faktor tersebut menjelaskan bahwa
kuesioner sudah reliabel (Hair, 1988).
3. Hasil Uji Beda
Dalam uraian deskriptif di atas telah diketahui skor rata-rata
persepsi wajib pajak yang tidak patuh terhadap petugas pajak Kantor
Pelayanan Pajak sebesar 28.07, dan kelompok yang patuh sebesar
44
Mean
40
30
20
10
0
Kreteria Wajib Pajak
PatuhTidak Patuh
31.4852.87%28.07
47.13%
Persepsi Wajib Pajak
Gambar 8. Histogram persepsi
31.48. Terdapat perbedaan sebesar 31.48 – 28.07 = 3.413 atau
12.518 %. Lihat gambar 8 diatas.
Perbedaan ini kemudian dibuktikan secara statistik untuk mengetahui
kebermaknaan atau signifikansinya. Alat statistik yang digunakan untuk
mengujinya adalah uji t, berikut diuraikan perhitungan uji t.
45
1121
222
211
21
11
2
)1()1(
nnx
nn
snsn
XXt
532.2
15
1
25
1
21525
352.10)115(927.20)125(
067.28480.31
t
x
t
C. Pengujian Hipotesis
Setelah mengetahui hasil dari pengolahan data yang telah diperoleh dari
kuisioner yang menunjukkan bahwa skor rata-rata Wajib Pajak tidak patuh
terhadap petugas pajak adalah 28,07 (lihat tabel 7) dan kelompok patuh
sebesar 31,480 (lihat tabel 8). Maka perbedaan ini harus diuji untuk
mengetahui signifikansinya dengan menggunakan uji t.
Dalam gambar 9 dan tabel 13 dibawah terlihat t-hitung sebesar 2,532 lebih dari t-
tabel sehingga berada di daerah perbedaan.
Tabel 13Hasil uji t persepsi terhadap petugas pajak
Kelompok Rata-rata t-hitung df t-tabel p ketPatuh 31.48Tidak Patuh 28.07
2.532 38 2.024 0.016 Signifikan
Sumber : hasil pengujian data primer
46
t-hitung = 2.532
t-tab (df=38, =0.05) = 2.024Gambar 9. Signifikansi t-hitung
Perbedaan sigifikan ini merupakan fakta mendukung hipotesis
penelitian yang menyatakan: Terdapat perbedaan persepsi terhadap
petugas pajak antara wajib pajak yang patuh dan tidak patuh.
C. Pembahasan
Data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini dilakukan
dengan cara menyebarkan kuisioner secara langsung kepada karyawan dan
karyawati perusahaan jasa yang berada di wilayah Kecamatan Ujung Perak
Kota Surabaya. Peneliti menyebarkan kuisioner pada tanggal 5-25 januari
2009 kepada 40 responden. Pelaksanaan penyebaran kuisioner dibagi
menjadi dua tahap yaitu tahap pertama adalah tahap penyebaran
kuisionerdan tahap kedua adalah tahap pengambilan kuisioner yang telah
diisi oleh responden.
1. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini sampel yang yang digunakan berjumlah 40 sampel
yang didapatkan dari perusahaan yang ada di kecamatan Ujung Perak
Surabaya. Nama-nama perusahaan ini sengaja tidak dicantumkan karena
47
adanya kesepakatan peneliti dengan responden yang bersangkutan.
Berdasarkan data yang didapat dari kuisioner maka karakteristik
responden dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa karakteristik:
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil kuisioner, diperoleh data bahwa dari 40 orang responden yang
menjadi sampel 67,5% adalah pria atau berjumlah 27 orang sedangkan
responden wanita hanya 32,5% atau 13 orang.
b. Berdasarkan Jenis Usaha
Berdasarkan data dari kuisioner,sebanyak 18 orang atau 45% responden
adalah pegawai Bank, 11 orang atau 27,5% adalah karyawan Hotel ,
karyawan supermarket 9 orang atau 22,5% dan karyawan Restoran 5%
atau 2 orang.
c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sebanyak 19 atau 47,5% responden adalah lulusan sarjana, lulusan
diploma sebanyak 13 orang atau 32,5% dan terakhir SLTA sebanyak 8
orang atau 20%
d. Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Berdasarkan dara penelitian, mayoritas responden atau sekitar 50%
memiliki pendapatan 4-6 juta rupiah per bulan, dan pendapatan diatas 6
juta rupiah sebanyak 35% dan yang lainnya sejumlah 10%.
48
2. Pengujian Validitas dan Reliabilias
Hasil Pengujian Validitas
Hasil pengujian Validitas dengan korelasi product moment
mendapatkan koefisien korelasi lebih dari 0,3 pada semua pertanyaan
sebanyak 15 item pada tingkat signifikan 95% yang berarti valid atau
memiliki ketepatan dalam fungsi ukurnya. (Azwar,2002)
Hasil Pengujian Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas mengguknakan koefisien Spearman Brown
sebesar 0,842 pada kuisioner bagian kriteria WP dan sebesar 0,786 pada
kuisioner bagian persepsi petugas pajak. Hasil lebih dari 0,7 dari
masing-masing faktor menjelaskan bahwa kuisioner sudah reliabel.
(Hair,1988)
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis menguji tentang perbedaan persepsi terhadap petugas pajak
antara Wajib Pajak patuh dan tidak patuh.
Dari hasil output uji beda dengan menggunakan independent sample t-test,
terlihat t hitung dengan varians yang sama adalah 2,532. Dengan derajat
kepercayaan sebesar 95% untuk uji dua sisi , maka t tabelnya adalah
sebesar 2,024. Terlihat bahwa t hitung > t table (2,532 > 2,024). Dengan
kondisi demikian , maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi kesimpulan
yang dapat diambil adalah ada perbedaan persepsi antara WP patuh dan
tidak patuh.
49
Perbedaan persepsi tersebut dimungkinkan karena pemahaman wajib pajak
yang kurang baik terhadap pentingnya pajak sehingga kurang apresiatif
terhadap petugas pajak. Namun penjelasan ini sulit diterima karena
ternyata mayoritas wajib pajak adalah kelompok masyarakat yang
berpendidikan tinggi, mereka juga bekerja pada lembaga yang profesional
seperti Bank dan Hotel, sehingga kemungkinan kurang memahami aturan
pajak adalah kecil.
Perbedaan persepsi lebih tepat bila dijelaskan akibat sosialisasi yang
kurang baik tentang pajak sehingga berimbas pada penerimaan terhadap
petugas pajak. Namun bila sosialisasi dipandang sudah mencukupi, maka
yang menyebabkan perbedaan persepsi tersebut adalah akibat kurang
konsistennya petugas pajak dalam aspek keramahan, kecepatan pelayanan,
kemauan membantu, kejujuran, komunikasi, dan mampu memahami
kebutuhan wajib pajak yang beragam.
Berdasarkan perhitungan, diperoleh rata-rata yang cukup berbeda diantara
kedua sample. WP patuh mempunyai rata-rata sebesar 31,48 sedangkan
WP tidak patuh memiliki rata-rata 28,07. Perbedaan rata-rata dua
kelompok ini sebesar 3,41 yang berarti perbedaan ini signifikan sehingga
kedua kelompok Wajib Pajak memiliki perbedaan persepsi terhadap
petugas pajak.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan perbedaan persepsi yang telah diuraikan dalam bab
sebelumnya peneliti menyimpulkan; bahwa ada perbedaan persepsi Wajib Pajak
(WP) terhadap petugas pajak Kantor Pelayanan Pajak, WP yang patuh memiliki
persepsi yang lebih baik dibandingkan WP yang tidak patuh. Wajib Pajak
mengharapkan petugas pajak sebagai orang yang memberikan informasi
perpajakan kepada Wajib Pajak agar dapat menegakkan aturan perpajakan. Hal ini
dikarenakan petugas pajak dipercayai sebagai nara sumber utama mengenai
peraturan-peraturan perpajakan sehingga informasi yang diberikan dirasakan
akurat oleh Wajib Pajak. Petugas pajak diharapkan untuk bersikap simpatik dalam
melayani Wajib Pajak, bersifat jujur, adil serta tidak menyulitkan wajib pajak
sehingga para Wajib Pajak mempunyai persepsi yang baik terhadap petugas pajak
dan tentunya hal ini akan membantu meningkatkan kesadaran WP untuk
membayar kewajiban pajaknya.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis juga memiliki keterbatasan sehingga banyak
kekurangan dalam penulisan skripsi ini, keterbatasan-keterbatasan itu antara lain
peneliti tidak melakukan survei terlebih dahulu terhadap responden yang berkaitan
dengan:
51
1. Penulis kurang rinci dalam membuat konsep pertanyaan yang
memungkinkan untuk menggali lebih dalam bagaimana persepsi WP
terhadap petugas pajak, contohnya pertanyaan yang dapat
mengekspresikan harapan wajib pajak terhadap petugas pajak sehingga,
pertanyaan ini diungkapkan melalui wawancara selama penyebaran
kuisioner sehingga data penelitian pun kurang lengkap hal ini
menyebabkan penulis tidak dapat mengukur secara langsung tingkat
harapan Wajib Pajak terhadap Petugas Pajak.
2. Penulis tidak melihat satu-persatu apakah responden telah secara rutin
menyetorkan pajak dan melaporkan NPWP ke Kantor Pelayanan Pajak
sehingga tidak dapat secara langsung menggolongkan tingkat kepatuhan
Wajib Pajak.
B. Saran
Kesimpulan tersebut memperkaya cara-cara untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak, dengan tanpa meninggalkan cara-cara lain peneliti
menyarankan:
Untuk Peneliti Selanjutnya:
1. Supaya peneliti selanjutnya dapat membuat konsep yang lebih matang
dalam membuat pertanyaan sehingga dapat menggali lebih banyak
informasi tentang persepsi Wajib Pajak terhadap petugas pajak
termasuk lebih menggali pertanyaan yang dapat mengekspresikan
harapan dari responden terhadap Petugas Pajak.
52
2. Supaya peneliti selanjutnya dapat lebih dulu memperhatikan perilaku
Wajib Pajak mengenai kepatuhan dalam membayar pajak dan
melaporkan SPT ke Kantor Pelayanan Pajak kota setempat.
3. Supaya peneliti selanjutnya dapat menyertakan NPWP responden dalam
kuisioner sehingga kuisioner tersebut dapat lebih dipertanggung
jawabkan kebenarannya.
Untuk Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya
1. Untuk meningkatkan kesadaran membayar pajak maka KPP harus
memulai untuk memperbaiki sistem yang telah ada sehingga lebih baik
lagi contohnya; agar kompetensi petugas pajak secara periodik terus
ditingkatkan, terutama dalam aspek keramahan, kecepatan pelayanan,
kemauan membantu, kejujuran, komunikasi, dan mampu memahami
kebutuhan wajib pajak yang beragam.
2. Secara periodik perlu dilakukan karena bentuk-bentuk dari aspek-aspek
tersebut selalu berubah mengikuti perkembangan tuntutan wajib pajak.
Misalnya secara periodik harus ditingkatkan atau disesuaikan dengan
kemajuan sarana informasi, sehingga pelayanan menjadi lebih cepat,
mudah, dan memiliki aksesibilitas yang luas.
53
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saiffudin. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PenerbitPustaka Pelajar.Yogyakarta
Azwar, Saiffudin. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PenerbitPustaka Karyawan.
Damayanti, Theresia Woro. 2004. Analisis Faktor-faktor YangMempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ekonomi danBisnis, Vol X , No 1, 2004, hal 109-128. Jakarta: Penerbit UniversitasKatolik Indonesia Atmajaya.
Djamaludin, Anchok. 1990. Strategi Perpajakan Mendukung Pembangunan.Jakarta: PT Bina Rena Pariwara.
Gardina, Trisia. 2006. Analisis Faktor–faktor yang MempengaruhiKepatuhan Wajib Pajak. Modus, Vol. 18 (1): 10–28, 2006. Jakarta:Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atmajaya.
Hair, Joseph JR, Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham, William C.Black.1998. Multivariate Data Analysis. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Asimon & Schuster Company.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis UntukAkuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Mardiasmo. 2003. Perpajakan . Yogyakarta: Percetakan Andi.
Munawar, Ismail. 2005. Intensifikasi Pemungutan Pajak MelaluiPerbaikan Pelayanan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.20,No 4, 2005, Hal 398–411. Jakarta: Penerbit Universitas KatolikIndonesia Atmajaya.
Mulyono, Sri.1991. Statistika untuk Ekonomi. Jakarta: Penerbit FEUI.
M. Bakhrun. Efendi, 2006. Kebijakan Perpajakan Di Indonesia. Jakarta:Penerbit Pustaka Alinea.
Rakhmat, Jalalludin. 1993. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Rosdakarya.
54
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Waluyo dan W.B Ilyas. 1999. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
55
LAMPIRAN
56
DAFTAR ISIAN
DATA DASAR PROFIL KECAMATAN
Kota : Surabaya
Kecamatan : Ujung Perak
I. Keadaan Wilayah Kecamatan
1. Batas Wilayah Kecamatan
Letak Kelurahan Kecamatan
Sebelah Utara Perak Utara Pabean Cantian
Sebelah Selatan Ampel Semampir
Sebelah Barat Perak Utara Pabean Cantian
Sebelah Timur Pegirian Semampir
2. Luas Wilayah
No Penggunaan Luas (ha)
1 Pemukiman
a. Pemukiman Pejabat Pemerintah -
b. Pemukiman ABRI 28 ha
c. Pemukiman Real Estate -
d. Pemukiman KPR-BTN -
e. Pemukiman Umum 135 ha
2 Pertanian Sawah
a. Sawah Irigasi -
b. Sawah Setengah teknis -
c. Sawah tadah hujan -
d. Sawah pasang surut -
57
3 Ladang / tegalan -
4 Perkebunan
a. Rakyat -
b. Negara -
c. Swasta -
5 Padang Rumput / gembalan
Tanaman Ternak -
6 Hutan
a. Hutan Lindung -
b. Hutan rakyat -
c. Hutan produksi -
d. Hutan suaka margasatwa -
e. Hutan cagar alam -
f. Hutan mangrove
g. Hutan konversi
7 Untuk bangunan
a. Perkantoran 3
b. Sekolahan 2
c. Pertokoan 2
d. Pasar 1
e. Terminal -
f. Jalan 4
8 Rekreasi dan Olah raga
a. Lapangan sepak bola 3
58
b. Lapangan bola voly dan basket 3
c. Lapangan Golf -
d. Taman rekreasi -
9 Perikanan darar / air tawar
a. Tambak 2
b. Danau -
c. Kolam -
10 Rawa 2
11 Lain-lain
a. Kuburan -
b. Armada Wilayah Timur TNI Al 50
3. Kesuburan Tanah
No Tingkat Kesuburan Luas (ha)
1.
2.
3.
4.
Sangat subur
Subur
Sedang
Tidak subur / kritis
-
-
-
-
4. Curah Hujan dan tinggi tempat
No Uraian Keterangan
1.
2.
Curah hujan
Tinggi tempat dari permukaan laut
- Mm/th
+ 5 meter
59
5. Topografi atau bentang lahan
No Uraian Luas (ha)
1.
2.
Dataran
Perbukitan /pegunungan
269 ha
-
6. Lahan kritis dan terlantar
No Kondisi Lahan Luas (ha)
1.
2.
3.
4.
Lahan kritis
Lahan terlantar
Lahan gambut
Lahan pasar surut
-
-
-
-
7. Orbitasi
No Tingkat Kesuburan Luas (ha)
1.
2.
3.
4.
Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat
Lama tempuh ke ibu kecamatan terdekat
Jarak ke ibu kota /kota terdekat
Lama tempuh ke ibu kota/kota terdekat
0,5 km
0,25 Jam
4 Km
0,45 jam
III. SUMBER DAYA MANUSIA
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Status Jumlah
1 Laki-laki 16123 orang
2 Perempuan 16736 orang
3 Kepala Keluarga 6947 kk
2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah
1. 0 – 12 bulan 612 orang
2. 1 tahun 719 orang
3. 2 tahun 759 orang
4. 3 tahun 804 orang
60
5. 4 tahun 836 orang
6. 5 tahun 445 orang
7. 6 tahun 487 Orang
8. 7 tahun 522 Orang
9. 8 tahun 526 Orang
10. 9 tahun 347 Orang
11. 10 tahun 313 Orang
12 11 tahun 321 Orang
13 12 tahun 327 Orang
14 13 tahun 334 Orang
15 14 tahun 342 Orang
16 15 tahun 355 Orang
17 16 tahun 365 Orang
18 17 tahun 1146 Orang
19 18 tahun 1112 Orang
20 19tahun 1093 Orang
21 20 tahun 1098 Orang
22 21 tahun 1102 Orang
23 22 tahun 1091 Orang
24 23 tahun 1112 Orang
25 24 tahun 1114 Orang
26 25tahun 592 Orang
27 26 tahun 598 Orang
28 27 tahun 584 Orang
29 28 tahun 589 Orang
30 29 tahun 592 Orang
31 30 tahun 599 Orang
32 31 tahun 573 Orang
33 32 tahun 585 Orang
61
34 33 tahun 569 Orang
35 34 tahun 594 Orang
36 35 tahun 582 Orang
37 36 tahun 578 Orang
38 37 tahun 567 Orang
39 38 tahun 556 Orang
40 39 tahun 569 Orang
41 40 tahun 388 Orang
42 41 tahun 376 Orang
43 42 tahun 370 Orang
44 43 tahun 369 Orang
45 44 tahun 362 Orang
46 45 tahun 354 Orang
47 46 tahun 350 Orang
48 47 tahun 344 Orang
49 48 tahun 339 Orang
50 49 tahun 336 Orang
51 50 tahun 332 Orang
52 51 tahun 327 Orang
53 52 tahun 321 Orang
54 53 tahun 310 Orang
55 54 tahun 304 Orang
56 55 tahun 302 Orang
57 56 tahun 298 Orang
58 57 tahun 290 Orang
59 58 tahun 288 Orang
60 >58 tahun 485 Orang
32854 Orang
62
3. Pertumbuhan Penduduk
No Usia Jumlah
1 Jumla Penduduk tahun ini 32859 orang
2 Jumlah Penduduk tahun lalu 32998 orang
4. Struktur mata Pencaharian penduduk
No Usia Jumlah
1 Petani - orang
2 Pekerja di sektor jasa / perdagangan 19570 orang
3 Pekerja disektor industri - orang
5. Status Mata Pencaharian Penduduk di bidang Jasa / perdagangan
No UsiaJumlah (orang)Pemilik Pekerja
Hasil
1 Jasa Pemerintah/non pemerintah
a. Pegawai Kelurahan
b. Peagwai Negeri Sipil (PNS)
1) Pegawai Kelurahan 15
2) PNS 461
3) ABRI 2239
4) Guru 445
5) Dokter 21
6) Bidan 11
7) Menteri kesehatan / perawat -
8) Lain-lain 19570
c. Pensiunan ABRI /Sipil 1566
d. Pegawai swasta 4838
e. Pegawai BUMN /BUMN -
f. Pensiunan Swasta -
2 Jasa Lembaga Keuangan
63
a. Perbankan 8
b. Perkreditan Rakyat 3
c. Pegadaian 2
d. Asuransi -
3 Jasa Perdagangan
a. Pasar Kelurahan 2
b. Warung 133
c. Kios 65
d. Toko 39
4 Jasa Penginapan
a. Losmen 5
b. Hotel 3
c. Wisma -
d. Asrama / Pondokan -
5 Jasa Hiburan
a. Sandiwara -
b. Bioskop -
c. Bilyard -
d. Orkes 5
e. Reog 1
6. Jasa Angkutan dan Tranportasi
a. Angkutan tidak bermotor -
b. Angkutan motor -
c. Mobil kendaraan umum 2
d. Perahu / sampan -
e. Angkutan laut motor tempel -
f. Kapal motor -
7 Jasa Pelayanan hukum
a. Notaris 8
64
b. Pengacara 2
c. Konsultan 1
8 Jasa Ketrampilan
a. Listrik, gas dan air -
b. Konstruksi -
c. Persewaan 7
6. Tingkat Pendidikan Penduduk
No Keterangan Jumlah
1 Penduduk usia 10 tahun ke atas yang butahuruf
- Orang
2 Penduduk tidak tamat SD/Sederjat 7110 Orang
3 Penduduk tamat SD/Sederjat 7473 Orang
4 Penduduk tamat SLTP/Sederjat 8997 Orang
5 Penduduk tamat SLTA/Sederjat 8760 Orang
6 Penduduk tamat D-1 - Orang
7 Penduduk tamat D-2 - Orang
8 Penduduk tamat D-3 290 Orang
9 Penduduk tamat S-1 342 Orang
10 Penduduk tamat S-2 187 Orang
11 Penduduk tamat S-3 - Orang
7. Prasarana Pendidikan Formal
HasilNo Jenis Produksi Ada/tidak Baik / rusak
1 Taman Kanak-Kanak (TK) Ada Baik / rusak
2 SD / Sederajat Ada Baik / rusak
3 SLTP / Sederajat Ada Baik / rusak
4 SLTA / Sederajat Ada Baik / rusak
5 Universitas / Sekolah Tinggi Tidak Baik / rusak
65
Tabel Data Responden
Wajib Pajak Patuh Wajib Pajak Tidak PatuhNo. UrutNo.Responden
Skor No.Responden
Skor
1 1 302 2 303 3 294 4 305 5 366 6 297 7 368 8 349 9 3410 10 3411 11 3412 12 3713 13 3414 14 2915 15 3216 16 2717 17 2918 18 2819 19 2920 20 2721 21 3222 22 3423 23 2724 24 2725 25 3326 26 3327 27 2628 28 3329 29 2630 30 2531 31 3232 32 3133 33 3134 34 2135 35 2736 36 2937 37 3138 38 3239 39 36
66
40 40 33Total 25 787 15 421Rerata 31,480 28,067
Top Related