ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

138
ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, DAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus Pada Karyawan / Wajib Pajak Yang Bekerja Di PT Soraya Interindo) SKRIPSI Oleh: DENNIS ABEDNEGO SETIADI 20160100161 JURUSAN AKUNTANSI KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERPAJAKAN FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG 2020

Transcript of ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

Page 1: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB

PAJAK, DAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN

MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG

PRIBADI

(Studi Kasus Pada Karyawan / Wajib Pajak Yang Bekerja Di PT Soraya

Interindo)

SKRIPSI

Oleh:

DENNIS ABEDNEGO SETIADI

20160100161

JURUSAN AKUNTANSI

KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERPAJAKAN

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

Page 2: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB

PAJAK, DAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN

MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG

PRIBADI

(Studi Kasus Pada Karyawan / Wajib Pajak Yang Bekerja Di PT Soraya

Interindo)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis

Universitas Buddhi Dharma Tangerang

Jenjang Pendidikan Strata 1

Oleh:

DENNIS ABEDNEGO SETIADI

20160100161

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

Page 3: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Dennis Abednego Setiadi

NIM : 20160100161

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Bisnis

Judul Skripsi : Analisa Budaya Wajib Pajak, Moralitas Wajib Pajak, dan

Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada

Karyawan / Wajib Pajak Yang Bekerja Di PT Soraya

Interindo).

Usulan Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam pembuatan

Skripsi.

Tangerang, 28 September 2019

Menyetujui, Mengetahui,

Pembimbing, Ketua Jurusan,

Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak. Susanto Wibowo, S.E., M.Akt. NIDN : 0421046601 NIDN : 0401016810

Page 4: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Analisa Budaya Wajib Pajak, Moralitas Wajib

Pajak, dan Sistem Administrasi Perpajakan

Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi (Studi Kasus Pada Karyawan / Wajib

Pajak Yang Bekerja di PT. Soraya Interindo).

Disusun oleh,

Nama Mahasiswa : Dennis Abednego Setiadi

NIM : 20160100161

Konsentrasi : Akuntasi Keuangan dan Perpajakan

Jurusan : Akuntasi

Fakultas : Bisnis

Skripsi ini kami setujui untuk dipertahankan di depan Tim Penguji Universitas

Buddhi Dharma sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Akuntansi (S.Ak).

Tangerang, 20 Desember 2019

Menyetujui, Mengetahui,

Pembimbing, Ketua Jurusan,

Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak. Susanto Wibowo, S.E., M.Akt

NIDN : 0421046601 NIDN : 0401016810

Page 5: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak.

Kedudukan : Pembimbing

Menyatakan bahwa,

Nama Mahasiswa : Dennis Abednego Setiadi

NIM : 20160100161

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Bisnis

Judul Skripsi : Analisa Budaya Wajib Pajak, Moralitas Wajib Pajak, dan

Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada

Karyawan / Wajib Pajak Yang Bekerja Di PT Soraya

Interindo).

Telah layak untuk mengikuti Sidang Skripsi.

Tangerang, 20 Desember 2019

Menyetujui, Mengetahui,

Pembimbing, Ketua Jurusan,

Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak. Susanto Wibowo, S.E., M.Akt. NIDN : 0421046601 NIDN : 0401016810

Page 6: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Dennis Abednego Setiadi

NIM : 20160100161

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Bisnis

Judul Skripsi : Analisa Budaya Wajib Pajak, Moralitas Wajib

Pajak, dan Sistem Administrasi Perpajakan Modern

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

(Studi Kasus Pada Karyawan / Wajib Pajak Yang

Bekerja Di PT Soraya Interindo).

Telah dipertahankan dan dinyatakan LULUS pada Yudisium dalam Predikat

“SANGAT MEMUASKAN” oleh Tim Penguji pada hari Selasa, tanggal 21

Januari 2020.

Nama Penguji Tanda Tangan

Ketua Penguji : Andy, S.E., M.M.

NIDN : 0427068101 ____________

Penguji I : Peng Wi, S.E.,M.Akt.

NIDN : 0406077607 ____________

Penguji II : Sutandi, S.E., M.Akt.

NIDN : 0424067806 ____________

Dekan Fakultas Bisnis,

Rr. Dian Anggraeni, S.E.,M.Si.

NIDN : 0427047303

Page 7: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik Sarjana di Universitas Buddhi Dharma ataupun

di Universitas lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan original penelitian saya sendiri

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dosen pembimbing.

3. Dalam karya tulis tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis dengan

jelas dan dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dan

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang

dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Karya tulis skripsi ini tidak terdapat (kebohongan) pemalsuan, seperti : buku,

artikel, jurnal, data sekunder, data responden, data kuesioner, pengolahan data,

dan pemalsuan tanda tangan dosen atau Ketua Program Studi atau Ketua

Bidang Akademik atau Rektor Universitas Buddhi Dharma yang dibuktikan

dengan keasliannya.

5. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya

peroleh karena karya tulis saya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di Universitas Buddhi Dharma.

Tangerang, 20 Desember 2019

Yang membuat pernyataan,

Dennis Abednego Setiadi

NIM : 20160100161

Page 8: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Dibuat oleh,

NIM : 20160100161

Nama : Dennis Abednego Setiadi

Jenjang Studi : Strata 1 (S1)

Jurusan : Akuntansi

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Perpajakan

Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin pihak Universitas Buddhi

Dharma, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right)

atas karya ilmiah kami yang berjudul: “Analisis Budaya Wajib Pajak, Moralitas

Wajib Pajak, dan Sistem Aministrasi Perpajakan Modern Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Karyawan / Wajib

Pajak Yang Bekerja di PT. Soraya Interindo)”, beserta perangkat yang

diperlukan (apabila ada).

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak Universitas Buddhi

Dharma berhak menyimpan, mengalih media atau formatkan, mengelola dalam

pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan atau

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/ pencipta karya ilmiah tersebut.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan Universitas

Buddhi Dharma, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak

Cipta dalam karya ilmiah saya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan

sebenarnya.

Tangerang, 20 Desember 2019

Penulis,

Dennis Abednego Setiadi

Page 9: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

i

ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, DAN

SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(Studi Kasus Pada Karyawan / Wajib Pajak Yang Bekerja di PT. Soraya

Interindo)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh budaya wajib pajak,

moralitas wajib pajak, dan sistem administrasi perpajakan modern terhadap

kepatuhan wajib pajak. Variabel independen yang digunakan adalah budaya wajib

pajak, moralitas wajib pajak, dan sistem administrasi perpajakan modern.

Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah kepatuhan wajib pajak.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT Soraya

Interindo. Penentuan sampel penelitian ini menggunakan metode slovin dan

memperoleh sampel sebanyak 60 orang atau wajib pajak. Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling; simple random

sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linier berganda dan diolah dengan menggunakan program SPSS versi 24.

Berdasarkan Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel budaya wajib

pajak secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan

moralitas wajib pajak, dan sistem administrasi perpajakan modern secara parsial

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, dan budaya wajib pajak, moralitas

wajib pajak, dan sistem administrasi perpajakan modern secara simultan

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Kata kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, Budaya Wajib Pajak, Moralitas Wajib

Pajak, Sistem Administrasi Perpajakan Modern.

Page 10: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

ii

ANALYSIS OF TAXPAYER CULTURE, TAXPAYER MORALITY, AND THE

MODERN TAX ADMINISTRATION SYSTEM ON TAXPAYER

COMPLIANCE

(Case study of employees or taxpayers who work at PT Soraya Interindo)

ABSTRACT

This study aims to examine the influence of taxpayer culture, taxpayer

morality, and the modern tax administration system on taxpayer compliance. The

independent variables used are taxpayer culture, taxpayer morality, and modern

tax administration system. While the dependent variable used is taxpayer

compliance.

The population in this study are employees who work at PT Soraya

Interindo. Determination of the sample of this study used the Slovin method and

obtained a sample of 60 people or taxpayers. The sampling technique used in this

study is probability sampling; simple random sampling. Data analysis technique

used in this study is multiple linear regression and processed using SPSS version

24.

Based on the results of the study indicate that the taxpayer cultural

variables partially do not affect the compliance of taxpayers, while the morality of

taxpayers, and modern tax administration systems partially affect the compliance

of taxpayers, and the culture of taxpayers, taxpayer morality, and modern tax

administration systems simultaneously affect the taxpayer compliance.

Keywords: Taxpayer Compliance, Taxpayer Culture, Taxpayer Morality, Modern

Tax Administration System.

Page 11: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini disusun dengan

judul “Analisa Budaya Wajib Pajak, Moralitas Wajib Pajak, dan Sistem

Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi (Studi Kasus Pada Karyawan / Wajib Pajak Yang Bekerja di PT.

Soraya Interindo)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

mencapai gelar Serjana Akuntansi di Universitas Buddhi Dharma Tangerang.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak sedikit halangan dan

rintangan yang dilalui selama proses penelitian. Namun berkat doa, dan dukungan

skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar berkat bantuan dari berbagai pihak

secara langsung maupun tidak langsung. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang senantiasa membantu penyusunan

skripsi ini, diantaranya :

1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M., CPMA., selaku Rektor Universitas Buddhi

Dharma.

2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas

Buddhi Dharma.

3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi (S1)

Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma.

Page 12: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

iv

4. Farid Addy Sumantri, S.E., M.M., M.Si., Ak selaku dosen pembimbing yang

telah banyak membantu memberikan bimbingan, arahan, materi, nasehat, waktu

serta semangat demi terwujudnya skripsi ini dengan tepat waktu.

5. Seluruh dosen pengajar Universitas Buddhi Dharma yang telah memberikan

ilmu pengetahuan serta materi yang sangat berguna bagi penulis selama masa

kuliah.

6. Mama, Papa, serta kakak, dan adik-adikku yang selalu setia mendukung dan

mendampingi penulis dengan doa, nasehat, semangat, dan waktu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Selvi Oktanovia, Aldo Paniadi, Adi Surya Kencana, Candika Monalisa, Derian

Leo Naldo, Liana, Natasha, Friyanka Viryatama selaku sahabat seperjuangan

kuliah dengan penulis setia memberikan saran, nasehat, dorongan, semangat

serta kebersamaannya dalam menyelesaikan dan mengerjakan skripsi ini.

8. Kakak kelas dan adik kelas atau senior yang telah membantu memberikan saran,

nasehat, semangat serta dukungan untuk saya dalam menyusun skripsi ini.

9. Teman – teman SMk saya yang memberi saran, dukungan, dan semangat dalam

bentuk olahraga bowling atau apapun dalam proses menyusun skripsi ini.

10. Kepada semua teman-teman penulis dan pihak lain yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih karena telah banyak memberikan bantuan

baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 13: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

v

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

keterbatasan dan pengetahuan yang dimiliki penulis, untuk itu penulis sangat

menghargai kritik dan saran-saran yang bersifat membangun agar skripsi ini

menjadi lebih baik dan dapat menyempurnakan. Akhir kata, penulis berharap

semoga skripsi ini dapat menjadi skripsi yang bermanfaat bagi semua pihak serta

bisa dikembangkan oleh peneliti selanjutnya, dan akhir kata penulis mengucapkan

terima kasih.

Tangerang, 20 Desember 2019

Dennis Abednego Setiadi

20160100161

Page 14: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

vi

DAFTAR ISI

JUDUL LUAR

JUDUL DALAM

LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT .......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 11

C. Rumusan Masalah ................................................................................... 11

D. Tujuan penelitian ..................................................................................... 12

E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12

F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 13

Page 15: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

vii

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 16

A. Gambaran Umum Teori ........................................................................... 16

1. Teori Artibusi ...................................................................................... 16

2. Theory of Planned Behavior ................................................................ 17

3. Pengertian Pajak .................................................................................. 17

4. Fungsi Pajak ........................................................................................ 19

5. Kepatuhan Wajib Pajak ........................................................................ 21

6. Budaya Wajib Pajak............................................................................. 24

7. Moralitas Wajib Pajak.......................................................................... 28

8. Sistem Administrasi Perpajakan Modern .............................................. 31

B. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 39

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 45

D. Hipotesis ................................................................................................. 45

1. Pengaruh Budaya Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. ....... 46

2. Pengaruh Moralitas Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. .... 47

3. Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak. ............................................................................................... 48

4. Pengaruh Budaya Wajib Pajak, Moralitas Wajib Pajak, dan Sistem

Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. .......... 49

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 51

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 51

B. Objek Penelitian ...................................................................................... 51

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 52

D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 52

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 55

Page 16: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

viii

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................................ 55

1. Variabel Dependen .............................................................................. 56

2. Variabel Independen ............................................................................ 56

G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 57

1. Statistik Deskriptif ............................................................................... 58

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ..................................................... 59

3. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 60

4. Uji Hipotesis ........................................................................................ 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 66

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................... 66

B. Analisis Hasil Penelitian .......................................................................... 68

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 68

2. Uji Validitas ........................................................................................ 71

3. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 72

4. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 74

C. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 81

1. Uji Koefisien Derterminasi (R²) ........................................................... 81

2. Uji Regensi Linier Berganda ................................................................ 82

3. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) ................................................ 84

4. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f).................................... 86

D. Pembahasan ............................................................................................ 87

1. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ................................................ 87

2. Pembahasan Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji f) ............................. 90

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 92

A. Kesimpulan ............................................................................................. 92

Page 17: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

ix

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 94

C. Saran ....................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

LAMPIRAN

Page 18: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran ……………………..…………………………45

Gambar III. 1 Rumus Solvin …………………………………..…………………54

Gambar IV. 1 Hasil Uji Normalitas P-Plot …………………….…….…………..76

Gambar IV. 2 Hasil Uji Normal Grafik Histogram ………….….……….……….77

Gambar IV. 3 hasil Uji Heteroskedastisitas ………………………...…………….80

Page 19: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Penelitian Terdahulu ....…………………………...…………………40

Tabel III. 1 Operasional Variabel ...…………………………….………………56

Tabel IV. 1 Penyebaran Kuesioner …....………………………………………...67

Tabel IV. 2 Data Demografi Responden Penelitian Berdasarkan Usia .....……..69

Tabel IV. 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ………………………..……………..71

Tabel IV. 4 Hasil Uji Validitas ………………………....……..…………….….73

Tabel IV. 5 Hasil Uji Reliabilitas ………………………………………………75

Tabel IV. 6 Hasil Uji Normalitas …………………………..…………………..78

Tabel IV. 7 Hasil Uji Multikolinearitas ……………………..………………….80

Tabel IV. 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ………………………………..….81

Tabel IV. 9 Hasil Uji Regensi Linear Berganda ………………………………..82

Tabel IV. 10 Hasil Uji T ……….....…………………………………………..….84

Tabel IV. 11 Hasil Uji F …………………….………………………………..…..86

Page 20: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Hasil Kuesioner

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas

Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas

Page 21: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor

internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor

internal adalah pajak. Dalam Undang-undang Perpajakan No. 28 Tahun 2007

mendefinisikan pajak sebagai kontribusi wajib kepada negara yang terutang

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Seiring bertambahnya penduduk di negara ini, Jumlah wajib pajak dari

tahun ke tahun terus bertambah. Tetapi tidak diimbangi dengan kepatuhan

wajib pajak dalam membayar pajak, hal ini jelas merugikan negara. Persepsi

masyarakat bahwa pajak sebagai pungutan wajib bukan sebagai peran serta

masyarakat dalam memajukan negara menjadi salah satu penyebab rendahnya

kepatuhan wajib pajak, karena mereka merasa belum melihat manfaat yang

nyata bagi negara dan masyarakat.

Direktorat Jenderal Pajak juga mengatakan bahwa tingkat kepatuhan

membayar pajak masyarakat Indonesia masih sangat rendah dibandingkan

dengan negara-negara tetangga lainnya. Dikatakan wajib pajak yang patuh

bukanlah wajib pajak yang membayar dengan nominal besar, melainkan wajib

Page 22: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

2

pajak yang memahami dan mematuhi hak dan kewajiban dalam bidang

perpajakan dan sudah memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Supriyati dan Nur

(2008) dalam Santoso (2013).

Dijelaskan oleh Fuadi dan Yenni (2013) dalam Rahmawaty (2014)

kepatuhan Wajib Pajak dapat dipengaruhi oleh dua jenis faktor yaitu faktor

internal dan faktor ekternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari

diri wajib pajak sendiri dan berhubungan dengan karakterisktik atau moral

individu yang menjadi pemicu dalam menjalankan kewajiban perpajakannya.

Berbeda dengan faktor internal, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari

luar diri wajib pajak, seperti situasi, budaya, dan lingkungan di sekitar wajib

pajak.

Reformasi penggunaan sistem pemungutan pajak dari official assessment

menjadi self assessment memberikan peran aktif wajib pajak untuk melakukan

perhitungan pajak terutang, menyetorkan, dan melaporkan SPT secara mandiri.

Sistem ini lebih ditekankan kepada kerelaan wajib pajak untuk mematuhi

kewajiban perpajakannya. Untuk menunjang dari self assessment

system tersebut Direktorat Jenderal Pajak membuat suatu sistem pendukung

yang diharapkan dapat memudahkan wajib pajak dalam membayar dan

melaporkan kewajiban pajaknya yaitu adanya e-filling, e-SPT, e-NPWP, e-

regristration, drop box dan e-banking. Agar self assessment system berjalan

secara efektif, keterbukaan dan pelaksanaan penegakan hukum merupakan hal

yang penting. Penegakan hukum ini berupa pemeriksaan atau penyidikan dan

penagihan pajak.

Page 23: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

3

Menurut Santi (2012) self assessment system dalam praktiknya sulit

dijalankan sesuai harapan, bahkan sering disalahgunakan. Hal ini dapat dilihat

dari banyaknya WP yang dengan sengaja tidak patuh, kesadaran WP yang

rendah, atau kombinasi dari keduanya, sehingga membuat WP enggan untuk

melaksanakan kewajiban membayar pajak. Pemungutan pajak di suatu Negara

dianggap sukses apabila terdapat enam kondisi pendukung, salah satunya

adalah tingkat kepatuhan dan disiplin nasional yang tinggi Gunadi (1997)

dalam Effendi (2014). Tingkat kepatuhan dan disiplin yang tinggi akan

menghasilkan penerimaan pajak yang optimal, sehingga dapat digunakan

dalam pembiayaan negara.

Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan

tulang punggung self assessment system, dimana wajib pajak bertanggung

jawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakannya dan kemudian secara

akurat dan tepat waktu membayar serta melaporkan pajaknya tersebut.

Indikator kepatuhan pajak antara lain : kepatuhan formal, kepatuhan material.

kepatuhan formal adalah jenis kepatuhan dimana wajib pajak sebatas

memenuhi ketentuan pajak. kepatuhan material lebih dalam cakupannya yaitu

pemenuhan secara substantif isi dan jiwa ketentuan perpajakan.

Kepatuhan wajib pajak memiliki pengertian yaitu suatu iklim kepatuhan

dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi

dimana:

1. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

Page 24: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

4

2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas.

3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar.

4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya (Zain,2008)

Pajak adalah sumber pendanaan yang berkesinambungan untuk

pembangunan, Pajak juga merupakan penghubung antara negara dengan warga

negaranya, sedangkan penerimaan pajak merupakan urat nadi bagi kontrak

sosial pemerintah dengan masyarakatnya, dimana kontrak sosial merupakan

pilihan sosial atau pilihan kolektif atas ketentuan pemenuhan barang dan jasa

publik bagi masyarakat sebagai imbal balik dari pembayaran pajak yang

dilakukan (Ayee, 2008). Unsur-unsur pokok dari definisi di atas, yaitu : iuran

atau pungutan, dipungut berdasarkan Undang-undang, pajak dapat dipaksakan,

tidak menerima atau memperoleh kontraprestasi, dan untuk membiayai

pengeluaran umum Pemerintah (Nurmantu, 2003).

Budaya pajak diinvestigasi diantara pembayar pajak dan kantor pajak.

Dalam pandangan mereka, permasalahan yang terjadi antara “melakukan

tuntunan atas kompensasi dalam hubungannya dengan pelanggaran pekerjaan

oleh aparat pajak: dan “untuk memberikan kontribusi terhadap budaya pajak

melalui perselisihan pajak”. sehingga dalam hal ini, budaya pajak ditandai oleh

hubungan antara aparat pajak dengan Wajib Pajak serta pola perilaku yang

timbul akibat hubungan tersebut (Ilyas dan Burton, 2007). Ada 3 hal yang

mempengaruhi budaya pajak antara lain : hubungan antara aparatur pajak dan

wajib pajak, peraturan perpajakan, budaya nasional.

Page 25: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

5

Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2017) memberikan hasil

bahwa budaya secara parsial tidak mempengaruhi kepatuhan pajak. Hal

tersebut memiliki arti bahwa semakin tinggi tingkat budaya seorang Wajib

Pajak, maka tidak selalu mempengaruhi tinggi atau rendahnya kepatuhan dari

pajak Wajib Pajak tersebut. Namun, Khaerunnisa dan Wiratno (2014)

memberikan hasil bahwa ada pengaruh antara budaya pajak terhadap

kepatuhan Wajib Pajak. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Mintarto

dkk, (2015) dengan judul Pengaruh Karakteristik Individu Budaya dan

Lingkungan Sosial Terhadap Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

(Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pramata

Malang Utara). Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel budaya

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Moralitas pajak dapat didefinisikan sebagi motivasi instrinsik untuk

membayar pajak yang timbul dari kewajiban moral atau keyakinan untuk

berkontribusi kepada negara dengan membayar pajak (Torgler, 2003).

Moralitas pajak tidak mengukur perilaku individu, namun lebih kepada sikap

dan pendirian individu. Hal ini dapat dilihat sebagai kewajiban moral untuk

membayar pajak, keyakinan untuk berkontribusi kepada masyarakat dengan

membayar pajak. Indikator moralitas pajak antara lain : tingkat partisipasi

warga, tingkat kepercayaan, tingkat otonomi daerah atau desentralisasi, faktor

demografis, kondisi ekonomi, kebanggaan nasional, faktor pencegah dan

sistem perpajakan. Budaya pajak dalam konsep klasik dimana budaya pajak

Page 26: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

6

dari suatu negara sangat berhubungan erat dengan kepribadian yang

ditunjukkan oleh evolusi dari suatu sistem perpajakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Indra (2013) yang membandingkan

pengaruh moralitas wajib pajak, sistem perpajakan, dan risiko audit pada wajib

pajak badan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil dari penelitian tersebut

adalah moralitas wajib pajak, sistem perpajakan, dan risiko audit berpengaruh

positif terhadap kepatuhan wajib pajak badan.

Penelitian yang dilakukan oleh Kautsar dkk., (2009) tentang pengaruh

sikap dan moralitas wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pada industri

perbankan di Surabaya. Hasil penelitian tersebut adalah moral wajib pajak dan

sikap wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan

wajib pajak. Berbeda dengan hasil penelitian Muthia (2013) yang

menunjukkan bahwa moral dan budaya berpengaruh positif terhadap

kepatuhan pajak.

Program reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dengan adanya

penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus

antara lain struktur organisasi yang dirancang berdasarkan fungsi, tidak lagi

dengan seksi –seksi berdasarkan jenis pajak, perbaikan pelayanan bagi setiap

wajib pajak melalui pembentukan account representative dan complaint center

untuk menampung keberatan wajib pajak (Rahayu dan Lingga, 2009). Menurut

Rahayu dan Lingga (2009), sistem administrasi perpajakan modern juga

mengikuti kemajuan teknologi dan pelayanan yang berbasi e-system seperti e-

SPT, e-Filing, e-Payment, dan e-Registration yang diharapkan dapat

Page 27: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

7

meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif yang ditujuang dengan

penerapan kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang mengatur perilaku

pegawai dalam melaksanakan tugas dan pelaksanaan good governance.

Dengan adanya sistem administrasi perpajakan modern ini maka akan

memudahkan masyarakat dalam pelaporan perpajakan. Ada beberapa hal yang

dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak antara lain : Yang pertama, dengan

adanya sistem yang sudah dikembangkan, masyarakat tidak perlu khawatir

akan adanya kesalahan dalam penginputan angka yang akan dilaporkan, karena

data yang ada semuanya sudah saling berhubungan maka dengan begitu tidak

akan adanya kesalahan dalam pelaporan. Yang kedua, masyarakat tidak perlu

khawatir akan terjadinya keterlambatan pelaporan pajak, karena sudah bisa

dilakukan secara online. Dengan adanya sistem secara online maka masyarakat

dapat melakukan pelaporan pajak dimana pun mereka berada tanpa perlu

datang ke kantor pajak. Yang ketiga, masyarakat tidak perlu khawatir akan

terkena sanksi perpajakan karena terlambat dalam pelaporan pajaknya, karena

sudah dapat dilakukan pembayaran secara online. Dengan sistem administrasi

perpajakan modern ini maka akan meningkatkan kepercayaan dan kepatuhan

masyarakat dalam kewajibannya membayar pajak.

Penelitian yang dilakukan oleh Indra (2013) yang membandingkan

pengaruh moralitas wajib pajak, sistem perpajakan, dan risiko audit pada wajib

pajak badan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil dari penelitian tersebut

adalah moralitas wajib pajak, sistem perpajakan, dan risiko audit berpengaruh

positif terhadap kepatuhan wajib pajak badan.

Page 28: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

8

Penelitian yang dilakukan oleh Dhyka (2017) yang menyatakan bahwa

modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Arifah, dkk (2017) yang menyatakan bahwa modernisasi sistem

administrasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Aprilina (2013) dalam penelitiannya membuktikan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan secara parsial sistem administrasi perpajakan

modern pada kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Palupi (2010) dalam penelitiannya

membuktikan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan yang

berdimensi restrukturisasi organisasi, proses bisnis dan teknologi informasi,

dan penyempurnaan Sumber Daya Manusia (SDM) berpengaruh signifikan

pada kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Jakarta Gambir Empat. Hasil

tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan Irawan (2014), yang

memeroleh hasil bahwa secara parsial tidak ada pengaruh sistem administrasi

perpajakan modern pada kepatuhan wajib pajak di KPP Madya Palembang.

Hasil yang berbeda juga diperoleh dari penelitian Darmayasa (2016), yang

membuktikan bahwa proses bisnis dan teknologi informasi serta komunikasi

dalam modernisasi sistem administrasi perpajakan tidak berpengaruh

signifikan pada kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Badung Utara.

Penelitian mengenai kepatuhan pajak sebelumnya yang dilakukan oleh

Widodo (2010) menggunakan variabel moralitas pajak, dan budaya pajak

sebagai variabel penelitian tersebut maka penulis tertarik untuk membuat

Page 29: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

9

modifikasi penelitian tersebut, bentuk modifikasi yang dibuat oleh penulis

yaitu dari segi variabel dependen dan Independen. Variabel independen yang

dipergunakan adalah moralitas pajak dan budaya pajak, untuk variabel

dependen menggunakan kepatuhan wajib pajak, namun kemudian penulis

menambahkan variabel independen lain yaitu sistem admistrasi perpajakan

modern , hal itu dilakukan karena berdasarkan penelitian bahwa sistem

admistrasi perpajakan modern merupakan variabel yang dapat mempengaruhi

kepatuhan pajak (Sofyan,2005).

Yang membedakan antara penelitian ini dengan sebelumnya selain dari

penambahan variabel independen yaitu responden yang digunakan. Dalam

penelitian Widodo respondennya dipilih melalui metodologi acak sistematis

yang tersebar dibeberapa kota yang ada di Indonesia, sedangkan untuk

penelitian ini penulis menggunakan responden dengan ruang lingkup yang

lebih kecil yaitu kayawan/ wajib pajak oang pribadi pada PT Soraya Interindo

yang berada di kota Tangerang. Selain itu yang membedakan penelitian ini

dengan penelitian sebelumya penelitian ini tidak menggunakan variabel sanksi,

risiko audit, kesadaraan wajib pajak, pelayanaan fiskus dan sikap wajib pajak.

Dari semua penelitian terdahulu, menunjukkan bahwa para peneliti

menggunakan variabel yang berbeda-beda dalam mengukur tingkat kepatuhan

pajak. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk memodifikasi dan

menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pajak secara

bersamaan Peneliti ingin mecari bukti empiris apakah budaya wajib pajak,

Page 30: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

10

moral wajib pajak, dan sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Berdasarkan uraian dan alasan tersebut, penulis bermaksud meneliti

masalah ini dengan judul "ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK,

MORALITAS WAJIB PAJAK DAN SISTEM ADMISISTRASI

PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI (Studi kasus pada karyawan / wajib pajak orang

pribadi pada PT Soraya Interindo)”.

Page 31: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

11

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jumlah wajib pajak dari tahun ke tahun terus bertambah, tetapi tidak

diimbangi dengan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.

2. Perbedaan pandangan antara aperatur pajak dengan wajib pajak terhadap

permasalan yang ada.

3. Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

4. self assessment system dalam praktiknya sulit dijalankan sesuai harapan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang penelitian yang telah disampaikan

sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang ditemui adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh moralitas pajak terhadap kepatuhan pajak?

2. Bagaimana pengaruh budaya pajak terhadap kepatuhan pajak?

3. Bagaimana pengaruh sistem administrasi perpajakan modern terhadap

kepatuhan pajak?

4. Bagaimana pengaruh moralitas, budaya, dan sistem administrasi

perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak?

Page 32: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

12

D. Tujuan penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana budaya wajib pajak mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak

2. Untuk mengetahui bagaimana moralitas wajib pajak mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak

3. Untuk mengetahui bagaimana sistem administasi perpajakan modern

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

4. Untuk mengetahui apakah kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh budaya

wajib pajak, moralitas wajib pajak dan sistem administrasi perpajakan

modern.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik bagi

kepentingan pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan.

Oleh sebab itu, dalam manfaat penelitian ini harus diuraikan secara terperinci

manfaat atau apa gunanya hasil penelitian nanti. Dari segi ilmu, data atau

informasi yang diperoleh dari penelitian tersebut akan mempunyai kontribusi

apa bagi pengembangan ilmu pengetahuan (Kresna, 2017).

1. Kegunaan Praktis

Bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan, sebagai tambahan informasi

mengenai pengaruh moral pajak, budaya pajak, dan sistem administrasi

Page 33: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

13

perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak dan agar penelitian

yang dilakukan dapat bermanfaat.

2. Kegunaan Akademis

a) Bagi Peneliti

Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan

untuk menambah ilmu dan juga memperoleh gambaran langsung

tentang pengaruh moral pajak, budaya pajak, dan sistem administrasi

perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak.

b) Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan tambahan

dan memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti lain dalam

kajian yang sama sekaligus sebagai referensi di dalam penulisan.

F. Sistematika Penulisan

Untuk dapat menjelaskan dengan lebih baik mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yang digunakan dalam penulisan ini

dibagi menjadi lima bab, dimana antara bab yang satu dengan bab yang lain

saling berkaitan erat. Sistematika penulisan dari masing-masing bab adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini dibagi menjadi enam sub bab yang terdiri dari latar

belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah,

Page 34: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

14

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini dibagi menjadi empat sub bab yang terdiri dari

gambaran umum teori yang digunakan sebagai dasar

pembahasan teori-teori budaya wajib pajak, moralitas wajib

pajak, sistem administrasi perpajakan modern, serta kepatuhan

wajib pajak pada hasil penelitian terdahulu, kerangka

pemikiran, dan perumusan hipotesa.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini dibagi menjadi delapan sub bab yang menguraikan

secara jelas tentang jenis penelitian, objek penelitian, jenis dan

sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,

operasional variabel penelitian dan teknik analisis data yang

akan diteliti oleh penulis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab empat akan membahas deskripsi data hasil penelitian

variable independen dan dependen, analisis hasil penelitian,

pengujian hipotesis, dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tiga sub bab yang menjelaskan kesimpulan,

implikasi dan saran, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan

Page 35: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

15

dari masing-masing fokus penelitian dan saran-saran yang

bersifat konstruktif yang bisa menjadi acuan dan pertimbangan.

Page 36: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Gambaran Umum Teori

1. Teori Artibusi

Teori atribusi menempatkan seseorang sebagai psikologi amatir yang

mencoba memahami penyebab terjadinya sesuatu, sehingga teori ini

berusaha menemukan apa yang bisa menyebabkan apa atau apa yang

mendorong siapa untuk melakukan apa (menurut Sarwono dalam

Ramadhan, 2017).

Alasan pemilihan teori ini karena kesadaran seorang wajib pajak untuk

mendaftar dan mematuhi sistem perpajakan dipengaruhi oleh persepsi dan

pemahaman wajib pajak dalam membuat keputusan dan penilaian terhadap

pajak itu sendiri. Pemahaman serta persepsi individu dalam membuat

keputusan dan penilaian mengenai suatu hal sangat dipengaruhi oleh

kondisi internal dan eksternal dari individu itu sendiri. Jadi dapat

disimpulkan bahwa teori atribusi sangat relevan untuk menerangkan

moralitas yang mempengaruhi secara internal dan budaya pajak yang

mempengaruhi secara eksternal seorang wajib pajak dalam mematuhi

sistem perpajakan yang ada.

Page 37: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

17

2. Theory of Planned Behavior

Theory of Planned Behavior (TPB) menyatakan bahwa munculnya

perilaku seorang individu dapat ditimbulkan karena adanya niat untuk

berperilaku atau melakukan sesuatu. Theory of planned behavior adalah

teori hasil penyempurnaan dari reason action theory dan dikembangkan

oleh Ajzen. Theory of planned behaviour beranggapan bahwa faktor-

faktor motivasi yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dapat dilihat

dengan intensi.

Alasan pemilihan teori ini karena dalam melakukan suatu perilaku yaitu

mematuhi pajak, seorang wajib pajak akan dipengaruhi oleh beberapa hal,

seperti keyakinan Wajib Pajak dari hasil perilakunya tersebut. Jadi dapat

disimpulkan bahwa perilaku kepatuhan seorang wajib pajak dapat

diuraikan dengan teori ini untuk menjelaskan variabel-variabel yang

mempengaruhinya, yaitu moralitas, dan budaya pajak dari seorang wajib

pajak.

3. Pengertian Pajak

Berdasarkan Pasal 23 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi

“ Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang

Pemerintah tidak sewenang-wenang dalam melakukan pemungutan

pajak, karena harus tunduk dengan peraturan perundang-undangan

yang pada waktu penyusunan telah melalui persetujuan rakyat

melalui wakil-wakilnya (Dewan Perwakilan Rakyat)”.

Page 38: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

18

Pajak adalah pungutan wajib atau iuran wajib oleh negara kepada

rakyatnya yang dipergunakan dalam kepentingan pemerintah baik daerah

maupun pusat dan untuk mensejahterakan masyarakat umum serta manfaat

dari pembayaran pajaknya tidak diberikan secara langsung, karena pajak

digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan individu

atau pribadi.

Menurut Mardiasmo (2016, p. 3) dalam buku Perpajakan-Edisi Terbaru

2016 definisi pajak adalah:

“Iuran kepada kas Negara bedasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan

untuk membayar pengeluaran umum.”

Dari beberapa pengertian tersebut diatas dapat diuraikan beberapa ciri

pajak sebagai berikut :

a. Merupakan iuran rakyat kepada Pemerintah (Pusat/daerah).

b. Dipungut berdasarkan peraturan (undang-undang).

c. Tidak dapat ditunjukan kontra prestasi secara langsung(imbalan

secara langsung).

d. Dipergunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Page 39: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

19

4. Fungsi Pajak

Dalam proses pembangunan negara untuk mensejahterakan rakyat

maka sangat diperlukan kontribusi rakyat Indonesia dalam membayar

pajak. Fungsi pajak menurut (Resmi, 2014;3) terdapat dua fingsi pajak,

yaitu:

a. Fungsi Budgetair

Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah

satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran

pajak rutin maupun pembangunan. Fungsi anggaran ini bisa disebut

sebagai fungsi terpenting bagi negara disebut juga dengan fungsi fiskal,

yakni suatu fungsi yang dimana hasil atau dana pajak menjadi salah satu

sumber dana kas atau keuangan negara. Dimana dana pajak yang masuk

ke dalam kas negara diatur dan disesuaikan dengan dasar hukum pajak

yang berlaku. Fungsi ini menunjukkan bahwasannya pajak merupakan

aspek penting terutama bagi pembiayaan dan pemasukan negara karena

bisa dibilang pajak merupakan sumber dana terbesar pemasukan

negara.

b. Fungsi Regulated (Pengatur)

Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat ukur

untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang

sosial dan ekonomi. Beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi

pengatur adalah:

Page 40: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

20

1. Pajak yang dikenakan terhadap barang-barang mewah;

2. Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan;

3. Tarif pajak ekspor sebesar 0%;

4. Pajak penghasilan dikenakan atas penyeraha barang hasil industri

tertentu seperti industri semen, industri rokok, industri baja, dan lain-

lain;

5. Pembebasan pajak penghasilan atas sisa hasil usaha koperasi;

6. Pemberlakuan tax holiday.

c. Fungsi Stabilitas

Pajak bisa menjadi alat stabilitas ekonomi dalam berbagai kondisi

yang dianggap mengancam keberlangsungan jalannya perekonomian

negara. Dengan kehadiran pajak pemerintah memiliki banyak opsi

dalam membuat dan menerapkan sebuah kebijakan. Ada beberapa

contoh yang menunjukkan bahwasannya pajak bisa dijadikan sebagai

alat stabilitas ekonomi. Sebagian barang-barang impor dikenakan pajak

tinggi oleh pemerintah dengan tujuan produksi dalam negeri mampu

bersaing di pasaran. Tidak hanya itu dalam upayanya menjaga nilai

tukar rupiah dan menjaganya dari peluang terkena defisit yang terlalu

melebar, pemerintah bisa mengenakan PPnBM terhadap produk-

produk mewah impor. Dengan begitu jumlah impor barang mewah

yang memiliki kontribusi beasar terhadap nera perdagangan akan

meredam dan berkurang dengan sendirinya.

Page 41: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

21

d. Fungsi Redistribusi Pendapatan

Pajak yang diterima oleh pemerintah baik pusat maupun daerah,

pajak tersebut dapat digunakan untuk redistribusi pendapatan

masyarakat. Mengapa pajak bisa dibilang sebagai alat untuk redistribusi

pendapatan bagi masyarakat. hal ini dikarenakan dana dari pajak akan

digunakan oleh pemerintah untuk pembangunan fasilitas umum atau

kepentingan umum. Bisa juga digunakan untuk membuka lapangan

pekerjaan dimana para pengangguran bisa memanfaatkan hal ini

sehingga pendapatan masyarakat dengan otomatis akan merata dengan

adanya lapangan pekerjaan. Jadi pada dasarnya fungsi pajak sebagai

redistribusi ppendapatan merupakan salah satu bentuk pengembalian

dana pajak yang sudah dibayarkan untuk memfasilitasi masyarakat.

5. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam Rahayu

(2013,138) didefinisikan sebagai berikut:

“Istilah kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan.

Sehingga dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa

Kepatuhan Perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta

melaksanakan ketentuan perpajakan”.

Kepatuhan Pajak menurut Nurmantu dalam Rahayu (2013,138) adalah

sebagai berikut:

“Kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan

dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan

Page 42: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

22

melaksanakan hak perpajakannya”.

Pandiangan (2014,245) mengatakan bahwa kepatuhan perpajakan dapat

didefinisikan sebagai berikut:

“Kepatuhan wajib pajak (WP) melaksanakan kewajiban perpajakan

merupakan salah satu ukuran kinerja WP di bawah pengawasan

Direktorat Jenderal Pajka (DJP). Artinya, tinggi rendahnya

kepatuhan WP akan menjadi dasar pertimbangan DJP dalam

melakukan pembinaan, pengawasan, pengelolaan, dan tindak lanjut

terhadap WP. Misalnya, apakah akan dilakukan himbauan atau

konseling atau penelitian atau pemeriksaan dan lainnya seperti

penyidikan terhadap WP.”

Berdasarkan definisi yang telah di kemukakan maka peneliti

meyimpulkan bahwa pada prinsipnya kepatuhan perpajakan adalah suatu

keadaan dimana wajib pajak taat dan patuh dalam melaksanakan

kewajiban dan hak perpajakannya sesuai dengan aturan perpajakan yang

berlaku.

Menurut Widodo Dalam Fella (2014) terdapat dua macam kepatuhan

pajak, yaitu:

a. Kepatuhan Formal

Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya sesuai

dengan undang-undang perpajakan yang berlaku. Kepatuhan wajib

pajak dalam membayar pajak secara formal dapat mendaftarkan diri

aspek:

1) Kesadaran wajib pajak untuk mendaftarkan diri.

2) Ketetapan waktu wajib pajak dalam menyampaikan SPT tahunan.

3) Ketapatan waktu dalam membayar pajak.

Page 43: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

23

4) Pelaporan wajib pajak melakukan pembayaran dengan tepat waktu.

b. Kepatuhan material

Suatu kedaan dimana wajib pajak secara substantive (hakekat)

memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan

jiwa undang-undang perpajakan. kepatuhan material dapat juga

meliputi kepatuahn formal. Jadi wajib pajak yang memenuhi kepatuhan

material dalam mengisi SPT PPh, adalah wajib pajak yang mengisi

dengan jujur, baik dan benasr atas SPT tersebut sehingga sesuai dengan

ketentuan dalam undang-undang perpajakan dan penyampaian ke KPP

sebelum batas waktu.

Kriteria kepatuhan wajib pajak menurut Simanjutak dan Muklis

(2012,103) antara lain dapat dilihat dari:

1) Aspek ketapatan waktu, sebagai indikator kepatuhan adalah

presentase pelaporan SPT yang disampaikan tepat waktu sesuai

ketentuan yang berlaku.

2) Aspek income atau penghasilan WP, sebagai indikator kepatuhan

adalah kesediaan membayar kewajiban angsuran Pajak Penghasilan

(PPh) sesuai ketentuan yang berlaku.

3) Aspek law enforcement (pengenaan sanksi), sebagai indikator

kepatuhan adalah pembayaran tunggakan pajak yang ditetapkan

berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) sebelum jatuh tempo.

Page 44: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

24

4) Dalam perkembangannya indikator kepatuhan ini juga dapat dilihat

dari aspek lainnya, misalnya aspek pembayaran dan aspek kewajiban

pembukuan

6. Budaya Wajib Pajak

Indonesia dikenal sebagai negara yang berbudaya. Kondisi geografis

Indonesia menguntungkan negara khatulistiwa ini dengan menjadikannya

kaya akan ragam budaya, bahasa, pakaian tradisional, tarian, dan adat

istiadat.

Menurut Widodo dalam Fella (2014), budaya adalah :

“Budaya yang saat ini tertanam dalam kehidupan masyarakat

Indonesia turut mempengaruhi terhadap pola kehidupan dan

keputusannya dalam pemungutan pajak”.

Masih menurut Widodo dalam Fella (2014), definisi budaya adalah :

“Sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan

meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran

manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu

bersifat abstrak”.

Menurut Kiyosaki dalam Fella (2014) menyatakan bahwa :

“Pajak adalah budaya modern. Masalah timbul ketika pajak jadi

merugikan dan dikelola dengan salah”.

Page 45: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

25

Menurut Pandey dalam Fella (2014) definisi Budaya Pajak adalah :

“Seperangkat interaksi baik meliputi Wajib Pajak, pemerintah,

budaya nasional, maupun perangkat aturan perpajakannya. Wajib

pajak umumnya merasa bahwa pajak adalah sebuah beban (burden),

dan insentif dari kontribusi pembayaran pajak yang dilakukan tidak

dapat langsung dinikmati, di mana tanggungjawab pemerintah untuk

memberikan pemenuhan barang dan jasa publik yang berkualitas

juga masih diragukan”.

Sedangkan definisi Budaya Pajak menurut Widodo dalam Luqman

(2017), adalah:

“Budaya Pajak merupakan keseluruhan interaksi formal dan

informal dalam suatu institusi yang menghubungkan sistem pajak

nasional dengan , yang secara historis tertanam dalam budaya

nasional, termasuk ketergantungan dan ikatan yang disebabkan oleh

interaksi mereka yang terus menerus”.

Widodo dalam Fella (2014) menyatakan bahwa terdapat beberapa

indikator yang mempengaruhi Budaya pajak yaitu peraturan perpajakan,

hubungan antara aparatur pajak dengan wajib pajak, dan budaya nasional.

Indikator tersebut diindikasikan dari garis batasan yang melingkupi

budaya pajak, yaitu :

a. Peraturan perpajakan

Jika para pembuat kebijakan di bidang perpajakan membuat

kebijakan yang terlalu kompleks atau sering berubah-ubah, wajib pajak

mungkin tidak memiliki gambaran yang pasti atas pengaruh peraturan

pajak tersebut terhadap investasi dan usaha yang mereka jalankan.

Peraturan pajak yang kondusif akan mendukung terciptanya budaya

pajak yang positif pula. Berkaitan dengan peraturan pajak yang

Page 46: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

26

kondusif, hal-hal yang memberi karakteristik bagaimana seharusnya

peraturan perpajakan dicirikan agar memiliki pengaruh positif adalah

dengan:

1) Ketentuan pajak harus dipublikasikan dan disosialisasikan

Hampir semua Wajib Pajak menghendaki bahwa semua

peraturan-peraturan yang mengatur sistem perpajakan dapat

disusun dan dipublikasikan dengan baik. Setiap wajib Pajak

berhak memperoleh informasi terkini mengenai peraturan

perpajakan.

2) Ketentuan pajak menjunjung aspek kepastian hukum Pentingnya

asas kepastian hukum dalam sistem perpajakan nasional

disebabkan hubungan antara hak dan kewajiban dalam pajak.

Negara berhak mengenakan pajak dan kewajiban Wajib Pajak

untuk membayarnya. Sebaliknya hak Wajib Pajak adalah

memperoleh perlindungan hukum atau keadilan, dan kewajiban

negara untuk memberikan jaminan keadilan kepada Wajib Pajak.

3) Menjunjung aspek proporsionalitas Prinsip proporsionalitas

secara luas menginginkan bahwa pemerintah perlu menggunakan

cara-cara yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan kebijakannya.

4) Ketentuan pajak harus mudah dimengerti Wajib Pajak

berkepentingan untuk dapat mengerti ketentuan pajak yang

berlaku, terutama yang memberikan konsekuensi hukum terhadap

kewajiban pajaknya, sekalipun hal tersebut melalui bantuan

Page 47: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

27

konsultan profesional agar dapat menjalankan kewajibannya

dengan baik.

5) Ketentuan pajak tidak boleh saling bertentangan Jika terdapat dua

atau lebih peraturan yang saling bertentangan satu sama lainnya,

maka hali itu akan berdampak bagi ketidakpastian hukum bagi

Wajib Pajak yang dikenai peraturanperturan tersebut.

b. Hubungan antara aparatur pajak dan Wajib Pajak

Aparatur pajak merupakan aparat pajak yang langsung berhadapan

dengan Wajib Pajak, untuk itu mereka diharapkan memiliki sikap yang

simpatik, pelayanan yang ramah, mudah dihubungi, dan bekerja dengan

jujur. Hubungan antara Wajib Pajak dengan aparatur pajak dapat berupa

hubungan yang bersifat administratif dalam artian berkaitan dengan

tugas dan tanggung jawab aparatur pajak terhadap Wajib Pajaknya

maupun hubungan yang bersifat informal.

c. Budaya nasional

Sebagai negara yang kaya akan ragam budaya menjadikan

masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-

nilai gotong-royong, tenggang rasa serta memiliki semangat

kekeluargaan. Berkaitan dengan pemungutan pajak, aspek mendasar

yang menjadi indikator dari budaya nasional yang memilki

kecenderungan terhadap budaya pajak antara lain permasalahan disiplin

bangsa yaitu kesediaan wajib pajak untuk memenuhi ketentuan

pepajakan. Selain disiplin bangsa, yang perlu mendapat perhatian bagi

Page 48: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

28

pengembangan budaya pajak adalah kesadaran dan komitmen baik dari

aparatur pajak maupun wajib pajak.

7. Moralitas Wajib Pajak

Menurut Cahyonowati dalam Fella (2014) Moral pajak merupakan

determinan kunci yang dapat menjelaskan mengapa orang jujur dalam

masalah perpajakan.

Menurut Torgler & Schneider, yang dikutip oleh Cahyonowati dalam

Fella (2014) :

“Moral pajak (tax morale) dapat didefinisikan sebagai motivasi

intrinsik untuk mematuhi dan membayar pajak sehingga

berkontribusi secara sukarela pada penyediaan barang-barang

publik”.

Sedangkan menurut Torgler yang dikutip oleh Widodo dalam Fella

(2014) :

“Moral pajak dapat didefinisikan sebagai motivasi yang muncul

dalam diri individu untuk membayar pajak. Motivasi ini dapat

muncul dari kewajiban moral atau keyakinan untuk berkontribusi

kepada negara dengan membayar pajak, atau merupakan kemauan

individu untuk membayar pajak”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa moral

pajak merupakan motivasi dari dalam diri individu atau wajib pajak untuk

membayar kewajiban perpajakannya secara sukarela.

Dalam tulisannya, Alm dan Vazquez dalam Fella (2014) menyatakan

bahwa :

“Moral pajak individu dipengaruhi secara langsungoleh persepsi

Wajib Pajak akan adanya pemenuhan barang dan jasa publik oleh

Page 49: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

29

negara. Lebih lanjut, semakin tinggi kemungkinan terjadinya

pelanggaran fiskal, dalam artian terdapat ekonomi biaya tinggi untuk

melakukan kewajiban perpajakan, maka akan semakin rendah

motivasi intrinsik individu untuk membayar pajak”.

Menurut Widodo dalam Fella (2014) :

“Kepatuhan pajak dipelajari dengan melihat bagaimana seorang

individu membuat keputusan antara pilihan untuk melakukan

kewajibannnya dalam melaksanakan pajak atau justru melakukan

penghindaran pajak. Satu aspek dalam kepatuhan pajak adalah sikap

moral individu sebagai Wajib Pajak dengan negaranya. Hubungan

ini akan mendorong wacana tentang pentingnya norma dasar dan

moral”.

Rahayu dalam Fella (2014), menyatakan bahwa :

“Moral masyarakat akan mempengaruhi pengumpulan pajak oleh

fiskus. Dengan integritas tinggi tentunya pemenuhan kewajiban

perpajakan akan lebih baik. Kepatuhan wajib pajak akan lebih akan

lebih baik jika moral penduduk baik. Keinginan untuk meloloskan

diri dari pajak baik ilegal maupun legalakan lebih termotivasi

dengan kondisi moral masyarakat yang rendah. Moral masyarakat

yang buruk akan menghambat pemungutan pajak, ketidakpatuhan

akan mendominir kewajiban perpajakan wajib pajak”.

Menurut Cahyonowati dalam Fella (2014) moral pajak dibentuk oleh

beberapa indikator yang terdiri dari :

a. Kebanggaan Nasional

Membayar pajak merupakan salah satu wujud kecintaan warga

negara terhadap negaranya. Jika dalam hati setiap warga negara

sudah tertanam rasa kebanggaan sebagai warga negara, mereka akan

terdorong untuk ikut membangun dan memperbaiki negaranya,

dengan begitu mereka akan termotivasi untuk membayar pajak.

Page 50: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

30

b. Kepercayaan Pada Pemerintah

Jika negara bertindak dalam jalur yang dapat dipercaya, maka

para Wajib Pajak akan lebih bersedia untuk lebih memiliki

kepatuhan terhadap pajak. Jika masyarakat sudah percaya bahwa

kinerja pemerintah secara umum sudah baik, maka dengan

sendirinya akan termotivasi untuk membayar pajak. Jika individu

mempersepsikan bahwa negara bisa dipercaya, maka tingkat

kepercayaan wajib pajak dapat meningkat. Demikian juga terhadap

tingkat kepatuhan terhadap peraturan perpajakan. Oleh karena itu,

hubungan baik antara wajib pajak dan negara harus senantiasa

dipelihara dengan tindakantindakan positif.

c. Kondisi ekonomi

Pajak menjadi sektor yang paling dominan, secara teoritis pajak

memiliki fungsi anggaran dan pengaturan. Diluar fungsi anggaran

(budgetair) pajak memiliki fungsi pengaturan (regulerend) yang

sangat membantu pemerintah untuk kestabilan ekonomi dan sosial

serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekaligus

mempersempit kesenjangan nasional, karena itu pajak menjadi

sangat berperan dalam perekonomian.

d. Sistem Perpajakan

Sistem perpajakan yang saat ini berkembang di Indonesia masih

dirasakan belum efektif. Di indonesia telah dilakukan reformasi

perpajakan yang pertama kali diluncurkan tahun 1983. Reformasi ini

Page 51: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

31

dilakukan dengan melakukan perombakan mendasar dalam sistem

perpajakan di Indonesia yaitu digantikan sistem official assessment

menjadi self assesssment. Agar sistem dapat berjalan secara efektif

diperlukan peraturan yang jelas, tegas tidak ambigu, sederhana serta

mudah dilakasanakan. Penyebaran dan sosialisasi

perundangundangan yang ada perlu dilakukan kepada semua pihak

supaya mengetahui dan melaksanakannya.

e. Sanksi Administrasi dan Pemeriksaan Pajak

Adanya sanksi administrasi dan pemeriksaan pajak akan

membuat wajib pajak melihat bahwa mekanisme kontrol yang

dibangun oleh fiskus mampu menghukum wajib pajak yang tidak

taat. Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan seseorang

melakukan penghindaran terhadap pajak. Hambatan-hambatan

tersebut dapat berasaldari internal maupun eksternal Wajib Pajak.

Dari sisi internal individu lebih didasarkan kepada kesadaran untuk

melaksanakan kewajiban membayar pajak sedangkan dari eksternal

Wajib Pajak dapat dikarenakan oleh struktur ekonomi,

perkembangan moral atau tingkat intelektual penduduk, atau dapat

disebabkan oleh teknik pemungutan itu sendiri.

8. Sistem Administrasi Perpajakan Modern

Menurut Sari (2013:14) semenjak tahun 2002, Direktorat Jenderal

Pajak (DJP) telah meluncurkan program perubahan (change program) atau

Page 52: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

32

reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat disebut

Modernisasi. Modernisasi perpajakan pada dasarnya merupakan

perwujudan atau bagian dari reformasi perpajakan. Modernisasi Sistem

Administrasi Perpajakan ialah adanya perubahan sistem administrasi

dalam perpajakan yang akan membawa dampak pada pelayanan yang

diterima oleh wajib pajak. Menurut Rahayu dan Lingga (2009), program

reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dalam penerapan sistem

administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus antara lain

struktur organisasi yang dirancang berdasarkan fungsi, tidak lagi menurut

seksi-seksi berdasarkan jenis pajak, perbaikan pelayanan bagi setiap wajib

pajak melalui pembentukan Account Representative dan Compliant Center

untuk menampung keberatan Wajib Pajak. Sistem administrasi perpajakan

modern juga mengikuti kemajuan teknologi dengan pelayanan yang

berbasis e-system seperti e-Filing, e-Payment, dan e-Registration yang

diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif yang

ditunjang dengan penerapan Kode Etik Pegawai.

Menurut Sari (2013:14),

“Modernisasi perpajakan ini dapat diartikan sebagai penggunaan

sarana dan prasarana perpajakan yang baru dengan memanfaatkan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.”

Page 53: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

33

Menurut Pandiangan dan Sari (2013), modernisasi administrasi

perpajakan yang dilakukan pada dasarnya meliputi:

a. Restrukturisasi organisasi.

b. Penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi

komunikasi dan informasi.

c. Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia.

Adapun inti dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan good

governance, yaitu penerapan perpajakan yang transparan dan akuntabel,

dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal. Strategi

yang ditempuh adalah pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif

kepada para Wajib Pajak. Jika program modernisasi ini ditelaah secara

mendalam, termasuk perubahan-perubahan yang telah, sedang dan akan

dilakukan, maka dapat dilihat bahwa konsep modernisasi ini merupakan

sutu terobosan yang akan membawa perubahan yang cukup mendasar dan

revolusioner.

Menurut Sari (2013:14-17), untuk mewujudkan modernisasi sistem

administrasi perpajakan, maka program reformasi administrasi perpajakan

perlu dirancang dan dilaksanakan secara menyeluruh dan komprehensif.

Perubahan-perubahan yang dilakukan meliputi bidang-bidang berikut:

a. Struktur Organisasi

Struktur berbasis fungsi diterapkan pada KPP dengan sistem

administrasi modern untuk dapat merealisasikan debirokratisasi

Page 54: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

34

pelayanan sekaligus melaksanakan pengawasan terhadap Wajib Pajak

secara lebih sistematis berdasarkan analisis resiko.

b. Proses Bisnis dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Proses bisnis merupakan pilar penting program modernisasi DJP,

yang diarahkan pada penerpan full automation dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi, terutama untuk pekerjaan yang

sifatnya klerikal. Diharapkan dengan full automation, akan tercipta

suatu prosesbisnis yang efisien dan efektif karena administrasi menjadi

cepat, mudah, akurat, paperless, sehingga dapat meningkatkan

pelayanan tarhadap Wajib Pajak baik dari segi kualitas maupun waktu.

Proses bisnis dirancang dengan sedemikian rupa sehingga dapat

mengurangi kontak langsung pegawai DJP dengan Wajib Pajak untuk

meminimalisir kemungkinanan terjadinya KKN. Disamping itu, fungsi

pengawasan internal akan lebih efektif dengan adanya built-in control

system, karena siapapun dapat mengawasi bergulirnya proses

administrasi melalui sistem yang ada. Perbaikan proses bisnis

dilkaukan antara lain dengan penerapan e-system dengan dibukannya

fasilitas e-filing (pengiriman SPT secara online melalui internet), e-SPT

(penyerahan SPT dalam media digital), e-payment (fasilitas

pembayaran online untuk PBB), dan e-registration (pendaftaran NPWP

secara online melalui internet). Semua fasilitas tersebut diciptakan guna

memudahkan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban

perpajakannya.

Page 55: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

35

c. Manajemen Sumber Daya Manusia

Fokus program reformasi ini adalah perbaikan sistem dan

manajemen SDM, dan direncanakan perubahan yang dilakukan sifatnya

lebih menyeluruh. Hal ini perlu dan mendesak untuk dilakuakan, karena

disadari bahwa elemen yang terpenting dalam suatu sistem organisasi

adalah manusianya. Secanggih apapun struktur, sistem, teknologi

informasi, metode dan alur kerja suatu organisasi, semua ini tidak dapat

berjalan dengan optimal tanpa didukung dengan SDM yang capeble dan

berintegritas. Harus disadari bahwa yang perlu dan harus diperbaiki

sebenarnya adalah sistem dan manajemen SDM, bukan semata-mata

merasionalisasi pegawai, karena sistem yang baik dan terbuka

dipercaya akan bisa menghasilkan SDM yang berkualitas.

d. Pelaksanaan good governance

Suatu organisasi berikut sistemnya akan berjalan dengan baik

manakala terdapat rambu-rambu yang jelas untuk membantu

pelaksanaan tugas dan pekerjaannya, serta yang lebih penting

konsistensi implementasi ramburambu tersebut. Dalam praktek

berorganisasi, good governance biasanya dikaitkan dengan mekanisme

pengawasan internal yang bertujuan untuk meminimalkan terjadinya

penyimpangan ataupun penyelewengan dalam organisasi, baik itu

dilakukan oleh pegawai maupun pihak lainnya, baik disengaja maupun

tidak.

Page 56: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

36

Adapun fasilitas pelayanan perpajakan yang tersedia, dan siap

dimanfaatkan oleh masyarakat atau Wajib Pajak seirama dengan

modernisasi adalah sebagai berikut:

a. Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)

Untuk meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, dibentuk

suatu tempat pelayanan terpadu disetiap KPP, seperti penerimaan

dokumen atau laporan perpajakan (SPT, SSP, dsb) yang diserahkan

langsung oleh Wajib Pajak sehingga tidak harus ke masing-masing

seksi.

b. Account Representative

Pegawai DJP yang diberikan wewenang khusus untuk

memberikan pelayanan dan mengawasi Wajib Pajak secara

langsung.

c. Help Desk

Pandiangan (2008:29) dalam Sari (2013) menuturkan bahwa

“Help Desk merupakan salah satu fasilitas pelayanan perpajakan

yang tersedia untuk wajib pajak yang tempatnya di lobby gedung

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Tempat Pelayanan Terpadu

(TPT). Petugas yang ditempatkan di help desk adalah pegawai yang

dianggap cakap dan berpengetahuan tentang perpajakan, dan

mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik. Petugas di help

desk harus melayani masyarakat sesuai dengan hari dan jam kerja

kantor.” Dengan adanya help desk diharapkan mampu

Page 57: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

37

menghilangkan kebingungan dan kesulitan yang kadang-kadang

dialami masyarakat bila berhubungan dengan suatu kantor pajak

termasuk instansi pemerintah, fasilitas help desk dengan teknologi

tax knowladge, menyangkut:

1) Peraturan pajak yang komprehensif dan terkini

2) Dikompilasi suatu standar Q&A, flowchart, dan penjelasan

singkat.

3) Tersedia dalam komputer, sehingga mudah diakses.

4) Diharapkan mampu untuk menjawab berbagai permasalahan

mengenai pajak.

d. Complaint Center

Berfungsi untuk menampung keluhan-keluhan Wajib Pajak yang

terdaftar.

e. Call Center

Fungsi call utama yang ditangani call center menyangkut

pelayanan (konfirmasi, prosedur, pelaporan, material perpajakan,

dan lainnya).

f. Media

Informasi Pajak Dengan adanya media informasi, Wajib Pajak

dapat mengakses segala sesuatu hal yang berhubungan dengan pajak

yang dibutuhkan secara gratis.

Page 58: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

38

g. Website

Untuk mempermudah akses informasi perpajakan kepada

masyarakat, terlebih lagi dengan iklim yang mengglobal, maka

dibuat website perpajakan yang dikelola DJP, yaitu

www.pajak.go.id.

h. E-system

Pemanfaatan dan penerapan e-system dimaksudkan agar semua

proses kerja dan pelayanan perpajakan berjalan dengan baik, lancar,

cepat, dan akurat.

Menurut Sari (2013:19), adapun tujuan modernisasi perpajakan adalah,

untuk menjawab latar belakang dilakukannya modernisasi perpajakan,

yaitu:

1. Tercapainya tingkat kepatuhan pajak yang tinggi

2. Tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan

yang tinggi

3. Tercapainya tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi.

Adanya modernisasi administrasi perpajakan ini diharapkan mampu

meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak (tax

compliance) dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak dalam

mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat

Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran

pajak terutang, serta kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Isu

kepatuhan menjadi penting karena ketidakpatuhan secara bersamaan akan

Page 59: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

39

menimbulkan upaya menghindarkan pajak, seperti tax evasion dan tax

avoidance, yang mengakibatkan berkurangnya penyetoran dana pajak ke

kas negara. Pada hakekatnya kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh

kondisi sistem administrasi perpajakan yang meliputi tax service dan tax

enforcement.

B. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu mengenai kepatuhan wajib pajak, banyak

peneliti yang telah melakukan penelitian tentang kepatuhan wajib pajak

sebagai variable dependen. Banyak jenis variabel independen seperti perilaku,

moral, tingkat pendidika, pengetahuan, dan lain – lain yang di uji dengan

variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu peneliti akan

menuliskan hasil penelitian terdahulu yang menggunakan kepatuhan wajib

pajak sebagai variabel dependennya.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rudy, dan Mintarto (2015),

dengan judul penelitian Pengaruh Karakteristik Individu, Budaya dan

Lingkungan Sosial Terhadap Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

(Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pramata

Malang Utara). Hasil penelitian menunjukan variabel Budaya berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak.

Khaerunnisa dan Wiratno (2014), dengan judul penelitian Pengaruh

Moralitas Pajak, Budaya Pajak, dan Good Governance terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

Page 60: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

40

moralitas pajak, budaya pajak, dan good governance terhadap kepatuhan

wajib pajak.

Indra (2013), dengan judul penelitian Pengaruh Moralitas Wajib Pajak,

Sistem Perpajakan, dan Risiko Audit Pada Wajib pajak Badan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil dari penelitian tersebut adalah moralitas wajib

pajak, sistem perpajakan, dan risiko audit berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak badan.

Aprilina dan Pusposari (2016), dengan judul peelitian Pengaruh Penerapan

Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Hasil Penelitian Menunjukan Bahwa

Terdapat Pengaruh Positif dan Signifikan Secara Parsial Antara Sistem

Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Luqman (2017), dengan judul penelitian Pengaruh Kesadaran, Moralitas,

dan Budaya Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak (Studi Pada UKM Siola Kota

Surabaya). Hasil penelitian menunjukan bahwa kesadaran pajak secara parsial

berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. Sedangkan moralitas dan

budaya pajak secara parsial tidak mempengaruhi kepatuhan pajak.

Dhyka (2017), dengan judul penelitian Pengaruh Modernisasi Sistem

Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi

Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara). Hasil penelitian

yang menguji pengaruh modernisasi sitem administrasi perpajakan berupa e-

Page 61: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

41

billing terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa terdapat pengaruh e-billing terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.

Tabel II.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Rudy, dan

Mintarto

(2015)

Pengaruh

Karakteristik

Individu, Budaya

dan Lingkungan

Sosial Terhadap

Kepatuhan

Pemenuhan

Kewajiban

Perpajakan (Studi

Pada Wajib Pajak

Orang Pribadi di

Kantor Pelayanan

Pajak Pramata

Malang Utara).

Variabel

Indepeden :

Karakteristik

Individu,

Budaya, dan

Lingkungan

Sosial

Variabel

Dependen :

Kepatuhan

Pemenuhan

Kewajiban

Perpajakan

Hasil penelitian

menunjukan

variabel Budaya

berpengaruh

terhadap kepatuhan

wajib pajak.

2. Khaerunnisa

dan Wiratno

(2014)

Pengaruh

Moralitas Pajak,

Budaya Pajak,

Variabel

Independen :

Moralitas

Hasil pengujian

hipotesis

menunjukkan

Page 62: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

42

dan Good

Governance

terhadap

Kepatuhan Wajib

Pajak

Pajak, Budaya

Pajak, dan

Good

Governance

Variabel

Dependen :

Kepatuhan

Wajib Pajak

bahwa terdapat

pengaruh moralitas

pajak, budaya

pajak, dan good

governance

terhadap kepatuhan

wajib pajak

3. Indra Aditya

Pamungkas

(2013)

Pengaruh

Moralitas Wajib

Pajak, Sistem

Perpajakan, dan

Risiko Audit Pada

Wajib pajak

Badan Terhadap

Kepatuhan Wajib

Pajak

Variabel

Independen :

Moralitas

Wajib Pajak,

Sistem

Perpajakan,

dan Risiko

Audit

Variabel

Dependen :

Kepatuhan

Wajib Pajak.

Hasil dari

penelitian tersebut

adalah moralitas

wajib pajak, sistem

perpajakan, dan

risiko audit

berpengaruh positif

terhadap kepatuhan

wajib pajak badan.

Page 63: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

43

4. Ria Aprilina

dan Devi

Pusposari

(2016)

Pengaruh

Penerapan Sistem

Modernisasi

Administrasi

Perpajakan

Terhadap

Kepatuhan Wajib

Pajak (Studi

Empiris pada

Wajib Pajak

Orang Pribadi di

Fakultas Ekonomi

dan Bisnis

Universitas

Brawijaya

Malang

Variabel

Independen :

Sistem

Administrasi

Perpajakan

Modern

Variabel

Dependen :

Kepatuhan

Wajib Pajak

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

terdapat pengaruh

positif dan

signifikan secara

parsial antara

sistem administrasi

perpajakan modern

terhadap kepatuhan

wajib pajak orang

pribadi di Fakultas

Ekonomi dan

Bisnis Universitas

Brawijaya Malang.

5. Luqman

Yusuf

Ramadhan

(2017)

Pengaruh

Kesadaran,

Moralitas, dan

Budaya Pajak

Terhadap

Kepatuhan Pajak

(Studi Pada UKM

Variabel

Independen :

Kesadaran,

Moralitas ,dan

Budaya Pajak

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

kesadaran pajak

secara parsial

berpengaruh positif

terhadap kepatuhan

pajak. Sedangkan

Page 64: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

44

Siola Kota

Surabaya)

Variabel

Dependen :

Kepatuhan

Pajak

moralitas dan

budaya pajak

secara parsial tidak

mempengaruhi

kepatuhan pajak.

6. Dhyka

Adzani

(2017)

Pengaruh

Modernisasi

Sistem

Administrasi

Perpajakan

Terhadap

Tingkat

Kepatuhan Wajib

Pajak

(Studi Kasus Pada

Kantor Pelayanan

Pajak Pratama

Makassar Utara)

Variabel

Independen :

Modernisasi

Sistem

Administrasi

Perpajakan

Variabel

Dependen :

Tingkat

Kepatuhan

Wajib Pajak

Hasil penelitian

yang menguji

pengaruh

modernisasi sitem

administrasi

perpajakan berupa

e-billing terhadap

tingkat kepatuhan

wajib pajak, maka

dapat ditarik

kesimpulan bahwa

terdapat pengaruh

e-billing terhadap

tingkat kepatuhan

wajib pajak

Sumber : Hasil Penelitian Terdahulu

Page 65: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

45

H1

H2

H3

H4

C. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini akan digambarkan mengenai pengaruh budaya wajib

pajak, moralitas wajib pajak, dan sistem administrasi perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berikut adalah kerangka pemikiran

dalam penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar II.1

Kerangka pemikiran

Sumber : Penelitian Terdahulu

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan belum terbukti

kebenarannya, sehingga diperlukan penelitian untuk membuktikan apakah

Budaya Wajib Pajak

(x1)

Moralitas Wajib Pajak

(x2)

Sistem Administrasi

Perpajakan Modern

(x3)

Kepatuhan Wajib Pajak

(y)

Page 66: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

46

hipotesis yang disampaikan benar atau tidak. Hipotesis yang akan diuji dalam

penelitian ini mengenai analisa Budaya Wjib Pajak, Moralitas wajib Pajak, dan

Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pribadi

1. Pengaruh Budaya Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Budaya pajak dibangun karena adanya interaksi baik formal maupun

informal dalam suatu institusi yang menghubungkan system perpajakan

nasional dengan praktik hubungan antara aparatur pajak. Berdasarkan hal

tersebut, hubungan antara aparatur pajak dengan wajib pajak merupakan

salah satu indikator dari budaya pajak. Aparatur pajak diharapkan

memiliki sifat jujur, simpatik, dan mudah untuk dihubungi karena aparatur

pajak langsung berhubungan dengan wajib pajak dalam hal pelayanan

perpajakan (Widodo, 2010:58-59).

Penelitian yang dilakukan oleh Luqman (2017) memberikan hasil

bahwa budaya secara parsial tidak mempengaruhi kepatuhan pajak.

Sedangkan menurut Khaerunnisa dan Wiratno (2014), Mintarto dkk,

(2015), Rudy dan Mintarto (2015), menyatakan bahwa Budaya wajib

pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

Berdasarkan teori-teori dan penelitian sebelumnya tersebut maka

dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Budaya wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak.

Page 67: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

47

2. Pengaruh Moralitas Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak.

Moralitas pajak merupakan motivasi yang muncul dari dalam diri

individu untuk membayar pajak (Widodo, 2010:9). Moralitas pajak dapat

dibentuk melalui partisipasi warga negara, kepercayaan, kebanggaan, dan

sistem perpajakan. Jika dalam diri wajib pajak sudah tertanam rasa bangga

sebagai warga negara, maka mereka akan termotivasi untuk membayar

pajak dan terdorong untuk ikut memikirkan keadaan bangsanya. Wajib

pajak taat membayar pajak karena didorong oleh adanya sikap peduli

dengan kondisi keuangan negara dan partisipasi warga negara yang tinggi

diikuti dengan terbukanya pola fikir untuk memajukan negaranya

(Widodo, 2010:24-27).

Penelitian yang dilakukan oleh Luqman (2017) menyatakan bahwa

moralitas secara parsial tidak mempengaruhi kepatuhan pajak. Sedangkan

menurut Indra (2013), Khaerunnisa dan Wiratno (2014), dan Muthia

(2014), menyatakan bahwa Moralitas berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak.

Berdasarkan teori-teori dan penelitian sebelumnya tersebut maka dapat

disimpulkan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Moralitas wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak.

Page 68: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

48

3. Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak.

Menurut Sari (2013:14) semenjak tahun 2002, Direktorat Jenderal

Pajak (DJP) telah meluncurkan program perubahan (change program) atau

reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat disebut

Modernisasi. Modernisasi perpajakan pada dasarnya merupakan

perwujudan atau bagian dari reformasi perpajakan. Modernisasi Sistem

Administrasi Perpajakan ialah adanya perubahan sistem administrasi

dalam perpajakan yang akan membawa dampak pada pelayanan yang

diterima oleh wajib pajak

Jika administrasi perpajakan tidak dilakukan dengan efektif akan

menimbulkan efek-efek atau dampak sampingan, dan merugikan terhadap

optimalisasi penerimaan pajak. Beberapa dampak itu di antaranya belum

dapat teridentifikasinya Wajib Pajak secara menyeluruh akibat adanya

kecenderungan Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri, serta beberapa

bentuk penyelewengan lainnya. Jika hal semacam ini tidak segera diatasi,

maka juga akan mengancam konsistensi penerimaan pajak. Peningkatan

penerimaan pajak melalui peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dapat

dicapai dengan melakukan pembenahan dengan memberikan pelayanan

yang baik pada Wajib Pajak tersebut. Perbaikan pelayanan lewat program

perubahan, penegakan hukum, dan pelaksanaan kode etik yang lebih baik

harus diprioritaskan agar administrasi perpajakan dapat berjalan secara

Page 69: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

49

efektif dan efisien, serta tercipta tingkat kepatuhan wajib pajak yang

tinggi.

Menurut Arifah, dkk (2017), menyatakan bahwa modernisasi sistem

administrasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak. Sedangkan menurut Dhyka (2017), Aprilina dan Pusposari (2016),

Khaerunnisa dan Wiratno (2014) menyatakan bahwa Sistem Administrasi

Perpajakan Modern berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan teori-teori dan penelitian sebelumnya tersebut maka dapat

disimpulkan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak.

4. Pengaruh Budaya Wajib Pajak, Moralitas Wajib Pajak, dan Sistem

Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak.

Budaya pajak dibangun karena adanya interaksi baik formal maupun

informal dalam suatu institusi yang menghubungkan system perpajakan

nasional dengan praktik hubungan antara aparatur pajak. Tidak hanya dari

sisi budaya, aspek moral juga sangat penting untuk meningkatkan

kepatuhan masyarakat dalam melaporkan atau membayar pajaknya.

menurut Torgler yang dikutip oleh Widodo (2010:9) “Moral pajak dapat

didefinisikan sebagai motivasi yang muncul dalam diri individu untuk

membayar pajak. Motivasi ini dapat muncul dari kewajiban moral atau

Page 70: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

50

keyakinan untuk berkontribusi kepada negara dengan membayar pajak,

atau merupakan kemauan individu untuk membayar pajak”.

Selain itu Modernisasi perpajakan pada dasarnya merupakan

perwujudan atau bagian dari reformasi perpajakan. Modernisasi Sistem

Administrasi Perpajakan ialah adanya perubahan sistem administrasi

dalam perpajakan yang akan membawa dampak pada pelayanan yang

diterima oleh wajib pajak. Hal ini dapat meningkatkan kepatuhan wajib

pajak karena dengan adanya modernisasi sistem administrasi perpajakan

ini masyarakat dapat lebih mudah dalam melakukan pelaporan maupun

pembayaran dalam pelaksanaan pemeneuhan pajaknya.

Maka dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan hipotesis sebagai

berikut :

H4 : Budaya wajib pajak, moralitas wajib pajak, dan sistem

administrasi perpajakan modern berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak.

Page 71: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena menggunakan data

yang berupa angka-angka yang diukur dalam skala numerik dan mementingkan

adanya variable - variable sebagai objek penelitian.

Menurut Sugiyono (2017,8) metode penelitian kuantitatif adalah "Metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan."

Pada penelitian ini penulis meneliti pengaruh budaya wajib pajak,

moralitas wajib pajak, dan sistem administrasi perpajakan modern terhadap

kepatuhan wajib pajak pada wajib pajak yang bekerja di PT Soraya Interindo.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah objek yang akan diteliti dan dianalisis dengan

mendapatkan data untuk tujuan tertentu tentang suatu hal yang objektif, valid

dan reliable tentang suatu hal yang kemudian dapat ditarik kesimpulan. Dalam

melakukan penelitian, setiap peneliti harus mempelajari objek yang akan

Page 72: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

52

diteliti dan menentukan langkah-langkah penelitian agar penelitian yang

dilakukan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Penelitian ini memperoleh data dari kusioner yang akan disebarkan kepada

responden yang dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang bekerja di PT

Soraya Interindo. Karyawan yang bekerja di PT Soraya Interindo ini juga yang

kemudian akan menjadi objek peneltian kali ini dengan tujuan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran kewajiban

perpajakan pada wajib pajak yang bekerja di PT Soraya Interindo.

C. Jenis dan Sumber Data

Data – data dalam penelitian ini diperoleh dari kuisioner yang

disebarkan kepada karyawan yang bekerja di PT Soraya Interindo. Tempat

pengambilan data penelitian ini dipilih berdasarkan karakteristik penelitian

untuk memperoleh data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Waktu pengambilan data dimulai dari bulan Oktober 2019 sampai dengan

selesainya penelitian ini.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generilasasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sudaryono,

Page 73: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

53

2011). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT

Soraya Interindo.

2. Sample

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representative

(Sugiyono,2011).

Jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang

bekerja di perusahaan PT. Soraya Interindo yang berjumlah 145 karyawan.

Dalam penelitian ini penulis mempersempit populasi yaitu jumlah seluruh

karyawan sebanyak 145 karyawan dengan menghitung ukuran sampel

yang dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin menurut Sugiyono

(2011,87). Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena

dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil

penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak

memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus

dan perhitungan sederhana.

Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :

Page 74: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

54

Gambar III.1

Rumus Solvin

Keterangan :

n = Ukuran sampel/jumlah responden

N = Ukuran populasi

e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang

masih bisa ditolerir; e = 0,1

Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:

Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar

Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin adalah antara

10-20 % dari populasi penelitian.

Dari rumus di atas maka dapat diketahui jumlah sampel yang diteliti

yakni sebagai berikut :

n =

145

1+145 (0.10)²

n = 59.2 → 60

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sampel yang akan diteliti sebanyak 60

responden.

Page 75: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

55

Sampel yang diambil berdasarkan teknik probability sampilng; simple

random sampling, dimana peneliti memberikan peluang yang sama bagi

setiap anggota pupulasi (karyawan) untuk dipilih menjadi sampel yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu sendiri.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penetilian lapangan untuk

mengumpulkan data-data. Penelitian ini menggunakan satu jenis data, yaitu

data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada subjek

sebagai sarana informasi yang dicari yang pada penelitian ini diperoleh melalui

penyebaran kuisoner kepada wajib pajak / karyawan yang bekerja di PT Soraya

Interindo. Serangkaian pertanyaan diajukan kepada para wajib pajak/ karyawan

PT Soraya Iterindo untuk menerima jawaban mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kesadaran kewajiban perpajakan.

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 76: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

56

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Variable dependen pada penelitian

ini adalah kepatuhan wajib pajak.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang sering disebut sebagai

variabel stimulus atau variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau karena

timbulnya variabel dependen (terikat). Yang termasuk variabel

independen dalam penelitian ini sebagai berikut : X1 : Budaya Wajib

Pajak; X2 : Moralitas Wajib Pajak; X3 : Sistem Administrasi Perpajakan

Modern

Selanjutnya, setelah definisi dari masing-masing variabel diketahui,

makan akan ditentukan indikator-indikator yang akan diukur dan dijabarkan

menjadi butir-butir pernyataan. Untuk mempermudah penyusunan instrument,

maka digunakan kisi-kisi instrument sebagai berikut.

Tabel 3.1

Opersional Variabel

No Variabel Indikator Skala

1. Kepatuhan Wajib

Pajak

a. Wajib Pajak selalu mengisi

formulir pajak dengan tepat dan

jelas

Ordinal

Page 77: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

57

b. Wajib Pajak selalu menghitung

pajak dengan jumlah yang benar

c. Wajib Pajak harus membayar dan

melaporkan pajak tepat waktu

2. Budaya Wajib

Pajak

a. Hubungan antara wajib pajak

dengan aparatur pajak

b. Lingkungan sosial

c. Budaya nasional

Ordinal

3. Moralitas Wajib

Pajak

a. Partisipasi warga Negara

b. Kepercayaan

c. Kebanggan

Ordinal

4. Sistem

Administrasi

Perpajakan

Modern

a. Struktur organisasi

b. Proses bisnis dan teknologi

informasi dan komunikasi

c. Manajemen sumber daya manusia

d. Pelaksanaan good governance

Ordinal

Sumber : Chahyonowati (2013), Widodo (2010), Rahayu (2010), Ayu (2017)

G. Teknik Analisis Data

Pengukuran variabel yang akan diteliti menggunakan instrument

penelitian sedangkan metode yang digunakan dalam pengolahan data pada

penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Instrumen penelitian adalah

pertanyaan ataupun pernyataan beserta kategori jawaban-jawabannya.

Pembobotan kuisoner setiap variabel menggunakan skala likert yang diberi

skor 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) yang bertujuan untuk mengukur

kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap objek. Skala likert adalah

skala yang digunakan untuk megukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang.

Page 78: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

58

Skala ini memiliki gradasi dari positif sampai dengan negative. Setelah itu,

hasil kuisoner yang terkumpul akan langsung diolah menggunakan aplikasi

SPSS. Seluruh pertanyaan dan hasil jawaban akan diuji coba terlebih dahulu

untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitasnya.

1. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif, adalah statistik yang memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemenangan

distribusi). Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah

informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami (Ghozali, 2016:19) .

Menurut Sugiyono (2017:141), Statistik Deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.jika

penelitian dilakukan menggunakan sampel, maka analisanya dapat

menggunakan statistik deskriptif. Penyajian data yang dilakukan oleh

penulis juga menggunakan tata cara penggunaan Bahasa Indonesia yang

baik dan benar sehingga dapat lebih mempermudah pembaca dalam

memahami isi dari penelitian ini.

Page 79: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

59

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

Menurut Imam Ghozali (2011,52), Uji Validitas digunakan untuk

mengetahui valid tidak suatu kuisioner, suatu kuisioner dinyatakan

valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Pengujian dilakukan secara

statistic, yaitu dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan

dukungan computer yaitu SPSS.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah pengujian yang membahas tentang masalah

konsisten yaitu konsisten dalam stabilitas suatu skor dalam suatu

instrument pengukur, sedangkan validitas membahas tentang ketepatan

sehingga validitas dan reliabilitas itu berbeda. Pada penelitian ini

pengukuran reliabilitas menggunakan metode Cronbach’s Alpha.

Sedangkan menurut Dwi Priyatno (2014,64):

1) Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,7 maka pertanyaan-pertanyaan

yang digunakan untuk mengukur variabel etrsebut adalah “tidak

reliabel”.

2) Jika nilai I > 0,7 maka pertanyaan-pertanyaan yang digunakan

untuk mengukur variabel tersebut adalah “reliabel”.

Page 80: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

60

3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan suatu uji kualitas data yang

dilakukan sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda. Uji asumsi

klasik bertujuan untuk menguji dan mengetahui kelayakan model regresi

yang digunakan dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi kedua variabel yang ada, yaitu variabel bebas dan terikat

mempunyai distribusi data yang normal atau mendekati normal

(Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan

adalah One-Sample Kulmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini dilakukan

untuk mendekati apakah residual terdistribusi normal atau tidak. Uji

One-Sample Kulmogorov-Smirnov (K-S) dilakukan dengan

membuat hipotesis sebagai berikut :

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Tingkat kepercayaan dalam uji Kulmogorov-Smirnov (K-S)

adalah 0,05 atau dasar pengembalian keputusan normal atau

tidaknya data yang akan diolah adalah sebagai berikut :

Page 81: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

61

1. Jika nilai signifikan dari uji K-S > 0,05 maka data residual

berdistribusi normal.

2. Jika nilai signifikan dari uji K-S < 0,05 maka data residual

tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2013) uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak

orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang

nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol”.

Uji multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas

variabel independen terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh

variabel lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan

adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai

untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance

≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Dasar pengambilan

keputusan tersebut adalah sebagai berikut :

Page 82: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

62

1. Jika nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF dibawah 10,

maka tidak terjadi masalah multikolonieritas.

2. Jika nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF diatas 10,

maka terjadi masalah multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variansi dan

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dalam mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatter plot dan uji korelasi Spearman”rho. Model regresi dengan

scatter plot yang tidak terjadi heteroskedastisitas harus memenuhi

syarat sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

Page 83: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

63

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik - titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Sedangkan, pada uji korelasi Spearman’s rho, pengujian

dilakukan dengan uji 2 sisi pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila

korelasi antara variabel independen dengan residual didapat

signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak ada masalah

heteroskedastisitas.

4. Uji Hipotesis

a. Koefisien determinasi (R²)

Koefisien regresi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu Ghozali (2012). Jika

dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted

R² dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R²= 1, maka

adjusted R²=R²= 1, sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = (1

– k)/(n-k). Jika k > 1, maka adjusted R² akan bernilai positif (Gujarati

dalam Ghozali, 2012).

b. Uji Analisis Regensi Linier Berganda

Menurut Priyatno (2014) analisis regresi linear dilakukan untuk

mengetahui pengaruh secara linier antara variabel independen dengan

Page 84: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

64

variabel dependen, serta untuk memprediksi suatu nilai variabel

dependen berdasarkan nilai variabel dependen. Dalam penelitian ini,

teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear

berganda yang menganalisis hubungan satu variabel dependen dan tiga

variabel independen. Berikut adalah model regresi dalam penelitian ini:

KWP = α + β1BWP + β2 MWP+ β3SAPM + ε

KWP= Kepatuhan wajib pajak

α = Konstanta

β1-3 = Koefisien Regresi

BWP = Budaya Wajib Pajak

MWP = Moralitas Wajib Pajak

SAPM = Sistem Administrasi Perpajakan Modern

ε = Error

c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk

mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara parsial

berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen

(Priyatno, 2014). Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan t

hitung dengan t tabel dengan menggunakan bantuan program SPSS

dengan tingkat signifikansi 0,05 (5%).

Page 85: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

65

Pengujian hipotesis penelitian didasarkan pada kriteria pengambilan

keputusan, sebagai berikut :

1) Jika nilai sig. < 0,05, maka Ho diterima, berarti variabel

independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.

2) Jika nilai sig. > 0,05, maka Ho ditolak, berarti variabel

independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel

dependen.

d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel terikat, (Ghozali, 2012). Untuk menguji

hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut :

1) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi

Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha

ditolak, dan apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho

ditolak dan Ha diterima, (Ghozali, 2012).

Page 86: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang bekerja di

PT Soraya Interindo yang terdapat di Kota Tangerang. Sampel yang digunakan

adalah wajib pajak yang bekerja di PT Soraya Interindo, untuk mengukur

budaya wajib pajak, moralitas wajib pajak, dan sistem administrasi perpajakan

modern terhadap kepatuhan wajib pajak yang bekerja di

PT Soraya Interindo.

Penyebaran kuesioner dilakukan kepada para karyawan yang bekerja di PT

Soraya Interindo. Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 60 kuesioner

yang disebar. Semua responden tersebut telah mengisi kuesioner dengan

lengkap dan telah memenuhi kriteria untuk menjadi sampel dalam penelitian

dan selanjutnya jawaban kuesioer tersebut dapat dianalisis lebih lanjut dalam

penelitian kali ini. Berikut adalah keterangan tabel dalam penyebaran

kuesioner.

Page 87: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

67

Tabel IV.1

Penyebaran Kuesioner

Keterangan Jumlah Presentase

Kuesioner yang disebar 60 100 %

Kuesioner yang dikembalikan 60 100 %

Kuesioner yang dapat diolah 60 100 %

Sumber: Data Primer yang diolah (2019)

Tabel dibawah ini menjelaskan mengenai pembagian responden

berdasarkan pembagian umur. Pembagian responden berdasarkan umur

terbagi menjadi empat, yaitu 18 sampai 27 tahun, 28 sampai 37 tahun,

sampai 48 tahun, dan lebih dari 49 tahun. Deskripsi berdasarkan usia akan

dijelaskan dalam tabel IV.2.

Tabel IV.2

Data Demografi Responden Penelitian Berdasarkan Usia

Keterangan (Usia) Jumlah Presentase

18-27 tahun 30 50 %

28-37 tahun 15 25 %

38-47 tahun 8 13.3 %

≥ 48 tahun 7 11,7 %

Total 50 100%

Sumber: Data Primer yang diolah (2019)

Page 88: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

68

Dari tabel IV.2 diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak

50 % atau 30 responden berusia 18 sampai 27 tahun, kemudian responden

berusia 28-37 tahun sebanyak 25 % atau 15 responden, responden berusia 38

sampai 47 tahun sebanyak 13.3 % atau 8 responden dan responden berusia ≥

48 tahun sebanyak 11.7 % atau 7 responden.

B. Analisis Hasil Penelitian

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kelayakan suatu kuesioner dan

jawaban yang diperoleh dari responden sehingga dapat mengetahui tingkat

kevalidan data hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden, berikut adalah

hasil yang didapat.

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah budaya wajib

pajak, moralitas wajib pajak, dan sistem administrasi perpajakan modern

terhadap kepatuhan wajib pajak yang akan diuji secara statistic deskriptif

seperti yang disajikan pada tabel IV.3.

Page 89: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

69

Tabel IV.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

BWP 60 15 25 21,38 ,333 2,578

MWP 60 14 25 20,00 ,324 2,511

SAPM 60 15 25 21,78 ,291 2,256

KWP 60 15 25 20,97 ,286 2,217

Valid N (listwise) 60

Sumber : Data Primer yg diolah menggunakan SPSS 24.00 (2019)

Dari uji statistik deskriptif dapat diketahui perhitungan nilai minimum,

maksimum, mean dan standar deviasi. Nilai minumum menunjukkan nilai

terendah dari data yang diteliti dalam suatu periode tertentu sedangkan

nilai maksimum menunjukkan nilai tertinggi dari data yang diteliti. Mean

menunjukkan nilai rata-rata dari data-data yang diteliti dalam suatu

periode tertentu. Sedangkan standar deviasi merupakan sebaran data yang

digunakan dalam penelitian pada periode tertentu.

Berdasarkan pada tabel IV.3, menunjukkan deskriptif statistik bahwa

kolom N adalah jumlah data yang valid dan digunakan dalam penelitian

ini sebanyak 60 sampel data, sesuai dengan jumlah observasi yang terdapat

dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil diatas, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Budaya Wajib Pajak / BWP memiliki nilai terendah 15, nilai tertinggi

25, nilai rata-rata sebesar 20 dan standar deviasi sebesar 2,578. Nilai rata-

Page 90: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

70

rata dan standar deviasi budaya wajib pajak ini menunjukkan terdapat

penyebaran data yang baik karena nilai rata-ratanya lebih besar dari pada

standar devisinya. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar rata-rata

sampel wajib pajak yang diteliti memiliki budaya pajak yang baik dalam

hal melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Moralitas Wajib Pajak / MWP memiliki nilai terendah 14, nilai tertinggi

25 nilai rata-rata sebesar 22,38 dan standar deviasi sebesar 2.511. Nilai

rata-rata dan standar deviasi moralitas wajib pajak ini menunjukkan

terdapat penyebaran data yang baik karena nilai rata-ratanya lebih besar

dari pada standar devisinya. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar

rata-rata sampel wajib pajak yang diteliti memiliki moralitas yang baik

dalam hal melaksanakan kepatuhan dan kewajiban perpajakannya.

Sistem Administrasi Perpajakan Modern / SAPM memiliki nilai

terendah 15, nilai tertinggi 25, nilai rata-rata sebesar 21.78 dan standar

deviasi sebesar 2.256. Nilai rata-rata dan standar deviasi sistem

administrasi perpajakan modern ini menunjukkan terdapat penyebaran

data yang baik karena nilai rata-ratanya lebih besar dari pada standar

devisinya. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar rata-rata sampel

wajib pajak yang diteliti memiliki pemahaman atas sistem administrasi

perpajakan modern yang baik dan melaksanakan kepatuhan pelaporan

perpajakannya.

Kepatuhan Wajib Pajak/ KWP memiliki nilai terendah 15, nilai

tertinggi 25, nilai rata-rata sebesar 20.97 dan standar deviasi sebesar 2.217.

Page 91: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

71

Nilai rata-rata dan standar deviasi kepatuhan wajib pajak ini menunjukkan

terdapat penyebaran data yang baik karena nilai rata-ratanya lebih besar

dari pada standar devisinya. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar

rata-rata sampel wajib pajak yang diteliti memiliki kepatuhan wajib pajak

yang baik dan melaksanakan kewajiban perpajakannya.

2. Uji Validitas

Berdasarkan hasil pengujian validitas (terdapat pada lampiran) dari

keempat variabel penelitian ini, yaitu Budaya Wajib Pajak (X1), Moralitas

Wajib Pajak (X2), Sistem Administrasi Perpajakan Modern (X3) dan

Kepatuhan Wajib Pajak (Y), maka didapatkan hasil uji validitas yang

ditampilkan dalam tabel IV.4 .

Tabel IV.4

Hasil Uji Validitas

Variabel Item r hitung r tabel Kesimpulan

Budaya Wajib Pajak

(X1)

Pertanyaan 1 0,754 0,3301 Valid

Pertanyaan 2 0,722 0,3301 Valid

Pertanyaan 3 0,805 0,3301 Valid

Pertanyaan 4 0,714 0,3301 Valid

Pertanyaan 5 0,753 0,3301 Valid

Moralitas Wajib

Pajak (X2)

Pertanyaan 1 0,683 0,3301 Valid

Pertanyaan 2 0,727 0,3301 Valid

Pertanyaan 3 0,678 0,3301 Valid

Pertanyaan 4 0,660 0,3301 Valid

Pertanyaan 5 0,593 0,3301 Valid

Sistem Administrasi

Perpajakan Modern

(X3)

Pertanyaan 1 0,364 0,3301 Valid

Pertanyaan 2 0,611 0,3301 Valid

Pertanyaan 3 0,615 0,3301 Valid

Page 92: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

72

Sumber : Data Primer yg diolah menggunakan SPSS 24.00 (2019).

Tabel IV.4 menunjukan variabel budaya wajib pajak, moralitas wajib

pajak, sistem administrasi perpajakan modern, dan kepatuhan wajib pajak

menujukkan bahwa nilai koefisien korelasi yang dimana nilai r hitung di

semua pertanyaan memiliki nilai yang lebih besar dari nilai r tabel yaitu

0,3301. Hal ini menunjukan secara statistik bahwa keseluruhan item

pertanyaan variabel yang ada pada setiap kuesioner dalam penelitian

dinyatakanan valid dan layak digunakan di dalam penelitian.

3. Uji Reliabilitas

Menurut R Jaelani (2014) Reliabilitas kurang dari 0,60 adalah kurang

baik, sedangkan 0,70 dapat diterima,dan di atas 0,80 adalah baik. Uji

reliabilitas ini berguna untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya dan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,

apakah alat ukur yang digunakan dapat tetap konsisten jika pengukuran

tersebut diulang. Dalam uji reliabilitas ini menggunakan Cronbach’s

Alpha Coeffiecient. Berikut adalah hasil uji reliabilitas yang dapat dilihat

pada tabel IV.5 .

Pertanyaan 4 0,663 0,3301 Valid

Pertanyaan 5 0,608 0,3301 Valid

Kepatuhan Wajib

Pajak (Y)

Pertanyaan 1 0,707 0,3301 Valid

Pertanyaan 2 0,707 0,3301 Valid

Pertanyaan 3 0,704 0,3301 Valid

Pertanyaan 4 0,510 0,3301 Valid

Pertanyaan 5 0,728 0,3301 Valid

Page 93: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

73

Tabel IV.5

Hasil Uji Reliabilitas

Sumber : Data Primer yg diolah menggunakan SPSS 24.00 (2019).

Berdasarkan hasil pengolahan data uji reliabilitas pada table IV.5

diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha rata – rata berada diatas 0,70

(baik) maka dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan dalam kuisioner

mengenai budaya wajib pajak, moralitas wajib pajak, sistem administrasi

perpajakan modern, dan kepatuhan wajib pajak dapat dikatakan reliable

atau handal

Variabel Item Cronbach’s

Alpha

Nilai

Standar Kesimpulan

Budaya Wajib

Pajak (X1)

Pertanyaan 1 0.869 0,7 Reliabel

Pertanyaan 2 0,873 0,7 Reliabel

Pertanyaan 3 0,858 0,7 Reliabel

Pertanyaan 4 0,876 0,7 Reliabel

Pertanyaan 5 0,871 0,7 Reliabel

Moralitas

Wajib Pajak

(X2)

Pertanyaan 1 0,816 0,7 Reliabel

Pertanyaan 2 0,802 0,7 Reliabel

Pertanyaan 3 0,811 0,7 Reliabel

Pertanyaan 4 0,818 0,7 Reliabel

Pertanyaan 5 0,837 0,7 Reliabel

Sistem

Administrasi

Perpajakan

Modern (X3)

Pertanyaan 1 0,810 0,7 Reliabel

Pertanyaan 2 0,741 0,7 Reliabel

Pertanyaan 3 0,738 0,7 Reliabel

Pertanyaan 4 0,721 0,7 Reliabel

Pertanyaan 5 0,740 0,7 Reliabel

Kepatuhan

Wajib Pajak (Y)

Pertanyaan 1 0,814 0,7 Reliabel

Pertanyaan 2 0,814 0,7 Reliabel

Pertanyaan 3 0,814 0,7 Reliabel

Pertanyaan 4 0,866 0,7 Reliabel

Pertanyaan 5 0,809 0,7 Reliabel

Page 94: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

74

4. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini digunakan pada saat awal dalam menguji

hipotesis yang akan digunakan terhadap data-data yang didapat melalui

kuisioner. Pengujian asumsi klasik ini akan menghasilkan nilai parameter

yang lebih sah atau terpercaya bila pengujian ini terpenuhi. Dengan

terpenuhi asumsi-asumsi klasik yang ada, maka suatu variabel layak

digunakan untuk tujuan memprediksi variabel lainnya. Uji asumsi klasik

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel

dependen dan variabel independen dalam model regresi tersebut telat

terdistribusi secara normal (Ghozali,2014). Yang dimaksud dengan

model regresi yang baik yaitu mempunyai distribusi data normal

atau mendekati normal. Dalam menguji normalitas data, pada

penelitian ini menggunakan metode uji statistik non-parametrik

Kolmogorov Smirnov. Apabila nilai probabilitas (Kolmogorov

Smirnov) < taraf signifikasi 5% (0,05), maka distribusi data

dikatakan tidak normal. Sedangkan apabila nilai probabilitas

(Kolmouji normalitasgorov Smirnov)> taraf signifikasi 5% (0,05),

maka distribusi data dikatakan normal. Berikut hasil uji normalitas

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 95: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

75

Tabel IV.6

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 60

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,87486805

Most Extreme Differences Absolute ,084

Positive ,084

Negative -,065

Test Statistic ,084

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Data Primer yg diolah menggunakan SPSS 24.00 (2019)

Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolomogorov-smirnov

pada tabel IV.6, diketahui bahwa nilai Asymp. Sig.(2-tailed) adalah

sebesar 0,200 yang artinya lebih besar dari pada taraf nyata yang

telah ditentukan (α) yaitu 0,05. Hal ini menunjukan bahwa data yang

digunakan terdistribusi normal. Dengan demikian, data-data yang

diperoleh dari perusahaan sampel layak untuk digunakan dalam

penelitian ini.

Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar

IV.1 berikut ini:

Page 96: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

76

Gambar IV.1

Hasil Uji Normal P-Plot

Sumber : Data Primer yg diolah menggunakan SPSS 24.00 (2019)

Gambar IV.1 merupakan hasil uji normalitas dengan metode

grafik, yaitu metode Normal Probebility Plot (P-Plot) yang dapat

diketahui bahwa data menyebar disekitar garis diagonal melintang

dan mengikuti arah garis diagonal atau tidak terpencar jauh dari garis

lurus. Dengan demikian, maka model regresi pada penelitian ini

memiliki distribusi data normal.

Page 97: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

77

Gambar IV.2

Hasil Uji Normal Grafik Histogram

Sumber : Data Primer yg diolah menggunakan SPSS 24.00 (2019)

Terlihat pada grafik histrogram (Gambar IV.2) dapat diketahui

bahwa data mengikuti naik turunnya grafik dengan demikian, maka

model regresi penelitian ini terdistribusi secara normal, maka model

regresi layak untuk digunakan.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah fenomena statistik yang sering ditemui

dimana dua atau lebih variabel independen dalam model regresi

berganda sangat berkolerasi. Bertujuan untuk menguji apakah dalam

Page 98: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

78

suatu model regresi tersebut terjadi korelasi yang tinggi atau tidak

antara variabel independen (Sekaran dan Bougie 2013,352).

Uji multikolinearitas menurut Sekaran dan Bougie (2013,319):

“multicollinearity is an often encountered statistical

phenomenon in which two or more independent variables in a

multiple regression model or highly correlated”.

Berikut hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Table IV.7

Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Data Primer yg diolah menggunakan SPSS 24.00 (2019)

Tabel IV.7 menunjukkan bahwa nilai tolarance menunjukkan

bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai kurang

dari 0,1. Pada budaya wajib pajak mendapatkan hasil 0,540,

moralitas wajib pajak 0,772 dan sistem administrasi perpajakan

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 7,504 2,879 2,607 ,012

BWP -,009 ,132 -,010 -,066 ,948 ,540 1,850

MWP ,289 ,114 ,328 2,548 ,014 ,772 1,296

SAPM ,361 ,136 ,367 2,649 ,010 ,665 1,503

a. Dependent Variable: SUMY

Page 99: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

79

modern mendapatkan hasil 0,665, sedangkan pada tabel VIF

mendapatkan hasil bahwa tidak ada variabel yang melebihi angka

10. Untuk budaya wajib pajak mendapatkan hasil 1.850, moralitas

wajib pajak mendapatkan hasil 1.296 dan sistem administrasi

perpajakan modern mendapatkan hasil 1.503 maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetauhui apakah

terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain dalam model regresi (Ghozali,2013). Model

regresi yang baik adalah jika varian dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain berbeda (heteroskedastisitas).

Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik plot antara nilai

prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila pola pada

grafik ditunjukan dengan titik-titik menyebar secara acak (tanpa pola

yang jelas) serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada

sumbuh Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi. Selain menggunakan grafik

scatterplots, berikut hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada

tabel berikut :

Page 100: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

80

Gambar IV.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data Primer yg diolah menggunakan SPSS 24.00 (2019)

Dalam gambar IV.3 dapat dilihat dari hasil pengujian diketahui

bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbuh Y, jadi dapat

disimpukan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam

model regresi.

Page 101: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

81

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Koefisien Derterminasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen terbatas.

Tabel IV.8

Hasil Uji Koefisien Derterminasi (R²)

Sumber : Data Primer yg diolah menggunakan SPSS 24.00 (2019)

Dapat disimpulkan nilai R square yang mendekati 0 berarti

kemampuan variabel independen (budaya wajib pajak, moralitas wajib

pajak, dan sistem administrasi perpajakan modern) dalam menjelaskan

variabel dependen (kepatuhan wajib pajak) sangat terbatas. Nilai yang

mendekati 0 berarti variabel-variabel independen belum mampu

memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi dari variabel dependen.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,534a ,285 ,246 1,924

a. Predictors: (Constant), SUMX3, SUMX2, SUMX1

b. Dependent Variable: SUMY

Page 102: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

82

2. Uji Regensi Linier Berganda

Analisis data dengan menggunakan pengujian regresi linier berganda

untuk menjawab analisis perbandingan budaya wajib pajak, moralitas

wajib pajak, dan sistem administrasi perpajakan modern terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak yang bekerja di PT Soraya Interindo. Tabel

dibawah ini merupakan hasil analisis mengenai koefisien model regresi:

Tabel IV.9

Hasil Uji Regensi Linier Berganda

Sumber : Data Primer yg diolah menggunakan SPSS 24.00 (2019)

Dari tabel IV.9 diatas dapat dibentuk persamaan regresi linear

berganda untuk penelitian ini, yaitu :

KWP = 7,504 - 0,009BWP+ 0,289MWP+ 0,361SAPM+ ε

Persamaan regresi diatas, dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

a. Nilai koefisien untuk konstanta sebesar 7,504, artinya apabila

variabel independen yaitu budaya wajib pajak, moralitas wajib

pajak, dan sistem administrasi perpajakan modern dianggap konstan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

B Std. Error

(Constant) 7,504 2,879

BWP -,009 ,132

MWP ,289 ,114

SAPM ,361 ,136

a. Dependent Variable: SUMY

Page 103: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

83

(bernilai 0), maka variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak

orang pribadi sebesar nilai konstanta yaitu 7,504.

b. Nilai koefisien untuk budaya wajib pajak sebesar -0,009 artinya jika

variabel independen lain nilainya tetap dan budaya wajib pajak

mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka kepatuhan wajib pajak

akan mengalami penurunan sebesar 0,009, sehingga sisanya sebesar

0,991 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dan dijadikan

variabel dalam penelitian ini.

c. Nilai koefisien untuk moralitas wajib pajak sebesar 0,289 artinya

jika variabel independen lain nilainya tetap dan moralitas wajib

pajak mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka kepatuhan wajib

pajak akan mengalami kenaikan sebesar 0,289, sehingga sisanya

sebesar 0,711 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dan

dijadikan variabel dalam penelitian ini.

d. Nilai koefisien untuk sistem administrasi perpajakan modern sebesar

0,361 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan sistem

administrasi perpajakan modern mengalami kenaikan sebesar satu-

satuan, maka kepatuhan wajib pajak akan mengalami kenaikan

sebesar 0,361, sehingga sisanya sebesar 0,639 dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak diteliti dan dijadikan variabel dalam penelitian

ini.

Page 104: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

84

3. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen (budaya

wajib pajak, moralitas wajib pajak, dan sistem administrasi perpajakan

modern) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen (kepatuhan wajib pajak). Dimana derajat signifikan yang

digunakan adalah 0,05.

Apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh

antara variabel independen dengan variabel dependen. Dan apabila nilai

signifikan lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan

antara variabel independen dengan variabel dependen. Dari hasil

pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel IV.10

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 7,504 2,879 2,607 ,012

BWP -,009 ,132 -,010 -,066 ,948

MWP ,289 ,114 ,328 2,548 ,014

SAPM ,361 ,136 ,367 2,649 ,010

a. Dependent Variable: SUMY

Sumber : Data Primer yg diolah menggunakan SPSS 24.00 (2019)

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui kesimpulan hipotesis

sebagai berikut :

Page 105: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

85

a. Pengaruh budaya wajib pajak terhadap kepatuhan wajib

pajak

Berdasarkan hasil uji hipotesa signifikansi parsial (uji t) pada

tabel IV.10 pengujian variabel budaya wajib pajak (BWP) memiliki

tingkat signifikan 0,948 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

budaya wajib pajaak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak. berdasarkan hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian

ini (H1) tidak terbukti.

b. Moralitas wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

Berdasarkan hasil uji hipotesa signifikansi parsial (uji t) pada

tabel IV.10 pengujian variabel moralitas wajib pajak (MWP)

memiliki tingkat signifikan 0,014 > 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa moralitas wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak. Sehingga hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini

(H2) diterima.

c. Sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan

wajib pajak

Berdasarkan hasil uji hipotesa signifikansi parsial (uji t) pada

tabel IV.10 pengujian variabel sistem administrasi perpajakan

modern (SAPM) memiliki tingkat signifikan 0,010 < 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa sistem administrasi perpajakan modern

Page 106: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

86

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan demikian

hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini (H3) diterima.

4. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f)

Dalam penelitian ini hasil uji signifikansi simultan dapat dilihat pada

tabel IV.11 dibawah ini:

Tabel IV.11

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji f)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 82,541 3 27,514 7,429 ,000b

Residual 207,393 56 3,703

Total 289,933 59

a. Dependent Variable: SUMY

b. Predictors: (Constant), SUMX3, SUMX2, SUMX1

Sumber : Data Primer yg diolah menggunakan SPSS 24.00 (2019)

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai f hitung sebesar 7,429

sedangkan tingkat signifikasi 0,000. Karena tingkat signifikasi lebih kecil

dari 0,05 maka H 4 diterima, sehingga budaya wajib pajak, moralitas wajib

pajak, dan sistem administrasi perpajakan modern bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak pada

karyawan atau wajib pajak yang bekerja di PT Soraya Interindo.

Page 107: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

87

D. Pembahasan

Dari hasil penelitian data yang diolah SPSS 24 dapat diketahui

pembahasan mengenai uji hipotesis t dan f, sebagai berikut :

1. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

a. Pengaruh Budaya Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak

Dari hasil pengujian yang disajikan pada tabel IV.10, didapatkan

variabel budaya wajib pajak menunjukkan nilai signifikan sebesar

0,948 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 tidak

dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel budaya wajib

pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pada

karyawan atau wajib pajak yang bekerja di PT Soraya Interindo.

Hasil ini tentu berlawanan dengan hipotesa penulis yang menyatakan

bahwa budaya wajib pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi budaya

wajib pajak maka semakin tinggi juga tingkat kepatuhannya dan

sebaliknya semakin rendah budaya wajib pajak maka semakin rendah

juga tingkat kepatuhan perpajakannya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ramadhan (2017) yang memberikan hasil bahwa budaya secara parsial

tidak mempengaruhi kepatuhan pajak. Akan tetapi hasil penelitian ini

Page 108: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

88

tidak sejalan dengan penelitian Khaerunnisa dan Wiratno (2014) yang

memberikan hasil bahwa ada pengaruh antara budaya pajak terhadap

kepatuhan Wajib Pajak.

b. Pengaruh Moralitas Wajib Pajak Terhadap Kepatuahan Wajib

Pajak

Dari hasil pengujian yang disajikan pada tabel IV.10, didapatkan

variabel moralitas wajib pajak yang menunjukkan nilai signifikan 0,014

lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel moralitas wajib pajak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pada karyawan atau wajib

pajak yang bekerja di PT Soraya Interindo.

Menurut Rahayu (2010,145), moral penduduk yang baik akan

menyebabkan kepatuhan wajib pajak yang baik. Apabila kondisi

moral masyarakat rendah, maka akan muncul motivasi untuk

meloloskan diri dari kewajiban perpajakan dengan cara baik legal

maupun illegal.

Moralitas wajib pajak merupakan kondisi dimana wajib pajak mau

atau rela dan patuh untuk melakukan kewajiban perpajakannya. Selain

itu moralitas wajib pajak juga dapat diimplentasikan dengan cara

menekankan kepercayaan kepada masyarakat bahwa uang pajak yang

digunakan secara tepat yaitu untuk pembangunan infrastruktur negara.

Page 109: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

89

Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh

Indra (2013) yang menyatakan bahwa moralitas wajib pajak

berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak. Akan tetapi hasil dari

peneltian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kautsar

dkk., (2009) yang menunjukan hasil moral wajib pajak tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak

c. Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak

Dari hasil pengujian yang disajikan pada tabel IV.10, didapatkan

variabel sistem administrasi perpajakan modern menunjukkan nilai

signifikan 0,010 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa H3 dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel sistem

administrasi perpajakan modern berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak pada karyawan atau wajib pajak yang bekerja di PT Soraya

Interindo.

Dengan adanya sistem administrasi perpajakan modern ini maka

akan memudahkan masyarakat dalam pendaftaran, pelaporan dan

pembayaran perpajakannya. Wajib pajak juga dimudahkan dengan

adanya efin yang dapat mengakses surat setoran elektronik yang

merupakan layanan pajak online dimana berfungsi membuat kode

Billing sejumlah 15 digit untuk proses pembayaran pajak. Selain itu

juga dengan adanya layanan online ini wajib pajak dapat melaporkan

dan membayarkan kewajiban perpajakannya dimanapun serta

Page 110: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

90

kapanpun, tentu saja ini sangat memudahkan wajib pajak dalam

melaporkan dan membayarkan kewajibannya dalam perpajakan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Indra (2013) dan Dhyka (2017) yang menyatakan bahwa sistem

administrasi perpajakan modern memiliki pengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak. Akan tetapi hasil dari peneltian ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Irawan (2014), yang memeroleh hasil

bahwa secara parsial tidak ada pengaruh sistem administrasi perpajakan

modern pada kepatuhan wajib pajak.

2. Pembahasan Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji f)

Dari hasil uji signifikansi simultan (uji f) pada tabel IV.11 diatas

didapatkan nilai f hitung sebesar 7,429 sedangkan tingkat signifikasi

0,000. Karena tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima,

sehingga budaya wajib pajak, moralitas wajib pajak, dan sistem

administrasi perpajakan modern bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap variabel kepatuhan wajib pajak pada karyawan atau wajib pajak

yang bekerja di PT Soraya Interindo.

Budaya pajak dibangun karena adanya interaksi baik formal maupun

informal dalam suatu institusi yang menghubungkan system perpajakan

nasional dengan praktik hubungan antara aparatur pajak. Tidak hanya dari

sisi budaya, aspek moral juga sangat penting untuk meningkatkan

kepatuhan masyarakat dalam melaporkan atau membayar pajaknya. Selain

Page 111: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

91

itu modernisasi perpajakan pada dasarnya merupakan perwujudan atau

bagian dari reformasi perpajakan. Modernisasi sistem administrasi

perpajakan ialah adanya perubahan sistem administrasi dalam perpajakan

yang akan membawa dampak pada pelayanan yang diterima oleh wajib

pajak. Hal ini dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak karena dengan

adanya modernisasi sistem administrasi perpajakan ini masyarakat dapat

lebih mudah dalam melakukan pelaporan maupun pembayaran dalam

pelaksanaan pemeneuhan pajaknya. Berdasarkan teori-teori di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa variabel budaya wajib pajak, moralitas wajib

pajak, dan sistem administrasi perpajakan modern secara bersama-sama

(simultan) memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Page 112: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menguji pengaruh budaya wajib pajak, mralitas wajib pajak,

dan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak

pada karyawan / wajib pajak yang bekerja di PT Soraya Interindo. Penelitian

ini menggunakan 4 variabel yaitu budaya wajib pajak, mralitas wajib pajak,

dan sistem administrasi perpajakan modern sebagai variabel independen,

sedangkan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel dependen. Penelitian ini

menggunakan analisis regresi linier berganda dan menggunakan program SPSS

versi 24. Data sampel yang digunakan sebanyak 60 wajib pajak yang bekerja

di PT Soraya Interindo.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan

pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini, bahwa

variabel budaya wajib pajak yang diproksikan dengan BWP

menunjukkan nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 (yaitu sebesar

0,948). Hal ini berarti variabel budaya wajib pajak tidak berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis

pertama (H1) dalam penelitian ini tidak dapat diterima.

Page 113: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

93

2. Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini, bahwa

variabel moralitas wajib pajak yang diproksikan dengan MWP

menunjukkan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (yaitu sebesar 0,014).

Hal ini berarti variabel moralitas wajib pajak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua

(H2) diterima.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini, bahwa

variabel sistem administrasi perpajakan modern yang diproksikan

dengan SAPM menunjukkan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05

(yaitu sebesar 0,010). Hal ini berarti sistem administrasi perpajakan

modern berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dan dapat

disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H3) dapat diterima.

4. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (Uji F) dalam penelitian ini,

bahwa terdapat nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 (yaitu sebesar

0,000) yang artinya budaya wajib pajak, moralitas wajib pajak, dan sistem

administrasi perpajakan modern secara simultan berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis

keempat (H4) dapat diterima.

Page 114: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

94

B. Keterbatasan Penelitian

Setiap penelitian tentunya memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya melakukan penelitian disatu perusahaan.

2. Populasi yang digunakan dalam perusahaan ini hanya sebanyak 60 sampel

wajib pajak/ karyawan yang bekerja di PT Soraya Interindo.

3. Penelitian ini hanya menggunakan 3 (tiga) variabel independen, yaitu :

budaya wajib pajak, moralitas wajib pajak, dan sistem administrasi

perpajakan modern.

4. Sedikitnya jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini karena

keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga peneliti.

C. Saran

Dikarenakan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini,

maka peneliti memberikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut :

1. Akademis

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa budaya wajib pajak tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan moralist wajib

pajak dan sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. Hasil tersebut diharapkan dapat menjadi tambahan

pengetahuan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh

budaya wajib pajak, moralitas wajib pajak, dan sistem administrasi

perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak. Selain itu dengan

Page 115: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

95

adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kepatuhan wajib pajak, oleh

karena itu, disarankan agar dilakukan peneltian lanjutan mengenai

kepatuhan wajib pajak.

2. Bagi Regulator

Untuk pemerintah hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan

dalam mengevaluasi dan memperbaiki mengenai peraturan perpajakan di

Indonesia, sehingga wajib pajak tidak dapat memanfaatkan celah-celah

yang ada untuk melakukan penghindaran pajak. Selain itu sebaiknya

pemerintah memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa uang yg

dibayarkan oleh wajib pajak digunakan sebagaimana mestinya, dan

sebaiknya pemerintah memebrikan beberapa seminar kepada masyarkat

tentang budaya wajib pajak yag harus dibagun sejak dini agar masyarakat

mulai menjadikan budaya dimana pendaftaran, pelaporan, dan

pembayaran pajak adalah hal yang harus dilakukan sebagai masyarakat

yang baik.

3. Bagi Peneliti Selanjutannya

a. Peneliti selanjutnya disarankan melakukan perluasan ruang lingkup

penelitian dengan melakukan penelitian yang mengunakan metode

yang berbeda, seperti wawancara langsung kepada wajib pajak untuk

mendapatkan hasil atau data yang diperlukan.

b. Sebaiknya mengunakan variabel independen yang berbeda untuk

menguji kepatuhan wajib pajak. Rekomendasi penelitian selanjutnya

Page 116: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

96

perlu menambahkan saksi denda karena dengan sanksi denda yang

telah ditegaskan dalam peraturan perpajakan diharapkan tingkat

kemuan membayar pajak lebih meningkat selain itu variabel yang dapat

digunakan seperti tingkat pendidikan wajib pajak, kesadaran wajib

pajak, dan jumlah penghasilan wajib pajak.

c. Perlu memperluas wilayah lain agar dapat digeneralisasi, dan semoga

peneliti selanjutnya bisa memberikan gambaran yang lebih riil terhadap

kepatuhan wajib pajak.

Page 117: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

DAFTAR PUSTAKA

ADZANI, D. (2017). Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan

Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Makassar Utara).

Aprilina. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris pada WPOP di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa

FEB.

Arifah, dkk. 2017. “Pengaruh Administrasi Sistem Administrasi Perpajakan,

Kualitas Pelayanan, Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, dan

Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada

Kantor Pelayanan pajak Pratama Demak Selama periode (2012-2016)”. Jurnal

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang Vol 3. No 3

(2017).

Astana, W. S., & Merkusiwati, N. K. L. A. (2017). Pengaruh Penerapan Sistem

Administrasi Perpajakan Modern Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada

Kepatuhan Wajib Pajak. E-Jurnal Akuntansi, 818-846.ISSN: 2302-8556.

Darmayasa, I.G., dkk.(2016). “Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi

Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi”. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, Volume 14, Nomor 01 (hlm. 226- 252).

Hidayat, Widi dan Nugroho, A.A. 2010. Studi Empiris Theory of Planned Behavior

dan Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib

Pajak Orang Pribadi. JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 12, NO.

2, NOVEMBER (h: 82-93).

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21. Edisi 7. Semarang: BP Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

23. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Hardiningsih, Pancawati dan Yulianawati, Nila. 2011. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Jurnal Dinamika Keuangan dan

Perbankan Vol. 3, No. 1. Nopember. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas

Stikubank.

Indra Aditya Pamungkas. 2013. Pengaruh Moralitas Wajib Pajak, Sistem

Perpajakan, dan Risiko Audit Pada Wajib pajak Badan Terhadap Kepatuhan

Page 118: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

Wajib Pajak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada.

Khaerunnisa, Indar dan Adi Wiratno. 2014. Pengaruh Moralitas Pajak, Budaya

Pajak dan Good Governance Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Riset

Akuntansi dan Perpajakan (JRAP), Jakarta: Indonesia.

Mintarto, A., & Rudy, P. (2015). Pengaruh Karakteristik Individu Budaya Dan

Lingkungan Sosial Terhadap Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

(Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Malang Utara). Jurnal Mahasiswa Perpajakan, 5(1).

Muthia, Fella Ardhi. 2014. Pengaruh Moral Pajak Dan Budaya Pajak Terhadap

Kepatuhan Pajak: Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

Karees. Universitas Komputer Indonesia.

Pranata, Aditya. 2014. “Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan

Kewajiban Moral pada Kepatuhan Wajib Pajak”. Skripsi Sarjana Jurusan

Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali.

Rahayu, Sri .2009.” Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei atas Wajib Pajak Badan pada KPP

Pratama Bandung ”X”).” Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2 November 2009:119-

138.

Ramadhan, Luqman Yusuf. 2017. Pengaruh Kesadaran, Moralitas dan Budaya

Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak (Studi Pada UKM Siola Kota Surabaya).

Universitas Negeri Surabaya, Surabaya: Indonesia.

Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Sari, Diana. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: PT Refika Aditama.

Widodo, Widi, 2010. Moralitas, Budaya, dan Kepatuhan Pajak. Bandung: Alfabeta.

www.pajak.go.id.

Page 119: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dennis Abednego Setiadi

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 28 Oktober 1998

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Kp. Ranca Serdang, RT/RW 012/003, Kel/Desa

Ranca Iyuh, Kec. Panongan, Kabupaten

Tangerang.

Nomor Handphone : 0821-6133-1611

Alamat Email : [email protected]

IPK Terakhir : 3,01

Riwayat Pendidikan

Sekolah Dasar : SD Santo Yosep

Sekolah Menengah Pertama : SMP Strada Tigaraksa

Sekolah Menengah kejuruan : SMK Atisa Dipamkara

Riwayat Pekerjaan

2017 – Sekarang : PT. Soraya Interindo

Page 120: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …
Page 121: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

LAMPIRAN

1. Kueisioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Kami menjamin rahasia pribadi anda, semua data semata - mata hanya untuk kepentingan

ilmiah

A. Identitas Pribadi (Responeden)

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pendapatan Pertahun : ≤ 54.000.000 ≥ 54.000.000

*Untuk pendapatan pertahun tidak wajib diisi.

B. Tata Cara Pengisian

Pilihlah salah satu alternatif jawaban untuk setiap pernyataan berdasarkan

pendapat anda dengan membubuhkan tanda ( √ ) atau ( X ). Setiap

pertanyaan terdiri dari 5 pilihan jawaban.

SS = Sangat setuju

S = Setuju

R = Ragu

TS = Tidak setuju

STS = Sangat tidak setuju

Page 122: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

C. Kepatuhan Wajib Pajak

No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Saya selalu mengisi SPT (Surat Pemberitahuan)

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2

Saya selalu melaporkan SPT (surat

pemberitahuan) yang telah diisi dengan tepat

waktu.

3 Saya selalu menghitung pajak penghasilan yang

terutang dengan benar dan apa adanya.

4 Saya selalu membayar pajak penghasilan yang

terutang dengan tepat waktu.

5

Saya selalu membayar kekurangan pajak

penghasilan yang ada sebelum dilakukan

pemeriksaan.

Sumber : Peneltian terdahulu

D. Budaya Wajib Pajak

No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Saya akan tetap membayar pajak walaupun

masyarakat disekitar saya tidak bayar pajak.

2

Masyarakat sekitar mendukung saya

untuk mendaftarkan diri menjadi

wajib pajak.

3 Masyarakat sekitar mendukung saya untuk

membayar pajak tepat waktu

4 Masyarakat sekitar saya telah melaporkan pajak

dengan benar

5 Membayar pajak dijadikan salah satu budaya

nasional yang melekat di masyarakat

Sumber : Peneltian terdahulu

E. Moralitas Wajib Pajak

No Pertanyaan SS S R TS STS

Page 123: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

1 Membayar pajak merupakan tindakan yang

benar

2 Saya memiliki perasaan bersalah jika

tidak membayar pajak.

3 Sebagai WNI yang baik saya melakukan

kewajiban perpajakan

4 Saya membayar pajak dengan sukarela

5

Saya percaya bahwa dana yang saya keluarkan

untuk wajib pajak digunakan sebagaimana

mestinya

Sumber : Peneltian terdahulu

F. Sistem Administrasi Perpajakan Modern

No Pertanyaan SS S R TS STS

1 TPT (Tempat Pelayanan Terpadu) sudah

menggunakan sistem komputer

2 Fasilitas e-System dapat dimanfaatkan untuk e-

Registration, e-SPT, e-Filling, e-Payment

3

e-System perpajakan membantu pelayanan

perpajakan berjalan dengan baik, lancar, cepat

dan akurat

4 Pengisian dan penggunaan formulir perpajakan

mudah dilakukan

5 Pembayaran pajak melalui e-Banking lebih

mudah dan aman

Sumber : Peneltian terdahulu

2. Hasil Kuesioner

Budaya Wajib Pajak (X1)

A B C D E sum x1

4 4 4 5 4 21

4 4 3 3 4 18

5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 20

5 3 4 4 4 20

4 4 3 4 4 19

4 4 4 4 4 20

5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 20

Page 124: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

3 3 3 3 3 15

4 4 4 4 4 20

4 4 3 4 4 19

5 5 4 4 5 23

4 3 3 4 4 18

4 5 5 5 4 23

4 4 4 4 4 20

4 4 4 3 4 19

4 4 3 3 4 18

4 3 3 4 4 18

5 5 5 5 5 25

5 5 5 4 4 23

4 4 3 3 4 18

4 3 3 4 4 18

4 4 3 4 4 19

5 5 4 4 4 22

4 4 3 4 4 19

4 4 4 4 4 20

4 4 4 3 5 20

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 4 4 3 4 19

4 4 3 3 4 18

5 4 4 4 4 21

5 4 5 5 4 23

4 4 5 4 5 22

4 4 4 4 4 20

5 5 5 5 5 25

5 5 5 5 5 25

4 4 5 4 4 21

5 5 4 5 4 23

5 5 5 5 5 25

5 5 5 5 5 25

5 4 4 4 4 21

5 4 5 5 5 24

4 4 4 5 4 21

5 5 5 5 5 25

5 5 5 5 5 25

5 5 5 5 5 25

Page 125: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

5 4 5 4 4 22

5 5 5 5 5 25

4 4 5 5 5 23

5 4 5 5 5 24

5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 20

5 5 5 4 5 24

5 5 4 4 4 22

5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

Moralitas Wajib Pajak (X2)

A B C D E sum x2

4 4 4 4 4 20

4 4 4 2 3 17

4 4 4 3 4 19

4 4 4 3 4 19

4 3 3 3 3 16

4 3 3 4 4 18

4 4 4 3 3 18

4 4 4 3 3 18

4 4 4 3 4 19

4 4 4 4 4 20

4 4 4 3 4 19

4 4 4 3 4 19

4 4 3 3 4 18

4 4 4 3 4 19

5 5 4 4 4 22

4 4 4 4 4 20

3 3 2 2 4 14

4 4 3 3 3 17

4 4 3 3 4 18

5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 20

4 4 3 3 4 18

4 4 3 3 4 18

Page 126: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

4 4 4 4 3 19

4 4 4 4 5 21

4 4 4 3 3 18

4 4 3 4 4 19

4 4 3 3 4 18

4 4 4 3 3 18

4 4 4 3 3 18

4 4 4 3 3 18

4 3 3 2 3 15

4 4 4 3 3 18

5 5 4 4 5 23

5 5 5 4 4 23

5 5 5 5 5 25

4 4 5 4 5 22

4 4 4 4 4 20

5 5 4 4 5 23

5 4 4 5 4 22

5 5 5 4 4 23

5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 20

4 4 4 5 4 21

5 5 5 4 5 24

4 4 4 3 5 20

4 4 4 4 5 21

5 5 3 3 3 19

4 4 3 3 4 18

5 5 5 4 5 24

5 5 5 4 5 24

5 5 4 4 5 23

3 3 4 4 4 18

5 4 4 3 4 20

4 5 4 4 5 22

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

5 4 4 4 5 22

5 5 5 4 5 24

4 4 4 4 5 21

Sistem Administrasi Perpajakan Modern (X3)

A B C D E sum x3

Page 127: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

4 4 4 5 5 22

4 4 4 4 4 20

5 4 4 4 4 21

4 5 5 5 4 23

5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

5 5 5 4 4 23

4 5 5 5 5 24

3 3 3 3 3 15

4 5 5 5 5 24

4 4 4 4 4 20

5 4 4 4 4 21

4 4 4 4 4 20

4 4 5 5 5 23

4 4 4 4 4 20

4 4 4 3 3 18

4 5 5 5 5 24

4 4 4 4 4 20

5 4 5 5 5 24

5 4 5 5 5 24

4 4 5 3 4 20

4 4 4 4 4 20

4 4 3 3 4 18

5 4 4 4 4 21

4 3 4 3 3 17

4 4 4 4 4 20

4 4 5 3 3 19

4 4 4 4 4 20

4 5 5 5 5 24

4 5 5 5 4 23

4 5 5 4 4 22

5 5 5 5 5 25

5 5 5 4 4 23

4 5 5 4 5 23

4 5 5 4 5 23

5 4 4 4 4 21

5 5 5 5 5 25

4 5 4 5 5 23

Page 128: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

5 4 4 4 5 22

5 5 5 4 4 23

5 4 4 4 4 21

5 4 3 4 3 19

5 4 5 5 4 23

4 4 4 3 5 20

5 5 4 4 5 23

5 5 5 5 5 25

5 4 4 4 4 21

5 3 5 5 4 22

5 5 5 5 5 25

4 4 4 5 5 22

5 5 5 5 5 25

5 5 5 5 5 25

4 5 3 3 5 20

5 5 4 4 5 23

5 5 5 5 4 24

5 5 5 5 5 25

4 4 4 5 4 21

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

A B C D E sum y

4 4 4 4 4 20

4 4 5 4 4 21

4 4 4 4 4 20

5 5 5 5 5 25

4 4 5 5 5 23

4 5 5 4 4 22

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

3 3 3 3 3 15

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 3 4 3 4 18

Page 129: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

4 4 4 4 4 20

5 5 4 4 4 22

3 2 3 5 3 16

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

5 5 5 5 5 25

4 4 3 4 4 19

4 4 3 4 3 18

4 4 4 4 4 20

4 4 3 4 3 18

4 4 4 4 5 21

3 4 4 3 4 18

4 4 4 4 4 20

4 4 3 5 4 20

4 4 4 4 4 20

5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

5 4 4 5 4 22

4 4 5 5 5 23

5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 4 5 5 4 22

4 4 4 4 4 20

5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 20

5 5 5 4 4 23

5 5 5 5 5 25

5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 20

4 4 5 5 4 22

3 4 4 5 5 21

4 4 4 4 4 20

5 5 5 4 4 23

5 4 4 5 5 23

4 4 4 5 4 21

4 4 4 5 5 22

Page 130: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

5 4 4 5 4 22

5 4 4 5 5 23

4 4 4 3 4 19

4 4 4 4 4 20

4 4 4 5 4 21

4 4 4 4 4 20

5 5 5 5 5 25

3. Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

X1A 16,97 4,643 ,754 ,869

X1B 17,13 4,456 ,722 ,873

X1C 17,20 3,756 ,805 ,858

X1D 17,17 4,243 ,714 ,876

X1E 17,07 4,741 ,753 ,871

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

X2A 15,75 4,564 ,683 ,816

X2B 15,83 4,311 ,727 ,802

X2C 16,07 4,063 ,678 ,811

X2D 16,42 3,908 ,660 ,818

X2E 15,93 4,097 ,593 ,837

Item-Total Statistics

Page 131: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

X3A 17,37 4,033 ,364 ,810

X3B 17,42 3,434 ,611 ,741

X3C 17,38 3,325 ,615 ,738

X3D 17,52 3,034 ,663 ,721

X3E 17,45 3,303 ,608 ,740

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Y1 16,78 3,257 ,707 ,814

Y2 16,83 3,260 ,707 ,814

Y3 16,80 3,112 ,704 ,814

Y4 16,67 3,446 ,510 ,866

Y5 16,78 3,223 ,728 ,809

4. Hasil Uji Reliabilitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

X1A 16,97 4,643 ,754 ,582 ,869

X1B 17,13 4,456 ,722 ,555 ,873

X1C 17,20 3,756 ,805 ,656 ,858

X1D 17,17 4,243 ,714 ,537 ,876

X1E 17,07 4,741 ,753 ,572 ,871

Page 132: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

X2A 15,75 4,564 ,683 ,664 ,816

X2B 15,83 4,311 ,727 ,711 ,802

X2C 16,07 4,063 ,678 ,501 ,811

X2D 16,42 3,908 ,660 ,485 ,818

X2E 15,93 4,097 ,593 ,400 ,837

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

X3A 17,37 4,033 ,364 ,143 ,810

X3B 17,42 3,434 ,611 ,457 ,741

X3C 17,38 3,325 ,615 ,450 ,738

X3D 17,52 3,034 ,663 ,502 ,721

X3E 17,45 3,303 ,608 ,480 ,740

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Y1 16,78 3,257 ,707 ,612 ,814

Y2 16,83 3,260 ,707 ,677 ,814

Y3 16,80 3,112 ,704 ,575 ,814

Y4 16,67 3,446 ,510 ,401 ,866

Y5 16,78 3,223 ,728 ,567 ,809

Page 133: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …
Page 134: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …
Page 135: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …
Page 136: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …
Page 137: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …
Page 138: ANALISA BUDAYA WAJIB PAJAK, MORALITAS WAJIB PAJAK, …