ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP...

81
ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Ch.Pramestika Ria Permatasari NIM : 022114157 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Transcript of ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP...

Page 1: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANGDIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK

(Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kecamatan Ujung Perak KotaSurabaya)

SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana EkonomiProgram Studi Akuntansi

Oleh:Ch.Pramestika Ria Permatasari

NIM : 022114157

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA

2009

Page 2: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANGDIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK

(Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan Orang Pribadi Kecamatan Ujung PerakKota Surabaya)

SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana EkonomiProgram Studi Akuntansi

Oleh:Ch.Pramestika Ria Permatasari

NIM : 022114157

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA

2009

i

Page 3: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

Skripsi

ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANGDIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK

(Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan Orang Pribadi Kecamatan Ujung PerakKota Surabaya)

Oleh:

Ch.Pramestika Ria Permatasari

NIM : 022114157

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt. Tanggal: …………………..

ii

Page 4: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan
Page 5: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan di

hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah

dari awal sampai akhir. (Pengkotbah 3 : 11)

Kupersembahkan untuk:

Bapa di Sorga yang setia menyertai tiap langkahku

Papa dan Mama serta adik-adikku tercinta

Serta Suamiku terkasih Kapten Laut (E) Gunawan Winahyu, ST.

iv

Page 6: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

UNIVERSITAS SANATA DHARMAFAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

Analisis Persepsi Wajib Pajak Terhadap Pelayanan Yang Diberikan Oleh Petugas

Pajak. (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kecamatan Ujung Perak Kota

Surabaya) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 12 September 2009 adalah hasil

karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini

tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan lain yang saya ambil dengan cara

menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku

seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain

tanpa memberi pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,

dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan

saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan

menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri .

berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta 12 September 2009Yang membuat Pernyataan,

(CH. Pramestika Ria Permatasari)v

Page 7: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan
Page 8: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untu memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

a. Tuhan Yesus Kristus dengan segala kasih dan anugerahNya yang setia

menyertai hidupku.

b. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan

kesempatan untu belajar dan mengembangkan kepada penulis

c. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt selaku pembimbing I yang telah

membantu penyelesaian skripsi ini.

d. Drs. P. Rubiyatno, M.M atas saran-saran statistika yang sangat

bermanfaat dalam penulisan skripsi ini

e. Papaku seorang Perwira Polisi yang selalu mendukung putrimu ini

dalam meraih gelar sarjana.

f. Mamaku untuk kesabaran, kasih dan doamu yang meneguhkan imanku

selama menjalani hidup di belantara yogyakarta, adik-adikku Samuel

dan Noni, yang selalu mendukungku agar segera menyelesaikan

studiku.

g. Kapten Laut (E) Gunawan Winahyu, ST., suamiku, untuk segala doa,

dukungan, bimbingan dan cinta yang diberikan.

h. Kapten (Laut) Eko Budi, ST., dan Lettu. Infantri. P. Tangkas W.,

untuk dukungan, saran yang diberikan.

vi

Page 9: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

i. Keluarga Besar Laksamana Pertama Soeharso Riyadi untuk

dukungannya sehingga aku punya semangat menyelesaikan skripsi

setelah menikah.

j. Keluarga besar Nardi H.S untuk dukungan dan doanya.

k. Teman-teman seperjuangan di KITJOE: Artha, SH., Vina, Nadia, Spd.

l. Teman-teman kampus Tina, Satya, Stanis, Anggi, Michele, untuk

kebersamaan kita di beberapa semester terakhir.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 12 September 2009

(Ch. Pramestika Ria Permatasari)

Page 10: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................ v

HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................... vi

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. vii

HALAMAN DAFTAR TABEL ..................................................................... viii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ................................................................. ix

ABSTRAK .................................................................................................. x

ABSTRACT .................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 4

D. Sistematika Penulisan ................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 6

A. Persepsi ......................................................................................... 6

B. Pelayanan dan Unsur-unsurnya ..................................................... 7

vii

Page 11: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

C. Pajak............................................................................................... 8

D. Wajib Pajak ................................................................................... 15

E. Pajak Penghasilan .......................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 22

A. Subyek dan Objek Penelitian ........................................................ 22

B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................... 22

C. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 23

E. Variabel Penelitian......................................................................... 24

F. Teknik Analisis Data...................................................................... 25

G. Teknik Pengujian Data ................................................................... 27

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...................................... 32

A. Deskripsi Data ............................................................................. 32

B. Analisis Data ............................................................................... 43

C. Pembahasan ................................................................................. 49

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 54

A. Simpulan ..................................................................................... 54

B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 54

C. Saran ............................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57

LAMPIRAN .................................................................................................... 59

Page 12: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1: Distribusi Profil Jenis Kelamin ........................................................ 33

Tabel 2: Distribusi Profil Jenis Usaha ............................................................ 34

Tabel 3: Distribusi Pendidikan ....................................................................... 35

Tabel 4: Distribusi Pendapatan ....................................................................... 37

Tabel 5: Kriteria Wajib Pajak ......................................................................... 38

Tabel 6: Jawaban Persepsi Wajib Pajak Kelompok Tidak Patuh ................... 40

Tabel 7: Jawaban Persepsi Wajib Pajak Kelompok Patuh ............................. 40

Tabel 8: Kategori Peroleh Skor Persepsi Wajib Pajak Tidak Patuh ............... 41

Tabel 9: Kategori Peroleh Skor Persepsi Wajib Pajak Patuh ......................... 42

Tabel 10: Hasil Uji Validitas Instrumen ......................................................... 44

Tabel 11: Perhitungan Induk Uji t ................................................................... 46

Tabel 12: Hasil Uji Persepsi Terhadap Petugas Pajak .................................... 47

viii

Page 13: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I: Histogram Jenis Kelamin Wajib Pajak…………………………… 33

Gambar II:Histogram Jenis Usaha Wajib Pajak ………………………………34

Gambar III:Histogram Pendidikan……………………………………………. 36

Gambar IV:Histogram Pendapatan ……………………………………………37

Gambar V:Histogram Kepatuhan Wajib Pajak……………………………….. 39

Gambar VI:Histogram Persepsi Wajib Pajak Tidak Patuh…………………… 42

Gambar VII: Histogram Persepsi Wajib Pajak Patuh………………………… 43

Gambar VIII: HistogramPersepsi Wajib Pajak Patuh dan Tidak Patuh……… 45

Gambar IX:Signifikansi t Hitung……………………………………………... 47

ix

ixi

Page 14: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

ABSTRAK

ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANANYANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK

(Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang PribadiKecamatan Ujung Perak Kota Surabaya)

Ch. Pramestika Ria PermatasariNIM:022114157

Universitas Sanata DharmaYogyakarta

2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi antara wajib pajak yangpatuh dan wajib pajak yang tidak patuh terhadap pelayanan yang diberikan olehPetugas Pajak Kota Surabaya. Latar belakang penelitian ini adalah bahwa persepsiyang positif terhadap petugas pajak akan mempengaruhi tingkat kepatuhan WajibPajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya, dan kepatuhan tersebut akanberpengaruh pada tingkat penerimaan pajak.

Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukanwawancara dan survei dengan instrumen kuisioner. Teknik analisa data yangdigunakan adalah analisis validitas dengan menggunakan rumus koefisien korelasiproduct moment dari Pearson dan analisis Reliabilitas, sedangkan dalam mengukurdan menganalisis persepsi wajib pajak terhadap pelayanan yang diberikan oleh kantorpelayanan pajak digunakan Skala Likert.

Hasil pengujian reliabilitas menggunakan koefisien Spearman Brown sebesar0,842 pada kuisioner bagian kriteria Wajib Pajak dan sebesar 0,786 pada kuisionerbagian persepsi petugas pajak. Hasil lebih dari 0,7 dari masing-masing faktormenjelaskan bahwa kuisioner sudah reliabel. Dari hasil output uji beda denganmenggunakan independent sample t-test, terlihat t hitung dengan varians yang samaadalah 2,532. Dengan derajat kepercayaan sebesar 95% untuk uji dua sisi , maka t-tabelnya adalah sebesar 2,024. Terlihat bahwa t hitung > t tabel (2,532 > 2,024).Dengan kondisi demikian, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkanperhitungan, diperoleh rata-rata yang cukup berbeda diantara kedua sample. WPpatuh mempunyai rata-rata sebesar 31,48 sedangkan WP tidak patuh memiliki rata-rata 28,07 Perbedaan rata-rata dua kelompok ini sebesar 0,508 yang berartiperbedaan ini signifikan sehingga kedua kelompok Wajib Pajak memiliki perbedaanpersepsi terhadap petugas pajak.

x

Page 15: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

ABSTRACT

The aim of this study is to test the perception which differentiate compliant

tax payer with non-compliant tax payer towards the tax officers services in Surabaya

area. The positive perception towards tax officers is an efficient way to increase the

role of the tax as a main source of government revenue.

This study was a case study. This study obtained the data by interviewing and

survey with questionnaires as an instrument. The data analysis technique of this study

was Validity Analysis using the coeffisient corellation of product moment from

Pearson and Reliability Analisys. To measure and analyse the perception towards tax

officers services, the writer uses Likert Scale.

From the analysis, the writer found that there was a difference between

compliant tax payer and non-compliant tax payer. The compliant tax payer average is

31,48 and non-compliant tax payer average is 28,07. The hypotheses used t-table of

2,024. The result of t-calculated was 2,532 meaning that t-calculated > t-table, it

means there is a significant difference perception between compliant tax payer and

non-compliant tax payer.

xi

Page 16: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pajak yang diartikan sebagai iuran kepada negara yang dapat

dipaksakan melalui undang-undang, memiliki dua fungsi yaitu fungsi

budgetair dan fungsi reguler. Sebagai fungsi budgetair, pajak berperan sebagai

sumber penerimaan negara, yang selanjutnya dapat digunakan untuk

membiayai kegiatan negara. Oleh karena itu, besar kecilnya pajak yang bisa

dikumpulkan, memiliki implikasi yang sangat penting terhadap jumlah dan

kualitas kegiatan yang bisa diselenggarakan oleh negara. Sedangkan sebagai

fungsi reguler, pajak diperankan sebagai instrumen untuk mengatur kehidupan

negara sesuai dengan kehendak negara, seperti menciptakan stabilitas

ekonomi.

Pajak sebagai sumber penerimaan negara, memiliki peranan yang

semakin penting dari waktu ke waktu. Sebab hampir 90% seluruh belanja

negara dibiayai oleh penerimaan dalam negeri, dan penerimaan dalam negeri

itu sendiri didominasi oleh penerimaan pajak. Dengan demikian peranan pajak

sebagai sumber pembiayaan negara menjadi semakin dominan

(Munawar,2005).

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak

dalam memenuhi kewajiban pajaknya antara lain adalah pelayanan yang

diberikan oleh kantor pajak setempat kepada masyarakat, khususnya Wajib

Pajak itu sendiri. Institusi pajak sering dipersepsikan negatif oleh Wajib Pajak

Page 17: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

2

atau memiliki reputasi yang kurang bagus dan jangkauan pelayanannya

kepada Wajib Pajak masih sangat lemah hal ini disebabkan karena

aksesibilitas yang masih rendah. Poin yang terakhir ini dapat dibuktikan

dengan masih banyaknya keluhan-keluhan yang dirasakan oleh Wajib Pajak.

Hal di atas merupakan fenomena yang seringkali terjadi dalam sebuah kantor

pelayanan pajak, dimana seharusnya institusi tersebut dapat memberikan

pelayanan yang maksimal untuk memuaskan Wajib Pajak sehingga dapat

meningkatkan kesadaran Wajib Pajak memenuhi kewajibannya.

Untuk menumbuhkan persepsi yang positif terhadap petugas pajak dan

pelayanannya, petugas diharapkan bersikap simpatik, bersifat membantu,

mudah dihubungi, dan bekerja jujur. Pemberian jasa oleh petugas kepada

Wajib Pajak besar manfaatnya sehingga dapat menimbulkan kesadaran Wajib

Pajak dalam memenuhi kewajibannya. Wajib Pajak dapat mengenal pajak dari

pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak. Untuk itu petugas harus

memiliki ketrampilan untuk dapat memuaskan wajib pajak. Salah satu

ketrampilan yang harus dimiliki adalah kemampuan dalam berhubungan

dengan orang lain dengan cara-cara yang baik (Boediono, 2000). Pemberian

informasi akan lebih mudah diterima apabila petugas pajak dapat dipercaya

oleh masyarakat. Bubung yang dikutip oleh Gardina (2006) menunjukkan

bahwa sikap petugas pajak mempengaruhi Wajib Pajak untuk membayar

pajak. Oleh karena itu keberhasilan petugas pajak dalam memberikan

pelayanan akan memberikan kesan yang sangat positif bagi masyarakat secara

umum.

Page 18: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

3

Sejalan dengan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk menghitung,

membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak terutang, maka diperlukan

peran dari aparat pajak untuk memperlancar pelaksanaan self assessment

system. Fungsi utama dari Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) dalam self

assessment system ditekankan pada tiga hal, yaitu pembinaan yang dilakukan

melalui penyuluhan pengetahuan perpajakan, pelayanan dan pengawasan

(Munawar,2006). Penyuluhan merupakan fungsi dari Fiskus untuk

mengadakan penyuluhan (penjelasan) yang berkaitan dengan perpajakan,

sedangkan pelayanan merupakan pemberian fasilitas berupa informasi,

motivasi dan sarana dengan tujuan pihak yang dilayani merasa aman, nyaman,

puas dan dihargai. Pengawasan merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan

untuk mengetahui atau menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan

ketentuan perpajakan yang berlaku.

Perbaikan kualitas pelayanan berpusat pada pemenuhan atas keinginan

wajib pajak untuk memenuhi harapan Wajib Pajak. Kunci kualitas pelayanan

adalah menyesuaikan, atau bahkan melebihi, kualitas yang diberikan oleh

institusi atas pelayanan yang diharapkan oleh para Wajib Pajak. Selanjutnya,

untuk bisa menentukan apakah Wajib Pajak puas atau tidak, maka kepuasan

itu harus bisa diukur.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan persepsi antara Wajib Pajak patuh dan tidak patuh

terhadap pelayanan yang diberikan oleh Petugas Pajak Kota Surabaya.

Page 19: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi antara Wajib Pajak

patuh dan tidak patuh terhadap pelayanan yang diberikan Petugas Pajak Kota

Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada pihak-pihak yang terkait

dalam hal penyelesaian penelitian dan penulisan ini yaitu antara lain:

1. Penulis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan jawaban atas

banyaknya pertanyaan terkait dengan penulisan skripsi juga sebagai media

untuk menambah wawasan dalam bidang perpajakan yang diminati penulis.

2. Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu rekan-rekan

mahasiswa lain yang ingin lebih menggali bidang perpajakan, juga sebagai

tambahan pengetahuan yang dapat memperkaya wawasan. Juga dapat

menjadi referensi yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian sejenis

pada waktu yang akan datang.

3. Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya

Dengan adanya hasil penelitian ini maka diharapkan segenap

aparat perpajakan dapat meningkatkan kinerja sehingga dapat membantu

Wajib Pajak dalam membayar kewajiban pajaknya sekaligus mendorong

terciptanya kenaikan penerimaan pajak yang signifikan.

Page 20: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

5

E. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan dalam skripsi ini terdiri dari:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori pendukung , hasil penelitian terdahulu, dan

perumusan hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang objek penelitian, metode dan desain penelitian,

teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,

dan teknik analisis data.

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan:

Bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan hasil penelitian.

BAB V Penutup

Bab ini berisi tentang simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

Page 21: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah sebuah proses untuk memahami lingkungan

dengan cara menyeleksi, mengorganisasi, dan menafsirkan informasi

dari lingkungan. Pengertian persepsi (perception) menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1995) adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari

sesuatu, atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal

melalui panca inderanya. Sedangkan menurut Rakhmat (1993: 90),

dalam bukunya Psikologi Komunikasi, persepsi merupakan pengalaman

tentang obyek, peristiwa, atau hubungan–hubungan yang diperoleh

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

2. Langkah-langkah persepsi

Persepsi merupakan proses yang kognitif yaitu proses selangkah

demi selangkah. Oleh karena itu terdapat tahap–tahap dalam proses

persepsi:

a) Kita mengamati informasi dari lingkungan melalui indera–indera kita:

rasa, bau, pendengaran, penglihatan, sentuhan.

b) Melalui pikiran, kita menyaring informasi–informasi tersebut dan

hanya memilih hal–hal yang akan kita proses lebih lanjut.

Page 22: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

7

c) Kita mengorganisasi data terpilih tersebut kedalam pola–pola arti

untuk diinterprestasikan dan direspon.

B. Pelayanan dan Unsur-unsurnya

Kunci kualitas pelayanan menurut Tjiptono yang dikutip Munawar

(2005: 398) menyatakan sebagai berikut:

Kunci kualitas pelayanan menyesuaikan atau bahkan melebihi, kualitas

yang diberikan oleh institusi atas pelayanan yang diharapkan oleh klien

dalam hal ini adalah Wajib Pajak. Harapan dibedakan menjadi tiga tipe

yaitu:

1. Harapan diartikan sebagai tingkat kinerja yang diperkirakan klien akan

diterimanya berdasarkan semua informasi yang dimilikinya (will

expectation), dan ini merupakan konsep harapan yang sering dipakai.

2. Harapan merupakan tingkat kinerja yang sudah sepantasnya diterima

oleh klien (should expectation).

3. Harapan merupakan tingkat kinerja terbaik yang diharapkan dapat

diterima oleh konsumen/ klien.

Kesenjangan antara kenyataan dan harapan, akan menentukan tingkat

kepuasan klien terhadap institusi yang memberikan pelayanan itu sendiri.

Menurut Munawar (2005: 398) kesenjangan dan kenyataan muncul

karena 5 hal:

a) Manajemen institusi salah dalam mengerti terhadap harapan klien

b) Manajemen memahami harapan klien tetapi salah dalam merumuskan

harapan klien ke dalam bentuk tolak ukur kualitas pelayanan

Page 23: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

8

c) Manajemen tidak mampu untuk memenuhi standar kualitas pelayanan

d) Manajemen tidak mampu memenuhi janji-janji yang dikomunikasikan

ke pihak eksternal

e) Kesenjangan akan timbul akibat tidak terpenuhinya harapan klien

C. Pajak

1. Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Mardiasmo (2003: 10), adalah iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan undang–undang yang dapat

dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum. Devinisi menurut Waluyo dan Ilyas adalah pajak

diartikan sebagai iuran kepada negara yang dapat dipaksakan melalui

undang–undang.

2. Fungsi Pajak

Pajak memiliki dua fungsi, yaitu:

a) Fungsi Budgetair

Menurut Waluyo dan Ilyas (1999:17), fungsi budgetair adalah

pajak sebagai sumber penerimaan negara yang selanjutnya dapat

digunakan untuk membiayai kegiatan negara. Sedangkan menurut

Mardiasmo (2003: 11), fungsi budgetair adalah pajak merupakan

sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran–

pengeluarannya.

Page 24: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

9

b) Fungsi Reguler

Menurut Waluyo dan Ilyas (1999), sebagai fungsi reguler, pajak

diperankan sebagai instrumen untuk mengatur kehidupan negara

sesuai dengan kehendak negara, seperti menciptakan stabilitas

ekonomi dan mengurangi ketimpangan pendapatan. Menurut

Mardiasmo pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam

pengertian ini diberikan contoh: pajak yang tinggi dikenakan terhadap

barang–barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.

3. Teori–Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberi justifikasi

pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak. Teori–teori

tersebut antara lain adalah :

a. Teori Asuransi

Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak–hak

rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang

diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh

jaminan perlindungan tersebut.

b. Teori Kepentingan

Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada

kepentingan, misalnya: perlindungan masing–masing orang.

Page 25: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

10

Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi

pajak yang harus dibayar.

c. Teori Daya Pikul

Beban pajak untuk semua orang harus dipikul sama beratnya,

artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing–masing

orang.Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan dua pendekatan

yaitu :

1) Unsur Objektif, dengan melihat penghasilan atau kekayaan yang

dimiliki oleh seseorang.

2) Unsur Subyektif, dengan memperhatikan kebutuhan materiil

yang harus dipenuhi.

d. Teori Bakti

Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan

rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti,

rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah

sebagai suatu kewajiban.

e. Teori Asas Daya Beli

Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak.

Maksudnya memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah

tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara

akan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk

pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian

kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan.

Page 26: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

11

4. Syarat Pemungutan

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau

perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai

berikut :

a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan,

undang-undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam

perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum

dan merata, disesuaikan dengan kemampuan masing–masing.

Sedang adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak

bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam

pembayarandan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan

Pajak.

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang–undang (Syarat

Yuridis)

Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2.

hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik

bagi negara maupun warganya.

c. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat ekonomis)

Page 27: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

12

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan

produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan

kelesuan perekonomian masyarakat.

d. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat finansiil)

Sesuai dengan fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus

dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Sistem pemungutan sederhana akan memudahkan dan

mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Syarat ini telah dipenuhi oleh undang–undang perpajakan yang baru.

5. Tata Cara Pemungutan

a. Stelsel Pajak

Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan 3 stelsel :

1) Stelsel Nyata (riel stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang

nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir

tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya

diketahui. Stelsel nyata memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan stelsel nyata adalah pajak yang dikenakan lebih realistis.

Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dikenakan pada akhir

periode (setelah penghasilan riil diketahui).

2) Stelsel Anggapan (fictieve stelsel)

Page 28: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

13

Pengenaan pajak didasarkan pada anggapan yang diatur oleh

undang–undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama

dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah

dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak

berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama

tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedang

kelemahannya adalah

pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang

sesungguhnya.

3) Stelsel campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan

stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung

berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya

pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila besarnya

pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut

anggapan, maka Wajib Pajak harus menambah. Sebaliknya, jika

lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali

b. Asas Pemungutan Pajak

1) Asas Domisili (asas tempat tinggal)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh

penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya,

baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.

Page 29: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

14

2) Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang

bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal

Wajib Pajak.

3) Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu

negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan

pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia. Asas

ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.

c. Sistem Pemungutan Pajak

1) Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang

kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak

terutang oleh Wajib Pajak.

2) Self Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan atau

menghitung sendiri beban pajak terutang.

3) With Holding System

Page 30: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

15

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan besarnya

pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

D. Wajib Pajak

1. Pengertian

Mardiasmo (2003: 12) menjelaskan pengertian wajib pajak adalah

orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perundang-undangan

perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk

pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

Bakhrun (2006: 21) Wajib Pajak adalah orang atau badan yang

menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk

melakukan kewajiban perpajakan.

2. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

Menurut Mardiasmo (2003: 37-38), kewajiban dan hak-hak wajib

pajak adalah sebagai berikut

Kewajiban Wajib Pajak:

a) Mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP).

b) Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar.

c) Mengisi dengan benar Surat Pemberitahuan (SPT), dan

memasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang

telah ditentukan

Page 31: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

16

d) Menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan.

e) Jika diperiksa wajib:

1) Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan,

dokumen yang menjadi dasarnya dengan dokumen lain yang

berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan

usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang

terutang pajak.

2) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan

yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran

pemeriksaan.

f) Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau

dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh

suatu kewajiban merahasiakan, maka kewajiban untuk

merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan

pemeriksaan.

Hak-hak Wajib Pajak:

a) Mengajukan surat keberatan dan surat banding

b) Menerima tanda bukti pemasukkan SPT

c) Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan

d) Mengajukan permohonan penundaan pemasukkan SPT

e) Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran

pembayaran pajak

Page 32: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

17

f) Mengajukan permohonan penghitungan pajak yang dikenakan

dalam surat ketetapan pajak

g) Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak

h) Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi,

serta pembetulan surat ketetapan pajak yang salah

i) Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban

pajaknya

j) Apabila Wajib Pajak dipotong oleh pemberi kerja, Wajib Pajak

berhak meminta bukti pemotongan PPh pasal 21 kepada

pemotong pajak, mengajukan surat keberatan dan permohonan

pajak.

3. Wajib Pajak Patuh

Menurut Abimanyu, yang dikutip oleh Gardina (2006) Wajib Pajak

patuh berarti wajib pajak tersebut telah sadar yaitu memahami akan hak

dan kewajiban perpajakannya serta melaksanakan hak dan kewajiban

perpajakannya dengan benar. Menurut Undang-undang No. 16 tahun

2000 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, dan KMK

No.235/ KMK.03/2003 tentang penentuan wajib pajak patuh, kriteria

Wajib Pajak Patuh adalah:

a) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan

(SPT tahunan) dalam (2) tahun terakhir.

Page 33: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

18

b) Tepat waktu dalam menyampaikan SPT Massa untuk pajak

penghasilan dan pajak pertambahan nilai dalam tahun terakhir.

Apabila terlambat menyampaikan surat pemberitahuan masa

tersebut tidak boleh dari (3) masa pajak, tidak berturut-turut,

serta tidak lewat dari batas waktu penyampaian surat

pemberitahuan masa berikutnya.

c) Tidak mempunyai tunggakan pajak, kecuali mendapat izin

untuk diangsur pembayaran pajaknya namun tidak termasuk surat

tagihan pajak (STP) untuk dua tahun terakhir.

d) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana

dibidang perpajakan dalam waktu (10) tahun terakhir.

e) Pendapat yang diberikan auditor apabila laporan keuangan Wajib

Pajak diaudit adalah wajar tanpa pengecualian, atau wajar dengan

pengecualian.

Selain itu Wajib Pajak juga harus memenuhi kriteria yang tambahan

yaitu:

a) Menyelenggarakan pembukuan yang sesuai dengan perpajakan

(pasal 28 KUP)

b) Koreksi fiskalnya tidak boleh lebih dari 10% apabila wajib pajak

pernah dilakukan pemeriksaan dalam jangka waktu dua tahun

terakhir.

Page 34: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

19

Dengan demikian wajib pajak yang tidak dapat memenuhi kriteria-

kriteria tersebut diatas dapat digolongkan menjadi Wajib Pajak yang

tidak patuh.

E. Pajak Penghasilan

1. Subjek Pajak:

a. 1) Orang Pribadi

2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan

yang berhak.

b. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan

nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,

persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk

badan lainnya.

c. Bentuk Usaha Tetap

2. Objek Pajak:

Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yaitu

setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh

Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia ataupun dari luar Indonesia,

yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak

yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.

3. Penghasilan dikelompokkan menjadi:

Page 35: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

20

a. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas

seperti gaji, hononarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris,

aktuaris, akuntan, pengacara dan sebagainya.

b. Penghasilan dari usaha atau kegiatan

c. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa,bunga,

dividen, royalti, keuntungan dari penjualan harta yang tidak digunakan

dan sebagainya.

d. Penghasilan lain-lain, yaitu penghasilan yang tidak dapat

diklasifikasikan kedalam salah satu dari tiga kelompok penghasilan di

atas, seperti:

1) Keuntungan karena pembebasan utang

2) Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing

3) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva

4) Hadiah undian

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Trisia Gardina (2006)

alumnus STIE Musi Palembang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah

wajib pajak badan di Palembang, Sampel dalam penelitian ini adalah wajib

pajak badan di Palembang yang terpilih menjadi responden. Data yang

digunakan adalah data primer dengan menggunakan kuisioner dan wawancara

langsung dengan Wajib Pajak badan di Palembang analisis data dilakukan

Page 36: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

21

dengan analisis statistik deskriptif dengan prosentase. Penelitian ini membahas

tentang kriteria-kriteria tertentu yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak

dalam membayar pajak, dimana salah satu kriteria yang disebutkan adalah

persepsi Wajib Pajak terhadap petugas pajak. Dan kesimpulan yang didapatkan

adalah terdapat persamaan persepsi antara wajib pajak patuh dan tidak patuh

terhadap petugas pajak. Petugas pajak harus bersikap simpatik dalam melayani

wajib pajak, bersifat jujur, adil, serta tidak menyulitkan wajib pajak sehingga

para wajib pajak mempunyai pesepsi yang baik terhadap petugas pajak.

C. Perumusan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya dan berdasarkan

hasil penelitian tedahulu yang antara lain telah dilakukan oleh Gardina (2006: 10)

ditemukan fakta bahwa ada persamaan persepsi antara Wajib Pajak patuh dan

Wajib Pajak tidak patuh terhadap petugas pajak. Berdasarkan kesimpulan diatas

maka penulis mengajukan hipotesa:

Ho : Tidak ada perbedaan persepsi antara Wajib Pajak patuh dan Wajib Pajak

tidak patuh terhadap pelayanan yang diberikan oleh Petugas Pajak Kota

Surabaya

Ha : Ada perbedaan persepsi antara Wajib Pajak patuh dan Wajib Pajak tidak

patuh terhadap pelayanan yang diberikan oleh Petugas Pajak Kota

Surabaya

Page 37: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Wajib Pajak Pribadi Daerah Kota Surabaya,

sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah persepsi Wajib Pajak

Pribadi terhadap pelayanan yang diberikan oleh Petugas Kantor Pelayanan

Pajak Kota Surabaya. Adapun penelitian dilakukan selama bulan Januari-April

tahun 2009 dengan memilih responden secara acak dari seluruh perusahaan

yang ada di lingkungan Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya,sedangkan

jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian Komparasi yaitu

penelitian yang dilakukan dengan membandingkan antara responden Wajib

Pajak patuh dan Wajib Pajak tidak patuh.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

bersifat survei, yaitu mengumpulkan data pokok suatu sampel dengan

menggunakan instrumen kuisioner, dengan demikian lingkungan penelitian ini

pada lingkungan yang sebenarnya (lapangan).

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini dilakukan secara acak

dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling yaitu

pemilihan sekelompok subyek didasarkan pada pertimbangan atau sifat yang

Page 38: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

23

dipandang mempunyai hubungan dengan penelitian ini dengan ciri-ciri atau

sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan/ karyawati

dari Hotel, Bank, Supermarket dan Restaurant yang berada di wilayah

Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya. Sampel dari penelitian ini adalah

wajib pajak yang dilayani dalam pembayaran Pajak Penghasilan pada Kantor

Pelayanan Pajak Kota Surabaya.

Sampel yang akan diambil berupa sampel kecil, hal ini didasarkan pada dua

hal utama yaitu:

1. Derajat keseragaman dari populasi. Makin seragam populasi itu maka

makin kecil sampel yang akan diambil. Dalam hal ini populasi dibatasi

hanya pada Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi.

2. Adanya keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia.

Adapun kriteria sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah:

1. WP Orang pribadi yang bekerja pada perusahaan dan telah memiliki

NPWP.

2. Berada di ruang lingkup Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya

3. WP tersebut merupakan wajib pajak efektif yaitu wajib pajak yang masih

aktif dalam melakukan kegiatannya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui survei, dengan memberi kuisioner secara

langsung kepada responden wajib pajak yang dilayani dalam pembayaran

Pajak Penghasilan. Kuisioner ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian satu yang

Page 39: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

24

berisikan pertanyaan- pertanyaan untuk mendapatkan data tentang kriteria

wajib pajak patuh dan tidak patuh, dan bagian dua yang berisi pernyataan-

peryataan yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian untuk

mendapatkan data penelitian yaitu untuk mendapatkan data tentang bagaimana

persepsi wajib pajak terhadap pelayanan pada kantor pajak setempat.

E. Variabel Penelitian

Untuk dapat memisahkan kategori antara Wajib Pajak patuh dan Wajib

Pajak tidak patuh digunakan metode pengukuran Skala Sederhana (Simple

Attitude Scale) yang menggunakan skala nominal: ya atau tidak. Dan peneliti

memberi bobot jawaban responden sebagai berikut:

Ya = 4

Tidak = 1

Sedangkan dalam mengukur dan menganalisis persepsi wajib pajak

terhadap pelayanan yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak digunakan

Skala Likert, maka peneliti memberi bobot jawaban responden untuk setiap

item berikut :

SM = Sangat Memuaskan = 4

M = Memuaskan = 3

TM = Tidak Memuaskan = 2

STM = Sangat Tidak Memuaskan = 1

Page 40: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

25

Data mengenai persepsi wajib pajak diperoleh dari jawaban

kuisioner. Kuisioner yang dibagikan terdiri dari 15 pertanyaan dengan skor

maksimal 4 (empat) dan skor minimal 1 (satu)

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui apakah setiap item dari kuisioner sudah valid atau

belum dilakukan uji statistik untuk mengukur kevaliditas an butir dan

keandalan butir dengan menggunakan analisis validitas dan reliabilitas.

1. Analisis Validitas

Dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari

Pearson.

Ν ∑(xy)- { (∑x(∑y) }

rxy = ———————————————————

√{Ν∑x² - (∑x²)}{N∑y²-(∑y)²}

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi setiap item

x = nilai dari setiap item

y = nilai dari semua item

N = jumlah sampel

Page 41: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

26

2. Analisis Reliabilitas

Analisis reliabilitas digunakan untuk menunjukkan adanya

penyesuaian antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat yang digunakan

untuk menguji.

Ν ∑(xy)- { (∑x(∑y) }

rxy = ———————————————————

√{Ν∑x² - (∑x²)}{N∑y²-(∑y)²}

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi item bernomor ganjil dengan item bernomor

genap

x = nilai item bernomor ganjil

y = nilai item bernomor genap

N = jumlah sampel

Setelah alat ukur kuisioner dinyatakan valid dan reliabel maka

kuisioner akan dibagikan pada responden wajib pajak Pajak Penghasilan.

Setelah kuisioner dikumpulkan maka data yang diperoleh kemudian

dianalisis.

Untuk dapat memisahkan kategori antara Wajib Pajak patuh dan Wajib

Pajak tidak patuh digunakan metode pengukuran Skala Sederhana (Simple

Attitude Scale) yang menggunakan skala nominal: ya atau tidak.

Page 42: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

27

Sedangkan dalam mengukur dan menganalisis persepsi wajib pajak

terhadap pelayanan yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak digunakan

Skala Likert, maka peneliti akan memberi bobot jawaban responden untuk

setiap item berikut :

SM = Sangat Memuaskan = 4

M = Memuaskan = 3

TM = Tidak Memuaskan = 2

STM = Sangat Tidak Memuaskan = 1

Data mengenai persepsi wajib pajak diperoleh dari jawaban

kuisioner. Kuisioner yang akan dibagikan terdiri dari 15 pertanyaan

dengan skor maksimal 4 (empat) dan skor minimal 1 (satu)

G. Teknik Pengujian Data

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

a) Pengujian validitas variabel kriteria wajib pajak patuh dan tidak

patuh

b) Pengujian validitas variabel persepsi wajib pajak terhadap

pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak setempat.

c) Pengujian Reliabilitas

Untuk setiap variabel yang item-itemnya dinyatakan tidak valid,

maka item tersebut harus digugurkan agar item pernyataan dalam

variabel dapat dinyatakan reliabel.

Page 43: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

28

2. Analisis Data

Dari data yang telah diperoleh maka digunakan statistika non

parametik yaitu uji statistika yang modelnya tidak menetapkan syarat-

syarat mengenai parameter populasi yang menjadi sumber sampelnya.

Adapun langkah-langkahnya:

a) Menentukan rata-rata (mean) dan standar deviasi dengan

menggunakan rumus distribusi binominal sebagai berikut:

Rata-rata mean (µ) = np

n = jumlah sampel

p = tingkat probabilitas

b) Menentukan standar deviasi

Standar deviasi (σ) = √ np (1-p)

n = jumlah sampel

p = tingkat probabilitas

3. Pengujian Hipotesis

Teknik pengujian hipotesis nol dan hipotesis alternatif

dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan

perbedaan persepsi Wajib Pajak terhadap pelayanan yang diberikan

oleh Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya?

Langkah-langkah dalam Pengujian Hipotesis:

a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha)

Perumusan Hipotesa dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 44: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

29

1121

222

211

21

11

2

)1()1(

nnx

nn

snsn

XXt

Ho : µ = µο

Ha : µ1 ≠ µ2 atau µ1 > µ2

atau µ1 < µ2 (dipilih salah satu saja alternatifnya)

b) Menentukan suatu tingkat signifikasi

α = 5%

c) Menentukan satu uji statistika

Aturan penolakan Ho sebagai berikut:

Gambar 1. Ho ditolak jika t hitung > t tabel

t-hitung

t-tab

Page 45: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

30

4) Menyimpulkan hasilnya apakah nilai uji statistika masuk ke daerah penolakan

atau penerimaan hipotesis, sehingga dapat disimpulkan apakah

hipotesis diterima atau ditolak.

Page 46: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

31

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Sebanyak 40 responden yang berasal dari kelompok patuh membayar

pajak dan tidak patuh membayar pajak berhasil digali persepsinya tentang petugas

pajak Kantor Pelayanan Pajak. Persepsi ini berfokus pada petugas dalam aspek

keramahan, kecepatan pelayanan, kemauan membantu, kejujuran, komunikasi,

dan mampu memahami kebutuhan wajib pajak.

Untuk mendapatan gambaran dari profil responden akan dijelaskan

melalui Jenis Kelamin, Jenis Usaha (Jasa), Pendidikan Terakhir dan Pendapatan

per bulan. Sedangkan gambaran dari persepsinya akan dijelaskan dari skor

persepsi yang diberikan, skor tinggi mengindikasikan persepsi positif, sebaliknya

skor rendah kurang positif.

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Profil Responden

a. Jenis Kelamin

Dari 40 wajib pajak yang menjadi sampel, lebih dari separuhnya adalah

pria, jumlahnya mencapai 67.5%. Sebagai representasi dari populasi,

maka mayoritas ini menjelaskan bahwa sebagian besar pemilik usaha

adalah pria. Fakta ini merupakan temuan yang perlu diperhatikan, karena

dapat saja menjelaskan perilaku kepatuhan dalam membayar pajak. Atau

Page 47: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

32

Fre

ku

en

si

30.00

20.00

10.00

0.00

Jenis Kelamin

PerempuanLaki laki

1332.50%

2767.50%

minimal untuk menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan

penarikan pajak. Lihat tabel 1 dan gambar 1 untuk distribusi jenis

kelamin responden.

Tabel 1Distribusi Profil Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi % Frekuensi1 Pria 27 67.52 Wanita 13 32.5

Total40 100.0Sumber : pengolahan data primer

Gambar 1. Histogram Jenis Kelamin Wajib Pajak

b. Jenis Usaha Tempat Bekerja

Di wilayah kota Surabaya, jenis usaha yang pemilik dan pegawainya

berpenghasilan relatif tetap adalah di bidang Perbankkan, Perhotelan,

Supermarket dan Restaurant. Dari data yang terkumpul ditemukan

sebanyak 18 atau 45% responden adalah pegawai Bank, 11 atau 27.5%

Page 48: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

33

Fre

ku

en

si

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00

Jenis Usaha (Jasa) Tempat Bekerja

SupermarketBankHotelRestoran

922.50%

1845.00%

1127.50%

25.00%

adalah pegawai Hotel, kemudian Supermarket 22.5% dan sisanya 5%

restoran. Profil jenis usaha ini dapat dilihat lebih jelas pada tabel 2 dan

gambar 2 dibawah ini.

Tabel 2Distribusi Profil Jenis Usaha

No Jenis Usaha Frekuensi % Frekuensi1 Restoran 2 5.02 Hotel 11 27.53 Bank 18 45.04 Supermarket 9 22.5

Total40 100.0Sumber : pengolahan data primer

Gambar 2. Histogram Jenis Usaha Wajib Pajak

Sebaran tersebut menunjukan akumulasi dari pegawai Bank dan Hotel

sebanyak 72.5% atau hampir ¾ dari seluruh responden. Kedua kelompok

pegawai tersebut secara formal merupakan sumber daya terdidik yang

Page 49: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

34

mengenal atau dapat mengenal adanya kewajiban pajak. Sehingga

persepsinya terhadap petugas pajak merupakan penilaian yang lebih

objektif, bukan karena informasi atau pertimbangan yang kurang tepat

akibat ketidaktahuan pajak.

Mereka juga kelompok masyarakat yang pendapatannya tertulis dan

masuk dalam pelaporan keuangan perusahaan, sehingga diharapkan tidak

(sulit) melakukan penyembunyian informasi pendapatan agar terhindar

dari pajak. Dalam posisi demikian maka mereka lebih apresiatif terhadap

petugas pajak yang akhirnya membentuk termasuk persepsi.

c. Pendidikan Terakhir

Sebanyak 19 atau 47.5 % wajib pajak yang menjadi responden adalah

lulusan sarjana atau diatasnya, kemudian disusul Diploma sebanyak 13

atau 32.5%. dan terakhir SLTA sebanyak 8 atau 20%. Mayoritas sarjana

berkaitan dengan mayoritas jenis usaha sebelumnya yaitu Pegawai bank

atau Hotel, mereka yang bekerja di dalamnya adalah yang memenuhi

syarat tertentu seperti pendidikan. Secara langsung pembahasan disajikan

dalam tabel dan gambar 3 berikut:

Tabel 3Distribusi Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi % Frekuensi1 SD 0 02 SMP 0 02 SMA 8 20.03 D3 13 32.5

Page 50: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

35

Fre

ku

en

si

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00

Pendidikan Terakhir

Sarjana (S1,S2,S3)Diploma IIISMA

1947.50%

1332.50%

820.00%

4

≥ S1

19 47.5

Total40 100.0Sumber : pengolahan data primer

Gambar 3. Histogram Pendidikan

d. Pendapatan

Terdapat lima kelompok untuk menggolongkan pendapatan (lihat

tabel 4 dan gambar 4), terlihat jumlah responden yang berpendapatan 4 – 6

juta Rupiah merupakan jumlah mayoritas yaitu 50%, kemudian disusul

lebih dari 6 juta Rupiah sebanyak 35%. Yang lainnya pada kelompok lain

dengan jumlah ≤ 10 %.

Page 51: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

36

Fre

ku

en

si

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00

Pendapatan/ Bln

> 6.000.000> 4.000.000 - 6..000.000

2.000.000 -4.000.000

< 2.000.000

1435.00%

2050.00%

410.00%2

5.00%

Subjek dengan pendapatan lebih dari 4 juta Rupiah berarti dan

dengan tingkat pendidikan tinggi (uraian nomor 3 sebelumnya)

menunjukan mereka mengerti bahwa dirinya terkena kewajiban pajak.

Berarti mereka telah beberapa kali berinterkasi dengan petugas pajak dan

telah memiliki persepsi yang benar terhadapnya.

Tabel 4Distribusi Pendapatan

No Pendapatan (Rupiah) Frekuensi % Frekuensi1 < 2.000.000 2 5.02 2.000.000 - 4.000.000 4 10.02 > 4.000.000 - 6..000.000 20 50.03 > 6.000.000 14 35.04 < 2.000.000 2 5.0

Total40 100.0Sumber : pengolahan data primer

Gambar 4. Histogram Pendapatan

Page 52: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

37

2. Deskripsi Persepsi Pajak

1. Kriteria Wajib Pajak

Sebanyak 5 item pertanyaan dengan skala jawaban 0 (tidak) dan 1

(ya) digunakan untuk mengetahui sikap responden dalam hal ;

Ketepatan menyampaikan SPT, PPH dan PPn. Tidak memiliki

tunggakan dan hukuman karena terlambat. Serta dinilai wajar tanpa

pengecualian oleh auditor.

Dalam skala jawaban kuis 1-4 perolehan rata-rata adalah 3 atau

sudah mendekati 4 yang merupakan skor tertinggi sehingga skor 3

menunjukkan kesetujuan responden. Dalam kuisioner kesetujuan yang

dimaksud adalah Wajib Pajak yang mendapatkan skor lebih dari tiga

menunjukan telah memenuhi dari sebagian besar kewajiban pajaknya

dengan baik, sehingga diklasifikasikan kedalam kelompok patuh.

Sebaliknya bila memiliki skor tiga atau dibwahnya berarti tidak patuh.

Hasil pengujian deskriptif menemukan sebanyak 25 atau 62.5%

Wajib Pajak termasuk dalam kelompok patuh, dan sisanya sebanyak 15

atau 37.5% kedalam kelompok tidak patuh. Lihat tabel 5 dan gambar 5.

Tabel 5

Page 53: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

38

Fre

ku

en

si

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00

Kreteria Wajib Pajak

PatuhTidak Patuh

2562.50%

1537.50%

Kriteria Wajib PajakSkor Klasifikasi F % F< = 3 Tidak Patuh 15 37.5> 3 Patuh 25 62.5Jumlah 40 100.0Sumber : Hasil pengolahan data primer

Gambar 5. Histogram Kepatuhan Wajib Pajak

2. Persepsi terhadap Petugas Pajak

Persepsi terhadap petugas mencakup aspek keramahan, kecepatan

pelayanan, kemauan membatantu, kejujuran, komunikasi, dan mampu

memahami kebutuhan wajib pajak. Diukur menggunakan 10 item

pertanyaan dengan skala jawaban 1 (sangat tidak memuaskan) sampai

dengan 4 (sangat memuaskan), sehingga responden yang mendapatkan

skor mendekati 40 menandakan persepsinya tinggi atau baik terhadap

Page 54: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

39

petugas, sebaliknya yang memiliki skor disekitar 10 menandakan

persepsinya rendah atau kurang bagus terhadap petugas pajak. Klasifikasi

skor dapat dilakukan sebagai berikut ;

Interval i = (Skor tertinggi – Skor terendah) / Jumlah kelompok= (40 – 10) / 4= 7.5

Sehingga diperoleh klasifikasi seperti terlihat pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6. Klasifikasi Skor

Interval Klasifikasi10.0 – 17.5 Sangat Rendah

> 17.5 – 25.0 Rendah> 25.0 – 32.5 Tinggi

> 32.5 – 40.0 Sangat Tinggi

Hasil pengujian deskriptif dari data yang berasal dari wajib pajak

yang tidak patuh diperoleh skor rata-rata persepsi sebesar 28.067 (lihat

tabel 7), dalam klasifikasi di atas termasuk ke dalam tinggi. Berarti

secara rata-rata responden atau wajib pajak yang tidak patuh memiliki

persepsi baik terhadap petugas pajak.

Persepsi tinggi juga terungkap dalam kelompok wajib pajak yang

patuh, hasil pengujian deskriptifnya memperoleh skor rata-rata persepsi

sebesar 31.480 (lihat tabel 8), dalam klasifikasi di atas juga termasuk ke

dalam tinggi. Berarti secara rata-rata responden atau wajib pajak yang

patuh memiliki persepsi baik terhadap petugas pajak.

Tabel 7

Page 55: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

40

Jawaban Persepsi Wajib Pajak Kelompok Tidak PatuhJawaban Frekuensi Bobot Sekor

Sangat Tidak Setuju 2 1 2Tidak Setuju 44 2 88

Setuju 85 3 255Sangat Setuju 19 4 76

Total 421Jumlah Responden 15

Jumlah Item 10Rerata Hitung 28.067

Sumber : Hasil pengolahan data primer

Tabel 8Jawaban Persepsi Wajib Pajak Kelompok Patuh

Jawaban Frekuensi Bobot SekorSangat Tidak Setuju 7 1 7

Tidak Setuju 31 2 62Setuju 130 3 390

Sangat Setuju 82 4 328Total 787

Jumlah Responden 25Jumlah Item 10

Rerata Hitung 31.480Sumber : Hasil pengolahan data primer

Secara individual dari 15 responden yang berasal dari wajib pajak

tidak patuh ditemukan sebanyak 53.3 % memiliki persepsi tinggi, 26.7%

Sangat tinggi, dan 20.0 % rendah (lihat tabel 9). Mayoritas berpersepsi

tinggi menunjukan bahwa sebagian besar responden (wajib pajak) yang

tidak patuh memiliki persepsi baik terhadap personal petugas pajak.

Tabel 9Kategori peroleh skor persepsi wajib pajak tidak patuh

Interval Kategori F % F

Page 56: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

41

Fre

ku

en

si

8

6

4

2

0

Persepsi terhadap Petugas Pajak

Sangat Tinggi (> 32.5- 40)

Tinggi (> 25 - 32.5)Rendah (> 17.5 - 25)

426.67%

853.33%

320.00%

Kelompok Tidak Patuh

10.0 – 17.5 Sangat Rendah 0 0> 17.5 – 25.0 Rendah 3 20.0> 25.0 – 32.5 Tinggi 8 53.3> 32.5 – 40.0 Sangat Tinggi 4 26.7

Jumlah15 100Sumber : Hasil pengolahan data primer

Gambar 6. Histogram persepsi Wajib Pajak Tidak Patuh

Dalam kelompok wajib pajak patuh juga ditemukan sebagian besar

memiliki persepsi baik, yaitu 48% tinggi fan 44% sangat tinggi (lihat

tabel 10). Dibandingkan dengan kelompok tidak patuh diatas (lihat tabel

9), jumlah secara akumulasi tinggi dan sangat tinggi kelompok patuh

lebih banyak dari tidak patuh, yaitu 92% pada kelompok patuh, dan 80%

pada kelompok tidak patuh. Dengan demikian meskipun sama-sama

Page 57: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

42

Fre

ku

en

si

12

10

8

6

4

2

0

Persepsi terhadap Petugas Pajak

Sangat Tinggi (> 32.5- 40)

Tinggi (> 25 - 32.5)Rendah (> 17.5 - 25)

1144.00%

1248.00%

28.00%

Kelompok Patuh

mayoritas berpersepsi baik, namun persentasenya lebih banyak

dikelompok wajib pajak yang patuh.

Tabel 10Kategori peroleh sekor persepsi wajib pajak patuh

Interval Kategori F % F10.0 – 17.5 Sangat Rendah 0 0

> 17.5 – 25.0 Rendah 2 8.0> 25.0 – 32.5 Tinggi 12 48.0> 32.5 – 40.0 Sangat Tinggi 11 44.0

Jumlah25 100Sumber : Hasil pengolahan data primer

Gambar 7. Histogram kategori persepsi

B. Analisis Data

1. Uji Validitas

Hasil pengujian validitas dengan korelasi produk moment

mendapatkan koefesien korelasi lebih dari 0.3 pada semua pertanyaan,

Page 58: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

43

berarti valid atau memiliki ketepatan dan kecermatan dalam fungsi

ukurnya. (Azwar, P:103, P:173), perhatikan tabel 11 dibawah

Tabel 11Hasil Uji Validitas Instrumen

Faktor item r-xy Keterangan1 0.558 r-xy > 0.3 berarti Valid2 0.523 r-xy > 0.3 berarti Valid3 0.811 r-xy > 0.3 berarti Valid4 0.750 r-xy > 0.3 berarti Valid

Kriteria WajibPajak

5 0.444 r-xy > 0.3 berarti Valid1 0.557 r-xy > 0.3 berarti Valid2 0.422 r-xy > 0.3 berarti Valid3 0.530 r-xy > 0.3 berarti Valid4 0.462 r-xy > 0.3 berarti Valid5 0.389 r-xy > 0.3 berarti Valid6 0.424 r-xy > 0.3 berarti Valid7 0.563 r-xy > 0.3 berarti Valid8 0.490 r-xy > 0.3 berarti Valid9 0.372 r-xy > 0.3 berarti Valid

Persepsi terhadapPetugas Pajak

10 0.480 r-xy > 0.3 berarti ValidSumber : Hasil pengolahan data primer pada lampiran

2. Uji Reliabilitas

Hasil pengujian reliabilitas menghasilkan koefesien Spearman-

Brown sebesar 0.842 pada kuesioner bagian kriteria wajib pajak dan

sebesar 0.786 pada kuesioner bagian persepsi petugas pajak. Hasil lebih

dari 0.7 pada masing-masing faktor tersebut menjelaskan bahwa

kuesioner sudah reliabel (Hair, 1988).

3. Hasil Uji Beda

Dalam uraian deskriptif di atas telah diketahui skor rata-rata

persepsi wajib pajak yang tidak patuh terhadap petugas pajak Kantor

Pelayanan Pajak sebesar 28.07, dan kelompok yang patuh sebesar

Page 59: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

44

Mean

40

30

20

10

0

Kreteria Wajib Pajak

PatuhTidak Patuh

31.4852.87%28.07

47.13%

Persepsi Wajib Pajak

Gambar 8. Histogram persepsi

31.48. Terdapat perbedaan sebesar 31.48 – 28.07 = 3.413 atau

12.518 %. Lihat gambar 8 diatas.

Perbedaan ini kemudian dibuktikan secara statistik untuk mengetahui

kebermaknaan atau signifikansinya. Alat statistik yang digunakan untuk

mengujinya adalah uji t, berikut diuraikan perhitungan uji t.

Page 60: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

45

1121

222

211

21

11

2

)1()1(

nnx

nn

snsn

XXt

532.2

15

1

25

1

21525

352.10)115(927.20)125(

067.28480.31

t

x

t

C. Pengujian Hipotesis

Setelah mengetahui hasil dari pengolahan data yang telah diperoleh dari

kuisioner yang menunjukkan bahwa skor rata-rata Wajib Pajak tidak patuh

terhadap petugas pajak adalah 28,07 (lihat tabel 7) dan kelompok patuh

sebesar 31,480 (lihat tabel 8). Maka perbedaan ini harus diuji untuk

mengetahui signifikansinya dengan menggunakan uji t.

Dalam gambar 9 dan tabel 13 dibawah terlihat t-hitung sebesar 2,532 lebih dari t-

tabel sehingga berada di daerah perbedaan.

Tabel 13Hasil uji t persepsi terhadap petugas pajak

Kelompok Rata-rata t-hitung df t-tabel p ketPatuh 31.48Tidak Patuh 28.07

2.532 38 2.024 0.016 Signifikan

Sumber : hasil pengujian data primer

Page 61: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

46

t-hitung = 2.532

t-tab (df=38, =0.05) = 2.024Gambar 9. Signifikansi t-hitung

Perbedaan sigifikan ini merupakan fakta mendukung hipotesis

penelitian yang menyatakan: Terdapat perbedaan persepsi terhadap

petugas pajak antara wajib pajak yang patuh dan tidak patuh.

C. Pembahasan

Data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini dilakukan

dengan cara menyebarkan kuisioner secara langsung kepada karyawan dan

karyawati perusahaan jasa yang berada di wilayah Kecamatan Ujung Perak

Kota Surabaya. Peneliti menyebarkan kuisioner pada tanggal 5-25 januari

2009 kepada 40 responden. Pelaksanaan penyebaran kuisioner dibagi

menjadi dua tahap yaitu tahap pertama adalah tahap penyebaran

kuisionerdan tahap kedua adalah tahap pengambilan kuisioner yang telah

diisi oleh responden.

1. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini sampel yang yang digunakan berjumlah 40 sampel

yang didapatkan dari perusahaan yang ada di kecamatan Ujung Perak

Surabaya. Nama-nama perusahaan ini sengaja tidak dicantumkan karena

Page 62: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

47

adanya kesepakatan peneliti dengan responden yang bersangkutan.

Berdasarkan data yang didapat dari kuisioner maka karakteristik

responden dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa karakteristik:

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil kuisioner, diperoleh data bahwa dari 40 orang responden yang

menjadi sampel 67,5% adalah pria atau berjumlah 27 orang sedangkan

responden wanita hanya 32,5% atau 13 orang.

b. Berdasarkan Jenis Usaha

Berdasarkan data dari kuisioner,sebanyak 18 orang atau 45% responden

adalah pegawai Bank, 11 orang atau 27,5% adalah karyawan Hotel ,

karyawan supermarket 9 orang atau 22,5% dan karyawan Restoran 5%

atau 2 orang.

c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sebanyak 19 atau 47,5% responden adalah lulusan sarjana, lulusan

diploma sebanyak 13 orang atau 32,5% dan terakhir SLTA sebanyak 8

orang atau 20%

d. Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Berdasarkan dara penelitian, mayoritas responden atau sekitar 50%

memiliki pendapatan 4-6 juta rupiah per bulan, dan pendapatan diatas 6

juta rupiah sebanyak 35% dan yang lainnya sejumlah 10%.

Page 63: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

48

2. Pengujian Validitas dan Reliabilias

Hasil Pengujian Validitas

Hasil pengujian Validitas dengan korelasi product moment

mendapatkan koefisien korelasi lebih dari 0,3 pada semua pertanyaan

sebanyak 15 item pada tingkat signifikan 95% yang berarti valid atau

memiliki ketepatan dalam fungsi ukurnya. (Azwar,2002)

Hasil Pengujian Reliabilitas

Hasil pengujian reliabilitas mengguknakan koefisien Spearman Brown

sebesar 0,842 pada kuisioner bagian kriteria WP dan sebesar 0,786 pada

kuisioner bagian persepsi petugas pajak. Hasil lebih dari 0,7 dari

masing-masing faktor menjelaskan bahwa kuisioner sudah reliabel.

(Hair,1988)

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis menguji tentang perbedaan persepsi terhadap petugas pajak

antara Wajib Pajak patuh dan tidak patuh.

Dari hasil output uji beda dengan menggunakan independent sample t-test,

terlihat t hitung dengan varians yang sama adalah 2,532. Dengan derajat

kepercayaan sebesar 95% untuk uji dua sisi , maka t tabelnya adalah

sebesar 2,024. Terlihat bahwa t hitung > t table (2,532 > 2,024). Dengan

kondisi demikian , maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi kesimpulan

yang dapat diambil adalah ada perbedaan persepsi antara WP patuh dan

tidak patuh.

Page 64: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

49

Perbedaan persepsi tersebut dimungkinkan karena pemahaman wajib pajak

yang kurang baik terhadap pentingnya pajak sehingga kurang apresiatif

terhadap petugas pajak. Namun penjelasan ini sulit diterima karena

ternyata mayoritas wajib pajak adalah kelompok masyarakat yang

berpendidikan tinggi, mereka juga bekerja pada lembaga yang profesional

seperti Bank dan Hotel, sehingga kemungkinan kurang memahami aturan

pajak adalah kecil.

Perbedaan persepsi lebih tepat bila dijelaskan akibat sosialisasi yang

kurang baik tentang pajak sehingga berimbas pada penerimaan terhadap

petugas pajak. Namun bila sosialisasi dipandang sudah mencukupi, maka

yang menyebabkan perbedaan persepsi tersebut adalah akibat kurang

konsistennya petugas pajak dalam aspek keramahan, kecepatan pelayanan,

kemauan membantu, kejujuran, komunikasi, dan mampu memahami

kebutuhan wajib pajak yang beragam.

Berdasarkan perhitungan, diperoleh rata-rata yang cukup berbeda diantara

kedua sample. WP patuh mempunyai rata-rata sebesar 31,48 sedangkan

WP tidak patuh memiliki rata-rata 28,07. Perbedaan rata-rata dua

kelompok ini sebesar 3,41 yang berarti perbedaan ini signifikan sehingga

kedua kelompok Wajib Pajak memiliki perbedaan persepsi terhadap

petugas pajak.

Page 65: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan perbedaan persepsi yang telah diuraikan dalam bab

sebelumnya peneliti menyimpulkan; bahwa ada perbedaan persepsi Wajib Pajak

(WP) terhadap petugas pajak Kantor Pelayanan Pajak, WP yang patuh memiliki

persepsi yang lebih baik dibandingkan WP yang tidak patuh. Wajib Pajak

mengharapkan petugas pajak sebagai orang yang memberikan informasi

perpajakan kepada Wajib Pajak agar dapat menegakkan aturan perpajakan. Hal ini

dikarenakan petugas pajak dipercayai sebagai nara sumber utama mengenai

peraturan-peraturan perpajakan sehingga informasi yang diberikan dirasakan

akurat oleh Wajib Pajak. Petugas pajak diharapkan untuk bersikap simpatik dalam

melayani Wajib Pajak, bersifat jujur, adil serta tidak menyulitkan wajib pajak

sehingga para Wajib Pajak mempunyai persepsi yang baik terhadap petugas pajak

dan tentunya hal ini akan membantu meningkatkan kesadaran WP untuk

membayar kewajiban pajaknya.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis juga memiliki keterbatasan sehingga banyak

kekurangan dalam penulisan skripsi ini, keterbatasan-keterbatasan itu antara lain

peneliti tidak melakukan survei terlebih dahulu terhadap responden yang berkaitan

dengan:

Page 66: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

51

1. Penulis kurang rinci dalam membuat konsep pertanyaan yang

memungkinkan untuk menggali lebih dalam bagaimana persepsi WP

terhadap petugas pajak, contohnya pertanyaan yang dapat

mengekspresikan harapan wajib pajak terhadap petugas pajak sehingga,

pertanyaan ini diungkapkan melalui wawancara selama penyebaran

kuisioner sehingga data penelitian pun kurang lengkap hal ini

menyebabkan penulis tidak dapat mengukur secara langsung tingkat

harapan Wajib Pajak terhadap Petugas Pajak.

2. Penulis tidak melihat satu-persatu apakah responden telah secara rutin

menyetorkan pajak dan melaporkan NPWP ke Kantor Pelayanan Pajak

sehingga tidak dapat secara langsung menggolongkan tingkat kepatuhan

Wajib Pajak.

B. Saran

Kesimpulan tersebut memperkaya cara-cara untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak, dengan tanpa meninggalkan cara-cara lain peneliti

menyarankan:

Untuk Peneliti Selanjutnya:

1. Supaya peneliti selanjutnya dapat membuat konsep yang lebih matang

dalam membuat pertanyaan sehingga dapat menggali lebih banyak

informasi tentang persepsi Wajib Pajak terhadap petugas pajak

termasuk lebih menggali pertanyaan yang dapat mengekspresikan

harapan dari responden terhadap Petugas Pajak.

Page 67: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

52

2. Supaya peneliti selanjutnya dapat lebih dulu memperhatikan perilaku

Wajib Pajak mengenai kepatuhan dalam membayar pajak dan

melaporkan SPT ke Kantor Pelayanan Pajak kota setempat.

3. Supaya peneliti selanjutnya dapat menyertakan NPWP responden dalam

kuisioner sehingga kuisioner tersebut dapat lebih dipertanggung

jawabkan kebenarannya.

Untuk Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya

1. Untuk meningkatkan kesadaran membayar pajak maka KPP harus

memulai untuk memperbaiki sistem yang telah ada sehingga lebih baik

lagi contohnya; agar kompetensi petugas pajak secara periodik terus

ditingkatkan, terutama dalam aspek keramahan, kecepatan pelayanan,

kemauan membantu, kejujuran, komunikasi, dan mampu memahami

kebutuhan wajib pajak yang beragam.

2. Secara periodik perlu dilakukan karena bentuk-bentuk dari aspek-aspek

tersebut selalu berubah mengikuti perkembangan tuntutan wajib pajak.

Misalnya secara periodik harus ditingkatkan atau disesuaikan dengan

kemajuan sarana informasi, sehingga pelayanan menjadi lebih cepat,

mudah, dan memiliki aksesibilitas yang luas.

Page 68: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

53

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saiffudin. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PenerbitPustaka Pelajar.Yogyakarta

Azwar, Saiffudin. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PenerbitPustaka Karyawan.

Damayanti, Theresia Woro. 2004. Analisis Faktor-faktor YangMempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ekonomi danBisnis, Vol X , No 1, 2004, hal 109-128. Jakarta: Penerbit UniversitasKatolik Indonesia Atmajaya.

Djamaludin, Anchok. 1990. Strategi Perpajakan Mendukung Pembangunan.Jakarta: PT Bina Rena Pariwara.

Gardina, Trisia. 2006. Analisis Faktor–faktor yang MempengaruhiKepatuhan Wajib Pajak. Modus, Vol. 18 (1): 10–28, 2006. Jakarta:Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atmajaya.

Hair, Joseph JR, Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham, William C.Black.1998. Multivariate Data Analysis. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Asimon & Schuster Company.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis UntukAkuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Mardiasmo. 2003. Perpajakan . Yogyakarta: Percetakan Andi.

Munawar, Ismail. 2005. Intensifikasi Pemungutan Pajak MelaluiPerbaikan Pelayanan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.20,No 4, 2005, Hal 398–411. Jakarta: Penerbit Universitas KatolikIndonesia Atmajaya.

Mulyono, Sri.1991. Statistika untuk Ekonomi. Jakarta: Penerbit FEUI.

M. Bakhrun. Efendi, 2006. Kebijakan Perpajakan Di Indonesia. Jakarta:Penerbit Pustaka Alinea.

Rakhmat, Jalalludin. 1993. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Rosdakarya.

Page 69: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

54

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Waluyo dan W.B Ilyas. 1999. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Page 70: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

55

LAMPIRAN

Page 71: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

56

DAFTAR ISIAN

DATA DASAR PROFIL KECAMATAN

Kota : Surabaya

Kecamatan : Ujung Perak

I. Keadaan Wilayah Kecamatan

1. Batas Wilayah Kecamatan

Letak Kelurahan Kecamatan

Sebelah Utara Perak Utara Pabean Cantian

Sebelah Selatan Ampel Semampir

Sebelah Barat Perak Utara Pabean Cantian

Sebelah Timur Pegirian Semampir

2. Luas Wilayah

No Penggunaan Luas (ha)

1 Pemukiman

a. Pemukiman Pejabat Pemerintah -

b. Pemukiman ABRI 28 ha

c. Pemukiman Real Estate -

d. Pemukiman KPR-BTN -

e. Pemukiman Umum 135 ha

2 Pertanian Sawah

a. Sawah Irigasi -

b. Sawah Setengah teknis -

c. Sawah tadah hujan -

d. Sawah pasang surut -

Page 72: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

57

3 Ladang / tegalan -

4 Perkebunan

a. Rakyat -

b. Negara -

c. Swasta -

5 Padang Rumput / gembalan

Tanaman Ternak -

6 Hutan

a. Hutan Lindung -

b. Hutan rakyat -

c. Hutan produksi -

d. Hutan suaka margasatwa -

e. Hutan cagar alam -

f. Hutan mangrove

g. Hutan konversi

7 Untuk bangunan

a. Perkantoran 3

b. Sekolahan 2

c. Pertokoan 2

d. Pasar 1

e. Terminal -

f. Jalan 4

8 Rekreasi dan Olah raga

a. Lapangan sepak bola 3

Page 73: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

58

b. Lapangan bola voly dan basket 3

c. Lapangan Golf -

d. Taman rekreasi -

9 Perikanan darar / air tawar

a. Tambak 2

b. Danau -

c. Kolam -

10 Rawa 2

11 Lain-lain

a. Kuburan -

b. Armada Wilayah Timur TNI Al 50

3. Kesuburan Tanah

No Tingkat Kesuburan Luas (ha)

1.

2.

3.

4.

Sangat subur

Subur

Sedang

Tidak subur / kritis

-

-

-

-

4. Curah Hujan dan tinggi tempat

No Uraian Keterangan

1.

2.

Curah hujan

Tinggi tempat dari permukaan laut

- Mm/th

+ 5 meter

Page 74: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

59

5. Topografi atau bentang lahan

No Uraian Luas (ha)

1.

2.

Dataran

Perbukitan /pegunungan

269 ha

-

6. Lahan kritis dan terlantar

No Kondisi Lahan Luas (ha)

1.

2.

3.

4.

Lahan kritis

Lahan terlantar

Lahan gambut

Lahan pasar surut

-

-

-

-

7. Orbitasi

No Tingkat Kesuburan Luas (ha)

1.

2.

3.

4.

Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat

Lama tempuh ke ibu kecamatan terdekat

Jarak ke ibu kota /kota terdekat

Lama tempuh ke ibu kota/kota terdekat

0,5 km

0,25 Jam

4 Km

0,45 jam

III. SUMBER DAYA MANUSIA

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Status Jumlah

1 Laki-laki 16123 orang

2 Perempuan 16736 orang

3 Kepala Keluarga 6947 kk

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah

1. 0 – 12 bulan 612 orang

2. 1 tahun 719 orang

3. 2 tahun 759 orang

4. 3 tahun 804 orang

Page 75: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

60

5. 4 tahun 836 orang

6. 5 tahun 445 orang

7. 6 tahun 487 Orang

8. 7 tahun 522 Orang

9. 8 tahun 526 Orang

10. 9 tahun 347 Orang

11. 10 tahun 313 Orang

12 11 tahun 321 Orang

13 12 tahun 327 Orang

14 13 tahun 334 Orang

15 14 tahun 342 Orang

16 15 tahun 355 Orang

17 16 tahun 365 Orang

18 17 tahun 1146 Orang

19 18 tahun 1112 Orang

20 19tahun 1093 Orang

21 20 tahun 1098 Orang

22 21 tahun 1102 Orang

23 22 tahun 1091 Orang

24 23 tahun 1112 Orang

25 24 tahun 1114 Orang

26 25tahun 592 Orang

27 26 tahun 598 Orang

28 27 tahun 584 Orang

29 28 tahun 589 Orang

30 29 tahun 592 Orang

31 30 tahun 599 Orang

32 31 tahun 573 Orang

33 32 tahun 585 Orang

Page 76: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

61

34 33 tahun 569 Orang

35 34 tahun 594 Orang

36 35 tahun 582 Orang

37 36 tahun 578 Orang

38 37 tahun 567 Orang

39 38 tahun 556 Orang

40 39 tahun 569 Orang

41 40 tahun 388 Orang

42 41 tahun 376 Orang

43 42 tahun 370 Orang

44 43 tahun 369 Orang

45 44 tahun 362 Orang

46 45 tahun 354 Orang

47 46 tahun 350 Orang

48 47 tahun 344 Orang

49 48 tahun 339 Orang

50 49 tahun 336 Orang

51 50 tahun 332 Orang

52 51 tahun 327 Orang

53 52 tahun 321 Orang

54 53 tahun 310 Orang

55 54 tahun 304 Orang

56 55 tahun 302 Orang

57 56 tahun 298 Orang

58 57 tahun 290 Orang

59 58 tahun 288 Orang

60 >58 tahun 485 Orang

32854 Orang

Page 77: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

62

3. Pertumbuhan Penduduk

No Usia Jumlah

1 Jumla Penduduk tahun ini 32859 orang

2 Jumlah Penduduk tahun lalu 32998 orang

4. Struktur mata Pencaharian penduduk

No Usia Jumlah

1 Petani - orang

2 Pekerja di sektor jasa / perdagangan 19570 orang

3 Pekerja disektor industri - orang

5. Status Mata Pencaharian Penduduk di bidang Jasa / perdagangan

No UsiaJumlah (orang)Pemilik Pekerja

Hasil

1 Jasa Pemerintah/non pemerintah

a. Pegawai Kelurahan

b. Peagwai Negeri Sipil (PNS)

1) Pegawai Kelurahan 15

2) PNS 461

3) ABRI 2239

4) Guru 445

5) Dokter 21

6) Bidan 11

7) Menteri kesehatan / perawat -

8) Lain-lain 19570

c. Pensiunan ABRI /Sipil 1566

d. Pegawai swasta 4838

e. Pegawai BUMN /BUMN -

f. Pensiunan Swasta -

2 Jasa Lembaga Keuangan

Page 78: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

63

a. Perbankan 8

b. Perkreditan Rakyat 3

c. Pegadaian 2

d. Asuransi -

3 Jasa Perdagangan

a. Pasar Kelurahan 2

b. Warung 133

c. Kios 65

d. Toko 39

4 Jasa Penginapan

a. Losmen 5

b. Hotel 3

c. Wisma -

d. Asrama / Pondokan -

5 Jasa Hiburan

a. Sandiwara -

b. Bioskop -

c. Bilyard -

d. Orkes 5

e. Reog 1

6. Jasa Angkutan dan Tranportasi

a. Angkutan tidak bermotor -

b. Angkutan motor -

c. Mobil kendaraan umum 2

d. Perahu / sampan -

e. Angkutan laut motor tempel -

f. Kapal motor -

7 Jasa Pelayanan hukum

a. Notaris 8

Page 79: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

64

b. Pengacara 2

c. Konsultan 1

8 Jasa Ketrampilan

a. Listrik, gas dan air -

b. Konstruksi -

c. Persewaan 7

6. Tingkat Pendidikan Penduduk

No Keterangan Jumlah

1 Penduduk usia 10 tahun ke atas yang butahuruf

- Orang

2 Penduduk tidak tamat SD/Sederjat 7110 Orang

3 Penduduk tamat SD/Sederjat 7473 Orang

4 Penduduk tamat SLTP/Sederjat 8997 Orang

5 Penduduk tamat SLTA/Sederjat 8760 Orang

6 Penduduk tamat D-1 - Orang

7 Penduduk tamat D-2 - Orang

8 Penduduk tamat D-3 290 Orang

9 Penduduk tamat S-1 342 Orang

10 Penduduk tamat S-2 187 Orang

11 Penduduk tamat S-3 - Orang

7. Prasarana Pendidikan Formal

HasilNo Jenis Produksi Ada/tidak Baik / rusak

1 Taman Kanak-Kanak (TK) Ada Baik / rusak

2 SD / Sederajat Ada Baik / rusak

3 SLTP / Sederajat Ada Baik / rusak

4 SLTA / Sederajat Ada Baik / rusak

5 Universitas / Sekolah Tinggi Tidak Baik / rusak

Page 80: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

65

Tabel Data Responden

Wajib Pajak Patuh Wajib Pajak Tidak PatuhNo. UrutNo.Responden

Skor No.Responden

Skor

1 1 302 2 303 3 294 4 305 5 366 6 297 7 368 8 349 9 3410 10 3411 11 3412 12 3713 13 3414 14 2915 15 3216 16 2717 17 2918 18 2819 19 2920 20 2721 21 3222 22 3423 23 2724 24 2725 25 3326 26 3327 27 2628 28 3329 29 2630 30 2531 31 3232 32 3133 33 3134 34 2135 35 2736 36 2937 37 3138 38 3239 39 36

Page 81: ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN … fileANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan

66

40 40 33Total 25 787 15 421Rerata 31,480 28,067