PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

62
i PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP ETIKA PENGGELAPAN PAJAK Oleh : NELPHY BRYAN ABRAHAMS NIM: 232009149 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi sebagian dari Persyaratan persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

Page 1: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

i

PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK

TERHADAP ETIKA PENGGELAPAN PAJAK

Oleh :

NELPHY BRYAN ABRAHAMS

NIM: 232009149

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi sebagian dari

Persyaratan – persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

ii

Page 3: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

iii

Page 4: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

iv

Page 5: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

v

Page 6: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

vi

MOTO

Banyaklah rancangan dihati manusia, tapi keputusan Tuhanlah yang

terlakasana

(Amsal 19 ayat 21).

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok

mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari

(Matius 6 ayat 34).

Saya pernah menangis karena tidak mempunyai sepatu sepakbola untuk

bermain bola bersama teman-teman. Tapi suatu hari saya melihat seseorang

tidak mempunyai kaki, lalu saya menyadari betapa kayanya saya

(Zinedine Zidane).

Selalu mengucap syukur dalam segala hal bagaimanapun keadaanmu,

apapun hasil yang kamu terima tetaplah mengucap syukur.

Apapun yang kamu lakukan hari ini, yakin dan percayalah akan berdampak

pada masa yang akan datang.

Use everything as an opportunity to understand, grow and expand.

(Hitam Putih)

Alon-alon waton kelakon.

(Sesepuh Jawa)

Page 7: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

vii

ABSTRACT

Tax is source of state income, so the tax evasion is very detrimental for the country.

There are many reasons that cause tax evasion starting from the bad or good of taxation system,

the absence of fairness in taxation, even discrimination in taxation. This study aims to determine

the perception of potential taxpayers and taxpayers itself against the tax evasion. By looking at

the point of views of respondents about tax evasion action was based on the grounds that the tax

system is bad, there is no fairness in taxation, and there is discrimination in taxation. This

research used survey method, and the validity was examined from the data found and the

reability was tested using SPSS 20.0 software, while the data found was analyzed by descriptive

analysis techniques. The finding of this study is, the respondents did not agree that the actions of

tax evasion is an ethical thing though tax system is not going well or badly. Respondents also

disagreed that tax evasion is ethical even there is no fairness in taxation. Although there is

discrimination in taxation, the respondents did not agree that the action of tax evasion is an

ethical thing.

Keywords: tax evasion, Perception Candidate taxpayer and the taxpayer, tax evasion ethics

Page 8: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

viii

SARIPATI

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara, maka adanya penggelapan pajak

sangat merugikan bagi negara. Banyak alasan yang menyebabkan timbulnya penggelapan pajak

mulai dari sistem perpajakan yang tidak baik atau buruk, tidak adanya keadilan dalam

perpajakan, bahkan adanya diskriminasi dalam perpajakan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui persepsi calon wajib pajak dan wajib pajak terhadap penggelapan pajak. Dengan

melihat pandangan responden mengenai tindakan penggelapan pajak didasari dengan alasan

bahwa sistem perpajakan yang buruk, tidak terdapat keadilan dalam perpajakan, serta terdapat

diskriminasi dalam perpajakan. Penelitian ini menggunakan metode survei, dan data yang

ditemukan diuji validitas dan realiabilitasnya menggunakan software SPSS 20.0, sementara data

yang ditemukan dianalisis mennggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini,

para responden tidak setuju bahwa tindakan penggelapan pajak hal yang etis walaupun sistem

peprajakan tidak berjalan dengan baik atau buruk. Responden juga tidak setuju bahwa

penggelapan pajak adalah hal yang etis walaupun tidak terdapat keadilan dalam perpajakan.

Meskipun terdapat diskriminasi dalam perpajakan, para responden tidak setuju bahwa tindakan

penggelapan pajak adalah hal yang etis.

Kata Kunci: Penggelapan pajak, Persepsi Calon Wajib Pajak dan Wajib Pajak, Etika

Penggelapan Pajak

Page 9: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

ix

Kata Pengantar

Pertama-tama pastilah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Yang

Maha Pengasih karena berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik yang

harus dipenuhi oleh penulis untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi strata satu dari Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Pada penelitian ini berjudul Persepsi Calon Wajib Pajak dan Wajib Pajak Terhadap

Etika Penggelapan Pajak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

pembaca yang tertarik untuk mengadakan penelitian sejenis.

Penulis menyadari bahwa kertas kerja ini masih jauh dari sempurna, dan masih banyak

membutuhkan penyempurnaan. Jika dilihat sebagai suatu hasil karya ilmiah yang wajar, masih

banyak kekurangan maupun pelanggaran ilmiah yang sengaja maupun tidak disengaja. Oleh

sebab itu saran dan masukan pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan di lain waktu.

Penulis merasa perlu untuk meminta maaf kepada segenap pihak yang turut berperan dalam

penulisan skripsi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Page 10: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

x

Ucapan Terima Kasih

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah

dan rahmat-Nya yang sungguh luar biasa kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

kertas kerja ini dengan baik. Penyusunan kertas kerja ini digunakan sebagai salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis dihadapkan pada berbagai hambatan ataupun

kendala. Namun penulis memperoleh dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Yang Maha Esa, karena berkat karunia, rahmat, kekuatan, ketenangan yang

diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan kertas kerja ini.

2. Bapak Prof. Christantius Dwiatmadja SE., ME., Ph.D. selaku dekan Fakultas Ekonomika

dan Bisnis UKSW.

3. Dr. Usil Sis Sucahyo, SE., MBA selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan sekaligus

Wali Studi yang telah memberikan dukungan sampai akhir masa studi penulis.

4. Dr. Usil Sis Sucahyo, SE., MBA dan Bapak Ari Budi Kristanto SE., MM selaku

pembimbing yang selalu bersedia membantu selama ada kesulitan dalam penulisan kertas

kerja ini, dan dengan memberikan arahan, motivasi, serta nasihat kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.

5. Seluruh dosen dan staff pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama masa studi di FEB UKSW.

6. S.P Abarahams dan Ferly Koloba, selaku kedua orang tua yang selalu memberikan segala

dukungan untuk dapat berhasil dalam setiap studi yang saya tempuh, karena keberhasilan

saya adalah doa kalian.

7. Adelheid Abrahams dan Patrick Andrew Abrahams selaku kakak saya, Stewart Carl

Abrahams dan Gadiel Dirk Abrahams selaku adik saya yang selalu memberikan

dukungan, doa dan semangat untuk saya agar dapat mencapai apa yang menjadi cita-cita.

8. Seluruh keluarga besar dan saudara-saudara saya yang selalu memberikan dukungan doa

dan semangat dalam menyelesaikan studi di FEB UKSW.

9. Serly Vionita Santoso yang telah membantu, memberikan semangat selama masa kuliah

hingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.

10. Keluarga kecil yang ada di Salatiga, Serly, Endhyka Paps, Linea, Recko, Edo, Giras,

Fuad, Brian, Dede, Erwan yang selalu memberikan bantuan, semangat dan dukungan

selama melakukan penelitian ini.

11. Teman-teman angkatan 2009, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

12. Irene Silooy S.Si. Teol., MM yang selalu membantu dan memberikan motivasi dalam

melakukan penelitian.

13. Nabiila A Rahma yang telah membantu dan memberikan semangat.

Page 11: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

xi

14. Tim Futsal dan sepakbola EFC, terima kasih atas semangat dan dukungannya.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis

dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Tuhan Yesus selalu memberkati, memberikan rahmat dan anugerah-Nya kepada

semua pihak dan keluarganya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas

kerja ini.

Page 12: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................................. i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ................................................................................ ii

Halaman Persetujuan / Pengesahan .............................................................................. iii

Halaman Moto .............................................................................................................. iv

Abstract ......................................................................................................................... v

Saripati .......................................................................................................................... vi

Kata Pengantar .............................................................................................................. vii

Ucapan Terima Kasih .................................................................................................... viii

Daftar Isi ........................................................................................................................ x

Daftar Tabel .................................................................................................................. xii

Daftar Gambar ............................................................................................................... xiii

Daftar Grafik .................................................................................................................. xiv

Daftar Lampiran ............................................................................................................ xv

Pendahuluan .................................................................................................................. 1

Telaah Pustaka ............................................................................................................... 4

Theory of Reasoned Action ............................................................................................ 4

Penggelapan Pajak ......................................................................................................... 5

Etika ............................................................................................................................... 6

Persepsi .......................................................................................................................... 7

Etika Pengelapan Pajak Terkait Sistem Pajak ............................................................... 7

Etika Penggelapan Pajak Terkait Keadilan Pajak .......................................................... 8

Etika Penggelapan Pajak Terkait Diskriminasi .............................................................. 9

Penelitian Terdahulu ...................................................................................................... 9

Kerangka Pemikiran....................................................................................................... 10

Metode Penelitian .......................................................................................................... 11

Jenis Penelitian............................................................................................................... 11

Populasi .......................................................................................................................... 11

Sampel............................................................................................................................ 11

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 12

Page 13: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

xiii

Gambaran Umum Responden ........................................................................................ 15

Hasil dan Pembahasan ................................................................................................... 16

Persepsi Etika Penggelapan Pajak Pada Variabel Sistem Pajak ................................... 18

Persepsi Etika Penggelapan Pajak Pada Variabel Keadilan Pajak ................................. 19

Persepsi Etika Penggelapan Pajak Pada Variabel Diskriminasi .................................... 20

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran ........................................................... 21

Kesimpulan dan Implikasi ............................................................................................. 21

Keterbatasan dan Saran ................................................................................................. 22

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 23

Page 14: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Target dan Realisasi Penerimaan Pajak ......................................................... 1

Tabel 2 : Operasionalisasi Variabel ............................................................................... 13

Tabel 3 : Statistik Dekriptif Gambaran Responden ....................................................... 15

Tabel 4 : Hasil Uji Validitas & Reliabilitas ................................................................... 16

Tabel 5 : Tabel Rata-rata Skor Jawaban Responden ..................................................... 17

Page 15: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 11

Page 16: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Sistem Perpajakan ................ 19

Grafik 2 : Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Keadilan Perpajakan ................. 20

Grafik 3 : Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Diskriminasi ............................. 21

Page 17: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Uji Variabel

Lampiran 2 : Distribusi Jawaban Responden

Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian untuk Calon Wajib Pajak

Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian untuk Wajib Pajak

Lampiran 5 : Rekapan Data Hasil Kuesioner

Page 18: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

1

PENDAHULUAN

Penerimaan pajak adalah komponen penting dalam anggaran negara. Menurut Direktorat

Jendral Pajak (2014), Pendapatan negara berdasarkan APBN tahun 2013 terdiri dari pajak dalam

negeri Rp 1.099,94 Triliun ( 73,23%), sumber daya alam (SDA) Rp. 203,73 Triliun (13,56%)

dan pajak perdagangan internasional Rp. 48,42 Triliun ( 3,22%). Sedangkan penerimaan bukan

pajak (selain SDA) sebesar Rp. 149,92 Triliun (9,98%). Dari data tersebut, tampak bahwa

pendapatan negara terbesar berasal dari pajak dalam negeri (pajak.go.id, 2014). Melihat fakta

mengenai struktur penerimaan negara tersebut, maka penerimaan pajak perlu dijaga

keberlanjutannya bahkan ditingkatkan.

Sektor pajak yang merupakan komponen utama penerimaan negara ternyata belum

mencapai target. Beberapa tahun belakangan ini penerimaan pajak oleh Direktorat Jendral Pajak

(DJP) tidak sesuai target yang ditetapkan. Data target dan realisasi penerimaan pajak dari tahun

2011 hingga 2013 ditampikan dalam tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak

Tahun Target dari DJP Yang Terealisasi

2011 878 triliun 872 triliun

2012 900 triliun 835 triliun

2013 1.148,4 triliun 1.071,1 triliun

Sumber: Gera, 2014

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya capaian penerimaan pajak tersebut

adalah adanya penghindaran dan penggelapan pajak oleh wajib pajak orang pribadi maupun

badan (Maftuchan, 2014). Penggelapan pajak di Indonesia merupakan persoalan nyata dengan

modus yang semakin canggih, namun belum terantisipasi dengan efektif (kompas.com, 2013).

Penggelapan pajak (tax evasion) adalah usaha yang dilakukan oleh wajib pajak,

apakah berhasil atau tidak, dengan mengatur suatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimkan

atau menghilangkan beban pajak, mengurangi atau sama sekali menghapus dengan

memperhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkan berdasarkan ketentuan

dan perundang-undangan perpajakan yang berlaku (Prasetyo, 2010). Penggelapan pajak ini bisa

dilakukan oleh wajib pajak dengan sengaja untuk mengurangi hutang pajak. Menurut Direktur

Page 19: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

2

Intelijen dan Penyelidikan Direktorat Jenderal Pajak, beberapa modus yang sering dipakai dalam

penggelapan pajak adalah tidak melaporkan penjualan dalam SPT (Surat Pemberitahuan),

menambahkan biaya-biaya fiktif, menggunakan faktur pajak palsu, tidak menyetorkan pajak

yang dipotong atau dipungut dan rakayasa ekspor untuk mendapatkan restitusi PPN (Pajak

Pertmbahan Nilai) (hukumonline.com, 2013). Menurut Rahman (2013), tindakan penggelapan

pajak (tax evasion) tersebut dilakukan oleh wajib pajak karena dipengaruhi berbagai hal

seperti pemahaman perpajakan yang minim, pelayanan aparat pajak yang tidak optimal

dan sanksi yang tidak menimbulkan efek jera sehingga timbul peluang melakukan

penggelapan pajak.

Latar belakang tindakan penggelapan pajak (tax evasion) biasanya disebabkan oleh

persepsi bahwa pajak adalah suatu beban yang akan mengurangi kemampuan ekonomis

seseorang (Reskino et al, 2013). Wajib pajak harus menyisihkan sebagian penghasilannya

untuk membayar pajak. Padahal apabila tidak ada kewajiban pajak tersebut, uang yang

dibayarkan untuk pajak bisa dipergunakan untuk menambah pemenuhan kebutuhan lainnya.

Tidak hanya perusahaan (wajib pajak badan) saja yang melakukan penggelapan pajak (tax

evasion), bahkan rata-rata tingkat penggelapan wajib pajak perorangan lebih tinggi

dibandingkan dengan wajib pajak perusahaan (Ika, 2012)

Masih banyaknya kasus penggelapan pajak menyebabkan hilangnya potensi sumber

penerimaan negara, sehingga perlu adanya langkah antisipatif dari berbagai pihak. Untuk

mendasari langkah antisipatif tersebut perlu didasarkan pada studi terkait penggelapan pajak,

secara khusus studi pada persepsi wajib pajak terhadap etika peggelapan pajak dan juga studi

secara dini terhadap calon-calon wajib pajak. Penelitian ini akan meneliti tentang persepsi wajib

pajak dan calon wajib pajak terhadap etika penggelapan pajak. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat mengevaluasi persepsi wajib pajak dan calon wajib pajak terhadap etika penggelapan

pajak sehingga dapat menjadi bahan masukan untuk langkah antisipatif dalam menanggulangi

penggelapan pajak. Calon wajib pajak merupakan salah satu kelompok masyarakat yang juga

perlu diperhatikan. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak no SE - 98/PJ/2011 tahun 2011 juga

merepresentasikan perhatian fiskus kepada calon wajib pajak sebagai pembayar pajak di masa

depan. Hal ini merupakan kepedulian pemerintah terhadap kesadaran calon wajib pajak, yang

Page 20: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

3

diwujudkan melalui penyuluhan dalam rangka membangun kesadaran (awareness) tentang

perpajakan kepada para calon wajib pajak (Dirktur Jendral Pajak, 2011).

Berbagai penelitian sebelumnya pernah dilakukan dalam rangka mengevaluasi persepsi

mengenai etika penggelapan pajak. Prasetyo (2010) melakukan penelitian di wilayah Surakarta

mengenai persepsi etis penggelapan pajak bagi wajib pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa mayoritas dari pegawai swasta, wiraswasta dan juga pegawai negeri sipil tidak setuju

dengan adanya berbagai bentuk praktik penggelapan pajak. Penelitian lain juga pernah dilakukan

oleh Reskino et al (2013) yang menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan antara persepsi

mahasiswa akuntansi program S1 dan mahasiswa akuntansi program S2 mengenai etika

penggelapan pajak. Penelitian lain oleh Wicaksono (2014) menemukan adanya perbedaan

persepsi yang signifikan antara mahasiswa ekonomi, hukum, dan psikologi mengenai etika

penggelapan pajak. Mahasiswa ekonomi lebih menentang (tidak setuju) penggelapan pajak

dibandingkan dengan dua kelompok lainnya, dan mahasiswa hukum paling tidak menentang

penggelapan pajak diantara kelompok lainnya.

Penelitian kali ini akan mengembangkan penelitian Prasetyo (2010), dengan meneliti

persepsi etika penggelapan wajib pajak dan calon wajib pajak. Wajib pajak yang akan diteliti

adalah wajib pajak orang pribadi di Salatiga. Adapun calon wajib pajak yang diteliti adalah

mahasiswa, khususnya mahasiswa program akuntansi dan manajemen. Pengembangan dari

penelitian Prasetyo (2010) adalah adanya penambahan kelompok calon wajib pajak (khususnya

mahasiswa program akuntansi dan manajemen) sebagai objek penelitian. Prasetyo (2010) hanya

meneliti persepsi etika penggelapan pajak pada wajib pajak orang pribadi. Namun studi secara

dini pada calon wajib pajak juga dirasa perlu sebagai bahan masukan atas upaya antisipatif yang

dapat dilakukan sejak dini untuk menekan penggelapan pajak, yang juga sesuai dengan semangat

pemerintah untuk membina calon wajib pajak seperti tertuang dalam Surat Edaran Direktorat

Jenderal Pajak no. SE - 98/PJ/2011 tahun 2011. Calon wajib pajak yang diteliti adalah

mahasiswa program akuntansi dan manajemen. Salah satu nilai yang dipromosikan oleh ilmu

akuntansi adalah akuntabilitas, yaitu suatu kewajiban pemegang amanah (agent) untuk

memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala

aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah

(principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut

Page 21: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

4

(Mardiasmo, 2004). Dalam pemenuhan kewajiban pajak, akuntabilitas dapat dipahami sebagai

kewajiban seorang wajib pajak untuk mempertanggungjawabakan kewajibannya dalam hal ini

menyajikan dan melaporkan pajak terutang kepada fiskus atau aparat pajak sesuai dengan

keadaan sebenarnya. Sementara penambahan mahasiswa program studi manajemen sebagai

objek penelitian didasari dengan pemikiran bahwa mahasiswa manajemen di kemudian hari akan

menjadi pelaku usaha atau manajemen dalam suatu perusahan yang memegang peranan penting

termasuk peran dalam pengambilan keputusan terkait pajak. Berdasarkan pemaparan diatas,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi calon wajib pajak (mahasiswa) dan

wajib pajak terhadap etika penggelapan pajak.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak untuk Menambah

wawasan bagi para akademisi maupun masyarakat luas, menjadi bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya, dan menjadi bahan masukan untuk sosialisasi/edukasi anti penggelapan pajak

TELAAH PUSTAKA

Theory of Reasoned Action

Ajzen & Fishbein (1980) dalam Azwar (2002) merumuskan theory of reasoned action

yang menjelaskan bahwa perilaku manusia pada dasarnya dilakukan atas kemauan sendiri. Teori

ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia umumnya melakukan sesuatu dengan cara-cara yang

masuk akal, mempertimbangkan semua informasi yang ada dan memperhitungkan implikasi

tindakan mereka. Teori ini mempertimbangkan aspek sikap, norma subjektif, niat dan perilaku

manusia. Teori ini mengungkapkan bahwa niat merupakan fungsi dari dua faktor dasar, yaitu

sikap individu terhadap perilaku dan adalah persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk

melakukan atau untuk tidak melakukan perilaku yang bersangkutan (norma subjektif). Secara

sederhana teori ini menjelaskan bahwa apabila seseorang memandang suatu perbuatan itu

sebagai hal yang positif (sikap) dan bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya

(norma subjektif) maka akan timbul niat dari dirinya untuk melakukan suatu perbuatan, sehingga

akhirnya dapat terjadi keputusan berperilaku tertentu. Terkait dengan perilaku penggelapan

pajak, dapat dijelaskan dengan teori ini bahwa jika wajib pajak menilai bahwa penggelapan pajak

adalah hal yang tidak baik (sikap negatif) dan orang-orang sekitar yang dianggap penting atau

dijadikan panutan menganggap bahwa perilaku penggelapan pajak sudah seharusnya tidak

Page 22: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

5

dilakukan, maka akan timbul niat berperilaku tidak menggelapkan pajak dan selanjutnya dapat

menjadi perilaku.

Konsep sikap terhadap perilaku menjadi elemen penting dalam penelitian ini. Menurut

Thurstone et al dalam Azwar (2002), sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.

Sikap itu sendiri timbul karena adanya kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan

cara-cara tertentu (Chave et al dalam Azwar 2002). Terbentuknya sikap menurut Katz et al

dalam Azwar (2002), merupakan respon kognitif yaitu respon dari persepsi dan pernyataan

manusia mengenai apa yang diyakini. Terkait dengan sikap atas penggelapan pajak, keyakinan

bahwa penggelapan pajak adalah hal yang tidak etis (persepsi etika) dapat direspon menjadi

sikap bahwa penggelapan pajak adalah perilaku yang negatif.

Penggelapan Pajak

Secara umum pajak dapat diartikan sebagai pungutan yang dibebankan oleh pemerintah

atas pendapatan, kekayaan dan keuntungan modal orang pribadi dan perusahaan, serta hak milik

yang tidak bergerak. Mardiasmo (2009) mendefinisikan penggelapan pajak (tax evasion) sebagai

usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk meringankan beban pajak dengan cara melanggar

undang-undang. Penggelapan pajak ini dilakukan dengan menggunakan cara yang tidak legal.

Para wajib pajak mengabaikan ketentuan formal perpajakan yang menjadi kewajibannya,

memalsukan dokumen atau mengisi data dengan tidak lengkap dan tidak benar.

Pembangunan dapat terhambat oleh penggelapan pajak karena dana dari pembayaran

pajak tidak masuk keuangan negara. Pemahaman ini juga kemudian dikuatkan oleh Rahayu

(2010) yang mendefinisikan penggelapan pajak (tax evasion) sebagai usaha untuk membayar

pajak terhutang dengan sekecil mungkin dan cenderung melakukan penyelundupan pajak,

yang tentunya melanggar peraturan perundang undangan perpajakan. Kondisi ini merupakan

tindakan minimalisasi pajak atau tindakan illegal yang dilakukan oleh wajib pajak.

Menurut Murni et al (2013) dalam Rahmadi (2014) kecenderungan wajib pajak

melakukan kecurangan dikarenakan beberapa hal antara lain: pertama, tingginya pajak yang

harus dibayar. Semakin tinggi jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak, semakin

tinggi kemungkinan wajib pajak berperilaku curang. Kedua, makin tinggi uang suap yang harus

dikeluarkan oleh wajib pajak, maka makin kecil kemungkinan wajib pajak melakukan

Page 23: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

6

kecurangan. Ketiga, makin tinggi kemungkinan terungkap apabila melakukan kecurangan, maka

makin rendah kecenderungan wajib pajak berlaku curang. Keempat, makin besar ancaman

hukuman dan sanksi yang diterapkan kepada pelaku kecurangan, maka semakin kecil

kecenderungan wajib pajak melakukan kecurangan.

Dengan demikian penggelapan pajak dapat didefinisikan sebagai suatu upaya atau

tindakan yang merupakan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan seperti berikut (Brotoharjo (2007) dalam Prasetyo, 2010)) :

1. Tidak dapat memenuhi pengisian Surat Pemberitahuan tepat waktu.

2. Tidak dapat memenuhi pembayaran pajak tepat waktu.

3. Tidak dapat memenuhi pelaporan dan pengurangannya secara lengkap dan benar.

4. Tidak dapat memenuhi kewajiban memelihara pembukuan.

5. Tidak dapat memenuhi kewajiban menyetorkan pajak penghasilan para karyawan

yang dipotong dan pajak-pajak lainnya yang telah dipungut.

6. Tidak dapat memenuhi kewajiban membayar taksiran pajak terutang.

7. Tidak dapat memenuhi permintaan fiskus akan informasi pihak ketiga.

8. Pembayaran dengan cek kosong bagi negara yang dapat melakukan pembayaran

pajaknya dengan cek.

9. Melakukan penyuapan terhadap aparat perpajakan dan atau tindakan intimidasi

lainnya

Etika

Etika berasal dari kata ethos sebuah kata dari Yunani, yang diartikan identik dengan

moral atau moralitas dan dijadikan sebagai pedoman atau ukuran bagi tindakan manusia dengan

penilaian baik atau buruk dan benar atau salah (Untung, 2012). Dalam pengertian ini etika

berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri sendiri maupun pada suatu

masyarakat atau kelompok masyarakat. Istilah etika sangat berhubungan dengan tata krama,

sopan santun, pedoman moral, norma susila, dan lain-lain yang mana hal-hal ini berhubungan

juga dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Keraf (1998) dalam Prasetyo (2010),

menyatakan bahwa etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup

Page 24: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

7

yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan satu orang ke orang yang lain atau

dari satu generasi ke generasi yang lain.

Etika merupakan pernyataan benar atau salah yang menetukan perilaku seseorang

tergolong bermoral atau tidak bermoral, baik atau buruk. Pernyataan etika ini kemudian

dituangkan dalam bentuk prinsip-prinsip etika yang secara normatif dipergunakan untuk

membimbing tindakan seseorang menjadi perilaku yang bermoral (Sigit, 2012).

Persepsi

Dalam psikologi, persepsi dapat diartikan sebagai proses perolehan, penafsiran,

pemilihan dan pencarian informasi untuk dipahami dengan menggunakan pengindraan

(penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya) (Surwono, 1999).

Menurut Prasetyo (2010), persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Presepsi adalah suatu proses petunjuk petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau

yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan

bermakna pada suatu situasi tertentu.

Etika Pengelapan Pajak Terkait Sistem Pajak

Menurut Rahman (2013), sistem perpajakan Indonesia memberikan kebebasan yang

bertanggungjawab kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban membayar pajak. Disisi lain,

aparat perpajakan juga berperan aktif dalam melaksanakan pengendalian administrasi

pemungutan pajak yang meliputi tugas-tugas pembinaan, pelayanan, pengawasan dan

penerapan sanksi perpajakan. Pembinaan terhadap masyarakat yang merupakan bagian dari

wajib pajak dilakukan melalui berbagai upaya, antara lain memberikan penyuluhan

pengetahuan perpajakan, baik melalui media massa maupun pembinaan secara langsung

kepada masyarakat (Siahaan, 2010). Sistem perpajakan yang baik menurut Suminarsasi (2012)

adalah pengelolaan uang pajak yang dapat dipertanggungjawabkan, petugas pajak yang

kompeten dan tidak korup serta prosedur perpajakan yang tidak berbelit-belit. Semakin baik

suatu sistem perpajakan, maka perilaku penggelapan pajak dianggap sebagai perilaku yang

tidak etis. Akan tetapi apabila sistem perpajakan berjalan dengan tidak baik, maka perilaku

Page 25: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

8

penggelapan pajak dianggap sebagai perilaku yang cenderung etis. Dalam sebuah situasi

dimana dana pajak dikelolah dengan prosedur yang tidak transparan dan dikelolah dengan

moralitas yang buruk maka wajib pajak akan menjadi enggan untuk berperilaku patuh sebab

mereka ragu apakah dana pajak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya atau tidak. Kondisi

tersebut juga dapat membuat para wajib pajak menganggap bahwa tindakan tidak patuh pajak

(menggelapkan pajak) menjadi wajar.

Etika Penggelapan Pajak Terkait Keadilan Pajak

Aspek keadilan pajak menurut Musgrave dalam Waluyo (2013) dibagi dua yaitu:

pertama, benefit principle dimana setiap wajib pajak harus membayar pajak sejalan dengan

manfaat yang dinikmatinya dari pemerintah. Kedua adalah ability principle, yang berarti setiap

wajib pajak membayar kewajiban pajaknya sesuai dengan dasar kemampuan membayar.

Waluyo (2013) juga menambahkan bahwa aspek keadilan dalam pemungutan pajak, dibedakan

menjadi dua bagian: pertama, keadilan horizontal yaitu beban pajak dikenakan dengan besaran

sama atas semua wajib pajak yang memperoleh penghasilan yang sama dengan jumlah

tanggungan yang sama, tanpa membedakan jenis penghasilan atau sumber penghasilan. Kedua

adalah keadilan vertikal, dimana keadilan dapat dirumuskan bahwa pemungutan pajak dikatakan

adil jikalau orang dalam kondisi ekonomis yang sama dikenakan pajak yang sama, demikian juga

sebaliknya. Aspek adil juga terkait dengan penegakan aturan main dalam pelaksanaan hak dan

kewajiban pajak.

Menurut Suminarsasi (2012) setiap masyarakat mempunyai kewajiban kepada negaranya

untuk membayar pajak, dan negara mempunyai tanggungjawab mensejahterakan rakyatnya

secara adil. Kondisi pelaksanaan perpajakan yang dinilai tidak adil antara lain tampak dari tidak

ditegakkannya aturan hukum pajak secara baik, wajib pajak tidak mampu secara ekonomi dan

dana pajak digunakan untuk hal yang tidak adil (misalnya perang). Dalam situasi keadilan yang

dijunjung tersebut, wajib pajak dapat menjadi enggan untuk memenuhi kewajiban pajaknya.

Wajib pajak akan menganggap perilaku tidak patuh pajak sebagai hal yang wajar. Hal ini berarti

para wajib pajak menganggap bahwa semakin tinggi keadilan perpajakannya maka perilaku

penggelapan pajak dianggap sebagai perilaku yang tidak etis namun apabila keadilan

perpajakannya semakin rendah, maka perilaku penggelapan pajak dianggap sebagai perilaku

yang etis (Suminarsasi, 2012).

Page 26: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

9

Etika Penggelapan Pajak Terkait Diskriminasi

Menurut Danandjaja (2003), diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang

terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal,

atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan

kelas-kelas sosial. Diskriminasi dalam bidang perpajakan menunjuk pada kondisi dimana

pemerintah memberikan pelayanan perpajakan dengan tidak seimbang terhadap masyarakat

maupun wajib pajak. Semakin kecil diskriminasi maka perilaku penggelapan pajak dianggap

sebagai perilaku yang tidak etis, namun jika diskriminasi semakin besar maka perilaku

penggelapan pajak dapat dianggap sebagai perilaku yang etis.

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu pernah dibuat untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi

penggelapan pajak, yang antara lain menemukan bahwa keadilan, sistem perpajakan berpengaruh

positif terhadap persepsi wajib pajak mengenai penggelapan pajak, namun kualitas pelayanan,

sanksi perpajakan dan kemungkinan terdeteksinya kecurangan tidak terbukti berpengaruh

terhadap persepsi wajib pajak mengenai penggelapan pajak (Yetmi et al, 2014). Adapun

Rahman (2013) yang juga melakukan penelitian serupa namun menemukan hasil yang sedikit

berbeda, dimana dibuktikan keadilan dan adanya diskriminasi berpengaruh positif terhadap

penggelapan pajak. Adapun sistem perpajakan dan kemungkinan terdeteksi kecurangan

berpengaruh negatif terhadap penggelapan pajak.

Prasetyo (2010) meneliti mengenai persepsi etis penggelapan pajak bagi wajib pajak di

wilayah Surakarta, dilatar belakangi karena ada permasalahan baru bagi pemerintah Indonesia

yaitu kasus penggelapan pajak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi etis

penggelapan pajak bagi wajib pajak, dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini

menemukan mayoritas pegawai swasta, wiraswasta dan juga pegawai negeri sipil tidak setuju

dengan adanya berbagai bentuk praktik penggelapan pajak.

Penelitian sebelumnya mengenai persepsi mahasiswa terhadap etika penggelapan pajak

pernah dilakukan oleh Wicaksono (2014) dan Reskino et al (2013). Penelitian Wicaksono (2014)

dilatar belakangi dengan adanya perbedaan persepsi antar kelompok menurut disiplin ilmu,

karena penggelapan pajak dapat dikatakan etis jika dikaitkan dalam kodisi tertentu. Penelitian

Page 27: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

10

Wicaksono (2014) bertujuan untuk menganilisis apakah ada perbedaan persepsi yang signifikan

antara mahasiswa ekonomi, hukum, dan psikologi mengenai etika penggelapan pajak, serta

mengidentifikasi kelompok mana yang lebih menentang dan tidak menentang penggelapan

pajak. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara

mahasiswa ekonomi, hukum, dan psikologi mengenai etika penggelapan pajak. Mahasiswa

ekonomi lebih menentang (tidak setuju) penggelapan pajak dibandingkan dengan dua

kelompok lainnya dan mahasiswa hukum paling tidak menentang penggelapan pajak diantara

kelompok lainnya. Penelitian lain oleh Reskino et al (2013) dilatar belakangi oleh adanya

perbedaan perspektif mengenai penggelapan pajak (tax evasion). Penelitian yang bersifat

kualitatif ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara

mahasiswa akuntansi Program S1 dan mahasiswa akuntansi Program S2 mengenai penggelapan

pajak (tax evasion). Sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode judgement

sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara persepsi

mahasiswa akuntansi program S1 dan mahasiswa akuntansi program S2 mengenai

penggelapan pajak. Namun mahasiswa akuntansi program S1 lebih menganggap penggelapan

pajak adalah tidak etis dibandingkan dengan mahasiswa akuntansi Program S2, walaupun

perbedaan tersebut tidak signifikan.

Kerangka Pemikiran

Penelitian ini akan menginvestigasi persepsi calon wajib pajak (mahasiswa S1 & S2

program akuntansi dan manajemen) dan wajib pajak orang pribadi mengenai etika penggelapan

pajak (tax evasion). Kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 1.

Page 28: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

11

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei, yaitu penelitian kuantitatif dengan

menggunakan pertanyaan terstruktur (kuisioner) yang sama pada setiap orang, kemudian semua

jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis (Sugiyono, 2014). Penelitian ini

termasuk dalam penelitian deskriptif tidak membuat perbandingan atau hubungan antar variabel,

namun hanya ingin mengetahui nilai variabel mandiri.

Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi di

Salatiga dan mahasiswa (akuntansi dan manajemen) yang berada di Universitas Kristen Satya

Wacana.

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Sugiyono, 2013). Penentuan jumlah sampel penelitian mengacu pada Roscoe (1975) dalam

Sekaran (2006), yang menyatakan ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat

untuk kebanyakan penelitian dan jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita,

junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.

Adapun teknik pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan metode quota sampling,

yaitu teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciiri-ciri tertentu sampai jumlah

(kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2013). Dengan menetapkan jumlah responden sebanyak 30

Penerimaan pajak

tidak mencapai

target (Gera, 2014)

Perlu adanya

langkah antisipatif

Disebabkan oleh

penghidaran dan

penggelapan pajak

(Maftuchan, 2014)

Dirumuskan dengan berdasarkan

studi terkait penggelapan pajak

pada wajib pajak dan calon wajib

pajak.

Tujuan penelitian : mengetahui

persepsi calon wajib pajak dan

wajib pajak terhadap etika

penggelapan pajak.

Page 29: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

12

orang untuk tiap-tiap kategori, yaitu wajib pajak orang pribadi dengan penghasilan besumber

pekerjaan dan usaha, serta calon wajib pajak dari mahasiswa program studi akuntansi dan

manajemen.

Responden wajib pajak dibagi dari kelompok mereka yang berpenghasilan dari pekerjaan

dan usaha kerena kedua kategori ini memiliki karakteristik kewajiban pajak yang berbeda.

Adapun untuk sampel mahasiswa, dipilih mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah Hukum

Pajak, karena peneliti berasumsi bahwa mereka memiliki pengetahuan dasar tentang pajak.

Pengetahuan dasar tentang pajak diperlukan bagi responden dalam penelitian ini, supaya

responden calon wajib pajak dapat menjawab pertanyaan dengan logis dan sadar, karena sudah

mengetahui tentang sistem perpajakan di Indonesia.

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan sumber data primer, berupa persepsi calon wajib pajak

(mahasiswa FEB UKSW) dan wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, yang dikumpulkan

menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi dari

penelitian Reskino et al (2013). Kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan akan diberikan

secara langsung dan akan diisi responden secara langsung dengan mengisi alternatif jawaban

yang sudah tersedia. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis dengan metode deskriptif

kuantitatif.

Adapun seluruh variabel penelitian akan diukur dengan menggunakan skala likert diberi

skor sebagai berikut:

Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 1

Tidak Setuju (TS) Skor 2

Ragu-ragu (RR) Skor 3

Setuju (S) Skor 4

Sangat Setuju (SS) Skor 5

Skala likert dikatakan interval karena pernyataan sangat setuju mempunyai tingkat atau

prefensi yang “lebih tinggi” dari setuju dan setuju “lebih tinggi” dari ragu-ragu. Pemberian

skor ini mengikuti penelitian-penelitian sebelumnya yaitu penelitian Prasetyo (2010) dan

Rahmadi (2014). Tabel 2 berikut ini merupakan indikator dari variabel-variabel penelitian yang

didasarkan dari penelitian Reskino et al, (2013).

Page 30: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

13

Tabel 2

Operasionalisasi Variabel

Variabel

Persepsi calon wajib pajak

dan wajib pajak mengenai

penggelapan pajak (tax

evasion) dari sudut pandang

sistem pajak.

1. Penggelapan pajak adalah etis, jika tarif pajak yang

dikenakan terlalu tinggi.

2. Penggelapan pajak adalah etis, jika pemerintah tidak

memberitahukan jenis dari pajak yang dikenakan

(pajak atas apa).

3. Penggelapan pajak adalah etis, jika sistem pajak

berjalan dengan tidak adil.

4. Penggelapan pajak adalah etis, jika sistem pajak

berjalan dengan tidak efesien.

5. Penggelapan pajak adalah etis, jika sebagian besar

porsi dari pajak yang dikumpulkan dipergunakan

secara tidak merata, misalnya masih banyak daerah-

daerah yang tidak merasakan dampak pembangunan

akan adanya pajak.

6. Penggelapan pajak adalah etis, jika petugas pajak

tidak memiliki moralitas pajak yang baik.

7. Penggelapan pajak adalah etis, jika saya tidak

memiliki kemampuan untuk menghitung jumlah

pajak yang disetorkan.

Persepsi calon wajib pajak

dan wajib pajak mengenai

penggelapan pajak (tax

evasion) dari sudut pandang

keadilan pajak.

8. Penggelapan pajak adalah etis, jika sebagian besar

pajak digunakan untuk proyek yang tidak

memberikan keuntungan bagi saya.

9. Penggelapan pajak adalah etis, jika penegak hukum

yang ada belum memadai dalam menangani kasus

pajak yang terjadi.

10. Penggelapan pajak adalah etis, jika orang lain juga

melakukannya.

11. Penggelapan pajak adalah etis, jika secara signifikan

Page 31: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

14

sebagian besar pajak yang disetorkan dikorupsi oleh

pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

12. Penggelapan pajak adalah etis, jika kemungkinan

resiko untuk ditangkap/dipenjarakan atas tindakan

penggelapan tersebut kecil.

13. Penggelapan pajak adalah etis, jika pajak digunakan

untuk mendukung sebuah perang yang pada

akhirnya menimbulkan ketidakadilan.

14. Penggelapan pajak adalah etis, jika saya tidak

mampu untuk membayar pajak.

15. Penggelapan pajak adalah etis, jika otoritas pajak

yang ada kurang memadai.

Persepsi calon wajib pajak

dan wajib pajak mengenai

penggelapan pajak (tax

evasion) dari sudut pandang

diskriminasi

16. Penggelapan pajak adalah etis, jika pemerintah

mendiskriminasi saya karena agama, ras, dan latar

belakang etnis/budaya.

Sumber : Reskino et al (2013)

Adapun langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengujian validitas dan reabilitas

2. Perhitungan skor persepsi masing-masing kelompok responden

3. Mengklasifikasi skor persepsi dalam kategori jawaban dengan rumus

Keterangan:

I : Interval

Max : Nilai jawaban tertinggi, yaitu 5

Min : Nilai jawaban terendah, yaitu 1

K : Klasifikasi yang hendak dibuat atau ditetapkan sebanyak 5 klasifikasi

Dimana:

I= 𝐌𝐚𝐱−𝐌𝐢𝐧

𝐊

Page 32: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

15

1,0 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju

1,81 – 2,60 : Tidak Setuju

2,61 – 3,40 : Ragu-ragu

3,41 – 4,20 : Setuju

4,21 – 5,00 : Sangat Setuju

4. Melakukan analisis deskriptif pada masing-masing variabel.

Gambaran Umum Responden

Penelitian ini dilakukan terhadap calon wajib pajak dan wajib pajak di wilayah

Salatiga. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada

responden. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 60 calon wajib pajak dan 60

wajib pajak di wilayah Salatiga. Adapun penyebaran kuesioner yang disebar sebanyak 120

dan yang kembali pun demikian yaitu 120 kuesioner. Peneliti mengolah data kuesioner secara

penuh 100% atau 120 eksemplar kuesioner.

Statistik diskriptif karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3

Statistik Dekriptif Gambaran Responden

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki-laki 72 60%

Perempuan 48 40%

Jumlah 120 100%

Pekerjaan

Pegawai 30 25%

Wirausaha 30 25%

Mahasiswa Akuntansi 30 25%

Mahasiswa Manajemen 30 25%

Jumlah 120 100%

Sumber: Data primer diolah, 2015

Dari 120 responden penelitian ini, 72 orang diantaranya adalah laki-laki dan 48

diantaranya adalah perempuan. Apabila dilihat dari latar belakang pekerjaannya, maka

Page 33: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

16

diketahui bahwa responden memiliki ragam bidang pekerjaan yang dibagi dalam tiga

kelompok besar antara lain pegawai, wirausaha dan mahasiswa. Kelompok pegawai dan

wirausaha mewakili responden kategori wajib pajak. Adapun kelompok mahasiswa

mewakili responden kategori calon wajib pajak. Responden yang memiliki pekerjaan

sebagai pegawai berjumlah 30 orang atau 25%, yang terdiri dari PNS, Karyawan BUMN,

guru dan karyawan swasta. Selanjutnya responden berlatar belakang pekerjaan wirausaha

sebanyak 30 orang atau 25%, yang terdiri dari pedagang, pemilik persewaan mobil dan

motor, pemilik rumah kos dan pemilik restoran. Kategori terakhir merupakan mahasiswa

yang terdiri dari mahasiswa/i program studi S1 Akuntansi, S1 Manajemen, S2 Akuntansi

dan S2 Manajemen. Mahasiswa program Akuntansi serta Manajemen (baik S1 maupun S2),

masing-masing berjumlah 30 orang atau 25 %.

Hasil dan Pembahasan

Berikut ini adalah ringkasan hasil pengujian validitas dan reliabilitas:

Tabel 4

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Pertanyaan Sig. Keterangan

Pertanyaan 1 0.000 Valid

Pertanyaan 2 0.000 Valid

Pertanyaan 3 0.000 Valid

Pertanyaan 4 0.000 Valid

Pertanyaan 5 0.000 Valid

Pertanyaan 6 0.000 Valid

Pertanyaan 7 0.000 Valid

Pertanyaan 8 0.000 Valid

Pertanyaan 9 0.000 Valid

Pertanyaan 10 0.000 Valid

Pertanyaan 11 0.000 Valid

Pertanyaan 12 0.000 Valid

Pertanyaan 13 0.000 Valid

Page 34: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

17

Pertanyaan 14 0.000 Valid

Pertanyaan 15 0.000 Valid

Pertanyaan 16 0.000 Valid

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Sistem Pajak 0,889 Reliable

Keadilan Pajak 0,871 Reliable

Sumber: Data primer diolah, 2015

Berdasarkan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrumen survei, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen yang dipakai valid dan reliable, sehingga seluruh data dapat

dipakai dalam analisis hasil penelitian. Seluruh pengukuran uji validitas menunjukan tingkat sig.

000, yang berarti data tersebut valid. Sementara data dikatakan reliable karena nilai Cronbach

Alpha > 0,6 (Gozhali, 2005). Hasil olahan data, menemukan bawha nilai Cronbach Alpha dari

variabel sistem pajak adalah 0,889 dan variabel keadilan pajak 0,871 > dari 0,6 maka dapat

disimpulkan data tersebut reliable.

Tabel 5

Tabel Rata-Rata Skor Jawaban Responden

No Pertanyaan

Rata-rata Total

Responden Wajib Pajak Calon Wajib Pajak

1. 2,28 2,08 2,18

2. 2,78 2,63 2,70

3. 2,72 2,67 2,69

4. 2,70 2,65 2,68

5. 2,62 2,63 2,63

6. 2,88 2,98 2,93

7. 2,22 2,22 2,22

8. 2,32 2,02 2,17

9. 2,27 2,53 2,63

10. 1,95 1,82 1,88

11. 2,73 2,92 2,83

12. 2,45 2,07 2,26

13. 2,85 2,52 2,68

14 2,72 2,40 2,56

15 2,53 2,25 2,39

16. 2,43 2,30 2,37

Page 35: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

18

Rata-rata 2,42 2,56 2,49

Sistem Pajak 2,60 2,55 2,58

Keadilan Pajak 2,53 2,31 2,42

Diskriminasi 2,43 2,30 2,37

Sumber: Data primer diolah, 2015

Berdasarkan tabel 5 diatas, diperoleh informasi bahwa kelompok responden wajib pajak

memiliki nilai skor rata-rata 2,42, yang berarti kelompok responden wajib pajak tidak setuju

bahwa penggelapan pajak adalah hal yang etis dengan berbagai alasan. Skor terendah adalah

1,95 pada pertanyaan nomor 10, yang artinya mereka tidak setuju bahwa penggelapan pajak

merupakan hal yang etis meskipun orang lain juga melakukannya. Skor tertinggi dari responden

pegawai adalah 2,88 pada pertanyaan nomor 6, yang artinya mereka masih ragu apakah

penggelapan pajak adalah etis, jika petugas pajak tidak memiliki moralitas pajak yang

baik.

Kelompok responden calon wajib pajak memiliki nilai skor rata-rata 2,56, yang berarti

kelompok responden calon wajib pajak tidak setuju bahwa penggelapan adalah hal yang etis.

Skor terendah adalah sebesar 1,82 pada pertanyaan nomor 10, yang artinya mereka tidak setuju

bahwa penggelapan pajak adalah hal yang etis meskipun orang lain juga melakukannya. Skor

tertinggi dari kelompok responden calon wajib pajak adalah sebesar 2,98 pada pertanyaan nomor

6, yang berarti mereka masih ragu apakah penggelapan pajak merupakan hal yang etis atau tidak

jika petugas pajak tidak memiliki moralitas pajak yang baik.

Semua responden memiliki nilai skor rata-rata 2,49, yang berarti semua kelompok

responden tidak setuju bahwa penggelapan adalah hal yang etis. Skor terendah adalah 1,88 pada

pertanyaan nomor 10, yang artinya mereka tidak setuju bahwa penggelapan pajak adalah hal

yang etis meskipun orang lain juga melakukannya. Skor tertinggi dari semua responden adalah

2,93 pada pertanyaan nomor 6, yang berarti semua responden masih ragu apakah penggelapan

pajak merupakan hal yang etis atau tidak jika petugas pajak tidak memiliki moralitas pajak

yang baik.

Persepsi Etika Penggelapan Pajak Pada Variabel Sistem Pajak

Kelompok responden wajib pajak maupun calon wajib pajak memiliki kecenderungan

distribusi jawaban yang serupa. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini, jawaban keempat

Page 36: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

19

kelompok responden sebagian besar ada pada kategori tidak setuju, dan paling sedikit ada pada

kategori sangat setuju.

Grafik 1

Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Sistem Perpajakan (%)

Persepsi seluruh responden pada variabel sistem perpajakan memiliki nilai skor rata-rata

adalah 2,58, yang artinya rata-rata responden tidak setuju dengan tindakan penggelapan pajak

walaupun sistem perpajakan tidak berjalan dengan baik. Sistem perpajakan yang dikatakan tidak

baik ketika pengelolaan uang pajak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, petugas pajak

yang tidak kompeten dan korup, dan juga prosedur perpajakan yang berbelit-belit (Suminarsasi,

2012).

Dari grafik diatas memang tampak bahwa sebagian besar dari kelompok responden

menjawab tidak setuju dengan tindakan penggelapan pajak. Kelompok responden wajib pajak

dan calon wajib pajak, maka masing-masing memiliki rata-rata skor 2,60 dan 2,55. Hal ini berarti

bahwa wajib pajak maupun calon wajib pajak sama-sama tidak setuju dengan adanya tindakan

penggelapan pajak walaupun negara tidak memiliki sistem perpajakan yang baik.

Persepsi Etika Penggelapan Pajak Pada Variabel Keadilan Pajak

Kelompok responden wajib pajak maupun calon wajib pajak memiliki kecenderungan

distribusi jawaban yang serupa. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini, bahwa jawaban keempat

kelompok responden sebagian besar ada pada kategori tidak setuju, dan paling sedikit ada pada

kategori sangat setuju.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

WajibPajak Calon Wajib Pajak

STS

TS

R

S

SS

Page 37: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

20

Grafik 2

Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Keadilan Perpajakan (%)

Persepsi seluruh responden pada variabel keadilan perpajakan memiliki nilai skor

rata-rata adalah 2,42, yang artinya rata-rata responden tidak setuju dengan tindakan

penggelapan pajak walaupun keadilan dalam perpajakan tidak berjalan dengan baik.

Dikatakan tidak adanya keadilan dalam perpajakan ketika wajib pajak harus membayar pajak

tidak sejalan dengan manfaat yang dinikmatinya dari pemerintah, wajib pajak membayar

kewajiban pajaknya tidak sesuai dengan dasar kemampuan membayar, beban pajaknya sama

atas semua wajib pajak yang memperoleh penghasilan yang sama dengan jumlah tanggungan

yang sama namun membedakan jenis penghasilan atau sumber penghasilan.

Dari grafik diatas memang tampak bahwa sebagian besar dari kelompok responden

menjawab tidak setuju dengan tindakan penggelapan pajak. Kelompok responden wajib pajak

dan calon wajib pajak masing-masing memiliki rata-rata skor 2,53 dan 2,31. Hal ini berarti

bahwa wajib pajak maupun calon wajib pajak sama-sama tidak setuju bahwa tindakan

penggelapan pajak adalah hal yang etis walaupun tidak ada keadilan dalam perpajakan.

Persepsi Etika Penggelapan Pajak Pada Variabel Diskriminasi

Kelompok responden wajib pajak maupun calon wajib pajak memiliki kecenderungan

distribusi jawaban yang serupa. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini, bahwa jawaban

keempat kelompok responden sebagian besar ada pada kategori tidak setuju, dan paling

sedikit ada pada kategori sangat setuju.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

WajibPajak Calon Wajib Pajak

STS

TS

R

S

SS

Page 38: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

21

Grafik 3

Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Diskriminasi (%)

Persepsi seluruh responden pada variabel keadilan perpajakan memiliki nilai skor

rata-rata 2,37, yang artinya rata-rata responden tidak setuju dengan tindakan penggelapan

pajak walaupun ada diskriminasi dalam perpajakan. Diskriminasi dalam perpajakan adalah

ketika pemerintah memberikan pelayanan perpajakan dengan tidak seimbang antar kelompok

masyarakat (kelompok ras, agama dan lainnya).

Dari grafik diatas memang tampak bahwa sebagian besar dari kelompok responden

menjawab tidak setuju dengan tindakan penggelapan pajak. Apabila dilakukan

pengelompokan berdasarkan kategori wajib pajak dan calon wajib pajak, maka masing-

masing memiliki rata-rata skor 2,43 dan 2,30. Hal ini berarti bahwa wajib pajak maupun

calon wajib pajak sama-sama tidak setuju dengan adanya tindakan penggelapan pajak

walaupun ada diskriminasi dalam perpajakan.

Simpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran

Simpulan dan Implikasi

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata responden tidak setuju bahwa tindakan penggelapan pajak adalah hal yang etis

walaupun sistem perpajakan berjalan dengan tidak baik.

2. Rata-rata responden juga tidak setuju bahwa tindakan penggelapan pajak adalah hal yang

etis walaupun terdapat ketidakadilan dalam perpajakan

3. Sekalipun terdapat diskriminasi dalam perpajakan, rata-rata responden tetap tidak setuju

bahwa tindakan penggelapan pajak adalah hal yang etis.

0

20

40

60

80

100

Wajib Pajak Calon Wajib Pajak

STS

TS

R

S

SS

Page 39: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

22

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa wajib pajak dan calon wajib pajak telah

memberikan respon persepsi yang positif terhadap etika penggelapan pajak di Indonesia. wajib

pajak dan calon wajib pajak menganggap bahwa penggelapan pajak adalah hal yang tidak etis.

Hal ini mengindikasikan adanya persepsi yang baik, bahwa masyarakat memiliki pandangan

positif terhadap pajak. Hal ini dapat menjadi modal bagi pemerintah dalam rangka memperbaiki

atau meningkatkan pendapatan negara melalui penerimaan pajak. Perspesi dari responden ini

dapat dijadikan masukan untuk pemerintah dalam rangka mendesain pembinaan kepada

masyarakat agar masyarakat lebih patuh lagi membayar pajak.

Keterbatasan dan Saran

Hal yang menjadi keterbatasan dalam melakukan penelitian ini pada saat menyebarkan

kuesioner adalah peneliti tidak menemukan kelompok kategori pekerja bebas (dokter, notaris,

dan sebagainya) yang dapat dijadikan responden dalam penelitian ini. Oleh sebab itu, maka

peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan kategori pekerja bebas

(dokter, notaris dan sebagainya). Karena karakteristik dari kategori pekerja bebas adalah mereka

mempekerjakan diri mereka sendiri dengan menggunakan ilmu yang mereka telah pelajari

sebelumnya, sehingga dapat memperluas cakupan responden. Sebaiknya penelitian selanjutnya

tidak hanya sebatas wilyah Salatiga agar dapat membandingkan persepsi etika penggelapan pajak

lebih dari satu universitas.

Page 40: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

23

Daftar Pustaka

Azwar, Saifuddin. 2002. Sikap Manusia: Sikap dan Pengukurannya. Penerbit Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Danandjaja, James. 2003. Diskriminasi Terhadap Minoritas Masih Merupakan Masalah

Aktual di Indonesia Sehingga Perlu Ditanggulangi Segera.

Direktorat Jendral Pajak. 2011, “Surat Edaran Direktur Jendral Pajak” diakses pada 16

September 2015. http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=14907

________2014, “Peran Pajak Terhadap Pembangunan Nasional dan Daerah”. diakses pada 30

Januari 2015. http://www.pajak.go.id/node/9975?lang=en

Gera, Iris. 2013, “BPK: Penerimaan Pajak Tidak Capai Target dalam 4 Tahun Terakhir”. Diakses

Pada tanggal 10 Desember 2014. http://www.voaindonesia.com/content/bpk-penerimaan-

pajak-tidak-capai-target-dalam-4-tahun-terakhir/1683033.html

Gozhali, Imam. 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS: Edisi 3. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hukumonline.com. 2013 “Lima Modus Kejahatan Perpajakan”. Diakses pada panggal 30 Januari

2015. http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt51c7fa3cc5d4c/lima-modus-kejahatan-

perpajakan

Ika. 2012 “Kepala KPP Wonosari Raih Doktor Usai Teliti Penggelapan Pajak”. Diakses pada

tanggal 3 Desember 2014. http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4561

Kompas.com. 2013 “Penggelapan Pajak Masif”. Kompas, 22 November 2013.

Maftuchan, Ah dan Wiko Saputra. 2014. “Evaluasi Realisasi Penerimaan Pajak 2013: Berada

Pada Titik Terendah Sejak 2011”. Diunduh pada tanggal 30 Januari 2015.

http://theprakarsa.org/new/in/papers/detail/9/Evaluasi-Realisasi-Penerimaan-Pajak-2013-

Berada-pada-Titik-Terendah-sejak-2011

Mardiasmo, 2004. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi, Yogyakarta

Mardiasmo, 2009. Perpajakan: Edisi Revisi 2009. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Prasetyo, Sigit, 2010, “Persepsi Etis Penggelapan Pajak Bagi Wajib Pajak Di Wilayah

Surakarta”, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.

Rahayu, S.K, 2010, Perpajakan Indonesia. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Page 41: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

24

Rahman, I.Suryani, 2013, “Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, dan

Kemungkinan Terdeteksi Kecurangan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai

Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayahtullah Jakarta, 2013.

Rahmadi, Wahyu, 2014, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Orang

Pribadi Atas Perilaku Penggelapan Pajak” Universitas Diponegoro Semarang, 2014.

Reskino, Rini, dan Dinda Novitasari, 2013, “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai

Penggelapan Pajak”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta, 2013.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Bussiness. Buku 2 edisi 4. Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

Siahaan, Marihot P. 2010. Hukum Pajak Material. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sigit, T.H, 2012, Etika Bisnis Modern: Pendekatan Pemangku Kepentingan. UPP STIM

YKPN, Yogyakarta.

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Manajemen. Penerbit Alfabeta, Bandung.

________ 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta,

Bandung

Suminarsasi, Wahyu & Supriyadi, 2012, “Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, dan

Diskriminasi Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak

(Tax Evasion)” Universitas Gadjha Mada Yogyakarta, 2012.

Surwono, Sarlito, 1999, Psilologi Sosial: Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Balai

Pustaka, Jakarta.

Untung, H.B, 2012, Hukum dan Etika Binsis. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Waluyo, 2013, Perpajakan Indonesia: Edisi 11. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Page 42: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

25

Wicaksono, K.Adi, 2014, “Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion): Perbedaan Persepsi

Mahasiswa Ekonomi, Hukum, Dan Psikologi”, Universitas Gadjah Mada, 2014.

Yetmi, Yeasy, Resti Yulistia, 2014, “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib

Pajak Mengenai Penggelapam Pajak”, Universitas Bung Hatta, 2014.

Page 43: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

26

LAMPIRAN 1

Hasil Uji Variabel

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 120 100.0

Excludeda 0 .0

Total 120 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

.889 .890 7

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Q1 2.18 1.053 120

Q2 2.70 1.082 120

Q3 2.69 1.083 120

Q4 2.68 1.101 120

Q5 2.63 1.101 120

Q6 2.93 1.165 120

Q7 2.22 .972 120

Inter-Item Correlation Matrix

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7

Q1 1.000 .514 .463 .487 .531 .462 .569

Q2 .514 1.000 .509 .454 .519 .384 .542

Q3 .463 .509 1.000 .845 .551 .603 .535

Q4 .487 .454 .845 1.000 .516 .612 .585

Q5 .531 .519 .551 .516 1.000 .629 .556

Q6 .462 .384 .603 .612 .629 1.000 .369

Q7 .569 .542 .535 .585 .556 .369 1.000

Page 44: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

27

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Q1 15.84 26.370 .636 .442 .878

Q2 15.33 26.406 .610 .422 .882

Q3 15.33 24.964 .760 .746 .863

Q4 15.35 24.851 .756 .758 .864

Q5 15.40 25.318 .707 .555 .870

Q6 15.09 25.361 .651 .540 .877

Q7 15.81 26.711 .668 .531 .875

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

18.03 34.361 5.862 7

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 120 100.0

Excludeda 0 .0

Total 120 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

.871 .873 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Q8 2.17 1.064 120

Q9 2.63 1.101 120

Page 45: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

28

Q10 1.88 1.146 120

Q11 2.83 1.268 120

Q12 2.26 1.177 120

Q13 2.68 1.372 120

Q14 2.56 1.091 120

Q15 2.39 .981 120

Inter-Item Correlation Matrix

Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15

Q8 1.000 .427 .512 .389 .542 .509 .441 .331

Q9 .427 1.000 .458 .470 .646 .511 .351 .565

Q10 .512 .458 1.000 .298 .514 .398 .489 .392

Q11 .389 .470 .298 1.000 .458 .552 .484 .461

Q12 .542 .646 .514 .458 1.000 .415 .436 .574

Q13 .509 .511 .398 .552 .415 1.000 .394 .368

Q14 .441 .351 .489 .484 .436 .394 1.000 .563

Q15 .331 .565 .392 .461 .574 .368 .563 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Q8 17.22 35.857 .617 .451 .856

Q9 16.77 34.886 .673 .546 .850

Q10 17.51 35.513 .587 .419 .859

Q11 16.57 34.231 .607 .441 .857

Q12 17.13 33.881 .699 .571 .846

Q13 16.71 33.250 .614 .455 .858

Q14 16.83 35.720 .609 .477 .857

Q15 17.00 36.420 .630 .512 .855

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

19.39 44.845 6.697 8

Page 46: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

29

Correlations Sistem Pajak

Correlations

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Sistem Pajak

Q1

Pearson Correlation 1 .514** .463

** .487

** .531

** .462

** .569

** .737

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120

Q2

Pearson Correlation .514** 1 .509

** .454

** .519

** .384

** .542

** .720

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120

Q3

Pearson Correlation .463** .509

** 1 .845

** .551

** .603

** .535

** .832

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120

Q4

Pearson Correlation .487** .454

** .845

** 1 .516

** .612

** .585

** .830

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120

Q5

Pearson Correlation .531** .519

** .551

** .516

** 1 .629

** .556

** .795

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120

Q6

Pearson Correlation .462** .384

** .603

** .612

** .629

** 1 .369

** .758

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120

Q7

Pearson Correlation .569** .542

** .535

** .585

** .556

** .369

** 1 .754

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120

Sistem

Pajak

Pearson Correlation .737** .720

** .832

** .830

** .795

** .758

** .754

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations Keadilan Pajak

Correlations

Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Keadilan

Pajak

Q8

Pearson Correlation 1 .427** .512

** .389

** .542

** .509

** .441

** .331

** .710

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120

Q9 Pearson Correlation .427

** 1 .458

** .470

** .646

** .511

** .351

** .565

** .758

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Page 47: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

30

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120

Q10

Pearson Correlation .512** .458

** 1 .298

** .514

** .398

** .489

** .392

** .693

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120

Q11

Pearson Correlation .389** .470

** .298

** 1 .458

** .552

** .484

** .461

** .720

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120

Q12

Pearson Correlation .542** .646

** .514

** .458

** 1 .415

** .436

** .574

** .783

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120

Q13

Pearson Correlation .509** .511

** .398

** .552

** .415

** 1 .394

** .368

** .733

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120

Q14

Pearson Correlation .441** .351

** .489

** .484

** .436

** .394

** 1 .563

** .706

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120

Q15

Pearson Correlation .331** .565

** .392

** .461

** .574

** .368

** .563

** 1 .714

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120

Keadian

Pajakl

Pearson Correlation .710** .758

** .693

** .720

** .783

** .733

** .706

** .714

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 48: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

31

LAMPIRAN 2

Distribusi Jawaban Responden

Tabel Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Sistem Perpajakan (%)

Indikator Wajib Pajak Calon Wajib Pajak

STS TS R S SS STS TS R S SS

1. 57 77 33 20 13 50 103 30 13 3

2. 27 70 33 60 10 20 83 57 33 7

3. 23 87 23 57 10 23 73 53 47 3

4. 24 88 27 47 14 23 80 47 43 7

5. 27 80 43 43 7 33 70 50 40 7

6. 20 63 47 60 10 27 50 43 60 20

7. 39 100 35 19 6 43 103 23 27 3

Rata-

rata 31 81 35 44 10 31 80 43 38 7

Tabel Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Keadilan Perpajakan (%)

Indikator Wajib Pajak Calon Wajib Pajak

STS TS R S SS STS TS R S SS

1. 47 97 17 27 13 60 97 27 13 3

2. 23 87 30 43 17 27 87 43 40 3

3. 100 57 7 27 10 90 87 3 10 10

4. 43 57 23 63 13 33 47 37 70 13

5. 40 87 33 23 17 73 83 7 30 7

6. 50 53 7 57 33 50 57 47 33 13

7. 30 73 33 50 13 30 93 47 27 3

8. 27 93 27 53 0 33 110 33 20 3

Rata-

rata 45 75 22 43 15 50 83 30 30 7

Page 49: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

32

Tabel Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Diskriminasi (%)

Wajib Pajak Calon Wajib Pajak

Rata-

rata

STS 47 47 47

TS 80 90 85

R 37 33 35

S 13 17 15

SS 23 13 18

Page 50: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

33

LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN UNTUK CALON WAJIB PAJAK

Bapak/Ibu/Saudara/i Yth.,

Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner

ini. Kuisioner ini untuk menunjang penelitian saya yang mengangkat topik perpajakan,

khususnya penggelapan pajak. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam pengisian kuesioner

ini, karena merupakan persepsi masing-masing responden. Terima kasih atas kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu mengisi lembar kuesioner penelitian ini. Semoga

jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan khususnya

dalam bidang perpajakan di Indonesia.

Nama : _________________________ ( Boleh Tidak Diisi)

Usia : ___________ Tahun

Jenis Kelamin : Pria Wanita

Program Studi : S1 Akuntansi S2 Akuntansi

S1 Manajemen S2 Manajemen

Telah Mengambil Mata Kuliah Hukum Pajak: Sudah Belum

Isikan persepsi anda dengan menggunakan centang (√) untuk tiap-tiap pernyataan dibawah ini

dengan jawaban sebagai berikut :

1 : Sangat Tidak Setuju (STS)

2 : Tidak Setuju (TS)

3 : Ragu-ragu (RR)

4 : Setuju (S)

5 : Sangat Setuju (SS)

1. Penggelapan pajak adalah etis, jika tarif pajak yang dikenakan terlalu tinggi.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

Page 51: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

34

2. Penggelapan pajak adalah etis, jika pemerintah tidak memberitahukan jenis dari pajak

yang dikenakan (pajak atas apa).

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

3. Penggelapan pajak adalah etis, jika sistem pajak berjalan dengan tidak adil.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

4. Penggelapan pajak adalah etis, jika sistem pajak berjalan dengan tidak efesien.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

5. Penggelapan pajak adalah etis, jika sebagian besar porsi dari pajak yang

dikumpulkan dipergunakan secara tidak merata, misalnya masih banyak daerah-daerah

yang tidak merasakan dampak pembangunan akan adanya pajak.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

6. Penggelapan pajak adalah etis, jika petugas pajak tidak memiliki moralitas pajak

yang baik.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

7. Penggelapan pajak adalah etis, jika saya tidak memiliki kemampuan untuk

menghitung jumlah pajak yang disetorkan.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

8. Penggelapan pajak adalah etis, jika sebagian besar pajak digunakan untuk proyek yang

tidak memberikan keuntungan bagi saya.

Page 52: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

35

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

9. Penggelapan pajak adalah etis, jika penegak hukum yang ada belum memadai

dalam menangani kasus pajak yang terjadi.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

10. Penggelapan pajak adalah etis, jika orang lain juga melakukannya.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

11. Penggelapan pajak adalah etis, jika secara signifikan sebagian besar pajak yang

disetorkan dikorupsi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

12. Penggelapan pajak adalah etis, jika kemungkinan resiko untuk ditangkap/dipenjarakan

atas tindakan penggelapan tersebut kecil.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

13. Penggelapan pajak adalah etis, jika pajak digunakan untuk mendukung sebuah perang

yang pada akhirnya menimbulkan ketidakadilan.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

14. Penggelapan pajak adalah etis, jika saya tidak mampu untuk membayar pajak.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

15. Penggelapan pajak adalah etis, jika otoritas pajak yang ada kurang memadai.

Page 53: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

36

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

16. Penggelapan pajak adalah etis, jika pemerintah mendiskriminasi saya karena agama,

ras, dan latar belakang etnis/budaya.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

Opini Anda Tentang Penggelapan Pajak (JIKA ADA)

Page 54: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

37

LAMPIRAN 4

KUESIONER PENELITIAN UNTUK WAJIB PAJAK

Bapak/Ibu/Saudara/i Yth.,

Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner

ini. Kuisioner ini untuk menunjang penelitian saya yang mengangkat topik perpajakan,

khususnya penggelapan pajak. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam pengisian kuesioner

ini, karena merupakan persepsi masing-masing responden. Terima kasih atas kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu mengisi lembar kuesioner penelitian ini. Semoga

jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan khususnya

dalam bidang perpajakan di Indonesia.

Nama : _________________________ ( Boleh Tidak Diisi)

Usia : ___________ Tahun

Jenis Kelamin : Pria Wanita

Pekerjaan : PNS/TNI/Polri Karyawan Swasta

Wira Usaha Pekerjaan Bebas

Lainnya Sebutkan ___________

Isikan persepsi anda dengan menggunakan centang (√) untuk tiap-tiap pernyataan dibawah ini

dengan jawaban sebagai berikut :

1 : Sangat Tidak Setuju (STS)

2 : Tidak Setuju (TS)

3 : Ragu-ragu (RR)

4 : Setuju (S)

5 : Sangat Setuju (SS)

1. Penggelapan pajak adalah etis, jika tarif pajak yang dikenakan terlalu tinggi.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

Page 55: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

38

2. Penggelapan pajak adalah etis, jika pemerintah tidak memberitahukan jenis dari pajak

yang dikenakan (pajak atas apa).

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

3. Penggelapan pajak adalah etis, jika sistem pajak berjalan dengan tidak adil.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

4. Penggelapan pajak adalah etis, jika sistem pajak berjalan dengan tidak efesien.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

5. Penggelapan pajak adalah etis, jika sebagian besar porsi dari pajak yang

dikumpulkan dipergunakan secara tidak merata, misalnya masih banyak daerah-daerah

yang tidak merasakan dampak pembangunan akan adanya pajak.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

6. Penggelapan pajak adalah etis, jika petugas pajak tidak memiliki moralitas pajak

yang baik.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

7. Penggelapan pajak adalah etis, jika saya tidak memiliki kemampuan untuk

menghitung jumlah pajak yang disetorkan.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

8. Penggelapan pajak adalah etis, jika sebagian besar pajak digunakan untuk proyek yang

tidak memberikan keuntungan bagi saya.

Page 56: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

39

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

9. Penggelapan pajak adalah etis, jika penegak hukum yang ada belum memadai

dalam menangani kasus pajak yang terjadi.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

10. Penggelapan pajak adalah etis, jika orang lain juga melakukannya.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

11. Penggelapan pajak adalah etis, jika secara signifikan sebagian besar pajak yang

disetorkan dikorupsi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

12. Penggelapan pajak adalah etis, jika kemungkinan resiko untuk ditangkap/dipenjarakan

atas tindakan penggelapan tersebut kecil.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

13. Penggelapan pajak adalah etis, jika pajak digunakan untuk mendukung sebuah perang

yang pada akhirnya menimbulkan ketidakadilan.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

14. Penggelapan pajak adalah etis, jika saya tidak mampu untuk membayar pajak.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

15. Penggelapan pajak adalah etis, jika otoritas pajak yang ada kurang memadai.

Page 57: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

40

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

16. Penggelapan pajak adalah etis, jika pemerintah mendiskriminasi saya karena agama,

ras, dan latar belakang etnis/budaya.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

Opini Anda Tentang Penggelapan Pajak (JIKA ADA)

Page 58: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

41

LAMPIRAN 5

Rekapan Data Hasil Kuesioner

Kelompok Responden Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Pegawai 1 1 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Pegawai 1 1 1 4 4 2 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4

Pegawai 1 2 2 3 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2

Pegawai 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2

Pegawai 1 1 1 1 2 2 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3

Pegawai 1 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 1 2 1

Pegawai 1 2 1 5 1 2 5 5 2 4 2 2 2 2 2 2

Pegawai 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2

Pegawai 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Pegawai 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Pegawai 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2

Pegawai 1 2 1 4 1 2 2 4 4 4 4 2 3 2 2 2

Pegawai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Pegawai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Pegawai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Pegawai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Pegawai 4 5 5 5 5 5 2 4 5 4 3 5 4 3 4 4

Pegawai 5 5 4 3 2 3 2 5 2 4 4 3 5 2 4 5

Pegawai 2 3 3 3 3 2 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4

Pegawai 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2

Pegawai 2 3 3 4 5 2 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4

Pegawai 2 3 3 2 5 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3

Pegawai 2 3 2 3 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2

Pegawai 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Page 59: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

42

Pegawai 4 5 5 4 5 4 2 4 5 5 4 4 5 4 5 4

Pegawai 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Pegawai 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Pegawai 5 4 2 2 3 1 2 5 5 1 5 2 1 4 5 5

Pegawai 1 2 2 4 3 2 5 5 2 3 3 3 4 2 3 3

Pegawai 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3

Wirausaha 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 4 4 4 4

Wirausaha 4 1 2 2 3 3 1 1 2 1 2 2 4 2 1 2

Wirausaha 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1

Wirausaha 2 3 2 4 2 4 1 4 2 4 4 4 2 2 2 3

Wirausaha 1 2 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1

Wirausaha 1 4 5 4 2 2 5 5 2 2 2 4 2 2 2 2

Wirausaha 2 2 2 2 3 3 1 1 4 4 2 2 4 4 4 2

Wirausaha 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 4 4 4

Wirausaha 1 1 2 4 2 2 3 4 3 5 5 4 2 3 5 4

Wirausaha 1 1 1 1 4 2 1 1 4 1 1 1 1 4 4 4

Wirausaha 1 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 2 1 3 2 2

Wirausaha 1 1 1 3 1 1 5 1 3 3 3 3 1 1 3 3

Wirausaha 2 2 2 3 1 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2

Wirausaha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Wirausaha 1 2 2 4 2 2 2 2 2 4 3 3 3 4 4 3

Wirausaha 2 2 2 4 2 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5

Wirausaha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Wirausaha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2

Wirausaha 5 4 2 2 3 1 2 5 5 1 5 2 1 2 2 2

Wirausaha 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2

Wirausaha 2 3 3 2 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2

Wirausaha 1 2 2 4 3 3 5 5 2 3 3 3 4 2 3 3

Wirausaha 2 2 4 4 4 3 3 5 3 3 3 3 3 3 4 4

Wirausaha 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4

Page 60: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

43

Wirausaha 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2

Wirausaha 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 2 2

Wirausaha 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3

Wirausaha 4 5 5 5 5 5 2 4 4 4 3 5 4 3 4 4

Wirausaha 4 4 4 3 2 3 2 5 2 4 4 3 5 2 4 5

Wirausaha 1 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2

Mahasiswa Akuntansi 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1

Mahasiswa Akuntansi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Mahasiswa Akuntansi 3 3 2 3 3 2 5 5 2 5 4 4 3 3 4 4

Mahasiswa Akuntansi 4 2 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 2 2 4 4

Mahasiswa Akuntansi 2 2 2 4 1 2 2 4 4 2 4 2 4 2 4 4

Mahasiswa Akuntansi 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2

Mahasiswa Akuntansi 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2

Mahasiswa Akuntansi 1 3 1 3 4 3 3 2 4 4 4 2 3 2 4 3

Mahasiswa Akuntansi 2 2 2 3 4 4 5 3 4 3 3 2 3 3 4 4

Mahasiswa Akuntansi 1 1 1 3 1 1 5 1 3 3 3 3 1 1 3 3

Mahasiswa Akuntansi 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2

Mahasiswa Akuntansi 2 2 2 3 1 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3

Mahasiswa Akuntansi 2 4 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2

Mahasiswa Akuntansi 1 3 3 3 1 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2

Mahasiswa Akuntansi 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1

Mahasiswa Akuntansi S2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1

Mahasiswa Akuntansi S2 1 1 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2

Mahasiswa Akuntansi S2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1

Mahasiswa Akuntansi S2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 4 3 2 2 2 2 2

Mahasiswa Akuntansi S2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2

Mahasiswa Akuntansi S2 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Mahasiswa Akuntansi S2 1 2 1 2 1 2 2 3 1 2 2 2 1 1 2 2

Mahasiswa Akuntansi S2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Mahasiswa Akuntansi S2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Page 61: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

44

Mahasiswa Akuntansi S2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 4 1 1 1 3 3

Mahasiswa Akuntansi S2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 4 2 1 3 1 4 4

Mahasiswa Akuntansi S2 2 2 2 3 1 2 2 5 2 3 2 2 2 2 2 2

Mahasiswa Akuntansi S2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Mahasiswa Akuntansi S2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2

Mahasiswa Akuntansi S2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

Mahasiswa Manajemen 1 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3

Mahasiswa Manajemen 2 2 2 4 2 4 4 4 3 5 5 4 4 3 4 4

Mahasiswa Manajemen 1 2 2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 2 2 2 2

Mahasiswa Manajemen 1 2 4 5 1 2 4 4 3 4 2 4 3 2 4 2

Mahasiswa Manajemen 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2

Mahasiswa Manajemen 1 1 1 2 1 1 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3

Mahasiswa Manajemen 2 2 3 4 2 3 4 5 4 4 5 3 2 3 4 3

Mahasiswa Manajemen 1 3 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2

Mahasiswa Manajemen 5 3 3 4 3 4 4 2 3 4 2 5 4 3 4 3

Mahasiswa Manajemen 5 4 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 3 2 3 2

Mahasiswa Manajemen 2 3 2 4 4 2 2 2 4 2 4 2 3 2 4 4

Mahasiswa Manajemen 2 2 4 4 4 4 2 4 4 2 2 3 4 4 2 4

Mahasiswa Manajemen 2 2 2 1 2 3 1 3 4 5 5 3 1 2 2 5

Mahasiswa Manajemen 2 4 2 3 2 4 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4

Mahasiswa Manajemen 1 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 2 3 3 4

Mahasiswa Manajemen S2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Mahasiswa Manajemen S2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2

Mahasiswa Manajemen S2 2 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3

Mahasiswa Manajemen S2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Mahasiswa Manajemen S2 2 2 3 4 2 2 3 2 3 4 4 3 2 4 3 4

Mahasiswa Manajemen S2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2

Mahasiswa Manajemen S2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 4 4 4 2 2 3 2

Mahasiswa Manajemen S2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 3 4 4 2 2 4 4

Mahasiswa Manajemen S2 1 2 2 1 2 2 1 4 3 3 5 5 2 1 3 3

Page 62: PERSEPSI CALON WAJIB PAJAK DAN WAJIB PAJAK TERHADAP …

45

Mahasiswa Manajemen S2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Mahasiswa Manajemen S2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 4 4 3 2 2 3 3

Mahasiswa Manajemen S2 2 1 1 2 2 1 3 1 1 3 3 3 2 2 2 2

Mahasiswa Manajemen S2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2

Mahasiswa Manajemen S2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 4 3 3 2 2 3 3

Mahasiswa Manajemen S2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2