1. Apa saja penyebab timbulnya ancaman abortus?
Jawab :
Penyebab abortus bervariasi dan sering diperdebatkan. Umumnya lebih dari satu
penyebab. Penyebab terbanyak diantaranya adalah faktor genetik yaitu translokasi parental
keseimbangan genetik seperti kelainan Mendelian atau mutasi pada beberapa lokus
(gangguan poligenik atau multifaktor) .Selain itu , kelainan kongenital uterus seperti
anomali duktus Mulleri , septum uterus, uterus bikomis, mioma uteri , sindroma Asherman
dan inkompetensi serviks juga seluler serta defek fase luteal seperti sintesis LH yang
tinggi , antibodi atitiroid hormon dan faktor endokrin eksternyal juga merupaka penyebab
terjadinya abortus. Infeksi, kelainan hematologik dan pengaruh lingkungan juga bisa
menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil .
Berikut ini adalah penjelasan tentang faktor-faktor yang bisa menyebabkan abortus
spontan tersebut.
1. Faktor Infeksi
Terjadinya infeksi oleh berbagai jenis organisme tertentu seperti bakteri, virus,
parasit dan spirokaeta yang dapat beresiko terhadap arbotus dikarenakan sebagai
berikut :
Adanya metabolik toksik, endotoksin , eksotoksin atau sitokin yang
berdampak langsug pada janin atau init fetoplasenta
Infeksi janis yang bisa berakibat kematian janin atau cacat berat sehingga
janin sulit bertahan hidup
Infeksi plasenta yang berakibat insufisiensi kuman genitalia bawah yang
bisa menganggu proses implantasi
Memacu perubahan genetik dan anatomik embrio , umumnya oleh karena
virus selama kehamilan awal
2. Faktor Lingkungan
Diperkirakan 1-10% malformasi janin akibat dari paparan obat, bahan kimia, atau
radiasi dan umumnya berakhir dengan abortus. Merokok dilaporkan
menyebabkan perningkatan resiko abortus. Rokok dapat menganggu sistem
sirkulasi fetoplasenta dan dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin yang
berakibat pada abortus.
3. Kelainan endokrin
Hipotiroidisme
Autoantibodi tiroid dilaporkan menyebabkan peningkatan insidensi abortus
walaupun tidak terjadi hipotiroidisme yang nyata.
Diabetes melitus
Karena kurangnya pengendalian kadar glukosa menyebabkan peningkatan
abortus spontan yang mencolok.
Defisiensi progesteron
Pada kehamilan , janin menempel di endometrium (dinding uterus/rahim
bagian dalam). Untuk itu, endomentrium harus tebal karena jika tipis maka
janin tidak bisa menempel di endometrium dengan sempurna. Tebal /
tipisnya dinding enometrium dipengaruhi oleh hormon progesteron. Semakin
banyak hormon progesteron, maka endometrium akan semakin menebal
sehingga janin dapat menempel dengan sempurna. Sebaliknya semakin
sedikit hormon progesteron , maka endometrium akan semakin tipis sehingga
janin kurang menempel dan akan terjadi keguguran/abortus. Oleh karena itu
disimpulkan bahwa salah satu penyebab terjadinya abortus/keguguran adalah
kurangnya hormon progesteron.
4. Faktor janin
Temuan morfologis tersering pada abortus spontan dini adalah kelainan
perkembangan zigot , mudigah, janin bentuk awal atau kadang-kadang plasenta.
5. Faktor Ayah
Translokasi kromosom pada sperma dapat menyebabkan abortus. Adenovirus atau
herpes simpleks ditemukan pada 40% sempel semen yang diperoleh pada pria
steril. Virus terdeteksi dalam bentuk laten pada 60% sel , dan virus yang sama
dijumpai pada abortus.
6. Faktor Resiko
Faktor resiko adalh keadaan ibu baik berupa faktor biologis maupun non biologis ,
yang biasanya sudah dimilki ibu sejak sebelum hamil dan dalam kehamilan
mungkin memudahkan timbulnya gangguan lain.
a. Usia
Usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun merupakan faktor resiko untuk
hamil dan melahirkan . menurut Cunningham (2005) bahwa frekuensi abortus
bertambah dari 12 % pada wanita 20 tahun menjadi 26% pada wanita yang
berusia diatas 35-40 tahun. Menurut Prawirohardijo (2008) risiko ibu terkena
aneuploid adalah 1:80 pada usia diatas 35 tahun , karena angka kelainan
kromosom/trisomi akan meningkat setelah usia 35 tahun.
b. Paritas Ibu
Semakin banyak jumlah kelahiran yang dialami seorang ibu semakin tinggi
resikonya untuk mengalami komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.
c. Riwayat abortus sebelumnya
Setelah 1 kali abortus spontan, memiliki resiko 15% untuk mengalami
keguguran lagi, sedangkan bila pernah 2 kali , resikonya meningkat 25% ,
beberapa studi meramalkan bahwa resiko abortus setelah 3 abortus beruntun
adalah 30-45%.
d. Merokok
e. Alkohol
Learning Issue
(ABORTUS)
A. Pengertian
Menurut definisi WHO, abortus adalah hilangnya janin atau embrio dengan berat kurang
dari 500 gram dengan sekitar 20-22 minggu kehamilan. Abortus adalah berakhirnya suatu
kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau janin belum mampu untuk hidup diluar kandungan . ( Prawirahardjo, 2008).
Abortus dapat dibagi menjadi 2 golongan:
1. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor
mekanis atau medisinalis, semata-mata disebabkan olleh faktor-faktor alamiah.
Abortus ini dapat dibagi menjadi :
a. Abortus imminens : keguguran membakat dan akan terjadi, keluarnya fetus masih
dapat dicegah
b. Abortus insipiens adalah abortus yang sedang ebrlangsung dengan ostium sudah
terbuka dan ketuban sudah teraba. Kehamilan sudah tidak dapat dipertahankan
lagi.
c. Abortus inkompletus adalah hanya sebagaian dari hasil konsepsi yang
dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua dan plasenta
d. Abortus kompeltus adalah seluruh hasil konsepsi dikeuarkan (desidua dan fetus)
sehingga rongga rahim kosong
e. Missed Abortion adalah keadaan ndimana janis sudah mati tetapi tetap berada
dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bualan atau lebih
f. Abortus habitualis adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran
berturut-turut 3 kali atau lebih
2. Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang disengaja baik dengan
memakai obat-obat atau alat-alat
a. Abortus medisinalis (abortus therapcutika) adalah abortus karena tindakan kita
sendiri , dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu
(berdasarkan sindikasi medis)
b. Abortus krimialis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan
yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis
B. Etiologi
Abortus dapat terjadi karena berbagai sebab, yaitu
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi biasa menyebabkan baortus pada kehamilan
sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
a. Kelainan kromosom
b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus obat-obatan, tembakau dan alkohol
2. Kelainan pada plasenta
3. Faktor maternal
4. Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi servik (untuk abortus pada
trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.