YUDHISTIRA MAULANA-FST.pdf
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of YUDHISTIRA MAULANA-FST.pdf
SKRIPSI
PENGEMBANGAN SISTEM E-PROCUREMENT DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM EVALUASI KINERJA
SUPPLIER PADA PT. TATA UDARA NUSANTARA
Disusun Oleh:Yudhistira Maulana109093000132
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKAJAKARTA
1437 H / 2016 M
SKRIPSI
PENGEMBANGAN SISTEM E-PROCUREMENT DENGAN METODE
ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM EVALUASI KINERJA
SUPPLIER PADA PT. TATA UDARA NUSANTARA
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
JUDUL
Disusun Oleh :
YUDHISTIRA MAULANA
109093000132
Pembimbing I : Nia Kumaladewi, MMSI
Pembimbing II : Yuni Sugiarti, M.Kom
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1437 H
ii
PENGEMBANGAN SISTEM E-PROCUREMENT DENGAN METODE
ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM EVALUASI KINERJA
SUPPLIER PADA PT. TATA UDARA NUSANTARA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
HALAMAN JUDUL
Oleh :
YUDHISTIRA MAULANA
109093000132
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M / 1437 H
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
MANAPUN.
Jakarta, 29 Oktober 2014
Yudhistira Maulana
vi
YUDHISTIRA MAULANA – 109093000132, Pengembangan Sistem e-
Procurement dengan Metode Analytic Hierarchy Process dalam Evaluasi Kinerja
Supplier Pada PT. Tata Udara Nusantara, di bawah bimbingan NIA
KUMALADEWI dan YUNI SUGIARTI.
ABSTRAK
PT. Tata Udara Nusantara merupakan perusahaan jasa konstruksi yang
mengkhususkan diri pada bidang HVAC, Mekanikal dan Elektrikal dengan
pelayanan yang meliputi EPC (Engineering, Procurement dan Contruction).
Namun pada proses pengawasan dan pelaporan pelaksanaan procurement masih
berjalan secara manual dengan menggunakan microsoft excel dalam pengelolaan
data dan dokumen dinilai memiliki kekurangan seperti integrasi data yang tidak
dimiliki, informasi pengelolaan data yang tidak akurat, proses interaksi dan
komunikasi yang terkendala, serta sulitnya dalam pengambilan keputusan
pemenang dalam pelaksanaan procurement. tujuan dari penelitian ini adalah
sistem e-procurement yang diharapkan dapat menjadi solusi alterntif dalam
mendukung pelaksanaan proses procurement. Metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Object Oriented Analysis Design (OOAD) melalui model
pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD) dengan tool‟s
Unified Modeling Language (UML) serta metode perhitungan Analytical
Hierarchy Process (AHP). Tahap pengkodean menggunakan bahasa
pemrograman PHP dan Mysql sebagai database dan Balckbox testing sebagai
pendekatan dalam pengujian sistem. Hasil dari penelitian ini berupa perancangan
dan sistem e-procurment dengan penerapan metode AHP dalam proses evaluasi
kinerja supplier dalam mendukung pengambilan keputusan. Diharapkan sistem ini
dapat membantu perusahaan dalam melakukan proses pelaksanaan procurement
baik dalam hal pelaksanaan, pendataan dan pelaporannya.
Kata Kunci : Sistem Informasi, E-procurement, Perusahaan Konstruksi, HVAC,
EPC, OOAD, RAD, UML, PHP, MySql, Blackbox Testing.
Bab I-V + 370 halaman + 155 gambar + 118 tabel + 10 istilah + 54 daftar pustaka
+ lampiran
Pustaka Acuan (2001 – 2014)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi rabbil „aalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya yang telah diberikan dalam kehidupan di
dunia. sehingga skripsi ini dapat dilaksanakan dan terselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam tak lupa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Keluarga,
Sahabat, serta kerabatnya, semoga di akhir zaman kita tergolong orang-orang
yang mendapatkan syafa‟at beliau. Aamiin
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh dalam
menyelesaikan program strata satu (S-1) pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi pada jurusan Sistem Informasi
yang berjudul “Pengembangan Sistem e-Procurement dengan Metode Analytic
Hierarchy Process dalam Evaluasi Kinerja Supplier Pada PT. Tata Udara
Nusantara”.
Penyusunan skripsi ini sangat disadari masih banyak kekurangan baik
dalam pembahasan maupun penyajiannya. Hal ini karena terbatasnya pengetahuan
serta pengalaman yang dimiliki. Selama penulisan skripsi berbagai macam
hambatan dan cobaan harus di hadapi. Akan tetapi, berkat pertolongan Allah SWT
atas Keteguhan hati, kesungguhan, konsistensi dalam kesabaran yang dijalani
dengan ikhlas serta dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa di berikan baik
berupa moril maupun materil hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Allhamdulillah.
viii
Dalam kesampatan ini, perkenankanlah dengan segala kerendahan hati
untuk menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat yang terdalam kepada :
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas
diberikannya motivasi, program pendidikan dan fasilitas salama
pelaksanaan perkuliahan yang telah dirasakan manfaatnya.
2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI dan Meinarini Catur Utami, MT selaku
ketua dan sekertaris Program Studi Jurusan Sistem Informasi Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah atas dukungan, arahan
dan nasihat yang diberikan kepada mahasiswa/i,
3. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Yuni Sugiarti, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II. Terimakasih
terdalam atas waktu, ilmu dan bimbingan/arahannya yang dengan
ikhlas telah diberikan selama proses penyusunan.
4. Kedua orang tua tercinta Bapak Dwi Pujianto dan Ibu Nining
Murdaningsih, kakakku satu-satunya Frita Nindya Aliftia dan Uwa Titi
Murdiati serta seluruh keluarga besar H.P TISNA SASMITA – Teh
Resti, Ceu Delvi (vivi), aa Adit, aa Defri Ariandi dll (yang tak
mungkin disebutkan satu persatu) tak henti memberikan dukungan,
kasih sayang, perhatian, doa, nasihat serta semangat yang senantiasa
diberikan dengan penuh keikhlasan dan ketulusannya.
ix
5. Seluruh keluarga besar KERTOLEKSONO, khususnya sepupu atau
adik ku Indah Suryaningsih atas semangat, dukungan, doa dan tawaran
bantuan yang telah diberikan. Pround of you.
6. Seluruh dosen Sistem Informasi yang telah memberikan ilmunya
dengan penuh kesabaran serta keikhlasan kapada seluruh angkatan
2009 selama masa perkuliahan dan seluruh civitas UIN Syarif
Hidayatullah, khusunya Fakultas Sains dan Teknoligi atas segala
bentuk waktu dan pelayanan akademik yang telah diberikan selama
perkuliahan dan penyelesaian ini.
7. Bapak Buyung Zainal Abidin selaku Direktur Utama PT. Tata Udara
Nusantara (TUN) yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian. Mas Willy Andhika, Ibu Rika, Mas Firdaus, Pak
Irawan, dan karyawan/i lainnya, terutama bagian procurement.
terimaksaih atas waktu, ilmu dan pengarahannya dalam selama
penelitian ini berlangsung.
8. Keluarga besar KKN SPARTAN-IsMe atas segala bentuk dukungan,
pengalaman dan pembelajaran yang diberikan, terkhusus kepada
sahabat Alif Syariat dan Alm. Achmad Riadh Firdaus semoga di
tempatkan bersama orang-orang beriman. Aamiin.
9. Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan SID dan SIKB 2009 serta
kakak-kakak senior s/d junior (TI/SI). Isra Febiastri Said, Hadi
Syafrudin Nur, Muhammad Arif, Muntaha Syahroni, Tri wibowo,
Diajeng Rahmawati, Abdul Gofur, Bayu Budhi Baskoro, Andhika
x
Syafiq Baskara, Umi Bayti, Khawarizmi Alfajar, Sunarya, Wahyu
Andrian, Faisal Saksono, Fahad Dwi Fauzi, Zaki Nruhamdi, Deni
Kurniawan, suryo dan rekan-rekan lainnya atas energi positif baik
berupa motivasi, bantuan dan sharing ilmu yang telah diberikan
sehingga memberikan masukkan dalam penyelesaian skripsi ini.
Thanks for the experiences that you give and make me growth with it.
10. Mas Budi Waluyo terima kasih atas journal dan referensi yang
diberikan dalam penyelesaian ini, harus mau bersusah payah meminta
kepada pihak universitas di UK. Sukses, lancar dan semoga selalu
diberikan kemudahan serta kesanggupan dalam menyelesaikan study di
Negara tersebut. Semoga saya juga dapat lekas menyusul untuk
melajutkan studi ke-Eropa. Aamiin Ya Rabbal‟alamin
11. Keluarga besar alumni Man 4 Model Jakarta, khususnya XII Ipa 4
terima kasih dan mohon maaf tidak dapat di sebutkan satu persatu.
Terkhusus kepada sahabat/saudara Mufti Iqbal Tawakal dan Ahmad
Khairi Nawawi Lubis terima kasih atas segala bentuk motivasi disaat
kondisi sedang down, waktu, ilmu, nasihat, Bantuan dan lain-lainnya
selama penyelesaian skripsi. You are a best pal!
12. Seluruh pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah
begitu banyak bantuan dalam berbagai bentuk dalam penyelesaian
skripsi ini.
xi
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah-nya
serta semoga kalian selalu dalam kebaikan-Nya, terima kasih atas berbagai
kebaikan yang telah diberikan. Aamiin Ya Rabbal‟alamin
Mohon maaf sebesar-besarnya, atas kekeliruan, kata-kata yang salah dan
hal kurang berkenan lainnya dalam penulisan ini. Kritik serta saran bsersifat
konstruktif sangat diharapkan dapat disampaikan untuk menambah wawasan dan
kemampuan dalam penulisan,bahasan atau topik yang diangkat dalam skripsi ini,
melalui alamat e-mail : [email protected]. Akhir kata semoga skripsi ini
dapat menambah wawasan dan dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.
Tangerang, 20 Oktober 2014
Yudhistira Maulana
xii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
LEMABAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN .................................................................... iv
PERNYATAAN ..................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xxiv
DAFTAR SIMBOL .......................................................................................... xxix
DAFTAR ISTILAH ........................................................................................ xxxii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxxiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................................. 8
1.3. Batasan Masalah ..................................................................................... 10
1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12
1.6. Metodologi Penelitian ............................................................................ 14
1.6.1. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 14
1.6.2. Metode Pengembangan Sistem ....................................................... 15
1.6.3. Metode AHP ................................................................................... 16
xiii
1.7. Sistematika Penulisan ............................................................................. 16
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 19
2.1. Konsep Dasar Sistem .............................................................................. 19
2.1.1. Pengertian Sistem ............................................................................ 19
2.1.2. Komponen Sistem ........................................................................... 19
2.2. Konsep Dasar Informasi ......................................................................... 21
2.2.1. Data dan Informasi .......................................................................... 21
2.2.2. Kualitas Informasi ........................................................................... 22
2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi ............................................................. 23
2.3.1. Pengertian Sistem Informasi ........................................................... 23
2.3.2. Komponen dan Keuntungan Penerapan Sistem Informasi .............. 26
2.4. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen ......................................... 29
2.4.1. Definisi Sistem Informasi Manajemen............................................ 29
2.4.2. Peranan Sistem Informasi Bagi Manajemen ................................... 31
2.5. Konsep Dasar e- business ....................................................................... 32
2.5.1. Pengertian e-Business...................................................................... 32
2.5.2. Fungsi dan peran e-business............................................................ 33
2.5.3. Model Business to Business ............................................................ 34
2.6. Konsep Dasar Procurement .................................................................... 36
2.6.1. Pengertian Procurement .................................................................. 36
2.6.2. Manajemen Procurement ................................................................ 38
2.6.3. Proses dalam Procurement .............................................................. 40
2.7. Konsep e-Procurement ........................................................................... 52
2.7.1. Pengertian E-Procurement .............................................................. 52
2.7.2. Perbedaan procurement dan e-procurement ................................... 53
xiv
2.7.3. Bentuk e-procurement ..................................................................... 54
2.7.4. Keuntungan e-procurement ............................................................. 55
2.8. Penilaian dan Evaluasi Kinerja ............................................................... 56
2.8.1. Konsep Dasar DSS (Decision Support System) .............................. 57
2.8.2. Konsep Dasar AHP (Analytical Hierarchy Process) ...................... 63
2.9. Konsep Dasar Pengembangan Sistem Informasi .................................... 82
2.9.1. Metode Rapid Application Development (RAD) ............................ 83
2.9.2. Tahapan Rapid Application Development (RAD)........................... 85
2.9.3. Tool‟s pengembangan sistem .......................................................... 94
2.10. Metode Analisis ................................................................................ 111
2.10.1. Analisis PIECES ........................................................................... 111
2.11. Tool‟s Pembuatan Sistem.................................................................. 113
2.11.1. PHP ............................................................................................... 113
2.11.2. MySql ............................................................................................ 114
2.11.3. XAMPP ......................................................................................... 114
2.11.4. PhpMyAdmin ................................................................................ 115
2.11.5. Balsamiq Mockup ......................................................................... 115
2.12. Konsep Basis Data ............................................................................ 116
2.12.1. Pengrtian Basis Data ..................................................................... 116
2.12.2. Database management System (DBMS / RDBMS) ...................... 118
2.13. Pengujian Sistem (testing) ................................................................ 119
2.13.1. Pengujian Unit dan Integrasi ......................................................... 119
2.13.2. White Box Testing ......................................................................... 120
2.13.3. Black Box Testing .......................................................................... 121
2.14. Konsep Metode Pengumpulan Data ................................................. 123
xv
2.14.1. Observasi ....................................................................................... 123
2.14.2. Wawancara .................................................................................... 124
2.14.3. Studi Pustaka ................................................................................. 124
2.14.4. Studi Litelatur ............................................................................... 125
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 131
3.1. Metodologi Pengumpulan Data ............................................................ 131
3.1.1. Observasi ....................................................................................... 131
3.1.2. Wawancara .................................................................................... 132
3.1.3. Studi Pustaka ................................................................................. 133
3.1.4. Studi Litelatur ............................................................................... 133
3.2. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ...................................... 134
3.2.1. Kebutuhan Input ............................................................................ 134
3.2.2. Kebutuhan Output ......................................................................... 136
3.2.3. Bagan Alur AHP (Analytical Hierarchy Process) ........................ 137
3.3. Metode Pengembangan Sistem ............................................................ 137
3.3.1. Definisi Ruang Ligkup (Scope Definition) ................................... 138
3.3.2. Analisis Sistem (Analysis)............................................................. 139
3.3.3. Perancangan Sistem (Design) ....................................................... 141
3.3.4. Pembuatan dan Pengujian (Construction and Testing) ................. 144
3.4. Kerangka Berfikir Penelitian ................................................................ 145
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 147
4.1. Scope Definition (Definisi Ruang Lingkup) ......................................... 147
4.1.1. Gambaran umum Perusahaan ........................................................ 147
4.1.2. Identifikasi Masalah ...................................................................... 158
4.1.3. Batasan Sistem .............................................................................. 160
xvi
4.2. Analysis (Analisis Sistem) .................................................................... 161
4.2.1. Analisis Permasalahan (Problem Analysis) .................................. 161
4.2.2. Analisis Persyaratan (Requirment Analysis) ................................. 172
4.2.3. Analisis Keputusan (Decision Analysis) ....................................... 211
4.3. Design (Perancangan Sistem) .............................................................. 217
4.3.1. Desain Logik (Logical Design) ..................................................... 217
4.3.2. Desain Fisik (Physical Design) ..................................................... 310
4.4. Construction and Testing (Pembuatan dan Pengujian) ....................... 363
4.4.1. Construction (Coding) ................................................................... 363
4.4.2. Testing (Pengujian) ....................................................................... 363
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 369
5.1. Simpulan ............................................................................................... 369
5.2. Saran ..................................................................................................... 370
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 372
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tipe Sistem dan Level Organsisasi ................................................... 26
Gambar 2.2 Komponen Sistem Informasi ............................................................. 27
Gambar 2.3 proses procurement ........................................................................... 41
Gambar 2.4 Proses Requirment Definition ........................................................... 43
Gambar 2.5 Proses sourcing ................................................................................. 44
Gambar 2.6 Proses slection of a procurement strategy......................................... 46
Gambar 2.7 Proses Preparation and Issuance of Solicitation Documents ........... 47
Gambar 2.8 Proses Receipt and Opening of Offers............................................... 48
Gambar 2.9 Proses evaluation .............................................................................. 49
Gambar 2.10 proses Contract Review and Award ................................................ 50
Gambar 2.11 proses contract finalization and issuance ....................................... 50
Gambar 2.12 Proses Contract Management ......................................................... 51
Gambar 2.13 Enam bentuk e-procurement ........................................................... 55
Gambar 2.14 Fase dalam proses Pengambilan keputusan .................................... 58
Gambar 2.15 Komponen Sistem Penunjang Keputusan ....................................... 61
Gambar 2.16 Contoh struktur hierarki AHP ......................................................... 76
Gambar 2.17 Tahapan Rapid Application Development (RAD) ........................... 85
Gambar 2.18 Contoh rich picture ......................................................................... 95
Gambar 2.19 Diagram Unified Modeling Language (UML) ................................ 96
Gambar 2.20 Contoh use case diagram................................................................. 99
Gambar 2.21 Contoh Class Diagram .................................................................. 102
Gambar 2.22 Contoh Mapping Class .................................................................. 106
Gambar 2.23 Contoh Activity Diagram .............................................................. 108
xviii
Gambar 2.24 Contoh Sequence diagram ............................................................ 111
Gambar 2.25 Halaman Utama PhpMyAdmin ..................................................... 115
Gambar 2.26 Contoh White Box Testing ............................................................. 121
Gambar 3.1 Bagan Alur Analytical Hierarchy Process (AHP) .......................... 137
Gambar 3.2 Tahapan RAD (Penelitian) .............................................................. 138
Gambar 3.3 Kerangka Berfikir Penelitian ........................................................... 146
Gambar 4.1 Logo PT. Tata Udara Nusantara ...................................................... 148
Gambar 4.2 Struktur Organisasi .......................................................................... 150
Gambar 4.3 Struktur divisi Operasional.............................................................. 153
Gambar 4.4 Rich Picture Proses Bisnis Berjalan ................................................ 161
Gambar 4.5 Struktur Hierarki/Model Penilaian Evaluasi Kinerja supplier ........ 178
Gambar 4.6 Perbandingan Prioritas Kriteria Utama ........................................... 186
Gambar 4.7 Perbandingan Prioritas Sub Kriteria Kepercayaan (Trust) .............. 190
Gambar 4.8 Perbandingan Prioritas Sub Kriteria Kualitas (Quality) .................. 194
Gambar 4.9 Perbandingan Prioritas Sub Kriteria Biaya (Cost) .......................... 197
Gambar 4.10 Perbandingan Prioritas Sub Kriteria Pengiriman(Delivery) .......... 201
Gambar 4.12 Pembobotan antar kriteria dan subkriteria .................................... 205
Gambar 4.13 Rich Picture Sistem Usulan........................................................... 211
Gambar 4.14 Diagram Use Case sistem E-Procurement .................................... 223
Gambar 4.15 Activity Diagram Login ................................................................. 244
Gambar 4.16 Activity Diagram Logout ............................................................... 245
Gambar 4.17 Activity Diagram Management User ............................................. 246
Gambar 4.18 Activity Diagram Manage Data Pegawai ...................................... 247
Gambar 4.19 Activity Diagram Manage Data Supplier...................................... 248
Gambar 4.20 Activity Diagram Manage Data Barang ........................................ 249
xix
Gambar 4.21 Activity Diagram View Data Supplier ........................................... 250
Gambar 4.22 Activity Diagram Manage Data MR .............................................. 251
Gambar 4.23 Activity Diagram Manage RFQ ..................................................... 252
Gambar 4.24 Activity Diagram View RFQ .......................................................... 253
Gambar 4.25 Activity Diagram Melengkapi Data Supplier ................................ 254
Gambar 4.26 Activity Diagram Submit Quotation .............................................. 255
Gambar 4.27 Activity Diagram View Quotation ................................................. 257
Gambar 4.28 Activity Diagram Negotiation ........................................................ 258
Gambar 4.29 Activity Diagram View Procurement Tracking ............................. 259
Gambar 4.30 Activity diagram View Material Request ....................................... 260
Gambar 4.31 Activity Diagram view Kinerja Supplier ........................................ 261
Gambar 4.32 Activity Diagram Approval Quotation........................................... 263
Gambar 4.33 Activity Diagram Award Acceptance............................................. 264
Gambar 4.34 Activity Diagram Manage Purchase Order ................................... 266
Gambar 4.35 Activity Diagram View Purchase Order ........................................ 266
Gambar 4.36 Activity Diagram Manage Data Gudang ....................................... 267
Gambar 4.37 Activity Diagram View Data Gudang ............................................ 268
Gambar 4.38 Activity Diagram Manage Periode Penilaian ................................ 269
Gambar 4.39 Activity Diagram Entry Penilaian Kinerja Supplier ...................... 270
Gambar 4.40 Activity Diagram Manage Bobot Kriteria ..................................... 271
Gambar 4.41 Activity Diagram Manage Sub Kriteria ......................................... 272
Gambar 4.42 Activity Diagram Manage Data Kriteria Penilaian ........................ 274
Gambar 4.43 Activity Diagram Manage Bobot Sub Kriteria .............................. 275
Gambar 4.44 Activity Diagram Approval Penilaian ........................................... 276
Gambar 4.45 Activity Diagram Lihat dan Tulis Komentar ................................. 277
xx
Gambar 4.46 Activity Diagram Manage Data Akun ........................................... 278
Gambar 4.47 Sequence Diagram Login .............................................................. 279
Gambar 4.48 Sequence Diagram Logout ............................................................ 280
Gambar 4.49 Seuqence Diagram Management User .......................................... 281
Gambar 4.50 Sequence Diagram Manage Data Pegawai.................................... 282
Gambar 4.51 Sequence Diagram Manage Data Supplier.................................... 283
Gambar 4.52 Sequence Diagram Manage Data Barang...................................... 284
Gambar 4.53 Sequence Diagram View Data Supplier ......................................... 285
Gambar 4.54 Sequence Diagram Manage MR ................................................... 286
Gambar 4.55 Sequence Diagram Manage RFQ .................................................. 287
Gambar 4.56 Sequence Daigram Approval RFQ ................................................ 288
Gambar 4.57 Sequence Diagram Melangkapi Data Supplier.............................. 289
Gambar 4.58 Sequence Diagram Submit Quotation ........................................... 291
Gambar 4.59 Sequence Diagram View Quotation............................................... 292
Gambar 4.60 Sequence Diagram Negotiation ..................................................... 293
Gambar 4.61 Sequence Diagram view Procurement Tracking ........................... 294
Gambar 4.62 Sequence Diagram View Material Request ................................... 295
Gambar 4.63 Sequence Diagram View Kinerja Supplier .................................... 296
Gambar 4.64 Sequence Diagram Approval Quotation ........................................ 297
Gambar 4.65 Sequence Diagram View Award Acceptance ................................. 298
Gambar 4.66 Sequence Diagram Manage Purchase Order ................................ 299
Gambar 4.67 Sequence Diagram View Purchase Order ..................................... 300
Gambar 4.68 Sequence Diagram Manage Data Gudang .................................... 301
Gambar 4.69 Sequence Diagram View Data Gudang.......................................... 302
Gambar 4.70 Sequence Manage Periode Penilaian............................................. 303
xxi
Gambar 4.71 Sequence Diagram Entry Kinerja Supplier ................................... 303
Gambar 4.72 Sequence Diagram Manage Bobot Kriteria .................................. 304
Gambar 4.73 Sequence Diagram Manage Sub Kriteria ...................................... 305
Gambar 4.74 Sequence Diagram Manage Data Kriteria Penilaian ..................... 306
Gambar 4.75 Sequence Diagram Manage Sub Kriteria ...................................... 307
Gambar 4.76 Sequence Diagram Approval Penilaian ......................................... 308
Gambar 4.77 Sequence Diagram Lihat Dan Tulis Komentar ............................. 309
Gambar 4.78 Sequence Diagram Manage Data Akun ........................................ 310
Gambar 4.79 Class Diagram............................................................................... 315
Gambar 4.80 Mapping class to RDBMS ............................................................ 321
Gambar 4.81 Mapping Class Tabel User ............................................................ 323
Gambar 4.82 Mapping Class Tabel Material_Request dengan Tabel Barang.... 324
Gambar 4.83 Mapping Class Tabel RFQ dengan Tabel Barang ........................ 324
Gambar 4.84 Mapping Class Tabel Kriteria dengan Tabel Kriteria ................... 325
Gambar 4.85 Mapping Class Tabel Sub_Kriteria dengan tabel Sub_Kriteria .... 325
Gambar 4.86 Mapping class tabel Periode_Kinerjasupplier dengan tabel
Sub_Kriteria ........................................................................................................ 326
Gambar 4.87 Mapping class tabel Periode_KinerjaSupplier dengan tabel Supplier
............................................................................................................................. 327
Gambar 4.88 Mapping Class Tabel Dokumen .................................................... 327
Gambar 4.89 Maping Class Tabel RFQ dengan Tabel Detail_Quotation .......... 328
Gambar 4.90 Maping Class Tabel Supplier dengan Tabel RFQ ........................ 329
Gambar 4.91 Skema Database ............................................................................ 330
Gambar 4.92 From Login .................................................................................... 346
Gambar 4.93 Form Data Pegawai ....................................................................... 346
xxii
Gambar 4.94 Form Data User ............................................................................. 347
Gambar 4.95 Form Data Supplier ....................................................................... 347
Gambar 4.96 Form Data Barang ......................................................................... 348
Gambar 4.97 Form Persediaan Barang ............................................................... 348
Gambar 4.98 Form Data Material Request ......................................................... 349
Gambar 4.99 Form Request for Quotation (RFQ) .............................................. 349
Gambar 4.100 Form Quotation ........................................................................... 350
Gambar 4.101 Form Purchase Order ................................................................. 350
Gambar 4.102 Form Penilaian Kinerja Supplier................................................. 351
Gambar 4.103 Form Kriteria............................................................................... 351
Gambar 4.104 Form Sub Kriteria ....................................................................... 352
Gambar 4.105 Form Entry Nilai Bobot .............................................................. 352
Gambar 4.106 Form Data Akun .......................................................................... 353
Gambar 4.107 Form Komentar ........................................................................... 353
Gambar 4.108 Form Upload File........................................................................ 353
Gambar 4.109 Laporan Material Request ........................................................... 354
Gambar 4.110 Laporan Evaluasi Kinerja Supplier ............................................. 355
Gambar 4.111 Laporan Perbandingan Harga Quotation .................................... 355
Gambar 4.112 Laporan Purchase Order ............................................................. 356
Gambar 4.113 Laporan Registration Ticket ........................................................ 356
Gambar 4.114 Laporan Persediaan Gudang........................................................ 357
Gambar 4.115 Laporan Grafik Kinerja Supplier................................................. 357
Gambar 4.116 Laporan Grafik Activity History supplier .................................... 358
Gambar 4.117 Struktur Menu Staf Administrasi ................................................ 359
Gambar 4.118 Struktur Menu Staf Procurement ................................................ 359
xxiii
Gambar 4.119 Struktur Menu Staf Engineering ................................................. 359
Gambar 4.120 Strukur Menu Operation Manager ............................................. 360
Gambar 4.121 Struktur Menu Supplier ............................................................... 360
Gambar 4.122 Halaman Manage Pegawai .......................................................... 361
Gambar 4.123 Halaman Melengkapi Data .......................................................... 361
Gambar 4.124 Halaman Approve Quotation ...................................................... 362
Gambar 4.125 Halaman Negotiation................................................................... 362
Gambar 4.126 Halaman Purchase Order............................................................ 362
xxiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator kesuksesan kinerja Procurement ........................................... 40
Tabel 2.2 Penanganan dan batasan tindakan procurement ................................... 53
Tabel 2.3 Tujuan Decision Support System .......................................................... 61
Tabel 2.4 Skala Dasar Metode AHP ..................................................................... 66
Tabel 2.5 contoh kuisioner penilaian .................................................................... 77
Tabel 2.6 Contoh Matrik Pairwise Comparison ................................................... 77
Tabel 2.7 Mencari jumlah setiap kolom ................................................................ 78
Tabel 2.8 Normalisasi Matriks Perbandingan berpasangan ................................ 78
Tabel 2.9 Nilai Indeks Random (RI) ..................................................................... 81
Tabel 2.10 Kelebihan dan Kekurangan Rapid Apllication Development (RAD) .. 84
Tabel 2.11 Contoh Cause and Effect Analysis ...................................................... 88
Tabel 2.12 System Improvement Objectives.......................................................... 89
Tabel 2.13 Notasi Use Case .................................................................................. 97
Tabel 2.14 Komponen Class Diagram ............................................................... 100
Tabel 2.15 Contoh CRUD Matrix ....................................................................... 103
Tabel 2.16 Notasi Activity Diagram ................................................................... 108
Tabel 2.17 Notasi Sequence Diagram ................................................................. 110
Tabel 2.18 Contoh Black Box Testing ................................................................. 122
Tabel 2.19 Perbandingan Black Box dan White Box Tesing ............................... 122
Tabel 2.20 Litelatur Sejenis ................................................................................ 126
Tabel 4.1 Causes and Effect Analysis ................................................................. 167
Tabel 4.2 System Improvement Objectives.......................................................... 171
Tabel 4.3 Analisis PIECES ................................................................................. 173
xxv
Tabel 4.4 Kriteria dan Sub Kriteria Penilaian ..................................................... 179
Tabel 4.5 Perbandingan Berpasangan Kriteria Utama ........................................ 182
Tabel 4.6 Matriks Nilai Kriteria Utama .............................................................. 183
Tabel 4.7 Pengurutan Kriteria Utama Berdasarkan Prioritas .............................. 186
Tabel 4.8 Matriks Perbandingan Sub Kriteria Kepercayaan ............................... 187
Tabel 4.9 Matriks Nilai Sub Kriteria Kepercayaan ............................................. 188
Tabel 4.10 Pengurutan Sub Kriteria Kepercayaan .............................................. 190
Tabel 4.11 Matriks Perbandingan Sub Kriteria Kualitas .................................... 191
Tabel 4.12 Matriks Nilai Sub Kriteria Kualitas .................................................. 191
Tabel 4.13 Pengurutan Sub Kriteria Kualitas ..................................................... 193
Tabel 4.14 Matriks Perbandingan Sub Kriteria Biaya ........................................ 194
Tabel 4.15 Matriks Nilai Sub Kriteria Biaya ...................................................... 195
Tabel 4.16 Pengurutan Sub Kriteria Biaya ......................................................... 197
Tabel 4.17 Matriks Perbandingan Sub Kriteria Pengiriman ............................... 198
Tabel 4.18 Matriks Nilai Sub Kriteria Pengiriman ............................................. 198
Tabel 4.19 Pengurutan Sub Kriteria Pengiriman ................................................ 200
Tabel 4.20 Matriks Perbandingan Sub Kriteria Management and Organization 201
Tabel 4.21 Matriks Nilai Sub Kriteria Managemant and Organization ............. 202
Tabel 4.22 Pengurutan Sub Kriteria Pengiriman ................................................ 204
Tabel 4.23 Nilai Prioritas antara Alternatif dalam Subkriteria ........................... 209
Tabel 4.24 Nilai prioritas Evaluasi Kinerja Supplier Keseluruhan ..................... 209
Tabel 4.25 Penilaian Evaluasi Kinerja Supplier ................................................. 210
Tabel 4.26 Perbandingan Sistem Berjalan dan Usulan ....................................... 215
Tabel 4.27 Identifikasi Aktor .............................................................................. 218
Tabel 4.28 Identifikasi Use Case ........................................................................ 219
xxvi
Tabel 4.29 Narasi Use Case LogIn ..................................................................... 224
Tabel 4.30 Narasi Use Case Logout .................................................................... 224
Tabel 4.31 Narasi Use Case Management user .................................................. 224
Tabel 4.32 Narasi Use Case Manage Data Pegawai ........................................... 225
Tabel 4.33 Narasi Use Case Manage Data Supplier ........................................... 226
Tabel 4.34 Narasi Use Case Manage Data Barang ............................................. 226
Tabel 4.35 Narasi Use Case View data Supplier ................................................. 227
Tabel 4.36 Narasi Use Case Manage MR ........................................................... 227
Tabel 4.37 Narasi Use Case Manage RFQ ......................................................... 228
Tabel 4.38 Narasi Use Case approval RFQ ........................................................ 229
Tabel 4.40 Narasi Use Case Melengkapi Data Supplier ..................................... 229
Tabel 4.41 Narasi Use Case Submit Quotation ................................................... 230
Tabel 4.42 Narasi Use Case View Quotation ...................................................... 231
Tabel 4.43 Narasi Use Case Negotiation ............................................................ 232
Tabel 4.44 Narasi Use Case view Procurement Tracking .................................. 232
Tabel 4.45 Narasi Use Case View MR ................................................................ 233
Tabel 4.46 Narasi Use Case View kinerja supplier ............................................. 233
Tabel 4.47 Narasi Use Case Approval Quotation ............................................... 234
Tabel 4.48 Narasi Use Case View Award Acceptance ........................................ 235
Tabel 4.49 Narasi Use Case Manage PO ............................................................ 235
Tabel 4.50 Narasi Use Case View PO ................................................................. 236
Tabel 4.51 Narasi Use Case Manage Data Gudang ............................................ 237
Tabel 4.52 Narasi Use Case View Data Gudang ................................................. 237
Tabel 4.53 Narasi Use Case Manage Periode Penilaian ..................................... 238
Tabel 4.54 Narasi Use Case Entry Penilaian Kinerja Supplier ........................... 238
xxvii
Tabel 4.55 Narasi Use Case Manage Bobot Kriteria .......................................... 239
Tabel 4.56 Narasi Use Case Manage Sub Kriteria ............................................. 239
Tabel 4.57 Narasi Use Case Manage Data Kriteria Penilaian ............................ 240
Tabel 4.58 Narasi Use Case Manage Bobot Sub Kriteria .................................. 241
Tabel 4.59 Narasi Use Case Approval Penilaian ................................................ 241
Tabel 4.60 Narasi Use Case Lihat dan Tulis Pesan Komentar ........................... 242
Tabel 4.61 Narasi Usecase Manage Data Akun ................................................. 243
Tabel 4.62 Daftar Poensial Objek ....................................................................... 311
Tabel 4.63 Tabel Sleksi Objek Potensial ............................................................ 312
Tabel 4.64 Daftar Objek Yang Diusulkan........................................................... 313
Tabel 4.66 Spesifikasi Tabel Pegawai ................................................................ 331
Tabel 4.67 Spesifikasi Tabel Provinsi ................................................................. 331
Tabel 4.68 Spesifikasi Tabel Proyek ................................................................... 332
Tabel 4.69 Spesifikasi Tabel Barang .................................................................. 332
Tabel 4.70 Spesifikasi Tabel Kota ...................................................................... 332
Tabel 4.71 Spesifikasi Tabel Jabatan .................................................................. 333
Tabel 4.72 Spesifikasi Tabel Level ..................................................................... 333
Tabel 4.73 Spesifikasi Tabel User ...................................................................... 333
Tabel 4.74 Spesifikasi Tabel Material_Request ................................................. 334
Tabel 4.75 Spesifikasi Tabel Meterial_Detail .................................................... 334
Tabel 4.76 Spesifikasi Tabel Supplier ................................................................ 335
Tabel 4.77 Spesifikasi Tabel Detail RFQ Supplier ............................................. 336
Tabel 4.78 Spesifikasi Tabel Komentar_Quot .................................................... 336
Tabel 4.79 Spesifikasi Tabel Dokumen_MR ...................................................... 337
Tabel 4.80 Spesifikasi Tabel Dokumen_RFQ .................................................... 337
xxviii
Tabel 4.81 Spesifikasi Tabel Dokumen_Quot .................................................... 337
Tabel 4.82 Spesifikasi Tabel Dokumen_supplier ............................................... 338
Tabel 4.83 Spesifikasi Tabel RFQ ...................................................................... 338
Tabel 4.84 Spesifikasi Tabel Material List Terpilih ........................................... 339
Tabel 4.85 Spesifikasi Tabel Detail_Quotation .................................................. 339
Tabel 4.86 Spesifikasi Tabel Quotation .............................................................. 339
Tabel 4.87 Spesifikasi Tabel Purchase_Order ................................................... 340
Tabel 4.88 Spesifikasi Tabel RI .......................................................................... 340
Tabel 4.89 Spesifikasi Tabel Priode_KinerjaSupplier ........................................ 341
Tabel 4.90 Spesifikasi Tabel sub Kriteria ........................................................... 341
Tabel 4.91 Spesifikasi Tabel Bobot_SubKriteria................................................ 341
Tabel 4.92 Spesifikasi Tabel Status_SubKriteria................................................ 342
Tabel 4.93 Spesifikasi Tabel Kriteria.................................................................. 342
Tabel 4.94 Spesifikasi Tabel Bobot_Kriteria ...................................................... 343
Tabel 4.95 Spesifikasi Tabel Status_Kriteria ...................................................... 343
Tabel 4.96 Spesifikasi Tabel Penilaian_Supplier................................................ 343
Tabel 4.97 Spesifikasi Tabel Penilaian_PeriodeSupplier ................................... 344
Tabel 4.98 Spesifikasi Tabel Penilaian_PeriodeSupplier ................................... 344
Tabel 4.99 Spesifikasi Tabel Detail_Harga ........................................................ 345
Tabel 4.100 Pengujian Sistem e-procurement dengan penerapan metode AHP 364
xxix
Actor
DAFTAR SIMBOL
DIAGRAM UML (Unified Modeling Language)
No. Diagram Simbol Nama
1. Use Case Diagram
Actor
UseCase
Association
Extends
Include
Generalization
<<extend>>
<<include>>
xxx
2. Activity Diagram InitialState
ActivityState
Decision
Synchronization
Transition
FinalState
3. Class Diagram
Class
xxxi
Object1
Generalization
Association
4. Squence Diagram
Partisipan
Stimulus
SelfStimulus
LifeLine
Alternative
Sumber: Booch, 2007
11..*
Alternateseq
xxxii
DAFTAR ISTILAH
No. Istilah Keterangan
1. Procurement Istilah yang mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan dalam
mewujudkan pengadaan baik barang dan jasa
2. Evaluasi Penilaian
3. Material
Request (MR)
Material request (MR), daftar kebutuhan/permintaan barang yang
diperlukan baik dalam keperluan internal maupun project pada
perusahaan
4. Supplier Suatu perusahaan atau individu yang menyediakan sumber daya
yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang dan
jasa tertentu
5. RAP Rencana Anggaran Pembiayaan (RAP), merupakan dokumen
acuan dalam melakukan pembelanjaan
6. Puchase
Order (PO)
Surat pemesanan yang dikeluarkan setelah terjadi kesepakatan
berdasarkan quotation.
7. RFQ Request for Quotation (RFQ), dokumen yang berisi permintaan
penawaran harga kepada supplier atau lebih dikenal dengan surat
permintaan penawaran
8. Quotation Surat penawaran yang diberikan setelah adanya permintan
penawaran
9. HVAC Heating, Ventilation dan air-conditioning (HVAC), merupakan
ketiga fungsi yang saling berhubungan guna menentukan suhu
dan kelembapan udara dalam sebuah gedung, menyediakan udara
segar, menyediakan kontrol asap dll
10. EPC Engineering, Procurement dan Contruct (EPC), merupakan
perusahaann yang melakukan kegiatan rekayasa dari suatu plant
(engineering), melakukan pembelian (procurement) barang2/
equipment yang terkait dan kemudian mendirikannya /mebangun
(contruction)
xxxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN I HASIL WAWANCARA ........................................................... L-1
LAMPIRAN 2 SOP PENGADAAN BARANG & JASA ................................. L-2
LAMPIRAN 3 SOP SELEKSI & EVALUASI PEMASOK ............................. L-3
LAMPIRAN 4 SOP PENERIMAAN BARANG .............................................. L-4
LAMPIRAN 5 CONTOH DOKUMEN PROSES PROCUREMENT ............... L-5
LAMPIRAN 6 PLAGIARISM CHECK (With Plagiarsm Check) .................... L-6
LAMPIRAN 7 LAYOUT PROGRAM ................................................................ L-7
LAMPIRAN 8 SOURCE CODE PROGRAM ................................................... L-8
LAMPIRAN 9 SURAT PENDUKUNG PENELITIAN ................................... L-9
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia bisnis terus mengalami kemajuan yang begitu pesat. Kemajuan juga
berdampak pada terciptanya persaingan antar perusahaan. Berbagai cara dan
strategi di pergunakan untuk meningkatkan dan menciptakan daya saing yang
kompetitif. Salah satunya ialah dengan penerapan sistem dan teknologi informasi
sebagai komponen vital suksesnya sebuah bisnis atau organisasi [1].
Sistem dan teknologi informasi dapat mengorganisir setiap kombinasi dari
elemen yang terlibat mulai dari manusia, hardware, software, jaringan
komunikasi, pengumpulan dan mengubah dalam proses pelaksanaan menjadi
sebuah informasi [1]. Informasi yang akurat dan tepat waktu akan membantu para
pemimpin perusahaan dan manajerial di dalam pengambilan keputusan untuk
mempertahankan serta mengembangkan organisasi usahanya. Upaya penerapan
SI/TI semakin besar pada sebuah instansi pemerintah maupun perusahaan. Salah
satu tujuannya ialah peningkatan kinerja pada pengeolahan data sehingga dapat
menghasilkan informasi yang akurat dalam setiap perusahaan.
Procurement merupakan satu dari beberapa departemen yang memiliki
fungsi dan peran penting dalam perusahaan karena proses ini akan mempengaruhi
bisnis secara langsung ataupun tidak langsung, serta bagian atau proses ini juga
merupakan item biaya terbesar dalam struktur biaya perusahaan, sehingga perlu
2
mendapatkan perhatian utama [2]. berkembangnya keilmuan dan perkembangan
teknologi informasi dapat memberikan manfaat guna menunjang aktivitas pada
proses pelaksanaan procurement. E-procurement merupakan sistem interaksi
business-to-business sistem ini secara umum mengautomatisasi proses
procurement dengan tujuan transfer data secara elektronik untuk mendukung
kegiatan operasional, penyusunan taktik dan strategi dalam pengadaan barang atau
jasa. penggunaan e-procurement dalam sebuah rantai pasok berdampak kepada
intgerasi informasi, sinkronisasi perencanan, koordinasi alur kerja dan model
bisnis baru [3].
Penelitian mengenai sistem e-procurement sebelumnya telah banyak di
lakukan di berbagai bidang usaha. pada tahun 2012, Annisa Fitriani mengadakan
penelitian yang berjudul analisis dan perancangan e-procurement pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero),Tbk dengan tujuan mempermudah dalam proses
pengontrolan pengadaan dikarenakan terus meningkatnya jumlah unit kerja dan
keragaman produk yang dibutuhkan. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah
analisis serta perancangan e-procurement dengan menggunakan metode
perancangan sistem Object Oriented Analysis and design dan metode analisis
value chain.
Pada bidang usaha jasa penjualan obat-obatan dan produk-produk
kesehatan, Hendrik Santoso (2009) mengadakan penelitian analisis dan
perancangan e-procurement pada CV.Angsoka agar tercipta komunikasi yang
lebih baik antara perusahaan dengan pemasok dalam melakukan penawaran guna
menunjang operasional pada bagian pengadaan. Analisis serta rancangan sistem
3
yang dilakuakan menggunakan metode OOAD (Object Oriented Analysis and
design) yang diharapkan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pengadaan
mulai dari penyediaan informasi detail barang yang dibutuhkan, persetujuan
transaksi hingga retur pembelian barang. Pada perusahaan manufacturing, Ahmad
Shonhaji (2010) mengadakan penelitian e-procurement pada PT. Gajah Tunggal
Tbk berbasis pada pemrograman web, dengan tujuan mendukung proses
pengawasan dalam pengadaan bahan baku atau material untuk produksi ban mobil
dan sepeda motor dengan menggunakan motode pengembangan sistem SDLC
(System life cycle development) berbasiskan pada waterfall strategy. Selanjutnya
penelitian serupa mengenai e-procurement dengan studi kasus yang berbeda
dilakukan oleh Hedy Haryanto (2013), Widiastuti (2008).
PT. Tata Udara Nusantara atau disingkat TUN merupakan badan usaha
yang begerak pada bidang jasa kontraktor EPC (Engineering, Procurement and
Construction) dikhususkan untuk HVAC, Mechanical (Teknik Mesin) dan
Electrical (Teknik Listrik). HVAC merupakan kepanjangan dari Heating,
Ventilation dan Air-Conditioning yang berfungsi untuk menentukan suhu dan
kelembapan udara, kontrol asap, menjaga tekanan antar ruang dan menyediakan
udara segar bagi penempat dalam sebuah gedung atau bangunan lainnya.
Perusahan ini didirikan oleh Bapak Buyung Zainul Abidin pada tahun 2002
dengan visi menjadi kontraktor EPC terbesar HVAC, mechanical dan electrical
dalam sektor bisnis Oil & Gas, Power Plant (Pembangkit Tenaga Listrik) dan
Petrochemical and Mining (Petrokimia dan Pertambangan). Kontraktor EPC
merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang jasa. Beberapa pelayanan
4
(service) diberikan sebagai perusahaan EPC, salah satunya seperti procurement
yang berperan dalam pembelian material yang dibutuhkan.
proses procurement PT. Tata Udara Nusantara yang ditangani memiliki
data rencana kegiatan yang telah disepakati bersama client dalam kontrak dengan
keragaman material yang dibutuhkan untuk membangun sistem HVAC. Data awal
tersebut menjadi acuan untuk pelaksanaan kegiatan sehingga dapat terpenuhi
sesuai kebutuhan dan sampai pada waktu yang telah disepakati. Aktivitas dalam
proses ini meliputi pengajuan permintaan material, pengecekan kebutuhan dan
spesifikasi detail material, seleksi serta perbandingan penawaran serta persetujuan
supplier, pembuatan Purchase Order (PO), Pemeriksaan material serta penyimpan
dan Penilaian kinerja yang telah dilakukan supplier. Dimana setiap pengelolaan
data dan informasi dalam setiap aktivitas masih di kelola serta di simpan pada
format Microsoft exel 2007. Informasi pengajuan material yang telah
diidentifikasi oleh bagian engineering akan di terima oleh bagian procurement
dalam bentuk pelaporan tercetak yang akan disesuaikan dengan RAP (Rencana
Anggaran Pelaksanaan) yang telah direncanakan sebelumnya. Jika sesuai, tahap
selanjutnya departemen procurement membuat daftar kebutuhan material serta
menghubungi atau dihubungi menggunakan email maupun telepon oleh supplier
yang akan melakukan penawaran harga. Supplier dipilih berdasarkan kepada
perbandingan harga, payment dan tanggal penenerimaan barang yang dijanjikan,
maka pelaporan tercetak atas supplier yang terpilih akan ditandatangani sebagai
bentuk persetujuan pihak manajerial. PO akan diberikan kepada masing-masing
supplier jika kontrak kerja sesuai dengan yang disepakati kedua belah pihak.
5
Pengecekan atas material yang sudah dibeli dan disimpan dalam penyimpanan
sampai pengiriman barang dilakukan oleh departemen logistik jika lokasi
penerimaan material berada pada gudang perusahaan. Namun, pengelolaan data
dan informasi yang masih dilakukan seperti ini menjadikan setiap proses aktivitas
procurement tidak memiliki sistem terintegrasi, proses input harus dilakukan
secara berulang, informasi tidak dapat diakses secara realtime dan data yang
dimiliki setiap staf procurement dapat berbeda-beda. Demikian pula komunikasi
yang dilakukan antara departemen procurement dalam memberikan tanggapan,
bernegosiasi atau sekedar berbagi informasi terhadap calon supplier masih
dilakukan melalui media telepon ataupun e-mail, yang berdampak kepada
terbatasnya informasi, tidak adanya dokumentasi yang baik, menghabiskan biaya
yang cukup tinggi dan sulit dalam pemantauan dan pengawasan perkembangan
pelaksanaan. Untuk itu, keselarasan kerja serta integrasi sistem antara setiap
kegiatan dan pelaku bisnis dalam menangani proses procurement menjadi hal
penting agar mampu mendukung proses tersebut secara baik.
Berbicara procurement tidak terlepas kepada supplier sebagai salah satu
satakeholder yang memiliki peran penting dalam proses yang dijalankan. evaluasi
dan pemilihan supplier sangat penting bagi perusahaan untuk menciptakan dan
meningkatkan keunggulan kompetitif [4]. Pada PT. Tata Udara Nusantara evaluasi
dilakukan dengan tujuan mendapatkan supplier dengan kualifikasi terbaik.
Evaluasi penilaian terhadap supplier berdasarkan data transaksi yang telah
dilaksanakan pada setiap satu tahun sekali, hasil dalam penilaian tersebut
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk keberlanjutan
6
kerjasama dalam proses procurement selanjutnya. Namun, sistem yang belum
terintegrasi antara proses procurement dan penilaian terkadang hanya menjadikan
harga sebagai indikator utama dalam pengambilan keputusan penentuan supplier.
Penilaian juga tidak terlepas kepada kriteria penilaian yang digunakan sebagai
dasar tolok ukur keberhasilan sebuah kinerja yang telah dilakukan. Proses yang
berjalan saat ini PT. Tata Udara Nusantara hanya memiliki beberapa kriteria
utama sebagai penilaian, seperti quality dan quantity, cost, delivery, service, term
of payment dan safety. Akan tetapi, pelaksanaan penilaian tidak menjelaskan
secara mendetail setiap isi kriteria utama atau sub kriteria tersebut. hal itu tentu
menjadikan pihak manajerial sulit dalam menentukan nilai pada setiap kriteria
utama karena antara satu supplier dengan yang lainnya memiliki bidang usaha dan
karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini terkadang menjadikan hasil dari
keputusan pilihan tersebut kurang sesuai dengan hasil yang diharapkan. Salah satu
tujuan dari penilaian yaitu untuk mencegah hilangnya supplier potensial yang
mendukung proses bisnis perusahaan. Segala bentuk penilaian dan evaluasi harus
bersifat terukur serta logis. Oleh karena itu, salah satu metode yang dapat
digunakan ialah AHP (Analytical Hierarchy Process). AHP merupakan
pendekatan struktur yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi untuk
memperoleh supllier terbaik berdasarkan kepada standarisasi keputusan sehingga
membentuk sebuah hirarki atau kriteria-kriteria. Evaluasi ini diharapkan dapat
memberikan masukkan yang objektif dan dapat menjadi acuan dalam
pengambilan keputusan [4].
7
Pengguanaan AHP sebagai metode yang membantu dalam pengambilan
keputusan telah banyak di pergunakan. Pada tahun 2008, Yanthi Hastuty
mengadakan penelitian yang berjudul pemilihan supplier dengan menggunakan
metode Analythical Hierarcy Process (AHP) di PT. Powerplast Prima Utama
yang merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang pembuatan produk
plastik. Banyaknya supplier yang mengajukan penawaran kerja sama dalam
pemenuhan kebutuhan bahan baku pembuatan plastik dengan berbagai penawaran
dan kriteria penilaian menjadi kendala yang harus difikirkan dengan baik, Seperti
promosi serta harga bahan baku yang ditawarkan. Penggunaan metode AHP ini
diharapkan dapat membantu dalam mendefinisikan kriteria-kriteria yang
diinginkan dan sesuai dengan tolok ukur standar perusahaan berdasarkan kepada
kepentingan tipe kriteria. Hal ini dimaksudkan untuk membantu dalam
mengurutkan tingkat kepentingan kriteria sehingga supplier potensial yang
menunjang strategi perusahaan dalam mengefisiensikan modal dan biaya yang
dikeluarkan untuk operasi bisnis dapat dilibatkan.
William Handoko Gotama pada tahun 2013 melakukan penelitian dengan
judul Penentuan Lokasi Cabang Baru PT. Red Army Watches Indonesia dengan
Metode AHP, dikarenakan perusahaan menginginkan mengambil strategi
penetrasi pasar dengan kembali membuka cabang baru karena bagi mereka
pengenalan produk tidak cukup dengan hanya melalui media promosi seperti
majalah ataupun media lainnya tetapi juga harus dilakukan dengan pendekatan
pribadi agar pelanggan dapat berinteraksi secara langsung. Diharapkan metode ini
8
dapat membantu perusahaan dalam melakukan pengembangan bisnis untuk
memperbesar peluang usaha dalam peningkatan pangsa pasar.
Penerapan metode AHP dalam teknologi informasi sebagai sebuah sistem
pengambilan keputusan dilakukan oleh Bimo Dwi Putranto pada tahun 2012
dengan judul Analisa dan perancangan sistem informasi Penempatann Mekanik
untuk Unit Base Maintenance Pada PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) yang
merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang maintenance, repair, dan
overhaul (MRO) karena untuk mendapatkan mekanik yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan harus dengan teliti mempertimbangkan karakter dari
masing-masing calon mekanik berdasarkan kepada pilihan dan kriteria minimal
yang telah di tetapkan.
Dengan adanya permasalahan dan beberapa keberhasilan penerapan yang
telah diuraikan sebelumnya, diharapkan sistem e-procurement dan penerapan
AHP sebagai metode evalusi kinerja supplier dapat menjadi satu solusi alternatif
bagi seluruh pihak, khususnya manajerial yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan procurement. Oleh karena itu, judul penilitian yang diajukan yaitu
“PENGEMBANGAN SISTEM E-PROCUREMENT DENGAN METODE
ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM EVALUASI KINERJA
SUPPLIER PADA PT. TATA UDARA NUSANTARA”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka identifikasi
permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
9
1. Proses identifikasi barang yang meliputi input data kebutuhan barang
(material request), daftar data penawaran supplier dalam
pelaksanaan procurement belum terintegrasi sehingga harus
dilakukan input ulang atau data yang dimiliki masing-masing staf
procurement dapat berbeda-beda.
2. Informasi mengenai procurement terkadang kurang akurat, karena
jumlah data diolah sangat banyak dan disimpan di berbagai tempat
yang menimbulkan redudansi dan inkonsistensi dalam pemberkasan
procurement.
3. Proses interaksi dan komunikasi antara pihak perusahaan dengan
supplier terjalin memakan waktu dan biaya yang cukup tinggi.
Seperti penawaran harga dalam proses procurement yang masih
menggunakan cara permohonan melalui proposal dan perusahaan
harus berperan aktif dalam mencari supplier dengan menghubungi
satu per-satu ataupun sebaliknya.
4. Evaluasi kinerja supplier yang belum terintegrasi dalam sebuah
sistem berdampak kepada pencarian penilaian hanya mengacu
kepada satu priode saja tanpa melihat hasil kinerja sebelumnya
5. Hasil evaluasi penilaian kinerja tidak dipergunakan perusahaan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan
kriteria penilaian hanya mengacu kepada kriteria utama tanpa di
jelaskan isi dari setiap sub kriteria utama yang ada.
10
Berdasarkan kepada identifikasi permasalahan tersebut, maka rumusan
masalah yang diuraikan dalam penelitian skripsi ini ; Bagaimana merancang
bangun sistem e-procurement serta penerapan metode AHP dalam mengevaluasi
kinerja supplier pada PT. Tata Udara Nusantara?
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
batasan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Pengembangan sistem e-procurement ini hanya sebatas pada lingkup
departemen procurement PT. Tata Udara Nusantara untuk proses
procurement,evaluasi kinerja supplier dan penerimaan barang
(Pendataan khususnya pada gudang perusahaan).
2. Sistem e-procurement hanya mencakup kepada pengadaan barang
khususnya pada material utama dan material instalasi yang
diperlukan oleh PT.Tata Udara Nusantara.
3. Pengembangan sistem hampir meliputi semua modul e-procurement
yang mengacu pada proses procurement pada PT. Tata Udara
Nusantara kecuali pada modul e-auctioning.
4. Sistem mendukung penggunaan evaluasi kinerja supplier pada setiap
periode PT. Tata Udara Nusantara yang nantinya penilaian akan
digunakan dalam mengukur supplier performance.
5. Penelitian menggunakan metode pengembangan sistem Rapid
Application Development (RAD) berdasarkan kepada teori whitten
11
dan Bentley (2007), dimulai pada tahap scope definition sampai
dengan tahap Construction serta testing program.
6. Bahasa pemrograman yang digunakan ialah PHP dan Mysql sebagai
database. Tool‟s pengembangan sistem menggunakan Unified
Modeling Language (UML) yang meliputi desain diagram usecase,
activity, class dan sequence diagram sebagai alat pemodelan.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Merancang dan membangun sistem e-procurement yang terintegrasi
dalam kegiatan pemprosesan dan pengelolaan data kebutuhan barang
selama pelaksanaan proses Procurement pada PT. Tata Udara
Nusantara
2. Sistem e-procurment yang dapat diakses secara realtime oleh setiap
steakholder terkait dalam pelaksanaan proses procurement yang
dapat memberikan kemudahan dalam pengelolaan, persetujuan dan
pengawasan terutama bagi pihak manajerial.
3. Merancangan basis data sistem e-procurement pada PT. Tata Udara
Nusantara dalam pengelolaan data dan dokumen pelaksanaan
procurement.
4. Sistem e-procurement yang memberikan kemudahan dalam
memperoleh informasi, berinteraksi dan komunikasi antara supplier
dengan pihak perusahaan atau stakeholder lainnya selama proses
procurement berlangsung.
12
5. Sistem e-procurement yang terintegrasi dengan penilaian kinerja
supplier guna mengukur supplier performance yang nantinya nilai
tersebut dapat digunakan bagi pihak manajerial atas kelayakan
keberlanjutan supplier dalam pelaksanaan procurement selanjutnya
berdasarkan kepada hirarki kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pada tujuan yang telah di uraikan diatas, maka tujuan utama
dalam penelitian skripsi ini adalah ; menganalisis dan merancang bangun sistem e-
procurement dengan penerapan metode AHP dalam mengevaluasi kinerja supplier
pada PT. Tata Udara Nusantara.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi Peneliti
Menerapkan keilmuan yang didapat selama melaksanakan
pendidikan dibangku kuliah dengan peraktik langsung terhadap
permasalahan pada PT. Tata Udara Nusantara sehingga
menghasilkan sebuah solusi alternatif dari segi atau bidang
keilmuan sistem informasi, terutama dalam perancangan sistem e-
procurement.
Hal ini menambah pengetahuan dan wawasan terkait ke ilmuan
pada proses procurement khususnya dalam penerapannya pada
PT. Tata Udara Nusantara.
13
Sebagai salah satu persyaratan dalam penyelesaian masa studi
pada program jurusan Sistem Informasi (SI) fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya
dalam mengembangkan atau penerapan sistem e-procurement.
Penelitian dapat menjadi litelatur atau referensibagi peneliti
selanjutnya dalam memahami pengaplikasian sistem penunjang
keputusan menggunakan metode AHP dalam mengevaluasi
kinerja supplier.
3. Bagi Perusahaan
Memberikan kemudahan dan meningkatkan efisiensi serta kinerja
dalam pelaksanaannya bagi departemen procurement PT. Tata
Udara Nusantara pada proses procurement serta dapat
meningkatkan kecepatan, keakuratan, ketersediaan data.
Memperoleh rekomendasi jenis dan jumlah material yang
dibutuhkan sehigga dapat menghindari keterlambatan,
mengoptimalkan nilai ekonomis dalam pembelian dan pemilihan
sumber yang tepat berdasarkan hasil rekomendasi supplier
melalui proses evaluasi kinerja supplier yang telah dilakukan.
Memberikan kemudahan dalam proses pendataan, pelaporan,
pengelolaan data dan dokumen terkait pelaksanaan procurement.
14
Hasil dari penelitian yang dilakukan dapat dijadikan salah satu
solusi alternatif atau acuan pengembangan sistem yang dapat
diterapkan oleh perusahaan, khususnya pada departemen
procurement.
1.6. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menerapkan tiga metode untuk mendapatkan hasil sistem e-
Procurement. Adapun metode tersebut adalah :
1.6.1. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Dilakukan dengan pengamatan pada divisi procurement PT.
Tata Udara Nusantara untuk mendapatkan gambaran secara
langsung proses bisnis procurement yang berjalan dengan
pengamatan secara langsung dan pengambilan data yang
dibutuhkan dalam penelitian.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan pada divisi procurement PT. Tata Udara
Nusantara, dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
kepada pihak-pihak terkait dalam divisi objek peneliti, terlibat
langsung dalam pelaksanaanya serta upaya untuk melengkapi
data yang akan digunakan dalam penelitian.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara pengumpulan data dan
informasi melalui kegiatan mempelajari buku-buku refrensi,
15
baik berupa buku dan e-book serta jurnal sesuai dengan topik
yang pembahasan.
d. Studi Litelatur
Dilakukan dengan cara membedah dan membandingkan
penelitian sejenis yang telah dilakukan dan akan dilakukan
dalam penelitian ini.
1.6.2. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rapid Aplication Development (RAD). Adapun tahap
pengembangan sistem sebagai berikut [5]:
1. Scope Definition
Tahap ini dilakukan untuk menjelaskan identifikasi terhadap
permasalahan yang terjadi, batasan sistem dan tujuan dalam
pembuatan sistem. Tujuan pada fase ini bukan untuk
memecahkan masalah, peluang dan instruksi tetapi hanya untuk
mendata dan mengkategorikannya.
2. Analysis
Tahap ini memahami gambaran umum objek atau perusahaan
penelitian dilaksanakan, menganalisis permasalahan, dan
analisis kebutuhan user dalam sistem.
16
3. Design
Tahap ini mendokumentsikan desain secara logika dan/atau
desain fisik sepeti perancangan proses sistem, databse serta user
interface dalam sistem ini.
4. Construction and testing
Tahap ini merupakan pengimplementasian solusi yang telah
dipilih dengan melakukan pembuatan program sistem serta
mengevaluasi sistem yang telah di buat dalam sebuah pengujian
sistem.
1.6.3. Metode AHP
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah hierarki
fungsional. Suatu permasalahan yang kompleks dan tidak terstruktur
dipecahkan kedalam kelompok-kelompoknya tersebut kemudian diatur
mejadi suatu bentuk hierarki [6].
Kriteria yang digunakan berdasarkan pada Tahriri, f et.al, 2008
terdiri dari beberapa kiriteria utama seperti Kepercayaan (trust), Quality,
Cost, Delivey, dan Management and Organization.
1.7. Sistematika Penulisan
Adapun Sistematika dalam penulisan laporan penelitian ini dibagi kedalam
lima bab, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah,
17
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan sebagai
acuan dalam penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab kedua menguraikan serta menjelaskan teori-teori
yang mendukung dalam penelitian ini yang meliputi
konsep dasar sistem informasi, sistem informasi
manajemen, sistem penunjang keputusan, AHP, e-
procurement, metode pengembangan sistem menggunakan
RAD (Rapid Aplication Development) serta teori-teori
lainnya yang mendukung dalam topik penelitian yang
dilakukan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ketiga menguraikan serta menjelaskan mengenai
metodologi penelitian yang dilakukan, yaitu pengumpulan
data, penggunaan metode AHP dalamm evaluasi kinerja
supplier dan metode pengembangan sistem termasuk
kerangka berfikir dalam penyusunan skripsi ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ke empat menguraikan profil perusahaan, analisis
sistem berjalan dan sistem usulan dalam kegiatan
18
procurement serta dibahas terkait pembuatan desain proses
sistem, desain database, desain interface, dan testing. Hasil
analisis di sajikan dalam bentuk deskriptif berdasarkan
pada data yang diperoleh hasil observasi dan wawancara
pedoman metode penetian ini.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi saran dan simpulan menjabarkan dari
uraian pada bab-bab sebelumnya, dan saran sebagai
perbaikan bagi para peneliti yang ingin mengembangkan
sistem serupa untuk menghasilkan sistem yang lebih baik
lagi dengan topik yang sama.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
2.1.1. Pengertian Sistem
Dalam bidang sistem informasi, sistem diartikan sebagai
sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk
mencapai tujuan dengan menerima input serta menghasilkan output dalam
proses transformasi yang teratur [7]. Sedangkan hal serupa disampaikan
O‟Brien & Marakas (2010), sistem merupakan seperangkat komponen
yang saling terkait dengan batas yang jelas, saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilakan output dalam
trasnformasi terorganisir.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem merupakan
sekelompok komponen yang saling terkait yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan [5].
2.1.2. Komponen Sistem
Sistem memiliki tiga fungsi dasar dalam meningkatkan efektivitas
dan efisiensi untuk mencapai hasil akhir atau tujuannya, yaitu [8] :
a. Masukkan (Input)
Meliputi merekam dan merangkai elemen yang memasuki
sistem untuk di proses. Contohnya seperti bahan baku, energi,
20
data dan segala bentuk upaya manusia harus diamankan dan di
organisir untuk pemrosesan.
b. Pengolahan (Processing)
Meliputi kegiatan proses transformasi yang mengubah input
menjadi output. Contohnya seperti proses manufaktur, proses
pernafasan manusia atau perhitungan matematis.
c. Keluaran (Output)
Meliputi kegiatan mentransfer elemen yang telah dihasilkan
dalam proses transformasi kepada tujuan akhir mereka.
Misalnya produk jadi, pelayanan manusia dan manajemen
informasi harus di kirimkan kepada manusia atau penggunanya.
Konsep sistem menjadi lebih berguna dengan memasukkan dua
elemen tambahan. Sistem dengan umpan balik (feedback) dan kontrol
sehingga disebut dengan cybernetic system yaitu seperti self monitoring,
self regulation system.
a. Umpan balik (Feedback)
Merupakan data tentang performa sistem. Misalnya data
tentang kinerja penjualan adalah umpan balik kepada manager
penjualan. Data tentang kecepatan, ketinggian dan arah
pesawat yang merupakan umpan balik kepada pilot pesawat
atau autopilot.
21
b. Kontrol (Control)
Melibatkan pemantauan dan umpan balik evaluasi untuk
menentukan apakah sistem bergerak menuju pencapaian
tujuannya. Fungsi kontrol kemudian membuat penyesuaian
yang diperlukan input dan pengelolaan komponen sistem untuk
memastikan bahwa hal itu menghasilkan output yang tepat.
Misalnya, seorang manager penjualan mengontrol kapan
pengunduran diri tenaga penjualan untuk wilayah penjualan
baru setelah mengevaluasi umpan balik terkait kinerja
penjualan mereka.
Maka, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak
memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen
tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dalam sistem [9].
2.2. Konsep Dasar Informasi
2.2.1. Data dan Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Informasi merupakan
pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang berhubungan menjadi
sebuah kesimpulan [7]. Menurut Whitten & Bentley (2007), informasi
merupakan data yang telah diproses atau ditata kembali menjadi lebih
bermakna dan merupakan kombinasi dari data-data yang diharapkan
memiliki arti bagi penerimanya.
22
Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai
makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu
diolah, dapat berupa bentuk nilai terformat, teks, citra (image) dan video
[7].
Tujuan informasi yang telah disempurnakan oleh orang-orang
adalah untuk menciptakan pengetahuan dan keahlian. Pengetahuan
merupakan hasil dari rangkaian bagaimana mengolah data mentah menjadi
informasi yang berguna. Sistem informasi mengumpulkan data mentah
dengan menangkap fakta bisnis (tentang produk, karyawan, pelanggan dan
sejenisnya) dan proses transaksi bisnis. Data akan dikombinasikan,
disaring, terorganisir, dan dianalisa untuk menghasilkan informasi untuk
membantu manajer merencanakan dan mengoperasikan bisnis [5].
2.2.2. Kualitas Informasi
Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal
pokok [7], yaitu :
1. Akurasi (Accuracy)
Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut tidak
bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan
dapat mencerminkan maksudnya. Ketidak akuratan informasi
dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami
gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah
data-data asli tersebut.
23
2. Tepat Waktu (Timeliness)
Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengelolahan data,
datangnya tidak boleh terlambat (usang). Karena informasi
merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
3. Relevansi (Relevancy)
Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya
yang berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi
pemakainya.
2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan susunan orang, data, proses dan
teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memperoses,
menyimpan, dan menyediakan informasi sebagai output yang diperlukan
untuk mendukung sebuah organisasi. Sistem informasi dalam organisasi
menangkap dan mengelola data untuk menghasilkan informasi yang
berguna dalam mendukung organisasi dan karyawan, pelanggan, pemasok
dan mitra [5]. Setiap kombinasi yang terorganisir berfungsi untuk
menyimpan, mengambil, mengubah dan menyebarkan informasi dalam
sebuah organisasi, sistem informasi modern digunakan untuk
berkomunikasi satu dengan lainnya menggunakan berbagai perangkat fisik
(hardware), instruksi pemrosessan informasi (software), saluran
komunikasi (jaringan) dan data yang tersimpan (sumber data) [8].
24
Sistem informasi dapat diklasifikasikan sesuai dengan fungsi yang
mereka layani [5], yaitu :
1. Transaction Processig System (TPS)
Sistem informasi yang menangkap dan memperoses data
tentang transaksi bisnis seperti pemesanan, kartu absensi,
pembayaran dan pemesanan.
2. Management Information System (MIS)
Sistem informasi yang disediakan untuk menghasilkan laporan
yang berorientasi pada manajemen yang berdasarkan pada
proses transaksi dan operasi dari organisasi. MIS menggunakan
data transaksi untuk menghasilkan informasi yang di butuhkan
oleh manajer untuk menjalankan bisnis.
3. Decision Support System (DSS)
Salah satu sistem informasi yang membantu untuk
mengidentifikasi peluang pengambilan keputusan atau
menyediakan informasi untuk membantu membuat keputusan.
Fungsinya ialah membantu para pengambil keputusan
mengidentifikasi dan memilih antara opsi atau keputusan.
4. Executive Information System (EIS)
Sistem informasi yng mendukung perencanaan dan kebutuhan
penilaian dari manajer eksekutif. Kebutuhan informasi bersifat
unik dari eksekutif yang berencana untuk kinerja bisnis dan
menilai terhadap rencana-rencana.
25
5. Expert System
Sistem informasi yang menangkap keahlian pekerja dan
kemudian mensimulasikan bahwa keahlian untuk keunggulan
non ahli.
6. Comuication and Collaboration System
Sistem informasi yng memberikan peluang komunikasi yang
lebih efektif antara para pekerja, mitra, pelanggan, dan para
pemasok untuk meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama.
Fungsi utamanya untuk meningkatkan komunikasi dan
kolaborasi antara orang-orang, baik internal maupun eksternal
organisasi.
7. Office Automation System
Sistem informasi yang mendukung serngkaian kegiatan kantor
yang disediakan untuk meningkatkan alur kerja (work flow)
antara para pekerja dan membantu karyawan dan membagi
dokumen yang dapat mendukung aktifitas kantor sehari-hari.
Berfungsi untuk membantu karyawan membuat dan berbagi
dokumen yang mendukung aktivitas kantor sehari-hari.
Dari keseluruhan tipe sistem informasi diatas memiliki keterkaitan
antara satu dan yang lainnya. Akan tetapi, memiliki peran dan fungsi yang
berbeda dalam sebuah organisasi seperti di jelaskan dalam gambar 2.1.
26
Strategi(Apa yang Harus
Dilakukan)
Perusahaan/Organisasi
Misi/Produk
Hari ke hari
Taktik( Bagaimana Melakukannya)
Operasional (Lakukan)
Executive Support System
Expert System
Decision Support System
Management Information System
Office Automation
Transaction Processing
Gambar 2.1 Tipe Sistem dan Level Organsisasi
(Marakas, 2006)
2.3.2. Komponen dan Keuntungan Penerapan Sistem Informasi
Penerapan sistem informasi dapat berjalan dengan baik dalam
mendukung pelaksanaan bisnis perusahaan bila mana seluruh komponen
yang terlibat dalam berjalan optimal sehingga dapat terciptanya
peningkatan fungsi dari peran sistem tersebut. Adapun komponen dalam
sistem informasi tersebut seperti pada gambar 2.2.
27
Gambar 2.2 Komponen Sistem Informasi
(O'Brien & Marakas, 2010)
Penerapan sistem dan teknologi informasi akan meningkatkan atau
berdampak kepada setiap elemen yang terdapat dalam sebuah struktur
organisasi perusahaan, yaitu [10] :
1) Strategis
Meliputi orang yang dikenakan tanggung jawab keseluruhan
untuk arah organisasi. Seperti :
a. Mendukung untuk strategi atau visi organisasi
b. Mengizinkan model bisnis baru
c. Keinginan dilihat untuk menjadi inovatif, dll
28
2) Manajemen
Meliputi middle managers yang berfungsi untuk mengubah
visi menjadi strategis realitas operasional. Seperti :
a. Kontrol yang lebih baik melalui peningkatan informasi
b. Mengembangkan Keterampilan tenaga kerja
c. Memudahkan pengoperasian yang memungkinkan
digunakan oleh staf kurang berpengalaman, dll
3) Operasional
Mengacu pada orang-orang yang melakukan pekerjaan
berhubungan langsung dengan produksi produk dan jasa.
a. Ketepatan waktu dan kemudahan akses data
b. Peningkatan pendapatan dari produk-produk berkualitas
yang lebih baik
c. Meningkatkan waktu penyelesaian, dll
4) Fungsional dan Pendukung
Fungsional Meliputi orang-orang yang melayani organisasi
dengan mempengaruhi orang lain bekerja. Sedangkan
pendukung meliputi orang yang melayani atau memberikan
dukungan bagi organisasi diluar pokok produksi barang
atau jasa. seperti :
a. Peningkatan proses rekrutmen dan retensi
b. Peningkatan komunikasi dan kolaborasi peluang dll
29
2.4. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen
Manajemen merupakan suatu kegiatan atau proses yang menjelaskan apa
yang dilakukan manajer pada operasional organisasi mereka untuk merencanakan,
mengorganisasikan, memprakarsai dan mengendalikan kegiatan. Mereka
merencanakan dengan menetapkan strategi, tujuan dan memilih arah pindahan
yang terbaik untuk mencapai apa yang di rencanakan [11].
Manajer dan professional lainnya merencanakan,mengendalikan dan
membuat keputusan. Selama sistem yang di terapkan mendukung satu atau lebih
dalam kegiatan ini dapat disebut sebagai Management Information system (MIS)
[12].
2.4.1. Definisi Sistem Informasi Manajemen
Menurut McLeod (2007), Sistem Informasi Manajemen sebagai
suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi
para penggunanya yang memiliki kebutuhan serupa. Output informasi
yang dihasilkan akan digunakan oleh pihak-pihak yang akan memecahkan
masalah (baik manager maupun kalangan profesional) dalam mengambil
keputusan guna memecahkan masalah perusahaan.
Management Information System (MIS) merupakan tipe sistem
informasi yang dikembangkan untuk mendukung pengambilan keputusan
manajerial. sebuah SIM menghasilkan produk informasi yang mendukung
banyaknya pengambilan keputusan dari hari ke hari sesuai kebutuhan
manajer dan profesional bisnis. Produk informasi yang telah ditetapkan
tersebut memenuhi kebutuhan informasi dari para pengambil keputusan
30
pada tingkat operasional dan taktis organisai yang dihadapkan banyaknya
situasi keputusan terstruktur [13].
Sistem informasi manajemen menyediakan berbagai produk
informasi kepada manjer. Empat alternatif pelaporan utama yang
disediakan oleh sistem tersebut [13]:
1) Periodic Scheduled Reports
Memberikan informasi kepada manajer menggunakan format
yang telah ditentukan dan dirancang untuk memberikan
informasi secara tetap. Contoh : laporan analisis penjualan
harian.
2) Exception Reports
Laporan yang dihasilkan hanya ketika kondisi tertentu terjadi
yang bertujuan untuk mengurangi informasi yang berlebihan
bagi pengambil keputusan berbeda dengan laporan berkala
yang berisi rinci kegiatan usaha. Misalnya, seorang manajer
kredit dapat diberikan laporan yang hanya berisi informasi
mengenai pelanggan yang telah melebihi batas kredit.
3) Demand Reports and Responses
Informasi yang tersedia setiap kali manajer menginginkan hal
tersebut. Hal ini memungkinkan manajer untuk mendapatkan
tanggapan langsung atau untuk menemukan dan memperoleh
laporan khusus sebagai hasil dari permintaan mereka sesuai
31
kepada yang dibutuhkan. Oleh karena itu, manajer tidak perlu
menunggu laporan berkala tiba sesuai jadwal.
4) Push Reporting
Informasi didorong kedalam workstation jaringan seorang
manajer. Dengan demikian laporan dan informasi secara
selektif berada dalam PC jaringan manjer dan spesialis melalui
intranet perusahaan mereka.
2.4.2. Peranan Sistem Informasi Bagi Manajemen
Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan yang akan dilakukannya. Sumber informasi untuk
pengambilan keputusan manajemen bisa di dapatkan dari informasi
eksternal dan informasi internal. Informasi internal dapat diperoleh dari
sistem informasi berupa informasi yang dihasilkan dari operasi PDE
(Pengolahan Data Elektronik) dan Informasi data non PDE [14].
Sistem informasi mempunyai peranan yang penting di dalam
menyajikan informasi bagi semua tingkatan manajemen, supaya informasi
yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena dan berguna
sesuai dengan yang dibutuhkan manajemen [14].
Kegiatan-kegiatan manajemen mempengaruhi pengelolaan
informasi karena informasi yang dibutuhkan berbeda untuk masing-
masing tingkatan. Kebutuhan informasi yang berbeda ini dapat diketahui
dari masing-masing kegiatan manajemen tersebut. Kegiatan manajemen
untuk masing-masing tingkatan dapat dikategorikan sebagai berikut [14] :
32
a. Perencanaan Strategi (Strategic Planning), Merupakan kegiatan
manajemen tingkat atas.
b. Pengendalian Manajemen (Management Control), Merupakan
manajemen tingkat menengah.
c. Pengendalian Operasi (Operational Control), merupakan
kegiatan manajemen tingkat bawah.
2.5. Konsep Dasar e- business
2.5.1. Pengertian e-Business
Menurut O‟brien dan Marakas (2011) E-business merupakan
penggunaan teknologi internet untuk bekerja dan memperkuat proses
bisnis, e-commerce, dan kolaborasi perusahaan dalam suatu perusahaan
dan dengan pelanggan, pemasok dan stakeholder lainnya.
E-business merupakan definisi yang lebih luas dari e-commerce,
tidak hanya menangani pembelian dan penjualan barang dan jasa secara
online, namun juga berkaitan dengan aktivitas kolaborasi dan intrabisnis
lainnya, seperti : Melayani konsumen, bekerja sama dengan rekan bisnis,
menangani e-learning dan transaksi di dalam sebuah organisasi [15].
Sebagian karena globalisasi ekonomi dan sebagian karena
kegunaan internet, bisnis berubah dan memperluas model bisnis mereka
untuk menerapkan perdagagan elektronik (e-commerce) dan bisnis
elektronik (e-business). Ada tiga jenis dasar e-commerce dan e-business
diaktifkan aplikasi sistem informasi [5] :
33
1. Pemasaran citra perusahaan, produk, dan jasa adalah bentuk
paling sederhana dari aplikasi electronic commerce. Digunakan
semata-mata untuk menginformasikan pelanggan tentang
produk, jasa, dan kebijakan.
2. Business to Costumer (B2C) saluran berbasis web untuk
penyebaran produk dan jasa traditional. Dimana anda sebagai
konsumen yang khas, dapat mencari, memesan dan pembayaran
produk secara langsung melalui internet.
3. Business to Business (B2B) ini adalah bentuk yang paling
kompleks dari perdagangan elektronik dan akhirnya dapat
berkembang menjadi bisnis elektronik lengkap, Paperless, dan
pengolahan digital atau hampir semua transaksi bisnis terjadi
didalam dan di antara perusahaan.
2.5.2. Fungsi dan peran e-business
Peran dan fungsi perdangangan elektronik yang digunakan berbeda
antara satu dan yang lainnya. E-commerce merupakan pembelian serta
penjualan barang dan jasa dengan menggunakan internet sedangkan e-
business merupakan penggunaan internet untuk melakukan dan
mendukung setiap aktivitas bisnis sehari-hari [5].
Informasi dan komunikasi teknologi mengubah cara organisasi
melakukan bisnis, khususnya penerapan e-business dan e-commerce.
Ruang lingkup e-business meliputi pertukaran informasi, transaksi
34
komersial dan berbagi pengetahuan antar organisasi. Sedangkan, e-
commerce hanya berfokus pada transaksi komersial [16].
Menurut Whitten dan Bently (2007) salah satu contoh
perdagangan elektronik adalah electronic Procurement. E-business
merupakan penggunaan internet untuk komputasi dan komunikasi untuk
mengeksekusi keduanya yaitu front-end dan back-end proses bisnis. E-
business telah muncul sebagai kunci pendorong untuk menggerakkan
integrasi rantai pasok dimana e-procurement merupakan bagian itu.
Dampak integrasi e-business dalam empat dimensi rantai pasok sebagai
berikut [17] :
1. Integrasi Informasi (information integration) melibatkan
berbagi informasi dan transparansi di seluruh rantai pasokan
yang dapat diakses secara real time.
2. Perencanaan sinkronisasi (Syinchronised Planning) melibatkan
perecanaan kolaboratif dan pengisian di seluruh rantai pasok.
3. Alur Kordinasi (Workflow co-ordination) hal ini berfokus pada
proses bisnis otomatis dan mengkoordinasi hal tersebut.
4. Model Bisnis Baru (New Business Models), ini termasuk model
memasok dan menjual dari sisi yang berbeda sebelumnya
tiddak hadir off-line.
2.5.3. Model Business to Business
Pada topik e-business akan sering juga membicarakan otomatisasi
proses business to business (B2B) seperti pembelian dan penjualan.
35
Business to business (B2B) adalah transaksi komersial antar organisasi
satu dengan organisasi lainnya [18].
Business to Business (B2B) adalah transaksi yang dijalankan secara
elektronik antara bisnis melalui internet, ekstranet, intranet atau jaringan
pribadi. Transaksi ini dapat terjadi antara bisnis dengan bisnis yang
lainnya. Bisnis tersebut merujuk pada organisasi, umum atau swasta, profit
atau non-profit [19].
Karakteristik umum dari B2B dapat digambarkan dengan berbagai
cara, tergantung pada jenis karakteristik yang di fokuskan. Berikut
beberapa kualitas yang dapat di karakteristikkan sebagai transaksi B2B
[19]:
1. Pihak-pihak yang terlibat terhadap transaksi
B2B dapat berlangsung hanya antara pembeli dan penjual atau
bisa juga melalui perantara online. Perantara adalah pihak
ketiga maya yang berdagang diantara pembeli dan penjual.
2. Jenis Transaksi
Transaksi B2B ada dua jenis dasar. spotbuying dan strategic
sourcing. Spotbuying mengacu pada pembelian produk dan
jasa saat dibutuhkan, biasanya berlaku harga pasar, yang
ditentukan secara dinamis oleh permintaan dan persediaan.
Pembeli dan penjual bisa saja tidak saling mengenal.
Pertukaran saham dan komuditas adalah contoh spotbuying.
Sedangkan strategic sourcing melibatkan pembelian kontrak
36
jangka panjang yang biasanya didasarkan pada negosiasi
tertutup antara pembeli dan penjual.
3. Jenis Barang
Dua jenis barang dan persediaan yang didagangkan di B2B:
direct dan indirect. Direct materials adalah barang yang
digunakan untuk membuat produk, seperti baja pada mobil,
atau kertas pada buku. Karakteristik direct material yaitu
digunakan secara berkala dan terencana. Biasanya di beli
dalam jumlah besar setelah negosiasi dan kontrak.
Indirect material adalah barang seperti kebutuhan kantor atau
lampu pijar, yang mendukung produksi. Biasanya digunakan
untuk aktivitas pemeliharaan, perbaikan dan operasi.
4. Arah Perdagangan
Pasar B2B dapat diklasifikasikan juga menjadi pasar vertikal,
dan pasar horizontal. Pasar vertikal berkait pada satu industri
atau segmen industri. Contohnya pasar elektronik, otomotif,
logam atau kimia. Pasar horizontal berkait pada layanan atau
produk yang digunakan diseluruh jenis industri. Contohnya
kebutuhan kantor, komputer atau layanan perjalanan.
2.6. Konsep Dasar Procurement
2.6.1. Pengertian Procurement
Procurement mengacu pada semua aktivitas yang melibatkan,
mendapatkan barang-barang dari pemasok, hal ini meliputi pembelian dan
37
juga kegiatan logistik seperti transportasi, barang masuk dan penyimpanan
di gudang sebelum barang tersebut digunakan [20].
Sementara Purchasing menggambarkan proses pembelian
(pembelajaran dari kebutuhan, mencari dan memilih pemasok, negosiasi
harga dan syarat terkait lainnya dan memastikan pengiriman). Sedangkan
procurement adalah istilah yang agak luas mencakup aspek-aspek seperti
manajemen penyimpanan, lalu lintas, pemeriksaan barang masuk dan
penyelamatan [21]. Fungsi pengadaan dapat dibagi menjadi lima kategori
utama [22]:
1. Pembelian (purchasing) : merupakan kegiatan rutin yang
berkaitan dengan penerbitan purchase order (PO) untuk produk
yang di butuhkan.
2. Manajemen Pemakaian (Consumption Management) : kegiatan
yang ditujukan untuk menciptakan pengadaan yang efektif
yaitu dengan pemahaman tentang berapa banyak kategori
produk yang di beli didalam seluruh perusahaan serta oleh
masing-masing unit operasi.
3. Seleksi Vendor (Vendor Slection) : untuk menentukan
kemampuan pengadaan yang diperlukan untuk mendukung
rencana bisnis perusahaan dan operasi.
4. Negosiasi Kontrak (Contract Negotiation) : kebutuhan bisnis
yang terjadi, kontrak harus di negosiasikan dengan vendor
38
individu pada daftar vendor pilihan. Ini adalah di mana barang-
barang, harga dan tingkat layanan tertentu tersebut di garap.
5. Manajemen Kontrak (Contract Management) : setelah kontrak
sesuai pada tempatnya, kinerja penjual terhadap kontrak
tersebut harus diukur dan dikelola.
2.6.2. Manajemen Procurement
Turban et, al (2004) Berpendapat bahwa Procurement management
adalah perencanaan, pernegosiasian, dan koordinasi dari semua aktivitas
yang berhubungan dengan pembelian barang-barang dan jasa yang di
butuhkan untuk melengkapi misi dari sebuah organisasi.
Menurut Pujawan (2005) Manajemen Pengadaan adalah salah satu
komponen utama dari Supply Chain Management. Terdapat beberapa
tugas yang dilakukan bagian pengadaan mencakup :
1 Merancang hubungan yang tepat dengan supplier. Hubungan
dengan supplier dapat bersifat kemitraan jangka panjang
maupun hubungan transaksional jangka pendek. Model
hubungan yang tepat tergantung pada banyak hal, termasuk
kritis tidaknya barang yang di beli dari supplier yang
bersangkutan dan besar tidaknya nilai pembelian.
2 Memilih supplier. Kegiatan memilih supplier dapat memakan
waktu dan sumber daya yang tidak sedikit apabila supplier
yang dimaksudkan adalah supplier utama dan akan lebih tinggi
39
lagi jika supplier yang akan dipilih berada di mancanegara
(global supplier).
3 Memilih dan mengimplementasikan teknologi yang sesuai.
Kegiatan pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi.
Sebagai contoh dengan munculnya internet, teknologi
pengadaan mengalami perkembangan yang sangat dramatis.
4 Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier.
Bagian pengadaaan harus memiliki data lengkap tentang item-
item yang dibutuhkan maupun data tentang supplier-supplier
mereka.
5 Melakukan proses pembelian. Pekerjaan rutin yang dilakukan
oleh bagian pengadaan yaitu proses pembelian dan dapat
dilakukan beberapa cara. Seperti, pembelian rutin dan
pembelian dengan melalui tender atau lelang.
6 Mengevaluasi kinerja supplier. Penilaian kinerja supplier
sangat penting dilakukan untuk menciptakan daya saing
berkelanjutan. Hal ini dapa dipergunakan sebagai dasar untuk
menentukan volume pembelian maupun untuk menentukan
peringkat supplier.
40
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja procurement [23] :
Tabel 2.1 Indikator kesuksesan kinerja Procurement
Bidang Unggulan Indikator
Strategi dan Koordinasi antar perusahaan Posisi Hirarki didalam perusahaan
Kerja sama dengan unit / fungsional lain
Tim fungsional antar departemen
Sumber daya manusia Pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia
Manajemen Pemasok Evaluasi pemasok berkelanjutan
Integrasi dengan pemasok
Sumber : Brandmeier & Rupp, 2011
2.6.3. Proses dalam Procurement
Tanggung jawab utama dari procurment adalah mengeksekusi
supply chain activities yang dijalankan berdasarkan SOP (Sales and
Operation Planning) yang telah direncanakan. Pembelian material
merupakan hal utama dalam pembiayaan produk untuk banyak perusahaan
dan persedian barang atas material yang telah di beli mempresentasikan
aset yang dimiliki oleh perusahaan, seperti dijelaskan pada gambar 2.3
dalam proses procurement [24].
41
perencanaan pengadaan operasional
Definisi Kebutuhan
pemilihan strategi pengadaan
Persiapan & Penerbitan dokumen
permohonan
penerimaan dan pembukaan penawaran
Evaluasireview kontrak dan
PemenangFinalisasi dan
penerbitan kontrakManagement
Kontrak
Sumber
Gambar 2.3 proses procurement
(IAPWG, 2006)
a. Perencanaan operasional pengadaan
(Operational Procurement Planning)
Tujuan akhir dari perencanaan procurement
mengkoordinasikan tindakan untuk memenuhi kebutuhan
barang, jasa atau pekerjaan secara tepat waktu dan dengan
biaya yang wajar. Perencanaan awal dan akurat merupakan
hal yang diperlukan guna mengindari batas akhir, keadaan
darurat, atau perencanaan tiba-tiba dalam procurement.
Meskipun terkadang perlu untuk bertindak proaktif dapat
diambil untuk memastikan segala kemungkinan [24]. Sebagai
contoh :
a) Melakukan identifikasi terhadap Supllier yang sesuai
dengan jumlah potensial produk yang diminta dalam
pelaksanaan operasi darurat, meliputi konfirmasi dari
supplier dalam kesediaan merespon dalam waktu singkat.
42
b) Mengembangkan standard specification/TOR/SOW
untuk produk/jasa/pekerja yang diminta dalam operasi
darurat.
Perencanaan procurment menjelaskan apa yang dibutuhkan
dan kapan hal tersebut di butuhkan kepada user dan pembeli.
Perencanaan efektif dapat membantu organisasi dalam
bekerja dan mencapai tujuan dengan kualitas dan kuantitas
yang sesuai serta mejaga kredibilitas organisasi[24].
b. Definisi Kebutuhan (Requirment Definition)
Tahap ini terlibat dalam mendefinisikan dan menjelaskan apa
yang dibutuhkan dan yang akan diadakan, pengumpulan
informasi, identifikasi solusi yang memungkinkan dan
spesifikasi barang dan perlengkapan, terms of reference
(TOR) dari jasa, atau stateent of works (SOW) dari pekerja
[24].
Spesifikasi TOR dan SOW merupakan dasar untuk
permohonan dan evaluasi dari penawaran yang ditentukan.
Jika permintaan di setujui yang berarti penetapan dalam
dokumen permohonan. Hal itu akan menjadi „jantung‟ dan
pada akhirnya kontrak ditulis dan menjadi bukti administrasi.
Requirment definition harus mengidentifikasi kebutuhan yang
tepat (teknis dan kualitas) bertujuan untuk menghindari
spesifikasi berlebih (karena hal ini dapat menigkatkan biaya)
43
atau di bawah spesifikasi (dimana kebutuhan tidak akan
terpenuhi) serta saat dibutuhkan (waktu) guna menghindari
keterlambatan perkembangan atau kerugian misalnya karena
penyimpanan ekstra dan penanganan jika disampaikan lebih
awal dari yang dibutuhkan [24].
Requirment definition secara formal merupakan tanggung
jawab requisitioner tersebut. Namun, bagian procurement
bertanggung jawab untuk memastikan deskripsi teknis yang
diberikan oleh requisitioner bebas dari ambiguitas, jelas dan
generik dan mempromosikan persaingan yang sehat antar
pemasok [24]. Contoh requisitioner adalah bagian
purchasing, sales, maintanance, produksi dll [25].
Gambar 2.4 Proses Requirment Definition
(IAPWG, 2006)
c. Sumber (sourcing)
Sourcing merupakan aktivitas yang bersifat teknis dengan
maksud untuk mengidentifikasi produk dan jasa yang telah
ada di pasaran dan supplier yang telah memenuhi kualifikasi
untuk menyediakan barang dan jasa. sourcing juga bertujuan
untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi mengenai
kemampuan dalam pasar untuk memenuhi permintaan
44
organisasi, seperti memperoleh informasi harga terbaru,
menentukan teknologi yang sesuai dan alternatif produk,
maupun mengidentifikasi supplier yang tepat memenuhi
kualifikasi kriteria. Proses sourcing mengarah ke identifikasi
dan undangan kepada pemasok yang terkait, memastikan
kompetisi dimaksimalkan, dengan mengijinkan perusahaan
yang paling relevan dan cocok untuk bersaing [24].
Sourcing sering dilakukan secara paralel dengan requirment
definition. Sourcing serikali disejajarkan dengan requirement
definition. Persoalan yang dialami staff Procurement adalah
mereka harus berpikir sementara requistioner menyiapkan
specification/TORs/SOW, mereka dengan tidak resmi
melakukan penelitian pasar dengan berdiskusi mengenai apa
yang akan diadakan nanti dengan supplier [24].
Gambar 2.5 Proses sourcing
(IAPWG, 2006)
d. Pemilihan Strategi Pengadaan (Selection of a Procurement
Strategy)
Ketika pembiayaan dan permintaan telah diakui dan di setujui
oleh unit procurement dan sourcing yang tepat telah di
hubungkan, tugas utama procurement adalah menentukan
45
strategi pengadaan yang tepat. Maksud dari identifikasi dan
pemilihan strategi procurement yang tepat adalah untuk
menemukan jalan terbaik dalam mencapai kepuasan dari end-
user terhadap barang, jasa, dan pekerja dengan pemberlakuan
harga dan kontrak yang paling menguntungkan melalui
proses kompetisi yang akan memberikan apa yang diminta
dalam waktu yang telah ditentukan dan sesuai dengan
pedoman procurement. Strategi procurement meliputi :
a. Pemilihan jenis pengaturan dan/atau kontrak yang akan
disimpulkan
b. Pemilihan metode pengadaan
c. Jenis kompetisi yang akan diterapkan untuk membeli
yang diperlukan barang/jasa/ pekerja tersebut.
Untuk memilih strategi pengadaan, staf procurement harus
mempertimbangkan faktor seperi FRR, prosedur pengadaan
organisasi, delegasi kewenangan, ambang batas keuangan,
prosedur izin / persetujuan internal dan yang sesuai kerangka
waktu administrasi, jenis pengadaan (barang, jasa, atau
pekerja), kompleksitas kekhasan suatu kebutuhan, kondisi
pasar, sudah adanya pengaturan dan/atau kontrak dan potensi
kerja sama pengadaan. Pada umumnya, staf procurement
hanya akan menyelesaikan langkah-langkah paling relevan
46
berdasarkan denagan pelatihan dalam organisasi dan
pengalaman [24].
Gambar 2.6 Proses slection of a procurement
strategy
(IAPWG, 2006)
e. Persiapan dan Penerbitan Dokumen Permohonan
(Preparation and Issuanc of Solicitation Documents)
Solicitation documents adalah dokumen yang digunakan
untuk meminta pemasok potensial untuk menawarkan
penawaran harga guna menyediakan barang/jasa/pekerja yang
dibutuhkan. Penyiapan solicitation documents meliputi
proses penyususnan dan meresmikan informasi dan
dokumentasi yang diperlukan untuk supplier potensial dalam
mempersiapkan penawaran yang mudah dibandingkan, sesuai
dengan kebutuhan dan strategi procurement [24].
Staf procurement harus memastikan bahwa solicitation
documents dibuat „Kesetaraan‟ yaitu semua supplier
47
menerima informasi yang sama dalam waktu bersamaan,
untuk mempersiapkan penawaran [24].
Gambar 2.7 Proses Preparation and Issuance
of Solicitation Documents
(IAPWG, 2006)
f. Penerimaan dan Pembukaan Penawaran (Receipt and
Opening of Offers)
Proses pada tahap ini dapat digambarkan pada gambar 2.8.
Tujuan dalam proses formal ini adalah untuk memastikan
bahwa penawaran yang diterima, ditangani dan membukanya
sesuai dengan petunjuk yang diberikan dalam solicitation
documents dan bahwa tranparansi dan kerahasiaan
dipertahankan sebagaimana ditentukan dalam peraturang
yang berlaku, aturan dan prosedur organisasi. Proses ini
biasanya ditangani oleh otoritas independen dalam organisasi
biasanya tidak terlibat langsung dalam pengadaan, seperti
unit yang bertanggung jawab untuk jaminan kualitas[24].
48
Gambar 2.8 Proses Receipt and Opening of Offers
(IAPWG, 2006)
g. Evaluasi (Evaluation)
Proses evaluasi terdiri dari pemeriksaan awal dan evaluasi
penawaran yang diterima dan dianggap sah, untuk menilai
respon mereka dengan spesifikasi dan kebutuhan
sebagaimana ditetapkan dalam solocitation document, analisa
biaya dan keuntungan mereka serta menentukan harga dan
nilai mereka. Harga tidak selalu satu-satunya kriteria faktor
dalam metode evaluasi, kriteria lain seperti kualitass,
ketersediaan, waktu, pemenuhan, biaya untuk pememliharaan
dan dukungan dll adalah bagian dari persamaan untuk
menentukan pengembalian atas investasi dari pengadaan
barang, jasa atau pekerja [24].
Evaluasi dilakukan oleh tim evaluasi yang ditunjuk dan
sesuai dengan peraturan yang relevan, aturan dan prosedur
dasar, dengan menggunakan kriteria evaluasi sebelum
49
ditentukan dalam solicitation document untuk melakukan
evaluasi yang adil dan tidak memihak. Proses evaluasi juga
perlu transparan dan oleh karena itu, setiap langkah dari
proses didokumentasikan dalam laporan evaluasi yang
kemudian menjadi dasar untuk rekomendasi penghargaan
[24].
Gambar 2.9 Proses evaluation
(IAPWG, 2006)
h. Ulasan Kontrak dan Pemenang (Contract Review and
Award)
Contract review merupakan langkah penting dalam proses
kontrak. Memberikan saran independen yang ditulis pada
penerimaan proses procurement yang dilakukan, dan
komitmen pendanaan yang diusulkan oleh otoritas
procurement tingkat tertinggi atau staf dengan wewenang
yang tepat, melalui kontrak atau purchase order. Awarding
50
adalah keputusan resmi dan persetujuan untuk membangun
kontrak. Fase awarding menandakan [24]:
1. Kesimpulan keberhasilan proses pengadaan
2. Titik awal untuk finalisasi kontrak dan eksekusi
Gambar 2.10 proses Contract Review and Award
(IAPWG, 2006)
i. finalisasi kontrak dan penerbitan (contract finalization
and issuance)
Merupakan proses yang diikuti oleh staf procurement untuk
membentuk kontrak tertulis dengan supplier. Kontrak
terbentuk atas dasar „tawaran‟ dan „penerimaan‟ dan dalam
konteks procurement dalam organisasi [24].
Gambar 2.11 proses contract finalization and issuance
(IAPWG, 2006)
51
j. Manajemen Kontrak (Contract Management)
Contract management umumnya dipahami sebagai konsep
yang lebih luas dan strategis yang mencakup seluruh siklus
procurement termasuk perencanaan, pembentukan,
pelaksanaan, administrasi dan menutup kontrak serta lebih
dari sekedar kegiatan „administrasi‟ dari hari ke hari dalam
siklus procurement [24].
Tujuan contract management adalah untuk memastikan
bahwa semua pihak dalam kontrak sepenuhnya memenuhi
kewajiban masing-masing seefisien dan seefektif mungkin,
memberikan usaha dan output operasional yang diperlukan
dalam kontrak dan memberikan nilai untuk uang. Juga
melindungi hak-hak para pihak dan memastikan kinerja yang
diperlukan ketika keadaan berubah [24].
Gambar 2.12 Proses Contract Management
(IAPWG, 2006)
52
2.7. Konsep e-Procurement
2.7.1. Pengertian E-Procurement
E-procurment adalah pengelolaan dan integrasi aktivitas pengadaan
secara elektronik, termasuk didalamnya proses permintaan, otorisasi,
pemesanan, pengiriman dan pembayaran antara pembeli dan supplier [18].
Penawaran dalam e-procurement dilakukan dengan
menghubungkan dan integrasi proses bisnis antar organisasi dan sistem,
dimulai dengan outomatisasi permintaan, persetujuan manajemen
pembelian, dan proses akutansi melalui protokol berbasis internet. Untuk
memahami e-procurement sangatlah penting mencapai pemahaman
bersama tentang beberapa persyaratan lain, ruang lingkup, dan
hubungannya [26].
e-procurement telah didefinisikan sebagai penggunaan teknologi
informasi untuk memfasilitasi transaksi pembelian B2B (Business to
Business) untuk barang dan jasa [27]. Procurement (IAPWG, 2006)
menurut thompson et al. sangat diperlukan mengingat dalam pelaksanaan
bisnis semakin bersaing khususnya dalam manajemen rantai pasok. Oleh
karena itu, pilihan solusi e-procurement harus melibatkan lebih dari aspek
sistem dan juga harus meliputi :
Strategi pengadaan dan prosesnya
Pemilihan supplier, manajemen dan relasi
Model bisnis sistem
53
2.7.2. Perbedaan procurement dan e-procurement
Procurement mencakup segala fungsi, solusi e-procurement yang
memadai harus mencakup semua proses procurement yang berbatasan
dengan aspek untuk meujudkan nilai secara utuh. Tabel 2.2 menunjukkan
tindakan procurement yang ditangani oleh masing-masing pembelian,
pengadaan, atau e-procurement [17].
Tabel 2.2 Penanganan dan batasan tindakan procurement
Aktivitas Fungsi
Purchasing
Fungsi
Procurement
e-procurement
Menyediakan aliran
material tanpa gangguan
X X X
Seleksi pemasok dan
manajemen
X X X
Perbaikan proses
procurement
X X
Menjaga kualitas produk X
Penanganan material X
Standarisasi pasokan X X
Meningkatkan daya saing
perusahaan
X X
Sumber : Jooste & Van Schoor, 2003
Dari tabel diatas, jelas bahwa procurement melibatkan beberapa
aspek yang tidak di bahas dalam pembelian, E-procurement mengatasi
sebagian besar tindakan ini, tetapi tidak memperbaiki atau berdampak
pada penanganan material atau menjaga kualitas produk. Oleh karena itu,
e-procurement adalah alat untuk membantu perusahaan membeli
54
kebutuhan dan dalam jumlah yang tepat pada pengguna akhir serta
sebagian besar untuk mengontrol pembelian.
2.7.3. Bentuk e-procurement
Pada gambar 2.3 beberapa tool‟s internet dan platform yang
menggantikan procurement traditional, diantara nya [24] :
a) E- sourcing
Mendukung fasilitas/fase spesifikasi, mengidentifikasi pemasok
yang dapat digunakan dalam tahap seleksi.
b) E-tendering
Mendukung tahap seleksi dan bertindak sebagai media
komunikasi antara perusahaan dan supplier. Memfasilitasi
kegiatan REOI (Request for Expressions of Interest) dan
ITB/RFP (Request for Proposal), umumnya termasuk
dukungan untuk analisis dan penilaian, tidak termasuk
penutupan kesepakatan dengan supplier tetapi memfasilitasi
sebagian besar dari proses pengadaan taktis yang menghasilkan
perlakuan yang sama dari pemasok, proses seleksi yang
transparan dan peningkatan manajemen waktu prosedur tender.
c) E-auctioning
Mendukung tahap kontrak. Memungkinkan penutupan
kesepakatan dengan pemasok jika pihak menyepakati harga.
Mereka mengoperasikan mekanisme harga dengan upward atau
downward.
55
d) E-ordering and web-based ERP
Merupakan peroses membuat dan menyetujui permintaan resmi
pengadaan, menempatkan pesanan pembelian, serta penerimaan
barang dan jasa yang dipesan, dengan menggunakan sistem
perangkat lunak berbasis internet.
e) E-information
Secara tidak langsung berhubungan dengan tahapan dalam
proses pengadaan, merupakan proses pengumpulan dan
penyebaran informasi pengadaan baik dari dan kepada pihak
internal dan eksternal dengan menggunakan teknologi internet.
Gambar 2.13 Enam bentuk e-procurement
(IAPWG, 2006)
2.7.4. Keuntungan e-procurement
Adapun keuntungan dengan diterapkannya sistem e-procurement
dalam sebuah organisasi atau perusahaan [28]:
1. Penurunan harga dalam Tender, memudahkan dalam
pengiriman dokumen elektronik, melacak pesanan dan
56
melakukan pemeriksaan serta pengamatan yang diperlukan
dalam kasus kesalahan dalam tahapan sebelumnya.
2. Pengurangan waktu pencarian sumber bahan baku, metode
efisien dalam menemukan dan menghubungkan sumber-sumber
baru, menjadi saluran berkomunikasi untuk mencari pemasok
potensial.
3. Biaya administrasi yang lebih rendah, mempermudah dalam
pengurusan administrasi dalam proses procurement.
4. Pengurangan Staf procurement, karena sebagian besar proses
ini dilakukan secara elektronik sehingga mengurangi staf yang
dibutuhkan.
5. Memberikan keunggulan kompetitif organisasi atas pesaingnya,
departemen terpusat dapat mengawasi semua kegiatan
pengadaan yang berbeda serta dapat mengakses dokumentasi
yang sama antar kantor.
6. Peningkatan Komunikasi, memudahkan untuk berkomunikasi
yang lebih baik terkait persyaratan secara lebih cepat dan
mudah diakses.
2.8. Penilaian dan Evaluasi Kinerja
Pemilihan supplier akan berkaitan erat dengan harga produk, kualitas
produk dan bahkan margin yang didapatkan serta secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap harga jual produk atau jasa yang dihasilkan. Memilih
supplier merupakan kegiatan strategis, terutama jika supplier akan memasok item
57
yang penting dan/atau akan digunakan dalam jangka panjang. Pemilihan supplier
berkaitan erat dnegan perhitungan perfoma supplier. Dengan melakukan evaluasi
performa supplier yang telah melakukan transaksi sebelumnya, maka hasil
tersebut yang akan digunakan sebagai data dalam pemilihan supplier dimasa
datang [29].
Evaluasi supplier merupakan sebagai bagian tak terpisahkan dari siklus
manajemen supplier yang bertujuan untuk memilih supplier berkinerja baik dalam
strategi bisnis bagi perusahaan. Dengan tujuan sebagai berikut [4] :
1. Analisis objektif tentang kinerja supplier
2. Dasar untuk pemasok atau pengembangan supplier
3. Identifikasi kekuatan/kelemahan supplier
Melakukan evaluasi supplier dengan cara yang benar berati juga untuk
membantu mengurangi biaya, risiko yang lebih rendah serta meningkatkan
perusahaan dan pemasok bisnis [30].
2.8.1. Konsep Dasar DSS (Decision Support System)
2.8.1.1. Pengertian Decision Support System
Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem
informasi yang ditujukan untuk membantu manajemen
memecahkan masalah yang dihadapinya serta sistem penghasil
informasi spesifik yng ditujukan untuk memecahkan suatu masalah
tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai
tingkatan [31].
58
Sistem penunjang keputusan / Decision support system
merupakan salah satu sistem informasi yang membantu untuk
mengidentifikasi peluang pembauatan keputusan atau berisi
inforasi untuk membantu membuata keputusan [5]. Menurut herbet
simon dalam buku Effy Oz Penelitianya terkait dengan manajemen
dan pengambilan keputusan menggambarkan bahwa proses
pengambilan keputusan terdiri atas tiga fase (Gambar 2.14) :
Gambar 2.14 Fase dalam proses Pengambilan keputusan
(Oz, 2009)
Decision support system merupakan sistem informasi
berbasis komputer yang digunakan untuk mendukung manajer dan
profesional bisnis selama pengambilan keputusan. Sistem
pengambilan keputusan ini digunakan untuk [13]:
1. Model analisis
2. Spesialisasi databases
59
3. Wawasan dan penilaian bagi pembuat keputusan
4. Proses berbasis komputer yang interaktif untuk
mendukung keputusan bisnis yang semi terstruktur.
2.8.1.2. Karakteristik dan kemampuan DSS
Keunikan SPK/DSS terletak pada adanya kemungkinan
penggunaan intuisi dan penilaian individu pengambilan keputusan
sebagai dasar pengambilan keputusan. SPK dirancang secara
khusus untuk mendukung individu dalam pengambilan keputusan
tertentu. Karakteristik decision support system [32] :
1. Sistem pendukung keputusan memberikan
dukungan bagi pengambil keputusan pada situasi
semi terstruktur dan tak terstruktur dengan
memadukan pertimbangan manusia dan informasi
terkomputerisasi
2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari
eksekutif puncak sampai majer lini
3. Dukungan untuk individu dan kelompok
4. Dukungan untuk keputusan independen dan
sekuensial
5. Dukungan di semua fase proses pengambilan
keputusan yaitu intelligence, design, choice dan
implementation
60
6. dukungan di berbagai proses dan gaya yang
berbeda-beda
7. adaptive sepanjang waktu
8. mudah untuk di gunakan user
9. peningkatan efektivitas dari pengambilan
keputusan daripada efisiensi
10. kontrol penuh oleh pengambil terhadap semua
langkah proses pengambilan keputusan
11. pengguna akhir bisa mengembangkan dan
memodifikasi sistem sederhana
12. biasanya model-model digunakan untuk
menganalisis situasi pengambilan keputusan
13. akses disediakan untuk berbagai sumber daya,
format, dan tipe mulai dari sistem informasi sampai
sistem berorientasi objek
14. dapat digunakan sebagai standalone oleh seorang
pengambil keputusan pada satu lokasi ayau
didistribusikan di suatu organisasi secara
keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang
rantai perusahaan
Dengan berbagai karakteristik diatas, sistem pendukung
keputusan memiliki tujuan dalam penggunaanya, seperti:
61
Tabel 2.3 Tujuan Decision Support System
No. Tujuan
1. Membantu Manajer : Diharapkan dapat membantu
dalam pengambilan keputusan
atas permasalahan semi
terstruktur
2. Peningkatan Evektivitas : Keputusan yang diambil
manajer lebih dari sekedar
perbaikan efisiensi
3. Peningkatan produktivitas : Pedukung terkomputerisasi bisa
mengurangi ukuran kelompok
dan memungkinkan para
anggotanya untuk berasal dari
bebagai lokasi yang berbeda-
beda
Sumber : Turban et al, 2005
2.8.1.3. Komponen Sistem Penunjang Keputusan
Untuk dapat menerapkan sistem pendukung keputusan
ada empat subsistem yang harus disediakan, yaitu [32] :
Gambar 2.15 Komponen Sistem Penunjang Keputusan
(Turban et.al, 2005)
62
a. Subsistem Manajemen Data
Merupakan subsistem yang menyediakan data.
Sumber data berasal dari data internal dan data
eksternal. Subsistem ini termasuk basisdata, derisi
data relevan untuk situasi dan diatur oleh perangkat
lunak yang disebut Database Management System
(DBMS).
b. Subsistem Manajemen Model
Subsistem berfungsi sebagai pengelola berbagai
model. Model harus bersifat fleksibel artinya
mampu membantu pengguna untuk memodifikasi
atau menyempurnakan model, seiring dnegan
perkembangan pengetahuan, disebut juga Model
Base Management System (MBMS).
c. Subsistem Manajemen Pengetahuan
Sebagai pendukung sembarng bagi subsistem lain
atau sebagai satu komponen bebas. Subsistem ini
berisi data item yang diperoses untuk menghasilkan
pemahaman, pengalaman, kumpulan pelajaan dan
keahlian.
d. Subsistem antar muka pengguna
Merupakan fasilitas yang mampu mengintegrsikan
sistem dengan pengguna secara interaktif. Melalui
63
sistem dialog ini sistem dapat berkomunikasi
dengan sistem yang dirancang atau pengguna dapat
berkomunikasi dengan sistem pendukung
keputusan dan memerintah pendukung keputusan
melalui sistem ini
2.8.2. Konsep Dasar AHP (Analytical Hierarchy Process)
2.8.2.1. Pengertian AHP
Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan
tahun 1970 oleh Thomas L.Saaty, seorang ahli matematika dari
amerika serikat. Dalam perkembangannya, AHP tidak saja
dipergunakan untuk menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan
banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas sebagai metode
alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah seperti
memilih portofolio, peramalan dll. Dengan metode ini
memungkinkan kita untuk pengambilan keputusan secara efektif
terhadap persoalan yang kompleks dimana faktor-faktor logika,
intuisi, pengalaman, pengetahuan data, emosi dan rasa
dioptimasikan dalam suatu proses yang sistematis [6].
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah
hierarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi. Dengan
hierarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan
kedalam kelompok-kelompoknya tersebut diatur menjadi suatu
bentuk hierarki. Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya
64
ketidak pastian atau ketidak sempurnaan informasi. Penyebab
lainnya adalah banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap
pilihan-pilihan yang ada, beragamnnya kriteria pemilihan dan jika
pemilihan lebih dari satu [6].
Terkadang timbulnya masalah keputusan yang dirasa dan
diamati perlu diambil secepatnya, tetapi variasinya rumit sehingga
datanya tidak mungkin dapat di olah menjadi numerik, hanya
kualitatif saja yang dapat diukur yaitu berdsarkan persepsi
pengalaman dan intuisi. Prinsip kerja AHP dengan
menyederhanakan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur,
strategik dan dinamik menjadi sebuah bagian-bagian dan tersusun
dalam suatu hierarki. Tingkat kepentingan setiap variabel tersebut
dan secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Dengan
membuat struktur keputusan yang sistematis dan serangkaian
prosedur perhitungan, maka dapat dihasilkan rekomendasi prioritas
atau bobot keputusan setiap alternatif yang diajukan. Dari berbagai
pertimbangan kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan
variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan dalam
mempengaruhi hasil pada sistem tersebut [6].
Sejak penemuannya AHP telah diterapkan dalam
berbagai sekenario pengambilan keputusan, seperti [33]:
a. Pemilihan : memilih salah satu alternatif dari satu set
alternatif lainnya
65
b. Prioritas/evaluasi : menentukan manfaat relatif dari
serangkaian alternatif
c. Alokasi Sumber daya : menemukan kombinasi dari
alternatif pada berbagai kendala
d. Perbandingan : membandingkan suatu proses atau
sistem dengan lainnya
e. Manajemen mutu
Ada beberapa prinsip dasar AHP yang harus dipahami
yaitu perinsip-prinsip berfikir analitis yang merupakan prinsip yang
mendasari logika manusia dalam menganalisa dan memecahkan
suatu masalah. Dalam menyelesaikan masalah dengan AHP prinsip
yang harus dipahami yaitu [6]:
1. Decomposition
setlah kita mendefinisikan permasalahan, maka
perlu dilakukan decomposition. Artinya adalah
memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-
unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang
akurat, pemecahan yang dilakukan harus mencapai
pemecahan terkecil, sehingga di dapatkan beberapa
tingkatan dari permasalahan tersebut, karena itulah
dinamakan hierarki. Ada dua jenis hierarki, yaitu
lengkap dan tidak lengkap. Dalam hierarki
lengkap, semua elemen pada suatu tingkatan
66
memiliki semua elemen yang ada pada tingkatan
berikutnya. Jika tidak demikian, maka hierarki
tersebut tidak lengkap.
2. Comparative Judgment
Perinsip ini berarti membuat penilaian tentang
kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat
tertentu dalam kaitan dengan tingkatan diatasnya.
Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan
berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen.
Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih menarik
bila disajikan dalam bentuk matriks yang
dinamakan matriks perbandingan berpasangan
(pairwise comparison). Agar diperoleh skala yang
bermanfaat ketika membandingkan dua elemen,
pengambil keputusan perlu pengertian menyeluruh
tentang elemen-elemen yang dibandingkan dan
relevansinya terhadap kriteria atau tujuan yang
dipelajari dalam penyusunan skala kepentingan ini,
digunakan patokan seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.4 Skala Dasar Metode AHP
Tingkat
Kepentingan
Definisi Keterangan
1 Sama pentingnya Dua kegiatan
berkontribusi sama
pada tujuan
3 Sedikit lebih Pengalaman dan
67
penting diatas
yang lain
penilaian sedikit
mendukung satu
kegiatan diatas yang
lain
5 Penting atau kuat
pentingnya
Pengalaman dan
Penilaian sangat
mendukung satu
kegiatan diatas yang
lainnya
7 Menunjukkan
pentingnya
Kegiatan sangat
disukai dan
dominasinya di
tunjukkan dalam
pelaksanaanya
9 Mutlak Sangat
penting
Ekstrim pentingnya
dibanding yang lain
2,4,6,8 Nilai menengah
antara dua
penghakiman
yang berdekatan
Ketika Kompromi di
butuhkan
Reciprocal Kebalikan Jika elemen i memiliki
salah satu angka diatas
ketika dibandingkan
elemen j, maka j
memiliki nilai
kebalikannya ketika
dibandingkan dengan
elemen i
Sumber : Politis et al, 2010
Dalam penilaan kepentingan relatif dua elemen
berlaku aksioma reciprocal. Artinya jika elemen I
dinilai tiga kali lebih penting di banding elemen j,
maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali
pentingnya dengan elemen i. disamping itu,
perbandingan dua elemen yang sama akan
menghasilkan angka 1, yang artinya sama penting.
Dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama
68
penting. Jika terdapat n elemen, maka akan
diperoleh matriks pairwise comparison berukuran
n x n. banyaknya penilaian yang diperlukan dalam
menyusun matriks ini adalah n(n-1)/2 karena
matriksnya reciprocal dan elemen-elemen diagonal
sama dengan 1.
3. Synthesis of prioriy
Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian
dicari eigenvectornya untuk mendapat local
priority. Karena matriks – matriks pairwise
comparison terdapat pada setiap tingkat, maka
untuk mendapatkan global priority harus dilakukan
sntesa di local priority. Prosedur melakukan
sintesis berbeda menurut bentuk hirarki.
Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan
relatif melalui prosedur sistem dinamakan priority
setting. Eigenvektor adalah sebuah vektor yang
apabila dilakukan sebuah matriks hasilnya adalah
vektor itu sendiri dikalikan dengan sebuah bilangan
skalar atau parameter yang tidak lain adalah
eigenvalue. bentuk persamaannya sebagai berikut :
69
Ket :
w : eigenvektor
A : Matriks bujursangkar
: eigenvalue
Eignvektor biasa disebut sebagai vektor
karakteristik dari sebuah matriks bujursangkar
sedangkan eigenvalue merupakan akar
karakteristik dari matriks tersbut. Metode ini yang
dipakai sebagai alat pegukur bobot prioritas setiap
matriks perbandingan dalam model AHP karena
sifatnya lebih akurat dan memperhatikan semua
interaksi antar kriteria dalam matriks. Kelemahan
metode ini adalah sulit dikerjakan secara manual
terutama apabila matriksnya terdiri dari tiga
kriteria atau lebih sehingga memerlukan bantuan
program komputer untuk memecahkannya.
4. Logical Consistency
konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah
bahwa objek-objek yang serupa dapat
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan
relevansi. Contohnya, anggur dan kelereng
dikelompokkan sesuai dalam himpunan yang
seragam jika bulat merupakan kriterianya, tetapi
70
tak dapat jika rasa sebagai kriterianya. Arti kedua
adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek-
objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Contohnya, jika manis merupakan kriteria dan
madu dinilai lima kali lebih manis dibandingkan
gula, dan gula dinilai dua kali lebih manis
dibanding sirup. Jika madu hanya dinilai empat
kali lebih manis dibanding sirup, maka penelitian
dianggap tidak konsisten dan proses harus di ulang
jika ingin memperoleh penilaian yang lebih tepat.
2.8.2.2. Manfaat AHP (Analytical Hierarchy Process)
Menurut Saaty seperti yang diungkapkan oleh marimin
dan Nurul (2010), secara umum beberapa keuntungan yang
diperoleh bila memecahkan persoalan dan pengambilan keputusan
dengan menggunakan AHP adalah :
1. Kesatuan
AHP (Analytical Hierarchy Process) memberi satu
model tunggal yang mudah dimengerti dan luwes
untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur.
2. Kompleksitas
AHP memadukan rancangan dedukatif dan
rancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan
persoalan kompleks.
71
3. Saling Ketergantungan
AHP dapat menangani saling ketergantungan
elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak
memaksakan suatu penilaian linear.
4. Penyusunan Hirarki
AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran
untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem
dalam berbagai tingkat berlainan dan
mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap
tingkat.
5. Pengukuran
AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal
dan wujud suatu metode untuk menentukan
prioritas.
6. Konsistensi
Melacak konsistensi logis dari pertibangan-
pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan
berbagai prioritas.
7. Sintesis
Menentukan kesatuan taksiran menyeluruh tentang
kebaikan setiap alternatif.
72
8. Tawar menawar
Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari
berbagai faktor sistem dan memungkinkan
organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan
tujuan.
9. Penilaian dan konsensus
Tidak memaksaka konsensus, tetapi
mensitensiskan suatu hasil yang representatif dari
berbagai penilaian yang berbeda.
10. Pengulangan proses
Memungkinkan organisasi memperhalus definisi
mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki
pertimbangan dan pengertian mereka melalui
pengulangan.
Adapun keterbatasan atau kelemahan penggunaan
metode AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah sebagai
berikut :
1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya.
Input ini berupa persepsiseorang ahli sehingga
dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli.
Selain itu, model menjadi tidak berarti jika ahli
tersebut memberikan penilaian yang keliru.
73
2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa
ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada
batas kepercayaan dari kebenaran model yang
terbentuk.
2.8.2.3. Langkah dan Prosedur AHP
Adapun langkah dalm penerapan AHP (analytical
Hierarchy Process), sebagai berikut [34]:
1. Penentuan Kriteria
Langkah awal dalam menyelesaikan permasalahan
dengan AHP adalah menentukan kriteria dan
subkriteria yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Tidak lupa
menentukan alternatif lain yang dinilai baik oleh
perusahaan. Misalnya, dalam permasalahan
menentukan supplier yang paling tepat kinerjanya.
Seperti contohnya dalam penilaian kinerja supplier
yang dinilai adalah pelayanan, pertumbuhan
penjualan dan kualitas produk. Permasalahan yang
dihadapi adalah [34]:
Untuk masalah service excellent, dapat
dimasukkan dalam kriteria pelayanan
74
Untuk masalah kualitas yang kurang
memuaskan dapat dikategorikan sebagai
kriteria kualitas produk.
Untuk masalah tingkat kepercayaan publik
dan penjualan dapat dikategorikan ke
dalam pertumbuhan penjualan.
2. Penentuan Hierarki
Hierarki disusun untuk membantu proses
pengambilan keputusan dengan memperhatikan
seluruh elemen keputusan yang terlibat dalam
sistem. Sebagian besar masalah menjadi sulit untuk
diselesaikan karena proses pemecahannya
dilakukan tanpa memandang masalah sebagai suatu
sistem denag suatu struktur tertentu. Pada tingkat
tertinggi dari hierarki, dinyatakan tjuan, sasaran,
dari sistem yang dicari solusi masalahnya. Tingkat
berikutnya merupakan penjabaran dan tujuan
tersebut. Untuk memastikan bahwa kriteria-kriteria
yang dibentuk sesuai dengan pemasalahan, maka
kriteria-kriteria tersebut harus dimiliki sifat-sifat
berikut [34] :
75
a. Minimum
Jumlah kriteria diusahakan optimal untuk
memudahkan analisis proses selanjutnya.
b. Independen
Setiap kriteria tidak saling tumpang tindih
dan harus dihindarkan pengulangan kriteria
untuk suatu maksud yang sama.
c. Lengkap
Kriteria harus mencakup seluruh aspek
penting dalam menghadapi persoalan yang
ada.
d. Operasional
Kriteri harus dapat diukur dan dianalisis, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dan dapat
dikomunikasikan.
Penyusunan hierarki dilakukan dengan cara
mengidentifikasi pengetahuan atau informasi
yang sedang dicari. Penyusunan tersebut
dimulai dari elemen yang menjai fokus
permasalahan, kemudian diurakian lagi
menjadi bagian-bagiannya lagi, kemudian
seterusnya secara hierarkis. Sebagai contoh,
76
dalam kajian evaluasi pemasok pada gambar
2.16 [34].
Gambar 2.16 Contoh struktur hierarki AHP
(Marimin & Nurul, 2010)
3. Langkah Penilaian
Untuk berbagai persoalan skala 1 – 9 adalah skala
terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Skala 1-
9 ditetapkan sebagai pertimbangan dalam
membandingkan pasangan elemen di setiap level
hierarki terhadap suatu elemen yang berada
diatasnya (Tabel 2.5). skala dengan sembilan
satuan dapat menggambarkan derajat sampai mana
kita mampu membedakan intensitas tata hubungan
antar elemen. Penilaian dilakukan oleh decision
maker [34].
77
Tabel 2.5 contoh kuisioner penilaian
4. Mencari rata-rata geometrik
Hasil dari rata-rata geometrik ini kemudian
dimasukkan kedalam matriks perbandingan
berpasangan. Mencari rata-rata geometrik dapat
menggunakan rumus :
√
5. Langkah Prioritas
Langkah selanjutnya adalah menetapkan prioritas
dengan membuat suatu pairwise comparison
matrix, maksudnya adalah elemen-elemen
dibandingkan berpasangan terhadap suatu kriteria
yang ditentukan. Sebagai contoh :
Tabel 2.6 Contoh Matrik Pairwise
Comparison
Pelayanan Supplier 1 Supplier 2 Supplier 3
Supplier 1 1 0,5 0,25
Supplier 2 2 1 0,5
78
Supplier 3 4 3 1
6. Normalisasi matriks
Setelah melakukan perhitungan matriks
perbandingan berpasangan, maka matriks tersebut
dinormalisasikan. Menormalisasikan matriks
tersebut dengan cara menjumlahkan nilai-nilai
dalam setiap kolom (Tabel 2.7). lalu membagi
setiap entry pada setiap kolom dengan jumlah pada
kolom tersebut untuk memperoleh matriks yang
dinormalisasi (Tabel 2.8).
Tabel 2.7 Mencari jumlah setiap kolom
Pelayanan Supplier 1 Supplier 2 Supplier 3
Supplier 1 1 0,5 0,25
Supplier 2 2 1 0,5
Supplier 3 4 3 1
Jumlah 7 3,5 1,75
Tabel 2.8 Normalisasi Matriks
Perbandingan berpasangan
Pelayanan Supplier 1 Supplier 2 Supplier 3
Supplier 1 0,14 0,14 0,06
Supplier 2 0,29 0,29 0,16
Supplier 3 0,57 0,57 0,57
79
7. Penentuan prioritas pilihan
Langkah berikutnya adalah dengan merata-ratakan
sepanjang baris dengan menjumlahkan semua nilai
dalam setiap baris dari matriks yang dinormalisasi
lalu membagi banyaknya entri dari setiap baris.
(0.14 + 0.14 + 0.06) : 3 = 0.14
(0.29 + 0.29 + 0.16) : 3 = 0.29
(0.57 + 0.57 + 0.57) : 3 = 0.57
Dari contoh tersebut sintesis ini menghasilkan
prioritas relatif menyeluruh, atau preferensi untuk
supplier 1 = 0.14, supplier 2 = 0.29, dan supplier 3
= 0.57
8. Konsistensi
Salah satu asumsi utama model AHP yang
mebedakannya dengan model pengambilan
keputusan lain adalah tidak adanya syarat
konsistensi mutlak. Dengan model AHP yang
memakai persepsi manusia sebagai inputnya maka
ketidak konsistenan mungkin terjadi karena
manusia memiliki keterbatasan dalam menyatakan
persepsinya secara konsisten terutama kalau harus
membandingkan banyak kriteria. Berdasarkan
kondisi ini maka manusia dapat menyatakan
80
persepsinya dengan bebas tanpa harus berfikir
apakah persepsinya tersebut akan konsisten
nantinya atau tidak. Pengukuran konsistensi dari
suatu matriks itu sendiri didasarkan atas eigenvalue
maksimum. Dengan eigenvalue maksimum,
inkonsistensi yang biasa dihasilkan matriks
perbandingan dapat diminimumkan. Rumus dari
indeks konsistensi adalah sebagai berikut:
( ) ( )
Ket :
CI : Indeks konsistensi
: eigenvalue maksimum
n : Orde matriks
eigenvalue maksimum suatu matriks tidak akan
lebih kecil dari nilai n sehingga tidak
memungkinkan ada nilai CI yang negatif. Makin
dekat eigenvalue maksimum dengan besarnya
matriks, makin konsisten matriks tersebut dan
apabila sama besarnya maka matriks tersebut
konsisten 100% atau inkonsistensi 0 %. Dalam
pemakaian sehari-hari CI tersebut bisa disebut
81
indeks inkonsistensi karena rumus diatas memang
lebih cocok untuk mengukur inkonsistensi suatu
matriks. Indeks inkonsistensi diatas kemudian
diubah kedalam bentuk rasio inkonsistensi dengan
cara membaginya dengan suatu indeks random
(RI). Dari 500 sampel matriks acak dengan skala
perbandingan 1 sampai 9, untuk beberapa orde
matriks Saaty mendapatkan suatu nilai rata-rata RI
seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.9 Nilai Indeks Random (RI)
Sumber : saaty,1991
n : Ukuran Matriks
RI : Indeks Random
Dengan membandingkan antara CI dan RI akan di
dapat suatu patokan yang menyatakan suatu
matriks bersifat konsisten atau tidak. Perbandingan
antara CI dan RI dilakukan sebagai Consistency
Ratio (CR). Secara matematis dapat dinyatakan
sebagai berikut :
82
Selanjutnya konsistensi responden dalam mengisi
kuesioner diukur. Pengukuran konsistensi ini
dimaksudkan untuk melihat ketidak konsistenan
respon yang diberikan responden. Nilai CR
(consistency Ratio) yang diijinkan adalah CR < 0.1
(Saaty, 1991).
9. Langkah iterasi
Merupakan tahap dimana mengulangi setiap
langkah dari langkah ke-2 sampai ke – 6 untuk
setiap level hierarki.
10. Penentuan prioritas final
Cara penentuan prioritas final adalah dengan cara
mengalikan setiap vector Priority pada level yang
paling bawah dengan kriteria pada level yang lebih
tinggi dan begitu seterusnya, kemudian tambahkan
hasilnya untuk mendapatkan overall Priority.
2.9. Konsep Dasar Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi digunakan dalam rangka membangun
sebuah sistem yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Pengembangan sistem informasi diharapkan dapat mengorganisasikan seluruh
kebutuhan pengguna dan seluruh pihak yang terkait kedalam sebuah penerapan
sistem informasi yang dapat diandalkan. Dari hasil pengembangan diharapkan
terjadinya suatu integrasi antara kebutuhan bisnis dengan perkembangan teknologi
83
sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dengan menggunkan
metode-metode pengembangan tertentu yang telah disesuaikan dengan
pengembanagn sistem.
2.9.1. Metode Rapid Application Development (RAD)
Menanggapi kecepatan pertumbuhan perekonomian secara umum,
Rapid Application Development (RAD) telah menjadi rute yang populer
untuk mempercepat pengembangan sistem. Ide-ide dasar RAD adalah [5] :
1. Untuk pengguna sistem yang lebih aktif terlibat dalam kegiatan
analisis, desain dan pembuatan.
2. Untuk mengorganisir pengembangan sistem menjadi
serangkaian fokus, workshop secara intensif bersam-sama
melibatkan pemilik sistem, desainner dan pembuat.
3. Untuk mempercepat kebutuhan dan fasae desain melalui
pendekatan pembangunan yang berulang.
4. Untuk mengurangi lama waktu yang berlalu sebelum pengguna
mulai melihat sistem kerja.
Menurut Whitten dan Bentley (2007) RAD merupakan sebuah
pendekatan desain sistem yang menggunakan tersetruktur, prototyping dan
teknik JAD dalam mengembangkan sistem lebih cepat. Joint Aplication
Development (JAD) merupakan teknik yang menekankan pada
pengembangan partisipatif antara pemilik sistem, pengguna, desainer dan
pembuat. Dimana selama sesi JAD desain sistem, perancang sistem
mengambil peran sebagai fasilitator.
84
Rapid Application Development (RAD) merupakan strategi
pengembangan sistem yang menekankan kepada kecepatan pengembangan
melalui keterlibatan ekstensif pengguna dalam pembuatan yang cepat,
berulang dan secara bertahap dari serangkaian prototipe fungsi sistem yang
akhirnya berkembang menjadi sistem final. Prototype dalam sekala kecil
mewakili atau model kerja kebutuhan pengguna atau desain yang
diusulkan untuk sistem informasi [5].
Tabel 2.10 Kelebihan dan Kekurangan Rapid Apllication Development
(RAD)
Keuntungan Kekurangan
1. Hal ini mendorong pengguna dan
manajemen berpartisipasi aktif
(sebagai lawan dari reaksi pasif
untuk model non sistem kerja)
yang diharapkan dapat
meningkatkan antusiasme
pengguna akhir.
1. Memerlukan sumber daya manusia
yang memadai untuk menciptakan
jumlah tim yang baik
2. Proyek memiliki visibilitas
(kejelasan) yang tinggi dan
dukungan karena keterlibatan
pengguna di seluruh proses.
2. Kecepatan yang tinggi dengan
biaya yang minimal kemungkinan
besar hasilnya kurang maksimal
3. Pengguna dan manajemen
melihat solusi-solusi yang
berbasis perangkat lunak dan
bekerja lebih cepat daripada
pengembangan model driven
3. Proyek mungkin berakhir dengan
lebih banyak tambahan kebutuhan
daripada yang telah dipenuhi
4. Kesalahan dan kelalaian
cenderung di deteksi awal
prototipe dibandingkan model
sistem
4. Potensial ketidak konsistenan
panamaan dan dokumentasi
85
5. Pengujian dan pelatihan alami
melalui produk dari prototipe
yang mendasari pendekatan
6. Pendekatan berulang adalah
merupakan proses alami, karena
perubahan adalah faktor yang
diharapkan selama penbangunan
Sumber : Whitten & Bentley, 2007
2.9.2. Tahapan Rapid Application Development (RAD)
Berdasarkan pada teori whitten and Bentley (2007), RAD memiliki
tahapan seperti : Scope Definition, Analysis, Design, Construction and
Testing, Delivery of a Version, dan System Operation and Maintenance.
Yang secara mendetail dapat dijelaskan pada gambar 2.17 dibawah ini :
Gambar 2.17 Tahapan Rapid Application Development (RAD)
(Whitten & Bentley, 2007)
86
Adapun 4 (empat) tahapan dalam Rapid Application Development
sebagai metode pengembangan yang dipergunakan dalam sistem e-
procurement ini, yaitu :
1. Definisi Lingkup (Scope Definition)
Tujuan dari fase definisi lingkup ada dua. Pertama, untuk
menjawab “permasalahan ini bernilai untuk dilihat?” kedua,
dengan mengasumsikan permasalahan layak untuk dilihat,
menetapkan ukuran dan batasan-batasan, visi, habatan atau
keterbatasan yang diperlukan. Fase ini meliputi pemiliki sistem,
manajer proyek dan analis sistem. Pada fase ini terutama
melibatkan Pemilik Sistem, manajer proyek dan analis sistem.
Dengan demikian, pernyataan lingkup awal hasil penting dari
fase ini karena mendefinisikan seberapa besar sistem yang akan
dikembangkan [5].
Fase definisi lingkup adalah tahap pertama dari proses
pengembangan sistem klasik. Dalam metodologi lain ini biasa
disebut tahap awal investigasi, tahap studi awal, tahap survei
atau tahap perencanaan. Adapun tahapan dalam meningkatkan
pengembangan sistem informasi :
1. Profil Perusahaan
Merupakan proses eksplorasi atau pengumpulan semua
informasi yang dibutuhkan terkait dengan sistem yang akan
dibuat pada perusahaan (objek penelitian)
87
2. Identifikasi Masalah
Pengenalan terhadap permasalahan yang terjadi atau
terdapat pada kegiatan procurement melalui proses
pengumpulan data yang dilakukan.
3. Batasan Sistem
Pembatasan terhadap lingkup sistem informasi e-
procurement yang akan dikembangkan.
2. Analisis Sistem (Analysis)
Tahap ini menjabarkan berkaitan dengan analisi sistem.
Terdapat 3 (tiga) fase dalam tahap analisis sistem alur
pengembangan Rapid Application Development (RAD), yaitu :
a. Problem Analysis (Analisis Permasalahan)
Pada fase ini pengguna sistem mulai aktif dilibatkan dalam
pelaksanaan pengembangan sistem. Tujuan utama dalam tahap
analisis permasalahan ialah memperoleh pemahaman yang
lebih baik terkait pada permasalahan, peluang dan kendala yang
terjadi. Tahap analisis permasalahan menyediakan anailisis
dengan lebih melalui pemahaman masalah,peluang dan/atau
arahan untuk menjawab penrtanyaan “adakah permasalahan
yang benar-benar layak untuk dipecahkan?” dan “adakah sistem
baru yang benar-benar layak dibangun?” pada tahap ini
meliputi :
88
1. Proses Bisnis Berjalan
Merupakan gambaran proses Procurement yang sedang
berjalan pada PT. Tata Udara Nusantara dengan
penggunaan rich Picture.
2. Problem, Opportunities, Objectives dan constrain
matrix
Pada tahap ini digunakan Problem, Opportunities,
Objectives dan constrain Matrix yang terdiri dari
analisis Cause and Effect Analysis (Analisis Sebab
Akibat) dan System Improvement Objectives (Tujuan
Perbaikan Sistem).
Cause and Effect Analysis (Analisis Sebab Akibat)
merupakan sebuah teknik masalah-masalah ataupun
peluang untuk menentukan penyebab dan akibatnya,
dengan tujuan hal tersebut tidak menghasilkan gejala
masalah yang lainnya.
Tabel 2.11 Contoh Cause and Effect Analysis
Cause and Effect Analysis
Problem or Opportunity Causes and Effects
1. Pengelolaan data
pelaksanaan sleksi
pengajuan pengadaan
supplier relatif lama
Causes : Pengajuan pelaksanaan
procurement pada proses pengajuan
supplier masih dilalukan melalui media
telepon ataupun email sehingga data harus
diolah secara manual dan membandingkan
antara penawaran satu supplier dengan
yang lainnya.
89
Effect : membutuhkan waktu yang cukup
lama dalam peroses sleksi pemilihan
supplier dalam membandingkan
penawaran yang diajukan
Sedangkan, System Improvement Objectives (Tujuan
Perbaikan Sistem) bertujuan untuk menentukan kriteria
dimana semua perbaikan pada sistem akan diukur dan
diidentifikasi semua batasan yang membatasi
fleksibilitas perbaikan tersebut. System Improvement
Objectives terdiri atas dua hal yaitu tujuan (objective)
sistem yang merupakan ukuran keberhasilan dan
batasan (Constraint) sistem, yang merupakan
pembatasan fleksibilitas dalam mendefinisikan solusi
pencapaian tujuan.
Tabel 2.12 System Improvement Objectives
System Improvement Objectives
System Objective System Constraint
1. Supplier dapat mengajukan
penawaran melalui sistem
terhadap persyaratan yang
ditawarkan.
1. Supplier hanya dapat
mengajukan penawaran yang
ditawarkan tanpa melihat
kinerja sebelumya.
b. Requirements Analysis (analisis Kebutuhan)
Tahapan ini mendefinisikan dan memperioritaskan
kebutuhan bisnis bagi sistem yang baru. Tujuannya adalah
memahami dengan sebenar-benarnya kebutuhan dari sistem
baru dan mengembangkan sebuah sistem yang mewadahi
90
kebutuhan tersebut, atau memutuskan bahwa pengembangan
sistem tidak dibutuhkan [5].
Tahap analisis kebutuhan mendefinisikan dan
memperioritaskan kebutuhan bisnis. Secara sederhana analisis
mendekati pengguna untuk mencari tahu apa yang mereka
butuhkan atau inginkan dari sistem baru. Adapun tahapan yang
terdapat dalam analisis persyaratan ini yaitu :
1. Analisis PIECES
Menganalisis kebutuhan sistem untuk memperbaiki
sistem berjalan dengan memperhatikan kepada aspek
yang terdapat pada kerangka kerja PIECES
(Performance, Information, Economic, Control,
Efficiency, dan Service)
2. Functional Requirement
Merupakan deskripsi kegiatan dan layanan yang harus
disediakan sistem [5]. Persyaratan fungsional sering
didefinisikan dalam istilah input, output, proses dan data
tersimpan yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran
peningkatan sistem.
3. Nonfunctional Requirment
Deskripsi fitur lainnya, karakteristik dan kendala yang
menentukan sistem yang memuaskan [5]. Persyaratan
nonfungsional mengacu pada kualitas yang harus
91
dimiliki oleh sistem berdasarkan pada penemuan
PIECES.
4. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Mendeskripsikn dan menentukan kriteria penilaian yang
akan digunakan dalam mengevaluasi kinerja supplier.
c. Decision Analysis (Analisis Keputusan)
Tujuan dalam tahap ini adalah untuk mengidentifikasi
pilihan solusi kelayakan dari pilihan dan merekomendasikan
sistem yang akan dirancang [5].
Tahapan yang terdapat dalam analisis keputusan (decision
analysis), yaitu :
1. Gambaran Sistem Usulan
Merupakan gambaran sistem yang di usulkan sebagai
sebuah solusi yang digambarkan dalam sebuah rich
picture.
2. Analisis Perbandingan sistem
Yaitu menilai sistem dari sudut pandang dengan cara
menganalisis masalah yang ada antara sistem yang
berjalan dengan yang diusulkan.
3. Desain (Design)
Merupakan sebuah tahapan yang dilakukan setelah analisis
dari siklus pengembangan sistem dilakukan yang bertujuan
pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan
92
persiapan dalam rancang bangun implementasi untuk
menggambarkan bagaimana suatu sistem berfungsi [5].
Sistem model merupakan gambar sistem yang mewakili
kenyataan atau realitas yang diinginkan. Model sistem
memfasilitasi peningkatan komunikasi antara pengguna sistem,
desainer sistem dan pembuat sistem [5].
Ada 2 (dua) fase dalam tahap perancangan sistem e-
procurement ini, antara lain :
1. Logical Design (Desain Logik)
Terjemahan kebutuhan pengguna bisnis ke dalam
model sistem yang hanya menggambarkan dan tidak
ada kemungkinan desain teknis atau pelaksanaan
kebutuhan tersebut.
2. Physical Design (Desain Fisik)
Penjabaran persyaratan pengguna bisnis menjadi
sebuah model sistem yang menggambarkan
implementasi teknis dari kebutuhan bisnis
pengguna.meliputi desain teknis atau dalam
menggambarkan output pelaksanaan model.
4. Pembangunan dan Pengujian (Contruction and Testing)
Tahap untuk memulai membangun dan menguji sistem
komponen berdasarkan kepada desain sistem yang telah dibuat
93
sebelumnya yang siap untuk di implementasi. Tujuan dari
pembangunan dan pengujian tahap ini, yaitu [5]:
a. Untuk membangun dan menguji sistem yang
memenuhi kebutuhan bisnis dan spesifikasi desain
fisik
b. Untuk mengimplementasian antar muka antara sistem
baru dan sistem yang telah ada sebelumnya.
Pada tahapan ini terdiri dari 2 (dua) fase dalam penelitian
ini, yaitu :
1. Construction / Coding
Merupakan tahap pembuatan aplikasi atau software
dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu
sesuai kepada kebutuhan atau keinginan
pengguna/bisnis.
2. Testing
Merupakan tahap uji coba terhadap aplikasi atau
software yang telah dibangun, dengan tujuan
memeriksa kesalahan serta kesesuaian sistem yang
telah dibuat dengan kebutuhan sistem yang telah
diungkapkan. Dalam penelitian ini yang digunakan
yaitu Blackbox testing.
94
2.9.3. Tool’s pengembangan sistem
2.9.3.1. Rich Picture
Rich picture merupakan sebuah gambaran informal yang
digunakan untuk menyatakan ilustrasi pemahaman terhadap situasi
dari sistem yang sedang berlangsung. Rich picture juga dapat
digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi
komunikasi lebih baik antara pengguna dalam sistem. Rich picture
mendeskripsikan antara permasalahan sistem dan application
domain [35].
Rich picture merupakan penggambaran sistem atau
situasi dalam sebuah ilustrasi gambar. Penggunaan simbol-simbol
dalam mewakili objek tertentu agar memberikan kemudahan bagi
seseorang memahami alur dengan baik, seperti pada gambar 2.18
menunjukkan rich picure sistem usulan dalam pengembangan
penelitian ini.
95
Gambar 2.18 Contoh rich picture
2.9.3.2. Unified Modeling Language (UML)
UML mulai diperkenalkan pada pertengahan tahun 1990
oleh Booch, Rumbaugh dan Jacobson yang tergabung dalam
Rational Rose Corporation. Selanjutnya mereka melakukan
pengembangan metodologi dan bahasa dengan bergabung pda
perusahaan OMG (Object Management Group) yang merupakan
sebuah konsorsium yang menciptakan dan mengawasi standarisasi
pada industri komputer. Versi utama dari UML dijadikan sebuah
bahasa standar oleh OMG pada 1997 yang dengan sejalannya
waktu UML telah mencapai versi 2.0 [36].
96
UML sendiri menurut Booch et.al (2007) merupakan
bahasa pemodelan utama yang digunakan untuk melakukan
analisis,spesifikasi dan merancang sistem perangkat lunak. Unified
Modeling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah
menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan
mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan
sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem [37].
2.9.3.3. Diagram & Notasi (UML)
Unified Modeling Language (UML) dapat
dikelompokkan kedalam dua kelompok, yaitu : diagram struktur
(structure diagram), diagram interaksi dan diagram prilaku
(behavioral diagram). Seperti dijelaskan dalam gambar 2.19
pembagian kelompok UML.
Gambar 2.19 Diagram Unified Modeling Language (UML)
(Booch et.al, 2007)
97
Actor
1) Use case Diagram
Menjelaskan fungsional yang disajikan oleh sistem
bersama interaksi yang dapat dilakukan oleh aktor
terhadap fungsional yang disajikan sistem tersebut [36].
Use case diagram juga merupakan pemodelan yang
menggambarkan kelakuan (behavior) sistem yang akan
dibuat. Diagram ini mendeskripsikan sebuah interaksi
antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan
dibuat, atau dengan kata lain use case diagram ini
digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada
dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak
menggunakan fungsi-fungsi tersebut [37].
Whitten dan bentley (2007) mengemukakan
mengenai metode dokumentasi use case dalam bentuk
narasi dengan menjelaskan kondisi, pemicu, kejadian,
alternatif, simpulan, pasca kondisi, aturan bisnis, batasan
implementasi, asumsi dan isu terbuka yang dapat
digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Tabel 2.13 Notasi Use Case
Notasi Keterangan
Orang, proses atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem
informasi yang akan dibuat diluar
sistem informasi yang akan dibuat
itu sendiri, jadi walaupun simbol
98
aktor adalah gambar orang tetapi
aktor belum tentu merupakan
orang. Biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda diawal
frase nama aktor.
Use case,
Fungsionalitas yang disediakan
sistem sebagai unit-unit yang saling
bertukar pesan antar unit atau aktor,
biasanya dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja di awal
frase nama use case.
Association,
merupakan penghubung antara
aktor dengan use case.
Extends,
Digunakan untuk tambahan ke
sebuah use case dimana yang
ditambahkan dapat berdiri sendiri
walau tanpa use case tambahan itu.
Includes,
Digunakan untuk tambahan ke
sebuah use case. dimana tambahan
tersebut memerlukan use case ini
untuk menjalankan fungsinya atau
sebagai sebuah syarat untuk
dijalankan use case ini.
Boundary,
Merupakan suatu batasan sistem
yang akan dijalankan oleh user.
Sumber : Sugiarti, 2013
Adapun penggunaan notasi use case diatas dalam
penerapannya dalam penelitian ini adalah seperti pada
gambar 2.20 di bawah ini :
Use Case
<<extend>>
<<include>>
System
99
Gambar 2.20 Contoh use case diagram
2) Potential Object
Merupakan peroses menentukan objek-objek
potensial yang akan menjadi bahan untuk membuat class
diagram, dengan cara mengumpulkan objek kata benda
yang telah teridentifikasi pada proses sebelumnya
100
kemudian di sleksi sehingga menghasilkan dafta objek
yang diusulkan.
3) Class Diagram
Gambar grafis yang mengenai struktur objek statis
dari suatu sistem, menunjukkan kelas-kelas objek yang
menyusun sebuah sistem dan juga berhubungan antara
kelas objek tersebut [5].
Class diagram menggambarkan struktur sistem dari
segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk
membangun sistem. Diagram class mendeskripsikan
jenis-jenis objek didalam sistem dan berbagai hubugan
statis yang terdapat diantara mereka. Diagram class juga
menunjukkan property dan operasi sebuah class dan
batasan-batasan yang terdapat dalam hubungan objek
tersebut [37].
Tabel 2.14 Komponen Class Diagram
Simbol Nama
Komponen
Keterangan
Agregasi Relasi antar kelas dengan
makna semua bagian
Assosiasi Relasi antar class dengan
makna umum, assosiasi
biasanya juga disertai
multiplicity
101
Class Himpunan Objek-objek
yang berbagi attribut serta
operasi yang sama.
1. Class name, nama dari
sebuah objek class
2. Attribute, atribut atau
properto dari sebuah
class yang melukiskan
batas nilai yang
mungkin ada pada
objek.
3. Operation, operasi atau
sesuatu yang dapat
dilakukan oleh sebuah
class.
Dependency
(ketergantungan)
Relasi antar class dengan
makna kebergantungan
antar class
Generalisasi Relasi antar class denga
makna generalisasi –
spesialisasi (umum –
khusus)
Interface Sama dengan konsep
interface dalam
pemrograman berorientasi
objek.
Sumber : Sugiarti, 2013
Multiplisitas merupakan hubungan antar objek
dalam class, yang menunjukkan jumlah suatu objek yang
bisa berhubungan dengan objek lain [37].
- 1 (pasti 1),
- 0…1 (nol atau satu), 0…* (nol atau lebih) atau
1…* (satu atau lebih)
- Tidak ada batasan (bisa 0,1,…,n),
- Biasanya didefinisikan batas bawah dan atas,
kecuali untuk yang bernialai 1.
102
Gambar 2.21 Contoh Class Diagram
4) Matriks CRUD
Menurut benard (2005) matrix dikembangkan
dengan pemetaan entitas yang dipengaruhi oleh kegiatan
bisnis (line of business) terkait. Sedangkan menurut
whitten & Bentley (2007) CRUD (Create, Read, Update,
103
Delete) matrix adalah matriks yang digunakan untuk
memetakan kebutuhan data pada lokasi dalam sistem.
Tabel 2.15 Contoh CRUD Matrix
5) Mapping Class diagram
Tahap selanjutnya yaitu melakukan mapping class
diagram dengan menggunakan Problem Domain Object
an RDBMS, dengan tujuan mengoptimalkan database
yang terbentuk. Cara memetakan problem domain object
dalam class diagram ke format RDBMS melalui 8
tahapan, yaitu [38] :
1. Petakan semua class konkret dalam problem
domain ke tabel RDBMS. Jika, problem domain
class abstrak memiliki beberapa subclass
langsung, petakan juga ke dalam tabel RDBMS.
2. Petakan atribut tunggal ke dalam kolom tabel.
3. Petakan metode untuk disimpan di dalam
prosedur atau modul program.
location
Attribut
Admin
Pusat
Div.
Komersial
Divisi
operasion
Client CRUD CRU R
Id_Client CRU R R
Nama_client CRU CRU R
104
4. Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan
hubungan asosiasi dengan kolom yang dapat
menyimpan primary key dari tabel terkait, yaitu
menambahkan foreign key ke dalam tabel.
Lakukan hal tersebut untuk kedua sisi yang
berhubungan.
5. Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan
one-to-many dari tabel yang asli ke tabel yang
baru.
6. Petakan multi-valued agregasi dan hubungan
asosiasi ke tabel asosiatif baru yang
menghubungkan dua tabel asli bersama-sama.
Masukkan primary key dari kedua tabel tersebut
ke dalam tabel asosiatif yang baru, yaitu
menambahkan foreign key ke tabel.
7. Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan
tipe campuran, copy primary key dari sisi
single-valued (1..1 atau 0..1) ke kolom baru
pada tabel yang memiliki hubungan multi-value
(1..* atau 0..*) yang dapat menyimpan primary
key dari tabel terkait. Yaitu menambahkan
foreign key ke tabel multi-valued.
105
8. Untuk hubungan agregasi, pastikan bahwa
primary key dari subclass sama dengan primary
key dari superclass. Multiplicity dari hubungan
asosiasi yang baru dari subclass ke superclass
harus 1..1. jika superclass konkret, yaitu mereka
dapat menginisiasi sendiri, maka multiplicity
dari superclass ke subclass adalah 0..*, jika
tidak konkret hubungannya adalah 1..1.
selanjutnya, exclisive-or (XOR) harus
ditambahkan ke dalam asosiasi. Lakukan
langkah ini untuk setiap superclass.
9. Atau, sesuaikan inheritance dengan menyalin
atribut superclass ke semua subclass dan hapus
superclass dari desain.
106
Berikut ini merupakan contoh Mapping Class dalam penelitian ini :
Gambar 2.22 Contoh Mapping Class
107
6) Activity Diagram
Menyajikan penjelasan visual mengenai alur kegiaan
yan terjadi baik dalam fungsional sebuah use case
diagram maupun alur bisnis atau alur kerja tertentu
bersama pihak yang bertanggung jawab atas alur kerja
tersebut [36].
Activity diagram menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses
bisnis. Activity diagram menggambarkan berbagai alir
aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang.
Bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang
mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir [37].
Gambar 2.23 menggambarkan salah satu bagian dari
activity diagram manage data pegawai dalam penelitian
ini, yaitu sebagai berikut :
108
Gambar 2.23 Contoh Activity Diagram
Adapun notasi activity diagram dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut pada tabel 2.16.
Tabel 2.16 Notasi Activity Diagram
Notasi Keterangan
Initial state, Menunjukkan suatu permulaan
dari suatu aktivitas.
Swimlane, menunjukkan siapa yang
bertanggumg jawab melakukan aktivitas
dalam suatu diagram.
Action State, merupakan suatu tindakan yang
dilakukan terhadap sistem. Activity1
109
Control Flow, penghubung antara action state
yang satu dengan action state lainnya.
Transition (Fork), menunjukkan kegiatan yang
dilakukan secara paralel
Transition (Join), menunjukkan kegiatan yang
digabungkan.
Final State, merupakan akhir dari suatu
aktivitas.
Sumber : Whitten & Bentley, 2007
7) Sequence Diagram
Merupakan diagram yang menggambarkan interaksi
antara aktor dan sistem untuk sebuah skenario use case.
Secara grafis sequence diagram menggambarkan
bagaimana objek berinteraksi dengan satu sama lain
melalui pesan eksekusi sebuah usecase atau operasi yang
mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima
di antara objek dan sequence (ruang waktu) [5]. Oleh
karena itu, untuk menggambarkan diagram sequence
maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam
sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki
kelas yang diinisiasi menjadi objek itu [37]. Adapun
110
notasi sequence diagram yang digunakan dalam
penilitian ini sebagai berikut :
Tabel 2.17 Notasi Sequence Diagram
Notasi Keterangan
Actor, merepresentasikan entitas
yang berada di luar sistem.
Lifeline, menggambarkan
hubungan suatu elemen yang
berbeda.
Boundary, biasanya berupa tepi
dari sistem, seperti user interface
atau suatu alat yang berinteraksi
dengan sistem lain.
Control, merupakan elemen
yang mengatur aliran dari
informasi untuk sebuah
skenario.
Entity, biasanya elemen yang
bertanggung jawab menyimpan
data dan atau informasi.
1: akses halaman login ()
Message, relasi ini digunakan
untuk memanggil operasi atau
metode yang dimiliki oleh suatu
objek.
actor
boundary
control
User
111
Self message, relasi ini
menunjukkan bahwa suatu objek
hendak memanggil dirinya
sendiri
Sumber : Whitten & Bentley, 2007
Adapun salah satu sequence diagram yang ada
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.24 Contoh Sequence diagram
2.10. Metode Analisis
2.10.1. Analisis PIECES
PIECES dibangun oleh Dr.James C. Wetherbe pada tahun 1994.
Menurut george M.Marakas (2006) dalam bukunya yang berjudul “System
Analysis an Active Approach” disebutkan bahwa PIECES merupakan
suatu alat yang efektif untuk menemukan gejala dan masalah melaui
konsep “sebab” dan “akibat” diantara hubungan masalah dengan gejala.
PIECES enam karakteristik kerangka kerja. Mungkin satu gejala bisa
112
memiliki hubungan dengan kategori lainnya, namun harus tetap dibedakan
agar lebih efektif [39].
1. Kinerja (Performance)
Berfokus kepada gejala atau permasalahan yang berhubungan
dengan penyelsaian/respon waktu yang diperlukan dalam
menyelesaikan setiap proses dalam sebuah organisasi.
2. Informasi (Information)
Fokus baik pada aspek kuantitatif dan kualitatif dari
kemampuan organisasi dalam mengelola serta mendapatkan
data dan informasi.
3. Ekonomi (Economic)
Fokus pada gejala atau permasalahan yang berhubungan
dengan biaya yang diperlukan dalam setiap proses yang
ditugaskan.
4. Kontrol (Control)
Berfokus kepada metode agar proses organisasi dapat
dipantau dan di atur dengan baik.
5. Efisiensi (Efficiency)
Berfokus pada pembuatan produk atau menyediakan
pelayanan dengan minimnya pemborosan. Efisiensi bisa di
ekspresikan dari rasio energi yang di perlukan dalam
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Efisiensi adalah output di
bedakan berdasarkan input.
113
6. Pelayanan (Service)
Gejala atau permasalahan di kategorikan yang berhubungn
dengan kualitas layanan suatu organisasi kepada pelanggan
maupun pihak terkait dengan manajemen user atau bagian
lain.
2.11. Tool’s Pembuatan Sistem
2.11.1. PHP
PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan
sebagai bahasa script server – side dalam pengembangan web yang
disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan web
dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web tersebut menjadi
lebih mudah dan efisien. PHP merupakan software open-source yang
disebarkan dan dilisensikan secara gratis serta dapat di-download secara
bebas dari situs resminya. PHP memiliki banyak kelebihan yang tidak
dimiliki oleh script sejenis [40].
Secara khusus, PHP dikenal sebagai sebuah bahasa scripting yang
menyatu dengan tag-tag HTML, dieksekusi di server, dan digunakan
untuk membuat halaman web yang dinamis. Versi pertama PHP di buat
oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995 yang versi pertamanya berupa
sekumpulan script PERL yang digunakan untuk membuat halaman web
yang dinamis pada home page pribadinya. Rasmus kemudian menulis
ulang script-script PERL tersebut menggunakan bahasa C, kemudian
menambahkan fasilitas untuk form HTML dan koneksi MySql pada versi
114
inilah pemrograman dapat menempelkan kode terstruktur di dalam tag
HTML (Azis, 2001). PHP juga merupakan HTML embedded, yaitu
perintah-perintah PHP yang dituliskan bersamaan dengan perintah-
perintah HTML. dapat dikatakan tanpa HTML maka PHP tidak dapat
dijalankan sebagaimana mestinya. HTML (HyperText Markup Language)
sendiri merupakan sebuah bahasa untuk membuat tampilan web. Jadi
disini ada sinergi antara dua bahasa yang saling menguatkan , yaitu antara
PHP dan HTML [41].
2.11.2. MySql
MySql pertama kali di rilis oleh seorang programmer database
bernama Michael widenius. MySql merupakan sebuah program database
server yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat
cepat, multi user serta menggunakan perintah standar SQL (Structure
Query Language). MySql merupakan sebuah database yang dapat
digunakan baik sebagai client maupun server serta merupakan suatu
perangkat lunak database yang berbentuk database relasional atau dalam
bahasa basis data sering disebut dengan Relational Database Management
System (RDBMS) yang menggunakan suatu bahasa permintaan bernama
SQL [42].
2.11.3. XAMPP
XAMPP adalah salah satu paket instalasi apache, PHP dan MySQL
secara instan yang dapat digunakan untuk membantu proses instalasi
ketiga produk tersebut seperti PHPTriad. Selain instalasi instan. XAMPP
115
juga memberikan fasilitas pilihan penggunaan PHP 4 dan PHP 5. Sama
halnya PHP, XAMPP bersifat free untuk dipergunakan. XAMPP adalah
suatu langkah mudah untuk menginstal distribusi apache yang memiliki
fitur program MySQL, PHP dan Perl [43].
2.11.4. PhpMyAdmin
Merupakan aplikasi web yang dibuat oleh phpmyadmin.net.
PHPMyAdmin digunakan untuk administrasi database MySQL. Beberapa
fitur administrasi yang digunakan pada PhpMyAdmin yaitu pembuatan
database, mengubah database, pembuatan tabel, mengubah tabel,
menambah data (record), menampilkan data, Mengubah data,menghapus
data, membuat view, menghapus view, membuat index kolom dan
menghapus index kolom [44].
Gambar 2.25 Halaman Utama PhpMyAdmin
2.11.5. Balsamiq Mockup
Untuk memahami balsamiq adalah dengan memahami
wireframing. Wireframing adalah membuat sketsa ide untuk produk atau
web antarmuka dalam bentuk kerangka, menggambarkan pada tingkat
116
tinggi apa yang akan dilakukannya, bagaimana nanti terlihat, dan
bagaimana itu akan berfungsi . beberapa hal yang ditawarkan [45]:
1. Kemudahan penggunaan : anda akan menciptakan wireframes
saat setelah anda membuka aplikasi
2. Alat-alat sederhana : Blasmiq diisi dengan mudah untuk
memahami alat visual yang akan membantu anda untuk
mentransfer ide-ide anda dengan cepat dan jelas.
3. Portabilitas : file blasmiq dapat dengan mudah berbagi diantara
rekan dan klien.
4. Keterjangkauan : Blasmiq memberikan perancangan yang
sangat baik bagi anda.
2.12. Konsep Basis Data
Keterkaitan antara data dan sistem menurut Whitten dan Bentley (2007),
data merupakan sebuah sumber yang harus dikontrol dan dikelola. Sedangkan,
sistem merupakan pengelolaan data didalam sebuah perusahaan yang
mempertemukan kebutuhan pegelolaan dalam transaksi harian, operasional,
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi.
2.12.1. Pengrtian Basis Data
Basis data (data base) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan
data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk
memperoleh informasi [41].
Tujuan awal dan utama dalam pengelolaan data pada sebuah basis
data adalah agar pencarian data dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
117
Disamping itu, pemanfataan data untuk pengelolahan data memiliki
tujuan-tujuan tertentu. Yaitu [9]:
1. Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
Memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan
manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data
tersebut dengan cepat dan mudah.
2. Efisiensi ruang penyimpanan (Space)
Penggunaan ruang penyimpanan dalam basis data dilakukan
untuk mengurangi jumlah redudansi (Pengulangan) data, baik
dengan melakukan penerapan sejumlah pengkodean atau
dengan membuat relasi-relasi antar kelompok yang saling
berhubungan.
3. Keakuratan (Accuracy)
Pemanfatan pengkodena atau pembentukan relasi antar data
bersama dengan penerapan batasan tipe data, domain data
keunikan data dan sebagainya dan diterapkan dalam basis data
sangat berguna untuk menentukan keakuratan pemasukkan
atau penyimpanan data.
4. Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dalam jumlah maupun jenisnya)
sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang
penyimpanan yang besar. Data yang sudah jarang atau bahkan
tidak pernah dipergunakan dapat diatur untuk dilepaskan dari
118
sistem basis data dengan cara memindahkannya ke media
penyimpanan lain.
5. Kelengkapan (Completeness)
Data yang dikelola bersifat relatif baik terhadap kebutuhan
pemakai maupun terhadap waktu. Untuk mengakomodasi
kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang maka
tidak hanya menambah record-record data, tetapi juga
melakukan penambahan struktur dalam basis data.
6. Keamanan (Security)
Keamanan dipergunakan untuk dapat menentukan siapa saja
yang diperbolehkan menggunakan basis data dan menentukan
jenis operasi yang boleh dilakukan.
7. Kebersamaan Pemakai
Pemakai basis data tidak terbatas hanya pada satu pemakai saja
atau oleh satu sistem aplikasi saja. Basis data yang dikelola
oleh sistem mendukung lingkungan multiuser, akan dapat
memenuhi kebutuhan ini, tetapi dengan menghindari terhadap
munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data.
2.12.2. Database management System (DBMS / RDBMS)
Untuk mengelola basis data diperlukan perangkat lunak yang
disebut DBMS. DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan
para pemakai membuat,memelihara, mengontrol dan mengakses basis data
dengan cara yang praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk
119
mengakomodasi berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses
yang berbeda-beda [41].
Relational Database Management System (RDBMS) adalah sebuah
database management system (DBMS) yang berbasiskan pada model relasi.
RDBMS merupakan database yang sesuai dengan model relasional dan juga
didefinisikan sebgai kumpulan relasi (set of relation) atau database yang
terpasang. Sebuah RDBMS dipergunakan untuk membuat database
relasional [46].
2.13. Pengujian Sistem (testing)
2.13.1. Pengujian Unit dan Integrasi
Pengujian unit berfokus pada usaha verifikasi pada unit yang
terkecil pada desain perangkat lunak (komponen atau modul perangkat
lunak). Setiap unit perangkat lunak diuji agar dapat diperiksa apakah aliran
masukkan (input) dan keluaran (output) dari unit sudah sesuai dengan yang
diinginkan. Pengujian unit biasanya dilakukan pada saat kode program di
buat, karena dalam sebuah perangkat lunak banyak memiliki unit-unit
kecil maka untuk menguji unit-unit kecil ini biasanya dibuat program kecil
(main program) untuk menguji unit-unit perangkat lunak [47].
Pengujian integrasi adalah sebuah teknis yang sistematik untuk
mengkonstruksi struktur program seiring dengan menggabungkan fungsi
program dengan antarmukanya, pengujian terintegrasi bertujuan
mempergunakan komponen unit program yang sudah di uji dan
120
membangun struktur seperti yang telah di desain sebelumnya. Tipe
pengujian integrasi ini ada beberpa jenis yaitu [47]:
Pegujian dari atas ke bawah (top-down integration)
Pengujian integrasi dari bawah keatas (bottom-up
integration)
Pengujian integrasi regresi
Pengujian integrasi “asap” (smoke integration)
Dan pengujian integrasi “roti isi” (sandwich integration) atau
kombinasi lebih dari satu strategi pengujian integrasi.
2.13.2. White Box Testing
Pengujian dengan menggunakan white box testing yaitu menguji
perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu
menghasilkan fungsi-fungsi, masukkan dan keluaran yang sesuai dengan
spesifikasi kebutuhan. Pengujian ini dilakukan dengan memeriksa logika
kode program. Pembuatan kasus uji coba mengikuti standar pengujian dari
standar pemrograman seharusnya. Contoh dari pengujian kotak putih
misalkan menguji alur (dengan menelusuri) pengulangan (Looping) pada
logika pemrograman [47].
121
Gambar 2.26 Contoh White Box Testing
2.13.3. Black Box Testing
Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi
spesifikasi tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian
dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukkan dan
keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
Pengujian ini dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat mencoba
semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apak sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan. Misalnya :
Jika user memasukkan nama pemakai (username) dan kata
sandi (password) yang benar
Jika user memasukkan nama pemakai (username) dan kata
sandi (Password) yang salah, misalnya nama pemakai benar
tapi kata sandi salah, atau sebaliknya atau keduanya salah.
122
Tabel 2.18 Contoh Black Box Testing
No. Test Case Hasil Diharapkan Hasil Keluaran
1. Membuka sistem Tampil menu login Berhasil
2. Salah username dan
passord
Tampil peringatan pesan bahwa
username dan password salah, dan
kemudian dapat mengisi kembali
Berhasil
Testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi
dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada awal perancangan. Sebagai
contoh, jika terdapat sebuah perangkat lunak yang merupakan sebuah
sistem inventory disebuah perusahaan. Maka pada black box testing,
perangkat lunak akan dieksekusi kemudian di uji apakah telah memenuhi
kebutuhan pengguna yang didefinisikan sebelumnya [48].
Tabel 2.19 Perbandingan Black Box dan White Box Tesing
Black Box Testing White Box Testing
Bersifat fungsional Bersifat struktural
Dilakukan oleh penguji independent Dilakukan oleh penguji yang
mengetahui tentang QA (Quality
Assurance )
Melakukan pengujian berdasarkan apa
yang dilihat, hanya fokus terhadap
fungsionalitas dan output. Pengujian lebih
ditujukan pada desain software sesuai
standar dan reaksi apabila terdapat celah-
celah bug pada program aplikasi tersebut
setelah dilakukan white box testing.
Melakukan testing pada
software/program aplikasi menyangkut
security dan performance program
tersebut (meliputi tes code, desain
implementasi, security, data flow,
software failure)
Dilakukan setelah white box testing. Dilakukan seiring dengan tahapan
123
pengembangan software atau pada
tahap testing.
2.14. Konsep Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
2.14.1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap
objek penelitian bila berkenaan dengan prilaku manusia, proses, kerja,
gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi
dapat dibedakan menjadi [49]:
a. Observasi Partisipan
Kegiatan ini peneliti terlibat langsung dengan objek
penelitian. Turut serta dalam mengerjakan apa yang dilakukan
sumber data, dan merasakan seperti apa yang dirasakan objek
penelitian.
b. Observasi Nonpartisipan
Peneliti tidak terlibat langsung dan hanya menjadi pengamat
independen.
c. Observasi Terstruktur
Merncang dengan sistematis dengan merancang secara
sistematis apa yang akan diamati, tempat penelitian dan hal
laun yang berkaitan dengan objek penelitian.
124
d. Observasi Tidak Terstruktur
Dilakukan apabila peneliti tidak mengetahui sama sekali
objek penelitian yang akan diamati, sehingga tidak melakukan
persiapan secara sistematis.
2.14.2. Wawancara
Merupakan studi pendahuluan yang dilakukan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan untuk mengetahui hal-
hal yang lebih mendalam dari respoden. Terdapat dua jenis wawancara
[49]:
a. Wawancara terstruktur
Dilakukan bila peneliti telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam
wawancara ini. Dimana pertanyaan telah ditentukan secara
tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara dan pertanyaan yang diajukan berupa
garis besar permasalahan.
2.14.3. Studi Pustaka
Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana
setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya
adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori penelitian. Dalam
teori peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari
125
kepustakaan yang berhubungan, seperti : buku, jurnal, majalah, hasil-hasil
penelitian (tesis dan disertasi) dan sumber-sumber lainnya yang sesuai –
internet, koran dll [50].
2.14.4. Studi Litelatur
Merupakan suatu teknik pengumpulan data atau analisis data
dengan cara memperoleh informasi dari penelitian terdahulu, tanpa
memperdulikan sebuah penelitian menggunakan penelitian lapangan,
laboratorium atau museum [50].
Sumber litelatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi litelatur hasil dari penelitian yang berkaitan dengan sistem e-
procurement dengam memperlihatkan kelebihan dan kekurangn berbagai
aspek yang ada sehingga menjadi referensi dan bahan pertimbangan
terhadap penelitian. Adapun litelatur yang menjadi referensi dalam
penelitian ini adalah :
126
Tabel 2.20 Litelatur Sejenis
No. Judul Tahun Peneliti Hasil Penelitian Kelebihan Kekurangan
1. Analisis dan
perancangan e-
procurement pada PT.
Bank Rakyat
Indonesia (PERSERO)
Tbk
2012 Annisa Fitriani Analisa dan
perancangan sistem
yang diharapkan dapat
mempermudah dalam
proses pengontrolan
pengadaan
menggunakan metode
perancangan sistem
object oriented
analysis and design
Sistem e-procurement yang
dirancang memberikan
kebutuhan rincian data dan
informasi mengenai karyawan,
vendor, barang, serta transaksi-
transaksi yang dilakukan, dan
mendukung bagian logistik
dalam mengambil keputusan
pemilihan vendor untuk metode
pengadaan penunjukkan
langsung
Perancangan sistem e-
procurement tidak
mencakup metode
pengadaan lainnya seperti
lelang, pemilihan
langsung dll serta sistem
tidak mengintegrasikan
data-data persediaan
barang gudang kedalam
sistem e-procurement
2. Analisis dan
perancangan e-
procurement pada CV.
Angsoka
2009 Hendrik Santoso Analisa dan
perancangan sistem
dengan harapan dapat
menciptakan
komunikasi yang lebih
baik antar perusahaan
dengan pemasok.
Dikembangkan
menggunakan metode
Object Oriented
Analysis and design
Sistem memberikan kemudahan
dalam melakukan transaksional
proses dalam pelaksanaan
pengadaan barang
Analisa dan perancangan
yang diusulkan hanya
fokus kepada e-sourcing
3. e-procurement Pada
PT. Gajah Tunggal,
Tbk
2010 Ahmad Shonhaji Mendukung proses
pengawasan dan
pengadaan bahan baku
Sistem e-procurement
menjadikan perusahaan dan
supplier terintegrasi pada proses
sistem berfokus hanya
pada transaction process
system (TPS), tidak
127
atau material untuk
memproduksi ban
mobil dan motor
dengan menggunakan
metode pengembangan
sistem SDLC
berbasiskan pada
waterfall strategy.
pengadaan bahan baku dan
material serta mengontrol
pengawasan persediaan bahan
baku untuk tetap terjaga.
menyediakan filter untuk
supplier dan belum
adanya kejelasan
bagaimana supplier
mengetahui informasi
mengenai pengadaan
barang.
4. Rancang bangun
sistem informasi e-
procurement pada
PDAM surya sembada
kota surabaya
2013 Hedy Haryanto Memberikan
kemudahan dalam
pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa serta
pengontrolannya.
Sistem sudah menyediakan
menu yang sangat jelas, sesuai
pada fungsi dan mempermudah
user.
Sistem hanya membahas
satu modul e-tendering
5. Analisis dan
perancangan sistem
pengadaan barang
pada PT. Indo Mitra
Pratama
2008 Widiastuti Memberikan dukungan
kepada perusahaan
terkait pelaksanaan
pengadaan barang dan
jasa
Sistem mampu menyediakan
sarana pembelian barang dengan
mudah dan slektif
Tidak ada level user
dalam sistem, dan sistem
hanya dibuat pada sisi
perusahaan, tidak ada sisi
vendor
6. Pemilihan supplier
menggunakan metode
analytical hierarchy
process (AHP) di PT
Powerlast Prima
Utama
2008 Yanthi Hastuty Menghasilkan urutan
pilihan partner supplier
potensial dengan
menggunakan metode
pengambilan
keputusan AHP
sehingga diharapkan
dapat meningkatkan
kinerja perusahaan
Memberikan kriteria-kkriteria
yang lengkap berserta dengan
masing-masing sub kriteria yang
dapat digunakan dengan
pembobotan yang dapat
digunakan dalam pemilihan
supplier
Hanya memberikan
rekomendasi kriteria
penilaian tidak dalam
penggunaannya
7. Seleksi dan Evaluasi 2011 Nailul Abror Mengembangkan Memberikan masukkan berupa Integrasi model dalam
128
Pemasok pada rantai
pasokan kertas
model sleksi dan
evaluasi pemasok
dengan pendekatan
Analytical Hierarchy
Process (AHP)
informasi terkait rantai pasokan
kertas spesifiknya, sehingga
dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam
menentukan kebijakan strategis
kinerja perusahaan, terkait
model seleksi dan evaluasi
pemasok yang dikembangkan
dimana kriteria berdasarkan
pendapat praktisi akademisi,
peneliti pengembangan hasil
hutan dan guru besar
pengembangan agriindustri/agri
bisnis.
sebuah sistem penunjang
keputusan seleksi dan
evaluasi pemasok
diharapkan berguna
dalam meningkatkan
kemudahan proses
129
Berdasarkan uraian litelatur sejenis (tabel 2.17), berikut adalah
keunggulan dan perbedaan yang membedakan penelitian-penenlitian lain
dengan penelitian sistem e-procurement usulan dalam penenlitian ini :
1. Sistem e-procurement memuat sebagian besar modulnya.
Sistem memungkin pelaksanaan proses procurement dari
awal kebutuhan di rencanakan sampai pemenuhan
kebutuhan yang akan berlangsung dan dengan menggunakan
metode penunjukan langsung sesuai dengan studi kasus
penelitian.
2. Sistem e-procurement mendukung dalam pengambilan
keputusan melalui hasil evaluasi kinerja supplier dengan
perusahaan dari proses procurement yang telah berlangsung.
Hasil evaluasi menggunakan metode AHP yang dapat
digunakan dalam pertimbangan pelaksanaan kerja sama
selanjutnya atas penawaran yang diajukan supplier.
3. Sistem menggunakan konsep multi user. Dimana setiap
steakhoder dalam proses procurement dapat turut berperan
aktif dalam pelaksanaannya. Seperti, supplier dapat
mengetahui informasi procurement atas permintaan harga
yang dibutuhkan perusahaan.
4. Ssitem menyediakan informasi track record partisipasi
supplier pada setiap periodenya dalam proses procurement
perusahaan. Melalui fungsi procurement Tracking.
130
5. Sistem menyediakan informasi atas hasil pegolahan data
selama proses pelaksanaan procurement yang dihasilkan
dalam bentuk laporan maupun grafik sehingga memberikan
kemudahan bagi pihak eksekutif atau pihak berkepentingan
lainnya dalam mengawasi dan mengtrol proses pelaksanaan
procurement yang sedang atau akan berlangsung.
131
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini, data dan informasi serta referensi terkait yang
lengkap sangat mendukung dalam pengembangan sistem. Adapun tahapan dalam
metode pengumpulan data yang dilakukan dan digunakan pada penelitian ini
terdari dari empat tahap, yaitu : observasi, wawancara, studi pustaka dan studi
litelatur.
3.1.1. Observasi
Metode observasi digunakan untuk melakukan pengumpulan data
dengan melihat secara langsung proses dan kegiatan bisnis yang berjalan
pada PT. Tata Udara Nusantara berlokasi pada Mutiara Intan No.6 Jl. Raya
Hankam, Ujung Aspal, Pondok Gede Bekasi, Pada tanggal 8 Oktober 2014
sampai dengan 1 Desember 2014. Hasil yang dicapai adalah melihat
proses bisnis berjalan dan segala kegiatan atau mencari data yang
diperlukan untuk penelitian. Kegiatan pengamatan langsung ini di bawah
pengawasan Bapak Willy Andhika selaku kepala divisi procurement pada
PT. Tata Udara Nusantara.
Adapun data yang diperoleh dalam observasi ini meliputi :
1. Company Profile dan struktur organisasi perusahaan
2. Data dan dokumen yang mendukung serta terkait dengan kegiatan
pelaporan pelaksanaan proses procurement.
132
3. Sistem yang sedang berjalan dan prosedur pelaksanaan proses
procurement dalam pemantauan pelaksanaan dan pelaporan
kegiatan pada PT. Tata Udara Nusantara
Bukti dan hasil observasi secara utuh dan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran laporan penelitian ini.
3.1.2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan user secara tidak tersetruktur dengan
mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan terkait dalam pembangunan sistem nantinya. Pertanyaan dan
diskusi yang dilakukan melibatkan beberapa pihak terkait antara lain : Ibu
Rika Vidya (Divisi SDM), Ibu Citra (Divisi Keuangan), Willy Andhika
(Divisi Procurement), Firdaus (Divisi Procurement) dan Bapak Irawan
(Divisi Logistik) yang dilakukan di kantor pusat PT. Bintang Kartika
Segara selama proses kegiatan pengumpulan data berlangsung 8 Oktober
s/d 1 Desember 2014.
Pertanyaan dibuat untuk mengetahui sejumlah data dan informasi
terkait dengan penelitian. Berikut beberapa contoh pertanyaan yang
diajukan, yaitu :
1. PT. Tata Udara Nusantara ini bergerak dalam bidang apa
(Scope of Business)? Gambaran perusahaan secara umum?
2. Bagaimana struktur organisasi pada perusahaan da wewenang/
tanggung jawab yang ada? Bagian mana saja yang terlibat
133
dalam proses procurement baik secara langsung atau tidak
langsung?
3. Bagaimana sistem yang berjalan saat ini dan letak kekurangan
sistem yang sedang berjalan saat ini?
3.1.3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan tujuan mencari sumber referensi
atau teori berkaitan atau membahas terkait dengan tema pembahasan yang
diangkat yaitu procurement serta definisi-definisi lainnya yang diperlukan
dalam menunjang pemahaman dalam penelitian ini. Bahan yang digunakan
dalam melakukan proses ini dengan melalui buku atau e-book, website
ataupun sumber-sumber referensilainnya baik media cetak ataupun
elektronik. Hasil dari tahap ini dapat dilihat pada BAB II yang tertuang
dalam landasan teori dan sumber referensi secara mendetail dapat dilihat
dalam daftar pustaka.
3.1.4. Studi Litelatur
Tahap ini dilakukan untuk suatu kajian dari hasil penelitian yng
sudah ada sebagai suatu perbandingan dan sumber referensi dalam
penelitian. Sumber litelatur yang digunakan untuk melihat hasil penelitian
sejenis berkaitan dengan e-procurement, Analytical Hierarchy Process
(AHP) baik yang berkaitan secara langsung ataupun tidak langsung
digunakan sebagai referensi dalam membangun sebuah sistem e-
procurement. Bahan yang diperguanakan adalah dengan membaca serta
memahami berbagai jurnal penelitian, jurnal ilmiah, thesis, skripsi, hasil
134
riset (paper). Berikut daftar penelitian sejenis yang dijadikan referensi
dalam studi litelatur, yaitu :
Tabel 3.1 Hasil Penelitian Sejenis
No. Peneliti Judul
1. Annisa Fitriani, Universitas
Bina Nusantara (2012)
Analisis dan Perancangan e-
Procurement pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk
2. Hendrik Santoso, Universitas
Bina Nusantara (2009)
Analisis dan Perancangan e-
procurement pada Cv. Angsoka
3. Ahmad Shonhaji, Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2010
e-procurement pada PT. Gajah Tunggal,
Tbk
4. Hedy Haryanto, Sekolah
Tinggi Manajemen
Informatika & Teknik
Komputer Surabaya (2013)
Rancang Bangun Sistem Informasi e-
procurement pada PDAM Surya
Sembada Kota Surabaya
5. Widiastuti, Universitas
Gunadarma (2008)
Analisisi dan perancangan sistem
pengadaan barang pada PT. Indo Mitra
Pratama
6. Yanthi Hastuty, Universitas
Bina Nusantara (2008)
Pemilihan Supplier dengan
Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) di PT.
Powerlast Prima Utama
7. Nailul Abror, Institut
Pertanian Bogor (2011)
Seleksi dan Evaluasi pemasok pada
rantai pasokan kertas
3.2. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
3.2.1. Kebutuhan Input
Peroses analisis yang dilakukan pada tahap ini, berupa identifikasi
kebutuhan input yang mungkin diterapkan dalam memaksimalkan proses
135
penilaian kinerja supplier pada proses procurement PT. Tata Udara
Nusantara. Adapun input dalam sistem ini adalah sebagai berikut :
1. Penilaian Kinerja
Merupakan data utama yang berasal dari hasil proses perhitungan
Analytical Hierarchy Process (AHP) dan harus dimasukkan kedalam
sistem usulan untuk menampilkan informasi berupa hasil penilaian
evaluasi kinerja supplier untuk keberlanjutan proses procurement
selanjutnya.
2. Data Penilaian Kinerja
Merupakan data tabel yang berisi informasi dan nilai-nilai hasil
perhitungan Analytical Hierarchy Process (AHP) yang terdapat dalam
setiap penilaian evaluasi kinerja supplier.
Kriteria utama yang ditetapkan mengadopsi kerangka kerja Tahriri
et al (2008) ,Abror et al (2011) dan Chengter et al (2007), dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2 Kriteria-kriteria evaluasi kinerja supplier
No. Kriteria Kode/Singkatan
1. Kepercayaan (Trust)
a. Lamanya Kerjasama antar Perusahaan A1
b. Prsentase keberhasilan kembali A2
c. Kepercayaan Interpersonal A3
2. Kualitas (Quality)
a. Standar dan Jaminan Kualitas B1
b. Kesesuaian Teknis B2
c. Adanya Sertifikasi (Dokumen) B3
d. Rasio Ketertolakan Produk B4
136
3. Biaya (Cost)
a. Biaya pengiriman dan Pemesanan C1
b. Biaya Produk C2
c. Payment (Pembayaran) C3
4. Pengiriman (Delivery)
a. Lokasi D1
b. Kecepatan dan ketepatan waktu
Pengiriman
D2
c. Ketepatan Jumlah D3
5. Management and Organization
a. Kemampuan Teknis dan Pemecahan
Masalahnya
E1
b. Tingkat Kemudahan Komunikasi E2
c. Status Financial E3
d. Performance History E4
3.2.2. Kebutuhan Output
Proses analisis kebutuhan output yang dihasilkan dari sistem ini
adalah :
1. Penilaian Kinerja
Output ini digunakan sebagai informasi oleh bagian
procurement untuk mengetahui hasil evaluasi penilaian kinerja
supplier. Dengan output ini diharapkan dapat mengetahui
evaluasi kinerja supplier selama pelaksanaan kerjasama dalam
proses procurement.
137
2. Data Penilaian Kinerja
Data penilaian kinerja merupakan sarana informasi yang dapat
memberikan informasi berkaitan dengan penilaian yang
terdapat pada PT. Tata Udara Nusantara.
3.2.3. Bagan Alur AHP (Analytical Hierarchy Process)
Secara umum, bagan alur AHP (Analytical Hierarchy Process) ini
dapt dilihat pada gambar 3.1 :
Mulai
Menentukan
Kriteria
Mendefinisikan
sub kriteria
Struktur model
hierarki
Prioritas urutan kriteria
atau sub kriteria
Mengukur
Kinerja Supplier
Identifikasi
prioritas supplier
Finish
Gambar 3.1 Bagan Alur Analytical Hierarchy Process (AHP)
(Tahriri et al, 2008)
3.3. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini Adalah
dengan model pengembangan Rapid Application Development (RAD) berdasr
pada teori Whitten dan Bentley (2007). Dalam penelitian ini hanya digunakan 4
(empat) tahap dari 6 (enam) tahapan RAD, yaitu : Scope Definition, Analysis,
138
Design dan Contruction and Testing. Yang secara umum dapat dilihat pada
gambar 3.2.
Scope Definition Analysis DesignContruction and
Testing
Gambar 3.2 Tahapan RAD (Penelitian)
3.3.1. Definisi Ruang Ligkup (Scope Definition)
Scope definition atau definisi ruang lingkup merupakan tahap untuk
melihat kelayakan permasalahan atas pengembangan sistem yang
dilakukan atau sering disebut sebagai tahap perencanaan dengan tujuan
mengetahui ukuran serta batasan-batasan, visi, hambatan atau keterbatasan
yang diperlukan. dalam tahapan penelitian ini dilakukan kegitan berikut :
1. Profil Perusahaan
Tujuannya adalah mengetahui informasi perusahaan (sejarah
perusahaan berdiri), visi dan misi perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, maupun struktur organisasi pada divisi
procurement dan job description bagian tersebut. Informasi
yang didapat terkait poin-poin tersebut didapatkan pada
dokumen internal, website perusahaan dan diskusi selama
penelitian berlangsung.
2. Identifikasi Masalah
Dalam tahap ini melakukan identifikasi masalah pada proses
bisnis yang sedang berjalan saat ini pada proses procurement.
139
Hal ini didapat berdasarkan pada wawancara dengan user yang
disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung.
Identifikasi masalah awal didapat berdasarkan kepada
indikator/kerangka kerja PIECES yang kemudian akan
didapatkan problem statement.
3. Batasan Sistem
Bertujuan untuk membatasi lingkup penelitian yang akan
dikembangkan dalam sistem e-procurement. Pembatasan
berdasarkan framework e-procurement dan proses pada
kegiatan objek penelitian terkait proses procurement.
3.3.2. Analisis Sistem (Analysis)
Pada tahap ini, dilakukan kegiatan terkait dengan analisis sistem
yang akan dikembangkan melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu :
1. Analisis Permasalahan (Problem Analysis)
Tahapan ini dengan tujuan utama untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik terkait dengnan permasalahan
peluang dan kendala yang terjadi. Dengan sub tahapan sebagai
berikut :
a. Proses bisnis berjalan
Merupakan penggambaran proses procurement yang sedang
berjalan atau berlangsung pada PT. Tata Udara Nusantara
dengan alat bantu rich picture.
140
b. Problem, opportunities, bjectives dan construction matrix
Dimana terdapat dua jenis tabel Cause and Effect Analysis
dan tabel System Improvement Objectives yang masing-
masing berisi :
- Penjelasan permasalahan atau peluang yang terjadi pada
sistem berjalan dengan penguraian sebab-akibatnya
dalam tabel Cause and Effect Analysis.
- Menentukan perbaikan pada sistem usulan yang akan di
kembangkan dengan memperhatikan objektifitas dan
hambatan pada sistem usulan dalam tabel System
Improvement Objectives.
2. Analisis Persyaratan (Requirment Analysis)
Bertujuan untuk mendefinisikan dan memperioritaskan
kebutuhan bisnis dengan mencari tahu apa yang dibutuhkan
atau diinginkan pengguna. Tahapan yang dilakukan yaitu :
1. Analisis PIECES
Menganalisis persyaratan dengan mengacu kepada
kerangka kerja yang disajikan pada tabel indikator PIECES.
2. Functional Requirment
Pemaparan persyaratan apa saja mengenai aktivitas dan
layanan yang harus disediakan oleh sistem.
141
3. Non-Functional Requirement
Persyaratan mengenai kualitas yang harus dimiliki oleh
sistem dengan mengacu kepada hasil dari analisis PIECES.
4. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Medeskripsikan dan menentukan prioritas kriteria penilaian
yang akan digunakan dalam mengevaluasi kinerja supplier
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Analisis Keputusan (Decision Analysis)
Tujun dalam tahap ini adalah untuk merekomendasikan
rancangan sistem usulan yang akan digambarkan dalam rich
pidture sistem usulan dan perbandingan sistem yang sedang
berjalan dengan sistem yang diusulkan dalam tabel kerngka
kerja PIECES.
3.3.3. Perancangan Sistem (Design)
Pada tahap ini diberikan penggambaran dan penjelasan mengenai
rancangan sistem yang akan dikembangkan untuk menangani
permasalahan-permasalahan dalam proses procurement yang telah
dipaparkan sebelumnya. Adapun tahap yang dilakukan sebagai berikut :
1. Logical Design (Desain Logik)
Menjelaskan bagaimana proses perancangan sistem usulan
dibuat dalam beberapa tahap yaitu :
142
a. Identifikasi aktor dan UseCase
Proses mengidentifikasi siapa saja aktor yang dapat
mengakses sistem e-procurement yang akan dikembangkan dan
mengidentifikasi nama usecase serta mendeskripsikannya
dengan aktor yang akan terkait didalamnya.
b. Desain Proses
Dalam tahap ini akan di gambarkan beberapa diagram yang
menjelaskan bagaimana proses kerja sistem nanti dengan
menggunakan Unified Modeling Language (UML).
Diagram tersebut terdiri dari :
1) Diagram usecase diikuti dengan pembuatan tabel narasi
usecase
2) Diagram activity untuk menggambarkan alur aktivitas
dari setiap UseCase.
3) Squence diagram untuk menjelaskan interaksi objek
yang disusun dalam suatu urutan waktu dengan
memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya
terjadi pada sebuah UseCase.
2. Physical Design (Desain Fisik)
Tahap ini menjelaskan bagaimana penggambaran dan
pembuatan database dan user interface pada sistem e-
procurement yang diusulkan, tahapnya anatara lain sebagai
berikut :
143
a. Desain Database
Pada tahap ini digunakan tool‟s diantaranya Potensial objek,
Matriks CRUD dan Unified Modeling Language (UML).
Dengan tahapan sebagai berikut :
1) Ditentukannya beberapa objek potensial yang akan
digunakan dalam membuat class diagram, dimana
sebelumnya dilakukan dengan cara pengumpulan
objek kata benda pada tabel potensial objek list dan
dilakukan seleksi sehingga menghasilkan daftar objek
usulan.
2) Kemudian di visualisasikan kedalam steruktur class
sistem usulan dan memperlihatkan hubungan antar
class diagram.
3) Pembuatan matriks CRUD untuk membedakan aktor
berdasarkan kepada hak aksesnya pada sistem.
4) Pembuatan mapping class diagram untuk
mengoptimalisasi kelas menjadi database dengan
menggunakan teknik mapping problem domain object
to an RDBMS format.
5) Pembuatan skema database yang menggambarkan
hubungan primary key dan foreign key dari setiap
tabel.
144
6) Pembuatan spesifikasi database dari setiap tabel.
b. Desain interface
Pada tahap ini merupakan penggambaran rancangan
tampilan antar muka user dengan sistem usulan yang akan
dikembangkan, meliputi :
1) Dibuat struktur menu sistem, baik struktur menu
sistem secara keseluruhan maupun setiap level user.
2) Pembuatan membuat rancangan layout atau tata letak
pada sistem yang akan dibangun.
3) Pembuatan rancangan input dan output pada sistem
baik berupa form input dan output berupa laporan.
3.3.4. Pembuatan dan Pengujian (Construction and Testing)
Tahap ini sistem siap untuk diimplementasikan kedalam aplikasi,
tahapan yang dialakukan yaitu :
1. Construction (Coding)
Hasil dari rancangan dari sistem usulan dibuat menjadi sebuah
aplikasi dengan melakukan pengkodean menggunakan bahasa
pemrograman PHP dan database MySql.
2. Testing
Tahap ini merupakan pengujian (testing) terhadap sistem baru
dengan metode Black box testing secara terfokus apakah unit
program tersebut sesuai dengan persyaratan (requirment)
sekaligus mengetahui kendala yang ada. Kemudian diamati
145
apakah hasil temuan dari unit tersebut sesuai dengan proses
bisnis yang diinginkan ke dalam sebuah tabel pengujian.
3.4. Kerangka Berfikir Penelitian
Dalam penelitin ini, dilakukan tahapan-tahapan kegiatan dengan
mengikuti rencana kegiatan yang tertulis dalam kerangka berfikir
penelitian yang meliputi metode pengumpulan data, metode penilaian
evaluasi supplier dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan metode
pengembangan sistem. Adapun kerangka berfikir penelitian di ilustrasikan
dalam gambar 3.3, berikut :
147
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Scope Definition (Definisi Ruang Lingkup)
4.1.1. Gambaran umum Perusahaan
Pada tahap ini melakukan proses eksplorasi atau pengumpulan
semua informasi yang berkaitan dengan objek penelitian. Dengan tujuan
memperoleh informasi identitas awal perusahaan.
4.1.1.1. Sejarah singkat Perusahaan
PT Tata Udara Nusantara (akrab disebut dengan TUN)
didirikan oleh bapak Buyung Zainal Abidin yang dibangun pada
bulan september 2002 dengan akta notaris jasa konstruksi,
mengkhususkan diri untuk HVAC, Mekanikal dan elektrikal.
Profesionalisme, keahlian dan layanan dengan kualitas terbaik
adalah ikon penting yang selalu disimpan oleh PT Tata Udara
Nusantara dalam hal melayani jasa mekanikal dan elektrikal.
Filosofi perusahaan PT Tata Udara Nusantara adalah
untuk memberikan layanan terbaik, pada saat itu diharapkan
kesempatan dan kepercayaan akan mengundang perusahaan untuk
dapat berpartisipasi dalam melaksanakan proyek-proyek saat ini
dan masa depan. Business sector PT Tata Udara Nsantara meliputi :
1. Minyak dan gas : offshore & onshore, eksplorasi &
fasilitas produksi pengelolaan minyak
148
2. Pembangkit tenaga listrik : Pembangkit listrik panas
bumi, pembangkit listrik batu bara api, pembangkit
listrik air
3. Petrokimia dan pertambangan : Industri semen,
industri pupuk, fasilitas produksi batubara, fasilitas
produksi feronikel, fasilitas produksi tembaga dan
mas
Dengan pelayanan yang meliputi : Engineering,
Procurement dan contruction.
4.1.1.2. Identitas Perusahaan
Gambar 4.1 Logo PT. Tata Udara Nusantara
Nama Perusahaan : PT. Tata Udara Nusantara
Alamat : Mutiara Intan No.6 Jl. Raya Hankam –
Ujung Aspal, Jatiranggon, Bekasi
17432
Pendiri : Bapak Buyung Zainal Abidin
Kegiatan Usaha : Jasa Kontraktor EPC (Engineering,
Procurement and Construction) untuk
HVAC, Mechanical (Teknik Mesin)
dan Electrical (Teknik Listrik)
149
Telepon : (62-21) 84592940 – 84593173
Faximile : (62-21) 8431 1186
Email : [email protected]
Website : www.pttun.com
4.1.1.3. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Untuk menjadi kontraktor EPC terbesar HVAC,
Mechanical, dan Electrical di sektor bisnis, minyak
dan gas, pembangkit listrik, petrokimia dan
pertambangan
b. Misi Perusahaan
Kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama dalam
bisnis kami
Menjadi perusahaan bermanfaat bagi pemegang
saham kami
Menjadi perusahaan yang memiliki tingkat
pertumbuhan tinggi diyakini oleh investor
Menyediakan jaminan atas mitra bisnis
Menciptakan lingkungan kerja yang ramah
lingkungan
150
4.1.1.4. Struktur Organisasi
Commissioner
Director
Mgmt. Representative HSE Committee & Cord.
Sales & Marketing Mgr. Opertional Mgr. Finance & Acc. Mgr. HRGA Spv.
Engineering Group Leader
Procurement Group Leader
Construction, Service & QC Mgr.
Pre-Comm & Comm Team
Gambar 4.2 Struktur Organisasi
Sumber : Dokumen Bagan Struktur Organisasi
(PT. Tata Udara Nusantara - TUN)
Struktur organisasi PT. Tata Udara Nusantara ditetapkan
untuk mengatur tanggung jawab dan wewenang dalam
hubungannya antar unit kerja didalam lingkup kerja perusahaan.
Adapaun pembagian tanggung jawab dan wewenang dari masing-
masing struktur organisasi pada gambar 4.2 adalah sebagai berikut :
1) Commisioner
Bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya
kegiatan suatu perusahaan atau organisasi,
memberikan nasihat kepada direktur dalam
melakukan tugas berdasarkan kepentingan
perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuannya.
151
2) Director
Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas yang
dilaksanakan dalam perusahaan untuk memimpin,
mengkoordinasikan dan serta mengawasi proses
pelaksaanaan kegiatan perusahaan.
3) Management Representative
Bertanggung jawab terhadap jalannya sistem mutu
ISO 9001 pada perusahaan yang telah ditetapkan,
diterapkan dan dipelihara dengan baik, melaporkan
kinerja manajemen mutu dan perbaikan-perbaikan
yang diperlukan, menjamin dan mejaga kesadaran
segenap karyawan sehubungan dengan persyaratan-
persyaratan serta bertanggung jawab atas koordinasi
dengan pihak diluar perusahaan dalam kaitannya
dengan sistem manajemen mutu perusahaan.
4) HSE committee & Cordination
Melaksanakan tugas-tugas pengawasan aktivitas
pekerjaan pada bidang Health, Safety and
environment (kesehatan, dan keselamatan kerja) agar
dapat berjalan dengan sehat aman dan sesuai
sebagaimana disyaratkan dalam SOP OHSAS 18001
: 2007.
152
5) Salaes and Marketing Manager
Bertanggung jawab terhadap kegiatan pemasaran,
pengembangan usaha, peningkatan pelayanan
pelanggan baik dengan client maupun mitra
perusahaan.
6) Operational Manager
Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan dan
pengendalian pengelolaan kegiatan operasional
dalam bidang EPC (Engineering, Procurement and
construction) yang akan atau sedang dilaksanakan.
7) Finance and Accounting Manager
Bertanggung jawab terhadap penyusunan dan
pengendalian anggaran perusahaan, anggaran
proyek, pengelolaan akuntansi, pembayaran
penagihan dan pajak yang dilakukan dalam
perusahaan.
8) HRGA Spv
Bertanggung jawab mengelola dan mengatur
administrasi umum dan personalia, pengembangan
SDM dan organisasi.
153
4.1.1.5. Divisi Operasional
Struktur organisasi pada divisi operasional manager
untuk struktur organisasi bagian procurement group leader, PT.
Tata Udara Nusantara adalah seperti pada gambar 4.3 dibawah ini :
Opertional Mgr.
Engineering Group Leader
Procurement Group Leader
Construction, Service & QC Mgr.
Gambar 4.3 Struktur divisi Operasional
Sumber : Dokumen Bagan Struktur Organisasi
(PT. Tata Udara Nusantara - TUN)
Dalam gambar 4.3 dapat dilihat bahwa divisi operasional
dipimpin oleh seorang manager operasional pada setiap
pelaksanaanya sebagai sebuah perusahaan EPC. Adapun tugas dan
tanggung jawab dari setiap divisi pada bagian operasional adalah
sebagai berikut :
1. Operational Mgr
Fungsi utama dari kepala divisi operasi adalah
menyelenggarakan serta mengendalikan pengelolaan
kegiatan operasional, perencanaan dan pengawasan
dalam rangka membantu direktur utama mencapai
tujuan dan sasaran perusahaan baik bersifat jangka
154
pendek atau jangka panjang dengan mengoptimalkan
sumber-sumber daya yang ada secara optimal.
Tugas dan wewenang yang dimiliki antara lain:
a. Melaksanakan penyusunan serta persetujuan rencana
kerja dan anggaran bidang operasional dan
perencanaan proyek.
b. Mengawasi pengelolaan pelaksanaan kegiatan
proyek.
c. Memeriksa kegiatan/jadwal kegiatan proyek
d. Mewakili direktur/perusahaan dalam berbagai
agenda diluar perusahaan dan tugas-tugas lain sesuai
instruksi direktur.
2. Engineering Group Leader
Fungsi utama pada bagian ini adalah atas kegiatan
desain seluruh disiplin ilmu (Sipil, mekanikal,
elektrikal), kegiatan dilakukan sampai menghasilkan
spesifikasi, kriteria dan gambar untuk pembelian
peralatan atau material serta gambar untuk pelaksanaan
konstruksi – bertanggung jawab atas pekerjaan basic
design. Adapun bagian-bagian dalam divisi ini yaitu :
Civil engineering, Mechanical engineering, Electrical
engineering dan document control / Drafter, yang
memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
155
a. Bertanggung jawab atas kegiatan desain struktur
penunjang instalasi seperti pembangunan pondasi
mesin sebagai tempat dudukan mesin-mesin pabrik.
b. Bertanggung jawab atas kegiatan desain mekanikal
c. Bertanggung jawab atas kegiatan desain elektrikal
d. Menterjemahkan BQ (Bill of Quantity) dan desain
kedalam sebuah MTO (Material Take Over) yang
akan menjadi acuan dalam pembuatan Material
Request (MR),dan menjaga keamanan (kualitas dan
jumlah) material dalam proyek berupa inventarisasi
material / alat kerja
e. Bertanggung jawab atas penerimaan dan
penanganan material sampai dilokasi penyimpanan,
pemeriksaan atau verifikasi, mengurus surat serta
kelengkapan dokumen material dan peralatan yang
telah sampai di penyimpanan.
f. Bertanggung jawab atas penyimpanan dan
pendistribusian dokumen yang beredar dari divisi
engineering menuju divisi lainnya.
3. Procurement Group Leader
Fungsi secara umum pada bagian ini adalah mendukung
dalam kegiatan pengadaan material dan peralatan yang
dibutuhkan selama kegiatan konstruksi. Adapun bagian
156
dalam divisi ini adalah logistik dan procurement, yang
memiliki tugas sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas kegiatan pengadaan
material dan peralatan yang dilakukan.
b. Bertanggung jawab atas kegiatan pembelian
material, pemesanan, dan kontrak pembelian/PO
(Purchase Order)
c. Bertanggung jawab atas penerimaan dan
penanganan material sampai dilokasi penyimpanan,
pemeriksaan atau verifikasi, mengurus surat serta
kelengkapan dokumen material dan peralatan yang
telah sampai di penyimpanan.
4. Construction, service & QC Mgr
Melaksanakan tugas-tugas pengawasan aktivitas
pekerjaan di proyek sesuai dengan rencana kerja dan
kontrak kerja dan dapat melakukan koordinasi dengan
tim kerja. Divisi ini terdiri atas bagian-bagian, yaitu :
Site Manager, QC, Project Engineering. Dengan tugas
dan wewenang yang dimiliki, sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas konstruksi dilapangan
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan konstruksi dari
beberapa desain yang dirancang oleh berbagai
disiplin ilmu di lapangan.
157
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan konstruksi sipil
dilapangan berdasarkan desain yang dibuat.
d. Bertanggung jawab atas pelaksanaan konstruksi
peralatan mekanik dilapangan berdasarkan desain
yang dibuat.
e. Bertanggung jawab atas pelaksanaan konstruksi
elektrikal dilapangan berdasarkan kepada desain
yang dibuat.
f. Mengatur hal-hal yang menyangkut teknik,
peralatan serta penyediaan bahan (material) agar
sesuai jadwal.
4.1.1.6. Lingkup Pekerjaan (Scope Of Work)
Adapun lingkup pekerjaan (scope of work) yang menjadi
tanggung jawab divisi operasional antara lain seperti :
1. Prosedur seleksi dan evaluasi pemasok/supplier
2. Prosedur pengadaan barang dan jasa (Procurement)
3. Prosedur penerimaan barang
4. Prosedur pengiriman material Ex proyek
5. Prosedur penanganan material
6. Prosedur pengendalian tool‟s & alat ukur/alat pantau
7. Prosedur pemeliharaan dan kalibrasi
Maka berdasarkan kepada batasan masalah, lingkup
aktivitas kegiatan yang dilakukan selama proses procurement
158
terkait dalam penelitian ini yaitu prosedur pengadaan barang dan
jasa, evaluasi supplier dan penerimaan barang.
4.1.2. Identifikasi Masalah
Didalam identifikasi permasalahan sistem yang berjalan pada
perusahaan. Sistem yang digunakan dalam pelaksanaan proses
procurement saat ini secara umum telah dapat memenuhi prosedur yang
dibutuhkan yaitu dengan tetap berjalannya proses tersebut. Namun sistem
tersebut masih memiliki beberapa kekurangan.
Analisis ini dilakukan pada proses aktivitas procurement yang lama
/ sedang berjalan saat ini, sehingga dapat diketahui kelayakan sistem yang
akan diusulkan. Beberapa aspek ini harus mengalami peningkatan ukuran
kinerja yang lebih baik dari pada proses sebelumnnya. Diantara
permasalah tersebut yaitu :
1. Terjadinya keterlambatan dalam penyampaian informasi dan
proses seleksi supplier dikarenakan waktu yang dibutuhkan
dalam pendataan proses procurement sampai dengan
pengelolaannya yang cukup lama seperti proses pengajuan
penawaran supplier harus dilakukan melaui email atau dikirim
langsung kepada perusahaan sehingga memiliki keterbatasan
dalam pencarian supplier.
2. Informasi mengenai proses pelaksanaan procurment seringkali
tidak akurat dan tidak dapat diakses secara real time kepada
pihak manajer atau stakeholder lainnya yang membutuhkan,
159
dikarenakan banyaknya data yang harus diolah serta disimpan
pada berbagai tempat sehingga berakibat pada timbulnya
redudansi dan inkonsistensi dalam proses pemberkasan
procurement.
3. Interaksi dan komunikasi perusahaan yang terjalin dengan
pihak supplier memakan biaya yang cukup tinggi dikarenakan
penggunaan telepon selama proses pemenuhan kebutuhan pada
proses procurment.
4. Integrasi dan alur data yang belum terjalin harus disimpan
melalui proses input yang berulang / secara berkala sehingga
staf procurement merasa kesulitan dalam aktivitas pengolahan
laporan.
5. Memungkinkan terjadinya kehilangan data dikarenakan
penyimpanan yang tidak konsisten pada file-file yang berda-
beda seperti proses evaluasi kinerja supplier tidak terpantau
dengan baik dan tidak berjalan secara efektif yang dapat
menimbulkan peningkatan resiko pelaksanaan proses
procurement.
6. Pihak manajer dan stakeholder terkait selama proses
procurement sulit melakukan komunikasi dan pertukaran
informasi mengenai perkembangan proses yang berjalan atau
akan berjalan dikarenakan harus menunggu staf procurment.
160
Melihat pada permasalahan yang teridenitifikasi dalam proses
pelaksanaan procurement, diharapkan sistem e-procurement dengan
penerapan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dalam evaluasi
kinerja supplier dapat memberikan kemudahan dalam setiap proses yang
berjalan khususnya dalam hal pendataan, pemberian informasi pelaksanaan
yang sedang berjalan atau akan dilaksanakan, pengolahan data dan
dokumen procurement serta pengelolaan laporan sesuai kebutuhan
pengguna baik berupa data-data yang sistematis atau data-data yang
dilaporkan berupa grfik atau chart yang memberikan kemudahan dalam
pemahaman kepada stakeholder khususnya manajer dalam mengontrol
aktivitas procurement yang dapat diakses secara real time.
4.1.3. Batasan Sistem
Untuk memfokuskan penelitian, maka membatasi permasalahan
dan lingkup penelitian hanya pada divisi operasional manager PT. Tata
Udara Nusantara mengenai sistem e-procurement bagian procurement
(Pengadaan barang dan jasa) khususnya pada proses utama yang
mencakup prosedur pengadaan barang, evaluasi supplier dan penerimaan
barang baik dalam segi pengelolaan data dan dokumentasi, proses
pelaporan data perkembangan procurement dan proses pengelolaan
laporan. Sistem e-procurement ini akan dikembangkan dengan
menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan MySql
sebagai database.
161
4.2. Analysis (Analisis Sistem)
4.2.1. Analisis Permasalahan (Problem Analysis)
4.2.1.1. Proses Bisnis Berjalan
Pada gambar 4.4 dibawah ini merupakan gambaran proses
bisnis procurement pada PT. Tata Udara Nusantara yang mengacu
kepada prosedur pengadaan barang dan jasa, seleksi dan evaluasi
supplier dan penerimaan barang yang berlaku pada perusahaan
(SOP terlampir)
Gambar 4.4 Rich Picture Proses Bisnis Berjalan
162
Pada rich picture proses bisnis berjalan yang terlihat pada
gambar 4.4, terdapat beberapa pihak terlibat selama dalam proses
procurement ini. Seperti :
1) Pihak Perusahaan
Yaitu staf Engineering, procurement, operasional
manager.
2) Pihak Penawar
Yaitu pihak supplier yang memeberikan penawaran atas
barang dan jasa yang dibutuhkan perusahaan
Berikut ini akan dielaskan secara rinci proses bisnis yang
berjalan pada gambar 4.4, sebagai berikut :
1. Bagian Engineering memberikan kebutuhan barang
yang akan dipergunakan dalam membuat rancangan
desain kebutuhan client yang dituangkan dalam
material request mengacu kepada RAP (Rancangan
Anggaran Pembiayaan) yang sebelumnya telah dibuat
oleh project estimator.
2. Bagian procurment kemudian akan me-review dan
membuat material request berdasarkan yang diajukan
oleh pihak engineering, apakah sesuai dengan BQ,
MTO serta RAP yang telah ditentukan atau
melebihinya.
163
3. Bagian procurement kemudian akan mencari supplier
guna memenuhi kebutuhan barang/jasa tersebut pada
data supplier yang telah dimiliki, atau mencari dalam
buku kuning, daftar kartu nama, internet dll. Demikian
pula bagian ini akan meng-update setiap data supplier
yang dimiliki jika ada yang mengajukan penawaran.
4. Setelah data supplier yang dimiliki sesuai dengan
kebutuhan barang/jasa, staf procurement akan
menghubungi atau dihubungi supplier yang secara aktif
bertanya akan adanya kebutuhan barang/jasa melalui
telepon ataupun email.
5. Setelah staf procurement ataupun supplier saling
berhubungan via telepon/email, staf procurement akan
mendapatkan beberapa list supplier yang memiliki
kemungkinan dapat turut berperan dalam pemenuhan
kebutuhan barang/jasa yang diperlukan.
6. Setelah menyesuaiakan daftar supplier dengan
kebutuhan barang/jasa staf procurement membuat
undangan (Invitation) kepada beberapa supplier untuk
turut berpartisipasi dalam proses procurement tersebut.
7. Pihak supplier akan menerima invitation pengadaan
barang/jasa yang telah dikirim oleh staf procurement,
kemudian akan di review oleh pihak supplier sebagai
164
bahan pertimbangan kemampuan dalam pemenuhan
kebutuhan.
8. Supplier akan mengirimkan seluruh data dan informasi
berkaitan dengan bidang usaha yang dijalankan, produk
yang ditwarkan, penawaran harga dll yang dapat
menjadi bahan pertimbangan staf procurement dalam
menentukan supplier, baik didalam proposal penawaran
yang diajukan.
9. Berdasarkan kepada data berkaitan dengan supplier dan
penawaran yang diajukan, pihak procurement akan me-
review dan jika supplier sesuai dengan spesifikasi
kebutuhan serta persyaratan lainnya, maka akan
berlanjut kepada tahapan proses procurement
selanjutnya.
10. Jika spesifikasi sesuai dengan kebutuhan, maka staf
procurement akan melakukan negosiasi kontrak kerja
dengan supplier baik dari segi penurun harga, waktu dll
melalui media telekomunikasi telepon jika semua telah
disepakati maka staf procurement akan membuat
perbandingan harga (3 atau minimal 1 supplier) bagi
masing-masing supplier yang memiliki penawaran
hampir serupa dan mendekati penawaran.
165
11. Perbandingan supplier tersebut akan di review dan di
setujui (approval) oleh operasional manager, namun
jika tidak maka staf procurement harus mencari
supplier kembali.
12. Supplier akan mengirimkan barang kepada lokasi
tujuan yang kemudian akan di lakukan pengujian dan
dipastikan oleh bagian engineering ataupun logistik
dengan segala bentuk penawaran yang diajukan
berdasarkan PO dan surat jalan yang dibuat oleh
pemasok.
13. Engineering kemudian akan meng-update persediaan
barang perusahaan di dalam gudang setelah diterima
dari supplier dan akan di-review oleh operasional
manager sesuai kepada lokasi pengiriman barang baik
di gudang proyek, gudang pemasok atau gudang
PT.Tata Udara Nusantara.
14. Setelah proses procurement selesai maka hasil kinerja
supplier selama 1 tahun periode dalam menjalin
kerjasama yang dilakukan sehingga dapat menjadi
bahan pertimbangan dalam proses procurement
selanjutnya.
166
15. Hasil perhitungan kinerja supplier yang dilakukan oleh
bagian staf procurement yang akan di review oleh
bagian engineering dan operasional manager.
16. hasil perhitungan kinerja akan yang di buat dan di
setujui oleh bagian procurement, operasional manager
dan engineering akan di rmeeting kan serta di simpan
menjadi salah satu indikator dalam penentuan
kelayakan supplier untuk berpartisipasi selanjutnya.
17. Bagi supplier yang tidak memiliki kinerja baik selama
satu tahun akan diberikan surat peringatan (SP)
tergantung kepada tingkatan kesalahan yang dilakukan.
Namun, batas maksimal kesalahan / ketidak sesuaian
kinerja tersebut hanya di batasi sampai 3 kali.
4.2.1.2. Problem, opportunities, Objectives dan constrain matrix
Berdasarkan indentifikasi permasalahan telah diuraikan
beberapa kekurangan pada sistem proses bisnis berjalan pada proses
procurement serta berdasarkan kepada keberhasilan penerapan e-
procurement. untuk itu perlu mengetahui sebab dan akibat terjadinya
permasalahan atau keberhasilan tersebut, maka digunakan problem,
opportunities, objectives dan constrain matrix dengan tujuan
terciptanya perbaikan pada sistem yang akan dikembangkan. Dalam
penggunaannya terbagi kepada dua tabel yang memiliki fungsi yang
167
berbeda yaitu tabel causes and effect analysis dan tabel system
improvement objectivies.
4.2.1.2.1. Causes and Effect Analysis
Adapun hasil dalam analisis sebab dan akibat
(causes and effect analysis) yang diperoleh berdasarkan
kepada proses bisnis yang berjalan saat ini, yaitu sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Causes and Effect Analysis
Causes and Effect Analysis
Problem or Opportunity Causes and effects
1. Waktu proses pengelolaan data
pelaksanaan procurement yang
dibutuhkan relatif cukup lama
Cause: Data perkembangan
dalam pelaksanaan procurement
masih bersifat hardcopy,
Sehingga staf procurement harus
mengolah data tersebut menjadi
sebuah informasi ataupun laporan
yang mudah dipahami dengan
informasi yang bernilai tinggi.
Effect : Membutuhkan waktu
yang cukup lama dalam
pemrosesan data agar dapat
menjadi informasi atau laporan
kepada pihak yang
berkepentingan
2. Informasi proses procurement
seringkali tidak akurat dan tidak
dapat diakses secara real time
oleh pihak-pihak yang memiliki
kepentingan karena banyaknya
Cause: Staf procurement
biasanya memberikan laporan
data atau dokumen dalam bentuk
hardcopy ataupun email pada satu
waktu bersamaan kepada pihak
168
data serta disimpan dalam
berbagai tempat yang dapat
berakibat pada timbulnya
redudansi dan inkonsistensi
dalam pemberkasan pelaksanaan
manajerial, karena pemrosesan
data yang belum terintegrasi.
Effect : Berpotensi terjadinya data
yang salah, tumpang tindih atau
hilang
3. Biaya yang cukup tinggi selama
proses interkasi dan komunikasi
yang terjalin dengan supplier
dikarenakan belum adanya media
yang tersedia
Cause: Belum adanya media
alternatif lain yng secara efektif
dan effisien untuk melakukan
penawaran atau saling
berkomunikasi berkaitan dengan
informasi procurement ataupun
sekedar berbagi dokumen selain
melalui telepon, fax dan e-mail.
Effect : biaya yang cukup tinggi
dalam penggunaan telepon untuk
berkomunikasi dan berbagi
informai khususnya dengan
supplier
4. Integrasi dan alur data yang
belum terjalin mengharuskan data
disimpan dengan input yang
berulang / secara berkala
sehingga staf procurement
merasa kesulitan dalam aktivitas
pengelolaannya
Cause: belum adanya sistem yang
saling mengintegrasikan setiap
proses procurement yang berjalan
Effect :staf procurement dan
pihak terkait lainnya harus seara
aktif bertanya, khususya staf
procurement harus terus bersedia
meng-update data yang dimiliki
selama kegiatan ini berlangsung
agar informasi tetap dapat bernilai
tinggi bagi penggunanya
5. Proses evaluasi kinerja supplier
yang tidak terpantau dengan baik
serta tidak berjalan secara efektif
Cause: belum tersedianya sistem
terintegrasi dalam setiap tahapan
proses procurement, sehingga
mengharuskan staf procurement
169
berhati-hati dalam penyimpanan
hasil evaluasi kinerja setiap
supplier yang telah dilakukan
dalam proses pelaksanaan
procurement
Effect : penilaian evaluasi kinerja
yang terkadang tidak
dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan
supplier dapat menigkatkan resiko
dalam pelaksanaannya
6. Pihak manjerial sulit melakukan
komunikasi dan pertukaran
informasi dengan pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan
procurement
Cause:belum tersedianya sistem
yang mendukung dalam
menampilkan informasi secara
realtime
Effect : pihak manjerial hrus
menunggu laporan dari staf
procurement yang tidak dapat
diprediksi atau hanya pada waktu-
waktu tertentu
7. Penurunan harga dalam proses
tender dan biaya administrasi
Cause: stakeholder yang terlibat
dalam proses pelaksanaan
procurement tidak dilakukan
secara manual, misal penawaran
oleh supplier dapat diajukan
kedalam sistem
Effect :memudahkan dalam
pengirirman dokumen elektronik,
melacak dan pemeriksaan serta
pengamatan dalam setiap proses
atau dalam hal administratif
8. Pengurangan waktu pencarian
sumber bahan baku
Cause:supplier dapat mendaftar
sebagai calon supplier pada
170
sistem untuk turut serta dalam
penawaran
Effect :memudahkan dalam
menemukan dan menghubungkan
serta dapat menjadi saluran
berkomunikasi dalam mencari
sumber-sumber baru atau mencari
pemasok potensial
9. Memberikan keunggulan
kompetitif organisasi atas
pesaingnya
Cause: stakeholder yang terlibat
dalam pelaksanaan dapat
mengakses informasi atau
dokumentasi secara lebh cepat
dan mudah diakses
Effect :informasi ataupun
dokumentasi terkait proses
pengadaan dapat diakses secara
realtime tidak harus menunggu
pada waktu-waktu tertentu
10. Peningkatan Komunikasi Cause : setiap stakeholder yang
terlibat dalam pelaksanaan
procurement dapat mengakses
sistem sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-
masing
Effect : komunikasi yang lebih
cepat terkait persyaratan dan
kemudahan untuk mengakses
Berdasarkan pada analisis causes and effect
yang telah diuraikan pada tabel 4.1, hal tersebut akan sangat
berpengaruh pada kinerja perusahaan dan produktivitasnya
dalam proses procurement. Tahap selanjutnya adalah
171
menentukan perbaikan pada sistem proses bisnis berjalan
yang berarti harus diterapkan pada sistem yang diusulkan
dan diharapkan dapat mengatasi permasalahan serta peluang
yang mungkin terjadi tersebut.
4.2.1.2.2. System Improvement Objectivies
Tahap ini adalah menentukan tujuan perbaikan
pada sistem berjalan yang harus diterapkan pada sistem
usulan nantinya serta kendala yang membatasi fleksibilitas
atas sistem tersebut. Berikut adalah system improvement
objectives pada sistem e-procurement ini, yaitu :
Tabel 4.2 System Improvement Objectives
System Improvement Objectives
System Objective System Constraint
1. Memudahkan pengelolahan
data dan pembuatan
laporan dalam pelaksanaan
procurement
1. penerapan sistem yang
membutuhkan waktu dalam
perancangan, pembuatan dan
penerapannya bagi perusahaan
2. dibutuhkan training bagi pengguna
sistem agar memberikan
pemahaman dalam penggunaannya
3. sistem perlu didukung oleh
infrastruktur yang baik dalam hal
peggunaan komputer maupun
jaringan yang dipergunakan
4. sistem yang baru harus
menggunakan sistem manajemen
database yang baik
5. perubahan kebijakan dalam proses
pelaksanaan procurement sehingga
2. Mencegah terjadinya
kehilangan, kesalahan data,
redudansi dan inkonsistensi
dalam pemrosesan
pengelolaan data
3. meningkatkan efektif dan
effisien sebagai media
interkasi dan komunikasi
antar stakeholder yang
terlibat dalam proses
procurement
4. menjadi sistem yang
terintegrasi di setiap
tahapan proses
procurement dalam
pengolahan data dan
172
informasi bagi yang
penggunanya
diperlukan SOP yang sesuai
dengan sistem usulan
5. meminimalisir resiko
dalam proses procurement
dengan menyediakan
Decision Support System
dalam mengevaluasi
kinerja supplier yang
terintegrasi dengan main
system
6. menghubungkan secara
online setiap stakeholder
yang terlibat proses
procurement diharapkan
dapat memberikan
informasi yang dapat
diakses secra realtime dan
memudahkan dalam
berkomunikasi serta
berbagi informasi
4.2.2. Analisis Persyaratan (Requirment Analysis)
4.2.2.1. Analisis PIECES
Kerangka kerja PIECES memperhatikan beberapa aspek
yang meliputi kinerja (performance), nilai informasi (information),
nilai ekonomi (economic), pengendalian (control), efisiensi
(efficiency) dan pelayanan (service). Analisis ini merupakan
persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk memperbaiki sistem
yang sedang berjalan sehingga dapat diketahui apakah sistem
usulan tersebut layak atau tidak agar dikembangkan. Peningkatan
dalam ke enam aspek tersebut merupakan hasil yang diharapkan
dapat dirasakan.
173
Tabel 4.3 Analisis PIECES
Indikator Sistem Berjalan Sistem Usulan
performance Waktu pendataan sampai pada
pengolahannya dalam proses
procurement relatif lama
sehingga penyampaian
informasi kurang maksimal
Mempersingkat waktu,
meningkatkan dan
memberikan kemudahan
dalam pengolahan data
dalam penyampaian
informasi ataupun laporan
pelaksanaan procurement
information Infomasi pelaksanaan
procurement seringkali tidak
akurat dikarenakan banyaknya
jumlah data yang diolah dan
disimpan di berbagai tempat
yang menimbulkan redudansi
dan inkonsistensi dalam
pemberkasan data
Tersedianya informasi
yang akurat bagi seluruh
pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan procurement
dikarenakan proses yang
saling terintegrasi baik
data dan dokumen dalam
sebuah sistem database
economic Biaya komunikasi dan
interkasi antara supplier pada
khususnya yang memakan
biaya cukup tinggi dalam
pelaksanaan procurement
Sistem memungkinkan
interkasi dan komunikasi
dapat dilakukan seperti
salah satunya dalam hal
administratif
efficiency Banyaknya aktivitas yang
dilakukan secara manual
menjadikan data yang harus
disimpan dan diolah harus di
input secara berkala sehingga
cukup menjadi kendala dalam
pembuatan laporan
Sistem memberikan
kemudahan dalam
pengolahan data dan
pelaporan pelaksanaan
guna mempersingkat
waktu proses
control Penyimpanan data yang tidak
konsisten dan belum
terintegrasi menjadikan proses
pelaksanaan procurment
belum cukup terpantau dengan
baik khususnya bagi pihak
manajerial seperti operational
manager atau direktur
Sistem dapat
memeberikan informasi
secara realtime baik
secara tabular maupun
grafis serta tersedia DSS
guna mengurangi resiko
dalam pelaksanaan
procurement
service Manajerial ataupun
stakeholder terkait
pelaksanaan procurement sulit
melakukan komunikasi dan
pertukaran informasi
didalamnya
Sistem memberikan fitur
pesan ataupun komentar
untuk berkomunikasi
antar user serta
management user bagi
pihak yang terlibat dalam
174
pelaksanaan ini. Selain
itu, tampilan yang
diberikan sisem lebih
mudah dipahami (user
friendly)
Setelah dilakukan analisis PIECES maka diketahui
kriteria-kriteria sebagai indikator dalam perbaikan sistem, didalam
tahapan selanjutnya ialah mendeskripsikan kebutuhan dengan
memusatkan perhatian pada functional dan non-functional
requirements pada sistem usulan.
4.2.2.2. Functional dan Non-functional Requirement
Pada tahapan ini mendeskripsikan kegiatan dan layanan
yang harus disediakan ataupun fitur lainnya dalam sistem. Analisis
persyaratan ini dideskripsikan dalam analisis functional dan non-
functional, yaitu sebagai berikut :
1. Functional requirments
Adapun functional requirments pada sistem e-
procurement dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Sistem dapat mengelola, menyimpan serta
mengintegrasikan data dan dokumen dalam
pelaksanaan procurement
b. Dalam pengolahan data pada sistem terdapat fungsi
tambah, edit dan hapus
c. Sistem menerapkan manajemen user atau
otentifikasi user dalam pembagian hak akses yang
175
memungkinkan pihak-pihak terlibat dalam
procurement dapat berperan dan bertanggung jawab
sesuai kepada tugas.
d. Sistem memberikan fleksibelitas kepada setiap user.
Misal bagi supplier yang telah terdaftar sebagai
calon pemasok akan menerima RFQ / e-procurement
invitation yang sedang dibutuhkan oleh perusahaan,
sehingga sistem dapat dikatakan sebagai tool‟s
dalam peningkatan informasi
e. Proses adminstratif yang tidak memerlukan waktu
cukup lama selama proses procurement. Karena
dapat menyediakan fasilitas preview dan upload
dalam dokumen pelaksanaanya
f. Sistem memfasilitasi dalam interaksi dan
komunikasi antar user untuk dapat saling bertukar
pesan atau informasi. Misal, supplier dan staf
procurement dapat saling bernegosiasi atas
penawaran yang diajukan
g. Sistem memungkinkan untuk mengevaluasi kinerja
supplier yang rutin dilakukan setiap periodenya
dengan menggunakan metode AHP (Analythical
Hierarki Process) sehingga dapat menjadi bahan
permbanding dan penunjang dalam penentuan
176
pemenang procurement di waktu yang akan datang
dimana hasil pengolahan informasi tersebut dapat
disajikan serta dipahami dalam bentuk tabular
maupun grafik (progress bar)
h. Dalam setiap kriteria ataupun sub kriteria penilaian
sistem memungkinkan melakukan pengurangan
ataupun penambahan sesuai dengan kriteria yang
sekira dirasakan dapat mempengaruhi
i. Pengolahan data pada sistem dari penawaran yang
dibutuhkan hingga penerimaan barang / jasa tersebut
diterima, sehingga memungkinkan dapat
mempermudah pada penyampaian informasi atau
progress report secara realtime bagi pihak
manajerial
j. Sistem memberikan fasilitas procurement tracking
guna melihat track record penawaran yang pernah
diajukan oleh supplier
2. Non-functional requirements
Adapun Non-functional requirments pada sistem e-
procurement dalam penelitian dengan memperhatikan aspek
yang terdapat pada analisis PIECES yang telah dilakukan,
yaitu sebagai berikut :
177
a. Sistem dapat mengefisiensikan waktu dalam proses
pengolahan data.
b. Data dan informasi yang disajikan dalam sistem
bersifat aktual dan akurat dikarenakan dapat diakses
secara realtime
c. Sistem dapat mengintegrasikan data dengan baik
selama proses procurement berlangsung
d. Sistem dapat mengefisiensikan pengeluaran
perusahaan dalam operasional proses procurment
dalam hal berinteraksi dan komunikasi yang terjalin
e. Pengoperasian sistem yang dapat diakses selama 24
jam
4.2.2.3. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Tahap ini merupakan penentuan kiriteria dalam evaluasi
kinerja supplier yang akan dipergunakan dan memberikan
gambaran serta penjelasan detail bagaimana proses perhiungannya
guna menghasilkan rekomendasi atas kinerja supplier dalam
pengambilan keputusan penentuan keberhasilan supplier
selanjutnya pada PT. Tata Udara Nusantara.
1. Kriteria dan Sub Kriteria Penilaian
Adapun hieraki penilaian dalam metode AHP
(Analytical Hierarchy Process) yang dipergunakan pada
penilitian ini pada gambar 4.5 :
178
Gambar 4.5 Struktur Hierarki/Model Penilaian Evaluasi
Kinerja supplier
Ada 5 (lima) kriteria utama yang menjadi dasar dalam
mengevaluasi kinerja supplier yang akan diterapkan pada
proses procurement pada PT. Tata Udara Nusatara. Seperti,
Kepercayaan (trust), Kualitas (quality), Biaya (Cost),
pengiriman (delivery), Manajemen dan organisasi
(Management and Organization). Dengan kriteria penilaian
yang berbeda-beda :
179
Tabel 4.4 Kriteria dan Sub Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian
1. Kepercayaan (Trust)
Lamanya Kerja sama A1
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
Presentase keberhasilan kembali A2
Sangat baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
Kepercayaan Interpersonal A3
Sangat baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
2. Kualitas (Quality)
Standar dan Jaminan Kualitas B1
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
Kesesuaian Teknis B2
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
Adanya Sertifikasi (dokumen) B3
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
Rasio Ketertolakkan Produk B4
180
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
3. Biaya (Cost)
Biaya Pengiriman dan Pemesanan C1
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
Biaya Produk C2
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
Payment (Pembayaran) C3
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
4. Pengiriman (Delivery)
Lokasi D1
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
Kecepatan dan Ketepatan waktu D2
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
Ketepatan Jumlah D3
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
181
Buruk : 1
5. Management and Organization
Kemampuan Teknis dan Pemecahan
Masalahnya
E1
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
Tingkat Kemudahan Komunikasi E2
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
Status Financial E3
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
Performance History E4
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang dari Cukup : 2
Buruk : 1
2. Penentuan Prioritas Kriteria dan Sub Kriteria
Pada tahap ini akan diuraikan bagaimana proses
penentuan dalam prioritas antara satu kriteria utama dengan
kriteria utama lainnya.
a) Penentuan Proiritas Kriteria
Tahap ini guna untuk menentukan prioritas kriteria
penilaian dalam pengambilan keputusan evaluasi
kinerja supplier yang akan di pergunakan. Yaitu :
182
1) Matriks Perbandingan Berpasangan
Tahap ini ialah melakukan perbandingan
berpasanagn (Pairwise comparison) atas kriteria utama
dalam evaluasi kinerja supplier yang akan
dikembangkan (Tabel 4.5), sebagai berikut :
Tabel 4.5 Perbandingan Berpasangan Kriteria Utama
Kepercayaan Kualitas Biaya Pengiriman Management and
Organization
Kepercayaan 1 3 3 5 5
Kualitas 0.333 1 1 5 5
Biaya 0.333 1 1 3 5
Pengiriman 0.2 0.2 0.33 1 3
Management and
Organization
0.2 0.2 0.2 0.333 1
Jumlah 2 5.4 5.53 14.333 19
Penjelasan :
Pada tabel 4.5 merupakan hasil perbandingan antar
kriteria dengan mengasumsikan tingkat kepentingannya
sesuai pada aturan yang berlaku dalam pairwise
comparison. Misal, pada kolom dan baris kepercayaan
dengan kepercayaan yang menghasilkan angka 1 karena
kriteria yang sama. sedangkan pada perbandingan biaya
dan kepercayaan yang menghasilkan 0.333. Hasil 0.33
tersebut diperoleh dari
pada kolom
penilaian perbandingan kepercayaan dengan baris
biaya.
183
2) Penentuan Matriks Nilai Kriteria (Normalisasi)
Berikut ini merupakan perhitungan matriks nilai
kriteria atau normalisasi atas perhitungan sebelumnya
(tabel 4.5) guna menentukan prioritas masing-masing
kriteria yang ada. Yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.6 Matriks Nilai Kriteria Utama
Kepercayaan Kualitas Biaya Pengiriman Management and
Organization
Prioritas
Kepercayaan 0.5 0.556 0.54 0.33 0.263 0.44
Kualitas 0.1667 0.2 0.18 0.33 0.263 0.22
Biaya 0.1667 0.2 0.18 0.2 0.263 0.2
Pengiriman 0 0 0 0 0.157 0
Management and
Organization
0 0 0.036 0 0.052 0
Jumlah 1 1 1 1 1
Penjelasan :
Tahap pertama yang harus dilakukan untuk
memperoleh prioritas penilaian yaitu dengan
melakukan perbandingan antara setiap cell dengan
jumlah nilai baris pada masing-masing cell yang
mengacu pada tabel 4.5. misal, pada tabel 4.6 untuk cell
perbandingan antara kepercayaan dengan kepercayaan
(nilai 0.5) didapat dari
pada tabel 4.5, begitupun
seterusnya.
Pada kolom prioritas merupakan nilai yang
menunjukkan tingkat kepentingan antar satu kriteria
dengan lainnya. Diperoleh dengan cara
184
. sebagai salah satu contoh lihat
pada tabel 4.6 baris kepercayaan di peroleh 0.44 dari
( )
itulah yang kemudian
menjadi prioritas dalam perbandingan kriteria
begitupun dengan nilai-nilai dalam cell pada kolom
tersebut.
3) Menghitung Konsistensi
Bertujuan untuk mengukur kelayakan atas kriteria
penilaian yang di berikan sesuai dengan aturan yang
telah diberikan dalam perhitungan AHP (Analytical
Hierarchy Process). Yaitu sebagai berikut :
a) Mencari λ maksimum
Yakni mengalikan antra matriks antara matriks
kolom awal (Tabel 4.5) dengan kolom prioritas pada
tabel 4.6, kemudian hasil perkalian tersebut sebut saja
kolom A dibagi dengan kolom bobot setiap barisnya
sehingga dihasilkan consistency vector. Setelah langkah
diatas dilakukan maka akan diperoleh λ maksimum
dengan merata-ratakan kolom consistency vector
tersebut :
185
Keterangan :
n : Jumlah kriteria atau sub kriteria
A : Kolom A
B : Kolom B
Cv : Kolom consistency Vector
I : Sel ke-i
Mengalikan matriks kolom awal dengan kolom
prioritas maka diperoleh kolom A.
Kolom awal Prioritas A
1 3 3 5 5 0.44 2.4
0.333 1 1 5 5 0.22 1.25
0.333 1 1 3 5 * 0.2 = 1
0.2 0.2 0.33 1 3 0 0.42
0.2 0.2 0.2 0.333 1 0 0.25
Pembagian kolom A dengan kolom prioritas setiap
barisnya maka diperoleh consisteny vector
A Bobot Consistency Vector
2.4 0.44 5.44
1.25 0.22 5.44
1 : 0.2 = 5.375
0.42 0 5.125
0.25 0 5
diperoleh λ maksimum sama dengan rata-rata kolom
consistency vector
5.44
5.44
5.375 = 5.2957
5.125
5
b) Menentukan Nilai Consistency Index (CI)
Digunakan rumus persamaan di bawah ini,
186
c) Menentukan Nilai Consistency Ratio (CR)
Rumus persamaan yang digunakan yaitu,
Dimana nilai IR diambil dari pada daftar Indeks
Random konsistensi yang telah ditentukan nilainya
dengan ukuran matriks 5, maka IR ini yaitu 1.12.
Oleh karena itu, CR < 0.1 maka konsistensi pada
perhitungan diatas dinyatakan sesuai.
Tabel 4.7 Pengurutan Kriteria Utama Berdasarkan Prioritas
Kriteria Bobot (Prioritas) Persentase (%)
Kualitas 0.444 44.44 %
Kepercayaan 0.222 22.22 %
Pengiriman 0.2 20 %
Biaya 0 0 %
Management and Organization 0 0 %
Jumlah 1.00 100 %
Gambar 4.6 Perbandingan Prioritas Kriteria Utama
Kulaitas
Kepercayaan
Pengiriman
Biaya Management
and Organization
Prioritas Kriteria
187
4) Penentuan Prioritas Sub Kriteria
Tahap ini merupakan penentuan prioritas pada sub
kriteria pada masing-masing kriteria utama yang telah
di uraikan sebelumnya (Tabel 4.4).
a. Matriks sub kriteria Kepercayaan (trust)
Keterangan :
A1 : Lamanya Kerja sama antar perusahaan
A2 : Presentase keberhasilan kembali
A3 : Kepercayaan interpersonal
Maka diperoleh matriks perbandingan berdasarkan
kepada tingkat kepentingan sebagai berikut :
Tabel 4.8 Matriks Perbandingan Sub Kriteria Kepercayaan
A1 A2 A3
A1 1 5 3
A2 0.2 1 0.33
A3 0.33 3 1
Jumlah 1.53 9 4.33
Pada tabel diatas perbandingan sub kriteria
merupakan perbandingan dengan sub kriteria sejenis
atau sebagai contoh pada A1 dengan A1 merupakan
perbandingan sejenis dengan kriteria yang sama
sedangkan pada cell lainnya (lihat keterangan).
Sedangkan nilai perbandingan juga dapat diperoleh
dengan
. misal, pada A3 dengan A1
merupakan hasil perbandingan
pada perbandingan A1
dan A3.
188
Tahap selanjutnya ialah menentukan matriks nilai
sub kriteria kepercayaan (Trust) untuk mengetahui
prioritas (bobot) penilaian pada masing-masing sub
kriteria. Yaitu akan di uraikan di bawah ini :
Tabel 4.9 Matriks Nilai Sub Kriteria Kepercayaan
A1 A2 A3 Prioritas
A1 0.652 0.556 0.692 0.633
A2 0.130 0.111 0 0.111
A3 0.217 0.33 0.230 0.25
Jumlah 1 1 1
Nilai pada cell setiap masing-masing perbandingan
kriteria di peroleh dengan mengacu pada nilai
perbandingan berpasangan tabel 4.8 di bagi dengan
jumlah baris pada setiap nilai cell. Sebagai contoh
(Tabel 4.9) nilai 0.33 pada perbandingan A3 dan A2
diperoleh dari
, begitupun seterusnya pada
nilai-nilai cel lainnya.
Nilai prioritas diperoleh dengan menjumlahkan
nilai setiap cell dalam baris dibagi dengan banyaknya
jumlah kriteria yang digunakan
.
contonya lihat pada cell (Tabel 4.9) dengan nilai 0.25
untuk prioritas A3 diperoleh dengan cara
( )
189
Penentuan konsistensi dilakukan dengan mencari λ
maksimum pada sub kriteria kepercayaan (Trust) :
Mengalikan kolom utama dengan prioritas
Kolom awal Prioritas A
1 5 3 0.633 2
0.2 1 0.33 * 0.111 = 0.33
0.33 3 1 0.25 0.8
Pembagian kolom A dengan kolom prioritas setiap
barisnya maka diperoleh consisteny vector
A Bobot Consistency Vector
2 0.633 3
0.33 : 0.111 = 3
0.8 0.25 3
diperoleh λ maksimum sama dengan rata-rata
kolom consistency vector
3
3 = 3.038
3
Setelah λ maksimum ditentukan maka tahapan
selanjutnya ialah menentukan Consitency Index (CI)
dan Consistency Ratio (CR), sebagai berikut :
Dimana nilai IR diambil dari pada daftar
Indeks Random konsistensi yang telah ditentukan
190
nilainya dengan ukuran matriks 3, maka IR ini yaitu
0.58.
Oleh karena itu, CR < 0.1 maka konsistensi
pada perhitungan pada sub kriteria kepercayaan
diatas dinyatakan sesuai.
Tabel 4.10 Pengurutan Sub Kriteria Kepercayaan
Kriteria Bobot (Prioritas) Persentase (%)
Lamanya Kerja sama antar
Perusahaan (A1)
0.64 64 %
Presentase keberhasilan kembali
(A2)
0.111 11 %
Kepercayaan Interpersonal (A3) 0.25 25 %
Jumlah 1.00 100 %
Gambar 4.7 Perbandingan Prioritas Sub Kriteria
Kepercayaan (Trust)
b. Matriks sub kriteria Kualitas (quality)
Keterangan :
B1 : Standar dan Jaminan Kualitas
B2 : Kesesuaian Teknis
B3 : Adanya Sertifikasi
B4 : Rasio Ketertolakkan Produk
64% 11.00%
25.00%
Prioritas Sub Kriteria
Lamanya Kerja sama antar Perusahaan (A1)
Presentase Keberhasilan Kembali (A2)
Kepercayaan Interpersonal (A3)
191
Maka diperoleh matriks perbandingan (Pairwise
comparison) pada sub kriteria Kualitas (Quality) akan
di uraikan di bawah ini :
Tabel 4.11 Matriks Perbandingan Sub Kriteria Kualitas
B1 B2 B3 B4
B1 1 1 1 1
B2 1 1 1 1
B3 1 1 1 3
B4 1 1 0.33 1
Jumlah 4 4 3.33 6
Perbandingan berpasangan (pairwise comparison)
akan menghasilkan nilai 1 jika pembanding dilakukan
dengan kriteria yang sama. Sedangkan nilai
perbandingan juga dapat diperoleh dengan
. misal, pada B4 dengan B3 merupakan
hasil perbandingan
pada perbandingan B3 dan B4.
Tahap selanjutnya ialah mencari matriks nilai pada
sub kriteria kualitas (Quality) untuk menentukan
prioritas dari tiap kriteria yang ada. Yaitu sebgai
berikut :
Tabel 4.12 Matriks Nilai Sub Kriteria Kualitas
B1 B2 B3 B4 Prioritas
B1 0.25 0.25 0.3 0.167 0.25
B2 0.25 0.25 0.3 0.167 0.25
B3 0.25 0.25 0.3 0.5 0.33
B4 0.25 0.25 0 0.167 0.2
Jumlah 1 1 1 1
192
Penentuan penilaian setiap cell pada kriteria (tabel
4.12) mengacu pada tabel 4.11 karena merupakan hasil
perbandingan nilai cell dengan jumlah pada baris dalam
tabel tersebut. Contoh
pada perbandingan B4
dan B1 (tabel 4.12).
Nilai prioritas diperoleh dengan menjumlahkan
nilai setiap cell dalam baris dibagi dengan banyaknya
jumlah kriteria yang digunakan
. contonya lihat pada cell (Tabel
4.12) dengan nilai 0.2 diperoleh dengan cara
( )
Penentuan konsistensi dilakukan dengan mencari λ
maksimum pada sub kriteria kualitas (quality). Yaitu :
Mengalikan kolom utama dengan prioritas
Kolom awal Prioritas A
1 1 1 1 0.25 1
1 1 1 1 * 0.25 = 1
1 1 1 3 0.33 1.375
1 1 0.33 1 0.2 0.778
Pembagian kolom A dengan kolom prioritas setiap
barisnya maka diperoleh consisteny vector
A Bobot Consistency Vector
1 0.25 4.14
1 : 0.25 = 4.14
1.375 0.33 4.25
0.778 0.2 4
193
diperoleh λ maksimum sama dengan rata-rata
kolom consistency vector
4.14
4.14 = 4.15
4.25
4
Setelah λ maksimum ditentukan maka tahapan
selanjutnya ialah menentukan Consitency Index (CI)
dan Consistency Ratio (CR), sebagai berikut :
Dimana nilai IR diambil dari pada daftar Indeks
Random konsistensi yang telah ditentukan nilainya
dengan ukuran matriks 4, maka IR ini yaitu 0.9.
Oleh karena itu, CR < 0.1 maka konsistensi pada
perhitungan pada sub kriteria kepercayaan diatas
dinyatakan sesuai.
Tabel 4.13 Pengurutan Sub Kriteria Kualitas
Kriteria Bobot (Prioritas) Persentase (%)
Standar dan Jaminan Kualitas (B1) 0.25 25 %
Kesesuaian Teknis (B2) 0.25 25 %
Adanya Sertifikasi (B3) 0.3 30 %
Rasio Ketertolakkan Produk (B4) 0.2 20 %
Jumlah 1.00 100 %
194
Gambar 4.8 Perbandingan Prioritas Sub Kriteria
Kualitas (Quality)
c. Matriks sub kriteria Biaya (cost)
Keterangan :
C1 : Biaya Pengiriman dan Pemesanan
C2 : Biaya Produk
C3 : Payment (Pembayaran)
Matriks perbandingan (Pairwise comparison) pada
sub kriteria Biaya (Cost) akan di uraikan di bawah ini :
Tabel 4.14 Matriks Perbandingan Sub Kriteria Biaya
C1 C2 C3
C1 1 3 5
C2 1/3 1 3
C3 0.2 0.33 1
Jumlah 1.53 4.33 9
Perbandingan berpasangan (pairwise comparison)
akan menghasilkan nilai 1 jika pembanding dilakukan
dengan kriteria yang sama. Sedangkan nilai
perbandingan juga dapat diperoleh dengan
25%
25% 30%
20%
Prioritas Sub Kriteria
Standar dan JaminanKualitas (B1)
Kesesuaian Teknis (B2)
Adanya Sertifikasi (B3)
Rasio KetertolakkanProduk (B4)
195
. misal, pada C3 dengan C1 merupakan
hasil perbandingan
pada perbandingan C1 dan C3.
Tahap selanjutnya ialah mencari matriks nilai pada
sub kriteria Biaya (Cost) untuk menentukan prioritas
dari tiap kriteria yang ada. Yaitu sebgai berikut :
Tabel 4.15 Matriks Nilai Sub Kriteria Biaya
C1 C2 C3 Prioritas
C1 0.65 0.67 0.56 0.625
C2 0.22 0.25 0.33 0.25
C3 0.13 0 0.11 0.11
Jumlah 1 1 1
Penentuan penilaian setiap cell pada kriteria (tabel
4.15) mengacu pada tabel 4.14 karena merupakan hasil
perbandingan nilai cell dengan jumlah pada baris dalam
tabel. Contoh
pada perbandingan C1 dan C1
(tabel 4.15).
Nilai prioritas diperoleh dengan menjumlahkan
nilai setiap cell dalam baris dibagi dengan banyaknya
jumlah kriteria yang digunakan
. contonya lihat pada cell (Tabel
4.15) pada prioritas C1 dengan nilai 0.625 diperoleh
dengan cara ( )
Penentuan konsistensi dilakukan dengan mencari λ
maksimum pada sub kriteria Biaya (cost). Yaitu :
196
Mengalikan kolom utama dengan prioritas
Kolom awal Prioritas A
1 3 5 0.625 2
0.33 1 3 * 0.25 = 0.8
0.2 0.33 1 0.11 0.33
Pembagian kolom A dengan kolom prioritas setiap
barisnya maka diperoleh consisteny vector
A Bobot Consistency Vector
2 0.625 3
0.8 : 0.25 = 3
0.33 0.11 3
diperoleh λ maksimum sama dengan rata-rata
kolom consistency vector
3.08
3.13 = 3.038
3.02
Setelah λ maksimum ditentukan maka tahapan
selanjutnya ialah menentukan Consitency Index (CI)
dan Consistency Ratio (CR), sebagai berikut :
Dimana nilai IR diambil dari pada daftar Indeks
Random konsistensi yang telah ditentukan nilainya
dengan ukuran matriks 3, maka IR ini yaitu 0.58.
197
Oleh karena itu, CR < 0.1 maka konsistensi pada
perhitungan pada sub kriteria kepercayaan diatas
dinyatakan sesuai.
Tabel 4.16 Pengurutan Sub Kriteria Biaya
Kriteria Bobot (Prioritas) Persentase (%)
Biaya Pengiriman dan Pemesanan
(C1)
0.625 62.5 %
Biaya Produk (C2) 0.25 25 %
Payment (Pembayaran) (C3) 0.11 11 %
Jumlah 1.00 100 %
Gambar 4.9 Perbandingan Prioritas Sub Kriteria
Biaya (Cost)
d. Matriks sub kriteria Pengiriman (delivery)
Keterangan :
D1 : Lokasi
D2 : Kecepatan dan Ketepatan waktu
pengiriman
D3 : Ketepatan Jumlah
63% 25%
11%
Prioritas Sub Kriteria
Biaya Pengiriman dan Pemesanan (C1)
Biaya Produk (C2)
Payment (Pembayaran) (C3)
198
Matriks perbandingan (Pairwise comparison) pada
sub kriteria Pegiriman (Delivery) akan di uraikan di
bawah ini :
Tabel 4.17 Matriks Perbandingan Sub Kriteria Pengiriman
D1 D2 D3
D1 1 5 3
D2 0.2 1 0.33
D3 0.33 3 1
Jumlah 1.53 9 4.33
Perbandingan berpasangan (pairwise comparison)
akan menghasilkan nilai 1 jika pembanding dilakukan
dengan kriteria yang sama. Sedangkan nilai
perbandingan juga dapat diperoleh dengan
. misal, pada D3 dengan D1 merupakan
hasil perbandingan
pada perbandingan D1 dan D3.
Tahap selanjutnya ialah mencari matriks nilai pada
sub kriteria Pengiriman (Delivery) untuk menentukan
prioritas dari tiap kriteria yang ada. Yaitu sebgai
berikut :
Tabel 4.18 Matriks Nilai Sub Kriteria Pengiriman
D1 D2 D3 Prioritas
D1 0.65 0.55 0.67 0.625
D2 0.13 0.11 0 0.11
D3 0.22 0.33 0.22 0.25
Jumlah 1 1 1
199
Penentuan penilaian setiap cell pada kriteria (tabel
4.18) mengacu pada tabel 4.17 karena merupakan hasil
perbandingan nilai cell dengan jumlah pada baris dalam
tabel. Contoh
pada perbandingan D1 dan D1
(tabel 4.17).
Nilai prioritas diperoleh dengan menjumlahkan
nilai setiap cell dalam baris dibagi dengan banyaknya
jumlah kriteria yang digunakan
. contonya lihat pada cell (Tabel
4.18) dengan nilai 0.625 prioritas pada D1 diperoleh
dengan cara ( )
Penentuan konsistensi dilakukan dengan mencari λ
maksimum pada sub kriteria Pengiriman (Delivery) :
Mengalikan kolom utama dengan prioritas
Kolom awal Prioritas A
1 5 3 0.625 2
0.2 1 0.33 * 0.11 = 0.33
0.33 3 1 0.25 0.8
Pembagian kolom A dengan kolom prioritas setiap
barisnya maka diperoleh consisteny vector
A Bobot Consistency Vector
2 0.625 3
0.33 : 0.11 = 3
0.8 0.25 3
200
diperoleh λ maksimum sama dengan rata-rata
kolom consistency vector
3
3 = 3.038
3
Setelah λ maksimum ditentukan maka tahapan
selanjutnya ialah menentukan Consitency Index (CI)
dan Consistency Ratio (CR), sebagai berikut :
Dimana nilai IR diambil dari pada daftar Indeks
Random konsistensi yang telah ditentukan nilainya
dengan ukuran matriks 3, maka IR ini yaitu 0.58.
Oleh karena itu, CR < 0.1 maka konsistensi pada
perhitungan pada sub kriteria kepercayaan diatas
dinyatakan sesuai.
Tabel 4.19 Pengurutan Sub Kriteria Pengiriman
Kriteria Bobot (Prioritas) Persentase (%)
Lokasi (D1) 0.625 62.5 %
Kecepatan dan Ketepatan waktu
pengiriman (D2)
0.11 11 %
Ketepatan Jumlah (D3) 0.25 25 %
Jumlah 1.00 100 %
201
Gambar 4.10 Perbandingan Prioritas Sub Kriteria
Pengiriman(Delivery)
e. Matriks sub kriteria management and
organization
Keterangan :
E1 : Kemampuan Teknis dan Pemecahan Masalahnya
E2 : Tingkat Kemudahan Komunikasi
E3 : Status Financial
E4 : Performance History
Matriks perbandingan (Pairwise comparison) pada
sub kriteria Management and Organization akan di
uraikan di bawah ini :
Tabel 4.20 Matriks Perbandingan Sub Kriteria
Management and Organization
E1 E2 E3 E4
E1 1 1 3 1
E2 1 1 3 1
E3 0.33 0.33 1 0.33
E4 1 0.2 3 1
Jumlah 3.33 3.33 10 3.33
63% 11%
25%
Prioritas Sub Kriteria
Lokasi (D1)
Kecepatan dan Ketepatan Waktu Pengiriman (D2)
Ketepatan Jumlah (D3)
202
Perbandingan berpasangan (pairwise comparison)
akan menghasilkan nilai 1 jika pembanding dilakukan
dengan kriteria yang sama. Sedangkan nilai
perbandingan juga dapat diperoleh dengan
. misal, pada E4 dengan E1 merupakan
hasil perbandingan
pada perbandingan E1 dan E4.
Tahap selanjutnya ialah mencari matriks nilai pada
sub kriteria Management and Organization untuk
menentukan prioritas dari tiap kriteria yang ada. Yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.21 Matriks Nilai Sub Kriteria
Managemant and Organization
E1 E2 E3 E4 Prioritas
E1 0.3 0.3 0.3 0.33 0.28
E2 0.3 0.3 0.3 0.33 0.28
E3 0.1 0.1 0.1 0 0
E3 0.28 0.28 0.3 0.33 0.33
Jumlah 1 1 1 1
Penentuan penilaian setiap cell pada kriteria (tabel
4.21) mengacu pada tabel 4.20 karena merupakan hasil
perbandingan nilai cell dengan jumlah pada baris dalam
tabel. Contoh
pada perbandingan E1 dan E1
(tabel 4.21).
Nilai prioritas diperoleh dengan menjumlahkan
nilai setiap cell dalam baris dibagi dengan banyaknya
203
jumlah kriteria yang digunakan
. contohnya lihat pada cell
(Tabel 4.21) dengan nilai 0.28 diperoleh dengan cara
( )
Penentuan konsistensi dilakukan dengan mencari λ
maksimum pada sub kriteria Management and
Organization :
Mengalikan kolom utama dengan prioritas
Kolom awal Prioritas A
1 1 3 1 0.28 1.22
1 1 3 1 * 0.28 = 1.79
0.33 0.33 1 0.33 0 0.71
1 0.2 3 1 0.33 0.46
Pembagian kolom A dengan kolom prioritas setiap
barisnya maka diperoleh consisteny vector
A Bobot Consistency Vector
1.2 0.28 4
1.2 : 0.28 = 4
0.4 0 4
1.2 0.33 4
diperoleh λ maksimum sama dengan rata-rata
kolom consistency vector
4
4 = 4
4
4
204
Setelah λ maksimum ditentukan maka tahapan
selanjutnya ialah menentukan Consitency Index (CI)
dan Consistency Ratio (CR), sebagai berikut :
Dimana nilai IR diambil dari pada daftar Indeks
Random konsistensi yang telah ditentukan nilainya
dengan ukuran matriks 4, maka IR ini yaitu 0.9.
Oleh karena itu, CR < 0.1 maka konsistensi pada
perhitungan pada sub kriteria kepercayaan diatas
dinyatakan sesuai.
Tabel 4.22 Pengurutan Sub Kriteria Pengiriman
Kriteria Bobot (Prioritas) Persentase (%)
Kemampuan Teknis dan
Pemecahan Masalahnya (E1)
0.28 28 %
Tingkat Kemudahan Komunikasi
(E2)
0.28 28 %
Status Financial (E3) 0 0 %
Performance History (E4) 0.33 33 %
Jumlah 1.00 100 %
205
Gambar 4.11 Perbandingan Prioritas Sub Kriteria
Management and Organization
3. Mengukur Kinerja Supplier
Dari pengolahan data menggunakan metode AHP
(Analytical Hierarchy Process) diperoleh pembobotan
kriteria dan subkriteria yang mempengruhi pengambilan
keputusan dalam evaluasi kinerja supplier. Berikut ini
adalah gambar yang menunjukkan pembobotan (prioritas)
untuk semua kriteria dan subkriteria penilaian :
Gambar 4.12 Pembobotan antar kriteria dan
subkriteria
28%
28%
0% 12%
Prioritas Sub Kriteria
Kemampuan Teknis dan Pemecahan Masalahnya (E1)
Tingkat Kemudahan Komunikasi (E2)
Status Financial (E3)
Performance History (E4)
206
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat kriteri dengan
prioritas terbesar untuk pengambilan keputusan evaluasi
kinerja supplier adalah kepercayaan (trust) dengan memiliki
bobot sebesar 0.44, kemudian peringkat kedua diikuti oleh
kualitas (quality) dengan bobot sebesar 0.22, peringkat
ketiga diikuti dengan biaya (cost) dengan bobot 0.1699 lalu
diikuti dengan pengiriman (delivery) dan menagement and
organization dengan bobot prioritas masing-masing sebesar
0 yang dapat dikatan memiliki tingkat kepentingan yang
sama dan lebih kecil jika dibandingkan dengan kriteria
lainnya.
Pada gambar 4.12 dapat dilihat pula pembobotan
subkriteria dalam setiap kriteria. Terlihat bahwa terdapat
subkriteria yang juga memiliki besar prioritas kepentingan
antara satu dan lainnya. Dalam kriteria kepercayaan (trust)
dapat di lihat bahwa prioritas terbesar ada pada sub kriteria
lamanya kerja sama (A1) dengan bobot sub kriteria 0.633.
pada kriteria kualitas (quality) sub kriteria dengan bobot
prioritas terbesar dimiliki oleh adanya sertifikasi (dokumen)
(B3) dengan bobot prioritas 0.33. kriteria biaya (cost) bobot
prioritas ada pada sub kriteria biaya pengiriman dan
pemesanan (C1) sedangkan pada kriteria pengiriman
(delivery) bobot prioritas terbesar ada pada subkriteria
207
lokasi (D1) dan kriteria management and organization bobot
prioritas terbesar dimiliki oleh performance history supplier
(E4) dengan bobot nilai 0.33.
Dari gambar 4.12 merupakan pembobotan antar kriteria
dan sub kriteria. setelah nilai prioritas setiap kriteria dan
subkriteria telah diperoleh maka hal itu dapat dipergunakan
dalam penentuan bobot antar alternatif dalam setiap
subkriteria. Alternatif yang dimaksud disini ialah supplier-
supplier pilihan yang akan dipilih untuk dievaluasi
kinerjanya agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
seleksi proses procurement yang akan dilaksanakan dan
dapat menjadi bahan pertimbangan juga informasi supplier
potensial yang dapat meningkatkan kinerja pada PT. Tata
Udara Nusantara. Sebagai contoh perhitungan, ada lima (5)
supplier yang akan dievaluasi atas kinerja yang dilakukan
selama proses procurement berlangsung yaitu :
1. PT. Angkasa Pura (X)
2. PT. Nusantara Abadi (Y)
3. PT. Cakrawala Indotama (Z)
4. PT. Abadi Jaya (W)
5. PT. Bima Kusuma (K)
Dimana masing-masing supplier akan diberikan
penilaian atas kinerja yang dilakukan berdasarkan kepada
208
kriteria-kriteria yang telah diuraikan atau terdapat pada
gambar 4.12. masing-masing subkriteria supplier akan
diberikan nilai lima (5) jika hasil yang telah dilakukan
sangat baik, empat (4) baik, tiga (3) cukup, Dua (2) jika
kurang dari cukup dan satu (1) pemberian nilai bergantung
kepada hasil kinerja yang telah diberikan supplier dan
decision maker sebagi pemberi penilaian. Sebagai contoh
yaitu sebagai berikut:
209
Tabel 4.23 Nilai Prioritas antara Alternatif dalam Subkriteria
No. Nama Supplier Kepercayaan
(Trust) Kualitas
(Quality) Biaya
(Cost) Pengiriman
(Delivery) Management and
Organization
A1 A2 A3 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3 E4
1. PT. Angkasa Pura (x) 2 4 3 1 4 2 4 2 5 2 5 3 2 4 2 4 3
2. PT. Nusantara Abadi (y) 4 4 4 2 2 4 2 4 2 1 4 2 5 1 2 1 4
3. PT. Cakrawala Indotama (z) 5 2 2 3 2 4 3 3 3 4 5 2 3 2 5 3 2
4. PT. Abadi Jaya (W) 5 4 2 5 4 4 2 3 5 3 4 1 4 5 2 4 5
5. PT. Bima Kusuma (K) 2 3 3 3 3 3 2 4 5 2 4 2 1 2 4 3 4
Jumlah 18 17 14 14 15 17 13 16 20 12 22 10 15 14 15 15 18
Nilai Matriks
1. PT. Angkasa Pura (x) 0.11 0.23 0.21 0.07 0.27 0.12 0.31 0.12 0.25 0.16 0.22 0.3 0.13 0.28 0.13 0.26 0.16
2. PT. Nusantara Abadi (y) 0.22 0.23 0.28 0.14 0.13 0.23 0.15 0.25 0.1 0.08 0.18 0.2 0.33 0.07 0.13 0.06 0.22
3. PT. Cakrawala Indotama (z) 0.28 0.12 0.14 0.21 0.13 0.23 0.23 0.18 0.15 0.33 0.22 0.2 0.2 0.14 0.33 0.2 0.11
4. PT. Abadi Jaya (W) 0.28 0.23 0.14 0.35 0.27 0.23 0.15 0.18 0.25 0.25 0.18 0.1 0.26 0.35 0.13 0.26 0.27
5. PT. Bima Kusuma (K) 0.11 0.17 0.21 0.21 0.2 0.17 0.15 0.25 0.25 0.16 0.18 0.2 0.07 0.14 0.27 0.2 0.22
Keterangan :
1 : Buruk 2 : Kurang dari cukup 3: Cukup 4 : Baik 5 : Sangat Baik
Tabel 4.24 Nilai prioritas Evaluasi Kinerja Supplier Keseluruhan
No. Nama Supplier Kepercayaan
(Trust)
Kualitas
(Quality)
Biaya
(Cost)
Pengiriman
(Delivery)
Management and Organization
1. PT. Angkasa Pura (x) 0.14 0.17 0.17 0.2 0.2
2. PT. Nusantara Abadi (y) 0.25 0.14 0.2 0.22 0.14
3. PT. Cakrawala Indotama (z) 0.22 0.2 0.2 0.22 0.2
4. PT. Abadi Jaya (W) 0.25 0.25 0.2 0.2 0.25
5. PT. Bima Kusuma (K) 0.14 0.2 0.25 0.14 0.2
210
Penjelasan :
Pada tabel 4.24 menunjukkan penilaian alternatif atau
evaluasi kinerja antara supplier PT. Angkasa Pura (x), PT.
Nusantara Abadi (y), PT. Cakrawala Indotama (z), PT.
Abadi jaya (W) dan PT. Bima Kusuma (K) yang
menunjukkan masing-masing nilai supplier terhadap setiap
subkriteria dalam kriteria-kriteria utama yang telah di
tentukan. Misal pada kolom (kepercayaan) nilai tertinggi
dihasilkan oleh PT Nusantara Abadi (Y) dan PT Abadi Jaya
(W) dengan nilai 0.25. angka ini diperoleh berdasarkan
kepada perhitungan nilai matriks yang dihasilkan (Kolom)
pada tabel 4.23 dikalikan dengan nilai/kolom prioritas pada
sub kriteria kepercayaan (trust) pada tabel 4.9. setelah nilai
pada masing-masing supplier untuk setiap sub kriteria
diperoleh maka tahap terakhir ialah memperhitungkan nilai
masing-masing supplier terhadap kriteria utama penilaian,
hasil akhir inilah yang akan menggambarkan potensi
supplier dalam kinerja yang telah dilakukan. Hasil dari
penilaian untuk ketiga supplier tersebut ialah :
Tabel 4.25 Penilaian Evaluasi Kinerja Supplier
No. Alternatif / Supplier Nilai
1. PT. Angkasa Pura (x) 0.17
2. PT. Nusantara Abadi (y) 0.2
3. PT. Cakrawala Indotama (z) 0.2
4. PT. Abadi Jaya (W) 0.25
5. PT. Bima Kusuma (K) 0.17
211
4.2.3. Analisis Keputusan (Decision Analysis)
Setelah melakukan dan memperoleh informasi proses sistem lama
berjalan berdasarkan analisis sebelumnya dan segala bentuk fungsional serta
non-fungsional kebutuhan, didapatkan gambaran sistem usulan yang akan
dikembangkan yaitu pada gambar 4.13 :
Gambar 4.13 Rich Picture Sistem Usulan
212
Adapun proses yang dijalankan dalam rich picture sistem usulan
pada gambar 4.13 adalah sebagai berikut :
1. Admin merupakan kunci dalam proses pelaksanaan e-
procurmenet untuk dapat melakukan proses access dan
manage data (edit, delete dan update) segala yang berkaitan
dengan proses pelaksanaan procurement baik berupa
informasi, dokumen, user baik internal maupun eksternal
seperti supplier.
2. Admin dapat mengakses (view) dan mengelola data dan
dokumen pelaksanaan procurement.
3. Staf procurement akan meng-input data permintaan barang
(Material Request) yang diperlukan kedalam sistem, meng-
upload file dan membuka event procurement atau membuat
procurement invitation/RFQ sesuai dengan kebutuhan barang
perusahaan. melakukan proses access & manage (edit, delete
dan update) data procurement berupa barang yang diperlukan
baik berupa jumlah, spesifikasi dan harga beserta informasi
yang terkait lainnya.
4. Supplier yang sudah terdaftar akan dapat mengakses informasi
yang berkaitan dengan proses procurement. Khususnya
supplier akan menerima procurement invitation yang telah
dibuat dan berhak untuk menolak ataupun mengikuti proses
penawaran procurement.
213
5. Supplier yang terdaftar tetapi belum melengkapi data dalam
sistem maka dapat melakukan entry data perusahaan sesuai
dengan form yang telah desediakan dalam sistem dan
sedangkan bagi supplier yang telah melakukan registrasi dapat
meng-update data.
6. Supplier akan mengajukan penawaran harga atas barang yang
dibutuhkan oleh perusahaan (membuat quotation).
7. Staf procurement akan me-review dan memproses penawaran
yang diajukan oleh supplier baik berupa dokumen dan
kesesuaian spesifikasi yang dibutuhkan.
8. Bagian procurement akan me-review penawaran yang diajukan
supplier dan melakukan negosiasi jika diperlukan. Kemudian
jika sudah ditemukan kesesuaian hasil yang di dapat maka staf
procurmeent akan memberikan approval atas penawaran yang
diajukan supplier dimana hanya dapat mengajukan maksimal
tiga (3) penawar untuk meminta persetujuan pihak manajerial
perusahaan.
9. Pihak internal akan me-review permintaan barang/material,
penawaran supplier, cetak dokumen/file dan melihat kinerja
supplier yang pernah dilakukan ataupun view data peran
supplier pada proses pelaksanaan sebelumnya.
10. Setalah melakukan review terhadap penawaran supplier maka
pihak manajerial perusahaan akan melakukan approval atas
214
supplier yang diajukan oleh staf procurement dan memenuhi
kualifiksi kebutuhan barang perusahaan.
11. Supplier terpilih dapat melihat status penawaran yang diajukan
dalam proses procurement, apakah berhasil atau belum sesuai
dengan kualifikasi.
12. Bagian staf procurement akan membuatkan Purchase Order
yang akan dikirimkan kepada supplier dan sebagai acuan bagi
pihak logistik untuk melakukan pengecekan kesesuaian
material yang dikirimkan oleh masing-masing supplier.
13. Logistik/engineering akan update data gudang/penyimpanan
material yang diterima pada gudang perusahaan. Kemudian
jika data barang telah di update operation manager dapat
melihat data gudang.
14. Staf procurement akan melakukan evaluasi kinerja supplier
yang rutin dilakukan setiap tahunnya, untuk mengukur kinerja
supplier yang telah dilakukan dengan melihat kesesuaian hasil
dengan harapan perusahaan.
15. Pihak manejerial akan me-review penilaian kinerja supplier
yang telah dilakukan.
16. Jika penilaian kinerja telah sesuai maka akan dilakukan
approval oleh pihak manejerial dan menjadi catatan kinerja
supplier yang kemudian akan menjadi bahan pertimbangan
keberlanjutan kerjasama pada proses procurement selanjutnya.
215
17. Sistem akan memfasilitasi dalam komunikasi dan interaksi
antara supplier dengan staf procurement dalam bernegosiasi
terkaitan dengan penawaran barang yang dibutuhkan
18. Staf administrasi jika selama tiga priode berturut-turut
menemukan kinerja yang tidak memuaskan maka status
supplier akan dinonaktifkan sampai jangka waktu tertentu.
19. Supplier yang tidak sesuai dengan kualifikasi atau kinerja yang
diharapkan selama tiga periode berturut-turut tidak akan dapat
melakukan pengajuan penawaran harga (quotation) dan
mengakses sistem.
20. Segala bentuk data dan informasi terkait selama proses
pelaksanaan procurement akan disimpan dalam database
(storage data)
21. Data dan informasi yang terdapat dalam pelaksanaan
procurement akan dapat diakses sesuai dengan kebutuhan serta
hak akses masing-masing pengguna sistem (Load data).
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan serta diuraikan
dalam tahap sebelumnya maka dapat dilihat perbandingan sistem berjalan
dan sistem usulan yang di uraikan berdasarkan pada kekurangan serta
kelebihannya pada tabel 4.26 berikut :
Tabel 4.26 Perbandingan Sistem Berjalan dan Usulan
Kelebihan Kekurangan
1. Tidak perlu perawatan 1. keterbatasan dalam
216
Sistem Berjalan
khusus untuk perawatan
ataupun perbaikan sistem
penyampaian informasi
dan pencarian supplier
2. Tidak memrlukan staf
ahli khususnya pada
divisi IT
2. Proses pengelolaan data
dan informasi maupun
pemberkasan belum
tertata dengan baik
3. Pengelolaan laporan
atau informasi yang
belum terintegrasi
4. Komunikasi dan
interaksi yang terjadi
ataupun terjalin
menggunakan telepon
ataupun email
khususnya sengan
supplier
5. Proses evaluasi kinerja
supplier yang tidak
terpantau dan
terintegrasi dalam
pelaksanaan proses
procurement sehingga
berjalan kurang efektif
Sistem Usulan
1. Pihak internal maupun
eksternal dapat terlibat
secara langsung dalam
sistem sesuai dengan
peran dan tanggung
jawab dalam mengakses
data dan informasi
1. Diperlukan biaya yang
cukup besar dalam
penerapan dan
pemelihaaan sistem
2. Tersedianya database
sehingga data dan
informasi dapat terkelola
dan tertata dengan baik
2. Diperlukannya sumber
daya manusia yang
memiliki kompetensi
dalam pelaksanaan IT
3. Pengelolaan laporan
ataupun informasi dapat
diakses secara realtime
sesuai kepada kebutuhan
pengguna
3. Perlu adanya pelatihan
(training) bagi user
mengenai penggunaan
sistem
4. Sistem memudahkan
dalam komunikasi
khusunya staf
procurement dengan
217
supplier yang
terintegrasi dan
dukungan beberapa fitur
dalam sistem
5. Prose penilaian evaluasi
kinerja supplier yang
terintegrasi dapat
membantu dalam
pengambilan keputusan
4.3. Design (Perancangan Sistem)
Setelah melakukan tahap analisis sistem maka tahap selanjutnya adalah
desain sistem. Pada tahap ini yang dilakukan ialah perancangan desain logik dan
desain fisik yang meliputi perancangan proses sistem, perancangan database dan
perancangan interface.
4.3.1. Desain Logik (Logical Design)
Pada tahap ini ialah menggambarkan sistem berinteraksi atau
behaviour yang terjadi dengan pengguna/aktor sistem dan bagaimana
proses didalam sistem terlaksana yang digambarkan dalam sebuah desain
logik.
1. Identifikasi Aktor dan usecase
Mendeskripsikan siapa saja yang terlibat didalam menjalankan sistem
secara langsung serta dapat memberikan nilai bagi penggunanya dan
sistem behaviour / fungsionalitas yang terdapat didalam sistem.
a. Identifikasi Aktor
Aktor atau pengguna yang terlibat langsung dalam menjalankan
sistem yaitu terdapat pada tabel 4.27 :
218
Tabel 4.27 Identifikasi Aktor
No. Aktor Description
1. Staf Administrasi Orang yang akan mengelola dan mengatur
pengguan sistem (user) dan data serta
dokumen yang terkait dalam pelaksanaan
procurement
2. Supplier Orang yang akan mengajukan penawaran
harga atas kebutuhan barang/jasa
perusahaan dalam proses procurement
3. Staf Procurement Orang yang akan meng-input kebutuhan
material, membuat permintaan harga
kepada supplier (RFQ/procurement
invitation), mengevaluasi kinerja dan
bernegosiasi dengan supplier
4. Engineering me-review kinerja dan peran supplier
selama ini dalam proses procurement yang
pernah berjalan, memastikan bahwa
kebutuhan dalam proses pelaksanaan
procurement sesuai spesifikasi penawaran
dan meng-update data barang
5. Operation manager Aktor yang akan menyetujui permintaan
barang/jasa yang diperlukan, memonitoring
pelaksanaan procurement dengan me-
review dan memberikan approval atas
penawaran yang di ajukan atau me-review
permintaan barang, approval penilaianan
kinerja dan memonitoring stock barang
pada gudang
219
b. Identifikasi Usecase
Berikut merupakan daftar usecase teridentifikasi yang terdapat
dalam pengembangan sistem e-procurement, sebagai berikut (Tabel
4.28) :
Tabel 4.28 Identifikasi Use Case
No. Usecase Name Description Actor
1. Login Use Case menggambarkan
kegiatan login ke dalam
sistem dengan mengisi data
username dan password
Staf administrasi
Supplier
Staf procurement
Engineering
Operation
Manager
2. Logout Use Case menggambarkan
kegiatan untuk keluar dalam
sistem
Staf administrasi
Supplier
Staf procurement
Engineering
Operation
Manager
3. Management user Use Case menggmbarkan
kegiatan dalam pengelolaan
pengguna (user) sistem
Staf administrasi
4. Manage data
Pegawai
Use Case menggambarkan
kegiatan dalam pengelolaan
data pegawai
Staf administrasi
5. Manage data
supplier
Use Case menggambarkan
kegiatan dalam pengolahan
data supplier yang telah
melakukan registrasi
sebelumnya
Staf administrasi
6. Manage data barang Use Case menggambarkan
kegiatan dalam pengelolaan
data barang
Staf administrasi
7. View data supplier Use Case menggambarkan
kegiatan untuk melihat
profile supplier
Staf procurement
Engineering
Operation
Manager
8. Manage MR Use Case menggambarkan
kegiatan dalam pengelolaan
data permintaan barang yang
dibutuhkan oleh perusahaan
(material request)
Staf administrasi
Staf procurement
9. Manage RFQ Use Case menggambarkan
kegiatan pengelolaan data
permintaan harga berupa
Staf administrasi
Staf procurement
220
barang yang dibutuhkan
perusahaan untuk diajukan
dalam proses procurement
10. Approval RFQ Use Case menggambarkan
kegiatan untuk memberikan
persetujun terhadap
permintaan harga atas
barang yang diperlukan
Operation
Manager
11. Melengkapi data
Supplier
Use Case menggambarkan
kegiatan bagi supplier untuk
mengisi data perusahaan
sesuai dengan form yang
telah disediakan
Supplier
12. Submit quotation Use Case menggambarkan
kegiatan pengajuan
penawaran harga oleh
supplier kepada perusahaan
atas barang/jasa yang
diperlukan
Supplier
13. View quotation Use Case menggambarkan
kegiatan bagi pihak internal
perusahaan untuk me-review
quotation yang diajukan dan
mengajukan supplier untuk
dilakukan perstujuan
pemenang dalam proses
procurement
Staf procurement
14. Negotiation Use Case menggambarkan
kegiatan
penawaran/negoasiasi antara
pihak supplier dengan staf
procurement
Staf procurement
supplier
15. View procurement
tracking
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk melihat peran
yang telah dilakukan supplier
dalam pelaksanaan
procurement selama ini.
Engineering
Operation manager
16. View MR Use Case menggambarkan
kegiatan untuk me-review
material request yang
dibutuhkan
Engineering
Operation manager
17. View kinerja
supplier
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk melihat
penilaian kinerja supplier
yang telah dilakukan.
Operation manager
18. Approval Quotation Use Case menggambarkan
kegiatan untuk menyetujui
quotation yang diajukan
supplier
Operation manager
19. View award Use Case menggambarkan supplier
221
acceptance kegiatan melihat status hasil
pengadaan barang/jasa yang
diajukan dalam proses
procurement
20. Manage PO Use Case menggambarkan
kegiatan kegiatan untuk
pengelolaan data purchase
order (PO)
Staf procurement
Staf administrasi
21. View PO Use Case menggambarkan
kegiatan untuk me-review PO
yang telah dibuat oleh staf
procurement
Engineering
22. Manage data
gudang
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk pengelolaan
data barang pada gudang
khususnya pada perusahaan
Engineering
Staf administrasi
23. View data gudang Use Case menggambarkan
kegiatan untuk me-review
daftar barang yang tersedia
dalam gudang.
Operation manager
24. Manage Periode
Penilaian
Usecase yang
menggambarkan kegiatan
untuk memilih supplier yang
akan di berikan penilaian
Staf procurement
Staf Administrasi
25. Entry penilaian
kinerja
Supplier
Use Case menggambarkan
kegiatan dalam memberikan
penilaian kinerja supplier
yang telah dilakukan dalam
proses procurement
Staf procurement
Staf Administrasi
26. Manage Bobot
Kriteria
Use Case menggambarkan
kegiatan dalam pengelolaa
nbobot setiap kriteria utama
yang digunakan dalam
penilaian kinerja
Staf procurement
Staf Administrasi
27. Manage Sub
Kriteria
Use Case menggambarkan
kegiatan pengelolaan data
sub kriteria yang akan
menjadi bagian dalam
kriteria utama
Staf procurement
Staf Administrasi
28. Manage data kriteria
penilaian
Use Case menggambarkan
kegiatan pengelolaan data
kriteria penilaian utama
Staf procurement
Staf Administrasi
29. Manage Bobot Sub
Kriteria
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk memberikan
bobot pada setiap sub kriteria
penilaian evaluasi kinerja
supplier
Staf procurement
Staf Administrasi
30. Approval Penilaian Use Case menggambarkan
kegiatan untuk memberikan
persetujuan / approval pada
Engineering
Operation
Manager
222
penilaian evaluasi kinerja
supplier di setiap periodenya
31. Lihat Dan Tulis
Pesan Komentar
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk saling
berkomunikasi untuk
melakukan kesepakatan
penawaran
Staf procurement
Supplier
32. Manage data akun Use Case menggambarkan
kegiatan untuk mengelola
data akun pribadi bagi
masing-masing user
Staf Administrasi
Engineering
Staf procurement
Operation manager
supplier
2. Desain Proses
Setelah melakukan identifikasi aktor dan usecase yang memiliki
kemungkinan untuk terdapat dalam sistem e-procurement ini, maka
tahap selanjutnya ialah menggambarkannya ke dalam sebuah diagram
serta menjelaskan bagaimana perancangan proses tersebut dapat terjadi
secara deskriptif.
a. Use Case Diagram
Mendeskripsikan interaksi antara user dengan sistem. Pada
gambar 4.14 menggambarkan usecase pada sistem e-
procurement dalam penerlitian ini berdasarkan kepada
identifikasi aktor dan usecase pada tahap sebelumnya.
Narasi Use Case Digunakan untuk mendeskripsikan secara
tekstual interaksi dan langkah-langkah yang terjadi antara sistem
dan penggunanya. Narasi usecase dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 4.29 sampai dengan tabel 4.61.
224
Tabel 4.29 Narasi Use Case LogIn
Use case Name LogIn
Use case ID 1
Actor Staf administrasi, Supplier, Staf procurement,
Engineering, dan Operation Manager
Description Proses input data login oleh user untuk dapat mengakses
sistem
Precondition Membuka halaman website
Trigger Aktor mengakses halaman login
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Pilih menu login 2. Menampilkan form login
3. Input username dan
password
4. klik login 5. validasi data login
6. Menampilkan halaman
utama dengan tampilan
sesuai level user
Alternate Courses 6A. Data login salah atau kosong sistem akan
menampilkan notifikasi “data login salah atau akun
sedang di nonaktifkan‟
Conclusion Aktor berhasil login kedalam sistem
Post Condition Halaman utama sistem
Tabel 4.30 Narasi Use Case Logout
Use case Name LogOut
Use case ID 2
Actor Staf administrasi, Supplier, Staf procurement,
Engineering, dan Operation Manager
Description Proses keluar dari sistem
Precondition Aktor melakukan login kedalam sistem
Trigger Aktor ingin keluar dari sistem
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Klik tombol “logout” 2. Menampilkan halaman
login
Alternate Courses -
conclusion Aktor berhasil keluar dari sistem
Post Condition Menampilka form login
Tabel 4.31 Narasi Use Case Management user
Use case Name Management User
Use case ID 3
225
Actor Staf Administrasi
Description Proses pengelolaan data pengguna sistem (user)
Precondition Aktor melakukan login ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu Management user
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu
Management user
2. Menampilkan data user
3. Memilih fungsi “tambah” 4. Menampilkan form user
5. Meng-input data user
6. Pilih jenis user
7. Pilih level user
8. Klik “submit” 9. Menyimpan data user
Alternate Courses 3A. Memilih fungsi “edit” untuk merubah data user
3B. Memilih fungsi “hapus” untuk menghapus data user
4B. Sistem menampilkan konfirmasi hapus data
8B. untuk data yang berhasil dihapus sistem akan
menampilakan „data berhasil dihapus‟, untuk tidak jadi
dihapus kembali pada langkah 2.
conclusion Aktor berhasil mengelola data user dan menambah data
pegawai serta user
Post Condition Menampilkan data user
Tabel 4.32 Narasi Use Case Manage Data Pegawai
Use case Name Manage data pegawai
Use case ID 4
Actor Staf Administrasi
Description Proses pengelolaan data pegawai
Precondition Ssitem telah menambahkan data user untuk level pegawai
Trigger Aktor mengakses menu pegawai
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu pegawai 2. Menampilkan data
pegawai
3. Memilih tombol
“lengkapi”
4. Menampilkan form data
pegawai
5. Meng-input data pegawai
6. klik submit 7. Menyimpan data
pegawai
Alternate Courses 3A. Pilih „Edit‟ untuk mengubah data pegawai
conclusion Aktor berhasil mengelola data pegawai
Post Condition Menampilkan data pegawai
226
Tabel 4.33 Narasi Use Case Manage Data Supplier
Use case Name Manage data supplier
Use case ID 5
Actor Staf Administrasi
Description Proses Pengelolaan data supplier
Precondition Aktor telah menambahkan data user untuk level supplier
Trigger Aktor mengakses menu pegawai
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu data
supplier
2. Menampilkan data
Supplier
3. Memilih tombol
“Lengkapi”
4. Menampilkan form data
supplier
5. Meng-input data supplier
6. klik submit 7. Menyimpan data
supplier
Alternate Courses 3A. Pilih „edit‟ untuk mengubah data supplier
Conclusion Aktor berhasil mengelola data supplier
Post Condition Menampilkan data supplier
Tabel 4.34 Narasi Use Case Manage Data Barang
Use case Name Manage data barang
Use case ID 6
Actor Staf Administrasi
Description Proses Pengelolaan data barang
Precondition Aktor Login kedalam sistem
Trigger Aktor Mengakses Menu data barang
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu data
barang
2. Menampilkan data
barang
3. Memilih tombol
“tambah”
4. Menampilkan form data
barang
5. Meng-input data barang
6. klik save 7. Menyimpan data barang
Alternate Courses 3A. Memilih fungsi „edit‟ untuk merubah data barang
3B. Memilih fungsi „hapus‟ untuk menghapus data barang
4B. Sistem menampilkan konfirmasi hapus data
7B. Untuk data yang berhasil dihapus sistem
menampilkan pesan „data berhasil dihapus‟, untuk data
tidak jadi dihapus kembali pada langkah 2.
Conclusion Aktor berhasil mengelola data barang
Post Condition Menampilkan data barang
227
Tabel 4.35 Narasi Use Case View data Supplier
Use case Name View data Supplier
Use case ID 7
Actor Staf procurement, Engineering dan Operation Manager
Description Proses menampilkan dan melihat data supplier
Precondition Aktor Login kedalam sistem
Trigger Aktor Mengakses Menu data Supplier
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu supplier 2. Menampilkan data
supplier
3. Memilih tombol “view” 4. Menampilkan detail data
supplier
Alternate Courses 3A. Klik fungsi „see document‟ untuk menampilak
dokumen supplier
Conclusion Aktor berhasil menampilkan dan melihat data supplier
Post Condition -
Tabel 4.36 Narasi Use Case Manage MR
Use case Name Manage MR
Use case ID 8
Actor Staf Administrasi dan Staf procurement
Description Proses mengelola data Material Request (MR)
Precondition Aktor Login kedalam sistem
Trigger Aktor Mengakses Menu data Material Request (MR)
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu Material
Request
2. Menampilkan data
Material Request
3. Memilih tombol
“Tambah”
4. Menampilkan form
Material Request
5. pilih material
6. Klik „submit‟ 7. Menyimpan data
material request
Alternate Courses 3A. Memilih fungsi „edit‟ untuk merubah data Material
Request
3B. Memilih fungsi „hapus‟ untuk menghapus data
Material Request
3C. Memilih fungsi „upload‟ untuk mengunggah file MR
4A. Sistem menampilkan konfirmasi hapus data
4B. menampilkan form dokumen
5A. pilih dokumen klik „upload‟
7A. Menyimpan file dokumen
7B. Untuk data yang berhasil dihapus sistem
228
menampilkan pesan „data berhasil dihapus‟, untuk data
tidak jadi dihapus kembali pada langkah 2.
Conclusion Aktor berhasil mengelola Material Request
Post Condition Menampilkan data Material Request
Tabel 4.37 Narasi Use Case Manage RFQ
Use case Name Manage RFQ
Use case ID 9
Actor Staf Administrasi dan Staf procurement
Description Proses pengelolaan data permintaan harga-RFQ atas
barang yang diajukan kepada supplier
Precondition Aktor Login kedalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu RFQ
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu
„procurement‟
2. pilih sub menu „Manage
RFQ‟
2. Menampilkan data
Request for Quotation
(RFQ)
3. Memilih tombol „add‟ 4. Menampilkan form
Request for Quotation
(RFQ)
5. pilih Id material request
6. pilih material
7. Memilih tombol „submit‟ 8. Menyimpan data
Request for Quotation
(RFQ)
Alternate Courses 3A. Memilih fungsi „edit‟ untuk merubah data Request for
Quotation (RFQ) selama pelaksanaan belum selesai
3B. Memilih fungsi „hapus‟ untuk menghapus data
Request for Quotation (RFQ)
3C. pilih fungsi „see document‟ untuk meng-upload file
4A. Sistem menampilkan konfirmasi hapus data
4B. Menampilkan form dokumen RFQ
5A. Pilih dokumen
7A. Memilih fungsi „Reset‟ untuk mengisi ulang data
RFQ
7B. Pilih „delete‟ untuk menghapus dokumen
7B. Pilih „Back‟ untuk kembali pada halam RFQ
8B. Untuk data yang berhasil dihapus sistem
menampilkan pesan „data berhasil dihapus‟, untuk data
tidak jadi dihapus kembali pada langkah 2.
229
Conclusion Aktor berhasil mengelola data Request for Quotation
(RFQ)
Post Condition Menampilkan data RFQ
Tabel 4.38 Narasi Use Case approval RFQ
Use case Name Approval RFQ
Use case ID 10
Actor Operation manager
Description Proses untuk memberikan persetujuan atas data
permintaan harga yang diajukan oleh perusahaan /
Request for Quotation (RFQ)
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses Menu Request for Quotation
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu
„procurement‟
2. mengakses submenu
„approve RFQ‟
3. Menampilkan data RFQ
/ Invitation
4. Klik tombol „view‟ 5. Menampilkan detail
RFQ
6. Approve data RFQ 7. simpan data status RFQ
Alternate Courses 4A. klik tombol „see document‟ melihat dokumen RFQ
Conclusion Aktor berhasil menampilkan detail RFQ dan memberikan
persetujuan
Post Condition RFQ akan ditampilkan dalam halaman supplier sebagai
invitation jika kedua aktor telah memberikan approval
atas pengadaan barang /jasa yang diperlukan dan user
hanya dapat mem-view jika RFQ telah di approve
Tabel 4.40 Narasi Use Case Melengkapi Data Supplier
Use case Name Melengkapi Data Supplier
Use case ID 11
Actor Supplier
Description Proses untuk melakukan pengisian data kembali bagi
supplier
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu supplier registration
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu
„registration‟
2. Pilih form registration
yang akan di input
3. Menampilkan form
230
4. Input data registration
6. Klik „Submit data for
Registration‟
7. Menyimpan data
registrasi
Alternate Courses 2A. Pilih form registration “company & contact
information”
2B. Pilih form registration “company document”
2C. pilih form registration “Organization and
experience”
2D. Pilih form “Upload file certification”
4A. Upload file registration
Conclusion Aktor berhasil melakukan registrasi
Post Condition Menampilkan halaman menu registrasi
Tabel 4.41 Narasi Use Case Submit Quotation
Use case Name Submit Quotation
Use case ID 12
Actor Supplier
Description Proses penawaran harga yang diajukan supplier
Precondition Aktor Login kedalam sistem
Trigger Aktor telah melakukan approval RFQ yang diajukan
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu
„procurement‟
2. Mengakses menu
„invitation‟
3. Menampilkan data
RFQ/Invitation
4. klik tombol „view detail‟ 5. Menampilkan detail data
invitation / RFQ
6. Klik tombol „quote‟ 7. Menampilkan form
quotation
8. Meng-input Quotation /
penawaran harga
9. Menampilkan form
upload file
10.Klik submit 11.Menyimpan data
quotation
Alternate Courses 6A. Klik tombol „no quote‟ jika tidak akan mengajukan
penawaran harga
7A. menampilkan peringatan „anda belum melakukan
registrasi‟ jika calon supplier belum mengisi data
registration
9A. Untuk data quotation yang berhasil disimpan akan
menampilkan „your quotaition has been sent‟.
231
Conclusion Aktor berhasil mengajukan quotation / penawaran harga
Post Condition Menampilkan halaman procurement dan invitation hilang
dari halaman user jika pengajuan harga telah diberikan
atau user telah memutuskan untuk tidak mengikuti proses
procurement
Jika penawaran (Quotation) belum mendapatkan
persetujuan atau perubahan status oleh pihak manajerial
supplier dapat melakukan fungsi ‟edit‟ atas penawaran
yang diajukan
Tabel 4.42 Narasi Use Case View Quotation
Use case Name View Quotation
Use case ID 13
Actor Staf procurement
Description Proses untuk melihat penawaran harga / quotation yang
telah diajukan supplier dan meminimalisir jumlah supplier
yang mengajukan penawaran dengan hanya mengajukan
tiga (3) atau min. satu (1) nama supplier sebagai
pemenang yang direkomendasikan
Precondition Aktor login ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu quotation
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu
„quotation‟
2. Menampilkan data
quotation
3. memilih „Id RFQ‟ yang
dilaksanakan
4. Menampilkan list
pengajuan penawaran
harga yang dilakukan
supplier
5. Klik fungsi „view‟ 6. menampilkan detail
quotation
7. pilih „Approve‟untuk
mengajukan 3 supplier atau
min. 1 supplier yang akan
diajukan (ubah status
quotation)
8. menyimpan status
quotation supplier terpilih
Alternate Courses 7A. Klik fungsi negotiate untuk melakukan negosiasi pada
supplier dan menampilkan halaman negotiation
Conclusion Aktor berhasil melihat penawaran / quotation yang
diajukan dan memilih supplier yang akan dibandingkan
kepada operation manager
Post Condition Supplier yang sudah di approve akan tampil dalam
halaman approve quotation untuk meminta persetujuan
pihak manajerial. Tapi jika penawaran dilakukan
232
„negosiasi‟ maka akan tampil pada halaman supplier.
Tabel 4.43 Narasi Use Case Negotiation
Use case Name Negotiation
Use case ID 14
Actor Staf procurement, dan Supplier
Description Proses interkasi dan komunikasi yang terjalin dengan
tujuan untuk melakukan negosiasi baik berupa harga,
waktu dll
Precondition Aktor login kedalam sistem
Trigger Staf procurement melakukan negosiasi atas penawaran
(quotation) yang diajukan supplier
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu
„procurement‟
2. Pilih sub menu
negotiation
3. Menampilkan data
negotiation
4. Klik „Response‟ 5. Menampilkan pesan
6. Menampilkan form
message
7. menampilkan form
quotation
9. Masukkan data
penawaran baru ataupun
pesan
10. klik „submit‟ 11. menyimpan data
negotiation
Alternate Courses 4A. Klik „see document‟ untuk menampilkan dokumen
yang diajukan supplier
4B. Klik „Approve‟ untuk mengajukan supplier kepada
manajer
4C. Klik „Reject‟ untuk tidak mengajukan supplier kepada
manajer
Conclusion Aktor melakukan negosiasi dan mendapatkan penawaran
baik berupa harga, spesifikasi dan tenggat waktu
pengiriman barang
Post Condition Supplier yang telah selesai dilakukan negosiasi akan
memiliki dua penawaran baik sebelumnya ataupun
sesudahnya
Tabel 4.44 Narasi Use Case view Procurement Tracking
Use case Name View Procurement Tracking
Use case ID 15
233
Actor Engineering dan Operation manager
Description Proses untuk melihat trackrecord supplier dalam proses
pelaksanaan procurement (Activity History)
Precondition Aktor login kedalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu tracking
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu
„Procurement Tracking‟
2. Pilih priode history
activity
3. Pilih supplier 5. Menampilkan data
history activity supplier
Alternate Courses -
Conclusion Aktor dapat melihat activity history supplier
Post Condition Menampilkan data history supplier
Tabel 4.45 Narasi Use Case View MR
Use case Name View MR
Use case ID 16
Actor Engineering dan Operation manager
Description Proses untuk me-review material request yang dibutuhkan
dalam proyek
Precondition Aktor login kedalam sistem
Trigger Aktor mengakses halaman Material Request (MR)
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu „material
request‟
2. Menampilkan data
material request
3. klik „view‟ 4. Menampilkan detail
material request
Alternate Courses 3A. Pilih fungsi „cetak‟ untuk mencetak laporan
kebutuhan material
Conclusion Aktor dapat melihat detail ataupun kebutuhan material
request
Post Condition Menampilkan data material request
Tabel 4.46 Narasi Use Case View kinerja supplier
Use case Name View kinerja supplier
Use case ID 17
Actor Operation manager
Description Proses untuk melihat hasil kinerja supplier sebagai bahan
pertimbangan keterlibatan kembali supplier
234
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger User mengakses penilaian kinerja supplier atas
penawaran/quotation yang diajukan dalam proses
procurement
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu
„quotation‟
2. Menampilkan data
quotation
3. Pilih „id RFQ‟ 4. Menampilkan satu atau
maksimal 3 data pengajuan
penawaran harga /
quotation supplier yang
telah diajukan oleh staf
procurement
5. Klik tombol „view
Kinerja Supplier‟
6. Menampilkan data dan
grafik kinerja supplier pada
priode yang dipilih (3
priode terakhir)
Alternate Courses -
Conclusion Aktor dapat mengakses dan me-review kinerja supplier
Post Condition sistem menampilkan penilaian kinerja supplier baik dalam
bentuk tabular dan grafik selama 3 tahun terakhir
Tabel 4.47 Narasi Use Case Approval Quotation
Use case Name Approval Quotation
Use case ID 18
Actor Operation manager
Description Proses untuk menyetujui penawaran harga / quotation
yang diajukan oleh supplier sebagai pemenang dalam
pelaksanaan procurement
Precondition Staf procurement merekomendasikan 1-3 supplier atas
penawaran yang diajukan pada proses procurement
Trigger Aktor mengakses menu quotation
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu „
quotation ‟
2. Menampilkan data
quotation / penawaran
harga supplier
3. Pilih „id RFQ‟ 4. Menampilkan satu atau
maksimal 3 supplier yang
mengajukan penawaran
harga yang diajukan
235
procurement
5. pilih fungsi „view‟ 6. Menampilkan detail
quotation
7. Klik approve 8. Menyimpan data
approval
Alternate Courses 7B. Klik „don‟t approve‟ jika supplier yang diajukan tidak
sesuai dan sistem secara otomatis merubah status quotaion
yang diajukan pada halaman staf procurement
Conclusion Aktor berhasil menyetujui penawaran harga / quotation
yang diajukan supplier
Post Condition Menampilkan pemenang proses procurement pada
halaman announcement pada halaman supplier terkait
yang telah melakukan pengajuan quotation
Tabel 4.48 Narasi Use Case View Award Acceptance
Use case Name View award acceptance
Use case ID 19
Actor Supplier
Description Proses untuk melihat pengumuman pemenang dalam
proses pelaksanaan proses procurement
Precondition Quotation / penawaran harga yang diajukan supplier
dalam proses procurement telah disetujui oleh pihak
manajerial perusahaan
Trigger Proses pengajuan penawaran / quotation telah di approve
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu
„announcement‟
2. Menampilkan data
„announcement‟
3. Klik „register‟ 4. Menyimpan data register
Alternate Courses 3A. klik „view‟ untuk menampilkan detail quotation
penawaran suppier
3B. Klik „download file‟ untuk mendapatkan e-
registration ticket untuk diserahkan kepada panitia
pelaksanaan procurement file dapat di download setelah
user mengklik fungsi „register‟
Conclusion Aktor berhasil melihat announcement atas keberhasilan
bagi penawaran yang telah di ajukannya
Post Condition Menampilkan announcement yang telah dipilih
Tabel 4.49 Narasi Use Case Manage PO
Use case Name Manage PO
Use case ID 20
Actor Staf procurement, Staf Administrasi
236
Description Proses pengelolaan data Purchase Order (PO)
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu data Purchase Order
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Aktor mengakses menu
manage purchase order
2. Menampilkan data
purchase order
3. Memilih tombol
„tambah‟
4. Menampilkan form
purchase order
5. meng-input data
purchase order
6. klik „save‟ 7. Menyimpan data
purchase order
Alternate Courses 3A. Memilih fungsi „edit‟ untuk merubah data purchase
order
3B. Memilih fungsi „hapus‟ untuk menghapus data
purchase order
7A. untuk data yang berhasil dihapus sistem menampilkan
pesan data berhasil dihapus, untuk data yang tidak jadi
dihapus kembali pada langkah 2.
Conclusion Aktor berhasil mengelola data purchase order
Post Condition Menampilkan data purchase order
Tabel 4.50 Narasi Use Case View PO
Use case Name View PO
Use case ID 21
Actor Engineering
Description Proses untuk menampilkan dan melihat data purchase
order
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu purchase order
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu purchase
order
2. Menampilkan data
purchase order
3. Memilih tombol „view‟ 4. Menampilkan detail data
purchase order
Alternate Courses 3A. Pilih fungsi „download‟ untuk mencetak Purchase
order
Conclusion Aktor berhasil menampilkan dan melihat data purchase
order
Post Condition Menampilkan data purchase order
237
Tabel 4.51 Narasi Use Case Manage Data Gudang
Use case Name Manage Data Gudang
Use case ID 22
Actor Engineering dan staf administrasi
Description Proses untuk mengelola data Gudang dimana user hanya
dapat menambahkan jumlah barang masuk pada data
persediaan barang (update stock)
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu data Gudang
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu data
gudang
2. Menampilkan data
persediaan gudang
3. Memilih tombol „add‟ 4. Menampilkan form input
persediaan barang
5. Meng-input data
persediaan barang
6. klik „save‟ 7. Menyimpan data
persediaan barang
Alternate Courses 3A. memilih fungsi „edit‟ untuk mengubah data
persediaan barang
Conclusion Aktor berhasil mengelola data persediaan barang
Post Condition Menampilkan data persediaan barang
Tabel 4.52 Narasi Use Case View Data Gudang
Use case Name View data gudang
Use case ID 23
Actor Operation Manager
Description Proses untuk melihat persediaan data barang pada gudang
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu view data persediaan
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Mengakses menu data
persediaan
2. menampilkan data
persediaan gudang
3. klik tombol „view‟ 4. Melihat detail material
data persediaan gudang
Alternate Courses 3A. Klik „Cetak persediaan‟ untuk mengetahui persediaan
barang pada gudang
Conclusion Aktor berhasil me-review data barang pada gudang
Post Condition -
238
Tabel 4.53 Narasi Use Case Manage Periode Penilaian
Use case Name Manage Priode Penilaian
Use case ID 24
Actor Staf procurement, Staf Administrasi
Description Proses untuk meng-input data supplier yang akan di
evaluasi atau di berikan penilaian
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu penilaian
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Pilih menu „penilaian
kinerja‟
2. Memilih sub menu
„periode penilaian‟
3. Menampilkan form
periode penilaian
4. Pilih priode penilaian
5. pilih supplier
7. klik submit 8. Menyimpan data periode
penilaian supplier
Alternate Courses -
Conclusion Aktor berhasil memasukkan data periode penilaian
supplier
Post Condition Menampilkan data penilaian kinerja supplier
Tabel 4.54 Narasi Use Case Entry Penilaian Kinerja Supplier
Use case Name Entry Penilaian Kinerja Supplier
Use case ID 25
Actor Staf procurement, staf Administrasi
Description Proses untuk meng-input nilai kinerja supplier
berdasarkan periode penilaian
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu penilaian
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Pilih menu „penilaian
kinerja‟
2. Memilih sub menu „entry
penilaian‟
4. Pilih priode penilaian
5. Klik tombol „get‟ 6. Menampilkan form
penilaian kinerja supplier
7. Pilih supplier yang akan
diberikan penilaian
8. Mengisi form penilaian
239
supplier
10. klik tombol „submit‟ 11. Menyimpan data
penilaian
Alternate Courses -
Conclusion Aktor berhasil melakukan penilaian terhadap kinerja
supplier
Post Condition Supplier yang sudah diberikan penilaian pada periode
tertentu sudah dapat dipilih kembali untuk dilakukan
penilaian
Tabel 4.55 Narasi Use Case Manage Bobot Kriteria
Use case Name Manage Bobot Kriteria
Use case ID 26
Actor Staf procurement, Staf Administrasi
Description Proses untuk menentukan bobot pada kriteria utama
penilaian
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor Mengakses menu penilaian
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu Penilaian
kinerja
2. Memilih sub menu
„Manage Kriteria‟
3. Menampilkan data
kriteria
4. Pilih „Update bobot
kriteria‟
5. Menampilkan matriks
nilai
6. entery bobot kriteria
7. Klik „submit‟ 8. Menyimpan bobot
kriteria
Alternate Courses -
Conclusion Aktor berhasil mengelola data bobot kriteria utama
Post Condition Menampilkan halaman manage kriteria
Tabel 4.56 Narasi Use Case Manage Sub Kriteria
Use case Name Manage Sub Kriteria
Use case ID 27
Actor Staf procurement, staf Administrasi
Description Proses untuk mengelola data sub kriteria dalam penilaian
evaluasi kinerja supplier
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu penilaian kinerja
Typical Course of Event Actor Action System Response
240
1. Memilih menu penilaian
kinerja
2. Memilih menu „manage
sub kriteria‟
3. Menampilkan data sub
kriteria
4. klik „add sub kriteria‟ 5. menampilkan form input
sub kriteria
6. Pilih kriteria
7. input sub kriteria
penilaian
8. Klik tombol „submit‟ 9. Menyimpan data sub
kriteria
Alternate Courses 4A. memilih fungsi „view‟ untuk mengubah data sub
kriteria
4B. memilih fungsi „delete‟ untuk menghilangkan data
sub kriteria
4C. memilih fungsi „edit‟ untuk menghilangkan data sub
kriteria
5A. Sistem menampilkan konfirmasi hapus data
Conclusion Aktor berhasil mengelola data sub kriteria penilaian
evaluasi kinerja supplier
Post Condition Menampilkan halaman sub kriteria
Tabel 4.57 Narasi Use Case Manage Data Kriteria Penilaian
Use case Name Manage Data Kriteria Penilaian
Use case ID 28
Actor Staf procurement, staf Administrasi
Description Proses untuk mengelola data kriteria penilaian
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu penilaian kinerja
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu penilaian
kinerja
2. Memilih sub manage
menu kriteria
3. Menampilkan data
kriteria
4. Klik „add kriteria‟ 5. Menampilkan form input
kriteria
6. input kriteria
7. Klik tombol „submit‟ 8. Menyimpan data kriteria
Alternate Courses 4B. memilih fungsi „hapus‟ untuk menghilangkan data
kriteria penilaian
5A. Sistem menampilkan konfirmasi hapus data
Conclusion Aktor berhasil mengelola data kriteria utama penilaian
241
Post Condition Menampilkan halaman data kriteria
Tabel 4.58 Narasi Use Case Manage Bobot Sub Kriteria
Use case Name Manage Bobot Sub Kriteria
Use case ID 29
Actor Staf Procurement, Staf Administrasi
Description Proses untuk mengelola bobot pada sub kriteria penilaian
evaluasi kinerja supplier
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu penilaian kinerja
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. mengakses menu
penilaian kinerja
2. Pilih menu manage
kriteria
3. Menampilkan data
kriteria penilaian
4. Pilih „update bobot sub
kriteria‟
5.Menampilkan matriks
sub kriteria
6. entry bobot sub kriteria
7. Klik „save‟ 8. Menyimpan bobot sub
kriteria
Alternate Courses -
Conclusion Aktor berhasil mengelola bobot sub kriteria
Post Condition Menampilkan halaman sub kriteria
Tabel 4.59 Narasi Use Case Approval Penilaian
Use case Name Approval Penilaian
Use case ID 30
Actor Engineering dan Operation manager
Description Proses untuk menyetujui hasil evaluasi kinerja supplier
pada setiap periodenya
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu Penilaian Kinerja
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Menakses menu
penilaian Kinerja
2. Pilih sub menu view
penilaian kinerja
3. Menampilkan data
periode evaluasi kinerja
supplier
4. klik „view‟ 5. menampilkan penilaian
sesuai periode yang dipilih
242
6. Approve penilaian
7. klik submit 8. Menyimpan status
penilaian
Alternate Courses 6A. Klik „cetak‟ untuk mencetak laporan penilaian sesuai
dengan periode yang diinginkan user
Conclusion Aktor berhasil memberikan Approval penilaian kinerja
supplier
Post Condition Sistem menyimpan penilaian kinerja supplier sebagai
bahan pengambilan keputusan pada proses penentuan
pemenang dalam procurement atas penawaran
(Quotation) yang diajukan oleh supplier
Tabel 4.60 Narasi Use Case Lihat dan Tulis Pesan Komentar
Use case Name Lihat Dan Tulis Pesan Komentar
Use case ID 31
Actor Supplier, Staf procurement,
Description Proses untuk berkomunikasi dan interaksi dalam
kesepakatan spesifikasi penawaran
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu penilaian
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Aktor mengakses menu
„procurement‟
2. pilih sub menu
„nogotiation‟
3. Pilih „reponse‟ 4. Menampilkan detail
penawaran
5. Menampilkan form
pesan
6. Input data
7. Klik „submit‟ 8. Menyimpan data pesan
penilaian
Alternate Courses 3A. Pilih „Approve‟ untuk mengajukan penawaran kepada
manajer
3B. Klik „Reject‟ untuk menolak penawaran
3C. Klik „See document‟ untuk menampilkan dokumen
quotation
Conclusion Aktor berhasil melakukan proses nogotiantion apabila
procurement melakukan approve maka quotation supplier
diajukan ke halaman manajer dan bila di reject penawaran
tidak diajukan kepada manajer
243
Post Condition Menampilkan pesan dan detail penawaran baru serta
pengajuan supplier
Tabel 4.61 Narasi Usecase Manage Data Akun
Use case Name Manage Data Akun
Use case ID 32
Actor Supplier, Staf Administrasi, Engineering, Staf
procurement, Operation manager
Description Proses untuk mengelola data akun user
Precondition Aktor logIn ke dalam sistem
Trigger Aktor mengakses menu manage data akun
Typical Course of Event Actor Action System Response
1. Memilih menu data akun
2. menampilkan form edit
data akun
4. Mengisi data akun
5. Klik „save‟ 6. Menyimpan data akun
Alternate Courses -
Conclusion Aktor berhasil mengubah data akun
Post Condition -
b. Activity Diagram
Berikut merupakan diagram yang menggambarkan
workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau
proses bisnis. Diagram ini terbentuk dari use case yang telah di
buat sebelumya, sebagai berikut :
1) Activity Diagram Login
Pada gambar 4.15 menjelaskan kegiatan login untuk dapat
mengakses sistem. Pada sistem e-procurement ini, seluruh aktor
yaitu staf administrasi, supplier, staf procurement, engineering
dan operation manager dapat masuk kedalam sistem. Aktor
mengakses halaman login dan memasukkan data login berupa
244
username dan password. Jika telah dilakukan, maka aktor
mengklik tombol login yang kemudian sistem akan melakukan
konfirmasi status user dalam sistem dan validasi data user.
Apabila data ditemukan maka sistem akan menampilkan
halaman utama atau home sesuai dengan hak akses masing-
masing user. Namun jika data user sedang di nonaktifkan maka
sistem akan menampilkan konfirmasi akun sedang di non
aktifkan atau apabila validasi data login salah sistem akan
menampilkan konfirmasi data login salah serta meminta user
untuk memasukkan data username dan password lainnya.
Gambar 4.15 Activity Diagram Login
245
2) Activity Diagram Logout
Gambar 4.16 Activity Diagram Logout
Gambar 4.16 menjelaskan kegiatan dimana user ingin
keluar dari sistem e-procurement. Untuk keluar sistem, aktor
hanya perlu untuk memilih menu logout dan secara otomatis
akan keluar dan menampilkan halaman login.
3) Activity Diagram Management User
Pada gambar 4.17 menjelaskan kegiatan pengelolaan user
atau pengguna sistem oleh staf administrasi sebagai aktor yang
menjalankan peran tersebut. Aktor memilih menu management
user kemudian sistem merespon dengan menampilkan data user.
Untuk menambah user, aktor dapat memilih tombol “tambah”.
Kemudian sistem akan menampilkan form input data user. User
dipilih dari data pegawai yang tersedia kemudian input data user
berupa username, password serta menentukan level user. untuk
meng-edit data user pilih tombol ”edit” maka sistem akan
menampilkan form edit user. untuk menghapuskan data user,
pilih tombol „hapus‟ kemudian sistem akan menampilkan
246
konfirmasi pesan penghapusan. Jika user memilih “OK” maka
data akan terhapus, sedangkan jika memilih “Cancel” maka
akan kembali pada daftar data user.
Gambar 4.17 Activity Diagram Management User
247
4) Activity Diagram Manage Data Pegawai
Gambar 4.18 Activity Diagram Manage Data Pegawai
Pada gambar 4.18 menjelaskan kegiatan pengelolaan data
pegawai yang dilakukan oleh staf administrasi. Dimana user
dapat melengkapi data pegawai ketika proses manage data user
pada activity diagram sebelumnya telah dilakukan dan data
pegawai dapat bertambah jika user di tambahkan sesuai dengan
levelnya, jika data sudah lengkap diisi user dapat mem-view
data pegawai.
248
5) Activity Diagram Manage Data Supplier
Gambar 4.19 Activity Diagram Manage Data Supplier
Pada gambar 4.18 menjelaskan kegiatan pengelolaan data
supplier yang dilakukan oleh staf administrasi. Dimana user
dapat melengkapi data supplier ketika proses manage data user
pada activity diagram sebelumnya telah dilakukan dan data
supplier dapat bertambah jika user di tambahkan sesuai dengan
levelnya, jika data sudah lengkap diisi user dapat mem-view data
supplier. Dimana data supplier ini juga dapat diisi oleh sendiri
oleh yang berkaitan pada use case melengkapi data supplier.
249
6) Activity Diagram Manage Data Barang
Gambar 4.20 Activity Diagram Manage Data Barang
Pada gambar 4.20 menjelaskan kegiatan pengelolaan data
barang yang dilakukan ole staf administrasi. Dimana user dapat
melakukan penambahan, perubahan dan menghapus data
barang. Data barang akan ditampilkan oleh sistem ketika user
mengakses menu data barang. Pilih “tambah” untuk
menambahkan data barang, pilih tombol “edit” jika ingin
250
mengubah data barang. Semua data yang di-input akan
tersimpan ke dalam database dengan memilih tombol „submit‟.
Jika data yang dimasukkan salah maka dapat di hapus dengan
memilih tombol „hapus‟ kemudian sistem akan menampilkan
konfirmasi penghapusan data. Untuk menyetujuinya pilih „OK‟
dan data akan terhapus. Tetapi, jika ingin dibatalkan pilih
„cancel‟ maka halaman akan kembali pada daftar barang.
7) Activity Diagram View Data Supplier
Gambar 4.21 Activity Diagram View Data Supplier
Pada gambar 4.21 menjelaskan kegiatan untuk
mengetahui informasi supplier oleh staf procurement,
engineering dan operation manager .
251
8) Activity Diagram Manage Data Material Request (MR)
Gambar 4.22 Activity Diagram Manage Data MR
Pada gambar 4.22 menjelaskan kegiatan pengelolaan data
Material Request (MR) yang dilakukan oleh staf administrasi
dan procurement. Dimana user dapat melakukan penambahan,
perubahan dan menghapus data material request. Data MR akan
ditampilkan oleh sistem ketika user mengakses menu material
request. Pilih “tambah” untuk menambahkan data MR. pilih
tombol “edit” jika ingin mengubah data MR. Semua data yang
di-input akan tersimpan ke dalam database dengan memilih
252
tombol „save‟. Jika data yang dimasukkan salah maka dapat di
hapus dengan memilih tombol „hapus‟ kemudian sistem akan
menampilkan konfirmasi penghapusan data. Untuk
menyetujuinya pilih „OK‟ dan data akan terhapus. Tetapi, jika
ingin dibatalkan pilih „cancel‟ maka halaman akan kembali pada
halaman data material request (MR). pada proses ini user juga
dapat melakukan upload file Rencana Anggaran Pembiyaan
(RAP) kedalam sistem.
9) Activity Diagram Manage RFQ
Gambar 4.23 Activity Diagram Manage RFQ
253
Pada gambar 4.23 menjelaskan kegiatan pengelolaan data
Request for Quotation (RFQ) yang dilakukan oleh staf
administrasi dan procurement. Dimana user dapat melakukan
penambahan, perubahan dan menghapus data RFQ barang. Data
RFQ akan ditampilkan oleh sistem ketika user mengakses menu
Request for Quotation. Pilih “tambah” untuk menambahkan data
RFQ, pilih tombol “edit” jika ingin mengubah data RFQ. Pilih
id material request yang akan dibuat, RFQ barang di buat
berdasarkan kepada material request yang telah di buat
sebelumnya. Semua data yang di-input akan tersimpan ke dalam
database dengan memilih tombol „submit‟.
10) Activity Diagram Approval RFQ
Gambar 4.24 Activity Diagram View RFQ
Pada gambar 4.24 menjelaskan kegiatan untuk
menyetujui atau memberikan persetujuan atas
254
permintaan barang (RFQ) yang telah di keluarkan.
Kegiatan ini dapat diakses oleh bagian operation
manager .
11) Activity Diagram Melengkapi Data Supplier
Gambar 4.25 Activity Diagram Melengkapi Data
Supplier
Pada gambar 4.25 menjelaskan kegiatan untuk
melengkapi data kedalam sistem e-procurement bagi
supplier baru terdaftar atau melakukan edit data
perusahaan bagi supplier yang telah terdaftar
sebelumnya. Ada empat (4) form registrasi yang harus
di isi oleh supplier yaitu form company & contact
information, company document, organization &
experience dan upload file . Setelah melakukan edit
ataupun meng-input data sesuai dengan form yang
disediakan, user dapat menyimpan data tersebut dengan
255
meng-klik submit pada sistem. Pada proses ini supplier
juga dapat melakukan upload file yang berkaitan
dengan perusahaan supplier yang dianggap perlu
diketahui sebagai nilai tambah.
12) Activity Diagram Submit Quotation
Gambar 4.26 Activity Diagram Submit Quotation
Pada gambar 4.26 menjelaskan aktivitas bagi
supplier untuk mengajukan penawaran harga atas
256
permintaan barang yang dibutuhkan perusahaan. Setelah
data Request for Quotation (RFQ) di buat oleh bagian
staf procurement maka secara otomatis akan menjadi
invitation bagi supplier untuk mengajukan penawaran
harga. Invitation dapat diakses oleh user pada menu
procurment klik view untuk melihat detail permintaan
harga perusahaan atas barang/jasa ynag diperlukan.
Klik fungsi quote untuk melanjutkan pengiriman
penawaran harga. Namun, jika invitation yang ada tidak
sesuai dengan bidang usaha supplier, user dapat
mengklik „noquote‟ untuk tidak merespon atau tidak
mengikuti peroses procurement. Invitation dapat
diakses atau supplier dapat mengajukan penawaran
harga jika telah melakukan registration sebelumnya.
13) Activity Diagram View Quotation
Pada gambar 4.27 menjelaskan kegiatan untuk
melihat dan me-review penawaran harga yang diajukan
oleh supplier kepada perusahaan. Aktor yang terlibat
dalam pelaksanaan ini adalam staf procurement. User
dapat melihat detail data penawaran harga / quotation
yang diajukan oleh supplier dengan mengakses menu
quotation dan klik view untuk menampilkan detail atas
setiap masing-masing penawaran yang ada. lalu user
257
dapat mengajukan tiga (3) atau min. satu (1) supplier
yang diajukan sebagai kandidat yang akan diseleksi
oleh pihak manajerial perusahaan. Namun, apabila perlu
dilakukan negosiasi atas penawaran yang diajukan oleh
supplier maka user dapat mengklik fungsi negotiate
lalu sistem akan menampilkan halaman negotiation.
Gambar 4.27 Activity Diagram View Quotation
258
14) Activity Diagram Negotiation
Gambar 4.28 Activity Diagram Negotiation
Pada gambar 4.28 menjelaskan kegiatan untuk
proses negosiasi yang terjadi antara staf procurement
dengan supplier. Dalam hal ini supplier dapat
memberikan response terhadap negosiasi yang diajukan
staf procurement dengan mengklik tombol response,
jika telah di klik maka akan menampilkan pesan yang
disampaikan staf procurement dan form new quotation
untuk mengajukan penawaran baru, klik submit jika
supplier telah mengisinya. Jika penawaran baru telah
259
diajukan, staf procurement akan mengklik view untuk
melihat penawaran yang baru. Apabila telah disepakati
maka status pengajuan yang ditawarkan supplier akan
diubah oleh staf procurement dengan mengklik fungsi
approve untuk mengajukan kepada manajer.
15) Activity Diagram View Procurement Tracking
Gambar 4.29 Activity Diagram View Procurement Tracking
Pada gambar 4.29 menjelaskan kegiatan untuk
melihat supplier history activity selama pelaksanaan
proses procurement yang telah berlangsung pada
perusahaan. User dapat mengakses menu procurement
tracking untuk melihatnya, pilih nama supplier dan
periode yang akan dilihat.
260
16) Activity Diagram View Material Request (MR)
Gambar 4.30 Activity diagram View Material Request
Pada gambar 4.30 menjelaskan kegiatan untuk
melihat data material request yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Aktor yang terlibat dalam kegiatan ini
adalah engineering dan operation manager . User dapat
mengakses menu material request kemudian sistem
akan menampilkan seluruh material request yang
dibutuhkan perusahaan. Klik fungsi view untuk melihat
detail material request tersebut maka sistem akan
menampilkan informasi tersebut. Sedangkan, untuk
mencetak material request user dapat mengklik fungsi
cetak.
261
17) Activity Diagram View Kinerja Supplier
Gambar 4.31 Activity Diagram view Kinerja Supplier
Pada gambar 4.31 menjelaskan kegiatan user untuk
mengakses kinerja supplier sebagai bahan pertimbangan
dalam penentuan pemenang pada proses procurement
yang sedang berlangsung. Aktor yang terlibat yaitu
operation manager . User dapat mengakses menu
quotation lalu pilih procurement yang sedang
dilaksanakan klik detail maka sistem akan menampilkan
data penawaran harga yang diajukan supplier pada
proses procurement tersebut. Sistem secara otomatis
262
akan hanya menampilkan 3 (tiga) quotation supplier
yang mendekati permintaan harga dari perusahaan dari
banyak supplier yang mengajukan. User dapat mengklik
view kinerja untuk melihat kinerja dari ketiga supplier
tersebut pada kinerja sebelumnya.
18) Activity Diagram Approval Quotation
Pada gambar 4.32 menjelaskan kegiatan untuk aktor
yaitu operation manager untuk memberikan persetujuan
kepada pemenang proses procurement atas penawaran
harga yang diajukan oleh supplier. User mengakses
menu quotation dan memilih id procurement yang akan
dilakukan persetujuan, setalah menemukan id
procurement yang diperlukan user dapat melihat tiga
supplier yang memberikan penawaran mendekati
permintaan harga perusahaan. Setelah melihat kinerja
ataupun melakukan perbandingan dari ketiga supplier
tersebut, user akan memilih salah satunya untuk
ditunujuk sebagai supplier terpilih dalam proses
procurement dengan mengubah status supplier menjadi
approved.
263
Gambar 4.32 Activity Diagram Approval Quotation
19) Activity Diagram View Award Acceptance
Pada gambar 4.33 menjelaskan aktivitas untuk
supplier melihat hasil keberhasilan dari penawaran
harga yang diajukan pada proses pelaksanaan
procurement. setelah penawaran harga yang diajukan
supplier disetujui oleh pihak manajemen perusahaan
maka user dalam proses ini dapat melakukan registrasi
dalam sistem sebagai bukti telah diterimanya informasi
dan kesanggupan bagi supplier untuk memenuhi
264
kebutuhan perusahaan sesuai dengan apa yang
ditawarkan. Supplier setelah itu juga dapat
mendownload file registration ticket sebagai bukti
keberhasilannya dalam proses procurement dan untuk
ditunjukkan kepada pihak perusahaan. Sedangkan
fungsi detail untuk melihat penawaran yang telah
diajukan.
Gambar 4.33 Activity Diagram Award Acceptance
20) Activity Diagram Manage Purchase Order (PO)
Pada gambar 4.34 menjelaskan kegiatan
pengelolaan data Purchase Order (PO) yang dilakukan
oleh staf procurement. Dimana user dapat melakukan
penambahan, perubahan dan menghapus data PO. Data
265
PO akan ditampilkan oleh sistem ketika user mengakses
menu Purchase Order. Pilih “tambah” untuk
menambahkan data PO, pilih tombol “edit” jika ingin
mengubah data PO. Semua data yang di-input akan
tersimpan ke dalam database dengan memilih tombol
„save‟. Jika data yang dimasukkan salah maka dapat di
hapus dengan memilih fungsi „hapus‟ kemudian sistem
akan menampilkan konfirmasi penghapusan data. Untuk
menyetujuinya pilih „OK‟ dan data akan terhapus.
Tetapi, jika ingin dibatalkan pilih „cancel‟ maka
halaman akan kembali pada halaman data Purchase
Order (PO), dapat di buat jika supplier telah melakukan
registrasi atas keberhasilannya dalam pelaksanaan
proses procurement.
266
Gambar 4.34 Activity Diagram Manage Purchase
Order
21) Activity Diagram View Purchase Order (PO)
Gambar 4.35 Activity Diagram View Purchase Order
267
Pada gambar 4.35 menjelaskan kegiatan untuk
mengakses data purchase order atas kebutuhan barang
dalam proses procurement. Aktor yang terlibat dalam
kegiatan ini adalah engineering. User mengakses menu
purchase order. User dengan mengklik view untuk
melihat detail purchase order (PO) atau fungsi print
untuk mencetak PO.
22) Activity Diagram Manage Data Gudang
Gambar 4.36 Activity Diagram Manage Data Gudang
268
Pada gambar 4.36 menjelaskan kegiatan untuk mengelola
data barang pada gudang perusahaan. Aktor dalam kegiatan ini
adalah engineering. User dapat menambah data barang pada
gudang dengan mengklilik tombol tambah atau jika data barang
yang di kelola salah maka dapat di edit.
23) Activity Diagram View Data Gudang
Gambar 4.37 Activity Diagram View Data Gudang
Pada gambar 4.37 menjelaskan kegiatan untuk
mengetahui informasi data persediaan barang yang telah
disimpan di gudang oleh operation manager pada
gudang perusahaan.
269
24) Activity Diagram Manage Periode Penilaian
Gambar 4.38 Activity Diagram Manage Periode
Penilaian
Pada gambar 4.38 menjelaskan kegiatan untuk me-
manage data periode penilaian. Pada kegiatan ini user
yang terlibat dalam aktivitas ini adalah staf administrasi
dan staf procurement. Pada aktivitas ini user me-
manage data supplier yang akan dilakukan evaluasi
penilaian kinerja.
270
25) Activity Diagram Entry Penilaiaan Kinerja Supplier
Gambar 4.39 Activity Diagram Entry Penilaian Kinerja
Supplier
Pada gambar 4.39 menjelaskan aktivitas dalam
mengelola data penilaian kinerja supplier setiap
periodenya yang dilakukan oleh staf administrasi dan
staf procurement. User memilih periode penilaian dan
supplier yang akan di nilai sesui dengan prosedur
sebelumnya. Dimana supplier yang telah diberikan
271
penilaian pada periode yang sama tidak dapat dinilai
kembali pada periode yang sama.
26) Activity Diagram Manage Bobot Kriteria
Gambar 4.40 Activity Diagram Manage Bobot Kriteria
Pada gambar 4.40 menjelaskan kegiatan untuk
mengelola bobot kriteria pada penilaian kinerja
supplier yang dilakukan oleh staf procurement dan staf
administrasi. User dapat mengelola bobot kriteria
dengan memilih menu penilaian kemudian memilih
272
menu kriteria. Setelah menu kriteria diakses , user dapat
melihat kriteria-kriteria utama yang menjadi bahan
evaluasi dalam penilaian kinerja supplier. pilih fungsi
update bobot kriteria lalu sistem akan menampilkan
matriks nilai yang harus harus diisi oleh user, klik save
maka sistem akan menyimpan bobot kriteria yang telah
diisi.
27) Activty Diagram Manage Sub Kriteria
Gambar 4.41 Activity Diagram Manage Sub Kriteria
273
Pada gambar 4.41 menjelaskan aktivitas dalam
mengelola data sub kriteria penilaian kinerja supplier
yang dilakukan oleh staf procurement dan staf
administrasi. user dapat klik fungsi „tambah‟ dalam
sistem maka akan tersedia form input sub kriteria
penilaian, lalu input kriteria penilaian. Namun, jika
terjadi kesalahan memasukkan sub krieria penilaian
user dapat menggunakan fungsi „edit‟ untuk
merubahnya atau fungsi „hapus‟ untuk menghilangkan
data sub kriteria penilaian kinerja supplier tersebut.
Apabila data telah ditambahkan atau dilakukan edit
maka klik save untuk menyimpan sub kriteria penilaian
kinerja supplier .
28) Activity Diagram Manage Data Kriteria Penilaian
Pada gambar 4.42 menjelaskan kegiatan untuk
mengelola data kriteria pada penilaian kinerja supplier
yang dilakukan oleh staf procurement dan staf
administrasi. User dapat menambahkan kriteria ataupun
menghapus data kriteria penilaian yang telah dibuat.
274
Gambar 4.42 Activity Diagram Manage Data Kriteria
Penilaian
29) Activity Diagram Manage Bobot Sub Kriteria
Pada gambar 4.43 menjelaskan aktivitas dalam
mengelola data bobot sub kriteria penilaian kinerja
supplier yang dilakukan oleh staf procurement dan staf
administrasi. Dimana user dapat memberikan bobot
pada sub kriteria sebagai acuan dalam perhitungan
kinerja berdasarkan metode AHP.
275
Gambar 4.43 Activity Diagram Manage Bobot Sub
Kriteria
30) Activity Diagram Approval Penilaian
Pada gambar 4.444 menjelaskan kegiatan bagi engineering
dan operation manager untuk memberikan approval bagi
penilaian kinerja supplier yang telah dilakukan. user dapat me-
review detail hasil evaluasi kinerja supplier dengan mengklik
view pada penilaian yang akan di approve apabila setuju dengan
hasil penilaian tersebut, user akan menyetujuinya dengan
merubah status periode penilaian menjadi approved.
276
Gambar 4.44 Activity Diagram Approval Penilaian
31) Activity Diagram Lihat dan Tulis Komentar
Pada gambar 4.45 menjelaskan aktivitas untuk
saling berkomunikasi dan berinteraksi dalam
memberikan masukkan ataupun tanggapan dalam
pelaksanaan berupa komentar guna mendukung proses
procurement untuk melakukan kesepakatan penawaran.
Aktor yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu staf
procurement, dan supplier.
277
Gambar 4.45 Activity Diagram Lihat dan Tulis
Komentar
32) Activity Diagram Manage Data Akun
Pada gambar 4.46 menjelaskan kegiatan pengelolaan data
akun oleh seluruh supplier, staf administrasi, satf procurement,
engineering dan operation manager. Masing-masing dapat
melakukan terhadap data akun nya berupa username dan
password.untuk melakukan perubahan terhadap data akun, user
memilih menu data akun, dan sistem akan merespon dengan
278
menampilkan form edit data akun. Jika user telah merubah data
akun dengan yang baru tekan tombol „submit‟ agar sistem dapat
menyimpann data yang diurubah ke dalam database.
Gambar 4.46 Activity Diagram Manage Data Akun
c. Sequence Diagram
Diagram ini menggambarkan dan menjelaskan secara detail
urutan proses berdasarkan urutan event dan waktu dari suatu
pesan antar objek dalam use case.
Berikut merupakan rancangan sequence diagram secara
rinci pada sistem e-procurement dengan penerapan metode
(Analytical Hierarchy Process) AHP dalam evaluasi kinerja
supplier.
279
1) Sequence Diagram Login
Gambar 4.47 Sequence Diagram Login
pada gambar 4.47 menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan login. Pada sistem informasi ini, seluruh aktor
yakni staf procurement, engineering, operation manager
dan supplier dapat mengakses sistem. Aktor terlebuh dahulu
harus melakukan login dengan memasukkan data login,
yang meliputi username & Password pada form login.
Selanjutnya sistem akan melakukan pengecekan pada
database „user‟dan „level‟ maka sistem akan menampilkan
halaman sesuai hak akses user. namun, apabila user gagal
maka sistem akan menampilkan pesan gagal login dan user
dapat mencoba mengakses kembali sistem dengan
memasukkan username dan password yang benar.
280
2) Sequence Diagram Logout
Gambar 4.48 Sequence Diagram Logout
Pada gambar 4.48 menjelaskan rangkaian urutan dalam
melakukan proses logout. Pada gambar ini dijelaskan semua
user (operation manager, staf procurement, supplier &
engineering) dapat memilih tombol “logout” pada halaman
utama. Kemudian setelah berhasil keluar, maka sistem akan
menampilkan halaman login.
3) Sequence Diagram Management User
Pada gamabr 4.49 menjelaskan rangkaian urutan pada
proses management user. staf administrasi menjadi aktor
pada proses ini. Aktor dapat melakukan proses
penambahan, merubah dan menghapus data user. pada
database data user memiliki keterkaitan dengan data
pegawai, supplier dan level. Dalam proses ini pula user
dapat mengnonaktifkan status pengguna sistem.
281
Gambar 4.49 Seuqence Diagram Management User
4) Sequence Diagram Manage Data Pegawai
Pada gambar 4.50 menjelaskan rangkaian urutan pada
proses pengelolaan data pegawai. Staf administrasi menjadi
aktor yang dapat melengkapi atau meng-edit data pegawai
setelah data pada table user ditambah sesuai dengan jenis
282
user yang dipilih. Pada database pegawai memiliki
keterkaitan dengan data jabatan dan data kota.
Gambar 4.50 Sequence Diagram Manage Data Pegawai
5) Sequence Diagram Manage Data Supplier
Pada gambar 4.51 menjelaskan rangkaian urutan pada
proses pengelolaan data supplier. Staf administrasi menjadi
aktor pada proses ini. user hanya dapat melakukan
perubahan atau melengkapi data supplier setelah data user
ditambah untuk level supplier. Data pada tabel supplier
dapat dilengkapi oleh supplier yang berkaitan pada saat
283
melakukan registrasi pada sistem. Pada database data
supplier memiliki keterkaitan dengan data kota.
Gambar 4.51 Sequence Diagram Manage Data Supplier
6) Sequence Diagram Manage Data Barang
Pada gambar 4.52 menjelaskan rangkaian urutan pada
proses pengelolaan data barang. Staf administrasi menjadi
aktor pada proses ini. Aktor dapat melakukan penambahan,
merubah dan menghapus data barang yang menjadi acuan
ketika akan melakukan proses procurement.
284
Gambar 4.52 Sequence Diagram Manage Data Barang
7) Sequence Diagram View Data Supplier
Gambar 4.53 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
melihat data supplier. Staf procurement, engneering dan
285
operation manager merupakan aktor pada proses ini. Aktor
memilih menu supplier dan sistem akan merespon dengan
menampilkan data supplier yang telah melakukan registrasi
ataupun belum melakukannya.
Gambar 4.53 Sequence Diagram View Data Supplier
8) Sequence Diagram Manage Material Request (MR)
Gambar 4.54 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
manage data Material Request (MR) yang merupakan daftar
kebutuhan barang dalam proses procurement. Staf
procurement dan staf administrasi merupakan aktor pada
proses ini. Aktor memilih menu Material Request dan
sistem akan merespon dengan menampilkan data MR. user
286
pada level ini dapat menambahkan, merubah ataupun
menghapus data material request (MR). Pada database data
material request memiliki keterkaitan dengan data proyek,
user dan dokumen material request.
Gambar 4.54 Sequence Diagram Manage MR
287
9) Sequence Diagram Manage RFQ
Gambar 4.55 Sequence Diagram Manage RFQ
Gambar 4.55 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
manage data Request for Quotation (RFQ) yaitu merupakan
invitation dalam proses procurement. Staf procurement dan
staf administrasi merupakan aktor pada proses ini. Aktor
memilih menu Request for Quotation dan sistem akan
merespon dengan menampilkan data RFQ. user pada level
288
ini dapat menambahkan, merubah ataupun menghapus data
request for quotation (RFQ). Pada database data request for
quotation memiliki keterkaitan dengan data user, material
request, dokumen RFQ, material_list_terpilih dan user.
10) Sequence Diagram Approval RFQ
Gambar 4.56 Sequence Daigram Approval RFQ
Gambar 4.56 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
me-review data Request for Quotation (RFQ).operation
manager merupakan aktor pada proses ini. Aktor memilih
menu RFQ dan sistem akan merespon dengan menampilkan
data RFQ secara umum ataupun mendetail jika memilih
fungsi „view‟ dipilih. user dapat memberikan approval
289
untuk RFQ yang telah dibuat untuk proses pelaksanaan
procurement yang akan berlangsung.
11) Sequence Diagram Melengkapi Data Supplier
Gambar 4.57 Sequence Diagram Melangkapi Data
Supplier
Gambar 4.57 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
melengkapi data bagi supplier baru ataupun yang ingin
memperbaiki data perusahaannya. Supplier merupakan
aktor pada proses ini. Aktor memilih menu Registration dan
sistem akan merespon dengan menampilkan form
registration yang kemudian masing-masing form wajib diisi
290
oleh supplier. Pada proses ini memiliki keterkaitan dengan
data supplier serta dokumen yang dianggap perlu diketahui
oleh perusahaan sehingga menjadi nilai tambah. Apabila
tahap ini tidak dilakukan oleh supplier baru pada khususnya
maka perusahaan tersebut tidak akan dapat melakukan
pengajuan penawaran / submit quotation.
12) Sequence Diagram Submit Quotation
Gambar 4.58 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
pengajuan penawaran (quotation) oleh supplier sebagai
aktor pada proses ini. Aktor memilih menu Procurement
dan sistem akan merespon dengan menampilkan detail data
RFQ. user pada level ini dapat mengajukan quotation
dengan memilih fungsi quote dan untuk tidak mengikutinya
dengan memilih fungsi noquote. Akan tetapi, supplier yang
belum melakukan registrasi (melengkapi data supplier)
tidak dapat mengajukannya.
292
13) Sequence Diagram View Quotation
Gambar 4.59 Sequence Diagram View Quotation
Gambar 4.59 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
melihat data Quotation (Penawaran harga) yang telah
diajukan oleh supplier. Staf procurement merupakan aktor
pada proses ini. Aktor memilih menu quotation serta
memilih id RFQ sistem akan merespon dengan
menampilkan data secara umum ataupun mendetail jika
memilih fungsi „view‟. Jika telah menampilkan data detail
293
user dapat memberikan approval terhadapt penawaran
tersebut maximal tiga supplier untuk direkomendasikan
kepada pihak manajerial sebagai pengambil keputusan.
14) Sequence Diagram Negotiation
Gambar 4.60 Sequence Diagram Negotiation
Gambar 4.60 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
Negotiation atas penawaran harga yang diajukan oleh
supplier. Staf procurement dan supplier merupakan aktor
pada proses ini. Jika negosiasi telah selesai dilakukan staf
procurement dapat menajukan kepada manajer atau
menolak penawaran supplier.
294
15) Sequence Diagram View Procurement Tracking
Gambar 4.61 Sequence Diagram view Procurement
Tracking
Gambar 4.61 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
review data procurement tracking memberikan informasi
sejauh mana peran supplier selama proses procurement
yang telah berlangsung atas penawaran harga yang
diajukan. engineering dan operation manager merupakan
aktor pada proses ini. User dapat mengetahui peran atau
keaktifan supplier dalam keterlibatannya selama proses
procurement yang telah berlangsung sebelumnya – activity
history.
295
16) Sequence Diagram View Material Request
Gambar 4.62 Sequence Diagram View Material Request
Gambar 4.62 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
view material request (MR). engneering dan operation
manager merupakan aktor pada proses ini. Aktor memilih
menu material request dan sistem akan merespon dengan
menampilkan data MR secara umum dan pilih fungsi „view‟
untuk melihatnya secara mendetaila atau pilih fungsi cetak
untuk mencetak laporan material request (MR).
296
17) Sequence Diagram View Kinerja Supplier
Gambar 4.63 Sequence Diagram View Kinerja Supplier
Gambar 4.63 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
view evaluasi kinerja supplier untuk memberikan informasi
kinerja performance supplier guna mendukung pengambilan
keputusan dalam menentukan pemenang dalam proses
procurement data merupakan nilai hasil evaluasi kinerja yang
telah dilakukan setiap periodenya berdasarkan kepada metde
AHP. operation manager merupakan aktor pada proses ini.
297
18) Sequence Diagram Approval Quotation
Gambar 4.64 Sequence Diagram Approval Quotation
Gambar 4.64 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
approval quotation yang diajukan oleh supplier untuk
menentukan pemenang dalam proses ini procurement yang
dilaksanakan. Persetujuan ini diberikan oleh operation manager
sebagai aktor pada proses.
298
19) Sequence Diagram View award Acceptance
Gambar 4.65 Sequence Diagram View Award
Acceptance
Gambar 4.65 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
view award acceptance untuk melihat hasil daripada
pengumuman proses procurement yang telah berlangsung. Aktor
yang terlibat dalam proses ini yaitu supplier yang telah
mengajukan penawaran harga atas barang yang dibutuhkan
perusahaan. Pada tahap ini juga supplier melakukan registrasi
sebagai kepastian kesanggupan supplier untuk memenuhinya.
299
20) Sequence Diagram Manage Purchase Order
Gambar 4.66 Sequence Diagram Manage Purchase
Order
Gambar 4.66 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
Manage Purchase Order (PO) atas kebutuhan barang yang
300
dibutuhkan perusahaan pada proses procurement, salah satu
fungsi purchase order yaitu sebagai pencatatan material yang
dibutuhkan perusahaan serta sebagai acuan dalam penerimaan
barang. Staf procurement merupakan aktor pada proses ini.
Purchase Order (PO) dapat dibuat ketika supplier telah
melakukan registrasi atas penawaran yang diajukannya.
21) Sequence Diagram View Purchase Order
Gambar 4.67 Sequence Diagram View Purchase Order
Gambar 4.67 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
melihat data purchase order (PO) yang telah dibuat oleh staf
301
procurement. Engineering merupakan aktor pada proses ini.
Aktor memilih menu purchase order dan sistem akan merespon
dengan menampilkan data secara umum ataupun mendetail jika
memilih fungsi „view‟, user dapat melihat dan juga mencetak
dokumen Purchase order (PO) yang nantinya berfungsi sebagai
acuan dalam pengecekan penerimaan barang.
22) Sequence Diagram Manage Data Gudang
Gambar 4.68 Sequence Diagram Manage Data Gudang
Gambar 4.68 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
mange data gudang yang ada pada perusahaan. Engineering dan
302
staf procurement merupakan aktor pada proses ini. Aktor
memilih menu data data gudang dan sistem akan menampilkan
data barang yang ada pada gudang perusahaan. User dalam
proses ini dapat melakukan fungsi utama yaitu mengontrol data
stock persediaan data gudang berupa penambahan atau
pengurangan.
23) Sequence Diagram View Data Gudang
Gambar 4.69 Sequence Diagram View Data Gudang
Gambar 4.69 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
view data gudang untuk memberikan informasi data barang yang
disimpan dalam gudang. operation manager merupakan aktor
pada proses ini.
303
24) Sequence Diagram Manage Periode Penilaian
Gambar 4.70 Sequence Manage Periode Penilaian
Gambar 4.70 merupakan proses serangkaian kegitan untuk
menisi data supplier untuk diberikan penilaian pada proses
selanjutnya.user dalam tahap ini staf administrasi dan staf
procurement.
25) Sequence Diagram Entry Penilaiaan Kinerja Supplier
Gambar 4.71 Sequence Diagram Entry Kinerja Supplier
304
Gambar 4.71 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
entery kinerja supplier yang dilakuka setiap periodenya. User
yang terlibat dalam proses ini adalah staf engineering dan staf
procurement. Pada tahap ini user tidak dapat kembali meng-
input data penilaian yang telah diisi.
26) Sequence Diagram Maange Bobot Kriteria
Gambar 4.72 Sequence Diagram Manage Bobot
Kriteria
Gambar 4.72 di atas menjelaskan rangkaian kegiatan
mengelola bobot kriteria nilai. Staf procurement membuka
menu penilaian dan memilih menu kriteria, maka sistem akan
menampilkan halaman kriteria penilaian, user dapat mengisi
305
bobot kriteria penilaian dengan memilih fungsi update bobot
untuk meng-input data bobot penilaian. Sistem menghitung nilai
cr kriteria, mengirim bobot kriteria dan mengirim nilai cr dan
status kriteria dan menyimpan data bobot kriteria.
27) Sequence Manage Sub Kriteria Penilaian
Gambar 4.73 Sequence Diagram Manage Sub
Kriteria
Gambar 4.73 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
manage data sub kriteria yang merupakan indikator turunan
dalam pemberian penilaian. Aktor yang melakukan pengelolaan
data sub kriteria penilaian ini adalah staf Procurement baik
berupa penambahan ataupun pengurangan kriteria.
306
28) Sequence Diagram Manage Data Kriteria Penilaian
Gambar 4.74 Sequence Diagram Manage Data Kriteria
Penilaian
Gambar 4.74 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
manage data kriteria yang merupakan indikator utama dalam
pemberian penilaian. Aktor yang melakukan pengelolaan data
307
kriteria utama penilaian ini adalah staf Procurement baik berupa
penambahan ataupun pengurangan kriteria.
29) Sequence Diagram Manage Sub Kriteria
Gambar 4.75 Sequence Diagram Manage Sub Kriteria
Gambar 4.75 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
manage data sub kriteria yang merupakan indikator turunan
dalam pemberian penilaian. Aktor yang melakukan pengelolaan
data sub kriteria penilaian ini adalah staf Procurement baik
berupa penambahan ataupun pengurangan kriteria.
308
30) Sequence Diagram Approval Penilaian
Gambar 4.76 Sequence Diagram Approval Penilaian
Gambar 4.76 di atas menjelaskan rangkaian kegiatan pada
proses approval penilaian kinerja supplier. Engineering dan
operation manager merupakan aktor dalam proses ini. Apabila
penilaian kinerja supplier telah diberikan persetujuan kepada
kedua belah pihak maka penilaian akan menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan pada proses
procurement selanjutnya.
309
31) Sequence Diagram Lihat Dan Tulis Komentar
Gambar 4.77 Sequence Diagram Lihat Dan Tulis
Komentar
Gambar 4.77 menjelaskan rangkaian urutan pada proses
lihat dan tulis komentar yang berguna untuk proses interaksi dan
komunikasi yang terjadi dalam pelaksanaan penawaran barang
yang diperlukan oleh.
32) Sequence Diagram Manage Data Akun
Pada gambar 4.78 menjelaskan rangkaian urutan pada
proses pengelolaan data akun yang dapat dilakukan oleh seluruh
user yaitu staf administrasi, staf procurement, engineering,
operation manager dan supplier. Masing-masing user dapat
melakukan perubahan terhadap data akunnya berupa username
dan password.
310
Gambar 4.78 Sequence Diagram Manage Data Akun
4.3.2. Desain Fisik (Physical Design)
Tahap ini menjelaskan ataupun menggambarkan persyaratan
pengguna sistem kedalam sebuah model teknis baik desain database sistem
yang akan dikembangakan maupun user interface dari kebutuhan pengguna.
Tahap ini terdiri dari :
a) Desain Database
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan kebutuhan
database dengan menggunakan tool‟s class diagram. Classs
diagram menggambarkan grafis mengenai struktur objek dari suatu
sistem. Adapun teknik untuk mengidentifikasi objek yaitu
menekankan pada kata-kata benda yang mungkin menggambarkan
objek potensial.
311
1. Potential Objek
Tabel 4.62 Daftar Poensial Objek
Potential Objec List
Akun Form User
Award Acceptance History
Barang Kriteria
Bobot Kriteria Komentar
Bobot Sub Kriteria LogIn
Engineering LogOut
File Certification Material Request (MR)
File RAP Negotation
Form Data Akun Operation Manager
Form Data Barang Pegawai
Form Data Jasa Periode Kinerja Suplier
Form Data Pegawai Purchase Order (PO)
Form Data Supplier Password
Form Kriteria Quotation
Form Login Request For Quotation (RFQ)
Form Material Request (MR) Staf Administrasi
Form Penilaian Kinerja supplier Staf Procurement
Form Persediaan Barang Sub Kriteria
Form Komentar Supplier
Form Purchase Order (PO) User
Form Quotation Username
Form Registration
Form RFQ
Form Sub Kriteria
Form upload file
Berdasarkan pada daftar potensial objek diatas dapat
dilakukan analisis apakah setiap point dalam list tersebut
merupakan objek yang tepat untuk sistem e-procurement ini.
Berikut adalah langkah yang dilakukan dalam menganalisis
daftar objek potensial :
312
Tabel 4.63 Tabel Sleksi Objek Potensial
Potensial Object Cek Alasan
Akun Digantikan oleh user
Award Acceptance Kumpulan data pemang proses procurement
Barang Bagian terpenting dari data RFQ/procuremet
Bobot Kriteria Merupakan attribute objek
Bobot sub Kriteria Merupakan attribute objek
Engineering Data user sebagai bagaian Engineering
File Certification Digantikan dengan data Dokumen
File RAP Digantikan dengan data Dokumen
Form Data Akun Tampilan interface
Form Data Barang Tampilan interface
Form Data Jasa Tampilan interface
Form Data Pegawai Tampilan interface
Form Data supplier Tampilan interface
Form Kriteria Tampilan interface
Form Login Tampilan interface
Form Material Request (MR) Tampilan interface
Form Penilaian Kinerja supplier Tampilan interface
Form Persediaan Barang Tampilan interface
Form Komentar Tampilan interface
Form Purchase Order (PO) Tampilan interface
Form Quotation Tampilan interface
Form Registration Tampilan interface
Form Request For Quotation
(RFQ) Tampilan interface
Form Sub Kriteria Tampilan interface
Form Upload file Tampilan interface
Form User Tampilan interface
Kriteria Bagian terppenting dalam penilaian kinerja
supplier
Komentar Bagian terpentig dalam sistem
Login Merupakan bagian dari aktifitas
Logout Merupakan bagian dari aktifitas
Material Request (MR) Bagian terpenting dalam sistem procurement
Negotiation Fungsi proses dalam e-procurement
Opertaion Manager Data user sebagai bagaian Operation
Manager
313
Pegawai Nama lain dari user sistem
Periode Kinerja supplier Bagian terpentig dalam sistem
Purchase Order (PO) Bagian terpenting dalam sistem
Password Merupakan attribute user
Quotation Bagian terpenting dalam sistem procurement
Request For Quotation Bagian terpenting dalam sistem procurement
Staf Administrasi Data user sebagai bagian staf administrasi
Staf Procurement Data user sebagai bagian staf procurement
Sub Kriteria Bagian terpenting dalam sistem penilaian
kinerja supplier
Supplier Data user sebagai bagian supplier
User Data pengguna sistem
Username Merupakan attribute objek user
Keterangan :
= Ya = Tidak
Setelah daftar objek potensial disleksi dan dianalisis, maka
didapat objek yang diusulkan untuk sistem e-procurement ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.64 Daftar Objek Yang Diusulkan
Potensial Object ist
Barang
Engineering
Kriteria
Komentar
Material Request (MR)
Komentar
Operation Manager
Periode Kinerja Supplier
Purchase Order (PO)
Quotation
Request For Quotation (RFQ)
Staf Administrasi
Staf Procurement
Sub Kriteria
Supplier
User
Plus
314
Project
Provinsi
Kota
Dokumen
Status Kriteria
Status Sub Kriteria
RI
Dokumen Material Request
Dokumen Request for quotation
Dokumen_Quotation
Dokumen_Supplier
Detail Quotation
Adapun dalam daftar objek yang diusulkan terdapat
penambahan objek yaitu project, provinsi, kota, dokumen,
status kriteria, status sub kriteria dan lain-lainnya mengacu
objek sebelumnnya yang nantinya akan berelasi dengan
banyak kelas.
2. Class Diagram
Berikut ini adalah class diagram sistem e-procurement
dengan penerapan metode AHP dalam evaluasi kinerja
supplier pada PT. Tata Udara Nusantara, dapat dijelaskan
melalui gambar 4.79:
315
Gambar 4.79 Class Diagram
3. Matriks CRUD
Adapun matriks CRUD dalam sistem dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
316
Tabel 4.65 Matriks CRUD
Location
Entity – Atribute
Staf
Administrasi
Staf
Procurement
Engineering Operation
Manager
Supplier
User CRUD
Id_User CRUD
Username CRUD RU RU RU RU
Password CRUD RU RU RU RU
Status_User CRUD
Operation_Manager CRUD
Nip CRUD
Nama_Pegawai CRUD RU
Tempat_lahir CRUD RU
Tanggal_Lahir CRUD RU
Alamat_Pegawai CRUD RU
Kodepost_Pegawai CRUD RU
Hp_Pegawai CRUD RU
No_Pegawai CRUD RU
Email_Pegawai CRUD RU
Foto CRUD RU
Jabatan_Pegawai CRUD RU
Engineering CRUD
Nip CRUD
Nama_Pegawai CRUD RU
Tempat_Lahir CRUD RU
Tanggal_Lahir CRUD RU
Alamat_Pegawai CRUD RU
Kodepost_Pegawai CRUD RU
Hp_Pegawai CRUD RU
No_Pegawai CRUD RU
Email_pegawai CRUD RU
Foto CRUD RU
Jabatan_pegawai CRUD RU
Staf_Administrasi CRUD
Nip CRUD
Nama_Pegawai CRUD
Tempat_Lahir CRUD
Tanggal_Lahir CRUD
Alamat_Pegawai CRUD
Kodepost_alamat CRUD
Hp_Pegawai CRUD
317
No_Pegawai CRUD
Email_Pegawai CRUD
Foto CRUD
Jabatan_Pegawai CRUD
Staf_Procurement CRUD
Nip CRUD
Nama_Pegawai CRUD RU
Tempat_Lahir CRUD RU
Tanggal_Lahir CRUD RU
Alamat_Pegawai CRUD RU
Kodepost_Pegawai CRUD RU
Hp_Pegawai CRUD RU
No_Pegawai CRUD RU
Email_Pegawai CRUD RU
Foto CRUD RU
Jabatan_Pegawai CRUD RU
Supplier CRUD R
Id_Supplier CRUD
Nama_Perusahaan CRUD R R R
Alamat_Perusahaan CRUD R R R RU
Kodepost_Perusahaan CRUD R R R RU
Email_perusahaan CRUD R R R RU
Telepon_Perusahaan CRUD R R R RU
Fax_No CRUD R R R RU
Nama_Cp CRUD R R R RU
Jobtitle_Cp CRUD R R R RU
Email_Cp CRUD R R R RU
Telepon_Cp CRUD R R R RU
No_Aktapendirian CRUD R R R RU
Tanggalterbit_Aktapendirian CRUD R R R RU
Notaris_AktaPendirian CRUD R R R RU
No_AktaPerubahanTerakhir CRUD R R R RU
Tanggalterbit_PerubahanTer
akhir
CRUD R R R RU
No_SIUP CRUD R R R RU
Tanggalterbit_SIUP CRUD R R R RU
BatasBerlaku_SIUP CRUD R R R RU
InstansiPemberiIjin_SIUP CRUD R R R RU
BidUsaha_SIUP CRUD R R R RU
NoSuratDomisili_perusahaan CRUD R R R RU
No_NPWP CRUD R R R RU
TanggalTerbit_NPWP CRUD R R R RU
318
No_SPT CRUD R R R RU
TanggalTerbit_SPT CRUD R R R RU
Commisioner_Name CRUD R R R RU
Commisioner_Idcard CRUD R R R RU
BoD_Name CRUD R R R RU
BoD_IdCard CRUD R R R RU
BoD_Jobtitle CRUD R R R RU
Experience_Worktitle CRUD R R R RU
Experience_Description CRUD R R R RU
Experience_Location CRUD R R R RU
Experience_ClientName CRUD R R R RU
Barang CRUD CRU R
Id_Barang CRUD CRU CRU R
Nama_Barang CRUD CRU CRU R
Jenis_Barang CRUD CRU CRU R
Stock_Barang CRUD CRU R
Harga_Satuan CRUD CRU R
Keterangan CRUD CRU R
Material_Request CRUD CRUD R R
Id_MaterialRequest CRUD CRUD R R
Prepared By CRUD CRUD R R
Tanggal CRUD CRUD R R
Qty_Material CRUD CRUD R R
Total_Harga CRUD CRUD R R
Remarks_Material CRUD CRUD R R
Catatan_MaterialRequest CRUD CRUD R R
Proyek CRUD R
Id_Proyek CRUD R
Nama_Proyek CRUD R
Provinsi CRUD
Id_Provinsi CRUD
Nama_Proyek CRUD R R R R
Kota CRUD
Id_Kota CRUD
Nama_Kota CRUD R R R R
RFQ CRUD CRUD R
Id_RFQ CRUD CRUD R
Tanggal_Buat CRUD CRUD R R R
Tanggal_MulaiPelaksanaan CRUD CRUD R R R
Tanggal_TutupPelaksanaan CRUD CRUD R R R
Jenis_RFQ CRUD CRUD R R R
Tanggal_Tutup CRUD CRUD R R R
319
Deskripsi_RFQ CRUD CRUD R R R
Lokasi_Pengiriman CRUD CRUD R R R
Mata_Uang CRUD CRUD R R R
Addtional_Info CRUD CRUD R R R
Status_RFQ CRUD CR RU RU R
Dokumen CRUD
Id_Dokumen
Jenis_Dokumen CRUD
Deskripsi_Dokumen CRUD
Tanggal_Upload CRUD
Dokumen_MR CRUD CRUD
Id_DokumenMR CRUD CRUD R R
Dokumen_RFQ CRUD CRUD R R R
Id_DokumenRFQ CRUD CRUD R R R
Dokumen_Quotation R R R CRUD
Id_DokumenQuot R R R CRUD
Dokumen_Supplier R R R CRUD
Id_okumenSupplier R R R CRUD
Komentar CRUD
Id_Komentar
Waktu_Komentar CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD
Pengiriman CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD
Waktu_Kirim CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD
Isi_Komentar CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD
Komentar_Quot CRUD CRUD
Id_KomentarQuot CRUD CRUD
Komentar_Kinerja CRUD CRUD CRUD
Id_KomentarKinerja CRUD CRUD CRUD
Periode_KinerjaSupplier CRUD
Id_periode CRUD R R
Nilai_supplier CRUD R R
Nilai_AHP CRUD R R
Tanggal_Penilaian CRUD R R
Status_Penilaian CR RU RU
RI CRU
Id_RI CRU
Jumlah_n CRU
Nilai_RI CRU
Quotation CRUD
Id_quotation CRUD
Quotation_Validity R R R CRUD
Note R R R CRUD
Unit_Price R R R CRUD
Spesifikasi_Tawaran R R R CRUD
320
Waktu_Pengiriman R R R CRUD
Box_charge R R R CRUD
Freight_charge R R R CRUD
Sub_Total R R R CR
Grand_Total R R R CR
Payment R R R CRUD
Status_quotation RU RU RU CR
Purchase_Order CRUD
Id_PO CRUD
PO_date CRUD R
Kriteria
Id_Kritria CRUD
Nama_Kriteria CRUD
Jumlah_Kriteria CR
Eign_Kriteria CR
Sub_Kriteria
Id_Subkriteria
Nama_Subkriteria CRUD
Jumlah_Subkriteria CR
Eign_Subkriteria CR
Status_Kriteria
Id_StatusKriteria R
Nilai_Cr_Kiteria RU
Status_Kriteria RU
Status_SubKriteria
Id_StatusSubKriteria R
Nilai_cr_Subkriteria RU
Status_SubKriteria RU
Registrasi R CRUD
Id_Registrasi R CRUD
Status_Registrasi R CRUD
Detail Quotation CRUD
Id_DetailQuotation R R R CRUD
Waktu_Pelaksanaan R R R CRUD
Sub_Total R R R CRUD
Grand_Total R R R CRUD
Keterangan : C = Create, R = Read, U = Update, D = Delete
4. Mapping Class Diagram
Gambar 4.80 merupakan mapping class diagram ke
Relational Database Management System (RDBMS) tabel :
322
Berdasarkan pada gambar 4.80 mapping class diagram
sistem ini, terdapat beberapa tabel yang mengalami perubahan
class. Adapun perubahan tabel dalam class yang terjadi pada
beberapa relasi tabel sebagai berikut :
1. Tabel user yang memiliki generalisasi dari empat tabel
yaitu operation_manager, engineering, staf_administrasi
dan staf_procurement memiliki atribut yang sama
sehingga dapat disederhanakan kedalam satu tabel yaitu
tabel pegawai. Adapun tabel pegawai tersebut dibedakan
dengan id_Jabatan (FK) dari tabel jabatan yang
merupakan tabel bentukan baru serta untuk membedakan
hak akses dengan dimasukkannya id_level (FK) tabel
bentukan baru yang diberi nama tabel level. Sedangkan,
untuk tabel user juga memiliki hubungan dengan tabel
supplier sebgai salah satu pengguna sistem yang memiliki
attribut berbeda dengan pihak internal perusahaan atau
pegawai.
323
Gambar 4.81 Mapping Class Tabel User
2. Relasi 1…* : 1…* pada tabel Material_Request dengan
tabel Barang menghasilkan tabel baru yaitu
Meterial_Detail. Berikut pada gambar 4.82 merupakan
proses mapping class tabel Meterial_Request dengan tabel
Barang :
324
Gambar 4.82 Mapping Class Tabel Material_Request
dengan Tabel Barang
3. Relasi 1..* : 1...* pada tabel barang dengan tabel RFQ
menghasilkan tabel baru yaitu Material_List_Terpilih yang
memiliki relasi dengan Material_Detail. Berikut
merupakan proses mapping class tabel RFQ dengan tabel
barang :
Gambar 4.83 Mapping Class Tabel RFQ dengan
Tabel Barang
325
4. Relasi 1…* : 1…* pada tabel kriteria dengan tabel kriteria
menghasilkan sebuah tabel baru yaitu Bobot_Kriteria.
Berikut merupakan proses mapping class tebal kriteria
dengan tabel kriteria :
Gambar 4.84 Mapping Class Tabel Kriteria
dengan Tabel Kriteria
5. Relasi 1...* : 1…* pada tabel sub_kriteria dengan tabel
sub_Kriteria menghasilkan sebuah tabel baru yaitu
Bobot_SubKriteria. Berikut merupakan proses mapping
class tabel sub_kriteria dengan tabel sub_kriteria :
Gambar 4.85 Mapping Class Tabel Sub_Kriteria
dengan tabel Sub_Kriteria
6. Relasi 1…* : 1…* pada tabel periode_Kinerjasupplier
dengan tabel Sub_Kriteria menghasilkan sebuah tabel baru
326
yaitu Penilaian_supplier. Berikut merupakan proses
mapping class tabel Periode_Kinerjasupplier dengan tabel
Sub_Kriteria :
Gambar 4.86 Mapping class tabel
Periode_Kinerjasupplier dengan tabel
Sub_Kriteria
7. Relasi 1...* : 1...* pada tabel periode_KinerjaSupplier
dengan tabel Supplier menghasilkan sebuah tabel baru
yaitu Penilaian_PeriodeSupplier. Berkut merupakan
proses mapping class tabel periode_KinerjaSupplier
dengan tabel Supplier :
327
Gambar 4.87 Mapping class tabel
Periode_KinerjaSupplier dengan tabel Supplier
8. Hubungan agregasi pada tabel dokumen yaitu yang terdiri
dari tabel DokumenMR, DokumenRFQ,
DokumenSupplier dan Dokumen_Quot dihubungkan
kepada tabel-tabel dokumen yang memiliki relasi dengan
masing-masing tabel dokumen terkait. Berikut merupakan
proses mapping class tabel dokumen sebagai berikut :
Gambar 4.88 Mapping Class Tabel Dokumen
328
9. Relasi 1...* : 1...* pada tabel RFQ dengan tabel
Detail_Quotation menghasilkan sebuah tabel baru yaitu
Detail_Harga. Berkut merupakan proses mapping class
tabel RFQ dengan tabel Detail_Quotation :
Gambar 4.89 Maping Class Tabel RFQ dengan Tabel
Detail_Quotation
10. Relasi 1...* : 1...* pada tabel Supplier dengan tabel RFQ
menghasilkan sebuah tabel baru yaitu
Detail_RFQ_Supplier. Berkut merupakan proses mapping
class tabel RFQ dengan tabel Supplier :
329
Gambar 4.90 Maping Class Tabel Supplier dengan
Tabel RFQ
5. Skema Database
Adapun skema yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar
4.91 adalah sebagai berikut :
330
Gambar 4.91 Skema Database
6. Spesifikasi Database
1) Nama File : Pegawai
Isi : Data Pegawai
Jenis Tabel : Master file
331
Primary Key : Nip
Foreign Key : Id_Jabatan, Id_User & Id_Kota
Tabel 4.66 Spesifikasi Tabel Pegawai
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Nip Int (5) Nomer induk pegawai
2. Nama_Pegawai Varchar (30) Nama pegawai
3. Tempat_Lahir Varchar (20) Tempat lahir pegawai
4. Tanggal_Lahir date Tanggal lahir pegawai
5. Alamat_Pegawai Text Alamat pegawai
6. Kodepost_Pegawai Int (6) Kode post pegawai
7. Hp_Pegawai Int (16) Nomer hp pegawai
8. No_Telepon Int (12) Nomer telepon pegawai
9. Email_Pegawai Varchar (30) Email pegawai
10. Foto Varchar (50) Foto pegawai
11. Id_Jabatan Varchar (3) Identitas jabatan
12. Id_User Int (4)
12. Id_Kota Int (3) Identitas kota
2) Nama File : Provinsi
Isi : Data Provinsi
Jenis Tabel : Master file
Primary Key : Id_Provinsi
Foreign Key : -
Tabel 4.67 Spesifikasi Tabel Provinsi
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_Provinsi Int (2) Identitas provinsi
2. Nama_Provinsi Varchar (30) Nama provinsi
3) Nama File : Proyek
Isi : Data Proyek
Jenis Tabel : Master file
Primary Key : Id_Proyek
Foreign Key : -
332
Tabel 4.68 Spesifikasi Tabel Proyek
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_Proyek Varchar (4) Identitas proyek
2. Nama_Proyek Varchar (30) Nama proyek
4) Nama File : Barang
Isi : Data Barang
Jenis Tabel : Master file
Primary Key : Id_Barang
Foreign Key : -
Tabel 4.69 Spesifikasi Tabel Barang
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_Barang Int (3) Identitas barang
2. Nama_Barang Varchar (15) Nama barang
3. Jenis_Barang Varchar (10) Jenis barang
4. Stock_Barang Float Persediaan barang
5. Satuan Varchar (5) Satuan barang
6. Harga_satuan Double Harga barang
7. Keterangan_barang Text Keterangan barang
8. Last_Update timeStamp Tanggal update stock barang
5) Nama File : Kota
Isi : Data Kota
Jenis Tabel : Master file
Primary Key : Id_Kota
Foreign Key : Id_Provinsi
Tabel 4.70 Spesifikasi Tabel Kota
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_Kota Int (3) Identitas kota
2. Nama_Kota Varchar (30) Nama kota
3. Id_Provinsi Int (2) Identitas provinsi
6) Nama File : Jabatan
Isi : Data Jabatan
333
Jenis Tabel : Master file
Primary Key : Id_Jabatan
Foreign Key : -
Tabel 4.71 Spesifikasi Tabel Jabatan
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_Jabatan Varchar (3) Identitas jabatan
2. Nama_Jabatan Varchar (20) Nama jabatan
7) Nama File : Level
Isi : Data level pengguna
Jenis Tabel : Master file
Primary Key : Id_Level
Foreign Key : -
Tabel 4.72 Spesifikasi Tabel Level
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_Level Varchar (3) Identitas data level
2. Nama_Level Varchar (15) Nama level
8) Nama File : user
Isi : Data user
Jenis Tabel : Master file
Primary Key : Id_User
Foreign Key : Id_Level
Tabel 4.73 Spesifikasi Tabel User
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_User Int (4) Identitas data
pengguna
2. Username Varchar (20) Username pengguna
3. Password Varchar (50) Password pengguna
4. Status_User Enum („aktif‟,‟non_aktif) Status pengguna
5. Id_Level Varchar (3) Identitas level
pengguna
334
9) Nama File : Material Request
Isi : Data material request
Jenis Tabel : Transactional file
Primary Key : Id_MaterialRequest
Foreign Key : Id_user & Id_Proyek
Tabel 4.74 Spesifikasi Tabel Material_Request
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_MaterialRequest Int (4) Identitas Material request
2. Tanggal_MaterialRequest Timestamp Tnggal buat MR
3. Remarks_Material Text Spesifikasi material
4. Catatan_MaterialRequest Text Catatan dalam MR
5. No_MaterialRequest Varchar (20) Nomer material request
6. Prepared By Int (4)
7. Id_User Int (4) Identitas user
8. Id_Proyek Varchar (4) Identitas proyek
10) Nama File : Material Detail
Isi : Data detail material
Jenis Tabel : Tranasctional file
Primary Key : Id_MaterialDetail
Foreign Key : Id_MaterialRequest & Id_Barang
Tabel 4.75 Spesifikasi Tabel Meterial_Detail
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_MaterialDetail Int (5) Identitas detail material
2. Remark_detail Varchar (30) Catatan material detail
3. Total_HargaKeseluruhan Double Total harga pembelian material
4. Qty_MaterialRequest Float Kuantitas Materil
5. Id_MaterialRequest Int (5) Identitas material request
6. Id_Barang Int (3) Identitas barang
11) Nama File : Supplier
Isi : Data supplier
335
Jenis Tabel : Master file
Primary Key : Id_supplier
Foreign Key : Id_Kota & Id_User
Tabel 4.76 Spesifikasi Tabel Supplier
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_Supplier Int (3) Idnetitas supplier
2. Nama_Perusahaan Varchar (30) Nama perusahaan
3. Alamat_Perusahaan Text Alamat perusahaan
4. Kodepost_Perusahaan Varchar (6) Kodepost perusahaan
5. Email_Perusahaan Varchar (40) Email perusahaan
6. Telepon_perusahaan Varchar (12) Telepon perusahaan
7. Fax_No Varchar (12) Fax nomer
8. Nama_Cp Varchar (30) Nama Cp perusahaan
9. Job_title_Cp Varchar (20) Jabatan Cp perusahaan
10. Email_Cp Varchar (30) Email Cp perusahaan
11. Telepon_Cp Varchar (12) Telepon Cp
12. NoAkta_Pendirian Varchar (30) Nomer akta pendirian
13. TanggalTerbit_AktaPendirian Date Tanggal terbit akta
14. Notaris_AktaPendirian Varchar (30) Notaris pembuat akta
15. No_AktaPerubahanTerakhir Varchar (30) Nomer perubahan akta
16. TanggalTerbit_PerubahanTerakhir Date Tanggal perubahan akta
17. Nama_direktur Varcher (30) Nama direktur
18. No_id_direktur Varchar (20) Identitas direktur
19. Jobtitle_direktur Varchar (20) Jobdesk direktur
20. Contract_title_exp Varchar (30) Judul kontrak
21. Work_Category_exp Varchar (30) Katergori kontrak
22. Work_location_exp Varchar (30) Lokasi pekerjaan
23. Client_Name Varchar (30) Nama client
24. No_SIUP Varchar (20) Nomer SIUP
perusahaan
25. TanggalTerbit_SIUP Date Tanggal terbit SIUP
26. BatasBerlaku_SIUP Date Tanggal berlaku SIUP
27. InstansiPemberiIjin_SIUP Varchar (30) Instansi pembuat SIUP
28. BidUsaha_SIUP Varchar (20) Bidang usaha SIUP
29. NoSuratDomisili_Perusahaan Varchar (20) Nomer surat domisili
30. TanggalTerbit_SuratDomisili Date Tanggan tebit surat
domisili
31. No_NPWP Varchar (20) Nomer NPWP
32. TanggalTerbit_NPWP Date Tanggal terbit NPWP
33. No_SPT Varchar (20) Nomer SPT
34. TanggalTerbit_SPT Date Tanggal terbit SPT
336
35. Id_Kota Int (3) Identitas kota
36. Id_User Int (4) Identitas User
12) Nama File : Detail_RFQ_Supplier
Isi : Data Detail RFQ Supplier
Jenis Tabel : Transactional file
Primary Key : Id_detail_rfq_Supplier
Foreign Key : Id_supplier & Id_RFQ
Tabel 4.77 Spesifikasi Tabel Detail RFQ Supplier
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_detail_rfq_Supplier Int (11) Identitas detail rfq supplier
2. Status Varchar (10) Status RFQ supplier
3. Id_Supplier Int (3) Identitas supplier
4. Id_RFQ Int (10) Identitas RFQ
13) Namaa file : Komentar Quotation
Isi : Data Komentar
Jenis Tabel : Transactional file
Primary key : Id_KomentarQuot
Foreign key : Id_user & Id_Quotation
Tabel 4.78 Spesifikasi Tabel Komentar_Quot
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_KomentarQuot Int (11) Identitas komentar
2. Waktu_KomentarQuot TimeStamp Waktu komentar
3. Isi_KomentarQuot Text Isi komentar
4. Id_User Int (4) Identitas user
5. Id_Quotatation Int (10) Identitas quotation
14) Nama File : Dokumen Material Request
Isi : Data Dokumen MR
Jenis Tabel : Transsactional file
Primary Key : Id_DokumenMR
Foreign Key : Id_MaterialRequest
337
Tabel 4.79 Spesifikasi Tabel Dokumen_MR
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_DokumenMR Int (5) Idnetitas dokumen
2. nama_DokumenMR Varchar (20) Nama dokumen
3. Deskripsi_DokumenMR Text Deskripsi dokumen
4. Tanggal_UploadMR Date Tanggal upload
5. Id_MaterialRequest Int (4) Identitas MR
15) Nama File : Dokumen request for Quotation
Isi : Dokumen RFQ
Jenis Tabel : Transactional file
Primary key : Id_DokumenRFQ
Foreign key : Id_RFQ
Tabel 4.80 Spesifikasi Tabel Dokumen_RFQ
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_DokumenRFQ Int (10) Idnetitas dokumen
2. Nama_DokumenRFQ Varchar (30) Nama dokumen
3. Deskripsi_DokumenRFQ Text Deskripsi dokumen
4. Tanggal_UploadRFQ Date Tanggal upload
5. Id_RFQ Int (10) Identitas RFQ
16) Nama file : Dokumen quotation
Isi : Data dokumen Quotation
Jenis Tabel : Transactional file
Primary key : Id_DokumenQuot
Foreigen key : Id_Quotation
Tabel 4.81 Spesifikasi Tabel Dokumen_Quot
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_DokumenQuot Int (10) Idnetitas dokumen
2. Nama_DokumenQuot Varchar (30) Nama dokumen
3. Jenis_DokumenQuot Varchar (10)
4. Deskripsi_DokumenQuot Text Deskripsi dokumen
5. Tanggal_UploadQuot Date Tanggal upload
6. Id_quotation Int (10) Identitas quotation
338
17) Nama file : Dokumen Supplier
Isi : Data dokumen Supplier
Jenis Tabel : transactional file
Primary key : Id_DokumenSupplier
Foreigen key : Id_Supplier
Tabel 4.82 Spesifikasi Tabel Dokumen_supplier
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_DokumenSupplier Int (5) Idnetitas dokumen
2. Nama_DokumenSupplier Varchar (20) Nama dokumen
3. Jenis_DokumenSupplier Varchar (15) Jenis Dokumen
4. Deskripsi_DokumenSupplier Text Deskripsi dokumen
5. Tanggal_Uploadsupplier Date Tanggal upload
6. Id_supplier Int (3) Identitas Supplier
18) Nama File : RFQ
Isi : Data RFQ
Jenis Tabel : Transactional file
Primary Key : Id_RFQ
Foreign Key : Id_MaterialRequest, Id & Id_User
Tabel 4.83 Spesifikasi Tabel RFQ
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_RFQ Int (10) Identitas RFQ
2. Tanggal_Buat Date Tanggal buat
3. Tanggal_Tutup Date Tanggal tutup
4. Deskripsi_RFQ Text Deskripsi RFQ
5. Lokasi Char (15) Lokasi
6. Mata_uang Varchar (5) Mata uang transaksi
7. Additionl_Info Text Gambaran umum
8. Status_RFQ Varchar (10) Status pelaksanaan
9. Id_MaterialRequest Int (4) Identitas MR
10. Id_User Int (4) Identitas user
19) Nama File : Material_List_Terpilih
Isi : DataBarang RFQ
Jenis Tabel : Transactional file
339
Primary Key : Id_material_list_terpilih
Foreign Key : Id_RFQ & Id_MaterialDetail
Tabel 4.84 Spesifikasi Tabel Material List Terpilih
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_material_list
_terpilih
Int (11) Identitas priode penilaian
2. Id_MaterialDetail Imt (5) Identitas material detail
3. Id_RFQ int (10) Identitas RFQ
20) Nama File : Detail quotation
Isi : Data detail quotation
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : Id_DetailQuotation
Foreign Key : Id_Quotation
Tabel 4.85 Spesifikasi Tabel Detail_Quotation
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_DetailQuotation Int (11) Identitas detail quotation
2. Sub_Total Double Waktu pengiriman/pelaksanaan
3. Box_charge Double Biaya packaging
4. Freight_Charge Double Harga penawaran
5. Grand_Total Double Total harga pelaksanaan
6. Id_Quotation Int (10) Identitas penawaran
21) Nama File : Quotation
Isi : Data Quotation
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : Id_Quotation
Foreign Key : Id_Supplier & Id_RFQ
Tabel 4.86 Spesifikasi Tabel Quotation
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_Quotation Int (10) Identitas quotation
2. note Text Catatan
340
3. Tgl_quotation Date Tanggal pengajuan
penawaran
4. Payment Text Spesifikasi penawaran
5. Status_Quotation Varchar (15) Status penawaran
6. Id_Supplier Int (3) Identitas supplier
Id_RFQ Int (10) Identitas RFQ
22) Nama File : Purchase Order
Isi : Data Purchase Order
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : Id_PO
Foreign Key : Id_Registrasi
Tabel 4.87 Spesifikasi Tabel Purchase_Order
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_PO Int (10) Identitas PO
2. PO_Date Date Tanggal buat PO
3. Delivery_Date Date Tanggal Pengirirman
4. Delivery_Place Text Lokasi pengirirman
5. Id_Registrasi int (10) Identitas Regitrasi
23) Nama File : RI
Isi : Data RI
Jenis Tabel : Master file
Primary Key : Id_RI
Foreign Key : -
Tabel 4.88 Spesifikasi Tabel RI
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_RI Int (2) Identitas random consistency index
2. Jumlah_n Float Jumlah data
3. Nilai_RI Float Nilai RI
24) Nama File : Periode Kinerja Supplier
Isi : Data Kinerja Supplier
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : Id_PriodeKinerja
341
Foreign Key : Nip, & Id_StatusKriteria
Tabel 4.89 Spesifikasi Tabel Priode_KinerjaSupplier
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_Priodekinerja Int (4) Periode penilaian
2. Periode penilaian Int (11) Tanggal buat
3. Status_Penilaian Enum Status penilaian
4. Nip Int (5) Identitas supplier
6. Id_StatusKriteria Int (4) Identitas status kriteria
25) Nama File : Sub Kriteria
Isi : Data sub kriteria
Jenis Tabel : Master file
Primary Key : Id_SubKriteria
Foreign Key : Id_Kriteria
Tabel 4.90 Spesifikasi Tabel sub Kriteria
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_SubKriteria Int (3) Identitas sub kriteria
2. Nama_SubKriteria Varchar (50) Nama sub kriteria
3. Jumlah_SubKriteria float Nilai jumlah kriteria
pembagi
4. Eign_SubKriteria float Nilai eign vector
5. Id_Kriteria Int (2) Identitas kriteria
26) Nama File : Bobot Sub Kriteria
Isi : Data bobot sub kriteria
Jenis Tabel : Transactional file
Primary Key : Id_Bobot_SubKriteria
Foreign Key : SubKriteria_1, SubKriteria_2
Tabel 4.91 Spesifikasi Tabel Bobot_SubKriteria
No Nama field Tipe
data
Keterangan
1. Id_Bobot_SubKriteria Int (7) Index kunci primer bobot sub kriteria
342
2. SubKriteria_1 Int (3) Id kunci primer sub kriteria utama
3. SubKriteria_2 Int (3) Id kunci sub kriteria pembanding
4. Bobot_Sub_Kriteria Float Nilai bobot sub kriteria
27) Nama File : Status Sub Kriteria
Isi : Data status sub kriteria
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : Id_StatusSubKriteria
Foreign Key : Id_kriteria
Tabel 4.92 Spesifikasi Tabel Status_SubKriteria
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_StatusSubKriteria Int (2) Id kunci primer status kriteria
2. Nilai_Cr_SubKriteria Float Nilai Cr kriteria
3. Status_SubKriteria Varchar (20) Status bobot kriteria
4. Id_Kriteria Int (2) Idetitas Kriteria
28) Nama File : Kriteria
Isi : Data Kriteria Penilaian
Jenis Tabel : Master file
Primary Key : Id_Kriteria
Foreign Key : -
Tabel 4.93 Spesifikasi Tabel Kriteria
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_Kriteria Int (6) Id Kriteria
2. Nama_Kriteria Varchar (20) Nama kriteria
3. Jumlah_Kriteria Float Nilai jumlah kriteria pembagi
4. Eign_Kriteria Float Nialai eign vector kriteria
29) Nama File : Bobot Kriteria
Isi : Data bobot Kriteria
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : Id_BobotKriteria
Foreign Key : Kriteria_1, Kriteria_2
343
Tabel 4.94 Spesifikasi Tabel Bobot_Kriteria
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_BobotKriteria Int (7) Id kunci primer
2. Kriteria_1 Int (2) Id kunci primer kriteria utama
3. Kriteria_2 Int (2) Id kunci kriteria pembanding
4. Bobot_Kriteria Float Niali bobot kriteria
30) Nama File : Status Kriteria
Isi : Data Status Kriteria
Jenis Tabel : Transactional File
Primary Key : Id_StatusKriteria
Foreign Key : -
Tabel 4.95 Spesifikasi Tabel Status_Kriteria
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_StatusKriteria Int (4) Id kunci primer status
2. Nilai_Cr_Kriteria Float Nilai cr kriteria
3 Status_Kriteria Varchar (20) Status bbot kriteria
31) Nama file : Penilaian supplier
Isi : Data penilaian supplier
Jenis Tabel : Transactional file
Primary Key : Id_PenilaianSupplier
Foreign Key : Id_supplier, Id_SubKriteria &
Id_PeriodeKinerja
Tabel 4.96 Spesifikasi Tabel Penilaian_Supplier
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_PenilaianSupplier Int (4) Id kunci primer penilaian supplier
2. Nilai_AHP Float Nilai AHP
3. Id_supplier Int (3) Identitas supplier
4. Id_PeriodeKinerja Int (4) Identitas Periode Kinerja
5. Id_SubKriteria Int (3) Identtas sub kriteria
344
32) Nama file : Penilaian Priode Supplier
Isi : Data Penilaian Periode Supplier
Jenis Tabel : Transactional file
Primary key : Id_PenilaianPeriode
Foreign Key : Id_supplier, & Id_PeriodeKinerja
Tabel 4.97 Spesifikasi Tabel Penilaian_PeriodeSupplier
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_PenilaianPeriode Int (6) Id entitas penilaian periode
2. Nilai_supplier Double Nilai supplier
3. Id_Supplier Int (5) Identitas supplier
4. Id_PeriodeKinerja Int (4) Identitas Periode Kinerja
33) Nama file : Registrasi
Isi : status regitrasi supplier
Jenis tabel : transactional file
Primary key : Id_Registrasi
Foreign key : Id_Quotation
Tabel 4.98 Spesifikasi Tabel Penilaian_PeriodeSupplier
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_Registrasi Int (10) Id entitas registrasi
2. Status_Registrasi varchar (10) Status registrasi
3. Id_Quotation Int (10) Identitas quotation
34) Nama file : Detail Harga
Isi : Harga penawaran
Jenis tabel : transactional file
Primary key : Id_DetailHarga
Foreign key : Id_DetailQuotation
345
Tabel 4.99 Spesifikasi Tabel Detail_Harga
No Nama field Tipe data Keterangan
1. Id_DetailHarga Int (10) Id entitas registrasi
2. Harga_Penawaran Double Harga material yang
ditawarkan
3. Spesifikasi_material Varchar (50) Spesifikasi material
4. Delivery_time Int (2) Tanggal pengiriman
5. Total_HargaPenawaran Double Total Harga Ditawarkan
6. Id_Material_List_Terpilih Int (11) Identitas material terpilih
7. Id_DetailQuotation Int (10) Identitas quotation
b) Desain Interface User
Pada tahap ini merupakan tahap penggambaran rancangan
tampilan layout sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini
baik berupa tampilan halaman taupun sebagai media input dan
laporan sebagai media output, pada tahap ini meliputi :
1. Perancangan input – output
Pada tahap ini akan dirancang berkaitan dengan form
yang akan digunakan sebagai media input dan laporan
sebagai media output dalam sistem. Adapun rancangan
input-output sistem ini meliputi :
346
a) Perancangan Form
1) Form login
Gambar 4.92 From Login
2) Form data pegawai
Gambar 4.93 Form Data Pegawai
347
3) Form data user
Gambar 4.94 Form Data User
4) Form data supplier
Gambar 4.95 Form Data Supplier
348
5) Form data barang
Gambar 4.96 Form Data Barang
6) Form persediaan barang
Gambar 4.97 Form Persediaan Barang
349
7) Form data material request
Gambar 4.98 Form Data Material Request
8) Form data request for quotation (RFQ)
Gambar 4.99 Form Request for Quotation (RFQ)
350
9) form quotation
Gambar 4.100 Form Quotation
10) form purchase order
Gambar 4.101 Form Purchase Order
351
11) form penilaian kinerja
Gambar 4.102 Form Penilaian Kinerja Supplier
12) form kriteria
Gambar 4.103 Form Kriteria
352
13) from sub kriteria
Gambar 4.104 Form Sub Kriteria
14) form matrix kriteria
Gambar 4.105 Form Entry Nilai Bobot
353
15) form data akun
Gambar 4.106 Form Data Akun
16) form Komentar
Gambar 4.107 Form Komentar
17) form upload file
Gambar 4.108 Form Upload File
354
b) Perancangan Laporan
Laporan yang disajikan dari hasi pengolahan data
pada sistem e-procurement dengan metode AHP dalam
evaluasi kinerja supplier ini terdiri dari laporan tercetak
(print out) dalam format pdf, yaitu laporan data supplier,
Material request, hasil evaluasi kinerja supplier,
perbandingan harga, purchase order, e-registratin ticket
dan data persediaan gudang. Sedangkan, laporan yang
hanya ditampilkan oleh sistem meliputi grafik penilaian
kinerja supplier dan laporan grafik track record supplier
beserta summary.
1) Laporan material request
Gambar 4.109 Laporan Material Request
355
2) Laporan evaluasi kinerja supplier
Gambar 4.110 Laporan Evaluasi Kinerja Supplier
3) Laporan perbandingan harga quotation
Gambar 4.111 Laporan Perbandingan Harga
Quotation
356
4) Laporan purchase order
Gambar 4.112 Laporan Purchase Order
5) Laporan e-registration ticket supplier
Gambar 4.113 Laporan Registration Ticket
357
6) Laporan data persediaan gudang
Gambar 4.114 Laporan Persediaan Gudang
Sedangkan laporan yang ditampilkan oleh sistem
meliputi :
1) Laporan grafik kinerja supplier
Gambar 4.115 Laporan Grafik Kinerja
Supplier
358
2) Laporan grafik trackrecord supplier
Gambar 4.116 Laporan Grafik Activity
History supplier
2. Perancangan interface
Pada tahap ini dilakukan perancangan terkait tampilan
sistem untuk pengguna yang terdiri dari struktur menu dan
tataletak sistem.
a. Struktur Menu
berikut merupakan pembagian struktur menu sistem e-
procurement dengan metode AHP dalam evaluasi kinerja
supplier sesuai dengan level aksesnya :
359
1) Struktur Menu Staf Administrasi
Gambar 4.117 Struktur Menu Staf Administrasi
2) Struktur Menu Staf Procurement
Gambar 4.118 Struktur Menu Staf Procurement
3) Struktur Menu Engineering
Gambar 4.119 Struktur Menu Staf Engineering
360
4) Struktur Menu Operation Manager
Gambar 4.120 Strukur Menu Operation
Manager
5) Struktur Menu Supplier
Gambar 4.121 Struktur Menu Supplier
b. Perancangan Layout
Berikut ini adalah perancangan layout sistem yang
dikembangkan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
361
1) Halaman Manage Pegawai
Gambar 4.122 Halaman Manage Pegawai
2) Halaman Melengkapi Data
Gambar 4.123 Halaman Melengkapi Data
362
3) Halaman Perbandingan Harga
Gambar 4.124 Halaman Approve Quotation
4) Halaman Negotiation
Gambar 4.125 Halaman Negotiation
5) Halaman Purchase Order
Gambar 4.126 Halaman Purchase Order
363
4.4. Construction and Testing (Pembuatan dan Pengujian)
4.4.1. Construction (Coding)
Pada tahap ini yaitu melakukan pengkodean atau pemrograman
untuk membangun sebuah sistem. Pada tahap pemrograman, bahasa yang
dipergunakan adalah PHP yang membantu dalam proses perancangan
Sistem e-procurement dengan metode AHP dalam evaluasi kinerja
Supplier ini.
Web server local software yang digunakan dalam pembuatan
aplikasi ini yaitu MySQL(My Structured Query Language) yang berfungsi
sebagai database sistem dan browser firefox untuk menampilkan aplikasi
dan dalam pengujian sistem. Adapun source code dan layout selengkapnya
dapat dilihat pada halaman lampiran dalam penulisan ini.
4.4.2. Testing (Pengujian)
Pada tahap pengujian dilakukan dengan cara blackbox testing. Cara
pengujian dilakukan dengan menjalankan sistem e-procurement dengan
penerapan metode AHP dalam menunjang pengukuran kinerja supplier
dan melihat output-nya apakah telah sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Hasil dari pengujian blackbox testing disajikan pada tabel 4.100 sebagai
berikut :
364
Tabel 4.100 Pengujian Sistem e-procurement dengan penerapan
metode AHP
No. Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil
Login Acces
1. Input username dan
password
Masuk halaman utama sesuai
level user
OK
2. Input data salah username
atau password
Menampilkan form login OK
3. Login dengan akun yang
memiliki status non-aktif
Menampilkan warning OK
Manage Data Master
1. Memilih menu manage
user
Menampilkan data user OK
Melakukan tambah, edit
dan hapus data user
Mengelola data master user OK
2. Memilih menu data
Pegawai
Menampilkan data pegawai OK
Melengkapi atau edit data
pegawai
Mengelola data pegawai OK
5. Memilih menu data
supplier
Menampilkan data master
supplier
OK
Melengkapi, meng-edit
atau mem-view data
supplier
Mengelola data supplier OK
6. Memilih menu data barang Menampilkan data master
barang
OK
Melakukan tambah, edit
serta hapus barang
Mengelola data barang OK
Procurement Process – Permintaan barang
1. Memilih menu data
material request
Menampikan data material
request
OK
Pilih fungsi tambah, edit
atau hapus data material
Mengelola data material
request, MR dapat di edit
OK
365
request selama belum dibuat RFQ
Pilih fungsi upload
document material request
Meng-upload dokumen
material request
OK
Pilih fungsi view untuk
menampilkan detail
material requesatau fungsi
cetak
Menampilakan detail MR atau
mencetak data MR
OK
Pilih fungsi „see document‟
untuk melihat dokumen
MR
Melihat atau meng-
downloaddokumen MR
OK
2. Mengakses menu RFQ Menampikan data RFQ OK
Pilih fungsi edit atau hapus
RFQ
Mengelola data RFQ OK
Pilih fungsi tambah RFQ Menambah data RFQ
berdasarkan kepada Material
request sebelumnya dan
memilih data barang yang
akan dijadikan RFQ
OK
Pilih fungsi upload file
RFQ
Meng-upload dokumen RFQ OK
Approve data RFQ Menyetujui proses permintaan
barang (Procurement)
OK
Menampilkan data RFQ
pada halaman Supplier
Menampilkan data RFQ
setelah dilakukan approve
pada halaman supplier selama
status RFQ belum „closed‟
OK
Procurement process – Pengajuan penawaran
1. Memilih menu Invitation Menampilkan data RFQ
terbaru ataupun yang telah
diajukan oleh supplier terkait
OK
Input data penawaran
dengan memilih fungsi
view dan quote
Menampilkan form
penawaran dan form upoad
dokumen penawaran
OK
366
Pilih fungsi view detail dan
noquote
RFQ hilang dari halaman
invitation supplier terkait
OK
Procurement proses – Persetujuan penawaran
1. Memilih menu quotation
dan memilih data identitas
RFQ
Menampilkan data penawaran
supplier
OK
Pilih fungsi View atau see
document
Menampilkan detail quotation
atau dokumen quotation
OK
Pilih fungsi approve atau
Rejct
Menyetujui penawran untuk di
setujui oleh manajer dengan
maximal 3 supplier atau
menolak penawaran supplier
OK
Pilih fungsi negotiation Melakukan interaksi dan
komunikasi untuk
menyepakati penawaran
supplier
OK
Pilih menu negotiation Menampilkan data negotiation
penawaran
OK
Pilih menu response Menampilkan form quotation
dan form Komentar
OK
Pilih fungsi approve atau
reject
Merubah status quotation dan
hidata hilang dari halaman
negotiation
OK
Pilih fungsi cetak
perbandingan harga
Mencetak perbandingan 3
penawaran supplier yang
diajukan
OK
Pilih fungsi View Kinerja Menampilkan data penilaian
evaluasi kinerja supplier
terkait
OK
2. Pilih fungsi „procurement
tracking‟
Menampilkan history supplier OK
Proses Procurement – Peneriamaan barang
1. Menampilka data Menampilkan pada halaman OK
367
pemenang dalam proses
procurement
supplier terkait
Melakukan registrasi dan
download file registration
ticket
Registrasi pemenang tender OK
2. Meng akses menu
Purchase Order (PO)
Menampilkan data PO OK
Pilih fungsi tambah untuk
menambah data PO
Menambah data PO dapat
dilakuakn jika supplier telah
melakukan registrasi
OK
Pilih fungsi edit atau delete Mengelola data Purchase
Order
OK
2. Pilih fungsi download
untuk mencetak PO
Mencetak PO OK
3. Update data stock barang Menampilkan data stock
barang pada gudang
OK
Pilih fungsi view atau cetak
dokumen
Menampilkan detail stock
barang atau mencetak
dokumen data barang gudang
OK
Evaluasi Kinerja Supplier
1. Pilih menu periode
penilaian, pilih periode dan
supplier
Mengelola data periode
penilaian
OK
2. Memilih manage kriteria
penilaian
Menampilkan data kriteria
penilaian
OK
Pilih tambah kriteria Menampilkan halaman form
tambah kriteria
OK
Pilih tombol “Simpan” Data kriteria tersimpan OK
3. Memilih menu sub kriteria
penilaian
Menampilkan data sub kriteria
penilaian
OK
Pilih tambah sub kriteria Menampilkan halaman form
tambah sub kriteria
OK
Pilih tombol “Simpan” Data sub kriteria tersimpan OK
368
4. Memilih menu menu
kriteria dan update bobot
kriteria
Menampilkan perbandingan
matriks dan form bobot
kriteria
OK
Memilih menu kriteria dan
pilih update bobot sub
kriteria
Menampilkan perbandingan
matriks dan form unput bobot
subkriteria
OK
5. Pilih periode penilaian,
pilih supplier dan entry
nilai
Menampilkan form entry
penilaian supplier
OK
Pilih menu view penilaian
kinerja
Menampilkan periode jinerja
supplier
OK
Pilih fungsi view Menampilkan nilai masing-
masing supplier pada periode
terkait
OK
15. Pilih fungsi approve Menyetujui penilaian supplier
pada periode tersebut
OK
Pilih fungsi „cetak‟ Mencetak laporan penilaian
supplier pada periode terkait
OK
16. Logout Keluar dari sistem OK
369
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapat dapat diambil kesimpulan dari penelitian sistem e-procurement
dengan penerapan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam evaluasi
kinerja supplier pada PT. Tata Udara Nusantara ini, adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini menghasilkan perancangan dan sistem e-procurement
yang terintegrasi dalam setiap proses pelaksanaan pengadaan barang
sehingga mendukung dalam pengawasan pelaksanaannya.
2. Sistem e-procurement mendukung dan memberikan kemudahan dalam
pengelolaan data dan dokumen serta pelaporannya dalam proses
procurement karena pelaksaaan langsung terdokumentasi oleh sistem,
dapat diakses sewaktu-waktu serta data dapat di update secara
realtime.
3. Sistem mendukung kemudahan pelaksanaan procurement antara pihak
perusahaan dan supplier seperti dalam komunikasi dan interaksi dalam
penyampaian informasi.
4. Sistem e-procurement mendukung penggunaan evaluasi kinerja
supplier sebagai tolok ukur supplier performance dalam setiap
periode.
370
5. penggunaan evaluasi kinerja supplier sebagai tolok ukur supplier
performance guna bahaan pertimbangan dalam kelayakan supplier
pada proses procurement berikutnya.
5.2. Saran
Pada sistem e-procurement yang dibahas serta diuraikan, masih terdapat
keterbatasan dan kekurangan serta memerlukan perbaikan untuk meningkatkan
manfaat dari sistem ini yang dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya.
Adapun saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya ialah
sebagai berikut :
1. Sistem dapat dikembangkan kedalam beberapa proses lainnya yang
berkaitan dengan divisi procurement perusahaan, modul dalam
sistem e-procurement ataupun dalam proses procurement seperti
menambahkan modul gudang (inventory), monitoring dalam proses
pelaksanaan penerimaan barang, pengembalian atau retur barang,
manajemen kontrak atau pembelian tanpa menggunakan Purchase
order (PO) mengacu kepada prosedur tungas dan tanggung jawab
pada struktur organisasi pada divisi operasional.
2. Sistem dapat dikembangkan dengan lebih baik dari segi fungsi
ataupun tampilan dengan memperhatikan struktur jaringan yang
digunakan serta keamanan data pada sistem.
3. Sistem dapat dikembangkan kedalam aplikasi berbasiskan mobile,
sehingga tidak hanya dapat beroperasi melalui web browser.
371
4. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode dan model analisa
yang lainnya serta pengembangan aplikasi dengan menggunakan
framework sehingga dalam pembuatan aplikasi lebih terstruktur dan
dapat dengan mudah dikembangkan.
372
DAFTAR PUSTAKA
[1] J. A. O‟Brien, Introduction to Information System, 12nd ed. New York: Mc
Graw Hill, 2005.
[2] R. Angeles and Nath Ravinder, “Critical Success Factors for the
Implementation of Business-To- Business Electronic Procurement,”
Commun. IIMA, vol. 5, no. 1, pp. 15–24, 2005.
[3] H. L. Lee and S. Whang, “E-Business and Supply Chain Integration,” in
Standford Global Supply Chain Management Forum, 2001, pp. 1–20.
[4] S. Politis, M. Klumpp, and D. Celebi, “Analytical Hierarchy Process in
Supplier Evaluation,” in 16th International Working Seminar on
Production Economics Conference Proceedings, 2010, vol. 3, pp. 411–424.
[5] J. L. Whitten and L. D. Bentley, System Analysis and Design Methods,
Seventh. New York: McGraw Hill, 2007.
[6] S. mulyono, Riset Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2004.
[7] S. Mulyanto, Sistem Informasi, Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009.
[8] J. A. O‟Brien and G. M. Marakas, Introduction to Information System,
Fifteenth. New York: McGraw Hill, 2010.
[9] A. Kadir, Belajar Database Menggunakan MySQL. Yogyakarta: Andi,
2008.
[10] J. Ward and E. Daniel, Benefits Management, Delivering Value fro IS & IT
Investments. west sussex: John Wiley & Sons Ltd, 2006.
[11] T. Sutabri, Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi Offset, 2005.
373
[12] E. Oz, Management Information Systems, Sixth. United States: Thomson
Course Technology, 2009.
[13] J. A. O‟Brien and G. M. Marakas, Management Information Systems, Tenth
Edit. New york: McGraw-Hill Irwin, 2011.
[14] Jogiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur,
Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi, 2008.
[15] E. Turban and L. Volonino, Information Technology for Management :
Transforming Organization in the Digital Economy. New Jersey: Wiley,
2010.
[16] H. Walker and C. Harland, “E-procurement in the United Nations :
influences , issues and impact,” Int. J. Oper. Prod. Manag., vol. 28, no. 9,
pp. 831–857, 2008.
[17] M. . Jooste and V. W. Schoor, “A Framework for The Implementation of
E-Procurement,” SA J. Ind. Eng., vol. 14, no. 2, pp. 1–22, 2003.
[18] D. Chaffey, E-business and E-commerce Management, Third edit. New
Jersey: Prentice Hall, 2007.
[19] E. Turban, Electronic Commerce : A Managerial Perspective. New Jersey:
Printice Hall, 2004.
[20] R. Kalakota and M. Robinson, E-Business Model 2.0 : Roadmap for
Success. Boston: Addison - Wesley, 2004.
[21] W. . J. Hugo, J. A. Badenhorst-weist, and R. Van, Purchasing and Supply
Chain Management, 4th ed. Pretoria: J.L Van Schaik, 2002.
[22] M. Hugos, Essentials of Supply Chain Management, Second Edi. John
wiley & Sons, 2006.
[23] R. A. Brandmeier and F. Rupp, “Benchmarking Procurement Function:
Causes For Superior Performance, Benchmarking,” an Int. J., vol. 17, no.
1, pp. 5 – 26, 2011.
374
[24] IAPWG, UN Procurement Practitioner‟s Handbook. Institute for Supply
Chain Management, 2006.
[25] H. I. Yunarto, Business Concepts Implementation Series in Salea and
Distribution Management. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006.
[26] A. K. Pani and A. Agrahari, e-procurement in emerging Economies :
Theory and Cases. United States: Idea Group Publishing, 2007.
[27] F. Wu, G. A. Zisidisin, and A. D. Ross, “Antecedents and Outcomes of E-
Procurement Adoption: An Integrative Model,” IEEE Trans. Eng. Manag.,
vol. 54, no. 3, pp. 576 – 587, 2007.
[28] D. Ateto, S. Ondieki, and W. Okibo, “The Effect of E-Procurement
Practices on Effective Procurement in Public Hospitals : A Case of KISII
Level 5 Hospital,” Am. Int. J. Contemp. Res., vol. 3, no. 8, pp. 103–111,
2013.
[29] I. Pujawan, Supply Chain Management. Surabaya: Guna Widya, 2005.
[30] A. J. Van Weele, Purchasing & Supply Chain Management: Analysis,
Strategy, Planning and Practice. London, 2004.
[31] G. McLeod and G. Shell, Management Information System. New Jersey:
Prentice Hall, 2007.
[32] E. Turban, J. Aronson, and T. Liang, Decision Support Systems and
Intellegent Systems. New Delhi: Prentice Hall, 2005.
[33] N. Bhushan and K. Rai, Strategic Decision Making : Applying the Analytic
Hierarchy Process. London: Springer, 2004.
[34] M. Marimin and Nurul, Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam
Manajemen Rantai Pasok. Bogor: IPB Press, 2010.
[35] A. Mathiassen, P. Munk-Madsen, P. Nielsen, and J. Stage, Object-Oriented
Analysis & Design. Marko Publishing House, 2000.
375
[36] G. Booch, R. A. Maksimchuk, M. W. Engle, B. J. Young, J. Conallen, and
K. A. Houston, Object - Oriented Analysis And Design With Applications,
Third Edit. Boston: Pearson Education, 2007.
[37] Y. Sugiarti, Analisis & Perancangan UML (Unified Modeling Language)
Generated VB.6. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
[38] A. Dennis, B. H. Wixom, and D. Tegarden, Systems Analysis and Design
with UML Verison 2.0. 2009.
[39] G. M. Marakas, System Analysis Design : An Active Approach. New York:
Mc Graw Hill/Irwin, 2006.
[40] E. Prasetyo, Pemrograman Web dengan PHP & MySql. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008.
[41] Arbie, Manajemen Database dengan MySQL. Yogyakarta: Andi, 2004.
[42] B. Nugroho, Database Relational dengan MySQL. Yogyakarta: Andi,
2005.
[43] K. Wahana, PHP Programming. Yogyakarta: Andi, 2009.
[44] Sibero and F. Alexander, Kitab Suci Web Programming. Yogyakarta:
Mediakom, 2011.
[45] S. Faranello, Blasmiq Wireframe Quick Guide. Brmingham: Packt
Publishing, 2012.
[46] B. Wahyudi, Konsep Sistem Informasi dari BIT sampai ke database.
Yogyakarta: Andi, 2008.
[47] A. S. Rosa and M. Shalahuddin, Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur
dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika, 2013.
[48] S. Rizki, Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT. Prestasi
376
Pustakaraya, 2011.
[49] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2009.
[50] M. Nazir, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
[51] N. Abror, Marimin, and I. Yuliasih, “Seleksi dan Evaluasi Pemasok pada
Rantai Pasokan Kertas,” J. Teknogi Indones., vol. 21, no. 3, pp. 194–206,
2011.
[52] M. . Azis, Pemrograman PHP 4 : Bagi Web Programmer. Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2001.
[53] C. Ho, M. Shu, and P. Nguyen, “Supplier Evaluation and Selection Criteria
in the Construction Industry of Taiwan and Vietnam,” Inf. Manag. Sci., vol.
18, no. 4, pp. 403–426, 2007.
[54] T. L. Saaty, Decision Making for Leader, The Analytical Hierarchy
Process for Decision in Complex Word. Pittsburgh: Prentice Hall Coy, Ltd,
1991.
[55] F. Tahriri, M. R. Osman, A. Ali, R. M. Yusuff, and A. Esfandiary, “AHP
approach for supplier evaluation and selection in a steel manufacturing
company,” J. Ind. Eng. Manag., vol. 01, no. 02, pp. 54–76, 2008.
Hari / Tanggal : Senin / 20 Oktober - 1 Desember 2014
Narasumber : Willy Andhika (Divisi Procurement),
Rika Vidya (Divisi HRD),
Bapak Firdaus (Divisi Procurement),
Bapak Irawan (Divisi Operasional) dan
Mbak Citra (Divisi Keuangan)
Hasil : Mengetahui sistem kerja proses pelaksanaan
procurement perusahaan dan pelaporannya
1. PT. Tata Udara Nusantara ini bergerak dalam bidang apa (Scope Of
Busineess)? Sudah berapa lama dan didirikan oleh siapa?
Jawab : Secara umum PT Tata Udara Nusantara (akrab disebut dengan TUN)
didirikan oleh bapak Buyung Zainal Abidin yang dibangun pada
bulan september 2002 dengan akta notaris jasa konstruksi,
mengkhususkan diri untuk HVAC, Mekanikal dan elektrikal.
Profesionalisme, keahlian dan layanan dengan kualitas terbaik
adalah ikon penting yang selalu disimpan oleh PT Tata Udara
Nusantara dalam hal melayani jasa mekanikal dan elektrikal. dengan
scope pelayanan yang meliputi engineering, procurement dan
construction. (Lebih lengkap silahakan lihat pada company profile)
2. Seberapa Penting/besarnya pengaruh procurement bagi pelaksanaan bisnis
perusahaan secara menyeluruh (impact)?
Jawab : Amat sangat penting, karena pada perusahaan bisnis model seperti
ini dapat dikatakan ujung tombaknya merupakan bagian pengadaan
(procurement) - kontraktor, karena ketika belanja mati maka proyek
tidak akan berjalan.
3. Bagaimana Gambaran proses procurement secara umum? Untuk barang
dalam proses procurement itu seperti apa saja?
Jawab : Procurement tetap dilakukan perhitungan secara per-project akan
tetapi 1 divisi menangani procurement secara menyeluruh.
Gambaran secara umum atau secara garis besar proses procurement
pada PT. Tata Udara Nusantara yaitu pengajuan permintaan material,
pengecekan kebutuhan dan spesifikasi detail material, peroses
pengajuan penawaran harga berikut seleksi supplier yang dilakukan
menggunakan telepon ataupun email, perbandingan penawaran
supplier, pembuatan PO jika kesepakatan telah terjalin antar
perusahaan, dan evaluasi kinerja supplier. Purchase Order (PO)
dibuat berdasarkan kepada Material Request (MR) yang akan
dilampirkan dengan berkas lainnya seperti penawaran supplier untuk
menghindari kesalahan ketika PO tentunya. MR dibuat berdasarkan
kepada RAP (Rancangan Anggaran Pembiayaan) yang dibuat
berdasarkan kepada BQ dan MTO. (Lebih detail di SOP terlampir)
Pengadaan biasanya berupa peralatan utama seperti Kabel
instrument, kabel power, material piffing refrigerant dan
accessories, accesoring ducting, Ac, Fan, Filter, Heater dll
4. RAP, BQ dan MTO apa fungsinya dari masing-masing ketiga itu?
Jawab : RAP adalah Rancangan Anggaran Pembiayaan, ini adalah sebagai
acuan procurement ketika melakukan pembelanjaan, jika salah satu barang
yang harganya melebihi RAP maka akan dicari tahu kenapa di BQ harganya
lebih murah atau ada sebab lain. Sedangkan MR adalah dasar bagi pihak
procurement untuk mengajukan Purchase Order (PO). RAP dibuat setelah
kontrak dilakukan dan sebelum project berjalan berdasarkan kepada BQ (Bill
of Quantity) dan MTO (Material take Over). BQ dibuat oleh project
estimator, dapat dikatakan merupakan proposal detail untuk memberikan
penawaran harga kepada maincont (customer) yang dijelaskan semua di BQ.
Jika sudah mendapatkan kontrak/project berjalan, tim Engineering akan
membuat MTO dengan acuan BQ dan design (gambar), jadi MTO yang
membuat adalah Engineering dengan kata lain menterjemahkan BQ dan
design yang dituangkan dalam bentuk MTO.
5. Apa yang dimaksud dengan ‘perbandingan harga min 3 supplier’ dan
bagaimana mekanisme penilaian tersebut?
Jawab : untuk memilih 1 dari beberapa supplier harus dengan beberapa
pertimbangan delevery time, term of payment dll dan perbandingan tersebut
harus ‘apple to apple’ artinya barang yang ditawarkan oleh 3 dari beberapa
supplier yang ditawarkan haruslah sama satu dengan yang lainnya,
procurement tidak dapat membuat perbandingan harga jika barang terseut
tidak ‘apple to apple’ - sejenis.
6. Pada proses pemeriksaan material yang dibeli. Jika kondisi barang tidak
sesuai dalam hal jumlah, kualitas atau bahkan rusak, bagaimana proses retur
tersebut?
Jawab : ketika barang tidak sesuai dengan apa yang sudah di tawarkan maka
procurement wajib me-retur nya dnegan tidak menandatangani surat jalan
dan melakukan konfirmasi kepada supplier untuk menggantinya, karena jika
kita menandatanganinya itu berarti kita menerima barang yang tidak sesuai
dengan apa yang sudah dipesan.
7. Penerapan sistem (Apakah sudah diterapkan)? Atau belum? Khususnya dalam
pelakasanaan procurement? Apa kedala yang dihadapi?
Jawab : penerapan sistem secara khusus untuk bagian pengadaan belum ada.
Baiasanya ketika load sedang meningkat atau tinggi pelaksanaan
pengadaan hanya dilakukan menggunakan excel
Action
<?php
if($_GET[menu]==""){
include"ui/home.php";
}elseif($_GET[menu]=="user"){
include"ui/user.php";
}elseif($_GET[menu]=="pegawai"){
include"ui/pegawai.php";
}elseif($_GET[menu]=="barang"){
include"ui/barang.php";
}elseif($_GET[menu]=="jasa"){
include"ui/jasa.php";
}elseif($_GET[menu]=="supplier"){
include"ui/supplier.php";
}elseif($_GET[menu]=="kriteria"){
include"ui/kriteria.php";
}elseif($_GET[menu]=="sub_kriteria"){
include"ui/subkriteria.php";
}elseif($_GET[menu]=="material_request"){
include"ui/material_req.php";
}elseif($_GET[menu]=="manage_rfq"){
include"ui/manage_rfq.php";
}elseif($_GET[menu]=="manage_po"){
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="add")
{
include"ui/add_po.php";
}
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="edit")
{
include"ui/edit_po.php";
}
else if(!isset($_GET['opr']))
{
include"ui/manage_po.php";
}
}elseif($_GET[menu]=="manakun"){
include"ui/manage_akun.php";
}
elseif($_GET[menu]=="registration"){
include"ui/data_supplier.php";
}
elseif($_GET[menu]=="rfq_barang"){
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="add")
{
include"ui/add_rfq.php";
}
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="document")
{
include"ui/document_rfq.php";
}
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="edit")
{
include"ui/edit_rfq.php";
}
else if(!isset($_GET['opr']))
{
include"ui/manage_rfq.php";
}
}
elseif($_GET[menu]=="approve_rfq"){
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="add")
{
include"ui/add_rfq.php";
}
else
{
include"ui/approve_rfq.php";
}
}
elseif($_GET[menu]=="quotation"){
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="view")
{
include"ui/form_quo.php";
}
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="document")
{
include"ui/document_quo.php";
}
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="edit")
{
include"ui/edit_quo.php";
}
else if(!isset($_GET['opr']))
{
include"ui/quotation.php";
}
}
elseif($_GET[menu]=="nego"){
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="nego")
{
include"ui/edit_nego.php";
}
else if(!isset($_GET['opr']))
{
include"ui/negotiation.php";
}
}
elseif($_GET[menu]=="announcement")
{
include"ui/announcement.php";
}
elseif($_GET[menu]=="tracking")
{
include"ui/track.php";
}
elseif($_GET[menu]=="form_quo")
{
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="document")
{
include"ui/document_quo.php";
}
else{
include"ui/form_quo.php";
}
}elseif($_GET[menu]=="gudang"){
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="add")
{
include"ui/add_gudang.php";
}
if(isset($_GET['opr'])&&$_GET['opr']=="edit")
{
include"ui/add_gudang.php";
}
else if(!isset($_GET['opr']))
{
include"ui/manage_gudang.php";
}
}elseif($_GET[menu]=="bobot_sub_kriteria"){
include"ui/bobot_sub_kriteria.php";
}elseif($_GET[menu]=="bobot_kriteria"){
include"ui/bobot_kriteria.php";
}elseif($_GET[menu]=="entry_penilaian"){
include"ui/entry_penilaian.php";
}elseif($_GET[menu]=="periode_penilaian"){
include"ui/periode_penilaian.php";
}elseif($_GET[menu]=="view_kinerja"){
include"ui/view_penilaian_kinerja.php";
}
?>