Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

24
Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057 Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia 0 MAKALAH UPAYA PENDIDIKAN NASIONAL MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA Disusun oleh : Nama : AGUS SAEFUDIN, S.Pd. NIM : 0102514057 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN SEKOLAH UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEPTEMBER 2014

Transcript of Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

0

MAKALAH

UPAYA PENDIDIKAN NASIONAL

MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI

DI INDONESIA

Disusun oleh :

Nama : AGUS SAEFUDIN, S.Pd.

NIM : 0102514057

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEDIDIKAN

KONSENTRASI KEPENGAWASAN SEKOLAH

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEPTEMBER

2014

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-

undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah

darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pembangunan dalam

segenap aspek kehidupan dalam rangka mencapai tujuan bernegara tersebut

sejatinya adalah sama dengan menciptakan masyarakat madani. Masyarakat

madani merupakan cita-cita bersama bangsa dan negara yang sadar akan

pentingnya suatu keterikatan antar komponen kehidupan berbangsa dan negara

demi terciptanya kemajuan dan kemandirian melalui pembangunan

berkelanjutan yang menyejahterakan, pengentasan kemiskinan, peningkatan

daya saing dan kesiapan menghadapi globalisasi.

Semua orang mendambakan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera

sebagaimana yang dicita-citakan, yaitu adil dan makmur bagi seluruh lapisan

masyarakat. Cita-cita suatu masyarakat tidak mungkin dicapai tanpa

mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini dapat terlaksana apabila

semua bidang pembangunan bergerak secara terpadu dengan menjadikan

masusia sebagai subyek karena pada dasarnya setiap manusia mempunya i

potensi untuk berkembang. Pengembangan segenap potensi manusia ini

merupakan proses yang diharapkan dapat merubah watak, sikap dan perilaku

sesuai dengan harkat dan martabat manusia yang beradab sehingga tujuan dan

cita-cita berbangsa dapat dicapai. Dengan demikian pembangunan merupakan

usaha pengubahan dari keadaan yang tidak diinginkan (dystopia) menuju

keadaan yang diinginkan (utopia) dengan mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan.

Banyak kendala yang harus dihadapi bangsa Indonesia sehingga sampai

dengan saat ini belum dapat dikatakan sebagai masyarakat madani (civil

society). Kendala-kendala tersebut, diantaranya: (1) masih rendahnya minat

partisipasi warga masyarakat terhadap kehidupan politik Indonesia dan

kurangnya rasa nasionalisme, yaitu kurang peduli dengan masalah-masa lah

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

2

yang dihadapi negara, (2) masih rendahnya sikap toleransi baik dalam

kehidupan bermasyarakat maupun beragama, (3) masih rendahnya kesadaran

individu dalam kesimbangan dan pembagian yang proporsional antara hak dan

kewajiban, (4) kualitas sumber daya manusia (SDM) yang belum memadai

karena pendidikan yang belum merata, (5) masih rendahnya pendidikan politik

masyarakat, (6) kondisi ekonomi nasional yang belum stabil, (7) tingginya

angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja terbatas, (8)

tingginya angka kemiskinan, dan (9) kondisi sosial politik serta demokrasi yang

belum mapan. Lebih lanjut Ilham Nur Alfian (2005: 2) menyatakan bahwa

rendahnya sikap toleransi baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun

beragama disebabkan adanya kemajemukan warga negara Indonesia yang

terdiri dari beragam suku, budaya, ras dan agama. Kemajemukan jika tidak

dikelola secara baik dapat menimbulkan banyak persoalan, seperti: korupsi,

kolusi dan nepotisme (KKN), premanisme, perseteruan politik, kemiskinan,

kekerasan, separatisme, perusakan lingkungan, dan hilangnya rasa kemanusiaan

untuk menghormati hak-hak orang lain.

Pengembangan potensi manusia agar dapat terealisasi sebagai sumber

daya utama dalam mewujudkan masyarakat madani secara efektif dilaksanakan

melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan proses perubahan atau

pendewasaan manusia yang berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak

biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi paham dan sebagainya.

Pendidikan dapat dilakukan dimana saja, baik di lingkungan sekolah,

masyarakat, dan keluarga. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

dalam menjamin kelangsungan hidup negara karena pendidikan merupakan

sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

manusia.

Sesuai dengan dasar negara yang menjadi falsafah dan pandangan hidup

bangsa Indonesia maka pendidikan yang berdasarkan Pancalisa dan Undang-

undang Dasar 1945 merupakan pendidikan yang tepat untuk menciptakan

masyarakat madani di Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat Rafael Raga

Maran (2007: 109) yang menyatakan bahwa dari nilai-nilai Pancasila tercermin

pandangan hidup manusia Indonesia tentang hakikat keberadaannya di dunia

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

3

ini. Di sini kita berhadapan dengan suatu cara pikir yang melihat manusia

sebagai makhluk yang senantiasa berada dalam jaringan relasi-relas i

fundamental. Jaringan relasi fudamental berdasarkan Pancasila, yaitu relasi

manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa (sila pertama), relasi manusia dengan

sesamanya (sila kedua), relasi manusia dengan tanah air-nusa-bangsanya (sila

ketiga), relasi manusia dengan pemimpin masyarakat atau kekuasaan dan

pemerintahan negara (sila keempat), dan relasi menusia dengan masyarakat atau

negara sebagai kesatuan sosial dalam rangka realisasi kesejahteraan umum (sila

kelima). Dengan demikian masyarakat madani (civil society) diasosiasikan

sebagai masyarakat beradab (civilized) yang mengandung kehidupan sosial

yang sopan dan ditegakkan atas dasar akar hak, kewajiban dan kesadaran umum

untuk patuh pada peraturan atau hukum dan menjunjung tinggi harkat dan

martabat manusia.

Dari uraian di atas maka upaya pendidikan nasional yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam mewujudkan masyarakat

madani di Indonesia dipandang penting untuk dibahas. Pembahasan terutama

pada bagaimana menjadi masyarakat madani dilihat dari ciri-cirinya serta

upaya-upaya yang dilakukan pendidikan nasional dalam menciptakan

masyarakat madani di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menjadi masyarakat madani di Indonesia ?

2. Bagaimana upaya pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-undang Dasar 1945 dalam mewujudkan masyarakat madani di

Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

1. Memberikan penjelasan tentang bagaimana menjadi masyarakat madani di

Indonesia yang sesuai dengan tujuan bangsa dan negara.

2. Memberikan penjelasan tentang upaya pendidikan nasional yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam mewujudkan

masyarakat madani di Indonesia.

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

4

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan

kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu potensi

fisik dan rohani. Pendidikan juga berarti lembaga yang bertanggung jawab

menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem, dan organisas i

pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan masyaraat

(Ihsan, 2005). Sejalan dengan hal tersebut Hasbulah (2005) menyatakan bahwa

pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang

diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat

membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu

datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah,

buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang

belum dewasa.

Driyarkara mengatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan

manusia muda. Pegangkatan manusia ke taraf insani itulah yang disebut mendidik.

Pendidikan menurut John Dewey adalah suatu proses pembaharuan makna

pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau

pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara

sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial.

Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum

dewasa dan kelompok dimana dia hidup. Dengan demikian pendidikan

merupakan proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara

intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Menurut J.J. Rousseau

pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang ada pada masa kanak-kanak sampai

remaja yang nantinya akan dibutuhkan pada saat kita dewasa nanti.

Tirtahardja (2005) menyatakan bahwa pendidikan, seperti sifat sasarannya

yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Sebagai

proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya

dari generasi satu ke generasi yang lain. Sebagai proses pembentukan pribadi,

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

5

pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah

kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.

Dari teori-teori di atas dapat dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

B. Pendidikan Nasional Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional adalah

pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan

jaman. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan

yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia pada hakikatnya merupakan

usaha sadar melaksanakan pendidikan untuk menjamin kelangsungan hidup dan

kehidupan generasi penerus selaku warga bangsa dan negara agar berguna dan

bermakna serta mampu mengantisipasi masa depan mereka yang senantiasa

berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, dan negara

dan hubungan internasionalnya. Kemampuan warga negara memiliki hidup

yang berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi perkembangan,

perubahan masa depan, sangat memerlukan pembekalan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nila i

budaya bangsa. Nilai-nilai dasar negara akan menjadi panduan dan mewarnai

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

6

keyakinan serta pegangan hidup warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

C. Pengertian Masyarakat Madani

Menurut Gellner (dalam Umari, 1995) masyarakat madani berasal dari

bahasa Inggris civil society. Kata civil society sebenarnya berasal dari bahasa

Latin yaitu civitas dei yang artinya kota Illahi dan society yang berarti

masyarakat. Dari kata civil akhirnya membentuk kata civilization yang berarti

peradaban. Oleh sebab itu, kata civil society dapat diartikan sebagai komunitas

masyarakat kota, yaitu masyarakat yang telah berperadaban maju. Konsepsi

seperti ini, menurut Madjid seperti yang dikutip Mahasin (1995) pada awalnya

lebih merujuk pada dunia Islam yang ditunjukkan oleh masyarakat kota

Madinah.

Istilah madani menurut Mowlana (2007) sebenarnya berasal dari bahasa

Arab, madaniy yang berakar kata kerja madana yang berarti mendiami, tingga l,

atau membangun. Kemudian berubah istilah menjadi madaniy yang artinya

beradab, orang kota, orang sipil, dan yang bersifat sipil atau perdata. Pendapat

yang sama dikemukakan oleh Hall (1998), yang menyatakan bahwa masyarakat

madani identik dengan civil society yang berarti ide, angan-angan, bayangan,

cita-cita suatu komunitas yang dapat terjewantahkan ke dalam kehidupan sosial.

Dalam masyarakat madani, pelaku sosial akan berpegang teguh pada peradaban

dan kemanusiaan. Hefner (1998) menyatakan bahwa masyarakat madani

merupakan masyarakat modern yang bercirikan kebebasan dan demokratisas i

dalam berinteraksi di masyarakat yang plural dan heterogen. Dalam keadaan

seperti ini masyarakat diharapka mampu mengorganisasi dirinya, dan tumbuh

kesadaran diri dalam mewujudkan peradaban. Mereka akhirnya mampu

mengatasi dan berpartisipasi dalam kondisi global, kompleks, penuh persaingan

dan perbedaan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat

madani adalah masyarakat yang memegang teguh ideologi yang benar,

berakhlak mulia, secara politik ekonomi dan budaya bersifat mandiri, serta

memiliki pemerintahan demokratis.

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

7

BAB III

PEMBAHASAN

A. Menjadi Masyarakat Madani di Indonesia

Pada masa sekarang ini Indonesia membutuhkan dan tengah

mengarahkan segenap aspek pembangunan pada berkembangnya masyarakat

madani sebagaimana amanah dan tujuan negara, yaitu: memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial. Kondisi Indonesia yang dilanda euphoria demokrasi, semangat

otonomi daerah, dan derasnya globalisasi membutuhkan masyarakat yang

mempunyai kemauan dan kemampuan hidup bersama dalam sikap saling

menghargai dan toleransi dalam kemajemukan yang tidak saling

mengekslusifkan terhadap berbagai suku, agama, bahasa, ras, dan adat yang

berbeda. Kepedulian, kesantunan, dan setia kawan merupakan sikap yang

sekaligus menjadi prasaran yang diperlukan bangsa Indonesia.

Pengembangan masyarakat madani di Indonesia tidak bisa dipisahkan

dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia sendiri. Kebudayaan, adat istiadat,

pandangan hidup, kebiasaan, rasa senasib sepenanggungan, cita-cita dan hasrat

bersama sebagai warga dan sebagai bangsa, tidak mungkin lepas dari

lingkungan serta sejarahnya. Lingkungan dan akar sejarah kita, warga dan

bangsa Indonesia, sudah diketahui baik kekurangan maupun kelemahan, juga

diketahui kelebihan dan keunggulannya. Di antara keunggulan bangsa

Indonesia, adalah berhasilnya proses akulturasi dan inkulturasi yang kritis dan

konstruktif. Pada saat ini, ada pertimbangan lain mengapa pengembangan

masyarakat madani harus secara khusus diberi perhatian. Kita hidup dalam

jaman, di mana interaksi tidak saja berlangsung secara domestik dan regional,

tetapi sekaligus secara global. Dari idiom yang kita pakai, kemauan dan

kemampuan kita untuk adaptasi, akulturasi, dan inkulturasi, lebih-lebih lagi

sangat kita perlukan dalam masa reformasi menuju demokratisasi dewasa ini.

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

8

Masyarakat madani Indonesia adalah masyarakat yang memegang teguh

ideologi yang benar, berakhlak mulia, secara politik ekonomi dan budaya

bersifat mandiri, serta memiliki pemerintahan demokratis. Secara umum ada 3

(tiga) karakteristik dasar dalam masyarakat madani, yaitu:

1. Diakuinya semangat pluralisme, artinya pluralisme telah menjadi sebuah

keniscayaan yang tidak dapat dielakkan sehingga mau tidak, pluralitas telah

menjadi kaidah yang abadi. Dengan kata lain, pluralitas merupakan sesuatu

yang kodrati (given) dalam kehidupan. Pluralisme bertujuan mencerdaskan

umat melalui perbedaan konstruktif dan dinamis serta merupakan sumber

dan motivator terwujudnya kreativitas, yang terancam keberadaannya jika

tidak terdapat perbedaan. Satu hal yang menjadi catatan penting bagi kita

adalah sebuah perbedaan yang kosmopolit akan tercipta manakala manusia

memiliki sikap inklusif dan mempunyai kemampuan (ability)

menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar.

2. Tingginya sikap toleransi baik terhadap saudara sesama agama maupun

terhadap umat agama lain. Secara sederhana toleransi dapat diartikan

sebagai sikap suka mendengar serta menghargai pendapat dan pendirian

orang lain. Tujuan agama senyatanya tidak semata-mata mempertahankan

kelestariannya sebagai sebuah agama ansich, namun juga mengakui

eksistensi agama lain dengan memberinya hak hidup berdampingan dan

saling menghormati satu sama lain.

3. Tegaknya prinsip demokrasi. Demokrasi bukan sekedar kebebasan dan

persaingan, demokrasi adalah suatu pilihan untuk bersama-sama

membangun dan memperjuangkan perikehiduan warga dan masyarakat agar

semakin sejahtera. Masyarakat madani mempunyai ciri-ciri ketakwaan yang

tinggi kepada Tuhan Yang Maha Esa, hidup berdasarkan sains dan

teknologi, berpendidikan tinggi, mengamalkan nilai hidup modern dan

progresif, mengamalkan nilai kewarganegaraan, akhlak dan moral yang

baik, mempunyai pengaruh yang luas dalam proses membuat keputusan dan

menentukan nasib masa depan yang baik melalui kegiatan sosial, politik,

dan lembaga masyarakat.

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

9

Ada 6 (enam) faktor yang harus diperhatikan untuk membangun

masyarakat madani di Indonesia, yaitu:

1. Adanya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang melandasi moral

kehidupan;

2. Adanya perbaikan di sektor ekonomi dalam rangka peningkatan pendapatan

masyarakat dan dapat mendukung kegiatan pemerintahan;

3. Tumbuhnya intelektualitas dalam rangka membangun manusia yang

memiliki komitemen untuk merdeka (independent);

4. Terjadinya pergeseran budaya dari masyarakat yang berbudaya

paternalistik menjadi budaya yang lebih modern dan lebih independent;

5. Berkembangnya pluralisme dalam kehidupan yang beragam;

6. Adanya partisipasi aktif dalam menciptakan tata pamong yang baik (clean

goverment).

Masyarakat madani di Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-

undang Dasar 1945 karena negara Republik Indonesia dibangun di atas dasar

Pancasila yang sudah menjadi fakta historis yang tak terbantahkan oleh

siapapun juga. Dengan demikian, negara Republik Indonesia pun secara khas

membedakan diri dari negara-negara lain yang ada di dunia. Perbedaan yang

sangat mencolok terletak pada fakta bahwa Pancasila berisikan seperangkat asas

moral yang mencerminkan pandangan hidup yang telah dikembangkan oleh

manusia Indonesia selama berabad-abad dalam lintasan sejarah kebudayaan.

Sering dikatakan bahwa Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai kultural

bangsa Indonesia sendiri. Dari nilai-nilai Pancasila tercermin pandangan hidup

manusia Indonesia tentang hakikat keberadaannya di dunia ini. Di sini kita

berhadapan dengan suatu cara pikir yang melihat manusia sebagai makhluk

yang senantiasa berada dalam jaringa relasi-relasi fundamental. Yakni relasi

manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa (sela pertama), relasi manusia dengan

sesamanya (sela kedua), relasi manusia dengan tanah air-nusa-bangsanya (sila

ketiga), relasi manusia dengan pemimpin masyarakat atau kekuasaan dan

pemerintahan negara (sila keempat), dan relasi menusia dengan masyarakat atau

negara sebagai kesatuan sosial dala rangka realisasi kesejahteraan umum (sila

kelima).

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

10

Dengan landasan dan pandangan hidup Pancasila dan UUD 1945 ini

maka karakteristik masyarakat madani Indonesia mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Demokratis yang sehat dan bertanggung jawab;

3. Berkedaulatan yang memperjuangkan rakyat;

4. Menghargai perbedaan pendapat dalam bingkai kepentingan bersama

sebagai bangsa multikultural;

5. Menghormati hak dan kewajiban azasi manusia;

6. Menjunjung supremasi hukum;

7. Mampu mewujudkan dinamis antara tatanan (disiplin) sosial dan otonomi

individu secara seimbang, selaras dan serasi;

8. Mengefektifkan kontrol sosial dan menjaga iklim kehidupan yang sejuk;

9. Terbuka (transparan), saling percaya antar golongan demi kerukunan hidup,

berkesinambungan antara agama, suku, golongan demi kelestarian ideologi

bangsa, lingkungan hidup, dan pengembangan kebudayaan nasional yang

ber-Bhineka Tunggal Ika; dan

10. Berketahanan nasional dalam menyikapi abad informasi, teknologi,

komunikasi, dan kebudayaan global.

B. Upaya Pendidikan yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam

Menciptakan Masyarakat Madani di Indonesia

Pendidikan yang merupakan usaha sadar untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Pendidikan diyakini sebagai jalan dan langkah yang tepat

dalam menciptakan masyarakat madani di Indonesia karena hakikat pendidikan

merupakan proses yang berkesinambungan dalam menumbuhkembangkan

eksistensi manusia baik sebagai makhuk individu maupun sosial, serta

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

11

pendidikan juga menjamin eksistensi masyarakat untuk terus berkembang

semakin dewasa dan beradab.

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

sesungguhnya berakar pada nilai-nilai agama dan kebudayaan adi luhung

bangsa Indonesia. Dengan akar dan dasar yang kuat ini maka melalui

pendidikan dapat dikembangkan segenap potensi peserta didik baik

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan

keterampilan menjadi manifestasi sebagai manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri,

serta pada tumbuh sebagai warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab. Dengan generasi muda paripurna yang merupakan lulusan pendidikan

berkualitas maka kehidupan berbangsa juga akan berkembang semakin maju

baik dalam hal kemampuan bangsa mewujudkan kesejahteraan dan

kemakmuran, watak bangsa yang berjati diri luhur dan tangguh, bangsa yang

berperadaban modern, bermartabat, dan cerdas.

Pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan masyarakat

madani karena pada dasarnya, pendidikan adalah hal yang sangat diperlukan

dalam mewujudkan masyarakat beradab dalam membangun, menjalani, dan

mamaknai kehidupannya. Upaya untuk mengaktualisasikan masyarakat madani

di Indonesia melalui pendidikan kelihatannya masih harus menempuh jalan

panjang. Pendidikan haruslah melakukan reorientasi dan berusaha menerapkan

paradigma baru pendidikan nasional, yang tujuan akhirnya adalah pembentukan

masyarakat Indonesia yang demokratis dan berpegang teguh pada nilai-nila i

civilitty.

Pendidikan nasional telah melakukan banyak upaya dalam menciptakan

masyarakat madani di Indonesia dengan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

yang sampai saat ini telah dan sedang dilaksanakan sebagai proses

berkesinambungan dalam menumbuh-kembangkan eksistansi manusia yang

memasyarakat dan masyarakat yang membudaya. Upaya-upaya pendidikan

sebagai bagian integral dari pembangunan Indonesia mewujudkan cita-cita

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

12

proklamasi dan tujuan bernegara yang berarti pula sebagai proses menuju

masyarakat madani yang diidamkan, sebagai berikut:

1. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter mempunyai peran yang penting dalam

mewujudkan masyarakat madani karena merupakan sistem penanaman

nilai-nilai perilaku kepada peserta didik meliputi komponen pengetahuan,

kesadaran, kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nila i

ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan hidup dan kebangsaan sehingga menjadi manusia paripurna

(insan kamil). Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen

pemangku pendidikan harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen

pendidikan itu sendiri, yaitu: isi kurikulum, poses pembelajaran dan

penilaian, pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan

aktivitas, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan, dan etos kerja

seluruh warga sekolah. Dengan pendidikan karakter diharapkan peserta

didik menjadi manusia paripurna yang siap menjadi generasi tangguh

membangun diri sendiri, keluarga dan lingkungannya menjadi lebih baik

dari waktu ke waktu sehingga pada tataran luas masyarakat madani dapat

terwujud.

2. Implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan dan diterapkan secara kontekstual

untuk merespons kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.

Kurikulum 2013 disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a)

peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan

potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah

dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan

dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h)

agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan

nilai-nilai kebangsaan. Dari amanah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditegaskan bahwa kurikulum

dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud agar memungkinkan

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

13

penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi

dan kekhasan potensi yang ada di daerah serta peserta didik, serta kurikulum

dikembangkan dan dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan.

Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menjawab tantangan

kemajuan jaman dan globalisasi dengan menyiapkan generasi paripurna

yang memiliki kecerdasan otak (IQ), kecerdasan emosi (EQ), dan

kecerdasan spiritual (SQ) sehingga peserta didik diharapkan tidak hanya

mempunyai pengetahuan kognitif, tetapi juga mempunyai attitude dan

psikomotorik yang mumpuni. Keberhasilan penerapan kurikulum 2013

diyakini akan dapat mewujudkan masyarakat madani.

3. Pendekatan Pembelajaran Partispasi dan Berpikir Orde Tinggi

Pendekatan pembelajaran partisipasi yang menuntut keaktifan siswa

dalam pembelajaran yang didukung berpikir orde tinggi akan dapat

meningkakan keberhasilan pembelajaran siswa. Ada 3 (tiga) alasan

pentingnya pendekatan pembelajaran partisipasi dan berpikir orde tinggi,

yaitu: (a) mengacu pada buku Six Simple Rules: How to Manage Complexity

Without Getting Complicated (Morieux and Tollman, 2014) yang

menyebutkan bahwa tingkat kompleksitas dalam periode 20 – 30 tahun

meningkat 35 kali lpat. Hal ini berarti persoalan dan solusi di masa depan

bertambah rumit; (b) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

menghadirkan kompleksitas tersendiri sehingga diperlukan orang-orang

yang berpikir kritis; (c) pendekatan partisipatory teaching methode

memberikan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan passive

teaching methode.

Metode pembelajaran partisipasi yang mencakup diskusi kelompok,

praktik di laboratorium atau kerja sosial, dan presentasi mempunyai daya

serap yang tinggi bagi peserta didik mencapai 50 – 90 persen. Sehingga

dalam pembelajaran dikedepankan kegiatan observasi, bertanya,

bereksperimen, berpikir nalar, dan menyampaikan pendapat. Dengan

pendekatan pembelajaran partsipasi dan berpikir orde tinggi ini maka

diharapkan peserta didik mampu berpikir kritis dan menyelesa ikan

persoalan yang bertambah rumit. Dengan demikian diharapkan pada saat

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

14

terjun di masyarakat, mereka menjadi generasi yang tangguh yang dapat

mengatasi tantangan jaman dan mampu meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan yang berarti siap menjadi bagian dari masyarakat madani

yang dicita-citakan bangsa Indonesia.

4. Pengembangan Peserta Didik Melalui Ekstrakurikuler dan Bimbingan

Konseling

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat. Kegiatan

pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau

tenaga kependidikan lainnya yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakurikuler dan bimbingan konseling. Kegiatan pengembangan diri

melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah diri

pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran sehingga penilaian

kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitat if

seperti pada mata pelajaran.

Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam

tujuan pendidikan nasional, yaitu: berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dapat

diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler

adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam

belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan

dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk

mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik

yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.

Dengan demikian ekstrakurikuler merupakan program kurikuler yang

alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa

kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

15

complements) kurikulum yang disusun dan dituangkan dalam rencana kerja

tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.

Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan

peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan

sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan

ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan

kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta

menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler

juga memberikan manfaat sosial yang besar.

Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru yag

mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam

kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa.

Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru Bimbingan dan

Konseling atau Konselor dalam menyusun rencana pelayanan bimbingan

dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling,

mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta

melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi.

Pelaksanaan bimbingan konseling memfasilitasi peserta didik yang

berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan social, belajar dan

pembentukan karir. Kesemua jenis layanan dan bidang bimbingan serta

kegiatan pendukung tercantum dalam program bimbingan konseling, yang

terdiri dari program tahunan, program semesteran, program bulanan,

program mingguan dan program harian yangsecara substansi berdasarkan

kepada kebutuhan peserta didik sesuai dengan perkembangannya. Guru

Bimbingan konseling atau Konselor sekolah berkolaborasi dengan guru,

wali kelas serta orang tua dan para ahli yang dibutuhkan dalam

mengentaskan permasalahan yang dihadapi peserta didik.

Dengan demikian melalui kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan

konseling diharapkan potensi peserta didik berkembang secara maksimal

sehingga pada saat terjun ke masyarakat mampu memberikan kontribusa i

bagi pembangunan diri, keluarga, masyarakat dan bangsanya.

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

16

5. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan bahan kajian yang dimaksudkan untuk

membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat

tinggalnya. Muatan lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap

satuan pendidikan dan berisi muatan dan proses pembelajaran tentang

potensi dan keunikan lokal. Berkaitan dengan muatan lokal pemerintah

daerah provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan

lokal pada pendidikan menengah, sedangkanpemerintah daerah

kabupaten/kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan

lokal pada pendidikan dasar. Pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan,

penyusunan, dan evaluasi terhadap dokumen muatan lokal, buku teks

pelajaran, dan buku panduan guru.

Muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman

terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan

bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:

a. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan

budayanya;

b. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan

mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan

masyarakat pada umumnya; dan

c. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai serta aturan-

aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan

mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka

menunjang pembangunan nasional.

Muatan lokal dengan demikian memiliki peran yang penting dalam upaya

menciptakan masyarakat madani karena melalui muatan lokal peserta didik

lebih memahami jati diri, lingkungan alam, sosial dan budayanya sehingga

diharapkan setelah terjun di masyarakat dapat menjadi generasi yang bijak

dalam mengembangkan diri, keluarga, masyarakat dan juga lingkungannya

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

17

baik sosial maupun budaya dan pada tataran yag lebih luas menjadi lebih

menghargai kemajemukan dan lebih menyintai tanah air Indonesia.

Upaya-upaya pendidikan nasional untuk menciptakan masyarakat

madani di Indonesia pada implementasinya tidak dapat dilepaskan dari peran

guru. Guru dalam proses pembelajaran mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai

pengajar dan pendidik sehingga mempunyai tanggung jawab yang besar dalam

mencapai kemajuan pendidikan. Dengan demikian untuk mencapai kualitas

pendidikan yang tinggi dalam upaya menciptakan masyarakat madani maka

peningkatan kualitas guru menjadi hal penting yang harus dilakukan disamping

secara profesional semua guru juga harus senantiasa meningkatkan kualitas diri

secara terus menerus baik melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP),

pendidikan dan pelatihan, maupun belajar secara mandiri sebagai bagian dari

long life education. Peningkatan kualitas pendidikan guru memiliki peran,

antara lain:

1. sebagai salah satu komponen sentral dalam sistem pendidikan;

2. sebagai tenaga pengajar sekaligus pendidik dalam instansi pendidikan

(sekolah maupun kelas bimbingan);

3. penentu mutu hasil pendidikan dengan mencetak peserta didik yang benar-

benar menjadi manusia paripurna, yaitu manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya diri, disiplin dan

bertanggung jawab;

4. sebagai faktor kunci yang berarti bahwa semua kebijakan, rencana inovasi,

dan gagasan pendidikan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan

pada tataran praktis dilaksanakan oleh guru;

5. sebagai pendukung serta pembimbing peserta didik sebagai generasi yang

akan meneruskan perjuangan bangsa untuk mengisi kemerdekaan dalam

pembangunan nasional serta dalam penyesuaian perkembangaan jaman dan

teknologi yang semakin maju;

6. sebagai pelayan kemanusiaan di lingkungan masyarakat.

Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih

ilmu pngetahuan (transfer of knowledge) tapi juga berfungsi untuk

menanamkan nilai (value) serta membangun karakter (character building)

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

18

peserta didik secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Orang yang telah

mempunyai ilmu pengetahuan memiliki kewajiban mengajarkannya kepada

orang lain. Dengan demikian, profesi guru dalam menyebarkan ilmu

pengetahuan merupakan investasi ibadah. Selain itu, guru juga berperan

sebagai pendidik (nurturer) yang berperan dan berkaitan dengan tugas-tugas

memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan

pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan

mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan sekolah dan

norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh

pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani,

bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab

kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan untuk

perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang

bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat diseb ut

pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab

pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat

laku anak tidak menyimpang dari norma-norma yang ada. Selain sebagai

kewajiban, mengajar juga merupakan profesi dalam meningkatkan kompetensi

kualifikasi akademik.

Guru sebagai pendidik merupakan pelaksana pembangunan pada garda

depan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu

prasyarat bagi masyarakat madani. Kondisi utopis pendidik sebagai pelaksana

pembangunan dapat disebutkan sebagai berikut:

1. Pendidik diharapkan mampu memahami karakteristik unik dari peserta

didik dan berupaya memenuhi kebutuhan mereka;

2. Pendidik sebagai motivator dan fasilitator menghadapi kehidupan yang

didominasi nilai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga pendidik harus

menguasainya secara luas;

3. Pendidik harus menjadi resi bijaksana yang menguasai ilmu dan sarat akan

nilai moral serta agama sekaligus seniman;

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

19

4. Pendidik sebagai komunikator ulung sekaligus humoris yang

memungkinkan menumbuhkembangkan sifat manusiawi peserta didik,

seperti: gelak tawa, sedih, prihatin, kesetiakawanan, empati, dan

sebagainya;

5. Pendidik harus menjadi transformator hidup yang sanggup berdialog dan

menghidupkan informasi baik elektronik maupun non elektronik kepada

peserta didik sehingga manusia yang berjiwa dapat berinisiatif dan inovatif

dalam menghadapi kehidupan;

6. Pendidik harus memiliki solidaritas bangsa yang tinggi karena masyarakat

Indonesia sangat majemuk;

7. Pendidik harus mampu menumbuhkan alam kehidupan demokrasi

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, menangkal terjadinya penetrasi,

dominasi dan ketergantungan peserta didik terhadap budaya asing;

8. Pendidik harus menjadi pemimpin di muka bumi (khalifah fil ‘ard) yang

dalam konteks Indonesia adalah Pancasilais sejati.

Guru sebagai aktor utama dalam pembangunan bidang pendidikan dan

mempunyai peran yang penting dalam upaya menciptakan masyarakat madani

di Indonesia harus senantiasa bekembang kompetensinya sesuai dengan

tuntutan dan kemajuan jaman. Pengembangan guru harus mempehatikan

bahwa terdapat hubungan interaktif antara tingkah laku, karakteristik,

lingkungan dan tugas guru.

Tingkah laku guru yang merupakan indikator dari

kemampuan/kompetensi guru dalam melaksanakan tugas berkaitan dengan

pribadi guru yang menjadi pusat dari aktivitas pengembangan baik bakat,

abilitas, dan juga kebutuhan dan dipengaruhi lingkungan- lingkungan yang

diciptakan untuk pembinaan guru, serta kemampuan guru dalam

menyelesaikan tugas-tugas dalam memenuhi perannya sebagai pendidik.

Dengan memperhatikan hal ini maka bentuk pengembangan guru dilaksanakan

secara efektif, melalui: supervisi, tugas administrasi, konseling, pengembangan

kurikulum dan keilmuan, intervensi klinis, dan pengembangan guru (teacher

develpment) secara terus menerus melalui kesadaran belajar sepanjang hayat

(long life education) untuk selalalu meningkatkan kompetensinya.

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

20

Dari uraian di atas maka dapat ditarik benang merah bahwa masyarakat

madani di Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera dapat diwujudkan

melalui pendidikan. Upaya pendidikan dalam menciptakan masyarakat madani

harus mendasarkan pada pemberdayaan peserta didik agar menjadi manusia

paripurna dan untuk itu guru sebagai pengajar dan pendidik harus

melaksanakan tugas pendidikan dengan penuh kasih, dedikasi dan tanggung

jawab karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang. Keberhasilan

pembangunan akan membawa dampak pada peningkatan kesejahteraan,

kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada akhirnya ketika

seluruh warga adalah masyarakat yang berbudaya dan berperadaban maju

dengan mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan

golongan serta dilandasi nasionalisme dan cinta tanah air yang tinggi maka

masyarakat madani Indonesia akan terwujud.

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

21

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Masyarakat madani Indonesia adalah masyarakat yang memegang teguh

ideologi yang benar, berakhlak mulia, secara politik ekonomi dan budaya

bersifat mandiri, serta memiliki pemerintahan demokratis. Ciri-ciri

masyarakat madani Indonesia, adalah: (a) beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, (b) demokratis yang sehat dan bertanggung jawab,

(c) berkedaulatan yang memperjuangkan rakyat, (d) menghargai perbedaan

pendapat dalam bingkai kepentingan bersama sebagai bangsa multikultura l,

(e) menghormati hak dan kewajiban azasi manusia, (f) menjunjung

supremasi hukum, (g) mampu mewujudkan dinamis antara tatanan

(disiplin) sosial dan otonomi individu secara seimbang, selaras dan serasi,

(h) mengefektifkan kontrol sosial, menjaga iklim kehidupan yang sejuk, (i)

terbuka (transparan), saling percaya antar golongan demi kerukunan hidup,

berkesinambungan antara agama, suku, golongan demi kelestarian ideologi

bangsa, lingkungan hidup, dan pengembangan kebudayaan nasional yang

ber-Bhineka Tunggal Ika; dan (j) berketahanan nasional dalam menyikap i

abad informasi, teknologi, komunikasi, dan kebudayaan global.

2. Upaya pendidikan dalam menciptakan masyarakat madani di Indonesia,

ditempuh melalui penerapan kebijakan sebagai berikut: (a) pendidikan

karakter, (b) implementasi Kurikulum 2013, (c) pendekatan pembelajaran

partisipasi dan berpikir orde tinggi, (d) pengembangan peserta didik melalui

ekstrakurikuler dan bimbingan konseling, dan (e) muatan lokal. Upaya-

upaya ini pada implementasinya memerlukan peran penting guru. Bentuk

pengembangan guru dilaksanakan secara efektif, melalui: supervisi, tugas

administrasi, konseling, pengembangan kurikulum dan keilmuan, intervens i

klinis, dan pengembangan guru (teacher develpment) secara terus menerus

melalui kesadaran belajar sepanjang hayat (long life education) untuk

selalalu meningkatkan kompetensinya.

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

22

B. SARAN

1. Perlu dilakukan pengkajian lebih dalam melalui penelitian yang intens if

terhadap upaya pendidikan nasional dalam menciptakan masyarakat madani

Indonesia. Variabel-variabel pendidikan karakter, implementasi Kurikulum

2013, pendekatan pembelajaran partisipasi dan berpikir orde tinggi,

pengembangan peserta didik melalui ekstrakurikuler dan bimbingan

konseling, dan muatan lokal yang dibahas pada makalah ini perlu

dibuktikan pengaruhnya terhadap keberhasilan pembelajaran peserta didik

yang pada akhirnya akan terjun dalam masyarakat dan menjadi bagian

penting dari masyarakat madani di Indonesia.

2. Perlu ditanamkan kepada guru bahwa upaya pendidikan dalam menciptakan

masyarakat madani harus mendasarkan pada pemberdayaan peserta didik

agar menjadi manusia paripurna dan untuk itu guru sebagai pengajar dan

pendidik harus melaksanakan tugas pendidikan dengan penuh kasih,

dedikasi dan tanggung jawab karena pendidikan merupakan investas i

jangka panjang.

Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Upaya Pendidikan Nasional Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia

23

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. (2005). Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

Ihsan, Fuad. (2007). Filsafat Ilmu. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Maran, Rafael Raga. (2007). Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya

Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Mowlana, Hamid. (2007). Masyarakat Madani: Konsep, Sejarah, dan Agenda

Politik. Jakarta: Sadra.

Nur Alfian, Ilham. (2005). Psikologi Humanistik. Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Pelajar.

Rosyada, Dede. (2007). Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sudirman. (1991). Ilmu Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya.

Tirtahardjo, Umar dan Lan Solu SL. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Umari, Akram Dhiyauddin. (1999). Masyarakat Madani. Jakarta: Gema Insani

Press.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.