Unnes Journal of Mathematics Education

8
UJME 4 (2) (2015) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme © 2015 Universitas Negeri Semarang p. ISSN 2252-6927 e. ISSN 2460-5840 Info Artikel Abstrak Abstract KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII Supriyanti ,Z. Mastur, Sugiman Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Gedung D7 Lt.1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229 Sejarah Artikel: Diterima Juni 2015 Disetujui Juli 2015 Dipublikasikan Agustus 2015 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dengan model ARIAS berbasis etnomatematika terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Slawi tahun pelajaran 2014/2015. Dengan teknik cluster random sampling, terpilih kelas VII-9 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-8 sebagai kelas kontrol. Metode yang digunakan untuk memperoleh data yaitu dokumentasi, tes, angket, dan observasi. Data dianalisis menggunakan uji proporsi, uji beda dua rata-rata, dan regresi linear ganda. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model pembelajaran ARIAS berbasis etnomatematika tuntas, kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori tuntas, rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada pembelajaran menggunakan model ARIAS berbasis etnomatematika lebih baik dari rata-rata kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran menggunakan model ekspositori, keterampilan proses siswa dan sikap cinta budaya lokal siswa secara bersama berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Jadi disimpulkan bahwa model pembelajaran ARIAS berbasis etnomatematika efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Alamat korespondensi: E-mail: [email protected] Kata kunci: keefektifan; ARIAS; etnomatematika; kemampuan pemecahan masalah; keterampilan proses. The purpose of this study was to determining the effectivenes of ARIAS model base on ethnomathematics towards students’ problem solving ability. The population in this study is the students of grade VII Junior High School 1 Slawi academic year 2014/2014. By cluster random sampling, a class VII9 was selected as experiment class and class VII8 as control class. The methods used to obtain the data are documentations, tests, questionaires, and observation. Data are anlayzed using proportion test, mean difference test, and multiple linear regression. The result shows that the average of students’ problem solving ability by implementing ARIAS model based on ethnomathematics ethnomathematics reach the minimum mastering criteria, the average of students’ problem solving ability by implementing expository model reach the minimum mastering criteria, the average of students’ problem solving ability by implementing ARIAS model based on ethnomathematics better than the average of students’ problem solving ability by implementing expository model, students’ process skill and the attitude of the local culture's love influent to students’ problem solving ability. Therefore, it can be concluded that the ARIAS model based on ethomathematics effective towards students’ problem solving ability.

Transcript of Unnes Journal of Mathematics Education

UJME 4 (2) (2015)

Unnes Journal of Mathematics Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme

© 2015 Universitas Negeri Semarang p. ISSN 2252-6927e. ISSN 2460-5840

Info Artikel Abstrak

Abstract

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS

ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

SISWA KELAS VII

Supriyanti,Z. Mastur, Sugiman

Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, IndonesiaGedung D7 Lt.1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229

Sejarah Artikel: Diterima Juni 2015 Disetujui Juli 2015 Dipublikasikan Agustus 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran denganmodel ARIAS berbasis etnomatematika terhadap kemampuan pemecahanmasalah siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri1 Slawi tahun pelajaran 2014/2015. Dengan teknik cluster random sampling,terpilih kelas VII-9 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-8 sebagai kelaskontrol. Metode yang digunakan untuk memperoleh data yaitu dokumentasi, tes,angket, dan observasi. Data dianalisis menggunakan uji proporsi, uji beda duarata-rata, dan regresi linear ganda. Dari hasil penelitian diperoleh bahwakemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model pembelajaranARIAS berbasis etnomatematika tuntas, kemampuan pemecahan masalah siswayang diajar dengan model pembelajaran ekspositori tuntas, rata-rata kemampuanpemecahan masalah siswa pada pembelajaran menggunakan model ARIASberbasis etnomatematika lebih baik dari rata-rata kemampuan pemecahanmasalah pada pembelajaran menggunakan model ekspositori, keterampilanproses siswa dan sikap cinta budaya lokal siswa secara bersama berpengaruhterhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Jadi disimpulkan bahwa modelpembelajaran ARIAS berbasis etnomatematika efektif terhadap kemampuanpemecahan masalah siswa.

Alamat korespondensi:E-mail: [email protected]

Kata kunci:keefektifan;ARIAS;etnomatematika;kemampuan pemecahanmasalah;keterampilan proses.

The purpose of this study was to determining the effectivenes of ARIAS model base onethnomathematics towards students’ problem solving ability. The population in this study isthe students of grade VII Junior High School 1 Slawi academic year 2014/2014. By clusterrandom sampling, a class VII­9 was selected as experiment class and class VII­8 as controlclass. The methods used to obtain the data are documentations, tests, questionaires, andobservation. Data are anlayzed using proportion test, mean difference test, and multiplelinear regression. The result shows that the average of students’ problem solving ability byimplementing ARIAS model based on ethnomathematics ethnomathematics reach theminimum mastering criteria, the average of students’ problem solving ability byimplementing expository model reach the minimum mastering criteria, the average ofstudents’ problem solving ability by implementing ARIAS model based onethnomathematics better than the average of students’ problem solving ability byimplementing expository model, students’ process skill and the attitude of the local culture'slove influent to students’ problem solving ability. Therefore, it can be concluded that theARIAS model based on ethomathematics effective towards students’ problem solvingability.

Supriyanti et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (2) (2015)

PENDAHULUANPenguasaan kemampuan pemecahan

masalah dalam matematika merupakan halpenting yang perlu untuk dikuasai oleh siswa.Hal tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip danstandar matematika sekolah dari NationalCouncil of Teacher Mathematics (NCTM, 2000),yang menyatakan bahwa pemecahan masalahmerupakan bagian yang perlu untuk melengkapipembelajaran matematika.

Pentingnya penguasaan kemampuanpemecahan masalah belum diiringi denganprestasi matematika siswa. Hal tersebutditunjukkan oleh fakta di lapangan, salahsatunya adalah hasil Trends in InternationalMathematics and Science Study (TIMSS) tahun2011. TIMSS membagi penilaian dalam empatkategori, yakni rendah, menengah, tinggi, danlanjutan, dan dilaporkan sebanyak 43% siswaIndonesia mampu menyelesaikan soal padatingkat rendah, 15% siswa mampumenyelesaikan soal pada tingkat menengah,hanya 2% siswa Indonesia mampumenyelesaikan soal pada tingkat tinggi dantidak ada siswa yang mampu menyelesaikansoal pada tingkat lanjutan (Mullis, et al., 2012).Selain itu, berdasarkan hasil survei Programmefor International Student Assessment (PISA) tahun2012 (OECD: 2013), diketahui bahwa dari total65 negara dan wilayah yang masuk survei PISA,Indonesia menduduki peringkat ke-64 dalambidang matematika. Data tersebut menunjukkanbahwa prestasi matematika siswa Indonesia ditingkat dunia masih sangat rendah.

Salah satu materi pelajaran matematikayang diajarkan pada siswa kelas VII semestergenap adalah materi aritmetika sosial, namunfakta di lapangan menunjukkan bahwapenguasaan siswa terhadap materi aritmetikasosial masih kurang. Berdasarkan hasilobservasi awal di SMP Negeri 1 Slawi padatanggal 6 Januari 2015, diperoleh hasilwawancara dengan salah satu guru matematikakelas VII di SMP Negeri 1 Slawi, bahwaketuntasan belajar mata pelajaran matematikasecara individual adalah 2,67 dan secara klasikaladalah 85%, namun berdasarkan hasil ulanganharian bab aritmetika sosial pada tahun ajaran2013/2014 diperoleh hanya 34,06% siswa yangdapat mencapai ketuntasan secara individualpada aspek kemampuan pemecahan masalahmatematika. Hal tersebut menunjukkan bahwapembelajaran belum mencapai ketuntasanklasikal yang diharapkan. Hasil lain ditunjukkan

dari hasil uji coba soal yang dilakukan padaobservasi awal tanggal 7 Januari 2015, diperolehbahwa beberapa siswa masih mengalamikesulitan dalam menafsirkan soal aritmetikasosial dikarenakan kurangnya pemahamanterhadap konsep aritmetika sosial dankesadaran bahwa konsep aritmetika sosial dapatdiaplikasikan untuk menyelesaikanpermasalahan dalam kehidupan sehari-hari,sehingga siswa mengalami kesulitan pula padalangkah-langkah penyelesaian masalahselanjutnya. Artinya beberapa siswa masihkurang mampu dalam memecahkan masalahpada langkah pertama sampai langkah keempatpenyelesaian menurut Polya. Hal inimenunjukkan bahwa kemampuan pemecahanmasalah siswa terkait materi aritmetika sosial diSMP tersebut masih rendah.

Berdasarkan latar belakang yang telahdiuraikan, maka rumusan masalah dalampenelitian ini adalah efektif tidaknyapembelajaran dengan model ARIAS berbasisetnomatematika terhadap kemampuanpemecahan masalah siswa. Rumusan masalahsecara terperinci dijabarkan dalam pertanyaanberikut ini: (1) apakah kemampuan pemecahanmasalah siswa kelas VII pada materi aritmetikasosial menggunakan model pembelajaranARIAS berbasis etnomatematika tuntas?; (2)apakah kemampuan pemecahan masalah siswakelas VII pada materi aritmetika sosialmenggunakan model pembelajaran ekspositorituntas?; (3) apakah rata-rata kemampuanpemecahan masalah siswa kelas VII pada materiaritmetika sosial menggunakan modelpembelajaran ARIAS berbasis etnomatematikalebih baik dari rata-rata kemampuan pemecahanmasalah siswa menggunakan modelpembelajaran ekspositori?; dan (4) bagaimanapengaruh keterampilan proses siswa dan sikapcinta budaya lokal siswa terhadap kemampuanpemecahan masalah siswa?.

Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui: (1) ketuntasan kemampuanpemecahan masalah siswa kelas VII pada materiaritmetika sosial yang menggunakan modelpembelajaran ARIAS berbasis etnomatematika;(2) ketuntasan kemampuan pemecahan masalahsiswa kelas VII pada materi aritmetika sosialyang menggunakan model pembelajaranekspositori; (3) ada tidaknya perbedaan rata-ratakemampuan pemecahan masalah siswa padapada pembelajaran menggunakan modelpembelajaran ARIAS berbasis etnomatematika

135

Supriyantii et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (2) (2015)

dan rata-rata kemampuan pemecahan masalahsiswa pada pembelajaran menggunakan modelpembelajaran ekspositori; dan pengaruhketerampilan proses siswa dan sikap cintabudaya lokal siswa terhadap kemampuanpemecahan masalah siswa.

Dalam pembelajaran, guru hendaknyamemberikan kesempatan yang cukup kepadasiswa untuk terlibat aktif, karena dengankeaktifan ini siswa akan mengalami,menghayati, dan mengambil pelajaran daripengalamannya. Salah satu model pembelajaranyang dapat diterapkan dalam pembelajaranmatematika untuk mengasah kemampuanpemecahan masalah siswa adalah modelpembelajaran ARIAS.

Model pembelajaran ARIAS (Assurance,Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction)adalah usaha pertama dalam kegiatanpembelajaran untuk menanamkan rasa yakinatau percaya pada siswa (Rahman & Amri,2014). Menurut Rahman & Amri (2014),dengan penerapan model pembelajaran ARIAS,kegiatan pembelajaran ada relevansinya dengankehidupan nyata siswa, berusaha menarik danmemelihara minat atau perhatian siswakemudian diadakan evaluasi dan menumbuhkanrasa bangga pada siswa dengan memberikanpenguatan (reinforcement). Hasil penelitianSthywati (2011) menyimpulkan bahwapenerapan model pembelajaran ARIAS dapatmeningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.Hasil penelitian Wulandari (2013)menyimpulkan bahwa penerapan modelpembelajaran ARIAS efektif terhadapkemampuan pemecahan masalah matematissiswa.

Salah satu media pembelajaran yangdapat digunakan oleh guru untuk melibatkansiswa secara aktif dalam pembelajaran yaituLKS. Menurut Prastowo (2013), melalui LKSpendidik mendapat kesempatan untukmemancing peserta didik agar secara aktifterlibat dengan materi yang dibahas. Untukmeningkatkan kemampuan pemecahan masalahmatematis iswa dapat pula dilakukan melaluipembelajaran berbasis etnomatematika.Menurut Wahyuni et al. (2013), etnomatematikaadalah bentuk matematika yang dipengaruhiatau didasarkan budaya. Dalam pembelajaranberbasis etnomatematika, lingkungan belajarakan berubah menjadi lingkungan yangmenyenangkan bagi guru dan siswa, yangmemungkinkan guru dan siswa berpartisipasi

aktif berdasarkan budaya yang sudah merekakenal, sehingga dapat diperoleh hasil belajaryang optimal (Sardjiyo, 2005).

METODEJenis penelitian yang dilakukan adalah

posttest-only control design (Sugiyono, 2013).Dalam desain ini terdapat dua kelas yangmasing-masing dipilih secara acak. Pada kelaseksperimen diterapkan pembelajaran denganmodel ARIAS berbasis etnomatematika,sedangkan pada kelas kontrol diterapkanpembelajaran dengan model ekspositori. Desainpenelitian disajikan pada Tabel 1.Tabel 1 Desain Penelitian Posttest­Only Control

Design

Populasi penelitian adalah siswa kelasVII SMPN 1 Slawi tahun pelajaran 2014/2015.Dengan menggunakan cluster random samplingterpilih sampel yaitu siswa kelas VII-9 sebagaikelas eksperimen dan kelas VII-8 sebagai kelaskontrol. Data awal diperoleh dari nilai UlanganAkhir Semester (UAS) gasal untuk menentukanbahwa sampel penelitian berasal dari kondisipopulasi yang berdistribusi normal danhomogen.

Metode yang digunakan untukmemperoleh data dalam penelitian ini yaitudokumentasi, tes, angket, dan observasi.Metode dokumentasi digunakan untukmemperoleh data hasil ulangan akhir semestergasal tahun pelajaran 2014/2015 sebagai dataawal. Metode tes digunakan untuk memperolehdata tentang kemampuan pemecahan masalahsiswa pada materi pokok aritmetika sosial.Metode angket digunakan untuk memperolehdata tentang sikap cinta budaya lokal siswa.Metode observasi digunakan untuk memperolehnilai keterampilan proses siswa. Hasil angketdan observasi digunakan untuk mengetahuipengaruh sikap cinta budaya lokal siswa danketerampilan proses siswa terhadapkemampuan pemecahan masalah siswa. Datadianalisis dengan menggunakan uji proporsi, ujibeda dua rata-rata dan regresi linear ganda.

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil analisis data awal

diperoleh bahwa populasi dalam penelitianberdistribusi normal, mempunyai varians yangsama (homogen), dan tidak ada perbedaaan

136

Supriyanti et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (2) (2015)

yang signifikan antara rata-rata kemampuansiswa pada kelas eksperimen dan siswa kelaskontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwasampel berasal dari kondisi atau keadaan yangsama, yakni kondisi pengetahuan yang sama.

Data akhir yakni nilai kemampuanpemecahan masalah kedua kelas yangdigunakan dalam penelitian ini disajikan dalamTabel 2.Tabel 2 Data Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa

Dari hasil analisis data akhir diperolehbahwa pembelajaran ARIAS berbasisetnomatematika telah mencapai ketuntasan.Persentase peserta didik yang tuntas KKM padapembelajaran ARIAS berbasis etnomatematikamencapai 93,34%. Hasil ini menunjukkanbahwa implementasi model pembelajaranARIAS berbasis etnomatematika efektifterhadap kemampuan pemecahan masalahsiswa pada materi aritmetika sosial. Hasilanalisis data hasil tes kemampuan pemecahanmasalah kelas kontrol diperoleh bahwapembelajaran ekspositori juga telah mencapaiketuntasan. Hasil ini menunjukkan bahwaimplementasi model pembelajaran ekspositoriefektif terhadap kemampuan pemecahanmasalah siswa pada materi aritmetika sosial.

Setelah mendapat perlakuan yangberbeda yaitu pembelajaran dengan modelARIAS berbasis etnomatematika pada kelaseksperimen, dan pembelajaran dengan modelekspositori, diperoleh hasil bahwa rata-rata hasiltes kemampuan pemecahan masalah siswa kelaseksperimen sebesar 84,77 dan kelas kontrolsebesar 79,93. Hasil analisis denganmenggunakan uji t diperoleh thitung = 1,69 danttabel dengan dk = n1 + n2 - 2 = 30+ 30 - 2 = 58yakni sebesar 1,67. Karena thitung>ttabel maka H0ditolak, artinya rata-rata hasil tes kemampuanpemecahan masalah siswa pada pembelajaranARIAS berbasis etnomatematika lebih daridari rata-rata hasil tes kemampuanpemecahan masalah siswa pada pembelajaranekspositori. Berdasarkan hal tersebut,disimpulkan bahwa rata-rata kemampuanpemecahan masalah siswa menggunakan modelpembelajaran ARIAS berbasis etnomatematikalebih baik dari rata-rata kemampuan pemecahanmasalah siswa menggunakan model

pembelajaran ekspositori.

Pada penerapan model pembelajaranARIAS berbasis etnomatematika di kelaseksperimen, siswa terlibat aktif dalampembelajaran. Keterlibatan aktif siswa dalampembelajaran diupayakan dengan adanyakegiatan diskusi untuk memecahkan masalahdengan bantuan LKS, selain itu, gurumemberikan kesempatan kepada siswa untukmenyampaikan ide-ide terkait denganpemecahan masalah materi yang diajarkan,serta mempresentasikan hasil diskusi di depankelas.

Siswa di kelas eksperimen diberimotivasi mengenai pentingnya mempelajarimateri aritmetika sosial untuk menanamkanrasa yakin/percaya diri. Dengan pemberianmotivasi pula siswa menjadi lebih antuasiasdalam mengikuti pembelajaran. Gurumembangkitkan dan memeliharaperhatian/minat siswa selama prosespembelajaran berlangsung. Berdasarkan teoriGagne membangkitkan perhatian merupakansalah satu langkah yang perlu dilakukan gurudalam proses pembelajaran. Dengan minat atauperhatian siswa yang senantiasa terpeliharaselama mengikuti pembelajaran dapatmembantu siswa memahami materi yangdiajarkan yang pada akhirnya dapatmempengaruhi hasil belajar siswa.

Dengan penerapan model pembelajaranARIAS berbasis etnomatematika pembelajaranmateri aritmetika sosial dikaitkan denganpermasalahan kehidupan sehari-hari yaknipermasalahan terkait budaya yang ada dilingkungan siswa. Dengan demikian, materiyang diajarkan lebih mudah diterima oleh siswadan pembelajaran yang terjadi menjadi lebihbermakna. Siswa diberi kesempatan untukmemecahkan masalah dengan latihan soalterkait materi yang diajarkan selama prosespembelajaran dan diberi kuis di akhirpembelajaran untuk mengetahui kemampuanpemecahan masalah siswa. Siswa yang beranimengungkapkan ide-ide terkait materi yangdiajarkan, berani memecahkan masalah yangdiberikan guru dan mempresentasikannya dihadapan siswa lain diberi penguatan untukmenimbulkan rasa bangga dan puas padadirinya. Penguatan merupakan faktor yangpenting dalam proses belajar. Hal ini sesuaidengan teori Skinner yang menyatakan bahwapenguatan mempunyai peranan yang amatpenting dalam proses belajar.

137

Supriyantii et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (2) (2015)

Pada penerapan model pembelajaranekspositori di kelas kontrol, pembelajaran lebihberpusat kepada guru. Guru mengkonstrukpemahaman materi siswa dengan memberikanpenjelasan melalui metode ceramah. Ceramahyang dilakukan hanya pada saat-saat tertentusaja, seperti pada awal pembelajaran,menerangkan materi, dan memberikan contohsoal. Pada pembelajaran dengan menggunakanmodel ekspositori, siswa tidak hanyamendengarkan, membuat catatan, ataumemperhatikan saja, tetapi siswa juga diberikesempatan untuk mengerjakan soal-soallatihan. Selain itu, siswa juga diberi kesempatanuntuk bertanya apabila menemui kesulitandalam memahami materi yang diajarkan dankesulitan dalam mengerjakan latihan soal.

Berdasarkan hasil uji perbedaan duarata-rata diperoleh bahwa rata-rata kemampuanpemecahan masalah siswa kelas eksperimenlebih baik dari rata-rata kemampuan pemecahanmasalah kelas kontrol. Hal ini disebabkan olehfaktor-faktor berikut: (1) siswa melakukanpembelajaran dengan antusias dan tanpa adatekanan sehingga materi pelajaran dapatditerima; (2) siswa mengikuti pembelajarandengan sikap yakin atau percaya diri, sehinggamereka mampu mencapai keberhasilan yangoptimal dalam pembelajaran; (3) padapembelajaran ARIAS berbasis etnomatematika,guru merancang pembelajaran denganmengaitkan materi pelajaran dengan kehidupannyata siswa yaitu dengan budaya yang ada dilingkungan sekitar, sehingga siswa menjadisemangat dan termotivasi dalam kegiatanbelajar mengajar serta menumbuhkan kecintaandan kepedulian siswa terhadap budayanya; dan(4) siswa mendapatkan kesempatan lebihbanyak dalam hal latihan soal terkait denganaspek pemecahan masalah materi yangdiajarkan.

Selama proses pembelajaran di kelaseksperimen berlangsung, peneliti melakukanpengamatan terhadap keterampilan prosessiswa. Pengamatan keterampilan proses siswameliputi keterampilan siswa dalam melakukankegiatan mengamati, mengumpulkan informasi,mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.Kegiatan mengamati yang dimaksud dalampenelitian ini yaitu siswa memperhatikanpenjelasan materi yang disampaikan guru,memperhatikan contoh permasalahanaritmetika sosial terkait dengan budaya yang

diberikan guru, dan memperhatikan penerapanlangkah-langkah pemecahan masalah Polya.Kegiatan mengumpulkan informasi meliputikegiatan siswa untuk aktif mencari informasitentang materi aritmetika sosial, mencariinformasi tentang contoh permasalahanaritmetika sosial, dan mencari informasi tentangcontoh praktek-praktek budaya yang terkaitdengan aritmetika sosial. Kegiatan mengolahinformasi meliputi kegiatan siswa dalammengaitkan informasi yang telah diperolehuntuk memecahkan permasalahan aritmetikasosial. Kegiatan mengkomunikasikan meliputikegiatan siswa untuk menyampaikanide/pendapat terkait materi aritmetika sosialdan bertanya kepada guru atau teman apabilamengalami kesulitan dalam memahami materidan memecahkan permasalahan yang diberikanguru.

Selain melakukan pengamatan terhadapketerampilan proses siswa, peneliti jugamemberikan angket untuk mengetahui sikapcinta budaya lokal siswa. Angket diberikansebanyak dua kali yakni sebelum dan setelahdilaksanakannya pembelajaran di kelaseksperimen. Berdasarkan hasil angket sikapcinta budaya lokal sebelum dan setelahdilaksanakannya pembelajaran di kelaseksperimen, diperoleh bahwa terdapat pengaruhpembelajaran dengan model ARIAS berbasisetnomatematika terhadap sikap cinta budayalokal siswa. Seluruh siswa diminta mengisikanangket yang sama untuk mengetahui tingkatsikap cinta budaya lokal siswa sebelum dansetelah mendapat perlakuan yang dapat dilihatpada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3 menunjukan bahwa tingkatsikap cinta budaya lokal siswa sebelumditerapkan pembelajaran dengan model ARIASberbasis etnomatematika terbagi pada kategorisedang dan kategori tinggi. Sebanyak 16 siswaatau 53,33% dari keseluruhan siswa memilikikategori sedang, sedangkan sisanya yaitu 14siswa atau 46,67% dari keseluruhan siswamemiliki kategori tinggi. Tidak ada satu punsiswa memiliki kategori sangat rendah, rendah,maupun sangat tinggi.

Tabel 4 menunjukan bahwa sebarantingkat sikap cinta budaya lokal siswa setelahditerapkan pembelajaran dengan model ARIASberbasis etnomatematika meningkat menujupada kategori tinggi dan sangat tinggi. Sebanyak17 siswa atau 56,67% dari keseluruhan siswa

138

Supriyanti et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (2) (2015)

memiliki kategori tinggi, sedangkan sisanyayaitu 13 siswa atau 43,33% dari keseluruhansiswa memiliki kategori sangat tinggi. Tidak adasatu pun siswa memiliki kategori sangat rendah,rendah, maupun tinggi.Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap

Cinta Budaya Lokal Siswasebelum Pembelajaran denganModel ARIAS BerbasisEtnomatematika

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkat SikapCinta Budaya Lokal Siswasetelah Pembelajaran denganModel ARIAS BerbasisEtnomatematika

Rentang tingkat sikap cinta budayalokal sebelum diberlakukannya pembelajarandengan model ARIAS berbasis etnomatematikanilainya berada pada kategori sedang sebesar53,33% dan kategori tinggi sebesar 46,67%.Setelah diberlakukan pembelajaran ARIASberbasis etnomatematika, tingkat sikap cintabudaya lokal siswa nilainya terbagi padakategori tinggi dan kategori sangat tinggi,dengan kategori tinggi sebesar 56,67% dankategori sangat tinggi sebesar 43,33%.Berdasarkan hal ini disimpulkan bahwa sikapcinta budaya lokal siswa meningkat setelahditerapkannya model pembelajaran ARIASberbasis etnomatematika.

Berdasarkan hasil analisis regresi linearganda antara variabel keterampilan proses siswa(x1) dan variabel sikap cinta budaya lokal siswa(x2) dengan variabel kemampuan pemecahanmasalah siswa diperoleh persamaan regresi Y=- 63,688 + 1,334X1 + 0,688X2. Nilai R squareatau R2 = 0,613 = 61,3%. Nilai tersebutmenunjukkan bahwa variasi variabel

kemampuan pemecahan masalah (y) dapatdijelaskan oleh variabel keterampilan prosessiswa (x1) dan variabel sikap cinta budaya lokalsiswa (x2) sebesar 61,3%, masih ada 38,7%variabel lain selain variabel keterampilan prosessiswa (x1) dan variabel sikap cinta budaya lokalsiswa (x2) yang mempengaruhi variabelkemampuan pemecahan masalah (y).

Variabel atau faktor lain yangmempengaruhi kemampuan pemecahanmasalah siswa diantaranya adalah kreativitas,motivasi, gaya belajar, kemandirian belajar danketerampilan pemecahan masalah. Muzaki(2010) menyatakan bahwa kreativitas danmotivasi siswa secara bersama mampumemberikan pengaruh yang signifikan terhadapkemampuan pemecahan masalah siswa sebesar66,3%. Widiyanti (2011) menyatakan bahwagaya belajar siswa juga mempengaruhikemampuan pemecahan masalah. Santosa et al.(2013) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruhkemandirian belajar dan keterampilanpemecahan masalah terhadap kemampuanpemecahan masalah siswa sebesar 78,5%.

Baik keterampilan proses siswa maupunsikap cinta budaya lokal siswa, keduanyamempengaruhi kemampuan pemecahanmasalah siswa. Akan tetapi, jika dilihat darikoefisien regresi ganda dari persamaan regresilinear ganda yaitu Y=-63,688+1,334X1+0,668X2, terlihat bahwaketerampilan proses siswa lebih dominan dalammempengaruhi kemampuan pemecahanmasalah siswa. Hal ini terlihat dari koefisienuntuk variabel keterampilan proses siswa padapersamaan regresinya lebih besar yaitu 1,334dibandingkan dengan koefisien untuk variabelsikap cinta budaya lokal siswa yang hanyasebesar 0,668. Pengaruh dominan dariketerampilan proses tersebut diperkuat pulaoleh hasil analisis regresi stepwise yaitupengaruh keterampilan proses siswa terhadapkemampuan pemecahan masalah siswa sebesar48,9% sedangkan sikap cinta budaya lokal siswahanya memberikan pengaruh sebesar 12,4%.

Keterampilan proses siswa berpengaruhlebih dominan dalam mempengaruhikemampuan pemecahan masalah siswadikarenakan keterampilan proses yangdimaksud dalam penelitian ini adalahketerampilan siswa dalam melakukan kegiatanpembelajaran yang dirancang strategipembelajarannya untuk meningkatkankemampuan pemecahan masalah. Kegiatan

139

Supriyantii et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (2) (2015)

pembelajaran yang dimaksud yaitu meliputikegiatan mengamati, mengumpulkan informasi,mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.Keterampilan proses tersebut ditumbuhkanmelalui pembelajaran ARIAS berbasisetnomatematika.

Berdasarkan pengamatan di lapangan,keterampilan proses siswa yang paling dominandalam mempengaruhi kemampuan pemecahanmasalah adalah keterampilan siswa dalammengolah informasi. Keterampilan mengolahinformasi siswa ditunjukkan dengan usahanyadalam mengaitkan konsep tentang untung, rugi,persentase untung, persentase rugi, rabat, bruto,tara, dan netto untuk memecahkanpermasalahan yang diberikan guru. Dengankegiatan mengolah informasi, siswa dapatmemahami materi dengan baik. Hal tersebutditunjukkan dengan siswa mampu menuliskandan menjawab pertanyaan guru terkait rumusuntuk menghitung untung, rugi, persentaseuntung, persentase rugi, rabat, bruto, tara, dannetto tanpa melihat buku. Dengan kegiatanmengolah informasi pula, siswa dapatmenemukan kesulitan yang dialaminya baikdalam hal materi maupun memecahkanmasalah. Dengan rasa percaya diri yang telahdibangkitkan, siswa memberanikan diri untukbertanya baik kepada guru maupun temandalam kelompok terkait kesulitan yangdialaminya tersebut.

Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini yakni terkait keterampilan proses yang berpengaruh dominan yaitu hasil penelitian Noto dan Indriastuti et al. Hasil Penelitian Noto (2011) menunjukkan bahwa keterampilan proses berpengaruh lebih dominan terhadap prestasi belajar siswa dibandingkan dengan keaktifan belajar. Pengaruh dominan tersebut ditunjukkan oleh koefisien regresi dari hasil uji regresi ganda yaitu Y^=-55,180+0,604X1+1,396X2, dengan Y^: prestasi belajar siswa, X1: keaktifan belajar, dan X2: keterampilan proses. Berdasarkan persamaan tersebut, terlihat bahwa koefisien untuk variabel keterampilan proses lebih besar yaitu 1,396 dibandingkan dengan koefisien regresi untuk variabel keaktifan belajar. Hasil penelitian Indriastuti et al. (2012) menyimpulkan bahwa keterampilan proses mempunyai pengaruh yang lebih tinggi (dominan) dari aktivitas dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal tersebut ditunjukkan oleh koefisien persamaan regresi

hasil uji regresi ganda yakni Y^=2,634+0,433X1+0,514X2, dengan Y^: prestasi belajar, X1: aktivitas peserta didik, dan X2: keterampilan proses.

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian mengenai

keefektifan model pembelajaran ARIASberbasis etnomatematika terhadap kemampuanpemecahan masalah siswa diperoleh simpulan:(1) kemampuan pemecahan masalah siswakelas VII pada materi aritmetika sosial denganmenggunakan model pembelajaran ARIASberbasis etnomatematika mencapai ketuntasan;(2) kemampuan pemecahan masalah siswakelas VII pada materi aritmetika sosial denganmenggunakan model pembelajaran ekspositorimencapai ketuntasan; (3) rata-rata kemampuanpemecahan masalah siswa kelas VII padamateri aritmetika sosial menggunakan modelpembelajaran ARIAS berbasis etnomatematikalebih baik dari rata-rata kemampuanpemecahan masalah siswa VII pada materiaritmetika sosial menggunakan modelpembelajaran ekspositori; dan (4) keterampilanproses siswa dan sikap cinta budaya lokal siswaberpengaruh terhadap kemampuan pemecahanmasalah siswa sebesar 61,3%.

Ucapan Terima KasihArtikel ini dapat tersusun dengan baik

berkat bantuan dan bimbingan banyak pihak.Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada: (1) Prof. Dr. Zaenuri Mastur,S.E., M.Si, Akt., Dosen pembimbing I; (2) Drs.Sugiman, M.Si., Dosen pembimbing II; (3) Drs.Alfatah, M.Pd., Kepala SMP Negeri 1 Slawi,Kabupaten Tegal; (3) Wuryani, S.Pd., gurumatematika kelas VII SMP Negeri 1 Slawi; dan(4) siswa kelas VII SMP Negeri 1 Slawi tahunajaran 2014/2015.

Daftar PustakaIndriastuti, T., S. B. Waluya, & B. Urarso. 2012.

Pengembangan Perangkat PembelajaranKonstruktivisme Berbasis Humanistikdengan Metode Two Stay Two StrayBerbantuan CD Interaktif pada MateriGeometri Dimensi Dua Kelas X.Aksioma, 3(1). Tersedia di http://e-jurnal.upgrismg.ac.id/index.php/aksioma/download/229/200 [diakses 22-04-2015].

Mullis, I. V. S., M. O. Martin & P. Foy. 2012.TIMSS 2011 International Results inMathematics. USA: TIMSS & PIRLSInternational Study Center.

140

Supriyanti et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (2) (2015)

Muzaki, F. I. 2010. Pengaruh Kreativitas DanMotivasi Belajar Siswa terhadapKemampuan Siswa Memecahkan MasalahMatematika di dalam Model PembelajaranProblem Solving Pada Materi PokokPerbandingan Kelas VII di SMPMuhammadiyah I Kota Tegal TahunAjaran 2009/2010. Skripsi. Semarang:Universitas Negeri Semarang.

NCTM. 2000. Principles and Standards for SchoolMathematic . Reston, VA: Author.

Noto. 2011. Efektivitas PembelajaranMatematika Model Kooperatif TeamsGames Tournament (TGT) Kelas VIISMP Islam Kota Pekalongan TahunAjaran 2009/2010. Pena Jurnal IlmuPengetahuan dan Teknologi, 20(2): 167-179. Tersedia di http://unikal.ac.id[diakses 22-04-2015].

OECD. 2013. PISA 2012 Results in Focus: What15­years­old know and what they can dowith what they know. Tersedia dihttp://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf [diakses02-01-2015].

Prastowo, A. 2013. Panduan Kreatif MembuatBahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DivaPress.

Rahman, M. & S. Amri. 2014. ModelPembelajaran ARIAS Terintegratif dalamTeori dan Praktek untuk MenunjangPenerapan Kurikulum 2013. Jakarta:Prestasi Pustaka.

Santosa, N., S. B. Waluya, & Sukestiyarno.2013. Kemampuan PemecahanMasalah pada PembelajaranMatematika dengan Strategi Masterdan Penerapan Scaffolding. UnnesJournal of Mathematics EducationResearch, 2(2): 70-75.

Sardjiyo. 2005. Pembelajaran Berbasis Budaya:Model Inovasi Pembelajaran danImplementasi Kurikulum BerbasisKompetensi. Jurnal Pendidikan, 6(2):83-98.

Sthywati, P. 2011. Penerapan Model PembelajaranARIAS (Assurance, Relevance, Interest,Assessment dan Satisfaction) untukMeningkatkan Aktivitas BelajarMatematika Siswa. Skripsi. Jakarta:FITK Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. Bandung: Alfabeta.

Wahyuni, A., A. A. W. Tias, & B. Sani. 2013.Peran Etnomatematika dalamMembangun Karakter Bangsa. ProsidingJurusan Pendidikan Matematika FMIPAUNY. Yoyakarya: Universitas NegeriYogyakarta.

Widiyanti, T. 2011. Pengaruh Gaya Belajarterhadap Kemampuan Pemecahan MasalahMatematika Siswa. Skripsi. Jakarta:Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah.

Wulandari, A. 2013. Keefektifan PembelajaranARIAS Berbantuan Alat Peraga TerhadapKemampuan Pemecahan Masalah SiswaKelas VII Materi Segiempat. Skripsi.Semarang: FMIPA Universitas NegeriSemarang.

141