TIM PENYUSUN TIM DHA KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN 2013 LAPORAN DISTRICT HEALTH ACCOUNT (PEMBIAYAAN...

23
DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 1 TIM PENYUSUN TIM DHA KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN 2013 Narasumber Yendris K. Syamruth, SKM, M.Kes Jefry Aryandra, SKM Ketua Dra. FRIDA M. YIWA Anggota UMBU RAING NDAMUNAMU, ST (BAPPEDA) SHERLY NDAPANAMUNG, ST (BAPPEDA) MAGDALENA M. HABA, S.AP (DPPKAD) MONALISA GELI, SE (RSUD UMBU RARA MEHA) STEPANUS KILIMANDU, SE (DINKES) DAUD HUNGGURAMI, SKM (DINKES) LUSI ADI SAPUTRI, S.Si (BPS)

Transcript of TIM PENYUSUN TIM DHA KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN 2013 LAPORAN DISTRICT HEALTH ACCOUNT (PEMBIAYAAN...

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 1

TIM PENYUSUN TIM DHA KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN 2013

Narasumber Yendris K. Syamruth, SKM, M.Kes

Jefry Aryandra, SKM

Ketua Dra. FRIDA M. YIWA

Anggota UMBU RAING NDAMUNAMU, ST (BAPPEDA)

SHERLY NDAPANAMUNG, ST (BAPPEDA) MAGDALENA M. HABA, S.AP (DPPKAD)

MONALISA GELI, SE (RSUD UMBU RARA MEHA) STEPANUS KILIMANDU, SE (DINKES) DAUD HUNGGURAMI, SKM (DINKES)

LUSI ADI SAPUTRI, S.Si (BPS)

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 2

LAPORAN DISTRICT HEALTH ACCOUNT (PEMBIAYAAN KESEHATAN) KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN 2013

A. Deskripsi Singkat

Tujuan sistem kesehatan (nasional) adalah meningkatkan dan memelihara status kesehatan

penduduk, responsif terhadap kebutuhan non medis penduduk dan mewujudkan keadilan dalam kontribusi pembiayaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, sistem kesehatan perlu melaksanakan 4 fungsi utama. Salah satu fungsi adalah pembiayaan (health financing), disamping fungsi lainnya yaitu “stewardships and governance” (tata kelola didukung sistem informasi), mobilisasi sumber daya (investasi pendidikan/latihan SDM dan penyediaan obat/bahan medis) serta penyedia pelayanan kesehatan (WHO, 2000)

Di indonesia, kerangka sistem kesehatan tersebut terdiri dari 7 fungsi utama, yaitu (1) tata kelola dan sistem informasi kesehatan, (2) manajemen SDM Kesehatan, (3) obat/bahan medis dan makanan, (4) penelitian dan pengembangan, (5) peran serta masyarakat, (6) pembiayaan kesehatan dan (7) pelayanan dan program kesehatan.

Untuk konteks kabupaten/kota, pembiayaan kesehatan dapat berasal dari sumber pemerintah dan non pemerintah. Anggaran kesehatan yang bersumber pemerintah juga dapat berasal dari tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota sendiri. Setiap sumber pembiayaan tersebut harus mengikuti kebijakan desentralisasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sementara pembiayaan kesehatan dari non pemerintah dapat berasal dari belanja perusahaan untuk kesehatan, pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan lain sebagainya.

Dalam prakteknya, pembiayaan kesehatan ditingkat kabupaten/kota ini mengalami berbagai permasalahan. Berbagai permasalahan yang dihadapi antara lain adalah : kecendrungan anggaran tersebut digunakan untuk belanja fisik, kurang untuk biaya operasional, kecendrungan daerah untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk, realisasi anggaran pemerintah yang terlambat dan lain sebagainya. Berbagai permasalahan tersebut dapat dideteksi dan diketahui melalui pelaksanaan District Health Account (DHA) di tingkat kabupaten/kota.

Profil Kabupaten Sumba Timur Secara definitive Kabupaten Sumba Timur menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 dan Lembaran Negara Nomor 1649. Dengan letak geografis 119’45 – 120’52 BT dan 9’16 – 10’20 LS. Dengan Batas-batas administrasi Kabupaten Sumba Timur sebagai berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Selat Sumba.

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Samudera Hindia.

Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Sabu.

Sebelah Barat : berbatasan dengan kab. Sumba Tengah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur tahun 2012 tercatat jumlah penduduk Kabupaten Sumba Timur sebanyak 237.956 jiwa

B. Pengertian Health Account

Health Account (HA) adalah proses pencatatan dan klasifikasi data biaya kesehatan. HA dapat dilakukan pada tingkat nasional atau National Health Account (NHA), pada tingkat Provinsi atau Provincial Health Account (PHA) dan pada tingkat Kabupaten/kota atau District Health Account (DHA).

HA adalah juga sebuah proses menggambarkan aliran dana dan belanja yang dicatat dalam penyelenggaraan sebuah sistem kesehatan, yang merupakan monitoring semua transaksi di tingkat sumber dana sampai pemanfaatannya di tingkat wilayah, kelompok penduduk, dan dimensi sosial ekonomi serta epidemiologi (masalah kesehatan) (Than Sien dan Waheed, 2003).

Health Account terdiri dari pencatatan arus dana kesehatan secara sistematis, kompherensif dan konsisten dalam suatu sistem kesehatan di suatu negara atau wilayah. Health Account menelusuri semua sumber dana serta aliran dana tersebut dalam suatu sistem kesehatan dalam satu tahun tertentu di suatu negara atau wilayah tertentu (Pullier et al. WHO, 2002).

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 3

C. Untuk apa DHA

DHA menghasilkan data yang dapat dipergunakan untuk bahan advokasi kepada pengambil keputusan dengan tujuan memperbaiki kekurangan sistem pembiayaan misalnya (a) meningkatkan alokasi anggaran kesehatan, (b) mengarahkan alokasi dana pada masalah prioritas, (c) mengarahkan dana pada intervensi dan kegiatan yang lebih cost effective, (d) mengembangkan sistem asuransi, dll.

DHA juga akan menghasilkan gambaran besar belanja kesehatan rumah tangga, apakah untuk pembayaran langsung atau melalui asuransi kesehatan, agar anggaran kesehatan sesuai kebijakan pembangunan kesehatan, agar anggaran kesehatan berbasis kinerja, efektivitas & efsiensi anggaran program kesehatan, mobilisasi peranan sektor lain dalam pembangunan kesehatan dan juga mobilisasi peran sektor swasta dalam pembangunan kesehatan.

Akhirnya hasil DHA sangat diperlukan dalam pelaksanaan PHA dan NHA. Untuk Indonesia yang telah menerapkan sistem desentralisasi fiskal, NHA hanya dapat dilaksanakan dengan baik kalau ada data tentang belanja kesehatan di tingkat Kabupaten/Kota.

D. Landasan Hukum DHA

1. UU No 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi 2. PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Fungsi antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan

Kabupaten/kota 3. Permendagri No 59 tahun 2007 tentang Pelaksanaan ANggaran Berbasis Kinerja 4. Kepmenkes 922 tahun 2008 tentang Pedoman Teknis pembagian Urusan Pemerintah

E. 8 (Delapan) Dimensi DHA

Dalam DHA, ada 8 (delapan) dimensi yang menggambarkan ciri suatu belanja kesehatan. Setiap data belanja/biaya kesehatan yang ditemukan, harus ditelaah dan diberikan identitas menurut 8 dimensi tersebut. Masing-masing dimensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sumber Pembiayaan (SP)

Adalah unit/institusi yang menyediakan biaya kesehatan. Seperti dari pemerintah maupun non pemerintah

2. Pengelola Pembiayaan (PA) Adalah institusi atau unit yang menerima dan mengelola dana dari sumber dana untuk membayar atau membeli barang dan jasa kesehatan. Misalnya : departemen kesehatan, dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, badan pengelola jaminan sosial, perusahaan asuransi kesehatan swasta, LSM, perusahaan dan rumah tangga.

3. Penyedia Pelayanan (PL) Institusi atau unit yang menerima dan menggunakan dana untuk memproduksi barang dan jasa pelayanan atau melaksanakan program kesehatan, termasuk misalnya dinas kesehatan, rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, klinik, puskesmas, praktek dokter swasta,dll

4. Jenis Program (JP) Adalah jenis program kesehatan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan

5. Jenis Kegiatan (JK) Kegiatan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh provider yang secara umum dapat dibagi dua yakni : kegiatan langsung dan kegiatan tidak langsung.

6. Mata Anggaran (MA) Adalah jenis input yang “dibeli” oleh provider (pelaksana program/pelayanan) untuk melaksanakan kegiatan. Yang termasuk mata anggaran adalah : 1) Investasi : gedung, alat kesehatan, alat non medis, fellowship untuk pegawai, dll 2) Operasional : makanan, listrik, telepon, air, perjalanan, honorarium, dll

3) Pemeliharaan : pemeliharaan gedung, alkes, pelatihan, dll

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 4

7. Jenjang Kegiatan (JJ)

Adalah jenjang administratif dimana kegiatan tersebut dilaksanakan. Bisa di Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan/Puskesmas, Desa/Kelurahan/Masyarakat.

8. Penerima Manfaat (PM) Adalah kelompok penduduk yang mendapat manfaat dari barang dan jasa kesehatan yang dibiayai. Penerima manfaat ini seperti : bayi, balita, anak sekolah, remaja, usia produktif, lansia dan semua umur

F. Sumber Data

Dalam pelaksanaan DHA di Kabupaten Sumba Timur dibutuhkan berbagai data yang bersumber dari :

Dinas Kesehatan Kab. Sumba Timur

RSUD Umbu Rara Meha

SKPD lain yang memiliki kegiatan pembiayaan kesehatan seperti : Bappeda, BPM, BPP & KB, Dinkessos, bagian Binsos Setda Kab. Sumba Timur

Instansi Vertikal : BPS, Lapas

Rumah Sakit Swasta : RSU Imanuel dan RSK Lindimara

Lembaga Donor (AIPMNH, Unicef, Child Fund, Global Fund)

BPJS Kab. Sumba Timur

G. Langkah – Langkah Pelaksanaan DHA

1. Persiapan

- Identifikasi SKPD/Lembaga yang bergerak dalam bidang kesehatan

- Mendapatkan Surat Perintah Tugas dari kepala Bappeda untuk mendapatkan data belanja kesehatan dari berbagai sumber

2. Pengumpulan Data

- Mengumpulkan data dari sumber data di kabupaten (anggota tim DHA membagi kerja)

- Mengumpulkan data dari sumber data di tingkat provinsi (Dinas Kesehatan Provinsi : APBN, APBD & TP, Dekon)

3. Data Entry dan Produksi Tabel-tabel DHA

- Tim melakukan entry data dan produksi table-tabel DHA (pivot table/excel)

- Staf kantor statistik/BPS mengusahakan data susenas

- Staf kantor statistik melakukan analisa data susenas tahun 2012

4. Interpretasi dan Perumusan Rekomendasi

- Tim merumuskan rekomendasi

- Tim menyusun rencana untuk menyampaikan hasil DHA

5. Dimensi Hasil

- Tim melakukan Publikasi/dokumen-dokumen DHA

- Workshop/advocacy

H. Hasil Pelaksanaan DHA Kabupaten Sumba Timur Tahun 2013

Adapun hasil DHA Kabupaten Sumba Timur terdiri atas : Analisis Univariat (8 Dimensi DHA) dan Analisis Bivariat (Program KIA dan program Gizi).

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 5

Tabel 1 Analisa Belanja Kesehatan Menurut Sumber Pembiayaan

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sumber pembiayaan dari pemerintah sangat dominan dalam

pembiayaan kesehatan di Kabupaten Sumba Timur tahun 2013 dengan persentase 60,65 persen dari

total sumber pembiayaan sebesar Rp.177,219,773,946,-, sedangkan kontribusi dari sumber pembiayaan

non-pemerintah sebesar 39,35 persen, hal ini terbalik dengan angka rata-rata nasional (rata-rata

nasional : non pemerintah 70 persen, pemerintah 30 persen). Jika dilihat lebih rinci nampak bahwa

pemerintah Kabupaten Sumba Timur memberikan kontribusi terbesar pada sumber pembiayaan (41,45

persen), diikuti oleh sumber Kesehatan Perusahaan Swasta (21,47 persen), Pemerintah Pusat (18,11

persen), sedangkan kontribusi Pemerintah Provinsi hanya sebesar 0,22 persen dari total pembiayaan,

hal ini membuktikan bahwa pembangunan kesehatan di Kabupaten Sumba Timur dilakukan secara

mandiri atau sangat tergantung dari APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur, dan tidak

tergantung dari pembiayaan dari Pemerintah Pusat. Jika dibandingkan antara biaya pemerintah

kabupaten dan rumah tangga, maka terlihat selisih yang cukup jauh. Hal ini dapat menggambarkan

bahwa penduduk berpendapatan rendah atau miskin.

Dari tabel di atas kita dapat melihat bahwa biaya kesehatan per kapita Kabupaten Sumba Timur T.A.

2013 adalah sebesar Rp.744,758,59 atau sebesar US$ 67,71 (dengan mengunakan kurs Rp.11.000/US$).

WHO menyatakan bahwa anggaran kesehatan yang ideal untuk menjamin terselenggaranya

program/pelayanan kesehatan essensial adalah sebesar US$ 44/kapita (WHO-2000, Macroeconomic

Commision and Health). Jika dibandingkan dengan biaya kesehatan per kapita Kabupaten Sumba Timur

(US$ 67,71), maka dapat disimpulkan bahwa biaya kesehatan di Kabupaten Sumba Timur sudah

melampaui standart WHO.

Dilihat dari peran pemerintah yang mengalokasikan biaya kesehatan US$ 41,06 per kapita jika

dibandingkan dengan patokan World Bank (US$ 12 – US$ 18), maka dapat disimpulkan bahwa peran

pemerintah sudah cukup dalam membiayai kesehatan.

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 6

Tabel 2.a

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Pengelola Pembiayaan Sektor Publik

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

PENGELOLA PEMBIAYAAN (HF) JUMLAH PERSEN (%)

HF 1 Sektor Publik 116,911,902,371 65.97

HF1.1 Sektor Publik selain dana Jaminan Sosial 114,500,333,832 64.61

HF 1.1.1 Pemerintah Pusat 2,347,085,000 1.32

HF 1.1.1.1 Kementerian Kesehatan 2,325,285,000 1.31

HF 1.1.1.2.5 Kementrian Hukum dan HAM: Pelayanan

Kesehatan LAPAS 21,800,000 0.01

HF 1.1.2 Pemerintah Propinsi 1,763,610,675 1.00

HF 1.1.3 Pemerintah Kabupaten/Kota 110,389,638,157 62.29

HF 1.1.3.1 Pemkab: Dinas Kesehatan 66,178,191,612 37.34

HF 1.1.3.2 Puskesmas 5,830,820,903 3.29

HF 1.1.3.3 RSUD 32,678,498,345 18.44

HF 1.1.3.5 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa 944,884,100 0.53

HF 1.1.3.6 Dinas Sosial 1,105,353,000 0.62

HF 1.1.3.8 Badan Kesra/Binsos 213,568,000 0.12

HF 1.1.3.9 Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB 3,438,322,197 1.94

HF1.2 Dana Jaminan Sosial 2,411,568,539 1.36

HF 1.2.1 PT Askes/BPJS 2,411,568,539 1.36

Tabel 2.b

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Pengelola Pembiayaan

Sektor Non Publik (Non Pemerintah) Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

PENGELOLA PEMBIAYAAN (HF) JUMLAH PERSEN (%)

HF 2 Sektor Non Publik (Non Pemerintah) 60,307,871,575 34.03

HF2.3 Rumah Tangga 21,220,361,570 11.97

HF2.4 LSM/Lembaga Sosial/Yayasan 929,727,200 0.52

HF 2.4.2 LSM/Lembaga Sosial/Yayasan Asing 112,632,000 0.06

HF2.5 Perusahaan Swasta - selain asuransi swasta 38,045,150,805 21.47

GRAND TOTAL 177,219,773,946 100.00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Pemerintah sangat dominan dalam pengelolaan anggaran di

Kabupaten Sumba Timur dengan persentase (62,29 persen), diikuti Non-Pemerintah yaitu oleh

Perusahaan swasta – selain asuransi swasta (21,47 persen) dan rumah tangga (11,97 persen). Dari data

di atas juga dapat dilihat kemampuan masyarakat dalam membiayai kesehatan dalam bentuk

keikutsertaan dalam asuransi sudah mulai berkembang.

Pemerintah Kabupaten Sumba Timur juga sangat dominan sebagai pengelola anggaran dengan

persentase (62,29 persen) dengan pengelola terbesar adalah Dinas Kesehatan (37,34 persen) dan RSUD

(18,44 persen).

Dari data di atas dapat disimpulkan peran preventive dan promotif lebih besar dibandingkan kuratif.

Selain itu perlu ada perimbangan pengelolaan pembiayaan kesehatan antara Dinas Kesehatan dan

Puskesmas.

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 7

Tabel 3.a

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Penyedia Pelayanan

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

PENYEDIA PELAYANAN (PP) JUMLAH PERSEN (%)PP.1 PPK Milik Pemerintah 117,615,950,205 66.37

PP.1.1.1 Puskesmas 39,167,469,073 22.10

PP.1.1.3 PPK Dasar Milik Pemerintah Lainnya 21,800,000 0.01

PP.1.2.1.2 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Propinsi 7,368,392,000 4.16

PP.1.2.1.3 Rumah Sakit dengan Umum Daerah (RSUD) Kabupaten/Kota29,409,140,256 16.59

PP.1.3 Penyedia Pelayanan Penunjang 929,727,200 0.52

PP.1.3.1.1 Penyedia Administrasi Dinas Kesehatan 37,300,161,554 21.05

PP.1.3.1.3 Penyedua Administrasi Jaminan Sosial 1,124,619,522 0.63

PP.1.3.1.4 Penyedia Administrasi Pemerintan Lainnya 2,294,640,600 1.29

Tabel 3.b

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Penyedia Pelayanan

Kab. Sumba Timur TA 2013

PENYEDIA PELAYANAN (PP) JUMLAH PERSEN (%)PP.2 PPK Milik Non Pemerintah 59,603,823,741 33.63

PP.2.1.1 Penyedia Pelayanan Kesehatan oleh Masyarakat 136,409,000 0.08

PP.2.1.1.8 Pelayanan Kesehatan oleh masyarakat Lainnya 3,216,460,197 1.81

PP.2.1.2.2 Klinik Pengobatan Milik Swasta 12,967,834,970 7.32

PP.2.1.3.2 Praktek Dokter Umum 597,767,039 0.34

PP.2.1.3.3 Praktek Dokter Gigi 82,529,600 0.05

PP.2.1.3.6 Praktek Tenaga Kesehatan Lainnya 2,117,700,000 1.19

PP.2.2.1.1 Rumah Sakit Umum Swasta 8,705,495,461 4.91

PP.2.2.1.2 Rumah Sakit Umum Lembaga Sosial/ Yayasan/ LSM31,724,024,016 17.90

PP.2.3.3 Apotek dan Toko Obat 55,603,458 0.03

GRAND TOTAL 177,219,773,946 100.00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa fasilitas kesehatan pemerintah dominan dalam memberikan

pelayanan kesehatan di Kabupaten Sumba Timur (66,37persen), dibandingkan penyedia pelayanan non-

pemerintah (33,63persen).

Dari data di atas juga dapat disimpulkan sudah ada keseimbangan penyedia pelayanan antara Rumah

Sakit dan Puskesmas.

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 8

Tabel 4.a

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Jenis Program Kesehatan Masyarakat

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

PROGRAM (PR) JUMLAH PERSEN (%)PR.1 Program Kesehatan Masyarakat 7,212,615,259 4.07

PR.1.1 Program KIA, Gizi dan KB 164,543,000 0.09

PR.1.1.1 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2,311,972,050 1.30

PR.1.1.2 Gizi 1,146,369,369 0.65

PR.1.1.3 Imunisasi 371,152,723 0.21

PR.1.1.4 KB dan Konseling 1,375,489,838 0.78

PR.1.2 Pelayanan Promosi Kesehatan dan

Pencegahan 41,600,000 0.02

PR.1.2.1 UKS 109,305,000 0.06

PR.1.2.3 Kesehatan Lingkungan 760,459,109 0.43

PR.1.2.4 Kesehatan Remaja 276,170,571 0.16

PR.1.2.5 Pengawasan Makanan, Minuman and Hygine 32,670,000 0.02

PR.1.2.6 Penanggulangan Bencana 9,135,633 0.01

PR.1.3 Pencegahan Penyakit Menular 23,416,000 0.01

PR.1.3.1 TBC 112,559,093 0.06

PR.1.3.2 Malaria 269,748,476 0.15

PR.1.3.3 HIV/ AIDS 7,825,086 0.00

PR.1.3.5 DHF 37,822,848 0.02

PR.1.3.6 ISPA 19,950,513 0.01

PR.1.3.7 Pencegahan Penyakit Menular

Lainnya 119,060,279 0.07

PR.1.4 Pencegahan Penyakit Tidak Menular 0.00

PR.1.4.2 Hipertensi 4,571,993 0.00

PR.1.4.3 Jiwa 3,603,333 0.00

PR.1.4.4 Jantung 15,190,345 0.01

Tabel 4.b

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Jenis Program Kesehatan Individu dan Program Penunjang

Kabupaten Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

PROGRAM (PR) JUMLAH PERSEN (%)PR.2 Program Kesehatan Individu 56,834,222,053 32.07

PR.2.1 Pelayanan Rawat Jalan 20,929,575,818 11.81

PR.2.2 Pelayanan Rawat Inap 22,895,038,908 12.92

PR.2.3 Pelayanan Rujukan 9,746,000 0.01

PR.2.5 Pelayanan Kuratif/ Individu Lainnya 12,999,861,328 7.34

PR.3 Program Penunjang 113,172,936,634 63.86

PR.3.1 Administrasi dan Manajemen 65,913,899,655 37.19

PR.3.2 Sistem Informasi Kesehatan 41,275,000 0.02

PR.3.3 Program Peningkatan Kapasitas SDM Kesehatan 2,665,000,569 1.50

PR.3.4 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur 11,430,464,865 6.45

PR.3.5 Penelitian dan Pengembangan 1,800,000 0.00

PR.3.6 Sediaan Farmasi,Alat Kesehatan dan Makanan 27,908,271,009 15.75

PR.3.8 Program Pemberdayaan Masyarakat 2,284,585,714 1.29

PR.3.9 Program Penunjang Lainnya 2,927,639,822 1.65

GRAND TOTAL 177,219,773,946 100.00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa belanja kesehatan lebih banyak digunakan untuk program yang

menyangkut capacity building/penunjang (63,86 persen) dibanding dengan belanja untuk program

kesehatan individu (32,07 persen) dan program kesehatan masyarakat (4,07 persen). Belanja untuk

administrasi dan manajemen memiliki persentase tertinggi (37,19 persen) dimana di dalamnya termasuk

belanja untuk gaji pegawai. Belanja untuk sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan cukup tinggi

(15,75 persen) termasuk pengadaan obat-obatan dan bahan medis. Selanjutnya belanja pelayanan

rawat inap (12,92 persen), belanja pelayanan rawat jalan (11,81 persen), belanja pelayanan

kuratif/individu lainnya (7,34 persen).

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 9

Sedangkan untuk program-program prioritas kesehatan masyarakat seperti KIA, Gizi, Imunisasi, KB dan

konseling, TBC, Malaria, HIV/AIDS, pelayanan Promosi Kesehatan mendapat persentase yang sangat

sedikit (KIA 1,30 persen, Gizi 0,65 persen, Promosi Kesehatan 0,02 persen, Pencegahan penyakit

menular 0,01 persen), sehingga perlu dilakukan pembenahan untuk pengalokasian biaya bagi program-

program ini di tahun-tahun berikutnya. Potret biaya kesehatan program KIA, dan Gizi akan dibahas lebih

lanjut pada bagian selanjutnya.

Tabel 5.a

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Jenis Kegiatan Tidak Langsung

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

JENIS KEGIATAN (HA) JUMLAH %HA.1 Kegiatan Tidak Langsung 83,272,156,452 46.99

HA.1.1 Manajerial dan Koordinasi 71,199,888,446 40.18

HA.1.2 Pengadaan dan Peningkatan Kapasitas Personil (Pendidikan dan Pelatihan) 2,572,949,049 1.45

HA.1.3 Perencanaan dan Penganggaran Program 961,183,118 0.54

HA.1.4 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 202,633,910 0.11

HA.1.5 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur serta Alat Non Medis 7,356,876,415 4.15

HA.1.6 Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 186,103,000 0.11

HA.1.7 Supervisi dan Bimbingan Teknis 174,942,514 0.10

HA.1.8 Peningkatan Kesejahteraan Pegawai 443,808,000 0.25

HA.1.9 Kegiatan Tidak Langsung Lainnya 173,772,000 0.10

Tabel 5.b

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Jenis Kegiatan Langsung

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

JENIS KEGIATAN (HA) JUMLAH %HA.2 Kegiatan Langsung 93,947,617,494 53.01

HA.2.1 Kegiatan Program Kesehatan Masyarakat 60,814,586,387 34.32

HA.2.1.1 Promosi dan Penyuluhan kesehatan 824,720,607 0.47

HA.2.1.3 Vector Control (Pengendalian Vector) 31,172,677 0.02

HA.2.1.4 Pendataan Sasaran 402,290,113 0.23

HA.2.1.5 Pengambilan sampel 67,571,026 0.04

HA.2.1.7 Surveilans Epidemiologi dan KLB 185,026,315 0.10

HA.2.1.9 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 556,301,801 0.31

HA.2.1.10 Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan 579,146,768 0.33

HA.2.1.11 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Alat Medis 33,193,968,379 18.73

HA.2.1.12 Pelaksanaan Seluruh program Kesmas 21,712,661,412 12.25

HA.2.1.13 Kegiatan Kesehatan Masyarakat langsung lainnya 3,261,727,288 1.84

HA.2.2 Kegiatan Program Kesehatan Individu 33,133,031,107 18.70

HA.2.2.1 Diagnosis dan Pengobatan 2,521,261,222 1.42

HA.2.2.2 Laboratorium dan Dukungan Diagnosis Lainnya 25,066,667 0.01

HA.2.2.3 Tindakan Medis 21,305,518,570 12.02

HA.2.2.4 Rehabilitasi Medik 707,837,500 0.40

HA.2.2.6 Penyuluhan Individu 474,240,321 0.27

HA.2.2.7 Kegiatan Individu Langsung Lainnya 8,099,106,827 4.57

GRAND TOTAL 177,219,773,946 100.00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jenis kegiatan tidak langsung seperti kegiatan fungsi manajerial

dan koordinasi, pengadaan dan peningkatan kapasitas personil (pendidikan dan pelatihan) kesehatan,

pengadaan dan pemeliharaan infrastruktur serta alat non medis cukup berimbang dengan pelayanan

kuratif dan kegiatan kesehatan masyarakat.

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 10

Persentase terbesar dari sebaran jenis kegiatan adalah kegiatan untuk manajerial dan koordinasi (40,18

persen), kegiatan program kesehatan masyarakat (34,32 persen) lebih besar dibandingkan dengan

belanja pengadaan dan pemeliharaan infrastruktur serta alat non medis (4,15 persen) dan kegiatan

program kesehatan individu (18,70 persen)

Tabel 6.a

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Jenis Mata Anggaran Investasi dan Operasional

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

MATA ANGGARAN (HI) JUMLAH PERSEN (%)HI.1 Investasi 33,111,590,422 18.68

HI.1.2 Bangunan/Konstruksi 6,868,351,000 3.88

HI.1.3 Pengadaan Alat Non-Medis 999,267,000 0.56

HI.1.4 Pengadaan Alat medis 23,575,780,052 13.30

HI.1.5 Fellowship Untuk Pendidikan Pegawai 763,130,548 0.43

HI.1.6 Investasi Lainnya 905,061,822 0.51

HI.2 Operasional 142,518,652,860 80.42

HI.2.1 Gaji 42,245,231,151 23.84

HI.2.2 Honorarium 14,219,663,582 8.02

HI.2.3 Obat dan Bahan Medis 11,467,421,914 6.47

HI.2.4 Bahan Non-Medis 3,154,986,709 1.78

HI.2.5 Perjalanan 8,834,870,184 4.99

HI.2.6 Akomodasi 6,516,068,778 3.68

HI.2.7 Utilities (Telepon, Listrik, Air) 577,555,934 0.33

HI.2.8 Biaya Operasional Lainnya 55,502,854,608 31.32

Tabel 6.b

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Jenis Mata Anggaran Pemeliharaan

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

MATA ANGGARAN (HI) JUMLAH PERSEN (%)HI.3 Pemeliharaan 1,589,530,665 0.90

HI.3.2 Gedung/Konstruksi 107,200,615 0.06

HI.3.3 Pemeliharaan Alat Non-Medis 656,142,250 0.37

HI.3.4 Pemeliharaan Alat Medis 132,400,000 0.07

HI.3.5 Pelatihan Personil 502,965,000 0.28

HI.3.6 Pemeliharaan Lainnya 190,822,800 0.11

GRAND TOTAL 177,219,773,946 100.00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa belanja kesehatan di Kabupaten Sumba Timur banyak dihabiskan

untuk belanja yang bersifat operasional (80,42 persen) dibandingkan dengan untuk Investasi (18,68

persen) dan Pemeliharaan (0,90 persen). Belanja untuk biaya operasional lainnya memiliki porsi terbesar

(31,32 persen) dimana yang termasuk di dalamnya diantaranya adalah belanja yang bersumber dari

rumah tangga yang tidak bisa dirinci penggunaannya (karena data yang tersedia adalah data yang tidak

terpilah/gelondongan). Selanjutnya belanja untuk pembayaran gaji juga memiliki persentase yang besar

(23,84 persen), belanja pengadaan alat medis (13,30 persen), untuk honorarium pegawai (8,02 persen)

untuk obat dan bahan medis (6,47 persen), belanja untuk perjalanan (4,99 persen), belanja untuk

pembangunan fisik (3,88 persen), akomodasi (3,68 persen), Pengadaan alat non medis (0,56 persen).

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 11

Dari tabel di atas dapat disimpulkan kinerja program sudah cukup baik, terbukti dari tingginya

operasional (80,42 persen). Sedangkan kelompok mata anggaran investasi sebagian besar (13,30 persen)

untuk pengadaan alat medis, sedikit sekali untuk pendidikan pegawai (0,43 persen). Dari tabel diatas

juga terlihat minimnya biaya untuk pemeliharaan baik bangunan, alat non medis, maupun alat medis

(0,90 persen), sehingga nampak adanya kesenjangan antara belanja operasional, investasi maupun

pemeliharaan.

Tabel 7.

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Jenjang Kegiatan

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

JENJANG KEGIATAN (HL) JUMLAH PERSEN (%)HL.1 Pusat 19,341,667 0.01

HL.2 Provinsi 1,478,005,675 0.83

HL.3 Kabupaten 157,079,598,142 88.64

HL.4 Kecamatan/Puskesmas 10,721,449,477 6.05

HL.5 Desa/Kelurahan/masyarakat 7,921,378,985 4.47

GRAND TOTAL 177,219,773,946 100.00

Jenjang kegiatan lebih banyak di tingkat kabupaten (88,64 persen), kemudian di tingkat

kecamatan/puskesmas (6,05 persen) dan desa/kelurahan/masyarakat (4,47 persen). Hal ini menunjukan

bahwa kurangnya intensitas kegiatan di tingkat puskesmas dan masyarakat sehingga perlu pembenahan,

karena untuk perbaikan kinerja program pelaksanaan kegiatan ditentukan oleh intensitas pelayanan di

tingkat puskesmas dan masyarakat.

Tabel 8.

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Penerima Manfaat

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

PENERIMA MANFAAT (HB) JUMLAH PERSEN (%)HB.1 0 - <1 tahun (bayi) 8,140,739,186 4.59

HB.2 1 - 5 tahun (balita) 7,004,976,713 3.95

HB.3 6 - 12 tahun (anak sekolah) 5,658,307,108 3.19

HB.4 13 - 18 tahun (remaja) 5,113,058,854 2.89

HB.5 19 - 64 tahun (usia produktif) 25,668,183,352 14.48

HB.6 65+ tahun (lansia) 6,758,067,271 3.81

HB.7 Semua Kelompok Umur 118,876,441,463 67.08

GRAND TOTAL 177,219,773,946 100.00

Dari tabel di atas nampak proporsi pembiayaan kesehatan lebih banyak dinikmati oleh semua kelompok

umur (67,08 persen) kemudian diikuti oleh kelompok umur produktif (14,48 persen). Sedangkan

kelompok umur balita dan bayi mendapat porsi yang sedikit yaitu balita sebesar 3,95 persen dan bayi

sebesar 4,59 persen. Hal ini menandakan pembiayaan kesehatan di Kabupaten Sumba Timur tahun 2013

masih belum berpihak pada kepentingan investasi SDM Kabupaten Sumba Timur di masa yang akan

datang.

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 12

Tabel 9.

Analisa Belanja Kesehatan Menurut Jenis Kegiatan & Mata Anggaran

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Rp % RP % Rp %

INVESTASI 5,711,487,548 3.22 27,400,102,874 15.46 33,111,590,422 18.68

OPERASIONAL 76,103,538,240 42.94 66,415,114,620 37.48 142,518,652,860 80.42

PEMELIHARAAN 1,457,130,665 0.82 132,400,000 0.07 1,589,530,665 0.90

TOTAL 83,272,156,452 46.99 93,947,617,494 53.01 177,219,773,946 100.00

MATA ANGGARAN

JENIS KEGIATANTOTAL

TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan kesehatan belum berbasis kinerja karena biaya

operasional tidak langsung (42,94 persen) lebih besar dari biaya operasional langsung (37,48 persen).

I. Potret Biaya/belanja Kesehatan Program KIA di Kabupaten Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Tabel 10 Analisa Belanja Kesehatan Program Kesehatan Ibu dan Anak Menurut Sumber Pembiayaan

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada keseimbangan antara pembiayaan bersumber pemerintah

pusat dan APBD Kabupaten, sedangkan biaya program KIA yang berasal dari donor/hibah sebesar 2,40

persen (terutama dari AIPMNH). Hal ini menunjukan tidak adanya ketergantungan pembiayaan program

KIA pada bantuan luar negeri.

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 13

Tabel 11

Analisa Belanja Kesehatan Program Kesehatan Ibu dan Anak Menurut Pengelola Pembiayaan

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh pengelolaan biaya program KIA kabupaten Sumba Timur

dilakukan oleh Puskesmas yang berarti kurangnya peran dari instansi/organisasi lain dalam mendukung

program KIA. Selain itu, Dinas Kesehatan juga memberi kontribusi yang besar untuk pembiayaan KIA

43,72 persen.

Tabel 12

Analisa Belanja Kesehatan Program Kesehatan Ibu & Anak Menurut Penyedia pelayanan (PP)

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat Penyedia Pelayanan untuk program KIA terbesar di Puskesmas (53,83

persen)

Tabel 13

Analisa Belanja Kesehatan Program KIA Menurut Jenis Kegiatan

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 Jenis Kegiatan Jumlah (Rp) %

Kegiatan Tidak Langsung 70,013,395 3.03

HA.1.1 Manajerial dan Koordinasi 46,175,800 2.00

HA.1.2 Pengadaan dan Peningkatan Kapasitas Personil (Pendidikan dan Pelatihan) 10,429,238 0.45

HA.1.4 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 9,252,000 0.40

HA.1.7 Supervisi dan Bimbingan Teknis 4,156,357 0.18

Kegiatan Langsung 2,241,958,655 96.97

HA.2.1.1 Promosi dan Penyuluhan kesehatan 39,485,390 1.71

HA.2.1.10 Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan 455,619,842 19.71

HA.2.1.13 Kegiatan Kesehatan Masyarakat langsung lainnya 1,001,637,500 43.32

HA.2.1.4 Pendataan Sasaran 95,180,573 4.12

HA.2.1.5 Pengambilan sampel 17,456,699 0.76

HA.2.2.3 Tindakan Medis 82,277,000 3.56

HA.2.2.6 Penyuluhan Individu 410,232,425 17.74

HA.2.2.7 Kegiatan Individu Langsung Lainnya 140,069,227 6.06

Grand Total 2,311,972,050 100.00

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 14

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya program KIA sebagian besar digunakan untuk kegiatan-

kegiatan langsung (96,97 persen) dibandingkan dengan kegiatan tidak langsung (3,03 persen). Kegiatan

kesehatan masyarakat langsung lainnya menyerap biaya terbesar (43,32 persen), diikuti oleh kegiatan

pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan (19,71 persen), penyuluhan individu (17,74 persen).

Kegiatan tidak langsung sebagian besar dipakai untuk manajerial dan koordinasi (2,00 persen).

Tabel 14

Analisa Belanja Kesehatan Program Kesehatan Ibu dan Anak Menurut Mata Anggaran

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa belanja kesehatan untuk mata anggaran kegiatan operasional

pada program KIA di Kabupaten Sumba Timur lebih didominasi oleh perjalanan (48,36 persen).

Tabel 15

Analisa Belanja Kesehatan Program Kesehatan Ibu dan Anak Menurut Jenjang Kegiatan

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jenjang kegiatan sudah sesuai dengan piramida (mendorong

kinerja) didominasi di tingkat desa / kelurahan/ masyarakat (93,59 persen). Kemudian

Kecamatan/puskesmas (3,96 persen), kabupaten (2,00 persen), kemudian provinsi (0,45 persen).

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 15

Tabel 16

Analisa Belanja Kesehatan Program Kesehatan Ibu dan Anak Menurut Penerima Manfaat

Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pembiayaan kesehatan lebih bermanfaat bagi kelompok umur

produktif (69,41 persen) terutama untuk peningkatan kesehatan ibu dan juga tidak melupakan

pembiayaan kesehatan untuk “human investment” yaitu pada peningkatan kesehatan anak

J. Potret Biaya/belanja Kesehatan Program Gizi di Kabupaten Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Tabel 17 Analisa Belanja Kesehatan Program Gizi

Menurut Sumber Pembiayaan Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya program gizi hanya bersumber dari pemerintah, dimana

pemerintah kabupaten memegang peranan penting dengan presentase (62,29 persen), jauh melebihi

pemerintah pusat (29,14 persen) dan pemerintah provinsi (8,56 persen). Hal ini menunjukkan tidak

adanya ketergantungan pembiayaan program gizi pada pemerintah pusat.

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 16

Tabel 18

Analisa Belanja Kesehatan Program Gizi

Menurut Pengelola Pembiayaan Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir sebagian besar pengelolaan biaya program Gizi dilakukan

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur (62,29 persen) yang berarti kurangnya peran dari

instansi/organisasi lain dalam mendukung program Gizi.

Tabel 19

Analisa Belanja Kesehatan Program Gizi

Menurut Penyedia Pelayanan (PP) Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Dinas Kesehatan adalah pemberi pelayanan terbesar (66,38 persen) dan Puskesmas (33,62 persen), hal ini berkaitan dengan pelaksanaan perbaikan gizi masyarakat yang dilakukan dilaksanakan melalui kerjasama Puskemas dan Dinas Kesehatan.

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 17

Tabel 20 Analisa Belanja Kesehatan Program Gizi

Menurut Jenis Kegiatan Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

JENIS KEGIATAN (HA) JUMLAH %

Kegiatan Langsung 1,114,184,797

HA.2.1 Kegiatan Program

Kesehatan Masyarakat 406,347,297 35.45

HA.2.1.1 Promosi dan

Penyuluhan kesehatan 23,691,234 2.07

HA.2.1.11 Pengadaan dan

Pemeliharaan Infrastruktur

Alat Medis 58,781,310 5.13

HA.2.1.13 Kegiatan

Kesehatan Masyarakat

langsung lainnya 303,464,540 26.47

HA.2.1.4 Pendataan Sasaran 6,278,600 0.55

HA.2.1.5 Pengambilan

sampel 9,975,257 0.87

HA.2.1.7 Surveilans

Epidemiologi dan KLB 4,156,357 0.36

HA 2.2 Kegiatan Program

Kesehatan Individu 707,837,500 61.75

HA.2.2.4 Rehabilitasi Medik 707,837,500 61.75

Kegiatan Tidak Langsung 32,184,571 2.81

HA.1.2 Pengadaan dan

Peningkatan Kapasitas

Personil (Pendidikan dan

Pelatihan) 32,184,571 2.81

Grand Total 1,146,369,369 100.00

Tabel 21 Analisa Belanja Kesehatan Program Gizi

Menurut Jenis Kegiatan Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya program gizi sebagian besar digunakan untuk kegiatan-

kegiatan langsung (61,75 persen), dibandingkan dengan kegiatan tidak langsung (2,81 persen). Hal ini

berkaitan dengan kegiatan pemberian PMT dan MP-ASI untuk perbaikan gizi masyarakat.

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 18

Tabel 22

Analisa Belanja Kesehatan Program Gizi

Menurut Mata Anggaran Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

MATA ANGGARAN (HI) JUMLAH %

HI 1 Investasi 54,364,643 4.74

HI.1.4 Pengadaan Alat medis 54,364,643 4.74

HI 2 Operasional 1,092,004,726 95.26

HI.2.2 Honorarium 19,620,000 1.71

HI.2.3 Obat dan Bahan Medis 4,416,667 0.39

HI.2.4 Bahan Non-Medis 80,750,767 7.04

HI.2.5 Perjalanan 282,097,377 24.61

HI.2.6 Akomodasi 705,119,915 61.51

Grand Total 1,146,369,369 100.00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa belanja program gizi di Kabupaten Sumba Timur semua dihabiskan

untuk belanja yang bersifat operasional. Sebagian besar biaya dipakai untuk biaya Akomodasi (61,51

persen), kemudian perjalanan (24,61 persen), dan belanja non medis (7,04 persen).

Tabel 23

Analisa Belanja Kesehatan Program Gizi

Menurut Jenjang Kegiatan Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jenjang kegiatan lebih banyak pada tingkat Kabupaten (61,44

persen), hal ini karena pengelolaan dana program gizi khususnya PMT dilaksanakan langsung oleh Dinas

Kesehatan yang kemudian didistribusikan pada setiap puskesmas.

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 19

Tabel 24

Analisa Belanja Kesehatan Program Gizi

Menurut Penerima Manfaat Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013

PENERIMA MANFAAT (HB) JUMLAH %

HB.1 0 - <1 tahun (bayi) 21,646,857 1.89

HB.2 1 - 5 tahun (balita) 294,804,359 25.72

HB.3 6 - 12 tahun (anak

sekolah) 12,469,071 1.09

HB.5 19 - 64 tahun (usia

produktif) 226,744,591 19.78

HB.7 Semua Kelompok Umur 590,704,491 51.53

Grand Total 1,146,369,369 100.00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pembiayaan kesehatan lebih bermanfaat bagi semua kelompok

umur (51,53 persen) terutama untuk peningkatan perbaikan gizi pada ibu hamil dan juga tidak

melupakan pembiayaan kesehatan untuk “human investment” yaitu pada peningkatan status gizi anak.

K. Analisa Pola Belanja Rumah Tangga kabupaten Sumba Timur Tahun 2013

Tabel 25 POLA BELANJA RUMAH TANGGA MASYARAKAT KABUPATEN SUMBA TIMUR

Tahun Anggaran 2013

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 20

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa belanja masyarakat Kabupaten Sumba Timur untuk kebutuhan

makanan selama 1 tahun adalah sebesar Rp.92.224.633 atau sama dengan Rp.304.839 per orang, jauh

melebihi untuk kesehatan selama satu tahun sebesar Rp.63.374.237 atau sama dengan Rp.125.412 per

orang dan pendidikan selama satu tahun sebesar Rp.15,169,219 atau sama dengan Rp.35.089 per orang.

Peluang ini bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan sistem jaminan kesehatan daerah dengan

memanfaatkan pengeluaran masyarakat untuk belanja rokok, alkohol dan sirih pinang.

Selain itu besarnya pengeluaran masyarakat untuk belanja rokok dan alkohol ini tentunya merugikan

bagi pembangunan kesehatan. Sehingga diperlukan langkah-langkah promotif bagi masyarakat

mengenai bahaya rokok dan alkohol untuk kesehatan.

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 21

REKOMENDASI

Dari analisa yang telah dilakukan terhadap tabel-tabel DHA, maka dikemukakan beberapa rekomendasi

sebagai berikut :

1. Meningkatkan alokasi anggaran kesehatan, karena secara total APBD Th. 2013 baru mencapai 9

persen (UU Kesehatan no. 36 tahun 2009 bahwa Alokasi Anggaran untuk Kesehatan Minimal 10

persen dari APBD di luar Gaji )

2. Memperbaiki alokasi anggaran kesehatan menurut program-program prioritas seperti KIA Gizi

dan KB, Promkes dan Pencegahan, Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular (merujuk

pada Tabel 4a Univariat)

PROGRAM (PR) JUMLAH PERSEN (%)PR.1 Program Kesehatan Masyarakat 7,212,615,259 4.07

PR.1.1 Program KIA, Gizi dan KB 164,543,000 0.09

PR.1.1.1 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2,311,972,050 1.30

PR.1.1.2 Gizi 1,146,369,369 0.65

PR.1.1.3 Imunisasi 371,152,723 0.21

PR.1.1.4 KB dan Konseling 1,375,489,838 0.78

PR.1.2 Pelayanan Promosi Kesehatan dan

Pencegahan 41,600,000 0.02

PR.1.2.1 UKS 109,305,000 0.06

PR.1.2.3 Kesehatan Lingkungan 760,459,109 0.43

PR.1.2.4 Kesehatan Remaja 276,170,571 0.16

PR.1.2.5 Pengawasan Makanan, Minuman and Hygine 32,670,000 0.02

PR.1.2.6 Penanggulangan Bencana 9,135,633 0.01

PR.1.3 Pencegahan Penyakit Menular 23,416,000 0.01

PR.1.3.1 TBC 112,559,093 0.06

PR.1.3.2 Malaria 269,748,476 0.15

PR.1.3.3 HIV/ AIDS 7,825,086 0.00

PR.1.3.5 DHF 37,822,848 0.02

PR.1.3.6 ISPA 19,950,513 0.01

PR.1.3.7 Pencegahan Penyakit Menular

Lainnya 119,060,279 0.07

PR.1.4 Pencegahan Penyakit Tidak Menular 0.00

PR.1.4.2 Hipertensi 4,571,993 0.00

PR.1.4.3 Jiwa 3,603,333 0.00

PR.1.4.4 Jantung 15,190,345 0.01

3. Memperbaiki alokasi mata anggaran operasional untuk kegiatan langsung (merujuk pada Tabel 9

Bivariat, PERMENDAGRI No. 59 Th. 2007 tentang Anggaran Berbasis Kinerja)

Rp % RP % Rp %

INVESTASI 5,711,487,548 3.22 27,400,102,874 15.46 33,111,590,422 18.68

OPERASIONAL 76,103,538,240 42.94 66,415,114,620 37.48 142,518,652,860 80.42

PEMELIHARAAN 1,457,130,665 0.82 132,400,000 0.07 1,589,530,665 0.90

TOTAL 83,272,156,452 46.99 93,947,617,494 53.01 177,219,773,946 100.00

MATA ANGGARAN

JENIS KEGIATANTOTAL

TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 22

4. Mempertahankan intensitas kegiatan yang dilaksanakan pada jenjang masyarakat dan

Puskesmas (merujuk pada Tabel 7)

JENJANG KEGIATAN (HL) JUMLAH PERSEN (%)HL.1 Pusat 19,341,667 0.01

HL.2 Provinsi 1,478,005,675 0.83

HL.3 Kabupaten 157,079,598,142 88.64

HL.4 Kecamatan/Puskesmas 10,721,449,477 6.05

HL.5 Desa/Kelurahan/masyarakat 7,921,378,985 4.47

GRAND TOTAL 177,219,773,946 100.00

5. Meningkatkan peran sektor non pemerintah (swasta, rumah tangga / masyarakat) dalam

pembiayaan sektor kesehatan (merujuk Tabel 1 Univariat, PP No. 38 Th. 2007 )

DHA Kab. Sumba Timur Tahun Anggaran 2013 23

6. Memperkuat sistem jaminan kesehatan dalam mendukung SJSN (Sistem Jaminan Sosial

Nasional, UU No. 40 Th. 2004, UU no. 24 Th. 2011, Merujuk Tabel 2a, 2b Univariat)

PENGELOLA PEMBIAYAAN (HF) JUMLAH PERSEN (%)

HF 1 Sektor Publik 116,911,902,371 65.97

HF1.1 Sektor Publik selain dana Jaminan Sosial 114,500,333,832 64.61

HF 1.1.1 Pemerintah Pusat 2,347,085,000 1.32

HF 1.1.1.1 Kementerian Kesehatan 2,325,285,000 1.31

HF 1.1.1.2.5 Kementrian Hukum dan HAM: Pelayanan

Kesehatan LAPAS 21,800,000 0.01

HF 1.1.2 Pemerintah Propinsi 1,763,610,675 1.00

HF 1.1.3 Pemerintah Kabupaten/Kota 110,389,638,157 62.29

HF 1.1.3.1 Pemkab: Dinas Kesehatan 66,178,191,612 37.34

HF 1.1.3.2 Puskesmas 5,830,820,903 3.29

HF 1.1.3.3 RSUD 32,678,498,345 18.44

HF 1.1.3.5 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa 944,884,100 0.53

HF 1.1.3.6 Dinas Sosial 1,105,353,000 0.62

HF 1.1.3.8 Badan Kesra/Binsos 213,568,000 0.12

HF 1.1.3.9 Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB 3,438,322,197 1.94

HF1.2 Dana Jaminan Sosial 2,411,568,539 1.36

HF 1.2.1 PT Askes/BPJS 2,411,568,539 1.36

PENGELOLA PEMBIAYAAN (HF) JUMLAH PERSEN (%)

HF 2 Sektor Non Publik (Non Pemerintah) 60,307,871,575 34.03

HF2.3 Rumah Tangga 21,220,361,570 11.97

HF2.4 LSM/Lembaga Sosial/Yayasan 929,727,200 0.52

HF 2.4.2 LSM/Lembaga Sosial/Yayasan Asing 112,632,000 0.06

HF2.5 Perusahaan Swasta - selain asuransi swasta 38,045,150,805 21.47

GRAND TOTAL 177,219,773,946 100.00

7. Mempertajam prencanaan dan penganggaran dengan memperhatikan 8 Dimensi DHA