Tim Penyempurna - BPSDM Kementerian PUPR

66
Tim Penyempurna Dr. Lina Marlia, CES Ir. Ismanto, MSc Siti Budi Hartati, ST, MT Ir. Made Bagus Budihardjo, MA Ir. Toeti Ariati, MPM Ir. Achmad Soenkarno, MT Komang Sri Hartini, ST, MSc Dhimas Bayu Anindito, ST Arni Nur Fadillah, ST TAHUN 2017

Transcript of Tim Penyempurna - BPSDM Kementerian PUPR

Tim Penyempurna Dr. Lina Marlia, CES

Ir. Ismanto, MSc

Siti Budi Hartati, ST, MT

Ir. Made Bagus Budihardjo, MA

Ir. Toeti Ariati, MPM

Ir. Achmad Soenkarno, MT

Komang Sri Hartini, ST, MSc

Dhimas Bayu Anindito, ST

Arni Nur Fadillah, ST

TAHUN 2017

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW i

PENGANTAR GIS UNTUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan

Penyayang dengan selesainya penyusunan Modul Pengantar GIS untuk

PIW. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta pendidikan

dan pelatihan di bidang pengembangan infrastruktur wilayah yang berasal

dari kalangan pegawai pemerintah daerah dan Aparatur Sipil Negara

(ASN).

Modul Pengantar GIS untuk PIW ini disusun dalam 5 bab yang terdiri dari

Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang

sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam

memahami segala kebutuhan terkait pengembangan infrastruktur.

Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini diisi oleh adanya

pergeseran aktivitas peserta latih dan pelatih yakni dengan menonjolkan

peran serta aktif peserta latih.

Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada

tim penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan

modul ini. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang

senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan

situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi. Harapan kami

tidak lain modul ini dapat memberikan manfaat.

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan,

Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. 1

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... 3

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................. 4

A. Persyaratan ....................................................................................... 4

B. Deskripsi ............................................................................................ 4

C. Metode .............................................................................................. 4

D. Alat Bantu/Media .............................................................................. 4

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 6

A. Latar Belakang ................................................................................... 7

B. Deskripsi Singkat ............................................................................... 7

C. Kompetensi Dasar ............................................................................. 8

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ................................................ 8

E. Estimasi Waktu .................................................................................. 8

BAB 2 GAMBARAN UMUM INFRASTRUKTUR WILAYAH ............................. 9

A. Indikator Keberhasilan .................................................................... 10

B. Pengertian Infrastruktur Wilayah ................................................... 10

C. Ruang Lingkup dan Isu dalam Infrastruktur Wilayah ...................... 13

D. Paradigma Pembangunan Infrastruktur Wilayah ........................... 15

E. Rangkuman...................................................................................... 18

F. Latihan ............................................................................................. 22

BAB 3 PROSES PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR

WILAYAH ................................................................................................... 23

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

2

A. Indikator Keberhasilan .................................................................... 24

B. Konsep Pola Pikir ............................................................................. 24

C. Pengelolaan Sistem Infrastruktur .................................................... 26

D. Proses Pembangunan Infrastruktur ................................................ 32

E. Perencanaan Sistem Infrastruktur................................................... 36

F. Sistem Infrastruktur Wilayah ........................................................... 38

G. Komponen Infrastruktur Wilayah .................................................... 39

H. Rangkuman ...................................................................................... 41

I. Latihan ............................................................................................. 42

BAB 4 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGEMBANGAN

INFRASTRUKTUR WILAYAH ....................................................................... 43

A. Indikator Keberhasilan .................................................................... 44

B. Penerapan SIG dalam Infrastruktur Wilayah ................................... 44

C. Manfaat SIG untuk Pengembangan Infrastruktur Wilayah ............. 46

D. Rangkuman ...................................................................................... 48

E. Latihan ............................................................................................. 50

BAB 5 PENUTUP ........................................................................................ 51

A. Evaluasi Kegiatan Belajar ................................................................. 52

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ....................................................... 53

C. Kunci Jawaban ................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59

GLOSARIUM .............................................................................................. 60

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hubungan antara sistem sosial, sistem ekonomi, infrastruktur

fisik, dan lingkungan alam yang harmoni .............................. 12

Gambar 2 Infrastruktur dalam Sistem Ekonomi, Sosial-Budaya Kesehatan,

dan Kesejahteraan ................................................................. 24

Gambar 3. Hubungan Infrastruktur & Pengelolaan Sumber Daya Air ..... 28

Gambar 4. . Ilustrasi Infrastruktur Sekilas ................................................ 29

Gambar 5. Kerangka Model Kerja Pembangunan .................................... 35

Gambar 6. Alur Proses Pembangunan Infrastruktur ................................ 36

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

4

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Persyaratan

Dalam mempelajari modul ini peserta diklat dilengkapi dengan modul

bahan ajar, bahan tayang, laptop, piranti lunak dan media lainnya yang

dibutuhkan.

B. Deskripsi

Modul Pengantar GIS untuk Pengembangan Infrastruktur Wilayah ini

terdiri dari 3 (tiga) materi utama, yaitu: gambaran umum infrastruktur

wilayah, proses pembangunan infrastruktur wilayah, dan sistem informasi

geografis untuk pengembangan infrastruktur wilayah.

Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan disertai definisi

mengenai infrastruktur guna memberikan pemahaman dasar sebelum

peserta mempelajari modul-modul berikutnya. Latihan atau evaluasi ini

menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta diklat setelah mempelajari

materi dalam modul ini.

C. Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah

dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara, adanya

kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.

D. Alat Bantu/Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat

Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu:

1 LCD/projector

2 Laptop

3 Papan tulis atau white board dengan penghapusnya

4 Flip chart

5 Bahan tayang

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

5

6 Modul dan/atau bahan ajar

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

6

BAB 1

PENDAHULUAN

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

7

A. Latar Belakang

Dalam rencana strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat tahun 2015-2019, kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM)

handal merupakan suatu hal mutlak harus dipenuhi. Dalam upaya

mewujudkan pencapaian SDM handal, Badan Pengembahan Sumber

Daya Manusia (BPSDM) mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan

pengembangan SDM Kementerian PUPR.

Upaya pembinaan dan pengembangan SDM Kementerian PUPR

dilaksanakan melalui: penilaian dan peningkatan kompetensi teknis

kepada para pelaksana yang merupakan ujung tombak pencapaian

pelayanan Kementerian PUPR dalam mewujudkan infrastruktur bidang

pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

Pembinaan kompetensi teknis bagi para perencana di seluruh wilayah

Indonesia dilakukan untuk mendukung konsep pengembangan

infrastruktur wilayah berbasis kawasan dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi sebagai teknik bypass untuk peningkatan

penyediaan informasi.

Pengertian dasar mengenai infrastruktur wilayah dan bagaimana sistem

informasi geografis (SIG) dapat berperan dalam pembangunan

infrastruktur wilayah dijelaskan dalam modul ini. Modul ini menjadi

dasar bagi pembaca untuk memahami lebih lanjut modul-modul

berikutnya. Diharapkan modul ini dapat memberikan pemahaman dasar

bagi para pengelola data spasial di tingkat Pemerintah Pusat, Provinsi,

dan Kabupaten dalam melakukan proses inventarisasi dan pengelolaan

data spasial sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

B. Deskripsi Singkat

Modul ini menjelaskan pengertian dasar mengenai infrastruktur wilayah

dan bagaimana sistem informasi geografis (SIG) dapat berperan dalam

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

8

pembangunan infrastruktur wilayah. Modul ini menjadi dasar bagi

pembaca untuk memahami lebih lanjut modul-modul berikutnya.

C. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan mampu

memahami pengertian dan hakekat perencanaan infrastruktur wilayah

sekaligus SIG dalam perencanaan infrastruktur wilayah.

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Dalam modul ini terdapat 3 materi yang akan dibahas, yaitu:

1. Gambaran umum infrastruktur wilayah,

2. Proses pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah, dan

3. Sistem Informasi Geografis untuk pengembangan infrastruktur

wilayah.

E. Estimasi Waktu

Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar untuk mata diklat “Pengantar GIS untuk Pengembangan

Infrastruktur Wilayah” pada peserta diklat ini adalah 6 jam pelajaran atau

sekitar 270 menit.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

9

BAB 2

GAMBARAN UMUM INFRASTRUKTUR WILAYAH

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

10

A. Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat

menjelaskan pengertian infrastruktur wilayah, ruang lingkup infrastruktur

wilayah, isu-isu infrastruktur wilayah dan paradigma pembangunan

infrastruktur wilayah.

B. Pengertian Infrastruktur Wilayah

Infrastruktur mengacu pada sistem fisik yang menyediakan transportasi,

pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang

lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam

lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1988).

Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi – fungsi sistem

sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari mesyarakat.

Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau

struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang

dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan

sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000).

Definisi teknik juga memberikan spesifikasi apa yang dilakukan system

infrastruktur dan mengatakan bahwa infrastruktur adalah aset fisik yang

dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang

penting.

Sebagai salah satu konsep pola pikir di bawah ini diilustrasikan diagram

sederhana bagaimana peran infrastruktur. Diagram ini menunjukkan

bahwa secara ideal lingkungan alam merupakan pendukung dari sistem

infrastruktur, dan sistem ekonomi didukung oleh sistem infrastruktur.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

11

Sistem sosial sebagai obyek dan sasaran didukung oleh sistem ekonomi,

secara terperinci (lihat Gambar 1).

Dari gambar di bawah ini dapat dikatakan bahwa lingkungan alam

merupakan pendukung dasar dari semua sistem yang ada. Peran

infrastruktur sebagai mediator antara sistem ekonomi dan social dalam

tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan alam menjadi sangat

penting. Infrastruktur yang kurang (bahkan tidak) berfungsi akan

memberikan dampak yang besar bagi manusia. Sebaliknya , infrastruktur

yang terlalu berlebihan untuk kepentingan manusia tanpa

memperhitungkan kapasitas daya dukung lingkungan akan merusak alam

yang pada hakekatnya akan merugikan manusia termasuk makhluk hidup

yang lain. Berfungsi sebagai suatu sistem pendukung sistem sosial dan

sistem ekonomi, maka infrastruktur perlu dipahami dan dimengerti secara

jelas terutama bagi penentu kebijkan.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

12

Lebih lanjut pemahaman terhadap infrastruktur wilayah menurut World

Bank (1994) membedakan infrastruktur menjadi :

a. Public utilities: listrik, telekomunikasi, system perpipaan, sanitasi, dan

persampahan

b. Public works: jalan, drainase, bendungan, dan prasarana transportasi

lainnya, seperti pelabuhan dan bandara.

Hudson (1997) mengelompokkan aset- aset infrastruktur menjadi:

• Transportasi

• air bersih dan air limbah

• Persampahan

• produksi energi dan distribusinya

• bangunan (fasilitas umum dan sosial)

• fasilitas rekreasi (olahraga dan ruang terbuka)

• telekomunikasi (jaringan telekomunikasi, televisi, satelit, dan teknologi

informasi)i).

Social System

Economic System

Physical Infrastructure

Natural Environment

Gambar 1. Hubungan antara sistem sosial, sistem ekonomi, infrastruktur fisik, dan

lingkungan alam yang harmoni (Grigg, 1998)

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

13

C. Ruang Lingkup dan Isu dalam Infrastruktur Wilayah

Ruang lingkup infrastruktur wilayah meliputi: strategi perencanaan

infrastruktur berkelanjutan, pola pergerakan dari pembangunan

perkotaan, kebutuhan infrastruktur lingkungan perkotaan, teknik

transportasi, perencanaan kota dan pembangunan perkotaan,

perencanaan sistem air bersih dan air limbah. Di samping ruang lingkup

yang telah diuraikan di atas, infrastruktur wilayah juga memiliki

pemahaman yang komprehensif, yaitu; memahami berbagai keterkaitan

antara infrastruktur dengan pengembangan wilayah, pengembangan

infrastruktur didasarkan atas peran pemerintah, pembangunan nasional

dan permasalahan pembangunan. Aspek-aspek yang terkait dengan aspek

manajemen dan aspek pengelolaan infrastruktur ditinjau dari skala makro

nasional dan regional. Memahami kebijakan penyediaan infrastruktur

dalam skala wilayah dan regional, dan memanfaatkan sebagai konsep

perancanaan dan pengembangan wilayah.

Persoalan infrastruktur merupakan persoalan yang kompleks karena

hampir semua disiplin terlibat. Berikut ini beberapa dari persoalan

infrastruktur yang biasa disebutkan, di antaranya:

• Perkembangan tata ruang kota yang tidak terkendali akibat

urbanisasi sehingga pembangunan infrastruktur kala cepat dengan

perubahan tata guna lahan.

• Daya dukung lingkungan (terutama) daerah perkotaan menjadi

sangat berkurang.

• Konflik elit politik yang potensial mengakibatkan desintegrasi

bangsa.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

14

• Konflik penduduk, potensi konflik daerah (Kabupaten/Kota) karena

muncul egoisme akibat OTDA.

• Sumber daya air dikelola oleh bermacam-macam institusi:

Kemen.ESDM, Kemen PU-PR, Pemkabupaten/Kota (akibat OTDA).dll.

• Keterbatasan sumber dana pemerintah akibat krisis berkepanjangan

bidang ekonomi yang belum ada tanda-tanda berakhir yang

menimbulkan konflik social secara horizontal.

• Rusaknya jalan-jalan utama (nasional) di Pantura Jawa, Sumatera,

terlebih akibat musim hujan serta kemampuan dana dari pemerintah

saat ini untuk merehab/memelihara yang semakin rendah.

• Infrastruktur Indonesia terburuk di Asia dan peringkatan daya saing

tahun 2002 terendah di dunia.

• Peringkat daya saing infrastruktur Indonesia terendah di dunia.

• Lebih merupakan isu kebijakan dan budget daripada isu teknis;

• Proses politik dan keterlibatan publik: harapan dan perubahan pola

hidup;

• Kapasitas finansial (financial capacity);

• Manajemen pertumbuhan (growth management);

• Manajemen aset (Asset management)

• Iptek (Knowledge and technology);

• Kompleksitas sistem & kerentanan (System complexity and

vulnerability); dan

• Kapasitas daya kerja.

Para pakar infrastruktur dari berbagai negara di Asia Pasifik memiliki

kesamaan persepsi mengenai masalah mendasar dalam pembiayaan

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

15

infrastruktur dengan membahas lima Isu (Sumber : Menurut Pandangan

Para Pakar dari Wilayah Asia Pasifik dalam pertemuan di Jakarta Agustus

2003 dalam Forum Menteri untuk Pembangunan Infrastruktur di negara-

negara Asia Pasifik) antara lain :

1. Isu peran infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi;

2. Isu pembiayaan infrastruktur oleh pemerintah;

3. Isu tentang kemitraan publik dan swasta dalam infrastruktur;

4. Swastanisasi atau lebih sering dikenal sebagai privatisasi;

5. Manajemen aset dan pengembangan teknologi;

D. Paradigma Pembangunan Infrastruktur Wilayah

Paradigma merupakan suatu pemikiran atau pandangan yang mendasar

tentang apa yang menjadi pokok persoalan (subject matter) dari suatu

permasalahan / cabang keilmuan. Paradigma baru akan muncul bila timbul

persoalan baru yang tidak dapat dijelaskan berdasar paradigma lama.

Paradigma juga dapat diartikan sebagai cara pandang, nilai-nilai, metode-

metode, prinsip dasar atau cara memecahkan masalah yang dianut oleh

suatu masyarakat pada masa tertentu. Dalam pembangunan nasional,

Pancasila adalah suatu paradigma, karena hendak dijadikan sebagai

landasan, acuan, metode, nilai dan tujuan yang ingin dicapai di setiap

program pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Paradigma merupakan cara pandang seseorang terhadap diri dan

lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif),

bersikap (afektif) dan bertingkah laku (konaktif). Paradigma juga dapat

berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai dan praktek yang diterapkan

dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama,

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

16

khususnya dalam disiplin intelektual. Sedangkan pembangunan adalah

proses perubahan kea rah kondisi yang lebih baik melalui upaya yang

dilakukan secara terencana. (Kartasasmita,1997).

Sementara pembangunan (development) adalah proses perubahan yang

mencakup seluruh sistim social, seperti politik, ekonomi, infrastruktur,

pertanahan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan dan budaya

(Alexander 1994). Portes (1976) mendefinisikan pembangunan sebagai

transformasi ekonomi, sosial dan budaya.

Berdasarkan pengertian di atas, paradigma pembangunan dapat

didefinisikan sebagai cara pandang terhadap suatu persoalan

pembangunan yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pembangunan

baik pembangunan dalam arti sebagai proses maupun sebagai metode

yang bertujuan untuk mencapai peningkatan kualitas kehidupan manusia

dan kesejahteraan rakyat. Teori pembangunan pun dalam

perkembangannya semakin kompleks yang tidak terikat pada satu disiplin

ilmu. (Bjorn, 19820).

Adapun yang menjadi tujuan dari pembangunan antara lain : a).

peningkatan standar hidup (levels of living) b). Penciptaan berbagai kondisi

yang memungkinkan tumbuhnya rasa percaya diri (self-esteem) seseorang

dan c). Peningkatan kebebasan (freedom/democracy ) setiap orang.

(Todaro, 2000).

Paradigma pembangunan selalu dan harus berubah dari waktu ke waktu,

sesuai dengan tuntutan jaman dan permasalahan. Terjadinya krisis yang

besar sering dan memaksakan munculnya paradigma baru. Tanpa

paradigma baru, krisis yang sama dan lebih besar akan terjadi lagi.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

17

Dalam sejarahnya Indonesia telah mengimplementasikan beberapa

paradigma pembangunan yang ada di dunia dengan ciri khasnya masing-

masing, mulai dari paradigma liberal yang erat kaitannya dengan

modernisasi dan paradigma Marxis dengan konsep pemberdayaannya.

Paradigma pembangunan yang dijalankan tersebut merupakan proses

adaptasi terhadap spirit zaman yang berkembang. Di era yang serba

terbuka ini, di mana masyarakat semakin kritis terhadap kebijakan

pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah maka paradigma

pembangunan yang paling sesuai adalah sebuah paradigma yang

menjadikan masyarakat sebagai salah satu pelaku dalam setiap proses

pembangunan. Masyarakat tidak lagi hanya dipandang sebagai “objek”,

pandangan kuno bahwa masyarakat tidak mengerti apa - apa terkait

dengan pembangunan merupakan pandangan yang sudah usang.

Masyarakat memiliki ciri khasnya masing-masing dan kemampuan dalam

beradaptasi terhadap lingkungannya (swatata) yang merupakan sebuah

potensi besar atau modal dalamproses pelaksanaan pembangunan ke

depan.

Terkait dengan pembangunan infrastruktur, Siagian (1994) memberikan

pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian

usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara

sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas

dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar

Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu

sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya

yang dilakukan secara terencana”. Sedangkan infrastruktur berarti

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

18

prasarana atau segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses baik itu usaha, pembangunan, dll. Dari

pengertian diatas dapat kita pahami bahwa pembangunan infrastruktur

adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan

yang dilakukan secara terencana untuk membangun prasarana atausegala

sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses

pembangunan.

Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda

penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan

infrastruktur yang memadai sangat diperlukan. Sarana dan prasarana fisik,

atau sering disebut dengan infrastuktur, merupakan bagian yang sangat

penting dalam sistem pelayanan masyarakat. Berbagai fasilitas fisik

merupakan hal yang vital guna mendukung berbagai

kegiatan pemerintahan, perekonomian, industri dan kegiatan sosial di

masyarakat dan pemerintahan.

Mulai dari sistem energi, transportasi jalan raya, bangunan-bangunan

perkantoran dan sekolah, hingga telekomunikasi, rumah peribadatan dan

jaringan layanan air bersih, kesemuanya itu memerlukan adanya dukungan

infrastruktur yang handal (Biemo W. Soemardi dan Reini D.

Wirahadikusumah : 2009).

E. Rangkuman

1. Berdasarkan penjelasan tentang pengertian infrastruktur wilayah

memiliki pemahaman yang komprehensif, oleh karena itu perlu fokus

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

19

pada infrastruktur yang memiliki daya dorong untuk pertumbuhan

ekonomi wilayah dan peningkatan akses bagi kegiatan antar wilayah.

2. Terdapat sejumlah tantangan pembangunan infrastruktur di

Indonesia (Dardak, 2013), yang disebabkan oleh beberapa hal antara

lain :

a. Sebaran penduduk, luas wilayah, dan kondisi geografis.

b. paradigma "pembangunan cepat" yang mengedepankan sasaran

fisik semata sering kali mengorbankan kualitas infrastruktur.

c. Di bidang sumber daya air, sebagian daerah aliran sungai (DAS)

telah rusak, yaitu 62 DAS dari jumlah total 470 DAS, sehingga

mengakibatkan penurunan fungsi daerah tangkapan dan resapan

air. Saat ini jaringan irigasi yang terbangun mencapai 6,77 juta

hektare (1,67 juta ha belum berfungsi), dan jaringan irigasi rawa

1,8 juta ha untuk mendukung Program Ketahanan Pangan

Nasional. Namun ada masalah lain berupa alih fungsi lahan

pertanian sekitar 35 ribu ha per tahun.

d. Di bidang jalan, jaringan jalan nasional 37 persen dalam kondisi

baik, 44 persen sedang, 8 persen rusak ringan, kurang dari 11

persen rusak berat, atau 81 persen dalam kondisi mantap dan 19

persen tidak mantap. Di samping keterbatasan dana, ada

masalah kurangnya keandalan jalan yang disebabkan

ketidakdisiplinan pengguna jalan, seperti kendaraan dengan

muatan berlebih dan masih perlu ditingkatkannya kompetensi

pelaksana proyek.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

20

e. Terkait dengan konektivitas, di bidang pelabuhan, Indonesia

sebagai salah satu negara maritim terbesar di dunia masih sangat

tertinggal dibanding negara lain dalam ketersediaan pelabuhan

dan industri pendukungnya, termasuk galangan kapal.

3. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,

pemerintah harus memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur

komprehensif yang meliputi:

a. Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan

air baku dengan membangun reservoir tampungan air baku,

penanganan konservasi, dan pengendalian banjir.

b. Untuk mendukung kedaulatan pangan, jumlah waduk harus lebih

banyak lagi. Saat ini di Indonesia terdapat 236 bendungan besar

dan kecil dan lebih dari 19 ribu jaringan irigasi yang mengairi area

sawah sekitar 4,8 juta ha. Sebanyak 11 waduk ditargetkan mulai

dibangun pada akhir 2014. Pada 2014-2019, minimal ada 20

bendungan lagi sehingga mampu menambah ketersediaan air 14

miliar meter kubik.

c. Bidang infrastruktur jalan pembangunan difokuskan untuk

mendukung penyusunan cetak biru transportasi sistem jaringan

multimoda yang sesuai dengan cetak biru sistem logistik

nasional, keterpaduan antar-moda transportasi seperti jaringan

jalan KA, bandar udara, dan pelabuhan laut.

Bidang infrastruktur permukiman meliputi perbaikan kualitas rumah

tinggal masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), penyediaan sarana dan

prasarana umum air minum pada kawasan kumuh, permukiman nelayan,

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

21

serta pembangunan infrastruktur permukiman untuk mendukung sektor

perikanan dan agrobisnis.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

22

F. Latihan

1. Jelaskan menurut pemahaman saudara pengertian infrastruktur

wilayah!

2. Jelaskan menurut pemahaman saudara ruang lingkup infrastruktur

wilayah!

3. Dalam RPJMN 2015-2019 isu-isu infrastruktur wilayah apa saja yang

menjadi prioritas penanganannya?

4. Berkaitan dengan soal no 3, apakah perlu paradigma baru dalam

pembangunan infrastruktur wilayah?

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

23

BAB 3

PROSES PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN

INFRASTRUKTUR WILAYAH

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

24

A. Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat

menjelaskan konsep pola pikir, pengelolaan sistem infrastruktur, proses

pembangunan infrastruktur, dan perencanaan sistem infrastruktur

wilayah.

B. Konsep Pola Pikir

Konsep pola pikir tentang proses pembangunan dan pengelolaan

infrastruktur secara lebih spesifik gambaran tentang peran infrastruktur

dapat ditampilkan berikut ini.

Gambar 2 Infrastruktur dalam Sistem Ekonomi, Sosial-Budaya Kesehatan, dan Kesejahteraan (Grigg, 1988; Grigg dan Fontane, 2000)

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

25

Seperti yang telah disebutkan bahwa sistem infrastruktur menjadi

pendukung utama dalam sistem sosial dan sistem ekonomi, oleh karena

itu setiap perancangan masing-masing sistem infrastruktur maupun

keseluruhannya harus dilakukan dalam konteks keterpaduan dan

menyeluruh.

Sistem infrastruktur juga merupakan proses dengan keterlibatan berbagai

aspek, interdisiplin dan multisektoral, salah satu tantangan utama dalam

perancangan sistem infrastruktur adalah mempertimbangkan bagaimana

semua memberikan pengaruh pada lainnya. Bilamana perancangan

terlalu global maka ini tidak efektif, di sisi lain bila terlalu spesifik dan

hanya tertuju satu subsistem dengan misi single-propose, hal ini juga tidak

bisa sukses karena perancangannya bias menimbulkan dampak negatif

kepada subsistem yang lain, bahkan dimungkinkan menjadi korban dari

kekuatan politik oposisi (Grigg, 1988).

Yang mungkin paling mendekati benar adalah perancangan yang

pendekatan masalahnya pada tingkat yang tepat (appropriate level) dari

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

26

perhatian global dengan pertimbangan matang pada dampak-dampak

dan efek-efek eksternal, namun masih berkosentrasi secara spesifik pada

persoalan utama yang dimaksud.

Untuk mencapai hal tersebut perlu keterpaduan tersistem, komitmen

yang konsisten dari semua stakeholders, multisektoral, dan terintegrasi.

Ada ungkapan (chorus) yang sering didengar oleh para perancang adalah

salah satu ungkapan dari dari para manajer–manajer pelaksana yang

mengatakan “Enough of this studying, let’s get some action”.

Sebagai contoh, infrastruktur pengairan merupakan bagian dari

infrastruktur yang saling tergantung dan terkait. Secara lebih spesifik

sumber daya air dapat dipandang sebagai bagian dan sekaligus di luar

infrastruktur. Hubungan ini dapat dilihat pada Gambar 3.

C. Pengelolaan Sistem Infrastruktur

Solusi untuk infrastruktur yang ideal adalah sangat sulit bahkan mungkin

tidak ada solusi yang ideal menuntaskan semua persoalan infrastruktur,

atau dalam kata lain, menciptakan keseimbangan antara kebutuhan dan

kelestarian lingkungan. Kesulitan ini di samping akibat tindakan

manusianya juga dari alamnya itu sendiri. Problem-problem yang

diilustrasikan dalam bagian sebelumnya lebih didominasi oleh tindakan

manusia.

Untuk problem-problem infrastruktur yang diakibatkan oleh alam, berikut

ini diberikan salah satu contoh yaitu proses hujan. Proses kejadian hujan

dapat dkatakan merupakan aliran turbulen tiga dimensi karena ruangnya

terletak di udara. Konsekuensinya, bila fenomena tersebut diterjemahkan

dalam bentuk matematis, perlu juga diterjemahkan dalam bentuk tiga

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

27

dimensi. Proses ini bila ditransformasikan ke bentuk matematis

merupakan bentuk tiga dimensi 4 persamaan dengan 10 variabel lain.

Sampai saat ini ilmu pengetahuan belum dapat menyelesaikan persamaan

matematis tiga dimensi untuk aliran turbulen. Yang dapat dilakukan

adalah dengan cara Ilustrasi sekilas tentang kompleksitasnya sistem

infrastruktur dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Pendekatan ilmu statistik dengan asumsi-asumsi penyederhanaan

(Kodoatie, 2000). Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sampai saat

ini untuk proses kejadian hujan masih diwujudkan dalam bentuk ramalan

cuaca yang kemungkinan terjadinya tidak bisa dipastikan.

Upaya dan kerangka kegiatan sehingga penanganan dan pengelolaan

sistem infrastruktur yang komprehensif bisa diterjemahkan lebih konkret.

Beberapa istilah yang sering dipakai dalam pengelolaan sumber daya air

meliputi (Grigg, 1988 & 1996) :

• Integrated & comprehensive infrastructure management

• Total infrastructure management

• Holistic infrastructure management

• Sustainable development

• Comprehensive framework

• Integreted resources planning

• Management planning process & total quality management

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

28

Energi

Kumunikasi

INFRASTRUKTUR Limbah

Jalan & Pelayanan Transportasi

Infrastruktur Keairan :

Struktur & Sistem

SUMBER DAYA AIR

• Pengelolaan Menyeluruh & terpadu

• Perkiraan (assessment

• Proyeksi Pengembangan

• Berkelanjutan

• Kelestarian Lingkungan

Sistem

Sumberdaya Air

buatan manusia

Sistem

Sumberdaya Air

Alam (natural)

Interdepedency

Masing-Masing Saling Terkait dan

Saling Mempengaruhi

Gambar 3. Hubungan Infrastruktur & Pengelolaan Sumber Daya Air (Grigg, 1996, & 1988; Grigg & Fontane, 2000; Kodoatie & Suripin, 2001)

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

29

Ketergantungan

• Spasial

• Informasi

• Tata Guna Lahan

• Dampak kegiatan

• Ekonomi & Finansial

• Manajemen

• Sosial

• Politik

• Rekayasa

• Penggerak Kegiatan

Draving Forces & Persoalan2

• Perkembangan (pertumbuhan)

• Perubahan Penduduk

• Peningkatan Harapan

• Pola Hidup

• Memburuknya Sistem

• Peningkatan Komunikasi

• Peningkatan Kompleksitas

• Kebijakan Politis

Pembagian Perhatian

• Pengaturan

• Pemerintahan

• Pembiayaan

• Kebijakan

• Penggerak kegiatan

• Penerimaan masyarakat

• Pengambilan keputusan

• Perkembagan teknologi

Sistem Infrastruktur Sipil

• Kompleksitas

• Keterlibatan masyarakat

• Keputusan yg tidak tentu

• Agenda ganda

• Budget dari sector publik

• Budget dari pemerintah

• Keterlibatan semua pihak

Solusi

• Investigasi

• Koordinasi dan kerjasama

• Metode pengambilan keputusan

• Sistem informasi

• Pembaharuan teknologi

• Penggerak kegiatan

• Keterlibatan publik/swasta

• Riset terpadu

Sasaran Pendukung Sistem Ekonomi, Kesehatan & Sosial-

Budaya Yang Berinteraksi Dengan Lingkungan Alam

Bangunan dan Lingkungan

Infrastruktur Keairan

Komunik

asi

Jalan & P.Transport

Limbah

Interdependency Sistem

Infrastruktur

Gambar 4. Ilustrasi Infrastruktur Sekilas (Grigg & Fontane, 2000, dimodifikasi oleh

Kodoatie & Suripin, 2001)

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

30

Pengalihan pusat-pusat kegiatan sesuai kemampuan alamnya, tidak terfokus

di satu tempat seperti Jakarta. Misalnya sentra industri bisa dipusatkan pada

daerah-daerah yang sumber alamnya kurang. Di daerah–daerah dengan

intensitas pertanian tinggi, peningkatan hasil produksinya perlu dilakukan

sesuai dengan kemampuan sumber daya manusianya.

Pengelolaan sistem infrastruktur yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan mempunyai beberapa dimensi yang harus diintegrasikan ke

semua aspek pembangunannya (Albertson, 1999):

• Environmental sustainability : perlindungan lingkungan yang

berkelanjutan untuk generasi mendatang

• Economic sustainability : setiap pengembangan variable secara

ekonomi

• Sosio-cultural sustainability : setiap inovasi harus harmoni antara

pengetahuan local social & budaya, praktek, pengetahuan (sains) dan

teknologi tepat guna.

• Political sustainability : link birokrasi (pemerintahan) dan masyarakat.

Para pemimpin formal dan informal untuk suatu sector tertentu dalam

masyarakat local harus mampu menjalin komunikasi dengan struktur-

struktur politik dan birokrasi. Missing link terjadi karena tidak ada

perantara (interface).

• Teknologi tepat guna

Pengelolaan sistem infrastruktur yang kompleks dan komprehensif, bukan

akibat dari perencanaannya tapi lebih cenderung akibat dari kebutuhan (not

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

31

by design but by necessity). Kaitan aspek manajemennya meliputi (Grigg,

1992; Grigg.1988 & 1996) sebagai berikut :

• Koordinasi

• Keterlibatan

• Harmonisasi

• Integrasi/Saling berhubungan

• Politik

Dalam rangka otonomi daerah konsep bottom-up approach sebagai salah

satu strategi solusi bisa diimplementasikan (Albertson, 1999) :

• Mendengarkan dan bertanya dulu, bukan not giving answer directly

• Interaksi, diskusi dan pencapaian konsesnsus, bukan pemaksaan

kehendak dari solusi top-down

• Pemecahan masalah bersama-sama (partnership), bukan

pemaksaan perbaikan “ tehniccally correct “

• Partisipasi aktip dalam pembuat keputusan, buka pasip dan

kemudian memakai saran dari luar

• Teknologi tepat guna bersama, bukan “ technology transfer”

• Pemakaian pengetahuan/ilmu local dan ilmiah beriringan , bukan

satu pemakaian yang exclusive

• Belajar yang saling menguntungkan, bukan “we know what is best”

• Kontrol internal, bukan eksternal

• Penciptaan tim sukses, bukan “controlled by elities”.

Pengelolaan sistem informasi infrastruktur wilayah sebagai bagian dari

sistem tata ruang baik lingkup nasional, provinsi, kabupaten/kota,

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

32

infrastruktur berperan penting dalam menunjang perencanaan induk dari

ruang tersebut. Berdasarkan Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, perencanaan tata ruang dilakukan melalui proses dan

prosedur penyusunan serta penetapan rencana tata ruang berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan secara

berkala perlu ditinjau kembali. Prinsip perencanaannya dilakukan dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

• Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan fungsi budi daya dan

fungsi lindung.

• Aspek pengelolaan secara terpadu berbagai sumber daya, fungsi dan

estetika lingkungan serta kualitas ruang.

Di dalam pemanfaatan ruang hal-hal yang perlu dikembangkan adalah :

• Pola pengelolaan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan

tata guna sumber daya alam

• Perangkat yang bersifat insentif dan disinsentif dengan menghormati

hak penduduk sebagai warga Negara

D. Proses Pembangunan Infrastruktur

Rekayasa pembangunan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang

berdasarkan analisis dari berbagai aspek untuk mencapai sasaran dan

tujuan tertentu dengan hasil seoptimal mungkin. Aspek itu dapat

dikelompokan menjadi 4 tahapan yaitu;

• Tahapan studi

• Tahapan perencanaan

• Tahapan pelaksanaan

• Tahapan operasi dan pemeliharaan

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

33

Di dalam empat tahapan itu ada berbagai macam aktivitas yang

dilaksanakan . Secara makro rekayasa dan tahapan meliputi aktivitas

seperti di bawah ini:

• Ide atau Sasaran/Tujuan yang akan dicapai

• Pra studi kelayakan

• Studi kelayakan

• Seleksi perancangan

• Detail desain

• Pelaksanaan fisik

• Operasi dan pemeliharaan

D.1 Model Kerangka Kerja

Suatu model kerangka kerja yang terpadu dan menyeluruh merupakan hal

yang penting dalam sistem infrastruktur. Elemen-elemen untuk kerangka

ini adalah koordinasi, elemen utama ini didukung oleh elemen lainnya

yaitu; karakteristik, pengendalian promosi dan kebutuhan modal tersebut

diilustrasikan pada Gambar 5 berikut ini.

D.2 Alur Proses Pembangunan

Berikut ini alur kegiatan proses pembangunan yang bisa dipakai sebagai

salah satu langkah dalam memadukan program-program pengembangan

infrastruktur, lihat Gambar 5.

D.3 Aspek-Aspek Pembangunan

Untuk pembangunan infrastruktur, terdapat materi-materi perlu dicari

yang berhubungan langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan

pembangunan tersebut. Materi-materi itu antara lain meliputi profil

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

34

kondisi fisik dasar, sumber daya air (SDA), sosial budaya, ekonomi, pola

pemanfaatan ruang, serta arahan pengembangan wilayah. Sebagai

contoh, materi-materi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Profil Kondisi Fisik Dasar

• Topografi

• Geografi

• Hidrologi

• Klimatologi, dll

b. Profil Sumber Daya Manusia/Kependuduk:

• Jumlah dan struktur penduduk

• Laju pertumbuhan

• Kepadatan penduduk

• Lapangan kerja

• Tingkat pendidikan, dll.

c. Profil Sosial-Budaya :

• Karakteristik sosial penduduk

• Karakteristik budaya dan adat masyarakat

• Kehidupan sosial masyarakat.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

35

d. Profil Sarana dan Prasarana: semua infrastruktur yang ada

e. Profil SD Alam

f. Profil perekonomian

g. Pemanfaatan ruang; pola penggunaan tanah, pola

pengembangan tata guna lahan, dan pola perubahan tata guna

lahan

h. Arahan pengembangan kota :

Pengendalian

• Pengendalian local

• Kerangka kebijakan nasional

Koordinated Farmwork for action

excisis (elemen utama)

Fram Work Harus Berkakter :

• Komprehensip

• Kolaboratif

• Keterlibatan stakeholder

Kebutuhan pembangunan (action plan)

• Dapat teridentifikasi

• Dapat berorientasi (visi & misi)

• Secara kualitas dapat beradaptasi

Didukung oleh 3

proses elemen Frame work berpromosi terhadap

• Pembangunan berkelanjutan

• Pembangunan terpadu

• Praktek pengelolaan yang baik

• Peningkatan sain

• Resiko (contingency)

• Kapasitas daerah (local & regional)

2 elemen pengendali

Gambar 5. Kerangka Model Kerja Pembangunan (Grigg, 1996)

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

36

• Fungsi dan peranan kota

• Struktur tata ruang kota, dll.

E. Perencanaan Sistem Infrastruktur

Hirarki rencana umum tata ruang berdasar Undang-Undang No 26 tahun

2007 tentang Penataan Ruang menjelaskan hirarki rencana tata ruang

mulai dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata

Gambar 6. Alur Proses Pembangunan Infrastruktur (Kuper, 1971 & 1989; Kodoatie, 1995)

Ide/Gagasan

Pra-studi & Studi kelayakan; Aspek – Aspek: Teknik, Sosial budaya, Ekonomi,

Kelembagaan, Hukum & Lingkungan

Tahapan

Studi

Tahapan Perancangan

Tahapan Implementasi

Tahapan O & M

Berhenti

ya

tidak

Kaji Ulang

Layak

Penetuan / pemelihan alternatif

Perencanaan/Perancangan

Pelaksanaan Pembangunan

Operasi & Pemeliharaan

Manajemen &

Rekayasa

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

37

Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

(RTRW Kabupaten) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW Kota).

Proses pembangunan mengacu kepada rencana umum tata ruang di atas.

Untuk RTRWN, maka sebagai bahan dasar pokok adalah Garis-Garis Besar

Haluan Negara (GBHN). GBHN ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan

Rakyat (MPR) setiap lima tahun sekali yang diwujudkan dalam Program

Pembangunan Nasional (Propenas), di mana pada masa Orde Baru hal ini

dikenal dengan Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Propenas ditetapkan

dalam Undang-Undang. Hasil kajian Propenas dan RUTRN berupa Rencana

Strategis Nasional (Renstra Nasional).

Faktor-faktor eksternal dan internal dalam suatu kota dan kabupaten

dianalisis, dikaji ulang, dan dievaluasi untuk menghasilkan masukan dalam

pembuatan RTRW Kabupaten maupun Kota. Bilamana dokumen sudah

tersusun, maka akan dilanjutkan dengan pembuatan rencana detail tata

ruang wilayah atau kota (RDTRK) yang lebih detail dibandingkan dengan

RTRW/K.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa sebagai bagian dari

tata ruang (baik wilayah maupun kota) infrastruktur sekaligus merupakan

pendukung utama sistem sosial dan sistem ekonomi dan sebagainya.

Suksesnya perancangan sistem infrastruktur yang bersifat menyeluruh

meliputi faktor-faktor seperti (Grigg, 1988):

• Perencanaan menyeluruh yang komprehensif (a master linking or

integrated plan)

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

38

• Rencana induk untuk setiap pembangunan dan pengembangan

system (master plan for the development of eac service infrastructure

system)

• Perkiraan biaya (assessments that tie to the budgeting process)

• Perencanaan organisasi dan institusi

• Perencanaan untuk peningkatan system yang ada (plans to improve

operation services)

Rencana induk infrastruktur suatu wilayah kabupaten atau kota harus

dibuat bersamaan dengan RTRW Kabupaten maupun Kota. Rencana-

rencana tersebut saling mendukung dan saling mempengaruhi baik dalam

rencana pengembangan, pengelolaan dan rencana program

pembangunan. Bilamana rencana induk infrastruktur telah disusun maka

untuk komponen-komponen infrastruktur perlu disusun rencana

induknya. Dalam hal ini, masing-masing komponen infrastruktur

mempunyai karakteristik baik teknis, sosial, ekonomi maupun lingkungan

yang berbeda-beda.

F. Sistem Infrastruktur Wilayah

Sistem infrastruktur wilayah didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur

dasar, peralatan, instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk

berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000

dalam Kodoatie, 2005). Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama

sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan masyarakat.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

39

Infrastruktur berperan penting sebagai mediator antara sistem ekonomi

dan sosial dalam tatanan kehidupan manusia dan lingkungan. Kondisi itu

agar harmonisasi kehidupan tetap terjaga dalam arti infrastruktur tidak

kekurangan dan berdampak negatif pada manusia, tapi juga tidak

berlebihan tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungan alam karena

akan merusak alam dan pada akhirnya berdampak juga kepada manusia

dan makhluk hidup lainnya.

Dalam hal ini, lingkungan alam merupakan pendukung sistem

infrastruktur, dan sistem ekonomi didukung oleh sistem infrastruktur,

sistem sosial sebagai obyek dan sasaran didukung oleh sistem ekonomi.

G. Komponen Infrastruktur Wilayah

Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem

sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Selanjutnya, juga telah dinyatakan sebelumnya bahwa definisi

infrastruktur adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau

dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan

dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan

pelayanan publik untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial.

Oleh American Public Works Association (APWA), infrastruktur

dikelompokan menjadi 13 kategori (Stone, 1974). Sedangkan komponen-

komponen infrakstruktur yang tercakup dalam P3KT dan yang menjadi

tanggung jawab Kementerian PU-PR ditunjukkan dalam Tabel 1.

Dilihat dari input-output bagi penduduk, komponen-komponen tersebut

dapat dikelompokkan menjadi tiga karakteristik, yaitu:

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

40

1. Komponen yang memberi input kepada penduduk. Jenis

infrastruktur yang termasuk dalam kategori ini adalah prasarana air

minum dan listrik

2. Komponen yang mengambil output dari penduduk. Jenis

infrastruktur yang termasuk dalam kelompok ini adalah prasarana

drainase/pengendalian banjir, pembuangan air kotor/sanitasi, dan

pembuangan sampah.

3. Komponen yang dapat dipakai untuk memberi input maupun

mengambil output. Jenis infrastruktur yang termasuk dalam

kelompok ini meliputi: prasarana jalan dan telepon.

Tabel 1. Komponen Infrastruktur Wilayah Menurut APWA dan P3KT

NO. APWA NO P3KT

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Sistem Penyediaan Air : waduk, penampungan air, transmisi dan distribusi, fasilitas pengolahan air (treatment plan)

Sistem pengelolaan air limbah: pengumpul, pengolahan, pembuangan, daur ulang.

Fasilitas pengelolaan limbah (padat)

Fasilitas pengendalian banjir, drainase dan irigasi

Fasilitas lintas air dan navigasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Perencanaan

Kota

Peremajaan kota pembangunan

Kota baru

Jalan kota

Air bersih

Drainase

Air limbah

Persampahan

Pengendalian

Banjir

Perumahan

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

41

NO. APWA NO P3KT

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Fasilitas transportasi: jalan, rel, Bandar udara. Termasuk di dalamnya adalah tanda-tanda lalu lintas, fasilitas pengontrol

Sistem transit publik

Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi

Fasilitas gas alam

Gedung publik: sekolah, rumah sakit

Fasilitas perumahan publik

Taman kota sebagai daerah resapan, tempat bermain termasuk stadion

Komunikasi

13.

perbaikan

Kampung

Perbaikan

Prasarana

kawasan Pasar

Rumah Sewa

Sumber : BPIW

H. Rangkuman

• Pemahaman terhadap proses pembangunan dan pengelolaan

infrastruktur wilayah sangat diperlukan, mengingat hasil

pembangunan yang baik dan benar sangat tergantung pada proses

perencanaan dan perancangan.

• Konsep pola pikir dalam proses pembangunan dan pengelolaan

infrastruktur wilayah, bermanfaat sebagai langkah awal di dalam

meletakkan perencanaan dan pengelolaan infrastruktur wilayah

secara terpadu.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

42

• Pengelolaan sistem infrastruktur merupakan salah satu unsur

pendukung utama dalam proses pembangunan dan pengelolaan

infrastruktur wilayah.

• Proses pembangunan infrastruktur wilayah ruang lingkup kajiannya

multi disiplin, multi aspek yang dikelompokan dalam model

kelompok kerja pembangunan, alur proses pembangunan

infrastruktur dan aspek-aspek pembangunan infrastruktur.

• Perencanaan dan perancangan infrastruktur wilayah yang di

alamnya terkait dengan; rencana tata ruang dan program

pembangunan, merupakan salah satu unsur utama sebagi input bagi

proses pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah.

I. Latihan

1. Jelaskan konsep pola pikir dalam proses pembangunan dan

pengelolaan infrastruktur wilayah!

2. Bagaimana pengelolaan infrastruktur wilayah dalam keterkaitan

dengan rencana tata ruang wilayah—baik di level nasional, propinsi

maupun kabupaten/kota?

3. Bagaimana proses pembangunan dan pengelolaan infrastruktur

wilayah yang baik dan benar?

4. Jelaskan kaitan antara perencanaan infrastruktur wilayah dengan

penataan ruang!

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

43

BAB 4

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

44

A. Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu

menjelaskan tentang penerapan sistem informasi geografis dalam

Infrastruktur wilayah dan menjelaskan tentang manfaat sistem informasi

geografis untuk infrastruktur wilayah.

B. Penerapan SIG dalam Infrastruktur Wilayah

Sarana dan prasarana di perkotaan yang akan diukur dan diidentifikasi

terlebih dahulu sebaran lokasi dan perkiraan luasnya berdasarkan hasil

identifikasi awal melalui data sekunder maupun informasi awal yang

terkumpul. Sebaran lokasi sarana dan prasarana kemudian akan

ditetapkan blok luasan kawasan perkotaan yang akan diidentifikasi

berdasarkan klasifikasi jenis penggunaan lahan, kapasitas identifikasi

dalam 1 hari, serta sebaran lokasi sarana dan prasarana.

B.1 Klasifikasi Jenis Sarana dan Prasarana

• Bangunan berfungsi pendidikan;

• Bangunan berfungsi kesehatan;

• Bangunan berfungsi komersial (perdagangan dan jasa);

• Bangunan berfungsi industri/pergudangan;

• Bangunan berfungsi tempat ibadah;

• Bangunan berfungsi perkantoran dan pelayanan masyarakat;

• Bangunan lainnya yang penting untuk ditampilkan.

B.2 Kapasitas Identifikasi

Kapasitas identifikasi yang direncanakan dalam 1 hari meliputi blok seluas

100.000 ha (100 km2).Pada setiap kota, jarak yang akan diukur dengan

interval marking maksimal 25 kilometer.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

45

B.3 Sebaran Sarana dan Prasarana

Lokasi sarana dan prasarana umumnya tersebar di beberapa tempat

umumnya terjadi pada kawasan perkotaan, sehingga pengukuran

dilakukan tidak berdasarkan minimal luasan, tetapi berdasarkan

hamparan blok yang berdekatan. Pengukuran akan dilakukan pada blok

yang ada sarana dan prasarana saat pengukuran dilakukan.

Pengukuran akan menggunakan cara tracking batas sarana dan prasarana

dengan marking koordinat maximum setiap jarak 5-10 meter. Setiap data

ukur dari GPS akan langsung disimpan dalam memori alat sesuai dengan

kapasitas penyimpanan alat dan akan di backup secara tertulis pada Form

Ukur yang telah disiapkan. Data hasil pengukuran akan ditransfer ke

komputer dengan menggunakan software yang telah disiapkan, yang

kemudian akan diklasifikasikan.

Sumber peta administrasi yang digunakan adalah dari peta administrasi

BPS terbaru. Dalam proses identifikasi sebaran luas dan jenis kawasan

perkotaan juga dilakukan pengecekan dengan GPS Mapping untuk area

sarana dan prasarana yang tidak dapat di interpretasi dari citra satelit.

Form untuk identifikasi lapangan dibuatkan standar dan disahkan oleh

aparat setempat. Penerapan strategi pengambilan sampel yang tepat

merupakan salah satu faktor penting dalam pengumpulan data di

lapangan. Subbab ini menguraikan tentang elemen-elemen yang perlu

diperhatikan dalam memilih strategi pengambilan sampel.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

46

C. Manfaat SIG untuk Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Sistem informasi geografis (SIG) adalah sistem yang mengintegrasikan

software, hardware, data, dan personil untuk membantu mengumpulkan,

memanipulasi, menganalisis dan menyajikan segala bentuk informasi

berorientasi geografis. SIG adalah sebuah aplikasi dinamis, dan akan terus

berkembang. Peta yang dibuat pada aplikasi ini tidak hanya akan berhenti

dan terbatas untuk keperluan saat dibuatnya saja. Dengan mudahnya kita

bisa melakukan peremajaan terhadap informasi yang terkait pada peta

tersebut, dan secara otomatis peta tersebut akan segera menunjukkan

akan adanya perubahan informasi tadi.

Semuanya itu dapat Anda kerjakan dalam waktu singkat, tanpa perlu

belajar secara khusus. SIG berbeda dengan sistem informasi pada

umumnya dan membuatnya berharga bagi perusahaan milik masyarakat

atau perseorangan untuk memberikan penjelasan tentang suatu

peristiwa, membuat peramalan kejadian, dan perencanaan strategis

lainnya.

SIG adalah sebuah teknologi yang mampu mengubah besar-besaran

tentang bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi SIG

memungkinkan Anda untuk melihat informasi bisnis kita secara

keseluruhan dengan cara pandang baru, melalui basis pemetaan, dan

menemukan hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap.

SIG memungkinkan kita untuk membuat tampilan peta serta

menggunakannya untuk keperluan presentasi dengan menunjuk dan

meng-klik-nya. SIG memungkinkan kita untuk menggambarkan dan

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

47

menganalisa informasi dengan cara pandang baru, mengungkap semua

keterkaitan yang selama ini tersembunyi, pola, dan kecenderungannya.

Para pelaku bisnis yang bergerak di bidang pemasaran, periklanan, real

estate, dan ritel saat ini sudah menggunakan SIG untuk melakukan analisa

pasar, mengoptimalkan kampanye periklanan melalui media masa,

analisis terhadap bidang-bidang tanah, dan membuat model atas pola

pengeluaran. SIG akan merubah banyak hal yang berkait erat dengan

pekerjaan Anda, apa pun bisnis Anda tersebut.

Keuntungan utama alat dari SIG adalah memberi kemungkinan untuk

mengidentifikasi hubungan spasial di antara feature data geografis dalam

bentuk peta. SIG tidak hanya sekedar menyimpan peta menurut

pengertian konvensional yang ada dan SIG tidak pula sekedar menyimpan

citra atau pandangan dari area geografi tertentu. Akan tetapi, SIG dapat

menyimpan data menurut kebutuhan yang diinginkan dan

menggambarkan kembali sesuai dengan tujuan tertentu. SIG

menghubungkan data spasial dengan informasi geografi tentang feature

tertentu pada peta. Informasi ini disimpan sebagai atribut atau

karakteristik dari feature yang disajikan secara grafik.

Sebagai contoh, jaringan jalan dapat disajikan dengan jalur tengah jalan

(road centerlines), pada keadaan ini, representasi visual yang sebenarnya

dari jalan tidak akan memberikan terlalu banyak informasi tentang jalan

tersebut. Untuk memperoleh informasi tentang jalan, misalnya lebar atau

jenis jalan, kita dapat menanyakan ke database, kemudian menentukanan

simbol tampilan jalan menurut jenis informasi yang perlu ditampilkan.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

48

SIG dapat juga menggunakan atribut yang tersimpan untuk menghitung

informasi baru mengenai feature peta. Sebagai contoh, SIG dapat

digunakan untuk menghitung panjang jalan tertentu atau mendeterminasi

luas total dari jenis tanah tertentu. Saat ini SIG digunakan untuk aplikasi

yang beragam, antara lain untuk kepentingan bisnis, universitas dan

pemerintahan.

D. Rangkuman

D.1 Penerapan SIG dalam Infrastruktur Wilayah

1. Klasifikasi Jenis Sarana dan Prasarana

o Bangunan berfungsi pendidikan;

o Bangunan berfungsi kesehatan;

o Bangunan berfungsi komersial (perdagangan dan jasa);

o Bangunan berfungsi industri/pergudangan;

o Bangunan berfungsi tempat ibadah;

o Bangunan berfungsi perkantoran dan pelayanan masyarakat;

o Bangunan lainnya yang penting untuk ditampilkan.

2. Kapasitas Identifikasi

Kapasitas identifikasi yang direncanakan dalam 1 hari meliputi blok

seluas 100.000 ha (100 km2).Pada setiap kota, jarak yang akan

diukur dengan interval marking maksimal 25 kilometer

• Sebaran Sarana dan Prasarana

Pengkuran akan menggunakan cara tracking batas sarana dan

prasarana dengan marking koordinat maximum setiap jarak 5-

10 meter. Setiap data ukur dari GPS akan langsung disimpan

dalam memori alat sesuai dengan kapasitas penyimpanan alat

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

49

dan akan di backup secara tertulis pada Form Ukur yang telah

disiapkan. Data hasil pengukuran akan ditransfer ke komputer

dengan menggunakan software yang telah disiapkan, yang

kemudian akan diklasifikasikan

D.2 Manfaat SIG untuk Pengembangan Infrastruktur Wilayah

SIG memungkinkan kita untuk membuat tampilan peta serta

menggunakannya untuk keperluan presentasi dengan menunjuk dan

meng-klik-nya. SIG memungkinkan kita untuk menggambarkan dan

menganalisa informasi dengan cara pandang baru, mengungkap semua

keterkaitan yang selama ini tersembunyi, pola, dan kecenderungannya.

Keuntungan utama alat dari SIG adalah memberi kemungkinan untuk

mengindentifikasi hubungan spasial diantara feature data geografis dalam

bentuk peta. SIG tidak hanya sekedar menyimpan peta menurut

pengertian konvensional yang ada dan SIG tidak pula sekedar menyimpan

citra atau pandangan dari area geografi tertentu. Akan tetapi, SIG dapat

menyimpan data menurut kebutuhan yang diinginkan dan

menggambarkan kembali sesuai dengan tujuan tertentu. SIG

menghubungkan data spasial dengan informasi geografi tentang feature

tertentu pada peta. Informasi ini disimpan sebagai atribut atau

karakteristik dari feature yang disajikan secara grafik.

Sebagai contoh, jaringan jalan dapat disajikan dengan jalur tengah jalan

(road centerlines), pada keadaan ini, representasi visual yang sebenarnya

dari jalan tidak akan memberikan terlalu banyak informasi tentang jalan

tersebut. Untuk memperoleh informasi tentang jalan, misalnya lebar atau

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

50

jenis jalan, kita dapat menanyakan ke database, kemudian menentukanan

simbol tampilan jalan menurut jenis informasi yang perlu ditampilkan.

SIG dapat juga menggunakan atribut yang tersimpan untuk menghitung

informasi baru mengenai feature peta :sebagai contoh, untuk menghitung

panjang jalan tertentu atau mendeterminasi luas total dari jenis tanah

tertentu.

E. Latihan

1. Jelaskan Pengertian Sistem informasi Geografis!

2. Buat contoh penerapan Sistem informasi geografis untuk

infrastruktur wilayah?

3. Apa fungsi Sistem Informasi Geografis untuk pengembangan

infrastruktur wilayah?

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

51

BAB 5

PENUTUP

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

52

A. Evaluasi Kegiatan Belajar Dalam evaluasi kegiatan belajar, perlu dilakukan evaluasi kegiatan

kediklatan, yaitu evaluasi hasil pembelajaran modul ini dan isi materi

pokok tersebut kepada para peserta, pengajar maupun pengamat materi

atau Narasumber, berupa soal/kuisioner tertulis :

1. Untuk evaluasi bagi peserta, maka pengajar/widyaiswara melakukan

evaluasi berupa orientasi proses belajar dan tanya jawab maupun

diskusi perorangan/kelompok dan/atau membuat pertanyaan ujian

yang terkait dengan isi dari materi modul tersebut.

2. Untuk evaluasi untuk pengajar/widyaiswara diakukan oleh para

peserta dengan melakukan penilaian yang terkait penyajian,

penyampaian materi, kerapihan pakaian, kedisiplinan, penguasaan

materi, metoda pengajaran, ketepatan waktu dan penjelasan dalam

menjawab pertanyaan, dan lain-lain.

3. Demikian juga untuk evaluasi penyelenggaraan Diklat, yaitu peserta

dan pengajar/widyaiswara akan mengevaluasi Panitia/Penyelenggara

Diklat terkait dengan penyiapan perlengkapan diklat, sarana dan

prasarana untuk belajar, fasilitas penginapan, makanan dll.

4. Evaluasi materi dan bahan tayang yang disampaikan pengajar kepada

peserta, dilakukan oleh peserta, pengajar/widyaiswara maupun

pengamat materi/Narasumber untuk pengkayaan materi.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

53

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Untuk memahami konsep pembangunan infrastruktur di Indonesia,

peserta perlu melakukan studi terhadap peraturan dan perencanaan di

Indonesia, seperti Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Pembangunan,

dan konsep lainnya seperti Wilayah Pengembangan Strategis.

C. Kunci Jawaban

Materi: Gambaran Umum Infrastruktur Wilayah

1. Jelaskan menurut pemahaman saudara pengertian infrastruktur

wilayah!

Jawaban: Infrastruktur mengacu pada sistem fisik yang menyediakan

transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan

fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi.

2. Jelaskan menurut pemahaman saudara ruang lingkup infrastruktur

wilayah!

Jawaban: Strategi perencanaan infrastruktur berkelanjutan, pola

pergerakan dari pembangunan perkotaan, kebutuhan infrastruktur

lingkungan perkotaan, teknik transportasi, perencanaan kota dan

pembangunan perkotaan, perencanaan sistem air bersih dan air limbah.

3. Dalam RPJMN 2015-2019 isu-isu infrastruktur wilayah apa saja yang

menjadi prioritas penanganannya?

Jawaban:

• Perkembangan tata ruang kota yang tidak terkendali akibat

urbanisasi sehingga pembangunan infrastruktur kala cepat dengan

perubahan tata guna lahan.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

54

• Daya dukung lingkungan (terutama) daerah perkotaan menjadi

sangat berkurang.

• Konflik elit politik yang potensial mengakibatkan desintegrasi

bangsa.

• Konflik penduduk, potensi konflik daerah (Kabupaten/Kota) karena

muncul egoisme akibat OTDA.

• Sumber daya air dikelola oleh bermacam-macam institusi:

Kemen.ESDM, Kemen PU-PR, Pemkabupaten/Kota (akibat OTDA).dll.

• Keterbatasan sumber dana pemerintah akibat krisis berkepanjangan

bidang ekonomi yang belum ada tanda-tanda berakhir yang

menimbulkan konflik social secara horizontal.

• Rusaknya jalan-jalan utama (nasional) di Pantura Jawa, Sumatera,

terlebih akibat musim hujan serta kemampuan dana dari pemerintah

saat ini untuk merehab/memelihara yang semakin rendah.

• Infrastruktur Indonesia terburuk di Asia dan peringkatan daya saing

tahun 2002 terendah di dunia.

• Peringkat daya saing infrastruktur Indonesia terendah di dunia.

• Lebih merupakan isu kebijakan dan budget daripada isu teknis;

• Proses politik dan keterlibatan publik: harapan dan perubahan pola

hidup;

• Kapasitas finansial (financial capacity);

• Manajemen pertumbuhan (growth management);

• Manajemen aset (Asset management)

• Iptek (Knowledge and technology);

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

55

• Kompleksitas sistem & kerentanan (System complexity and

vulnerability); dan

• Kapasitas daya kerja.

4. Berkaitan dengan soal no 3, apakah perlu paradigma baru dalam

pembangunan infrastruktur wilayah?

Jawaban: Perlu, dengan menggunakan paradigma yang menjadikan

masyarakat sebagai salah satu pelaku dalam setiap proses pembangunan.

Masyarakat tidak lagi hanya dipandang sebagai “objek”, pandangan kuno

bahwa masyarakat tidak mengerti apa-apa terkait dengan pembangunan

merupakan pandangan yang sudah usang. Masyarakat memiliki ciri

khasnya masing-masing dan kemampuan dalam beradaptasi terhadap

lingkungannya (swatata) yang merupakan sebuah potensi besar atau

modal dalamproses pelaksanaan pembangunan ke depan.

Materi: Proses Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah

1. Jelaskan konsep pola pikir dalam proses pembangunan dan

pengelolaan infrastruktur wilayah!

Jawaban: sistem infrastruktur menjadi pendukung utama dalam sistem

sosial dan sistem ekonomi, oleh karena itu setiap perancangan masing-

masing sistem infrastruktur maupun keseluruhannya harus dilakukan

dalam konteks keterpaduan dan menyeluruh.

2. Bagaimana pengelolaan infrastruktur wilayah dalam keterkaitan

dengan rencana tata ruang wilayah—baik di level nasional, propinsi

maupun kabupaten/kota?

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

56

Jawaban: Faktor-faktor eksternal dan internal dalam suatu kota dan

kabupaten dianalisis, dikaji ulang, dan dievaluasi untuk menghasilkan

masukan dalam pembuatan RTRW Kabupaten maupun Kota. Bilamana

dokumen sudah tersusun, maka akan dilanjutkan dengan pembuatan

rencana detail tata ruang wilayah atau kota (RDTRK) yang lebih detail

dibandingkan dengan RTRW/K. Faktor-faktor eksterna seperti kebijakan

pengembangan infrastruktur di level provinsi dan nasional juga

diikutsertakan dalam pembuatan RTRW Kabupaten/Kota.

3. Bagaimana proses pembangunan dan pengelolaan infrastruktur

wilayah yang baik dan benar?

Jawaban:

• Perencanaan menyeluruh yang komprehensif (a master linking or

integrated plan)

• Rencana induk untuk setiap pembangunan dan pengembangan

system (master plan for the development of eac service infrastructure

system)

• Perkiraan biaya (assessments that tie to the budgeting process)

• Perencanaan organisasi dan institusi

• Perencanaan untuk peningkatan system yang ada (plans to improve

operation services)

4. Jelaskan kaitan antara perencanaan infrastruktur wilayah dengan

penataan ruang!

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

57

Jawaban: Rencana induk infrastruktur suatu wilayah kabupaten atau kota

harus dibuat bersamaan dengan RTRW Kabupaten maupun Kota.

Rencana-rencana tersebut saling mendukung dan saling mempengaruhi

baik dalam rencana pengembangan, pengelolaan dan rencana program

pembangunan.

Materi: SIG untuk Pengembangan Infrastruktur Wilayah

1. Jelaskan Pengertian Sistem informasi Geografis!

Jawaban: Sistem yang mengintegrasikan software, hardware, data, dan

personil untuk membantu mengumpulkan, memanipulasi, menganalisis

dan menyajikan segala bentuk informasi berorientasi geografis

2. Buat contoh penerapan Sistem informasi geografis untuk

infrastruktur wilayah?

Jawaban: Jaringan jalan dapat disajikan dengan jalur tengah jalan (road

centerlines), pada keadaan ini, representasi visual yang sebenarnya dari

jalan tidak akan memberikan terlalu banyak informasi tentang jalan

tersebut. Untuk memperoleh informasi tentang jalan, misalnya lebar atau

jenis jalan, kita dapat menanyakan ke database, kemudian menentukanan

simbol tampilan jalan menurut jenis informasi yang perlu ditampilkan.

3. Apa fungsi Sistem Informasi Geografis untuk pengembangan

infrastruktur wilayah?

Jawaban: SIG memungkinkan kita untuk membuat tampilan peta serta

menggunakannya untuk keperluan presentasi dengan menunjuk dan

meng-klik-nya. SIG memungkinkan kita untuk menggambarkan dan

menganalisa informasi dengan cara pandang baru, mengungkap semua

keterkaitan yang selama ini tersembunyi, pola, dan kecenderungannya.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

58

Keuntungan utama alat dari SIG adalah memberi kemungkinan untuk

mengindentifikasi hubungan spasial diantara feature data geografis dalam

bentuk peta. SIG tidak hanya sekedar menyimpan peta menurut

pengertian konvensional yang ada dan SIG tidak pula sekedar menyimpan

citra atau pandangan dari area geografi tertentu. Akan tetapi, SIG dapat

menyimpan data menurut kebutuhan yang diinginkan dan

menggambarkan kembali sesuai dengan tujuan tertentu. SIG

menghubungkan data spasial dengan informasi geografi tentang feature

tertentu pada peta. Informasi ini disimpan sebagai atribut atau

karakteristik dari feature yang disajikan secara grafik.

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

59

DAFTAR PUSTAKA

Anam, S. 2005. ArcInfo Proyeksi Peta. Bandung: Informatika.

Aronoff, S.. 1989. Geographic Information Systems: A Management

Perspective. Canadan, Ottawa : WDL Publication.

Dr. Aniati Murni, Syllabus Kuliah Sistem Informasi Geografis, Faculty of

Computer Science University of Indonesia, 2003/2004.

Dr. Hary Budiarto, Sistem Informasi Geografi, Universitas Tarumanagara.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis

Nuarsa, IW. 2005. Belajar Sendiri Menganalisis Data Spasial Dengan

Software ARCVIEW SIG 3.3 untuk Pemula. Jakarta: PT Alex Media

Computindo.

Nuryadin, R. 2005. Panduan Mengunakan MapServer, Informatika.

Paryono, P. 1994. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: Andi Offset.

Prahasta, E. 2009. Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep Dasar

(Perspektif Geodesi & Geomatika). Bandung: Penerbit Informatika.

Yousman, Y. 2004. Sistem Informasi Geografis dengan ArcView 3.3

Professional. Yogyakarta: Andi Offset

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

60

GLOSARIUM

Paradigma Suatu pemikiran atau pandangan yang mendasar tentang apa yang menjadi pokok persoalan (subject matter) dari suatu permasalahan / cabang keilmuan.

Infrastruktur Sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi

Sistem infrastruktur wilayah

Fasilitas atau struktur dasar, peralatan, instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat

Sistem informasi geografis

Sistem yang mengintegrasikan software, hardware, data, dan personil untuk membantu mengumpulkan, memanipulasi, menganalisis dan menyajikan segala bentuk informasi berorientasi geografis

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

61

Tim Penyempurna

Komang Sri Hartini, ST, MSc

Ir. Amwazi Idrus, MSc

Dr. Lina Marlia, CES

Ir. Made Bagus Budihardjo, MA

Dhimas Bayu Anindito, ST

Arni Nurul Fadillah, ST

MODUL 1 – PENGANTAR GIS UNTUK PIW

62