Teori Geosinklin, Continental Drift, dan Tektonik Lempeng

6
1. Teori Geosinklin Teori ini dicetuskan oleh Hall tahun 1859 lalu dipublikasikan oleh Dana pada tahun1873. Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalamidepresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal.Proses pengendapan ini menyebabkan Subsidence (penurunan) pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi di dalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi. Dalam teori tektonik lempeng geosinklin merupakan bagian dari siklusnya. Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa dijelaskan dengan teori geosinklin.

Transcript of Teori Geosinklin, Continental Drift, dan Tektonik Lempeng

1. Teori Geosinklin

Teori ini dicetuskan oleh Hall tahun 1859 lalu

dipublikasikan oleh Dana pada tahun1873. Teori

geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada

kerak bumi mengalamidepresi selama beberapa waktu

sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang

tebal.Proses pengendapan ini menyebabkan Subsidence

(penurunan) pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang

tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses

orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama

proses ini endapan sedimen yang telah terbentuk akan

mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi di

dalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya

cekungan karena terus menurunnya cekungan, sehingga

batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan yang

terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya

isostasi. Dalam teori tektonik lempeng geosinklin

merupakan bagian dari siklusnya. Teori ini mempunyai

kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas

vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas

vulkanik sangatlah tidak bisa dijelaskan dengan teori

geosinklin.

Gambar 1. Teori Geosinklin

2. Teori Continental drift

Revolusi dalam ilmu pengetahuan kebumian sudah

dimulai sejak awal abad ke 19, yaitu ketika

munculnya suatu pemikiran yang bersifat radikal pada

kala itu dengan mengajukan hipotesa tentang benua

benua yang bersifat mobil yang ada di permukaan

bumi. Sebenarnya teori tektonik lempeng sudah muncul

ketika gagasan mengenai hipotesa Pengapungan Benua

(Continental Drift). diperkenalkan pertama kalinya oleh

Alfred Wegener (1915) dalam bukunya “The Origins of

Oceans and Continents”. Pada hakekatnya hipotesa

pengapungan benua adalah suatu hipotesa yang

menganggap bahwa benua-benua yang ada saat ini

dahulunya bersatu yang dikenal sebagai super-

kontinen yang bernama Pangaea. Super-kontinen Pangea

ini diduga terbentuk pada 200 juta tahun yang lalu

yang kemudian terpecah-pecah menjadi bagian-bagian

yang lebih kecil yang kemudian bermigrasi (drifted)

ke posisi seperti saat ini. Bukti bukti tentang

adanya super-kontinen Pangaea pada 200 juta tahun

yang lalu didukung oleh fakta fakta sebagai berikut:

1. Kecocokan / kesamaan Garis Pantai

2. Persebaran Fosil

3. Kesamaan Jenis Batuan

4. Bukti Iklim Purba (Paleoclimatic

5. Pengapungan Benua dan Paleomagnetisme

3. Teori Tektonik Lempeng

Teori tektonik lempeng adalah suatu teori yang

menjelaskan mengenai sifat-sifat bumi yang

mobil/dinamis yang disebabkan oleh gaya endogen yang

berasal dari dalam bumi. Dalam teori tektonik

lempeng dinyatakan bahwa pada dasarnya kerak-bumi

(litosfir) terbagi dalam 13 lempeng besar dan kecil.

Berdasarkan teori tektonik lempeng, lempeng-

lempeng yang ada saling bergerak dan berinteraksi

satu dengan lainnya. Pergerakan lempeng lempeng

tersebut juga secara tidak langsung dipengaruhi oleh

rotasi bumi pada sumbunya. Sebagaimana diketahui

bahwa kecepatan rotasi yang terjadi bola bumi akan

akan semakin cepat ke arah ekuator.

Gambar 2. Teori Tektonik Lempeng

Batas-batas dari ke 13 lempeng tersebut

diatas dapat dibedakan berdasarkan interaksi

antara lempengnya sebagai berikut:

1. Batas Konvergen: Batas konvergen adalah batas

antar lempeng yang saling bertumbukan. Batas

lempeng konvergen dapat berupa batas Subduksi

(Subduction) atau Obduksi (Obduction).

2. Batas Divergen: Batas divergen adalah batas

antar lempeng yang saling menjauh satu dan

lainnya. Pemisahan ini disebabkan karena adanya

gaya tarik (tensional force) yang mengakibatkan

naiknya magma kepermukaan dan membentuk material

baru berupa lava yang kemudian berdampak pada

lempeng yang saling menjauh.

3. Batas Transform: Batas transform adalah batas

antar lempeng yang saling berpapasan dan saling

bergeser satu dan lainnya menghasilkan suatu sesar

mendatar jenis Strike Slip Fault. Contoh batas

lempeng jenis transforms adalah patahan San

Andreas di Amerika Serikat.

REFERENSI

Magetsari, Noer Aziz, dkk. 2006. Geologi Fisik. Bandung.

Penerbit ITB.

http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/GEOLOGITEKNIK/

document/3_Bumi_d

n_Teori_Tektonik_Lempeng.pdf (diunduh pada hari

Selasa, 15 September 2015 Puku 7.30 wib)

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/

UPI_SUPRIYATNA/Teori_Pembe

ntukan_Permukaan_Bumi_Oleh_Faktor_Endogen.pdf

(diunduh pada hari Selasa, 15 September 2015 Puku

7.30 wib)

unsri.ac.id/userfiles/Bab-2+Teori+Pembentukan+Bumi.pdf

(diunduh pada hari

Selasa, 15 September 2015 Puku 7.30 wib)

http://fahrudin.blog.undip.ac.id/files/PROSES-GEOLOGI-

2.pdf (diunduh pada

hari Selasa, 15 September 2015 Puku 7.30 wib)