STUDI POTENSI RAWA/POLDER SEBAGAI RETENSI BANJIR (BAB I)

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir seluruh negara di dunia pernah mengalami masalah banjir, tidak terkecuali di Indonesia. Masalah tersebut mulai muncul sejak manusia bermukim dan melakukan berbagai kegiatan di kawasan yang berupa dataran banjir (flood plain) suatu sungai. Kondisi lahan di kawasan ini pada umumnya subur serta menyimpan berbagai potensi dan kemudahan sehingga mempunyai daya tarik yang tinggi untuk dibudidayakan. Oleh karena itu, kota-kota besar serta pusat-pusat perdagangan dan kegiatan- kegiatan penting lainnya seperti kawasan industri, pariwisata, prasarana perhubungan dan sebagainya sebagian besar tumbuh dan berkembang di kawasan ini. Selain memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, dataran banjir juga mengandung potensi yang merugikan sehubungan dengan terdapatnya ancaman berupa genangan banjir yang dapat menimbulkan kerusakan dan bencana. Seiring dengan laju pertumbuhan pembangunan di dataran banjir maka potensi terjadinya kerusakan dan bencana tersebut mengalami peningkatan pula dari waktu ke waktu . Provinsi Kalimantan Selatan tidak luput dengan bencana banjir. Salah satu sungai yang mengakibatkan banjir adalah Sungai Riam Kiwa, dan biasanya sungai yang terkena imbas dari banjir tersebut adalah sungai Martapura. Banjir akibat luapan Sungai Martapura sering terjadi pada daerah Kabupaten Banjar.

Transcript of STUDI POTENSI RAWA/POLDER SEBAGAI RETENSI BANJIR (BAB I)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir seluruh negara di dunia pernah mengalami masalah

banjir, tidak terkecuali di Indonesia. Masalah tersebut mulai

muncul sejak manusia bermukim dan melakukan berbagai kegiatan

di kawasan yang berupa dataran banjir (flood plain) suatu

sungai. Kondisi lahan di kawasan ini pada umumnya subur serta

menyimpan berbagai potensi dan kemudahan sehingga mempunyai

daya tarik yang tinggi untuk dibudidayakan. Oleh karena itu,

kota-kota besar serta pusat-pusat perdagangan dan kegiatan-

kegiatan penting lainnya seperti kawasan industri, pariwisata,

prasarana perhubungan dan sebagainya sebagian besar tumbuh dan

berkembang di kawasan ini. Selain memberikan manfaat bagi

kehidupan manusia, dataran banjir juga mengandung potensi yang

merugikan sehubungan dengan terdapatnya ancaman berupa

genangan banjir yang dapat menimbulkan kerusakan dan bencana.

Seiring dengan laju pertumbuhan pembangunan di dataran banjir

maka potensi terjadinya kerusakan dan bencana tersebut

mengalami peningkatan pula dari waktu ke waktu.

Provinsi Kalimantan Selatan tidak luput dengan bencana

banjir. Salah satu sungai yang mengakibatkan banjir adalah

Sungai Riam Kiwa, dan biasanya sungai yang terkena imbas dari

banjir tersebut adalah sungai Martapura. Banjir akibat luapan

Sungai Martapura sering terjadi pada daerah Kabupaten Banjar.

Gambar 1.1 Sungai Martapura

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan penanganan

serius dalam mencegah banjir, salah satunya dengan

memanfaatkan rawa atau polder sebagai kolam retensi banjir.Lahan rawa di Provinsi Kalimantan Selatan tersebar di bagian selatan

dan barat wilayah provinsi, terutama di sepanjang aliran S. Barito dan

cabang-cabangnya. Berdasarkan hasil inventarisasi, lahan rawa tersebut

meliputi areal 1.140.140 ha, dimana seluas 763.207 ha diperkirakan

potensial untuk dikembangkan sebagai areal pertanian, namun baru

145.705 ha (12,78%) yang telah ditetapkan peruntukannya. Lahan rawa

pasang-surut di provinsi ini meliputi areal seluas 503.921 ha (44%),

sedangkan sisanya seluas 636.219 ha (56%) berupa rawa non pasang

surut.

Sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang debit banjir yang

terjadi di Sungai Martapura, namun hasilnya tidak rasional (Skripsi

Budi Utomo, Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat

Angkatan 2009, dengan judul Studi Kapasitas Sungai Riam Kiwa

Menggunakan Alat Bantu HEC RAS 4.1.0). Dalam hal ini, dilakukan

koreksi terhadap penelitian sebelumnya. Kelemahan dalam penelitian

tersebut adalah tidak dimasukkannya komponen sistem pengairan atau

sumber daya air yang mempengaruhi perhitungan dalam menganalisa

debit banjir, yaitu rawa/polder, waduk, dan bendung.

Untuk mengkoreksi kesalahan pada pada penelitian sebelumnya,

dilakukan analisa debit banjir di Rawa Antalangu, Martapura dengan

memasukkan komponen sistem pengairan atau sumber daya air yang

dianggap signifikan dalam meretensi banjir. Penelitian ini memasukkan

rawa/polder di Rawa Antalangu sebagai storage dalam meretensi banjir

karena jumlah rawa yang cukup banyak dan luasannya yang besar.

Gambar 1.2 Lokasi Penelitian

Untuk itu, diperhitungkan karakteristik rawa/polder dalam

meretensi banjir tersebut. Adapun karakteristik yang bersangkutan

adalah:

Tabel 1.1 Karakteristik rawa

Setelah karakteristik rawa diketahui, dianalisa kemampuan rawa

dalam meretensi banjir dengan gambaran seperti gambar dibawah ini.

A B

C D

No Matriks Data Sumber Matriks

Analisis1 Curah Hujan BMKG Debit2 Evaporasi BMKG Water balance

rawa3 Permeabilitas Uji Lab Water balance

rawa4 Infiltrasi BMKG/Uji

Lab

Water balance

rawa5 Peta Situasi Internet Lokasi6 Luasan Rawa GPS dan GIS Karakteristik

rawa7 Transpirasi BMKG Water balance

rawa

D

Gambar 1.3 Water Balance pada rawa yang dianalisis

Keterangan : A = Air dari sungai D =

Transpirasi

B = Curah hujan E =

InfiltrasiC = Evaporasi

1.2 Perumusan Masalah

Hal-hal yang dibahas di dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.Bagaimana karakteristik polder/rawa di Sungai Martapura?

2.Bagaimana kapasitas rawa/polder di Sungai Martapura dalam

meretensi banjir?

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Menghitung kapasitas dan karakteristik rawa/ polder yang ada

di Sungai Martapura.

2.Titik-titik pengambilan data Sungai Martapura.

3.Tidak memperhitungkan sedimentasi dan pengaruh adanya

bangunan air.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1.Mengetahui karakteristik polder di sungai Martapura.

2.Menghitung kapasitas rawa/ polder yang ada di Sungai

Martapura dalam meretensi banjir.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan

pengetahuan kepada masyarakat umum tentang bahaya banjir dan

juga sebagai salah satu saran atau masukan untuk instansi

yang terkait terhadap potensi polder/rawa yang ada di Sungai

Martapura untuk meretensi banjir yang sering terjadi.