Spektek Umum LPA dan LPB

24
S P E S I F I K A S I U M U M BAB V LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS BAB 5.1 LAPIS PONDASI BAWAH 5.1.1 Umum (1) Umum Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan baban dari lapis pondasi atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapis tanah dasar yang telah dibentuk dan dipadatkan, serta langsung berada di bawah lapis pondasi atas perkerasan. Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari pengadaan, memproses, mengangkut, menebarkan, membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. Catatan : Suatau lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah dasar adalah dasar 24% atau lebih. (2) Toleransi Ukuran a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan melintang yang ditetapkan atau ditunjukan pada gambar- gambar. Tidak boleh ada ketidak-teraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam. b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar atau diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik. (3) Contoh Bahan a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan

Transcript of Spektek Umum LPA dan LPB

S P E S I F I K A S I U M U M

BAB V

LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

BAB 5.1 LAPIS PONDASI BAWAH

5.1.1 Umum

(1)Umum

Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan baban

dari lapis pondasi atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir

diletakkan di atas lapis tanah dasar yang telah dibentuk dan

dipadatkan, serta langsung berada di bawah lapis pondasi atas

perkerasan.

Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari pengadaan, memproses,

mengangkut, menebarkan, membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi

bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan gambar-gambar dan seperti

yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Catatan : Suatau lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR

lapis tanah dasar adalah dasar 24% atau lebih.

(2)Toleransi Ukuran

a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau

kemiringan melintang yang ditetapkan atau ditunjukan pada gambar-

gambar. Tidak boleh ada ketidak-teraturan dalam bentuk, dan

permukaan tersebut harus rata dan seragam.

b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih

dari 1,5 cm kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar atau diatur di

lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(3)Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus

diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan

paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, dan harusdisertai

dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan persyaratan

Spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam

Spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis

pondasi bawah akan dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan

setiap perubahan harus atas dasar persyaratan contoh-contoh bahan

dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari

persetujuan di atas.

(4)Lalu Lintas

Apabila satu jalan pengalihan (alternative) tidak disediakan,

pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sedemikian sehingga dimungkinkan

dilewati oleh lalu lintas dalam satu arah dengan membuat pengaturan

pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor

harus bertanggung jawab terhadap terhadap setiap kerusakan yang

terjadi pada Lapis Pondasi Bawah Jalan dikarenakan diizinkannya lalu

lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.

(5)Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi

ini, apakah dipasang atau belum, akan ditolak atau dipindahkan dari

lapangan kerja atau digunakan sebagai urugan seperti yang

diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukan

ketidak-teraturan atau cacat karena penangan yang jelek atau

kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau

gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau

penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi

Teknik.

5.1.2 Bahan-Bahan

(1)Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis

Pondasi Bawah (LPB) terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (A),

atau bahan berbutir dibelah dan kerikil (B), atau kerikil, pasir

dan lempung alami (C) seperti yang pada gambar rencana dan

dicantumkandalam Daftar Penawaran

1. Lapis Pondasi Bawah (LPB) Kelas A, berupa agregat batu pecah

disaring dan digradasi dan semuanya lolos saringan 3” atau 75,00

mm, memenuhi Tabel 5.1.1 di bawah ini.

2. Lapis Pondasi Bawah (LPB) Kelas B, terdiri dari campuran batu

belah dengan kerikil, pasir dan lempung yang lolos saringan 2,5”

atau 62,5 mm, memenuhi Tabel 5.1.1 di bawah ini.

3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) Kelas C, terdiri dari kerikil, pasir

dan lempung alami yang lolos saringan 1,5” atau 37,5 mm,

memenuhi Tabel 5.1.1 berikut.

b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas debu, zat

organic, serta bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus

memiliki kualitas, bila bahan tersebut telah ditempatkan akan siap

saling mengikat membentuk satu permukaan yang stabil dan mantap.

c. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan

dari berbagai sumber atau pemasokan dapat disatukan (dicampur)

dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknik atau seperti

yang ditunjukan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi

persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.

(2)Gradasi Lapis Pondasi Bawah

Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A, kelas B

dan Kelas C diberikandalam Tabel 5.1.1 di bawah ini.

TABEL 5.1.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH

UKURAN % LOLOS ATAS BERAT

SARINGANMm

KELAS A( <75 mm )

KELAS B( < 62,5 mm )

KELAS C

75.062.537.525.010.09.54.752.301.180.600.1250.075

100-

60 - 9046 - 7840 - 7024 - 5613 - 456 - 36

-2 - 222 - 180 - 10

-100

67 - 100-

40 - 10025 - 8016 - 6610 - 556 - 45

-3 - 330 - 20

Maks. 100

Maks. 80

Maks. 15

(3)Syarat-Syarat Kuantitas

Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-

syarat kualitas berikut yang diberikan pada Tabel 5.1.2

TABEL 5.1.2 SYARAT KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

U R A I A N BATAS TESTBatas Cair

Indeks PlastisitasEkivalen Pasir (Bahan Halus Plastis)

CBR terendamKehilangan berat karena Abrasi (500

putaran)

Maksimum 35%4% - 12%

Minimum 25Minimum 30%Maksimum 40%

5.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1)Penyiapan Lapis Tanah Dasar

a. Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan

sesuai dengan pekerjaan yang ditetapkan di bawah “Pekerjaan Tanah”

Bab 3.3. semua bahan sampai kedalaman 30 cm di bawah permukaan

lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100%kepadatkan kering

maksimum yang ditentukan oleh pengujian laboratorium PB-001-78

(AASHTO T99, Standard Proctor)

b. Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat

yang bebas dari lalu lintas serta aliran dan lintasan air di

sekitarnya.

(2)Penampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah

a. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan ruas jalan

yang bersangkutan, terkecuali diperintahkan lain, dengan

menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan yang merata

diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan

tidak melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain yang

diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat

pemadatan yang ditetapkan.

b. Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pencampuran

dan pemadatan harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya

bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar

Rencana dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti

yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan sesuai kondisi

tanah dasar yang sebenarnya.

(3)Penghamparan dan Pemadatan

a. Penghamparan akhir LPB sampai sampai ketebalan dan kemiringan

melintang jalan yang diminta harus dilaksanakan dengan kelonggaran

penurunan ketebalan kira-kira 15% untuk pemadatan lapisan-lapisan

lapis pondasi bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan

akhir, masing-masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh

lapis pondasi bawah perkerasan, dengan menggunakan mesin gilas roda

baja atau mesin gilas roda ban pneumatic atau peralatan pemadatan

lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan, bahan lapis pondasi

bawah akan bergerak secara gradual (sedikit demi sedikit) dari

pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan sampai seluruh

permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada bagian-bagian

superelevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang

terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke

bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidak-teraturan atau

bagian amblas yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan

menggaru atau meratakan dengan menambahkan bahan lapis pondasi

bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dan

ketinggian yang benar.

Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak

dapat dipadatkan dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan

pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.

c. Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-

batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar

air optimum dengan penyemprotan air atau pengeringan seperlunya,

dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk menghasilkan

kepadatan yang disyaratkan pada seluruh ketebalan tiap lapisan dan

mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai

dengan AASHTO T99 (PB 0111).

(4)Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas

yang diizinkan lewat di atas permukaan kerikil aelama pelaksanaan

pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tesebut bila mungkin dengan

menyediakan sebuah jalan pengalihan (alternative) atau dengan

pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar

jalan tersebut harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh

pekerjaan, seperti lembaran batu karena lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang

menjamin bahwa tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu

lintas atau membendung aliran air.

5.1.4 Pengendalian Mutu

(1)Test Laboratorium untuk LPB Batu Pecah

a. Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk

dapat memenuhi persyaratan spesifikasi.

b. Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus diuji sebelum

digunakan di lapangan (lihat Sub Bab 5.1.1 (3) Spesifikasi ini).

c. Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap

500 m3 dari bahan-bahan yang ditumpuk di lapangan atau dipasang,

menurut batas ukuran test laboratorium yang diberikan pada Tabel

5.1.1, untuk memenuhi kondisi kualitas yang diberikan dalam

Spesifikasi ini atau seperti ini atau seperti diperintahkan lain

oleh Direksi Teknik.

TABEL 5.1.1 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

T E S T RUJUKAN T I P EAASHTO BINA MARGAAnalisa saringan Agregat Halus dan Kasar

T 27 PB 0201 -76

Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar

Penentuan Batas Cair dan Batas Plastis T 89 PB 0109 -

76

Test Plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisitas

Hubungan kepadatan kadar air T 90 PB 0110 -

76

Test Standar Proctor menggunakan pemukul 2,5 kg

CBR T 193 PB 0111 -76

Menentukan nilai daya dukung lapis pondasi

bawah

Ketahanan terhadap Abrasi, Agregat Kasar T 96 PB 0206 -

76

Test agregat kasar < 37,5mm dengan menggunakan mesin Los Angeles

(2)Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk

memenuhi persyaratan spesifikasi. Galian untuk lubang uji dan

penimbunan kembali dengan bahan lapis pondasi bawah dipadatkan dengan

sempurna, harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi

Teknik.

TABEL 5.1.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi bawah

b. Test kepadatan di tempat, Lapis Pondasi Bawah (test kerucut pasir) AASHTO T 191, PB 0103 - 70

c. Penentuan CBR di tempat lapistanah dasar

Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 m. dilakukan untuk setiap 200 m, panjang lapisan pondasi bawah jalan yang dipasang.

Harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi bawah jalan untuk menentukan tingkat kepadatan dengan membandingkan terhadap test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum

Dengan menggunakan DCI, dilaksanakanminimum setiap 1000 m panjang jalan.

5.1.5 Cara pengukuran

(1)Kontraktor harus menanggung semua biaya untuk pembayaran atau

royalty dan kompensasi lain kepada pemilik lahan atau penyewa untuk

operasi lubang galian bahan dan pengambilan bahan bagi pembangunan

lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan dibebaskan dari semua

kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut.

(2)Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi

bawah yang dipasang dan sesuai dengan Gambar serta Spesifikasi,

atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan yang

dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik. Perhitungan volume

harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang

diperlukan, sebagaimana ditunjukan dalam Gambar atau seperti yang

disesuaikan oleh “Perintah Perubahan” (Change Order), dikalikan

dengan panjang sebenarnya yang dipasang. Setiap penyimpangan dalam

bentuk dan ketebalan lapis pondasi bawah tidak boleh melebihi

toleransi ukuran yang ditentukan di bawah Sub Bab 5.1.1 (2).

5.1.6 Dasar pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas di bayar per

satuan pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran

untuk Item pembayaran seperti tercantum di bawah. Harga dan pembayaran

tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-

biaya yang diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi bawah yang

diminta sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor ItemPembayaran U R A I A N Satuan Pengukuran

5.1.15.1.25.1.3

Lapis Pondasi Bawah Kelas ALapis Pondasi Bawah Kelas BLapis Pondasi Bawah Kelas C

meter kubikmeter kubikmeter kubik

BAB 5.2 LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT

5.2.1 Umum

(1)Uraian

Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama di tas lapis

pondasi bawah (atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang

lapis pondasi bawah). Pembangunan lapis pondasi atas terdiri dari

pengadaan, pemprosesan, pengangkutan, penghamparan penyiraman dengan

air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam lapis

pondasi atas, di atas satu lapis pondasi bawah atau di atas lapis

tanah dasar yang telah disiapkan.

(2)Toleransi Ukuran

a. Bahan agregat lapisn pondasi atas harus dipasang sampai ketebalan

padat maksimum 20 cm atau ketebalan kurang, sebagaimana diperlukan

untuk memenuhi persyaratan desain seperti ditunjukan pada Gambar

atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar,

kelandaian, punggung dan kemiringan melintang jalan seperti yang

ditunjukan pada Gambar Rencana, tidak boleh ada ketidak-teraturan

dalam bentuk dan permukaan harus rata dan seragam.

c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih

dari satu sentimeter kurang dari yang ditunjukan pada gambar

rencana atau seperti yang diatur di lapangan dan disetujui oleh

Direksi Teknik.

d. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan

satu mistar panjang 3,0 m yang diletakan sejajar atau melintang

terhadap garis sumbu jalan tidak boleh melebihi 1, 5 cm.

(3)Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus

diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan

paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta hasil-

hasil test laboratorium sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk

kualitas dan bahan sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi ini.

b. Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan

lapis pondasi atas yang diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik,

dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan tambahan

contoh bahan dan hasil-hasil test yang telah dilakukan serta

persetujuan seperti di atas.

c. Bilamana Direksi Teknik mengaanggap perlu, Kontraktor akan diminta

untuk melakukan test tersebut lebih lanjut sebagaimana

diperlukannya untuk memastikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi

persyaratan Spesifikasi, sebelum menempatkan bahan lapis pondasi

atas pada pekerjaan di lapangan.

(4)Lalu Lintas

Apabila satu jalan pengalihan (altenatif) tidak disediakan, pekerjaan

tersebut harus dilaksanakan sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati

oleh lalau lintas dalam satu arah dengan membuat pengaturan

pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor

harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada

Lapis Pondasi Atas Jalan dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana

pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.

(5)Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan

i. Setiap bahan lapis pondasi atas yang tidak memenuhi spesifikasi

ini, apakah dipasang atau belum, harus ditolak dan diletakkan di

samping (pinggir) untuk digunakan sebagai bahan penimbunan, atau

dengan cara lain dibuang seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

ii. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukan

ketidakteraturan atau kerusakan dikarenakan penanganan yang jelek

atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi

atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan atau

penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi

Teknik.

5.2.2 Bahan-Bahan

(1)Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis

pondasi atas agregat terdiri dari satu atau dua kelas bahan

sebagaimana yang diperlukan dalam Kontrak tertentu dan seperti yang

dinyatakan dalam Daftar Penawaran.

b. Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan

spesifikasi ini dan harus sesuai dengan Gambar Kontrak dan seperti

yang diuraikan sebelumnya dalam Daftar Penawaran.

c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu

bersudut tajam yang keras, awet dan bersih tanpa potongan-potongan

yang terlalu tipis atau memanjang dan bebas dari batu-batu yang

lunak, tidak merupakan batuan batu bata pecah atau tercerai berai,

kotor, mengandung zat organik atau zat-zat lain yang harus dibuang.

Bahan yang tercerai berai bila secara alternative dibasahi dan

dikeringkan, tidak boleh digunakan.

(2)Macadam Ikat Basah

Bahan lapis pondasi atas kelas B juga meliputi :

a. Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bilamana

dihasilkan dari kerikil tidak kurang dari 50% terhadap berat,

merupakan partikel-partikel yang memiliki paling sedikit satu

bidang pecah.

b. Agregat halus lolos saringan 4,75 mm, dan terdiri dari kerikil

halus dan pasir alami atau debu crusher.

c. Prosentase berat agregat tipis/pipih (perbandingan tebal dengan

panjang lebih dari 1:5) maksimum 5%.

(3)Gradasi Lapis Pondasi Atas

Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi atas Kelas A dan kelas B

diberikan dalam Tabel 5.2.1 dan Tabel 5.2.2 berikut :

TABEL 5.2.1 GRADASI AGREGAT

LAPIS PONDASI ATAS KELAS A

UKURANSARINGAN

MM

LOLOS ATAS BERAT%

37,5 100

19,09,54,752,361,100,600,4250,075

64 – 8142 – 6027 – 4518 – 3311 – 25

-0 – 100 - 8

TABEL 5.2.2 GRADASI AGREGAT

LAPIS PONDASI ATAS KELAS B,

MAKADAM IKAT BASAH

UKURANSARINGAN

MM

LOLOS ATASBERAT

Aggr. Kasar/pokok 100

75,062,550,037,525,019,0

93 – 10035 – 700 – 150 – 5-

Aggr. halus/ pengisi

9,54,752,361,180,4250,150,075

10070 – 9545 – 6533 – 60 22 – 45

-10 - 21

(4)Syarat-Syarat Kualitas

Bahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas

harus memenuhi syarat kualitas pada Tabel 5.2.3.

TABEL 5.2.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

JENIS PENGUJIAN

BATAS UJIAN

KELAS AKELAS B

AgregatKasar

AgregatHalus

Batas cairIndeks PlastisitasEkivalensi PasirCalifornia Bearing Ratio (direndum)Penyerapan AirKehilangan berat karena Abrasi(500 putaran)

Mak. 25%Mak. 8%Min. 35%Min. 60%

Tidak PerluMak. 40%

Tidak PerluTidak PerluTidak PerluMin. 55%

Tidak PerluMak. 40%

Maks. 35%4 – 12%Min. 30%Min. 55%

Tidak PerluTidak Perlu

Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila direksi menganggap perlu, pengujian yanglebih luas dapat diminta untuk menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus.

5.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1)Penyiapan Lapis Pondasi Bawah

a. Jika lapis pondasi atas harus diletakan di atas lapis pondasi

bawah, permukaan lapis pondasi bawah harus diselesaikan sesuai

dengan pekerjaan yang ditentukan di bawah Bab 5.1 dan harus diatur

serta dibersihkan dari kotoran-kotoran dan setiap bahan lain yang

merugikan untuk penghamparan lapis pondasi atas

b. Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas

dari lalu lintas serta drainase dan lintasan air di sekitarnya.

(2)Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas

a. Agregat L.P.A Kelas A

i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi di atas L.P.B yang sudah

disiapkan dalam volume yang cukup untuk penghamparan dan

pemadatan ketebalan yang diperlukan.

ii.Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan

motor grader sampai satu campuran yang merata dengan batas

kelembaban yang optimum sebagaimana ditentukan dibawah

spesifikasi.

iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi

ketebalan 20 cm, dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum

yang telah ditetapkan dapat dicapai.

b. Macadam Ikat Basah – Kelas B

i. Sebelum lapisan Makadam dipasang permukaan yang akan dilapis

dengan Makadam harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi.

ii.Sebelum menghampar batu kasar/pokok, buatlah bangunan penunjang

samping pinggir (lebar ± 30 cm), misalnya dengan material

timbunan bahu jalan, agar pemadatan batu pokok yang digilas

tidak terdorong ke pinggir.

iii. Dengan menggunakan suatu bahan yang ukuran maksimumnya

adalah A cm, ketebalan dari pada lapisan harus dibatasi sampai

A+4 cm sebelum pemadatan untuk memperoleh suatu lapisan kira-

kira A+2 cm setelah pemadatan.

iv.Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali

untuk membentuk permukaan jalan sedekat mungkin mendekati

kemiringan dan tebal yang disyaratkan. Oleh karena itu tebal

lapisan, bentuk dan kehalusan permukaan harus sering sekali

diperiksa selama penghamparan agregat-agreagat. Jika diperlukan

bahan harus ditambah atau dikurangi.

(3)Pembersihan dan Pemadatan

a. Agregat LPA Kelas A

i. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang

yang diperlukan harus dilaksanakan dengan cadangan pengurangan

ketebalan sekitar 10% untuk pemadatan L.P.A. bahan tersebut

harus dipadatkan dengan baik dengan alat pemadat yang sesuai

meliputi mesin gilas roda rata, mesin gilas jenis pneumatic atau

mesingilas bergetar.

ii. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju

secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah

dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan harus

dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk membuat pemadatan

matang yang merata. Pada bagian superelevasi miring melintang

atau kemiringan yang terjal, penggilasan harus berjalan dari

bagian jalan yang lebih rendah menuju ke bagian atas.

Setiap ketidak-teraturan atau penurunan setempat yang mungkin

terjadi, harus diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah

dipadatkan, menggaruk, menambah atau membuang bahan pondasi,

membentuk kembali dan memadatkan sampai permukaan akhir dan

kemiringan melintang yang betul.

Bagian-bagian perkerasan yang sempit di sekitar batu tepi atau

dinding-dinding yang tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus

dipadatkan dengan kompactor (mesin pemadat) atau penumbuk

mekanikal (stamper).

iii. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-

batas 3% lebih rendah dari kadar air optimum sampai 1% lebih

tinggi dari kadar optimum dengan penyiraman air atau pengeringan

bila perlu, dan bahan L.P.A tersebut harus dipadatkan sampai

menghasilkan kepadatan 100% maksimum kepadatan kering yang

diperlukan, yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-

75).

b. Makadam Ikat Basah – Kelas B

i. Sesudah penghamparan batu pokok, basahi agregat-agregat untuk

melumasi permukaan dari butir-butir untuk mendapatkan sifat

saling mengunci yang lebih mudah dan lebih baik waktu

penggilasan.

ii. Padatkanlah lapisan batu pokok dengan cara berikut : Pada

jalan lurus penggilasan harus dimulai dari bagian pinggir,

diteruskan kea rah tengah menurut suatu arah sejajar dengan

garis tengah jalan. Pada bagian superelevasi, tikungan dan

tanjakan yang tajam, pamadatan dimulai pada bagian yang rendah

sejajar dengan as jalan menuju bagian tinggi. Mesin harus

kembali menggilas pada bagian yang sama sebelumnya. Setiap

gilasan harus menutupi sebagian dari pada yang sebelumnya kira-

kira 20 cm. Kecepatan mesin harus sekitar 1,5 km/jam pada masa

permulaan pemadatan dan dapat ditingkatkan sampai 3 km/jam pada

masa akhir pemadatan.

Lapisan Makadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling

mengunci antara butir yang satu dengan butir yang lainnnya. Oleh

karena itu pemadatan harus dilanjutkan sampai agregat-agregat

tidak bergerak lagi di bawah roda-roda mesin gilas.

iii. Bahan pengisi/halus dihamparkan tipis dan rata di atas

permukaan batu pokok langsung dari truk-truk atau dan tempat

penimbunan. Untuk membantu bahan halus mengisi rongga-rongga di

antara agregat-agregat batu pokok, maka air disiramkandi atas

bahan pengisi dan bahan halus didorong terus menerus dengan sapu

ke dalam rongga di antara agregat-agregat. Tanggul-tanggul kecil

atau gundukan-gundukandari bahan pengisi dapat ditimbun pada

pinggir lapisan agar air di atas tidak hilang melalui alur-alur

selokan.

Penggilasan dengan mesin gilas roda besar dilakukan selama

penghamparan bahan pengisi dan air. Kecepatan mesin gilas dapat

dinaikkan sampai 3 km/jam. Bahan pengisi harus ditambahkan yaitu

setiap timbul rongga di antara agregat-agregat. Penempatan bahan

pengisi/halus dan penggilasan harus diteruskan sampai isian

berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan,

permukaan lapisan Makadam harus menyerupai batu mozaik yang

padat dan bebas dari rongga-rongga.

iv. Karena LPA Kelas B mengandung agregat > 50 mm, Sandcone

untuk test kepadatan tidak dapat dilaksanakan. Tabel 5.2.4 akan

dipakai sebagai persyaratan pemadatan dengan mesin gilas.

(4)Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas

yang diizinkan lewat di atas permukaan kerikil selama pelaksanaan

pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tersebut bila mungkin

dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan (alternatif) atau dengan

pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik perseorangan lainnya

di sekitar jalan tersebut harus dilindungi terhadap kerusakan

karena pengaruh pekerjaan, seperti lembaran batu lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang

menjamin bahwa tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu

lintas atau membendung aliran air.

TABEL 5.2.4 PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS

ALAT PEMADAT KATEGORI

AGREGAT GRADASI BAIKTebal maksimumlapisan yangdi padatkan

(cm)

Minimum JumlahLintasan

Mesin gilas beroda besar Ton/m, lebar

2,25 – 2,702,71 – 5,50Lebih dari 5,50

12,512,512,0

1088

Mesin gilas dengan ban pneumatic

Beban roda (ton)2,01 – 2,502,51 – 4,004,01 – 6,006,01 – 8,008,01 – 12,00Lebih dari 12,00

12,512,512,515,015,017,5

121010888

Mesin gilas bergetar

Beban static (ton/m)0,27 – 0,450,46 – 0,700,71 – 1,251,26 – 1,801,81 – 2,302,31 – 2,902,91 – 3,63,61 – 4,34,31 – 5,00

7,57,512,515,015,017,520,022,525,0

161212844444

5.2.4 Pengendalian Mutu

(1)Persyaratan Pengujian

Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal harus

sesuai dengan Bab 5.2.1 (3) dan yang lebih lanjut diminta di bawah

titik (2) berikut – Pengujian Laboratorium.

Sebuah program mengenai pengujian pengendalian kualitas bahan harus

dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk

memenuhi persyaratan uji yang diberikan di dalam Tabel 5.2.5.

(2)Pengujian Laboratorium

Bahan agregat L.P.A harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250

meter kubik bahan yang dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh

Direksi Teknik yang sesuai dengan batas perbedaan pengujian berikut

untuk memenuhi syarat-syarat kualitas yang ditetepkan pada Sub Bab

5.2.2 Spesifikasi ini.

TABEL 5.2.5 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

TEST RUJUKAN TIPEAASHTO BINA MARGAAnalisa Saringan Agregat Halus dan Kasar

T 27 PB 0201 -76

Memenuhi distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar

Penentuan Batas Cair dan Batas Plastis

T 89T 90

PB 0109 –76

PB 0110 -76

Pengujian plastisitas untukbatas cair dan Indeks Plastisitas

Bagian Halus Yang Plastis di dalam Agregat Bergradasi dan Tanah

T 175 -

Pengujian Ekivalen pasir untuk menunjukan perbandingan bagian halus dan lempung

Hubungan Kelembaban- Kepadatan T 90 PB 0111 -

76

Ujian Standar Proctor menggunakan pemukul 2,5 kilogram

California Bearing Ratio (direndam) T 193 PB 0113 -

76Menentukan nilai dukungan tanah dan agregat

Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

T 85 PB 0103 -76

Menentukan penyerapan air oleh agregat kasar kelas B saja

Ketahanan Agregat Kasar terhadap Abrasi

T 96 PB 0206 -76

Pengujian untuk agregat < 37,5 mm, menggunakan mesin Los Angeles (500 putaran)

(3)Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk

memenuhi persyaratan Spesifikasi. Membuat lubang uji dan pengisian

kembali dengan bahan lapis pondasi atas dipadatkan dengan baik, harus

dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 5.2.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Ketebalan dan keseragaman lapispondasi atas

b. i. Test pemadatan lapis pondasiatas (dengan cara kerucut pasir) AASHTO T 191PB 0403 – 76

ii.Test pemadatan dengan penggilasan percobaan (dimana test kepadatan kerucut pasir tidak dapat dilakukan)

Pemeriksaan Visual setiap hari & pengukuran ketebalan harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi yang terpasang

Test kepadatan di tempat, untuk menentukan tingkat kepadatan yang dibandingkandengan test laboratorium untuk hubungan kelembaban – kepadatan. Dilaksanakan untuk setiap 200 m panjang jalan.

Pemeriksaan Visual setiap hari danpengujian dilakukanuntuk setiap 200 m panjang lapis pondasi atas yang terpasang (menggunakan mesin gilas berat).

5.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1)Kontraktor harus membiayai semua pembayaran untuk setiap pungutan

dan kompensasi lainnya dalam memperoleh dan mengambil bahan yang

harus digunakan untuk Agregat Lapis Pondasi Atas. Di bawah keadaan

apapun pemberi tugas (Pemilik Proyek) harus bebas dari setiap

kewajiban pembayaran, terkecuali hal-hal yang sudah termasuk dalam

Daftar Penawaran.

(2)Jumlah yang harus dibayar merupakan jumlah meter kubik Lapis

Pondasi Atas yang terpasang yang sesuai dengan Gambar dan

Spesifikasi atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi

Teknik, sudah dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.

Pehitungan volume Lapis Pondasi Atas, harus atas dasar ketebalan

dan lebar lapis pondasi yang diminta, sebagaimana terlihat pada

Gambar Rencana, atau yang disesuaikan oleh “perintah perubahan”

(change order) dikalikan dengan panjang terpasang sebenarnya dan

disetujui oleh Direksi Teknik.

Setiap penyimpangan bentuk dan ketebalan lapis pondasi atas tidak

boleh melebihi toleransi ukuran yang ditetapkan di bawah Sub Bab

5.2.1 (2).

5.2.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana disediakan di atas akan dibayar per

satuan pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar

Penawaran untuk item-item pembayaran yang diberikan di bawah, yang

harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh bagi

semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam meyelesaikan

lapis pondasi atas yang diminta, sebagaimana diuraikan dalam bagan

ini.

Nomor ItemPembayaran U R A I A N Satuan Pengukuran

5.2.15.2.2

Lapis Pondasi Atas Kelas ALapis Pondasi Atas Makadam IkatBasah Kelas B

meter kubikmeter kubik

BAB 5.3 LAPIS PONDASI BAWAH (TELFORD)

5.3.1 Ketentuan Umum

(1)Lapis pondasi bawah agregat adalah bagian konstruksi perkerasan

yang terletak tanah dasar dan pondasi atas, yang terdiri dari LPB

dan Telford (batu pecah).

(2)Dalam kedudukannya sebagai bahan konstruksi pekerjaan jalan,

pondasi bawah agregat mempunyai nilai konstruksi.

5.3.2 Lingkup Pekerjaan

Pemasangan LPB Telford pada seluruh bagian badan jalan.

5.3.3 Persyaratan Bahan

(1)Bahan yang digunakan untuk pondasi bawah harus dapat dipasang

sebagaimana yang tercantum dalam gambar rencana.

(2)Bahan pondasi harus bebas dari kotoran, bahan organik dan bahan-

bahan lainnya, sehingga dapat memberikan lapisan kuat dan mantap.

Bahan pondasi bawah yang terdiri dari LPB batu pecah (20-25 cm).

(3)Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau

retak dan harus memiliki daya tahan yang kuat (awet).

(4)Batu-batu tersebut harus berbentuk batu pecah dan harus dapat

dilapisi seperlunya untuk menjamin salning yang rapat bila dipasang

bersama-sama dan memberikan satu profil permukaan di dalam batas-

batas ukuran yang telah ditetapkan.

5.3.4 Pedoman Pelaksanaan

(1)Sebelum pemasangan dan penyusunan lapis pondasi bawah dimulai,

terlebih dahulu permukaan dasar harus dipadatkan sesuai ketentuan

pemadatan dengan tingkat kepadatan yang disetujui oleh Direksi

Teknik.

(2)Pemasangan lapisan pondasi bawah yang terdiri dari batu belah yang

dikerjakan setelah pasir dihampar di atas lapisan dasar setebal 5

cm kemudian batu belah ukuran 20-25 cm disusun berdiri dan rapat.

(3)Pemasangan yang berongga di sini dengan batu pecah ukuran 5-7 cm

dan pasir urug. Bagian-bagian pasangan yang tak beraturan disisip

kembali agar permukaan menjadi rata.

(4)Setelah pemasangan lapis pondasi bawah selesai dikerjakan lalu

dipadatkan atau diratakan dengan menggunakan mesin sesuai dengan

yang disyaratkan. Pada bagian yang harus dilakukan pemadatan

dimulai dari bagian tepi seterusnya bergeser ke bagian tengah

sejajar dengan sumbu jalan dan diusahakan berlangsung terus sampai

seluruh permukaan terpadatkan secara merata.

(5)Pada tikungan, pemadatan dimulai dari bagian yang rendah dan

bergeser ke arah bagian yang tinggi.

(6)Apabila pada suatu tempat terjadi ketidakwajaran atau penurunan,

pada tempat tersebut harus dilakukan pembongkaran, penggantian dan

penambahan bahan atas biaya kontraktor dan dipadatkan kembali

sampai mencapai kepadatan yang seragam dan rata dengan permukaan

yang telah sesuai dipadatkan di sekitarnya.

(7)Pengawas dapat memberikan petunjuk tambahan begitu juga dengan mutu

dan jumlah. Mutu pekerjaan juga harus diperiksa kembali oleh

pengawas. Bila terjadi ketidaksesuaian dengan persyaratan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Kontraktor diwajibkan

untuk memperbaiki dan menyempurnakan pekerjaan sesuai dengan

spesifikasi dan biaya akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.3.5 Pengendalian Mutu

(1)Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk

memenuhi persyaratan spesifikasi galian untuk lubang uji dan

penimbunan kembali dengan bahan lapis pondasi bawah dipadatkan

dengan sempurna, harus dikerjakan oleh kontraktor dibawah

pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 5.3.1 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDURa. Ketebalan dan keseragaman jenis

lapis pondasi bawahPemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan setiap hari, dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapisanpondasi bawah jalan yang dipasang

b. Penentuan CBR di tempat lapis tanah dasar

Dengan menggunakan DCP, dilaksanakan minimum setiap 1000 mpanjang jalan. (Nilai CBR sesuai dengan SKBI 2.3.26.1987/SNI 03-1732-1989)

5.3.6 Cara Pengukuran

(1)Kontraktor harus menanggung semua biaya untuk pembayaran atau

royalti dan kompensasi lain kepada pemilik lahan atau penyewa tanah

untuk operasi lubang galian bahan dan pengambilan bahan bagi

pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan dibebaskan dari

semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut.

(2)Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi

bawah yang dipasang dan sesuai dengan gambar serta spesifikasi,

atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan yang

dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.

Perhitungan volume harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis

pondasi bawah yang diperlukan sebagaimana ditunjukan dalam Gambar

atau seperti yang disesuaikan oleh “Perintah Perubahan” (change

order) dikalikan dengan panjang sebenarnya yang dipasang.

5.3.7 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar persatuan

pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk

item pembayaran seperti tercantum di bawah. Harga dan pembayaran

tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-

biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan lapis pondasi bawah yang

diminta sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Pembayaran U R A I A N Satuan Pengukuran

5.3 Lapis Pondasi Bawah(Telford) Meter Kubik