SISTEM-TRANSPORTASI
-
Upload
unmermalang -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of SISTEM-TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI
PENDAHULUAN
Transportasi yang menyangkut pergerakan orang danbarang pada hakekatnya sudah dikenal secara alamiahsemenjak manusia ada di bumi, meskipun pergerakan atauperpindahan itu dilakukan dengan sederhana. Sepanjangsejarah transportasi baik volume maupun teknologinyaberkembang dengan pesat. Sebagai akibat dari kebutuhanakan transportasi, maka timbulah tuntutan untukmenyediakan sarana dan prasarana agar pergerakan tersebutdapat berlangsung dengan aman, nyaman dan lancar sertaekonomis dari segi waktu dan biaya. Pejalan kaki adalahperpindahan orang tanpa alat angkut (alat angkutnyaadalah kaki)
Dalam penyediaan prasarana transportasi yaknibangunan-bangunan yang diperlukan tentunya disesuaikandengan jenis sarana atau alat angkut yang digunakan.Penyediaan tersebut dipengaruhi beberapa faktor, a.l.kondisi alam, kehidupan manusia serta teknologi bahan danbangunan.
Definisi ;
Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antarvariable / komponen dalam tatanan yang terstruktur,sehingga berkelakuan sebagai suatu keseluruhan dalammenghadapi rangsangan yang diterima dibagian manapun.
Jika satu komponen dalam sistem berubah, akanberpengaruh terhadap komponen yang lain / keseluruhan.
1
Sistem transportasi adalah suatu bentuk keterkaitan danketerikatan antara penumpang, barang, sarana danprasarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahanorang atau barang yang tercakup dalam tatanan baik secaraalami maupun buatan.
Maksud ;
Sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud untukmengkoordinasikan proses pergerakan penumpang dan barangdengan cara mengatur komponen-komponennya yaitu prasaranasebagai media dan sarana sebagai alat yang digunakandalam proses transportasi.
Tujuan ;Sistem transportasi diselenggarakan dengan tujuan agarproses transportasi penumpang dan barang dapat dicapaisecara optimum dalam ruang dan waktu tertentu denganpertimbangan factor keamanan, kenyamanan, kelancaran danefisiensi atas waktu dan biaya.
Sistem transportasi ini merupakan bagian integrasidan fungsi aktifitas masyarakat dan perkembanganteknologi. Secara garis besar transportasi ini dapatdibagi menjadi :
1. Transportasi Udara2. Transportasi Laut3. Transportasi Darat
Jalan raya Jalan rel ASDP
2
Lain-lain ; pipa, belt conveyer dsb.
Perkembangan transportasi yang pesat merupakansumbangan bagi kualitas kehidupan manusia di masyarakat.Hal ini karena transportasi telah ikut meratakan hasil-hasil pembangunan dan memberikan pelayanan pergerakanorang dan barang hampir keseluruh penjuru negeri sehinggamemberi andil bagi pengembangan serta kemajuan daerah danmembuka isolasi daerah terpencil.
Transportasi darat lebih dominan di daerah Sumatradan Jawa, sedang daerah timur atau lainnya menggunakanmoda yang lain (laut dan udara) hal ini karena Indonesiaadalah negara kepulauan sehingga moda laut dan udaramenjadi hal yang penting bagi pengembangan dan kemajuanwilayah karena ada daerah-daerah yang hanya dapat dicapaidengan transportasi udara maupun laut saja.
Pada daerah tambang dan industri , sebagaialternatif digunakan angkutan pipa (minyak dll), beltconveyer (untuk bijih besi dll) atau angkutan kabel.Transportasi sendiri terjadi karena tidak selamanyaaktifitas dapat dilakukan di tempattinggalnya.
HAL YANG MEMPENGARUHI SISTEM TRANSPORTASI
1. TATA GUNA TANAH (Land use).a. lokasi perumahanb. daerah industric. pusat bisnis (CBD)d. contoh; adanya “mall” akan membangkitkan arus
lalulintas; sehingga jalan jadi padat.
3
2. SISTEM JARINGAN JALANa. gridb. radialc. adanya jalan-jalan kolektord. lain-lain
3. SISTEM MODA ANGKUTANa. angkutan umum (public transport)b. angkutan cepat / lambatc. taksi
4. SISTEM PARKIRa. on streetb. off street
5. SISTEM TERMINALa. halteb. teluk busc. lain-lain
6. SISTEM TANDA LALULINTASa. rambu-rambub. marka dll
7. SOSIAL BUDAYA
8. LAIN-LAIN
Dari beberapa hal yang mempengaruhi systemtransportasi di atas, tata guna lahan (land use) merupakanyang terpenting. Hal ini dikarenakan tata guna lahanmemacu bangkitnya arus lalulintas, lebih jelasnya dapatdilihat pada gambar di bawah ini.
4
THE LAND USE TRANSPORTATION CYCLE
Perubahan fungsi dari lahan akan
menaikkan/membangkitkan perjalanan ke tempat tersebut,
dampaknya akan menaikkan kebutuhan akan
transportasi/lalulintas. Untuk itu perlu penambahan
fasilitas transportasi (angkutan umum dsb), selanjutnya
dengan adanya penambahan fasilitas transportasi akan
memberikan kemudahan asesbilitas ke tempat tersebut.
Dengan fasilitas dan kemudahan akses yang ada nilai
tanah tersebut jadi tinggi, tanah jadi mahal. Dengan
makin mahalnya tanah yang ada, maka akan terjadi
perubahan fungsi lahan dst akan berulang lagi siklusnya
seperti di atas.
5
Changedland use
Increase trip
generation
Increase landvalue
Greater trafficneed
Increaseaccesibil
ity
Added transportationfacilities
Tata guna lahan ini sangat dominan pada pergerakan
yang sifatnya Spasial (ruang terbatas). Pergerakan yang
spasial sangat ditentukan oleh letak :
1. daerah pemukiman
2. daerah industri
3. daerah pertanian
Transportasi (pergerakan orang dan barang) akan
berkisar pada tiga daerah tersebut. Orang bekerja ke
daerah industri dan sore hari pulang ke rumah, demikian
juga barang / hasil pertanian dll dibawa ke pabrik untuk
diolah dan hasilnya dipasarkan ke daerah pemukiman
sebagai konsumennya.
Para pekerja akan cenderung bertempat tinggal
mendekati tempat kerjanya untuk mengurangi biaya
transportasi karena makin jauh jarak kerjanya makin besar
biaya transportasi yang harus dikeluarkan. Dengan
demikian terjadi urbanisasi. Sebaliknya tanah di kota
semakin mahal orang mencari lahan untuk kantor / pabrik
cenderung keluar kota, sehingga terjadi juga des-
urbanisasi.
6
Tp. tinggal
Tp. kerja
Tp. kerja baru
Selain pergerakan spasial ada juga pergerakan yang
tidak dibatasi ruang yaitu pergerakan yang didasari sebab
terjadinya pergerakan antara lain ; maksud, sosial
budaya dll. Pergerakan ini disebut pergerakan Non
Spasial, contohnya adalah orang mau silaturahmi ke
saudaranya, lebih jelas dapat dilihat pada uraian di
bawah ini.
A. SEBAB TERJADINYA PERGERAKAN
Sebab terjadinya pergerakan dikelompokkan sesuai
karakteristik dasarnya antara lain ;
1. ekonomi
mencari nafkah
belanja
2. sosial
menjalankan hubungan pribadi
mengunjungi famili
menengok orang sakit
3. pendidikan
ke sekolah
kursus
4. rekreasi dan hiburan
ke puncak
nonton bioskop
kafe
5. kebudayaan (nyadran, mudik lebaran dll)
7
6. lain-lain
B. WAKTU TERJADINYA PERGERAKAN
Waktu terjadinya pergerakan ini juga tergantung
jenis kegiatan yang dilakukan. Biasanya orang memulai
kegiatannya pada pagi hari, baik ke sekolah, kerja maupun
kegiatan lainnnya dan pulang pada siang atau sore hari.
Pada saat orang bersamaan melakukan kegiatan pergerakan,
maka pada jam tertentu di jalan akan terjadi penumpukan
arus lalulintas. Pada kondisi seperti itu disebut “jam
puncak” atau peak hours. Dalam satu hari biasanya terjadi
tiga kali jam puncak, yaitu pagi hari (saat orang
berangkat kerja), siang hari (jam istirahat/ pulang
sekolah) dan sore hari (saat pulang kerja dll). Dari
pengamatan, jam puncak yang terjadi seperti di bawah
ini :
1. puncak pagi : 06.00 – 08.00
2. puncak siang : 12.00 – 14.00
3. puncak sore:16.00 – 18.00
Pola variasi harian jam puncak tiap daerah berbeda,
tergantung karakteristik daerah masing-masing (daerah
industry berbeda dengan CBD berbeda pula dengan daerah
pariwisata) . Informasi ini sangat penting bagi seorang
perencana tranposrtasi untuk mengetahui beban puncak yang
diterima oleh prasarana jalan raya.
8
Jumlah ke
nda raa
n
07.00 13.00 17.00 jam
Dengan mengetahui jam puncak yang terjadi, akan
sangat membantu dalam menata arus lalulintas sehingga
tidak terjadi kemacetan dan lalulintas berjalan lancar,
nyaman dan aman.
C. JENIS SARANA ANGKUTAN YANG DIGUNAKAN
Moda angkutan yang digunakan sangat variatif dengan
karakteristik yang berbeda-beda;
bus, taksi, angkot
kereta api
kapal, ferri
kendaraan pribadi
jalan kaki
9
Pemilihan jenis moda ini sangat tergantung dengan
tujuan dan sifat perjalanan yang akan dilakukan
(lih.modal split), contohnya ;
untuk bekerja → menggunakan kendaraan umum /
pribadi
antar pulau → pesawat atau kapal
ke pasar → becak
perjalanan < 1 km → jalan kaki
membawa orang sakit / meninggal → ambulans
Pada anak-anak sekolah karena mereka masih muda/remaja
dan kebanyakan belum punya kendaraan maka kebanyakan dari
mereka ke sekolah dengan jalan kaki atau naik angkutan
umum. Sedangkan untuk mereka yang sudah bekerja, rata-
rata berangkat kerja dengan kendaraan pribadi.
Semua issu yang ada dalam transportasi akan selalu
berkaitan dengan ;
barang dan orang
publik dan private
Karena sifat / karakteristik transportasi masing-masing
daerah berbeda, untuk mengembangkan jaringan transportasi
yang bersifat nasional perlu adanya satu acuan.
Pemerintah telah memberikan pedoman untuk pengembangan
transportasi yang sifatnya nasional yaitu Sistem
Transportasi Nasional (SISTRANNAS) yang tertuang dalam
GBHN 93 – 98. Semua pembangunan jaringan transportasi di
daerah harus mengacu pada Sistranas, supaya jasa
10
transportasi menjadi handal dan berkemampuan tinggi dan
mampu menyajikan kinerja secara efektif dan efisien.
SISTRANNAS
Sistrannas berfungsi ganda yaitu sebagai unsur
penunjang (ship follows the trade) dalam arti transportasi
untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, politik, sosial
budaya, pertanahan dan keamanan serta sebagai unsur
perangsang (ship promotes the trade) dalam arti sistem
transportasi ditujukan untuk membuka daerah terisolir /
terpencil dan daerah perbatasan yang belum berkembang
atau daerah lain dengan alasan hankam perlu dilayani
transportasi teratur dalam rangka untuk mewujudkan
Wawasan Nusantara dan Katahanan Nasional serta supaya
daerah yang terpencil berkembang sejajar dengan daerah
lain.
MISI SISTRANNAS
Misi sistrannas yaitu menyelenggarakan transportasi
guna memperlancar arus penumpang dan barang dari satu
tempat ke tempat lain diseluruh wilayah tanah air dan
untuk pelayanan internasional.
MAKSUD DAN TUJUAN SISTRANNAS
11
Sesuai dengan misi sistrannas, maka sistrannas
ditata dengan maksud untuk mewujudkan jasa transportasi
yang handal dan berkemampuan tinggi dalam perannya
sebagian bagian dari pembangunan nasional.
Tujuannya adalah untuk dapat terselenggaranya jasa
transportasi yang terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman
dan efisien serta terjangkau oleh kemampuan masyarakat
dalam rangka mencapai jasa transportasi yang andal dan
berkemampuan tinggi.
PENGERTIAN SISTRANAS
SISTRANNAS sebagai suatu tatanan yang terorganisasi
terdiri atas komponen-komponen pelayanan jasa
transportasi secara nasional dan merupakan bagian sistem
pembangunan nasional dari seluruh kegiatan yang meliputi
kumpulan perangkat lunak, perangkat keras dan perangkat
pikir sistem transportasi darat, laut, dan udara serta
penunjangnya dengan proses saling memperkuat (sinergetik)
dalam tatanan yang membentuk satu kesatuan pelayanan jasa
transportasi secara nasional yang berhasil guna berdaya
guna.
Dalam rangka mewujudkan SISTRANAS yang sekaligus
merupakan sasaran utama dalam penyelenggaraan jaringan
prasarana yang meliputi simpul, ruang lalulintas
transportasi dan jaringan pelayanan, perlu diketahui 7
(tujuh) pilar kebijakan umum, yaitu :
1. meningkatnya pelayanan transportasi nasional
12
2. meningkatnya keselamatan dan keamanan
transportasi
3. meningkatnya pembinaan pengusahaan transportasi
4. meningkatnya kualitas sumber daya manusia, serta
ilmu pengetahuan dan teknologi
5. meningkatnya pemeliharaan dan kualitas lingkungan
hidup serta penghematan penggunaan energy
6. meningkatnya penyediaan dana pembangunan
transportasi
7. meningkatnya kualitas administrasi Negara di
sector transportasi.
Lebih jauh mengenai sistrannas dapat dibaca pada
buku Sistrannas yang dikeluarkan oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Departemen Perhubungan.
PROBLEM TRANSPORTASI
Problem transportasi timbul apabila sarana dan
prasarana yang ada tidak dapat melayani pergerakan arus
penumpang dan barang dengan lancar, aman, nyaman. Ada 2
(dua) problem utama dalam angkutan darat yaitu :
-Problem yang kelihatan (manifestation problem)
-Akar penyebab problem (root problem)
Pada transportasi darat problem yang kelihatan
(manifestation problem) adalah seperti berikut :
13
Kemacetan → BOK jadi naik
Kecelakaan → jumlahnya meningkat
Kebisingan → naik
Polusi udara → lebih dari 50%
Tidak ada yang berani menjamin bahwa dengan berkembangnya
suatu kota / daerah maka tidak akan terjadi kemacetan,
dari hasil pengamatan kemacetan selalu mengiringi
berkembangnya suatu daerah. Hal ini dapat dimaklumi
karena suatu daerah yang berkembang, ekonomi meningkat,
aktivitas meningkat sehingga kegiatan di jalan juga
meningkat. Untuk itu sejak awal harus dipikirkan
pengembangan sistem transportasinya supaya problem yang
timbul dapat diminimalkan. Kerugian yang timbul akibat
kemacetan di Jakarta thn 2007 bahkan mencapai lebih dari
40 T, suatu angka yang fantastis. Belum lagi kerugian
akibat kecelakaan, baik fatal maupun tidak.
Selain itu, polusi udara yang terjadi sekarang ini
ternyata sebagian besar, yaitu lebih dari
separo (50%) berasal dari knalpot kendaraan. Belum lagi
kalau dihitung kerugian materi karena bahan bakar
terbuang percuma gara-gara jalanan macet. Waktu yang
terbuang, stres yang timbul juga merupakan dampak dari
problem transportasi, bahkan puncak dari semua ini adalah
terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari semrawutnya
lalulintas yang ada di jalan raya.
14
Problem yang ada di atas sebetulnya terjadi karena
ada akar permasalahan (root problem) yang terjadi di
masyarakat. Akar permasalahan tersebut antara lain :
Naiknya pendapatan (income)
Naiknya jumlah kepemilikan kendaraan
Lain-lain
Untuk mengatasi hal tersebut di atas maka perlu
diselesaikan dulu akar permasalahannya baru kemudian
masalah yang tampak di lapangan diselesaikan. Perlu
aturan-aturan terkait transportasi ini dan pengendalian
atau pengawasan yang ketat, karena kerugian yang
ditimbulkan akibat macet dsb sangat besar. Dengan
demikian baru akan tercipta transportasi yang andal dan
berkelanjutan (suistainable transportation) sesuai tujuan dari
Sistranas.
RUANG GERAK / BATAS TRASPORTASI
Transportasi merupakan pendukung utama perkembangan
suatu daerah dan penunjang perkembangan ekonomi, oleh
karena itu sering disebut juga bahwa transportasi
merupakan turunan pertama dari ekonomi.
Lebih dari 50% komponen harga jual suatu produk
adalah biaya transportasi, sehingga jika biaya
15
transportasi ini dapat ditekan maka harga jual produk
akan turun.
Dengan demikian batas gerak yang baik bagi
transportasi adalah Satuan Wilayah Ekonomi (SWE), misal
wilayah urban, bukan Satuan Wilayah Administrasi (SWA).
Hal ini untuk menghindari biaya transportasi yang tinggi
karena harus berganti moda setiap memasuki wilayah lain
(batas SWA).
Oleh karena itu sistem transpotasi yang efisien dan
menejemen yang baik membuat pengiriman barang sampai di
lokasi tepat waktu sesuai pesanan, sehingga mengurangi
kebutuhan gudang yang disiapkan jika barang harus
menginap karena waktu pengiriman yang tidak pas dengan
pesanan, dengan demikian biaya transportasi dapat ditekan
dan harga barang menjadi lebih murah. Dulu gudang
merupakan asset perusahaan, sekarang merupakan
pemborosan. Sistem ini dikenal dengan istilah Just in
Time (JIT) , yang awalnya dikembangkan oleh perusahaan-
perusahaan Jepang.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa transportasi
memegang peran penting bagi perkembangan suatu Negara.
16
Menurut Schummer (1974) ada tiga hal yang membuat Negara
jadi besar dan makmur yaitu :
-tanah yang subur
-kerja keras dan
-kelancaran transportasi
KETERKAITAN TRANSPORTASI
DENGAN ILMU LAINNYA
Masalah transportasi akan selalu terkait dengan
masalah yang ada di masyarakat karena transportasi
berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik
itu masalah sosial, ekonomi, budaya maupun politik.
Oleh karena itu transportasi sangat terkait dengan
disiplin ilmu lainnya, keterkaitan itu dapat digambarkan
sebagai berikut :
T ekn ik E konom iP lan ologi
H u ku m SosialB u d aya
G eografi W ilayahT t. ru ang
T ran s-p ortasi
L in g-ku ngan
17
Transportasi dalam kehidupan masyarakat modern
merupakan kesatuan mata rantai kehidupan yang berpengaruh
besar dalam perkembangan dan pembangunan masyarakat bagi
segi ekonomi, sosial budaya maupun sosial politik. Oleh
karena dalam menata transportasi perlu memperhatikan
budaya, ekonomi dan lingkungan, contohnya banyak jembatan
penyeberangan yang tidak berfungsi karena masyarakat
masih senang menyeberang di bawah, kadang sambil berlari.
Ada pula angkutan penumpang yang bercampur dengan hewan
piaraan dan lain-lain.Sosialisasi tentang peraturan-
peraturan kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan
serta penegakan hukum perlu dilakukan secara terus
menerus agar tercipta transportasi yang handal, yang
dapat menunjang perkembangan ekonomi Negara.
PERANAN
TRANSPORTASI
Transportasi memiliki banyak peran di masyarakat,
baik ekonomi, social, politik maupun dalam menjaga
pertahanan keamanan serta mempertahankan negara kesatuan.
Secara rinci peranan transportasi tersebut seperti di
bawah ini.
1. Peranan Ekonomi
18
Dalam pertumbuhan ekonomi, kebutuhan akan
transportasi pasti meningkat pula, secara umum dapat
dilihat dari 3 faktor.
a. Produksi meningkat → bahan baku yang diangkut
dari lokasi bahan / pertanian meningkat, demikian
juga hasil produksi yang diangkut ke konsumen
meningkat pula.
b. Peningkatan volume produksi → berarti perluasan
wilayah eksploitasi sumber bahan baku dan wilayah
pemasaran
c. Peningkatan kegiatan ekonomi → meningkatkan
mobilitas
Pada prinsipnya jika sistem transportasi dapat
diselenggarakan secara optimum, maka nilai tambah
ekonomis dapat diperbesar. Selain itu penyediaan sarana
transportasi tidak sama dengan barang yang lain, dimana
sarana ini dapat disimpan untuk dilayankan pada waktu dan
tempat lain. Jika kelebihan mubazir dan hilang begitu
saja
2. Peranan Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial butuh interaksi
dengan sesama dalam memenuhi kebutuhan sosialnya, misal
berkunjung ke sanak saudara/teman, menengok orang sakit,
menghindari undangan pesta dan lain-lain. Dalam hal ini
transportasi menyediakan berbagai kemudahan yaitu :
19
memperpendek jarak antara rumah dan pusat
kegiatan lainnya
menyediakan berbagai sarana dan prasarana
perluasan wilayah kota ke daerah pinggiran
pelayanan untuk perorangan atau kelompok
perjalanan rekreatif
perluasan jangkauan perjalanan social
3. Peranan Politik
Indonesia sebagai negara kepulauan, secara politis
rentan terhadap masalah kesatuan dan persatuan bangsa.
Oleh karena itu dibutuhkan peranan politik untuk
mengembangkan sistem transportasi yang handal dalam
rangka meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Beberapa peranan transportasi secara politik antara
lain :
meningkatkan kualitas persatuan dan kesatuan
dengan meniadakan daerah isolasi
meratakan hasil-hasil pembangunan
memudahkan mobilitas dalam pertahanan dan
keamanan
untuk memudahkan mobilitas jika terjadi
bencana alam
4. Peranan lingkungan
Penyelenggarakan transportasi saat ini masih terfokuskan
pada bidang teknologi, ekonomi, dan pelayanan atas jasa
20
transportasi. Seperti halnya jasa pelayanan lainnya,
penyediaan transportasi membawa sejumlah dampak sampingan
yang tidak dikehendaki seperti, kecelakaan, polusi udara,
kebisingan, getaran, debu yang melampaui batas.
Pertumbuhan ekonomi yang menuntut pertambahan
transportasi ternyata membawa dampak yang tidak
diinginkan. Oleh karena itu diharapkan sistem
transportasi selain dapat melayani pengguna sistem secara
optimal, juga tidak merusak lingkungan. Sangat diharapkan
sistem transportasi dapat memperbaiki kualitas lingkungan
hidup mesyarakat.
Selain peranan tersebut di atas transportasi juga
berperan dalam bidang hukum,perkembangan wilayah dan
peranan geografi serta dalam pertahanan keamanan.
TEKNOLOGI TRANSPORTASI
Prinsip dasar dari pengembangan teknologi
transportasi adalah usaha peningkatan kinerja pergerakan
penumpang dan barang dengan berpatokan pada indicator
jenis dan karakteristik teknologi transportasi dalam hal
ini tingkat pelayanan dan operasi sistem dan kompleksnya
permasalahan. Hal ini tercermin dari keterbatasan
kapasitas, jarak tempuh dan kecepatan pergerakan serta
kenyamanannya. Kemudian disusun konsep perbaikan dan
pengembangan teknologi transportasi.
21
Dalam perkembangannya selain untuk mengatasi masalah
si atas, teknologi transportasi dituntut untuk dapat
meningkatkan kinerja nya sehingga dapat menekan biaya
transportasi. Kinerja transportasi ini tercermin dalam
biaya per ton-km atau orang/km dari masing-masing alat
angkut.
Sampai saat ini belum dihasilkan suatu bentuk
teknologi transportasi yang benar-benar mampu memenuhi
setiap aspek tuntutan kapasitas dukung, jarak tempuh,
kecepatan pergerakan, kenyamanan dan keringanan biaya
secara sempurna.
Sebagai gambaran perkembangan teknologi transportasi
secara singkat seperti berikut :
a. transportasi darat
Awalnya manusia memindahkan barang dengan tangan dan
punggungnya, tapi kemampuannya sangat terbatas.
Kemudian mulai menggunakan hewan (kuda, keledai,
unta dll) sehingga produktivitas, jarak tempuh,
kecepatan perpindahan meningkat,
Sejalan dengan kemajuan teknologi, mulai
dikembangkan kereta kuda / pedati, selanjutnya
perkembangan teknologi otomotif, metal dan
elektronika membuat orang dapat memanfaatkan sumber
daya alam untuk membuat bermacam-macam kendaraan
bermotor dan lokomotif yang cukup berhasil memenuhi
kebutuhan pergerakan penumpang dan barang.
22
b. transportasi laut
Sebelum dapat memanfaatkan tenaga angin, manusia
menggunakan rakit dan sampan sebagai sarana
penangkut penumpang dan barang melalui laut. Dengan
dukungan perkembangan teknologi dapat dibuat perahu
motor, kapal laut berbagai jenis ukuran dan fungsi
sehingga keterbatasan kapasitas, jarak tempuh,
kecepatan dan lain-lain dapat diatasi.
c. transportasi udara
Seperti moda yang lain, transportasi udara juga
berkembang. Pemanfaatan burung merpati untuk sarana
transportasi informasi memiliki keterbatasan daya
angkut. Perkembangan teknologi yang ada sudah dapat
menciptakan pesawat terbang, helicopter, hidrofoil
dan jenis-jenis angkutan udara lainnya bukti kerja
keras manusia dalam rangka melawan keterbatasan
angkutan udara, sehingga sekarang transportasi udara
mampu mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah
yang lebih banyak dengan aman, cepat, nyaman ke
tempat-tempat yang jauh.
Pengembangan teknologi masa mendatang diarahkan
kepada kemampuan mengatasi keterbatasan kapasitas angkut,
jarak tempuh, kecepatan pergerakan, kenyamanan,
keselamatan, biaya ringan dan tidak merusak lingkungan.
Dengan kata lain perbaikan sistem transportasi diharapkan
23
mampu mengurangi total biaya transportasi serta mampu
mengurangi kerusakan lingkungan.
KARAKTERISTIK TRANSPORTASI
Transportasi merupakan jasa (industri jasa) yang
mempunyai karakteristik khusus, antara lain :
a. Intangible : dpt dirasakan, tapi tidak dapat dipegang
seperti material
b. Perishable : sekali digunakan maka selesai, konsumen /
penumpang hanya dapat membawa pulang kesan
c. Immediate : kebutuhan akan jasa transportasi tidak
dapat ditangguhkan
d. Complex : transportasi melibatkan banyak orang,
sarana dan prasarana (lihat penjelasan di muka)
e. Amorphous : penilaian mutu pelayanan transportasi
bervariasi tergantung pendapat perseorangan.
TATA GUNA TANAH
DAN TRANSPORTASI
Dalam sistem transportasi, tata guna lahan merupakan
salah satu hal yang mempunyai pengaruh besar. Letak
daerah pemukiman, pertanian, industri dll yang berbeda
tiap daerah mnghasilkan pola dan karateristik
24
pergerakan/transportasi yang berbeda pula masing-masing
daerah. Perubahan dan perkembangan daerah baru akan
menimbulkan arus pergerakan orang dan barang, artinya
timbul transportasi baru untuk melayani daerah
tersebut.Termasuk dalam hal ini adalah pemekaran kota
sebagai akibat bertambahnya jumlah penduduk dan aktifitas
manusia.
Guna lahan Guna lahan
1 transportasi 2
Konsep ;
Konsep yang digunakan dalam interaksi antara guna lahan
dan transportasi adalah seperti berikut.
A. → guna lahan dan fasilitas transportasi
merupakan sistem tertutup
→ kegiatan guna lahan memerlukan pengadaan
prasarana transportasi
→ sedang pengadaan prasarana transportasi
mendorong timbulnya kegiatan guna lahan.
B. → besarnya lalu lintas yang terjadi tergantung
tingkat kegiatan guna lahan dan karakteristik
fisik fasilitas transportasi.
25
Dengan demikian seorang Land Use Planner dapat
menghidupkan dan mematikan suatu daerah dengan mengubah
tata guna lahannya. Pengadaan prasarana dan sarana
transportasi memacu timbulnya kegiatan guna lahan tampak
pada daerah yang baru dibuka, keramaian / perkembangan
terjadi di sekitar jalan baru. Pembuatan jalan baru dapat
memacu perkembangan daerah, demikian juga sebaliknya
keramian suatu daerah atau pembangunan fasilitas umum
baru (mall, pasar, kampus dll) akan menyebabkan dibukanya
jalan baru. Oleh karena itu pembangunan fasilitas umum
yang baru pada daerah yang sudah padat perlu hati-hati.
Sebab akan membangkitkan arus lalulintas. Lebih jauh
dapat dilihat lagi pada “land use transportation cycle’.
Tujuan :
Perencanaan sistem interaksi land use dan
transportasi ini adalah untuk mencapai keseimbangan yang
efisien antara kegiatan guna lahan dan kemampuan
transportasi.Dengan kata lain, tidak bisa merencanakan
suatu tata guna lahan tanpa sekaligus merencanakan system
transportasinya.
Contoh Ploting tata guna lahan ;
1. EXPLISIT
Pada sistem ini tiap jenis peruntukan / kegiatan
dibedakan lokasinya ;
pemukiman
26
industri
pertokoan
P em u kim anIn d u stri
P ertokoan
Keuntungan ; -kegiatan tersentralisir
- rumah tidak terganggu polusi
- arah yang dituju lebih jelas
Kerugian ;- lalulintas searah
- kalau siang ramai, kalau malam sepi
- terjadi “lonely street”
2. MIX LAND USE
Pada sistem ini tiap kegiatan tidak dibedakan
lokasinya, jadi lokasi perumahan, pertokoan dan
bahkan industri bisa jadi ada di lokasi yang sama.
Konsep dasar yang digunakan adalah orang bekerja
sedekat mungkin dengan rumah. Sehingga banyak
perumahan pegawai yang satu lokasi dengan kantor
tempatnya bekerja. Bahkan secara ekstreem ada
bangunan bertingkat dimana lantai teratas untuk
perumahan, lantai bawahnya untuk kantor dan lantai
27
dasar untuk super market sedang basement untuk
parkir. Kondisi seperti ini banyak terjadi pada
daerah-daerah pusat perdagangan, perkantoran dimana
sering terjadi kemacetan lalulintas dan harga tanah
yang sangat mahal sehingga orang memanfaatkan tanah
seefisien mungkin (sistim Blok / super blok). Pada
skala kecil dikenal istilah rumah-toko (ruko) atau
rumah kantor (rukan) yang banyak dijumpai di daerah
urban.
Ditinjau dari segi transportasi sistem mix-land-use
menguntungkan karena akan mengurangi jumlah
pergerakan kendaraan di jalan raya yang pada
akhirnya mengurangi kemacetan lalulintas.
3. GUNA LAHAN DOMINASI
Merupakan gabungan dari sistem 1 dan 2.
Misalnya suatu lokasi dengan dominasi perumahan,
tetapi ada juga pertokoan, bengkel, kantor dll, atau
sebaliknya suatu lokasi perkantoran tapi ada toko,
bengkel dan pemukiman. Ditinjau dari sisi
transportasi hal ini tidak baik, karena misalnya
bengkel berkembang maka trotoar akan dipakai untuk
kegiatan bengkel dan ini akan mengganggu fungsi dari
trotoar sebagai fasilitas pejalan kaki.
Konsep ini menjadi dasar berkembangnya kota mandiri,
dengan harapan semua kegiatan yang ada ( bekerja,
belanja, bertempat tinggal, belajar dll. )
28
difasilitasi di kota mandiri sehingga tidak menjadi
beban kota yang sudah ada. Berkembangnya juga kota-
kota satelit di daerah urban yang diharapkan
nantinya berkembang sebagai kota sendiri.
K ota in d u kM an -d iri
Tetapi kota mandiri yang direncanakan banyak yang
belum sepenuhnya berhasil karena ternyata orang-
orang yang tinggal di kota mandiri, bekerjanya masih
di Jakarta ( kota induk ) sehingga jalan-jalan ke
Jakarta tetap saja macet.
29
P u sat k ota I
P u sat k ota II ( k ota b aru )
Jarak
Cost
/ biaya
G br. G rafik hu bu n gan B iaya d an jarak
Pada pusat kota, harga tanah untuk perkantoran
sangat mahal, semakin jauh daripusat kota harga
tanah semakin murah, hal ini akan berbeda jika di
luar kota ada daerah/kota satelit atau kota mandiri.
Sebaliknya biaya untuk transportasi semakin dekat
dengan tempat bekerja, biaya makin murah.
Dengan demikian perlu pertimbangan yang matang bagi
pemerintah untuk memberikan izin peruntukan suatu
lahan. Sebagai contoh adalah pembangunan fasilitas
umum (mall) dll.
1). Pembangunan Mall
30
membangkitkan perjalanan fasilitas jalan,
parkir
lingkungan ?
2). Penyebaran lokasi “kampus” di sekitar kota / di
luar kota akan banyak mengurangi kepadatan kota.
3). Munculnya lokasi-lokasi perumahan yang lagi
marak akan membangkitkan perjalanan.
Penentuan zona-zona dalam tata guna tanah ( zona
industri, jasa perumahan dsb ) sebetulnya merupakan
“transport demand” yang perlu dilayani ( lihat “land use
transportation cycle” ).
FOUR STEPS MODEL
Dalam transportasi, untuk memprediksi, menganalisis
dan merencanakan suatu transportasi dikenal istilah “four
steps model (model 4 langkah) yaitu :
1. perjalanan yang dibangkitkan ( trip generatiton )
2. distribusinya ( trip distribution )
3. moda yang dipakai ( modal split )
4. rute yang dilalui ( trip assignment )
Dalam hal ini, misalnya jika suatu lokasi dibangun
mall, kampus atau perumahan, maka perlu diperkirakan :
31
Trip generation.
Perjalanan yang dibangkitkan adalah jumlah
perjalanan yang dibangkitkan oleh suatu pusat
kegiatan. Jumlah yang dibangkitkan ini dapat dibagi
menjadi dua;
berapa banyakkah perjalanan yang akan tertarik ke
lokasi tersebut (trip attraction ) dan
berapakah yang meninggalkan (trip production).
Jumlah yang dibangkitkan dan meninggalkan dihitung
dalam jumlah orang atau kendaraan / jam (persatuan
waktu). Bangkitan lalulintas tergantung dari 2 aspek
tataguna tanah.
tipe tata guna lahan
jumlah aktifitas dari tanah tersebut.
Perbedaan tipe guna lahan akan menghasilkan tipe
lalulintas yang berbeda (pejalan kaki, truk, mobil).
Selain itu tipe tipe guna lahan yang berbeda pula
(kawasan perkantoran akan menghasilkan lalulintas pada
pagi dan sore teratur, sedangkan toko menghasilkan
lalulintas yang berfluktuasi sepanjang hari).
Trip distribution
Tujuan permodelan distribusi perjalanan ini adalah untuk
mengkalibrasi persamaan-persamaan yang akan menghasilkan
hasil observasi lapangan pola pergerakan asal tujuan
perjalanan seakurat mungkin.
a) Data yang dibutuhkan ;
32
data matrik asal tujuan
data matrik hambatan (impedansi), matrik antar
zona (jarak, waktu, biaya)
distribusi frekuensi pergerakan untuk setiap
impedensi transportasi.
Beberapa permodelan dapat digunakan a.l :
b) Model faktor pertumbuhan
Model ini didasarkan asumsi bahwa pola pergerakan
saat ini dapat diproyeksikan ke masa yang akan
datang dengan menggunakan tingkat pertumbuhan
zona.
Ada 5 model factor pertumbuhan : model Unifrom,
Average, Fratar, Detroit, dan model Furness.
Keuntungan model ini adalah mudah dimengerti dan
diaplikasikan. Kerugiannya tidak sesuai untuk
daerah dengan perkembangan pesat dan tidak pas
untuk prediksi waktu yang panjang.
c) Model gravitasi.
Model ini berdasarkan prinsip fisika bahwa daya
tarik antar 2 buah tata guna tanah sama dengan
gaya pada model gravitasi. Ada 4 model ;
Unconstrained, Production constrained, Double constrained.
Model production dan Attraction juga disebut
model single constrained.
33
Modal Split
Model pemilihan moda untuk mengetahui jenis kendaraan
(moda) yang diperkirakan akan digunakan, apakah mereka
memakai kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Hal ini
dipakai untuk mendapatkan prediksi pemilihan moda dengan
menggunakan beberapa variable, misal karakteristik perjalanan
(jarak, waktu, tujuan), karakteristik sistem transportasi (biaya,
waktu, frekuensi bus, kenyamanan, pelayanan,dll),
karakteristik kota atau zona.
Dalam permodelan split perlu diperhatikan adanya biaya
actual dan biaya dipersepsi dalam mengambil keputusan
serta adanya pemakai angkutan umum captive (captive user)
yang tidak mempunyai kebebasan dalam memilih moda.Lawan
dari captive user adalah choice user yaitu pemakai angkutan
yang karena punya kemampuan lebih sehingga dapat memilih
kendaraan yang akan dipakai.
Trip assignment
Pelimpahan rute adalah suatu proses dimana pergerakan
antara 2 zona untuk suatu moda tertentu dibebankan atau
dilimpahkan ke suatu rute yang terdiri dari ruas-ruas
jalan tertentu.
Analisis pelimpahan rute ini terdiri dari dua bagian
utama;
Alasan pemakai jalan memilih rute tertentu
Pengembangan model yang menggabungkan sistem
transportasi dengan alasan pemilihan rute.
34
Pada alasan pemilihan rute ada 3 hipotesa yang
menghasilkan model yang berbeda yaitu ;
All or nothing assigment
Pemakai jalan secara rasional memilih rute
terpendek yang meminimkan impedence (jarak,
waktu, biaya), semua lalulintas antara zona akan
menggunakan satu rute yang sama.
Multipath assigment
Disasumsikan pengendara tidak tahu informasi rute
tercepat. Pengendara akan mengambil rute yang
dipikirkan tercepat, persepsi yang berbeda
mengakibatkan bermacam-macam rute yang dipilih
antara zona tertentu.
Probabilistic assigment
Pemakai jalan menggunakan factor-factor selain
transport impedence, misal factor kualitatif
seperti pemandangan yang indah, aman.
Capacity restraint
Adanya pembatasan kapasitas jalan untuk
lalulintas tertentu.
Jadi model pelimpahan rute yang disesuaikan dengan
hipotesa di atas adalah :
- All or nothing asignment,
- Multipath assignment,
- Probabilistic assignment, dan
35
- Capacity restraint
Sehingga jika suatu daerah dibuka suatu kegiatan
yang tentunya akan menarik lalulintas ke lokasi
tersebut, maka akan dapat diperkirakan fasilitas apa
saja yang perlu disiapkan untuk mengantisipasi arus
lalulintas yang meningkat.
- berapa area parkir yang perlu dibangun?
- apakah lebar/kapasitas jalan sudah mencukupi ?
- apakah lebar trotoar mencukupi?
- apakah simpangnya perlu trafic light?
- marka jalan ?
- apakah sudah ada angkutan umum kesana?
Dan lain-lain.
Dengan demikian hubungan interaksi antara guna
lahan dan transportasi dapat berjalan dengan baik.
Selain hal tersebut di atas, dalam merencanakan
transportasi perlu dipertimbangkan adanya regulasi
kebijakan daerah masing-masing. Hal ini dapat
mempengaruhi teknik-teknik pembangkitan, distribusi
perjalanan atau bahkan perubahan moda dan pelimpahan
rute. Misalnya regulasi 3-in-1 akan mempengaruhi prediksi
jumlah lalulintas, meskipun jumlah perjalanannya bisa
tetap.
Kota-kota tua bahkan memiliki program konservasi
bangunan yang tentunya akan membatasi lalulintas yang
lewat karena dikuatirkan getaran dari kendaraan berat
36
akan memperpendek usia bangunan bersejarah tersebut. Hal
ini akan berdampak juga terhadap prediksi perjalanan
angkutan barang.
Oleh karena itu, perencaan transportasi perlu
dilaksanakan secara komprehensip dengan selalu melihat
keterkaitan dengan aspek-aspek kebijakan dan regulasi
yang sangat mungkin mempengaruhi teknik 4 steps model
ini.
JARINGAN TRANSPORTASI
Sistem transportasi adalah interaksi komponen-
komponen transportasi untuk menggerakan lalulintas dari
satu tempat ke tempat yang lain. Karakteristik lokasi
prasarana yang tetap seperti terminal, ruas jalan dan
persimpangan jalan harus diikut sertakan dalam analisis
karena pelayanan transportasi tidak ada di setiap tempat
dan dari jenis dan kualitas yang sama. Ini terutama
dilakukan dengan menggunakan konsep jaringan jalan
( lihat di depan )
MACAM-MACAM JARINGAN JALAN
Seperti yang sudah dijelaskan di depan, perencanaan
transportasi/ infra struktur jaringan jalan tidak bias
lepas dari perencanaan tataguna lahan, karena jaringan
jalan yang direncanakan akan memperlancar aktifitas yang
ada. Bentuk jaringan jalan yang sesuai untuk memenuhi
37
kebutuhan perjalanan adalah yang berhubungan erat dengan
pola perjalanan terpencar. Berbagai bentuk ideal jaringan
transportasi seperti di bawah ini;
a) Jaringan jalan Grid
Bentuk ini yang paling umum di daerah metropolitan,
yang merupakan bentuk jaringan jalan yang telah
direncanakan. Bentuknya lurus, rute pararel dengan
jarak antara yang seragam dan berpotongan dengan
kelompok lain jenis. Banyak kota-kota di Amerika
memiliki jaringan jalan bentuk ini. Cocok untuk kota
dengan pusat kegiatan yang tersebar, karena orang
dapat langsung ke tujuan akhir tanpa harus melalui
titik pusat. Selain itu sistem menjadi sederhana dan
dapat dikombinasikan dengan pola lain.
b) Jaringan jalan Radial
Bentuk ini bertujuan untuk memfokuskan kepada daerah
inti tertentu, misalnya pusat perdagangan (Central
Bussines District, CBD). Sangat cocok untuk kota dengan
konsentrasi kegiatan di pusat kota. Masalah akan
timbul jika terjadi pergeseran aktivitas komersial
(shopping, pabrik, dll) yang direlokasikan keluar
kota. Kota-kota di Eropa banyak menggunakan bentuk
ini.
c) Jaringan jalan Cincin Radial
38
Jaringan jalan radial yang digabung dengan kisi-kisi
plan-plan ekspress yang menunjukkan pentingnya CBD
dibandingkan dengan berbagai pusat kegiatan lainnya.
d) Jaringan jalan
Jaringan ini sering terdapat pada jaringan
transportasi antar kota pada banyak koridor
perkotaan yang telah berkembang pesat.
e) Jaringan Heksogonal
Jaringan jalan ini jarang dipakai tetapi mempunyai
keuntungan dengan adanya persimpangan-persimpangan
jalan yang berpencar dan mengumpul tetapi tanpa
melintas satu dengan lainnya secara langsung.
f) Jaringan jalan Delta
Jaringan jalan ini hampir sama dengan jaringan jalan
heksoganal dengan perbedaan pada bentuknya
Jaringan transportasi terutama terdiri dari simpul
(node) dan ruas (link). Simpul mewakili suatu titik
tertentu dalam ruang (dinyatakan dalam bentuk
titik), sedang ruas jalan dalam bentuk garis antara
2 titik. Pemilihan bentuk jaringan jalan ini
disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah yang
direncanakan. Bentuk dari jaringan jalan tersebut di
atas dapat dilihat pada gambar berikut ini.
39
1 JAKARTA 2 CIREBON
5 BANDUNG
4 BOGOR
3 SUBANG
6 CIANJUR
7 SUKABUMI
Sedangkan simpul dan ruas seperti berikut ini :
Simpul:1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Ruas :1 – 2 , 1 – 3
1 – 4 , 3 – 5
3 – 5 , 4 – 7
5 – 6 , 6 – 7
TERMINAL DAN TEMPAT HENTI
Salah satu sistem yang perannya dalam sistem
transportasi adalah terminal dan tempat henti dan
merupakan fasilitas umum dalam menunjang terselenggaranya
angkutan umum yang handal. Kualitas layanan angkutan umum
sering dinilai dari 2 aspek yaitu :
1. layanan di atas bus (on board service quality)
2. layanan di luar bus (off board service quality)
42
Untuk layanan luar bus, peranan fasilitas sangatlah
mendukung dalam rangka mewujudkan citra berperjalanan
dengan bus (angkutan umum). Fasilitas angkutan umum
secara umum dipisahkan atas terminal dan tempat henti.
Peranan fasilitas ini sangat vital dalam mendukung
keselamatan dan kelancaran operasional bus.
TERMINAL
DEFINISI :
Terminal adalah suatu titik dimana penumpang dan angkutan
barang memasuki dan meninggalkan sistem trasportasi.
Terminal selain merupakan komponen fungsional utama
dari suatu sistem transportasi juga merupakan prasarana
yang mahal yang jika tidak direncanakan dengan baik bisa
mengurangi efisiensi suatu sistem transportasi, misalnya
menjadi kurang berfungsi atau malah menjadi titik rawan
kemacetan.
Fungsi utama dari terminal adalah menyediakan
fasilitas untuk masuk dan keluarnya orang/barang yang
akan diangkut menuju dan meninggalkan sistem trasportasi.
Secara umum fungsi terminal adalah :
a. memuat dan membongkar barang dan penumpang
b. menyediakan fasilitas menunggu sementara
penumpang dan barang dari waktu kedatangan hingga
waktu keberangkatan. Termasuk pengepakan barang
43
dan fasilitas kenyamanan penumpang (kedai makan
dll).
c. Dokumen pencatatan pergerakan, termasuk
penghitungan penumpang, pembagian barang,
pemilihan trayek, penjualan tiket, pengecekan
pemesanan dan sebagainya.
d. Tempat menunggu sementara, pemeliharaan singkat
serta persiapan pemberangkatan dari kendaraan-
kendaraan angkut.
e. Tempat penumpang dan barang mengumpul dan
berkelompok, dalam ukuran yang ekonomis untuk
suatu perjalanan serta sebagai tempat menyebar
penumpang yang datang atau mengakhiri perjalanan.
TEMPAT HENTI
Pada prinsipnya, penumpang angkutan kota berada
tersebar di sepanjang jalan / rute bus. Beberapa kawasan
padat membangkitkan penumpang lebih banyak dibanding
kawasan yang longgar. Tempat-tempat tertentu secara
tipikal membangkitkan arus penumpang yang tinggi, misal
jalan masuk pemukiman, persimpangan atau tempat publik
yang lain seperti pertokoan, perkantoran, pasar, rumah
sakit.
Untuk itu perlu direncanakan tempat henti dengan
maksud agar keselamatan pengguna angkutan umum bus
terjamin, baik saat naik turun bus maupun dari pergrakkan
lalulintas. Konflik antara bus dengan arus lalulintas
44
perlu diminimalkan supaya lalulintas lancar. Hal ini
penting pada tempat-tempat tertentu yang jumlah
penumpangnya tinggi.
Kurang sempurnanya perencanaan tempat henti ini
menyebabkan munculnya tempat henti tidak resmi yang
bersifat sementara maupun tetap. Hal ini menunjukkan
adanya permintaan untuk itu dan disisi lain menunjukkan
lokasi yang enak/mudah bagi pengguna bus. Dapat
menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kelancaran
lalulintas dan keselamatan penumpang.
PERENCANAAN TERMINAL
Kegiatan angkutan umum selalu diawali dan diakhiri
di terminal melibatkan banyak factor seperti manusia,
barang, kendaraan, pola pergerakan dan lain-lain.
Banyaknya kegiatan yang harus diwadahi menyebabkan
kebutuhan akan ruang yang cukup luas serta pengaturan
pola kegiatan atau pergerakan yang efisien. Untuk itu
perlu diciptakan kondisi terminal yang aman, nyaman,
teratur dan mudah dicapai dan sebagainya, perlu langkah
perencanaan yang komprehensif, mengenai :
a. Penentuan lokasi
b. Penentuan luas area
c. Tata letak bangunan
d. Pola pergerakan kendaraan, orang dan barang
e. Pengelola terminal
45
a). Penentuan lokasi
Penentuan lokasi terminal dilakukan dengan
mempertimbangkan ;
- terminal mempunyai sifat melayani penduduk,
sehingga letak terminal harus dekat dengan
pemukiman penduduk.
- Pergerakan yang terbanyak adalah pergerakan
menuju ke tempat-tempat dengan daya tarik tinggi,
misalnya pusat pertokoan,pusat perkantoran. Oleh
katena itu terminal sebaiknya di dekat tempat-
tempat tersebut.
- Luas terminal harus dipertimbangkan dengan
seksama agar tidak hanya dapat melayani kebutuhan
sekarang, tapi juga kebutuhan di masa mendatang.
b). Penentuan Luas Area yang dibutuhkan
Luas area yang dibutuhkan dalam pembuatan terminal
dipengaruhi beberapa factor :
- Sifat terminal ; misalnya sebagai sub terminal,
terminal AKAP, terminal terpadu dan sebagainya
- Jumlah penumpang dan barang yang dilayani
- Jumlah armada / frekuensi perjalanan yang
dijadwalkan
- Jenis angkutan yang melayani
- Kebutuhan fasilitas penunjang
- Kemungkinan penegmbangan di masa yang akan datang
46
c). Tata Letak Bangunan di Terminal
Kondisi terminal yang nyaman, bersih, indah
merupakan gambaran ideal suatu bangunan terminal.
Kondisi tersebut bisa diwujudkan dengan mengupayakan
penataan bangunan-bangunan di terminal sebaik
mungkin. Penataan ini harus memungkinkan
terjadinya :
- Pola pergerakan yang efisien, aman dan nyaman
- Hubungan yang efisien antara bangunan satu dengan
lainnya yang memiliki fungsi berbeda
- Tingkat keamanan dan keselamatan secara umum
- Pengoperasian yang baik
- Kemudahan memanfaatkan fasilitas yang ada.
d). Pola Pergerakan
Di dalam terminal terdapat 3 macam pergerakan orang,
barang dan kendaraan. Ketiga jenis pergerakan ini
harus diatur agar tidak memberi gangguan pada
masing-masing pergerakan dan untuk memudahkan proses
pergerakan.
Perencanaan awal pergerakan kendaran terkait dengan
tata letak bangunan, demikian juga untuk pergerakan
orang dan barang. Pola pergerakan harus menjamin
kelancaran, keamanan dan kenyamanan pergerakan.
Untuk itu perlu rambu-rambu lalulintas untuk
pergerakan kendaraan, fasilitas dan disiplin
pengemudi, sedang untuk orang dan barang perlu
47
informasi yang jelas, fasilitas penunjang yang cukup
dan kemudahan pergerakan.
Adanya pemisahan yang jelas dari masing-masing
kegiatan, misal ; keluar masuk orang/barang dan
kendaraan, ruang tunggu, naik-turun kendaraan dan
lain-lain akan memberikan tingkat kemudahan,
keteraturan dan kenyamanan yang baik.
e). Pengelolaan Terminal
Terminal sebagai tempat awal dan akhir kegiatan
perjalanan serta tempat pergantian moda transportasi
menuntut adanya sistem pengelolaan yang terpadu.
Keterpaduan berbagai aspek administrasi, moda
angkutan, kegiatan, dan fungsi akan menghasilkan
suatu sistem pergerakan yang teratur dan pasti.
Penanganan penumpang jarak jauh (> 100 km)
mempunyai cara berbeda dengan penumpang urban dan
regional. Penumpang jarak jauh biasanya membawa
barang bawaan banyak, sehingga butuh tempat dan
akomodasi yang baik selama perjalanan. Mereka ini
diatur menurut jadwal perjalanan dengan tenggang
waktu jam-jaman atau harian. Sedang penumpang urban
regional jarang membawa banyak barang dan
perjalanannya relatif singkat, kepentingan penumpang
ini adalah ketepatan waktu dalam mencapai stasiun
tujuan yang diinginkan, frekuensi angkutan lebih
sering dengan ongkos yang rendah.
48
Perbedaan jenis penumpang untuk kelompok
pertama akan menimbulkan keadaan pada saat-saat
tertentu sepanjang hari, membengkaknya kebutuhan
angkutan umum, taksi dan kendaraan pribadi untuk
mencapai dan meninggalkan terminal. Kalau jadwal
kedatangan dan keberangkatan kedua kelompok ini
bersamaan, maka kebutuhan tempat parkir dan
penunjang lainnya akan semakin besar.
Oleh karena itu perlu adanya sistem pengelolaan
untuk bidang-bidang berikut ini :
- Administrasi keuangan dan personil
- Moda angkutan yang dibutuhkan
- Keamanan dan keselamatan
- Kebersihan dan keindahan lingkungan
- Pengembangan.
PERENCANAAN TEMPAT HENTI
Lokasi dan rancangan tempat henti angkutan umum akan
mempengaruhi efisiensi (kecepatan, keandalan pelayanan)
angkutan yang sedang beroperasi serta kenyamanan
penumpang yang berorientasi pada jangkauan pelayanan dan
kecepatan perjalanan yang ditempuh.
Perencanaan tempat perhentian angkutan umum menurut
Vuchric (1981) menyangkut tiga aspek utama yaitu :
a). Spasi
b). Lokasi
49
c). Rancangan tempat perhentian.
a). Spasi
Spasi atau jarak rata-rata antar tempat perhentian
angkutan umum disarankan oleh Vuchic sebesar 400 hingga
600 meter, namun masih dimungkinkan pada jarak 300 meter.
Penggunaan spasi yang kurang dari 300 meter pada jalur
bus reguler mengakibatkan penurunan kualitas pelayanan
dan berpengaruh terhadap kelancaran lalulintas.
Confederation of British Road Passenger Transport (1981),
memberikan batasan perhentian angkutan umum, 2 – 3 tempat
per km. Kriteria yang sama juga diberikan oleh The Instute of
Highways and Transportation with Departement of Transport.
Sebenarnya jarak optimumnya tergantung pada kondisi
kegiatan sepanjang jalan tersebut. Pada daerah dengan
kegiatan rendah, jarak dapat dibuat lebih berjauhan,
demikian pula sebaliknya. Dengan demikian spasi dapat
diatur sesuai kebutuhan.
Institute of Transpotation Engineering (1984) memberikan
standar spasi tempat perhentian bus seperti berikut :
Tabel. Standar Spasi Tempat Pemberhentian Bus
Tipe busSpasi (m)
CBDNon CBD
lama BaruLokal 120 – 240 150 – 240 300 – 450Limited stop 120 – 240 360 – 900 600 – 1.500
50
Ekspres 120 – 300 1.200 – 9.000 1 – 3 mil
b). Lokasi
Menurut Vuchic (1981), lokasi terpat perhentian umum
di jalan raya diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :
-Near Side (NS)
-Far Side (FS)
-Mid Block (MB)
1 2 3
Gambar tempat perhentian
1. (NS) : pada persimpangan jalan sebelum memotong
jalan simpang
2. (FS) : pada persimpangan jalan setelah melewati
jalan simpang
3. (MB) : pada tempat yang cukup jauh dari
persimpangan atau pada ruas jalan tertentu.
Lokasi near side sangat cocok dipakai bila terdapat
tempat parkir di dekat persimpangan jalan. Sedangkan
lokasi far side akan meningkatkan jarak pandang pengemudi
yang akan memasuki persimpangan jalan, meskipun demikian
51
lebih baik lagi bila menggunakan lokasi mid block yang
relatif jauh dari persimpangan jalan.
Berdasarkan tipe area, lokasi tempat perhentian bus
dibedakan oleh Confederation of British Road Passenger Transport
(1981) menjadi :
1. daerah pemukiman
2. daerah industri
3. pusat kegiatan bisnis
4. fasilitas pendidikan dan kesehatan
5. kegiatan hiburan
Kriteria untuk masing-masing lokasi di atas berbeda-
beda disesuaikan dengan karakteristik daerah yang
bersangkutan. Secara umum penentuan lokasi harus
memperhatikan berbagai factor yang mempengaruhinya, misal
:
- koordinasi lampu pengatur lalulintas,
- akses bagi penumpang
- kondisi lalulintas dan pejalan kaki
- geometri perhentian kota
- dan gerakan membelok bus kota
RANCANGAN TEMPAT PERHENTIAN
52
Beberapa bentuk fasilitas bus kota yang sering
dijumpai adalah :
- kerb side
- bus shelter
- lay-bus
a). Kerb Side
Bentuk ini memanfaatkan trotoar untuk menampung
penumpang yang akan naik dan turun bus. Bentuk ini
digunakan pada trotoar dan jalan sempit yang tidak
memungkinkan bus kota berhenti terlalu lama, karena
akan mengganggu arus lalulintas. Sebagai tanda,
diberikan rambu perhentian bus kota.
b). Lay-bys
Bentuk ini digunakan pada trotoar yang cukup lebar
sehingga dapat dibuat lekukan yang memungkinkan bus
berhenti di dalam lekukan tersebut di luar badan
jalan. Keuntungan bentuk ini adalah mengurangi
ganggungan terhadap lalulintas pada saat menaikkan
bus berhenti lebih lama.
20 m 20 m
TROTOAR
2,75 m
53
Gmb. Standart Single bus-lay-by
c). Bus Shelter
Padabentuk ini, calon penumpang yang menunggu bus
kota mendapat fasilitas tempat menunggu yang beratap
yang memungkinkan terhindar dari sengatan matahari
dan tempat hujan. Sedangkan perhentian bus kotanya
sendiri dapat berupa kerb side atau lay-bus
Bahkan pada lokasi tertentu, idealnya bus shelter ada
jadwal kedatangan dan keberangkatan bus kota, nomer
bus, kode jalur dan rute yang dilalui, sehingga
calon penumpang dapat mengetahui jam berapa dia
harus berangkat dari rumah ke bus shelter supaya
mendapat bus kota yang diinginkan.
SISTEM PARKIR
Salah satu yang ikut mempengaruhi sistem
transportasi aadalah sistem parkir. Dari hasil penelitian
dalam waktu 24 jam, kendaraan parkir 21,5 jam. Dengan
demikian terlihat bahwa penyediaan lahan parkir
meruapakan hal yang penting. Selain itu pada jam sibuk
terlihat kendaraan parkir di tepi jalan sehingga
mengurangi lebar manfaat jalan. Secara garis besar parkir
ini dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Parkir di jalan ( On Street parking)
54
2. Parkir di luar jalan / di taman parkir (Off Street
parking)
Dalam perkembangannya, persoalan parkir ini menjadi
satu hal yang cukup penting. Setiap bangunan umum (mal,
hotel, super market dll) diharuskan mempunyai fasilitas
parkir, sehingga mengurangi parkir di jalan yang akhirnya
akan mengurangi gangguan lalulintas. Bahkan parkir
berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan, banyak
dibangun area-area parkir di daerah pusat kegiatan.
Lebih jauh tentang parkir akan dibahas pada mata
kuliah Rekayasa lalulintas.
SISTEM BUDAYA
Yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi social
budaya yang ada. Hal ini banyak berpengaruh dalam hal
kebiasaan masyarakat. Negara kita adalah negara agraris
yang sedang bergerak menuju industrialisasi, sehingga
kebiasaan masyarakat agraris masih melekat kuat.
Contohnya adalah, masih banyak jalan raya terutama pada
daerah urban yang digunakan untuk menjemur hasil panen
(padi), bahkan pada sore hari badan jalan seringkali
dipakai untuk duduk-duduk, ngobrol, dll yang dapat
membahayakan jika ada kendaraan yang lewat.
Kebiasaan menyeberang jalan yang seenaknya tanpa
mempedulikan lalulintas juga menjadi hal yang perlu
55
mendapat perhatian. Banyak jembatan penyeberangan yang
dibangun tidak difungsikan sehingga dibongkar lagi.
Selain itu tempat penyeberangan sebidang yang berupa
zebra cross banyak yang tidak dimanfaatkan, orang
menyeberang semaunya sehingga mengganggu kelancaran
lalulintas. Masih banyak hal-hal yang berkaitan dengan
kebiasaan masyarakat yang belum pas dengan sistem
transportasi yang diharapkan. Kedisiplinan berlalulintas
masih perlu disosialisasikan dan dikembangkan untuk
menuju transportasi yang andal, aman dan nyaman.
MODA TRASPORTASI
Penyelenggaraan transportasi bisa berbagai macam,
namun hakekatnya adalah perpindahan barang dan orang dari
tempat asal ke tempat tujuan. Karena kondisi geografis
yang beragram dan perkembangan teknologi transportasi
yang terus berkembang maka jenis-jenis sarana dan
prasarana tertentu akan sesuai dengan kondisi geografi
tertentu pula.
Secara garis besar, dengan melihat mediumnya,
transportasi ini dapat dibedakan menjadi moda darat, air
dan udara. Lebih jauh moda darat dapat dibedakan moda
jalan dan kereta api. Pengembangan teknologi masing-
masing moda mendorong perkembangan moda tersebut yang
akhirnya akan memacu perkembangan transportasi.
MODA DARAT
56
Moda ini menggunakan medium yang terletak di
daratan, baik bawah tanah maupun melayang. Moda ini
dapat dipisahkan :
a. transportasi jalan raya
b. transportasi rel
c. transportasi pipa
d. trasnportasi gantung (angkutan melalui kabel)
e. transportasi sungai, danau dan penyeberangan.
a). Transportasi jalan raya
Sifatnya-sifatnya :
- door to door service
- memberi kebebasan pengendara dalam ruang dan
waktu
- mudah dikembangkan
- biaya operasi lebih murah.
Keburukannya :
- tidak efisien
- pemborosan energi
- keselamatan rendah
- menimbulkan polusi, terutama di perkotaan
- membutuhkan tempat parkir yang makin sulit
disediakan di perkotaan
Lain-lain :
57
- dapat membuka, membangkitkan, mengembangkan
wilayah
- menaikkan nilai jalan
- melindungi kawasan/kota, contoh : jalan arteri,
by pass.
Moda ini sangat didukung adanya jaringan jalan yang
memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda.
Jalan itu sendiri dapat diklasifikasikan atas
beberapa hal berikut (HIRARKI JALAN) :
1. Menurut system jaringan jalan
-Primer
-Sekunder
2. Menurut peran/fungsinya,
- Arteri
- Kolektor
- Lokal
- Lingkungan
58
SISTEM JARINGAN DAN FUNGSI JALAN SESUAI UNDANG –UNDANG
Fungsi jalanKecp.min,km/jam
Lebarmin, m
Akseske
jalanVolume, smp
Arteri Primer 60 11Terbatas Lalulintas jarak jauh tdk boleh terganggu
Sekunder 30 9
Terbatas
>20.000 Lalulintas cepat dan lambat terpisah
Kolektor Primer 40 9Terbatas
>10.000 Jalan tidak terputus
Sekunder 20 9
Terbatas >6.000 Lalulintas cepat dan lambat terpisah
Lokal Primer 20 7,5
tidak dibatasi >2.000 Jalan tidak boleh terputus
Sekunder 10 7,5
tidak dibatasi > 500
Lingkungan
Primer 15
6,5atau3,5
tidak dibatasi
Sekunder 10
6,5atau3,5
tidak dibatasi
59
Sumber : UU no: 38 tahun 2004 dan PP no: 34 tahun 2006 tentang jalan : Standar Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan 1988
Sesuai dengan peran dan fungsinya dalam sistem jaringan
jalan (UU no 38 th 2004 dan PP no 34 th 2006 tentang
jalan), jalan dibedakan :
-Arteri Primer , yaitu jalan yang menghubungkan kota
jenjang kesatu yang berdampingan atau menghubungkan kota
jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua
-Arteri sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan kws
primer dengan kws sekunder kesatu, atau menghubungkan kws
sekunder kesatu dengan kws sekunder kesatu lainnya atau
kws sekunder kesatu dengan kws sekunder kedua
-Kolektor Primer, yaitu jalan yang menghubungkan antar
kota jenjang kedua atau kota jenjang kedua dengan ketiga
-Kolektor sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan antara
pusat jenjang kedua atau antara pusat jenjang kedua
dengan ketiga
-Lokal Primer, yaitu jalan yang menghubungkan persil
dengan kota pada semua jenjang.
-Lokal Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan pemukiman
dengan semua kawasan sekunder
-Lingkungan Primer, yaitu jalan yang menghubungkan antar
pusat kegiatan dalam kws perdesaan dan jalan di dalam
lingkungan kws perdesaan
-Lingkungan sekunder, menghubungkan antarpersil dalam kws
perkotaan.
60
3. Berdasar daya dukungnya
-Jalan kelas I, yaitu jalan arteri yang
dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatannya dengan lebar tidak lebih dari
2.500 mm, panjang 18.000 mm dan muatan sumbu
terberat lebih besar dari 10 ton, atau LHR >
20.000 smp
-Jalan kelas II, yaitu jalan arteri yang
dapat dilalui kendaraan dengan lebar tidak
melebihi 2.500 mm, panjang 18.000 mm dan
muatan sumbu terberat yang diijinkan 10 ton,
atau LHR < 20.000 smp
-Jalan Kelas IIIA, yaitu jalan arteri atau
kol,ektor yang dapat dilalui kendaraan
bersama muatannya dengan ukuran tidak lebih
dari 2.500 mm, panjang 18.000 mm dan muatan
sumbu yang diijinkan 8 ton.
-Jalan Kelas IIIB, yaitu jalan kolektor yang
dapat dilalui kendaraan dengan muatannya
dengan ukuran lebar tidak lebih dari 2.500
mm, panjang 12.000 dan muatan sumbu terberat
yang diizinkan 8 ton
-Jalan Kelas IIIC, yaitu jalan local yang
dapat dilalui kendaraan dengan muatannya,
dengan lebar tidak lebih dari 2.100 mm,
61
panjang 9.000 mm sumbu terberat yang
diizinkan 8 ton
4. Menurut pungutan
- Tol
- Non Tol
5. Menurut hambatan
- Bebas hambatan, ditandai simpang tidak
sebidang
- Biasa, ditandai simpang sebidang
6. Menurut pengelolaan
- Jalan Nasional, yaitu jalan yang dibina
pemerintah pusat
- Jalan Propinsi, jalan yang dibina oleh
pemerintah daerah propinsi
- Jalan Daerah (kabupaten, kota), yaitu
jalan yang dibina oleh pemerintah daerah
(kabupaten/kota)
- Jalan desa, yaitu jalan yang dibina oleh
pemerintah desa
Dalam perencanaan jalan, karena kendaraan yang ada sangat
beragam maka perlu diseragamkan dengan konsep satuan
mobil penumpang (smp), artinya berbagai jenis kendaraan
yang ada tersebut dibandingan dengan mobil penumpang
62
dengan suatu nilai EMP (ekivalensi mobil penumpang) untuk
masing-masing jenis kendaraan.
Selain itu dikenal juga istilah LHR (lalulintas
harian rata-rata) yang menggambarkan beban lalulintas
ruas jalan dalam satu hari. Penghitungan LHR dilakukan
seperti di bawah ini.
Selain itu dalam perencanaan dikenal istilah VJP (volume
jam perencanaan) yang besarnya 15 % LHR.untuk daerah
urban dan 13% untuk rural.
Selain itu dikenal pula istilah Volume jam puncak
(peak hours)
Volume jam puncak ini = volume terbesar 4 x 15 menit
berurutan.
Untuk ketertiban lalulintas, jalan perlu dilengkapi
dengan rambu-rambu lalulintas, marka jalan, traffic light,
pagar pengamanan, median pemisah jalur dan lain-lain.
b). Transportasi Kereta Rel
Transportasi ini lebih dikenal dengan istilah kareta
api karena dulunya digerakkan dengan batu bara yang
cerobong asapnya mengeluarkan percikan api.
Pengelolaannya sekarang pada PT. KAI di bawah
koordinasi Departemen Perhubungan.
63
- Kelebihannya : efisien dan ekonomis
- Kekurangan : padat modal, banyak dipengaruhi oleh
regulasi politik, tidak door to door sevice
- Sebagai angkutan jarak menengah, urban dan sub
urban, untuk DIY sedang diusahakan untuk
dijadikan angkutan ‘komuter’(1 rangkaian kereta
komuter terdiri dari 1 lokomotif dan 4 gerbong
penumpang).
- Lebih ramah lingkungan jika digerakkan dengan
listrik
- Kecepatannya antara 60 km/jam sampai 160 km/jam.
Kereta rel cepat mempunyai kecepatan antara 200 –
400 km/jam.
- Perlu dipertimbangkan perlintasan sebidang dengan
jalan raya, terkait dengan frekuensi gangguan
yang ditimbulkannya.
Dilihat dari lokomotif sebagai penggeraknya, dapat
dibedakan menurut jenisnya : listrik, diesel, uap.
Listrik :
mahal investasi
polusi rendah
tidak bising
perlu tambahan ekstra clearence
Diesel :
praktis
64
tidak perlu ekstra clearence
bising
kotor
Uap :
bising
kotor
tidak dipakai secara komersial
Lokomotif jenis yang banyak dipakai di Indonesia
adalah jenis diesel, umur konstruksinya 15 – 25
tahun dan pemakaian 100.000 – 480.000 km/thn. Bahan
bakarnya 5.000 – 15.000 ltr/km.
Sistem kontrolnya antara lain dengan : jadwal
(lalulintas rendah), Automatic Block System (ABS),
Sinyal (yang memandu saat memasuki blok) dan yang
paling mutakhir dengan Traffic Control System yaitu
pengontrolan pusat, gerakan kereta tertayang pada
layar dan pertemuan dapat diatur effisien.
c). Transportasi pipa
Transportasi jenis ini banyak digunakan antara
lain ;
- Untuk mengangkut barang cair, gas, benda padat
seperti batu bara, kapur, biji-bijian
- Sarana-sarana pipa biasanya ditanam di dalam
tanah
65
- Jaringan pipa biasanya mengikuti jaringan jalan
raya, air minum dan gas
- Penempatannya pada Ruang Milik Jalan (RUMIJA)
Keunggulan ;
- Barang cair melalui pipa lebih murah danmudah
- Mengurangi beban jaringan jalan atau KA
Contohnya, pengangkutan BBM dari Cilacap ke Bandung
dan dari Cilacap ke Yogyakarta.
Daya penggerak barang tersebut dapat melalui ;
- Pompa tekan
- Daya gravitasi
d). Trasportasi gantung
Transportasi gantung (melalui kabel) ini biasanya
digunakan untuk keperluan khusus, misalnya untuk
wisata bukan untuk keperluan sehari-hari.
Sarana yang dibutuhkan adalah :
- Gerbong pengangkut
- rel untuk merentangkan kabel baja yang dikontrol
dari terminal.
Sebagai contohnya adalah kereta gantung pada daerah
wisata atau pada daerah bersalju untuk berolah raga
(membawa olah ragawan ke tempat peluncuran).
66
MODA LAUT
Instansi yang berwenang pada moda laut adalah
Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut. Termasuk dalam mode ini adalah pelayaran rakyat,
pelayaran antar pulau, pelayaran samudra baik domestik
maupun internasional. Beberapa perusahaan yang besar
antara lain PT. Pelni, PT. Djakarta Lloyd, PT. Samudra
Indonesia.
Sarana kapal ini dapat dibagi menurut :
a) Jenis umum;
- tanker
- kapal curah
- kapal cargo umum
- kapal penumpang
- kapal penolong
b) Berat
- Berat kosong
Loaded (penuh)
Light (kosong) sama dengan berat air yang
dipindahkan
- Dead weight Ton (DWT) sama dengan selisih berat
penuh dengan berat kosong.
67
c) Jenis menurut bongkar muat yaitu :
- Lolo (lift on – lift off / vertikal) : dengan kereta
derek (gantry)
Kapal konvensional
Kapal peti kemas
Kedua contoh di atas efisien, tetapi lamban dan
investasi mahal.
- Roro (roll on – off / horizontal)
Vessel jarak pendek termasuk feri
Vessel jarak menengah / jauh
Kedua contoh di atas kurang efisien, tetapi
cepat dan investasi lebih murah.
Ini semua adalah gambaran secara garis besar
mengenai moda angkutan laut yang penting untuk
negara Indonesia yang terdiri dari banyak
pulau-pulau.
MODA UDARA
Instansi yang berwenang membina moda ini adalah
Direktorat Jenderal Perhubungan udara, Departemen
Perhubungan. Perusahaan penerbangan seperti Garuda,
Sempati, Bourag, Lion, Merpati dan yang lain merupakan
perusahaan / operator penyedia jasa angkutan udara.
Pengangkutan udara dilaksanakan dengan menggunakan
pesawat terbang baik untuk orang maupun barang. Sifat
68
yang menonjol adalah cepat dan relatif aman. Bandara
memerlukan lahan yang cukup luas sehingga biasanya tidak
dapat dekat dengan kota.
Jenis penerbangan dapat dibagi menurut :
1. Umum (General Aviation)
- Pribadi, perusahaan
- Sekolah penerbangan, SAR, pertanian.
2. Komersial : oleh Maskapai Penerbangan
Organisasi : ICAO (International Civil Aviation
Oraganisation), FAA (Federation Aviation Agency
America), dan IATA (International Association
of Travel Agency).
Sifat-sifat pesawat dan dibagi menurut ;
- Berat : berat kosong, berat lepas landas,
berat muatan
- Ukuran : bentang pesawat, panjang badan
Sifat-sifat ini dipakai untuk merancang, apron,
konfigurasi terminal, lebar runway dan taxi
way.
Kapasitas ; jumlah maksimum pesawat dan
penumpang yang dapat dilayani.
Panjang landasan
Sifat-sifat lainnya.
Operasi pesawat dan panjang landasan
69
Fator-faktor yang mempengaruhi panjang landasan secara
garis besar ada tiga yaitu :
1. syarat operasi (lepas landas dan mendarat)
2. keadaan lingkungan bandara
3. berat pesawat lepas landas dan mendarat
Pada keadaan lingkungan bandara dikenal istilah angin
depan (head wind) yang akan memperpendek landasan, dan Angin
Belakang (tail wind) yang akan memperpanjang kebutuhan
landasan. Demikian juga dengan ketinggian tanah, makin
tinggi tanah makin panjang landasan diperlukan. Tiap 1000
fit membutuhkan 7 % lebih panjang landasan. Sama halnya
ketinggian maka tiap 1 % tanjakan diperlukan 7 – 10 %
tambahan landasan.
PERENCANAAN TERMINAL MODA UDARA
Pada perencanaan terminal angkutan udara, secara
konsepsual dipisahkan atas dua bagian yaitu :
- sisi darat (Land Side)
- sisi udara (Air Side)
Sedangkan penanganan penumpangnya dibagi seperti di bawah
ini :
- Askes dari luar
kendaraan datang pergi (antar jemput)
parkir
sirkulasi
bongkar atau muat barang bawaan
rel, stasiun, bus stop dll
70
- Prose persiapan
Fasilitas untuk tiket
Fasilitas untuk check ini
Fasilitas untuk klaim bagasi
Keamanan, kesehatan, pabean, imigrasi
Ruang tunggu, fasilitas umum.
- Persiapan terbang
Ruang tunggu
Fasilitas naik pesawat
Fasilitas transportasi antar pesawat
Lebih jauh mengenai moda udara ini akan dibahas pada mata
kuliah Lapangan Terbang
KONSEP INTERMODA
Suatu kebutuhan perjalanan mungkin akan dipenuhi
melalui satu atau lebih moda angkutan, contohnya adalah
seperti berikut, dari rumah jalan kaki ke tempat
perhentian bus, kemudian naik bus kota ke stasiun kereta
api dan berganti moda kereta api, turun dari kereta api naik
ojek ke tempat tujuan. Bagi pengguna yang penting adalah
keamanan, kelancaran,kecepatan dan kenyamanan dalam
perjalanan.
71
Seperti telah diterangkan dimuka dasar pemilihan
moda antara lain adalah :
1. Dasar pemilihan
a. Ciri perjalanan yang dilakukan berdasarkan atas
: waktu, tujuan
b. Orangnya sendiri selaku pelaku perjalanan,
misalnya memiliki mobil, tingkat penghasilan,
status social
c. Sistem pengangkutannya, contoh lama perjalanan,
biaya dan nyamanan
d. Efisiensi
2. Faktor yang mempengaruhi
a. Kecepatan perjalanan
b. Jarak perjalanan
c. Kenyamanan
d. Biaya
e. Kesenangan
f. Jenis kelamin
g. Sistem social dan ekonomi
h. Komposisi
Sumber dari lalulintas adalah pergerakan manusia
dari satu tempat ke tempat yang lain, pergerakan ini yang
menimbulkan arus lalulintas. Maka salah satu cara untuk
meningkatkan efisiensi adalah dengan mengurangi
pergerakan lalulintas tanpa mengurangi mobilitas
72
individu. Oleh karena itu perlu efisiensi pelayanan yang
tinggi, untuk itu perlu pengembangan pola prasarana
transportasi terpadu, yaitu selain melayani angkutan
jalan raya juga mendukung moda angkutan yang lain.
Keterpaduan antar moda ini dapat ditinjau dari 2 hal
yaitu ;
a. Keterpaduan secara sistem
b. Keterpaduan secara fisik
Pada keterpaduan secara sistem, yang diutamakan
adalah adanya kemungkinan bagi seseorang yang menggunakan
suatu moda angkutan untuk berpindah ke moda yang lain.
Sedangkan pada keterpaduan secara fisik, terminal
bus dan stasiun kereta api menjadi satu atap . Bahkan
kalau mungkin dijadikan satu dengan Bandar udara atau
Pelabuhan laut. Keterpaduan secara fisik selain
memungkinkan perpindahan moda, juga meningkatkan
kemudahan dan kecepatan perpindahan moda.
Keterpaduan secara sistem tidak mensyaratkan adanya
kesatuan antara terminal bus, kereta api, pelabuhan
laut/udara. Yang dipentingkan adanya jaringan trasportasi
antar terminal, stasiun dan pelabuhan tersebut. Oleh
karena itu efisiensi pergerkan belum dikatakan maksimal.
Terlebih bila jarak antar terminal /stasiun / pelabuhan
itu jauh. Efisiensi ini dapat ditingkatkan jika
menggunakan trasportasi khusus, misalnya menggunakan
73
kereta bawah tanah atau kereta layang, tetapi jika
trasportasi antar terminal/stasiun/ pelabuhan tersebut
menggunakan jalan raya, maka tetap akan mengganggu arus
lalulintas jalan raya.
Oleh karena itu, dari dua pilihandi atas,
keterpaduan secara fisik tetap pilihan utama. Dengan
keterpaduan secara fisik, maka efisiensi pergerakan
lalulintas menjadi maksimal, perpindahan moda dari bus ke
kereta api dapat dilakukan dengan berjalan kaki. Suatu
terminal dianggap terpadu secara fisik jika terminal itu
ada 2 moda angkutan yang dilayani misalnya bus dan kereta
api.
Jika keterpaduan secara fisik dapat direalisir, maka
keterpaduan layanan juga akan mudah dilakukan. Beberapa
kemungkinan yang dipadukan adalah :
a. Sistem informasi, cukup satu informasi untuk
layanan yang ada
b. Sistem karcis lapangan
c. Pelayanan kepada masyarakat semakin baik
d. Layanan jam puncak
e. Layanan pemeliharaan kendaraan
f. Menciptakan kebersamaan buka persaingan.
DEMAND TRANSPORTASI
74
Transportasi bukanlah suatu tujuan, tetapi sarana
untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya orang hendak
bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain atau orang
mau mengirim barang ke tujuan tertentu, butuh jasa
trasportasi untuk mencapai tujuannya. Beberapa sifat-
sifat terkait permintaan akan jasa transportasi yang
berbeda dengan dengan permintaan akan barang-barang
lainnya, antara lain :
1. Derived demand : permintaan akan jasa
transportasi merupakan suatu permintaan yang
bersifat turunan (disebutkan bahwa
transportasi adalah turunan pertama dari
ekonomi)
2. Pemintaan akan jasa transportasi tidak dapat
ditunda, sangat dipengaruhi oleh waktu yang
bersifat harian, mingguan (utk rekreasi)
bulanan atau tahunan (liburan sekolah,
lebaran, natalan).
3. Permintaan akan jasa transportasi sangat
dipengaruhi elastisitas pendapatan.
4. Permintaan akan jasa transportasi penumpang
bersifat in elastic, sedangkan permintaan
angkutan barang bersifat elastic.
5. Permintaan akan jasa transportasi adalah
kompleks karena jasa transportasi adalah
campuran (product mixed), permintaan akan jasa
transportasi tidak hanya karena keinginan
utk berpindah tempat, tetapi banyak
75
variable-variabel lain yang mempengaruhi,
mis. Kecepatan, keamanan dll.
Dengan kata lain, permintaan/kebutuhan akan
transportasi ini dipengaruhi banyak hal, terutama hal-hal
di bawah ini :
Ekonomi, Sosial Budaya, Hankam.
Contohnya adalah, dengan naiknya perekonomian
masyarakat, maka permintaan akan jasa
trasportasi akan naik pula
Moda → dalam hal ini adalah keterpaduan antar
moda, seperti yang telah diuraikan di depan
Jaringan jalan (pemekaran kota), jalan-jalan
yang baru akan menarik perjalanan dan akan
meningkatkan permintaan akan jasa trasportasi
Fasilitas terminal (tingkat kemudahan dan
pelayanan)
Tata guna tanah, dll
Selain hal tersebut di atas, pada angkutan umum
faktor yang mempengaruhi permintaan akan transportasi ini
perlu ditambah faktor-faktor ;
Income (pendapatan), →
Tingkat kepemilikan kendaraan (jika kepemilikan
kendaraan naik → demand terhadap angkutan umum
akan turun, demikian pula sebaliknya)
Price (generalized price) → makin tinggi ongkosnya,
demand akan turun
76
Level of service → layanan yang baik akan
meningkatkan demand trasportasi
Sifat dan jarak perjalanan
Populasi dll
Tolok ukur bagi keberhasilan angkutan publik bukan
keuntungan semata, tetapi kemampuannya dalam memenuhi
tujuan-tujuan kemasyarakatan yang terkadang komplek dan
saling konflik. Oleh karena itu pada angkutan umum tidak
sepenuhnya dilepaskan pada kekuatan “pasar”, tetapi harus
dikombinasikan (dari komersial menuju layanan social
kemasyarakatan) agar tercapai penyebaran manfaat.
Selain permintaan transportasi penumpang timbul juga
permintaan akan jasa trasportasi muatan (barang). Hal ini
berkaitan dengan angkutan truk antar kota maupun lewat
kereta api (biasanya semen atau pupuk dari Cilacap ke
Yogyakarta) yang ditarik ke berbagai daerahindustri.
Dalam suatu studi mengenai gerakan truk pada 240
industri di Toronto, Kardosh dan Hutchinson telah
mengembangkan persamaan-persamaan untuk pengadaan
perjalanan truk sebagai berikut :
Y” = 11,4 + 1,53t1 r2 = 0,807
Y” = 1,25 - 0,86t1 r2 = 0,532
Dengan Y” = perjalanan truk yang berasal
dari perusahaan i perhari
77
Y” =perjalanan truk yang berakhir di
perusahaan i perhari
t1 =jumlah truk pribadi yang dimiliki
perusahaan I
Meskipun penelitian ini dilakukan di Toronto dimana
perusahaan yang ada kebanyakan mempunyai armada sendiri,
tetapi paling tidak dapat memberi gambaran mengenai
perjalanan yang dihasilkan dari industri yang ada yang
merupakan permintaan akan jasa angkutan barang.
Moda yang dipilih dalam angkutan barang ini juga
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain :
- waktu perjalanan
- keandalan (variasi dalam waktu perjalanan)
- harga
- kemungkinan hilang atau rusak
- kebutuhan pengepakan khusus
- kenyamanan (door to door)
- tersedianya pelayanan khusus yang diperlukan
(mis : pendingin)
- dan lain-lain.
Permintaan jasa transportasi ini baik penumpang
maupun barang memang agak sulit diperkirakan. Sudah
banyak model yang ditemukan, tetapi model yang paling
gampang dalam memperkirakan besarnya permintaan pada
tahun mendatang adalah dengan memproyeksikan kebutuhan
yang akan datang melihat tahun-tahun sebelumnya dan
78
dilihat kecenderungannya dalam grafik yang dibuat.
Kelemahan dari model proyeksi ini adalah bahwa
perkembangan situasi yang akan datang dianggap sama
dengan perkembangan situasi dimana data grafik itu
diambil.
Selain itu, dari uraian di muka, angkutan barang ini
dapat juga dibedakan atas :
- bentuk barang : 1. padat (general & bulk cargo)
2. cair
3. gas
- cara pengepakan : 1.Un Packed (bulk good)
2. Packed (general cargo)
Beberapa pengertian / istilah yangberkaitan dengan
pergerakan barang / cargo, seperti di bawah ini :
1. “On Line Movement” → jika pengiriman barang
dilakukan oleh 1 (satu) transporter
2. “Inter Line Movement” → jika pengiriman barang
dilakukan oleh lebih dari 1 (satu) transporter
3. “Single Modal” → pengiriman menggunakan 1 moda
4. “Multi Modal” → pengiriman menggunakan > 1 moda
PENAWARAN
JASA TRANSPORTASI
79
Seperti halnya permintaan jasa transportasi,
penawaran akan jasa transportasi inipun banyak ditinjau
dari sisi teori ekonomi dimana adanya permintaan
(demand) yang tinggi akan membangkitkan penawaran
(supply). Harga yang tinggi )karena permintaan yang
banyak) menjadi salah satu daya tarik dari timbulnya
penawaran ini.
Pada angkutan penumpang, muncul angkutan umum, baik
yang dikelola oleh negara ataupun swasta. Tingkat
pelayanan menjadi salah satu daya tarik dalam orang
memilih moda yang akan digunakannya. Kereta api menjadi
salah satu pilihan yang ditawarkan untuk angkutan yang
bersifat masal, dengan pertimbangan bahwa kereta api
punya jalan sendiri dan dapat mengangkut penumpang/barang
dalam jumlah besar sehingga ongkosnya dapat lebih murah.
Sedangkan angkutan umum yang tersedia selama 24 jam
yang ditawarkan adalah taksi. Pelayanan ini lebih
bersifat pribadi dan door to door service (rute bebas,
terserah penumpang), hanya saja harga yang ditawarkan
relatif tinggi.
Untuk angkutan barang sementara ini masih didominasi
oleh truk, karena sifatnya yang luwes. Hanya saja jika
armada yang diperlukan makin banyak maka perlu dibangun
terminal khusus angkutan barang.
Pada prinsipnya angkutan umum adalah untuk
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat/
konsumen. Indikator kualitas layanan angkutan umum
(penumpang) khususnya di kota telah diberikan oleh
80
Dephub. Di kota Yogyakarta sendiri sudah ada angkutan
umum Trans Jogja yang memakai system ‘buy the service” dengan
harapan akan dapat memberikan pelayanan terbaik bagi
penumpang/konsumen.
Standar kinerja Angkutan umum Bus Kota
No Aspek Parameter Standar1 Tingkat
operasi
/ketersediaan
kendaraan
Rasio jumlah kendaraan yang
beroperasi dengan jumlah kendaraan
yang direncanakan (dlm %)
80 - 90
2 Utilitas
kendaraan
Rata-rata perjalanan yang ditempuh
(km/hr)
230 - 260
3 Jumlah penumpang Jumlah penumpang yang diangkut
perbus perhari (orang/bus/hari)
300 – 400
4 Produktivitas
pegawai
Jumlah staf administrasi/bus
Jumlah pegawai bengkel/bus
Jumlah pegawai total/bus
0,3 – 0,4
0,5 – 1,5
3 – 8
5 Tingkat
kecelakaan
Jumlah kecelakaan per 100.000 km
perjalanan (ACC/100.000 bis-km)
1,5 – 3
6 Tingkat
kerusakan
Prosentase jumlah bus dalam
pemeliharaan terhadap total bus
yang dioperasikan (dalam %)
8 – 10
7 Konsumsi bahan
bakar
Volume bahan bakar per bus per 100
km perjalanan (liter/bus-100 km)
30 – 50
8 Operating ratio Rasio antara pendapatan dengan
biaya operasi (termasuk
depresiasi)
1,05 – 1,08
9 Load factor Perbaqndingan jumlah penumpang
dengan kapasitas tempat duduk
70
81
persatuan waktu tertentu (dalam
%).
10 Jumlah penumpang
transfer
Tidak transfer per transit
Tranfer dua kali
>50%
<10%Sumber : Dept. HubDar.
ELASTISITAS (E)
Elastisitas adalah : setiap perubahan factor-factor
yang berpengaruh terhadap harga akan mempengaruhi
demand.
Elastisitas silang adalah : perubahan harga pada
sector lain, berpengaruh terhadap sector lainnya.
Rumus umum Elastisitas / demand :
D = F (Price, Income, P1, P2 .....)
D = demand
Price = general cost
P1, P2 ...... = kompetitornya
Elastisitas bisa ( + ) atau ( - )
Bila nilai elastisitas < 1 → disebut in elastis
> 1 → elastis
82
Contoh :
Sebuah angkutan jumlah penumpangnya 10.000 org perhari,
dengan tarif Rp. 400,- / perjalanan. Pemilik akan
menaikkan ongkos menjadi Rp. 450,- / perjalanan,
Elastisitas E = -3, Berapa jumlah penumpang yang akan
naik angkutan dengan adanya harga baru tersebut.
Hitungan :
Jawaban (a).
Naiknya tarif : Rp. 450 – Rp. 400,- =
Rp. 50,-
: 50/400 x 100 % =
12,50 %
E = - 3
(artinya setiap kenaikan harga 1 % akan mengurangi
penumpang sebanyak 3 %)
Jadi penurunan penumpang : 3 x 12,50 % = 37,50 %
Jumlah penumpang sekarang = (100 – 37,50) % x 10.000 pmp
= 6.250 pmp/hari
Jawaban (b).
Rumus Q = ( P )e
Dengan
83
Q = penumpang
P = ongkos
= konstanta
Cari dulu nilai
10.000 = ( 400 )-3
= 10.000 / (400)-3
= 6,4 . 1010
Penumpang sekarang :
Q = ( P’ )e
Q = 6,4 . 1010 ( 450 )-3
Q = 7.023 pmp/hari
Jawaban (a) dan (b) berbeda karena anggapan yang berbeda.
Pada (a) garis ‘demand’ dianggap linier, sedangkan pada
(b) garis ‘demand’ dianggap lengkung dan elastisitas
merupakan ‘slope’ dari garis singgungnya. Grafik ‘demand’
(hubungan ‘cost’ dan volume)seperti gambar di bawah ini.
Gb. Grafik ‘demand’
84
Cost
Volume
Keterangan :
Hubungan antara ‘cost’ dan volume sebenarnya tidak linier
tapi lengkung, karena untuk memudahkan hitungan dapat
dianggap linier.
MANAJEMEN LALULINTAS
Dalam menangani problem lalulintas yang timbul
seperti : waktu tundaan, kemacetan, kecelakaan
lalulintas, tingkat pelayanan yang rendah, pencemaran
lingkungan dsb. Perlu diadakan suatu tindakan untuk
mengatasi hal tersebut. Tindakan yang digunakan untuk
menata arus lalulintas di jalan dikenal dengan istilah
Manajemen lalulintas, atau secara lebih detail sebetulnya
cara yang dipakai dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Manajemen lalulintas
( mengoptimalkan kondisi yang ada )
2. Perbaikan / pembangunan sarana fisik jalan
( dilakukan jika kondisi sudah tidak terkendali
)
PRINSIP
MANAJEMEN LALULINTAS
85
Prinsip yang dipakai adalah mengoptimalkan /
mengefisienkan kondisi yang ada, tanpa perubahan
fisik jalan.
STRATEGI
Ada beberapa strategi yang dipakai dalam rangka
pelaksanaan manajemen lalulintas, antara lain :
a. Kontrol lalulintas
- optimalisasi lampu lalulintas
- koordinasi lampu
- sistem 3 in 1
- jalur khusus angkutan umum, dll.
b. Informasi kepada pemakai jalan
- pendidikan tib-lantas
- informasi sebelum perjalanan : kondisi
lalulintas, jadwal & jalur angkutan umum dll
- informasi saat melakukan perjalanan ; kecepatan
yang disarankan, rute yang disarankan, dsb.
c. road pricing
Memberi beban biaya kepada pemakai jalan,
seperti;
- tarif tol
- pajak kendaraan → memberi beban biaya kepada
pemakai fasilitas parkir, tarif parkir berdasar
86
waktu parkir, tarif parkir berdasar daerah-
daerah arus lalulintas tinggi.
- tarif angkutan umum → meningkatkan daya tarik
angkutan : umum, pengurangan tarif
- perbedaan tarif pada jam puncak
- karcis langganan
d. perbaikan angkutan umum
- modifikasi jalur bis kota, jadwal
- efisiensi jumlah penumpang
- efisiensi pembayaran karcis
- integrasi antar moda
- fasilitas park and ride
- letak halte
- kenyamanan dan keamanan
e. modifikasi pemakai jalan
- supaya penggunaan jalan merata danefisien
- modifikasi distribusi pemakaian jalan →
penggeseran jam kerja, dsb.
- Modifikasi frekuensi pemakai jalan (perluasan
jaringan telpon, pengantaran barang pesanan ke
rumah, dsb)
- Modifikasi tata ruang → rumah dekat kantor
Semua ini meruapakan strategi yang diterapkan untuk
mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di lapangan,
selain itu operator angkutan umum harus meningkatkan LOS
87
nya tapi juga harus dapat keuntungan untuk mengembangkan
usahanya.
PARKIR
Salah satu permasalahan pokok pada transportasi
perkotaan adalah masalah parkir. Pada setiap kegiatan
yang membangkitkan arus lalulintas (fasilitas umum
seperti ; super market, mall, gedung pertunjukkan, hotel,
kantor dll). Selalu butuh ruang bebas untuk parkir
kendaraan. Pada kota-kota besar parkir menjadi bisnis
yang cukup menjanjikan, karena lahan di kota yang
terbatas, tidak jarang terjadi perebutan lahan parkir.
Uang yang diperoleh dari parker pada kota-kota besar
dapat mencapai miliaran rupiah dalam 1 hari.
Hasil penelitian di Jerman menunjukkan bahwa dalam
satu hari (24 jam) kendaraan bergerak selama 2,5 jam
sedangkan yang 21,5 jam berhenti (parkir). Hal seperti
ini dapat kita pahami karena orang menggunakan kendaraan
hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan ke tempat dia
beraktifitas / kerja. Setelah selesai bekerja kendaran
dipakai lagi untuk mengantar pulang ke tempat semula
(rumah). Dengan demikian lahan untuk parkir menjadi hal
yang penting.
Secara garis besar, parkir dapat dibedakan atas :
1. Parkir di badan jalan ( On street parking )
88
2. parkir di luar badan jalan ( Off Street parking )
Contoh parkir di badan jalan adalah parkir di
sepanjang Urip Sumoharjo atau di Jalan Malioboro (on
street parking).
Contoh parkir di luar badan jalan di taman parkir
utara Hotel Garuda atau basement Malioboro Mall,
Ramai super market (off street parking) dll.
GANGGUAN AKIBAT PARKIR
Parkir juga dapat menimbulkan gangguan terhadap arus
lalulintas yaitu antara lain :
- mengurangi lebar manfaat jalan ( karena
sebagian dipakai untuk parkir ).
- Pada saat kendaraan mau parkir
- Pada saat kendaraan mau keluar
- Pada off street parking → antrian yang terjadi pada
saat masuk dan keluar dari tempat parkir dapat
mengganggu arus lalulintas.
- Dan lain-lain
Dari kedua jenis parkir tersebut di atas, yang
paling bagus adalah parkir di tempat parkir, sehingga
tidak mengurangi lebar manfaat jalan dan sedikit
mengganggu arus lalulintas, hanya saja parkir off street
89
membutuhkan investasi yang tidak sedikit untuk tanah dan
bangunan parkir.
Pada pembangunan parkir off street perlu dipikirkan
beberapa hal penting, dari hasil penelitian hal tersebut
antara lain :
*sedekat mungkin dengan tempat tujuan
(kantor, pertokoan, super market dan lain-lain)
*banyak pintu masuk / keluar
(supaya tidak mengganggu lalulintas karena antrian)
*melalui tempat-tempat yang menarik
(sehingga tidak membosankan bagi pengendara
kendaraan)
*dan lain-lain.
Pada kota-kota besar parkir off street telah berkembang
menjadi bisnis yang menguntungkan. Banyak perusahaan yang
bergerak/mengelola parkir. Bagi pemerintah daerah ini
merupakan pemasukan yang cukup besar.
Untuk memprediksi kebutuhan tempat parkir cukup
sulit, banyak variabel yangt mempengaruhinya. Volume
parkir tergantung hal-hal di bawah ini.
*jenis kegiatan
90
(Hotel, Rumah sakit, Mall dll masing-masing kegiatan
ini mempunyai variabel yang berbeda dalam menentukan
kebutuhan parkirnya. Misal untuk hotel ditentukan
oleh ; banyaknya kamar, tarif kamar, jumlah
karyawan)
*Luas areal kegiatan total
*Perkembangan ekonomi daerah
(pada daerah yang ekonominya maju, berbeda dengan
yang masih belum mapan karena jumlah kendaraan yang
ada masih sedikit)
*Jumlah penduduk
(semakin banyak penduduknya,semakin besar kebutuhan
parkirnya)
*Angkutan umum
(Angkutan umum yang baik, akan mengurangi pemakaian
kendaraan pribadi tentunya akan mengurangi kebutuhan
tempat parkir).
*Lain-lain
PENGATURAN PARKIR
Jika karena sesuatu hal lahan pakir tidak mencukupi
(biasanya di daerah kota harga tanah sangat mahal) maka
perlu strategi pengaturan parkir antara lain :
91
*pembatasan waktu parkir
*tarif parkir ganda
(ongkos parkir bertambah bila waktu parkirnya
bertambah lama / melebihi batas ketentuan, biasanya
batas waktunya 1 jam)
*jam belanja dibuat tidak sama dengan jam sibuk
kantor (toko buka lebih lama)
*parkir bertingkat
KEBUTUHAN RUANG PARKIR (KRP)
Besarnya luasan parkir untuk tiap negara berbeda, tetapi
berkisar antara 15 – 22,50 m2 (termasuk jarak antar
kendaraan) untuk setiap kendaraan. SRP = Satuan Ruang
parkir untuk mobil buatan Asia dan Amerika berbeda,
jelasnya dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 1. Besaran ruang Parkir (SRP) mobil
Penumpang
Negara SRP (m) KeteranganBelanda 2.25 x 5.00
92
2.50 x 5.00Australia 2.40 x 5.40
2.50 x 5.40
2.60 x 5.40Inggris
1.J.Brickly
2.Chesire Lountry
Planing
3.Huosing Development
Nete
2.40 x 4.75
2.50 x 5.50
2.40 x 4.80
Perancis 2.40 x 5.00
2.50 x 5.00Belgia 2.40 x 5.00
2.50 x 5.00Jerman 2.30 x (5.00 –
5.50)
2.40 x (5.00 –
5.00)Indonesia 2.30 x 5.00
2.50 x 5.00
3.00 x 5.00
Golongan I
Golongan II
Golongan III
Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996
Tabel 2. Ukuran Kendaraan Standar Mobil Penumpang
StandarPanjan
g (m)
Lebar
(m)
Tingg
i (m)
Depan
tergant
ung (m)
Belakang
tergantu
ng (m)
Jarak
gende
r (m)
Radius
putar min
(m)
AASHTO
JEPANG
Bina
marga
5.80
4.70
4.70
2.14
1.70
1.70
1.30
2.00
2.00
0.90
0.80
0.80
1.50
1.20
1.20
3.35
2.70
2.70
7.30
6.00
6.00
93
NAASRA 4.74 1.80 - 0.813 1.10 - -
Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996.
Untuk memperkirakan kebutuhan ruang parkir dapat
diperkirakan melalui formula di bawah ini.
KRP = F1 x F2 x VPH
Dengan :
KRP :Kebutuhan Ruang parkir
F1 :Faktor akumulasi parkir (0,15 – 0,4)
F2 :Faktor fluktuasi (1,10)
VPH :Volume Parkir Harian
Beberapa standar KRP sesuai dengan jenis kegiatannya
menurut DitJen Perhubungan, seperti dalam table di bawah
ini.
Tabel .1. Ukuran kebutuhan ruang parkir pusat perdaganganLuas area total (x
100 m2) 10 20 50 100 500 1000 1500 2000
Kebutuhan (SRP) 59 67 88 125 415 777 1140 1502Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat ( 1996 )
94
Tabel .2. Ukuran kebutuhan ruang parkir pusat perkantoran
Jumlah Karyawan 1000
1250
1500
1750
2000
2500
3000
4000
5000
Kebutuhan (SRP)
AdministrasiPelayananUmum
235 236 237 238 239 240 242 246 249
288 289 290 291 291 293 295 298 302
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat ( 1996 )
Tabel .3. Ukuran kebutuhan ruang parkir swalayanLuas area total
(x 100 m2) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000
Kebutuhan (SRP) 225 250 270 310 350 440 520 600 1050Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat ( 1996 )
Tabel .4. Ukuran kebutuhan ruang parkir pasarLuas area total
(x 100 m2) 40 50 75 100 200 300 400 500 1000
Kebutuhan (SRP) 160 185 240 300 520 750 970 1200 2300Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat ( 1996 )
Tabel .5. Ukuran kebutuhan ruang parkir sekolah /
perguruan tinggiJumlah Mahasiswa
(x 1000) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan (SRP) 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat ( 1996 )
95
Tabel .6. Ukuran kebutuhan ruang parkir tempat rekreasiLuas area total
(x 100 m2) 50 100 150 200 400 800 1600 3200 6400
Kebutuhan (SRP) 103 109 115 122 146 196 295 494 829Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat ( 1996 )
Tabel .7. Uk. kebutuhan ruang parkir hotel dan tempat
penginapanJumlah kamar
(buah)100 150 200 250 350 400 550 600 650
TarifBaku($)
< 100 154 155 156 158 161 162 165 166 167100 –150
300 450 476 477 480 481 484 485 487
150 –200
300 450 600 796 799 800 803 804 806
200 –250
300 450 600 900 1050 1119 1122 1124 1425
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat ( 1996 )
Tabel .8. Ukuran kebutuhan ruang parkir rumah sakitJumlah Tempat
Tidur 50 75 100 150 200 300 400 500 1000
Kebutuhan (SRP) 97 100 104 111 118 132 146 160 230Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat ( 1996 )
Tabel .9. Ukuran kebutuhan ruang parkir bioskopJumlah Tempat
Duduk 300 400 500 600 700 800 900 1000
Kebutuhan (SRP) 198 202 206 210 214 218 222 227
96
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat ( 1996 )
Tabel 10. Ukuran kebutuhan ruang parkir gelanggang olah
ragaJumlah Tempat
Penonton1000
4000
5000
6000
7000
8000
9000 10000 1500
0Kebutuhan (SRP) 230 235 290 340 390 440 490 540 790
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat ( 1996 )
Contoh cara menentukan SRP:
Satuan Ruang Parkir ( SRP ) untuk mobil penumpang:
Gambar 2.2. Satuan Ruang Parkir ( SRP ) untuk mobil
penumpang
Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996Keterangan :
B = Lebar kendaraan Bp = Lebar SRP
O = Lebar bukaan pintu Lp = Panjang SRP
R = Jarak bebas lateral L = Panjang kendaraan
a1,a2 = Jarak bebas
longitudinal
97
POSISI PARKIR
Posisi parkir mobil bermacam-macam, tapi secara
garis besar dapat dibagi menjadi tiga.
- sejajar jalan
- tegak lurus jalan
- miring ( bersudut 30,45 atau 60 )
Masing-masing bisa tunggal (satu sisi) atau ganda
(dua sisi). Jika posisi parkir ada di dua sisi :
Sejajar jalan.(jika jalan relative sempit)
5.00
6.50
98
5.17
Parkir miring bersudut 45
Pemilihan cara parkir ini tergantung situasi dan
lebar jalan/tempat parkir yang tersedia. Pada parkir on
street biasanya bersudut karena akan mengurangi gangguan
arus lalulintas pada saat masuk dan keluar parkir, sedang
pada off street (pada taman parkir) biasanya diambil tegak
lurus
( lihat Galeria, Malioboro mall, Ramai super market )
atau juga dapat juga campuran dari yang ada.
ANALISIS PARKIR
Pada lokasi parkir ada beberapa hal yang perlu di
analisis agar diketahui apakah lahan yang disiapkan cukup
atau tidak menampung kendaraan yang parkir, sehingga
dapat diambil tindakan untuk mengatasi
/mengantisipasinya. Hal-hal yang perlu dianalisa adalah :
*akumulasi parkir
(rata-rata, mode dan akumulasi maksimal)
adalah jumlah kendaraan yang ada di tempat parkir
jam tertentu.
100
*parking indek ( P I )
merupakan perbandingan antara akumulasi parkir
dengan jumlah ruang parkir yang tersedia, parking
indek ini menunjukkan apakah ruang parkir yang
disediakan sudah dipakai semua atau belum. Nilai
maksimum adalah 1 atau 100% yang berarti semua ruang
parker telah terpakai.
*turn over’
merupakan perbandingan antara jumlah kendaraan yang
parkir dengan ruang parkir yang tersedia, nilai ini
menunjukkan berapa kali suatu lahan parkir dipakai
oleh kendaraan untuk parkir. Semakin besar nilainya
semakin menguntungkan bagi pengelola parkir.
*lama parkir
(rata-rata, mode parkir)
*space hours occupancy’
perbandingan antara total vechicle hours dengan SRP
x jam buka tempat parkir.
101
*total vechicle hours’
jumlah jam dari lamanya masing-masing kendaraan yang
parkir
Contoh Hitungan I
Sebagai contoh dari analisis parkir adalah seperti
berikut ini. Pada suatu tempat parkir yang dibuka mulai
jam 08.00 sampai jam 14.00. dengan ruang parkir yang
tersedia sebanyak 400 SRP. Kendaraan yang masuk dan
keluar tempat parkir seperti pada tabel. Bagaimana
pendapat saudara tentang tempat parker ini ?
Jawab :
PERIODE WAKTUJumlah Kendaraan
Datang Pergi08.00 – 09.00 70 -09.00 – 10.00 140 1010.00 – 11.00 160 4011.00 – 12.00 90 14012.00 – 13.00 40 17013.00 – 14.00 - 140
102
Dari data (tabel) di atas kemudian dianalisis sebagai
berikut.
1. Akumulasi Parkir dan Parking indek
Jam akumulasi Parking
indek %09.00 70 1710.00 200 5011.00 320 8012.00 270 6713.00 140 3514.00 0 0
Kesimpulan :
- kendaraan parkir terbanyak pada jam 11.00 yaitu
sebanyak 320 kendaraan.
- Parking indek 80% berarti ruang parkir belum
terpakai semuanya.
2. ‘Turn Over’
Besarnya nilai Turn Over
103
Artinya satu SRP dipakai oleh 1,25 kendaraan selama
tempat parkir dibuka dan nilai ini makin besar makin
bagus.
Contoh Hitungan 2
Dari data di tempat parkir tersebut, diketahui pula
lamanya parkir masing-masing kendaraan seperti
berikut :
Jml. Kendaraan Durasi,
jam170 1200 2100 320 410 5
Dengan demikian
Mode Parkir = 2 jam
Artinya kendaraan parkir paling banyak selama 2 jam
Total Vechicle Hours = ( 1 x 170 ) + ( 2 x
200 ) + ( 3 x 100 ) + ( 4 x 20 ) +
( 5 x 10 )
=1000 kend. Jam
104
Durasi rata-rata
Space Hours Occupancy
POLUSI
Salah satu dampak dari transportasi adalah polusi
atau pencemaran dan degradasi lingkungan, baik polusi
udara maupun polusi suara. Hal ini tidak terasa tetapi
besar akibatnya bagi kesehatan dan kehidupan manusia,
hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu perlu antisipasi
supaya kelestarian lingkungan terjaga untuk anak cucu.
POLUSI UDARA
Dari hasil penelitian asap yang dihasilkan knalpot
kendaraan merupakan penyumbang terbesar dari polusi
udara, oleh karena itu pengendalian asap knalpot menjadi
sangat penting, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya.
a. Penyebaran Polutan
Polutan yang berasal dari kendaraan terkonsentrasi
di sekitar kendaraan. Penyebarannya sesuai dengan
jaraknya.
105
Konsentrasi
CO
Jarak dari pusat jalan
Keterangan :
- Polutan tersebut menyebar ke Atmosfer
- Polutan tersebut secara kimiawi mungkin dapat
berubah
- Polutan tersebut mungkin tinggal di udara
Polutan tersebut mungkin tinggal di tanah,
organisme dan secara kimiawi berubah
- Polutan tersebut mungkin masuk ke perairan → laut
b. Sumber Polutan (dari kendaraan)
- gas buangan
- evaporasi bensin / solar dari karburator
- pembakaran tak sempurna bensin / solar
- debu yang berasal dari ban, rem dan permukaan
jalan
- industri, kendaraan.
c. Polutan yang dihasilkan Kendaraan
Jenis polutan yang dihasilkan adalah CO2, H2O, CO,
NOx, debu, partikel.
106
d. Baku Mutu (Standar) Udara
( Kep-02 / MENKLH / I / 1998 )
Persayaratan standar yang ditetapkan oleh
kementrian Lingkungan Hidup adalah sebagai
berikut :
Parameter Waktu
Pengukuran
Batas mutu
CO 8 jam 20 ppm ( 2260 g / m3 )NOx 24 jam 0,05 ppm ( 92,5 g /
m3 )Debu 24 jam 0,26 mg/m3
HC 3 jam 0,24 ppm (160 g / m3)
e. Pengaruh Polusi Udara
- terhadap kesehatan
- terhadap bau, kenampakan, kebersihan
- ketakutan terhadap pengaruh yang tidak terasa
e1. CO
Salah satu yang berbahaya adalah Carbon monoxide ( CO
), racun ini mempunyai daya ikat terhadap Hb, jauh
lebih tinggi dari O2. Kadar CO dalam darah akan
menyebabkan terganggunya kesehatan.
% CO dlm darah Pengaruh5 – 10 Fungsi penglihatan, reaksi
107
dan kewaspadaan berkurang.10 – 30 Fungsi rasa berkurang,
sakit kepala dan
mengurangi kinerja saat
latihan30 – 60 Tak sadarkan diri> 60 Menyebabkan kematian
Bagi orang yang mempunyai penyakit paru-paru
2,5 – 3 - sakit di dada secara tiba-tiba
10 % - mempengaruhi bayi dalam kandungan.
Besarnya pengaruh ini pada umumnya tergantung pada :
- volume, komposisi kualitas (untuk kendaraan)
- cuaca (kelembaban, arah dan kecepatan angin)
- lay-out.
e.2. Hidro carbon & Aldehyde
merupakan unsur kimia organik
e.3. NOx
- terbentuk di ruang pembakaran di mesin (NO)
- di udara, NO berubah jadi → NO2 yang lebih beracun
dari pada NO, karena
merusak paru-paru
mengurangi daya tahan infeksi
susah bernafas % ISPA
108
*Pada konsentrasi rendah tidak berbau, tetapi bila > 0,10
ppm berbau
PENGARUH JARAK TERHADAP BESARAN POLUSI
Jarak sangat berpengaruh terhadap efek polusi. Semakin
jauh dari sumber polusi pengaruh polusi semakin kecil
- CO berkurang 2/3 pada jarak 50 m
- HC berkurang 2/3 pada jarak 50 m
- NOx berkurang 1/3 pada jarak 50 m
- Partikel debu berkurang 2/3 pada jarak 50 m
- Asap berkurang ½ pada jarak 20 m
- Debu berkurang menjadi 0 pada jarak 60 m
Sampai saat ini kesadaran akan bahaya polusi ini masih
belum baik, terbukti masih sedikitnya penerapan uji
kendaraan umum yang mensyaratkannya bebas polusi / masih
dalam batas standar baku mutu yang diminta.
POLUSI SUARA
109
Polusi suara ini merupakan kebisingan yang disbebebabkan
oleh arus lalulintas kendaraan. Kebisingan ini
dipengaruhi beberapa hal antara lain adalah ;
a. Jenis kendaraan
- tipe jenis kendaraan
- knalpot dan klakson
- sistem pendingin
- jenis ban
b. Kecepatan kendaraan
Pada kecepatan lebih besar dari 70 km/jam pada jalan
datar → kebisingan yang terjadi akibat ban sangat
dominan.
c. Jenis perkerasan jalan
Semakin kasar permukaan jalan akan semakin keras
bunyi gesekan yang dihasilkan.
d. Geometric jalan (tanjakan, turunan, tikungan)
e. Arah dan kecepatan angin
f. Kondisi medan antara sumber dan penerima (media)
PENANGANAN KEBISINGAN
110
Ada tiga cara untuk menangani kebisingan, yaitu :
1. Pada sumbernya
2. Arus pancaran kebisingan (media)
3. Pada obyek yang terkena dampak (gedung, rumah
dll).
- Pada sumbernya
Penanganan pada sumbernya berarti treatment pada asal
bunyi, sebagai contoh adalah knalpot kendaraan diusahakan
supaya bunyinya sehalus mungkin, ini menjadi tugas para
teknisi dan pabrik pembuat kendaraan. Contoh yang lain
adalah bunyi mesin, bunyi ban di aspal dan lain-lain.
Dengan teknologi yang semakin maju, bunyi mesin dan bunyi
knalpot semakin halus.
- Pada pancaran kebisingan (media)
Bunyi merambat dari asal bunyi menuju penerima. Selain
karena jaraknya, keras atau tidaknya bunyi yang diterima
dipengaruhi oleh benda-benda yang ada diantara sumber
bunyi dan penerima bunyi. Jika terdapat benda-benda yang
dapat menyerap bunyi atau penghalang, maka bunyi yang
diterima akan melemah. Benda-benda yang menyerap bunyi
ini antara lain;
- rumput
- pohon-pohonan
- gundukan tanah
- atau sengaja dibuat tembok
111
Pada rumah sakit biasanya, dibuat barier yang berupa
gundukan tanah dengan ditanami rumput dan juga tanaman
perdu agar pasien tidak terganggu oleh kebisingan yang
ada.
- Pada penerima bunyi
Penanganan yang ketiga adalah penanganan pada penerima
bunyi. Pada penerima bunyi dibuat sedemikian rupa supaya
bunyi yang diterima melemah. Sebagai contoh untuk
menerima bunyi yang di rumah, daun jendela dapat dibuat
dobel sehingga bunyi yang diterima melemah demikian juga
pada pintu. Dapat juga dinding dibuat kedap suara dan
lain-lain.
dB (A)
140
120 ← batas sakit
100 ← pesawat jet, jarak 250 m
← bor mesin jarak 7 m
← batas kerusakan telinga jika menerus
80 ← truk diesel berat, V = 40 km/jam, jarak 7
m
112
← mobil penumpang V = 60 km/jam, jarak 7 m
60 ← kantor yang sibuk
← komunikasi mulai tergganggu
40
← kamar tidur yang tenang
20
V : kecepatan rata-rata km/jam
P : prosentase kendaraan berat
(b). Terhadap gradient : C2
C2 = 0,36 G → di dasarkan lalulintas yang ada
Jika di dasarkan prediksi 15 th, rumus C2 menjadi;
C2 = 0,26 G dBA
dengan G : prosentase gradient (kemiringan jalan)
(c). Terhadap tekstur permukaan perkerasan : C3
C3 = (4 – 0,03p) dBA
113
(d). Thd kondisi antara sumber bunyi – penerima : C4
Jika > 50 % diperkeras / tidak menyerap bunyi
Jika > 50 % penyerap bunti alami (rumput,
tumbuhan2an)
Rumus di atas dipakai jika nilai :
sedangkan
untuk , maka rumus menjadi
dengan,
h = ketinggian titik penerima dari tanah
d = panjang garis pandangan dari sumber bunyi ke
penerima
d = jarak sumber ke perima, sejajar tanah
(e). Terhadap bangunan
114
Penerimaan 1 m, di depan dinding bangunan + 2,5
dB(A)
Pantulan gedung seberang jalan
dengan
R = ruang terbuka rata-rata antar gedung
b = panjang muka bangunan rata-rata
Jika nilai Z < 0,5, koreksi + 1 dB(A)
(f). Terhadap sudut pandangan
Jika > 180 , maka C3 = +
Jika > 180 , maka C3 = -
Dengan demikian sejumlah koreksi yang perlu dilakukan
dalam menghitung kebisingan yang timbul agar diperoleh
hitungan yang tepat, sehingga dapat dilakukan antisipasi
terhadap kebisingan yang melebihi batas yang
diperbolehkan terutama pada daerah rumah sakit dan
115
pemukiman. Kebisingan termasuk dampak dari lalulintas /
transportasi yang belum banyak mendapat perhatian seperti
halnya polusi udara.
PENDANAAN DAN PERANAN SWASTA
Biaya merupakan hal yang penting bagi perencana dan
pengambil keputusan yaitu sebagai salah satu kriteria
dimana rencana atau desain alternatif harus dievaluasi .
Oleh karena itu pengertian akan prinsip dasar ekonomi
sehubungan dengan konsep biaya adalah sangat penting.
Bagian-bagian yang berbeda dari biaya total dalam
penyediaan pelayanan transport harus ditanggung oleh
kelompok-kelompok yang berbeda. Oleh karen aitu pada saat
membahas biaya transport harus ditentukan biaya apa saja
yang ditinjau dan siapa yang harus menanggungnya.
KONSEP BIAYA
Biaya adalah faktor yang menentukan dalam
transportasi untuk penetapan tarif, dan cara penyediaan
transportasi agar dalam pengepoperasiannya mencapai
tingkat dan efisiensi yang tinggi.
1. Biaya sebagai dasar penentuan tarif jasa
angkutan / transportasi. Tarif transportasi
116
didasarkan pada biaya pelayanan yang terdiri
dari ;
a. biaya langsung
b. biaya tak langsung
Oleh karena itu biaya layanan ini (Cost of Service)
dipakai sebagai dasar untuk struktur pentarifan.
2. Biaya Modal dan Biaya Operasional
a. Biaya modal (Capital cost) adalah biaya yang
digunakan untuk investasi awal (Initial investment)
serta peralatan lainnya termasuk di dalamnya
bunga uang (Interest rate).
b. Biaya operasional (Operational cost) adalah
biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan
transportasi.
Termasuk dalam kelompok biaya operasional adalah :
6. Biaya pemeliharaan jalan, bantalan kereta api,
alur pelayanan, pelabuhan, dermaga, dam, rambu
jalan, udara dan laut.
7. Biaya pemeliharaan kendaraan, bis, truk,
lokomotif, gerbong, pesawat udara, kapal barang
dan penumpang.
8. Biaya transportasi yaitu biaya bahan bakar, oli,
tenaga penggerak (genset), upah/gaji, kerja awak
kapal dan pesawat, serta biaya terminal.
117
9. Biaya-biaya penyebaran informasi terdiri dari
biaya advertaensi, promosi, penerbitan buku
tarif, administrasi dsb.
10. Biaya umum dan lain-lain. Termasuk biaya
umum antara lain biaya kantor, gaji RT, biaya
humas, biaya akuntansi lainnya.
Sebagai catatan, beberapa istilah biaya lainnya yang juga
perlu dipahami berkaitan dengan biaya transportasi antara
lain :
8. Biaya tetap dan biaya variabel
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan setiap
bulannya, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang
besarnya berubah tergantung pada pengoperasian alat-
alat pengangkutan.
9. Biaya kendaraan
Adalah jumlah yang diperlukan untuk pengadaan bahan
bakar, oli, suku cadang, perbaikan. Biaya ini
disebut Automobile cost.
10. Biaya Gabungan (Joint cost)
Sebagai contohnya adalah biaya angkutan barang
(cargo) dan biaya penumpang yang menghasilkan biaya
gabungan.
11. Biaya unit dan biaya rata-rata
Biaya unit (unit cost) ialah jumlah total biaya dibagi
unit jasa produk yang dihasilkan, sedangkan biaya
118
rata-rata (average cost) adalah biaya total dibagi
dengan jumlah produk yang dihasilkan.
12. Biaya langsung dan tak langsung
Biaya langsung adalah jumlah biaya yang
diperhitungkan dalam produksi jasa-jasa angkutan,
misalnya dalam penerbangan adalah biaya bahan bakar,
gaji awak pesawat, biaya pendaratan. Sedangkan biaya
tak langsung adalah biaya harga peralatan reparasi,
workshop, akuntansi dan biaya umum/kantor.
SUMBER DANA
Pendanaan untuk penyediaan pelayanan transportasi di
Indonesia pada saat ini umumnya bersumber dari pemerintah
pusat dan daerah. Beberapa bagian dari pajak kepemilikan
dan pemasukan dari sektor transportasi sebaiknya
dibelanjakan untuk pengembangan sektor transportasi.
Pemerintah Indonesia saat ini memperkirakan indikasi
bahwa dana pemerintah pusat mencakup kira-kira 64% dari
kebutuhan layanan total, sehingga pemerintah daerah
menutupinya sebesar 36%.
Proporsi pendanaan pemerintah pusat untuk pelayanan
transportasi sangat bervariasi lebih kecil 4% untuk
transportasi umum hingga lebih 60% untuk jalan perkotaan
dan manajemen lalulintas.
Penerimaan pemerintah daerah yang penting dari
sektor transport adalah dari royalty pembayaran pajak
bahan bakar, pajak pemilikan kendaraan bermotor, serta
restribusi parkir, terminal dan angkutan umum.
119
Penerimaan pemerintah terebut selanjutnya
dialokasikan untuk penyelenggarakan trasportasi melalui
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) baik yang murni maupun
dengan dana pendamping luar negeri (loan) yang diatur
sesuai dengan perundangan yang berlaku.
Disamping sumber dana yang berasal dari pemerintah,
juga sumber dana berasal dari pihak swasta, contohnya,
dalam investasi jalan tol.
PERAN SWASTA
Pengeluaran terus meningkat untuk sektor
trasportasi, baik untuk pemeliharaan, operasi dan
pengembangan sistem transportasi tidak lagi mampu
didukung oleh dana pemerintah. Pada saatnya sektor swasta
perlu dirangsang dan diarahkan untuk berinvestasi dalam
barang publik, termasuk transportasi seperti ; jalan,
kendaraan, terminal, maupun tempat parkir. PT Jasa Marga
adalah BUMN yang ditunjuk untuk mengelola dan
mengembangkan jalan bebas hambatan. Perusahan ini telah
berhasil mendorong peran swasta yang makin besar dalam
rangka penyediaan prasarana jalan. Hal ini perlu
dikembangkan untuk prasarana transportasi yang lain
seperti : jalan, rel, terminal.
Dalam moda udara, PT Angkasa Pura adalah BUMN yang
mengelola sebagian bandara besar di Indonesia. Namun
sebegitu jauh belum mampu merangsangpihak swasta untuk
120
bisa ikut menanamkan modal untuk membangun atau
meningkatkan bandara di Indonesia. Dalam moda
penyeberangan , PT. ASDP adalah BUMN yang mengoperasikan
sebagian kapal feri, sementara untuk perhubungan laut
Perumpel merupakan BUMN yang mengoperasikan pelabuhan.
Sebegitu jauh peran swasta dalm sektor transportasi
selain masih perlu terus disebarkan melalui pemberian
informasi, pembinaan pengusaha, mengalakkan bentuk-bentuk
kerja sama seperti KSO (kerja sama Operasi) atau KSM
(Kerja sama manajemen) maupun bentuk-bentuk lain. Unutk
itu diperlukan penelitian maupun terobosan-terobosan
melalui deregulasi dan swastanisasi.
KECELAKAAN
Daerah rawan kecelakaan dapat dikelompokkan
menjadi :
(1). Black Spot adalah lokasi atau titik dimana dalam kurun
waktu 1 tahun, terjadi lebih dari 1 kali kecelakaan
lalulintas yang mengakibatkan korban luka berat atau
meninggal dunia.
(2). Black Site adalah ruas jalan dengan frekuensi
kecelakaan melebihi indeks kecelakaan kritis.
121
Faktor penyebab kecelakaan :
1. Manusia
2. Kendaraan
3. Jalan
4. Lingkungan
Jika penyebab terjadinya kecelakaan hanya 1 faktor saja
maka disebut Monokasual, tetapi jika lebih dari 1 faktor,
disebut Multikasual. Kecelakaan biasanya terjadi karena
Multikasual.
Menurut proses terjadinya kecelakaan ada 5, yaitu :
(1). Kecelakaan kendaraan tunggal, yaitu peristiwa
kecelakaan yang terdiri hanya satu kendaraan.
(2). Kecelakaan pejalan kaki, yaitu peristiwa
kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki.
(3). Kecelakaan membelok lebih dari dua kendaraan,
yaitu peristiwa kecelakaan yang terjadi pada saat
melakukan gerakan membelok dan melibatkan lebih dari
dua kendaraan.
122
(4). Kecelakaan membelok dua kendaraan, yaitu peristiwa
kecelakaan yang terjadi pada saat melakukan gerakan
membelok dan melibatkan hanya dua buah kendaraan.
(5). Kecelakaan tanpa gerakan membelok, yaitu peristiwa
kecelakaan yang terjadi pada saat berjalan lurus atau
kecelakaan terjadi tanpa ada gerakan membelok.
Tingkat Keparahan Korban
Menurut tingkat keparahan yang diderita korban
akibat kecelakaan, maka jenis kecelakaan dapat
dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut :
a. Kecelakaan Fatal (fatal accident )
Adalah kecelakaan yang akibatnya sedikitnya satu
orang meninggal dunia, baik dilokasi tempat
kejadian perkara (TKP) atau setelah beberapa saat
dirumah sakit.
b. Kecelakaan Serius (a personal injury accident)
Adalah kecelakaan yang tidak menyebebkan korban
meninggal tetapi hanya cidera serius yang
memerlukan perawatan di rumah sakit.
123
c. Kecelakaan Ringan (a damage only accident)
Adalah kecelakaan yang hanya mengakibatkan cidera
ringan bagi korbannya atau hanya mengakibatkan
kerugian harta benda akibat kerusakan kendaraan
yang bersangkutan.
Klasifikasi Kecelakaan menurut terjadinya:
Untuk menggolongkan memurut klasifikasi terjadinya
kecelakaan kendaraan bermotor yaitu:
a. Hilangnya kendali
b. Tabrakan dijalan (collision on road)
(1). Dengan pejalan kaki
(2). Dengan kendaraan lain yang belum berjalan
(3). Dengan kendaraan yang sedang parkir
(4). Dengan kereta api
(5). Dengan sepeda
(6). Dengan binatang
(7). Dengan obyek tetap (Fixed object)
(8). Dengan obyek lain
c. Selain tabrakan di jalan :
(1). Kendaraan terbalik
124
(2). Kendaraan lain, termasuk gangguan mesin.
Juga ditentukan bahwa tabrakan antara 2 atau
lebih kendaraan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Kendaraan secara menyudut (angle)
Tabrakan antara kendaraan yang berjalan pada arah
yang berbeda juga pada arah yang berlawanan,
biasanya terjadi pada sudut siku-siku (right angle)
dipertemuan jalan.
b. Menabrak dari belakang (rear end)
Kendaraan yang menabrak bagian belakang kendaraan
lain yang berjalan pada arah yang sama, biasanya
pada jalur yang sama pula
c. Menabrak bagian samping/menyerempet (side swipe)
Kendaraan menabrak kendaraan yang lain dari
bagian samping sambil berjalan pada arah yang
sama ataupun berlawanan, biasanya pada jalur yang
berbeda.
d. Menabrak bagian depan (head on)
125
Tabrakan antar kendaraan yang berjalan pada arah
yang berlawanan, tetapi yang termasuk peristiwa
menyerempet.
e. Menabrak secara mundur (backing)
Kendaraan yang menabrak kendaraan lain pada waktu
kendaraan tersebut mundur.
Strategi Penanggulangan Kecelakaan Lalulintas
Upaya penggulangan kecelakaan lalulintas ini
dilakukan dengan sasaran agar terjadinya kecelakaan
dapat dikurangi dengan biaya yang minimum, yang
dilakuakan dengan tindakan manajemen dan teknik lalu
lintas pada daerah-daerah rawan kecelakaan, serta
titik/lokasi yang berbahaya.
Untuk kepentingan tersebut, maka lingkungan
penanganan dapat mencakup:
1. Perbaikan jalan/jembatan dan perlengkapannya, pada
lokasi-lokasi yang rawan terhadap kecelakaan;
126
2. Perbaikan terhadap peraturan – peraturan lalu lintas
yang diberlakukan pada ruas – ruas jalan tertentu
yang rawan terhadap kecelakaan lalu lintas;
3. Pemberian arahan dan bimbingan (penyuluhan) kepada
masyarakat;
4. Penegakan hukum bagi pemakai jalan, khususnya
terhadap hal – hal yang rawan terhadap kecelakaan
lalu lintas.
Semua upaya tersebut bertumpu pada kemampuan
pengumpulan dan analisis data dalam menggambarkan
kecelakaan-kecelakaan serta lokasinya untuk
mengidentifikasikan letak kecelakaan tersebut serta
faktor penyebab terjadinya kecelakaan.
Untuk daerah rawan kecelakaan dapat
diidentifikasikan dari seluk beluk kejadian kecelakaan
dengan mengelompokan kejadian – kejadian kecelakaan
yang terdiri dari :
1. Single Sites (Black spot program) adalah menspesifikasikan
lokasi – lokasi kejadian kecelakaan yang biasanya
berhubungan langsung dengan geometrik, yaitu
penanganan jenis kecelakaan tertentu pada suatu ruas
127
jalan, misalnya perbaikan jari-jari tikungan yang
terlalu tajam.
2. Mass action plans adalah penggunaan pola penanganan yang
menyeluruh, misalnya pelapisan perkersan tertentu
guna mengurangi kelicinan permukaan.
3. Route action plans adalah perbaikan pada suatu rute
jalan tertentu, misalnya pemasngan lampu jalan pada
suatu ruas, pemasangan devider, perlengkapan
rambu/marka. Ini umumunya dilaksanakan pada daerah-
daerah tertib lalu lintas.
4. Area wide schemes adalah penggunaan pola penanganan
yang bervariasi yang meliputi area yang luas,
misalnya pelarangan arus lalu lintas menerus pada
daerah pemukiman, pengurangan kecepatan dengan
conblock pada kawasan universitas, pengurangan
kecepatan dengan polisi tidur pada daerah pemukiman.
Pada tahun 2006, jumlah orang yang meninggal karena
kecelakaan transportasi sebanyak 30.000 orang. Hal ini
berarti tiap 18 menit ada 1 orang meninggal akibat
kecelakaan. Dari data WHO (2009) jumlah orang meninggal
akibat kecelakaan lalulintas pertahun adalah 1,5 juta
128
orang, jauh lebih besar dari korban akibat bencana
Tsunami yang berkisar antara 400.000 orang. Sedang
kerugian materi akibat kecelakaan tersebut menurut studi
ADB (2004) pada negara-negara berkembang sebesar 2,5% –
4% dari PDB. Diperkirakan Transportasi akan menjadi
penyebab kematian no.3 terbesar di dunia, saat ini saja
sudah masuk 10 besar penyebab kematian.
PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DI INDONESIA
Dalam membentuk masa depan Transportasi di Indonesia ada
tiga hal penting yang harus diperhatikan dan
ditingkatkan, yaitu :
1.Safety and security
2.Efficiency
3.Equity
Disingkat SEE, yang diartikan sebagai cara memandang
persoalan transportasi dan memastikan bahwa transportasi
di Indonesia memiliki landasan yang kokoh untuk melangkah
dalam dinamika perkembangan masyarakat.
Safety and Security
129
Kesalamatan dan keamanan merupakan hal yang utama dalam
prinsip-prinsip dasar layanan transportasi karena sebuah
nyawa terlalu berharga untuk hilang secara sia-sia. Pada
uraian sebelumnya diuraikan besar kerugian akibat
kecelakaan di jalan raya di negara berkembang adalah 2,5%
- 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar
Rp.200-250 trilyun/thn untuk Indonesia. Untuk mendorong
masyarakat dan semua pelaku transportasi, perlu diadakan
pemeringkatan keselamatan (safety rating) yang diumumkan
secara berkala, sehingga orang lebih menghargai aspek
keselamatan dalam melakukan perjalanan dan upaya
peningkatan mutu transportasi secara berkelanjutan.
Efficiency
Efisiensi merupakan indicator keberhasilan dari sebuah
tatanan transportasi, hal ini karena adanya keterbatasan
sumberdaya yang dimiliki. System yang dibangun harus
dapat menunjukkan upaya perbaikan efisiensi yang
signifikan bagi seluruh perjalanan penumpang dan barang.
Efisiensi juga merupakan indicator daya saing
transportasi nasional terhadap system distribusi
internasional. Selain itu, terkait dengan keterbatasan
sumberdaya alam, khususnya minyak bumi sebagai bahan
bakar, penggunaan transportasi missal merupakan pilihan
yang cerdas, yang harus didorong dan diupayakan terus
130
sehingga angkutan missal menjadi prioritas
penyelenggaraan transportasi di Indonesia.
Equity
Aspek ketiga adalah Equity atau keadilan yang merupakan
ukuran yang men unjukkan kesenjangan atau disparitas yang
terjadi di masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena
perbedaan pengetahuan, akses terhadap sumber daya yang
berbeda dll. Transportasi harus dapat memberikan jaminan
akses kepada masyarakat baik kaya atau miskin, laki-laki
atau perempuan, muda atau tua, cacat atau tidak,tinggal
di kota maupun di desa.
Penyelenggaraan layanan transportasi harus dapat berperan
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
FOKUS Penyelenggaraan layanan public bidang Transportasi
di Indonesia
Fokus penyelenggaraan pelayanan public bidang
Transportasi akan menekankan seberapa optimal hasil yang
diperoleh dari pembangunan transportasi terhadap
kesejahteraan masyarakat (pengembangan ekonomi,
131
peningkatan kualitas kehidupan dan peningkatan kualitas
lingkungan). Hal ini merupakan factor yang krusial karena
adanya keterbatasan sumber daya . Mustahil semua
kebutuhan masyarakat akan dipenuhi dalam waktu yang
bersamaan dengan kualitas yang sama. Oleh sebab itu
diperlukan suatu keputusan yang tepat dalam menentukan
mana yang harus didahulukan dan mana yang harus
disesuaikan dalam penyelenggaraan layanan public bidang
transportasi. Pengambilan keputusan mempertimbangkan 2
(dua) hal :
1.skala prioritas (“kepentingan” dan “kegentingan”)
2.Skala manfaat (outcome dan impact)
INDIKATOR KINERJA TRANSPORTASI
Tujuan Penetapan Pedoman Indikator Penilaian Kinerja
adalah sebagai:
1.Alat monitoring dan pemantauan
2.Alat diagnostic
3.Alat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan
4.Penunjuk kewaspadaan dini
5.Insentif peningkatan efisiensi dan efektifitas
6.Media untuk melakukan perbandingan
Sifat indicator
Sifat indicator yang baik dikenal dengan istilah SMART,
yaitu :
132
a. Simple atau sederhana adalah indicator
yang ditetapkan/ didesain sebaiknya
bersifat sederhana dalam hal : rumusan
kalimat, rumus perhitungan untuk
mengukur maupun pemenuhan kebutuhan
data
b. Measurable yaitu bersifat terukur yaitu
harus mempresentasikan informasi
memiliki kejelasan ukuran sehingga
dapat digunakan untuk perbandingan
antar lembaga
c. Attributable yaitu bermanfaat. Indikator
yang didesain harus bermanfaat untuk
kepentingan pengambilan keputusan,
sesuai dengan spesifikasi badan
regulator
d. Reliable atau dapat dipercaya, yaitu
harus dapat didukung oleh pengumpulan
data yang baik dan benar
e. Timely atau tepat waktu, sehingga dalam
proses pengukuran dapat didukung oleh
pengumpulan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan
saat pengambilan keputusan yang akan
dilakukan
133