Sikap Mahasiswa Komunikasi Terhadap Tayangan Malam Final Miss World 2013
Transcript of Sikap Mahasiswa Komunikasi Terhadap Tayangan Malam Final Miss World 2013
1
Bab 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan suatu bentuk pengiriman informasi dari komunikator ke
komunikan. Menurut Berelson dan Steiner pada Mulyana (2008, p.68), komunikasi
merupakan transmisi informasi, gagasan, dan emosi dengan menggunakan simbol kata,
gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Di dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi sekarang ini, banyak cara yang dapat memudahkan masyarakat untuk
menerima informasi, di antaranya melalui media massa. Media massa mampu
menyampaikan informasi kepada masyarakat yang bersifat anonim dan heterogen
(Nurudin, 2009, p.11-12).
Teori Stimulus – Organism – Response merupakan sebuah teori komunikasi klasik
yang lahir pada tahun 1930 dan banyak terpengaruh oleh teori-teori psikologi sehingga
komponen dari teori ini sama dengan teori psikologi, yaitu sikap, opini, perilaku,
kognisi, afeksi, dan konasi. Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa media massa
dapat menimbulkan efek yang terarah, segera, dan langsung terhadap komunikan. Di
dalam bukunya, Effendy mengatakan bahwa teori S-O-R dapat menimbulkan reaksi
khusus terhada stimulus khusus, yang mengakibatkan seseorang mengharapkan
kesesuaian dan antara pesan yang disampaikan dan reaksi komunikan sehingga unsur-
unsur yang ada di dalam teori ini adalah pesan, komunikan, dan efek. (Effendy, 2003,
p. 254-256)
Dalam teori S-O-R, sikap merupakan salah satu komponennya. Menurut Severin
dan Tankard (2005, p. 177-179) sikap pada dasarnya adalah tendensi, rasa suka atau
tidak suka, suatu cara pandang, dan sebuah kecenderungan yang bertahan lama
terhadap suatu objek dan dipelajari untuk berperilaku dengan konsisten terhadap objek
tersebut. Penelaahan sikap memiliki tiga variabel, yaitu perhatian, pengertian, dan
2
penerimaan, atau komponen afektif yaitu kesukaan atau perasaan terhadap suatu objek,
komponen kognitif yaitu keyakinan terhadap suatu objek, dan komponen konatif yaitu
tindakan terhadap suatu objek. Karena itu, final kontes Miss World 2013 juga
ditayangkan oleh televisi swasta di Indonesia.
Miss World adalah sebuah kontes kecantikan berskala internasional yang
diprakarsai oleh Eric Morley, seorang pria berkebangsaan Inggris, pada tahun 1951.
Kontes ini memiliki format program variety show yaitu sebuah format acara televisi
yang mengkombinasikan berbagai format lainnya, seperti talkshow, magazine show,
quiz, game show, music concert, drama, dan sitkom (komedi situasi) (Naratama, 2004.
p. 109). Kontes ini memiliki slogan “Beauty With A Purpose” yang berarti para
kontestannya yang memiliki kecantikan ragawi dengan tes tambahan intelegensi dan
tes kepribadian, memiliki sebuah misi yang biasanya merupakan sebuah misi sosial.
Fenomena Miss World menuai banyak pro dan kontra, terlebih lagi untuk pagelaran
Miss World 2013 yang diadakan di Bali, Indonesia. Indonesia Travel dan sejumlah
artis ternama seperti Raisa, mengatakan bahwa penggelaran kontes ini di Indonesia
akan membawa nama Indoensia ke mata dunia. Indonesia dapat memperkenalkan
kekayaan budaya dan pariwisata bangsa kepada dunia dan menunjukkan citra positif
Indonesia sebagai negara yang aman dikunjungi.
(http://www.indonesia.travel/id/news/detail/1060/kontestan-miss-world-2013-lepas-
anak-penyu-di-pantai-ikan-nusa-dua-bali; 15/10/2013; 06.23). Di sisi lain, Liputan6
melansir penolakan dari FPI yang mengklaim bahwa Miss World melanggar 14 hukum
yang berlaku di Indonesia, antara lain norma agama, norma budaya, Pancasila, UUD
1945, KUHP pasal 281 tentang merusak kesopanan di muka umum, UU Pornografi,
Larangan Presiden RI tanggal 28 Mei 1996, Instruksi Menteri Pariwisata Pos dan
Telekomunikasi RI tanggal 30 Januari 1984 No. 1M.I/HK/208/MPPT/84, Surat Dirjen
Pariwisata tanggal 27 Juni 1981 No.142//D.1/VI/1981, SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI tanggal 26 Mei 1984 No.0237/U/1984, Instruksi Dirjen Pariwisata
tanggal 27 Juli 1984 No.02/INST/VII/1984, Surat Dirjen Pariwisata RI tanggal 14 Sept
1984 No.66/B.4/IX/84, SK Dirjen Kebudayaan RI tanggal 25 Juni 1986
3
No.0646/FI.IV/J.96, dan Surat Gubernur DKI Jakarta tgl 9 Ags 1980
No.3554/VIII/1980. (http://news.liputan6.com/read/679231/tolak-miss-world-habib-
rizieq-fpi-sebut-ada-;14-15/10/2013; 06.41). Penolakan juga dikemukakan oleh MUI
(Majelis Ulama Indonesia) meski penyelenggara memastikan menghilangkan sesi
busana bikini. MUI menyatakan kontes kecantikan itu tidak sesuai dengan Alquran dan
Hadis. Selain itu juga dinilai tidak sesuai dengan budaya bangsa, menonjolkan
kemewahan, dan sebagainya. Sikap MUI itu didukung oleh Menteri Agama
Suryadharma Alie. Menteri yang juga Ketua Umum PPP itu menyarankan agar Miss
World tidak digelar di Indonesia. Meskipun ajang tersebut dinilai mendatangkan
keuntungan bagi bangsa. (http://news.liputan6.com/read/682715/pro-kontra-miss-
world-di-indonesia; 15/10/2013; 07.12)
Televisi adalah salah satu jenis media massa. Istilah media massa mengacu kepada
sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap dipergunakan
hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, internet, dan lain-lain.
(Wiryanto, 2000. p. 11-12)
Televisi menurut Elvinaro dan Erdinaya (2004, p. 127) memiliki karakteristik
audiovisual, berpikir dalam gambar, dan pengoperasian lebih kompleks. Frank Jefkins
(1992, p.92-93) juga memaparkan bahwa televisi selain menghasilkan suara juga
menghasilkan gerakan, visi, dan warna. Televisi berfungsi sebagai media hiburan,
namun di beberapa negara berkembang televisi merupakan simbol status sosial
seseorang. Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal apabila dibandingkan
dengan program media massa lainnya, dan karena mengandalkan tayangan secara
visual, maka segala sesuatu yang nampak harus dibuat semenarik mungkin.
Peneliti memilih mahasiswi Universitas Kristen Petra sebagai subjek penelitian ini
dikarenakan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra mendapatkan
penghargaan Best Communication School 2013 dari majalah Mix serta tayangan dan
fenomena sosial mengenai final Miss World 2013 menarik untuk dicermati mahasiswi
Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya.
4
Berangkat dari pro dan kontra masyarakat terhadap penyelenggaraan Miss World
2013 di Indonesia, maka peneliti ingin melihat bagaimana sikap mahasiswi Universitas
Kristen Petra Surabaya mengenai tayangan malam final Miss World 2013 di Bali,
Indonesia, pada tanggal 28 September 2013 pukul 19.30-22.00 WIB.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah sikap mahasiswi Universitas Kristen Petra Surabaya mengenai
tayangan malam final Miss World 2013?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sikap mahasiswi Universitas Kristen
Petra Surabaya mengenai tayangan malam final Miss World 2013 di Bali, Indonesia,
pada tanggal 28 September 2013 pukul 19.30-22.00 WIB.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian yang menggunakan teori S – O – R digunakan untuk mengetahui
penerapan pendekatan pada suatu fenomena tertentu serta dalam penelitian ini
peneliti berusaha untuk mengidentifikasi sikap khalayak khususnya mahasiswa
Universitas Kristen Petra dalam menonton suatu tayangan televisi.
b. Manfaat Praktis
Peneliti mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi penelitian
selanjutnya yang meneliti mengenai sikap khalayak khususnya mahasiswi dalam
menonton suatu tayangan televisi dan supaya hasil dari penelitian ini dapat menjadi
sebuah bahan untuk perkembangan sudut pandang dan cara menghadapi sebuah
difusi kebudayaan lain pada kebudayaan Indonesia.
1.5. Batasan Penelitian
5
Penelitian hanya terbatas pada sikap penonton mnegenai tayangan malam final Miss
World 2013 yang ditayangkan secara live pada tanggal 28 September 2013 pukul
19.30-22.00 WIB.
Responden yang digunakan adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2012
Universitas Kristen Petra Surabaya yang menonton tayangan final Miss World 2013.
Pemilihan Mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2012 Universitas Kristen Petra
Surabaya sebagai subjek dikarenakan pada saat kontes Miss World 2013 berlangsung,
banyak tanggapan yang beragam dari para mahasiswi tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya
tertarik dan dapat mengkritisi acara tersebut.
Bab 2
Tinjauan Pustaka
6
2.1. Landasan Teori
Teori Stimulus-Organism-Response menimbulkan ditimbulkan reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur
dalam model ini adalah:
a. Pesan (stimulus, S)
b. Komunikan (organism, O)
c. Efek (response, R)
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek
“how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate dalam hal ini how to
change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan
sikap, tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-
benar melebihi semula. Dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel yang
penting yaitu, perhatian, pengertian, dan penerimaan (Effendy, 2003, p.254-255).
Gambar 2.1 Teori S-O-R (Effendy, 2003. p. 255)
7
Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses
yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan
mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan ke proses berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk
sikap (Effendy, 2003, p.255-256). Asumsi dasar dari teori S-O-R ini adalah anggapan
bahwa efek suatu komunikasi tertentu yang berupa perubahan sikap dan tergantung
pada sejauh mana komunikasi itu diperhatikan, dimengerti, dan diterima (Azwar, 1995,
p.63). Asumsi dasar dari teori ini adalah anggapan bahwa efek suatu komunikasi
tertentu yang berupa perubahan sikap dan tergantung pada sejauh mana komunikasi itu
diperhatikan, dimengerti, dan diterima (Azwar, 1995, p. 63)
Stimulus dalam penelitian ini adalah tayangan malam final Miss World 2013
pada tanggal 26 September 2013 pukul 19.00-22.00. Organism di sini adalah para
mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 Universitas Kristen Petra
Surabaya. Organism akan melakukan tiga kegiatan yaitu, pengertian, pemahaman, dan
penerimaan, kemudian akan menghasilkan response.
2.2. Komunikasi Massa
Charles R. Wright dalam Moerdijati (2012, p. 170) mendefinsikan tiga ciri dalam
komunikasi massa yaitu (a) diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen,
dan anonim; (b) pesan-pesan yang disebarkan secara umum, dijadwalkan untuk bisa
mencapai audiens sebanyak mungkin dan secara serempak dan sifatnya sementara; (c)
komunikatornya beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks dan
membutuhkan biaya besar. Stephen W. Littlejohn (2009, p. 285) mendefinisikan
komunikasi massa sebagai sebuah proses organisasi media memproduksi dan
mentransmisikan pesan-pesan kepada masyarakat luas, dan proses dimana pesan-pesan
tersebut dicari, digunakan, dipahami, dan dipengaruhi oleh audiens.
2.3. Televisi
8
Televisi merupakan media komunikasi dimana dengan alat tersebut kita mampu
melihat serta mendengar berbagai pesan yang disampaikan dari berbagai tempat. Efek
yang ditimbulkan oleh televisi sangat besar kepada khalayak umum untuk ditiru
maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Televisi memiliki banyak
fungsi antara lain: sebagai media komunikasi, sebagai sarana pendidikan, sebagai
sarana hiburan dan informasi, serta sebagai sarana tayangan komersial. (Surbakti,
2008, p.77)
2.4. Format Acara
2.4.1. Pengertian format Acara Variety Show
Program Variety Show merupakan program acara televisi yang memadukan
antara berbagai macam jenis hiburan, panggung televisi seperti lawak, lagu, dan
drama. Variety Show adalah format acara televisi yang mengkombinasikan
berbagai format lainnya, seperti talkshow, magazine show, quiz, game show,
music concert, drama, dan sitkom (komedi situasi). Variasi acara tersebut
dipadukan dalam sebuah pertunjukan dalam bentuk siaran langsung maupun
siaran rekaman. (Naratama, 2004. p. 109)
Dilihat dari karakter program tersebut, maka tayangan malam final Miss World
2013 yang ditayangkan pada tanggal 26 September 2013 pukul 19.00-22.00 WIB ini
merupakan salah satu bentuk variety show.
2.5. Sikap
Sikap merupakan perilaku individu dalam melakukan suatu hal. Sikap yang kita
tunjukkan kepada orang lain berpengaruh terhadap pandangan seseorang terhadap kita.
Kesadaran individu untuk menentukan tingkah laku nyata dan perilaku yang mungkin
terjadi itulah yang dimaksud dengan sikap. (Sunaryo, 2004, p. 196). Sedangkan
LaPiere dalam Azwar (1995, p. 5) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku,
tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi
sosial. Sikap sebagai komponen dari sistem yang terdiri atas tiga bagian atau disebut
9
juga skema triadik yaitu; keyakinan mencerminkan komponen kognitif, sikap
merupakan komponen afektif, dan tindakan mencerminkan komponen perilaku
(Atkinson, R, L., Atkinson, R, C., & Hilgard, E, R., 1983, p. 371).
2.5.1. Komponen Kognitif
Komponen kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang
mengenai objek sikap tertentu―fakta, pengetahuan dan keyakinan tentang
objek. (Sears, D, O,. Freedman, J, L., & Peplau, L, A, 1985. p. 138)
2.5.2. Komponen Afektif
Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang
terhadap objek, terutama peniaian. (Sears, D, O,. Freedman, J, L., & Peplau, L,
A, 1985. p. 138)
2.5.3. Komponen Konatif
Komponen konatif terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau
kecenderungan untuk bertindak terhadap objek. (Sears, D, O,. Freedman, J, L.,
& Peplau, L, A, 1985. p. 138).
2.6. Program Acara
2.6.1. Indikator dalam Program Acara
Menurut Morrisan (2008, p. 325) suatu program acara memiliki elemen
penting yang mencakup:
1. Durasi
Suatu program dikatakan berhasil apabila rating dari program ini
terus naik dan minati oleh audiencenya. Kunci sukses untuk
mempertahankan keeksistensiannya dalam program televisi yaitu dengan
adanya konsep maupun inovasi – inovasi cerita (edisi) dalam setiap
penayangannya. Dalam penelitian ini, durasi yang dimaksud adalah apakah
10
tayangan malam final Miss World 2013 menampilkan konsep dan penataan
yang menarik sehingga membuat audiens tidak jengah dan bosan untuk
menonton.
2. Kesukaan
Beberapa audiens memilih sebuah program acara yang menampilkan
pembawa acara yang mereka sukai. Namun, ada kalanya bahwa seseorang
akan menyukai sebuah program televisi meliihat dari sisi pesan yang
disampaikan oleh program tersebut. Pembawa acara talkshow haruslah
mampu berpikir cepat serta talk active sehingga mampu mengarahkan
audience untuk mengerti apa yang dibahas dan apa yang perlu audiens
pelajari. Di dalam penelitian ini peneliti perlu mengetahui bagaimana sikap
audiens terhadap pembawa acara di dalam tayangan malam final Miss World
2013.
3. Konsistensi
Suatu program acara pada dasarnya pasti memiliki tema acara yang
dibawa sejak awal. Konsistensi digunakan karena peneliti ingin mengetahui
apakah tayangan malam final Miss World 2013 memiliki konsep yang tetap
di mata audiens.
4. Energi
Sebuah program acara haruslah memiliki energi tersendiri sehingga
audiens yang menonton tidak mengalihkan perhatiannya. Energi ini dapat
didasari oleh kecepatan maupun ketepatan cerita, daya tarik pada audience,
serta gambar yang kuat seperti memancing rasa penasaran dan ingin tahu
audiens. Di dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apa saja yang
membuat audiens tetap mengikuti rangkaian acara d di dalam tayangan
malam final Miss World 2013 hingga selesai.
11
5. Timing
Dalam membuat sebuah program acara haruslah memperhatikan
serta mempertimbangkan waktu penayangannya. Di dalam penelitian ini,
peneliti ingin mengetahui sesuai atau tidaknya jam penayangan malam final
Miss World 2013.
6. Tren
Suatu program yang berjalan dengan tren yang ada pastinya akan
lebih menjamin keberhasilan sebuah program acara. Hal ini membuat
peneliti ingin mengetahui apakah audiens menyaksikan tayangan malam
final Miss World 2013 karena tren.
2.6.2 Pembawa Acara
Ayub Ahmad mendefinisikan seorang pembawa acara adalah seseorang
yang memimpin jalannya acara dan dituntut untuk memiliki kemampuan
berbicara didepan umum, dapat mengekspresikan apa yang dipikirkan dan
dirasakan kepada orang lain, memiliki banyak pengetahuan umum yang akan
memungkinkan dia untuk berbicara lebih luas, memiliki kemampuan bahasa
yang baik, mempunyai suara yang berkualitas, menguasai penggunaan alat-alat
pengeras suara, mengetahui bagaimana berbusana yang serasi dan sesuai acara,
mempunyai sikap fleksibel, luwes, dan mudah menyesuaikan diri dengan
situasi, mempunyai kepercayaan diri, kreatif, good looking dalam artian tidak
perlu terlalu cantik atau gagah, tapi bisa tampil menawan.
2.7. Audiens
Menurut Nurudin (2007, p.105) lima karakteristik audiens dalam komunikasi massa
antara lain:
12
1. Audiens merupakan sekumpulan individu yang cenderung berbagi pengalaman
dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Sekumpulan individu tersebut
dapat memilih produk media yang akan mereka gunakan berdasarkan seleksi
kesadaran.
2. Audiens cenderung besar. Besar yang dimaksud adalah mereka tersebar luas
dalam wilayah yang berbeda – beda. Namun, luas disini bersifat relatif dikarenakan
terdapat media tertentu yang memiliki ribuan hingga jutaan audiens sehingga tidak ada
ukuran pasti mengenai luasnya audiens tersebut.
3. Audiens cenderung anonim. Mereka tidak mengenal satu dengan yang lain. Tidak
mengenal disini tidak ditekankan pada kasus per kasus, tetapi meliputi semua audiens.
4. Audience cenderung heterogen karena mereka berasal dari berbagai lapisan serta
kategori sosial sehingga beberapa media pasti memiliki sasaran tersendiri.
5. Audiens secara fisik dipisahkan dari komunikator. Audiens juga dipisahkan oleh
ruang dan waktu.
Dalam konteks penelitian ini audiens merupakan mereka yang menonton tayangan
malam final Miss World 2013.
2.8. Nisbah Antarkonsep
Komunikasi merupakan transmisi informasi, gagasan, dan emosi dengan
menggunakan simbol kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Media massa
mampu menyampaikan informasi kepada masyarakat yang bersifat anonim dan
heterogen. Televisi merupakan media komunikasi dimana dengan alat tersebut kita
mampu melihat serta mendengar berbagai pesan yang disampaikan dari berbagai
tempat. Efek yang ditimbulkan oleh televisi sangat besar kepada khalayak umum untuk
ditiru maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Televisi memiliki
banyak fungsi antara lain: sebagai media komunikasi, sebagai sarana pendidikan,
sebagai sarana hiburan dan informasi, serta sebagai sarana tayangan komersial. Salah
13
satu program yang marak diperbincangkan belakangan ini adalah kontes Miss World
yang menuai banyak pro dan kontra dari berbagai kelompok masyarakat. Miss World
adalah sebuah kontes kecantikan berskala internasional yang diprakarsai oleh Eric
Morley, seorang pria berkebangsaan Inggris, pada tahun 1951. Kontes ini memiliki
slogan “Beauty With A Purpose” yang berarti para kontestannya yang memiliki
kecantikan ragawi dengan tes tambahan intelegensi dan tes kepribadian, memiliki
sebuah misi yang biasanya merupakan sebuah misi sosial.
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk melihat efek apa yang timbul
setelah para mahasiswi Ilmu Komunikasi 2012 menonton tayangan malam final Miss
World 2013 pada tanggal 26 September 2013 pukul 19.00-22.00 WIB. Peneliti akan
menggunakan metode penelitian survei dengan kuesioner sebagai alat pengumpulan
data.
14
2.9. Kerangka Penelitian
Berikut merupakan kerangka pemikiran yang dapat menjelaskan nisbah antarkonsep
yang digunakan oleh peneliti untuk menyusun penelitian ini.
Komunikasi Massa
S – O – R
Sikap
Tayangan Malam Final
Miss World 2013 pada
tanggal 26 September
2013 pukul 19.00-22.00
WIB
Audience atau Khalayak
Elemen Program
1. Durasi
2. Kesukaan
3. Konsistensi
4. Energy
5. Timing
6. Tren
Kognitif Afektif Konatif
Sikap khalayak terhadap tayangan malam
final Miss World 2013
Negatif Positif
15
Daftar Pustaka
Atkinson, R, L., Atkinson, R, C., & Hilgard, E, R. (1983). Pengantar Psikologi. Jakarta:
Erlangga.
Azwar, Syarifudin. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya Edisi 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Effendy, O. U. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.
Elvinaro, Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu.
Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset.
Jefkins, Frank. 1992. Public Relations. Jakarta : Erlangga.
Kuswandi, W. (1996). Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Littlejohn, W. S. & Foss, K. A. (2009). Theories of Human Communication 9th
Edition.
Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
Moerdijati, Sri. (2012). Buku Ajar Pengantar Ilmu Komunikasi. Surabaya: PT. Revka Petra
Media.
Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Naratama. (2004). Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo
Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sears, D, O., Freedman, J, L., & Peplau, L, A. (1985). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Severin, W. J. & Tankard, J. W., Jr. (2005). Teori komunikasi. Jakarta: Prenada Media.
16
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Surbakti, E.B. (2008). Awas Tayangan Televisi: Tayangan Misteri dan Kekerasan
Mengancam Anak Anda. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Wiryanto. (2000). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo
Ahmad, Ayub. Kiat Menjadi Seorang Pembawa Acara. PDF. Pelatihan Keprotokolan Bagi
Aparatur Kementerian Agama se Provinsi Aceh.
http://www.indonesia.travel/id/news/detail/1060/kontestan-miss-world-2013-lepas-anak-
penyu-di-pantai-ikan-nusa-dua-bali
(15/10/2013; 06.23)
http://news.liputan6.com/read/679231/tolak-miss-world-habib-rizieq-fpi-sebut-ada-14-
(15/10/2013; 06.41)
http://news.liputan6.com/read/682715/pro-kontra-miss-world-di-indonesia
(15/10/2013; 07.12)