Sikap Mahasiswa Komunikasi Terhadap Tayangan Malam Final Miss World 2013

16
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu bentuk pengiriman informasi dari komunikator ke komunikan. Menurut Berelson dan Steiner pada Mulyana (2008, p.68), komunikasi merupakan transmisi informasi, gagasan, dan emosi dengan menggunakan simbol kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Di dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, banyak cara yang dapat memudahkan masyarakat untuk menerima informasi, di antaranya melalui media massa. Media massa mampu menyampaikan informasi kepada masyarakat yang bersifat anonim dan heterogen (Nurudin, 2009, p.11-12). Teori Stimulus Organism Response merupakan sebuah teori komunikasi klasik yang lahir pada tahun 1930 dan banyak terpengaruh oleh teori-teori psikologi sehingga komponen dari teori ini sama dengan teori psikologi, yaitu sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa media massa dapat menimbulkan efek yang terarah, segera, dan langsung terhadap komunikan. Di dalam bukunya, Effendy mengatakan bahwa teori S-O-R dapat menimbulkan reaksi khusus terhada stimulus khusus, yang mengakibatkan seseorang mengharapkan kesesuaian dan antara pesan yang disampaikan dan reaksi komunikan sehingga unsur- unsur yang ada di dalam teori ini adalah pesan, komunikan, dan efek. (Effendy, 2003, p. 254-256) Dalam teori S-O-R, sikap merupakan salah satu komponennya. Menurut Severin dan Tankard (2005, p. 177-179) sikap pada dasarnya adalah tendensi, rasa suka atau tidak suka, suatu cara pandang, dan sebuah kecenderungan yang bertahan lama terhadap suatu objek dan dipelajari untuk berperilaku dengan konsisten terhadap objek tersebut. Penelaahan sikap memiliki tiga variabel, yaitu perhatian, pengertian, dan

Transcript of Sikap Mahasiswa Komunikasi Terhadap Tayangan Malam Final Miss World 2013

1

Bab 1

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan suatu bentuk pengiriman informasi dari komunikator ke

komunikan. Menurut Berelson dan Steiner pada Mulyana (2008, p.68), komunikasi

merupakan transmisi informasi, gagasan, dan emosi dengan menggunakan simbol kata,

gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Di dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi sekarang ini, banyak cara yang dapat memudahkan masyarakat untuk

menerima informasi, di antaranya melalui media massa. Media massa mampu

menyampaikan informasi kepada masyarakat yang bersifat anonim dan heterogen

(Nurudin, 2009, p.11-12).

Teori Stimulus – Organism – Response merupakan sebuah teori komunikasi klasik

yang lahir pada tahun 1930 dan banyak terpengaruh oleh teori-teori psikologi sehingga

komponen dari teori ini sama dengan teori psikologi, yaitu sikap, opini, perilaku,

kognisi, afeksi, dan konasi. Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa media massa

dapat menimbulkan efek yang terarah, segera, dan langsung terhadap komunikan. Di

dalam bukunya, Effendy mengatakan bahwa teori S-O-R dapat menimbulkan reaksi

khusus terhada stimulus khusus, yang mengakibatkan seseorang mengharapkan

kesesuaian dan antara pesan yang disampaikan dan reaksi komunikan sehingga unsur-

unsur yang ada di dalam teori ini adalah pesan, komunikan, dan efek. (Effendy, 2003,

p. 254-256)

Dalam teori S-O-R, sikap merupakan salah satu komponennya. Menurut Severin

dan Tankard (2005, p. 177-179) sikap pada dasarnya adalah tendensi, rasa suka atau

tidak suka, suatu cara pandang, dan sebuah kecenderungan yang bertahan lama

terhadap suatu objek dan dipelajari untuk berperilaku dengan konsisten terhadap objek

tersebut. Penelaahan sikap memiliki tiga variabel, yaitu perhatian, pengertian, dan

2

penerimaan, atau komponen afektif yaitu kesukaan atau perasaan terhadap suatu objek,

komponen kognitif yaitu keyakinan terhadap suatu objek, dan komponen konatif yaitu

tindakan terhadap suatu objek. Karena itu, final kontes Miss World 2013 juga

ditayangkan oleh televisi swasta di Indonesia.

Miss World adalah sebuah kontes kecantikan berskala internasional yang

diprakarsai oleh Eric Morley, seorang pria berkebangsaan Inggris, pada tahun 1951.

Kontes ini memiliki format program variety show yaitu sebuah format acara televisi

yang mengkombinasikan berbagai format lainnya, seperti talkshow, magazine show,

quiz, game show, music concert, drama, dan sitkom (komedi situasi) (Naratama, 2004.

p. 109). Kontes ini memiliki slogan “Beauty With A Purpose” yang berarti para

kontestannya yang memiliki kecantikan ragawi dengan tes tambahan intelegensi dan

tes kepribadian, memiliki sebuah misi yang biasanya merupakan sebuah misi sosial.

Fenomena Miss World menuai banyak pro dan kontra, terlebih lagi untuk pagelaran

Miss World 2013 yang diadakan di Bali, Indonesia. Indonesia Travel dan sejumlah

artis ternama seperti Raisa, mengatakan bahwa penggelaran kontes ini di Indonesia

akan membawa nama Indoensia ke mata dunia. Indonesia dapat memperkenalkan

kekayaan budaya dan pariwisata bangsa kepada dunia dan menunjukkan citra positif

Indonesia sebagai negara yang aman dikunjungi.

(http://www.indonesia.travel/id/news/detail/1060/kontestan-miss-world-2013-lepas-

anak-penyu-di-pantai-ikan-nusa-dua-bali; 15/10/2013; 06.23). Di sisi lain, Liputan6

melansir penolakan dari FPI yang mengklaim bahwa Miss World melanggar 14 hukum

yang berlaku di Indonesia, antara lain norma agama, norma budaya, Pancasila, UUD

1945, KUHP pasal 281 tentang merusak kesopanan di muka umum, UU Pornografi,

Larangan Presiden RI tanggal 28 Mei 1996, Instruksi Menteri Pariwisata Pos dan

Telekomunikasi RI tanggal 30 Januari 1984 No. 1M.I/HK/208/MPPT/84, Surat Dirjen

Pariwisata tanggal 27 Juni 1981 No.142//D.1/VI/1981, SK Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI tanggal 26 Mei 1984 No.0237/U/1984, Instruksi Dirjen Pariwisata

tanggal 27 Juli 1984 No.02/INST/VII/1984, Surat Dirjen Pariwisata RI tanggal 14 Sept

1984 No.66/B.4/IX/84, SK Dirjen Kebudayaan RI tanggal 25 Juni 1986

3

No.0646/FI.IV/J.96, dan Surat Gubernur DKI Jakarta tgl 9 Ags 1980

No.3554/VIII/1980. (http://news.liputan6.com/read/679231/tolak-miss-world-habib-

rizieq-fpi-sebut-ada-;14-15/10/2013; 06.41). Penolakan juga dikemukakan oleh MUI

(Majelis Ulama Indonesia) meski penyelenggara memastikan menghilangkan sesi

busana bikini. MUI menyatakan kontes kecantikan itu tidak sesuai dengan Alquran dan

Hadis. Selain itu juga dinilai tidak sesuai dengan budaya bangsa, menonjolkan

kemewahan, dan sebagainya. Sikap MUI itu didukung oleh Menteri Agama

Suryadharma Alie. Menteri yang juga Ketua Umum PPP itu menyarankan agar Miss

World tidak digelar di Indonesia. Meskipun ajang tersebut dinilai mendatangkan

keuntungan bagi bangsa. (http://news.liputan6.com/read/682715/pro-kontra-miss-

world-di-indonesia; 15/10/2013; 07.12)

Televisi adalah salah satu jenis media massa. Istilah media massa mengacu kepada

sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap dipergunakan

hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, internet, dan lain-lain.

(Wiryanto, 2000. p. 11-12)

Televisi menurut Elvinaro dan Erdinaya (2004, p. 127) memiliki karakteristik

audiovisual, berpikir dalam gambar, dan pengoperasian lebih kompleks. Frank Jefkins

(1992, p.92-93) juga memaparkan bahwa televisi selain menghasilkan suara juga

menghasilkan gerakan, visi, dan warna. Televisi berfungsi sebagai media hiburan,

namun di beberapa negara berkembang televisi merupakan simbol status sosial

seseorang. Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal apabila dibandingkan

dengan program media massa lainnya, dan karena mengandalkan tayangan secara

visual, maka segala sesuatu yang nampak harus dibuat semenarik mungkin.

Peneliti memilih mahasiswi Universitas Kristen Petra sebagai subjek penelitian ini

dikarenakan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra mendapatkan

penghargaan Best Communication School 2013 dari majalah Mix serta tayangan dan

fenomena sosial mengenai final Miss World 2013 menarik untuk dicermati mahasiswi

Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya.

4

Berangkat dari pro dan kontra masyarakat terhadap penyelenggaraan Miss World

2013 di Indonesia, maka peneliti ingin melihat bagaimana sikap mahasiswi Universitas

Kristen Petra Surabaya mengenai tayangan malam final Miss World 2013 di Bali,

Indonesia, pada tanggal 28 September 2013 pukul 19.30-22.00 WIB.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah sikap mahasiswi Universitas Kristen Petra Surabaya mengenai

tayangan malam final Miss World 2013?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sikap mahasiswi Universitas Kristen

Petra Surabaya mengenai tayangan malam final Miss World 2013 di Bali, Indonesia,

pada tanggal 28 September 2013 pukul 19.30-22.00 WIB.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian yang menggunakan teori S – O – R digunakan untuk mengetahui

penerapan pendekatan pada suatu fenomena tertentu serta dalam penelitian ini

peneliti berusaha untuk mengidentifikasi sikap khalayak khususnya mahasiswa

Universitas Kristen Petra dalam menonton suatu tayangan televisi.

b. Manfaat Praktis

Peneliti mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi penelitian

selanjutnya yang meneliti mengenai sikap khalayak khususnya mahasiswi dalam

menonton suatu tayangan televisi dan supaya hasil dari penelitian ini dapat menjadi

sebuah bahan untuk perkembangan sudut pandang dan cara menghadapi sebuah

difusi kebudayaan lain pada kebudayaan Indonesia.

1.5. Batasan Penelitian

5

Penelitian hanya terbatas pada sikap penonton mnegenai tayangan malam final Miss

World 2013 yang ditayangkan secara live pada tanggal 28 September 2013 pukul

19.30-22.00 WIB.

Responden yang digunakan adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2012

Universitas Kristen Petra Surabaya yang menonton tayangan final Miss World 2013.

Pemilihan Mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2012 Universitas Kristen Petra

Surabaya sebagai subjek dikarenakan pada saat kontes Miss World 2013 berlangsung,

banyak tanggapan yang beragam dari para mahasiswi tersebut. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya

tertarik dan dapat mengkritisi acara tersebut.

Bab 2

Tinjauan Pustaka

6

2.1. Landasan Teori

Teori Stimulus-Organism-Response menimbulkan ditimbulkan reaksi khusus

terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur

dalam model ini adalah:

a. Pesan (stimulus, S)

b. Komunikan (organism, O)

c. Efek (response, R)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek

“how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate dalam hal ini how to

change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan

sikap, tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-

benar melebihi semula. Dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel yang

penting yaitu, perhatian, pengertian, dan penerimaan (Effendy, 2003, p.254-255).

Gambar 2.1 Teori S-O-R (Effendy, 2003. p. 255)

7

Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses

yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator

kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan

berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan

mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan ke proses berikutnya.

Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk

sikap (Effendy, 2003, p.255-256). Asumsi dasar dari teori S-O-R ini adalah anggapan

bahwa efek suatu komunikasi tertentu yang berupa perubahan sikap dan tergantung

pada sejauh mana komunikasi itu diperhatikan, dimengerti, dan diterima (Azwar, 1995,

p.63). Asumsi dasar dari teori ini adalah anggapan bahwa efek suatu komunikasi

tertentu yang berupa perubahan sikap dan tergantung pada sejauh mana komunikasi itu

diperhatikan, dimengerti, dan diterima (Azwar, 1995, p. 63)

Stimulus dalam penelitian ini adalah tayangan malam final Miss World 2013

pada tanggal 26 September 2013 pukul 19.00-22.00. Organism di sini adalah para

mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 Universitas Kristen Petra

Surabaya. Organism akan melakukan tiga kegiatan yaitu, pengertian, pemahaman, dan

penerimaan, kemudian akan menghasilkan response.

2.2. Komunikasi Massa

Charles R. Wright dalam Moerdijati (2012, p. 170) mendefinsikan tiga ciri dalam

komunikasi massa yaitu (a) diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen,

dan anonim; (b) pesan-pesan yang disebarkan secara umum, dijadwalkan untuk bisa

mencapai audiens sebanyak mungkin dan secara serempak dan sifatnya sementara; (c)

komunikatornya beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks dan

membutuhkan biaya besar. Stephen W. Littlejohn (2009, p. 285) mendefinisikan

komunikasi massa sebagai sebuah proses organisasi media memproduksi dan

mentransmisikan pesan-pesan kepada masyarakat luas, dan proses dimana pesan-pesan

tersebut dicari, digunakan, dipahami, dan dipengaruhi oleh audiens.

2.3. Televisi

8

Televisi merupakan media komunikasi dimana dengan alat tersebut kita mampu

melihat serta mendengar berbagai pesan yang disampaikan dari berbagai tempat. Efek

yang ditimbulkan oleh televisi sangat besar kepada khalayak umum untuk ditiru

maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Televisi memiliki banyak

fungsi antara lain: sebagai media komunikasi, sebagai sarana pendidikan, sebagai

sarana hiburan dan informasi, serta sebagai sarana tayangan komersial. (Surbakti,

2008, p.77)

2.4. Format Acara

2.4.1. Pengertian format Acara Variety Show

Program Variety Show merupakan program acara televisi yang memadukan

antara berbagai macam jenis hiburan, panggung televisi seperti lawak, lagu, dan

drama. Variety Show adalah format acara televisi yang mengkombinasikan

berbagai format lainnya, seperti talkshow, magazine show, quiz, game show,

music concert, drama, dan sitkom (komedi situasi). Variasi acara tersebut

dipadukan dalam sebuah pertunjukan dalam bentuk siaran langsung maupun

siaran rekaman. (Naratama, 2004. p. 109)

Dilihat dari karakter program tersebut, maka tayangan malam final Miss World

2013 yang ditayangkan pada tanggal 26 September 2013 pukul 19.00-22.00 WIB ini

merupakan salah satu bentuk variety show.

2.5. Sikap

Sikap merupakan perilaku individu dalam melakukan suatu hal. Sikap yang kita

tunjukkan kepada orang lain berpengaruh terhadap pandangan seseorang terhadap kita.

Kesadaran individu untuk menentukan tingkah laku nyata dan perilaku yang mungkin

terjadi itulah yang dimaksud dengan sikap. (Sunaryo, 2004, p. 196). Sedangkan

LaPiere dalam Azwar (1995, p. 5) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku,

tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi

sosial. Sikap sebagai komponen dari sistem yang terdiri atas tiga bagian atau disebut

9

juga skema triadik yaitu; keyakinan mencerminkan komponen kognitif, sikap

merupakan komponen afektif, dan tindakan mencerminkan komponen perilaku

(Atkinson, R, L., Atkinson, R, C., & Hilgard, E, R., 1983, p. 371).

2.5.1. Komponen Kognitif

Komponen kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang

mengenai objek sikap tertentu―fakta, pengetahuan dan keyakinan tentang

objek. (Sears, D, O,. Freedman, J, L., & Peplau, L, A, 1985. p. 138)

2.5.2. Komponen Afektif

Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang

terhadap objek, terutama peniaian. (Sears, D, O,. Freedman, J, L., & Peplau, L,

A, 1985. p. 138)

2.5.3. Komponen Konatif

Komponen konatif terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau

kecenderungan untuk bertindak terhadap objek. (Sears, D, O,. Freedman, J, L.,

& Peplau, L, A, 1985. p. 138).

2.6. Program Acara

2.6.1. Indikator dalam Program Acara

Menurut Morrisan (2008, p. 325) suatu program acara memiliki elemen

penting yang mencakup:

1. Durasi

Suatu program dikatakan berhasil apabila rating dari program ini

terus naik dan minati oleh audiencenya. Kunci sukses untuk

mempertahankan keeksistensiannya dalam program televisi yaitu dengan

adanya konsep maupun inovasi – inovasi cerita (edisi) dalam setiap

penayangannya. Dalam penelitian ini, durasi yang dimaksud adalah apakah

10

tayangan malam final Miss World 2013 menampilkan konsep dan penataan

yang menarik sehingga membuat audiens tidak jengah dan bosan untuk

menonton.

2. Kesukaan

Beberapa audiens memilih sebuah program acara yang menampilkan

pembawa acara yang mereka sukai. Namun, ada kalanya bahwa seseorang

akan menyukai sebuah program televisi meliihat dari sisi pesan yang

disampaikan oleh program tersebut. Pembawa acara talkshow haruslah

mampu berpikir cepat serta talk active sehingga mampu mengarahkan

audience untuk mengerti apa yang dibahas dan apa yang perlu audiens

pelajari. Di dalam penelitian ini peneliti perlu mengetahui bagaimana sikap

audiens terhadap pembawa acara di dalam tayangan malam final Miss World

2013.

3. Konsistensi

Suatu program acara pada dasarnya pasti memiliki tema acara yang

dibawa sejak awal. Konsistensi digunakan karena peneliti ingin mengetahui

apakah tayangan malam final Miss World 2013 memiliki konsep yang tetap

di mata audiens.

4. Energi

Sebuah program acara haruslah memiliki energi tersendiri sehingga

audiens yang menonton tidak mengalihkan perhatiannya. Energi ini dapat

didasari oleh kecepatan maupun ketepatan cerita, daya tarik pada audience,

serta gambar yang kuat seperti memancing rasa penasaran dan ingin tahu

audiens. Di dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apa saja yang

membuat audiens tetap mengikuti rangkaian acara d di dalam tayangan

malam final Miss World 2013 hingga selesai.

11

5. Timing

Dalam membuat sebuah program acara haruslah memperhatikan

serta mempertimbangkan waktu penayangannya. Di dalam penelitian ini,

peneliti ingin mengetahui sesuai atau tidaknya jam penayangan malam final

Miss World 2013.

6. Tren

Suatu program yang berjalan dengan tren yang ada pastinya akan

lebih menjamin keberhasilan sebuah program acara. Hal ini membuat

peneliti ingin mengetahui apakah audiens menyaksikan tayangan malam

final Miss World 2013 karena tren.

2.6.2 Pembawa Acara

Ayub Ahmad mendefinisikan seorang pembawa acara adalah seseorang

yang memimpin jalannya acara dan dituntut untuk memiliki kemampuan

berbicara didepan umum, dapat mengekspresikan apa yang dipikirkan dan

dirasakan kepada orang lain, memiliki banyak pengetahuan umum yang akan

memungkinkan dia untuk berbicara lebih luas, memiliki kemampuan bahasa

yang baik, mempunyai suara yang berkualitas, menguasai penggunaan alat-alat

pengeras suara, mengetahui bagaimana berbusana yang serasi dan sesuai acara,

mempunyai sikap fleksibel, luwes, dan mudah menyesuaikan diri dengan

situasi, mempunyai kepercayaan diri, kreatif, good looking dalam artian tidak

perlu terlalu cantik atau gagah, tapi bisa tampil menawan.

2.7. Audiens

Menurut Nurudin (2007, p.105) lima karakteristik audiens dalam komunikasi massa

antara lain:

12

1. Audiens merupakan sekumpulan individu yang cenderung berbagi pengalaman

dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Sekumpulan individu tersebut

dapat memilih produk media yang akan mereka gunakan berdasarkan seleksi

kesadaran.

2. Audiens cenderung besar. Besar yang dimaksud adalah mereka tersebar luas

dalam wilayah yang berbeda – beda. Namun, luas disini bersifat relatif dikarenakan

terdapat media tertentu yang memiliki ribuan hingga jutaan audiens sehingga tidak ada

ukuran pasti mengenai luasnya audiens tersebut.

3. Audiens cenderung anonim. Mereka tidak mengenal satu dengan yang lain. Tidak

mengenal disini tidak ditekankan pada kasus per kasus, tetapi meliputi semua audiens.

4. Audience cenderung heterogen karena mereka berasal dari berbagai lapisan serta

kategori sosial sehingga beberapa media pasti memiliki sasaran tersendiri.

5. Audiens secara fisik dipisahkan dari komunikator. Audiens juga dipisahkan oleh

ruang dan waktu.

Dalam konteks penelitian ini audiens merupakan mereka yang menonton tayangan

malam final Miss World 2013.

2.8. Nisbah Antarkonsep

Komunikasi merupakan transmisi informasi, gagasan, dan emosi dengan

menggunakan simbol kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Media massa

mampu menyampaikan informasi kepada masyarakat yang bersifat anonim dan

heterogen. Televisi merupakan media komunikasi dimana dengan alat tersebut kita

mampu melihat serta mendengar berbagai pesan yang disampaikan dari berbagai

tempat. Efek yang ditimbulkan oleh televisi sangat besar kepada khalayak umum untuk

ditiru maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Televisi memiliki

banyak fungsi antara lain: sebagai media komunikasi, sebagai sarana pendidikan,

sebagai sarana hiburan dan informasi, serta sebagai sarana tayangan komersial. Salah

13

satu program yang marak diperbincangkan belakangan ini adalah kontes Miss World

yang menuai banyak pro dan kontra dari berbagai kelompok masyarakat. Miss World

adalah sebuah kontes kecantikan berskala internasional yang diprakarsai oleh Eric

Morley, seorang pria berkebangsaan Inggris, pada tahun 1951. Kontes ini memiliki

slogan “Beauty With A Purpose” yang berarti para kontestannya yang memiliki

kecantikan ragawi dengan tes tambahan intelegensi dan tes kepribadian, memiliki

sebuah misi yang biasanya merupakan sebuah misi sosial.

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk melihat efek apa yang timbul

setelah para mahasiswi Ilmu Komunikasi 2012 menonton tayangan malam final Miss

World 2013 pada tanggal 26 September 2013 pukul 19.00-22.00 WIB. Peneliti akan

menggunakan metode penelitian survei dengan kuesioner sebagai alat pengumpulan

data.

14

2.9. Kerangka Penelitian

Berikut merupakan kerangka pemikiran yang dapat menjelaskan nisbah antarkonsep

yang digunakan oleh peneliti untuk menyusun penelitian ini.

Komunikasi Massa

S – O – R

Sikap

Tayangan Malam Final

Miss World 2013 pada

tanggal 26 September

2013 pukul 19.00-22.00

WIB

Audience atau Khalayak

Elemen Program

1. Durasi

2. Kesukaan

3. Konsistensi

4. Energy

5. Timing

6. Tren

Kognitif Afektif Konatif

Sikap khalayak terhadap tayangan malam

final Miss World 2013

Negatif Positif

15

Daftar Pustaka

Atkinson, R, L., Atkinson, R, C., & Hilgard, E, R. (1983). Pengantar Psikologi. Jakarta:

Erlangga.

Azwar, Syarifudin. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya Edisi 2. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar Offset.

Effendy, O. U. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti.

Elvinaro, Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu.

Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset.

Jefkins, Frank. 1992. Public Relations. Jakarta : Erlangga.

Kuswandi, W. (1996). Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Littlejohn, W. S. & Foss, K. A. (2009). Theories of Human Communication 9th

Edition.

Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Moerdijati, Sri. (2012). Buku Ajar Pengantar Ilmu Komunikasi. Surabaya: PT. Revka Petra

Media.

Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Naratama. (2004). Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sears, D, O., Freedman, J, L., & Peplau, L, A. (1985). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Severin, W. J. & Tankard, J. W., Jr. (2005). Teori komunikasi. Jakarta: Prenada Media.

16

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Surbakti, E.B. (2008). Awas Tayangan Televisi: Tayangan Misteri dan Kekerasan

Mengancam Anak Anda. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Wiryanto. (2000). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo

Ahmad, Ayub. Kiat Menjadi Seorang Pembawa Acara. PDF. Pelatihan Keprotokolan Bagi

Aparatur Kementerian Agama se Provinsi Aceh.

http://www.indonesia.travel/id/news/detail/1060/kontestan-miss-world-2013-lepas-anak-

penyu-di-pantai-ikan-nusa-dua-bali

(15/10/2013; 06.23)

http://news.liputan6.com/read/679231/tolak-miss-world-habib-rizieq-fpi-sebut-ada-14-

(15/10/2013; 06.41)

http://news.liputan6.com/read/682715/pro-kontra-miss-world-di-indonesia

(15/10/2013; 07.12)