Selektif Memilih Teman - WordPress.com

12
Edisi 4 | Th. XXII | 2017 Selektif Memilih Teman Daun Mengkudu Menghentikan Kekerasan Sekolah Sensasi Pit Dhuwur Sepasang Sepatu Usang ISSN 2302-349X Science Opini L APUT C ERPEN Komunitas Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY Taman Bunga Amarilis Eksotik

Transcript of Selektif Memilih Teman - WordPress.com

Edisi 4 | Th. XXII | 2017

Selektif Memilih Teman

Daun Mengkudu

Menghentikan Kekerasan Sekolah

Sensasi Pit Dhuwur

Sepasang Sepatu Usang

issn 2302-349X

Science

Opini

LAPUT

CERPEN

Komunitas

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY

Taman Bunga

Amarilis

Eksotik

Tim Peliput: Krise Lewi Talenta, Adhisti Eka Putri, Novia Intan, Sabila Royana, Syakira Divany W (SMAN 3 Yk), Mahyastuti Kusumawardhani (SMA Muh. 4 Yk), Sekar Dewi (SMAN 5 Yk), Dwi Ainun Ningsih (SMAN 6 Yk), Laksmi Nasyrah W (SMAN 5 Yk), Aura Nilam ( MAN 2 Yk), Hanifa Noor (MAN 2 Yk)

Fotografer : R. Brahmarsi Sambu Pradipta

Penindasan atau bullying adalah tindakan mengintimi-dasi dan memaksa seorang

individu atau kelompok yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu di luar kehendak mereka, yang dapat membahayakan fisik, mental, atau emosional.

Ada beberapa wujud penindas an/bullying yang umum terjadi di sekolah; pelecehan ver-bal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek dalam penyebutan nama. Kemudi-an kekerasan fisik, seperti memu-kul, menendang, dan menjambak.

sertaserangan psikologis, yang dimanifes-tasikan dengan teriakan, berbicara secara kasar, menggertak, melempar atau menyobek pekerjaan teman/siswa, mengancam, tidak mengacuhkan, mendiamkan, atau melecehkan pendapat atau pertanyaan teman/siswa.

Penindasan berdampak tak hanya kepada korban namun juga pelaku, terlebih pada men-

tal dan psikis mereka. selain merampas rasa percaya diri, tak jarang perlakuan ini akan membekas dan menimbulkan trauma bagi korban. Ketakutan emosional yang diderita dapat memberi tekanan mental dan mendorong kecenderungan buruk lain untuk timbul, seper-ti kecemasan, depresi, hingga keinginan untuk putus sekolah. sementara bagi pelaku bullying, hal ini akanmenjadi kebiasaan dan candu untuk menuruti ego mereka. sehingga memicu rasa superiority complex. Beberapa anak-anak yang terbiasa mela-kukan bullying di sekolah dapat menjadi orang dewasa yang kejam atau penjahat.

seseorang mengganggu karena berbagai alasan. Biasanya karena mencari perhatian, atau karena merasa penting dan memegang kendali. namun tak jarang, di balik tindakan berani mereka, para penindas pada dasarnya pengecut. Mereka bertindak jahat dan men-jatuhkan orang lain untuk menutupi ketidak-amanan mereka sendiri dan kurangnya rasa percaya diri (insecurity).

Penindasan sangat kerap terjadi, kita pun setidaknya pernah menjadi pihak ketiga yang

menyaksikan praktiknya di lapangan. namun sayangnya, masih banyak dari kita yang me-lemparkan sikap acuh tak acuh. Tentu mem-butuhkan dorongan empati yang tinggi dan keberanian yang besar untuk maju bergerak menolong teman kita yang di-bully, tak perlu takut dinilai sok pahlawan, karena bagaimana pun bentuk penindasan tak bisa dibiarkan. Dengan begitu kita bisa aktif mengurangi perilaku tak terpuji ini di sekolah. Tidak seo-rangpun pantas menjadi korban bullying. setiap orang memiliki hak untuk diperlakukan dan dihargai secara pantas dan wajar. (*)

Menghentikan Kekerasan di Sekolah

Jika berbicang tentang sekolah kejuruan, pan-dangan kita tertuju pada

dinamika pendidikan sekolah Me-nengah Kejuruan (sMK). semen-jak digaungkan, bahwa pendidikan sMK tak kalah prestisius dengan pendidikan umum (sMA), maka sejumlah sekolah kejuruan terus berbenah untuk menyiapkan kurikulum se-hingga lulusannya mampu terserap dunia kerja. Harapannya lulusan sMK tak sempat menganggur atau bingung mencari kerja sesaat setelah lulus sekolah.

Tahun 2016, bidang kelautan butuh tenaga lulusan sMK 3.364.297 orang, yang tersedia 52.219 orang. Bidang pari-wisata butuh 707.600 orang, lulusan sMK pariwisata 82.171 orang. Adapun bidang bisnis dan manajemen hanya butuh 119.255 orang, dengan lulusan 348.954 orang. (Kompas, 15/11/2017). Dari data tersebut, begitu tingginya permintaan dunia kerja pada lulusan sMK.

Lalu, bagaimana menyikapi? sementara masih banyak ang katan kerja dari usia remaja yang masih menganggur setelah lulus sekolah. Mau melanjutkan kuliah “terbentur” biaya, sedangkan mengikuti kursus (singkat) juga bingung memilih bidang yang ingin digeluti.

Ada beragam cara, agar kita sebagai pelajar dan remaja ikut terlibat menentukan masa depan yang akan dijalani. Juga mampu meyakinkan pihak lain terutama orangtua agar yang dipilih mendapat dukungan. Pertama, sedari dini mengenal potensi diri, khususnya minat pada bidang tertentu. Maka

saat memilih jurusan, termasuk jurusan di sMK tak lagi hanya asal ikut teman atau arahan pihak luar. Karena yang akan menjalani dan berproses, ya diri kita sendiri.

Kedua, perbanyak referensi atau wawasan seputar bi-dang yang sedang dan akan digeluti. Mulai dari proses yang harus dijalani hingga peluang kerja saat lulus nanti. Wawasan tersebut guna meyakinkan diri dan orang lain, agar mantab dalam menentukan pilihan dan setia menjalani setiap dina-mika pendidikan yang ada hingga akhir. sehingga tak mudah dipengaruhi dan terpengaruh tren atau ajakan pihak lain. Yang mungkin tak sesuai minat dan bakat yang dimiliki.

Dengan pertimbangan yang matang, dengan dukungan referensi yang cukup, seorang pelajar, tak lagi kebingungan saat memilih jurusan atau saat memilih sekolah sekalipun. Pun begitu, yang sedang menjalani pendidikan di sMK kian yakin sekaligus memantabkan pilihannya. Tentu dengan te-rus menjalani proses pendidikan yang sedang berjalan.

Berkonsentrasi menjalani bidang studi yang dipilih le-bih penting ketimbang sibuk melihat bidang yang orang lain geluti. niscaya setiap pilihan bidang studi, terutama di sMK, jika fokus dan tekun menjalani akan memiliki keberhasilan tersendiri dan bermanfaat bagi publik.

Selamat berkreasi dan teruslah kreatif…AG.Irawan

Sekolah Kejuruan Kian Dibutuhkan

No. 4 | Th. XXII | 20172

issn 2302-349X

Tabloid Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY

Terbit Perdana 28 Oktober 1995izin sTT no. 2345/ Ditjen. PPG/

sTT /1998 tanggal 1 April 1998

Penanggung jawabJuniari, s.Pd.

Pemimpin RedaksiAG irawan, sT

Sekretaris RedaksiElisa

Staf Redaksi:Raden Bagus suryo

sonia ElviraDhea Annisa

Chicilia Rosa Lindasri sudewi, s.Pd.

ismiasih, sT

Alamat RedaksiDinas Pendidikan, Pemuda,

dan Olahraga DiYJl. Cendana no. 9 Telp. 0274 513132

Yogyakarta

Redaksi Tabloid Remaja BIAS menerima kiriman fakta, opini, dan fiksi.

Panjang naskah maksimal 2,5 halaman A4 font Arial 11 pt, spasi 1,5

dilengkapi identitas dan foto pose santai.Bagi yang dimuat disediakan hororarium.

email: [email protected] Fan Page: Bias teens media

Sekolah seharusnya menjadi tempat teraman di mata orangtua dan masyarakat di mana anak-anak dapat men-empuh pendidikan mereka dengan tenang. Namun ironis-nya, sekolah pula menjadi tempat yang paling rawan ter-jadinya kasus penindasan.

Oleh

Adhisti Eka Putri

OPINI

Laporan Utama

No. 4 | Th. XXII | 2017 3

Masyarakat di sekitar kita memilki sifat yang berbeda-beda. Dari si-fat yang berbeda-beda itu saling

melengkapi. Melengkapi kekurangan sifat yang dimiliki manusia lain. sifat kekurang-an akan dilengkapi dengan sifat kelebihan. Pada umumnya, manusia itu tidak bisa hi-dup sendirian di muka bumi ini. Manusia membutuhkan manusia lain untuk hidup. Karena pada hakikatnya manusia ada-lah makhluk sosial. Artinya manusia yang membutuhkan orang lain.

siswa MAn 2 Yogyakarta, Arif Rah-madhan mengatakan hal terpenting dalam menjalin hubungan dengan orang lain ada-lah berbuat baik. Bentuk berbuat baik bisa berbentuk solidaritas, toleransi dan saling membantu. Manusia sarat membutuhkan bantuan orang lain, walaupun hanya mem-bantu sebesar atom.

Arif juga memaparka, solidaritas bisa dilakukan kepada siapa saja. Baik kepa-

da teman sebaya, yang lebih tua maupun yang lebih muda. Baginya, solidaritas bisa berbentuk apa pun. Terma-suk saling menghargai sifat orang yang berbeda-beda. solidaritas dalam bentuk keburukan, menurut Arif bukan termasuk disebut dengan solidaritas, karena akan menciptakan perbua-tan negatif. ia pun mencon-tohkan bentuk solidaritas di masyarakat adalah meno-long tetangga yang tengah ditimpa musibah.

“Jika kita tidak mampu membantu secara material, minimal kita membantu dengan cara memberikan solusi dan menghibur,” tegasnya.

Arif juga mencontohkan bentuk soli-daritas di sekolah bisa menjadi teman yang baik, menghargai teman dan saat pelajar-

an di kelas dan sedang presentasi diper-hatikan. Ketika di kelas ada yang memberi

sanggahan, saran disikapi dengan menghargainya. Di sekolah, ada solidaritas bentuknya positif, dan se-baliknya.

solidaritas saat di sekolah jangan disalaharti-kan. Walaupun secara umum arti solidaritas itu membantu sesama yang sedang mengalami kesu-sahan. Akan tetapi saat ujian ataupun ulangan ja-ngan menerapkan sifat so-

lidaritas. Karena ujian dan ulangan harus menjunjung tinggi nilai kejujuran. Menerapkan solidaritas saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) setiap hari. Dengan -mengajari atau berdiskusi ber ber sama -mata pelajaran yang belum di-

pahami. “Kita sudah melakukan solidaritas se-

sama masyarakat, dan solidaritas sesama teman sebaya di sekolah. Tapi kita lupa dengan solidaritas yang kecil. solidaritas yang ruang lingkupnya kecil. seperti so-lidaritas di ruang lingkup keluarga,” ceri-tanya. Arif menambahkan solidaritas juga diterapkan di keluarga. sebagai anak, ben-tuk solidaritas di rumah dapat membantu pekerjaan rumah, membantu ayah dan ibu, serta membantu saudara kandung.

“Mudah-mudahan dengan adanya si-fat solidaritas, hubungan persaudaraan, persahabatan, serta pertemanan makin dekat,” harap Arif. Karena solidaritas salah satu tujuannya yakni mempererat tali atau hubungan persaudaraan, persahabatan serta pertemanan dan dapat mengambil hal-hal positif dari sikap solidaritas.

(Hanifa Noor, Elisa) –ed:irawan

Selektif Memilih Teman

Solidaritas Eratkan Persaudaraan

solidaritas merupakan kesatuan antar anggota satu dengan lainnya yang memiliki suatu tujuan

bersama. solidaritas tidak hanya ada dikalangan tertentu saja, tetapi solidaritas begitu penting

untuk pelajar.

Menurut siswi MAn 2 Yogyakar-ta, Bernika salma, solidaritas adalah jiwa sosial yang dimiliki

oleh setiap orang. solidaritas di Jogja bisa juga disebut dengan “srawung”. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, manusia saling membutuhkan satu sama lain.

Ada banyak aksi solidaritas. salah satunya Bernika salma, yang melakukan aksi solidaritas dalam bentuk surporter-an tim futsal di MAn 2 Yogyakarta. Bernika mengajak teman-temannya menjadi tim suporter. Bernika salma mengaku ada kepuasan ketika melaku-kan solidaritas.

“Kepuasannya, memiliki banyak teman, kita bisa akrab satu sama lain, kita saling melindungi satu sama lain, dan ketika kita hidup di dunia itu yang terpenting adalah rasa sosial yang tinggi karna kita tidak bisa hidup sendiri

dan kita butuh bantuan orang lain. Maka dari itu kita harus saling membantu,” ujar Bernika salma.

Berbeda dengan pendapat Awang, solidaritas me-nurutnya adalah rasa kebersamaan yang tidak bisa dilihat secara langsung. namun, dapat dirasakan dalam peristiwa tertentu. Menurutnya, prinsip dasar solidaritas didasari

oleh rasa saling peduli, rasa solid antar kelompok/tim/organisasi demi menca-pai tujuan bersama.

Awang mencontohkan bentuk so-lidaritas kelompok para pemain timnas yang berlaga di piala AFF U-18 yang so-lid dalam bermain. “Mereka saling berjuang bersama, demi tujuan yang sama,” imbuhnya. saat ditanya, apa-kah mencontek saat ulang termasuk solidaritas? Awang menolak pendapat

tersebut. karena saat ulang-an ada peraturan. Ketika peraturan tersebut dilanggar, itu termasuk ke-salahan bukan termasuk solidaritas.

setiap pelajar me-miliki sikap yang berbe-da-beda terhadap aksi solidaritas. salah satu-nya Wahyu Ardi, aksi solidaritas yang pernah dilakukan adalah mem-bantu umat islam Ro-hingya. ia ikut mengge-lar penggalangan dana untuk mereka. Dari penggalangan dana ter-sebut, Wahyu Ardi ber-hasil mengumpulkan uang empat juta rupiah.

Aksi pengga-langan dana bagi Ardi dapat menumbuhkan rasa peduli dan menghilangkan rasa sombong.

“solidaritas itu diibaratkan seperti sapu lidi, jika dipatahkan satu lidi sangat mudah. Tapi, jika gabungan lidi menjadi satu sulit untuk dipatah-kan,” tutupnya.

(Aura Nilam, Elisa) –ed:irawan

“Kayak misalkan tawuran, itu mereka bakal bera-lasan, solidaritas antar temen, berarti kalau temen me-reka dikeluarin gara-gara tawuran, mereka juga mau dikeluarin, ngorbanin masa depan mereka gitu aja, de-ngan alasan yang sama, solidaritas, nggak mungkin kan?” tambahnya.

Bentuk solidaritas yang positif menurut Ankin misal-nya mengambil keorganisasian, seperti mengikuti Hisbul Wathan (HW), Pramuka dan Yayasan Muhammadiyah. Mengikuti organisasi dan kegiatan semacam ini mudah menemukan teman yang memiliki solidaritas yang baik, sekaligus melatih membentuk solidaritas kita.

“intinya, bentuk solidaritas tanpa ba-tas itu, temen kamu nggak bakal ninggalin kamu sendiri begitu saja saat kamu butuh bantuan. Ya, kalau kata anak zaman seka-rang bilang kacang lupa kulitnya,” tambahnya dengan canda khas.

Ankin memandang solidaritas dari segi religiusitas, sengaja Tuhan ciptakan untuk mendorong orang berbuat baik. semakin besar solida-ritas yang mereka miliki, semakin besar kepercayaan mereka kepada orang lain.

“Kalau remaja yang bener-bener tau apa itu arti so-

lidaritas, nggak bakal banyak tawuran, ke-kerasan antar pelajar, bullying, dan macam masalah remaja lainnya,” tutur Ankin.

Banyak permasalahan remaja yang timbul karena salah menempatkan istilah solidaritas. ia pun memberikan contoh, ketika menang lomba baris berbaris, selain faktor usaha dipengaruhi oleh faktor doa. Bisa doa temen-temen sekelasnya misal-nya. Jadi, mendoakan termasuk bagian dari solidaritas.

Ankin berpesan, teman yang me-miliki solidaritas baik tergantung dari selektif memilih teman. semakin baik teman yang dipilih, semakin baik pula solidaritas yang terbangun. “Teman yang baik, akan berdampak baik juga dalam

pergaulan,” tutupnya. (Mahyastuti, Elisa)

–ed:irawan

Arif Rahmadhan

Aulia Ankin Nadella

Aksi Solidaritas Pelajar

Bernika Salma

Wahyu Ardi

Awang

indonesia memiliki banyak keberagaman. Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani saat melakukan kunjungan kenegaraan ke indonesia kagum dengan keberagaman dan solidaritas masyarakat indonesia. Terkait dengan solidaritas, di kalangan remaja ternya-ta memiliki arti yang beragam. salah satunya pendapat siswi sMA Muhammadiyah 4 Yog-yakarta, Aulia Ankin nadella, keberagaman dan solidaritas itu saat melakukan sesuatu yang baik untuk mendukung teman. sayangnya, tidak semua teman mengartikan tindakan soli-daritas untuk hal positif.

“solidaritas bagi saya adalah sebuah bentuk kesetiakawanan. Tindakan yang mencerminkan rasa kesolidaritas sebenarnya sangat beragam, misalnya saja membantu teman saat menga-lami kesulitan seperti saat dia bi ngung menyelesaikan sebuah soal. Mencontek dan remidi ber-sama sering banget saya men-dengar bahwa itu merupakan so-lidaritas, namun bagi saya itu bukanlah bentuk solidaritas yang positif. Karena, masih banyak solidaritas yang baik dan lebih bermanfaat

yang dapat dilakukan. Kegiat an solidaritas yang pernah saya la-kukan selain membantu teman yaitu saya merasa senang ketika megikuti kegiatan bhakti sosial dari sekolah maupun luar seko-lah. Biasanya solidaritas itu mun-cul dari kesadaran dan empatik masing-masing setiap individu,” pangkas Riska Purti Kencana (18) salah satu siswi kelas Xii sMTi

Yogyakarta beberapa waktu yang lalu.solidaritas bermakna sebagai sebuah wu-

jud dari kesetiakaawanan, hal tersebut sepen-

dapat dengan Valentinus nugraha (17) salah satu siswa yang kerap di-sapa Valen dari sMA Kolase Debri-to. ia memaparkan bahwa kegiatan solidaritas dapat dilakukan di ling-kungan keluarga, sekolah maupun masyarakat dengan peranan masing-masing. ia mengaku beberapa kali mengikuti kegiatan sosial yang berkaitan erat dengan solidaritas. ikut serta dalam bergotong royong di sekolah, mengikuti kegiatan bhakti sosial dengan orga-nisasi luar sekolah selalu rutin ia lakukan. ia menggangap bahwa kegiatan mencontek saat ujian dan mengikuti remidi me-rupakan bentuk solidaritas yang kurang tepat karena tidak men-datangkan manfaat. Baginya cara merealisasikan bentuk sollidaritas di sekolah yang positif dapat dila-kukan dengan melakukan gotong royong, mengerjakan piket kelas, serta berbagi ilmu dengan teman di sekolah. “solidaritas itu sangat penting saat berinteraksi dengan

masyarakat luas. Karena, di situ-lah perasaan kesetiakawanan dan empatik kita diuji. Oleh karena itu solidaritas sebaiknya diajarkan sedari kecil, supaya ketika dewa-sa sudah terbiasa untuk hal itu,” tambahnya singkat.

“Menurut saya solidaritas itu merupakan suatu sikap satu perasaan dengan orang lain atau bentuk dari setia kawan. Bentuk

solidaritas yang sering saya jumpai adalah sa-ling bergotong-royong dan saling membantu. Mencontek, remidi, bahkan tawuran pelajar bagi saya hal itu bukanlah solidaritas. sebab, bisa dikatakan sebuah bentuk solidaritas jika di dalamnya mengandung arti dan manfaat.

Bentuk solidaritas yang positif misalnya ketika belajar kelompok nah kalau ada yang kurang paham maka kita beritahu dia supaya le-bih paham dan mengerti. selain itu bisa dengan cara membantu orang lain ketika kesusahan,” je-las Calista indira salah satu siswa sMK negeri 1 Yogyakarta bebe-rapa saat yang lalu.

(Dhea Annisa) –ed:irawan

Jika kita menemui remaja yang masih ber-seragam sekolah pasti yang akan terlintas adalah keluhuran akhlak dan budi pekerti-

nya. namun, kini citra pelajar kian memudar seiring perkembangan zaman sebab dengan maraknya tindakan kekerasan di lingkungan sekolah. Bah kan hampir setiap hari kita men-dengar, menyaksikan bahkan menemui kasus kekerasan di antara pelajar. Entah dari tayang-an televisi, surat kabar, bahkan sosial media. Kekerasan itulah yang disebut dengan bullying. Bullying itu sendiri merupakan suatu kekerasan yang dilakukan seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk menindas, hal itu dilaku-kan dalam bentuk kekerasan fisik ataupun psi-kis misalnya mengejek atau mengintimidasi.

“Bullying itu menurut saya sebuah per-lakuan penindasan yang dilakukan dengan cara sindiran bahkan kekerasan fisik. Perlakuan seperti itu sering saya dapati di tempat-umum bahkan di sekolah. Misalnya saja, saling mengejek atau menyidir hingga membuat sakit hati orang lain. saya pribadi sudah pernah mela-kukan tindakan itu tanpa saya sa-dari. Perlakuan bully di media so-sial yang sering saya temui seperti saling menyindir melalui status atau-pun menyebarkan informasi hoax.

sebenarnya bullying itu bisa dicegah de ngan berbagai cara misalkan saja saling menasehati atau memberi saran kepada teman yang sering menjadi pelaku bully. saya berharap tindakan bully tidak lagi terjadi di ranah sekolah, sehing-ga tidak ada korban untuk ke-sekian kalinya,” ungkap Afifah Putriyani (17) siswa sMA n 1 Yogyakarta beberapa waktu yang lalu.

Menurut guru Bimbingan Konseling (BK) sMK insan Mulia Yogyakarta, Titis, bullying merupa-kan suatu tindakan penindasan yang biasanya dilakukan dengan hinaan, sindiran bahkan terkadang hingga me-

lakukan kekerasan fisik. Jika sudah mela-kukan tindakan fisik atau main tangan

hal itulah yang harus segera ditin-daklanjuti.

Tindakan bullying masih sering terjadi di antara siswa bah kan guru. Misalnya saja, ketika seorang siswa menge-jek tentang fisik siswa lain hal

itu sudah disebut tindakan bully. Tindakan tersebut harus menda-

pat sanksi yang tegas dari guru BK bahkan kalau memang sudah me-

lampaui batas wajib bagi kepala sekolah untuk bertindak. Dalam perlakuan bully yang dirugi-

kan tentu si korbannya, karena bisa saja membuat mereka menjadi depresi

atau terluka secara fisik. Tindakan tersebut dapat

terjadi karena berbagai faktor yang melatarbelakangi, misal-nya saja anak itu terlalu ter-tutup, pendiam, atau bahkan anak-anak yang mempunyai ke-kurangan secara fisik bahkan in-

telektualnya. namun, perlakuan itu sebenarnya bisa dicegah

dengan berbagai cara seper-ti, memberikan pengertian kepada siswa, atau de-

ngan memasang leaflet-leaflet di pojok-pojok sekolah. “saya ber-harap kejadian bullying seperti itu bisa dihilangkan sebab bisa merugikan banyak pihak,” kata Titis.

siswi sMK negeri 9 Yogya-karta Dhea Amelia menggungkapkan bahwa bullying merupakan kasus yang harus mendapat tindak atau sanksi yang tegas. Baginya dari kekerasan tersebut selain korbannya yang dirugikan, namun juga pelaku-nya sebab ia mendapatkan hukuman atas apa

yang ia perbuat. ia mengaku bahwa dirinya pernah menjadi korban dan pelaku bullying. Kasus bullying di media sosial yang seringkali ia temui adalah saling menyindir melalui status. “Bullying merupakan suatu tindakan yang sebe-narnya tidak pantas dilakukan oleh orang yang terpelajar atau berpendidikan. Kejadian seper-ti itu di sekolah tentu sangat memprihatinkan dan harus segera ditanggulangi sebab banyak kejadian bullying yang memakan korban hingga merenggut nyawanya,” ungkapnya.

Pencegahan bullying di sekolah dapat di-lakukan dengan berbagai cara misalnya, segera

lapor ke guru BK jika terjadi kekerasan fisik ataupun hanya sekadar cacian.

Turut serta dalam kegiatan seko-lah yang ditujukan untuk me-nanggulangi terjadinya bullying. Perlakuan bullying di media sosial yang sering saya temui adalah ketika ada seorang yang menyebarkan aib orang lain me-

lalui akun pribadinya, atau mem-beri komentar untuk melecehkan

orang lain. “saya pribadi pernah menjadi korban bullying saat duduk di bangku SMP,” ungkap Safitriani salah

satu siswi dari sMA negeri 7 Yogyakarta be-berapa waktu yang lalu.

(Dhea Annisa) –ed:irawan

4 No. 4 | Th. XXII | 2017

Solidaritas itu Penting

Maraknya Bullying di SekolahLIpUtan khUsUs

Bersosialisasi dengan masyarakat luas bukanlah perkara yang mudah dan selalu menyenangkan. Perbedaan sikap, sifat dan kebiasaan merupakan salah satu faktor utama yang menjadikan seorang individu sulit menyesuaikan diri dan berperan se-bagai makhluk sosial. namun, apabila kita dapat menemukan rasa saling memahami dan menyingkirkan sifat egosentris hal tersebut akan sangat indah dan mudah dilalui. itulah mengapa setiap manusia perlu adanya sikap dan perasaan solidaritas. solidaritas jika dijalankan di lingkungan sosial tentu akan membuahkan hasil positif misalnya saja meningkatkan perasaan empati dan simpati, serta menumbuhkan rasa kasih sayang antarmanusia.

Riska Purti Kencana

Valentinus Nugraha

Calista Indira

Afifah Putriyani

Dhea Amelia

Safitriani

Pada era modern seperti masih banyak sifat-sifat buruk yang berkembang di masyarakat. sifat yang dapat merusak

moral masyarakat. Terutama moral para re-maja yang menjadi penerus estafet perjuangan bangsa ini. sifat-sifat buruk itu seperti kejahat-an, pembunuhan, bullying, dll. semua sifat bu-ruk itu harus diberantas Paling tidak kita jauhi agar tidak terpengaruh.

Berbicara tentang sifat-sifat buruk yang menjamur di masyarakat. salah satunya ialah sikap bullying. sikap bulying sudah tersebar ke semua masyarakat. Baik itu orang dewa-sa, anak remaja bahkan sampai anak balita. Awalnya mereka hanya ikut-ikutan ataupun mendengar dari seseorang untuk mengejek temannya. Lama kelamaan akhirnya mereka melakukan perbuatan itu. Karena menurut anggapan mereka, perbuatan tersebut itu me-nyenangkan.

sikap bullying ialah semacam sikap menja-tuhkan diri seseorang. Bisa juga sikap mengo-lok-olok satu orang ke orang yang lain. Mence-mooh dari yang tinggi derajatnya ke yang lebih rendah derajatnya. Ataupun menjatuhkan har-ga diri seseorang. Padahal sikap tersebut ada-lah sikap yang tidak seharusnya dilakukan.

Bullying tidak hanya terjadi di masyarakat. sekarang bullying sudah tersebar di sekolah. Para siswa membully teman-temanya yang me-reka anggap lemah. Mempermalukan teman-temannya sendiri. Padahal sesama teman ha-rus saling menjaga. Bukan saling menjatuhkan. salah satu contoh bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah ialah si A dibully habis-habisan sama teman satu kelasnya karena si A memiliki kelemahan dan kekurangan. Dan ak-hirnya si A dijauhi oleh teman kelasnya.

Membully itu sebenarnya banyak pihak yang dirugikan. Baik yang membully ataupun yang di-bully. Dilihat secara sekilas yang membully merasa senang karena bisa mengolok-olok temannya, bahkan ada yang sampai di ren-dahkan derajatnya. sedangkan yang dibully terlihat kasihan ka-rena ditindas.

sebenarnya semuanya itu salah. Menurut sahabat kita dari MAn 2 Yogyakarta. “Kalau me-nurut saya yang merasa dirugi-kan kedua belah pihak” tutur Zeta imas sa’diya dari kelas 12

iiK. Belum tentu yang membully itu lebih baik dari yang dibully. Dan yang dibully akan merasa tertekan dan menjadi beban pikirannya. Takutnya akan mengganggu keji-waannya, jika si anak yang dibully tidak kuat menghadapi ejekan dari teman-teman nya.

Agar tidak terjadi sikap bu-llying lagi di masyarakat. seha-rusnya semua lapisan masyarakat

dan anak sekolah. Baik orang dewasa, anak remaja, ba-pak/ibu guru bahkan anak balita. Harus saling menghormati serta menghargai antar sesama manu-sia. Tidak boleh saling membeda-bedakan. Antara yang lebih tinggi dengan yang lebih kecil, yang tua dengan yang muda, dan seterus-nya. Karena kita semua ini sama di hadapan Tuhan. Yang membeda-kan ialah derajat keimanannya.

“Di sekolah juga ada kasus bullying antar teman sebaya,” tu-tur Hafizh Ahmad Azhari (12 IIK). Contohnya si C yang dibullying

oleh teman-temannya karena kele-mahannya. Kelemahannya si C dija-dikan bahan ejekan teman-teman. Padahal belum tentu teman-teman yang membully itu lebih baik dari-pada yang dibully.

Jika kita melihat kejadian se-perti itu. sebaiknya kita memberi semangat kepada teman kita yang dibully. Bukan sebaliknya, kita juga masuk ke lubang yang sama dengan yang lain. Karena orang yang dibu-lly pasti akan terganggu psikologis nya. seperti sering sakit-sakitan, selalu menyendiri dan kalau sudah tidak tahan dibully anak tersebut

bisa berpikiran untuk pindah sekolah. Agar kita tidak masuk ke lubang yang

sama. sebaiknya kita harus pandai-pandai mencari teman bergaul. Karena sikap seorang teman lama kelamaan akan mempengaruhi si-kap kita juga.

Jika, terjadi lagi sikap bully di masyarakat sebaiknya yang melihat harus cepat-cepat me-lerainya. Karena kalau tidak cepat dipisahkan atau dilerai nanti akan berkelanjutan hingga terus-menerus. Dan pasti akan menimbulkan konflik. Baik konflik batin ataupun fisik. Konflik batin ialah terjadi sikap sakit hati dan berujung tidak mau saling tegur sapa.

(Hanifa Noor) –ed:irawan

Stop Bullying di Kalangan Remaja

Zeta Imas Sa’diya

Hafizh Ahmad Azhari

5

CoVEr

Masih Ada Waktu Mengejar PrestasiYuan Mahdalena Olsen

Yuan Mahdalena Olsen, dara ber-darah Jerman menjadi salah satu dari delapan pasukan inti pengibar

Bendera. siswi sMAn 1 Turi saat upacara Peringatan Hari Proklamasi Kemerdeka-an Republik indonesia. ia dipercaya untuk membawa baki dalam pengibaran bendera 17 Agustus 2017 tingkat Kecamatan sle-man. Meskipun masih tingkat kecamatan, bagi Yuan ini bentuk apresiasi yang luar bia-sa. Yuan merasa bangga dengan kesempat-an ini.

Bagaimana tidak membahagiakan. Yuan ingin menjadi bagian pengibar bendera sudah sejak duduk bangku sMP. Yuan sudah mengawalinya sejak sMP dengan mengikuti lomba tonti. siswi yang mengidolakan Jastin Bieber ini mengikuti lomba tonti dari ting-kat kecamatan hingga tingkat kabupaten. sampai akhirnya akhirnya Yuan mengikuti lomba paskibraka tingkat kabupaten. sam-

pai kini masuk ke jenjang sMA, ia pun tidak berhenti mengejar mimpinya dan dipercaya menjadi pasukan delapan, inti pengibar bendera pusaka.

Meskipun masih tingkat kecamatan, Yuan bersemangat dan bangga. Ada rasa yang berbeda menjalar di hatinya. saat ditemui setelah pemotretan cover, Yuan berencana akan mengikuti seleksi paskib ke tinggkat kabupaten, syu-kur bisa masuk ke ting-kat nasional. sejak saat ini, ia sudah mempersi-apkan secara fisik untuk tahun kedepannya.

Hal yang berkesan yang dialami Yuan saat mengikuti paskibraka ada-lah prosesnya. Prosesnya panjang, melelahkan dan penuh

perjuangan. Dari situlah Yuan menyadari perjuangan para pahlawan yang gugur di medan tempur pada masa itu lebih berat dari sekadar latihan baris berbaris.

Gadis kelahiran sleman, 16 Agustus 1999 sejak sMP terbiasa hidup mandiri. Di-balik ketekunan mengejar sebagai pengibar Bendera, diwaktu luang ia mengisi waktu libur dengan kegiatan positif, salah satunya menjadi pemandu outbond di dekat rumah-nya.

siswi yang suka dengan warna abu-abu ini juga memiliki prestasi di bidang olahra-ga voli. Prestasinya di olahraga voli karena suka dengan olahraga tersebut. sehingga nyaman saat menjalani.

Rencana paling dekat bagi Yuan adalah mempersiapkan fisik untuk mengikuti selek-si peleton inti (tonti) tahun depan. Baginya, tidak ada kata putus asa dan selagi dirinya saat ini masih di kelas X, masih ada banyak waktu mengejar prestasi. ia berpegang pada motto hidupnya, bahwa kesukses an hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa. Karena se-

sungguhnya nasib sese-orang manusia

tidak akan berubah

dengan sendirinya tanpa usaha. “Cita-citannya tidak jauh ingin seperti

ayahnya yang di Jerman, sebagai polisi. saya ingin menjadi Polwan,”ungkapnya.

(Elisa) –ed:irawanFoto Brahmarsi Sambu Pradipta

Lokasi Kaliurang

No. 4 | Th. XXII | 2017

Sejumlah prestasi yang pernah diraih Yuan:

*. Mengikuti lomba Tonti tingkat kecamatan 2015

* Ikut lomba tonti tingkat kabupaten Sleman 2015

* Mengikuti lomba tonti tingkat kecamatan Pakem 2017

* Ikut lomba tontoi tingkat kabuapten Sle-man 2017

* Pembawa bendera/baki tingkat kecamatan 2017

* Mengikuti club bola voli Yuso Gunadharma

“Bullying, sering banget denger kata itu. Kalau katanya sih ya ‘Stop Bullying’ tapi fak-tanya, ‘Let’s Bullying’ . Bullying, setau aku itu tindak kekerasan terhadap seseorang, nggak cuman melukai fisik, tapi hati juga kena, pera-saanlah tepatnya. Tindakan yang nggak cuman merugikan satu pihak aja, bisa ribuan pihak, dan pastinya itu tindakan nggak baik,” kata Yosal Adi Purwa, siswa sMA Banguntapan 1.

Dia juga menambahkan pendapatnya tentang bullying menurutnya bullying adalah tindakan yang sudah banyak disorot oleh media, tetapi sayangnya hanya sedikit yang menghapus permasalahan ter-sebut. Bahkan ada beberapa pihak yang mersa bangga, ka-rena dia telah melakukan tindakan yang me-malukan tersebut.

Bullyingnya anak zaman sekarang itu anti mainstream. Mereka nggak perlu berhadapan langsung sama orangnya, nggak perlu lihat gimana fisik orang tersebut, mereka bisa aja melukai hati orang lewat media social yang mereka punya. “Kadang aku suka sedih sendiri lihatnya, banyak anak-anak yang tanpa mereka sadari mereka nulis status yang bikin orang sa-kit hati, dan itu nggak cuman satu dua kali, tapi bisa belasan bahkan ribuan kali,” kata remaja yang sedang duduk di kelas Xii MiPA ini.

Yosal Adhi Purwa menambahkan Faktor yang mempengaruhi bullying pun beragam, ada

senioritas, rasa tidak suka, bahkan yang paling banyak saat ini adalah ketika seseorang men-gatakan kebenaran. Zaman sekarang itu, kita ngomong bener malah dibully, nggak taulah apa alasannya, mungkin karena rahasia mere-ka kebongkar. Tapi ya nggak terus dibully gitu juga, yang paling parah kalau yang ngebully satu geng. Udah disitu kelar hidup kita, kayak nggak

ada harapan, kalau mau di-laporin, nanti tambah dibully ,kalau nggak dilaporin, ya kita yang bakal jadi korban.

“Bullying nggak cu-man merugikan satu pihak aja, tapi juga banyak pihak, ya yang kayak aku bilang di awal tadi. sebenarnya nggak cuman pihak yang dibully aja yang dapet dampaknya, tapi

yang ngebully juga kena dampaknya. Bahkan ada beberapa anak yang sedikit atau bahkan sangat trauma,” jelasnya dengan nada yang te-gas.

Buat yang suka ngebully, aku nggak tau mereka sadar apa nggak kalau mereka suka ngebully̧ tapi tolong banget kasih temen-temen yang lain kesempatan buat mengembangkan diri mereka. Jangan pernah berhentiin mimpi orang gitu aja. itu ibarat kita baru asik-asiknya naik sepeda trus kalian bocorin gitu bannya, sama kayak yang kalian bully, mereka baru seneng-senengnya nata mimpi mereka, sama kalian malah kalian acurin gitu aja,” pesannya.

(Mayastuti) –ed:irawan

Bullying Bikin Trauma

suasana di Gedung Pamungkas Kridosono nampak berbeda dengan hari-hari biasa-nya. selasa – Rabu (10-11 Oktober 2017)

terlihat puluhan stand yang berdiri dan memuat hasil karya siswa siswi sMK seluruh DiY. Hasil produk mereka antara lain, olahan aneka ma-kanan, minuman, serta berbagai produk yanng berguna untuk kehidupan sehari-hari. Klinik sains merupakan suatu kegiatan tahunan rutin yang diadakan oleh Disdikpora guna mening-katkan kreativitas remaja dan memamerkan hasil karya mereka kepada publik. Klinik sains tahun ini terdiri dari 50 stand yang terpilih dari 100 proposal karya siswa yang mendaftarkan diri.

Beberapa sMK di wilayah DiY dari nege-ri ataupun swasta turut berpartisipasi dalam ajang tahunan siswa ini. salah satunya adalah sMK Kesehatan insan Mulia Yogyakarta, sekolah ber-latarbelakang kesehatan ini sengaja memilih pro-duk infused water dan pemanfaatan kulit salak sebagai bahan pembuatan tas. Hal tersebut di-tujukan untuk memanfaatkan limbah yang no-tabanenya sudah tidak berguna lagi, kemudian diolah menjadi barang yang bernilai tinggi dan bermanfaat.

Infused water merupakan salah satu pro-

duk minuman yang turut hadir memeriahkan pameran tersebut. Minuman berbahan dasar tanaman-tanaman herbal itu dapat menimbul-kan beberapa dampak positf bagi kesehatan konsumen. “Kami sengaja memilih produk ini karena ingin mengenalkan kepada masyarakat akan manfaat tanaman herbal yang seringkali diabaikan dengan suatu kemasan produk yang lebih modern,” ungkap Virama siswi sMK Ke-sehatan insan Mulia beberapa waktu yang lalu ketika ditemui diacara Pameran Klinik sains.

“Produk yang kami kenalkan kali ini me-rupakan pemanfaatan kulit salak sebagai bahan pembuatan tas ataupun dompet. Tujuan kami membuat produk ini karena merasa prihatin

dengan limbah kulit sa-lak yang melimpah se-hingga muncul ide untuk memanfaatkan limbah tersebut. saya merasa bangga dan senang bisa mengikuti acara ini dan berhasil meraih juara ke-2. saya berharap pa-meran Klinik sains ini bisa menjadikan siswa-siswi menjadi lebih kre-

atif dan inovatif lagi, serta acara kedepannya lebih menarik dan berinovatif,” papar Mia (16) salah satu siswi sMK Kesehatan insan Mulia, Yogyakarta ketika ditemui saat diacara Pamer-an Klinik sains.

(Dhea Annisa) –ed:irawan

Klinik Sains Yogyakarta 2017Memantik Kreativitas Remaja

6

Pelajar sMA 1 sewon Bantul langganan memperoleh penghargaan Recurve (Panahan). Okka Bagus Bekti salah satu

pelajar berprestasi dalam cabang olahraga panahan. Okka, sapaannya memulai panahan dimulai sejak masih duduk di bangku sD kelas 4. sejak kecil, Okka mengaku sudah tertarik dan menyukai olahraga panahan.

“Pertamakali ikut di UnY, dan langsung memperoleh juara 1,” cerita Okka saat dita-nya pertamakali memantapkan diri ingin fo-kus di cabang olahraga panasan.

Alasan Okka me-miliki cabang olahraga panahan karena mem-buat dirinya lebih per-caya diri. Dari hasil ke-juaraan yang diperoleh pun dapat dimanfaat-kan untuk membeli alat recurve secara mandiri. Pertamakali meng ikuti olahraga panahan, Okka masih mengguna-kan panahan dari kayu, yang disediakan oleh panitia. Okka menekuni setiap proses latihan panahan, hingga tiba pada satu tahap, ia mulai memenangkan kejuraan.

Prestasi Okka perlahan terus menanjak,

hingga mewakili tingkat Bantul, provinsi hing-ga tingkat nasional. Terakhir, tahun 2017 bulan Oktober mewakili indonesia hingga ting kat internasional. Dari hasil kejuaraan yang dipe-roleh, sengaja Okka manfaatkan uang pembi-naan untuk membeli rikef secara mandiri yang

harganya mencapai 50 juta sampai 60 juta.

“Karena sudah mem-beli alatnya itu, harus saya tekuni,” imbuh Okka saat ditemui di tempat latihan, di kawasan Kota Baru. Bagi Okka, perjuangan yang paling berat dari cabang olahraga ini pada harga

rikef yang mahal. Meskipun demikian, Okka menekankan kepada siapa pun yang tertarik di cabang olahraga panahan untuk tidak ber-henti. Karena Okka mengawali olahraga ini berawal dari dipinjami setiap kali latihan.

Tidak banyak orang yang tahu olahraga

panahan ini menarik. Kelihatannya alat yang digunakan itu ringan dan mudah. Ternyata alat ini berat. Menurut pelajar kelas 3 Jurusasn iPs olahraga panahan melatih daya konsentrasi. selain melatih daya konsentrasi juga melatih peredaran darah tubuh, menjaga fleksibilitas otot, jari, lengan dan pundak.

Pelajar kelahiran Bantul, 19 Oktober 1999 diakhir dialog berpesan, jika menyukai olahraga, tekuni. namun jangan lupa presta-si akademik jika bisa jangan ditinggalkan dan agar tetap seimbang.

(Elisa) –ed:irawan

Prestasi Okka Bagus Bekti♦ Popnas 2015: juara 3 beregu atabdar bow

kejurnas ♦ Popda 2016: Juara 2 aduan perorangan re-

curve ♦ Popda 2016: juara 1 beregu recurve ♦ Popda 2016: juara 1 aduan perorangan

stabdar bow,

♦ Popda 2016 juara 1 regu srandar bow♦ Kejurnas PPLP: Juara 1 totol regu recurve ♦ Kejurnas: Juara 1 aduan regu recurve♦ Kejurnas: Juara 1 aduan mixtem♦ Kejurnas: Juara 2 total jarak recurve ♦ Kejrnas: Juara 3 aduan perorangan recur-

ve♦ POn: Juara 1 total jarak standr bow ♦ PORDA 2017: Juara 1 totoll jarak standar

bow♦ PORDA 2017: juara 1 aduan regu standr

bow♦ PORDA 2017: juara 2 aduan mixtem♦ PORDA 2017: juara 3 perorangan standar

bow ♦ POPnAs 2017: juara 1 aduan perorangan

recurve ♦ POPnAs 2017: Juara 3 regu aduan recur-

ve♦ POPDA 2017: juara aduan perorangan re-

curve ♦ POPDA 2017: Juara 1 aduan regu recurve ♦ POPDA 2017: Juara 1 aduan perorangan

standar bow♦ POPDA 2017: Juara 1 aduan regu standar

bow

Okka Bagus BektiBorong Puluhan Kejuaraan Panahan

No. 4 | Th. XXII | 2017

Meskipun pada dasarnya semua anak memiliki kecerdasan masing-masing, adanya sistem ranking dan

pendidikan yang berfokus pada nilai aka-demis tentu tetap memberi dampak pada penggolongan siswa.

Hal tersebut memberikan pradigma bahwa siswa yang ideal adalah siswa de-ngan sederet nilai akademis yang cemerlang. Kendati demikian, Dwi Gunarto, kepala sMK Muhammadiyah 1 sleman menepis pendapat tersebut. Menurut beliau, kunci untuk mendidik siswa tidak melulu soal nilai

akademis, melainkan dipengaruhi pula oleh pembentukan karakter.

sesuai dengan visi sekolah, di mana sis-wa diharapkan memiliki ketaqwaan, akhlaq mulia, cerdas, terampil, mandiri, berkua-litas, profesional, dan berdaya saing, sMK Muhammadiyah 1 sleman menerapkan rumus “ismuba” sebagai dasar keseharian siswa. Ismuba adalah akronim dari islam, Muhammadiyah, dan Bahasa Arab. Artinya, siswa diharapkan mampu mendalami ilmu-ilmu keagamaan dengan baik, yang kemudi-an dapat tercermin melalui akhlaq yang mu-

lia dan berbagai prestasi. Praktik Ismuba dilakukan dengan cara

pemberian materi keagamaan sebanyak dua jam setiap hari bagi siswa tahun pertama. Materi keagamaan yang dimaksud menca-kup baca tartil Alquran, hafalan Alquran, dan ibadah praktis. selanjutnya, bagi siswa tahun kedua dan ketiga, akan diberikan pengulang-an materi dan penerapan, harapannya su-paya hal-hal baik yang diajarkan akan menja-di kebiasaan yang melekat pada diri siswa.

selain itu, pembelajaran keagamaan juga diberikan kepada staff pengajar dan pengurus sekolah dalam bentuk kajian ru-tin. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang dinamis dan terwujudnya karakter siswa yang dicita-citakan.

Di samping Ismuba, sMK Muhamma-diyah 1 sleman juga membekali siswa-siswa-nya dengan pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan minat siswa. seko-lah kejuruan ini memiliki tiga pilihan minat, yakni teknik kendaraan ringan, teknik sepe-da motor, dan multimedia.

saat ini, ketiganya telah memiliki bera-gam fasilitas untuk mendukung pembelajar-an, yakni berupa bermacam laboratorium dan bengkel yang disesuaikan dengan kebu-tuhan, pengadaan kelas dengan guru tamu,

serta praktik kunjungan industri dan ma-gang. Dengan adanya berbagai fasilitas ter-sebut, siswa yang telah lulus diharapkan me-miliki karakter yang baik (sebagai cerminan Ismuba) dan mampu menjadi orang sukses yang produktif nan kompeten di bidangnya.

(Sabila Royana) –ed:irawan

SMK Muhammadiyah 1 Sleman

Utamakan Pembentukan KarakterSEKOLAH

Farizna Permata sari itulah nama panjang-nya. Biasanya dia dipanggil nana atau bo-cil. Karena dia memiliki badan yang kecil

dan suaranya imut. Dia termasuk siswa yang berbadan kecil dan pendek diantara teman-teman nya satu kelas dan satu angkatannya. Dia sekarang duduk di kelas Xii ilmu-ilmu Ke-agamaan (iiK).

Walaupun berbadan kecil dan pendek. Anak yang kelahiran sleman 24 April 2000 ini tidak menutup dirinya untuk aktif organisasi. Karena menurutnya masa muda adalah masa yang sangat berharga. Dimasa inilah kita dapat mencari bakat serta menggali potensi yang kita miliki. Jadi, sebagai anak muda harus me-manfaatkan setiap waktunya dengan hal-hal yang bermanfaat.

nana termasuk salah satu siswa MAn 2 Yogyakarta yang aktif mengikuti banyak seka-li organisasi. Baik organisasi formal maupun

non formal. Diantaranya mengikuti organisasi Organisasi siswa intra sekolah (Osis), Corps Mubaligh (CM), Pusat informasi dan Konse-ling Remaja (PiK-R) dan Buku Tahunan siswa (BTs).

Walaupun nana mengikuti banyak organi-sasi. Dia tidak merasa jenuh malah sebaliknya dia merasa senang. Karena dia bisa memanfa-atkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan positif. Bukan waktunya hanya dibiarkan begitu saja. Dan terbuang secara sia-sia.

Mengikuti banyak organisasi itu tidak mu-dah. Karena dia harus pintar-pintar membagi waktunya antara berorganisasi dengan belajar. Biasanya dia prioritaskan atau mendahulukan mana yang lebih penting. Misalnya keesokan harinya ada ujian tengah semester (UTs) dan di organisas akan mengadakan acara tetapi dia hanya menjadi panitia bayangan. nana memi-

lih UTs nya dahulu, baru setelah UTs dià ikut organisasi.

Tidak hanya pintar membagi waktu anta-ra belajar dan berorganisasi. Di organisasi nana menda-pat job atau jabatan penting. semua Organisasi di sekolah yang dia ikuti, nana menda-pat job sebagai sekertaris. Baik itu di Osis, CM, PiK-R, maupun BTs. Karena me-nurut nana, teman-teman seperjuangan nya memper-cayai nana sebagai sekerta-ris. Dia telaten, tepat waktu serta disiplin dalam hal surat menyurat.

Jadi, nana juga harus pandai membagi waktu antara satu organisasi dengan organi-sasi lainnya. nana menyikapinya dengan jika organisasi A dan B mengadakan rapat di hari yang sama dan jam yang sama biasanya nana mengambil perkumpulan organisasi yang dia anggap penting . Dan organisasi yang tidak ada sekretaris nya. Kan biasanya satu organisasi ada 2 sekretaris.

Tidak hanya di sekolah nana mengikuti banyak organisasi. Di masyarakat atau di kam-pungnya nana juga mengikuti banyak organi-

sasi. Di antaranya iRMAs Karangtaruna dan Pers. Orangtua serta saudara-saudaranya mendukung kegiatan positif yang nana lakukan dan jalani. Jadi, dia sudah dapat restu.

Walaupun nana si-buk dengan banyak ke-giatan organisasi. nana bisa membagi waktunya dengan kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di seko-lah. Buktinya pada tahun

2016 Farizna Pertama sari dinobatkan sebagai siswa berprestasi di kelas 10 iiK. Dan pada ta-hun 2016 juga nana mendapat Juara 3 Lomba Lintas Alam se-DiY.

Jadi, jangan jadikan kesibukanmu sebagai penghalang prestasimu. Jadikan ia sebagai moti-vator mu untuk selalu bisa berbagi dengan adil.

(Hanifa Noor) –ed:irawan

Farizna Permata Sari Harus Pintar Membagi Waktu

Kenalan

Oleh Dhea Annisa

7

CERPEN

PUISI

No. 4 | Th. XXII | 2017

Berjalan Tanpa ArahOleh Tasykiah Nur Fatikhah,

sMK Muhammadiyah Pakem

Terkadang aku bingung dengan arahTerkadang aku bimbang untuk melangkah Sampai suatu ketika aku berharap Menemukan tujuan yang terindahOh... Tuhan bantu aku untuk mengapai tujuanku

Aku berjalan ke sana ke mariMemakai baju compang-campingYang entah mau pergi ke manaAku seperti gelandangan Aku seperti manusia tak punya harapan

Bantu aku Tuhan untuk menemukan Sebuah keajaiban dalan hidupkuAku meminta padamuAku berharap padamuAku percaya padamuBahwa kaulah satu-satunya yang bisa mengerti akuAku berharap kau bisa mendengarku dari dalam lubuk hatiku

Tiada yang PeduliOleh Hanifa Noor, MAn 2 Yogyakarta

Satu kata penuh maknaTersirat tuk memahaminyaTiada makhluk yang peduli dengan ituTiada makhluk yang paham dengan ituKecuali diri kita sendiri

Biarkanlah mereka mencemoohMencaci serta mencibir kitaHiraukan yang mencibir dirimu gilaAcuhkan mereka yang menyepelekannyaKamu harus yakin nan optimis

Buatlah impian-impianmu setinggi langitUkirlah dia di pelangiKejarlah tanpa mengenal lelahSerta Diiringi bermunajat kepada Sang KhalikAgar kasih sayang-Nya selalu tercurahDemi kesuksesan yang telah diukir di pelangi

Hujan TerangOleh Ainina Sundusi,

kelas X iPs B MA Ali Maksum

Keduannya menyenangkan Saat hujan, tak sedikit orang yang bungkamHening ruangan tanpa penerang Hanya terdengar rintikan hujan Sampai orang pun tuli akan suaranyaItu kehendak sang kuasaSedikit merugikan kelihatannyaTapi banyak keuntungannya Tanah yang kering karena terang Kini dapat terlihat jejaknya Karena terang lebih Membahagiakan Hingga kita dapat melihat duniaYang tak sekejam kenyataan Begitu kata para ahlinya Dan kita harus melalui keduanya Setelah hujan muncullah terang Si penyembuh luka atasKepalsuan

alam kian larut, sedang gerimis be-lum menunjukkan tanda reda. Di suatu tempat gelap, lembab, de-

ngan bau yang menyengat terdapat sepa-sang sepatu yang terletak di sudut tempat itu. Sepatu flat berbahan dari karet dengan warna merah yang telah memudar, sepatu itu memang sudah usang tapi mengandung penuh cerita. inilah kisahnya, sepasang sepa-tu mungil yang bernama Jasmine.

Di tempat gelap dan terpencil itu, ia hanya bisa menangis dan merintih. Tubuh munggilnya terasa membeku dan gemetar karena hawa dingin yang menyelimuti ma-lam itu. sebelumnya dia tak pernah berada di tempat seperti ini. Dirinya sangat merasa ketakutan, di manakah nona yang selalu me-rawat dan menyanyanginya. Dalam tempat gelap itu, Jasmine mendengar sebuah suara.

“siapa di sana..? kenapa kau terus saja menangis?” tanya suara itu. Akan tetapi Jasmine terlalu takut untuk menjawabnya. “Hey.. aku bertanya kepadamu, me-ngapa kau tak menjawabku?” tanya suara itu untuk kedua kalinya.

“Jasmine, namaku Jasmine,” jawab se-patu itu dengan nada bergetar dan isak ta-ngis berkepanjangan.

“Jasmine, siapa? sebenarnya siapakah dirimu?” suara itu semakin terengar jelas dan mendekati Jasmine.

“Diriku adalah sepasang sepatu flat yang telah usang dan mungkin saja pemilikku sudah bosan hingga membuangku ke mari, aku mohon jangan sakiti diriku,”

“sepasang sepatu? Memiliki nama? Te-nang saja kamu tak usah khawatir aku tak-kan menyakitimu. Maaf aku tak bisa melihat-mu, tempat ini terlalu gelap. namaku Lilin, sebenarnya aku bisa saja menerangimu da-lam gelapnya malam, tapi derasnya hujan ini

membuat api yang berkobar dalam tubuhya menjadi mati. Walaupun kau tak bisa meli-hatku tapi kamu masih bisa mendengar su-araku bukan?”

“Baiklah Lilin, aku sangat berterima ka-sih kepadamu. iya, aku masih bisa mende-ngar suaramu. Tapi bagaimana bisa kau be-rada dalam tempat ini? Apakah kau bernasib sama seperti aku? Apakah kamu sudah tidak diinginkan lagi oleh majikanmu?”

“Mungkin saja aku sudah tidak ber-guna lagi bagi mereka, sama seperti apa yang kamu katakan. Yang ter-penting saat ini bagi ku adalah aku sudah merasa lega dan senang bisa mempunyai teman seper-timu,”

“iya Lilin, aku juga mera-sakan hal yang sama. Ouh iya ngomong-ngomong tempat ini sangat tidak nyaman bagiku, bau, lembab, dingin dan ko-tor. Aku ingin sekali segera pergi dari tempat ini,”

“iya Jasmine, benar katamu. Tapi kita tidak mungkin meninggalkan tempat ini se-karang juga karena hujan di luar sana masih deras dan sangat gelap. Kita harus bersabar berada dalam tempat ini untuk menginap se-malam di sini,”

“Kamu benar juga,Lilin. Kalau begitu mari kita tidur saja, tubuh ku rasanya sangat dingin dan pegal semua ini,”

Ketika itu mereka tertidur dengan le-lap, walau dengan alas dan selimut seadanya. Hingga mentari pagi mulai bersinar dan su-ara ayam berkokok bernyayi yang mampu membangunkan tidur mereka.

Gluduk Gluduk brakkk!!!! suara yang ter-dengar begitu keras dan ternyata menimpa sepatu flat yang cantik itu.

“Aduh.... sakit, Lilin tolongin aku. Li-lin..Tolong..!!!” sementara Jasmine menjerit meminta pertolongan Lilin, Lilin pun masih tertidur dengan lelapnya.

“Jasmine.. ada apa dengan mu? Apa kau baik-baik saja? Di mana keberadaanmu? Aku tidak bisa melihatmu,”

“Aku di sini Lilin, tolongin aku. seper-tinya ada orang yang membuang barangnya sehingga menimpa tubuhku. sakit sekali Li-

lin,”“Baiklah Jasmine, aku men-

dengar sura mu dengan jelas. Tunggu aku, segera akan me-

nolongmu,” Llilin pun sege-ra bergegas untuk mencari

sumber suara itu. Dengan usaha dan kerja kerasnya, dia mampu menemukan Jasmine dan segera me-nolongnya.

“Kamu bertahan ya Jasmine, aku akan memikir-

kan cara untuk menyingkirkan benda ini dari tubuhmu. Karena aku tak memiliki tangan,”

“Baiklah Lilin, tapi jangan terlalu lama ya,” selang beberapa menit, akhirnya Lillin menemukan cara untuk mengangkat benda yang menimpa tubuh Jasmine.

“Jasmine, kamu masih mendengar sua-raku bukan? Aku akan segera berusaha un-tuk menyingkirkan benda itu.”

“iya Lilin,” jawab singkat dari Jasmine dengan rintihan menahan rasa sakitnya.

“Aku akan menghitung sampai hitungan ketiga, setelah benda ini terangkat kamu se-gera menghindar ya,” intruksi dari Lilin kepa-da Jasmine. Kemudian dirinya berisap untuk mengangkat sebuah kardus yang menimpa Jasmine dengan bantuan sebatang kayu.

“satu.. Dua.. Ti..Ga,” Karena kardus

itu terlalu berat maka Lilin terus mencoba berulang kali untuk mengangkatnya. Usaha yang ketiga akhirnya dia mampu menyela-matkan Jasmine.

“Huftt akhirnya aku bisa selamat juga. Terima kasih ya Lilin.aku tidak tahu bagai-mana nasibku jika tidak ada kamu,” ungkap sepatu itu dengan gembiranya.

“iya Jasmine. sekarang saatnya kita se-gera pergi dari tempat ini. Tubuh kita seka-rang sudah sangat kotor. sudah saatnya kita memanjakan diri dan membersihkan tubuh kita,”

“iya Lilin. Aku setuju dengan ide mu itu. Ya sudah ayo kita pergi, akau juga sudah ti-dak tahan dengan tempat ini,” mereka pun segera beranjak dan meninggalkan tempat itu.

‘Akhirnya kita dapat terbebas dari tem-pat itu Lin.. tapi mau ke mana kita? Bahkan kita tidak mempunyai tujuan ke mana pun itu,”

“iya Jasmine. Untuk tempat tinggal kita selanjutnya kita pikirkan nanti yang terpen-ting saat ini kita harus membersihkan tubuh kita terlebih dahulu. Dan kita harus berjalan dengan hati-hati supaya tidak ada orang yang melihat kita. Mereka akan merasa sangat aneh jika melihat sepasang sepatu dan lilin bisa berjalan dan berbincang-bincang,”

“Kamu benar juga Lin..” mereka pun segera melanjutkan perjalanan mereka, untuk mencari tempat tinggal atau majikan yang bisa menampung mereka dan merawat mereka.

setelah berjam-jam mereka berja-lan menyusuri lorong kota tua itu, akhir-nya mereka ditemukan oleh seorang nona muda yang merawatnya dengan penuh kasih sayang. Dan kini mereka pun hidup dengan bahagia.(*)

Kali ini, kita kenalan dengan siswi dari sMA Muhammadiyah 4 Yogyakar-ta. nama lengkapnya Enji Megapaswati Theoranda. Cewek yang saat ini duduk dikelas Xii iPA 1, punya segudang prestasi. Bahkan tahun ini,

dia mengikuti pertukaran pelajar ke Thailand. ia juga mewakili indonesia ke singapura dalam rangka lomba menyanyi tingkat internasional.

setiap lomba sudah pasti, juri memilih yang terbaik, dan terkadang yang kalah merasa tidak adil, apalagi kalau yang menang saudaranya sendiri, tapi itu pengecualian buat Enji. “Aku nggak ngerasa iri sama sekali sih kalau saudara-ku menang.” Enji juga punya tips-tips belajar, apalagi kalau lagi belajar sama kembarannya.

“Cara belajar kita kebetulan sama, kita paling suka menghafal. Bahkan kadang kita satu kamar buat belajar, ya biar ada yang nemenin,” kata Enji. Bahkan, Enji dan kembarannya ini juga ikut organisasi iPM, atau Osis kalau di sekolah dengan standar negeri. Mereka juga kadang pulang malam, tapi yang

namanya belajar, tetep no-mor satu. Jadi kembangkan-lah hobi mu, karena lewat hobi kita bisa berkarya dan pasti membanggakan nama orangtua dan sekolah tentu-nya,” ungkap dara bercita-cita jadi dokter ini.

Dalam memilih hobi, lanjut Enji, pilihlah hobi yang bermanfaat untuk ke de-pannya. Mungkin kita belum bisa merasakan hobi kita yang sekarang, tapi coba ka-lau kita udah dewasa, hobi itu bakal terasa manfaatnya.

“Dan aku yakin dari hobi yang positif itu dam-paknya juga pasti positif,” pungkasnya.

(Mahyastuti) –ed:irawan

Enji Megapaswati Theoranda Pilih Hobi yang Bermanfaat

KONGKOW

Rumah Baca

8

Hoaks(?)AG.irawan

sampai kapan hoaks akan terus hadir dan melingkupi kehidupan manusia? Begitulah pertanyaan yang selalu mun-

cul mengikuti kegelisahan setiap orang yang mengingnkan informasi yang mencerdaskan namun didapatinya berita bohong (hoaks). Kecewa, kesal, menggerutu, tak jarang muncul umpatan dan seterusnya menjadi makian tanpa sasaran jelas. “Yahhh hoaks lagi, sial, semprul!” begitulah umpatnya.

Akhir-akhir ini, seiring maju dan ber-kembangnya teknologi digital, pesan ke-bohongan atau akrab disebut “hoaks” kian menjelma menjadi santapan harian publik. Menurut pengajar etika komunikasi Haryat-moko (2017), masyarakat dikondisikan untuk mengabaikan verifikasi kebenaran. Kebohongan menyelinap masuk melalui ke-bingungan orang dalam membedakan anta-ra berita, opini, fakta dan analisis.

Mengapa kebohongan memikat? Ke-rena pembohong, menurut Arent, berbi-cara/ menalar dengan mengikuti logika dan harapan yang dibohongi (1979). Tesis Arent ini mirip logika hoaks yang mau memuaskan keyakinan audiensnya. saatnya kita terus berhati-hati dan tarus waspada terhadap informasi yang tersiar di era gadget.

Haryatmoko menyebut ada lima keba-ruan yang menandai era hoaks; (1) luasnya akses ke konten informasi berkat digitalisasi komunikasi, (2) masyarakat bisa membuat informasi sendiri melalui medsos berkat demokratisasi media dan jurnalisme warga, (3) masyarakat lebih rentan menerima in-fomasi yang keliru karena berkembang ko-munitas-komunitas sepaham, (4) teknologi telah merancukan kebenaran viral dianggap lebih penting daripada kualitas informasi dan etika, dan (5) kebenaran tidak perlu lagi difalsifikasi atau dibantah, tetapi kebenaran menjadi nomor dua. Kelima kebaruan itu memberi peluang pihak-pihak lain yang tak bertanggungjawab untuk merekayasa agar prasangka negatif dintensifkan melalui ma-nipulasi emosi mereka.

Lalu, bagaimana dengan generasi mi-lenial kita yang adalah remaja dan saat ini berstatus pelajar? Mereka seolah menjadi “pasar” potensial sekaligus follower dari tren hoaks ini. Mengingat, sajian di android yang sekali sentuh dan begitu cepat saji tak ayal menimbulkan kilatan reaksi tanpa kros-cek kebenaran. Hingga sebaran beragam informasi dengan jumlah berjibun bisa mun-cul dalam sekali sentuh. Pun sekali edar jika langsung direpost! semua serba mudah dan cepat. Mampu menghipnotis segala lapisan masyarakat tanpa sekat. Tak mengenal usia dan lintas teritori. Tak ada lagi sekat desa dan kota, daerah pinggiran hingga terpen-cil, asal ada sinyal semua tersebar sewaktu. Begitulah hoaks berputar!

Bagi generasi milenial, fenomena ho-aks hendaknya segera disikapi. Mulai dari diri sendiri hingga berkelompok (grup). Buat aturan yang jelas dan tegas sekaligus mudah dipahami cepat, misal setiap infor-masi yang disebar harus ada link yang jelas guna mengetahui sumber utamanya. Atau jika memberikan informasi harus disertai keterangan (caption) yang merujuk pada rumusan 4 W (what, who, when, where). se-hingga setiap informasi mampu dipertang-gungjawabkan.

Membiasakan diri mencari, melihat dan membaca informasi secara lengkap akan melatih kita menyebarkan informasi yang lengkap pada khalayak. sehingga kebe-naran sebuah informasi akan teruji. Untuk kemudian melahirkan opini yang terukur dan mampu dijadikan rujukan menganalisa sebuah peristiwa.

Terkait dengan kecakapan tersebut memang perlu terus diasah. Mulailah dari hal sederhana. Dengan begitu, hoaks perla-han akan “menyingkir” dan awali kehidupan di era milenial ini dengan “Selamat Tinggal Hoaks”.(*)

Kampung Buku Jogja #3

Pertemukan Pengagum Buku Lawasan

No. 4 | Th. XXII | 2017

Kampung Buku Jogja pada tahun ketiganya ini kembali dihelat di Ta-man Kearifan Lembah Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Melihat animo yang begitu melimpah dari

pengunjung, kegiatan yang pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan

selama tiga hari kini diperpanjang selama lima hari pada tanggal 4 – 8

Oktober 2017.

Para penjaja buku terdiri dari 20 indivi-du dan 55 penerbit indie maupun 14 reguler. Para anggota tersebut bebas

menggelar koleksi buku-buku mereka. Dari segi layout stand juga dibebaskan mengha-dap ke mana saja. Tahun ini, Kampung buku tampil outdoor, berlatar taman yang rin-dang, Kampung Buku Jogja sekali lagi mem-berikan sebuah ruang dan waktu bertemu-nya buku dan dirimu. Tidak seperti pameran buku pada umumnya yang standnya disekat-sekat.

Bantul memendam sejuta pesona dan daya tarik, tak terkecuali desa-desa wisata yang berlomba menunjukan keunikan masing-masing. Desa Wisata ngringinan, Palbapang, menawarkan keelokan Bantul

dari sisi yang berbeda. Pengunjung akan diajak menapak tilas Bantul di masa penjajahan Belanda.

Ada Museum Bantul Masa Belanda yang menyimpan banyak benda, foto, dan film dokumenter tentang beberapa peninggalan Belanda di akhir tahun 1800-an dan di awal tahun 1900-an di Bantul dan sekitarnya. Ada juga koleksi foto peresmian Candi Ganjuran, peresmian Gereja Ganjuran yang merupakan jejak Katolik Belanda pada tahun 1924, hingga koleksi benda pe-ninggalan zaman kolonial seperti mata uang, surat, hingga pakaian. Tak lupa terdapat cagar budaya sumur peninggalan Belanda yang membuat perjalanan sejarah di sini semakin autentik.

“Di dusun ini ada cagar budaya, yaitu sumur tua, peninggalan kolonial Belanda, yang terletak di RT 01. Dulu zaman Belanda untuk mengairi tanam-an tebu. Kemudian airnya digunakan sebagai pengairan. itu juga ada kolam di dekatnya itu juga berdekatan,” jelas sarjiman, kepala Dusun ngriginan, Palbapang, Bantul, Yogyakarta.

seperti desa wisata pada umumnya, Dusun ngringinan pun mewarkan hiruk-pikuk aktivitas di desa, seperti melihat pengolahan berbagai panganan khas dan kerajinan, berinterksi dalam bermacam-macam kegiatan pertanian, ikut menyemarakkan festival rakyat; ada bersih desa, majemukan, dan nya-dran, hingga memanen tanaman jagung dan kedelai, dan lain sebagainya.

salah satu yang menjadi magnet desa ini adalah wisata kulinernya, pen-gunjung bisa melihat proses pembuatan makanan oleh-oleh khas Bantul, ma-dumongso di museum ini. Ada pula geplak, olahan dari pisang, dari mlinjo yang diolah sedemikian rupa dan berkhasiat mengurangi asam urat.Tamu-tamupun bisa ikut merasakan sensasi mengolah makanan tersebut sendiri.

“sebelum desa ini diresmikan sebagai desa wisata, kami sudah kerap di-kunjungi sekolah-sekolah yang melakukan study tour, dari Jakarta dan bebe-rapa kota lain, untuk belajar dinamika hidup di desa, mereka belajar tentang memasak di Dusun ngringinan, jadi desa wisata itu sebenarnya berawal dari sini,” ungkap sarjiman.

Diakhir dialog, sarjiman juga mengakui bahwa desa wisata ngringinan masih dalam proses untuk menyempurnakan menjadi desa wisata yang lebih baik. “Kami terus berbenah. Kedepan-nya, Dusun ngringinan diharapkan da-pat bekerja sama dengan pedukuhan-pedukuhan lain di sekitar yang juga memiliki cagar budaya. Kami ingin menggali lebih dalam potensi sejarah dan budaya yang ada untuk dijadikan wisata sekaligus pembelajaran bagi masyarakat.” Tungkasnya.

(Adhisti, Elisa) –ed:irawan

Desa Wisata NgringinanNapak Tilas Peninggalan Belanda

Jogja Berkebun atau yang sering disebut Jogjbun salah satu komunitas yang ada di kota istimewa Yogyakarta. Komunitas sosial dan peduli lingkungan ini hadir bertujuan untuk menin-

gkatkan kesadaran masyarakat untuk berkebun dengan konsep yang sederhana dan tempat yang minimalis.

Jogbun mnegajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong di area perkotaan dan barang-barang bekas seperti botol untuk dijadikan media bercocok tanam. Lahan tidur dan barang bekas seperti itu notabennya bagi sebagian orang tidak berarti, namun bagi anggota Jogbun sangatlah berarti sebab da-pat menyelamatkan bumi dari pemanasan global.

Komunitas ini dibentuk sejak tahun 2013 yang lalu, berta-hun-tahun lamanya bertahan tentu banyak suka duka yang me-reka hadapi. selain kegiatan bercocok tanam komunitas ini juga mengadakan berbagai kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk memupukkan se-mangat dna keinginan untuk berkebun. Mere-ka juga berusaha men-cari lahan tidur atau kosong untuk dikelola, dnegan cara bekerja-sama dnegan berbagai komunitas-komunitas pertanian yang ada di kota Yogyakarta.

Humas Jogja Berkebun, nisa mengatakan, komunitas ini sebenarnya masih jauh dari cita-cita dan harapan kami yakni membuat semua lahan tidur bisa dikelola kembali dan mening-katkan gairah masyarakat yang produktif melalui sektor pertani-an dan perkebunan. namun kami sudah memulai langkah kecil yang berdampak besar bagi area perkotaan dan meningkatkan minat masyarakat kota untuk berkebun.

“Kami percaya dan yakin bahwa usaha kami memberikan perkembangan lingkungan hijau dan menyongkong pertanian serta perkebunan diawali dengan langkah sederhana yaitu se-petak lahan dan barang-barang bekas. Kami berharap dengan adanya komunitas ini bisa menjadi sebuah media untuk menyela-matkan pemanasan global dengan langkah sederhana,” pungkas dia.

(Dhea Annisa) –ed:irawan

Selamatkan Bumi dengan Giat Berkebun

Melihat banyaknya pekerja dan pelaku buku yang berseliweran, namun tak memili-ki cukup ruang pameran yang dapat meme-nuhi keinginan mereka. Arif Adbdulrakhim, Adhe, irwan Bajang, dan Eka Wijaya, selaku para koordinator acara, mencetuskan un-tuk membuat sebuah wadah ekshibisi buku tematik yang dapat mempertemukan buku dan para pengagumnya.

“Kami berpikir untuk membuat acara perbukuan yang sangat Jogja, itulah kenapa kami membuat Kampong Buku Jogja. Tempat di mana para pe-nikmat dan para pelaku buku untuk berkumpul,” ungkap Eka Wijaya atau Eka Pocer (Pojok Cerpen).

Dibuka pada pukul 10.00 WiB hingga 21.00 WiB, Kampung Buku Jogja menghadirkan sekelumit pengi-si acara dari kalangan penggiat buku dan literasi seperti seno Gumira Aji-darma, Romo sindhunata, Max Lane, Landung simatupang, dan lain seba-

gainya. Hiburan musik pun tak lepas menye-marakkan acara ini.

Pagelaran tahunan ini akan tetap dime-riahkan buku-buku lawas, antik dan langka dengan berbagai macam genre yang jadi keunikan Kampung Buku Jogja setiap tahun-nya. semua buku-buku terlebih dahulu disa-ring untuk menentukan buku apa saja yang paling layak dan berkarakter untuk publik.Puluhan lapak lawas akan turut memamer-kan koleksi-koleksi mereka dan jadi ajang bagi pembuku buku-buku langka yang tentu sudah sangat susah didapatkan.

“Acara ini diharapkan dapat menjadi tempat melepas rindu para penyuka buku atas buku-buku berkualitas yang selama ini tidak cukup tersedia di jaringan toko buku. semoga kedepannya lebih baik, lebih besar dan melibatkan banyak pihak. Dan benar-benar dapat terselenggara di kampung,” ucap Eka mengakhiri.

(Adhisti, Elisa) –ed:irawan

Mars Met Venus (Part Cewe) merupakan film romantik-komedi nasional pro-duksi MnC Pictures. Disutradarai

oleh Hadrah Daeng Ratu, film Mars Met Venus dipecah menjadi dua bagian, yaitu Part Cewe dan Part Cowo. Kenapa demikian? Mars sendiri diibaratkan seorang laki-laki, sementara Ve-nus diumpamakan sebagai sosok wanita. sikap yang jauh berbeda dan sudut pandang yang se-lalu berlainan menjadi ide cerita di film dengan naskah yang ditulis oleh natya Bagya ini.

Film ini sendiri berotasi di sekitar sepa-sang kekasih, Kelvindan Mila yang sudah lama menjalin hubungan. Dalam rangka melamar

Mila, Kelvin menga-jak kekasihnya terse-but membuat video blog (vlog) tapak tilas dan perjalanan cinta me-rekadari mulai masa perkenalan, pendekatan, hingga pacaran. Dibantu sahabatnya Lukman, ternyata pembuatan vlogcouple membuka hal-hal yang selama ini tidak diperhatikan Kelvin dan Mila. Banyak salah paham, pertengkaran, dan sudut pandang yang bertentangan.

Dalam Mars Met Venus (part cewe), kita akan diperlihatkan bagaimana sikap seorang Venus a.k.a wanita dalam memandang sebuah hubungan. Mila diperankan oleh Pamela Bowie

yang cukup sukses memainkan sosok wanita yang dominan dalam hubunga mereka. Kelvin sendiri diperankan oleh Ge Pamungkas, aktor sekaligus stand up comedian ini berhasil mem-bawakan karakter Kelvin, tipikal cowok yang sangat sayang dengan ceweknya dan selalu mengalah.

selain Pamela Bowie, tim Venus juga di-dukung oleh penampilan Ria Ricis yang me-merankan tokoh icha dan Rani Ramadhany sebagai tokoh Malia, dua sahabat yang selalu setia menemani Mila dan memberikan saran-saran konyol dalam menghadapi cowok. Walau dipenuhi percecokkan, tak jarang pula disisipi gaya berpacaran mereka yang jenaka. Lelucon ringan yang dilempar Kelvin mengundang gelak tawa, roman wajah Ge Pamungkas pun men-jadi kekuatan utama di film ini. Dengan peng-gambaran cerita yang sederhana film ini terlihat sangat related dengan kehidupan orang-orang yang sedang menjalin hubungan.

(Adhisti) –ed:irawan

9

Buku

Resensi Film

sebuah kisah karya Fahd Pahdepie yang menceritakan tentang Angan senja yang selalu berharap kepada senyum

Pagi, begitu juga sebaliknya.Angan senja dan senyum Pagi merupakan nama orang yang menajdi tokoh utama novel ini. Mereka pertama kali bertemu pada tahun 1997 saat keduanya masih berseragam putih abu-abu. saat itu senyum Pagi sudah duduk di kelas 3 iPs, sedangkan Angan senja baru duduk di kelas 1 iPA. Perjumpaan mereka terbilang unik, mereka bertemu ketika sama-sama sedang mem-bolos, dan akhirnya men-jadikan celah ruang tem-pat pertemuan tersebut sebagai ‘gua persembu-nyian’ mereka berdua.

Dua hati yang be-gitu saling mengisi dalam kehidupan sehari-hari. namun nyatanya, garis waktu berkata lain. Ce-rita masa indah mereka selama sMA yang penuh dengan canda tawa dan menuai bahagia, suka duka yang mereka lalui bersama, segala kenangan indah yang teru-kir di masa sMA tak berujung pada akhir yang bahagia. Bahkan saat perpisahan pun mereka tak saling mengerti tentang pera-saan mereka satu sama lain. Mereka hanya mengharapkan kepada garis waktu, dan garis waktu pun berkata lain, mereka tetap menjadi sebuah Angan senja dan senyum Pagi. Angan-angan senja yang kian meredup cahayanya yang selalu tentang indahnya se-nyum pagi.

Waktu kembali mempertemukan me-reka, namun dengan keadaan yang begitu sulit. senyum Pagi telah menemukan sosok Hari, dan lagi-lagi, Angan senja hanya selalu berangan-angan. saat itu, Angan sudah men-jadi seorang yang sukses dengan pekerjaan-

nya dan berada di usia yang matang untuk menikah. sedangkan, Pagi telah memiliki se-orang anak yang bernama Embun Fajar. Ke-duanya kembali bertemu karena keterlibatan Embun di konsernya Pak Jaret yang bertema Mathematical concert : A Journey to Infinity. Tentu saja, ternyata benih-benih perasaan itu masih tetap ada, tetapi keduanya telah memiliki jalan hidup masing-masing. saat ini, Pagi sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Hari yang berprofesi sebagai pen-gacara, sedangkan Angan sedang gamang dengan surat wasiat yang ditinggalkan oleh ibunya. Angan masih berharap dengan Pagi, tetapi disisi lain Angan memiliki surat wasiat yang tidak bisa ia acuhkan begitu saja. seti-daknya Angan ingin menjelaskan semuanya

kepada Pagi.novel ini mengi-

sahkan kisah cinta yang belum sempat terucap di masa lalu, kemudian menuntut untuk dapat diselesaikan di masa kini agar tidak terus menerus menjadi mim-pi buruk dan penyesa-lan di masa mendatang. sekilas mungkin terden-gar biasa saja dan sudah sering mendapatkan tema cerita seperti ini. namun,Fahd Pahde-pie mengemas kisah ini menjadi sesuatu yang memiliki banyak keju-

tan-kejutan disepanjang perjalanan cerita yang sayang untuk dilewatkan. selain itu, novel ini cukup menarik karena menggabun-gkan filosofi antara matematika dengan mu-sik, dua hal yang sangat bertolak belakang. namun, Fahd Pahdepie mampu menggabun-gkan dua unsur tersebut. seolah-olah, kedua hal tersebut merupakan hal yang sangat in-dah jika digabungkan dalam satu pelaksana-an. Walau nyatanya, matematika merupakan sesuatu yang sulit untuk disenangi oleh anak sMA, tetapi dengan gaya bahasanya yang khas, ia seolah-olah menggambarkan kisah cinta yang puitis yang terjadi diantara Angan senja dan senyum Pagi.

(Krise Lewi Talenta) –ed:irawan

Judul Buku : Angan Senja & Senyum Pagi Penulis : Fahd PahdepiePenerbit : Falcon PublishingTahun Terbit : 2017

Ketika Cewek Merasa Selalu Benar

Banyak di antara kita yang masih acuh dan tidak sadar bahwa obat nyamuk yang biasanya kita manfaatkan ternyata mengandung zat-zat berbahaya seperti S-2, nikotin, polutan, Pyreth-rum, Formaldehida, Octachlorodipropyl Eter, Kar-sinogen, serta DEETII. Cobalah membuat obat nyamuk dengan bahan alami yaitu daun serai. Manfaat dari daun serai adalah mengusir nya-muk dengan aromanya. Aroma daun serai ini mampu membuat nyamuk enggan mendekat. Daun serai begitu mudah didapatkan maka kita tidak akan mengalami kesulitan untuk mengu-sir nyamuk dengan memanfaatkannya. Berikut bahan dan alat-alat yang perlu disiapkan: Daun serai, Pisau dan Talenan, Blender, Mangkuk, Gelas, saringan, Botol biasa, Penyem-prot (Sprayer), dan Corong.Cara Membuat :▲ Potong akar serai, pisahkan dengan batang dan

daunnya.▲ Cuci bersih batang dan daun serai.▲ Potong kecil-kecil daun dan batang serai

tersebut, usahakan sampai potongan terke-cil.

▲ Jemur potongan serai tersebut sampai be-nar-benar kering. Jika tidak ada panas ma-tahari, dapat memanfaatkan memakai oven untuk mengeringkan.

▲ Rendam 1 ons potongan serai kering ter-sebut dengan air sebanyak 25 ml selama 24 jam dalam mangkuk / botol. (25 ml kira-kira 1/8 gelas beling).

▲ saring hasil rendaman untuk ambil airnya, sisa serai / ampasnya dibuang.

▲ Tuangkan air serai yang sudah disaring ke dalam botol.

Cara Pemakaian :▲ Encerkan air ekstrak serai di atas dengan

perbandingan 1:3. Jadi, 25 ml ekstrak serai diencerkan dengan air sampai 100 ml.

▲ Masukkan dalam botol penyemprot (sprayer) atau bisa menggunakan penyemprot bekas parfum atau sejenisnya.

▲ semprotkan pada ruangan yang dikehendaki, setelah itu tutup ruangan selama 15 menit.

▲ Ruangan siap untuk dipakai. (Linda) –ed:irawan

sutradara : Hadrah Daeng RatuPenulis nasakah : Nataya BagyaGenre : Drama, Komedi, RomansaPemain : Pamela Bowie, Ge Pamungkas, Ria Ricis, Reza Nangin, Boby Tarigan, Martin Anugerah, Steve Patti-nama, Pong Hardjatmo, Ayu Diah Pasha, Ajeng Suseno, Rani Ramadhany, Fadi Iskandar

No. 4 | Th. XXII | 2017

Basmi Nyamuk dengan Bahan Alami

Kuliner

segar dan mengenyangkan, bertekstur ke-nyal dengan bauran rasa gurih dan manis bergumul menjadi satu di lidah. Jajanan

tradisional kali ini mulai agak susah ditemukan namun masih memiliki banyak penggemar se-tia. salah satu kuliner lawas ciri khas Jawa yang terbilang susah-susah gampang mencarinya ini ialah jenang gempol. Masihseringkah kalian mengonsumsi makanan khas yang satu ini?

sesuai dengan namanya, jenang diambil dari bahasa Jawa yang berarti bubur, sedangkan gempol merupakan sebutan un-tuk bulatan-bulatan sebesar ke-lereng yang dibuat dari tepung beras, dengan siraman gurihnya kuah santan semakin menamam-bah kenikmatan setiap sendok-nya.

Memiliki beragam macam, kuliner ini tak pernah lekang di-kikis zaman. Jenang pada masya-rakat Jawa sudah mengakar sejak zaman ke-rajaan Hindu. Tradisi jenang juga ada kala era Walisongo bahkan sampai masa kini. Jenang selalu hadir sebagai simbol ungkapan rasa syukur kepada-nya. Merepresentasikan doa, harapan, persatuan, dan semangat. Kehadiran makanan khas ini tidak akan lepas dalam se-mua ritual selamatan rakyat Jawa, termasuk di Daerah istimewa Yogyakarta. slamet Raharjo,

Pelindung Yayasan Jenang indonesia mengun-gkapkan secara sosiologis jenang merupakan jenis kuliner yang lahir dari kreativitas masya-rakat. Jenang bebas dari atribut status sosial dan etnis alias bersifat demokratis, egaliter, spiritual dan relegius.

Tidak seperti bubur lainnya yang umum-nya berwarna putih, bubur dalam jenang gem-pol berwarna cokelat, yang merupakan perpa-

duan antara beras dan gula merah atau gula jawa. sedangkan untuk gempolnya, cukup menyediakan beras yang direndam semalam lalu diblender. Walau beberapa jenang sudah jarang ditemukan, namun sebagian masih bisa dida-patkan di pasar-pasar tradisional.

Bu Yas, penjual jenang sum-sum dan jenang gempol menyata-kan sudah 50 tahun lebih beliau menjajakan kuliner khas ini, den-gan resep yang turun-temurun

dari sang nenek. “Peminatnya masih banyak, sehari bisa habis seratus bungkus lebih. Karena jenang itu harus masih segar ketika dijual maka saya membuatnya selalu di pagi dini hari.”

Dengan harga yang terjangkau, Rp. 2000,00 hingga Rp. 3000,00 saja, kalian dapat mendapatkan satu porsi jenang gempol yang nikmat dan mengenyangkan.

(Adhisti) –ed:irawan

Jenang GempolKudapan Sarat Filosofi danTradisi

Mars Met Venus ( Part Cewe):

10

Komunitas

RAGAM

No. 4 | Th. XXII | 2017

semilir angin sejuk menerpa, pandangan di depan mata membentang

lebih luas, sensasi unik yang memacu adrenalin namun sekaligus memberi-

kan rasa tenang, itulah yang dirasakan oleh teman-teman dari komunitas Pit Dhuwur Yogyakarta ketika mengayuh

sepeda setinggi dua meter. “Berawal dari tahun 2006, dulu ada sege-

rombolan sirkus dari Rusia, Cyclown, datang ke Jogja. salah satu anggota yang bernama Pie-ro memperkenalkan sepeda tinggi kepada Mas Dhomaz Kampret Yudhistira, yang menukar-kan dengan karya seni dari Mas Kampret. Jadi Mas Kampret membuat tato di tubuh Piero, dan Piero member sepeda tinggi ke Mas Kam-pret,” ungkap Arip Wibowo, salah seorang anggota Pit Dhuwur, menceritakan cikal bakal komunitas ini dibentuk.

seiring waktu, pada tahun 2010 hobi ini menjalar menjadi komunitas resmi dengan jumlah anggota yang cukup banyak, sepuluh sepeda tinggi telah dimiliki saat itu.

saat ini telah ada sekitar 35 sepada tinggi

yang semuanya sepada di modifikasi dan dirakit sendiri di basecamp mereka yang ada di De-pokan RT 04 RW 01, Prenggan, Kota Gedhe, Yogyakarta. Pit dhuwur terbentuk dari bahan daur ulang dan rongsokan. Untuk perawatan dan segala macamnya biaya yang dikeluarkan berkisar Rp. 200.000 hingga Rp. 400.000.

Beranggota 40-45 orang, komunitas in imerangkul semua kalangan yang memiliki minat akan Pit Dhuwur, mulai dari anak-anak muda sekelas sMP hingga bapak-bapak.

Arip menyatakan ada sensasi tersendiri ketika menaiki sepeda tinggi. “Udaranya ber-beda dari naik sepeda biasa. sepoi-sepoi, men-

guji adrenalin juga. Hal itulah yang membuat saya tertarik. Memang kalau dilihat sepertinya agak bahaya. Dan menimbulkan pertanyaan, bagaimana cara naik atau turunnya? Bagaima-na kalau berhenti? Ya, tapi kalau sudah terbiasa akan mudah dan menyenangkan,” ucapnya.

Tak dipungkiri ada beberapa kecelaka-an yang terjadi, namun itu tak membuat Arip dan teman-teman kapok menunggangi sepeda tinggi.

“Bagi yang bingung, cara naiknya begini, kita atur jalur kanan, terus kita seimbangkan, baru kaki kiri naik pedal kiri. Berhentinya ka-lau aku, mengimbangi di atas, jadi ada trek

kita bisa sen-deran,” jelas Arip.

Pada Pe-ringatan Hari Bumi setiap 22 April, Komunitas Pit Dhuwur Yogyakarta berarakan mengelilingi kota den-gan membawa tanaman yang lalu ditaruh dan ditanam. selain itu, mereka mengikuti ber-bagai kegiatan dan acara, seperti Merti Kuto; di mana mereka diajak membersihkan poster yang mengotori cagar budaya, Tattoo Merde-ka, dan Custom Fest.

Menaiki pit dhuwur secara teknis mem-buat mereka berada di tempat lebih tinggi, namun mereka tetap tidak lupa membumi. “Jadi menurut saya, kalau melihat ada orang-tua, kami lebih baik turun. Kami nderek lang-kung. Karena kami melihatnya kasihan, selain beliau orangtua, kita juga lebih muda. nggak mungkin kita naik sepeda tinggi lalu menyapa dari atas. Lebih baik ‘kanturun seperti itu. jadi dalam komunitas Pit Dhuwur diajarkan sopan santun,” tandas Arip.

(Adhisti, Elisa) –ed:irawan

Komunitas Pit Dhuwur Yogyakarta

Menginjak era digital sosial media men-jadi wadah bagi generasi milenial untuk memamerkan konten terbaik

mereka. Anak-anak muda berlomba menun-jukkan potret-potret berkualitas demi ajang eksistensi. nah, tempat satu ini bisa menjadi salah satu pilihan bagi kalian yang ingin sema-kin ngehits dan kekinian. Bisa ditemukan di Jalan Wonosari KM 8, Mayungan, Bangunta-pan, Bantul, Omah Kuno Miring menghadirkan spot-spotberfoto dengan latar interior rumah Jawa tempo dulu,menariknya semua perabot-an yang ada terbalik.

setelah membayar biaya tiket masuk seharga Rp 10.000,- untuk pelajar dan Rp 20.000,- untuk umum, kemudian pengunjung akan diajak mengenakan baju surjan dan jarik agar semakin menyaru dengan tema. Total ada tujuh spot yang disediakan untuk berfoto-foto, mulai dari ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, pawon atau dapur, pengilon alias kaca rias, ruang pertanian, dan ruang lumbung sakti melayang, semuanya dibalut dengan suasana rumah Jawa tradisional yang sangat kental. Di tempat ini harus pintar-pintar memainkan mimik dan ekspresi wajah serta pengambilan sudut kamera yang baik untuk hasil foto yang natural.

“sekarang ‘kan zamannya suka berfoto-foto lalu diunggah ke media sosial, kami ingin ikut andil dalam perkembangan terse-but. Tapi kami ingin sesuatu yang beda, yang ada ciri khasnya Jogja, dan memiliki unsur edukasi. Lan-tas dibuatlah spot-spot foto mi-ring atau terbalik dengan nuansa Jawa kuno,” ungkap Hardianto Wibowo, selaku pengelola Omah Kuno Miring.

selain memberikan spot foto yang kece, tempat wisata yang buka dari senin – Jumat pukul 09.00 - 16.00 WiB dan sabtu - Minggu pukul 09.00 - 19.00 WiB juga mengajak pen-gunjung untuk menggali wawasandan memer-kenalkan konsep budaya Jawa rumah nenek moyang mereka tempo dulu. Diresmikan 15

April 2017, Omah Kuno Miring berlokasi di dalam sebuah rumah limasan yang dibangun tahun 1952, semakin menyaratkan tema lawas yang diusung.

Ada beberapa program dan paket yang bisa kamu nikmati, bagi anak di bawah tiga tahun, yang berulang tahun, dan janda akan dipersilakan masuk gratis. Terdapat pula pa-ket foto pre-wedding, dan Outbond Mataram yang belum lama diluncurkan. Omah Kuno Mi-ring akan ramai ketika akhir pekan menjelang, dan jika sudah begitu setiap pengunjung diberi

batas waktu berfoto sekitar se-puluh menit.

namun jangan khawatir, karena seraya menanti giliran, pengunjung dapat menginstira-hatkan badan di kursi dan lincak yang banyak tersedia, dan jika perut mulai “meraung” bisa pula memesan makanan dan minum-an di restoran yang juga berada di dalam rumah limasan.

“Kami berharap dapat te-rus mengembangkan tempat ini, seperti me-nambah spot foto dan meluncurkan beberapa program baru. Kami ingin wisatawan merasa seperti di ruman sendiri, bisa bersantai, mun-gkin inivsatu-satunya tempat wisata di mana tamu-tamu kalau ingin pulang itu berpami-tan dulu, ‘pareng, pareng,’ seperti itu,” tukas Haryanto terkekeh kecil.

(Adhisti) –ed:irawan

Omah Kuno MiringKekinian yang Mengedukasi

Yogyakarta, tidak hanya ter-kenal dengan budaya dan kesenian jawa. Karena Jogja-

karta juga dikenal dengan tariannya, untuk itu pada tanggal 24 hingga 25 september 2017 Dinas Pariwisata bersama dengan seniman-seniman Jogja akan menyelenggarakan Jogja international street Performance ( JisP) yang berlangsung di Monumen serangan 1 maret, juga digelar di sepanjang jalan Malioboro. JisP me-rupakan event tahunan yang rutin diadakan semenjak 2010 lalu. JisP tahun ini mengambil konsep Dance On Public dan tema Jogja the Dancing City digelar di tem-pat umum guna menghilangkan jarak antara seniman tari dengan masyarakat.

JisP tahun ini diharapkan menjadi ajang kegiatan kesenian alternatif yang menjadi ruang baru bagi seniman untuk berekspresi. Event bertajuk internasional ini juga diharp-kan dapat menjadi sebuah ruang pemersatu

budaya antarbangsa. Disamping itu dengan diselenggarakannya JisP 2017 ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan lokal maupun nusantara untuk berkunjung di ka-wasan Malioboro yang juga merupakan salah satu cagar budaya Yogyakarta.

“Peserta JisP tahun kelima ini sebanyak 25 group tari kontemporer, tradisional dan pop. Grup tari berasal dari berbagai daerah di nusantara, misalnya dari Jogja, Kalimantan tengah, Jakarta, semarang, Cirebon, nTT, dan Bangka Belitung. sedangkan untuk pe-serta tari dari mancanegara diantaranya berasal dari Malaysia, singapura, Taipei, sri-langka, Jepang, Filipina. Dengan tampilnya seniman-seniman luar negeri akan membu-aut masyarakat merasa tertarik dan penasa-ran untuk berkunjung. Kami berharap acara

JisP 2017 ini akan memperjelas kerjasama dengan Dancing Cities network yang su-dah diikuti oleh puluhan negara di Eropa dan Amerika Latin,” ungkap Bambang Paningron, selaku penggagas JisP.

“Jogja internasional street Performan-ce merupakan acara yang sangat menarik dan wajib dikunjungi saat singgah di kota Yo-gyakarta. Karena, dengan menyaksikannya acara ini membuat saya menjadi lebih paham dan mengerti akan kekayaan budaya dari

negara tetangga dengan begitu dapat menambah wawasan saya. Acara ini tentu sangat bermanfaat bagi remaja, selain bisa menambah wawasan un-tuk mereka acara ini juga akan membantu dalam memperkenalkan kekaya-an dunia tari dan menjaga warisan nenek moyang kita. saya berharap acara seperti ini bisa terus ber-langsung setiap tahunnya, serta untuk kegiatannya

lebih beragam,” papar Dwi Cahyaningsih (20) mahasiswi UAD saat mengunjungi JisP beberapa waktu yang lalu.

Acara ini sangat berkesan, karena me-nyuguhkan berbagai kekayaan budaya lokal maupun mancanegara. Dengan begitu dapat belajar dari setiap pertunjukan yang disaji-kan.

semua pertunjukan kesenian tersebut memiliki ciri khas masing-masing sehing-ga sangat menarik. “saya berharap dengan adanya acara ini, dapat meningkatkan minat remaja terhadap kebudayaan yang dimiliki bangsa ini. serta berharap acara ini dapat terlaksana terus setiap tahunnya,” pungkas Agus nugroho (17) siswa sMK negeri 6 Yog yakarta ketika berkunjung di JisP.

(Dhea) –ed:irawan

Jogja International Street Art Perfomance 2017

Hidupkan Kesenian Alternatif

Eksotik

11No. 4 | Th. XXII | 2017

SciEncE

indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekara-gaman tumbuhan (flora) terbesar

di dunia. salah satunya tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai

tanaman obat-obatan. Pemanfaatan tanaman herbal sebagai bahan baku

obat juga belum dilakukan secara maksimal di era globalisasi ini. Pada-hal didalam tanaman herbal tersebut memiliki banyak kandungan gizi serta

manfaat. Tidak memiliki efek samp-ing sehingga aman untuk dikonsumsi.

Kebanyakan di masyarakat mengkon-sumsi obat yang berbahan dasar kimia. Karena reaksi dari obat kimia tersebut

sangat cepat dalam mengatasi suatu penyakit. sehingga banyak yang senang mengkonsumsi obat berbahan dasar kimia. Tanpa kita sadari bahwa kebanyakan mengkonsumsi obat ber-bahan dasar kimia dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan penyakit baru. Kare-na banyak organ-organ tubuh yang rusak aki-bat obat berbahan dasar kimia tersebut.

Masyarakat indonesia terutama kalangan anak-anak gemar mengkonsumsi manisan jelly. Biasanya digunakan sebagai cemilan atau ma-kanan ringan. Karena rasanya yang manis serta bentuknya yang lucu. Manisan yang beredar di pasaran banyak mengandung zat berbahaya. Zat berbahaya pada manisan ialah mengan-dung pewarna tekstil. sehingga anak-anak yang senang mengkonsumsi manisan harus berhati-hati dalam membelinya.

selain itu juga masyarakat membutuhkan obat yang berba-han dasar dari alam. seperti obat yang berasal dari tanaman her-bal. Mengkonsumsi obat-obatan herbal secara rutin setiap hari tidak memberikan efek samping yang berbahaya. Karena bahan-bahannya tidak mengandung zat-zat yang dapat membahayakan tubuh. salah satu tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan ialah daun mengkudu.

Pengetahuan tentang kandungan maupun manfaat dari daun mengkudu banyak masya-rakat indonesia belum mengetahui hal terse-but. Biasanya masyarakat memanfaatkan daun mengkudu hanya sebatas bahan tambahan ma-sakan. Karena masyarakat indonesia kurang mencari informasi-informasi tentang kandun-gan maupun manfaat daun mengkudu. Faktor-nya ialah keterbatasan dalam mengakses in-formasi atau kurangnya perhatian masyarakat indonesia terhadap daun mengkudu.

Untuk mengatasi masalah seperti tana-man herbal belum dimanfaatkan secara baik, banyak beredar Manisan yang menggunakan pemanis buatan dari bahan berbahaya serta para pengonsumsi harus berhati-hati dalam memilihnya dan obat kimia yang secara terus-menerus di konsumsi akan menimbulkan efek negatif. Oleh sebab itu, 2 siswi yang berseko-lah di MAn 2 Yogyakarta telah menemukan sebuah inovasi produk baru yang semua bahan dasar dari bahan alami. Apakah daun mengkudu aman untuk dikonsumsi?

Jawabannya adalah aman. Karena Hanifa noor dan Aura nilam sudah melihat di jurnal,

majalah, buku ilmiah, serta se-mua media cetak. Bahwa daun mengkudu termasuk salah satu tanaman herbal dan juga bukan tanaman beracun. Ternyata di-dalam daun mengkudu memiliki banyak kandungan diantaranya enzim, antioksidan, senyawa. serta Memiliki banyak manfaat yaitu melancarkan peredaran darah, anti peradangan dan pen-cernaannya menjadi sehat.Bagaimana cara mengolah-

nya?Caranya daun mengkudu yang sudah di-

petik dari pohonnya kemudian dicuci sampai bersih. Khawatir nanti di daun mengkudu nya terdapat kotoran, bakteri dan debu. setelah itu potong tulang daun yang berada ditengah-tengah daun. Karena didalam tulang daun ter-sebut terdapat getah yang dapat menyebab-kan gatal. Kemudian, daun dipotong-dipotong. selanjutnya daun mengkudu di blender den-gan menambahkan air kira-kira 250 ml. Pada tahap ini, ngeblender daun mengkudu tidak boleh lama-lama, paling lama sekitar 3 menit. Kemudian bubur daun mengkudu tersebut di saring sebanyak 8 kali agar serat-serat ataupun serbuk-serbuk daun mengkudu tidak terlalu banyak, kalau terlalu banyak nanti jadinya pahit dan yang diambil hanyalah sari daun mengku-dunya saja. selanjutnya rebus sari daun meng-kudu sampai mendidih agar rasa pahit dari sari daun mengkudu nya hilang dan serbuk-serbuk daun mengku-du dapat ter-pisahkan lagi. Kemudian sa-ring sari daun

mengkudu sebanyak 5 kali agar mendapatkan hasil sari daun mengkudu yang baik. Terakhir masak sari daun mengkudu dengan bahan-bahan yang lainnya.

Bahan-bahan tambahannya ialah sari tebu gunanya untuk bahan pengganti pemanis bu-atan, susu sapi berfungsi sebagai pengental, serbuk agar, dan gula sebagai pengkristal. se-telah semua bahan-bahan dicampur menjadi satu, aduk hingga mendidih diatas api kecil. Kemudian cetak adonan tersebut diatas ceta-kan agar yang berbentuk alfabeth. salah satu tujuan mereka ialah mengenalkan huruf alfa-beth kepada anak-anak khususnya anak beli-ta yang suka manisan. Tunggu adonan hingga keras. setelah itu, jemur adonan yang sudah membeku dibawah sinar matahari karena gula yang ada di dalam adonan tersebut dapat ber-kerja sebagai pengkristal adonan. Agar adonan menjadi manisan dan dapat bertahan lama ke-tika disimpan selama 1 bulan.

Tidak kalah menarik, manisan yang sudah kering dikemas didalam plastik. Bagian depan plastik memiliki gambar alat musik tradisional jawa yakni alat musik gamelan. Begitu juga dengan nama manisan buatan mereka tidak kalah unik. Mereka memberi nama produk buatan mereka dengan Manisan Rumpi Moci (Manisan Sacchrum Oficinarum Morinda Citrifo-lia). Mereka mengambil nama brand dari ga-bungan nama latin tebu dan daun mengkudu. Yang ditulis dalam bentuk aksara Jawa. Karena mereka ingin memperkenalkan kepada masya-rakat salah satu ciri khas Yogyakarta dan ber-harap masyarakat selalu ingat akan kebudaya-annya sendiri.

(Hanifa Noor) –ed:irawan

Taman bunga Amarilis merupa-kan suatu tempat wisata dadakan milik

pribadi yang mampu menarik perhatian warga Yogyakarta ataupun luar kota.

Kebun bunga ini terletak di Desa salam, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, DiY.

Kebun bunga Amarilis mulai populer di media sosial sejak 2015 lalu. Para pe-ngunjung yang berdatangan mulai ter-

hipnotis dengan warna oranye yang berme-karan sangat indah. Tak heran jika taman ini selalu ramai akan pengunjung yang ingin meng-abadikan foto bersama bunga yang hanya me-kar setahun sekali ketika musim hujan tiba.

Taman bunga Amarilis tersebut memiliki luas sekitar 2 hektar lebih, bermula dari sebu-ah keisengan pemilik kebun (Pak sukadi) untuk

membudidayakan bunga tersebut yang awal-nya tumbuh liar di sekitar desanya kini menja-di salah satu tempat wisata yang seakan-akan dinantikan oleh masyarakat. ia juga berinisiatif untuk menjual bibit bunga itu, berhubung bibit-bibit tanaman itu laris terjual maka ia kembali megembangkan ide kreatifnya untuk menge-nalkan kepada publik dengan cara membuka

wisata visit home.Untuk menikmati wisata kebun bunga

Amarilis tersebut tidak terlalu mahal, yaitu dikenakan biaya sebesar Rp.5000,00 setiap pengunjung. Hal yang perlu diperhatikan saat mengunjungi kebun bunga ini ialah pengunjung diharapkan untuk tidak memetik bunga dan tidak menginjak bunga tersebut agar keinda-hannya tetap terjaga.

“Kalau untuk bunganya itu sudah mulai mekar sekitar awal oktober, akan tetapi akan mekar sempurna setelah satu minggu setelah itu. Kami juga melakukan berbagai cara agar pengunjung bersikap tertib dan tidak mem-buat kerusakan seperti tahun sebelumnya. Dengan cara menempel tulisan larangan untuk tidak memetik dan menginjak bunga itu. Pen-gunjungnya yang berdatangan dari berbagai kalangan akan tetapi yang mendominasi kaum

muda. Biaya yang kami peroleh akan kami manfaatkan untuk memperbaiki tempat wisa-ta ini, misalkan untuk membeli pupuk tanaman ataupaun untuk memperbaiki jalan supaya ke-tika licin tidak ada yang jatuh. sehingga para pengunjung masih bisa menikmati liburan me-reka walaupun sedang hujan,” ungkap sukadi (46) selaku pemilik kebun.

“Kebun bunga amarilis ini sangat cocok untuk mengisi liburan dihari minggu seperti ini. Dengan tiket yang terjangkau kita sudah bisa menikmati keindahan seperti berada di Belan-da. Alasan berkunjung kesini hanya untuk me-lepas penat dan sekadar ingin berfoto, karena bunga amarilis hanya mekar sekali dalam se-tahun maka wajib diabadikan,” jelas Fitri (20) salah satu pengunjung saat ditemui beberapa waktu yang lalu.

(Dhea Annisa) –ed:irawan

Taman Bunga Amarilis Patuk

Suguhkan Pesona, Sejukkan Mata…

Yogyakarta, kota dengan penuh kejutan yang tak ada habisnya. Masih ingatkah dengan kisah singkat bunga amarilis di

Patuk Gunungkidul dan Bunga Enceng Gondok di Palbapang dua tahun lalu? Ternyata kini mun-cul taman wisata dadakan yang menjadi spot foto menarik yakni berupa kebun bunga ma-taharidi dekat pantai samas Bantul. Tepatnya di sisi utara Pantai samas, di Dusun Tegalsari, Desa srigading, Kecamatan sanden, Bantul, di kebun milik Keluarga Rujianto terdapat kebun cabai yang dikelilingi tanaman bunga matahari.

“Awalnya, bunga matahari ini Cuma buat pelindung biar tanaman cabainya tidak ambruk karna angin laut,” ujar Etik Purwanti, pemilik kebun.

Di lahan seluas sekitar 1000 meter per-segi bunga matahari tumbuh subur. Terlebih lagi dibulan ini bunga matahari sedang mekar dan merekah sempurna. sehingga tak heran jika kemudian banyak orang yang mengunjungi tempat ini sekadar untuk berfoto selfie di ten-gah hamparan bunga matahari.

Etik mengaku ketika bunga matahari be-lum mekar tidak ada seorangpun yang datang ke kebunnya selain pekerja yang merawat ke-bun. namun, ketika bunga sudah bermekaran, kebun yang memang bersebelahan dengan JLs (jalur lintas selatan) ini mulai didatangi orang yang melintas dan sengaja mampir untuk men-

gisi foto di media sosial mereka. Tak ber-selang lama, kebunnya ini sudah jadi terkenal akibat foto-foto yang be-redar ini.

“sempat viral di insta-gram si kebun bunga mata-hari ini. selain penasaran, unik juga, jadi ingin segera berkunjung untuk mengaba-dikannya, takutnya keburu rusak seperti kebun bunga amarilis di Gunung Kidul dulu,” kata Bambang, pengunjung yang mengaku seorang youtuber ini.

Menurut Etik sendiri sudah sekitar se-ribu pengunjung yang berkunjung ke

kebunnya tersebut.Pengunjung mulai dari anak muda hingga

dewasa berkunjung ke kebun. Untuk menikmati keindahan kebun bunga matahari ini dikenakan tiket masuk sebe-sar 5000 rupiah dan 10000 rupiah bila ingin membawa

pulang setangkai bunga mata-hari.Murah bukan?

(Krise Lewi Talenta) –ed:irawan

12

Perhelatan Kota Jogja sudah menjadi tradisi sendi-ri setiap tahun. Karnaval bertema wayang men-jadikan nuansa meriah memberi hiburan dan

tonton an gratis bagi masyarakat Jogja. Kirab budaya bernama Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) diseleng-garakan bertepatan dengan 261 taun Kota Jogja, sabtu 7 Oktober 2017 mulai jam 18.00 hingga malam.

iring-iringan karnaval mewakili 14 kecamatan se-Kota Jogja berjalan lewat Jalan Jend. sudirman, tugu Jogja, Jalan Margo Utomo. Berbagai atribut dan kos-tum wayang orang menyemarakkan suasana malam.

Memotret momentum nuansa malam sebaiknya tanpa menggunakan flash (blitz), sebab cahaya bantu-an akan memberikan kesan suasana seperti siang hari. Foto akan terkesan alamiah, sesuai pencahayaan yang ada dapat ditempuh bila menggunakan manual atau program (P).

Bagi pemotret profesional, aneka warna lampu dan sinar sekitar dapat memberi keindahan hasil foto. namun, perlu sinkronisasi pengaturan AsA yang tinggi, kecepatan rana (shutter speed) dan bukaan diafragma. Bila AsA terlalu tinggi hasil foto timbul grain, maka per-lu perimbangan bukaan diafragma lebar (angka kecil).

Karena dalam suasana keramaian massa, bila perlu menggunakan lensa tele dan memanfaatkan LCD untuk mengontrol objek yang dibidik/direkam.

.(Foto: Sambu Pradipta /Teks: Praba Pangripta )

GALERI

Karnaval Wayang

No. 4| Th. XXII | 2017