saraf neurologi
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of saraf neurologi
Laporan kasus
EPILEPSI
Pembimbing : Dr. Irfan,SpSDisusun oleh : Kartika Eka Wulandari
Stase NeurologiRSIJ PONDOK KOPIBangsal AN-NAS IIFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An.Z• TTL : Jakarta, 20 Januari 2001• Usia : 12 tahun• Jenis kelamin : laki-laki• Nama Orangtua : Tn.MDA• Alamat : Cipinang• Agama : Islam• NRM : 007246XX• Dr yang merawat: dr. Mursyid,SpS
Alloanamnesis
KELUHAN UTAMA:Kejang saat dirumah sejak 1 hari yang lalu.
KELUHAN TAMBAHAN : Lemas (+), pusing (+), muntah (+), nyeri perut (+), nafsu makan berkurang, demam (-)
Datang di UGD RSIJ PONDOK KOPI pukul 15.00 WIB
Riwayat Penyakit Sekarang
Setelah kejang anak langsung muntah dan lemas, muntah 1x, muntah menyembur
Pusing dirasa berputar, nyeri pada ulu hati, nafsu makan menurun, BAB dan BAK lancar.
Saat kejang dan setelah kejang anak sadar
Saat kejang seluruh tubuh kaku, kedua tangan dan kaki lurus kedepan, badan melengkung kedepan, kedua mata
melirik ke atas.
1 hari SMRS
Kejang pada saat dirumah pada siang hari, kejang berlangsung ± 20 menit
Riwayat Penyakit Sekarang
Tipe kejang sama seperti kejang saat 1 hari SMRS
Anak lemas, pusing(+) pusing dirasa berputar, muntah(-), nyeri pada ulu hati(+), nafsu makan
menurun, BAB dan BAK lancar.
2 jam SMRS
Anak kejang, kejang ± 20 menit, saat dan setelah kejang anak sadar
Anak tidak pernah kejang seperti ini sebelumnya, riwayat kejang demam disangkal, 1 tahun yang lalu anak mengalami kecelakan ada benturan di kepala saat jatuh kepala bagian belakang terbentur dan sesaat setelah jatuh anak muntah,muntah menyembur 1x, kaki kiri patah (tibia), semenjak setelah kecelakaan anak sering mengeluh pusing dan muntah.
Di keluarga tidak ada yang pernah kejang seperti ini.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Penyakit Keluarga :
Anak sekolah kelas 1 SMP , sesuai dengan usia anak, anak bermain dengan teman
sebaya, makan teratur.
Riwayat Psikosisal :
Riwayat Pengobatan :
Belum berobat sebelumnya
Riwayat kelahiran :Lahir cukup bulan, berat badan lahir : 3000
gr, panjang badan lahir : 50 cm , lahir spontan pervaginam, saat lahir anak langsung
mengangis.Saat hamil ibu tidak pernah sakit .
PEMERIKSAAN FISIK
•Tampak sakit sedang•ComposmentisKUKesadaran
•TD: 110/70 mmHg•Nadi: 80x/menit (kuat, cukup, regular)
•RR: 24x/menit•Suhu: 36,6 ºC•BB: 50 kg• TB: 165 cm
TTV
8
Kesan : Tanda vital dalam batas normal dan afebris
PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisKepala : normochepalMata : anemis (-/-), ikterik (-/-), edema palpebra
(-/-)Hidung : normonasi, deviasi septum (-), sekret (-)Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah
tremor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, gigi
geligi tidak lengkapTelinga : normotia, sekret (-)Leher : KGB tidak membesar, JVP tidak meningkat
Thorax• Jantung : ictus cordis tidak terlihat, BJ I-II
murni reguler, murmur (-), gallop (-)Paru : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
9
PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis
AbdomenInspeksi : bentuk datarPerkusi : timpaniPalpasi : supel, nyeri tekan (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-) nyeri epigastrium(+)Auskultasi : BU (+) normal
EkstremitasAtas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-)Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-)10
STATUS NEUROLOGIK• Kesadaran : Compos mentis• GCS : E4M6V5 (skor 15)
• Rangsang meningeal- Kaku Kuduk (+)- Lasegue, kernig tidak terbatas- Brudzinski I,II,III (-/-/-)- Petrick dan Kontrapetrick (-/-)
11
Nervus Olfaktoriuskanan kiri
Daya pembau
Normosmia normosmia
PEMERIKSAAN NERVUS KRANIAL
Kanan KiriVisus 6/6 6/6Lapang Pandang
Normal normal
Funduskopi
Belum dapat melakukan Papil edema Arteri:Vena
NERVUS OPTIKUS
12
Nervus Okulomotoris
Kanan KiriPtosis - -Gerakan Mata Medial Baik Baik Atas Baik Baik Bawah Baik BaikUkuran Pupil Pupil bulat isokor Ø ODS
3 mmRefleks Cahaya Langsung + +Refleks Cahaya Konsensual
+ +
Akomodasi baik baik13
Nervus TrokhlearisKanan Kiri
Gerakan Mata Medial Bawah
Baik Baik
Menggigit NormalMembuka mulut normal Sensibilitas Oftalmikus + + Maksilaris + + Mandibularis + +Refleks kornea + +Refleks bersin Normal
NERVUS TRIGEMINUS
14
Nervus AbdusensKanan Kiri
Gerakan mata ke lateral
+ +
Kanan KiriKerutan Kulit Dahi
+ +
Lipatan naso-labial
+ +
Mengangkat alis Normal NormalMenyeringai Normal Normal
NERVUS FACIALIS
15
Nervus Glosofaringeus & Nervus Vagus
Arkus faring Gerakan simetris
Daya Kecap Lidah 1/3 belakang
Tidak dilakukan
Uvula Letak ditengah,
gerak simetrisMenelan NormalRefleks muntah + kanan kiri
17
Nervus AssesoriusKanan Kiri
Memalingkan kepala
baik baik
Mengangkat bahu baik baik
Sikap lidah normal
Fasikulasi -Tremor lidah -Atrofi otot lidah -
NERVUS HIPOGLOSUS
18Kesan : Nervus Kranialis dalam batas normal
• Motorik t onus normal, atrofi (-)
• Vegetatif : Baik• Fungsi luhur : tidak dilakukan
• R.fisiologis : BTR ++/++ brachioradialis ++/++ KPR ++/++ APR ++/++
• R. Patologis : Babinski -/- Chaddock -/- Oppenheim (-/-) Gordon (-/-)
5 5
5 5
19
Kesan : Fungsi motorik dalam batas
normal.
Kesan :Reflek fisiologis dan patologis
dalam batas normal.
• Rasa raba:kanan-kiri sama
• Rasa nyeri:kanan-kiri sama
• Rasa suhu: Tidak dilakukan
Pemeriksaan Sensorik
20
Pemeriksaan sensorik dalam batas normal.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Darah Hasil RujukanHemoglobin 16,1 mg/dl 11,5-14,5 g/dL
Hematokrit 42 37-45 %
Trombosit 309.10^3/ul 150-400 103/µl
Leukosit 20,5 ↑ 5,0-11103/µl
01 /10/13 pukul 16:17
21
SGPT 10,40 u/l 10.00-45.00SGOT 19,20 u/l 10.00-35.00
GDS 103 70-110 mg/%
Ureum 18 10-50 mg%
Creatinin 0,6 0,67-1,17 mg%
Pemeriksaan Darah Hasil RujukanDiff count
Basofil 0,2 % 0,0-1,0%Eosinofil 0,2 % 1,0 -3,0 %
Neutrofil 82,1 % 37,0-72,0
Limfosit 9,9 % 20,0 -40,0
Monosit 7,6 % 2,0 – 8.0Elektrolit Hasil RujukanNatrium 145 mmol/l 132-145Kalium 4,27 mmol/l 3,50-5,50Klorida 116 mmol/l 98-110
Hasil EEG Fokal epileptikus di temporal kanan
RESUME
23
Anak Z 12 tahun datang ke RSIJ Pondok Kopi dengan keluhan utama kejang saat dirumah sejak 1 hari yang lalu, kejang berlangsung ± 20 menit, saat kejang dan setelah kejang anak sadar, saat kejang seluruh tubuh kaku, kedua tangan dan kaki lurus kedepan, badan melengkung kedepan, kedua mata melirik ke atas. Setelah kejang anak langsung muntah dan lemas, muntah 1x, muntah menyembur, pusing (+), bak dan bab lancar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, GCS 15, tanda vital dalam batas normal, tanda rangsang meningen (+).
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb meningkat, leukositosis, neutrofil meningkat, limfosit menurun, klorida meningkat.
Pada pemeriksaan EEG didapatkan fokal epileptikus di temporal kanan.
DIAGNOSIS
• DIAGNOSIS KERJA • Diagnosa Klinis : Kejang • Diagnosa Etiologi : Idiopatik• Diagnosa Topis : Fokus epileptikus di
temporal kanan• Diagnosa Patologis : Idiopatik
24
PENGOBATAN
O2 : 3 L / menit IVFD Asering 12 jam Ceftriakson 2x 1gr Fenitoin 3x 100 mg
Asam folat 2x1
26
PROGNOSISQuo ad vitam : dubia ad bonamQuo ad functionam : dubia ad malam
FOLLOW UPTgl/jam
S O A P
02/10/
13
Hari -
1
- Kejang
(-)
- Badan
pegal-
pegal
- Pusing(+)
sedikit
KU: sakit sedangKesadaran: cmBerbicara: dbnMotorik : dbnTD: 100/60mmHg, HR: 80 x/menit, RR: 22 x/ menit, S: 36,80CMotorik: tonus normal, atrofi (-)
Sensorik/ Veg baikFL tidak dilakukanHb 14,6 mg/dlLeukosit 10.300/ulHT 39 %Trombosit 258.103
Epilepsi
- Terapi
lanjutkan
5 55 5
27
FOLLOW UP
28
Tgl/jam
S O A P
03/10/
13
Hari -
2
- Kejang
(-)
- Badan
pegal-
pegal (-)
- Pusing
(-)
KU: sakit sedangKesadaran: cmBerbicara: dbnMotorik : dbnTD: 100/60mmHg, HR: 80 x/menit, RR: 22 x/ menit, S: 36,80CMotorik: tonus normal, atrofi (-)
5,5,5,5
Sensorik/ Veg baikFL tidak dilakukanHb 14,6 mg/dlLeukosit 10.300/ulHT 39 %Trombosit 258.103
Epilepsi
- Terapi
lanjutkan
- Pasien dapat
dipulangkan
Tinjauan pustaka
Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan (seizure) berulang akibat
dari adanya gangguan fungsi otak secara intermiten, yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron secara paroksismal,
dan disebabkan oleh berbagai etiologi.
DEFINISIBangkitan epilepsi (epileptic seizure) adalah
manifestasi klinik dari bangkitan serupa (stereotipik), berlangsung secara mendadak dan sementara dengan atau tanpa perubahan kesadaran, disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel saraf di otak, bukan disebabkan oleh suatu
penyakit otak akut (unprovoked)
DEFINISI
Sindrom epilepsi adalah sekumpulan gejala dan tanda klinik epilepsi yang terjadi secara bersama-sama, yang berhubungan dengan etiologi, umur, awitan (onset), jenis bangkitan, faktor pencetus, dan
kronisitas.
Klasifikasi(ditetapkan oleh International League Against Epilepsy)
Bangkitan epilepsi
Sindrom epilepsi
1. Bangkitan parsial : Bangkitan parsial
sederhana Bangkitan parsial
kompleks Bangkitan parsial yang
menjadi umum sekunder
1. Lokasi kelainan (localized related): Idiopatik (primer)
Simtomatik (sekunder) Kriptogenik
2. Bangkitan umum
3. Tak tergolongkan
2. Epilepsi umum dan berbagai sindrom epilepsi berurutan sesuai dengan
peningkatan usia Idiopatik (primer) Kriptogenik atau
simtomatik sesuai dengan peningkatan usia Simtomatik
3. Epilepsi dan sindrom yang tak dapat ditentukan fokal
atau umum Bangkitan umum dan fokal
Tanpa gambaran tegas fokal atau umum
4. Sindrom khusus : bangkitan yang berkaitan dengan situasi tertentu:
Kejang demam bangkitan kejang /
status epileptikus yang timbul hanya sewaku
(isolated) bangkitan yg hanya terjadi bila terdapat kejadian metabolik akut bangkitan berkaitan
dengan pencetus spesifik (epilepsi reflektorik)
Etiologi epilepsi
1.Idiopatik 2. Kriptogenik3. Simtomatik
Simtomatik : disebabkan oleh kelainan / lesi pada susunan saraf pusat, misalnya cedera kepala, infeksi SSP, kelainan kongenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik (alkohol,obat), metabolik, kelainan neuro-
degeneratif.
PATOGENESISKejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :• Kurangnya transmisi inhibitoriContoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau selama penghentian pemberian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin)
• Meningkatnya aksi eksitatori → meningkatnya aksi glutamat atau aspartat
GAMBARAN KLINIKa. Bangkitan umum lena:
1. Gangguan kesadaran mendadak (absence) berlangsung beberapa detik.
2. Selama bangkitan kegiatan motorik terhenti dan pasien diam tanpa reaksi.
3. Mata memandang jauh ke depan.
4. Mungkin terdapat automatisme.
5. Pemulihan kesadaran segera terjadi tanpa perasaan bingung.
6. Sesudah itu pasien melanjutkan aktivitas semula.
b. Bangkitan umum tonik-klonik1. Dapat didahului prodromal seperti jeritan, sentakan,
mioklonik.2. Pasien kehilangan kesadaran, kaku(fase tonik) selama
10-30 detik diikuti gerakan kejang kelojotan pada kedua lengan dan tungkai (fase klonik) selama 30-60 detik, dapat disertai mulut berbusa.
3. Selesai bangkitan pasien menjadi lemas (fase flaksid) dan tampak bingung.
4. Pasien sering tidur setelah bangkitan selesai.
GAMBARAN KLINIK
c. Bangkitan parsial sederhana1. Tidak terjadi perubahan kesadaran2. Bangkitan dimulai dari lengan, tungkai atau muka (unilateral/fokal)
kemudian menyebar pada sisi yang sama ( Jacksonian march)
3. Kepala mungkin berpaling ke arah bagian tubuh yang mengalami kejang (adversif)
GAMBARAN KLINIK
d. Bangkitan parsial kompleks1. Bangkitan fokal disertai terganggunya kesadaran2. sering diikuti oleh automatisme yang sterotipik seperti
mengunyah, menelan, tertawa, dan kegiatan motorik lainnya tanpa tujuan yang jelas
3. Kepala mungjkin berpaling ke arah bagian tubuh yang mengalami kejang (adversif)
GAMBARAN KLINIKe. Bangkitan umum sekunder1.Berkembang dari bangkitan pasial sederhana atau
kompleks yang dalam waktu singkat menjadi bangkitan umum.
2.Bangkitan parsial dapat berupa aura3.Bangkitan umum yang terjadi biasanya bersifat
kejang tonik-klonik 2. Sindrom epilepsiGambaran klinik, sindrom epilepsi, khususnya pada
anak, dapat dilihat dalam pedoman tatalaksana epilepsi yang ditertibkan oleh Kelompok Studi Neuro-pediatri.
Diagnosis dan diagnosis banding
3 langkah untuk mendiagnosis epilepsi :1.Memastikan apakah kejadian yang bersifat
paroksismal menunjukkan bangkitan epilepsi atau bukan epilepsi
2.Apakah benar terdapat bangkitan epilepsi, maka tentukanlah bangkitan yang ada termasuk jenis
bangkitan yang mana3. Tentukan etiologi sindrom epilepsi apa yang ditunjukkan oleh bangkitan tadi, atau epilepsi
apa yang terjadi pada pasien
Diagnosis dan diagnosis banding
Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya gejala dan tanda klinik dalam bentuk bangkitan
epilepsi berulang (minimum 2 kali) yang ditunjang oleh gambaran epileptiform pada EEG.
ANAMNESIS (auto dan alo-anamnesis)
•Pola / bentuk bangkitan
•Lama bangkitan
•Gejala sebelum, selama dan pasca bangkitan
•Frekuensi bangkitan
•Faktor pencetus
•Ada/tidak adanya penyakit lain yang diderita sekarang
•Usia pada saat terjadinya bangkitan pertama
• Riwayat pada saat dalam kandungan, kelahiran dan perkembangan bayi/ anak
• Riwayat terapi epilepsi sebelumnya
• Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga
Diagnosis dan diagnosis banding
Pemeriksaan fisik umum dan neurologik
Melihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi, seperti trauma kepala, infeksi
telinga atau sinus, gangguan kongenital, gangguan
neurologik fokal atau difus, kecanduan alkohol atau obat
terlarang dan kanker.
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan indikasi & bila memungkinkan
Pemeriksaan elektro-ensefalografi (EEG)
INDIKASI :
1. Membantu menegakkan diagnosis epilepsi
2. Menentukan prognosis pada kasus tertentu
3. Pertimbangan dalam penghentian OAE
4. Membantu dalam menentukan letak fokus
5. Bila ada perubahan bentuk bangkitan dari bangkitan sebelumnya
Diagnosis dan diagnosis banding
• Rekaman EEG sebaiknya dilakukan pada saat bangun, tidur, dengan stimulasi fotik, hiperventilasi, stimulasi tertentu semua pencetus bangkitan (pada epilepsi refleks).
• Kelainan epileptiform EEG interiktal (di luar bangkitan) pada orang dewasa dapat ditemukan sebesar 29-38% pada pemeriksaan ulang gambaran epileptiform dapat meningkat menjadi 59-77%
• Bila EEG pertama normal sedangkan persangkaan epilepsi sangat tinggi, maka dilakukan EEG ulangan dalam 24-48 jam setelah bangkitan atau dilakukan dengan persyaratan khusus, misalnya kurangi tidur (sleep deprvation), atau dengan menghentikan obat OAE.
Diagnosis dan diagnosis banding
• Pencitraan brain imaging dengan
indikasi :
• Semua kasus bangkitan pertama yg
didua dengan ada kelainan
struktural
• Terdapat defisit neurologi otak
• Epilepsi dengan bangkitan parsial
• Bangkitan pertama di atas usia 25
tahun
• Untuk persiapan tindakan
pembedahan epilepsi
Magnetic Resonance Imaging (MRI):
MRI merupakan prosedur pencitraan pilihan untuk epilepsi dengan
sensitivitas tinggi dan lebih spesifik
dibanding dengan Computed Tomography (CT scan)
MRI dapat mendeteksi sklerosis
hipokampus, disgenesis kortikal, tumor
dan hemangioma kavernosa
Pemeriksaan MRI diindikasikan untuk epilepsi yang sangat mungkin
memerlukan terapi pembedahan
Diagnosis dan diagnosis banding
Pemeriksaan Laboratorium :
• Darah : Hb,Leukosit,HT,Trombosit, apus darah tepi elektrolit(natrium,kalsium,magnesium,kadar gula, fungsi hati (SGOT,SGPT,Gamma GT,alakasi fosfatase), ureum, kreatinin, dan lainnya atas
indikasi.• Cairan serebrospinal : bila dicurigai ada
infeksi SSP• Pemeriksaan-pemeriksaan lain dilakukan atas indikasi misalnya ada kelainan metabolik bawaan
Diagnosis dan diagnosis banding
PENATALAKSANAAN 1. Obat anti epilepsi (OAE) mulai diberikan apabila
diagnosis epilepsi sudah dipastikan, terdapat minimum 2
kali bangkitan dalam setahun.
2. Terapi dimulai dengan monoterapi
3. Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikan
secara bertahap sampai dg dosis efektif tercapai/timbul
efek samping obat.
4. Apabila dg penggunakan OAE dosis maksimum tidak dapat
mengontrol bangkitan, maka ditambahkan OAE II dimana bila
sudah mencapai dosis terapi, maka OAE I dosisnya
diturunkan secara perlahan.
5. Penambahan OAE III baru diberikan setelah terbukti
bangkitan tidak terkontorl dengan pemberian OAE I dan II
PENATALAKSANAAN
Non farmakologi:• Amati faktor pemicu• Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress, konsumsi kopi atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll.
Farmakologi : • menggunakan obat-obat antiepilepsi
• HIDANTOIN Fenitoin obat pilihan pertama untuk
kejang umum, kejang tonik-klonik, dan pencegahan kejang pada pasien trauma kepala/bedah sarafDosis awal fenitoin 5 mg/kg/hari dan dosis pemeliharaan 20 mg/kg/hari tiap 6 jamPada pasien jenis kejang umum
• BARBITURAT Fenobarbital
Efektif untuk kejang parsial dan kejang tonik-klonik .Dosis awal fenobarbital 1-3 mg/kg/hariDosis pemeliharaan 10-20 mg/kg 1kali sehari
• DEOKSIBARBITURAT Primidon
Untuk terapi kejang parsial dan kejang tonik-klonikDosis primidon 100-125 mg 3 kali sehari
• IMINOSTILBEN Karbamazepin
Pilihan pertama pada terapi kejang parsial dan tonik-klonik .Dosis anak usia <6 thn: 10-20 mg/kg 3 kali sehari, anak usia 6-12 thn dosis awal 200 mg 2 kali sehari dan dosis pemeliharaan 400-800 mg, anak usia >12 thn dan dewasa 400 mg 2 kali sehari • Okskarbazepin
untuk terapi kejang parsialDosis anak usia 4-16 tahun 8-10mg/kg 2 kali sehari sedangkan pada dewasa, 300 mg 2 kali sehari
• SUKSIMID Etosuksimid
Digunakan pada terapi kejang absens .Dosis anak usia 3-6 tahun 250 mg/hari untuk dosis awal dan 20 mg/kg/hari untuk dosis pemeliharaan. Sedangkan dosis pada anak dengan usia lebih dari 6 tahun dan dewasa 500 mg/hari • ASAM VALPROAT
Pilihan pertama untuk terapi kejang parsial, kejang absens, kejang mioklonik, dan kejang tonik-klonikDosis penggunaan asam valproat 10-15 mg/kg/hari