Rekam Jejak Jokowi

41
Rekam Jejak Ir. Joko Widodo Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Sebelum berganti nama, Joko Widodo memiliki nama kecil Mulyono. Pendidikannya diawali dengan masuk SD Negeri 111 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan menengah ke bawah. Di mata guru SDnya, Sutarti Wardojo, ia telah memiliki jiwa kepemimpinan semenjak SD. Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai pekerjaan menggergaji di umur 12 tahun.Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali di masa kecil memengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota Surakarta saat harus menertibkan permukiman warga. [27] Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta . [28] Ketika ia lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta , namun gagal sehingga pada akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta . [29] Masa kuliah dan berwirausaha Dengan performa akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada . Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya. Ia berhasil

Transcript of Rekam Jejak Jokowi

Rekam Jejak Ir. Joko

WidodoJoko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo

dan Sujiatmi Notomiharjo. Sebelum berganti

nama, Joko Widodo memiliki nama kecil

Mulyono. Pendidikannya diawali dengan masuk SD

Negeri 111 Tirtoyoso yang dikenal sebagai

sekolah untuk kalangan menengah ke bawah. Di

mata guru SDnya, Sutarti Wardojo, ia telah

memiliki jiwa kepemimpinan semenjak SD.

Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek

payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan

uang jajan. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk

tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia

mulai pekerjaan menggergaji di umur 12 tahun.Penggusuran yang dialaminya

sebanyak tiga kali di masa kecil memengaruhi cara berpikirnya dan

kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota Surakarta saat harus

menertibkan permukiman warga.[27]

Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1

Surakarta.[28] Ketika ia lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1

Surakarta, namun gagal sehingga pada akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6

Surakarta.[29]

Masa kuliah dan berwirausahaDengan performa akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan Kehutanan,

Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Kesempatan ini dimanfaatkannya

untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya. Ia berhasil

menyelesaikan pendidikannya dengan judul skripsi "Studi tentang Pola

Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta".

Setelah lulus pada 1985, ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh, dan

ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusii diDataran Tinggi Gayo, Aceh

Tengah. Namun ia merasa tidak betah dan pulang menyusul istrinya yang

sedang hamil tujuh bulan. Ia bertekad berbisnis di bidang kayu dan bekerja

di usaha milik Pakdenya, Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati. Pada tahun

1988, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan nama CV Rakabu,

yang diambil dari nama anak pertamanya. Usahanya sempat berjaya dan juga

naik turun karena tertipu pesanan yang akhirnya tidak dibayar. Namun pada

tahun 1990 ia bangkit kembali dengan pinjaman modal Rp 30 juta dari

Ibunya.[30]

Usaha ini membawanya bertemu Micl Romaknan, yang akhirnya memberinya

panggilan yang populer hingga kini, "Jokowi". Dengan kejujuran dan kerja

kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang membuka

matanya. Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk

diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik. Ia

ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang

bersahabat untuk penghuninya.[26]

Wali Kota SurakartaPada pilkada kota Solo pada tahun 2005, Jokowi diusung oleh Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

untuk maju sebagai calon wali kota Surakarta. Ia berhasil memenangkan

pemilihan tersebut dengan persentase suara sebesar 36,62%.[31] Setelah

terpilih, dengan berbagai pengalaman di masa muda, ia mengembangkan Solo

yang sebelumnya buruk penataannya dan menghadapi berbagai penolakan

masyarakat untuk ditertibkan. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami

perubahan dan menjadi kajian di universitas luar negeri.[7] Berkat

pencapaiannya ini Jokowi terpilih kembali sebagai Wali Kota Surakarta pada

tahun 2010 dengan persentase suara sebesar 90,09%.[11]

Rebranding SoloBranding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu

"Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk

ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di

Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan

hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan

kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka

(disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang

terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman.[9] Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan

prinsip kepemimpinannya.[32]

Rebranding ini turut didukung dengan pengembangan citra kota Solo sebagai

"kota budaya" dan "kota batik". Pada tahun 2011, misalnya, Solo menjadi

ibukota batik Indonesia.[33] Selain itu, sejak tahun 2008, kota Solo setiap

tahunnya selalu mengadakan Solo Batik Carnival.[34] Di bawah kepemimpinan Jokowi

pula kota Solo dikembangkan sebagai kota MICE, yang merupakan singkatan

dari meetings (pertemuan), incentives (insentif), conferencing (konferensi),

dan exhibitions (pameran).[9] Sebagai tindak lanjut branding, Jokowi aktif

melakukan pendekatan kepada para penanam modal, terutama pengembang

properti untuk menyediakan fasilitas konvensi dan hotel.[9] Ia juga

mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan

Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan

keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut

pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007, Surakarta juga telah menjadi

tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng

Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan

perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek

Istana Mangkunegaran. Selain itu, Solo menjadi tuan rumah Euro-Asia World

Heritage Cities Conference and Exhibition pada tahun 2008, Solo International Ethnic Music

Festival (SIEM) pada tahun 2007 dan 2008 dan International Performing Arts

Festival pada tahun 2009.[9]

Mendamaikan Keraton SurakartaPada tanggal 11 Juni 2004, Paku Buwono XII wafat tanpa sempat menunjuk

permaisuri maupun putera mahkota, sehingga terjadi pertentangan antara

kedua putranya, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan (SDISKS)

Paku Buwono XIII dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Panembahan Agung

Tedjowulan. Selama tujuh tahun ada dua raja yang ditunjuk oleh kedua pihak

di dalam satu Keraton.[35]

Konflik ini akhirnya mendorong campur tangan pemerintah Republik Indonesia

dengan menawarkan dualisme kepemimpinan, dengan Paku Buwono XIII sebagai

Raja dan KGPH Panembahan Agung Tedjowulan sebagai wakil atau Mahapatih.

Penandatanganan kesepahaman ini didukung oleh empat perwakilan menteri,

yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri

Pekerjaan Umum serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun konflik

belum selesai karena beberapa keluarga keraton masih menolak penyatuan

ini.[36]

Puncaknya adalah penolakan atas Raja dan Mahapatih untuk memasuki Keraton

pada tanggal 25 Mei 2012. Keduanya dicegat di pintu utama Keraton di

Korikamandoengan.[37] Jokowi akhirnya berperan menyatukan kembali

perpecahan ini setelah delapan bulan menemui satu per satu pihak keraton

yang terlibat dalam pertentangan.[38] Pada tanggal 4 Juni 2012 akhirnya

Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan berakhirnya konflik Keraton Surakarta

yang didukung oleh pernyataan kesediaan melepas gelar oleh Panembahan

Agung Tedjowulan, serta kesiapan kedua keluarga untuk melakukan

rekonsiliasi.[39]

Pembenahan pedagang kaki limaProgram yang mencuatkan namanya selama menjadi Wali Kota Solo adalah

pembenahan pasar dan pedagang kaki lima. Salah satu contohnya adalah

pedagang kaki lima di Monumen 45 Banjarsari. Jokowi menggunakan

pendengkatannguwonke wong atau memanusiakan manusia sehingga tidak memaksa

atau pun menggusur pedagang, sebaliknya mengedepankan dialog dan makan

siang bersama agar pedagang mulai berani menumpahkan keluhannya langsung.

Selain itu, dibuka pula jalur diskusi di mana saja, seperti di Balai Kota,

warung, wedangan, pinggir jalan, hingga di Loji Gandrung.[10]

Setelah 54 kali sesi makan siang bersama selama 7 bulan, pedagang mulai

luluh dan Pemerintah Kota Solo mengistimewakan para pedagang yang bersedia

pindah dengan membuatkan arak-arakan hingga ke tempat baru.[10]

Pembenahan transportasi umumUntuk urusan transportasi umum, berbagai jenis angkutan telah

direalisasikan, seperti Batik Solo Trans yang merupakan bus yang

beroperasi di dalam kota dan menghubungkan kota Solo dengan Bandar Udara

Internasional Adi Sumarmo.[8] Selain itu, pada masa kepemimpinan Jokowi,

diluncurkan Prambanan Express Train yang merupakan kereta komuter yang

menghubungkan kota Solo dengan Yogyakarta.[8] Untuk mengintegrasi sistem

transportasi, pemerintah Solo dan Yogya menandatangani moratorium terkait

penggunaan kartu pintar di kedua kota.[8]

Jokowi pada tahun 2009 juga meluncurkan kereta wisata peninggalan Belanda

yang disebut Sepur Kluthuk Jaladara. Kereta yang dibuat pada tahun 1896

dan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar ini melintasi Kantor Wali

Kota Surakarta, Loji Gandrung, Museum Radi Pustaka, Museum Batik Danar

Hadi, dan Stasiun Sanggrah, sebelum akhirnya kembali ke Stasiun Purwosari.

[40] Selain itu, pada 20 Februari 2011, bus tingkat Werkudara juga

dioperasikan dan segera menjadi salah satu ikon kota Solo.[41]

Pada Juli 2011, Jokowi meluncurkan Railbus Batara Kresnayang melayani

rute Sukoharjo-Surakarta. Railbus yang mulai dioperasikan pada Agustus 2012

ini dibuat oleh PT INKA. Namun, pada November 2012, railbus ini tidak

berjalan lagi karena mengalami kerugian, dan permintaan subsidi oleh Wali

Kota Solo saat itu F.X. Hadi Rudyatmo ditolak oleh DPRD Surakarta.[42]

Hari bebas kendaraan bermotorPada tahun 2010, Jokowi menggagas hari bebas kendaraan bermotor di

sepanjang Jalan Slamet Riyadi setiap hari Minggu dari pukul 6 hingga 9

pagi, walaupun jalanan sudah didatangi pejalan kaki dari pukul 5 pagi.[43] Selain itu, pada hari Sabtu 31 Desember 2011 dan Minggu 1 Januari

2012, kota Surakarta berhasil mengadakan malam bebas kendaraan bermotor

pertama di Indonesia.[44]

Pembenahan pendidikan dan kesehatanDi Solo, Jokowi menetapkan program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Solo (PKMS) dan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Solo (BPMKS).[45] Program PKMS menyediakan layanan kesehatan gratis untuk rakyat miskin

di Solo.[46]Pemegang kartu PKMS terdiri dari dua kelas, yaitu "Gold" dan

"Silver".[46] Kelas "Gold" diberikan untuk warga yang benar-benar miskin

(sehingga semua biaya kesehatannya ditanggung pemerintah), sementara warga

kota yang belum mempunyai jaminan kesehatan mendapatkan kelas "Silver".[46] Sementara itu, kartu BPMKS diberikan kepada siswa SD dan SMP di Solo

yang miskin agar dapat mengenyam pendidikan tanpa dipungut biaya (baik

iuran bulanan maupun biaya operasional) di sekolah negeri atau swasta.[47] Terdapat tiga jenis kartu, yaitu "Platinum", "Gold", dan "Silver".[47] Kartu Platinum diberikan untuk siswa yang bersekolah di sekolah plus

(sekolah gratis dari program pendidikan di Solo), sementara kartu Gold

diberikan kepada warga miskin dan kartu Silver untuk warga mampu.

[47] Pemegang kartu Platinum dibebaskan dari iuran bulanan, uang gedung,

dan biaya pribadi seperti tas, sepatu, buku, sementara pemegang kartu Gold

dibebaskan dari biaya operasional dan pemegang kartu Silver diperlakukan

seperti pemegang kartu Gold.[47] Namun, pembebasan biaya tidak berlaku

untuk siswa SMA dan SMK, walaupun mereka akan disubsidi sebesar 50%.[47]

Selama enam bulan pertama tahun 2012, 15.235 kartu PKMS Silver dan 47.940

kartu PKMS Gold dibagikan kepada rakyat Solo dengan biaya Rp 10,9 miliar,

sehingga pada saat itu terdapat 221.722 kartu PKMS Silver dan 14.181 kartu

PKMS Gold yang telah didistribusikan.[45]

Solo Techno Park dan EsemkaPada masa kepemimpinan Jokowi, pembangunan Solo Techno Park diselesaikan.

Kompleks yang dibangun di wilayah seluas 7,1 hektare di Jebresini

dimaksudkan sebagai tempat produksi dan pelatihan teknik.[48] Pada tahun

2012, Jokowi menjadikan Esemka(yang merupakan mobil buatan siswa-

siswa Sekolah Menengah Kejuruan) sebagai mobil dinas resmi Jokowi.[49]Inisiatif Jokowi membuat Esemka mendapat perhatian media nasional.[49]Solo Techno Park sendiri akan dijadikan sebagai pusat produksi massal

mobil Esemka.[48] Namun, mobil ini tidak lolos uji kelayakan nasional,[48] sehingga proyek tersebut mangkrak dan lembaga Solo Techno Park pada

tahun 2014 memproduksi mesin cetak digital.[50]

Pada tahun 2011, Jokowi juga menandatangani memorandum of understanding (MoU)

dengan Direktur Utama PT GMF AeroAsia Richard Budihadianto mengenai

pengembangan kemampuan penyediaan sumber daya manusia dalam bidang

perawatan pesawat terbang, sehingga Solo Techno Park menjadi tempat

pelatihan teknisi pesawat terbang.[51]

Peninggalan lainPada 13 April 2008, Jokowi mendirikan tempat wisata kuliner malam di Solo

yang disebut Galabo (Gladag Langen Bogan).[9] Taman Balekambang  yang

sebelumnya terbengkalai juga diubah menjadi taman botani kecil yang

dilengkapi dengan fasilitas Wi-Fi. Ditambah lagi, Terminal Bus

Tirtonadi diremajakan, sementara Taman Tirtonadi di dekatnya dijadikan

ruang terbuka.[9]

Jokowi juga membangun dan meremajakan beberapa pasar, seperti Pasar

Windujenar pada tahun 2010[52] dan Pasar Burung Depok.[53] Pasar Windujenar

terletak tepat di kawasan Ngarsopuro yang turut disulap menjadi artistik

dan dilengkapi dengan ruang terbuka untuk masyarakat.[54] Kawasan ini

kemudian terhubung dengan Jalan Slamet Riyadi yang dipercantik dengan

keberadaan taman dan fasilitas internet gratis.[9] Jokowi juga melancarkan

penataan koridor city walk di kawasan Kapten Mulyadi dan Mayor Kusmanto yang

turut dilengkapi dengan fasilitas untuk pejalan kaki dan taman kota.[53]

Di bawah kepemimpinan Jokowi, pemkot Surakarta mendukung pengadaan toilet

umum, hingga kota Solo terpilih menjadi tuan rumah World Toilet Summit ke-

13 pada tahun 2013.[55] Toilet umum dibangun di beberapa tempat wisata

seperti di Slamet Riyadi, Gladag Langen Bogan, dan Kampung Batik Laweyan,

dengan dana dari pemkot dan perusahaan swasta yang mewujudkan tanggung

jawab sosial perusahaan.[55]

Menurut Rushda Majeed dalam studi kasusnya mengenai kota Solo, Jokowi

telah memperbaiki kondisi permukiman kumuh, meningkatkan layanan

kesehatan, dan mereformasi pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi.[7] Ia

juga membuka proses keuangan untuk umum dan menyediakan one-stop service bagi

mereka yang hendak membuat izin bisnis atau izin-izin lainnya.[7]

Gubernur DKI JakartaJokowi diminta secara pribadi oleh Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri

sebagai Gubernur DKI Jakarta [56]  pada Pilgub DKI tahun 2012. Karena

merupakan kader PDI Perjuangan, maka Jusuf Kalla meminta dukungan dari

Megawati Soekarnoputri, yang awalnya terlihat masih ragu. Sementara itu

Prabowo Subianto juga melobi PDI Perjuangan agar bersedia mendukung Jokowi

sebagai calon gubernur karena membutuhkan 9 kursi lagi untuk bisa

mengajukan Calon Gubernur.[57]Pada saat itu, PDI Perjuangan hampir memilih

untuk mendukung Fauzi Bowo dan Jokowi sendiri hampir menolak dicalonkan.[58] Sebagai wakilnya, Basuki T Purnama yang saat itu menjadi anggota DPR

dicalonkan mendampingi Jokowi dengan pindah ke Gerindra karena Golkar

telah sepakat mendukung Alex Noerdin sebagai Calon Gubernur.[59]

Pasangan ini awalnya tidak diunggulkan. Hal ini terlihat dari klaim calon

petahana yang diperkuat oleh Lingkaran Survei Indonesia bahwa pasangan

Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli akan memenangkan pilkada dalam satu putaran.[60] Selain itu, PKS yang meraup lebih dari 42 persen suara untuk Adang

Daradjatun di pilkada 2007 juga mengusung Hidayat Nur Wahidyang sudah

dikenal rakyat sebagai Ketua MPR RI periode 2004-2009. Dibandingkan dengan

partai lainnya, PDIP dan Gerindra hanya mendapat masing-masing hanya 11

dan 6 kursi dari total 94 kursi, jika dibandingkan dengan 32 kursi milik

Partai Demokrat untuk Fauzi Bowo, serta 18 Kursi milik PKS untuk Hidayat

Nur Wahid.[61] Namun LP3ES sudah memprediksi bahwa Jokowi dan Fauzi Bowo

akan bertemu di putaran dua.[62]

Hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei pada hari pemilihan,

11 Juli 2012 dan sehari setelah itu, memperlihatkan Jokowi memimpin,

dengan Fauzi Bowo di posisi kedua.[63] Pasangan ini berbalik diunggulkan

memenangipemilukada DKI 2012 karena kedekatan Jokowi dengan Hidayat Nur

Wahid saat pilkada Wali Kota Solo 2010[64] serta pendukung Faisal Basri dan

Alex Noerdin dari hasil survei cenderung beralih kepadanya.[65]

Pilkada 2012 putaran keduaJokowi berusaha menghubungi dan mengunjungi seluruh calon,[66]termasuk

Fauzi Bowo,[67] namun hanya berhasil bersilaturahmi dengan Hidayat Nur

Wahid[68] dan memunculkan spekulasi adanya koalisi di putaran kedua.[69] Setelahnya, Fauzi Bowo juga bertemu dengan Hidayat Nur Wahid.

Namun keadaan berbalik setelah partai-partai pendukung calon lainnya di

putaran pertama malah menyatakan dukungan kepada Fauzi Bowo.[70] Hubungan

Jokowi dengan PKS juga memburuk dengan adanya tudingan bahwa tim sukses

Jokowi memunculkan isu mahar politik Rp50 miliar.[71] PKS meminta isu ini

dihentikan,[72] sementara tim sukses Jokowi menolak tudingan menyebutkan

angka imbalan tersebut.[73]Kondisi kehilangan potensi dukungan dari partai-

partai besar diklaim Jokowi sebagai fenomena "Koalisi Rakyat melawan

Koalisi Partai".[74]Klaim ini dibantah pihak Partai Demokrat karena PDI

Perjuangan dan Gerindra tetap merupakan partai politik yang mendukung

Jokowi, tidak seperti Faisal Basri dan Hendrardji yang merupakan calon

independen.[75] Jokowi akhirnya mendapat dukungan dari tokoh-tokoh penting

seperti Misbakhun dari PKS,[76] Jusuf Kalla dari Partai Golkar,[77] Indra J

Piliang dari Partai Golkar,[78] serta Romo Heri yang merupakan adik ipar

Fauzi Bowo.[79]

Pertarungan politik juga merambah ke dunia media sosial dengan

peluncuran Jasmev,[80] pembentukan media center,[81] serta pemanfaatan media

baru dalam kampanye politik seperti Youtube.[82]Pihak Fauzi Bowo menyatakan

juga ikut turun ke media sosial, namun mengakui kelebihan tim sukses dan

pendukung Jokowi di kanal ini.[83]

Putaran kedua juga diwarnai berbagai tudingan kampanye hitam, yang antara

lain berkisar dalam isu SARA,[84] isu kebakaran yang disengaja,[85] korupsi,[86] dan politik transaksional.[87]

Menjelang putaran kedua, berbagai survei kembali bermunculan yang

memprediksi kemenangan Jokowi, antara lain 36,74% melawan 29,47% oleh

SSSG,[88] 72,48% melawan 27,52% oleh INES,[89] 45,13% melawan 37,53% dalam

survei elektabilitas oleh IndoBarometer,[90] dan 45,6% melawan 44,7% oleh

Lembaga Survei Indonesia.[91]

Setelah pemungutan suara putaran kedua, hasil penghitungan cepat Lembaga

Survei Indonesia memperlihatkan pasangan Jokowi - Ahok sebagai pemenang

dengan 53,81%. Sementara rivalnya, Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli mendapat

46,19%.[92]Hasil serupa juga diperoleh oleh Quick Count IndoBarometer

54.24% melawan 45.76%,[93] dan lima stasiun TV.[94]Perkiraan sementara oleh

metode Quick Count diperkuat oleh Real Count PDI Perjuangan dengan hasil

54,02% melawan 45,98%,[95] Cyrus Network sebesar 54,72% melawan 45,25%.[96] Dan akhirnya pada 29 September 2012, KPUD DKI Jakarta menetapkan

pasangan Jokowi - Ahok sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI yang baru

untuk masa bakti 2012-2017 menggantikan Fauzi Bowo - Prijanto.[97][98]

Sebelum dan sesudah Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia berjanji bahwa

ia akan menambah 1000 unit bus Transjakarta, lalu ia bisa dihubungi

wartawan 24 jam, bahwa ia akan bekerja 1 jam di kantor dan sisanya tinjau

pelayanan publik. Ia juga berkata bahwa dirinya tidak akan

menggusur Pedagang Kaki Lima (PKL), dan juga akan membangun kampung susun

yang bukan apartemen; lalu ia akan memperbaiki sistem pendidikan dan

kesehatan, memberikan penghargaan ke semua ketua RT dan RW, dan ia juga

menjanjikan akan menambah ruang publik bagi remaja DKI.[99] Pada saat

terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, permasalahan mulai berdatangan, dan

semenjak musim hujan melanda Jakarta dan masalah macet tidak usai, publik

DKI mulai pesimis dan meragukan kemampuan Jokowi dalam mengatasi masalah

ibukota.[100]

Pasca Pilkada 2012Setelah resmi menang di perhitungan suara, Jokowi masih diterpa isu upaya

menghalangi pengunduran dirinya oleh DPRD Surakarta, namun dibantah oleh

DPRD.[101] Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi juga menyatakan akan turun

tangan jika masalah ini terjadi,[102] karena pengangkatan Jokowi sebagai

Gubernur DKI Jakarta tidak dianggap melanggar aturan mana pun jika pada

saat mendaftar sebagai Calon Gubernur sudah menyatakan siap mengundurkan

diri dari jabatan sebelumnya jika terpilih, dan benar-benar mengundurkan

diri setelah terpilih.[103] Namun setelahnya, DPR merencanakan perubahan

terhadap Undang-Undang No 34 tahun 2004, sehingga setalah Jokowi, kepala

daerah yang mencalonkan diri di daerah lain, harus terlebih dahulu

mengundurkan diri dari jabatannya pada saat mendaftarkan diri sebagai

calon.[104]

Atas alasan administrasi terkait pengunduran diri sebagai Wali Kota

Surakarta dan masa jabatan Fauzi Bowo yang belum berakhir, pelantikan

Jokowi tertunda[105] dari jadwal awal 7 Oktober 2012 menjadi 15 Oktober

2012.[106] Acara pelantikan diwarnai perdebatan mengenai biaya karena adanya

pernyataan Jokowi yang menginginkan biaya pelantikan yang sederhana.[107] DPRD kemudian menurunkan biaya pelantikan menjadi Rp 550 juta, dari

awalnya dianggarkan Rp 1,05Miliar dalam Perubahan ABPD. Acara pelantikan

juga diramaikan oleh pedagang kaki lima yang menggratiskan dagangannya.[108]

Sehari usai pelantikan, Jokowi langsung dijadwalkan melakukan kunjungan ke

masyarakat.[109]

Pengambilalihan Sumber Daya AirSebelum Jokowi, pengelolaan air minum dilakukan oleh dua operator utama,

Aetra (PT Thames PAM Jaya) dan Palyja (PT PAM Lyonnaise Jaya). PT Aetra

Air Jakarta mengelola, mengoperasikan, memelihara sistem penyediaan air

bersih, dan melakukan investasi di wilayah timur Jakarta, sementara Palyja

di bagian barat Jakarta. Pemegang saham Aetra adalah Acuatico Pte Ltd

dengan kepemilikan sebesar 95 persen dan PT Alberta Utilities sebesar 5

persen. Sementara Palyja melayani pasokan air bersih ke wilayah Jakarta

Barat, Jakarta Selatan, serta sebagian wilayah Jakarta Utara dan Pusat.

Palyja dimiliki Astratel sebesar 49 persen, dan Suez Environment sebesar

51 persen. Keduanya memegang kontrak dengan Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta untuk mengelola air di Jakarta.

Karena dianggap tidak mampu menyediakan pelayanan yang prima, maka Jokowi

dan Ahok sejak awal sudah mengincar pengambilalihan pengelolaan air minum

Jakarta agar lebih mudah diawasi dan dikontrol, namun niat ini terganjal

penalti yang harus dibayar oleh pemerintah Pemprov jika memutus kontrak di

tengah jalan.[110] Maka usaha tersebut dilakukan dengan cara lain yaitu

dengan membeli saham kedua perusahaan tersebut melalui dua BUMD milik

Pemerintah Provinsi, yaitu PT Pembangunan Jaya dan PT Jakarta Propertindo

(Jakpro). Keduanya akan berusaha mengambil alih kepemilikan saham Palyja

dengan rencana PT Pembangunan Jaya akan membeli sebanyak 51 persen saham

Suez Environment, sedangkan PT Jakarta Propertindo mengakuisisi 49 persen

saham Astratel. Namun sayangnya Palyja masih berstatus digugat oleh LBH

karena usaha privatisasi air yang dianggap tidak sesuai dengan Undang-

Undang Dasar 1945, sehingga akuisisi ini masih menunggu keputusan

pengadilan [111]

Pada tanggal 10 April 2014, Jokowi menyatakan bahwa telah ditemukan titik

terang pengambilalihan ini, karena pemerintah provinsi telah menemukan

kata sepakat dalam menguasai kembali pengelolaan air minum. Kedua pihak

merasa memiliki tujuan sama agar tidak terjadi privatisasi sumber daya

air, hanya caranya saja yang berbeda. Jika pihak LBH dan LSM melalui

gugatan hukum, maka Pemprov melakukan upaya pengambilalihan secara business

to business. "Positif, sudah ketemu titiknya. Karena semangatnya sama. Tujuan

sama agar pengelolaan air diambil alih oleh pemerintah dalam hal ini BUMD

kita," kata Jokowi, usai menggelar pertemuan dengan koalisi di Balaikota

DKI Jakarta.[112]

Setelah pengambilalihan Palyja berjalan lancar, Pemprov DKI juga

memberikan sinyal akan mengambil alih Aetra dengan cara serupa.[113]

Peningkatan upah minimum provinsiPada 24 Oktober 2012, terjadi unjuk rasa di Balaikota yang dilakukan

sekumpulan buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia.[114] Awalnya buruh menuntut kenaikan UMP menjadi Rp 2,79 juta, yang

ditanggapi ajakan dialog oleh Basuki Tjahaja Purnama dengan perwakilan

buruh. Akhirnya disepakati penggunaan angka survei Kecukupan Hidup Layak

bulan terakhir, dari sebelumnya yang dirata-rata dari data Februari 2012

hingga Oktober 2012,[115] serta berbagai poin lainnya sehingga menjadi 13

kesepakatan.[116]

Jokowi kemudian menyerahkan penghitungan UMP yang layak kepada Dewan

Pengupahan yang awalnya memunculkan rekomendasi angka Rp1,9 juta. Namun

sidang ini diganggu oleh tindakan buruh yang memanggil kembali

perwakilannya, sehingga angka ini baru mewakili kepentingan pengusaha.[117] Akhirnya disepakati oleh berbagai pihak bahwa Upah Minimum Provinsi

sebesar Rp 2,2 juta yang kemudian ditetapkan oleh Dewan Pengupahan.[118]

Jokowi melakukan berbagai konsultasi, termasuk

dengan Menakertrans Muhaimin Iskandar, Gubernur Banten, danGubernur Jawa

Barat untuk menentukan UMP yang tepat bagi buruh di DKI Jakarta agar tidak

mengalami ketimpangan dengan daerah penyangga, namun masih layak untuk

dinikmati pekerja.[119]

Protes kembali terjadi pada akhir tahun 2013 karena buruh mendesak

kenaikan kembali UMP menjadi Rp 3,7 juta,[120]sementara pengusaha menolak

angka tersebut dan menginginkan angka Rp 2,29 juta. Akhirnya diputuskan

angka tengah sebesar Rp 2,44 juta. Buruh menolak karena Rp 3,7 juta angka

mati[120] dan sempat mencap Jokowi dan Ahok sebagai Bapak Upah Murah[121] dan

mengancam akan menduduki Balai Kota selama berhari-hari, namun akhirnya

demonstrasi bubar dengan sendirinya dan UMP Rp 2,44 juta berlaku di DKI

Jakarta sejak 1 November 2013[122]

Pembenahan transportasi umumPada tanggal 10 Oktober 2013, Jokowi meresmikan pembangunan Angkutan

Massal Cepat (MRT) yang sebelumnya sempat tertunda selama bertahun-tahun.[16] Kemudian, pada tanggal 16 Oktober 2013, Jokowi juga meresmikan

pembangunan jalur hijau Monorel Jakarta sepanjang sebelas kilometer.[17] Selain itu, pada November 2013, Pemerintah Daerah DKI Jakarta

berencana akan mengadakan seribu bus untuk jalur Transjakarta.[123] Namun,

beberapa dari 656 bus yang dibeli dari Cina didapati sudah berkarat,

sehingga dicurigai ada kecurangan yang dilakukan oleh pejabat Dinas

Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.[124] Sebagai tanggapan terhadap masalah

ini, Jokowi membebastugaskan Kepala Dishub DKI Jakarta Udar Pristiono dan

melantik Muhammad Akbar sebagai penggantinya.[125] Selanjutnya pemesanan

armada Transjakarta akan banyak melalui sistem E-Katalog, bukan lagi

lelang.

Pendirian PT Transjakarta

Untuk memperbaiki kualitas pelayanan dan armada Transjakarta, maka mulai

30 Desember 2013, PT Transjakarta secara resmi disahkan. Dengan demikian

posisinya berdiri sendiri sebagai sebuah Badan Usaha Milik Daerah, tidak

lagi dibatasi kewenangannya sebagai Unit Pelaksana di bawah Dinas

Perhubungan. Dengan menjadi perusahaan tersendiri, Transjakarta diharapkan

mampu bekerja lebih efisien, lincah, dan fleksibel, termasuk saat

pengadaan armada.[126]

Rencana akuisisi Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD)

Sebelumnya, Pengangkutan Penumpang Djakarta atau PPD adalah BUMN berbentuk

Perusahaan Umum yang berada di bawah Kementrian Negara BUMN. Karena

dianggap memiliki banyak aset dan armada yang menguntungkan pengelolaan

transportasi, maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengajukan

pengambilalihan PPD, dengan salah satu syaratnya adalah pelunasan hutang

PPD yang cukup besar, Rp 170 Miliar. Namun Basuki Tjahaja Purnama

menganggap pelunasan utang ini sebanding dengan manfaat yang akan didapat

oleh Pemprov DKI Jakarta. Sayangnya, proses pengambilalihan ini berbelit

karena pemerintah pusat tidak memperlihatkan respon serius atas tawaran

ini. Mentri BUMN, Dahlan Iskan sendiri sebenarnya sudah menyetujui

pengambilalihan ini.[127]

Pengandangan Metromini dan Kopaja

Setelah banyaknya kecelakaan yang menimpa Metromini dan Kopaja, Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta mulai memperketat aturan mengenai fasilitas

keselamatan minimal yang dimiliki, antara lain rem, bodi

keropos, speedometer, lampu, dan kaca jendela. Jika tidak bisa menunjukkan

fasilitas tersebut, maka bus sedang tersebut dikandangkan.[128]

Tindakan pengandangan ini mengundang protes dari supir Metromini yang

merasa mata pencariannya terancam. Pada 29 Agustus 2013, puluhan supir

Metromini memarkirkan armadanya di jalanan di depan Balaikota dan berdemo

memprotes kewajiban peremajaan angkutan. Selain itu Udar Pristono, Kepala

Dinas Perhubungan saat itu, dianggap menyakiti hati para supir karena

membuat pernyataan bahwa Metromini sudah tidak diperlukan lagi di Jakarta.

Mereka menuntut armada yang dirazia dikembalikan, namun ditolak.[129]

Para supir yang merasa tidak didengarkan kemudian merusak pagar balaikota

dan memecahkan kaca Bus Kopaja dan Transjakarta. Karena keberingasannya,

Gubernur dan Wakil Gubernur menolak menemui dan mengomentari pengaduan

mereka. Para pelaku pengrusakan diancam dilaporkan ke polisi karena sudah

mengarah kepada tindakan pidana.[130]

Peluncuran bus wisata

Pada tanggal 24 Februari 2014, Jokowi meluncurkan bus pariwisata Jakarta.

Bus tingkat dengan kapasitas 60 penumpang ini dapat dinikmati secara

gratis dan dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik Jakarta kepada

wisatawan. Bus ini beroperasi setiap hari dari pukul 09.00 hingga pukul

19.00 dengan rute dari Pasar Baru hingga Bundaran Hotel Indonesia.[131]

Enam ruas jalan tol

Proyek enam ruas jalan tol diwariskan sejak zaman Sutiyoso dan Fauzi Bowo,

namun baru mencapai peresmian kesepakatan antara pihak swasta dengan

Kementrian Pekerjaan Umum sesaat sebelum Fauzi Bowo mengakhiri masa

jabatannya, serta sudah ditentukan pemenang tendernya. Sehingga walaupun

ditentang banyak warga, dan Jokowi pernah menentang proyek ini, namun ia

tidak memiliki kewenangan untuk membatalkannya.[132][133]

Jokowi sempat memperlambat eksekusi proyek ini dengan meminta masukan

warga, pengamat, pakar, Kementrian PU, investor, konsorsium pada 15

Januari 2013,[134] namun kemudian Basuki Tjahaja Purnama mengumumkan bahwa

tidak ada ada lagi istilah 6 ruas tol. Yang ada adalah integrasi seluruh

tol lingkar dalam Jakarta dan dilengkapi dengan jalur bus layang.[135] Pihak

swasta menyetujui permintaan mengadakan fasilitas transportasi umum di

sepanjang tol.[136]

Mobil murah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013, pemerintah pusat

Indonesia berencana mengembangkan program mobil murah. Joko Widodo

menentang keras program ini karena menurutnya program ini akan memperparah

kemacetan di Jakarta.[137] Menurutnya, yang sepatutnya digalakkan adalah

pengadaan transportasi massal yang murah, aman, dan nyaman.[137] Ia pun

menyurati Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono untuk mempertanyakan

kebijakan ini.[137]

Rotasi jabatanSelama dua tahun menjabat, Jokowi melakukan banyak sekali pengubahan

posisi birkorat. Di antaranya lurah dan camat melalui lelang jabatan,

serta wali kota, kepala suku dinas dan dinas melalui pemberhentian dan

penunjukan.[138]

Lelang jabatan

Pada April hingga Juni 2013, Jokowi menciptakan sistem baru dalam

penempatan birokrasi, yaitu lelang jabatan. Dalam sistem ini, setiap PNS

diberi kesempatan yang sama untuk menduduki posisi yang diinginkannya

dengan memenuhi kualifikasi dan mengikuti tes. Hasil tes diumumkan secara

transparan dan pemerintah provinsi menempatkan PNS tersebut sesuai

prestasi dan kualifikasinya.[15]

Hal ini menimbulkan kontroversi dengan adanya penolakan dari lurah dan

camat yang posisinya terganggu akibat seleksi ini. Salah satu yang menjadi

sorotan adalah lurah Warakas yang mengancam akan memperkarakan sistem

lelang jabatan.[139] Ia awalnya menolak mengikuti seleksi lelang jabatan

ini, namun akhirnya berhasil mendapat posisi di kelurahan Tugu Utara.[140]

Keefektifan lelang jabatan menjadi pertanyaan setelah Basuki Tjahaja

Purnama mengakui 60 persen lurah hasil lelang jabatan tidak memuaskan.[141] Bahkan dalam waktu satu tahun, lurah Ceger dan bendaharanya tertangkap

melakukanmark-up anggaran senilai Rp 450 juta dan kini menjadi tahanan

Kejaksaan Negeri Jakarta Timur.[142]

Lurah Susan

Salah satu lurah yang terpilih dalam proses lelang jabatan adalah Susan

Jasmine Zulkifli. Ia terpilih untuk menjabat di wilayah Lenteng Agung.

Namun, penunjukkan lurah Susan menuai protes dari beberapa orang karena

lurah Susan beragama Kristen, yang dianggap tidak sesuai dengan sebagian

besar warga Lenteng Agung yang beragama Islam.[143]Kontroversi ini semakin

menguat setelah Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi meminta Jokowi

mempertimbangkan ulang pengangkatan lurah Susan.[143] Namun, Jokowi

menegaskan bahwa ia tidak akan menurunkan lurah Susan atas dasaragama dan

hanya akan mempertimbangkan kinerja para lurah.[143]

Penggantian kepala dinas

Jokowi tercatat mengganti para kepala dinas di Jakarta. Yang paling

disorot antara lain Udar Pristono, Kepala Dinas Perhubungan DKI, Taufik

Yudi Mulyanto, Kepala Dinas Pendidikan DKI, dan Unu Nurdin Kepala Dinas

Kebersihan DKI. Ketiganya ditempatkan ke posisi baru dalam Tim Gubernur

Untuk Percepatan Pembangunan (TGUP2), bersama dengan empat orang lainnya.[144]

Banjir tahunan JakartaMewarisi kota yang dilewati banyak sekali sungai dan posisi beberapa

wilayah yang lebih rendah dari permukaan laut, Jokowi dituntut bisa

mengurangi bahkan menghilangkan banjir dari Jakarta. Dengan terlambatnya

pengesahan anggaran 2013, banjir Jakarta memperlihatkan dampak besar bagi

kehidupan kota tanpa diiringi pencegahan dan penanganan maksimal.[145] Namun

diakui penanganan banjir ini lebih baik jika dibandingkan banjir tahun-

tahun sebelumnya.[146]

Sepanjang tahun 2013, proyek-proyek normalisasi dalam rangkaian JEDI

(Jakarta Emergency Dredging Innitiative) dilakukan intensif. Yang paling

dikenal adalah pengembalian fungsi Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, dan Kali

Pesanggrahan. Usaha ini menuai banyak pujian, bahkan dari luar negeri.[18] Dengan normalisasi ini, diakui oleh BPBD bahwa banjir 2014 lebih baik

dibanding tahun sebelumnya. Durasi banjir memang lebih lama karena puncak

musim hujan yang lebih panjang, namun luas genangan berkurang.[147]

Pengumuman status darurat banjir

Dalam menghadapi banjir tahunan Jakarta 2013 dan 2014, Jokowi mengumumkan

status tanggap darurat banjir yang memungkinkan Gubernur mengambil

keputusan yang dianggap perlu untuk mengatasi bencana.[148]

Rekayasa cuaca

Untuk mengalihkan jalur hujan yang melewati Jakarta, Pemprov DKI Jakarta

bekerjasama dengan BNPB, TNI Angkatan Udara, dan BPPT melalui penaburan

garam NaCl agar hujan turun jauh dari Jakarta. Pada tahun 2013 proyek ini

cukup berhasil mengurangi curah hujan, namun pada tahun 2014 sedikit

terhambat akibat lambatnya pengesahan APBD dan perbedaan pola curah hujan

dibanding tahun lalu.[149]

Pembenahan saluran airMelalui paket Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI), Pemerintah

Provinisi DKI Jakarta bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan

Bank Dunia melakukan perawatan atas sistem saluran air di Jakarta yang

berhubungan dengan kondisi banjir di Jakarta dengan total dana US$

135.500.000. Program ini sempat memanas karena Basuki Tjahajapurnama

memprotes lambannya program yang dirancang oleh Bank Dunia sehingga

menuntut eksekusi lebih cepat. Jika Bank Dunia tidak bersedia, ia

mempersilakan Bank Dunia menarik bantuannya. Permintaan ini dipenuhi oleh

Bank Dunia.[150]

Kali dan waduk yang menjadi target pembenahan melalui program JEDI antara

lain Banjir Kanal Barat, Cakung Drain, Cengkareng Drain, Kali Angke, Kali

Cideng, Kali Kamal, Kali Sunter, Kali Tanjungan, Kali Krukut-Kali Cideng-

Tanah Sereal, Kali Jelakeng-Kali Pakin-Kali Besar, Kali Ciliwung Gunung

Sahari, Sodetan Sentiong Sunter, Kali Grogol – Sekretaris, Waduk Pluit,

Waduk Melati, Waduk Sunter Utara, Waduk Sunter Selatan, dan Waduk Sunter

Timur III, Situ Mangga Bolong, Situ Babakan, Situ Rawa Dongkal dan Situ

Cipondoh.[151]

Normalisasi Waduk Pluit

Normalisasi Waduk Pluit menandai perbaikan sistem pengendalian banjir di

Jakarta. Ditandai dengan pembongkaran sendiri hunian di bantaran oleh

warga pada bulan Maret 2013. Awalnya relokasi berjalan lancar. Namun

kemudian sempat terjadi ketegangan karena beberapa warga menolak

dipindahkan, bahkan sampai memunculkan insiden pelaporan ke Komnas HAM.

Melalui diplomasi makan siang, beberapa warga mulai terbujuk dan perlahan

pindah ke berbagai rumah susun yang telah disiapkan.[152]

Normalisasi Waduk Ria Rio

Normalisasi Waduk Ria Rio juga sempat mendapat hambatan dari warga dan

pemilik tanah akibat adanya sengketa yang terjadi antara pemilik tanah

dengan PT Pulomas Jaya. Warga sempat melakukan blokir, namun dibujuk untuk

mau secara sukarela pindah ke rumah susun yang layak. Sementara untuk

sengketa lahan, awalnya disepakati diselesaikan di pengadilan, namun

kemudian pemilik tanah memberi kesempatan negosisasi penggantian harga

lahan yang akan dikeruk sebagai waduk.[153]

Jokowi menjanjikan akan membangun Opera House berkapasitas 9000 seluruhnya

bertempat duduk di tepi Waduk Ria Rio.[154]

Normalisasi Waduk Tomang Barat

Waduk Tomang Barat awalnya dipenuhi ledakan populasi eceng gondok yang

memperparah pengendapan dan sekaligus menggusur habitat alami yang sudah

lebih dulu ada di sana. Maka dari itu pada November 2013 Waduk Tomang

Barat dikeruk hingga kembali ke kedalaman yang seharusnya dan populasi

eceng gondok dihilangkan dengan biaya Rp 2 miliar.[155]

Normalisasi Waduk Rawa Bambon

Waduk Rawa Bambon awalnya hanya berupa rawa kecil di Kelapa Dua Wetan,

Ciracas, Jakarta Timur, yang sering tergenang saat hujan lebat terjadi di

sekitar Jakarta Timur dan selatan. Akibatnya warga sekitar terus-menerus

mengalami banjir. Kemudian Pemprov DKI Jakarta memutuskan waduk ini

dikeruk hingga kedalaman 6 meter dan dilengkapi taman seperti Waduk Ria

Rio dan Pluit. Berbeda dengan Waduk Pluit dan Ria Rio, lahan sekitar Waduk

Rawa Bambon relatif tidak bermasalah sehingga penuntasannya diharapkan

bisa lebih cepat [156]

Normalisasi Kali Pesanggrahan

Karena kecilnya kapasitas dan buruknya pemeliharaan, hingga November 2012,

Kali Pesanggrahan masih meluap dan merendam 2 RT di Ulujami.[157] Sebenarnya

pada tahun Desember 2010 telah ditargetkan normalisasi kali dari debit 50

meter kubik menjadi 115 meter kubik, namun masih terus tertunda akibat

proses lelang yang terlalu lama. Pada masa Agustus hingga Oktober 2010

tercatat Kali Pesanggrahan telah tiga kali jebol akibat derasnya air dan

sudah tuanya dinding tanggul.[158]

Program normalisasi Kali Pesanggrahan kembali dilanjutkan melalui Jakarta

Emergency Dredging Initiative (JEDI)[159]Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan

Kementrian PU pada akhir tahun 2013 hingga 2014,[160] serta didukung oleh

proyek pembangunan sodetan Kali Pesanggrahan untuk meluruskan aliran kali

di sekitar ITC Cipulir,[161] serta pembangunan waduk di sekitar Jakarta

Selatan untuk menyimpan air di hulu agar tidak membebani sungai-sungai di

hilir Jakarta.[162][163]

Pengerjaan waduk sempat terhenti karena keberatan warga atas nilai ganti

rugi, namun diselesaikan dengan perundingan langsung dengan Jokowi.[164]

Pembenahan permukimanPembenahan permukiman dilakukan melalui dua cara, yaitu relokasi ke rumah

susun dan pembenahan melalui program kampung deret.[165]

Kampung deret

Program yang cukup menonjol dari Jokowi adalah kampung deret. Program ini

memberi kesempatan kepada warga yang ingin memperbaiki kondisi rumahnya

yang tidak layak dengan syarat harus memiliki bukti kepemilikan tanah yang

jelas. Daerah yang mendapat bantuan Kampung Deret yang sering mendapat

sorotan antara lain Tanah Tinggi, Cipinang Besar Selatan, Petogogan,

Semper Barat, dan Tambora. Pada 2013 lalu, pembangunan Kampung Deret

dilakukan di 26 titik. Sementara pada tahun 2014, ditargetkan 70 Kampung

Deret baru itu akan dimulai pada awal Juni 2014.[166]

Pembangunan dan relokasi ke rumah susun

Rumah susun menjadi solusi utama untuk relokasi dalam jumlah besar. Selama

Banjir Jakarta 2013, Warga Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, dan Kali Pakin,

misalnya, direlokasi antara lain ke Rumah Susun Pinus Elok, Rumah Susun

Marunda, Rumah Susun Tambora, dan lainnya. Sementara pada tahun 2014,

ditargetkan 100 rumah susun baru tahan gempa untuk menampung relokasi

lainnya.

Selain membangun sendiri, Pemprov DKI Jakarta juga menerima hibah dari

berbagai Kementrian dengan syarat mau memperbaikinya.[167][168]

Relokasi warga penghuni waduk

Setelah banjir Jakarta 2013, diketahui bahwa waduk di Jakarta kesulitan

menampung air karena pendangkalan dan pendudukan warga. Pemprov DKI

kemudian melakukan relokasi secara bertahap terhadap warga yang antara

lain menempati lahan waduk Pluit dan Ria Rio.[169] Setelah melalui berbagai

bujukan, termasuk di antaranya makan bersama Gubernur,[170] akhirnya warga

bersedia dipindah sehingga waduk bisa dikeruk untuk menghadapi musim

banjir 2014.[171]

Pembenahan pendidikan dan kesehatanProgram besar yang diluncurkan pada masa Jokowi untuk memperbaiki

pendidikan dan kesehatan adalah Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta

Pintar. Kartu Jakarta Sehat sebenarnya adalah program asuransi yang

dibayarkan oleh pemprov sehingga memungkinkan masyarakat DKI Jakarta

mendapat pelayanan paling dasar tanpa harus mengeluarkan uang banyak,

sementara Kartu Jakarta Pintar adalah program terseleksi bagi murid yang

tidak mampu agar mampu membeli peralatan dan kebutuhan pendidikan.

Kartu Jakarta Sehat

Program pertamanya yang langsung mendapat apresiasi adalah Kartu Jakarta

Sehat, yang bertujuan mereformasi jaminan kesehatan di Jakarta.

Sebelumnya, masyarakat miskin harus mengurus banyak surat dan rujukan

dengan birokrasi berbelit sebelum bisa mendapat keringanan biaya

kesehatan. Dengan Kartu Jakarta Sehat, masyarakat bisa langsung mendapat

layanan gratis di Puskesmas dan dirujuk ke Rumah Sakit tertentu jika

memerlukan perawatan lebih lanjut. Program ini ditangani oleh Askes

sebagai Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) yang telah resmi ditunjuk

oleh Undang-Undang.

Sejak diluncurkan pada 10 November 2012,[13] Kartu Jakarta Sehat mendapat

banyak kritik dan masukan dari berbagai pihak. Misalnya anggota Badan

Anggaran DPRD DKI Johny Wenas yang takut KJS akan melanggar aturan dan

Perda karena masih ada program serupa sedang berjalan pada tahun 2012.[172] Saran lain datang dari Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi yang menganggap

DKI Jakarta harus berupaya memperbaiki kurangnya infrastruktur, baik

sumber daya manusia maupun alat kesehatan, serta sistem rujukan agar

pasien KJS bisa ditangani dengan baik dan tepat waktu.[173]

Kontroversi terjadi saat 16 Rumah Sakit swasta berniat mundur dari KJS

karena ketidakjelasan sistem paket INA-CBGS yang hendak diterapkan

Kementrian Kesehatan dalam jaminan KJS. Namun akhirnya hanya 2 Rumah Sakit

yang menyatakan menghentikan layanan KJS untuk mengevaluasi ulang.

Sementara 14 Rumah Sakit lainnya setuju tetap melanjutkan KJS setelah

kesimpangsiuran ini dibicarakan bersama.[174] Namun, masalah ini terlanjur

berkembang menjadi konflik politik setelah beberapa anggota DPRD mengancam

akan menjadikan hal ini sebagai alasan pemakzulan terhadap Gubernur dan

Wakil Gubernur.[175]

Hingga 2014, Kartu Jakarta Sehat terus berjalan dan mendampingi sistem

penjaminan kesehatan baru oleh BPJS.

Kartu Jakarta Pintar

Dalam bidang pendidikan, Jokowi meluncurkan Kartu Jakarta Pintar sejak

awal masa jabatannya, tepatnya 1 Desember 2012. Peluncuran perdana Kartu

Jakarta Pintar dilakukan di SMA Yappenda, Tanjung Priok, Jakarta Utara dan

diluncurkan secara resmi oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).

Kartu ini membantu biaya pendidikan bagi anak-anak yang tidak mampu di

Jakarta, dengan syarat tidak boleh digunakan untuk hal konsumtif.[14]

Razia topeng monyet

Pada tanggal 22 Oktober 2013, Jokowi mendapat sorotan media

internasional[176] dan dukungan dari pecinta lingkungan[177] setelah

meluncurkan razia topeng monyet di Jakarta. Dalam razia ini, pawai topeng

monyet ditangkap namun diberikan uang pengganti Rp 1 juta asalkan bersedia

memberikan monyetnya untuk kemudian dipelihara dengan lebih baik di

Ragunan.[178] Tidak hanya dianggap sebagai praktik penyiksaan hewan, monyet-

monyet ini terbukti 100 persen menderita cacingan dan dikhawatirkan

terinfeksi penyakit berbahaya lainnya sehingga mengancam kesehatan warga

DKI Jakarta.[179]

Namun kritik juga muncul akibat kebijakan ini, antara lain banyak hal

penting lainnya menyangkut kesejahteraan warga yang harus diprioritaskan

dibanding mengurusi monyet,[180] serta kekhawatiran pawang monyet tidak

mendapat bekal yang layak untuk berganti profesi.[181]

Pembangunan RSUD Pasar Minggu

Guna mengantisipasi pengguna KJS dan BPJS yang membuat antrian panjang di

berbagai rumah sakit di Jakarta, Jokowi memulai pembangunan Rumah Sakut

Umum Daerah di Pasar Minggu. Rumah sakit ini berkapasitas 400 tempat

tidur. Delapan puluh persen bisa dimanfaatkan oleh pengguna Kartu Jakarta

Sehat. Rumah Sakit ini akan berfokus kepada usaha perawatan penderita

kanker, pasien anak, dan lansia. Untuk itu, akan disiapkan 20 unit

neonatal intensive care unit (NICU) untuk bayi dan 20 unit pediatric

intensive care unit (PICU).[182]

Peresmian Rumah Sakit Pekerja

Untuk mendukung pelayanan kesehatan para pekerja di sekitar Kawasan

Berikat Nusantara, dibangun rumah sakit umum yang dikhususkan bagi para

pekerja. Rumah sakit ini diresmikan SBY bersama Jokowi, Menteri

BUMN Dahlan Iskan, MenkesNafsiah Mboi, Menakertrans Muhaimin Iskandar, dan

Presiden Direktur Kawasan Berikat Nusantara Sattar Taba, pada tanggal 8

April 2014. Rumah sakit ini berkapasitas 9.000 meter persegi, terdiri atas

8 lantai, dan jumlah tempat tidur yang tersedia 184 tempat tidur.

Fasilitas yang disediakan antara lain pelayanan medik, pelayanan penunjang

medik, mulai dari rawat jalan, unit gawat darurat, unit rawat intensif,

bedah sentral, ruang radiologi, ruang CSSD, laboratorium, poliklinik,

medical check up, fisiotherapy, dan kamar jenazah. Rumah sakit ini

dibangun dengan dana CSR BUMN dan Pemerintah DKI Jakarta memiliki 26%

saham di rumah sakit ini.[183][184]

Jakarta sebagai Kota FestivalJokowi berharap bisa menjadikan brand Jakarta sebagai kota festival.

Karena itu berbagai perayaan dan festival dirayakan di Kota Jakarta,

bahkan hingga menutup jalanan dari kendaraan bermotor selama satu hari

penuh. Total sebanyak 97 festival diadakan selama 2013 di Jakarta.[185]

Jakarta Night Festival

Mulai tahun baru 2013 dan 2014, dengan konsep menjadikan Jakarta sebagai

kota festival, Jokowi meluncurkan Jakarta Night Festival. Dalam perayaan

tahun baru ini jalan utama di Jakarta ditutup total dari kendaraan

bermotor dan disediakan berbagai panggung kesenian, pertunjukan, serta

kesenian tradisional.[186] Model ini kemudian ditiru oleh kota-kota besar

lainnya, seperti Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.[187]

Pesta rakyat

Pada Juni 2013, Jokowi mencoba mengembalikan fungsi Pekan Raya

Jakarta (PRJ) sebagai pesta rakyat dengan mengadakan beberapa festival di

pelataran Monas, seperti Festival Kampung Jakarta pada 15-16 Juni 2013.

PRJ dianggap sudah melenceng dari niatan awalnya karena cenderung

dikunjungi oleh golongan menengah ke atas. Media menjuluki upaya Jokowi

ini sebagai "PRJ tandingan". Namun, Basuki Tjahaja Purnama menampik hal

tersebut dan menyatakan bahwa pesta rakyat bukan dimaksudkan untuk

menyaingi PRJ.[188][189]

Festival Keraton Sedunia

Pada tanggal 5-8 Desember 2013, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Forum

Silaturahmi Keraton Nusantara menggelar Pergelaran Agung Keraton Sedunia,

5-8 Desember. Acara ini menampilkan parade berbagai kostum dan kendaraan

dari berbagai keraton dan kerajaan berbagai penjuru dunia, termasuk Brunei

Darussalam. Menurut rencana, acara tersebut diikuti 165 keraton Nusantara

dan 10 utusan kerajaan mancanegara serta dimeriahkan oleh parade kereta

kencana dan dihibur 1.000 atraksi seniman.[190]

Pembenahan tata kotaBeratnya permasalahan Jakarta dimulai dari masalah tata ruang yang tidak

dipedulikan selama puluhan tahun. Diawali dengan pengesahan RDTR,

pembenahan pengurusan IMB, dan pengelolaan ruang terbuka hijau, dan

pembenahan pasar dan pedagang kaki lima, Jokowi mulai membenahi masalah

mendasar di Jakarta.[191]

Pengesahan rencana detail tata ruang

Rencana Detail Tata Ruang DKI Jakarta sebenarnya telah disusun sejak masa

Fauzi Bowo, namun pengesahannya terhambat. Salah satu masalahnya adalah

sosialisasi ke masyarakat belum dilakukan. Karena itu, Basuki

Tjahajapurnama menuntut RDTR dibagikan kepada masyarakat melalui kelurahan

setempat agar bisa mendapat masukan bersama.[192] Para akademisi dan LSM

juga diundang untuk ikut memberi pandangan masing-masing mengenai RDTR

tersebut.[193]

Pada tanggal 11 Desember 2013, RDTR dan Peraturan Zonasi DKI Jakarta

disahkan dan berlaku hingga 2030. Salah satu anggota DPRD dari PPP, Maman

Fiermansyah, sempat melakukan walkout karena merasa pengesahan Perda RDTR

dan PZ dipaksakan. Namun rekannya, Mohamad Sanusi, menyatakan sikap Maman

akibat ia sendiri tidak memahami RDTR karena tidak pernah hadir saat

pembahasan.[194]

Hal menonjol dari RDTR DKI Jakarta adalah amanat penambahan 6 persen Ruang

Terbuka Hijau dan adanya ruang khusus bagi pedagang kaki lima di ruang

publik yang penetapannya ditentukan oleh Gubernur, serta kewajiban bagi

setiap gedung perkantoran, perdagangan serta jasa di Jakarta yang berada

di zona campuran menyediakan 5 persen ruang dari luas lantai fungsi

perdagangan dan jasa yang ada untuk sektor informal UKM. Diharapkan dengan

kewajiban ini, pemilik gedung memfasilitasi pedagang makanan dimasukkan

sebagai bagian dari gedung, sehingga tidak lagi memenuhi jalanan di

belakang gedung.[195]

Pembenahan pasar dan pedagang kaki lima

Aksi paling dikenal dari Jokowi dalam menertibkan pedagang kaki lima

adalah di Pasar Minggu dan Pasar Tanah Abang. Jika di Pasar Minggu

pedagang dipindahkan ke Lokasi Binaan PKL Pasar Minggu, maka di Blok G

pedagang dipindahkan ke Blok G Tanah Abang. Awalnya pedagang mengeluh

sepinya pengunjung, namun berbagai fasilitas Blok G terus dilengkapi

antara lain eskalator, undian berhadiah mobil, hingga fasilitas wifi

gratis.[196]

Sebanyak lima pasar tradisional dibangun dan direnovasi dengan fasilitas

memadai selama tahun 2013, antara lain Pasar Manggis, Pasanggrahan, Kebon

Bawang, Kebon Duri, dan Nangka Bungur. Para pedagang dibebaskan dari sewa,

namun harus turut memelihara pasar dan menaati aturan untuk tidak

mengalihkan sewa atau menjual kiosnya ke pihak lain. Pedagang hanya akan

dikenakan biaya perawatan, listrik, dan air saja.[197]

Pada tahun 2014, sebanyak empat pasar tradisional lainnya juga telah

selesai, antara lain Pasar Kramat Jati, Pasar Ciplak, dan Pasar Grogol,

dari total 14 pasar yang akan dibenahi.[198][199]

Izin Mendirikan Bangunan daring

Jika sebelumnya pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sarat praktik

percaloan dan suap, sehingga mengacaukan tata kota, maka sejak 1 Februari

2014, IMB bisa diurus dari internet. Hal ini menyingkat waktu pengurusan

IMB dari setengah bulan menjadi cukup 7 hari saja. Pengurusan bisa

dilakukan dari rumah, warnet, atau tempat kerja.[200]

Namun sebagai imbal baliknya, Jokowi menuntut warga agar segera mengurus

IMB masing-masing karena prosesnya sudah dipermudah. Jika tidak juga

memiliki IMB, bangunan-bangunan liar akan segera dirubuhkan.[201]

Pembenahan taman, hutan kota, dan ruang terbuka hijau

Berbagai taman, hutan kota, dan ruang terbuka hijau baru maupun hasil

perbaikan ikut menghijaukan Jakarta. Salah satu yang cukup menonjol adalah

Taman Kota Waduk Pluit, Taman Kota Waduk Ria Rio, Taman Vertikal Tugu

Tani, dan Taman Mataram. Ditargetkan Ruang Terbuka Hijau Jakarta meningkat

16 persen dari target yang diamanatkan RDTR sebesar 6 persen peningkatan.

Selain itu hanya diperbolehkan 40 persen lahan Jakarta untuk gedung

tinggi, sementara 60 persen sisanya berupa ruang terbuka hijau yang bisa

diakses oleh publik.[19]

Reformasi keuangan dan anggaranSelama masa pemerintahan Jokowi di DKI Jakarta, APBD DKI Jakarta terus

meningkat dari awalnya Rp 41 Triliun pada 2012, menjadi Rp 72 Triliun pada

2014, atau sebesar 31 Triliun hanya dalam dua tahun.[202][203] Hal ini

dilakukan dengan mempermudah dan transparansi pajak, efisiensi

pengeluaran, e-catalog dan e-budgetting.

Penyerapan APBD 2013 yang awalnya diprediksi di angka 97%, terwujud di

84,5% dan menghasilkan SiLPA Rp7 Triliun untuk digunakan pada tahun 2014.[204] Dana berlebih ini ditetapkan dalam RAPBD 2014, Rp 2,5 triliun yang

pertama dialokasikan untuk penanganan kemacetan Kota Jakarta melalui

pembelian ribuan bus Transjakarta dan reguler. Dan Rp 2,5 triliun

selanjutnya untuk penanganan banjir dan mengoptimalkan lima rumah pompa

yang ada di Jakarta. Salah satunya adalah dengan mendukung percepatan

pembangunan Waduk Ciawi, dengan menganggarkan sebesar Rp 200 miliar untuk

pembebasan tanah.[205]

Calon presidenSetelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, popularitas Jokowi melejit

berkat rekam jejaknya yang baik dan pendekatannya yang membumi dan

pragmatis, seperti yang ditunjukkan melalui program "blusukan" untuk

memeriksa keadaan di lapangan secara langsung.[206] Akibatnya, Jokowi

merajai survei-survei calon presiden dan menyingkirkan kandidat lainnya,[207] sehingga muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden.[208] Namun,

selama berbulan-bulan wacana tersebut menjadi tidak pasti karena

pencalonan Jokowi di PDIP harus disetujui oleh Ketua Umum PDIP Megawati

Soekarnoputri, dan beliau menegaskan baru akan menentukan calon

setelah pemilihan umum legislatif pada bulan April.[209]

Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Megawati akhirnya menulis langsung

surat mandat kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden, dan Jokowi

mengumumkan bahwa ia bersedia dan siap melaksanakan mandat tersebut untuk

maju sebagai calon presiden Republik Indonesia dalam pemilihan umum

presiden Indonesia 2014.[210] Ia juga mengungkapkan kesiapannya sembari

mengucap "bismillah" dan mencium bendera merah putih di rumah Si Pitung.[210] Selepas pengumuman ini, indeks IHSG melesat 152,47 poin menjadi

4.878,64,[211] sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika

Serikat menguat hingga angka 11,386.[212] Pencalonan Jokowi juga

diperkirakan dapat mendongkrak suara PDIP hingga 30% dalam pemilu

legislatif.[213]

Lima hari setelah deklarasinya, pada tanggal 19 Maret 2014 Joko Widodo

digugat oleh Tim Advokasi Jakarta Baru diPengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Ia dinilai melanggar hukum perdata karena meninggalkan jabatannya sebagai

gubernur sebelum merealisasikan janji-janjinya untuk melaksanakan program

kerakyatan.[214] Namun, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengkonfirmasi

bahwa pencapresan Jokowi tidaklah melanggar hukum. Ia berhak maju dan akan

dengan mudah mendapat izin dari Presiden tanpa harus mengundurkan diri

karena sudah diatur dalam Undang Undang No 47 Tahun 2008 mengenai

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Seorang kepala daerah yang hendak

maju dalam Pemilihan Presiden harus mengajukan surat permintaan izin

kepada Presiden dan Gamawan Fauzi tidak merasa memiliki alasan untuk

menghalanginya.[215]

Visi dan misiJoko Widodo menyatakan bahwa kebijakan ekonomi Indonesia perlu difokuskan

pada dua sektor, yaitu pertanian danenergi.[216] Menurutnya, "ke depan, kita

sebagai perusahaan, korporasi, atau negara sebaiknya punya program utama,

apa yang mau kita fokuskan. Negara kita hanya ada dua yang harusnya kita

fokuskan: pertanian, sehingga terjadi kedaulatan pangan; dan kedua,

energi".[216] Jokowi berpendapat bahwa kebijakan pertanian Indonesia tidak

maksimal karena pemerintah tidak mengoptimalkan kebijakan pada sektor

pertanian dan kelautan.[216] Ia juga meyakini bahwa alokasianggaran untuk

perguruan tinggi dan penelitian pertanian perlu ditingkatkan untuk menuai

hasil yang optimal.[216]

Jokowi juga menyatakan bahwa Indonesia perlu menghentikan impor sapi dan

mulai beralih menjadi produsen untuk mencapai swasembada sapi. Namun, ia

tidak memaparkan bagaimana pembatasan impor sapi dapat menstabilkan harga

daging sapi di pasaran atau bagaimana pemerintah seharusnya menggenjot

produksi daging sapi nasional.[217]

PenghargaanAtas prestasinya, oleh Majalah Tempo, Joko Widodo terpilih menjadi salah

satu dari "10 Tokoh 2008".[218] Kebetulan di majalah yang sama pula, Basuki

Tjahaja Purnama, atau akrab dengan panggilan Ahok pernah terpilih juga

dalam "10 Tokoh 2006" atas jasanya memperbaiki layanan kesehatan dan

pendidikan di Belitung Timur. Ahok kemudian menjadi pendampingnya

di Pilgub DKI tahun 2012.[219]

Ia juga mendapat penghargaan internasional dari Kemitraan Pemerintahan

Lokal Demokratis Asia Tenggara (Delgosea) ini atas keberhasilan Solo

melakukan relokasi yang manusiawi dan pemberdayaan pedagang kaki lima.[220]

Pada tanggal 12 Agustus 2011, ia juga mendapat penghargaan Bintang Jasa

Utama untuk prestasinya sebagai kepala daerah mengabdikan diri kepada

rakyat.[221] Bintang Jasa Utama ini adalah penghargaan tertinggi yang

diberikan kepada warga negara sipil.[222] Pada Januari 2013, Joko Widodo

dinobatkan sebagai wali kota terbaik ke 3 di dunia atas keberhasilannya

dalam memimpin Surakarta sebagai kota seni dan budaya, kota paling bersih

dari korupsi, serta kota yang paling baik penataannya.[223] Oleh KPK, dia

diberi penghargaan atas keberaniannya melaporkan berbagai barang

gratifikasi yang diterima.[224]

Atas kemampuannya mensosialisasikan program-progam pemerintah sehingga

mendapat dukungan masyarakat banyak, ia diganjar sebagai Marketer of The

Year 2012 oleh Markplus Conference 2013, Marketing: Into Innovation and

Technology.[225]

NoPenghargaan

dari

Kategori /

Nama

Penghargaan

Keterangan

1

Presiden

Republik

Indonesia

Bintang Jasa

Utama

Kepala daerah yang mengabdi kepada

rakyat

2 Presiden

Republik

Indonesia

Piala Citra

Bhakti Abdi

Negara 2008,

2009 dan 2010

Pelayanan Publik dan Piala Citra

Bidang Pelayanan Prima Tingkat

Nasional (2008), Kinerja Kota dalam

Penyediaan Sarana Pelayanan Publik,

Kebijakan Deregulasi, Penegakan

NoPenghargaan

dari

Kategori /

Nama

Penghargaan

Keterangan

Disiplin dan Pengembangan Manajemen

Pelayanan (2009) dan Inovasi

Pelayanan Prima (2010)

3 Dompet DhuafaAgent of change

Kemandirian

Perhatian atas anak-anak yang kurang

beruntung

4 RMOLDemocracy Award:

Manusia Bintang

Bersama-sama Fauzi Bowo menyemarakkan

kompetisi demokrasi di Pilkada DKI

5 Men's ObsessionDecade Award:

Rising Leader

Penghargaan untuk tokoh lintas bidang

yang terpilih

6 Kemkominfo e-government Keberhasilan penerapan e-government

7 KemenperaAdiupaya

Puritama

Pembangunan perumahan bagi masyarakat

berpenghasilan rendah dan program

kampung deret

8 Delgosea Best City Award

Berhasil dalam melakukan pendekatan

kepada warganya di Solo, agar mau

memahami dan menaati kebijakan

pemerintah kota

9 Bank IndonesiaPengendali

inflasi

Berhasil mengendalikan inflasi di

Solo

10 Kementrian PU

Tata ruang

terbaik kedua

se-Indonesia

pembangunan di Solo sudah mencapai 80

persen kesesuaiannya dengan konsep

penataan ruang yang ideal.

11 Fortune Top 50 Leaders Pemimpin no 37 terbaik atas jasanya

membersihkan kota dan menyingkirkan

NoPenghargaan

dari

Kategori /

Nama

Penghargaan

Keterangan

korupsi

12 Kemennaker

Penghargaan

Indeks

Pembangunan

Ketenagakerjaan

(IPK)

Pembangunan bidang ketenagakerjaan di

Jakarta sepanjang tahun 2013.

13 Meutia HattaBung Hatta Anti

Corruption Award

Tokoh yang Berperan dalam

Pemberantasan Korupsi

14

Komisi

Pemberantasan

Korupsi

Anti GratifikasiPemerintah daerah yang paling banyak

melaporkan gratifikasi.

15 UNICEF

Program

Perlindungan

Anak

Dianugerahkan pada tahun 2006

16The City Mayors

Foundation

Walikota No 3

Terbaik Dunia

Keberhasilannya mengubah Surakarta

dari kota yang banyak tindak kriminal

menjadi pusat seni dan budaya

17

Majalah

Marketing dan

Frontier

Consulting

Group

Social Media

Award

Tokoh yang aktif menggunakan media

sosial dalam berinteraksi dengan

masyarakat dan mendapatkan sentimen

positif

18 Tempo10 Tokoh Pilihan

2008

Memanusiakan warganya dengan

pemindahan PKL yang tanpa konflik

18 Lembaga Pemilih Tokoh Pluralis Mampu Menjaga Kesetaraan Etnis,

NoPenghargaan

dari

Kategori /

Nama

Penghargaan

Keterangan

Indonesia 2013 Agama, dan kelompok lainnya

19

Anugerah

Seputar

Indonesia

Tokoh Seputar

Indonesia 2013Diserahkan langsung oleh Hary Tanoe

20Soegeng

Soerjadi

Good Governance

Award

Dianugerahkan 20 September 2012,

jelang Pilkada

21 BappenasPencapaian

target MDGsUntuk program KJP dan KJS

22 BappenasPangripta

Nusantara UtamaProvinsi dengan perencanaan terbaik

Gaya kepemimpinanJokowi dikenal akan gaya kepemimpinannya yang pragmatis dan membumi. Ia

seringkali melakukan "blusukan" atau turun langsung ke lapangan untuk

melihat langsung permasalahan yang ada dan mencari solusi yang tepat.

"Blusukan" juga dilakukan untuk menemui langsung warga dan mendengar keluh

kesah mereka. Gaya yang unik ini dijuluki The New York Times sebagai

"demokrasi jalanan".[226] Jokowi juga dianggap unik dari pemimpin lainnya

karena tidak sungkan untuk bertanya langsung kepada warga dan mendekati

mereka bila akan melancarkan suatu program.[227] Namun, gaya ini juga menuai

kritik. Misalnya, ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman menyatakan

bahwa "blusukan" hanya menghabiskan waktu dan energi, sementara yang

dibutuhkan adalah kebijakan langsung dan bukan sekadar interaksi.[228] Anies

Baswedan juga menilai "blusukan" merupakan pencitraan belaka tanpa

memberikan solusi.[229]

Selain "blusukan", kepemimpinan Jokowi juga dikenal akan transparansinya.

Misalnya, Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnamasama-sama mengumumkan jumlah

gaji bulanan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kepada umum.[230]

[231] Ia juga memulai sejumlah program yang terkait dengan transparansi

seperti online tax, e-budgeting, e-purchasing, dan cash management system.[230] Selain

itu, semua rapat dan kegiatan yang dihadiri oleh Jokowi dan Basuki direkam

dan diunggah ke akun "Pemprov DKI" di YouTube.[232]

Gaya kampanyeGaya berkampanye Jokowi untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta menekankan

pendekatan langsung kepada masyarakat dengan mendatangi mereka langsung

daripada mengumpulkan orang di lapangan.[233] Jokowi mengklaim bahwa ia

menghindari pemasangan spanduk, poster, stiker, dan baliho di taman kota

atau jalan karena menurutnya dapat mengotori kota, sehingga ia secara

langsung mencopot spanduk di depan bioskop Megaria, Jalan Diponegoro.[234] Selama kampanye pilkada Jakarta, Jokowi juga dikenal akan baju kotak-

kotaknya, yang menurutnya dibeli satu jam sebelum berangkat keKomisi

Pemilihan Umum Daerah dan dikatakan mewakili "warna-warni Jakarta yang

harus diakomodasi".[235]

Salah satu kekuatan Jokowi dalam berkampanye adalah penggunaan media

sosial. Selama kampanye pilkada Jakarta, ia meluncurkan Jasmev atau Jokowi

Ahok Social Media Volunteer, yang merupakan jaringan antar kelompok sukarelawan

tanpa bayaran.[80] Selain itu, Jokowi juga membentuk media center[81] dan mampu

memanfaatkan Youtube sebagai wadah kampanye baru.[82] Pihak Fauzi Bowo

sendiri mengakui keunggulan Jokowi di kanal ini.[83]

Berdasarkan hasil audit Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta pada Agustus

2012, pemasukkan dana kampanye pasangan Jokowi-Basuki tercatat sebesar Rp

16,31 miliar, sementara pengeluarannya mencapai Rp 16,09 miliar.[236] Sebagian besar dana dialokasikan untuk spanduk, alat peraga, dan bahan

kampanye, dengan biaya penyebaran bahan kampanye sebesar Rp 4,2 miliar,

alat peraga sebesar Rp 2,6 miliar, dan rapat umum sebesar Rp 2,1 miliar.[236] Biaya iklan cetak sendiri tercatat sebesar Rp 729 juta, sementara

biaya iklan radio mencapai Rp 516 juta.[236] Jokowi mengklaim bahwa sebagian

besar dana digunakan untuk kampanye "murah" dengan sasaran rakyat kecil.[236] Sebagai perbandingan, pengeluaran kampanye Fauzi Bowo tercatat sebesar

Rp 62,57 miliar, sementara pemasukkan dana kampanyenya mencapai Rp 62,63

miliar.[236]

Citra politikBerkat kampanyenya selama pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012 yang

menjanjikan "Jakarta Baru", ia melejit menjadi tokoh nasional yang dikenal

bersih, merakyat, dan mampu menyelesaikan masalah.[237] Popularitasnya

meroket hingga ia merajai survei-survei calon presiden seperti yang

digambarkan pada tabel berikut:

Sumber Tanggal Calon

United Data

Centre

3–18

Januari

2013

Joko Widodo 21,2%, Prabowo Subianto 17,1%,

Megawati Soekarnoputri 11,5%, Rhoma Irama 10,4%,

Aburizal Bakrie 9,4%, Jusuf Kalla 7,1%

Jakarta

Survey

Institute

9–15

Februari

2013

Joko Widodo 18,1%, Prabowo Subianto 10,9%, Wiranto

9,8%, Jusuf Kalla 8,9%, Aburizal Bakrie 8,7%,

Megawati Soekarnoputri 7,2%, Mahfud MD 5,4%,

Dahlan Iskan 3,6%, Hatta Rajasa 2,9%, Surya Paloh

2,5%, Rhoma Irama 1,7%, Muhaimin Iskandar 1,1%

nama lain 0,8%

Centre for

Strategic and

International

Studies

(CSIS)

9–16 April

2013

Joko Widodo 28,6%, Prabowo Subianto 15,6%,

Aburizal Bakrie 7%, Megawati Soekarnoputri 5,4%,

Jusuf Kalla 3,7%, Mahfud MD 2,4%, Hatta Rajasa

2,2% belum memutuskan 28,0%

Sumber Tanggal Calon

Indonesian

Institute of

Sciences

10–31 Mei

2013

Joko Widodo 22,6%, Prabowo Subianto 14,2%,

Aburizal Bakrie 9,4%, Megawati Soekarnoputri 9,3%,

Jusuf Kalla 4,2%, Rhoma Irama 3,5%, Wiranto 3,4%,

Mahfud MD 1,9%, Hatta Rajasa 1,2%, Hamengku Buwono

X 1,2%, Surya Paloh 1,2%

Indonesian

Research

Centre

Mei 2013

Joko Widodo 24,8%, Prabowo Subianto 14,8%,

Aburizal Bakrie 7,9%, Megawati Soekarnoputri 5,5%,

Wiranto 3,9%, Mahfud MD 3,7%, Dahlan Iskan 3,5%,

Rhoma Irama 2,7%, Hary Tanoesodibjo 2,3%,

Kristiani Herawati 2%

United Data

Center

8–11 Juni

2013

Joko Widodo 29,57%, Prabowo Subianto 19,83%,

Megawati Soekarnoputri 13,08%, Aburizal Bakrie

11,62% Jusuf Kalla 5,47%, Wiranto 3,59%, Mahfud MD

1,2%, Hatta Rajasa 1,2%, Dahlan Iskan 1,11%,

Chairul Tanjung 0,43%, Marzuki Alie 0,26%, Djoko

Suyanto 0,09%, Pramono Edhie Wibowo 0,09%

Soegeng

Sarjadi

Syndicate

3–22 Juli

2013

Joko Widodo 25,48%, Prabowo Subianto 10,52%, Jusuf

Kalla 5,69%, Aburizal Bakrie 4,23%, Dahlan Iskan

4,18%, Mahfud MD 2,72, Megawati Soekarnoputri

2,68%, Wiranto 1,18%, Hidayat Nur Wahid 1,02%,

Hatta Rajasa 0,81%, Chairul Tanjung 0,53%, Surya

Paloh 0,33%, Hamengkubuwana X 0,33%, Sri Mulyani

Indrawati 0,2%, Kristiani Herawati 0,2%, Pramono

Edhie Wibowo 0,12%

Indonesian

Research

Centre

8-11 Juli

2013

Joko Widodo 32,0%, Prabowo Subianto 8,2%, Wiranto

6,7%, Dahlan Iskan 6,3%, Megawati Soekarnoputri

6,1%, Jusuf Kalla 3,7%, Aburizal Bakrie 3,3%,

Sumber Tanggal Calon

Mahfud MD 2,8%,

Kompas Juli 2013

Joko Widodo 32,5%, Prabowo Subianto 15,1%,

Aburizal Bakrie 8,8%, Megawati Soekarnoputri 8,0%,

Jusuf Kalla 4,5%, nama lain 18,2%, belum

memutuskan 12,9%

Political

Climatology

Institute

12–18

Agustus

2013

Joko Widodo 19,6%, Wiranto 18,5%,Prabowo Subianto

15,4%, Jusuf Kalla 7,6%, Aburizal Bakrie 7,3%,

Megawati Soekarnoputri 6,1%, Dahlan Iskan 3,4%,

Rhoma Irama 3,4%, Mahfud MD 3,3%, Hatta Rajasa

2,5%, Surya Paloh 2,4%, nama lain 1,3%, belum

memutuskan 9,1%

Alvara

Research

Centre

15–23

Agustus

2013

Joko Widodo 22,1%,Prabowo Subianto 17,0%, Jusuf

Kalla 7,4%, Megawati Soekarnoputri 7,0%, Dahlan

Iskan 6,9%, Aburizal Bakrie 6,2%, Wiranto 4,6%,

Mahfud MD 4,0%, Surya Paloh 2,0%, Hatta Rajasa

1,0%, Hamengkubuwana X 0,9%, nama lain 1,0%, belum

memutuskan 19,0%

Cyrus Network

23–28

Agustus

2013

Joko Widodo 27,1%, Prabowo Subianto 14,4%,

Aburizal Bakrie 12,0%, Wiranto 7,5%, Megawati

Soekarnoputri 4,9%, Jusuf Kalla 3,2%

Soegeng

Sarjadi

Syndicate

25

Agustus–9

September

2013

Joko Widodo 45,8%, Jusuf Kalla 9,0%, Dahlan Iskan

7,5%, Prabowo Subianto 6,8%, Mahfud MD 5,8%,

Wiranto 3,6%, Aburizal Bakrie 2,4%, Megawati

Soekarnoputri 1,8%, Chairul Tanjung 1,6%, Hatta

Rajasa 1,0%, Hidayat Nur Wahid 0,7%, Surya Paloh

0,5%, Hamengkubuwana X 0,5%, Sri Mulyani Indrawati

0,4%, Kristiani Herawati 0,4%, Pramono Edhie

Wibowo 0,4%, nama lain 1,0%, belum memutuskan

Sumber Tanggal Calon

10,8%

Cyrus Network

12–14

September

2013

Joko Widodo 43,7%, Prabowo Subianto 14,0%,

Aburizal Bakrie 12,5%, Wiranto 7,3%, Megawati

Soekarnoputri 4,9%, Jusuf Kalla 4,6%

United Data

Centre

21–24

September

2013

Joko Widodo 36,0%, Prabowo Subianto 6,6%, Dahlan

Iskan 5,5%, Wiranto 4,6%, Jusuf Kalla 4,0%

Indonesia

Research

Centre (IRC)

25

September

2013

Joko Widodo 34,5%, Wiranto 10,6%, Aburizal Bakrie

8,1%, Jusuf Kalla 6,2%, Megawati Soekarnoputri 6%,

Surya Paloh 3,3%, Rhoma Irama 3,2%, Dahlan Iskan

2,8%, Mahfud MD 2%, Hidayat Nur Wahid 1,5%, Hatta

Rajasa 1,3%, Suryadharma Ali 1,2% Yusril Ihza

Mahendra 0,9%, Pramono Edhie Wibowo 0,9%, Gita

Wirjawan 0,4%, Irman Gusman 0,2%, Nama lain 0,4%,

belum memutuskan 6,9%, secret answer 1%

Pol Tracking

Institute

13

September

- 11

Oktober

2013

Joko Widodo 37,6%, Prabowo Subianto

11,73%,Aburizal Bakrie 11,67%%, Jusuf Kalla 6,12%,

Wiranto 5,78%, Megawati Soekarnoputri 3,31%,

Mahfud MD2,17 %, Hidayat Nur Wahid 1,5%, Hatta

Rajasa 1,33%, Surya Paloh 1,17%, Dahlan Iskan

1,09%, belum memutuskan 14,52%

Alvara

Research

Centre

Oktober

2013

Joko Widodo 24,5%, Prabowo Subianto 9,1%, Aburizal

Bakrie 7,4%, Wiranto 6,8%, Megawati Soekarnoputri

6,7%,Jusuf Kalla 4,2%, Dahlan Iskan 2,7%, Rhoma

Irama 1,9%, Mahfud MD 1,2%, Surya Paloh 2,0%,

Hatta Rajasa 1,1%, nama lain 3,8%, belum

memutuskan 30,6%

Sumber Tanggal Calon

Roy Morgan

Research

Oktober

2013

Joko Widodo 37%,Prabowo Subianto 15%, Aburizal

Bakrie 14%, Megawati Soekarnoputri 6%, Dahlan

Iskan 6%, Jusuf Kalla 5%, Mahfud MD 3%, Hatta

Rajasa 2%, nama lain 12%

Indikator

Politik

Indonesia

10–20

Oktober

2013

Joko Widodo 35,9%, Prabowo Subianto 11,4%,

Aburizal Bakrie 11,4%, Wiranto 7,8%,Megawati

Soekarnoputri 5,9%,Jusuf Kalla 3,9%, Mahfud MD

1,2%, Dahlan Iskan 1,0%

Indikator

Politik

Indonesia - 4

way race

10–20

Oktober

2013

Joko Widodo 47,4%, Prabowo Subianto 15,8%,

Aburizal Bakrie 12,6%, Dahlan Iskan 3,7%

Charta

Politika

28

November –

6 Desember

2013

Joko Widodo 34,8%, Prabowo Subianto 11,2%,

Aburizal Bakrie 8,3%, Jusuf Kalla 5,4%, Wiranto

5,2%, Megawati Soekarnoputri 2,8%,

Kompas

27

November –

11

Desember

2013

Joko Widodo 43,5%, Prabowo Subianto 11,1%,

Aburizal Bakrie 9,2%, Wiranto 6,3%,Megawati

Soekarnoputri 6,1%,Jusuf Kalla 3,1%,nama lain

9,8%, belum memutuskan 10,9%

Indo

Barometer

4–15

Desember

2013

Joko Widodo 25,2%, Aburizal Bakrie 10,5%, Prabowo

Subianto 9,7%, Wiranto 6,1%, Megawati

Soekarnoputri 6%,

Sorotan media internasionalJokowi pun mendapat sorotan dari media internasional seperti

media India bernama The Hindu yang meliput fenomena Jokowi ala India,[238]

[239] media Amerika Serikat bernama The New York Times yang meliput fenomena

kepemimpinan turun ke bawah,[240][241] media Australia bernama The Sydney Morning

Herald,[242] media Thailand bernama Bangkok Post,[243]serta

media Jepang bernama Asahi Shimbun.[244]

Beliau mendapatkan berbagai julukan dari berbagai media internasional

seperti Obama dari Jakarta oleh BBC, Mr. Fix oleh The Economist, dan The

Man of Madras Shirt oleh TIME.[245]

KontroversiOknum mantan tim sukses Jokowi diduga terlibat dalam kasus busway

berkarat, dan bahkan keluarga Jokowi dituduh menerima aliran dana busway

berkarat; namun, Jokowi membantah hal tersebut.[246][247][248] Jokowi juga

dikritik karena tidak mematuhi janjinya untuk menyelesaikan masa

jabatannya sebagai gubernur Jakarta.[249] Ada anggapan bahwa Jokowi termasuk

gagal mengatasi banjir dan macet.[250][251] Anggapan bahwa Jokowi gagal dalam

mengatasi banjir dan macet di Jakarta membuat popularitas beliau menurun.[252] Data dari BPS juga menunjukkan angka kemiskinan di Solo naik saat

Jokowi menjadi walikota Solo.[253] Melesatnya popularitas Jokowi juga

dikritik sebagai pengaruh media yang kerap menonjolkan kebaikan Jokowi

sementara kelemahannya ditutupi.[254][255] Selain itu, Jokowi didapati menaiki

pesawat jet pribadi untuk berkampanye dari Banjarmasin ke Kota Malang,

yang dianggap bertentangan dengan gaya hidup sederhana.[256] Sementara itu,

Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia Taufik Bahauddin mengkhawatirkan

kontroversi yang terjadi pada pemerintahan Megawati seperti skandal BLBI,

penjualan BUMN, penjualan kapal tanker VLCC Pertamina dan penjualan gas

murah ke China akan terulang pada pemerintahan Jokowi.[257]

Kemunculan nama Jokowi pada soal Ujian Nasional [258]  dan kedatangan Jokowi

di kampus ITB [259]  juga menuai kontroversi karena dinilai sebagai tindakan

politisasi.