putusan - Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik Indo ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of putusan - Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik Indo ...
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A NNomor 169/G/2019/PTUN-JKT
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara tata usaha negara dalam tingkat pertama dengan acara
biasa sebagai berikut dalam perkara:
Nama : LINDA LILIANINGSIH, ST;
Kewarganegaraan : Indonesia;
Pekerjaan : Karyawan Swasta;
Alamat : Jalan Bunga Rampai VIII Nomor 260, RT.011 RW.006,
Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Kota
Administrasi Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta;
dalam hal ini telah memberikan kuasa kepada :
1. DR. FERNANDO SILALAHI, ST., SH., MH., CLA;
2. RUSDIN ISMAIL, SH., MH., CLA;
3. POLTAK SIRINGORINGO, SH., MH;
4. USMAN EFFENDI, SH;
5. IMAM PURNA WISUDAWANTO, SH;
Kesemuanya Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Advokat
dan Konsultan Hukum dari Law Firm FERNANDO SILALAHI
& PARTNERS, beralamat di Taluson Building 3rd Floor Jalan
RP. Soeroso No. 30, Menteng, Gondangdia, Jakarta Pusat
10330 berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 20 Agustus
2019, untuk selanjutnya disebut…………….......PENGGUGAT;
M E L A W A N
Halaman 1 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA Berkedudukan di Jalan
Jenderal Gatot Subroto Kavling 51, Jakarta Selatan., dalam
hal ini memberikan kuasa kepada:
1. BUDIMAN, SH., Kepala Biro Hukum;
2. BERNAWAN SINAGA, SH., M.SI., Direktur Pengawasan
Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Ditjen.
Binwasnaker dan K3;
3. BAMBANG ADI IMAM BROJO, SH., M.PD., Kabag
Penyuluhan, Informasi dan Advokasi Hukum, Biro Hukum;
4. DR. SUDI ASTONO M.S., Kasubdit. Pengawasan Norma
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Ditjen. Binwasnaker dan K3;
5. R.I.M TOTOK NUR LAKSMONO, SH., Kasubbag Advokasi
Hukum, Biro Hukum;
6. SORAYA ARIFIANTI, SE., ME., Kasi Pengawasan Norma
Kompensasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Ditjen
Binwasnaker dan K3;
7. RIMA PRATIWI, SH., Analis Penyuluhan dan Konsultasi
Hukum, Biro Hukum;
8. HERU PRAMONO, SH., Analis Advokasi Hukum, Biro
Hukum;
Kesemuanya Warga Negara Indonesia, Pegawai pada
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, yang
beralamat di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 51, Jakarta
Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor :
M/260/HK.12.00/IX/2019, tertanggal 05 September 2019,
untuk selanjutnya disebut sebagai…………..........TERGUGAT;
Halaman 2 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut, telah membaca:
1. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 169/PEN-
DIS/2019/PTUN-JKT tanggal 26 Agustus 2019 tentang Pemeriksaan dengan
Acara Biasa;
2. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 169/PEN-
MH/2019/PTUN-JKT tanggal 26 Agustus 2019 tentang Penunjukan Susunan
Majelis Hakim;
3. Surat Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 169/PEN-
PPJS/2019/PTUN-JKT tanggal 27 Agustus 2019 tentang Penunjukan Panitera
Pengganti dan Juru Sita Pengganti;
4. Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor 169/PEN-PP/2019/PTUN-JKT tanggal
27 Agustus 2019 tentang Penetapan Hari Pemeriksaan Persiapan;
5. Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor 169/PEN-HS/2019/PTUN-JKT tanggal
24 September 2019 tentang Penetapan Hari Sidang;
6. Berkas perkara, mendengar keterangan Saksi dan Ahli, serta mendengar
keterangan Para Pihak yang bersengketa di persidangan;
D U D U K P E R K A R A
Penggugat telah mengajukan gugatan tanggal 23 Agustus 2019, yang
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal
23 Agustus 2019, dengan Register Perkara Nomor 169/G/2019/PTUN-JKT, dan
telah diperbaiki tanggal 17 September 2019, Penggugat mengemukakan sebagai
berikut:
I. OBYEK SENGKETA
Bahwa obyek sengketa dalam gugatan a quo berkaitan dengan
dikeluarkannya Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara (beschikking), yaitu
Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor :
Halaman 3 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan Kecelakaan
Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja An. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta, ditetapkan di Jakarta, pada
tanggal 9 Mei 2019 (Selanjutnya disebut KEP.145);
II. TENGGANG WAKTU MENGAJUKAN GUGATAN
1. Bahwa obyek sengketa KEP.145 yang dikeluarkan oleh Tergugat selaku
Pejabat Tata Usaha Negara (TUN), diketahui oleh Penggugat sebagai
pihak ketiga (pihak yang tidak dituju oleh Keputusan Tata Usaha Negara
tersebut) pada tanggal 16 Mei 2019 yaitu setelah diberitahu oleh Pihak PT.
Mandiri Bangun Makmur (Agung Sedayu Group) dengan menerima copy
surat No. B/9194.07209 Perihal: Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan
RI. No. Kep.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 tertanggal 9 Mei 2019;
2. Bahwa pada tanggal 08 Agustus 2019 saat Penggugat melalui kuasa
hukumnya akan mendaftarkan Gugatan a quo di bagian meja Pendaftaran
pada saat itu Pegawai yang bertugas, beliau menanyakan gugatan a quo
mengenai apa? Kami menyampaikan bahwa gugatan a quo mengenai
Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI. Nomor : KEP.145/NAKER-
BINWASK3/V/2019 tanggal 9 Mei 2019, selanjutnya oleh Pegawai
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta menanyakan sebelum mengajukan
gugatan apakah sudah melakukan upaya keberatan terhadap Surat
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI. Nomor : KEP.145/NAKER-
BINWASK3/V/2019 tanggal 9 Mei 2019 sebagaimana Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelesaian
Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya
Administratif Jo Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan, selanjutnya oleh Penggugat menyampaikan
belum mengajukan keberatan terhadap Surat Keputusan Menteri
Halaman 4 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor : KEP.145/NAKER-
BINWASK3/V/2019 tanggal 9 Mei 2019 tersebut;
3. Bahwa untuk menyakinkan kami, maka Penggugat menghadap kepada
pegawai di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta untuk
menanyakan apakah benar sebelum mengajukan gugatan terhadap
KEP.145 harus membuat keberatan sebagaimana Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa
Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif Jo
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintahan, lalu oleh Pegawai di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta membenarkan;
4. Bahwa atas saran Pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta,
Penggugat pada Tanggal 08 Agustus 2019 mengajukan Keberatan
terhadap Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor : KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan
Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari
Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta, ditetapkan
di Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2019 sebagaimana dalam Suratnya Nomor :
015/LFS/K/VIII/2019 Tertanggal 09 Agustus 2019 dan telah diterima oleh
Pihak Tergugat Bapak Rudiansyah pada tanggal 08 Agustus 2019;
5. Bahwa berdasarkan Pasal 77 ayat 4 Undang-undang No. 30 Tahun 2014
Tergugat harus menyelesaikan Keberatan tersebut paling lama 10
(sepuluh) hari kerja, namun sampai pada tanggal 23 Agustus 2019
Tergugat tidak dapat menyelesaikan Keberatan yang diajukan Penggugat,
oleh karena itu gugatan ini diajukan masih dalam tenggang waktu 90
(Sembilan puluh) hari sebagaimana diatur dalam Pasal 55 Undang -
Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara J o
Halaman 5 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Undang - Undang No. 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Pasal
5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah
Menempuh Upaya Administratif;
6. Bahwa bunyi selengkapnya Pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa
Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif adalah
sebagai berikut:
“Tenggang waktu pengajuan gugatan di Pengadilan dihitung 90 (sembilan
puluh) hari sejak keputusan atas upaya administratif diterima oleh Warga
Masyarakat atau diumumkan oleh Badan dan/atau Pejabat Administrasi
pemerintahan yang menangani penyelesaian upaya administratif”;
III. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PENGGUGAT
1. Bahwa Penggugat adalah Istri yang sebagai ahli waris dari Almarhum Hari
Agung Pratama sesuai dengan Surat Pernyataan Ahli Waris tanggal 14
Februari 2018 yang telah diketahui oleh Ketua RT.011, Ketua RW.06, Lurah
Malaka Jaya dan telah dicatat dalam register Kecamatan Duren Sawit;
2. Bahwa Kepentingan Penggugat telah dirugikan karena KEP.145 yang
dikeluarkan Tergugat berupa Penetapan Tertulis adalah merupakan
Keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat konrit, individual dan final,
sehingga memenuhi unsur dari Pasal 1 angka 3 Undang - Undang No. 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo Undang - Undang
No. 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun
1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Pasal 1 angka 7 Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintah, yaitu :
Halaman 6 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Konkret : KEP.145 yang dikeluarkan Tergugat tersebut
nyata/berwujud dan tidak abstrak serta dapat ditentukan
yaitu berupa Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja dan
Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur
Jakarta;
Individual : KEP.145 yang dikeluarkan Tergugat tersebut tidak ditujukan
untuk umum, tetapi ditujukan pada nama tertentu
sebagaimana tercantum dalam KEP.145 yaitu Alm. Sdr.
Hari Agung Pratama (Suami Penggugat);
Final : KEP.145 yang dikeluarkan Tergugat bersifat definitif/sudah
pasti dan atau dapat dipastikan dan akibat dari pada
dikeluarkannya KEP.145 tersebut oleh Tergugat, telah
menimbulkan akibat hukum yaitu Penggugat dirugikan;
3. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor : 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo Undang-Undang Nomor 51
Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Pasal 1 angka 7
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintah,
berdasarkan KEP.145 Penggugat merasa dirugikan, karena Penggugat
tidak mendapatkan Santunan Kecelakaan Kerja yang harus diterima oleh
Penggugat sebagai ahli waris dari Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;
Dengan demikian berdasarkan Pasal 53 ayat (1) Undang - Undang No. 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo Undang - Undang
No. 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun
1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Penggugat dapat mengajukan
gugatan terhadap KEP.145 yang dikeluarkan oleh Tergugat Untuk jelasnya
Halaman 7 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Penggugat kutip bunyi Pasal 53 ayat (1) Undang - Undang No. 5 Tahun
1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo Undang - Undang No. 9
Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu sebagai berikut :
“(1) Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya
dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan
gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan
agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan
batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi
dan/atau direhabilitasi”.
IV. KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
Bahwa sebagaimana telah diuraikan di atas, jelas bahwa obyek sengketa
perkara a quo adalah Keputusan yang dikeluarkan oleh Tergugat dalam
kapasitasnya sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, yang mengandung
sengketa tata usaha Negara, sehingga dengan demikian berdasarkan
Ketentuan Pasal 47 Undang - Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara Jo Undang - Undang No. 9 Tahun 2004 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, Perkara a quo adalah kewenangan Pengadilan Tata Usaha
Negara, yang berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 47”
Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara” (dikutip sesuai aslinya).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka jelas Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus Perkara a quo.
Halaman 8 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
V. DASAR DAN ALASAN GUGATAN
1. Bahwa Penggugat adalah Istri yang sebagai ahli waris dari Alm. Sdr. Hari
Agung Pratama sesuai dengan Surat Pernyataan Ahli Waris tanggal 14
Februari 2018 yang telah diketahui oleh Ketua RT.011, Ketua RW.06, Lurah
Malaka Jaya dan telah dicatat dalam register Kecamatan Duren Sawit;
2. Bahwa pada tanggal 27 Januari 2018, Penggugat (Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama), sedang berkendara dari rumah yang beralamat di Jl. Bunga
Rampai VIII No. 260 RT.011/RW.006 Malaka Duren Sawit Jakarta Timur
menuju lokasi kerja proyek Menara Jakarta sebagai salah satu proyek
Agung Sedayu Group yang berlokasi di Kemayoran Jakarta Pusat guna
melaksanakan tugas pemeriksaan proyek sebagaimana biasanya;
3. Bahwa dalam perjalanan sekitar Pukul 09.00 WIB bertempat di dekat
Proyek Menara Jakarta, ketika hampir sampai dilokasi kerja, menurut
keterangan saksi yang membawa Penggugat (Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama) ke Rumah Sakit, Posisi Alm. Sdr. Hari Agung Pratama ditemukan
dalam keadaan lemas yang berada di sekitar dekat Proyek Menara
Jakarta, lalu membawanya ke Rumah Sakit Hermina Kemayoran dan
sesuai hasil resume medis no rekam medis B 25 25 54 tanggal 27 Januari
2018 dari Rumah Sakit Hermina Alm. Sdr. Hari Agung Pratama hasil
diagnosisnya “apnea + cardiac arrest” (serangan Jantung) dan dinyatakan
meninggal dunia;
4. Bahwa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama (Suami Penggugat) merupakan
karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur (Agung Sedayu Group) dengan
jabatan sebagai Engineering Finishing Work yang merupakan sebagai
peserta BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Mangga Dua dengan
nomor KPJ/referensi : 15061197909;
Halaman 9 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
5. Pada tanggal 29 Januari 2018, PT. Mandiri Bangun Makmur (Agung
Sendayu Group) tempat Penggugat (Alm. Sdr. Hari Agung Pratama)
bekerja membuat laporan kecelakaan tahap I ke pihak BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga Dua di Jl. Mangga Dua
Raya Ruko Komp. Orion Dusit No. 7 dan Laporan Kecelakaan Tahap II nya
pada tanggal 30 Januari 2018 tersebut sebagaimana Pasal 11 ayat (1)
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor : 26 Tahun 2015 Tentang Tata
Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan
Kematian Dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah,
menyatakan:
“Pemberi Kerja atau ahli warisnya wajib melaporkan setiap kecelakaan
kerja atau penyakit akibat kerja yang menimpa pekerjanya kepada instansi
yang bertanggung jawab tidak lebih dari 2x24 jam sejak terjadianya
kecelakaan kerja sebagai laporan tahap I”;
6. Bahwa beberapa definisi “KECELAKAAN KERJA” menurut peraturan dan/atau
ahli dan/atau Standar Internasional sebagai berikut :
6.1. Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
PER.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja, menyatakan :
“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan
hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang
bisa atau wajar dilalui”;
6.2. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
03/Men/1998, Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang tidak
Halaman 10 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban
jiwa dan harta benda;
6.3. Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor : 40 Tahun 2004 Tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, menyatakan :
“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah
menuju tempat kerja atau sebaliknya, dan penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan kerja”;
6.4. Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian, menyatakan :
“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah
menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan kerja”;
6.5. Pasal 1 angka 9 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2015
Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua bagi Peserta Penerima
Upah, menyatakan:
“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah
menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan kerja”;
Halaman 11 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
6.6. Bagian II angka 7 Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Nomor : 609 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelesaian
Kasus Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja;
“Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan
hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang
biasa atau wajar dilalui”;
Pengertian kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat
dari rumah menuju tempat kerja adalah sejak tenaga kerja tersebut
keluar dari halaman rumah dan berada di jalan umum. Sehingga
untuk pembuktiannya harus dilengkapi dengan surat keterangan dari
pihak kepolisian atau 2 (dua) orang saksi yang mengetahui kejadian.
Kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja mempunyai arti yang
luas, sehingga sulit untuk diberikan batasan secara konkrit. Namun
demikian sebagai pedoman dalam menentukan apakah suatu
kecelakaan termasuk kecelakaan berhubung dengan hubungan
kerja dapat dilihat dari:
1) Kecelakaan terjadi di tempat kerja;
2) Adanya perintah kerja dari atasan/pemberi kerja/pengusaha
untuk melakukan pekerjaan;
3) Melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan kepentingan
perusahaan; dan/atau
4) Melakukan hal-hal lain yang sangat penting dan mendesak dalam
jam kerja atas izin atau sepengetahuan perusahaan;
Halaman 12 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
6.7. Pasal 1 angka 7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor : 7 Tahun
2017 Tentang Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia,
menyatakan :
“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah
menuju tempat kerja atau sebaliknya”;
6.8. Menurut OHSAS 18001:2007, Kecelakaan Kerja adalah kejadian yang
berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau
kesakitan “tergantung dari keparahannya” kejadian kematian atau
kejadian yang dapat menyebabkan kematian;
6.9. Menurut (OHSAS 18001, 1999) dalam Shariff (2007), Kecelakaan Kerja
adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak diinginkan yang
mengakibatkan kematian, luka-luka, kerusakan harta benda atau
kerugian waktu;
6.10. Menurut M. Sulaksmono (1997) kecelakaan kerja adalah suatu kegiatan
tidak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu
aktivitas yang telah diatur;
6.11. Menurut Bennett Silalahi dan Rumondang Silalahi menyatakan bahwa
kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat
yang dapat mengakibatkan kecelakaan;
7. Bahwa oleh Pengawas Ketenagakerjaan Suku Dinas Tenaga Kerja dan
Administrasi Kota Administrasi Jakarta Utara menetapkan kasus Alm. Sdr. Hari
Agung Pratama tersebut sebagai kecelakaan kerja melalui Surat Penetapan
Pengawas Ketenagakerjaan Suku Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Kota
Administrasi Jakarta Utara Nomor : 274/2018 Tentang Penetapan Kecelakaan
Halaman 13 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Hari Agung Pratama Usia 39
Tahun Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH Hasyim Ashari Green
Village Blok C RT 004/003 Kota Administrasi Jakarta Utara Tanggal 28 Mei
2018; dan terhadap peserta yang meninggal karena kecelakaan kerja maka
Penggugat dapat manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebagaimana
dalam Pasal 25 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja Dan Jaminan
Kematian, hal mana oleh PT. Mandiri Bangun Makmur telah diajukan klaim
kepada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga Dua,
sebagaimana Surat yang dikeluarkan oleh PT. Mandiri Bangun Makmur
(Agung Sedayu Group) Surat Pengajuan Klaim No.060/CB-BPJS-TK/III/18,
Tanggal 09 Maret 2018;
8. Bahwa Penggugat sangat terkejut dengan Surat dari Deputi Direktur BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI Jakarta Nomor : B/669/072018, Tanggal
25 Juli 2018 Perihal : Tindak Lanjut Penetapan Klaim Meninggal a.n. Alm. Sdr.
Hari Agung Pratama, yang ditujukkan kepada Kepala Dinas Ketenagakerjaan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta yang pada pokoknya menyatakan Kasus
Alm. Sdr. Hari Agung Pratama tidak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan
kerja, sebab definisi yang dimaksudkan dalam surat tersebut adalah
kecelakaan (tidak terdapat luka/lecet) dan mendapat serangan penyakit
(meninggal mendadak) tidak ditempat kerja (dalam perjalanan) karena nyata-
nyata sangat mengada-ada, sehingga itu berdasarkan asumsi dan penafsiran
saja;
9. Bahwa Surat yang dikeluarkan dari Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta yang ditujukan kepada Deputi Direktur
BPJS Ketenagakerjaan Wilayah DKI Jakarta Nomor : 10260/-1/836.2, Tanggal
17 September 2018, Perihal : Penetapan Kecelakaan Kerja, yang pokoknya
Halaman 14 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
menyatakan bahwa meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung Pratama adalah
kecelakaan kerja, untuk itu kepada ahli waris berhak atas santunan
kecelakaan kerja;
10. Bahwa Surat Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor : 1651/-1.836.2 Tentang Penetapan
Kecelakaan Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Alm. Sdr. Hari
Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari
Green Village Blok C RT.004/003 Jakarta Utara, dalam Konsideran
“Memperhatikan” angka 4 dan angka 5, tertulis :
4. Ketentuan Pasal 1 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah,
menjelaskan “Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam
hubungan kerja, temasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari
rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja;
5. Ketentuan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
PER.03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
kecelakaan kerja menjelaskan bahwa “kecelakaan adalah suatu
kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda;
selanjutnya dalam Diktum “Memutuskan” Ketiga dan Keempat, tertulis:
KETIGA : Berdasarkan amar-amar tersebut diatas, kematian yang dialami
Alm. Sdr. Hari Agung Pratama (Alm) ditetapkan sebagai
Kecelakaan Kerja;
Halaman 15 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
KEMPAT : Penetapan ini Menguatkan Penetapan Suku Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara No.
274/2018 tanggal 28 Mei 2018;
Selanjutnya Surat Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor : 1650/-1.386.2
Tentang Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung
Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim
Ashari Green Village Blok C RT.004/003 Jakarta Utara, dalam Diktum
“Memutuskan” KETIGA, tertulis :
KETIGA : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
Dan Jaminan Kematian, Jaminan Kecelakaan Kerja yang harus
diterima oleh ahli waris sebagai berikut :
A. Upah sebulan sebagai dasar perhitungan sebesar Rp.
13.500.000,- (berdasarkan data upah Januari 2018)
B. Perhitungan Santunan Kecelakaan Kerja harus diterima
oleh Ahli Waris :
1. Biaya Penggantian
Pengangkutan korban lewat darat = Rp. 1.000.000,-
2. Santunan Kematian
60%x80xRp. 13.500.000,- = Rp. 648.000.000,-
3. Santunan Berkala selama
24 bulan x Rp. 200.000,-
Halaman 16 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
yang dibayarkan langsung = Rp. 4.800.000,-
4. Biaya Pemakaman = Rp. 3.000.000,-
5. Beasiswa Ahli Waris = Rp. 12.000.000,-
Total = Rp.668.800.000,-
(enam ratus enam puluh delapan juta delapan ratus ribu
rupiah)
Sehingga Penetapan tersebut diatas menyatakan bahwa kematian yang
dialami Alm. Sdr. Hari Agung Pratama sebagai kecelakaan kerja dan
santunan kerja yang diterima oleh Penggugat sebesar
Rp. 668.800.000,- (enam ratus enam puluh delapan juta delapan ratus ribu
rupiah);
11. Bahwa Surat dari Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI
Jakarta yang ditujukan kepada Deputi Direktur Bidang Kebijakan Operasional
Program BPJS Ketenagakerjaan Nomor B/880/092018, Tanggal 25 September
2018 Perihal : Tindak Lanjut Penetapan Klaim Meninggal a.n Tn. Hari Agung
Pratama, yang pada pokoknya menyatakan keberatan atas penetapan klaim
Meninggal a.n. Tn. Hari Agung Pratama sebagai kecelakaan kerja;
12. Bahwa Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja
Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta dalam Diktum “Memutuskan”
KELIMA, tertulis :
KELIMA : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian, pengertian Kecelakaan Kerja adalah
Halaman 17 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan kerja, Kejadian meninggal Sdr. Hari Agung
Pratama tidak memenuhi unsur kecelakaan kerja karena tidak
ada ruda paksa (tidak ada luka lecet dan luka memar pada
tubuh korban), yang bersangkutan meninggal karena henti
jantung akibat VT/VF yakni kondisi dimana adanya gangguan
implus listrik pada jantung yang menyebabkan vertikel jantung
berdenyut cepat yang pada Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
kemudian berproses menjadi asistole (tidak ada aktivitas listrik
dan mekanik pada jantung) hal tersebut merupakan penyakit
umum yang disebabkan oleh faktor bahaya kesehatan (pola
hidup) bukan disebabkan bahaya di tempat kerja, sehingga
tidak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja;
Bahwa berdasarkan uraian diatas, yang pada pokoknya menyatakan Kasus
Penggugat (Alm. Sdr. Hari Agung Pratama) tidak dapat dikatagorikan sebagai
Kecelakaan Kerja, sebab definisi yang dimaksudkan dalam KEP.145 tersebut
adalah kecelakaan (tidak ada luka lecet dan luka memar pada tubuh korban)
dan mendapat serangan penyakit (meninggal mendadak) tidak ditempat kerja
adalah tidak berdasarkan hukum dan hanya berdasarkan penafsiran dan
pendapat Tergugat semata, sedangkan yang dimaksud dalam KEP. 145
berdasarkan penerapan hukum Pasal 1 Angka 9 Peraturan Pemerintah Nomor
44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian berbunyi “Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang
terjadi dalam hubungan termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang
Halaman 18 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
disebabkan oleh lingkungan kerja”, Artinya terbukti tidak secara tegas
menyatakan mengenai kondisi kecelakaan (tidak ada luka lecet dan luka
memar pada tubuh korban), sehingga dengan demikian KEP.145 adalah cacat
hukum dan batal demi hukum;
Bahwa unsur yang dimaksud terjadi dalam hubungan kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
PER.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja jo. Pasal 1 angka 1
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :03/Men/1998 jo. Pasal 1 angka 14
Undang-Undang Nomor : 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja Dan Jaminan Kematian
jo. Pasal 1 angka 9 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2015
Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian Dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah jo
Bagian II angka 7 Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Nomor : 609 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelesaian Kasus
Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja jo. Pasal 1 angka 7 Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Nomor : 7 Tahun 2017 Tentang Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja Indonesia, dinyatakan bahwa Kecelakaan Kerja adalah
kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja...dst, TERPENUHI, mengingat
pada saat kejadian Alm. Sdr. Hari Agung Pratama merupakan pekerja PT.
Mandiri Bangun Makmur dengan jabatan sebagai Engineering Finishing Work,
terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta
Mangga Dua sebagaimana hasil analisa yuridis Pengawas Ketenagakerjaan
Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara
yang tertuang dalam Surat Penetapan No. 274/2018 tanggal 28 Mei 2018 dan
Surat Penetapan No. 1651/1.836.2 tanggal 17 September 2018 ;
Halaman 19 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
13. Selanjutnya KEP.145 dalam Diktum “Memutuskan” KEENAM, tertulis :
KEENAM : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian jo. Pasal 14 Ayat (2) Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan R.I Nomor 26 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua Bagi
Peserta Penerima Upah, bahwa peserta yang meninggal
mendadak di tempat kerja dianggap sebagai kecelakaan
kerja dan berhak atas manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja
sesuai peraturan perundang-undangan...dst;
Bahwa berdasarkan ketentuan diatas meninggalnya Alm.
Hari Agung Pratama juga tidak dapat dikategorikan sebagai
meninggal mendadak di tempat kerja karena Alm. Sdr. Hari
Agung Pratama mendapat serangan penyakit bukan di
tempat kerja tetapi pada saat dalam perjalanan menuju
tempat kerja (proyek pembangunan menara Jakarta).
Sehingga kejadian meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama tidak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja
dan ditetapkan sebagai bukan kecelakaan kerja dan bukan
penyakit akibat kerja;
Bahwa berdasarkan uraian diatas, Pasal 14 ayat (2) hanya mengatur
kriteria/kondisi tiba-tiba meninggal dunia dan keadaan mendapat
serangan penyakit di tempat kerja, namun nyata-nyata tidak mengatur
keadaan meninggal dunia/mendapat serangan penyakit dalam
perjalanan.
Halaman 20 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Selain itu, Bagian II angka 10 Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Dan Transmigrasi Nomor 609 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja, juga
mengatur :
“Meninggal mendadak di tempat kerja pada hakekatnya bukan
kecelakaan kerja, namun karena kejadiannya sedang bekerja di tempat
kerja, maka pemerintah memberikan suatu kebijakan perluasan
perlindungan sehingga meninggal mendadak di tempat kerja
dianggap sebagai kecelakaan kerja. Kepada yang bersangkutan
diberikan jaminan kecelakaan kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2012
tentang perubahan Kedelapan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja;
Untuk memperoleh jaminan kecelakaan kerja akibat meninggal
mendadak di tempat kerja harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Tenaga kerja pada saat bekerja di tempat kerja tiba -tiba
meninggal dunia tanpa melihat penyebab dari penyakit yang
dideritanya;
b. Tenaga kerja pada saat bekerja di tempat kerja mendapat
serangan penyakit kemudian langsung dibawa ke dokter/unit
pelayanan kesehatan/rumah sakit dan tidak lebih dari 24 (dua
puluh empat) jam kemudian meninggal dunia;
Bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan,
Halaman 21 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dinyatakan bahwa kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda, mengingat pada saat kejadian tersebut bertempat di dekat
Proyek Menara Jakarta, ketika hampir sampai dilokasi kerja, menurut
keterangan saksi yang membawa Penggugat (Alm. Sdr. Hari Agung Pratama)
ke Rumah Sakit, Posisi Alm. Sdr. Hari Agung Pratama ditemukan dalam
keadaan lemas yang berada di sekitar dekat Proyek Menara Jakarta, lalu
membawanya ke Rumah Sakit Hermina Kemayoran dan sesuai hasil resume
medis no rekam medis B 25 25 54 tanggal 27 Januari 2018 dari Rumah Sakit
Hermina Alm. Sdr. Hari Agung Pratama hasil diagnosisnya “apnea + cardiac
arrest” (serangan Jantung) dan dinyatakan meninggal dunia;
14. Bahwa KEP.145 dalam Konsideran “Memperhatikan” angka 7, tertulis :
7. Surat dari Deputi Direktur Bidang Kebijakan Operasional Program BPJS
Ketenagakerjaan Nomor B/21476/102018 tanggal 5 Oktober 2018 perihal
Pengajuan Banding Kasus Meninggal a.n. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
Karyawan PT. Mandiri Bangun;
Adalah merupakan surat dari Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kantor
Wilayah DKI Jakarta Nomor : B/669/072018, Tanggal 25 Juli 2018 Perihal :
Tindak Lanjut Penetapan Klaim Meninggal A.n. Tn. Hari Agung Pratama, yang
ditujukkan kepada Kepala Dinas Ketengakerjaan Transmigrasi Provinsi DKI
Jakarta yang pada pokoknya “menyatakan Kasus Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama tidak dapat dikatagorikan sebagai kecelakaan kerja, sebab definisi
yang dimaksudkan dalam surat tersebut adalah kecelakaan (tidak terdapat
luka/lecet) dan mendapat serangan penyakit (meninggal mendadak) tidak
ditempat kerja (dalam perjalanan) tidak berdasarkan hukum sama sekali,
oleh karena tidak merujuk pada fakta hukum maupun analisa yuridis yang
Halaman 22 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
mendalam yang didasarkan pada peraturan perundangan-undangan yang
berlaku artinya isi surat tersebut hanya bersifat pendapat semata yang tidak
bersumberkan atau merujuk pada dasar hukum yang semestinya, dan atau
sudah selayaknya bersandar pada Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan
Suku Dinas Tenaga Kerja dari Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara
Nomor :274/2018 tanggal 28 Mei 2018, Penetapan No. 1651/-1.838.2 tanggal
17 September 2018 dan Penetapan No. 1650/-1/386.2 Tanggal 17
Sepetember 2018;
15. Bahkan Surat dari Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI
Jakarta yang ditujukkan kepada Kepala Dinas Ketengakerjaan Transmigrasi
Provinsi DKI Jakarta Nomor : B/669/072018, Tanggal 25 Juli 2018 Perihal :
Tindak Lanjut Penetapan Klaim Meninggal a.n. Tn. Hari Agung Pratama,
bagian yang merupakan sudah dipertimbangkan sebagaimana Surat
Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Provinsi DKI Jakarta Nomor : 1651/-1.836.2 Tentang Penetapan Kecelakaan
Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung Pratama
(Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari Green
Village Blok C RT.004/003 Jakarta Utara dan Surat Penetapan Pengawas
Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta
Nomor : 1650/-1.386.2 Tentang Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja Atas
Nama Sdr. Hari Agung Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur
Jl. KH. Hasyim Ashari Green Village Blok C RT.004/003 Jakarta Utara, dalam
konsideran “Memperhatikan” angka 1;
16. Bahwa Surat Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor : 1651/-1.836.2 Tentang Penetapan
Kecelakaan Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung
Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari
Halaman 23 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Green Village Blok C RT.004/003 Jakarta Utara dan Surat Penetapan
Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi
DKI Jakarta Nomor : 1650/-1.386.2 Tentang Penetapan Jaminan Kecelakaan
Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri
Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari Green Village Blok C RT.004/003
Jakarta Utara, sama sekali tidak mempertimbangkan secara seksama oleh
Tergugat, bahkan pada tanggal 16 Mei 2019, Penggugat menerima obyek
gugatan yang intinya kejadian meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
tidak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja dan ditetapkan sebagai
bukan kecelakaan kerja dan bukan penyakit akibat kerja, dengan
dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara tersebut, kepentingan
Penggugat dirugikan, dengan dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara
tersebut Penggugat tidak mendapatkan manfaat program Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) sebagai kelangsungan hidup keluarga yang
ditinggalkan dan untuk membiayai pendidikan anak-anak Penggugat;
17. Bahwa jelas Keputusan Tata Usaha Negara tersebut bertentangan dengan,
yaitu :
- Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor : 40 Tahun 2004 Tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, menyatakan :
“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya, dan penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja”;
- Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja Dan Jaminan
Kematian, menyatakan :
Halaman 24 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja;
- Pasal 1 angka 9 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2015
Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian Dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah,
menyatakan:
“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja”;
- Bagian II angka 7 Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Nomor : 609 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelesaian
Kasus Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja;
“Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan
hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa
atau wajar dilalui”;
- Pasal 1 angka 7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor : 7 Tahun
2017 Tentang Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia,
menyatakan :
Halaman 25 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya”;
- Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
03/Men/1998, Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban
jiwa dan harta benda;
- Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
PER.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja, menyatakan :
“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan
hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang bisa
atau wajar dilalui”;
18. Bahkan dengan dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara tersebut yang
merugikan hak-hak Penggugat selaku Ahli Waris dari Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama. Bahwa tindakan yang menyatakan Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
meninggal bukan karena kecelakaan kerja tanpa mempertimbangkan rasa
kemanusiaan, keadilan dan diskriminatif, karena jelas-jelas Alm. Hari Agung
Pratama merupakan pekerja PT. Mandiri Agung Bangun (Agung Sendayu
Group) dengan jabatan sebagai Engineering Finishing Work, terdaftar sebagai
peserta BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga Dua sehingga
unsur terjadi dalam hubungan kerja dan Alm. Sdr. Hari Agung Pratama dalam
perjalanan menuju lokasi proyek ketika hampir sampai dilokasi kerja, menurut
keterangan saksi yang membawa Penggugat (Alm. Sdr. Hari Agung Pratama)
ke Rumah Sakit, Posisi Alm. Sdr. Hari Agung Pratama ditemukan dalam
Halaman 26 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
keadaan lemas yang berada di sekitar dekat Proyek Menara Jakarta, lalu
membawanya ke Rumah Sakit Hermina Kemayoran guna mendapat
pertolongan dan setibanya dirumah sakit oleh dokter jaga dinyatakan telah
meninggal akibat serangan jantung yang merupakan suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula (Kecelakaan Kerja) dengan dasar Pasal
1 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3/Men/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan;
19. Bahwa perlu kami kemukakan, BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang
Jakarta Mangga Dua atas inisiatifnya telah melakukan pembayaran klaim
JHT/JKM an. Hari Agung Pratama pada tanggal 11 Juli 2019 melalui Rekening
Penggugat dengan total sebesar Rp. 86.264.220,- (delapan puluh enam juta
dua ratus enam puluh empat ribu dua ratus dua puluh rupiah), berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor :
KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan Kecelakaan
Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. HARI AGUNG
PRATAMA Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta, ditetapkan di
Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2019, Pembayaran mana disampaikan kepada
PT. Mandiri Bangun Makmur dengan Surat No. B/9923/072019 tertanggal 11
Juli 2019;
20. Bahwa terkait pembayaran yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Kantor
Cabang Jakarta Mangga Dua tersebut pada point 30 diatas, dimana
Penggugat selaku ahli waris belum dapat menerimanya atau merasa
keberatan oleh karena pembayaran yang dilakukan tidak didasarkan pada
Fakta dan pertimbangan hukum yang benar maupun melalui analisis yuridis
hukum yang bersumber pada peraturan perundang-undangan, sebagaimana
yang dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan Suku Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara dengan Penetapannya
Halaman 27 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Nomor : 274/2018 Tentang Penetapan Kecelakaan Kerja Atau Bukan
Kecelakaan Kerja Atas Nama Hari Agung Pratama Usia 39 Tahun Karyawan
PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH Hasyim Ashari Green Village Blok C RT
004/003 Kota Administrasi Jakarta Utara Tanggal 28 Mei 2018, Penetapan
Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi
DKI Jakarta No. 1651/-1.836.2 Tentang Penetapan Kecelakaan Kerja Atau
Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Sdr. HARI AGUNG PRATAMA (Alm)
Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari Green Village
Blok C RT.004/003 Jakarta Utara, Tanggal 17 September 2018 dan Penetapan
Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi
DKI Jakarta Nomor : 1650/-1.386.2 Tentang Penetapan Jaminan Kecelakaan
Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri
Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari Green Village Blok C RT. 004/003
Jakarta Utara Tanggal 17 Sepetember 2018, yang menyatakan pada
pokoknya kecelakaan yang dialami oleh Alm. Hari Agung Pratama “
TERPENUHI “ unsurnya sebagai Kecelakaan Kerja;
21. Bahwa sebagaimana ketahui, adapun yang tujuan dibentuknya Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan adalah untuk
mewujudkan serta terselenggarakan jaminan sosial dan perlindungan hukum
kepada tenaga kerja diseluruh Indonesia, dengan menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan sebagai tenaga kerja, memberikan asas manfaat
yang bisa dinikmati oleh Tenaga Kerja dengan mengedepankan rasa keadilan
dengan prinsip akuntabilitas dan keterbukaan artinya tenaga kerja harus
diberikan perlindungan yang maksimal tanpa diskriminasi dalam penyelesaian
permasalahannya, termasuk mengenai klaim atas kecelakaan kerja yang
dialami oleh tenaga kerja;
Halaman 28 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
22. Bahwa Penggugat pun dalam hal ini tidak menginginkan terjadi kecelakaan
kerja yang menimpa Alm. Hari Agung Pratama ketika dalam melaksanakan
pekerjaannya, dan akibat meninggalnya Alm. Hari Agung Pratama memberi
dampak buat keluarganya baik istri dan anak-anaknya yang masih kecil yaitu
berupa kehilangan mata pencarian dan kepastian masa depan;
23. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Gugatan Penggugat sudah
tepat dan sesuai dengan Ketentuan Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2) UUPTUN,
yaitu sebagai berikut :
a. Karena adanya kepentingan yang dirugikan akibat dikeluarkannya
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor :
KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan
Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari
Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta,
ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2019, maka Penggugat
mengajukan gugatan tertulis ini kepada Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha
Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan
disertai tuntutan rehabilitasi;
b. Alasan-alasan yang digunakan dalam tuntutan telah sesuai dengan
ketentuan Pasal 53 ayat (2), yaitu :
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yaitu bertentangan dengan ketentuan
Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional jo. Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah Nomor
44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja Dan Jaminan Kematian Jo Pasal 1 angka 9 Peraturan Menteri
Halaman 29 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian
Dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah Jo Keputusan
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 609 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat
Kerja jo Pasal 1 angka 7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 7
Tahun 2017 Tentang Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia jo.
Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
PER.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja jo. Pasal 1 angka
1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : 03/Men/1998 ;
c. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB). Dalam hal ini asas-
asas yang telah nyata-nyata dilanggar adalah asas kepastian hukum, asas
dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaran negara serta asas keseimbangan serta asas keterbukaan
yaitu kewajiban untuk membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara untuk tetap memperhatikan perlindungan atas
hak asasi pribadi, golongan dan rahasia Negara, sebagaimana
diamanatkan dalam ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme;
Berdasarkan hal-hal yang kami uraikan diatas, Penggugat dengan kerendahan hati
memohonkan kiranya kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
khususnya Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan memutus perkara ini,
berkenan memberikan putusan sebagai berikut :
Halaman 30 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Batal atau Tidak Sah Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan
Republik Indonesia Nomor : KEP. 145/NAKER-BINWASK3/V/2019, Tentang
Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n.
Alm. Sdr. Hari Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta,
ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2019;
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor : KEP. 145/NAKER-
BINWASK3/V/2019, Tentang Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja Dan Bukan
Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri
Bangun Makmur Jakarta, ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2019;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam
perkara in;
Tergugat mengajukan jawaban secara tertulis pada tanggal 08 Oktober 2019,
adalah sebagai berikut:
I. DALAM EKSEPSI :
1. Keberatan Administrasi Yang Diajukan Oleh Kuasa Hukum Penggugat
Telah Melewati Tenggang Waktu Dan Banding Tidak Diajukan.
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan, khususnya Pasal 75 ayat (1) yang
menyebutkan: “Warga masyarakat yang dirugikan terhadap Keputusan
dan/atau Tindakan dapat mengajukanUpaya Administratif kepada
Pejabat Pemerintahan atau Atasan Pejabat yang menetapkan dan/atau
melakukan Keputusan dan/atau Tindakan” dan ayat (2) menyebutkan:
“Upaya Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
Halaman 31 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
a. Keberatan; dan
b. Banding”.
Sementara Pasal 76 ayat (3) menyebutkan: “Dalam hal Warga Masyarakat
tidak menerima atas penyelesaian banding oleh Atasan Pejabat, Warga
Masyarakat dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan”.
Proses keberatan sesuai Pasal 77 ayat (1) menyebukan: “Keputusan
dapat diajukan keberatan dalam waktu paling lama 21 (dua puluh satu)
hari kerja sejak diumumkannya Keputusan tersebut oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan” dan ayat (4) menyebutkan: “Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan keberatan paling lama 10
(sepuluh) hari kerja”.
Proses Banding atas keberatan sesuai Pasal 78 ayat (1) menyebutkan:
“Keputusan dapat diajukan banding dalam waktu paling lama 10 (sepuluh)
hari kerja sejak keputusan upaya keberatan diterima” dan ayat (4)
menyebutkan: “Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan
banding paling lama 10 (sepuluh) hari kerja”.
Bahwa sejalan dengan ketentuan Pasal 75, Pasal 77, dan Pasal 78
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
terhadap Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor:
KEP. 145/NAKER-BINWASK3/V/2019 bertanggal 9 Mei 2019 tentang
Penetapan Bukan Kecelakaan Keria dan Bukan Penvakit Akibat Kerja a.n.
Alm. Sdr. Hari Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur
Jakarta.
Warga masyarakat (Sdr. Linda Lilianingsih, ST) oleh Kuasa Hukum Sdr. Dr.
Fernando Silalalhi, ST, SH, LL.M., MH, CLA pada Fernando Silalhi &
Partners Advocates & Legal Consultants baru mengajukan keberatan
Halaman 32 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
melalui surat Nomor 015/LFS/K/VIII/2019 tanggal 9 Agustus 2019, Perihal:
Keberatan terhadap Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor:
KEP. 145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tanggal 09 Mei 2019 Tentang
Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja dan Bukan Penyakit Akibat Kerja An.
Alm. Sdr. HARI AGUNG PRATAMA Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur
Jakarta dan telah dijawab oleh An. Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan surat Nomor B-5/623/AS.00.01/2019 tanggal 29 Agustus 2019,
perihal: Tanggapan terhadap Surat dari Fernando Silalahi & Partners.
Menurut pendapat Tergugat, bahwa keberatan administrasi yang diajukan
oleh Kuasa Hukum Penggugat telah melewati tenggang waktu
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 77 ayat (1) dengan bunyi frasa
“Keputusan dapat diajukan keberatan dalam waktu paling lama 21 (dua
puluh satu) hari kerja sejak diumumkannya Keputusan tersebut oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan”, sementara keberatan diajukan
tanggal 9 Agustus 2019 dan Keputusan ditetapkan pada tanggal 9 Mei
2019 atau ± 92 (sembilan puluh dua) karena keberatan baru diterima
tanggal 12 Agustus 2019, sehingga telah melewati ketentuan 21 (dua puluh
satu) hari kerja dan Kuasa Penggugat tidak pernah mengajukan banding
kepada Atasan Pejabat yang menetapkan Keputusan;
Kesimpulan Tergugat, Penggugat sebelum mengajukan gugatan
seharusnya mengajukan keberatan kepada Pejabat yang menetapkan
Keputusan dan banding kepada Atasan Pejabat yang menetapkan
Keputusan, dan proses banding tidak dilakukan, sehingga tprosedur sesuai
ketentuan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan dilanggar atau tidak dipenuhi;
2. Melewati Tenggang Waktu Mengajukan Gugatan
Halaman 33 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Berdasarkan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang berbunyi: “Gugatan dapat
diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak
saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara”;
Bahwa Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor: KEP. 145/NAKER-
BINWASK3/V/2019 tanggal 9 Mei 2019 tentang Penetapan Bukan
Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari
Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur;
Pada angka romawi II angka 5 gugatan Tata Usaha Negara Penggugat,
menurut pendapat Tergugat terdapat keanehan, yaitu “Bahwa atas
saran Pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, Penggugat
pada Tanggal 08 Agustus 2019 mengajukan Keberatan terhadap Surat
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan
Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. HARI
AGUNG PRATAMA Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta,
ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2019 sebagaimana dalam
Suratnya Nomor: 015/LFS/K/VIII/2019 Tertanggal 09 Agustus 2019 dan
telah diterima oleh Pihak Tergugat Bapak Rudiansyah pada tanggal 08
Agustus 2019, karena surat keberatan Kuasa Hukum Penggugat
ditandatangani tanggal 9 Agustus 2019, namun diserah terimakan
kepada Pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal
8 Agustus 2019”, inilah keanehan dan keajaiban serta kalau boleh
dikualifikasikan sebagai penyesatan fakta, yang harus diperiksa dengan
seksama oleh Majelis Hakim yang memeriksa perkara Nomor:
169/G/2019/PTUN.JKT;
Halaman 34 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Pada saat Kuasa Penggugat mengajukan keberatan terhadap Keputusan
Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor: KEP. 145/NAKER-BINWASK3/V/2019
tanggal 9 Mei 2019 tentang Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja Dan
Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama Karyawan
PT. Mandiri Bangun Makmur dalam bentuk surat dengan Nomor
015/LFS/K/VIII/201i bertanggal 9 Agustus 2019 dimaksud, dan dalam surat
keberatan tersebut menyebutkan Obyek Sengketa Tata Usaha Negara
(Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor: KEP. 145/NAKER-
BINWASK3/V/2019 tanggal 9 Mei 2019 tentang Penetapan Bukan
Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari
Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur) tidak jelas
diterima tanggal berapa oleh KLIEN dari Kuasa Hukum Penggugat dan
gugatan Tata Usaha Negara baru didaftarkan di Kepaniteraan Perkara
pada Pengadilan Tata Usaha Negara pada tanggal 23 Agustus 2019, maka
telah memasuki hari ke 92 (sembilan puluh dua), sehingga dikualifikasikan
telah melewati tenggang waktu mengajukan gugatan Tata Usaha Negara;
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Gangguan Kesehatan, Upaya Penanganan dan Tindakan kepada Alm.
Sdr.Hari Agung Pratama:
a. Pada tanggal 27 Januari 2018 Alm. Sdr. Hari Agung Pratama pada
pukul ± 06.30 berangkat dari rurnah menuju proyek pembangunan
Menara Jakarta, dan ditengah perjalanan yang bersangkutan
mengalami gangguan kesehatan yang kemudian dibawa oleh warga
setempat ke rumah sakit;
b. Sdr. Hari Agung Pratama pada tanggal 27 Januari 2018 pukul 08.25
WIB masuk lnstalasi Gawat Darurat RS Hermina Kernayoran dengan
kondisi tidak sadarkan diri;
Halaman 35 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
c. Dilakukan pemeriksaan oleh Dokter Jaga IGD dengan hasil
perneriksaan tidak sadarkan diri (GCS 3), tidak ada nafas, tidak ada
denyut nadi, garnbaran monitor EKG VT/VF (ventrikel takikardi/ventrikel
fibrilasi) yang menandakan rnasih ada aktivitas listrik dan mekanik pada
jantung, tidak ada Iuka lecet dan tidak ada luka rnemar pada tubuh
korban;
d. Dilakukan penanganan dengan tindakan resusitasi dengan defibrilasi
270 Joule (alat kejut jantung/DC Shock) dan resusitasi jantung paru
oleh dokter jaga IGD, dan terlihat gambaran Pulseless Electrical Activity
pada monitor EKG (masih ada aktivitas listrik pada jantung, sedangkan
aktivitas mekanik tidak ada, namun lebih banvak gambaran flat dengan
sesekali gelombang P);
e. Dilakukan intubasi yakni pemasangan alat bantu nafas, serta
suntikan epinefrin 5 ampul dan terus dilakukan resusitasi jantung
paru. Pemberian epinefrin bertujuan untuk merangsang aktivitas
jantung;
f. Tindakan resusitasi dilakukan selarna 35 menit dan pasien tidak ada
respon;
g. Setelah tindakan resusitasi, pemeriksaan kembali dilakukan oleh
Dokter Jaga IGD dengan hasil pemeriksaan tidak ada nafas, henti
jantung, gambaran EKG asistol/flat line (gambaran EKGi garis datar,
bahwa sudah tidak ada aktrvitas listrik dan mekanik pada jantung),
pupil melebar dan tidak ada refleks cahaya pada pupil;
h. Pasien dinyatakan meninggal dunia pukul 09.00 WIB; dan
i. Sehubungan dengan huruf a s.d huruf h tersebut di atas, maka dapat
dinyatakan bahwa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama meninggal di RS
Halaman 36 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hermina Kemayoran pada tanggal 27 Januari 2018 pukul 09.00 WIB
dengan diagnosa akhir henti jantung akibat VT/VF, yakni kondisi dimana
adanya gangguan impuls listrik pada jantung yang menyebabkan
ventrikel jantung berdenyut cepat, yang pada Alm. Sdr.Hari Agung
Pratarna kemudian berproses menjadi asistole (tidak ada aktivitas
listrik dan mekanik pada jantung);
2. Perusahaan rnengajukan Laporan Tahap I Laporan Kecelakaan Tahap II
dan surat keterangan dokter Bentuk KK4 kepada BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Mangga Dua untuk klaim JKK a.n. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;
3. BPJS Ketenaqakerjaan mengirimkan surat kepada Kepala Suku Dinas
Tenaga Kerja dan Transrnigrasi Jakarta Utara Nomor B/448/032018 tanggal
15 Maret 2018 tentang Bantuan Pengecekan Kasus Kecelakaan a.n. Alm.
Sdr. Hari Agung Pratama;
4. Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta
Utara mengeluarkan Penetapan Suku Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara Nomor 274/2018 tanggal 28
Maret 2018 tentang Penetapaan Kecelakaan Kerja Atau Bukan
Kecelakaan Kerja Atas Nama Hari Agung Pratama Usia 39 tahun
Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH Hasyim Ashari Green
Village Blok C RT 004/003 Kota Administrasi yang isinya menyatakan
bahwa kejadian yang menimpa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama adalah
bukan kecelakaan kerja;
5 Surat Dari Deputi Wilayah DKI Jakarta BPJS Ketenagakerjaan kepada
Kadisnakertrans Provinsi DKI Jakarta Nornor B/669/072018 tanggal 25
Juli 2018 perihal Tindaklanjut Penetapan Klaim Meninggal a.n Alm. Sdr.
Hari Agung Pratarna yang isinya menyatakan bahwa kejadian yang
menimpa Sdr Hari Agung Pratama adalah bukan kecelakaan kerja;
Halaman 37 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
6 PT. Mandiri Bangun Makmur (Agung Sedayu Group) mengirimkan surat
kepada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wllayah DKI Jakarta Nomor
14/LGL-DS&I/MBM/VII/2018 tanggal 14 Agustus 2018 Perihal Keberatan
dan Somasi yang intinya meminta pernbayaran manfaat JKK an. Hari
Agung Pratama;
7. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan
Penetapan Pengawas Ketenaqakerjaan Dinas Tenaga Keria dan
Transmigrasi Provrnsi DKI Jakarta Nomor 1650/-1.386.2 tanggal 17
September 2018 tentang Penetapan Kecelakaan Kerja Atas Narna Hari
Agung Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH
Hasyim Ashari Green Village Blok C RT.004/003 Kota Jakarta Utara yang
menyatakan bahwa kematian yang dialami Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
ditetapkan sebagai Kecelakaan Kerja;
8. Deputi Direktur Bidang Kebijakan Operasional Program BPJS
Ketenagakerjaan bersurat kepada Direktur Pengawasan Norma Kerja dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamantan dan Kesehatan Kerja,
Kementerian Ketenagakerjaan RI dengan Nomor B/21476/10/2018 tanggal
5 Oktober 2018 perihal Pengajuan Banding Kasus rneninggal a.n. Hari
Agung Pratama karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur;
9. Mendasarkan kepada angka 1 s.d. angka 8 di atas dan dikaitkan dengan
ketentuan:
- Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, menyebutkan: “Peserta yang
mengalami kecelakaan kerja berhak mendapatkan manfaat berupa
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya dan
Halaman 38 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
mendapatkan manfaat berupa uang tunai apabila terjadi cacat total
tetap atau meninggal dunia”;
- Pasal 45 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian;
- Pasal 23 ayat (5) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun
2015 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima
Upah;
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP. 218/MEN/1994 tentang
Pelimpahan Kewenangan Menetapkan Suatu Kecelakaan Sebagai
Kecelakaan Kerja atau Bukan Keceakaan Kerja;
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 609 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan
Penyakit Akibat Kerja;
Maka setelah menerima banding, Pengawas Ketenagakerjaan pada
Direktorat Pengawasan Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan
Keselamantan dan Kesehatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan RI
melakukan pencermatan atas fakta-fakta terkait Gangguan Kesehatan,
Upaya Penanganan dan Tindakan kepada Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
sebagai berikut:
1) Laporan Kasus Kecelakaan Tahap I dan Berita Acara Saksi Kecelakaan
tanggal 29 Januari 2018 atas nama Sdr. Hari Agung Pratama oleh PT.
Mandiri Bangun Makmur;
Halaman 39 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
2) Laporan Kasus Kecelakaan Tahap II oleh PT. Mandri Bangun Makmur
tanggal 31 Januari 2018;
3) Resume Medis Pasien Pulang dari RS Hermina Kemayoran tanggal 27
Januari 2018;
4) Penetapan Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Administrasi Jakarta Utara Nomor 274/2018 tanggal 28 Maret 2018
tentang Penetapaan Kecelakaan Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja
Atas Nama Hari Agung Pratama Usia 39 tahun Karyawan PT. Mandiri
Bangun Makmur Jalan KH Hasyim Ashari Green Village Blok C RT
004/003 Kota Administrasi Jakarta Utara;
5) Penetapan Pengawas Ketenaqakerjaan Dinas Tenaga Keria dan
Transmigrasi Provrnsi DKI Jakarta Nomor 1650/-1.386.2 tanggal 17
September 2018 tentang Penetapan Kecelakaan Kerja Atas Narna Hari
Agung Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH
Hasyim Ashari Green Village Blok C RT.004/003 Kota Jakarta Utara
6) Surat Keterangan Dokter Bentuk KK4 Formulir 3b KK3 tanggal 31
Januari 2019 atas nama Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;
7) Surat Keterangan Pasien Nomor: 478/YANMED/RSH KMY/I/2019
tanggal 30 Januari 2018 atas nama Tuan Hari Agung Pratama dari RS
Hermina Kemayoran;
8) Pertimbangan Medis dr. Nila Pratiwi Ichsan, M.KM tanggal 9 April 2019;
9) Hasil pemeriksaan ulang Pengawas Ketenagakerjaan Kementerian
Ketenagakerjaan RI, yaitu:
a) Temuan:
Halaman 40 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama adalah
pekerja/karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur dengan jabatan
Engineering Finishing Work SPV yang ditempatkan di
departemen defect & Hand Over;
- Bahwa Sdr. Alm. Hari Agung Pratama diikutsertakan dalam
program Jaminan Kecelakaan Kerja yang diselenggarakan oleh
BPJS Ketenagakerjaan;
- Bahwa berdasarkan Resume Medis Pasien Pulang dan
Sertifikat Medis Penyebab Kematian dari RS. Hermina
Kemayoran Sdr. Alm. Hari Agung Pratama meninggal pada pukul
09.00 WIB disebabkan oleh Cardio Arrest (henti jantung);
- Bahwa berdasarkan pertimbangan medis dokter Nila Pratiwi
Ichsan M.KM (dokter Penasehat Pusat) tanggal 9 April 2019
menyatakan bahwa Sdr. Hari Agung Pratama meninggal di RS
Hermina Kemayoran pada tanggal 27 Januari 2018 pukul 09.00
WIB dengan diagnosa akhir henti jantung akibat VT/VF, yakni
kondisi dimana adanya gangguan implus listrik pada jantung
yang menyebabkan vertikel jantung berdenyut ceopat, yang
pada Sdr. Hari Agung Pratama kemudian berproses menjadi
asistole (tidak ada aktivitas listik dan mekanik pada jantung)
serta di tubuh Sdr. Hari Agung Pratama tidak ada luka lecet dan
luka memar pada tubuh korban;
b) Analisa:
- Berdasarkan Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah Nomor 44
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Halaman 41 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian “Kecelakaan kerja
adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja;
- Berdasarkan Romawi II angka 7 Kecelakaan kerja adalah
kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja,
termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke
rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui;
Bahwa suatu kasus dinyatakan kasus kecelakaan kerja apabila
terdapat unsur ruda paksa yaitu cedera pada tubuh manusia
akibat suatu peristiwa atau kejadian (seperti terjatuh, terpukul,
tertabrak dan lain-lain);
- Bahwa dalam Pasal 14 ayat (2) Permenaker No. 26 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua
Peserta yang meninggal mendadak di tempat kerja dianggap
sebagai kecelakaan kerja dan berhak atas manfaat JKK sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, apabila memenuhui
kreteria sebagai berikut:
a. Pekerja yang pada saat bekerja di tempat kerja tiba-tiba
meninggal dunia tanpa melihat penyebab dan penyakit yang
dideritanya;
Halaman 42 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
b. Pekerja yang pada saat bekerja di tempat kerja mendapat
serangan penyakit kemudian langsung dibawa ke dokter atau
unit pelayanan kesehatan atau rumah sakit dan tidak kurang
dari 24 (dua puluh empat ) jam kemudian meninggal dunia;
- Meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung Pratama pekerja/karyawan
PT. Mandiri Bangun Makmur disebabkan oleh Cardio Arrest (henti
jantung) saat sedang dalam perjalanan menuju proyek
pembangunan Menara Jakarta dari rumahnya bukan disebabkan
kecelakaan (tidak ada ruda paksa);
- Meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung Pratama pekerja/karyawan
PT. Mandiri Bangun Makmur juga tidak memenuhi unsur
meninggal mendadak di tempat kerja karena Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama mendapat serangan penyakit bukan ditempat kerja tetapi
di jalan saat menuju tempat kerja;
c) Kesimpulan:
Dari analisa tersebut diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
Bahwa kejadian meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung Pratama bukan
disebabkan kecelakaan kerja dan juga tidak memenuhi unsur
meninggal mendadak di tempat kerja karena tidak ditemukan
adanya roda paksa, namun meninggalnya Sdr. Hari Agung Pratama
disebabkan oleh Cardio Arrest (henti jantung) saat yang
bersangkutan dalam perjalanan menuju proyek pembangunan
Menara Jakarta dari rumahnya;
10) Dengan demikian, Kernenterian Ketenagakerjaan RI mengeluarkan
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
Halaman 43 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 tentang Penetapan Bukan
Kecelakaan Kerja dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari
Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, Tergugat mohon kepada Yang Mulia Majelis
Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan mengadili
perkara Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT, berkenan memutus perkara a quo sebagai
berikut:
P E T I T U M :
1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
KEP. 145/NAKER-BINWASK3/V/2019 tentang Penetapan Bukan Kecelakaan
Kerja dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta tanggal 9 Mei 2019 adalah
benar dan sah;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam
perkara ini;
Penggugat mengajukan replik tertulis pada tanggal 15 Oktober 2019 dan
terhadap replik Penggugat tersebut, Tergugat mengajukan duplik tertulis pada
tanggal 22 Oktober 2019;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat
telah mengajukan alat bukti berupa fotokopi surat-surat yang telah diberi meterai
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya atau fotokopinya sehingga dapat
dijadikan sebagai alat bukti yang sah, dan diberi tanda Bukti P-1 sampai dengan
Bukti P-44, sebagai berikut:
1. Bukti P-1 : Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor : KEP.145 / NAKER - BINWASK3 / V / 2019 Tentang
Halaman 44 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Penetepan Bukan Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat
Kerja An. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri
Bangun Makmur Jakarta, Ditetapkan Di Jakarta Pada Tanggal 9
Mei 2019. (fotokopi);
2. Bukti P-2 : Surat Dari BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Mangga Dua
yang ditujukan Kepada Pimpinan PT. Mandiri Bangun Makmur
Up. Bpk. Dede, Nomor : B/9194/072019, Perihal : Surat
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan R.I. Nomor :
KEP.145/NAKER-BINWASK3/II/2019. (fotokopi sesuai dengan
salinan asli);
3. Bukti P-3 : Surat Kementerian Ketenagakerjaan RI Direktorat Jenderal
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Dan Keselamatan
Kesehatan Kerja Nomor : B.363/BINWASK3-PNKJ/V/2019,
Tanggal 16 Mei 2019, Perihal Penetapan Bukan Kecelakaan
Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja an. Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Jakarta. (fotokopi);
4. Bukti P-4 : Kutipan Akta Nikah Nomor : 2077/18/XII/2007, Tanggal 7
Desember 2007. (fotokopi sesuai dengan salinan asli);
5. Bukti P-5 : Kartu Keluarga No. 3175072403111003, Tanggal 01 Juli 2015.
(fotokopi dari fotokopi);
6. Bukti P-6 : Surat Pernyataan Ahli Waris, Tanggal 14 Februari 2018. (fotokopi
sesuai dengan salinan asli);
7. Bukti P-7 : Formulir BPJS Ketenagakerjaan Laporan Kecelakaan Tahap I,
Tanggal 29 Januari 2018. (fotokopi);
8. Bukti P-8 : Formulir BPJS Ketenagakerjaan Laporan Kecelakaan Tahap II,
Tanggal 31 Januari 2018. (fotokopi);
Halaman 45 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
9. Bukti P-9 : Formulir BPJS Ketenagakerjaan Surat Keterangan Dokter
Bentuk KK4, Tanggal 31 Januari 2018. (fotokopi);
10.Bukti P-10 : Sertifikat Medis Penyebab Kematian, Tangga 27 Januari 2018.
(fotokopi);
11.Bukti P-11 : Berita Acara Saksi Kecelakaan, Tanggal 29 Januari 2018, yang di
tandatangani oleh Bapak Sumurung S Hutapea Selaku
Construktion Manager dan Bapak Handojo Hadi Bramantyo
selaku Inspector Staaf. (fotokopi);
12.Bukti P-12 : Berita Acara Kejadian yang ditandatangani oleIbu winner selaku
HR Manager Agung Sedayu Group. (fotokopi);
13.Bukti P-13 : Surat Agung Sedayu Group Surat Pengajuan Klaim Nomor
060/C.HRD/CB-BPJS-TK/III/18, Tanggal 09 Maret 2018.
(fotokopi);
14.Bukti P-14 :
Bukti P-14 A : Foto Keadaan Motor Bagian Depan Alm. Hari Agung Pratama.
(print out);
Bukti P-14 B : Foto Keadaan Motor Bagian Depan Spakbor Alm. Hari Agung
Pratama. (print out);
Bukti P-14 C : Foto Keadaan Motor Bagian Body Samping Alm. Hari Agung
Pratama. (print out);
Bukti P-14 D : Foto Keadaan Motor Bagian Tengah Sebelah Kiri Alm. Hari
Agung Pratama. (print out);
Bukti P-14 E : Foto Keadaan Motor Bagian Bawah Alm. Hari Agung Pratama.
(print out);
Bukti P-14 F : Foto Keadaan Motor Bagian Spion Alm. Hari Agung Pratama.
(print out);
Halaman 46 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bukti P-14 G : Foto Keadaan Motor Bagian Knalpot Alm. Hari Agung Pratama.
(print out);
Bukti P-14 H : Foto Keadaan Motor Bagian Belakang Alm. Hari Agung Pratama.
(print out);
15.Bukti P-15 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Mangga Dua
Nomor: B/4418/032018 Yang Ditujukan Kepada Kepala Suku
Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Jakarta Utara, Tanggal 15
Maret 2018, Perihal : Bantuan Pengecekan Kasus Kecelakaan
a/n. Hari Agung Pratama. (fotokopi dari fotokopi);
16.Bukti P-16 : Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Suku Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara Nomor :
274/2018, Tanggal 28 Mei 2018, Tentang Kecelakaan Kerja Tau
Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Hari Agung Pratama Usia
39 Tahun Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH
Hasyim Green Village Blok C RT 004/003 Kota Administrasi
Jakarta Utara. (fotokopi dari fotokopi);
17.Bukti P-17 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga
Dua Yang Ditujukan Kepada Deputi direktur Wilayah DKI Jakarta
BPJS Ketenagakerjaan Nomor : B/14954/062018, Tanggal 06
Juni 2018, Perihal : Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja Atas
Nama Hari Agung Pratama. (fotokopi dari fotokopi);
18.Bukti P-18 : Surat Dari Agung Sedayu Group Yang Ditujukan Kepada Kepala
Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang jakarta Mangga Dua,
No.: 11/GROUP-HR/CB-IR/PEM/MBM/VI/2018, Tanggal 26 Juni
2018, Perihal : Penetapan Klaim Jaminan a/n Alm Hari Agung
Pratama. (fotokopi dari fotokopi);
Halaman 47 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
19.Bukti P-19 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Yang Ditujukan Kepada kepala
Dinas Ketenagakerjaan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta
Nomor : B/669/072018 Tanggal 25 Juli 2018, Perihal : Tindak
Lanjut Penetapan Klaim Meninggal a.n. Tn. Hari Agung Pratama.
(fotokopi dari fotokopi);
20.Bukti P-20 : Surat Agung Sedayu Group Yang Ditujukan Kepada
Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI Jakarta No.: 141/LGL-
DS&L/MBM/VIII/2018, Tanggal 14 Agustus 2018, Hal : Keberatan
Dan Somasi (Peringatan). (fotokopi dari fotokopi);
21.Bukti P-21 : Surat Agung Sedayu Group Yang Ditujukan Kepada Menteri
Ketenagakerjaan R.I. No.: 142/LGL-DS&L/MBM/VIII/2018,
Tanggal 14 Agustus 2018, Hal : Permohonan Menguatkan
Penetapan Kecelakaan Kerja an. Hari Agung Pratama. (fotokopi
dari fotokopi);
22.Bukti P-22 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga
Dua Yang Ditujukan Kepada deputi Wilayah DKI Jakarta BPJS
Ketenagakerjaan Nomor : B/29070/08/2018, Tanggal 20 Agustus
2018, Perihal : Keberatan dan Somasi PT. Agung Sedayu Group.
(fotokopi dari fotokopi);
23.Bukti P-23 : Surat Agung Sedayu Group Yang Ditujukan Kepada BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI Jakarta Nomor : 156/LGL-
DS&L/MBM/VIII/2018, Tanggal 24 Agustus 2018, Hal : Somasi
(Peringatan) Kedua dan Terakhir. (fotokopi dari fotokopi);
24.Bukti P-24 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Yang Ditujukan Kepada Direktur
PT. Mandiri Bangun Makmur Nomor B/799/082018, Perihal
Tindak Lanjut Penetapan Klaim Meninggal a/n Tn. Hari Agung
Pratama. (fotokopi dari fotokopi cap basah);
Halaman 48 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
25.Bukti P-25 : Surat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta
Yang Ditujukan Kepada Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan
Wilayah DKI Jakarta Nomor : 10260/-1.836.2, Tanggal 17
September 2018, Perihal Penetapan Kecelakaan Kerja. (fotokopi
dari fotokopi);
26.Bukti P-26 : Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor : 1651/-1.836.2,
Tanggal 17 September 2018, Tentang Penetapan Kecelakaan
Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung
Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH.
Hasyim Ashari Green Villager Blok C RT. 004/003 Jakarta Utara.
(fotokopi dari fotokopi);
27.Bukti P-27 : Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor : 1650/-1.386.2,
Tanggal 17 September 2018, Tentang Penetapan Jaminan
Kecelakaan Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung Pratama (Alm)
Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari
Green Villager Blok C RT. 004/003 Jakarta Utara. (fotokopi dari
fotokopi);
28.Bukti P-28 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI Jakarta Yang
Ditujukan Kepada Deputi Direktur Bidang Kebijakan Operasional
Program BPJS Ketenagakerjaan Nomor : B/880/092018, Tanggal
25 September 2018, Perihal : Tindak Lanjut Penetapan Klaim
Meninggal a/n. Tn. Hari Agung Pratama. (fotokopi dari fotokopi);
29.Bukti P-29 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga
Dua Yang Ditujukan Kepada Pimpinan PT. Mandiri Bangun
Makmur (Agung Sedayu Group) Nomor : B/3202/022019,
Halaman 49 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Tanggal 19 Februari 2019, Perihal : Tindaklanjut Klaim Meninggal
a/n Tn. Hari Agung Pratama. (fotokopi sesuai dengan salinan
asli);
30.Bukti P-30 : Surat Agung Sedayu Group Yang Ditujukan Kepada Kepala
Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Mangga Dua
No.: 02/GROUP-HR/IR/S.JAW/ASG/II/2019, Tanggal 20 Februari
2019, Hal : Tindaklanjut Klaim Jaminan Hari Agung Pratama.
(fotokopi dari fotokopi);
31.Bukti P-31 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga
Dua Yang Ditujukan Kepada Pimpinan PT. Mandiri bangun
Makmur (Agung Sedayu Group) Nomor : B/9923/072019,
Tanggal 11 Juli 2019. (fotokopi dari fotokopi);
32.Bukti P-32 : Buku Tabungan BCA Atas nama Linda Lilianingsih. (fotokopi dari
fotokopi sesuai cetakan buku);
33.Bukti P-33 : Job description. (fotokopi sesuai dengan salinan asli);
34.Bukti P-34 : Surat Pernyataan Kronologis Kecelakaan Meninggalnya Alm.
Hari Agung Pratama Tanggal 29 November 2019. (fotokopi
sesuai dengan salinan asli);
35.Bukti P-35 : Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Pasal 1 angka 14
Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. (fotokopi);
36.Bukti P-36 : Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Pasal 1 angka 6
Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
Dan Jaminan Kematian. (fotokopi);
37.Bukti P-37 : Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2015 Pasal
1 angka 9 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program
Halaman 50 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian Dan Jaminan
Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah. (fotokopi);
38.Bukti P-38 : Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 609
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan
Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja. (fotokopi);
39.Bukti P-39 : Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 7 Tahun 2017 Pasal
1 angka 7 Tentang Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Indonesia. (fotokopi);
40.Bukti P-40 : Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.04/MEN/1993
Pasal 1 angka 4 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja. (fotokopi);
41.Bukti P-41 : Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
03/Men/1998. (fotokopi);
42.Bukti P-42 : Sertifikat Medis Penyebab Kematian, tanpa tanggal. (fotokopi);
43.Bukti P-43 : Surat Keputusan No.SKP-012/CORPHR, Tanggal 22 Januari
2018, Tentang Penugasan yang ditandatangani oleh Winner
Selaku HR Operation Manager. (fotokopi sesuai dengan salinan
asli);
44.Bukti P-44 : Surat Pernyataan Kronologis Tanggal 05 Desember 2019.
(fotokopi sesuai dengan salinan asli);
Tergugat telah mengajukan alat bukti berupa fotokopi surat-surat yang telah
diberi meterai cukup serta telah dicocokkan dengan pembandingnya, masing-
masing diberi tanda T-1 s.d. T-34, sebagai berikut:
1. Bukti T-1 : Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan
Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun
Halaman 51 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1948 Nomor 23 dari Repu-blik Indonesia untuk Seluruh
Indonesia. (fotokopi);
2. Bukti T-2 : Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. (fotokopi);
3. Bukti T-3 : Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional. (fotokopi);
4. Bukti T-4 : Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. (fotokopi);
5. Bukti T-5 : Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian. (fotokopi);
6. Bukti T-6 : Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2010 tentang Pengawasan
Ketenagakerjaan. (fotokopi);
7. Bukti T-7 : Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta
Penerima Upah. (fotokopi);
8. Bukti T-8 : Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor: KEP.
145/NAKER-BINWASK3/V/2019 tanggal 9 Mei 2019 tentang
Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat
Kerja An. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri
Bangun Makmur. (fotokopi);
9. Bukti T-9 : Surat Kepala BPJS Cabang Jakarta Mangga Dua Nomor
B/4418/03/2018 tanggal 15 Maret 2018 yang ditujukan kepada
Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jakarta
Utara, perihal: Bantuan pengecekan kasus kecelakaan a/n Hari
Agung Pratama. (fotokopi dari fotokopi);
Halaman 52 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
10.Bukti T-10 : Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Suku Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara Nomor
274/2018 tanggal 28 Mei 2018 tentang Penetapan Kecelakaan
Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Hari Agung
Pratama Usia 39 Tahun Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur
Jalan KH Hasyim Ashari Green Village Blok C RT. 004/003 Kota
Administrasi Jakarta Utara. (fotokopi dari fotokopi);
11.Bukti T-11 : Surat Kepala BPJS Cabang Jakarta Mangga Dua Nomor
B/14954/06/2018 tanggal 6 Juni 2018 yang ditujukan kepada
Kepala Deputi Direktur Wilayah DKI Jakarta BPJS Ketenaga-
kerjaan, perihal Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja Atas
Nama Hari Agung Pratama. (fotokopi dari fotokopi);
12.Bukti T-12 : Surat Kepala BPJS Cabang Jakarta Mangga Dua Nomor
B/17385/07/2018 tanggal 6 Juli 2018 yang ditujukan kepada
Deputi Direktur Wilayah DKI Jakarta BPJS Ketenagakerjaan,
perihal: Tindak lanjut Penetapan Klaim Meninggal A/N Hari
Agung. (fotokopi dari fotokopi);
13.Bukti T-13 : Surat Deputi Direktur Wilayah DKI Jakarta BPJS Ketenaga-
kerjaan Nomor B/669/07/2018 tanggal 25 Juli 2018 yang
ditujukan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi DKI Jakarta, perihal: Tindak Lanjut Penetapan Klaim
Meninggal a/n Tn Hari Agung Pratama. (fotokopi dari fotokopi);
14.Bukti T-14 : Surat PT. Mandiri Bangun Makmur (Agung Sedayu Gorup) No.
141/LGL.DS&L/MBM/VIII/ 2018 tanggal 14 Agustus 2018 yang
ditujukan kepada Deputi Direktur Wilayah DKI Jakarta BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI Jakarta, perihal Keberatan
dan Somasi (Peringatan). (fotokopi dari fotokopi);
Halaman 53 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
15.Bukti T-15 : Surat Kepala Kantor Cabang Jakarta Mangga Dua BPJS
Ketenagakerjaan Nomor: B/29070/08/2018 tanggal 20 Agustus
2018 yang ditujukan Deputi Direktur Wilayah DKI Jakarta BPJS
Ketenagakerjaan, perihal: Keberatan dan Somasi PT. Mandiri
Banguna Makmur. (fotokopi dari fotokopi);
16.Bukti T-16 : Surat Deputi Direktur Wilayah DKI Jakarta BPJS Ketenaga-
kerjaan Nomor B/799/08/ 2018 tanggal 28 Agustus 2018 yang
ditujukan Direktur PT. Mandiri Bangun Makmur, perihal: Tindak
Lanjut Penetapan Klaim a/n Hari Agung Pratama. (fotokopi dari
fotokopi);
17.Bukti T-17 : Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan
Trans-migrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor 1650/-1.386.2 tentang
Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja Atas Nama Hari Agung
Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH
Hasyim Ashari Green Village Blok C RT. 004/003 Jakarta Utara.
(fotokopi dari fotokopi);
18.Bukti T-18 : Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor 1651/-1.836.2 tentang
Penetapan Kecelakaan Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas
Nama Hari Agung Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun
Makmur Jalan KH Hasyim Ashari Green Village Blok C RT.
004/003 Jakarta Utara. (fotokopi dari fotokopi);
19.Bukti T-19 : Surat Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
DKI Jakarta Nomor 10266/-1.836.2 tanggal 17 September 2018
yang ditujukan kepada Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan
Wilayah DKI Jakarta, perihal: Penetapan Kecelakaan Kerja.
(fotokopi dari fotokopi);
Halaman 54 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
20.Bukti T-20 : Laporan Kecelakaan Tahap I oleh BPJS Ketenagakerjaan.
(fotokopi sesuai dengan salinan asli);
21.Bukti T-21 : Laporan Kecelakaan Tahap II oleh BPJS Ketenagakerjaan.
(fotokopi sesuai dengan salinan asli);
22.Bukti T-22 : Surat Keterangan Dokter Bentuk KK4 oleh BPJS
Ketenagakerjaan tanggal 31 Januari 2018. (fotokopi sesuai
dengan salinan asli);
23.Bukti T-23 : Berita Acara Kejadian tanggal 27 Januari 2018 jam 09.00 WIB
mengenai telah terjadi kecelakaan kerja pada karyawan atas
nama Hari Agung Pratama yang dibuat oleh Sdr. Winner (HR
Manager PT. Mandiri Bangun Makmur). (fotokopi sesuai dengan
salinan asli);
24.Bukti T-24 : Berita Acara Saksi Kecelakaan Kerja tanggal 27 Januari 2018
jam 10.00 WIB mengenai telah terjadi kecelakaan kerja pada
karyawan atas nama Hari Agung Pratama yang dibuat oleh Saksi
I, Sumurung S Hutapea dan Saksi II, Handojo Hadi Bramantyo.
(fotokopi sesuai dengan salinan asli);
25.Bukti T-25 : Surat Pernyataan Sdr. Haris Budiman bertanggal 30 Januari
2018 yang menyatakan melihat sesorang terbaring dipinggir jalan
raya yang sedang ditolong oleh orang sekitar jam 7.50 WIB
tanggal 27 Januari 2018 dan didampingi oleh rekan kerja Bapak
Handojo Hadi Bramantyo dan pernyataan dimaksud dibuat pada
tanggal 30 Januari 2018. (fotokopi dari fotokopi);
26.Bukti T-26 : Surat Pernyataan Sdr. Linda Lilianingsih, ST (ahli waris Sdr. Hari
Agung Pratama) bertanggal 30 Januari 2018 yang menyatakan
Sdr. Hari Agung Pratama telah mengalami kecelakaan kerja dan
Halaman 55 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
pada ± 09.00 WIB dinyatakan meninggal dunia oleh RS Hermina
Kemayoran. (fotokopi sesuai dengan salinan asli);
27.Bukti T-27 : Surat Pernyataan Sdr. Winner M. Parulian (HR Manager)
bertanggal 30 Januari 2018 yang menyatakan Sdr. Hari Agung
Pratama adalah karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur dan
ditugaskan ke Royale Menara Jakarta Kemayoran serta
mendapat info pada pukul 10.00 WIB ybs meninggal dunia di RS
Hermina Kemayoran. (fotokopi sesuai dengan salinan asli);
28.Bukti T-28 : Surat Pernyataan Sdr. Handojo Hadi Bramantyo bertanggal 30
Januari 2018 yang menyatakan dapat cerita teman saya Sdr.
Haris B bahwa ada kecela-kaan di jalan area proyek MJ sekitar
jam 07.50 WIB tanggal 27 Januari 2018 kemudian lokasi untuk
memastikan informasi tersebut, namun sudah tidak ada. (fotokopi
sesuai dengan salinan asli);
29.Bukti T-29 : Surat Pernyataan Sdr. Sumurung S. Hutapea bertanggal 30
Januari 2018 yang menyatakan mengenai kronologi wafatnya
Almarhum (karyawan Agung Sedayu Group). (fotokopi sesuai
dengan salinan asli);
30.Bukti T-30 : Job Identification (Identitas) Jabatan Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama berbulan Mei 2017. (fotokopi sesuai dengan salinan
asli);
31.Bukti T-31 : Rincian Gaji Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur atas nama
Hari Agung Pratama yang dibuat oleh Sdr Nia Veronika Gunawan
bertanggal 31 Januari 2019. (fotokopi sesuai dengan salinan
asli);
Halaman 56 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
32.Bukti T-32 : Formulir Dokter Penasehat yang dibuat oleh Dr. Nila Pratiwi
Ichsan, MKM bertanggal 9 April 2019. (fotokopi sesuai dengan
salinan asli);
33.Bukti T-33 : Laporan Pemeriksaan Kasus Banding a.n. Hari Agung Pratama
Pekerja PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta. (fotokopi sesuai
dengan salinan asli);
34.Bukti T-34 : Surat Sdr. Dr. Fernando Silalalhi, ST, SH, LL.M., MH, CLA
(Kuasa Hukum SDr. Linda Lilianingsih, ST.) pada Fernando
Silalhi & Partners Advocates & Legal Consultants melalui surat
Nomor 015/LFS/K/VIII/ 2019 tanggal 9 Agustus 2019, Perihal:
Keberatan terhadap Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan
RI Nomor: KEP. 145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tanggal 09 Mei
2019 Tentang Penetapan Bukan Kece-lakaan Kerja dan Bukan
Penyakit Akibat Kerja An. Alm. Sdr. HARI AGUNG PRATAMA
Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta. (fotokopi sesuai
dengan salinan asli);
Menimbang, bahwa disamping surat-surat bukti, Penggugat di persidangan
telah mengajukan 2 (dua) orang saksi bernama WINNER MARDOHAR PARULIAN
dan JHONI HENDRI RIZANO, telah memberikan keterangan di bawah sumpah
atau janji menurut agama dan kepercayaannya dan 1 (satu) orang ahli yang
bernama MANOTAR TAMPUBOLON, S.H., M.H. telah memberikan pendapat
dibawah sumpah, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut:
SAKSI I WINNER MARDOHAR PARULIAN:
- Bahwa saksi bekerja di Agung Sedayu Group sebagai HR Unit Operator
CHRD 2 (Human Resource);
Halaman 57 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa saksi menangani bagian HRD untuk divisi CHRD 2 yang merupakan
singkatan dari Commercial Highest Development dimana agung sedayu grup
sebagai salah satu properti pengembang swasta yang membangun bangunan-
bangunan tinggi disitu saya yang menangani khusus untuk pekerja proyeknya;
- Bahwa saksi mengenal Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;
- Bahwa saksi tidak mengenal istri dari Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
sebelumnya;
- Bahwa saksi mengetahui bahwa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama bekerja
didepartemen salah satu divisi dibawah CHRD2, lebih menangani masalah
kualitas dan proses kerja dari orang proyek;
- Bahwa saksi mengetahui Alm. Sdr. Hari Agung Pratama bekerja dari tahun
2015, sejak tahun 2016 Alm. Sdr. Hari Agung Pratama bertugas di proyek
sektor 8 di Senopati dan pada saat terjadinya kecelakaan Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama ditugaskan ke proyek Menara Jakarta;
- Bahwa saksi mengetahui Alm. Sdr. Hari Agung Pratama merupakan anggota
pada BPJS Ketenagakerjaan yang didaftarkan secara resmi oleh perusahaan;
- Bahwa saksi mengetahui adanya pembayaran iuran anggota BPJS
Ketenagakerjaan yang ditelah tersistem melalui payroll gaji yang dikenakan
potongan BHT sebesar 20/25% pada setiap bulannya;
- Bahwa saksi tidak mengetahui secara rinci mengenai kecelakaan yang dialami
oleh Alm. Sdr. Hari Agung Pratama karena sedang libur dan hanya dikabari
atasan langsung Alm. Sdr. Hari Agung Pratama melalui sambungan telephone;
- Bahwa saksi mengetahui yang pertama datang mengunjungi Alm. Sdr. Hari
Agung Pratama di Rumah Sakit adalah rekan-rekan almarhum yang bekerja di
proyek Menara Jakarta dan rekan-rekan di Harco yang bekerja pada divisi lain;
- Bahwa saksi tidak mengetahui kondisi tubuh terakhir Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama setelah mengalami kecelakaan saat berada di Rumah Sakit;
Halaman 58 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa saksi mengetahui yang melihat kondisi terakhir Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama adalah Pak Sumurung Hutapea dan Pak Handoyo yang bekerja
sebagai Construction Manager di Proyek Menara Jakarta;
- Bahwa saksi yang melaporkan mengenai adanya kecelakaan kerja yang
dialami Alm. Sdr. Hari Agung Pratama pada BPJS Ketenagakerjaan;
- Bahwa saksi yang mempersiapkan berkas-berkas seperti Berkas Formulir 3A,
Berita Acara Kronologis Kejadian, Surat Keterangan Saksi Kejadian dan Surat
Keterangan Dokter dan Surat Kematian untuk melengkapi syarat-syarat dalam
pengajuan klaim terkait kecelakaan kerja yang dialami Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama pada BPJS Ketenagakerjaan;
- Bahwa saksi mengetahui dan berada ditempat pada saat pihak BPJS
Ketenagakerjaan melakukan pengecekan di lapangan dan mewawancarai
saksi-saksi yang terkait untuk melakukan verifikasi atau pendataan;
- Bahwa saksi mengetahui pihak BPJS Ketenagakerjaan melakukan verifikasi
kepada saksi yang berada di Rumah Sakit Hermina Kemayoran dan bukan
kepada saksi yang melihat kejadian langsung atau pada saat kecelakaan
terjadi;
- Bahwa saksi tidak mengetahui mengenai BPJS Ketenagakerjaan mengirim
surat ke Sudin Ketenagakerjaan perihal masalah pengecekan;
- Bahwa saksi tidak mengetahui mengenai detail surat tanggapan dari pihak
BPJS Ketenagakerjaan dan hanya menerima tembusannya karena langkah
selanjutnya ditangani oleh bagian IR atau divisi lainnya;
- Bahwa saksi mengakui telah membuat laporan adanya kecelakaan terkait
dengan Bukti T-27 namun tidak memberikan pernyataan yang menjelaskan
tentang adanya kecelakaan kerja;
Halaman 59 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa saksi mengetahui selama mengenal Alm. Sdr. Hari Agung Pratama,
semasa hidupnya tidak pernah menunjukkan gejala sakit ataupun keluhan
sakit;
SAKSI II JHONI HENDRI RIZANO:
- Bahwa saksi kedua adalah saksi yang mendengar langsung terjadinya
kecelakaan dan melihat langsung kondisi terakhir Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama;
- Bahwa saksi bekerja sebagai Chief Security pada Proyek Menara Jakarta di
PT Agung Sedayu Group;
- Bahwa saksi bertugas untuk menjaga keamanan internal di Proyek Menara
Jakarta dan mengetahui lingkungan di sekitar karena saling terkait;
- Bahwa saksi tidak mengenal Alm. Sdr. Hari Agung Pratama sebelumnya;
- Bahwa saksi tidak mengenal istri dari Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
sebelumnya;
- Bahwa saksi ditugaskan oleh atasan saksi yaitu Pak Sumurung Hutapea untuk
menunggu kedatangan Alm. Sdr. Hari Agung Pratama di Proyek Menara
Jakarta yang telah ditugaskan untuk melakukan checklist bersama antara
distrik Sektor 8 dengan Proyek Menara Jakarta;
- Bahwa saksi selama menunggu kedatangan Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
tetap melanjutkan rutinitas seperti biasa sesuai dengan tupoksi nya;
- Bahwa saksi mendengar adanya kecelakaan dari informasi yang disampaikan
oleh pengemudi ojek online yang ditemui saat bertugas memantau kondisi
sekitar Proyek Menara Jakarta namun tidak mengetahui siapa yang telah
mengalami kecelakaan tersebut;
- Bahwa saksi tidak melihat langsung kecelakaan yang dialami Alm. Sdr. Hari
Agung Pratama;
Halaman 60 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa saksi mengetahui Alm. Sdr. Hari Agung Pratama telah berada di
Rumah Sakit karena mengalami kecelakaan dari informasi yang disampaikan
langsung oleh atasan saksi yaitu Pak Sumurung Hutapea;
- Bahwa saksi mengetahui kondisi terakhir Alm. Sdr. Hari Agung Pratama di
bagian tubuh almarhum terdapat luka memar pada lutut sebelah kiri akibat dari
gesekan aspal;
- Bahwa saksi mengakui datang langsung ke Rumah Sakit Hermina Kemayoran
atas inisiatif sendiri untuk menjenguk Alm. Sdr. Hari Agung Pratama dan untuk
berbela sungkawa kepada keluarga almarhum;
- Bahwa saksi berada di Rumah Sakit Hermina Kemayoran menunggu Alm. Sdr.
Hari Agung Pratama sampai hingga jenazah almarhum dimasukkan ke dalam
ambulance untuk menuju rumah duka dan saksi kembali bertugas di Proyek
Menara Jakarta;
- Bahwa saksi mengetahui yang membawa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
adalah rombongan pengemudi ojek online dari informasi yang didapat oleh
masyarakat sekitar;
- Bahwa saksi tidak menemukan pihak (saksi) yang melihat atau menyaksikan
kejadian langsung mengenai kecelakaan yang dialami Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama;
AHLI MANOTAR TAMPUBOLON, S.H., M.H. :
-Bahwa Ahli merupakan Dosen Tetap di Universitas Kristen Indonesia yang nantinya
akan menerangkan mengenai Hukum Tata Acara, tentang Hirarki
Ketatanegaraan, maupun Undang-Undang dan Peraturan Menteri yang terkait
dalam perkara ini;
-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Pasal 47 adalah tentang Kekuasaan Peradilan
TUN, Peradilan TUN dalam hal ini mempunyai tugas sebagai Justicial dan
Halaman 61 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
memiliki fungsi TUN, misalnya memiliki tugas pokok itu ada 6 yaitu menerima,
memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan sengketa TUN berikutnya juga
meneruskan sengketa-sengketa TUN pada Peradilan Tingkat Tinggi yang
berwenang, kemudian juga memiliki tugas pokok itu sebagai peningkatan
kualitas dan profesionalitas di internal itu sendiri, meningkatkan kepercayaan
masyarakat termasuk pelaksanaan tentang organisasi dalam Peradilan TUN,
termasuk juga pembinaan calon-calon Hakim TUN, kemudian juga yang
menjadi fungsi TUN melakukan pembinaan program fungsional dan lainnya
dan melakukan pengawasan serta pelaksanaan tugas dalam tingkah laku
Hakim;
-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai tenggang waktu dalam mengajukan gugatan,
bagi pihak kedua yang tidak setuju dengan Keputusan TUN adalah 90 hari
sejak KTUN itu diterima sedangkan bagi pihak ketiga yang berkentingan
tenggang waktunya adalah 90 hari sejak KTUN itu diumumkan,
permasalahannya adalah prakteknya dalam pemerintahan belum ada suatu
ketentuan yang baku dan pasti tentang tata cara pengumuman suatu KTUN,
hal ini berpotensi merugikan pihak ketiga dalam yang sesungguhnya punya
kepentingan terhadap terbitnya KTUN itu sendiri karena tidak mengetahui
secara langsung, berdasarkan kondisi demikian maka diterbitkannya SEMA
yang pada pokoknya mengatur bagi pihak ketiga yang tidak ditunjuk oleh
KTUN itu sendiri perhitungannya 90 hari sejak yang bersangkutan mengetahui
adanya Keputusan atapun yang merasa dirugikan dengan dikeluarkannya
KTUN tersebut;
-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) ini bukan
hanya diatur dalam Permenaker namun juga ada dalam Undang-Undang, jadi
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah jaminan sosial yang diselenggarkan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial bahwa peserta mendapat
Halaman 62 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
pelayanan kesehatan maupun santunan uang tunai apabila peserta tersebut
mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat pekerjaan namun
pada prinsipnya asuransi sosial ini meliputi kegotong-royangan antara yang
kaya dan miskin, pemerataanya yang sakit dan sehat serta yang tua dan
muda, yang beresiko tinggi dan rendah, kedua kepesertaan yang bersifat
wajib dan tidak selektif, ketiga Iuran berdasarkan prosentasi upah atau
penghasilan, pada Pasal 1 Ayat 4, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang
terjadi berhubung dengan hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul
karena hubungan kerja dan demikian pun kecelakaan yang terjadi pada saat
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan juga pulang
kerumah melalui jalan yang biasa, hal yang sama diatur dalam Pasal 156
Undang-Undang No 13 Tahun 2003 atau Undang-Undang Ketenagakerjaan
dalam hal hubungan kerja berakhir karena pekerja itu meninggal dunia upah
diwariskan diberikan sejumlah yang perhitungannya sama dengan dua kali
uang pesangon yang ditetapkan berdasarkan masa kerja. Karena yang
mengatur Undang-Undang Ketenagakerjaan ini banyak aturannya baik
setingkat Undang-Undang ataupun dibawah setingkat Peraturan;
-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Jaminan Kecelakaan Kerja yang telah diatur
dalam Peraturan Menteri Nomor 4 Tahun 1993 tentang Jaminan Sosial
Kecelakaan Kerja dipandang perlu sebagai perlindungan jaminan kecelakaan
kerja bagi tenaga kerja yang belum mendapat perlindungan misalnya
pertimbangan pertama adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun1992 tentang
Jaminan Sosial Kecelakaan Kerja kemudian Peraturan Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja, pembentukan Permen ini didasarkan pada prinsip resiko pekerjaan,
yang merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap tenaga kerja tersebut
terjadi atau tertimpa kecelakaan kerja;
Halaman 63 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, dikatakan bahwa kecelakaan kerja yang
terjadi berhubung dalam hubungan kerja dan termasuk kecelaakan yang
terjadi dalam perjalanan dari rumah ke tempat kerja juga sebaliknya dan
penyakit yang disebabkan dari lingkungan kerja juga termasuk penyakit yang
timbul serta termasuk tugas-tugas yang diberikan oleh kantor ataupun tugas
keluar kantor, ini semua termasuk bagian dari kecelakaan kerja yang harus
dipertanggungjawabkan oleh kantor;
-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, Pasal 1 Ayat 14 dikatakan kecelakaan kerja
itu semua kejadian yang terjadi dalam hubungan kerja termasuk kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan dari rumah dan perjalanan ke rumah, jika terjadi
kecelakaan adalah merupakan kecelakaan kerja, untuk menilai apakah
kecelakaan itu sebenarnya akibat dari sebuah resiko pekerjaan atau memang
si pekerja sejak awalnya ada riwayat penyakit maka itu diluar wewenang kami
untuk menilai;
-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Keputusan Menteri tidak keliatan dalam struktur
perundang-undangan, baik dari Tap MPR II Tahun 1996 dan Tap MPR III
Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 dan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 yang mengatur Tata Urutan Perundang-Undangan di
Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Pasal 7 Ayat 1
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Jenis dan Hierarki
Peraturan Perundang-undangan terdiri atas, yang pertama Undang-Undang
Dasar Tahun 1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah
Pengganti Uundang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,
Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten. Dapat dilihat
dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 bahwa SK Menteri itu tidak
Halaman 64 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tampak atau tidak kelihatan di mana posisi SK Menteri tapi ada Pasal 8 Ayat 1
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 disebutkan Peraturan yang ditetapkan
oleh MPR termasuk DPR, DPD, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi,
Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial Indonesia, Menteri, Badan atau
Lembaga maupun Komisi setingkat artinya SK Menteri ada dalam Hierarki
namun tidak disebut secara eksplisit;
-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Pasal 8 Ayat 1 bahwa phrase Menteri
merupakan produk yang dikeluarkan oleh Menteri baik berupa Peraturan yang
dikeluarkan oleh Menteri;
-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis
yaitu undang-undang yang paling tinggi akan menyampingkan undang-undang
yang lebih rendah, ada tangga aturan, yang lebih tinggi peraturan
kedudukanya tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih rendah
dan jika terjadi maka tidak valid atau tidak sah, norma hukum yang lebih
rendah mencari validitas norma hukum yang lebih tinggi contohnya itu SK
Menteri bertentangan dengan undang-undang karena tidak boleh
bertentangan dengan norma yang lebih tinggi darinya;
-Bahwa Ahli menjelaskan setelah dilihat dan dipelajari mengenai Surat Keputusan
Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019
banyak bertentangan dengan Peraturan dan Undang-Undang yang berada
diatasnya termasuk dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Undang-
Undang Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai kekuatan norma yang mengatur sistematika
atau struktur peraturan yang ada di Indonesia. Karena bukan aturan
sembarangan ada beberapa undang-undang yang mengatur itu termasuk Tap
MPR menyebutkan kalau norma saling bertentangan otomatis norma yang
Halaman 65 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
paling rendah itu invalid maksudnya kalau suatu Keputusan Menteri yang
bertentangan dengan suatu Undang-Undang yang mengatur Ketenagakerjaan
maka dua aturan yang dibawahnya itu invalid dan yang kedua itu kalau dilihat
dari bentuk Keputusan Menteri Ketenagakerjaan ini bertentangan dengan
Undang-Undang Ketenagakerjaan itu sendiri karena dijelaskan kecelakaan
kerja termasuk didalam pekerjaan, dluar pekerjaan saat dia pergi ke kantor
dan saat dia pulang ke rumah, kalau Objek Sengketa ini menyebutkan hal
tersebut bukan termasuk kecelakaan kerja tentunya dia sudah melanggar
aturan yang lebih tinggi diatasnya yaitu melanggar Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menjadi sumber wewenang
terbentuknya Keputusan Menteri Ketenagakerjaan itu sendiri karena Menteri
Ketenagakerjaan mengeluarkan adalah itu alas hukum atau pijakannya jadi
jika melanggar aturan tersebut, bagaimana mungkin dianggap sah;
-Bahwa Ahli menjelaskan terdapat 2 undang-undang yang bertentangan yaitu
Undang- Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja, norma yang ada dalam undang-undang bertentangan
dengan norma yang ada dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor
KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019;
-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan khusunya Pasal 86 Ayat 1 yaitu 1. setiap
pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas a.
keselamatan dan kesehatan kerja, b. moral dan kesusilaan dan c. perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. 2.
untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Halaman 66 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
3. perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2 dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
-Bahwa Ahli menjelaskan ada konflik norma antara Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan dengan Undang-Undang diatasnya termasuk Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja;
-Bahwa Ahli menjelaskan ada pertentangan berbagai hal termasuk adanya
perbedaan definisi mengenai Kecelakaan Kerja, karena definisi Kecelakaan
Kerja di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertentangan dengan aturan yang
dibawahnya yaitu definisi Kecelakaan Kerja didalam Objek Sengketa;
-Bahwa Ahli menjelaskan bahwa definisi kecelakaan kerja menurut Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah kecelakaan
kerja itu semua kejadian yang terjadi berhubung dalam hubungan kerja
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju kantor
maupun sebaliknya pada saat perjalanan ke rumah, jika terjadi kecelakaan itu
merupakan kecelakaan kerja, jadi apa yang dialami Alm Sdr. Hari Agung
Pratama itu adalah murni kecelakaan kerja menurut undang-undang, karena
kedua undang-undang tersebut merupakan landasan terbentuk Undang-
Undang Ketenagakerjaan, bagaimana Menteri Ketenagakerjaan membuat
Keputusan yang bertentangan dengan Undang-Undang yang dijadikan acuan;
Menimbang, bahwa disamping surat-surat bukti, Tergugat di persidangan telah
mengajukan 2 (dua) orang saksi bernama dr. NILA PRATIWI ICHSAN dan RIZKA
AYUNI, telah memberikan keterangan di bawah sumpah / janji menurut agama dan
Halaman 67 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
kepercayaannya dan 1 (satu) orang ahli yang bernama DR. MUZAKIR., telah
memberikan pendapat dibawah sumpah, yang pada pokoknya adalah sebagai
berikut:
SAKSI I dr. NILA PRATIWI ICHSAN:
- Bahwa saksi tidak mengenal Alm. Sdr. Hari Agung Pratama sebelumnya;
- Bahwa saksi tidak mengenal istri dari Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
sebelumnya;
- Bahwa saksi tidak mengetahui kejadian langsung mengenai kecelakaan yang
dialami oleh Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;
- Bahwa saksi adalah seorang dokter yang bertugas sebagai pengawas
ketenagakerjaan yang memberikan pertimbangan medis dari Formulir KK 4
terkait dengan Bukti T-32;
- Bahwa saksi yang melakukan analisa terkait dengan tugas saksi di BPJS
Ketenagakerjaan;
- Bahwa saksi mengetahui mengenai duduk perkara ini yaitu tentang kasus
banding penetapan keputusan dari Menteri Ketenagakerjaan yang
menetapkan bahwa ini bukan termasuk kecelakaan kerja dan ada pihak-pihak
yang merasa tidak puas atas keputusan tersebut;
- Bahwa saksi yang melakukan verifikasi dan pengecekan data untuk
memperoleh bukti-bukti data medis dan menggali keterangan dari rumah sakit
mengenai kecelakaan yang dialami Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;
- Bahwa saksi mengetahui mengenai meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama di Rumah Sakit Hermina pada tanggal 27 Januari 2018 pukul 9 pagi
dari keterangan yang diberikan oleh Dokter Agnes (Manajer Pelayanan Medis
RS Hermina Kemayoran) pada saat membacakan rekam medis almarhum;
Halaman 68 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa saksi juga melakukan wawancara kepada beberapa saksi mengenai
detail kronologis kecelakaan yang dialami oleh Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;
- Bahwa saksi mendengar kronologis terjadinya kecelakaan melalui informasi
dari saksi-saksi maupun keterangan dari Dokter Agnes yang membacakan
rekam medis almarhum yaitu ada seorang tenaga kerja mengalami suatu
peristiwa yang kemudian dilakukan pertolongan pertama oleh masyarakat
sekitar dan dibawa ke Rumah Sakit Hermina Kemayoran dan sampai di
Rumah Sakit masuk UGD pada pukul 8.25 dan langsung ditangani oleh
beberapa tenaga medis, waktu dibawa kondisinya sudah tidak sadar dan
dalam pemeriksaan tidak ada nadi dan tidak ada nafas, memang ketika kondisi
seperti itu mungkin masyarakat awam menilai bahwa korban itu sudah
meninggal tapi dalam penanganan di UGD di pasang EKG yaitu monitor untuk
mendeteksi aktivitas dari jantung ternyata di monitor EKG nya masih terlihat
gambaran gelombang di monitor EKG dan di situ dianalisa terjadi ventrikel
takikardi, jadi ventrikel takikardi itu adalah suatu kondisi dimana bilik jantung
itu berdenyut sangat cepat, jantung itu ada ruang-ruangnya dan masing-
masing ruang itu harus sinkron pergerakannya supaya dia bisa mengalirkan
darah ke seluruh tubuh, karena terjadi suatu ruang dari jantung itu berdenyut
sangat cepat jadi akhirnya tidak sinkron dengan ruang yang lain sehingga
kemampuan jantung untuk memompa ke seluruh tubuh itu jadi tidak optimal;
- Bahwa saksi mengetahui mengenai kondisi terakhir Alm. Sdr. Hari Agung
Pratama dari analisa rekam medis yang dibacakan oleh Dokter Agnes yaitu
pada waktu sampai di UGD, jantung pasien masih terlihat ada aktivitas fisik
dan aktivitas listriknya, karena di UGD,Dokter yang memeriksa menyampaikan
ini adalah suatu kegawatdaruratan jantung maka dilakukan tindakan resusitasi
adalah bagaimana supaya jantung dan paru tetap berfungsi kembali seperti
semula, karena masih ada gambaran di monitor EKGnya, kemudian dilakukan
Halaman 69 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
atau diberikan alat kejut dengan harapan supaya jantung itu bisa berdenyut
lagi dengan normal, setelah itu dilihat dari gambar-gambaran di monitor bahwa
jantung masih ada aktivitas listrik nya tapi sudah tidak ada aktivitas fisik nya,
berdasarkan keterangan yang diberikan dari pihak rumah sakit, kemudian
yang bersangkutan dilakukan intubasi yaitu membuka saluran nafas dengan
memasukkan selang ke dalam rongga mulut sebagai saluran pernafasan
sehingga oksigennya bisa masuk ke dalam paru-paru, kemudian diberikan
juga suntikan epinefrin yang berfungsi untuk merangsang supaya jantung itu
berdenyut namun selama 30 menit tindakan dilakukan secara intensif tidak
ada respon, mesin EKG menunjukkan flat atau datar yang artinya jantungnya
tidak bekerja lagi, pupil mata melebar yang menandakan bahwa fungsi otot
sudah tidak ada sehingga berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Dokter
bahwa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama dinyatakan telah meninggal dunia pada
pukul 09.00 hari sabtu tanggal 27 Januari 2018;
- Bahwa saksi tidak dapat memperoleh izin untuk melihat langsung rekam medis
Alm. Sdr. Hari Agung Pratama dan rekam medis hanya boleh dibacakan dan
diberikan melalui keterangan yang disampaikan oleh pihak Rumah Sakit
karena terikat oleh aturan serta adanya regulasi yang terkait;
- Bahwa saksi tidak mewawancarai dokter yang memeriksa atau menangani
langsung Alm. Sdr. Hari Agung Pratama tetapi hanya mendengarkan
keterangan yang disampaikan oleh Dokter Agnes yang merupakan Manajer
Pelayanan Medis pada Rumah Sakit Hermina Kemayoran;
- Bahwa saksi mendengar keterangan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit
dan berdasarkan resume pulang medis dari pasien pulang, kemudian dari
surat keterangan KK 4 tentang kondisi fisik pasien bahwa korban tidak
sadarkan diri, tidak ada nadi, tidak ada nafas, kemudian juga tidak ada luka
lecet, dan luka memar pada tubuh korban;
Halaman 70 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa saksi mengakui melakukan verifikasi, datang ke Rumah Sakit Hermina
Kemayoran pada bulan Januari 2019 dan terjadinya kecelakaan pada tanggal
27 Januari 2018;
- Bahwa saksi menjelaskan hingga saat ini rekam medis Alm, Sdr. Hari Agung
masih ada di Rumah Sakit Hermina Kemayoran namun pihak saksi tidak
diperkenankan untuk melihatnya;
- Bahwa saksi adalah dokter umum dengan gelar sarjana dokter dan magister
kesehatan masyarakat;
- Bahwa saksi mengakui pernah mengikuti program PTT (Pegawai Tidak Tetap)
selama 2 tahun, lalu membuka praktek di Makassar, kemudian berpraktek di
rumah sampai dengan izin praktek selesai di tahun 2017;
- Bahwa saksi menjelaskan pemberian obat epinefrin tergantung diagnosa
kondisi jantung yang dialami, khususnya diberikan jika ada kegawatdaruratan
jantung, tujuan diberikan obat epinefrin untuk merangsang denyut jantung agar
dapat memompa kembali;
- Bahwa saksi menjelaskan pemberian obat epinefrin hanya dapat dilihat ketika
di pasang alat EKG, sehingga dapat terlihat ventrikel takikardi, penyebab
ventrikel takikardi berbagai macam namun lebih banyak berhubungan dengan
jantung, misalnya ada penyakit jantung, otot jantung yang bermasalah, atau
ada penyakit jantung koroner, kemudian salah satunya ada penimbunan ve di
otot jantung sehingga jantung itu berdenyut tidak baik;
- Bahwa saksi menjelaskan ketika Dokter Agnes membacakan rekam medis
Alm. Sdr. Hari Agung Pratama, tidak ada tindakan lain yang dilakukan selain
resusitasi, karena yang terjadi yaitu ada kegawatdaruratan jantung, maka yang
dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada;
- Bahwa saksi menjelaskan mengenai kondisi normal ketika jantung berdetak
dengan cepat standarnya 60-90, jika lebih dari itu harus dicari tahu
Halaman 71 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
penyebabnya kenapa, agar dapat dilakukan tindakan untuk membuat jantung
kembali normal, karena ketika jantung berdetak dengan cepat maka antar
ruang tidak sinkron detak nya, yang akan menyebabkan kemampuan dalam
menyuplai darah ke tubuh menjadi berkurang;
- Bahwa saksi menjelaskan mengenai kondisi normal ketika jantung berdetak
sangat cepat, akan berbeda kondisinya jika dialami oleh seorang yang dalam
keadaan tidak sadar dan tidak ada nafas;
- Bahwa saksi yang membuat laporan diagnosa akhir setelah memverifikasi
data-data yang dihimpun yaitu sehubungan dengan butir 17 yang telah
dijelaskan oleh pihak Rumah Sakit Hermina Kemayoran maka dinyatakan
bahwa Saudara Almarhum Hari Agung Pratama meninggal di Rumah Sakit
Hermina Kemayoran pada tanggal 27 Januari 2018 pukul 9 dengan diagnosa
akhir henti jantung akibat VT atau FPS, kondisi di mana adanya gangguan
impuls listrik pada jantung, yang menyebabkan ventrikel jantung berdenyut
cepat, yang pada Saudara Almarhum Hari Agung Pratama kemudian diproses,
berproses menjadi asistol, tidak ada aktivitas listrik dan mekanik pada jantung;
- Bahwa saksi menjelaskan mengenai ciri-ciri umum seorang yang terkena
serangan jantung, memiliki gejala tandanya irama jantung yang tidak normal,
merasakan nyeri di dada, sesak nafas, dan penurunan kesadaran;
- Bahwa saksi menjelaskan mengenai kesimpulan yang menetapkan tidak ada
luka memar yang terdapat dalam tubuh korban berdasarkan hasil dari resume
rekam medis yang dibacakan oleh pihak Rumah Sakit Hermina Kemayoran;
- Bahwa saksi yang membuat Laporan Formulir Dokter Penasehat angka 7
dalam Bukti T-32 yang dituangkan ke dalam pertimbangan medis berdasarkan
hasil dari resume atau rekam medis korban yang dibacakan oleh pihak Rumah
Sakit Hermina Kemayoran, dari hasil verifikasi dokumen-dokumen yang
dibaca, fakta-fakta yang diperoleh dilapangan, wawancara-wawancara yang
Halaman 72 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
didapat dari saksi-saksi dan keterangan-keterangan yang diberikan oleh pihak
Rumah Sakit Hermina Kemayoran;
SAKSI II RIZKA AYUNI:
- Bahwa saksi mengetahui informasi yang sudah diperoleh dari TKP langsung
mengenai kondisi terakhir setelah beberapa hari terjadinya kecelakaan serta
memverifikasi terhadap temuan yang didapatnya;
- Bahwa saksi tidak mengenal Alm. Sdr. Hari Agung Pratama sebelumnya;
- Bahwa saksi tidak mengenal istri dari Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
sebelumnya;
- Bahwa saksi mengenal dr. Nila Pratiwi Ichsan sebagai pegawai pengawas di
BPJS Ketenagakerjaan, dengan demikian beliau menerima Laporan
Kecelakaan Tahap 1 yaitu Bukti T-20 kemudian Laporan Kecelakaan Tahap 2
yaitu Bukti T-21 dan juga beliau mengetahui Surat Keterangan Dokter berupa
KK4 yaitu Bukti T-22 jadi T-20, T-21 dan T-22 berkaitan langsung dengan
beliau;
- Bahwa saksi bekerja di bagian pelayanan verifikator berkas pengajuan klaim
pada BPJS Ketenagakerjaan, khusus untuk pengajuan klaim JHT, JKM, JKK
dan JP termasuk kecelakaan kerja;
- Bahwa saksi menerima berkas pengajuan klaim yang masuk terkait
kecelakaan kerja yang dialami oleh Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;
- Bahwa saksi adalah pihak yang memverifikasi data-data berkas pengajuan
klaim kecelakaan kerja Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;
- Bahwa saksi mengetahui mengenai kecelakaan Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
setelah melakukan pengecekan langsung sesuai dengan kronologis dan berita
acara saksi yang diajukan oleh perusahaan, yang menerangkan bahwa
kecelakaan terjadi pada saat perjalanan menuju tempat kerja namun
Halaman 73 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
mengalami sakit lalu menepi dengan kondisi tidak sadarkan diri kemudian
dibawa ke Rumah Sakit Hermina Kemayoran;
- Bahwa saksi menjelaskan setelah pihak BPJS Ketenagakerjaan melakukan
verifikasi dari keterangan yang didapat timbul keraguan, bahwa ini bukanlah
kecelakaan kerja dikarenakan adanya faktor menepi dan mengalami sakit;
- Bahwa saksi mengetahui pihak BPJS Ketenagakerjaan berkirim surat
mengajukan permohonan bantuan dengan Sudin Jakarta Utara untuk meminta
pengecekan ulang dilapangan terkait keraguannya mengenai kecelakaan kerja
Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;
- Bahwa saksi bertemu dengan pihak manajemen perusahaan (HRD) yaitu
Bapak Winner pada saat melakukan pengecekan dilapangan;
- Bahwa saksi mendapat informasi berdasarkan Berita Acara Kejadian yang
dibuat oleh Bapak Winner bahwa tenaga kerja (Alm) belum sampai ke tempat
kerja, merujuk pada keterangan tersebut maka disimpulkan tenaga kerja (Alm)
meninggal bukan ditempat kerja;
- Bahwa saksi mengetahui berdasarkan informasi dari HRD (Bapak Winner)
lokasi kecelakaan merupakan lokasi untuk proyek berikutnya yang akan Alm.
Sdr. Hari Agung Pratama tangani;
- Bahwa saksi mengetahui berdasarkan konfirmasi dari HRD (Bapak Winner)
bahwa tenaga kerja (Alm) tidak diperintahkan oleh pimpinan ataupun tidak ada
perintah dari atasan untuk pergi ke lokasi proyek Menara Jakarta, yang ada
hanya permintaan panggilan via telephone untuk datang janjian di lokasi
proyek tersebut;
- Bahwa saksi mengetahui lokasi tempat yang dituju oleh tenaga kerja (Alm)
bukanlah tempat utama (Alm) bekerja, karena berbeda dari sistem yang
terdaftar pada BPJS Ketenagakerjaan;
Halaman 74 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa saksi mengetahui Berita Acara Saksi Kecelakaan yang dibuat dan
ditandatangani oleh Bapak Sumurung dan Bapak Handoyo yang diserahkan
oleh pihak perusahaan, terkait dengan Bukti T-24;
- Bahwa saksi mengetahui berdasarkan dari keterangan yang ada dalam Berita
Acara Saksi Kecelakaan bahwa tenaga kerja (Alm) belum sampai dan masih
perjalanan menuju lokasi kerja, untuk keterangan bahwa tenaga kerja (Alm)
dalam perjalanan menuju lokasi kerja, masuk ke dalam kategori kecelakaan
kerja, namun ada keterangan lainnya bahwa tenaga kerja (Alm) mengalami
sakit di dada dan menepi artinya tidak ada benturan atau tidak ada luka yang
menyebabkan masuk ke dalam unsur kecelakaan kerja, dan ketika mengarah
pada unsur meninggal mendadak, tidak masuk dalam kategori karena tenaga
kerja (Alm) masih dalam perjalanan, sesuai Permenaker Nomor 26 Tahun
2015 menjelaskan bahwa kategori meninggal mendadak yaitu kejadian harus
ditempat kerja dan sedang bekerja;
- Bahwa saksi mengetahui mengenai Alm. Sdr. Hari Agung Pratama mengalami
sakit di dada dan menepi berdasarkan kronologis terjadinya kecelakaan dan
pengecekan langsung di TKP;
- Bahwa saksi mengetahui Alm. Sdr. Hari Agung Pratama tidak sampai pada
lokasi kerja yang dituju, setelah melakukan pengecekan dilapangan dan juga
dari keterangan diberikan security proyek Menara Jakarta;
- Bahwa saksi mengetahui berdasarkan keterangan yang didapat jarak antara
lokasi kecelakaan dengan lokasi tempat kerja yang dituju sekitar 100 sampai
dengan 150 meter;
- Bahwa saksi mengetahui salah satu kriteria kecelakaan kerja adalah adanya
unsur luka ringan atau berat contohnya benturan, luka tumpul, luka lebam,
luka memar, sementara berdasarkan KK 4 dan resume medis menjelaskan
tidak ada lecet ataupun luka lebam pada tubuh Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;
Halaman 75 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa saksi mengetahui setelah menerima laporan adanya kecelakaan kerja,
pihak BPJS Ketenagakerjaan berserta dengan pembina perusahaan
melakukan pengecekan langsung dilapangan;
- Bahwa saksi menjelaskan tidak melihat istri dari Alm. Sdr. Hari Agung Pratama
ikut serta atau hadir pada saat melakukan pengecekan langsung dilapangan;
- Bahwa saksi mengetahui pihak BPJS Ketenagakerjaan mengirim surat kepada
Sudin Jakarta Utara untuk permohonan bantuan dalam melakukan
pengecekan kembali;
- Bahwa saksi mengetahui pihak BPJS Ketenagakerjaan tidak melakukan
pengecekan ulang namun hanya membantu mendampingi untuk menunjukan
alamat lokasi terjadinya kecelakaan;
- Bahwa saksi mengetahui setelah Sudin Jakarta Utara melakukan pengecekan
ulang, Sudin Jakarta Utara membuat penetapan atas hasil pengecekan ulang
yang dilakukan tersebut;
- Bahwa saksi tidak mengetahui isi dari penetapan yang dikeluarkan Sudin
Jakarta Utara dan Sudin Provinsi DKI Jakarta karena tidak menangani lagi dan
sudah dilimpahkan kepada bagian lain yang menindaklanjuti;
- Bahwa saksi tidak mengetahui perihal surat keberatan yang diajukan oleh
pihak BPJS Ketenagakerjaan terkait dengan Bukti P-19, karena bukan saksi
yang menangani lagi;
AHLI DR. MUZAKIR:
- Bahwa Ahli menjelaskan mengenai prosedur pelaporan kecelakaan kerja
penyelesaian pendapat dalam program JKK perselisihan peristiwa-peristiwa
apa saja yang mendapatkan manfaat JKK dan peran dokter penasehat dan
pemeriksa dalam penyelesaian ini kecelakaan kerja jadi hanya berbicara
tentang norma-norma JKK;
Halaman 76 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa Ahli bekerja sebagai Kepala Seksi Pengawasan Pemeliharaan
Kesehatan Tenaga Kerja Direktorat Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (DPPK3) yang kaitannya dengan
regulasi dengan K3 yang terkait dengan BPJS Ketenagakerjaan;
- Bahwa Ahli dihadirkan untuk menjadi saksi Ahli berdasarkan pengalaman
karena banyak menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi perihal
kecelakaan kerja dan mengetahui regulasi maupun norma-norma yang
mengatur tentang kecelakaan kerja;
- Bahwa Ahli menjelaskan sesuai regulasi yang diketahui di dalam Peraturan
Pelaksanaan PP Nomor 44 Tahun 2015, disebutkan secara jelas, kecelakaan
kerja itu adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja dan termasuk
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan menuju ke tempat kerja atau
sebaliknya dan penyakit yang ditimbulkan akibat kerja, itulah menjadi dasar
penetapan kecelakaan dan ruang lingkupnya sudah jelas;
- Bahwa Ahli menjelaskan mengenai kategori kecelakaan kerja, yang pertama
adalah kecelakaan yang terjadi ditempat kerja, kedua kecelakaan yang terjadi
ketika si pekerja ini dalam perjalanan menuju ke tempat kerja, di mulai ketika
dia keluar pintu rumah hingga sampai di tempat kerja, pada saat perjalanan
menuju tempat kerja atau pun sebaliknya yaitu ketika dia dari tempat kerja
menuju pulang ke rumah, kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan ini
termasuk ke dalam kategori kecelakaan kerja, ruang lingkup yang
mendapatkan jaminan kecelakaan kerja adalah penyakit akibat kerja yaitu
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau akibat yang ditimbulkan di
lingkungan kerja;
- Bahwa Ahli menjelaskan sesuai dengan Peraturan Pelaksanaan PP Nomor 44
Tahun 2015 dan Permenaker Nomor 26 Tahun 2015 ada kategori namanya
meninggal mendadak, ini bukan kategori kecelakaan kerja tetapi sesuai
Halaman 77 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
regulasi tersebut, si pekerja yang mengalami meninggal mendadak berhak
atas jaminan kecelakaan kerja tetapi dalam hal ini harus ada 2 kriteria yang
perlu dipenuhi atau diperhatikan, yang pertama adalah si pekerja ketika
sedang bekerja di tempat kerja meninggal mendadak dengan sebab penyakit
apapun, maka dia berhak mendapatkan jaminan kecelakaan kerja, kemudian
yang kedua, si pekerja ketika sedang bekerja di tempat kerja mendapat
serangan penyakit tetapi dia tidak meninggal saat itu namun dibawa dulu ke
rumah sakit dan meninggal di rumah sakit dengan catatan waktunya tidak
lebih dari 1 kali 24 jam maka si pekerja juga berhak atas jaminan kecelakaan
kerja;
- Bahwa Ahli menjelaskan sesuai dengan Peraturan Pelaksanaan PP Nomor 44
Tahun 2015 ada dua prosedur pelaporan, pertama Laporan Tahap 1, ini wajib
disampaikan oleh si pemberi kerja ketika ada pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat kerja, laporan ditunjukkan kepada
yaitu BPJS Ketenagakerjaan dan instansi pemerintah yang membidangi
Ketenagakerjaan setempat artinya Pemerintah Provinsi, kedua Laporan Tahap
2, bahwa si pemberi kerja wajib melaporkan setiap akibat dari kecelakaan
kerja artinya bahwa laporan ini isinya itu memang kalau sudah ada surat
keterangan dokter yang menyatakan si pekerja sembuh, apakah dia ada cacat,
baik itu cacat tetap, cacat sebagian anatomis atau cacat sebagian fungsi,
meninggal dunia atau dalam keadaan sementara tidak mampu bekerja, itu
kenal sebagai laporan tahap kedua, ketika BPJS Ketenagakerjaan sudah
menerima Laporan Tahap 1 dan persyaratan administrasi sudah lengkap maka
BPJS Ketenagakerjaan wajib segera memberikan hak jaminan, manfaat
jaminan kecelakaan kerja kepada si pekerja yang mengalami kecelakaan,
namun jika belum lengkap maka 7 hari sejak BPJS menerima dokumen, BPJS
harus memberitahukan lagi kepada pekerja untuk melengkapinya;
Halaman 78 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa Ahli menjelaskan menurut norma dari JKK, yang mendapat jaminan
kecelakaan kerja dalam kategori meninggal mendadak, ada 2 kriteria yang
harus dipenuhi, yang pertama adalah pekerja ketika sedang ditempat kerja
meninggal dengan sabab apapun kecelakaan ataupun sakit maka dia berhak
mendapat jaminan atas kecelakaan kerja, yang kedua adalah ketika si pekerja
dalam perjalanan menuju ke rumah sakit di rumah sakit kemudian meninggal
dalam waktu 24jam, dan ruang lingkup yang dimaksud meninggal mendadak
dasarnya adalah tempat kerja;
- Bahwa Ahli menjelaskan Dokter Pemeriksa dalam Peraturan Pelaksanaan PP
Nomor 44 Tahun 2015 tidak didefinisikan secara khusus disebutkan bahwa
Dokter Pemeriksa adalah dokter yang melakukan pemeriksaan atau
perawatan kepada si pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja, definisinya memang ada di dalam Permenaker Nomor 26 Tahun
2015 secara jelas, kemudian kalau Dokter Penasehat tugasnya hanya
memberikan pertimbangan medis saja itu pun jika ada permintaan dari
pegawai pelaksana yang meminta penetapan mengenai apakah pekerja
tersebut masuk ke dalam kategori kecelakaan kerja atau bukan, mengenai
besaran prosentase kecacatan, sedangkan mengenai besaran manfaat JKK
itu adalah otoritas dari pegawai pengawas ketenagakerjaan jadi walaupun ada
fungsi dokter pengawas disitu hanya sekedar memberikan pertimbangan
secara medis saja berdasarkan fakta yang dia dapat selama melakukan
pemeriksaan dan data pendukung bisa diperoleh dari Rumah Sakit, misalnya
rekam medis, surat keterangan dokter, tetapi bisa juga dokter penasehat
mengambil data dari Laporan Tahap 1 atau Laporan Tahap 2 dan bisa diambil
dari data kesehatan si pekerja karena dapat menentukan apakah itu penyakit
akibat kerja atau bukan;
Halaman 79 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa Ahli menjelaskan sesuai dengan Peraturan Pelaksanaan PP Nomor 44
Tahun 2015 sudah diatur ketika terjadi perbedaan pendapat tentang
permasalahan besaran manfaat JKK, besaran presentase cacat atau pun
kategori kecelakaan kerja, salah satu pihak bisa dari pihak BPJS
Ketenagakerjaan, dari pekerja atau pun dari perusahaan yang merasa tidak
puas atau merasa ada yang janggal kemudian mereka berhak meminta
penetapan kepada pegawai pengawas ketenagakerjaan, penetapan dilakukan
pegawai pengawas berdasarkan pemeriksaan penelitian ulang, yang bisa
dilakukan ke perusahaan, ke pekerja ataupun ke TKP, dan hasil analisis inilah
yang kemudian menjadi dasar penetapan, jika dalam hal ini kemudian pegawai
pengawas memerlukan pertimbangan medis di wilayah, maka mereka juga
boleh meminta pertimbangan medis kepada Dokter Penasehat yang hasilnya
kemudian ditetapkan, kalau sudah ada penetapan dari pegawai pengawas
BPJS Ketenagakerjaan dan pihak BPJS menerima hasil dari penetapan
tersebut maka BPJS berhak membayarkan manfaat JKK tersebut, tetapi kalau
pihak BPJS tidak menerima maka dilakukan banding ataupun sebaliknya,
BPJS sudah menerima penetapan tetapi pihak pekerja berkeberatan maka
dapat melakukan banding ke tingkat Menteri, karena keputusan Menteri yang
menjadi final decision, nantinya yang akan memutuskan dan itu diatur dalam
Peraturan Pelaksanaan PP Nomor 44 Tahun 2015, ketika Menteri mendapat
pengajuan banding maka Menteri Ketenagakerjaan melakukan pemeriksaan
penelitian kembali kasus tersebut kemudian melakukan analisis dan juga bisa
melalui pertimbangan medis tapi dari Dokter Penasehat Pusat, berdasarkan
hal tersebut pegawai pengawas ketenagakerjaan pusat melakukan penetapan,
artinya kalau sudah diselesaikan di tingkat kementerian maka sudah selesai
artinya jika ditetapkan harus membayar manfaat JKK maka pihak BPJS
Ketenagakerjaan harus bayar;
Halaman 80 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa Ahli menjelaskan berdasarkan regulasi, ada dua kategori yang masuk
ke dalam kategori meninggal mendadak yaitu kalau misalnya si pekerja Ini
mendapat serangan penyakit, contohnya bisa apa saja yang membuat si
pekerja tidak meninggal pada saat itu juga, si pekerjanya dibawa ke rumah
sakit pelayanan kesehatan oleh perusahaan, setelah dibawa ke pelayanan
kesehatan meninggalnya 1 hari atau 2 hari kemudian artinya sudah lebih dari
24 jam, nah kalau sesuai dengan regulasi yang ada maka si pekerja tidak
berhak mendapat manfaat JKK;
- Bahwa Ahli menjelaskan sesuai dengan regulasi, kegiatan yang dilakukan
diluar jam kerja yang mendapat surat perintah dari perusahaan untuk
melakukan kegiatan, atau pun selama pekerja melakukan tugas kedinasan
atas dasar perintah perusahaan maupun saat sedang menjalankan perintah
yang berkaitan dengan tugasnya, apapun yang pekerja lakukan, kemanapun
pekerja pergi, selama itu ada perintah dari perusahaan bahwa dia
melaksanakan tugas perusahaan dan perintah tersebut dapat
dipertanggungjawabkan jika dia mengalami kecelakaan maka masuk dalam
kategori kecelakaan kerja baik dilakukan ditempat kerja maupun diluar tempat
kerja;
- Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Dokter Penasehat tugasnya hanya
mengambil data yang dibutuhkan untuk membuat pertimbangan medis dalam
menetapkan, karena itu sudah dipatikan bahwa dia tidak melihat kejadian
langsung atau pun berhubungan langsung dengan kondisi terakhir si pekerja,
karena dia datang ketika kasus itu sudah berlangsung lama terjadi, bisa
sebulan yang lalu atau pun setahun kemudian artinya Dokter Penasehat hanya
mengambil data apa adanya, sesuai dengan yang diperlukan seperti rekam
medis pekerja, surat keterangan dokter, laporan tahap 1, laporan tahap 2,
riwayat kesehatan, dan mengenai isi dari data rekam medis apakah benar
Halaman 81 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
akurat atau tidak nya bahwa hasil tersebut berdasarkan dari pemeriksaan yang
dilakukan oleh Dokter yang merawat atau memeriksa langsung kondisi terakhir
yang dialami pasien, apa yang menjadi temuan di dalam tubuh pasien nya
yang dituangkan ke dalam rekam medis pasien tersebut, artinya Dokter
Penasehat hanya memotret data yang ada di dalam rekam medis pekerja, apa
sih yang ada di surat keterangan dokter itulah yang dia lihat, begitupun
mengenai isi dari laporan tahap 1 dan 2 yang dibacanya guna membantu dia
dalam membuat pertimbangan medis;
- Bahwa Ahli menjelaskan mengenai pertimbangan medis yang dikeluarkan
Dokter Penasehat benar atau tidak nya berdasarkan data yang dia dapat,
karena apa yang dia dapat itu yang dia tuangkan, dan tidak memungkin
membuka kasus lagi dengan kondisi yang real, kondisi data itulah yang dia
potret dan dia ambil, bagaimana dia memverifikasi langsung kepada korban
karena pasti kondisi korban sudah berubah, bagaimana dia mau melihat
langsung ke TKP karena kondisi TKP sudah berubah maka data inilah yang
digunakan, karena sifatnya sudah jelas dan di dalam aturan pun sudah jelas,
bahwa data yang Dokter Penasehat perlukan sifatnya adalah data pendukung,
kesimpulan mengenai bagaimana hasil dia pertimbangan outputnya itu murni
pertimbangan si Dokter, itulah sumber data yang dia dapat, nanti bagaimana
selanjutnya tergantng dengan pegawai pengawas ketenagakerjaan, apakah
dia mau mengambil pertimbangan medisnya atau tidak;
- Bahwa Ahli menjelaskan mengenai kriteria meninggal mendadak itu tidak
harus berurutan artinya bisa salah satu, kalau dia meninggal ditempat kerja
maka pekerja berhak atas manfaat JKK, kriteria kedua ketika pekerja
meninggal sebelum 24 jam maka pekerja juga berhak atas manfaat JKK
karena masuk dalam kategori meninggal mendadak;
Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah mengajukan Kesimpulan
Halaman 82 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
masing-masing pada persidangan tanggal 26 Desember 2019, yang selengkapnya
sebagaimana termuat dalam Berita Acara Persidangan perkara ini;
Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan selama
pemeriksaan perkara ini berlangsung sebagaimana telah tercantum pada Berita
Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara Persidangan, merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan uraian Putusan ini;
Menimbang, bahwa akhirnya para pihak menyatakan tidak akan
mengajukan sesuatu hal lagi dalam perkara ini, dan selanjutnya mohon Putusan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
sebagaimana tersebut di atas;
Menimbang, bahwa Penggugat di dalam gugatannya telah mengajukan
tuntutan pembatalan atau dinyatakan tidak sah KeputusanTergugat, yaitu:
Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor :
KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja
Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja An. Alm. Sdr. HARI AGUNG PRATAMA Karyawan
PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta, ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 9 Mei
2019 (vide bukti P-1=T-8).;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, selain
mengajukan Jawaban dalam pokok perkara, Tergugat telah mengajukan eksepsi
yang pada pokoknya menyatakan bahwa:
1. Keberatan administrasi yang diajukan oleh kuasa hukum Penggugat telah
melewati tenggang waktu dan banding tidak diajukan;
2. Melewati Tenggang waktu gugatan;
Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama eksepsi dan
tanggapan atas eksepsi serta keseluruhan jawab jinawab dan pembuktian antara
Halaman 83 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Para Pihak, Majelis Hakim berpendapat bahwa walaupun Tergugat tidak
mengajukan eksepsi yang berkaitan dengan kewenangan absolut Peradilan Tata
Usaha Negara dalam memeriksa dan mengadili perkara a quo, namun dengan
berpedoman pada Pasal 77 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2004 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun
2009 yang menggariskan ketentuan bahwa eksepsi kewenangan absolut
Pengadilan dapat diajukan setiap waktu selama pemeriksaan, dan meskipun tidak
ada eksepsi tentang kewenangan absolut, apabila Hakim mengetahui hal itu, ia
karena jabatannya (ambtshalve/ex officio) wajib menyatakan bahwa Pengadilan
tidak berwenang mengadili sengketa yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa pendapat Majelis Hakim di atas mengacu pula pada
landasan pemikiran bahwa walaupun sengketa a quo telah melalui pemeriksaan
dismissal process oleh Ketua Pengadilan dan juga melalui pemeriksaan persiapan
oleh Majelis Hakim, akan tetapi tetap menjadi kewajiban Majelis Hakim untuk
memeriksa segi kewenangan absolut Peradilan Tata Usaha Negara karena bukti-
bukti dan fakta-fakta hukum pada saat acara dismissal process dan pemeriksaan
persiapan tersebut belum lengkap/sempurna dan baru diperoleh secara
lengkap/sempurna pada acara pembuktian pada saat pemeriksaan perkara di
persidangan yang terbuka untuk umum, sehingga untuk memberikan kepastian
hukum perihal kewenangan absolut Peradilan Tata Usaha Negara dalam hal ini
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam memeriksa dan mengadili perkara a
quo, Majelis Hakim mengambil sikap untuk terlebih dahulu memberikan penilaian
hukum perihal kewenangan absolut Pengadilan sebelum mempertimbangkan
eksepsi dan pokok perkara;
Menimbang, bahwa perihal kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara
dalam mengadili suatu Sengketa Tata Usaha Negara, Majelis Hakim berpedoman
Halaman 84 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
pada ketentuan Pasal 25 ayat (1) dan (5) Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman yang menyatakan bahwa Peradilan Tata Usaha
Negara berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan Sengketa
Tata Usaha Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan Pasal 4 serta Pasal 47 Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara
yang menyatakan bahwa Peradilan Tata Usaha Negara adalah pelaku kekuasaan
kehakiman yang bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara, di mana menurut ketentuan Pasal 1
angka 10 Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009, yang dimaksud dengan Sengketa
Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara
antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara, baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan
Tata Usaha Negara termasuk Sengketa Kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Lebih lanjut menurut ketentuan Pasal 1 angka
9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009, yang dimaksud dengan Keputusan Tata
Usaha Negara adalah Penetapan Tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi Tindakan Hukum Tata Usaha Negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkret,
individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata, dengan perluasannya adalah Keputusan Administrasi
Pemerintahan dan Sengketa Administrasi Pemerintahan sebagaimana dimaksud di
dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
yang juga menjadi wewenang Peradilan Tata Usaha Negara;
Menimbang, bahwa selanjutnya untuk menentukan apakah Keputusan
Tergugat yang digugat merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang menurut
Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara dan Undang-Undang Administrasi
Pemerintahan dapat menjadi objek gugatan dalam Sengketa Tata Usaha Negara
Halaman 85 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
sehingga pokok gugatan merupakan kewenangan absolut Peradilan Tata Usaha
Negara, maka Majelis Hakim mempertimbangkannya bahwa di dalam posita
gugatannya, Penggugat mendalilkan bahwa kepentingannya dirugikan atas
Keputusan Tergugat karena di dalam objek sengketa tersebut menetapkan An. Alm.
Sdr. HARI AGUNG PRATAMA meninggal bukan karena kecelakaan kerja dan bukan
penyakit akibat kerja dan pararel dengan posita tersebut selanjutnya di dalam
petitumnya, Penggugat mengajukan tuntutan agar Keputusan Tergugat tersebut
dinyatakan batal atau tidak sah, sehingga untuk memberikan penilaian hukum
apakah sengketa antara Penggugat dan Tergugat tersebut merupakan Sengketa
Tata Usaha Negara yang menjadi wewenang Pengadilan Tata Usaha Negara untuk
memeriksa dan mengadilinya, maka Majelis Hakim berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja Dan Jaminan Kematian, Tata Cara Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta
Penerima Upah dan hubungan hukum antara Penggugat dan Tergugat (vide bukti
T-4,T-5,T-7)
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menilai apakah obyek
sengketa sudah memenuhi kriteria sebagai suatu Keputusan Tata Usaha Negara
sebagai berikut;
Menimbang, bahwa dengan menggunakan pendekatan konseptual, yang
dimaksud dengan Keputusan Tata Usaha Negara adalah “suatu penetapan tertulis
yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual, dan
final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata
“(vide Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor: 51 Tahun 2009) dan bukan
merupakan ketentuan pasal 2 Undang-Undang No. 9 tahun 2004.;
Halaman 86 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa untuk memaparkan atau menguraikan unsur-unsur
atau elemen-elemen yang harus dipenuhi untuk menyatakan apakah obyek
sengketa Keputusan Tata Usaha Negara atau bukan, akan dijelaskan sebagai
berikut.;
Menimbang, bahwa surat yang diterbitkan oleh Tergugat (obyek sengketa),
menurut Majelis Hakim adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang memenuhi
unsur Pasal 1 angka 9 Undang-undang Nomor : 51 Tahun 2009, karena
merupakan penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Menteri Ketenagakerjaan yang
notabene merupakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, Keputusan mana
berisi tindakan Hukum Tata Usaha Negara, yang berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku, yaitu bahwa tindakan Tergugat dalam
mengeluarkan objek sengketa a quo bersifat konkret artinya surat keputusan
tersebut tidak abstrak tetapi berwujud yaitu , bersifat individual artinya keputusan
obyek sengketa tidak ditujukan untuk umum tetapi tertentu yaitu Dilihat dari
tujuan/alamat ( adressat ) secara langsung ( direct ) kepada Penggugat, dan obyek
sengketa tidak memerlukan persetujuan instansi atasan dari Tergugat maupun
persetujuan instansi lain. dengan demikian obyek sengketa telah bersifat final serta
telah menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata
karena dengan ditetapkannya objek sengketa a quo maka Penggugat tidak
mendapat santunan/premi jaminan kecelakaan kerja karenanya Keputusan obyek
sengketa tersebut dapat dijadikan obyek gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara
karena telah memenuhi syarat sebagai Keputusan Tata Usaha Negara, dan
terhadap pihak-pihak in casu orang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan dengan diterbitkannya Surat Keputusan Tata Usaha
Negara tersebut dapat mengajukan gugatan tertulis ke Pengadilan yang berwenang
yang bersisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu
Halaman 87 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dinyatakan batal atau tidak sah (vide Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 9
Tahun 2004 ).;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim menguraikan unsur-unsur
keputusan tata usaha negara diatas maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah
objek sengketa a quo masuk di dalam ketentuan pasal 2 Undang-Undang No. 9
tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang No. 5 tahun 1986 tentang peradilan
Tata Usaha Negara ?.;
Menimbang, bahwa selanjutnya untuk menjawab pertanyaan tersebut Majelis
Hakim mencermati dalil gugatan Penggugat dan Jawaban Terggat tentang terbitnya
objek sengketa dikarenakan terdapat perbedaan /perselisihan mengenai definisi
kecelakaan kerja yang dapat dilihat kronologis awal timbulnya objek sengketa dari
adanya surat penetapan pengawas ketenagakerjaan suku dinas tenaga kerja
transmigrasi kota administrasi Jakarta utara nomor; 274/2018 tentang penetapan
kecelakaan kerja atau bukan kecelakaan kerja atas nama Hari Agung Pratama usia
39 tahun karyawan PT Mandiri Bangun Makmur Jalan KH Hasyim Ashari Green
Village Blok c RT 004/003 kota administrasi Jakarta Utara tanggal 28 Mei 2018
dimana dinyatakan peserta meninggal karena kecelakaan kerja bukti (P-16)
Menimbang, bahwa terhadap perbedaan definisi kerja akan diuraikan secara
singkat sebagai berikut, dimana penetapan kecelakaan kerja pengawas
ketenagakerjaan suku dinas tenaga kerja transmigrasi kota administrasi Jakarta
utara PT Mandiri Bangun Makmur mengajukan klaim kepada BPJS
ketenagakerjaan kantor cabang Jakarta Mangga Dua, Penggugat menerima surat
dari Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kantor wilayah DKI Jakarta No. ;
B/669/072018 tanggal 25 Juli 2018 perihal tindak lanjut penetapan klaim meninggal
A.n Tuan Hari Agung Pratama yang intinya kasus almarhum Sdr Hari Agung
Pratama tidak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja, kemudian PT Mandiri
Bangun Makmur mengirimkan surat kepada BPJS Ketenagakerjaan kantor wilayah
Halaman 88 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
DKI Jakarta No. 14/LGL-DS&I/MMB/VII/2018 tanggal 14 Agustus 2018 perihal
keberatan dan somasi yang intinya meminta pembayaran manfaat JKK an, Hari
Agung Pratama. Yang ditindaklanjuti dengan Surat Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta dengan surat No. 1650/1.386.2 tanggal 17
September 2018 tentang penetapan kecelakaan dimana sdr Hari agung Pratama
ditetapkan sebagai kecelakaan kerja. Terhadap hal tersebut Deputi Direktur Bidang
Kebijakan Operasional Program BPJS Ketenagakerjaan bersurat kepada Direktur
Pengawasan Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Direktorat Jenderal
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan RI dengan No. B/21476/10/2018 tanggal
5 Oktober 2018 mengajukan banding kasus tersebut yang setelah melakukan
pencermatan dan verifikasi dan pemeriksaan ulang sehingga terbitlah objek
sengketa berupa Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor : KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan
Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja An. Alm. Sdr. HARI AGUNG
PRATAMA Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta, ditetapkan di Jakarta,
pada tanggal 9 Mei 2019 (vide bukti P-19, P-20, P-27)
Menimbang, bahwa sejalan dengan kronologis tersebut diatas Majelis Hakim
akan mencermati isi di dalam Pasal 23 Permenaker No. 26 tahun 2015 (vide bukti
T-7) yang menjadi dasar pengaturan apabila terdapat perselisihan atau perbedaan
pendapat para pihak sebagai berikut.;
- Ayat 1 Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai kecelakaan
kerja antara pemberi kerja dan /atau pekerja/keluarganya dan/atau
BPJS Ketenagakerjaan, salah satu pihak meminta penetapan kepada
pengawas ketenagakerjaan.
- Ayat 5 Dalam hal penetapan pengawas Ketenagakerjaan tidak diterima
oleh salah satu pihak , pihak yang tidak menerima dapat meminta
penetapan kepada menteri .
Halaman 89 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Ayat 8 Penetapan Menteri merupakan penetapan akhir yang wajib
dilaksanakan oleh para pihak .
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
bahwa Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2015 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah (vide bukti
T-7) (selanjutnya disebut Permenaker No. 26 tahun 2015) dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (vide bukti T-5)
(selanjutnya disebut PP No. 44 tahun 2015) adalah merupakan peraturan
pelaksana dari peraturan pokoknya yaitu Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (vide bukti
T-4) (selanjutnya disebut UU No. 24 tahun 2011) dimana disebutkan dalam:
- Pasal 50 UU No. 24 tahun 2011 “Dalam hal pengaduan tidak dapat
diselesaikan oleh unit pengendali mutu pelayanan dan penanganan pengaduan
peserta melalui mekanisme mediasi tidak dapat terlaksana, penyelesaiannya dapat
diajukan ke Pengadilan Negeri di wilayah tempat tinggal pemohon”.
- Pasal 58 ayat 1 PP No. 44 tahun 2015 “Sengketa dalam
penyelenggaraan program JKK antara Peserta dengan fasilitas pelayanan
kesehatan dan /atau antara fasilitas pelayanan kesehatan dengan BPJS
ketenagakerjaan dan atau antara Peserta dengan BPJS ketenagakerjaan, dapat
diselesaikan secara musyawarah oleh para pihak yang bersengketa”.
- Ayat 2 “ sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan
sengketa di bidang keperdataan dan sengketa mengenai hak-hak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang
bersengketa dan bukan sengketa yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan tidak dapat diadakan perdamaian.;
Halaman 90 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati peraturan peraturan
tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat bahwa di dalam sengketa ini yang
menjadi pokok permasalahan adalah adanya perbedaan pendapat mengenai
kecelakaan kerja dimana yang menjadi peraturan pokok/utama di dalam sengketa
ini adalah tercantum di dalam Pasal 50 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial yang
kemudian diatur lebih mendalam pada Pasal 58 ayat (1) dan (2) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dimana dengan tegas
dinyatakan Pengadilan Negeri di tempat tinggal pemohon adalah lembaga yang
menyelesaikan apabila mediasi tidak dapat dilaksanakan( Pasal 50 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2011) begitu pula dengan (Pasal 58
ayat (2) PP No. 44 tahun 2015) “merupakan sengketa di bidang keperdataan dan
sengketa mengenai hak-hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa dan bukan sengketa
yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan tidak dapat diadakan
perdamaian.
Menimbang, bahwa adanya penetapan menteri / keputusan menteri yang
menjadi objek sengketa di dalam perkara Majelis Hakim akan memberikan
pendapat bahwa dalam Permenaker No. 26 tahun 2015 pasal 23 ayat (1), (5), dan
(8) telah diatur mekanisme prosedur penyelesaian perbedaan pendapat dalam
program jaminan kecelakaan kerja yang mana dijelaskan dengan tegas bahwa
terhadap perbedaan mengenai kecelakaan kerja salah satu pihak dapat meminta
penetapan kepada pengawas ketenagakerjaan, dan apabila masih ada pihak yang
belum menerima maka dapat meminta penetapan kepada Menteri yang mana
penetapan menteri ini merupakan penetapan akhir yang wajib dilaksanakan oleh
para pihak.;
Halaman 91 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat dari segi bentuk keputusan
maka keputusan Menteri yang menjadi objek sengketa memenuhi unsur konkrit,
individual, final dan memiliki akibat hukum memenuhi unsur Pasal 1 angka 9
Undang-undang Nomor : 51 Tahun 2009 sehingga merupakan keputusan yang
menjadi objek sengketa di Pengadilan Tata Usaha Negara, akan tetapi
sebagaimana pertimbangan sebelumnya di atas bahwa pokok yang mendasari
gugatan adalah tentang kecelakaan kerja yang pengaturannya sudah diatur secara
tegas di dalam Pasal 50 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun
2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial yang kemudian diatur lebih
mendalam pada Pasal 58 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian telah tegas mengatur Pengadilan
Negeri /perdata sebagai pengadilnya maka terhadap hal ini Majelis Hakim
berkesimpulan, oleh karena di dalam peraturan dasarnya dan peraturan turunannya
telah diatur secara tegas mengenai kewenangan peradilan yang menyelesaikan
permasalahan yang timbul, dan dari pertimbangan diatas jelas bahwa keputusan
menteri adalah sebagai upaya terakhir dari mekanisme prosedur dalam hal
terjadinya perbedaan pendapat maka Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta harus
menyatakan tidak berwenang secara absolut untuk memeriksa dan mengadili
perkara a quo.;
Menimbang, bahwa lebih lanjut Majelis Hakim juga mempertimbangkan
bahwa penyelesaian sepenuhnya permasalahan Penggugat dan Tergugat pada
pengadilan Negeri/Perdata di lingkungan peradilan umum bertujuan pula untuk
menghindari Putusan Pengadilan yang tumpang tindih dan kontradiktif antara satu
lingkungan peradilan dengan lingkungan peradilan lainnya untuk menjamin adanya
kepastian hukum;
Halaman 92 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa oleh karena Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
menyatakan tidak berwenang secara absolut untuk memeriksa dan mengadili
perkara tersebut, maka gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak diterima (Niet
Ontvankelijk verklaard), dan oleh karena itu maka seluruh dalil Penggugat dan
Tergugat dalam eksepsi maupun dalam pokok perkara yang merupakan inti
persengketaan yang menjadi substansi perkara ini tidak perlu dipertimbangkan dan
diberi penilaian hukum lagi;
Menimbang, bahwa dengan berpedoman pada sistem pembuktian dalam
hukum acara Peradilan Tata Usaha Negara yang mengarah pada pembuktian
bebas (vrije bewijs) yang terbatas sebagaimana terkandung di dalam ketentuan
Pasal 100 dan Pasal 107 Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara yang
menggariskan bahwa Hakim bebas menentukan apa yang harus dibuktikan/luas
lingkup pembuktian, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian, maka dalam
memeriksa dan mengadili sengketa ini, Majelis mempelajari dan memberikan
penilaian hukum terhadap alat-alat bukti yang diajukan oleh Para Pihak, namun
untuk mempertimbangkan dalil-dalil Para Pihak, Majelis hanya menggunakan alat-
alat bukti yang paling relevan dan paling tepat dengan sengketa ini, sedangkan
terhadap alat-alat bukti selain dan selebihnya tetap dilampirkan dan menjadi satu
kesatuan dengan berkas perkara;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dinyatakan tidak
diterima, maka berdasarkan ketentuan Pasal 110 jo. Pasal 112 Undang-undang
Peradilan Tata Usaha Negara, biaya perkara yang timbul dalam perkara ini
dibebankan kepada Penggugat yang besarnya akan ditentukan dalam amar
Putusan ini;
Mengingat ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Halaman 93 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 serta peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan;
------------------------------------------- M E N G A D I L I :--------------------------------------
- Menyatakan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta secara absolut tidak
berwenang mengadili Perkara No : 169/G/2019/PTUN-JKT;
- Menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima (Niet Ontvankelijk verklaard);
- Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp.323.000,- (tiga ratus dua puluh tiga ribu rupiah);
Demikian diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tata
Usaha Negara Jakarta, pada hari Rabu tanggal 8 Januari 2020, oleh INDAH
MAYASARI, S.H., M.H. sebagai Hakim Ketua Majelis, BAIQ YULAINI, S.H., dan
NELVY CHRISTIN, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota dan
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis, tanggal 9 Januari
2020 oleh Majelis Hakim tersebut dan dibantu oleh LIA UTAMI NAWANGSIH, S.E.,
M.H., Panitera Pengganti Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta serta dihadiri oleh
Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat.
Hakim Anggota I, Hakim Ketua Majelis,
BAIQ YULAINI, SH., INDAH MAYASARI, S.H., M.H.,
Hakim Anggota II,
Halaman 94 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
NELVY CHRISTIN, SH., MH.,
Panitera Pengganti,
LIA UTAMI NAWANGSIH, S.E., M.H.
Per incian Biaya Perkara : Pendaftaran : Rp. 30.000,- ATK : Rp. 125.000,- Surat Panggilan : Rp. 142.000,- Meterai Putusan : Rp. 6.000,- Redaksi Putusan : Rp. 10.000,- Leges Putusan : Rp. 10.000,-
+J u m l a h : Rp. 323.000,-
(tiga ratus dua puluh tiga ribu rupiah).
Halaman 95 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95