putusan - Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik Indo ...

95
hkama ahkamah Agung Republ Mahkamah Agung Republik Indonesia mah Agung Republik Indonesia ublik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id P U T U S A N Nomor 169/G/2019/PTUN-JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara tata usaha negara dalam tingkat pertama dengan acara biasa sebagai berikut dalam perkara: Nama : LINDA LILIANINGSIH, ST; Kewarganegaraan : Indonesia; Pekerjaan : Karyawan Swasta; Alamat : Jalan Bunga Rampai VIII Nomor 260, RT.011 RW.006, Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Kota Administrasi Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta; dalam hal ini telah memberikan kuasa kepada : 1. DR. FERNANDO SILALAHI, ST., SH., MH., CLA; 2. RUSDIN ISMAIL, SH., MH., CLA; 3. POLTAK SIRINGORINGO, SH., MH; 4. USMAN EFFENDI, SH; 5. IMAM PURNA WISUDAWANTO, SH; Kesemuanya Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Advokat dan Konsultan Hukum dari Law Firm FERNANDO SILALAHI & PARTNERS, beralamat di Taluson Building 3 rd Floor Jalan RP. Soeroso No. 30, Menteng, Gondangdia, Jakarta Pusat 10330 berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 20 Agustus 2019, untuk selanjutnya disebut…………….......PENGGUGAT; M E L A W A N Halaman 1 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Transcript of putusan - Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik Indo ...

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A NNomor 169/G/2019/PTUN-JKT

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, memeriksa, memutus dan

menyelesaikan perkara tata usaha negara dalam tingkat pertama dengan acara

biasa sebagai berikut dalam perkara:

Nama : LINDA LILIANINGSIH, ST;

Kewarganegaraan : Indonesia;

Pekerjaan : Karyawan Swasta;

Alamat : Jalan Bunga Rampai VIII Nomor 260, RT.011 RW.006,

Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Kota

Administrasi Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta;

dalam hal ini telah memberikan kuasa kepada :

1. DR. FERNANDO SILALAHI, ST., SH., MH., CLA;

2. RUSDIN ISMAIL, SH., MH., CLA;

3. POLTAK SIRINGORINGO, SH., MH;

4. USMAN EFFENDI, SH;

5. IMAM PURNA WISUDAWANTO, SH;

Kesemuanya Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Advokat

dan Konsultan Hukum dari Law Firm FERNANDO SILALAHI

& PARTNERS, beralamat di Taluson Building 3rd Floor Jalan

RP. Soeroso No. 30, Menteng, Gondangdia, Jakarta Pusat

10330 berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 20 Agustus

2019, untuk selanjutnya disebut…………….......PENGGUGAT;

M E L A W A N

Halaman 1 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA Berkedudukan di Jalan

Jenderal Gatot Subroto Kavling 51, Jakarta Selatan., dalam

hal ini memberikan kuasa kepada:

1. BUDIMAN, SH., Kepala Biro Hukum;

2. BERNAWAN SINAGA, SH., M.SI., Direktur Pengawasan

Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Ditjen.

Binwasnaker dan K3;

3. BAMBANG ADI IMAM BROJO, SH., M.PD., Kabag

Penyuluhan, Informasi dan Advokasi Hukum, Biro Hukum;

4. DR. SUDI ASTONO M.S., Kasubdit. Pengawasan Norma

Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Ditjen. Binwasnaker dan K3;

5. R.I.M TOTOK NUR LAKSMONO, SH., Kasubbag Advokasi

Hukum, Biro Hukum;

6. SORAYA ARIFIANTI, SE., ME., Kasi Pengawasan Norma

Kompensasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Ditjen

Binwasnaker dan K3;

7. RIMA PRATIWI, SH., Analis Penyuluhan dan Konsultasi

Hukum, Biro Hukum;

8. HERU PRAMONO, SH., Analis Advokasi Hukum, Biro

Hukum;

Kesemuanya Warga Negara Indonesia, Pegawai pada

Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, yang

beralamat di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 51, Jakarta

Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor :

M/260/HK.12.00/IX/2019, tertanggal 05 September 2019,

untuk selanjutnya disebut sebagai…………..........TERGUGAT;

Halaman 2 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut, telah membaca:

1. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 169/PEN-

DIS/2019/PTUN-JKT tanggal 26 Agustus 2019 tentang Pemeriksaan dengan

Acara Biasa;

2. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 169/PEN-

MH/2019/PTUN-JKT tanggal 26 Agustus 2019 tentang Penunjukan Susunan

Majelis Hakim;

3. Surat Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 169/PEN-

PPJS/2019/PTUN-JKT tanggal 27 Agustus 2019 tentang Penunjukan Panitera

Pengganti dan Juru Sita Pengganti;

4. Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor 169/PEN-PP/2019/PTUN-JKT tanggal

27 Agustus 2019 tentang Penetapan Hari Pemeriksaan Persiapan;

5. Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor 169/PEN-HS/2019/PTUN-JKT tanggal

24 September 2019 tentang Penetapan Hari Sidang;

6. Berkas perkara, mendengar keterangan Saksi dan Ahli, serta mendengar

keterangan Para Pihak yang bersengketa di persidangan;

D U D U K P E R K A R A

Penggugat telah mengajukan gugatan tanggal 23 Agustus 2019, yang

didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal

23 Agustus 2019, dengan Register Perkara Nomor 169/G/2019/PTUN-JKT, dan

telah diperbaiki tanggal 17 September 2019, Penggugat mengemukakan sebagai

berikut:

I. OBYEK SENGKETA

Bahwa obyek sengketa dalam gugatan a quo berkaitan dengan

dikeluarkannya Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara (beschikking), yaitu

Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor :

Halaman 3 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan Kecelakaan

Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja An. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta, ditetapkan di Jakarta, pada

tanggal 9 Mei 2019 (Selanjutnya disebut KEP.145);

II. TENGGANG WAKTU MENGAJUKAN GUGATAN

1. Bahwa obyek sengketa KEP.145 yang dikeluarkan oleh Tergugat selaku

Pejabat Tata Usaha Negara (TUN), diketahui oleh Penggugat sebagai

pihak ketiga (pihak yang tidak dituju oleh Keputusan Tata Usaha Negara

tersebut) pada tanggal 16 Mei 2019 yaitu setelah diberitahu oleh Pihak PT.

Mandiri Bangun Makmur (Agung Sedayu Group) dengan menerima copy

surat No. B/9194.07209 Perihal: Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan

RI. No. Kep.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 tertanggal 9 Mei 2019;

2. Bahwa pada tanggal 08 Agustus 2019 saat Penggugat melalui kuasa

hukumnya akan mendaftarkan Gugatan a quo di bagian meja Pendaftaran

pada saat itu Pegawai yang bertugas, beliau menanyakan gugatan a quo

mengenai apa? Kami menyampaikan bahwa gugatan a quo mengenai

Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI. Nomor : KEP.145/NAKER-

BINWASK3/V/2019 tanggal 9 Mei 2019, selanjutnya oleh Pegawai

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta menanyakan sebelum mengajukan

gugatan apakah sudah melakukan upaya keberatan terhadap Surat

Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI. Nomor : KEP.145/NAKER-

BINWASK3/V/2019 tanggal 9 Mei 2019 sebagaimana Peraturan

Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelesaian

Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya

Administratif Jo Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang

Administrasi Pemerintahan, selanjutnya oleh Penggugat menyampaikan

belum mengajukan keberatan terhadap Surat Keputusan Menteri

Halaman 4 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor : KEP.145/NAKER-

BINWASK3/V/2019 tanggal 9 Mei 2019 tersebut;

3. Bahwa untuk menyakinkan kami, maka Penggugat menghadap kepada

pegawai di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta untuk

menanyakan apakah benar sebelum mengajukan gugatan terhadap

KEP.145 harus membuat keberatan sebagaimana Peraturan Mahkamah

Agung Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa

Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif Jo

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi

Pemerintahan, lalu oleh Pegawai di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha

Negara Jakarta membenarkan;

4. Bahwa atas saran Pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta,

Penggugat pada Tanggal 08 Agustus 2019 mengajukan Keberatan

terhadap Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Nomor : KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan

Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari

Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta, ditetapkan

di Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2019 sebagaimana dalam Suratnya Nomor :

015/LFS/K/VIII/2019 Tertanggal 09 Agustus 2019 dan telah diterima oleh

Pihak Tergugat Bapak Rudiansyah pada tanggal 08 Agustus 2019;

5. Bahwa berdasarkan Pasal 77 ayat 4 Undang-undang No. 30 Tahun 2014

Tergugat harus menyelesaikan Keberatan tersebut paling lama 10

(sepuluh) hari kerja, namun sampai pada tanggal 23 Agustus 2019

Tergugat tidak dapat menyelesaikan Keberatan yang diajukan Penggugat,

oleh karena itu gugatan ini diajukan masih dalam tenggang waktu 90

(Sembilan puluh) hari sebagaimana diatur dalam Pasal 55 Undang -

Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara J o

Halaman 5 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Undang - Undang No. 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-

Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Pasal

5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 2018 Tentang

Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah

Menempuh Upaya Administratif;

6. Bahwa bunyi selengkapnya Pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung

Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa

Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif adalah

sebagai berikut:

“Tenggang waktu pengajuan gugatan di Pengadilan dihitung 90 (sembilan

puluh) hari sejak keputusan atas upaya administratif diterima oleh Warga

Masyarakat atau diumumkan oleh Badan dan/atau Pejabat Administrasi

pemerintahan yang menangani penyelesaian upaya administratif”;

III. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PENGGUGAT

1. Bahwa Penggugat adalah Istri yang sebagai ahli waris dari Almarhum Hari

Agung Pratama sesuai dengan Surat Pernyataan Ahli Waris tanggal 14

Februari 2018 yang telah diketahui oleh Ketua RT.011, Ketua RW.06, Lurah

Malaka Jaya dan telah dicatat dalam register Kecamatan Duren Sawit;

2. Bahwa Kepentingan Penggugat telah dirugikan karena KEP.145 yang

dikeluarkan Tergugat berupa Penetapan Tertulis adalah merupakan

Keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat konrit, individual dan final,

sehingga memenuhi unsur dari Pasal 1 angka 3 Undang - Undang No. 5

Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo Undang - Undang

No. 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun

1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Pasal 1 angka 7 Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintah, yaitu :

Halaman 6 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Konkret : KEP.145 yang dikeluarkan Tergugat tersebut

nyata/berwujud dan tidak abstrak serta dapat ditentukan

yaitu berupa Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja dan

Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur

Jakarta;

Individual : KEP.145 yang dikeluarkan Tergugat tersebut tidak ditujukan

untuk umum, tetapi ditujukan pada nama tertentu

sebagaimana tercantum dalam KEP.145 yaitu Alm. Sdr.

Hari Agung Pratama (Suami Penggugat);

Final : KEP.145 yang dikeluarkan Tergugat bersifat definitif/sudah

pasti dan atau dapat dipastikan dan akibat dari pada

dikeluarkannya KEP.145 tersebut oleh Tergugat, telah

menimbulkan akibat hukum yaitu Penggugat dirugikan;

3. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor : 5 Tahun

1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo Undang-Undang Nomor 51

Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Pasal 1 angka 7

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintah,

berdasarkan KEP.145 Penggugat merasa dirugikan, karena Penggugat

tidak mendapatkan Santunan Kecelakaan Kerja yang harus diterima oleh

Penggugat sebagai ahli waris dari Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;

Dengan demikian berdasarkan Pasal 53 ayat (1) Undang - Undang No. 5

Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo Undang - Undang

No. 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun

1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Penggugat dapat mengajukan

gugatan terhadap KEP.145 yang dikeluarkan oleh Tergugat Untuk jelasnya

Halaman 7 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Penggugat kutip bunyi Pasal 53 ayat (1) Undang - Undang No. 5 Tahun

1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo Undang - Undang No. 9

Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986

Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu sebagai berikut :

“(1) Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya

dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan

gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan

agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan

batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi

dan/atau direhabilitasi”.

IV. KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA

Bahwa sebagaimana telah diuraikan di atas, jelas bahwa obyek sengketa

perkara a quo adalah Keputusan yang dikeluarkan oleh Tergugat dalam

kapasitasnya sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, yang mengandung

sengketa tata usaha Negara, sehingga dengan demikian berdasarkan

Ketentuan Pasal 47 Undang - Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan

Tata Usaha Negara Jo Undang - Undang No. 9 Tahun 2004 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata

Usaha Negara, Perkara a quo adalah kewenangan Pengadilan Tata Usaha

Negara, yang berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 47”

Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara” (dikutip sesuai aslinya).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka jelas Pengadilan Tata Usaha Negara

Jakarta berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus Perkara a quo.

Halaman 8 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

V. DASAR DAN ALASAN GUGATAN

1. Bahwa Penggugat adalah Istri yang sebagai ahli waris dari Alm. Sdr. Hari

Agung Pratama sesuai dengan Surat Pernyataan Ahli Waris tanggal 14

Februari 2018 yang telah diketahui oleh Ketua RT.011, Ketua RW.06, Lurah

Malaka Jaya dan telah dicatat dalam register Kecamatan Duren Sawit;

2. Bahwa pada tanggal 27 Januari 2018, Penggugat (Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama), sedang berkendara dari rumah yang beralamat di Jl. Bunga

Rampai VIII No. 260 RT.011/RW.006 Malaka Duren Sawit Jakarta Timur

menuju lokasi kerja proyek Menara Jakarta sebagai salah satu proyek

Agung Sedayu Group yang berlokasi di Kemayoran Jakarta Pusat guna

melaksanakan tugas pemeriksaan proyek sebagaimana biasanya;

3. Bahwa dalam perjalanan sekitar Pukul 09.00 WIB bertempat di dekat

Proyek Menara Jakarta, ketika hampir sampai dilokasi kerja, menurut

keterangan saksi yang membawa Penggugat (Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama) ke Rumah Sakit, Posisi Alm. Sdr. Hari Agung Pratama ditemukan

dalam keadaan lemas yang berada di sekitar dekat Proyek Menara

Jakarta, lalu membawanya ke Rumah Sakit Hermina Kemayoran dan

sesuai hasil resume medis no rekam medis B 25 25 54 tanggal 27 Januari

2018 dari Rumah Sakit Hermina Alm. Sdr. Hari Agung Pratama hasil

diagnosisnya “apnea + cardiac arrest” (serangan Jantung) dan dinyatakan

meninggal dunia;

4. Bahwa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama (Suami Penggugat) merupakan

karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur (Agung Sedayu Group) dengan

jabatan sebagai Engineering Finishing Work yang merupakan sebagai

peserta BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Mangga Dua dengan

nomor KPJ/referensi : 15061197909;

Halaman 9 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

5. Pada tanggal 29 Januari 2018, PT. Mandiri Bangun Makmur (Agung

Sendayu Group) tempat Penggugat (Alm. Sdr. Hari Agung Pratama)

bekerja membuat laporan kecelakaan tahap I ke pihak BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga Dua di Jl. Mangga Dua

Raya Ruko Komp. Orion Dusit No. 7 dan Laporan Kecelakaan Tahap II nya

pada tanggal 30 Januari 2018 tersebut sebagaimana Pasal 11 ayat (1)

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor : 26 Tahun 2015 Tentang Tata

Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan

Kematian Dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah,

menyatakan:

“Pemberi Kerja atau ahli warisnya wajib melaporkan setiap kecelakaan

kerja atau penyakit akibat kerja yang menimpa pekerjanya kepada instansi

yang bertanggung jawab tidak lebih dari 2x24 jam sejak terjadianya

kecelakaan kerja sebagai laporan tahap I”;

6. Bahwa beberapa definisi “KECELAKAAN KERJA” menurut peraturan dan/atau

ahli dan/atau Standar Internasional sebagai berikut :

6.1. Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :

PER.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja, menyatakan :

“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan

hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja

demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari

rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang

bisa atau wajar dilalui”;

6.2. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :

03/Men/1998, Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang tidak

Halaman 10 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban

jiwa dan harta benda;

6.3. Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor : 40 Tahun 2004 Tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional, menyatakan :

“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan

kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah

menuju tempat kerja atau sebaliknya, dan penyakit yang disebabkan

oleh lingkungan kerja”;

6.4. Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan

Kematian, menyatakan :

“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan

kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah

menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan

oleh lingkungan kerja”;

6.5. Pasal 1 angka 9 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2015

Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan

Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua bagi Peserta Penerima

Upah, menyatakan:

“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan

kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah

menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan

oleh lingkungan kerja”;

Halaman 11 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

6.6. Bagian II angka 7 Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Nomor : 609 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelesaian

Kasus Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja;

“Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan

hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,

demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari

rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang

biasa atau wajar dilalui”;

Pengertian kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat

dari rumah menuju tempat kerja adalah sejak tenaga kerja tersebut

keluar dari halaman rumah dan berada di jalan umum. Sehingga

untuk pembuktiannya harus dilengkapi dengan surat keterangan dari

pihak kepolisian atau 2 (dua) orang saksi yang mengetahui kejadian.

Kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja mempunyai arti yang

luas, sehingga sulit untuk diberikan batasan secara konkrit. Namun

demikian sebagai pedoman dalam menentukan apakah suatu

kecelakaan termasuk kecelakaan berhubung dengan hubungan

kerja dapat dilihat dari:

1) Kecelakaan terjadi di tempat kerja;

2) Adanya perintah kerja dari atasan/pemberi kerja/pengusaha

untuk melakukan pekerjaan;

3) Melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan kepentingan

perusahaan; dan/atau

4) Melakukan hal-hal lain yang sangat penting dan mendesak dalam

jam kerja atas izin atau sepengetahuan perusahaan;

Halaman 12 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

6.7. Pasal 1 angka 7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor : 7 Tahun

2017 Tentang Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia,

menyatakan :

“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan

kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah

menuju tempat kerja atau sebaliknya”;

6.8. Menurut OHSAS 18001:2007, Kecelakaan Kerja adalah kejadian yang

berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau

kesakitan “tergantung dari keparahannya” kejadian kematian atau

kejadian yang dapat menyebabkan kematian;

6.9. Menurut (OHSAS 18001, 1999) dalam Shariff (2007), Kecelakaan Kerja

adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak diinginkan yang

mengakibatkan kematian, luka-luka, kerusakan harta benda atau

kerugian waktu;

6.10. Menurut M. Sulaksmono (1997) kecelakaan kerja adalah suatu kegiatan

tidak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu

aktivitas yang telah diatur;

6.11. Menurut Bennett Silalahi dan Rumondang Silalahi menyatakan bahwa

kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat

yang dapat mengakibatkan kecelakaan;

7. Bahwa oleh Pengawas Ketenagakerjaan Suku Dinas Tenaga Kerja dan

Administrasi Kota Administrasi Jakarta Utara menetapkan kasus Alm. Sdr. Hari

Agung Pratama tersebut sebagai kecelakaan kerja melalui Surat Penetapan

Pengawas Ketenagakerjaan Suku Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Kota

Administrasi Jakarta Utara Nomor : 274/2018 Tentang Penetapan Kecelakaan

Halaman 13 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Hari Agung Pratama Usia 39

Tahun Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH Hasyim Ashari Green

Village Blok C RT 004/003 Kota Administrasi Jakarta Utara Tanggal 28 Mei

2018; dan terhadap peserta yang meninggal karena kecelakaan kerja maka

Penggugat dapat manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebagaimana

dalam Pasal 25 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja Dan Jaminan

Kematian, hal mana oleh PT. Mandiri Bangun Makmur telah diajukan klaim

kepada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga Dua,

sebagaimana Surat yang dikeluarkan oleh PT. Mandiri Bangun Makmur

(Agung Sedayu Group) Surat Pengajuan Klaim No.060/CB-BPJS-TK/III/18,

Tanggal 09 Maret 2018;

8. Bahwa Penggugat sangat terkejut dengan Surat dari Deputi Direktur BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI Jakarta Nomor : B/669/072018, Tanggal

25 Juli 2018 Perihal : Tindak Lanjut Penetapan Klaim Meninggal a.n. Alm. Sdr.

Hari Agung Pratama, yang ditujukkan kepada Kepala Dinas Ketenagakerjaan

Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta yang pada pokoknya menyatakan Kasus

Alm. Sdr. Hari Agung Pratama tidak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan

kerja, sebab definisi yang dimaksudkan dalam surat tersebut adalah

kecelakaan (tidak terdapat luka/lecet) dan mendapat serangan penyakit

(meninggal mendadak) tidak ditempat kerja (dalam perjalanan) karena nyata-

nyata sangat mengada-ada, sehingga itu berdasarkan asumsi dan penafsiran

saja;

9. Bahwa Surat yang dikeluarkan dari Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta yang ditujukan kepada Deputi Direktur

BPJS Ketenagakerjaan Wilayah DKI Jakarta Nomor : 10260/-1/836.2, Tanggal

17 September 2018, Perihal : Penetapan Kecelakaan Kerja, yang pokoknya

Halaman 14 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

menyatakan bahwa meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung Pratama adalah

kecelakaan kerja, untuk itu kepada ahli waris berhak atas santunan

kecelakaan kerja;

10. Bahwa Surat Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor : 1651/-1.836.2 Tentang Penetapan

Kecelakaan Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Alm. Sdr. Hari

Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari

Green Village Blok C RT.004/003 Jakarta Utara, dalam Konsideran

“Memperhatikan” angka 4 dan angka 5, tertulis :

4. Ketentuan Pasal 1 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun

2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja,

Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah,

menjelaskan “Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam

hubungan kerja, temasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari

rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang

disebabkan oleh lingkungan kerja;

5. Ketentuan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor

PER.03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan

kecelakaan kerja menjelaskan bahwa “kecelakaan adalah suatu

kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat

menimbulkan korban manusia dan atau harta benda;

selanjutnya dalam Diktum “Memutuskan” Ketiga dan Keempat, tertulis:

KETIGA : Berdasarkan amar-amar tersebut diatas, kematian yang dialami

Alm. Sdr. Hari Agung Pratama (Alm) ditetapkan sebagai

Kecelakaan Kerja;

Halaman 15 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

KEMPAT : Penetapan ini Menguatkan Penetapan Suku Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara No.

274/2018 tanggal 28 Mei 2018;

Selanjutnya Surat Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor : 1650/-1.386.2

Tentang Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung

Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim

Ashari Green Village Blok C RT.004/003 Jakarta Utara, dalam Diktum

“Memutuskan” KETIGA, tertulis :

KETIGA : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015

tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja

Dan Jaminan Kematian, Jaminan Kecelakaan Kerja yang harus

diterima oleh ahli waris sebagai berikut :

A. Upah sebulan sebagai dasar perhitungan sebesar Rp.

13.500.000,- (berdasarkan data upah Januari 2018)

B. Perhitungan Santunan Kecelakaan Kerja harus diterima

oleh Ahli Waris :

1. Biaya Penggantian

Pengangkutan korban lewat darat = Rp. 1.000.000,-

2. Santunan Kematian

60%x80xRp. 13.500.000,- = Rp. 648.000.000,-

3. Santunan Berkala selama

24 bulan x Rp. 200.000,-

Halaman 16 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

yang dibayarkan langsung = Rp. 4.800.000,-

4. Biaya Pemakaman = Rp. 3.000.000,-

5. Beasiswa Ahli Waris = Rp. 12.000.000,-

Total = Rp.668.800.000,-

(enam ratus enam puluh delapan juta delapan ratus ribu

rupiah)

Sehingga Penetapan tersebut diatas menyatakan bahwa kematian yang

dialami Alm. Sdr. Hari Agung Pratama sebagai kecelakaan kerja dan

santunan kerja yang diterima oleh Penggugat sebesar

Rp. 668.800.000,- (enam ratus enam puluh delapan juta delapan ratus ribu

rupiah);

11. Bahwa Surat dari Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI

Jakarta yang ditujukan kepada Deputi Direktur Bidang Kebijakan Operasional

Program BPJS Ketenagakerjaan Nomor B/880/092018, Tanggal 25 September

2018 Perihal : Tindak Lanjut Penetapan Klaim Meninggal a.n Tn. Hari Agung

Pratama, yang pada pokoknya menyatakan keberatan atas penetapan klaim

Meninggal a.n. Tn. Hari Agung Pratama sebagai kecelakaan kerja;

12. Bahwa Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja

Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta dalam Diktum “Memutuskan”

KELIMA, tertulis :

KELIMA : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015

tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja

dan Jaminan Kematian, pengertian Kecelakaan Kerja adalah

Halaman 17 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk

kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju

tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan

oleh lingkungan kerja, Kejadian meninggal Sdr. Hari Agung

Pratama tidak memenuhi unsur kecelakaan kerja karena tidak

ada ruda paksa (tidak ada luka lecet dan luka memar pada

tubuh korban), yang bersangkutan meninggal karena henti

jantung akibat VT/VF yakni kondisi dimana adanya gangguan

implus listrik pada jantung yang menyebabkan vertikel jantung

berdenyut cepat yang pada Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

kemudian berproses menjadi asistole (tidak ada aktivitas listrik

dan mekanik pada jantung) hal tersebut merupakan penyakit

umum yang disebabkan oleh faktor bahaya kesehatan (pola

hidup) bukan disebabkan bahaya di tempat kerja, sehingga

tidak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja;

Bahwa berdasarkan uraian diatas, yang pada pokoknya menyatakan Kasus

Penggugat (Alm. Sdr. Hari Agung Pratama) tidak dapat dikatagorikan sebagai

Kecelakaan Kerja, sebab definisi yang dimaksudkan dalam KEP.145 tersebut

adalah kecelakaan (tidak ada luka lecet dan luka memar pada tubuh korban)

dan mendapat serangan penyakit (meninggal mendadak) tidak ditempat kerja

adalah tidak berdasarkan hukum dan hanya berdasarkan penafsiran dan

pendapat Tergugat semata, sedangkan yang dimaksud dalam KEP. 145

berdasarkan penerapan hukum Pasal 1 Angka 9 Peraturan Pemerintah Nomor

44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja

dan Jaminan Kematian berbunyi “Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang

terjadi dalam hubungan termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan

dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang

Halaman 18 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

disebabkan oleh lingkungan kerja”, Artinya terbukti tidak secara tegas

menyatakan mengenai kondisi kecelakaan (tidak ada luka lecet dan luka

memar pada tubuh korban), sehingga dengan demikian KEP.145 adalah cacat

hukum dan batal demi hukum;

Bahwa unsur yang dimaksud terjadi dalam hubungan kerja sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :

PER.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja jo. Pasal 1 angka 1

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :03/Men/1998 jo. Pasal 1 angka 14

Undang-Undang Nomor : 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja Dan Jaminan Kematian

jo. Pasal 1 angka 9 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2015

Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja,

Jaminan Kematian Dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah jo

Bagian II angka 7 Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Nomor : 609 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelesaian Kasus

Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja jo. Pasal 1 angka 7 Peraturan

Menteri Ketenagakerjaan Nomor : 7 Tahun 2017 Tentang Program Jaminan

Sosial Tenaga Kerja Indonesia, dinyatakan bahwa Kecelakaan Kerja adalah

kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja...dst, TERPENUHI, mengingat

pada saat kejadian Alm. Sdr. Hari Agung Pratama merupakan pekerja PT.

Mandiri Bangun Makmur dengan jabatan sebagai Engineering Finishing Work,

terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta

Mangga Dua sebagaimana hasil analisa yuridis Pengawas Ketenagakerjaan

Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara

yang tertuang dalam Surat Penetapan No. 274/2018 tanggal 28 Mei 2018 dan

Surat Penetapan No. 1651/1.836.2 tanggal 17 September 2018 ;

Halaman 19 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

13. Selanjutnya KEP.145 dalam Diktum “Memutuskan” KEENAM, tertulis :

KEENAM : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015

tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan

Kerja dan Jaminan Kematian jo. Pasal 14 Ayat (2) Peraturan

Menteri Ketenagakerjaan R.I Nomor 26 Tahun 2015 tentang

Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan

Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua Bagi

Peserta Penerima Upah, bahwa peserta yang meninggal

mendadak di tempat kerja dianggap sebagai kecelakaan

kerja dan berhak atas manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja

sesuai peraturan perundang-undangan...dst;

Bahwa berdasarkan ketentuan diatas meninggalnya Alm.

Hari Agung Pratama juga tidak dapat dikategorikan sebagai

meninggal mendadak di tempat kerja karena Alm. Sdr. Hari

Agung Pratama mendapat serangan penyakit bukan di

tempat kerja tetapi pada saat dalam perjalanan menuju

tempat kerja (proyek pembangunan menara Jakarta).

Sehingga kejadian meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama tidak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja

dan ditetapkan sebagai bukan kecelakaan kerja dan bukan

penyakit akibat kerja;

Bahwa berdasarkan uraian diatas, Pasal 14 ayat (2) hanya mengatur

kriteria/kondisi tiba-tiba meninggal dunia dan keadaan mendapat

serangan penyakit di tempat kerja, namun nyata-nyata tidak mengatur

keadaan meninggal dunia/mendapat serangan penyakit dalam

perjalanan.

Halaman 20 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Selain itu, Bagian II angka 10 Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja

Dan Transmigrasi Nomor 609 Tahun 2012 Tentang Pedoman

Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja, juga

mengatur :

“Meninggal mendadak di tempat kerja pada hakekatnya bukan

kecelakaan kerja, namun karena kejadiannya sedang bekerja di tempat

kerja, maka pemerintah memberikan suatu kebijakan perluasan

perlindungan sehingga meninggal mendadak di tempat kerja

dianggap sebagai kecelakaan kerja. Kepada yang bersangkutan

diberikan jaminan kecelakaan kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2012

tentang perubahan Kedelapan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14

Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga

Kerja;

Untuk memperoleh jaminan kecelakaan kerja akibat meninggal

mendadak di tempat kerja harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Tenaga kerja pada saat bekerja di tempat kerja tiba -tiba

meninggal dunia tanpa melihat penyebab dari penyakit yang

dideritanya;

b. Tenaga kerja pada saat bekerja di tempat kerja mendapat

serangan penyakit kemudian langsung dibawa ke dokter/unit

pelayanan kesehatan/rumah sakit dan tidak lebih dari 24 (dua

puluh empat) jam kemudian meninggal dunia;

Bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor

03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan,

Halaman 21 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dinyatakan bahwa kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki

dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau

harta benda, mengingat pada saat kejadian tersebut bertempat di dekat

Proyek Menara Jakarta, ketika hampir sampai dilokasi kerja, menurut

keterangan saksi yang membawa Penggugat (Alm. Sdr. Hari Agung Pratama)

ke Rumah Sakit, Posisi Alm. Sdr. Hari Agung Pratama ditemukan dalam

keadaan lemas yang berada di sekitar dekat Proyek Menara Jakarta, lalu

membawanya ke Rumah Sakit Hermina Kemayoran dan sesuai hasil resume

medis no rekam medis B 25 25 54 tanggal 27 Januari 2018 dari Rumah Sakit

Hermina Alm. Sdr. Hari Agung Pratama hasil diagnosisnya “apnea + cardiac

arrest” (serangan Jantung) dan dinyatakan meninggal dunia;

14. Bahwa KEP.145 dalam Konsideran “Memperhatikan” angka 7, tertulis :

7. Surat dari Deputi Direktur Bidang Kebijakan Operasional Program BPJS

Ketenagakerjaan Nomor B/21476/102018 tanggal 5 Oktober 2018 perihal

Pengajuan Banding Kasus Meninggal a.n. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

Karyawan PT. Mandiri Bangun;

Adalah merupakan surat dari Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Wilayah DKI Jakarta Nomor : B/669/072018, Tanggal 25 Juli 2018 Perihal :

Tindak Lanjut Penetapan Klaim Meninggal A.n. Tn. Hari Agung Pratama, yang

ditujukkan kepada Kepala Dinas Ketengakerjaan Transmigrasi Provinsi DKI

Jakarta yang pada pokoknya “menyatakan Kasus Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama tidak dapat dikatagorikan sebagai kecelakaan kerja, sebab definisi

yang dimaksudkan dalam surat tersebut adalah kecelakaan (tidak terdapat

luka/lecet) dan mendapat serangan penyakit (meninggal mendadak) tidak

ditempat kerja (dalam perjalanan) tidak berdasarkan hukum sama sekali,

oleh karena tidak merujuk pada fakta hukum maupun analisa yuridis yang

Halaman 22 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

mendalam yang didasarkan pada peraturan perundangan-undangan yang

berlaku artinya isi surat tersebut hanya bersifat pendapat semata yang tidak

bersumberkan atau merujuk pada dasar hukum yang semestinya, dan atau

sudah selayaknya bersandar pada Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan

Suku Dinas Tenaga Kerja dari Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara

Nomor :274/2018 tanggal 28 Mei 2018, Penetapan No. 1651/-1.838.2 tanggal

17 September 2018 dan Penetapan No. 1650/-1/386.2 Tanggal 17

Sepetember 2018;

15. Bahkan Surat dari Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI

Jakarta yang ditujukkan kepada Kepala Dinas Ketengakerjaan Transmigrasi

Provinsi DKI Jakarta Nomor : B/669/072018, Tanggal 25 Juli 2018 Perihal :

Tindak Lanjut Penetapan Klaim Meninggal a.n. Tn. Hari Agung Pratama,

bagian yang merupakan sudah dipertimbangkan sebagaimana Surat

Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Provinsi DKI Jakarta Nomor : 1651/-1.836.2 Tentang Penetapan Kecelakaan

Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung Pratama

(Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari Green

Village Blok C RT.004/003 Jakarta Utara dan Surat Penetapan Pengawas

Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta

Nomor : 1650/-1.386.2 Tentang Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja Atas

Nama Sdr. Hari Agung Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur

Jl. KH. Hasyim Ashari Green Village Blok C RT.004/003 Jakarta Utara, dalam

konsideran “Memperhatikan” angka 1;

16. Bahwa Surat Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor : 1651/-1.836.2 Tentang Penetapan

Kecelakaan Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung

Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari

Halaman 23 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Green Village Blok C RT.004/003 Jakarta Utara dan Surat Penetapan

Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi

DKI Jakarta Nomor : 1650/-1.386.2 Tentang Penetapan Jaminan Kecelakaan

Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri

Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari Green Village Blok C RT.004/003

Jakarta Utara, sama sekali tidak mempertimbangkan secara seksama oleh

Tergugat, bahkan pada tanggal 16 Mei 2019, Penggugat menerima obyek

gugatan yang intinya kejadian meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

tidak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja dan ditetapkan sebagai

bukan kecelakaan kerja dan bukan penyakit akibat kerja, dengan

dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara tersebut, kepentingan

Penggugat dirugikan, dengan dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara

tersebut Penggugat tidak mendapatkan manfaat program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK) sebagai kelangsungan hidup keluarga yang

ditinggalkan dan untuk membiayai pendidikan anak-anak Penggugat;

17. Bahwa jelas Keputusan Tata Usaha Negara tersebut bertentangan dengan,

yaitu :

- Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor : 40 Tahun 2004 Tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional, menyatakan :

“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,

termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju

tempat kerja atau sebaliknya, dan penyakit yang disebabkan oleh

lingkungan kerja”;

- Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja Dan Jaminan

Kematian, menyatakan :

Halaman 24 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,

termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju

tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh

lingkungan kerja;

- Pasal 1 angka 9 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2015

Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja,

Jaminan Kematian Dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah,

menyatakan:

“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,

termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju

tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh

lingkungan kerja”;

- Bagian II angka 7 Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Nomor : 609 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelesaian

Kasus Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja;

“Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan

hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,

demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari

rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa

atau wajar dilalui”;

- Pasal 1 angka 7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor : 7 Tahun

2017 Tentang Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia,

menyatakan :

Halaman 25 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,

termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju

tempat kerja atau sebaliknya”;

- Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :

03/Men/1998, Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang tidak

dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban

jiwa dan harta benda;

- Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :

PER.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja, menyatakan :

“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan

hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja

demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari

rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang bisa

atau wajar dilalui”;

18. Bahkan dengan dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara tersebut yang

merugikan hak-hak Penggugat selaku Ahli Waris dari Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama. Bahwa tindakan yang menyatakan Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

meninggal bukan karena kecelakaan kerja tanpa mempertimbangkan rasa

kemanusiaan, keadilan dan diskriminatif, karena jelas-jelas Alm. Hari Agung

Pratama merupakan pekerja PT. Mandiri Agung Bangun (Agung Sendayu

Group) dengan jabatan sebagai Engineering Finishing Work, terdaftar sebagai

peserta BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga Dua sehingga

unsur terjadi dalam hubungan kerja dan Alm. Sdr. Hari Agung Pratama dalam

perjalanan menuju lokasi proyek ketika hampir sampai dilokasi kerja, menurut

keterangan saksi yang membawa Penggugat (Alm. Sdr. Hari Agung Pratama)

ke Rumah Sakit, Posisi Alm. Sdr. Hari Agung Pratama ditemukan dalam

Halaman 26 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

keadaan lemas yang berada di sekitar dekat Proyek Menara Jakarta, lalu

membawanya ke Rumah Sakit Hermina Kemayoran guna mendapat

pertolongan dan setibanya dirumah sakit oleh dokter jaga dinyatakan telah

meninggal akibat serangan jantung yang merupakan suatu kejadian yang tidak

dikehendaki dan tidak diduga semula (Kecelakaan Kerja) dengan dasar Pasal

1 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3/Men/1998 tentang Tata Cara

Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan;

19. Bahwa perlu kami kemukakan, BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang

Jakarta Mangga Dua atas inisiatifnya telah melakukan pembayaran klaim

JHT/JKM an. Hari Agung Pratama pada tanggal 11 Juli 2019 melalui Rekening

Penggugat dengan total sebesar Rp. 86.264.220,- (delapan puluh enam juta

dua ratus enam puluh empat ribu dua ratus dua puluh rupiah), berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor :

KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan Kecelakaan

Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. HARI AGUNG

PRATAMA Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta, ditetapkan di

Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2019, Pembayaran mana disampaikan kepada

PT. Mandiri Bangun Makmur dengan Surat No. B/9923/072019 tertanggal 11

Juli 2019;

20. Bahwa terkait pembayaran yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Cabang Jakarta Mangga Dua tersebut pada point 30 diatas, dimana

Penggugat selaku ahli waris belum dapat menerimanya atau merasa

keberatan oleh karena pembayaran yang dilakukan tidak didasarkan pada

Fakta dan pertimbangan hukum yang benar maupun melalui analisis yuridis

hukum yang bersumber pada peraturan perundang-undangan, sebagaimana

yang dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan Suku Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara dengan Penetapannya

Halaman 27 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Nomor : 274/2018 Tentang Penetapan Kecelakaan Kerja Atau Bukan

Kecelakaan Kerja Atas Nama Hari Agung Pratama Usia 39 Tahun Karyawan

PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH Hasyim Ashari Green Village Blok C RT

004/003 Kota Administrasi Jakarta Utara Tanggal 28 Mei 2018, Penetapan

Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi

DKI Jakarta No. 1651/-1.836.2 Tentang Penetapan Kecelakaan Kerja Atau

Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Sdr. HARI AGUNG PRATAMA (Alm)

Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari Green Village

Blok C RT.004/003 Jakarta Utara, Tanggal 17 September 2018 dan Penetapan

Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi

DKI Jakarta Nomor : 1650/-1.386.2 Tentang Penetapan Jaminan Kecelakaan

Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri

Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari Green Village Blok C RT. 004/003

Jakarta Utara Tanggal 17 Sepetember 2018, yang menyatakan pada

pokoknya kecelakaan yang dialami oleh Alm. Hari Agung Pratama “

TERPENUHI “ unsurnya sebagai Kecelakaan Kerja;

21. Bahwa sebagaimana ketahui, adapun yang tujuan dibentuknya Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan adalah untuk

mewujudkan serta terselenggarakan jaminan sosial dan perlindungan hukum

kepada tenaga kerja diseluruh Indonesia, dengan menjunjung tinggi harkat

dan martabat kemanusiaan sebagai tenaga kerja, memberikan asas manfaat

yang bisa dinikmati oleh Tenaga Kerja dengan mengedepankan rasa keadilan

dengan prinsip akuntabilitas dan keterbukaan artinya tenaga kerja harus

diberikan perlindungan yang maksimal tanpa diskriminasi dalam penyelesaian

permasalahannya, termasuk mengenai klaim atas kecelakaan kerja yang

dialami oleh tenaga kerja;

Halaman 28 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

22. Bahwa Penggugat pun dalam hal ini tidak menginginkan terjadi kecelakaan

kerja yang menimpa Alm. Hari Agung Pratama ketika dalam melaksanakan

pekerjaannya, dan akibat meninggalnya Alm. Hari Agung Pratama memberi

dampak buat keluarganya baik istri dan anak-anaknya yang masih kecil yaitu

berupa kehilangan mata pencarian dan kepastian masa depan;

23. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Gugatan Penggugat sudah

tepat dan sesuai dengan Ketentuan Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2) UUPTUN,

yaitu sebagai berikut :

a. Karena adanya kepentingan yang dirugikan akibat dikeluarkannya

Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor :

KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan

Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari

Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta,

ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2019, maka Penggugat

mengajukan gugatan tertulis ini kepada Pengadilan Tata Usaha Negara

Jakarta yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha

Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan

disertai tuntutan rehabilitasi;

b. Alasan-alasan yang digunakan dalam tuntutan telah sesuai dengan

ketentuan Pasal 53 ayat (2), yaitu :

Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yaitu bertentangan dengan ketentuan

Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional jo. Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah Nomor

44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan

Kerja Dan Jaminan Kematian Jo Pasal 1 angka 9 Peraturan Menteri

Halaman 29 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Tata Cara

Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian

Dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah Jo Keputusan

Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 609 Tahun 2012 Tentang

Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat

Kerja jo Pasal 1 angka 7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 7

Tahun 2017 Tentang Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia jo.

Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :

PER.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja jo. Pasal 1 angka

1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : 03/Men/1998 ;

c. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan

Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB). Dalam hal ini asas-

asas yang telah nyata-nyata dilanggar adalah asas kepastian hukum, asas

dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan

perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan

penyelenggaran negara serta asas keseimbangan serta asas keterbukaan

yaitu kewajiban untuk membuka diri terhadap hak masyarakat untuk

memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang

penyelenggaraan negara untuk tetap memperhatikan perlindungan atas

hak asasi pribadi, golongan dan rahasia Negara, sebagaimana

diamanatkan dalam ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang

Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme;

Berdasarkan hal-hal yang kami uraikan diatas, Penggugat dengan kerendahan hati

memohonkan kiranya kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta

khususnya Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan memutus perkara ini,

berkenan memberikan putusan sebagai berikut :

Halaman 30 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Batal atau Tidak Sah Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan

Republik Indonesia Nomor : KEP. 145/NAKER-BINWASK3/V/2019, Tentang

Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n.

Alm. Sdr. Hari Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta,

ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2019;

3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Menteri

Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor : KEP. 145/NAKER-

BINWASK3/V/2019, Tentang Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja Dan Bukan

Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri

Bangun Makmur Jakarta, ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2019;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam

perkara in;

Tergugat mengajukan jawaban secara tertulis pada tanggal 08 Oktober 2019,

adalah sebagai berikut:

I. DALAM EKSEPSI :

1. Keberatan Administrasi Yang Diajukan Oleh Kuasa Hukum Penggugat

Telah Melewati Tenggang Waktu Dan Banding Tidak Diajukan.

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang

Administrasi Pemerintahan, khususnya Pasal 75 ayat (1) yang

menyebutkan: “Warga masyarakat yang dirugikan terhadap Keputusan

dan/atau Tindakan dapat mengajukanUpaya Administratif kepada

Pejabat Pemerintahan atau Atasan Pejabat yang menetapkan dan/atau

melakukan Keputusan dan/atau Tindakan” dan ayat (2) menyebutkan:

“Upaya Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

Halaman 31 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

a. Keberatan; dan

b. Banding”.

Sementara Pasal 76 ayat (3) menyebutkan: “Dalam hal Warga Masyarakat

tidak menerima atas penyelesaian banding oleh Atasan Pejabat, Warga

Masyarakat dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan”.

Proses keberatan sesuai Pasal 77 ayat (1) menyebukan: “Keputusan

dapat diajukan keberatan dalam waktu paling lama 21 (dua puluh satu)

hari kerja sejak diumumkannya Keputusan tersebut oleh Badan

dan/atau Pejabat Pemerintahan” dan ayat (4) menyebutkan: “Badan

dan/atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan keberatan paling lama 10

(sepuluh) hari kerja”.

Proses Banding atas keberatan sesuai Pasal 78 ayat (1) menyebutkan:

“Keputusan dapat diajukan banding dalam waktu paling lama 10 (sepuluh)

hari kerja sejak keputusan upaya keberatan diterima” dan ayat (4)

menyebutkan: “Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan

banding paling lama 10 (sepuluh) hari kerja”.

Bahwa sejalan dengan ketentuan Pasal 75, Pasal 77, dan Pasal 78

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

terhadap Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor:

KEP. 145/NAKER-BINWASK3/V/2019 bertanggal 9 Mei 2019 tentang

Penetapan Bukan Kecelakaan Keria dan Bukan Penvakit Akibat Kerja a.n.

Alm. Sdr. Hari Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur

Jakarta.

Warga masyarakat (Sdr. Linda Lilianingsih, ST) oleh Kuasa Hukum Sdr. Dr.

Fernando Silalalhi, ST, SH, LL.M., MH, CLA pada Fernando Silalhi &

Partners Advocates & Legal Consultants baru mengajukan keberatan

Halaman 32 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

melalui surat Nomor 015/LFS/K/VIII/2019 tanggal 9 Agustus 2019, Perihal:

Keberatan terhadap Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor:

KEP. 145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tanggal 09 Mei 2019 Tentang

Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja dan Bukan Penyakit Akibat Kerja An.

Alm. Sdr. HARI AGUNG PRATAMA Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur

Jakarta dan telah dijawab oleh An. Direktur Jenderal Pembinaan

Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dengan surat Nomor B-5/623/AS.00.01/2019 tanggal 29 Agustus 2019,

perihal: Tanggapan terhadap Surat dari Fernando Silalahi & Partners.

Menurut pendapat Tergugat, bahwa keberatan administrasi yang diajukan

oleh Kuasa Hukum Penggugat telah melewati tenggang waktu

sebagaimana ditentukan dalam Pasal 77 ayat (1) dengan bunyi frasa

“Keputusan dapat diajukan keberatan dalam waktu paling lama 21 (dua

puluh satu) hari kerja sejak diumumkannya Keputusan tersebut oleh

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan”, sementara keberatan diajukan

tanggal 9 Agustus 2019 dan Keputusan ditetapkan pada tanggal 9 Mei

2019 atau ± 92 (sembilan puluh dua) karena keberatan baru diterima

tanggal 12 Agustus 2019, sehingga telah melewati ketentuan 21 (dua puluh

satu) hari kerja dan Kuasa Penggugat tidak pernah mengajukan banding

kepada Atasan Pejabat yang menetapkan Keputusan;

Kesimpulan Tergugat, Penggugat sebelum mengajukan gugatan

seharusnya mengajukan keberatan kepada Pejabat yang menetapkan

Keputusan dan banding kepada Atasan Pejabat yang menetapkan

Keputusan, dan proses banding tidak dilakukan, sehingga tprosedur sesuai

ketentuan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan dilanggar atau tidak dipenuhi;

2. Melewati Tenggang Waktu Mengajukan Gugatan

Halaman 33 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Berdasarkan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang berbunyi: “Gugatan dapat

diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak

saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata

Usaha Negara”;

Bahwa Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor: KEP. 145/NAKER-

BINWASK3/V/2019 tanggal 9 Mei 2019 tentang Penetapan Bukan

Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari

Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur;

Pada angka romawi II angka 5 gugatan Tata Usaha Negara Penggugat,

menurut pendapat Tergugat terdapat keanehan, yaitu “Bahwa atas

saran Pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, Penggugat

pada Tanggal 08 Agustus 2019 mengajukan Keberatan terhadap Surat

Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan

Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. HARI

AGUNG PRATAMA Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta,

ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 9 Mei 2019 sebagaimana dalam

Suratnya Nomor: 015/LFS/K/VIII/2019 Tertanggal 09 Agustus 2019 dan

telah diterima oleh Pihak Tergugat Bapak Rudiansyah pada tanggal 08

Agustus 2019, karena surat keberatan Kuasa Hukum Penggugat

ditandatangani tanggal 9 Agustus 2019, namun diserah terimakan

kepada Pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal

8 Agustus 2019”, inilah keanehan dan keajaiban serta kalau boleh

dikualifikasikan sebagai penyesatan fakta, yang harus diperiksa dengan

seksama oleh Majelis Hakim yang memeriksa perkara Nomor:

169/G/2019/PTUN.JKT;

Halaman 34 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pada saat Kuasa Penggugat mengajukan keberatan terhadap Keputusan

Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor: KEP. 145/NAKER-BINWASK3/V/2019

tanggal 9 Mei 2019 tentang Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja Dan

Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama Karyawan

PT. Mandiri Bangun Makmur dalam bentuk surat dengan Nomor

015/LFS/K/VIII/201i bertanggal 9 Agustus 2019 dimaksud, dan dalam surat

keberatan tersebut menyebutkan Obyek Sengketa Tata Usaha Negara

(Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor: KEP. 145/NAKER-

BINWASK3/V/2019 tanggal 9 Mei 2019 tentang Penetapan Bukan

Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari

Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur) tidak jelas

diterima tanggal berapa oleh KLIEN dari Kuasa Hukum Penggugat dan

gugatan Tata Usaha Negara baru didaftarkan di Kepaniteraan Perkara

pada Pengadilan Tata Usaha Negara pada tanggal 23 Agustus 2019, maka

telah memasuki hari ke 92 (sembilan puluh dua), sehingga dikualifikasikan

telah melewati tenggang waktu mengajukan gugatan Tata Usaha Negara;

II. DALAM POKOK PERKARA

1. Gangguan Kesehatan, Upaya Penanganan dan Tindakan kepada Alm.

Sdr.Hari Agung Pratama:

a. Pada tanggal 27 Januari 2018 Alm. Sdr. Hari Agung Pratama pada

pukul ± 06.30 berangkat dari rurnah menuju proyek pembangunan

Menara Jakarta, dan ditengah perjalanan yang bersangkutan

mengalami gangguan kesehatan yang kemudian dibawa oleh warga

setempat ke rumah sakit;

b. Sdr. Hari Agung Pratama pada tanggal 27 Januari 2018 pukul 08.25

WIB masuk lnstalasi Gawat Darurat RS Hermina Kernayoran dengan

kondisi tidak sadarkan diri;

Halaman 35 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

c. Dilakukan pemeriksaan oleh Dokter Jaga IGD dengan hasil

perneriksaan tidak sadarkan diri (GCS 3), tidak ada nafas, tidak ada

denyut nadi, garnbaran monitor EKG VT/VF (ventrikel takikardi/ventrikel

fibrilasi) yang menandakan rnasih ada aktivitas listrik dan mekanik pada

jantung, tidak ada Iuka lecet dan tidak ada luka rnemar pada tubuh

korban;

d. Dilakukan penanganan dengan tindakan resusitasi dengan defibrilasi

270 Joule (alat kejut jantung/DC Shock) dan resusitasi jantung paru

oleh dokter jaga IGD, dan terlihat gambaran Pulseless Electrical Activity

pada monitor EKG (masih ada aktivitas listrik pada jantung, sedangkan

aktivitas mekanik tidak ada, namun lebih banvak gambaran flat dengan

sesekali gelombang P);

e. Dilakukan intubasi yakni pemasangan alat bantu nafas, serta

suntikan epinefrin 5 ampul dan terus dilakukan resusitasi jantung

paru. Pemberian epinefrin bertujuan untuk merangsang aktivitas

jantung;

f. Tindakan resusitasi dilakukan selarna 35 menit dan pasien tidak ada

respon;

g. Setelah tindakan resusitasi, pemeriksaan kembali dilakukan oleh

Dokter Jaga IGD dengan hasil pemeriksaan tidak ada nafas, henti

jantung, gambaran EKG asistol/flat line (gambaran EKGi garis datar,

bahwa sudah tidak ada aktrvitas listrik dan mekanik pada jantung),

pupil melebar dan tidak ada refleks cahaya pada pupil;

h. Pasien dinyatakan meninggal dunia pukul 09.00 WIB; dan

i. Sehubungan dengan huruf a s.d huruf h tersebut di atas, maka dapat

dinyatakan bahwa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama meninggal di RS

Halaman 36 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hermina Kemayoran pada tanggal 27 Januari 2018 pukul 09.00 WIB

dengan diagnosa akhir henti jantung akibat VT/VF, yakni kondisi dimana

adanya gangguan impuls listrik pada jantung yang menyebabkan

ventrikel jantung berdenyut cepat, yang pada Alm. Sdr.Hari Agung

Pratarna kemudian berproses menjadi asistole (tidak ada aktivitas

listrik dan mekanik pada jantung);

2. Perusahaan rnengajukan Laporan Tahap I Laporan Kecelakaan Tahap II

dan surat keterangan dokter Bentuk KK4 kepada BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Mangga Dua untuk klaim JKK a.n. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;

3. BPJS Ketenaqakerjaan mengirimkan surat kepada Kepala Suku Dinas

Tenaga Kerja dan Transrnigrasi Jakarta Utara Nomor B/448/032018 tanggal

15 Maret 2018 tentang Bantuan Pengecekan Kasus Kecelakaan a.n. Alm.

Sdr. Hari Agung Pratama;

4. Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta

Utara mengeluarkan Penetapan Suku Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara Nomor 274/2018 tanggal 28

Maret 2018 tentang Penetapaan Kecelakaan Kerja Atau Bukan

Kecelakaan Kerja Atas Nama Hari Agung Pratama Usia 39 tahun

Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH Hasyim Ashari Green

Village Blok C RT 004/003 Kota Administrasi yang isinya menyatakan

bahwa kejadian yang menimpa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama adalah

bukan kecelakaan kerja;

5 Surat Dari Deputi Wilayah DKI Jakarta BPJS Ketenagakerjaan kepada

Kadisnakertrans Provinsi DKI Jakarta Nornor B/669/072018 tanggal 25

Juli 2018 perihal Tindaklanjut Penetapan Klaim Meninggal a.n Alm. Sdr.

Hari Agung Pratarna yang isinya menyatakan bahwa kejadian yang

menimpa Sdr Hari Agung Pratama adalah bukan kecelakaan kerja;

Halaman 37 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

6 PT. Mandiri Bangun Makmur (Agung Sedayu Group) mengirimkan surat

kepada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wllayah DKI Jakarta Nomor

14/LGL-DS&I/MBM/VII/2018 tanggal 14 Agustus 2018 Perihal Keberatan

dan Somasi yang intinya meminta pernbayaran manfaat JKK an. Hari

Agung Pratama;

7. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan

Penetapan Pengawas Ketenaqakerjaan Dinas Tenaga Keria dan

Transmigrasi Provrnsi DKI Jakarta Nomor 1650/-1.386.2 tanggal 17

September 2018 tentang Penetapan Kecelakaan Kerja Atas Narna Hari

Agung Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH

Hasyim Ashari Green Village Blok C RT.004/003 Kota Jakarta Utara yang

menyatakan bahwa kematian yang dialami Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

ditetapkan sebagai Kecelakaan Kerja;

8. Deputi Direktur Bidang Kebijakan Operasional Program BPJS

Ketenagakerjaan bersurat kepada Direktur Pengawasan Norma Kerja dan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan

Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamantan dan Kesehatan Kerja,

Kementerian Ketenagakerjaan RI dengan Nomor B/21476/10/2018 tanggal

5 Oktober 2018 perihal Pengajuan Banding Kasus rneninggal a.n. Hari

Agung Pratama karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur;

9. Mendasarkan kepada angka 1 s.d. angka 8 di atas dan dikaitkan dengan

ketentuan:

- Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional, menyebutkan: “Peserta yang

mengalami kecelakaan kerja berhak mendapatkan manfaat berupa

pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya dan

Halaman 38 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

mendapatkan manfaat berupa uang tunai apabila terjadi cacat total

tetap atau meninggal dunia”;

- Pasal 45 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan

Kematian;

- Pasal 23 ayat (5) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun

2015 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja,

Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima

Upah;

- Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP. 218/MEN/1994 tentang

Pelimpahan Kewenangan Menetapkan Suatu Kecelakaan Sebagai

Kecelakaan Kerja atau Bukan Keceakaan Kerja;

- Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 609 Tahun

2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan

Penyakit Akibat Kerja;

Maka setelah menerima banding, Pengawas Ketenagakerjaan pada

Direktorat Pengawasan Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja,

Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan

Keselamantan dan Kesehatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan RI

melakukan pencermatan atas fakta-fakta terkait Gangguan Kesehatan,

Upaya Penanganan dan Tindakan kepada Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

sebagai berikut:

1) Laporan Kasus Kecelakaan Tahap I dan Berita Acara Saksi Kecelakaan

tanggal 29 Januari 2018 atas nama Sdr. Hari Agung Pratama oleh PT.

Mandiri Bangun Makmur;

Halaman 39 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

2) Laporan Kasus Kecelakaan Tahap II oleh PT. Mandri Bangun Makmur

tanggal 31 Januari 2018;

3) Resume Medis Pasien Pulang dari RS Hermina Kemayoran tanggal 27

Januari 2018;

4) Penetapan Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota

Administrasi Jakarta Utara Nomor 274/2018 tanggal 28 Maret 2018

tentang Penetapaan Kecelakaan Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja

Atas Nama Hari Agung Pratama Usia 39 tahun Karyawan PT. Mandiri

Bangun Makmur Jalan KH Hasyim Ashari Green Village Blok C RT

004/003 Kota Administrasi Jakarta Utara;

5) Penetapan Pengawas Ketenaqakerjaan Dinas Tenaga Keria dan

Transmigrasi Provrnsi DKI Jakarta Nomor 1650/-1.386.2 tanggal 17

September 2018 tentang Penetapan Kecelakaan Kerja Atas Narna Hari

Agung Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH

Hasyim Ashari Green Village Blok C RT.004/003 Kota Jakarta Utara

6) Surat Keterangan Dokter Bentuk KK4 Formulir 3b KK3 tanggal 31

Januari 2019 atas nama Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;

7) Surat Keterangan Pasien Nomor: 478/YANMED/RSH KMY/I/2019

tanggal 30 Januari 2018 atas nama Tuan Hari Agung Pratama dari RS

Hermina Kemayoran;

8) Pertimbangan Medis dr. Nila Pratiwi Ichsan, M.KM tanggal 9 April 2019;

9) Hasil pemeriksaan ulang Pengawas Ketenagakerjaan Kementerian

Ketenagakerjaan RI, yaitu:

a) Temuan:

Halaman 40 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama adalah

pekerja/karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur dengan jabatan

Engineering Finishing Work SPV yang ditempatkan di

departemen defect & Hand Over;

- Bahwa Sdr. Alm. Hari Agung Pratama diikutsertakan dalam

program Jaminan Kecelakaan Kerja yang diselenggarakan oleh

BPJS Ketenagakerjaan;

- Bahwa berdasarkan Resume Medis Pasien Pulang dan

Sertifikat Medis Penyebab Kematian dari RS. Hermina

Kemayoran Sdr. Alm. Hari Agung Pratama meninggal pada pukul

09.00 WIB disebabkan oleh Cardio Arrest (henti jantung);

- Bahwa berdasarkan pertimbangan medis dokter Nila Pratiwi

Ichsan M.KM (dokter Penasehat Pusat) tanggal 9 April 2019

menyatakan bahwa Sdr. Hari Agung Pratama meninggal di RS

Hermina Kemayoran pada tanggal 27 Januari 2018 pukul 09.00

WIB dengan diagnosa akhir henti jantung akibat VT/VF, yakni

kondisi dimana adanya gangguan implus listrik pada jantung

yang menyebabkan vertikel jantung berdenyut ceopat, yang

pada Sdr. Hari Agung Pratama kemudian berproses menjadi

asistole (tidak ada aktivitas listik dan mekanik pada jantung)

serta di tubuh Sdr. Hari Agung Pratama tidak ada luka lecet dan

luka memar pada tubuh korban;

b) Analisa:

- Berdasarkan Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah Nomor 44

Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Halaman 41 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian “Kecelakaan kerja

adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk

kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju

tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh

lingkungan kerja;

- Berdasarkan Romawi II angka 7 Kecelakaan kerja adalah

kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja,

termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,

demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan

berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke

rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui;

Bahwa suatu kasus dinyatakan kasus kecelakaan kerja apabila

terdapat unsur ruda paksa yaitu cedera pada tubuh manusia

akibat suatu peristiwa atau kejadian (seperti terjatuh, terpukul,

tertabrak dan lain-lain);

- Bahwa dalam Pasal 14 ayat (2) Permenaker No. 26 Tahun 2015

tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan

Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua

Peserta yang meninggal mendadak di tempat kerja dianggap

sebagai kecelakaan kerja dan berhak atas manfaat JKK sesuai

dengan peraturan perundang-undangan, apabila memenuhui

kreteria sebagai berikut:

a. Pekerja yang pada saat bekerja di tempat kerja tiba-tiba

meninggal dunia tanpa melihat penyebab dan penyakit yang

dideritanya;

Halaman 42 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

b. Pekerja yang pada saat bekerja di tempat kerja mendapat

serangan penyakit kemudian langsung dibawa ke dokter atau

unit pelayanan kesehatan atau rumah sakit dan tidak kurang

dari 24 (dua puluh empat ) jam kemudian meninggal dunia;

- Meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung Pratama pekerja/karyawan

PT. Mandiri Bangun Makmur disebabkan oleh Cardio Arrest (henti

jantung) saat sedang dalam perjalanan menuju proyek

pembangunan Menara Jakarta dari rumahnya bukan disebabkan

kecelakaan (tidak ada ruda paksa);

- Meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung Pratama pekerja/karyawan

PT. Mandiri Bangun Makmur juga tidak memenuhi unsur

meninggal mendadak di tempat kerja karena Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama mendapat serangan penyakit bukan ditempat kerja tetapi

di jalan saat menuju tempat kerja;

c) Kesimpulan:

Dari analisa tersebut diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut:

Bahwa kejadian meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung Pratama bukan

disebabkan kecelakaan kerja dan juga tidak memenuhi unsur

meninggal mendadak di tempat kerja karena tidak ditemukan

adanya roda paksa, namun meninggalnya Sdr. Hari Agung Pratama

disebabkan oleh Cardio Arrest (henti jantung) saat yang

bersangkutan dalam perjalanan menuju proyek pembangunan

Menara Jakarta dari rumahnya;

10) Dengan demikian, Kernenterian Ketenagakerjaan RI mengeluarkan

Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

Halaman 43 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 tentang Penetapan Bukan

Kecelakaan Kerja dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari

Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, Tergugat mohon kepada Yang Mulia Majelis

Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan mengadili

perkara Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT, berkenan memutus perkara a quo sebagai

berikut:

P E T I T U M :

1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor

KEP. 145/NAKER-BINWASK3/V/2019 tentang Penetapan Bukan Kecelakaan

Kerja dan Bukan Penyakit Akibat Kerja a.n. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta tanggal 9 Mei 2019 adalah

benar dan sah;

3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam

perkara ini;

Penggugat mengajukan replik tertulis pada tanggal 15 Oktober 2019 dan

terhadap replik Penggugat tersebut, Tergugat mengajukan duplik tertulis pada

tanggal 22 Oktober 2019;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat

telah mengajukan alat bukti berupa fotokopi surat-surat yang telah diberi meterai

cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya atau fotokopinya sehingga dapat

dijadikan sebagai alat bukti yang sah, dan diberi tanda Bukti P-1 sampai dengan

Bukti P-44, sebagai berikut:

1. Bukti P-1 : Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Nomor : KEP.145 / NAKER - BINWASK3 / V / 2019 Tentang

Halaman 44 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Penetepan Bukan Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat

Kerja An. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri

Bangun Makmur Jakarta, Ditetapkan Di Jakarta Pada Tanggal 9

Mei 2019. (fotokopi);

2. Bukti P-2 : Surat Dari BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Mangga Dua

yang ditujukan Kepada Pimpinan PT. Mandiri Bangun Makmur

Up. Bpk. Dede, Nomor : B/9194/072019, Perihal : Surat

Keputusan Menteri Ketenagakerjaan R.I. Nomor :

KEP.145/NAKER-BINWASK3/II/2019. (fotokopi sesuai dengan

salinan asli);

3. Bukti P-3 : Surat Kementerian Ketenagakerjaan RI Direktorat Jenderal

Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Dan Keselamatan

Kesehatan Kerja Nomor : B.363/BINWASK3-PNKJ/V/2019,

Tanggal 16 Mei 2019, Perihal Penetapan Bukan Kecelakaan

Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja an. Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama Karyawan PT. Mandiri Bangun Jakarta. (fotokopi);

4. Bukti P-4 : Kutipan Akta Nikah Nomor : 2077/18/XII/2007, Tanggal 7

Desember 2007. (fotokopi sesuai dengan salinan asli);

5. Bukti P-5 : Kartu Keluarga No. 3175072403111003, Tanggal 01 Juli 2015.

(fotokopi dari fotokopi);

6. Bukti P-6 : Surat Pernyataan Ahli Waris, Tanggal 14 Februari 2018. (fotokopi

sesuai dengan salinan asli);

7. Bukti P-7 : Formulir BPJS Ketenagakerjaan Laporan Kecelakaan Tahap I,

Tanggal 29 Januari 2018. (fotokopi);

8. Bukti P-8 : Formulir BPJS Ketenagakerjaan Laporan Kecelakaan Tahap II,

Tanggal 31 Januari 2018. (fotokopi);

Halaman 45 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

9. Bukti P-9 : Formulir BPJS Ketenagakerjaan Surat Keterangan Dokter

Bentuk KK4, Tanggal 31 Januari 2018. (fotokopi);

10.Bukti P-10 : Sertifikat Medis Penyebab Kematian, Tangga 27 Januari 2018.

(fotokopi);

11.Bukti P-11 : Berita Acara Saksi Kecelakaan, Tanggal 29 Januari 2018, yang di

tandatangani oleh Bapak Sumurung S Hutapea Selaku

Construktion Manager dan Bapak Handojo Hadi Bramantyo

selaku Inspector Staaf. (fotokopi);

12.Bukti P-12 : Berita Acara Kejadian yang ditandatangani oleIbu winner selaku

HR Manager Agung Sedayu Group. (fotokopi);

13.Bukti P-13 : Surat Agung Sedayu Group Surat Pengajuan Klaim Nomor

060/C.HRD/CB-BPJS-TK/III/18, Tanggal 09 Maret 2018.

(fotokopi);

14.Bukti P-14 :

Bukti P-14 A : Foto Keadaan Motor Bagian Depan Alm. Hari Agung Pratama.

(print out);

Bukti P-14 B : Foto Keadaan Motor Bagian Depan Spakbor Alm. Hari Agung

Pratama. (print out);

Bukti P-14 C : Foto Keadaan Motor Bagian Body Samping Alm. Hari Agung

Pratama. (print out);

Bukti P-14 D : Foto Keadaan Motor Bagian Tengah Sebelah Kiri Alm. Hari

Agung Pratama. (print out);

Bukti P-14 E : Foto Keadaan Motor Bagian Bawah Alm. Hari Agung Pratama.

(print out);

Bukti P-14 F : Foto Keadaan Motor Bagian Spion Alm. Hari Agung Pratama.

(print out);

Halaman 46 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Bukti P-14 G : Foto Keadaan Motor Bagian Knalpot Alm. Hari Agung Pratama.

(print out);

Bukti P-14 H : Foto Keadaan Motor Bagian Belakang Alm. Hari Agung Pratama.

(print out);

15.Bukti P-15 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Mangga Dua

Nomor: B/4418/032018 Yang Ditujukan Kepada Kepala Suku

Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Jakarta Utara, Tanggal 15

Maret 2018, Perihal : Bantuan Pengecekan Kasus Kecelakaan

a/n. Hari Agung Pratama. (fotokopi dari fotokopi);

16.Bukti P-16 : Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Suku Dinas Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara Nomor :

274/2018, Tanggal 28 Mei 2018, Tentang Kecelakaan Kerja Tau

Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Hari Agung Pratama Usia

39 Tahun Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH

Hasyim Green Village Blok C RT 004/003 Kota Administrasi

Jakarta Utara. (fotokopi dari fotokopi);

17.Bukti P-17 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga

Dua Yang Ditujukan Kepada Deputi direktur Wilayah DKI Jakarta

BPJS Ketenagakerjaan Nomor : B/14954/062018, Tanggal 06

Juni 2018, Perihal : Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja Atas

Nama Hari Agung Pratama. (fotokopi dari fotokopi);

18.Bukti P-18 : Surat Dari Agung Sedayu Group Yang Ditujukan Kepada Kepala

Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang jakarta Mangga Dua,

No.: 11/GROUP-HR/CB-IR/PEM/MBM/VI/2018, Tanggal 26 Juni

2018, Perihal : Penetapan Klaim Jaminan a/n Alm Hari Agung

Pratama. (fotokopi dari fotokopi);

Halaman 47 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

19.Bukti P-19 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Yang Ditujukan Kepada kepala

Dinas Ketenagakerjaan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta

Nomor : B/669/072018 Tanggal 25 Juli 2018, Perihal : Tindak

Lanjut Penetapan Klaim Meninggal a.n. Tn. Hari Agung Pratama.

(fotokopi dari fotokopi);

20.Bukti P-20 : Surat Agung Sedayu Group Yang Ditujukan Kepada

Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI Jakarta No.: 141/LGL-

DS&L/MBM/VIII/2018, Tanggal 14 Agustus 2018, Hal : Keberatan

Dan Somasi (Peringatan). (fotokopi dari fotokopi);

21.Bukti P-21 : Surat Agung Sedayu Group Yang Ditujukan Kepada Menteri

Ketenagakerjaan R.I. No.: 142/LGL-DS&L/MBM/VIII/2018,

Tanggal 14 Agustus 2018, Hal : Permohonan Menguatkan

Penetapan Kecelakaan Kerja an. Hari Agung Pratama. (fotokopi

dari fotokopi);

22.Bukti P-22 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga

Dua Yang Ditujukan Kepada deputi Wilayah DKI Jakarta BPJS

Ketenagakerjaan Nomor : B/29070/08/2018, Tanggal 20 Agustus

2018, Perihal : Keberatan dan Somasi PT. Agung Sedayu Group.

(fotokopi dari fotokopi);

23.Bukti P-23 : Surat Agung Sedayu Group Yang Ditujukan Kepada BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI Jakarta Nomor : 156/LGL-

DS&L/MBM/VIII/2018, Tanggal 24 Agustus 2018, Hal : Somasi

(Peringatan) Kedua dan Terakhir. (fotokopi dari fotokopi);

24.Bukti P-24 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Yang Ditujukan Kepada Direktur

PT. Mandiri Bangun Makmur Nomor B/799/082018, Perihal

Tindak Lanjut Penetapan Klaim Meninggal a/n Tn. Hari Agung

Pratama. (fotokopi dari fotokopi cap basah);

Halaman 48 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

25.Bukti P-25 : Surat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta

Yang Ditujukan Kepada Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan

Wilayah DKI Jakarta Nomor : 10260/-1.836.2, Tanggal 17

September 2018, Perihal Penetapan Kecelakaan Kerja. (fotokopi

dari fotokopi);

26.Bukti P-26 : Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor : 1651/-1.836.2,

Tanggal 17 September 2018, Tentang Penetapan Kecelakaan

Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung

Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH.

Hasyim Ashari Green Villager Blok C RT. 004/003 Jakarta Utara.

(fotokopi dari fotokopi);

27.Bukti P-27 : Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor : 1650/-1.386.2,

Tanggal 17 September 2018, Tentang Penetapan Jaminan

Kecelakaan Kerja Atas Nama Sdr. Hari Agung Pratama (Alm)

Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jl. KH. Hasyim Ashari

Green Villager Blok C RT. 004/003 Jakarta Utara. (fotokopi dari

fotokopi);

28.Bukti P-28 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI Jakarta Yang

Ditujukan Kepada Deputi Direktur Bidang Kebijakan Operasional

Program BPJS Ketenagakerjaan Nomor : B/880/092018, Tanggal

25 September 2018, Perihal : Tindak Lanjut Penetapan Klaim

Meninggal a/n. Tn. Hari Agung Pratama. (fotokopi dari fotokopi);

29.Bukti P-29 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga

Dua Yang Ditujukan Kepada Pimpinan PT. Mandiri Bangun

Makmur (Agung Sedayu Group) Nomor : B/3202/022019,

Halaman 49 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Tanggal 19 Februari 2019, Perihal : Tindaklanjut Klaim Meninggal

a/n Tn. Hari Agung Pratama. (fotokopi sesuai dengan salinan

asli);

30.Bukti P-30 : Surat Agung Sedayu Group Yang Ditujukan Kepada Kepala

Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Mangga Dua

No.: 02/GROUP-HR/IR/S.JAW/ASG/II/2019, Tanggal 20 Februari

2019, Hal : Tindaklanjut Klaim Jaminan Hari Agung Pratama.

(fotokopi dari fotokopi);

31.Bukti P-31 : Surat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Mangga

Dua Yang Ditujukan Kepada Pimpinan PT. Mandiri bangun

Makmur (Agung Sedayu Group) Nomor : B/9923/072019,

Tanggal 11 Juli 2019. (fotokopi dari fotokopi);

32.Bukti P-32 : Buku Tabungan BCA Atas nama Linda Lilianingsih. (fotokopi dari

fotokopi sesuai cetakan buku);

33.Bukti P-33 : Job description. (fotokopi sesuai dengan salinan asli);

34.Bukti P-34 : Surat Pernyataan Kronologis Kecelakaan Meninggalnya Alm.

Hari Agung Pratama Tanggal 29 November 2019. (fotokopi

sesuai dengan salinan asli);

35.Bukti P-35 : Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Pasal 1 angka 14

Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. (fotokopi);

36.Bukti P-36 : Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Pasal 1 angka 6

Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja

Dan Jaminan Kematian. (fotokopi);

37.Bukti P-37 : Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2015 Pasal

1 angka 9 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program

Halaman 50 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian Dan Jaminan

Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah. (fotokopi);

38.Bukti P-38 : Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 609

Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan

Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja. (fotokopi);

39.Bukti P-39 : Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 7 Tahun 2017 Pasal

1 angka 7 Tentang Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Indonesia. (fotokopi);

40.Bukti P-40 : Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.04/MEN/1993

Pasal 1 angka 4 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja. (fotokopi);

41.Bukti P-41 : Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :

03/Men/1998. (fotokopi);

42.Bukti P-42 : Sertifikat Medis Penyebab Kematian, tanpa tanggal. (fotokopi);

43.Bukti P-43 : Surat Keputusan No.SKP-012/CORPHR, Tanggal 22 Januari

2018, Tentang Penugasan yang ditandatangani oleh Winner

Selaku HR Operation Manager. (fotokopi sesuai dengan salinan

asli);

44.Bukti P-44 : Surat Pernyataan Kronologis Tanggal 05 Desember 2019.

(fotokopi sesuai dengan salinan asli);

Tergugat telah mengajukan alat bukti berupa fotokopi surat-surat yang telah

diberi meterai cukup serta telah dicocokkan dengan pembandingnya, masing-

masing diberi tanda T-1 s.d. T-34, sebagai berikut:

1. Bukti T-1 : Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan

Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun

Halaman 51 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

1948 Nomor 23 dari Repu-blik Indonesia untuk Seluruh

Indonesia. (fotokopi);

2. Bukti T-2 : Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan. (fotokopi);

3. Bukti T-3 : Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional. (fotokopi);

4. Bukti T-4 : Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial. (fotokopi);

5. Bukti T-5 : Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan

Jaminan Kematian. (fotokopi);

6. Bukti T-6 : Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2010 tentang Pengawasan

Ketenagakerjaan. (fotokopi);

7. Bukti T-7 : Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2015

tentang Tata Cara Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja,

Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta

Penerima Upah. (fotokopi);

8. Bukti T-8 : Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor: KEP.

145/NAKER-BINWASK3/V/2019 tanggal 9 Mei 2019 tentang

Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat

Kerja An. Alm. Sdr. Hari Agung Pratama Karyawan PT. Mandiri

Bangun Makmur. (fotokopi);

9. Bukti T-9 : Surat Kepala BPJS Cabang Jakarta Mangga Dua Nomor

B/4418/03/2018 tanggal 15 Maret 2018 yang ditujukan kepada

Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jakarta

Utara, perihal: Bantuan pengecekan kasus kecelakaan a/n Hari

Agung Pratama. (fotokopi dari fotokopi);

Halaman 52 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

10.Bukti T-10 : Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Suku Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara Nomor

274/2018 tanggal 28 Mei 2018 tentang Penetapan Kecelakaan

Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas Nama Hari Agung

Pratama Usia 39 Tahun Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur

Jalan KH Hasyim Ashari Green Village Blok C RT. 004/003 Kota

Administrasi Jakarta Utara. (fotokopi dari fotokopi);

11.Bukti T-11 : Surat Kepala BPJS Cabang Jakarta Mangga Dua Nomor

B/14954/06/2018 tanggal 6 Juni 2018 yang ditujukan kepada

Kepala Deputi Direktur Wilayah DKI Jakarta BPJS Ketenaga-

kerjaan, perihal Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja Atas

Nama Hari Agung Pratama. (fotokopi dari fotokopi);

12.Bukti T-12 : Surat Kepala BPJS Cabang Jakarta Mangga Dua Nomor

B/17385/07/2018 tanggal 6 Juli 2018 yang ditujukan kepada

Deputi Direktur Wilayah DKI Jakarta BPJS Ketenagakerjaan,

perihal: Tindak lanjut Penetapan Klaim Meninggal A/N Hari

Agung. (fotokopi dari fotokopi);

13.Bukti T-13 : Surat Deputi Direktur Wilayah DKI Jakarta BPJS Ketenaga-

kerjaan Nomor B/669/07/2018 tanggal 25 Juli 2018 yang

ditujukan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi DKI Jakarta, perihal: Tindak Lanjut Penetapan Klaim

Meninggal a/n Tn Hari Agung Pratama. (fotokopi dari fotokopi);

14.Bukti T-14 : Surat PT. Mandiri Bangun Makmur (Agung Sedayu Gorup) No.

141/LGL.DS&L/MBM/VIII/ 2018 tanggal 14 Agustus 2018 yang

ditujukan kepada Deputi Direktur Wilayah DKI Jakarta BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Wilayah DKI Jakarta, perihal Keberatan

dan Somasi (Peringatan). (fotokopi dari fotokopi);

Halaman 53 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

15.Bukti T-15 : Surat Kepala Kantor Cabang Jakarta Mangga Dua BPJS

Ketenagakerjaan Nomor: B/29070/08/2018 tanggal 20 Agustus

2018 yang ditujukan Deputi Direktur Wilayah DKI Jakarta BPJS

Ketenagakerjaan, perihal: Keberatan dan Somasi PT. Mandiri

Banguna Makmur. (fotokopi dari fotokopi);

16.Bukti T-16 : Surat Deputi Direktur Wilayah DKI Jakarta BPJS Ketenaga-

kerjaan Nomor B/799/08/ 2018 tanggal 28 Agustus 2018 yang

ditujukan Direktur PT. Mandiri Bangun Makmur, perihal: Tindak

Lanjut Penetapan Klaim a/n Hari Agung Pratama. (fotokopi dari

fotokopi);

17.Bukti T-17 : Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan

Trans-migrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor 1650/-1.386.2 tentang

Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja Atas Nama Hari Agung

Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jalan KH

Hasyim Ashari Green Village Blok C RT. 004/003 Jakarta Utara.

(fotokopi dari fotokopi);

18.Bukti T-18 : Penetapan Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor 1651/-1.836.2 tentang

Penetapan Kecelakaan Kerja Atau Bukan Kecelakaan Kerja Atas

Nama Hari Agung Pratama (Alm) Karyawan PT. Mandiri Bangun

Makmur Jalan KH Hasyim Ashari Green Village Blok C RT.

004/003 Jakarta Utara. (fotokopi dari fotokopi);

19.Bukti T-19 : Surat Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

DKI Jakarta Nomor 10266/-1.836.2 tanggal 17 September 2018

yang ditujukan kepada Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan

Wilayah DKI Jakarta, perihal: Penetapan Kecelakaan Kerja.

(fotokopi dari fotokopi);

Halaman 54 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

20.Bukti T-20 : Laporan Kecelakaan Tahap I oleh BPJS Ketenagakerjaan.

(fotokopi sesuai dengan salinan asli);

21.Bukti T-21 : Laporan Kecelakaan Tahap II oleh BPJS Ketenagakerjaan.

(fotokopi sesuai dengan salinan asli);

22.Bukti T-22 : Surat Keterangan Dokter Bentuk KK4 oleh BPJS

Ketenagakerjaan tanggal 31 Januari 2018. (fotokopi sesuai

dengan salinan asli);

23.Bukti T-23 : Berita Acara Kejadian tanggal 27 Januari 2018 jam 09.00 WIB

mengenai telah terjadi kecelakaan kerja pada karyawan atas

nama Hari Agung Pratama yang dibuat oleh Sdr. Winner (HR

Manager PT. Mandiri Bangun Makmur). (fotokopi sesuai dengan

salinan asli);

24.Bukti T-24 : Berita Acara Saksi Kecelakaan Kerja tanggal 27 Januari 2018

jam 10.00 WIB mengenai telah terjadi kecelakaan kerja pada

karyawan atas nama Hari Agung Pratama yang dibuat oleh Saksi

I, Sumurung S Hutapea dan Saksi II, Handojo Hadi Bramantyo.

(fotokopi sesuai dengan salinan asli);

25.Bukti T-25 : Surat Pernyataan Sdr. Haris Budiman bertanggal 30 Januari

2018 yang menyatakan melihat sesorang terbaring dipinggir jalan

raya yang sedang ditolong oleh orang sekitar jam 7.50 WIB

tanggal 27 Januari 2018 dan didampingi oleh rekan kerja Bapak

Handojo Hadi Bramantyo dan pernyataan dimaksud dibuat pada

tanggal 30 Januari 2018. (fotokopi dari fotokopi);

26.Bukti T-26 : Surat Pernyataan Sdr. Linda Lilianingsih, ST (ahli waris Sdr. Hari

Agung Pratama) bertanggal 30 Januari 2018 yang menyatakan

Sdr. Hari Agung Pratama telah mengalami kecelakaan kerja dan

Halaman 55 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

pada ± 09.00 WIB dinyatakan meninggal dunia oleh RS Hermina

Kemayoran. (fotokopi sesuai dengan salinan asli);

27.Bukti T-27 : Surat Pernyataan Sdr. Winner M. Parulian (HR Manager)

bertanggal 30 Januari 2018 yang menyatakan Sdr. Hari Agung

Pratama adalah karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur dan

ditugaskan ke Royale Menara Jakarta Kemayoran serta

mendapat info pada pukul 10.00 WIB ybs meninggal dunia di RS

Hermina Kemayoran. (fotokopi sesuai dengan salinan asli);

28.Bukti T-28 : Surat Pernyataan Sdr. Handojo Hadi Bramantyo bertanggal 30

Januari 2018 yang menyatakan dapat cerita teman saya Sdr.

Haris B bahwa ada kecela-kaan di jalan area proyek MJ sekitar

jam 07.50 WIB tanggal 27 Januari 2018 kemudian lokasi untuk

memastikan informasi tersebut, namun sudah tidak ada. (fotokopi

sesuai dengan salinan asli);

29.Bukti T-29 : Surat Pernyataan Sdr. Sumurung S. Hutapea bertanggal 30

Januari 2018 yang menyatakan mengenai kronologi wafatnya

Almarhum (karyawan Agung Sedayu Group). (fotokopi sesuai

dengan salinan asli);

30.Bukti T-30 : Job Identification (Identitas) Jabatan Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama berbulan Mei 2017. (fotokopi sesuai dengan salinan

asli);

31.Bukti T-31 : Rincian Gaji Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur atas nama

Hari Agung Pratama yang dibuat oleh Sdr Nia Veronika Gunawan

bertanggal 31 Januari 2019. (fotokopi sesuai dengan salinan

asli);

Halaman 56 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

32.Bukti T-32 : Formulir Dokter Penasehat yang dibuat oleh Dr. Nila Pratiwi

Ichsan, MKM bertanggal 9 April 2019. (fotokopi sesuai dengan

salinan asli);

33.Bukti T-33 : Laporan Pemeriksaan Kasus Banding a.n. Hari Agung Pratama

Pekerja PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta. (fotokopi sesuai

dengan salinan asli);

34.Bukti T-34 : Surat Sdr. Dr. Fernando Silalalhi, ST, SH, LL.M., MH, CLA

(Kuasa Hukum SDr. Linda Lilianingsih, ST.) pada Fernando

Silalhi & Partners Advocates & Legal Consultants melalui surat

Nomor 015/LFS/K/VIII/ 2019 tanggal 9 Agustus 2019, Perihal:

Keberatan terhadap Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan

RI Nomor: KEP. 145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tanggal 09 Mei

2019 Tentang Penetapan Bukan Kece-lakaan Kerja dan Bukan

Penyakit Akibat Kerja An. Alm. Sdr. HARI AGUNG PRATAMA

Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta. (fotokopi sesuai

dengan salinan asli);

Menimbang, bahwa disamping surat-surat bukti, Penggugat di persidangan

telah mengajukan 2 (dua) orang saksi bernama WINNER MARDOHAR PARULIAN

dan JHONI HENDRI RIZANO, telah memberikan keterangan di bawah sumpah

atau janji menurut agama dan kepercayaannya dan 1 (satu) orang ahli yang

bernama MANOTAR TAMPUBOLON, S.H., M.H. telah memberikan pendapat

dibawah sumpah, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut:

SAKSI I WINNER MARDOHAR PARULIAN:

- Bahwa saksi bekerja di Agung Sedayu Group sebagai HR Unit Operator

CHRD 2 (Human Resource);

Halaman 57 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa saksi menangani bagian HRD untuk divisi CHRD 2 yang merupakan

singkatan dari Commercial Highest Development dimana agung sedayu grup

sebagai salah satu properti pengembang swasta yang membangun bangunan-

bangunan tinggi disitu saya yang menangani khusus untuk pekerja proyeknya;

- Bahwa saksi mengenal Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;

- Bahwa saksi tidak mengenal istri dari Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

sebelumnya;

- Bahwa saksi mengetahui bahwa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama bekerja

didepartemen salah satu divisi dibawah CHRD2, lebih menangani masalah

kualitas dan proses kerja dari orang proyek;

- Bahwa saksi mengetahui Alm. Sdr. Hari Agung Pratama bekerja dari tahun

2015, sejak tahun 2016 Alm. Sdr. Hari Agung Pratama bertugas di proyek

sektor 8 di Senopati dan pada saat terjadinya kecelakaan Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama ditugaskan ke proyek Menara Jakarta;

- Bahwa saksi mengetahui Alm. Sdr. Hari Agung Pratama merupakan anggota

pada BPJS Ketenagakerjaan yang didaftarkan secara resmi oleh perusahaan;

- Bahwa saksi mengetahui adanya pembayaran iuran anggota BPJS

Ketenagakerjaan yang ditelah tersistem melalui payroll gaji yang dikenakan

potongan BHT sebesar 20/25% pada setiap bulannya;

- Bahwa saksi tidak mengetahui secara rinci mengenai kecelakaan yang dialami

oleh Alm. Sdr. Hari Agung Pratama karena sedang libur dan hanya dikabari

atasan langsung Alm. Sdr. Hari Agung Pratama melalui sambungan telephone;

- Bahwa saksi mengetahui yang pertama datang mengunjungi Alm. Sdr. Hari

Agung Pratama di Rumah Sakit adalah rekan-rekan almarhum yang bekerja di

proyek Menara Jakarta dan rekan-rekan di Harco yang bekerja pada divisi lain;

- Bahwa saksi tidak mengetahui kondisi tubuh terakhir Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama setelah mengalami kecelakaan saat berada di Rumah Sakit;

Halaman 58 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa saksi mengetahui yang melihat kondisi terakhir Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama adalah Pak Sumurung Hutapea dan Pak Handoyo yang bekerja

sebagai Construction Manager di Proyek Menara Jakarta;

- Bahwa saksi yang melaporkan mengenai adanya kecelakaan kerja yang

dialami Alm. Sdr. Hari Agung Pratama pada BPJS Ketenagakerjaan;

- Bahwa saksi yang mempersiapkan berkas-berkas seperti Berkas Formulir 3A,

Berita Acara Kronologis Kejadian, Surat Keterangan Saksi Kejadian dan Surat

Keterangan Dokter dan Surat Kematian untuk melengkapi syarat-syarat dalam

pengajuan klaim terkait kecelakaan kerja yang dialami Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama pada BPJS Ketenagakerjaan;

- Bahwa saksi mengetahui dan berada ditempat pada saat pihak BPJS

Ketenagakerjaan melakukan pengecekan di lapangan dan mewawancarai

saksi-saksi yang terkait untuk melakukan verifikasi atau pendataan;

- Bahwa saksi mengetahui pihak BPJS Ketenagakerjaan melakukan verifikasi

kepada saksi yang berada di Rumah Sakit Hermina Kemayoran dan bukan

kepada saksi yang melihat kejadian langsung atau pada saat kecelakaan

terjadi;

- Bahwa saksi tidak mengetahui mengenai BPJS Ketenagakerjaan mengirim

surat ke Sudin Ketenagakerjaan perihal masalah pengecekan;

- Bahwa saksi tidak mengetahui mengenai detail surat tanggapan dari pihak

BPJS Ketenagakerjaan dan hanya menerima tembusannya karena langkah

selanjutnya ditangani oleh bagian IR atau divisi lainnya;

- Bahwa saksi mengakui telah membuat laporan adanya kecelakaan terkait

dengan Bukti T-27 namun tidak memberikan pernyataan yang menjelaskan

tentang adanya kecelakaan kerja;

Halaman 59 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa saksi mengetahui selama mengenal Alm. Sdr. Hari Agung Pratama,

semasa hidupnya tidak pernah menunjukkan gejala sakit ataupun keluhan

sakit;

SAKSI II JHONI HENDRI RIZANO:

- Bahwa saksi kedua adalah saksi yang mendengar langsung terjadinya

kecelakaan dan melihat langsung kondisi terakhir Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama;

- Bahwa saksi bekerja sebagai Chief Security pada Proyek Menara Jakarta di

PT Agung Sedayu Group;

- Bahwa saksi bertugas untuk menjaga keamanan internal di Proyek Menara

Jakarta dan mengetahui lingkungan di sekitar karena saling terkait;

- Bahwa saksi tidak mengenal Alm. Sdr. Hari Agung Pratama sebelumnya;

- Bahwa saksi tidak mengenal istri dari Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

sebelumnya;

- Bahwa saksi ditugaskan oleh atasan saksi yaitu Pak Sumurung Hutapea untuk

menunggu kedatangan Alm. Sdr. Hari Agung Pratama di Proyek Menara

Jakarta yang telah ditugaskan untuk melakukan checklist bersama antara

distrik Sektor 8 dengan Proyek Menara Jakarta;

- Bahwa saksi selama menunggu kedatangan Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

tetap melanjutkan rutinitas seperti biasa sesuai dengan tupoksi nya;

- Bahwa saksi mendengar adanya kecelakaan dari informasi yang disampaikan

oleh pengemudi ojek online yang ditemui saat bertugas memantau kondisi

sekitar Proyek Menara Jakarta namun tidak mengetahui siapa yang telah

mengalami kecelakaan tersebut;

- Bahwa saksi tidak melihat langsung kecelakaan yang dialami Alm. Sdr. Hari

Agung Pratama;

Halaman 60 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa saksi mengetahui Alm. Sdr. Hari Agung Pratama telah berada di

Rumah Sakit karena mengalami kecelakaan dari informasi yang disampaikan

langsung oleh atasan saksi yaitu Pak Sumurung Hutapea;

- Bahwa saksi mengetahui kondisi terakhir Alm. Sdr. Hari Agung Pratama di

bagian tubuh almarhum terdapat luka memar pada lutut sebelah kiri akibat dari

gesekan aspal;

- Bahwa saksi mengakui datang langsung ke Rumah Sakit Hermina Kemayoran

atas inisiatif sendiri untuk menjenguk Alm. Sdr. Hari Agung Pratama dan untuk

berbela sungkawa kepada keluarga almarhum;

- Bahwa saksi berada di Rumah Sakit Hermina Kemayoran menunggu Alm. Sdr.

Hari Agung Pratama sampai hingga jenazah almarhum dimasukkan ke dalam

ambulance untuk menuju rumah duka dan saksi kembali bertugas di Proyek

Menara Jakarta;

- Bahwa saksi mengetahui yang membawa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

adalah rombongan pengemudi ojek online dari informasi yang didapat oleh

masyarakat sekitar;

- Bahwa saksi tidak menemukan pihak (saksi) yang melihat atau menyaksikan

kejadian langsung mengenai kecelakaan yang dialami Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama;

AHLI MANOTAR TAMPUBOLON, S.H., M.H. :

-Bahwa Ahli merupakan Dosen Tetap di Universitas Kristen Indonesia yang nantinya

akan menerangkan mengenai Hukum Tata Acara, tentang Hirarki

Ketatanegaraan, maupun Undang-Undang dan Peraturan Menteri yang terkait

dalam perkara ini;

-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Pasal 47 adalah tentang Kekuasaan Peradilan

TUN, Peradilan TUN dalam hal ini mempunyai tugas sebagai Justicial dan

Halaman 61 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

memiliki fungsi TUN, misalnya memiliki tugas pokok itu ada 6 yaitu menerima,

memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan sengketa TUN berikutnya juga

meneruskan sengketa-sengketa TUN pada Peradilan Tingkat Tinggi yang

berwenang, kemudian juga memiliki tugas pokok itu sebagai peningkatan

kualitas dan profesionalitas di internal itu sendiri, meningkatkan kepercayaan

masyarakat termasuk pelaksanaan tentang organisasi dalam Peradilan TUN,

termasuk juga pembinaan calon-calon Hakim TUN, kemudian juga yang

menjadi fungsi TUN melakukan pembinaan program fungsional dan lainnya

dan melakukan pengawasan serta pelaksanaan tugas dalam tingkah laku

Hakim;

-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai tenggang waktu dalam mengajukan gugatan,

bagi pihak kedua yang tidak setuju dengan Keputusan TUN adalah 90 hari

sejak KTUN itu diterima sedangkan bagi pihak ketiga yang berkentingan

tenggang waktunya adalah 90 hari sejak KTUN itu diumumkan,

permasalahannya adalah prakteknya dalam pemerintahan belum ada suatu

ketentuan yang baku dan pasti tentang tata cara pengumuman suatu KTUN,

hal ini berpotensi merugikan pihak ketiga dalam yang sesungguhnya punya

kepentingan terhadap terbitnya KTUN itu sendiri karena tidak mengetahui

secara langsung, berdasarkan kondisi demikian maka diterbitkannya SEMA

yang pada pokoknya mengatur bagi pihak ketiga yang tidak ditunjuk oleh

KTUN itu sendiri perhitungannya 90 hari sejak yang bersangkutan mengetahui

adanya Keputusan atapun yang merasa dirugikan dengan dikeluarkannya

KTUN tersebut;

-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) ini bukan

hanya diatur dalam Permenaker namun juga ada dalam Undang-Undang, jadi

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah jaminan sosial yang diselenggarkan

secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial bahwa peserta mendapat

Halaman 62 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

pelayanan kesehatan maupun santunan uang tunai apabila peserta tersebut

mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat pekerjaan namun

pada prinsipnya asuransi sosial ini meliputi kegotong-royangan antara yang

kaya dan miskin, pemerataanya yang sakit dan sehat serta yang tua dan

muda, yang beresiko tinggi dan rendah, kedua kepesertaan yang bersifat

wajib dan tidak selektif, ketiga Iuran berdasarkan prosentasi upah atau

penghasilan, pada Pasal 1 Ayat 4, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang

terjadi berhubung dengan hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul

karena hubungan kerja dan demikian pun kecelakaan yang terjadi pada saat

perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan juga pulang

kerumah melalui jalan yang biasa, hal yang sama diatur dalam Pasal 156

Undang-Undang No 13 Tahun 2003 atau Undang-Undang Ketenagakerjaan

dalam hal hubungan kerja berakhir karena pekerja itu meninggal dunia upah

diwariskan diberikan sejumlah yang perhitungannya sama dengan dua kali

uang pesangon yang ditetapkan berdasarkan masa kerja. Karena yang

mengatur Undang-Undang Ketenagakerjaan ini banyak aturannya baik

setingkat Undang-Undang ataupun dibawah setingkat Peraturan;

-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Jaminan Kecelakaan Kerja yang telah diatur

dalam Peraturan Menteri Nomor 4 Tahun 1993 tentang Jaminan Sosial

Kecelakaan Kerja dipandang perlu sebagai perlindungan jaminan kecelakaan

kerja bagi tenaga kerja yang belum mendapat perlindungan misalnya

pertimbangan pertama adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun1992 tentang

Jaminan Sosial Kecelakaan Kerja kemudian Peraturan Peraturan Pemerintah

Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga

Kerja, pembentukan Permen ini didasarkan pada prinsip resiko pekerjaan,

yang merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap tenaga kerja tersebut

terjadi atau tertimpa kecelakaan kerja;

Halaman 63 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional, dikatakan bahwa kecelakaan kerja yang

terjadi berhubung dalam hubungan kerja dan termasuk kecelaakan yang

terjadi dalam perjalanan dari rumah ke tempat kerja juga sebaliknya dan

penyakit yang disebabkan dari lingkungan kerja juga termasuk penyakit yang

timbul serta termasuk tugas-tugas yang diberikan oleh kantor ataupun tugas

keluar kantor, ini semua termasuk bagian dari kecelakaan kerja yang harus

dipertanggungjawabkan oleh kantor;

-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional, Pasal 1 Ayat 14 dikatakan kecelakaan kerja

itu semua kejadian yang terjadi dalam hubungan kerja termasuk kecelakaan

yang terjadi dalam perjalanan dari rumah dan perjalanan ke rumah, jika terjadi

kecelakaan adalah merupakan kecelakaan kerja, untuk menilai apakah

kecelakaan itu sebenarnya akibat dari sebuah resiko pekerjaan atau memang

si pekerja sejak awalnya ada riwayat penyakit maka itu diluar wewenang kami

untuk menilai;

-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Keputusan Menteri tidak keliatan dalam struktur

perundang-undangan, baik dari Tap MPR II Tahun 1996 dan Tap MPR III

Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 dan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 yang mengatur Tata Urutan Perundang-Undangan di

Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Pasal 7 Ayat 1

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Jenis dan Hierarki

Peraturan Perundang-undangan terdiri atas, yang pertama Undang-Undang

Dasar Tahun 1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah

Pengganti Uundang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,

Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten. Dapat dilihat

dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 bahwa SK Menteri itu tidak

Halaman 64 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

tampak atau tidak kelihatan di mana posisi SK Menteri tapi ada Pasal 8 Ayat 1

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 disebutkan Peraturan yang ditetapkan

oleh MPR termasuk DPR, DPD, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi,

Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial Indonesia, Menteri, Badan atau

Lembaga maupun Komisi setingkat artinya SK Menteri ada dalam Hierarki

namun tidak disebut secara eksplisit;

-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Pasal 8 Ayat 1 bahwa phrase Menteri

merupakan produk yang dikeluarkan oleh Menteri baik berupa Peraturan yang

dikeluarkan oleh Menteri;

-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis

yaitu undang-undang yang paling tinggi akan menyampingkan undang-undang

yang lebih rendah, ada tangga aturan, yang lebih tinggi peraturan

kedudukanya tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih rendah

dan jika terjadi maka tidak valid atau tidak sah, norma hukum yang lebih

rendah mencari validitas norma hukum yang lebih tinggi contohnya itu SK

Menteri bertentangan dengan undang-undang karena tidak boleh

bertentangan dengan norma yang lebih tinggi darinya;

-Bahwa Ahli menjelaskan setelah dilihat dan dipelajari mengenai Surat Keputusan

Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019

banyak bertentangan dengan Peraturan dan Undang-Undang yang berada

diatasnya termasuk dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Undang-

Undang Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja;

-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai kekuatan norma yang mengatur sistematika

atau struktur peraturan yang ada di Indonesia. Karena bukan aturan

sembarangan ada beberapa undang-undang yang mengatur itu termasuk Tap

MPR menyebutkan kalau norma saling bertentangan otomatis norma yang

Halaman 65 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

paling rendah itu invalid maksudnya kalau suatu Keputusan Menteri yang

bertentangan dengan suatu Undang-Undang yang mengatur Ketenagakerjaan

maka dua aturan yang dibawahnya itu invalid dan yang kedua itu kalau dilihat

dari bentuk Keputusan Menteri Ketenagakerjaan ini bertentangan dengan

Undang-Undang Ketenagakerjaan itu sendiri karena dijelaskan kecelakaan

kerja termasuk didalam pekerjaan, dluar pekerjaan saat dia pergi ke kantor

dan saat dia pulang ke rumah, kalau Objek Sengketa ini menyebutkan hal

tersebut bukan termasuk kecelakaan kerja tentunya dia sudah melanggar

aturan yang lebih tinggi diatasnya yaitu melanggar Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menjadi sumber wewenang

terbentuknya Keputusan Menteri Ketenagakerjaan itu sendiri karena Menteri

Ketenagakerjaan mengeluarkan adalah itu alas hukum atau pijakannya jadi

jika melanggar aturan tersebut, bagaimana mungkin dianggap sah;

-Bahwa Ahli menjelaskan terdapat 2 undang-undang yang bertentangan yaitu

Undang- Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja, norma yang ada dalam undang-undang bertentangan

dengan norma yang ada dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor

KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019;

-Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan khusunya Pasal 86 Ayat 1 yaitu 1. setiap

pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas a.

keselamatan dan kesehatan kerja, b. moral dan kesusilaan dan c. perlakuan

yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. 2.

untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas

kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

Halaman 66 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

3. perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2 dilaksanakan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

-Bahwa Ahli menjelaskan ada konflik norma antara Keputusan Menteri

Ketenagakerjaan dengan Undang-Undang diatasnya termasuk Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 1992 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja;

-Bahwa Ahli menjelaskan ada pertentangan berbagai hal termasuk adanya

perbedaan definisi mengenai Kecelakaan Kerja, karena definisi Kecelakaan

Kerja di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertentangan dengan aturan yang

dibawahnya yaitu definisi Kecelakaan Kerja didalam Objek Sengketa;

-Bahwa Ahli menjelaskan bahwa definisi kecelakaan kerja menurut Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta Undang-Undang Nomor

23 Tahun 1992 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah kecelakaan

kerja itu semua kejadian yang terjadi berhubung dalam hubungan kerja

termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju kantor

maupun sebaliknya pada saat perjalanan ke rumah, jika terjadi kecelakaan itu

merupakan kecelakaan kerja, jadi apa yang dialami Alm Sdr. Hari Agung

Pratama itu adalah murni kecelakaan kerja menurut undang-undang, karena

kedua undang-undang tersebut merupakan landasan terbentuk Undang-

Undang Ketenagakerjaan, bagaimana Menteri Ketenagakerjaan membuat

Keputusan yang bertentangan dengan Undang-Undang yang dijadikan acuan;

Menimbang, bahwa disamping surat-surat bukti, Tergugat di persidangan telah

mengajukan 2 (dua) orang saksi bernama dr. NILA PRATIWI ICHSAN dan RIZKA

AYUNI, telah memberikan keterangan di bawah sumpah / janji menurut agama dan

Halaman 67 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kepercayaannya dan 1 (satu) orang ahli yang bernama DR. MUZAKIR., telah

memberikan pendapat dibawah sumpah, yang pada pokoknya adalah sebagai

berikut:

SAKSI I dr. NILA PRATIWI ICHSAN:

- Bahwa saksi tidak mengenal Alm. Sdr. Hari Agung Pratama sebelumnya;

- Bahwa saksi tidak mengenal istri dari Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

sebelumnya;

- Bahwa saksi tidak mengetahui kejadian langsung mengenai kecelakaan yang

dialami oleh Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;

- Bahwa saksi adalah seorang dokter yang bertugas sebagai pengawas

ketenagakerjaan yang memberikan pertimbangan medis dari Formulir KK 4

terkait dengan Bukti T-32;

- Bahwa saksi yang melakukan analisa terkait dengan tugas saksi di BPJS

Ketenagakerjaan;

- Bahwa saksi mengetahui mengenai duduk perkara ini yaitu tentang kasus

banding penetapan keputusan dari Menteri Ketenagakerjaan yang

menetapkan bahwa ini bukan termasuk kecelakaan kerja dan ada pihak-pihak

yang merasa tidak puas atas keputusan tersebut;

- Bahwa saksi yang melakukan verifikasi dan pengecekan data untuk

memperoleh bukti-bukti data medis dan menggali keterangan dari rumah sakit

mengenai kecelakaan yang dialami Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;

- Bahwa saksi mengetahui mengenai meninggalnya Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama di Rumah Sakit Hermina pada tanggal 27 Januari 2018 pukul 9 pagi

dari keterangan yang diberikan oleh Dokter Agnes (Manajer Pelayanan Medis

RS Hermina Kemayoran) pada saat membacakan rekam medis almarhum;

Halaman 68 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa saksi juga melakukan wawancara kepada beberapa saksi mengenai

detail kronologis kecelakaan yang dialami oleh Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;

- Bahwa saksi mendengar kronologis terjadinya kecelakaan melalui informasi

dari saksi-saksi maupun keterangan dari Dokter Agnes yang membacakan

rekam medis almarhum yaitu ada seorang tenaga kerja mengalami suatu

peristiwa yang kemudian dilakukan pertolongan pertama oleh masyarakat

sekitar dan dibawa ke Rumah Sakit Hermina Kemayoran dan sampai di

Rumah Sakit masuk UGD pada pukul 8.25 dan langsung ditangani oleh

beberapa tenaga medis, waktu dibawa kondisinya sudah tidak sadar dan

dalam pemeriksaan tidak ada nadi dan tidak ada nafas, memang ketika kondisi

seperti itu mungkin masyarakat awam menilai bahwa korban itu sudah

meninggal tapi dalam penanganan di UGD di pasang EKG yaitu monitor untuk

mendeteksi aktivitas dari jantung ternyata di monitor EKG nya masih terlihat

gambaran gelombang di monitor EKG dan di situ dianalisa terjadi ventrikel

takikardi, jadi ventrikel takikardi itu adalah suatu kondisi dimana bilik jantung

itu berdenyut sangat cepat, jantung itu ada ruang-ruangnya dan masing-

masing ruang itu harus sinkron pergerakannya supaya dia bisa mengalirkan

darah ke seluruh tubuh, karena terjadi suatu ruang dari jantung itu berdenyut

sangat cepat jadi akhirnya tidak sinkron dengan ruang yang lain sehingga

kemampuan jantung untuk memompa ke seluruh tubuh itu jadi tidak optimal;

- Bahwa saksi mengetahui mengenai kondisi terakhir Alm. Sdr. Hari Agung

Pratama dari analisa rekam medis yang dibacakan oleh Dokter Agnes yaitu

pada waktu sampai di UGD, jantung pasien masih terlihat ada aktivitas fisik

dan aktivitas listriknya, karena di UGD,Dokter yang memeriksa menyampaikan

ini adalah suatu kegawatdaruratan jantung maka dilakukan tindakan resusitasi

adalah bagaimana supaya jantung dan paru tetap berfungsi kembali seperti

semula, karena masih ada gambaran di monitor EKGnya, kemudian dilakukan

Halaman 69 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

atau diberikan alat kejut dengan harapan supaya jantung itu bisa berdenyut

lagi dengan normal, setelah itu dilihat dari gambar-gambaran di monitor bahwa

jantung masih ada aktivitas listrik nya tapi sudah tidak ada aktivitas fisik nya,

berdasarkan keterangan yang diberikan dari pihak rumah sakit, kemudian

yang bersangkutan dilakukan intubasi yaitu membuka saluran nafas dengan

memasukkan selang ke dalam rongga mulut sebagai saluran pernafasan

sehingga oksigennya bisa masuk ke dalam paru-paru, kemudian diberikan

juga suntikan epinefrin yang berfungsi untuk merangsang supaya jantung itu

berdenyut namun selama 30 menit tindakan dilakukan secara intensif tidak

ada respon, mesin EKG menunjukkan flat atau datar yang artinya jantungnya

tidak bekerja lagi, pupil mata melebar yang menandakan bahwa fungsi otot

sudah tidak ada sehingga berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Dokter

bahwa Alm. Sdr. Hari Agung Pratama dinyatakan telah meninggal dunia pada

pukul 09.00 hari sabtu tanggal 27 Januari 2018;

- Bahwa saksi tidak dapat memperoleh izin untuk melihat langsung rekam medis

Alm. Sdr. Hari Agung Pratama dan rekam medis hanya boleh dibacakan dan

diberikan melalui keterangan yang disampaikan oleh pihak Rumah Sakit

karena terikat oleh aturan serta adanya regulasi yang terkait;

- Bahwa saksi tidak mewawancarai dokter yang memeriksa atau menangani

langsung Alm. Sdr. Hari Agung Pratama tetapi hanya mendengarkan

keterangan yang disampaikan oleh Dokter Agnes yang merupakan Manajer

Pelayanan Medis pada Rumah Sakit Hermina Kemayoran;

- Bahwa saksi mendengar keterangan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit

dan berdasarkan resume pulang medis dari pasien pulang, kemudian dari

surat keterangan KK 4 tentang kondisi fisik pasien bahwa korban tidak

sadarkan diri, tidak ada nadi, tidak ada nafas, kemudian juga tidak ada luka

lecet, dan luka memar pada tubuh korban;

Halaman 70 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa saksi mengakui melakukan verifikasi, datang ke Rumah Sakit Hermina

Kemayoran pada bulan Januari 2019 dan terjadinya kecelakaan pada tanggal

27 Januari 2018;

- Bahwa saksi menjelaskan hingga saat ini rekam medis Alm, Sdr. Hari Agung

masih ada di Rumah Sakit Hermina Kemayoran namun pihak saksi tidak

diperkenankan untuk melihatnya;

- Bahwa saksi adalah dokter umum dengan gelar sarjana dokter dan magister

kesehatan masyarakat;

- Bahwa saksi mengakui pernah mengikuti program PTT (Pegawai Tidak Tetap)

selama 2 tahun, lalu membuka praktek di Makassar, kemudian berpraktek di

rumah sampai dengan izin praktek selesai di tahun 2017;

- Bahwa saksi menjelaskan pemberian obat epinefrin tergantung diagnosa

kondisi jantung yang dialami, khususnya diberikan jika ada kegawatdaruratan

jantung, tujuan diberikan obat epinefrin untuk merangsang denyut jantung agar

dapat memompa kembali;

- Bahwa saksi menjelaskan pemberian obat epinefrin hanya dapat dilihat ketika

di pasang alat EKG, sehingga dapat terlihat ventrikel takikardi, penyebab

ventrikel takikardi berbagai macam namun lebih banyak berhubungan dengan

jantung, misalnya ada penyakit jantung, otot jantung yang bermasalah, atau

ada penyakit jantung koroner, kemudian salah satunya ada penimbunan ve di

otot jantung sehingga jantung itu berdenyut tidak baik;

- Bahwa saksi menjelaskan ketika Dokter Agnes membacakan rekam medis

Alm. Sdr. Hari Agung Pratama, tidak ada tindakan lain yang dilakukan selain

resusitasi, karena yang terjadi yaitu ada kegawatdaruratan jantung, maka yang

dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada;

- Bahwa saksi menjelaskan mengenai kondisi normal ketika jantung berdetak

dengan cepat standarnya 60-90, jika lebih dari itu harus dicari tahu

Halaman 71 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

penyebabnya kenapa, agar dapat dilakukan tindakan untuk membuat jantung

kembali normal, karena ketika jantung berdetak dengan cepat maka antar

ruang tidak sinkron detak nya, yang akan menyebabkan kemampuan dalam

menyuplai darah ke tubuh menjadi berkurang;

- Bahwa saksi menjelaskan mengenai kondisi normal ketika jantung berdetak

sangat cepat, akan berbeda kondisinya jika dialami oleh seorang yang dalam

keadaan tidak sadar dan tidak ada nafas;

- Bahwa saksi yang membuat laporan diagnosa akhir setelah memverifikasi

data-data yang dihimpun yaitu sehubungan dengan butir 17 yang telah

dijelaskan oleh pihak Rumah Sakit Hermina Kemayoran maka dinyatakan

bahwa Saudara Almarhum Hari Agung Pratama meninggal di Rumah Sakit

Hermina Kemayoran pada tanggal 27 Januari 2018 pukul 9 dengan diagnosa

akhir henti jantung akibat VT atau FPS, kondisi di mana adanya gangguan

impuls listrik pada jantung, yang menyebabkan ventrikel jantung berdenyut

cepat, yang pada Saudara Almarhum Hari Agung Pratama kemudian diproses,

berproses menjadi asistol, tidak ada aktivitas listrik dan mekanik pada jantung;

- Bahwa saksi menjelaskan mengenai ciri-ciri umum seorang yang terkena

serangan jantung, memiliki gejala tandanya irama jantung yang tidak normal,

merasakan nyeri di dada, sesak nafas, dan penurunan kesadaran;

- Bahwa saksi menjelaskan mengenai kesimpulan yang menetapkan tidak ada

luka memar yang terdapat dalam tubuh korban berdasarkan hasil dari resume

rekam medis yang dibacakan oleh pihak Rumah Sakit Hermina Kemayoran;

- Bahwa saksi yang membuat Laporan Formulir Dokter Penasehat angka 7

dalam Bukti T-32 yang dituangkan ke dalam pertimbangan medis berdasarkan

hasil dari resume atau rekam medis korban yang dibacakan oleh pihak Rumah

Sakit Hermina Kemayoran, dari hasil verifikasi dokumen-dokumen yang

dibaca, fakta-fakta yang diperoleh dilapangan, wawancara-wawancara yang

Halaman 72 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

didapat dari saksi-saksi dan keterangan-keterangan yang diberikan oleh pihak

Rumah Sakit Hermina Kemayoran;

SAKSI II RIZKA AYUNI:

- Bahwa saksi mengetahui informasi yang sudah diperoleh dari TKP langsung

mengenai kondisi terakhir setelah beberapa hari terjadinya kecelakaan serta

memverifikasi terhadap temuan yang didapatnya;

- Bahwa saksi tidak mengenal Alm. Sdr. Hari Agung Pratama sebelumnya;

- Bahwa saksi tidak mengenal istri dari Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

sebelumnya;

- Bahwa saksi mengenal dr. Nila Pratiwi Ichsan sebagai pegawai pengawas di

BPJS Ketenagakerjaan, dengan demikian beliau menerima Laporan

Kecelakaan Tahap 1 yaitu Bukti T-20 kemudian Laporan Kecelakaan Tahap 2

yaitu Bukti T-21 dan juga beliau mengetahui Surat Keterangan Dokter berupa

KK4 yaitu Bukti T-22 jadi T-20, T-21 dan T-22 berkaitan langsung dengan

beliau;

- Bahwa saksi bekerja di bagian pelayanan verifikator berkas pengajuan klaim

pada BPJS Ketenagakerjaan, khusus untuk pengajuan klaim JHT, JKM, JKK

dan JP termasuk kecelakaan kerja;

- Bahwa saksi menerima berkas pengajuan klaim yang masuk terkait

kecelakaan kerja yang dialami oleh Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;

- Bahwa saksi adalah pihak yang memverifikasi data-data berkas pengajuan

klaim kecelakaan kerja Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;

- Bahwa saksi mengetahui mengenai kecelakaan Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

setelah melakukan pengecekan langsung sesuai dengan kronologis dan berita

acara saksi yang diajukan oleh perusahaan, yang menerangkan bahwa

kecelakaan terjadi pada saat perjalanan menuju tempat kerja namun

Halaman 73 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

mengalami sakit lalu menepi dengan kondisi tidak sadarkan diri kemudian

dibawa ke Rumah Sakit Hermina Kemayoran;

- Bahwa saksi menjelaskan setelah pihak BPJS Ketenagakerjaan melakukan

verifikasi dari keterangan yang didapat timbul keraguan, bahwa ini bukanlah

kecelakaan kerja dikarenakan adanya faktor menepi dan mengalami sakit;

- Bahwa saksi mengetahui pihak BPJS Ketenagakerjaan berkirim surat

mengajukan permohonan bantuan dengan Sudin Jakarta Utara untuk meminta

pengecekan ulang dilapangan terkait keraguannya mengenai kecelakaan kerja

Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;

- Bahwa saksi bertemu dengan pihak manajemen perusahaan (HRD) yaitu

Bapak Winner pada saat melakukan pengecekan dilapangan;

- Bahwa saksi mendapat informasi berdasarkan Berita Acara Kejadian yang

dibuat oleh Bapak Winner bahwa tenaga kerja (Alm) belum sampai ke tempat

kerja, merujuk pada keterangan tersebut maka disimpulkan tenaga kerja (Alm)

meninggal bukan ditempat kerja;

- Bahwa saksi mengetahui berdasarkan informasi dari HRD (Bapak Winner)

lokasi kecelakaan merupakan lokasi untuk proyek berikutnya yang akan Alm.

Sdr. Hari Agung Pratama tangani;

- Bahwa saksi mengetahui berdasarkan konfirmasi dari HRD (Bapak Winner)

bahwa tenaga kerja (Alm) tidak diperintahkan oleh pimpinan ataupun tidak ada

perintah dari atasan untuk pergi ke lokasi proyek Menara Jakarta, yang ada

hanya permintaan panggilan via telephone untuk datang janjian di lokasi

proyek tersebut;

- Bahwa saksi mengetahui lokasi tempat yang dituju oleh tenaga kerja (Alm)

bukanlah tempat utama (Alm) bekerja, karena berbeda dari sistem yang

terdaftar pada BPJS Ketenagakerjaan;

Halaman 74 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa saksi mengetahui Berita Acara Saksi Kecelakaan yang dibuat dan

ditandatangani oleh Bapak Sumurung dan Bapak Handoyo yang diserahkan

oleh pihak perusahaan, terkait dengan Bukti T-24;

- Bahwa saksi mengetahui berdasarkan dari keterangan yang ada dalam Berita

Acara Saksi Kecelakaan bahwa tenaga kerja (Alm) belum sampai dan masih

perjalanan menuju lokasi kerja, untuk keterangan bahwa tenaga kerja (Alm)

dalam perjalanan menuju lokasi kerja, masuk ke dalam kategori kecelakaan

kerja, namun ada keterangan lainnya bahwa tenaga kerja (Alm) mengalami

sakit di dada dan menepi artinya tidak ada benturan atau tidak ada luka yang

menyebabkan masuk ke dalam unsur kecelakaan kerja, dan ketika mengarah

pada unsur meninggal mendadak, tidak masuk dalam kategori karena tenaga

kerja (Alm) masih dalam perjalanan, sesuai Permenaker Nomor 26 Tahun

2015 menjelaskan bahwa kategori meninggal mendadak yaitu kejadian harus

ditempat kerja dan sedang bekerja;

- Bahwa saksi mengetahui mengenai Alm. Sdr. Hari Agung Pratama mengalami

sakit di dada dan menepi berdasarkan kronologis terjadinya kecelakaan dan

pengecekan langsung di TKP;

- Bahwa saksi mengetahui Alm. Sdr. Hari Agung Pratama tidak sampai pada

lokasi kerja yang dituju, setelah melakukan pengecekan dilapangan dan juga

dari keterangan diberikan security proyek Menara Jakarta;

- Bahwa saksi mengetahui berdasarkan keterangan yang didapat jarak antara

lokasi kecelakaan dengan lokasi tempat kerja yang dituju sekitar 100 sampai

dengan 150 meter;

- Bahwa saksi mengetahui salah satu kriteria kecelakaan kerja adalah adanya

unsur luka ringan atau berat contohnya benturan, luka tumpul, luka lebam,

luka memar, sementara berdasarkan KK 4 dan resume medis menjelaskan

tidak ada lecet ataupun luka lebam pada tubuh Alm. Sdr. Hari Agung Pratama;

Halaman 75 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa saksi mengetahui setelah menerima laporan adanya kecelakaan kerja,

pihak BPJS Ketenagakerjaan berserta dengan pembina perusahaan

melakukan pengecekan langsung dilapangan;

- Bahwa saksi menjelaskan tidak melihat istri dari Alm. Sdr. Hari Agung Pratama

ikut serta atau hadir pada saat melakukan pengecekan langsung dilapangan;

- Bahwa saksi mengetahui pihak BPJS Ketenagakerjaan mengirim surat kepada

Sudin Jakarta Utara untuk permohonan bantuan dalam melakukan

pengecekan kembali;

- Bahwa saksi mengetahui pihak BPJS Ketenagakerjaan tidak melakukan

pengecekan ulang namun hanya membantu mendampingi untuk menunjukan

alamat lokasi terjadinya kecelakaan;

- Bahwa saksi mengetahui setelah Sudin Jakarta Utara melakukan pengecekan

ulang, Sudin Jakarta Utara membuat penetapan atas hasil pengecekan ulang

yang dilakukan tersebut;

- Bahwa saksi tidak mengetahui isi dari penetapan yang dikeluarkan Sudin

Jakarta Utara dan Sudin Provinsi DKI Jakarta karena tidak menangani lagi dan

sudah dilimpahkan kepada bagian lain yang menindaklanjuti;

- Bahwa saksi tidak mengetahui perihal surat keberatan yang diajukan oleh

pihak BPJS Ketenagakerjaan terkait dengan Bukti P-19, karena bukan saksi

yang menangani lagi;

AHLI DR. MUZAKIR:

- Bahwa Ahli menjelaskan mengenai prosedur pelaporan kecelakaan kerja

penyelesaian pendapat dalam program JKK perselisihan peristiwa-peristiwa

apa saja yang mendapatkan manfaat JKK dan peran dokter penasehat dan

pemeriksa dalam penyelesaian ini kecelakaan kerja jadi hanya berbicara

tentang norma-norma JKK;

Halaman 76 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Ahli bekerja sebagai Kepala Seksi Pengawasan Pemeliharaan

Kesehatan Tenaga Kerja Direktorat Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan

dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (DPPK3) yang kaitannya dengan

regulasi dengan K3 yang terkait dengan BPJS Ketenagakerjaan;

- Bahwa Ahli dihadirkan untuk menjadi saksi Ahli berdasarkan pengalaman

karena banyak menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi perihal

kecelakaan kerja dan mengetahui regulasi maupun norma-norma yang

mengatur tentang kecelakaan kerja;

- Bahwa Ahli menjelaskan sesuai regulasi yang diketahui di dalam Peraturan

Pelaksanaan PP Nomor 44 Tahun 2015, disebutkan secara jelas, kecelakaan

kerja itu adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja dan termasuk

kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan menuju ke tempat kerja atau

sebaliknya dan penyakit yang ditimbulkan akibat kerja, itulah menjadi dasar

penetapan kecelakaan dan ruang lingkupnya sudah jelas;

- Bahwa Ahli menjelaskan mengenai kategori kecelakaan kerja, yang pertama

adalah kecelakaan yang terjadi ditempat kerja, kedua kecelakaan yang terjadi

ketika si pekerja ini dalam perjalanan menuju ke tempat kerja, di mulai ketika

dia keluar pintu rumah hingga sampai di tempat kerja, pada saat perjalanan

menuju tempat kerja atau pun sebaliknya yaitu ketika dia dari tempat kerja

menuju pulang ke rumah, kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan ini

termasuk ke dalam kategori kecelakaan kerja, ruang lingkup yang

mendapatkan jaminan kecelakaan kerja adalah penyakit akibat kerja yaitu

penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau akibat yang ditimbulkan di

lingkungan kerja;

- Bahwa Ahli menjelaskan sesuai dengan Peraturan Pelaksanaan PP Nomor 44

Tahun 2015 dan Permenaker Nomor 26 Tahun 2015 ada kategori namanya

meninggal mendadak, ini bukan kategori kecelakaan kerja tetapi sesuai

Halaman 77 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

regulasi tersebut, si pekerja yang mengalami meninggal mendadak berhak

atas jaminan kecelakaan kerja tetapi dalam hal ini harus ada 2 kriteria yang

perlu dipenuhi atau diperhatikan, yang pertama adalah si pekerja ketika

sedang bekerja di tempat kerja meninggal mendadak dengan sebab penyakit

apapun, maka dia berhak mendapatkan jaminan kecelakaan kerja, kemudian

yang kedua, si pekerja ketika sedang bekerja di tempat kerja mendapat

serangan penyakit tetapi dia tidak meninggal saat itu namun dibawa dulu ke

rumah sakit dan meninggal di rumah sakit dengan catatan waktunya tidak

lebih dari 1 kali 24 jam maka si pekerja juga berhak atas jaminan kecelakaan

kerja;

- Bahwa Ahli menjelaskan sesuai dengan Peraturan Pelaksanaan PP Nomor 44

Tahun 2015 ada dua prosedur pelaporan, pertama Laporan Tahap 1, ini wajib

disampaikan oleh si pemberi kerja ketika ada pekerja yang mengalami

kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat kerja, laporan ditunjukkan kepada

yaitu BPJS Ketenagakerjaan dan instansi pemerintah yang membidangi

Ketenagakerjaan setempat artinya Pemerintah Provinsi, kedua Laporan Tahap

2, bahwa si pemberi kerja wajib melaporkan setiap akibat dari kecelakaan

kerja artinya bahwa laporan ini isinya itu memang kalau sudah ada surat

keterangan dokter yang menyatakan si pekerja sembuh, apakah dia ada cacat,

baik itu cacat tetap, cacat sebagian anatomis atau cacat sebagian fungsi,

meninggal dunia atau dalam keadaan sementara tidak mampu bekerja, itu

kenal sebagai laporan tahap kedua, ketika BPJS Ketenagakerjaan sudah

menerima Laporan Tahap 1 dan persyaratan administrasi sudah lengkap maka

BPJS Ketenagakerjaan wajib segera memberikan hak jaminan, manfaat

jaminan kecelakaan kerja kepada si pekerja yang mengalami kecelakaan,

namun jika belum lengkap maka 7 hari sejak BPJS menerima dokumen, BPJS

harus memberitahukan lagi kepada pekerja untuk melengkapinya;

Halaman 78 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Ahli menjelaskan menurut norma dari JKK, yang mendapat jaminan

kecelakaan kerja dalam kategori meninggal mendadak, ada 2 kriteria yang

harus dipenuhi, yang pertama adalah pekerja ketika sedang ditempat kerja

meninggal dengan sabab apapun kecelakaan ataupun sakit maka dia berhak

mendapat jaminan atas kecelakaan kerja, yang kedua adalah ketika si pekerja

dalam perjalanan menuju ke rumah sakit di rumah sakit kemudian meninggal

dalam waktu 24jam, dan ruang lingkup yang dimaksud meninggal mendadak

dasarnya adalah tempat kerja;

- Bahwa Ahli menjelaskan Dokter Pemeriksa dalam Peraturan Pelaksanaan PP

Nomor 44 Tahun 2015 tidak didefinisikan secara khusus disebutkan bahwa

Dokter Pemeriksa adalah dokter yang melakukan pemeriksaan atau

perawatan kepada si pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja, definisinya memang ada di dalam Permenaker Nomor 26 Tahun

2015 secara jelas, kemudian kalau Dokter Penasehat tugasnya hanya

memberikan pertimbangan medis saja itu pun jika ada permintaan dari

pegawai pelaksana yang meminta penetapan mengenai apakah pekerja

tersebut masuk ke dalam kategori kecelakaan kerja atau bukan, mengenai

besaran prosentase kecacatan, sedangkan mengenai besaran manfaat JKK

itu adalah otoritas dari pegawai pengawas ketenagakerjaan jadi walaupun ada

fungsi dokter pengawas disitu hanya sekedar memberikan pertimbangan

secara medis saja berdasarkan fakta yang dia dapat selama melakukan

pemeriksaan dan data pendukung bisa diperoleh dari Rumah Sakit, misalnya

rekam medis, surat keterangan dokter, tetapi bisa juga dokter penasehat

mengambil data dari Laporan Tahap 1 atau Laporan Tahap 2 dan bisa diambil

dari data kesehatan si pekerja karena dapat menentukan apakah itu penyakit

akibat kerja atau bukan;

Halaman 79 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Ahli menjelaskan sesuai dengan Peraturan Pelaksanaan PP Nomor 44

Tahun 2015 sudah diatur ketika terjadi perbedaan pendapat tentang

permasalahan besaran manfaat JKK, besaran presentase cacat atau pun

kategori kecelakaan kerja, salah satu pihak bisa dari pihak BPJS

Ketenagakerjaan, dari pekerja atau pun dari perusahaan yang merasa tidak

puas atau merasa ada yang janggal kemudian mereka berhak meminta

penetapan kepada pegawai pengawas ketenagakerjaan, penetapan dilakukan

pegawai pengawas berdasarkan pemeriksaan penelitian ulang, yang bisa

dilakukan ke perusahaan, ke pekerja ataupun ke TKP, dan hasil analisis inilah

yang kemudian menjadi dasar penetapan, jika dalam hal ini kemudian pegawai

pengawas memerlukan pertimbangan medis di wilayah, maka mereka juga

boleh meminta pertimbangan medis kepada Dokter Penasehat yang hasilnya

kemudian ditetapkan, kalau sudah ada penetapan dari pegawai pengawas

BPJS Ketenagakerjaan dan pihak BPJS menerima hasil dari penetapan

tersebut maka BPJS berhak membayarkan manfaat JKK tersebut, tetapi kalau

pihak BPJS tidak menerima maka dilakukan banding ataupun sebaliknya,

BPJS sudah menerima penetapan tetapi pihak pekerja berkeberatan maka

dapat melakukan banding ke tingkat Menteri, karena keputusan Menteri yang

menjadi final decision, nantinya yang akan memutuskan dan itu diatur dalam

Peraturan Pelaksanaan PP Nomor 44 Tahun 2015, ketika Menteri mendapat

pengajuan banding maka Menteri Ketenagakerjaan melakukan pemeriksaan

penelitian kembali kasus tersebut kemudian melakukan analisis dan juga bisa

melalui pertimbangan medis tapi dari Dokter Penasehat Pusat, berdasarkan

hal tersebut pegawai pengawas ketenagakerjaan pusat melakukan penetapan,

artinya kalau sudah diselesaikan di tingkat kementerian maka sudah selesai

artinya jika ditetapkan harus membayar manfaat JKK maka pihak BPJS

Ketenagakerjaan harus bayar;

Halaman 80 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Ahli menjelaskan berdasarkan regulasi, ada dua kategori yang masuk

ke dalam kategori meninggal mendadak yaitu kalau misalnya si pekerja Ini

mendapat serangan penyakit, contohnya bisa apa saja yang membuat si

pekerja tidak meninggal pada saat itu juga, si pekerjanya dibawa ke rumah

sakit pelayanan kesehatan oleh perusahaan, setelah dibawa ke pelayanan

kesehatan meninggalnya 1 hari atau 2 hari kemudian artinya sudah lebih dari

24 jam, nah kalau sesuai dengan regulasi yang ada maka si pekerja tidak

berhak mendapat manfaat JKK;

- Bahwa Ahli menjelaskan sesuai dengan regulasi, kegiatan yang dilakukan

diluar jam kerja yang mendapat surat perintah dari perusahaan untuk

melakukan kegiatan, atau pun selama pekerja melakukan tugas kedinasan

atas dasar perintah perusahaan maupun saat sedang menjalankan perintah

yang berkaitan dengan tugasnya, apapun yang pekerja lakukan, kemanapun

pekerja pergi, selama itu ada perintah dari perusahaan bahwa dia

melaksanakan tugas perusahaan dan perintah tersebut dapat

dipertanggungjawabkan jika dia mengalami kecelakaan maka masuk dalam

kategori kecelakaan kerja baik dilakukan ditempat kerja maupun diluar tempat

kerja;

- Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Dokter Penasehat tugasnya hanya

mengambil data yang dibutuhkan untuk membuat pertimbangan medis dalam

menetapkan, karena itu sudah dipatikan bahwa dia tidak melihat kejadian

langsung atau pun berhubungan langsung dengan kondisi terakhir si pekerja,

karena dia datang ketika kasus itu sudah berlangsung lama terjadi, bisa

sebulan yang lalu atau pun setahun kemudian artinya Dokter Penasehat hanya

mengambil data apa adanya, sesuai dengan yang diperlukan seperti rekam

medis pekerja, surat keterangan dokter, laporan tahap 1, laporan tahap 2,

riwayat kesehatan, dan mengenai isi dari data rekam medis apakah benar

Halaman 81 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

akurat atau tidak nya bahwa hasil tersebut berdasarkan dari pemeriksaan yang

dilakukan oleh Dokter yang merawat atau memeriksa langsung kondisi terakhir

yang dialami pasien, apa yang menjadi temuan di dalam tubuh pasien nya

yang dituangkan ke dalam rekam medis pasien tersebut, artinya Dokter

Penasehat hanya memotret data yang ada di dalam rekam medis pekerja, apa

sih yang ada di surat keterangan dokter itulah yang dia lihat, begitupun

mengenai isi dari laporan tahap 1 dan 2 yang dibacanya guna membantu dia

dalam membuat pertimbangan medis;

- Bahwa Ahli menjelaskan mengenai pertimbangan medis yang dikeluarkan

Dokter Penasehat benar atau tidak nya berdasarkan data yang dia dapat,

karena apa yang dia dapat itu yang dia tuangkan, dan tidak memungkin

membuka kasus lagi dengan kondisi yang real, kondisi data itulah yang dia

potret dan dia ambil, bagaimana dia memverifikasi langsung kepada korban

karena pasti kondisi korban sudah berubah, bagaimana dia mau melihat

langsung ke TKP karena kondisi TKP sudah berubah maka data inilah yang

digunakan, karena sifatnya sudah jelas dan di dalam aturan pun sudah jelas,

bahwa data yang Dokter Penasehat perlukan sifatnya adalah data pendukung,

kesimpulan mengenai bagaimana hasil dia pertimbangan outputnya itu murni

pertimbangan si Dokter, itulah sumber data yang dia dapat, nanti bagaimana

selanjutnya tergantng dengan pegawai pengawas ketenagakerjaan, apakah

dia mau mengambil pertimbangan medisnya atau tidak;

- Bahwa Ahli menjelaskan mengenai kriteria meninggal mendadak itu tidak

harus berurutan artinya bisa salah satu, kalau dia meninggal ditempat kerja

maka pekerja berhak atas manfaat JKK, kriteria kedua ketika pekerja

meninggal sebelum 24 jam maka pekerja juga berhak atas manfaat JKK

karena masuk dalam kategori meninggal mendadak;

Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah mengajukan Kesimpulan

Halaman 82 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

masing-masing pada persidangan tanggal 26 Desember 2019, yang selengkapnya

sebagaimana termuat dalam Berita Acara Persidangan perkara ini;

Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan selama

pemeriksaan perkara ini berlangsung sebagaimana telah tercantum pada Berita

Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara Persidangan, merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dengan uraian Putusan ini;

Menimbang, bahwa akhirnya para pihak menyatakan tidak akan

mengajukan sesuatu hal lagi dalam perkara ini, dan selanjutnya mohon Putusan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah

sebagaimana tersebut di atas;

Menimbang, bahwa Penggugat di dalam gugatannya telah mengajukan

tuntutan pembatalan atau dinyatakan tidak sah KeputusanTergugat, yaitu:

Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor :

KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan Kecelakaan Kerja

Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja An. Alm. Sdr. HARI AGUNG PRATAMA Karyawan

PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta, ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 9 Mei

2019 (vide bukti P-1=T-8).;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, selain

mengajukan Jawaban dalam pokok perkara, Tergugat telah mengajukan eksepsi

yang pada pokoknya menyatakan bahwa:

1. Keberatan administrasi yang diajukan oleh kuasa hukum Penggugat telah

melewati tenggang waktu dan banding tidak diajukan;

2. Melewati Tenggang waktu gugatan;

Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama eksepsi dan

tanggapan atas eksepsi serta keseluruhan jawab jinawab dan pembuktian antara

Halaman 83 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Para Pihak, Majelis Hakim berpendapat bahwa walaupun Tergugat tidak

mengajukan eksepsi yang berkaitan dengan kewenangan absolut Peradilan Tata

Usaha Negara dalam memeriksa dan mengadili perkara a quo, namun dengan

berpedoman pada Pasal 77 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2004 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun

2009 yang menggariskan ketentuan bahwa eksepsi kewenangan absolut

Pengadilan dapat diajukan setiap waktu selama pemeriksaan, dan meskipun tidak

ada eksepsi tentang kewenangan absolut, apabila Hakim mengetahui hal itu, ia

karena jabatannya (ambtshalve/ex officio) wajib menyatakan bahwa Pengadilan

tidak berwenang mengadili sengketa yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa pendapat Majelis Hakim di atas mengacu pula pada

landasan pemikiran bahwa walaupun sengketa a quo telah melalui pemeriksaan

dismissal process oleh Ketua Pengadilan dan juga melalui pemeriksaan persiapan

oleh Majelis Hakim, akan tetapi tetap menjadi kewajiban Majelis Hakim untuk

memeriksa segi kewenangan absolut Peradilan Tata Usaha Negara karena bukti-

bukti dan fakta-fakta hukum pada saat acara dismissal process dan pemeriksaan

persiapan tersebut belum lengkap/sempurna dan baru diperoleh secara

lengkap/sempurna pada acara pembuktian pada saat pemeriksaan perkara di

persidangan yang terbuka untuk umum, sehingga untuk memberikan kepastian

hukum perihal kewenangan absolut Peradilan Tata Usaha Negara dalam hal ini

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam memeriksa dan mengadili perkara a

quo, Majelis Hakim mengambil sikap untuk terlebih dahulu memberikan penilaian

hukum perihal kewenangan absolut Pengadilan sebelum mempertimbangkan

eksepsi dan pokok perkara;

Menimbang, bahwa perihal kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara

dalam mengadili suatu Sengketa Tata Usaha Negara, Majelis Hakim berpedoman

Halaman 84 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

pada ketentuan Pasal 25 ayat (1) dan (5) Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman yang menyatakan bahwa Peradilan Tata Usaha

Negara berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan Sengketa

Tata Usaha Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

ketentuan Pasal 4 serta Pasal 47 Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara

yang menyatakan bahwa Peradilan Tata Usaha Negara adalah pelaku kekuasaan

kehakiman yang bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan

menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara, di mana menurut ketentuan Pasal 1

angka 10 Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009, yang dimaksud dengan Sengketa

Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara

antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha

Negara, baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan

Tata Usaha Negara termasuk Sengketa Kepegawaian berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Lebih lanjut menurut ketentuan Pasal 1 angka

9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009, yang dimaksud dengan Keputusan Tata

Usaha Negara adalah Penetapan Tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau

Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi Tindakan Hukum Tata Usaha Negara yang

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkret,

individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan

hukum perdata, dengan perluasannya adalah Keputusan Administrasi

Pemerintahan dan Sengketa Administrasi Pemerintahan sebagaimana dimaksud di

dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

yang juga menjadi wewenang Peradilan Tata Usaha Negara;

Menimbang, bahwa selanjutnya untuk menentukan apakah Keputusan

Tergugat yang digugat merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang menurut

Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara dan Undang-Undang Administrasi

Pemerintahan dapat menjadi objek gugatan dalam Sengketa Tata Usaha Negara

Halaman 85 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

sehingga pokok gugatan merupakan kewenangan absolut Peradilan Tata Usaha

Negara, maka Majelis Hakim mempertimbangkannya bahwa di dalam posita

gugatannya, Penggugat mendalilkan bahwa kepentingannya dirugikan atas

Keputusan Tergugat karena di dalam objek sengketa tersebut menetapkan An. Alm.

Sdr. HARI AGUNG PRATAMA meninggal bukan karena kecelakaan kerja dan bukan

penyakit akibat kerja dan pararel dengan posita tersebut selanjutnya di dalam

petitumnya, Penggugat mengajukan tuntutan agar Keputusan Tergugat tersebut

dinyatakan batal atau tidak sah, sehingga untuk memberikan penilaian hukum

apakah sengketa antara Penggugat dan Tergugat tersebut merupakan Sengketa

Tata Usaha Negara yang menjadi wewenang Pengadilan Tata Usaha Negara untuk

memeriksa dan mengadilinya, maka Majelis Hakim berpedoman pada peraturan

perundang-undangan yang mengatur tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Kecelakaan Kerja Dan Jaminan Kematian, Tata Cara Penyelenggaraan Program

Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta

Penerima Upah dan hubungan hukum antara Penggugat dan Tergugat (vide bukti

T-4,T-5,T-7)

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menilai apakah obyek

sengketa sudah memenuhi kriteria sebagai suatu Keputusan Tata Usaha Negara

sebagai berikut;

Menimbang, bahwa dengan menggunakan pendekatan konseptual, yang

dimaksud dengan Keputusan Tata Usaha Negara adalah “suatu penetapan tertulis

yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual, dan

final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata

“(vide Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor: 51 Tahun 2009) dan bukan

merupakan ketentuan pasal 2 Undang-Undang No. 9 tahun 2004.;

Halaman 86 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa untuk memaparkan atau menguraikan unsur-unsur

atau elemen-elemen yang harus dipenuhi untuk menyatakan apakah obyek

sengketa Keputusan Tata Usaha Negara atau bukan, akan dijelaskan sebagai

berikut.;

Menimbang, bahwa surat yang diterbitkan oleh Tergugat (obyek sengketa),

menurut Majelis Hakim adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang memenuhi

unsur Pasal 1 angka 9 Undang-undang Nomor : 51 Tahun 2009, karena

merupakan penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Menteri Ketenagakerjaan yang

notabene merupakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, Keputusan mana

berisi tindakan Hukum Tata Usaha Negara, yang berdasarkan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku, yaitu bahwa tindakan Tergugat dalam

mengeluarkan objek sengketa a quo bersifat konkret artinya surat keputusan

tersebut tidak abstrak tetapi berwujud yaitu , bersifat individual artinya keputusan

obyek sengketa tidak ditujukan untuk umum tetapi tertentu yaitu Dilihat dari

tujuan/alamat ( adressat ) secara langsung ( direct ) kepada Penggugat, dan obyek

sengketa tidak memerlukan persetujuan instansi atasan dari Tergugat maupun

persetujuan instansi lain. dengan demikian obyek sengketa telah bersifat final serta

telah menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata

karena dengan ditetapkannya objek sengketa a quo maka Penggugat tidak

mendapat santunan/premi jaminan kecelakaan kerja karenanya Keputusan obyek

sengketa tersebut dapat dijadikan obyek gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara

karena telah memenuhi syarat sebagai Keputusan Tata Usaha Negara, dan

terhadap pihak-pihak in casu orang atau badan hukum perdata yang merasa

kepentingannya dirugikan dengan diterbitkannya Surat Keputusan Tata Usaha

Negara tersebut dapat mengajukan gugatan tertulis ke Pengadilan yang berwenang

yang bersisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu

Halaman 87 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dinyatakan batal atau tidak sah (vide Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 9

Tahun 2004 ).;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim menguraikan unsur-unsur

keputusan tata usaha negara diatas maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah

objek sengketa a quo masuk di dalam ketentuan pasal 2 Undang-Undang No. 9

tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang No. 5 tahun 1986 tentang peradilan

Tata Usaha Negara ?.;

Menimbang, bahwa selanjutnya untuk menjawab pertanyaan tersebut Majelis

Hakim mencermati dalil gugatan Penggugat dan Jawaban Terggat tentang terbitnya

objek sengketa dikarenakan terdapat perbedaan /perselisihan mengenai definisi

kecelakaan kerja yang dapat dilihat kronologis awal timbulnya objek sengketa dari

adanya surat penetapan pengawas ketenagakerjaan suku dinas tenaga kerja

transmigrasi kota administrasi Jakarta utara nomor; 274/2018 tentang penetapan

kecelakaan kerja atau bukan kecelakaan kerja atas nama Hari Agung Pratama usia

39 tahun karyawan PT Mandiri Bangun Makmur Jalan KH Hasyim Ashari Green

Village Blok c RT 004/003 kota administrasi Jakarta Utara tanggal 28 Mei 2018

dimana dinyatakan peserta meninggal karena kecelakaan kerja bukti (P-16)

Menimbang, bahwa terhadap perbedaan definisi kerja akan diuraikan secara

singkat sebagai berikut, dimana penetapan kecelakaan kerja pengawas

ketenagakerjaan suku dinas tenaga kerja transmigrasi kota administrasi Jakarta

utara PT Mandiri Bangun Makmur mengajukan klaim kepada BPJS

ketenagakerjaan kantor cabang Jakarta Mangga Dua, Penggugat menerima surat

dari Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kantor wilayah DKI Jakarta No. ;

B/669/072018 tanggal 25 Juli 2018 perihal tindak lanjut penetapan klaim meninggal

A.n Tuan Hari Agung Pratama yang intinya kasus almarhum Sdr Hari Agung

Pratama tidak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja, kemudian PT Mandiri

Bangun Makmur mengirimkan surat kepada BPJS Ketenagakerjaan kantor wilayah

Halaman 88 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

DKI Jakarta No. 14/LGL-DS&I/MMB/VII/2018 tanggal 14 Agustus 2018 perihal

keberatan dan somasi yang intinya meminta pembayaran manfaat JKK an, Hari

Agung Pratama. Yang ditindaklanjuti dengan Surat Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta dengan surat No. 1650/1.386.2 tanggal 17

September 2018 tentang penetapan kecelakaan dimana sdr Hari agung Pratama

ditetapkan sebagai kecelakaan kerja. Terhadap hal tersebut Deputi Direktur Bidang

Kebijakan Operasional Program BPJS Ketenagakerjaan bersurat kepada Direktur

Pengawasan Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Direktorat Jenderal

Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan RI dengan No. B/21476/10/2018 tanggal

5 Oktober 2018 mengajukan banding kasus tersebut yang setelah melakukan

pencermatan dan verifikasi dan pemeriksaan ulang sehingga terbitlah objek

sengketa berupa Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Nomor : KEP.145/NAKER-BINWASK3/V/2019 Tentang Penetapan Bukan

Kecelakaan Kerja Dan Bukan Penyakit Akibat Kerja An. Alm. Sdr. HARI AGUNG

PRATAMA Karyawan PT. Mandiri Bangun Makmur Jakarta, ditetapkan di Jakarta,

pada tanggal 9 Mei 2019 (vide bukti P-19, P-20, P-27)

Menimbang, bahwa sejalan dengan kronologis tersebut diatas Majelis Hakim

akan mencermati isi di dalam Pasal 23 Permenaker No. 26 tahun 2015 (vide bukti

T-7) yang menjadi dasar pengaturan apabila terdapat perselisihan atau perbedaan

pendapat para pihak sebagai berikut.;

- Ayat 1 Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai kecelakaan

kerja antara pemberi kerja dan /atau pekerja/keluarganya dan/atau

BPJS Ketenagakerjaan, salah satu pihak meminta penetapan kepada

pengawas ketenagakerjaan.

- Ayat 5 Dalam hal penetapan pengawas Ketenagakerjaan tidak diterima

oleh salah satu pihak , pihak yang tidak menerima dapat meminta

penetapan kepada menteri .

Halaman 89 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Ayat 8 Penetapan Menteri merupakan penetapan akhir yang wajib

dilaksanakan oleh para pihak .

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan

bahwa Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun

2015 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja,

Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah (vide bukti

T-7) (selanjutnya disebut Permenaker No. 26 tahun 2015) dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan

Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (vide bukti T-5)

(selanjutnya disebut PP No. 44 tahun 2015) adalah merupakan peraturan

pelaksana dari peraturan pokoknya yaitu Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 24 tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (vide bukti

T-4) (selanjutnya disebut UU No. 24 tahun 2011) dimana disebutkan dalam:

- Pasal 50 UU No. 24 tahun 2011 “Dalam hal pengaduan tidak dapat

diselesaikan oleh unit pengendali mutu pelayanan dan penanganan pengaduan

peserta melalui mekanisme mediasi tidak dapat terlaksana, penyelesaiannya dapat

diajukan ke Pengadilan Negeri di wilayah tempat tinggal pemohon”.

- Pasal 58 ayat 1 PP No. 44 tahun 2015 “Sengketa dalam

penyelenggaraan program JKK antara Peserta dengan fasilitas pelayanan

kesehatan dan /atau antara fasilitas pelayanan kesehatan dengan BPJS

ketenagakerjaan dan atau antara Peserta dengan BPJS ketenagakerjaan, dapat

diselesaikan secara musyawarah oleh para pihak yang bersengketa”.

- Ayat 2 “ sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan

sengketa di bidang keperdataan dan sengketa mengenai hak-hak sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang

bersengketa dan bukan sengketa yang menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan tidak dapat diadakan perdamaian.;

Halaman 90 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati peraturan peraturan

tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat bahwa di dalam sengketa ini yang

menjadi pokok permasalahan adalah adanya perbedaan pendapat mengenai

kecelakaan kerja dimana yang menjadi peraturan pokok/utama di dalam sengketa

ini adalah tercantum di dalam Pasal 50 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 24 tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial yang

kemudian diatur lebih mendalam pada Pasal 58 ayat (1) dan (2) Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan

Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dimana dengan tegas

dinyatakan Pengadilan Negeri di tempat tinggal pemohon adalah lembaga yang

menyelesaikan apabila mediasi tidak dapat dilaksanakan( Pasal 50 Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2011) begitu pula dengan (Pasal 58

ayat (2) PP No. 44 tahun 2015) “merupakan sengketa di bidang keperdataan dan

sengketa mengenai hak-hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa dan bukan sengketa

yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan tidak dapat diadakan

perdamaian.

Menimbang, bahwa adanya penetapan menteri / keputusan menteri yang

menjadi objek sengketa di dalam perkara Majelis Hakim akan memberikan

pendapat bahwa dalam Permenaker No. 26 tahun 2015 pasal 23 ayat (1), (5), dan

(8) telah diatur mekanisme prosedur penyelesaian perbedaan pendapat dalam

program jaminan kecelakaan kerja yang mana dijelaskan dengan tegas bahwa

terhadap perbedaan mengenai kecelakaan kerja salah satu pihak dapat meminta

penetapan kepada pengawas ketenagakerjaan, dan apabila masih ada pihak yang

belum menerima maka dapat meminta penetapan kepada Menteri yang mana

penetapan menteri ini merupakan penetapan akhir yang wajib dilaksanakan oleh

para pihak.;

Halaman 91 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat dari segi bentuk keputusan

maka keputusan Menteri yang menjadi objek sengketa memenuhi unsur konkrit,

individual, final dan memiliki akibat hukum memenuhi unsur Pasal 1 angka 9

Undang-undang Nomor : 51 Tahun 2009 sehingga merupakan keputusan yang

menjadi objek sengketa di Pengadilan Tata Usaha Negara, akan tetapi

sebagaimana pertimbangan sebelumnya di atas bahwa pokok yang mendasari

gugatan adalah tentang kecelakaan kerja yang pengaturannya sudah diatur secara

tegas di dalam Pasal 50 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun

2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial yang kemudian diatur lebih

mendalam pada Pasal 58 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian telah tegas mengatur Pengadilan

Negeri /perdata sebagai pengadilnya maka terhadap hal ini Majelis Hakim

berkesimpulan, oleh karena di dalam peraturan dasarnya dan peraturan turunannya

telah diatur secara tegas mengenai kewenangan peradilan yang menyelesaikan

permasalahan yang timbul, dan dari pertimbangan diatas jelas bahwa keputusan

menteri adalah sebagai upaya terakhir dari mekanisme prosedur dalam hal

terjadinya perbedaan pendapat maka Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta harus

menyatakan tidak berwenang secara absolut untuk memeriksa dan mengadili

perkara a quo.;

Menimbang, bahwa lebih lanjut Majelis Hakim juga mempertimbangkan

bahwa penyelesaian sepenuhnya permasalahan Penggugat dan Tergugat pada

pengadilan Negeri/Perdata di lingkungan peradilan umum bertujuan pula untuk

menghindari Putusan Pengadilan yang tumpang tindih dan kontradiktif antara satu

lingkungan peradilan dengan lingkungan peradilan lainnya untuk menjamin adanya

kepastian hukum;

Halaman 92 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa oleh karena Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta

menyatakan tidak berwenang secara absolut untuk memeriksa dan mengadili

perkara tersebut, maka gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak diterima (Niet

Ontvankelijk verklaard), dan oleh karena itu maka seluruh dalil Penggugat dan

Tergugat dalam eksepsi maupun dalam pokok perkara yang merupakan inti

persengketaan yang menjadi substansi perkara ini tidak perlu dipertimbangkan dan

diberi penilaian hukum lagi;

Menimbang, bahwa dengan berpedoman pada sistem pembuktian dalam

hukum acara Peradilan Tata Usaha Negara yang mengarah pada pembuktian

bebas (vrije bewijs) yang terbatas sebagaimana terkandung di dalam ketentuan

Pasal 100 dan Pasal 107 Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara yang

menggariskan bahwa Hakim bebas menentukan apa yang harus dibuktikan/luas

lingkup pembuktian, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian, maka dalam

memeriksa dan mengadili sengketa ini, Majelis mempelajari dan memberikan

penilaian hukum terhadap alat-alat bukti yang diajukan oleh Para Pihak, namun

untuk mempertimbangkan dalil-dalil Para Pihak, Majelis hanya menggunakan alat-

alat bukti yang paling relevan dan paling tepat dengan sengketa ini, sedangkan

terhadap alat-alat bukti selain dan selebihnya tetap dilampirkan dan menjadi satu

kesatuan dengan berkas perkara;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dinyatakan tidak

diterima, maka berdasarkan ketentuan Pasal 110 jo. Pasal 112 Undang-undang

Peradilan Tata Usaha Negara, biaya perkara yang timbul dalam perkara ini

dibebankan kepada Penggugat yang besarnya akan ditentukan dalam amar

Putusan ini;

Mengingat ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

Halaman 93 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 serta peraturan

perundang-undangan lain yang bersangkutan;

------------------------------------------- M E N G A D I L I :--------------------------------------

- Menyatakan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta secara absolut tidak

berwenang mengadili Perkara No : 169/G/2019/PTUN-JKT;

- Menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima (Niet Ontvankelijk verklaard);

- Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar

Rp.323.000,- (tiga ratus dua puluh tiga ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tata

Usaha Negara Jakarta, pada hari Rabu tanggal 8 Januari 2020, oleh INDAH

MAYASARI, S.H., M.H. sebagai Hakim Ketua Majelis, BAIQ YULAINI, S.H., dan

NELVY CHRISTIN, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota dan

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis, tanggal 9 Januari

2020 oleh Majelis Hakim tersebut dan dibantu oleh LIA UTAMI NAWANGSIH, S.E.,

M.H., Panitera Pengganti Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta serta dihadiri oleh

Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat.

Hakim Anggota I, Hakim Ketua Majelis,

BAIQ YULAINI, SH., INDAH MAYASARI, S.H., M.H.,

Hakim Anggota II,

Halaman 94 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

NELVY CHRISTIN, SH., MH.,

Panitera Pengganti,

LIA UTAMI NAWANGSIH, S.E., M.H.

Per incian Biaya Perkara : Pendaftaran : Rp. 30.000,- ATK : Rp. 125.000,- Surat Panggilan : Rp. 142.000,- Meterai Putusan : Rp. 6.000,- Redaksi Putusan : Rp. 10.000,- Leges Putusan : Rp. 10.000,-

+J u m l a h : Rp. 323.000,-

(tiga ratus dua puluh tiga ribu rupiah).

Halaman 95 dari 95 Halaman. Putusan Nomor 169/G/2019/PTUN.JKT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitaspelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95