PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA REBUNG CRACKERS : PEMANFAATAN REBUNG SEBAGAI ALTERNATIF CAMILAN SEHAT...
Transcript of PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA REBUNG CRACKERS : PEMANFAATAN REBUNG SEBAGAI ALTERNATIF CAMILAN SEHAT...
1
A. JUDUL
Rebung Crackers: pemanfaatan rebung sebagai
alternatif camilan sehat yang memiliki nilai
ekonomis.
B. LATAR BELAKANG
Rebung merupakan tunas muda tanaman bambu yang
muncul dipermukaan dasar rumpun. Tanaman ini bisa
dipanen sepanjang tahun, dan terdapat diseluruh
wilayah Indonesia, baik didataran rendah maupun
didataran tinggi. Bahkan sampai saat ini terdapat
159 spesies bambu di Indonesia dari total 1.250
spesies bambu yang terdapat di dunia.
Kandungan senyawa utama di dalam rebung mentah
adalah air, yaitu sekitar 91%, kadar kalium per 100
gram adalah 553 mg, kandungan serat pangan 2,56 %
lebih tinggi dibandingkan jenis sayuran tropis
lainnya, seperti kecambah kedelai ( 1,27 % ), pecay
(1,58 %), timun (0,67 %) dan sawi (1,01 %).
Disamping itu rebung mengandung protein,
karbohidrat, lemak, vitamin A, thiamin, riboflavin,
vitamin C serta mineral lain seperti kalsium,
fosfor, besi dan kalium. Bila dibandingkan dengan
sayuran lainnya, kandungan protein, lemak dan
karbohidrat pada rebung tidak berbeda jauh.
Kalium yang terkandung dalam rebung lebih besar
dari batas minimal serat kalium pada makanan yang
2
digunakan untuk mengurangi risiko penyakit stroke,
yaitu 400 mg. Kalium dalam rebung juga berperan
menjaga tekanan osmotik, keseimbangan asam basa dan
membantu aktivasi reaksi enzim. Kemudian kandungan
serat pangan pada rebung merupakan salah satu faktor
penting dalam memelihara kesehatan, pencegahan
penyakit, dan terapi gizi. Rata-rata konsumsi serat
pangan penduduk Indonesia adalah 10,5 gram perhari.
Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia baru
memenuhi kebutuhan serat sekitar sepertiga dari
kebutuhan ideal sebesar 30 gram setiap hari. Hal ini
sangat ironi sekali dengan keberadaan Indonesia
sebagai negara agraris yang sangat kaya dengan hasil
alamnya.
Rebung sebagai salah satu alternatif untuk
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Selama ini
rebung belum termanfaatkan secara optimal di
Indonesia , keberadaanya di pedesaan hanya
digunakaan sebagai sayur tuggal, begitu pun
diperkotaan. Jika dibandingkan di negara maju,
pemanfaatan tumbuhan yang potensial sangat optimal
sebagai bahan pangan, bahkan tidak ada bagian yang
terbuang sedikitpun. Padahal mengingat kandungan
senyawa rebung sangat kompleks sekali.
Kota Yogyakarta didominasi para pendatang dari
luar daerah, terutama mahasiswa yang menempuh
pendidikannya di perguruan tinggi negeri maupun
3
swasta. Sebagian besar dari mahasiswa tersebut
memilih tempat makan di angkringan, warung burjo dan
kantin kampus. Angkringan hampir bisa ditemui di tiap
ujung gang. Jumlah total Angkringan di Yogyakrta
diperkirakan lebih dari 1000 buah dengan 1000
pedagang, serta lebih dari 30.000 warga kampung
menyuplai makanan. Angkringan dan tempat makan
lainnya sudah tentu menjadi sasaran penting untuk
menjual camilan, dalam hal ini “Rebung Crackers” bisa
terdistribusi dengan cepat kepada masyarakat ataupun
mahasiswa.
Apabila ditinjau dari segi sosial, masyarakat
Yogyakarta memandang angkringan bukan hanya milik
mahasiswa lagi, namun mulai menjadi kebiasaan baru,
terlebih bagi mahasiswa yang sudah terbiasa mencari
camilan yang terjangkau. Seperti halnya keripik yang
sampai saat ini masih digemari masyarakat Yogyakarta
baik sebagai lauk pauk maupun camilan biasa.
Disamping harganya yang relatif murah, kandungan
krupuk per 100 gram hidrat arang yaitu antara 85,81
gram sampai 74,46 gram dan protein 0,03 gram sampai
8,9 gram. Kadar lemak setelah digoreng meningkat 20
sampai 30 kali. Namun pada umumnya pembuatan
kerupuk dicampur dengan garam bleng yang bisa
memberi dampak negatif pada tubuh. Oleh karena itu,
kami membuat sebuah produk makanan ringan dengan
bahan dasar rebung menjadi keripik yang proses
4
pembuatannya tidak menggunakan garam bleng.
Pemasaran produk Rebung Crackers di kota
Yogyakarta sangat prospektif, mengingat kota
Yogyakarta adalah kota yang berpenduduk banyak serta
beraktifitas padat. Orang yang beraktifitas tinggi
cenderung menyukai makanan yang cepat saji dan
keripik Rebung sangat sesuai untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Oleh karena itu, kami menghadirkan
inovasi produk Rebung Crackers sebagai camilan bergizi
tinggi dan bernilai ekonomis.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan di atas, maka peluang usaha yang akan
dicapai adalah :
1. Bagaimana pengolahan rebung menjadi produk makanan
ringan yang sehat dan ekonomis ?
2. Bagaimana tingkat ketertarikan konsumen terhadap
Rebung Crackers sebagai makanan ringan yang sehat
dan ekonomis ?
3. Berapakah keuntungan yang dapat diperoleh dari
pemasaran produk makanan Rebung Crackers ?
D. TUJUAN
Adapun tujuan dari program kegiatan ini
adalah :
1. Mengetahui pengolahan rebung menjadi produk
makanan ringan yang sehat dan ekonomis.
5
2. Mengetahui tingkat ketertarikan konsumen terhadap
Rebung Crackers sebagai makanan ringan yang sehat
dan ekonomis.
3. Mengetahui keuntungan yang dapat diperoleh dari
pemasaran produk makanan Rebung Crackers.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dari kegiatan ini luaran yang diharapkan yaitu,
terciptanya produk kreatif berupa keripik rebung
yang dapat dijadikan alternatif camilan yang
bernilai gizi tinggi dan ekonomis. Selain itu,
produk ini dapat mengangkat potensi sumber daya alam
yang belum optimal dimanfaatkan dan menjadi unit
usaha berkelanjutan sebagai modal dasar dalam
berwirausaha dengan memanfaatkan pasar secara
optimal didaerah Yogyakarta.
F. KEGUNAAN
Program pembuatan keripik rebung ini nantinya
dapat membantu meningkatkan perekonomian rakyat
setempat, dimana :
1. Menjadi peluang mahasiswa untuk berwirausaha.
2. Menjadi lapangan kerja baru bagi masyarakat di
sekitar tempat produksi.
3. Menjadi sumber penghasilan bagi petani rebung.
Pembuatan keripik rebung ini dapat digunakan
sebagai makanan ringan dan juga sebagai sarana
6
menjaga kesehatan tubuh manusia dimana :
a) Tidak mengandung efek samping yang berbahaya.
b) Mengurangi resiko terkena penyakit, karena
kandungan zat-zatnya dapat memenuhi kebutuhan
gizi tubuh.
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1. Analisis Pasar
Dalam gambaran umum rencana usaha ini akan
dilakukan analisa dengan mempertimbangkan kekuatan
usaha yang dimiliki (strength), kelemahan
(weakness), kesempatan yang bisa didapat
(opportunities), dan ancaman yang mungkin terjadi
(treath). Semua analisis tersebut sering disebut
analisis SWOT. Dengan melakukan analisis terhadap
hal-hal tersebut diharapkan usaha akan berjalan
lancar dan sukses. Berikut adalah beberapa hal dari
masing-masing aspek diatas :
a) Strength (kekuatan)
Pemanfaatan rebung menjadi keripik merupakan
salah satu inovasi dengan keunggulan sebagai camilan
bergizi tinggi juga dapat menjadi alternatif
penyembuh penyakit stroke, penyokong kebutuhan serat
pangan dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh.
Oleh karena itu Rebung Crackers sangat berguna dalam
membantu menjaga kesehatan masyarakat. Selain itu
rebung juga bisa dijadikan peluang bisnis bagi
masyarakat (khususnya Yogyakarta). Produk ini
7
nantinya diharapkan dapat menjadi produk andalan
yang khas serta dapat meningkatkan ekonomi
mayarakat. Bahan dasar pembuatan Rebung Crackers
menggunakan bahan yang bernilai ekonomis, sehingga
biaya produksi sangat terjangkau bagi pemula usaha
dan pedagang. Keunikan produk memudahkan proses
distribusi di semua lapisan masyarakat.
b) Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan bahan dasar di lingkungan produksi
dan pasar setempat dikarenakan sudah tergolong
daerah perkotaan. Dibutuhkan transportasi untuk
mobilisasi dalam pengadaan bahan dasar Rebung Crackers.
Disamping itu kerusakan lingkungan kota Yogyakarta
akibat dampak erupsi merapi menyebabkan sumber
penghasil rebung menurun drastis sementara ini.
c) Opportunity (Peluang)
1). Masyarakat lebih
menyukai makanan yang praktis dan inovatif.
2). Masyarakat lebih
condong untuk mengkonsumsi cemilan yang dapat
meminimalisir zat-zat yang berbahaya.
3). Rebung Crackers yang bahan
dasarnya tumbuh secara alami dan pengemasan
produknya tanpa pengawet.
4). Prospek kelanjutan
usaha sangat besar, mengingat rebung merupakan
8
tanaman yang tidak mengenal musim dan di
temukan di seluruh wilayah Indonesia.
5). Proses distribusi yang
mudah karena keberadaan warung angkringan,
burjo dan kantin kampus yang strategis.
d) Treatment (ancaman)
1). Banyak jenis usaha yang
sama sebagai pesaing.
2). Persaingan dalam
pemasaran yang semakin
kompleks.
Dari analisis SWOT diatas, menunjukkkan bahwa
produk Rebung Crackers memiliki prospek yang tinggi
sebagai unit usaha. Perhitungan pengembalian modal
(Break Event) yaitu untuk mengetahui pada volume
berapa (penjualan/produksi) agar biaya total sama
dengan penghasilan total sehingga tidak mengalami
rugi. Rumus yang digunakan adalah perhitungan Break
Even Point berdasarkan unit sebagai berikut;
BEP (Q) =
BEP = Break Even Point
FC = Jumlah Total Biaya Operasional
P = Harga Jual Produk
FC
P - VC
9
VC = Biaya Produksi
2. Perhitungan Ekonomi
Pemanfaatan rebung ini merupakan inovasi baru
yang menguntungkan produsen dan konsumen. Rebung
Crackers ini akan di produksi dengan perhitungan
ekonomi secar kasarnya sebagai berikut:
a. Biaya Sekali Produksi
Tabel 1. Biaya Produksi
No
Jenis
Pengeluaran
Juml
ah
Satu
an Biaya Produksi
1
Gas Tabung LPG
15 kg2
Buah
Rp
500.000,00 2 Pisau 8 Buah Rp 25.000,003 Wajan 2 Buah Rp 200.000,004 Panci 3 Buah Rp 150.000,005 Susuk 2 Buah Rp 36.000,006 Sarangan 2 Buah Rp 50.000,007 Baskom 3 Buah Rp 150.000,008 Kompor 2 Buah Rp 700.000.009 Publikasi Rp 50.000,00
Jumlah
Rp
1.861.000,0
0Biaya Variabel 1 Pengemasan 2 Pake Rp 10.000,00
10
t2 Sewa tempat 1 Hari Rp 20.000,00
3 Pekerja4
Oran
g
Rp 100.000,00
4 Rebung 100 Kg Rp 75.000,005 Penambah rasa 2.5 Kg Rp 40.000,006 Minyak 8 Kg Rp 100.000,00
Jumlah Rp 345.000,00
b. Biaya Pendapatan dan Keuntungan
Produksi Rebung Crakers dalam satu kali produksi
menghasilkan 400 bungkus dengan harga setiap
bungkusnya Rp 1.700,00, sehingga pendapatan dan
keuntungan yaitu:
1) Pendapatan = Rp 680.000,00
2) Keuntungan = Rp 335.000,00
Banyaknya produksi per bulan sebanyak 12 kali
produksi. Maka,
keuntungan per bulan = Rp. 335.000 x 12 = Rp.
4.020.000,00
c. Analisis B/C Rasio
Produksi Rebung Crackers selama satu bulan
menghasilkan 4.800 buah produk. Adapun perhitungan
B/C Rasio sebagai berikut :
(dengan syarat jika B/C Rasio > 1 = untung, dan B/C
11
Rasio < 1 = rugi )
d. BEP ( Berdasarkan Unit )
( pembulatan )
Atau dapat dikatakan bahwa setiap penjualan
produk Rebung Crackers sebanyak 2.159 bungkus akan
menjadi titik impas. Sehingga penjualan diatas 2.159
bungkus produk akan memberikan keuntungan sejumlah
selisih penjualan BEP Unit.
e. BEP ( pendapatan yang harus diterima )
f. Paybeck Periode
Dilihat dari jumlah total biaya produksi
Rebung Crackers dapat diketahui bahwa dengan penjualan
sejumlah 4.800 bungkus per bulan, maka akan terjadi
titik impas ketika penjualan produk Rebung Crackers
sebanyak 2.159 bungkus dan penerimaan sebesar Rp
3.670.300,00. Dengan harga per produk Rp 1.700,00
per bungkus, maka skala pengembalian modal akan
terjadi dalam jangka waktu 2 bulan.
12
H. METODE PELAKSANAAN
Dalam program ini akan dilakukan pra eksperimen
untuk menentukan formula rasa Rebung Crackers dan
teksturnya agar bisa diterima oleh masyarakat luas.
Analisis dilakukan untuk memperkirakan proses
selanjutnya apakah usaha ini akan berjalan dengan
lancar atau akan merugi. Hal-hal yang perlu
dianalisis sebagai berikut: SDM, permodalan,
kesediaan bahan, dan konsumen.
Komponen di atas adalah komponen yang sangat
utama dalam menentukan keberhasilan usaha pembuatan
keripik dari bahan dasar rebung. Dari segi SDM
haruslah dipilih orang yang memiliki kreativitas dan
kemampuan untuk mengolah rebung menjadi camilan yang
bernilai gizi tinggi, kemampuan untuk komunikasi
dalam pemasaran, informasi dalam pengadaan bahan
baku, dan memiliki etos kerja yang tinggi.
Pada kenyataannya kelompok dari PKM
Kewirausahan ini tiap orangnya tidak memiliki
kemampuan di atas. Namun, dalam kelompok saling
melengkapi sehingga tertutuplah kekurangan dalam hal
SDM. Dengan SDM yang baik maka proses usaha dapat
berjalan dengan lancar dan bahkan dapat berkembang
menjadi lebih baik.
Dari segi finansial belum memiliki modal yang
cukup untuk membeli alat dan bahan, namun hal ini
dapat diatasi dengan pembiayaan dari Dikti. Kemudian
13
pada tahap pemasaran, dapat dilakukan dengan mudah
dikarenakan kota Yogyakarta adalah daerah yang
sebagian besar penduduknya adalah mahasiswa,
sehingga pemasaran akan lebih cepat terdistribusi
dan populer sebagai makanan yang unik.
1. Waktu dan Tempat Produksi
Tempat :Kost Yuli, Karangmalang Blok E, 22 B
Catur Tunggal,
Sleman Yogyakarta.
Waktu : 4 bulan
2. Alat dan Bahan
a. Alat
Peralatan yang digunakan untuk membuat Rebung
Crackers adalah:
1).Wajan
2).Baskom
3).Kompor
4).Panci
5).Oven
6).Sarangan
7).Pisau.
b. Bahan :
14
1).Rebung
Jenis rebung yang digunakan untuk Rebung
Crackers hampir semua jenis rebung bambu, meskipun
ada perbedaan dalam tingkat kelunakan, aroma dan
rasa setelah proses perebusannya.
2).Penambah rasa
3).Garam Kasar
3. Proses pembuatan
Pembuatan Rebung Crackers mengunakan 100 kg
rebung sebagai bahan dasar utamanya,menghasilkan
keripik rebung sebanyak 80 kg. Adapun skema
pembuatan Rebung Crackers adalah sebagai berikut :
15
G
ambar.1. Bagan pembuatan Rebung Crackers
4. Proses Pemasaran
Proses pemasaran hasil produk ini terdapat
beberapa elemen yang harus dipenuhi dalam manajemen
pemasaran,diantaranya :
a) Produk
Dalam program ini produk yang dihasilkan berupa
Analisis situasi / kajian pendahuluan
Mempersiapkan alat dan bahan baku
Potong memanjang
Rebus dengan garam 15 menit
Penggorengan
Penambahan aneka rasa
Pengemasan dan pelabelan
Pengupasan
Rendam
Buang pangkal
Sortir
Uji Ketertarikan konsumen
Pemasaran
16
keripik rebung sebagai camilan yang bergizi
tinggi ,dapat mencegah beberapa penyakit dan
bernilai ekonomis.Produk ini adalah salah sau
inovasi untuk memanfaatkan tanaman rebung segbagai
bahan pembuatan keripik yang baik bagi
kesehatan.Selain itu,tanaman rebung mudah diperoleh
karena dapat tumbuh di seluruh daerah Indonesia.
b) Harga
Dalam produk ini,produk yang dihasilkan
berupa keripik dipasarkan Rp. 1700,00 per
bungkus.Dengan harga yang cukup terjangkau, produk
ini dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
c) Lokasi
Pemasaran produk ini berlokasi di tempat-
tempat yang sekiranya sering didatangi masyarakat
seperti angkringan, warung burjo,toko-toko kecil dan
juga kantin kampus.
d) Promosi
Dalam memperkenalkan produk ini kepada
khalayak umum akan dilakukan promosi ke berbagai
tempat yang biasa menjual camilan seperti: toko
(mini market), kantin kampus, angkringan dan juga
warung-warung burjo. Selain itu dengan adanya
kemajuan tekhnologi promosi juga akan dilakukan
melalui media internet, misalnya website,web blog
dan juga jejaring sosial. Sehingga diharapkan
pemasaran produk Rebung Crakers ini akan dikenal
17
masyarakat luas tidak hanya di kota Yogyakarta.
5. Keberlanjutan
Rebung Crakers mudah dibuat dengan bahan baku
rebung yang telah banyak dikenal masyarakat
Indonesia dan mudah di dapatkan dihampir seluruh
wilayah Indonesia dengan harga yang relatif murah.
Rebung atau bamboo muda merupakan tanaman yang tidak
mengenal musim sehingga selalu tersedia dalam jumlah
yang banyak.
Rebung merupakan tanaman yang mempunyai
kandungan gizi yang cukup kompleks. Penggunaan
rebung sebagai bahan baku dapat memberikan nilai
tambah untuk pemanfaatan rebung selain sebagai
tanaman juga bisa dimanfaatkan sebagai makanan
ringan (camilan). Selain itu, produksi Rebung Crackers
merupakan salah satu usaha untuk memanfaatkan rebung
seoptimal mungkin karena kandungan gizinya yang
sangat kompleks.
Keripik merupakan produk camilan popular yang
banyak digemari oleh masyarakat karena kaya gizi dan
dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau. Produk
ini diperoleh dengan harga yang relatif murah
sehingga dapat terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat. Oleh karena itu, permintaan pasar
terhadap Rebung Crackers akan terus meningkat sehingga
keberlanjutan usaha ini akan terus terjaga.
18
I. JADWAL KEGIATAN
Tabel 2. Biaya jadwal kegiatan
No Nama Kegiatan
Bulan Tahun berjalan
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1Perencanaan
Kegiatan
2 Observasi
3 Desain Produk
4 Proses Produksi
5 Evaluasi Program
6Penyempurnaan
program
7Penyusunan
laporan
19
J. RANCANGAN BIAYA
NO KEGIATAN KETERANGAN HARGA (Rp)
1 Bahan habis pakai
a) Rebung
b) Penambah
rasa
c) Minyak
goreng
d) Kemasan
e) Gas Lpg
Total I
1200 kg
12 kali
6 kg x12
kali
12 kali
15 kg
Rp
900.000,00
Rp
240.000,00
Rp
720.000,00
Rp
120.000,00
Rp
89.000,00
Rp
2.069.000,0
0
2 Peralatan penunjang
PKM
a) Kompor gas
b) Tabung LPG
2 buah
2 buah
4 buah
Rp
1.400.000,0
0
20
c) Pisau
d) Wajan
e) Panci
f) Susuk
g) Sarangan
h) Baskom
i) Oven
Total II
2 buah
2 buah
2 buah
4 buah
4 buah
1 buah
Rp
1.200.000,0
0
Rp
40.000,00
Rp
110.000,00
Rp
117.000,00
Rp
20.000,00
Rp
24.000,00
Rp
60.000,00
Rp
2.000.000,0
0
Rp
4.971.000,0
0
21
3 Perjalanan
a) Transportasi
b) Distribusi
Total III
4 orang
Rp.10.000x12
Rp
400.000,00
Rp
140.000,00
Rp
540.000,00
4 Lain-lain
a) Sewa tempat
b) Proposal
c) Advertising
Total IV
1 bulan
4 buah
-
Rp .400.000
,00
Rp
200.000,00
Rp
320.000,00
Rp
920.000,00
Total I +Total II +Total II +
Total IV Rp.8.500.00
0,00