PROBLEM BASED LEARNING
Transcript of PROBLEM BASED LEARNING
Tugas : IndividuMata Kuliah : Strategi Pembelajaran Matematika
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
PROBLEM BASED LEARNING
MUSDALIFAH YUSUF
11 24 130
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
YAYASAN PENDIDKAN UJUNG PANDANG ( YPUP )
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.!!!
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,
dengan rahmat serta kasih sayang-Nya telah memberi
kesempatan dan kemudahan kepada kami dalam mewujudkan
sebuah makalah Strategi Pembelajaran Matematika yang
membahas mengenai Problem Based Learning (PBL) atau
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Makalah ini di harapkan dapat bermanfaat dan di
gunakan oleh kita semua, terkait dengan materi
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna dan mempunyai banyak sekali kekurangan, untuk
itu dengan segala kerendahan hati kami mohon agar para
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum wr.wb.
Makassar, 17 Mei
2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Kata Pengantar …………………………………………………………... i
Daftar Isi ……………………………………………………………….... ii
BAB 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang ………………………………………………….. 1
2. Rumusan Masalah ……………………………………………… 2
3. Tujuan Pembahasan ……………………………………………. 3
4. Manfaat Pembahasan ………………………………………….. 3
BAB 2 Kajian Pustaka
A. Konsep Dasar Problem-Based Learning ……………………... 4
B. Pengertian Problem-Based Learning …………………….........
5
C. Karakteristik Problem-Based Learning …………………….....
7
D. Ciri-ciri Problem-Based Learning
……………………............. 9
E. Tujuan Problem-Based Learning ? ……………………............
12
F. Unsur-unsur yang terdapat dalam Problem-Based
Learning ? ….. 12
G. Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Berbasis
Masalah ?. 13
H. Keunggulan dan kelemahan Problem-Based Learning ?
………… 15
I. Peranan Guru Dalam Problem-Based
Learning ?............................. 17
ii
J. Kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-
Based Learning 21
K. Tahapan pemecahan masalah dalam Problem-Based
Learning?...... 21
L. Sintaks pada Problem-Based Learning ? ………………………….
25
M. Evaluasi pada Problem-Based
Learning ?.......................................
26
N. Penilaian Dalam Problem-Based Learning ? ………………………..
27
O. Keterkaitan Materi Bidang Datar dengan Problem-
Based Learning ?32
BAB 3 Penutup
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 45
B. Saran ……………………………………………………………. 45
Daftar Pustaka …………………………………………………............. 46
Lampiran Lampiran
1. Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran
RPP Pertemuan 1 ……………………………………… 48
RPP Pertemuan 2 ………………………………………. 53
LKS pertemuan 1………………………………………... 58
LKS Pertemuan 2 ………………………………………. 61
2. Lampiran 2
Instrumen ……………………………………………….. 64
Kisi – Kisi Instrumen …………………………………… 65
Kunci jawaban dan Pedoman Penskoran ………………
66
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai
objek menjadi subjek dalam proses pembelajaran menjadi
titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan
pembelajaran inovatif. Ivor K. Davis dalam rusman
(2013:229) mengemukakan bahwa ‘’salah satu
kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan
bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa
bukan mengajarnya guru.
Guru dituntut untuk dapat memilih model
pembelajaran yang dapat memacuh semangat siswa untuk
secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang
memungkinkan dikembangkannya keterampilan berfikir
siswa ( penalaran, komunikasi, dan koneksi ) dalam
pemecahan masalah adalah pembelajaran berbasis masalah
( PBM )
Menurut Tan dalam rusman (2013: 229) pembelajaran
berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran
karena dalam PBM kemampuan berfikir siswa betul-betul
dioptimalisasikan melalui proses kelompok atau tim yang
sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan,
mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan
berpikirnya secara berkesinambungan.
Pada kenyataannya, tidak semua guru memahami
konsep PBM tersebut, baik disebabkan oleh kurangnya
keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas
keilmuan maupun kurangnya dukungan sistem untuk
meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik.
Berdasarkan hal tersebut, maka kami menyusun
makalah tentang apa dan bagaimana Pembelajaran Berbasis
Masalah ini untuk selanjutnya diterapkan dalam sebuah
proses pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan,
khususnya kepada Guru maupun mahasiswa tentang
pembelajaran berbasis masalah. Yang menurut tan dalam
1
Rusman ( 2013 : 230 ) merupakan pendekatan pembelajaran
yang relevan dengan tuntutan abad ke-21 dan umumnya
kepada para ahli dan praktisi pendidikan yang
memusatkan perhatiannya pada pengembangan dan inovasi
sistem pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Konsep Dasar Problem-Based Learning ?
2. Apa pengertian Problem-Based Learning ?
3. Bagaimanaq Karakteristik Problem-Based Learning ?
4. Apa ciri-ciri Problem-Based Learning ?
5. Apa tujuan Problem-Based Learning ?
6. Apa unsur-unsur yang terdapat dalam Problem-Based
Learning ?
7. Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Berbasis
Masalah ?
8. Apa keunggulan dan kelemahan Problem-Based Learning ?
9. Apa Peranan Guru Dalam Problem-Based Learning ?
10. Bagaimana kriteria pemilihan bahan pelajaran
untuk Problem-Based Learning
11. Bagaimana tahapan pemecahan masalah dalam
Problem-Based Learning?
12. Bagaimana sintaks pada Problem-Based Learning ?
13. Bagaimana evaluasi pada Problem-Based Learning ?
14. Penilaian Dalam Problem-Based Learning ?
15. Keterkaitan Materi Bidang Datar dengan
Problem-Based Learning ?
C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dengan maksud untuk :
a. Menambah wawasan pembaca mengenai Model
Pembelajaran Berbasis Masalah
b. Pembaca ( guru maupun mahasiswa) dapat memahami
dan mendesain sendiri model Pembelajaran
Berbasis masalah
c. Memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
Strategi Pembelajaran Matematika
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
berkaitan dengan pengunaan intelegensi dari dalam
diri individu yang berada dalam sebuah kelompok
orang, atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang
bermakna, relevan, dan kontekstual. Boud dan Feletti
dalam Rusman (2011: 230) mengemukakan bahwa
pembelajaran berbasis masalah adalah inovasi yang
paling signifikan dalam pendidikan. Dimana
kurikulum Pembelajaran Berbasis Masalah sangat
membantu untuk meningkatkan perkembangan
ketrampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir
yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif.
1. Masalah, pedagogi, dan Pembelajaran Berbasis Masalah
Kekuatan masalah
Masalah dapat mendorong keseriusan, inquiry, dan
berpikir dengan cara yang bermakna dan sanggat kuat
(powerful). Pendidikan memerlukan perespektif baru
dalam menemukan berbagai permasalahan dan cara
memandang suatu masalah.
Berbagai trobosan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan hasil dari adanya ketertarikan
terhadap masalah. Pada umumnya pendidikan dimulai
dari ketertarikan masalah, dilanjutkan dengan
menentukan masalah, dan penggunaan berbagai dimensi
berpikir.
Masalah dan pedagogi
Menurut Shulman dalam Rusman (2013: 231) Pendidikan
merupakan proses membantu orang mengembangkan
kapasitas untuk belajar bagaimana menghubungkan
4
kesulitan mereka dengan teka-teki yang berguna untuk
membentuk masalah.
Dari segi paedagogis, pembelajaran berbasis
masalah didasarkan pada teori belajar
konstruktvisme dengan ciri:
Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan scenario
permasalahan dan linkungan belajar.
Pergulatan dengan masalah dan proses inquiry
masalah menciptakan disonansi kognitif yang
menstimulasi belajar.
Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi
negosiasi social dan evaluasi terhadapa keberadaan
sebuah sudut pandang.
B. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Berikut ini kami menyajikan beberapa pendapat
tentang Model Pembelajan Berbasis Masalah: Model
pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning)
adalah suatu pembelajaran yang di awali dengan
menghadapkan siswa pada suatu masalah. (Roh,2003:1;
James Rhem,1998:1 dalam http://jurnal.upi.edu 2011).
Menurut Richrad I Arends dalam jurnal
(http://risqi.blog.com), Pembelajaran Berbasis
Masalah merupakan metode pembelajaran aktif yang
digunakan untuk masalah terstruktur yang merupakan
tanggapan dari hasil pembelajaran. Pada model
pengajaran ini, digunakan untuk menyelesaikan
masalah mempunyai struktur yang kompleks yang tidak
cukup bila dikerjakan dengan algoritma yang
sederhana. Pada Pembelajaran Berbasis Masalah ini,
siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan
kemampuannya sendiri. Pembelajaran Berbasis Masalah
dirancang terutama untuk membantu siswa
mengembangkan ketrampilan berfikir, ketrampilan
menyelesaikan masalah, dan ketrampilan
intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa
dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil
atau situasi yang disimulasikan dan menjadi pelajar
mandiri dan otonom
Sedangkan Menurut Arends
(http://jurnal.upi.edu, 2011) pembelajaran berbasis
masalah (PBM) merupakan suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan
yang autentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri
dan keterampilan berpikir, mengembangkan
kemandirian, dan percaya diri.
Arens dalam
(http://sharingkuliahku.wordpress.com) menyatakan
bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah adalah
model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
keterampilan yang lebih tinggi dan inquiri,
memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan
diri sendiri. Model ini bercirikan penggunaan
masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus
dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan
masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep
penting. Pendekatan pembelajaran ini mengutamakan
proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan
diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan
mengarahkan diri. Pembelajaran berdasarkan masalah
penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih
tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah,
termasuk bagaimana belajar.
C. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Menurut Slavin (http://jurnal.upi.edu, 2011)
karakteristik lain dari PBM meliputi pengajuan
pertanyaan terhadap masalah, fokus pada keterkaitan
antar disiplin, penyelidikan authentik, kerja sama,
dan menghasilkan produk atau karya yang harus
dipamerkan. Pembelajaran berbasis masalah merupakan
penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan
untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia
nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu
yang baru dan kompleksitas yang ada. Tan dalam
Rusman(2011: 232).
Karakterisktik pembelajaran berbasis masalah
adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran menjadi strating point dalam belajar
b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan
yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur.
c. Permasalahan memebutuhkan persepektif ganda
(multiple perspective),
d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang
kemudian membutuhakn identifikasi kebutuhan
belajar dan bidang baru dalam belajar,
e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama,
f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,
pengunaannya, dan evaluasi sumber informasi
merupakan proses yang esensial dalam Pembelajaran
Berbasis Masalah.
g. Belajar adalah kolaborasi, komunikasi dan
kooperatif.
h. Pengembangan ketrampilan inquiry dan pemecahan
masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi
pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah
permasalahan
i. Keterbukaan proses dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah meliputi sintesis dan integrasi dari
sebuah proses belajar, dan
j. Pembelajran Berbasis Masalah meliputi evaluasi
dan review pengalaman siswa dan proses belajar.
Pembelajaran Berbasis Masalah tergantung dari
tujuan yang ingin dicapai apakah berkaitan dengan: 1)
penguasaan isi pengetahuan yang bersifat
multidiscipline, 2) penguasaan ketrampilan proses dan
disiplin heuristic, 3) belajar ketrampilan pemecahan
masalah, 4) belajar ketrampilan kolaboratif, 5) belajar
ketrampilan kehidupan yang lebih luas.
D. CIRI- CIRI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Ciri-ciri utama Problem-Based Learning adalah sebagai
berikut.
1. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan
rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam
pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya
sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal
materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi
pembelajaran berbasis masalah siswa aktif
berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data
dan akhirnya menyimpulkannya.
2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk
menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran
berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata
kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa
masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan
menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir
deduktif dan induktif. Proses berpikir ini
dilakukan secara sistematis dan empiris,
sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan
melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan
empiris artinya proses penyelesaian masalah
didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Ciri-ciri khusus Problem-Based Learning adalah sebagai
berikut.
1. Pengajuan Masalah atau Pertanyaan
Pengaturan pembelajaran masalah berkisar pada
masalah atau pertanyaan yang penting bagi siswa
maupun masyarakat. Pertanyaan dan masalah yang
diajukan itu haruslah memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar
pada kehidupan dunia nyata dari pada berakar
pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
b. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas,
dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi
siswa yang pada akhirnya menyulitkan
penyelesaian siswa.
c. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan
hendaknya mudah dipahami siswa. Selain itu,
masalah disusun dan dibuat sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.
d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan
hendaknya bersifat luas, artinya masalah
tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang
akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan
sumber yang tersedia. Selain itu, masalah yang
telah disusun tersebut harus didasarkan pada
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
e. Bermanfaat. Yaitu masalah yang disusun dan
dirumuskan haruslah bermanfaat, baik bagi siswa
sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai
pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah
masalah yang dapat meningkatkan kemampuan
berfikir dan memecahkan masalah siswa serta
membangkitkan motivasi belajar siswa.
2. Keterkaitan dengan Berbagai Masalah Disiplin Ilmu
Masalah yang diajukan dalam pembelajaran
berbasis masalah hendaknya mengaitkan atau
melibatkan berbagai disiplin ilmu.
3. Penyelidikan yang Autentik
Penyelidikan yang diperlukan dalam
pembelajaran berbasis masalah bersifat autentik.
Selain itu penyelidikan diperlukan untuk mencari
penyelesaian masalah yang bersifat nyata. Siswa
menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan
dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen,
menarik kesimpulan dan menggambarkan hasil akhir.
4. Menghasilkan dan Memamerkan Hasil/Karya
Pada pembelajaran berbasis masalah, siswa
bertugas menyusun hasil penelitiannya dalam bentuk
karya dan memamerkan hasil karyanya. Artinya hasil
penyelesaian masalah siswa ditampilkan atau
dibuatkan laporannya.
5. Kolaborasi
Pada pembelajaran masalah, tugas-tugas
belajar berupa masalah harus diselesaikan bersama-
sama antar siswa dengan siswa , baik dalam
kelompok kecil maupun besar, dan bersama-sama
antar siswa dengan guru.
E. TUJUAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penggunaan
Problem-Based Learning adalah
1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan
berpikir dan keterampilan pemecahan masalah.
2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
3. Menjadikan siswa berusaha berpikir kritis dan
mampu mengembangkan kemampuan analisisnya serta
menjadi pembelajar yang mandiri.
4. Memberikan dorongan kepada peserta didik untuk
tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang
bersifat konkret tetapi lebih dari itu berpikir
terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks.
F. UNSUR-UNSUR PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Problem-Based Learning mempunyai beberapa unsur-
unsur yang mendasar pada pendidikan, yaitu:
1. Integrated Learning, pembelajaran mengintegrasikan
seluruh bidang pelajaran. Pembelajaran bersifat
menyeluruh melibatkan aspek-aspek perkembangan
anak. Anak membangun pemikiran melalui pengalaman
langsung.
2. Contextual Learning, yaitu anak belajar sesuatu yang
nyata, terjadi, dan dialami dalam kehidupannya.
Anak merasakan langsung manfaat belajar untuk
kehidupannya.
3. Constructivist Learning, yaitu anak membangun
pemikirannya melalui pengalaman langsung (hand on
experience).
4. Active Learning, yaitu anak sebagai subyek belajar
yang aktif menentukan, melakukan dan mengevaluasi.
5. Learning Interesting, yaitu bahwa pembelajaran lebih
menarik dan menyenangkan bagi anak karena anak
terlibat langsung dalam menentukan masalah.
G. TEORI BELAJAR YANG MENDUKUNG PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH
Teori belajar yang melandasi pendekatan
pembelajaran berbasis masalah Selain teori belajar
konstruktivisme, ada beberapa teori belajar lainnya
yang melandasi pendekatan PBM, yaitu
i. Teori Belajar Bermakna Dari David Ausubel
Ausubel (Rusman,2010) membedakan antara belajar
bermakna ( meaningfull learning) dengan belajar
menghafal ( rote learning ). Belajar bermakna
merupakan proses belajar diman ainformasi baru
dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah
dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar
menghafal diperlukan bila seseorang memperoleh
informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali
tidak berhubungan dengan yang telah diketahuinya.
Kaitannya dengan PBM dalam hal mengaitkan informasi
baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki
oleh siswa.
ii. Teori Belajar Vigostsky
Perkembangan intelektual terjadi pada saat
individu berhadapan dengan pengalaman baru dan
menentang serta ketika berusaha untuk memecahkan
masalah yang berikan. Dalam upaya menempatkan
pemahaman, individu berusaha mengaitkan pengetahuan
baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya
kemuadian membangun pengetahuan baru. Rusman
( 2006:244) vigostsky meyakini bahwa interaksi
sosial dengan teman lain memacuh terbentuknya ide
baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
Kaitannya dengan PBM dalm hal mengaitkan informasi
baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki
oleh siswa melalui kegiatan belajar dalam interaksi
sosial dengan teman lain.
iii. Teori belajar jerome S. Brunner
Metode penemuan merupakan metode dimana siswa
menemukan kembali, bukan menemukan yang sama sekali
yang benar-benar baru. Belajar penemuan sesuai
dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
manusia dengan sendirinya memberikan hasil yang
lebih kuat, berusaha sendiri memberikan hasil yang
lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan
masalah serta disukung oleh pengetahuan yang
menyertainya, serta menghasilkan pengetahuan yang
benar-benar bermakna
H. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH
1. Keunggulan Problem-Based Learning
Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi
Problem-Based Learning memiliki beberapa keunggulan,
di antaranya:
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup
bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan
siswa serta memberikan kepuasan untuk
menentukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa.
d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa
bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan.
f. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih
menyenangkan dan disukai siswa.
g. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
h. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia nyata.
i. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat
siswa untuk secara terus menerus belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran berbasis masalah harus
dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus
dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa
pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang
dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial.
Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa, pada
tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau
menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai
fenomena yang ada.
2. Kelemahan Problem-Based Learning
Di samping memiliki keunggulan, strategi
pembelajaran berbasis masalah juga memiliki
beberapa kelemahan diantaranya:
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka
akan merasa enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem
solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka
mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.
I. PERAN GURU DALAM PROBLEM-BASED LEARNING
Guru harus menggunakan proses yang pembelajaran
yang akan mengerakkan siswa menuju kemandirian,
kehidupan yag lebih luas, dan belajar sepanjang
hayat. Lingkungan belajar yang dibangun guru harus
mendorong cara berpikir reflektif, evaluasi kritis,
dan cara pikir yang berdayaguna. Peran guru dalam
PBM berbeda dengan peran guru di dalam kelas. Guru
dalam PBM terus berpikir tentang beberapa hal yaitu:
a. Bagaimana dapat merancang dan menggunakan
permasalahan yang ada di dunia nyata, sehingga siswa
dapat menguasai hasil belajar?
b. Bagaimana bisa menjadi pelatih siswa dalam proses
pemecahan masalah, pengarahan diri, dan belajar dengan
teman sebaya?
c. Dan bagaiaman siswa memandang diri mereka sendiri
sebagai pemecahan masalah yang aktif?
Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah juga
memusatkan perhatiannya pada: 1) menfasilitasi proses
PBM, mengubah cara berfikir, mengembangkan ketrampilan
inquiry, menggunakan pembelajaran kooperatif; 2)
melatih siswa tentang strategi pemecahan masalah;
pemberian alas an yang mendalam, metakognisi, berpikir
kritis, dan berpikir secara system; dan 3) menjadi
perantara proses penguasaan informasi; meneliti
lingkungan informasi, mengakses sumbe informasi yang
beragam, dan mengadakan koneksi.
1. Menyiapkan Perangkat Berpikir Siswa
Bebrapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan
siswa dalam PBM adalah: 1) membantu siswa mengubah cara
berpikir; 2) menjelaskan apakah PBM itu? Pola apa yang
dialami oleh siswa?; 3) memberi siswa ikhtisar siklus
PBM, struktur, dan batasan waktu; 4) mengomunikasikan
tujuan, hasil dan harapan; 5) menyiapkan siswa untuk
pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang; dan 6)
membantu siswa merasa memiliki masalah.
2. Menekankan Belajar Kooperatif
PBM menyediakan cara untuk inqury yang bersifat
kolaborasi dan belajar Bray,dkk dalam Rusman
(2011;235) mengambarkan inquiry kolaboratif sebagai
proses di mana orang melakukan refleksi dan kegiatan
secara berulang-ulang, mereka bekerja dalam tim untuk
menjawab pertanyaan penting. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa pada Pembelajaran Berbasis Masalah
lebih menekankan pembelajaran inquiry kolaboratif yang
di kerjakan dengan tim secara berkelompok.
3. Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam
Pembelajaran Berbasis Masalah
Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan
apabila anggota berkisar antara 1 sampai 10 siswa atau
bahkan lebih sedikit dengan satu orang guru. Guru
dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif
untuk mengabungkan kelompok-kelompok tersebut dalam
langkah-langkah yang beragam dalam siklus PBM untuk
menyatukan ide, berbagai hasil belajar, dan penyajian
ide.
4. Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah
Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong
penyatuan dan pelibatan siswa dalam masalah. Guru juga
memaikan peran aktif dalam memfasilitasi inquiry
kolaboratif dan proses belajar siswa.
Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah guru mempunyai
peranan tertentu sebagaimana telah diuraikan di atas,
berikut ini kami menyajikan 3 fase Pembelajaran
Berbasis Masalah menurut Tsuruda
(http://pasca.undiksha.ac.id)
Fase sebelum pembelajaran.
memastikan bahwa siswa-siswa memahami masalah yang
diberikan
menjelaskan hal-hal yang diharapkan dari siswa
menyiapkan mental para siswa untuk menyelesaikan
masalah dan pengetahuan yang telah siswa miliki yang
akan berguna untuk membantu dalam memecahkan
Fase selama pembelajaran.
memberikan siswa kesempatan untuk bekerja tanpa
petunjuk dari guru atau hindari memberikan bantuan di
awal kerja siswa
menggunakan waktu untuk mendeteksi perbedaan –
perbedaan siswa berfikir, ide-ide yg digunakan dlm
memecahkan masalah
Fase sesudah pembelajaran.
siswa-siswa akan bekerja sebagai komunitas belajar,
berdiskusi, menguji dan menghadapi berbagai macam
penyelesaian yang diperoleh siswa
menggunakan kesempatan ini untuk mengetahui cara
siswa berfikir dan cara mereka mendekati permasalahan
membuat ringkasan ide-ide pokok dan
mengidentifikasi masalah-masalah untuk kegiatan
selanjutnya
J. KRITERIA PEMILIHAN BAHAN PELAJARAN UNTUK PROBLEM-
BASED LEARNING
Kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-
Based Learning adalah sebagai berikut.:
a. Bahan pelajaran mengandung isu-isu konflik (conflict
issue) bersumber dari berita, rekaman, dan video.
b. Bahan yang dipilih bersifat familiar dengan siswa.
c. Bahan yang dipilih yang berhubungan dengan orang
banyak (universal).
d. Bahan yang dipilih yang mendukung tujuan atau
kompetensi yang dimiliki oleh siswa sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
e. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa
sehingga siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.
K. TAHAPAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROBLEM-BASED
LEARNING
Tahapan pemecahan masalah sangat bergantung
pada kompleksitas masalahnya. Untuk masalah yang
kompleks karena cakupan dan dimensinya sangat luas,
maka langkah-langkah pemecahan masalah dengan
pendekatan akademik dapat dilakukan. Permasalahan
yang sederhana dengan cakupan dan dimensi yang rela
sempit dan praktis dapat dipecahkan dengan tahapan-
tahapan yang sederhana dan praktis pula. Kedua jenis
tahapan tersebut adalah sebagai berikut ini.
1) Tahapan pemecahan masalah secara akademik
Secara akademik tahapan pemecahan masalah yang
kompleks adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran akan adanya masalah
b. Merumuskan masalah
c. Membuat jawaban sementara atas masalah atau
hipotesis
d. Mengumpulkan data atau fakta-fakta
e. Menganalisis data atau fakta-fakta sebagai
pengujian hipotesa
f. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengujian
hipotesa \
g. Membuat alternatif pemecahan masalah
h. Menetapkan pilihan diantara alternatif pemecahan
masalah
i. Menyusun rencana upaya pemecahan masalah
j. Melaksanakan upaya pemecahan masalah
k. Mengevaluasi hasil pemecahan masalah
2) Tahapan pemecahan masalah secara praktis
Tahapan pemecahan masalah yang lebih praktis
adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran akan adanya masalah
b. Merumuskan masalah
c. Mencari alternatif pemecahan masalah
d. Menetapkan pilihan diantara alternatif pemecahan
masalah
e. Melaksanakan pemecahan masalah
f. Evaluasi hasil pemecahan masalah
Mencermati tahapan-tahapan pemecahan masalah baik
yang bersifat akademik maupun yang bersifat lebih
praktis, ada dua langkah atau tahapan yang ada dikedua
pendekatan tersebut yaitu, perumusan masalah dan
pemilihan alternatif pemecahan masalah. Ada dua hal
yang perlu yang dikemukakan terkait dengan keterkaitan
antara rumusan masalah dan penetapan pilihan pemecahan
masalah pendekatan pengambilan Keputusan sebagaimana
diuraikan berikut ini.
1) Keterkaitan rumusan masalah dan pemecahan masalah
Ada empat kemungkinan hubungan antara rumusan
masalah dan keputusan atau solusinya yakni:
a. Kemungkinan 1: rumusan masalah benar dan pemecahan
yang benar.
b. Kemungkinan 2: rumusan masalah benar tetapi
pemecahannya salah.
c. Kemungkinan 3: rumusan masalah salah tetapi
pemecahannya benar.
d. Kemungkinan 4: rumusan masalah salah dan
pemecahannya salah.
Mencermati keempat kemungkinan hubungan antara
rumusan masalah berikut solusinya, maka dapat dipahami
mengapa perumusan masalah sangat penting dalam proses
pembuatan keputusan dalam proses pemecahan atau solusi
pemecahan dan sebuah masalah.
2) Jenis-jenis pendekatan pengambilan keputusan
Pendekatan yang digunakan dalam pengambilan
Keputusan akan mempengaruhi langkah-langkah dan
informasi yang diperlukan. Ada empat kemungkinan
pendekatan yang digunakan dalam pengambilan keputusan
(Diajeng, 2002 halaman:81-83), yaitu:
a. Keputusan yang didasarkan pada intuisi
b. Keputusan yang didasarkan pada pengalaman
c. Keputusan yang didasarkan pada kekuasaan
d. Keputusan yang didasarkan pada fakta
Dari keempat pendekatan tersebut, hanya keputusan
yang berdasarkan fakta yang merupakan keputusan
bersifat akademik karena menggunakan fakta sehingga
obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan alasannya
secara obyektif. Ketiga pendekatan lainnya lebih
bersifat subyektif sekalipun dalam prosesnya
dimungkinkan menggunakan fakta tadi dalam skala yang
terbatas sekali.
L. SINTAKS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Sintaks atau langkah-langkah pada Problem-Based
Learning dapat dilihat pada tabel 1. berikut.
Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Fase 1
Orientasi
siswa
terhadap
masalah
autentik
Guru mrnyampaikan
tujuan belajar,
menjelaskan logistik
yang diperlukan, dan
memotivasi
menggunakan
kemampuannya
memecahkan maslah.
Siswa
mendengarkan
tujuan belajar
yang disampaikan
oleh guru dan
mempersiapkan
logistik yang
diperlukan.
Fase 2
Mengorganis
asi siswa
dalam
belajar
Guru membantu siswa
mendefinisikan dan
mengorganisasikan
tugas belajar yang
diangkat.
Siswa
mendefinisikan
dan
mengorganisasikan
tugas belajar
yang di angkat.
Fase 3
Membantu
siswa
secara
individual
atau
kelompok
dalam
melaksanaka
n
penelitian
Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk
memperoleh jawaban
yang sesuai atas
masalah.
Siswa
mengumpulkan
informasi yang
sesuai,
melaksanakan
eksperimen, dan
berusaha
menemukan jawaban
atas masalah yang
di angkat.
Fase 4
Mengembangk
an dan
menyajikan
hasil karya
Guru membantu siswa
dalam merencanakan
dan menyiapkan karya
seperti laporan,
video, model-model
dan membantunya
Siswa
merencanakan dan
menyiapkan
karya,video, dan
menyampaikannya
untuk menyampaikan
kepada teman lain.
pada teman lain.
Fase 5
Analisis
dan
evaluasi
proses
pemecahan
masalah.
Guru membantu siswa
melakukan refleksi
kegiatan
penyelidikannya dan
proses yang telah
dilakukan
Siswa melakukan
refleksi kegiatan
penyelidikannya
dan proses yang
dilakukan.
M. EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Seperti yang telah disebutkan bahwa model Problem-
Based Learning tidak dirancang untuk membantu guru
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.
Dalam Problem-Based Learning, perhatian pembelajaran tidak
hanya pada perolehan pengetahuan deklaratif, tetapi
juga perolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu,
penilaian tidak cukup hanya dengan tes. Penilaian dan
evaluasi yang sesuai dengan model Problem-Based Learning
adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa
sebagai hasil penyelidikan mereka.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai
pekerjaan siswa tersebut, penilaian itu antara lain
asesmen kenerja, asesmen autentik dan portofolio.
Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat
bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah melihat
bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan
keterampilan. Karena kebanyakkan problema dalam
kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai perkembangan
zaman dan konteks lingkungannya, maka perlu
dikembangkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa
secara aktif mengembangkan kemampuannya untuk belajar
(Learning how to learn). Dengan kemampuan atau kecakapan
tersebut diharapkan siswa akan mudah beradaptasi.
N. PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
a. Aspek Penilaian
Penilaian dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL)
dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap
(attitude). Penilaian terhadap penguasaan
pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis,
PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari
penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan
pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap
dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan
bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam
pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek
tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan.
b. Teknik Penilaian
Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
atau Problem Based Learning (PBL) dilakukan
dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan
dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang
sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang
dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam
kurun waktu tertentu dalam kerangka
pencapaian tujuan pembelajaran .
Penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) atau Problem Based Learning (PBL) dilakukan dengan
cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-
assessment.
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh
pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan
hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang
ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu
sendiri dalam belajar.
Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar
berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap
upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang
telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam
kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL)
antara lain berikut ini.
1. Penilaian kinerja peserta didik. Pada penilaian
kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk
kerja atau mendemonstrasikan kemampuan melakukan
tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan,
melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan
jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu,
atau melukis suatu gambar.
2. Penilaian portofolio peserta didik. Penilaian
portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam suatu periode tertentu. Informasi
perkembangan peserta didik dapat berupa hasil
karya terbaik peserta didik selama proses belajar,
pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau
bentuk informasi lain yang terkait kompetensi
tertentu dalam suatu mata pelajaran. Dari
informasi perkembangan itu peserta didik dan guru
dapat menilai kemajuan belajar yang dicapai dan
peserta didik terus berusaha memperbaiki diri.
Penilain dengan portofolio dapat dipakai
untuk penilaian pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif. Penilaian kolaboratif dalam PBL
dilakukan dengan cara evaluasi diri (self
assesment) dan peer assesment. Self assessment
adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta didik
itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil
pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin
dicapai oleh peserta didik itu sendiri dalam
belajar. Peer assessment adalah penilian dimana
peserta didik berdiskusi untuk memberikan
penilaian upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas
yang diselesaikan sendiri maupun teman dalam
kelompoknya.
3. Penilaian Potensi Belajar. Penilaian yang
diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta
didik yaitu mengukur kemampuan yang dapat
ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-
temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-
tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik
untuk mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan
belajarnya.
4. Penilaian Usaha Kelompok. Menilai usaha kelompok
seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif
dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok
mengurangi kompetisi merugikan yang sering
terjadi, misalnya membandingkan peserta didik
dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang
sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah
adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh
peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan
mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.
5. Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai
pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian ini
antara lain: 1).assesment kerja, 2). assesment
autentik dan 3). portofolio. Penilaian proses
bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana
peserta didik merencanakan pemecahan masalah,
melihat bagaimana peserta didik menunjukkan
pengetahuan dan keterampilannya.
6. Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik
menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan dalam
situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam
kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan
perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya,
maka di samping pengembangan kurikulum juga perlu
dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan
kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat
secara aktif mengembangkan kerangka berpikir dalam
memecahkan masalah serta kemampuannya untuk
bagaimana belajar (learning how to learn). Dengan
kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan
peserta didik akan mudah beradaptasi. Dasar
pemikiran pengembangan strategi pembelajaran
tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang
menekankan kebutuhan peserta didik untuk
menyelidiki lingkungannya dan membangun
pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna.
c. Tahap Penilaian
Tahap penilaian pada Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) terdiri
atas tiga hal :
Bagaimana peserta didik dan evaluator menilai
produk (hasil akhir) proses
Bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk
bekerja melalui masalah
Bagaimana peserta didik akan menyampaikan
pengetahuan hasil pemecahan akan masalah atau
sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar
menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-
respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam,
misalnya secara lisan atau verbal, laporan
tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian
formal lainnya.
Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan
masalah oleh peserta didik maupun dengan cara melakukan
proses belajar kolaborasi (bekerja bersama pihak lain).
O. KETERKAITAN MATERI BIDANG DATAR DENGAN PROBLEM-BASED
LEARNING
Coba perhatikan sekitar kita, maka pasti kita
akan melihat bermacam-macam bentuk benda. Adakah
diantara benda tersebut yang termasuk bangun
datar?.untuk memperjelas kita akan membahasnya
satu persatu. Bangun datar adalah bangun dua
demensi yang tidak memiliki ruang hanya sebuah
bidang datar saja dan dibatasi oleh garis lurus
atau lengkung.
Unsur-unsur bangun datar adalah :
Sudut
Sisi
Diagonal
Sudut
Sudut dalam geometri adalah besaran rotasi
suatu ruas garis dari satu titik pangkalnya ke
posisi yang lain. Selain itu, dalam bangun dua
dimensi yang beraturan, sudut dapat pula diartikan
sebagai ruang antara dua buah ruas garis lurus
yang saling berpotongan. Besar sudut pada
lingkaran 360°. Besar sudut pada segitiga siku-
siku 180°. Besar sudut pada persegi/segi empat
360°. Untuk mengukur sudut dapat digunakan busur
derajat.
- Sinar garis BC dan BA membentuk sudut ABC (ABC)
atau sudut CBA (CBA)
- B - Sinar garis BC dan BA disebut kaki sudut
- B merupakan titik sudut
Macam-macam Sudut
a. Sudut Lancip
Sudut yang besarnya lebih kecil dari 900 dan
lebih besar dari 00 (00< <900)
b. Sudut Siku-siku
Sudut yang besarnya 900
c. Sudut Tumpul
Sudut yang besarnya lebih kecil dari 1800 dan
lebih besar dari 900 (900 < <1800 )
d. Sudut Lurus
Sudut yang besarnya 1800
e. Sudut Lingkaran Penuh
Sudut yang besarnya 3600
A. BAGIAN-BAGIAN BANGUN DATAR
1. Titik (.)
Titik merupakan sebuah noktah, sehingga tidak
memiliki panjang. Titik adalah bentuk yang
paling sederhana dari geometri, ini dikarenakan
titik hanya digunakan untuk menunjukkan posisi.
•
Titik A
2. Garis.
Sebuah garis (garis lurus) dapat dibayangkan
sebagai kumpulan dari titik – titik yang
memanjang secara tak terhingga ke kedua arah.
Apabila 2 titik dihubungkan maka
diperoleh suatu garis.
Garis AB
3. Bidang
Sebuah bidang dapat dianggap sebagai kumpulan
titik yang jumlahnya tak terhingga yang
membentuk permukaan rata yang melebar ke segala
arah sampai tak terhingga.
B. KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR
1. Bujur sangkar (Persegi sama sisi)
s
s
Persegi atau biasa juga disebut bujur
sangkar merupakan bangun datar yang semua
sisinya sama panjang. Secara umum sifat-sifat
persegi atau bujur sangkar adalah :
mempunyai empat sisi yang sama panjang,
mempunyai empat sudut siku-siiku 900,
mempunyai dua garis diagonal yang sama
panjang
mempunyai empat simetri lipat dan empat
simetri putar.
Panjang :
= BC = CD = DA
Karena panjang sisi-sisinya sama maka
keliling persegi dinyatakan dengan
K = AB + BC + CD + DA’
Rumus :
K = 4s
L = s x s atau L = s 2
Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah
persegi yang mempunyai sisi 5 cm!
Penyelesaian :
K = 4s L = s x s
= 4.5 = 5 x
5
= 20 cm = 25 cm2
2. Persegi panjang
Pengertian Persegi panjang adalah bangun
datar yang berbentuk bujur sangkar dengan dua sisi
yang saling berhadapan sejajar dan sama panjang
dengan pasangannya masing-masing dimana sisi yang
terpanjang disebut panjang dan sisi yang lebih
pendek disebut lebar.
Sifat-sifat Persegi panjang adalah
l
p
sisi yang berhadapan sama panjang,
keempat sudutnya sama besar yaitu 900,
kedua garis diagonalnya sama panjang,
memiliki dua simetri lipat dan dua simetri
putar.
Panjang
AB = CD (p)
BC = DA (l)
Rumus :
K = 2p +2l ATAU K = 2(p + l)
L= p x l
Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah
persegi panjang yang mempunyai panjang 8
cm dan lebar 4 cm!
Penyelesaian :
K = 2(p + l) L = p x l
s
s
st
D
= 2(8 + 4) = 8 x
4
= 2(12) = 32
cm2
= 24 cm
3. Segitiga
Segitiga adalah suatu bangun datar yang jumlah
sudutnya 1800 dan dibentuk dengan cara
menghubungkan tiga buah titik yang tidak segaris
dalam satu bidang.
Jenis-jenis Segitiga :
a. Segitiga Sama Sisi
Segitiga sama sisi yaitu segitiga yang ketiga
sisinya sama panjang.
Panjang AB = BC =CA
A = B = C = 600
A + B + C = 1800
K = AB + BC + AC
Rumus :
K = 3s
L = 12 .(AB) . (CD) atau L =
12 .a.t
b. Segitiga Sama Kaki
Segitiga sama kaki yaitu segitiga yang
mempunyai dua sudut yang sama dan dua buah
sisi yang sama.
Panjang AC = CB
Sudut A = B
A + B + C = 1800
K = AB + BC + AC
a
c. Segitiga Siku-siku
Segitiga yang salah satu sudutnya 900
A = 900
K = AB + BC + AC
c. Segitiga Sembarang
- Ketiga sisinya tidak sama panjang ( AB
≠ BC≠ AC )
- Ketiga sudutnya tidak sama besar (A
≠B ≠C )
- A +B +C = 1800
K = AB + BC + AC
Rumus :
L = 12 .(AB) . (CD) atau L =
12 .a.t
Contoh : 1. Tentukan keliling dari sebuah
segitiga yang mempunyai sisi 6 cm!
2. Tentukan luas dari sebuah segitiga yang mempunyai
panjang alas 8 cm dan tingginya 4cm!
Penyelesaian :
1. K = 3s 2. L = 12 .a.t
= 3.6 = 12 .8.4
= 18 cm =16 cm2
4. Jajaran Genjang
Pengertian Jajar genjang adalah bangun datar
yang diperoleh dari segitiga dan bayangannya
dengan cara memutar segitiga itu sebesar setengah
putaran terhadap salah satu titik tengah sisinya.
A B
CD
p
p
l lt
E
Jajar genjang memiliki dua buah sisi yang saling
sejajar dengan sisi yang dihapannya.
Sifat-sifat Jajar genjang adalah
sisi yang berhadapan sejajar sama panjang,
sudut-sudut yang berhadapan sama besar,
jumlah semua sudutnya 3600,
garis diagonal saling berpotongan ditengah-
tengah membagi dua sama panjang.
K = AB + BC + CD + DA
Rumus :
K = 2(p + l)
L = a.t
Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah
jajaran genjang yang mempunyai panjang
alas 6 cm, lebar 4 cm dan tinggi 3 cm!
Penyelesaian :
D
C
Bp
l
K = 2(p + l) L = a.t
= 2(6 + 4) = 6 x
3
= 2(10) = 18
cm2
= 20 cm
5. Layang-layang
Pengertian layang-layang adalah bangun datar
yang dibentuk dari dua buah segitiga sama sisi
dengan saling menghimpitkan alasnya. Layang-layang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut
dua pasang sisi yang masing-masing sama
panjang,
kedua diagonalnya saling tegak lurus, yang satu
membagi dua sama panjang diagonal yang lain,
salah satu diagonalnya adalah sumbu simetri,
dan
sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
A
D C
BA
t
Rumus :
K = AB + BC + CD + DA
L = 12 .l
Contoh : Tentukan luas dari sebuah layang-layang
yang mempunyai panjang diagonal 9 cm dan
lebar diagonal 8 cm!
Penyelesaian :
L = 12 .l.p
= 12 . 8 . 9
= 36 cm2
6. Trapesium
Trapesium hanya memiliki sepasang sisi yang
sejajar.
r
Rumus :
K = AB + BC + CD +
DA L = 12 .t.(AB +
CD)
Contoh : Tentukan luas dari sebuah trapesium yang
mempunyai P1 = 8 cm, P2 = 13 cm dan tinggi 6 cm!
Penyelesaian :L= 12 .t.(P1 + P2)
= 12 . 6 . (8 + 13)
= 63 cm2
7. Lingkaran
Bentuk lingkaran diperoleh dengan menentukan tempat
kedudukan atau himpunan semua titik-titik yang
berjarak tetap terhadap sebuah titik.
Rumus :
K = 2r
L = r2
Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah
lingkaran yang mempunyai diameter 60 cm!
Penyelesaian : K = 2..r L
= r2
= 2. . 30 = .302
= 60 cm2 = 900cm2
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu pembelajaran yang dapat membelajarkan
siswa sehingga memiliki keterampilan untuk
menyelesaikansuatu masalah adalah melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah Atau Problem Based Learning. Dimana
pembelajaran ini dimulai dengan menghadirkan suatu
masalah yang relevan dengan kehidupan siswa,
selanjutnya melalui peran guru sebagai fasilitator
siswa dibimbing untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut. Suatu masalah dapat digunakan untuk
mengenalkan suatu konsep atau melatih keterampilan,
untuk itu penting bagi guru untuk dapat menggunakan
model PBM dalam mengenalkan konsep ataupun melatih
keterampilan suatukonsep.
B. SARAN
Sebagai calon tenaga pendidik kita seharusnya
mengerti dan memahami cara dan hal-hal yang berkaitan
dengan perkembangan peserta didiknya dalam proses
belajar dan mengajar, sehingga kita mengetahui dan
memahami pula strategi apa yang bisa dipakai dalam
proses pembelajaran, guna untuk menciptak proses
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan untuk anak didik, karena berhasil atau
tidaknya suatu pembelajaran bukan hanya dinilai dari
hasil evaluasi tetapi juga dalam proses pembelajaran.
45
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana PrenadaMedia
Group
Rusman.2012.Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-Model
Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme
Guru.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Aunurrahman.2012.Belajar dan Pembelajaran.Bandung:Alfabeta
Sabri,Ahmad.2007. Strategi Belajar Mengajar Micro
Teaching.Padang:Quantum Teaching
Muhammad, R., dan Sofan, A.,.2013.Strategi & Desain
Pengembangan system Pembelajaran. Jakarta :
Prestasi Pustakaraya.
Wena,Made.2013.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu
Tinjauan konseptual Operasional. Jakarta :Bumi Aksara
Arifin,Zainal.2012.Evaluasi Pembelajaran.Bandung: PT Remaja
RosdaKarya
Listiani.2013.Makalah strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM)
http://oetarilistiani.blogspot.com/2013/04/makalah-
strategi-pembelajaran- berbasis.html. diaskes 17 Mei
2013
Susento. 2011. Pendekatan Pembelajaran Berbasis
Masalah. Tersedia
warungpendidikan.blogspot.com/.../pendekatan-
pembelajaran-berbasis diakses pada tanggal 17 Mei
2013.
LAMPIRAN 1
PERANGKAT PEMBELAJARAN
SILABUS
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pertemuan 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pertemuan 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMPN 1 Makale
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semestar : VII –A / Dua
Pertemuan : 1
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami Konsep Segi empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar
Mengidentifikasikan sifat-sifat persegi panjang,
persegi, trafesium dan jajar genjang
C. Indicator
1. Menjelaskan pengertian Persegi, persegi panjang
menurut sifatnya
2. Menjelaskan sifat persegi, persegi panjang di
tinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa daiharapkan mampu :
1. Menjelasakan pengertian persegi, persegi
panjang menurut sifatnya
2. Menjelaskan sifat persegi dan persegi panjang
di tinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya
E. Materi Ajar
Persegi dan Persegi panjang
F. Sumber Belajar / Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja siswa
2. Buku Paket matematika dan buku penunjang yang
relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Berbasis Masalah
2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah,
diskusi, Kerja kelompok
3. Skenario Pembelajaran :
I. Pendahuluan ( 8 menit )
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi
siswa
a. Memberi salam dan mengabsen siswa
b. Mempersiapkan siswa belajar
c. Guru menyampaikan materi yang akan di
pelajari dan tujuan yang akan di capai
setelah pembelajarn berlangsung
d. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan
pentingnya materi ini dan mamfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
II. Kegiatan Inti
Fase 1 : mengorientasikan siswa pada masalah
a. Menanyakan kepada siswa secara klasikal”
pernakah kalian mengamati bagian-bagian dari
rumah kalian?
b. Menunjuhkan salah seorang siswa yang
menjawab perna memperhatikan kemudian
menanyakan ‘’ apa saja yang menjadi bagian
dari rumah ?’’ memfokuskan pada jawaban dan
jendela
Fase 2 : mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan
akademik yang telah ditentukan sebelumnya
b. Membagi LKS dn kertas kemudian menyampaikan
kepada siswa bahawa semu pertanyaan pada LKS
harus di selesaikan
c. Mengarahkan siswa membagi tugas dalam
kelompok, misalnya: siapa yang akan mewakilih
presentasi, siapa yang menulis sdi LKS dan
siapa yang menulis resume pada kertas untuk
memafarkan hasil kelompok
d. Mengarahkan siswa berdiskusi dengan
kelompoknya
Fase 3 : membimbing penyeledikan individual maupun kelompok
a. Mengarahkan siswa menyelesaikan pertanyaan-
pertanyaan LKS dan alasan menjawab demikian
b. Memberi bimbingan seperlunya kepada
siswa/kelompok yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan LKS
c. Guru mengarahkan siswa mengkontruksi
pemahamannya untuk menuliskan pengertian
persegi, persegi panjang dan sifat-sifatnya.
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Menunjuk perwakilan kelompok memafarkan hasil
pekerjaan kelompoknya untuk memimpin didkusi
b. Meminta kelompok lain member tanggapan berupa
pertanyaan, komentar atau saran kepada
kelompok penyaji untuk memberikan tanggapan
balik
c. Guru dapat memotivasi siswa dengan pertanyaan
kepada kelompok penyaji, apabila diskusi
tidak hidup
Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a. Membimbing siswa kembali mengkaji proses
pemecahan masalah diarahkan untuk
menyimpulkan pengertian persegi dan persegi
panjang serta menjelaskan sifat-sifat persegi
dan persegi panjang
b. Guru mengarahkan siswa menyimpulkan hasil
diskusi kelompok
c. Memberi penghargaan kepada kelompok yang
telah mempresentasikan hasil karyanya
d. Mengumpulkan hasil kerja siswa
III. Kegiatan akhir ( 7 menit )
a. Guru bersama-sama merangkum materi
pembelajaran
b. Guru memberikan pekerjaan rumah dengan
meminta siswa mempelajari dan mencermati
kembali LKS
H. Penilaian
1. Penilaian terhadap hasil kerja LKS
2. PR
Makale, 17 Mei
2014
Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa
Ir. Ruslan S.Pd, M.PdMusdalifah YusufNIP:……………........ NIM: 11 24 130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMPN 1 Makale
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semestar : VII –A / Dua
Pertemuan : II
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami Konsep Segi empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar
Mengidentifikasikan keliling dan luas bangun
segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
C. Indicator
1. Menghitung keliling persegi dan persegi panjang
dengan menggunakan rumus
2. Menghitung luas persegi dan persegi panjang
dengan menggunakan rumus
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa daiharapkan mampu :
1. Menghitung keliling persegi dan dan persegi
panjang dengan menggunakan rumus
2. Menghitung luas persegi dan persegi panjang
dengan menggunakan rumus
E. Materi Ajar
Keliling dan luas persegi dan persegi panjang
F. Sumber Belajar / Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja siswa
2. Buku Paket matematika dan buku penunjang yang
relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Berbasis Masalah
2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah,
diskusi, Kerja kelompok
3. Skenario Pembelajaran :
I. Pendahuluan ( 8 menit )
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi
siswa
a. Memberi salam dan mengabsen siswa
b. Mempersiapkan siswa belajar dengan meminta
siswa menyiapkan perangkat pembelajaran yang
sudah dibagikan
c. Menyampaikan prosedur pembelajaran berbasis
masalah
d. Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari
dan tujuan yang akan di capai setelah
pembelajarn berlangsung
e. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan
pentingnya materi ini dan mamfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
II. Kegiatan Inti
Fase 1 : mengorientasikan siswa pada masalah
a. Mengajukan masalah yang terdapat pada buku
paket matematika dan member kesempatan kepada
siswa memikirkan pemecahan masalah secara
mandiri.
b. Menanyakan pada siswa jika masih ada hal-hal
yang kurang jelas dan pelum dipahami
Fase 2 : mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan
akademik yang telah ditentukan sebelumnya
b. Membagi LKS dan kertas kemudian menyampaikan
kepada siswa bahwa semua pertanyaan pada LKS
harus di selesaikan
c. Mengarahkan siswa membagi tugas dalam kelompok,
misalnya: siapa yang akan mewakilih presentasi,
siapa yang menulis sdi LKS dan siapa yang
menulis resume pada kertas untuk memafarkan
hasil kelompok
d. Mengarahkan siswa berdiskusi dengan kelompoknya
Fase 3 : membimbing penyeledikan individual maupun
kelompok
a. Mengarahkan siswa menyelesaikan pertanyaan-
pertanyaan LKS dan alasan-alasan mengapa
menjawab demikian
b. Memberi bimbingan seperlunya kepada
siswa/kelompok yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan LKS
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Menunjuk perwakilan kelompok memafarkan hasil
pekerjaan kelompoknya untuk memimpin diskusi
b. Meminta kelompok lain memberi tanggapan berupa
pertanyaan, komentar atau saran kepada kelompok
penyaji untuk memberikan tanggapan balik
c. Guru dapat memotivasi siswa dengan pertanyaan
kepada kelompok penyaji, apabila diskusi tidak
hidup
Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
a. Membimbing siswa mengkaji kembali proses
pemecahan masalah diarahkan untuk memahami
kembali cara menentukan rumus keliling dan luas
persegi dan persegi panjang.
b. Guru mengarahkan siswa menyimpulkan hasil
diskusi kelompok
c. Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah
mempresentasikan hasil karyanya
d. Mengumpulkan hasil kerja siswa
III. Kegiatan akhir ( 7 menit )
a. Guru bersama-sama merangkum materi pembelajaran
b. Guru memberikan pekerjaan rumah dengan meminta
siswa mempelajari dan mencermati kembali LKS
H. Penilaian
a. Penilaian terhadap hasilkerja LKS
b. PR
Makale, 17 Mei
2014
Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa
Ir. Ruslan S.Pd, M.PdMusdalifah Yusuf NIP:……………........ NIM :11 24 130
Anggota Kelompok : 1. …………………………… Waktu:……
2……………………………. Tangga l : ………..
3……………………………. Kelompok :………...
Alokasi Waktu : 30 Menit
Indikator :
1. Menghitung keliling persegi dan persegi panjang
dengan menggunakan rumus
2. Menghitung luas persegi dan persegi panjang
dengan menggunakan rumus
Petunjuk :
Baca dan pahami soal-soal berikut, kemudian selesaikan bersama teman kelompokmu masing-masing pada tmpat yang disediakan di LKS ini .
LEMBAR KEGIATAN SISWA
SOAL :
1. Keliling sebuah kebun yang bentuknya seperti gambar dibawah, yang kelilingnya 76m. berapakah panjang kebun tersebut ?
Diketahui : AD = ….
Keliling (k) = ……………
Ditanyakan :………………….?
Pemecahan :
AD = ……… = ………
AB = ……… = ………
Berarti k = AB + ……+ …….+…….
Karena AB = …..=…… dan AD = ………= ……..
Keliling (k) = 2p + …….
76 = …… + ……
…… - ….. = 2 ……
……….. = ………
……...... = …………2
P = ……..
Berdasarkan jawaban tersebut diatas apa yang dapat kamu simpulkan ?
Keliling persegi panjang adalah (k) = …….. + ……….
2. Sebuah halaman rumah uang bentuknya seperti gambar berikut, dengan luas 120 cm.
Berapahkah panjang BC ?Jawab :Diketahui : Luas (L) = 120 cm
AB = 40 cmDitanyakan :……………….?Pemecahan :AB = …….= ……. Dan AD = ……… = ………Maka Luas (L) =……… x ……….
120 = ………x………..
……… = ……………..……………..
Jadi panjang BC adalah ………………………..Berdasarkan jawaban tersebut apa yang dapat kamu
simpulkan ?Luas persegi panjang = ……………………..x…………………..
3. Sebuah papan bentuknya seperti gambar berikut, memiliki luas 144 cm
Berapahkah panjang PQ ?
Jawab :Diketahui Luas (L) = …………….Ditanyakan = …………………..?Pemecahan Misalnya PQ = sPQ = QR = ………..=………=……….Luas = PQ x ……L = s x……..144 = …….s = √………s = ………. Berdasarkan jawaban tersebut apa yang dapat kamu simpulkan ?Luas persegi = ………………x ……………..L = ………………………………..
Anggota Kelompok : 1. …………………………… Waktu: ………..
2……………………………. Tangga l : ………..
3……………………………. Kelompok :………...
Alokasi Waktu : 30 Menit
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian Persegi, persegi panjang menurut sifatnya
2. Menjelaskan sifat persegi, persegi panjang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya.
Petunjuk :
Baca dan pahami soal-soal berikut, kemudian selesaikan bersama teman kelompokmu masing-masing pada tmpat yang disediakan di LKS ini .
SOAL :
1.Gambar disamping adalahpersegi panjang ABCD
a. Jika panjang AB = 4 cm, tentukan panjang DCb. Jika panjang AD = 2 cm, tentukan panjang BCc. Apa yang dapat kamu simpulkan dari sisi-sisi
yang berhadapan ?d. Tuliskan 4 sudut yang siku-siku
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Jawab :
a. Panjang DC adalah …………………b. Panjang BC adalah …………………c. Yang dapat saya simpulkan dari sisi-sisi yang
berhadapan adalah ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
d. 4 sudut yang siku-siku adalah . 1……………………………………… 2……………………………………… 3. ……………………………………… 4……………………………………….
2. Perhatikan gambar persegi ABCD disamping , Tentukan:
a. Empat ruas yang sama panjang dan merupakan sisi-sisinya
b. Empat ruas yang sama panjang dari kedua diagonalnya
c. Empat sudut siku-siku pada titik-titik sudutnya d. Empat sudut siku-siku pada perpotongan kedua
diagonalnya
Jawab :
a. 1………………………………… c.1……………………………………2………………………………… 2……………………………………3………………………………… 3…………………………………...4………………………………… 4……………………………………
1………………………………… . d.1………………………………. 2………………………………….. 2………………………………. 3………………………………….. 3……………………………… 4………………………………….. 4……………………………..
3.Berdasarkan jawaban anda dari soal nomor 1, Tuliskanpengertian Persegi panjang menurut anda !
Jawab:
Menurut saya persegi panjang adalah ……………………………………………………………………………………………………………………………...........................................................................................................................
4. Berdasarkan jawaban anda dari soal nomor 2, tuliskan pengertian persegi menurut anda !Jawab :Menurut Saya persegi adalah ………………………………………………...………………………………………………………………………………...........................................................................................................................
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN
KISI – KISI INSTRUMEN
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN
PENSKORAN
INSTRUMEN
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
KELAS/SEMESTER : VII / 2
WAKTU : 70 MENIT
PETUNJUK :
1. Sebelum menjawab soal, terlebih dahulu tulis nama,kelas pada lembar jawaban
2. Perhatikan baik-baik soal tersebut sebelum menjawab pertanyaannya
3. Jawablah soal dibawah ini mulai dari soal yang dianggap mudah
4. Buku dan catatan dalam keadaan tertutup5. Tidak diperkanankan kerja sama dalam bentuk apapun6. Periksa jawaban anda sebelum dikumpul.
SOAL :
1. Perhatikan persegi panjang tentukan?
a. Ruas garisnya yang sama panjang
b. Sudutnya yang sama besar dan merupakan sudut siku-siku
c. Sudut-sudut yang saling bertolak belakang dari perpotongan kedua diagonalnya
2.
Perhatikan gambar diatas, keliling persegi panjangABCD tersebut adalah 80 cm. tentukan panjang AB ?
3.
Gambar disamping adalah persegi PQRS , hitunglah luas persegi tersebut !
KISI–KISI INSTRUMEN
Kompetensi Dasar Indikator Nomor
soal
Jenis
soal
Bobo
t
1. Mengidentifikas
ikan sifat-
sifat persegi
panjang,
persegi,
trafesiun dan
jajar genjang
1.1
menjelaskan sifat
persegi dan persegi
panjang di tinjau
dari sudut dan
diagonalnya
1 Essai 40
2. Menghitung
keliling dan
2.1
Menghitung keliling
2 Essai 40
luas bangun
segitiga dan
segiempat serta
menggunakan
dalam pemecahan
masalah
dan persegi dan
persegi panjang
dengan menggunakan
rumus
2.2
Menghitung luas
persegi dan persegi
panjang dengan
menggunakan rumus
3 Essai 20
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
TES HASIL BELAJAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
NO JAWABAN SKOR BOBOT
1 a. Ruas-ruas garis yang sama panjang1. PQ=SR2. PS =QR
40
3. PT= TR=ST=TQb. Sudut-sudut yang siku-siku
∠P,∠Q,∠R,∠S c. Sudut-sudut yang saling bertolak
belakang ∠PTQbertolakbelakangdengan∠RTS ∠PTSbetolakbelakangdengan∠QTR
2 Dik K =80 BC = l =15 cmDit AB = P = …..?Jawab :K = 2p + 2l80= 2p + 2(15)80 =2p + 3080-30 = 2p50 = 2p
p = 502p =25jadi panjang AB = p = 25 cm
40
3. Dik RQ = s =15 cmDit L =….?Penyelesaian :L= s x s = 15 x 15 = 225Jadi luas persegi PQRS tersebut adalah 225 cm2
20