PETUNJUK TEKNIS SPENDING REVIEW 2018 - Google Groups

11
PETUNJUK TEKNIS SPENDING REVIEW 2018

Transcript of PETUNJUK TEKNIS SPENDING REVIEW 2018 - Google Groups

i | D i r e k t o r a t P e l a k s a n a a n A n g g a r a n

PETUNJUK TEKNIS SPENDING REVIEW 2018

ii | D i r e k t o r a t P e l a k s a n a a n A n g g a r a n

PETUNJUK TEKNIS SPENDING REVIEW 2018

1. Mekanisme Pelaksanaan Spending Review Tahun 2018 tetap mempedomani Surat Edaran Direktur

Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-12/PB/2016 tentang Penyusunan Spending Review.

Beberapa pengaturan yang tetap merujuk antara lain;

a) Ruang lingkup Spending Review;

b) Jenis Reviu

c) Pembagian Tugas

d) Standard Operational Procedure (SOP)

2. Petunjuk Teknis (Juknis) tambahan ini disampaikan untuk mengakomodasi beberapa

perubahan/penyempurnaan yang dilakukan sekaligus memberikan petunjuk yang lebih rinci

dalam Reviu Alokasi dan Einmalig.

Beberapa pengaturan penyempurnaan antara lain;

a) Refocussing obyek reviu

b) Aplikasi pendukung (MEBE)

c) Pelaporan

iii | D i r e k t o r a t P e l a k s a n a a n A n g g a r a n

DAFTAR ISI

1 Petunjuk Teknis Spending Review 2018 ii

2 Daftar Isi iii

3 Sekilas Spending Review iv

4 Pendekatan Spending Review vi

5 Ruang Lingkup Spending Review vii

6 Pelaporan Spending Review viii

7 Definisi Reviu Alokasi ix

8 Pelaksanaan Reviu Alokasi xi

9 Reviu Alokasi: Alokasi Yang Berlebih 1

a. Penghematan Biaya Listrik 2

b. Belanja Barang Non Operasional Lainnya 7

c. Belanja Honor Output Kegiatan 10

d. Belanja Lain Yang Kurang Perlu 15

e. Reviu Standar Biaya Masukan 18

f. Belanja Perjalanan Dinas 21

g. Pengecekan Early Warning (Hasil Einmalig 2017) 27

10 Reviu Alokasi: Duplikasi 28

11 Reviu Alokasi: Einmalig 31

12 Petunjuk Penggunaan Aplikasi MEBE 37

iv | D i r e k t o r a t P e l a k s a n a a n A n g g a r a n

SEKILAS SPENDING REVIEW

A. PENGERTIAN SPENDING REVIEW

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah

yang memuat rencana pendapatan dan belanja dalam satu Tahun Anggaran. Belanja dipergunakan

untuk membiayai operasional kantor pemerintah, pelayanan masyarakat/pelaksanaan tugas fungsi

unit pemerintah, pembangunan infrastruktur, dan kesejahteraan masyarakat.

Dari segi jumlah, APBN mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut sejalan dengan

peningkatan kebutuhan pemerintah dalam memenuhi tujuan pembangunannya sekaligus membiayai

mandatory spending seperti belanja pendidikan, belanja subsidi, dan beberapa belanja lain yang wajib

dipenuhi.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah begitu gencar dalam pelaksanaan berbagai usahanya

untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi belanja. Presiden RI Joko Widodo secara khusus

memperkenalkan model perencanaan money follows program, yaitu konsep dimana uang tidak lagi

mengikuti fungsi/struktur organisasi tetapi uang mengikuti program/ kegiatan yang ingin dilakukan.

Hal lain yang perlu dicermati adalah adanya kebijakan penghematan belanja yang secara terus-

menerus dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah perlu mengoptimalisasi penggunaan

belanja pemerintah secara efektif, efisien, dan ekonomis atau mengoptimalkan value for money uang.

Tak lupa, adanya tuntutan publik terhadap pemerintah atas akuntabilitas pelaksanaan tugasnya turut

mendorong semua pihak dalam seluruh usaha efisiensi dan efektivitas belanjanya.

Dalam rangka mendukung peningkatan kualitas belanja tersebut, Direktorat Jenderal Perbendaharaan

melaksanakan Spending Review, yaitu reviu terhadap belanja pemerintah dari segi value for money

penggunaan uang belanja tersebut (efektivitas, efisiensi, dan ekonomis, sekaligus melihat mekanisme

penyalurannya.

Untuk Tahun 2018, Spending Review dilakukan melalui pendekatan kategori output, yaitu melalui

sejauh mana capaian output pada masing-masing kategori dihubungkan dengan pencapaian tujuan

nasional. Terdapat empat kategori output berdasarkan tujuan pembangunan, yaitu;

1) Kategori Output Operasional

2) Kategori Output Pelayanan/Tugas Fungsi

3) Kategori Output Infrastruktur

4) Kategori Output Kesejahteraan Masyarakat

Reviu untuk kategori output infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat akan dilakukan secara

terpisah (menjadi reviu tematik).

v | D i r e k t o r a t P e l a k s a n a a n A n g g a r a n

B. TUJUAN SPENDING REVIEW

Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan spending reviu adalah;

1. Pengukuran capaian output dan kinerja belanja dari aspek efisiensi, efektivitas, dan ekonomis (value for money);

2. Identifikasi inefisiensi belanja dan kebutuhan alokasi dalam rangka perbaikan baseline belanja; 3. Penyusunan strategi belanja dalam rangka menjamin pelaksanaan anggaran yang baik untuk TA

berjalan; 4. Masukan/rekomendasi untuk perencanaan-penganggaran TA berikutnya.

C. FOKUS REVIEW

Spending Reviu 2018 dilakukan dengan dua fokus utama yaitu;

1) Evalusi Terhadap 2017

Evaluasi terhadap 2017 dilakukan dengan reviu atas capaian output pada tahun 2017 terutama

terkait hubungan pemakaian alokasi belanja terhadap capaian outputnya sekaligus

keberhasilannya dalam pencapaian tujuan pemerintah yang telah ditetapkan dalam RPJMN.

2) Review Alokasi Tahun 2018

Evaluasi terhadap alokasi belanja yang terdapat dalam RKA-K/L 2018 untuk mengetahui potensi-

potensi penghematan yang dapat sejauh mana kebutuhan dibandingkan dengan alokasi dengan

mempertimbangkan pencapaian di tahun 2017.

vi | D i r e k t o r a t P e l a k s a n a a n A n g g a r a n

PENDEKATAN SPENDING REVIEW

Dari keseluruhan output yang digunakan, output dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori output

sesuai tujuan pembangunan yaitu operasional, pelayanan/tugas fungsi, infrastruktur, dan

kesejahteraan masyarakat.

Untuk spending review pada belanja dengan kategori output operasional dan pelayanan/tugas fungsi,

reviu dilakukan mengikuti alur yang sama yaitu dengan urutan evaluasi terhadap pelaksanaan tahun

2017 dan diikuti review atas alokasi belanja tahun 2018.

1) Evalusi Terhadap 2017

Evaluasi terhadap 2017 dilakukan dengan melihat pelaksanaan anggaran yang telah terlaksana

pada 2017. Pengukuran kinerja tahun 2017 salah satunya dilakukan melalui reviu benchmarking

yang melihat hubungan pemakaian alokasi belanja terhadap beban pekerjaan (atau capaian

output). Unit-unit pemerintah diperbandingkan untuk mengetahui ukuran standar yang dapat

diterima seluruh unit sejenis dan dijadikan benchmark/contoh untuk yang lain.

Disamping itu, dilakukan analisi trend kebutuhan belanja pada belanja-belanja khusus yang secara

karakteristik dapat dipetakan kebutuhan reguler per periodenya melalui analisis deviasi

kebutuhan.

Identifikasi belanja yang secara karakteristik hanya diperlukan sekali dan tidak perlu berulang di TA

berikutnya juga dilakukan melalui reviu einmalig. Sebagaimana yang di sampaikan Menteri

Keuangan dalam Rapat Pimpinan Ditjen Perbendaharaan, dimana salah satunya menyoroti alokasi

belanja yang seharusnya berkurang pada suatu Satker terkait pekerjaan yang telah selesai dan tidak

berulang. Sebagai contoh, kantor yang pada tahun 2017 telah selesai membangun gedung kantor,

maka pada tahun berikutnya seharusnya berkurang alokasi belanjanya sebesar alokasi

pembangunan gedung tersebut, tidak tetap sama namun digunakan untuk hal lain.

Secara khusus, reviu ini memberikan gambaran kinerja belanja kantor pemerintah dalam

penggunaannya pada pelaksanaan pelayanan masyarakat/tugas fungsi dan pada operasional

kantor. Reviu benchmarking dapat menunjukkan berapa alokasi yang normal (dengan skala standar

yang terbuat) untuk masing-masing kantor sehingga dapat menjadi salah satu dasar dalam

penentuan kebutuhan belanja tahun berikutnya untuk pekerjaan/output yang sama.

2) Review Alokasi Tahun 2018

Evaluasi terhadap alokasi belanja dilakukan dengan melakukan reviu alokasi pada RKA-K/L 2018

untuk menemukan potensi-potensi belanja yang dapat dihemat/tidak diperlukan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi belanja.

vii | D i r e k t o r a t P e l a k s a n a a n A n g g a r a n

RUANG LINGKUP SPENDING REVIEW

Spending Review dilaksanakan di tingkat wilayah oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Perbendaharaan dan di tingkat pusat oleh Direktorat Pelaksanaan Anggaran. Spending Review

dilakukan pada awal tahun anggaran berjalan pada belanja-belanja dalam kategori output operasional

kantor dan pelayanan masyarakat/tugas fungsi. Spending Review dilaksanakan oleh Kanwil

Perbendaharaan dan Direktorat PA.

A. SPENDING REVIEW WILAYAH

Yaitu reviu belanja pemerintah pusat di tingkat wilayah yang disusun oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

Untuk Reviu Alokasi, meliputi;

• Reviu atas belanja pemerintah yang merupakan kewenangan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

• Khusus untuk Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta, reviu meliputi seluruh belanja pemerintah yang menjadi kewenangannya (diluar belanja pemerintah dengan kode kewenangan Kantor Pusat/KP).

Untuk Reviu Benchmarking, meliputi;

• Reviu atas belanja pemerintah satuan kerja di wilayah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

B. SPENDING REVIEW NASIONAL

Yaitu reviu belanja pemerintah pusat di tingkat nasional yang disusun oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pelaksanaan Anggaran;

Untuk Reviu Alokasi, meliputi;

• Reviu atas belanja pemerintah dengan kode kewenangan KP yang merupakan kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta, dan atau;

• Reviu atas belanja pemerintah K/L maupun satuan kerja lintas Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Untuk Reviu Benchmarking, meliputi;

• Reviu atas belanja pemerintah satuan kerja lintas Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

viii | D i r e k t o r a t P e l a k s a n a a n A n g g a r a n

PELAPORAN SPENDING REVIEW

Atas Pelaksanaan Spending Review terdiri dari dua pelaporan:

1) Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Spending Review

2) Laporan Spending Review

A. LAPORAN PENYELESAIAN SPENDING REVIEW

Laporan penyelesaian Spending Review dilakukan melalui Aplikasi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran (Aplikasi MEBE). Direktorat PA akan mengambil secara langsung dari Aplikasi untuk data hasil Spending Review sehingga tidak diperlukan lagi pengiriman data secara terpisah (baik cetak maupun softcopy. Pengiriman data hanya dilakukan khusus untuk data-data tambahan yang dibutuhkan (akan disampaikan melalui surat terpisah).

Kanwil dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan Penyelesaian Pelaksanaan Reviu kepada Direktorat PA melalui email. Time frame penyelesaian reviu disampaikan Direktorat PA melalui surat. Untuk Reviu Alokasi dan Einmalig batas waktu penyelesaian adalah 12 Januari 2018.

B. LAPORAN SPENDING REVIEW WILAYAH DAN NASIONAL

Laporan Spending Review Wilayah dapat dibuat dan disampaikan kepada Direktorat PA (opsional)

setelah penyelesaian seluruh reviu. Untuk penyeragaman, Laporan Spending Review Wilayah dapat

mengikuti struktur Laporan Spending Review Nasional.

Catatan:

Sesuai dengan SE-12/PB/2016 Bagian F (7) Pelaporan: “Spending Review Wilayah disampaikan paling

lambat hari kerja terakhir minggu kedua bulan Februari tahun anggaran berjalan”, yang menjadi batas

waktu tersebut adalah pelaporan hasil spending review yang dilaporkan dalam Aplikasi MEBE

(merujuk A) dan bukan Laporan Spending Review dalam bentuk buku/laporan lengkap (merujuk B).

Khusus untuk timeframe penyelesaian review yang diatur dalam SE-12/PB/2016 yaitu minggu kedua

Bulan februari, untuk pelaksanaan Spending Review Tahun 2018 kami pecah dalam beberapa frame

waktu yang berbeda (sesuai Surat Direktur Pelaksanaan Anggaran). Untuk Reviu Alokasi batas waktu

sampai dengan 12 Januari 2018 dan untuk Reviu Benchmarking akan kami sampaikan kemudian.

ix | D i r e k t o r a t P e l a k s a n a a n A n g g a r a n

DEFINISI REVIU ALOKASI

Reviu Alokasi adalah reviu atas alokasi belanja pemerintah dengan menelusuri komponen-

komponennya pada RKA-K/L. Reviu ini bersifat preventif yaitu mencari potensi alokasi yang dapat

dihemat dan mencegah adanya inefisiensi di TA berjalan. Reviu Alokasi dilakukan dengan menelusuri

potensi-potensi pada alokasi yang berlebih, duplikasi kegiatan, dan einmalig.

Alokasi Yang Berlebih

Alokasi berlebih dapat terjadi ketika alokasi yang melebihi ukuran kelayakan normal atau dari

seharusnya yang tersedia. Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara lain;

1) Kurangnya relevansi komponen

2) Ketidaksesuaian (kelebihan) antara harga satuan dengan standar biaya yang digunakan sebagai

pedoman batas pada penyusunan alokasi anggaran.

3) Perbedaan (gap) besaran alokasi pada beberapa kegiatan serupa pada beberapa Satuan Kerja

yang memiliki keluaran yang sama, atau terdapat ketidakwajaran kebutuhan resources untuk

sebuah pelaksanaan kegiatan lebih dari ukuran normal.

Duplikasi

Duplikasi adalah adanya adanya alokasi anggaran untuk dua hal yang sama karena adanya

perangkapan/perulangan kegiatan atau komponen kegiatan, yaitu;

1) Perangkapan/perulangan kegiatan (lebih dari satu kegiatan) dengan output yang sama dalam

satu program.

2) Perangkapan/perulangan (lebih dari satu) komponen kegiatan yang sama dalam sebuah kegiatan.

Contoh Duplikasi: kegiatan penyusunan Rencana Kerja Direktorat yang dialokasikan pada Output

A, namun pada Output B juga terdapat kegiatan Penyusunan Rencana Kerja Direktorat.

Einmalig

Einmalig adalah program/kegiatan yang berdasarkan sifat/tujuannya hanya perlu dilaksanakan satu

kali (non-recurrent spending) dan tidak perlu untuk diulang/dilanjutkan pada TA berikutnya.

x | D i r e k t o r a t P e l a k s a n a a n A n g g a r a n

Tujuan Reviu Alokasi

Reviu Alokasi Reviu ini bertujuan untuk:

1) Mengidentifikasi potensi penghematan/inefisiensi belanja baik dari sisi alokasi yang berlebih maupun duplikasi dalam rangka memperluas potensi ruang fiskal;

2) Mengidentifikasi alokai kegiatan yang hanya perlu dilakukan satu kali yang tidak perlu dilakukkan pada TA berikutnya sehingga dapat digunakan dalam penetapan kebutuhan belanja dan baseline periode berikutnya;

3) Reviu atas kebutuhan belanja 2018 dengan membandingkan potensi penerimaan dan tren penerimaan negara beserta dengan kebutuhan belanja, dan gap yang ada.

Standard Operational Procedure (SOP) Alokasi

Reviu akan dimulai sejak diterimanya data RKA-K/L TA 2018 dari Direktorat Jenderal Anggaran dan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Reviu RKA-K/L (sesuai dengan petunjuk terlampir).

2) Mendokumentasikan hasil Reviu Alokasi dalam Aplikasi MEBE.

3) Melaksanakan konfirmasi satuan kerja atau K/L atas hasil Reviu Alokasi yang telah dilaksanakan;

Penjelasan petunjuk teknis pelaksanaan Reviu Alokasi dijelaskan dalam Petunjuk teknis Spending

Review 2018 ini.

xi | D i r e k t o r a t P e l a k s a n a a n A n g g a r a n

PELAKSANAAN REVIU ALOKASI

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan Reviu Alokasi:

1) Mengingat keterbatasan SDM di Kanwil dan Direktorat PA, maka pembagian tugas dapat dilakukan

untuk mempermudah dan mempercepat pelaksaan reviu. Beberapa penyempurnaan telah

dilakukan baik dalam petunjuk pelaksanaan maupun dalam Aplikasi MEBE untuk mempermudah

pelaksanaan Reviu Alokasi dan lebih user-friendly sehingga dapat dilakukan seluruh pegawai.

2) Reviu Alokasi dilakukan pada seluruh Satker. Mengingat banyaknya Satker yang perlu direviu, maka

untuk mempermudah pelaksanaan reviu dapat dilakukan dengan beberapa strategi, sebagai

contoh:

a) Reviu Alokasi dapat dilakukan dengan menelusuri obyek per obyek atau tema per tema

mengikuti potensi temuan dari yg terbesar (mengikuti petunjuk teknis ini) untuk keseluruhan

satker.

b) Reviu Alokasi dapat dilakukan dengan reviu per satker dari satket dengan urutan pagu

tertinggi dan dilakukan pada obyek/tema strategis dilanjutkan lainnya.

c) Pembagian tugas dapat dilakukan menurut Satker atau menurut Obyek/tema reviu.

d) Masing-masing Kanntor Wilayah dapat menggunakan strategi pelaksanaan reviu yang paling

baik disesuaikan dengan keadaan masing-masing kantor.