PERTEMUAN KONSULTATIF - INKINDO

27
PERTEMUAN KONSULTATIF DEWAN PERTIMBANGAN ORGANISASI NASIONAL (DPON) DAN DEWAN PERTIMBANGAN ORGANISASI PROPINSI (DPOP) SE-INDONESIA EASTPARC YOGYAKARTA 05 APRIL 2019

Transcript of PERTEMUAN KONSULTATIF - INKINDO

PERTEMUAN KONSULTATIFDEWAN PERTIMBANGAN ORGANISASI NASIONAL (DPON) DAN

DEWAN PERTIMBANGAN ORGANISASI PROPINSI (DPOP) SE-INDONESIAEASTPARC YOGYAKARTA

05 APRIL 2019

TAP DPN INKINDO NO. 08/TAP.DPN/XII/2018

JAKARTA, 13 DESEMBER 2018

TENTANG

PENYEMPURNAAN SUSUNAN DPON INKINDO

MASA BAKTI TAHUN 2018 - 2022

TAP DPN INKINDO NO. 29/TAP.DPN/III/2019

JAKARTA, 06 MARET 2019

TENTANG

PERATURAN ORGANISASI UNTUK

TATA HUBUNGAN ORGANISASI

DPON DENGAN DPOP INKINDO

GARIS STRUKTUR ORGANISASI INKINDO(DPN, DKN, DPON, DPP, DPOP, DKP, BADAN, SETNAS, SETPROV)

DKN DPONDPN

DKP DPP DPOP

SETNAS

BADAN

SETPROV

BADAN

NASIONAL

PROVINSI

INSTRUKSIONAL KOORDINATIF

ANGGARAN DASAR

Bab IXPerangkat Kepengurusan Organisasi

Pasal 18:

1. DPON berfungsi memberikan pertimbangan kepada DPNtentang arah kebijakan, dan program kerja organisasi

2. DPON berfungsi memberikan pertimbangan tentangpelaksanaan dan kesinambungan program kerja demitercapainya tujuan dan keutuhan organisasi

Pasal 24:

1. DPOP berfungsi memberikan pertimbangan kepada DPPtentang arah kebijakan dan program kerja organisasi.

2. DPOP berfungsi memberikan pertimbangan tentangpelaksanaan dan kesinambungan program kerja demitercapainya tujuan dan keutuhan organisasi.

Bab XIPerangkat Pengambilan Keputusan

Pasal 30:1. Munas adalah perangkat pengambilan keputusan tertinggi organisasi yang diselenggarakan

1 (satu) kali dalam 4 (empat) tahun, yang mempunyai fungsi dan kewenangan untuk:a. Menetapkan pengesahan atas perubahan AD dan ART;b. Menetapkan 1 (satu) orang Ketua Umum DPN selaku Ketua Formatur dan 2 (dua) orang

anggota Formatur, sesuai hasil pemilihan langsung oleh Anggota;c. Memberhentikan DPNH masa bakti sebelumnya dan mengangkat DPNH masa bakti

selanjutnya;d. Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Kebijakan Organisasi (GBHKO) di tingkat nasional;e. Menetapkan pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi

(APBO) di tingkat nasional;f. Membahas dan mengambil keputusan atas laporan pertanggungjawaban yang

disampaikan oleh DPN;g. Menetapkan Ketua DKN;h. Menetapkan Ketua DPON; dani. Menetapkan hasil penyempurnaan naskah kode etik.

Pasal 37:

1. Musprov adalah perangkat pengambilan keputusan tertinggi organisasi ditingkat provinsi yang diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 4 (empat) tahun,dan berfungsi untuk:

a. Menetapkan 1 (satu) orang Ketua DPP selaku Ketua Formatur dan 2 (dua)orang anggota Formatur, sesuai dengan hasil pemilihan langsung olehAnggota;

b.Memberhentikan DPPH masa bakti sebelumnya dan mengangkat DPPHmasa bakti selanjutnya;

c. Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Kebijakan Organisasi (GBHKO) ditingkat provinsi;

d.Menetapkan pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan BelanjaOrganisasi (APBO) di tingkat provinsi;

e. Membahas dan mengambil keputusan atas laporan pertanggungjawabanyang disampaikan oleh DPP;

f. Menetapkan Ketua DKP;

g. Menetapkan Ketua DPOP

Pasal 34:Rapat DPON diselenggarakan oleh DPONsekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)tahun

Pasal 41:Rapat DPOP diselenggarakan oleh DPOP sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB VPENGURUS ORGANISASI

Pasal 18:

1. DPON beranggotakan sekurang-kurangnya 5 (lima) orang atau berjumlahgasal yang terdiri atas 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, 1 (satu)orang Sekretaris merangkap anggota, dan anggota.

2. DPON mempunyai tugas dan wewenang memberikan pertimbangan kepadaDPN baik diminta maupun tidak diminta.

3. DPON melaporkan pelaksanaan tugas dan wewenangnya kepada Munasatau Munaslub pada akhir masa baktinya.

4. Pembagian tugas dan wewenang DPON diatur oleh rapat DPON.

5. Anggota DPON harus pernah menjadi pengurus DPNH sekurang-kurangnya 1(satu) masa bakti dari 3 (tiga) masa bakti terakhir.

6. Dalam hal anggota DPON berhalangan tetap, dapat dilakukan penggantiananggota antar waktu melalui rapat DPON.

Pasal 23:

1. DPOP beranggotakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang atauberjumlah gasal yang terdiri atas 1 (satu) orang Ketua merangkapanggota, 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota, dananggota.

2. DPOP mempunyai tugas dan wewenang memberikanpertimbangan kepada DPP baik diminta maupun tidak diminta.

3. DPOP melaporkan pelaksanaan tugas dan wewenangnya kepadaMunas atau Munaslub pada akhir masa baktinya.

4. Pembagian tugas dan wewenang DPOP diatur oleh rapat DPOP.

5. Anggota DPOP harus pernah menjadi pengurus DPPH sekurang-kurangnya 1 (satu) masa bakti dari 3 (tiga) masa bakti terakhir.

6. Dalam hal anggota DPOP berhalangan tetap, dapat dilakukanpenggantian anggota antar waktu melalui rapat DPOP.

BAB VIIPEMILIHAN KETUA UMUM DPN DAN KETUA DPP

Pasal 33:Pemilihan anggota DPON sebagai berikut:a. Anggota DPON yaitu yang memenuhi ketentuan Pasal 18 ART;b. Ketua DPON dipilih oleh formatur dalam Munas; danc. Kelengkapan kepengurusan DPON ditetapkan oleh Ketua Umum DPN dengan

mempertimbangkan usulan Ketua DPON

Pasal 38:a. Anggota DPOP yaitu yang memenuhi Pasal 23 ART Inkindo;b. Ketua DPOP dipilih oleh Formatur dalam Musprov; danc. Kelengkapan kepengurusan DPOP ditetapkan oleh Ketua DPP dengan

mempertimbangkan usulan Ketua DPOP

BAB VIIIMUSYAWARAH

Pasal 44 Point 4:DPN, DKN dan DPON merupakan peserta peninjau, kecualiapabila yang bersangkutan ditetapkan sebagai Utusan Provinsiyang mempunyai hak suara dari provinsi tempatkeanggotaannya berada

Pasal 50 Point 3:DPP, DKP dan DPOP merupakan peserta peninjau dalamMusprov, kecuali apabila ada yang bersangkutan hadir sebagaiAnggota yang mempunyai hak suara.

BAB IXRAPAT

Pasal 58:1. Rapat dewan pertimbangan organisasi terdiri dari rapat DPON dan rapat DPOP.2. Rapat DPON dinyatakan sah, apabila:

a. Kepada anggota DPON telah dikirimkan undangan selambat-lambatnya 2 (dua) harikalender sebelum rapat DPON dimulai, dan

b. Dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota DPON.3. Rapat DPOP dinyatakan sah, apabila:

a. Kepada anggota DPOP telah dikirimkan undangan selambat-lambatnya 2 (dua) harikalender sebelum rapat DPOP dimulai, dan

b. Dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota DPOP.4. Apabila kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b atau ayat (3) huruf b tidak

tercapai, rapat dewan pertimbangan organisasi ditunda setiap 15 (lima belas) menit sekali,dengan waktu paling lama 30 (tiga puluh) menit.

5. Apabila penundaan sudah mencapai 30 (tiga puluh) menit kuorum belum juga tercapai,rapat dewan pertimbangan organisasi dapat terus diselenggarakan dan segala ketetapanatau keputusan yang diambil tetap sah.

RINGKASAN HASIL MUNAS 2018

TAP MUNAS INKINDO NO. 02/TAP-MUNAS/XI/2018 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KEBIJAKAN ORGANISASI (GBHKO)

IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIAMASA BAKTI 2018 - 2022

1. Sidang Komisi “A” GBHKO mendelegasikan kepada pengurus masa bakti 2018 - 2022 untuk melakukan sosialisasi roadmap tahap pertama kepada tingkat DPP sebelum pelaksanaan Rakernas;

2. Perlu adanya evaluasi terhadap peraturan organisasi untuk mendukung pelaksanaan GBHKO.

TAP MUNAS INKINDO NO. 03/TAP-MUNAS/XI/2018 TENTANG PEDOMAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA ORGANISASI (APBO) IKATAN NASIONAL

KONSULTAN INDONESIA MASA BAKTI 2018 - 2022

Beberapa hal yang menjadi dasar dalam pengelolaan keuangan INKINDO adalah:1. Fungsi Perencanaan Penganggaran

Fungsi perencanaan penganggaran merupakan rangkaian usulan program kegiatandalam pemenuhan kebutuhan organisasi dengan memperhatikan kemampuan/ketersediaan keuangan organisasi INKINDO

2. Perencanaan PenganggaranUsulan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan barang harus terinci, dengan memuatnama barang, banyaknya barang, jumlah biaya dan informasi lainnya yang diperlukan

3. Perencanaan PenerimaanPenerimaan keuangan dapat bersumber dari:a. Uang pangkal anggota baru;b. Uang iuran anggota;c. Penerimaan dari organisasi;d. Usaha-usaha yang sah; dane. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat

Apabila APBO INKINDO 2018 - 2022 mengalami defisit makadapat diambil beberapa langkah kebijakan untuk menaikkanpendapatan organisasi melalui:

• Bekerjasama dengan pemangku kepentingan (stake holder)mengadakan kegiatan-kegiatan organisasi seperti pelatihan,seminar dan lain-lain sebagai sumber pendapatan yang sah;

• Mencari sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat;

• Penyesuaian iuran anggota; dan

• Penyesuaian Biaya Pengurusan Sertifikat Badan Usaha (SBU)Jasa Konstruksi (JK) maupun Non Jasa Konstruksi (NJK)

TAP MUNAS INKINDO NO. 04/TAP-MUNAS/XI/2018 TENTANG ISU-ISU STRATEGIS IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIA MASA BAKTI 2018-2022

INTERNAL:1. Penyempunaan AD dan ART INKINDO:

a. Perlu ditinjau kembali tentang keanggotaan, diantaranya adalah pemberhentiananggota;

b. Syarat Ketua Umum adalah Pernah menjadi DPNH dan/atau Ketua DPP 1 (satu) periodepenuh;

c. Penyempurnaan Sistem E-Vote;d. Perlu diperjelas tugas dan kewenangan Koordinator Kabupaten/Kota dengan ijin dari

setiap DPP;2. Mempersiapkan Dewan Kehormatan untuk diperluas fungsi dan perannya sebagai Dewan

Etik;3. Perlunya perlindungan nyata terhadap kasus yang dialami oleh Anggota;4. Perlunya penguatan Capacity Building;5. Mempersiapkan pembentukan LSBU INKINDO, sesuai dengan UU No. 2 Tahun 2017 tentang

Jasa Konstruksi;6. Mempersiapkan pembentukan LSBU INKINDO untuk Jasa Non Konstruksi;7. Realisasi KTA Online

EKSTERNAL:1. Mendorong Bappenas dan memperjuangkan terbitnya Perpres tentang Pembinaan Jasa

Konsultansi sebagai langkah awal sebelum terbit dan sah-nya UU Jasa Konsultansi;2. Membangun kesepakatan pasar bersama ASEAN bagi Badan Usaha Jasa Konsultansi;3. Model TPPKI (Benchmarking Short Course);4. Perlunya didorong pemberlakuan UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi untuk

sektor swasta;5. Membangun kemitraan dengan Perguruan Tinggi untuk pengenalan Enterpreneur

Konsultan (Link and Match)6. Meningkatkan kepedulian INKINDO terhadap Bencana;7. Membangun kemitraan dengan pemangku kepentingan dalam rangka mencapai

kemampuan inovasi dan adaptasi teknologi untuk mendukung pembangunan Nasional;8. Mempersiapkan pelaksanaan zona integritas menuju wilayah bebas KKN;9. Membangun kemitraan dengan Asosiasi Profesi;10. Regulasi investasi di sektor pertambangan;11. Perlunya dibuat regulasi tentang besaran prosentase pekerjaan perencanaan dan

pengawasan;12. Kontrak lumpsum jangan diminta bukti-bukti/invoice;13. Penunjukan langsung hanya untuk konsultan setempat