PERENCANAAN PELESTARIAN POHON BAMBU SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, planet bumi mengalami pemanasan global. Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Sebagian besar peningkatan suhu rata- rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas- gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Efek rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan- perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air 1

Transcript of PERENCANAAN PELESTARIAN POHON BAMBU SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, planet bumi mengalami pemanasan

global. Pemanasan global adalah suatu proses

meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan

daratan Bumi. Sebagian besar peningkatan suhu rata-

rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan

besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-

gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek

rumah kaca. Efek rumah kaca antara lain uap air,

karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang

menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini

menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang

yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut

akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini

terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu

rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Meningkatnya

suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-

perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air

1

laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang

ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola

presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang

lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,

hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis

hewan.

Untuk mencegah semakin bertambahnya gas-gas

rumah kaca tersebut usaha yang dapat dilakukan

adalah dengan penanaman pohon sebanyak-banyaknya

atau biasa disebut penghijauan. Kegiatan penghijauan

yang diharapkan ialah penanaman pohon yang dapat

tumbuh secara cepat, dan tidak memerlukan perawatan

khusus, tetapi dapat mengikat gas CO2 dengan volume

yang besar.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis

tertarik untuk membuat Paper ini dengan judul

“Perencanaan Pelestarian Pohon Bambu sebagai Upaya untuk

Mengurangi Penyebab Pemanasan Global”.

1.2 Rumusan Masalah

2

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat

diidentifikasikan masalah pokok penelitian ini

adalah sebagai berikut

1. Bagaimana kondisi planet bumi akibat pemanasan

global?

2. Seberapa besar pengaruh adanya perencanaan

pelestarian pohon bambu sebagai upaya mengurangi

penyebab pemanasan global?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dalam

penulisan Paper ini mempunyai tujuan yaitu sebagai

berikut

1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi planet bumi

akibat pemanasan global.

2. Untuk mengetahui pengaruh adanya perencanaan

pelestarian pohon bambu sebagai upaya mengurangi

penyebab pemanasan global

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan

Perencanaan yaitu mengetahui dan menganalisis

kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai

faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan

faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan

sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, serta

mencari langkah-langkah untuk mencapai tujuan

tersebut (Robinson Tarigan, 2006:3). Abdulrachman

(1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional

berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang

mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk

melaksanakan tindakan-tindakan kemudian. Siagian

(1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses

pemikiran dan penetuan secara matang daripada hal-

hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang

dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.

Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan

menghubungkan fakta-fakta, membuat serta

menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan

4

masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan

kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini

diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.

Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah  proses dasar

yang kita gunakan  untuk memilih tujuan-tujuan dan

menguraikan bagaimana cara pencapainnya.

Soekartawi (2000), Perencanaan adalah pemilihan

alternatif atau pengalokasian berbagai sumber daya

yang tersedia. Menurut Conyers dan Hills (1994)

dalam Arsyad (1999:19) perencanaan adalah suatu

proses yang berkesinambungan yang mencakup

keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai

alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.

2.2 Pohon Bambu

Bambu adalah salah satu tumbuhan daerah

tropis dan subtropik. Bambu termasuk dalam devisi

spermatophyta, subdevisi angiospermae, klas

monocotyledonae, ordo Graminales, family

graminiae, sub family bamusoideae. Secara alami

bambu dapat tumbuh pada hutan primer maupun hutan

5

sekunder (bekas perladangan dan belukar). Pada

umumnya bambu menghendaki tanah subur, sedangkan

jenis lainnya dapat tumbuh pada tanah yang kurang

subur merupakan tempat jenis tanaman berkayu. Yang

termasuk dengan tempat tumbuhnya bambu adalah

curah hujan yang cukup, minimal 1000 mm/thn

( Anonim, 1998).

Anonim (1999), mengemukan bahwa tanaman bambu

dapat tumbuh mulai dari 0 – 1500 m dari permukaan

laut, bahkan jenis –jenis yang berbatang kecil

dijumpai tumbuh pada ketinggian antara 2000-3750 m

dari permukaan laut. Pada ketinggian 3750 m dari

atas permukaan laut, habitusnya berbentuk rumput.

2.3 Pemanasan Global

2.3.1 Pengertian

Pemanasan global adalah meningkatnya suhu

rata-rata permukaan bumi sebagai akibat

meningkatnya jumlah emisi Gas Rumah Kaca di

atmosfer. Menurut Budianto (2000:195) dalam

Rajaguguk, E dan Ridwan K (2001) perubahan iklim

global sebagai peristiwa naiknya intensitas efek

6

rumah kaca yang terjadi karena adanya gas dalam

atmosfer yang menyerap sinar panas yaitu sinar

infra merah yang dipancarkan oleh bumi.

Kementerian Lingkungan Hidup (2001:1)

mendefinisikan perubahan iklim adalah berubahnya

kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan

distribusi curah hujan yang membawa dampak luas

terhadap berbagai sektor kehidupan manusia.

Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat

tetapi dalam kurun waktu yang panjang.

LAPAN (2002;1) mendefinisikan perubahan iklim

adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih

elemen cuaca pada suatu daerah tertentu. Sedangkan

istilah perubahan iklim skala global adalah

perubahan iklim dengan acuan wilayah Bumi secara

keseluruhan.

2.3.2 Penyebab

Penyebab terjadinya pemanasan global yaitu

menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap

air, karbondioksida, dan metana yang menjadi

7

perangkap gelombang radiasi ini. Kedua, Efek

umpan balik yaitu pada penguapan air.

2.3.3 Dampak Pemanasan Global

Adapun dampak dari pemanasan global ini

yaitu, sebagai berikut

1. Cuaca

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama

pemanasan global, daerah bagian Utara dari

belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan

memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi.

Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan

daratan akan mengecil. Pada pegunungan di daerah

subtropis, bagian yang ditutupi salju akan

semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair.

Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area.

Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan

cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan

menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang

menguap dari lautan.

2. Tinggi muka laut

8

Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur

dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara

geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan

permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga

volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi

permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan

banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,

yang lebih memperbanyak volume air di laut.

Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat

10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan

para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih

lanjut 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.

Perubahan tinggi muka laut akan sangat

mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan

100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen

daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh,

dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing,

pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika

tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir

akibat air pasang akan meningkat di daratan.

9

3. Pertanian

Lahan pertanian tropis semi kering di

beberapa bagian Afrika tidak dapat tumbuh. Daerah

pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari

gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika

snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang

berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair

sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman

pangan dan hutan dapat mengalami serangan

serangga dan penyakit yang lebih hebat.

4. Hewan dan tumbuhan

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang

sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena

sebagian besar lahan telah dikuasai manusia.

Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk

bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.

Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya,

mencari daerah baru karena habitat lamanya

menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan

10

manusia akan menghalangi perpindahan ini.

Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau

selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau

lahan-lahan pertanian akan mati. Beberapa tipe

spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah

menuju kutub mungkin juga akan musnah.

5. Kesehatan manusia

Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah

tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk

dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin

meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah

yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat

ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah

di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa

parasit malaria; persentase itu akan meningkat

menjadi 60 persen jika temperature meningkat.

Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat

menyebar seperti malaria, demam dengue, demam

kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga

memprediksi meningkatnya insiden alergi dan

11

penyakit pernafasan karena udara yang lebih

hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan

serbuk sari.

12

BAB III

PERENCANAAN PELESTARIAN POHON BAMBU SEBAGAI UPAYA UNTUK

MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

Kondisi planet bumi saat ini sedang mengalami

ancaman yang sangat serius yaitu adanya pemanasan

global. Pemanasan global adalah naiknya suhu rata-rata

bumi akibat menumpuknya konsentrasi gas rumah kaca

antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida

dan metana di lapisan atmosfer yang disebabkan oleh

aktivitas manusia yaitu efek rumah kaca. Gas-gas ini

menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang

yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut

akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi

terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata

tahunan bumi terus meningkat. Meningkatnya suhu global

menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti

naiknya permukaan air laut, semakin berkurangnya

keanekaragaman hayati, timbulnya penyakit dan punahnya

beberapa spesies satwa, serta meningkatnya intensitas

fenomena cuaca yang ekstrim. Gas-gas rumah kaca ini

13

berasal dari aktivitas manusia yaitu polusi

karbondioksida dari pembangkit listrik bahan bakar

fosil dan pembakaran bensin untuk transportasi, gas

metana dari peternakan dan pertanian, aktivitas

penebangan pohon, dan penggunaan pupuk kimia yang

berlebihan. Apabila aktivitas tersebut terus menerus

dilakukan oleh manusia tanpa adanya penanggulangan,

maka akibat pemanasan global yang terjadi akan semakin

parah.

Penyebab terbesar terjadinya pemanasan global

yaitu efek rumah kaca antara lain gas Karbon Dioksida

(CO2), metana (CH4), Nitrogen Oksida (NO), dan

Chlorofluorocarbon (CFC). Hutan yang diharapkan

menjadi tempat penimbunan gas CO2 telah rusak, bahkan

rusaknya hutan ini menambah jumlah CO2 di udara.

Pohon-pohon yang telah mati akan menghasilkan gas CO2

dan melepasnya ke atmosfer. Oleh sebab itu perlu

adanya tindakan untuk mencegah semakin meningkatnya

pemanasan global dan harus memulihkan kembali kondisi

planet bumi agar dapat berjalan sesuai koridor yang

telah ditentukan oleh Allah SWT.

14

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis

ikut berkontribusi dalam penanggulangan pemanasan

global ini yang dituangkan dalam Paper yang berjudul

“Perencanaan Pelestarian Pohon Bambu sebagai Upaya untuk

Mengurangi Penyebab Pemanasan Global”. Di mana penulis

memberikan saran yaitu adanya perencanaan pelestarian

pohon bambu karena dapat mengurangi jumlah volume gas

karbondioksida yang merupakan salah satu penyebab

terjadinya pemanasan global dengan memperhatikan

kondisi lingkungan di Indonesia serta efisiensi dalam

melaksanakan perencanaan pelestarian bambu ini dengan

harapan adanya tanggapan dari pemerintah sebagai

penentu kebijakan untuk mempertimbangkan perencanaan

pelestarian bambu ini dalam menentukan kebijakan

tentang pembangunan yang berkelanjutan. Sehingga dapat

disosialisasikan kepada lembaga-lembaga dalam bidang

lingkungan hidup, para pengusaha industry, dan

masyarakat sebagai subjek dalam upaya penanggulangan

efek pemanasan global.

3.1 Peran Pohon Bambu dalam Pemanasan Global

15

Salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu

dengan mengurangi volume gas rumah kaca salah satunya

gas CO2. Gas CO2 dapat diikat oleh pohon dengan jumlah

yang cukup besar tergantung jenis pohonnya. Pohon yang

memiliki kemampuan untuk mengikat CO2 dalam jumlah

yang besar yaitu bambu.

Tanaman bambu berpotensi menjadi solusi

alternatif bagi sejumlah permasalahan lingkungan

terutama dalam mengatasi pemanasan global.

Bambu memiliki daya serap karbon yang cukup tinggi

untuk mengatasi persoalan CO2 di udara, bambu juga

merupakan tanaman yang cukup baik untuk memperbaiki

lahan kritis. Selain itu Indonesia memiliki bambu

sebagai sumber daya lokal terbarukan dengan potensi

yang luar biasa dari aspek lingkungan alam, sosial,

dan ekonomi.

3.2 Pelestarian Pohon Bambu

Menurut Widjaja (2004), cepatnya pertumbuhan

bambu dibanding dengan pohon kayu, membuat bambu dapat

diunggulkan untuk deforestasi. Dalam sehari bambu dapat

bertambah panjang 30-90 cm. Rata-rata pertumbuhan

16

bambu untuk mencapai usia dewasa dibutuhkan waktu 3-6

tahun. Pada umur ini, bambu memiliki mutu dan kekuatan

yang paling tinggi. Bambu yang telah dipanen akan

segera tergantikan oleh batang bambu yang baru. Hal

ini berlangsung secara terus menerus secara cepat

sehingga tidak perlu dikhawatirkan bambu ini akan

mengalami kepunahan karena dipanen. Berbeda dengan

kayu, setelah ditebang akan memerlukan waktu yang

cukup lama untuk menggantinya dengan pohon yang

baru.Selain itu bambu juga merupakan penghasil oksigen

paling besar dibanding pohon lainnya.

Menurut Anonim (2010), faktor-faktor yang

mempengaruhi syarat tumbuh bambu adalah sebagai

berikut :

a. Tanah

Bambu dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, mulai

dari tanah berat sampai ringan, tanah kering sampai

becek, dan dari tanah subur sampai kurang subur, dari

tanah pegunungan yang berbukit terjal sampai tanah

yang landai. Perbedaan jenis tanah dapat berpengaruh

terhadap kemampuan perebungan bambu. Tanaman bambu

17

dapat tumbuh pada tanah yang bereaksi masam pada pH

3,5 dan umumnya menghendaki tanah yang pH-nya 5,0

sampai 6,5. Pada tanah yang subur tanaman bambu akan

tumbuh baik karena kebutuhan makanan bagi tanaman

tersebut akan terpenuhi.

b. Ketinggian Tempat

Tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik pada

dataran rendah maupun dataran tinggi yaitu antara 0 –

1000 mdpl bahkan jenis –jenis yang berbatang kecil

dijumpai tumbuh pada ketinggian antara 2000-3750 m

dari permukaan laut. Pada ketinggian 3750 m dari atas

permukaan laut, habitusnya berbentuk rumput.

c. Iklim

Lingkungan yang sesuai untuk tanaman bambu adalah

yang bersuhu sekitar 8,8-36˚C. Suhu lingkungan ini

juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Semakin

tinggi suatu tempat, semakin rendah suhunya. Tanaman

bambu bisa dijumpai mulai dari dataran rendah sampai

dataran tinggi dengan ketinggian 0 sampai 2.000 m dpl.

Walaupun demikian tidak semua jenis bambu dapat tumbuh

dengan baik pada semua ketinggian tempat. Curah hujan

18

yang dibutuhkan untuk tanaman bambu minimum 1.020 mm

per tahun. Kelembaban udara yang dikehendaki minimum

80%.  

d. Teknik Pembibitan

Perbanyakan tanaman bambu dapat dilakukan dengan

cara vegetatif dan generatif, perbanyakan generatif

melalui bijinya, sedangkan perbanyakan vegetatif

melalui stek  

e. Pola Tanam

Adapun cara penanaman pohon bambu ini yaitu

sebagai berikut

1) Penanaman Monokultur

Penanaman bambu secara murni dilakukan dengan

menanam satu jenis bambu pada seluruh areal yang

luas, hasilnya untuk memenuhi kebutuhan dalam jumlah

besar.

2) Penanaman Campuran

Penanaman tanaman bambu ditanam bersama-sama

dengan tanaman lainnya dengan tujuan mengendalikan

erosi dan mempertahankan kesuburan tanah.

19

f. Tebing Pilih

Bambu yang telah dewasa yakni umur 3-6 tahun dapat

dipanen untuk digunakan dalam berbagai keperluan.

Dalam pemanenan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

dengan metode tebang habis dan tebang pilih. Tebang

habis yaitu menebang semua batang bambu dalam satu

rumpun baik batang yang tua maupun yang muda. Metode

ini kurang menguntungkan karena akan didapatkan

kualitas bambu yang berbeda-beda dan tidak sesuai

dengan yang diinginkan, selain itu akan memutuskan

regenarasi bambu itu sendiri. Metode tebang pilih

adalah metode penebangan berdasarkan umur bambu.

Metode ini sangat efektif karena akan didapatkan mutu

bambu sesuai dengan yang diinginkan dan kelansungan

pertumbuhan bambu akan tetap berjalan.

3.3 Bentuk Pelestarian Pohon Bambu

Adapun bentuk pelestarian pohon bambu diantaranya

1. Dikembangkan pada lahan kritis sekaligus sebagai

tanaman penghijau guna sebagai pengendali erosi dan

konservasi air.

2. Dikembangkan di tebing-tebing sungai, tepi jurang,

tanah-tanah perbukitan dan tanah kosong lainnya

20

guna sebagai upaya pengendalian tanah longsor dan

banjir dapat

3. Dikembangkan bambu hias tanam yang ditanam di kota,

perkarangan rumah, tepi lapang, di tepi jalan,

halaman sekolah dan halaman rumah untuk menambah

keindahan, keasrian lingkungan

4. Dikembangkan pula taman bambu dan bambu hias di

lingkungan industri, halaman pabrik, dan di

lingkungan perumahan sebagai upaya penanggulangan

polusi udara dan kebisingan.

5. dikembangkan di lahan milik rakyat sebagai

pemilikan atau di kawasan hutan sebagai tanda batas

hutan antara lahan milik dan lahan hutan milik

negara.

3.4 Kelebihan Pelestarian Pohon Bambu

Sebagai Negara kepulauan yang subur, perlu adanya

pemanfaatan khusus yaitu dengan melestarikan pohon

bambu di Indonesia karena memiliki beberapa

kelebihan, yaitu sebagai berikut

1. Bambu merupakan salah satu sumber daya alam

Indonesia

21

2. Bambu adalah salah satu tumbuhan daerah tropis

dan subtropis

3. Bambu dapat tumbuh dengan cepat dibanding pohon-

pohon kayu lainnya

4. Bambu mudah ditanam dan perawatannya pun tidak

memerlukan perlakuan khusus

5. Bambu dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun

tinggi yaitu antara 0-2000mdpl dalam tanah yang

subur, kurang subur, berat, ringan pada suhu 8,8-

36oC

6. Bambu dapat menyerap gas CO2 sebanyak

12ton/hektar/tahun

7. Bambu mempunyai struktur akar yang kuat untuk

menahan erosi

8. Bambu mempunyai kecepatan fotosintesis 35% lebih

cepat dibanding tumbuhan yang lain

22

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan paper ini yaitu

pemanasan global merupakan masalah serius yang harus

segera diatasi dengan adanya perencanaan pelestarian

pohon bambu dapat mengurangi penyebab pemanasan

global.

4.2 Rekomendasi

Adapun rekomendasi dari penulis dalam paper ini

yaitu, sebagai berikut

1. Kepada Pemerintah sebagai penentu kebijakan

diharapkan dapat mempertimbangkan perencanaan

pelestarian global ini sehingga bisa

disosialisasikan ke seluruh masyarakat Indonesia

2. Kepada Pengusaha Industri diharapkan dapat

mendukung perencanaan ini dan mengaplikasikannya

yaitu penanaman pohon bambu di sekitar pabrik atau

lapangan industrinya tersebut agar gas

karbondioksida yang dihasilkan dari industrinya

23

tersebut dapat diserap oleh pohon bambu yang

ditanam.

3. Kepada Lembaga yang berkontribusi dalam bidang

lingkungan hidup diharapkan dapat mendukung dan

membantu sosialisasi perencanaan ini agar dapat

diaplikasikan secara global.

4. Kepada Masyarakat diharapkan dapat berkontribusi

dalam penanggulangan pemanasan global ini.

24

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Robinson. Perencanaan Pembangunan Wilayah. 2006.

Jakarta: PT Bumi Aksara

http://stiacomunitypalu.blogspot.com/2012/11/beberapa-

arti-perencanaan-menurut-para.html

http://pustakafisika.wordpress.com/2012/11/24/penyebab-

pemanasan-global-dan-akibatnya-bagi-bumi/

25

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................i

DAFTAR ISI .....................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................1

1.1 Latar Belakang Masalah ...................2

1.2 Rumusan Masalah ..........................2

1.3 Tujuan....................................2

BAB II TINJAUAN TEORETIS........................3

2.1 Perencanaan...............................3

2.2 Pohon Bambu...............................4

2.3 Pemanasan Global..........................4

2.3.1 Pengertian..............................4

2.3.2 Penyebab................................5

2.3.3 Dampak Pemanasan Global.................5

BAB III PERENCANAAN PELESTARIAN POHON BAMBU SEBAGAI

UPAYA UNTUK MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL 10

3.1 Peran Bambu dalam Penanggulangan Pemanasan

Global Warming................................10

3.2 Pelestarian Pohon Bambu...................11

26

3.3 Bentuk Pelestarian Pohon Bambu............11

D. PENUTUP....................................16

1. Kesimpulan.................................16

2. Saran......................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................iii

27

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan

kepada junjungan alam nabi Muhammad SAW. Penulis

panjatkan puji sepenuh hati karena berkat bimbingan–

Nya, penulis dapat menyelesaikan Paper yang berjudul

”Perencanaan Pelestarian Pohon Bambu sebagai Upaya untuk

Mengurangi Penyebab Pemanasan Global”.

Paper ini disusun untuk menyelesaikan tugas Mata

kuliah Pengentar Perencanaan Wilayah dan Kota. Dalam

penyusunan Paper ini penulis telah berusaha semaksimal

mungkin agar paper ini berkualitas sebagaimana yang

diharapkan, namun rupanya hanya inilah yang dapat

penulis persembahkan sesuai dengan batas kemampuan dan

pengetahuan yang ada pada diri penulis. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan Paper ini masih banyak

kekurangan baik dari segi materi maupun dari

penyajiannya. Oleh karena itu, dengan senang hati

28

penulis akan menerima segala saran dan kritik yang

bersifat membangun dari semua pembaca.

Akhirnya, penulis berharap semoga Paper ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca

umumnya. Mudah-mudahan Allah SWT mengampuni dan

melindungi kita seterusnya dalam mengabdikan diri

kepada-Nya. Amin ya Robbal Alamin.

Bogor

, Oktober 2013

Pe

nulis

PAPER

PERENCANAAN PELESTARIAN POHON BAMBU SEBAGAI UPAYA UNTUK

MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan

Wilayah dan Kota

29

Disusun oleh:

Eneng Dayu Saidah

NPM: 052113022

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN

Tahun Ajaran 2013/2014

30Pengirim: ENENG DAYU SAIDAH dan RESTY AFFIANIKELAS XII IPASMAN 1 CIBEBER-CIANJUR