Perbup hasil bahas 27-01-2015

21
1 BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN JOMBANG BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa Alokasi Dana Desa merupakan hak desa dalam rangka menyelenggarakan otonomi desa agar tumbuh dan berkembang berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat; b. bahwa agar pengelolaan Alokasi Dana Desa dapat dilakukan secara tepat sasaran, transparan, efisien dan akuntabel, maka dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Desa dengan menuangkannya dalam Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Acara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 5. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 RANCANGAN

Transcript of Perbup hasil bahas 27-01-2015

1

BUPATI JOMBANGPROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI JOMBANGNOMOR TAHUN 2015

TENTANGPEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA

KABUPATEN JOMBANG BUPATI JOMBANG,

Menimbang : a. bahwa Alokasi Dana Desa merupakan hak desa dalamrangka menyelenggarakan otonomi desa agar tumbuhdan berkembang berdasarkan keanekaragaman,partisipasi, otonomi, demokratisasi danpemberdayaan masyarakat;

b. bahwa agar pengelolaan Alokasi Dana Desa dapatdilakukan secara tepat sasaran, transparan,efisien dan akuntabel, maka dipandang perlumenetapkan Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Desadengan menuangkannya dalam Peraturan Bupati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalamLingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita AcaraRepublik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41)sebagaimana telah diubah dengan Undang – UndangNomor 2 Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Nomor 5587), sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5589);

5. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

RANCANGAN

2

Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5495);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentangPeraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun2014 tentang Desa (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5539);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 6 Tahun2006 tentang Organisasi Pemerintah Desa( Organisasi Pemerintah Desa (Lembaran DaerahKabupaten Jombang Tahun 2006 Nomor 6/D, TambahanLembaran Daerah Kabupaten Jombang 6/D);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 7 Tahun2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa(Lembaran Daerah Kabupaten Jombang Nomo5 7/D,Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jombang Nomor7/D);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 9 Tahun2006 tentang Sumber Pendapatan Desa (LembaranDaerah Kabupaten Jombang Tahun 2006 Nomor 9/D,Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jombang Nomor9/D);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 3Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara PembentukanDan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (LembaranDaerah Kabupaten Jombang Tahun 2013 Nomor 3/E);

11. Peraturan Bupati Jombang Nomor 2 Tahun 2014tentang Pendelegasian sebagian wewenang Bupatikepada Camat (Berita Daerah Kabupaten JombangTahun 2014 Nomor 2/E);

MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERATURAN BUPATI JOMBANG TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

ALOKASI DANA DESA KABUPATEN JOMBANG.BAB I

KETENTUAN UMUMPasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Jombang.2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat

daerah sebagai unsur penyelenggara PemerintahanDaerah.

3. Bupati adalah Bupati Jombang.4. Badan adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa.5. Dinas adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah.

3

6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagaiperangkat daerah Kabupaten.

7. Camat adalah pemimpin dan koordinatorpenyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerjakecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnyamemperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahandari Bupati untuk menangani sebagian urusanotonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umumpemerintahan.

8. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebutdengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalahkesatuan masyarakat hokum yang memiliki bataswilayah yang berwenang untuk mengatur danmengurus urusan pemerintahan, kepentinganmasyarakat setempat berdasarkan prakarsamasyarakat, hak asl usul, dan/atau haktradisional yang diakui dan dihormati dalamsystem pemerintahan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusanpemerintahan dan kepentingan masyarakat setempatdalam sistem pemerintahan Negara KesatuanRepublik Indonesia.

10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yangdisebut dengan nama lain dibantu Perangkat desasebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa.

11. Kepala Desa adalah Kepala Pemerintah Desa.12. Perangkat Desa adalah Sekretariat Desa,

Pelaksana Kewilayahan dan Pelaksana Teknis.13. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya

disebut BPD adalah lembaga yang melaksanakanfungsi pemerintahan yang anggotanya merupakanwakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilanwilayah dan ditetapkan secara demokratis.

14. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkatADD, adalah dana perimbangan yang diterimaKabupaten Jombang dalam Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah Kabupaten Jombang setelahdikurangi Dana Alokasi Khusus.

15. Musyawarah Desa atau yang selanjutnyadisebut dengan Musdes adalah musyawarah antaraBadan Persyawaratan Desa, Pemerintah Desa, danunsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badanpermusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yangbersifat strategis.

4

16. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnyadisingkat BUM Desa adalah badan usaha yangseluruh atau sebagian besar modalnya dimilikioleh Desa malalui penyertaan secara langsung yangberasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan gunamengelola asset, jasa pelayanan, dan usahalainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraanmasyarakat Desa.

17. Penyertaan Modal Pemerintah Desa adalahpengalihan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadikekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkansebagai modal atau saham BUMDesa.

18. Usaha Desa adalah jenis usaha yang berupapelayanan eknomi desa seperti, usaha jasa,penyaluran Sembilan bahan pokok, perdaganganhasil pertanian, serta industri dan kerajinanrakyat.

19. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajibanDesa yang dapat dinilai dengan uang serta segalasesuatu yang berupa uang dan barang yangberhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibandesa.

20. Tenaga Pendamping ADD adalah TenagaPendamping yang mempunyai tugas mendampingi desa-desa dampingannya dalam proses perencanaan,pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawabanADD.

21. Tenaga Pendamping Pengganti adalah TenagaPendamping ADD yang diberi tugas menggantikantugas pendamping akibat adanya tenaga pendampingyang berhenti atau diberhentikan.

22. Pendamping Desa adalah pendamping yangbetugas mendampingi desa dalam penyelenggaraanPemerintahan Desa, Kerjasama Desa, PengembanganBUMDesa, dan Pembangunan yang berskala lokaldesa, diambil dari Kader Pemberdayaan Masyarakatatau unsur lain yang dipilih melalui mekanismemusyawarah desa ditetapkan dengan Surat KeputusanKepala Desa.

23. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yangdibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhandan merupakan mitra Pemerintah Desa dalampemberdayaan masyarakat dan pengelolaanpembangunan yang dapat meliputi LembagaPemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) atau sebutanlain, Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW),

5

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK),Lembaga Adat, Karang Taruna dan LembagaKemasyarakatan lainnya yang dibentuk sesuaidengan kebutuhan baik lembaga sosial, lembagaekonomi, dan lainnya.

24. Gerakan Sayang Ibu yang selanjutnya disebutGSI adalah gerakan yang dibentuk dengan tujuanmeningkatkan sumber daya manusia yang berkualitasmelalui program peningkatan posisi perempuandalam masyarakat, peningkatan derajat kesehatanperempuan, peningkatan derajat kesehatan ibuhamil dan bayi yang dikandungnya, mengurangikematian ibu akibat kehamilan, dan menurunkankematian bayi.

25. Pemberdayaan Masyarakat adalah suatustrategi yang digunakan dalam pembangunanmasyarakat sebagai upaya untuk mewujudkankemampuan dan kemandirian dalam bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

26. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desaselanjutnya disingkat APB Desa adalah rencanakeuangan tahunan pemerintahan desa.

27. Tunjangan Penghasilan Aparatur PemerintahDesa yang selanjutnya disingkat TPAPD adalahTunjangan Penghasilan yang diberikan olehPemerintah Daerah kepada Aparatur Pemerintah Desamelalui Desa berdasarkan kemampuan keuangandaerah.

28. Penetapan Harga Sewa Tanah Desa yangselanjutnya disingkat PHSTD adalah penetapanhasil nilai sewa tanah desa yang dituangkan dalamkeputusan Kepala Desa berdasarkan Berita AcaraHarga Perkiraan Sendiri yang diajukan oleh TimPenilai Harga Sewa Tanah Desa dalam tahunanggaran.

29. Laporan Berkala adalah laporan pelaksanaanpenggunaan dana ADD dibuat secara rutin setiapbulannya, dalam bentuk laporan pertanggungjawabanpenerimaan ADD, dan laporan pertanggungjawabanpengeluaran ADD.

30. Laporan Akhir adalah Laporan penggunaan ADDmencakup perkembangan pelaksanaan dan penyerapandana, masalah yang dihadapi dan rekomendasipenyelesaian hasil akhir penggunaan ADD dalambentuk laporan realisasi APBDes.

31. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standarpelaksanaan, perencanaan, penelitian,pengembangan, bimbingan, pendidikan danpelatihan, konsultasi, supervisi, monitoring,

6

pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaanpenyelenggaraan pemerintahan Desa.

BAB IIMAKSUD DAN TUJUAN ADD

Pasal 2ADD dimaksudkan untuk membiayai program PemerintahanDesa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan danpemberdayaan masyarakat serta peningkatanperekonomian masyarakat Desa.

Pasal 3 Tujuan ADD adalah:a. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi

pengangguran; b. Meningkatkan kualitas perencanaan dan

penganggaran pembangunan di tingkat desa danpemberdayaan masyarakat;

c. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasaranadesa;

d. Meningkatkan pengamalan nilai-nilaikeagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkankesalehan sosial;

e. Meningkatkan ketentraman dan ketertibanmasyarakat;

f. Memberdayakan peran aparatur Pemerintah Desaserta meningkatkan pelayanan pada masyarakat desadalam rangka pengembangan kegiatan sosial danekonomi masyarakat;

g. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotongroyong masyarakat;

h. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakatdesa melalui BUM Desa.

BAB IIIPRINSIP- PRINSIP PENGELOLAAN ADD

Pasal 4(1) Pengelolaan keuangan ADD merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuanganDesa yang dituangkan dalam Peraturan Desa tentangAPBDesa.

(2) Pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus direncanakan, dilaksanakan,diawasi dan dievaluasi secara terbuka denganmelibatkan seluruh unsur masyarakat di Desa.

(3) Pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksudayat (2) harus menggunakan prinsip transparan,adil, efisien, efektif, akuntabel, terukur danterkendali serta dilaksanakan sesuai dengan

7

ketentuan Peraturan Perundang-undangan yangberlaku.

BAB IV PROPORSI DAN KOMPONEN ADD

Pasal 5(1) ADD berasal dari APBD Kabupaten Jombang yang

bersumber dari bagian dana perimbangan keuanganpusat dan daerah yang diterima oleh KabupatenJombang untuk Desa paling sedikit 10 % (sepuluhpersen) setelah dikurangi alokasi dana khusus.

(2) Komponen ADD terdiri dari :a. Dana Pemberdayaan Masyarakat;b. Penyertaan Modal Usaha BUM Desa; dan

c. TPAPD dihitung berdasarkan Upah MinimumKabupaten dan Tunjangan Kesejahteraan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undanganyang berlaku.

Pasal 6Besaran masing-masing komponen ADD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) ditetapkan lebihlanjut dengan Keputusan Bupati.

BAB VMEKANISME PERENCANAAN

DANA PEMBERDAYAAN MASYARAKATPasal 7

(1) Perencanaan dan persiapan Dana PemberdayaanMasyarakat dilaksanakan oleh Badan.

(2) Sosialisasi di Tingkat Kabupaten dilaksanakanoleh badan yang dihadiri oleh Tim Pembina, TimTeknis Kabupaten, Tim Pembina kecamatan, KepalaDesa dan/atau unsur Pemerintahan Desa lainnya seKabupaten Jombang.

Pasal 8

Sosialisasi Dana Pemberdayaan Masyarakat di TingkatKecamatan dilakukan oleh Camat pada setiap pertemuanyang diselenggarakan oleh Camat dengan PemerintahanDesa atau warga desa.

Pasal 9

(1) Kepala Desa wajib mengadakan MusdesPerencanaan.

(2) Tahapan Musdes Perencanaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :a. evaluasi kegiatan pada matrik tahunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa.

8

b. Penyampaian Rencana Kerja Pemerintah Desasebagai dasar pelaksanaan kegiatanPemberdayaan Masyarakat.

c. pembentukan Tim Tingkat Desa.d. pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan.e. penetapan pelaksana Operasional Badan

Permusyawaratan Desa, Pelaksana PemberdayaanLembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa,Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, KarangTaruna, GSI dan Linmas.

f. pembuatan Daftar Usulan Rencana Kegiatan Desayang terdiri Rencana Kerja dan Anggaran danRancangan Anggaran Biaya PemberdayaanMasyarakat.

g. Pembuatan Rancangan APBDesa.(3) Susunan keanggotaan Tim sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf c adalah sebagai berikut :a. Kepala Desa sebagai ketua sekaligus

penanggungjawab Dana Pemberdayaan Masyarakat.b. Sekretaris Desa sebagai Sekretaris sekaligus

Koordinator kegiatan yang menggunakan DanaPemberdayaan Masyarakat.

c. Bendahara Desa sekaligus sebagai bendaharaDana Pemberdayaan Masyarakat Tingkat Desa.

(4) Susunan keanggotaan Tim sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf d adalah sebagai berikut :a. Untuk kegiatan Fisik:

1) ketua berasal dari unsur LembagaPemberdayaan Masyarakat Desa atau tokohmasyarakat.

2) bendahara adalah bendahara LembagaPemberdayaan Masyarakat Desa.

3) anggota berasal dari unsur LembagaPemberdayaan Masyarakat Desa atau TokohMasyarakat dengan jumlah sesuai kebutuhan.

b. Untuk kegiatan non fisik :1) ketua adalah ketua lembaga pelaksana

kegiatan.2) bendahara adalah bendahara lembaga

pelaksana kegiatan. 3) anggota berasal dari unsur anggota lembaga

pelaksana kegiatan dengan jumlah sesuaikebutuhan.

9

(5) Apabila ada kegiatan yang bersifatpembangunan fisik agar berpedoman pada ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIPENGGUNAAN DANA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 10Penggunaan Dana Pemberdayaan Masyarakat ditetapkansebagai berikut: a. Belanja operasional Pemerintahan Desa sebesar 30%

(tiga puluh persen);b. Belanja pemberdayaan masyarakat sebesar 70%

(tujuh puluh persen).Pasal 11

(1) Penggunaan belanja operasional PemerintahanDesa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf aditetapkan sebagai berikut:a. Operasional Pemerintah Desa sebesar

80% (delapan puluh persen);b. Operasional BPD sebesar 20% (dua

puluh persen).(2) Penggunaan belanja Pemerintah desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapatdipergunakan untuk:a. honorarium Penanggungjawab Pengelola Keuangan

Desa (Kepala Desa), Koordinator PTPKD(Sekretrais Desa), Bendahara Desa danPendamping Desa maksimal 30% (tiga puluhpersen);

b. bahan pakai habis kantor;c. bahan bacaan/koran;d. penggandaan/foto copy;e. makan dan minum rapat;f. operasional dan/atau pemeliharaan mobil siaga

desa dan/atau kendaraan dinas roda 2 (dua);g. belanja modal (computer/laptop/printer);h. pemeliharaan gedung/kantor skala kecil;i. transport penjaga makam, Majelis Ta’lim,

Ta’mir Masjid, Satgas anti narkoba; dan/atauj. lain-lain sesuai kebutuhan Desa.

(3) Penggunaan Belanja pemberdayaan masyarakatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf bditetapkan sebagai berikut:a. Sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari belanja

pemberdayaan masyarakat dapat dipergunakanuntuk kegiatan fisik dan/atau non fisik antaralain untuk:

10

1) Rehabilitasi jalan lingkungan permukiman;2) Pembangunan Jalan Lingkungan permukiman;3) Infrastuktur penunjang kawasan

permukiman;4) Pembangunan kantor dan/atau balai desa

setelah terlebih dahulu mendapatrekomendasi dari Camat;

5) Peningkatan/pembangunan sarana publik dalamskala kecil;

6) Penguatan ketahanan pangan;7) Teknologi Tepat Guna;8) Peningkatan bidang kesehatan dan

pendidikan; 9) Pengembangan sosial budaya dan keagamaan;

dan/atau10) Penyertaan modal usaha masyarakat

melalui BUM Desa;b. Sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari

belanja pemberdayaan masyarakat dengan rincianpenggunaan sebagai berikut :1) Pemberdayaan RT/RW sebesar 8 % (delapan

persen);2) Pemberdayaan LPMD sebesar 4% (empat

persen); 3) Pemberdayaan PKK sebesar 10% (sepuluh

persen), dapat dipergunakan untukpenyertaan modal UP2K;

4) Pemberdayaan GSI sebesar 2,5% (dua setengahpersen);

5) Pemberdayaan Karang Taruna sebesar 2,5%(dua setengah persen);

6) Pemberdayaan Linmas sebesar 3 % (tigapersen).

(4) Pembagian sebagaimana dimaksud Pasal 10 danPasal 11 dibulatkan menjadi ribuan rupiah.

Pasal 12(1) Dana Pemberdayaan Masyarakat yang digunakan

untuk pengadaan barang dan jasa wajibmenerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif,terbuka, bersaing, transparan, adil/tidakdiskriminatif dan akuntabel sesuai ketentuanperundang-undangan yang berlaku.

(2) Pengeluaran Dana Pemberdayaan Masyarakatwajib mematuhi ketentuan yang berlaku di bidangperpajakan dan biaya meterai.

(3) Sebagai pedoman penyusunan Rencana AnggaranBiaya (RAB) kegiatan pembangunan, Kepala Desa

11

wajib menetapkan patokan harga satuan pekerjaanper kegiatan dan standar harga satuan bahanbangunan serta upah pekerja di desa denganmenuangkannya dalam Keputusan Kepala Desa.

BAB VIIMEKANISME PENGAJUAN DANA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 13(1) Persyaratan yang harus dipenuhi dalam

pengajuan Dana Pemberdayaan Masyarakat olehPemerintah Desa adalah sebagai berikut :a. Usulan Kepala Desa kepada Bupati melaluiCamat

b. Surat Pertanggungjawaban dan Peraturan Desatentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesaTahun sebelumnya;

c. Daftar Usulan Rencana kegiatan Desa (DURKDesa), terdiri dari :1) Rencana Kerja Anggaran untuk kegiatan biaya

Operasional Pemerintahan Desa dan BelanjaPemberdayaan Masyarakat yang telahdivalidasi oleh Tim Pembina ADD Kecamatan;

2) Rencana Anggaran Biaya untuk pemberdayaankegiatan fisik yang telah divalidasi olehTim Teknis ADD Kabupaten;

d. Peraturan Desa tentang APBDesa yang telahdievaluasi oleh Bupati atau Pejabat yangditunjuk;

e. Keputusan Kepala Desa tentang PenunjukanBendahara Desa;

f. Nomor Rekening Kas Desa dan Nomor Pokok WajibPajak (NPWP) Bendahara Desa;

g. Pakta Integritas dari Kepala Desa; danh. Kwitansi/bukti penerimaan Dana PemberdayaanMasyarakat;

(2) Dalam hal Pemerintah Desa tidak dapatmemenuhi salah satu persyaratan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), maka harus mendapatrekomendasi/persetujuan khusus dari Bupatisetelah mendapat saran dan masukan dari TimTeknis ADD Kabupaten Jombang yang dituangkandalam Berita Acara Khusus.

BAB VIIIMEKANISME PENCAIRAN

DANA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

12

Pasal 14(1) Pencairan Dana Pemberdayaan Masyarakat

dilaksanakan 1 (satu) tahap setelah memenuhipersyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13dengan ketentuan sebagai berikut :a. Kepala Desa mengajukan berkas usulan pencairan

Dana pemberdayaan Masyarakat kepada Camat,dilampiri fotocopy Rekening Kas Desa.

b. Camat menverifikasi dan menvalidasipersyaratan berkas pencairan Dana PemberdayaanMasyarakat sesuai ketentuan yang telahditetapkan.

c. Camat mengajukan pencairan Dana PemberdayaanMasyarakat ke Dinas dengan tembusan Badan.

(2) Pencairan Dana Pemberdayaan Masyarakat dariRekening Kas Desa direalisasikan sesuai dengankebutuhan berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

BAB IXPENATAUSAHAAN KEUANGAN DANA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 15(1) Penatausahaan penerimaan Dana Pemberdayaan

Masyarakat dari rekening Kas Desa untuk belanjaoperasional Pemerintah Desa dilaksanakan olehBendahara Desa berdasarkan Rencana Kerja Anggaranyang telah ditetapkan dengan berpedoman padaketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Bendahara Desa bertanggungjawab danmelaporkan pelaksanaannya kepada Kepala Desa.

Pasal 16(1) Penatausahaan penerimaan Dana Pemberdayaan

Masyarakat pada BPD, LPMD, PKK, RT/RW, KarangTaruna, GSI dan Linmas dari Rekening Kas Desauntuk belanja Operasional dilakukan olehBendahara Desa dan Kepala Desa berdasarkanRencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan RencanaAnggaran Biaya (RAB) yang ditetapkan, danpenatausahaan penerimaannya dilaksanakan oleh :a. Sekretaris BPD dan Ketua BPD

untuk Belanja Operasional BPD;b. Bendahara dan Ketua LPMD untuk

belanja Pemberdayaan LPMD;c. Ketua lembaga PKK, RT/RW,

Karang Taruna, GSI dan Linmas.(2) Penatausahaan penerimaan Dana Pemberdayaan

Masyarakat kegiatan fisik dan/atau non fisikdilaksanakan oleh Bendahara Desa dan Kepala Desa

13

kepada Bendahara dan Ketua Tim PelaksanaKegiatan.

(3) Penerimaan Dana Pemberdayaan Masyarakatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertaiBerita Acara dan kwitansi bermaterai Rp. 6.000(enam ribu rupiah).

Pasal 17Penatausahaan Pengeluaran Dana PemberdayaanMasyarakat :(1) Penatausahaan Pengeluaran Dana Pemberdayaan

Masyarakat dari rekening Kas Desa untuk BelanjaOperasional Pemerintah Desa dilaksanakan olehBendahara Desa berdasarkan Rencana Kerja danAnggaran yang ditetapkan, dengan berpedoman padaketentuan perundang – undangan yang berlaku.

(2) Penatausahaan pengeluaran Dana PemberdayaanMasyarakat berdasarkan Rencana Kerja dan Anggarandan Rencana Anggaran Biaya yang ditetapkan denganketentuan sebagai berikut :a. Pencairan dari

Kas BPD untuk belanja Operasional BPDdilaksanakan oleh Sekretaris BPD atas perintahKetua BPD.

b. Pencairan dariKas LPMD untuk belanja Pemberdayaan LPMDdilaksanakan oleh Bendahara LPMD atas perintahKetua LPMD.

c. Pencairan dariKas PKK dan Karang Taruna dilaksanakan olehBendahara atas perintah Ketua masing-masinglembaga.

d. Pencairan dariKas RT/RW, GSI dan Linmas dilaksanakan olehKetua masing-masing.

e. Pencairan dariKas LPMD untuk kegiatan fisik dilaksanakanoleh bendahara LPMD atas perintah ketua TimPelaksana Kegiatan.

f. Pencairan dariKas Tim Pelaksana Kegiatan untuk kegiatan nonfisik dilaksanakan oleh Bendahara TimPelaksana Kegiatan atas perintah Ketua TimPelaksana Kegiatan.

(3) Penatausaha keuangan wajibmempertanggungjawabkan pengeluaran DanaPemberdayaan Masyarakat melalui LaporanPertanggungjawaban pengeluaran kepada ketua darimasing-masing lembaga/pelaksana kegiatan, dan

14

ketua lembaga/pelaksana kegiatan bertanggungjawabkepada Kepala Desa.

(4) Laporan pertanggungjawaban pengeluaransebagaimana dimaksud pada angka 3 dilampiridengan :a. buku kas pengeluaran;b. bukti pengeluaran.

Pasal 18Penatausahaan pertanggungjawaban pengeluaran DanaPemberdayaan Masyarakat meliputi SuratPertanggungjawaban, Laporan Pertanggungjawaban DanaPemberdayaan Masyarakat yang terintegrasi denganLaporan Pertanggungjawaban APB Desa sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XBADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa)

Pasal 19Dalam rangka melaksanakan visi misi Bupati yangtertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka MenengahDaerah Kabupaten Jombang, Pemerintah Desa wajibmembentuk BUM Desa.

Pasal 20(1) Persyaratan yang harus dipenuhi di dalam

pengajuan pencairan dana penyertaan modal usahaBUM Desa sebagaimana pasal 5 ayat (2) olehPemerintah Desa adalah sebagai berikut :a. Terbentuknya

Lembaga BUM Desa dibuktikan dengan PeraturanDesa tentang Pembentukan BUM Desa yang telahdiklarifikasi oleh Bupati atau Pejabat yangditunjuk.

b. Adanya AD/ART dari Lembaga BUM Desa.

c. TerbentuknyaPengelola BUM Desa yang ditetapkan denganKeputusan Kepala Desa.

d. Peraturan Desatentang Penyertaan Modal BUM Desa.

(2) Pencairan Dana Penyertaan Modal Usaha BUMDesa dilaksanakan 1 (satu) tahap setelah memenuhiketentuan sebagaimana ayat (1) dengan tahapansebagai berikut :a. Kepala Desa mengajukan berkas usulan

pencairan Dana Penyertaan Modal BUM Desakepada Camat, disertai fotocopy rekening KasDesa.

15

b. Camat memverifikasi dan menvalidasipersyaratan berkas pencairan Dana PenyertaanModal BUM Desa sesuai dengan ketentuan yangberlaku.

c. Camat mengajukan pencairan Dana PenyertaanModal BUM Desa ke Dinas dengan tembusan keBadan, disertai kwitansi yang ditandatanganioleh Bendahara Desa dengan diketahui KepalaDesa dan Pakta Integritas yang ditandatanganiKepala Desa bermaterai Rp. 6.000 (enam riburupiah).

d. Pencairan Dana Penyertaan Modal Usaha BUMDesa dari Rekening Kas Desa paling lambat 7(tujuh) hari harus sudah ditransfer keRekening BUM Desa 100% (seratus persen).

(3) Kepala Desa melaporkan realisasi/fotocopybukti transfer dana Penyertaan Modal BUM Desapaling lambat 7 (tujuh) hari kepada Bupatimelalui Camat dengan tembusan Badan.

BAB XITUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA

(TPAPD)Pasal 21

(1) Ruang lingkup TPAPD adalah :a. Tambahan kurang penghasilan;b. Tambahan penghasilan berupa tunjangan

kesejahteraan.(2) Tambahan kurang penghasilan sebagaimana dimaksud

ayat (2) huruf a adalah bantuan yang diberikankepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yangpendapatannya kurang dari Upah MinimumKabupaten, kecuali terhadap Kepala Desa danSekretaris Desa yang berstatus Sebagai AparaturSipil Negara, atau anggota TNI/POLRI.

(3) Tambahan penghasilan berupa tunjangankesejahteraan sebagaimana dimaksud ayat (2)huruf b adalah bantuan yang diberikan kepadaKepala Desa dan Perangkat Desa guna peningkatankesejahteraan.

(4) Penetapan besaran tambahan kurang penghasilandan tunjangan kesejahteraan bagi Kepala Desa danPerangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat(3) dan ayat (4) ditetapkan dengan KeputusanBupati dengan memperhatikan PHSTD.

(5) Persayaratan untuk mengajukan TPAPD adalah :a. Data Aparatur Pemerintah Desa sesuai dengan

Peraturan Desa tentang Struktur Organisasi

16

Pemerintah Desa dan sesuai dengan KeputusanPengangkatan yang bersangkutan.

b. PHSTD yang dibuat Tim ditetapkan oleh KepalaDesa dan diketahui oleh Camat.

(6) Mekanisme Pencairan TPAPD adalah sebagai berikut:

a. Pemerintah Desa menyerahkan persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (5) kepadaCamat.

b. Camat melakukan verifikasi dan validasipersyaratan.

c. Camat menyampaikan permohonan pencairan TPAPDkepada Dinas dengan dilengkapi :1) Data Aparatur Pemerintah Desa2) Keputusan Bupati tentang ADD;3) Nomor Rekening Kas Desa; dan4) Kwitansi yang ditanda tangani Bendahara

Desa mengetahui Kepala Desa bermateraiRp.6000 (enam ribu rupiah).

(7) Pencairan TPAPD dilaksanakan dengan caraditransfer langsung ke Rekening Kas Desa.

(8) Pencairan TPAPD dilaksanakan setiap triwulandalam tahun anggaran berjalan.

(9) Pembayaran TPAPD kepada Kepala Desa dan/atauPerangkat Desa dihentikan jika :a. Masa jabatannya berakhir;b. Mengundurkan diri;c. Diberhentikan; ataud. Meninggal dunia.

(10) Penghentian pembayaran sebagaimana dimaksudpada ayat (9) dihitung mulai bulan berikutnyadengan didukung bukti administrasi.

BAB XIIPEMBINAAN ALOKASI DANA DESA DI TINGKAT KABUPATEN

Pasal 22(1) Dalam pengelolaan ADD di Kabupaten dibentuk Tim

Pembina ADD Kabupaten yang mempunyai tugas :a. melakukan analisa kebijakan dan mekanisme

pengelolaan ADD yang terintegrasi dalam APBDesa.

b. mengadakan pembinaan berupa pemberianpedoman, standar pelaksanaan, perencanaan,penelitian, pengembangan, bimbingan,pendidikan dan pelatihan, konsultasi,supervisi, monitoring, pengawasan umum, danevaluasi pelaksanaan penyelenggaraan

17

pengelolaan, penggunaan, pelaporan danpertanggungjawaban ADD yang terintegrasidalam APB Desa.

c. melakukan penilaian dan evaluasi kinerjaTenaga Pendamping ADD.

(3) Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Pembinasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu olehTim Teknis ADD Kabupaten.

(4) Susunan keanggotaan Tim Pembina ADD dan TimTeknis ADD Kabupaten ditetapkan dengan KeputusanBupati.

(5) Dalam melaksanakan ADD dapat didampingi TenagaPendamping ADD.

(6) Pembiayaan dalam rangka Pembinaan, pengawasandan monitoring dan pendampingan ADD, dibebankanpada Anggaran Pendapatan Belanja DaerahKabupaten Jombang.

Pasal 23(1) Tim Teknis ADD melaksanakan rekruitmen Tenaga

Pendamping ADD dan mengusulkan kepada Bupatiuntuk ditetapkan dalam Keputusan Bupati.

(2) Tim Teknis ADD dalam melaksanakan rekruitmenTenaga Pendamping ADD dapat didampingi olehlembaga yang berkompeten.

(3) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat(1) mempunyai tugas mendampingi desa-desadampingannya dalam proses perencanaan,pelaksanaan, penyerahan, pelaporan, danpertanggungjawaban ADD.

(4) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat(1) wajib mematuhi dan menandatangani paktaintegritas.

(5) Dalam melaksanakan tugasnya Tenaga PendampingADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)bertanggungjawab secara berjenjang kepada TimPembina ADD Kecamatan dan Tim Teknis ADDKabupaten.

(6) Tenaga Pendamping apabila melanggar ketentuansebagaimana tertuang dalam Pakta Integritasdan/atau ketentuan peraturan perundang-undanganyang berlaku akan dikenakan sanksi sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

(7) Dalam hal terjadi kekosongan Tenaga Pendamping,Tim Teknis ADD dapat mengusulkan TenagaPendamping Pengganti kepada Bupati.

18

(8) Pengusulan Tenaga Pendamping Penggantisebagaimana dimaksud ayat (7) berdasarkanranking hasil seleksi.

(9) Tenaga Pendamping Pengganti ditetapkan dalamKeputusan Bupati.

BAB XIIIPEMBINAAN ALOKASI DANA DESA DI TINGKAT KECAMATAN

Pasal 24(1) Dalam pengelolaan ADD di Kecamatan dibentuk Tim

Pembina ADD Kecamatan yang diketuai oleh Camat.(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai

tugas:a. memfasilitasi proses perencanaan, pencairan,

pelaksanaan dan pertanggung jawaban ADD.b. memfasilitasi kegiatan ADD dalam penyusunan

Rencana Kerja Anggaran dan Rencana AnggaranBiaya.

c. memfasilitasi penyusunan Rencana AnggaranPendapatan dan Belanja Desa menjadi APB Desa.

d. memfasilitasi persyaratan pengajuan usulanpencairan ADD dari Kepala Desa dan memberikanpengantar atas usulan pencairan ADD tersebutkepada Bupati melalui Dinas.

e. Mensinkronkan pengajuan ADD dengan SKPDterkait.

f. memantau, mengawasi, meminta laporan danberusaha menyelesaikan permasalahan ADD diwilayahnya mulai dari proses perencanaan,pengajuan, pencairan, pelaksanaan danpertanggungjawaban ADD yang dilaksanakan olehPemerintahan Desa, Lembaga KemasyarakatanDesa, Tim Pelaksana tingkat Desa dan TenagaPendamping ADD.

g. membuat rekapitulasi laporan secara berkalasetiap bulan dan laporan akhir pelaksanaanADD kepada Bupati tembusan Badan.

h. mengkoordinasikan dan melakukan evaluasiterhadap kinerja Tenaga Pendamping ADD danmelaporkan kepada Tim Teknis ADD Kabupatenmelalui Badan.

(3) Pembiayaan dalam rangka pelaksanaan tugas TimPembina ADD Kecamatan dibebankan pada AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah yang dianggarkankepada DPA Kecamatan masing-masing.

BAB XIVMONITORING DAN EVALUASI ALOKASI DANA DESA

19

Pasal 25(1) Seluruh kegiatan yang didanai oleh ADD

dilaksanakan dan dievaluasi secara terbukadengan melibatkan seluruh unsur masyarakat diDesa.

(2) Seluruh kegiatan ADD harus dapatdipertanggungjawabkan secara administratif,teknis dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Pengawasan terhadap pelaksanaan ADD dilakukanoleh pejabat yang berwenang dan masyarakatsesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

(4) Jika terjadi penyimpangan atau penyalahgunaanADD, maka penyelesaiannya dilaksanakan sesuaidengan ketentuan perundangan-undangan yangberlaku.

Pasal 26(1) Monitoring pelaksanaan ADD dilakukan melalui 2

(dua) cara, yaitu sebagai berikut: a. secara langsung dilakukan dengan melakukan

pemantauan di lapangan. b. secara tidak langsung melalui kajian/telaah

atas laporan-laporan yang dibuat secaraberjenjang (Tenaga Pendamping ADD di TingkatDesa, Tim Pembina ADD Kecamatan, Tim TeknisADD Kabupaten, Tim Pembina ADD Kabupaten).

(2) Pelaporan hasil monitoring pelaksanaan ADDsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanuntuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaanADD secara obyektif dan sistematik.

BAB XVPELAPORAN ADD

Pasal 27(1) Bentuk pelaporan atas kegiatan yang dibiayai

dari ADD adalah sebagai berikut:a. Laporan Berkala setiap 1 (satu) bulan

sekali paling lambat tanggal 10 bulanberikutnya;

b. Laporan Akhir.(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan oleh:a.Kepala Desa kepada Tim Pembina ADD Kecamatan;b.Tenaga Pendamping ADD kepada Tim Pembina ADD

Kecamatan untuk dievaluasi dan disampaikankepada Tim Teknis ADD Kabupaten;

20

c.Tim Teknis ADD Kabupaten Tim Pembina ADDKabupaten untuk disampaikan kepada Bupati.

BAB XVIPERTANGGUNGJAWABAN ADD

Pasal 28(1) Kepala Desa bertanggung jawab atas pencairan,

pelaksanaan dan pelaporan ADD kepada Bupatimelalui Camat.

(2) Kepala Desa bertanggungjawab atas penggunaanbelanja Operasional Pemerintah Desa.

(3) Tim Pelaksana Kegiatan ADD bertanggungjawab ataspengelolaan keuangan, Surat Pertanggungjawabandan laporan pertangungjawaban kepada KepalaDesa.

(4) BPD dan Lembaga Kemasyarakatan penerima ADDbertanggungjawab atas pengelolaan keuangan,Surat Pertanggungjawaban dan laporanPertanggungjawaban kepada Kepala Desa.

BAB XVIIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 29Apabila terjadi perubahan jenis kegiatan, makadiadakan Musyawarah Desa untuk mengalokasikan dalamjenis kegiatan lainnya yang disertai dengan BeritaAcara Pengalihan kegiatan yang dituangkan denganPerubahan APBDesa.

BAB XVIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 30Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka :a. Peraturan Bupati Jombang Nomor 4 Tahun 2014

tentang Pedoman Alokasi Dana Desa (ADD) KabupatenJombang; dan

b. Peraturan Bupati Jombang Nomor 3A Tahun 2011tentang Tata Cara Pemberian Tunjangan PenghasilanAparatur Pemerintah Desa

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggaldiundangkan semua orang dapat mengetahuinya,memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati inidengan penempatannya dalam Berita Daerah KabupatenJombang

Ditetapkan di JombangPada tanggalBUPATI JOMBANG,

21

NYONOSUHARLI WIHANDOKODiundangkan di Jombangpada tanggalSEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JOMBANG,

ITA TRIWIBAWATIBERITA DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 NOMOR /