PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

42
BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil telah ditetapkan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 113/KA/IV/2012 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional; b. bahwa sesuai dengan perkembangan yang ada, Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu disempurnakan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional tentang Kode Etik Pegawai; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun

Transcript of PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BATAN

PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR 11 TAHUN 2013

TENTANG

KODE ETIK PEGAWAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang

Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

telah ditetapkan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir

Nasional Nomor 113/KA/IV/2012 tentang Kode Etik Pegawai

Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional;

b. bahwa sesuai dengan perkembangan yang ada, Peraturan

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, perlu disempurnakan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional tentang Kode Etik

Pegawai;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun

BATAN

- 2 -

1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara

Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4150);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang

Sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 27, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3059);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang

Wewenang, Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian

Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4263) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

164);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang

Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4450);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang

Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

8. Peraturan Presiden Nomor 081 Tahun 2010 tentang Grand

Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025;

9. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan

Tenaga Nuklir Nasional;

10. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012;

BATAN

- 3 -

11. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

360/KA/VII/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah

Tinggi Teknologi Nuklir;

12. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan

Tenaga Nuklir Nasional;

13. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 6

Tahun 2013 tentang Pedoman Penegakan dan Penjatuhan

Hukuman Disiplin Pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional;

14. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

201/KA/XI/2011 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah di Badan Tenaga Nuklir Nasional;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai

Negeri Sipil yang diangkat dalam suatu jabatan atau

ditugaskan dan bekerja secara penuh pada satuan

organisasi di Badan Tenaga Nuklir Nasional.

2. Kode Etik Pegawai adalah pedoman perilaku dalam bersikap,

bertingkah laku, berbuat dan berpola tindak pegawai dalam

melaksanakan tugas dan fungsi serta dalam pergaulan hidup

sehari-hari serta wajib ditaati oleh setiap pegawai.

BATAN

- 4 -

3. Komisi Etik Pegawai adalah Komisi yang bersifat non

struktural dan temporer yang dibentuk oleh Kepala BATAN

selaku pejabat pembina kepegawaian atau oleh pejabat yang

ditunjuk Kepala BATAN.

4. Pejabat yang ditunjuk adalah pejabat struktural paling

rendah eselon II yang diberi kewenangan oleh Kepala BATAN.

5. Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan, tulisan, dan/atau

perbuatan Pegawai yang bertentangan dengan Kode Etik

Pegawai.

6. Kewajiban adalah sikap, perilaku, perbuatan atau tindakan

yang harus dilakukan oleh setiap pegawai.

7. Sanksi adalah suatu hukuman yang dimaksud sebagai

sarana, upaya dan sifat pemaksa ketaatan dan disiplin

setiap pegawai.

8. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat Pembina

Kepegawaian, atau Pejabat yang berwenang menghukum

secara moral atau disiplin sesuai dengan ketentuan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 2

Kode Etik Pegawai merupakan pedoman bagi seluruh Pegawai

dalam rangka:

a. bertingkah laku, berbuat dan berpola tindak dalam

menjalankan tugas dan fungsi;

b. meningkatkan disiplin;

c. menjamin terpeliharanya tata tertib;

d. menjamin kelancaran pelaksanaan tugas yang kondusif;

e. menciptakan dan memelihara perilaku yang profesional;

f. meningkatkan kinerja dan citra pegawai serta organisasi;

dan

g. memberikan perlindungan terhadap hak Pegawai sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BATAN

- 5 -

BAB II

NORMA DASAR PRIBADI DAN STANDAR PERILAKU ORGANISASI

Pasal 3

Setiap Pegawai harus menganut, membina, mengembangkan,

dan menjunjung tinggi norma dasar pribadi sebagai berikut:

a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu wajib

menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing, terutama

yang berkaitan dengan nilai-nilai universal;

b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia 1945, yaitu selalu berusaha

untuk memahami, menghayati serta mengamalkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

dalam kehidupan sehari-hari;

c. jujur, yaitu dapat dipercaya dalam perkataan dan tindakan;

d. terbuka, yaitu transparan dalam pelaksanaan tugas dan

pergaulan internal maupun eksternal, kecuali terhadap

penyampaian atau akses informasi yang karena sifatnya

dinyatakan tertutup;

e. berani, yaitu bersikap tegas dan rasional dalam bertindak,

berperilaku, dan membuat keputusan demi kepentingan

BATAN, pemerintah, bangsa dan negara;

f. berjiwa pionir, visioner, inovatif, excellent dan akuntabel,

yaitu sikap perilaku pegawai yang berani menghadapi

tantangan, berwawasan jauh kedepan, memulai hal yang

baru, dan berjiwa unggul serta dapat

dipertanggungjawabkan;

g. bertradisi ilmiah, yaitu sikap perilaku pegawai yang peka

terhadap permasalahan, memberikan solusi secara ilmiah,

dan senantiasa bersedia memberikan pengetahuan dan

pengalaman kepada generasi penerus dalam rangka

pemeliharaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dan

BATAN

- 6 -

keberlangsungan BATAN;

h. mengutamakan keselamatan dan keamanan, yaitu sikap

perilaku pegawai yang peka terhadap kondisi keselamatan

dan keamanan di lingkungan kerja dan bersikap proaktif

dengan melaporkan dan memperbaiki kondisi yang berisiko

terhadap keselamatan dan keamanan personel, aset, dan

kawasan BATAN;

i. berintegritas, yaitu memiliki kemampuan untuk bertindak

sesuai dengan nilai, norma dan etika BATAN;

j. berkomitmen, yaitu kemauan dan kemampuan untuk

menyelaraskan sikap dan tindakan pegawai untuk

mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan

kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri,

seseorang, dan/atau golongan;

k. berdisiplin, yaitu kesanggupan pegawai untuk menaati

kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam

ketentuan peraturan perundang-undangan;

l. bekerja sama, yaitu kemauan dan kemampuan pegawai

untuk bekerja dengan rekan kerja, atasan, bawahan dalam

unit kerja, antar unit kerja, serta instansi lain dalam

menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang

ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna

yang sebesar-besarnya;

m. berjiwa pemimpin, yaitu kemampuan dan kemauan pegawai

untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan atau orang

lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi

tercapainya tujuan organisasi;

n. berkompeten, yaitu mempunyai keahlian dan kemampuan

memutuskan dan/atau menentukan sesuatu sesuai dengan

kewenangannya;

o. bersikap profesional, yaitu melakukan pekerjaan sesuai

dengan tugas dan/atau keahlian serta mencegah terjadinya

benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas;

BATAN

- 7 -

p. bersikap independen, yaitu tidak terpengaruh dan bersikap

netral dalam melaksanakan tugas; dan

q. bersikap sederhana, yaitu berperilaku wajar atau tidak

berlebihan dalam tugas dan kehidupan sehari-hari.

Pasal 4

Setiap Pegawai harus mengikuti, menjalankan, dan menjaga

prinsip standar perilaku organisasi sebagai berikut:

a. kepastian hukum, yaitu mendasarkan pada ketentuan

peraturan perundang-undangan dalam menjalankan tugas,

wewenang, dan kebijakan BATAN;

b. keterbukaaan, yaitu membuka diri dan memberi akses

kepada masyarakat dalam melaksanakan haknya untuk

memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak

diskriminatif tentang manajemen, kinerja, dan pelaksanaan

tugas, serta fungsi BATAN, tanpa melanggar ketentuan

peraturan perundang-undangan dan asas kerahasiaan

jabatan;

c. kepentingan umum, yaitu mendahulukan kepentingan

bersama dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif;

d. akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan

di unit kerja BATAN harus dapat dipertanggungjawabkan

kepada atasannya dan/atau masyarakat sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. proporsionalitas, yaitu mengutamakan kepentingan

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab organisasi dengan

tetap memperhatikan adanya kepentingan yang sah secara

seimbang;

f. efektivitas, yaitu dalam melaksanakan tugas harus

memperhatikan dan mempergunakan cara yang tepat untuk

memperoleh hasil yang optimal; dan

g. efisiensi, yaitu dalam melaksanakan tugas harus

memperhatikan dan mempergunakan waktu dan sumber

BATAN

- 8 -

daya lainnya seoptimal mungkin dalam menyelesaikan tugas.

BAB III

KODE ETIK PEGAWAI

Pasal 5

Setiap Pegawai dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan

kehidupan sehari-hari wajib:

a. menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat

yang dianut oleh diri sendiri dan orang lain;

b. mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui BATAN;

c. mematuhi dan menaati segala ketentuan peraturan

perundang-undangan, baik langsung maupun tidak

langsung, mengenai tugas kedinasan maupun yang berlaku

secara umum;

d. bersikap dan bertindak akuntabel dalam menjalankan tugas

serta berorientasi hasil;

e. bersikap dan bertindak tanggap, terbuka, jujur, akurat dan

tepat waktu dalam melaksanakan tugas, serta

berpenampilan dan bertutur kata secara sopan dan santun

dalam pergaulan;

f. mematuhi, menaati dan melaksanakan tata tertib disiplin

kerja pegawai serta melaksanakan kebijakan yang dibuat

oleh Kepala BATAN maupun Pejabat yang berwenang/diberi

kewenangan membuat kebijakan;

g. menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik dan

kondusif, kooperatif, harmonis, dan sinergis antar pegawai,

baik dalam unit kerja maupun di luar unit kerja;

h. mempergunakan dan memelihara barang inventaris milik

negara secara baik dan bertanggung jawab;

i. memberikan pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara

lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja

terkait, dan/atau instansi lain menurut bidang tugas

BATAN

- 9 -

masing-masing; dan

j. memberikan contoh dan menjadi panutan yang baik bagi

pegawai lain dan masyarakat.

Pasal 6

Setiap Pegawai dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan

kehidupan sehari-hari dilarang:

a. bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas dan

memberikan pelayanan kepada pegawai maupun

masyarakat;

b. menjadi anggota dan/atau pengurus dan/atau simpatisan

partai politik;

c. membocorkan informasi yang bersifat rahasia, memberikan

kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar,

menyalahgunakan data, dan/atau informasi BATAN yang

dianggap sensitif;

d. menerima, memberi, menjanjikan hadiah atau imbalan

dalam bentuk apapun dari pihak manapun secara langsung

maupun tidak langsung, yang diketahui atau patut dapat

diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin

bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan Pegawai yang

bersangkutan;

e. menyalahgunakan wewenang yang dimiliki untuk

kepentingan di luar kedinasan;

f. melakukan perbuatan yang dapat mengakibatkan terjadinya

gangguan, kerusakan, dan/atau perubahan data pada sistem

informasi BATAN; dan

g. melakukan kegiatan atau perbuatan tidak terpuji baik lisan

maupun tertulis yang bertentangan dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan, norma kesusilaan,

ketertiban umum, merusak citra profesi dan martabat

BATAN.

BATAN

- 10 -

Pasal 7

Pelanggaran Kode Etik Pegawai adalah segala bentuk ucapan,

tulisan, sikap, perilaku, dan/atau pola tindak Pegawai yang

melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan

Pasal 6.

Pasal 8

Pokok Panduan Perilaku Kode Etik Pegawai yang merupakan

uraian lebih lanjut Kode Etik Pegawai sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 dan Pasal 6, tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

BAB IV

KOMISI ETIK PEGAWAI

Pasal 9

(1) Dalam rangka penegakan Kode Etik Pegawai dibentuk Komisi

Etik Pegawai.

(2) Komisi Etik Pegawai dibentuk oleh Kepala BATAN atau

Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala BATAN.

(3) Keanggotaan Komisi Etik Pegawai berjumlah gasal terdiri

dari:

a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota;

b. 1 (satu ) orang Sekretaris merangkap anggota;

c. paling sedikit 3 (tiga) orang anggota.

(4) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mewakili

aspek kepegawaian, aspek pengawasan dan aspek hukum

dan/atau pengamanan serta aspek teknis.

(5) Komisi Etik Pegawai bersifat temporer dan dibentuk apabila

terdapat Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran

terhadap kode etik.

BATAN

- 11 -

(6) Pangkat anggota Komisi Etik Pegawai paling rendah setingkat

dengan Pegawai yang diperiksa.

Pasal 10

(1) Komisi Etik Pegawai mempunyai tugas:

a. melakukan penegakan dan penyelesaian pelanggaran

Kode Etik Pegawai;

b. melakukan pemanggilan secara tertulis kepada Pegawai

yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik;

c. memeriksa Pegawai yang melakukan pelanggaran Kode

Etik dengan mengacu Kode Etik Profesi masing-masing;

d. membuat kesimpulan dan rekomendasi setelah

melakukan pemeriksaan terhadap Pegawai yang diduga

melanggar Kode Etik dan menyampaikan kepada Pejabat

yang berwenang.

(2) Komisi Etik Pegawai mempunyai kewajiban:

a. membuat Berita Acara Pemeriksaan dan Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja

setelah selesai melakukan pemeriksaan;

b. memberi kesempatan kepada Pegawai yang diduga

melakukan pelanggaran Kode Etik Pegawai untuk

menyampaikan pembelaan pada saat pemeriksaan;

c. menyampaikan LHP kepada Pejabat yang berwenang

menjatuhkan sanksi moral sebagai bahan dalam

menetapkan keputusan penjatuhan sanksi moral,

menggunakan format LHP 1 sebagaimana tercantum

dalam Lampiran II A Peraturan ini;

d. menyampaikan LHP kepada Atasan langsung Pegawai

yang melanggar Kode Etik Pegawai untuk diteruskan

secara hierarki kepada:

1) Pejabat yang berwenang menghukum guna

pemeriksaan lebih lanjut, apabila rekomendasi

menyangkut sanksi pelanggaran disiplin sebagaimana

BATAN

- 12 -

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)

huruf a, huruf b, dan huruf c Peraturan Pemerintah

Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS,

menggunakan format LHP 2 sebagaimana tercantum

dalam Lampiran II B Peraturan ini.

2) Kepala BATAN guna pemeriksaan lebih lanjut, apabila

rekomendasi menyangkut sanksi pelanggaran disiplin

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf d

dan huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun

2010 tentang Disiplin PNS, menggunakan format LHP

3 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II C

Peraturan ini.

e. penyampaian LHP sebagaimana dimaksud pada huruf c

dan d paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal

laporan diterbitkan.

Pasal 11

Pemeriksaan lebih lanjut terhadap pegawai yang diduga

melakukan pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 10 ayat (2) huruf d, dilakukan paling lambat 10 (sepuluh)

hari kerja setelah menerima LHP dari Komisi Etik Pegawai.

BAB V

PENGADUAN PELANGGARAN KODE ETIK PEGAWAI

Pasal 12

(1) Dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Pegawai diperoleh

secara tertulis dari Pengaduan Masyarakat, Atasan langsung

Pegawai, atau Pejabat yang berwenang.

(2) Setiap Pegawai yang mengetahui adanya pelanggaran Kode

Etik Pegawai dapat menyampaikan pengaduan kepada

Atasan langsung Pegawai yang melakukan pelanggaran atau

BATAN

- 13 -

Pejabat yang berwenang.

(3) Penyampaian pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dilakukan tertulis baik secara elektronik maupun non-

elektronik dengan menyebutkan pelanggaran yang

dilakukan, bukti, dan identitas Pelapor.

(4) Setiap Atasan langsung Pegawai atau Pejabat yang

berwenang yang menerima pengaduan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) wajib menindaklanjuti pengaduan

tersebut dan menjaga kerahasiaan identitas Pelapor.

(5) Atasan langsung Pegawai apabila meyakini adanya dugaan

terjadinya pelanggaran Kode Etik Pegawai, wajib melaporkan

kepada Kepala BATAN secara hierarki.

(6) Kepala BATAN atau Pejabat yang ditunjuk, membentuk

Komisi Etik Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

ayat (1) setelah menerima laporan adanya dugaan terjadinya

pelanggaran Kode Etik Pegawai.

BAB VI

TATA CARA PEMANGGILAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal 13

(1) Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik,

dipanggil secara tertulis oleh Komisi Etik Pegawai untuk

dilakukan pemeriksaan, menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran II D Peraturan ini.

(2) Pemanggilan secara tertulis bagi Pegawai yang diduga

melakukan pelanggaran Kode Etik, dilakukan paling lambat

7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan.

(3) Apabila Pegawai tidak hadir pada tanggal pemeriksaan yang

ditentukan, pemanggilan kedua dilakukan paling cepat 7

(tujuh) hari kerja sejak hari ketidakhadiran pada

pemanggilan pertama.

BATAN

- 14 -

(4) Apabila pada tanggal pemeriksaan yang ditentukan dalam

surat pemanggilan kedua, Pegawai yang bersangkutan tidak

hadir juga, dianggap telah melanggar Kode Etik.

(5) Apabila pegawai yang diperiksa mempersulit pelaksanaan

pemeriksaan maka dianggap telah melanggar Kode Etik yang

disangkakan.

(6) Dalam hal Pegawai tidak hadir pada pemanggilan kedua,

Komisi Etik Pegawai memberi rekomendasi kepada Pejabat

yang berwenang atau Atasan langsung Pegawai yang

bersangkutan agar dikenakan sanksi moral atau hukuman

disiplin.

Pasal 14

(1) Komisi Etik Pegawai melakukan pemeriksaan berdasarkan

laporan dan/atau bahan pelanggaran Kode Etik yang diduga

dilakukan oleh Pegawai yang bersangkutan.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat

rahasia dan dilakukan secara tertutup.

(3) Pegawai yang diperiksa karena diduga melakukan

pelanggaran Kode Etik, wajib menjawab segala pertanyaan

yang diajukan oleh Komisi Etik Pegawai.

(4) Apabila Pegawai yang diperiksa tidak bersedia menjawab

pertanyaan, yang bersangkutan dianggap mengakui

pelanggaran Kode Etik yang didugakan kepadanya.

(5) Hasil pemeriksaan dituangkan dalam bentuk Berita Acara

Pemeriksaan (BAP), dengan menggunakan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II E Peraturan ini.

BATAN

- 15 -

BAB VII

PENEGAKAN KODE ETIK

Pasal 15

(1) Pegawai yang melakukan pelanggaran sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 dijatuhi sanksi atau hukuman

sesuai dengan tingkat pelanggarannya.

(2) Sanksi atau hukuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dapat berupa:

a. sanksi moral berupa perintah/kewajiban untuk

menyampaikan permohonan maaf secara lisan, tertulis,

dan/atau pernyataan penyesalan kepada pihak yang

dirugikan; dan/atau

b. hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri

Sipil dan peraturan pelaksanaannya.

(3) Pengenaan sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf a, disampaikan secara tertutup atau terbuka.

(4) Keputusan pemberian sanksi moral dilakukan oleh Pejabat

yang berwenang paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak

diterima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Komisi Etik

Pegawai dengan menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran II F Peraturan ini.

(5) Keputusan penyampaian sanksi moral secara tertutup atau

terbuka didasarkan pada pertimbangan besar atau kecilnya

akibat dari perbuatan dan/atau dampak negatif perbuatan

yang dilakukan.

Pasal 16

(1) Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2)

huruf a ditetapkan dengan Keputusan Pejabat yang

berwenang.

BATAN

- 16 -

(2) Sanksi moral disampaikan secara tertutup oleh Pejabat yang

berwenang dalam ruang tertutup dan diutarakan secara lisan

yang hanya diketahui oleh Pegawai yang bersangkutan dan

Pejabat lain yang terkait dengan syarat pangkat Pejabat

terkait paling rendah setingkat dengan Pegawai yang

dikenakan sanksi.

(3) Sanksi moral disampaikan secara terbuka oleh Pejabat yang

berwenang melalui:

a. forum pertemuan resmi;

b. upacara bendera;

c. papan pengumuman;

d. media massa; atau

e. forum lain yang dipandang sesuai untuk itu.

(4) Dalam hal tempat kedudukan Pejabat yang berwenang dan

tempat Pegawai yang dikenakan sanksi moral berjauhan,

Pejabat yang berwenang dapat menunjuk Pejabat lain dalam

lingkungannya atau meminta bantuan Pejabat lain untuk

menyampaikan sanksi moral tersebut dengan syarat pangkat

Pejabat tersebut paling rendah setingkat dengan Pegawai

yang dikenakan sanksi.

(5) Sanksi moral yang disampaikan secara tertutup, berlaku

sejak tanggal diterima oleh Pegawai yang dikenakan sanksi.

(6) Sanksi moral yang disampaikan secara terbuka sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf a, huruf b, dan huruf e

dilakukan 1 (satu) kali dan berlaku sejak tanggal

disampaikan oleh Pejabat yang berwenang.

(7) Sanksi moral yang disampaikan secara terbuka sebagaimana

dimaksud pada ayat (3 ) huruf c dan huruf d, dilakukan

paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal ditetapkan.

(8) Dalam hal pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak hadir

tanpa alasan yang sah pada waktu penyampaian keputusan

sanksi moral, dianggap telah menerima keputusan sanksi

moral tersebut dan keputusan sanksi moral disampaikan

kepada Pegawai yang dikenakan sanksi baik langsung

BATAN

- 17 -

maupun menggunakan sarana lain.

(9) Sanksi moral berupa perintah/kewajiban untuk

menyampaikan permohonan maaf secara lisan, tertulis,

dan/atau pernyataan penyesalan dilakukan paling lambat 3

(tiga) hari kerja sejak keputusan sanksi moral diterima oleh

Pegawai yang dikenai sanksi.

(10) Dalam hal pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak

bersedia menyampaikan permohonan maaf secara lisan,

tertulis, dan/atau membuat pernyataan penyesalan, dapat

dijatuhi salah satu hukuman disiplin ringan berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang

Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan peraturan pelaksanaannya.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17

(1) Setiap Pimpinan unit kerja, sesuai dengan jenjang jabatan

berkewajiban untuk melakukan pengawasan atas

pelaksanaan kode etik oleh pegawai yang berada di

bawahnya.

(2) Pimpinan unit kerja sesuai dengan jenjang jabatan, baik

langsung maupun tidak langsung, yang mengetahui adanya

pelanggaran kode etik tetapi tidak mengambil tindakan

pengenaan sanksi atas pelanggaran tersebut atau membantu

melakukan pelanggaran kode etik, dikenakan sanksi atau

hukuman sesuai dengan tingkat pelanggaran sebagaimana

dimaksud pada Pasal 14 ayat (2).

(3) Dalam rangka efektivitas dan efisiensi penegakan kode etik,

BATAN dapat bekerja sama dengan instansi/lembaga lain.

BATAN

- 18 -

Pasal 18

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka Peraturan Kepala

BATAN Nomor 113/KA/IV/2012 tentang Kode Etik Pegawai

Negeri Sipil BATAN, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 19

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala BATAN ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 20 November 201323

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

DJAROT SULISTIO WISNUBROTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 31 Desember 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

-ttd-

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1647

Salinan sesuai dengan aslinya,

KEPALA BIRO KERJA SAMA, HUKUM, DAN HUMAS,

TOTTI TJIPTOSUMIRAT

BATAN

- 1 -

LAMPIRAN I

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR 11 TAHUN 2013

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI

POKOK PANDUAN PERILAKU KODE ETIK PEGAWAI

I. ATURAN PERILAKU PEGAWAI

Pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan pegawai BATAN, dalam

melaksanakan tugas dan pergaulan hidup sehari-hari.

II. NORMA DASAR

A. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

B. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

C. jujur, terbuka, dan berani;

D. berjiwa pionir, visioner, inovatif, excellent dan akuntabel,

E. bertradisi ilmiah;

F. mengutamakan keselamatan dan keamanan;

G. berintegritas dan disiplin,

H. bekerja sama dan berkomitmen untuk perubahan

I. berkompeten dan berjiwa pemimpin

J. bersikap profesional, independen dan sederhana

III. KEWAJIBAN DAN LARANGAN

A. Setiap Pegawai dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan

sehari-hari wajib:

1. Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat yang

dianut oleh diri sendiri dan orang lain;

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai mempunyai kewajiban

dan larangan.

a. Setiap pegawai diwajibkan:

1) menghormati agama dan kepercayaan diri sendiri dan pegawai

BATAN

- 2 -

lain; dan

2) berkomunikasi dengan baik dengan pemeluk

agama/kepercayaan lain;

b. Setiap pegawai dilarang:

1) membeda-bedakan pegawai berdasarkan Suku, Agama, Ras

dan Antar Golongan (SARA);

2) menghalangi pemeluk agama lain dalam beribadah; dan

3) melakukan intimidasi/pengancaman kepada pemeluk

agama/kepercayaan lain.

2. Mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui BATAN;

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

a. menjunjung tinggi kehormatan negara; dan

b. mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan diri

sendiri, orang lain, atau golongan.

3. Mematuhi dan menaati segala peraturan perundang-undangan,

baik langsung maupun tidak langsung dengan tugas kedinasan

maupun yang berlaku secara umum;

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

a. melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-

undangan; dan

b. berpartisipasi dalam rangka ditaatinya setiap peraturan

perundang-undangan oleh masyarakat.

4. Bersikap dan bertindak akuntabel dalam menjalankan tugas serta

berorientasi hasil;

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

a. bersikap berani menghadapi tantangan, berwawasan jauh

kedepan, memulai hal yang baru, dan berjiwa unggul serta dapat

dipertanggungjawabkan;

b. menghindarkan diri dari kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

dalam pelaksanaan tugas;

BATAN

- 3 -

c. menghindarkan diri dari perilaku yang dapat menyebabkan

timbulnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap Pegawai Negeri

Sipil (PNS).

5. Bersikap dan bertindak tanggap, terbuka, jujur, akurat dan tepat

waktu dalam melaksanakan tugas, serta berpenampilan dan

bertutur kata secara sopan dan santun dalam pergaulan;

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

a. senantiasa tanggap terhadap kepentingan bangsa dan negara;

b. melaksanakan komitmen perubahan melalui menjaga integritas,

peningkatan disiplin kerja, peningkatan kinerja dan melakukan

perbaikan secara terus menerus serta selalu memberikan

pelayanan yang terbaik;

c. bersikap dan bertindak transparan;

d. menggunakan daya dan upaya secara maksimal agar tidak terjadi

kesalahan yang dapat menyebabkan kerugian negara; dan

e. berupaya menyelesaikan tugas sebaik-baiknya dalam waktu yang

tersedia sehingga hasil kerja dapat dimanfaatkan secara optimal.

6. Mematuhi, menaati dan melaksanakan tata tertib disiplin kerja

pegawai serta melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Kepala

BATAN maupun Pejabat yang berwenang/diberi kewenangan

membuat kebijakan;

a. Setiap pegawai wajib mengutamakan keselamatan dan keamanan.

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan :

1) bersikap peka terhadap kondisi keselamatan dan keamanan di

lingkungan kerja;

2) bersikap proaktif dengan melaporkan dan memperbaiki kondisi

yang berisiko terhadap keselamatan dan keamanan personel,

dan aset BATAN.

b. Setiap pegawai wajib patuh dan taat terhadap standar operasional

dan tata kerja.

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

BATAN

- 4 -

1) memberikan pelayanan sesuai dengan standard operating

procedure (SOP);

2) mempertahankan kriteria dan kebijakan yang resmi;

3) menggunakan waktu secara efektif; dan

4) memberikan pelayanan sebaik-baiknya.

c. Setiap pegawai wajib melaksanakan kebijakan yang ditetapkan

oleh pejabat yang berwenang.

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

1) melaksanakan perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan

yang berwenang, termasuk mengikuti kegiatan lain yang

diwajibkan bagi pegawai;

2) memakai tanda pengenal dalam lingkungan kerja; dan

3) mematuhi/menaati ketentuan jam kerja.

d. Setiap pegawai wajib melaksanakan tugas dan wewenang sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai:

1) wajib memberi contoh yang baik dalam menaati dan

melaksanakan peraturan perundang-undangan; dan

2) dilarang terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan

perundang-undangan, ketertiban umum dan/atau kesusilaan.

7. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik dan

kondusif, kooperatif, harmonis, dan sinergis antar pegawai, baik

dalam unit kerja maupun di luar unit kerja;

a. Setiap pegawai wajib membangun etos kerja untuk meningkatkan

kinerja organisasi

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

1) menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;

2) membangun semangat kerja dan menggunakan waktu kerja

yang efektif; dan

3) menjaga kebersihan lingkungan kerja masing-masing;

b. Setiap pegawai wajib menjalin kerja sama secara kooperatif dengan

unit kerja lain yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan

BATAN

- 5 -

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai mempunyai

kewajiban dan larangan.

1) Setiap pegawai diwajibkan:

a) berkomunikasi secara persuasif dengan unit kerja lain dan

dilaksanakan dengan cara menarik simpati, sehingga tugas

dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya;

b) meyakinkan unit kerja lain mengenai arti penting tugas

yang akan dilaksanakan, dengan tetap menghargai tugas

unit kerja tersebut;

c) membina kerja sama yang sehat dengan unit kerja lain

dalam kelancaran tugas;

d) memperlakukan pihak unit kerja lain sebagai subyek dan

bukan obyek, yaitu mempercayai dan menghargai unit kerja

lain; dan

e) menghormati/menghargai senioritas dalam pengertian

umur, pangkat, dan jabatan pegawai unit kerja lain;

2) Setiap pegawai dilarang memberikan perintah untuk

kepentingan pribadi kepada unit kerja lain;

c. Setiap pegawai wajib memelihara rasa persatuan dan kesatuan

sesama PNS

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai mempunyai

kewajiban dan larangan:

1) Setiap pegawai diwajibkan:

a) memiliki rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan di

antara sesama pegawai; dan

b) menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok,

maupun golongan, termasuk di dalamnya adalah

keterlibatan dalam politik praktis.

2) Setiap pegawai dilarang:

a) melakukan intimidasi terhadap pegawai lain;

b) melakukan tindakan yang mengancam kehidupan pegawai

lain; dan

c) melakukan provokasi yang dapat menimbulkan

perpecahan/pertentangan sesama pegawai.

BATAN

- 6 -

d. Setiap pegawai wajib saling menghormati antar pegawai, baik

secara vertikal maupun horizontal, dalam suatu unit kerja,

instansi, maupun antar instansi

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai mempunyai

kewajiban dan larangan:

1) Setiap pegawai diwajibkan:

a) menghormati hak asasi manusia sesama pegawai;

b) menghormati sesama pegawai tanpa membedakan jabatan,

pangkat, pendidikan, asal usul, termasuk kepada

pensiunan BATAN;

c) memiliki kemauan untuk mengerti perasaan sesama

pegawai;

d) berupaya untuk memperoleh kepercayaan dari sesama

pegawai;

e) menekan sifat iri hati dan dengki terhadap sesama pegawai;

dan

f) mengendalikan diri/mengendalikan emosi.

2) Setiap pegawai dilarang mengatasnamakan pegawai lain untuk

tujuan dan kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan.

e. Setiap pegawai wajib menghargai perbedaan pendapat

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

1) memberikan sikap positif terhadap setiap pendapat dari

pegawai lain;

2) menghargai pendapat orang lain yang lebih ahli dalam bidang

tertentu, setelah dinilai bahwa pendapat tersebut rasional;

3) menghindari perbedaan pendapat yang berakibat perpecahan;

dan

4) menjadikan perbedaaan pendapat sebagai keragaman yang

menguntungkan.

f. Setiap pegawai wajib menjaga dan menjalin kerja sama yang

kooperatif sesama PNS

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

1) bekerja sama secara sehat dengan pegawai lain dalam

melaksanakan tugas dan mencapai tujuan;

BATAN

- 7 -

2) mengkomunikasikan permasalahan yang relevan dalam tugas,

dengan mempertimbangkan saran, kritik, atau tindakan

korektif dari sesama pegawai;

3) mengkomunikasikan informasi penting mengenai

permasalahan tugasnya kepada pegawai lain yang akan

melaksanakan tugas yang sama;

4) membantu pegawai lainnya yang mendapat kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya;

5) menghormati kepentingan pribadi, golongan, atau kelompok

lain;

6) dapat berkomunikasi secara efektif dengan pribadi, golongan,

atau kelompok lain;

7) memberikan apresiasi positif terhadap keberhasilan pegawai

lain;

8) membantu sesama pegawai, dalam hal peningkatan

kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan etika pegawai;

dan

9) mendorong sesama pegawai untuk bertanggung jawab pada

tugasnya masing-masing.

8. Menggunakan dan memelihara barang inventaris milik negara

secara baik dan bertanggung jawab;

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

a. menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya negara

secara efisien dan efektif; dan

b. memanfaatkan sumber daya negara untuk kepentingan dinas dan

tidak untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan.

9. Memberikan pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain

meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait,

dan/atau instansi lain menurut bidang tugas masing-masing.

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

a. memberikan pelayanan prima, hormat, santun, dan tanpa unsur

BATAN

- 8 -

paksaan;

b. bersikap rendah hati (tidak sombong), tenggang rasa, dan tidak

merendahkan pihak lain, atau masyarakat; dan

c. bertutur kata dengan wajar dan sopan.

10. Memberikan contoh dan menjadi panutan yang baik bagi pegawai

lain dan masyarakat.

a. Setiap pegawai wajib mewujudkan pola hidup sederhana.

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai mempunyai

kewajiban dan larangan:

1) Setiap pegawai diwajibkan menjaga diri dan keluarga dalam

hidup sehari-hari agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial

dalam masyarakat; dan

2) Setiap pegawai dilarang menggunakan lebih dari satu fasilitas

jabatan yang sejenis, antara lain kendaraan dinas dan

perumahan dinas.

b. Setiap pegawai wajib berpenampilan sederhana, rapi, dan sopan

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

berpakaian sederhana, bersikap, bertingkah laku dan

berpenampilan rapi dan sopan, misalnya tidak mengenakan kaos,

sandal, tidak bertindik bagi pegawai laki-laki, tidak bertato bagi

pegawai laki-laki maupun perempuan, dan menghindarkan

penampilan negatif lainnya yang tidak sesuai dengan kelaziman

dan kepatutan sebagai pegawai.

BATAN

- 9 -

B. Setiap Pegawai dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan

sehari-hari dilarang:

1. Bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas dan

memberikan pelayanan kepada pegawai maupun masyarakat;

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai mempunyai kewajiban

dan larangan:

a. Setiap pegawai diwajibkan:

1) memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil,

serta tidak diskriminatif; dan

2) memberikan informasi mengenai pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dengan transparan.

b. Setiap pegawai dilarang:

1) membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat, yaitu tanpa memperhatikan status dan SARA; dan

2) melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Menjadi anggota dan/atau pengurus dan/atau simpatisan partai

politik;

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai diwajibkan:

a. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia;

b. menjunjung tinggi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;

dan

c. netral, yaitu tidak terlibat dalam politik praktis.

3. Membocorkan informasi yang bersifat rahasia, memberikan

kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar,

menyalahgunakan data, dan/atau informasi BATAN yang dianggap

sensitif;

a. Setiap pegawai wajib tidak memberikan kesaksian palsu atau

keterangan yang tidak benar.

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai:

1) diwajibkan bekerja sesuai dengan keadaan sebenarnya, tidak

BATAN

- 10 -

menambah atau mengurangi fakta yang ada, yaitu berdasarkan

pada bukti-bukti yang sah, lengkap, dan akurat;

2) dilarang menyebarluaskan informasi yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

b. Setiap pegawai wajib menjaga informasi yang bersifat rahasia.

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai mempunyai

kewajiban dan larangan:

1) setiap pegawai diwajibkan:

a) bersikap dan bertindak jujur, terbuka, dan tidak

memberikan informasi yang tidak benar;

b) mewaspadai setiap informasi yang diterima dan tidak

mudah dipengaruhi.

2) setiap pegawai dilarang:

a) membocorkan dan/atau tidak memanfaatkan rahasia

jabatan/rahasia negara yang diketahui karena kedudukan

jabatan untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau

golongan, yang tidak berhak, berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

b) menerima segala sesuatu, dalam bentuk apa pun, yang

bukan haknya, ataupun memberikan sesuatu, yang dapat

mempengaruhi, atau mengurangi objektivitas.

4. menerima, memberi, menjanjikan hadiah atau imbalan dalam

bentuk apapun dari pihak manapun secara langsung maupun tidak

langsung, yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa

pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan

jabatan atau pekerjaan Pegawai yang bersangkutan;

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai:

a. diwajibkan mewaspadai segala macam bentuk pemberian sekecil

apapun dan dalam bentuk apapun, baik berupa uang/mempunyai

nilai uang, benda maupun jasa yang akan dapat mempengaruhi

independensi dan obyektivitas dalam melaksanakan tugas;

BATAN

- 11 -

b. dilarang menerima imbalan, dalam bentuk apapun, dari mitra

kerja di luar ketentuan yang berlaku, baik sedang, maupun setelah

melaksanakan tugas.

5. Menyalahgunakan wewenang yang dimiliki untuk kepentingan di

luar kedinasan

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai mempunyai kewajiban

dan larangan:

a. Setiap pegawai diwajibkan melaksanakan tugas sesuai dengan

kewenangannya.

b. Setiap pegawai dilarang :

1) menyalahgunakan wewenangnya sebagai PNS dengan tujuan

untuk memperkaya/menguntungkan pribadi, kelompok, atau

golongan;

2) meninggalkan penugasan, kecuali dengan alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan, dan dengan izin atasan yang

berwenang.

6. Melakukan perbuatan yang dapat mengakibatkan terjadinya

gangguan, kerusakan, dan/atau perubahan data pada sistem

informasi BATAN.

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai dilarang:

a. merusak, mengganggu operasionalisasi serta mengubah data

sistem informasi BATAN;

b. melakukan tindakan yang dapat mengganggu fasilitas

infrastruktur jaringan komputer, server, website, email dan mailing

list BATAN.

7. Melakukan kegiatan atau perbuatan yang tidak terpuji yang

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, norma

kesusilaan, ketertiban umum, merusak citra profesi dan martabat

BATAN.

Untuk melaksanakan etika ini, setiap pegawai mempunyai kewajiban

BATAN

- 12 -

dan larangan:

a. Setiap pegawai diwajibkan :

1) selalu menjunjung nilai moral dan religi;

2) bersikap peka terhadap permasalahan dan memberikan solusi

secara ilmiah;

3) bersedia memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada

generasi penerus dalam rangka pemeliharaan ilmu

pengetahuan dan teknologi nuklir dan keberlangsungan

BATAN;dan

4) menjunjung tinggi citra profesi, antara lain tidak

menjiplak/plagiat makalah, tidak melanggar Hak Kekayaan

Intelektual (HKI), dan tidak menggunakan bahan/alat ilegal.

b. Setiap pegawai dilarang:

1) memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan martabat

dan kehormatan, seperti lokalisasi pelacuran, hiburan malam

yang tidak bermoral, dan sebagainya, kecuali untuk

kepentingan tugas;

2) melakukan tindakan melawan hukum dan asusila, seperti judi,

pelecehan seksual, pornoaksi, dan/atau pornografi, dan

semacamnya;

3) terlibat dalam penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan

bahan adiktif (narkoba);

4) menjual/meminum minuman keras;

5) melakukan komunikasi yang mengarah pada pendiskreditan

berbagai pihak terkait dengan tugas dan fungsi BATAN,

penyebaran konten pornografi, dan tindakan ilegal lainnya

melalui email, mailing list, situs, blog, serta fasilitas jejaring

social.

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, -ttd-

DJAROT SULISTIO WISNUBROTO

Salinan sesuai dengan aslinya,

KEPALA BIRO KERJA SAMA, HUKUM, DAN HUMAS,

TOTTI TJIPTOSUMIRAT

BATAN

LAMPIRAN II

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR 11 TAHUN 2013

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI

A. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LPH) 1

RAHASIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)

NOMOR : R. ….……../KP 0302/.……/20…..

Yth. ..............(Pejabat yang berwenang) di ……………………

1. Berkenaan dengan adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Pegawai, pada

hari……….tanggal….….bulan……………tahun ………..telah dilakukan pemeriksaan

sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Nomor ............... kepada:

a. Nama :………………………………………

b. NIP :………………………………………

c. Pangkat/Golongan :………………………………………

d. Jabatan :………………………………………

e. Unit Organisasi :………………………………………

yang bersangkutan terbukti telah melakukan perbuatan…………………………………

……………………………………………………………………………………………...........……

2. Perbuatan tersebut melanggar Kode Etik Pegawai Pasal 5/Pasal 6 *) huruf .....,

sehingga kepada Sdr………………., NIP.......................... direkomendasikan untuk

dikenakan sanksi moral berupa …………….. secara tertutup/terbuka *)

sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala BATAN Nomor .................... tentang

Kode Etik Pegawai.

…………………, ......................... 20....

BATAN

- 2 -

Komisi Etik Pegawai:

No. Nama NIP Jabatan Tanda

Tangan

1. .......................................... Ketua

merangkap

anggota

2. ........................................... Sekretaris

merangkap

anggota

3. .......................................... Anggota

4. .......................................... Anggota

5. .......................................... Anggota

6. .......................................... Anggota

7. ...........dst............................. Anggota

Tembusan:

........... (Jabatan atasan langsung pegawai yang bersangkutan)

*) coret yang tidak perlu

BATAN

- 3 -

B. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LPH) 2

RAHASIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)

NOMOR : R. ………../KP 0302/…..…/20…..

Yth. ..............(Atasan Langsung Pegawai yang bersangkutan) di ……………………

1. Berkenaan dengan adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Pegawai, pada

hari……….tanggal…….bulan……………tahun ………..telah dilakukan pemeriksaan

sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Nomor .......................... kepada :

a. Nama :………………………………………

b. NIP :………………………………………

c. Pangkat/Golongan :………………………………………

d. Jabatan :………………………………………

e. Unit Organisasi :………………………………………

yang bersangkutan terbukti telah melakukan perbuatan…………………………………

……………………………………………………………………….........…………………………

2. Perbuatan tersebut melanggar Kode Etik Pegawai yang dapat dijatuhi hukuman

disiplin sesuai dengan Pasal 7 ayat (2) huruf ......., ayat (3) huruf ...... dan ayat (4)

huruf a , huruf b dan huruf c *) Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010,

sehingga terhadap Sdr,…….. , NIP. .................... perlu dilakukan pemeriksaan

lebih lanjut.

…………………, ......................... 20.....

BATAN

- 4 -

Komisi Etik Pegawai

No. Nama NIP Jabatan Tanda

Tangan

1. .......................................... Ketua

merangkap

anggota

2. ........................................... Sekretaris

merangkap

anggota

3. .......................................... Anggota

4. .......................................... Anggota

5. .......................................... Anggota

6. .......................................... Anggota

7. ...............dst......................... Anggota

Tembusan:

........... (Jabatan atasan langsung pegawai yang bersangkutan)

*) coret yang tidak perlu

BATAN

- 5 -

C. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LPH) 3

RAHASIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)

NOMOR : R. …..…../KP 0302/………/20…..

Yth. ....... (Atasan Langsung Pegawai yang bersangkutan) di

……………………

1. Berkenaan dengan adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Pegawai, pada

hari……….tanggal…….bulan……………tahun ………..telah dilakukan pemeriksaan

sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Nomor ........ kepada :

a. Nama :………………………………………

b. NIP :………………………………………

c. Pangkat/Golongan :………………………………………

d. Jabatan :………………………………………

e. Unit Organisasi :………………………………………

yang bersangkutan terbukti telah melakukan perbuatan…………………………………

………………………………………………………………………………………….........………

2. Perbuatan tersebut melanggar Kode Etik Pegawai yang dapat dijatuhi hukuman

sesuai dengan Pasal 7 ayat (4) huruf d dan huruf e Peraturan Pemerintah Nomor

53 Tahun 2010, Sdr...…………..., NIP. …................., perlu dilaporkan kepada

Kepala BATAN secara hierarki untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

…………………, ......................... 20.....

BATAN

- 6 -

Komisi Etik Pegawai:

No. Nama NIP Jabatan Tanda

Tangan

1. .......................................... Ketua

merangkap

anggota

2. ........................................... Sekretaris

merangkap

anggota

3. .......................................... Anggota

4. .......................................... Anggota

5. .......................................... Anggota

6. .......................................... Anggota

7. .......................................... Anggota

Tembusan:

........... (Jabatan atasan langsung pegawai yang bersangkutan)

*) coret yang tidak perlu

BATAN

- 7 -

D. SURAT PANGGILAN

RAHASIA SURAT PANGGILAN I / II *)

NOMOR : R. …………../KP 0302/……/20…..

1. Dengan hormat kami mohon kehadiran Saudara :

Nama : ………………………………….

NIP : ………………………………….

Pangkat : ………………………………….

Jabatan : ………………………………….

Unit Kerja : ………………………………….

untuk menghadap kepada Komisi Etik Pegawai, pada :

Hari : ………………………………….

Tanggal : ………………………………….

Waktu : ………………………………….

Tempat : ………………………………….

2. Untuk dimintai keterangan sehubungan dengan dugaan pelanggaran Kode Etik

Pegawai, Pasal 5/Pasal 6 *) huruf ...... Peraturan Kepala BATAN Nomor

...................... tentang Kode Etik Pegawai.

3. Demikian untuk dilaksanakan.

…………………, ......................... 20.....

Ketua

………………………………..................…

NIP. ................................………………

Tembusan:

........... (Jabatan atasan langsung pegawai yang bersangkutan)

*) coret yang tidak perlu

BATAN

- 8 -

E. BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP)

RAHASIA BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP)

Pada hari ini…………..tanggal ………..bulan ………..tahun …………… Komisi Etik

Pegawai:

No. Nama NIP Jabatan Tanda Tangan

1. ................................. Ketua

merangkap

anggota

2. .................................. Sekretaris

merangkap

anggota

3. .................................. Anggota

4. .................................. Anggota

5. .................................. Anggota

6. ................................. Anggota

7. .................................. Anggota

berdasarkan wewenang yang ada pada Komisi Etik Pegawai, telah melakukan

pemeriksaan terhadap :

Nama :

NIP :

Pangkat/Golongan :

Jabatan :

Unit Kerja :

karena yang bersangkutan diduga telah melakukan pelanggaran Kode Etik Pegawai,

Pasal 5/Pasal 6 *) huruf ...... Peraturan Kepala BATAN Nomor .................... tentang

Kode Etik Pegawai.

1. Pertanyaan:

.............................................................................................................

.............................................................................................................

BATAN

- 9 -

Jawaban:

.............................................................................................................

.............................................................................................................

2. Pertanyaan:

.............................................................................................................

.............................................................................................................

Jawaban:

.......................................................................................................

.............................................................................................................

dst.

Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini untuk dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Yang diperiksa :

Nama :

NIP :

Tanda tangan :

*) Coret yang tidak perlu

................., ......................... 20....

Komisi Etik Pegawai

1. Nama :

NIP :

Tanda tangan :

2. Nama :

NIP :

Tanda tangan :

3. dst.

BATAN

- 10 -

F. KEPUTUSAN PENGENAAN SANKSI MORAL

RAHASIA

KEPUTUSAN ...... (diisi oleh pejabat yang mempunyai kewenangan memberikan sanksi

moral)

NOMOR : R. ………../KP 0302/..……/20…..

TENTANG

PENGENAAN SANKSI MORAL KEPADA SDR....................., NIP..............

PANGKAT/GOLONGAN............. JABATAN............ PADA..................

Menimbang : a. bahwa berdasarkan laporan pelanggaran Kode Etik Pegawai

Nomor ….…. tanggal ......... yang dilakukan oleh Sdr. ..................

NIP. .............. ;

b. bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan tanggal .....................,

Sdr. …......................……… telah melakukan perbuatan berupa

..............................................................................................;

c. bahwa perbuatan tersebut merupakan pelanggaran Kode Etik

Pasal 5/Pasal 6 *) huruf ....., Peraturan Kepala BATAN Nomor

........................... tentang Kode Etik Pegawai;

d bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan

tentang Pengenaan sanksi moral kepada Sdr. . ........., NIP..........;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974

Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3890) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3890);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang

Sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1975 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3059);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan

Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan

BATAN

- 11 -

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang wewenang,

pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri

Sipil;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan

Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5135);

6. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga

Nuklir Nasional;

7. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012;

8. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

360/KA/XI/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah

Tinggi Teknologi Nuklir;

9. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan

Tenaga Nuklir Nasional;

10. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 6 Tahun

2013 tentang Pedoman Penegakan dan Penjatuhan Hukuman

Disiplin Pegawai BATAN;

11. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor

............................ tentang Kode Etik Pegawai;

12. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional

Nomor......./KA/..../20..... tentang Komisi Etik Pegawai;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Pengenaan sanksi moral kepada:

a. Nama :

b. NIP :

c. Pangkat/Golongan :

d. Jabatan :

e. Unit Organisasi :

f. Berupa : Permohonan maaf secara

lisan/tertulis/pernyataan penyesalan*)

g. Disampaikan : Terbuka/Tertutup

BATAN

- 12 -

karena telah terbukti dengan sah melakukan pelanggaran Kode Etik

Pegawai Pasal 5/Pasal 6 *) huruf ......, Peraturan Kepala BATAN Nomor

......................... tentang Kode Etik Pegawai.

KEDUA : Permohonan maaf secara lisan/tertulis/pernyataan penyesalan

disampaikan kepada .............(sebagai pihak yang dirugikan).

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

KEEMPAT : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk

dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ....................................

pada tanggal ..................................

...........................................................

NIP : ..................................................

(diisi oleh pejabat yang mempunyai

kewenangan memberikan sanksi moral)

*) coret yang tidak perlu

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

DJAROT SULISTIO WISNUBROTO

Salinan sesuai dengan aslinya,

KEPALA BIRO KERJA SAMA, HUKUM, DAN HUMAS,

TOTTI TJIPTOSUMIRAT