PERANAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of PERANAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
SfTAS^^
PERANAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKUTERHADAP TINGKAT EFISIENSI BIAYA PRODUKSI
PADA PT HADINATA BROTHERS & Co
Skripsi
Dibuat oleh:
Hari Suryani022101113
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUANBOGOR
MARET 2007
PER.VNAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKUTERHADAP TINGKAT EFISIENSI BIAYA PRODUKSI
PADA PT HADINATA BROTHERS & Co
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Saijana Ekonomijurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor
Mengetahui,
I^Tfflfi Fal/ultas Ekonomi, Ketua Jurusan,
V^/TAS^"-/(dr.'Eddly'KiuIyadi Soepardi, MM.,SE.,AK.) (Ketut Sunarta, MM.,Drs.,AK.)
u
PERANAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
TERHADAP TINGKAT EFISIENSI BIAYA PRODUKSI
PADA PT HADINATA BROTHERS & Co
Skripsi
Telah disidangkan dan dinyatakan lulusPadahari: sabtu /Tanggal 10Maret2007
Hari Sun'ani
02210U13
Menyetujui,
Dosen Penilai,
(Hj. Fazariah Mahruzar,MM.,Dra.,Ak)
Pembimbing Co Pembimbing
\J
(Wayan Rai Suarthana,MM.,Drs.,AK.) (Ellyn Octavianty,MM.,SE.)
lit
J fl«rn^u
It's a long long journeyDo I know where I'm supposed to beIt's a long long journeyWhen I don't know if I can believe
Wish shadow fall in black my eyesI am lost to know but I'm not hide
It's a long long journeyDo I find my way home to you
Many things I swearTrip it on the empty showOne dream what my hope thenOne dream have to make me strong
I know i'll found to I know I cryI know your wish standing by my sideIt's a long long journeyWhen I need to be closed to you
Sometimes it feels know while I understand
I do even know what I do the things I doWhen try the things out to that I can see my soulWill you pretend need what and hold me to
Cause it's a long long journeyDo I feel down I am world the proudYou gratefull me all come the dayAnd me those storm me skyWhen shadow most and friend to the forts
If view I everything its up to make me uh..Come strongCause it's a long long journeyTo I find my way home to you
Oh to you
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun dibawah langit adawaktunya, percaya bahwa TUHAN membuat segala sesuatu indah padawaktunya. Diberkatilah orang yang mengandaikan TUHAN, yang menaruhharapannya pada TUHAN (Yer 17:7) SEAAANGAT Cqyoooo
Kupersembahkan karya kecil ini untuk :Ibu dan Bapak tercinta serta adik-adiku tersayang
ABSTRAK
HARI SURVANI. NPM 022101113. Peranan perencanaan Persediaan BahanBaku Terhadap Tingkat Efisiensi Biaya Produksi Pada PT Hadinata Brothers.Dibawah bimbingan WAYAN RAl SUARTHANA dan ELLYN OCTAVIANTY.
Dalam perusahaan industri. persediaan bahan baku merupakan salah satukomponen harga pokok produksi yang sangat material jumlahnya. Pada PT HadinataBrothers 60% dari harga pokok produksi berupa bahan baku. Biaya bahan bakumerupakan salah satu biaya yang harus dikeluarkan dalam biaya produksi dan sangatberperan dalam kegiatanproduksi. Oleh karena itu. diperlukan ketersediaan kuantitas dankualitas bahan baku yang memadai agar kuantitas dan kualitas memadai diperlukanperencanaan persediaan bahan baku yang tepat, berdasarkan hal tersebut maka penulistertarik untuk melakukan penelitian dengan judu! Peranan Perencanaan Persediaan BahanBaku Terhadap Tingkat Efisiensi Biaya Produksi Pada PT Hadinata Brothers.
Tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui bagaimana peranan perencanaanpersediaan bahan baku dan efisiensi biaya produksinya serta peranan perencanaanpersediaan bahan baku tersebut. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan skripsi(eksploratif). Metode penelitian berupa study kasus dan unit analisis dalam penelitian iniadalah group yaitu sumber data yang diperoleh berasal dari dua bagian yaitu bagianakuntansi dan bagian produksi pada PT Hadinata Brothers dalam penelitian ini metodeanalisis yang digunakan deskriptif kuantitatif, yaitu meliputi penggunaan data angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran yang berhubungan sebagai bahan analisis.
Dari hasil pembahasan bahwa perencanaan persediaan bahan baku terbukti dapatmeningkatkan eflsiensi biaya produksi pada PT Hadinata Brothers yang berpengaruhlangsung terhadap upaya pencapaian laba yang lebih maksimal. Untuk itu disarankan agarperusahaan lebih memperhitungkan dengan cermat dalam perencanaan persediaan bahanbakunya terutama pada frekuensi pemesanan bahan bakunya agar biaya yang dikeluarkanmencapai titik minimum. Hal ini dapat dilihat dari hasil pembahasan bahwa kuantitasbahan baku yang diperoleh mencapai titik maksimal dengan biaya yang paling rendah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan persediaan bahan bakumempunyai peranan terhadap tingkat efisiensi biaya produksi.
IV
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat serta syukur hanya kepada Ti'hanku Yesus Kristus
yang telah memberikan kasih dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.
Adapun skripsi in! diajukan untuk mernenuhi persyaratan akademik mata
kuliah skripsi pada Fakultas Ekonoini Universitas Pakuan, materi yang diajukan
penulis pada kesempatan ini menyangkut mata kuliah Manajemen Akuntansi
dengan judul "Peranan Perencanaan Persediaan Balian Baku Terhadap
Tingkat Eflsiensi Biaya Produksi"
Menyusun skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan dorongan
dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Tuhanku Yesus Kristus atas setiap pertolongannya yang penulis rasakan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Orang tua dan adik-adiku lercinta atas dukungan dan doanya dan selalu
memberikan dukungan kepada penulis.
3. Dr. Eddy Mulyadi S„MM.,SE.,Ak Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pakuan Bogor.
4. Bapak Ketut Sunarta, MM.,Drs.,Ak Selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor.
5. Bapak Wayan Rai Suarthana,MM..Drs..AK. Selaku Dosen Pembimbing
Skripsi
6. Ibu Ellyn Octavianty,MM.,SE. Selaku Co.Pembimbing Skripsi
7. Bapak Supriatna, Spd selaku stafHRDyang telah membantu memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset di PT Hadinata
Brothers
8. Bapak Sutomo, Bapak Eko, dan bapak Aminda selaku staff produksi, Mas
Dody, Mba Sita yang telah memberikan data dalam penulisan skripsi tni.
9. Teman-temanku tercinta teh nina, mba oi, mba neneng, mba hemi, teh
citra. teh widy, mba teii. teh endeh, jeng yeni, rudi, iwan. devis, irwan,
fransco, abang, eri (teman kelas c lainnya) terima kasih untuk dukungan
yang telah diberikan kepada penulis.
10. Sahabat-sahabatku tercinta lyan, Lisna, Okta, Santi, Envin, Lia, terima
kasih telah member! penulis semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Serta semua pihak lainn>a yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
terima kasih atas bantuannya.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat
kelemahan dan kekurangan Karena keterbatasan waktu, pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempumaan skripsi ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bag! mahasiswa jurusan akuntansi pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Bogor, Maret 2007
Penulis
VI
DAFTAR ISI
.lUDULLEMBAR PESGESAHAN.ZZZZ.I -ABSTRAKKATA PENGANTAR ZDAFTAR ISI XDAFTAR TABELDAFTAR GAMBAR ZZ"DAFTAR LAMPIRAN • X
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Lalar Belakang Penelitian j1.2. Perumusan dan Identifikasi Masalah 21.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 3
j1.4. Kegunaan Penelitian1.5. Kerangka Pemikiran, Paradigma dan Hipotesis 4
1.5.1. Kerangka Pemikiran 41.5.2. Paradigma Penelitian jO
1.6. Hipotesis I I
BAB II TIN.IAUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan 122.1.1. Pengertian Perencanaan 122.1.2. Manfaat dan Tujuan Perencanaan 132.1.3. Bentuk-bentuk Perencanaan 142.1.4. Fungsi-fiangsi Perencanaan 15
2.2. Persediaan Bahan Baku 162.2.1. Pengertian Persediaan Ba'iun Baku 162.2.2. Kegunaan Persediaan Bahan Baku 182.2.3. Jenis-Jenis Persediaan Bahan Baku 19
2.3. Perencanaan Persediaan Bahan Baku 202.3.1. Pengertian Perencanaan Persediaan Bahan Baku 202.3.2. Tujuan Perencanaan persediaan Bahan Baku 2'2.3.3. Faktor-faktor Yang Menentukan Daiam Perencanaan
Persediaan Bahan Baku 222.3.4. .Model Perencanaan Persediaan Bahan Baku 25
2.4. Efisiensi 262.4.1. Pengertian Efisiensi 262.4.2. Tolak Ukur Efisiensi 27
2.5. Biaya Produksi 282.5.1. Pengertian Biaya Produksi 282.5.2. Tujuan Biaya Produksi 292.5.3. Komponen Biaya Produksi 29
2.6. Efisiensi Biaya Produksi 312.6.1. Pengertian Efisiensi Biaya Produksi 31
Ml
2.6.2. Langkah-langkaii Dalam Upaya Meningkatkan EfisiensiBiaya Produksi 32
2.6.3. Analisis Varian Dalam Upaya Efisiensi BiayaProduksi 3^
2.5. Peranan Perencanaan Persediaan Bahan Baku TerhadapTingkat Efisiensi Biaya Produksi 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian 403.2. Metode Penelitian 40
3.2.1. Desain Penelitian 403.2.2. Operasionalisasi Variabel 42
3.3. Prosedur Pengumpulan Data 433.4. Metode Analisis 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 454.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan 454.1.2. Struktur Organisasi 464.1.3. Kegiatan Operasional Perusahaan 48
4.2. Hasil dan Pembahasan 50
4.2.1. Perencanaan Persediaan Bahan Baku pada PT.HadinataBrothers & Co 50
4.2.2. Analisis Perencanaan Persediaan Bahan Baku padaPT. Hadinata Brothers & Co 57
4.2.3. Analisis Efisiensi Biaya Produksi pada PT.HadinataBrothers &Co 79
4.2.4. Peranan Perencanaan Persediaan Bahan Baku TerhadapTingkat Efisiensi Biaya Produksi pada PT. HadinataBrothers & Co 84
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan 805.2. Saran 81
JADWAL PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
VIII
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel 42Tabel 2. Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2005 55
Tabel 3. Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Tahun 2005 55
Tabel 4. Biaya Tiap Kali Pemesanan Bahan Baku Tahun 2005 56Tabel 5. Prosentase Biaya PenyimpananTahun 2005 56Tabel 6 Harga Pembelian Bahan Baku per unit Tahun 2005 56Tabel 7 Jumlah Pesanan yang Ekonomis Untuk Bahan Baku PVC 59Tabel 8 Jumlah Pesanan yang Ekonomis Uniuk Bahan Baku Particle 61Tabel 9 Jumlah Pesanan yang Ekonomis Untuk Bahan Baku Plywood 63Tabel 10 Jumlah Pesanan yang Ekonomis Untuk Bahan Baku MDF 65Tabel 11 Biaya Bahan Baku Tahun 2005 Berdasarkan Perhitungan
Perusahaan 74Tabel 12 Biaya Bahan Baku Berdasarkan Analisis Dengan Metode EOQ 74Tabel 14 Analisis Efisiensi Biaya Bahan Baku pada PT. Hadinata Brothers .... 82
IX
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Struktur OrganisasiLampiran 2 : Daftar Kebutuhan Bahan BakuLampiran 3 : Surat PemyataanLampiran 4 : Surat Keterangan Risel
XI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Peneiitian
Pada perusahaan manufaktur, persediaan merupakan salah satu
komponen terpenting, dalam menunjang kelancaran suatu proses produksi.
Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara terus menerus diperoleh diubah yang kemudian
dijual kembali. Pada perusahaan industri persediaan dapat berupa persediaan
bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi.
Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan gejala yang kurang
baik, karena persediaan yang terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana
menganggur yang sangat besar, meningkatkan biaya penyimpanan, resiko
penyimpanan, dan resiko kerusakan barang yang lebih besar, sebaliknya jika
persediaan terlalu kecil akan mengakibatkan terhambatnya proses produksi
dan resiko teijadinya kekurangan persediaan karena sering kali bahan/barang
lidak dapat didatangkan secara mendadak.
Oleh karena itu jumlah persediaan yang sebaiknya ada dalam perusahaan
hendaklah sesuai dengan kebutuhan yaitu tidak terlalu besar tetapi juga tidak
terlalu sedikit.
Untuk dapat tersedianya bahan baku yang mencukupi perlu adanya
"perencanaan bahan baku. Dengan disusunnya Perencanaan bahan baku,
diharapkan kebutuhan bahan baku serta pemakaiannya dapat lerkendali
selling^ ke^ataii produksi dapai beijalan dengan laiicar sebagaimana yang
diharapkan.
PT Hadinata Brothers & Co yang berlokasi di Jalan Tapos Km I
Cibinong Bogor adalali perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur.
Produk utamanya berupa furniture untuk Living room. Dining room dan
Garden fitmiture, Yang bahan utamanya berbagai jenis kayu. Permasalalian
yang dihadapi adalah terdapat fakta serin^ya perusahaan melakukan
pemesanan dalam merencanakan persediaan bahan balcunya, hal ini
dikarenakan kuantitas yang terlalu minim sehingga besamya biaya
pemesanan. Unhik itu perlu adanya perencanaan dan pengendalian
persediaan baltan baku sehingga dapat tersedia bahan baku yang memadai.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi
dengan judu! "Peranan Perencanaan Persediaan Bahan Baku Terhadap
Tingkat Efisiensi Biaya Produksi".
1.2. Penimusan dan Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas.
diidentifikasi beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan persediaan bahan baku yang diiakukan pada PT
Hadinata Brothers & Co?
2. Bagaimana upaya meningkatkan efisiensi biaya produksi pada PT
Hadinata Brothers & Co?
3. Bagaimana peranan perencanaan persediaan bdian baku terhadap tingkat
efisiensi biaya produksi?
1.3. Maksud dan Tujuan Penclitian
Maksud dari penelitian ini adaiah untuk menambah wawasan penulis
sena memperoleh data dan informasi mengenai peranan perencanaan
persediaan bahan baku terhadap tingkat efisiensi biaya produksi pada PT
Hadinata Brothers sebagai dasar penyusunan skripsi.
Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis adaiah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan persediaan bahan baku yang
dilakukan pada PT Hadinata Brothers?
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya untuk meningkatkan efisiensi biaya
produksi pada PT Hadinata Brothers?
3. Untuk mengetahui peranan perencanaan persediaan bahan baku terhadap
tingkat efisiensi biaya produksi pada PT Hadinata Brothers.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adaiah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis dalam mengembangkan ilmu yang dimiliki,
serta sebagai suatu bentuk perbandingan antara teori dan aplikasi
diperusahaan.
b. Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan pembaca mengenai peranan perencanaan
persediaan bahan baku terhadap tingkat efisiensi biaya produksi.
2. Kegunaan praktis
Oengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan dan saran
sebagai dasar perbaikan dan pengembangan terhadap perencanaan
persediaan bahan baku dengan menerapkan efisiensi biaya produksi.
1.5. Kerangka Pemikiran, Paradigma Penelitian dan Hipotesis
1.5.1. Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian
Setiap perusahaan baik perusahaan industri maupun pemsahaan
dagang mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai laba yang
maksimal. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut diperlukan
suatu perencanaan dan pengendalian yang memadai. Perencanaan dan
pengendalian merupakan fungsi manajemen yang saling berkaitan
karena kedua fungsi ini merupakan hal yang saling melengkapi.
Djati julitriarsa dan Jhon Suprihanto (1998, 29) dalam bukunya
manajemen umum, menyilakan bahwa "Perencanaan sebenamya
adalah menetapkan suatu cara untuk bertindak sebelum tindakan itu
sendiri dilaksanakan".
Seianjutnya Stephen P Robbins dalam bukunya manajemen,
mengemukakan bahwa:
"Pengendalian dapat dirumuskan sebagai proses penentuankegiatan-kegiatan yang menmastikan bahwa kegiatan itudiselesaikan sebagaimana telah direncanakan dan prosesmengoreksi setiap penyimpangan yang berarti". (Stephen PRobbins. Et.all, 1999,526)
Tujuan pengendalian adalah memastikan bahwa proses
pelaksanaan kegiatan dan tujuan dilakukan sesuai dengan rencana.
Apabila didalam pelaksanaannya dijumpai adanya penyimpangan.
perlu dilakukan tindakan perbaikan. dan melakukan tindakan
perbaikan jika terdapat penyimpangan. Sedangkan tujuan dari
perencanaan dan pengendalian produksi adalah merencanakan dan
mengendalikan aliran material/ bahan baku kedalam, didalam dan
keluar pabrik sehingga posisi keuntungan optimal uang yang
merupakan tujuan perusahaan dapat tercapai.
Terkait dengan pengendalian persediaan bahan baku, lingkup
pengendalian meliputi perencanaan, pelaksanaan. Selanjutnya Sofyan
Assaury dalam buku manajemen produksi dan operasi menyatakan
bahwa "Persediaan adalah merupakan salali satu unsur yang paling
aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinyu diperoleh diubah
kemudian dijual kembali". (Assaury 1999,220)
Setiap Jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara
pengelolaannya yang berbeda, persediaan dapat dibedakan:
1. Persediaan bahan mentah {Raw material).2. Persediaan komponen-komponen rakitan {Purchased
parts/components).3. Persediaan bahan pembantu atau penolong {Supplies).4. Persediaan barang dalam proses {Work in process).5. Persediaan barang jadi {Finishing good).
(T. Hani handoko, 1999,34)
Salah satu langkah dalam perencanaan persediaan bahan baku
adalah penentuan kuantitas yang akan dibeli, pembelian merupakan
tahap awal dari suatu proses produksi, dimana setelah melalui proses
maka bahan baku tersebut akan berubah menjadi produk jadi yang siap
untuk dipasarkan ke konsumen/pembeli. Fungsi pembelian ini
merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kelancaran
proses produksi sehingga kesalahan yang diakibatkan karena
mengabaikan ftingsi ini akan berdampak fatal bagi perusahaan. Akibat-
akibat yang didasarkan dapat berupa terganggunya proses produksi,
mutu, dan jumlah yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Guna menjamin fiingsi pembelian ini berjalan dengan balk, maka
bagian dari perusahaan yang menangani masalah pengadaan bahan
baku hams menguasai hal-hai yang menyangkut bahan baku tersebut
yang seperti harga bahan baku, kualitas bahan baku jumlah bahan baku
yang diperlukan dan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan
bahan baku.
Sedangkan dalam perencanaan dan pengendaiian bahan baku
yang menjadi masalah utama adalah menyelenggarakan
persediaandalam Jumlah yang memadai agar kegiatan operasional
tidak terganggu dan dana yang ditanamkan dalam persediaan bahan
baku yang tidak berlebihan. Masalah tersebut berpengamh terhadap:
1. Penentuan kuantitas yang akan dibeli dalam periodeakuntansi terlentu.
2. Penentuan jumlah/kuantitas bahan baku yang akandibeli dalam setiap kali dilakukan pembelian.
3. Penentuan minimum dan maksimum kuantitas
persediaan bahan baku.4. penentuan waktu pemesanan kembali balian baku
(Supriyono, 1999, 389)
Masalah utama persediaan bahan baku adalah penetapan jumlah
pesanan ekonomis (economic order quantity). Model jumlah pesanan
ekonomis bemsaha menjawab pertanyaan berapa jumlah dan kapan
bahan baku dipesan agar ongkos simpan dan ongkos pesan dapat
minimal. Jum'ah pemesanan yang ekonomis atau lebih dikenal dengan
EOQ {Economic Order Quantity) dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut;
EOQ = V2(D.O) I (H.C)
Di mana: D = Jumlah (dalam unit) yang dibutulikan dalamsatu periode tertentu.
0 = Biaya pemesanan tiap kali pesan.H = Harga pembelian per unit yang dibayarC = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan
digudang dinyatakan dalam prosentase
Sementara itu, biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan ekonomis
tersebut adalah:
TC = V(D / Qe)xO + {QEn + Ss)X{CH)
Dimana: TC = Total biaya pemesanan ekonomisD = Jumlah kebutuhan setahun
Qe = Jumlah pesanan ekonomisSs = Persediaan pengaman sehanisnyaH = Harga bahan per kilogramO = Biaya pemesananC = Biaya penyimpanan pertahun
Perencanaan persediaan berguna untuk menjadikan proses
produksi dan pemasaran stabii. Persediaan bahan baku bertujuan untuk
mengurangi ketidak pastian produksi akihat fluktuasi pasokan bahan
baku.
Lebih lanjut Hendra Kesuma mengemukakan bahwa tujuan
perencanaan persediaan bahan baku adalah imtuk menemukan jawaban
atas masalah-masalah dalam pengadaan bahan baku, yaitu:
1. Agar jumiah persediaan bahan baku yang disediakantidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak, artinyajumiah yang cukup efektif dan efisien.
2. Agar operas! perusahaan khususnya proses produksidapat beijalan secara efektif dan efisien.
3. Implikasi penyediaan bahan baku yang efisien demikelancaran proses produksi, berarti harus disediakaninvestasi sejumlah modal dalam jumiah yang memadai.(2002, 132)
Sedangkan tujuan dari pengendalian persediaan bahan baku dapat
dinyatakan sebagai usaha untuk:
1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisanpersediaan bahan baku sehingga dapat mengakibatkanterhentinya kegiatan produksi.
2. Menjaga agar pembentukan persediaan baltan baku olehperusahaan tidak terlalu berlabihan sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan bahan baku tidakterlalu besar.
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapatdihindari karena ini akan berakibat biaya pemesananmenjadi besar. (Sofjan Assaury, 1999,177)
Untuk mewujudkan tujuan perusahaan tersebut, perusahaan harus
dapat menghasilkan produk pada tingkatan mutu yang baik dengan
harga yang bersaing. Salah satunya adalah dengan menetapkan
efisiensi biaya produksi.
Eflsiensi berkenaan dengan hubungan antara produk yang
dihasilkan (output) dan sumber daya atau sumber ekonomis yang
dipergunakan (input). Efisiensi dapat dikatakan tercapai jika keluaran
(produk) memiliki kualitas tinggi dibanding dengan masukan (tenaga
kerja, bahan, uang, mesin, dan waktu) yang digunakan.
Biaya produksi sebenamya adalah pengeluaran-pengeluaran yang
tidak dapat dihindarkan, tetapi dapat diperkirakan dalam menghasilkan
suatu barang. Besarnya biaya produksi ini merupakan besarnya
pembebanan yang diperhitungkan atas pemakaian faktor-faktor
produksi yang berupa bahan baku, tenaga kerja, serta mesin dan
peralatan untuk menghasilkan suatu produk tenentu. Perusahaan
manufaktur membagi biaya produksi kedalam tiga kategori yaitu;
1. Biaya bahan baku, yaitu biaya-biaya untuk bahan-bahan yang dapat dengan mudah dan langsungdiidentifikasikan dengan barang jadi.
2. Biaya tenaga kerja, yaitu biaya untuk tenaga kerja yangmenangani secara langsung proses produksi atau yangdapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi.
3. Biaya pabrikase {Overhead), yaitu biaya-biaya pabrikselain bahan baku dan tenaga keqa langsung. Biaya initidak dapat diidentifikasikan secara langsung denganbarang yang dihasilkan. (Soemamo S.R, 1999,294)
Untuk dapat melindungi harta perusahaan dari pemborosan dana
dan terhambatnya kelancaran produksi tersebut, maka persediaan
bahan baku harus direncanakan dan dikendalikan sebaik-baiknya.
Agar perusahaan dapat melayani kebutuhan konsumennya
sekaligus mampu memenangkan persaingan, perusahaan harus dapat
mempertahankan kualitas produk yang menjadi ciri khasnya serta
mencapai laba yang optimal, dan tentunya perusahaan harus
menetapkan strategi agar produk yang dihasilkan kualitasnya tetap
baik dengan harga yang bersaing.
Salah satu cara adalah dengan menetapkan efisiensi biaya
produksi sebagai alat untuk mencapai sasaran perusahaan, efisiensi
biaya produksi dapat tercapai dengan perencanaan dan pengendalian
yang baik terhadap persediaan bahan baku. Jadi dapat disimpulkan
bahwa perencanaan persediaan bahan baku mempunyai peranan yang
sangat signifikan terhadap tingkat efisiensi biaya produksi.
10
1.5.2. Paradigma Penelit'an
PT HADINATA BROTHERS
Permasalahannva ;
Seringnya perusahaan melakukan pemesanan dalam merencanakan persediaanbahan baku sehingga besarnya biaya pemesanan
IPerencanaan persediaan Eflsiensi Biava Produksi
bahan baku P 1. Efisiensi biaya bahan1. Penentuan kuantitas e baku
yang akan dibelir
2. Penentuan kuantitasa
setiap kali pembelian n
3. Penentuan ju ml aha
persediaan minimumn
dan maksimum {safetystock)
4. Penentuan waktu
pemesanan kembali(ROP)
Hipotesis;
Perencanaan persediaan bahan baku mempunyai peranandidalam meningkatkan efisiensi biaya produksi
Metode Analisis;
Deskriptif Eksploratif
Gambar 1.
Paradigma Penelitian
11
1.6. Hipotesis penclitian
Berdasarkan uraian diatas, penulis mengemukakan hipotesis sebagai
berikut:
1. Perencanaan persediaan bahan baku pada PT Hadinata Brothers belum
baik
2. Tingkat efisiensi biaya produksi pada PT Hadinata Brothers untuk saat
ini belum tercapai.
3. Peranan perencanaan persediaan bahan baku mempunyai peranan dalam
terhadap meningkatkan efisiensi biaya produksi.
Hipotesis tidak lain adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya hams diuji secara empiris dan digunakan
sebagai petunjuk untuk penelitian selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan
2.1.1. Pengertian Perencanaan
Agar kegiatan perusahaan menjadi terarah maka manajemen
perusahaan terlebih dahulu men\Tisun perencanaan sebelum
melaksanakan flingsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan
berkaitan erat dengan pengendalian karena kedua fungsi ini saling
melengkapi, perencanaan berhubungan dengan menetapkan tujuan
perusahaan, sedangkan pengendalian dimulai sejak penetapan
rencana dan selanjutnya dilakukan perbandingan antara rencana
dengan realisasinya.
Perencanaan adalah penentuan dan penetapan kegiatan-kegiatan produksi yang akan dilakukan untuk mencapaitujuan perusahaan pabrik tersebut, dan mengawasikegiatan pelaksanaan dari proses dan hasil produksi,agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dantujuan yang diharapkan dapai tercapai. (So^an Assaury,1998, 125).
Sedanakan Kadarman A.M. menaemukakan bahwa:
Perencanaan adalah penentuan sasaran yang ingindicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentukorganisasi yang tepat untuk mencapainya dan orang-orang yang bertanggung Jawab terhadap kegiatan yangakan dilaksanakan. (1997, 54).
12
13
Lebih lanjut Djati julitriarsa (1998, 29) menyatakan bahwa
"Perencanaan sebenamya adalah me.netapkan suatu cara untuk
bertindak sebelum tindakan itu sendiri dilaksanakan".
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bah\\a perencanaan
merupakan penentuan atau penetapan suatu kegiatan produksi dan
sasaran yang hendak dicapai sebelum kegiatan itu sendiri
dilaksanakan agar apa yang telah direncanakan dapat teriaksana.
2.1.2. Manfaat dan Tujuan Perencanaan
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa
perencanaan ditetapkan terlebih dahulu sebelum ftingsi manajemen
lainnya, adapun manfaat dari perencanaan menurut Djati Julitriarsa
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai alat pengawasan dan pengendalian pelaksanaankegiatan organisasi.
b. Untuk memilih dan menentukan prioritas dari beberapaaltemative/pilihan yang ada.
c. Untuk mengarahkan dan menuntun pelaksanaankegiatan sehingga tertib dan teratur menuju tujuan yangtelah ditentukan sebelumnya.(1998, 33).
Sedangkan tujuan dari perencanan menurut So^an Assaury
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu. misalnya berapa
hasil output yang diproduksi agar dapat dicapai tingkat profit
yang diinginkan.
b. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil atau output
perusahaan ini tetap mempunyai pangsa pasar tertentu.
14
c. Untuk mengusahakan agar perusahaan pabrik ini dapat bekerja
pada tingkat efisiensi tertentu
d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan agar pekerjaan dan
kesempatan kerja yang sudah ada teiap pada tingkatannya dan
berkembang.
e. Untuk menggunakan sebaik-baiknya fasilitas yang sudah ada
pada perusahaan bersangkutan (1998.130)
2.1.3. Bentuk-bentuk Perencanaan
Adapun bentuk-bentuk dari perencanaan menurut Basu
Swastha (1998, 91-92) adalah sebagai berikut:
1. l\x]Udi\\{Ohjeclive).
Tujuan merupakan sasaran di mana kegiatan itu diarahkan, dan
diusahakan untuk sedapat mungkin dicapai dalam jangka
waktu tertentu.
2. Kebijakan {Policy)
kebijakan adalah suatu pemyataan atau pengertian untuk
menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap
tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.
3. Strategi
Strategi merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang
telah dibuat. Dalam membuat strategi haruslah memperhatikan
beberapa faktor seperti ketepatan waktu, ketepatan tindakan
yang akan dilakukan dan sebagainya.
15
4. Prosedur
Prosediir menipakan rangkaian tindakan yang akan
dilaksanakan untuk waktu mendaiang. Jadi prosedur ini lebih
menitik beratkan pada suatu tindakan.
5. Aturan
Aturan adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan
bagian dari prosedur.
6. Program
Program merupakan campuran an tar kebijakan prosedur, aturan
dan pemberlan tugas yang disenai dengan anggaran.
2.1.4. Fungsi-fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan saiah satu fungsi manajemen yang
sangat pentiiig,adapun fungsi perencanaan menurut Basu Swastha
(1998, 93) adalah;
1. Mengurangi ketidak pasiian serta perubahan pada waktu
mendatang.
Waktu yang akan datang bersifat tidak stalls, akan tetapi selalu
bersifat dinamis dan berubah-ubah. oleh karena itu diperlukan
adanya perencanaan.
2. Mengarahkan perhatian pada tujuan.
Perencanaan dibuat untuk digunakan sebagai penentu arah
didalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
16
demikian jelaslah bahwa perencanaan mempunyai fiingsi untuk
mengarahkan perhatian kepada tujuan tersebut.
3. Memperingan biaya.
Dengan adanya perencanaan memungkinkan diadakan
penghematan ongkos-ongkos, sebab semua kegiatan dapat
dilakukan secara efisien dan efektif.
4. Merupakan saran untuk mengadakan pengawasan
Hasil kerja yang telah dicapai oleh perusahaan sulit untuk
diukur keefektifannya tanpa adanya perencanaan. Pengawasan
dilakukan dengan membandingkan apa yang telah dilakukan
dengan apa yang telah direncanakan.
2.2. Persediaan Bahan Baku
2.2.1. Fengertian Persediaan Bahan Baku
Pada perusahaan industri. persediaan bahan baku merupakan
salah satu asset terbesar bagi perusahaan. ketersediaan bahan baku
memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrikasi yang
memproduksi barang-barang serta selanjutnya menjualnya pada
pelanggan/konsumen. Tanpa adanya persediaan bahan baku,
perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan pada
suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang
memerlukan barang yang dihasilkan.
Sofjan Assaury dalam bukunya manajemen produksi dan
operasi mcnyalakan bahwa "Persediaan adalah merupakan salah
17
satu unsur yang paling aktif dalam operas! perusahaan yang secara
kontinyu diperoleh, diubah, kemudlan dijual kembali".(SoQan
Assaury, 1999, 220)
Sedangkan, Kieso (2001, 394) mengemukakan bahwa
"Inventory are asset item held for sale in the ordinary course of
business or goods that will be used or consumed in the production
of goods to be sold".
Selain itu Syamsul Ma'arif M (2003, 276) menyatakan
bahwa;
Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang perusahaan dengan maksud untuk dijual dalamsuatu periode usaha yang normal atau barang-barangyang masih dalam proses produksi ataupun bahan bakuyang masih menunggu untuk digunakan dalam suatuproses produksi.
Lebih lanjut Gibson (2002, 216) mengemukakan bahwa
"Persediaan bahan baku adalah unsur yang akan diolah m-enjadi
produk akhir, misalnya bahan perekat, kain kasa, kertas, bentuk
nyata dari bahan baku tergantung pada proses pabrikasinya".
Selanjutnya Richardus Eko Indrajit (2003, 8) menyatakan
bahwa "Persediaan Bahan baku adalah bahan yang belum diolah,
yang akan diolah menjadi barang jadi, sebagai hasil utama dari
perusahaan yang bersangkutan".
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
persediaan adalah aktiva yang akan dijual dalam periode usaha
18
tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam
, pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang
menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
2.2.2. Kegunaan Persediaan Bahan Baku
Persediaan yang diadakan mulai dari bahan baku sampai
barang jadi mempunyai beberapa kegunaan, diantaranya adalah:
1. Menghilangkan resiko keierlambatan datangnya bahan-bahan yang dibutuhkan.Maksudnya, jika barang yang dipesan terlambat datangsedangkan proses produksi berjalan terus, maka persediaanakan dikeluarkan dan dipakai langsung untuk keperluanproduksi.
2. Menghilangkan resiko dari bahan yang tidak baik sehinggaharus dikembalikan.
Jika barang yang dipesan cacat, rusak atau ditolak, makapersediaan dapat digunakan sambil menunggu barang yangtidak dikirimkan.
3. mempertahankan stabilitas operasi perusahaan ataumenjamin kelancaran arus produksi.Pada akhimya, persediaan memiliki kegunaan untukmempertahankan agar produksi terus berjalan. Jikaproduksi berhenti, maka stabilitas operasi perusahaan akanterganggu.
4. mencapai penggunaan mesin \ ang optimal.Jika tidak ada persediaan, maka mesin akan idle atau mesintidak dapat digunakan secara optimal.
5. memberikan jaminan tetap tersedianya barang Jadi.Jaminan perusahaan ini menjadi penting, disebabkankarena image konsumen terhadap perusahaan. Jika tidakada jaminan barang jadi selalu tersedia. maka konsumentidak akan pernah loyal dengan barang kita tesebut. (So^anAssaury, 1999,170)
19
2.2.3. Jcnis-jenis Persediaan Bahan Baku
Setiap jenis persediaan memiliki karakterlstik tersendiri dan
cara pengelolaan yang berbeda. Menurut Rangkuty Freddy (2002,
14) Persediaan dapat dibedakan;
1. Persediaan bahan mentah (rmr material) yaitu persediaanbarang-barang berwujud, seperti besi, kayu, sertakomponen-komponen lainnya yang digunakan dalamproses produksi.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan {Purchasedparts/components), yaitu persediaan barang-barang yangterdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dariperusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakitmenjadi suatu produk.
3. Persediaan bahan pembaniu atau penoiong {supplies),yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalamproses produksi, tetapi tidak merupakan bagian ataukomponen barang jadi.
4. Persediaan barang dalam proses {work in process), yaitupersediaan barang-barang yang merupakan keluaran daritiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telahdiolah menjadi suatu bentuk. tetapi masih perlu diproseslebih lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi {finished goods), yaitu persediaanbarang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalampabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada langganan.
Selanjutnya Eddy Heijanto (1997, 168) mengemukakan
bahwa persediaan menurut fimgsinya yang terdapat dalam
perusahaan dapat dibedakan atas:
1. Fluctuation Stock
Merupakan persediaan yang dimaksud untuk menjagaterjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakansebelumnya, dan untuk mengatasi bila terjadikesalahan/penyimpangan dalam perkiraan penjualan, waktuproduksi, atau pengiriman barang.
2. Anticipation StockMerupakan jenis persediaan imtuk menghadapi permintaanyang dapat diramalkan. misalnya pada musim-musimpermintaan tinggi, dimana kapasitas produksi pada saatlersebut tidak mampu untuk memcnuhi permintaan.
20
Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjagakeniungkinan sukarnya diperoleh bahan baku sehinggalidak meiigakibatkan terhentinya produksi.Lot-size InventoryMerupakan persediaan yar.g diadakan dalam jumlah yanglebih besar dari pada kebutuhan pada saat itu. Cara inidilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari hargabarang (potongan kuantitas) karena pembelian dalamjumlah yang besar, atau untuk mendapatkan penghematandari biaya pengangkutan perunit yang lebih rendah.Pipeiene InventoryMerupakan persediaan yang sedang dalam prosespengiriman dari tempat asa! ketempat barang tersebut akandipergunakan. Misalnya, barang yang dikirimdari pabrikmenuju tempat penjualan, yang dapat menekan waktubeberapa hari atau beberapa minggu.
2.3. Pereiicanaan Persediaan Bahan Baku
2.3.1. Pengertian Perencanaan Persediaan Bahan Baku
Pada dasarnya persediaan mempermudah atau
memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus
dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang serta
selanjutnya menjualnya pada pelanggan/konsumen.
Persediaan biasanya mempunyai nilai yang cukup material
dan mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi
untuk itu perusahaan perlu menetapkan kebijakan yang
berkenaan dengan persediaan baik mengenai bahan baku apa saja
yang akan dibeli/dibuat, berapa jumlah bahan baku yang
dibutuhkan dan kapan bahan baku dibutuhkan.
21
Selanjutnya Hendra Kesuma (2002, 132) mengemukakan
bahwa "Perencanaan persediaan bahan baku diperlukan untuk
menjadikan proses prodliksi dan pemasaran stabil".
Lebih lanjut Eddy Heijanto (1997, 193) mengemukakan
baliwa:
Perencanaan persediaan bahan baku adalah suatu konsepdalam manajemen produksi yang membahas cara yangtepat dalam perencanaan kebutuhan bahan dalam prosesproduksi, sehingga bahan yang dibutuhkan dapat tersediasesuai dengan yang direncanakan
Dari deflnisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan
persediaan bahan baku berhubungan dengan kegiatan dalam
mengatur persediaan bahan baku yang tepat agar dapat menjamin
kelancaran operasi produksi secara efektif dan eflsien guna mencapai
tujuan perusahaan.
2.3.2. Tujuan Perencanaan Persediaan Bahan Baku
Adapun tujuan dari perencanaan persediaan bahan baku
menurut supriyono (1999,135) yaitu:
a. Agar persediaan bahan baku cukup. dalam arti tidak terlalu
banyak Juga tidak terlalu sedikit.
b. Agar operasi perusahaan khususnya proses produksi dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Lebih lanjut Eddy Heijanto (1997,193) mengemukakan bahwa
perencanaan kebutuhan bahan baku dimaksudkan untuk tujuan
sebagai berikut:
22
■ Meminimalkan biaya persediaan
Maksudnya untuk menentukan berapa banyak dan kapan suatu
komponen sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat
meminimalkan biaya persediaan.
■ Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau
pengiriman.
Maksudnya untuk mengidentifikasikan benyaknya bahan dan
komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya
dengan memperhatikan tenggang waktu produksi maupun
pengadaan /pembelian komponen, sehingga dapat memperkecil
resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang dapat
mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
■ Meningkatkan efisiensi
Maksudnya untuk mendukung peningkatan efisiensi karena jumlah
persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat
direncanakan lebih baik sesuai dengan jadwal rencana produksi.
2.3.3. Faktor-faktor Yang Menentukan Dalam Perencanaan
persediaan Bahan Baku
Agar perusahaan dapat menjalankan proses produksi dengan
lancar maka dibutuhkan bahan baku yang memadai Adapun
beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan persediaan bahan
baku menurut Syamsul Ma'arif M (2003,278-279) yaitu;
1. Perkiraan pemakaian.
23
Perkiraan pemakaian, maksudnya angka ini mutlakdiperlukan untuk membuat kepuiusan beberapapersediaan yang dilakukan untuk mengantisipasimasa mendatang (biasanya dilakukan dalam kurun
~ waktu setahun).2. Pemakaian yang senyatanya.
Maksudnya adalah pemakaian yang riil dari tahun-tahun sebelumnya. Dari pemakaian riil tahun-tahunsebeiumnya inilah dilakukan proyeksi (forecasting)pemakaian tahun depan dengan metode-metodeforecasting.
3. Kebijakan pembelanjaan bahan baku.Maksudnya kebijakan ini ditentukan oleh sifat daribahan itu sendiri. Untuk bahan-bahan yang cepatrusak (perishable), tentunya tidak mungkin dilakukanpenyimpanan yang terlalu lama, terkecuali ada alatyang dapat membuat bahan itu bertahan misalnyarefrigerator atau fi-eezer untuk produk-produkpertanian.
4. Harga bahan bakuHarga bahan baku yang mahal, sebaiknya distokdalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
5. Biaya-biaya persediaan, biayai-biaya ini meliputibiaya pemesanan dan biaya-biaya penyimpanan.
6. Waktu tungguWaktu tunggu ini adalah waktu tunggu dari mulaibarang itu dipesan sampai barang itu datang.
Untuk menjaga agar usaha perusahaan dapat beroperasi
dengan lancar, maka ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, antara lain:
a. Anggaran produksiMaksudnya jika anggaran produksi yangdirencanakan besar besar maka persediaan bahanbaku yang direncanakan Juga akan besar dansebaliknya jika anggaran produksiitu kecil makapersediaan yang direncanakan juga kecil.
b. Harga beli bahan bakuMaksudnya jika harga bahan baku satuan yang dibelimempunyai nilai rupiah yang mahal maka persediaanyang direncanakan akan besar dan begitu sebaliknya.Karena dengan persediaan yang lebih besar tersebutperusahaan berharap untuk memperolehdiscountypotongan harga satuan bahan baku.
c. Biaya penyimpanan-biaya ekstra.
24
Maksudnya jika biaya penyimpanan lebih besar daribiaya ekstranya maka persediaan bahan yangdirencanakan lebih kecil dan sebaliknya jikabiayaekstra yang dikeluarkan lebih besar dari biayapenyimpanan maka persediaan bahan " yangdirencanakan akan lebih kecil.
d. Ketetapan pembuatan standard pemakaian bahanbaku yang dipesan.Maksudnya semakin tepat standard pemakaian bahanbaku dalam produksi maka semakin kecil persediaanyang direncanakan dan sebaliknya.
e. Ketepatan pemasok dalam menyerahkan bahan baku.Jika semakin tepat pemasok mengirimkan bahan bakukeperusahaan maka semakin kecil persediaan yangdirencanakan dan sebaliknya. (Nafarin, 2004,83-84)
Sedangkan fakor utama yang sering dijumpai dalam
menyelenggarakan persediaan bahan baku yang paling tepat
adalah:
1. Penentuan kuantitas yang akan dibeli dalam periodeakuntansi tertentu.
Faktor yang menentukan kuantitas bahan baku yangakan dibeli dalam suatu periode akuntansi yaitu:jumlah kuantitas persediaan awal bahan baku, danjumlah kuantitas persediaan akhir bahan baku.
2. Penentuan Jumlah/kuantitas bahan baku yang akandibeli dalam setiap kali dilakukan pembelian.Jawaban ini adalah bagaimana dapat mencukupibahan agar tidak mengganggu kelancaran kegiatanproduksi dan dapat menekan harga perolehan (cost)bahan serendah mungkin.
3. Penentuan minimum dan maksimum kuantitaspersediaan bahan baku.persediaan yang diselenggarakan paling banyaksebesar titik maksimum, tujuan penentuan titikmaksimum agar dana yang tertanam dalampersediaan bahan tidak berlebihan dan tujuan titikminimum agar perusahaan terhindar dari kemacetanproduksi akibat kekurangan bahan baku.
4. Penentuan waktu pemesanan kembali bahan baku.Faktor yang mempengaruhi waktu pemesanankembali adalali: tingkat pemakaian rata-rata.(Supriyono, 1999,389).
25
2.3.4. Model Perencanaan Persediaan Bahan Baku
Persediaan barang mempunyai fungsi yang sangat penting bagi
perusahaan karena dalam pengelolaan persediaan terdapat dua
keputusan penting yang hams dilakukan oleh manajemen, yaitu
berapa banyak jumlah bahan/barang yang hams dipesan untuk setiap
kali pengadaan bahan, dan kapan pemesanan bahan hams dilakukan.
Untuk membantu pemsahaan dalam pengambilan keputusan
tersebut, economic order quantify mempakan metode yang dapat
membantu manajemen untuk menetapkan Jumlah pesanan yang
ekonomis.
Model Jumlah pesanan ekonomis bemsaha menjawabpertany^: berapa Jumlah dan kapan bahan bakudipesan agar ongkos simpan dan ongkos pesan dapatminimal.(Hendra Kesuma, 2002, 132)
. Sedangkan Hani Handoko (1997, 339) mehgemukakan
bahwa "Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas
pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung
penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan persediaan".
Selanjutnya Sukanto Reksohadiprodjo (1997, 200)
menyatakan bahwa "EOQ mempakan volume atau Jumlah
pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap
kali pembelian".
Jumlah pemesanan ekonomis atau lebih dikenal dengan EOQ
dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
EOQ = V2(D-0)/(H.C)
26
Di mana; D = Jumlah (unit) yang dibutuhkan selama satu
tahun.
O = Biaya pemesanan tiap kali pesan.
H = Harga pembelian per unit yang dibayar.
C = Biaya penyimpanan dan pemeiiharaan digudang (%)
2.4. Eflsiensi
2.4.1. Pengertian Eflsiensi
Pengukuran eflsiensi dapat dikembangkan dengan cara
membandingkan antara biaya yang dipergunakan dengan standard
pembiayaan yang telah ditetapkan, yaitu tingkat biaya tertentu yang
dapat mengekspresikan berapa besar biaya yang diperlukan untuk
dapat menghasilkan sejumlah output tertentu .
Arif Suadi (2001,6) menyatakan bahwa "Eflsiensi menunjukan
perbandingan antara keluaran {output) dengan masukan {input).
Hasil kegiatan dianggap eflsiensi adalah apabila terdapatrasio antara keluaran (output) dengan masukan (input)atau jumlah per unit masukan. Untuk menilai hasil secaraeflsiensi perlu adanya standard biaya atau standard mutuyang diperoleh.(Supriyono, 2000, 230)
Efficiency can be determined only by comparing actualcost with budget on actual volume. .4 flexible budgetprovides a measures of what cost should be under anygiven set of condition that is a budget adjusted to actualvolume. (Carter 2002, 17)
Eflsiensi adalah pemanfaatan factor-faktor produksidengan biaya semlnlmal mungkln sehlngga hasil yangdicapai oleh perusahaan adalah optimal. Eflsiensidilakukan dengan penghematan biaya tenaga kerja, biaya
organisasi, biaya transaksi, biaya modal dansebagainya.(Bambang Tri cahyono, 1999, 5)
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa eflsiensi
berkenaan dengan hubungan antara produk yang dihasilkan (output)
dan sumber daya atau sumber ekonomis yang digunakan (input)
untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.4.2. Tolak Ukur Eflsiensi
Untuk menyatakan efisiensi atau tidak efisiensinya terhadap
basil kineija, Anthony (2002,14) menyatakan bahwa "efisiensi
dapat diukur dengan cara membandingkan biaya-biaya aktual
dengan standar dimana biaya-biaya tersebut harus diukur dengan
output yang terukur".
Walaupun biaya aktual mengalami penurunan,perusahaan masih aja belum efisiensi, satu-satunya caramengukur efisiensi adalah dengan membandingkan biayaaktual dengan biava standard atau tolak ukur biayalainnya. (Simamora 1999, 301)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
mengukur tingkat efisiensi pada kinerja suatu pusat
pertanggung jawaban yang dijadikan tolak ukur atau acuan
adalah pada penetapan standar terhadap biaya yang telah
ditetapkan oleh perusahaan dan selain biaya standard dapat
juga biaya lain yang dapat dijadikan tolak ukur antara Iain:
dibandingkan dengan unit biaya periode sebelumnya dengan
unit biaya pesaing.
28
2.5. Biaya Produksi
2.5.1. Pengertian Biaya Produksi
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan
akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya produksi
sebenarnya adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak dapat
dihindarkan, tetapi dapat diperkirakan dalam menghasilkan suatu
barang. Besarnya biaya produksi ini merupakan besamya
pembebanan yang diperhitungkan atas pemakaian faktor-faktor
produksi berupa bahan baku, tanaga kerja langsung dan overhead
pabrik. Biaya produksi merupakan hal yang penting dan
merupakan sumber pembiayaan yang terbesar yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan, karena itu biaya produksi harus dapat
dikeluarkan seminimal mungkin. sehingga efisiensi biaya produksi
dapat tercapai.
Biaya produksi merupakan biaya bahan langsung, tenagakerja langsung, dan overhead pabrik yang dikeluarkanuntuk memproduksi barang atau jasa dan biayaperancangan dan tehnik produk yang teijadi sebelumproses manufaktur.(Gayle Raybum, 1999, 31)
Selanjutnya Mulyadi (1999.14) mengemukakan bahwa "Biaya
produksi merupakan biaya yang teijadi didalam hubungannya
dengan proses pengolahan bahan bakn menjadi produk jadi yang
siap untuk dijual".
29
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa biaya
produksi adalah semua biaya yang berhubungan dengan flings!
produksi atau kegiatan bahan baku menjadi produk selesai.
2.5.2. Tujuan Biaya produksi
Biaya produksi merupakan hal yang penting dan merupakan
sumber pembiayaan yang terbesar yang hams dikeluarkan oleh
pemsahaan. Adapun tujuan dari biaya produksi menumt Supriyono
(1999, 19) adalah "Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap
pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan
relatif teliti dan adil".
2.5.3. Komponen Biaya Produksi
Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
keija, dan biaya overhead pabrik seperti yang diungkapkan oleh
Pamiian S (2004, 2) bahwa" Biaya produksi: biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik".
a. Biaya bahan baku
Rayburn (2002, 27) menyatakan bahwa "Direct material is
atty raw material that becomes an identifiable part of the finished
product
Bahan baku langsung adalah bahan yang menjadibagian yang diperlukan untuk melengkapi produk jadisuatu pemsahaan dan yang dapat ditelusur denganmudah ke produk jadi tersebut.(Garrison 2002, 35)
30
Bahan baku merupakan bagian yang membentuk bagianmenyeluruh produk jadi. Biaya bahan baku adalahperolehan dari bahan baku yang dipakai daiampengolahan produk.(Mulyadi 1999,419)
Disimpulkan bahwa bahan baku merupakan bahan dasar
yang digunakan untuk membuat produk jadi. Biaya bahan baku
merupakan perolehan dari bahan baku yang dipakai untuk
mengolah produk.
b. Biaya tenaga keija langsung
Rayburn (2002, 27) menyatakan bahwa "Direct labor costs
are the wages earned by workers who transform the material from
its raw state to a finished product
Garrison (2002, 35) menyatakan bahwa "Tenaga kerja
langsung (direct labor) diperuntukan bagi tenaga keija yang
langsung dapat ditelusur ke penciptaan produk, seperti tenaga keija
tukang kayu, operator mesin".
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yangdikeluarkan oleh karyawan untuk mengolah produk.Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untukpenggunaan tenaga kerja tersebut. (Mulyadi, 1999, 343)
Disimpulkan bahwa tenaga keija merupakan usaha fisik
pekerja langsung yang mengolah bahan baku menjadi suatu
produk.
c. Biaya overhead pabrik
Factory overhead is sometimes called manufacturingoverhead or factory burden, even though the termIndirect manufacturing overhead better describes thiscost elemen. Rayburn (2002,35)
31
Overhead pabrik yaitu termasuk seluruh biaya produksiselain bahan baku langsung. Biaya yang timbul dalainklasifikasi ini seperti bahan penolong, tenaga kerja taklangsung, pemanasan dan penerangan, pajak kekayaan,asuransi, reparasi, pemeliharaan. (Garrison 2002, 35).
Overhead pabrik adalah biaya-biaya dalam pabrik yangdikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka prosesproduksi, kecuali bahan mentah langsung, dan tenagakerja langsung. (gunawan ,A. 2003, 290).
Disimpulkan bahwa overhead pabrik yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk Jadi
oleh perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja.
Mulyadi (1999, 208) menyatakan "Dalam perusahaan
yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead
pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung".
2.6. Eflsiensi Biaya Produksi
2.6.1. Pengertian eflsiensi Biaya Produksi
Biaya produksi dapat dikatakan efisien jika bahan baku
tersebut tidak mengalami pemborosan serta pemberdayaannya
mampu menghasilkan produk dengan kuantitas dan kualitas
yang diharapkan.
Hasil kegiatan produksi dianggap efisien apabila terdapatperbandingan (ratio) antara keluaran (output) denganmasukan (input) yang optimal atau sesuai denganstandard yang diteiapkan. Untuk menilai hasil secara
32
efisiensi perlu adanya standard biaya atau standard mutuyang diperoleh.(Pangestu Subagyo, 2002, 14)
Efisiensi produksi adalah proses pelaksanaan produksisecara tepat sesuai dengan perencanaan dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan sebeiumnya untukmencapai basil semaksimal mungkin.(SoQan Assaurv,1998, 132)
Lebih lanjut T. Hani Handoko menyatakan bahwa:
Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatupekerjaan dengan benar. Ini merupakan konsepmatematik atau merupakan perhitungan ratio antarakeluaran {putpm) dan masukan (Jnput). (Handoko 1999,7)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan efisiensi biaya
produksi sebagai suatu usaha sistematis yang dilakukan oleh
pihak manajemen untuk menggunakan biaya produksi dengan
sehemat mungkin sesuai dengan standar biaya yang ditetapkan
guna menghasilkan keluaran (produk) dengan kualitas dan
kuantitas yang optimal sesuai dengan standar mutu yang
ditetapkan perusahaan.
2,6,2. Langkah-Iangkah Dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi
Biaya Produksi
Perusahaan harus dapat memastikan dan memantau
kegiatan-kegiatan produksinya yang telah diselesaikan
sebagaimana yang telah direncanakan dan melakukan
pengoreksian terhadap setiap penyimpangan-penyimpangan
yang berarti. Didalam kegiatan produksi perusahaan harus
dapat mengendalikan biaya-biaya pabrikasi yang akan
dikeluarkan.
Langkah-langkah lersebut merupakan suatu upaya
pcrusahaan dalam mencapai efisiensi biaya-biaya produksi.
Adapun langkah-langkah untuk mencapai efisiensi biaya
produksi menurut Robbins (1999, 527) menyatakan bahwa
tindak lanjuti dari tahap awal perencanaan yang terlebih dahulu
ditetapkan yaitu penetapan standard biaya produksi yang
dikembangkan pada tahap selanjutnya, antara lain;
1. Mengukur kinerja aktual
Untuk mengukur kineija sebenarnya mencakup beberapa
pendekatan, antara lain:
• Pengamatan pribadi
Para manajer akan menggunakan pengamatan pribadi
tentang kegiatan- kegiatan sesungguhnya, oleh karena
itu hams memiliki pengetahuan yang mendalam dalam
mencari tahu hal-hal yang tidak tersirat.
• Laporan statistik
Alat ukur ini mencakup grafik, diagram batang, dan
peragaan angka-angka dalam bentuk apa pun yang
dapat digunakan menejer untuk menilai kinerja. Dalam
laporan statistik ini menggunakan sistem komputerisasi,
statistik hanya melaporkan beberapa bidang utama yang
dapat diukur secara numerik.
34
• Laporap lisan
Informasi dapat diperoleh melalut laporan-laporan
lisan. Artinya melalui konfirmasi, rapat, percakapan
tatap muka melalui komunikasi atau telepon.
• Laporan tertulis
Sama halnya dengan laporan statistik, hanya laporan
tertulis ini lebih menyeluruh dan lebih meningkat
ketimbang yang dijumpai dalam laporan lisan dan
biasanya gampang diarsip. Alangkah baiknya para
menejer menggunakan pendekatan ke empat-empatnya
dan sebagai basil dari pengukuran kinerja actual dapat
berbentuk Report performance (laporan pelaksanaan)
2. Membandingkan kineija aktual
Langkah ini membandingkan basil kinerja aktual secara
periodik dengan sasaran/standar yang telab ditetapkan
sebelumnya untuk menentukan tingkat varian yang teijadi.
3. Menganalisis Selisib-selisih
Dari basil perbandingan lersebut varian /selisib akan timbul
baik yang melampaui batas maupun yang masib dibawab
kendali. Para menejer akan memusatkan perbatian terbadap
selisib-selisib yang berarti yang kemudian dianalisis
penyebab timbulnya selisib tersebut.
4. Mengambil tindakan manajemen
35
Langkah ini para menejer dapat memilih tiga tindakan yang
mungkin yaitu;
• Tindakan tidak melakukan apa-apa
Karena tidak berbuat apa-apa itu sudah cukup jelas
dengan sendirinya.
• Mengkoreksi Kinerja Sesungguhnya
Apabila sumber varian dalam kinerja sebenarnya itu
adalah tindakan- tindakan atau kegiatan-kegiatan
kineija yang kurang, menejer itu akan mengambil
tindakan perbaikan.
Seorang menejer yang memutuskan untuk mengkoreksi
kineija yang sebenarnya dapat mengambil tindakan
perbaikan segera yaitu mengkoreksi masalah-masalah
segera dan mengembalikan kineija pada jalumya, dan
tindakan perbaikan mendasar yaitu menanyakan
bagaimana dan mengapa kineija telah menyimpang dan
kemudian melangkah untuk mengoreksi sumber
penyimpangan itu.
• Merevisi Standar
Mungkin bahwa penyimpangan tersebut merupakan
hasil dari standard yang tidak realitis, artinya standar
itu terlampau tinggi atau terlampau rendah, dalam hal
ini standarlah yang membutulikan perhatian untuk
dikoreksi bukan kinerjanya (Stephen 1999, 529)
2.6.3. Anaiisis Varian Dalam L'paya Efisiensi Biaya Produksi
Dalam rangka merencanakan dan mengendalikan kinerja
biaya pabrikasi pihak manajemen perlu mengetahui tidak hanya
beberapa biaya yang sudah dikeluarkan tetapi juga berupa biaya
yang sehanisnya. Biaya standard untuk bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, overhead pabrik memberikan cara yang
paling efektif untuk menetapkan berapa seharsnya suatu biaya.
Dengan penggunaan biaya standar dapat dijadikan tolak
ukur dalam mengukur efisiensi yaitu membandingkan biaya
aktual dengan biaya standar atau tolak ukur biaya lainnya
(Simamora 1999, 301) dari basil perbandingan ini maka akan
timbul selisih baik itu merugikan maupun menguntungkan.
Untuk setiap varian yang timbul kemudian dianalisis
sedemikian tsrperinci untuk mengetahui sebab-sebab teijadinya
varian dan perlu diadakan tindakan lanjut >ang terus menerus
untuk melihat bahwa setiap kondisi yang tidak memuaskan
benar-benar dikoreksi dan dikomunikasikan informasi tersebut
kepada supervisor dan pemimpin.
Dengan adanya varian pihak manajemen dapat menilai
apakah sudah efisien maupun kurang efisien terhadap setiap pos
biaya produksi.
Ukuran efisien dapat dinyatakan tidak dalam makna yang
absolute tetapi dinyakan dalam lebih atau kurang seperti unit
37
dengan input yang lebih rendah (yaitu biaya-biaya yang lebih
rendah) akan lebih efisien. (.Anthony 2002, 114)
Dengan analisis varian. merupakan suatu keputusan dalam
meningkatkan efisiensi terhadap biaya produksi antara lain biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
dengan menentukan lindakan korektif untuk periode yang akan
datang terhadap pos-pos biaya yang perlu perhatian manajemen
yang berdasarkan dari hasil analisis varian
2.7. Peranan Perencanaan Persediaan Bahan Baku Terhadap Tingkat
Efisiensi Biaya Produksi
Setiap perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan, pada
dasarnya persediaan akan mempermudah perusahaan manufaktur dalam
menunjang kelancaran suatu proses produksi karena persediaan adalah
merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan
yang secara terus menerus diperoleh diubah yang kemudian dijual kembali.
Pada perusahaan industri persediaan dapat berupa persediaan bahan mentah,
barang dalam proses dan barang jadi.
Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan gejala yang kurang
baik, karena persediaan yang terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana
menganggur yang sangat besar meningkatkan biaya penyimpanan, resiko
penyimpanan, dan resiko kerusakan barang yang lebih besar namun jika
persediaan terlalu kecil akan mengakibatkan terhambatnya proses produksi
38
dan resiko terjadinya kekurangan persediaan karena sering kali bahan/barang
tidak dapa* didatangkan secara mendadak.
Oleh karena itu jumlah persediaan yang sebaiknya ana dalam perusahaan
hendaklah yang sesuai dengan kebutuhan, lidak terlalu besar tetapi juga
tidak terlalu sedikit, maka perlu adanya perencanaan persediaan bahan baku
yang meliputi kuantitas, kualitas dan waktu pemesanan kembali bahan baku
sehingga tujuan dari perusahaan dapat terwujud.
Dalam perusahaan industri, persediaan bahan baku merupakan salah satu
komponen harga pokok produksi yang material jumlahnya. Biaya bahan
baku merupakan salah satu biaya yang harus dikeluarkan dalam biaya
produksi yang sangat berperan dalam kegiatan produkisi. Biaya bahan baku
merupakan biaya perolehan dan pengolahan seluruh bahan baku yang pada
akhirnya akan menjadi bagian dari pembentukan produk jadi. Karena itu
biaya bahan baku harus dapat dikeluarkan seminimal mungkin.
Biaya produksi merupakan sumber pembiayaan terbesar yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya yang terkait dalam biaya produksi dapat
digolongkan menjadi tiga unsur yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi dapat dikatakan efisien apabila
mencapai keluaran yang lebih tinggi (hasil. produktivitas) dibandingkan
dengan masukan-masukan (tenaga keija, uang, mesin, dan waktu) Lntuk
mencapai efisiensi biaya produksi maka pengadaan bahan baku baik
mengenai Jumlahnya maupun kualitasnya perlu direncanakan dengan baik.
Pengukuran efisiensi dapat dikembangkan dengan cara membandingkan
antara biaya yang dipergunakan dengan standard pembiayaan yang telah
39
ditetapkan, yaitu tingkat biaya tertentu yang dapat mengekspresikan berapa
besar biaya yang diperlukan untuk dapai menghasilkan sejumlah output
tertentu.
Perencanaan persediaan bahan baku sangat bermanfaat untuk
memberikan peningkatan efsiensi karena pengadaan dapat dilakukan
terhadap bahan baku yang diperlukan saja. jumlah persediaan bahan baku
yang berlebihan dapat dihindari dan pengadaan serta pengiriman bahan baku
dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
BAB III
OBJEK DAN METODC PENELITIAN
3.1. Objek Penclitian
Judul bahasan dalam penulisan ini adalah peranan perencanaan
persediaan bahan baku terhadap tingkat efisiensi biaya produksi. Dengan
objek penelitian PT Hadinata Broihers.& Co merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang industri furniture yang berlokasi di Jl. Tapos Km.l
Cibinong-Bogor.
Dengan menerapkan analisis perencanaan persediaan bahan baku, maka
pihak manajemen perusahaan dapat menilai berapa tingkat efisiensi biaya
produksi guna memperoieh laba perusahaan yang maksimal.
Unit analisis adalah bagian akuntansi. bagian pembelian dan bagian
produksi. Adt.pun lama penelitian dilakukan selama 3 bulan. Masalah yang
dihadapi oleh PT Hadinata Brothers, Co adalah seringnya perusahaan
melakukan pemesanan dalam merencanakan persediaan bahan baku
sehingga besamya biaya pemesanan.
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Oesain Penclitian
a. Jenis, Metode dan Tehnik Penelitian
1. Jenis Penelitian
40
41
Jenis penelilian yang dilakukan adalah deskriptif eksploralif,
vaitu menjeiaskan aspek-aspek >'ang rele\an dengan fenomena
yang diamali j'arg merupakan penelitian terhadap fenomena
yang diperoleh peneiiti dari subjek yang berupa individu,
industri atau perspektif yang lain.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah study kasus, >"aitu
penelitian yang tentang status subjek penelitian yang berkenaan
dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseiuruhan
personal itas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan
gambaran secara mendetail tentang latar belakang. sifat-sifat
serta karakter-karakter khas dari kasus, atau pun status dari
individu yang kemudisn dari sifat-sifat khas diatas akan
dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
3. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan adalah statistik kuzintitatif
yaitu tehnik yang sifatnya dapat diukur dan dapat dihitung atau
daia> ang menunjukan banyaknya sesuatu.
4. Unit Analisis
Unit analisis penelitian yang dilakukan penulis adalah group
yaitu sumber data yang diperoleh dari dua bagian yakni bagian
akuntansi dan produksi pada perusahaan PT Hadinata Brothers
& Co. yang berlokasi di Jl. Tapos Km. I Cibinong-Bogor.
42
3.2.2. Operasional Variabel
Tabel. I
Peranan Perencanaan Persediaan Bahan Baku TerhadapTingkat Efisiensi Btaya Produksi Pada
PT Hadinata Brothers & Co
No Variabel/Sub Variabel Indikator Ukuran Skala1 Perencanaaan Persediaan bahan baku
• Penentuan kuantitas yang akan dibeii• Penentuan kualitas setiap kali pembclian• Penentuan jumlah persediaan ininimunidan maksimum (Safety Stock)
• Penentuan waktu pemesanan kembali
• Kuantitas bahan
baku yang akandibcli
• Kuantitas
pemakaian bahanbaku
• PVC : Lembar
• Particle : Lembar
• Plywood : Pcs
• MDV : Pcs
• Hari/Jam
Rasio
Rasio
2. Efisiensi Biaya Produksi• Efisiensi biaya bahan baku
• Membandingkanantara biaya bahanbaku dengan unitproduksi
• Persentase kapasitas daritarget (Perencanaan)
Rasio
43
33. Pi osedur Pengumpulan Data
Daiam memperoleh data dan informasi yang dibuluhkan penulis
menggunakanmetode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Data primer, adalah data >ang diperoleh secara iangsung melalui
pengamatan kegiatan iapangan, dokumen perusahaan dan keterangan
dari bagian produksi dan karvawan perusahaan yang diteliti. Data primer
yang dikumpulkan meliputi sejarah dan perkembangan usaha. struktur
organisasi, dan data kuantitatif lainnya.
2. data sekunder, adalah data yang diperoleh dari literature dan laporan
yang berhubungan dengan perencanaan persediaan bahan baku terhadap
tingkat efisiensi biaya produksi.
3. Pengumpulan data
a. Metode riset kepustakaan, \aitu dengan mempelajari. meneliti.
mengkaji serta menelaaah literatur-literatur >"ang ada kaitannya
dengan masalah yang diteliti, yang tujuannya adalah untuk
memperoleh sebanyak mungkin dasar-dasar teori yang akan
mraiunjang data.
b. Metode riset Iapangan, yaitu mengumpulkan informasi dan data
secara Iangsung dari objek penelitian yaitu PT Hadinata Brothers
& Co, dimana dilakukan dengan cara;
1. Observasi, \'aitu penulis melakukan penelitian Iangsung ke
objek penelitian untuk melihat serta mencatat kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan masalah tersebut.
44
2. Wawancaia, yaitu mengumpulkan data dengan cara membuat
Tanya jawab kepada pihak-pihak yang berkaitan.
3. Koesioner. yaitu mengajukan daftar pertanyaan untuk
memperoleh informasi mengenai perencanaan persediaan
bahan baku terhadap lingkat efisiensi biaya produksi.
3.4. Metode Analisis
Sesuai dengan tujuan penelitian ini. metode \ang penulis ajukan adalah
metode Deskriptif yang mendefinisiksn peranan perencanaan persediaan
bahan baku terhadap lingkat efisiensi bia>'a produksi pada PT Hadinata
Brothers & Co
Metode analisis \ang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
EOQ di mana rumusma sebagai berikut:
E0Q = V2(D.0)/(H.C)
Di mana; D = Jumiah (unit) yang dibutuhkan selama satu tahun
O = Biaya pesanan tiap kali pesan
H = Harga pembelian per unit yang dibayar
C = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang (%)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pcneiitian
4.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan
FT. Hadinata Brothers & Co adalah perusahaan yang
memproduksi furniture, perusahaan ini didirikan oleh Rudy
Hadinoto dan Julius Hadinata pada tanggal 4 Februari 1975
Berdasarkan akte Notaris Suzana Zakaria, Bandung.
Selanjutnya perusahaan berkembang menjadi pabrik furniture
terkemuka di Indonesia khusus untuk Furniture ruang keluarga,
Ruang tidur dan Ruang makan dari Kayu, Rotan, dan Panel.
Saat ini PT Hadinata Brothers & Co memiliki tiga pabrik
yaitu pabrik kayu, rotan dan panel deng,:;. luas area 150.000 ml
dan memiliki kapasitas produksi 50 x 40" kontainer dengan tenaga
kerja pendukung hampir 1200 tenaga kerja. Perusahaan berlokasi
di Jalan Tapos Km. 1 Cibinong-Bogor
4.^
46
4.1.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dibuat untuk menjamin agar orang
melaksanakan tugas yang mengarah pada pencapaian tujuan
perusahaan. Setiap perusahaan menyusun struktur organisasi sesuai
dengan karakteristik perusahaan, serta menetapkan bagaimana
tugas dan tanggung jawab akan dibagi.
Struktur organisasi PT Hadinata Brothers & Co merupakan
berbentuk flingsional, dimana manajer benanggung jawab atas
fungsi tertentu, adapun struktur organisasi disajikan terlampir.
Berikut diuraikan secara ringkas tugas tanggung jawab dan tata
hubungan keija dari masing-masing bagian.
1. Managing Director
a. Memberikan nasehat atau petunjuk kepada Direktur Utama
serta mengawasi jalannya perusahaan.
b. Bertanggung jawab pada para pemegang saham atas hasil
yang dicapai perusahaan
2. Internal Audit
a. Pemeriksaan/ menganalisa data keuangan dalam satu satuan
nilai yang berhubungan dengan seluruh aktifitas perusahaan
sesuai prosedur untuk dijadikan sebagai bentuk laporan
keuangan kepada pihak manajemen.
3. CSA
a. Penyusunan rencana/jadwal produksi sesuai order
47
b. Mengadministrasikan /menyiapkan permintaan pengadaan
bahan material pokok dan pembantu
c. Menginventaris informasi-informasi tentang kapasitas kerja
masing-masing unit keija.
4. Director I (produksi)
a. Merencanakan produksi mulai rencana pembebanan mesin
b. Menetapkan waktu penyelesaian proses sesuai perhitungan
waktu standard
c. Menurunkan SPK sesuai spesifikasi kualitas yang standard
maupun diminta oleh pembeli.
d. Pengendalian WIP
e. Indeks bahan pemenuhan jumlah order yang ditargetkan
oleh PKM lokal /ekspor.
5. Director II (Commercial)
a. Merencanakan, mengkoordinir, melaksanakan dan
mengevaluasi upaya pendistribusian produk ke 9 PLF
b. Melakukan strategi dan taktik pemasaran produk PT
Hadinata Brothers & Co dalam pencapaian marketing
objective
c. Menetapkan objective penyalur
d. Mengkomunikasikan kondisi dan trend pasar.
6. Director III (Finance & Accounting)
a. Merencanakan, mengorganisir, melaksanakan dan
menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan;
4{i
- Pemeriksaan kelengkapan dokumen keuangan
beserta dengan kecocokan nilai-nilainya.
- Mengontrol jselaksanaan prosedur keuangan
- Menyiapkan data untuk pembayaran ke supplier
- Menangani perpajakan perusahaan
- Menyusunjurnal-jurnal
- Mengarsip doumen keuangan
- Mengontrol budget biaya
7. Director IV {Human Resource)
a. Melakukan penelitian dan pengembangan produk agar
perusahaan dapat mampu menyajikan produk ungguian
yang memiiiki nilai kompetitif yang tinggi pada
segmennya, dengan memperhatikan faktor-faktor estetika,
kenyamanan pemakai, t\pe, nilai seni kekuatan
4.1.3. Kegiatan Operasional Perusahaan
FT Hadinata Brothers & Co bergerak dibidang usaha industri
furniture untuk Living Room, Bedroom, Dinning Room, & Garden
furniture.
Didalam operasionalnya, perusahaan tentu saja tidak terlepas
dari kegiatan membeli bahan baku untuk keperluan proses produksi
dan menjual hasil produksinya secara langsung maupun tidak
langsung. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
terdiri dari berinacam-macam jenis, yang diantaranya; PVC,
49
Particle, Plywood, MDF. Dan bahan penolong seperti; Hamplas,
Dov/el, Cat, Fitting, Pinir.
Dalam pembuatan produk-produk tersebut, dilakukan dengan
tahap-tahap proses sebagai berikut:
1. Tahap persiapan (Pembelahan/Pemotongan)
Pada tahap ini, bahan baku masih berbentuk kayu gelondongan/
dimasukan kebagian sawmih (pembelahan/pemotongan kayu)
untuk dibelah sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan,
selanjutnya kayu yang sudah dibelah tersebut dalam bentuk
batangan dimasukan kegudang basah, kemudian masuk lagi
kegudang pengeringan. Kajii yang sudah dibelah itu disebut
Basetek.
2. Tahap Pembentukan
Potongan-potongan kayu tersebut (Basetek) selanjutnya dikirim
kebagian produksi untuk dibentuk sesuai dengan produk yang
akan dibuat.
3. Tahap Penyelesaian
Setelah kayu tersebut selesai dibentuk, kemudian dibor lalu
dilalukan penyetelan/Pemasangan {Assembling) setelah itu
produk setengah Jadi itu dimasukan kedalam bagian Prehn
(Hamplas) selanjutnya produk dicat dasar (Prefin) setelah
produk kering, produk dicat akhir {Finishing Topcod) lalu
produk dimasukan kebagian Quality Control untuk diperiksa
50
dan memastikan produk tersebut tidak cacat, selanjutnya
produk disetting (Penyetelan).
4. Tahap Pengemasan
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses produksi, pada
tahap ini diadakan pengemasan produk yang dihaslkan
kemudian produk jadi dikirim kebagian marketing dan
disalurkan ke supplier.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Perencanaan Persediaan Bahan Baku Pada PT Hadinata
Brothers & Co.
Perencanaan persediaan bahan baku merupakan unsur
penting bagi perusahaan daiam menjaga keiancaran proses
produksi, dengan adanya perencanaan bahan baku yang efektif
dan efisien maka perusahaan dapat berproduksi dengan
maksimal sesuai kapasitas dan target hasil produksi. Oleh
karena itu perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat
kebutuhan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
Perencanaan persediaan bahan baku PT Hadinata
Brothers & Co meliputi kebijakan penentuan kuantitas bahan
baku yang akan dibeli. kuantitas setiap kali pembelian, serta
waktu pemesanan dan penentuan titik minimum persediaan
bahan baku.
51
4.2.1.1. Penentuan Kuantitas bahan baku Yang Akan Dibeli
Pada tahap ini, perusahaan menugaskan bagian
perencanaan produksi menentukan jenis bahan baku
untuk menghasilkan satu macam atau beberapa macam
produk.
Adagun langkah yang yang ditempuh FT
Hadinata Brothers & Co dalam menentukan kuantitas
bahan baku yang akan dibeli dalam periode akuntansi
adalah sebagai berikut;
1. Penentuan Sumber dan Jenis Bahan Baku
Untuk menghasilkan furniture Ruang
Keluarga, Ruang Tidur, dan Ruang Makan dari
Kayu, Rotan dan Panel, dipergunakanbahan baku
seperti PVC, Particle, Plywood, MDF. Bahan baku
tersebut dapat diperoleh clengan impor maupun
lokal, sekitar 50% bahan baku diperoleh dari pasar
lokal dan 50% lagi diperoleh dari import. Dalam
menentukan jenis dan sumber bahan baku
perusahaan selalu mempertimbangkan standard
kualitas bahan dengan menugaskan bagian
pengendalian kuantitas untuk menjaga agar bahan
baku yang didapat berkualitas baik dan memenuhi
syarat untuk diolah.
52
2. Sistem Pembelian Bahan Baku
Dalam menentukan kuantitas bahan baku yang
akan dibeli, perusahaan perlu menentukan
bagaimana cara pemesanan itu dilakukan. Adapun
system pembelian bahan baku yang dilakukan PT
Hadinata Brothers & Co adalah sebagai berikut:
a. Persiapan order pembelian meliputi:
- Menetapkan bahan apa yang akan dibeli
- Menetapkan jumlah yang akan dibeli
- Menetapkan waktu pembelian
b. Proses administrasi pembelian
Di sini perusahaan melakukan tahap-tahap
sebagai berikut;
a. Tahap Pemesanan
Setelah disetujui permintaan pesanan
dilanjutkan dengan mengirim tembusan surat
pembelian ke bagian administrasi.
b. Tahap Penerimaan.
Sebelum disimpan terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan dan pencocokan terhadap
barang yang diterima dengan order
pembelian. Jika sesuai maka barang akan
langsung disimpan tetapi jika tidak maka
dilakukan konhrmasi dengan supplier.
c. Tahap faktur masuk.
Setelah faktur yang dikirim oleh supplier
diterima, kemudian dilakukan pencatatan,
perhitungan kembali dan yang terakhir
pemeriksaan kecocokan faktur tersebut oleh
bagian keuangan.
d. Tahap pembukuan faktur
Tindakan selanjutnya adalah membukukan
faktur-faktur dalam buku utang piutang dan
sebagainya.
3. Penentuan Standar Kuantitas Pemakaian Bahan
Baku.
Dalam aktivitas perusahaan yang
memproduksi furniture berdasarkan pesanan maka
dalam penentuan kuantitas pemakaian bahan baku
perusahaan akan terlebih dahulu
mempertimbangkan kuantitas bahan baku yang
diperlukan hal ini disesuaikan dengan tingkat
produksi.
Pada tahap ini bagian perencanaan produksi
dalam Penentuan pemakaian bahan baku dilakukan
dengan cara tradisional dalam arti penentuan
kuantitas dilakukan dengan melihat catatan-catatan
pemakaian bahan baku perusahaan dimasa lampau
54
untuk kemudian dibandingkan lagi serta melakukan
perhitungan yang matematis, kemudian dari hasil
perhitungan tersebut perusahaan melakukan
pencobaan selama jangka waktu tertentu. Jika hasil
perhitungan tersebut tidak mengandung pemborosan
atau cukup realitis, maka perhitungan tersebut
ditetapkan sebagai standar kuantitas pemakaian
bahan baku dan berlaku terus untuk jangka waktu
yang panjang.
4.2.1.2. Penentuan Kuantitas Setiap Kali Pembelian
Setelah kuantitas pembelian bahan baku dalam satu
periode akuntansi ditentukan, selanjutnya perusahaan
menentukan Jumlah dan waktu pembelian bahan baku selama
satu periode agar tidak mengganggu kelancaran produksi dan
dapat menekan harga perolehan (cost) bahan serendah
mungkin.
Pada tahap ini bagian perencanaan produksi melakukan
pembelian bahan baku dengan melihat catatan-catatan
pembelian bahan baku perusahaan dimasa lampau dengan
mempertimbangkan kuantitas bahan baku yang diperlukan
dengan tingkat produksi.
Berikut data kebuti'han bahan baku dari bagian
perencanaan produksi tahun 2005 pada PT Hadinata Brother
disajikan pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2
Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2005
No Item Ruang Keluarga
1 PVC 2400
2 Particle 6264
3 Plywood 2400
4 MDF 3132
Sumber data: PT Hadinata Brothers & Co
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tersebut diatas,
PT Hadinata Brothers berusaha meminimumkan frekuensi
pemesanan bahan baku serta menginvestasikan dana untuk
persediaan. Adapun frekuensi pemesanan bahan baku yang
dilakukan perusahaan dalam setahun dapat dilihat pada tabel
3 sebagai berikut:
Tabel 3.
No Item Ruane Keluarga
1 PVC 8
2 Particle 8
3 Plywood 8
4 MDF 8
Biaya yang dikeluarkan PT Hadinata Brothers & Co
dalam setiap kali pemesanan bahan baku adalah sebagai
berikut:
>(■>
Tabel 4,
No Item Ruang keluarga1 PVC 425.000
2 Particle 1.086.000
3 Plywood 425.000
4 MDF 625.000
Sumber Data; PT Hadinata Brothers & Co
Sedangkan untuk biaya penyimpanan bahan baku
disajikan dalam bentuk prosentase pada table berikut ini:
Tabel 5.Prosentase Biaya Penyimpanan Bahan Baku Tahun
2005
No Item Ruans Keluarga1 PVC 15%
2 Particle 10%
3 Paywood 10%
4 MDF 10%
Sumber Data : PT Hadinata Brothers & Co
Harga pembelian bahan baku per unit yang
diinvestasikan pada PT Hadinata Brothers & Co tahun 2005
adalah sebagai berikut:
Tabel 6.
No Item Ruang Keluarga1 PVC 2.250
2 Particle 90.500
3 Paywood 1.250
4 MDF 125.000
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa PT Hadinata
Brother & Co dalam aktivitasnya untuk memproduksi
furniture perusahaan melakukan frekuensi pemesanan terlalu
sering yaitu sebanyak 8 kali dalam setahun sehingga biaya
bahan baku khususnya biaya pemesanan yang dikeluarkan
57
perusahaan tidak efisien. Untuk menseiahui efisiensi biaya
bahan baku yang seharusnya dimiliki PT Hadinata Brothers
& Co, berikut dilakukan analisis perencanaan persediaan
bahan baku dengan menggunakan metode VOQ.
4.2.2. Analisis Perencanaan Persediaan Bahan Baku Pada PT
Hadinata Brothers & Co
Perhitungan metode EOQ dibuat agai perusahaan dapat
menentukan jumlah pesanan paling ekononiis dengan total biaya
persediaan paling rendah. Dalam penentuan jumlah pembelian
yang ekonomis (EOQ) tersebut dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu: Formula approach dan tabular approach
1. Bahan Baku PVC
a. Formula Approach
Perhitungan jumlah pesanan yang paling ekonomis
pada pendekatan ini adalah dengan menggunakan
persamaam atau rumus, dengan memasukan data angka dari
perusahaan (tabel 2- tabel 6).
D = Jumlah kebutuhan selama satu taliun 2400
O = Biaya pemesanan setiap kali pesan Kp.425.000
H = Harga pembelian bahan baku per unii - Rp. 2.250
C = Prosentase biaya penyimpanan = 15 %
Berdasarkan data diatas maka perhilurigan EOQ dapat
dilakukan;
58
EOO = P(2400.r425V //.C Y (2.250)0 5^
000
V (2.250)05%)
EOQ = Vl 360.000
EOQ =368,78
Dengan demikian frekuensi pembelian dalam salu tahun sebanyak:
D 2400— = = 6KaltK 368,78
Jadi jangka waktu pembelian bahan baku yang ekonomis adalah; 360
hari : 6 kali = 60 hari.
Maka total biaya persediaan yang terjadi adalah sebagai berikut;
a. Total biaya penyimpanan {Carrying Cost)
2._h.C = ̂^^(2.250)05%)2 6
= (184,39).(337,5) = Rp. 62.231,62
Total biaya pemesanan (Ordering Cost)
D - 2400—.0 = = (425.000)0 368.78
= 6.50 (425.000)
Total biaya persediaan bahan baku
=Rd. 2.830.500.00
Rp. 2.892.731,62
b. Tabular Approach.
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat disusun tabel sebagai
berikut:
59
Tabel 7.
Jumlah Pemesanan Yang EkonomisUntuk Bahan Baku Jenis PVC
Frekuensi
Pembelian
(D/Q)
1 Kali I 6 Kalit
1
8 kali
Jumlah unit
setiap kalipesan (Q)
1
2400 1 368,78i
300
Rata-rata
Persediaan
(Q/2)
1200 184,39 150
BiayaPenyimpanan(Q/2 X H X
C)
Rp.405.000,00 Rp.62.23I.62 Rp.50.625,00
BiayaPemesanan
(D/Q X 0)
Rp.425.000,00 Rp.2.830.500,00 Rp.3.400.000,00
Total Cost
per Tahtin Rp.830.000,00 Rp.2.892.73I,62 Rp.3.450.625,00
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa jumlah
pesanan yang optimal untuk bahan baku jenis PVC adalah sebanyak
368,78 kubik dan frekuensi pembelian bahan baku yang dianggap paling
ekonomis adalah sebanyak 6 kali
Dengan menggunakan metode EOQ dan perhitungan persediaan
bahan baku teijadi keseimbangan antara biaya penyimpanan dan
pemesanan sehingga dapat tercapai total biaya persediaan bahun baku yang
paling minimum yaitu biaya dimana biaya penyimpanan sebesar
Rp.62.231,62,- dan biaya pemesanan sebesar Rp. 2.830.500,-dengan total
biaya terendah sebesar Rp.2.892.731,62,-
60
2. Bahan baku Particle
a. Formula Approach.
D = Jumlah kebutuhan selama satu tahun = 6264 Lembar
O = Biaya pemesanan setiap kali pesan = Rp. 1.086.000
H = Harga pembeiian bahan baku per unit = Rp.90.500
C = Prosentase biaya penyimpanan = 10 %
Berdasarkan data diaias maka perhitungan EOQ dapat
dilakukan;
EOO = ^(6264)X(1 .086.000)V(H).(C)~\ (90.500)00%)
EOQ =Vl .503.360
EOQ = 1226,11
Dengan demikian Frekuensi pembeiian bahan baku dalam satu tahun
sebanyak:
D 6264
Q 1226,11= 5.10 Kali = 5 Kali
Jadi jangka waktu pembeiian bahan baku yang ekonomis adalah; 360
hari : 5 kali = 72 hari.
Maka total biaya persediaan yang teijadi adalah sebagai berikut;
a. Total biaya penyimpanan {Caming Cos/)
^.H.C = ̂^^^(90.500)(10%)
= (613.005).(9050) = Rp. 5.548.147,75
61
b. Total biaya pemesanan (Ordering Cost)
D 6264—.0 = = (1.086.000)Q 1226,11
=Rd. 5.538.600
=Rp. 11.086.747,75
= 5,10(1.086.000)
Total biaya persediaan bahan baku
b. Tabular Approach.
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat disusun tabel sebagai
berikut:
Tabel 8.
Jumlah Pemesanan Yana Ekonomis
Frekuensi
Pembelian
(D/0)
1 Kali 5 Kali 8 kali
Jumlah unit
setiap kalipesan (Q)
6264 1226,11 783
Rata-rata
Persediaan
(Q/2)3132 613,055 391,5
BiayaPenyimpanan(Q/2 X H X
C)
Rp. 28.344.600,00 Rp. 5.548.147,75 Rp.3.543.075,00
BiayaPemesanan
(D/0 X 0)
Rp. 1.086.000,00 Rp.5.538,600,00 Rp.8.688.000,00
Total Cost
per Tahun Rp. 29.430.600,00 Rp. 11.086.747,75 Rp. 12.231.075,00
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa
jumlah pesanan yang optimal untuk bahan baku Jenis Particle
adalah sebanyak 1226,11 lembar dan frekuensi pembelian bahan
baku yang dianggap paling ekonomis adalah sebanyak 5 kali
62
Dengan menggunakan metode EOQ dan perhitungan
persediaan bahan baku terjadi keseimbangan antara biaya
penyimpanan dan pemesanan sehingaa dapat tercapai total biaya
persediaan bahan baku yang paling minimum yaitu biaya dimana
biaya penyimpanan sebesar Rp. 5.548.147,75,- dan biaya
pemesanan sebesar Rp.5.538.600,00,- dengan total biaya terendah
sebesar Rp. II.086.747,75,-
3. Bahan baku Plywood
a. Formula Approach.
D = Jumlah kebutuhan selama satu tahun = 2400 «.
O = Biaya pemesanan setiap kali pesan = Rp.425.000,00
H = Harga pembelian bahan baku per unit = Rp. 1250,00,-
C = Prosentase biaya penyimpanan = 10 %
Berdasarkan data diatas maka perhitungan EOQ dapat
dilakukan;
EOQ =V(//)(0 ^
2(2400).V(425.000)
(12500)(10%)
EOQ = Vl 63200
EOQ =403,98
Dengan demikian Frekuensi pembelian bahan baku dalam satu tahun
sebanyak:
D 2400
0 403,98= 5,94 Kali = 6 Kali
Jadi jangka waktu pembelian bahan baku >ang ekonomis adalah: 360
hari: 6 kali = 60 hari.
Maka total biaya persediaan yang tenadi adalah sebagai berikut:
a. Total biaya penyimpanan (Carry ing Cost)
Q.,H.C = ̂l^^(1250)(100/o)2 2
= (201,99).(125) =Rp. 25.248,75
b. Total biaya pemesanan {Ordering Cost)
9.0 = = (425.000)0 403,98
=Rp 2.524.500.00
=Rp. 2.549.748,75
= 5.94 (425.000)
Total biaya persediaan bahan baku
b. Tabular Approach.
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat disusun tabel sebagai
berikut;
Tabel 9.
Jumlah Penu" sanan Yang Ekonomis
Frekuensi
Pembelian
(D/Q)
1 Kali 6 Kali 8 kali
Jumlah unii
setiap kalipesan (0)
2400 403,98 300
Rata-rata
Persediaan
(0/2)
1200 201,99 150
BiayaPenyimpanan(Q/2 X H X
C)
Rp. 150.000,00 I Rp.25.248,75i1
Rp. 18.750,00
BiayaPemesanan
(D/Q X 0)
Rp.425.000,00 Rp 2.524.500,00!
Rp.3.400.000,00
64
Total Cos/
per Tahun Rp.575.000,00 Rp.2.549.748,75 Rp.3.418.750,00
Berdasarkan tabel diatas. maka dapat diketahu' bahwa
jumlah pesanan yang optimal umuk bahan baku jenis Plj'wood
adalah scbanyak 403,98dan frekuensi pembelian bahan baku yang
dianggap paling ekonomis adalah sebanyak 6kali
Dengan menggunakan metode EOQ dan perhitungan
persediaan bahan baku terjadi keseimbangan antara biaya
penyimpanan dan pemesanan sehingga dapat tercapai total biaya
persediaan bahan baku yang paling minimum yaitu biaya dimana
biaya penyimpanan sebesar Rp 20.248,75,- dan biaya pemesanan
sebesar Rp.2.524.500,00.- dengan total biaya terendah sebesar
Rp.2.549.748,75.-
4. Bahan baku MDF
a. Formula Approach.
D = Jumlah kebutuhan selama satu tahun = 3132
O = Biaya pemesanan setiap kali pesan = Rp.625.000,-
H = Harga bahan baku per unit = Rp. 1250,-
C = Prosentase biaya penyimpanan = 10 %
Berdasarkan data diatas maka perhitungan EOQ dapat
dilakukan;
HOC = = p(3132).Y(625.000yV(//).(0 \l (1250)00%)
EOQ =-/313200
EOQ = 559,64
Dengan demikian Frekuensi pembelian bahan baku dalam satu tahun
sebanyak:,
Q 559,6
Jadi jangka waktu pembelian bahan baku yang ekonomis adalah: 360
hari : 6 kali = 60 hari.
Maka total biaya persediaan yang teijadi adalah sebagai berikut:
a. Total biaya penyimpanan (Carrying Cost)
O 559 64250)0 0%)
2 2
= (279,82).(125) = Rp. 34.977,50
b. Total biaya pemesanan (Ordering Cost)
=Rp. 3.493.750.00
=Rp. 3.528.727,50
D 3132= = (625.000)
a 559,82
= 5,59 (625.000)
Total biaya persediaan bahan baku
b. Tabular Approach.
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat disusun tabel sebagai
berikut:
Tabel 11.
Jumlah Pemesanan Yang EkonomisUntuk Bahan Baku Jenis MDF
Frekuensi
Pembelian
(D/Q)
1 Kali 6 Kali 8 kali
Jumlah unit
setiap kalipesan (Q)
3132 559,64 391,5
Rata-rata
Persediaan
(Q/2)
1566 279,82 195,75
66
BiayaPenyimpanan(Q/2 X H X
C)
Rp. 195.750,00 Rp.34.977,50 Rp. 24.468,75
BiayaPemesanan
(D/Q X 0)
Rp 625.000,00 Rp.3.493.750,00 Rp.5.000.000,00
Total Cost
per Tahun
t
Rp. 820.750,00 1 Rp.3.528.727,50i
Rp.5.024.468,75
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa
jumlah- pesanan yang optimal untuk bahan baku jenis MDF adalah
sebanyak 559,64 Pcs dan frekuensi pembeiian bahan baku yang
dianggap paling ekonomis adalah sebanyak 6 kali
Dengan menggunakan metode EOQ dan perhitungan
persediaan bahan baku teijadi keseimbangan antara biaya
penyimpanan dan pemesanan sehingga dapat tercapai total biaya
persediaan bahan baku yang paling minimum yaitu biaya dimana
biaya penyimpanan sebesar Rp.34.977j^50,- dan biaya pemesanan
sebesar Rp.3.493.750,00,-,- dengan total biaya terendah sebesar
Rp.3.528.727,50,-
4.2.2.1.Penentuan Jumlah Persediaan Minimum dan Maksimum
Selain kebijaksanaan yang telah diuraikan diatas, dalam
perencanaan persediaan bahan baku perusahaan menentukan
kebijaksanaan lain yaitu menentukan besamya persediaan
maksimum.
67
1. Penentuan Persediaan Minimum.
Persediaan minimum yang dilakukan perusahaan
dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan kekurangan
bahan (slock oi/t), maka persediaan minimum ini merupakan
persediaan cadangan untuk menjamin kelancaran produksi
perusahaan, dank arena itu persediaan ini sering disebut dengan
persediaan penyelamat {safety stock). Jadi besarnya persediaan
minimum pada FT Hadinata Brothers & Co sama dengan
besarnya persediaan penyelamat.
Pada PT Hadinata Brothers & Co, persediaan penyelamat
{safety stock) merupakan faktor yang sangat penting. Untuk
mencegah teijadinya kekurangan bahan baku maka pihak
perusahaan menetapkan persediaan penyelamat, dengan tujuan:
a. Untuk menjaga kelancaran proses produksi agar tidak
terlambat karena kekurangan bahan.
b. Agar dapat memenuhi produk pasanan diluar target
produksi.
Besarnya persediaan penyelamat yang dimiliki oleh PT
Hadinata Brothers & Co adalah 40% dari penggunaan selama
leadtime (waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bahan
baku dari pemesanan sampai datangnya bahan baku).
Kebijaksanaan besarnya persediaan penyelamat selama tahun
2005 untuk ruang keluarga pada PT Hadinata Brothers & Co
adalah sebagai berikut:
68
1. BahanbakuPVC
Jumlah kebutuhan bahan baku
Jumlah kebutuhan per hari
Lead time
Maka besarnya safety stock
= 2400 Kubik
= 2400
360 hari
= 6,66 Kubik
= 7 hari
= 40%(7x 6,66 kubik)
= 18,64 kubik
2. Bahan baku particle
Jumlah kebutuhan bahan baku
Jumlah kebutuhan per hari
Lead time
Maka besarnya safety stock
= 6264 Lembar
= 6264
360 hari
= 17,4 Lembar
= 7 hari
= 40%(7x 17,4)
= 84,72 Lembar
3. Bahan baku Plywood
Jumlah kebutuhan bahan baku
Jumlah kebutuhan per hari
Lead time
Maka besarnya safety^ stock
= 2400 Pcs
= 2400
360 hari
— 6,66 Pcs
= 7 hari
= 40% (7x 6,66 Pcs )
= 18,64 Pcs
69
4. Bahan baku MDF
Jumlah kebutuhan bahan baku =3132 Pcs
Jumlah kebutuhan per hari = 3132360 hari
= 8.7 Pcs
Lead time - 7 hari
Maka besarnya safety stock = 40% (7x 8,7 Pcs)
= 24,36 Pcs
2. Penentuan Persediaan Maksimum.
Persediaan maksimum yang ditentukan perusahaan dalam
ha! ini, yaitu dldasarkan atas kemampuan perusahaan, terutama
kemampuan keuangan perusahaan, kemampuan gudang yang
ada dan pembatasan-pembatasan dari sifat-sifat atau kerusakan
bahan baku tersebut. Akan tetapi untuk dapat menjamin
efisiensi dan keefektlfar perusahaan, penentuan besarnya
persediaan maksimum merupakan faktor yang diperhatikan
oleh PT Hadinata Brothers & Co.
Dari perhitungan sebelumnya, maka dapat dihitung
besarnya persediaan maksimum yang dimiliki PT Hadinata
Brothers & Co yaitu sebagai berikut:
1. Bahan Baku PVC
MS = SS + EOQ
MS = 18,64+ 368,78 = 387,42Kubik
70
2. Bahan Baku Particle
MS = SS + EOQ
MS = 84,72 Leriibar + 1226,11 Lembar = 1310,83 Lembar
3. Bahan Baku Paywood
MS = SS + EOQ
MS = 18,64 PCS + 403,98 Pcs = 422,62 Pcs
4. Bahan Baku MDF
MS = SS + EOQ
MS = 24,36 Pcs + 559,64 Pcs = 584 Pcs
4.2.2.2. Penentuan Waktu pemesanan kembali.
Dengan terpakainya persediaan bahan baku pada PT
Hadinata Brothers & Co untuk proses produksi, maka bahan
baku tersebut hams disediakan kembali untuk proses produksi
selanjutnya. Untuk mengatasi hal tersebut, cara yang ditempuh
oleh PT Hadinata Brothers & Co yaitu dengan melakukan
pemesanan kembali bahan-bahan yang dibutuhkan. Pemesanan
yang dilakukan pemsahaan didasarkan pada kebutuhan untuk
proses produksi dan pertimbangan-pertimbangan biaya yang
terjadi akibat pemesanan bahan baku dalam jumlah yang
dipesan. Ada hal penting yang perlu diperhatikan oleh PT
Hadinata Brothers & Co dalam melakukan pemesanan bahan
yaitu waktu yang diperlukan untuk pemesanan bahan baku dan
71
beberapa iama bahan baku yang dipesan sampai kelokasi, dari
muiai pemesanan sampai bahan baku tersebut tiba.
Pemesanan semua jenis bahan baku dilakukan kurang
lebih dalam waktu satu bulan, karena mengingat proses
produksi pada FT Hadinata Brothers & Co secara pesanan dan
massa. Pemesanan dilakukan dalam jumlah yang berbeda-beda
untuk setiap jenis bahan baku, namun dalam frekuensi
pemesanan yang bersamaan. Pemesanan ini dilakukan dengan
cara:
1. Pemesanan dilakukan sekaligus untuk berbagai jenis bahan
agar biaya-biaya yang dikeluarkan lebih sedikit. Hal ini
dilakukan karena jarak yang cukup jauh antara perusahaan
dengan supplier.
2. Mencegah kerugian yang akan ditimbulkan karena
persediaan menumpuk di gudang.
4. Upaya mengantisipasi kerugian akibat fluktuasi nilai tukar
mata uang asing serta harga-harga yang tidak stabil.
Berdasarkan perhitungan safety stock maka besamya
ROP pada tahun 2005 pada PT Hadinata Brothers & Co adalah
sebagai berikut:
1. Bahan Baku PVC
Kebutuhan bahan baku per hari = 6,66 Kubik
Lead time = 7 hari
Safety stock = 18.64 Kubik
Maka besarnya ROP adalah
2. Bahan Baku Particle
Kebutuhan bahan baku per hari
Lead time
Safety stock
Maka besarnya ROP adalah
3.Bahan Baku Paywood
Kebutuhan bahan baku per hari
Lead time
Safety stock
Maka besarnya ROP adalah
4.Bahan Baku MDF
Kebutuhan bahan baku per hari
Lead time
Safety stock
Maka besarnya ROP adalah
(7x 6,66)+ 18,64
65,26 kubik
17,4 Lembar
7 hari
84,72 Lembar
(7x 17,4)+ 84,72
206,52 Lembar
6,66 Lbr
7 hari
18,64 Lbr
(7x6,66)+18,64
65,26 Lbr
= 8,7Pcs
= 7 hari
= 24,36 PCS
= (7x 8,7) + 24,36
= 85,26 Pcs
4.2.3. Analisis Efisiensi Biaya Produksi pada PT Hadinata Brothers
&Co
Dari penjelasan sebelumnya bahvva biaya produksi yang
terdapat pada PT Hadinata Brothers & Co terdiri dari biaya bahan
73
baku, biaya tenaga keija dan biaya overhead pabrik. Biaya
produksi merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan
perusahaan.
Dalam produksinya dikeiahui bahwa perusahaan terlalu
sering melakukan pemesanan bahan baku sehingga menimbulkan
besarnya biaya pemesanan yang harus dikeluarkan perusahaan,
oleh karena itu, untuk mencapai efisiensi biaya produksi, maka
pihak perusahaan dalam melakukan pemesanan bahan baku harus
diperhatikan.
4.2.3.2. Eflsiensi Biaya Bahan Baku
Dalam mengefisiensikan biaya bahan baku maka
ditentukan usaha-usaha yang akan atau perlu dilakukan oleh
pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan PT Hadinata Brothers &
Co dalam meningkatkan efisiensi biaya bahan baku adalah
perusahaan akan membandingkan jumlah biaya berdasarkan
pesanan bahan baku yang direncanakan dengan jumlah biaya
bahan baku berdasarkan metode EOQ, karena perusahaan
dalam aktivitas produksinya kurang memperhatikan frekuensi
pemesanan dalam perencanaan persediaan bahan bakunya,
sehingga mengakibatkan besarnya biaya pemesanan yang
dikeluarkan perusahaan.
74
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, berikut disajikan
perbandingan antara biaya yang dikeluarkan perusahaan
dengan biaya yang dikeluarkan berdasarkan perhitungan
sebelumnya (EOQ)
label 12.
Biaya Bahan Baku Tahun 2005 PT Hadinata Brothers & CoBerdasarkan Perhitungan Perusahaan.
No Item Kuantitas Frekuensi
Pemesanan
Total
Kuantitas
BiayaPemesanan
BiayaPenyimpanan
Total
Cost
1 PVC 300 8 2400 3.400.000 50.625 3.450.625
2 Particle 783 8 6264 8.688.000 3.543.075 12.231.075
3 Plywood 300 8 2400 3.400.000 18.750 3.418.750
4 MDF 319,5 8 3132 ! 18.750
i24.468,75 5.024.468,75
Total 14196 1 20.488.000 3.636.918,75 24.124.918,75
label 13.
Biaya Bahan Baku Tahun 2005 PT Hadinata Brothers & CoBerdasarkan Analisis Dengan Metode Analisis EOQ
No Item Kuantitas Frekuensi
Pemesanan
Total
Kuantitas
BiayaPemesanan
BiayaPenyimpanan
Total
Cost
1 PVC 368.78 6 2212.68 2.830.500 62.231,62 2.5 92.731,62
2 Particle 1226.11 5 6130.55 5.538.600 5.548.147,75 11.086.747,75
3 Plywood 403.98 6 2423.88 2.524.500 25.248,75 2.549.748,75
4 MDF 559.64 6 3357.84 3.493.750 34.977,5 3.528.727,50
Total 14124.95 14.387.350 5.670.605,62 20.057.955,62
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui adanya selisih cost, hal
ini disebabkan karena perusahaan melakukan pemesanan bahan
baku terlalu sering sehingga menimbulkan besamya biaya bahan
baku, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
76
Analisis:
Dari tabel 14 diatas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan EOQ terdapat keseimbangan antara biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan untuk setiap jenis bahan baku.
Namun berdasarkan perhitungan perusahaan diketahui besamya biaya
pemesanan. Hal ini disebabkan seringnya perusahaan melakukan
pemesanan sebanyak 8 kali yang seharusnya dapat dilakukan rata-rata
2 kali dalam setahun.
2. Biaya yang dikeluarkan berdasarkan perhitungan EOQ untuk setiap
jenis bahan bakunya lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya
yang dikeluarkan berdasarkan perhitungan perusahaan. Sehingga dapat
diketahui tingkat efisiensi yang seharusnya dimiliki PT Hadinata
Brothers & Co pada tahim 2005 untuk bahan baku utama sebesar Rp.
4.006.963,18 (Rp.24.124.918,75 - Rp. 20.057.955,62 = Rp.
4,006.963,13) atau sekitar 16,85 %
77
4.2.1. Peranan Perencanaan Persediaan Bahan Baku Terhadap Tingkat
Efisiensi Biaya Produksi Pada PT. Hadinata Brothers & Co
Biaya produksi merupakan unsur biaya terbesar yang hams
dikeluarkan oleh PT Hadinata Brothers & Co. Biaya produksi terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga keija langsung, dan biaya overhead pabrik.
Oleh karena itu, untuk mencapai efisiensi biaya produksi maka pemsahaan
hams dapat mencapai eHsiensi unsur-unsur biaya produksi menentukan
biaya bahan baku.
Biaya bahan baku sebagai komponen harga pokok produksi yang
material jumlahnya, perlu direncanakan secara memadai sehingga dapat
dikeluarkan seefisien mungkin. Perencanaan persediaan bahan baku
meliputi kualitas, kuantitas, dan waktu pemesanan kembali bahan baku.
Perencanaan persediaan bahan baku yang diterapkan pemsahaan
menggunakan metode pesanan dimana perencanaan persediaan bahan baku
hanya berdasarkan pada target produksi yang akan datang tanpa
didasarkan perhitungan yang cermat.
Berdasarkan data biaya bahan baku sebagaimana disajikan pada tabel
12, dapat diketahui bahwa kuantitas bahan baku berdasarkan realisasi
pemsahaan sebesar 14196 dengan total biaya bahan baku yang dikeluarkan
dalam satu tahun sebesar Rp,24.124.918,75,- terdiri dari biaya pemesanan
sebesar Rp. 20.488.000,00,- dan biaya penyimpanan sebesar Rp.
3.636.918,75,-. Dibandingkan dengan menggunakan metode EOQ (tabel
13), kuantitas bahan baku mencapai titik optimum 14124,95 unit dengan
78
total biaya bahan baku untuk satu tahun sebesar Rp.20.057.955,62,- terdiri
dari biaya pemesanan sebesar Rp. 14.387.350,00,- dan biaya penyimpanan
sebesar Rp. 5.670.605,62,-. Dengan demikian terlihat bahwa penggunaan
metode EOQ didalam pengadaan bahan baku lebih efisien sebesar Rp.
4.066.963,13. Dibandingkan dengan metode yang diterapkan
diperusahaan. Penghematan tersebut teijadi pada biaya pemesanan
dilakukan sebanyak 6 kali untuk Plywood, 6 kali untuk PVC, 5 kali untuk
Particle dan 5 kali untuk MDF dalam setahun sedangkan menurut
perusahaan dilakukan sebanyak 8 kali untuk setiap jenis bahan baku.
Selain itu dengan menggunakan metode EOQ juga dapat diketahui titik
minimum, maksimum dan titik waktu pemesanan kembali bahan baku,
sebagai berikut:
• Bahan baku PVC dengan titik minimum sebesar 18,64 dan titik
maksimum 687,42 dengan waktu pemesanan kembali pada titik
56,26.
• Bahan baku MDF dengan titik minimum sebesar 24,36 dan titik
maksimum 584 dengan waktu pemesanan kembali pada titik 85,26.
• Bahan baku Plywood dengan titik minimum sebesar 18,64 dan titik
maksimum 422,62 dengan waktu pemesanan kembali pada titik
65,26.
• Bahan baku Particle dengan titik minimum sebesar 84,72 dan titik
maksimum 1310,83 dengan waktu pemesanan kembali pada titik
206,52.
79
Dengan demikian perencanaan persedian bahan baku dengan
menggunakan metode EOQ akan dapat meningkatkan efisiensi dengan
efektivitas bahan bakii. Dengan demikian dapat di efektivitas bahan baku.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan persediaan bahan
baku mempunyai peranan penting dalam meningkatkan efisiensi biaya
produksi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan persediaan
bahan baku mempunyai peranan penting dalam meningkatkan efisiensi
biaya produksi.
BABV
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian dan hasil analisis pada bab-bab sebelumnya dapat
disimpulkan dan disarankan sebagai berikut:
5.1. Simpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik sebagai berikut:
1. FT Hadinata Brothers & Co adalah perusahaan industrl yang
memproduksi furniture seperti Bed Room, Dinning Room dan Garden
furniture. Struktur organisasi perusahaan berbentuk fungsional dimana
setiap manajer bertanggung jawab atas fiingsi tertentu dengan wewenang
dan tanggung jawab didelegasikan langsung dari atas ke bawah.
2. Perencanaan persediaan bahan baku tidak menggunakan metode EOQ,
tapi berdasarkan metode pesanan yang akan datang dengan melihat
standar pemakaian bahan baku tahun sebelunmya.
3. Perencanaan persediaan bahan baku yang dilakukan masih kurang
memadai, perusahaan meiakukan pemesanan sebanyak 8 kali untuk
14196 bahan baku dengan mm/cost sebesar Rp. 24.124.918,75,-dalam
setahun. Berdasarkan perhitungan dengan metode EOQ, pemesanan
dapat dilakukan rata-rata sebanyak 6 kali untuk PVC, 5 kali untuk
Particle, 6 kali untuk MDF dan Plywood dengan kuantltas bahan baku
yang optimum sebesar 14.125,95 umt dengan total cost sebesar Rp.
20.057.955,62,- dalam setahun. Dengan menggunakan metode EOQ
80
81
perusahaan akan mengeluarkan biaya pemesanan sebesar
Rp.20.057.955,62,- jika dibandingkan dengan biaya pemesanan yang
dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 24.124.918,75,- akan lebih rendah
sebesar Rp. 4.066.963.13,-
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan tersebut diatas dapat disarankan:
Agar didalam menyusun rencana persediaan bahan baku, pembelian bahan
baku didasarkan pada pemesanan in! jelas ekonomis (metode EOQ)
sehingga frekuensi pemesanan yang optimal dapat tercapai sebanyak 6 kali
untuk PVC, 5 kali untuk Particle, dan 6 kali untuk MDV dan Plywood.
Dengan demikian akan dapat menghemat biaya bahan baku sebesar Rp.
4.066.963,13,- atau sekitar 16,85% dari biaya bahan baku dalam setahun
JADWAL PENELITIAN
No , Kegiatan | Buian —1ki^wrniUMii [>i^ ̂RTil
1 Pengajuan Judul iai ■1 m■■2 Study Pustaica *•*
3 Pembuatan Makalah Seminar4 Seminar5 Pengesahan- ***
6 Pengumpuian Data7 Pengolahan Data8 Penulisan Laporan dan Bimbingan « *•** •#57" **•* A*** **** •
Sidang Skripsi10 Penyempurnaan Skripsi *•*
11 PengesahanMM ^Mi
•
DAFTAR PUSTAKA
Anthony robert N dan Vijay Govindarajan.2002 Mauajemen Control System.Alih bahasa kKurniawan Tjakrawala. Buku 1 Penerbit Saleniba 4. Jakarta
ArifSuadi. 2001. Sistem Pengendaiian Manajemen Edisi I. BPFE. Yogyakarta
Bambang Tri Cahyono. 1999. Ekonomi Manajerial. Penerbit: IPWI. Jakarta.
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo. 1998. Peiigantar Bisnis. Edisi ketiga. Liberty.Yogyakarta.
Carter William K and Melton F, Usry. 2002. Cost Accomifing. Thirdteen edition.A Division of thomson learning Inc
Djati Julitriarsa dan Jhon Suprihanto. 1998. Manajemen Umitm. BPFE.Yogyakarta.
Eddy Herjanto. \991. Manajemen Produksi dan Operasi. Grasindo. Jakarta.
Gayle Rayburn. 1999. Akimtansi Biaya dengan Menggiinakan PendekatanMenajemen Biaya. Alih Bahasa: Sugyarto. Edisi 6. Erlangga. Jakarta
Gibson, Donnelly, Ivancevich. 2002. Manajemen. Erlangga. Jakarta.
Hani Handoko, T. 1997. Dasar-da.sar Manajemen Prodtiksi dan opeimi. Edisisatu. Penerbit; BPFE. Yogyakarta
Hendra Kesunia. 2002. Perettcanaan dan Pengendaiian prodnksi. EdisiRevisi,Penerbit: ANDI. Yogyakarta.
Kadarman, A.M. dan Jusuf Udaya. 1997. Pengantar limit Manajemen. PTGramedia Pustaka Utama. Jakarta
Kieso Donald E., Jerr>' Weygandt, J.,Terr)' and Warfield, D. 2QQ\ Ititermediate.Accounting. Edition Wiley International. Printice by John Wiley & sons Inc.USA
Mulyadi. 1999. Akuntan.si Biaya. Edisi 5. Penerbit: .Aditya Media. Yogyakarta
Nafarin, M. 2004. Penganggaran Pentsahaan. Edisi Revisi. Penerbit: SalembaEnipat. Jakarta.
Pangc.stii Subagyo. 2002. Manajemen Operasi. Edisi 1. YFFE. Yogyakarta.
Panilian S dan Johanes Rindang. 2004. Akimtansi Biaya. FEUI. Jakarta.
Rangkuty Freddy. 2002. Manajemen PerseJiaan. Penerbit: PT Raja GrafmdoPcrsada. Jakarta.
. Richardus Eko indrajit dan Richardus DJokopranoto. 2003. ManajemenPerseJiaan. Penerbit; PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Robbins, Stephen P., iMarry Coulter. 1999. Manajemen. Edisi 6. Alih bahasa T.Hermaya. Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta.
Siiiiainora Mendry. 1999. Akmuansi Manajemen. Penerbit Salemba4. Jakarta.
Sofjan Assaury. 1998. Manajemen ProJuhi Jan Operasi. Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Sofjan Assaury. 1999. Manajemen ProJuksi Jan Operasi. Edisi Revisi. LembagaPenerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gitosudarmo. 1997. Manajemen ProJuksi.Edisi 4. BPFE. Yogyakarta.
Supriyono, R.A. 1999. Akunlan.si Biaya. Edisi dua. Penerbit: BPFE. Yogyakarta
Supriyono, R.A. 2000. Akim/an.'ii Biaya Jan PengenJa/ian Biaya. Edisi dua.Penerbit: BPFE. Yogyakarta
Syamsul Ma'arif, M.. dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Operasi. Penerbit:Grasindo (Gramedia Widiasarana Indonesia). Jakarta.
STRUKTUR ORGANISASI PT.
HADINATA BROTHERS & CO.
.
MKTO LOCAL MANAGER
Cibi
nong
, 01
Juli
200
4MERCHANOISINC MANAGER
PER.>OHNEL A CA MANAGER
osfCyCtlGN MGR-A*I«A
PPGE'JCTIOS U5R . M 11 ROT AN
R&D manager
RRGOUCtlON MGR ■
KAYU
V.VlJEP RE'JAAUINAIj
PRIG MANAGER
TECHNICAL A UTI
L'IY
MGR
FINANCE MANAGER
LOGI
STIC
MANAGER (RM & FG|
ACCOUNTING MANAGER
MANAGER
OA ICC manager
PROMOTION A CUST. SERV. MGR
PURCHASING MANAGER
MKTG EXPORT MANAGER
HR MANAGER
CU PRODUCTION
TECHNICAL ADVISOR
MANAGING DIRECTOR
VICE MANAGING DIRECTOR
DIRECTOR I
I PRODUCTION)
GM NONPRODUKSI
GM MARKETING
CASHIER
DIRECTOR III
(FINANCE A ACCOUNTING)
INTERNAL AUDIT
DIRECTOR 1
1
(COMMERCIAL)
DIRECTOR IV
(HUMAN RESOURCE |
Ariono Hadinoto
Mana
ging
Dir
ecto
r
Pemakaiao Bahan Axima
INDEX BEROAMOI040)
NKB
Jenis Bahan Baku
Harga
Satuan
tnddx
BS040
120
index
BD040
120
Index
RNK040
120
Index
MR040
1200
Index
APA040
360
Index
APB040
360
Tolal
Kebutuhan
9.08094
PVC ohoot Putih W
H31
2250
0.00
000
090
0.00
0.90
1080.00
700
520 00
500
800.00
2400 00
1.15201
Particio Board IS mm
90500
0.80
196.00
1.25
2050 00
032
0.00
0.30
2360.00
1.17
1326 80
092
331.20
6264 00
IMyy^HMl OVI I) MUM
0 5/
JOWHO
OOIJ
M/iH)
ow
0 1/_ 204 (XJ
0 WJ
HHMW
0'.//004 W)
24txjrx>
900777
MOV '1'Kfl'K27 m
m125000
1 00
1120.00
200
124000
004
000
75700
002
7 20
0.02
7.20
3132 00
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibavvah ini:
Nama : Hari Suryani L/P
Nomor Mahasiswa : 022101113
Jurusan : Akuntansi
Menyatakan benar bahwa saya telah menghubungi instansi /peusahaan yang akan
saya jadikan lokasi penelitian. dan dari pihak perusahaan telah menyatakan
kesanggupan untuk menerima dilakukannya riset /observasi tersebut.
Adapun dari pihak perusahaan yang menerima:
Nama : Supriyatna L/P
Jabatan : Staff HRD
Nama Perusahaan : PT Hadinata Brothers & Co
Judul Penelitian : Peranan Perencanaan Persediaan Bahan Baku Terhadap
Tingkat Efisiensi Biaya Produksi Pada PT Hadinata
Brothers & Co.
Demikian pernyataan ini saya bual dengan sebenarnya.
Bogor, Januari 2007Yang menyatakan
(Hari Suryani)
PT. Hadinata Brothers & Co,
FURNITURE
JLMPOSKin. I PO.eOXja.CBNONS 14901 eOGOn -tOONESWOFFICE : te0.{A3-2l|87S229l.67S2l5l : Fox. |62-2I| 6755969.8752261lOCALMVRXETMG. : lelp. (62-2>i8755925. 8755915 : Fat (62-2l| 8755930E)0>ORr MWKETMG : I«0. (62-21187902970. 87902972 : Fat (62-21)8755911
Surat KeteranqanuoMiismmomm
Yang bertanda tangan dibawah ini HR Senior Manager PT. Hadinata Brothers & Co Menerangkan bahwa benarMahasiswi Universitas Pakuan, Bogor tersebut dibawah ini
Nama
Program StudiJurusan
Judul Skripsi
: HariSuryani: Strata 1
; ManagementPERANAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP
: TINGKAT EFISIENSIBIAYA PRODUKSI.PADA PT. HADINATA BROTHERS & CO
TelahmelaksanakanPenelitian diPerusahaankami untukpenyusunan Bahan Seminar sebagaisyaratuntukmemenuhi kurSculum STRATA 1
Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenamya agar d^at djjadikan sebagai referensi dandipergunakan sesuai kebutuhan.
Cinnong. 6 Nopember 2006PT. Hadinata BrothersiS Co
her.s S-. Co
Monano SiraitHR Senior Kianagcr
PT. Hadinata Brothers & Co.A. MPOSKrn. I K). BOX 23. CHNONG I6«0I COGCR • tBXWESWOFFICE ; 162-21) 6752291. 87S21SI : Fax. (62-21) 6755769. 8752261lOCALMWKETNG : le^. (62-21)8755925. 6755915 . Fol (62-21)6755930
FURNITURE E»>CRT MtnXEmG : to*j. (62-21) 67902970.87902972 : Fox. (62-21) 8755911
Surat KeteranaanNo. 021/SKKVHRD/X/2006
Yang bertanda tangan dibawah ini HR Senior Manager PT. Hadinata Brothers & Co Menerangkan bahwa benarMahasiswi Universitas Pakuan, Bogor tersebut dibawah ini
Mama : Hari SuryaniProgram Studi ; Strata 1Jurusan : ManagementJudui Skripsi PERANAN PERENCANAAN PERSEDiAAN BAHAN BAKU TERHADAP
: T1NQKAT EFISIENSIBIAYA PRODUKSI.
PADA PT. HADINATA BROTHERS & CO
Telah meiaksanakan PenelHian di Perusahaan kami untuk penyusunan Bahan Seminar sebagal syarat untukmemenuhi kurflculum STRATA 1
Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan seben^ya agar dapat dijadikan sebagai referensi dandipergunakan sesuai kebutuhan.
Dbinong, 6 Nopember 2006PT. Hadinata Brothersi& Co
1. e^
Monanq SiraitHR Senior Manaser