PENINGKATAN MUTU LINGKUNGAN DENGAN MENGONTROL LAJU POLUSI

45
PENINGKATAN MUTU LINGKUNGAN DENGAN MENGONTROL LAJU POLUSI Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Bioteknologi Disusun oleh: Endah.Letari : 1110016100066 Kelas : Biologi V.B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1433 KATA PENGANTAR | 1

Transcript of PENINGKATAN MUTU LINGKUNGAN DENGAN MENGONTROL LAJU POLUSI

PENINGKATAN MUTU LINGKUNGAN DENGAN MENGONTROL

LAJU POLUSIDisusun untuk memenuhi salah satu tugas Bioteknologi

Disusun oleh:

Endah.Letari : 1110016100066

Kelas : Biologi V.B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013 M / 1433KATA PENGANTAR

| 1

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami

berhasil menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Pengaruh

Peningkatan Mutu Lingkungan Terhadap Laju Polusi ”.

Makalah ini berisikan tentang penjelasan bagaimana

meningkatnya mutu lingkungan akan berpengaruh terhadap laju

polusi. Dimana jika kondisi lingkungan baik akan mempengaruhi

tingkat pencemaran polusi yang dapat terjadi begitu juga

sebaliknya.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada

pembaca mengenai kesadaran terhadap peningkatan mutu lingkungan

yang akan berpengaruh terhadap laju polusi. Kami menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal

sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha

kita. Amin.

Ciputat, Maret 2013

| 2

                               

                                Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya aktivitas

manusia menyebabkan tingginya jumlah dan jenis limbah sehingga

membuat lingkungan menjadi tercemar. Pencemaran ini tidak sama

antara satu daerah dengan daerah lainnya, namun bervariasi. Ada

tingkat yang sudah sangat tercemar dan berbahaya, ada pula yang

tingkat pencemarannya masih rendah namun tetap tercemar.

Kegiatan pengelolaan pencemaran dalam rangka pelestarian

lingkungan tidak dimaksudkan untuk menjadikan lingkungan sebagai

| 3

tempat sampah buangan manusia, tetapi juga bukan merupakan tempat

yang terbebas sama sekali dari masukan polutan.

Pengelolaan pencemaran lingkungan untuk pelestarian

lingkungan lebih dimaksudkan untuk mengendalikan jenis dan

besaran polutan yang boleh dan tidak boleh dibuang dengan

memperhatikan sifat polutan, dampaknya terhadap lingkungan,

kesesuaian kondisi lokasi, cara pembuangannya dan persyaratan

relevan lainnya.

    

B. Rumusan masalah

1. Apakah ada pengaruh tingkat mutu lingkungan dengan kontrol

laju polusi?

2. Bagaimanakah cara mengatasi polusi dalam lingkungan?

3. Apakah Bioteknologi memiliki peran dalam mengatasi polusi

lingkungan?

C. Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui

bagaimana cara meningkatkan mutu lingkungan dengan mengontrol

laju polusi di lingkugan . Hasil analisis dari makalah ini

diharapkam menjadi bahan informasi untuk menambah pengetahuan

tentang polusi atau pencemaran dan cara menaggulanginya.

| 4

BAB II

PEMBAHASAN

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain

ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh

kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas

lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai

dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan

Hidup No. 4 Tahun 1982

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut

polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila

keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.

Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah

bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat

rnemberikan efek merusak.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila:

1. Jumlahnya melebihi jumlah normal

2. Berada pada waktu yang tidak tepat

3. Berada pada tempat yang tidak tepat

Sifat polutan adalah:

1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi

dengan zat lingkungan tidak merusak lagi

2. Merusak dalam jangka waktu lama.

| 5

Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan

tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam

tubuh sampai tingkat yang merusak.

Gbr. Lingkungan Dikelilingi Polusi

A. Klasifikasi Pencemar

Sangat bergantung pada tujuan yang dikehendaki. Jika dilihat

dari dampaknya.

1. Toksisitas polutan

Ada 2 mekanisme:

Langsung

- Dampak polutan muncul saat bergabungnya

kontaminan dengan sel atau enzim sehingga tidak

dapat berfungsi semestinya

Tidak langsung

- Dampaknya akan timbul sebagai hasil dari reaksi

keberadaan kontaminan tersebut, misalnya reaksi

histamin dalam merespon alergik.

Terutama berlangsung dalam kondisi release

berlebihan yang diakibatkan aktivitas manusia sehingga

| 6

mengganggu siklus yang alamiah Dampak toksisitas juga

ditentukan oleh jenis logam (type A dan type B).

2. Persistensi polutan

Teknologi kimia modern telah memproduksi berbagai

jenis senyawa kimia, diantaranya yang relatif resisten

(tahan) terhadap degradasi secara fisik atau metabolit,

yang disebut Persistent Organic Pollutants (POPs). Senyawaan ini

juga sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan dan

tumbuhan karena sifat toksik dan terkumulasinya

(bioakumulasi). Selain dari alam, POPs juga  dapat

dihasilkan dari sampingan industri, seperti senyawa kimia

dioksin/furan, atau dari industri itu sendiri seperti DDT

(Dichloro Diphenyl Trichloroethane). jika POPs semakin jauh dari

asalnya akan semakin tinggi konsentrasinya yang

disebabkan sifatnya yang bioakumulatif, persisten dan

toksik. Secara internasional, masalah penanganan POPs

diatur melalui Konvensi Stockholm yang telah diratifikasi

melalui UU no.19 tahun 2009 oleh Pemerintah RI. Wujud

komitmen memenuhi konvensi antara lain telah disusunnya

National Implementation Plan (NIP) yang berisi rencana jangka

panjang maupun jangka pendek untuk mengeliminasi,

mereduksi ataupun menghilangkan senyawaan POPs.

Penanganan POPs membutuhkan lintas disiplin ilmu dan

lintas sektoral mengingat beragamnya jenis POPs seperti

dari kelompok pestisida (9 jenis), industri (dioksin dan

| 7

furan) serta PCB dan HCB. Bahkan pada 2010 telah

ditambahkan 9 jenis POPs yang baru yakni Chlordecone,

Lindane, α-HCH, β-HCH, PeCB, PFOS, (4,5) BDE, (6,7,8) BDE

dan PBBs.

3.Mobilitas polutan

Mobilitas polutan adalah tercemarnya lingkungan

lain karena pengaruh suatu lingkungan yang tercemar.

Jadi jika suatu daerah sudah tercemar oleh suatu limbah

tempat lain juga dapat dengan mudah menjadi tercemar.

4.Bioakumulasi polutan

Bioakumulasi polutan : penimbunan (akumulasi)

suatu substansi atau senyawa dalam jaringan makhluk

hidup. Proses dimana substansi kimia mempengaruhi

makhluk hidup dan ditandai dengan peningkatan

konsentrasi bahan kimia di tubuh organisme dibandingkan

dengan konsentrasi bahan kimiaitu di lingkungan.

B. Klasifikasi Fisika dan Kimiawi

| 8

C. Klasifikasi Media Lingkungan

Menentukan besaran dampak yang akan terjadi. Apabila media

lingkungan stabil maka kerusakan yang akan terjadi lebih

kecil dibandingkan dengan lingkungan yang tidak stabil.

Perilaku polutan:

1. Dilusi dan Dispersi Polutan:

Udara

Udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai

berikut.

a. Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan

gunung berapi,

bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi

dan batu bara.

b. Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna

dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan hash

pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan

| 9

mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam udara murni

berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat

mengganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang

terlalu berlebihan di bumi dapat mengikat panas

matahari sehingga suhu bumi panas. Pemanasan global

di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek

rumahkaca.

c. Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan

partikel cair membentuk embun, membentuk awan dekat

tanah yang dapat

mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya

bakteri, jamur,

virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu

kesehatan.

d. Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran

akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida

ber$ama dengan udara serta oksigen dan sinar matahari

dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk

kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang

disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan

gangguan pada manusia, hewan, maupun tumbuhan.

Misalnya gangguan pernapasan, perubahan morfologi

pada daun, batang, dan benih.

Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi

bahan radioaktif misalnya, nuklir. Setelah peledakan

nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan

| 10

jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi

di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia.

Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam

taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai

penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.

Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per

million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.

Air

Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis

pencemar sebagai berikut.

a. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan

pembuangan

sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari

air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO,

dapat terakumulasi dan bersifat racun.

b. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri

menyebabkan 02 di air berkurang sehingga mengganggu

aktivitas kehidupan organisme air.

c. Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk

pertanian

terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu

penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan yang

cepat pada alga (Blooming alga). Akibatnya, tanaman di

dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar

matahari terhalang. Salah satu bahan pencemar di

| 11

laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan

kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak

organisme akuatik yang mati atau keracunan

karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar

diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan

dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat

penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak.

Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.

Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi

akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air.

Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada

organisme pemangsa yang lebih besar.

Tanah

Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis

pencemaran berikut ini :

a. Sampah-sampah pla.stik yang sukar hancur, botol,

karet sintesis pecahan kaca,

Dan kaleng

b.Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami

sulit diuraikan)

c. Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya

insektisida.

2. Konsentrasi dan Kontenmen Polusi.

D. Parameter Pencemaran Lingkungan

Untuk mengukur tingkat pencemaran diasuatu tempat

| 12

digunakan parameter pencemaran. Parameterpencemaran

digunakan sebagai indikator (petunjuk) terjadinya pencemaran

dan tingkat pencemaran yang telah terjadi. Paarameter

pencemaran meliputi parameter fisik, parameter kimia, dan

parameter biologi.

1. Parameter Fisik

Parameter fisik meliputi pengukuran tentang warna, rasa,

bau, suhu, kekeruhan, dan radioaktivitas.

2. Parameter Kimia

Parameter kimia dilakukan untuk mengetahui kadar CO2, pH,

keasaman, kadar logam, dan logam berat. Sebagai contoh

berikut disajukan pengukuran pH air, kadar CO2, dan

oksigen terlarut. Parameter kimia yang dilakukan melalui

kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai parameter

biokimia. contohnya adalah pengukuran BOD dab COD.

Pengukuran BOD

Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat,

protein) dapat diuraikan oleh bakteri air. Bakteri

memerlukan oksigen untuk mengoksidasikan zat-zat organik

tersebut. akibatnya, kadar oksigen

terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan

pencemar organik yang ada di perairan, semakin banyak

oksigen yang digunakan, sehingga mengakibatkan semakin

kecil kadar oksigen terlarut.

Banyaknya oksigen terlerut yang diperlukan bakteri untuk

mengoksidasikan bahan organik disebut sebagai Konsumsi

| 13

Oksigen Biologis (KOB) atau Biological Oksigen Demand,

yang biasa disingkat BOD. Angka BOD ditetapkan dengan

menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan

oksigen terlarut setelah air cuplikan (sampel) disimpan

selama 5 hari pada suhu 20oC. Karenanya BOD ditulis

secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja. Oksigen terlarut

awal diibaratkan kadar oksigen maksimal yang dapat larut

di dalam air. Biasanya, kadar oksigen dalam air diperkaya

terlebih dahulu dengan oksigen. Setelah disimpan selama 5

hari, diperkirakan bakteri telah berbiak dan menggunakan

oksigen terlarut untuk oksidasi. Sisa oksigen terlarut

yang ada diukur kembali. Akhirnya, konsumsi oksigen dapat

diketahui dengan mengurangi kadar oksigen awal

3. Parameter Biologi

Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan

mikroorganisme yang peka dan ada pula yang tahan terhadap

kondisi lingkungan tertentu.Organisme yang peka akan mati

karena pencemaran dan organisme yang tahan akan tetap

hidup. Siput air dan Planaria merupakan contoh hewan yang

peka pencemaran. Sungai yang mengandung siput air dan

planaria menunjukkan sungai tersebut belum mengalami

pencemaran.Sebaliknya, cacing Tubifex (cacing merah)

merupakan cacing yang tahan hidup danbahkan berkembang

baik di lingkungan yang kaya bahan organik,meskipun

spesies hewan yang lain telah mati. Ini berarti

keberadaab cacing tersebut dapat dijadikan indikator

| 14

adanya pemcemaran zat organik. Organisme yang dapat

dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator

biologis. dengan oksigen akhir (setelah 5 hari).

Indikator biologis terkadang lebih dapat dipercaya

daripada indikator kimia. Pabrik yang membuang limbah ke

sungai dapat mengaturpembuangan limbahnya ketika akan

dikontrol oleh pihak yang berwenang.Pengukuran secara

kimia pada limbah pabrik tersebut selalu menunjukkan

tidak adanya pencemaran. Tetapi tidak demikian dengan

makluk hidup yang menghuni ekosistem air secara terus

menerus. Disungai itu terdapat hewan-hewan,

mikroorganisme, bentos, mikroinvertebrata, ganggang, yang

dapat dijadikan indikator biologis.

Cara mengukur pencemaran lingkuanga melalui:

a.Pengukuran pH air

Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar

memiliki rentangan pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH

air dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih

tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik biasanya

menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam.

Kapurmenyebabkan kondisi air menjadi alkali (basa).

jadi, perubahan pH air tergantung kepada macam bahan

pencemarnya. Perubahan nilai pH mempunyai arti penting

bagi kehidupan air. Nilai pH yang rendah (sangat asam)

atau tinggi (sangat basa) tidak cocok untuk kehidupan

kebanyakan organisme. Untuk setiap perubahan satu unit

| 15

skala pH (dari 7 ke 6 atau dari 5 ke 4) dikatakan

keasaman naik 10 kali. Jika terjadi sebaliknya,

keasaman turun 10 kali. Keasaman air dapat diukur

dengan sederhana yaitu dengan mencelupkan kertas lakmus

ke dalam air untuk melihat perubahan warnanya.

b.Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut

Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5

– 7 ppm (part per million atau satu per sejita; 1ml

oksigen yang larut dalam 1 liter air dikatakan memiliki

kadar oksigen 1 ppm). Penurunan kadar oksigen terlarut

dapat disebabkan oleh tiga hal :

1. Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik.

2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri

anaerob dari dasar perairan.

3. Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air,

terutama pada malam hari.

Pencemaran air (terutama yang disebabkan oleh bahan

pencemar organik) dapat mengurangi persediaan oksigen

terlarut. hal ini akan mengancam kehidupan organisme

yang hidup di dalam air. Semakin tercemar, kadar

oksigen terlerut semakin mengecil. Untuk dapat mengukur

kadar oksigen terlarut, dilakukan dengan metode

Winkler.

E. Aplikasi Pengendali Polutan

| 16

1. Biofilter

Biofilter merupakan bagian dari sistem perlakuan

terhadap air secara biologis (bio) dengan sistem fisika dan

kimiawi bersifat anaerob. Aliran secara vertikal dan

horizontal dengan sistem pembuangan ruangan, sehingga akan

terjadi proses fermentasi yang sempurna Fungsinya untuk

menurunkan pembuangan dan instalasi pengolahan air limbah,

contohnya pada amoniak yang bersifat racun bagi ikan sebagai

air yang masuk ke dalam kolam supaya kualitas airnya layak

untuk pemeliharaan ikan pada sistem sirkulasi.

Biofilter diletakkan untuk menerima air buangan

pemeliharaan ikan dan setelah melalui proses di biofilter,

air itu kembali masuk ke wadah pemeliharaan ikan (sistem

sirkulasi). Septictank Biofilter adalah instalasi pengolah

air limbah domestik dimana seluruh sistem dikemas dalam satu

tangki.

| 17

Medium: Variabel:

•Serpihan kayu Ratio A/V

•Humus Porositas

•Gergajian kayu Nutrient

•dsb Kelembapan

2. Biotrickling Filters

Trickling Filter merupakan salah satu aplikasi

pengolahan air limbah dengan memanfaatkan teknologi Biofilm.

Trickling filter ini terdiri dari suatu bak dengan media

fermiabel untuk pertumbuhan organisme yang tersusun oleh

materi lapisan yang kasar, keras, tajam dan kedap air.

Kegunaannya adalah untuk mengolah air limbah dengan

mekanisme air yang jatuh mengalir perlahan-lahan melalui

lapisan batu untuk menudian tersaring.

| 18

Penghapusan polutan dari aliran limbah yang melibatkan

kedua absorpsi dan adsorpsi senyawa organik oleh lapisan

biofilm mikroba. Media filter biasanya dipilih untuk

menyediakan luas permukaan yang sangat tinggi untuk volume,

bahan Khas sering berpori dan memiliki luas permukaan

internal yang cukup besar di samping permukaan eksternal

medium. Bagian dari air limbah yang melalui media memoles

terlarut udara, oksigen yang lapisan lendir diperlukan untuk

oksidasi biokimia senyawa organik dan melepaskan gas karbon

dioksida, air dan produk akhir teroksidasi. Sebagai

mengental lapisan biofilm, akhirnya sloughs off ke effluen

diperlakukan dan selanjutnya merupakan bagian dari lumpur

sekunder. Biasanya, trickling filter diikuti dengan sebuah

tangki clarifier atau sedimentasi untuk pemisahan dan

penghapusan peluruhan tersebut. Filter lainnya memanfaatkan

media lebih tinggi kepadatan seperti pasir, busa dan gambut

tidak menghasilkan lumpur yang harus dibuang, tetapi

membutuhkan paksa blower udara dan lingkungan anaerobik

tertutup. Perlakuan air limbah atau limbah lainnya dengan

tipe trickling filter adalah salah satu teknologi pengolahan

tertua dan paling baik ditandai.

Komponen sistem Trickling Filter yaitu: Distributir

limbah didistribusikan pada bagian atas lengan distributir

yang dapat berputar. Pengolahan (pada media Trickling

Filter) Pengolahan Trickling Filter terdiri dari suatu bak

atau bejana media permiabel untuk pertumbuhan bakteri.

| 19

Terakhir, pengumpul Filter dilengkapi dengan Underdrain

untuk mengumpulkan Biofilm yang mati.

Faktor yang mempengaruhi efisiensi kerjanya diantaranya

ada:

Jenis media, harus kuat, keras dan tahan tekanan,

tahan lama, tidak mudah berubah dan mempunyai luas

permukaan per nit volume yang tinggi, bahannya

biasanya batu kali, krikil, antrasit, batu bara, dan

bahan plastik yang dirancang sedemikian rupa

sehingga menghasilkan panas yang tinggi.

Diameter media, biasanya antara 2,5-7,5 cm, semakin

banyak luas permukaan media maka semakin banyak pula

mikroorganisme yang hidup di atasnya.

Ketebalan susunan media, minimum 1 meter dan

maksimum 3-4 meter.

Lama waktu Tinggal Trivkling Filter, mikroorganisme

yang tumbuh di atas permukaan media telah tumbuh

cukup memadai sesuai ynag diharapkan. Masa

pendewasaan bisa berkisar 2-6 minggu, bertujuan

untuk menguraikan bahan-bahan organik dan tumbuh

dipermukaannya membentuk lapisan biofilm.

pH dengan mendekati netral sekitar 6,5-7,5.

Suhu, sekitar 25-37⁰C.

Aerasi

| 20

3. Bioscrubbers atau Bioreaktor

Bioreaktor atau dikenal juga dengan nama fermentor

adalah sebuah peralatan atau sistem yang mampu

menyediakan sebuah lingkungan biologis yang dapat

menunjang terjadinya reaksi biokimia dari bahan mentah

menjadi bahan yang dikehendaki. Reaksi biokimia yang

terjadi di dalam bioreaktor melibatkan organisme atau

komponen biokimia aktif (enzim) yang berasal dari

organisme tertentu, baik secara aerobik maupun anaerobik.

Sementara itu, agensia biologis yang digunakan dapat

berada dalam keadaan tersuspensi atau terimobilisasi.

Contoh reaktor yang menggunakan agensia terimobilisasi

adalah bioreaktor dengan unggun atau bioreaktor membran.

Bioreaktor biasanya terbuat dari bahan stainless steel

karena bahan tersebut tidak bereaksi dengan bahan-bahan

yang berada dalam bioreaktor sehingga tidak menggangu

proses biokimia yang terjadi. Selain itu, bahan tersebut

juga anti karat dan tahan panas. Bioreaktor harus dapat

menciptakan lingkungan yang optimum bagi mikroorganisme

| 21

ataupun reaksi yang diinginkan maka diperlukan

pengontrolan. Parameter yang biasa dikontrol pada

bioreaktor adalah suhu, pH, substrat (sumber karbon dan

nitrogen), aerasi, dan agitasi. Perancangan bioreaktor

adalah suatu pekerjaan teknik yang cukup kompleks. Pada

keadaan optimum, mikroorganisme atau enzim dapat

melakukan aktivitasnya dengan sangat baik. Keadaan yang

memengaruhi kinerja agensia biologis terutama temperatur

dan pH. Untuk bioreaktor dengan menggunakan

mikroorganisme, kebutuhan untuk hidup seperti oksigen,

nitrogen, fosfat, dan mineral lainnya perlu diperhatikan.

Pada bioreaktor yang agensia biologisnya berada dalam

keadaan tersuspensi, sistem pengadukan perlu diperhatikan

agar cairan di dalam bioreaktor tercampur merata

(homogen). Seluruh parameter ini harus dimonitor dan

dijaga agar kinerja agensia biologis tetap optimum.

Awalnya bioreaktor hanya digunakan untuk memproduksi

ragi, ekstrak khamir, cuka, dan alkohol. Namun, alat ini

telah digunakan secara luas untuk menghasilkan berbagai

macam produk dari makhluk hidup seperti antibiotik,

berbagai jenis enzim, protein sel tunggal, asam amino,

dan senyawa metabolit sekunder lainnya. Selain itu, suatu

senyawa juga dapat dimodifikasi dengan bantuan

mikroorganisme sehingga menghasilkan senyawa hasil

transformasi yang berguna bagi manusia. Pengolahan limbah

buangan industri ataupun rumah tangga pun sudah dapat

| 22

menggunakan bioreaktor untuk memperoleh hasil buangan

yang lebih ramah lingkungan.

4. Biodegradasi

Biodegradasi adalah penggunaan organisme hidup seperti

bakteri, jamur dan tanaman untuk memecah atau mendegradasi

senyawa kimia, biodegradasi kebalikan dari fotosintesis

dan biosintesis yang menimbulkan biomassa.

Proses biodegradasi sangat penting untuk lingkungan

yang harus bebas dari sampah dan limbah untuk membuat

kehidupan baru. Bidegradasi dilakukan oleh dekomposer,

| 23

mikroorganisme (jamur, bakteri, protozoa) yang tumbuh pada

bahan organik mati atau produk limbah dari ekosistem.

5. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan lingkungan yang

tercemar oleh polutan kimia dengan menggunakan organisme

hidup untuk mendegradasi bahan berbahaya menjadi zat yang

kurang beracun.

Polusi adalah masalah yang dapat mempengaruhi kesehatan

manusia dan biremediasi merupakan pendekatan penting untuk

membersihkan polutan karena secara fisik bisa menghapus

materi yang terkontaminasi seperti tanah dan dapat

mengobati daerah tercemar, namun proses ini sangat mahal

namun proses biremediasi umumnya lebih bersih dibanding

dengan jenis strategi lainya. Selain itu bioremediasi

dapat dilakukan di loksi polusi yang terkontaminasi tidak

perlu diangkut ke tempat lain.

a. Bioaugmentasi atau pembibitan

Biaugmentasi adalah menambahkan bakteri ke lingkungan

terkontaminasi untuk membantu mikroba alami dengan

proses biodegradasi. Contohnya, penyemaian mungkin

melibatkan mikroorganisme hasil rekayasa genetik dengan

sifat biodegradasi yang unik. Bioaugmentasi tidak selalu

efektif karena strain mikroba yang dikembangan di lab

jarang tumbuh dan mendegradasi seperti halnya bakteri

alami.

| 24

b. Fitoremediasi

Fitiremediasi adalah pendekatan yang digunakan untuk

menghilangkan bahan kimia dalam tanah, air dan udara.

Dalam fitoremediasi polutan kimia pada tumbuhan diambil

melaui akar tanamankerena mereka menyerap air. Bahan

kimia yang sudah masuk kedalam tubuh tumbuhan, sel

tumbuhan dapat menggunakan enzim untuk mendegradasi

bahan kimia. Dalam kasus lain bahan kimia berkonsentrasi

daalm sel tanaman sehingga seluruh tumbuhan berfungsi

sebagai “spons tanaman” untuk pembersihan polutan.

Fitoremediasi cenderung bekerja baik di mana jumlah

kontaminasi rendah-ditanah dangkal atau air tanah,

tetapi jika kadar polusi sudah terlalu tinggi dapat

membunuh kebanyakan tanaman.

Fitoremediasi dapat digunakan karena efektif, biaya

rendah dan renda pemeliharaan untuk bioremediasi.

Sedangkan kelemahan fitoremediasi adalah hanya pada

bagian lapisan permukaannya saja yang dapat dibersihkan

(sekitar 50 cm) dan pembersihan biasanya membutukan

waktu beberapa tahun.

c. Rekayasa E.coli

Para ilmuan telah mengembangkan strain rekayasa genetika

dari E.coli yang berguana untuk membersihkan merkuri dan

organisme lainnya. E. Coli digunakan untuk

mengekspresikan protein transportasi yang memungkinkan

untuk mempercepat penyerapan merkuri ke dalam sitoplasma

| 25

bakteri diaman merkuri dapat berikatan dengan protein

pengikat logam berat, logam berat dapat menyebabkan

banyak masalah kesehatan yang serius pada manusia.

Beberapa bakteri diubah secara genetik agar dapat

menyerap merkuri secara langsung, yang lain mengikat

merkuri dapat ditumbuhkan pada biofilm yang bertindak

sebagai spons untuk menyerap merkuri dari pasokan air.

d. Ex situ dan In situ

Bioremidiasi ex situ., minyak dan gas dipompa keluar ke

permukaan tanah menggunakan bioreaktor dalam bioreaktor

terdapat bakteri yang tumbuh pada biofilm bakteri ini

mendegradasi polutan pupuk/ nutrien dan oksigen

ditambahkan pada bioreaktor.

Bioremidiasi in-situ, air bersih hasil dari bioreaktor

yang terdiri atas pupuk, bakteri dan oksigen à

dikembalikan lagi di dalam tanah (sebagai air tanah).

e. Biosensor

Biosensor adalah cara mendeteksi pencemaran dengan

menggunakan strain rekayasa genetika dari bakteri.

Dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan para ilmuan

mampu menyambungkan gen bakteri yang mengkode enzim yang

dapat mematebolisme kontaminan ini dengan gen reporter

seperti gen lux dari bakteri bercahaya. Gen lux yang

sering digunakan sebagai reporter karena mereka

menyandikan enzim luciferace yang melepaskan cahaya.

| 26

Ketika PHAs terdegradasi, bakteri yang melepaskan cahaya

dapat digunakan untuk memantau tingkat biodegradasi.

6. Kolam Oksidasi

Kolam oksidasi merupakan salah satu teknik pengolahan

limbah secara biologis yang memanfaatkan kerja organisme,

alga dan dengan bantuan sinar matahari. Kolam oksidasi

adalah salah satu teknologi pengolahan limbah cair  berupa

kolam buatan dangkal  dengan  memanfaatkan proses alami

dari ganggang dan bakteri dan teknologi ini berbentuk

reaktor pengolahan air limbah secara biologis aerobik

yang paling sederhana dan tertua serta merupakan

perkembangan dari cara pembuangan limbah cair secara

langsung ke badan air.

Kolam oksidasi merupakan salah satu jenis teknologi

pengolahan air limbah biologis aerobik yang paling

sederhana dan tertua serta merupakan perkembangan dari

cara pembuangan limbah cair secara langsung ke badan air.

| 27

Bentuk kolam oksidasi antara lain aerobic pond, aerated

lagoon, dan fakultatif pond. Pemenuhan oksigen dalam kolam

oksidasi diperoleh dari absorpsi secara difusi, pengadukan

permukaan, dan fotosintesis dari keberadaan algae. Bakteri

dan ganggang merupakan mikroorganisme kunci dalam jenis

pengolahan limbah ini. Adapun permasalahan kolam

diantaranya konsentrasi dari mikroorganisme yang relative

kecil, efisiensi penurunan zat-zat organik yang terbatas,

efisiensi tidak stabil, dan keadaannya yang masih

memerlukan lahan luas. Kolam oksidasi ini biasanya

digunakan untuk proses pemurnian air limbah setelah

mengalami proses pendahuluan.

Kolam ini lebih cocok digunakan pada negara negara

tropis seperti Indonesia akibat pancaran energi matahari

yang tinggi . Pembuatan dan pengoperasian kolam  yang

relatif murah serta sangat efisien menghancurkan parasit

dan bakteri pathogen. 

Fungsi Utama Kolam Oksidasi

Fungsi utamanya adalah untuk penurunan kandungan bakteri

yang ada dalam air limbah setelah pengolahan.

| 28

Cara Kerja

Cara kerja kolam ini sangatlah sederhana yakni berbagai

jenis mikroorganisme berperan dalam proses perombakan,

tidak terbatas mikroorganisme jenis aerobik,

tetapi juga mikroorganisme anaerobik. Organisme

heterotrof aerobik dan aerobik berperan dalam proses

konversi bahan organik; organisme autotrof

(fitoplankton, alga, tanaman air)mengambil bahan

anorganik (nitrat dan fosfat) melalui proses

fotosintetsis. Karena lamanya waktu tinggal limbah cair,

maka organisme dengan waktu generasi tinggi

(zooplankton, larva insekta, kutu air, ikan kecil) juga

dapat tumbuh dan berkembang dalam sistem kolam.

Organisme tersebut hidup aktif di dalam air atau pada

dasar kolam. Komposisi organisme sangat tergantung pada

temperature udara, suplai oksigen, sinar matahari, jenis

dan konsentrasi substrat.

Hasil akhir adalah peningkatan bahan organik dalam

sistem. Penghilangan karbon dioksida dalm air kolam akan

| 29

meningkatkan pH air. Dalam kolam oksidasi yang aktif, pH

meningkat hingga di atas 9.0 Kebutuhan oksigen dalam

kolam oksidasi harus sebanding dengan atau kurang dari

produksi oksigen fotosintetik bila kondisi anaerobik

tidak diinginkan. Akan tetapi, reaksi anaerobik memegang

peranan utama dalam stabilisasi BOD dalam suatu kolam

oksidasi, seperti yang mungkin terjadi pada bagian kolam

yang lebih bawah, diinginkan karena bila tidak akan

timbul bau dan kondisi yang menganggu atau efisien

menjadi lebih rendah.

Sehingga jika kolam oksidasi dapat diterapkan pada

setiap industri yang ada di Indonesia, maka niscaya

kerusakan lingkungan akibat limbah buangan ini sedikit

demi sedikit akan dapat dikurangi.

7. Lumpur Aktif

Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan

mikroba tersuspensi yang pertama kali dilakukan di Ingris

pada awal abad 19. Pengolahan air limbah pada umumnya

dilakukan dengan menggunakan metode Biologi. Metode ini

merupakan metode yang paling efektif dibandingkan dengan

metode Kimia dan Fisika. Proses pengolahan limbah dengan

metode Biologi adalah metode yang memanfaatkan

mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material

yang terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme

sendiri selain menguraikan dan menghilangkan kandungan

| 30

material, juga menjadikan material yang terurai tadi

sebagai tempat berkembang biaknya. Metode pengolahan

lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses

pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses

mikroorganisme tersebut.

Dengan menerapkan sistem ini didapatkan air bersih yang

tidak lagi mengandung senyawa organik beracun dan bakteri

yang berbahaya bagi kesehatan. Air tersebut dapat

dipergunakan kembali sebagai sumber air untuk kegiatan

industri selanjutnya. Diharapkan pemanfaatan sistem daur

ulang air limbah akan dapat mengatasi permasalahan

persediaan cadangan air tanah demi kelangsungan kegiatan

industri dan kebutuhan masyarakat akan air.

Karena tingkat oksigen dalam difusi terbatas,

jumlah bakteri aktif aerobik menurun karena ukuran flok

meningkat. Bagian dalam flok yang relatif besar membuat

kondisi berkembangnya bakteri anaerobik seperti

metanogen. Kehadiran metanogen dapat dijelaskan dengan

pembentukan beberapa kantong anaerobik didalam flok atau

dengan metanogen tertentu terhdap oksigen. Oleh karena

itu lumpur aktif cukup baik dan cocok untuk material

bibit bagi pengoperasian awal reaktor anaerobik.

Jumlah total bakteri dalam lumpur aktif standard adalah

108 CFU/mg lumpur. Tabel 1. menunjukkan beberapa genus

bakteri yang ditemui dalam standard lumpur aktif.

| 31

Sebagian besar bakteri yang diisolasi diidentifikasi

sebagai spesies-spesies Comamonas-Psudomonas.

Caulobacter, bakteri bertangkai umumnya ditemukan dalam air

yang miskin bahan organik, dapat diisolasi dari

kebanyakan pengolahan limbah, khususnya lumpur

aktif. Zoogloeaadalah bakteri yang menghasilkan

exopolysaccharide yang membentuk proyeksi khas seperti

jari tangan dan ditemukan dalam air limbah dan lingkungan

yang kaya bahan organik. Zoogloea diisolasi dengan

menggunakan media yang mengandung m-butanol, pati,

atau m-toluate sebagai sumber karbon. Bakteri ini

ditemukan dalam berbagai tahap pengolahan limbah tetapi

jumlahnya hanya 0,1-1% dari total bakteri dalam mixed

liqour. Kepentingan relatif bakteri ini dalam air limbah

membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Flok lumpur aktif juga merupakan tempat berkumpulnya

bakteri autotrofik seperti bakteri nitrit (Nitrosomonas,

Nitrobacter), yang dapat merubah amonia menjadi nitrat dan

bakteri fototrofik seperti bakteri ungu non sulfur

(Rhodospilrillaceae), yang dapat dideteksi pada

konsentrasi sekitar 105 sel/ml. Bakteri ungu dan hijau

ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil. Barangkali,

bakteri fototrofik hanya sedikit berperan dalam penurunan

nilai BOD dalam lumpur aktif 

| 32

F. BAHAN BAKAR ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN

1. Metanol

Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol, wood

alcohol atau spirtus adalah senyawa kimia dengan rumus

kimia CHCH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling

| 33

sederhana. Pada “keadaan atsmosfer “ ia berbentuk cairan

yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar

dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan

daripada etanol).

Penggunaan metanol sebagai bahan bakar mulai mendapat

perhatian ketika krisis minyak bumi terjadi pada tahun

1970-an karena mudah tersedia dan murah. Saat ini, gas

sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan

komponen dari gas alam. Walaupun gas alam merupakan bahan

yang paling ekonomis dan umum digunakan untuk menghasilkan

metanol, bahan baku lain juga dapat digunakan. Di Afrika

Selatan, sebuah perusahaan (Sasol) menghasilkan metanol

dengan menggunakan gas sintesis dari batu bara.

Kegunaan metanol

a. Bahan bakar untuk kendaraan bermotor

Metanol digunakan secara terbatas dalam mesin pembakaran

dalam, dikarenakan metanol tidak mudah terbakar

dibandingkan dengan bensin. Metanol juga digunakan

sebagai campuran utama untuk bahan bakar model radio

kontrol, jalur kontrol dan pesawat model. Salah satu

kelemahan metanol adalah jika digunakan dalam

konsentrasi tinggi adalah sifat korosif terhadap

beberapa logam termasuk almnium. Walaupun metanol

merupakan asam lemah tetap akan menyerang laipasan

oksida yang biasanya melindungi almunium dari korosi.

6CH3OH+Al2O3→ 2Al¿¿ + 3H2O

| 34

b. Bahan utama untuk bahan lain

Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai bahan

pembuat bahan kimia lain contohnya 40% metanol diubah

menjadi formaldehid dan formaldehid diubah menjadi

plastik, plywood, cat, peledak dan tekstil. Dalam

industri metanol digunakan dalam pengolahan limbah yaitu

sebagai bahan makanan karbon untuk denitrifikasi

bakteri, yang mengubah nitrat menjadi nitrogen.

2. Alkohol

| 35

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang disebut

juga grain alkohol dan kadang untuk minuman yang

mengandung alkohol. Alkohol dalam dunia farmasi disebut

dengan etanol.

a. Hidrolisis Etanol Kayu

Ini adalah proses dimana materi biologis diubah menjadi

bahan bakar cair melalui hidrolisis bahan kayu dari

gula, diikuti oleh fermentasi alkohol

C6H12O6→2C2H5OH+2H2O

Hal ini dapat dilakukan dalam bentuk hidrolisis oleh:

1. Encerkan asam, suhu tinggi 180-200 C

2. Konsentrat asam

3. Proses enzim

Proses terakhirlah yang berkaitan dengan mikroorganisme

bakteri pada suhu rendah proses ini disebut proses

enzimatis. Teknik ini berguna untuk produksi metana

menjadi biogas dari berbagai limbah tanaman, hewan,

manusia dan industri selama proses pencernaan aerobik,

dan dikenal dengan fermentasi.

b. Produksi Etanol Untuk Energi

Pemerintah Brazil adalah pelopor dalam bidang bahan

bakar alkohol dari ragi dan tanaman tebu yang sedang

diikuti sebagai program ambisius di Amerika, Kanada,

Australia, Selandia Baru, Indonesia, Kenya dan Eropa.

Teknik yang digunakan adalah teknik pemuliaan tanaaman

konvensional, kemudian fermentor ini juga dirancang

| 36

mengurangi waktu fermentasi dari 24 jam menjadi 6 jam.

Tanaman penting dalam produksi alkohol adalah sorgum

manis, tebu, sugarbeet, ubu jalar, singkong, tetes dan

jagung.

3. Biogas

Biogas menunjukan campuran gas yang beda komposisinya,

merupaakn hasil aktivitas mikroorganisme anaerobik pada

sampah pertanian dan rumah tangga. Produksi biogas melalui

tiga langkah yaitu:

a. Hidrolisis : pengubahan polimer organik menjadi

monomer dengan bantuan bakteri hidrolitik

b. Pembentukan asam : pengubahan monomer menjadi

senyawa sederhana seperti CO2,NH3,H2oleh bakteri

pembentukan asam.

c. Pembentukan metan : pengubahan senyawa sederhana

menjadi metan dan CO2, menggunakan bakteri

metanogenik anaerobik.

| 37

Sedangkan biomassa berarti semua material yang

menghasilkan selama produksi dan proses dari pertanian dan

material makanan yang biasanya dibuang sabagai sampah.

Selain dari limbah industri kayu dan kertas, sampah

makanan bisa dijadikan sebagai sumber biogas dan biasanya

mengandung banyak selulosa, selusosa tidak beracun atau

berbahaya.

Faktor yang berpengaruh pada pembentukan metan

- Penambahan alga, Ramamoorty dan Sulochana (1989)

penambahan alga pada produksi biogas dari kotoran

sapi dan produksi bogas meningkat 2 kali lebih

banyak bahkan pada musim dingin.

- Rasio karbon-nitrogen (C:N), pencernaan maksimum

terjadi ketika rasio C:N adalah 30:1 terjadi secara

eksogen.

- Kondisi anaerobik, biasanya dengan cara dikubur

dalam tanah

- Konsentrasi nitrogen, kelebihan nitrogen menghambat

pertumbuhan bakteri dan metan menjadi sedikit

- PH, PH optimum antara 6-8 media pembentukan metan

- Penyemaian, mengguanakn sedikit lumpur, lumpur

mengandung bakteri asetogennik dan metanogenik

- Campuran cairan (slurry), pelarutan materi organik

secara tepat rasio padatan dan air adalah 1:1

| 38

- Suhu , dapat mengurangi pembentukan metan contoh

pembentukan mesofilik 30 °Cdan 40 °C untuk

termofilik 50 °C dan 60 °C

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan materi diatas dapat disimpulkan

bahwa :

1. Terdapatnya pengaruh peningkatan mutu lingkungan dengan

tingkat lajunya polusi (pencemaran).

| 39

2. Terdapat banyak cara untuk mengatasi masalah pencemaran

atau polusi, yaitu:

a. Biofilter, merupakan bagian dari sistem perlakuan

terhadap air secara biologis (bio) dengan sistem

fisika dan kimiawi bersifat anaerob.

b. Biotrickling Filter, merupakan salah satu aplikasi

pengolahan air limbah dengan memanfaatkan teknologi

Biofilm.

c. Bioscrubbers atau Bioreaktor atau dikenal juga dengan

nama fermentor, merupakan sebuah peralatan atau

sistem yang mampu menyediakan sebuah lingkungan

biologis yang dapat menunjang terjadinya reaksi

biokimia dari bahan mentah menjadi bahan yang

dikehendaki.

d. Biodegradasi, merupakan penggunaan organisme hidup

seperti bakteri, jamur dan tanaman untuk memecah atau

mendegradasi senyawa kimia, biodegradasi kebalikan

dari fotosintesis dan biosintesis yang menimbulkan

biomassa.

e. Bioremediasi, proses pembersihan lingkungan yang

tercemar oleh polutan kimia dengan menggunakan

organisme hidup untuk mendegradasi bahan berbahaya

menjadi zat yang kurang beracun.

f. Kolam Oksidasi, merupakan salah satu teknik

pengolahan limbah secara biologis yang memanfaatkan

| 40

kerja organisme, alga dan dengan bantuan sinar

matahari.

g. Lumpur Aktif (activated sludge), merupakan proses

pertumbuhan mikroba tersuspensi.

3. Bioteknologi memiliki peran dalam membantu mengatasi

proses pencemaran (polusi), hal tersebut dapat kita

lihat dari banyaknya cara untuk mengatasi polusi yang

mediasi atau bahan-bahan pokok dalam pengendalian

polusi menggunakan berbagai macam bentuk bioteknologi.

Seperti menggunakan beberapa jenis mikrooeganisme

tertentu untuk membantu pemulihan proses pembersihan

dari pencemaran.

| 41

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H.S., M. Yani, F. Aribowo, and A.M. Fauzi.

2004. Bioremediation: A Case Study in East Kalimantan,

Indonesia. Proceeding the 1st COE International Symposium

“Environmental Degradation and Ecosystem Restoration in East

Asia” Tokyo University – Japan. 9 p.

Baker, J. M., Clark, R. B., Kingston, P. F. and Jenkins, R. H.

(1990).Natural Recovery of Cold Water Marine Environments

after an Oil Spill. 13th AMOP Seminar, June 1990.

Cookson, J.T. 1995. Bioremediation Engineering : Design and

Application. McGraw-Hill, Inc. Toronto.

| 42

Debra R. Reinhart, Timothy G. Townsend (1997). Landfill Bioreactor

Design & Operation. CRC Press. ISBN 978-1-56670-259-1.

Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah. 2007. Pengelolaan

Limbah Industri Pangan. Jakarta: Departemen Perindustrian 

Jetsuya Tosa, Atsuo Tanaka, Takeshi Kobayashi, Tetsuya Tosa

(1992). Industrial Application of Immobilized Biocatalysts (Biotechnology and

Bioprocessing). CRC Press. ISBN 978-0-8247-8744-8.

John Tampion, M. D. Tampion (1987). Immobilized cells: principles and

applications. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-

25556-1.

Loehr, R.C. 1974. Agricultural Waste Management. New York:

Academic Press 

Ratledge C, Kristiansen B. 2001. Basic Biotechnology. Cambridge:

Cambridge University Pr. Hal. 5-17.

Sri Laksmi Jenie, Betty dkk. 1993. Pengelolaan Limbah Industri

Pangan. Yogyakarta: Kanisius 

Sugiharto. 2005. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: UI

Press.

Sunarno. 2002. Pengolahan Air Limbah Organik Dengan Proses

Biologis Aerobic.

Yunasfi. 2002. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Untuk Sektor

Kehutanan. Sumatera Utara : USU digital library

Zulfiani, dkk.2012.Bioteknologi.Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

http://agungcahyawiguna-tricklingfilter.blogspot.com/ (Diakses,

23 Maret 2012 pukul 09:00)

| 43

http://gheemannequin.blogspot.com/2011/06/normal-0-false-false-

false-en-us-x-none.html (Diakses, 23 Maret 2013 pukul 09:30)

http://www.aplesi.com/2012/07/penyaring-air-biofilter.html

(Diakses, 23 Maret 2012 pukul 11:10)

https://environmentalsanitation.wordpress.com/category/

pencemaran-lingkungan/ (diakses 24 Maret 2013 pukul 01.30)

http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/

Praweda/Biologi/0037%20Bio%201-8b.htm (Diakses 24 Maret 2013

pukul 02:15)

http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah (Diakses, 24 Maret

2013 pukul 02:30)

http://bppt.go.id/index.php/profil/1296-polutan-organik-

persisten-jauh-lebih-berbahaya (Diakses, 24 Maret 2013 pukul

02:30)

http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/polusi-pencemaran-

lingkungan.html (Diakses: 24 Maret 2013 pukul 03:05

http://blogs.unpad.ac.id/myawaludin/tag/sedimentasi/ (diakses 27

maret pkl 07.05)

http://brothergeo.blogspot.com/2012/05/sedimentasi.html (diakses

27 maret pkl 07.07)

http://boed-health.blogspot.com/2010/05/oxidation-pond-kolam-

oksidasi.html (diakses 27 maret pkl 07.15)

http://maribelajartentanglingkungan.blogspot.com/2011/07/

pengelolaan-limbah-cair-industri-dengan.html (27 maret pkl 07:18)

http://aguskrisnoblog.wordpress.com/category/kajian-mikrobiologi-

lingkungan/ (diakses 27 maret pkl 21.15)

| 44

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-

industri/proses-lumpur-aktif-activated-sludge-process/ 

http://eprints.undip.ac.id/3183/1/Presentation_MakalahQ_New.pdf

http://icdscollege.com/artikel/

alternatif_pengolah_limbah_cair.pdf

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Tekstil/tekstil.html

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Tekstil/tekstil.html

http://ted2y-sharahap.blogspot.com/2012/03/makalah-lumpur-

aktif.html (diakses 27 maret pkl 21.35)

| 45