Pengukuran Kepuasan dan Motivasi Dalam Penggunaan Sosial Media Twitter Oleh Mahasiswa FISIP UI
Transcript of Pengukuran Kepuasan dan Motivasi Dalam Penggunaan Sosial Media Twitter Oleh Mahasiswa FISIP UI
PENGUKURAN KEPUASAN DAN MOTIVASI DALAM PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA
TWITTER OLEH MAHASISWA FISIP UI
(STUDI DESKRIPTIF PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA TWITTER DI KALANGAN
MAHASISWA FISIP UI)
Diajukan Untuk Mata Kuliah
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Oleh :
Amalia Puspa Khoirunnisa (1106084476)
Nadhila Khairina Isnan (1106085491)
Savira Hanza (1106085554)
Tia Rizkina Anggraeni (1106084993)
Titus Bernard M. Sihombing (1106084551)
Yosua Hara Rizky (1106084513)
PROGRAM SARJANA S1 PARALEL
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2013
ABSTRAK
Twitter merupakan salah satu Social Networking Sites (SNS) yang kini banyak
digunakan banyak orang. para pengguna twitter mempunyai berbagai motivasi dalam
penggunaan twitter. berbagai motivasi yang kami temukan antara lain adalah motivasi
personal needs, social needs, dan information seeking. dengan mengacu pada jurnal oleh
Phillip R. Johnson & Sung Un Yang yang berjudul "Uses and Gratifications of Twitter: An
Examination of User Motives and Satisfaction of Twitter Use". kami menganalisa fenomena
penggunaan twitter pada kalangan mahasiswa S1 FISIP UI dengan menggunakan teori Uses
and Gratification untuk mengetahui motivasi dan kepuasan mahasiswa dalam menggunakan
twitter.
Kata kunci: Uses and Gratfication Theory, Social Networking Sites, Twitter, Motivasi,
Kepuasan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehadiran media sosial atau social network sites (SNS) telah membuat karakteristik
penyebaran informasi dalam menghubungkan antar individu menjadi lebih interaktif sehingga
bersifat Web 2.0. Penggunaan media sosial melalui medium internet diprediksikan dalam
penelitian Ruggiero (2000) bahwa penggunaan internet bersifat transformatif dan berperan
dalam perubahan penggunaan media oleh pengguna dan perilaku sosial. Hal tersebut dapat
dibenarkan dengan adanya motivasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui pemenuhan
kebutuhan informasi oleh pengguna sosial media. Sehingga jelas dengan keberagaman
motivasi dan ekspektasi dari penggunaan media sosial yang berbeda – beda, menyebabkan
tujuan penggunaan media dan perilaku sosial pengguna yang juga turut beragam. Menurut
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web
2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran “user-generated content”.
Sedangkan menurut Racke and Bonds-Racke, social network sites (SNS) adalah wadah
virtual yang mengumpulkan seluruh pengguna dari sosial media menjadi sebuah populasi
yang lebih spesifik dan membentuk banyak komunitas yang tidak dapat ditemukan diluar dari
pengaturan secara online. Munculnya konsep ‘user-generated content’ ini menandakan
bahwa adanya interaktivitas oleh pengguna secara aktif melalui penggunaan internet
(termasuk penggunaan situs jejaring sosial) dalam mencari, mengakses dan memproduksi
informasi sesuai motivasi, kebutuhan dan ekspektasi kepuasan atas penggunaan sosial media
tersebut sesuai apa yang ia harapkan. Beberapa contoh dari social network sites yang saat ini
digunakan secara luas oleh khalayak, seperti Facebook, Twitter, dsb.
Beberapa data menunjukkan pengguaan sosial media menunjukkan angka yang
signifikan melalui sumber Worldwide Social Network Users 2013: Forecast and
Comparative Estimates Report, bahwa pengguna sosial media di dunia telah mencapai 3,2
miliar pengguna (yang berarti 48% dari total populasi di dunia) dengan rasio perbandingan 1
(satu) dari 4 (empat) orang di dunia merupakan pengguna sosial media. Fenomena
penggunaan akun media sosial sebagai bentuk baru dalam melakukan kegiatan komunikasi di
Indonesia, tercatat pengguna sosial media aktif sekitar 55 juta jiwa dengan penetrasi
pengguna sosial media di Tanah Air sekitar 22,1% dari total populasi Indonesia sebanyak
248,64 juta jiwa. Keberadaan angka ini turut menyumbang 2,3% pengguna sosial media
merupakan berasal dari Indonesia, dengan jumlah total akun sebanyak 19,5 juta. Jumlah
tersebut menempatkan Indonesia di peringkat kelima dalam jumlah akun, setelah sebelumnya
diikuti oleh Inggris Raya yang berhasil berada di peringkat keempat dengan 23,8 juta akun,
Jepang di peringkat ketiga dengan 29,9 juta akun, Brasil di peringkat kedua dengan 33,3 juta
akun, dan Amerika Serikat di peringkat pertama dengan 107,7 juta akun.
Melalui data tersebut, menunjukkan bahwa adanya motivasi tertentu dibalik
penggunaan dan pemilihan pemenuhan kebutuhan komunikasi serta ekspektasi kepuasan
melalui penggunaan akun sosial media. Kemunculan fenomena penggunaan situs sosial
media menjadi salah satu bentuk media baru dalam memenuhi kebutuhan informasi (sebagai
alternatif dari pengguaan media konvensional), menimbulkan pertanyaan apakah penggunaan
sosial media sebagai media baru dalam pemenuhan kebutuhan informasi sesuai motivasi dan
ekspektasi kepuasan yang ia miliki dapat diukur melalui sudut pandang teori komunikasi
Uses and Gratifications Theory.
Pada awal sejarah penelitian komunikasi, pendekatan dikembangkan untuk mempelajari
gratifikasi yang menarik khalayak dalam jenis media (media konvensional) dan jenis konten
yang memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis mereka (Cantril, 1942). Hal tersebut
kemudian dibantah oleh Agustin J. Gallion (Indiana University – Purdue University Fort
Wayne); dalam jurnalnya yang berjudul ‘Applying the Uses and Gratifications Theory to
SNS: A Reveiew of Related Literature’ melihat perkembangan dan pertumbuhan penggunaan
social sites networking saat ini telah menarik perhatian sejumlah peneliti komunikasi dengan
menggunakan Uses and Gratifications Theory untuk menjelaskan mengapa pengguna
menemukan ketertarikan terhadap penggunaan dari bentuk media baru tersebut. Penggunaan
Uses and Gratifications Theory dalam penggunaan situs sosial media, menurut Park et al
(2009) dan La Rose and Eastin (2004) dapat diklasifikasikan kedalam faktor – faktor berikut;
yaitu fungsi sosializing, entertainment, self-status seeking, dan information. Pada dasarnya
teori ini berusaha untuk menemukan motif dan kepuasan yang sesuai dengan apa yang
pengguna inginkan dalam menggunakan sosial media sesuai dengan 4 (faktor) yang
mendukung penggunaan teori uses and gratifications dalam konteks penggunaan sosial
media.
Hasil penelitian yang sebelumnya membahas mengenai teori uses and gratifications
dalam penggunaan sosial media dilakukan pada tahun 2009 oleh Phillip R. Johnson, Sung Un
Yang dari Syracuse University, New York membuat penelitian berjudul Uses and
Gratifications of Twitter: An Examination of User Motives and Satisficatication of Twitter
Use. Mereka menyebarkan kuesionaer secara online, dengan 90% responden tinggal di
Amerika Serikat, dan 10% lainnya tersebar di Kanada, Inggris Raya, dan Australia. Penelitian
ini berusaha untuk mecari tahu mengenai perbandingan antara ekspektasi kepuasan pengguna
twitter dengan kepuasan akhir yang mereka dapatkan. Di dalam motif sosial mereka,
ekspektasi berjumlah 25,3% sementara kepuasan yang diperoleh adalah 28,8%, sedangkan
pada motif informasi ekspektasi adalah 16,2% dan kepuasan yang diraih adalah 17,3%.
Maka, kepuasan yang diperoleh dari penggunaan Twitter lebih tinggi daripada ekspektasi
kepuasannya bagi para responden.
Atas dasar penggunaan Uses and Gratifications Theory oleh peneliti komunikasi
(Phillip R. Johnson dan Sung Un Yang) sebelumnya dalam melihat motivasi dan penggunaan
sosial media oleh khalayak dalam penggunaan situs media sosial Twitter, mendorong kami
untuk meneliti bagaimana apabila motivasi dan ekspektasi terhadap penggunaan sosial media
Twitter diaplikasikan dalam konteks Indonesia; khususnya dalam lingkup kecil di kalangan
mahasiswa FISIP UI saat ini. Dengan merujuk kepada 2 (dua) faktor kebutuhan penggunaan
social networking sites (SNS) dalam pengaplikasian uses and gratifications theory, yaitu;
kebutuhan sosialiasi dan kebutuhan informasi, dapat membantu kami dalam memetakan
bagaimana gratifikasi dan kepuasaan penggunaan media sosial dengan berfokus pada sosial
media Twitter berdasarkan motif sosial dan motif informasi yang dimiliki. Dengan
menggunakan tiga variable utama, yaitu dua variable independent Gratifikasi yang
diharapkan ( Gratification Sought) dan Penggunaan Twitter (Twitter Use) , yang tidak saling
mempengaruhi satu sama lain, namun keduanya mempunyai pengaruh terhadap variable
dependent, Gratifikasi yang didapatkan (Gratification Obtained).
1.2 Rumusan Masalah
Dalam meneliti motivasi dan melakukan pengukuran apakah penggunaan sosial media
oleh mahasiswa FISIP UI sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan, kami merumuskan
perumusan masalah sebagai berikut;
1. Gratifikasi apa yang diinginkan (gratification sought) oleh mahasiswa FISIP UI
melalui penggunaan situs media sosial Twitter?
2. Gratifikasi apa yang didapatkan (gratifikasi obtained) oleh mahasiswa FISIP UI
melalui penggunaan situs media sosial Twitter?
3. Seberapa besar kepuasan yang didapatkan oleh mahasiswa FISIP UI melalui
penggunan sosial media Twitter?
4. Apakah terdapat hubungan antara frekuensi penggunaan twitter (Twitter Use)
terhadap Gratfikasi yang didapatkan (gratification obtained) oleh mahasiswa FISIP
UI?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk memetakan motivasi apa yang dimiliki oleh mahasiswa FISIP UI melalui
penggunaan akun sosial media Twitter
2. Untuk mengukur tingkatan penggunaan sosial media Twitter oleh mahasiswa FISIP
UI terhadap gratifikasi dan kepuasan yang diinginkan
3. Untuk mendeskripsikan bagaimana sosial media Twitter digunakan oleh mahasiswa
FISIP UI dengan keberagaman motivasi dan ekspektasi terhadap kepuasan dalam
memenuhi kebutuhan yang dimiliki.
1.4 Signifikansi Penelitian
a. Signifikansi Akademis
Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi, penelitian ini bertujuan secara akademis
bagaimana teori komunikasi Uses and Gratifcations Theory dapat dikembangkan dan
diaplikasikan kedalam konteks penggunaan akun sosial media Twitter sebagai bentuk
media baru oleh mahasiswa FISIP UI atas dasar penelitian yang menggunakan
grounded theory yang sama oleh peneliti sebelumnya.
b. Signifikansi Praktis
Sebagai wujud lain dari signifikansi akademis penelitian, penggunaan teori uses and
gratifications theory dalam penelitian ini secara praktis diharapkan dapat diaplikasikan
kedalam konteks ke-Indonesiaan melalui lingkup yang lebih kecil yaitu kalangan
mahasiswa FISIP UI. Sehingga, diharapkan melalui penelitian ini dapat menjadi
sumber informasi bagi masyarakat bagaimana pemetaan motivasi dan kepuasan yang
diharapkan melalui penggunaan akun sosial media Twitter oleh mahasiswa FISIP UI.
BAB II
KERANGKA TEORI
Untuk menjelaskan motivasi dan kepuasaan dari mahasiswa FISIP Universitas Indonesia
ketika menggunakan Twitter, maka kami akan menggunakan teori Uses and Gratification
(U&G) sebagai pisau analisis.
2.1 Uses and Gratification (U&G):
Asumsi utama dari teori Uses and Gratification (U&G) adalah bahwa khalayak
adalah khalayak yang aktif dan memiliki tujuan dalam memilih media (Baran & Davis,
2006). Khalayak aktif ini bebas berinterasksi dengan media dan menginterpretasi pesan
yang diterima (Abercombie & Longhurst, 2007). Anggota dari khalayak aktif “bukan
merupakan orang yang pasif atau reaktor terhadap stimulus dari media; tapi mereka
mempunyai tujuan dan menyeleksi pesan untuk memenuhi kebutuhanya (seperti ‘mencari
berita penting ‘ atau ‘sebagai pelarian dari kebosanan’) (Meyrowitz, 2002).
Teori ini merupakan teori komunikasi dengan pendekatan positivis yang berusaha
menjelaskan mengenai proses komunikasi pada skala mass media1. Oleh karena itulah,
pada awalnya teori ini U&G digunakan untuk menjelaskan uses and gratification pada
para pendengar radio (Lazarsfeld, 1940) dan media massa konvensional lainnya.
Walaupun begitu memasuki abad 21 ini banyak peneliti yang mengaplikasikan teori U&G
ini sendiri, dan berpendapat bahwa teori ini lebih cocok untuk mempelajari pembelajaraan
mengenai penggunaan internet (Morris and Ogan, 1996; Newhagen and Rafaeli, 1996;
Ruggiero, 2000). Pada awal penelitian mengenai penggunaan teori U&G pada penggunaan
internet, internet dilihat sebagai single mass medium layakanya pengaplikasian teori U&G
pada media massa tradisional lainnya. Penelitian ini mengelompokan motivasi
penggunaan internet pada menghabiskan waktu, pencariian informasi, kemudahan, hiburan
dan lainnya (Chraney & Greenberg 2002). Walaupun begitu pada penelitian ini, seperti
yang dilakukan oleh Johonson dan Yang , kami melihat internet sebagai media yang
terdiri dari beberapa (multiple) media massa, dimana internet merupakan medium yang 1 West, Richard; Turner, Lynn (2007). Introducing Communication Theory. McGraw Hill. pp. 392–409
memungkin berbagi media untuk hidup bersama, dan untuk berkomunikasi melalui
infrastruktur jaringan global, yang saling berhubungan (Johonson & Yang, 2009).
Social Media yang merupakan salah satu komponen dari infrastruktur jaringan global
yang saling berhubungan ini, merupakan salah satu hal yang cukup sering dipelajari
mengenai sisi uses and gratification ( Urista, et al.,2009; Joinson , 2008; Cha, 2010).
Social media sendiri menawarkan berbagai aplikasi dari computer-mediated
communication seperti blogs, micro blogging, video dan email2, penelitian sebelumnya
menemukan bahwa sisi multifungsional dari social media ini sendiri memungkinkan untuk
memenuhi berbagai variasi kebutuhan dari satu lokasi yang sama3.
Kemampuan social media untuk memenuhi berbagi kebutuhan dari penggunaanya
inilah yang akan kami teliti lagi lebih dalam, dalam penelitian ini. Melalui pengetahun
menegenai gratifikasi yang diiharapakan (gratification sought) dan gratifikasi yang
didapatkan (gratification obtained) baik dari sisi motivasi sosial ataupun motivasi
informasi dari keduanya, kami dapat melihat bentuk kepuasan apa saja yang didapatkan
dari menggunakan Twitter itu sendiri. Melakukan perbandingan antara ekspektasi
(gratification sought) dan hasil yang terpenuhi (gratification obtained) dalam pengaplikasi
teori uses and gratification sendiri bukanlah hal baru lagi, hal ini sudah pernah dilakukan
sebelumnya baik dalam studi kepuasaan konsumer. Pada dasarnya gratifikasi yang
diharapkan (gratification sought) oleh pengguna sebelum menggunakan suau hal, atau
dalam kasus ini media, tidaklah selalu didapatkan (gratification obtained) dalam
kenytaannya4.
2.1.1 Gratifikasi yang diharapkan (Gratification sought):
Gratifikasi yang diharapkan (gratification sought) merupkan konsep yang
digunakan untuk menjelaskan mengenai motivasi atau ekspektasi dari pengunaan
media. Untuk kasus ini maka gratifikasi yang diharapkan (gratification sought)
merupakan motivasi atau ekspektasi yang dirasakan oleh individu, sebelum ia
menggunakan Twitter itu sendiri.
2 Hou, Jinghui. (2011). Uses and gratification of Social games: blending social networking and game play. 3 Idle. 4 Palmgreen, P; L. Wenner, K. Rosengren. (1985). Uses and gratifications research: The past ten years.
Berdasarkan pra-penelitian yang kami lakukan terhadap 10 Mahasiswa FISIP UI
pada tanggal 1 November 2013 untuk mengetahui alasan mengapa mahasiswa
memakai twitter, kami telah menemukan bahwa gratifikasi yang diharapkan
(gratification sought) mahasiswa terdiri dari dua dimensi yaitu, mahasiswa
menggunakan twitter sebagai motivasi untuk mencari informasi (information seeking)
dan motivasi untuk bersosialisasi (social needs), pembagian ini juga telah dilakukan
sebelumnya dalam penelitian yang mengaplikasikan teori uses and gartification pada
kasus Twitter (Johnson& Yang; 2009).
Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai motivasi
penggunaan SNS ( Park et al ;2009) mengemukakan bahwa motivasi mencari
informasi pada umumnya berhubungan dengan pencarian informasi mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan kegiatan acara kampus ataupun acara luar kampus dan juga
membantu mereka untuk mengemukakan berita-berita yang berhubungan dengan hal-
hal politik. Sedangkan motivasi untuk keperluan bersosialisasi (social needs) lebih
mengarah kepada keperluan pengguna SNS untuk berkomunikasi dengan sesama
pengguna lainnya. Park et al mengemukakan bahwa motivasi sosialisasi merupakan
komponen yang utama yang mendorong masyarkat untuk menggunakan SNS.
Kembali kepada hasil dari pra-penelitian yang sudah dilakukam sebelumnya, kami
menemukan bahwa jenis motivasi sosial penggunaan SNS kepada 10 mahasiswa
FISIP antara lain adalah untuk berkomunikasi secara gratis dengan pengguna SNS
lainnya dan juga untuk mencari informasi mengani keadaan teman.
2.1.2 Gratifikasi yang didapatkan (Gratification Obtained):
Gratifikasi yang didapatkan (Gratification Obtained) pertamakali digunakan
dalam model Uses and Gratification McLeod dan Becker, konsep ini berusaha
menjelasakan mengenai apa yang kita pikir kita dapatkan dari penggunaan media
(media use) (Rubin, et al., 1994, p . 173). Pada dasarnya gratifikasi yang didapatkan
tidak selalu sesuai dengan gratifikasi yang kita harapkan (Gratification sought), oleh
karena itulah mengapa penelitian mengenai gratifikasi yang didapatkan penting untuk
dilakukan.
Dimensi yang akan kami gunakan dalam melakukan penelitian mengenai
gratifikasi yang didapatkan (gratification obtained) akan sama seperti dimensi yang
digunakan pada gratifikasi yang diharapkan (gratification sought). Hal ini didasari
dari hasil pra-penelitian kami yang menyatakan pada dasarnya dalam penggunaan
Twitter mahasiswa FISIP menggunakannya untuk memenuhi dua dimensi utama yaitu
demensi sosial dan informasi.
Gratifikasi yang didapatkan (gratification obtained) merupakan variable
dependent yang dipengaruhi oleh dua varible independent yaitu, gratifikasi yang
diharapkan (gratification sought) dan penggunaan Twitter (Twitter Use), yang seperti
sudah dijelaskan sebelumnya tidaklah saling mempengaruhi. Penelitian hubungan
anatara variable Penggunaan Twitter (Twitter Use) dan gratifikasi yang didapatkan
(gratification obtained) sudah dilakukan sebelumnya ( Johnson & Yang., 2009)
dimana mereka melihat hubungan antara frekuensi dan intensitas penggunaan Twitter
dengan dimensi-dimensi dari gratifikasi yang didapatkan (gratification obtained),
menurut hasil penelitian yang dilakukan Johnson dan Yang menyatakan bahwa
adanya hubungan positif antara tingkat gratifikasi yang terpenuhi dengan jumlah
waktu yang dihabiskan.
Selain dipengaruhi dengan penggunaan Twitter (Twitter Use), gratifikasi yang
didapatkan (gratification obtained) juga memiliki hubungan dengan gratifiaksi yang
diharapkan (gratification sought) dimana kepuasaan (satisfaction) akan kami ukur
dari perbandingan antara gratifikasi yang diharapkan (gratification sought) dan
gratifikasi yang didapatkan (gratification obtained) . Konsep perbandingan antara
gratifikakasi yang diharapkan (gratification sought) dan gratifikasi yang didapatkan
(gratification obtained) untuk mengukur tingkat kepuasaan (satisfaction) sebelumnya
juga sudah dipraktekan oleh peneliti Jonson dan Yang (2009) dalam menjelaskan
tingkat kepuasaan (satisfaction) dalam menggunakan Twitter.
2.1.3 Kepuasaan (satisfaction):
Oxforddictionaries.com mendefinisikan kepuasan (satisfaction) sebagai
pemenuhan harapan, ekspektasi, atau kebutuhan dari seseorang. Rayburn dan
Palmgreen (1984) menyatakan bahwa perbedaan antara gratifikasi yang diharapakan
(gratification sought) dan gratifikasi yang didapat (gratification obtained) akan
mendorong terjadinya motivasi untuk perubahan perilaku dari individu untuk
mengurangi perbedaan. Perbedaan antara kedua bentuk gratifikasi tersebut memberi
dampak sampai pada tingkat apa seseorang akan merasa terpuaskan. Pada intinya,
kepuasan merupakan tahap dimana suatu individu mempersepsikan bahwa gratifikasi
yang diharapkannya telah didapatkannya melalui media yang dipakai.
2.2 Penggunaan Twitter (Twitter Use):
Penggunaan Twitter (Twitter Use) merupkan variable independendent yang digunakan
oleh Johnson & Yang (2009) untuk menjelaskan mengenai frekuensi penggunaan Twitter.
Pada penelitiannya Johnsosn et al., meneliti penggunaan Twitter dengan melihat
penggunaan Twitter per-hari dan per-minggu. Pada penelitian ini kami memutuskan untuk
mengadopsi klasifikasi pengguna Twitter yang berbeda, kami menggunakan
pengklasifikasian yang digunakan oleh Alex Burmaster (2010) dalam penelitianya
mengenai norma sosial pengguna Twitter setelah dieberlakukanya peraturan 797 di Inggris
Raya, dimana dia mengklasasifikasikan pengguna Twitter kedalam tiga kalsifikasi:
• Pengguna ringan (light) - ≤ 5 menit / bulan
• Pengguna sedang (medium) – 5 menit – 60 menit / bulan
• Pengguna berat (heavy) - > 60 menit / bulan
Alasan kami untuk menggunakan pengklasifikasian yang dilakukan Burmaster adalah
melihat pengklasifikasian sudah pernah digunakan dalam penelitian sebelumnya dan juga
guna mempermudah kami, peneliti, dalam mengklasifikasi pengguna Twitter kedalam
kategori ringan, sedang ataupun berat.
2.3 Hipotesa Teori:
1. Terdapat kepuasan dalam pemakaian twitter, yang berarti gratification obtained lebih
tinggi atau sama dengan gratification sought.
2. Terdapat perbedaan antara gratifikasi yang diharapkan (gratification sought) dan
gratifikasi yang didapatkan (gratification obtained) dari penggunaan Twitter.
3. Terdapat korelasi yang signifikan antara twitter use dan gratification obtained
2.4 Model Analisis:
Variabel Independen I
Gratification Sought
Variabel Independen II
Twitter Use
Variabel Dependen
Gratification Obtained
BAB III
METODOLOGI
3.1 Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma positivis yang menempatkan ilmu-ilmu
sosial seperti halnya ilmu-ilmu alam dan fisika, dan sebagai metode yang terorganisir
untuk mengkombinasikan deductive logic dengan pengamatan empiris, guna secara
probabilistik menemukan hukum sebab akibat yang bisa dipergunakan untuk
memprediksi pola-pola umum gejala sosial tertentu5. Paradigma positivis merupakan
pandangan yang di dalamnya terdapat realitas objektif sebagai realitas eksternal diluar
peneliti dimana peneliti harus menjaga jarak dengan objek penelitian, termasuk dalam
hal nilai, etika, dan pilihan moral. Penilaian subjektif dan bias pribadi harus bisa
dipisahkan dari temuan penelitian. Penelitian ini menggunakan kerangka deduktif,
dimulai dari pembentukan kerangka teori lalu membuat hipotesis sebagai jawaban
tentative bagi masalah penelitian yang akan diuji lebih lanjut melalui perangkat
metodologi tertentu. Melalui penelitian empiris, hipotesis-hipotesis itu diuji
kebenarannya. Bila teruji kebenarannya, maka hipotesis tersebut diakui sebagai fakta.
Dengan adanya fakta-fakta baru, teori yang dipakai dalam penelitian dapat
disempurnakan6.
3.2 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu sebuah desain survey
yang memberikan uraian kuantitatif maupun numeric sejumlah pecahan populasi-
sampel melalui proses pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan untuk
orang7. Penelitian kuantitatif ini dapat dikonstruksikan sebagai strategi penelitian
yang menekankan kuantifikasi dalam pengumpulan data analisis dengan pendekatan 5 Lawrence W Newmann, Social Research Method, Qualitative and Quantitative Approach, 4th ed, (Boston: Allyn and Bacon, 2000, hal 66-71 6 Dr. Ulber Silalahi, MA, Metodologi Penelitian Sosial, (BandungL PT Refika Aditama, 2009), hal 76 7 Jon Creswell, Reseach design, Pendekatan Kualitatif & Kuantitatif, (Jakarta:KIK Press, 2002), hal. 111
deduktif. Oleh karena itu, penelitian kuantitatif merupaka sebuah penyelidikan
tentang masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari
variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk
menemukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar8. Karakteristik
pendeatan kuantitatif adalah sebagai berikut: peneliti menggunakan pengujian
hipotesis sebagai permulaan, konsep-konsep diambil dalam bentuk variabel yang jelas
dan terukur, pengukuran ditetapkan terlebih dahulu sebelum pengumpulan data dan
setiap pengukuran terdapat standardisasinya9. Penggunaan pendekatan kuantitatif
yang didasarkan pada penelitian ini akan melihat pengaruh antara variabel kognisi
khalayak pada iklan dengan keputusan pembelian. Oleh karena itu, peneliti berusaha
untuk menemukan kebenaran yang berlaku umum untuk topic yang diteliti dengan
cara menemukan teori hipotesis yang sesuai dengan tema penelitian.
3.3 Sifat Penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian eksplanatif karena digunakan
untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian
hipotesis. Dalam penelitian eksplanatif, peneliti mengumpulkan informasi mengenai
topic yang telah diketahui dan sudah memiliki gambaran yang jelas, juga bertujuan
untuk mencari sebab dan alasan mengapa sesuatu hal terjadi10. Format eksplanatif
dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan perbedaan atau pengaruh satu variabel
dengan variabel lain karena itulah penelitian eksplanatif menggunakan sampel dan
hipotesis11. Penelitian eksplanatif digunakan untuk menguji prediksi atau prinsip teori,
memperluas penjelasan teori, memperluas teori menjadi isu atau topik baru,
mendukung prediksi, menguhubungkan isu atau topic dengan prinsip secara umum,
menentukan mengapa sesuatu terjadi. Hasil akhir penelitian ini adalah gambaran
mengenai hubungan sebab akibat12. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat
8 Ulber Silalahi, MA, Op Cit, hal. 77 9 Laurence W Neumann, Op Cit, hal 71 10Ibid 11 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana 2006), hal. 38. 12 Bambang Praseto & Lina Mifathul Jannah. Op Cit, hal 43.
pengaruh variabel kognisi pada iklan televisi terhadap variabel keputusan pembelian
konsumen.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik penelitian survey dengan
mengajukan pertanyaan yang telah disusun dalam kuisioner. Instrument penelitian
yang digunakan adalah kuisioner merujuk pada pengertian metode survey yaitu
penelitian dengan mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok13. Pertanyaan-pertanyaan tertutup yang
diajukan dalam kuisioner diajukan secara terstruktur dan alternative jawabannya
sudah ditentukan. Peneliti menggunakan pertanyaan tertutup untuk mempermudah
proses pengolahan data, mempermudah responden untuk menjawab, dan juga
menngurangi resiko jawaban yang membingungkan atau tidak sesuai dengan
pertanyaan.
3.4.1 Data Primer
Data Primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah oleh peneliti
yang didapatkan langsung dari objek penelitian. Uma Sekaran (2003)
menyebutkan bahwa data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi
actual ketika peristiwa terjadi14. Data primer merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli/tanpa melalui
media perantara. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan kuisioner.
Dalam menyusun kuisioner, peneliti memilih dengan pertanyaan tertutup
(close end questions) karena memudahkan peneliti dalam menilai jawaban
responden dan menganalisis data, serta memudahkan responden dalam
menjawab karena ada pilihan jawaban. Responden diminta memberikan
menjawab pertanyaan seputar identitas responden dan memberikan tangapan
terhadap indikator-indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti.
13 Masri Singarimbun & Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1986), hal 3. 14 Dr. Ulber Silalahi, MA., Op Cit, ha 289.
3.5 Subjek Penelitian
Subjek penelitian berisi penjelasan mengenai unit analisis, populasi penelitian,
sampel, dan teknik penarikan sampel (sampling procedure).
3.5.1 Unit Analisis
Satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian yang
dipelajari disebut unit analisis, atau unit elemen penelitian. Subjek penelitian
atau unit analisis yang paling umum dipelajari dalam penelitian sosial adalah
individu, keluarga, kelompok, organisasi, struktur sosial informal, dan struktur
sosial formal15. Dalam penelitian ini, unit analisis yang digunakan adalah
individu. Pada umumnya, yang merupakan unit analisis dalam penelitian
survey adalah individu16. Individu menjadi unit analisis yang paling sering
diteliti dalam penelitian soosial, karena bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan kelompok sosial beserta interaksinya. Oleh karena itu, peneliti
dapat menggunakan indovodu untuk mengumpulkan deskripsi dari tiap
individu yang diteliti.
3.5.2 Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari obyek atau unit analisis yang
karakteristiknya akan diteliti. Masri Singarimbun dan Soffian Effendi
mengatakan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang
ciri-cirinya akan diduga17. Populasi dapat berupa organism, orang atau
sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau
laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik
dan tidak secara mendua18. Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa S1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) dari,
laki-laki atau perempuan berusia 18-21 tahun, pengguna handphone aktif,
tinggal di daerah perkotaan, suka bersosialisasi, dan memiliki akun twitter.
15Ibid, hal 250. 16 Robert B. Burns, Introduction to Research Model, 4th Edition, (French Forest NSW: Longman, 2000), hal 83. 17Ibid, 152. 18Ibid
Pemilihan mahasiswa S1 FISIP UI dengan pertimbangan jarak dan waktu
dengan peneliti agar lebih efektif dan efesien dalam melakukan penelitian.
3.5.3 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti19. Sampel
adalah satu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu
resresentatif atau tidak20. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari
populasi. Beberapa peneliti menetapkan bahwa jumlah sampel paling sedikit
adalah 100 responden. Suatu sampel yang baik harus memenuhi syarat bahwa
ukuran atau besarnya memadai pada saat analisis data sehingga didapatkan
hasil yang lebih terukur, serta untuk meyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan mengambil sampel sebanyak 100
responden sebagai sampel dan responden dipilih berdasarkan criteria
penelitian dengan asumsi semakin jumlah banyak responden akan membuat
kredibilitas penelitian ini semakin baik21. Sampel dalam penelitian ini adalah
mahasiswa S1 FISIP UI yang masih aktif kuliah sebanyak 100 orang yang
memiliki akun twitter.
3.5.4 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan non-
probability sampling dengan memakai teknik Simple Random Sampling yaitu
metode sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang spesifik
dan bukan nol untuk terpilih sebagai sampel. Peluangnya tersebut dapat sama,
dapat pula tidak sama besarnya dengan anggota poppulasi lainnya. Selain itu
sampel ditarik dengan menggunakan kerangka sampling. Kerangka sampling
(sampling frame) adalah sebuah daftar dari semua unsure atau anggota
populasi yang dapat dipilih menjadi sampel. Setelah kerangka sampling
diketahui, peneliti menggunakan metode undian untuk menarik sampel dari
kerangka sampling.
19 Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hal 117. 20 Ulber Silalahi, Op Cit, hal 254 21Ibid, hal 255.
Peneliti mengundi sampel dengan cara membuat interval diantara
sampel sehingga mendapatkan jumlah yang diinginkan, unsur-unsur yang
terundi itulah yang menjadi sampel peneliti. Interval dari setiap responden
ialah 5, namun ketika responden tidak dapat diambil menjadi sampel, maka
nama selanjutnya yang akan menjadi responden.
3.6 Realibilitas dan Validitas
3.6.1 Realibilitas
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan22. Realibilitas berkaitan
dengan konsistensi atau keterandalan suatu indikator. Artinya, bila suatu
pengamatan dilakukan dengan perangkat ukur yang sama lebih dari satu kali,
hasil pengamatan itu (seharusnya) sama. Bila tidak sama, dikatakan perangkat
tersebut tidak reliable23. Dalam uji realibilitas, peneliti menggunakan metode
pengukuran dengan cronbach’s alpha (a). cronbach alpha merupakan teknik
yang digunakan secara luas untuk menguji realibilitas. Cronbach’s alpha
sering digunakan pada suatu tes atau angket yang jawaban atau tanggapannya
berupa pilihan24. Dari nilai Cronbach’s alpha yang diperoleh, akan diketahui
konsistensi antar indikator yang digunakan. Adapun standar nilai alpha yang
digunakan adalah 0,5 yang artinya indikator yang digunakan sesuai untuk
mengukur suatu konsep duatasnya. Maka bila nilai yang diperoleh berada
dibawah 0,5 dapat dikatakan bahwa alat ukur yang dibuat tidak reliable25.
3.6.2 Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas berkaitan dengan
kesesuaian antara suatu konsep dengan indikator yang digunakan untuk
22 Masri Singarumbun & Soffian Effendi, Op Cit. hal 140. 23 Bambang Praseto & Lina Mifathul Jannah, Op Cit. hal 104-105. 24 Robert F. DeVellis, Scale Development: Theory and Applications, (London: SAGE, 2003), hal 28. 25 J.P Guilford, Benjamin Fruchter, Fundamental Statistic In Psychology and Education, (New York: McGraw-Hill, 1978), hal 430.
mengukurnya26. Sebuah instrument dapat dikatakan valid jika setiap faktor
yang membentuk instrument tersebut sudah valid. Untuk membuktikan
validitas, digunakanlah sebuah faktor analisis. Sebagai syarat untuk
melakukan analisis dari faktor yang berkaitan, peneliti menggunakan nilai
yang dihasilkan dari The Kaiser-Meyer-Olkin Measures of Sampling
Adequency (KMO). Nilai yang dihasilkan dari faktor analisis dengan
menggunakan KMO dapat mengkonfirmasikan keberadaan validitas konstruk
dalam indstrumen pengukuran dan penelitian27. Bila hasil nilai KMO diatas
0,5 mengindikasikan bahwa suatu dimensi sinyatakan sudah memenuhi uji
validitas. Dilihat pula nilai signifikansinya, apabila nilai signifikansi lebih
rendah dari 0,05 maka dianggap layak untuk melakukan faktor analisis28.
3.7 Metode Analisis Data
Data-data yang diperoleh melalui hasil survey dalam penelitian ini akan dianalisa
melalui uji analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat. Terdiri dari
variabel
3.7.1 Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan pada tahap awal pengolahan data dengan
menampilkan tabel-tabel frekuensi. Tujuan dari analisis univariat adalah
menggambarkan karakteristik sampel penelitian. Setiap sampel biasanya
dipilih dari populasi yang lebih luas sehingga analisis univariat juga dianggap
menerangkan karakteristik populasi29.
Analisis univariat yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan analisis deskriptif frekuensi. Analisis deskripsi frekuensi bertujuan
memberikan gambaran mengenai penilaian tiap-tiap responden terhadap
indikator dalam instrument penelitian. Analisis univariat ini dimaksudkan
26 Robert F. DeVellis. Op cit. Hal 98. 27 Yogesh Kumar Dwivedi, Consumer Adoption and Usage of Broadband, (Pennsylvania: Idea Group Inc, 2007), hal 124 28 John C Reinard, Communication Reseach Statistics, (London: SAGE, 2006), hal 410. 29 Yogesh Kumar Dwivedi, Consumer Adoption and Usage of Broadband, (Pennsylvania: Idea Group Inc, 2007), hal 124.
untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik responden yang ada serta
untuk melihat secara deskriptif mengenai bagaimana pengaruh kognisi
khalayak pada iklan televise terhadap keputusan pembelian.
Perhitungan data dengan distribusi frekuansi dapat dilihat dengan
menghitung frekuansi data tersebut lalu dipersentasekan, lalu dengan dilihat
penyebaran persentasenya30. Sedangkan untuk mendapatkan ciri khas tertentu
dalam bentuk sebuah nilai bilangan tersebut dapat digunakan teknik tendensi
sentral, yaitu mean, median, modus31.
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan metode korelasi, ini
dilakukan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan
dengan variasi faktor lainnya32. Koefisien korelasi adalah besaran yang dapat
menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel dan dapat diketahui
berdasarkan nilai (r) hasil analisis korelasi Indeks dari korelasi Pearson
menunjukkan bilangan di antara +1,00 dan -1,00. Bila tidak ada hubungan di
antara variabel, nilai sama dengan nol. Bila tanda r positif, variabel-variabel
dikatakan berkorelasi positif, artinya bila skor pada variabel x bertambah, skor
pada variabel y pun bertambah33. Interpretasi kekuatan hubungan antar
variabel berdasarkan koefisien korelasi pearson r, adalah34:
<0,2 : Korelasi sangat lemah, hampir bisa diabaikan
0,20-0,40 : Korelasi lemah
0,40-0,60 : Korelasi cukup kuat/moderat
0,60-0,80 : Korelasi kuat
>0,8 : Korelasi sangat kuat
Selanjutnya akan dilakukan analisis regresi sederhana untuk melihat
apakah gratification obtained lebih tinggi atau sama dengan gratification
obtained yang berarti kepuasan tercapai, ataukah gratification obtained lebih
30 Burhan Bungin, Op Cit., hal 171. 31Ibid, 174. 32Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakary, 1998), hal. 27. 33Triton P.B., SPSS 13 Terapan (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2006), hal 92. 34Ibid.
rendah daripada gratification sought yang berarti kepuasan tidak tercapai.
Selain itu, akan dilihat dan dianalisis pula apakah twitter use dapat
memengaruhi tingkat gratification obtained.
3.8 Hipotesis Penelitian
1. Terdapat kepuasan dalam pemakaian twitter, yang berarti gratification obtained lebih
tinggi atau sama dengan gratification sought.
2. Terdapat perbedaan antara gratifikasi yang diharapkan (gratification sought) dan
gratifikasi yang didapatkan (gratification obtained) dari penggunaan Twitter.
3. Terdapat korelasi yang signifikan antara twitter use dan gratification obtained
3.9 Hipotesis Statistik
1. Pearson’s r xy > 0
Terdapat korelasi r pearson yang signifikan antara twitter use dan gratification
obtained.
2. Pearson’s xy > 0
Terdapat nilai korelasi r square yang signifikan antara twitter use dan gratification
obtained.
3.10 Operasionalisasi Konsep
Operasionalisasi konsep adalah proses pemberian definisi operasional atau indikator
pada sebuah variabel. Definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan
seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus
diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Di
dalam topik ini, operasionalisasi konsep akan berisi dimensi-dimensi yang berkaitan
dengan teori dan konsep yang digunakan di dalam penelitian, dan bagaimana konsep
tersebut berhubungan dengan indikator yang dapat menjawab hubungan-hubungan yang
akan diteliti di dalam penelitian ini. Uses and Gratification akan berisi dimensi antara
pengguna media yang aktif dimana dia menentukan kebutuhan apa yang ingin ia
dapatkan setelah menggunakan media, sehingga dimensi yang akan berada di dalam
penelitian ini adalah dimensi kebutuhan para pengguna tersebut. Perlu diketahui, bahwa
sebelum menentukan operasionalisasi konsep ini, penulis telah terlebih dahulu
melakukan survey sederhana mengenai kebutuhan yang dibutuhkan oleh beberapa
sample.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Konsep
Motivasi dalam menggunakan Twitter
Variabel Dimensi Indikator STS TS CS S SS
Gratification Sought : Gratifikasi yang diharapkan user ketika menggunakan media (motivasi menggunakan media)
Personal Needs: Kebutuhan user untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri
Bersenang-senang
Mencari hiburan
Bersantai
Menghabiskan waktu
Social Needs : Kebutuhan user untuk memenuhi kebutuhan sosial
Menjaga hubungan dengan teman / keluarga
1 2 3 4 5
Berkomunikasi lebih mudah
1 2 3 4 5
Berkenalan dengan orang baru
1 2 3 4 5
Berpartisipasi dalam suatu diskusi
1 2 3 4 5
Information Seeking: Kebutuhan user untuk memenuhi kebutuhan pencarian akan informasi
Untuk mencari informasi (fakta, berita, pengetahuan, ide)
1 2 3 4 5
Untuk memberi dan menerima nasihat
1 2 3 4 5
Untuk mempelajari hal yang menarik
1 2 3 4 5
Untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh orang lain
1 2 3 4 5
Variabel Dimensi Indikator STS TS CS S SS
Gratification Obtained: Gratifikasi yang didapatkan
Personal Needs : Kebutuhan user untuk memenuhi kebutuhan pribadi
Bersenang-senang 1 2 3 4 5
Hiburan 1 2 3 4 5
Bersantai 1 2 3 4 5
Untuk mengekspresikan diri
1 2 3 4 5
3.11 Uji Instrumen
3.11.1 Uji Realibilitas
Dalam menginput hasil data-data lapangan kedalam SPSS, kami telah menganalisis
bahwa data yang kami dapat sudah reliabel. Terlihat angka Chronbach (Chronbach's Alpha)
melebihi angka 0,7 (0,7 <) yaitu sebesar 0.9 yang menandakan peneliatan kami termasuk
kedalam penelitian dengan realibilitas yang tinggi.
Social Needs: Kebutuhan users untuk memenuhi kebutuhan sosial dalam dirinya
Untuk menjaga hubungan dengan teman atau keluarga
1 2 3 4 5
Untuk berkomunikasi lebih mudah
1 2 3 4 5
Untuk berkenalan dengan orang baru
1 2 3 4 5
Untuk berpartisipasi dalam suatu diskusi
1 2 3 4 5
Information Seeking: User menggunakan sosial media untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan informasi
Untuk mencari informasi (fakta, berita, pengetahuan, ide)
1 2 3 4 5
Untuk memberi dan menerima nasihat
1 2 3 4 5
Untuk mempelajari hal menarik
1 2 3 4 5
Untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh orang lain
1 2 3 4 5
Tabel 3.2 Nilai Alpha Cronbach semua variable
Jumlah Indikator Nilai Alpha Cronbach
25 0.900
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa hasil uji realibilitas pada 25 indikator yang telah kami
buat menghasilkan nilai alpha cronbach 0.900 yang menandakan bahwa ke 25 indikator yang
telah kami buat telah reliable untuk diinginkan dalam penelitian ini.
3.11. 2 Uji Validitas
Suatu penelitian yang valid menandakan bahwa penelitian tersebut akan dapat
menjawab pertanyaan penelitian. Setelah kami menginput data lapangan kedalam SPSS, dan
mengumpulkannya berdasarkan dimensi, kami menemukan bahwa indikator-indikator
dimensi -dengan cara melihat komponen matriks- telah berkelompok. Pengakuan validitas
dilakukan dengan KMO measure of sampling adequancy Bartlett's Test.
Tabel 3.3 Nilai KMO semua variable
Tabel 3.3 yang menunjukan bahwa angka KMO sebesar 0,774, menunjukan bahwa
penelitian ini layak dilakukan uji analisis.
3.11.2.1 Uji Validitas Variable Gratifikasi yang diharapkan
Tabel 3.4 Nilai Matrix Komponen Variable Gratifikasi yang diharapkan
Component
1 2 3
PNGS 1
PNGS 2
PNGS 3
PNGS 4
SNGS 1
SNGS 2
SNGS 3
SNGS 4
ISGS 1
.819
.785
.676
.476 .300
.396 .596
.723
.767
.758 .318
.818
Jumlah Indikator Nilai KMO
25 0.774
ISGS 2
ISGS 3
ISGS 4
.724
.578
.631
Berdasarkan tabel 3.4 dapat kita lihat bagaimana variabel Gratifikasi yang
diharpkan(Gratification sought) telah terkelompok kedalam tiga dimensi seperti yang kami
harapkan. Nilai yang ada dalam tabel 3.4 merupaka hasil dari uji hasil rotasi varimax.
3.11.2.2 Uji Validitas Variable Gratifikasi yang didapatkan
3.5 Nilai Matrix Komponen Variable Gratifikasi yang didapatkan
Component
1 2 3
PNGS 1
PNGS 2
PNGS 3
PNGS 4
SNGS 1
SNGS 2
SNGS 3
SNGS 4
ISGS 1
ISGS 2
ISGS 3
ISGS 4
.841
.859
.820
.620
.307 .734
.642
.696
.802
.910
.489 .388
.318 .756
.379 .330 .398
Berdasarkan tabel 3.5 uji variable gratifikasi yang didaptkan tidak terlalu berbeda dengan uji
variable gratifikasi yang diharapkan, semuaindikator telah terbagi kedalam tiga dimensi
seperti yang kami inginkan. Dalam menghasilkan data ini kami juga melakukan rotasi
varimax.
3.11 Keterbatasan Penelitian
1. Penggunaan kuesioner tertutup memaksa responden untuk harus mengisi jawaban
yang sudah tersedia, padahal belum tentu responden suka dengan jawaban tersebut.
3.12 Kelemahan Penelitian
1. Banyaknya pertanyaan dalam kuesioner memungkinkan responden tidak konsisten
dengan jawaban-jawabannya.
2. Adanya pilihan jawaban netral dalam instrumen membuka kemungkinan bagi
responden untuk melakukan penilaian netral untuk pertanyaan-pertanyaan yang
membutuhkan pemikiran lebih mendalam.
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 IDENTITAS RESPONDEN
4.1.1 Identitas Responden Bedasarkan Jurusan
FISIP UI terbagi menjadi 8 Departemen: Ilmu komunikasi, Administrasi,
Kriminologi, Kesejahteraan Sosial, Hubungan Internasional, Sosiologi, Antropologi dan Ilmu
Politik. Dalam penelitian ini pembagian kuesioner seperti yang disarankan sebelumya
minimal akan dibagikan kepada 100 responden.
Tabel 4.1 Jumlah Responden Tiap Jurusan di FISIP UI
Jurusan Jumlah
Ilmu Komunikasi 24
Administrasi 25
Kriminologi 20
Kesejahteraan Sosial 5
Hubungan Internasional 4
Sosiologi 8
Antropologi 6
Ilmu politik 11
Total: 103
Pembagian ini sudah direncanakan sebelum kami turun lapangan, dapat dilihat
bahwa total responden kami adalah 103 orang, dengan jurusan Ilmu Komunikasi dan
Administrasi sebagai dua jurusan dengan dengan populasi mahasiswa terbesar, sedangkan
Hubungan intrenasional merupakan jurusan dengan jumlah responden terkecil, yang juga
merepresentasi hubungan internasional sebagi jurusan dengan populasi mahasiswa terendah
di FISIP UI.
4.1.2 Identitas Responden Bedasarkan Angkatan
Pada penelitian ini, responden yang kami tuju di FISIP UI adalah mahasiswa yang
berasal dari angkatan yang masih aktif pada umumnya. Oleh karena itu kami menyimpulkan
bahwa kami hanya memasukan empat angkatan yang masih memiliki jumlah mashasiswa
aktif yang cukup banyak yaitu, 2010,2011,2012 dan 2013.
Tabel 4.2 Jumlah Responden per Angkatan di FISIP UI
Angkatan Jumlah
2010 13
2011 54
2012 22
2013 14
Total: 103
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa angkatan 2011 merupakan responden dengan
jumlah terbanyak dalam penelitian ini, dimana jumlah responden angkatan 2011 lebih dari
setengah total jumlah total responden dalam penelitian ini.
4.1.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Selain jumlah responden berdasarkan angakatan dan jurusan, identitas responden lainnya
yang kami tanyakan dalam penelitian ini adalah identitas berdasarkan jenis kelamin. Dari 103
kuesioner yang telah kami bagikan inilah pembagian inilah hasil data pembagian responden
berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 4.3 Jumalah responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 42
Perempuan 61
Total: 103
4.2 ANALISIS UNIVARIAT:
4.2.1 Rata-rata penggunaan Twitter (Twitter Use) pada Mahasiswa FISIP UI
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam penelitian kami, kami
mengelompokan penggunaan Twitter kedalam tiga kelompok besar yaitu pengguna berat
(>60 menit/hari), sedang (5-60 menit/hari) dan ringan (<5 menit/hari). Dari hasil kuesioner
yang kami bagikan kepada 103 responden menghasilkan data:
Tabel 4.4 Rata-rata frekuensi penggunaan Twitter (Twitter Use) mahasiswa FISIP UI
Frekuensi Penggunaan Twitter Jumlah
Pengguna Ringan (<5 menit/hari) 21
Pengguna Sedang (5-60 menit/hari) 61
Pengguna Berat (>60 menit/hari) 31
Total: 103
Dapat dilihat dari data diatas bahwa pada umumnya mahasiswa FISIP UI dalam
penelitian inin merupakan pengguna sedang dari Twitter itu sendiri, dimana mereka
menghabiskan kurang lebih 5-60 menit per harinya untuk mengakses Twitter. Posisi kedua
ditempati oleh pengguna berat dan posisi terakhir ditempati oleh pengguna ringan. Hal ini
memperlihatkan bahwa Twitter memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-sehari
mahasiswa FISIP UI , dimana majoritas mahasiwa FISIP UI tergolong kedalam pengguna
Twitter berat-sedang, sedangkan mahasiswa FISIP UI yang termasuk kedalam pengguna
ringan terbilang cukup kecil jika dibandingkan dengan dua kelompok lainnya.
4.2.2 Gratifikasi yang diharapkan (Gratification Sought)
Sesuai dengan pertanyaan penelitian kami, pada hasil data ini kami akan
menganalisi hasil kuesioner kami untuk menemukan jenis gratifikasi apa saja yang
diharapkan (Gratification sought) oleh mahasiswa FISIP UI sebelum mengakses Twitter, data
ini akan kami simpulkan dengan melihat rata-rata dari setiap pertanyaan yang sudah kami
buat sebelumnya:
Tabel 4.5 gratifikasi yang diharapkan (gratification sought) per dimensi
Dimensi Rata-rata
Dimensi Personal Needs 3,7112
Dimensi Information Seeking 3,6844
Dimensi Social Needs 3,0171
Dari hasil data diatas dapat dilihat bahwa sebelum menggunakan Twitter mahasiwa FISIP UI
cenderung lebih banyak berharap bahwa dimensi personal needs (kebutuhan personal)
cenderung akan lebih terpuaskan, disusul dengan dimensi information seeking (pencarian
informasi) dan yang menejutkan adalah keberadaan dimensi social needs pada posisi terakhir
mengingat Twitter dapat digolongkan sebagai sebuah Social Networking Sites.
Tabel 4.6 gratifikasi yang diharpakan (gratification sought) per indikator
Dimensi Indikator posisi Rata-rata
Kebutuhan Personal
Untuk bersenang-
senang
5 3,7476
Untuk mencari hiburan 3 3,8350
Untuk bersantai 2 3,8447
Untuk menghabiskan
waktu
8 3,4175
Kebutuhan sosial
Untuk menjaga
hubungan dengan
teman/keluarga
9
3,3495
Untuk berkomunikasi
dengan mudah
7 3,5049
Untuk berkenalan
dengan orang baru
12 3,4600
Untuk berpartisipasi
dalam diskusi
11 2,7476
Kebutuhan inforamsi
Untuk mencari
informasi
1 4,2330
Untuk menerima
nasihat (kultwit)
10 3,0097
Untuk mempelajari hal
menarik
4 3,7864
Untuk mengetahui apa
yang dilakuka orang
lain
6
3,7087
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa gratifikasi yang diharapkan oleh mahasiswa
FISIP UI sebelum menggunakan Twitter adalah untuk memenuhi kebutuhannya mencari
informasi, dimana indikator pencarian informasi ini memilliki rata-rata tertinggi yaitu 4,2330.
Gratifikasi yang diharapkan sebelum penggunaan twitter urutan kedua adalah gratifikasi
penggunan twitter untuk bersantai yang indikatornya mendaptkan rata-rata 3,8447 dan
indikator yang menempati posisi ketiga adalah indikator penggunaan Twitter untuk hiburan
dengan rata-rata 3,8350. Sedangkan indikator terendah dalam gratifikasi yang diharpkan
sebelum menggunakan Twitter adalah indikator berkenalaan dengan dengan orang baru
dengat rata-rata 2,4600 , hal ini memperlihatkan bahwa sebelum menggunakan Twitter
mahasiswa FISIP UI tidak berharap bahwa kebutuhan mereka untuk bereknalan dengan orang
baru akan terpenuhi setelah menggunakan Twitter. Posisi kedua terakhir ditempati oleh
indikatotor twitter sebagai sarana untuk berpartisipasi dalam diskusi dengan rata-rata 2,7476,
hal ini memperlihatkan bahwa pada dasarnya sebelum menggunakan Twitter mahasiswa
FISIP UI tidak berharap bahwa twitter akan memenuhi kebutuhan mereka untuk berdiskusi
dengan pihak lain. Posisi tiga terbawah ditempati oleh harapan penggunaan Twitter sebagau
sarana untuk menerima nasihat atau kultwit.
Urutan gratifikasi yang diharapkan oleh penggunaan Twitter mahasiswa FISIP UI (tertinggi -
terbawah) sebelum menggunakan Twitter:
1. Penggunaan Twitter untuk mencari informasi
2. Pengguna Twitter untuk bersantai
3. Penggunaan Twitter untuk mencari hiburan
4. Penggunaan Twitter untuk mempelajarai ha menarik
5. Penggunaan Twitter untu bersenang-senang
6. Penggunaan Twitter untuk mengetahui apa yang dilakukan orang lain (kepo)
7. Penggunaan Twitter untuk berkomunikasi dengan lebih mudah
8. Penggunaan Twitter untuk meghabiskan waktu
9. Penggunaan Twitter untuk menjaga hubungan dengan teman/saudara
10. Penggunaan Twitter untuk menerima nasihat dari orang-orang tertentu (Kultwit)
11. Penggunaan Twitter untuk berpartisipasi dalam berdiskusi
12. Penggunaan Twitter untuk berkenaalan dengan orang baru
4.2.3 Gratifikasi yang didapatkan (Gratification Obtained)
Setelah melihat gratifikasi yang diharapkan oleh mahasiswa FISIP UI , analisi data
yang selanjutnya akan dilakukan adalah analisi mengenais gratifikasi yang didapatkan
(gratification obtained) dari penggunaan Twitter itu sendiri. Dari hasil penelitian kami, kami
menemukan data sebagai berikut:
4.7 Gratifikasi yang didapatkan (Gratification obtained) per dimensi
Dimensi Rata-rata
Dimensi Personal Needs 3,4415
Dimensi Information Seeking 3,6116
Dimensi Social Needs 3,0728
Dapat dilihat dari data ini, bahwa information Needs merupakan dimensi dengan
rata-rata tertinggi, walaupun pada dasarnya rata-rata nya sendiri mendapatkan penurunan dari
rata-rata dimensi information Needs pada gratifikasi yang diharapkan (gratification sought).
Dimensi kedua merupakan dimensi Personal needs dengan rata-rata 3,4415, dimensi menurun
baik secara-rata ataupun posisi awal pada gratifikasi yang diharapkan. Posisi terakhir
ditempati oleh dimensi social needs,walaupun tidak mengalami perubahan dari sisi posisi dari
gratifikasi yang diharapkan, jika dilihat dari sisi rata-rata dimensi ini mengalami penaikan
dari 3,0171 menjadi 3,0728 walaupun tidak terlalu signifikan hal ini membuktikan bahwa
pada kenyataan tingkat gratifikasi yang didapatkan dari dimensi ini lebih tinggi dari yang
diharapkan.
4.8 Gratifikasi yang didapatkan (gratification obtained) per indikator
Dimensi Indikator posisi Rata-rata
Kebutuhan Personal
Untuk bersenang-
senang
5 3,4660
Untuk mencari hiburan 6 3,4563
Untuk bersantai 4 3,4951
Untuk menghabiskan
waktu
8 3,3689
Kebutuhan sosial
Untuk menjaga
hubungan dengan
teman/keluarga
9
3,3010
Untuk berkomunikasi
dengan mudah
7 3,4466
Untuk berkenalan
dengan orang baru
12 2,6117
Untuk berpartisipasi
dalam diskusi
11 2,9320
Kebutuhan inforamsi
Untuk mencari
informasi
1 3,9903
Untuk menerima
nasihat (kultwit)
10 3,0971
Untuk mempelajari hal
menarik
2 3,7573
Untuk mengetahui apa
yang dilakuka orang
lain
3
3,6019
Tabel diatas memeperlihatkan bahwa pada dasarnya hampir semua indikator
mengalami penurunan rata-rata nilai gratifikasi yang didapatkan. Walaupun begitu terdapat
empat indikator yang mengalami kenaikan rata-rata diantaranya adalah indikator yang
menyatakan penggunaa twitter untuk berkenalan dengan orang lain, berpartisipasi dalam
diskusi, untuk menerima naasihat dari orang lain (kultwit) dan mempelajari hal menarik. Tiga
indikator dengan nilai rata-rata tertinggi yang berarti merupakan indikator dengan nilai
gratifikasi tertinggi yang didapatkan mahassiwa FISIP UI adalah indikator mencari informasi,
mempelajari hal menarik dan mengatahui apa yang dilakuka orang lain. Pada posisi tiga besar
terdapat perubahan yang cukup signifikan dimana indikator bersantai dan bersenang-senang
tidak ada dalam posisi tiga besar. Sedangkan untuk posisi tiga terbawah tidak terjadi
perubahan sama sekali.
Urutan gratifikasi yang didapatkan oleh penggunaan Twitter mahasiswa FISIP UI (tertinggi -
terbawah) sesudah menggunakan Twitter:
1. Penggunaan Twitter untuk mencari informasi
2. Pengguna Twitter untuk mempelajari hal menarik
3. Penggunaan Twitter untuk mengetahui apa yang dilakuka orang lain (kepo)
4. Penggunaan Twitter untuk bersantai
5. Penggunaan Twitter untu bersenang-senang
6. Penggunaan Twitter untuk mencari hiburan
7. Penggunaan Twitter untuk berkomunikasi dengan lebih mudah
8. Penggunaan Twitter untuk meghabiskan waktu
9. Penggunaan Twitter untuk menjaga hubungan dengan teman/saudara
10. Penggunaan Twitter untuk menerima nasihat dari orang-orang tertentu (Kultwit)
11. Penggunaan Twitter untuk berpartisipasi dalam berdiskusi
12. Penggunaan Twitter untuk berkenaalan dengan orang baru
4.2.4 Tingkat Kepuasaan penggunaan Twitter
Pengukuran kepuasaan pada penelitian ini akan dilakukan dengan membandingkan rata-rata
gratifikasi yang diharapkan dengan gratifikasi yang didapatkan dari penelitian ini. Dari
membandingkan rata-rata dapat kita lihat apakah pada dasarnya Twitter memenuhi gratifikasi
yang diharapkan oleh Mahsiswa FISIP UI.
Tabel 4.9 Rata-rata secara keseluruhan Gratifikasi yang diharapkan dan didapatkan
Gratifikasi yang diharapkan
(Gratification sought) 3.4542
Gratifikasi yang didapatkan
(Gratification obtained) 3.3528
Merujuk dari nilai rata-rata gratifikasi secara umum dapat kita lihat bahwa pada
dasarnya nilai gratifikasi yang diharapkan lebih besar dibandingakan gratifikasi yang
didapatkan. Hal ini menunjukan bahwa pada dasarnya dalam penggunaan Twitter ekspektasi
mahasiswa FISIP UI lebih tinggi dibandingkan kenyataan nya, sehingga dapat disumpulkan
dalam penelitian bahwa penggunaan Twitter tidak memuaskan mahasiswa FISIP.
4.3 ANALISIS BIVARIAT
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier. Analisis ini menjelaskan
hubungan linier antara variabel independen dan dependen, terutama untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing
variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari
Tabel di atas menunjukkan dua analisis bivariat. Analisis bivariat pertama
menunjukkan hubungan antar variabel dengan tidak ada variabel kontrol. Sedangkan analisis
bivariat kedua menujukkan hubungan antar variabel dengan variabel kontrol frekuensi
penggunaan twitter (twitter use). Pada analisis pertama, hubungan antara GS dan GO
menunjukkan angka 0.734, sedangkan di analisis kedua dengan menggunakan twitter use
sebagai variabel kontrol, hubungan GS dan GO menunjukkan nilai yang lebih tinggi yakni
0.736. Hal ini mengindikasikan twitter use melewati GS dan langsung berhubungan dengan
GO, sehingga model analisisnya twitter use-GO.
Yth. Para Responden,
Kami adalah mahasiswa S1 Departemen Ilmu Komunikasi – Universitas Indonesia, sedang
melakukan penelitian kuantitatif dengan judul ‘Pengukuran Kepuasan dan Motivasi dalam
Penggunaan Sosial Media Twitter oleh Mahasiswa FISIP UI (Studi Deskriptif
Penggunaan Sosial Media Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP UI)’. Untuk itu, kami
memohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya tanpa ada
paksaan maupun tekanan dari pihak manapun. Informasi yang kami dapat akan digunakan
dengan sebaik-baiknya hanya untuk kepentingan penelitian dan kami akan menjaga privasi
dari informasi tersebut. Atas kesediaannya, kami ucapkan terima kasih.
Nomor Kuesioner : ____________________
Depok, ___ November 2013
Tanda Tangan,
( )
* (Lingkari yang perlu)
Jurusan* : 1. Ilmu Komunikasi
2. Ilmu Administrasi
3. Kriminologi
4. Ilmu Kesejahteraan Sosial
5. Ilmu Hubungan Internasional
6. Sosiologi
7. Antropologi
8. Ilmu Politik
Angkatan* : 1. 2010
2. 2011
3. 2012
4. 2013
Jenis kelamin* : 1. Laki-laki
2. Perempuan
Memiliki akun twitter* : Ya / Tidak
Frekuensi menggunakan twitter* : 1. >5 menit per hari
2. 5-60 menit per hari
3. >60 menit per hari
Keterangan:
1. STS = Sangat Tidak Setuju 4. S = Setuju
2. TS = Tidak Setuju 5. SS = Sangat Setuju
3. CS = Cukup Setuju
A. Variabel Independen: Motivasi / Ekspektasi dari Penggunaan Twitter (Gratification
Sought)
A.1Dimensi Kebutuhan Personal (Personal Needs)
Saya menggunakan Twitter dengan motivasi….
No. Indikator STS TS CS S SS
1. Saya menggunakan Twitter untuk bersenang–senang (have fun).
2. Saya menggunakan Twitter untuk mencari hiburan.
3. Saya menggunakan Twitter untuk bersantai.
4. Saya menggunakan Twitter untuk menghabiskan waktu.
A.2 Dimensi Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Saya menggunakan Twitter dengan motivasi...
No. Indikator STS TS CS S SS
1.
Saya menggunakan Twitter untuk menjaga hubungan dengan teman/keluarga.
2. Saya menggunakan Twitter untuk berkomunikasi lebih mudah.
3. Saya menggunakan Twitter untuk berkenalan dengan orang baru.
4.
Saya menggunakan Twitter untuk berpartisipasi dalam suatu diskusi
A.3 Dimensi Information Seeking (Memenuhi Kebutuhan Informasi)
Saya menggunakan Twitter dengan motivasi...
No. Indikator STS TS CS S SS
1. Saya menggunakan Twitter untuk mencari informasi (fakta, berita, ide,
dan pengetahuan).
2. Saya menggunakan Twitter untuk untuk menerima nasihat dari orang-orang tertentu (selebtwit atau orang-orang yang saya kenal).
3.
Saya menggunakan Twitter untuk mempelajari hal yang menarik
4.
Saya menggunakan Twitter untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh orang lain.
B. Variabel Dependen: Gratifikasi yang Didapatkan (Gratification Obtained)
B.1 Dimensi Kebutuhan Personal (Personal Needs)
Dari penggunaan Twitter saya mendapatkan...
No. Indikator STS TS CS S SS
1. Saya merasa penggunaan Twitter yang saya lakukan telah memenuhi keinginan saya untuk bersenang – senang (have fun).
2. Saya merasa penggunaan Twitter yang saya lakukan telah memenuhi keinginan saya untuk mencari hiburan.
3. Saya merasa penggunaan Twitter yang saya lakukan telah memenuhi keinginan saya untuk untuk bersantai.
4. Saya merasa penggunaan Twitter yang saya lakukan telah memenuhi keinginan saya untuk menghabiskan waktu.
B.2 Dimensi Kebutuhan Sosial (Social Needs)
No. Indikator STS TS CS S SS
1.
Saya merasa penggunaan Twitter yang saya lakukan telah memenuhi keinginan saya untuk menjaga hubungan dengan teman/keluarga.
2. Saya merasa penggunaan Twitter yang saya lakukan telah memenuhi keinginan saya untuk berkomunikasi lebih mudah.
3. Saya merasa penggunaan Twitter yang saya lakukan telah memenuhi keinginan saya untuk berkenalan dengan orang baru.
5.
Saya merasa penggunaan Twitter yang saya lakukan telah memenuhi keinginan saya untuk berpartisipasi dalam suatu diskusi.
B.3 Dimensi Information Seeking (Memenuhi Kebutuhan Informasi)
Dari penggunaan Twitter saya mendapatkan...
No. Indikator STS TS CS S SS
1. Saya merasa penggunaan Twitter yang saya lakukan telah memenuhi keinginan saya untuk informasi (fakta, berita, ide, dan pengetahuan).
2. Saya merasa penggunaan Twitter yang saya lakukan telah memenuhi keinginan saya untuk menerima nasihat dari orang-orang tertentu (selebtwit atau orang-orang yang saya kenal).
3.
Saya merasa penggunaan Twitter yang saya lakukan telah memenuhi keinginan saya untuk mempelajari hal yang menarik
4.
Saya merasa penggunaan Twitter yang saya lakukan telah memenuhi keinginan saya untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh orang lain.