pengembangan modul dilengkapi mind map pada materi ...

272
PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL UNTUK SISWA KELAS XI SMA/MA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh SUCI MISMENIA AMANDA NPM. 176511131 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2019

Transcript of pengembangan modul dilengkapi mind map pada materi ...

PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI MIND MAP PADA

MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

UNTUK SISWA KELAS XI SMA/MA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh

SUCI MISMENIA AMANDA

NPM. 176511131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2019

i

PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI MIND MAP

PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

UNTUK SISWA KELAS XI SMA/MA

SUCI MISMENIA AMANDA

NPM. 176511131

Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Islam Riau

Pembimbing Utama : Dr. Sri Amnah, M.Si

Pembimbing Pendamping : Laili Rahmi, M.Pd

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa modul

Biologi yang dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel yang layak

digunakan untuk kegiatan belajar siswa kelas XI SMA/MA. Penelitian

menggunakan jenis pengembangan Research & Development dengan

menggunakan model ADDIE. Penelitian dilakukan dari tahap analysis sampai

tahap development. Data dalam pengembangan modul diperoleh dari hasil validasi

ahli materi, ahli pembelajaran, dan guru, serta uji kelayakan terbatas kepada 30

siswa di tiga sekolah berbeda dengan penentuan sampel menggunakan teknik

stratified random sampling. Sekolah yang dijadikan sampel yaitu SMA Negeri

Plus Pekanbaru, SMA Negeri 4 Pekanbaru, SMA Negeri 15 Pekanbaru. Penelitian

ini menghasilkan produk berupa Modul Biologi Dilengkapi Mind Map Pada

Materi Struktur dan Fungsi Sel yang dikemas dalam bentuk cetak. Berdasarkan

hasil validasi oleh ahli materi menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan

layak digunakan dalam proses pembelajaran dengan rata-rata persentase 82,22%.

Hasil validasi oleh ahli pembelajaran menunjukkan bahwa modul yang

dikembangkan sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran dengan rata-

rata persentase sebesar 95,69%. Hasil validasi oleh tiga orang guru yang mengajar

Biologi menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan sangat layak digunakan

dalam proses pembelajaran dengan rata-rata persentase 92,48%. Modul yang

dikembangkan ini mendapat tanggapan sangat baik dari peserta didik. Hal ini

dapat dilihat dari rata-rata respon peserta didik dari tiga sekolah sebesar 89,39%

(sangat layak). Dapat disimpulkan bahwa modul Biologi dilengkapi mind map

pada materi struktur dan fungsi sel untuk siswa kelas XI SMA/MA yang

dikembangkan sangat layak digunakan sebagai sebuah perangkat pembelajaran.

Kata Kunci : Penelitian Pengembangan, Modul, Mind Map, Struktur dan Fungsi

Sel

ii

THE DEVELOPMENT OF MODULE IS EQUIPPED WITH MIND MAP

ON THE MATERIAL CELL STRUCTURE AND FUNCTION

FOR STUDENTS OF CLASS XI SMA/MA

SUCI MISMENIA AMANDA

NPM. 176511131

A Thesis Biology Education Department Facult of Education and Teacher

Training

Islamic University of Riau

Advisor : Dr. Sri Amnah, M.Si

Co Advisor : Laili Rahmi, M.Pd

ABSTRACT

The purpose of this study to produce teaching materials such as module equipped

with mind map Biology on the material cell structure and function being used to grade

students' learning activities XI SMA / MA. Research using this type of development

Research & Development using ADDIE models. Research conducted from stage analyze

to stage of development. Data in the development of validation module obtained from the

subject material experts, instructional specialists, and teachers, as well as due diligence

is limited to 30 students in three different schools to the determination of the sample

using Stratified Random Sampling technique. The sample of schools were SMA Negeri

Plus Pekanbaru, SMA Negeri 4 Pekanbaru and SMA 15 Pekanbaru. This research

resulted in products such module with mind map Biology on material cell structure and

function that packed in printed form. Based on the results of validation by subject

material experts indicate that module developed feasible for use in the learning process

with an average percentage of 82.22%. The results of the validation by learning experts

indicate that module developed very feasible for use in the learning process with an

average percentage of 95.69%. The results of the validation by three teachers who teach

science Biology shows that module developed very feasible for use in the learning process

with an average percentage of 89.39%. Module developed very well received feedback

from learners. It can be seen from the average responses of students from three schools

amounted to 92.48% (very feasible). It can be concluded that module equipped with mind

map Biology on the material cell structure and function being used to grade students'

learning activities XI SMA / MA developed very feasible for use as a learning tool.

Key Word: Research Development, Module, Mind Map, Cell Structure and Function

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbal”alamin, puji syukur penulis ucapkan atas nikmat

dan karunia Allah SWT yang telah menganugerahkan taufik dan hidayah-Nya

berupa kesehatan. Kekuatan, kesabaran, ketekunan, kelapangan dan kemudahan

kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan

Modul Dilengkapi Mind Map pada Materi Struktur dan Fungsi Sell Untuk Siswa

Kelas XI SMA/MA”. Shalawat teriring saam tak lupa kita senandungkan kepada

Baginda Rasulullah SAW, yakni seorang manusia terbaik sepanjang zaman yang

pernah tercipta di muka bumi ini. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah

untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan,

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Islam Riau.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis memperoleh banyak bimbingan,

bantuan dan dukungan yang sangat berharga dari berbagai pihak, oleh karena itu

penulis ingin menyampaian penghargaan rasa hormat dan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada Ibu Dr. Sri Amnah, M.Si selaku pembimbing utama

dan Ibu Laili Rahmi, M.Pd selaku pembimbing pendamping yang telah banyak

meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan dan arahan demi

kesempurnaan penyelesaian skripsi ini.

Selama menyelesaikan skripsi ini penulis memperoleh berbagai bantuan

dan dukungan yang sangat berharga dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis

ingin menampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Bapak Prof Dr. H.

Syafrinaldi, S.H.,M.C.L selaku Rektor Universitas Islam Riau, Bapak Drs.

Alzaber, M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ibu Dr. Sri

Amnah, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Ibu Laili Rahmi, M.Pd

selaku Ketua Program Studi Pendidian Biologi, serta Bapak/Ibu Staf Tata Usaha

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Terima kasih kepada Ibu Laili Rahmi, M.Si sebagai Penasehat Akademik

yang selalu memberikan arahan dan nasehat kepada penulis mulai dari awal

perkuliahan hingga penulis menghadapi tugas akhir, serta seluruh dosen Program

iv

Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan dan semangat belajar selama mengikuti

perkuliahan.

Tidak lupa ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Hasan Basri Jumin

Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau selaku validator ahli materi, Bapak Dr.

Rian Vebrianto, M.Ed Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

selaku validator ahli pembelajaran, Bapak Mulya Manru, M.Pd Guru Biologi

SMA Negeri Plus Pekanbaru selaku validator, Ibu Nurhasanah, S.Pd Guru Biologi

SMA Negeri 4 Pekanbaru selaku validator, Ibu Mariani Sitepu, S.Pd selaku

validator, dan jajaran Tata Usaha sekolah yang telah bersedia membantu penulis

dalam dalam melakukan penelitian, serta siswa-siswi SMA Negeri Plus

Pekanbaru, SMA Negeri 4 Pekanbaru, dan SMA Negeri 15 Pekanbaru yang telah

berpartisipasi dalam penelitian.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya untuk

keluarga tercinta Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan perhatian,

semangat, serta doa yang tulus demi kesuksesan selama perkuliahan dan

kehidupan di dunia ini. Terima kasih kepada sahabat penulis Aria Susan, Baiq,

Maulidya Husna, Murni Kholilah, dan sahabat penulis yang berada diluar kampus

yang telah membantu penulis dan tidak henti-hentinya memberikan motivasi

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi

ini, namn penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi upaya

peningkatan kualitas skripsi ini. Akhir kalam, hanya kepada Allah SWT penulis

serahkan segalanya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis

dan umumnya bagi kita semua dalam rangka menambah wawasan pengetahuan

dan pemikiran kritis kita dalam bidang pendidikan.

Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru, Juli 2019

Penulis

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 3

1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................................... 4

1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

1.5.1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

1.5.2 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

1.6 Spesifikasi Produk ......................................................................................... 5

1.7 Definisi Istilah Judul ..................................................................................... 7

BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Belajar dan Pembelajaran .............................................................................. 9

2.2 Media Pembelajaran ...................................................................................... 10

2.3 Bahan Ajar .................................................................................................... 12

2.4 Modul ............................................................................................................ 13

2.5 Mind Map ...................................................................................................... 17

2.6 Materi Struktur dan Fungsi Sel ..................................................................... 18

2.7 Model Perancangan Pengembangan ............................................................. 20

2.8 Penelitian Relevan ......................................................................................... 24

vi

BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................... 26

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 26

3.2 Rancangan Penelitian .................................................................................... 26

3.3 Model Pengembangan dan Prosedur Penelitian ............................................ 26

3.3.1 Model Pengembangan .......................................................................... 26

3.3.2 Prosedur Penelitian............................................................................... 27

3.4 Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 33

3.4.1 Lembar Validasi ................................................................................... 33

3.4.2 Angket Respon Siswa .......................................................................... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Sampel ....................................................................... 36

3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 37

3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................................... 37

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................. 40

4.1.1 Hasil Tahap Analisis (Analysis) ........................................................... 40

4.1.2 Hasil Tahap Perancangan (Design) ...................................................... 43

4.1.3 Hasil Tahap Pengembangan (Development) ........................................ 52

4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................. 53

4.2.1 Hasil Validasi Modul oleh Para Ahli ................................................... 53

4.2.2 Validasi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map oleh Guru .................. 58

4.2.3 Data Hasil Uji Coba Kelayakan Terbatas Modul ................................. 59

4.3 Pembahasan ................................................................................................... 65

BAB 5. KESIMPULAN .................................................................................... 82

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 82

5.2 Saran ............................................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 83

LAMPIRAN ....................................................................................................... 87

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Nama Validator ............................................................................... 32

2. Daftar Sekolah Uji Coba ............................................................................ 33

3. Kisi-kisi Lembar Validasi Pengembangan Modul Ahli Materi ................. 34

4. Kisi-kisi Lembar Validasi Pengembangan Modul Ahli Pembelajaran ...... 34

5. Kisi-kisi Lembar Validasi Pengembangan Modul oleh Guru .................... 35

6. Kisi-kisi Angket Respon Siswa .................................................................. 36

7. Kriteria Penilaian Lembar Skor Validasi ................................................... 38

8. Kriteria Kelayakan Menurut Penilaian Validator ...................................... 39

9. Hasil Validasi Modul Dilengkapi Mind Map oleh Kedua Validator ......... 54

10. Data Kuantitatif Hasil Validasi Modul oleh Ahli Materi ........................... 55

11. Hasil Revisi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map Berdasarkabn Saran Ahli

Materi ......................................................................................................... 56

12. Data Kuantitatif Hasil Validasi Modul oleh Ahli Pembelajaran ................ 57

13. Data Kuantitatif Hasil Validasi Modul oleh Ketiga Guru Biologi ............. 58

14. Hasil Analisis Respon Siswa Terhadap Cakupan Modul Dilengkapi Mind Map

.................................................................................................................... 60

15. Komentar, Kritik, dan Saran Siswa SMA Negeri Plus Provinsi Riau Terhadap

Modul ......................................................................................................... 61

16. Komentar, Kritik, dan Saran Siswa SMA Negeri 4 Provinsi Riau Terhadap

Modul ......................................................................................................... 63

17. Komentar, Kritik, dan Saran Siswa SMA Negeri 15 Provinsi Riau Terhadap

Modul ......................................................................................................... 64

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Halaman

1. Bagan model pengembangan ADDIE ........................................................ 22

2. Langkah-langkah ADDIE (Analyze sampai tahap Development) ............. 28

3. Persentase hasil validasi oleh ahli materi dan ahli pembelajaran .............. 54

4. Persentase setiap aspek dari hasil validasi ahli materi ............................... 55

5. Persentase setiap aspek dari validasi ahli pembelajaran ............................ 58

6. Persentase setiap aspek dari hasil validasi oleh Guru Biologi ................... 59

7. Persentase setiap aspek dari hasil angket respon siswa ............................. 61

8. Peneliti memberikan pengarahan dalam mengisi lembar observasi .......... 144

9. Para siswa sedang mengisi lembar observasi ............................................. 144

10. Para siswa SMA Negeri Plus Riau sedang mengisi angket respon terhadap

modul.......................................................................................................... 145

11. Para siswa SMA Negeri 4 Pekanbaru sedang mengisi angket respon terhadap

modul.......................................................................................................... 145

12. Para siswa SMA Negeri 15 Pekanbaru sedang mengisi angket respon terhadap

modul.......................................................................................................... 146

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran Halaman

1. Jadwal Penelitian ........................................................................................ 87

2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar .................................................... 88

3. Silabus Kegiatan Pembelajaran .................................................................. 91

4. Penjabaran Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Materi .................................... 97

5. Penjabaran Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Pembelajaran......................... 99

6. Penjabaran Kisi-kisi Lembar Validasi Oleh Guru ..................................... 101

7. Penjabaran Kisi-kiss Angket Respon Siswa .............................................. 103

8. Lembar Hasil Wawancara Guru ................................................................. 105

9. Lembar Validasi Ahli Materi ..................................................................... 107

10. Lembar Validasi Ahli Pembelajaran .......................................................... 110

11. Lembar Validasi Oleh Guru ....................................................................... 113

12. Lembar Angket Respon Siswa ................................................................... 116

13. Analisis Hasil Validasi Ahli Materi ........................................................... 119

14. Analisis Hasil Validasi Ahli Pembelajaran ................................................ 121

15. Analisis Hasil Validasi Oleh Guru ............................................................. 124

16. Analisis Hasil Angket Respon Siswa ......................................................... 129

17. Dokumentasi .............................................................................................. 144

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia No 20

tahun 2003, Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Salah satu tujuan

pendidikan nasional tersebut adalah peserta didik mampu menjadi manusia yang

berilmu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018), berilmu adalah

mempunyai ilmu pengetahuan atau kepandaian. Hal tersebut dapat diperoleh

peserta didik dari sekolah melalui interaksi antara guru dan peserta didik. Untuk

membantu siswa memperoleh ilmu pengetahuan atau kepandaian, seorang guru

harus memiliki keterampilan dasar. Menurut Lufri (2007 : 64) ada sepuluh

keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang guru yaitu: (1) keterampilan

bertanya (dasar dan lanjut), (2) keterampilan memberi penguatan, (3)

keterampilan mengadakan variasi, (4) keterampilan menjelaskan, (5) keterampilan

membuka dan menutup pelajaran, (6) keterampilan memimpin diskusi kelompok

kecil, (7) keterampilan mengelola kelas, (8) keterampilan mengajar kelompok

kecil dan perorangan, (9) keterampilan mengembangkan dan menggunakan media

pembelajaran, (10) keterampilan mengembangkan Emotional Spiritual Quotient

(ESQ) dan skill.

Keterampilan mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran

merupakan keterampilan dasar guru yang sangat penting. Menurut Sadiman (2011

: 17-18), media berguna untuk memperjelas penyajian pesan, mengatasi

keterbatasan ruang dan waktu, menimbulkan minat belajar, dan menimbulkan

persepsi yang sama.

Kunci agar anak tertarik pada sains adalah ia harus punya minat terlebih

dahulu. Caranya dapat diperoleh lewat visual, dengan hal-hal menarik yang

2

membuat anak merasa senang belajar sains (Olivia, 2008 : 66). Menurut Slameto

(2010 : 180), siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung

untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.

Media pembelajaran yang dapat dikembangkan guru diantaranya adalah

media cetak berupa bahan ajar seperti modul, handout, dan lembar kerja siswa

(LKS). Sebagai salah satu media pembelajaran, modul mampu meningkatkan

efektifitas dan efisiensi pengajaran di sekolah, karena modul disusun sistematis

yang memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. Berbeda dengan bahan ajar

lainnya, modul memberikan kemungkinan kepada siswa untuk mengukur

kemajuan belajar yang telah diperoleh, memfokuskan siswa pada tujuan

pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur, serta terdapat mekanisme

pengukuran yang merupakan kriteria atau standar kelengkapan modul (Mulyasa,

2006: 232-233).

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan Peneliti di SMA Negeri 4

Pekanbaru pada tanggal 31 Agustus 2018, didapatkan informasi bahwa SMA

Negeri 4 Pekanbaru belum pernah menggunakan modul dalam pembelajaran.

Untuk menunjang pembelajaran, guru biologi di SMA Negeri 4 Pekanbaru hanya

menggunakan media power point dan LKS dari MGMP (Majelis Guru Mata

Pelajaran) Pekanbaru. Berdasarkan observasi diketahui materi yang dianggap sulit

adalah struktur dan fungsi sel. Alasannya karena materi yang kompleks dan

banyaknya bagian-bagian dari materi yang harus dipahami sehingga sulit untuk

dihapal.

Menurut Peneliti, perlu adanya bahan ajar berupa modul sehingga tujuan

pembelajaran dapat dengan mudah tercapai. Hal ini diperkuat dengan penyataan

Prastowo (2014:209) bahwa, modul merupakan sebuah bahan ajar yang disusun

secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa

sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar mereka dapat belajar sendiri

(mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari guru. Mudlofir

(2011 : 150) menambahkan bahwa, modul adalah bahan ajar yang disusun secara

sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang

dapat digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing

3

individu secara efektif dan efisien. Selain itu, hal ini juga diperkuat dari hasil

penelitian Saragih (2016) yang berjudul “Penggunaan Modul Terhadap Hasil

Belajar Siswa pada Submateri Pencemaran Lingkungan Kelas X SMA” diperoleh

hasil bahwa modul mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan skor post test

pada kelas eksperimen 16.08 dan 14.44 pada kelas kontrol.

Selain itu, untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami dan

menghapal materi Penulis melengkapi modul dengan mind map. Menurut Olivia

(2008 : 7) mind map merupakan sebuah jalan pintas yang bisa membantu siapa

saja untuk mempersingkat waktu sampai setengahnya untuk menyelesaikan tugas.

Hal ini diperkuat oleh Buzan (2008 : 4) bahwa, mind map adalah cara termudah

untuk menempatkan informasi ke otak dan mengambil informasi ke luar dari otak.

Pernyataan di atas sesuai dengan hasil penelitian Bariyah (2014) yang

berjudul “Pengembangan Modul Dilengkapi Mind Map dan Glosarium pada

Materi Pelajaran Biologi Untuk Siswa Kelas X SMAN 12 Padang”, bahwa

kualitas modul dengan kriteria valid dan praktis diperoleh dari dosen, guru dan

siswa. Hasil uji ini menyatakan bahwa modul dilengkapi mind map dan glosarium

yang dikembangkan layak digunakan sebagai bahan ajar mandiri pada materi

pelajaran Biologi untuk siswa kelas X dan praktis untuk digunakan siswa dalam

pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul : “Pengembangan Modul Dilengkapi Mind

Map pada Materi Struktur dan Fungsi Sel untuk Siswa Kelas XI SMA/MA”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, identifikasi masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Bahan ajar yang digunakan hanya berupa modul pengayaan dan lembar tugas

peserta didik.

b. Bahan ajar yang digunakan di sekolah kurang menarik karena tidak berwarna

dan gambar yang disajikan kurang lengkap.

4

c. Belum adanya modul yang mendukung untuk pembelajaran pada materi

struktur dan fungsi sel.

d. Belum adanya penggunaan media mind map dalam proses pembelajaran

Biologi.

1.3 Pembatasan Masalah

Upaya untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk lebih efisien dalam

pelaksanaan penelitian yang selaras dengan judul penelitian, maka perlu adanya

pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah :

a. modul yang dikembangkan berupa modul Biologi dilengkapi mind map,

b. penelitian pengembangan dilakukan sampai tahap development, karena

keterbatasan waktu dan biaya,

c. pengembangan modul ini dikembangkan pada materi pokok struktur dan

fungsi sel kelas XI SMA/MA pada KD 3.1 dan KD 3.2 Kurikulum 2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah kelayakan Modul Dilengkapi

Mind Map pada Materi Struktur dan Fungsi Sel untuk Siswa Kelas XI

SMA/MA?”

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari

penelitian ini, yaitu mengetahui kelayakan pengembangan modul dilengkapi mind

map sebagai pedoman pembelajaran Biologi untuk siswa kelas XI SMA/MA.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Tercapainya tujuan penelitian seperti yang telah dikemukakan, maka

manfaat yang diharapkan akan didapatkan yaitu :

5

a. bagi siswa, sebagai modul alternatif dilengkapi mind map yang membantu

siswa dalam memahami dan mengingat materi serta sebagai salah satu bahan

ajar yang membantu implementasi Kurikulum 2013,

b. bagi guru, diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk meningkatkan dan

mengembangkan penggunaa modul dilengkapi mind map dalam proses

pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,

c. bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam rangka

perbaikan modul pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah,

d. bagi penulis, diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi diri dan dapat

menambah wawasan mengenai pelaksanaan pembelajaran.

1.6 Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah modul

Biologi dilengkapi mind map yang memiliki spesifikasi sebagai berikut.

a. Produk yang dihasilkan berupa modul Biologi dilengkapi mind map. Modul

yang dikembangkan disesuaikan dengan KI dan KD Kurikulum 2013 pada

materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI SMA/MA. Modul yang akan

dibuat memiliki kriteria yaitu full colour, terdiri dari kata pengantar, daftar isi,

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik,

glosarium, dan daftar pustaka. Modul dicetak dengan size kertas A4, jenis

huruf Maiandra GD ukuran 12pt dan dibuat menggunakan aplikasi Microsoft

Office Publisher 2010. Modul Biologi ini dibuat menggunakan bahasa

Indonesia dan disertai gambar-gambar yang dilengkapi dengan sumber.

b. Produk yang dihasilkan dilengkapi dengan :

1) Petunjuk penggunaan modul bagi guru dan siswa

2) Sub materi pokok struktur dan fungsi sel

3) Mind map yang dibuat menggunakan aplikasi iMindMap 7

4) Info seputar materi pembelajaran

5) Lembar soal atau lembar evaluasi disertai kunci jawaban.

6

c. Materi dalam modul Biologi dilengkapi mind map mengacu pada Standar Isi

Kurikulum 2013 sebagai berikut :

1) Kompetensi Inti

KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

2) Kompetensi Dasar

KD 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan

tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun

sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.

KD 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam

kemampuan mengamati bioproses.

KD 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup,

menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi

pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

7

KD 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta,

disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan

eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan

dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,

bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis,

responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam

melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/

laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

KD 2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan

menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan

kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di

lingkungan sekitar.

KD 3.1 Memahami tentang komponen kimiawi penyusun sel, ciri hidup

pada sel yang ditunjukkan oleh struktur, fungsi dan proses

yang berlangsung di dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan.

KD 3.2 Menganalisis berbagai proses pada sel yang meliputi:

mekanisme transpor pada membran, difusi, osmosis, transpor

aktif, endositosis, dan eksositosis, reproduksi, dan sintesis

protein sebagai dasar pemahaman bioproses dalam sistem

hidup.

KD 4.1 Menyajikan model/ charta/ gambar yang merepresentasikan

pemahamannya tentang struktur dan fungsi sel sebagai unit

terkecil kehidupan.

KD 4.2 Membuat model proses dengan meng-gunakan berbagai

macam media melalui analisis hasil studi literatur, pengamatan

mikroskopis, percobaan, dan simulasi tentang bioproses yang

berlangsung di dalam sel.

8

1.7 Definisi Istilah Judul

Agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang penelitian ini, Peneliti perlu

menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini :

a. Penelitian dan Pengembangan adalah proses pengembangan dan validasi

produk pendidikan (Sanjaya, 2014 : 129)

b. Modul adalah suatu unit lengkap yang berdiri sendiri yang terdiri dari

rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik

mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Sanjaya,

2010 : 331)

c. Mind map adalah perwujudan fisik dari mind map pikiran dalam jaringan kerja

yang luar biasa dan dramatis di dalam kepala (Buzan, 2008 : 225)

9

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk

memperoleh kemampuan atau pengetahuan yang baru. Sesungguhnya sebagian

besar aktivitas dalam kehidupan sehari-hari merupakan kegiatan belajar. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sanjaya (2008 : 229) bahwa belajar adalah suatu proses

aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga

menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam

aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor. Rusman (2015 : 12-13)

menambahkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan

secara psikologis mapun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu

aktifitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berpikir, memahami,

menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan,

mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat

fisiologi yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya

melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya

(produk), apresiasi dan sebagainya. Menurut Aunurrahman (2014 : 48) belajar

dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan

terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.

Proses belajar peserta didik di sekolah dibantu oleh guru yang

mengupayakan peserta didik belajar atau lebih dikenal dengan membelajarkan

peserta didik. Interaksi antara guru dengan peserta didik yang dirancang dan

disusun sedemikian rupa untuk mendukung proses belajar peserta didik disebut

dengan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan dalam Rusman (2015 : 21) bahwa

pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi

secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu

dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.

Menurut Sanjaya (2012:16) pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan,

yaitu membelajarkan siswa, yang dalam proses pelaksanaannya selalu melibatkan

10

berbagai komponen. Analisis setiap komponen yang membentuk sistem

pembelajaran akan bermanfaat untuk merancang atau merencanakan suatu proses

pembelajaran itu sendiri. Prayitno (2011:47) menyatakan bahwa melalui suasana

belajar dan proses pembelajaran, peserta didik dan pendidik berdinamika dan

berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan yang akan membuahkan hasil

pendidikan. Hasil pendidikan yang dikehendaki adalah pribadi berkarakter cerdas

untuk berkehidupan dalam berbagai bidang dan wilayah kehidupan.

2.2 Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2010 :

6). Menurut Sanjaya (2012 : 57-61), media adalah perantara dari sumber informasi

ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer, radio dan lain

sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media manakala digunakan untuk

menyalurkan informasi yang akan disampaikan. Namun, media yang digunakan

pada pembelajaran tidak sebatas alat elektronik saja, media cetak dan alat peraga

juga dapat dijadikan sebagai media untuk membantu tercapainya tujuan

pembelajaran. Beda antara media dan media pembelajaran terletak pada pesan

atau isi yang ingin disampaikan. Artinya alat apapun itu asal berisi tentang pesan-

pesan pendidikan termasuk kedalam media pendidikan atau media pembelajaran.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala

sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan

untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan

pada setiap orang yang memanfaatkannya. Miarso (2004 : 458) menambahkan

bahwa, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk

menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang

disengaja, bertujuan dan terkendali.

Menurut Arsyad (2002) dalam Jalinus (2016 : 16), media pembelajaran

diklasifikasikan kedalam empat kelompok berdasarkan teknologi, yaitu media

11

hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audiovisual, media hasil teknologi

berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Sedangkan menurut Al-Tabany (2011 : 188) media pembelajaran meliputi jenis,

anatara lain : media grafis atau media dua dimensi, media modul solid atau media

dimensi tiga, dan media proyeksi. Keuntungan dari media pembelajaran antara

lain :

a. Gairah belajar meningkat,

b. Siswa berkembang menurut minat dan kecepatannya,

c. Interaksi langsung dengan lingkungan,

d. Memberikan perangsang dan mempersamakan pengalaman,

e. Menimbulkan persepsi akan sebuah konsep sama.

Menurut Kurniawan (2014 : 182-) hal-hal yang menjadi dasar

pertimbangan pemilihan media pembelajaran, yaitu :

a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

b. Selaras dengan sifat materi yang aan dipelajari,

c. Sesuai dengan taraf perkembangan kemampuan berpikir dan jumlah anak.

d. Kemudahan untuk memperoleh media,

e. Ketersediaan waktu untuk penggunaan media,

f. Keterampilan guru dalam menggunakan media.

Menurut Arsyad (2008, 25-26), terdapat beberapa manfaat praktis dari

penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu :

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung

antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar

sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan esamaan pengalaman kepada siswa

tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan

terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya

12

misalnya melalui karya wisata, kunjungan-unjungan ke museum, atau ke

kebun binatang.

2.3 Bahan Ajar

Bahan ajar atau learning materials merupakan bahan pembelajaran yang

secara langsung digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Bahannya sendiri

merupakan media atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan

pembelajaran, bisa berupa pesan visual, audio maupun pesan audio visual.

Penggunaan bahan ajar berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar bisa

dibagi kedalam dua kategori, yaitu pertama kategori bahan ajar yang digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar dengan bimbingan langsung dari guru seperti,

penggunaan buku teks sebagai bahan tatap muka. Kedua, bahan ajar yang

digunakan siswa untuk belajar mandiri (individual study) tanpa bantuan guru,

misalkan penggunaan modul atau bahan ajar lainnya yang dirancang secara

khusus seperti BBM (Bahan Belajar Mandiri) (Sa’ud, 2008 : 214-215). Belajar

mandiri adalah suatu bentuk pembelajaran terprogram yang menggunakan bahan

pembelajaran cetak seperti modul, dan noncetak yang bersumber dari media film,

program radio, televisi, program video, CD, komputer dan jaringan (Yaumi, 2013

: 251).

Menurut Prastowo (2014 : 142). Jika bahan ajar yang dibuat itu bervariasi,

inovatif, dan menarik, maka paling tidak terdapat tiga kegunaan bahan ajar bagi

peserta didik, yaitu :

a. kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik,

b. akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri

dengan bimbingan pendidik,

c. akan mendapatkan kemudaan dalam mempelajari setiap kompetensi yang

harus dikuasainya.

Bahan ajar cetak terdiri dari beberapa macam jenis, yaitu handout, buku,

modul, LKS, brosur, wallchart, dan foto atau gambar. Masing-masing jenis bahan

ajar cetak memiliki struktur sendiri-sendiri, sebagai berikut :

13

a. Handout

Strukturnya sangat sederhana yakni hanya terdiri dari dua komponen, yaitu :

judul dan informasi pendukung.

b. Buku

Strukturnya terdiri dari empat komponen, yaitu : judul, kompetensi dasar atau

materi pokok, latihan, dan penilaian.

c. Modul

Strukturnya terdiri dari tujuh komponen, yaitu : judul, petunjuk belajar,

kompetensi sadar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas dan

langkah kerja, dan penilaian.

d. LKS (Lembar Kerja Siswa)

Strukturnya lebih sederhana daripada modul namun lebih kompleks daripada

buku, yaitu : terdiri dari enam komponen meliputi : judul, petunjuk belajar,

kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah

kerja, dan penilaian.

2.4 Modul

Menurut Abdul Majid dalam Prastowo (2014 : 207-208), modul adalah

sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri

tanpa atau dengan bimbingan guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Astria (2014 :

6) bahwa penggunaan modul dalam pembelajaran bertujuan agar siswa dapat

belajar mandiri tanpa atau dengan minimal dari guru. Hasbullah (2012 : 209)

menambahkan bahwa sistem pengajaran dengan modul bertujuan untuk

meningkatkan efesiensi dan efektivitas belajar mengajar di sekolah, terutama yang

berkaitan dengan penggunaan waktu, dana, fasilitas, dan tenaga secara tepat guna

dalam mencapai tujuan secara optimal.

Sebagai salah satu jenis bahan ajar cetak, modul memiliki setidak-tidaknya

empat fungsi sebagai berikut.

a. Bahan ajar mandiri

14

Maksudnya, penggunaan modul dalam proses pembelajarab berfungsi untuk

meningkatkan kemampuan siswa untk belajar sendiri tanpa tergantung kepada

kehadiran pendidik.

b. Pengganti fungsi pendidik

Maksudnya, modul adalah sebagai bahan ajar yang harus mampu

menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh

siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usianya.

c. Sebagai alat evaluasi

Maksudnya dengan modul siswa dituntut dapat mengukut dan menilai sendiri

tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari.

d. Sebagai bahan rujukan bagi siswa

Maksudnya, karena modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari

oleh siswa, maka modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi

siswa (Prastowo, 2014 : 210-211).

Menurut Munir (2012 : 254-256) modul memiliki beberapa bagian, antara

lain :

a. Bagian pendahuluan modul

Bagian pendahuluan modul merupakan gambaran umu tentang modul yang

meliputi :

1) Relevansi materi modul yang berkaitan dengan kegunaan modul bagi

pembelajar serta keterkaitan antar modul/kegiatan belajar.

2) Deskripsi materi modul, berupa penjelasan singkat tentang ruang lingkup

modul.

3) Tujuan yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi khusus yang akan

dicapai pembelajar setelah mempelajari modul.

4) Petunjuk belajar modul dapat berupa petunjuk tentang cara belajar dan

media yang dapat membantu proses pemahaman modul.

b. Istilah teknis

Istilah teknis adalah daftar istilah-istilah yang dianggap penting oleh

penulis modul, disertai penjelasan. Istilah teknis bertujuan agar pembelajar dapat

15

memahami beberapa konsep, prinsip yang penting agar dapat mempelajari

kegiatan belajar dengan lebih mudah.

c. Uraian

Uraian merupakan paparan materi pembelajaran secara rinci yang berisi

fakta, konsep, teori, metode dan sebagainya yang bersumber pada data primer

maupun sekunder. Uraian materi pembelajaran tersebut diikuti contoh dan

noncontoh serta sebisa mungkin disertai ilustrasi.

d. Kutipan

Kutipan berupa phrase, laimat, paragraf, gambar, ilustrasi lain yang

diambil dari berbagai sumber (orang, buku, dokumen, media massa, media

elektronik) yang diambil langsung atau disadur.kutipan digunakan penulis sebagai

dasar pembahasan materi ataupn untuk memperluas lingkup bahasan dengan cara

mengkaitkannya dengan konsep ataupun prinsip lain.

e. Latihan

Latihan merupakan bagian dari suatu proses belajar yang dapat berupa

tugas khusus, studi kasus untuk dikerjakan pembelajar, atau bentuk lainnya.

Latihan dalam setiap kegiatan belajar bertujuan untuk membantu proses penalaran

pembelajar dalam usaha memahami materi kegiatan belajar.

f. Rangkuman

Rangkuman merupakan uraian singkat yang memuat esensi dan ruang

lingkup materi pembelajaran yang tersaji dalam kegiatan belajar. Rangkuman

diberikan untuk mengingatkan pembelajar tentang ide-ide pokok dari materi

belajar.

g. Umpan balik

Umpan balik merupakan petunjuk kepada pembelajar tentang cara

mengukur tingkat penguasaan materi pembelajaran. Umpan balik diberikan agar

pembelajar dapat mengukur tingkat penguasaan materi pembelajaran.

Menurut Vebriarto dalam Prastowo (2014 : 214-216) modul yang

dikembangkan di Indonesia meliputi tujuh unsur, sebagai berikut.

16

a. Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisist dan spesifik

Tujuan pengajaran diumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa, tiap-tiap

rumusan tujuan itu melukiskan tingkah laku mana yang diarapkan dari siswa

setelah menyelesaikan tugasnya dalam mempelajari suatu modul.

b. Petunjuk untuk guru

Petunjuk untuk guru ini berisi keterangan tentang bagaimana pengajaran itu

dapat diselenggarakan secara efisien.

c. Lembar kegiatan siswa

Lembar ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Materi

dalam lembar kegiatan siswa ini disusun secara khusus sedemikian rupa

sehingga dengan mempelajari modul tersebut tujuan yang telah dirumuskan

dalam modul tersebut dapat tercapai.

d. Lembar kegiatan bagi siswa

Materi pelajaran dalam lembar kegiatan tersebut disusun sedemikain rupa

sehingga siswa secara aktif dalam proses belajar. Dalam lembaran kegiatan

ini, dicantumkan pertanyaan dan masalah-masalah yang harus dijawab dan

dipecahkan oleh siswa

e. Kunci lembar kerja

Materi pada modul tidak saja disusun agar siswa senantiasa aktif memecahkan

masalah, melainkan juga dibuat agar siswa dapat mengevaluasi hasil

belajarnya sendiri.

f. Lembar evaluasi

Lembar evaluasi berupa test dan rating scale.

g. Kunci lembar evaluasi

Dalam hal ini test dan rating scale yang tercantum pada lembar evaluasi

tersebut disusun oleh penulis modul dalan item tes. Adapun item tes tersebut

disusun dan dijabarkan dari rumusan tujuan pada modul.

2.5 Mind Map

Mind map adalah suatu cara memetakan sebuah informasi yang

digambarkan kedalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi

17

kreatif. Buzan (2008 : 225) mengatakan bahwa, mind map adalah perwujudan

fisik dari mind map pikiran dalam jaringan kerja yang luar biasa dan dramatis di

dalam kepala. Windura (2013 : 30) menyebutkan, mind map bekerja sesuai

dengan tiga cara kerja alami otak, yaitu bekerja dengan kedua belah otak (otak

kanan dan kiri), gambar, pancaran pikiran. Dengan menggunakan otak sesuai cara

kerja alaminya, maka belajar dan berpikir akan cepat, mudah dan menyenangkan.

Menurut Wycoff dalam Djulastri (2011 : 9) mengatakan, unsur-unsur

dalam mind mapping antara lain sebagai berikut.

a. Fokus pusat yang berisi, citra atau lambang gambar masalah atau informasi

yang dipetakan, diletakkan ditengah halaman.

b. Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa penilaian.

c. Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan.

d. Hanya satu kata kunci ditulis perbaris.

e. Gagasan kata kunci dihubungkan ke fokus pusat dengan garis.

f. Warna yang digunakan untuk memerangi dan menekankan pentingnya sebuah

gagasan.

g. Gambar dan lambang digunakan untuk menyoroti gagasan dan merangsang

pikiran agar membentuk kaitan yang lain.

Dari uraian di atas maka unsur-unsur mind map dapat disimpulkan bahwa

gagasan mind map dibiarkan mengalir bebas dan kata kunci digunakan untuk

menyatakan gagasan informasi yang dipetakan, sedangkan lambang, gambar dan

warna digunakan untuk menyoroti gagasan dan merangsang pikiran agar

membentuk kaitan dengan yang lain. Dengan melibatkan penggunaan semua

unsur ini, mind map menghasilkan beberapa catatan yang mudah diingat.

Menurut Buzan (2008 : 17) didalam pembuatan mind map, untuk sub topik

utama dibuat dalam bentuk cabang-cabang tebal yang memancar keluar dari

gambar sentral. Setiap cabang menggunakan warna yang berbeda karena cabang-

cabang ini mewakili pikiran-pikiran utama tentang hal-hal yang berkaitan dengan

topik utama. Menurut Olivia (2008 : 16) penggunaan gambar, simbol, dan warna

bisa membantu memperkuat ingatan seseorang terhadap sesuatu hal. Menurut

18

penelitian, otak lebih mudah mengingat teks pendek, bergambar, dan warna dari

pada rangkaian kata-kata panjang.

Mind map dapat diterima di seluruh dunia karena memiliki beberapa

keunggulan, antara lain :

a. ide utama materi pelajaran ditentukan secara jelas,

b. menarik perhatian mata dan otak kita sehingga memudahkan kita

berkonsentrasi,

c. dapat melihat gambaran secara menyeluruh, sekaligus detailnya,

d. hubungan antar informasi yang satu dengan yang lainnya jelas,

e. terdapat pengelompokan informasi,

f. prosesnya menyenangkan, tidak membosankan karna banyak menggunakan

unsur otak kanan, seperti gambar, warna, dimensi, dsb,

g. sifatnya unik sehingga mudah diingat.

Adanya hubungan antar informasi ini menyebabkan semua informasi yang

masuk dari otak akan terasosiasi satu sama lain. Prinsip asosiasi dan

pengelompokan ini akan menyebabkan informasi muda dimasukkan, disimpan,

dipelajari, dianalisis, dan direcall kembali saat dibutukan. Tidak heran jika mind

map ini sering disebut cara paling muda dan efisien untuk memasukkan informasi

ke otak, menyimpan di otak, dan mengambil informasi dari otak (Windura, 2016 :

70-71).

2.6 Materi Struktur dan Fungsi sel

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang berarti sel mampu

atau dapat tetap hidup tanpa kehadiran sel yang lain. Di alam ini kita dapat

membagi sel ke dalam dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.

Istilah prokariot, dibangun dari kata pro dan karyon. Pro, artiya sebelum dan

karyon, artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Ini mengandung

pengertian bahwa sel prokariotik bukannya tanpa inti, melainkan memiliki materi

inti yang tersebar di dalam sitoplasmanya. Eukariotik dibangun dari kata eu dan

karyon. Eu, berarti sungguh atau benar, dan karyon berarti inti. Jadi sel eukariotik

adalah sel-sel yang telah memiliki inti sel, atau sel yang memiliki materi inti yang

19

terorganisasi dalam suatu selaput, sehingga inti selnya tampak jelas. Contoh

golongan sel-sel prokariotik adalah bakteri dan ganggang hijau-biru atau

Cyanobacteria. Sel-sel prokariotik dikelilingi oleh dinding sel, yang biasanya

bukan berupa selulosa, dan oleh karenanya secara kimia berbeda dengan dinding

sel tumbuhan tingkat tinggi. Tebalnya dinding sel berkisar antara 10-20 nm, dan

kadang-kadang diseliputi oleh kapsul sejenis jelly yang relatif tebal atau berupa

lendir dari bahan protein. Pada bagian dalam dinding sel terdapat membran

plasma atau plasmalemma.

Sel-sel eukariotik memiliki strukur yang lebih maju dari pada sel-sel

prokariotik. Secara umum sel itu dibina oleh selaput atau membran sel, plasma

sel, dan inti sel (Sumadi, 2007 : 1-4).

a. Membran sel

Merupakan batas antara sel dengan lingkungannya. Membran sel berguna

sebagai interfase antara mesin-mesin di bagian dalam sel dan cairan yang

membasahi semua sel (Wijayani, 2013 : 22).

b. Plasma sel

Plasma sel disebut juga sitoplasma. Istilah ini digunakan untuk

memberikan nama dari cairan sel dan segala sesuatu yang terlarut didalamnya,

untuk membedakan cairan yang berada di dalam inti sel yaitu nukleoplasma.

Sitoplasma berada dalam sistem koloid kompleks, sebagian besar adalah air yang

di dalamnya terlarut molekul-molekul kecilmaupun besar (makromolekul), ion-

ion, dan bahan hidup atau organela. Organela-organela yang terdapat di dalam

sitoplasma antara lain adalah : 1) Retikulum endoplasma, 2) Ribosom, 3)

Mitokondria, 4) Badan golgi, 5) Lisosom, 6) Sentrosom, 7) Vakuola, 8)

Khloroplas.

c. Inti sel

Inti sel atau nukleus berbentuk bulat atau lonjong, dibatasi oleh membran

rangkap. Bagian-bagian dari inti sel adalah membran inti atau karioteka,

nukleoplasma, nukleolus, dan benang-benang kromatin. Membran inti adalah

pembatas antara sitoplasma dengan nukleoplasma. Membran inti rangkap dua, di

tempat-tempat tertentu terdapat adanya pori-pori. Nukleoplasma adalah cairan

20

yang ada didalam membran inti. Di dalam nukleoplasma terlarut materi seperti

fosfat, gula ribosa dan deoksiribosa, protein, nukleotida, dan asam inti. Pada

nukleoplasma terdapat adanya kromatin, yang akan tampak jelas pada saat sel

akan membelah, karena kromatin akan menebal, memendek, dan berubah menjadi

kromosom. Kromosom mengandung materi genetik yang mengontrol aktivitas

hidup sel dan mengatur pewarisan sifat-sifat keturunan (Sumadi, 2007 : 10-11)

2.7 Model Perancangan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah

untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang

telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu

berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul,alat bantu

pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak

(software), sperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di

kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan,

pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dan lain-lain

(Sukmadinata, 2015 :164-165).

Rasagaman (2011 : 1), menyatakan bahwa, Penelitian dan Pengembangan

pendidikan adalah sebuah cara atau metode atau pendekatan atau strategi

penelitian ang digunakan untuk mengembangkan, yaitu merencanakan,

merumuskan, memvalidasi dan merevisi satu produk pendidikan yang dilakukan

secara terintegrasi dan komprehensif serta berbasiskan masalah pendidikan nyata

di lapangan”. Menurut Sanjaya (2014 : 131-132), produk-produk sebagai hasil

R&D dalam bidang pendidikan diantaranya:

a. berbagai macam media pembelajaran dalam berbagai bidang studi baik media

cetak seperti buku dan bahan ajar tercetak lainnya, maupun media non cetak

seperti pembelajaran melalui audio, video dan audiovisual, termasuk media

CD,

b. berbagai macam strategi pembelajaran dalam berbagai bidang studi bersama

langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, untuk perbaikan proses dan hasil

belajar,

21

c. paket-paket pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri,

seperti modul pembelajaran, atau pengajaran berprogram,

d. desain sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan

kurikulum,

e. berbagai jenis metode dan prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

dan isi/materi pembelajaran,

f. sistem perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa atau

sesuai dengan tuntutan kurikulum,

g. sistem evaluasi, naik evaluasi proses maupun evaluasi hasil untuk

pengambilan keputusanyang berhubungan dengan penentuan kualitas

pembelajaran atau pencapaian target kurikulum,

h. prosedur penggunaan fasilitas-fasilitas pendidikan seperti laboratorim,

microteaching termasuk prosedur penyelanggaraan praktik mengajar, dan lain

sebagainya.

Merancang suatu pembelajaran yang baik tidak lepas dari pendekatan yang

akan digunakan tersebut diharapkan mampu menarik perhatian siswa sehingga

siswa menjadi lebih fokus akan pelajaran. Hal tersebut dapat mempermudah bagi

siswa dan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat berbagai model

rancangan pelajaran dengan berbagai pendekatan yang bisa digunakan dalam

penelitian pengembangan. Model pengembangan yang akan diterapkan mengacu

kepada model pengembangan ADDIE yang dikembangkan oleh Moelanda dalam

Prawiradilaga (2007 : 21). Model tersebut terdiri dari lima tahapan yaitu Analysis,

Desain, Development, Implementation, dan Evaluation. Berikut disajikan bagan

desain ADDIE pada Gambar 1 :

22

Ya Tidak

Gambar 1. Bagan Model Pengembangan ADDIE

Sumber : Modifikasi Peneliti dari Molenda dalam Prawiradilaga (2007 : 21)

Adapun uraian dari kelima tahapan ADDIE tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Analysis (Analisis)

Analisis

Analisis

Kurikulum

Analisis

Kebutuhan

Analisis

Siswa

Analisis

Tugas

Menyusun Indikator Pembelajaran

Merancang Modul Dilengkapi Mind Map pada Materi Pokok

Struktur dan Fungsi Sel

Validasi Ahli

Layak

Uji Pengembangan Dilakukan pada Siswa yang Telah

Belajar Materi Struktur dan Fungsi Sel

Revisi Akhir Bahan Ajar

Bahan Ajar yang telah direvisi (layak)

Implementasi

Evaluasi

Analyze

Design

Development

Implemen-

tation

Evaluation

Revisi

23

Tahap pertama yang dilakukan sebelum melakukan pengembangan modul

adalah dengan melakukan tahap analysis (analisis). Tahap ini dilakukan untuk

menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pengembangan, dalam model lain,

tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan. Tiap produk tentunya

membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Secara umum, dalam tahap analisis ini

dilakukan dengan kegiatan analisis kebutuhan pengembangan, syarat-syarat

pengembangan produk yang sesuai kebutuhan pengguna serta model Penelitian

dan Pengembangan (model R & D) yang cocok digunakan untuk mengembangkan

produk.

b. Design (Perancangan)

Pada konteks pengembangan modul,tahap ini dilakukan untuk membuat

modul sesuai dengan kerangka isi hasil tahap analisis yaitu kurikulum, analisis

kebutuhan, analisis siswa, dan analisis tugas. Selain itu, perlu juga

dipertimbangkan sumber-sumber pendukung lain seperti sumber belajar yang

sesuai dan sebagainya.

c. Development (Pengembangan)

Pengembangan merupakan proses untuk mewujudkan desain yang telah

dirancang sebelumnya. Langkah pengembangan meliputi membuat dan

memodifikasi modul, pada kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam

bidangnya. Saran-saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki materi

dalam modul yang telah disusun.

d. Implementation (Implementasi/ Penerapan)

Implementasi merupakan langkah untuk menerapkan modul yang telah

dirancang. Pada tahap ini semua dikembangkan diatur sedemikian rupa sesuai

dengan peran atau fungsinya agar dapat diimplementasikan dengan baik.

e. Evaluation (Evaluasi/ Umpan Balik)

Evaluasi merupakan proses untuk melihat sejauh mana tingkat

keberhasilan dari modul yang telah dibuat dan untuk melihat kesesuaian dengan

harapan diawal. Evaluasi dangat dibutuhkan karena dapat menjadi bahan untuk

mengukur keefektifan modul yang telah diterapkan, jika terdapat kekeliruan dapat

dilakukan tahap revisi untuk rancangan tersebut.

24

2.8 Penelitian Relevan

Berikut ini disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan

penelitian ini, yaitu :

a. Penelitian Daryati (2016) yang berjudul “Penerapan Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Group To Group Exchange dengan Media

Mind Map Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa

Kelas XI IS2 SMA PGRI Pekanbaru”, dapat meningkatkan hasil belajar

kognitif Biologi siswa pada materi konsep sistem gerak dan sistem

peredaran darah di kelas XI IS2.

b. Penelitian Latipah (2018) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik (Studi

Kuasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Fasilitas dan

Lingkungan Kantor Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran

di SMKN 3 Bandung)”, terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan

pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dalam

kompetensi dasar mengidentifikasikan fasilitas dan lingkungan kantor

serta penataannya di kelas X SMKN 3 Bandung setelah diberikan

perlakuan dibandingkan sebelum diberikan perlakuan dilihat dari hasil uji

beda yang dilakukan pada hasil pretest dan posttest.

c. Penelitian Bariyah (2014) yang berjudul “Pengembangan Modul

Dilengkapi Mind Map dan Glosarium pada Materi Pelajaran Biologi Untuk

Siswa Kelas X SMAN 12 Padang”, diperoleh nilai rata-rata validitas

89,6% dengan kriteria valid, nilai rata-rata praktikalitas 88,43% dengan

kriteria sangat praktis oleh guru dan 85, 16% oleh siswa.

d. Penelitian Zonita (2013) yang berjudul “Pengembangan Modul Biologi

Berorientasi Mind Map Dilengkapi Teka-Teki Silang Untuk Kelas VII

Sekolah Menengah Pertama”, diperoleh rata-rata validitas sangat valid,

rata-rata praktikalitas praktis baik oleh guru dan sangat praktis oleh siswa.

e. Penelitian Enzi (2014) yang berjudul “Pengembangan Modul yang

Dilengkapi Mind map pada Materi Protista Untuk SMA/MA”, diperoleh

rata-rata validitas sangat valid dan rata-rata praktikalitas sangat praktis.

25

f. Penelitian Alquriyah (2014) yang berjudul “Pengembangan Modul Biologi

berbasis Reasoning and Problem Solving disertai Concept Mapping Tipe

Network Tree pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk

Memberdayakan Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan

Mengevaluasi” diperoleh nilai rata-rata uji coba kelayakan 3,27 dengan

kategori sangat baik dan efektif memberdayakan keterampilan proses sains

dan kemampuan mengevaluasi.

26

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian pengembangan ini dilakukan di 3 sekolah, yaitu SMAN Plus

Provinsi Riau, SMAN 4 Pekanbaru, dan SMAN 15 Pekanbaru dari bulan Januari

2019 - Februari 2019.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian dan Pengembangan atau Research and

Development (R & D). Sugiono (2013 : 407), menyatakan bahwa Penelitian dan

Pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kelayakan produk

tersebut. R & D bertujuan untuk menghasilkan produk dalam berbagai aspek

pembelajaran dan pendidikan, yang biasanya produk tersebut diarahkan untuk

memenuhi kebutuhan tertentu. Sementara itu Sanjaya (2014 : 129), mengatakan

“Penelitian dan Pengembangan adalah proses pengembangan dan validasi produk

pendidikan”. Selanjutnya Sukmadinata (2015 : 168), menyatakan strategi

penelitian dan pengembangan ini banyak digunakan untuk mengembangkan

model-model desain atau perencanaan pembelajaran, proses atau pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan model-model program pembelajaran.

Penelitian dan pengembangan juga banyak digunakan untuk mengembangkan

bahan ajar, media pembelajaran, serta manajemen pembelajaran. Pada penelitian

kali ini Peneliti akan mengembangkan bahan ajar berupa modul Biologi

dilengkapi mind map.

3.3 Model Pengembangan dan Prosedur Penelitian

3.3.1 Model Pengembangan

Modul Biologi dilengkapi mind map ini dikembangkan menurut model

desain Molenda dalam Prawiradilaga (2007 : 21), yaitu model ADDIE. Model ini

terdiri dari atas lima tahap pengembangan yaitu tahap analysis (analisis), design

27

(perancangan), development (pengembangan), implementation (pelaksanaan),

evaluation (pengujian) tidak dilakukan Peneliti karena keterbatasan waktu dan

biaya.

Model ADDIE dipilih oleh Peneliti karena sesuai dengan masalah yang

melatar belakangi penelitian ini. Adanya analisis kurikulum, analisis kebutuhan,

analisis tugas dan melihat karakteristik siswa dan dengan kondisi yang ada maka

diharapkan dengan model ini dapat dikembangkan modul dilengkapi mind map

yang bermanfaat dalam proses pembelajaran di sekolah. Selain itu model ADDIE

dipilih oleh Peneliti dikarenakan model ADDIE merupakan desain yang runtut,

sederhana, sistematis serta adanya tahap validasi dan uji coba yang menjadikan

produk pengembangan menjadi lebih sempurna. Selain itu model ADDIE ini

memberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi dan revisi secara terus

menerus dalam setiap fase yang dilalui, sehingga produk yang dihasilkan menjadi

produk yang layak. Modul Biologi dilengkapi mind map ini dikembangkan pada

materi struktur dan fungsi sel yang layak di kelas XI SMA/MA.

3.3.2 Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini Peneliti mencoba mengembangkan modul

pembelajaran agar mudah dipahami pada materi struktur dan fungsi sel pada mata

pelajaran Biologi kelas XI SMA/MA. Modul yang dikembangkan yaitu modul

Biologi dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel. Proses

pengembangan ini menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development,

Implementation, Evaluation) sebagai sebuah desain yang dipandang sangat cocok

untuk pengembangan modul sebagai panduan pembelajaran Biologi kelas XI

SMA/MA tersebut.

Proses pengembangan dengan menggunakan ADDIE terdiri atas lima

tahapan yaitu analysis (analisis), design (perancangan), development

(pengembangan), implementation (pelaksanaan), dan evaluation (pengujian).

Namun pada penelitian pengembangan modul ini hanya sampai tahap

development (pengembangan) karena keterbatasan Peneliti dalam hal waktu dan

biaya. Pengembangan modul ini akan diuji coba pada kelas terbatas (kelas kecil).

28

Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2013 : 414) yang menyatakan bahwa

“salah satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum

diimplementasikan yaitu uji coba kelas terbatas (kelas kecil)”. Produk akhir

penelitian ini adalah Modul Dilengkapi Mind Map pada Materi Struktur dan

Fungsi Sel untuk Siswa Kelas XI SMA/MA.

Langkah-langkah modifikasi ADDIE sampai tahap development

(pengembangan) dalam penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 2.

Ya Tidak

Gambar 2. Langkah –langkah ADDIE (Analysis sampai tahap Development)

Sumber : Modifikasi Peneliti dari Molenda dalam Prawiradilaga (2007 : 21)

Analisis

Analisis

Kurikulum

Analisis

Kebutuhan

Analisis

Siswa

Analisis

Tugas

Menyusun Indikator Pembelajaran

Merancang Modul Dilengkapi Mind Map pada Materi Pokok

Struktur dan Fungsi Sel

Validasi Ahli

Layak

Uji Pengembangan Dilakukan pada Siswa yang Telah

Belajar Materi Struktur dan Fungsi Sel

Revisi II Bahan Ajar

Bahan Ajar yang telah direvisi (layak)

Analyze

Design

Development

Revisi I

29

a. Analysis (Analisis)

Pelaksanaan penelitian dimulai denga tahap analisis (Analysis). Tahap ini

bertujuan untuk mengembangkan modul Biologi dilengkapi mind map pada

materi poko struktur dan fungsi sel untuk siswa kelas XI SMA/MA. Pada tahap

analisis (analysis) terdapat empat langkah kegiatan yang terdiri dari:

1) Analisis kurikulum

Langkah awal padapembuatan modul Biologi dilengkapi mind map adalah

analisis Kurikulum 2013. Analisis Kurikulum 2013 ini berguna untuk menetapkan

pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang mana modul Biologi ini akan

dikembangkan. Tahap ini bertujuan untuk menentukan materi-materi yang

digunakan dalam modul. Pada penelitian ini Peneliti memilih tiga sekolah yaitu

SMA Negeri Plus Riau, SMA Negeri 4 Pekanbaru, dan SMA Negeri 15

Pekanbaru yang menggunakan Kurikulum 2013. Peneliti mengembangkan modul

pada materi struktur dan fungsi sel berdasarkan hasil observasi yang telah

dilakukan di sekolah, didapatkan bahwa persentase terbesar kesulitan siswa

terdapat pada materi tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka KI dan KD yang

digunakan oleh Peneliti adalah KD 3.1 dan KD 3.2

2) Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan kondisi yang harus dipenuhi dalam suatu

produk baru atau perubahan baru atau perubahan produk, yang mempertimbangan

berbagai kebutuhan yang bersinggungan antara berbagai pemangku kepentingan.

Peneliti mengumpulkan informasi yang mengidentifikasi faktor-faktor pendukung

dan penghambat (kesenjangan) proses pembelajaran yang seharusnya dimiliki

setiap siswa yang menjadi masalah siswa untuk mencapai tujuan pengembangan

pembelajaran yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan.

Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan melakukan kajian pustaka,

observasi, wawancara dengan guru di SMA Negeri 4 Pekanbaru. Berdasarkan

kajian pustaka dan hasil analisis fakta-fakta yang ada dari berbagai sumber kajian

maka Penelitian ini difokuskan pada modul Biologi dilengkapi mind map.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi pada ketiga

sekolah diketahui bahwa; (1) kurang bervariasinya bahan ajar yang digunakan, (2)

30

belum adanya bahan ajar yang dilengkapi dengan mind map, (3) bahan ajar yang

ada kurang menarik, (4) sulitnya bagi siswa untuk belajar Biologi dikarenakan

banyaknya hapalan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan maka Peneliti

mengembangkan modul Biologi dilengkapi mind map.

3) Analisis siswa

Pada tahap ini analisis siswa di sekolah tentunya dihadapkan dengan

sejumlah karakteristk siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat

menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami

kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya

mengalami berbagai kesulitan.

Informasi yang diperoleh dari siswa di SMA Negeri 4 Pekanbaru,

diketahui bahwa siswa masih merasa sulit belajar Biologi, karena banyaknya

hapalan seperti kata-kata ilmiah. Siswa juga mengatakan bahwa bahan ajar yang

ada masih kurang bervariatif, kurang berwarna dan belum ada bahan ajar yang

dilengkapi dengan mind map, sehingga siswa sulit untuk memahami dan

menghapal materi pelajaran Biologi.

Hasil wawancara dengan guru Biologi SMA Negeri 4 Pekanbaru, peneliti

dapat menyimpulkan beberapa karakteristik siswa dalam pembelajaran Biologi

antara lain : siswa aktif dalam pembelajaran, adanya sebagian siswa yang kurang

tertarik terhadap Biologi dan sebagain siswa yang tertarik terhadap Biologi, dan

bahan ajar yang digunakan kurang bervariatif dan belum adanya bahan ajar yang

menggunakan mind map.

Berdasarkan beberapa karakteristik siswa tersebut maka dibutuhkan suatu

bahan ajar untuk mengatasi permasalahan yang ada dan untuk membangkitkan

minat siswa dalam pembelajaran Biologi di kelas. Oleh karena itu, Peneliti

mengembangkan modul Biologi dilengkapi mind map. Adapun tujuan dari

pengembangan modul Biologi tersebut selain untuk membantu siswa dalam

menghapal dan meningkatkan minat siswa, modul diharapkan dapat

meminimalisir peran guru dalam pembelajaran sehingga siswa akan lebih aktif

dalam pembelajaran.

31

4) Analisis Tugas

Guru menganalisis tugas-tugas pokok yang harus dikuasai siswa agar

siswa dapat mencapai kompetensi minimal. Tugas dalam pembelajaran ini adalah

mengerjakan tes evaluasi, yang di analisis oleh guru sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang tercantum pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan

materi yang diajarkan pada saat proses pembelajaran agar kompetensi minimal

yang diharapkan dapat tercapai atau sesuai yang diharapkan. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi dapat diperoleh informasi bahwa

penyelesaian masalah di setiap sekolah memiliki beberapa kesamaan dan juga

perbedaan. Tugas-tugas yang diberikan guru di SMA Negeri 4 Pekanbaru dengan

cara pemberian tugas berupa pemberian tugas rumah (PR), membuat makalah, dan

membuat portopolio. Pada tahap analisis tugas ini guru membuat soal evaluasi

khususnya pada aspek kognitif dengan membuat soal penerapan, analisis, sintesis,

dan evaluasi.

b. Design (Perancangan)

Tujuan dari tahap ini adalah mengembangkan modul Biologi dilengkapi

mind map yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Pada tahap ini modul akan

dirancang sesuai dengan materi pokok kemudian menyusun indikator dari materi

pokok diturunkan menjadi tujuan pembelajaran. Modul yang akan dibuat memiliki

kriteria yaitu full color, terdiri dari kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan

modul, pemahaman kompetensi, tujuan pembelajaran, ruang motivasi, materi

pembelajaran, lembar kerja peserta didik, uji kompetensi, cek pemahaman,

glosarium, dan daftar pustaka.

Isi modul sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang

terdapat pada Kurikulum 2013 yaitu KD 3.1 dan KD 3.2. Modul dilengkapi mind

map yang menggunakan bahasa Indonesia dan disertai gambar-gambar yang

dilengkapi dengan sumber.

Modul ini dibuat menggunakan aplikasi Micrososft Office Publisher 2010

sedangkan untuk media mind map dibuat menggunaan aplikasi iMindMap 7. Jenis

huruf yang digunakan pada modul adalah Maiandra GD dengan ukuran 12 dan

untuk mind map menggunakan huruf Comic Sans MS ukuran 24. Kemudian untuk

32

cover modul dibuat menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS5 yang memuat

beberapa hal antara lain : judul dari modul, judul materi pembelajaran yang

digunakan, lambang kurikulum yang digunakan, gambar ilustrasi yang mewakili

isi, jenjang kelas yang menggunakan modul, lambang universitas dan nama

penyusun.

c. Development (Pengembangan)

Setelah perancangan modul, modul dibuat dan disusun sesuai dengan

langkah-langkah yang dirancang. Tahap development ini bertujuan untuk

menghasilkan bahan ajar berupa modul Biologi dilengkapi mind map dan sesuai

dengan Kurikulum 2013. Modul yang telah disusun divalidasi oleh validator.

1) Validasi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map

Modul Biologi dilengkapi mind map yang dikembangkan terlebih dahulu

akan divalidasi. Tujuan validasi adalah memeriksa kebenaran konsep-konsep dan

tata bahasa pada modul yang disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Validator pada

penelitian ini terdiri dari ahli materi, ahli pembelajaran, dan guru Biologi kelas XI

SMA/MA. Kemudian dilakukan revisi modul. Setelah itu, dihasilkan modul akhir

kemudian dilakukan uji coba kelayakan terbatas dengan menggunakan angket

respon siswa untuk mengetahui modul Biologi dilengkapi mind map yang telah

dikembangkan layak, maka setelah diuji coba pengembangan modul dilengkapi

mind map menghasilkan produk yang layak digunakan dalam proses

pembelajaran.

Validator adalah pakar pendidikan Biologi dan pakar pembelajaran serta

kompeten dalam bidangnya sebanyak dua orang dosen dan ditambah dengan tiga

orang guru Biologi kelas XI seperti yang terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Nama Validator

Nama Validator

(Guru/Dosen) Bidang Ahli Keterangan

Dr. Rian Vebrianto, M. Ed Ahli Pembelajaran Dosen Agroteknologi UIN

SUSKA Riau

Prof. Dr. Hasan Basri Jumin Ahli Materi Dosen Pertanian UIR

33

Nama Validator

(Guru/Dosen) Bidang Ahli Keterangan

Mulya Manru, M.Pd Guru Biologi SMA Negeri Plus Provinsi Riau

Nurhasanah, S.Pd Guru Biologi SMA Negeri 4 Pekanbaru

Mariani Sitepu, S.Pd Guru Biologi SMA Negeri 15 Pekanbaru

2) Revisi I Modul Biologi Dilengkapi Mind Map

Data yang diperoleh dari validasi oleh validator digunakan untuk melakukan

revisi ke-1 modul Biologi yang dikembangkan.

3) Modul Biologi Dilengkapi Mind Map yang Telah Direvisi

Setelah melakukan revisi ke-1 pada modul Biologi dilengkapi mind map yang

dikembangkan oleh Peneliti diperoleh produk akhir yaitu modul Biologi

dilengkapi mind map yang telah direvisi.

4) Uji Coba Kelayakan Terbatas pada Siswa

Setelah modul Biologi dilengkapi mind map yang dikembangkan telah

direvisi, maka modul akan diuji coba kelayakan terbatas kepada siswa. Adapun

sampel siswa yang digunakan adalah 10 orang siswa untuk masing-masing

sekolah terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Daftar Sekolah Uji Coba

Nama Sekolah Alamat Jumlah Siswa

SMA Negeri Plus Provinsi

Riau

Jl. Kubang Raya, Kel. Simpang

Tiga, Kec. Bukit Raya 10

SMA Negeri 4 Pekanbaru Jl. Adisucipto No. 67, Kel.

Maharatu, Kec. Marpoyan Damai 10

SMA Negeri 15 Pekanbaru Jl. Cipta Karya, Kel. Tuah Karya,

Kec. Tampan 10

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Lembar Validasi

Lembar validasi dalam penelitian ini adalah lembaran yang digunakan

untuk memvalidasi produk yang dikembangkan. Tujuan pengisian lembar validasi

34

adalah untuk menguji kelayakan modul dilengkapi mind map yang dikembangkan.

Pada penelitian ini ada enam orang yang bertindak sebagai validator yang terdiri

dari dua dosen yaitu sebagai ahli materi, ahli pembelajaran, dan tiga guru Biologi.

Validasi modul oleh para ahli dinilai sesuai dengan aspek yang tersedia. Aspek

penilaian pengembangan modul dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5.

Validasi pengembangan modul oleh ahli materi bertujuan untuk

mengetahui validitas modul yang dikembangkan dari segi materi pembelajaran.

Validasi ini dilakukan oleh validator yang pakar di bidang pendidikan Biologi

serta kompeten dalam bidang. Aspek yang diamati, yaitu kelayakan isi, kelayakan

penyajian, dan kebahasaan. Kisi-kisi lembar validasi pengembangan modul oleh

ahli materi disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Validasi Pengembangan Modul Ahli Materi

Bidang Keahlian Aspek yang dinilai Jumlah Butir Nomor

Item

Ahli Materi

Kelayakan isi 9 1 – 9

Kelayakan penyajian 6 10 – 15

Kebahasaan 5 16 – 20

Sumber : Modifikasi Peneliti dari BSNP dalam Tutik (2012), dan Nafsi (2018)

Validasi pengembangan modul oleh ahli pembelajaran bertujuan untuk

mengetahui validitas modul yang dikembangkan dari segi pembelajaran. Validasi

ini dilakukan oleh validator yang pakar di bidang pembelajaran serta kompeten

dalam bidang. Aspek yang diamati, yaitu format modul, penyajian, kebahasaan,

kegrafikan, kualitas mind map, dan manfaat. Kisi-kisi lembar validasi

pengembangan modul oleh ahli pembelajaran disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Validasi Pengembangan Modul Ahli Pembelajaran

Bidang Keahlian Aspek yang dinilai Jumlah Butir Nomor Item

Ahli Pembelajaran

Format modul 3 1 – 3

Penyajian 6 4 – 9

Kebahasaan 3 10 – 12

Kegrafikan 5 13 – 17

35

Bidang Keahlian Aspek yang dinilai Jumlah Butir Nomor Item

Kualitas mind map 6 18 – 23

Manfaat 1 24

Sumber : Modifikasi Peneliti dari BSNP Tutik (2012), Resnita (2017), dan Nafsi

(2018)

Validasi pengembangan modul oleh guru bertujuan untuk mengetahui

kelayakan modul yang dikembangkan bagi guru. Validasi ini dilakukan oleh guru

Biologi yang kompeten di bidangnya. Aspek yang diamati, yaitu materi,

penyajian, kebahasaan, tampilan, kualitas mind map dan manfaat. Kisi-kisi lembar

validasi pengembangan modul oleh guru disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Validasi Pengembangan Modul oleh Guru

Aspek yang Dinilai Jumlah Butir Nomor

Item

Materi 3 1 – 3

Penyajian 6 4 – 9

Kebahasaan 3 10 – 12

Tampilan 4 13 – 16

Kualitas mind map 6 17 – 22

Manfaat 1 23

Sumber : Modifikasi Peneliti dari Lestari (2016), Resnita (2017), dan Nafsi (2018)

3.4.2 Angket Respon Siswa

Angket respon siswa adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan

yang harus dijawab oleh siswa yang akan dievaluasi berupa angket respon terbatas

siswa terhadap modul. Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui

tanggapan siswa terhadap modul Biologi dilengkapi mind map. Pengisian angket

respon siswa dilakukan kepada siswa yang telah mempelajari materi pada struktur

dan fungsi sel. Pengisian angket respon siswa ini juga digunakan untuk

mengetahui kelayakan modul Biologi dilengkapi mind map yang dikembangkan.

Aspek penilaian angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 6.

36

Tabel 6. Kisi-kisi Angket Respon Siswa

Aspek yang Dinilai Jumlah Butir Nomor

Item

Format modul 3 1 – 3

Penyajian 9 4 – 12

Kebahasaan 3 13 – 15

Tampilan 4 16 – 19

Manfaat 1 20

Sumber : Modifikasi Peneliti dari Tutik (2012), Lestari (2016), Resnita (2017),

dan Nafsi (2018)

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Sampel yang diambi dari populasi harus betul-betul mewakili

(Sugiyono, 2015 : 62). Lebih lanjut Sugiyono (2015 : 62), mengemukakan bahwa

teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk penentuan sampel

dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan Peneliti yaitu dengan menggunakan teknik

Stratified Random Sampling. Arifin (2014 : 220) mengatakan, stratified sampling

adalah suatu cara pengambilan sample dari populasi yang menunjukkan adanya

strata/tingkatan/kelas.

Berdasarkan teknik sampling yang dipilih oleh Peneliti, maka penentuan

sampel yang diambil adalah 10 orang siswa dari masing-masing SMA/MA

berkurikulum 2013 yang berakreditasi A, B, dan C di Pekanbaru. Adapun sekolah

yang dipilih adalah tiga sekolah SMA/MA di Pekanbaru, yaitu : SMA Negeri Plus

Pekanbaru yang berakreditasi A, SMA Negeri 4 Pekanbaru yang berakreditasi B,

dan SMA Negeri 15 Pekanbaru yang berakreditasi C. Penentuan jumlah sampel

yang dilakukan Peneliti sesuai dengan pernyataan Borg dan Gall dalam Sanjaya

(2014 : 134), bahwa uji coba lapangan melibatkan satu sampai tiga sekolah

dengan mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek. Adapun karakteristik sampel yang

dipilih oleh Peneliti adalah sebagai berikut :

a. siswa kelas XI SMA/MA Negeri yang menggunakan Kurikulum 2013,

b. siswa laki-laki ataupun perempuan,

37

c. siswa yang telah mempelajari materi struktur dan fungsi sel.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dikumpulkan dengan mengisi lembar validasi

pengembangan modul. Data diperoleh dari hasil validasi tiap-tiap validator untuk

mengetahui hasil dari pengembangan modul. Adapun validator yang dianggap ahli

dalam bidang modul pembelajaran yaitu terdiri dari lima orang validator, yang

terdiri dari satu ahli materi, satu ahli pembelajaran, dan tiga guru Biologi kelas XI

SMA/MA. Validator memberi kesan umum, saran perbaikan dan kritik terhadap

produk yang dikembangkan. Selain itu juga validator memberikan pernyataan

tentang kelayakan dari modul yang dikembangkan. Selanjutnya dilakukan uji coba

kelayakan terbatas pada 10 orang siswa kelas XI SMA/MA dengan cara

memberikan angket respon siswa mengenai modul. Pada penelitia ini akan

diambil respon terbatas di tiga SMA/MA di Pekanbaru yaitu SMA Negeri Plus

Pekanbaru, SMA Negeri 4 Pekanbaru, dan SMA Negeri 15 Pekanbaru.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yang

mendeskripsikan kelayakan modul Biologi dilengkapi mind map yang

dikembangkan. Modul yang telah dihasilkan akan divalidasi terlebih dahulu oleh

Dosen yang berkompeten pada bidangnya dan Guru Biologi SMA/MA kelas XI.

Tanggapan responden yang berupa data kuantitatif dinyatakan menggunakan skala

Likert dengan kategori pilihan genap, yaitu 4, 3, 2, 1. Menurut Darmadi (2014 :

145) dianjurkan membuat skala Likert dengan kategori pilihan genap seperti, 4

pilihan atau 6 pilihan, karena ada kecenderungan responden memberikan jawaban

pada kategori tengah seperti 3 pada skala dengan 5 pilihan karena alasan

kemanusiaan. Sehingga jika semua responden memilih kategori tengah, maka

hasilnya peneliti tidak memperoleh informasi yang pasti. Dalam penelitian ini,

jawaban dari setiap item dalam skala Likert dengan pernyataan positif seperti pada

Tabel 7.

38

Tabel 7. Kriteria Penilaian Lembar Skor Validasi

Skor Kriteria

4 Sangat sesuai/ sangat baik

3 Sesuai/ baik

2 Kurang sesuai/ kurang baik

1 Tidak sesuai/ tidak baik

Sumber : Modifikasi peneliti dari Sugiyono (2016 : 135) dan Irmawati (2005 : 12)

Setelah seluruh hasil validasi ahli dan responden dikumpulkan, diubah ke

dalam data kuantitatif sesuai dengan bobot skor. Selanjutnya dibuat persentase

sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan seberapa layak modul Biologi tersebut

digunakan.

Pada penelitian ini, persentase kelayakan modul akan dihitung untuk tiga

macam validator dan penilaian siswa terhadap modul. Menurut modifikasi Akbar

(2013 : 158), rumus untuk analisis tingkat kelayakan secara deskriptif sebagai

berikut :

Keterangan :

Vma = validasi kelayakan dari materi

Vmo = validasi kelayakan dari pembelajaran

Vp = validasi kelayakan guru

Vs = penilaian siswa

TSh = total skor maksimal yang diharapkan

TSe = total skor empiris (hasil uji kelayakan dari validator)

Hasil validitas masing-masing (ahli dan guru), tingkat persentasenya dapat

dicocokkan atau dikonfirmasikan dengan kriteria kelayakan pada Tabel 8.

39

Tabel 8. Kriteria Kelayakan Menurut Penilaian Validator

No Kriteria Kelayakan Tingkat Kelayakan

1 85,01% - 100% Sangat Valid (sangat layak), atau dapat digunakan tanpa

revisi

2 70,01% - 85% Valid (layak), atau dapat digunakan namun perlu revisi

3 50,01% - 70% Kurang valid (kurang layak), disarankan tidak

dipergunakan karena perlu revisi

4 01,00% - 50% Tidak valid (tidak layak), atau tidak boleh dipergunakan

Sumber : Modifikasi Peneliti dari Akbar (2013 : 157)

40

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yaitu pengembangan

modul Biologi dilengkapi mind map yang telah divalidasi oleh validator dan diuji

coba terbatas ditiga sekolah untuk mendapatkan data respon atau tanggapan

peserta didik. Adapun tiga sekolah tersebut adalah SMA Negeri Plus Provinsi

Riau, SMA Negeri 4 Pekanbaru, dan SMA Negeri 15 Pekanbaru, masing-masing

sekolah diambil 10 orang peserta sehingga jumlah keseluruhan sampel dari ketiga

sekolah adalah sebanyak 30 siswa. Sebelum dilakukan uji coba terbatas pada

peserta didik, modul Biologi dilengkapi mind map ini divalidasi terlebih dahulu

oleh satu orang ahli pembelajaran, satu orang ahli materi, dan tiga orang guru

Biologi kelas XI untuk mendapatkan saran masing dari masing-masing validator

dan guru. Penelitian pengembangan ini menghasilkan modul Biologi dilengkapi

mind map pada materi pokok Struktur dan Fungsi Sel kelas XI. Penelitian ini

menggunakan desain model ADDIE yang terdiri dari lima tahap yaitu, analisis

(analysis), perancangan (design), pengembangan (development), implementasi

(implementation) dan evaluasi (evalution). Namun pada penelitian ini Peneliti

hanya melakukan dari tahap analisis (analysis) sampai tahap pengembangan

(development). Hal ini dilakukan Peneliti karena keterbatasan waktu dan biaya.

Penelitian pengembangan ini telah dilakukan sesuai dengan tiga tahap

yang ada pada model desain ADDIE. Berikut diuraikan tiga tahap yang Peneliti

lakukan :

4.1.1. Hasil Tahap Analisis (Analysis)

Pada hasil tahap analisis (analysis) ini akan diuraikan pembahasan tentang

analisis Kurikulum, analisis kebutuhan, analisis siswa, dan analisis tugas.

a. Analisis Kurikulum 2013

Tahap pertama yang dilakukan pada pengembangan modul bertujuan

untuk menentukan materi-materi yang digunakan dalam modul. Pada analisis ini,

41

Peneliti melakukan analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensis Dasar (KD)

Peminatan Kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Sekolah Menengah Atas

Biologi pada kelas XI pada materi Struktur dan Fungsi Sel yang ada pada

Kurikulum 2013. KD pengetahuan dan keterampilan yang digunakan dalam

penelitian adalah KI 3 yaitu pada KD 3.1 dan 3.2 serta KI 4 pada KD 4.1 dan 4.2.

Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dilakukan bertujuan

sebagai berikut :

1) Pada KI 3 dan KD 3.1 dan 3.2, Peneliti mengaitkan materi Biologi dengan KI

1 dan KI 2 khususnya pada materi Struktur dan Fungsi Sel. Hal ini sesuai

dengan KI 1 dan KI 2 yang mengacu pada aspek afektif atau sikap dan KI 3

yang mengacu pada aspek kognitif atau pengetahuan peserta didik.

Berdasarkan KI 3 aspek kognitifnya diturunkan pada KD 3.1 dan 3.2.

2) Pada KI 4 dan KD 4.1 dan 4.2, bertujuan untuk menghasilkan keterampilan

peserta didik yang diharapkan dapat terwujud setelah peserta didik melakukan

kegiatan pembelajaran di sekolah pada materi Struktur dan Fungsi Sel.

Sehingga aspek psikomotorik atau keterampilan yang diharapkan dapat

menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan untk mempresentasikan

pemahamannya tentang struktur dan fungsi sel sebagai unit struktural dan

fungsional terkecil penyusun tubuh makhluk hidup yang sesuai dengan tujuan

KI 4 yaitu aspek psikomotorik atau keterampilan yang diturunkan pada KD

4.1 dan 4.2.

Kemudian Peneliti melakukan analisis indikator pencapaian kompetensi

yang harus dicapai peserta didik pada materi Struktur dan Fungsi Sel yaitu : 3.1.1

mengidentifikasi konsep sel sebagai unit struktural dan fungsional terkecil, 3.1.2

menentukan komponen kimiawi penyusunan sel, 3.1.3 membedakan struktur

antara sel prokariot dan sel eukariot, 3.1.4 menjelaskan struktur dan organel sel,

3.1.5 Siswa mampu menjelaskan struktur dan organel sel, 3.1.6 mengidentifikasi

dan mengetahui organel sel serta fungsi organel tersebut melalui pengamatan,

4.1.1 menyajikan model sel hewan dan sel tumbuhan , 4.2.1 membuat model

proses mitosis berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan.

42

Berdasarkan informasi yang diperoleh Peneliti melalui observasi di

sekolah diperoleh bahwa materi struktur dan fungsi sel merupakan salah satu

materi yang sulit dipahami oleh siswa dan bahan ajar yang digunakan tidak

berwarna sehingga kurang mendukung proses pembelajaran. Oleh sebab itu, untuk

mengembangkan kompetensi peserta didik, diperlukan suatu bahan ajar yang

mampu memfasilitasi proses pembelajaran siswa sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Bahan ajar yang dikembangkan oleh Peneliti adalah modul

dilengkapi dengan mind map. Diharapkan dengan adanya modul dilengkapi mind

map dapat memudahkan peserta didik untuk belajar secara mandiri dan membantu

siswa dalam menghafal materi melalui mind map yang telah disediakan.

Pembelajaran di dalam modul dilakukan dengan berbagai variasi, mulai dari

kegiatan belajar, belajar mandiri, diskusi, kegiatan praktikum, kegiatan kelompok,

dan menjawab soal-soal uji kompetensi.

b. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dengan penyebaran lembar observasi kepada

siswa dan wawancara dengan pendidik di salah satu SMA Negeri di Pekanbaru,

yaitu SMA Negeri 4 Pekanbaru. Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah

dilakukan, maka penelitian ini difokuskan pada bahan ajar dilengkapi mind map

khususnya modul Biologi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan

guru Biologi di sekolah diketahui, bahwa : 1) bahan ajar yang digunakan belum

bervariasi dan berwarna, dimana guru mata pelajaran Biologi hanya berfokus pada

bahan ajar seperti modul pengayaan dan LKPD dari MGMP Pekanbaru. 2) belum

adanya bahan ajar atau modul yang dilengkapi dengan media mind map, sehingga

siswa mengalami kesulitan dalam memahami, mengingat, dan menghapal materi.

3) sulitnya bagi siswa untuk belajar Biologi dikarenakan banyaknya hapalan.

c. Analisis Siswa

Informasi yang diperoleh dari hasil lembar observasi terbatas pada peserta

didik di sekolah menunjukkan, bahwa peserta didik merasa sulit belajar Biologi

terutama pada materi struktur dan fungsi sel, hal ini dikarenakan banyaknya kata-

kata ilmiah dalam pembelajaran Biologi yang harus diingat. Selain itu, juga

berdasarkan hasil lembar observasi di ketahui bahwa bahan ajar yang digunakan

43

hanya modul pengayaan seperti LKS dan LKPD dari MGMP Pekanbaru. Bahan

ajar yang digunakan mereka tersebut masih kurang bervariasi, tidak berwarna dan

belum ada menampakkan aplikasi dari KI 1 dan KI 2.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka dibutuhkan media

pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan belajar peserta didik dan media

yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, Peneliti

mengembangan modul Biologi dilengkapi mind map.

d. Analisis Tugas

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi

diperoleh informasi bahwa tugas yang diberikan berupa pemberian pekerjaan

rumah (PR), membuat makalah, dan membuat portofolio. Dalam tahap ini,

peneliti melakukan identifikasi keterampilan ataupun tugas yang harus dikuasai

peserta didik pada modul yang akan dibuat khususnya pada materi struktur dan

fungsi sel yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar

kompetensi minimal yang diharapkan dapat tercapai.

4.1.2. Hasil Tahap Perancangan (Design)

Pengembangan modul Biologi dilengkapi mind map ini didasari pada hasil

observasi dan analisis yang telah dilakukan. Setelah melakukan analisis, Peneliti

melanjutkan dengan tahap perencanaan (design). Tujuan dari tahap perencanaan

(design) adalah merancang produk yang akan dibuat, yaitu modul Biologi

dilengkapi mind map. Modul Biologi ini dilengkapi dengan mind map karena

berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Peneliti diketahui bahwa siswa

mengalami kesulitan dalam hal menghapal dan mengingat materi. Sehingga

Peneliti memberikan solusi dengan menambahkan mind map didalam modul agar

materi yang dipelajari siswa mudah untuk dihapal dan diingat. Hal ini diperkuat

dengan pernyataan Buzan (2008 : 4) bahwa, mind map adalah salah satu cara

termudah yang dapat digunakan untuk memudahkan dalam menyimpan informasi

kedalam otak dan mengeluarkan/mengingat kembali informasi yang telah

disimpan tersebut. Modul Biologi dilengkapi mind map ini dibuat untuk materi

struktur dan fungsi sel, yaitu pada KD 3.1 dan KD 3.2 untuk kelas XI SMA/ MA.

44

Pemilihan materi dilakukan berdasarkan hasil observasi bahwa materi yang

dianggap paling sulit adalah struktur dan fungsi sel.

Modul Biologi dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel ini

dirancang berdasarkan Kurikulum 2013 revisi, silabus, buku siswa, modul

pengayaan, LKPD dari MGMP Pekanbaru dan buku referensi yang relevan.

Sumber materi yang digunakan didalam modul dimuat dalam daftar pustaka yang

terletak pada bagian belakang isi modul. Modul yang dikembangkan dibuat

menggunakan ukuran kertas A4 (21cm x 29,7cm) dan media mind map dibuat

menggunakan ukuran kertas A3 (29,7cm x 42cm) yang dilipat sedemikian rupa

sehingga dapat disisipkan kedalam modul yang berukuran A4 (21cm x 29,7cm).

Modul dirancang menggunakan program Microsoft Publisher 2010 dengan jenis

huruf Agency FB ukuran 20pt pada bagian sub materi dan Maiandra GD ukuran

12pt. Perancangan strategi pengorganisasian isi modul dibagi dalam tiga bagian,

yaitu pendahuluan, isi, dan akhir. Tampilan seluruh isi modul dapat dilihat pada

Lampiran 18. Berikut penjabaran draf modul :

a. Bagian pendahuluan

Bagian pendahuluan dari modul Biologi terdiri atas :

1) Cover depan/ sampul depan

Cover depan modul didesain dengan warna soft (lembut)

menggunakan warna dominan biru muda dan kuning. Pada bagian cover

depan modul memuat beberapa hal antara lain : judul dari modul dengan

tulisan “Modul Biologi Dilengkapi Mind Map, Struktur dan Fungsi Sel”

dengan jenis font Berlin Sans FB Demi ukuran 40pt dan 36 pt, lambang

Kurikulum 2013 ukuran 2,8cm x 2,8cm yang menggambaran kurikulum

yang digunakan pada modul, gambar ilustrasi berupa gambar sel hewan

ukuran 14,39cm x 14,98cm yang mendeskripsikan isi modul, jengjang

kelas yang menggunakan modul yaitu kelas XI SMA/MA, dan nama

penyusun yaitu Suci Mismenia Amanda. Tampilan cover depan modul

dapat dilihat pada Lampiran 18.

45

2) Data peserta didik

Data peserta didik ada di dalam modul bertujuan agar dapat

mengetahui data dari pemilik modul sehingga akan memudahkan dalam

pengembalian modul pada pemiliknya jika sewaktu-waktu modul tersebut

hilang. Pada data peserta didik ini memuat nama lengkap, nama panggilan,

tempat/ tanggal lahir, kelas, alamat, dan foto. Tampilan data peserta didik

dapat dilihat pada Lampiran 18.

3) Kata pengantar,

Pada Kata pengantar memuat ucapan rasa syukur Peneliti kepada

Allah Yang Maha Esa atas selesainya modul, gambaran isi modul, manfaat

modul, dan harapan Peneliti terhadap modul yang dikembangkan. Pada

judul kata pengantar menggunakan jenis font Freestyle Script ukuran 20pt

dan isi dari kata pengantar menggunakan jenis font Maiandra GD ukuran

12pt. Tampilan kata pengantar modul dapat dilihat pada Lampiran 18.

4) Profil modul

Profil modul berisi gambaran secara umum mengenai modul. Pada

profil modul memuat konten-konten yang ada didalam modul. Judul pada

profil modul menggunakan jenis font Freestyle Script ukuran 20pt dan

jabaran mengenai konten-konten yang dimuat pada modul menggunakan

jenis font Maiandra GD ukuran 11pt. Tampilan profil modul dapat dilihat

pada Lampiran 18.

5) Daftar isi

Daftar isi memuat urutan isi dalam modul yang dilengkapi dengan

halaman untuk mempermudah penggunaannya mencari bagian tertentu.

Judul daftar isi menggunakan jenis font Freestyle Script ukuran 20pt dan

isi dari daftar isi menggunakan jenis font Maiandra GD ukuran 12pt.

Tampilan daftar isi modul dapat dilihat pada Lampiran 18.

6) Daftar gambar

Daftar gambar memuat daftar gambar yang ada didalam modul dan

dilengkapi dengan halamannya. Daftar gambar berguna untuk

memudahkan pengguna dalam mencari konten gambar yang ingin dilihat.

46

Judul daftar gambar menggunakan jenis font Freestyle Script ukuran 20pt

dan isi dari daftar gambar menggunakan jenis font Maiandra GD ukuran

12pt. Tampilan daftar gambar modul dapat dilihat pada Lampiran 18.

7) Daftar tabel

Daftar tabel memuat daftar tabel yang ada didalam modul dan

dilengkapi dengan halamannya. Daftar tabel berguna untuk memudahkan

pengguna dalam mencari tabel yang ingin dilihat. Judul daftar tabel

menggunakan jenis font Freestyle Script ukuran 20pt dan isi dari daftar

tabel menggunakan jenis font Maiandra GD ukuran 12pt. Tampilan daftar

tabel modul dapat dilihat pada Lampiran 18.

8) Pemahaman kompetensi

Pemahaman kompetensi berisikan kompetensi inti dan kompetensi

dasar yang dijadikan acuan bagi modul. Judul pada pemahaman

kompetensi ditulis dengan jenis font Freestyle Script ukuran 20pt dan

kompetensi-kompetensi disajikan dalam tabel dengan jenis font Maiandra

GD ukuran 11pt. Tampilan pemahaman kompetensi modul dapat dilihat

pada Lampiran 18.

9) Petunjuk penggunaan modul

Petunjuk penggunaan modul ini berisi petunjuk-petunjuk dalam

menggunakan modul yang dikembangkan. Petunjuk penggunaan modul ini

terdiri dari petunjuk untuk guru dan petunjuk untuk siswa. Judul pada

petunjuk penggunaan modul ditulis dengan jenis font Freestyle Script

ukuran 20pt dan isi dari petunjuk penggunaan modul menggunakan jenis

font Maiandra GD ukuran 12pt. Pada halaman petunjuk penggunaan

modul dilengkapi dengan gambar ilustrasi guru dan siswa agar kelihatan

lebih menarik bagi siswa untuk membaca dan mengetahui petunjuk

penggunaan modul. Tampilan petunjuk penggunaan modul dapat terlihat

pada Lampiran 18.

10) Mind map,

Mind map merupakan peta pikiran yang berisi konsep-konsep dari

materi yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menyimpan dan

47

mengeluarkan/ mengingat kembali informasi. Mind map ini didesain

dengan menggunakan aplikasi iMind Map7 dan dicetak menggunakan

kertas A3 (29,7cm x 42cm), kemudian dilipat sedemikian rupa sehingga

bisa disisipkan ke dalam modul yang berukuran A4 (21cm x29,7cm). Pada

mind map didesain dengan warna yang beraneka ragam dan dilengkapi

dengan gambar-gambar yang berfungsi lebih memudahkan dalam

mengingat. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Windura (2013 : 30)

bahwa, mind map bekerja sesuai dengan tiga cara kerja alami otak, yaitu

bekerja dengan kedua belah otak (otak kanan dan kiri), gambar, pancaran

pikiran. Menggunakan otak sesuai cara kerja alaminya, maka belajar dan

berpikir akan cepat, mudah dan menyenangkan. Ada dua mind map yang

dibuat, yaitu tentang sel dan tentang bioproses sel. Hal ini disesuaikan

dengan jumlah Kompetensi Dasar yang dikembangkan, yaitu KD 3.1 dan

KD 3.2. Untuk tampilan mind map dapat dilihat pada Lampiran 18.

b. Bagian isi

Bagian isi modul terdiri atas :

1) Judul materi modul

Pada lembar judul materi modul berisikan judul materi, jumlah

pertemuan, alokasi waktu, gambar ilustrasi, dan kata kunci. Judul materi

dibuat dengan jenis font Maiandra GD ukuran 28pt menggunakan shapes

horizontal scroll dengan desain berwarna biru muda. Pada jumlah

pertemuan dan alokasi waktu dibuat dalam shape rounded rectangle

dengan jenis font Maiandra GD ukuran 14pt dengan desain warna biru

muda. Jumlah pertemuan untuk materi struktur dan fungsi sel ini yaitu 5 x

pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Tujuan adanya jumlah

pertemuan dan alokasi waktu adalah agar penggunaan modul dalam proses

pembelajaran dapat digunakan secara efektif dan efisein. Kemudian

gambar ilustrasi adalah Robert Hooke yaitu orang pertama yang

menemukan sel dan gambar ilustrasi dinding sel hasil temuannya. Gambar

ilustrasi ditambahkan agar tampilan terlihat lebih menarik. Selanjutnya

pada kata kunci dibuat dalam shape rectangle dengan jenis font Maiandra

48

GD ukuran 16pt pada bagian judul kata kunci dan ukuran 12pt pada bagian

isi kata kunci. Pada kata kunci ini didesain menggunakan shape rectangle

dengan warna pink muda. Kata kunci ini berfungsi sebagai acuan kata-kata

penting yang harus diingat dan dipelajari oleh siswa. Tampilan judul

materi modul dapat dilihat pada Lampiran 18.

2) Kegiatan Belajar

Pada lembar kegiatan belajar memuat tujuan pembelajaran yang

diharapkan mampu dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari

kegiatan belajar tersebut. Tampilan kegiatan belajar dapat dilihat pada

Lampiran 18. Judul kegiatan belajar ditulis dengan jenis font Maiandra GD

dengan ukuran 28pt dan bagian isi ukuran 12pt dengan spasi 1,5. Pada

modul ini terdapat dua kegiatan belajar, yaitu Kegiatan Belajar 1, dan

Kegiatan Belajar 2. Pada setiap kegiatan belajar terdapat Ruang Motivasi

yang bertujuan untuk memotivasi siswa setiap akan memulai pembelajaran

sehingga akan menimbulkan semangat belajar. Pada lembar kegiatan

pembelajaran terdapat gambar-gambar ilustrasi yang berfungsi agar terlihat

lebih menarik.

Pada setiap kegiatan belajar didahului dengan pendahuluan yang

berisi pengantar dan apersepsi mengenai materi yang akan dibahas. Pada

bagian pendahuluan dilengkapi dengan gambar yang sesuai dengan

apersepsi yang disajikan. Gambar tersebut bertujuan mendukung apersepsi

yang disajikan dan agar tampilan yang disajikan lebih menarik. Tampilan

pendahuluan kegiatan belajar dapat dilihat pada Lampiran 18.

Pada lembar kegiatan belajar memuat uraian materi dari setiap sub

bab yang harus dikuasai oleh siswa. Kegiatan belajar ini berisi uraian

materi yang telah dikaitkan dengan KI 1 dan KI 2. Pada konsep KI 1 dan

KI 2 dibuat dengan tulisan yang dicetak tebal dan berwarna biru

sedangkan uraian materi berwarna hitam. Jenis tulisan yang digunakan

pada uraian materi adalah Maiandra GD dengan uuran 12pt. Kemudian

pada uraian materi dilengkapi dengan gambar-gambar ilustrasi yang

mendukung penyajian dari materi. Gambar-gambar ilustasi tersebut

49

bertujuan agar siswa lebih memahami materi yang disajikan. Tampilan

uraian materi dapat dilihat pada Lampiran 18.

Kemudian, pada kegiatan belajar terdapat pengetahuan tambahan

yang masih berkaitan dengan materi struktur dan fungsi sel. Lembar

pengetahuan tambahan ini diberi judul “Tahukah Kamu” yang dibuat

dengan font Bauhaus 93 ukuran 16pt ditambahi dengan gambar ilustrasi

anak perempuan yang memegang simbol tanda tanya agar terlihat lebih

menarik dan uraiannya dibuat dengan font Maiandra GD ukuran 12pt.

Pada lembar “Tahukah Kamu” ini juga dilengkapi dengan gambar ilustrasi

yang mendukung informasi yang disajikan. Tampilan “Tahukah Kamu”

pada modul dapat dilihat pada Lampiran 18.

Selanjutnya, pada bagian kegiatan belajar terdapat kegiatan “Ayo

Kita Lakukan”, “Ayo Bereksperimen”, dan “Ayo Kreatif”. Ketiga kegiatan

ini didesain dalam shape rectangle dengan background biru muda untuk

membedakannya dengan uraian materi. Tulisan yang digunakan pada

setiap judul adalah jenis font Aharoni ukuran 12pt dan bagian isi

menggunakan font Maiandra GD ukuran 12pt.

Kegiatan “Ayo Kita Lakukan” berisi kegiatan eksplorasi yang

membantu menemukan suatu konsep. Selain itu kegiatan “Ayo Kita

Lakukan” berguna memupuk dan mengembangan perilaku ilmiah terhadap

siswa. Tampilan kegiatan “Ayo Kita Lakukan” dapat dilihat pada

Lampiran 18.

Kegiatan “Ayo Bereksperimen” merupakan kegiatan praktikum

yang berisi tujuan dari kegiatan praktikum, alat dan bahan yang digunakan

dalam praktikum, cara kerja melaksanaan kegiatan praktikum, hasil

pengamatan, pertanyaan dan diskusi, kesimpulan, dan blank mind map.

Tampilan kegiatan “Ayo Bereksperimen” dapat dilihat pada Lampiran 18.

Bagian blank mind map berfungsi untuk membuat siswa bisa

dalam membuat kesimpulan dalam bentu pikiran agar lebih mudah untuk

menghapalnya. Untuk tampilan blank mind map dapat dilihat pada

Lampiran 18.

50

Kegiatan “Ayo Kreatif” merupakan kegiatan yang dikerjakan di

luar jam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dan

menambah wawasan pengetahuannya. Selain itu, siswa juga diminta untuk

membuat laporan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan tersebut. Pada

lembar ini telah disajikan format laporan dan sistematika penulisan laporan

agar laporan yang dibuat sesuai dengan aturan.Kemudian, kegiatan ini

dilengkapi dengan rubrik penilaian (oleh guru) yang bertujuan untuk

memudahkan guru dalam menilai laporan yang telah dibuat oleh siswa.

Untuk tampilan kegiatan “Ayo Kreatif” dan rubrik penilaian (oleh guru)

dapat dilihat pada Lampiran 18.

Selain dilengkapi dengan kegiatan-kegiatan, pada kegiatan belajar

ini juga dilengkapi dengan ikon-ikon yang membantu siswa dalam lebih

memahami uraian materi. Ikon-ikon tersebut antara lain “Mari Jelajah” dan

“Yuk Searching”. Ikon-ikon didesain dalam shape rectangle dengan

backround berwarna pink muda yang dilengkapi dengan gambar ilustrasi

agar terlihat lebih menarik. Judul ikon dibuat menggunakan font Aharoni

ukuran 12pt dan bagian isi menggunakan font Maiandra ukuran 12pt.

Ikon-ikon ini diletakkan pada sisi kiri dan kanan pada lembar kegiatan

belajar. Ikon “Mari Jelajah” merupakan kegiatan eksplorasi yang

membantu menemukan konsep di lingkungan sekitar. Kemudian terdapat

Ikon “Yuk Searching” yang merupakan kegiatan eksplorasi yang

membantu menemukan konsep di internet. Pada ikon “Yuk Searching”

disajikan situs online yang berisikan video animasi yang berkaitan dengan

materi yang disajikan. Tampilan ikon “Mari Jelajah” dan “Yuk Searcing”

dapat dilihat pada Lampiran 18.

3) Uji kompetensi

Pada bagian uji kompetensi disajikan beberapa pertanyaan untuk

mengukur seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang telah

disajikan. Pada bagian akhir dari uji kompetensi disajikan cek pemahaman

yang merupakan alat untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa

terhadap materi yang telah dipelajari berdasarkan skala yang ditentukan.

51

Tampilan uji kompetensi dan cek pemahaman dapat diliat pada Lampiran

18.

4) Kunci Jawaban

Pada modul ini terdapat kunci jawaban untuk membantu siswa yang

kesulitan dalam menemukan jawaban yang benar selama proses

pembelajaran mandiri di rumah. Selain itu kunci jawaban juga berguna

untuk mengecek tingkat pemahaman siswa. Kunci jawaban meliputi

jawaban pada uji kompetensi 1 dan uji kompetensi 2. Tampilan Kunci

jawaban dapat dilihat pada Lampiran 18.

c. Bagian penutup

Bagian penutup dari modul berisi :

1) Glosarium

Glosarium memuat pengertian istilah-istilah penting yang terdapat

pada materi didalam modul. Pada judul glosarium dibuat menggunakan

jenis font Freestyle Script ukuran 20pt dan bagian isi menggunakan jenis

font Maiandra GD ukuran 12pt. Judul glosarium didesain dalam shape

rectangle dengan background warna biru muda dan dilengkapi dengan

gambar ilustrasi buku bertumpuk agar terlihat lebih menarik. Pada bagian

huruf alfabet didesain menggunaan WordArt dengan ukuran 36pt dan

warna pink muda. Tampilan glosarium modul dapat dilihat pada Lampiran

18.

2) Daftar pustaka

Daftar pustaka memuat daftar referensi yang digunakan dalam

penyusunan modul. Pada judul daftar pustaka dibuat menggunakan jenis

font Freestyle Script ukuran 20pt dan bagian isi menggunakan jenis font

Maiandra GD ukuran 12pt. Judul daftar pustaka didesain dalam shape

rectangle dengan background warna biru muda. Tampilan daftar pustaka

modul dapat dilihat pada Lampiran 18.

3) Profil penulis

Profil penulis berisikan gambaran hidup penulis mulai dari nama,

tempat dan tanggal lahir, dan jenjang pendidikan yang ditempuh hingga

52

saat ini. Pada lembar profil penulis juga dimuat foto penulis dari modul.

Profil penulis dibuat menggunakan jenis font Maiandra GD dengan ukuran

12pt.

4) Cover belakang/ sampul belakang modul.

Pada bagian cover belakang modul didesain dengan gambar segi

enam yang ditata rapi menutupi sebagai cover belakang. Pemilihan segi

enam ini karena mencerminkan dinding sel yang berbentuk segi enam.

Mempertimbangkan materi yang akan disampaikan, maka materi struktur

dan fungsi sel ini memerlukan 5 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45

menit. Sebelum rancangan (design) modul dilanjutkan ke tahap berikutnya, maka

rancangan modul ini perlu divalidasi. Validasi modul dilakukan oleh dua orang

dosen yang mencakup ahli materi dan ahli pembelajaran, dan guru Biologi dari

masing-masing sekolah. Berdasarkan hasil validasi tersebut, ada kemungkinan

rancangan modul tersebut masih perlu diperbaiki sesuai dengan saran validator.

4.1.3. Hasil Tahap Pengembangan (Development)

Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan modul yang

layak setelah revisi berdasarkan masukan para ahli dan data respon terbatas oleh

siswa. Konteks pengembangan modul Biologi dilengkapi mind map ini, terdiri

dari beberapa langkah, yaitu :

a. Validasi modul oleh validator. Pada tahap validasi ini tim ahli yang terlibat

adalah ahli materi dan ahli pembelajaran. Selain itu dilakukam validasi oleh

guru Biologi yang bersangkutan. Adapun nama para validator adalah sebagai

berikut :

1) Prof. Dr. Hasan Basri Jumin (Ahli Materi)

2) Dr. Rian Vebrianto, M. Ed (Ahli Pembelajaran)

b. Guru Biologi dari tiga sekolah, yaitu :

1) Mulya Manru, M. Pd (SMAN Plus Provinsi Riau)

2) Nurhasanah, S. Pd (SMAN 4 Pekanbaru)

3) Mariani Sitepu, S.Pd (SMAN 15 Pekanbaru)

53

c. Revisi modul berdasarkan masukan dari para pakar saat validasi. Pada tahap

ini Peneliti tidak melakukan revisi karena menurut validator ahli materi (Prof.

Dr. Hasan Basri Jumin) dan ahli pembelajaran (Dr. Rian Vebrianto, M.Ed)

modul telah layak diuji cobakan. Kemudian untuk guru juga Peneliti

memperbaiki berdasarkan komentar/saran yang diberikan.

d. Uji coba kelayakan terbatas dengan menyebarkan angket respon siswa. Pada

tahap ini diambil 10 sampel siswa dari tiap sekolah yang terdiri dari tiga

sekolah. Tiga sekolah tersebut terdiri dari SMAN Plus Provinsi Riau, SMAN

4 Pekanbaru, dan SMAN 15 Pekanbaru. Pada uji coba kelayakan terbatas ini

sampel siswa yang digunakan adalah siswa yang telah mempelajari materi

struktur dan fungsi sel.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Hasil Validasi Modul oleh Para Ahli

Tahap ini merupakan tahap validasi modul Biologi dilengkapi mind map

oleh Prof. Dr. Hasan Basri Jumin (ahli materi) dan Dr. Rian Vebrianto, M. Ed

(ahli pembelajaran). Hasil analisis terhadap validasi yang dilakukan para ahli

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi modul Biologi dilengkapi

mind map yang sedang dikembangkan. Apabila modul yang dikembangkan sudah

memenuhi kriteria kelayakan (valid), maka modul Biologi dilengkapi mind map

layak untuk digunakan. Validasi dilakukan Peneliti pada tanggal 11 Januari 2019

(ahli pembelajaran) dan tanggal 15 Januari 2019 (ahli materi). Validasi terhadap

guru Biologi di tiga sekolah dilakukan peneliti pada tanggal 11 Februari 2019

(guru SMAN 15 Pekanbaru), tanggal 14 Februari 2019 (guru SMAN 4

Pekanbaru), dan tanggal 18 Februari 2019 (guru SMAN Plus Provinsi Riau).

Hasil dari tahapan validasi modul oleh ahli materi dan ahli pembelajaran

dianalisis, dan komentar serta sarannya menjadi bahan pertimbangan untuk revisi

dalam perbaikan modul. Jika hasil penilaian modul yang telah dikembangkan

sudah memenuhi kategori kevalidan tertinggi yaitu sangat valid, layak digunakan

dan tidak perlu revisi, maka modul sudah dapat diujicobakan.

54

Tabel 9. Hasil Validasi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map oleh Kedua Validator.

No Validator Rata-rata Persentase Kategori Kevalidan

1 Ahli Materi 82,22% Valid

2 Ahli Pembelajaran 95,69% Sangat Valid

Rata-rata Persentase 88,96% Sangat Valid

Sumber : Data Peneliti (2019)

Berdasarkan hasil validasi oleh dua orang ahli, yaitu ahli materi dan ahli

pembelajaran diperoleh hasil bahwa kelayakan bahan ajar termasuk kedalam

kategori sangat valid (sangat layak). Skor kelayakan di dapat dari ahli materi

sebesar 82,22%, dan dari ahli pembelajaran sebesar 95,69%. Dari kedua hasil

validasi tersebut diperoleh rata-rata persentase sebesar 88,96% dan bahan ajar

yang dibuat dikategorikan sangat valid (sangat layak) untuk digunakan. Hasil

validasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Persentase hasil validasi oleh ahli materi dan ahli pembelajaran

a. Hasil Validasi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map oleh Ahli Materi

Pada penelitian ini, validator ahli materi adalah Bapak Prof. Dr. Hasan

Basri Jumin. Beliau merupakan salah satu dosen pascasarja UIR yang memiliki

keahlian dalam bidang Bioteknologi. Penilaian terhadap produk oleh validator

materi ini meliputi tiga aspek, yaitu kelayakan isi, penyajian, dan kebahasaan.

82,22%

95,69%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Ahli Materi Ahli

Pembelajaran

Per

sen

tase

Rata

-rata

Validator

55

Penyajian data kuantitatif dari validasi oleh ahli materi dapat dilihat pada Tabel

10.

Tabel 10. Data Kuantitatif Hasil Validasi Modul oleh Ahli Materi

No Aspek Rata-rata

Persentase

Kategori

Kevalidan

1 Kelayakan Isi 83,33% Valid

2 Kelayakan Penyajian 83,33% Valid

3 Kebahasaan 80% Valid

Rata-Rata Hasil Validasi Ahli Materi 82,22% Valid

Sumber : Data Peneliti (2019)

Validasi ahli materi ini dilakukan sekali saja karena hasil penilaian modul

dari validator ahli materi tidak ada yang perlu direvisi. Persentase tertinggi hasil

validasi ahli materi sebesar 83,33% (valid) pada aspek kelayakan isi dan aspek

kelayakan penyajian, sementara persentase terendah sebesar 80% (valid) pada

aspek kebahasaan. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli materi yang telah

dilakukan, produk berupa modul Biologi dilengkapi mind map pada materi

struktur dan fungsi sel ini sudah layak untuk diujicobakan atau layak untuk

digunakan dengan rata-rata persentase sebesar 82,22%. Hasil penilaian validator

ahli materi terhadap modul Biologi dilengkapi mind map yang lebih rinci terdapat

pada Lampiran 13. Perbandingan rata-rata persentase dari setiap aspek hasil

validasi produk dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Persentase setiap aspek dari hasil validasi ahli materi

83,33% 83,33% 80%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Kelayakan Isi Kelayakan

Penyajian

Kebahasaan

Rata

-rata

Per

sen

tase

Aspek Penilaian

56

Komentar dan saran dari validator ahli materi dianalisis oleh Peneliti untuk

perbaikan modul yang dikembangkan. Ahli materi menyarankan untuk

menambahkan alokasi waktu didalam modul agar penggunaan modul dapat lebih

efektif dan efisien. Hal yang telah diperbaiki disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Revisi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map Berdasarkan Saran Ahli

Materi

Sebelum Revisi Setelah Revisi

Ahli validator menyarankan untuk

menambahkan alokasi waktu agar pemanfaatan

modul dapat efektif dan efisien

Hasil revisi ditambahkan alokasi waktu pada

bagian awal modul

Sumber : Data Modifikasi Peneliti (2019)

57

b. Hasil Validasi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map oleh Ahli

Pembelajaran

Pada penelitian ini, validator ahli pembelajaran yang menilai modul ini

adalah Bapak Dr. Rian Vebrianto, M. Ed. Beliau merupakan salah satu dosen

pendidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau yang memiliki

keahlian dalam bidang pendidikan. Validasi oleh ahli pembelajaran ini meliputi

lima aspek, yaitu format modul, penyajian, kebahasaan, kegrafikan, kualitas mind

map, dan manfaat. Penyajian data kuantitatif dari hasil validasi oleh ahli

pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Data Kuantitatif Hasil Validasi Modul oleh Ahli Pembelajaran

No Aspek Rata-rata Persentase Kategori

1 Format Modul 91,67% Sangat Valid

2 Penyajian 95,83% Sangat Valid

3 Kebahasaan 100% Sangat Valid

4 Kegrafikan 95% Sangat Valid

5 Kualitas Mind Map 91,67% Sangat Valid

6 Manfaat 100% Sangat Valid

Rata-rata hasil validasi ahli pembelajaran 95,69% Sangat Valid

Sumber : Data Peneliti (2019)

Validasi ahli pembelajaran dilakukan secara bertahap dengan sekali

penilaian. Validasi modul oleh ahli pembelajaran tidak ada kritikan yang

diberikan. Persentase terendah sebesar 91,67% (sangat valid) pada aspek format

modul dan kualitas modul. Pada aspek penyajian diperoleh persentase sebesar

95,83% (sangat valid). Kemudian persentase tertinggi sebesar 100% (sangat valid)

pada aspek kebahasaan dan manfaat. Berdasarkan hasil validasi yang telah

dilakukan, modul pelajaran ini sudah sangat layak untuk digunakan sebagai

alternatif bahan ajar tanpa refisi dengan rata-rata persentase sebesar 97,50%

(sangat valid). Hasil penilaian validator ahli pembelajaran terhadap modul yang

lebih rinci terdapat pada Lampiran 14. Perbandingan rata-rata persentase dari

setiap aspek hasil validasi modul oleh ahli pembelajaran dapat dilihat pada

Gambar 5.

58

Gambar 5. Persentase setiap aspek dari hasil validasi ahli pembelajaran

4.2.2. Validasi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map oleh Guru

Tingkat kelayakan dari modul Biologi dilengkapi mind map ini juga

diukur dan diperoleh dari instrumen berupa lembar validasi yang diberikan kepada

tiga orang guru Biologi kelas XI di SMAN Plus Provinsi Riau, SMAN Negeri 4

Pekanbaru, dan SMAN 15 Pekanbaru. Penilaian dilakukan dengan cara

memberikan modul yang telah dicetak untuk dilihat, diamati dan menyerahkan

lembar validasi kepada guru. Lembar validasi guru terdiri dari 6 aspek, yaitu

aspek materi, penyajian, kebahasaan, tampilan, kualitas mind map, dan manfaat.

Penyajian data kuantitatif dari hasil validasi oleh ketiga guru Biologi dapat dilihat

pada Tabel 13.

Tabel 13. Data Kuantitatif Hasil Validasi Modul oleh Ketiga Guru Biologi

No Aspek

Persentase Kelayakan

(%)

Rata-rata

Persentase

(%)

Tingkat

Kelayakan MM N MS

1 Materi 91,67 100 100 88,89 Sangat Valid

2 Penyajian 91,67 100 83,33 91,67 Sangat Valid

3 Kebahasaan 91,67 100 100 97,22 Sangat Valid

4 Tampilan 100 93,75 100 97,92 Sangat Valid

5 Kualitas Mind Map 95,83 95,83 70,83 87,50 Sangat Valid

6 Manfaat 100 100 75 91,67 Sangat Valid

Rata-rata Validasi Modul 95,14 98,26 88,19 92,48 Sangat Valid

Sumber : Data Peneliti (2019)

91,67% 95,83% 100%

95% 91,67% 100%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Format

Modul

Penyajian Kebahasaan Kegrafikan Kualitas

Mind Map

Manfaat

Rata

-rata

Per

sen

tase

Aspek Penilaian

59

Keterangan :

MM : Mulya Manru (Guru Biologi SMAN Plus Provinsi Riau)

N : Nurhasanah (Guru Biologi SMAN 4 Pekanbaru)

MS : Mariani Sitepu (Guru Biologi SMAN 15 Pekanbaru)

Berdasarkan hasil validasi oleh ketiga orang guru Biologi dapat diketahui

kelayakan bahan ajar termasuk dalam kategori sangat valid (layak) dengan rata-

rata persentase 92,48%. Skor kelayakan yang didapatkan dari SMAN Plus

Provinsi Riau yaitu sebesar 95,14% dengan tingkat kevalidan sangat valid (sangat

layak), dari SMAN 4 Pekanbaru sebesar 98,26% dengan tingkat kevalidan sangat

valid (sangat layak) dan SMAN 15 Pekanbaru sebesar 92,48% dengan tingkat

kevalidan sangat valid (sangat layak. Hasil penilaian validator oleh guru Biologi

terhadap modul yang lebih rinci terdapat pada Lampiran 15. Perbandingan rata-

rata persentase dari setiap aspek hasil validasi modul oleh guru Biologi dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Persentase setiap aspek dari hasil validasi oleh Guru Biologi

4.2.3. Data Hasil Uji Coba Kelayakan Terbatas Modul

Tahap uji coba kelayakan skala terbatas yaitu uji coba pengembangan

modul pada sampel yang terbatas. Data pada uji coba kelayakan terbatas modul

diperoleh dari hasil penilaian lembar angket respon siswa pada materi struktur dan

fungsi sel. Uji coba kelayakan terbatas modul dilakukan dengan diujikan pada 10

91

,67

%

91

,67

%

91

,67

%

10

0%

95

,83

%

10

0%

10

0%

10

0%

10

0%

93

,75

%

95

,83

%

10

0%

10

0%

83

,33

%

10

0%

10

0%

70

,83

%

75

%

88

,89

%

91

,67

%

97

,22

%

97

,92

%

87

,50

%

91

,67

%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Materi Penyajian Kebahasaan Tampilan Kualitas

Mind Map

Manfaat

SMAN PLUS Provinsi Riau SMAN 4 Pekanbaru

SMAN 15 Pekanbaru Rata-rata Persentase

60

orang siswa pada tiga sekolah. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah

siswa yang telah mempelajari materi struktur dan fungsi sel. Peneliti melakukan

penelitian pada tiga sekolah, yaitu SMAN Plus Provinsi Riau (18 Februari 2019)

yang berakreditasi A, SMAN 4 Pekanbaru (14 Februari 2019) yang berakreditasi

B, dan SMAN 15 Pekanbaru (8 Februari 2019) yang berakreditasi C. Dalam

tahapan ini modul yang digunakan adalah modul yang telah diperbaiki

kekurangannya sesuai dengan hasil validasi dan saran yang diberikan oleh ahli

materi, ahli pembelajaran, dan guru. Instrumen untuk siswa berisi 20 indikator

yang terdiri dari 5 aspek, yaitu format modul, penyajian, kebahasaan, tampilan,

dan manfaat. Uji coba dilakukan dengan cara memberikan kesempatan pada siswa

untuk melihat, membaca modul Biologi dilengkapi mind map yang telah

dibagikan, kemudian memberikan penilaian tertulis serta memberikan kritik atau

saran terhadap modul pada angket yang telah tersedia. Hasil uji coba kelayakan

terbatas merupakan hasil tanggapan siswa tentang modul Biologi yang

dikembangkan. Penyajian data kuantitatif dari hasil angket respon siswa terhadap

modul Biologi dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Analisis Respon Siswa Terhadap Cakupan Modul Dilengkapi Mind Map

No Aspek

Persentase Kelayakan

(%) Rata-

rata

(%)

Tingkat

Kevalidan SMAN

Plus

SMAN

4

SMAN

15

1 Format Modul 94,17 91,67 92,5 92,78 Sangat Valid

2 Penyajian 93,61 86,94 85 88,52 Sangat Valid

3 Kebahasaan 89,17 83 84,17 85,45 Sangat Valid

4 Tampilan 91,25 87,5 84,38 87,71 Sangat Valid

5 Manfaat 90 87,5 100 92,5 Sangat Valid

Rata-rata 91,64 87,32 89,21 89,39

Sangat Valid Tingkat Kevalidan

Sangat

Valid

Sangat

Valid

Sangat

Valid

Sangat

Valid

Sumber : Data Peneliti (2019)

Berdasarkan hasil uji coba kelayakan terbatas siswa pada tiga sekolah,

yaitu SMAN Plus Provinsi Riau yang berakreditasi A, SMAN 4 Pekanbaru yang

berakreditasi B, dan SMAN 15 Pekanbaru yang berakreditasi C diperoleh hasil

61

bahwa kelayakan modul termasuk dalam kategori sangat valid (sangat layak). Hal

ini berarti modul yang dikembangkan dapat digunakan di sekolah yang

berakreditasi A, B, ataupun C. Skor kelayakan yang didapatkan dari hasil uji coba

kelayakan terbatas siswa di SMAN Plus Provinsi Riau yang berakreditas A, yaitu

sebesar 91,64%, dari SMAN 4 Pekanbaru yang berakreditasi B memperoleh skor

87,32%, dan SMAN 15 Pekanbaru yang berakreditasi C sebesar 89,21%. Hasil

angket respon siswa terhadap modul yang lebih rinci terdapat pada Lampiran 16.

Perbandingan rata-rata persentase setiap aspek dari hasil angket respon siswa

terhadap modul yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Persentase setiap aspek dari hasil angket respon siswa

Dari hasi uji coba kelayakan terbatas terhadap siswa terdapat beberapa

komentar dan saran yang diberikan. Berikut komentar, kritik dan saran yang

diberikan pada saat uji coba kelayakan terbatas terhadap siswa dapat dilihat pada

Tabel 15, Tabel 16, dan Tabel 17.

Tabel 15. Komentar, Kritik , dan Saran Siswa SMAN Plus Provinsi Riau Terhadap Modul

No Subjek

Uji Coba Komentar, Kritik, dan Saran

1 A1 Sebaiknya penjelasan organel terlebih dahulu lalu penjelasan

sel eukariot dan prokariot baru perbedaan antara sel eukariot

94

,17

%

93

,61

%

89

,17

%

91

,25

%

90

%

91

,67

%

86

,94

%

83

%

87

,5%

87

,5%

92

,5%

85

%

84

,17

%

84

,38

10

0%

92

,78

%

88

,52

%

85

,45

%

87

,71

%

92

,5%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Format Modul Penyajian Kebahasaan Tampilan Manfaat

SMAN Plus Provinsi Riau SMAN 4 Pekanbaru

SMAN 15 Pekanbaru Rata-rata Persentase

62

No Subjek

Uji Coba Komentar, Kritik, dan Saran

dan prokariot dan sebaiknya ada kesimpulan diakhir sub bab.

Over all udah keren kak!

2 B1 Akan lebih menarik jika ada teka-teki silang ataupun

pertanyaan yang jarang orang tahu (informasi)

3 C1

Tidak ada kritik dan saran. Penggunaan mind map disini

sangat bagus dan jelas karena lebih mudah dipahami oleh

siswa. Juga terdapat banyak gambar, tidak monoton pada

tulisan, sehingga tidak menimbulkan jenuh saat membacanya.

4 D1

Modul sudah baik, namun jika menurut saya, kunci jawaban

tidak perlu ada dibelakang buku, cukup modul pegangan guru

saja yang ada kunci jawabannya.

5 E1

Modul yang dibuat sangat baik dan bagus sehingga menarik

minat siswa untuk membacanya. Bahasa yang digunakan juga

sudah baik dan mudah dimengerti. Sudah cukup lengkap dan

memenuhi untuk standar modul yang diinginkan dan

diperlukan siswa. Sukses kak!

6 F1

Dari keseluruhan sudah bagus. Saran saya hanya dibagian

cover buku untuk lebih dibuat menarik dan kalau bisa di cover

belakangnya dibuat sinopsis biar siswa lebih menarik untuk

membaca.

7 G1 Untuk kedepannya dapat membuat rumus-rumus agar siswa

lebih mudah menghafal dan memahami materi.

8 H1

Modulnya bagus, menarik, rapi, namun akan lebih baik jika

tidak ada lagi gambar yang agak buram, dan disertai dengan

game inovatif yang mengasah otak.

9 I1 Lebih baik dimuat quiz per sub bab/ materi dan memuat

permainan seperti TTS

10 J1

Mind map menjadi nilai plus dari modul yang telah kakak

buat. Namun, akan lebih sempurna lagi jika margin bawah

sedikit ditambah agar tidak dempet dengan nomer halaman.

Modul kakak juga akan lebih rapi. Semangat kak!

Sumber : Data Peneliti (2019)

Selain pada SMAN Plus Pekanbaru, Peneliti juga melakukan uji angket

respon siswa pada siswa kelas XI SMAN 4 Pekanbaru yang berakreditasi B.

Untuk komentar, kritik, dan saran oleh siswa SMAN 4 Pekanbaru terhadap modul

Biologi dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel dapat dilihat

pada tabel 16.

63

Tabel 16. Komentar, kritik, dan saran siswa SMAN 4 Pekanbaru terhadap modul

No Subjek

Uji Coba Komentar, Kritik, dan Saran

1 A2

Indonesia agama yang beragam, tolong jangan menggunakan

nama Tuhan, lebih baik menggunakan kata “Tuhan”. Jika

sebagai bahan ajar maupun alternatif, buku ini tidaklah cocok

karena berbagai media sudah menerbitkan buku yang lebih

lengkap, kurangnya beberapa informasi terbaru yang ada pada

2019 ini.

2 B2

Tulisannya terlalu besar, sarannya pada bentuk

tulisan/hurufnya sedikit kecil lagi dan tulisannya sudah bagus

dan mudah dimengerti

3 C2

Tulisannya terlalu besar, sarannya pada bentuk tulisannya/

hurufnya sedikit diperkecil lagi agar mudah untuk dibaca lagi.

Kemudian untuk kritikannya lagi, jarak antara tulisan agak

diperkecil lagi jarak antara baris satu ke dua.

4 D2 Pembahasan menarik, mudah mengerti siswa yang kurang

baca buku karena adanya gambar, menarik, singkat.

5 E2

Modul ini mungkin sangat membantu siswa untuk lebih aktif

dalam pemahaman materi namun materi yang diajarkan terlalu

sedikit untuk dipejari dengan buku yang tebal. Sebaiknya

perbanyak materi seperti sel, organ, sistem organ disatukan

menjadi satu.

6 F2 Modulnya berwarna dan mudah dipahami. Akan lebih baik

jika pembahasan diperbanyak.

7 G2

Buku modul sangat bagus, karna dilengkapi dengan mind map

yang jarang ditemui di buku-buku yang lain dan tata letak

serta gambar yang tertera sangat bagus dan menarik.

8 H2

Dengan adanya modul ini, dapat memberikan siswa

rangkuman/ glosarium yang detail dan ringkas sehingga

mudah diingat dan dimengerti dan adanya mind map. Namun

penulisannya telalu besar dan berjarak.

9 I2

Modulnya sangat bagus dan sangat menarik untuk dibaca dan

dipahami. Sarannya semoga dikedepannya modul dapat

menjadi menarik lagi.

10 J2

Dengan modul ini, saya jadi tertarik untuk belajar karena

modul ini disusun secara rapi dan informasinya jelas yang

membuat kita mudah mengerti. Sarannya, perlu lagi

pembahasannya. Mungkin itu saja. Terima kasih. Saya suka!

Kemudian Peneliti juga melakukan uji angket respon siswa pada siswa

kelas XI SMAN 15 Pekanbaru yang berakreditasi C. Untuk komentar, kritik, dan

64

saran oleh siswa SMAN 15 Pekanbaru terhadap modul Biologi dilengkapi mind

map pada materi struktur dan fungsi sel dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Komentar, kritik, dan saran siswa SMAN 15 Pekanbaru terhadap modul

No Subjek

Uji Coba Komentar, Kritik, dan Saran

1 A3

Kami menyarankan untuk melengkapi daftar isi sehingga lebih

mudah mencari materi dan tampilan cover dibuat lebih

menarik agar menambah minat pembaca.

2 B3

Kami dari responden sangat tertarik pada modul yang

disajikan. Kami sebagai siswa dapat menggunakan modul

sebagai alternatif bahan ajar bagi kami. Saran kami tetap terus

menulis buku/modul ya kak. Sukses juga kuliahnya.

3 C3

Modul disusun dengan sangat baik dan tidak membosankan

untuk dibaca. Wacana yang terdapat di dalamnya

menimbulkan rasa keingintahuan, serta materinya disajikan

secara jelas dan sistematis. Semoga menjadi lebih baik.

4 D3

Menggunakan jenis dan ukuran huruf yang lebih tepat lagi dan

menampilkan gambar yang lebih mempunyai hubungan yang

erat dengan masalah.

5 E3

Modul sangat menarik, mudah dipahami karena menggunakan

kalimat dan bahasa yang jelas. Selain itu, banyak dicantumkan

ilustrasi gambar sehingga ada daya tarik untuk membuka dan

mempelajarinya. Modul juga lengkap dan tidak

membosankan.

6 F3

Menurut kami, buku ini sangat bagus, berisi bahan bacaan

yang berisi ilmu dan menimbulkan rasa minat belajar dan

ingin tahu karena banyak gambar dan warna, namun masih

ada sedikit kesalahan pada penulisan huruf yang kurang tepat.

Sebaiknya dikoreksi terlebih dahulu sebelum diterbitkan.

7 G3

Saran kami sebagai responden, sebaiknya modul ini juga

dilengkapi dengan indeks agar lebih mudah dalam

menemukan penjelasan.

8 H3

Modul yang diberikan menarik dah bagus serta mudah

dipahami, penampilan modul juga sangat indah sehingga

dapat menambah keingintahuan untuk mempelajarinya tetapi

akan lebih bagus apabila materi diperbanyak agar lebih

memahaminya lagi. Terima kasih.

9 I3

Menurut saya, penjelasan dari modul tersebut sangat efektif

dan efisien sehingga membuat siswa dapat memahami secara

langsung kalimat tersebut.

10 J3 Modul biologi ini sangat menarik, ditambah fitur gambar yang

akan membuat rasa ingin tahu siswa akan materi yang akan

65

No Subjek

Uji Coba Komentar, Kritik, dan Saran

dibahas, sangat baik, bagus dan luar biasa.

Sumber : Data Peneliti (2019)

4.3. Pembahasan

Pada penelitian ini terdapat satu produk yang dikembangkan dan diuji

coba kelayakan terbatas dengan angket respon siswa yaitu modul Biologi

dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel. Langkah-langkah

pengembangan ini melalui tiga tahapan yaitu tahap analisis (analysis), tahap

perancangan (design) dan tahap pengembangan (development). Modul dirancang

sesuai dengan silabus Kurikulum 2013 revisi, silabus, dan buku siswa, dimana

dalam modul dilengkapi dengan mind map. Sebelum produk diuji coba kelayakan

terbatas kepada siswa, Peneliti melakukan validasi dengan dua orang dosen

sebagai satu ahli materi dan satu ahli materi serta tiga orang guru Biologi SMAN

yang akan diuji cobakan. Adapun waktu validasi yang dilakukan Peneliti adalah

sebagai berikut : tanggal 11 Januari 2019 (ahli pembelajaran) dan tanggal 15

Januari 2019 (ahli materi). Validasi terhadap guru Biologi di tiga sekolah

dilakukan peneliti pada tanggal 11 Februari 2019 (guru SMAN 15 Pekanbaru),

tanggal 14 Februari 2019 (guru SMAN 4 Pekanbaru), dan tanggal 18 Februari

2019 (guru SMAN Plus Provinsi Riau). Validasi ini sangat berguna bagi Peneliti

karena dengan validasi, Peneliti dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada

pada modul serta mendapat saran-saran sehingga modul yang dihasilkan teruji

kelayakannya.

Pengembangan modul bertujuan untuk memperoleh tanggapan mengenai

bahan ajar yang layak sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya

pada bagian ini akan diuraikan tentang kelayakan modul yang meliputi validasi

modul (ahli materi, ahli pembelajaran dan guru) dan hasil uji coba kelayakan

terbatas pada siswa.

66

a. Validasi Modul

Berikut ini akan dijelaskan hasil validasi kelayakan modul Biologi

dilengkapi mind map oleh para ahli, guru dan siswa sebagai pengguna.

1) Ahli Materi

Hasil validasi oleh ahli materi terdapat tiga aspek yang dinilai, yaitu :

aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan kebahasaan. Hasil validasi modul

Biologi dilengkapi mind map dapat dilihat pada Tabel 10. Pada Tabel 10 tersebut

terlihat bahwa modul yang dikembangkan Peneliti valid (layak) dengan persentase

rata-rata 82,22% dikategorikan layak dengan revisi. Namun oleh validator, modul

yang dikembangkan tersebut tidak perlu di revisi. Uraian hasil validasi modul

Biologi dilengkapi mind map oleh ahli materi disajikan sebagai berikut :

a) Aspek Kelayakan Isi

Aspek kelayakan isi modul Biologi dilengkapi mind map termasuk dalam

kategori valid (layak) dengan persentase 83,33%. Hal ini karena materi yang

disajikan dalam modul telah disesuaikan dengan kebenaran fakta, konsep, teori,

dan prinsip/hukum. Pada modul juga terdapat pertanyaan-pertanyaan yang

membuat siswa penasaran dan ingin tahu dengan kelanjutan isi dari materi yang

disajikan. Modul disusun menggunakan berbagai sumber materi yang berkaitan

dengan materi struktur dan fungsi sel serta materi diambil dari sumber yang akurat

dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sumber yang digunakan berupa

buku literatur, buku siswa kurikulum 2013, modul pengayaan kurikulum 2013,

dan LKPD MGMP Pekanbaru. Sumber-sumber materi yang digunakan tersebut

terangkum dalam daftar pustaka. Pada aspek kelayakan isi terdapat sembilan

indikator yang menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator

materi yang disajikan mencakup materi yang terdapat dalam KD, (2) indikator

kecukupan materi dalam modul untuk mencapai tujuan pembelajaran, (3)

indikator kebenaran konsep (definisi dan sebagainya), (4) indikator keakuratan

data dan fakta yang disajikan, (5) indikator kelengkapan informasi dalam materi,

(6) indikator kesesuaian aplikasi konsep dalam kehidupan, (7) indikator akurasi

soal dan jawaban, (8) indikator keakuratan acuan pustaka, (9) indikator materi

yang disajikan mendorong rasa ingin tahu.

67

Kelayakan isi dapat dicapai apabila bahan ajar atau modul memiliki

keterkaitan antara materi dengan penerapan KI dan KD serta memiliki keajegan

antara bahan ajar dengan KD yang harus dikuasai siswa (Sudrajat, 2005) dalam

Budiningsih (2011 : 43). KI dan KD pada modul telah dicantumkan pada

Lampiran 2. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar sesuai dengan prinsip-

prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi : (1) prinsip relevansi, (2)

konsistensi, dan (3) kecukupan (Wahidin, 2008) dalam Budiningsih (2011).

Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki

keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip

konsistensi artinya adanya keajegan antara alat bantu pembelajaran dengan

kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Prinsip kecukupan artinya materi

yang di ajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai

kompetensi dasar yang diajarkan.

b) Aspek Penyajian

Aspek penyajian juga valid (layak) dengan persentase kelayakan 83,33%.

Hal ini karena materi dalam modul disajikan secara runut dari konsep dasar

sampai konsep yang lebih rumit, yaitu mulai dari pengamatan sel dari masa ke

masa, konsep sel, komponen kimiawi penyusun sel, struktur dan fungsi sel, dan

bioproses dalam sel. Selain itu, modul disajikan secara sistematis yang terdiri dari

pendahuluan, isi, penutup dan evaluasi. Penyusunan modul juga memperhatikan

keseimbangan antar bab, yaitu uraian antar submateri proporsional dengan

mempertimbangkan KI dan KD. Penyajian ilustrasi disajikan dalam modul sudah

sesuai dengan materi struktur dan fungsi sel sehingga mampu menjelaskan suatu

konsep atau gambar yang disajikan dalam modul. Pada aspek penyajian terdapat

enam indikator yang menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator

konsistensi sistematika sajian, (2) indikator keruntutan konsep, (3) indikator

penyajian soal dan jawaban sesuai dengan tujuan pembelajaran, (4) indikator

kesesuaian judul dengan keterangan pada gambar, (5) indikator kesesuaian

ilustrasi/gambar untuk memperjelas konsep, (6) indikator kemenarikan

ilustrasi/gambar

68

Menurut Depdiknas (2008), adapun kriteria pada aspek kelayakan

penyajian bahan ajar atau modul mencakup konsistensi sistematika sajian kegiatan

belajar, kerunutan konsep, keterlibatan peserta didik, ketertatan antar kegiatan

belajar/ sub kegiatan belajar/ alinea, keutuhan makna dalam kegiatan belajar/ sub

kegiatan belajar/ alinea. Selanjutnya Prastowo (2014 : 220), menyatakan gambar

yang dapat mendukung dan memperjelas materi sangat dibutuhkan, karena akan

memperjelas uraian materi yang ada.

c) Aspek Kebahasaan

Aspek kebahasaan juga masuk kategori valid (layak) dengan persentase

kelayakan 80%. Hal ini karena modul yang dikembangkan disusun dengan

menggnaan bahasa yang sederhana, mudah dipahami, serta sesuai dengan tingkat

perkembangan siswwa SMA/MA. Pada aspek kebahasan terdapat lima indikator

yang menjadi bahan penilaian, yaitu (1) indikator kesesuaian dengan kaidah

Bahasa Indonesia yang baik dan benar, (2) indikator pemanfaatan bahasa secara

efektif dan efesien (jelas dan singkat). (3) indikator kesesuaian penggunaan istilah

dengan konsep yang dikaji, (4) indikator kesesuaian notasi, simbol, dan satuan

yang digunakan dengan sistem Internasional, (5) indikator kemudahan modul

untuk dibaca dan dipahami.

Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia yang sederhana untuk

menjelaskan konsep. Keterpahaman siswa terhadap materi juga ditentukan oleh

penggunaan bahasa yang menarik dan dapat memberikan gambaran atau ilustrasi

yang relevan dengan materi yang disampaikan.

Bahan ajar atau alat bantu pembelajaran juga harus ditulis dengan bahasa

baku yang universal, jelas, sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami siswa.

Sebaiknya diguanakan notasi-notasi dan istilah-istilah yang lazim dan banyak

digunakan di lingkungan sekolah (Erfiana, 2010) dalam Budiningsih (2011).

Berdasarkan hasil penilaian ahli materi dapat disimpulkan bahwa untuk aspek

kebahasaan ini modul Biologi dilengkapi mind map yang dikembangkan Peneliti

sudah memenuhi kriteria aspek kebahasaan dan memiliki bahasa yang mudah

dipahami oleh siswa dan sederhana. Selanjutnya menurut Prastowo (2014 : 225),

adapun kriteria bahasa yang baik digunakan dalam modul, yaitu : (1) gunakan

69

bahasa percakapan, bersahabat, komunikatif, (2) buat bahasa lisan dalam bentuk

tulisan, (3) pilih kalimat sederhana, pendek, (4) hindari istilah yang sangat asing

dan terlalu teknis, (5) hindari kalimat pasif dan negatif ganda, (6) gunakan

bantuan ilustrasi untuk informasi yang abstrak, (7) berikan ungkapan pujian,

memotivasi, dan (8) ciptakan kesan modul sebagai bahan belajar yang hidup.

2) Ahli Pembelajaran

Hasil validasi pada ahli pembelajaran terdapat enam aspek yang dinilai,

yaitu : format modul, kebahasaan, kegrafikan, kualitas mind map, dan manfaat.

Hasil validasi modul Biologi dilengkapi mind map dapat dilihat pada Tabel 12.

Pada Tabel 12 tersebut terlihat bahwa modul yang dikembangkan Peneliti sangat

valid (sangat layak) dengan persentase rata-rata 95,69% dikategorikan sangat

layak tanpa revisi. Uraian hasil validasi modul Biologi dilengkapi mind map oleh

ahli pembelajaran disajikan sebagai berikut.

a) Aspek Format Modul

Aspek format modul Biologi dilengkapi mind map termasuk dalam

kategori sangat valid (sangat layak) dengan persentase 91,67%. Pada hal ini

Peneliti mengembangkan modul sesuai struktur secara umum yang mencakup

judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung,

latihan-latihan, dan evaluasi. Pada aspek format modul ini terdapat tiga indikator

yang menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator judul modul

jelas, mudah dipahami, dan menggambarkan isi, (2) indikator modul memuat

tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dikuasai siswa setelah

mempelajarinya, (3) indikator sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis sesuai

dengan yang telah ditetapkan di dalam silabus.

Struktur modul yang umum, paling tidak memuat tujuh komponen utama,

yaitu : judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi

pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dan evaluasi. Namun harus kita

mengerti bahwa dalam kenyataan di lapangan, struktur modul dapat bervariasi.

Hal ini terutama tergantung pada karakter materi yang disajikan, ketersediaan

70

sumber daya, dan kegiatan belajar yang bakal dilaksanakan (Prastowo, 2014 :

222).

b) Aspek Penyajian

Aspek penyajian juga sangat valid (sangat layak) dengan persentase

kelayakan 95,83%. Hal ini karena pada modul Biologi dilengkapi mind map,

penyajian materi sudah tersusun secara urut dan sistematis, dengan informasi yang

disajikan cukup lengkap. Informasi yang disajikan didalam modul cukup

mendorong rasa keingintahuan siswa dan ditambah dengan fitur tambahan yang

lebih membantu siswa untuk lebih memahami materi. Selain itu, pada modul juga

terdapat glosarium yang berguna untuk membantu siswa mengetahui pengertian

istilah-istilah penting yang ada pada materi. Pada aspek penyajian ini terdapat

enam indikator yang menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator

materi disajikan secara urut dan sistematis, (2) indikator informasi yang disajikan

lengkap, (3) indikator adanya keterlibatan siswa, (4) indikator materi yang

disajikan memdorong rasa ingin tahu siswa, (5) indikator fitur tambahan pada

modul membantu memahami materi, (6) indikator glosarium berisi istilah penting

yang membantu memahami materi.

Materi dalam modul Biologi mind map menempatkan siswa pada subyek

pembelajaran, dimana siswa diajak aktif dalam mencari informasi sehingga ada

keterlibatan siswa pada modul. Pada modul menyajikan “diskusi”, “Ayo Kita

Lakukan”, “Mari Jelajah”, dan “Yuk Searching” yang memungkinkan siswa untuk

mencari jawabannya sendiri. Modul Biologi dilengkapi mind map bersifat

interaktif dan partisipasif sehingga memotivasi siswa untuk belajar mandiri,

misalnya dengan menggunakan kata-kata motivasi dan gambar yang menarik.

Setiap akhir kegiatan belajar juga disajikan soal-soal latihan untuk mengukur

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, soal dilengkapi dengan kunci

jawaban sehingga siswa dapat mengukur sendiri tingkat pemahamannya.

Menurut Depdiknas (2008), adapun kriteria pada aspek penyajian bahan

ajar atau modul mencakup konsistensi sistematika sajian kegiatan belajar,

kerunutan konsep, keterlibatan peserta didik, ketertatan antar kegiatan belajar/ sub

kegiatan belajar/ alinea, keutuhan makna dalam kegiatan belajar/ sub kegiatan

71

belajar/ alinea. Selanjutnya Prastowo (2014 : 220), menyatakan gambar yang

dapat mendukung dan memperjelas materi sangat dibutuhkan, karena akan

memperjelas uraian materi yang ada.

c) Aspek Kebahasaan

Aspek kebahasaan juga sangat valid (sangat layak) dengan persentase

kelayakan 100%. Hal ini karena bahasa yang digunakan dalam modul memiliki

bahasa yang sederhana, mudah dipahami, serta sesuai dengan tingkat

perkembangan berpikir dan sosial emosional siswa SMA. Pada aspek kebahasaan

ini terdapat tiga indikator yang menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut :

(1) indikator kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, (2)

indikator informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami, (3) indikator

pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat).

Erfina (2010) dalam Budiningsih (2011 : 48), menyatakan bahwa

keterpahaman siswa terhadap materi juga ditentukan oleh penggunaan bahasa

yang menarik dan dapat memberikan gambaran atau ilustrasi yang relevan dengan

materi yang disampaikan. Modul juga harus ditulis dengan bahasa baku yang

universal, jelas, sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami siswa. Sebaiknya

digunakan notasi-notasi dan istilah-istilah yang lazim dan banyak digunakan di

lingkungan sekolah.

d) Aspek Kegrafikan

Aspek kegrafikan juga sangat valid (sangat layak) dengan persentase

kelayakan 95%. Pada aspek kegrafikan ini terdapat lima indikator yang menjadi

bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator kemenarikan desain modul,

(2) indikator kesesuaian desain cover dengan isi modul, (3) indikator penggunaan

font dan ukuran huruf dalam modul, (4) indikator lay out atau tata letak dalam

modul, (5) indikator terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto dalam modul.

e) Aspek Kualitas Mind Map

Aspek kualitas mind map diperoleh hasil sangat valid (sangat layak)

dengan persentase kelayakan 91,67%. Hal ini karena pada desain cover modul

yang dikembangkan sudah cukup menarik dan sesuai dengan isi dalam modul.

Berdasarkan hasil validasi ahli pembelajaran, desain modul tidak perlu direvisi

72

karena tidak mendapatkan komentar dari ahli, karena judul dan desain cover

sudah dapat menggambarkan isi dari informasi yang disajikan dalam modul.

Selain itu, modul juga terdapat gambar atau ilustrasi yang dilengkapi dengan

informasinya. Gambar atau ilustrasi yang terdapat dalam modul digunakan untuk

menarik siswa serta memudahkan untuk menggambarkan informasi yang

disajikan dalam modul. Gambar ataupun ilustrasi pada modul memiliki resolusi

yang cukup tinggi sehingga kualitas gambar menjadi lebih baik dan menarik.

Pada aspek kualitas mind map ini terdapat enam indikator yang menjadi

bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator kesesuaian ide pusat, (2)

indikator kesesuaian kata kunci, (3) indikator kemudahan dalam penggunaan, (4)

indikator kemenarikan tampilan, (5) indikator kemudahan bahasa untuk

dimengerti, (6) indikator kebergunaan mind map sehingga lebih mudah

memahami materi.

Pada mind map yang dikembangkan memiliki kesesuai ide pusatnya

dengan KD 3.1 dan KD 3.2, menggunakan kata kunci yang sesuai dengan materi

yang dijabarkan, dan menggunakan gaya bahasa dan kalimat yang mudah

dipahami sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik untuk tingkat SMA.

Selain itu mind map yang ditampilkan cukup menarik dimana terdapat gambar-

gambar yang membantu memudahkan siswa untuk mengingat materi. Mind map

yang dikembangkan membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi

karena memuat kata kunci dan gambar yang berguna memudahkan dalam

mengingat.

f) Aspek Manfaat

Aspek manfaat juga termasuk dalam kategori sangat valid (sangat layak)

dengan persentase kelayakan 100%. Pada aspek manfaat hanya terdiri dari satu

indikator yaitu modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi siswa.

Pada aspek manfaat memperoleh skor 4 dengan kategori sangat sesuai. Perolehan

skor 4 ini didapat karena bahan ajar yang dikembangkan cukup berguna sebagai

alternatif bahan ajar bagi siswa. Menurut Purwanto (2014 : 189) salah satu

manfaat modul adalah sebagai bahan ajar mandiri, maksudnya penggunaan modul

73

dalam proses pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa

untuk belajar sendiri tanpa bergantung kepada kehadiran pendidik.

3) Validasi Guru

Tingkat kelayakan juga diukur dari hasil tanggapan guru tentang modul

Biologi dilengkapi mind map. Tanggapan guru diperoleh dengan instrumen

berupa angket tanggapan terhadap modul yang diberikan kepada tiga orang guru

pengampu mata pelajaran Biologi kelas XI. Adapun tiga orang guru tersebut

adalah Bapak Mulya Manru, M. Pd, Ibu Nurhasanah, S. Pd, dan Ibu Mariani

Sitepu, S. Pd. Setelah dilakukan analisis data, diperoleh rata-rata persentase dari

ketiga guru sebesar 92,48% (Tabel 13) dengan kriteria sangat valid (sangat layak)

(Lampiran 15). Uraian hasil validasi modul Biologi dilengkapi mind map oleh

guru disajikan sebagai berikut.

a) Aspek Materi

Aspek materi modul Biologi dilengkapi mind map termasuk dalam

kategori sangat valid (sangat layak) dengan persentase 88,89%. Hal ini karena

menurut para guru, penampilan modul secara keseluruhan sudah sangat menarik.

Kelengkapan materi dalam modul yang dikembangkan sudah sesuai dengan

kompetensi dasar. Kemudian tujuan pembelajaran yang terdapat dalam modul

sudah dirumuskan dengan jelas. Selain itu, kebenaran konsep dalam modul juga

sudah benar dan tepat. Pada aspek materi ini terdapat tiga indikator yang menjadi

bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator kelengkapan materi sesuai

dengan Kompetensi Dasar, (2) indikator kesesuaian materi dengan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai siswa, (3) indikator kebenaran konsep.

Saat menentukan materi dalam modul harus memperhatikan aspek ABCD

(Audience, Behaviour, Condition, dan Degree) dari tujuan pembelajaran, artinya

materi harus disesuaikan dengan target pembaca. Materi atau isi modul sangat

bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai (Prastowo, 2014 : 219-224).

Menurut tiga guru, materi dalam modul sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran selalu dicantumkan pada awal kegiatan pembelajaran dalam

modul. Modul yang dikembangkan oleh Peneliti disusun berdasarkan referensi

74

yang ada, yaitu buku siswa kurikulum 2013, modul pengayaan kurikulum 2013,

LKPD MGMP, dan referensi buku mengenai Sel.

b) Aspek Penyajian

Aspek penyajian diperoleh persentase kelayakan sebesar 91,67%. Hal ini

membuktikan bahwa untuk aspek penyajian modul Biologi dilengkapi mind map

termasuk kategori sangat valid (sangat layak). Menurut guru untuk penyajian

secara umum materi yang disajikan modul telah runut, yaitu dimulai dari yang

mudah ke sukar. Fitur tambahan pada modul sangat membantu siswa untuk lebih

memahami materi yang ada. Pada fitur tambahan, membuat siswa terlibat aktif

untuk mencari tambahan informasi mengenai materi melalui situs video animasi

yang telah diberikan. Pada aspek penyajian ini terdapat enam indikator yang

menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator materi disajikan

secara urut dan sistematis, (2) indikator informasi yang disajikan lengkap, (3)

indikator adanya keterlibatan siswa, (4) indikator materi yang disajikan

memdorong rasa ingin tahu siswa, (5) indikator fitur tambahan pada modul

membantu memahami materi, (6) indikator glosarium berisi istilah penting yang

membantu memahami materi.

Sofyan (1997) dalam Budiningsih (2011 : 55), pada penyusunan bahan

ajar serta alat bantu pembelajaran untk lebih mudah memahami substansi perlu

dilengkapi dengan ilustrasi atau gambar-gambar yang secara visual dapat memberi

gambaran nyata tentang substansi yang dipelajari. Jenis kegiatan yang disajikan

dalam modul juga sudah bervariasi, diantaranya terdapat diskusi, kegiatan

praktikum, kegiatan kreatif, maupun evaluasi yang harus dikerjakan siswa.

c) Aspek Kebahasaan

Aspek kebahasaan berdasarkan penilaian dari ketiga guru termasuk dalam

kategori sangat valid (sangat layak) dengan persentase kelayakan 97,22% sesuai

pada Tabel 13. Bahan ajar berupa modul menurut para guru sudah dapat dipelajari

oleh siswa secara mandiri. Hal ini disebabkan karena materi yang terdapat dalam

modul mudah dipahami dan bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang

sederhana, komunikatif, dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SMA.

Pada aspek kebahasaan ini terdapat tiga indikator yang menjadi bahan penilaian,

75

yaitu sebagai berikut : (1) indikator kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia

yang baik dan benar, (2) indikator informasi yang disampaikan jelas dan mudah

dipahami, (3) indikator pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat).

Kriteria bahasa yang baik digunakan dalam modul, yaitu : (1)

menggunakan bahasa percakapan, bersahabat, komunikatif, (2) menggunakan

bahasa lisan dalam bentuk tulisan, (3) memilih kalimat sederhana, pendek, (4)

menghindari istilah yang sangat asing dan terlalu teknis, (5) menghindari

penggunaan kalimat pasif dan negatif berganda, (6) menggunakan bantuan

ilustrasi untuk informasi yang abstrak, (7) memberikan ungkapan pujian,

memotivasi, dan (8) menciptakan kesan modul sebagai bahan belajar yang hidup

(Amri, 2013 : 100).

d) Aspek Tampilan

Aspek tampilan juga termasuk dalam kategori sangat valid (sangat layak)

dengan persentase 97,92%. Pada modul yang dikembangkan menggunakan jenis

huruf yang mudah dibaca dan menggunakan ukuran huruf yang standar dan

komponen-komponen yang ada didalam modul disusun dengan sangat baik. Pada

modul yang dikembangkan telah memuat ilustrasi berupa gambar dan foto yang

sangat jelas dan sesuai dengan materi yang disajikan sehingga dapat lebih

membantu siswa dalam memahami materi. Selain itu tata letak, tampilan, warna,

dan konten-konten yang ada dalam modul menarik sehingga menimbulkan minat

siswa untuk belajar.

Pada aspek tampilan ini terdapat empat indikator yang menjadi bahan

penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator penggunaan jenis dan ukuran huruf

dalam modul, (2) indikator tata letak dalam modul menarik, (3) indikator terdapat

ilustrasi berupa gambar atau foto yang mempermudah memahami materi. (4)

indikator tampilan modul menarik sehingga menimbulkan minat untuk belajar.

e) Aspek Kualitas Mind Map

Pada aspek kualitas mind map diperoleh hasil dengan kategori sangat valid

(sangat layak). Persentase dari aspek kualitas mind map ini adalah 87,50%. Al ini

karena menurut ketiga guru, tampilan mind map yang dikembangkan cukup

76

menarik karena menggunakan warna-warna dan gambar yang membantu

mengingat materi yang dipelajari. Selain itu menurut ketiga guru, mind map yang

dikembangkan sangat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi

yang dipelajari. Pada aspek kualitas mind map terdiri dari enam indikator, yaitu

kesesuaian ide pusat, kesesuaian kata kunci, kemudahan dalam penggunaan,

kemenarikan tampilan, kemudahan bahasa untuk dimengerti, dan mind map

berguna untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami materi.

Pada mind map yang dikembangkan memiliki kesesuai ide pusatnya

dengan KD 3.1 dan KD 3.2, menggunakan kata kunci yang sesuai dengan materi

yang dijabarkan, dan menggunakan gaya bahasa dan kalimat yang mudah

dipahami sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik untuk tingkat SMA.

Selain itu mind map yang ditampilkan cukup menarik dimana terdapat gambar-

gambar yang membantu memudahkan siswa untuk mengingat materi. Mind map

yang dikembangkan membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi

karena memuat kata kunci dan gambar yang berguna memudahkan dalam

mengingat.

f) Aspek Manfaat

Pada aspek manfaat diperleh hasil dengan kategori sangat valid (sangat

layak) dengan persentase kelayakan sebesar 91,67%. Pada aspek manfaat hanya

terdapat satu indikator, yaitu modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar

bagi siswa memperoleh skor rata-rata 4 dengan kriteria sangat sesuai. Perolehan

skor 4 ini didapat karena modul yang dikembangkan berguna sebagai alternatif

bahan ajar bagi siswa. Menurut Purwanto (2014 : 189) salah satu manfaat modul

adalah sebagai bahan ajar mandiri, maksudnya penggunaan modul dalam proses

pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar

sendiri tanpa bergantung kepada kehadiran pendidik.

4) Uji Coba Kelayakan Terbatas pada Siswa

Rata-rata respon siswa untuk keseluruhan dari tiga sekolah adalah sangat

valid (sangat layak) dengan persentase 89,39%. Adapun rincian tiap sekolah

adalah SMAN Plus Provinsi Riau yang berakreditasi A sebesar 91,64%, yang

77

menunjukkan bahwa siswa menanggapi baik penggunaan modul Biologi

dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel. Kemudian SMAN 4

Pekanbaru yang berakreditasi B sebesar 87,32%, yang menunjukkan bahwa siswa

menanggapi baik penggunaan modul Biologi dilengkapi mind map pada materi

struktur dan fungsi sel. Selanjutnya SMAN 15 Pekanbaru yang berakreditasi C

sebesar 89,21%, yang nenunjukkan bahwa siswa menanggapi baik penggunaan

modul Biologi dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel.

Siswa memberikan tanggapan sangat baik dengan menyatakan bahwa

modul yang dikembangkan menarik. Hal ini dikarenakan pada modul yang

dikembangkan disajikan dengan tampilan yang menarik, gambar dalam modul

jelas, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan semangat belajar siswa

dalam Biologi. Penggunaan gambar dapat memberikan gambaran visual terhadap

materi yang dijelasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sofyan (1997) dalam

Budiningsih (2011 : 55), bahwa penyusunan bahan ajar serta alat bantu

pembelajaran perlu dilengkapi dengan ilustrasi atau gambar-gambar yang secara

visual dapat memberikan gambaran nyata tentang substansi yang dipelajarinya

sehingga lebih memudahkan memahami materi. Selain itu dengan adanya mind

map dapat membantu siswa untuk mengingat materi. Buzan (2008 : 4), mind map

adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke otak dan mengambil

informasi ke luar dari otak.

Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik antara lain :

modul harus memberikan informasi dan petunjuk yang jelas tentang apa yang

harus dilakukan oleh siswa, modul merupakan pembelajaran individual,

pengalaman belajara dalam modul disediakan untuk membantu siswa mencapai

tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, materi disajikan secara logis

dan sistematis, memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan

pembelajaran (Mulyasa, 2006 dalam Budiningsih, 2011 : 54). Pendapat tersebut

didukung oleh hasil analisis pada aspek penyajian sebesar 88,52% (Lampiran 16),

siswa menyatakan bahwa modul yang dikembangkan mudah dipahami. Berikut

disajikan uraian dari masing-masing aspek penilaian respon siswa terhadap

modul.

78

a) Aspek Format Modul

Aspek format modul memperoleh persentase tertinggi, yaitu sebesar

92,78% dengan kategori sangat valid (sangat layak). Aspek format modul

memperoleh persentase yang tinggi dapat dikarenakan modul yang dikembangkan

memiliki judul yang jelas, mudah dipahami dan menggambarkan isi. Kemudian

kelengkapan materi yang ada didalam modul juga sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai siswa. Selain itu, sub materi juga ditulis dengan

sangat jelas dan sistematis.

Pada aspek format modul ini terdapat tiga indikator yang menjadi bahan

penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator judul modul jelas, mudah dipahami,

dan menggambarkan isi, (2) indikator kelengkapan materi modul sesuia dengan

tujuan pembelajaran, (3) indikator sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis.

b) Aspek Penyajian

Aspek penyajian termasuk dalam kategori sangat valid (sangat layak)

dengan persentase nilai 88,52%. Persentase ini didapat karena siswa memberi

respon positif, dimana siswa menyatakan bahwa modul telah menyajikan materi

secara urut, sistematis, lengkap, dan mendorong rasa ingin tahu. Selain itu modul

dilengkapi dengan mind map yang membantu lebih mudah memahami materi

serta dilengkapi dengan glosarium untuk memudahkan siswa memahami istilah-

istilah penting dalam modul.

Pada aspek penyajian ini terdapat tiga indikator yang menjadi bahan

penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator materi disajikan secara urut dan

sistematis, (2) indikator informasi yang disajikan lengkap, (3) indikator adanya

keterlibatan siswa, (4) indikator materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu

siswa, (5) indikator materi yang disajikan membantu belajar secara mandiri, (6)

indikator fitur tambahan pada modul membantu memahami materi, (7) indikator

mind map berguna membantu agar lebih mudah memahami materi, (8) indikator

kemenarikan tampilan mind map, (9) indikator penyajian tabel gambar, dan

glosarium lengkap dan jelas sehingga membantu memahami materi.

Menurut Amri (2013 : 101), beberapa kiat terkait penyajian materi adalah

sebagai berikut : menggunakana pertanyaan retorika, menggunakan kata ganti

79

orang, menghindari kalimat negatif ganda, lebih dianjurkan kalimat aktif, dan

melihat perasaan pembaca.

c) Aspek Kebahasaan

Pada aspek kebahasaan memperoleh persentase 85,45%, yaitu dengan

kategori sangat valid (sangat layak). Hal ini dikarenakan tidak ada kesalahan yang

mencolok dalam modul, meliputi kesalahan cetak, salah ketik atau salah huruf.

Selain itu, bahasa yang digunakan dalam modul sudah sesuai dengan kaidah

Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pada aspek kebahasaan ini terdapat tiga

indikator yang menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator

kalimat yang digunakan mudah dipahami, (2) indikator informasi yang

disampaikan jelas dan mudah dipahami, (3) indikator pemanfaatan bahasa secara

efektif dan efisien (jelas dan singkat).

Menurut Prastowo (2014 : 249), bahwa keterbacaan dalam buku ajar

meliputi lima hal, yaitu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,

peristilaa mematuhi EYD, kejelasan bahsa yang digunakan, kesesuaian bahasa dan

kemudahan untuk dibaca.

d) Aspek tampilan

Aspek tampilan juga termasuk dalam kategri sangat valid (sangat layak)

dengan persentase 87,71%. Aspek tampilan memperoleh persentase yang tinggi

dapat dikarenakan modul yang dikembangkan sudah menggunakan jenis dan

ukuran huruf yang tepat serta tata letak dalam modul menarik. Jenis dan ukuran

huruf yang digunakan dalam modul adalah jenis huruf yang mudah dibaca dan

ukuran huruf yang digunakan adalah ukuran huruf yang digunakan adalah ukuran

standar. Selain itu, tata letak dalam modul sudah cukup menarik karena dilengkapi

dengan header dan footer modul serta gambar yang sesuai dengan materinya.

Pada aspek penyajian ini terdapat tiga indikator yang menjadi bahan

penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator penggunaan jenis dan ukuran huruf

yang tepat (2) Pada indikator tata letak dalam modul menarik, (3) indikator

terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto yang mempermudah memahami materi,

(4) indikator tampilan modul menarik sehingga menimbulkan minat untuk belajar.

80

Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto dengan kualitas yang baik

mempermudah siswa untuk memahami materi pelajaran dan menyebabkan

tampilan modul lebih menarik sehingga menimbulkan minat untuk belajar.

Contoh dan ilustrasi diperlukan dalam modul untuk mendukung kejelasan dari

materi yang disajikan (Daryanto, 2013 : 27). Hasil analisis menunjukkan bahwa

aspek tampilan dalam modul yang dikembangan sudah terpenuhi karena tampilan

modul yang menarik dan disertai gambar yang berkualitas. Pernyatan ini didukung

dengan hasil analisis angket yang menunjukkan bahwa tata letak dalam modul

menarik memiliki rata-rata persentase 83,33% yang masuk kategori valid (layak).

Selain itu, siswa juga menuliskan bahwa modul yang dikembangkan sudah sangat

bagus dan menarik. Secara umum, siswa memberikan komentar positif dan saran

untuk perbaikan modul agar menjadi lebih baik dan menarik.

e) Aspek Manfaat

Aspek manfaat dalam modul ini memiliki rata-rata persentase 92,5%

dengan kategori sangat valid (sangat layak). Pada aspek manfaat hanya terdapat

satu indikator, yaitu modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi

siswa memperoleh skor rata-rata 4 dengan kriteria sangat sesuai. Perolehan skor 4

ini didapat karena modul yang dikembangkan berguna sebagai alternatif bahan

ajar bagi siswa. Salah satu manfaat modul adalah sebagai bahan ajar mandiri,

maksudnya penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi untuk

meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa bergantung kepada

kehadiran pendidik (Purwanto, 2014 : 189).

Modul yang baik adalah modul yang dapat digunakan sebagai sumber

belajar mandiri untuk meningkatkan kemampuan siswa tanpa kehadiran pendidik.

Modul yang dikembangkan ini memuat berbagai fitur yang memudahkan siswa

untuk menggunakan modul tanpa kehadiran pendidik dan digunakan sebagai

sumber belajar mandiri. Produk ini juga memuat lembar kerja praktikum yang

diberi nama “Mari Bereksperimen” yang dapat digunakan oleh siswa untuk

melakukan praktikum dengan disertai langkah-langkah praktikummya. Menurut

Prastowo (2015 : 142), modul yang baik memiliki petunjuk pembelajaran, latihan-

latihan dan lembar kerja serta evaluasi menganai materi yang telah disajikan di

81

dalam modul. Selain itu, terdapat latihan dan evaluasi yang mencakup semua

materi dalam modul untuk memudahkan siswa mengetahui kemampuannya

setelah mempelajari materi dari modul.

Berdasarkan data uji coba kelayakan terbatas dari tiga sekolah yang

berakreditasi A, B, dan C dapat disimpulkan bahwa modul Biologi dilengkapi

mind map yang dikembangkan Peneliti sudah sangat layak digunakan dengan rata-

rata persentase sebesar 89,39%. Adapun rincian rata-rata respon siswa tiap

sekolah, yaitu respon yang tertinggi terdapat pada siswa SMAN Plus Provinsi

Riau sebesar 91,64% dengan tingkat kevalidan sangat valid (sangat layak),

kemudian SMAN 15 Pekanbaru sebesar 89,21% dengan tingkat kevalidan sangat

valid (sangat layak), dan terakhir adalah SMAN 4 Pekanbaru sebesar 87,32%

dengan tingkat kevalidan sangat valid (sangat layak).

Berdasarkan hasil diperoleh dari ahli materi, ahli pembelajaran, guru, dan

respon siswa maka dinyatakan modul Biologi dilengkapi mind map yang Peneliti

kembangkan masuk dalam kategori sangat layak, yang artinya modul Biologi

dilengkapi mind map ini layak untuk digunakan pada sekolah yang berakreditasi

A, B, ataupun C.

82

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan

modul dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel sangat layak

digunakan sebagai pedoman pembelajaran Biologi untuk siswa kelas XI

SMA/MA dengan kriteria kelayakan menurut penilaian validator oleh ahli materi

82,22% dengan tingkat kevalidan valid (layak), dari ahli pembelajaran 95,69%

dengan tingkat kevalidan sangat valid (sangat layak), oleh ketiga guru 92,48%

dengan tingkat kevalidan sangat valid (sangat layak), dan respon siswa dari ketiga

sekolah 89,39% dengan tingkat kevalidan sangat valid (sangat layak).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, diberikan beberapa saran sebagai berikut :

a. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji keefektifan produk yang

telah dikembangkan dengan mengimplementasikan modul dalam

pembelajaran dan mengevaluasi hasil pembelajaran setelah menggunakan

modul.

b. Bagi siswa, modul pembelajaran yang telah dikembangkan ini dapat

digunakan sebagai rujukan dan alternatif bahan ajar untuk belajar mandiri.

c. Bagi guru, modul ini dikembangkan berdasarkan kebutuhan bahan ajar pada

materi struktur dan fungsi sel, sehingga akan sangat bermanfaat jika produk

pengembangan ini digunakan oleh guru, baik sebagai media untuk

menyampaikan materi maupun sebagai referensi untuk mengembangkan

bahan ajar.

d. Bagi peneliti, modul pembelajaran ini dapat dikembangkan lebih lanjut agar

lebih lengkap dan sempurna.

83

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya Offset.

Al-tabany, T. I. B. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi

Anak Usia Dini TK/RA & Anak Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum

2013. Jakarta : Prenadamedia Group

Alquriyah, Y., Suciati dan Baskoro A. P. 2014. Pengembangan Modul Biologi

berbasis Reasoning and Problem Solving disertai Concept Mapping Tipe

Network Tree pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Memberdayakan

Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Mengevaluasi. Jurnal

Bioedukasi (Volume 7, Nomor 2). Hlm. 27-31.

Amri, S. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.

Jakarta : Prestasi Pustaka.

Arifin, Z. 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset

Astria, A. 2014. Pengembangan Modul Pembelajaran IPS dengan Tema “

Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA)” untuk SMP/ MTs Kelas VIII

Semester I. Skripsi. FIS UNY. Yogyakarta.

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Azhar, A. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Bariyah, K., Ardi dan Gusmaeti. 2014. Pengembangan Modul Dilengkapi Mind

Map dan Glosarium pada Materi Pelajaran Biologi Untuk Siswa Kelas X

SMAN 12 Padang. Jurnal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bung Hatta. Padang.

Budiningsih, F. L. 2011. Pengembangan Modul Berbasis Learning Cycle dengan

Penekanan pada Tahap Enganggment dalam Pembelajaran Sistem

Pernapasan di SMA. Skripsi. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Buzan, T. 2008. Buku Pintar Mind Map. Diterjemahkan oleh : Susi Purwoko.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Darmadi, H. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung : Alfabeta.

Daryanto dan Cahyono. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus,

RPP, PHB, Bahan Ajar). Yogyakarta : Gava Media.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Depdiknas.

84

Djulastri, T. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Motivasi Belajar

Siswa Melalui Concep Mapping dalam Mata Pelajaran Fiqih Materi Pokok

Tentang Wudhu (Studi Tindakan Kelas I Mi Al-Khoiriyyah 1 Semarang

Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Walisongo.

Semarang

Enzi, P. P., Helendra dan Diana S. 2014. Pengembangan Modul yang Dilengkapi

Mindmap pada Materi Protista Untuk SMA/MA. Jurnal. Sekolah Tinggi

Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI. Sumatera Barat.

Hasbullah. 2012. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar. 2016. Media Sumber Pembelajaran. Jakarta :

Kencana

Kurniawan, D. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan

Penilaian). Bandung : Alfabeta.

Lestari, S. R. 2016. Pengembangan Modul Berbasis Imtaq pada Materi Pokok

Sistem Reproduksi untuk Siswa Kelas XI SMA/MA. Skripsi. Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau. Pekanbaru

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang : Universitas Negeri Padang.

Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana

Prenadamedia Group.

Mudlofir, A. 2011. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat satuan

Pendidikan dan Bahan Ajar dalan Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada.

Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Munir. 2012. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Bandung : Alfabeta.

Nafsi, R. 2018. Pengembangan Modul Sebagai Alternatif Bahan Ajar pada Materi

Fitoremediasi di Universitas Islam Riau. Skripsi. Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan. Universitas Islam Riau Pekanbaru

Olivia, F. 2008. Gembira Belajar dengan Mind Mapping. Jakarta : PT Elex Media

Komputindo.

Prastowo, A. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta : Kencana

Prenadamedia Group.

Prawiradilaga, D. S. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

85

Prayitno dan Khaidir A. 2011. Model Pendidikan Karakter Cerdas. Padang : UNP

Press

Rasagaman, I. G. 2011. Memahami Educational Research and Development.

Makalah disajikan dalam kegiatan Pelatihan Metodologi Penelitian

Kuantitatif untuk Dosen Pelayanan Mata Kuliah Umum dan Unit Lainnya,

Politeknik Negeri Bandung, Bandung 16 Agustus.

Resnita, R. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbasis Mind

Map Application di Kelas XI SMA Negeri 1 Tanete Riaja Kabupaten Barru.

Sripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Alauddin

Makasar.

Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu : Tori, Praktik, dan Penilaian.

Jakarta : Rajawali Pers.

Sadiman, A., Rahardjo, Anung H dan Rahardjito. 2010. Media Pendidikan :

Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Pers.

Sadiman, A., Rahardjo, Anung H dan Rahardjito. 2011. Media Pendidikan :

Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta :

Kencana Prenadamedia Goup.

Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Prenadamedia Group.

Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembalajaran. Jakarta : Kencana

Prenadamedia Group.

Sanjaya, Wina. 2014. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur.

Bandung : Kencana Prenadamedia Group.

Saragih, P. A. 2016. Penggunaan Modul Terhadap Hasil Belajar Siswa pada

Submateri Pencemaran Lingkungan Kelas X SMA. Jurnal. Fakultas

Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Sa’ud, U. S. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung : ALFABETA

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.

86

Sukmadinata, N. S. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Sumadi dan Marianti A. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Tutik, S. 2012. Pengembangan Modul pada Materi Segi Emoat Untuk Siswa

Kelas VII SMP Berdasarkan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Wijayani, S. 2013. Biologi. Yogyakarta : Amara Books.

Windura, S. 2013. 1st Mind Map Untuk Siswa, Guru, & Orang Tua : Teknk

Berpikir & Belajar Sesuai Cara Kerja Alami Otak. Jakarta : PT Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia.

Windura, S. 2016. Be An Absolute Genius : Panduan Praktis Learn o To Learn

Sesuai Cara Kerja Alami Otak. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia.

Yaumi, M. 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Zonita, F. 2013. Pengembangan Modul Biologi Berorientasi Mind Map

Dilengkapi Teka-Teki Silang Untuk Kelas VII Sekolah Menengah Pertama.

Jurnal. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Padang. Padang.

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian

No Keterangan

Waktu

2017 2018 2019

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar

1 Pendaftaran judul pada Prodi

2 Pendaftaran judul pada

Sekretaris Jurusan

3 Pembuatan propsal

4 Bimbingan proposal

5 ACC seminar proposal

6 Seminar proposal

7 Perbaikan proposal

8 Pengurusan surat penelitian

9 Penelitian

10 Penulisan skripsi

11 Bimbingan skripsi

12 Ujian skripsi

Mengetahui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Sri Amnah, S.Pd., M.Si Laili Rahmi, M.Pd

NIDN. 0007107005 NIDN. 1006128501

87

88

Lampiran 2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

KELAS: XI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan

ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati dan mengamalan

eteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang struktur

dan fungsi sel, jaringan, organ

dan sistem dalam tubuh

manusia, dengan cara menjaga

serta memeliharana menurut

ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan

perilaku jujur, disiplin,

tanggungjaab, peduli (gotong

royong, kerja sama, tolerab,

damai), santun, responsif dan pro-

aktif dan menunjukkan sikap

sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

2.1 Berperilaku ilmiah (memiliki

rasa ingin tahu, objektif,

disiplin, jujur, teliti, cermat,

tekun, hati-hati, bertanggung

jaab, terbuka, kritis, kreatif,

inovatif, dan peduli lingkungan)

secara gotong royong, kerja

sama, responsif dan proaktif

dalam melakukan percobaan

dan diskusi.

3. Memahami, menerapkan, dan

menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedral, dan

metakognitif berdasaran rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya dan

humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

3.1. Mendeskripsikan komponen

kimiawi sel, struktur dan fungsi

sel sebagai unit terkecil

kehidupan, mengidentifikasi

organel sel melalui pengamatan.

3.2. Membandingkan mekanisme

transpor pada membran (difusi,

osmosis, transpor aktif,

endositosis, dan eksositosis)

dari hasil pengamatan.

3.3. Mengidentifikasi struktur

jaringan tumbuhan dan

mengkaitkannya dengan

fungsinya, menjelaskan sifat

totipotensi sebagai dasar kultur

jaringan.

3.4. Mendeskripsikan struktur

jaringan hewan vertebrata dan

mengkaitkannya dengan fungsi.

3.5. Mendeskripsikan keterkaitan

antara struktur, fungsi, dan

89

proses serta kelainan penyakit

yang dapat terjadi pada sistem

gerak manusia.

3.6. Mendesripsikan keterkaitan

antara struktur, fungsi, dan

proses serta kelainan/penyakit

yang dapat terjadi pada sistem

peredaran darah manusia dan

membandingkannya dengan

sistem peredaran darah hewan

ikan.

3.7. Mendeskripsikan keterkaitan

anatara sturtur, fungsi, dan

proses serta pencernaan

makanan pada manusia dan

membandingkan struktur

pencernaan pada hewan

ruminansia.

3.8. Mengkaitkan antara struktur,

fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat

terjadi pada sistem pernapasan

pada manusia dan

membandingkan dengan

pernapasan pada hewan burung.

3.9. Mengkaitkan antara struktur,

fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat

terjadi pada sistem ekskresi

pada manusia dan

membandingannya dengan

hewan ikan dan serangga.

3.10. Mendeskripsikan keterkaitan

anatara struktur, fungsi, dan

proses serta kelainan/penyait

yang dapat terjadi pada sistem

regulasi manusia (saraf,

endorin, dan pengindraan)

3.11. Merinci langkah-langkah

perambatan impuls pada sistem

syaraf secara fisik, kimia dan

biologi dan mengkaitkannya

dengan gerak otot. 3.12. Mendeskripsikan strutur dan

fungsi serta kelainan yang

terjadi pada sistem indera.

90

3.13. Mendeskripsikan keterkaitan

anatara struktur, funsi, dan

proses yang meliputi

pembentukan sel kelamin,

ovulasi, menstruasi, fertilisasi,

dan pemberian ASI, serta

kelaianan penyakit yang dapat

terjadi pada sistem reproduksi

manusia.

3.14. Mendeskripsikan mekanisme

pertahanan tubuh terhadap

benda asing berupa antigen dan

bibit penyakit.

4. Mengolah, menalar, dan

menyajikan dalam rana konkret

dan ranah abstrak terait dengan

pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif

dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

4.1. Melakukan pengamatan

mikroskopis sel umbi lapis

bawang merah dan sel epitel

pipi, mengidentifikasi organel

penyusunnya serta fungsinya.

4.2. Melakukan percobaan difusi

dan osmosis dengan

menggunakan umbi kentang

atau batang kangkung atau

batang seledri dan

mengkaitkannya dengan

peristiwa transpor trans

membran.

4.3. Mengamati dengan mikroskop

struktur jaringan penyusun

organ, batang dan daun

tumbuhan monootil dan dikotil

dan mengkaitkan dengan leta

dan fungsinya.

4.4. Mengamati dengan mikroskop

struktur, letak, sifat dan fungsi

jaringan pada hewan mamalia

dan mengkaitkan dengan tubuh

manusia.

4.5. Melakukan percobaan untuk

membandingkan tentang

struktur tulang keras dan tulang

rawan

Lampiran 3. Silabus Kegiatan Pembelajaran

SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM

MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas : XI

KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif

berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari

yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

91

KOMPETENSI

DASAR

MATERI POKOK

PEMBELAJARAN

PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

SUMBER

BELAJAR

1. Sel sebagai unit terkecil kehidupan, dan bioproses pada sel

1.1.

Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas

ciptaan Tuhan

tentang struktur

dan fungsi sel,

jaringan, organ

penyusun sistem

dan bioproses

yang terjadi pada

mahluk hidup.

Sel

Komponen

kimiawi penyusun

sel.

Struktur dan fungsi

bagian-bagian sel

Kegiatan sel

sebagai unit

structural dan

fungsional mahluk

hidup:

Transport melalui

membran

Sintesa protein

untuk menyusun

sifat morfologis

dan fisiologis sel

Reproduksi sel

sebagai kegiatan

untuk membentuk

morfologi tubuh

dan

memperbanyak

tubuh

Mengamati

Membaca literatur

tentang komponen

kimiawi penyusun

sel, sebagai tugas

kelompok dan

mempresentasikan

hasilnya di depan

kelas

Membaca literature

atau berbagai sumber

tentang struktur sel

prokariot, sel

tumbuhan dan sel

hewan dengan hasil

pengamatan

menggunakan

mikroskop electron.

Menanya

Mengapa sel disebut

sebagai unit

struktural dan

fungsional terkecil

dari mahluk hidup?

Apa ada perbedaan

Tugas

Membuat

model sel dan

jaringan

Observasi

Kerja ilmiah

dan

keselamatan

kerja

Portofolio

Laporan

pengamatan

Tes

Konsep sel,

jaringan,

bioproses pada

sel (transpor

5 minggu x

4JP

Buku Siswa

Biologi

Campbell

Untuk

pengamatan

Sel:

mikroskop,

kaca benda,

kaca

penutup,.met

ilen biru.

Gambar sel

tumbuhan

dan sel

hewan hasil

pengamatan

dengan

mikroskop

elektron

(CEM)

Internet

Alat dan

bahan yang

diperlukan

sesuai

dengan

1.2. Menyadari dan

mengagumi pola

pikir ilmiah dalam

kemampuan

mengamati

bioproses.

1.3. Peka dan peduli

terhadap

permasalahan

lingkungan hidup,

menjaga dan

menyayangi

lingkungan

sebagai

manisfestasi

92

pengamalan ajaran

agama yang

dianutnya.

antara sel-sel

penyusun makhluk

hidup?

Proses apa yang

terjadi pada sel?

Pengumpulan Data

(Eksperimen

/Eksplorasi)

Mengkaji literatur

tentang konsep sel

sebagai unit terkecil

, struktural dan

fungsional dari

mahluk hidup, yaitu

: struktur/susunan

sel, aktivitas sel ,

seperti transport

trans membran,

sintesa protein

dalam hubungannya

dengan

pembentukan sifat

struktural dan

fungsional serta

reproduksi dalam

proses pertumbuhan

dan perkembangan

sel.

Melakukan

pengamatan

antar sel,

sintesis protein

dan reproduksi

pada sel).

pengamatan

yang

dilakukan.

Misalnya:

Untuk

pengamatan

Sel:

mikroskop,

kaca benda,

kaca

penutup,.met

ilen biru.

Untuk

transport

trans

membran :

Beaker glas,

timbangan,

pengaduk,

larutan

gula/garam

dengan

berbagai

konsentrasi,

umbi

kentang,

batang

kangkung/sle

dri/usus sapi.

Untuk

pengamatan

2.1. Berperilaku

ilmiah: teliti,

tekun, jujur

terhadap data dan

fakta, disiplin,

tanggung jawab,

dan peduli dalam

observasi dan

eksperimen,

berani dan santun

dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi,

peduli lingkungan,

gotong royong,

bekerjasama, cinta

damai,

berpendapat

secara ilmiah dan

kritis, responsif

dan proaktif

dalam dalam

setiap tindakan

dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di

93

dalam

kelas/laboratorium

maupun di luar

kelas/laboratorium

mikroskop sel

epithel pipi (sel

hewan) dan umbi

lapis bawang merah

(sel tumbuhan) dan

membandingkan

hasil pengamatan

mikroskopis dengan

gambar hasil

pengamatan

mikroskop electron

Melakukan

pengamatan proses

defusi, osmosis

dengan

menggunakan umbi

kentang, batang

kangkung atau sledri

Melakukan

pengamatan proses

mitosis pada akar

bawang atau

preparat jadi.

Mengasosiasikan

Mendiskusikan

secara berkelompok

untuk

membandingkan

hasil kedua

pengamatan dengan

proses

mitosis

Mikroskop,

kaca benda,

kaca penutup

kaca arloji,

pinset,

larutan

garam

fisiologis, zat

warna

acetocarmine

, lampu

bunsen

.

2.2. Peduli terhadap

keselamatan diri

dan lingkungan

dengan

menerapkan

prinsip

keselamatan kerja

saat melakukan

kegiatan

pengamatan dan

percobaan di

laboratorium dan

di lingkungan

sekitar.

3.1. Memahami

tentang komponen

kimiawi penyusun

sel, ciri hidup

pada sel yang

ditunjukkan oleh

struktur, fungsi

dan proses yang

berlangsung di

dalam sel sebagai

unit terkecil

kehidupan.

94

mikroskop cahaya

dan mikroskop

elektron dan

menyimpulkan

hasilnya tentang

konsep: Komponen

kimia sel; struktur

sel hewan dan

tumbuhan yang

bersifat mikroskopis

dan ultra

mikroskopis;

aktivitas sel.

Mengkomunikasikan

Menyusun laporan

dalam bentuk:

gambar, tabel aporan

praktikum.

3.2. Menganalisis

berbagai proses

pada sel yang

meliputi:

mekanisme

transpor pada

membran, difusi,

osmosis, transpor

aktif, endositosis,

dan eksositosis,

reproduksi, dan

sintesis protein

sebagai dasar

pemahaman

bioproses dalam

sistem hidup.

4.1. Menyajikan

model/charta/gam

bar/ yang

merepresentasikan

pemahamannya

tentang struktur

dan fungsi sel

sebagai unit

terkecil

kehidupan.

4.2. Membuat model

proses dengan

menggunakan

95

berbagai macam

media melalui

analisis hasil studi

literatur,

pengamatan

mikroskopis,

percobaan, dan

simulasi tentang

bioproses yang

berlangsung di

dalam sel.

96

97

Lampiran 4. Penjabaran Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Materi

No Indikator Skala Penilaian

4 3 2 1

A Kelayakan isi

1 Materi yang disajikan mencakup materi yang terdapat

dalam Kompetensi Dasar (KD)

2 Kecukupan materi dalam modul untuk mencapai tujuan

pembelajaran

3 Kebenaran konsep (definisi dan sebagainya)

4 Keakuratan data dan fakta yang disajikan

5 Kelengkapan informasi dalam materi

6 Kesesuaian aplikasi konsep dalam kehidupan

7 Akurasi soal dan jawaban

8 Keakuratan acuan pustaka

9 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu

B Kelayakan penyajian

10 Konsistensi sistematika sajian

11 Keruntutan konsep

12 Penyajian soal dan jawaban sesuai dengan tujan

pembelajaran

13 Kesesuaian judul dengan keterangan pada gambar

14 Kesesuaian ilustrasi/gambar untuk memperjelas konsep

15 Kemenarikan ilustrasi/gambar

C Kebahasaan

16 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik

dan benar

98

17 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat)

18 Kesesuaian penggunaan istilah dengan konsep yang

dikaji

19 Kesesuaian notasi, simbol, dan satuan yang digunakan

dengan sistem Internasional

20 Kemudahan modul untuk dibaca dan dipahami

99

Lampiran 5. Penjabaran Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Pembelajaran

No Indikator Skala Penilaian

4 3 2 1

A Format Modul

1 Judul modul jelas, mudah dipahami dan menggambarkan

isi

2 Modul memuat tujuan pembelajaran yang diharapkan

dapat dikuasai siswa setalah mempelajarinya

3 Sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis sesuai

dengan yang telah ditetapkan di dalam silabus

B Penyajian

4 Materi disajikan secara urut dan sistematis

5 Informasi yang disajikan lengkap

6 Adanya keterlibatan siswa

7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu siswa

8 Fitur tambahan pada modul membantu memahami materi

9 Glosarium berisi istilah penting yang membantu

memahami materi

C Kebahasaan

10 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia ang baik

dan benar

11 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami

12 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat)

D Kegrafikan

13 Kemenarikan desain modul

14 Kesesuaian desain cover dengan isi modul

100

15 Penggunaan font dan ukuran huruf dalam modul

16 Lay out atau tata letak dalam modul

17 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto dalam modul

E Kualitas Mind Map

18 Kesesuaian ide pusat

19 Kesesuaian kata kunci

20 Kemudahan dalam penggunaan

21 Kemenarikan tampilan

22 Kemudahan bahasa untuk dimengerti

23 Kebergunaan mind map sehingga lebih mudah

memahami materi

F Manfaat

24 Modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi

siswa

101

Lampiran 6. Penjabaran Kisi-ksisi Lembar Validasi Oleh Guru

No Indikator Skala Penilaian

4 3 2 1

A Materi

1 Kelengkapan materi sesuai dengan Kompetensi Dasar

2 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran yang

harus dicapai siswa

3 Kebenaran konsep

B Penyajian

4 Materi disajikan secara urut dan sistematis

5 Informasi yang disajikan lengkap

6 Adanya keterlibatan siswa

7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu siswa

8 Fitur tambahan pada modul membantu sisw memahami

materi

9 Glosarium berisi istilah penting yang membantu siswa

memahami materi

C Kebahasaan

10 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik

dan benar

11 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami

12 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat)

D Tampilan

13 Penggunaan jenis dan ukuran huruf yang tepat

14 Tata letak dalam modul menarik

102

15 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto yang

mempermudah memahami materi

16 Tampilan modul menarik sehingga menimbukan minat

untuk belajar

E Kualitas Mind Map

17 Kesesuaian ide pusat

18 Kesesuaian kata kunci

19 Kemudahan dalam penggunaan

20 Kemenarikan tampilan

21 Kemudahan bahasa untuk dimengerti

22 Mind map berguna membantu siswa agar lebih mudah

memahami materi

F Manfaat

23 Modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi

siswa

103

Lampiran 7. Penjabaran Kisi-kisi Angket Respon Siswa

No Indikator Skala Penilaian

4 3 2 1

A Format Modul

1 Judul modul jelas, mudah dipahami dan menggambarkan

isi

2 Kelengkapan materi modul sesuai dengan tujuan

pembelajaran

3 Sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis

B Penyajian

4 Materi disajikan secara urut dan sistematis

5 Informasi yang disajikan lengkap

6 Adanya keterlibatan siswa

7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu

8 Materi yang disajikan membantu belajar secara mandiri

9 Fitur tambahan pada modul membantu memahami materi

10 Mind map berguna membantu agar lebih mudah

memahami materi

11 Kemenarikan tampilan mind map

12 Penyajian tabel, gambar, dan glosarium lengkap dan jelas

sehingga membantu memahami materi

C Kebahasaan

13 Kalimat yang digunakan mudah dipahami

14 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami

15 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat)

104

D Tampilan

16 Penggunaan jenis dan ukuran huruf yang tepat

17 Tata letak dalam modul menarik

18 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto yang

mempermudah memahami materi

19 Tampilan modul menarik sehingga menimbukan minat

untuk belajar

E Manfaat

20 Modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi

siswa

105

Lampiran 8. Lembar Hasil Wawancara Guru

Lembar hasil wawancara Guru SMA Negeri 4 Pekanbaru

No Pertanyaan Jawaban

1

Sudah berapa lama ibu mengajar

mata pelajaran Biologi di SMA

Negeri 4 ini?

Sudah 30 tahun

2 Menurut ibu, bagaimanakah minat

siswa terhadap pelajaran Biologi?

Ada yang mau belajar dan ada yang

tidak mau. Karena tidak semua

siswa suka dengan pelajaran

Biologi

3

Selama ini bentuk penugasan seperti

apa yang pernah diberikan kepada

siswa?

Ada portofolio, membuat catatan,

mengerjakan LKS

4

Selama mengajar, apakah ibu pernah

menggunakan modul, LKPD,

ataupun PPT sebagai pendukung

dalam pembelajaran?

Hanya menggunakan LKS dan

sesekali menggunakan proyektor

5

Menurut ibu, jika dibandingkan

dengan buku lain. Apa kelebihan dari

modul dan LKPD sebagai pendukung

pembelajaran?

LKPD tujuannya agar siswa

mandiri

6

Bagaimanakah kualitas bahan ajar

seperti modul, LKPD, dan media

pembelajaran yang sudah diterapkan

di kelas?

LKPD ada kekurangannya dan ada

kelebihan. Namun lebih banyak

kelebihannya

7

Apakah bahan ajar seperti modul

dapat membantu siswa dalam

memahami materi?

Kurang tahu, karena belum pernah

menggunakannya

8

Apakah ibu sudah pernah

menggunakan mind map dalam

proses pembelajaran?

Belum pernah

9

Menurut ibu, apakah mind map dapat

membantu memudahkan siswa dalam

memahani, mengafal, dan

mengingat?

Kurang tahu, karena belum pernah

menggunakannya

10

Menurut ibu, apakah sumber belajar

modul dilengkapi mind map penting

untuk peserta didik?

Penting, kalau materi tersebut

lengkap

11 Apakah sudah pernah ada penelitian

pengembangan modul di sekolah ini? Sudah ada

12 Apakah sudah pernah ada penelitian Belum ada

106

pengembangan modul dilengkapi

mind map di sekolah ini?

Sumber : Modifikasi Peneliti dalam Lestari (2016)

107

Lampiran 9. Lembar Validasi Ahli Materi

INSTRUMEN PENILAIAN KUALITAS MODUL DILENGKAPI MIND MAP

PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

REVIEWER AHLI MATERI

Nama Validator :

PETUNJUK

1. Lembar validasi ini digunakan untuk menilai kualitas draf modul dilengkapi

mind map oleh ahli materi. Hasil analisis akan digunakan sebagai pertimbangan

dalam revisi dan penyempurnaan draf modul.

2. Mohon kepada Bapak/Ibu memberikan penilaian terhadap draf modul terlampir

dengan memberikan tanda check (√) pada skala penilaian yang dianggap paling

sesuai.

3. Jika terjadi kesalahan pada pemilihan penilaian skala, bubuhkan tanda (=) pada

tanda check (√) dan kemudian kembali memberikan tanda check (√) pada

penilaian skala yang dianggap sesuai.

4. Apabila terdapat saran, koreksi dan tambahan, mohon Bapak/Ibu berkenan

menuliskannya pada lembar yang telah diberikan.

5. Kriteria dari penilaian ini menggunakan skala Linkert sebagai berikut.

4 = sangat sesuai

3 = sesuai

2 = kurang sesuai

1 = tidak sesuai

108

LEMBAR VALIDASI MODUL DILENGKAPI MIND MAP

UNTUK AHLI MATERI

No Indikator Skala Penilaian

4 3 2 1

A Kelayakan isi

1 Materi yang disajikan mencakup materi yang terdapat

dalam Kompetensi Dasar (KD)

2 Kecukupan materi dalam modul untuk mencapai tujuan

pembelajaran

3 Kebenaran konsep (definisi dan sebagainya)

4 Keakuratan data dan fakta yang disajikan

5 Kelengkapan informasi dalam materi

6 Kesesuaian aplikasi konsep dalam kehidupan

7 Akurasi soal dan jawaban

8 Keakuratan acuan pustaka

9 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu

B Kelayakan penyajian

10 Konsistensi sistematika sajian

11 Keruntutan konsep

12 Penyajian soal dan jawaban sesuai dengan tujan

pembelajaran

13 Kesesuaian judul dengan keterangan pada gambar

14 Kesesuaian ilustrasi/gambar untuk memperjelas konsep

109

15 Kemenarikan ilustrasi/gambar

C Kebahasaan

16 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik

dan benar

17 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat)

18 Kesesuaian penggunaan istilah dengan konsep yang

dikaji

19 Kesesuaian notasi, simbol, dan satuan yang digunakan

dengan sistem Internasional

20 Kemudahan modul untuk dibaca dan dipahami

KRITIK DAN SARAN PERBAIKAN :

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

Pekanbaru, ..........................................

Validator Ahli Materi

(.........................................................)

110

Lampiran 10. Lembar Validasi Ahli Pembelajaran

INSTRUMEN PENILAIAN KUALITAS MODUL DILENGKAPI MIND MAP

PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

REVIEWER AHLI PEMBELAJARAN

Nama Validator :

PETUNJUK

1. Lembar validasi ini digunakan untuk menilai kualitas draf modul dilengkapi

mind map oleh ahli materi. Hasil analisis akan digunakan sebagai pertimbangan

dalam revisi dan penyempurnaan draf modul.

2. Mohon kepada Bapak/Ibu memberikan penilaian terhadap draf modul terlampir

dengan memberikan tanda check (√) pada skala penilaian yang dianggap paling

sesuai.

3. Jika terjadi kesalahan pada pemilihan penilaian skala, bubuhkan tanda (=) pada

tanda check (√) dan kemudiankembali memberikan tanda check (√) pada

penilaian skala yang dianggap sesuai.

4. Apabila terdapat saran, koreksi dan tambahan, mohon Bapak/Ibu berkenan

menuliskannya pada lembar yang telah diberikan.

5. Kriteria dari penilaian ini menggunakan skala Linkert sebagai berikut.

4 = sangat sesuai

3 = sesuai

2 = kurang sesuai

1 = tidak sesuai

111

LEMBAR VALIDASI MODUL DILENGKAPI MIND MAP

UNTUK AHLI PEMBELAJARAN

No Indikator Skala Penilaian

4 3 2 1

A Format Modul

1 Judul modul jelas, mudah dipahami dan menggambarkan

isi

2 Modul memuat tujuan pembelajaran yang diharapkan

dapat dikuasai siswa setalah mempelajarinya

3 Sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis sesuai

dengan yang telah ditetapkan di dalam silabus

B Penyajian

4 Materi disajikan secara urut dan sistematis

5 Informasi yang disajikan lengkap

6 Adanya keterlibatan siswa

7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu siswa

8 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu siswa

9 Glosarium berisi istilah penting yang membantu

memahami materi

C Kebahasaan

10 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia ang baik

dan benar

11 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami

12 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat)

D Kegrafikan

13 Kemenarikan desain modul

112

14 Kesesuaian desain cover dengan isi modul

15 Penggunaan font dan ukuran huruf dalam modul

16 Lay out atau tata letak dalam modul

17 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto dalam modul

E Kualitas Mind Map

18 Kesesuaian ide pusat

19 Kesesuaian kata kunci

20 Kemudahan dalam penggunaan

21 Kemenarikan tampilan

22 Kemudahan bahasa untuk dimengerti

23 Kebergunaan mind map sehingga lebih mudah

memahami materi

F Manfaat

24 Modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi

siswa

KRITIK DAN SARAN PERBAIKAN :

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

Pekanbaru, ..........................................

Validator Ahli Pembelajaran

(.........................................................)

113

Lampiran 11. Lembar Validasi Oleh Guru

INSTRUMEN PENILAIAN KUALITAS MODUL DILENGKAPI MIND MAP

PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

REVIEWER UNTUK GURU BIOLOGI KELAS XI SMA DI PEKANBARU

Nama Responden :

Sekolah :

PETUNJUK

1. Lembar validasi ini digunakan untuk menilai kualitas draf modul dilengkapi

mind map oleh ahli materi. Hasil analisis akan digunakan sebagai pertimbangan

dalam revisi dan penyempurnaan draf modul.

2. Mohon kepada Bapak/Ibu memberikan penilaian terhadap draf modul terlampir

dengan memberikan tanda check (√) pada skala penilaian yang dianggap paling

sesuai.

3. Jika terjadi kesalahan pada pemilihan penilaian skala, bubuhkan tanda (=) pada

tanda check (√) dan kemudian kembali memberikan tanda check (√) pada

penilaian skala yang dianggap sesuai.

4. Apabila terdapat saran, koreksi dan tambahan, mohon Bapak/Ibu berkenan

menuliskannya pada lembar yang telah diberikan.

5. Kriteria dari penilaian ini menggunakan skala Linkert sebagai berikut.

4 = sangat sesuai

3 = sesuai

2 = kurang sesuai

1 = tidak sesuai

114

LEMBAR VALIDASI MODUL DILENGKAPI MIND MAP

UNTUK GURU

No Indikator Skala Penilaian

4 3 2 1

A Materi

1 Kelengkapan materi sesuai dengan Kompetensi Dasar

2 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran yang

harus dicapai siswa

3 Kebenaran konsep

B Penyajian

4 Materi disajikan secara urut dan sistematis

5 Informasi yang disajikan lengkap

6 Adanya keterlibatan siswa

7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu siswa

8 Fitur tambahan pada modul membantu sisw memahami

materi

9 Glosarium berisi istilah penting yang membantu siswa

memahami materi

C Kebahasaan

10 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik

dan benar

11 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami

12 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat)

D Tampilan

13 Penggunaan jenis dan ukuran huruf yang tepat

115

14 Tata letak dalam modul menarik

15 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto yang

mempermudah memahami materi

16 Tampilan modul menarik sehingga menimbukan minat

untuk belajar

E Kualitas Mind Map

17 Kesesuaian ide pusat

18 Kesesuaian kata kunci

19 Kemudahan dalam penggunaan

20 Kemenarikan tampilan

21 Kemudahan bahasa untuk dimengerti

22 Mind map berguna membantu siswa agar lebih mudah

memahami materi

F Manfaat

23 Modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi

siswa

KRITIK DAN SARAN PERBAIKAN :

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

Pekanbaru, ..........................................

Guru Biologi

(.........................................................)

116

Lampiran 12. Lembar Angket Respon Siswa

ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MODUL DILENGKAPI MIND MAP

PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

UNTUK SISWA KELAS XI SMA DI PEKANBARU

Nama Responden :

Sekolah :

PETUNJUK

1. Lembar validasi ini digunakan untuk menilai kualitas draf modul dilengkapi

mind map oleh siswa. Hasil analisis akan digunakan sebagai pertimbangan dalam

revisi dan penyempurnaan draf modul.

2. Mohon kepada Ananda untuk memberikan penilaian draf modul terlampir

dengan memberikan tanda check (√) pada skala penilaian yang dianggap paling

sesuai.

3. Jika terjadi kesalahan pada pemilihan penilaian skala, bubuhkan tanda (=) pada

tanda check (√) dan kemudian kembali memberikan tanda check (√) pada

penilaian skala yang dianggap sesuai.

4. Apabila terdapat saran, koreksi dan tambahan mohon, Ananda berkenan

menuliskannya pada lembar yang telah diberikan.

5. Kriteria dari penilaian ini menggunakan skala Linkert sebagai berikut.

4 = sangat sesuai

3 = sesuai

2 = kurang sesuai

1 = tidak sesuai

117

ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MODUL DILENGKAPI MIND MAP

No Indikator Skala Penilaian

4 3 2 1

A Format Modul

1 Judul modul jelas, mudah dipahami dan menggambarkan

isi

2 Kelengkapan materi modul sesuai dengan tujuan

pembelajaran

3 Sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis

B Penyajian

4 Materi disajikan secara urut dan sistematis

5 Informasi yang disajikan lengkap

6 Adanya keterlibatan siswa

7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu

8 Materi yang disajikan membantu belajar secara mandiri

9 Fitur tambahan pada modul membantu memahami materi

10 Mind map berguna membantu agar lebih mudah

memahami materi

11 Kemenarikan tampilan mind map

12 Penyajian tabel, gambar, dan glosarium lengkap dan jelas

sehingga membantu memahami materi

C Kebahasaan

13 Kalimat yang digunakan mudah dipahami

14 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami

15 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat)

D Tampilan

118

16 Penggunaan jenis dan ukuran huruf yang tepat

17 Tata letak dalam modul menarik

18 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto yang

mempermudah memahami materi

19 Tampilan modul menarik sehingga menimbukan minat

untuk belajar

E Manfaat

20 Modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi

siswa

KRITIK DAN SARAN PERBAIKAN :

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

Pekanbaru, ..........................................

Responden

(.........................................................)

119

Lampiran 13. Analisis Hasil Validasi Ahli Materi

Analisis Hasil Validasi Ahli Materi

No Indikator Skor

Penilaian

Skor

Maksimal

A. Kelayakan Isi

1 Materi yang disajikan mencakup materi yang

terdapat dalam Kompetensi Dasar (KD) 3 4

2 Kecukupan materi dalam modul untuk

mencapai tujuan pembelajaran 4 4

3 Kebenaran konsep (definisi dan sebagainya) 4 4

4 Keakuratan data dan fakta yang disajikan 3 4

5 Kelengkapan informasi dalam materi 3 4

6 Kesesuaian aplikasi konsep dalam kehidupan 3 4

7 Akurasi soal dan jawaban 3 4

8 Keakuratan acuan pustaka 3 4

9 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin

tahu 4 4

Jumlah 30 36

Rata-rata 33,3 4

Persentase 83,33%

Kriteria Valid

B. Kelayakan Penyajian

10 Konsistensi sistematika sajian 3 4

11 Keruntutan konsep 4 4

120

No Indikator Skor

Penilaian

Skor

Maksimal

12 Penyajian soal dan jawaban sesuai dengan

tujan pembelajaran 3 4

13 Kesesuaian judul dengan keterangan pada

gambar 3 4

14 Kesesuaian ilustrasi/gambar untuk

memperjelas konsep 3 4

15 Kemenarikan ilustrasi/gambar 4 4

Jumlah 20 24

Rata-rata 3,33 4

Persentase 83,33%

Kriteria Valid

C. Kebahasaan

16 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia

yang baik dan benar 3 4

17 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien

(jelas dan singkat) 3 4

18 Kesesuaian penggunaan istilah dengan konsep

yang dikaji 4 4

19 Kesesuaian notasi, simbol, dan satuan yang

digunakan dengan sistem Internasional 3 4

20 Kemudahan modul untuk dibaca dan dipahami 3 4

Jumlah 16 24

Rata-rata 3,2 4

Persentase 80%

Kriteria Valid

Rata-rata Persentase Validasi Ahli Materi 82,22%

121

Lampiran 14. Analisis Hasil Validasi Ahli Pembelajaran

Analisis Hasil Validasi Ahli Pembelajaran

No Indikator Skor

Penilaian

Skor

Maksimal

A. Format Modul

1 Judul modul jelas, mudah dipahami dan

menggambarkan isi 3 4

2

Modul memuat tujuan pembelajaran yang

diharapkan dapat dikuasai siswa setalah

mempelajarinya

4 4

3

Sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis

sesuai dengan yang telah ditetapkan di dalam

silabus

4 4

Jumlah 11 12

Rata-rata 3,67 4

Persentase 91,67%

Kriteria Sangat Valid

B. Penyajian

4 Materi disajikan secara urut dan sistematis 4 4

5 Informasi yang disajikan lengkap 4 4

6 Adanya keterlibatan siswa 4 4

7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu siswa

3 4

8 fitur tambahan pada modul membantu memahami materi

4 4

9 Glosarium berisi istilah penting yang membantu memahami materi

4 4

Jumlah 23 24

Rata-rata 3,83 4

122

No Indikator Skor

Penilaian

Skor

Maksimal

Persentase 95,83

Kriteria Sangat Valid

C. Kebahasaan

10 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia

yang baik dan benar 4 4

11 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah

dipahami 4 4

12 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien

(jelas dan singkat) 4 4

Jumlah 4 4

Rata-rata 4 4

Persentase 100%

Kriteria Sangat Valid

D. Kegrafikan

13 Kemenarikan desain modul 3 4

14 Kesesuaian desain cover dengan isi modul 4 4

15 Penggunaan font dan ukuran huruf dalam

modul 4 4

16 Lay out atau tata letak dalam modul 4 4

17 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto

dalam modul 4 4

Jumlah 19 20

Rata-rata 3,8 4

Persentase 95%

Kriteria Sangat Valid

123

No Indikator Skor

Penilaian

Skor

Maksimal

E. Kualitas Mind Map

18 Kesesuaian ide pusat 3 4

19 Kesesuaian kata kunci 4 4

20 Kemudahan dalam penggunaan 4 4

21 Kemenarikan tampilan 4 4

22 Kemudahan bahasa untuk dimengerti 3 4

23 Kebergunaan mind map sehingga lebih mudah

memahami materi 4 4

Jumlah 22 24

Rata-rata 3,67 4

Persentase 91,67%

Kriteria Sangat Valid

F. Manfaat

24 Modul dapat digunakan sebagai alternatif

bahan ajar bagi siswa 4 4

Jumlah 4 4

Rata-rata 4 4

Persentase 100%

Kriteria Sangat Valid

Rata-rata Persentase Validasi Ahli Materi 95,69%

Lampiran 15. Analisis Hasil Validasi Oleh Guru

Analisis Hasil Validasi Oleh Guru

No Indikator

Validator Skor

Maksimal Rata-rata Jumlah

Persentase

(%)

Kriteria

Kevalidan MM N MS

A. Materi

1 Kelengkapan materi sesuai dengan

Kompetensi Dasar 4 4 3 4 3,67 11 91,67

Sangat

Valid

2

Kesesuaian materi dengan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai

siswa

4 4 3 4 3,67 11 91,67 Sangat

Valid

3 Kebenaran konsep 3 4 3 4 3,33 10 83,33 Valid

Jumlah 11 12 9

88,89 Sangat

Valid

Rata-rata 3,67 4 3

Persentase (%) 91,67 100 100

Tingkat Kevalidan Sangat

Valid

Sangat

Valid

Sangat

Valid

B. Penyajian

124

No Indikator

Validator Skor

Maksimal Rata-rata Jumlah

Persentase

(%)

Kriteria

Kevalidan MM N MS

4 Materi disajikan secara urut dan

sistematis 4 4 4 4 4 12 100

Sangat

Valid

5 Informasi yang disajikan lengkap 3 4 3 4 3,33 10 83,33 Valid

6 Adanya keterlibatan siswa 4 4 4 4 4 12 100 Sangat

Valid

7 Materi yang disajikan mendorong

rasa ingin tahu siswa 3 4 3 4 3,33 10 83,33 Valid

8 Fitur tambahan pada modul

membantu sisw memahami materi 4 4 3 4 3,67 11 91,67

Sangat

Valid

9 Glosarium berisi istilah penting yang

membantu siswa memahami materi 4 4 3 4 3,67 11 91,67

Sangat

Valid

Jumlah 22 24 20

91,67 Sangat

Valid

Rata-rata 3,67 4 3,33

Persentase (%) 91,67 100 83,33

Tingkat Kevalidan Sangat

Valid

Sangat

Valid

Sangat

Valid

C. Kebahasaan

10 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa

Indonesia yang baik dan benar 3 4 4 4 3,67 11 91,67

Sangat

Valid

125

No Indikator

Validator Skor

Maksimal Rata-rata Jumlah

Persentase

(%)

Kriteria

Kevalidan MM N MS

11 Informasi yang disampaikan jelas dan

mudah dipahami 4 4 4 4 4 12 100

Sangat

Valid

12 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)

4 4 4 4 4 12 100 Sangat Valid

Jumlah 11 12 12

97,22 Sangat

Valid

Rata-rata 3,67 4 4

Persentase (%) 91,67 100 100

Tingkat Kevalidan Sangat

Valid

Sangat

Valid

Sangat

Valid

D. Tampilan

13 Penggunaan jenis dan ukuran huruf

yang tepat 4 3 4 4 3,67 11 91,67

Sangat

Valid

14 Tata letak dalam modul menarik 4 4 4 4 4 12 100 Sangat

Valid

15

Terdapat ilustrasi berupa gambar atau

foto yang mempermudah memahami

materi

4 4 4 4 4 12 100 Sangat

Valid

16 Tampilan modul menarik sehingga

menimbukan minat untuk belajar 4 4 4 4 4 12 100

Sangat

Valid

126

No Indikator

Validator Skor

Maksimal Rata-rata Jumlah

Persentase

(%)

Kriteria

Kevalidan MM N MS

Jumlah 16 15 16

97,92 Sangat

Valid

Rata-rata 4 3,75 4

Persentase 100 93,75 100

Tingkat Kevalidan Sangat

Valid

Sangat

Valid

Sangat

Valid

E. Kualitas Mind Map

17 Kesesuaian ide pusat 4 4 3 4 3,67 11 91,67 Sangat

Valid

18 Kesesuaian kata kunci 4 4 3 4 3,67 11 91,67 Sangat

Valid

19 Kemudahan dalam penggunaan 3 3 2 4 2,67 8 66,67 Sangat

Valid

20 Kemenarikan tampilan 4 4 3 4 3,67 11 91,67 Sangat

Valid

21 Kemudahan bahasa untuk dimengerti 4 4 3 4 3,67 11 91,67 Sangat

Valid

22 Mind map berguna membantu siswa

agar lebih mudah memahami materi 4 4 3 4 3,67 11 91,67

Sangat

Valid

Jumlah 23 23 17 87,50 Sangat

Valid

127

No Indikator

Validator Skor

Maksimal Rata-rata Jumlah

Persentase

(%)

Kriteria

Kevalidan MM N MS

Rata-rata 3,83 3,83 2,83

Persentase (%) 95,83 95,83 70,83

Tingkat Kevalidan Sangat

Valid

Sangat

Valid Valid

F. Manfaat

23 Modul dapat digunakan sebagai

alternatif bahan ajar bagi siswa 4 4 3 4 3,67 11 91,67

Sangat

Valid

Jumlah 4 4 3

91,67 Sangat

Valid

Rata-rata 4 4 3

Persentase (%) 100 100 75

Tingkat Kevalidan Sangat

Valid

Sangat

Valid Valid

Keterangan :

MM : Mulya Manru (Guru Biologi SMAN Plus Provinsi Riau)

N : Nurhasanah (Guru Biologi SMAN 4 Pekanbaru)

MS : Mariani Sitepu (Guru Biologi SMAN 15 Pekanbaru)

128

Lampiran 16. Analisis Hasil Angket Respon Siswa

Analisis Hasil Angket Respon Siswa SMAN Plus Provinsi Riau

Indikator

Siswa SMAN Plus Provinsi Riau Skor

Maksi

mal

Juml

ah

Rata-

rata

Persen

tase

(%)

Tingkat

Kevalid

an A1 B1 C1 D1 E1 F1 G1 H1 I1 J1

A. Format Modul

1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 38 3,8 95 Sangat

Valid

2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 36 3,6 90 Sangat

Valid

3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9 97,5 Sangat

Valid

Jumlah 11 12 12 11 11 12 12 11 11 10

94,17 Sangat

Valid

Rata-rata 3,67 4 4 3,67 3,67 4 4 3,67 3,67 3,33

Persentase

(%) 91,7 100 100 91,7 91,7 100 100 91,7 91,7 83,3

Tingkat

Kevalidan SV SV SV SV SV SV SV SV SV V

B. Penyajian

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 38 3,8 95 Sangat

Valid

129

Indikator

Siswa SMAN Plus Provinsi Riau Skor

Maksi

mal

Juml

ah

Rata-

rata

Persen

tase

(%)

Tingkat

Kevalid

an A1 B1 C1 D1 E1 F1 G1 H1 I1 J1

5 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 36 3,6 90 Sangat

Valid

6 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 38 3,8 95 Sangat

Valid

7 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8 95 Sangat

Valid

8 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 32 3,2 80 Valid

9 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 37 3,7 92,5 Sangat

Valid

10 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9 97,5 Sangat

Valid

11 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 3,9 97,5 Sangat

Valid

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 100 Sangat

Valid

Jumlah 31 34 34 33 36 34 34 34 35 32

93,61 Sangat

Valid

Rata-rata 3,44 3,78 3,78 3,67 4 3,78 3,78 3,78 3,89 3,56

Persentase

(%) 86,1 94,4 94,4 91,7 100 94,4 94,4 94,4 97,2 88,9

Tingkat

Kevalidan SV SV SV SV SV SV SV SV SV SV

130

Indikator

Siswa SMAN Plus Provinsi Riau Skor

Maksi

mal

Juml

ah

Rata-

rata

Persen

tase

(%)

Tingkat

Kevalid

an A1 B1 C1 D1 E1 F1 G1 H1 I1 J1

C. Kebahasaan

13 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 35 3,5 87,5 Sangat

Valid

14 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 36 3,6 90 Sangat

Valid

15 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 36 3,6 90 Sangat

Valid

Jumlah 10 10 12 9 11 12 11 12 12 8

89,17 Sangat

Valid

Rata-rata 3,33 3,33 4 3 3,67 4 3,67 4 4 2,67

Persentase

(%) 83,3 83,3 100 75 91,7 100 91,7 100 100 66,7

Tingkat

Kevalidan V V SV V SV SV SV SV SV TV

D. Tampilan

16 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 36 3,6 90 Sangat

Valid

17 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 35 3,5 87,5 Sangat

Valid

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39 3,9 97,5 Sangat

Valid

131

Indikator

Siswa SMAN Plus Provinsi Riau Skor

Maksi

mal

Juml

ah

Rata-

rata

Persen

tase

(%)

Tingkat

Kevalid

an A1 B1 C1 D1 E1 F1 G1 H1 I1 J1

19 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 36 3,6 90 Sangat

Valid

Jumlah 25 24 27 22 27 26 26 28 28 20

91,25 Sangat

Valid

Rata-rata 3,57 3,43 3,86 3,14 3,86 3, 71 3,71 4 4 2,86

Persentase

(%) 89,3 85,7 96,4 78,6 96,4 92,9 92,9 100 100 71,4

Tingkat

Kevalidan SV SV SV V SV SV SV SV SV V

E. Manfaat

20 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 38 3,8 95 Sangat

Valid

Jumlah 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3

95

Sangat

Valid Rata-rata 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3

Persentase

(%) 75 100 100 100 100 100 100 100 100 75

Tingkat

Kevalidan V SV SV SV SV SV SV SV SV V

132

Keterangan :

A1 : Mohammad Furqon Supil F1 : Riyadh Maulana Ali SV : Sangat Valid

B1 : Tri Murniati G1 : Andreo Leo P V : Valid

C1 : Intan Andrina Girva H1 : Siti Hafizhah Rahmah KV : Kurang Valid

D1 : Ginanjar Mahardi I1 : Ghassani Ikramina C TV : Tidak Valid

E1 : Meisa Dwi Lieni J1 : Najia Giva Tsuraya

133

Analisis Hasil Angket Respon Siswa SMAN 4 Pekanbaru

Indikator

Siswa SMAN 4 Pekanbaru Skor

Maksi

mal

Skor

Total

Rata-

rata

Persent

ase

(%)

Tingkat

Kevalida

n A2 B2 C2 D2 E2 F2 G2 H2 I2 J2

A. Format Modul

1 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat

Valid

2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 36 3,6 90 Sangat

Valid

3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat

Valid

Jumlah 10 12 12 10 10 12 12 10 11 11

91,67 Sangat

Valid

Rata-rata 3,33 4 4 3,33 3,33 4 4 3,33 3,67 3,67

Persentase

(%) 83,33 100 100 83,33 83,33 100 100 83,33 91,67 91,67

Tingkat

Kevalidan V SV SV V V SV SV V SV SV

B. Penyajian

4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 33 3,3 82,5 Valid

5 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 34 3,4 85 Valid

134

Indikator

Siswa SMAN 4 Pekanbaru Skor

Maksi

mal

Skor

Total

Rata-

rata

Persent

ase

(%)

Tingkat

Kevalida

n A2 B2 C2 D2 E2 F2 G2 H2 I2 J2

6 3 2 3 2 2 4 4 2 3 4 4 29 2,9 72,5 Valid

7 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 35 3,5 87,5 Sangat

Valid

8 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 35 3,5 87,5 Sangat

Valid

9 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat

Valid

10 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat

Valid

11 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38 3,8 95 Sangat

Valid

12 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 35 3,5 87,5 Sangat

Valid

Jumlah 28 29 30 29 30 34 35 31 32 35

86,94 Sangat

Valid

Rata-rata 3,11 3,22 3,33 3,22 3,33 3,78 3,89 3,44 3,56 3,89

Persentase

(%) 77,78 80,56 83,33 80,56 83,33 94,44 97,22 86,11 88,89 97,22

Tingkat

Kevalidan V V V V V SV SV SV SV SV

C. Kebahasaan

135

Indikator

Siswa SMAN 4 Pekanbaru Skor

Maksi

mal

Skor

Total

Rata-

rata

Persent

ase

(%)

Tingkat

Kevalida

n A2 B2 C2 D2 E2 F2 G2 H2 I2 J2

13 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 35 3,5 87,5 Sangat

Valid

14 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 33 3,3 82,5 Valid

15 2 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 32 3,2 80 Valid

Jumlah 8 11 9 10 8 10 11 10 11 12

83 Valid

Rata-rata 2,67 3,67 3 3,33 2,67 3,33 3,67 3,33 3,67 4

Persentase

(%) 66,67 91,67 75 83,33 66,67 83,33 91,67 83,33 91,67 100

Tingkat

Kevalidan KV SV V V KV V SV V SV SV

D. Tampilan

16 3 4 3 3 1 4 4 3 3 4 4 32 3,2 80 Valid

17 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat

Valid

18 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat

Valid

19 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 34 3,4 85 Valid

136

Indikator

Siswa SMAN 4 Pekanbaru Skor

Maksi

mal

Skor

Total

Rata-

rata

Persent

ase

(%)

Tingkat

Kevalida

n A2 B2 C2 D2 E2 F2 G2 H2 I2 J2

Jumlah 13 15 14 12 12 15 16 14 14 15

87,5 Sangat

Valid

Rata-rata 3,25 3,75 3,5 3 3 3,75 4 3,5 3,5 3,75

Persentase

(%)

81, 25

93,75 87,5 75 75 93,75 100 87,5 87,5 93,75

Tingkat

Kevalidan V SV SV V V SV SV SV SV SV

E. Manfaat

20 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 35 3,5 87,5 Sangat

Valid

Jumlah 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4

87,5 Sangat

Valid

Rata-rata 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4

Persentase 50 100 100 75 100 75 100 75 100 100

Tingkat

Kevalidan TV SV SV V SV V SV V SV SV

137

Keterangan :

A2 : Jhonathan W. N F2 : Saskya Irna SV : Sangat Valid

B2 : Beatrix Magdalena P G2 : Rosa Gushana V : Valid

C2 : Niken Nisrinaa Lay H2 : Rizka Amelia Asri KV : Kurang Valid

D2 : Rina Novia Ardhani I2 : Anthony Gilbert Sinaga TV : Tidak Valid

E2 : Ferdie Kurniawan J2 : Alya Dwi Juliadarni Ogis

138

Analisis Hasil Angket Respon Siswa SMAN 15 Pekanbaru

Indikator

Siswa SMAN 15 Pekanbaru Skor

Maksi

mal

Jum

lah

Rata-

rata

Persent

ase

(%)

Tingkat

Kevalid

an A3 B3 C3 D3 E3 F3 G3 H3 I3 J3

A. Format Modul

1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38 3,8 95 Sangat

Valid

2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat

Valid

3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 36 3,6 90 Sangat

Valid

Jumlah 11 12 12 9 9 11 12 11 12 12

92,5 Sangat

Valid

Rata-rata 3,67 4 4 3 3 3,67 4 3,67 4 4

Persentase

(%)

91,6

7 100 100 75 75

91,6

7 100

91,6

7 100 100

Tingkat

Kevalidan SV SV SV V V SV SV SV SV SV

B. Penyajian

4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 36 3,6 90 Sangat

Valid

5 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 34 3,4 85 Valid

139

Indikator

Siswa SMAN 15 Pekanbaru Skor

Maksi

mal

Jum

lah

Rata-

rata

Persent

ase

(%)

Tingkat

Kevalid

an A3 B3 C3 D3 E3 F3 G3 H3 I3 J3

6 3 3 4 2 1 3 4 2 3 4 4 29 2,9 72,5 Valid

7 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 32 3,2 80 Valid

8 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4 30 3 75 Valid

9 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 35 3,5 87,5 Sangat

Valid

10 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8 95 Sangat

Valid

11 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38 3,8 95 Sangat

Valid

12 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 34 3,4 85 Valid

Jumlah 28 32 33 31 27 32 33 27 28 35

85 Valid

Rata-rata 3,11 3,56 3,67 3,44 3 3,55

6 3,67 3 3,11 3,89

Persentase

(%) 77,8 88,9 91,7 86,1 75

88,8

9 91,7 75 77,8 97,2

Tingkat

Kevalidan V SV SV SV V SV SV V V SV

C. Kebahasaan

140

Indikator

Siswa SMAN 15 Pekanbaru Skor

Maksi

mal

Jum

lah

Rata-

rata

Persent

ase

(%)

Tingkat

Kevalid

an A3 B3 C3 D3 E3 F3 G3 H3 I3 J3

13 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 35 3,5 87,5 Sangat

Valid

14 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 32 3,2 80 Valid

15 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 34 3,4 85 Valid

Jumlah 7 11 10 12 10 9 9 9 12 12

84,17 Valid

Rata-rata 2,33 3,67 3,33 4 3,33 3 3 3 4 4

Persentase

(%)

58,3

3

91,6

7

83,3

3 100

83,3

3 75 75 75 100 100

Tingkat

Kevalidan KV SV V SV V V V V SV SV

D. Tampilan

16 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 34 3,4 85 Valid

17 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 34 3,4 85 Valid

18 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 35 3,5 87,5 Sangat

Valid

19 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 32 3,2 80 Valid

141

Indikator

Siswa SMAN 15 Pekanbaru Skor

Maksi

mal

Jum

lah

Rata-

rata

Persent

ase

(%)

Tingkat

Kevalid

an A3 B3 C3 D3 E3 F3 G3 H3 I3 J3

Jumlah 20 24 26 22 22 23 24 22 25 28

84,38 Valid

Rata-rata 2,86 3,43 3,71 3,14 3,14 3,29 3,43 3 4 4

Persentase

(%) 71,4 85,7 92,9 78,6 78,6

82,1

4 85,7

78,5

7 89,3 100

Tingkat

Kevalidan V SV SV V V V V V SV SV

E. Manfaat

20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 100 Sangat

Valid

Jumlah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

100 Sangat

Valid

Rata-rata 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Persentase

(%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Tingkat

Kevalidan SV SV SV SV SV SV SV SV SV SV

142

Keterangan :

A3 : Dizamirov M F3 : Audy Amaraditha Andra SV : Sangat Valid

B3 : Yola Kumala Sari G3 : Rasheed Thoriq R V : Valid

C3 : Atikah Thaniroh H3 : Natasha Alkarimah KV : Kurang Valid

D3 : Rafli Syarifudin I3 : Khairatun Husnia TV : Tidak Valid

E3 : Dwi Novita Sari G3 : Elsya Desviyanti

143

144

Lampiran 17. Dokumentasi

Gambar 8. Peneliti memberikan pengarahan dalam mengisi lembar observasi

Gambar 9. Para siswa sedang mengisi lembar observasi

145

Gambar 10. Para siswa SMA Negeri Plus Pekanbaru sedang mengisi angket

respon terhadap modul

Gambar 11. Para siswa SMA Negeri 4 Pekanbaru sedang mengisi angket respon

terhadap modul

146

Gambar 12. Para siswa SMA Negeri 15 Pekanbaru sedang mengisi angket respon

terhadap modul

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

MODUL BIOLOGI Dilengkapi Mind Map

PENYUSUN SUCI MISMENIA AMANDA (176511131)

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Islam Riau

UNTUK KELAS

XI SMA/MA

Lampiran 18. Modul

FOTO

Nama Lengkap :

Nama Panggilan :

Tempat/ Tanggal Lahir :

Kelas :

Alamat :

DATA PESERTA DIDIK

ii

Puji beserta syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah

memberikan banyak kemudahan dalam menyelesaikan modul ini. Salawat dan salam

teruntuk manusia paling cerdas sehingga mampu menghapuskan kejahiliahan/

kebodohan di permukaan bumi ini, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Modul ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD) sesuai kurikulum 2013 dengan dilengkapi mind map, agar dapat memudakan

siswa untuk memahami dan mengingat materi. Pada modul ini terdapat lembar

kegiatan siswa yang memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa, memuat

soal-soal latihan yang harus dikerjakan siswa, lembar evaluasi yang merupakan alat

evaluasi untuk mengukur keberhasilan tujuan yang telah dirumuskan dalam modul,

kunci jawaban (lembar kerja dan lembar evaluasi) dan mind map. Harapannya

dapat membantu siswa untuk mudah mengingat materi sehingga siswa dapat belajar

mandiri serta dapat mengukur kemampuan yang dimilikinya dengan adanya umpan

balik.

Mari tingkatkan semangat belajar dengan modul dilengkapi mind map ini.

Insyaallah modul ini akan membantu kita meraih prestasi yang gemilang.

Pekanbaru, Juli 2018

Penulis

KATA PENGANTAR

iii

PROFIL MODUL

Modul ini menyajikan materi dilengkapi mindmap agar peserta didik lebih

mudah memahami dan mengingat materi. Mari kita lihat apa saja isi modulnya!

Cover dan Data

Peserta Didik

Kata Pengantar dan

Profil Modul

Berisi sepenggal

kata terimakasih

dari penulis dan

Ber i s i konten -

konten yang dimuat

di dalam modul

Daftar Isi dan

Daftar Gambar

Berisi daftar konten

- k o n t e n d a n

gambar yang ada

di modul beserta

halamannya

iv

Pemahaman

Kompetensi dan

Tujuan Pembelajaran

berisi kompetensi dan

t u j u a n y a n g

diharapkan tercapai

oleh siswa setelah

mempelajari materi

yang disajikan

Ruang Motivasi dan

Pendahuluan

Berisi motivasi untuk

meningkatkan minat

dalam belajar dan

ber i s i aperseps i

mengenai materi

yang akan dipelajari

Daftar Tabel dan

Petunjuk

Penggunaan Modul

Berisi daftar tabel

disertai halamannya

dan tata cara

penggunaan modul

untuk guru dan siswa

v

Ayo Bereksperimen

dan Ayo Kita Lakukan

b e r i s i k e g i a t a n

praktikum dan berisi

kegiatan eksplorasi

y a n g m e m b a n t u

menemukan konsep

serta lebih memahami

materi

Mind map dan Tahukah

Kamu

Berisi ringkasan singkat

berupa peta pikiran dan

berisikan pengetahuan

t a m b a h a n y a n g

berkaitan dengan materi

Kegiatan Belajar dan

Penerapan KI dan K2

Berisi Kegiatan belajar

d a l a m m e n c a p a i

k o m p e t e n s i d a n

penerpan KI dan K2

y a n g d i k e t i k

menggunakan warna

biru.

vi

Uji Kompetensi dan

Cek Pemahaman

Berisi soal-soal yang

dapat dijawab oleh

siswa untuk mengasah

pemahaman dan berisi

r u m u s a n u n t u k

mengetahui tingkat

pemahaman materi

Mari Jelajah

B e r i s i k e g i a t a n

e k s p l o r a s i y a n g

membantu menemukan

suatu konsep di

lingkungan

Ayo kreatif dan Yuk

Searching

Be r i s i k e g i a t an

mengasah kreativitas

s i s w a y a n g

dikerjakan di luar

jam pembelajaran

dan berisi website

animasi/ video agar

siswa lebih mudah

memahami materi

vii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................... ii

Profil Modul .............................................................................................. iii

Daftar isi .................................................................................................... vii

Daftar Gambar ............................................................................................ viii

Daftar Tabel .............................................................................................. x

Pemahaman Kompetensi ........................................................................... xi

Petunjuk Penggunaan Modul ..................................................................... xiii

Kegiatan Belajar I : STRUKTUR DAN FUNGSI SEL ..................................... 1

Pendahuluan ............................................................................................. 2

Uraian Materi ........................................................................................... 3

Tahukah Kamu .......................................................................................... 7

Ayo Kita Lakukan I ...................................................................................... 13

Ayo Lakukan II ............................................................................................ 14

Ayo Bereksperimen ..................................................................................... 33

Ayo Kreatif .................................................................................................. 38

Uji Kompetensi I ......................................................................................... 40

Kegiatan Belajar II : BIOPROSES DALAM SEL ............................................ 44

Pendahuluan ............................................................................................. 45

Uraian Materi ........................................................................................... 46

Ayo Bereksperimen I .................................................................................. 51

Ayo Bereksperimen II ................................................................................ 63

Uji Kompetensi II ....................................................................................... 72

Glosarium

Daftar Pustaka

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kuli membangun rumah ................................................................ 2

Gambar 2. (a) mikroskop cahaya, b) Dua irisan gabus (Quercus suber) .......... 3

Gambar 3. Kisaran ukuran sel ........................................................................ 6

Gambar 4. Apoptosis pada sel darah putih ..................................................... 7

Gambar 5. Rambut manusia tersusun atas protein .......................................... 8

Gambar 6. Lapisan ganda fosfolipid penyusun membran sel (irisan melintang) 10

Gambar 7. (a) Sel bakteri, (b) Sel hewan, (c) Sel tumbuhan ............................. 14

Gambar 8. Bentuk-bentuk sel prokariotik ....................................................... 16

Gambar 9. Struktur sel prokariotik (sel bakteri) .............................................. 16

Gambar 10. Struktur sel tumbuhan .................................................................. 17

Gambar 11. Struktur sel hewan ........................................................................ 18

Gambar 12. Lapisan penyusun dinding sel ....................................................... 20

Gambar 13. Struktur membran plasma ............................................................ 21

Gambar 14. Struktur nukleus ........................................................................... 23

Gambar 15. Struktur retikulum endoplasma .................................................... 24

Gambar 16. Struktur ribosom .......................................................................... 25

Gambar 17. Struktur kompleks golgi ............................................................... 26

Gambar 18. Struktur mitokondria .................................................................... 27

Gambar 19. Struktur sitoskeleton ..................................................................... 28

Gambar 20. Struktur lisosom ........................................................................... 29

Gambar 21. Struktur sentrosom ...................................................................... 30

Gambar 22. Struktur kloroplas ........................................................................ 31

Gambar 23. Mikroskop cahaya ....................................................................... 37

Gambar 24. Mikroskop elektron ..................................................................... 37

Gambar 25. Kulit pada jari-jari mengerut ........................................................ 45

ix

Gambar 26. (a) Pinositosi dan (b) Fagositosis ................................................... 46

Gambar 27. Eksositosis .................................................................................... 47

Gambar 28. Mekanisme transpor aktif (pompa ion Na+ dan K+) .................... 48

Gambar 29. Difusi sederhana ........................................................................... 49

Gambar 30. Difusi terbantu ............................................................................. 49

Gambar 31. Peristiwa osmosis pada sel hewan dan sel tumbuhan ................... 58

Gambar 32. Fase Interfase ............................................................................... 67

Gambar 33. Fase Profase ................................................................................. 68

Gambar 34. Fase Metafase .............................................................................. 68

Gambar 35. Fase Anafase ................................................................................ 68

Gambar 36. Fase Telofase ............................................................................... 69

Gambar 37. Proses Meiosis .............................................................................. 71

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Macam-macam komponen kimiawi penyusun sel beserta fungsinya ... 13

Tabel 2. Beberapa organel pembeda sel prokariotik dan sel eukariotik ............ 19

Tabel 3. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan berdasarkan pengamatan

menggunakan mikroskop cahaya ....................................................... 34

Tabel 4. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dari segi struktur .................. 37

Tabel 5. Penilaian hasil kegiatan ...................................................................... 39

Tabel 6. Pengamatan difusi ............................................................................. 53

Tabel 7. Pengamatan Osmosis ......................................................................... 53

xi

PEMAHAMAN KOMPETENSI

Bacalah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang disajikan pada halaman

pemahaman kompetensi berikut ini. Dengan memahami kompetensi tersebut,

kamu akan mengetahui apa saja yang kamu harus dapatkan setelah mempelajari

materi sel.

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan

ajaran agama yang dianutnya.

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi

sel, jaringan, organ penyusun sistem dan

bioproses yang terjadi pada mahluk

hidup.

1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir

ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan

lingkungan hidup, menjaga dan menya-

yangi lingkungan sebagai manisfestasi

pengamalan ajaran agama yang

dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan

p e r i l a k u j u j u r , d i s i p l i n ,

tanggungjawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif dan proaktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian

dar i solus i atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan

bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur

sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung

jawab,dan peduli dalam observasi dan

eksperimen, berani dan santun dalam

m eng a juk an per t any aan dan

berargumentasi, peduli lingkungan,

gotong royong, bekerjasama, cinta

damai, berpendapat secara ilmiah dan

kritis, responsif dan proaktif dalam

dalam setiap tindakan dan dalam

melakukan pengamatan dan percobaan

di dalam kelas/ laboratorium maupun di

luar kelas/laboratorium.

xii

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan

lingkungan dengan menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat melakukan

kegiatan pengamatan dan percobaan di

laboratorium dan di lingkungan sekitar.

3. Memahami, menerapkan, dan

menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan

k em anu s i aan , k eb ang s aan ,

kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan

3.1 Memahami tentang komponen kimiawi

penyusun sel, ciri hidup pada sel yang

ditunjukkan oleh struktur, fungsi dan

proses yang berlangsung di dalam sel

sebagai unit terkecil kehidupan.

3.2 Menganalisis berbagai proses pada sel

yang meliputi: mekanisme transpor pada

membran, difusi, osmosis, transpor aktif,

endositosis, dan eksositosis, reproduksi,

dan sintesis protein sebagai dasar

pemahaman bioproses dalam sistem

hidup.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji

dalam ranah konkret dan ranah

a b s t r a k t e r k a i t d e n g a n

peng emb ang an dar i y ang

dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan

kreatif, serta mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan.

4.1 Menyajikan model/ charta/ gambar yang

merepresentasikan pemahamannya

tentang struktur dan fungsi sel sebagai

unit terkecil kehidupan.

4.2 Membuat model proses dengan meng-

gunakan berbagai macam media melalui

analisis hasil studi literatur, pengamatan

mikroskopis, percobaan, dan simulasi

tentang bioproses yang berlangsung di

dalam sel.

xiii

Petunjuk untuk Guru

Petunjuk untuk Siswa

1. Menyampaikan informasi mengenai kompetensi inti,

kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran.

2. Membantu peserta didik dalam memahami konsep dan

menjawab pertanyaan serta memecahkan masalah dalam

proses pembelajaran dengan menggunakan modul ini.

3. Membimbing peserta didik dalam melaksanakan eksperimen

yang telah disajikan langkah-langkahnya pada modul.

4. Membimbing peserta didik dalam mengerjakan latihan-latihan

yang ada di dalam modul ini.

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Membaca doa sebelum memulai belajar.

2. Memahami tujuan pempelajaran yang disampaikan oleh guru.

3. Membaca uraian materi yang ada pada modul dan memberi

tanda pada konsep-konsep pembelajaran.

4. Dibantu oleh guru mempraktekkan bagian eksperimen yang

ada pada modul untuk lebih memahami materi yang

dipelajari.

5. Mengerjakan latihan-latihan yang ada pada modul dan

mengkonsultasikan kesulitan yang ditemukan kepada guru.

6. Mengecek jawaban yang benar setelah menyelesaikan setiap

soal-soal latihan yang diberikan.

1

1. Siswa dapat mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, serta bioproses yang

berlangsung di dalam sel.

2. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah (teliti, tekun, jujur sesuai

data dan fakta, disiplin dan tanggung jawab, serta peduli dalam melakukan

observasi dan eksperimen tentang sel).

3. Siswa mampu mengidentifikasi konsep sel sebagai unit struktural dan fungsional

terkecil.

4. Siswa mampu menentukan komponen kimiawi penyusunan sel.

5. Siswa mampu membedakan struktur antara sel

prokariot dan sel eukariot.

6. Siswa mampu menjelaskan struktur dan organel sel.

7. Siswa mampu mengidentifikasi dan mengetahui organel sel serta

fungsi organel tersebut melalui pengamatan.

8. Siswa mampu menyajikan model sel hewan dan sel tumbuhan.

Tujuan Pembelajaran

Ayo! Kita

pasti bisa

Kegiatan Belajar I

Adakah Manusia Bodoh di Dunia Ini?

Semua manusia yang terlahir di dunia semuanya adalah manusia yang

pintar. Mengapa dikatakan pintar? Semua manusia dikatakan pintar karena setiap

manusia diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa yaitu akal atau pikiran.

Bersyukurlah kita sebagai manusia, karena hanya manusia yang memiliki akal atau

pikiran. Jadi, jangan pernah menganggap dirimu bodoh. Selain itu, janganlah

kamu merasa minder dengan temanmu yang lebih pintar karena sesungguhnya itu

terjadi karena kamu kurang giat dalam belajar dibandingkan temanmu yang lebih

giat lagi dalam belajar.

RUANG MOTIVASI

2

PENDAHULUAN

Pernahkah kamu memperhatikan

kuli bangunan yang sedang

membangun suatu gedung atau

rumah di sekitar tempat

tinggalmu? Apa saja yang

dibutuhkan kuli bangunan dalam

membangun suatu rumah? Jika

kita amati dengan seksama, kuli

tersebut membutuhkan beberapa

material dalam membangun

rumah, diantaranya adalah bata,

semen, pasir, besi, dll (perhatikan

Gambar 1). Bahan-bahan tersebut

dibutuhkan untuk membangun

berbagai komponen rumah,

contohnya bata yang disusun dan dipadukan dengan semen dan pasir dapat

membentuk bagian dinding rumah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mewujudkan

suatu bangunan rumah yang berfungsi sebagai sarana tempat tinggal dibutuhkan

berbagai bahan yang saling melengkapi untuk melaksanakan fungsi bagian rumah

tertentu. Sama halnya dengan rumah, makhluk hidup juga dapat melaksanakan

fungsi atau aktivitas hidup dengan adanya kerja sama berbagai penyusun tubuhnya.

Makhluk hidup dibentuk oleh suatu unit kehidupan terkecil, yaitu sel. Sel

(bahasa Yunani : kytos = sel ; bahasa latin : cella = ruang kosong) adalah unit

struktural dan fungsional terkecil penyusun tubuh makhluk hidup. Ada makhluk

hidup yang dibentuk oleh satu sel saja, yaitu uniseluler seperti bakteri dan ada

makhluk hidup yang dibentuk oleh lebih dari satu sel bahkan ribuan sel seperti

manusia, hewan dan tumbuhan disebut sebagai multiseluler. Mengapa sel disebut

sebagai unit struktural dan fungsional terkecil penyusun tubuh makhluk hidup? Apa

sajakah peran sel terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup?

Sumber : centraljasa.wordpress.com

Gambar 1. Kuli membangun rumah

3

A . Pengamatan Sel dari Masa ke Masa

Struktur sel untuk pertama kali dilaporkan oleh seorang ilmuwan Inggris

bernama Robert Hooke, tepatnya pada tahun 1665. Ia melakukan penelitian pada

sayatan gabus (Quercus suber) yang sangat tipis dengan menggunakan mikroskop.

Hooke tidak menciptakan mikroskop (penciptanya adalah seorang pembuat kaca

mata bangsa Belanda bernama Hans Janssen ataupun putranya yang bernama

Zachariass kira-kira pada tahun 1590). Setelah menggunakan buatan Janssen tersebut,

Hooke melihat pada sayatan gabus tersebut ditemukan adanya ruang-ruang kosong

yang dibatasi dinding-dinding dan tampak seperti sarang lebah madu. Ia memberi

nama penemuannya itu ”cella” yang artinya ruang kosong. Sel yang ditemukannya

adalah sel mati.

Gambar 2a memperlihatkan bentuk sel yang ditemukan oleh Robert Hooke

menggunakan mikroskop cahaya sederhana seperti pada Gambar 2b. Mikroskop

tersebut menggunakan cahaya dari lampu minyak yang diarahkan ke spesimen

melalui bola kaca berisi air yang bertindak sebagai kondensor. Kemudian spesimen di

letakkan pada pin, tepat di bawah ujung mikroskop tersebut.

Sumber : Raven, 2013

Gambar 2. (a) mikroskop cahaya sederhana buatan Janssen yang digunakan Hooke, b) Dua

irisan gabus (Quercus suber) di buku Hooke, Micrographia yang diterbitkan pada tahun

1665

(b) (a)

Lampu minyak

cermin

Pin

Bola kaca

4

Antonie van Leeuwenhoek (1632-1723) merancang sebuah mikroskop kecil

berlensa tunggal. Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia

menemukan organisme yang bergerak-gerak di dalam air, yang kemudian disebut

bakteri. Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang menemukan sel hidup.

Max Schultze (1825-1874) menyatakan, bahwa protoplasma merupakan dasar

fisik kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian struktur sel, tetapi juga merupakan

bagian penting sel sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia kehidupan.

Berdasarkan hal ini muncullah teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan

kesatuan fungsional kehidupan

Pada tahun 1838, Matthias Schleiden, seorang ahli botani Jerman, melaporkan

pengamatannya bahwa semua jaringan tumbuhan terdiri dari organisasi massa sel.

Pada tahun berikutnya, ahli zoologi Theodor Schwann memperluas pengamatan

Schleiden ke jaringan hewan dan mengatakan sel sebagai dasar semua kehidupan.

Teori sel ini biasanya dihubungkan dengan Schleiden dan Schwann. Dari hasil

pengamatan, mereka ditarik kesimpulan bahwa sel merupakan unit struktural terkecil

pada makhluk hidup

Di tahun 1858, gagasan bahwa semua organisme hidup terdiri dari satu atau

lebih banyak sel mengambil makna yang lebih luas ketika ahli patologi Rudolf

Virchow menyamaratakan bahwa sel hanya dapat muncul dari sel yang sudah ada

sebelumnya: “Di mana ada sel, pasti ada sel yang sudah ada sebelumnya, sama

seperti hewan hanya muncul dari hewan dan tumbuhan hanya dari tumbuhan. "

Kumpulan dari beberapa sel yang melaksanakan suatu fungsi tertentu disebut

dengan jaringan. Jaringan-jaringan yang saling bekerjasama dalam melaksanakan

suatu fungsi tertentu disebut dengan organ. Organ-organ didalam tubuh makhluk

hidup mengadakan interaksi untuk melaksanakan fungsi sistem organ yang

dibentuknya. Beberapa sistem organ saling berkoordinasi dalam mempertahankan

kelangsungan hidup organisme, jadi di dalam organisasi kehidupan sel merupakan

unit struktural dan fungsional terkecil penyusun makhluk hidup.

5

Sel beraneka ragam bentuk dan fungsinya. Struktur sel yang menyusun

jaringan saraf berkaitan dengan fungsinya untuk menyelenggarakan koordinasi,

struktur sel yang menyusun jaringan otot berkaitan dengan fungsinya untuk

menyelenggarakan pergerakan. Hal ini menunjukkan bahwa struktur pada suatu

makhluk hidup berkaitan erat dengan fungsinya. Jika kamu lebih memperhatikan

tubuhmu dengan seksama, Yang Maha Esa telah menciptakan kamu dengan satu

mulut dan dua telinga, hal ini juga sejalan dengan fungsinya bahwa manusia

dianjurkan untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara. Manusia sebaiknya

berbicara dan bersikap secara santun. Apabila kamu tidak menggunakan mulut

sebagai alat komunikasi yang baik, dengan sendirinya mulut akan menjadi bumerang

bagi diri sendiri. Seperti pribahasa “Mulutmu harimaumu, yang akan menerkam

kepalamu”.

6

B. Konsep Sel

Sel merupakan unit struktural dan

fungsional terkecil makhluk hidup. Sel sebagai

unit struktural terkecil berarti bahwa sel

merupakan penyusun yang mendasar bagi

tubuh makhluk hidup. Sel tidak dapat dibagi-

bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil.

Adapun sel dikatakan sebagai unit fungsional

terkecil berarti bahwa sel dapat melakukan

berbagai proses kehidupan, misalnya respirasi,

transportasi, reproduksi, ekskresi, sekresi, dan

sintesis. Ukuran sel bervariasi tergantung

fungsinya. Bentuk sel juga tergantung

fungsinya. Diameter ukuran sel bervariasi

antara 1-100 µm. Perhatikan kisaran

ukuran sel pada

G a m b a r 3 .

Berdasarkan jumlah sel penyusunnya, maka organisme

dibedakan menjadi organisme uniseluler dan

multiseluler. Pada organisme multiseluler terjadi

pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya.

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 3. Kisaran ukuran sel

B e r s a m a t e m a n -

temanmu, perhatikanlah

lingkungan sekitar rumah

dan sekolahmu! Tulislah

sepuluh organisme

multiseluler!

Mari Jelajah

7

TAHUKAH KAMU

Miliaran sel dalam tubuh

kita melakukan aksi bunuh diri

setiap hari. Jika ini benar

terjadi, mengapa kita tidak

ikutan mati? Beruntung, aksi

bunuh diri yang satu ini justru

memberi manfaat buat kita.

Per is t iwa yang dinamai

apoptosis ini diamati untuk

pertama kalinya oleh Andrew

Wyllie pada 1970-an. Apoptosis

yang berasal dari bahasa Yunani dan berarti “gugur” atau “rontok” atau dikenal

dengan kematian sel terprogram (programmed cell death).

Fenomena bunuh diri sel itu sebenarnya sudah

dimulai sejak awal masa embrio hingga terus

berlanjut di sepanjang usia kita. Pada fase perkembangan

embrio saat pembentukan tangan, calon tangan itu

terlihat hanya seperti sekop. Untuk membentuk jari-jari

tangan, maka harus ada sel-sel pada jaringan yang mati

dan dilepaskan agar terbentuk jari-jari tangan.

Pada peristiwa di luar fase perkembangan embrio, peristiwa kematian sel

diiringi dengan pergantian sel baru. Hal ini dikatakan sebagai peremajaan sel yang

membuat kita tetap hidup sehat dan bugar. Akan tetapi, sampai pada usia tertentu

kemampuan pergantian sel itu akan menurun. Lalu, terjadilah apa yang kemudian

dikatakan sebagai permasalahan lanjut usia (geriatrik).

Sumber : www.beltina.org

Gambar 4. Apoptosis pada sel darah putih

Kamu dapat melihat

video proses apoptosis

pada sel darah putih

melalui website berikut.

https://

www.youtube.com/

watch?v=t_4NxqqvNPs

Yuk Searching!

8

Seluruh kegiatan kehidupan sel merupakan akibat dari reaksi kimia yang

berlangsung di dalam sel. Senyawa kimia penyusun sel disebut protoplasma yang

merupakan substansi kompleks. Secara garis besarnya, komponen kimia sebuah sel

terdiri atas unsur makro, unsur mikro, senyawa organik, dan senyawa anorganik.

1. Unsur Makro

Unsur makro merupakan unsur terbesar yang menyusun sebuah sel. Unsur

makro terdiri atas lima unsur utama, yaitu oksigen (O) sebanyak 62%, karbon

(C) sebanyak 20%, hidrogen (H) sebanyak 10 %, nitrogen (N) sebanyak 10%,

dan kalium (K) sebanyak 25%. Selain itu, juga terdapat sulfur (S), fosfor (P),

kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan natrium (Na). Dari berbagai unsur tersebut,

unsur karbon, hydrogen, dan oksigen merupakan unsur paling utama serta

dapat bersenyawa membentuk molekul karbohidrat, lemak, asam nukleat, dan

protein.

2. Unsur Mikro

Unsur mikro merupakan unsur yang terdapat dalam jumlah sangat

sedikit. Beberapa jenis unsur mikro dalam sel, antara lain besi (Fe), tembaga

(Cu), kobalt (Co), mangan (Mn), seng (Zn), molibdenum (Mo), boron (Bo),

dan silicon (Si).

3. Senyawa Organik

Senyawa organik terdiri atas mikromolekul dan makromolekul.

Mikromolekul terdiri atas asam amino, nukleotida, asam lemak, dan glukosa.

Makromolekul terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat.

a. Karbohidrat

Karbohidrat tersusun dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan

oksigen (O). Berdasarkan gugus gula penyusunnya, karbohidrat dibagi

menjadi tiga yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

C. Komponen Kimiawi Penyusun Sel

9

Monosakarida (C6H12O6) yaitu karbohidrat yang terdiri atas satu

gugus gula. Disakarida (C12H22O11) adalah karbohidrat yang terdiri atas

dua gugus gula. Polisakarida merupakan untaian monosakarida yang

sangat panjang. Polisakarida digolongkan menjadi polisakarida struktural

dan polisakarida nutrien. Beberapa contoh polisakarida struktural yaitu

selulosa pembentuk dinding sel tumbuhan, asam hialuronat sebagai salah

satu komponen substansi antara sel pada jaringan ikat, serta glikolipida

dan glikoprotein yang merupakan struktur penting dari membran sel.

Beberapa contoh polisakarida nutrien yaitu amilum, yang terdapat di

dalam sel tumbuhan dan bakteri, glikogen di dalam sel, serta paramilum

di dalam beberapa jenis sel protozoa.

b. Protein

Protein merupakan komponen terbesar dari sel dan merupakan

polimer dari asam amino yang saling berikatan dengan ikatan peptida.

Terdapat 20 macam asam amino penyusun protein. Protein tersusun dari

karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen, kadang-kadang juga sulfur.

Fungsi protein diantaranya: sebagai

penyusun sel, salah satu diantaranya adalah

protein penyusun sel rambut pada mamalia

(perhatikan Gambar 5), protein yang berupa

enzim bertindak sebagai katalisator berbagai

reaksi kimia, dan berperan dalam gerakan dalam

sel. Dalam membran sel, protein berfungsi antara

lain: sebagai pemompa bahan untuk melewati

membran sel dan memberikan sifat permeabilitas

pada membran sel, dan hubungan interseluler

antar sel.

c. Lipid (Lemak)

Lipid merupakan senyawa yang bersifat hidrofobik (tidak suka air)

dan larut dalam pelarut organik. Dalam sel terdapat bermacam-macam

lipid yang penting, diantaranya fosfolipid, glikolipid, lemak, dan steroid.

Sumber : berpendidikan.com

Gambar 5. Rambut

manusia tersusun atas

protein

10

Fungsi terpenting dari asam lemak sebagai penyusun membran

(perhatikan Gambar 6). Komponen kimia terbanyak dari membran sel

maupun membran intrasel adalah fosfolipid yang tersusun dari asam

lemak dan gliserol. Pada membran, fosfolipid membentuk dua lapis

molekul dengan bagian kepala yang mengandung fosfat menghadap ke

air, sedang bagian ekor terdapat pada bagian membran. Kolesterol

terdapat pada membran di antara molekul fosfolipid. Kolesterol

menyebabkan keenceran membran sel berkurang jika suhu hangat,

sedangkan pada suhu rendah, kolesterol mencegah membran membeku

dengan cara mencegah fosfolipid tersusun rapat.

d. Asam Nukleat

Asam nukleat adalah makromolekul yang sangat penting untuk

kelangsungan hidup sel. Asam nukleat terdapat dalam dua bentuk, yaitu

asam deoksiribosa nukleat (DNA) dan asam ribosa nukleat (RNA). DNA

merupakan penyimpan informasi genetis dan bersama-sama dengan

protein histon membentuk kromosom. Pada sel eukariotik, DNA terdapat

di dalam nukleus, sedangkan pada sel prokariotik DNA terdapat pada

sitoplasma atau nukleolid.

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 6. Lapisan ganda fosfolipid penyusun membran sel (irisan melintang)

11

DNA terdapat pada semua organisme hidup, mulai dari bakteri

terkecil hingga gajah yang berukuran besar. Molekul ini sangat kecil namun

menyimpan milyaran informasi. Ukurannya yang kecil tidak menentukan

bahwa DNA hanya memiliki peranan yang kecil pula terhadap

keberlangsungan hidup organisme. Untuk itu kita tidak boleh memandang

rendah pada teman, hanya karena menurut kita dia memiliki postur tubuh

yang rendah dan kecil dibandingkan teman-teman seusianya. Jadi kita

harus saling menghargai setiap ciptaan Yang Maha Esa karena pastilah

memiliki kelebihan masing-masing dan kelebihan itu tidak dapat diukur

dari fisik semata.

4. Senyawa Anorganik

Senyawa anorganik yang menjadi komponen kimiawi sel di antaranya air,

garam-garam mineral, dan gas.

a. Air

Air merupakan senyawa penyusun sel terbesar (50-60% berat sel). Air

berperan sangat penting pada kehidupan sel maupun kehidupan semua

organisme. Air merupakan pelarut dan pengangkut senyawa-senyawa yang

diperlukan sel maupun limbah yang harus dibuang. Air juga berperan sebagai

media berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam sel. Kita harus bersyukur

kepada Yang Maha Esa, karena telah menciptakan 70% dari bumi ini diisi oleh

air, sehingga kita mampu mencukupi kebutuhan sel akan air. Bayangkan apabila

wilayah daratan lebih luas dibandingkan dengan wilayah perairan.

Bertambahnya populasi manusia akan semakin sulit untuk mencukupi kadar air

yang dibutuhkan oleh tubuh.

b. Garam-garam Mineral

Garam-garam mineral di dalam sel terdapat dalam bentuk ion positif

(kation) dan ion negatif (anion). Beberapa contoh garam mineral dalam sel

antara lain NaCl, MgCl, CaSO4, dan NaHCO3. Garam-garam mineral tersebut

berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan asam

basa dalam sel.

12

c. Gas

Beberapa jenis gas yang terlibat dalam aktivitas sel antara lain

karbondioksida (CO2), Oksigen (O2), dan ammonia (NH3). Oksigen masuk ke

dalam sel lewat pernapasan dan berfungsi dalam oksidasi zat makanan sehingga

menghasilkan energi. Karbondioksida dipergunakan untuk membentuk ion

CO3-2 dan HCO3- dalam cairan tubuh. Pada sel tumbuhan, karbondioksida

digunakan sebagai bahan mentah bersama air untuk sintesa karbohidrat. Pada

sel hewan, ammonia merupakan hasi dari metabolisme protein. Gas ini sangat

beracun bagi sel itu sehingga harus dikeluarkan atau dinetralkan untuk

sementara waktu sebelum di eksresikan.

Setelah kamu membaca penjabaran mengenai komponen

kimiawi sel yang disajikan, apakah kamu sudah cukup mengerti

dengan materi yang disampaikan atau adakah beberapa hal yang

menjadi pertanyaan-pertanyaan di kepala Ananda?

Ya, saya masih ragu dengan beberapa hal berikut ini.

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

Saya memikirkan beberapa pertanyaan berikut ini.

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

Bagaimana cara kamu mencari tahu jawaban dari pertanyaanmu tersebut? kamu

dapat mendiskusikannya dengan teman sebangku maupun teman yang diyakini

cukup menguasai materi yang telah dipelajari.

13

Membuat Tabel Komponen Kimiawi Penyusun Sel

Buatlah kelompok diskusi terdiri atas 5 orang! Carilah referensi mengenai

komponen kimiawi penyusun sel! Kemudian diskusikan masing-masing fungsi dari

komponen kimiawi penyusun sel. Setelah itu, buatlah tabel seperti di bawah ini

dalam buku tugas dan lengkapilah tabel tersebut berdasarkan hasil diskusi

kelompokmu! Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas!

Tabel 1. Macam-macam komponen kimiawi penyusun sel beserta fungsinya

Ayo kita lakukan

Komponen Pembagian Fungsi

Unsur makro

Oksigen

Hidrogen

Nitrogen, dst

Unsur Mikro

Besi

Tembaga

Kobalt, dst

Senyawa Organik

Karboidrat

Protein

lemak

Asam nukleat

Air

Senyawa Anorganik Garam mineral

Gas

14

D. Struktur dan Fungsi Organel Sel

Coba bayangkan ukuran tubuhmu yang besar dengan ukuran bakteri yang

sangat kecil. Menurutmu, apakah struktur sel yang menyusun tubuhmu sama dengan

struktur sel yang menyusun bakteri?

Berdasarkan jumlah penyusunnya, organisme dibedakan menjadi organisme

uniseluler dan multiseluler. Organisme uniseluler adalah organisme yang hanya terdiri

atas satu sel. Adapun organisme multiseluler adalah organisme yang tubuhnya

tersusun dari banyak sel. Bagaimana struktur sel kedua jenis organisme tersebut?

Untuk mengetahuinya, lakukan terlebih dahulu kegiatan berikut.

Bagaimana Struktur Sel Organisme Uniseluler dan Organisme

Multiseluler

1. Buatlah kelompok diskusi terdiri atas 5 orang! Perhatikanlah gambar bakteri,

sel hewan, dan sel tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan mikroskop

elektron berikut!

Identifikasi organel sel yang meyusun sel bakteri, sel hewan, dan sel tumbuhan

serta tulislah data yang kamu peroleh dalam bentuk tabel.

2. Carilah informasi dari berbagai referensi mengenai struktur sel bakteri, sel

hewan, dan sel tumbuhan!

Ayo kita lakukan

(a) Sel bakteri (b)Sel hewan (b)Sel tumbuhan

Sumber : www.sites.google.com dan www.biology4isc.weebly.com

Gambar 7. (a) Sel bakteri, (b) Sel hewan, (c) Sel tumbuhan

15

3. Diskusikan bersama-sama kelompokmu mengenai permasalah-permasalaan

berikut.

a. Apa perbedaan antara struktur sel bakteri, sel hewan, dan sel tumbuhan?

b. Berdasarkan strukturnya, sel hewan dan sel tumbuhan disebut sel

eukariotik dan sel bakteri disebut sel prokariotik. Apa yang dimaksud

dengan sel eukariotik dan sel prokariotik?

c. Organel-organel apa saja yang menyusun sel eukariotik dan sel

prokariotik?

d. Mengapa diperlukan mikroskop elektron untuk mengamati struktur sel?

4. Tulislah hasil dari kegiatan ini ke dalam format laporan yang meliputi judul,

tujuan, hasil pengamatan, diskusi, serta kesimpulan!

5. Presentasikan laporan tersebut di depan kelas.

Secara struktural terdapat dua jenis sel, yaitu sel prokariotik (pro = sebelum;

karyon = inti) dan sel eukariotik (eu = sejati; karyon = inti). Sel hewan dan sel

tumbuhan termasuk dalam sel eukariotik, sedangkan sel bakteri termasuk dalam sel

prokariotik. Apakah yang dimaksud dengan sel eukariotik dan sel prokariotik?

1. Struktur Sel Prokariotik dan Eukariotik

a. Sel Prokariotik

Sel prokariotik merupakan tipe sel yang tidak memiliki membran inti

(membrane nukleus) dimana DNA terkonsentrasi di wilayah yang tidak

diselubung oleh membran disebut nukleolid. Selain itu, pada sel

prokariotik tidak terdapat organel yang dibatasi membran. Makhluk hidup

yang termasuk prokariotik adalah bakteri dan ganggang biru

(Cyanobacteria). Sel prokariotik ada yang berbentuk kokus (bola atau

elips), basil (batang atau silindris), dan spiral (Perhatikan Gambar 10).

16

Struktur umum sel prokariotik sebagai

berikut.

1) Dinding selnya tersusun dari

peptidoglikan, lipid, dan protein.

Dinding sel berfungsi sebagai

pelindung dan pemberi bentuk tubuh.

2) Membran plasma tersusun dari

karbohidrat, lemak, dan protein.

Membran plasma berfungsi sebagai

pelindung molekuler sel terhadap

lingkungan di sekitarnya.

3) Sitoplasma tersusun dari air, protein,

lipid, mineral, dan enzim-enzim yang berfungsi untuk mencerna

makanan secara intraseluler dan untuk melakukan proses

metabolisme sel. Pada sitoplasma terdapat DNA dan RNA, ribosom,

serta mesosom. Mesosom berfungsi sebagai penghasil energi. Secara

umum, struktur sel prokariotik dapat dilihat pada Gambar 9.

Sumber : www.laboratoryinfo.com

Gambar 8. Bentuk-bentuk sel

prokariotik

Sumber : www.scienceforpassion.com, 2012

Gambar 9. Struktur sel prokariotik (sel bakteri)

17

b. Sel Eukariotik

Sel eukariotik merupakan tipe sel yang memiliki membran inti

(membran nukleus). Sel tipe ini secara struktural memiliki sejumlah organel

pada sitoplasmanya. Organel memiliki fungsi yang berkaitan satu dengan

yang lainnya dan berperan penting untuk menyokong fungsi sel sebagai

unit fungsional terkecil. Artinya, masing-masing organel di dalam sel saling

bekerja sama di dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu sel.

Kerja sama dan tolong menolong dimulai dari unit struktural terkecil yakni

sel dan terus dilanjutkan sampai ke tahap organisme. Hal ini sejalan

dengan perintah Yang Maha Esa kepada kita untuk tolong menolong/

bekerjasama dalam kebaikan. Sel eukariotik terdapat pada sel tumbuhan

dan sel hewan. Struktur sel tumbuhan dan sel hewan dapat dilihat pada

Gambar 10 dan Gambar 11.

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 10. Struktur sel tumbuhan

18

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 11. Struktur sel hewan

19

Berikut ini adalah tabel perbedaan struktural antara sel prokariotik dan sel

eukariotik.

Tabel 2. Beberapa organel pembeda sel prokariotik dan sel eukariotik

Organel Sel Prokariotik Sel Eukariotiik

Kapsul Ada Tidak ada

Mesosom Ada Tidak ada

Mitokondria Tidak ada Ada

Kompleks golgi Tidak ada Ada

Retikulum Endoplasma Tidak ada Ada

Membran inti Tidak ada Ada

Nukleus Tidak ada Ada

Nukleolus Tidak ada Ada

Vakuola Tidak ada Ada

Lisosom Tidak ada Ada

Sentrosom Tidak ada Ada

Sitoskeleton Tidak ada Ada

Badan mikro Tidak ada Ada

20

Struktur sel eukariotik terdiri atas tiga komponen utama yaitu

Pelindung luar sel, plasma sel (sitoplasma), dan organel-organel sel.

1) Pelindung luar sel

Setiap sel memiliki pelindung luar yang berfungsi sebagai batas

antarsel, melindungi isi sel, dan mengatur keluar masuknya berbagai

zat. Pada sel tumbuhan, pelindung terluarnya berupa dinding sel

yang mengandung lignin dengan membrane sel di sebelah dalam.

Adapun pada sel hewan, hanya dilindungi oleh membran sel,

sehingga bersifat lebih lunak dan bentuknya tidak tetap.

a) Dinding sel

Dinding sel tersusun dari selulosa, hemiselulosa, pektin, dan

lignin (zat kayu). Oleh karena itu, sel tumbuhan bersifat kaku

dan lebih tebal dibandingkan sel hewan. Dinding sel memiliki

tiga lapisan penyusun, yaitu dinding primer, dinding sekunder,

dan lamella tengah (perhatikan Gambar 12). Pada dinding sel

terdapat plasmodesmata yang berguna sebagai penghubung

antar sel. Dinding sel berfungsi sebagai penyokong dan

pelindung membran plasma serta memelihara keseimbangan sel

dari tekanan.

Sumber : http://thingsthatsuck.info

Gambar 12. Lapisan penyusun dinding sel

21

b) Membran plasma

Membran plasma atau membran sel merupakan selaput

terluar sel yang berupa bilayer lipid dengan protein integral

dan perifer. Pernyataan ini berdasarkan penemuan Singer dan

Nicholson (1972) tentang teori membran yang dikenal sebagai

model mosaic fluida. Tebal membran sel antara 7,5 - 10

nanometer, sifatnya selektif permeabel. Fungsi spesifik

membran plasma dan berbagai tipe membran didalam sel

bergantung pada jenis fosfolipid dan protein yang ada.

Membran plasma juga memiliki karbohidrat yang melekat pada

permukaan luarnya (perhatikan Gambar 13). Membran plasma

bersifat selektif permeable yang artinya membran plasma dapat

dilalui oleh molekul atau ion tertentu. Membran plasma

berfungsi melindungi isi sel, mengatur keluar masuknya

berbagai zat, dan sebagai reseptor (penerima rangsangan).

Membrane plasma terdiri atas lapisan protein dan lapisan lipid

(lipoprotein).

Sumber : http://facultatciencies.uib.cat, 2006

Gambar 13. Struktur membran plasma

22

2) Plasma sel (sitoplasma)

Sitoplasma adalah cairan sel yang berada di dalam sel dan di luar

membran inti (membran nucleus). Cairan sitoplasma disebut sitosol

yang tersusun atas air, protein, asam amino, vitamin, asam lemak,

gula, ion, dan nucleus. Sitoplasma memiliki fungsi utama sebagai

tempat penyimpanan bahan kimia yang penting bagi metabolisme

sel serta tempat berlangsungnya kegiatan pembongkaran dan

penyusunan zat melalui reaksi kimia. Selain itu, sitoplasma berfungsi

sebagai tempat mengapungnya organel-organel sel. Organel-organel

yang ada di dalam sitoplasma dapat diamati dengan menggunakan

mikroskop elektron. Perkembangan sitologi (ilmu yang mempelajari

mengenai sel) menjadi semakin pesat setelah ditemukannya

mikroskop elektron.

Coba bayangkan, bagaimana jika para ahli terdahulu berhenti

melakukan pengamatan karena keterbatasan mikroskop? Bagaimana

jika para ahli zaman dahulu tidak berkeinginan untuk menemukan

mikroskop elektron? Untuk itu, untuk itu kita dianjurkan untuk selalu

bersyukur atas apa yang didapat dan tidak lupa untuk menuntut

ilmu agar memperoleh kehidupan yang lebih baik di dunia dan di

akhirat.

3) Organel-organel sel

a) Inti sel (nukleus)

Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam

sel dengan diameter sekitar 10-20µm. Nukleus berfungsi untuk

mengendalikan seluruh kegiatan yang terjadi di dalam sel dan

pembawa informasi genetik. Nukleus terdapat dalam setiap sel,

kecuali sel-sel pembuluh floem dewasa dan sel darah merah

mamalia dewasa.

23

Organel ini terdiri atas membran inti (karioteka),

kromatin, anak inti (nukleolus), dan nukleoplasma (Perhatikan

Gambar 14). Benang-benang kromatin merupakan butiran-

butiran yang mudah menyerap warna dan mengandung gen

(pembawa sifat) tersusun dari untaian DNA yang terikat pada

dasar yang disebut histon. Pada waktu pembelahan sel, benang

-benang kromatin menebal dan memendek berubah menjadi

kromosom. Nukleolus berisi RNA dan DNA.

b) Retikulum Endoplasma (RE)

Retikulum endoplasma merupakan sistem membran

kompleks yang tersusun tidak teratur dan terletak dekat dengan

nukleus. RE terdiri dari dua jenis, yaitu RE kasar dan RE halus.

RE kasar merupakan RE yang pada permukaanya terdapat

ribosom dan RE halus yang tidak terdapat ribosom pada

permukaanya (Perhatikan Gambar 15).

Sumber : http://teachmephysiology.com, 2018

Gambar 14. Struktur nukleus

24

Retikulum endoplasma tersusun oleh membran yang berbentuk

seperti jala/ anyaman. Retikum endoplasma memiliki beberapa

fungsi berikut.

(1) Mensintesis lemak dan kolesterol (dilakukan oleh RE kasar

dan RE halus)

(2) Menampung protein yang disintesis oleh ribosom

(dilakukan oleh RE kasar)

(3) Sebagai transportasi molekul-molekul (dilakukan oleh RE

kasar dan RE halus)

(4) Menetralkan racun/detosifikasi (dilakukan oleh RE halus)

c) Ribosom

Ribosom berbentuk butiran halus yang melekat pada

retikulum endoplasma kasar atau dalam sitoplasma. Ribosom

merupakan tempat berlangsungnya sintesis protein.

Sintesis protein merupakan proses pencetakan protein di

dalam sel. Protein merupakan senyawa yang tersusun dari

polimer-polimer yang dihubungkan dengan ikatan peptida,

dimana ikatan peptida berasal dari perakitan berbagai macam

asam amino. Dengan adanya ikatan peptida, asam amino

dapat membentuk protein yang memiliki peranan lebih besar

Sumber : http://botanystudies.com

Gambar 15. Struktur retikulum endoplasma

25

dalam kelangsungan hidup sel dibandingkan dengan peranan

asam amino yang terdapat bebas di dalam sel. Sesuai dengan

yang dikemukakan Helen Keller “Alone we can do so little,

together we can do so much”. Ini berarti jika kita melakukan

pekerjaan dengan bekerja sama/gotong royong maka kita

dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan

dengan bekerja sendiri. Kita juga dapat belajar dan

mengadaptasi prinsip ini, bahwasannya dengan bekerja sama,

k i ta dapa t menger j akan

pekerjaan dengan cepat dan

tepat, contohnya dalam menjaga

kebersihan kelas. Apabila setiap

anggota kelas membuang

sampah pada tempatnya maka

kerja piket akan menjadi lebih

mudah dan dapat terselesaikan

dengan cepat.

Ribosom tersusun atas RNA ribosom (rRNA) dan protein

dengan perbandingan sama. Ribosom terdiri atas dua subunit,

yaitu subunit kecil dan subunit besar (Perhatikan Gambar 16).

d) Kompleks Golgi (Aparatus Golgi)

Pada sel tumbuhan, kompleks golgi disebut juga dengan

diktiosom. Kompleks golgi tersusun atas gelembung-gelembung

berdinding membran (Perhatikan Gambar 17).

Kompleks golgi mempunyai hubungan yang erat dengan

RE dalam sintesis protein. Kompleks golgi mempunyai

beberapa fungsi berikut.

(1) Tempat sintesis polisakarida seperti mukus, selulosa, dan

hemiselulosa.

(2) Sekresi protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.

(3) Membentuk membran plasma.

Sumber : microscopemaster.com

Gambar 16. Struktur ribosom

26

(4) Membentuk kantong sekresi untuk membungkus zat yang

akan dikeluarkan sel.

(5) Membentuk akrosom pada sperma, kuning telur pada sel

telur, dan lisosom.

e) Mitokondria

Mitokondria memiliki dua jenis membran yaitu membran

luar dan membran dalam yang berlekuk-lekuk. Kedua

membran tersebut tersusun atas dua lapis fosfolipid. Membran

dalam membagi mitokondria menjadi dua ruang, yaitu

intermembran dan matriks membran. Didalam matriks terdapat

enzim pernapasan, DNA, RNA, dan protein. Selain itu,

membran dalam membentuk tonjolan-tonjolan yang disebut

krista (Perhatikan Gambar 18). Tonjolan-tonjolan tersebut

berfungsi untuk memperluas permukaan agar penyerapan

oksigen lebih efektif sehingga dapat menghasilkan energi.

Berbagai macam kegiatan makhluk hidup, seperti

berjalan, merayap, menggelinding atau yang sederhana seperti

berdiri diatas bumi memerlukan energi. Energi tersebut

Sumber : http://www.biologipedia.com

Gambar 17. Struktur kompleks golgi

27

dihasilkan di mitokondria. Menurutmu apa yang akan terjadi

apabila mitokondria menunda pekerjaannya dalam

menghasilkan energi? Maka, segala kegiatan akan terganggu.

Hal ini hendaknya dapat menjadi motivasi bagi kamu untuk

tidak menunda-nunda pekerjaan. Semakin sering kamu

menunda pekerjaan, maka akan semakin banyak pekerjaan

yang akan menumpuk dan menjadi malas untuk

mengerjakannya.

f) Sitoskeleton

Sitoskeleton merupakan rangka sel yang terdapat pada

sitosol. Sitoskeleton berupa jaringan protein filamen yang

berfungsi menyokong stabilitas bentuk sel. Protein filamen

terdiri atas mikrofilamen, filamen intermediet, dan mikrotubul.

(1) Mikrofilamen, yaitu rantai ganda protein yang sangat

tipis dan saling bertaut. Filamen pada mikrofilamen

berupa filamen aktin dan filamen miosin yang banyak

ditemukan pada sel otot lurik dan otot jantung. Serta

dalam semua sel eukariotik.

(2) Filamen intermediet, yaitu rantai molekul protein yang

berbentuk untaian yang saling melilit. Filamen

intermediet merupakan benang-benang protein yang

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 18. Struktur mitokondria

28

tidak mudah rusak dan larut. Filamen ini banyak dijumpai

pada sel-sel yang mengalami tekanan mekanik seperti

serabut saraf, sel epitel, dan sel otot polos. Fungsi filamen

intermediet beraitan dengan fungsi struktural dan

kekuatan sel.

(3) Mikrotubul, yaitu rantai protein yang berbentuk spiral

dan spiral ini membentuk tabung berlubang. Mikrotubul

tersusun oleh molekul-molekul tubulin yang merupakan

polipeptida globuler. Mikrotubul dapat ditemukan pada

sel saraf dan sepanjang serabut saraf. Selain pada sel saraf

juga ditemukan pada silia dan flagel sel-sel eukariotik

(Perhatikan Gambar 19).

g) Badan mikro

Badan mikro terdiri atas dua tipe, yaitu glioksisom dan

peroksisom.

(1) Glioksisom, hanya terdapat pada sel tumbuhan, terutama

pada jaringan lemak. Glioksisom berperan saat

menghasilkan enzim katalase dan oksidase yang

Sumber : Campbel et al, 2017

Gambar 19. Struktur sitoskeleton : (a) mikrotubul, (b) mikrofilamen, (c) filamen intermediet

29

untuk proses metabolisme lemak, misalnya pada biji jarak

yang menghasilkan kastroli dengan mengubah lemak

menjadi sukrosa.

(2) Peroksisom, merupakan organel yang terdapat pada sel

eukariotik. Peroksisom berperan dalam oksidasi substrat

menghasilkan H2O2 yang selanjutnya dipecah menjadi

H2O dan O2. Selain itu, peroksisom juga berperan dalam

pengubahan lemak menjadi karbohidrat dan penguraian

purin dalam sel.

h) Lisosom

Lisosom merupakan organel yang berbentuk agak bulat

yang dibatasi membran tunggal dengan ukuran diameter

1,5µm. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik (lisozim) seperti

enzim protease, lipase, nuklease, fosfatase, dan enzim

pencernaan yang lain. Beberapa fungsi lisosom yaitu melakukan

pencernaan intrasel (misalnya pada Protozoa atau sel darah

merah), autofagi, eksositosis, dan autolisis.

i) Sentrosom

Sentrosom merupakan struktur silindris yang dibentuk oleh

tabung-tabung halus dan berfungsi untuk mengatur arah gerak

kromosom pada saat sel membelah. Sentrosom hanya terdapat

pada sel hewan. Di dalam sentrosom terdapat dua sentriol.

Sumber : micro.magnet.fsu.edu, 2015

Gambar 20. Struktur lisosom

30

Sentriol tersusun dari mikrotubulus yang terdiri atas sembilan

triplet, artinya rangkaian tiga-tiga berjumlah sembilan

(Perhatikan Gambar 21). Saat pembelahan sel, tiap-tiap sentriol

memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan

memancarkan benang-benang gelendong pembelahan yang

akan menjerat kromosom.

j) Vakuola

Vakuola adalah organel yang berisi cairan dan dibatasi

oleh selaput yang disebut tonoplas. Vakuola pada sel

tumbuhan bersifat permanen dan berukuran besar terutama

pada sel-sel parenkim dan kolenkim serta berisi air, fenol,

antosianin, alkaloid, dan protein. Sel hewan umumnya tidak

memiliki vakuola, tetapi bila ada vakuolanya berukuran kecil.

Vakuola mempunyai beberapa fungsi berikut.

(1) Tempat menyimpan zat makanan seperti amilum dan

gula.

(2) Memasukkan air melalui tonoplas untuk membangun

turgiditas sel bersama dinding sel.

(3) Menyimpan pigmen.

(4) Menyimpan minyak atsiri.

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 21. Struktur sentrosom

31

(5) Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolit

sekunder seperti Ca-oksalat, tanin, getah karet, dan

alkaloid.

k) Plastida

Plastida berperan dalam proses fotosintesis. Plastida berperan

dalam menangkap energi cahaya untuk menghasilkan gula.

Adanya plastida di dalam sel membuat tumbuhan dapat

menghasilkan molekul makanannya sendiri. Berdasarkan

kandungan pigmen di dalamnya, plastida dibedakan menjadi

tiga tipe, yaitu kloroplas, kromoplas, dan leukoplas.

(1) Kloroplas, yaitu plastida yang berwarna hijau karena

mengandung klorofil. Kloroplas tersusun dari membran

luar dan membran dalam. Membran luar dipisahkan dari

membran dalam dengan ruang antarmembran. Membran

luar berfungsi mengatur keluar masuknya zat. Membran

dalam membungkus cairan kloroplas yang disebut

stroma. Membran dalam melipat ke arah dalam dan

membentuk lembaran-lembaran yang disebut tilakoid.

Pada tempat-tempat tertentu, tilakoid bertumpuk-tumpuk

membentuk grana (Perhatikan Gambar 22). Kloroplas

berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 22. Struktur kloroplas

32

(2) Kromoplas

Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen

nonfotosintetik. Beberapa pigmen yang terdapat pada

kromoplas, antara lain :

(a) Karoten, memberikan warna kuning misalnya pada

wortel

(b) Xantofil, memberikan warna kuning pada daun yang

telah tua

(c) Fikosianin, memberikan warna biru pada ganggang biru

(d) Fikosantin, memberikan warna cokelat pada ganggang

cokelat

(e) Fikoeritrin, memberikan warna merah misalnya pada

ganggang merah.

(3) Leukoplas

Leukoplas adalah plastida yang tidak berwarna. Biasanya

terdapat pada organ penyimpanan makanan cadangan seperti

biji dan umbi. Berdasarkan bahan-bahan makanan disimpan,

leukoplas dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

(a) Amiloplas, berfungsi membentuk dan menyimpan

amilum

(b) Elaioplas (lipidoplas), berfungsi membentuk dan

menyimpan lemak dan minyak

(c) Proteoplas (aleuroplas), berfungsi untuk membentuk dan

menyimpan protein.

33

Mengidentifikasi Perbedaan Sel Tumbuhan dengan Sel Hewan

A. Tujuan

Untuk melihat dan mengamati perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan

B. Alat dan Bahan

- Mikroskop cahaya - Jaringan epitel pipi

- Gelas penutup - Umbi lapis bawang merah (Allium cepa)

- Gelas Objek - Tusuk gigi

- Silet - Akuades

- Pipet tetes - Larutan metilen biru

- Tisu

C. Cara Kerja :

1. Kegiatan mengamati sel tumbuhan

a. Sayatlah bagian dalam umbi lapis bawang merah yang berwarna

merah setipis mungkin menggunakan silet.

b. Letakkan hasil sayatan tersebut pada gelas objek dan tetesi dengan

akuades menggunakan pipet tetes.

c. Tutuplah dengan gelas penutup, lalu amatilah menggunakan

mikroskop.

d. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri keterangan pada gambar

tersebut.

2. Kegiatan mengamati sel hewan

a. Keroklah secara perlahan jaringan epitel yang terdapat di lapisan

dalam pipi menggunakan tusuk gigi. Lakukan dengan hati-hati

sehingga tidak menimbulkan luka.

Ayo Bereksperimen

34

b. Oleskan jaringan epitel tersebut pada gelas preparat dan tetesi

dengan larutan metilen biru menggunakan pipet tetes.

c. Tutuplah dengan gelas penutup, lalu amatilah menggunakan

mikroskop

d. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri keterangan pada gambar

tersebut.

D. Hasil Pengamatan

Lengkapilah tabel perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan berikut ini!

Tabel 3. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan berdasarkan pengamatan

menggunakan mikroskop cahaya

Gambar Pengamatan Sel Hewan

(Epitel Pipi)

Gambar Pengamatan Sel Tumbuhan

(Umbi Lapis Bawang Merah)

Organel Sel Tumbuhan Sel Hewan

Dinding sel

Membran sel

Sitoplasma

Nukleus (Inti sel)

35

E. Pertanyaan dan Diskusi

1. Bagian-bagian sel apa saja yang dapat kamu amati dari sel umbi lapis

bawang merah?

................................................................................................................

................................................................................................................

2. Bagian-bagian sel apa saja yang dapat kamu amati dari sel epitel pipi?

................................................................................................................

................................................................................................................

3. Apakah perbedaan struktur sel tumbuhan dan sel hewan berdasarkan

hasil pengamatanmu?

................................................................................................................

................................................................................................................

................................................................................................................

4. Perhatikan gambar hasil pengamatan sel tumbuhan dan sel hewan

menggunakan mikroskop elektron pada kegiatan Ayo Kita Lakukan

(halaman 20). Bagian-bagian sel apa saja yang tidak dapat diamati

menggunakan mikroskop cahaya, tetapi tampak jika diamati

menggunakan mikroskop elektron?

................................................................................................................

................................................................................................................

F. Kesimpulan

...................................................................................................................

...................................................................................................................

...................................................................................................................

...................................................................................................................

...................................................................................................................

...................................................................................................................

...................................................................................................................

...................................................................................................................

36

G. Blank Mind Map

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, lengkapilah mind map di

bawah ini! Tambahkan gambar atau icon yang mewakili setiap materi!

37

Dari hasil kegiatan eksperimen yang telah dilakukan, kamu tentu sudah

memperoleh sedikit gambaran tentang perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan. Pada

kegiatan yang telah dilakukan, kamu menggunakan alat bantu berupa mikroskop

cahaya untuk mengamatinya.

Mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

Mikroskop cahaya digunakan untuk melihat sel dengan perbesaran 2.000 kali.

Mikroskop elektron digunakan untuk melihat sel dengan perbesaran 500.000 kali.

Mikroskop elektron dibedakan menjadi SEM (Scanning Electron Microscope) dan

TEM ( Transmission Electron Microscope). SEM digunakan untuk mengamati secara

detai permukaan sel dan TEM digunakan untuk mengamati struktur internal sel,

misalnya irisan mitokondria dengan krista yang jelas. Jadi, untuk mengamati bagian-

bagian sel secara jelas diperlukan mikroskop elektron. Untuk mengetaui perbedaan

antara mikroskop cahaya dengan mikroskop elektron, coba perhatikan Gambar 23

dan Gambar 24.

Berdasarkan hasil pengamatan sel menggunakan mikroskop elektron dapat

diketahui perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan. Berikut ini adalah tabel

perbedaan organel yang dimiliki atau tidak dimiliki pada sel tumbuhan dan sel

hewan.

Tabel 4. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dari segi struktur

Sumber : www.microscope.com

Gambar 23. Mikroskop cahaya

Sumber : Subowo, 2015

Gambar 24. Mikroskop elektron

Organel Sel Hewan Sel Tumbuhan

Dinding sel Tidak ada Ada

Vakuola

Tidak ada

(jika ada ukurannya kecil)

Ada

Plastida Tidak ada Ada

Sentrosom Ada Tidak ada

38

Membuat Model Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anggota. Buatlah model

struktur sel hewan/ tumbuhan yang dilengkapi dengan keterangan organelnya.

Model struktur sel dapat dibuat menggunakan beberapa bahan berikut, seperti

plastisin, biji-bijian, styrofoam ,atau barang-barang bekas. Gunakan kreatifitas dalam

membuat model struktur sel hewan dan sel tumbuhan ini agar dapat menghasilkan

model yang sesuai. Kemudian buatlah laporan dari kegiatan ini.

Format Laporan :

1. Laporan diketik dengan jenis huruf Times New Roman, font 12pt, dan spasi 1,5

dengan margin kiri/ atas 4 cm dan kanan/ bawah 3 cm.

2. Laporan dicetak dengan kertas kuarto (A4).

3. Nomor halaman pada kanan bawah.

Sistematika Penulisan Laporan

1. Cover

2. Kata Pengantar

3. Daftar Isi

4. Isi

A. Judul

B. Waktu dan Tempat

C. Alat dan Bahan

D. Landasan Teori

E. Langkah Kerja (dilengkapi dengan foto saat pengerjaan model sel)

F. Hasil (foto model sel yang telah dibuat)

G. Kesimpulan dan Saran

5. Daftar Pustaka

Ayo Kreatif!

39

Penilaian (oleh Guru)

Tabel 5. Penilaian hasil kegiatan

Keterangan:

1 = Tidak lengkap/ Tidak Sesuai

2 = Kurang lengkap/ Kurang Sesuai

3 = Cukup Lengkap/ Cukup Sesuai

NO Aspek penilaian Skor (1-4)

1 Sistematika Penulisan Laporan

2 Tulisan

3 Kelengkapan Alat dan Bahan

4 Kesesuaian Dasar Teori

5 Kelengkapan Dasar Teori

6 Kelengkapan Langkah Kerja

7 Keruntutan Langkah Kerja

8 Kesesuaian Model Sel

9 Estetika

10 Kesimpulan

Skor

Nilai

Nilai = Total Skor X 100

40

40

Uji Kompetensi I

Berdoalah sebelum memulai mengerjakan soal-soal uji kompetensi. Jawablah

tanpa melihat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Berusahalah untuk bersikap

jujur, karena pengawas yang sesungguhnya bukan teman maupun guru yang

berkemungkinan memergoki kita menyontek, melainkan Allah. Semoga Berhasil .

I. Berilah tanda silang (x) pada alternatif jawaban yang paling benar dan tepat!

1. Ide awal mengenai sel muncul pada abad ke 17 ketika seorang ahli biologi

yang memeriksa jaringan gabus tumbuhan. Siapakah ahli biologi yang

dimaksud?

a. Carolus Linnaeus

b. Antonie Van Leuwenhoek

c. Matthias Jakob Schielden

d. Theodor Schwann

e. Robert Hooke

2. Sel disebut sebagai unit fungsional terkecil dalam kehidupan karena . . . .

a. merupakan penyusun yang mendasar bagi tubuh makhluk hidup

b. di dalam sel terjadi berbagai reaksi-reaksi kimia kehidupan

c. dapat menurunkan sifat genetis dari satu generasi ke generasi

berikutnya

d. semua jenis sel berasal dari sel sebelumnya

e. sel tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi lebih kecil

3. Komponen kimiawi sel yang termasuk bahan anorganik adalah . . . .

a. lemak

b. protein

c. karbohidrat

d. asam nukleat

e. garam-garam mineral

41

4. Material inti dibungkus oleh membran dan material inti tidak tersebar di

dalam sitoplasma merupakan karakteristik dari sel . . . .

a. eukariotik

b. prokariotik

c. hewan

d. tumbuhan

e. virus

5. Berikut ini pernyataan yang benar tentang perbedaan sel tumbuhan dan

sel hewan adalah . . . .

a. Pada hewan terdapat plastida, pada tumbuhan tidak ada

b. Pada hewan tidak terdapat badan golgi, pada tumbuhan ada badan

golgi

c. Pada hewan dan tumbuhan terdapat badan golgi

d. Pada tumbuhan tidak terdapat mikrotubulus, pada hewan ada

e. Pada hewan vakuola besar, pada tumbuhan ada tetapi kecil

6. Organel yang berperan aktif dalam pembelahan sel adalah . . . .

a. kromosom

b. sentrosom

c. ribosom

d. autosom

e. lisosom

7. Perhatikan gambar berikut.

1) tempat sintesis protein

2) penghasil energi

3) pengatur pembelahan sel

4) pengendali seluruh kegiatan sel

5) pembawa informasi genetik

Fungsi organel yang ditunjukan pada gambar meliputi pernyataan nomor . . . .

42

a. 1), 2), dan 3)

b. 1), 3), dan 4)

c. 2), 3), dan 4)

d. 2), 3), dan 5)

e. 3), 4), dan 5)

8. Perhatikan gambar membran sel berikut ini!

Lapisan fosfolipid yang bersifat hidrofilik ditunjukkan oleh nomor . . . .

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

9. Perhatikan gambar sel tumbuhan berikut!

Organel X terdapat pada sel tumbuhan,

tetapi tidak terdapat pada sel hewan.

Organel X berperan dalam proses . . . .

a. mengendalikan seluruh kegiatan

sel

b. mengontrol pertukaran zat

c. pembentukan karbohidrat

d. respirasi aerob dalam sel

e. sintesis protein

1

2 3 4

5

X

43

10. Pigmen pada kromoplas yang memberikan warna kuning adalah . . . .

a. xantofil dan fikosianin

b. karoten dan xantofil

c. xantofil dan fikosantin

d. fikoeritrin dan karoten

e. fikosantin dan fikosianin

Cocokkanlah jawabanmu dengan uraian materi yang tersedia. Mintalah bantuan

gurumu jika mendapat kesulitan dalam mencari jawaban yang benar. Gunakanlah

rumus yang ada di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaanmu dalam

mempelajari materi ini!

Konversikan persen penguasaan dengan kriteria yang dikemukakan oleh

purwanto (2009: 102-103) sebagai berikut:

90% - 100% = Sangat Baik

80% - 89% = Baik

65% - 79% = Cukup

55% - 64% = Kurang

0% - 54% = Kurang Sekali

Jika hasilnya berada pada rentang 65-100%, kamu bisa melanjutkan ke materi

selanjutnya. Namun, jika hasilnya kurang dari 65%, kamu harus mengulang

mempelajari materi yang tidak kuasai.

CEK PEMAHAMAN

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar x 100

Jumlah soal

SKOR

44

1. Siswa dapat mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, serta bioproses yang

berlangsung di dalam sel.

2. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah (teliti, tekun, jujur sesuai

data dan fakta, disiplin dan tanggung jawab, serta peduli dalam melakukan

observasi dan eksperimen tentang sel).

3. Siswa dapat menganalisis dan menjelaskan mekanisme transpor pasif melalui

membran sel (difusi dan osmosis).

4. Siswa dapat menganalisis dan menjelaskan mekanisme transpor aktif (transpor

aktif, endositosis, dan eksositosis).

5. Siswa dapat menganalisis dan menjelaskan proses reproduksi sel (mitosis

dan meiosis).

6. Siswa dapat menganalisis dan menjelaskan proses sintesis

protein.

7. Siswa dapat membuat model proses mitosis berdasarkan hasil

pengamatan yang dilakukan

Tujuan Pembelajaran

Ayo! Kita

pasti bisa

Kegiatan Belajar II

Pernahkah merasa kecewa karena usahamu selama ini seperti sia-sia?

Coba telusuri kembali, apakah usahamu selama ini diiringi dengan doa?

Sekuat apapun usaha dan sehebat apapun rencanamu, jika tak melibatkan Allah,

maka semua takkan bermakna kebaikan didalamnya. Manusia boleh berencana,

tapi Allah yang akan mengatur jalannya serta memberi ridho setiap usaha yang

telah kamu jalani. Jadi, selalu berdoa dalam melakukan berbagai hal agar apa

yang dilakukan mendapat ridho dari Allah

RUANG MOTIVASI

45

Pernahkah kamu memperhatikan kulit pada jari-jari tanganmu mengerut ketika

kamu berenang terlalu lama atau ketika kamu selesai mencuci piring?(perhatikan

Gambar 29). Menurutmu, apa yang menyebabkan kulit pada jari-jari tanganmu bisa

mengerut? Apakah hal ini ada hubungannya dengan sel-sel yang ada pada kulit?

Jawabannya, ya. Apabila kamu berenang terlalu lama di air atau ketika kamu

mencuci piring, maka terjadi peristiwa transpor pada sel-sel jari tanganmu.

Perbedaan konsentrasi air di dalam dan diluar sel memungkinkan terjadinya peristiwa

transpor. Konsentrasi air yang lebih besar pada sel, menyebabkan air berpindah dari

sel ke lingkungan. Sel akan mengerut karena kehilangan air. Hal ini juga menjadi salah

satu alasan mengapa peningkatan salinitas (kadar garam) danau dapat membunuh

hewan-hewan yang hidup di dalamnya. Jika danau menjadi hipertonik (kadar air

rendah) terhadap sel hewan, sel akan mengerut dan mati. Akan tetapi, bagi sel

hewan, mengambil terlalu banyak air dapat sama berbahayanya dengan kehilangan

air. Jika kita menempatkan sel di dalam larutan yang hipotonik (kadar air tinggi), air

akan memasuki sel lebih cepat daripada air yang keluar sel, dan sel akan

membengkak serta lisis (meletus) seperti balon yang kepenuhan.

Sel tanpa dinding sel, tidak dapat menoleransi pengambilan maupun kehilangan

air yang berlebih. Untuk itu sel hewan lebih aman berada pada lingkungan isotonik

(kadar air seimbang).

Pendahuluan

Sumber : http://www.faktakah.com

Gambar 25. Kulit pada jari-jari mengerut

46

Sel disebut sebagai unit fungsional terkecil dalam kehidupan karena di dalam

sel berlangsung proses-proses kehidupan (bioproses). Di dalam sel terdapat bioproses

yang berlangsung, yaitu transpor zat melalui membran plasma, sintesis protein, dan

reproduksi sel.

1. Transpor Zat Melalui Membran

Membran sel memegang peranan yang sangat penting dalam proses

keluar masuknya zat. Transpor zat melalui membran sel dibedakan menjadi

dua, yaitu transpor aktif dan transpor pasif.

a. Transpor aktif

Transpor aktif adalah transpor zat yang memerlukan energi untuk

melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif dapat dibedakan menjadi

endositosis, eksositosis, dan transpor aktif.

1) Endositosis

Endositosis merupakan proses pemasukan zat melalui membran

dengan cara membungkus senyawa dan cairan ekstraseluler dengan

pelekukan ke dalam sebagian membran. Berdasarkan bentuk zat

yang masuk ke dalam sel, endositosis dibedakan menjadi dua

macam, yaitu pinositosis dan fagositosis. Pinositosis terjadi apabila

zat yang masuk ke dalam sel berbentuk molekul air. Adapun

fagositosis terjadi apabila zat yang masuk ke dalam sel berbentuk

molekul padat (Perhatikan Gambar 26).

E. Bioproses dalam Sel

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 26. (a) Pinositosi dan (b) Fagositosis

(a) (b)

47

2) Eksositosis

Eksositosis merupakan proses pengeluaran zat melalui membran

dengan cara melingkupi bahan zat tersebut dengan membentuk

vesikel atau kantong yang menyelubunginya untuk dibawa bergerak

menuju membran plasma, misalnya sekresi enzim (Perhatikan

Gambar 27). Contohnya adalah insulin dari pankreas atau

neurotransmiter dari neuron.

3) Transpor aktif

Transpor aktif adalah sistem transportasi molekul dengan cara

melewati membran semipermeabel menggunakan ATP. Sistem

transportasi aktif ini melibatkan pertukaran ion Na dan K

(pompa natruim-kalium) atau pompa ion). Selain itu proses

transpor aktif juga melibatkan peranan protein pembawa

(protein kotranspor) yang mengangkut ion Na bersama

molekul lain, seperti gula atau asam amino dari luar sel ke

dalam sel (Perhatikan Gambar 28). Arah transportasi aktif

melawan gradien konsentrasi. Zat-zat yang diangkut

melintasi membran melalui transpor aktif adalah glukosa,

protein, enzim, dan hormon. Transpor aktif berfungsi

memelihara konsentrasi molekul kecil dalam sel yang

berbeda dengan konsentrasi molekul lingkungannya. Pada

transpor aktif, zat dapat berpindah dari konsentrasi rendah

ke konsentrasi tinggi. Ion kalium penting untuk mempertahankan

kegiatan listrik di dalam sel saraf dan memacu transpor aktif zat-zat

lain.

Sumber : http://www.davidfunesbiomed.es

Gambar 27. Eksositosis

Untuk memudahkanmu

dalam memahami proses

e n d o s i t o s i s d a n

eksositosis. Kamu dapat

m e l i h a t a n i m a s i

e n d o s i t o s i s d a n

ek sos i to s i s m e l a lu i

website berikut.

http://

bcs.whfreeman.com/

webpub/Ektron/pol1e/

Animated%20Tutorials/

at0503/pol_0503.swf

Yuk Searching!

48

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 28. Mekanisme transpor aktif (pompa ion Na+ dan K+)

b) a)

d) e)

c) f)

Na+ pada sitoplasma

berikatan dengan pompa

natrium-kalium. Afinitas

terhadap Na+ tinggi saat

protein berbentuk seperti ini

Pengikatan Na+ merangsang

fosforilasi (penambahan

gugs fosfat) protein oleh

ATP.

K+ dilepaskan; afinitas

terhadap Na+ tinggi lagi,

dan siklus ini berulang.

Fosforilasi menyebabkan

protein berubah bentuk

sehingga afinitasna terhadap

Na + menu run, yang

dilepaskan ke sebelah luar

Bentuk baru protein

memiliki afinitas tinggi

terhadap K+ yang berikatan

ke sisi ekstraseluler, dan

memicu pelepasan gugus

fosfat.

H i l a n g n y a f o s f a t

mengembalikan bentuk

awal protein, yang memiliki

afinitas lebih rendah

terhadap K+.

49

a. Transpor pasif

Transpor pasif adalah transpor zat yang tidak memelukan energi.

Transpor zat pasif terjadi secara spontan mengikuti gradien konsentrasi.

Transpor pasif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu difusi dan

osmosis.

1) Difusi

Difusi adalah perpindahan zat terlarut dari larutan berkonsentrasi

tinggi (hipertonis) ke larutan yang berkonsentrasi rendah (hipotonis)

baik melalui selaput pemisah/ membran maupun tidak. Difusi

dibedakan menjadi dua yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu.

a) Difusi sederhana

Difusi sederhana terjadi

secara spontan, molekul zat

akan berdifusi menyebar ke

seluruh ruangan sampai

dicapai keseimbangan,

contohnya pewarna yang

dituang ke dalam segelas air

akan menyebar ke seluruh

volume air tersebut (Perhatikan Gambar 29).

b) Difusi terbantu/ terfasilitasi

Membran sel tersusun oleh

dua lapisan lemak yang

menghalangi pengangkutan

glukosa, asam amino, dan

asam lemak serta ion-ion.

O l e h k a r e n a i t u ,

pengangkutan molekul-molekul tersebut dilakukan dengan cara

difusi terbantu. Difusi terbantu merupakan proses difusi dengan

perantara protein pembawa dari konsentrasi tinggi ke

konsentrasi rendah, contohnya proses molekul glukosa

melewati membran (Perhatikan Gambar 30).

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 30. Difusi terbantu

Sumber : https://astrocampschool.org, 2015

Gambar 29. Difusi sederhana

50

2) Osmosis

Osmosis adalah perpindahan molekul-molekul pelarut (misal

air) dari larutan berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke larutan

berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui selaput (membran) selektif

permeabel, sehingga diperoleh keadaan isotonik. Jika

pelarut yang digunakan berupa air, osmosis dapat

berarti perpindahan molekul air melalui selektif

permeabel dari larutan yang kadar airnya tinggi ke

larutan yang kadar airnya rendah. Tekanan osmosis

dapat diukur dengan suatu alat yang disebut

osmometer.

Kamu telah mempelajari mengenai transpor

pasif melalui membran. Bagaimana proses

berlangsungnya transpor pasif tersebut? Apa akibatnya

dari transpor pasif tersebut bagi sel makhluk hidup?

Untuk mengetahui jawabannya lakukan kegiatan Mari beresperimen

berikut.

Untuk memudahkanmu

dalam memahami proses

difusi dan osmosis. Kamu

dapat melihat animasi

difusi dan osmosis melalui

website berikut.

https://

www.abpischools.org.uk/

asset/flash/338.swf

Yuk Search-

51

Bagaimana Proses Transpor Pasif Terjadi?

A. Tujuan

1. Mengamati proses terjadinya difusi dan faktor yang mempengaruhinya.

2. Mengamati proses terjadinya osmosi pada sel tumbuhan

B. Alat dan Bahan

- beaker glass 200mL - air (dingin, biasa dan panas)

- stopwatch - sirup berwarna merah

- neraca digital - gula

- pisau - umbi kentang mentah

- penggaris - larutan gula 30% (30gr gula + 100ml air)

- pipit tetes

- cawan petri

- Jarum pentul

C. Cara Kerja :

1. Pengamatan Difusi

a. Isilah beaker glass dengan air dingin sebanyak 100mL.

b. Masukkan 1 sendok teh sirup berwarna merah ke dalam air dingin

tersebut.

c. Amatilah perubahan warna air tersebut dan catatlah waktu yang

diperlukan hingga perubahan warna merata.

d. Lakukan kembali langkah a hingga c dengan menggunakan air biasa

dan air panas.

Ayo Bereksperimen

52

2. Pengamatan Osmosis

a. Kupaslah kulit umbi kulit kentang mentah sampai bersih.\

b. Potonglah kentang berbentuk dadu dengan ukuran 5cm x 5cm

sebanyak dua potong. Saat mengupas dan memotong kentang,

usahakan jangan terkena air atau cairan apapun.

c. Buatlah lubang tidak tembus berbentuk seperti cawan pada kedua

kentang. Pada dinding kentang usahakan dibuat setipis mungkin,

namun jangan sampai bocor.

d. Timbanglah kedua potongan kentang tersebut dan catatlah

massanya pada hasil pengamatan.

e. Masukkan larutan gula ke dalam lubang salah satu kentang hingga

1/3 bagian dari kentang menggunakan pipet tetes. Tusuk kentang

sampai batas atas larutan menggunakan jarum pentul untuk

menandai tinggi larutan. Lakukan hal yang sama pada kentang yang

lain namun menukar larutan gula dengan air.

f. Isilah 2 cawan petri dengan larutan pada ketinggian 1/2 cawan

petri. Untuk cawan petri pertama diisi dengan air dan cawan petri

kedua diisi dengan larutan gula.

g. Pada cawan petri pertama, letakkan potongan kentang yang berisi

larutan gula. Kemudian pada cawan petri kedua letakkan potongan

kentang yang berisi air. Biarkan kedua kentang tersebut dalam

keadaan demikian selama 30 menit.

h. Amati perubahan ketinggian larutan didalam kedua lubang kentang

dengan melihat berdasarkan posisi jarum pentul yang ada pada

kedua kentang. Catatlah perubahan yang terjadi pada hasil

pengamatan.

i. Angkat dan keringkan kedua potongan kentang tersebut

menggunakan tisu. Kemudian timbang kembali kedua kentang

tersebut. Catatlah massanya pada hasil pengamatan.

53

D. Hasil Pengamatan

1. Pengamatan Difusi

Tabel 6. Pengamatan difusi

2. Pengamatan Osmosis

Tabel 7. Pengamatan Osmosis

Isilah tabel dibawah ini dengan keterangan berkurang atau bertambah

E. Pertanyan dan Diskusi

1. Pengamatan difusi

a. Berdasarkan hasil pengamatan pada perlakuan air dingin, air biasa

dan, air panas. Apa yang menyebabkan adanya perbedaan waktu

tersebut? Mengapa hal itu bisa mempengaruhi?

........................................................................................................

........................................................................................................

........................................................................................................

Macam Perlakuan

Air Dingin Air Biasa Air Panas

Waktu yang diperlukan

hingga perubahan warna

merata (s)

Massa Kentang (gr)

Perlakuan

Awal Percobaan Akhir Percobaan

Kentang berisi larutan gula

Kentang berisi air

Perlakuan Ketinggian larutan di dalam kentang

Kentang berisi larutan gula

Kentang berisi air

54

........................................................................................................

........................................................................................................

b. Berdasarkan pengamatan difusi yang telah dilakukan, apakah salah

satu faktor yang mempengaruhi kecepatan terjadinya difusi?

Jelaskan!

........................................................................................................

........................................................................................................

........................................................................................................

........................................................................................................

........................................................................................................

2. Pengamatan Osmosis

a. Mengapa terjadi perubahan ketinggian laruran di dalam lubang

kentang? Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?

.......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

b. Mengapa terjadi perubahan massa kentang sebelum dan sesudah

dilakukan perendaman? Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?

........................................................................................................

........................................................................................................

........................................................................................................

........................................................................................................

........................................................................................................

55

E. Kesimpulan

Buatlah kesimpulan berdasarkan pengamatan difusi dan osmosis yang telah

dilakukan!

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

56

F. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, lengkapilah mind map

dibawah ini! Tambahkan gambar atau icon yang mewakili setiap materi!

57

Dari kegiatan eksperimen tersebut, kamu telah menyelidiki proses

difusi dan mengetahui salah satu faktor yang mempengaruhi proses difusi,

yaitu suhu. Untuk bergerak lebih cepat, partikel membutuhkan energi

yang besar. Salah satu sumber energi adalah panas, sehingga dalam kondisi

suhu yang tinggi proses difusi dapat berlangsung dengan lebih cepat

daripada kondisi normalnya. Selain suhu, terdapat faktor lain yang

mempengaruhi kecepatan terjadi difusi, yaitu :

1) Ukuran partikel

Faktor utama yang paling mempengaruhi tingkat kecepatan difusi

adalah ukuran partikel. Seperti yang kita ketahui bersama, semakin

besar ukuran sebuah partikel, maka sulit pula partikel tersebut untuk

dipindahkan. Dalam proses terjadi nya difusi, ukuran partikel juga

berbanding lurus dengan tingkat kecepatan proses difusi, yaitu

semakin besar ukuran partikel, maka semakin lama pula waktu yang

diperlukan dalam proses terjadinya difusi.

2) Ketebalan membran

Difusi merupakan proses perpindahan zat ataupun partikel dari satu

bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Dalam

proses perpindahan ini, zat yang akan berpindah biasanya akan

melewati membran tertentu. Sama seperti halnya ukuran partikel,

ketebalan membran juga berbanding lurus dengan kecepatan

terjadinya difusi, yaitu semakin tebal membran, maka semakin

banyak pula waktu yang dibutuhkan dalam proses difusi.

3) Luas area

Semakin luas ukuran area terjadinya difusi, maka semakin luas pula

bagian yang dapat bersinggungan. Dampaknya, proses perpindahan

zat pun berlangsung dengan lambat begitupun sebaliknya.

58

Selain proses difusi, kamu juga telah menyelidiki proses osmosis yang

terjadi pada tumbuhan. Peristiwa osmosis dapat menjaga keseimbangan

konsentrasi larutan di dalam dan di luar sel. Namun, proses osmosis juga

dapat mengakibatkan kerusakan sel. Bila konsentrasi larutan dalam sel

terlalu tinggi, air akan masuk ke dalam sel dan terjadi endomosis.

Endomosis pada sel hewan mengakibatkan kehancuran sel karena sel

membengkak dan akhirnya membran plasma robek (lisis). Endosmosis

pada sel tumbuhan mengakibatkan sel dalam keadaan turgid. Sebaliknya,

apabila konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi, air di dalam sel akan

keluar dan terjadi eksomosis. Eksomosis pada sel hewan akan

mengakibatkan pengerutan sel (krenasi). Eksomosis pada tumbuhan akan

mengakibatkan terlepasnya membran dari dinding sel yang disebut

plasmolisis (perhatikan Gambar. 31).

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 31. Peristiwa osmosis pada sel hewan dan sel tumbuhan

Sel Tumbuhan

Sel Hewan

59

2. Sintesis Protein

Sintesis protein adalah proses penerjemahan gen menjadi urutan asam

amino yang akan disintesis menjadi polipeptida (protein). Mekanisme sintesis

protein terjadi melalui dua tahapan utama, yaitu proses pembuatan molekul

mRNA pada inti sel (transkripsi) dan proses penerjemahan mRNA oleh tRNA

serta perangkaian asam amino di ribosom (translasi).

a. Transkripsi

Pada tahap ini, setiap basa nitrogen DNA dikodekan ke dalam basa

nitrogen RNA. Misalnya, jika urutan basa nitrogen DNA adala ACC TAG

CTA, maka urutan mRNA hasil transkripsi adalah UGC AUC GAU.

b. Translasi

Pada tahap ini, kode pada mRNA akan terbaca oleh ribosom dengan

bantuan tRNA yang terdapat di sitoplasma. tRNA akan datang membawa

asam amino yang sesuai dengan kode yang mRNA tersebut. Kemudian

tRNA akan bergabung dengan mRNA yang sesuai dengan kode pasangan

basa.

Untuk lebih jelasnya, berikut urutan proses dalam sintesis protein.

a. DNA membentuk messanger RNA (mRNA). mRNA mentranskripsi kode

genetik yang terdapat pada DNA menjadi kode genetik yang terdapat

pada mRNA yang dinamakan kodon.

b. mRna keluar dari inti sel (nukleus) melalui retikulum endoplasma menuju

ribosom dan menempelkan dirinya pada ribosom.

60

c. Di dalam sitoplasma, tRNA mengadakan translasi kodon pada mRNA

menjadi antikodon pada tRNA yang susunan antikodonnya sebagai

berikut.

d. tRNA yang memiliki antikodon CGU akan mengangkut asam amino

arginin, tRNA ber-antikodon ACG mengangkut treonin, dan tRNA ber-

antikodon AAA mengangkut lisin.

e. tRNA mengangkut asam amino ke ribosom yang kemudian disusun

menjadi polipetida atau protein.

f. Dalam pembentukan polipeptida, asam amino yang satu digabungkan

dengan asam amino yang lain oleh ikatan peptida. Proses ini berjalan terus

menerus sampai akhirnya ditemukan kodon stop, yaitu UAG, UAA, UGA

Protein atau polipeptida dari hasil sintesis protein merupakan rantai protein

primer. Protein ini harus mengalami modifikasi agar bisa digunakan dalam

tubuh. Proses modifikasi dilakukan di badan golgi. Hasil modifikasi ini dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu protein struktural dan protein dinamis

(fungsional).

a. Protein struktural

Protein struktural merupakan protein yang berperan dalam

pembentukan struktural sel. Sebagai contoh protein integral dan protein

poriferal yang berada pada membran sel. Sementara itu, protein struktural

di dalam sel berperan untuk membentuk kerangka sel yang disebut

sitoskeleton. Sitoskeleton berupa jaringan protein filamen yang

memantapkan membran plasma sehingga menyokong stabilitas bentuk sel.

b. Protein fungsional

Protein fungsional merupakan protein yang berperan dalam pengaturan

aktivitas sel, misalnya enzim dan hormon.

1) Enzim

Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein)

61

yang berfungsi sebagai katalis dalam suatu reaksi kimia organik.

Sebagaian besar enzim bekerja di dalam sel (enzim intraseluler),

tetapi juga ada enzim yang dibuat di dalam sel kemudian

dikeluarkan dari dalam sel menjalankan fungsinya (enzim

ekstraseluler). Contoh enzim intraseluler adalah enzim katalase.

Enzim ini banyak terdapat di organel peroksisom yang berfungsi

memecahkan senyawa H2O2 (hidrogen peroksida) yang bersifat

toksik menjadi H2O dan O2. adapaun contoh enzim ekstraseluler

adalah enzim-enzim pencernaan, misalnya enzim pepsin yang

berfungsi memecahkan protein menjadi pepton.

2) Hormon

Hormon terdiri atas tiga jenis berdasarkan struktur kimiawinya

yaitu hormon yang terbuat dari protein atau peptida (hormon

peptida), hormon yang terbuat dari kolesterol (hormon steroid), dan

hormon yang terbuat dari asam amino (hormon tiroid). Jadi, protein

merupakan salah satu bahan baku untuk membuat hormon.

Hormon berperan mengatur homeostatis, metabolisme,

reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Homeostatis adalah

pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup

dapat dipertahankan. Sebagai contoh pengendalian tekanan darah,

kerja jantung, dan kadar gula darah.

3. Reproduksi Sel

Reproduksi sel merupakan proses penggandaan materi genetik (DNA)

yang terdapat di dalam nukleus, kemudian dikuti pembelahan kromosom.

Pembelahan kromosom ini akan diikuti oleh pembelahan nukleus, lalu diakhiri

dengan pembelahan sel. Pembelahan sel pada organisme eukariotik dapat

dibagi menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis dapat terjadi

pada setiap organ dan berfungsi membentuk sel dengan jumlah kromosom

yang sama. Sedangkan, pembelahan meiosis hanya berlangsung pada jaringan

organ seks dan berfungsi mereduksi jumlah kromosom menjadi separuhnya.

62

a. Pembelahan mitosis

Pembelahan mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel

-sel somatis serta menghasilkan dua sel anakan dengan jumlah kromosom

sama dengan jumlah kromosom induknya dan memiliki bentuk yang

identik dengan induknya. Pembelahan mitosis bertujuan untuk

pertumbuhan dan regenerasi sel. Sel melangsungkan pembelahan mitosis

sehingga dapat mengalami perubahan bentuk, ukuran, dan jumlahnya

bertambah banyak. Bagaimana tahap-tahap pembelahan mitosis? Lakukan

percobaan berikut untuk mengamati tahap-tahap pembelahan mitosis.

63

Mengidentifikasi Tahap-tahap Pembelahan Mitosis

A. Tujuan

Melihat dan mengamati tahapan pembelahan mitosis

B. Alat dan Bahan

- mikroskop - bawang merah segar

- gelas objek - air

- gelas penutup - larutan HCL 1M

- botol bekas selai - larutan asetokarmin

- pipet tetes - tisu

- gelas arloji - karton hitam

- pisau atau cutter

- jarum jala

- lampu spiritus

C. Cara Kerja :

1. Bersihkan bagian pangkal bawang merah dari sisa-sisa akar. Selanjutnya,

masukkan bawang merah ke dalam botol bekas selai yang berisi air.

Bagian pangkal bawang merah harus selalu terendam air. Bungkus botol

berisi bawang tersebut dengan karton hitam. Letakkan botol tersebut di

tempat gelap dan hangat sampai akar bawang merah tumbuh.

Pertumbuhan akar membutuhkan waktu 3-7 hari.

2. Setelah akar tumbuh, angkat bawang merah dari botol. Potong ujung

akar sepanjang 0,5 cm dengan pisau atau cutter.

Ayo Bereksperimen

64

3. Pindahkan potongan akar ke dalam gelas arloji yang telah berisi beberapa

tetes HCL 1 M. Rendamlah potongan akar selama beberapa menit

sehingga lunak.

4. Letakkan potongan akar pada gelas objek menggunakan jarum jala.

Selanjutnya, tambahkan satu tetes larutan asetokarmin.

5. Haluskan potongan akar tersebut menggunakan jarum jala. Selanjutnya,

lewatkan gelas objek tersebut di atas pembakar spiritus beberapa kali.

6. Tutuplah potongan akar pada gelas objek dengan gelas penutup.

Tekanlah pelan-pelan gelas penutup agar potongan akar tersebut menjadi

pipih. Serap sisa larutan asetokarmin dengan tisu pada bagian pinggir

gelas penutup

7. Amatilah preparat menggunakan mikroskop.

8. Perhatikan sel-sel ujung akar pada taap interfase, profase, metafase,

anafase, dan telofase.

9. Gambarlah hasil pengamatanmu.

D. Hasil Pengamatan

Gambar pengamatan tahap interfase

Gambar pengamatan tahap profase

65

E. Pertanyaan dan Diskusi

1. Tahap-tahap pembelahan apa saja yang dapat diamati? Pada tahap

pembelahan apa kromosom terlihat paling jelas?

................................................................................................................

................................................................................................................

2. Adakah sel-sel yang tidak menunjukkan aktivitas pembelahan? Jelaskan

kemungkinan peristiwa yang terjadi pada sel tersebut!

................................................................................................................

................................................................................................................

Gambar pengamatan tahap metafase

Gambar pengamatan tahap anafase

Gambar pengamatan tahap telofase

66

................................................................................................................

................................................................................................................

................................................................................................................

3. Mengapa pada percobaan ini diguanakan sel-sel yang berada pada ujung

akar?

................................................................................................................

................................................................................................................

4. Ada dampak pembelahan mitosis bagi pertumbuhan tanaman bawang

merah tersebut? Apakah tanaman tersebut akan berubah bentuk dan

ukuran?

................................................................................................................

................................................................................................................

................................................................................................................

................................................................................................................

................................................................................................................

5. Apa tujuan dari pembelahan mitosis tersebut?

................................................................................................................

................................................................................................................

E. Kesimpulan

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

67

Pada percobaan tersebut, kamu telah mengamati tahap-tahap

pembelahan mitosis pada akar umbi bawang merah. Tanaman mengalami

pertumbuhan karena adanya penambahan jumlah sel sebagai hasil

pembelahan mitosis. Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan

ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible.

Pertumbuhan pada tumbuhan umumnya terjadi pada daerah meristem

(titik tumbuh) di antaranya terdapat pada ujung akar dan ujung batang.

Adapun tahap-tahap pembelahan mitosis meliputi :

1) Fase istirahat (interfase)

Interfase adalah fase terpanjang dalam

suatu siklus hidup sel. Pada interfase

terjadi kegiatan sintesis zat baru (DNA

dan RNA) serta pengumpulan energi

untuk persiapan pembelahan sel

berikutnya. Pada interfase terjadi tiga

tahapan sebagai berikut.

a) Fase G1 atau fase pertumbuhan

primer, pada fase ini sel

memperbanyak organel-organelnya agar kehidupannya bisa

berjalan.

b) Fase sintesis, pada fase ini sel menyintesis materi genetik

terutama DNA.

c) Fase G2, pada fase ini sel memperbanyak organel lagi untuk

tahap pembelahan.

2) Fase pembelahan inti sel (kariokinesis)

a) Profase

(1) Ditandai dengan pembentukan kromosom dari benang

kromatin.

(2) Nukleolus menghilang dan terjadi duplikasi kromosom

menjadi kromatid dan kromatid hasil duplikasi akan

berlekatan pada sentromer.

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 32. Fase Interfase

68

(3) Di dalam sitoplasma terbentuk

gelendong pembelahan

(spindel) sentriol bergerak

m e n u j u ku t u b y a n g

berlawanan.

(4) Sentriol bergerak menuju

kutub yang berlawanan.

b) Metafase

(1) Terjadi peleburan karioteka

secara sempurna.

(2) Benang -benang sp indel

menempati daerah bekas inti.

(3) Kromatid bergerak menuju ke

arah bidang ekuator dan

sentromernya terikat pada

benang spindel.

(4) Kromatid berjajar di sepanjang

bidang ekuator.

c) Anafase

(1) Sentromer membelah menjadi

dua dan kromatid berpisah.

(2) Benang-benang sp indel

antarkromosom dan sentriol

memendek sehingga masing-

masing kromosom tertarik ke

kutub yang berlawanan.

(3) Kromosom sampai pada

masing-masing kutub.

(4) Serat-serat antar kromosom teranggang sehingga sel

memanjang.

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 33. Fase Profase

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 34. Fase Metafase

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 35. Fase Anafase

69

d) Telofase

(1) Membran nukleus terbentuk

kembali.

(2) K ro m o s o m m enga l a m i

d eko n d en s a s i m en ja d i

kromatin.

(3) Nukleolus terbentuk kembali.

(4) Matriks sitoplasma kembali

jernih.

(5) Terjadi pembelahan plasma

pada bidang ekuator sebagai

awal dari sitokinesis.

(6) Terbentuk selaput pemisah pada bidang ekuator dan

terbentuk dua inti sel anak yang identik, namun inti sel

masih berada dalam satu sel.

3) Fase pembelahan sitoplasma (sitokinesis)

Sitokinesis terjadi, segera setelah telofase selesai. Pada fase

sitokinesis terjadi pembelahan sitoplasma diikuti pembentukan sekat

sel baru, sehingga terbentuk dua sel anakan yang utuh.

b. Meiosis

Meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan

jumlah kromosm setengah dari induknya. Pembelahan meiosis disebut juga

sebagai pembelahan reduksi, karena dalam proses pembelahannya terjadi

pengurangan atau reduksi jumlah kromosom akibat pembagian. Pengurangan

jumlah kromosom tersebut bertujuan memelihara jumlah kromosom yang tetap

dalam satu spesies.

Pada sel tumbuhan dan hewan, meiosis terjadi di dalam alat-alat

reproduksi, yaitu pada pembentukan sel kelamin atau sel gamet. Pada

pembelahan meiosis terjadi dua kali pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II.

Pada meiosis I terjadi reduksi kromosom. Antara meiosis I dengan meiosis II

tidak terdapat interfase.

Sumber : Campbel et al, 2009

Gambar 36. Fase Telofase

70

1) Tahap meisosis I

a) Profase I

(1) Leptoten : terlihat benang-benang halus di bagian inti sel dan

mulai terbentuk kromosom

(2) Zigoten : kromosom omolog saling berdekatan atau

berpasangan menurut panjangnya (sinapsis). Kromosom yang

berpasangan ini disebut bivalen.

(3) Pakiten : tiap kromosom pembentuk sinapsis membelah

menjadi dua kromatid. Berarti pada tiap-tiap kromosom

sekarang terdapat empat kromatid ang disebut tetrad.

(4) Diploten : pasangan kromatid yang berasal dari satu kromosom

mulai menjauhi pasangan kromatid dari kromosom lainnya,

kecuali pada kiasma atau titik-titik persilangan antara kromatid

yang satu dan kromatid lain.

(5) Diakinesis : pasangan kromatid yang semakin pendek dan

menebal itu berpisah dari pasangan kromatid yang berasal dari

kromosom lain.

b) Metafase I

Berbeda dengan metafase pada mitosis, disini kromosom yang terdiri

atas dua kromatid tidak berjajar satu-satu, tetapi saling berhadapan

dengan kromosom pasangannya di bidang pembelahan.

c) Anafase I

Setiap kromosom bergerak menuju kutub yang terdekat melalui lajur

serat gelendong, sementara sentromer pada tiap-tiap kromosom

tetap bergantung pada serat gelondong pembelahan. Pada akhir fase

ini semua kromosom tela berkumpul di kutubnya masing-masing.

d) Telofase I

Di kedua kutub sel terbentuk membran nukleus yang mengelilingi

kromosom. Selanjutnya, sel terbelah dua dan masing-masing

memperole satu nukleus. Akhir dari tahap ini ditandai dengan

terbentuknya dua sel haploid.

71

2) Tahap meisosis II

a) Profase II

Seperti halnya pada profase I, membran nukleus kembali melebur

dan sentriol berpisa menuju ke kutub sel yang berlawanan,

sementara kromatid-kromatid penyusun kromosom masih

melekat pada sentromernya.

b) Metafase II

Kromosom bergerak ke bidang pembelaan

dan berjajar di bidang tersebut kemudian

diikuti dengan pemisahan kromatid.

c) Anafase II

Kromatid bergerak meninggalkan bidang

pembelahan menuju ke kutub yang

terdekat sambi tetap bergantung pada serat

gelondong melalui sentromernya masing-

masing.

d) Telofase II

Setelah semua kromatid berkumpul di kedua kutub sel, lalu terbentuk

membran nukleus di sekelilingnya diikuti dengan pembelahan setiap

sel sehingga terjadilah 4 sel haploid baru.

Sumber : https://www.scienceabc.com

Gambar 37. Proses Meiosis

Untuk memudahkanmu

dalam memahami proses

mitosis dan meiosis.

Kamu dapat melihat

animasi mitosis dan

meiosis melalui website

berikut.

https://www-tc.pbs.org/

wgbh/nova/baby/media/

divi.swf

Yuk Searching!

72

Berdoalah sebelum memulai mengerjakan soal-soal uji kompetensi. Jawablah

tanpa melihat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Berusahalah untuk bersikap

jujur, karena pengawas yang sesungguhnya bukan teman maupun guru yang

berkemungkinan memergoki kita menyontek, melainkan Allah. Semoga Berhasil .

I. Berilah tanda silang (x) pada alternatif jawaban yang paling benar dan tepat!

1. Proses perpindahan molekul zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah merpakan pengertian dari . . . .

a. difusi

b. osmosis

c. imbibisi

d. transpor zat

e. pinositosis

2. Gambar di bawah ini menunjukkan percobaan tentang osmosis.

Perbedaan permukaan larutan setelah hari kedua adalah . . . .

a. larutan gula naik—air naik, sebab larutan gula dan air isotonik

b. larutan gula naik—air turun, sebab larutan gula hipertonik dari air

c. larutan gula turun—air naik, sebab larutan gula hipertonik dari air

d. larutan gula turun—air turun, sebab larutan gula dan air isotonik

e. larutan gula turun—air turun, sebab air hipertonik dari larutan gula

3. Transpor zat melalui membran plasma dapat berlangsung dengan transpor

aktif. Transpor aktif adalah transpor . . . .

Uji Kompetensi II

73

a. yang memerlukan energi untuk keluar masukna molekul zat melalui

membran

b. dari larutan yang berkonsentrasi renda ke larutan yang

konsentrasinya tinggi

c. dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasina

rendah

d. yang mengendalikan pertukaran zat tanpa memerlukan energi

e. yang dipengaruhi oleh ion natrium tanpa memerlukan energi

4. Peristiwa lepasnya membran plasma dari dinding sel disebut . . . .

a. endosmosis

b. eksosmosis

c. hemolisis

d. plasmolisis

e. deplasmolisis

5. Berikut ini perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis, kecuali . . .

.

a. jumlah sel anak yang dihasilkan

b. tempat berlangsungnya pembelahan

c. jumlah kromosom sel anak

d. sifat sel anak

e. besar sel anak

6. Perhatikan gambar berikut.

Gambar disamping merupakan

salah satu subfase pada fase

pembelahan inti sel (kariokinesis), yaitu

subfase . . . .

a. interfase

b. profase

c. metafase

d. anafase

e. telofase

74

7. Pada pembelahan meiosis, sitokinesis terjadi pada tahap . . . .

a. anafase II

b. telofase II

c. metafase II

d. interfase

e. profase

8. Jika urutan basa nitrogen suatu rantai DNA : ACG—TAG—CTA, maka

urutan mRNA hasil transkripsi adalah . . . .

a. UCG—AUC—CGU

b. UGC—AUC—GAU

c. TCG—CTA—CGU

d. TCG—ATC—GAU

9. Protein struktural di dalam sel berperan dalam membentuk kerangka sel

yang disebut . . . .

a. vakuola

b. sitoskeleton

c. retikulum endoplasma

d. kompleks golgi

e. ribosom

10. Gugus gula pada struktur DNA adalah . . . .

a. ribosa

b. deoksiribosa

c. basa nitrogen

d. gugus fosfat

e. Polisakarida

75

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan sel sebagai unit terkecil kehidupan?

2. Apa perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik?

3. Apa perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan?

4. Jelaskan tahap-tahap pembelahan mitosis!

5. Jelaskan tahap-tahap dalam sintesis protein!

Cocokkanlah jawabanmu dengan uraian materi yang tersedia. Mintalah bantuan

gurumu jika mendapat kesulitan dalam mencari jawaban yang benar. Gunakanlah

rumus yang ada di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaanmu dalam

mempelajari materi ini!

Konversikan persen penguasaan dengan kriteria yang dikemukakan oleh

purwanto (2009: 102-103) sebagai berikut:

90% - 100% = Sangat Baik

80% - 89% = Baik

65% - 79% = Cukup

55% - 64% = Kurang

0% - 54% = Kurang Sekali

Jika hasilnya berada pada rentang 65-100%, kamu bisa melanjutkan ke materi

selanjutnya. Namun, jika hasilnya kurang dari 65%, kamu harus mengulang

mempelajari materi yang tidak kuasai.

CEK PEMAHAMAN

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar x 100

Jumlah soal

SKOR

76

Uji Kompetensi I

I. Jawaban Pilihan Ganda

1. E 6. A

2. B 7. E

3. E 8. D

4. A 9. C

5. C 10. B

Uji Kompetensi II

I. Jawaban Pilihan Ganda

1. A 6. C

2. B 7. B

3. A 8. B

4. D 9. B

5. E 10. B

II. Essay

1. Sel sebagai unit struktural terkecil berarti bahwa sel merupakan penyusun

yang mendasar bagi tubuh makhluk hidup. Sel tidak dapat dibagi-bagi lagi

menjadi bagian yang lebih kecil.

2. Sel prokariotik merupakan tipe sel yang tidak memiliki membran inti

(membrane nukleus) dimana DNA terkonsentrasi di wilayah yang tidak

diselubung oleh membran disebut nukleolid. Sedangkan sel eukariotik

merupakan tipe sel yang memiliki membran inti (membran nukleus).

Kunci Jawaban

77

3. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dari segi struktur

4. Tahap pembelahan mitosis

1) Fase istirahat (interfase)

Pada interfase terjadi kegiatan sintesis zat baru (DNA dan RNA) serta

pengumpulan energi untuk persiapan pembelahan sel berikutnya.

Pada interfase terjadi tiga tahapan sebagai berikut.

a) Fase G1 atau fase pertumbuhan primer, pada fase ini sel

memperbanyak organel-organelnya agar kehidupannya bisa

berjalan.

b) Fase sintesis, pada fase ini sel menyintesis materi genetik

terutama DNA.

c) Fase G2, pada fase ini sel memperbanyak organel lagi untuk

tahap pembelahan.

2) Fase pembelahan inti sel (kariokinesis)

a) Profase

Ditandai dengan pembentukan kromosom dari benang

kromatin. Nukleolus menghilang dan terjadi duplikasi

kromosom menjadi kromatid dan kromatid hasil duplikasi akan

berlekatan pada sentromer. Di dalam sitoplasma terbentuk

gelendong pembelahan (spindel) sentriol bergerak menuju

kutub yang berlawanan. Sentriol bergerak menuju kutub yang

berlawanan.

Kunci Jawaban

Organel Sel Hewan Sel Tumbuhan

Dinding sel Tidak ada Ada

Vakuola Tidak ada Ada

Plastida Tidak ada Ada

Sentrosom Ada Tidak ada

78

b) Metafase

Terjadi peleburan karioteka secara sempurna. Benang-benang

spindel menempati daerah bekas inti. Kromatid bergerak

menuju ke arah bidang ekuator dan sentromernya terikat pada

benang spindel. Kromatid berjajar di sepanjang bidang ekuator.

c) Anafase

Sentromer membelah menjadi dua dan kromatid berpisah.

Benang-benang spindel antarkromosom dan sentriol

memendek sehingga masing-masing kromosom tertarik ke

kutub yang berlawanan. Kromosom sampai pada masing-

masing kutub. Serat-serat antar kromosom teranggang sehingga

sel memanjang.

d) Telofase

Membran nukleus terbentuk kembali. Kromosom mengalami

dekondensasi menjadi kromatin. Nukleolus terbentuk kembali.

Matriks sitoplasma kembali jernih. Terjadi pembelahan plasma

pada bidang ekuator sebagai awal dari sitokinesis. Terbentuk

selaput pemisah pada bidang ekuator dan terbentuk dua inti sel

anak yang identik, namun inti sel masih berada dalam satu sel.

3) Fase pembelahan sitoplasma (sitokinesis)

Pada fase sitokinesis terjadi pembelahan sitoplasma diikuti

pembentukan sekat sel baru, sehingga terbentuk dua sel anakan yang

utuh.

5. Tahap-tahap sintesis protein

a. DNA membentuk messanger RNA (mRNA). mRNA mentranskripsi

kode genetik yang terdapat pada DNA menjadi kode genetik yang

terdapat pada mRNA yang dinamakan kodon.

Kunci Jawaban

79

b. mRna keluar dari inti sel (nukleus) melalui retikulum endoplasma

menuju ribosom dan menempelkan dirinya pada ribosom.

c. Di dalam sitoplasma, tRNA mengadakan translasi kodon pada

mRNA menjadi antikodon pada tRNA.

d. tRNA mengangkut asam amino ke ribosom yang kemudian disusun

menjadi polipetida atau protein.

Kunci Jawaban

Akrosom : organel yang terdapat pada bagian ujung kepala untuk sperma

yang terlihat seperti topi/ selaput sperma

Alkaloid : sebuah golongan senyawa basa nitrogen yang kebanyakan

heterosiklik

Amilum : karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air

Antikodon : wilayah RNA transfer urutan tiga basa yang melengkapi kodon

dalam RNA messenger

Antosianin : zat warna alami golongan flavonoid

Asam hialuronat : polisakarida alami yang menyusun jaringan ikat

ATP : suatu nukleotida yang digunakan untuk menyimpan dan

mentranspor energy kimia dalam sel

Autofagi : suatu proses katabolisme berupa pemecahan komponen sel

oleh lisosom

Autolisis : proses penghancuran sel yang dilakukan oleh enzim

Basa nitrogen : molekul organik dengan atom nitrogen yang memiliki sifat

basa

Bidang ekuator : bidang pembelahan

Bilayer : dua lapisan

Botani : salah satu bidang kajian dalam Biologi yang dikhususkan untuk

mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan

Glosarium

Ekskresi : proses pembuangan sisa metabolisme

Eksositosis : mekanisme transport molekul melintasi membrane plasma

dari dalam ke luar sel

Embrio : organisme pada tahap awal perkembangan

Endositosis : transpor makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam

sel

Enzim : biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis

Fenol : molekul yang memiliki gugus hidroksil terikat pada atom

karbon dari cicin aromatic

Filamen : serat yang berbentuk jaringan

Floem : jaringan pengangkut yang terdapat pada tumbuhan

Fosfat : ion poliatomik

Fosfolipid : golongan senyawa lipid yang mengandung fosfat

Glikogen : bentuk simpanan karbohidrat

Glikolipida : karbohidrat yang berikatan dengan lipid

Glikoprotein : karbohidrat yang berikatan dengan protein

Globuler : bentuk bulat

Gradien konsentrasi : perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan

Hemiselulosa : polisakarida non selulosa

Hipertonik : suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dari

pada pelarut

Hipotonik : suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah dari

pada pelarut

Histon : protein yang ditemukan pada inti sel eukariot ang terbungkus

DNA

Ion : suatu atom atau molekul yang memiliki muatan listrik

Insulin : hormone alami yang diproduksi oleh pancreas

Intraseluler : di dalam sel

Irreversible : keadaan dimana tidak dapat kembali lagi ke keadaan

sebelumnya

Isotonic : suatu keadaan dimana konsentrasi zat terlarut sama dengan

konsentrasi zat pelarut (seimbang)

Jaringan ikat : jaringan yang memiliki fungsi untuk mengikat serta

menyokong bagian jaringan yang lain

Katalisator : suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia

Kodon : deret nukleotida pada mRNA

Kolesterol : metabolit yang mengandung lemak sterol

Kromatid : bagian kromosom yang biasa disebut dengan lengan

kromosom

Kromatin : benang halus dalam inti sel yang mengandung materi genetic

Kromosom : kumpulan benang-benang halus yang tersusun dari asam

nukleat

Lignin : komponen penyusun utama dinding sel

Metabolisme : semua proses kimiaiwi yang terjadi dalam tubuh makhluk

hidup

Metabolit sekunder : senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan

organisme

Minyak atsiri : minyak dari tanaman yang komponennya secara umum

mudah menguap

Molekul : suatu kumpulan dua atau lebih atom dalam susunan tertentu

yang terikat bersama oleh ikatan kimia

mRNA : RNA yang urutan basana komplementer (berpasangan)

dengan salah sat urutan basa rantai DNA

Mukus : cairan lengket yang disekresikan oleh membrane dan kelenjar

mukosa

Neurotransmitter : zat kimia yang membawa pesan antar neuron

Nukleoid : wilayah sel yang berisi materi DNA primer

Nonfotosintetik : pigmen pada tumbuhan yang tidak digunakan dalam

fotosintesis

Oksidasi : interaksi antara molekul oksigen dan semua zat yang berbeda

Patologi : salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari

mengenai penyakit

Pektin : karbohidrat kompleks yang ditemukan pada dinding sel

tumbuhan non kayu

Peptida : molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino

Peptidoglikan : suatu bahan yang terkandung di dalam dinding sel

Permeabilitas : kemampuan yang dimiliki suatu bahan atau membran untuk

meloloskan sejumlah partikel yang menembus atau melaluinya

Polimer : senyawa yang besar yang terbentuk dari hasil penggabungan

sejumlah (banyak) unit-unit molekul kecil.

Protoplasma : isi dari sel yang dikelilingi oleh membran sel

Purin : protein yang diolah menjadi asam urut

Reproduksi : proses biologis suatu individ untuk menghasilkan individu

baru

Respirasi : pernapasan

Sekresi : proses untuk membuat dan melepaskan substansi kimiawi

dalam bentuk lender yang dilakukan oleh sel tubuh dan

kelenjar.

Selulosa : karbohidrat kompleks yang ditemukan dalam struktur dinding

sel semua tumbuhan

Sentriol : organel khusus ang umumnya ditemukan dalam sel-sel hewan

Sel kolenkim : sel yang memanjang dengan dinding sel tebal tidak teratur

yang memberikan dukungan dan struktur

Sel parenkim : sel yang berdinding tipis yang membentuk bagian dalam

banyak struktur tanaman non kayu

Silia : organel sel yang berfungsi sebagai alat bantu pergerakan

Sintesis : reaksi kimia antara dua atau lebih zat membentuk zat baru

Senyawa : zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa unsur

Spesimen : sampel yang akan diteliti/diamati

Steroid : senyaa organik lemak sterol tidak terhidrolisis

Sukrosa : karbohidrat sederhana dalam bentuk disakarida yang terdapa

pada gula tebu atau gula beet

Tanin : senyawa porifenol yang berasal dari tumbuhan

Tekanan osmotik : tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan

keseimbangan osmotic antara suatu larutan dan pelarut

murninya

Transportasi : proses pengangkutan zat dari luar dan ke dalam

tRNA : jenis molekul RNA yang membantu mengkodekan urutan

messenger RNA (mRNA)

Tubulin : molekul-molekul bulat protein globular

Campbell, Neil A & Reece, Jane B. 2009. Biology 8th Ed. United States of America :

Pearson

Lestari, Endang Sri. ______. Modul Pengayaan : Biologi Peminatan untu SMA dan MA

Kelas XI/ 2a. Jakarta

MGMP Biologi Pekanbaru,______. Lembar Tugas Peserta Didik : Biologi XI/ 1.

Pekanbaru

Subowo. 2015. Biologi Sel Edisi 7. Jakarta : Sagung Seto

Sulistowati, Endah, dkk. 2016. Buku Siswa : Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Klaten :

Intan Pariwara

Sumadi dan Marianti, Aditya. 2007. Biologi Sel. Yogakarta : Graha Ilmu

Wijayani, Supri. 2013. Biologi. Yogyakarta : Amara Books

DAFTAR PUSTAKA

Suci Mismenia Amanda, lahir di kota

Tanjungpinang, 9 april 1995. Pendidikan dasar

diperoleh dari SDN 011 Tanjungpinang Timur. SMP

di SMPN 5 Tanjungpinang dan SMA di SMAN 1

Tanjungpinang. Pendidikan Perguruan Tinggi

ditempuh di Universitas Islam Riau hingga saat ini

PROFIL PENULIS