pengembangan modul dilengkapi mind map pada materi ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of pengembangan modul dilengkapi mind map pada materi ...
PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI MIND MAP PADA
MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
UNTUK SISWA KELAS XI SMA/MA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh
SUCI MISMENIA AMANDA
NPM. 176511131
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2019
i
PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI MIND MAP
PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
UNTUK SISWA KELAS XI SMA/MA
SUCI MISMENIA AMANDA
NPM. 176511131
Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Islam Riau
Pembimbing Utama : Dr. Sri Amnah, M.Si
Pembimbing Pendamping : Laili Rahmi, M.Pd
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa modul
Biologi yang dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel yang layak
digunakan untuk kegiatan belajar siswa kelas XI SMA/MA. Penelitian
menggunakan jenis pengembangan Research & Development dengan
menggunakan model ADDIE. Penelitian dilakukan dari tahap analysis sampai
tahap development. Data dalam pengembangan modul diperoleh dari hasil validasi
ahli materi, ahli pembelajaran, dan guru, serta uji kelayakan terbatas kepada 30
siswa di tiga sekolah berbeda dengan penentuan sampel menggunakan teknik
stratified random sampling. Sekolah yang dijadikan sampel yaitu SMA Negeri
Plus Pekanbaru, SMA Negeri 4 Pekanbaru, SMA Negeri 15 Pekanbaru. Penelitian
ini menghasilkan produk berupa Modul Biologi Dilengkapi Mind Map Pada
Materi Struktur dan Fungsi Sel yang dikemas dalam bentuk cetak. Berdasarkan
hasil validasi oleh ahli materi menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan
layak digunakan dalam proses pembelajaran dengan rata-rata persentase 82,22%.
Hasil validasi oleh ahli pembelajaran menunjukkan bahwa modul yang
dikembangkan sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran dengan rata-
rata persentase sebesar 95,69%. Hasil validasi oleh tiga orang guru yang mengajar
Biologi menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan sangat layak digunakan
dalam proses pembelajaran dengan rata-rata persentase 92,48%. Modul yang
dikembangkan ini mendapat tanggapan sangat baik dari peserta didik. Hal ini
dapat dilihat dari rata-rata respon peserta didik dari tiga sekolah sebesar 89,39%
(sangat layak). Dapat disimpulkan bahwa modul Biologi dilengkapi mind map
pada materi struktur dan fungsi sel untuk siswa kelas XI SMA/MA yang
dikembangkan sangat layak digunakan sebagai sebuah perangkat pembelajaran.
Kata Kunci : Penelitian Pengembangan, Modul, Mind Map, Struktur dan Fungsi
Sel
ii
THE DEVELOPMENT OF MODULE IS EQUIPPED WITH MIND MAP
ON THE MATERIAL CELL STRUCTURE AND FUNCTION
FOR STUDENTS OF CLASS XI SMA/MA
SUCI MISMENIA AMANDA
NPM. 176511131
A Thesis Biology Education Department Facult of Education and Teacher
Training
Islamic University of Riau
Advisor : Dr. Sri Amnah, M.Si
Co Advisor : Laili Rahmi, M.Pd
ABSTRACT
The purpose of this study to produce teaching materials such as module equipped
with mind map Biology on the material cell structure and function being used to grade
students' learning activities XI SMA / MA. Research using this type of development
Research & Development using ADDIE models. Research conducted from stage analyze
to stage of development. Data in the development of validation module obtained from the
subject material experts, instructional specialists, and teachers, as well as due diligence
is limited to 30 students in three different schools to the determination of the sample
using Stratified Random Sampling technique. The sample of schools were SMA Negeri
Plus Pekanbaru, SMA Negeri 4 Pekanbaru and SMA 15 Pekanbaru. This research
resulted in products such module with mind map Biology on material cell structure and
function that packed in printed form. Based on the results of validation by subject
material experts indicate that module developed feasible for use in the learning process
with an average percentage of 82.22%. The results of the validation by learning experts
indicate that module developed very feasible for use in the learning process with an
average percentage of 95.69%. The results of the validation by three teachers who teach
science Biology shows that module developed very feasible for use in the learning process
with an average percentage of 89.39%. Module developed very well received feedback
from learners. It can be seen from the average responses of students from three schools
amounted to 92.48% (very feasible). It can be concluded that module equipped with mind
map Biology on the material cell structure and function being used to grade students'
learning activities XI SMA / MA developed very feasible for use as a learning tool.
Key Word: Research Development, Module, Mind Map, Cell Structure and Function
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbal”alamin, puji syukur penulis ucapkan atas nikmat
dan karunia Allah SWT yang telah menganugerahkan taufik dan hidayah-Nya
berupa kesehatan. Kekuatan, kesabaran, ketekunan, kelapangan dan kemudahan
kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan
Modul Dilengkapi Mind Map pada Materi Struktur dan Fungsi Sell Untuk Siswa
Kelas XI SMA/MA”. Shalawat teriring saam tak lupa kita senandungkan kepada
Baginda Rasulullah SAW, yakni seorang manusia terbaik sepanjang zaman yang
pernah tercipta di muka bumi ini. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah
untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan,
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis memperoleh banyak bimbingan,
bantuan dan dukungan yang sangat berharga dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin menyampaian penghargaan rasa hormat dan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada Ibu Dr. Sri Amnah, M.Si selaku pembimbing utama
dan Ibu Laili Rahmi, M.Pd selaku pembimbing pendamping yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan dan arahan demi
kesempurnaan penyelesaian skripsi ini.
Selama menyelesaikan skripsi ini penulis memperoleh berbagai bantuan
dan dukungan yang sangat berharga dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin menampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Bapak Prof Dr. H.
Syafrinaldi, S.H.,M.C.L selaku Rektor Universitas Islam Riau, Bapak Drs.
Alzaber, M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ibu Dr. Sri
Amnah, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Ibu Laili Rahmi, M.Pd
selaku Ketua Program Studi Pendidian Biologi, serta Bapak/Ibu Staf Tata Usaha
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Terima kasih kepada Ibu Laili Rahmi, M.Si sebagai Penasehat Akademik
yang selalu memberikan arahan dan nasehat kepada penulis mulai dari awal
perkuliahan hingga penulis menghadapi tugas akhir, serta seluruh dosen Program
iv
Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan dan semangat belajar selama mengikuti
perkuliahan.
Tidak lupa ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Hasan Basri Jumin
Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau selaku validator ahli materi, Bapak Dr.
Rian Vebrianto, M.Ed Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
selaku validator ahli pembelajaran, Bapak Mulya Manru, M.Pd Guru Biologi
SMA Negeri Plus Pekanbaru selaku validator, Ibu Nurhasanah, S.Pd Guru Biologi
SMA Negeri 4 Pekanbaru selaku validator, Ibu Mariani Sitepu, S.Pd selaku
validator, dan jajaran Tata Usaha sekolah yang telah bersedia membantu penulis
dalam dalam melakukan penelitian, serta siswa-siswi SMA Negeri Plus
Pekanbaru, SMA Negeri 4 Pekanbaru, dan SMA Negeri 15 Pekanbaru yang telah
berpartisipasi dalam penelitian.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya untuk
keluarga tercinta Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan perhatian,
semangat, serta doa yang tulus demi kesuksesan selama perkuliahan dan
kehidupan di dunia ini. Terima kasih kepada sahabat penulis Aria Susan, Baiq,
Maulidya Husna, Murni Kholilah, dan sahabat penulis yang berada diluar kampus
yang telah membantu penulis dan tidak henti-hentinya memberikan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namn penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi upaya
peningkatan kualitas skripsi ini. Akhir kalam, hanya kepada Allah SWT penulis
serahkan segalanya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi kita semua dalam rangka menambah wawasan pengetahuan
dan pemikiran kritis kita dalam bidang pendidikan.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Pekanbaru, Juli 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
1.5.1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.5.2 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
1.6 Spesifikasi Produk ......................................................................................... 5
1.7 Definisi Istilah Judul ..................................................................................... 7
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Belajar dan Pembelajaran .............................................................................. 9
2.2 Media Pembelajaran ...................................................................................... 10
2.3 Bahan Ajar .................................................................................................... 12
2.4 Modul ............................................................................................................ 13
2.5 Mind Map ...................................................................................................... 17
2.6 Materi Struktur dan Fungsi Sel ..................................................................... 18
2.7 Model Perancangan Pengembangan ............................................................. 20
2.8 Penelitian Relevan ......................................................................................... 24
vi
BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................... 26
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 26
3.2 Rancangan Penelitian .................................................................................... 26
3.3 Model Pengembangan dan Prosedur Penelitian ............................................ 26
3.3.1 Model Pengembangan .......................................................................... 26
3.3.2 Prosedur Penelitian............................................................................... 27
3.4 Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 33
3.4.1 Lembar Validasi ................................................................................... 33
3.4.2 Angket Respon Siswa .......................................................................... 34
3.5 Teknik Pengumpulan Sampel ....................................................................... 36
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 37
3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................................... 37
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................. 40
4.1.1 Hasil Tahap Analisis (Analysis) ........................................................... 40
4.1.2 Hasil Tahap Perancangan (Design) ...................................................... 43
4.1.3 Hasil Tahap Pengembangan (Development) ........................................ 52
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................. 53
4.2.1 Hasil Validasi Modul oleh Para Ahli ................................................... 53
4.2.2 Validasi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map oleh Guru .................. 58
4.2.3 Data Hasil Uji Coba Kelayakan Terbatas Modul ................................. 59
4.3 Pembahasan ................................................................................................... 65
BAB 5. KESIMPULAN .................................................................................... 82
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 82
5.2 Saran ............................................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 83
LAMPIRAN ....................................................................................................... 87
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Daftar Nama Validator ............................................................................... 32
2. Daftar Sekolah Uji Coba ............................................................................ 33
3. Kisi-kisi Lembar Validasi Pengembangan Modul Ahli Materi ................. 34
4. Kisi-kisi Lembar Validasi Pengembangan Modul Ahli Pembelajaran ...... 34
5. Kisi-kisi Lembar Validasi Pengembangan Modul oleh Guru .................... 35
6. Kisi-kisi Angket Respon Siswa .................................................................. 36
7. Kriteria Penilaian Lembar Skor Validasi ................................................... 38
8. Kriteria Kelayakan Menurut Penilaian Validator ...................................... 39
9. Hasil Validasi Modul Dilengkapi Mind Map oleh Kedua Validator ......... 54
10. Data Kuantitatif Hasil Validasi Modul oleh Ahli Materi ........................... 55
11. Hasil Revisi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map Berdasarkabn Saran Ahli
Materi ......................................................................................................... 56
12. Data Kuantitatif Hasil Validasi Modul oleh Ahli Pembelajaran ................ 57
13. Data Kuantitatif Hasil Validasi Modul oleh Ketiga Guru Biologi ............. 58
14. Hasil Analisis Respon Siswa Terhadap Cakupan Modul Dilengkapi Mind Map
.................................................................................................................... 60
15. Komentar, Kritik, dan Saran Siswa SMA Negeri Plus Provinsi Riau Terhadap
Modul ......................................................................................................... 61
16. Komentar, Kritik, dan Saran Siswa SMA Negeri 4 Provinsi Riau Terhadap
Modul ......................................................................................................... 63
17. Komentar, Kritik, dan Saran Siswa SMA Negeri 15 Provinsi Riau Terhadap
Modul ......................................................................................................... 64
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Gambar Halaman
1. Bagan model pengembangan ADDIE ........................................................ 22
2. Langkah-langkah ADDIE (Analyze sampai tahap Development) ............. 28
3. Persentase hasil validasi oleh ahli materi dan ahli pembelajaran .............. 54
4. Persentase setiap aspek dari hasil validasi ahli materi ............................... 55
5. Persentase setiap aspek dari validasi ahli pembelajaran ............................ 58
6. Persentase setiap aspek dari hasil validasi oleh Guru Biologi ................... 59
7. Persentase setiap aspek dari hasil angket respon siswa ............................. 61
8. Peneliti memberikan pengarahan dalam mengisi lembar observasi .......... 144
9. Para siswa sedang mengisi lembar observasi ............................................. 144
10. Para siswa SMA Negeri Plus Riau sedang mengisi angket respon terhadap
modul.......................................................................................................... 145
11. Para siswa SMA Negeri 4 Pekanbaru sedang mengisi angket respon terhadap
modul.......................................................................................................... 145
12. Para siswa SMA Negeri 15 Pekanbaru sedang mengisi angket respon terhadap
modul.......................................................................................................... 146
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Lampiran Halaman
1. Jadwal Penelitian ........................................................................................ 87
2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar .................................................... 88
3. Silabus Kegiatan Pembelajaran .................................................................. 91
4. Penjabaran Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Materi .................................... 97
5. Penjabaran Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Pembelajaran......................... 99
6. Penjabaran Kisi-kisi Lembar Validasi Oleh Guru ..................................... 101
7. Penjabaran Kisi-kiss Angket Respon Siswa .............................................. 103
8. Lembar Hasil Wawancara Guru ................................................................. 105
9. Lembar Validasi Ahli Materi ..................................................................... 107
10. Lembar Validasi Ahli Pembelajaran .......................................................... 110
11. Lembar Validasi Oleh Guru ....................................................................... 113
12. Lembar Angket Respon Siswa ................................................................... 116
13. Analisis Hasil Validasi Ahli Materi ........................................................... 119
14. Analisis Hasil Validasi Ahli Pembelajaran ................................................ 121
15. Analisis Hasil Validasi Oleh Guru ............................................................. 124
16. Analisis Hasil Angket Respon Siswa ......................................................... 129
17. Dokumentasi .............................................................................................. 144
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia No 20
tahun 2003, Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Salah satu tujuan
pendidikan nasional tersebut adalah peserta didik mampu menjadi manusia yang
berilmu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018), berilmu adalah
mempunyai ilmu pengetahuan atau kepandaian. Hal tersebut dapat diperoleh
peserta didik dari sekolah melalui interaksi antara guru dan peserta didik. Untuk
membantu siswa memperoleh ilmu pengetahuan atau kepandaian, seorang guru
harus memiliki keterampilan dasar. Menurut Lufri (2007 : 64) ada sepuluh
keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang guru yaitu: (1) keterampilan
bertanya (dasar dan lanjut), (2) keterampilan memberi penguatan, (3)
keterampilan mengadakan variasi, (4) keterampilan menjelaskan, (5) keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, (6) keterampilan memimpin diskusi kelompok
kecil, (7) keterampilan mengelola kelas, (8) keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan, (9) keterampilan mengembangkan dan menggunakan media
pembelajaran, (10) keterampilan mengembangkan Emotional Spiritual Quotient
(ESQ) dan skill.
Keterampilan mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran
merupakan keterampilan dasar guru yang sangat penting. Menurut Sadiman (2011
: 17-18), media berguna untuk memperjelas penyajian pesan, mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, menimbulkan minat belajar, dan menimbulkan
persepsi yang sama.
Kunci agar anak tertarik pada sains adalah ia harus punya minat terlebih
dahulu. Caranya dapat diperoleh lewat visual, dengan hal-hal menarik yang
2
membuat anak merasa senang belajar sains (Olivia, 2008 : 66). Menurut Slameto
(2010 : 180), siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung
untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.
Media pembelajaran yang dapat dikembangkan guru diantaranya adalah
media cetak berupa bahan ajar seperti modul, handout, dan lembar kerja siswa
(LKS). Sebagai salah satu media pembelajaran, modul mampu meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pengajaran di sekolah, karena modul disusun sistematis
yang memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. Berbeda dengan bahan ajar
lainnya, modul memberikan kemungkinan kepada siswa untuk mengukur
kemajuan belajar yang telah diperoleh, memfokuskan siswa pada tujuan
pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur, serta terdapat mekanisme
pengukuran yang merupakan kriteria atau standar kelengkapan modul (Mulyasa,
2006: 232-233).
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan Peneliti di SMA Negeri 4
Pekanbaru pada tanggal 31 Agustus 2018, didapatkan informasi bahwa SMA
Negeri 4 Pekanbaru belum pernah menggunakan modul dalam pembelajaran.
Untuk menunjang pembelajaran, guru biologi di SMA Negeri 4 Pekanbaru hanya
menggunakan media power point dan LKS dari MGMP (Majelis Guru Mata
Pelajaran) Pekanbaru. Berdasarkan observasi diketahui materi yang dianggap sulit
adalah struktur dan fungsi sel. Alasannya karena materi yang kompleks dan
banyaknya bagian-bagian dari materi yang harus dipahami sehingga sulit untuk
dihapal.
Menurut Peneliti, perlu adanya bahan ajar berupa modul sehingga tujuan
pembelajaran dapat dengan mudah tercapai. Hal ini diperkuat dengan penyataan
Prastowo (2014:209) bahwa, modul merupakan sebuah bahan ajar yang disusun
secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa
sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar mereka dapat belajar sendiri
(mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari guru. Mudlofir
(2011 : 150) menambahkan bahwa, modul adalah bahan ajar yang disusun secara
sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang
dapat digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing
3
individu secara efektif dan efisien. Selain itu, hal ini juga diperkuat dari hasil
penelitian Saragih (2016) yang berjudul “Penggunaan Modul Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Submateri Pencemaran Lingkungan Kelas X SMA” diperoleh
hasil bahwa modul mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan skor post test
pada kelas eksperimen 16.08 dan 14.44 pada kelas kontrol.
Selain itu, untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami dan
menghapal materi Penulis melengkapi modul dengan mind map. Menurut Olivia
(2008 : 7) mind map merupakan sebuah jalan pintas yang bisa membantu siapa
saja untuk mempersingkat waktu sampai setengahnya untuk menyelesaikan tugas.
Hal ini diperkuat oleh Buzan (2008 : 4) bahwa, mind map adalah cara termudah
untuk menempatkan informasi ke otak dan mengambil informasi ke luar dari otak.
Pernyataan di atas sesuai dengan hasil penelitian Bariyah (2014) yang
berjudul “Pengembangan Modul Dilengkapi Mind Map dan Glosarium pada
Materi Pelajaran Biologi Untuk Siswa Kelas X SMAN 12 Padang”, bahwa
kualitas modul dengan kriteria valid dan praktis diperoleh dari dosen, guru dan
siswa. Hasil uji ini menyatakan bahwa modul dilengkapi mind map dan glosarium
yang dikembangkan layak digunakan sebagai bahan ajar mandiri pada materi
pelajaran Biologi untuk siswa kelas X dan praktis untuk digunakan siswa dalam
pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Pengembangan Modul Dilengkapi Mind
Map pada Materi Struktur dan Fungsi Sel untuk Siswa Kelas XI SMA/MA”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, identifikasi masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Bahan ajar yang digunakan hanya berupa modul pengayaan dan lembar tugas
peserta didik.
b. Bahan ajar yang digunakan di sekolah kurang menarik karena tidak berwarna
dan gambar yang disajikan kurang lengkap.
4
c. Belum adanya modul yang mendukung untuk pembelajaran pada materi
struktur dan fungsi sel.
d. Belum adanya penggunaan media mind map dalam proses pembelajaran
Biologi.
1.3 Pembatasan Masalah
Upaya untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk lebih efisien dalam
pelaksanaan penelitian yang selaras dengan judul penelitian, maka perlu adanya
pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah :
a. modul yang dikembangkan berupa modul Biologi dilengkapi mind map,
b. penelitian pengembangan dilakukan sampai tahap development, karena
keterbatasan waktu dan biaya,
c. pengembangan modul ini dikembangkan pada materi pokok struktur dan
fungsi sel kelas XI SMA/MA pada KD 3.1 dan KD 3.2 Kurikulum 2013.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah kelayakan Modul Dilengkapi
Mind Map pada Materi Struktur dan Fungsi Sel untuk Siswa Kelas XI
SMA/MA?”
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari
penelitian ini, yaitu mengetahui kelayakan pengembangan modul dilengkapi mind
map sebagai pedoman pembelajaran Biologi untuk siswa kelas XI SMA/MA.
1.5.2 Manfaat Penelitian
Tercapainya tujuan penelitian seperti yang telah dikemukakan, maka
manfaat yang diharapkan akan didapatkan yaitu :
5
a. bagi siswa, sebagai modul alternatif dilengkapi mind map yang membantu
siswa dalam memahami dan mengingat materi serta sebagai salah satu bahan
ajar yang membantu implementasi Kurikulum 2013,
b. bagi guru, diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan penggunaa modul dilengkapi mind map dalam proses
pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,
c. bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam rangka
perbaikan modul pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah,
d. bagi penulis, diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi diri dan dapat
menambah wawasan mengenai pelaksanaan pembelajaran.
1.6 Spesifikasi Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah modul
Biologi dilengkapi mind map yang memiliki spesifikasi sebagai berikut.
a. Produk yang dihasilkan berupa modul Biologi dilengkapi mind map. Modul
yang dikembangkan disesuaikan dengan KI dan KD Kurikulum 2013 pada
materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI SMA/MA. Modul yang akan
dibuat memiliki kriteria yaitu full colour, terdiri dari kata pengantar, daftar isi,
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik,
glosarium, dan daftar pustaka. Modul dicetak dengan size kertas A4, jenis
huruf Maiandra GD ukuran 12pt dan dibuat menggunakan aplikasi Microsoft
Office Publisher 2010. Modul Biologi ini dibuat menggunakan bahasa
Indonesia dan disertai gambar-gambar yang dilengkapi dengan sumber.
b. Produk yang dihasilkan dilengkapi dengan :
1) Petunjuk penggunaan modul bagi guru dan siswa
2) Sub materi pokok struktur dan fungsi sel
3) Mind map yang dibuat menggunakan aplikasi iMindMap 7
4) Info seputar materi pembelajaran
5) Lembar soal atau lembar evaluasi disertai kunci jawaban.
6
c. Materi dalam modul Biologi dilengkapi mind map mengacu pada Standar Isi
Kurikulum 2013 sebagai berikut :
1) Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
2) Kompetensi Dasar
KD 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun
sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
KD 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam
kemampuan mengamati bioproses.
KD 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup,
menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
7
KD 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/
laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
KD 2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan
kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di
lingkungan sekitar.
KD 3.1 Memahami tentang komponen kimiawi penyusun sel, ciri hidup
pada sel yang ditunjukkan oleh struktur, fungsi dan proses
yang berlangsung di dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan.
KD 3.2 Menganalisis berbagai proses pada sel yang meliputi:
mekanisme transpor pada membran, difusi, osmosis, transpor
aktif, endositosis, dan eksositosis, reproduksi, dan sintesis
protein sebagai dasar pemahaman bioproses dalam sistem
hidup.
KD 4.1 Menyajikan model/ charta/ gambar yang merepresentasikan
pemahamannya tentang struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan.
KD 4.2 Membuat model proses dengan meng-gunakan berbagai
macam media melalui analisis hasil studi literatur, pengamatan
mikroskopis, percobaan, dan simulasi tentang bioproses yang
berlangsung di dalam sel.
8
1.7 Definisi Istilah Judul
Agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang penelitian ini, Peneliti perlu
menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini :
a. Penelitian dan Pengembangan adalah proses pengembangan dan validasi
produk pendidikan (Sanjaya, 2014 : 129)
b. Modul adalah suatu unit lengkap yang berdiri sendiri yang terdiri dari
rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik
mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Sanjaya,
2010 : 331)
c. Mind map adalah perwujudan fisik dari mind map pikiran dalam jaringan kerja
yang luar biasa dan dramatis di dalam kepala (Buzan, 2008 : 225)
9
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk
memperoleh kemampuan atau pengetahuan yang baru. Sesungguhnya sebagian
besar aktivitas dalam kehidupan sehari-hari merupakan kegiatan belajar. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sanjaya (2008 : 229) bahwa belajar adalah suatu proses
aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga
menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam
aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor. Rusman (2015 : 12-13)
menambahkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan
secara psikologis mapun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu
aktifitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berpikir, memahami,
menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan,
mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat
fisiologi yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya
melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya
(produk), apresiasi dan sebagainya. Menurut Aunurrahman (2014 : 48) belajar
dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan
terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.
Proses belajar peserta didik di sekolah dibantu oleh guru yang
mengupayakan peserta didik belajar atau lebih dikenal dengan membelajarkan
peserta didik. Interaksi antara guru dengan peserta didik yang dirancang dan
disusun sedemikian rupa untuk mendukung proses belajar peserta didik disebut
dengan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan dalam Rusman (2015 : 21) bahwa
pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi
secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu
dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.
Menurut Sanjaya (2012:16) pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan,
yaitu membelajarkan siswa, yang dalam proses pelaksanaannya selalu melibatkan
10
berbagai komponen. Analisis setiap komponen yang membentuk sistem
pembelajaran akan bermanfaat untuk merancang atau merencanakan suatu proses
pembelajaran itu sendiri. Prayitno (2011:47) menyatakan bahwa melalui suasana
belajar dan proses pembelajaran, peserta didik dan pendidik berdinamika dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan yang akan membuahkan hasil
pendidikan. Hasil pendidikan yang dikehendaki adalah pribadi berkarakter cerdas
untuk berkehidupan dalam berbagai bidang dan wilayah kehidupan.
2.2 Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2010 :
6). Menurut Sanjaya (2012 : 57-61), media adalah perantara dari sumber informasi
ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer, radio dan lain
sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media manakala digunakan untuk
menyalurkan informasi yang akan disampaikan. Namun, media yang digunakan
pada pembelajaran tidak sebatas alat elektronik saja, media cetak dan alat peraga
juga dapat dijadikan sebagai media untuk membantu tercapainya tujuan
pembelajaran. Beda antara media dan media pembelajaran terletak pada pesan
atau isi yang ingin disampaikan. Artinya alat apapun itu asal berisi tentang pesan-
pesan pendidikan termasuk kedalam media pendidikan atau media pembelajaran.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala
sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan
untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan
pada setiap orang yang memanfaatkannya. Miarso (2004 : 458) menambahkan
bahwa, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang
disengaja, bertujuan dan terkendali.
Menurut Arsyad (2002) dalam Jalinus (2016 : 16), media pembelajaran
diklasifikasikan kedalam empat kelompok berdasarkan teknologi, yaitu media
11
hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audiovisual, media hasil teknologi
berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Sedangkan menurut Al-Tabany (2011 : 188) media pembelajaran meliputi jenis,
anatara lain : media grafis atau media dua dimensi, media modul solid atau media
dimensi tiga, dan media proyeksi. Keuntungan dari media pembelajaran antara
lain :
a. Gairah belajar meningkat,
b. Siswa berkembang menurut minat dan kecepatannya,
c. Interaksi langsung dengan lingkungan,
d. Memberikan perangsang dan mempersamakan pengalaman,
e. Menimbulkan persepsi akan sebuah konsep sama.
Menurut Kurniawan (2014 : 182-) hal-hal yang menjadi dasar
pertimbangan pemilihan media pembelajaran, yaitu :
a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
b. Selaras dengan sifat materi yang aan dipelajari,
c. Sesuai dengan taraf perkembangan kemampuan berpikir dan jumlah anak.
d. Kemudahan untuk memperoleh media,
e. Ketersediaan waktu untuk penggunaan media,
f. Keterampilan guru dalam menggunakan media.
Menurut Arsyad (2008, 25-26), terdapat beberapa manfaat praktis dari
penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu :
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan esamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya
12
misalnya melalui karya wisata, kunjungan-unjungan ke museum, atau ke
kebun binatang.
2.3 Bahan Ajar
Bahan ajar atau learning materials merupakan bahan pembelajaran yang
secara langsung digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Bahannya sendiri
merupakan media atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran, bisa berupa pesan visual, audio maupun pesan audio visual.
Penggunaan bahan ajar berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar bisa
dibagi kedalam dua kategori, yaitu pertama kategori bahan ajar yang digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar dengan bimbingan langsung dari guru seperti,
penggunaan buku teks sebagai bahan tatap muka. Kedua, bahan ajar yang
digunakan siswa untuk belajar mandiri (individual study) tanpa bantuan guru,
misalkan penggunaan modul atau bahan ajar lainnya yang dirancang secara
khusus seperti BBM (Bahan Belajar Mandiri) (Sa’ud, 2008 : 214-215). Belajar
mandiri adalah suatu bentuk pembelajaran terprogram yang menggunakan bahan
pembelajaran cetak seperti modul, dan noncetak yang bersumber dari media film,
program radio, televisi, program video, CD, komputer dan jaringan (Yaumi, 2013
: 251).
Menurut Prastowo (2014 : 142). Jika bahan ajar yang dibuat itu bervariasi,
inovatif, dan menarik, maka paling tidak terdapat tiga kegunaan bahan ajar bagi
peserta didik, yaitu :
a. kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik,
b. akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri
dengan bimbingan pendidik,
c. akan mendapatkan kemudaan dalam mempelajari setiap kompetensi yang
harus dikuasainya.
Bahan ajar cetak terdiri dari beberapa macam jenis, yaitu handout, buku,
modul, LKS, brosur, wallchart, dan foto atau gambar. Masing-masing jenis bahan
ajar cetak memiliki struktur sendiri-sendiri, sebagai berikut :
13
a. Handout
Strukturnya sangat sederhana yakni hanya terdiri dari dua komponen, yaitu :
judul dan informasi pendukung.
b. Buku
Strukturnya terdiri dari empat komponen, yaitu : judul, kompetensi dasar atau
materi pokok, latihan, dan penilaian.
c. Modul
Strukturnya terdiri dari tujuh komponen, yaitu : judul, petunjuk belajar,
kompetensi sadar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas dan
langkah kerja, dan penilaian.
d. LKS (Lembar Kerja Siswa)
Strukturnya lebih sederhana daripada modul namun lebih kompleks daripada
buku, yaitu : terdiri dari enam komponen meliputi : judul, petunjuk belajar,
kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah
kerja, dan penilaian.
2.4 Modul
Menurut Abdul Majid dalam Prastowo (2014 : 207-208), modul adalah
sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri
tanpa atau dengan bimbingan guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Astria (2014 :
6) bahwa penggunaan modul dalam pembelajaran bertujuan agar siswa dapat
belajar mandiri tanpa atau dengan minimal dari guru. Hasbullah (2012 : 209)
menambahkan bahwa sistem pengajaran dengan modul bertujuan untuk
meningkatkan efesiensi dan efektivitas belajar mengajar di sekolah, terutama yang
berkaitan dengan penggunaan waktu, dana, fasilitas, dan tenaga secara tepat guna
dalam mencapai tujuan secara optimal.
Sebagai salah satu jenis bahan ajar cetak, modul memiliki setidak-tidaknya
empat fungsi sebagai berikut.
a. Bahan ajar mandiri
14
Maksudnya, penggunaan modul dalam proses pembelajarab berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan siswa untk belajar sendiri tanpa tergantung kepada
kehadiran pendidik.
b. Pengganti fungsi pendidik
Maksudnya, modul adalah sebagai bahan ajar yang harus mampu
menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh
siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usianya.
c. Sebagai alat evaluasi
Maksudnya dengan modul siswa dituntut dapat mengukut dan menilai sendiri
tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari.
d. Sebagai bahan rujukan bagi siswa
Maksudnya, karena modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari
oleh siswa, maka modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi
siswa (Prastowo, 2014 : 210-211).
Menurut Munir (2012 : 254-256) modul memiliki beberapa bagian, antara
lain :
a. Bagian pendahuluan modul
Bagian pendahuluan modul merupakan gambaran umu tentang modul yang
meliputi :
1) Relevansi materi modul yang berkaitan dengan kegunaan modul bagi
pembelajar serta keterkaitan antar modul/kegiatan belajar.
2) Deskripsi materi modul, berupa penjelasan singkat tentang ruang lingkup
modul.
3) Tujuan yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi khusus yang akan
dicapai pembelajar setelah mempelajari modul.
4) Petunjuk belajar modul dapat berupa petunjuk tentang cara belajar dan
media yang dapat membantu proses pemahaman modul.
b. Istilah teknis
Istilah teknis adalah daftar istilah-istilah yang dianggap penting oleh
penulis modul, disertai penjelasan. Istilah teknis bertujuan agar pembelajar dapat
15
memahami beberapa konsep, prinsip yang penting agar dapat mempelajari
kegiatan belajar dengan lebih mudah.
c. Uraian
Uraian merupakan paparan materi pembelajaran secara rinci yang berisi
fakta, konsep, teori, metode dan sebagainya yang bersumber pada data primer
maupun sekunder. Uraian materi pembelajaran tersebut diikuti contoh dan
noncontoh serta sebisa mungkin disertai ilustrasi.
d. Kutipan
Kutipan berupa phrase, laimat, paragraf, gambar, ilustrasi lain yang
diambil dari berbagai sumber (orang, buku, dokumen, media massa, media
elektronik) yang diambil langsung atau disadur.kutipan digunakan penulis sebagai
dasar pembahasan materi ataupn untuk memperluas lingkup bahasan dengan cara
mengkaitkannya dengan konsep ataupun prinsip lain.
e. Latihan
Latihan merupakan bagian dari suatu proses belajar yang dapat berupa
tugas khusus, studi kasus untuk dikerjakan pembelajar, atau bentuk lainnya.
Latihan dalam setiap kegiatan belajar bertujuan untuk membantu proses penalaran
pembelajar dalam usaha memahami materi kegiatan belajar.
f. Rangkuman
Rangkuman merupakan uraian singkat yang memuat esensi dan ruang
lingkup materi pembelajaran yang tersaji dalam kegiatan belajar. Rangkuman
diberikan untuk mengingatkan pembelajar tentang ide-ide pokok dari materi
belajar.
g. Umpan balik
Umpan balik merupakan petunjuk kepada pembelajar tentang cara
mengukur tingkat penguasaan materi pembelajaran. Umpan balik diberikan agar
pembelajar dapat mengukur tingkat penguasaan materi pembelajaran.
Menurut Vebriarto dalam Prastowo (2014 : 214-216) modul yang
dikembangkan di Indonesia meliputi tujuh unsur, sebagai berikut.
16
a. Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisist dan spesifik
Tujuan pengajaran diumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa, tiap-tiap
rumusan tujuan itu melukiskan tingkah laku mana yang diarapkan dari siswa
setelah menyelesaikan tugasnya dalam mempelajari suatu modul.
b. Petunjuk untuk guru
Petunjuk untuk guru ini berisi keterangan tentang bagaimana pengajaran itu
dapat diselenggarakan secara efisien.
c. Lembar kegiatan siswa
Lembar ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Materi
dalam lembar kegiatan siswa ini disusun secara khusus sedemikian rupa
sehingga dengan mempelajari modul tersebut tujuan yang telah dirumuskan
dalam modul tersebut dapat tercapai.
d. Lembar kegiatan bagi siswa
Materi pelajaran dalam lembar kegiatan tersebut disusun sedemikain rupa
sehingga siswa secara aktif dalam proses belajar. Dalam lembaran kegiatan
ini, dicantumkan pertanyaan dan masalah-masalah yang harus dijawab dan
dipecahkan oleh siswa
e. Kunci lembar kerja
Materi pada modul tidak saja disusun agar siswa senantiasa aktif memecahkan
masalah, melainkan juga dibuat agar siswa dapat mengevaluasi hasil
belajarnya sendiri.
f. Lembar evaluasi
Lembar evaluasi berupa test dan rating scale.
g. Kunci lembar evaluasi
Dalam hal ini test dan rating scale yang tercantum pada lembar evaluasi
tersebut disusun oleh penulis modul dalan item tes. Adapun item tes tersebut
disusun dan dijabarkan dari rumusan tujuan pada modul.
2.5 Mind Map
Mind map adalah suatu cara memetakan sebuah informasi yang
digambarkan kedalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi
17
kreatif. Buzan (2008 : 225) mengatakan bahwa, mind map adalah perwujudan
fisik dari mind map pikiran dalam jaringan kerja yang luar biasa dan dramatis di
dalam kepala. Windura (2013 : 30) menyebutkan, mind map bekerja sesuai
dengan tiga cara kerja alami otak, yaitu bekerja dengan kedua belah otak (otak
kanan dan kiri), gambar, pancaran pikiran. Dengan menggunakan otak sesuai cara
kerja alaminya, maka belajar dan berpikir akan cepat, mudah dan menyenangkan.
Menurut Wycoff dalam Djulastri (2011 : 9) mengatakan, unsur-unsur
dalam mind mapping antara lain sebagai berikut.
a. Fokus pusat yang berisi, citra atau lambang gambar masalah atau informasi
yang dipetakan, diletakkan ditengah halaman.
b. Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa penilaian.
c. Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan.
d. Hanya satu kata kunci ditulis perbaris.
e. Gagasan kata kunci dihubungkan ke fokus pusat dengan garis.
f. Warna yang digunakan untuk memerangi dan menekankan pentingnya sebuah
gagasan.
g. Gambar dan lambang digunakan untuk menyoroti gagasan dan merangsang
pikiran agar membentuk kaitan yang lain.
Dari uraian di atas maka unsur-unsur mind map dapat disimpulkan bahwa
gagasan mind map dibiarkan mengalir bebas dan kata kunci digunakan untuk
menyatakan gagasan informasi yang dipetakan, sedangkan lambang, gambar dan
warna digunakan untuk menyoroti gagasan dan merangsang pikiran agar
membentuk kaitan dengan yang lain. Dengan melibatkan penggunaan semua
unsur ini, mind map menghasilkan beberapa catatan yang mudah diingat.
Menurut Buzan (2008 : 17) didalam pembuatan mind map, untuk sub topik
utama dibuat dalam bentuk cabang-cabang tebal yang memancar keluar dari
gambar sentral. Setiap cabang menggunakan warna yang berbeda karena cabang-
cabang ini mewakili pikiran-pikiran utama tentang hal-hal yang berkaitan dengan
topik utama. Menurut Olivia (2008 : 16) penggunaan gambar, simbol, dan warna
bisa membantu memperkuat ingatan seseorang terhadap sesuatu hal. Menurut
18
penelitian, otak lebih mudah mengingat teks pendek, bergambar, dan warna dari
pada rangkaian kata-kata panjang.
Mind map dapat diterima di seluruh dunia karena memiliki beberapa
keunggulan, antara lain :
a. ide utama materi pelajaran ditentukan secara jelas,
b. menarik perhatian mata dan otak kita sehingga memudahkan kita
berkonsentrasi,
c. dapat melihat gambaran secara menyeluruh, sekaligus detailnya,
d. hubungan antar informasi yang satu dengan yang lainnya jelas,
e. terdapat pengelompokan informasi,
f. prosesnya menyenangkan, tidak membosankan karna banyak menggunakan
unsur otak kanan, seperti gambar, warna, dimensi, dsb,
g. sifatnya unik sehingga mudah diingat.
Adanya hubungan antar informasi ini menyebabkan semua informasi yang
masuk dari otak akan terasosiasi satu sama lain. Prinsip asosiasi dan
pengelompokan ini akan menyebabkan informasi muda dimasukkan, disimpan,
dipelajari, dianalisis, dan direcall kembali saat dibutukan. Tidak heran jika mind
map ini sering disebut cara paling muda dan efisien untuk memasukkan informasi
ke otak, menyimpan di otak, dan mengambil informasi dari otak (Windura, 2016 :
70-71).
2.6 Materi Struktur dan Fungsi sel
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang berarti sel mampu
atau dapat tetap hidup tanpa kehadiran sel yang lain. Di alam ini kita dapat
membagi sel ke dalam dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Istilah prokariot, dibangun dari kata pro dan karyon. Pro, artiya sebelum dan
karyon, artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Ini mengandung
pengertian bahwa sel prokariotik bukannya tanpa inti, melainkan memiliki materi
inti yang tersebar di dalam sitoplasmanya. Eukariotik dibangun dari kata eu dan
karyon. Eu, berarti sungguh atau benar, dan karyon berarti inti. Jadi sel eukariotik
adalah sel-sel yang telah memiliki inti sel, atau sel yang memiliki materi inti yang
19
terorganisasi dalam suatu selaput, sehingga inti selnya tampak jelas. Contoh
golongan sel-sel prokariotik adalah bakteri dan ganggang hijau-biru atau
Cyanobacteria. Sel-sel prokariotik dikelilingi oleh dinding sel, yang biasanya
bukan berupa selulosa, dan oleh karenanya secara kimia berbeda dengan dinding
sel tumbuhan tingkat tinggi. Tebalnya dinding sel berkisar antara 10-20 nm, dan
kadang-kadang diseliputi oleh kapsul sejenis jelly yang relatif tebal atau berupa
lendir dari bahan protein. Pada bagian dalam dinding sel terdapat membran
plasma atau plasmalemma.
Sel-sel eukariotik memiliki strukur yang lebih maju dari pada sel-sel
prokariotik. Secara umum sel itu dibina oleh selaput atau membran sel, plasma
sel, dan inti sel (Sumadi, 2007 : 1-4).
a. Membran sel
Merupakan batas antara sel dengan lingkungannya. Membran sel berguna
sebagai interfase antara mesin-mesin di bagian dalam sel dan cairan yang
membasahi semua sel (Wijayani, 2013 : 22).
b. Plasma sel
Plasma sel disebut juga sitoplasma. Istilah ini digunakan untuk
memberikan nama dari cairan sel dan segala sesuatu yang terlarut didalamnya,
untuk membedakan cairan yang berada di dalam inti sel yaitu nukleoplasma.
Sitoplasma berada dalam sistem koloid kompleks, sebagian besar adalah air yang
di dalamnya terlarut molekul-molekul kecilmaupun besar (makromolekul), ion-
ion, dan bahan hidup atau organela. Organela-organela yang terdapat di dalam
sitoplasma antara lain adalah : 1) Retikulum endoplasma, 2) Ribosom, 3)
Mitokondria, 4) Badan golgi, 5) Lisosom, 6) Sentrosom, 7) Vakuola, 8)
Khloroplas.
c. Inti sel
Inti sel atau nukleus berbentuk bulat atau lonjong, dibatasi oleh membran
rangkap. Bagian-bagian dari inti sel adalah membran inti atau karioteka,
nukleoplasma, nukleolus, dan benang-benang kromatin. Membran inti adalah
pembatas antara sitoplasma dengan nukleoplasma. Membran inti rangkap dua, di
tempat-tempat tertentu terdapat adanya pori-pori. Nukleoplasma adalah cairan
20
yang ada didalam membran inti. Di dalam nukleoplasma terlarut materi seperti
fosfat, gula ribosa dan deoksiribosa, protein, nukleotida, dan asam inti. Pada
nukleoplasma terdapat adanya kromatin, yang akan tampak jelas pada saat sel
akan membelah, karena kromatin akan menebal, memendek, dan berubah menjadi
kromosom. Kromosom mengandung materi genetik yang mengontrol aktivitas
hidup sel dan mengatur pewarisan sifat-sifat keturunan (Sumadi, 2007 : 10-11)
2.7 Model Perancangan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah
untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu
berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul,alat bantu
pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak
(software), sperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di
kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan,
pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dan lain-lain
(Sukmadinata, 2015 :164-165).
Rasagaman (2011 : 1), menyatakan bahwa, Penelitian dan Pengembangan
pendidikan adalah sebuah cara atau metode atau pendekatan atau strategi
penelitian ang digunakan untuk mengembangkan, yaitu merencanakan,
merumuskan, memvalidasi dan merevisi satu produk pendidikan yang dilakukan
secara terintegrasi dan komprehensif serta berbasiskan masalah pendidikan nyata
di lapangan”. Menurut Sanjaya (2014 : 131-132), produk-produk sebagai hasil
R&D dalam bidang pendidikan diantaranya:
a. berbagai macam media pembelajaran dalam berbagai bidang studi baik media
cetak seperti buku dan bahan ajar tercetak lainnya, maupun media non cetak
seperti pembelajaran melalui audio, video dan audiovisual, termasuk media
CD,
b. berbagai macam strategi pembelajaran dalam berbagai bidang studi bersama
langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, untuk perbaikan proses dan hasil
belajar,
21
c. paket-paket pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri,
seperti modul pembelajaran, atau pengajaran berprogram,
d. desain sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
kurikulum,
e. berbagai jenis metode dan prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
dan isi/materi pembelajaran,
f. sistem perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa atau
sesuai dengan tuntutan kurikulum,
g. sistem evaluasi, naik evaluasi proses maupun evaluasi hasil untuk
pengambilan keputusanyang berhubungan dengan penentuan kualitas
pembelajaran atau pencapaian target kurikulum,
h. prosedur penggunaan fasilitas-fasilitas pendidikan seperti laboratorim,
microteaching termasuk prosedur penyelanggaraan praktik mengajar, dan lain
sebagainya.
Merancang suatu pembelajaran yang baik tidak lepas dari pendekatan yang
akan digunakan tersebut diharapkan mampu menarik perhatian siswa sehingga
siswa menjadi lebih fokus akan pelajaran. Hal tersebut dapat mempermudah bagi
siswa dan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat berbagai model
rancangan pelajaran dengan berbagai pendekatan yang bisa digunakan dalam
penelitian pengembangan. Model pengembangan yang akan diterapkan mengacu
kepada model pengembangan ADDIE yang dikembangkan oleh Moelanda dalam
Prawiradilaga (2007 : 21). Model tersebut terdiri dari lima tahapan yaitu Analysis,
Desain, Development, Implementation, dan Evaluation. Berikut disajikan bagan
desain ADDIE pada Gambar 1 :
22
Ya Tidak
Gambar 1. Bagan Model Pengembangan ADDIE
Sumber : Modifikasi Peneliti dari Molenda dalam Prawiradilaga (2007 : 21)
Adapun uraian dari kelima tahapan ADDIE tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Analysis (Analisis)
Analisis
Analisis
Kurikulum
Analisis
Kebutuhan
Analisis
Siswa
Analisis
Tugas
Menyusun Indikator Pembelajaran
Merancang Modul Dilengkapi Mind Map pada Materi Pokok
Struktur dan Fungsi Sel
Validasi Ahli
Layak
Uji Pengembangan Dilakukan pada Siswa yang Telah
Belajar Materi Struktur dan Fungsi Sel
Revisi Akhir Bahan Ajar
Bahan Ajar yang telah direvisi (layak)
Implementasi
Evaluasi
Analyze
Design
Development
Implemen-
tation
Evaluation
Revisi
23
Tahap pertama yang dilakukan sebelum melakukan pengembangan modul
adalah dengan melakukan tahap analysis (analisis). Tahap ini dilakukan untuk
menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pengembangan, dalam model lain,
tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan. Tiap produk tentunya
membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Secara umum, dalam tahap analisis ini
dilakukan dengan kegiatan analisis kebutuhan pengembangan, syarat-syarat
pengembangan produk yang sesuai kebutuhan pengguna serta model Penelitian
dan Pengembangan (model R & D) yang cocok digunakan untuk mengembangkan
produk.
b. Design (Perancangan)
Pada konteks pengembangan modul,tahap ini dilakukan untuk membuat
modul sesuai dengan kerangka isi hasil tahap analisis yaitu kurikulum, analisis
kebutuhan, analisis siswa, dan analisis tugas. Selain itu, perlu juga
dipertimbangkan sumber-sumber pendukung lain seperti sumber belajar yang
sesuai dan sebagainya.
c. Development (Pengembangan)
Pengembangan merupakan proses untuk mewujudkan desain yang telah
dirancang sebelumnya. Langkah pengembangan meliputi membuat dan
memodifikasi modul, pada kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam
bidangnya. Saran-saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki materi
dalam modul yang telah disusun.
d. Implementation (Implementasi/ Penerapan)
Implementasi merupakan langkah untuk menerapkan modul yang telah
dirancang. Pada tahap ini semua dikembangkan diatur sedemikian rupa sesuai
dengan peran atau fungsinya agar dapat diimplementasikan dengan baik.
e. Evaluation (Evaluasi/ Umpan Balik)
Evaluasi merupakan proses untuk melihat sejauh mana tingkat
keberhasilan dari modul yang telah dibuat dan untuk melihat kesesuaian dengan
harapan diawal. Evaluasi dangat dibutuhkan karena dapat menjadi bahan untuk
mengukur keefektifan modul yang telah diterapkan, jika terdapat kekeliruan dapat
dilakukan tahap revisi untuk rancangan tersebut.
24
2.8 Penelitian Relevan
Berikut ini disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian ini, yaitu :
a. Penelitian Daryati (2016) yang berjudul “Penerapan Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Group To Group Exchange dengan Media
Mind Map Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa
Kelas XI IS2 SMA PGRI Pekanbaru”, dapat meningkatkan hasil belajar
kognitif Biologi siswa pada materi konsep sistem gerak dan sistem
peredaran darah di kelas XI IS2.
b. Penelitian Latipah (2018) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik (Studi
Kuasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Fasilitas dan
Lingkungan Kantor Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran
di SMKN 3 Bandung)”, terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dalam
kompetensi dasar mengidentifikasikan fasilitas dan lingkungan kantor
serta penataannya di kelas X SMKN 3 Bandung setelah diberikan
perlakuan dibandingkan sebelum diberikan perlakuan dilihat dari hasil uji
beda yang dilakukan pada hasil pretest dan posttest.
c. Penelitian Bariyah (2014) yang berjudul “Pengembangan Modul
Dilengkapi Mind Map dan Glosarium pada Materi Pelajaran Biologi Untuk
Siswa Kelas X SMAN 12 Padang”, diperoleh nilai rata-rata validitas
89,6% dengan kriteria valid, nilai rata-rata praktikalitas 88,43% dengan
kriteria sangat praktis oleh guru dan 85, 16% oleh siswa.
d. Penelitian Zonita (2013) yang berjudul “Pengembangan Modul Biologi
Berorientasi Mind Map Dilengkapi Teka-Teki Silang Untuk Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama”, diperoleh rata-rata validitas sangat valid,
rata-rata praktikalitas praktis baik oleh guru dan sangat praktis oleh siswa.
e. Penelitian Enzi (2014) yang berjudul “Pengembangan Modul yang
Dilengkapi Mind map pada Materi Protista Untuk SMA/MA”, diperoleh
rata-rata validitas sangat valid dan rata-rata praktikalitas sangat praktis.
25
f. Penelitian Alquriyah (2014) yang berjudul “Pengembangan Modul Biologi
berbasis Reasoning and Problem Solving disertai Concept Mapping Tipe
Network Tree pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk
Memberdayakan Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan
Mengevaluasi” diperoleh nilai rata-rata uji coba kelayakan 3,27 dengan
kategori sangat baik dan efektif memberdayakan keterampilan proses sains
dan kemampuan mengevaluasi.
26
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian pengembangan ini dilakukan di 3 sekolah, yaitu SMAN Plus
Provinsi Riau, SMAN 4 Pekanbaru, dan SMAN 15 Pekanbaru dari bulan Januari
2019 - Februari 2019.
3.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian dan Pengembangan atau Research and
Development (R & D). Sugiono (2013 : 407), menyatakan bahwa Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kelayakan produk
tersebut. R & D bertujuan untuk menghasilkan produk dalam berbagai aspek
pembelajaran dan pendidikan, yang biasanya produk tersebut diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan tertentu. Sementara itu Sanjaya (2014 : 129), mengatakan
“Penelitian dan Pengembangan adalah proses pengembangan dan validasi produk
pendidikan”. Selanjutnya Sukmadinata (2015 : 168), menyatakan strategi
penelitian dan pengembangan ini banyak digunakan untuk mengembangkan
model-model desain atau perencanaan pembelajaran, proses atau pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan model-model program pembelajaran.
Penelitian dan pengembangan juga banyak digunakan untuk mengembangkan
bahan ajar, media pembelajaran, serta manajemen pembelajaran. Pada penelitian
kali ini Peneliti akan mengembangkan bahan ajar berupa modul Biologi
dilengkapi mind map.
3.3 Model Pengembangan dan Prosedur Penelitian
3.3.1 Model Pengembangan
Modul Biologi dilengkapi mind map ini dikembangkan menurut model
desain Molenda dalam Prawiradilaga (2007 : 21), yaitu model ADDIE. Model ini
terdiri dari atas lima tahap pengembangan yaitu tahap analysis (analisis), design
27
(perancangan), development (pengembangan), implementation (pelaksanaan),
evaluation (pengujian) tidak dilakukan Peneliti karena keterbatasan waktu dan
biaya.
Model ADDIE dipilih oleh Peneliti karena sesuai dengan masalah yang
melatar belakangi penelitian ini. Adanya analisis kurikulum, analisis kebutuhan,
analisis tugas dan melihat karakteristik siswa dan dengan kondisi yang ada maka
diharapkan dengan model ini dapat dikembangkan modul dilengkapi mind map
yang bermanfaat dalam proses pembelajaran di sekolah. Selain itu model ADDIE
dipilih oleh Peneliti dikarenakan model ADDIE merupakan desain yang runtut,
sederhana, sistematis serta adanya tahap validasi dan uji coba yang menjadikan
produk pengembangan menjadi lebih sempurna. Selain itu model ADDIE ini
memberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi dan revisi secara terus
menerus dalam setiap fase yang dilalui, sehingga produk yang dihasilkan menjadi
produk yang layak. Modul Biologi dilengkapi mind map ini dikembangkan pada
materi struktur dan fungsi sel yang layak di kelas XI SMA/MA.
3.3.2 Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini Peneliti mencoba mengembangkan modul
pembelajaran agar mudah dipahami pada materi struktur dan fungsi sel pada mata
pelajaran Biologi kelas XI SMA/MA. Modul yang dikembangkan yaitu modul
Biologi dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel. Proses
pengembangan ini menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation) sebagai sebuah desain yang dipandang sangat cocok
untuk pengembangan modul sebagai panduan pembelajaran Biologi kelas XI
SMA/MA tersebut.
Proses pengembangan dengan menggunakan ADDIE terdiri atas lima
tahapan yaitu analysis (analisis), design (perancangan), development
(pengembangan), implementation (pelaksanaan), dan evaluation (pengujian).
Namun pada penelitian pengembangan modul ini hanya sampai tahap
development (pengembangan) karena keterbatasan Peneliti dalam hal waktu dan
biaya. Pengembangan modul ini akan diuji coba pada kelas terbatas (kelas kecil).
28
Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2013 : 414) yang menyatakan bahwa
“salah satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum
diimplementasikan yaitu uji coba kelas terbatas (kelas kecil)”. Produk akhir
penelitian ini adalah Modul Dilengkapi Mind Map pada Materi Struktur dan
Fungsi Sel untuk Siswa Kelas XI SMA/MA.
Langkah-langkah modifikasi ADDIE sampai tahap development
(pengembangan) dalam penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 2.
Ya Tidak
Gambar 2. Langkah –langkah ADDIE (Analysis sampai tahap Development)
Sumber : Modifikasi Peneliti dari Molenda dalam Prawiradilaga (2007 : 21)
Analisis
Analisis
Kurikulum
Analisis
Kebutuhan
Analisis
Siswa
Analisis
Tugas
Menyusun Indikator Pembelajaran
Merancang Modul Dilengkapi Mind Map pada Materi Pokok
Struktur dan Fungsi Sel
Validasi Ahli
Layak
Uji Pengembangan Dilakukan pada Siswa yang Telah
Belajar Materi Struktur dan Fungsi Sel
Revisi II Bahan Ajar
Bahan Ajar yang telah direvisi (layak)
Analyze
Design
Development
Revisi I
29
a. Analysis (Analisis)
Pelaksanaan penelitian dimulai denga tahap analisis (Analysis). Tahap ini
bertujuan untuk mengembangkan modul Biologi dilengkapi mind map pada
materi poko struktur dan fungsi sel untuk siswa kelas XI SMA/MA. Pada tahap
analisis (analysis) terdapat empat langkah kegiatan yang terdiri dari:
1) Analisis kurikulum
Langkah awal padapembuatan modul Biologi dilengkapi mind map adalah
analisis Kurikulum 2013. Analisis Kurikulum 2013 ini berguna untuk menetapkan
pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang mana modul Biologi ini akan
dikembangkan. Tahap ini bertujuan untuk menentukan materi-materi yang
digunakan dalam modul. Pada penelitian ini Peneliti memilih tiga sekolah yaitu
SMA Negeri Plus Riau, SMA Negeri 4 Pekanbaru, dan SMA Negeri 15
Pekanbaru yang menggunakan Kurikulum 2013. Peneliti mengembangkan modul
pada materi struktur dan fungsi sel berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan di sekolah, didapatkan bahwa persentase terbesar kesulitan siswa
terdapat pada materi tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka KI dan KD yang
digunakan oleh Peneliti adalah KD 3.1 dan KD 3.2
2) Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan kondisi yang harus dipenuhi dalam suatu
produk baru atau perubahan baru atau perubahan produk, yang mempertimbangan
berbagai kebutuhan yang bersinggungan antara berbagai pemangku kepentingan.
Peneliti mengumpulkan informasi yang mengidentifikasi faktor-faktor pendukung
dan penghambat (kesenjangan) proses pembelajaran yang seharusnya dimiliki
setiap siswa yang menjadi masalah siswa untuk mencapai tujuan pengembangan
pembelajaran yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan.
Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan melakukan kajian pustaka,
observasi, wawancara dengan guru di SMA Negeri 4 Pekanbaru. Berdasarkan
kajian pustaka dan hasil analisis fakta-fakta yang ada dari berbagai sumber kajian
maka Penelitian ini difokuskan pada modul Biologi dilengkapi mind map.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi pada ketiga
sekolah diketahui bahwa; (1) kurang bervariasinya bahan ajar yang digunakan, (2)
30
belum adanya bahan ajar yang dilengkapi dengan mind map, (3) bahan ajar yang
ada kurang menarik, (4) sulitnya bagi siswa untuk belajar Biologi dikarenakan
banyaknya hapalan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan maka Peneliti
mengembangkan modul Biologi dilengkapi mind map.
3) Analisis siswa
Pada tahap ini analisis siswa di sekolah tentunya dihadapkan dengan
sejumlah karakteristk siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat
menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami
kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya
mengalami berbagai kesulitan.
Informasi yang diperoleh dari siswa di SMA Negeri 4 Pekanbaru,
diketahui bahwa siswa masih merasa sulit belajar Biologi, karena banyaknya
hapalan seperti kata-kata ilmiah. Siswa juga mengatakan bahwa bahan ajar yang
ada masih kurang bervariatif, kurang berwarna dan belum ada bahan ajar yang
dilengkapi dengan mind map, sehingga siswa sulit untuk memahami dan
menghapal materi pelajaran Biologi.
Hasil wawancara dengan guru Biologi SMA Negeri 4 Pekanbaru, peneliti
dapat menyimpulkan beberapa karakteristik siswa dalam pembelajaran Biologi
antara lain : siswa aktif dalam pembelajaran, adanya sebagian siswa yang kurang
tertarik terhadap Biologi dan sebagain siswa yang tertarik terhadap Biologi, dan
bahan ajar yang digunakan kurang bervariatif dan belum adanya bahan ajar yang
menggunakan mind map.
Berdasarkan beberapa karakteristik siswa tersebut maka dibutuhkan suatu
bahan ajar untuk mengatasi permasalahan yang ada dan untuk membangkitkan
minat siswa dalam pembelajaran Biologi di kelas. Oleh karena itu, Peneliti
mengembangkan modul Biologi dilengkapi mind map. Adapun tujuan dari
pengembangan modul Biologi tersebut selain untuk membantu siswa dalam
menghapal dan meningkatkan minat siswa, modul diharapkan dapat
meminimalisir peran guru dalam pembelajaran sehingga siswa akan lebih aktif
dalam pembelajaran.
31
4) Analisis Tugas
Guru menganalisis tugas-tugas pokok yang harus dikuasai siswa agar
siswa dapat mencapai kompetensi minimal. Tugas dalam pembelajaran ini adalah
mengerjakan tes evaluasi, yang di analisis oleh guru sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang tercantum pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
materi yang diajarkan pada saat proses pembelajaran agar kompetensi minimal
yang diharapkan dapat tercapai atau sesuai yang diharapkan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi dapat diperoleh informasi bahwa
penyelesaian masalah di setiap sekolah memiliki beberapa kesamaan dan juga
perbedaan. Tugas-tugas yang diberikan guru di SMA Negeri 4 Pekanbaru dengan
cara pemberian tugas berupa pemberian tugas rumah (PR), membuat makalah, dan
membuat portopolio. Pada tahap analisis tugas ini guru membuat soal evaluasi
khususnya pada aspek kognitif dengan membuat soal penerapan, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
b. Design (Perancangan)
Tujuan dari tahap ini adalah mengembangkan modul Biologi dilengkapi
mind map yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Pada tahap ini modul akan
dirancang sesuai dengan materi pokok kemudian menyusun indikator dari materi
pokok diturunkan menjadi tujuan pembelajaran. Modul yang akan dibuat memiliki
kriteria yaitu full color, terdiri dari kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan
modul, pemahaman kompetensi, tujuan pembelajaran, ruang motivasi, materi
pembelajaran, lembar kerja peserta didik, uji kompetensi, cek pemahaman,
glosarium, dan daftar pustaka.
Isi modul sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang
terdapat pada Kurikulum 2013 yaitu KD 3.1 dan KD 3.2. Modul dilengkapi mind
map yang menggunakan bahasa Indonesia dan disertai gambar-gambar yang
dilengkapi dengan sumber.
Modul ini dibuat menggunakan aplikasi Micrososft Office Publisher 2010
sedangkan untuk media mind map dibuat menggunaan aplikasi iMindMap 7. Jenis
huruf yang digunakan pada modul adalah Maiandra GD dengan ukuran 12 dan
untuk mind map menggunakan huruf Comic Sans MS ukuran 24. Kemudian untuk
32
cover modul dibuat menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS5 yang memuat
beberapa hal antara lain : judul dari modul, judul materi pembelajaran yang
digunakan, lambang kurikulum yang digunakan, gambar ilustrasi yang mewakili
isi, jenjang kelas yang menggunakan modul, lambang universitas dan nama
penyusun.
c. Development (Pengembangan)
Setelah perancangan modul, modul dibuat dan disusun sesuai dengan
langkah-langkah yang dirancang. Tahap development ini bertujuan untuk
menghasilkan bahan ajar berupa modul Biologi dilengkapi mind map dan sesuai
dengan Kurikulum 2013. Modul yang telah disusun divalidasi oleh validator.
1) Validasi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map
Modul Biologi dilengkapi mind map yang dikembangkan terlebih dahulu
akan divalidasi. Tujuan validasi adalah memeriksa kebenaran konsep-konsep dan
tata bahasa pada modul yang disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Validator pada
penelitian ini terdiri dari ahli materi, ahli pembelajaran, dan guru Biologi kelas XI
SMA/MA. Kemudian dilakukan revisi modul. Setelah itu, dihasilkan modul akhir
kemudian dilakukan uji coba kelayakan terbatas dengan menggunakan angket
respon siswa untuk mengetahui modul Biologi dilengkapi mind map yang telah
dikembangkan layak, maka setelah diuji coba pengembangan modul dilengkapi
mind map menghasilkan produk yang layak digunakan dalam proses
pembelajaran.
Validator adalah pakar pendidikan Biologi dan pakar pembelajaran serta
kompeten dalam bidangnya sebanyak dua orang dosen dan ditambah dengan tiga
orang guru Biologi kelas XI seperti yang terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Daftar Nama Validator
Nama Validator
(Guru/Dosen) Bidang Ahli Keterangan
Dr. Rian Vebrianto, M. Ed Ahli Pembelajaran Dosen Agroteknologi UIN
SUSKA Riau
Prof. Dr. Hasan Basri Jumin Ahli Materi Dosen Pertanian UIR
33
Nama Validator
(Guru/Dosen) Bidang Ahli Keterangan
Mulya Manru, M.Pd Guru Biologi SMA Negeri Plus Provinsi Riau
Nurhasanah, S.Pd Guru Biologi SMA Negeri 4 Pekanbaru
Mariani Sitepu, S.Pd Guru Biologi SMA Negeri 15 Pekanbaru
2) Revisi I Modul Biologi Dilengkapi Mind Map
Data yang diperoleh dari validasi oleh validator digunakan untuk melakukan
revisi ke-1 modul Biologi yang dikembangkan.
3) Modul Biologi Dilengkapi Mind Map yang Telah Direvisi
Setelah melakukan revisi ke-1 pada modul Biologi dilengkapi mind map yang
dikembangkan oleh Peneliti diperoleh produk akhir yaitu modul Biologi
dilengkapi mind map yang telah direvisi.
4) Uji Coba Kelayakan Terbatas pada Siswa
Setelah modul Biologi dilengkapi mind map yang dikembangkan telah
direvisi, maka modul akan diuji coba kelayakan terbatas kepada siswa. Adapun
sampel siswa yang digunakan adalah 10 orang siswa untuk masing-masing
sekolah terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2. Daftar Sekolah Uji Coba
Nama Sekolah Alamat Jumlah Siswa
SMA Negeri Plus Provinsi
Riau
Jl. Kubang Raya, Kel. Simpang
Tiga, Kec. Bukit Raya 10
SMA Negeri 4 Pekanbaru Jl. Adisucipto No. 67, Kel.
Maharatu, Kec. Marpoyan Damai 10
SMA Negeri 15 Pekanbaru Jl. Cipta Karya, Kel. Tuah Karya,
Kec. Tampan 10
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Lembar Validasi
Lembar validasi dalam penelitian ini adalah lembaran yang digunakan
untuk memvalidasi produk yang dikembangkan. Tujuan pengisian lembar validasi
34
adalah untuk menguji kelayakan modul dilengkapi mind map yang dikembangkan.
Pada penelitian ini ada enam orang yang bertindak sebagai validator yang terdiri
dari dua dosen yaitu sebagai ahli materi, ahli pembelajaran, dan tiga guru Biologi.
Validasi modul oleh para ahli dinilai sesuai dengan aspek yang tersedia. Aspek
penilaian pengembangan modul dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5.
Validasi pengembangan modul oleh ahli materi bertujuan untuk
mengetahui validitas modul yang dikembangkan dari segi materi pembelajaran.
Validasi ini dilakukan oleh validator yang pakar di bidang pendidikan Biologi
serta kompeten dalam bidang. Aspek yang diamati, yaitu kelayakan isi, kelayakan
penyajian, dan kebahasaan. Kisi-kisi lembar validasi pengembangan modul oleh
ahli materi disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Validasi Pengembangan Modul Ahli Materi
Bidang Keahlian Aspek yang dinilai Jumlah Butir Nomor
Item
Ahli Materi
Kelayakan isi 9 1 – 9
Kelayakan penyajian 6 10 – 15
Kebahasaan 5 16 – 20
Sumber : Modifikasi Peneliti dari BSNP dalam Tutik (2012), dan Nafsi (2018)
Validasi pengembangan modul oleh ahli pembelajaran bertujuan untuk
mengetahui validitas modul yang dikembangkan dari segi pembelajaran. Validasi
ini dilakukan oleh validator yang pakar di bidang pembelajaran serta kompeten
dalam bidang. Aspek yang diamati, yaitu format modul, penyajian, kebahasaan,
kegrafikan, kualitas mind map, dan manfaat. Kisi-kisi lembar validasi
pengembangan modul oleh ahli pembelajaran disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Validasi Pengembangan Modul Ahli Pembelajaran
Bidang Keahlian Aspek yang dinilai Jumlah Butir Nomor Item
Ahli Pembelajaran
Format modul 3 1 – 3
Penyajian 6 4 – 9
Kebahasaan 3 10 – 12
Kegrafikan 5 13 – 17
35
Bidang Keahlian Aspek yang dinilai Jumlah Butir Nomor Item
Kualitas mind map 6 18 – 23
Manfaat 1 24
Sumber : Modifikasi Peneliti dari BSNP Tutik (2012), Resnita (2017), dan Nafsi
(2018)
Validasi pengembangan modul oleh guru bertujuan untuk mengetahui
kelayakan modul yang dikembangkan bagi guru. Validasi ini dilakukan oleh guru
Biologi yang kompeten di bidangnya. Aspek yang diamati, yaitu materi,
penyajian, kebahasaan, tampilan, kualitas mind map dan manfaat. Kisi-kisi lembar
validasi pengembangan modul oleh guru disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Validasi Pengembangan Modul oleh Guru
Aspek yang Dinilai Jumlah Butir Nomor
Item
Materi 3 1 – 3
Penyajian 6 4 – 9
Kebahasaan 3 10 – 12
Tampilan 4 13 – 16
Kualitas mind map 6 17 – 22
Manfaat 1 23
Sumber : Modifikasi Peneliti dari Lestari (2016), Resnita (2017), dan Nafsi (2018)
3.4.2 Angket Respon Siswa
Angket respon siswa adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan
yang harus dijawab oleh siswa yang akan dievaluasi berupa angket respon terbatas
siswa terhadap modul. Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap modul Biologi dilengkapi mind map. Pengisian angket
respon siswa dilakukan kepada siswa yang telah mempelajari materi pada struktur
dan fungsi sel. Pengisian angket respon siswa ini juga digunakan untuk
mengetahui kelayakan modul Biologi dilengkapi mind map yang dikembangkan.
Aspek penilaian angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 6.
36
Tabel 6. Kisi-kisi Angket Respon Siswa
Aspek yang Dinilai Jumlah Butir Nomor
Item
Format modul 3 1 – 3
Penyajian 9 4 – 12
Kebahasaan 3 13 – 15
Tampilan 4 16 – 19
Manfaat 1 20
Sumber : Modifikasi Peneliti dari Tutik (2012), Lestari (2016), Resnita (2017),
dan Nafsi (2018)
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel yang diambi dari populasi harus betul-betul mewakili
(Sugiyono, 2015 : 62). Lebih lanjut Sugiyono (2015 : 62), mengemukakan bahwa
teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk penentuan sampel
dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan Peneliti yaitu dengan menggunakan teknik
Stratified Random Sampling. Arifin (2014 : 220) mengatakan, stratified sampling
adalah suatu cara pengambilan sample dari populasi yang menunjukkan adanya
strata/tingkatan/kelas.
Berdasarkan teknik sampling yang dipilih oleh Peneliti, maka penentuan
sampel yang diambil adalah 10 orang siswa dari masing-masing SMA/MA
berkurikulum 2013 yang berakreditasi A, B, dan C di Pekanbaru. Adapun sekolah
yang dipilih adalah tiga sekolah SMA/MA di Pekanbaru, yaitu : SMA Negeri Plus
Pekanbaru yang berakreditasi A, SMA Negeri 4 Pekanbaru yang berakreditasi B,
dan SMA Negeri 15 Pekanbaru yang berakreditasi C. Penentuan jumlah sampel
yang dilakukan Peneliti sesuai dengan pernyataan Borg dan Gall dalam Sanjaya
(2014 : 134), bahwa uji coba lapangan melibatkan satu sampai tiga sekolah
dengan mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek. Adapun karakteristik sampel yang
dipilih oleh Peneliti adalah sebagai berikut :
a. siswa kelas XI SMA/MA Negeri yang menggunakan Kurikulum 2013,
b. siswa laki-laki ataupun perempuan,
37
c. siswa yang telah mempelajari materi struktur dan fungsi sel.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan dengan mengisi lembar validasi
pengembangan modul. Data diperoleh dari hasil validasi tiap-tiap validator untuk
mengetahui hasil dari pengembangan modul. Adapun validator yang dianggap ahli
dalam bidang modul pembelajaran yaitu terdiri dari lima orang validator, yang
terdiri dari satu ahli materi, satu ahli pembelajaran, dan tiga guru Biologi kelas XI
SMA/MA. Validator memberi kesan umum, saran perbaikan dan kritik terhadap
produk yang dikembangkan. Selain itu juga validator memberikan pernyataan
tentang kelayakan dari modul yang dikembangkan. Selanjutnya dilakukan uji coba
kelayakan terbatas pada 10 orang siswa kelas XI SMA/MA dengan cara
memberikan angket respon siswa mengenai modul. Pada penelitia ini akan
diambil respon terbatas di tiga SMA/MA di Pekanbaru yaitu SMA Negeri Plus
Pekanbaru, SMA Negeri 4 Pekanbaru, dan SMA Negeri 15 Pekanbaru.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yang
mendeskripsikan kelayakan modul Biologi dilengkapi mind map yang
dikembangkan. Modul yang telah dihasilkan akan divalidasi terlebih dahulu oleh
Dosen yang berkompeten pada bidangnya dan Guru Biologi SMA/MA kelas XI.
Tanggapan responden yang berupa data kuantitatif dinyatakan menggunakan skala
Likert dengan kategori pilihan genap, yaitu 4, 3, 2, 1. Menurut Darmadi (2014 :
145) dianjurkan membuat skala Likert dengan kategori pilihan genap seperti, 4
pilihan atau 6 pilihan, karena ada kecenderungan responden memberikan jawaban
pada kategori tengah seperti 3 pada skala dengan 5 pilihan karena alasan
kemanusiaan. Sehingga jika semua responden memilih kategori tengah, maka
hasilnya peneliti tidak memperoleh informasi yang pasti. Dalam penelitian ini,
jawaban dari setiap item dalam skala Likert dengan pernyataan positif seperti pada
Tabel 7.
38
Tabel 7. Kriteria Penilaian Lembar Skor Validasi
Skor Kriteria
4 Sangat sesuai/ sangat baik
3 Sesuai/ baik
2 Kurang sesuai/ kurang baik
1 Tidak sesuai/ tidak baik
Sumber : Modifikasi peneliti dari Sugiyono (2016 : 135) dan Irmawati (2005 : 12)
Setelah seluruh hasil validasi ahli dan responden dikumpulkan, diubah ke
dalam data kuantitatif sesuai dengan bobot skor. Selanjutnya dibuat persentase
sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan seberapa layak modul Biologi tersebut
digunakan.
Pada penelitian ini, persentase kelayakan modul akan dihitung untuk tiga
macam validator dan penilaian siswa terhadap modul. Menurut modifikasi Akbar
(2013 : 158), rumus untuk analisis tingkat kelayakan secara deskriptif sebagai
berikut :
Keterangan :
Vma = validasi kelayakan dari materi
Vmo = validasi kelayakan dari pembelajaran
Vp = validasi kelayakan guru
Vs = penilaian siswa
TSh = total skor maksimal yang diharapkan
TSe = total skor empiris (hasil uji kelayakan dari validator)
Hasil validitas masing-masing (ahli dan guru), tingkat persentasenya dapat
dicocokkan atau dikonfirmasikan dengan kriteria kelayakan pada Tabel 8.
39
Tabel 8. Kriteria Kelayakan Menurut Penilaian Validator
No Kriteria Kelayakan Tingkat Kelayakan
1 85,01% - 100% Sangat Valid (sangat layak), atau dapat digunakan tanpa
revisi
2 70,01% - 85% Valid (layak), atau dapat digunakan namun perlu revisi
3 50,01% - 70% Kurang valid (kurang layak), disarankan tidak
dipergunakan karena perlu revisi
4 01,00% - 50% Tidak valid (tidak layak), atau tidak boleh dipergunakan
Sumber : Modifikasi Peneliti dari Akbar (2013 : 157)
40
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yaitu pengembangan
modul Biologi dilengkapi mind map yang telah divalidasi oleh validator dan diuji
coba terbatas ditiga sekolah untuk mendapatkan data respon atau tanggapan
peserta didik. Adapun tiga sekolah tersebut adalah SMA Negeri Plus Provinsi
Riau, SMA Negeri 4 Pekanbaru, dan SMA Negeri 15 Pekanbaru, masing-masing
sekolah diambil 10 orang peserta sehingga jumlah keseluruhan sampel dari ketiga
sekolah adalah sebanyak 30 siswa. Sebelum dilakukan uji coba terbatas pada
peserta didik, modul Biologi dilengkapi mind map ini divalidasi terlebih dahulu
oleh satu orang ahli pembelajaran, satu orang ahli materi, dan tiga orang guru
Biologi kelas XI untuk mendapatkan saran masing dari masing-masing validator
dan guru. Penelitian pengembangan ini menghasilkan modul Biologi dilengkapi
mind map pada materi pokok Struktur dan Fungsi Sel kelas XI. Penelitian ini
menggunakan desain model ADDIE yang terdiri dari lima tahap yaitu, analisis
(analysis), perancangan (design), pengembangan (development), implementasi
(implementation) dan evaluasi (evalution). Namun pada penelitian ini Peneliti
hanya melakukan dari tahap analisis (analysis) sampai tahap pengembangan
(development). Hal ini dilakukan Peneliti karena keterbatasan waktu dan biaya.
Penelitian pengembangan ini telah dilakukan sesuai dengan tiga tahap
yang ada pada model desain ADDIE. Berikut diuraikan tiga tahap yang Peneliti
lakukan :
4.1.1. Hasil Tahap Analisis (Analysis)
Pada hasil tahap analisis (analysis) ini akan diuraikan pembahasan tentang
analisis Kurikulum, analisis kebutuhan, analisis siswa, dan analisis tugas.
a. Analisis Kurikulum 2013
Tahap pertama yang dilakukan pada pengembangan modul bertujuan
untuk menentukan materi-materi yang digunakan dalam modul. Pada analisis ini,
41
Peneliti melakukan analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensis Dasar (KD)
Peminatan Kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Sekolah Menengah Atas
Biologi pada kelas XI pada materi Struktur dan Fungsi Sel yang ada pada
Kurikulum 2013. KD pengetahuan dan keterampilan yang digunakan dalam
penelitian adalah KI 3 yaitu pada KD 3.1 dan 3.2 serta KI 4 pada KD 4.1 dan 4.2.
Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dilakukan bertujuan
sebagai berikut :
1) Pada KI 3 dan KD 3.1 dan 3.2, Peneliti mengaitkan materi Biologi dengan KI
1 dan KI 2 khususnya pada materi Struktur dan Fungsi Sel. Hal ini sesuai
dengan KI 1 dan KI 2 yang mengacu pada aspek afektif atau sikap dan KI 3
yang mengacu pada aspek kognitif atau pengetahuan peserta didik.
Berdasarkan KI 3 aspek kognitifnya diturunkan pada KD 3.1 dan 3.2.
2) Pada KI 4 dan KD 4.1 dan 4.2, bertujuan untuk menghasilkan keterampilan
peserta didik yang diharapkan dapat terwujud setelah peserta didik melakukan
kegiatan pembelajaran di sekolah pada materi Struktur dan Fungsi Sel.
Sehingga aspek psikomotorik atau keterampilan yang diharapkan dapat
menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan untk mempresentasikan
pemahamannya tentang struktur dan fungsi sel sebagai unit struktural dan
fungsional terkecil penyusun tubuh makhluk hidup yang sesuai dengan tujuan
KI 4 yaitu aspek psikomotorik atau keterampilan yang diturunkan pada KD
4.1 dan 4.2.
Kemudian Peneliti melakukan analisis indikator pencapaian kompetensi
yang harus dicapai peserta didik pada materi Struktur dan Fungsi Sel yaitu : 3.1.1
mengidentifikasi konsep sel sebagai unit struktural dan fungsional terkecil, 3.1.2
menentukan komponen kimiawi penyusunan sel, 3.1.3 membedakan struktur
antara sel prokariot dan sel eukariot, 3.1.4 menjelaskan struktur dan organel sel,
3.1.5 Siswa mampu menjelaskan struktur dan organel sel, 3.1.6 mengidentifikasi
dan mengetahui organel sel serta fungsi organel tersebut melalui pengamatan,
4.1.1 menyajikan model sel hewan dan sel tumbuhan , 4.2.1 membuat model
proses mitosis berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan.
42
Berdasarkan informasi yang diperoleh Peneliti melalui observasi di
sekolah diperoleh bahwa materi struktur dan fungsi sel merupakan salah satu
materi yang sulit dipahami oleh siswa dan bahan ajar yang digunakan tidak
berwarna sehingga kurang mendukung proses pembelajaran. Oleh sebab itu, untuk
mengembangkan kompetensi peserta didik, diperlukan suatu bahan ajar yang
mampu memfasilitasi proses pembelajaran siswa sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Bahan ajar yang dikembangkan oleh Peneliti adalah modul
dilengkapi dengan mind map. Diharapkan dengan adanya modul dilengkapi mind
map dapat memudahkan peserta didik untuk belajar secara mandiri dan membantu
siswa dalam menghafal materi melalui mind map yang telah disediakan.
Pembelajaran di dalam modul dilakukan dengan berbagai variasi, mulai dari
kegiatan belajar, belajar mandiri, diskusi, kegiatan praktikum, kegiatan kelompok,
dan menjawab soal-soal uji kompetensi.
b. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan dengan penyebaran lembar observasi kepada
siswa dan wawancara dengan pendidik di salah satu SMA Negeri di Pekanbaru,
yaitu SMA Negeri 4 Pekanbaru. Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah
dilakukan, maka penelitian ini difokuskan pada bahan ajar dilengkapi mind map
khususnya modul Biologi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan
guru Biologi di sekolah diketahui, bahwa : 1) bahan ajar yang digunakan belum
bervariasi dan berwarna, dimana guru mata pelajaran Biologi hanya berfokus pada
bahan ajar seperti modul pengayaan dan LKPD dari MGMP Pekanbaru. 2) belum
adanya bahan ajar atau modul yang dilengkapi dengan media mind map, sehingga
siswa mengalami kesulitan dalam memahami, mengingat, dan menghapal materi.
3) sulitnya bagi siswa untuk belajar Biologi dikarenakan banyaknya hapalan.
c. Analisis Siswa
Informasi yang diperoleh dari hasil lembar observasi terbatas pada peserta
didik di sekolah menunjukkan, bahwa peserta didik merasa sulit belajar Biologi
terutama pada materi struktur dan fungsi sel, hal ini dikarenakan banyaknya kata-
kata ilmiah dalam pembelajaran Biologi yang harus diingat. Selain itu, juga
berdasarkan hasil lembar observasi di ketahui bahwa bahan ajar yang digunakan
43
hanya modul pengayaan seperti LKS dan LKPD dari MGMP Pekanbaru. Bahan
ajar yang digunakan mereka tersebut masih kurang bervariasi, tidak berwarna dan
belum ada menampakkan aplikasi dari KI 1 dan KI 2.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka dibutuhkan media
pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan belajar peserta didik dan media
yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, Peneliti
mengembangan modul Biologi dilengkapi mind map.
d. Analisis Tugas
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi
diperoleh informasi bahwa tugas yang diberikan berupa pemberian pekerjaan
rumah (PR), membuat makalah, dan membuat portofolio. Dalam tahap ini,
peneliti melakukan identifikasi keterampilan ataupun tugas yang harus dikuasai
peserta didik pada modul yang akan dibuat khususnya pada materi struktur dan
fungsi sel yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar
kompetensi minimal yang diharapkan dapat tercapai.
4.1.2. Hasil Tahap Perancangan (Design)
Pengembangan modul Biologi dilengkapi mind map ini didasari pada hasil
observasi dan analisis yang telah dilakukan. Setelah melakukan analisis, Peneliti
melanjutkan dengan tahap perencanaan (design). Tujuan dari tahap perencanaan
(design) adalah merancang produk yang akan dibuat, yaitu modul Biologi
dilengkapi mind map. Modul Biologi ini dilengkapi dengan mind map karena
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Peneliti diketahui bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam hal menghapal dan mengingat materi. Sehingga
Peneliti memberikan solusi dengan menambahkan mind map didalam modul agar
materi yang dipelajari siswa mudah untuk dihapal dan diingat. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan Buzan (2008 : 4) bahwa, mind map adalah salah satu cara
termudah yang dapat digunakan untuk memudahkan dalam menyimpan informasi
kedalam otak dan mengeluarkan/mengingat kembali informasi yang telah
disimpan tersebut. Modul Biologi dilengkapi mind map ini dibuat untuk materi
struktur dan fungsi sel, yaitu pada KD 3.1 dan KD 3.2 untuk kelas XI SMA/ MA.
44
Pemilihan materi dilakukan berdasarkan hasil observasi bahwa materi yang
dianggap paling sulit adalah struktur dan fungsi sel.
Modul Biologi dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel ini
dirancang berdasarkan Kurikulum 2013 revisi, silabus, buku siswa, modul
pengayaan, LKPD dari MGMP Pekanbaru dan buku referensi yang relevan.
Sumber materi yang digunakan didalam modul dimuat dalam daftar pustaka yang
terletak pada bagian belakang isi modul. Modul yang dikembangkan dibuat
menggunakan ukuran kertas A4 (21cm x 29,7cm) dan media mind map dibuat
menggunakan ukuran kertas A3 (29,7cm x 42cm) yang dilipat sedemikian rupa
sehingga dapat disisipkan kedalam modul yang berukuran A4 (21cm x 29,7cm).
Modul dirancang menggunakan program Microsoft Publisher 2010 dengan jenis
huruf Agency FB ukuran 20pt pada bagian sub materi dan Maiandra GD ukuran
12pt. Perancangan strategi pengorganisasian isi modul dibagi dalam tiga bagian,
yaitu pendahuluan, isi, dan akhir. Tampilan seluruh isi modul dapat dilihat pada
Lampiran 18. Berikut penjabaran draf modul :
a. Bagian pendahuluan
Bagian pendahuluan dari modul Biologi terdiri atas :
1) Cover depan/ sampul depan
Cover depan modul didesain dengan warna soft (lembut)
menggunakan warna dominan biru muda dan kuning. Pada bagian cover
depan modul memuat beberapa hal antara lain : judul dari modul dengan
tulisan “Modul Biologi Dilengkapi Mind Map, Struktur dan Fungsi Sel”
dengan jenis font Berlin Sans FB Demi ukuran 40pt dan 36 pt, lambang
Kurikulum 2013 ukuran 2,8cm x 2,8cm yang menggambaran kurikulum
yang digunakan pada modul, gambar ilustrasi berupa gambar sel hewan
ukuran 14,39cm x 14,98cm yang mendeskripsikan isi modul, jengjang
kelas yang menggunakan modul yaitu kelas XI SMA/MA, dan nama
penyusun yaitu Suci Mismenia Amanda. Tampilan cover depan modul
dapat dilihat pada Lampiran 18.
45
2) Data peserta didik
Data peserta didik ada di dalam modul bertujuan agar dapat
mengetahui data dari pemilik modul sehingga akan memudahkan dalam
pengembalian modul pada pemiliknya jika sewaktu-waktu modul tersebut
hilang. Pada data peserta didik ini memuat nama lengkap, nama panggilan,
tempat/ tanggal lahir, kelas, alamat, dan foto. Tampilan data peserta didik
dapat dilihat pada Lampiran 18.
3) Kata pengantar,
Pada Kata pengantar memuat ucapan rasa syukur Peneliti kepada
Allah Yang Maha Esa atas selesainya modul, gambaran isi modul, manfaat
modul, dan harapan Peneliti terhadap modul yang dikembangkan. Pada
judul kata pengantar menggunakan jenis font Freestyle Script ukuran 20pt
dan isi dari kata pengantar menggunakan jenis font Maiandra GD ukuran
12pt. Tampilan kata pengantar modul dapat dilihat pada Lampiran 18.
4) Profil modul
Profil modul berisi gambaran secara umum mengenai modul. Pada
profil modul memuat konten-konten yang ada didalam modul. Judul pada
profil modul menggunakan jenis font Freestyle Script ukuran 20pt dan
jabaran mengenai konten-konten yang dimuat pada modul menggunakan
jenis font Maiandra GD ukuran 11pt. Tampilan profil modul dapat dilihat
pada Lampiran 18.
5) Daftar isi
Daftar isi memuat urutan isi dalam modul yang dilengkapi dengan
halaman untuk mempermudah penggunaannya mencari bagian tertentu.
Judul daftar isi menggunakan jenis font Freestyle Script ukuran 20pt dan
isi dari daftar isi menggunakan jenis font Maiandra GD ukuran 12pt.
Tampilan daftar isi modul dapat dilihat pada Lampiran 18.
6) Daftar gambar
Daftar gambar memuat daftar gambar yang ada didalam modul dan
dilengkapi dengan halamannya. Daftar gambar berguna untuk
memudahkan pengguna dalam mencari konten gambar yang ingin dilihat.
46
Judul daftar gambar menggunakan jenis font Freestyle Script ukuran 20pt
dan isi dari daftar gambar menggunakan jenis font Maiandra GD ukuran
12pt. Tampilan daftar gambar modul dapat dilihat pada Lampiran 18.
7) Daftar tabel
Daftar tabel memuat daftar tabel yang ada didalam modul dan
dilengkapi dengan halamannya. Daftar tabel berguna untuk memudahkan
pengguna dalam mencari tabel yang ingin dilihat. Judul daftar tabel
menggunakan jenis font Freestyle Script ukuran 20pt dan isi dari daftar
tabel menggunakan jenis font Maiandra GD ukuran 12pt. Tampilan daftar
tabel modul dapat dilihat pada Lampiran 18.
8) Pemahaman kompetensi
Pemahaman kompetensi berisikan kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang dijadikan acuan bagi modul. Judul pada pemahaman
kompetensi ditulis dengan jenis font Freestyle Script ukuran 20pt dan
kompetensi-kompetensi disajikan dalam tabel dengan jenis font Maiandra
GD ukuran 11pt. Tampilan pemahaman kompetensi modul dapat dilihat
pada Lampiran 18.
9) Petunjuk penggunaan modul
Petunjuk penggunaan modul ini berisi petunjuk-petunjuk dalam
menggunakan modul yang dikembangkan. Petunjuk penggunaan modul ini
terdiri dari petunjuk untuk guru dan petunjuk untuk siswa. Judul pada
petunjuk penggunaan modul ditulis dengan jenis font Freestyle Script
ukuran 20pt dan isi dari petunjuk penggunaan modul menggunakan jenis
font Maiandra GD ukuran 12pt. Pada halaman petunjuk penggunaan
modul dilengkapi dengan gambar ilustrasi guru dan siswa agar kelihatan
lebih menarik bagi siswa untuk membaca dan mengetahui petunjuk
penggunaan modul. Tampilan petunjuk penggunaan modul dapat terlihat
pada Lampiran 18.
10) Mind map,
Mind map merupakan peta pikiran yang berisi konsep-konsep dari
materi yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menyimpan dan
47
mengeluarkan/ mengingat kembali informasi. Mind map ini didesain
dengan menggunakan aplikasi iMind Map7 dan dicetak menggunakan
kertas A3 (29,7cm x 42cm), kemudian dilipat sedemikian rupa sehingga
bisa disisipkan ke dalam modul yang berukuran A4 (21cm x29,7cm). Pada
mind map didesain dengan warna yang beraneka ragam dan dilengkapi
dengan gambar-gambar yang berfungsi lebih memudahkan dalam
mengingat. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Windura (2013 : 30)
bahwa, mind map bekerja sesuai dengan tiga cara kerja alami otak, yaitu
bekerja dengan kedua belah otak (otak kanan dan kiri), gambar, pancaran
pikiran. Menggunakan otak sesuai cara kerja alaminya, maka belajar dan
berpikir akan cepat, mudah dan menyenangkan. Ada dua mind map yang
dibuat, yaitu tentang sel dan tentang bioproses sel. Hal ini disesuaikan
dengan jumlah Kompetensi Dasar yang dikembangkan, yaitu KD 3.1 dan
KD 3.2. Untuk tampilan mind map dapat dilihat pada Lampiran 18.
b. Bagian isi
Bagian isi modul terdiri atas :
1) Judul materi modul
Pada lembar judul materi modul berisikan judul materi, jumlah
pertemuan, alokasi waktu, gambar ilustrasi, dan kata kunci. Judul materi
dibuat dengan jenis font Maiandra GD ukuran 28pt menggunakan shapes
horizontal scroll dengan desain berwarna biru muda. Pada jumlah
pertemuan dan alokasi waktu dibuat dalam shape rounded rectangle
dengan jenis font Maiandra GD ukuran 14pt dengan desain warna biru
muda. Jumlah pertemuan untuk materi struktur dan fungsi sel ini yaitu 5 x
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Tujuan adanya jumlah
pertemuan dan alokasi waktu adalah agar penggunaan modul dalam proses
pembelajaran dapat digunakan secara efektif dan efisein. Kemudian
gambar ilustrasi adalah Robert Hooke yaitu orang pertama yang
menemukan sel dan gambar ilustrasi dinding sel hasil temuannya. Gambar
ilustrasi ditambahkan agar tampilan terlihat lebih menarik. Selanjutnya
pada kata kunci dibuat dalam shape rectangle dengan jenis font Maiandra
48
GD ukuran 16pt pada bagian judul kata kunci dan ukuran 12pt pada bagian
isi kata kunci. Pada kata kunci ini didesain menggunakan shape rectangle
dengan warna pink muda. Kata kunci ini berfungsi sebagai acuan kata-kata
penting yang harus diingat dan dipelajari oleh siswa. Tampilan judul
materi modul dapat dilihat pada Lampiran 18.
2) Kegiatan Belajar
Pada lembar kegiatan belajar memuat tujuan pembelajaran yang
diharapkan mampu dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari
kegiatan belajar tersebut. Tampilan kegiatan belajar dapat dilihat pada
Lampiran 18. Judul kegiatan belajar ditulis dengan jenis font Maiandra GD
dengan ukuran 28pt dan bagian isi ukuran 12pt dengan spasi 1,5. Pada
modul ini terdapat dua kegiatan belajar, yaitu Kegiatan Belajar 1, dan
Kegiatan Belajar 2. Pada setiap kegiatan belajar terdapat Ruang Motivasi
yang bertujuan untuk memotivasi siswa setiap akan memulai pembelajaran
sehingga akan menimbulkan semangat belajar. Pada lembar kegiatan
pembelajaran terdapat gambar-gambar ilustrasi yang berfungsi agar terlihat
lebih menarik.
Pada setiap kegiatan belajar didahului dengan pendahuluan yang
berisi pengantar dan apersepsi mengenai materi yang akan dibahas. Pada
bagian pendahuluan dilengkapi dengan gambar yang sesuai dengan
apersepsi yang disajikan. Gambar tersebut bertujuan mendukung apersepsi
yang disajikan dan agar tampilan yang disajikan lebih menarik. Tampilan
pendahuluan kegiatan belajar dapat dilihat pada Lampiran 18.
Pada lembar kegiatan belajar memuat uraian materi dari setiap sub
bab yang harus dikuasai oleh siswa. Kegiatan belajar ini berisi uraian
materi yang telah dikaitkan dengan KI 1 dan KI 2. Pada konsep KI 1 dan
KI 2 dibuat dengan tulisan yang dicetak tebal dan berwarna biru
sedangkan uraian materi berwarna hitam. Jenis tulisan yang digunakan
pada uraian materi adalah Maiandra GD dengan uuran 12pt. Kemudian
pada uraian materi dilengkapi dengan gambar-gambar ilustrasi yang
mendukung penyajian dari materi. Gambar-gambar ilustasi tersebut
49
bertujuan agar siswa lebih memahami materi yang disajikan. Tampilan
uraian materi dapat dilihat pada Lampiran 18.
Kemudian, pada kegiatan belajar terdapat pengetahuan tambahan
yang masih berkaitan dengan materi struktur dan fungsi sel. Lembar
pengetahuan tambahan ini diberi judul “Tahukah Kamu” yang dibuat
dengan font Bauhaus 93 ukuran 16pt ditambahi dengan gambar ilustrasi
anak perempuan yang memegang simbol tanda tanya agar terlihat lebih
menarik dan uraiannya dibuat dengan font Maiandra GD ukuran 12pt.
Pada lembar “Tahukah Kamu” ini juga dilengkapi dengan gambar ilustrasi
yang mendukung informasi yang disajikan. Tampilan “Tahukah Kamu”
pada modul dapat dilihat pada Lampiran 18.
Selanjutnya, pada bagian kegiatan belajar terdapat kegiatan “Ayo
Kita Lakukan”, “Ayo Bereksperimen”, dan “Ayo Kreatif”. Ketiga kegiatan
ini didesain dalam shape rectangle dengan background biru muda untuk
membedakannya dengan uraian materi. Tulisan yang digunakan pada
setiap judul adalah jenis font Aharoni ukuran 12pt dan bagian isi
menggunakan font Maiandra GD ukuran 12pt.
Kegiatan “Ayo Kita Lakukan” berisi kegiatan eksplorasi yang
membantu menemukan suatu konsep. Selain itu kegiatan “Ayo Kita
Lakukan” berguna memupuk dan mengembangan perilaku ilmiah terhadap
siswa. Tampilan kegiatan “Ayo Kita Lakukan” dapat dilihat pada
Lampiran 18.
Kegiatan “Ayo Bereksperimen” merupakan kegiatan praktikum
yang berisi tujuan dari kegiatan praktikum, alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum, cara kerja melaksanaan kegiatan praktikum, hasil
pengamatan, pertanyaan dan diskusi, kesimpulan, dan blank mind map.
Tampilan kegiatan “Ayo Bereksperimen” dapat dilihat pada Lampiran 18.
Bagian blank mind map berfungsi untuk membuat siswa bisa
dalam membuat kesimpulan dalam bentu pikiran agar lebih mudah untuk
menghapalnya. Untuk tampilan blank mind map dapat dilihat pada
Lampiran 18.
50
Kegiatan “Ayo Kreatif” merupakan kegiatan yang dikerjakan di
luar jam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dan
menambah wawasan pengetahuannya. Selain itu, siswa juga diminta untuk
membuat laporan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan tersebut. Pada
lembar ini telah disajikan format laporan dan sistematika penulisan laporan
agar laporan yang dibuat sesuai dengan aturan.Kemudian, kegiatan ini
dilengkapi dengan rubrik penilaian (oleh guru) yang bertujuan untuk
memudahkan guru dalam menilai laporan yang telah dibuat oleh siswa.
Untuk tampilan kegiatan “Ayo Kreatif” dan rubrik penilaian (oleh guru)
dapat dilihat pada Lampiran 18.
Selain dilengkapi dengan kegiatan-kegiatan, pada kegiatan belajar
ini juga dilengkapi dengan ikon-ikon yang membantu siswa dalam lebih
memahami uraian materi. Ikon-ikon tersebut antara lain “Mari Jelajah” dan
“Yuk Searching”. Ikon-ikon didesain dalam shape rectangle dengan
backround berwarna pink muda yang dilengkapi dengan gambar ilustrasi
agar terlihat lebih menarik. Judul ikon dibuat menggunakan font Aharoni
ukuran 12pt dan bagian isi menggunakan font Maiandra ukuran 12pt.
Ikon-ikon ini diletakkan pada sisi kiri dan kanan pada lembar kegiatan
belajar. Ikon “Mari Jelajah” merupakan kegiatan eksplorasi yang
membantu menemukan konsep di lingkungan sekitar. Kemudian terdapat
Ikon “Yuk Searching” yang merupakan kegiatan eksplorasi yang
membantu menemukan konsep di internet. Pada ikon “Yuk Searching”
disajikan situs online yang berisikan video animasi yang berkaitan dengan
materi yang disajikan. Tampilan ikon “Mari Jelajah” dan “Yuk Searcing”
dapat dilihat pada Lampiran 18.
3) Uji kompetensi
Pada bagian uji kompetensi disajikan beberapa pertanyaan untuk
mengukur seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disajikan. Pada bagian akhir dari uji kompetensi disajikan cek pemahaman
yang merupakan alat untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa
terhadap materi yang telah dipelajari berdasarkan skala yang ditentukan.
51
Tampilan uji kompetensi dan cek pemahaman dapat diliat pada Lampiran
18.
4) Kunci Jawaban
Pada modul ini terdapat kunci jawaban untuk membantu siswa yang
kesulitan dalam menemukan jawaban yang benar selama proses
pembelajaran mandiri di rumah. Selain itu kunci jawaban juga berguna
untuk mengecek tingkat pemahaman siswa. Kunci jawaban meliputi
jawaban pada uji kompetensi 1 dan uji kompetensi 2. Tampilan Kunci
jawaban dapat dilihat pada Lampiran 18.
c. Bagian penutup
Bagian penutup dari modul berisi :
1) Glosarium
Glosarium memuat pengertian istilah-istilah penting yang terdapat
pada materi didalam modul. Pada judul glosarium dibuat menggunakan
jenis font Freestyle Script ukuran 20pt dan bagian isi menggunakan jenis
font Maiandra GD ukuran 12pt. Judul glosarium didesain dalam shape
rectangle dengan background warna biru muda dan dilengkapi dengan
gambar ilustrasi buku bertumpuk agar terlihat lebih menarik. Pada bagian
huruf alfabet didesain menggunaan WordArt dengan ukuran 36pt dan
warna pink muda. Tampilan glosarium modul dapat dilihat pada Lampiran
18.
2) Daftar pustaka
Daftar pustaka memuat daftar referensi yang digunakan dalam
penyusunan modul. Pada judul daftar pustaka dibuat menggunakan jenis
font Freestyle Script ukuran 20pt dan bagian isi menggunakan jenis font
Maiandra GD ukuran 12pt. Judul daftar pustaka didesain dalam shape
rectangle dengan background warna biru muda. Tampilan daftar pustaka
modul dapat dilihat pada Lampiran 18.
3) Profil penulis
Profil penulis berisikan gambaran hidup penulis mulai dari nama,
tempat dan tanggal lahir, dan jenjang pendidikan yang ditempuh hingga
52
saat ini. Pada lembar profil penulis juga dimuat foto penulis dari modul.
Profil penulis dibuat menggunakan jenis font Maiandra GD dengan ukuran
12pt.
4) Cover belakang/ sampul belakang modul.
Pada bagian cover belakang modul didesain dengan gambar segi
enam yang ditata rapi menutupi sebagai cover belakang. Pemilihan segi
enam ini karena mencerminkan dinding sel yang berbentuk segi enam.
Mempertimbangkan materi yang akan disampaikan, maka materi struktur
dan fungsi sel ini memerlukan 5 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45
menit. Sebelum rancangan (design) modul dilanjutkan ke tahap berikutnya, maka
rancangan modul ini perlu divalidasi. Validasi modul dilakukan oleh dua orang
dosen yang mencakup ahli materi dan ahli pembelajaran, dan guru Biologi dari
masing-masing sekolah. Berdasarkan hasil validasi tersebut, ada kemungkinan
rancangan modul tersebut masih perlu diperbaiki sesuai dengan saran validator.
4.1.3. Hasil Tahap Pengembangan (Development)
Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan modul yang
layak setelah revisi berdasarkan masukan para ahli dan data respon terbatas oleh
siswa. Konteks pengembangan modul Biologi dilengkapi mind map ini, terdiri
dari beberapa langkah, yaitu :
a. Validasi modul oleh validator. Pada tahap validasi ini tim ahli yang terlibat
adalah ahli materi dan ahli pembelajaran. Selain itu dilakukam validasi oleh
guru Biologi yang bersangkutan. Adapun nama para validator adalah sebagai
berikut :
1) Prof. Dr. Hasan Basri Jumin (Ahli Materi)
2) Dr. Rian Vebrianto, M. Ed (Ahli Pembelajaran)
b. Guru Biologi dari tiga sekolah, yaitu :
1) Mulya Manru, M. Pd (SMAN Plus Provinsi Riau)
2) Nurhasanah, S. Pd (SMAN 4 Pekanbaru)
3) Mariani Sitepu, S.Pd (SMAN 15 Pekanbaru)
53
c. Revisi modul berdasarkan masukan dari para pakar saat validasi. Pada tahap
ini Peneliti tidak melakukan revisi karena menurut validator ahli materi (Prof.
Dr. Hasan Basri Jumin) dan ahli pembelajaran (Dr. Rian Vebrianto, M.Ed)
modul telah layak diuji cobakan. Kemudian untuk guru juga Peneliti
memperbaiki berdasarkan komentar/saran yang diberikan.
d. Uji coba kelayakan terbatas dengan menyebarkan angket respon siswa. Pada
tahap ini diambil 10 sampel siswa dari tiap sekolah yang terdiri dari tiga
sekolah. Tiga sekolah tersebut terdiri dari SMAN Plus Provinsi Riau, SMAN
4 Pekanbaru, dan SMAN 15 Pekanbaru. Pada uji coba kelayakan terbatas ini
sampel siswa yang digunakan adalah siswa yang telah mempelajari materi
struktur dan fungsi sel.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Hasil Validasi Modul oleh Para Ahli
Tahap ini merupakan tahap validasi modul Biologi dilengkapi mind map
oleh Prof. Dr. Hasan Basri Jumin (ahli materi) dan Dr. Rian Vebrianto, M. Ed
(ahli pembelajaran). Hasil analisis terhadap validasi yang dilakukan para ahli
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi modul Biologi dilengkapi
mind map yang sedang dikembangkan. Apabila modul yang dikembangkan sudah
memenuhi kriteria kelayakan (valid), maka modul Biologi dilengkapi mind map
layak untuk digunakan. Validasi dilakukan Peneliti pada tanggal 11 Januari 2019
(ahli pembelajaran) dan tanggal 15 Januari 2019 (ahli materi). Validasi terhadap
guru Biologi di tiga sekolah dilakukan peneliti pada tanggal 11 Februari 2019
(guru SMAN 15 Pekanbaru), tanggal 14 Februari 2019 (guru SMAN 4
Pekanbaru), dan tanggal 18 Februari 2019 (guru SMAN Plus Provinsi Riau).
Hasil dari tahapan validasi modul oleh ahli materi dan ahli pembelajaran
dianalisis, dan komentar serta sarannya menjadi bahan pertimbangan untuk revisi
dalam perbaikan modul. Jika hasil penilaian modul yang telah dikembangkan
sudah memenuhi kategori kevalidan tertinggi yaitu sangat valid, layak digunakan
dan tidak perlu revisi, maka modul sudah dapat diujicobakan.
54
Tabel 9. Hasil Validasi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map oleh Kedua Validator.
No Validator Rata-rata Persentase Kategori Kevalidan
1 Ahli Materi 82,22% Valid
2 Ahli Pembelajaran 95,69% Sangat Valid
Rata-rata Persentase 88,96% Sangat Valid
Sumber : Data Peneliti (2019)
Berdasarkan hasil validasi oleh dua orang ahli, yaitu ahli materi dan ahli
pembelajaran diperoleh hasil bahwa kelayakan bahan ajar termasuk kedalam
kategori sangat valid (sangat layak). Skor kelayakan di dapat dari ahli materi
sebesar 82,22%, dan dari ahli pembelajaran sebesar 95,69%. Dari kedua hasil
validasi tersebut diperoleh rata-rata persentase sebesar 88,96% dan bahan ajar
yang dibuat dikategorikan sangat valid (sangat layak) untuk digunakan. Hasil
validasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Persentase hasil validasi oleh ahli materi dan ahli pembelajaran
a. Hasil Validasi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map oleh Ahli Materi
Pada penelitian ini, validator ahli materi adalah Bapak Prof. Dr. Hasan
Basri Jumin. Beliau merupakan salah satu dosen pascasarja UIR yang memiliki
keahlian dalam bidang Bioteknologi. Penilaian terhadap produk oleh validator
materi ini meliputi tiga aspek, yaitu kelayakan isi, penyajian, dan kebahasaan.
82,22%
95,69%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Ahli Materi Ahli
Pembelajaran
Per
sen
tase
Rata
-rata
Validator
55
Penyajian data kuantitatif dari validasi oleh ahli materi dapat dilihat pada Tabel
10.
Tabel 10. Data Kuantitatif Hasil Validasi Modul oleh Ahli Materi
No Aspek Rata-rata
Persentase
Kategori
Kevalidan
1 Kelayakan Isi 83,33% Valid
2 Kelayakan Penyajian 83,33% Valid
3 Kebahasaan 80% Valid
Rata-Rata Hasil Validasi Ahli Materi 82,22% Valid
Sumber : Data Peneliti (2019)
Validasi ahli materi ini dilakukan sekali saja karena hasil penilaian modul
dari validator ahli materi tidak ada yang perlu direvisi. Persentase tertinggi hasil
validasi ahli materi sebesar 83,33% (valid) pada aspek kelayakan isi dan aspek
kelayakan penyajian, sementara persentase terendah sebesar 80% (valid) pada
aspek kebahasaan. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli materi yang telah
dilakukan, produk berupa modul Biologi dilengkapi mind map pada materi
struktur dan fungsi sel ini sudah layak untuk diujicobakan atau layak untuk
digunakan dengan rata-rata persentase sebesar 82,22%. Hasil penilaian validator
ahli materi terhadap modul Biologi dilengkapi mind map yang lebih rinci terdapat
pada Lampiran 13. Perbandingan rata-rata persentase dari setiap aspek hasil
validasi produk dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Persentase setiap aspek dari hasil validasi ahli materi
83,33% 83,33% 80%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kelayakan Isi Kelayakan
Penyajian
Kebahasaan
Rata
-rata
Per
sen
tase
Aspek Penilaian
56
Komentar dan saran dari validator ahli materi dianalisis oleh Peneliti untuk
perbaikan modul yang dikembangkan. Ahli materi menyarankan untuk
menambahkan alokasi waktu didalam modul agar penggunaan modul dapat lebih
efektif dan efisien. Hal yang telah diperbaiki disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Revisi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map Berdasarkan Saran Ahli
Materi
Sebelum Revisi Setelah Revisi
Ahli validator menyarankan untuk
menambahkan alokasi waktu agar pemanfaatan
modul dapat efektif dan efisien
Hasil revisi ditambahkan alokasi waktu pada
bagian awal modul
Sumber : Data Modifikasi Peneliti (2019)
57
b. Hasil Validasi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map oleh Ahli
Pembelajaran
Pada penelitian ini, validator ahli pembelajaran yang menilai modul ini
adalah Bapak Dr. Rian Vebrianto, M. Ed. Beliau merupakan salah satu dosen
pendidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau yang memiliki
keahlian dalam bidang pendidikan. Validasi oleh ahli pembelajaran ini meliputi
lima aspek, yaitu format modul, penyajian, kebahasaan, kegrafikan, kualitas mind
map, dan manfaat. Penyajian data kuantitatif dari hasil validasi oleh ahli
pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Data Kuantitatif Hasil Validasi Modul oleh Ahli Pembelajaran
No Aspek Rata-rata Persentase Kategori
1 Format Modul 91,67% Sangat Valid
2 Penyajian 95,83% Sangat Valid
3 Kebahasaan 100% Sangat Valid
4 Kegrafikan 95% Sangat Valid
5 Kualitas Mind Map 91,67% Sangat Valid
6 Manfaat 100% Sangat Valid
Rata-rata hasil validasi ahli pembelajaran 95,69% Sangat Valid
Sumber : Data Peneliti (2019)
Validasi ahli pembelajaran dilakukan secara bertahap dengan sekali
penilaian. Validasi modul oleh ahli pembelajaran tidak ada kritikan yang
diberikan. Persentase terendah sebesar 91,67% (sangat valid) pada aspek format
modul dan kualitas modul. Pada aspek penyajian diperoleh persentase sebesar
95,83% (sangat valid). Kemudian persentase tertinggi sebesar 100% (sangat valid)
pada aspek kebahasaan dan manfaat. Berdasarkan hasil validasi yang telah
dilakukan, modul pelajaran ini sudah sangat layak untuk digunakan sebagai
alternatif bahan ajar tanpa refisi dengan rata-rata persentase sebesar 97,50%
(sangat valid). Hasil penilaian validator ahli pembelajaran terhadap modul yang
lebih rinci terdapat pada Lampiran 14. Perbandingan rata-rata persentase dari
setiap aspek hasil validasi modul oleh ahli pembelajaran dapat dilihat pada
Gambar 5.
58
Gambar 5. Persentase setiap aspek dari hasil validasi ahli pembelajaran
4.2.2. Validasi Modul Biologi Dilengkapi Mind Map oleh Guru
Tingkat kelayakan dari modul Biologi dilengkapi mind map ini juga
diukur dan diperoleh dari instrumen berupa lembar validasi yang diberikan kepada
tiga orang guru Biologi kelas XI di SMAN Plus Provinsi Riau, SMAN Negeri 4
Pekanbaru, dan SMAN 15 Pekanbaru. Penilaian dilakukan dengan cara
memberikan modul yang telah dicetak untuk dilihat, diamati dan menyerahkan
lembar validasi kepada guru. Lembar validasi guru terdiri dari 6 aspek, yaitu
aspek materi, penyajian, kebahasaan, tampilan, kualitas mind map, dan manfaat.
Penyajian data kuantitatif dari hasil validasi oleh ketiga guru Biologi dapat dilihat
pada Tabel 13.
Tabel 13. Data Kuantitatif Hasil Validasi Modul oleh Ketiga Guru Biologi
No Aspek
Persentase Kelayakan
(%)
Rata-rata
Persentase
(%)
Tingkat
Kelayakan MM N MS
1 Materi 91,67 100 100 88,89 Sangat Valid
2 Penyajian 91,67 100 83,33 91,67 Sangat Valid
3 Kebahasaan 91,67 100 100 97,22 Sangat Valid
4 Tampilan 100 93,75 100 97,92 Sangat Valid
5 Kualitas Mind Map 95,83 95,83 70,83 87,50 Sangat Valid
6 Manfaat 100 100 75 91,67 Sangat Valid
Rata-rata Validasi Modul 95,14 98,26 88,19 92,48 Sangat Valid
Sumber : Data Peneliti (2019)
91,67% 95,83% 100%
95% 91,67% 100%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Format
Modul
Penyajian Kebahasaan Kegrafikan Kualitas
Mind Map
Manfaat
Rata
-rata
Per
sen
tase
Aspek Penilaian
59
Keterangan :
MM : Mulya Manru (Guru Biologi SMAN Plus Provinsi Riau)
N : Nurhasanah (Guru Biologi SMAN 4 Pekanbaru)
MS : Mariani Sitepu (Guru Biologi SMAN 15 Pekanbaru)
Berdasarkan hasil validasi oleh ketiga orang guru Biologi dapat diketahui
kelayakan bahan ajar termasuk dalam kategori sangat valid (layak) dengan rata-
rata persentase 92,48%. Skor kelayakan yang didapatkan dari SMAN Plus
Provinsi Riau yaitu sebesar 95,14% dengan tingkat kevalidan sangat valid (sangat
layak), dari SMAN 4 Pekanbaru sebesar 98,26% dengan tingkat kevalidan sangat
valid (sangat layak) dan SMAN 15 Pekanbaru sebesar 92,48% dengan tingkat
kevalidan sangat valid (sangat layak. Hasil penilaian validator oleh guru Biologi
terhadap modul yang lebih rinci terdapat pada Lampiran 15. Perbandingan rata-
rata persentase dari setiap aspek hasil validasi modul oleh guru Biologi dapat
dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Persentase setiap aspek dari hasil validasi oleh Guru Biologi
4.2.3. Data Hasil Uji Coba Kelayakan Terbatas Modul
Tahap uji coba kelayakan skala terbatas yaitu uji coba pengembangan
modul pada sampel yang terbatas. Data pada uji coba kelayakan terbatas modul
diperoleh dari hasil penilaian lembar angket respon siswa pada materi struktur dan
fungsi sel. Uji coba kelayakan terbatas modul dilakukan dengan diujikan pada 10
91
,67
%
91
,67
%
91
,67
%
10
0%
95
,83
%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
93
,75
%
95
,83
%
10
0%
10
0%
83
,33
%
10
0%
10
0%
70
,83
%
75
%
88
,89
%
91
,67
%
97
,22
%
97
,92
%
87
,50
%
91
,67
%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Materi Penyajian Kebahasaan Tampilan Kualitas
Mind Map
Manfaat
SMAN PLUS Provinsi Riau SMAN 4 Pekanbaru
SMAN 15 Pekanbaru Rata-rata Persentase
60
orang siswa pada tiga sekolah. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah
siswa yang telah mempelajari materi struktur dan fungsi sel. Peneliti melakukan
penelitian pada tiga sekolah, yaitu SMAN Plus Provinsi Riau (18 Februari 2019)
yang berakreditasi A, SMAN 4 Pekanbaru (14 Februari 2019) yang berakreditasi
B, dan SMAN 15 Pekanbaru (8 Februari 2019) yang berakreditasi C. Dalam
tahapan ini modul yang digunakan adalah modul yang telah diperbaiki
kekurangannya sesuai dengan hasil validasi dan saran yang diberikan oleh ahli
materi, ahli pembelajaran, dan guru. Instrumen untuk siswa berisi 20 indikator
yang terdiri dari 5 aspek, yaitu format modul, penyajian, kebahasaan, tampilan,
dan manfaat. Uji coba dilakukan dengan cara memberikan kesempatan pada siswa
untuk melihat, membaca modul Biologi dilengkapi mind map yang telah
dibagikan, kemudian memberikan penilaian tertulis serta memberikan kritik atau
saran terhadap modul pada angket yang telah tersedia. Hasil uji coba kelayakan
terbatas merupakan hasil tanggapan siswa tentang modul Biologi yang
dikembangkan. Penyajian data kuantitatif dari hasil angket respon siswa terhadap
modul Biologi dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Analisis Respon Siswa Terhadap Cakupan Modul Dilengkapi Mind Map
No Aspek
Persentase Kelayakan
(%) Rata-
rata
(%)
Tingkat
Kevalidan SMAN
Plus
SMAN
4
SMAN
15
1 Format Modul 94,17 91,67 92,5 92,78 Sangat Valid
2 Penyajian 93,61 86,94 85 88,52 Sangat Valid
3 Kebahasaan 89,17 83 84,17 85,45 Sangat Valid
4 Tampilan 91,25 87,5 84,38 87,71 Sangat Valid
5 Manfaat 90 87,5 100 92,5 Sangat Valid
Rata-rata 91,64 87,32 89,21 89,39
Sangat Valid Tingkat Kevalidan
Sangat
Valid
Sangat
Valid
Sangat
Valid
Sangat
Valid
Sumber : Data Peneliti (2019)
Berdasarkan hasil uji coba kelayakan terbatas siswa pada tiga sekolah,
yaitu SMAN Plus Provinsi Riau yang berakreditasi A, SMAN 4 Pekanbaru yang
berakreditasi B, dan SMAN 15 Pekanbaru yang berakreditasi C diperoleh hasil
61
bahwa kelayakan modul termasuk dalam kategori sangat valid (sangat layak). Hal
ini berarti modul yang dikembangkan dapat digunakan di sekolah yang
berakreditasi A, B, ataupun C. Skor kelayakan yang didapatkan dari hasil uji coba
kelayakan terbatas siswa di SMAN Plus Provinsi Riau yang berakreditas A, yaitu
sebesar 91,64%, dari SMAN 4 Pekanbaru yang berakreditasi B memperoleh skor
87,32%, dan SMAN 15 Pekanbaru yang berakreditasi C sebesar 89,21%. Hasil
angket respon siswa terhadap modul yang lebih rinci terdapat pada Lampiran 16.
Perbandingan rata-rata persentase setiap aspek dari hasil angket respon siswa
terhadap modul yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Persentase setiap aspek dari hasil angket respon siswa
Dari hasi uji coba kelayakan terbatas terhadap siswa terdapat beberapa
komentar dan saran yang diberikan. Berikut komentar, kritik dan saran yang
diberikan pada saat uji coba kelayakan terbatas terhadap siswa dapat dilihat pada
Tabel 15, Tabel 16, dan Tabel 17.
Tabel 15. Komentar, Kritik , dan Saran Siswa SMAN Plus Provinsi Riau Terhadap Modul
No Subjek
Uji Coba Komentar, Kritik, dan Saran
1 A1 Sebaiknya penjelasan organel terlebih dahulu lalu penjelasan
sel eukariot dan prokariot baru perbedaan antara sel eukariot
94
,17
%
93
,61
%
89
,17
%
91
,25
%
90
%
91
,67
%
86
,94
%
83
%
87
,5%
87
,5%
92
,5%
85
%
84
,17
%
84
,38
10
0%
92
,78
%
88
,52
%
85
,45
%
87
,71
%
92
,5%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Format Modul Penyajian Kebahasaan Tampilan Manfaat
SMAN Plus Provinsi Riau SMAN 4 Pekanbaru
SMAN 15 Pekanbaru Rata-rata Persentase
62
No Subjek
Uji Coba Komentar, Kritik, dan Saran
dan prokariot dan sebaiknya ada kesimpulan diakhir sub bab.
Over all udah keren kak!
2 B1 Akan lebih menarik jika ada teka-teki silang ataupun
pertanyaan yang jarang orang tahu (informasi)
3 C1
Tidak ada kritik dan saran. Penggunaan mind map disini
sangat bagus dan jelas karena lebih mudah dipahami oleh
siswa. Juga terdapat banyak gambar, tidak monoton pada
tulisan, sehingga tidak menimbulkan jenuh saat membacanya.
4 D1
Modul sudah baik, namun jika menurut saya, kunci jawaban
tidak perlu ada dibelakang buku, cukup modul pegangan guru
saja yang ada kunci jawabannya.
5 E1
Modul yang dibuat sangat baik dan bagus sehingga menarik
minat siswa untuk membacanya. Bahasa yang digunakan juga
sudah baik dan mudah dimengerti. Sudah cukup lengkap dan
memenuhi untuk standar modul yang diinginkan dan
diperlukan siswa. Sukses kak!
6 F1
Dari keseluruhan sudah bagus. Saran saya hanya dibagian
cover buku untuk lebih dibuat menarik dan kalau bisa di cover
belakangnya dibuat sinopsis biar siswa lebih menarik untuk
membaca.
7 G1 Untuk kedepannya dapat membuat rumus-rumus agar siswa
lebih mudah menghafal dan memahami materi.
8 H1
Modulnya bagus, menarik, rapi, namun akan lebih baik jika
tidak ada lagi gambar yang agak buram, dan disertai dengan
game inovatif yang mengasah otak.
9 I1 Lebih baik dimuat quiz per sub bab/ materi dan memuat
permainan seperti TTS
10 J1
Mind map menjadi nilai plus dari modul yang telah kakak
buat. Namun, akan lebih sempurna lagi jika margin bawah
sedikit ditambah agar tidak dempet dengan nomer halaman.
Modul kakak juga akan lebih rapi. Semangat kak!
Sumber : Data Peneliti (2019)
Selain pada SMAN Plus Pekanbaru, Peneliti juga melakukan uji angket
respon siswa pada siswa kelas XI SMAN 4 Pekanbaru yang berakreditasi B.
Untuk komentar, kritik, dan saran oleh siswa SMAN 4 Pekanbaru terhadap modul
Biologi dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel dapat dilihat
pada tabel 16.
63
Tabel 16. Komentar, kritik, dan saran siswa SMAN 4 Pekanbaru terhadap modul
No Subjek
Uji Coba Komentar, Kritik, dan Saran
1 A2
Indonesia agama yang beragam, tolong jangan menggunakan
nama Tuhan, lebih baik menggunakan kata “Tuhan”. Jika
sebagai bahan ajar maupun alternatif, buku ini tidaklah cocok
karena berbagai media sudah menerbitkan buku yang lebih
lengkap, kurangnya beberapa informasi terbaru yang ada pada
2019 ini.
2 B2
Tulisannya terlalu besar, sarannya pada bentuk
tulisan/hurufnya sedikit kecil lagi dan tulisannya sudah bagus
dan mudah dimengerti
3 C2
Tulisannya terlalu besar, sarannya pada bentuk tulisannya/
hurufnya sedikit diperkecil lagi agar mudah untuk dibaca lagi.
Kemudian untuk kritikannya lagi, jarak antara tulisan agak
diperkecil lagi jarak antara baris satu ke dua.
4 D2 Pembahasan menarik, mudah mengerti siswa yang kurang
baca buku karena adanya gambar, menarik, singkat.
5 E2
Modul ini mungkin sangat membantu siswa untuk lebih aktif
dalam pemahaman materi namun materi yang diajarkan terlalu
sedikit untuk dipejari dengan buku yang tebal. Sebaiknya
perbanyak materi seperti sel, organ, sistem organ disatukan
menjadi satu.
6 F2 Modulnya berwarna dan mudah dipahami. Akan lebih baik
jika pembahasan diperbanyak.
7 G2
Buku modul sangat bagus, karna dilengkapi dengan mind map
yang jarang ditemui di buku-buku yang lain dan tata letak
serta gambar yang tertera sangat bagus dan menarik.
8 H2
Dengan adanya modul ini, dapat memberikan siswa
rangkuman/ glosarium yang detail dan ringkas sehingga
mudah diingat dan dimengerti dan adanya mind map. Namun
penulisannya telalu besar dan berjarak.
9 I2
Modulnya sangat bagus dan sangat menarik untuk dibaca dan
dipahami. Sarannya semoga dikedepannya modul dapat
menjadi menarik lagi.
10 J2
Dengan modul ini, saya jadi tertarik untuk belajar karena
modul ini disusun secara rapi dan informasinya jelas yang
membuat kita mudah mengerti. Sarannya, perlu lagi
pembahasannya. Mungkin itu saja. Terima kasih. Saya suka!
Kemudian Peneliti juga melakukan uji angket respon siswa pada siswa
kelas XI SMAN 15 Pekanbaru yang berakreditasi C. Untuk komentar, kritik, dan
64
saran oleh siswa SMAN 15 Pekanbaru terhadap modul Biologi dilengkapi mind
map pada materi struktur dan fungsi sel dapat dilihat pada tabel 17.
Tabel 17. Komentar, kritik, dan saran siswa SMAN 15 Pekanbaru terhadap modul
No Subjek
Uji Coba Komentar, Kritik, dan Saran
1 A3
Kami menyarankan untuk melengkapi daftar isi sehingga lebih
mudah mencari materi dan tampilan cover dibuat lebih
menarik agar menambah minat pembaca.
2 B3
Kami dari responden sangat tertarik pada modul yang
disajikan. Kami sebagai siswa dapat menggunakan modul
sebagai alternatif bahan ajar bagi kami. Saran kami tetap terus
menulis buku/modul ya kak. Sukses juga kuliahnya.
3 C3
Modul disusun dengan sangat baik dan tidak membosankan
untuk dibaca. Wacana yang terdapat di dalamnya
menimbulkan rasa keingintahuan, serta materinya disajikan
secara jelas dan sistematis. Semoga menjadi lebih baik.
4 D3
Menggunakan jenis dan ukuran huruf yang lebih tepat lagi dan
menampilkan gambar yang lebih mempunyai hubungan yang
erat dengan masalah.
5 E3
Modul sangat menarik, mudah dipahami karena menggunakan
kalimat dan bahasa yang jelas. Selain itu, banyak dicantumkan
ilustrasi gambar sehingga ada daya tarik untuk membuka dan
mempelajarinya. Modul juga lengkap dan tidak
membosankan.
6 F3
Menurut kami, buku ini sangat bagus, berisi bahan bacaan
yang berisi ilmu dan menimbulkan rasa minat belajar dan
ingin tahu karena banyak gambar dan warna, namun masih
ada sedikit kesalahan pada penulisan huruf yang kurang tepat.
Sebaiknya dikoreksi terlebih dahulu sebelum diterbitkan.
7 G3
Saran kami sebagai responden, sebaiknya modul ini juga
dilengkapi dengan indeks agar lebih mudah dalam
menemukan penjelasan.
8 H3
Modul yang diberikan menarik dah bagus serta mudah
dipahami, penampilan modul juga sangat indah sehingga
dapat menambah keingintahuan untuk mempelajarinya tetapi
akan lebih bagus apabila materi diperbanyak agar lebih
memahaminya lagi. Terima kasih.
9 I3
Menurut saya, penjelasan dari modul tersebut sangat efektif
dan efisien sehingga membuat siswa dapat memahami secara
langsung kalimat tersebut.
10 J3 Modul biologi ini sangat menarik, ditambah fitur gambar yang
akan membuat rasa ingin tahu siswa akan materi yang akan
65
No Subjek
Uji Coba Komentar, Kritik, dan Saran
dibahas, sangat baik, bagus dan luar biasa.
Sumber : Data Peneliti (2019)
4.3. Pembahasan
Pada penelitian ini terdapat satu produk yang dikembangkan dan diuji
coba kelayakan terbatas dengan angket respon siswa yaitu modul Biologi
dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel. Langkah-langkah
pengembangan ini melalui tiga tahapan yaitu tahap analisis (analysis), tahap
perancangan (design) dan tahap pengembangan (development). Modul dirancang
sesuai dengan silabus Kurikulum 2013 revisi, silabus, dan buku siswa, dimana
dalam modul dilengkapi dengan mind map. Sebelum produk diuji coba kelayakan
terbatas kepada siswa, Peneliti melakukan validasi dengan dua orang dosen
sebagai satu ahli materi dan satu ahli materi serta tiga orang guru Biologi SMAN
yang akan diuji cobakan. Adapun waktu validasi yang dilakukan Peneliti adalah
sebagai berikut : tanggal 11 Januari 2019 (ahli pembelajaran) dan tanggal 15
Januari 2019 (ahli materi). Validasi terhadap guru Biologi di tiga sekolah
dilakukan peneliti pada tanggal 11 Februari 2019 (guru SMAN 15 Pekanbaru),
tanggal 14 Februari 2019 (guru SMAN 4 Pekanbaru), dan tanggal 18 Februari
2019 (guru SMAN Plus Provinsi Riau). Validasi ini sangat berguna bagi Peneliti
karena dengan validasi, Peneliti dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada
pada modul serta mendapat saran-saran sehingga modul yang dihasilkan teruji
kelayakannya.
Pengembangan modul bertujuan untuk memperoleh tanggapan mengenai
bahan ajar yang layak sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya
pada bagian ini akan diuraikan tentang kelayakan modul yang meliputi validasi
modul (ahli materi, ahli pembelajaran dan guru) dan hasil uji coba kelayakan
terbatas pada siswa.
66
a. Validasi Modul
Berikut ini akan dijelaskan hasil validasi kelayakan modul Biologi
dilengkapi mind map oleh para ahli, guru dan siswa sebagai pengguna.
1) Ahli Materi
Hasil validasi oleh ahli materi terdapat tiga aspek yang dinilai, yaitu :
aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan kebahasaan. Hasil validasi modul
Biologi dilengkapi mind map dapat dilihat pada Tabel 10. Pada Tabel 10 tersebut
terlihat bahwa modul yang dikembangkan Peneliti valid (layak) dengan persentase
rata-rata 82,22% dikategorikan layak dengan revisi. Namun oleh validator, modul
yang dikembangkan tersebut tidak perlu di revisi. Uraian hasil validasi modul
Biologi dilengkapi mind map oleh ahli materi disajikan sebagai berikut :
a) Aspek Kelayakan Isi
Aspek kelayakan isi modul Biologi dilengkapi mind map termasuk dalam
kategori valid (layak) dengan persentase 83,33%. Hal ini karena materi yang
disajikan dalam modul telah disesuaikan dengan kebenaran fakta, konsep, teori,
dan prinsip/hukum. Pada modul juga terdapat pertanyaan-pertanyaan yang
membuat siswa penasaran dan ingin tahu dengan kelanjutan isi dari materi yang
disajikan. Modul disusun menggunakan berbagai sumber materi yang berkaitan
dengan materi struktur dan fungsi sel serta materi diambil dari sumber yang akurat
dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sumber yang digunakan berupa
buku literatur, buku siswa kurikulum 2013, modul pengayaan kurikulum 2013,
dan LKPD MGMP Pekanbaru. Sumber-sumber materi yang digunakan tersebut
terangkum dalam daftar pustaka. Pada aspek kelayakan isi terdapat sembilan
indikator yang menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator
materi yang disajikan mencakup materi yang terdapat dalam KD, (2) indikator
kecukupan materi dalam modul untuk mencapai tujuan pembelajaran, (3)
indikator kebenaran konsep (definisi dan sebagainya), (4) indikator keakuratan
data dan fakta yang disajikan, (5) indikator kelengkapan informasi dalam materi,
(6) indikator kesesuaian aplikasi konsep dalam kehidupan, (7) indikator akurasi
soal dan jawaban, (8) indikator keakuratan acuan pustaka, (9) indikator materi
yang disajikan mendorong rasa ingin tahu.
67
Kelayakan isi dapat dicapai apabila bahan ajar atau modul memiliki
keterkaitan antara materi dengan penerapan KI dan KD serta memiliki keajegan
antara bahan ajar dengan KD yang harus dikuasai siswa (Sudrajat, 2005) dalam
Budiningsih (2011 : 43). KI dan KD pada modul telah dicantumkan pada
Lampiran 2. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar sesuai dengan prinsip-
prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi : (1) prinsip relevansi, (2)
konsistensi, dan (3) kecukupan (Wahidin, 2008) dalam Budiningsih (2011).
Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki
keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip
konsistensi artinya adanya keajegan antara alat bantu pembelajaran dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Prinsip kecukupan artinya materi
yang di ajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan.
b) Aspek Penyajian
Aspek penyajian juga valid (layak) dengan persentase kelayakan 83,33%.
Hal ini karena materi dalam modul disajikan secara runut dari konsep dasar
sampai konsep yang lebih rumit, yaitu mulai dari pengamatan sel dari masa ke
masa, konsep sel, komponen kimiawi penyusun sel, struktur dan fungsi sel, dan
bioproses dalam sel. Selain itu, modul disajikan secara sistematis yang terdiri dari
pendahuluan, isi, penutup dan evaluasi. Penyusunan modul juga memperhatikan
keseimbangan antar bab, yaitu uraian antar submateri proporsional dengan
mempertimbangkan KI dan KD. Penyajian ilustrasi disajikan dalam modul sudah
sesuai dengan materi struktur dan fungsi sel sehingga mampu menjelaskan suatu
konsep atau gambar yang disajikan dalam modul. Pada aspek penyajian terdapat
enam indikator yang menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator
konsistensi sistematika sajian, (2) indikator keruntutan konsep, (3) indikator
penyajian soal dan jawaban sesuai dengan tujuan pembelajaran, (4) indikator
kesesuaian judul dengan keterangan pada gambar, (5) indikator kesesuaian
ilustrasi/gambar untuk memperjelas konsep, (6) indikator kemenarikan
ilustrasi/gambar
68
Menurut Depdiknas (2008), adapun kriteria pada aspek kelayakan
penyajian bahan ajar atau modul mencakup konsistensi sistematika sajian kegiatan
belajar, kerunutan konsep, keterlibatan peserta didik, ketertatan antar kegiatan
belajar/ sub kegiatan belajar/ alinea, keutuhan makna dalam kegiatan belajar/ sub
kegiatan belajar/ alinea. Selanjutnya Prastowo (2014 : 220), menyatakan gambar
yang dapat mendukung dan memperjelas materi sangat dibutuhkan, karena akan
memperjelas uraian materi yang ada.
c) Aspek Kebahasaan
Aspek kebahasaan juga masuk kategori valid (layak) dengan persentase
kelayakan 80%. Hal ini karena modul yang dikembangkan disusun dengan
menggnaan bahasa yang sederhana, mudah dipahami, serta sesuai dengan tingkat
perkembangan siswwa SMA/MA. Pada aspek kebahasan terdapat lima indikator
yang menjadi bahan penilaian, yaitu (1) indikator kesesuaian dengan kaidah
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, (2) indikator pemanfaatan bahasa secara
efektif dan efesien (jelas dan singkat). (3) indikator kesesuaian penggunaan istilah
dengan konsep yang dikaji, (4) indikator kesesuaian notasi, simbol, dan satuan
yang digunakan dengan sistem Internasional, (5) indikator kemudahan modul
untuk dibaca dan dipahami.
Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia yang sederhana untuk
menjelaskan konsep. Keterpahaman siswa terhadap materi juga ditentukan oleh
penggunaan bahasa yang menarik dan dapat memberikan gambaran atau ilustrasi
yang relevan dengan materi yang disampaikan.
Bahan ajar atau alat bantu pembelajaran juga harus ditulis dengan bahasa
baku yang universal, jelas, sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami siswa.
Sebaiknya diguanakan notasi-notasi dan istilah-istilah yang lazim dan banyak
digunakan di lingkungan sekolah (Erfiana, 2010) dalam Budiningsih (2011).
Berdasarkan hasil penilaian ahli materi dapat disimpulkan bahwa untuk aspek
kebahasaan ini modul Biologi dilengkapi mind map yang dikembangkan Peneliti
sudah memenuhi kriteria aspek kebahasaan dan memiliki bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa dan sederhana. Selanjutnya menurut Prastowo (2014 : 225),
adapun kriteria bahasa yang baik digunakan dalam modul, yaitu : (1) gunakan
69
bahasa percakapan, bersahabat, komunikatif, (2) buat bahasa lisan dalam bentuk
tulisan, (3) pilih kalimat sederhana, pendek, (4) hindari istilah yang sangat asing
dan terlalu teknis, (5) hindari kalimat pasif dan negatif ganda, (6) gunakan
bantuan ilustrasi untuk informasi yang abstrak, (7) berikan ungkapan pujian,
memotivasi, dan (8) ciptakan kesan modul sebagai bahan belajar yang hidup.
2) Ahli Pembelajaran
Hasil validasi pada ahli pembelajaran terdapat enam aspek yang dinilai,
yaitu : format modul, kebahasaan, kegrafikan, kualitas mind map, dan manfaat.
Hasil validasi modul Biologi dilengkapi mind map dapat dilihat pada Tabel 12.
Pada Tabel 12 tersebut terlihat bahwa modul yang dikembangkan Peneliti sangat
valid (sangat layak) dengan persentase rata-rata 95,69% dikategorikan sangat
layak tanpa revisi. Uraian hasil validasi modul Biologi dilengkapi mind map oleh
ahli pembelajaran disajikan sebagai berikut.
a) Aspek Format Modul
Aspek format modul Biologi dilengkapi mind map termasuk dalam
kategori sangat valid (sangat layak) dengan persentase 91,67%. Pada hal ini
Peneliti mengembangkan modul sesuai struktur secara umum yang mencakup
judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung,
latihan-latihan, dan evaluasi. Pada aspek format modul ini terdapat tiga indikator
yang menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator judul modul
jelas, mudah dipahami, dan menggambarkan isi, (2) indikator modul memuat
tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dikuasai siswa setelah
mempelajarinya, (3) indikator sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis sesuai
dengan yang telah ditetapkan di dalam silabus.
Struktur modul yang umum, paling tidak memuat tujuh komponen utama,
yaitu : judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi
pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dan evaluasi. Namun harus kita
mengerti bahwa dalam kenyataan di lapangan, struktur modul dapat bervariasi.
Hal ini terutama tergantung pada karakter materi yang disajikan, ketersediaan
70
sumber daya, dan kegiatan belajar yang bakal dilaksanakan (Prastowo, 2014 :
222).
b) Aspek Penyajian
Aspek penyajian juga sangat valid (sangat layak) dengan persentase
kelayakan 95,83%. Hal ini karena pada modul Biologi dilengkapi mind map,
penyajian materi sudah tersusun secara urut dan sistematis, dengan informasi yang
disajikan cukup lengkap. Informasi yang disajikan didalam modul cukup
mendorong rasa keingintahuan siswa dan ditambah dengan fitur tambahan yang
lebih membantu siswa untuk lebih memahami materi. Selain itu, pada modul juga
terdapat glosarium yang berguna untuk membantu siswa mengetahui pengertian
istilah-istilah penting yang ada pada materi. Pada aspek penyajian ini terdapat
enam indikator yang menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator
materi disajikan secara urut dan sistematis, (2) indikator informasi yang disajikan
lengkap, (3) indikator adanya keterlibatan siswa, (4) indikator materi yang
disajikan memdorong rasa ingin tahu siswa, (5) indikator fitur tambahan pada
modul membantu memahami materi, (6) indikator glosarium berisi istilah penting
yang membantu memahami materi.
Materi dalam modul Biologi mind map menempatkan siswa pada subyek
pembelajaran, dimana siswa diajak aktif dalam mencari informasi sehingga ada
keterlibatan siswa pada modul. Pada modul menyajikan “diskusi”, “Ayo Kita
Lakukan”, “Mari Jelajah”, dan “Yuk Searching” yang memungkinkan siswa untuk
mencari jawabannya sendiri. Modul Biologi dilengkapi mind map bersifat
interaktif dan partisipasif sehingga memotivasi siswa untuk belajar mandiri,
misalnya dengan menggunakan kata-kata motivasi dan gambar yang menarik.
Setiap akhir kegiatan belajar juga disajikan soal-soal latihan untuk mengukur
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, soal dilengkapi dengan kunci
jawaban sehingga siswa dapat mengukur sendiri tingkat pemahamannya.
Menurut Depdiknas (2008), adapun kriteria pada aspek penyajian bahan
ajar atau modul mencakup konsistensi sistematika sajian kegiatan belajar,
kerunutan konsep, keterlibatan peserta didik, ketertatan antar kegiatan belajar/ sub
kegiatan belajar/ alinea, keutuhan makna dalam kegiatan belajar/ sub kegiatan
71
belajar/ alinea. Selanjutnya Prastowo (2014 : 220), menyatakan gambar yang
dapat mendukung dan memperjelas materi sangat dibutuhkan, karena akan
memperjelas uraian materi yang ada.
c) Aspek Kebahasaan
Aspek kebahasaan juga sangat valid (sangat layak) dengan persentase
kelayakan 100%. Hal ini karena bahasa yang digunakan dalam modul memiliki
bahasa yang sederhana, mudah dipahami, serta sesuai dengan tingkat
perkembangan berpikir dan sosial emosional siswa SMA. Pada aspek kebahasaan
ini terdapat tiga indikator yang menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut :
(1) indikator kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, (2)
indikator informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami, (3) indikator
pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat).
Erfina (2010) dalam Budiningsih (2011 : 48), menyatakan bahwa
keterpahaman siswa terhadap materi juga ditentukan oleh penggunaan bahasa
yang menarik dan dapat memberikan gambaran atau ilustrasi yang relevan dengan
materi yang disampaikan. Modul juga harus ditulis dengan bahasa baku yang
universal, jelas, sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami siswa. Sebaiknya
digunakan notasi-notasi dan istilah-istilah yang lazim dan banyak digunakan di
lingkungan sekolah.
d) Aspek Kegrafikan
Aspek kegrafikan juga sangat valid (sangat layak) dengan persentase
kelayakan 95%. Pada aspek kegrafikan ini terdapat lima indikator yang menjadi
bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator kemenarikan desain modul,
(2) indikator kesesuaian desain cover dengan isi modul, (3) indikator penggunaan
font dan ukuran huruf dalam modul, (4) indikator lay out atau tata letak dalam
modul, (5) indikator terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto dalam modul.
e) Aspek Kualitas Mind Map
Aspek kualitas mind map diperoleh hasil sangat valid (sangat layak)
dengan persentase kelayakan 91,67%. Hal ini karena pada desain cover modul
yang dikembangkan sudah cukup menarik dan sesuai dengan isi dalam modul.
Berdasarkan hasil validasi ahli pembelajaran, desain modul tidak perlu direvisi
72
karena tidak mendapatkan komentar dari ahli, karena judul dan desain cover
sudah dapat menggambarkan isi dari informasi yang disajikan dalam modul.
Selain itu, modul juga terdapat gambar atau ilustrasi yang dilengkapi dengan
informasinya. Gambar atau ilustrasi yang terdapat dalam modul digunakan untuk
menarik siswa serta memudahkan untuk menggambarkan informasi yang
disajikan dalam modul. Gambar ataupun ilustrasi pada modul memiliki resolusi
yang cukup tinggi sehingga kualitas gambar menjadi lebih baik dan menarik.
Pada aspek kualitas mind map ini terdapat enam indikator yang menjadi
bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator kesesuaian ide pusat, (2)
indikator kesesuaian kata kunci, (3) indikator kemudahan dalam penggunaan, (4)
indikator kemenarikan tampilan, (5) indikator kemudahan bahasa untuk
dimengerti, (6) indikator kebergunaan mind map sehingga lebih mudah
memahami materi.
Pada mind map yang dikembangkan memiliki kesesuai ide pusatnya
dengan KD 3.1 dan KD 3.2, menggunakan kata kunci yang sesuai dengan materi
yang dijabarkan, dan menggunakan gaya bahasa dan kalimat yang mudah
dipahami sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik untuk tingkat SMA.
Selain itu mind map yang ditampilkan cukup menarik dimana terdapat gambar-
gambar yang membantu memudahkan siswa untuk mengingat materi. Mind map
yang dikembangkan membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi
karena memuat kata kunci dan gambar yang berguna memudahkan dalam
mengingat.
f) Aspek Manfaat
Aspek manfaat juga termasuk dalam kategori sangat valid (sangat layak)
dengan persentase kelayakan 100%. Pada aspek manfaat hanya terdiri dari satu
indikator yaitu modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi siswa.
Pada aspek manfaat memperoleh skor 4 dengan kategori sangat sesuai. Perolehan
skor 4 ini didapat karena bahan ajar yang dikembangkan cukup berguna sebagai
alternatif bahan ajar bagi siswa. Menurut Purwanto (2014 : 189) salah satu
manfaat modul adalah sebagai bahan ajar mandiri, maksudnya penggunaan modul
73
dalam proses pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa
untuk belajar sendiri tanpa bergantung kepada kehadiran pendidik.
3) Validasi Guru
Tingkat kelayakan juga diukur dari hasil tanggapan guru tentang modul
Biologi dilengkapi mind map. Tanggapan guru diperoleh dengan instrumen
berupa angket tanggapan terhadap modul yang diberikan kepada tiga orang guru
pengampu mata pelajaran Biologi kelas XI. Adapun tiga orang guru tersebut
adalah Bapak Mulya Manru, M. Pd, Ibu Nurhasanah, S. Pd, dan Ibu Mariani
Sitepu, S. Pd. Setelah dilakukan analisis data, diperoleh rata-rata persentase dari
ketiga guru sebesar 92,48% (Tabel 13) dengan kriteria sangat valid (sangat layak)
(Lampiran 15). Uraian hasil validasi modul Biologi dilengkapi mind map oleh
guru disajikan sebagai berikut.
a) Aspek Materi
Aspek materi modul Biologi dilengkapi mind map termasuk dalam
kategori sangat valid (sangat layak) dengan persentase 88,89%. Hal ini karena
menurut para guru, penampilan modul secara keseluruhan sudah sangat menarik.
Kelengkapan materi dalam modul yang dikembangkan sudah sesuai dengan
kompetensi dasar. Kemudian tujuan pembelajaran yang terdapat dalam modul
sudah dirumuskan dengan jelas. Selain itu, kebenaran konsep dalam modul juga
sudah benar dan tepat. Pada aspek materi ini terdapat tiga indikator yang menjadi
bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator kelengkapan materi sesuai
dengan Kompetensi Dasar, (2) indikator kesesuaian materi dengan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai siswa, (3) indikator kebenaran konsep.
Saat menentukan materi dalam modul harus memperhatikan aspek ABCD
(Audience, Behaviour, Condition, dan Degree) dari tujuan pembelajaran, artinya
materi harus disesuaikan dengan target pembaca. Materi atau isi modul sangat
bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai (Prastowo, 2014 : 219-224).
Menurut tiga guru, materi dalam modul sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran selalu dicantumkan pada awal kegiatan pembelajaran dalam
modul. Modul yang dikembangkan oleh Peneliti disusun berdasarkan referensi
74
yang ada, yaitu buku siswa kurikulum 2013, modul pengayaan kurikulum 2013,
LKPD MGMP, dan referensi buku mengenai Sel.
b) Aspek Penyajian
Aspek penyajian diperoleh persentase kelayakan sebesar 91,67%. Hal ini
membuktikan bahwa untuk aspek penyajian modul Biologi dilengkapi mind map
termasuk kategori sangat valid (sangat layak). Menurut guru untuk penyajian
secara umum materi yang disajikan modul telah runut, yaitu dimulai dari yang
mudah ke sukar. Fitur tambahan pada modul sangat membantu siswa untuk lebih
memahami materi yang ada. Pada fitur tambahan, membuat siswa terlibat aktif
untuk mencari tambahan informasi mengenai materi melalui situs video animasi
yang telah diberikan. Pada aspek penyajian ini terdapat enam indikator yang
menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator materi disajikan
secara urut dan sistematis, (2) indikator informasi yang disajikan lengkap, (3)
indikator adanya keterlibatan siswa, (4) indikator materi yang disajikan
memdorong rasa ingin tahu siswa, (5) indikator fitur tambahan pada modul
membantu memahami materi, (6) indikator glosarium berisi istilah penting yang
membantu memahami materi.
Sofyan (1997) dalam Budiningsih (2011 : 55), pada penyusunan bahan
ajar serta alat bantu pembelajaran untk lebih mudah memahami substansi perlu
dilengkapi dengan ilustrasi atau gambar-gambar yang secara visual dapat memberi
gambaran nyata tentang substansi yang dipelajari. Jenis kegiatan yang disajikan
dalam modul juga sudah bervariasi, diantaranya terdapat diskusi, kegiatan
praktikum, kegiatan kreatif, maupun evaluasi yang harus dikerjakan siswa.
c) Aspek Kebahasaan
Aspek kebahasaan berdasarkan penilaian dari ketiga guru termasuk dalam
kategori sangat valid (sangat layak) dengan persentase kelayakan 97,22% sesuai
pada Tabel 13. Bahan ajar berupa modul menurut para guru sudah dapat dipelajari
oleh siswa secara mandiri. Hal ini disebabkan karena materi yang terdapat dalam
modul mudah dipahami dan bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang
sederhana, komunikatif, dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SMA.
Pada aspek kebahasaan ini terdapat tiga indikator yang menjadi bahan penilaian,
75
yaitu sebagai berikut : (1) indikator kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
yang baik dan benar, (2) indikator informasi yang disampaikan jelas dan mudah
dipahami, (3) indikator pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat).
Kriteria bahasa yang baik digunakan dalam modul, yaitu : (1)
menggunakan bahasa percakapan, bersahabat, komunikatif, (2) menggunakan
bahasa lisan dalam bentuk tulisan, (3) memilih kalimat sederhana, pendek, (4)
menghindari istilah yang sangat asing dan terlalu teknis, (5) menghindari
penggunaan kalimat pasif dan negatif berganda, (6) menggunakan bantuan
ilustrasi untuk informasi yang abstrak, (7) memberikan ungkapan pujian,
memotivasi, dan (8) menciptakan kesan modul sebagai bahan belajar yang hidup
(Amri, 2013 : 100).
d) Aspek Tampilan
Aspek tampilan juga termasuk dalam kategori sangat valid (sangat layak)
dengan persentase 97,92%. Pada modul yang dikembangkan menggunakan jenis
huruf yang mudah dibaca dan menggunakan ukuran huruf yang standar dan
komponen-komponen yang ada didalam modul disusun dengan sangat baik. Pada
modul yang dikembangkan telah memuat ilustrasi berupa gambar dan foto yang
sangat jelas dan sesuai dengan materi yang disajikan sehingga dapat lebih
membantu siswa dalam memahami materi. Selain itu tata letak, tampilan, warna,
dan konten-konten yang ada dalam modul menarik sehingga menimbulkan minat
siswa untuk belajar.
Pada aspek tampilan ini terdapat empat indikator yang menjadi bahan
penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator penggunaan jenis dan ukuran huruf
dalam modul, (2) indikator tata letak dalam modul menarik, (3) indikator terdapat
ilustrasi berupa gambar atau foto yang mempermudah memahami materi. (4)
indikator tampilan modul menarik sehingga menimbulkan minat untuk belajar.
e) Aspek Kualitas Mind Map
Pada aspek kualitas mind map diperoleh hasil dengan kategori sangat valid
(sangat layak). Persentase dari aspek kualitas mind map ini adalah 87,50%. Al ini
karena menurut ketiga guru, tampilan mind map yang dikembangkan cukup
76
menarik karena menggunakan warna-warna dan gambar yang membantu
mengingat materi yang dipelajari. Selain itu menurut ketiga guru, mind map yang
dikembangkan sangat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi
yang dipelajari. Pada aspek kualitas mind map terdiri dari enam indikator, yaitu
kesesuaian ide pusat, kesesuaian kata kunci, kemudahan dalam penggunaan,
kemenarikan tampilan, kemudahan bahasa untuk dimengerti, dan mind map
berguna untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami materi.
Pada mind map yang dikembangkan memiliki kesesuai ide pusatnya
dengan KD 3.1 dan KD 3.2, menggunakan kata kunci yang sesuai dengan materi
yang dijabarkan, dan menggunakan gaya bahasa dan kalimat yang mudah
dipahami sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik untuk tingkat SMA.
Selain itu mind map yang ditampilkan cukup menarik dimana terdapat gambar-
gambar yang membantu memudahkan siswa untuk mengingat materi. Mind map
yang dikembangkan membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi
karena memuat kata kunci dan gambar yang berguna memudahkan dalam
mengingat.
f) Aspek Manfaat
Pada aspek manfaat diperleh hasil dengan kategori sangat valid (sangat
layak) dengan persentase kelayakan sebesar 91,67%. Pada aspek manfaat hanya
terdapat satu indikator, yaitu modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar
bagi siswa memperoleh skor rata-rata 4 dengan kriteria sangat sesuai. Perolehan
skor 4 ini didapat karena modul yang dikembangkan berguna sebagai alternatif
bahan ajar bagi siswa. Menurut Purwanto (2014 : 189) salah satu manfaat modul
adalah sebagai bahan ajar mandiri, maksudnya penggunaan modul dalam proses
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar
sendiri tanpa bergantung kepada kehadiran pendidik.
4) Uji Coba Kelayakan Terbatas pada Siswa
Rata-rata respon siswa untuk keseluruhan dari tiga sekolah adalah sangat
valid (sangat layak) dengan persentase 89,39%. Adapun rincian tiap sekolah
adalah SMAN Plus Provinsi Riau yang berakreditasi A sebesar 91,64%, yang
77
menunjukkan bahwa siswa menanggapi baik penggunaan modul Biologi
dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel. Kemudian SMAN 4
Pekanbaru yang berakreditasi B sebesar 87,32%, yang menunjukkan bahwa siswa
menanggapi baik penggunaan modul Biologi dilengkapi mind map pada materi
struktur dan fungsi sel. Selanjutnya SMAN 15 Pekanbaru yang berakreditasi C
sebesar 89,21%, yang nenunjukkan bahwa siswa menanggapi baik penggunaan
modul Biologi dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel.
Siswa memberikan tanggapan sangat baik dengan menyatakan bahwa
modul yang dikembangkan menarik. Hal ini dikarenakan pada modul yang
dikembangkan disajikan dengan tampilan yang menarik, gambar dalam modul
jelas, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan semangat belajar siswa
dalam Biologi. Penggunaan gambar dapat memberikan gambaran visual terhadap
materi yang dijelasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sofyan (1997) dalam
Budiningsih (2011 : 55), bahwa penyusunan bahan ajar serta alat bantu
pembelajaran perlu dilengkapi dengan ilustrasi atau gambar-gambar yang secara
visual dapat memberikan gambaran nyata tentang substansi yang dipelajarinya
sehingga lebih memudahkan memahami materi. Selain itu dengan adanya mind
map dapat membantu siswa untuk mengingat materi. Buzan (2008 : 4), mind map
adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke otak dan mengambil
informasi ke luar dari otak.
Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik antara lain :
modul harus memberikan informasi dan petunjuk yang jelas tentang apa yang
harus dilakukan oleh siswa, modul merupakan pembelajaran individual,
pengalaman belajara dalam modul disediakan untuk membantu siswa mencapai
tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, materi disajikan secara logis
dan sistematis, memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan
pembelajaran (Mulyasa, 2006 dalam Budiningsih, 2011 : 54). Pendapat tersebut
didukung oleh hasil analisis pada aspek penyajian sebesar 88,52% (Lampiran 16),
siswa menyatakan bahwa modul yang dikembangkan mudah dipahami. Berikut
disajikan uraian dari masing-masing aspek penilaian respon siswa terhadap
modul.
78
a) Aspek Format Modul
Aspek format modul memperoleh persentase tertinggi, yaitu sebesar
92,78% dengan kategori sangat valid (sangat layak). Aspek format modul
memperoleh persentase yang tinggi dapat dikarenakan modul yang dikembangkan
memiliki judul yang jelas, mudah dipahami dan menggambarkan isi. Kemudian
kelengkapan materi yang ada didalam modul juga sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai siswa. Selain itu, sub materi juga ditulis dengan
sangat jelas dan sistematis.
Pada aspek format modul ini terdapat tiga indikator yang menjadi bahan
penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator judul modul jelas, mudah dipahami,
dan menggambarkan isi, (2) indikator kelengkapan materi modul sesuia dengan
tujuan pembelajaran, (3) indikator sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis.
b) Aspek Penyajian
Aspek penyajian termasuk dalam kategori sangat valid (sangat layak)
dengan persentase nilai 88,52%. Persentase ini didapat karena siswa memberi
respon positif, dimana siswa menyatakan bahwa modul telah menyajikan materi
secara urut, sistematis, lengkap, dan mendorong rasa ingin tahu. Selain itu modul
dilengkapi dengan mind map yang membantu lebih mudah memahami materi
serta dilengkapi dengan glosarium untuk memudahkan siswa memahami istilah-
istilah penting dalam modul.
Pada aspek penyajian ini terdapat tiga indikator yang menjadi bahan
penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator materi disajikan secara urut dan
sistematis, (2) indikator informasi yang disajikan lengkap, (3) indikator adanya
keterlibatan siswa, (4) indikator materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu
siswa, (5) indikator materi yang disajikan membantu belajar secara mandiri, (6)
indikator fitur tambahan pada modul membantu memahami materi, (7) indikator
mind map berguna membantu agar lebih mudah memahami materi, (8) indikator
kemenarikan tampilan mind map, (9) indikator penyajian tabel gambar, dan
glosarium lengkap dan jelas sehingga membantu memahami materi.
Menurut Amri (2013 : 101), beberapa kiat terkait penyajian materi adalah
sebagai berikut : menggunakana pertanyaan retorika, menggunakan kata ganti
79
orang, menghindari kalimat negatif ganda, lebih dianjurkan kalimat aktif, dan
melihat perasaan pembaca.
c) Aspek Kebahasaan
Pada aspek kebahasaan memperoleh persentase 85,45%, yaitu dengan
kategori sangat valid (sangat layak). Hal ini dikarenakan tidak ada kesalahan yang
mencolok dalam modul, meliputi kesalahan cetak, salah ketik atau salah huruf.
Selain itu, bahasa yang digunakan dalam modul sudah sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pada aspek kebahasaan ini terdapat tiga
indikator yang menjadi bahan penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator
kalimat yang digunakan mudah dipahami, (2) indikator informasi yang
disampaikan jelas dan mudah dipahami, (3) indikator pemanfaatan bahasa secara
efektif dan efisien (jelas dan singkat).
Menurut Prastowo (2014 : 249), bahwa keterbacaan dalam buku ajar
meliputi lima hal, yaitu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
peristilaa mematuhi EYD, kejelasan bahsa yang digunakan, kesesuaian bahasa dan
kemudahan untuk dibaca.
d) Aspek tampilan
Aspek tampilan juga termasuk dalam kategri sangat valid (sangat layak)
dengan persentase 87,71%. Aspek tampilan memperoleh persentase yang tinggi
dapat dikarenakan modul yang dikembangkan sudah menggunakan jenis dan
ukuran huruf yang tepat serta tata letak dalam modul menarik. Jenis dan ukuran
huruf yang digunakan dalam modul adalah jenis huruf yang mudah dibaca dan
ukuran huruf yang digunakan adalah ukuran huruf yang digunakan adalah ukuran
standar. Selain itu, tata letak dalam modul sudah cukup menarik karena dilengkapi
dengan header dan footer modul serta gambar yang sesuai dengan materinya.
Pada aspek penyajian ini terdapat tiga indikator yang menjadi bahan
penilaian, yaitu sebagai berikut : (1) indikator penggunaan jenis dan ukuran huruf
yang tepat (2) Pada indikator tata letak dalam modul menarik, (3) indikator
terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto yang mempermudah memahami materi,
(4) indikator tampilan modul menarik sehingga menimbulkan minat untuk belajar.
80
Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto dengan kualitas yang baik
mempermudah siswa untuk memahami materi pelajaran dan menyebabkan
tampilan modul lebih menarik sehingga menimbulkan minat untuk belajar.
Contoh dan ilustrasi diperlukan dalam modul untuk mendukung kejelasan dari
materi yang disajikan (Daryanto, 2013 : 27). Hasil analisis menunjukkan bahwa
aspek tampilan dalam modul yang dikembangan sudah terpenuhi karena tampilan
modul yang menarik dan disertai gambar yang berkualitas. Pernyatan ini didukung
dengan hasil analisis angket yang menunjukkan bahwa tata letak dalam modul
menarik memiliki rata-rata persentase 83,33% yang masuk kategori valid (layak).
Selain itu, siswa juga menuliskan bahwa modul yang dikembangkan sudah sangat
bagus dan menarik. Secara umum, siswa memberikan komentar positif dan saran
untuk perbaikan modul agar menjadi lebih baik dan menarik.
e) Aspek Manfaat
Aspek manfaat dalam modul ini memiliki rata-rata persentase 92,5%
dengan kategori sangat valid (sangat layak). Pada aspek manfaat hanya terdapat
satu indikator, yaitu modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi
siswa memperoleh skor rata-rata 4 dengan kriteria sangat sesuai. Perolehan skor 4
ini didapat karena modul yang dikembangkan berguna sebagai alternatif bahan
ajar bagi siswa. Salah satu manfaat modul adalah sebagai bahan ajar mandiri,
maksudnya penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa bergantung kepada
kehadiran pendidik (Purwanto, 2014 : 189).
Modul yang baik adalah modul yang dapat digunakan sebagai sumber
belajar mandiri untuk meningkatkan kemampuan siswa tanpa kehadiran pendidik.
Modul yang dikembangkan ini memuat berbagai fitur yang memudahkan siswa
untuk menggunakan modul tanpa kehadiran pendidik dan digunakan sebagai
sumber belajar mandiri. Produk ini juga memuat lembar kerja praktikum yang
diberi nama “Mari Bereksperimen” yang dapat digunakan oleh siswa untuk
melakukan praktikum dengan disertai langkah-langkah praktikummya. Menurut
Prastowo (2015 : 142), modul yang baik memiliki petunjuk pembelajaran, latihan-
latihan dan lembar kerja serta evaluasi menganai materi yang telah disajikan di
81
dalam modul. Selain itu, terdapat latihan dan evaluasi yang mencakup semua
materi dalam modul untuk memudahkan siswa mengetahui kemampuannya
setelah mempelajari materi dari modul.
Berdasarkan data uji coba kelayakan terbatas dari tiga sekolah yang
berakreditasi A, B, dan C dapat disimpulkan bahwa modul Biologi dilengkapi
mind map yang dikembangkan Peneliti sudah sangat layak digunakan dengan rata-
rata persentase sebesar 89,39%. Adapun rincian rata-rata respon siswa tiap
sekolah, yaitu respon yang tertinggi terdapat pada siswa SMAN Plus Provinsi
Riau sebesar 91,64% dengan tingkat kevalidan sangat valid (sangat layak),
kemudian SMAN 15 Pekanbaru sebesar 89,21% dengan tingkat kevalidan sangat
valid (sangat layak), dan terakhir adalah SMAN 4 Pekanbaru sebesar 87,32%
dengan tingkat kevalidan sangat valid (sangat layak).
Berdasarkan hasil diperoleh dari ahli materi, ahli pembelajaran, guru, dan
respon siswa maka dinyatakan modul Biologi dilengkapi mind map yang Peneliti
kembangkan masuk dalam kategori sangat layak, yang artinya modul Biologi
dilengkapi mind map ini layak untuk digunakan pada sekolah yang berakreditasi
A, B, ataupun C.
82
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan
modul dilengkapi mind map pada materi struktur dan fungsi sel sangat layak
digunakan sebagai pedoman pembelajaran Biologi untuk siswa kelas XI
SMA/MA dengan kriteria kelayakan menurut penilaian validator oleh ahli materi
82,22% dengan tingkat kevalidan valid (layak), dari ahli pembelajaran 95,69%
dengan tingkat kevalidan sangat valid (sangat layak), oleh ketiga guru 92,48%
dengan tingkat kevalidan sangat valid (sangat layak), dan respon siswa dari ketiga
sekolah 89,39% dengan tingkat kevalidan sangat valid (sangat layak).
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, diberikan beberapa saran sebagai berikut :
a. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji keefektifan produk yang
telah dikembangkan dengan mengimplementasikan modul dalam
pembelajaran dan mengevaluasi hasil pembelajaran setelah menggunakan
modul.
b. Bagi siswa, modul pembelajaran yang telah dikembangkan ini dapat
digunakan sebagai rujukan dan alternatif bahan ajar untuk belajar mandiri.
c. Bagi guru, modul ini dikembangkan berdasarkan kebutuhan bahan ajar pada
materi struktur dan fungsi sel, sehingga akan sangat bermanfaat jika produk
pengembangan ini digunakan oleh guru, baik sebagai media untuk
menyampaikan materi maupun sebagai referensi untuk mengembangkan
bahan ajar.
d. Bagi peneliti, modul pembelajaran ini dapat dikembangkan lebih lanjut agar
lebih lengkap dan sempurna.
83
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Al-tabany, T. I. B. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi
Anak Usia Dini TK/RA & Anak Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta : Prenadamedia Group
Alquriyah, Y., Suciati dan Baskoro A. P. 2014. Pengembangan Modul Biologi
berbasis Reasoning and Problem Solving disertai Concept Mapping Tipe
Network Tree pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Memberdayakan
Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Mengevaluasi. Jurnal
Bioedukasi (Volume 7, Nomor 2). Hlm. 27-31.
Amri, S. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.
Jakarta : Prestasi Pustaka.
Arifin, Z. 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset
Astria, A. 2014. Pengembangan Modul Pembelajaran IPS dengan Tema “
Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA)” untuk SMP/ MTs Kelas VIII
Semester I. Skripsi. FIS UNY. Yogyakarta.
Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Azhar, A. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Bariyah, K., Ardi dan Gusmaeti. 2014. Pengembangan Modul Dilengkapi Mind
Map dan Glosarium pada Materi Pelajaran Biologi Untuk Siswa Kelas X
SMAN 12 Padang. Jurnal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta. Padang.
Budiningsih, F. L. 2011. Pengembangan Modul Berbasis Learning Cycle dengan
Penekanan pada Tahap Enganggment dalam Pembelajaran Sistem
Pernapasan di SMA. Skripsi. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Buzan, T. 2008. Buku Pintar Mind Map. Diterjemahkan oleh : Susi Purwoko.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Darmadi, H. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung : Alfabeta.
Daryanto dan Cahyono. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus,
RPP, PHB, Bahan Ajar). Yogyakarta : Gava Media.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Depdiknas.
84
Djulastri, T. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Motivasi Belajar
Siswa Melalui Concep Mapping dalam Mata Pelajaran Fiqih Materi Pokok
Tentang Wudhu (Studi Tindakan Kelas I Mi Al-Khoiriyyah 1 Semarang
Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Walisongo.
Semarang
Enzi, P. P., Helendra dan Diana S. 2014. Pengembangan Modul yang Dilengkapi
Mindmap pada Materi Protista Untuk SMA/MA. Jurnal. Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI. Sumatera Barat.
Hasbullah. 2012. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar. 2016. Media Sumber Pembelajaran. Jakarta :
Kencana
Kurniawan, D. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan
Penilaian). Bandung : Alfabeta.
Lestari, S. R. 2016. Pengembangan Modul Berbasis Imtaq pada Materi Pokok
Sistem Reproduksi untuk Siswa Kelas XI SMA/MA. Skripsi. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau. Pekanbaru
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang : Universitas Negeri Padang.
Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group.
Mudlofir, A. 2011. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat satuan
Pendidikan dan Bahan Ajar dalan Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.
Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Munir. 2012. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung : Alfabeta.
Nafsi, R. 2018. Pengembangan Modul Sebagai Alternatif Bahan Ajar pada Materi
Fitoremediasi di Universitas Islam Riau. Skripsi. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Islam Riau Pekanbaru
Olivia, F. 2008. Gembira Belajar dengan Mind Mapping. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Prastowo, A. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group.
Prawiradilaga, D. S. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
85
Prayitno dan Khaidir A. 2011. Model Pendidikan Karakter Cerdas. Padang : UNP
Press
Rasagaman, I. G. 2011. Memahami Educational Research and Development.
Makalah disajikan dalam kegiatan Pelatihan Metodologi Penelitian
Kuantitatif untuk Dosen Pelayanan Mata Kuliah Umum dan Unit Lainnya,
Politeknik Negeri Bandung, Bandung 16 Agustus.
Resnita, R. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbasis Mind
Map Application di Kelas XI SMA Negeri 1 Tanete Riaja Kabupaten Barru.
Sripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Alauddin
Makasar.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu : Tori, Praktik, dan Penilaian.
Jakarta : Rajawali Pers.
Sadiman, A., Rahardjo, Anung H dan Rahardjito. 2010. Media Pendidikan :
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Pers.
Sadiman, A., Rahardjo, Anung H dan Rahardjito. 2011. Media Pendidikan :
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta :
Kencana Prenadamedia Goup.
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group.
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembalajaran. Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group.
Sanjaya, Wina. 2014. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur.
Bandung : Kencana Prenadamedia Group.
Saragih, P. A. 2016. Penggunaan Modul Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Submateri Pencemaran Lingkungan Kelas X SMA. Jurnal. Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Sa’ud, U. S. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung : ALFABETA
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
86
Sukmadinata, N. S. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Sumadi dan Marianti A. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Tutik, S. 2012. Pengembangan Modul pada Materi Segi Emoat Untuk Siswa
Kelas VII SMP Berdasarkan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Wijayani, S. 2013. Biologi. Yogyakarta : Amara Books.
Windura, S. 2013. 1st Mind Map Untuk Siswa, Guru, & Orang Tua : Teknk
Berpikir & Belajar Sesuai Cara Kerja Alami Otak. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Windura, S. 2016. Be An Absolute Genius : Panduan Praktis Learn o To Learn
Sesuai Cara Kerja Alami Otak. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia.
Yaumi, M. 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Zonita, F. 2013. Pengembangan Modul Biologi Berorientasi Mind Map
Dilengkapi Teka-Teki Silang Untuk Kelas VII Sekolah Menengah Pertama.
Jurnal. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Padang. Padang.
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian
No Keterangan
Waktu
2017 2018 2019
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
1 Pendaftaran judul pada Prodi
2 Pendaftaran judul pada
Sekretaris Jurusan
3 Pembuatan propsal
4 Bimbingan proposal
5 ACC seminar proposal
6 Seminar proposal
7 Perbaikan proposal
8 Pengurusan surat penelitian
9 Penelitian
10 Penulisan skripsi
11 Bimbingan skripsi
12 Ujian skripsi
Mengetahui
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Sri Amnah, S.Pd., M.Si Laili Rahmi, M.Pd
NIDN. 0007107005 NIDN. 1006128501
87
88
Lampiran 2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
KELAS: XI
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menghayati dan mengamalan
eteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang struktur
dan fungsi sel, jaringan, organ
dan sistem dalam tubuh
manusia, dengan cara menjaga
serta memeliharana menurut
ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin,
tanggungjaab, peduli (gotong
royong, kerja sama, tolerab,
damai), santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
2.1 Berperilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, objektif,
disiplin, jujur, teliti, cermat,
tekun, hati-hati, bertanggung
jaab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif, dan peduli lingkungan)
secara gotong royong, kerja
sama, responsif dan proaktif
dalam melakukan percobaan
dan diskusi.
3. Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedral, dan
metakognitif berdasaran rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
3.1. Mendeskripsikan komponen
kimiawi sel, struktur dan fungsi
sel sebagai unit terkecil
kehidupan, mengidentifikasi
organel sel melalui pengamatan.
3.2. Membandingkan mekanisme
transpor pada membran (difusi,
osmosis, transpor aktif,
endositosis, dan eksositosis)
dari hasil pengamatan.
3.3. Mengidentifikasi struktur
jaringan tumbuhan dan
mengkaitkannya dengan
fungsinya, menjelaskan sifat
totipotensi sebagai dasar kultur
jaringan.
3.4. Mendeskripsikan struktur
jaringan hewan vertebrata dan
mengkaitkannya dengan fungsi.
3.5. Mendeskripsikan keterkaitan
antara struktur, fungsi, dan
89
proses serta kelainan penyakit
yang dapat terjadi pada sistem
gerak manusia.
3.6. Mendesripsikan keterkaitan
antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit
yang dapat terjadi pada sistem
peredaran darah manusia dan
membandingkannya dengan
sistem peredaran darah hewan
ikan.
3.7. Mendeskripsikan keterkaitan
anatara sturtur, fungsi, dan
proses serta pencernaan
makanan pada manusia dan
membandingkan struktur
pencernaan pada hewan
ruminansia.
3.8. Mengkaitkan antara struktur,
fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat
terjadi pada sistem pernapasan
pada manusia dan
membandingkan dengan
pernapasan pada hewan burung.
3.9. Mengkaitkan antara struktur,
fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat
terjadi pada sistem ekskresi
pada manusia dan
membandingannya dengan
hewan ikan dan serangga.
3.10. Mendeskripsikan keterkaitan
anatara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyait
yang dapat terjadi pada sistem
regulasi manusia (saraf,
endorin, dan pengindraan)
3.11. Merinci langkah-langkah
perambatan impuls pada sistem
syaraf secara fisik, kimia dan
biologi dan mengkaitkannya
dengan gerak otot. 3.12. Mendeskripsikan strutur dan
fungsi serta kelainan yang
terjadi pada sistem indera.
90
3.13. Mendeskripsikan keterkaitan
anatara struktur, funsi, dan
proses yang meliputi
pembentukan sel kelamin,
ovulasi, menstruasi, fertilisasi,
dan pemberian ASI, serta
kelaianan penyakit yang dapat
terjadi pada sistem reproduksi
manusia.
3.14. Mendeskripsikan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap
benda asing berupa antigen dan
bibit penyakit.
4. Mengolah, menalar, dan
menyajikan dalam rana konkret
dan ranah abstrak terait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
4.1. Melakukan pengamatan
mikroskopis sel umbi lapis
bawang merah dan sel epitel
pipi, mengidentifikasi organel
penyusunnya serta fungsinya.
4.2. Melakukan percobaan difusi
dan osmosis dengan
menggunakan umbi kentang
atau batang kangkung atau
batang seledri dan
mengkaitkannya dengan
peristiwa transpor trans
membran.
4.3. Mengamati dengan mikroskop
struktur jaringan penyusun
organ, batang dan daun
tumbuhan monootil dan dikotil
dan mengkaitkan dengan leta
dan fungsinya.
4.4. Mengamati dengan mikroskop
struktur, letak, sifat dan fungsi
jaringan pada hewan mamalia
dan mengkaitkan dengan tubuh
manusia.
4.5. Melakukan percobaan untuk
membandingkan tentang
struktur tulang keras dan tulang
rawan
Lampiran 3. Silabus Kegiatan Pembelajaran
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XI
KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
91
KOMPETENSI
DASAR
MATERI POKOK
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
1. Sel sebagai unit terkecil kehidupan, dan bioproses pada sel
1.1.
Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas
ciptaan Tuhan
tentang struktur
dan fungsi sel,
jaringan, organ
penyusun sistem
dan bioproses
yang terjadi pada
mahluk hidup.
Sel
Komponen
kimiawi penyusun
sel.
Struktur dan fungsi
bagian-bagian sel
Kegiatan sel
sebagai unit
structural dan
fungsional mahluk
hidup:
Transport melalui
membran
Sintesa protein
untuk menyusun
sifat morfologis
dan fisiologis sel
Reproduksi sel
sebagai kegiatan
untuk membentuk
morfologi tubuh
dan
memperbanyak
tubuh
Mengamati
Membaca literatur
tentang komponen
kimiawi penyusun
sel, sebagai tugas
kelompok dan
mempresentasikan
hasilnya di depan
kelas
Membaca literature
atau berbagai sumber
tentang struktur sel
prokariot, sel
tumbuhan dan sel
hewan dengan hasil
pengamatan
menggunakan
mikroskop electron.
Menanya
Mengapa sel disebut
sebagai unit
struktural dan
fungsional terkecil
dari mahluk hidup?
Apa ada perbedaan
Tugas
Membuat
model sel dan
jaringan
Observasi
Kerja ilmiah
dan
keselamatan
kerja
Portofolio
Laporan
pengamatan
Tes
Konsep sel,
jaringan,
bioproses pada
sel (transpor
5 minggu x
4JP
Buku Siswa
Biologi
Campbell
Untuk
pengamatan
Sel:
mikroskop,
kaca benda,
kaca
penutup,.met
ilen biru.
Gambar sel
tumbuhan
dan sel
hewan hasil
pengamatan
dengan
mikroskop
elektron
(CEM)
Internet
Alat dan
bahan yang
diperlukan
sesuai
dengan
1.2. Menyadari dan
mengagumi pola
pikir ilmiah dalam
kemampuan
mengamati
bioproses.
1.3. Peka dan peduli
terhadap
permasalahan
lingkungan hidup,
menjaga dan
menyayangi
lingkungan
sebagai
manisfestasi
92
pengamalan ajaran
agama yang
dianutnya.
antara sel-sel
penyusun makhluk
hidup?
Proses apa yang
terjadi pada sel?
Pengumpulan Data
(Eksperimen
/Eksplorasi)
Mengkaji literatur
tentang konsep sel
sebagai unit terkecil
, struktural dan
fungsional dari
mahluk hidup, yaitu
: struktur/susunan
sel, aktivitas sel ,
seperti transport
trans membran,
sintesa protein
dalam hubungannya
dengan
pembentukan sifat
struktural dan
fungsional serta
reproduksi dalam
proses pertumbuhan
dan perkembangan
sel.
Melakukan
pengamatan
antar sel,
sintesis protein
dan reproduksi
pada sel).
pengamatan
yang
dilakukan.
Misalnya:
Untuk
pengamatan
Sel:
mikroskop,
kaca benda,
kaca
penutup,.met
ilen biru.
Untuk
transport
trans
membran :
Beaker glas,
timbangan,
pengaduk,
larutan
gula/garam
dengan
berbagai
konsentrasi,
umbi
kentang,
batang
kangkung/sle
dri/usus sapi.
Untuk
pengamatan
2.1. Berperilaku
ilmiah: teliti,
tekun, jujur
terhadap data dan
fakta, disiplin,
tanggung jawab,
dan peduli dalam
observasi dan
eksperimen,
berani dan santun
dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi,
peduli lingkungan,
gotong royong,
bekerjasama, cinta
damai,
berpendapat
secara ilmiah dan
kritis, responsif
dan proaktif
dalam dalam
setiap tindakan
dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di
93
dalam
kelas/laboratorium
maupun di luar
kelas/laboratorium
mikroskop sel
epithel pipi (sel
hewan) dan umbi
lapis bawang merah
(sel tumbuhan) dan
membandingkan
hasil pengamatan
mikroskopis dengan
gambar hasil
pengamatan
mikroskop electron
Melakukan
pengamatan proses
defusi, osmosis
dengan
menggunakan umbi
kentang, batang
kangkung atau sledri
Melakukan
pengamatan proses
mitosis pada akar
bawang atau
preparat jadi.
Mengasosiasikan
Mendiskusikan
secara berkelompok
untuk
membandingkan
hasil kedua
pengamatan dengan
proses
mitosis
Mikroskop,
kaca benda,
kaca penutup
kaca arloji,
pinset,
larutan
garam
fisiologis, zat
warna
acetocarmine
, lampu
bunsen
.
2.2. Peduli terhadap
keselamatan diri
dan lingkungan
dengan
menerapkan
prinsip
keselamatan kerja
saat melakukan
kegiatan
pengamatan dan
percobaan di
laboratorium dan
di lingkungan
sekitar.
3.1. Memahami
tentang komponen
kimiawi penyusun
sel, ciri hidup
pada sel yang
ditunjukkan oleh
struktur, fungsi
dan proses yang
berlangsung di
dalam sel sebagai
unit terkecil
kehidupan.
94
mikroskop cahaya
dan mikroskop
elektron dan
menyimpulkan
hasilnya tentang
konsep: Komponen
kimia sel; struktur
sel hewan dan
tumbuhan yang
bersifat mikroskopis
dan ultra
mikroskopis;
aktivitas sel.
Mengkomunikasikan
Menyusun laporan
dalam bentuk:
gambar, tabel aporan
praktikum.
3.2. Menganalisis
berbagai proses
pada sel yang
meliputi:
mekanisme
transpor pada
membran, difusi,
osmosis, transpor
aktif, endositosis,
dan eksositosis,
reproduksi, dan
sintesis protein
sebagai dasar
pemahaman
bioproses dalam
sistem hidup.
4.1. Menyajikan
model/charta/gam
bar/ yang
merepresentasikan
pemahamannya
tentang struktur
dan fungsi sel
sebagai unit
terkecil
kehidupan.
4.2. Membuat model
proses dengan
menggunakan
95
berbagai macam
media melalui
analisis hasil studi
literatur,
pengamatan
mikroskopis,
percobaan, dan
simulasi tentang
bioproses yang
berlangsung di
dalam sel.
96
97
Lampiran 4. Penjabaran Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Materi
No Indikator Skala Penilaian
4 3 2 1
A Kelayakan isi
1 Materi yang disajikan mencakup materi yang terdapat
dalam Kompetensi Dasar (KD)
2 Kecukupan materi dalam modul untuk mencapai tujuan
pembelajaran
3 Kebenaran konsep (definisi dan sebagainya)
4 Keakuratan data dan fakta yang disajikan
5 Kelengkapan informasi dalam materi
6 Kesesuaian aplikasi konsep dalam kehidupan
7 Akurasi soal dan jawaban
8 Keakuratan acuan pustaka
9 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu
B Kelayakan penyajian
10 Konsistensi sistematika sajian
11 Keruntutan konsep
12 Penyajian soal dan jawaban sesuai dengan tujan
pembelajaran
13 Kesesuaian judul dengan keterangan pada gambar
14 Kesesuaian ilustrasi/gambar untuk memperjelas konsep
15 Kemenarikan ilustrasi/gambar
C Kebahasaan
16 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik
dan benar
98
17 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat)
18 Kesesuaian penggunaan istilah dengan konsep yang
dikaji
19 Kesesuaian notasi, simbol, dan satuan yang digunakan
dengan sistem Internasional
20 Kemudahan modul untuk dibaca dan dipahami
99
Lampiran 5. Penjabaran Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Pembelajaran
No Indikator Skala Penilaian
4 3 2 1
A Format Modul
1 Judul modul jelas, mudah dipahami dan menggambarkan
isi
2 Modul memuat tujuan pembelajaran yang diharapkan
dapat dikuasai siswa setalah mempelajarinya
3 Sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis sesuai
dengan yang telah ditetapkan di dalam silabus
B Penyajian
4 Materi disajikan secara urut dan sistematis
5 Informasi yang disajikan lengkap
6 Adanya keterlibatan siswa
7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu siswa
8 Fitur tambahan pada modul membantu memahami materi
9 Glosarium berisi istilah penting yang membantu
memahami materi
C Kebahasaan
10 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia ang baik
dan benar
11 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami
12 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat)
D Kegrafikan
13 Kemenarikan desain modul
14 Kesesuaian desain cover dengan isi modul
100
15 Penggunaan font dan ukuran huruf dalam modul
16 Lay out atau tata letak dalam modul
17 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto dalam modul
E Kualitas Mind Map
18 Kesesuaian ide pusat
19 Kesesuaian kata kunci
20 Kemudahan dalam penggunaan
21 Kemenarikan tampilan
22 Kemudahan bahasa untuk dimengerti
23 Kebergunaan mind map sehingga lebih mudah
memahami materi
F Manfaat
24 Modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi
siswa
101
Lampiran 6. Penjabaran Kisi-ksisi Lembar Validasi Oleh Guru
No Indikator Skala Penilaian
4 3 2 1
A Materi
1 Kelengkapan materi sesuai dengan Kompetensi Dasar
2 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai siswa
3 Kebenaran konsep
B Penyajian
4 Materi disajikan secara urut dan sistematis
5 Informasi yang disajikan lengkap
6 Adanya keterlibatan siswa
7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu siswa
8 Fitur tambahan pada modul membantu sisw memahami
materi
9 Glosarium berisi istilah penting yang membantu siswa
memahami materi
C Kebahasaan
10 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik
dan benar
11 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami
12 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat)
D Tampilan
13 Penggunaan jenis dan ukuran huruf yang tepat
14 Tata letak dalam modul menarik
102
15 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto yang
mempermudah memahami materi
16 Tampilan modul menarik sehingga menimbukan minat
untuk belajar
E Kualitas Mind Map
17 Kesesuaian ide pusat
18 Kesesuaian kata kunci
19 Kemudahan dalam penggunaan
20 Kemenarikan tampilan
21 Kemudahan bahasa untuk dimengerti
22 Mind map berguna membantu siswa agar lebih mudah
memahami materi
F Manfaat
23 Modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi
siswa
103
Lampiran 7. Penjabaran Kisi-kisi Angket Respon Siswa
No Indikator Skala Penilaian
4 3 2 1
A Format Modul
1 Judul modul jelas, mudah dipahami dan menggambarkan
isi
2 Kelengkapan materi modul sesuai dengan tujuan
pembelajaran
3 Sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis
B Penyajian
4 Materi disajikan secara urut dan sistematis
5 Informasi yang disajikan lengkap
6 Adanya keterlibatan siswa
7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu
8 Materi yang disajikan membantu belajar secara mandiri
9 Fitur tambahan pada modul membantu memahami materi
10 Mind map berguna membantu agar lebih mudah
memahami materi
11 Kemenarikan tampilan mind map
12 Penyajian tabel, gambar, dan glosarium lengkap dan jelas
sehingga membantu memahami materi
C Kebahasaan
13 Kalimat yang digunakan mudah dipahami
14 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami
15 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat)
104
D Tampilan
16 Penggunaan jenis dan ukuran huruf yang tepat
17 Tata letak dalam modul menarik
18 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto yang
mempermudah memahami materi
19 Tampilan modul menarik sehingga menimbukan minat
untuk belajar
E Manfaat
20 Modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi
siswa
105
Lampiran 8. Lembar Hasil Wawancara Guru
Lembar hasil wawancara Guru SMA Negeri 4 Pekanbaru
No Pertanyaan Jawaban
1
Sudah berapa lama ibu mengajar
mata pelajaran Biologi di SMA
Negeri 4 ini?
Sudah 30 tahun
2 Menurut ibu, bagaimanakah minat
siswa terhadap pelajaran Biologi?
Ada yang mau belajar dan ada yang
tidak mau. Karena tidak semua
siswa suka dengan pelajaran
Biologi
3
Selama ini bentuk penugasan seperti
apa yang pernah diberikan kepada
siswa?
Ada portofolio, membuat catatan,
mengerjakan LKS
4
Selama mengajar, apakah ibu pernah
menggunakan modul, LKPD,
ataupun PPT sebagai pendukung
dalam pembelajaran?
Hanya menggunakan LKS dan
sesekali menggunakan proyektor
5
Menurut ibu, jika dibandingkan
dengan buku lain. Apa kelebihan dari
modul dan LKPD sebagai pendukung
pembelajaran?
LKPD tujuannya agar siswa
mandiri
6
Bagaimanakah kualitas bahan ajar
seperti modul, LKPD, dan media
pembelajaran yang sudah diterapkan
di kelas?
LKPD ada kekurangannya dan ada
kelebihan. Namun lebih banyak
kelebihannya
7
Apakah bahan ajar seperti modul
dapat membantu siswa dalam
memahami materi?
Kurang tahu, karena belum pernah
menggunakannya
8
Apakah ibu sudah pernah
menggunakan mind map dalam
proses pembelajaran?
Belum pernah
9
Menurut ibu, apakah mind map dapat
membantu memudahkan siswa dalam
memahani, mengafal, dan
mengingat?
Kurang tahu, karena belum pernah
menggunakannya
10
Menurut ibu, apakah sumber belajar
modul dilengkapi mind map penting
untuk peserta didik?
Penting, kalau materi tersebut
lengkap
11 Apakah sudah pernah ada penelitian
pengembangan modul di sekolah ini? Sudah ada
12 Apakah sudah pernah ada penelitian Belum ada
106
pengembangan modul dilengkapi
mind map di sekolah ini?
Sumber : Modifikasi Peneliti dalam Lestari (2016)
107
Lampiran 9. Lembar Validasi Ahli Materi
INSTRUMEN PENILAIAN KUALITAS MODUL DILENGKAPI MIND MAP
PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
REVIEWER AHLI MATERI
Nama Validator :
PETUNJUK
1. Lembar validasi ini digunakan untuk menilai kualitas draf modul dilengkapi
mind map oleh ahli materi. Hasil analisis akan digunakan sebagai pertimbangan
dalam revisi dan penyempurnaan draf modul.
2. Mohon kepada Bapak/Ibu memberikan penilaian terhadap draf modul terlampir
dengan memberikan tanda check (√) pada skala penilaian yang dianggap paling
sesuai.
3. Jika terjadi kesalahan pada pemilihan penilaian skala, bubuhkan tanda (=) pada
tanda check (√) dan kemudian kembali memberikan tanda check (√) pada
penilaian skala yang dianggap sesuai.
4. Apabila terdapat saran, koreksi dan tambahan, mohon Bapak/Ibu berkenan
menuliskannya pada lembar yang telah diberikan.
5. Kriteria dari penilaian ini menggunakan skala Linkert sebagai berikut.
4 = sangat sesuai
3 = sesuai
2 = kurang sesuai
1 = tidak sesuai
108
LEMBAR VALIDASI MODUL DILENGKAPI MIND MAP
UNTUK AHLI MATERI
No Indikator Skala Penilaian
4 3 2 1
A Kelayakan isi
1 Materi yang disajikan mencakup materi yang terdapat
dalam Kompetensi Dasar (KD)
2 Kecukupan materi dalam modul untuk mencapai tujuan
pembelajaran
3 Kebenaran konsep (definisi dan sebagainya)
4 Keakuratan data dan fakta yang disajikan
5 Kelengkapan informasi dalam materi
6 Kesesuaian aplikasi konsep dalam kehidupan
7 Akurasi soal dan jawaban
8 Keakuratan acuan pustaka
9 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu
B Kelayakan penyajian
10 Konsistensi sistematika sajian
11 Keruntutan konsep
12 Penyajian soal dan jawaban sesuai dengan tujan
pembelajaran
13 Kesesuaian judul dengan keterangan pada gambar
14 Kesesuaian ilustrasi/gambar untuk memperjelas konsep
109
15 Kemenarikan ilustrasi/gambar
C Kebahasaan
16 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik
dan benar
17 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat)
18 Kesesuaian penggunaan istilah dengan konsep yang
dikaji
19 Kesesuaian notasi, simbol, dan satuan yang digunakan
dengan sistem Internasional
20 Kemudahan modul untuk dibaca dan dipahami
KRITIK DAN SARAN PERBAIKAN :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Pekanbaru, ..........................................
Validator Ahli Materi
(.........................................................)
110
Lampiran 10. Lembar Validasi Ahli Pembelajaran
INSTRUMEN PENILAIAN KUALITAS MODUL DILENGKAPI MIND MAP
PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
REVIEWER AHLI PEMBELAJARAN
Nama Validator :
PETUNJUK
1. Lembar validasi ini digunakan untuk menilai kualitas draf modul dilengkapi
mind map oleh ahli materi. Hasil analisis akan digunakan sebagai pertimbangan
dalam revisi dan penyempurnaan draf modul.
2. Mohon kepada Bapak/Ibu memberikan penilaian terhadap draf modul terlampir
dengan memberikan tanda check (√) pada skala penilaian yang dianggap paling
sesuai.
3. Jika terjadi kesalahan pada pemilihan penilaian skala, bubuhkan tanda (=) pada
tanda check (√) dan kemudiankembali memberikan tanda check (√) pada
penilaian skala yang dianggap sesuai.
4. Apabila terdapat saran, koreksi dan tambahan, mohon Bapak/Ibu berkenan
menuliskannya pada lembar yang telah diberikan.
5. Kriteria dari penilaian ini menggunakan skala Linkert sebagai berikut.
4 = sangat sesuai
3 = sesuai
2 = kurang sesuai
1 = tidak sesuai
111
LEMBAR VALIDASI MODUL DILENGKAPI MIND MAP
UNTUK AHLI PEMBELAJARAN
No Indikator Skala Penilaian
4 3 2 1
A Format Modul
1 Judul modul jelas, mudah dipahami dan menggambarkan
isi
2 Modul memuat tujuan pembelajaran yang diharapkan
dapat dikuasai siswa setalah mempelajarinya
3 Sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis sesuai
dengan yang telah ditetapkan di dalam silabus
B Penyajian
4 Materi disajikan secara urut dan sistematis
5 Informasi yang disajikan lengkap
6 Adanya keterlibatan siswa
7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu siswa
8 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu siswa
9 Glosarium berisi istilah penting yang membantu
memahami materi
C Kebahasaan
10 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia ang baik
dan benar
11 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami
12 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat)
D Kegrafikan
13 Kemenarikan desain modul
112
14 Kesesuaian desain cover dengan isi modul
15 Penggunaan font dan ukuran huruf dalam modul
16 Lay out atau tata letak dalam modul
17 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto dalam modul
E Kualitas Mind Map
18 Kesesuaian ide pusat
19 Kesesuaian kata kunci
20 Kemudahan dalam penggunaan
21 Kemenarikan tampilan
22 Kemudahan bahasa untuk dimengerti
23 Kebergunaan mind map sehingga lebih mudah
memahami materi
F Manfaat
24 Modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi
siswa
KRITIK DAN SARAN PERBAIKAN :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Pekanbaru, ..........................................
Validator Ahli Pembelajaran
(.........................................................)
113
Lampiran 11. Lembar Validasi Oleh Guru
INSTRUMEN PENILAIAN KUALITAS MODUL DILENGKAPI MIND MAP
PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
REVIEWER UNTUK GURU BIOLOGI KELAS XI SMA DI PEKANBARU
Nama Responden :
Sekolah :
PETUNJUK
1. Lembar validasi ini digunakan untuk menilai kualitas draf modul dilengkapi
mind map oleh ahli materi. Hasil analisis akan digunakan sebagai pertimbangan
dalam revisi dan penyempurnaan draf modul.
2. Mohon kepada Bapak/Ibu memberikan penilaian terhadap draf modul terlampir
dengan memberikan tanda check (√) pada skala penilaian yang dianggap paling
sesuai.
3. Jika terjadi kesalahan pada pemilihan penilaian skala, bubuhkan tanda (=) pada
tanda check (√) dan kemudian kembali memberikan tanda check (√) pada
penilaian skala yang dianggap sesuai.
4. Apabila terdapat saran, koreksi dan tambahan, mohon Bapak/Ibu berkenan
menuliskannya pada lembar yang telah diberikan.
5. Kriteria dari penilaian ini menggunakan skala Linkert sebagai berikut.
4 = sangat sesuai
3 = sesuai
2 = kurang sesuai
1 = tidak sesuai
114
LEMBAR VALIDASI MODUL DILENGKAPI MIND MAP
UNTUK GURU
No Indikator Skala Penilaian
4 3 2 1
A Materi
1 Kelengkapan materi sesuai dengan Kompetensi Dasar
2 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai siswa
3 Kebenaran konsep
B Penyajian
4 Materi disajikan secara urut dan sistematis
5 Informasi yang disajikan lengkap
6 Adanya keterlibatan siswa
7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu siswa
8 Fitur tambahan pada modul membantu sisw memahami
materi
9 Glosarium berisi istilah penting yang membantu siswa
memahami materi
C Kebahasaan
10 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik
dan benar
11 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami
12 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat)
D Tampilan
13 Penggunaan jenis dan ukuran huruf yang tepat
115
14 Tata letak dalam modul menarik
15 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto yang
mempermudah memahami materi
16 Tampilan modul menarik sehingga menimbukan minat
untuk belajar
E Kualitas Mind Map
17 Kesesuaian ide pusat
18 Kesesuaian kata kunci
19 Kemudahan dalam penggunaan
20 Kemenarikan tampilan
21 Kemudahan bahasa untuk dimengerti
22 Mind map berguna membantu siswa agar lebih mudah
memahami materi
F Manfaat
23 Modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi
siswa
KRITIK DAN SARAN PERBAIKAN :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Pekanbaru, ..........................................
Guru Biologi
(.........................................................)
116
Lampiran 12. Lembar Angket Respon Siswa
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MODUL DILENGKAPI MIND MAP
PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
UNTUK SISWA KELAS XI SMA DI PEKANBARU
Nama Responden :
Sekolah :
PETUNJUK
1. Lembar validasi ini digunakan untuk menilai kualitas draf modul dilengkapi
mind map oleh siswa. Hasil analisis akan digunakan sebagai pertimbangan dalam
revisi dan penyempurnaan draf modul.
2. Mohon kepada Ananda untuk memberikan penilaian draf modul terlampir
dengan memberikan tanda check (√) pada skala penilaian yang dianggap paling
sesuai.
3. Jika terjadi kesalahan pada pemilihan penilaian skala, bubuhkan tanda (=) pada
tanda check (√) dan kemudian kembali memberikan tanda check (√) pada
penilaian skala yang dianggap sesuai.
4. Apabila terdapat saran, koreksi dan tambahan mohon, Ananda berkenan
menuliskannya pada lembar yang telah diberikan.
5. Kriteria dari penilaian ini menggunakan skala Linkert sebagai berikut.
4 = sangat sesuai
3 = sesuai
2 = kurang sesuai
1 = tidak sesuai
117
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MODUL DILENGKAPI MIND MAP
No Indikator Skala Penilaian
4 3 2 1
A Format Modul
1 Judul modul jelas, mudah dipahami dan menggambarkan
isi
2 Kelengkapan materi modul sesuai dengan tujuan
pembelajaran
3 Sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis
B Penyajian
4 Materi disajikan secara urut dan sistematis
5 Informasi yang disajikan lengkap
6 Adanya keterlibatan siswa
7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu
8 Materi yang disajikan membantu belajar secara mandiri
9 Fitur tambahan pada modul membantu memahami materi
10 Mind map berguna membantu agar lebih mudah
memahami materi
11 Kemenarikan tampilan mind map
12 Penyajian tabel, gambar, dan glosarium lengkap dan jelas
sehingga membantu memahami materi
C Kebahasaan
13 Kalimat yang digunakan mudah dipahami
14 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami
15 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat)
D Tampilan
118
16 Penggunaan jenis dan ukuran huruf yang tepat
17 Tata letak dalam modul menarik
18 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto yang
mempermudah memahami materi
19 Tampilan modul menarik sehingga menimbukan minat
untuk belajar
E Manfaat
20 Modul dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bagi
siswa
KRITIK DAN SARAN PERBAIKAN :
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Pekanbaru, ..........................................
Responden
(.........................................................)
119
Lampiran 13. Analisis Hasil Validasi Ahli Materi
Analisis Hasil Validasi Ahli Materi
No Indikator Skor
Penilaian
Skor
Maksimal
A. Kelayakan Isi
1 Materi yang disajikan mencakup materi yang
terdapat dalam Kompetensi Dasar (KD) 3 4
2 Kecukupan materi dalam modul untuk
mencapai tujuan pembelajaran 4 4
3 Kebenaran konsep (definisi dan sebagainya) 4 4
4 Keakuratan data dan fakta yang disajikan 3 4
5 Kelengkapan informasi dalam materi 3 4
6 Kesesuaian aplikasi konsep dalam kehidupan 3 4
7 Akurasi soal dan jawaban 3 4
8 Keakuratan acuan pustaka 3 4
9 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin
tahu 4 4
Jumlah 30 36
Rata-rata 33,3 4
Persentase 83,33%
Kriteria Valid
B. Kelayakan Penyajian
10 Konsistensi sistematika sajian 3 4
11 Keruntutan konsep 4 4
120
No Indikator Skor
Penilaian
Skor
Maksimal
12 Penyajian soal dan jawaban sesuai dengan
tujan pembelajaran 3 4
13 Kesesuaian judul dengan keterangan pada
gambar 3 4
14 Kesesuaian ilustrasi/gambar untuk
memperjelas konsep 3 4
15 Kemenarikan ilustrasi/gambar 4 4
Jumlah 20 24
Rata-rata 3,33 4
Persentase 83,33%
Kriteria Valid
C. Kebahasaan
16 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
yang baik dan benar 3 4
17 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien
(jelas dan singkat) 3 4
18 Kesesuaian penggunaan istilah dengan konsep
yang dikaji 4 4
19 Kesesuaian notasi, simbol, dan satuan yang
digunakan dengan sistem Internasional 3 4
20 Kemudahan modul untuk dibaca dan dipahami 3 4
Jumlah 16 24
Rata-rata 3,2 4
Persentase 80%
Kriteria Valid
Rata-rata Persentase Validasi Ahli Materi 82,22%
121
Lampiran 14. Analisis Hasil Validasi Ahli Pembelajaran
Analisis Hasil Validasi Ahli Pembelajaran
No Indikator Skor
Penilaian
Skor
Maksimal
A. Format Modul
1 Judul modul jelas, mudah dipahami dan
menggambarkan isi 3 4
2
Modul memuat tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat dikuasai siswa setalah
mempelajarinya
4 4
3
Sub materi ditulis dengan jelas dan sistematis
sesuai dengan yang telah ditetapkan di dalam
silabus
4 4
Jumlah 11 12
Rata-rata 3,67 4
Persentase 91,67%
Kriteria Sangat Valid
B. Penyajian
4 Materi disajikan secara urut dan sistematis 4 4
5 Informasi yang disajikan lengkap 4 4
6 Adanya keterlibatan siswa 4 4
7 Materi yang disajikan mendorong rasa ingin tahu siswa
3 4
8 fitur tambahan pada modul membantu memahami materi
4 4
9 Glosarium berisi istilah penting yang membantu memahami materi
4 4
Jumlah 23 24
Rata-rata 3,83 4
122
No Indikator Skor
Penilaian
Skor
Maksimal
Persentase 95,83
Kriteria Sangat Valid
C. Kebahasaan
10 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
yang baik dan benar 4 4
11 Informasi yang disampaikan jelas dan mudah
dipahami 4 4
12 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien
(jelas dan singkat) 4 4
Jumlah 4 4
Rata-rata 4 4
Persentase 100%
Kriteria Sangat Valid
D. Kegrafikan
13 Kemenarikan desain modul 3 4
14 Kesesuaian desain cover dengan isi modul 4 4
15 Penggunaan font dan ukuran huruf dalam
modul 4 4
16 Lay out atau tata letak dalam modul 4 4
17 Terdapat ilustrasi berupa gambar atau foto
dalam modul 4 4
Jumlah 19 20
Rata-rata 3,8 4
Persentase 95%
Kriteria Sangat Valid
123
No Indikator Skor
Penilaian
Skor
Maksimal
E. Kualitas Mind Map
18 Kesesuaian ide pusat 3 4
19 Kesesuaian kata kunci 4 4
20 Kemudahan dalam penggunaan 4 4
21 Kemenarikan tampilan 4 4
22 Kemudahan bahasa untuk dimengerti 3 4
23 Kebergunaan mind map sehingga lebih mudah
memahami materi 4 4
Jumlah 22 24
Rata-rata 3,67 4
Persentase 91,67%
Kriteria Sangat Valid
F. Manfaat
24 Modul dapat digunakan sebagai alternatif
bahan ajar bagi siswa 4 4
Jumlah 4 4
Rata-rata 4 4
Persentase 100%
Kriteria Sangat Valid
Rata-rata Persentase Validasi Ahli Materi 95,69%
Lampiran 15. Analisis Hasil Validasi Oleh Guru
Analisis Hasil Validasi Oleh Guru
No Indikator
Validator Skor
Maksimal Rata-rata Jumlah
Persentase
(%)
Kriteria
Kevalidan MM N MS
A. Materi
1 Kelengkapan materi sesuai dengan
Kompetensi Dasar 4 4 3 4 3,67 11 91,67
Sangat
Valid
2
Kesesuaian materi dengan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai
siswa
4 4 3 4 3,67 11 91,67 Sangat
Valid
3 Kebenaran konsep 3 4 3 4 3,33 10 83,33 Valid
Jumlah 11 12 9
88,89 Sangat
Valid
Rata-rata 3,67 4 3
Persentase (%) 91,67 100 100
Tingkat Kevalidan Sangat
Valid
Sangat
Valid
Sangat
Valid
B. Penyajian
124
No Indikator
Validator Skor
Maksimal Rata-rata Jumlah
Persentase
(%)
Kriteria
Kevalidan MM N MS
4 Materi disajikan secara urut dan
sistematis 4 4 4 4 4 12 100
Sangat
Valid
5 Informasi yang disajikan lengkap 3 4 3 4 3,33 10 83,33 Valid
6 Adanya keterlibatan siswa 4 4 4 4 4 12 100 Sangat
Valid
7 Materi yang disajikan mendorong
rasa ingin tahu siswa 3 4 3 4 3,33 10 83,33 Valid
8 Fitur tambahan pada modul
membantu sisw memahami materi 4 4 3 4 3,67 11 91,67
Sangat
Valid
9 Glosarium berisi istilah penting yang
membantu siswa memahami materi 4 4 3 4 3,67 11 91,67
Sangat
Valid
Jumlah 22 24 20
91,67 Sangat
Valid
Rata-rata 3,67 4 3,33
Persentase (%) 91,67 100 83,33
Tingkat Kevalidan Sangat
Valid
Sangat
Valid
Sangat
Valid
C. Kebahasaan
10 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar 3 4 4 4 3,67 11 91,67
Sangat
Valid
125
No Indikator
Validator Skor
Maksimal Rata-rata Jumlah
Persentase
(%)
Kriteria
Kevalidan MM N MS
11 Informasi yang disampaikan jelas dan
mudah dipahami 4 4 4 4 4 12 100
Sangat
Valid
12 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)
4 4 4 4 4 12 100 Sangat Valid
Jumlah 11 12 12
97,22 Sangat
Valid
Rata-rata 3,67 4 4
Persentase (%) 91,67 100 100
Tingkat Kevalidan Sangat
Valid
Sangat
Valid
Sangat
Valid
D. Tampilan
13 Penggunaan jenis dan ukuran huruf
yang tepat 4 3 4 4 3,67 11 91,67
Sangat
Valid
14 Tata letak dalam modul menarik 4 4 4 4 4 12 100 Sangat
Valid
15
Terdapat ilustrasi berupa gambar atau
foto yang mempermudah memahami
materi
4 4 4 4 4 12 100 Sangat
Valid
16 Tampilan modul menarik sehingga
menimbukan minat untuk belajar 4 4 4 4 4 12 100
Sangat
Valid
126
No Indikator
Validator Skor
Maksimal Rata-rata Jumlah
Persentase
(%)
Kriteria
Kevalidan MM N MS
Jumlah 16 15 16
97,92 Sangat
Valid
Rata-rata 4 3,75 4
Persentase 100 93,75 100
Tingkat Kevalidan Sangat
Valid
Sangat
Valid
Sangat
Valid
E. Kualitas Mind Map
17 Kesesuaian ide pusat 4 4 3 4 3,67 11 91,67 Sangat
Valid
18 Kesesuaian kata kunci 4 4 3 4 3,67 11 91,67 Sangat
Valid
19 Kemudahan dalam penggunaan 3 3 2 4 2,67 8 66,67 Sangat
Valid
20 Kemenarikan tampilan 4 4 3 4 3,67 11 91,67 Sangat
Valid
21 Kemudahan bahasa untuk dimengerti 4 4 3 4 3,67 11 91,67 Sangat
Valid
22 Mind map berguna membantu siswa
agar lebih mudah memahami materi 4 4 3 4 3,67 11 91,67
Sangat
Valid
Jumlah 23 23 17 87,50 Sangat
Valid
127
No Indikator
Validator Skor
Maksimal Rata-rata Jumlah
Persentase
(%)
Kriteria
Kevalidan MM N MS
Rata-rata 3,83 3,83 2,83
Persentase (%) 95,83 95,83 70,83
Tingkat Kevalidan Sangat
Valid
Sangat
Valid Valid
F. Manfaat
23 Modul dapat digunakan sebagai
alternatif bahan ajar bagi siswa 4 4 3 4 3,67 11 91,67
Sangat
Valid
Jumlah 4 4 3
91,67 Sangat
Valid
Rata-rata 4 4 3
Persentase (%) 100 100 75
Tingkat Kevalidan Sangat
Valid
Sangat
Valid Valid
Keterangan :
MM : Mulya Manru (Guru Biologi SMAN Plus Provinsi Riau)
N : Nurhasanah (Guru Biologi SMAN 4 Pekanbaru)
MS : Mariani Sitepu (Guru Biologi SMAN 15 Pekanbaru)
128
Lampiran 16. Analisis Hasil Angket Respon Siswa
Analisis Hasil Angket Respon Siswa SMAN Plus Provinsi Riau
Indikator
Siswa SMAN Plus Provinsi Riau Skor
Maksi
mal
Juml
ah
Rata-
rata
Persen
tase
(%)
Tingkat
Kevalid
an A1 B1 C1 D1 E1 F1 G1 H1 I1 J1
A. Format Modul
1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 38 3,8 95 Sangat
Valid
2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 36 3,6 90 Sangat
Valid
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9 97,5 Sangat
Valid
Jumlah 11 12 12 11 11 12 12 11 11 10
94,17 Sangat
Valid
Rata-rata 3,67 4 4 3,67 3,67 4 4 3,67 3,67 3,33
Persentase
(%) 91,7 100 100 91,7 91,7 100 100 91,7 91,7 83,3
Tingkat
Kevalidan SV SV SV SV SV SV SV SV SV V
B. Penyajian
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 38 3,8 95 Sangat
Valid
129
Indikator
Siswa SMAN Plus Provinsi Riau Skor
Maksi
mal
Juml
ah
Rata-
rata
Persen
tase
(%)
Tingkat
Kevalid
an A1 B1 C1 D1 E1 F1 G1 H1 I1 J1
5 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 36 3,6 90 Sangat
Valid
6 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 38 3,8 95 Sangat
Valid
7 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8 95 Sangat
Valid
8 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 32 3,2 80 Valid
9 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 37 3,7 92,5 Sangat
Valid
10 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9 97,5 Sangat
Valid
11 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 3,9 97,5 Sangat
Valid
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 100 Sangat
Valid
Jumlah 31 34 34 33 36 34 34 34 35 32
93,61 Sangat
Valid
Rata-rata 3,44 3,78 3,78 3,67 4 3,78 3,78 3,78 3,89 3,56
Persentase
(%) 86,1 94,4 94,4 91,7 100 94,4 94,4 94,4 97,2 88,9
Tingkat
Kevalidan SV SV SV SV SV SV SV SV SV SV
130
Indikator
Siswa SMAN Plus Provinsi Riau Skor
Maksi
mal
Juml
ah
Rata-
rata
Persen
tase
(%)
Tingkat
Kevalid
an A1 B1 C1 D1 E1 F1 G1 H1 I1 J1
C. Kebahasaan
13 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 35 3,5 87,5 Sangat
Valid
14 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 36 3,6 90 Sangat
Valid
15 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 36 3,6 90 Sangat
Valid
Jumlah 10 10 12 9 11 12 11 12 12 8
89,17 Sangat
Valid
Rata-rata 3,33 3,33 4 3 3,67 4 3,67 4 4 2,67
Persentase
(%) 83,3 83,3 100 75 91,7 100 91,7 100 100 66,7
Tingkat
Kevalidan V V SV V SV SV SV SV SV TV
D. Tampilan
16 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 36 3,6 90 Sangat
Valid
17 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 35 3,5 87,5 Sangat
Valid
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39 3,9 97,5 Sangat
Valid
131
Indikator
Siswa SMAN Plus Provinsi Riau Skor
Maksi
mal
Juml
ah
Rata-
rata
Persen
tase
(%)
Tingkat
Kevalid
an A1 B1 C1 D1 E1 F1 G1 H1 I1 J1
19 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 36 3,6 90 Sangat
Valid
Jumlah 25 24 27 22 27 26 26 28 28 20
91,25 Sangat
Valid
Rata-rata 3,57 3,43 3,86 3,14 3,86 3, 71 3,71 4 4 2,86
Persentase
(%) 89,3 85,7 96,4 78,6 96,4 92,9 92,9 100 100 71,4
Tingkat
Kevalidan SV SV SV V SV SV SV SV SV V
E. Manfaat
20 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 38 3,8 95 Sangat
Valid
Jumlah 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
95
Sangat
Valid Rata-rata 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
Persentase
(%) 75 100 100 100 100 100 100 100 100 75
Tingkat
Kevalidan V SV SV SV SV SV SV SV SV V
132
Keterangan :
A1 : Mohammad Furqon Supil F1 : Riyadh Maulana Ali SV : Sangat Valid
B1 : Tri Murniati G1 : Andreo Leo P V : Valid
C1 : Intan Andrina Girva H1 : Siti Hafizhah Rahmah KV : Kurang Valid
D1 : Ginanjar Mahardi I1 : Ghassani Ikramina C TV : Tidak Valid
E1 : Meisa Dwi Lieni J1 : Najia Giva Tsuraya
133
Analisis Hasil Angket Respon Siswa SMAN 4 Pekanbaru
Indikator
Siswa SMAN 4 Pekanbaru Skor
Maksi
mal
Skor
Total
Rata-
rata
Persent
ase
(%)
Tingkat
Kevalida
n A2 B2 C2 D2 E2 F2 G2 H2 I2 J2
A. Format Modul
1 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat
Valid
2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 36 3,6 90 Sangat
Valid
3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat
Valid
Jumlah 10 12 12 10 10 12 12 10 11 11
91,67 Sangat
Valid
Rata-rata 3,33 4 4 3,33 3,33 4 4 3,33 3,67 3,67
Persentase
(%) 83,33 100 100 83,33 83,33 100 100 83,33 91,67 91,67
Tingkat
Kevalidan V SV SV V V SV SV V SV SV
B. Penyajian
4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 33 3,3 82,5 Valid
5 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 34 3,4 85 Valid
134
Indikator
Siswa SMAN 4 Pekanbaru Skor
Maksi
mal
Skor
Total
Rata-
rata
Persent
ase
(%)
Tingkat
Kevalida
n A2 B2 C2 D2 E2 F2 G2 H2 I2 J2
6 3 2 3 2 2 4 4 2 3 4 4 29 2,9 72,5 Valid
7 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 35 3,5 87,5 Sangat
Valid
8 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 35 3,5 87,5 Sangat
Valid
9 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat
Valid
10 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat
Valid
11 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38 3,8 95 Sangat
Valid
12 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 35 3,5 87,5 Sangat
Valid
Jumlah 28 29 30 29 30 34 35 31 32 35
86,94 Sangat
Valid
Rata-rata 3,11 3,22 3,33 3,22 3,33 3,78 3,89 3,44 3,56 3,89
Persentase
(%) 77,78 80,56 83,33 80,56 83,33 94,44 97,22 86,11 88,89 97,22
Tingkat
Kevalidan V V V V V SV SV SV SV SV
C. Kebahasaan
135
Indikator
Siswa SMAN 4 Pekanbaru Skor
Maksi
mal
Skor
Total
Rata-
rata
Persent
ase
(%)
Tingkat
Kevalida
n A2 B2 C2 D2 E2 F2 G2 H2 I2 J2
13 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 35 3,5 87,5 Sangat
Valid
14 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 33 3,3 82,5 Valid
15 2 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 32 3,2 80 Valid
Jumlah 8 11 9 10 8 10 11 10 11 12
83 Valid
Rata-rata 2,67 3,67 3 3,33 2,67 3,33 3,67 3,33 3,67 4
Persentase
(%) 66,67 91,67 75 83,33 66,67 83,33 91,67 83,33 91,67 100
Tingkat
Kevalidan KV SV V V KV V SV V SV SV
D. Tampilan
16 3 4 3 3 1 4 4 3 3 4 4 32 3,2 80 Valid
17 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat
Valid
18 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat
Valid
19 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 34 3,4 85 Valid
136
Indikator
Siswa SMAN 4 Pekanbaru Skor
Maksi
mal
Skor
Total
Rata-
rata
Persent
ase
(%)
Tingkat
Kevalida
n A2 B2 C2 D2 E2 F2 G2 H2 I2 J2
Jumlah 13 15 14 12 12 15 16 14 14 15
87,5 Sangat
Valid
Rata-rata 3,25 3,75 3,5 3 3 3,75 4 3,5 3,5 3,75
Persentase
(%)
81, 25
93,75 87,5 75 75 93,75 100 87,5 87,5 93,75
Tingkat
Kevalidan V SV SV V V SV SV SV SV SV
E. Manfaat
20 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 35 3,5 87,5 Sangat
Valid
Jumlah 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4
87,5 Sangat
Valid
Rata-rata 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4
Persentase 50 100 100 75 100 75 100 75 100 100
Tingkat
Kevalidan TV SV SV V SV V SV V SV SV
137
Keterangan :
A2 : Jhonathan W. N F2 : Saskya Irna SV : Sangat Valid
B2 : Beatrix Magdalena P G2 : Rosa Gushana V : Valid
C2 : Niken Nisrinaa Lay H2 : Rizka Amelia Asri KV : Kurang Valid
D2 : Rina Novia Ardhani I2 : Anthony Gilbert Sinaga TV : Tidak Valid
E2 : Ferdie Kurniawan J2 : Alya Dwi Juliadarni Ogis
138
Analisis Hasil Angket Respon Siswa SMAN 15 Pekanbaru
Indikator
Siswa SMAN 15 Pekanbaru Skor
Maksi
mal
Jum
lah
Rata-
rata
Persent
ase
(%)
Tingkat
Kevalid
an A3 B3 C3 D3 E3 F3 G3 H3 I3 J3
A. Format Modul
1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38 3,8 95 Sangat
Valid
2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 37 3,7 92,5 Sangat
Valid
3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 36 3,6 90 Sangat
Valid
Jumlah 11 12 12 9 9 11 12 11 12 12
92,5 Sangat
Valid
Rata-rata 3,67 4 4 3 3 3,67 4 3,67 4 4
Persentase
(%)
91,6
7 100 100 75 75
91,6
7 100
91,6
7 100 100
Tingkat
Kevalidan SV SV SV V V SV SV SV SV SV
B. Penyajian
4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 36 3,6 90 Sangat
Valid
5 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 34 3,4 85 Valid
139
Indikator
Siswa SMAN 15 Pekanbaru Skor
Maksi
mal
Jum
lah
Rata-
rata
Persent
ase
(%)
Tingkat
Kevalid
an A3 B3 C3 D3 E3 F3 G3 H3 I3 J3
6 3 3 4 2 1 3 4 2 3 4 4 29 2,9 72,5 Valid
7 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 32 3,2 80 Valid
8 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4 30 3 75 Valid
9 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 35 3,5 87,5 Sangat
Valid
10 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8 95 Sangat
Valid
11 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38 3,8 95 Sangat
Valid
12 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 34 3,4 85 Valid
Jumlah 28 32 33 31 27 32 33 27 28 35
85 Valid
Rata-rata 3,11 3,56 3,67 3,44 3 3,55
6 3,67 3 3,11 3,89
Persentase
(%) 77,8 88,9 91,7 86,1 75
88,8
9 91,7 75 77,8 97,2
Tingkat
Kevalidan V SV SV SV V SV SV V V SV
C. Kebahasaan
140
Indikator
Siswa SMAN 15 Pekanbaru Skor
Maksi
mal
Jum
lah
Rata-
rata
Persent
ase
(%)
Tingkat
Kevalid
an A3 B3 C3 D3 E3 F3 G3 H3 I3 J3
13 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 35 3,5 87,5 Sangat
Valid
14 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 32 3,2 80 Valid
15 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 34 3,4 85 Valid
Jumlah 7 11 10 12 10 9 9 9 12 12
84,17 Valid
Rata-rata 2,33 3,67 3,33 4 3,33 3 3 3 4 4
Persentase
(%)
58,3
3
91,6
7
83,3
3 100
83,3
3 75 75 75 100 100
Tingkat
Kevalidan KV SV V SV V V V V SV SV
D. Tampilan
16 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 34 3,4 85 Valid
17 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 34 3,4 85 Valid
18 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 35 3,5 87,5 Sangat
Valid
19 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 32 3,2 80 Valid
141
Indikator
Siswa SMAN 15 Pekanbaru Skor
Maksi
mal
Jum
lah
Rata-
rata
Persent
ase
(%)
Tingkat
Kevalid
an A3 B3 C3 D3 E3 F3 G3 H3 I3 J3
Jumlah 20 24 26 22 22 23 24 22 25 28
84,38 Valid
Rata-rata 2,86 3,43 3,71 3,14 3,14 3,29 3,43 3 4 4
Persentase
(%) 71,4 85,7 92,9 78,6 78,6
82,1
4 85,7
78,5
7 89,3 100
Tingkat
Kevalidan V SV SV V V V V V SV SV
E. Manfaat
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 100 Sangat
Valid
Jumlah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
100 Sangat
Valid
Rata-rata 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Persentase
(%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Tingkat
Kevalidan SV SV SV SV SV SV SV SV SV SV
142
Keterangan :
A3 : Dizamirov M F3 : Audy Amaraditha Andra SV : Sangat Valid
B3 : Yola Kumala Sari G3 : Rasheed Thoriq R V : Valid
C3 : Atikah Thaniroh H3 : Natasha Alkarimah KV : Kurang Valid
D3 : Rafli Syarifudin I3 : Khairatun Husnia TV : Tidak Valid
E3 : Dwi Novita Sari G3 : Elsya Desviyanti
143
144
Lampiran 17. Dokumentasi
Gambar 8. Peneliti memberikan pengarahan dalam mengisi lembar observasi
Gambar 9. Para siswa sedang mengisi lembar observasi
145
Gambar 10. Para siswa SMA Negeri Plus Pekanbaru sedang mengisi angket
respon terhadap modul
Gambar 11. Para siswa SMA Negeri 4 Pekanbaru sedang mengisi angket respon
terhadap modul
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
MODUL BIOLOGI Dilengkapi Mind Map
PENYUSUN SUCI MISMENIA AMANDA (176511131)
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau
UNTUK KELAS
XI SMA/MA
Lampiran 18. Modul
ii
Puji beserta syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah
memberikan banyak kemudahan dalam menyelesaikan modul ini. Salawat dan salam
teruntuk manusia paling cerdas sehingga mampu menghapuskan kejahiliahan/
kebodohan di permukaan bumi ini, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Modul ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD) sesuai kurikulum 2013 dengan dilengkapi mind map, agar dapat memudakan
siswa untuk memahami dan mengingat materi. Pada modul ini terdapat lembar
kegiatan siswa yang memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa, memuat
soal-soal latihan yang harus dikerjakan siswa, lembar evaluasi yang merupakan alat
evaluasi untuk mengukur keberhasilan tujuan yang telah dirumuskan dalam modul,
kunci jawaban (lembar kerja dan lembar evaluasi) dan mind map. Harapannya
dapat membantu siswa untuk mudah mengingat materi sehingga siswa dapat belajar
mandiri serta dapat mengukur kemampuan yang dimilikinya dengan adanya umpan
balik.
Mari tingkatkan semangat belajar dengan modul dilengkapi mind map ini.
Insyaallah modul ini akan membantu kita meraih prestasi yang gemilang.
Pekanbaru, Juli 2018
Penulis
KATA PENGANTAR
iii
PROFIL MODUL
Modul ini menyajikan materi dilengkapi mindmap agar peserta didik lebih
mudah memahami dan mengingat materi. Mari kita lihat apa saja isi modulnya!
Cover dan Data
Peserta Didik
Kata Pengantar dan
Profil Modul
Berisi sepenggal
kata terimakasih
dari penulis dan
Ber i s i konten -
konten yang dimuat
di dalam modul
Daftar Isi dan
Daftar Gambar
Berisi daftar konten
- k o n t e n d a n
gambar yang ada
di modul beserta
halamannya
iv
Pemahaman
Kompetensi dan
Tujuan Pembelajaran
berisi kompetensi dan
t u j u a n y a n g
diharapkan tercapai
oleh siswa setelah
mempelajari materi
yang disajikan
Ruang Motivasi dan
Pendahuluan
Berisi motivasi untuk
meningkatkan minat
dalam belajar dan
ber i s i aperseps i
mengenai materi
yang akan dipelajari
Daftar Tabel dan
Petunjuk
Penggunaan Modul
Berisi daftar tabel
disertai halamannya
dan tata cara
penggunaan modul
untuk guru dan siswa
v
Ayo Bereksperimen
dan Ayo Kita Lakukan
b e r i s i k e g i a t a n
praktikum dan berisi
kegiatan eksplorasi
y a n g m e m b a n t u
menemukan konsep
serta lebih memahami
materi
Mind map dan Tahukah
Kamu
Berisi ringkasan singkat
berupa peta pikiran dan
berisikan pengetahuan
t a m b a h a n y a n g
berkaitan dengan materi
Kegiatan Belajar dan
Penerapan KI dan K2
Berisi Kegiatan belajar
d a l a m m e n c a p a i
k o m p e t e n s i d a n
penerpan KI dan K2
y a n g d i k e t i k
menggunakan warna
biru.
vi
Uji Kompetensi dan
Cek Pemahaman
Berisi soal-soal yang
dapat dijawab oleh
siswa untuk mengasah
pemahaman dan berisi
r u m u s a n u n t u k
mengetahui tingkat
pemahaman materi
Mari Jelajah
B e r i s i k e g i a t a n
e k s p l o r a s i y a n g
membantu menemukan
suatu konsep di
lingkungan
Ayo kreatif dan Yuk
Searching
Be r i s i k e g i a t an
mengasah kreativitas
s i s w a y a n g
dikerjakan di luar
jam pembelajaran
dan berisi website
animasi/ video agar
siswa lebih mudah
memahami materi
vii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................... ii
Profil Modul .............................................................................................. iii
Daftar isi .................................................................................................... vii
Daftar Gambar ............................................................................................ viii
Daftar Tabel .............................................................................................. x
Pemahaman Kompetensi ........................................................................... xi
Petunjuk Penggunaan Modul ..................................................................... xiii
Kegiatan Belajar I : STRUKTUR DAN FUNGSI SEL ..................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................. 2
Uraian Materi ........................................................................................... 3
Tahukah Kamu .......................................................................................... 7
Ayo Kita Lakukan I ...................................................................................... 13
Ayo Lakukan II ............................................................................................ 14
Ayo Bereksperimen ..................................................................................... 33
Ayo Kreatif .................................................................................................. 38
Uji Kompetensi I ......................................................................................... 40
Kegiatan Belajar II : BIOPROSES DALAM SEL ............................................ 44
Pendahuluan ............................................................................................. 45
Uraian Materi ........................................................................................... 46
Ayo Bereksperimen I .................................................................................. 51
Ayo Bereksperimen II ................................................................................ 63
Uji Kompetensi II ....................................................................................... 72
Glosarium
Daftar Pustaka
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kuli membangun rumah ................................................................ 2
Gambar 2. (a) mikroskop cahaya, b) Dua irisan gabus (Quercus suber) .......... 3
Gambar 3. Kisaran ukuran sel ........................................................................ 6
Gambar 4. Apoptosis pada sel darah putih ..................................................... 7
Gambar 5. Rambut manusia tersusun atas protein .......................................... 8
Gambar 6. Lapisan ganda fosfolipid penyusun membran sel (irisan melintang) 10
Gambar 7. (a) Sel bakteri, (b) Sel hewan, (c) Sel tumbuhan ............................. 14
Gambar 8. Bentuk-bentuk sel prokariotik ....................................................... 16
Gambar 9. Struktur sel prokariotik (sel bakteri) .............................................. 16
Gambar 10. Struktur sel tumbuhan .................................................................. 17
Gambar 11. Struktur sel hewan ........................................................................ 18
Gambar 12. Lapisan penyusun dinding sel ....................................................... 20
Gambar 13. Struktur membran plasma ............................................................ 21
Gambar 14. Struktur nukleus ........................................................................... 23
Gambar 15. Struktur retikulum endoplasma .................................................... 24
Gambar 16. Struktur ribosom .......................................................................... 25
Gambar 17. Struktur kompleks golgi ............................................................... 26
Gambar 18. Struktur mitokondria .................................................................... 27
Gambar 19. Struktur sitoskeleton ..................................................................... 28
Gambar 20. Struktur lisosom ........................................................................... 29
Gambar 21. Struktur sentrosom ...................................................................... 30
Gambar 22. Struktur kloroplas ........................................................................ 31
Gambar 23. Mikroskop cahaya ....................................................................... 37
Gambar 24. Mikroskop elektron ..................................................................... 37
Gambar 25. Kulit pada jari-jari mengerut ........................................................ 45
ix
Gambar 26. (a) Pinositosi dan (b) Fagositosis ................................................... 46
Gambar 27. Eksositosis .................................................................................... 47
Gambar 28. Mekanisme transpor aktif (pompa ion Na+ dan K+) .................... 48
Gambar 29. Difusi sederhana ........................................................................... 49
Gambar 30. Difusi terbantu ............................................................................. 49
Gambar 31. Peristiwa osmosis pada sel hewan dan sel tumbuhan ................... 58
Gambar 32. Fase Interfase ............................................................................... 67
Gambar 33. Fase Profase ................................................................................. 68
Gambar 34. Fase Metafase .............................................................................. 68
Gambar 35. Fase Anafase ................................................................................ 68
Gambar 36. Fase Telofase ............................................................................... 69
Gambar 37. Proses Meiosis .............................................................................. 71
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Macam-macam komponen kimiawi penyusun sel beserta fungsinya ... 13
Tabel 2. Beberapa organel pembeda sel prokariotik dan sel eukariotik ............ 19
Tabel 3. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan berdasarkan pengamatan
menggunakan mikroskop cahaya ....................................................... 34
Tabel 4. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dari segi struktur .................. 37
Tabel 5. Penilaian hasil kegiatan ...................................................................... 39
Tabel 6. Pengamatan difusi ............................................................................. 53
Tabel 7. Pengamatan Osmosis ......................................................................... 53
xi
PEMAHAMAN KOMPETENSI
Bacalah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang disajikan pada halaman
pemahaman kompetensi berikut ini. Dengan memahami kompetensi tersebut,
kamu akan mengetahui apa saja yang kamu harus dapatkan setelah mempelajari
materi sel.
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi
sel, jaringan, organ penyusun sistem dan
bioproses yang terjadi pada mahluk
hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir
ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan
lingkungan hidup, menjaga dan menya-
yangi lingkungan sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan
p e r i l a k u j u j u r , d i s i p l i n ,
tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian
dar i solus i atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur
sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam
m eng a juk an per t any aan dan
berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong royong, bekerjasama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif dalam
dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/ laboratorium maupun di
luar kelas/laboratorium.
xii
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan
lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan
kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3. Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
k em anu s i aan , k eb ang s aan ,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
3.1 Memahami tentang komponen kimiawi
penyusun sel, ciri hidup pada sel yang
ditunjukkan oleh struktur, fungsi dan
proses yang berlangsung di dalam sel
sebagai unit terkecil kehidupan.
3.2 Menganalisis berbagai proses pada sel
yang meliputi: mekanisme transpor pada
membran, difusi, osmosis, transpor aktif,
endositosis, dan eksositosis, reproduksi,
dan sintesis protein sebagai dasar
pemahaman bioproses dalam sistem
hidup.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
a b s t r a k t e r k a i t d e n g a n
peng emb ang an dar i y ang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.1 Menyajikan model/ charta/ gambar yang
merepresentasikan pemahamannya
tentang struktur dan fungsi sel sebagai
unit terkecil kehidupan.
4.2 Membuat model proses dengan meng-
gunakan berbagai macam media melalui
analisis hasil studi literatur, pengamatan
mikroskopis, percobaan, dan simulasi
tentang bioproses yang berlangsung di
dalam sel.
xiii
Petunjuk untuk Guru
Petunjuk untuk Siswa
1. Menyampaikan informasi mengenai kompetensi inti,
kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran.
2. Membantu peserta didik dalam memahami konsep dan
menjawab pertanyaan serta memecahkan masalah dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan modul ini.
3. Membimbing peserta didik dalam melaksanakan eksperimen
yang telah disajikan langkah-langkahnya pada modul.
4. Membimbing peserta didik dalam mengerjakan latihan-latihan
yang ada di dalam modul ini.
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Membaca doa sebelum memulai belajar.
2. Memahami tujuan pempelajaran yang disampaikan oleh guru.
3. Membaca uraian materi yang ada pada modul dan memberi
tanda pada konsep-konsep pembelajaran.
4. Dibantu oleh guru mempraktekkan bagian eksperimen yang
ada pada modul untuk lebih memahami materi yang
dipelajari.
5. Mengerjakan latihan-latihan yang ada pada modul dan
mengkonsultasikan kesulitan yang ditemukan kepada guru.
6. Mengecek jawaban yang benar setelah menyelesaikan setiap
soal-soal latihan yang diberikan.
1
1. Siswa dapat mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, serta bioproses yang
berlangsung di dalam sel.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah (teliti, tekun, jujur sesuai
data dan fakta, disiplin dan tanggung jawab, serta peduli dalam melakukan
observasi dan eksperimen tentang sel).
3. Siswa mampu mengidentifikasi konsep sel sebagai unit struktural dan fungsional
terkecil.
4. Siswa mampu menentukan komponen kimiawi penyusunan sel.
5. Siswa mampu membedakan struktur antara sel
prokariot dan sel eukariot.
6. Siswa mampu menjelaskan struktur dan organel sel.
7. Siswa mampu mengidentifikasi dan mengetahui organel sel serta
fungsi organel tersebut melalui pengamatan.
8. Siswa mampu menyajikan model sel hewan dan sel tumbuhan.
Tujuan Pembelajaran
Ayo! Kita
pasti bisa
Kegiatan Belajar I
Adakah Manusia Bodoh di Dunia Ini?
Semua manusia yang terlahir di dunia semuanya adalah manusia yang
pintar. Mengapa dikatakan pintar? Semua manusia dikatakan pintar karena setiap
manusia diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa yaitu akal atau pikiran.
Bersyukurlah kita sebagai manusia, karena hanya manusia yang memiliki akal atau
pikiran. Jadi, jangan pernah menganggap dirimu bodoh. Selain itu, janganlah
kamu merasa minder dengan temanmu yang lebih pintar karena sesungguhnya itu
terjadi karena kamu kurang giat dalam belajar dibandingkan temanmu yang lebih
giat lagi dalam belajar.
RUANG MOTIVASI
2
PENDAHULUAN
Pernahkah kamu memperhatikan
kuli bangunan yang sedang
membangun suatu gedung atau
rumah di sekitar tempat
tinggalmu? Apa saja yang
dibutuhkan kuli bangunan dalam
membangun suatu rumah? Jika
kita amati dengan seksama, kuli
tersebut membutuhkan beberapa
material dalam membangun
rumah, diantaranya adalah bata,
semen, pasir, besi, dll (perhatikan
Gambar 1). Bahan-bahan tersebut
dibutuhkan untuk membangun
berbagai komponen rumah,
contohnya bata yang disusun dan dipadukan dengan semen dan pasir dapat
membentuk bagian dinding rumah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mewujudkan
suatu bangunan rumah yang berfungsi sebagai sarana tempat tinggal dibutuhkan
berbagai bahan yang saling melengkapi untuk melaksanakan fungsi bagian rumah
tertentu. Sama halnya dengan rumah, makhluk hidup juga dapat melaksanakan
fungsi atau aktivitas hidup dengan adanya kerja sama berbagai penyusun tubuhnya.
Makhluk hidup dibentuk oleh suatu unit kehidupan terkecil, yaitu sel. Sel
(bahasa Yunani : kytos = sel ; bahasa latin : cella = ruang kosong) adalah unit
struktural dan fungsional terkecil penyusun tubuh makhluk hidup. Ada makhluk
hidup yang dibentuk oleh satu sel saja, yaitu uniseluler seperti bakteri dan ada
makhluk hidup yang dibentuk oleh lebih dari satu sel bahkan ribuan sel seperti
manusia, hewan dan tumbuhan disebut sebagai multiseluler. Mengapa sel disebut
sebagai unit struktural dan fungsional terkecil penyusun tubuh makhluk hidup? Apa
sajakah peran sel terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup?
Sumber : centraljasa.wordpress.com
Gambar 1. Kuli membangun rumah
3
A . Pengamatan Sel dari Masa ke Masa
Struktur sel untuk pertama kali dilaporkan oleh seorang ilmuwan Inggris
bernama Robert Hooke, tepatnya pada tahun 1665. Ia melakukan penelitian pada
sayatan gabus (Quercus suber) yang sangat tipis dengan menggunakan mikroskop.
Hooke tidak menciptakan mikroskop (penciptanya adalah seorang pembuat kaca
mata bangsa Belanda bernama Hans Janssen ataupun putranya yang bernama
Zachariass kira-kira pada tahun 1590). Setelah menggunakan buatan Janssen tersebut,
Hooke melihat pada sayatan gabus tersebut ditemukan adanya ruang-ruang kosong
yang dibatasi dinding-dinding dan tampak seperti sarang lebah madu. Ia memberi
nama penemuannya itu ”cella” yang artinya ruang kosong. Sel yang ditemukannya
adalah sel mati.
Gambar 2a memperlihatkan bentuk sel yang ditemukan oleh Robert Hooke
menggunakan mikroskop cahaya sederhana seperti pada Gambar 2b. Mikroskop
tersebut menggunakan cahaya dari lampu minyak yang diarahkan ke spesimen
melalui bola kaca berisi air yang bertindak sebagai kondensor. Kemudian spesimen di
letakkan pada pin, tepat di bawah ujung mikroskop tersebut.
Sumber : Raven, 2013
Gambar 2. (a) mikroskop cahaya sederhana buatan Janssen yang digunakan Hooke, b) Dua
irisan gabus (Quercus suber) di buku Hooke, Micrographia yang diterbitkan pada tahun
1665
(b) (a)
Lampu minyak
cermin
Pin
Bola kaca
4
Antonie van Leeuwenhoek (1632-1723) merancang sebuah mikroskop kecil
berlensa tunggal. Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia
menemukan organisme yang bergerak-gerak di dalam air, yang kemudian disebut
bakteri. Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang menemukan sel hidup.
Max Schultze (1825-1874) menyatakan, bahwa protoplasma merupakan dasar
fisik kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian struktur sel, tetapi juga merupakan
bagian penting sel sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia kehidupan.
Berdasarkan hal ini muncullah teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan
kesatuan fungsional kehidupan
Pada tahun 1838, Matthias Schleiden, seorang ahli botani Jerman, melaporkan
pengamatannya bahwa semua jaringan tumbuhan terdiri dari organisasi massa sel.
Pada tahun berikutnya, ahli zoologi Theodor Schwann memperluas pengamatan
Schleiden ke jaringan hewan dan mengatakan sel sebagai dasar semua kehidupan.
Teori sel ini biasanya dihubungkan dengan Schleiden dan Schwann. Dari hasil
pengamatan, mereka ditarik kesimpulan bahwa sel merupakan unit struktural terkecil
pada makhluk hidup
Di tahun 1858, gagasan bahwa semua organisme hidup terdiri dari satu atau
lebih banyak sel mengambil makna yang lebih luas ketika ahli patologi Rudolf
Virchow menyamaratakan bahwa sel hanya dapat muncul dari sel yang sudah ada
sebelumnya: “Di mana ada sel, pasti ada sel yang sudah ada sebelumnya, sama
seperti hewan hanya muncul dari hewan dan tumbuhan hanya dari tumbuhan. "
Kumpulan dari beberapa sel yang melaksanakan suatu fungsi tertentu disebut
dengan jaringan. Jaringan-jaringan yang saling bekerjasama dalam melaksanakan
suatu fungsi tertentu disebut dengan organ. Organ-organ didalam tubuh makhluk
hidup mengadakan interaksi untuk melaksanakan fungsi sistem organ yang
dibentuknya. Beberapa sistem organ saling berkoordinasi dalam mempertahankan
kelangsungan hidup organisme, jadi di dalam organisasi kehidupan sel merupakan
unit struktural dan fungsional terkecil penyusun makhluk hidup.
5
Sel beraneka ragam bentuk dan fungsinya. Struktur sel yang menyusun
jaringan saraf berkaitan dengan fungsinya untuk menyelenggarakan koordinasi,
struktur sel yang menyusun jaringan otot berkaitan dengan fungsinya untuk
menyelenggarakan pergerakan. Hal ini menunjukkan bahwa struktur pada suatu
makhluk hidup berkaitan erat dengan fungsinya. Jika kamu lebih memperhatikan
tubuhmu dengan seksama, Yang Maha Esa telah menciptakan kamu dengan satu
mulut dan dua telinga, hal ini juga sejalan dengan fungsinya bahwa manusia
dianjurkan untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara. Manusia sebaiknya
berbicara dan bersikap secara santun. Apabila kamu tidak menggunakan mulut
sebagai alat komunikasi yang baik, dengan sendirinya mulut akan menjadi bumerang
bagi diri sendiri. Seperti pribahasa “Mulutmu harimaumu, yang akan menerkam
kepalamu”.
6
B. Konsep Sel
Sel merupakan unit struktural dan
fungsional terkecil makhluk hidup. Sel sebagai
unit struktural terkecil berarti bahwa sel
merupakan penyusun yang mendasar bagi
tubuh makhluk hidup. Sel tidak dapat dibagi-
bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Adapun sel dikatakan sebagai unit fungsional
terkecil berarti bahwa sel dapat melakukan
berbagai proses kehidupan, misalnya respirasi,
transportasi, reproduksi, ekskresi, sekresi, dan
sintesis. Ukuran sel bervariasi tergantung
fungsinya. Bentuk sel juga tergantung
fungsinya. Diameter ukuran sel bervariasi
antara 1-100 µm. Perhatikan kisaran
ukuran sel pada
G a m b a r 3 .
Berdasarkan jumlah sel penyusunnya, maka organisme
dibedakan menjadi organisme uniseluler dan
multiseluler. Pada organisme multiseluler terjadi
pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya.
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 3. Kisaran ukuran sel
B e r s a m a t e m a n -
temanmu, perhatikanlah
lingkungan sekitar rumah
dan sekolahmu! Tulislah
sepuluh organisme
multiseluler!
Mari Jelajah
7
TAHUKAH KAMU
Miliaran sel dalam tubuh
kita melakukan aksi bunuh diri
setiap hari. Jika ini benar
terjadi, mengapa kita tidak
ikutan mati? Beruntung, aksi
bunuh diri yang satu ini justru
memberi manfaat buat kita.
Per is t iwa yang dinamai
apoptosis ini diamati untuk
pertama kalinya oleh Andrew
Wyllie pada 1970-an. Apoptosis
yang berasal dari bahasa Yunani dan berarti “gugur” atau “rontok” atau dikenal
dengan kematian sel terprogram (programmed cell death).
Fenomena bunuh diri sel itu sebenarnya sudah
dimulai sejak awal masa embrio hingga terus
berlanjut di sepanjang usia kita. Pada fase perkembangan
embrio saat pembentukan tangan, calon tangan itu
terlihat hanya seperti sekop. Untuk membentuk jari-jari
tangan, maka harus ada sel-sel pada jaringan yang mati
dan dilepaskan agar terbentuk jari-jari tangan.
Pada peristiwa di luar fase perkembangan embrio, peristiwa kematian sel
diiringi dengan pergantian sel baru. Hal ini dikatakan sebagai peremajaan sel yang
membuat kita tetap hidup sehat dan bugar. Akan tetapi, sampai pada usia tertentu
kemampuan pergantian sel itu akan menurun. Lalu, terjadilah apa yang kemudian
dikatakan sebagai permasalahan lanjut usia (geriatrik).
Sumber : www.beltina.org
Gambar 4. Apoptosis pada sel darah putih
Kamu dapat melihat
video proses apoptosis
pada sel darah putih
melalui website berikut.
https://
www.youtube.com/
watch?v=t_4NxqqvNPs
Yuk Searching!
8
Seluruh kegiatan kehidupan sel merupakan akibat dari reaksi kimia yang
berlangsung di dalam sel. Senyawa kimia penyusun sel disebut protoplasma yang
merupakan substansi kompleks. Secara garis besarnya, komponen kimia sebuah sel
terdiri atas unsur makro, unsur mikro, senyawa organik, dan senyawa anorganik.
1. Unsur Makro
Unsur makro merupakan unsur terbesar yang menyusun sebuah sel. Unsur
makro terdiri atas lima unsur utama, yaitu oksigen (O) sebanyak 62%, karbon
(C) sebanyak 20%, hidrogen (H) sebanyak 10 %, nitrogen (N) sebanyak 10%,
dan kalium (K) sebanyak 25%. Selain itu, juga terdapat sulfur (S), fosfor (P),
kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan natrium (Na). Dari berbagai unsur tersebut,
unsur karbon, hydrogen, dan oksigen merupakan unsur paling utama serta
dapat bersenyawa membentuk molekul karbohidrat, lemak, asam nukleat, dan
protein.
2. Unsur Mikro
Unsur mikro merupakan unsur yang terdapat dalam jumlah sangat
sedikit. Beberapa jenis unsur mikro dalam sel, antara lain besi (Fe), tembaga
(Cu), kobalt (Co), mangan (Mn), seng (Zn), molibdenum (Mo), boron (Bo),
dan silicon (Si).
3. Senyawa Organik
Senyawa organik terdiri atas mikromolekul dan makromolekul.
Mikromolekul terdiri atas asam amino, nukleotida, asam lemak, dan glukosa.
Makromolekul terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat.
a. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O). Berdasarkan gugus gula penyusunnya, karbohidrat dibagi
menjadi tiga yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
C. Komponen Kimiawi Penyusun Sel
9
Monosakarida (C6H12O6) yaitu karbohidrat yang terdiri atas satu
gugus gula. Disakarida (C12H22O11) adalah karbohidrat yang terdiri atas
dua gugus gula. Polisakarida merupakan untaian monosakarida yang
sangat panjang. Polisakarida digolongkan menjadi polisakarida struktural
dan polisakarida nutrien. Beberapa contoh polisakarida struktural yaitu
selulosa pembentuk dinding sel tumbuhan, asam hialuronat sebagai salah
satu komponen substansi antara sel pada jaringan ikat, serta glikolipida
dan glikoprotein yang merupakan struktur penting dari membran sel.
Beberapa contoh polisakarida nutrien yaitu amilum, yang terdapat di
dalam sel tumbuhan dan bakteri, glikogen di dalam sel, serta paramilum
di dalam beberapa jenis sel protozoa.
b. Protein
Protein merupakan komponen terbesar dari sel dan merupakan
polimer dari asam amino yang saling berikatan dengan ikatan peptida.
Terdapat 20 macam asam amino penyusun protein. Protein tersusun dari
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen, kadang-kadang juga sulfur.
Fungsi protein diantaranya: sebagai
penyusun sel, salah satu diantaranya adalah
protein penyusun sel rambut pada mamalia
(perhatikan Gambar 5), protein yang berupa
enzim bertindak sebagai katalisator berbagai
reaksi kimia, dan berperan dalam gerakan dalam
sel. Dalam membran sel, protein berfungsi antara
lain: sebagai pemompa bahan untuk melewati
membran sel dan memberikan sifat permeabilitas
pada membran sel, dan hubungan interseluler
antar sel.
c. Lipid (Lemak)
Lipid merupakan senyawa yang bersifat hidrofobik (tidak suka air)
dan larut dalam pelarut organik. Dalam sel terdapat bermacam-macam
lipid yang penting, diantaranya fosfolipid, glikolipid, lemak, dan steroid.
Sumber : berpendidikan.com
Gambar 5. Rambut
manusia tersusun atas
protein
10
Fungsi terpenting dari asam lemak sebagai penyusun membran
(perhatikan Gambar 6). Komponen kimia terbanyak dari membran sel
maupun membran intrasel adalah fosfolipid yang tersusun dari asam
lemak dan gliserol. Pada membran, fosfolipid membentuk dua lapis
molekul dengan bagian kepala yang mengandung fosfat menghadap ke
air, sedang bagian ekor terdapat pada bagian membran. Kolesterol
terdapat pada membran di antara molekul fosfolipid. Kolesterol
menyebabkan keenceran membran sel berkurang jika suhu hangat,
sedangkan pada suhu rendah, kolesterol mencegah membran membeku
dengan cara mencegah fosfolipid tersusun rapat.
d. Asam Nukleat
Asam nukleat adalah makromolekul yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup sel. Asam nukleat terdapat dalam dua bentuk, yaitu
asam deoksiribosa nukleat (DNA) dan asam ribosa nukleat (RNA). DNA
merupakan penyimpan informasi genetis dan bersama-sama dengan
protein histon membentuk kromosom. Pada sel eukariotik, DNA terdapat
di dalam nukleus, sedangkan pada sel prokariotik DNA terdapat pada
sitoplasma atau nukleolid.
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 6. Lapisan ganda fosfolipid penyusun membran sel (irisan melintang)
11
DNA terdapat pada semua organisme hidup, mulai dari bakteri
terkecil hingga gajah yang berukuran besar. Molekul ini sangat kecil namun
menyimpan milyaran informasi. Ukurannya yang kecil tidak menentukan
bahwa DNA hanya memiliki peranan yang kecil pula terhadap
keberlangsungan hidup organisme. Untuk itu kita tidak boleh memandang
rendah pada teman, hanya karena menurut kita dia memiliki postur tubuh
yang rendah dan kecil dibandingkan teman-teman seusianya. Jadi kita
harus saling menghargai setiap ciptaan Yang Maha Esa karena pastilah
memiliki kelebihan masing-masing dan kelebihan itu tidak dapat diukur
dari fisik semata.
4. Senyawa Anorganik
Senyawa anorganik yang menjadi komponen kimiawi sel di antaranya air,
garam-garam mineral, dan gas.
a. Air
Air merupakan senyawa penyusun sel terbesar (50-60% berat sel). Air
berperan sangat penting pada kehidupan sel maupun kehidupan semua
organisme. Air merupakan pelarut dan pengangkut senyawa-senyawa yang
diperlukan sel maupun limbah yang harus dibuang. Air juga berperan sebagai
media berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam sel. Kita harus bersyukur
kepada Yang Maha Esa, karena telah menciptakan 70% dari bumi ini diisi oleh
air, sehingga kita mampu mencukupi kebutuhan sel akan air. Bayangkan apabila
wilayah daratan lebih luas dibandingkan dengan wilayah perairan.
Bertambahnya populasi manusia akan semakin sulit untuk mencukupi kadar air
yang dibutuhkan oleh tubuh.
b. Garam-garam Mineral
Garam-garam mineral di dalam sel terdapat dalam bentuk ion positif
(kation) dan ion negatif (anion). Beberapa contoh garam mineral dalam sel
antara lain NaCl, MgCl, CaSO4, dan NaHCO3. Garam-garam mineral tersebut
berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan asam
basa dalam sel.
12
c. Gas
Beberapa jenis gas yang terlibat dalam aktivitas sel antara lain
karbondioksida (CO2), Oksigen (O2), dan ammonia (NH3). Oksigen masuk ke
dalam sel lewat pernapasan dan berfungsi dalam oksidasi zat makanan sehingga
menghasilkan energi. Karbondioksida dipergunakan untuk membentuk ion
CO3-2 dan HCO3- dalam cairan tubuh. Pada sel tumbuhan, karbondioksida
digunakan sebagai bahan mentah bersama air untuk sintesa karbohidrat. Pada
sel hewan, ammonia merupakan hasi dari metabolisme protein. Gas ini sangat
beracun bagi sel itu sehingga harus dikeluarkan atau dinetralkan untuk
sementara waktu sebelum di eksresikan.
Setelah kamu membaca penjabaran mengenai komponen
kimiawi sel yang disajikan, apakah kamu sudah cukup mengerti
dengan materi yang disampaikan atau adakah beberapa hal yang
menjadi pertanyaan-pertanyaan di kepala Ananda?
Ya, saya masih ragu dengan beberapa hal berikut ini.
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Saya memikirkan beberapa pertanyaan berikut ini.
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Bagaimana cara kamu mencari tahu jawaban dari pertanyaanmu tersebut? kamu
dapat mendiskusikannya dengan teman sebangku maupun teman yang diyakini
cukup menguasai materi yang telah dipelajari.
13
Membuat Tabel Komponen Kimiawi Penyusun Sel
Buatlah kelompok diskusi terdiri atas 5 orang! Carilah referensi mengenai
komponen kimiawi penyusun sel! Kemudian diskusikan masing-masing fungsi dari
komponen kimiawi penyusun sel. Setelah itu, buatlah tabel seperti di bawah ini
dalam buku tugas dan lengkapilah tabel tersebut berdasarkan hasil diskusi
kelompokmu! Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas!
Tabel 1. Macam-macam komponen kimiawi penyusun sel beserta fungsinya
Ayo kita lakukan
Komponen Pembagian Fungsi
Unsur makro
Oksigen
Hidrogen
Nitrogen, dst
Unsur Mikro
Besi
Tembaga
Kobalt, dst
Senyawa Organik
Karboidrat
Protein
lemak
Asam nukleat
Air
Senyawa Anorganik Garam mineral
Gas
14
D. Struktur dan Fungsi Organel Sel
Coba bayangkan ukuran tubuhmu yang besar dengan ukuran bakteri yang
sangat kecil. Menurutmu, apakah struktur sel yang menyusun tubuhmu sama dengan
struktur sel yang menyusun bakteri?
Berdasarkan jumlah penyusunnya, organisme dibedakan menjadi organisme
uniseluler dan multiseluler. Organisme uniseluler adalah organisme yang hanya terdiri
atas satu sel. Adapun organisme multiseluler adalah organisme yang tubuhnya
tersusun dari banyak sel. Bagaimana struktur sel kedua jenis organisme tersebut?
Untuk mengetahuinya, lakukan terlebih dahulu kegiatan berikut.
Bagaimana Struktur Sel Organisme Uniseluler dan Organisme
Multiseluler
1. Buatlah kelompok diskusi terdiri atas 5 orang! Perhatikanlah gambar bakteri,
sel hewan, dan sel tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan mikroskop
elektron berikut!
Identifikasi organel sel yang meyusun sel bakteri, sel hewan, dan sel tumbuhan
serta tulislah data yang kamu peroleh dalam bentuk tabel.
2. Carilah informasi dari berbagai referensi mengenai struktur sel bakteri, sel
hewan, dan sel tumbuhan!
Ayo kita lakukan
(a) Sel bakteri (b)Sel hewan (b)Sel tumbuhan
Sumber : www.sites.google.com dan www.biology4isc.weebly.com
Gambar 7. (a) Sel bakteri, (b) Sel hewan, (c) Sel tumbuhan
15
3. Diskusikan bersama-sama kelompokmu mengenai permasalah-permasalaan
berikut.
a. Apa perbedaan antara struktur sel bakteri, sel hewan, dan sel tumbuhan?
b. Berdasarkan strukturnya, sel hewan dan sel tumbuhan disebut sel
eukariotik dan sel bakteri disebut sel prokariotik. Apa yang dimaksud
dengan sel eukariotik dan sel prokariotik?
c. Organel-organel apa saja yang menyusun sel eukariotik dan sel
prokariotik?
d. Mengapa diperlukan mikroskop elektron untuk mengamati struktur sel?
4. Tulislah hasil dari kegiatan ini ke dalam format laporan yang meliputi judul,
tujuan, hasil pengamatan, diskusi, serta kesimpulan!
5. Presentasikan laporan tersebut di depan kelas.
Secara struktural terdapat dua jenis sel, yaitu sel prokariotik (pro = sebelum;
karyon = inti) dan sel eukariotik (eu = sejati; karyon = inti). Sel hewan dan sel
tumbuhan termasuk dalam sel eukariotik, sedangkan sel bakteri termasuk dalam sel
prokariotik. Apakah yang dimaksud dengan sel eukariotik dan sel prokariotik?
1. Struktur Sel Prokariotik dan Eukariotik
a. Sel Prokariotik
Sel prokariotik merupakan tipe sel yang tidak memiliki membran inti
(membrane nukleus) dimana DNA terkonsentrasi di wilayah yang tidak
diselubung oleh membran disebut nukleolid. Selain itu, pada sel
prokariotik tidak terdapat organel yang dibatasi membran. Makhluk hidup
yang termasuk prokariotik adalah bakteri dan ganggang biru
(Cyanobacteria). Sel prokariotik ada yang berbentuk kokus (bola atau
elips), basil (batang atau silindris), dan spiral (Perhatikan Gambar 10).
16
Struktur umum sel prokariotik sebagai
berikut.
1) Dinding selnya tersusun dari
peptidoglikan, lipid, dan protein.
Dinding sel berfungsi sebagai
pelindung dan pemberi bentuk tubuh.
2) Membran plasma tersusun dari
karbohidrat, lemak, dan protein.
Membran plasma berfungsi sebagai
pelindung molekuler sel terhadap
lingkungan di sekitarnya.
3) Sitoplasma tersusun dari air, protein,
lipid, mineral, dan enzim-enzim yang berfungsi untuk mencerna
makanan secara intraseluler dan untuk melakukan proses
metabolisme sel. Pada sitoplasma terdapat DNA dan RNA, ribosom,
serta mesosom. Mesosom berfungsi sebagai penghasil energi. Secara
umum, struktur sel prokariotik dapat dilihat pada Gambar 9.
Sumber : www.laboratoryinfo.com
Gambar 8. Bentuk-bentuk sel
prokariotik
Sumber : www.scienceforpassion.com, 2012
Gambar 9. Struktur sel prokariotik (sel bakteri)
17
b. Sel Eukariotik
Sel eukariotik merupakan tipe sel yang memiliki membran inti
(membran nukleus). Sel tipe ini secara struktural memiliki sejumlah organel
pada sitoplasmanya. Organel memiliki fungsi yang berkaitan satu dengan
yang lainnya dan berperan penting untuk menyokong fungsi sel sebagai
unit fungsional terkecil. Artinya, masing-masing organel di dalam sel saling
bekerja sama di dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu sel.
Kerja sama dan tolong menolong dimulai dari unit struktural terkecil yakni
sel dan terus dilanjutkan sampai ke tahap organisme. Hal ini sejalan
dengan perintah Yang Maha Esa kepada kita untuk tolong menolong/
bekerjasama dalam kebaikan. Sel eukariotik terdapat pada sel tumbuhan
dan sel hewan. Struktur sel tumbuhan dan sel hewan dapat dilihat pada
Gambar 10 dan Gambar 11.
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 10. Struktur sel tumbuhan
19
Berikut ini adalah tabel perbedaan struktural antara sel prokariotik dan sel
eukariotik.
Tabel 2. Beberapa organel pembeda sel prokariotik dan sel eukariotik
Organel Sel Prokariotik Sel Eukariotiik
Kapsul Ada Tidak ada
Mesosom Ada Tidak ada
Mitokondria Tidak ada Ada
Kompleks golgi Tidak ada Ada
Retikulum Endoplasma Tidak ada Ada
Membran inti Tidak ada Ada
Nukleus Tidak ada Ada
Nukleolus Tidak ada Ada
Vakuola Tidak ada Ada
Lisosom Tidak ada Ada
Sentrosom Tidak ada Ada
Sitoskeleton Tidak ada Ada
Badan mikro Tidak ada Ada
20
Struktur sel eukariotik terdiri atas tiga komponen utama yaitu
Pelindung luar sel, plasma sel (sitoplasma), dan organel-organel sel.
1) Pelindung luar sel
Setiap sel memiliki pelindung luar yang berfungsi sebagai batas
antarsel, melindungi isi sel, dan mengatur keluar masuknya berbagai
zat. Pada sel tumbuhan, pelindung terluarnya berupa dinding sel
yang mengandung lignin dengan membrane sel di sebelah dalam.
Adapun pada sel hewan, hanya dilindungi oleh membran sel,
sehingga bersifat lebih lunak dan bentuknya tidak tetap.
a) Dinding sel
Dinding sel tersusun dari selulosa, hemiselulosa, pektin, dan
lignin (zat kayu). Oleh karena itu, sel tumbuhan bersifat kaku
dan lebih tebal dibandingkan sel hewan. Dinding sel memiliki
tiga lapisan penyusun, yaitu dinding primer, dinding sekunder,
dan lamella tengah (perhatikan Gambar 12). Pada dinding sel
terdapat plasmodesmata yang berguna sebagai penghubung
antar sel. Dinding sel berfungsi sebagai penyokong dan
pelindung membran plasma serta memelihara keseimbangan sel
dari tekanan.
Sumber : http://thingsthatsuck.info
Gambar 12. Lapisan penyusun dinding sel
21
b) Membran plasma
Membran plasma atau membran sel merupakan selaput
terluar sel yang berupa bilayer lipid dengan protein integral
dan perifer. Pernyataan ini berdasarkan penemuan Singer dan
Nicholson (1972) tentang teori membran yang dikenal sebagai
model mosaic fluida. Tebal membran sel antara 7,5 - 10
nanometer, sifatnya selektif permeabel. Fungsi spesifik
membran plasma dan berbagai tipe membran didalam sel
bergantung pada jenis fosfolipid dan protein yang ada.
Membran plasma juga memiliki karbohidrat yang melekat pada
permukaan luarnya (perhatikan Gambar 13). Membran plasma
bersifat selektif permeable yang artinya membran plasma dapat
dilalui oleh molekul atau ion tertentu. Membran plasma
berfungsi melindungi isi sel, mengatur keluar masuknya
berbagai zat, dan sebagai reseptor (penerima rangsangan).
Membrane plasma terdiri atas lapisan protein dan lapisan lipid
(lipoprotein).
Sumber : http://facultatciencies.uib.cat, 2006
Gambar 13. Struktur membran plasma
22
2) Plasma sel (sitoplasma)
Sitoplasma adalah cairan sel yang berada di dalam sel dan di luar
membran inti (membran nucleus). Cairan sitoplasma disebut sitosol
yang tersusun atas air, protein, asam amino, vitamin, asam lemak,
gula, ion, dan nucleus. Sitoplasma memiliki fungsi utama sebagai
tempat penyimpanan bahan kimia yang penting bagi metabolisme
sel serta tempat berlangsungnya kegiatan pembongkaran dan
penyusunan zat melalui reaksi kimia. Selain itu, sitoplasma berfungsi
sebagai tempat mengapungnya organel-organel sel. Organel-organel
yang ada di dalam sitoplasma dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop elektron. Perkembangan sitologi (ilmu yang mempelajari
mengenai sel) menjadi semakin pesat setelah ditemukannya
mikroskop elektron.
Coba bayangkan, bagaimana jika para ahli terdahulu berhenti
melakukan pengamatan karena keterbatasan mikroskop? Bagaimana
jika para ahli zaman dahulu tidak berkeinginan untuk menemukan
mikroskop elektron? Untuk itu, untuk itu kita dianjurkan untuk selalu
bersyukur atas apa yang didapat dan tidak lupa untuk menuntut
ilmu agar memperoleh kehidupan yang lebih baik di dunia dan di
akhirat.
3) Organel-organel sel
a) Inti sel (nukleus)
Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam
sel dengan diameter sekitar 10-20µm. Nukleus berfungsi untuk
mengendalikan seluruh kegiatan yang terjadi di dalam sel dan
pembawa informasi genetik. Nukleus terdapat dalam setiap sel,
kecuali sel-sel pembuluh floem dewasa dan sel darah merah
mamalia dewasa.
23
Organel ini terdiri atas membran inti (karioteka),
kromatin, anak inti (nukleolus), dan nukleoplasma (Perhatikan
Gambar 14). Benang-benang kromatin merupakan butiran-
butiran yang mudah menyerap warna dan mengandung gen
(pembawa sifat) tersusun dari untaian DNA yang terikat pada
dasar yang disebut histon. Pada waktu pembelahan sel, benang
-benang kromatin menebal dan memendek berubah menjadi
kromosom. Nukleolus berisi RNA dan DNA.
b) Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma merupakan sistem membran
kompleks yang tersusun tidak teratur dan terletak dekat dengan
nukleus. RE terdiri dari dua jenis, yaitu RE kasar dan RE halus.
RE kasar merupakan RE yang pada permukaanya terdapat
ribosom dan RE halus yang tidak terdapat ribosom pada
permukaanya (Perhatikan Gambar 15).
Sumber : http://teachmephysiology.com, 2018
Gambar 14. Struktur nukleus
24
Retikulum endoplasma tersusun oleh membran yang berbentuk
seperti jala/ anyaman. Retikum endoplasma memiliki beberapa
fungsi berikut.
(1) Mensintesis lemak dan kolesterol (dilakukan oleh RE kasar
dan RE halus)
(2) Menampung protein yang disintesis oleh ribosom
(dilakukan oleh RE kasar)
(3) Sebagai transportasi molekul-molekul (dilakukan oleh RE
kasar dan RE halus)
(4) Menetralkan racun/detosifikasi (dilakukan oleh RE halus)
c) Ribosom
Ribosom berbentuk butiran halus yang melekat pada
retikulum endoplasma kasar atau dalam sitoplasma. Ribosom
merupakan tempat berlangsungnya sintesis protein.
Sintesis protein merupakan proses pencetakan protein di
dalam sel. Protein merupakan senyawa yang tersusun dari
polimer-polimer yang dihubungkan dengan ikatan peptida,
dimana ikatan peptida berasal dari perakitan berbagai macam
asam amino. Dengan adanya ikatan peptida, asam amino
dapat membentuk protein yang memiliki peranan lebih besar
Sumber : http://botanystudies.com
Gambar 15. Struktur retikulum endoplasma
25
dalam kelangsungan hidup sel dibandingkan dengan peranan
asam amino yang terdapat bebas di dalam sel. Sesuai dengan
yang dikemukakan Helen Keller “Alone we can do so little,
together we can do so much”. Ini berarti jika kita melakukan
pekerjaan dengan bekerja sama/gotong royong maka kita
dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan
dengan bekerja sendiri. Kita juga dapat belajar dan
mengadaptasi prinsip ini, bahwasannya dengan bekerja sama,
k i ta dapa t menger j akan
pekerjaan dengan cepat dan
tepat, contohnya dalam menjaga
kebersihan kelas. Apabila setiap
anggota kelas membuang
sampah pada tempatnya maka
kerja piket akan menjadi lebih
mudah dan dapat terselesaikan
dengan cepat.
Ribosom tersusun atas RNA ribosom (rRNA) dan protein
dengan perbandingan sama. Ribosom terdiri atas dua subunit,
yaitu subunit kecil dan subunit besar (Perhatikan Gambar 16).
d) Kompleks Golgi (Aparatus Golgi)
Pada sel tumbuhan, kompleks golgi disebut juga dengan
diktiosom. Kompleks golgi tersusun atas gelembung-gelembung
berdinding membran (Perhatikan Gambar 17).
Kompleks golgi mempunyai hubungan yang erat dengan
RE dalam sintesis protein. Kompleks golgi mempunyai
beberapa fungsi berikut.
(1) Tempat sintesis polisakarida seperti mukus, selulosa, dan
hemiselulosa.
(2) Sekresi protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
(3) Membentuk membran plasma.
Sumber : microscopemaster.com
Gambar 16. Struktur ribosom
26
(4) Membentuk kantong sekresi untuk membungkus zat yang
akan dikeluarkan sel.
(5) Membentuk akrosom pada sperma, kuning telur pada sel
telur, dan lisosom.
e) Mitokondria
Mitokondria memiliki dua jenis membran yaitu membran
luar dan membran dalam yang berlekuk-lekuk. Kedua
membran tersebut tersusun atas dua lapis fosfolipid. Membran
dalam membagi mitokondria menjadi dua ruang, yaitu
intermembran dan matriks membran. Didalam matriks terdapat
enzim pernapasan, DNA, RNA, dan protein. Selain itu,
membran dalam membentuk tonjolan-tonjolan yang disebut
krista (Perhatikan Gambar 18). Tonjolan-tonjolan tersebut
berfungsi untuk memperluas permukaan agar penyerapan
oksigen lebih efektif sehingga dapat menghasilkan energi.
Berbagai macam kegiatan makhluk hidup, seperti
berjalan, merayap, menggelinding atau yang sederhana seperti
berdiri diatas bumi memerlukan energi. Energi tersebut
Sumber : http://www.biologipedia.com
Gambar 17. Struktur kompleks golgi
27
dihasilkan di mitokondria. Menurutmu apa yang akan terjadi
apabila mitokondria menunda pekerjaannya dalam
menghasilkan energi? Maka, segala kegiatan akan terganggu.
Hal ini hendaknya dapat menjadi motivasi bagi kamu untuk
tidak menunda-nunda pekerjaan. Semakin sering kamu
menunda pekerjaan, maka akan semakin banyak pekerjaan
yang akan menumpuk dan menjadi malas untuk
mengerjakannya.
f) Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan rangka sel yang terdapat pada
sitosol. Sitoskeleton berupa jaringan protein filamen yang
berfungsi menyokong stabilitas bentuk sel. Protein filamen
terdiri atas mikrofilamen, filamen intermediet, dan mikrotubul.
(1) Mikrofilamen, yaitu rantai ganda protein yang sangat
tipis dan saling bertaut. Filamen pada mikrofilamen
berupa filamen aktin dan filamen miosin yang banyak
ditemukan pada sel otot lurik dan otot jantung. Serta
dalam semua sel eukariotik.
(2) Filamen intermediet, yaitu rantai molekul protein yang
berbentuk untaian yang saling melilit. Filamen
intermediet merupakan benang-benang protein yang
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 18. Struktur mitokondria
28
tidak mudah rusak dan larut. Filamen ini banyak dijumpai
pada sel-sel yang mengalami tekanan mekanik seperti
serabut saraf, sel epitel, dan sel otot polos. Fungsi filamen
intermediet beraitan dengan fungsi struktural dan
kekuatan sel.
(3) Mikrotubul, yaitu rantai protein yang berbentuk spiral
dan spiral ini membentuk tabung berlubang. Mikrotubul
tersusun oleh molekul-molekul tubulin yang merupakan
polipeptida globuler. Mikrotubul dapat ditemukan pada
sel saraf dan sepanjang serabut saraf. Selain pada sel saraf
juga ditemukan pada silia dan flagel sel-sel eukariotik
(Perhatikan Gambar 19).
g) Badan mikro
Badan mikro terdiri atas dua tipe, yaitu glioksisom dan
peroksisom.
(1) Glioksisom, hanya terdapat pada sel tumbuhan, terutama
pada jaringan lemak. Glioksisom berperan saat
menghasilkan enzim katalase dan oksidase yang
Sumber : Campbel et al, 2017
Gambar 19. Struktur sitoskeleton : (a) mikrotubul, (b) mikrofilamen, (c) filamen intermediet
29
untuk proses metabolisme lemak, misalnya pada biji jarak
yang menghasilkan kastroli dengan mengubah lemak
menjadi sukrosa.
(2) Peroksisom, merupakan organel yang terdapat pada sel
eukariotik. Peroksisom berperan dalam oksidasi substrat
menghasilkan H2O2 yang selanjutnya dipecah menjadi
H2O dan O2. Selain itu, peroksisom juga berperan dalam
pengubahan lemak menjadi karbohidrat dan penguraian
purin dalam sel.
h) Lisosom
Lisosom merupakan organel yang berbentuk agak bulat
yang dibatasi membran tunggal dengan ukuran diameter
1,5µm. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik (lisozim) seperti
enzim protease, lipase, nuklease, fosfatase, dan enzim
pencernaan yang lain. Beberapa fungsi lisosom yaitu melakukan
pencernaan intrasel (misalnya pada Protozoa atau sel darah
merah), autofagi, eksositosis, dan autolisis.
i) Sentrosom
Sentrosom merupakan struktur silindris yang dibentuk oleh
tabung-tabung halus dan berfungsi untuk mengatur arah gerak
kromosom pada saat sel membelah. Sentrosom hanya terdapat
pada sel hewan. Di dalam sentrosom terdapat dua sentriol.
Sumber : micro.magnet.fsu.edu, 2015
Gambar 20. Struktur lisosom
30
Sentriol tersusun dari mikrotubulus yang terdiri atas sembilan
triplet, artinya rangkaian tiga-tiga berjumlah sembilan
(Perhatikan Gambar 21). Saat pembelahan sel, tiap-tiap sentriol
memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan
memancarkan benang-benang gelendong pembelahan yang
akan menjerat kromosom.
j) Vakuola
Vakuola adalah organel yang berisi cairan dan dibatasi
oleh selaput yang disebut tonoplas. Vakuola pada sel
tumbuhan bersifat permanen dan berukuran besar terutama
pada sel-sel parenkim dan kolenkim serta berisi air, fenol,
antosianin, alkaloid, dan protein. Sel hewan umumnya tidak
memiliki vakuola, tetapi bila ada vakuolanya berukuran kecil.
Vakuola mempunyai beberapa fungsi berikut.
(1) Tempat menyimpan zat makanan seperti amilum dan
gula.
(2) Memasukkan air melalui tonoplas untuk membangun
turgiditas sel bersama dinding sel.
(3) Menyimpan pigmen.
(4) Menyimpan minyak atsiri.
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 21. Struktur sentrosom
31
(5) Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolit
sekunder seperti Ca-oksalat, tanin, getah karet, dan
alkaloid.
k) Plastida
Plastida berperan dalam proses fotosintesis. Plastida berperan
dalam menangkap energi cahaya untuk menghasilkan gula.
Adanya plastida di dalam sel membuat tumbuhan dapat
menghasilkan molekul makanannya sendiri. Berdasarkan
kandungan pigmen di dalamnya, plastida dibedakan menjadi
tiga tipe, yaitu kloroplas, kromoplas, dan leukoplas.
(1) Kloroplas, yaitu plastida yang berwarna hijau karena
mengandung klorofil. Kloroplas tersusun dari membran
luar dan membran dalam. Membran luar dipisahkan dari
membran dalam dengan ruang antarmembran. Membran
luar berfungsi mengatur keluar masuknya zat. Membran
dalam membungkus cairan kloroplas yang disebut
stroma. Membran dalam melipat ke arah dalam dan
membentuk lembaran-lembaran yang disebut tilakoid.
Pada tempat-tempat tertentu, tilakoid bertumpuk-tumpuk
membentuk grana (Perhatikan Gambar 22). Kloroplas
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 22. Struktur kloroplas
32
(2) Kromoplas
Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen
nonfotosintetik. Beberapa pigmen yang terdapat pada
kromoplas, antara lain :
(a) Karoten, memberikan warna kuning misalnya pada
wortel
(b) Xantofil, memberikan warna kuning pada daun yang
telah tua
(c) Fikosianin, memberikan warna biru pada ganggang biru
(d) Fikosantin, memberikan warna cokelat pada ganggang
cokelat
(e) Fikoeritrin, memberikan warna merah misalnya pada
ganggang merah.
(3) Leukoplas
Leukoplas adalah plastida yang tidak berwarna. Biasanya
terdapat pada organ penyimpanan makanan cadangan seperti
biji dan umbi. Berdasarkan bahan-bahan makanan disimpan,
leukoplas dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
(a) Amiloplas, berfungsi membentuk dan menyimpan
amilum
(b) Elaioplas (lipidoplas), berfungsi membentuk dan
menyimpan lemak dan minyak
(c) Proteoplas (aleuroplas), berfungsi untuk membentuk dan
menyimpan protein.
33
Mengidentifikasi Perbedaan Sel Tumbuhan dengan Sel Hewan
A. Tujuan
Untuk melihat dan mengamati perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan
B. Alat dan Bahan
- Mikroskop cahaya - Jaringan epitel pipi
- Gelas penutup - Umbi lapis bawang merah (Allium cepa)
- Gelas Objek - Tusuk gigi
- Silet - Akuades
- Pipet tetes - Larutan metilen biru
- Tisu
C. Cara Kerja :
1. Kegiatan mengamati sel tumbuhan
a. Sayatlah bagian dalam umbi lapis bawang merah yang berwarna
merah setipis mungkin menggunakan silet.
b. Letakkan hasil sayatan tersebut pada gelas objek dan tetesi dengan
akuades menggunakan pipet tetes.
c. Tutuplah dengan gelas penutup, lalu amatilah menggunakan
mikroskop.
d. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri keterangan pada gambar
tersebut.
2. Kegiatan mengamati sel hewan
a. Keroklah secara perlahan jaringan epitel yang terdapat di lapisan
dalam pipi menggunakan tusuk gigi. Lakukan dengan hati-hati
sehingga tidak menimbulkan luka.
Ayo Bereksperimen
34
b. Oleskan jaringan epitel tersebut pada gelas preparat dan tetesi
dengan larutan metilen biru menggunakan pipet tetes.
c. Tutuplah dengan gelas penutup, lalu amatilah menggunakan
mikroskop
d. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri keterangan pada gambar
tersebut.
D. Hasil Pengamatan
Lengkapilah tabel perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan berikut ini!
Tabel 3. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan berdasarkan pengamatan
menggunakan mikroskop cahaya
Gambar Pengamatan Sel Hewan
(Epitel Pipi)
Gambar Pengamatan Sel Tumbuhan
(Umbi Lapis Bawang Merah)
Organel Sel Tumbuhan Sel Hewan
Dinding sel
Membran sel
Sitoplasma
Nukleus (Inti sel)
35
E. Pertanyaan dan Diskusi
1. Bagian-bagian sel apa saja yang dapat kamu amati dari sel umbi lapis
bawang merah?
................................................................................................................
................................................................................................................
2. Bagian-bagian sel apa saja yang dapat kamu amati dari sel epitel pipi?
................................................................................................................
................................................................................................................
3. Apakah perbedaan struktur sel tumbuhan dan sel hewan berdasarkan
hasil pengamatanmu?
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
4. Perhatikan gambar hasil pengamatan sel tumbuhan dan sel hewan
menggunakan mikroskop elektron pada kegiatan Ayo Kita Lakukan
(halaman 20). Bagian-bagian sel apa saja yang tidak dapat diamati
menggunakan mikroskop cahaya, tetapi tampak jika diamati
menggunakan mikroskop elektron?
................................................................................................................
................................................................................................................
F. Kesimpulan
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
36
G. Blank Mind Map
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, lengkapilah mind map di
bawah ini! Tambahkan gambar atau icon yang mewakili setiap materi!
37
Dari hasil kegiatan eksperimen yang telah dilakukan, kamu tentu sudah
memperoleh sedikit gambaran tentang perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan. Pada
kegiatan yang telah dilakukan, kamu menggunakan alat bantu berupa mikroskop
cahaya untuk mengamatinya.
Mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Mikroskop cahaya digunakan untuk melihat sel dengan perbesaran 2.000 kali.
Mikroskop elektron digunakan untuk melihat sel dengan perbesaran 500.000 kali.
Mikroskop elektron dibedakan menjadi SEM (Scanning Electron Microscope) dan
TEM ( Transmission Electron Microscope). SEM digunakan untuk mengamati secara
detai permukaan sel dan TEM digunakan untuk mengamati struktur internal sel,
misalnya irisan mitokondria dengan krista yang jelas. Jadi, untuk mengamati bagian-
bagian sel secara jelas diperlukan mikroskop elektron. Untuk mengetaui perbedaan
antara mikroskop cahaya dengan mikroskop elektron, coba perhatikan Gambar 23
dan Gambar 24.
Berdasarkan hasil pengamatan sel menggunakan mikroskop elektron dapat
diketahui perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan. Berikut ini adalah tabel
perbedaan organel yang dimiliki atau tidak dimiliki pada sel tumbuhan dan sel
hewan.
Tabel 4. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dari segi struktur
Sumber : www.microscope.com
Gambar 23. Mikroskop cahaya
Sumber : Subowo, 2015
Gambar 24. Mikroskop elektron
Organel Sel Hewan Sel Tumbuhan
Dinding sel Tidak ada Ada
Vakuola
Tidak ada
(jika ada ukurannya kecil)
Ada
Plastida Tidak ada Ada
Sentrosom Ada Tidak ada
38
Membuat Model Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anggota. Buatlah model
struktur sel hewan/ tumbuhan yang dilengkapi dengan keterangan organelnya.
Model struktur sel dapat dibuat menggunakan beberapa bahan berikut, seperti
plastisin, biji-bijian, styrofoam ,atau barang-barang bekas. Gunakan kreatifitas dalam
membuat model struktur sel hewan dan sel tumbuhan ini agar dapat menghasilkan
model yang sesuai. Kemudian buatlah laporan dari kegiatan ini.
Format Laporan :
1. Laporan diketik dengan jenis huruf Times New Roman, font 12pt, dan spasi 1,5
dengan margin kiri/ atas 4 cm dan kanan/ bawah 3 cm.
2. Laporan dicetak dengan kertas kuarto (A4).
3. Nomor halaman pada kanan bawah.
Sistematika Penulisan Laporan
1. Cover
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Isi
A. Judul
B. Waktu dan Tempat
C. Alat dan Bahan
D. Landasan Teori
E. Langkah Kerja (dilengkapi dengan foto saat pengerjaan model sel)
F. Hasil (foto model sel yang telah dibuat)
G. Kesimpulan dan Saran
5. Daftar Pustaka
Ayo Kreatif!
39
Penilaian (oleh Guru)
Tabel 5. Penilaian hasil kegiatan
Keterangan:
1 = Tidak lengkap/ Tidak Sesuai
2 = Kurang lengkap/ Kurang Sesuai
3 = Cukup Lengkap/ Cukup Sesuai
NO Aspek penilaian Skor (1-4)
1 Sistematika Penulisan Laporan
2 Tulisan
3 Kelengkapan Alat dan Bahan
4 Kesesuaian Dasar Teori
5 Kelengkapan Dasar Teori
6 Kelengkapan Langkah Kerja
7 Keruntutan Langkah Kerja
8 Kesesuaian Model Sel
9 Estetika
10 Kesimpulan
Skor
Nilai
Nilai = Total Skor X 100
40
40
Uji Kompetensi I
Berdoalah sebelum memulai mengerjakan soal-soal uji kompetensi. Jawablah
tanpa melihat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Berusahalah untuk bersikap
jujur, karena pengawas yang sesungguhnya bukan teman maupun guru yang
berkemungkinan memergoki kita menyontek, melainkan Allah. Semoga Berhasil .
I. Berilah tanda silang (x) pada alternatif jawaban yang paling benar dan tepat!
1. Ide awal mengenai sel muncul pada abad ke 17 ketika seorang ahli biologi
yang memeriksa jaringan gabus tumbuhan. Siapakah ahli biologi yang
dimaksud?
a. Carolus Linnaeus
b. Antonie Van Leuwenhoek
c. Matthias Jakob Schielden
d. Theodor Schwann
e. Robert Hooke
2. Sel disebut sebagai unit fungsional terkecil dalam kehidupan karena . . . .
a. merupakan penyusun yang mendasar bagi tubuh makhluk hidup
b. di dalam sel terjadi berbagai reaksi-reaksi kimia kehidupan
c. dapat menurunkan sifat genetis dari satu generasi ke generasi
berikutnya
d. semua jenis sel berasal dari sel sebelumnya
e. sel tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi lebih kecil
3. Komponen kimiawi sel yang termasuk bahan anorganik adalah . . . .
a. lemak
b. protein
c. karbohidrat
d. asam nukleat
e. garam-garam mineral
41
4. Material inti dibungkus oleh membran dan material inti tidak tersebar di
dalam sitoplasma merupakan karakteristik dari sel . . . .
a. eukariotik
b. prokariotik
c. hewan
d. tumbuhan
e. virus
5. Berikut ini pernyataan yang benar tentang perbedaan sel tumbuhan dan
sel hewan adalah . . . .
a. Pada hewan terdapat plastida, pada tumbuhan tidak ada
b. Pada hewan tidak terdapat badan golgi, pada tumbuhan ada badan
golgi
c. Pada hewan dan tumbuhan terdapat badan golgi
d. Pada tumbuhan tidak terdapat mikrotubulus, pada hewan ada
e. Pada hewan vakuola besar, pada tumbuhan ada tetapi kecil
6. Organel yang berperan aktif dalam pembelahan sel adalah . . . .
a. kromosom
b. sentrosom
c. ribosom
d. autosom
e. lisosom
7. Perhatikan gambar berikut.
1) tempat sintesis protein
2) penghasil energi
3) pengatur pembelahan sel
4) pengendali seluruh kegiatan sel
5) pembawa informasi genetik
Fungsi organel yang ditunjukan pada gambar meliputi pernyataan nomor . . . .
42
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 3), dan 4)
c. 2), 3), dan 4)
d. 2), 3), dan 5)
e. 3), 4), dan 5)
8. Perhatikan gambar membran sel berikut ini!
Lapisan fosfolipid yang bersifat hidrofilik ditunjukkan oleh nomor . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
9. Perhatikan gambar sel tumbuhan berikut!
Organel X terdapat pada sel tumbuhan,
tetapi tidak terdapat pada sel hewan.
Organel X berperan dalam proses . . . .
a. mengendalikan seluruh kegiatan
sel
b. mengontrol pertukaran zat
c. pembentukan karbohidrat
d. respirasi aerob dalam sel
e. sintesis protein
1
2 3 4
5
X
43
10. Pigmen pada kromoplas yang memberikan warna kuning adalah . . . .
a. xantofil dan fikosianin
b. karoten dan xantofil
c. xantofil dan fikosantin
d. fikoeritrin dan karoten
e. fikosantin dan fikosianin
Cocokkanlah jawabanmu dengan uraian materi yang tersedia. Mintalah bantuan
gurumu jika mendapat kesulitan dalam mencari jawaban yang benar. Gunakanlah
rumus yang ada di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaanmu dalam
mempelajari materi ini!
Konversikan persen penguasaan dengan kriteria yang dikemukakan oleh
purwanto (2009: 102-103) sebagai berikut:
90% - 100% = Sangat Baik
80% - 89% = Baik
65% - 79% = Cukup
55% - 64% = Kurang
0% - 54% = Kurang Sekali
Jika hasilnya berada pada rentang 65-100%, kamu bisa melanjutkan ke materi
selanjutnya. Namun, jika hasilnya kurang dari 65%, kamu harus mengulang
mempelajari materi yang tidak kuasai.
CEK PEMAHAMAN
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar x 100
Jumlah soal
SKOR
44
1. Siswa dapat mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, serta bioproses yang
berlangsung di dalam sel.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah (teliti, tekun, jujur sesuai
data dan fakta, disiplin dan tanggung jawab, serta peduli dalam melakukan
observasi dan eksperimen tentang sel).
3. Siswa dapat menganalisis dan menjelaskan mekanisme transpor pasif melalui
membran sel (difusi dan osmosis).
4. Siswa dapat menganalisis dan menjelaskan mekanisme transpor aktif (transpor
aktif, endositosis, dan eksositosis).
5. Siswa dapat menganalisis dan menjelaskan proses reproduksi sel (mitosis
dan meiosis).
6. Siswa dapat menganalisis dan menjelaskan proses sintesis
protein.
7. Siswa dapat membuat model proses mitosis berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan
Tujuan Pembelajaran
Ayo! Kita
pasti bisa
Kegiatan Belajar II
Pernahkah merasa kecewa karena usahamu selama ini seperti sia-sia?
Coba telusuri kembali, apakah usahamu selama ini diiringi dengan doa?
Sekuat apapun usaha dan sehebat apapun rencanamu, jika tak melibatkan Allah,
maka semua takkan bermakna kebaikan didalamnya. Manusia boleh berencana,
tapi Allah yang akan mengatur jalannya serta memberi ridho setiap usaha yang
telah kamu jalani. Jadi, selalu berdoa dalam melakukan berbagai hal agar apa
yang dilakukan mendapat ridho dari Allah
RUANG MOTIVASI
45
Pernahkah kamu memperhatikan kulit pada jari-jari tanganmu mengerut ketika
kamu berenang terlalu lama atau ketika kamu selesai mencuci piring?(perhatikan
Gambar 29). Menurutmu, apa yang menyebabkan kulit pada jari-jari tanganmu bisa
mengerut? Apakah hal ini ada hubungannya dengan sel-sel yang ada pada kulit?
Jawabannya, ya. Apabila kamu berenang terlalu lama di air atau ketika kamu
mencuci piring, maka terjadi peristiwa transpor pada sel-sel jari tanganmu.
Perbedaan konsentrasi air di dalam dan diluar sel memungkinkan terjadinya peristiwa
transpor. Konsentrasi air yang lebih besar pada sel, menyebabkan air berpindah dari
sel ke lingkungan. Sel akan mengerut karena kehilangan air. Hal ini juga menjadi salah
satu alasan mengapa peningkatan salinitas (kadar garam) danau dapat membunuh
hewan-hewan yang hidup di dalamnya. Jika danau menjadi hipertonik (kadar air
rendah) terhadap sel hewan, sel akan mengerut dan mati. Akan tetapi, bagi sel
hewan, mengambil terlalu banyak air dapat sama berbahayanya dengan kehilangan
air. Jika kita menempatkan sel di dalam larutan yang hipotonik (kadar air tinggi), air
akan memasuki sel lebih cepat daripada air yang keluar sel, dan sel akan
membengkak serta lisis (meletus) seperti balon yang kepenuhan.
Sel tanpa dinding sel, tidak dapat menoleransi pengambilan maupun kehilangan
air yang berlebih. Untuk itu sel hewan lebih aman berada pada lingkungan isotonik
(kadar air seimbang).
Pendahuluan
Sumber : http://www.faktakah.com
Gambar 25. Kulit pada jari-jari mengerut
46
Sel disebut sebagai unit fungsional terkecil dalam kehidupan karena di dalam
sel berlangsung proses-proses kehidupan (bioproses). Di dalam sel terdapat bioproses
yang berlangsung, yaitu transpor zat melalui membran plasma, sintesis protein, dan
reproduksi sel.
1. Transpor Zat Melalui Membran
Membran sel memegang peranan yang sangat penting dalam proses
keluar masuknya zat. Transpor zat melalui membran sel dibedakan menjadi
dua, yaitu transpor aktif dan transpor pasif.
a. Transpor aktif
Transpor aktif adalah transpor zat yang memerlukan energi untuk
melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif dapat dibedakan menjadi
endositosis, eksositosis, dan transpor aktif.
1) Endositosis
Endositosis merupakan proses pemasukan zat melalui membran
dengan cara membungkus senyawa dan cairan ekstraseluler dengan
pelekukan ke dalam sebagian membran. Berdasarkan bentuk zat
yang masuk ke dalam sel, endositosis dibedakan menjadi dua
macam, yaitu pinositosis dan fagositosis. Pinositosis terjadi apabila
zat yang masuk ke dalam sel berbentuk molekul air. Adapun
fagositosis terjadi apabila zat yang masuk ke dalam sel berbentuk
molekul padat (Perhatikan Gambar 26).
E. Bioproses dalam Sel
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 26. (a) Pinositosi dan (b) Fagositosis
(a) (b)
47
2) Eksositosis
Eksositosis merupakan proses pengeluaran zat melalui membran
dengan cara melingkupi bahan zat tersebut dengan membentuk
vesikel atau kantong yang menyelubunginya untuk dibawa bergerak
menuju membran plasma, misalnya sekresi enzim (Perhatikan
Gambar 27). Contohnya adalah insulin dari pankreas atau
neurotransmiter dari neuron.
3) Transpor aktif
Transpor aktif adalah sistem transportasi molekul dengan cara
melewati membran semipermeabel menggunakan ATP. Sistem
transportasi aktif ini melibatkan pertukaran ion Na dan K
(pompa natruim-kalium) atau pompa ion). Selain itu proses
transpor aktif juga melibatkan peranan protein pembawa
(protein kotranspor) yang mengangkut ion Na bersama
molekul lain, seperti gula atau asam amino dari luar sel ke
dalam sel (Perhatikan Gambar 28). Arah transportasi aktif
melawan gradien konsentrasi. Zat-zat yang diangkut
melintasi membran melalui transpor aktif adalah glukosa,
protein, enzim, dan hormon. Transpor aktif berfungsi
memelihara konsentrasi molekul kecil dalam sel yang
berbeda dengan konsentrasi molekul lingkungannya. Pada
transpor aktif, zat dapat berpindah dari konsentrasi rendah
ke konsentrasi tinggi. Ion kalium penting untuk mempertahankan
kegiatan listrik di dalam sel saraf dan memacu transpor aktif zat-zat
lain.
Sumber : http://www.davidfunesbiomed.es
Gambar 27. Eksositosis
Untuk memudahkanmu
dalam memahami proses
e n d o s i t o s i s d a n
eksositosis. Kamu dapat
m e l i h a t a n i m a s i
e n d o s i t o s i s d a n
ek sos i to s i s m e l a lu i
website berikut.
http://
bcs.whfreeman.com/
webpub/Ektron/pol1e/
Animated%20Tutorials/
at0503/pol_0503.swf
Yuk Searching!
48
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 28. Mekanisme transpor aktif (pompa ion Na+ dan K+)
b) a)
d) e)
c) f)
Na+ pada sitoplasma
berikatan dengan pompa
natrium-kalium. Afinitas
terhadap Na+ tinggi saat
protein berbentuk seperti ini
Pengikatan Na+ merangsang
fosforilasi (penambahan
gugs fosfat) protein oleh
ATP.
K+ dilepaskan; afinitas
terhadap Na+ tinggi lagi,
dan siklus ini berulang.
Fosforilasi menyebabkan
protein berubah bentuk
sehingga afinitasna terhadap
Na + menu run, yang
dilepaskan ke sebelah luar
Bentuk baru protein
memiliki afinitas tinggi
terhadap K+ yang berikatan
ke sisi ekstraseluler, dan
memicu pelepasan gugus
fosfat.
H i l a n g n y a f o s f a t
mengembalikan bentuk
awal protein, yang memiliki
afinitas lebih rendah
terhadap K+.
49
a. Transpor pasif
Transpor pasif adalah transpor zat yang tidak memelukan energi.
Transpor zat pasif terjadi secara spontan mengikuti gradien konsentrasi.
Transpor pasif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu difusi dan
osmosis.
1) Difusi
Difusi adalah perpindahan zat terlarut dari larutan berkonsentrasi
tinggi (hipertonis) ke larutan yang berkonsentrasi rendah (hipotonis)
baik melalui selaput pemisah/ membran maupun tidak. Difusi
dibedakan menjadi dua yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu.
a) Difusi sederhana
Difusi sederhana terjadi
secara spontan, molekul zat
akan berdifusi menyebar ke
seluruh ruangan sampai
dicapai keseimbangan,
contohnya pewarna yang
dituang ke dalam segelas air
akan menyebar ke seluruh
volume air tersebut (Perhatikan Gambar 29).
b) Difusi terbantu/ terfasilitasi
Membran sel tersusun oleh
dua lapisan lemak yang
menghalangi pengangkutan
glukosa, asam amino, dan
asam lemak serta ion-ion.
O l e h k a r e n a i t u ,
pengangkutan molekul-molekul tersebut dilakukan dengan cara
difusi terbantu. Difusi terbantu merupakan proses difusi dengan
perantara protein pembawa dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah, contohnya proses molekul glukosa
melewati membran (Perhatikan Gambar 30).
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 30. Difusi terbantu
Sumber : https://astrocampschool.org, 2015
Gambar 29. Difusi sederhana
50
2) Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul-molekul pelarut (misal
air) dari larutan berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke larutan
berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui selaput (membran) selektif
permeabel, sehingga diperoleh keadaan isotonik. Jika
pelarut yang digunakan berupa air, osmosis dapat
berarti perpindahan molekul air melalui selektif
permeabel dari larutan yang kadar airnya tinggi ke
larutan yang kadar airnya rendah. Tekanan osmosis
dapat diukur dengan suatu alat yang disebut
osmometer.
Kamu telah mempelajari mengenai transpor
pasif melalui membran. Bagaimana proses
berlangsungnya transpor pasif tersebut? Apa akibatnya
dari transpor pasif tersebut bagi sel makhluk hidup?
Untuk mengetahui jawabannya lakukan kegiatan Mari beresperimen
berikut.
Untuk memudahkanmu
dalam memahami proses
difusi dan osmosis. Kamu
dapat melihat animasi
difusi dan osmosis melalui
website berikut.
https://
www.abpischools.org.uk/
asset/flash/338.swf
Yuk Search-
51
Bagaimana Proses Transpor Pasif Terjadi?
A. Tujuan
1. Mengamati proses terjadinya difusi dan faktor yang mempengaruhinya.
2. Mengamati proses terjadinya osmosi pada sel tumbuhan
B. Alat dan Bahan
- beaker glass 200mL - air (dingin, biasa dan panas)
- stopwatch - sirup berwarna merah
- neraca digital - gula
- pisau - umbi kentang mentah
- penggaris - larutan gula 30% (30gr gula + 100ml air)
- pipit tetes
- cawan petri
- Jarum pentul
C. Cara Kerja :
1. Pengamatan Difusi
a. Isilah beaker glass dengan air dingin sebanyak 100mL.
b. Masukkan 1 sendok teh sirup berwarna merah ke dalam air dingin
tersebut.
c. Amatilah perubahan warna air tersebut dan catatlah waktu yang
diperlukan hingga perubahan warna merata.
d. Lakukan kembali langkah a hingga c dengan menggunakan air biasa
dan air panas.
Ayo Bereksperimen
52
2. Pengamatan Osmosis
a. Kupaslah kulit umbi kulit kentang mentah sampai bersih.\
b. Potonglah kentang berbentuk dadu dengan ukuran 5cm x 5cm
sebanyak dua potong. Saat mengupas dan memotong kentang,
usahakan jangan terkena air atau cairan apapun.
c. Buatlah lubang tidak tembus berbentuk seperti cawan pada kedua
kentang. Pada dinding kentang usahakan dibuat setipis mungkin,
namun jangan sampai bocor.
d. Timbanglah kedua potongan kentang tersebut dan catatlah
massanya pada hasil pengamatan.
e. Masukkan larutan gula ke dalam lubang salah satu kentang hingga
1/3 bagian dari kentang menggunakan pipet tetes. Tusuk kentang
sampai batas atas larutan menggunakan jarum pentul untuk
menandai tinggi larutan. Lakukan hal yang sama pada kentang yang
lain namun menukar larutan gula dengan air.
f. Isilah 2 cawan petri dengan larutan pada ketinggian 1/2 cawan
petri. Untuk cawan petri pertama diisi dengan air dan cawan petri
kedua diisi dengan larutan gula.
g. Pada cawan petri pertama, letakkan potongan kentang yang berisi
larutan gula. Kemudian pada cawan petri kedua letakkan potongan
kentang yang berisi air. Biarkan kedua kentang tersebut dalam
keadaan demikian selama 30 menit.
h. Amati perubahan ketinggian larutan didalam kedua lubang kentang
dengan melihat berdasarkan posisi jarum pentul yang ada pada
kedua kentang. Catatlah perubahan yang terjadi pada hasil
pengamatan.
i. Angkat dan keringkan kedua potongan kentang tersebut
menggunakan tisu. Kemudian timbang kembali kedua kentang
tersebut. Catatlah massanya pada hasil pengamatan.
53
D. Hasil Pengamatan
1. Pengamatan Difusi
Tabel 6. Pengamatan difusi
2. Pengamatan Osmosis
Tabel 7. Pengamatan Osmosis
Isilah tabel dibawah ini dengan keterangan berkurang atau bertambah
E. Pertanyan dan Diskusi
1. Pengamatan difusi
a. Berdasarkan hasil pengamatan pada perlakuan air dingin, air biasa
dan, air panas. Apa yang menyebabkan adanya perbedaan waktu
tersebut? Mengapa hal itu bisa mempengaruhi?
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
Macam Perlakuan
Air Dingin Air Biasa Air Panas
Waktu yang diperlukan
hingga perubahan warna
merata (s)
Massa Kentang (gr)
Perlakuan
Awal Percobaan Akhir Percobaan
Kentang berisi larutan gula
Kentang berisi air
Perlakuan Ketinggian larutan di dalam kentang
Kentang berisi larutan gula
Kentang berisi air
54
........................................................................................................
........................................................................................................
b. Berdasarkan pengamatan difusi yang telah dilakukan, apakah salah
satu faktor yang mempengaruhi kecepatan terjadinya difusi?
Jelaskan!
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
2. Pengamatan Osmosis
a. Mengapa terjadi perubahan ketinggian laruran di dalam lubang
kentang? Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
b. Mengapa terjadi perubahan massa kentang sebelum dan sesudah
dilakukan perendaman? Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
55
E. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan berdasarkan pengamatan difusi dan osmosis yang telah
dilakukan!
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
56
F. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, lengkapilah mind map
dibawah ini! Tambahkan gambar atau icon yang mewakili setiap materi!
57
Dari kegiatan eksperimen tersebut, kamu telah menyelidiki proses
difusi dan mengetahui salah satu faktor yang mempengaruhi proses difusi,
yaitu suhu. Untuk bergerak lebih cepat, partikel membutuhkan energi
yang besar. Salah satu sumber energi adalah panas, sehingga dalam kondisi
suhu yang tinggi proses difusi dapat berlangsung dengan lebih cepat
daripada kondisi normalnya. Selain suhu, terdapat faktor lain yang
mempengaruhi kecepatan terjadi difusi, yaitu :
1) Ukuran partikel
Faktor utama yang paling mempengaruhi tingkat kecepatan difusi
adalah ukuran partikel. Seperti yang kita ketahui bersama, semakin
besar ukuran sebuah partikel, maka sulit pula partikel tersebut untuk
dipindahkan. Dalam proses terjadi nya difusi, ukuran partikel juga
berbanding lurus dengan tingkat kecepatan proses difusi, yaitu
semakin besar ukuran partikel, maka semakin lama pula waktu yang
diperlukan dalam proses terjadinya difusi.
2) Ketebalan membran
Difusi merupakan proses perpindahan zat ataupun partikel dari satu
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Dalam
proses perpindahan ini, zat yang akan berpindah biasanya akan
melewati membran tertentu. Sama seperti halnya ukuran partikel,
ketebalan membran juga berbanding lurus dengan kecepatan
terjadinya difusi, yaitu semakin tebal membran, maka semakin
banyak pula waktu yang dibutuhkan dalam proses difusi.
3) Luas area
Semakin luas ukuran area terjadinya difusi, maka semakin luas pula
bagian yang dapat bersinggungan. Dampaknya, proses perpindahan
zat pun berlangsung dengan lambat begitupun sebaliknya.
58
Selain proses difusi, kamu juga telah menyelidiki proses osmosis yang
terjadi pada tumbuhan. Peristiwa osmosis dapat menjaga keseimbangan
konsentrasi larutan di dalam dan di luar sel. Namun, proses osmosis juga
dapat mengakibatkan kerusakan sel. Bila konsentrasi larutan dalam sel
terlalu tinggi, air akan masuk ke dalam sel dan terjadi endomosis.
Endomosis pada sel hewan mengakibatkan kehancuran sel karena sel
membengkak dan akhirnya membran plasma robek (lisis). Endosmosis
pada sel tumbuhan mengakibatkan sel dalam keadaan turgid. Sebaliknya,
apabila konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi, air di dalam sel akan
keluar dan terjadi eksomosis. Eksomosis pada sel hewan akan
mengakibatkan pengerutan sel (krenasi). Eksomosis pada tumbuhan akan
mengakibatkan terlepasnya membran dari dinding sel yang disebut
plasmolisis (perhatikan Gambar. 31).
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 31. Peristiwa osmosis pada sel hewan dan sel tumbuhan
Sel Tumbuhan
Sel Hewan
59
2. Sintesis Protein
Sintesis protein adalah proses penerjemahan gen menjadi urutan asam
amino yang akan disintesis menjadi polipeptida (protein). Mekanisme sintesis
protein terjadi melalui dua tahapan utama, yaitu proses pembuatan molekul
mRNA pada inti sel (transkripsi) dan proses penerjemahan mRNA oleh tRNA
serta perangkaian asam amino di ribosom (translasi).
a. Transkripsi
Pada tahap ini, setiap basa nitrogen DNA dikodekan ke dalam basa
nitrogen RNA. Misalnya, jika urutan basa nitrogen DNA adala ACC TAG
CTA, maka urutan mRNA hasil transkripsi adalah UGC AUC GAU.
b. Translasi
Pada tahap ini, kode pada mRNA akan terbaca oleh ribosom dengan
bantuan tRNA yang terdapat di sitoplasma. tRNA akan datang membawa
asam amino yang sesuai dengan kode yang mRNA tersebut. Kemudian
tRNA akan bergabung dengan mRNA yang sesuai dengan kode pasangan
basa.
Untuk lebih jelasnya, berikut urutan proses dalam sintesis protein.
a. DNA membentuk messanger RNA (mRNA). mRNA mentranskripsi kode
genetik yang terdapat pada DNA menjadi kode genetik yang terdapat
pada mRNA yang dinamakan kodon.
b. mRna keluar dari inti sel (nukleus) melalui retikulum endoplasma menuju
ribosom dan menempelkan dirinya pada ribosom.
60
c. Di dalam sitoplasma, tRNA mengadakan translasi kodon pada mRNA
menjadi antikodon pada tRNA yang susunan antikodonnya sebagai
berikut.
d. tRNA yang memiliki antikodon CGU akan mengangkut asam amino
arginin, tRNA ber-antikodon ACG mengangkut treonin, dan tRNA ber-
antikodon AAA mengangkut lisin.
e. tRNA mengangkut asam amino ke ribosom yang kemudian disusun
menjadi polipetida atau protein.
f. Dalam pembentukan polipeptida, asam amino yang satu digabungkan
dengan asam amino yang lain oleh ikatan peptida. Proses ini berjalan terus
menerus sampai akhirnya ditemukan kodon stop, yaitu UAG, UAA, UGA
Protein atau polipeptida dari hasil sintesis protein merupakan rantai protein
primer. Protein ini harus mengalami modifikasi agar bisa digunakan dalam
tubuh. Proses modifikasi dilakukan di badan golgi. Hasil modifikasi ini dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu protein struktural dan protein dinamis
(fungsional).
a. Protein struktural
Protein struktural merupakan protein yang berperan dalam
pembentukan struktural sel. Sebagai contoh protein integral dan protein
poriferal yang berada pada membran sel. Sementara itu, protein struktural
di dalam sel berperan untuk membentuk kerangka sel yang disebut
sitoskeleton. Sitoskeleton berupa jaringan protein filamen yang
memantapkan membran plasma sehingga menyokong stabilitas bentuk sel.
b. Protein fungsional
Protein fungsional merupakan protein yang berperan dalam pengaturan
aktivitas sel, misalnya enzim dan hormon.
1) Enzim
Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein)
61
yang berfungsi sebagai katalis dalam suatu reaksi kimia organik.
Sebagaian besar enzim bekerja di dalam sel (enzim intraseluler),
tetapi juga ada enzim yang dibuat di dalam sel kemudian
dikeluarkan dari dalam sel menjalankan fungsinya (enzim
ekstraseluler). Contoh enzim intraseluler adalah enzim katalase.
Enzim ini banyak terdapat di organel peroksisom yang berfungsi
memecahkan senyawa H2O2 (hidrogen peroksida) yang bersifat
toksik menjadi H2O dan O2. adapaun contoh enzim ekstraseluler
adalah enzim-enzim pencernaan, misalnya enzim pepsin yang
berfungsi memecahkan protein menjadi pepton.
2) Hormon
Hormon terdiri atas tiga jenis berdasarkan struktur kimiawinya
yaitu hormon yang terbuat dari protein atau peptida (hormon
peptida), hormon yang terbuat dari kolesterol (hormon steroid), dan
hormon yang terbuat dari asam amino (hormon tiroid). Jadi, protein
merupakan salah satu bahan baku untuk membuat hormon.
Hormon berperan mengatur homeostatis, metabolisme,
reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Homeostatis adalah
pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup
dapat dipertahankan. Sebagai contoh pengendalian tekanan darah,
kerja jantung, dan kadar gula darah.
3. Reproduksi Sel
Reproduksi sel merupakan proses penggandaan materi genetik (DNA)
yang terdapat di dalam nukleus, kemudian dikuti pembelahan kromosom.
Pembelahan kromosom ini akan diikuti oleh pembelahan nukleus, lalu diakhiri
dengan pembelahan sel. Pembelahan sel pada organisme eukariotik dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis dapat terjadi
pada setiap organ dan berfungsi membentuk sel dengan jumlah kromosom
yang sama. Sedangkan, pembelahan meiosis hanya berlangsung pada jaringan
organ seks dan berfungsi mereduksi jumlah kromosom menjadi separuhnya.
62
a. Pembelahan mitosis
Pembelahan mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel
-sel somatis serta menghasilkan dua sel anakan dengan jumlah kromosom
sama dengan jumlah kromosom induknya dan memiliki bentuk yang
identik dengan induknya. Pembelahan mitosis bertujuan untuk
pertumbuhan dan regenerasi sel. Sel melangsungkan pembelahan mitosis
sehingga dapat mengalami perubahan bentuk, ukuran, dan jumlahnya
bertambah banyak. Bagaimana tahap-tahap pembelahan mitosis? Lakukan
percobaan berikut untuk mengamati tahap-tahap pembelahan mitosis.
63
Mengidentifikasi Tahap-tahap Pembelahan Mitosis
A. Tujuan
Melihat dan mengamati tahapan pembelahan mitosis
B. Alat dan Bahan
- mikroskop - bawang merah segar
- gelas objek - air
- gelas penutup - larutan HCL 1M
- botol bekas selai - larutan asetokarmin
- pipet tetes - tisu
- gelas arloji - karton hitam
- pisau atau cutter
- jarum jala
- lampu spiritus
C. Cara Kerja :
1. Bersihkan bagian pangkal bawang merah dari sisa-sisa akar. Selanjutnya,
masukkan bawang merah ke dalam botol bekas selai yang berisi air.
Bagian pangkal bawang merah harus selalu terendam air. Bungkus botol
berisi bawang tersebut dengan karton hitam. Letakkan botol tersebut di
tempat gelap dan hangat sampai akar bawang merah tumbuh.
Pertumbuhan akar membutuhkan waktu 3-7 hari.
2. Setelah akar tumbuh, angkat bawang merah dari botol. Potong ujung
akar sepanjang 0,5 cm dengan pisau atau cutter.
Ayo Bereksperimen
64
3. Pindahkan potongan akar ke dalam gelas arloji yang telah berisi beberapa
tetes HCL 1 M. Rendamlah potongan akar selama beberapa menit
sehingga lunak.
4. Letakkan potongan akar pada gelas objek menggunakan jarum jala.
Selanjutnya, tambahkan satu tetes larutan asetokarmin.
5. Haluskan potongan akar tersebut menggunakan jarum jala. Selanjutnya,
lewatkan gelas objek tersebut di atas pembakar spiritus beberapa kali.
6. Tutuplah potongan akar pada gelas objek dengan gelas penutup.
Tekanlah pelan-pelan gelas penutup agar potongan akar tersebut menjadi
pipih. Serap sisa larutan asetokarmin dengan tisu pada bagian pinggir
gelas penutup
7. Amatilah preparat menggunakan mikroskop.
8. Perhatikan sel-sel ujung akar pada taap interfase, profase, metafase,
anafase, dan telofase.
9. Gambarlah hasil pengamatanmu.
D. Hasil Pengamatan
Gambar pengamatan tahap interfase
Gambar pengamatan tahap profase
65
E. Pertanyaan dan Diskusi
1. Tahap-tahap pembelahan apa saja yang dapat diamati? Pada tahap
pembelahan apa kromosom terlihat paling jelas?
................................................................................................................
................................................................................................................
2. Adakah sel-sel yang tidak menunjukkan aktivitas pembelahan? Jelaskan
kemungkinan peristiwa yang terjadi pada sel tersebut!
................................................................................................................
................................................................................................................
Gambar pengamatan tahap metafase
Gambar pengamatan tahap anafase
Gambar pengamatan tahap telofase
66
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
3. Mengapa pada percobaan ini diguanakan sel-sel yang berada pada ujung
akar?
................................................................................................................
................................................................................................................
4. Ada dampak pembelahan mitosis bagi pertumbuhan tanaman bawang
merah tersebut? Apakah tanaman tersebut akan berubah bentuk dan
ukuran?
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
5. Apa tujuan dari pembelahan mitosis tersebut?
................................................................................................................
................................................................................................................
E. Kesimpulan
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
67
Pada percobaan tersebut, kamu telah mengamati tahap-tahap
pembelahan mitosis pada akar umbi bawang merah. Tanaman mengalami
pertumbuhan karena adanya penambahan jumlah sel sebagai hasil
pembelahan mitosis. Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan
ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible.
Pertumbuhan pada tumbuhan umumnya terjadi pada daerah meristem
(titik tumbuh) di antaranya terdapat pada ujung akar dan ujung batang.
Adapun tahap-tahap pembelahan mitosis meliputi :
1) Fase istirahat (interfase)
Interfase adalah fase terpanjang dalam
suatu siklus hidup sel. Pada interfase
terjadi kegiatan sintesis zat baru (DNA
dan RNA) serta pengumpulan energi
untuk persiapan pembelahan sel
berikutnya. Pada interfase terjadi tiga
tahapan sebagai berikut.
a) Fase G1 atau fase pertumbuhan
primer, pada fase ini sel
memperbanyak organel-organelnya agar kehidupannya bisa
berjalan.
b) Fase sintesis, pada fase ini sel menyintesis materi genetik
terutama DNA.
c) Fase G2, pada fase ini sel memperbanyak organel lagi untuk
tahap pembelahan.
2) Fase pembelahan inti sel (kariokinesis)
a) Profase
(1) Ditandai dengan pembentukan kromosom dari benang
kromatin.
(2) Nukleolus menghilang dan terjadi duplikasi kromosom
menjadi kromatid dan kromatid hasil duplikasi akan
berlekatan pada sentromer.
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 32. Fase Interfase
68
(3) Di dalam sitoplasma terbentuk
gelendong pembelahan
(spindel) sentriol bergerak
m e n u j u ku t u b y a n g
berlawanan.
(4) Sentriol bergerak menuju
kutub yang berlawanan.
b) Metafase
(1) Terjadi peleburan karioteka
secara sempurna.
(2) Benang -benang sp indel
menempati daerah bekas inti.
(3) Kromatid bergerak menuju ke
arah bidang ekuator dan
sentromernya terikat pada
benang spindel.
(4) Kromatid berjajar di sepanjang
bidang ekuator.
c) Anafase
(1) Sentromer membelah menjadi
dua dan kromatid berpisah.
(2) Benang-benang sp indel
antarkromosom dan sentriol
memendek sehingga masing-
masing kromosom tertarik ke
kutub yang berlawanan.
(3) Kromosom sampai pada
masing-masing kutub.
(4) Serat-serat antar kromosom teranggang sehingga sel
memanjang.
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 33. Fase Profase
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 34. Fase Metafase
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 35. Fase Anafase
69
d) Telofase
(1) Membran nukleus terbentuk
kembali.
(2) K ro m o s o m m enga l a m i
d eko n d en s a s i m en ja d i
kromatin.
(3) Nukleolus terbentuk kembali.
(4) Matriks sitoplasma kembali
jernih.
(5) Terjadi pembelahan plasma
pada bidang ekuator sebagai
awal dari sitokinesis.
(6) Terbentuk selaput pemisah pada bidang ekuator dan
terbentuk dua inti sel anak yang identik, namun inti sel
masih berada dalam satu sel.
3) Fase pembelahan sitoplasma (sitokinesis)
Sitokinesis terjadi, segera setelah telofase selesai. Pada fase
sitokinesis terjadi pembelahan sitoplasma diikuti pembentukan sekat
sel baru, sehingga terbentuk dua sel anakan yang utuh.
b. Meiosis
Meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan
jumlah kromosm setengah dari induknya. Pembelahan meiosis disebut juga
sebagai pembelahan reduksi, karena dalam proses pembelahannya terjadi
pengurangan atau reduksi jumlah kromosom akibat pembagian. Pengurangan
jumlah kromosom tersebut bertujuan memelihara jumlah kromosom yang tetap
dalam satu spesies.
Pada sel tumbuhan dan hewan, meiosis terjadi di dalam alat-alat
reproduksi, yaitu pada pembentukan sel kelamin atau sel gamet. Pada
pembelahan meiosis terjadi dua kali pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II.
Pada meiosis I terjadi reduksi kromosom. Antara meiosis I dengan meiosis II
tidak terdapat interfase.
Sumber : Campbel et al, 2009
Gambar 36. Fase Telofase
70
1) Tahap meisosis I
a) Profase I
(1) Leptoten : terlihat benang-benang halus di bagian inti sel dan
mulai terbentuk kromosom
(2) Zigoten : kromosom omolog saling berdekatan atau
berpasangan menurut panjangnya (sinapsis). Kromosom yang
berpasangan ini disebut bivalen.
(3) Pakiten : tiap kromosom pembentuk sinapsis membelah
menjadi dua kromatid. Berarti pada tiap-tiap kromosom
sekarang terdapat empat kromatid ang disebut tetrad.
(4) Diploten : pasangan kromatid yang berasal dari satu kromosom
mulai menjauhi pasangan kromatid dari kromosom lainnya,
kecuali pada kiasma atau titik-titik persilangan antara kromatid
yang satu dan kromatid lain.
(5) Diakinesis : pasangan kromatid yang semakin pendek dan
menebal itu berpisah dari pasangan kromatid yang berasal dari
kromosom lain.
b) Metafase I
Berbeda dengan metafase pada mitosis, disini kromosom yang terdiri
atas dua kromatid tidak berjajar satu-satu, tetapi saling berhadapan
dengan kromosom pasangannya di bidang pembelahan.
c) Anafase I
Setiap kromosom bergerak menuju kutub yang terdekat melalui lajur
serat gelendong, sementara sentromer pada tiap-tiap kromosom
tetap bergantung pada serat gelondong pembelahan. Pada akhir fase
ini semua kromosom tela berkumpul di kutubnya masing-masing.
d) Telofase I
Di kedua kutub sel terbentuk membran nukleus yang mengelilingi
kromosom. Selanjutnya, sel terbelah dua dan masing-masing
memperole satu nukleus. Akhir dari tahap ini ditandai dengan
terbentuknya dua sel haploid.
71
2) Tahap meisosis II
a) Profase II
Seperti halnya pada profase I, membran nukleus kembali melebur
dan sentriol berpisa menuju ke kutub sel yang berlawanan,
sementara kromatid-kromatid penyusun kromosom masih
melekat pada sentromernya.
b) Metafase II
Kromosom bergerak ke bidang pembelaan
dan berjajar di bidang tersebut kemudian
diikuti dengan pemisahan kromatid.
c) Anafase II
Kromatid bergerak meninggalkan bidang
pembelahan menuju ke kutub yang
terdekat sambi tetap bergantung pada serat
gelondong melalui sentromernya masing-
masing.
d) Telofase II
Setelah semua kromatid berkumpul di kedua kutub sel, lalu terbentuk
membran nukleus di sekelilingnya diikuti dengan pembelahan setiap
sel sehingga terjadilah 4 sel haploid baru.
Sumber : https://www.scienceabc.com
Gambar 37. Proses Meiosis
Untuk memudahkanmu
dalam memahami proses
mitosis dan meiosis.
Kamu dapat melihat
animasi mitosis dan
meiosis melalui website
berikut.
https://www-tc.pbs.org/
wgbh/nova/baby/media/
divi.swf
Yuk Searching!
72
Berdoalah sebelum memulai mengerjakan soal-soal uji kompetensi. Jawablah
tanpa melihat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Berusahalah untuk bersikap
jujur, karena pengawas yang sesungguhnya bukan teman maupun guru yang
berkemungkinan memergoki kita menyontek, melainkan Allah. Semoga Berhasil .
I. Berilah tanda silang (x) pada alternatif jawaban yang paling benar dan tepat!
1. Proses perpindahan molekul zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah merpakan pengertian dari . . . .
a. difusi
b. osmosis
c. imbibisi
d. transpor zat
e. pinositosis
2. Gambar di bawah ini menunjukkan percobaan tentang osmosis.
Perbedaan permukaan larutan setelah hari kedua adalah . . . .
a. larutan gula naik—air naik, sebab larutan gula dan air isotonik
b. larutan gula naik—air turun, sebab larutan gula hipertonik dari air
c. larutan gula turun—air naik, sebab larutan gula hipertonik dari air
d. larutan gula turun—air turun, sebab larutan gula dan air isotonik
e. larutan gula turun—air turun, sebab air hipertonik dari larutan gula
3. Transpor zat melalui membran plasma dapat berlangsung dengan transpor
aktif. Transpor aktif adalah transpor . . . .
Uji Kompetensi II
73
a. yang memerlukan energi untuk keluar masukna molekul zat melalui
membran
b. dari larutan yang berkonsentrasi renda ke larutan yang
konsentrasinya tinggi
c. dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasina
rendah
d. yang mengendalikan pertukaran zat tanpa memerlukan energi
e. yang dipengaruhi oleh ion natrium tanpa memerlukan energi
4. Peristiwa lepasnya membran plasma dari dinding sel disebut . . . .
a. endosmosis
b. eksosmosis
c. hemolisis
d. plasmolisis
e. deplasmolisis
5. Berikut ini perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis, kecuali . . .
.
a. jumlah sel anak yang dihasilkan
b. tempat berlangsungnya pembelahan
c. jumlah kromosom sel anak
d. sifat sel anak
e. besar sel anak
6. Perhatikan gambar berikut.
Gambar disamping merupakan
salah satu subfase pada fase
pembelahan inti sel (kariokinesis), yaitu
subfase . . . .
a. interfase
b. profase
c. metafase
d. anafase
e. telofase
74
7. Pada pembelahan meiosis, sitokinesis terjadi pada tahap . . . .
a. anafase II
b. telofase II
c. metafase II
d. interfase
e. profase
8. Jika urutan basa nitrogen suatu rantai DNA : ACG—TAG—CTA, maka
urutan mRNA hasil transkripsi adalah . . . .
a. UCG—AUC—CGU
b. UGC—AUC—GAU
c. TCG—CTA—CGU
d. TCG—ATC—GAU
9. Protein struktural di dalam sel berperan dalam membentuk kerangka sel
yang disebut . . . .
a. vakuola
b. sitoskeleton
c. retikulum endoplasma
d. kompleks golgi
e. ribosom
10. Gugus gula pada struktur DNA adalah . . . .
a. ribosa
b. deoksiribosa
c. basa nitrogen
d. gugus fosfat
e. Polisakarida
75
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan sel sebagai unit terkecil kehidupan?
2. Apa perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik?
3. Apa perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan?
4. Jelaskan tahap-tahap pembelahan mitosis!
5. Jelaskan tahap-tahap dalam sintesis protein!
Cocokkanlah jawabanmu dengan uraian materi yang tersedia. Mintalah bantuan
gurumu jika mendapat kesulitan dalam mencari jawaban yang benar. Gunakanlah
rumus yang ada di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaanmu dalam
mempelajari materi ini!
Konversikan persen penguasaan dengan kriteria yang dikemukakan oleh
purwanto (2009: 102-103) sebagai berikut:
90% - 100% = Sangat Baik
80% - 89% = Baik
65% - 79% = Cukup
55% - 64% = Kurang
0% - 54% = Kurang Sekali
Jika hasilnya berada pada rentang 65-100%, kamu bisa melanjutkan ke materi
selanjutnya. Namun, jika hasilnya kurang dari 65%, kamu harus mengulang
mempelajari materi yang tidak kuasai.
CEK PEMAHAMAN
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar x 100
Jumlah soal
SKOR
76
Uji Kompetensi I
I. Jawaban Pilihan Ganda
1. E 6. A
2. B 7. E
3. E 8. D
4. A 9. C
5. C 10. B
Uji Kompetensi II
I. Jawaban Pilihan Ganda
1. A 6. C
2. B 7. B
3. A 8. B
4. D 9. B
5. E 10. B
II. Essay
1. Sel sebagai unit struktural terkecil berarti bahwa sel merupakan penyusun
yang mendasar bagi tubuh makhluk hidup. Sel tidak dapat dibagi-bagi lagi
menjadi bagian yang lebih kecil.
2. Sel prokariotik merupakan tipe sel yang tidak memiliki membran inti
(membrane nukleus) dimana DNA terkonsentrasi di wilayah yang tidak
diselubung oleh membran disebut nukleolid. Sedangkan sel eukariotik
merupakan tipe sel yang memiliki membran inti (membran nukleus).
Kunci Jawaban
77
3. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dari segi struktur
4. Tahap pembelahan mitosis
1) Fase istirahat (interfase)
Pada interfase terjadi kegiatan sintesis zat baru (DNA dan RNA) serta
pengumpulan energi untuk persiapan pembelahan sel berikutnya.
Pada interfase terjadi tiga tahapan sebagai berikut.
a) Fase G1 atau fase pertumbuhan primer, pada fase ini sel
memperbanyak organel-organelnya agar kehidupannya bisa
berjalan.
b) Fase sintesis, pada fase ini sel menyintesis materi genetik
terutama DNA.
c) Fase G2, pada fase ini sel memperbanyak organel lagi untuk
tahap pembelahan.
2) Fase pembelahan inti sel (kariokinesis)
a) Profase
Ditandai dengan pembentukan kromosom dari benang
kromatin. Nukleolus menghilang dan terjadi duplikasi
kromosom menjadi kromatid dan kromatid hasil duplikasi akan
berlekatan pada sentromer. Di dalam sitoplasma terbentuk
gelendong pembelahan (spindel) sentriol bergerak menuju
kutub yang berlawanan. Sentriol bergerak menuju kutub yang
berlawanan.
Kunci Jawaban
Organel Sel Hewan Sel Tumbuhan
Dinding sel Tidak ada Ada
Vakuola Tidak ada Ada
Plastida Tidak ada Ada
Sentrosom Ada Tidak ada
78
b) Metafase
Terjadi peleburan karioteka secara sempurna. Benang-benang
spindel menempati daerah bekas inti. Kromatid bergerak
menuju ke arah bidang ekuator dan sentromernya terikat pada
benang spindel. Kromatid berjajar di sepanjang bidang ekuator.
c) Anafase
Sentromer membelah menjadi dua dan kromatid berpisah.
Benang-benang spindel antarkromosom dan sentriol
memendek sehingga masing-masing kromosom tertarik ke
kutub yang berlawanan. Kromosom sampai pada masing-
masing kutub. Serat-serat antar kromosom teranggang sehingga
sel memanjang.
d) Telofase
Membran nukleus terbentuk kembali. Kromosom mengalami
dekondensasi menjadi kromatin. Nukleolus terbentuk kembali.
Matriks sitoplasma kembali jernih. Terjadi pembelahan plasma
pada bidang ekuator sebagai awal dari sitokinesis. Terbentuk
selaput pemisah pada bidang ekuator dan terbentuk dua inti sel
anak yang identik, namun inti sel masih berada dalam satu sel.
3) Fase pembelahan sitoplasma (sitokinesis)
Pada fase sitokinesis terjadi pembelahan sitoplasma diikuti
pembentukan sekat sel baru, sehingga terbentuk dua sel anakan yang
utuh.
5. Tahap-tahap sintesis protein
a. DNA membentuk messanger RNA (mRNA). mRNA mentranskripsi
kode genetik yang terdapat pada DNA menjadi kode genetik yang
terdapat pada mRNA yang dinamakan kodon.
Kunci Jawaban
79
b. mRna keluar dari inti sel (nukleus) melalui retikulum endoplasma
menuju ribosom dan menempelkan dirinya pada ribosom.
c. Di dalam sitoplasma, tRNA mengadakan translasi kodon pada
mRNA menjadi antikodon pada tRNA.
d. tRNA mengangkut asam amino ke ribosom yang kemudian disusun
menjadi polipetida atau protein.
Kunci Jawaban
Akrosom : organel yang terdapat pada bagian ujung kepala untuk sperma
yang terlihat seperti topi/ selaput sperma
Alkaloid : sebuah golongan senyawa basa nitrogen yang kebanyakan
heterosiklik
Amilum : karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air
Antikodon : wilayah RNA transfer urutan tiga basa yang melengkapi kodon
dalam RNA messenger
Antosianin : zat warna alami golongan flavonoid
Asam hialuronat : polisakarida alami yang menyusun jaringan ikat
ATP : suatu nukleotida yang digunakan untuk menyimpan dan
mentranspor energy kimia dalam sel
Autofagi : suatu proses katabolisme berupa pemecahan komponen sel
oleh lisosom
Autolisis : proses penghancuran sel yang dilakukan oleh enzim
Basa nitrogen : molekul organik dengan atom nitrogen yang memiliki sifat
basa
Bidang ekuator : bidang pembelahan
Bilayer : dua lapisan
Botani : salah satu bidang kajian dalam Biologi yang dikhususkan untuk
mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan
Glosarium
Ekskresi : proses pembuangan sisa metabolisme
Eksositosis : mekanisme transport molekul melintasi membrane plasma
dari dalam ke luar sel
Embrio : organisme pada tahap awal perkembangan
Endositosis : transpor makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam
sel
Enzim : biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
Fenol : molekul yang memiliki gugus hidroksil terikat pada atom
karbon dari cicin aromatic
Filamen : serat yang berbentuk jaringan
Floem : jaringan pengangkut yang terdapat pada tumbuhan
Fosfat : ion poliatomik
Fosfolipid : golongan senyawa lipid yang mengandung fosfat
Glikogen : bentuk simpanan karbohidrat
Glikolipida : karbohidrat yang berikatan dengan lipid
Glikoprotein : karbohidrat yang berikatan dengan protein
Globuler : bentuk bulat
Gradien konsentrasi : perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan
Hemiselulosa : polisakarida non selulosa
Hipertonik : suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dari
pada pelarut
Hipotonik : suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah dari
pada pelarut
Histon : protein yang ditemukan pada inti sel eukariot ang terbungkus
DNA
Ion : suatu atom atau molekul yang memiliki muatan listrik
Insulin : hormone alami yang diproduksi oleh pancreas
Intraseluler : di dalam sel
Irreversible : keadaan dimana tidak dapat kembali lagi ke keadaan
sebelumnya
Isotonic : suatu keadaan dimana konsentrasi zat terlarut sama dengan
konsentrasi zat pelarut (seimbang)
Jaringan ikat : jaringan yang memiliki fungsi untuk mengikat serta
menyokong bagian jaringan yang lain
Katalisator : suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia
Kodon : deret nukleotida pada mRNA
Kolesterol : metabolit yang mengandung lemak sterol
Kromatid : bagian kromosom yang biasa disebut dengan lengan
kromosom
Kromatin : benang halus dalam inti sel yang mengandung materi genetic
Kromosom : kumpulan benang-benang halus yang tersusun dari asam
nukleat
Lignin : komponen penyusun utama dinding sel
Metabolisme : semua proses kimiaiwi yang terjadi dalam tubuh makhluk
hidup
Metabolit sekunder : senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan
organisme
Minyak atsiri : minyak dari tanaman yang komponennya secara umum
mudah menguap
Molekul : suatu kumpulan dua atau lebih atom dalam susunan tertentu
yang terikat bersama oleh ikatan kimia
mRNA : RNA yang urutan basana komplementer (berpasangan)
dengan salah sat urutan basa rantai DNA
Mukus : cairan lengket yang disekresikan oleh membrane dan kelenjar
mukosa
Neurotransmitter : zat kimia yang membawa pesan antar neuron
Nukleoid : wilayah sel yang berisi materi DNA primer
Nonfotosintetik : pigmen pada tumbuhan yang tidak digunakan dalam
fotosintesis
Oksidasi : interaksi antara molekul oksigen dan semua zat yang berbeda
Patologi : salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
mengenai penyakit
Pektin : karbohidrat kompleks yang ditemukan pada dinding sel
tumbuhan non kayu
Peptida : molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino
Peptidoglikan : suatu bahan yang terkandung di dalam dinding sel
Permeabilitas : kemampuan yang dimiliki suatu bahan atau membran untuk
meloloskan sejumlah partikel yang menembus atau melaluinya
Polimer : senyawa yang besar yang terbentuk dari hasil penggabungan
sejumlah (banyak) unit-unit molekul kecil.
Protoplasma : isi dari sel yang dikelilingi oleh membran sel
Purin : protein yang diolah menjadi asam urut
Reproduksi : proses biologis suatu individ untuk menghasilkan individu
baru
Respirasi : pernapasan
Sekresi : proses untuk membuat dan melepaskan substansi kimiawi
dalam bentuk lender yang dilakukan oleh sel tubuh dan
kelenjar.
Selulosa : karbohidrat kompleks yang ditemukan dalam struktur dinding
sel semua tumbuhan
Sentriol : organel khusus ang umumnya ditemukan dalam sel-sel hewan
Sel kolenkim : sel yang memanjang dengan dinding sel tebal tidak teratur
yang memberikan dukungan dan struktur
Sel parenkim : sel yang berdinding tipis yang membentuk bagian dalam
banyak struktur tanaman non kayu
Silia : organel sel yang berfungsi sebagai alat bantu pergerakan
Sintesis : reaksi kimia antara dua atau lebih zat membentuk zat baru
Senyawa : zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa unsur
Spesimen : sampel yang akan diteliti/diamati
Steroid : senyaa organik lemak sterol tidak terhidrolisis
Sukrosa : karbohidrat sederhana dalam bentuk disakarida yang terdapa
pada gula tebu atau gula beet
Tanin : senyawa porifenol yang berasal dari tumbuhan
Tekanan osmotik : tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan
keseimbangan osmotic antara suatu larutan dan pelarut
murninya
Transportasi : proses pengangkutan zat dari luar dan ke dalam
tRNA : jenis molekul RNA yang membantu mengkodekan urutan
messenger RNA (mRNA)
Tubulin : molekul-molekul bulat protein globular
Campbell, Neil A & Reece, Jane B. 2009. Biology 8th Ed. United States of America :
Pearson
Lestari, Endang Sri. ______. Modul Pengayaan : Biologi Peminatan untu SMA dan MA
Kelas XI/ 2a. Jakarta
MGMP Biologi Pekanbaru,______. Lembar Tugas Peserta Didik : Biologi XI/ 1.
Pekanbaru
Subowo. 2015. Biologi Sel Edisi 7. Jakarta : Sagung Seto
Sulistowati, Endah, dkk. 2016. Buku Siswa : Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Klaten :
Intan Pariwara
Sumadi dan Marianti, Aditya. 2007. Biologi Sel. Yogakarta : Graha Ilmu
Wijayani, Supri. 2013. Biologi. Yogyakarta : Amara Books
DAFTAR PUSTAKA