pengembangan media pop-up book pada materi bunyi tema ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of pengembangan media pop-up book pada materi bunyi tema ...
PENGEMBANGAN MEDIA POP-UP BOOK PADA MATERI
BUNYI TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN KELAS IV
SEKOLAH DASAR
DisusunOleh:
SYLVIA SOFIAN
NIM. 11618200978
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU PEKANBARU
1441 H/2020 M
PENGEMBANGAN MEDIA POP-UP BOOK PADA MATERI
BUNYI TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN KELAS IV
SEKOLAH DASAR
Skripsi
Diajukan Utuk Memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
(S.Pd.)
DisusunOleh:
SYLVIA SOFIAN
NIM. 11618200978
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU PEKANBARU
1441 H/2020M
iii
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
media yang berjudul” Media Pop-Up Book pada Materi Bunyi Tema Indahnya
Kebersamaan Kelas IV”. Shalawat beserta salam penulis kirimkan buat junjungan
alam, Nabi besar Muhammad SAW. Semoga shalawat dan salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya
hingga akhir kiamat.
Skripsi ini merupakam hasil karya ilmiah yang ditulis guna memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Unviversitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau. Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah
banyak mendapat bimbingan,bantuan, arahan dan motivasi dari berbagai pihak
baik berupa moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, izinkan
penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. KH. Akhmad Mujahiddin, S.Ag, M.Ag selaku rektor UIN
SUSKA Riau. Bapak Dr.Drs. H. Suryan A Jamrah, M.A selaku Wakil
Rektor I UIN SUSKA Riau. Bapak Dr. H. Kusnadi, M.Pd, selaku Wakil
Rektor II UIN SUSKA Riau. Bapak Dr. H. Pormadi, M.A Ph. D selaku
Wakil Rektor III UIN SUSKA RIAU, yang telah memberikan izin dan
waktu untuk menimba ilmu di perguruan tinggi ini.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Syaifuddin, S.Ag, M.Ag selaku Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau. Bapak Dr. Drs. Alimuddin,
M.Ag selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA
Riau. Ibu Dr. Dra. Rohani, M.Pd selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN SUSKA Riau. Bapak Dr. Drs. Nursalim, M.Pd selaku
Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau. Serta
staf dan karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau yang
iv
telah memberikan rekomendasi kepada penulis untuk melakukan penelitian
ini.
3. Bapak H. Subhan, S.Ag, M.Ag, selaku Ketua Prodi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA
Riau sekaligus sebagai Penasehat Akademik yang memberikan
bimbingannya selama proses perkuliahan dan sebagai dosen pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktu begitu banyak dan selalu ada jika
penulis memerlukan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Melly Andriani, S.Pd, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau.
5. Bapak Ibu Dosen serta staf akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang
sangat berjasa memberikan ilmu kepada Penulis selama menuntut ilmu di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau.
6. Bapak Niki Dian Permana, S.Pd, M.Pd, Ibu Susilawati, S.Pd, M.pd,
Diniya, S.Pd, M.pd, Yenni Fitra Surya, S.Pd, M.Pd, Zulfah, S.Pd, M.Pd dan
Aldeva Ilhami, S.Pd, M.Pd sebagai valiadtor yang telah memberikan saran
serta masukan guna perbaikan skripsi ini.
7. Ibu Anita, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 009 Pulau yang telah
memberikan izin untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Susi, S.Pd, Arlianis, S.Pd dan seluruh guru SDN 009 Pulau yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis memperoleh data
yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Kepada keluargaku tercinta, yaitu Nurul Hidayah, Zulfah, M.Pd, Rizka
Ulfah S.Pd, Auni Amirah, S.kep, Syakhsi Hesni S.Pd, Muhammad Dzakwan
Ilman Hanin Nafasya Erwandi, Fatih Shidqi, Fitri Yani, Yeni, Yuyun, Dela,
Serta Ibu, Acik, Tukwo, Paman dan seluruh anggota keluarga yang selalu
memberikan dukungan materil serta semangat dan cinta hingga penulis
terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.
v
10. Untuk sahabat seperjuangan penulis Ade laila rahma dan Aulia Izati yang
setia menemani dan memberikan motivasi dan kontribusi yang luar biasa
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
11. Untuk teman-teman penulis, Amelia Ramadhani, Veronica Elia, Devi
Yunita, Rosmiati, Alma Ramadhona, Hidayatul Alawiyah, Maimah Dinilla,
Raisa Berlian, Arpina Aprilla, Rahayu dan Nurhaswani yang selalu
memberikan support selama penyusunan skripsi.
12. Keluarga besar mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
angkatan 2016 terutama untuk PGMI B dan semua teman-teman yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa Penulis
sebutkan satu persatu.
13. Kepada PPL MIN 1 Pekanbaru, team Kos Buri, Ibu Rina dan Pak Budi guru
yang selalu baik kepada kami dan suka belikan kami sarapan pagi. Ade, Iza,
Daya, Asti, Vero, Alma, Melly, Masa, dan Lukman teman suka duka saat
PPL di MIN 1 Pekanbaru.
14. Semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan kepada penulis
hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga bimbingan dan bantuan Bapak/Ibu dan rekan-rekan berikan
menjadi ibadah di sisi Allah SWT. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin...
Pekanbaru, 27 Juli 2020
Sylvia Sofian
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah…. Sembah sujud serta pujisyukurkehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segalarahmat, karunia, kesempatansertakemudahan yang
engkauberikan sehinggakaryasederhanainidapatterselesaikandengan ridha-Mu ya Allah…..
SholawatdansalamselaluterlimpahankankeharibaanRasulullah SAW Amanah ini
telah selesai, sebuah langkah usai sudah. Cinta telah ku gapai, namun itu bukan akhir dari perjalanan ku, melainkan awal dari sebuah perjalanan.
Ayah……Ibu…..Amak……Apak
Tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang ayahanda, ibu, amak dan apak Setulus hatimu ibu dan amak, searif arahanmu ayah dan apak
Doamu hadirkan keridhaan untukku, Petuahmu tuntunkan jalanku
Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malammu Dan sebait doa telah merangkul diriku, Menuju hari depan yang cerah
Kini diriku telah selesai dalam studiku Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,
Kupersembahkan karya tulis ini untuk yang termulia, Ayah, Ibu, Amak, dan Apak
Kakak....... Abang...... Terima kasih atas semangat serta inspirasinya dalam menyelesaikan tugas akhir ini, semoga do’a dan semua hal yang terbaik yang engkau berikan menjadikanku
orang yang baik pula, terima kasih semua jasa-jasa kelian Semoga Allah beserta kita semuaUntuk tulusnya KASIH SAYANG ADIK
BERADIK yang telah terjalin
Sahabat-sahabatku, …,
Atas dan semua teman-teman … Terima kasih…. Semoga persahabatan kita menjadi persaudaraan yang abadi
selamanya, Bersama kalian warna indah dalam hidupku, suka dan duka berbaur dalam kasih, Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan
bantuan dan doa dari awal hingga akhir yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Kesuksesan
bukanlah suatu kesenangan, buka juga suatu kebanggaan, Hanya suatu perjuangan dalam menggapai sebutir mutiara keberhasilan… Semoga Allah
memberikan rahmat dan karunia-Nya
Amiin...
vii
ABSTRAK
Sylvia Sofian, (2020): Pengembangan Media Pop-Up Book pada Materi Bunyi
Tema Indahnya Kebersamaan untuk Kelas IV Sekolah
Dasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat validitas dan praktikalitas
media pop-up book untuk materi bunyi tema indahnya kebersamaan kelas IV
yang valid dan praktis. Jenis penelitan ini adalah penelitian pengembangan. Model
pengembangan penelitian ini menggunakan model Plomp yang dimodifikasi
menjadi dua fase, yaitu preliminary research dan prototyping phase. Subjek
penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN 009 Pulau Kecamatan Bangkinang
dengan objek penelitian pengembangan media pop-up book. Pengembangan
media pop-up book divalidasi oleh enam expert atau ahli, yaitu tiga orang ahli
materi dan tiga orang ahli media. Jenis data pada penelitian yang akan dilakukan
terdiri data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
tingkat validitas produk pengembangan media pop-up book pada materi bunyi
tema indahnya kebersamaan adalah sangat valid dengan rata-rata nilai 4,56 oleh
para ahli. Sedangkan tingkat praktikalitas produk pengembangan media pop-up
book adalah sangat praktis dengan rata-rata penilaian dari siswa 96 dan rata-rata
penilaian dari guru 93. Sehingga media tersebut dapat digunakan dan dimiliki
oleh guru dan peserta didik.
Kata Kunci: Media Pop-up Book, Bunyi, Indahnya Kebersamaan
viii
ABSTRACT
Sylvia Sofian, (2020): The Development of Pop-Up Book Media on Sound
Material of The Beauty of Togetherness Theme at the
Fourth Grade of Elementary School
This research aimed at describing the validity and practicality levels of valid and
practical Pop-Up Book media on Sound material of The Beauty of Togetherness
theme at the fourth grade. It was R&D (Research and Development). Plomp
model modified into two phases, preliminary research and prototyping phase, was
used in this research. The subjects of this research were the fourth-grade students
of State Elementary School 009 Pulau, Bangkinag District, and the object was the
development of Pop-Up Book media. The development of Pop-Up Book media
was validated by 6 experts—3 experts of material and 3 experts of media. The
data were qualitative and quantitative. The research findings proved that the
validity level of Pop-Up Book media development product on Sound material of
The Beauty of Togetherness theme was very valid with 4.56 mean score by the
experts, and its practicality level was very practical with means 96 rated by
students and 93 rated by teachers. So, the media could be used and owned by
teachers and students.
Keywords: Pop-Up Book Media, Sound, The Beauty of Togetherness
ix
ملخص
وسيلة كتاب إظهار الفجاءة في مادة الصىت لمىضىع الشراكة الجميلة (: تطىير 0202سيلفيا سفيان، )
بالمذرسة االبتذائية 4للفصل
سلت كخاب إظاس الفداءة ف هادة لذف زا البحث إل صف هسخ الصالحت العولت
الصالحت العولت. ع زا البحث بحث حطش. 4الصث لوضع الششاكت الدولت للفصل
سخخذم ورج حطش ورج فلهف الز حن حعذل إل هشحلخي، وا البحث األل هشحلت الورج
فال بوذشت بادكاح 9األل. األفشاد حالهز الفصل الشابع هي الوذسست االبخذائت الحكهت
قبل خوست علواء، ن ثالثت هضع حطش سلت كخاب إظاس الفداءة. حن الخحقق زا الخطش هي
علواء الواد عالوا السائل. خكى ع البااث هي البااث الكفت الكوت. حثبج خائح زا البحث أى
هسخ صالحت الوخح لخطش سلت كخاب إظاس الفداءة ف هادة الصث لوضع الششاكت الدولت
الوسخ العول لوخح حطش سلت كخاب إظاس الفداءة هي قبل العلواء. 4،،4صالح للغات بوعذلت
هي الوذسسي، بحث وكي اسخخذام ز السلت اهخالكا هي قبل 99هي الخالهز 94عول خذا بوعذلت
الوذسسي الخالهز.
وسيلة كتاب إظهار الفجاءة، الصىت، الشراكة الجميلةالكلمات األساسية :
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN .................................................................................... i
PENGESAHAN ..................................................................................... ii
PENGHARGAAN ................................................................................. iii
PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................. vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL.................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan .............................................. 6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
F. Asumsi Penelitian .......................................................................... 7
G. Definisi istilah ................................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teoritis .......................................................................... 9
B. Penelitian Relevan ......................................................................... 31
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 32
xi
D. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 35
B. Model Penelitian ........................................................................... 35
C. Prosedur Penelitian ....................................................................... 38
D. Uji Coba Produk ............................................................................ 49
E. Subjek Uji Coba ............................................................................. 50
F. Jenis Data ....................................................................................... 50
G. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 50
H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 52
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ................................................. 59
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 61
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 72
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 73
B. Saran ............................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Struktur Kurikulum ........................................................... 26
Tabel II.2 Prosedur Penelitian ........................................................ 38
Tabel II.3 Ringkasan (Summary) Kegiatan Pada Tahap Preliminary
Research ............................................................................ 41
Tabel III.4 Ringkasan (Summary) Kegiatan Pada Tahap Prototyping
Phase ................................................................................. 46
Tabel III.5 Kriteria Validitas ............................................................... 53
Tabel III.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara dengan Guru
Mengenai Pembelajaran .................................................... 55
Tabel IV.7 Hasil Validasi Instrumen Self-Evaluation Media
Pop-Up Book ..................................................................... 56
Tabel IV.8 Kriteria Praktikalitas Media .............................................. 58
Tabel IV.9 Saran Validator Terhadap Media Pop-Up Book Pada
Materi Bunyi ..................................................................... 67
Tabel 1V.10 Hasil Validasi Media Pop-Up Book Pada Materi Bunyi
untuk Aspek Isi .................................................................. 70
Tabel IV.11 Hasil Validasi Media Pop-Up Book Pada Materi Bunyi
untuk Aspek Penyajian/Kegrafikan .................................. 71
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................ 33
Gambar 2.2 Lapisan-lapisan Evaluasi Formatif Model
Pengembangan Plomp ..................................................... 36
Gambar 3.3 Rancangan dan Prosedur Pengembangan Media
Pop-Up Book ..................................................................... 48
Gambar 4.1 Peta Konsep ...................................................................... 64
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Silabus Kurikulum .................................................................................
Lampiran 2: Lembar Self-Evaluation (Evaluasi Diri) ................................................
Lampiran 3: Lembar Angket Validasi Ahli Materi (1) ..............................................
Lampiran 4: Lembar Angket Validasi Ahli Materi (2) ..............................................
Lampiran 5: Lembar Angket Validasi Ahli Materi (3) ..............................................
Lampiran 6: Lembar Angket Validasi Ahli Media (1)...............................................
Lampiran 7: Lembar Angket Validasi Ahli Media (2)...............................................
Lampiran 8: Lembar Angket Validasi Ahli Media (3)...............................................
Lampiran 9: Instrumen Pedoman Wawancara dengan Guru .....................................
Lampiran 10: Instrumen Pedoman Wawancara dengan Peserta
Didik (One-to-One) ............................................................................
Lampiran 11: Angket Kepraktisan (Respon Guru) ....................................................
Lampiran 12: Angket Kepraktisan (Respon Peserta Didik One-to-One) (1) .............
Lampiran 13: Angket Kepraktisan (Respon Peserta Didik One-to-One) (2) .............
Lampiran 14: Angket Kepraktisan (Respon Peserta Didik One-to-One) (3) .............
Lampiran 15: Hasil Analisis Data Untuk Lembar Penilaian Validitas
Media Pop-Up Book (Ahli Materi) ....................................................
Lampiran 16: Hasil Analisis Data Untuk Lembar Penilaian Validitas
Media Pop-Up Book (Ahli Media) .....................................................
Lampiran 17: Hasil Analisis Data Validasi Untuk Lembar Pedoman
Wawancara dengan Guru ...................................................................
Lampiran 18: Hasil Analisis Data Angket Praktikalitas Evaluasi Perorangan
(One-to-One Evaluation) ....................................................................
Lampiran 19: Hasil Analisis Data Angket Praktikalitas Berdasarkan
Respon Guru.......................................................................................
Lampiran 20: Daftar Nama-nama Validator Media Pop-Up Book ............................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan diselenggarakan dengan
memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran.1
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD/MI adalah Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) terjemahan kata yang
berasal dari bahasa Inggris yaitu natural science. Science dapat diartikan secara
harfiah adalah ilmu, ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah. Sedangkan natural
adalah alam sehingga diartikan IPA adalah suatu ilmu yang mengkaji segala
sesuatu tentang gejala yang ada dialam baik benda hidup maupun benda mati.2
Dalam Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan
Kompotensi Lulusan, Mata pelajaran IPA di SD/MI memiliki standar kompotensi
lulusan mata pelajaran yaitu: (1) Melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan
menceritakan hasil pengamatannya secara lisan dan tertulis; (2) Memahami
1 Undang-undang No.20 tahun 2003. 2003. Jakarta.
2 Farida Nur Kumala Sari, “Pembelajaran IPA SD”, (Malang: Ediide Infografika, 2016), h.
4.
2
penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan dan tumbuhan bagi
manusia, upaya pelestariannya, dan interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya; (3) Memahami bagian-bagian tubuh pada manusia, hewan dan
tumbuhan, serta fungsinya dan perubahan pada makhluk hidup; (4) Memahami
beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunanya, perubahan wujud
benda, dan kegunaannya; (5) Memahami berbagai bentuk energi, perubahan dan
manfaatnya.; (6) Memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan
perubahan permukaan bumi, dan hubungan peristiwa alam dengan kegiatan
manusia.
Salah satu studi internasional yang mengukur tingkat pencapaian
kemampuan sains siswa adalah Programme for International Student Assesment
(PISA) tahun 2015, dari 70 negara dan wilayah yang masuk survey PISA,
Indonesia menduduki rangking ke-62 dengan rata-rata nilai 403. Peringkat dan
pencapaian nilai Programme for International Student Assesment (PISA)
Indonesia untuk 2015 menunjukkan kenaikkan pencapaian pendidikan di
Indonesia dibanding peringkat di tahun 2012, Indonesia menepati rangking ke-61
dari total 62 negara dan wilayah termasuk survey PISA dengan rata-rata nilai 382,
atau tepat satu peringkat diatas Peru yang menempati rangking paling akhir.3
Selain PISA, pada Survey Trends in International Mathematics Science
Study (TIMSS) yang di koordinasikan oleh International Association for the
Evalution of Education Achievment (IEA). Pada TIMSS 2015, Indonesia
menempati peringkat ke-44 dari 47 negara dengan nilai rata-rata 397. Penilaian
3Stefani Nadya G. Dula, “Pengembangan Media Pop-Up Book Pada Materi Bentuk
Permukaan Bumi Untuk Siswa Kelas III SDN Mangunsari Semarang, (Unnes:Semarang,2017),
h.3.
3
TIMSS tersebut menunjukkan kemampuan sains Indonesia mengalami penurunan
prestasi, yaitu pada TIMSS 2011, posisi Indonesia menempati peringkat ke-40
dari 42 negara dengan rata-rata nilai 406. Berdasarkan hasil TIMSS tersebut
beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya pemerintah seharusnya
berupaya meningkatkan kinerja guru, sarana dan prasarana pendidikan yang layak
dan maju, serta pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia.4
Permasalahan pembelajaran IPA masih terjadi di sekolah dasar.
Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan di SDN 009 Pulau peneliti menemukan
permasalahan dalam pelajaran IPA. Hal ini berdasarkan observasi dan wawancara
dengan guru kelas IV SDN 009 Pulau. Keterangan diperoleh bahwa dalam
pembelajaran, bahwa model pembelajaran yang digunakan belum variatif dan
kurang efektif. Dalam pembelajaran, guru hanya mengandalkan media
pembelajaran yang sudah tersedia di sekolah berupa buku paket dam gambar serta
benda yang ada disekitar siswa. Buku pelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran kurang menarik karena hanya berisi banyak tulisan dan beberapa
gambar sehingga mempunyai kedan membosankan dan monoton. Buku pelajaran
dengan tampilan yang cenderung kurang menarik, menyebabkan kurangnya minat
siswa untuk membaca buku.5
Berdasarkan permasalahan pembelajaran IPA ditemukan beberapa gejala
sebagai berikut:
4Ibid, h. 3.
5Hasil observasi dan wawancara pada siswa kelas IV SDN 009 Pulau.
4
1. Siswa hanya mendapatkan informasi dari buku paket dan gambar serta
benda yang ada disekitar siswa6
2. Sumber belajar yang digunakan hanya terpaku pada buku dan LKS sehingga
menyebabkan siswa monoton dan membosankan pada pembelajaran.
3. Kurangnya kreativitas guru dalam mengembangkan media pembelajaran.7
Penggunaan media pembelajaran dapat mendukung proses pembelajaran,
mempermudah peserta didik dalam memahami materi pembelajaran, serta
meningkatkan kualitas mengajar guru yang akan berdampak pada kualitas hasil
belajar siswa. Melalui penerapan media pop-up book yang cukup menarik, peserta
didik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif untuk
memecahkan suatu masalah. Selain itu, media pop-up book dapat membangkitkan
suasana belajar yang menyenangkan.
Media pembelajaran atau media pendidikan sebagai penyalur pesan,
sedangkan penerima pesannya adalah siswa bahkan pengajar itu sendiri. Siswa di
tingkat sekolah dasar pada umumnya tettarik pada gambar atau buku-buku
bergambar. Media gambar sering dipilih untuk media pembelajaran.
Pop-up Book merupakan sebuah buku yang bergetak atau memiliki unsur
tiga dimensi. Pop-up Book dapat digunakan sebagai contoh untuk menjelaskan
konsep konsep yang sangat abstrak dan memerlukan objek yang konkret pada
mata pelajaran. Pemilihan media pop-up book selain sesuai dengan potensi visual
anak, media pop up juga dipandang praktis karena mudah dimainkan dan
6 Stefani Nadya G. Dula, Op.Cit, h.2. 7 Handaruni, dkk, “Pengembangan Media Pop-Up Book Untuk Pembelajaran Lingkungan
Tempat Tinggalku Kelas IV SDN 1 Pakunden Kabupaten Ponorogo”, JKTP Vol .1 No. 3,
September. h.1
5
menarik. Dan dalam pengembangannya dirancang dengan dilengkapi ilustrasi
gambar yang bertujuan agar siswa tidak terlalu monoton dengan banyak kalimat.
Pengembangan pop-up book untuk media pembelajaran merupakan media visual
yang menggunakan indra penglihatan, dirancang dengan desain tiga dimensi,
sehingga sesuai dengan tahap perkembangan anak usia sekolah dasar.
Penelitian pengembangan yang mendukung dalam penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Norma Nia Safitri dengan judul “Pengembangan
Media Pop-Up Book untuk Keterampilan Menulis Narasi siswa Tunarungu Kelas
IV”, Hasil dari penelitian menunjukkan pop-up book dalam evaluasi satu lawan
satu (one-to-one) dapat disimpulkan bahwa media pop-up book sangat layak dan
dapat digunakan dalam proses pembelajaran menulis narasi untuk siswa tunarungu
kelas IV.
Berdasarkan paparan tersebut dan kondisi lapangan, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terkait "Pengembangan Media Pop-Up Book Pada Materi
Bunyi Tema Indahnya Kebersamaan Kelas IV".
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kevalidan media pop-up book pada materi bunyi tema indahnya
kebersamaan kelas IV?
2. Bagaimana kepraktisan media pop- up book pada materi bunyi tema indahnya
kebersamaan kelas IV?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan media pop-up book yang valid pada materi bunyi tema
indahnya kebersamaan kelas IV.
2. Mendeskripsikan Media pop-up book yang praktis Pada materi bunyi tema
indahnya kebersaman.
Penelitian pengembangan media pop-up book pada materi bunyi tema
indahnya kebersamaan kelas IV. Media pembelajaran yang dikembangkan
memiliki spesifikasi media buku dengan gambar tiga dimensi yang mudah
digunakan oleh guru dan siswa.
D. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan
Penelitian pengembangan media pop-up book pada materi bunyi tema
indahnya kebersamaan kelas IV. Media pembelajaran yang dikembangkan
memiliki spesifikasi media buku dengan gambar tiga dimensi yang mudah
digunakan oleh guru dan siswa.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian pengembangan media pop-up book ini memiliki beberapa
manfaat yaitu:
1. Bagi peneliti, sebagai syarat penyelasaian studi sarjana starata 1 jurusan
pendidikan guru madrasah ibtidaiyah fakultas tarbiyah dan keguruan.
2. Bagi peserta didik, mempermudah dan membantu peserta didik dalam belajar,
serta dapat memberikan pengalaman belajar yang baru dan bervariasi sehingga
dapat meningkatkan aktivitas siswa.
7
3. Bagi guru, dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar yang mendukung
proses pembelajaran sehingga tercapainya tujuan pembelajaran, serta guru
menjadi lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran.
4. Bagi sekolah, dapat menjadi sumbangan bagi pendidikan dalam rangka inovasi
pembelajaran IPA di sekolah.
F. Asumsi Penelitian
1. Asumsi penelitian
Media yang dihasilkan akan diuji cobakan sehingga menghasilkan media pop-
up book yang valid dan praktis. Media yang diuji cobakan hanya pada satu
pokok bahasan.
2. Batasan Penelitian
Uji coba dibatasi hanya pada peserta didik kelas IV, pada materi bunyi tema
indahnya kebersamaan. Serta penelitian ini hanya dilakukan pada tahap one-
to one pada model pengembangan plomp, karena adanya wabah virus corona,
juga hanya dibatasi pada sampai uji coba valid dan praktis saja.
G. Definisi istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahan pemahaman terhadap istilah yang
digunakan dalan penelitian ini, maka didefinisikan istilah-istilah sebagai berikut.
1. Pop-up book
Pop-up book merupakan sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat
bergerak atau memiliki unsur tiga dimensi serta memberikan visualisasi cerita
8
yang menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika
halaman dibuka.
2. Validitas Media
Media dinyatakan valid apabila media telah disesuaikan dengan komponen-
komponen atau aspek-aspek yang telah ditetapkan yaitu aspek didaktik,
bahasa, isi, serta penyajian/kegrafikan. Validitas media ditentukan melalui
pertimbangan para pakar pendidikan IPA, pakar teknologi pendidikan, dan
pakar Bahasa Indonesia.
3. Praktikalitas Media
Media dinyatakan praktis jika adanya kemudahan dalam penggunaan media
dan kesesuaian penggunaan media dengan alokasi waktu yang telah
ditetapkan. Kepraktisan media dinilai berdasarkan kepraktisan penggunaan
media tersebut. Praktis apabila guru dan peserta didik dapat menggunakannya
dengan mudah.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teoritis
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti “tengah”, “perantara” atau pengantar”. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau mengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima
pesan. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan dan perhatian kemajuan peserta didik
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta
didik.1
Selain itu media diartikan sebagai suatu yang terletak ditengah-
tengah. Maksudnya yaitu suatu perantara yang menghubungkan semua
pihak yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan dan membedakan
antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi.2
Media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap. Dalam proses pembelajaran, media sering
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk
1 Hujair AH. Samky,” Media Pembelajaran”, (Yogyakarta: Safiria Insania Pers, 2009), h. 4.
2 Sri Anitah, “Media Pembelajaran”, (Surakarta: UNS Press, 2009), h.1.
10
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal.3
Menurut Gagne dan Brigs, media pembelajaran meliputi alat secara
fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dengan
kata lain media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Contohnya: buku, tape recorder, kaset,
video, kamera, film, slide, foto, gambar, grafik, televise dan komputer.4
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memegang peranan
penting sebagai alat bantu pendidikan yang nantinya untuk menciptakan
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
b. Ciri-ciri Media
Media memiliki ciri-ciri, diantaranya adalah:
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property), artinya media tersebut mempunyai
kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi
peristiwa atau objek, seperti media fotografi, video tape, audio tape,
disket computer dan film.
2) Ciri Manupulatif (Manipulative Property) artinya media tersebut
dapat diedit dengan memotong bagian yang diperlukan, hanya
menampilkan bagian-bagian yang penting/utama dari suatu kejadian.
Dari hasil pengeditan tersebut, media dapat menampilkan suatu proses
kejadian secara detail.
3 Azhari Arsyad, “Media Pembelajaran”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 3.
4 Ibid, h.3-4.
11
3) Ciri Distributif (Distributive Property), artinya media tersebut
memungkinkan suatu kejadian dapat ditransportasikan melalui ruang
dan dapat disajikan secara bersamaan kepada sejumlah besar siswa
dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Informasi yang ada dalam media dapat diproduksi berulang kali.5
Dengan demikian, media ini memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan
fungsinya masing-masing, sehingga ciri media ini dapat digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar.
c. Fungsi Media Pembelajaran
Secara garis besar menurut Levie & Lents (dalam Azhar, 2013)
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran:6
1) Fungsi atensi: yakni media dapat menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan materi pelajaran. Dapat dicontohkan
saat diawal pembelajaran, siswa sebelumnya didalam kelas merasa
bosan, namun dengan kedatangan guru yang pada hari itu membawa
kucing, maka siswa akan perhatian dan penasaran terhadap media yang
dibawa oleh guru.
2) Fungsi afektif: media dapat mengguggah emosi dan sikap siswa,
misalnya saat guru memberikan gambar tentang korban banjir, akan
membuat siswa akan merasa iba.
5 Ibid, h.16.
6 Farida Nur Kumala Sari, Op.Cit, h. 31.
12
3) Fungsi kognitif: media pembelajaran dapat memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung pada media, misalnya tentang ciri khusus makhluk hidup,
guru memberikan media gambar tentang cicakyang memiliki ciri
khusus untuk diamati. Melalui gambar tersebut mempermudah siswa
untuk mengingat setiap detail ciri khusus pada hewan cicak.
4) Fungsi kompensatoris: media dapat mengakomodasikan fungsi siswa
yang lemah dan lamabat menerima dan memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan teks atau verbal.
Dengan demikian, fungsi media dapat disimpulkan sebagai tujuan
utama sumber belajar, juga sebagai proses komunikasi yang terjalin secara
efektif sehingga tercapainya tujuan belajar yang diinginkan.
d. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran media sangat diperlukan, guna
memperlancar proses komunikasi pembelajaran. Melalui media, proses
pembelajaran akan dapat terarah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Diantara tujuan media dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk
membantu peserta didik lebih cepat mengetahui, memahami, dan upaya
terampil dalam mempelajari sebuah materi yang dipelajari. Selain itu juga
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, aktif, efektif, dan
13
efisien. Oleh karena itu, dengan adanya media pembelajaran, maka tujuan
pembelajaran akan dapat tercapai.7
Sedangkan terkait dengan manfaat media terhadap kegiatan
pembelajaran menurut Kempt & Dayton adalah sebagai berikut:8
1) Penyampaian pelajaran lebih baku, sehingga informasi yang sama
dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian,
latihan, dan aplikasi lebih lanjut.
2) Pembelajaran lebih menarik, sehingga dapat menimbulkan
keingintahuan siswa saat belajar.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori
belajar serta prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal
partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.
4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat,
sehingga isi pelajaran dengan jumlah yang cukup banyak dapat
diserap siswa.
5) Meningkatkan kualitas belajar siswa melalui integrasi kata dan
gambar pada media sehingga pengetahuan dapat terorganisasi dengan
baik, spesifik, dan jelas.
6) Pembelajaran dapat diberikan kapan saja dan dimana sesuai dengan
keinginan.
7) Menimbulkan sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari
dan terhadap proses pembelajaran.
8) Mengurangi beban guru untuk menjelaskan isi pelajaran secara
berulang-ulang.
Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di
dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan
memungkinkan peserta didik untuk belajar sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
7 Eli Sri Mulianti, “Pengembangan Media Pembelajaran Pop-Up Book Pembelajaran
Matematika Kelas II MI Ma’arif Bego Maguwarjo Sleman Yogyakarta”, (Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, 2017), h. 14. 8 Farida Nur Kumala sari, Op.Cit, h. 32.
14
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu:
a) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung
diruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita,
film, radio atau model.
b) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera
dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide atau
gambar.
c) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali
dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman, video,
film, foto, slide disamping verbal.
d) Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat
ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide atau
simulasi komputer.
e) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti komputer, film dan video.
f) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau
proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses
kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajiakan dengan teknik
rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide atau simulasi
kepompong.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
peserta didik tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka.9
e. Jenis Media Pembelajaran
Media pendidikan mempunyai beberapa karakteristik dalam
kegiatan belajar mengajar, antara lain:10
1. Media visual, yaitu media yang hanya melibatkan indra penglihatan,
media visual terbagi menjadi tiga, yaitu pertama, media visual verbal
yaitu memuat pesan-pesan verbal. Kedua media visual non verbal grafis
yaitu media yang memuat pesan berupa simbol visual/grafis seperti
gambar, grafik, dan diagram, ketiga media visual non verbal tiga
dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi berupa
miniatur, specimen dan diorama.
2. Media audio, yaitu media yang hanya melibatkan indra pendengaran
dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suatu mata. Pesan yang
tersampaikan dapat pesan verbal maupun non verbal. Pesan verbal
seperti lisan atau kata-kata, sedangkan pesan non verbal seperti bunyi-
bunyian dan vokalisasi, seperti gumam, musik dan gerutuan. Jenis
media ini contohnya radio, audio tape, dan pada compact disk.
9 Eli Sri Mulianti, Op.Cit, h. 15-16.
10 Ibid, h. 33-34.
15
3. Media audio visual, yaitu media yang melibatkan indra pendengar dan
penglihatan sekaligus dalam satu proses. Pesan visual yang terdengar
dan terlibat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti
film, video dan juga televisi yang dapat disambungkan pada alat
proyeksi.
4. Multimedia, yaitu media yang melibatkan berbagai indra dalam sebuah
proses pembelajaran. Media ini dapat dicontohkan dapat memberikan
pengalaman langsung bisa melalui komputer, internet, bisa juga
pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Contohnya adalah
pengalaman langsung, karyawisata, simulasi atau bermain peran.
Media diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, daya liputnya, bentuk,
bahan dan pembuatannya.11
a. Dilihat dari jenisnya, media terbagi atas:
1. Media auditif, contohnya radio, telepon, cassette recorder,
piringan audio.
2. Media visual, contohnya film strip (film rangkai), slide
(film bingkai), foto, gambar, lukisan, cetakan, film bisu,
film kartun.
3. Media audio visual, contohnya film suara (gambar hidup),
televisi, video cassette.
b. Dilihat dari daya liputnya, media terdiri atas:
1. Media yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak,
serta dapat menjangkau, jumlah peserta didik yang banyak
dalam waktu yang sama, misalnya radio dan televise.
2. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh
ruangan dan tempat seperti film, sound slide, dan film strip.
3. Media untung pengajaran individual seperti modul
berprogram dan pembelajaran melalui komputer.
11
Arief S. Sadiman (dkk), “Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya”, (Depok: Rajawali Pers, 2012), h. 28.
16
c. Dilihat dari bentuk, media dapat dibedakan atas:
1. Media dua dimensi, contohnya poster, bagan, grafik, peta
datar, foto, gambar dan lukisan.
2. Media tiga dimensi, contohnya peta timbul, globe, buku
timbul dan model boneka.
d. Dilihat dari bahan dan pembuatannya, media dibagi atas:
1. Media sederhana, yaitu media yang bahan dasarnya mudah
diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah
dan penggunaannya tidak terlalu sulit.
2. Media kompleks, yaitu media yang bahan dan alat
pembuatannya sulit diperoleh, mahal biayanya, sulit
membuatnya dan penggunaanya memerlukan keterampilan
yang memadai.
Dengan demikian, media ini sangat membantu pengajar atau guru
dalam memilih media pembelajaran.
f. Kriteria Memilih Media Pembelajaran
Dalam memilih media untuk proses pembelajaran harus sesuai dengan
kriteria tertentu, kriteria tersebut harus sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai, kondisi dan karakteristik dari media itu sendiri. Sejalan dengan
hal tersebut Dick dan Carey menyebutkan bahwa disamping kesesuaian
dengan tujuan prilaku belajarnya, ada empat faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan media, antara lain:
1. Ketersedian sumber setempat, artinya bila media yang
bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka
media tersebut harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Untuk membeli/memproduksikan media dibutuhkan biaya, tenaga
dan fasilitasnya.
3. Keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media.
4. Efektivitas biaya dalam jangka waktu yang panjang.
17
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, yaitu:12
a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran. Pemilihan media didasarkan
pada tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
b. Mendukung isi bahan pelajaran. Materi pembelajaran yang bersifat
fakta maupun konsep memerlukan media agar bisa mudah dalam
memahami materi.
c. Mudah dalam memperoleh media. Media yang akan digunakan
oleh guru mudah didapat dan mudah digunakan dalam
pembelajaran.
d. Keterampilan guru dalam menggunakan media. Setidaknya guru
harus mampu dalam menggunakan media dalam proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
e. Tersedianya waktu dalam menggunakan sehingga penggunaan
media menjadikan proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
f. Sesuai dengan perkembangan siswa. Pemilihan media hendaknya
disesuaikan dengan perkembangan siswa agar siswa mudah dalam
memahami materi menggunakan media yang tepat.
2. Pop-Up Book
a. Pengertian Pop-Up Book
Penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah penting. Salah
satu faktor yang mendukung proses pembelajaran yang baik yaitu dengan
adanya media yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam
memahami materi pembelajaran, serta meningkatkan kualitas mengajar
guru. Media dibedakan menjadi dua dimensi dan tiga dimensi. Salah satu
media tiga dimensi adalah pop-up book. pop-up menurut kamus bahasa
Inggris yang berate muncul. Dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya
muncul adalah menampakkan diri. Book menurut kamus bahasa Inggris
artinya buku. Buku dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti kertas
yang berjilid, yang berisi tulisan atau kosongan. Menurut Dzuanda pop-up
12
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, “Media Pengajaran”, (Bandung: Sinar Baru, 1991), h.4
18
book merupakan sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak
atau memiliki unsur tiga dimensi serta memberikan visualisasi cerita yang
menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika halaman
dibuka.13
Van Dyk dan Hewwit (2015:5), menyebutkan sejarah tentang pop-
up dimulai pada abad medival monastery atau sekitar abad pertengahan.
Buku-buku yang berisi tentang pop-up berisi tentang catatan, informasi,
dan juga hitungan data. Buku pop-up digunakan untuk mengilustrasikan
hitungan data dari posisi bintang, kalender gereja, tanda-tanda bintang dan
sebagainya. Semakin hari pop-up banyak digunakandan dikenal oleh
orang-orang baik sebagai ilustrasi dari sebuah cerita yang dipadukan
dengan teks cerita atau sebagai objek tanpa teks seperti untuk
memadupadakan warna lukisan, mengidentifikasi jenis burung,
menghitung angka pernikahan, dan hadiah untuk anak-anak.
Pop-up berasal dari bahasa Inggris yang berarti “muncul keluar”.
Pop-up dalam bahasa Jepang disebut dengan Kirigami, berasal dari kata
kiri yang berarti memotong dan kami yang berati kertas. Jadi pop-up atau
kirigami memiliki pengertian kertas yang dipotong sedemikian hingga
oleh seniman pop up. Pop-up menurut Taylor dan Bluemel adalah
konstruksi, pergerakan buku yang muncul dari halaman yang membuat
kita terkejut dan menyenangkan.
13
Jatu Pramesti, “Pengembangan Media Pop-Up Book Tema Peristiwa untuk Kelas III SD
Negeri Pakem I”, (Skripsi Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), h.22
19
Menurut Dewantari (2014) adalah sebuah kartu atau buku yang
ketika dibuka bisa menampilkan bentuk tiga dimensi atau timbul. Dengan
demikian, pop-up adalah buku yang saat dibuka menampilkan bentuk tiga
dimensi yang membuat pembaca terkejut saat mempelajarinya.
Pop-up identik dengan anak-anak dan mainan, namun benda ini
dapat digunakan menjadi media pembelajaran. Media ini berisi cerita
bergambar yang memiliki bentuk tiga dimensiketika halaman buku dibuka
(Setyawan D, 2013:2).14
b. Bagian Pop-Up Book
Van Dyk (2011:19) menyebutkan bagian dari pop up dibagi menjadi
4, yaitu:
1) Movable parts that lie flat yaitu, dimana buku merupakan bagian yang
sebenarnya tidak datar dan memiliki bagian yang sedikit timbul
contohnya flap book dan pull tabs.
2) Pop up, yaitu bagian-bagian yang timbul dalam buku yaitu bisa berupa
tampilan latar, lipatan, kotak, silinder dan gambar yang muncul.
3) Folding mechanism, bentuk buku yang dibuat agar bisa membuka dan
menutup. Namun, adapula bentuk buku-buku yang tidak dapat dibuka
contohnya: carousels, tunnel books dan peep shows.
4) Multiple construction, yaitu dimana materi untuk pembuatan pop up
tidak hanya berupa kertas tapi ada pula yang berupa plastic, kaca dan
lain-lain.15
c. Alat dan Material dalam Membuat Pop-Up Book
Jackson (2014:8) berpendapat bahwa “The structures in pop-up
books are made from many pieces of shaped card, glued both to each other
and to the doublepage spread from which they emerge.” (Struktur pop-up
book dibuat dari banyak potongan kartu yang dibentuk, ditempelkan satu
14
Mia Novita Ningrum, “Pengembangan Modul Pop-Up Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada
Tema Tata Surya Kelas VII SMP”, (Semarang: Universitas Semarang, 2017), h. 12 15
Ibid, h.12
20
sama lain dan pada halaman rangkap dioleskan dari mana mereka muncul).
Dari pendapat tersebut, diketahui bahwa material yang paling dasar dalam
membuat pop-up book adalah kertas/kartu. Lebih lengkapnya, Brimingham
(2006:6) menjelaskan material yang dibutuhkan dalam membuat pop-up
book yaitu:16
1) Kertas
Kertas adalah material yang paling penting dalam membuat pop-up
book. Terdapat berbagai jenis dan ukuran kertas yang dapat digunakan
dalam membuat pop-up book, namun yang perlu diperhatikan adalah
ketebalan kertas dan tekstur yang tepat akan membuat pop-up menjadi
lebih awet dan berkualitas.
2) Gunting
Pemilihan gunting yang tepat akan sangat menunjang dalam
memotong kertas, seperti yang dikemukakan pendapat Ives (2009:41)
bahwa gunting harus mudah digerakkan, dan dapat digunakan untuk
memotong dengan baik.
3) Pena tanpa tinta
Menggunakan pena yang tintanya sudah habis akan membuat lipatan
menjadi lebih tegas karena serat kertas benar-benar ditekan. Seperti
halnya pendapat Jackson (2014: 10) bahwa dengan menggunakan ujung
bolpin yang sudah kering, akan dapat menghasilkan lipatan garis yang
baik.
16
Ibid, h.115
21
4) Lem
Lem yang disarankan adalah lem yang mudah dikontrol.
5) Pensil dan penggaris
Pensil yang nyaman digenggam sangat disarankan. Kemudian
penggaris besi sangat direkomendasikan untuk membantu saat memotong
kertas dengan cutter. Sedangkan penggaris plastik yang bening berguna
untuk menandai atau membuat perhitungan.
6) Alas untuk memotong
Saat memotong perlu ada alas atau tatakan yang dapat digunakan
untuk melindungi permukaan agar tidak ikut tergores.
7) Cutter
Cutter digunakan untuk memotong kertas pada bagian-bagian yang lebih
detail.
8) Peralatan menggambar
Banyak sudut-sudut yang perlu diperhitungkan dengan akurat, jadi
ada beberapa peralatan tambahan yang akan mendukung, yaitu penggaris
siku-siku, busur derajat, penjepit kertas, dan jangka.
Dengan demikian, bahwa dalam memilih material untuk membuat
pop-up book perlu diperhatikan dengan baik. Pemilihan material yang
tepat akan berpengaruh pada kualitas pop-up book tersebut.
d. Jenis-jenis Teknik Pop-Up Book
Pop-up book sekilas hampir sama dengan origami dimana kedua seni
ini mempergunakan teknik melipat kertas. Walau demikian origami lebih
22
memfokuskan pada menciptakan objek atau benda sedangkan pop-up book
lebih cenderung dengan pembuatan mekanis kertas yang dapat membuat
gambar tampak secara lebih berbeda baik dari sisi perspektif/dimensi serta
perubahan bentuk hingga dapat bergerak dan disusun secara alami.
Menurut Sabuda, terdapat beberapa jenis teknik pop-up, diantaranya
sebagai berikut:17
1) Transformation, yaitu bentuk tampilan yang terdiri dari potongan-
potongan pop-up yang disusun secara vertikal.
2) Volvelles, yaitu bentuk tampilan yang menggunakan unsur lingkaran
dalam penggunaannya.
3) Peepshow, yaitu tampilan yang tersusun dari serangkaian tumpukan
kertas yang disusun bertumpuk menjadi satu sehingga menciptakan
ilusi kedalaman dan perspektif.
4) Pull-tabs, yatiu sebuah tab kertas geser atau bentuk yang ditarik dan
didorong untuk memperlihatkan gerakan gambaran baru
5) Carousel, teknik ini didukung dengan tali, pita atau kancing yang
apabila dibuka dan dilipat kembali berbentuk benda yang komplek.
6) Box and cylinder atau kotak silinder, yaitu gerakan sebuah kubus atau
tabung yang bergerak naik dari tengah halaman ketika halaman
dibuka.
Terdapat beberapa teknik pop-up book yang dapat dijadikan sebagai
dasar dalam pembuatan pop-up book . dalam pembuatan pop-up book ini
peneliti menggunakan teknik transformation dan pull-tabs .
e. Cara KerjaPop-Up Book
Van Dyk (2011:4) menyebutkan cara kerja pop-up yaitu dengan
cara menutup, membuka, dan memutar dimana akan membuat gerakan
dibagian permukaan. Dengan kreativitasnya, para seniman pop-up
membuat macam-macam lipatan agar pop-up bisa terbuka, tertutup,
muncul dan tidak terlipat ketika pop-up dibuka. Dengan demikian pop-up
17
Jatu Pramesti, Op.Cit, h.23
23
adalah kreasi tiga dimensi dari lipatan dan guntingan kertas dimana
guntingan kertas tersebut muncul dan bisa tidak terlipat ketika dibuka serta
tertutup dan terlipat ketika buku pop-up tertutup.18
f. Kelebihan dan Kekurangan Pop-Up Book
Pop up memiliki banyak kelebihan sebagai media pengajaran,
diantaranya adalah:
1. Memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik mulai dari tampilan
gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi hingga gambar yang dapat
bergerak ketika halamannya dibuka atau bagiannya digeser.
2. Memberikan kejutan-kejutan dalam setiap halamannya yang dapat
mengundang ketakjuban ketika halamannya dibuka sehingga pembaca
menanti kejutan apalagi yang akan diberikan dihalaman selanjutnya.
3. Memperkuat kesan yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita.
4. Tampilan visual yang lebih berdimensi membuat cerita semakin terasa
nyata ditambah lagi dengan kejutan yang diberikan dalam setiap
halamannya.
5. Media pop-up merupakan strategi pembelajaran yang efektif dan
membuat pembelajaran lebih efektif, interaktif dan mudah diingat.
6. Pop-up menyediakan umpan pembelajaran, karena bagi siswa, ilustrasi
visual dapat menggambarkan konsep yang abstrak menjadi jelas.
7. Membantu siswa dalam mendokumentasi, meneliti dan memberikan
pengalaman mengenai lingkungan sekitar.
8. Menyediakan pengalaman baru dan menambah pengalaman tentang
aktifitas sehari-hari dan lingkungan sekitar.
9. Menghibur dan menarik perhatian siswa
10. Bagian-bagian pop-up yang interaktif membuat pengajaran menjadi
seperti permainan yang memberikan kesempatan siswa untuk
berpartisipasi didalamnya.
Selain memiliki kelebihan, pop-up memiliki kekurangan yaitu,
a) Jangka waktu pengerjaannya cenderung lebih lama, karena menuntut
ketelitian yang lebih ekstra sehingga mekanik dapat bekerja dengan
baik dalam waktu yang lama dan juga untuk menjaga durabilitasnya. 19
b) Sukar menampilkan bentuk tiga dimensi disebabkan materi pembahasan
bangun datar.
18
Mia Novita Ningrum, Op.Cit, h.13 19
Ibid, h. 13-14
24
c) Tanpa perawatan yang baik, media pop-up book akan cepat rusak,
hilang atau musnah.
d) Penggunaan material buku yang lebih berkualitas juga membuat buku
seperti ini lebih maha Dzuanda (2009). 20
3. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran
dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu
tema/topik pembahasan. Pembelajaran dalam kurikulum 2013
menekankan pada dimensi pedagogik modern yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah (scientific approach). Proses pembelajaran tematik
menggunakan pendekatan scientific menurut Kemendikbud (2013)
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informsi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung
pada informasi searah dari guru. Hal ini karena proses pembelajran harus
menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.21
Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2010: 79) pembelajaran
tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis dari
pada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada
dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapt memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Sutirjo & Mamik (dalam
20
Eli Sri Mulianti, Op.Cit, h. 24 21
http://digilib.unila.ac.id/2544/15/BAB%20II.pdf, diunduh pada tanggal 12 juli 2020,
pukul 23.59
25
Suryosubroto, 2009: 13) mengemukakan bahwa pembelajran tematik
merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan,
keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran serta pemikiran yang kreatif
dengan menggunakan tema.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran yang dirancang
berdasarkan tema-tema tertentu dan memadukan beberapa materi
pembelajaran
b. Tujuan dan karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Sukayti (dalam Prastowo, 20:140) mengemukakan tujuan
pembelajaran tematik adalah:
1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih
bermakna.
2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengelolah, dan
memanfaatkan informasi.
3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai
luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
4) Menumbuhkembangkan keterampilan sosial sepeti kerja sama,
toleransi, serta mengahargai pendpat orang lain.
5) Meningkatkan gairah dalam belajar.
6) Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para
siswa.
Menurut Rusman (2012: 249) pembelajaran tematik memiliki
karekteristik sebagai berikut:
1) Berpusat pada siswa
2) Memberikan pengalaman langsung
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
4) Menyajikan konsep dari mata pelajaran
5) Bersifat fleksibel
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
26
c. Struktur Kurikulum Pembelajaran Tematik
Pengembangan struktur kurikulum 2013 sedikitnya mencakup tiga
langkah kegiatan yaitu mengidentifikasi kompetensi, mengembangkan
struktur kurikulum dan mendeskripsikan mata pelajaran. Kegiatan
pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) dilaksanakan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD).
Menurut Mulyasa (2013:85) struktur kurikulum 2013 yang berbasis
karakter dan kompetensi untuk Sekolah Dasar (SD) dapt dikemukakan
sebagai berikut.
Tabel II.1
Struktur Kurikulum
No Komponen Rancangan
1 Berbasis tematik integratif sampai kelas VI
2 Menggunakan kompetensi lulusan untuk merumuskan kompetensi
hasil pada tiap kelas
3 Menggunakan pendekatan sains dalam proses pembelajaran
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan (menciptakan) semua mata pelajaran
4 Menggunakan IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada
semua mata pelajaran
5 Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat
dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata
pelajaran
- IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, dll
- IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa
Indonesia, dll
- Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya
dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK)
- Mata pelajaran pengembangan diri diintegrasikan ke
semua mata pelajaran
6 Menempatkan IPA dan IPS pada posisi sewajarnya bagi anak SD
yaitu bukan sebagai disiplin ilmu melainkan sebagai sumber
27
kompetensi untuk membentuk ilmuan dan kepedulian dalam
berinteraksi sosial dan dengan alam secara bertanggung jawab
7 Perbedaan antara IPA dan IPS dipisah atau diintegrasikan
hanyalah pada apakah buku teksnya terpisah atau jadi satu.
8 Menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses
pembelajaran dan penilaian
d. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik di Sekolah Dasar (SD) memiliki beberapa
tahapan yaitu, (1) guru harus mengacu pada tema sebagai pemersatu
berbagai mata pelajaran untuk satu tahun. (2) guru melakukan analisis
standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar, dan
membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi dari
standar isi. (3) membuat hubungan antara kompetensi dasar, indikator
dengan tema. (4) membuat jaringan KD dan indiktor. (5) menyusun silabus
tematik (6) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematik dengan
mengkondisikan pembelajaran yang menggunakan pendekatan scientific.
Pendekatan llmiah (scientific pproach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi:
- Mengamati, dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan
secara luas kepada siswa untuk melakukan pengamatan melalui
kegiatan melihat, menyimak, mendengar dan mencoba. Guru
memfasilitasi siswa untuk pengamatan, melatih mereka untuk
memperhatikan (melihat, membaca dan mendengar) hal yang penting
dari suatu benda atau objek.
28
- Menanya, dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan
secara luas kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah di
lihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing siswa
untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hasil
pengamatan objek yang konkret sampai kepada yang abstarak
berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur atau pun hal lain yang lebih
abstrak.
- Mengumpulkan informasi/ eksperimen, tindak lanjut dari bertanya
adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
melalui berbagai cara. Untuk itu siswa dapat membaca buku lebih
banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti atau
bahkan melakukan ekperimen.setelah terkumpul sejumlah informasi,
siswa dibiasakan untuk mengambil kesimpulan.
- Mengasosiasi/ mengolah informasi, informasi menjadi dasar bagi
kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan
pola dari keterkaitan informasi bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang ditemukan kepada yang bertentangan..
- Mengkomunikasikan, kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hal tersebut disampaikan di
kelas dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok
siswa tersebut.
29
Dengan demikian peneliti mengambil materi Bunyi Tema Indahnya
Kebersamaan Kelas IV, yang mana hal ini sudah dijelaskan paparannya
diatas. Bahwa pada mata pelajaran IPA kelas IV di integrasikan dengan mata
pelajaran lain seperti Bahasa Indonesia, Ppkn, dan Seni Budaya.
4. Validitas
Aspek validitas dapat dilihat dari apakah kurikulum atau model
pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pada state of art (scientific)
pengetahuan (validitas isi), dan apakah berbagai komponen dari media terkait
secara konsisten antara yang satu dengan yang lainnya (validitas konstruk)
(Nieveen, 1999: 127-128). Validitas isi artinya kesesuaian antara produk yang
dihasilkan dengan silabus mata pelajaran, SK dan KD yang telah ditetapkan
(aspek didaktik dan isi). Sedangkan validitas konstruks dilihat melalui
kesesuaian antara produk yang dihasilkan dengan unsur-unsur pengembangan
yang telah ditetapkan yaitu berupa penyajian dan kegrafikan.
Selain validitas media difokuskan pada aspek validitas isi dan
konstruk, media pop-up book juga dilihat melalui aspek kebahasaan.
Validitas isi, konstruk, dan bahasa dikaji melalui penilaian oleh pakar
(validator) untuk menilai kesesuaian setiap butir instrumen dengan konsep
yang diukur. Validitas tersebut melibatkan pakar yang berpengalaman pada
bidangnya (Aliasmar, 2011). Media dinyatakan valid apabila media telah
disesuaikan dengan komponen-komponen atau aspek-aspek yang telah
ditetapkan. Aspek-aspek tersebut terdiri dari aspek isi, bahasa, penyajian, dan
kegrafikan (Depdiknas, 2008: 28).
30
Komponen untuk kelayakan isi mencakup, antara lain.
a. Kesesuaian dengan SK dan KD.
b. Kesesuaian dengan perkembangan anak.
c. Kesesuaian dengan kebutuhan media.
d. Kebenaran substansi materi pembelajaran.
Sedangkan komponen kebahasaan mencakup.
a. Keterbacaan.
b. Kejelasan informasi.
c. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat).
Komponen penyajian antara lain mencakup.
a. Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai.
b. Urutan sajian.
c. Pemberian motivasi, daya tarik.
d. Kelengkapan informasi.
Komponen kegrafikan antara lain mencakup.
a. Penggunaan font; jenis dan ukuran.
b. Lay out atau tata letak.
c. Ilustrasi, gambar, foto.
d. Desain tampilan.
5. Praktikalitas
Praktikalitas berkaitan dengan keterpakaian media oleh peserta didik dan
guru. Menurut KBBI (2008) praktikalitas bersifat praktis, mudah dan senang
memakainya. Media dikatakan praktis apabila guru dapat menggunakan media
tersebut untuk melaksanakan proses pembelajaran secara logis dan
berkesinambungan. Nieven (1999) menyatakan produk hasil pengembangan dapat
disimpulkan praktis jika praktisi (guru) menyatakan secara teoritis produk dapat
diterapkan di lapangan dan tingkat keterlaksanaan produk termasuk dalam
31
kategori baik. Selain itu produk dikatakan praktis apabila produk yang
dikembangkan dapat digunakan pada keadaan yang ada.
Sukardi (2008: 52) mengemukakan praktikalitas dapat dilihat dalam aspek-
aspek berikut.
a. Kemudahan dalam penggunaan meliputi: mudah diatur, disimpan dan
dapat digunakan sewaktu-waktu.
b. Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan sesuai dengan waktu yang
disediakan.
c. Daya tarik produk terhadap peserta didik.
d. Mudah diinterpretasikan oleh pendidik ahli maupun pendidik lain.
Berdasarkan pernyataan tersebut, kepraktisan berkaitan dengan
kemudahan guru dan peserta didik dalam pemakaian. Media pop-up book
dikatakan praktis apabila adanya kesesuaian media pop-up book dengan aspek-
aspek yang telah ditentukan, seperti kesesuaian dengan penyajian yang
diharapkan, kemudahan dalam penggunaan, kesesuaian penggunaan media pop-up
book dengan alokasi waktu yang telah ditentukan, dan keterbacaan.
B. Penelitian Relevan
Adapun penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti
lakukan adalah sebagai berikut:
1. Yulisna Hawarya dkk (2014) dengan judul “Pengembangan Pop-Up Module
Pembelajaran Biologi pada Materi Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan
untuk Siswa SMA X” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pop-
up module pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan validasi oleh ahli
materi, ahli media, guru biologi, teman sejawat dan peserta didik berkategori
baik.
32
2. Melia Safri dkk (2017) dengan judul “Pengembangan Media Belajar Pop-Up
Book pada Materi Minyak Bumi” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
media belajar pop-up book materi minyak bumi mendapatkan persentase
kelayakan rata-rata 92,67% dan dapat dikatakan sangat layak digunakan
sebagai media pembelajaran.
3. Handaruni Dewanti (2016) dengan judul “Pengembangan Media Pop-Up
Book untuk Pembelajaran Lingkungan Tempat Tinggalku Kelas IV SDN 1
Pakunden Kabupaten Ponorogo” hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
validasi ahli media diperoleh persentase sebesar 97,79% . hasil pengecekan
ahli materi diperoleh persentase 94,93%. Hasil dari ahli pengguna diperoleh
persentase sejumlah 95,17% serta hasil dari uji coba yang dilakukan pada 16
siswa diperoleh persentase 95%. menurut hasil pengecekan bahan ajar pop-up
digolongkan “valid”. Sementara perolehan dari pre-test dan post-test didapati
adanya selisih rata-rata nilai sebelum dan setelah penggunaan media yakni
55,625 dan 82,5 dengan selisih pertambahan 26,875% yang bermakna media
pop-up book efektif difungsikan sebagai media pembelajaran untuk siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu adalah sama
sama menggunakan variable x pengembangan media pop-up book. Sedangkan
perbedaannya yaitu pada variabel y.
C. Kerangka Pemikiran
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas belum dapat mencapai
tujuan pembelajaran IPA, terutama dalam mengembangkan media. Pada proses
pembelajarannya, guru menggunakan bahan ajar berupa buku paket, dan LKS
33
yang belum optimal memfasilitasi peserta didik. Oleh karena itu, perlu dicarikan
solusi dari permasalahan tersebut. Salah satu ,cara yang dapat dilakukan yaitu
dengan menyediakan bahan ajar yang dapat memfasilitasi peserta didik. Bahan
ajar yang dikembangkan yaitu media. Media yang dikembangkan berbentuk Pop-
Up Book. Pop-up book merupakan merupakan sebuah buku yang memiliki bagian
yang dapat bergerak atau memiliki unsur tiga dimensi serta memberikan
visualisasi cerita yang menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak
ketika halaman dibuka. Media Pop-Up Book ini sangat cocok digunakan pada
anak-anak untuk pembelajaran karena tampilannya yang menarik dan membuat
anak memiliki rasa ingin tahu tentang materi apa yang ingin dipelajarinya.
Penyusunan media pop-up book ini dimulai dengan menganalisis
kurikulum, dan dilanjutkan dengan melakukan analisis konsep. Setelah semua
analisis pendahuluan dilkasanakan, selanjutnya dilakukan penyusunan media pop-
up book. Media pop-up book yang telah dirancang kemudian diuji kevalidan dan
kepraktisan agar layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Kerangka
berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1
MASALAH YANG DIHADAPI
1. Siswa hanya mendapatkan informasi dari buku saja sehingga siswa
menjadi kaku dan bosan pada saat belajar.
2. Media yang digunakan hanya berupa buku dan lks, sehingga minat
siswa untuk belajar menjadi kurang .
SOLUSI YANG DIBERIIKAN
Mengembangkan media Pop-Up Book untuk materi bunyi tema indahnya
kebersamaan kelas IV
HASIL YANG DIHARAPKAN
Media Pop-Up Book untuk materi untuk materi bunyi tema indahnya
kebersamaan kelas IV yang valid dan praktis.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
34
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian kerangka teoritis tersebut maka hipotesis tindakan
penelitian ini adalah “ Melalui Pengembangan Media Pop-Up Book pada
Materi Bunyi Tema Indahnya Kebersamaan Kelas IV Sekolah Dasar.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian disain (Design
Research). penelitian disain (Design Research) dilaksanakan untuk
mengembangkan dan menghasilkan sebuah produk sebagai suatu solusi dari
masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Pada penlitian ini, produk yang
dihasilkan adalah media pop-up book untuk materi bunyi tema indahnya
kebersamaan kelas IV Sekolah Dasar (SD).
B. Model Penelitian
Model pengembangan merupakan langkah-langkah yang dilakukan secara
sistematis untuk melaksanakan perancangan dan pengembangan media pop-up
book yang diwujudkan dalam bentuk karya tiga dimensi. Pada penelitian ini,
model pengembangan yang digunakan diadaptasi dari model yang dikembangkan
oleh Plomp dan dinyatakan sebagai model penelitian Plomp. Model Plomp terdiri
dari tiga tahap, yaitu fase analisis pendahuluan (Preliminary Research), fase
pengembangan atau pembuatan prototype (Development or Prototyping Phase),
dan fase penilian (Assesment Phase) (Plomp and Nieveen, 2013:20).
Pada fase pengembangan prototype (Prototyping Phase) dikembangkan
serangkaian prototype. Prototype dievaluasi dengan mengacu pada evaluasi
36
formatif. Evaluasi formatif memiliki beberapa tahapan atau lapisan yang
diulastrasikan Gambar 2.2.1
Gambar 2.2: Lapisan-lapisan Evaluasi Formatif Model Pengembangan Plomp
(Sumber: Tessmer dalam Plomp and Nieveen (1993)
Berdasarkam Gambar 2.2, maka pada penelitian ini, kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan pada evaluasi formatif adalah sebagai berikut.2
1. Evaluasi Diri (Self-Evaluation), dilaksanakan dengan memeriksa sendiri
prototype 1 yang telah dirancang.
2. Penilaian Ahli (Expert Review), pada tinjauan ahli, kelompok ahli
memberikan penilaian dengan saran-saran terhadap produk yang masih dalam
rancangan untuk menentukan kelemahan dan kelebihan, serta memperhatikan
spesifikasi produk yang diharapkan berdasarkan aspek didaktik, aspek isi,
aspek bahasa, dan aspek penyajian/ grafikan.
1 Zulfah, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Problem Based Learning
Untuk Materi Matematika Semester 1 Kelas VII SMP”, (Padang:Universitas Negeri Padang), h. 50 2 Ibid, h.51
37
3. Evaluasi Perseorangan (One-to-one Evaluation), dilaksanakan terhadap
tiga orang peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda-beda
(heterogen). Peserta didik diminta untuk memberikan komentar mengenai
kepraktisan media pop-up book yang dikembangkan.
4. Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation), dilaksanakan
terhadap enam orang peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen.
Peserta didik melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pop-up
book pada keadaan yang di setting menyerupai pembelajaran di kelas. Peserta
didik diminta untuk memberikan penilaian terhadap media pop-up book yang
sudah dikembangkan.
5. Uji Lapangan (Field Test), merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada
suatu kelas, dan dilakukan penelitian terhadap media pop-up book yang sudah
selesai dikembangkan tapi masih membutuhkan atau memungkinkan adanya
revisi akhir.
Dengan demikian, evaluasi formatif yang dilakukan peneliti hanya
sampai pada tahap one-to-one evaluation yang hanya mengajak 3 orang
peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda-beda (heterogen),
sedangkan pada tahap small group evaluation dan field test tidak dapat
dilakukan dikarenakan adanya wabah virus corona (covid).
38
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu fase analisis
pendahuluan, fase pengembangan atau pembuatan prototype, dan fase penilaian.
Masing-masing fase tersebut secara ringkas ditunjukkan pada Tabel II.2.
Tabel II.2
Prosedur Penelitian
Fase Kriteria Deskripsi Aktivitas Instrumen
Preliminary
research (Fase
investigasi awal)
Penekanakan
pada
validitas isi
Analisis kebutuhan,
analisis kurikulum,
analisis peserta
didik, analisis
konsep dan analisis
bahan ajar yang
telah ada
Check list
Development/
Prototyping Phase
(Fase
Pengembangan
atau pembuatan
prototipe)
Fokus pada
validitas dan
praktikalitas
Penilaian prototype
dari segi kevalidan,
yang dilakukan
melalui Self-
Evaluation dan
Expert Review.
Setelah direvisi
sesuai standar
kevalidan, maka
dilanjutkan dengan
penilaian
praktikalitas media
pop-up book yang
dilakukan melalui
One-to-one
Evaluation.
Lembar validasi,
angket dan
wawancara.
Assessment Phase
(Fase Penilian)
Praktikalitas
dan
evektivitas
Menilai apakah
produk tersebut telah
praktis dan efektif
melalui tahapan uji
lapangan (Field
Test)
Angket,
pedoman,
wawancara, dan
soal
39
Berdasarkan penilaian prosedur diatas, peneliti hanya menilai sampai
development/prototyping phase (Fase Pengembangan atau pembuatan prototipe).
Rincian prosedur penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut:3
1. Analisis Pendahuluan (Preliminary Research)
Analisis pendahuluan dilaksanakan untuk memperoleh informasi
mengenai permasalahan yang terdapat pada dunia pendidikan. Selain itu
melalui analisis pendahuluan, peneliti memperoleh gambaran sementara dari
produk yang dikembangkan. Analisis pendahuluan dilakukan melalui
beberapa tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilaksanakan dengan melakukan observasi dan
wawancara. Wawancara dilakukan terhadap guru, dan beberapa peserta
didik. Informasi yang diambil terkait dengan proses pembelajaran yang
berlangsung selama ini, baik dari aspek tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, deskripsi kegiatan
pembelajaran dikelas, dan ada atau tidaknya bahan ajar yang dapat
memfasilitasi pengembangan media berbasis pop-up book.
b. Analisis Peserta Didik
Analisis peserta didik dilakukan guna menelaah karakteristik dari
peserta didik di kelas IV SD. Karakteristik yang diperhatikan meliputi
level berpikir, dan kecendrungan gaya belajar. Pada tahap inu juga
dinyatakan media pop-up book seperti apa yang diinginkan peserta didik.
3 Ibid, h.53
40
Analisis ini dijadikan sebagai pertimbangan dalam merancang media
berbasis pop-up book.
c. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum bertujuan untuk menganalisis dua aspek
penunjang yaitu KD dan Indikator. Pada tahap ini dilakukan telaah
terhadap kurikulum K13 untuk materi bunyi tema indahnya kebersamaan
kelas IV. Analisis ini dilakukan untuk mempelajari cakupan materi, tujuan
pembelajaran, dan materi yang dapat disajikan pada media berbasisi pop-
up book.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan identifikasi materi-materi yang
dibahas pada pembelajaran. Materi-materi ini disusun secara sistematis
dengan mengaitkan suatu konsep dengan konsep lain yang relevan
sehingga membentuk suatu konsep. Analisis ini bertujuan untuk
menentukan isi dan materi pelajaran yang diperlukan sehingga dapat
membantu peserta didik dalam mencapai kompetensi yang diinginkan.
Analisis konsep dilengkapi dengan pembuatan peta konsep.
e. Analisis Bahan Ajar yang Telah Ada
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi mengenai bahan
ajar yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas.
pengumpulan informasi dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan
wawancara. Adapun ringkasan (summary) kegiatan penelitian pada
41
analisis pendahuluan (Preliminary Research) dapat dilihat pada tabel
II.3. 4
Tabel II.3
Ringkasan (Summary) Kegiatan Pada Tahap Preliminary Research
4 Ibid, h. 56
No Kegiatan
Penelitian
Fokus Penelitian Metode
Pengumpulan
Data
Instrumen
1 Analisis
Kebutuhan
- Apa tujuan pembelajaran
IPA yang terdapat dalam
kurikulum yang telah
dicapai?
- Bagaimanakah proses
pembelajaran selama ini?
- Apakah bahan ajar yang
digunakan pada proses
pembelajaran dapat
mencapai tujuan
pembelajaran yang telah
ditetapkan?
Observasi dan
wawancara
Catatan
lapangan,
dan
pedoman
wawancara
2 Analisis
Peserta
Didik
- Bagaimanakah
karakteristik peserta didik
kelas IV SD terkait
dengan Pembelajaran
IPA?
- Bahan ajar/Media seperti
apa yang diinginkan
peserta didik?
Observasi dan
wawancara
Catatan
lapangan,
dan
pedoman
wawancara
3 Analisis
Kurikulum
- Materi (KD dan
Indikator) manakah yang
dapat disajikan pada
media pop-up book?
- Apakah materi tersebut
sudah memadai untuk
mencapai tujuan
kurikulum? jika belum,
apa yang perlu
ditambahkan?
- Apakah materi tersebut
Dokumentasi
berupa analisis
dokumen
Daftar
check
(semua
pertanyaan
ditulis
dalam
sebuah
daftar
check)
42
2. Fase Pengembangan Prototipe (Development or Prototyping Phase)
Pada tahap ini dilakukan penyusunan prototype berupa media pop-up book
untuk materi bunyi tema indahnya kebersamaan kelas IV SD. Fase
pengembangan prototipe ini memiliki alur yang membantu dalam
mengembangkan dan memperbaiki produk. Fase ini menggunakan evaluasi
sudah terurut dengan
baik? Jika belum
bagaimana urutan yang
seharusnya? Mengapa
demikian?
4 Analisis
Konsep
- Konsep-konsep esensial
apa saja yang diperlukan
untuk pembelajaran (yang
diperoleh berdasarkan
analisis kurikulum)
sehingga dapat membantu
dalam mencapai
kompetensi yang
diinginkan?
- Bagaimana peta konsep
dari konsep-konsep
tersebut?
Dokumentasi
berupa analisis
berbagai buku
teks/sumber
belajar/ media/
literatur tentang
konsep yang
cocok diberikan
di Kelas IV SD
Daftar
check
5 Analisis
Bahan Ajar
yang Telah
Ada
- Inspirasi apa yang dapat
diambil dari bahan ajar
yang telah ada saat ini?
- Perubahan dan/atau
peningkatan apa yang
akan dilakukan untuk
mengatasi kelemahan
yang terdapat pada bahan
ajar yang telah tersedia?
- Karekteristik apa yang
akan ditonjolkan dalam
bahan ajar yang akan
dirancang?
Dokumentasi
berupa analisis
bahan ajar yang
digunakan guru
dalam proses
pembelajaran
dikelas.
Daftar
check
43
formatif, kegiatan pembuatan prototipe dan evaluasi formatif yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut.5
a) Merancang sistematika dan struktuk media pop-up book dan melakukan
evaluasi. Selanjutnya, dilakukan analisis dan revisi desain sistematika dan
struktur media pop-up book.
b) Menyusun prototipe berupa media pop-up book berdasarkan disain
sistematika dan struktur media pop-up book. Prototipe yang telah disusun
pada tahap ini dinyatakan sebagai prototipe 1 media pop-up book.
Selanjutnya dilakukan evaluasi sendiri, yaitu evaluasi terhadap diri sendiri
yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Tujuan dari evaluasi sendiri ini yaitu
untuk mengecek kembali kelengkapan struktur media pop-up book yang
dikembangkan dan mengindikasi ada atau tidaknya obvious error. Setelah
hasil evaluasi sendiri dianalisis, selanjutnya dilakukanlah revisi.
c) Melakukan validasi isi dan konstruk (tinjauan ahli) terhadap prototipe 1.
Validasi dilakukan oleh pakar dan ahli pendidikan yang sesuai dengan
kajiannya. Saran, dan masukan dari para validator akan menjadi bahan
untuk merevisi prototipe 1 media pop-up book yang dikembangkan. Setelah
melakukan revisi berdasarkan saran, dan masukan dari validator, kegiatan
selanjutnya yaitu meminta pertimbangan validator tentang kelayakan
prototipe 1. hasil validasi dari validator dapat diklasifikasikan dalam tiga
kemungkinan yaitu,
5 Ibid, h. 56
44
1) Apabila hasil validasi menunjukkan valid dan layak digunakan tanpa
revisi, maka prototipe 1 media pop-up book siap untuk diujicobakan di
lapangan.
2) Apabila hasil validasi menunjukkan valid dan layak digunakan dengan
revisi kecil, maka dilakukan revisi kecil terhadap prototipe 1 media
pop-up book. Prototipe 1 yang telah direvisi disebut sebagai prototipe 2
media pop-up book, dan siap untuk diujicobakan.
3) Apabila hasil validasi menunjukkan tidak valid dan tidak layak, maka
dilakukan revisi besar. Hasil revisi prototipe 1 harus divalidasi kembali
oleh validator. Kegiatan memvalidasi ini memungkinkan adanya
kegiatan validasi secara berulang sampai diperoleh prototipe yang valid
berdasarkan tinjauan ahli. Prototipe yang valid ini disebut prototipe 2
media pop-up book, dan siap untuk diujicobakan di lapangan.
d) Setelah prototipe 1 media pop-up book yang disusun dinyatakan valid dan
menghasilkan prototipe 2, selanjutnya dilakukan ujicoba untuk
mengevaluasi prototipe 2 salah satunya dengan cara Evaluasi perorangan
(One-to-One Evaluation).
3. Evaluasi perorangan (One-to-One Evaluation)
Evaluasi perorangan (One-to-One Evaluation) dilakukan dengan cara
meminta tiga peserta didik berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi untuk
memberikan komentar terhadap media pop-up book yang sudah dirancang.
Evaluasi perorangan dilakukan secara tatap muka antara peneliti
dengan satu orang peserta didik yang berkemampuan tinggi, selanjutnya
peneliti dengan peserta didik berkemampuan sedang, dan peneliti dengan
peserta didik dengan berkemampuan rendah. Evaluasi ini dilakukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan kesalahan seperti tata bahasa yang kurang
dimengerti, ejaan yang salah tanda baca, petunjuk penggunaan yang kurang
jelas, kemudahan penggunaan, dan kesesuaian gambar yang ada terhadap
permasalahan yang diberikan. Instrument yang digunakan pada evaluasi
45
perorangan berupa angket, dan pedoman wawancara. Setelah evaluasi
perorangan selesai, maka media pop-up book direvisi berdasarkan evaluasi
perorangan tersebut, dan hasil revisi media pop-uo book (prototipe 2) disebut
sebagai prototipe 3.
Pada fase pengembangan prototipe (development or prototyping),
peneliti hanya melakukan protipe sampai tahap evaluasi perorangan (one-to-
one evaluation).
46
Tabel III.1.
Ringkasan (Summary) Kegiatan Pada Tahap Prototyping Phase
No Kegiatan
Penelitian
Fokus Penelitian Pengumpulan
Data
1 Merancang
prototipe 1
media pop-up
book untuk
siswa kelas IV
SD
- Menuangkan semua hasil
preliminary phase menjadi
prototipe 1 media pop-up book.
- Mendeskripsikan implementasi/
implikasi tiap hasil preliminary
phase terhadap produk yang
dirancang
Daftar Check
2 Melakukan Self-
Evaluation
terhadap
prototipe 1
- Apakah prototipe 1 sudah
disajikan dalam bentuk media
pop-up book?
- Apakah prototipe 1 sudah
sesuai dengan KD dan
Indikator?
- Apakah bagian-bagian dalam
media pop-up book sudah
konsisten dan mendukung satu
sama lain? (Misalnya
keterkaitan gambar dengan
masalah yang disajikan).
- Apakah prototipe 1 media pop-
up book sudah memuat semua
konsep-konsep esensial yang
ada pada peta konsep yang
dirancang?
- Apakah penyajian media pop-up
book sudah benar?
Daftar Check
3 Validasi
prototipe 1
dilakukan oleh
ahli media dan
ahli materi.
selanjutnya
dilakukan revisi
prototipe 1 dan
menghasilkan
prototipe 2
- Apakah prototipe 1 yang
disusun telah sesuai dengan
indikator pada aspek isi?
- Apakah prototipe 1 yang
disusun telah sesuai dengan
indikator pada aspek penyajian?
Lembar validasi
4 Melakukan
evaluasi
perorangan
- Apakah media pop-up book
mudah digunakan?
- Apakah gambar/ilustrasi yang
47
Berdasarkan dua fase yang dilaksanan oleh peneliti, maka untuk melihat
validitas, dan praktikalitas, maka secara ringkas skema prosedur penelitiann
pengembangan yang diadaptasi dari Plomp dapat dilihat pada gambar 3.3.
terhadap
prototipe 2
ada pada media pop-up book
sudah jelas.
- Apakah jenis bahasa, kalimat
dan jenis huruf yang digunakan
pada media pop-up book mudah
untuk dimengerti dan dibaca?
48
Gambar 3.3
Rancangan dan Prosedur Pengembangan Media Pop-Up Book
Modifikasi, Zulfah, 2016)
Uji validitas oleh validator Revisi
T
Uji praktikalitas pada kelompok besar
Prototype IV
Prototype III
Evaluasi kelompok kecil
Revisi
Prototype II
Evaluasi Perorangan
Valid?
Y
Y
Media Pop-Up Book
yang valid, praktis dan efektif
Uji efektivitas pada kelompok besar
Revisi
Y
T Praktis?
Efektif?
T
Revisi
Merancang Media Pop-Up Book
Prototype I
Evaluasi diri
Analisis kebutuhan, analisis kurikulum, analisis
peserta didik dan analisis konsep
Analisis
49
Peneliti hanya melakukan tahap rancangan hanya sampai pada tahap
evaluasi perorangan saja. Karena adanya wabah virus corona, serta untuk S1 boleh
dilakukan pada tahap evaluasi perorangan dengan kriteria Valid dan Praktis.
D. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan guna mendapatkan data yang dapat digunakan
untuk validitas dan praktikalitas produk tersebut. Uji coba dilakukan secara
terbatas pada salah satu SD di kota Bangkinang yaitu SD Negeri 009 Pulau. Data
dari hasil uji coba ini dijadikan sebagai dasar dalam merevisi produk, sehingga
produk yang dihasilkan benar-benar layak untuk digunakan dalam pembelajaran.
Nieveen dalam Plomp (2013: 26) menyatakan empat kriteria sebuah
produk dikatakan berkualitas yaitu.
1. Komponen/ rancangan produk didasarkan pada state of the art (scientific)
pengetahuan (validitas isi/ relevansi).
2. Semua komponen harus konsisten satu sama lain (validitas
konstruk/konsistensi)
3. Mudah digunakan bagi pengguna (praktis)
4. Hasil pemakaian produk sesuai dengan yang diharapkan (efektif)
Uji coba dilakukan melalui tahap evaluasi perorangan (one-to-one
evaluation), yakni hanya pada peserta didik dan merevisi prototype yang sudah
divalidasi oleh validator. Evaluasi dilakukan untuk melihat praktikalitas media.
50
E. Subjek Uji Coba
Pada pengembangan media pop-up book yang menjadi subjek uji coba
adalah siswa kelas IV SD Negeri 009 Pulau. Hasil uji coba dianalisis untu
mengetahui validitas dan praktikalitas media yang dihasilkan.
F. Jenis Data
Jenis data pada penelitian yang akan dilakukan terdiri data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari data hasil observasi, dan wawancara
dengan peserta didik. Sedangkan data kuantitatif didapatkan dari angket media
pop-up book.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
kevalidan dan instrumen kepraktisan media pop-up book.
1. Instrumen Kevalidan
Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data kevalidan dari
media pop-up book diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Lembar Validasi Instrumen
Pada seluruh instrumen yang telah dirancang, maka dilakukan
validasi terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kevalidan instrumen
tersebut. Hal ini dilakukan agar instrumen yang dimiliki mempunyai
kualitas baik dan layak untuk digunakan untuk mengumpulkan data-data
penelitian.
b. Lembar Validasi Media Pop-Up Book
51
Lembar validasi media pop-up book digunakan untuk mengukur
kevalidan dari media pop-up book yang telah disusun. Aspek penilaian
meliputi isi, bahasa, dan penyajian. Lembar validasi media diisi oleh
validator dengan skala penilaian menggunakan skala Likert dengan
pilihan: 1 untuk pertanyaan sangat kurang , 2 untuk pertanyaan kurang, 3
untuk pertanyaan cukup , 4 untuk pertanyaan baik dan 5 untuk
pertanyaan sangat baik.
2. Instrumen Kepraktisan
Instrumen kepraktisan digunakan untuk mengumpulkan data kepraktisan
media pop-up book. Instrumen kepraktisan yang dipakai pada penelitian yaitu
sebagai berikut.
a. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berupa lembara yang berisi pertanyaan yang
diajukan pada sumber data penelitian yaitu peserta didik dan guru.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat peserta didik terhadap
media yang digunakan pada tahap evaluasi perorangan. data hasil
wawancara dideskripsikan untuk merevisi media dikembangkan.
b. Angket Praktikalitas
Angket praktikalitas digunakan untuk melihat praktis atau tidaknya
media yang dikembangkan. Angket praktikalitas teridiri dari dua macam
yaitu.
1) Angket Respon Peserta Didik Terhadap Media
52
Angket respon peserta didik digunakan untuk mendapatkan
respon peserta didik terhadap media yang dikembangkan. Instrumen
ini diisi oleh peserta didik yang telah mengikuti evaluasi perorangan.
2) Angket Respon Guru Terhadap Media
Angket respon peserta didik digunakan untuk mendapatkan
respon guru terhadap media yang dikembangkan. Instrumen ini diisi
oleh guru setelah proses pembelajaran pada saat uji lapangan.
Berdasarkan angket praktikalitas, peneliti hanya menguji
angket tersebut pada peserta didik dengan melakukan evaluasi
perorangan. Pada guru juga dilakukan, tetapi hanya untuk wali kelas
saja.
H. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
pengembangan ini yaitu sebagai berikut.6
1. Analisis Data Hasil Validasi Media
Data yang berasal dari lembar validasi dianalisis menggunakan
kuantitatif. Hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai
akan disajikan dalam bentuk tabel. Analisis dilakukan dengan menggunakan
skala Likert. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan validitas
media berdasarkan atas data yang diperoleh dari lembar validasi:
6 Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, dan R&D”, (Bandung:Alfabeta,
2017 ), h. 163
53
a. Memberikan skor untuk masing-masing skala pada lembar validasi yaitu
sebagai berikut :
a) Skor 5 = sangat baik
b) Skor 4 = baik
c) Skor 3 = cukup
d) Skor 2 = kurang
e) Skor 1 = sangat kurang
b. Menentukan nilai dengan menggunakan rumus berikut:
∑
(Muliyardi, 2006:82)
Keterangan:
R = rata-rata hasil penilaian dari para ahli/praktisi
Vij = skor hasil penilaian para ahli/praktisi ke-j terhadap kriteria ke-i
N = banyaknya para ahli atau praktisi yang menilai
m = banyaknya kriteria
Kriteria untuk mendapatkan tingkat kevalidan media sebagai berikut.
Tabel III.5
Kriteria Validitas
Rata-rata Hasil Penilaian Interpretasi
R > 3,20 Sangat Valid
2,40 < R ≤ 3,20 Valid
1,60 < R ≤ 2,40 Cukup Valid
0,80 < R ≤ 1,60 Kurang Valid
R ≤ 0,80 Tidak Valid
Sumber: (Muliyardi, 2006:82)
54
Berdasarkan kriteria Tabel III.1, dapat disimpulkan bahwa
media pop-up book dikatakan valid jika nilai rata-rata minimal yang
diperoleh lebih dari 2,40.
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua instrumen
penelitian yang digunakan dinyatakan sangat valid. Data hasil analisis skor
validasi instrumen penelitian dapat dilihat pada uraian berikut.
a) Lembar Pedoman Wawancara Dengan Guru Didik Mengenai Proses
Pembelajaran
Hasil analisis data validitas lembar pedoman wawancara dengan
guru mengenai proses pembelajaran selama ini dapat dilihat pada tabel
III.6
55
Tabel III.6
Hasil Validasi Pedoman Wawancara dengan Guru Mengenai
Pembelajaran
No Aspek yang Dinilai Validator Rata-rata Kategori
1 Pertanyaan dapat digunakan
untuk memperoleh gambaran
proses pembelajaran IPA
dikelas
5 5 SV
2 Pertanyaan dapat digunakan
untuk memperoleh gambaran
pemahaman peserta didik
terhadap materi yang
dipelajari
4 4 SV
3 Pertanyaan menggambarkan
pendapat guru terhadap media
yang digunakan dan media
yang diharapkan
5 5 SV
4 Pertanyaan pada pedoman
wawancara menggunakan
kalimat yang jelas dan dapat
dipahami
4 4 SV
Rata-rata 4,5 SV
(Modifikasi, Zulfah, 2016)
Berdasarkan tabel III.6, instrumen berupa lembar pedoman
wawancara dengan guru mengenai proses pembelajaran selama ini,
dinyatakan sangat valid dengan nilai rerata 4,5.
b) Lembar Self-Evaluation untuk Media Pop-Up Book
Hasil analisis data validitas lembar pedoman wawancara dengan
guru mengenai proses pembelajaran selama ini dapat dilihat pada tabel
IV.7
56
Tabel IV.7
Hasil Validasi Instrumen Self-Evaluation Media Pop-Up Book
No Aspek Penilaian Validator Rata-
rata
Kategori
1. Keterbacaan teks 4 4 SV
2. Kejelasan gambar/ilustrasi 5 5 SV
3. Ukuran kertas 5 5 SV
4. Kemudahan pemakaian 5 5 SV
5. Kesesuaian materi dengan KD
dan Indikator
5 5 SV
6. Kelengkapan materi 4 4 SV
7. Kebenaran materi 4 4 SV
8. Kejelasan materi 5 5 SV
9. Kemudahan memahami isi
materi pada teks
5 5 SV
Rata-rata 4,6 SV
Berdasarkan tabel IV.7, instrumen Self-Evaluation media pop-up book,
dinyatakan sangat valid dengan nilai rerata 4,6.
c) Lembar Pedoman Wawancara dengan Peserta Didik (One-to-One
Evaluation)
Berdasarkan analisis terhadap data validasi untuk lembar pedoman
wawancara dengan peserta didik (One-to-One Evaluation), maka diperoleh
nilai rata-rata 4,9 dengan kriteria sangat valid. Oleh karena itu, maka
lembar pedoman wawancara dengan peserta didik (One-to-One
Evaluation) telah dapat digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
kepraktisan media pop-up book. Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran
12.
57
2. Analisis Data Angket Praktikalitas Media
Data praktikalitas dikumpulkan melalui pengisian angket dan
wawancara dengan peserta didik. Instrumen yang digunakan adalah angket,
dan lembar pedoman wawancara.
a. Angket
Angket respon guru dan peserta didik disusun dalam bentuk skala
Likert. Skala ini disusun dengan kategori positif sehingga pertanyaan
positif memperoleh bobot sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arikunto(
2012: 241). Langkah-langkah menganalisis data angket praktikalitas yaitu
sebagai berikut.
1) Memberi skor untuk masing-masing skala sebagai berikut.
a) Bobot 5 untuk pernyataan Sangat baik
b) Bobot 4 untuk pernyataan Baik
c) Bobot 3 untuk pertanyaan Cukup
d) Bobot 2 untuk pertanyaan Kurang
e) Bobot 1 untuk pernyataan Sangat kurang
2) Angket Praktikalitas Media dideskripsikan dengan teknik analisis
frekuensi data dengan rumus.
P =
X 100%
Keterangan:
P = Nilai Praktikalitas
R = Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum (Purwanto, 2004:102)
58
Menentukan kriteria kepraktisan. Kriteria kepraktisan menggunakan
klasifikasi dapat dilihat di Tabel IV.8.
Tabel IV.8
Kriteria Praktikalitas Media
Tingkat Pencapaian (%) Interpretasi
85 ≤ P ≤ 100 Sangat Praktis
75 ≤ P < 85 Praktis
60 ≤ P < 75 Cukup Praktis
55 ≤ P < 60 Kurang Praktis
0 ≤ P < 55 Tidak Praktis
Sumber: (Purwanto, 2006:103)
Berdasarkan Tabel 1V.8, dapat disimpulkan bahwa media dikatakan
praktis jika target pencapaian nilai praktikalitasnya berada pada persentase
75% sampai 100%.
b. Wawancara
Hasil wawancara dianalisis secara kualitatif. Tahapan dalam analisis
data kualitatif yaitu mereduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Reduksi disini diartikan sebagai proses seleksi data yang
dibutuhkan untuk melihat kepraktikasan media Pop-Up Book.7
7 Zulfah, Op.Cit, h. 86
73
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hasil validasi
dara para validator menunjukkan bahwa telah dihasilkan media pop-up book yang
valid dan praktis. Jika pada bahan ajar hanya mengandalkan buku, Lks dan
latihan-latihan yang membuat siswa kurang tertarik dalam belajar, dikarenakan
banyaknya tulisan dan sedikit gambar, maka media pop-up book mampu menarik
perhatian siswa dan membuat siswa tertarik dalam belajar. Media pop-up book
juga membuat siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran, serta media pop-up
book dapat melibatkan secara aktif dalam proses kegiatan pembelajaran. media
pop-up book juga memenuhi kriteria praktis dengan karakteristik adanya
kemudahan dalam penggunaan media pop-up book, serta adanya pemberian
gambar yang dapat mendukung siswa dalam memahami pelajaran khususnya pada
materi bunyi tema indahnya kebersamaan kelas IV SD.
B. Saran
Ada beberapa hal yang dapat peneliti sarankan berdasarkan kesimpulan
dan keterbatasan penelitian ini, yaitu:
1. Bagi pemerintah khususnya dinas pendidikan kota Bangkinang agar dapat
mengadakan pelatihan bagi guru agar dapat mengembangkan perangkat
pembelajaran yang kreatif dan membuat siswa tertarik dalam belajar.
2. Bagi guru media ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran khususnya
pada materi bunyi tema indahnya kebersamaan kelas IV SD.
74
3. Bagi peneliti, media ini hanya terpaku pada satu pokok bahasan, bagi peneliti
selanjutnya disarankan untuk mengembangkan media dengan 1 tema
pembelajaran dan melakukan validasi terhadap semua instrumen validasi agar
diperoleh instrumen validasi yang baik. Agar proses persiapan untuk
penelitian yang baik. Agar proses penelitian berjalan dengan semestinya, dan
hasil dari penelitian juga merupakan produk yang berkualitas.
75
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Basuki, Makna Warna Dalam Desain, (UNS: Politeknik Eloktronika ).
Achmad Ghozali, Warna Dalam Islam, Jurnal Pemikiran Islam Vol. 41 No.1, Juli.
Eli Sri Mulianti, “Pengembangan Media Pembelajaran Pop-Up Book
Pembelajaran Matematika Kelas II MI Ma’arif Bego
Maguwarjo Sleman Yogyakarta”, (Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, 2017).
Handaruni, dkk, “Pengembangan Media Pop-Up Book Untuk Pembelajaran
Lingkungan Tempat Tinggalku Kelas IV SDN 1 Pakunden Kabupaten
Ponorogo”, JKTP Vol .1 No. 3, September.
Jatu Pramesti, “Pengembangan Media Pop-Up Book Tema Peristiwa untuk
Kelas III SD Negeri Pakem I”, (Universitas Negeri Yogyakarta
, 2015).
Mia Novita Ningrum, “Pengembangan Modul Pop-Up Berbasis Inkuiri
Terbimbing Pada Tema Tata Surya Kelas VII SMP”,
(Semarang: Universitas Semarang, 2017).
Stefani Nadya G. Dula, “Pengembangan Media Pop-Up Book Pada Materi Bentuk
Permukaan Bumi Untuk Siswa Kelas III SDN Mangunsari Semarang,
(Unnes:Semarang, 2017).
Zulfah, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Problem Based
Learning Untuk Materi Matematika Semester 1 Kelas VII SMP”,
(Padang:Universitas Negeri Padang).
Arief S. Sadiman (dkk). 2018. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya”. Depok: Rajawali Pers.
Azhari Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Farida Nur Kumala Sari. 2016. Pembelajaran IPA SD. Malang: Ediide
Infografika.
Hujair AH. Samky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania
Pers.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 1991. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
76
Sri Anitah. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, dan R&D.
Bandung:Alfabeta.
Undang-undang No.20 tahun 2003. 2003. Jakarta.
Hasil observasi dan wawancara pada siswa kelas IV SDN 009 Pulau: 6 Juli 2020.
http://digilib.unila.ac.id/2544/15/BAB%20II.pdf, didownload pada tanggal
12 juli 2020.
RIWAYAT HIDUP
Sylvia Sofian, lahir pada tanggal 12 Juli 1998, di Bangkinang. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara, yakni dari pasangan Ibunda
Nur’aini dan Ayahanda Sofian.. Penulis menyelesaikan tingkat Sekolah
Dasar di SDN 0025 Pulau. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di
SMPN 01 Bangkinang , kemudian dilanjutkan pada tingkat sekolah atas di
SMAN 01 Bangkinang. Pada tahun 2016, penulis diterima sebagai Mahasiswi Program Studi
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, melalui jalur
PBUD. Pada tahun 2019, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) di Desa
Dosan, Kecamatan Pusako. Kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan Program Praktek Kerja
Lapangan (PPL) di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru di tahun yang sama.
Kemudian pada tahun 2020, peneliti melaksanakan penelitian di SDN 009 Pulau dengan
judul “Pengembangan Media Pop-Up Book Pada Materi Bunyi Tema Indahnya Kebersamaan
Kelas IV Sekolah Dasar”.