PENGELOLAAN SUMBER PENDAPATAN DUSUN YANG BERKESINAMBUNGAN DI DUSUN PENGANAK DESA AIR GANTANG...

22
PENGELOLAAN SUMBER PENDAPATAN DUSUN YANG BERKESINAMBUNGAN DI DUSUN PENGANAK DESA AIR GANTANG KECAMATAN PARITTIGA HUSIAWATI NIM : 016542847 Email : [email protected] Abstrak Tulisan ini mengangkat tema tentang pengelolaan sumber pendapatan dusun yang berkesinambungan di Dusun Penganak dengan segala keterbatasan sumberdaya manusianya. Dusun Penganak berada dalam wilayah pemerintahan Desa Air Gantang. Sumber pendapatan yang dimiliki dusun dikelola oleh masyarakat dan dipergunakan untuk membangun dusun pula. Meski tidak dengan stuktur organisasi kerja seperti di desa, yang dilengkapi dengan perangkat-perangkat pemerintahan desa, penulis memperhatikan bahwa sistem pengelolaan yang telah berjalan di Dusun Penganak lebih kepada gotong royong dan musyawarah. Melalui dua hal ini dibentuk bagian- bagian bidang pengelolaan pembangunan dusun. Masing-masing bidang mempunyai bagian fungsinya. Melalui kepala dusun, tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh- tokoh masyarakat terjalin jalur komando, pertanggungjawaban dan kontrol. Sedangkan masyarakat dusun terlibat sebagai pelaksana dan yang menerima dampak dari pembangunan tersebut. Dalam masyarakat Dusun Penganak telah berlaku suatu aktivitas dan fungsi manajemen sumber daya manusia. Semua itu dilaksanakan tanpa latar belakang pendidikan dan skill yang menunjang dengan profesi. Untuk mencapai kemajuan yang lebih menyeluruh, sebaiknya Masyarakat Dusun Penganak menjalin kerja sama dengan Dinas Perkoperasian, Dinas Sosial, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Barat melalui pemerintahan desa. Kata kunci : pengelolaan, berkesinambungan, manajemen sumberdaya manusia

Transcript of PENGELOLAAN SUMBER PENDAPATAN DUSUN YANG BERKESINAMBUNGAN DI DUSUN PENGANAK DESA AIR GANTANG...

PENGELOLAAN SUMBER PENDAPATAN DUSUN YANG

BERKESINAMBUNGAN DI DUSUN PENGANAK DESA AIR

GANTANG KECAMATAN PARITTIGA

HUSIAWATI

NIM : 016542847

Email : [email protected]

Abstrak

Tulisan ini mengangkat tema tentang pengelolaan sumber pendapatan dusun yangberkesinambungan di Dusun Penganak dengan segala keterbatasan sumberdayamanusianya. Dusun Penganak berada dalam wilayah pemerintahan Desa Air Gantang.Sumber pendapatan yang dimiliki dusun dikelola oleh masyarakat dan dipergunakanuntuk membangun dusun pula. Meski tidak dengan stuktur organisasi kerja seperti didesa, yang dilengkapi dengan perangkat-perangkat pemerintahan desa, penulismemperhatikan bahwa sistem pengelolaan yang telah berjalan di Dusun Penganaklebih kepada gotong royong dan musyawarah. Melalui dua hal ini dibentuk bagian-bagian bidang pengelolaan pembangunan dusun. Masing-masing bidang mempunyaibagian fungsinya. Melalui kepala dusun, tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat terjalin jalur komando, pertanggungjawaban dan kontrol.Sedangkan masyarakat dusun terlibat sebagai pelaksana dan yang menerima dampakdari pembangunan tersebut. Dalam masyarakat Dusun Penganak telah berlaku suatuaktivitas dan fungsi manajemen sumber daya manusia. Semua itu dilaksanakan tanpalatar belakang pendidikan dan skill yang menunjang dengan profesi. Untuk mencapaikemajuan yang lebih menyeluruh, sebaiknya Masyarakat Dusun Penganak menjalinkerja sama dengan Dinas Perkoperasian, Dinas Sosial, Dinas Kelautan dan Perikanan,Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Barat melaluipemerintahan desa.

Kata kunci : pengelolaan, berkesinambungan, manajemen sumberdaya manusia

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dusun Penganak merupakan salah satu wilayah bagian

dari Desa Air Gantang Kecamatan Parittiga. Di sebelah Barat

berbatasan dengan Laut Cina Selatan, bagian Timur

berbatasan dengan Dusun Air Gantang, bagian Utara

berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan Selatan dengan

Dusun Air Gantang. Jumlah penduduk di Dusun Penganak ±

1.163 jiwa, terdiri dari 731 orang laki-laki dan 423 orang

perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga 314 KK, berdasarkan

data tahun 2010. Berdasarkan data pada tahun itu juga

Pendidikan masyarakat Dusun Penganak adalah 40 orang

dinyatakan belum sekolah, usia 7-45 tahun tidak pernah

sekolah, 35 orang pernah sekolah SD tetapi tidak tamat,

tamat SD 151 orang, SLTP 67 orang, SLTA 20 orang, Diploma 3

orang. Mata pencaharian masyarakat Dusun Penganak adalah

sebagai petani 49 orang, buruh/wiraswasta 197 orang,

pengerajin 7 orang pedagang 5 orang dan 35 orang nelayan.

Kehidupan roda ekonomi masyarakat di Dusun Penganak

sebagian besar dari TI (Tambang Inkonvensional), dan

kebanyakan dari mereka bekerja sebagai buruh TI. Adapula

masyarakat yang bertani/berkebun atau bekerja sebagai

nelayan, guru dan pendidik dengan status honor, sedangkan

yang bekerja sebagai pegawai pemerintahan PNS tidak ada.

Dengan melihat dari potensi sumberdaya manusia di

Dusun Penganak, maka dapat kita bayangkan bahwa sangat

minimnya sumberdaya manusia yang mempunyai pendidikan dan

skill yang memadai untuk mengelola atau menggerakkan sistem

pembangunan di dusun. Namun meski demikian masyarakat Dusun

Penganak saat ini telah dapat menikmati beberapa hasil

usaha dan pembangunan melalui pengelolaan sumber pendapatan

dusunnya. Hasil itu antara lain :

a. Mendapatkan penghargaan program kepedulian masyarakat

atas kerjasama membantu Polri dalam penertiban Kamtibmas

2007.

b. Program kepedulian masyarakat atas kerjasama antara

kesehatan masyarakat dengan dibangunnya Pustu tahun 2007

c. Dalam bidang pendidikan telah dibangun gedung PAUD yang

diresmikan oleh Bupati Bangka Barat pada tahun 2010,

juga pembangunan gedung TPA secara swadana.

d. Di bidang kepemudaan, terbentuknya klub sepak bola dusun

yang pendanaannya bersumber dari seksi kepemudaan Dusun

Penganak, dan cabang-cabang olah raga lainnya.

e. Pada pembangunan fisik, masyarakat dusun telah dapat

menikmati perbaikan jalan di gang-gang, pembangunan dan

renovasi masjid dusun, pembangunan pos nelayan di

pinggir pantai dan lainnya.

Dilihat dari hasil-hasil pembangunan yang telah

dicapai, ternyata belum ada pembangunan di bidang ekonomi

masyarakat yang berkesinambungan. Mengingat setiap

pembangunan dalam bentuk fisik mempunyai batas umur

ekonomisnya, memerlukan biaya perawatan yang lumayan pula.

Memang semua pembangunan tersebut bukanlah jelek, namun

alangkah lebih baik pula jika diimbangi dengan pembangunan

di sektor ekonomi yang berkesinambungan bagi masyarakat

Dusun Penganak.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis

mengangkat permasalahan tentang “Bagaimana mengelola sumber

pendapatan dusun yang berkesinambungan di bidang ekonomi

bagi masyarakat Dusun Penganak ?”

I.2 Tujuan

Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. Sebagai salah satu masukan atau bahan referensi bagi

semua pihak yang berkaitan dengan masalah pembangunan di

dalam masyarakat.

2. Bagi seorang mahasiswa Ilmu Pemerintahan penelitan

seperti ini sangatlah berguna, jika kelak mereka sudah

terjun langsung di masyarakat sebagai abdi negara dan

masyarakat. Pengalaman-pengalaman seperti ini tentu akan

menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam mengambil

suatu langkah dan keputusan yang efisien dan bijaksana

saat melaksanakan tugas nyata di tengah masyarakat.

3. Tujuan secara khusus dalam bahasan pengelolaan sumber

pendapatan baik itu di dusun, desa atau wilayah yang

lainnya adalah agar dapat diambil suatu kebijakan

pembangunan yang tidak hanya bersifat fisik semata. Tapi

pembangunan perekonomian yang berkesinambungan justru

menimbulkan dampak yang lebih multiguna bagi masyarakat

wilayah itu.

4. Ada bermacam-macam bentuk pembangunan ekonomi masyarakat

yang berkesinambungan, yang dapat kita contoh dari desa-

desa lain yang telah mandiri, misalnya dalam bentuk

koperasi, bantuan-bantuan usaha kecil skala rumah

tangga, dan lainnya.

I.3 Manfaat

Dari tulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

ke berbagai pihak, yaitu :

I.3.1 Manfaat bagi penulis

a. Memberikan pengalaman dan membuka wawasan tentang

mengelola sumberdaya manusia dan sumber pendapatan

di suatu wilayah.

b. Membuka kesempatan bagi penulis untuk menuangkan

ide dalam menerapkan ilmu yang telah didapat selama

menimba ilmu di Universitas Terbuka jurusan Ilmu

Pemerintahan.

I.3.2 Manfaat bagi pembaca

Diharapkan pembaca dapat mengambil manfaat dari sebuah

wacana yang dibawa penulis dalam tulisan karya ilmiah

ini. Sebagai suatu usulan, koreksi dan sumbangsih yang

membangun dan kiranya dapat lebih menambah manfaat dan

nilai tambah dari suatu pekerjaan mengelola pendapatan

di suatu wilayah dusun ataupun desa dan wilayah-

wilayah lain yang lebih luas lingkupnya.

I.3.3 Manfaat bagi mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan

Tulisan ini menjadi salah satu referensi mahasiswa

jurusan Ilmu Pemerintahan dalam menerapkan ilmunya

jika suatu saat kelak bekerja dalam lingkungan

masyarakat.

II. PEMBAHASAN DAN ISI

II.1 Dasar Hukum dan Definisi

II.1.1 Pembangunan Masyarakat Desa

Konsep pembangunan di Indonesia yang tercantum dalam

GBHN 1993 adalah bahwa pembangunan pada hakikatnya adalah

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan

masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan mengandung

unsur perubahan (change), pertumbuhan (growth), kemajuan

(progress), modernisasi (modernization) dan

pembangunan/pengembangan (development). Menurut Denis Goulet

(Todaro, 1983) mengemukakan bahwa pembangunan pada

masyarakat paling tidak harus mempunyai 3 sasaran :

a. Meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi

barang-barang kebutuhan pokok, seperti pangan, sandang,

papan, kesehatan dan sebagainya;

b. Meningkatkan taraf hidup, yaitu selain meningkatkan

pendapatan, memperluas kesempatan kerja, pendidikan yang

lebih tinggi, termasuk perhatian yang lebih besar

terhadap nilai-nilai budaya dan kemanusiaan, yang

keseluruhannya bukan hanya akan memperbaiki

kesejahteraan material, tetapi juga menghasilkan rasa

percaya diri sebagai individu dan bangsa;

c. Memperluas pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi

setiap orang dan bangsa dengan membebaskan mereka dari

perbudakan dan ketergantungan, bukan hanya dalam

hubungannya dengan orang dan negara lain, tetapi juga

terhadap kebodohan dan kesengsaraan manusia.

Di dalam pembangunan sarana dan prasarana ekonomi

pedesaan kita ketahui beragam jenis pembangunan, misalnya

pembangunan prasarana perhubungan, prasarana pengairan,

penerangan dan lainnya. Namun selain itu ada jenis

pembangunan sarana dan fasilitasi pendukung ekonomi desa,

yaitu :

a. Sarana pengadaan alat-alat produksi yang disesuaikan

dengan sumber daya alam desa dan kebutuhan perekonomian

masyarakat yang berkaitan dengan produksi.

b. Sarana pelatihan dan bimbingan keterampilan

c. Fasilitas permodalan dan pemasaran

d. Pelayanan kesehatan

e. Pembangunan sosial pedesaan

f. Dan sarana prasarana sosial, budaya dan agama.

Secara kelembagaan, beberapa kegiatan sosial ekonomi

masyarakat terbangun melalui sistem kelembagaan

tradisional. Kelembagaan ini masih sangat kental diwarnai

sifat kegotongroyongan dan ekonomi subsisten. Ekonomi

subsisten adalah suatu sistem ekonomi dimana segala hasil

produksi dipergunakan bagi konsumsi internal atau rumah

tangga. Misalnya petani berkebun dengan menanam tanaman

pangan yang cukup untuk dikonsumsi sendiri dalam rumah

tangga.

Pembangunan masyarakat desa sangat ditentukan pula

oleh partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan

tersebut. Berkaitan dengan partisipasi Ndraha (1990)

merangkum sejumlah pendapat, yaitu :

a. Sasaran pembangunan masyarakat, yaitu perbaikan

kondisi dan peningkatan taraf hidup masyarakat,

pembangkitan partisipasi masyarakat, dan penumbuhan

kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri.

Ketiganya tidaklah berdiri sendiri-sendiri sehingga

semuanya dapat dianggap sebagai sebuah paket usaha.

b. Peningkatan taraf hidup masyarakat diusahakan sebagai

upaya pemenuhan kebutuhan dan peningkatan swadaya

masyarakat, dan juga sebagai usaha menggerakkan

partisipasi masyarakat.

c. Partisipasi masyarkat dapat meningkatkan upaya

peningkatan taraf hidup masyarakat.

d. Antara partisipasi masyarakat dengan kemampuannya

berkembang secara mandiri terdapat hubungan yang erat.

e. Kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri

dapat ditumbuhkan melalui intensifikasi dan

ekstensifikasi partisipasi masyarakat dan pembangunan.

II.1.2 Manejemen Sumber Daya Manusia

Keberadaan manajemen sumber daya manusia sangat

penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur,

mengurus, dan menggunakan sumber daya manusia sehingga

dapat berfungsi secara produktif, efektif, dan efisien

untuk mencapai tujuan perusahaan, demikian menurut Rivai

(2005). Diantara sekian tujuan manajemen sumber daya

manusia diantaranya adalah :

a. Menciptakan iklim, diharapkan hubungan yang produktif

dan harmonis dapat dipertahankan melalui asosiasi antara

manajemen dengan karyawan.

b. Mengembangkan lingkungan, diharapkan kerja sama tim dan

fleksibilitas dapat berkembang.

c. Mengelola tenaga kerja yang beragam, memperhitungkan

perbedaan individu dan kelompok dalam kebutuhan

penempatan, gaya kerja dan aspirasi.

d. Memastikan bahwa persamaan kesempatan tersedia untuk

semua.

e. Mengadopsi pendekatan etis untuk mengelola karyawan yang

didasarkan pada perhatian pada karyawan, keadilan dan

transparansi.

f. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan

mental karyawan.

II.2 Potensi Desa Air Gantang

Desa Air Gantang merupakan desa yang terdiri dari 3

dusun, yaitu Dusun Sunthai, Dusun Air Gantang dan Dusun

Penganak. Selain potensi alam dan sumber daya manusia, Desa

Air Gantang juga mempunyai sumber dana pembangunan desa

berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang

bersumber dari Pemerintahan Kabupaten Bangka Barat. Dalam

kaitannya dengan penelitian, berikut adalah potensi yang

ada di Dusun Penganak.

II.2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Air Gantang

(APBDes)

Tahun 2013, jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa Air Gantang (APBDes) adalah Rp. 362.116.475,-. Dari

total anggaran tersebut yang digunakan untuk kegiatan di

Dusun Penganak adalah Rp. 14.000.000,- dan itu hanya untuk

operasional kegiatan pelayanan masyarakat di bidang

pendidikan dan kesehatan dengan rincian sebagai berikut :

- Operasional PAUD Rp 4.500.000,-

- Operasional TPA Rp 4.500.000,-

- Operasional Posyandu Lansia Rp 2.500.000,-

- Operasional Posyandu Balita Rp 2.500.000,-

II.2.2 Tanah

Sebagian besar wilayah Dusun Penganak adalah daerah

operasional KP PT. TIMAH Tbk dan sebagian lagi Kawasan

lindung dan Hutan Produksi. Hal inilah yang menjadi kendala

pembangunan di wilayah Dusun Penganak. Status tanah di

Dusun Penganak menjadi penghalang untuk dibangunnya

bangunan-bangunan yang menggunakan dana bersumber APBDes.

II.3 Kesenjangan

Jika kita menganalisa dari data di atas, dapat dilihat

bahwa terdapat perbedaan yang sangat besar antara jumlah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Air Gantang dengan

alokasi kegiatan untuk Dusun Penganak. Kecilnya alokasi

dana dan peruntukan kegiatannya pun belum merata dan

berdayaguna. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab

lambannya pembangunan di Dusun Penganak.

II.4 Analisis Masalah

Di dalam GBHN 1993 tentang Konsep pembangunan di

Indonesia tercantum bahwa pembangunan pada hakikatnya

adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan

haruslah mengandung unsur perubahan (change), pertumbuhan

(growth), kemajuan (progress), modernisasi (modernization) dan

pembangunan/pengembangan (development).

Jika kita kaitkan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembangunan di Dusun Penganak belum mengandung unsur

pertumbuhan, kemajuan, modernisasi dan pembangunan melalui

sumbedaya yang ada. Meski tidak dipungkiri bahwa sudah ada

unsur perubahan, namum sangatlah lamban jika harus menunggu

dan hanya mengharapkan dari sumber dana APBDes.

Kepala desa adalah pihak yang bertanggungjawab

terhadap semua pembangunan desanya. Semua rencana

pembangunan desa tentu harus disusun dari awal. Hal ini

tertuang di dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka

Menengah) Desa Air Gantang.

Dari semua permasalahan, maka timbullah berbagai

pertanyaan yang perlu dicari jalan keluarnya, berikut

analisis masalah :

a. Apa yang perlu dilakukan untuk mengasilkan

pembangunan yang sesuai dengan GBHN 1993 tentang

Konsep pembangunan di Indonesia?

b. Dalam hal mengelola kegiatan, “Bagaimana

melaksanakan pembangunan yang telah direncanakan ?”

c. Mengapa kegiatan pembangunan di Dusun Penganak

kurang maksimal dan berdayaguna?

d. Pembangunan di sektor manakah yang masih perlu di

maksimalkan?

II.5 Implementasi Ilmu pada pembangunan di Dusun Penganak

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Air Gantang

merupakan salah satu sumber dana pengelolaan pemerintahan

dan pembangunan desa. Kemajuan pembangunan pada ke 3 dusun

di Desa Air Gantang sangatlah mencolok perbedaannya. Hal

ini disebabkan mungkin dari sumberdaya manusia di tiap

dusun berbeda pula kemampuannya, sehingga Dusun Air Gantang

yang merupakan pusat pemerintahan Desa Air Gantang lebih

cepat mengalami pertumbuhan dan lebih banyak membutuhkan

alokasi dana pembangunan dari APBDes. Namun perhatian dari

pemerintahan Desa Air Gantang terhadap kemungkinan bahwa di

Dusun Penganak dan Sunthai bisa juga mengalami pertumbuhan

pembangunannya lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya dan

juga membutuhkan sokongan dana APBDes yang lebih besar

tampaknya telah luput dari aparat pemerintahan Desa Air

Gantang. Kaitannya bahwa di Dusun Penganak dan Sunthai,

telah berkembang pula tingkat kemampuan sumberdaya

manusianya. Aspirasi kebutuhan pembangunan tersebutlah yang

belum sepenuhnya dapat di tangkap oleh aparat pemerintahan

Desa Air Gantang. Hal ini bisa saja disebabkan oleh banyak

faktor, salah satunya yang paling mendasar adalah

komunikasi yang terjalin belum cukup baik. Berkaca dari

keadaan ini, untuk ke depan kiranya kepala desa sebaiknya

telah mempunyai data-data yang cukup tentang apa saja yang

dibutuhkan oleh setiap dusun dalam merencanakan

pembangunan, lalu menyurusun usulan Rencana APBDes yang

tepat guna.

Namun dalam pelitian ini penulis hanya akan membahas

masalah kemampuan masyarakat Dusun Penganak membangun

seluruh aspek kegiatan pembangunan di dusunnya dengan

mandiri tanpa hanya mengharapkan sumber dana dari APBDes.

Mayoritas masyarakat Dusun Penganak adalah bekerja

sebagai buruh dan pengusaha TI (Tambang Inkonvensional) di

laut. Mereka bekerja sebagai pencari timah. Melalui

musyawarah Kepala Dusun dan para tokoh-tokoh dusun telah

diputuskan sebuah sistem yang mengikat para pengusaha TI

yang bekerja di wilayah laut Dusun Penganak untuk membayar

kewajiban retribusi kepada pemerintah dusun. Retribusi ini

digunakan untuk : 1) pembangunan masjid dusun dan hal-hal

yang berkaitannya dengannya; 2) menjaga keamanan alat-alat

kerja para pengusahan TI; dan 3) sebagai kompensasi untuk

pembangunan dusun dalam berbagai sektor. Sistem retribusi

tersebut lebih akrab dengan sebutan “canting”. Jika kita

kaitkan dengan watak masyarakat Indonesia pada umumnya

yaitu bermusyawarah untuk mufakat dan bergotong royong

untuk kepentingan bersama, sistem canting di Dusun Penganak

sangatlah mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.

Sistem canting dikoordinir oleh sebuah panitia yang

terdiri dari : a) canting keamanan TI; b) canting

pembangunan masjid, dan c) canting pembangunan struktur dan

infrastruktur dusun dan kepemudaan. Masing-masing pihak

yang terlibat dalam kepanitiaan bekerja sesuai fungsi

kerjanya. Berikut tugas dan fungsi masing-masing bagian :

a) Canting keamanan TI.

Tugasnya adalah memungut dan menampung bagian retribusi

yang digunakan untuk pekerja jaga malam berupa gaji dan

makan minumnya, cadangan dana pengganti alat-alat TI

yang hilang jika disebabkan kelalaian petugas jaga dan

dana sumbangan jika terjadi kecelakaan kerja yang fatal

sampai menyebabkan kematian yang besarannya relatif.

b) canting pembangunan masjid

Tugasnya adalah memungut dan menampung bagian retribusi

yang digunakan untuk biaya gaji panitianya, membiayai

perawatan, renovasi dan perluasan atau penambahan

bangunan masjid dusun dan pembangunan musola baru,

pembelian sarana masjid dan musola dusun.

c) canting pembangunan struktur dan infrastruktur dusun dan

kepemudaan

Tugasnya adalah memungut dan menampung bagian retribusi

yang digunakan untuk membangun struktur dan

infrastruktur di dusun, misalnya tempat pemandian umum,

menembok jalan gang, membantu warga yang tertimpa

kematian atau sakit, mendanai kegiatan olah raga pemuda

dusun dan lainnya.

Dari sini dapat dilihat bahwa telah berjalan sebuah

manajemen pengelolaan sumberdaya manusia di dusun. Dengan

keterbatasan latar belakang pendidikan pengelolanya, namun

kesamaan tujuannya yang membuat dapat terlaksananya semua

kegiatan.

Memperhatikan latar belakang seluruh aspek yang

mendasari berkembangnya kegiatan pembangunan di Dusun

Penganak. Penulis mendapati bahwa ternyata kemajuan suatu

daerah tidak selalu ditentukan oleh kerja yang dikomandoi

dari atas, untuk wilayah Dusun Penganak tentu saja

pemerintahan desa dan kecamatan yang berada di atasnya.

Keinginan, inisatif dan usaha masyarakat untuk lebih maju

dengan memberdayakan sumber daya dusun, menyebabkan

masyarakat Dusun Penganak menjadi mandiri dalam melakukan

pembangunan di berbagai bidang. Sedangkan pendidikan dan

profesi yang melatarbelakangi kerja membangun tersebut,

tidaklah menjadi penghalang bagi mereka untuk dapat

berkarya. Kerja nyata tersebut dilaksanakan lebih kepada

menggunakan pendekatan musyawarah dalam menentukan kesamaan

tujuan, membagi fungsi kerja pada setiap bagian dan

bergotong royong dalam pelaksanaannya.

II.6 Pembangunan Perekonomian yang berkesinambungan

Dari paparan di atas dapat kita amati, di dalam

lingkungan masyarakat Dusun Penganak persepsi tentang

pembangunan lebih banyak dikaitkan dengan kemajuan material

dan kegiatan-kegiatan sosial yang berdampak. Padahal selain

kedua bentuk pembangunan di atas, ada satu lagi yang

seharusnya dilakukan dalam membangun yaitu pembangunan

yang memberikan dampak perekonomian masyarakat dusun yang

berkesinambungan dan tentu saja bertujuan meningkatkan

taraf hidup masyarakat Dusun Penganak itu sendiri. Hal ini

sangat perlu dilakukan karena sumber pendapatan dusun

berupa timah, merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat

diperbaharui. Timah jika di eksploitasi secara terus

menerus tentu lama kelamaan akan habis. Ini mulai dirasakan

oleh masyarakat Dusun Penganak, timah yang mereka cari

mulai sulit didapat, meski ada beberapa yang masih

mendapati hasil timah dalam jumlah cukup banyak.

Beberapa orang di Dusun Penganak mulai beralih profesi

bekerja sebagai pekebun sawit, karet dan lainnya. Ada juga

yang mempunyai keterampilan sebagai nelayan, kembali

berprofesi sebagai nelayan. Peralihan ini masih dalam

bentuk perorangan saja. Bagi mereka yang dulunya pengusaha

TI dapat melakukan peralihan profesi dengan membuka lahan

perkebunan atau membeli perlengkapan untuk menangkap ikan,

namun bagi buruh TI sangat sulit untuk beralih dikarenakan

permodalan.

Permasalahan baru yang muncul ini dapat diantisipasi

dari awal dengan memanfaatkan sumber dana dusun untuk

membangun lembaga-lembaga perekonomian yang dapat membantu

kehidupan masyarakat dusun, misalnya koperasi. Tentu hal

ini perlu disosialisasikan terlebih dahulu, guna memberikan

pemahaman kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkaitan

dengan pelaksana pembangunan di Dusun Penganak. Bentuk

pembangunan yang searah dengan teori pembangunan sarana dan

prasarana yaitu berupa bantuan pengadaan alat-alat

perikanan, perkebunan dan pertukangan, sesuai dengan

kondisi profesi masyarakat Dusun Penganak. Pengadaan

pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan profesi dan

bimbingan keterampilan baru yang berguna bagi kelangsungan

perekonomian masyarakat. Dan hal yang sangat penting juga

yaitu fasilitas permodalan dan pemasaran. Semua itu dapat

diakomodir oleh koperasi yang berfungsi mengatur distribusi

bantuan-bantuan, pengadaan pelatihan dan keterampilan,

permodalan dan pemasaran. Hal ini selain membantu

meningkatkan taraf hidup warga juga membuka kesempatan

kerja baru bagi masyarakat Dusun Penganak. Kendalanya

adalah dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu membimbing

dan mengarahkan masyarakat guna terlaksananya kegiatan

tersebut. Pemerintahan Desa Air Gantang dapat menjadi

jembatan yang memediasi kebutuhan masyarakat Dusun Penganak

dengan pihak-pihak dinas terkait. Pihak dinas tersebut

adalah Dinas Perkoperasian, Dinas Sosial, Dinas Kelautan

dan Perikanan, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bangka Barat dan tidak menutup kemungkinan dengan

dinas-dinas lain.

III. PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Pembangunan di suatu wilayah dusun tidak harus selalu

menunggu dari desa.

2. Latar belakang pendidikan masyarakat bukan menjadi

hambatan dusun untuk membangun.

3. Kepala dusun, tokoh-tokoh agama, adat dan pemuda

haruslah mampu memberikan suatu keyakinan kepada

masyarakatnya untuk bersama-sama mewujudkan pembangunan.

4. Kunci dari terlaksananya pembangunan di Dusun Penganak

adalah keinginan yang sama dari masyarakat yaitu

kemajuan dusun, musyawarah dan mufakat, lalu kerja yang

saling bahu membahu dan saling melengkapi.

III.2 Saran

Apabila ditemukan kendala dalam pembangunan, maka

kepala dusun dapat menjadi perwakilan masyarakat untuk

meminta bantuan dari pihak desa agar menjadi fasilitator

bagi warga dusun kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan

permasalahan yang dihadapi. Khusus dengan masalah yang

dihadapi oleh Dusun Penganak, dapat meminta bantuan dari

Dinas Perkoperasian, Dinas Sosial, Dinas Kelautan dan

Perikanan, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bangka Barat untuk membantu menyelesaikan

masalahnya.

Terkait dengan keinginan masyarakat untuk maju, maka

dapat diwujudkan melalui inisiatif dan kerja dari

masyarakat itu sendiri. Hal ini mengharuskan adanya

musyawarah yang menghasilkan kesepakatan dari semua pihak.

Hasil mufakat akan menjadi dasar kerja seluruh warga

masyarakat untuk mewujudkan pembangunan di dusunnya.

DAFTAR PUSTAKA

ISWANTO, Yun (2012) Manajemen sumber daya manusia, Tangerang

Selatan : Universitas Terbuka

Kasnawi, M. Tahir (2010) Pembangunan masyarakat desa dan kota,

Jakarta : Universitas Terbuka

Pemerintah Desa Air Gantang (2012) Rancangan Pembangunan

Jangka Menengah Desa Air Gantang Kecamatan Parittiga