PENGELOLAAN SUMBER PENDAPATAN DUSUN YANG BERKESINAMBUNGAN DI DUSUN PENGANAK DESA AIR GANTANG...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of PENGELOLAAN SUMBER PENDAPATAN DUSUN YANG BERKESINAMBUNGAN DI DUSUN PENGANAK DESA AIR GANTANG...
PENGELOLAAN SUMBER PENDAPATAN DUSUN YANG
BERKESINAMBUNGAN DI DUSUN PENGANAK DESA AIR
GANTANG KECAMATAN PARITTIGA
HUSIAWATI
NIM : 016542847
Email : [email protected]
Abstrak
Tulisan ini mengangkat tema tentang pengelolaan sumber pendapatan dusun yangberkesinambungan di Dusun Penganak dengan segala keterbatasan sumberdayamanusianya. Dusun Penganak berada dalam wilayah pemerintahan Desa Air Gantang.Sumber pendapatan yang dimiliki dusun dikelola oleh masyarakat dan dipergunakanuntuk membangun dusun pula. Meski tidak dengan stuktur organisasi kerja seperti didesa, yang dilengkapi dengan perangkat-perangkat pemerintahan desa, penulismemperhatikan bahwa sistem pengelolaan yang telah berjalan di Dusun Penganaklebih kepada gotong royong dan musyawarah. Melalui dua hal ini dibentuk bagian-bagian bidang pengelolaan pembangunan dusun. Masing-masing bidang mempunyaibagian fungsinya. Melalui kepala dusun, tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat terjalin jalur komando, pertanggungjawaban dan kontrol.Sedangkan masyarakat dusun terlibat sebagai pelaksana dan yang menerima dampakdari pembangunan tersebut. Dalam masyarakat Dusun Penganak telah berlaku suatuaktivitas dan fungsi manajemen sumber daya manusia. Semua itu dilaksanakan tanpalatar belakang pendidikan dan skill yang menunjang dengan profesi. Untuk mencapaikemajuan yang lebih menyeluruh, sebaiknya Masyarakat Dusun Penganak menjalinkerja sama dengan Dinas Perkoperasian, Dinas Sosial, Dinas Kelautan dan Perikanan,Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Barat melaluipemerintahan desa.
Kata kunci : pengelolaan, berkesinambungan, manajemen sumberdaya manusia
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dusun Penganak merupakan salah satu wilayah bagian
dari Desa Air Gantang Kecamatan Parittiga. Di sebelah Barat
berbatasan dengan Laut Cina Selatan, bagian Timur
berbatasan dengan Dusun Air Gantang, bagian Utara
berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan Selatan dengan
Dusun Air Gantang. Jumlah penduduk di Dusun Penganak ±
1.163 jiwa, terdiri dari 731 orang laki-laki dan 423 orang
perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga 314 KK, berdasarkan
data tahun 2010. Berdasarkan data pada tahun itu juga
Pendidikan masyarakat Dusun Penganak adalah 40 orang
dinyatakan belum sekolah, usia 7-45 tahun tidak pernah
sekolah, 35 orang pernah sekolah SD tetapi tidak tamat,
tamat SD 151 orang, SLTP 67 orang, SLTA 20 orang, Diploma 3
orang. Mata pencaharian masyarakat Dusun Penganak adalah
sebagai petani 49 orang, buruh/wiraswasta 197 orang,
pengerajin 7 orang pedagang 5 orang dan 35 orang nelayan.
Kehidupan roda ekonomi masyarakat di Dusun Penganak
sebagian besar dari TI (Tambang Inkonvensional), dan
kebanyakan dari mereka bekerja sebagai buruh TI. Adapula
masyarakat yang bertani/berkebun atau bekerja sebagai
nelayan, guru dan pendidik dengan status honor, sedangkan
yang bekerja sebagai pegawai pemerintahan PNS tidak ada.
Dengan melihat dari potensi sumberdaya manusia di
Dusun Penganak, maka dapat kita bayangkan bahwa sangat
minimnya sumberdaya manusia yang mempunyai pendidikan dan
skill yang memadai untuk mengelola atau menggerakkan sistem
pembangunan di dusun. Namun meski demikian masyarakat Dusun
Penganak saat ini telah dapat menikmati beberapa hasil
usaha dan pembangunan melalui pengelolaan sumber pendapatan
dusunnya. Hasil itu antara lain :
a. Mendapatkan penghargaan program kepedulian masyarakat
atas kerjasama membantu Polri dalam penertiban Kamtibmas
2007.
b. Program kepedulian masyarakat atas kerjasama antara
kesehatan masyarakat dengan dibangunnya Pustu tahun 2007
c. Dalam bidang pendidikan telah dibangun gedung PAUD yang
diresmikan oleh Bupati Bangka Barat pada tahun 2010,
juga pembangunan gedung TPA secara swadana.
d. Di bidang kepemudaan, terbentuknya klub sepak bola dusun
yang pendanaannya bersumber dari seksi kepemudaan Dusun
Penganak, dan cabang-cabang olah raga lainnya.
e. Pada pembangunan fisik, masyarakat dusun telah dapat
menikmati perbaikan jalan di gang-gang, pembangunan dan
renovasi masjid dusun, pembangunan pos nelayan di
pinggir pantai dan lainnya.
Dilihat dari hasil-hasil pembangunan yang telah
dicapai, ternyata belum ada pembangunan di bidang ekonomi
masyarakat yang berkesinambungan. Mengingat setiap
pembangunan dalam bentuk fisik mempunyai batas umur
ekonomisnya, memerlukan biaya perawatan yang lumayan pula.
Memang semua pembangunan tersebut bukanlah jelek, namun
alangkah lebih baik pula jika diimbangi dengan pembangunan
di sektor ekonomi yang berkesinambungan bagi masyarakat
Dusun Penganak.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis
mengangkat permasalahan tentang “Bagaimana mengelola sumber
pendapatan dusun yang berkesinambungan di bidang ekonomi
bagi masyarakat Dusun Penganak ?”
I.2 Tujuan
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Sebagai salah satu masukan atau bahan referensi bagi
semua pihak yang berkaitan dengan masalah pembangunan di
dalam masyarakat.
2. Bagi seorang mahasiswa Ilmu Pemerintahan penelitan
seperti ini sangatlah berguna, jika kelak mereka sudah
terjun langsung di masyarakat sebagai abdi negara dan
masyarakat. Pengalaman-pengalaman seperti ini tentu akan
menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam mengambil
suatu langkah dan keputusan yang efisien dan bijaksana
saat melaksanakan tugas nyata di tengah masyarakat.
3. Tujuan secara khusus dalam bahasan pengelolaan sumber
pendapatan baik itu di dusun, desa atau wilayah yang
lainnya adalah agar dapat diambil suatu kebijakan
pembangunan yang tidak hanya bersifat fisik semata. Tapi
pembangunan perekonomian yang berkesinambungan justru
menimbulkan dampak yang lebih multiguna bagi masyarakat
wilayah itu.
4. Ada bermacam-macam bentuk pembangunan ekonomi masyarakat
yang berkesinambungan, yang dapat kita contoh dari desa-
desa lain yang telah mandiri, misalnya dalam bentuk
koperasi, bantuan-bantuan usaha kecil skala rumah
tangga, dan lainnya.
I.3 Manfaat
Dari tulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
ke berbagai pihak, yaitu :
I.3.1 Manfaat bagi penulis
a. Memberikan pengalaman dan membuka wawasan tentang
mengelola sumberdaya manusia dan sumber pendapatan
di suatu wilayah.
b. Membuka kesempatan bagi penulis untuk menuangkan
ide dalam menerapkan ilmu yang telah didapat selama
menimba ilmu di Universitas Terbuka jurusan Ilmu
Pemerintahan.
I.3.2 Manfaat bagi pembaca
Diharapkan pembaca dapat mengambil manfaat dari sebuah
wacana yang dibawa penulis dalam tulisan karya ilmiah
ini. Sebagai suatu usulan, koreksi dan sumbangsih yang
membangun dan kiranya dapat lebih menambah manfaat dan
nilai tambah dari suatu pekerjaan mengelola pendapatan
di suatu wilayah dusun ataupun desa dan wilayah-
wilayah lain yang lebih luas lingkupnya.
I.3.3 Manfaat bagi mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan
Tulisan ini menjadi salah satu referensi mahasiswa
jurusan Ilmu Pemerintahan dalam menerapkan ilmunya
jika suatu saat kelak bekerja dalam lingkungan
masyarakat.
II. PEMBAHASAN DAN ISI
II.1 Dasar Hukum dan Definisi
II.1.1 Pembangunan Masyarakat Desa
Konsep pembangunan di Indonesia yang tercantum dalam
GBHN 1993 adalah bahwa pembangunan pada hakikatnya adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan mengandung
unsur perubahan (change), pertumbuhan (growth), kemajuan
(progress), modernisasi (modernization) dan
pembangunan/pengembangan (development). Menurut Denis Goulet
(Todaro, 1983) mengemukakan bahwa pembangunan pada
masyarakat paling tidak harus mempunyai 3 sasaran :
a. Meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi
barang-barang kebutuhan pokok, seperti pangan, sandang,
papan, kesehatan dan sebagainya;
b. Meningkatkan taraf hidup, yaitu selain meningkatkan
pendapatan, memperluas kesempatan kerja, pendidikan yang
lebih tinggi, termasuk perhatian yang lebih besar
terhadap nilai-nilai budaya dan kemanusiaan, yang
keseluruhannya bukan hanya akan memperbaiki
kesejahteraan material, tetapi juga menghasilkan rasa
percaya diri sebagai individu dan bangsa;
c. Memperluas pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi
setiap orang dan bangsa dengan membebaskan mereka dari
perbudakan dan ketergantungan, bukan hanya dalam
hubungannya dengan orang dan negara lain, tetapi juga
terhadap kebodohan dan kesengsaraan manusia.
Di dalam pembangunan sarana dan prasarana ekonomi
pedesaan kita ketahui beragam jenis pembangunan, misalnya
pembangunan prasarana perhubungan, prasarana pengairan,
penerangan dan lainnya. Namun selain itu ada jenis
pembangunan sarana dan fasilitasi pendukung ekonomi desa,
yaitu :
a. Sarana pengadaan alat-alat produksi yang disesuaikan
dengan sumber daya alam desa dan kebutuhan perekonomian
masyarakat yang berkaitan dengan produksi.
b. Sarana pelatihan dan bimbingan keterampilan
c. Fasilitas permodalan dan pemasaran
d. Pelayanan kesehatan
e. Pembangunan sosial pedesaan
f. Dan sarana prasarana sosial, budaya dan agama.
Secara kelembagaan, beberapa kegiatan sosial ekonomi
masyarakat terbangun melalui sistem kelembagaan
tradisional. Kelembagaan ini masih sangat kental diwarnai
sifat kegotongroyongan dan ekonomi subsisten. Ekonomi
subsisten adalah suatu sistem ekonomi dimana segala hasil
produksi dipergunakan bagi konsumsi internal atau rumah
tangga. Misalnya petani berkebun dengan menanam tanaman
pangan yang cukup untuk dikonsumsi sendiri dalam rumah
tangga.
Pembangunan masyarakat desa sangat ditentukan pula
oleh partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan
tersebut. Berkaitan dengan partisipasi Ndraha (1990)
merangkum sejumlah pendapat, yaitu :
a. Sasaran pembangunan masyarakat, yaitu perbaikan
kondisi dan peningkatan taraf hidup masyarakat,
pembangkitan partisipasi masyarakat, dan penumbuhan
kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri.
Ketiganya tidaklah berdiri sendiri-sendiri sehingga
semuanya dapat dianggap sebagai sebuah paket usaha.
b. Peningkatan taraf hidup masyarakat diusahakan sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan dan peningkatan swadaya
masyarakat, dan juga sebagai usaha menggerakkan
partisipasi masyarakat.
c. Partisipasi masyarkat dapat meningkatkan upaya
peningkatan taraf hidup masyarakat.
d. Antara partisipasi masyarakat dengan kemampuannya
berkembang secara mandiri terdapat hubungan yang erat.
e. Kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri
dapat ditumbuhkan melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi partisipasi masyarakat dan pembangunan.
II.1.2 Manejemen Sumber Daya Manusia
Keberadaan manajemen sumber daya manusia sangat
penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur,
mengurus, dan menggunakan sumber daya manusia sehingga
dapat berfungsi secara produktif, efektif, dan efisien
untuk mencapai tujuan perusahaan, demikian menurut Rivai
(2005). Diantara sekian tujuan manajemen sumber daya
manusia diantaranya adalah :
a. Menciptakan iklim, diharapkan hubungan yang produktif
dan harmonis dapat dipertahankan melalui asosiasi antara
manajemen dengan karyawan.
b. Mengembangkan lingkungan, diharapkan kerja sama tim dan
fleksibilitas dapat berkembang.
c. Mengelola tenaga kerja yang beragam, memperhitungkan
perbedaan individu dan kelompok dalam kebutuhan
penempatan, gaya kerja dan aspirasi.
d. Memastikan bahwa persamaan kesempatan tersedia untuk
semua.
e. Mengadopsi pendekatan etis untuk mengelola karyawan yang
didasarkan pada perhatian pada karyawan, keadilan dan
transparansi.
f. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan
mental karyawan.
II.2 Potensi Desa Air Gantang
Desa Air Gantang merupakan desa yang terdiri dari 3
dusun, yaitu Dusun Sunthai, Dusun Air Gantang dan Dusun
Penganak. Selain potensi alam dan sumber daya manusia, Desa
Air Gantang juga mempunyai sumber dana pembangunan desa
berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang
bersumber dari Pemerintahan Kabupaten Bangka Barat. Dalam
kaitannya dengan penelitian, berikut adalah potensi yang
ada di Dusun Penganak.
II.2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Air Gantang
(APBDes)
Tahun 2013, jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa Air Gantang (APBDes) adalah Rp. 362.116.475,-. Dari
total anggaran tersebut yang digunakan untuk kegiatan di
Dusun Penganak adalah Rp. 14.000.000,- dan itu hanya untuk
operasional kegiatan pelayanan masyarakat di bidang
pendidikan dan kesehatan dengan rincian sebagai berikut :
- Operasional PAUD Rp 4.500.000,-
- Operasional TPA Rp 4.500.000,-
- Operasional Posyandu Lansia Rp 2.500.000,-
- Operasional Posyandu Balita Rp 2.500.000,-
II.2.2 Tanah
Sebagian besar wilayah Dusun Penganak adalah daerah
operasional KP PT. TIMAH Tbk dan sebagian lagi Kawasan
lindung dan Hutan Produksi. Hal inilah yang menjadi kendala
pembangunan di wilayah Dusun Penganak. Status tanah di
Dusun Penganak menjadi penghalang untuk dibangunnya
bangunan-bangunan yang menggunakan dana bersumber APBDes.
II.3 Kesenjangan
Jika kita menganalisa dari data di atas, dapat dilihat
bahwa terdapat perbedaan yang sangat besar antara jumlah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Air Gantang dengan
alokasi kegiatan untuk Dusun Penganak. Kecilnya alokasi
dana dan peruntukan kegiatannya pun belum merata dan
berdayaguna. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab
lambannya pembangunan di Dusun Penganak.
II.4 Analisis Masalah
Di dalam GBHN 1993 tentang Konsep pembangunan di
Indonesia tercantum bahwa pembangunan pada hakikatnya
adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan
haruslah mengandung unsur perubahan (change), pertumbuhan
(growth), kemajuan (progress), modernisasi (modernization) dan
pembangunan/pengembangan (development).
Jika kita kaitkan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembangunan di Dusun Penganak belum mengandung unsur
pertumbuhan, kemajuan, modernisasi dan pembangunan melalui
sumbedaya yang ada. Meski tidak dipungkiri bahwa sudah ada
unsur perubahan, namum sangatlah lamban jika harus menunggu
dan hanya mengharapkan dari sumber dana APBDes.
Kepala desa adalah pihak yang bertanggungjawab
terhadap semua pembangunan desanya. Semua rencana
pembangunan desa tentu harus disusun dari awal. Hal ini
tertuang di dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah) Desa Air Gantang.
Dari semua permasalahan, maka timbullah berbagai
pertanyaan yang perlu dicari jalan keluarnya, berikut
analisis masalah :
a. Apa yang perlu dilakukan untuk mengasilkan
pembangunan yang sesuai dengan GBHN 1993 tentang
Konsep pembangunan di Indonesia?
b. Dalam hal mengelola kegiatan, “Bagaimana
melaksanakan pembangunan yang telah direncanakan ?”
c. Mengapa kegiatan pembangunan di Dusun Penganak
kurang maksimal dan berdayaguna?
d. Pembangunan di sektor manakah yang masih perlu di
maksimalkan?
II.5 Implementasi Ilmu pada pembangunan di Dusun Penganak
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Air Gantang
merupakan salah satu sumber dana pengelolaan pemerintahan
dan pembangunan desa. Kemajuan pembangunan pada ke 3 dusun
di Desa Air Gantang sangatlah mencolok perbedaannya. Hal
ini disebabkan mungkin dari sumberdaya manusia di tiap
dusun berbeda pula kemampuannya, sehingga Dusun Air Gantang
yang merupakan pusat pemerintahan Desa Air Gantang lebih
cepat mengalami pertumbuhan dan lebih banyak membutuhkan
alokasi dana pembangunan dari APBDes. Namun perhatian dari
pemerintahan Desa Air Gantang terhadap kemungkinan bahwa di
Dusun Penganak dan Sunthai bisa juga mengalami pertumbuhan
pembangunannya lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya dan
juga membutuhkan sokongan dana APBDes yang lebih besar
tampaknya telah luput dari aparat pemerintahan Desa Air
Gantang. Kaitannya bahwa di Dusun Penganak dan Sunthai,
telah berkembang pula tingkat kemampuan sumberdaya
manusianya. Aspirasi kebutuhan pembangunan tersebutlah yang
belum sepenuhnya dapat di tangkap oleh aparat pemerintahan
Desa Air Gantang. Hal ini bisa saja disebabkan oleh banyak
faktor, salah satunya yang paling mendasar adalah
komunikasi yang terjalin belum cukup baik. Berkaca dari
keadaan ini, untuk ke depan kiranya kepala desa sebaiknya
telah mempunyai data-data yang cukup tentang apa saja yang
dibutuhkan oleh setiap dusun dalam merencanakan
pembangunan, lalu menyurusun usulan Rencana APBDes yang
tepat guna.
Namun dalam pelitian ini penulis hanya akan membahas
masalah kemampuan masyarakat Dusun Penganak membangun
seluruh aspek kegiatan pembangunan di dusunnya dengan
mandiri tanpa hanya mengharapkan sumber dana dari APBDes.
Mayoritas masyarakat Dusun Penganak adalah bekerja
sebagai buruh dan pengusaha TI (Tambang Inkonvensional) di
laut. Mereka bekerja sebagai pencari timah. Melalui
musyawarah Kepala Dusun dan para tokoh-tokoh dusun telah
diputuskan sebuah sistem yang mengikat para pengusaha TI
yang bekerja di wilayah laut Dusun Penganak untuk membayar
kewajiban retribusi kepada pemerintah dusun. Retribusi ini
digunakan untuk : 1) pembangunan masjid dusun dan hal-hal
yang berkaitannya dengannya; 2) menjaga keamanan alat-alat
kerja para pengusahan TI; dan 3) sebagai kompensasi untuk
pembangunan dusun dalam berbagai sektor. Sistem retribusi
tersebut lebih akrab dengan sebutan “canting”. Jika kita
kaitkan dengan watak masyarakat Indonesia pada umumnya
yaitu bermusyawarah untuk mufakat dan bergotong royong
untuk kepentingan bersama, sistem canting di Dusun Penganak
sangatlah mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
Sistem canting dikoordinir oleh sebuah panitia yang
terdiri dari : a) canting keamanan TI; b) canting
pembangunan masjid, dan c) canting pembangunan struktur dan
infrastruktur dusun dan kepemudaan. Masing-masing pihak
yang terlibat dalam kepanitiaan bekerja sesuai fungsi
kerjanya. Berikut tugas dan fungsi masing-masing bagian :
a) Canting keamanan TI.
Tugasnya adalah memungut dan menampung bagian retribusi
yang digunakan untuk pekerja jaga malam berupa gaji dan
makan minumnya, cadangan dana pengganti alat-alat TI
yang hilang jika disebabkan kelalaian petugas jaga dan
dana sumbangan jika terjadi kecelakaan kerja yang fatal
sampai menyebabkan kematian yang besarannya relatif.
b) canting pembangunan masjid
Tugasnya adalah memungut dan menampung bagian retribusi
yang digunakan untuk biaya gaji panitianya, membiayai
perawatan, renovasi dan perluasan atau penambahan
bangunan masjid dusun dan pembangunan musola baru,
pembelian sarana masjid dan musola dusun.
c) canting pembangunan struktur dan infrastruktur dusun dan
kepemudaan
Tugasnya adalah memungut dan menampung bagian retribusi
yang digunakan untuk membangun struktur dan
infrastruktur di dusun, misalnya tempat pemandian umum,
menembok jalan gang, membantu warga yang tertimpa
kematian atau sakit, mendanai kegiatan olah raga pemuda
dusun dan lainnya.
Dari sini dapat dilihat bahwa telah berjalan sebuah
manajemen pengelolaan sumberdaya manusia di dusun. Dengan
keterbatasan latar belakang pendidikan pengelolanya, namun
kesamaan tujuannya yang membuat dapat terlaksananya semua
kegiatan.
Memperhatikan latar belakang seluruh aspek yang
mendasari berkembangnya kegiatan pembangunan di Dusun
Penganak. Penulis mendapati bahwa ternyata kemajuan suatu
daerah tidak selalu ditentukan oleh kerja yang dikomandoi
dari atas, untuk wilayah Dusun Penganak tentu saja
pemerintahan desa dan kecamatan yang berada di atasnya.
Keinginan, inisatif dan usaha masyarakat untuk lebih maju
dengan memberdayakan sumber daya dusun, menyebabkan
masyarakat Dusun Penganak menjadi mandiri dalam melakukan
pembangunan di berbagai bidang. Sedangkan pendidikan dan
profesi yang melatarbelakangi kerja membangun tersebut,
tidaklah menjadi penghalang bagi mereka untuk dapat
berkarya. Kerja nyata tersebut dilaksanakan lebih kepada
menggunakan pendekatan musyawarah dalam menentukan kesamaan
tujuan, membagi fungsi kerja pada setiap bagian dan
bergotong royong dalam pelaksanaannya.
II.6 Pembangunan Perekonomian yang berkesinambungan
Dari paparan di atas dapat kita amati, di dalam
lingkungan masyarakat Dusun Penganak persepsi tentang
pembangunan lebih banyak dikaitkan dengan kemajuan material
dan kegiatan-kegiatan sosial yang berdampak. Padahal selain
kedua bentuk pembangunan di atas, ada satu lagi yang
seharusnya dilakukan dalam membangun yaitu pembangunan
yang memberikan dampak perekonomian masyarakat dusun yang
berkesinambungan dan tentu saja bertujuan meningkatkan
taraf hidup masyarakat Dusun Penganak itu sendiri. Hal ini
sangat perlu dilakukan karena sumber pendapatan dusun
berupa timah, merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Timah jika di eksploitasi secara terus
menerus tentu lama kelamaan akan habis. Ini mulai dirasakan
oleh masyarakat Dusun Penganak, timah yang mereka cari
mulai sulit didapat, meski ada beberapa yang masih
mendapati hasil timah dalam jumlah cukup banyak.
Beberapa orang di Dusun Penganak mulai beralih profesi
bekerja sebagai pekebun sawit, karet dan lainnya. Ada juga
yang mempunyai keterampilan sebagai nelayan, kembali
berprofesi sebagai nelayan. Peralihan ini masih dalam
bentuk perorangan saja. Bagi mereka yang dulunya pengusaha
TI dapat melakukan peralihan profesi dengan membuka lahan
perkebunan atau membeli perlengkapan untuk menangkap ikan,
namun bagi buruh TI sangat sulit untuk beralih dikarenakan
permodalan.
Permasalahan baru yang muncul ini dapat diantisipasi
dari awal dengan memanfaatkan sumber dana dusun untuk
membangun lembaga-lembaga perekonomian yang dapat membantu
kehidupan masyarakat dusun, misalnya koperasi. Tentu hal
ini perlu disosialisasikan terlebih dahulu, guna memberikan
pemahaman kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkaitan
dengan pelaksana pembangunan di Dusun Penganak. Bentuk
pembangunan yang searah dengan teori pembangunan sarana dan
prasarana yaitu berupa bantuan pengadaan alat-alat
perikanan, perkebunan dan pertukangan, sesuai dengan
kondisi profesi masyarakat Dusun Penganak. Pengadaan
pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan profesi dan
bimbingan keterampilan baru yang berguna bagi kelangsungan
perekonomian masyarakat. Dan hal yang sangat penting juga
yaitu fasilitas permodalan dan pemasaran. Semua itu dapat
diakomodir oleh koperasi yang berfungsi mengatur distribusi
bantuan-bantuan, pengadaan pelatihan dan keterampilan,
permodalan dan pemasaran. Hal ini selain membantu
meningkatkan taraf hidup warga juga membuka kesempatan
kerja baru bagi masyarakat Dusun Penganak. Kendalanya
adalah dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu membimbing
dan mengarahkan masyarakat guna terlaksananya kegiatan
tersebut. Pemerintahan Desa Air Gantang dapat menjadi
jembatan yang memediasi kebutuhan masyarakat Dusun Penganak
dengan pihak-pihak dinas terkait. Pihak dinas tersebut
adalah Dinas Perkoperasian, Dinas Sosial, Dinas Kelautan
dan Perikanan, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Bangka Barat dan tidak menutup kemungkinan dengan
dinas-dinas lain.
III. PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pembangunan di suatu wilayah dusun tidak harus selalu
menunggu dari desa.
2. Latar belakang pendidikan masyarakat bukan menjadi
hambatan dusun untuk membangun.
3. Kepala dusun, tokoh-tokoh agama, adat dan pemuda
haruslah mampu memberikan suatu keyakinan kepada
masyarakatnya untuk bersama-sama mewujudkan pembangunan.
4. Kunci dari terlaksananya pembangunan di Dusun Penganak
adalah keinginan yang sama dari masyarakat yaitu
kemajuan dusun, musyawarah dan mufakat, lalu kerja yang
saling bahu membahu dan saling melengkapi.
III.2 Saran
Apabila ditemukan kendala dalam pembangunan, maka
kepala dusun dapat menjadi perwakilan masyarakat untuk
meminta bantuan dari pihak desa agar menjadi fasilitator
bagi warga dusun kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi. Khusus dengan masalah yang
dihadapi oleh Dusun Penganak, dapat meminta bantuan dari
Dinas Perkoperasian, Dinas Sosial, Dinas Kelautan dan
Perikanan, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Bangka Barat untuk membantu menyelesaikan
masalahnya.
Terkait dengan keinginan masyarakat untuk maju, maka
dapat diwujudkan melalui inisiatif dan kerja dari
masyarakat itu sendiri. Hal ini mengharuskan adanya
musyawarah yang menghasilkan kesepakatan dari semua pihak.
Hasil mufakat akan menjadi dasar kerja seluruh warga
masyarakat untuk mewujudkan pembangunan di dusunnya.
DAFTAR PUSTAKA
ISWANTO, Yun (2012) Manajemen sumber daya manusia, Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka
Kasnawi, M. Tahir (2010) Pembangunan masyarakat desa dan kota,
Jakarta : Universitas Terbuka
Pemerintah Desa Air Gantang (2012) Rancangan Pembangunan
Jangka Menengah Desa Air Gantang Kecamatan Parittiga