pengaruh profitabilitas, solvabilitas - FAKULTAS BISNIS ...

172
i PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM SUB SEKTOR FARMASI DAN BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2018 SKRIPSI Oleh : SERLIN TANNIA 20160100188 JURUSAN AKUNTANSI KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTASI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG 2020

Transcript of pengaruh profitabilitas, solvabilitas - FAKULTAS BISNIS ...

i

PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS,

PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM SUB SEKTOR

FARMASI DAN BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2016-2018

SKRIPSI

Oleh :

SERLIN TANNIA

20160100188

JURUSAN AKUNTANSI

KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTASI

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS,

PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING

CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM

SUB SEKTOR FARMASI DAN KONSUMSI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2016-2018

SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis

Universitas Buddhi Dharma Tangerang

Jenjang Pendidikan Sastra 1

Oleh :

SERLIN TANNIA

20160100188

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

i

i

i

i

i

i

i

PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, PERTUMBUHANPENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDITGOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM SUBSEKTOR FARMASI DAN BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2018

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit,profitabilitas, likuiditas, struktur modal, dan pertumbuhan perusahaan terhadapopini audit going concern. Profitabilitas diukur dengan ROA, solvabilitas diukurdengan DAR, pertumbuhan penjualan diukur dengan SALES GROWTH, danukuran perusahaan diukur dengan SIZE.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi yang digunakandalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi dan barang konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018. Teknik pengambilansampel menggunakan teknik purposive sampling, sebanyak 17 perusahaan dari 41perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun,sehingga data penelitian sebanyak 51 sampel dengan menggunakan SPSS versi 25.Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi logistik.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhanpenjualan dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern,sedangkan profitabilitas dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap opini auditgoing concern. Profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuranperusahaan berpengaruh secara simultan terhadap opini audit going concern.

Kata Kunci: Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan danUkuran Perusahaan, Going Concern

ii

INFLUENCE PROFITABILITY, SOLVENCY, SALES GROWTH, ANDCOMPANY SIZE TO THE OPINION OF AUDIT GOING CONCERN ON

MANUFACTURING COMPANIES IN SUB-SECTORS OFPHARMACEUTICALS AND CONSUMER GOODS LISTED ON INDONESIA

STOCK EXCHANGE YEAR 2016-2018

ABSTRACT

This research aims to determine the influence of quality of audit,profitability, liquidity, capital structure, and growth of the company to the auditopinion of going concern. The profitability measured by ROA, the solvency ismeasured by DAR, the sales growth is measured with SG, and the company size ismeasured by SIZE.

This type of research is quantitative research. The population used in thisresearch was the pharmaceuticals and consumer goods company listed on theIndonesia Stock Exchange in 2016-2018. The sampling technique uses purposivesampling technique, as many as 17 companies from 41 manufacturing companieslisted on the Indonesia Stock exchange for 3 years, so as 51 samples of researchdata using SPSS version 25. The data analysis technique used is logisticregression.

Based on the results of this study shows that the sales growth andcompany size is influential against the audit opinion of going concern, while theprofitability and solvency has no effect on the audit opinion of going concern. Theprofitability, solvency, sales growth and company size are influentialsimultaneously on the audit opinion of going concern.

Keywords: Profitability, Solvency, sales growth, and company size,Going Concern

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

Sang Tiratana, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis

sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul

“PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, PERTUMBUHAN

PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT

GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM SUB

SEKTOR FARMASI DAN BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2018” sebagai salah satu syarat

kelulusan meraih gelar Strata 1 (satu) pada Jurusan Pemeriksaan Akuntansi di

Universitas Buddhi Dharma Tangerang.

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat dalam mencapai gelar Sarjana Akuntansi program S1 pada Falkultas Bisnis

Universitas Buddhi Dharma. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak

menerima bantuan dan dorongan, baik moril maupun material dari berbagai pihak,

maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M., CPMA selaku Rektor Universitas

Buddhi Dharma Tangerang.

2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si selaku Dekan Falkultas Bisnis

Universitas Buddhi Dharma.

3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Universitas Buddhi Dharma.

iv

4. Bapak Peng Wi, S.E., M.Akt selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran unruk memberikan pengetahuan,

kritik dan saran, masukan dan motivasi begi penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

5. Seluruh Dosen Universitas Buddhi Dharma yang telah memberikan

perkuliahan selama penulis menempuh perkuliahan di Universitas Buddhi

Dharma.

6. Papa dan Almh. Mama tercinta, kakak serta keluarga yang telah

mendoakan serta mendukung penulis hingga menyelesaikan skripsi dengan

baik.

7. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahaan hati penulis menerima kritik dan

saran yang dapat menjadikan Skripsi ini lebih baik lagi.

Tangerang, 17 Desember 2019

Penulis,

Serlin Tannia

v

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL LUAR

JUDUL DALAM

LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ABSTRAK................................................................................................................ i

ABSTRACT...............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................ iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR TABEL....................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah............................................................................ 11

C. Rumusan Masalah............................................................................... 13

D. Tujuan Penelitian................................................................................ 14

E. Manfaat Penelitian...............................................................................15

F. Sistematika Penulisan.......................................................................... 15

BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................17

A. Gambaran Umum Teori..................................................................... 17

1. Pengertian Auditing........................................................................17

2. Tujuan Audit.................................................................................. 18

3. Jenis-Jenis Audit............................................................................ 19

4. Jenis-Jenis Auditor ........................................................................ 20

5. Opini Audit.....................................................................................22

vi

6. Standar Auditing............................................................................ 24

7. Laporan Keuangan.......................................................................... 26

8. Going Concern................................................................................ 27

9. Opini Audit Going Concern............................................................31

10. Profitabilitas.................................................................................. 34

11. Solvabilitas.................................................................................... 35

12. Pertumbuhan Penjualan.................................................................36

13. Ukuran Perusahaan........................................................................37

B. Hasil Penelitian Terdahulu................................................................. 38

C. Kerangka Pemikiran...........................................................................43

D. Perumusan Hipotesa...........................................................................43

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going

Concern.............................................................................................43

2. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going

Concern........................................................................................44

3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Opini Audit

Going Concern............................................................................. 45

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going

Concern..................................................................................... 45

5. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan

Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit

Going Concern............................................................................. 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................47

A. Jenis Penelitian...................................................................................47

B. Objek Penelitian................................................................................. 47

C. Jenis dan Sumber Data....................................................................... 48

1. Jenis Data........................................................................................ 48

2. Sumber Data....................................................................................48

D. Populasi dan Sampel.......................................................................... 48

1. Populasi........................................................................................... 48

2. Sampel.............................................................................................49

vii

E. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 50

F. Operasionalisasi Variabel Peneltian................................................... 50

1. Variabel Dependen (Y)................................................................... 51

2. Variabel Independen (X).................................................................51

G. Teknik Analisis Data..........................................................................54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................60

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian.......................................................... 60

B. Analisis Hasil Penelitian..................................................................... 74

1. Analisis Statistik Deskriptif........................................................... 74

2. Menguji Kelayakan Model Regresi Logistik................................. 76

3. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fir Test)..................77

4. Koefisien Determinasi....................................................................78

5. Tabel Klasifikasi............................................................................ 79

6. Persamaan Model Regresi Logistik...............................................81

C. Uji Hipotesis ......................................................................................83

1. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)............................. 83

2. Hasil Uji Signifikansi arameter Individul (Uji Statistik T)........... 84

D. Pembahasan.........................................................................................86

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern....87

2. Pengaruh SolvabilitasTerhadap Opini Audit Going Concern.......87

3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Opini Audit

Going Concern............................................................................... 88

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit

Going Concern............................................................................... 89

5. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan

Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit

Going Concern............................................................................... 89

BAB V PENUTUP...............................................................................................91

A. Kesimpulan....................................................................................... 91

B. Implikasi Penelitian...........................................................................92

viii

C. Saran..................................................................................................94

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

SURAT KETERANGAN RISET BEI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Penelitian Terdahulu......................................................................38Tabel IV. 1 Proses Pemilihan Sampel ..............................................................60Tabel IV. 2 Daftar Perusahaan Sampel............................................................. 61Tabel IV. 3 Hasil Perhitungan OAGC.............................................................. 62Tabel IV. 4 Hasil Perhitungan Profitabilitas..................................................... 63Tabel IV. 5 Hasil Perhitungan Solvabilitas.......................................................65Tabel IV. 6 Hasil Perhitungan Pertumbuhan Penjualan....................................68Tabel IV. 7 Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan...........................................71Tabel IV. 8 Hasil Uji Statistik Deskriptif..........................................................74Tabel IV. 9 Hasil Uji Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test.............76Tabel IV. 10 Hasil Uji Keseluruhan Model (Block O) .......................................77Tabel IV. 11 Hasil Uji Keseluruhan Model ( Block 1)........................................77Tabel IV. 12 Hasil Uji Model Summary............................................................. 78Tabel IV. 13 Hasil Uji Tabel Klasifikasi.............................................................79Tabel IV. 14 Hasil Uji Koefisien Regresi........................................................... 81Tabel IV. 15 Hasil Uji Secara Simultan..............................................................83Tabel IV. 16 Hasil Uji Secara Parsial................................................................. 84

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................43

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan OAGC

Lampiran 2 Perhitungan Profitabilitas

Lampiran 3 Perhitungan Solvabilitas

Lampiran 4 Perhitungan Pertumbuhan Penjualan

Lampiran 5 Perhitungan Ukuran Perusahan

Lampiran 6 Perhitungan X dan Y

Lampiran 7 Perhitungan Hasil Output SPSS Versi 25

Lampiran 8 Laporan Keuangan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

(2016-2018)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah

Opini audit going concern sangat penting karena sangat berguna bagi para

pemakai laporan keuangan untuk membuat keputusan investasi yang tepat

dalam berinvestasi. Sebab, ketika seorang investor akan melakukan investasi,

investor perlu memahami kondisi keuangan perusahaan, terutama

menyangkut tentang kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Hal ini

membuat auditor mempunyai tanggung jawab yang besar untuk

mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan keadaan

yang sesungguhnya (Eriec Dieda, 2018).

Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan

perusahaan sesungguhnya. Semakin kondisi perusahaan terganggu atau

memburuk maka akan semakin besar perusahaan terganggu atau memburuk

maka akan semakin besar perusahaan tersebut membutuhkan opini audit

going concern. Sebaliknya pada perusahaan yang tidak pernah mengalami

kesulitan keuangan auditor tidak pernah mengeluarkan opini audit going

concern (Eriec Dieda, 2018).

Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya dapat

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dari perusahaan tersebut. Kondisi

perekonomian suatu negara yang baik dapat memacu kinerja perusahaan

semakin baik. Sementara kondisi perekonomian negara yang kurang baik

akan menghambat perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Memburuknya

2

2

kondisi keuangan dapat mengakibatkan kelangsungan hidup suatu perusahaan

dapat terpengaruh (Hidayat, 2018).

Investor melakukan penanaman modal terhadap perusahaan dengan

harapan mendapatkan keuntungan dari proses tersebut dimasa yang akan

datang. Oleh karena itu, investor sangat berkepentingan terhadap laporan

keuangan yang disusun guna untuk mendapatkan informasi yang dapat

membantu mereka membuat suatu keputusan investasi dan dapat memastikan

investasi yang dilakukannya dalam sebuah perusahaan bisa memberikan

pengembalian seperti yang diharapkan yaitu terlebih dahulu harus

mengetahui kondisi keuangan perusahaan dengan cara melihat dan

menganalisa laporan keuangannya.

Laporan keuangan yang telah dikeluarkan oleh manajemen dapat lebih di

percaya apabila laporan keuangan tersebut telah mendapatkan pernyataan

atau opini audit dari auditor independen atas kewajaran laporan keuangan

tersebut, maka auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani

antara kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan

penyedia laporan keuangan (Yani dkk, 2018).

Dampak negatif yang akan timbul akibat diterbitkan opini audit going

concern terhadap perusahaan adalah harga saham menurun, kesulitan dalam

meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan para investor, kreditur,

pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan. Hilangnya

kepercayaan publik terhadap citra perusahaan dan manajemen perusahaan

tersebut akan memberi efek yang sangat signifikan terhadap keberlanjutan

3

3

bisnis perusahaan ke depannya. Buruknya citra perusahaan serta hilangnya

kepercayaan kreditur akan menyulitkan perusahaan apabila perusahaan

membutuhkan tambahan dana guna membiayai operasional usahanya. Begitu

juga dengan pelanggan, hilangnya pelanggan akan mengakibatkan

terhentinya bisnis perusahaan.

Ada tiga fenomena terkait dengan going concern yang diambil dari luar

negeri dan dalam negeri. Salah satu contoh fenomena dari luar negeri yaitu

kasus manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh Worldcom

perusahaan telekomunikasi (jaringan telepon jarak jauh) di Amerika.

Worldcom pada awal tahun 2000 sudah mulai mengalami kemerosotan yang

disebabkan oleh dot-com buble. Pendapatan perusahaan yang mengalami

penurunan dan utang semakin banyak. Nilai saham perusahaan ini juga terus

mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut Bernard Ebbers sebagai CEO,

Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior

memutuskan mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang mereka

tempuh. Yang pertama, mereka membukukan “line cost” sebagai pemasukan,

padahal kenyataannya merupakan pengeluaran. Dan yang kedua, mereka

meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis sebagai “akun

pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi” (Sumber :

https://repository.stiesia.ac.id oleh R Wulan Aprinia, 2016).

Kemudian fenomena kedua terjadi di dalam negeri, yaitu kasus Batavia

Air tidak bisa membayar hutang sebesar $4,68 juta yang jatuh tempo pada

tanggal 13 Desember 2012, karena Batavia Air tidak melakukan pembayaran,

4

4

pihak kreditor mengajukan gugatan pailit kepada Batavia Air. Dimana saat

sebelum Batavia Air mengalami kebangkrutan, laporan keuangannya

menunjukan kemampuan membayar kewajiban jangka pendek serta jangka

panjang, dan arus kas dalam kondisi baik. Laporan keuangan pun

mendapatkan opini audit yang wajar tanpa pengecualian dan tidak menerima

kualifikasi going concern pada tahun 2011. Namun ternyata Batavia Air

justru tidak dapat mempertahankan kelangsungan usahanya sehingga

mengalami kebangkrutran. Kenyataan ini menimbulkan pertanyaan mengapa

perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian tiba- tiba berhenti

operasi. Fenomena- fenomena ini menunjukkan adanya sebuah praktik bisnis

yang tidak sehat dan mengakibatkan kehancuran baik bagi kelangsungan

hidup usaha perusahaan maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

memeriksanya (Sumber : https://repository.widyatama.ac.id oleh H Fauziah,

2014).

Kemudian kasus yang terkait dalam opini audit going concern yang

bersumber dari detik.com, yaitu PT. Sekawan Intipratama Tbk. Bursa Efek

Indonesia (BEI) masih terus mengawasi gerak-gerik atau aktivitas bisnis

PT.Sekawan Intipratama Tbk (SIAP). Hingga saat ini, perusahaan yang kini

beralih ke sektor tambang tersebut masih dalam pengawasan

bursa. Perdagangan sahamnya masih disuspensi alias dihentikan sementara.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini

menyebutkan, suspensi tersebut tidak akan dicabut selama perseroan tidak

memenuhi prasyaratan yang diminta bursa. Artinya, Sekawan harus

5

5

menyampaikan laporan mengenai going concern. Hukuman suspense akan

berlanjut hingga ke tahap delisting alias ditendang dari dari lantai bursa jika

selama 2 tahun berturut-turut tidak ada laporan yang jelas soal bisnis

perusahaan. Hamdi mengungkapkan, hingga sat ini belum ada lapoan secara

rinci terkait going concern perusahaan ke depan. Malah, kata Hamdi, 4

direksi Sekawan justru mengundurkan diri. Saat ini, BEI sebagai otoritas di

pasar modal sudah melakukan hukuman berupa suspensi saham. Selanjutnya,

OJK sebagai pihak yang berwenang untuk memberikan sanksi yang lebih

berat kepada pihak-pihak terkait.

Beberapa penelitian yang ada mengenai opini audit going concern

diantaranya dilakukan oleh Vivi Angel (2019), meneliti tentang pengaruh

profitabilitas, Solvabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap penerimaan

opini audit going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan return on asset

menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -7,942 dengan tingkat signifikan

sebesar 0,049 dimana lebih kecil dari 0,05, yang berarti profitabilitas

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Solvabilitas

yang diukur dengan debt to total asset ratio menunjukkan nilai koefisien

positif sebesar 4,404 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 dimana lebih

kecil dari 0,05, yang berarti solvabilitas berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern. Pertumbuhan Perusahaan yang diukur dengan

pertumbuhan penjualan menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -0,714

6

6

dengan tingkat signifikan sebesar 0,284 dimana lebih besar dari 0,05, yang

berarti pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern.

Rizka Ardhi Pradika (2017), meneliti tentang pengaruh profitabilitas,

likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan

terhadap opini audit going concern, sedangkan likuiditas dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Ni Made Ade Yuliyani dan Ni Made Ari Erawati (2017), meneliti tentang

pengaruh financial distress, profitabilitas, leverage dan likuiditas pada opini

audit going concern. Hasil penelitiannya adalah financial distress

berpengaruh negatif pada opini audit going concern. Profitabilitas tidak

berpengaruh pada opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa

nilai ROA yang rendah, bukan berarti buruk. Leverage tidak berpengaruh

pada opini audit going concern. Likuiditas tidak berpengaruh pada opini audit

going concern. Berdasarkan hasil simpulan yang disampaikan diatas,

beberapa saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah hasil

penelitian ini menghasilkan financial distress berpengaruh negatif pada opini

audit going concern. Hal ini menunjukkan semakin kecil nilai financial

distress maka semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan mendapatkan

opini audit going concern. Diharapkan penelitian selanjutnya yang ingin

7

7

melakukan penelitian sejenis dapat lebih mengeksplorasi serta

mengembangkan pengaruh financial distress pada opini audit going concern.

Yuli Setiawan (2017), meneliti tentang pengaruh debt default,

pertumbuhan perusahaan, reputasi kap, opini audit tahun sebelumnya

terhadap opini audit going concern (Studi Empiris pada Perusahaan

manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek

indonesia periode 2013-2015). Hasil Penelitiannya adalah 1. Debt Default

memberikan pengaruh yang signifikan dalam memprediksi opini audit going

concern pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan

dengan kondisi debt default cenderung medapat opini audit going concern. 2.

Pertumbuhan perusahaan tidak memberikan perngaruh yang signifikan dalam

memprediksi opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia. 3. Reputasi KAP tidak memberikan pengaruh yang signifikan

dalam memprediksi opini audit going concern pada perusahaan manufaktur

di Bursa Efek Indonesia. 4. Opini audit tahun sebelumnya memberikan

pengaruh yang signifikan dalam memprediksi opini audit going concern pada

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan dengan opini

audit going concern pada tahun sebelumnya cenderung mendapat opini going

concern pada tahun berikutnya. 5. Secara simultan debt default, pertumbuhan

perusahaan, reputasi KAP dan opini audit tahun sebelumnya signifikan dalam

memprediksi opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia. Secara simultan debt default, pertumbuhan perusahaan,

reputasi KAP dan opini audit tahun sebelumnya memberikan pengaruh

8

8

sebesar 55,0% terhadap opini going concern dengan ketepatan prediksi

mencapai 95,2%.

Meiliana (2018), meneliti tentang pengaruh reputasi auditor, opini audit

sebelumnya, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini

audit going concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Property & Real Estate

yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Hasil penelitiannya adalah variabel

reputasi auditor, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern, sedangkan opini

audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini audit going

concern.

Maria Yudha (2017), meneliti tentang pengaruh kualitas audit,

pertumbuhan perusahaan, debt default dan opini audit tahun sebelumnya

terhadap pemberian opini audit going concern. Hasil penelitiannya adalah

variabel kualitas audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pemberian opini audit going concern. Variabel pertumbuhan perusahaan yang

diukur atau diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan (sales growth

ratio) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemberian opini

audit going concern.. Variabel debt default yang diproksikan dengan Debt to

asset ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going

concern.. Variabel opini audit tahun sebelumnya tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap opini audit going concern.

Monica Krissindiastuti & Ni Ketut Rasmini (2016), meneliti tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit going concern (dengan variabel

9

9

X audit tenure, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, reputasi KAP,

opinion shopping, opini audit tahun sebelumnya). Hasil penelitiannya adalah

audit tenure, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini

audit going concern, reputasi KAP dan opinion shopping berpengaruh positif

terhadap opini audit going concern, ukuran perusahaan dan opini audit tahun

sebelumnya tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Fredy Suharli (2019), Analisis pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan

perusahaan dan audit tenure terhadap penerimaan opini audit going concern

(Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Barang Konsumsi

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017). Hasil

penelitiannya adalah H1 yang menyatakan bahwa “ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern” tidak

didukung, dikarenakan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran

perusahaan yang diproksikan dengan Logaritma (In) total aset perusahaan

tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern

dengan nilai signifikansi sebesar 0,215 > 0,05. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut, bahwa auditor dalam melaksanakan proses auditing tidak

dipengaruhi terhadap ukuran perusahaan baik besar ataupun kecil. H2 yang

menyatakan bahwa “pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap penerimaan opini audit going concern” didukung, dikarenakan hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan yang

diproksikan dengan sales growth ratio perusahaan berpengaruh terhadap

penerimaan opini audit going concern dengan nilai signifikansi sebesar 0,007

10

10

< 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwa auditor dalam

melaksanakan proses auditing dipengaruhi terhadap pertumbuhan perusahaan,

perusahaan dengan negative growth terus menerus memiliki kemungkinan

besar untuk mendapatkan opini audit going concern. H3 yang menyatakan

bahwa “audit tenure berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern” tidak didukung, dikarenakan hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel audit tenure yang diproksikan dengan menggunakan lamanya

hubungan KAP dengan klien tidak berpengaruh signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern dengan nilai signifikansi sebesar 0,111

> 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwa auditor dalam

melaksanakan proses auditing tidak dipengaruhi terhadap audit tenure,

auditor tetap memberikan opini audit going concern pada perusahaan apabila

ada kesangsian atas kelangsungan hidup perusahaan dan auditor akan

menjaga independensinya dan tidak takut kehilangan kontrak dengan klien

serta fee dari auditee bila mengeluarkan opini audit going concern.

Alasan memilih rasio profitabilitas adalah karena rasio profitabilitas akan

mampu mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba. Selain sebagai tujuan utama perusahaan, laba merupakan indikator bagi

perusahaan. Laba adalah faktor utama dalam mengukur tingkat efektifits dan

efisiensi suatu perusahaan dengan seluruh dana dan sumber daya yang ada di

perusahaan. Kemudian untuk pemilihan variabel solvabilitas dikarenakan

solvabilitas ini mampu mengukur keseluruhan total utangnya, baik dalam

jangka pendek dan dalam jangka panjang. Hal ini akan lebih memudahkan

11

11

untuk para auditor memberikan opini audit going concern guna untuk

menyelamatkan perusahaan yang telah diaudit. Kemudian untuk pemilihan

variabel pertumbuhan penjualan adalah karena pertumbuhan penjualan juga

bisa dijadikan salah satu acuan bagi auditor dalam menentukan opini audit

going concern. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan suatu perusahaan

dapat dilihat dari bagaimana suatu perusahaan dapat mempertahankan posisi

ekonominya dalam industri maupun keseluruhan kegiatan ekonominya.

Pertumbuhan penjualan dalam hal ini dilihat dari peningkatan laba yang

diperoleh. Dan pemilihan ukuran perusahaan yaitu karena ukuran perusahaan

merupakan penentu sebuah perusahaan dapat terus melanjutkan usahanya

atau tidak dapat melanjutkan usahanya ditahun-tahun yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik ingin

meneliti mengenai “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan

Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada

Perusahaan Manufaktur dalam Sub Sektor Farmasi dan Barang Konsumsi

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka

identifikasi masalah dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern.

2. Bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern.

12

12

3. Bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit

going concern.

4. Bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

opini audit going concern.

5. Bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.

6. Bahwa financial distress berpengaruh negatif terhadap opini audit going

concern.

7. Bahwa leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini

audit going concern.

8. Bahwa debt default berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit

going concern.

9. Bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit

going concern.

10. Bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap

opini audit going concern.

11. Bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern.

12. Bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap opini audit going

concern.

13. Bahwa audit tenure berpengaruh negatif terhadap opini audit going

concern.

14. Bahwa opinion shopping berpengaruh positif terhadap opini audit going

concern.

13

13

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap opini audit going

concern pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Solvabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern

pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap opini audit

going concern pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going

concern pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan

Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap opini

audit going concern pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

14

14

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian yang

saya lakukan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap opini

audit going concern pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui apakah Solvabilitas berpengaruh terhadap opini

audit going concern pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui apakah Pertumbuhan Penjualan berpengaruh

terhadap opini audit going concern pada sub sektor farmasi dan

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh

terhadap opini audit going concern pada sub sektor farmasi dan

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Untuk mengetahui apakah Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan

Penjualan dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan

terhadap opini audit going concern pada sub sektor farmasi dan

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

15

15

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penulis berharap mampu memberikan

manfaat baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teotiris yang diharapkan dari penelitian yaitu dapat memperkuat

teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya, khususnya mengenai

teori opini audit going concern bagi auditor dan pembaca laporan

keuangan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini antara lain

memberikan tambahan informasi serta menambah dan memperluas

pengetahuan baik bagi auditor, manajemen dan investor.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dibuat untuk memberikan gambaran dan garis

besar mengenai pokok materi yang akan dibahas dalam setiap bab sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

16

16

Bab ini berisi tentang teori-teori yang relevan digunakan

untuk mendukung proses penelitian dan tinjauan penelitian

terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang objek penelitian dan metode yang akan

digunakan dalam penelelitian ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi hasil penelitian, analisis data

dan interpretasi hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian ini.

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. GAMBARAN UMUM TEORI

1. Pengertian Auditing

Istilah auditing berasal dari bahasa latin yaitu “Audire” yang berarti

mendengar atau memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah

memperhatikan dan mengamati pertanggungjawaban keuangan yang

disampaikan penanggung jawab keuangan, dalam hal ini manajemen

perusahaan. Fungsi ini secara perlahan-lahan berkembang sesuai dengan

tuntutan jaman yang semakin maju, pendengar tersebut dikenal dengan

auditor atau pemeriksa. Sedangkan tugas yang diemban oleh auditor

tersebut disebut dengan “auditing”. Audit yang dilakukan baik oleh

internal auditor maupun eksternal auditor sangat berguna untuk menilai

dan mengawasi perkembangan perusahaan. Definisi auditing menurut

beberapa ahli, antara lain :

Sukrisno Agoes (2017:4) menyatakan bahwa :

“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan

sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan

yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan

dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan

pendapat mengenai kewajiban laporan keuangan tersebut”.

18

Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke menyatakan bahwa :

“Auditing adalah proses yang ditempuh oleh seorang yang kompeten

dan independen agar dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti- bukti

mengenai informasi yang terukur dari suatu entitas (satuan) usaha untuk

mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi

yang terukur tersebut dalam kriteria yang telah ditetapkan.

Arens, Beasly dan Elder (2017:28) menyatakan bahwa :

“Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi

untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi

itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh

orang yang kompeten dan independen.

Berdasarkan beberapa pengertian auditing yang dijelaskan di atas dapat

disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses yang sistematis, objektif

dan dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dalam

mengumpulkan dan mengevaluasi bukti- bukti mengenai informasi

kegiatan maupun kejadian akuntansi dengan tujuan menentukan tingkat

kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan

mengkomunikasikannya kepada pihak- pihak yang berkepentingan.

2. Tujuan Audit

19

Menurut Herry (2016:58) dalam bukunya yang berjudul Auditing dan

Assurance, tujuan dilakukan Tujuan dilakukannya pengauditan atas

laporan keuangan adalah untuk meningkatkan keyakinan bagi para

pengguna laporan keuangan. Hal ini dicapai melalui sebuah pernyataan

atau opini auditor tentang apakah laporan keuangan telah disusun, dalam

semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan

yang berlaku.

Menurut IAI (2011:110,1) dalam standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP), PSA 02 (SA 110), Tujuan Audit Adalah untuk menyatakan

pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi

keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3. Jenis-Jenis Audit

Menurut Arens et al (2011 : 16-19) ada tiga jenis utama aktivitas audit, yaitu :

a. Audit Operasional

Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektifitas setiap bagian

dari prosedur dan metode operasi organisasi . pada akhir audit

operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk

memperbaiki operasi.

b. Audit Ketaatan

20

Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang

diaudit telah mengikuti prosedur, aturan atau ketentuan tertentu yang

ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi.

c. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan

keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan

kriteria tertentu.

4. Jenis-Jenis Auditor

Menurut Arens et al (2011 : 19-21) ada 5 (lima) jenis auditor yang paling umum,

yaitu :

a. Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab mengaudit laporan

keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka,

kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar dan banyak perusahaan

serta organisasi non komersial yang lebih kecil.

b. Auditor Internal Pemerintah

Auditor Internal Pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), guna melayani

kebutuhan pemerintah.

c. Auditor Badan Pemeriksa Keuangan

21

Auditor Badan Pemeriksa Keuangan adalah auditor yang bekerja untuk

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia, badan yang

didirikan berdasarkan Konstitusi Indonesia dan BPK bertanggung

jawab sepenuhnya kepada DPR.

d. Auditor Pajak

Direktorat Jendral (DitJen) Pajak bertanggung jawab untuk

memberlakukan peraturan pajak. Salah satu tanggung jawab utama

DitJen pajak adalah mengaudit SPT wajib pajak untuk menentukan

apakah SPT itu sudah memenuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit

ini murni bersifat audit ketaatan. Auditor yang memberlakukan

pemeriksaan tersebut disebut auditor pajak.

e. Auditor Internal

Auditor dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi

manajemen. Tanggung jawab auditor internal sangat beragam,

tergantung pada yang mempekerjakan mereka. Ada staf audit internal

yang hanya terdiri dari satu atau dua karyawan yang melakukan audit

ketaatan secara rutin. Staf audit internal lainnya mungkin terdiri dari

atas lebih dari 100 karyawan yang memikul tanggung jawab yang

berlainan, termasuk banyak di bidang luar akuntansi. Banyak juga

auditor internal yang terlibat dalam audit operasional atau memiliki

keahlian dalam mengevaluasi sistem komputer.

22

5. Opini Audit

Dalam bukunya yang berjudul Auditing dan Assurance yang ditulis

oleh Herry (2016:32) terdapat 5 (lima) opini audit, yaitu sebagai berikut :

a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian

Laporan audit standar wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh

akuntan publik (auditor eksternal) apabila semua kondisi audit telah

terpenuhi dan tidak ada salah saji yang signifikan serta laporan

keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi.

b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan Atau

Modifikasi Kata-Kata

Laporan ini adalah laporan wajar tanpa pengecualian, dimana laporan

keuangan telah disajikan secara wajar, tetapi auditor merasa perlu atau

wajib untuk memberikan informasi tambahan. Berikut adalah penyebab

paling penting dari penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi

kata-kata laporan audit wajar tanpa pengecualian:

1. Tidak diterapkan secara konsisten standar akuntansi.

2. Adanya keraguan yang subtansial mengenai kesinambungan usaha

atau kelangsungan hidup perusahaan.

3. Auditor menyetujui penyimpangan dari standar akuntansi.

23

4. Diperlukannya penekanan atas suatu hal atau masalah.

5. Laporan yang melibatkan auditor pengecualian.

c. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian

Laporan pendapat wajar dengan pengecualian diterbitkan apabila

auditor yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah

disajikan secara wajar, tetapi terdapat pembatasan dalam ruanglingkup

audit (kondisi 1) kelalaian dalam mematuhi standar akuntansi (kondisi

2). Laporan pendapat wajar dengan pengecualian merupakan bentuk

penyimpangan yang paling ringan dari laporan wajar tanpa

pengecualian.

d. Pendapat Tidak Wajar

Laporan pendapat tidak wajar diterbitkan hanya apabila auditor yakin

bahwa laporan keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji

yang sangat material atau sangat menyesatkan sehingga tidak

menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi dan arus kas

sesuai dengan standar akuntansi. Laporan pendapat tidak wajar hanya

dapat diterbitkan apabila auditor memiliki informasi (pengetahuan),

setelah melakukan investigasi yang mendalam, bahwa tidak ada

kesesuaian dengan standar akuntansi. Hal ini jarang terjadi sehingga

pendapat tidak wajar jarang sekali diterbitkan.

e. Laporan Menolak Memberikan Pendapat

24

Laporan menolak memberikan pendapat diterbitkan apabila auditor

tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan klien

secara keseluruhan telah disajikan secara wajar. Kebutuhan untuk

menolak memberikan pendapat akan timbul apabila terdapat

pembatasan ruang lingkup audit (kondisi 1) yang sangat material

sehingga kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan diragukan

atau terdapat hubungan yang tidak independen antara auditor dengan

kliennya (kondisi 3) tanpa melihat tingkat materialitasnya. Kedua

kondisi tersebut sangat menghalangi auditor untuk dapat memberikan

opini atas laporan keuangan secara keseluruhan.

6. Standar Auditing

Sukrisno, A (2016:30) dalam bukunya Auditing Petunjuk Praktis

Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik, mengemukakan bahwa

standar audit yang berlaku umum dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

a. Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat.

25

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan

mengawasi semua asisten sebagaimana mestinya.

2. Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas

serta lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai

resiko salah saji yang material dalam laporan keuangan karena

kesalahan atau kecurangan, dan selanjutnya untuk merancang sifat,

waktu, serta luas prosedur audit.

3. Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan

melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk

memberikan pendapat menyangkut pelaporan keuangan yang diaudit.

c. Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan

laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan

prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

26

4. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak

dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

7. Laporan Keuangan

Laporan keuangan menurut PSAK no. 1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah

suatu penyajian terstuktur dari posisi laporan keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan

informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas

yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan

dalam pembuatan keputusan ekonomi, serta menunjukan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya (IAI,

2012).

Menurut (Hery 2016, 3) mengatakan bahwa :

“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil proses akuntansi yang

dapat dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data

keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai

alat informasi yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan

dan kinerja perusahaan.”

Menurut (Syaiful Bahri, 2016, 134) menyatakan bahwa :

27

“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode pelaporan dan

dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya

oleh pihak pemilik perusahaan.”

Laporan keuangan digunakan oleh dua pihak, yaitu pihak internal dan

pihak eksternal. Pihak internal terdiri dari manajemen perusahaan dan para

pemegang saham, sedangkan pihak eksernal terdiri dari investor, kreditor,

masyarakat dan pemerintah. Laporan keuangan suatu perusahaan harus

mempunyai beberapa komponen sehingga laporan keuangan bisa

dinyatakan lengkap. Penyusunan laporan keuangan juga harus sesuai

dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum agar informasi

yang terdapat pada laporan keuangan dapat dipahami dan dimengerti oleh

para pengguna laporan keuangan.

8. Going Concern

Going concern atau kelangsungan usaha adalah prinsip dasar dalam

penyusunan laporan keuangan. Selain itu, going concern adalah dimana

entitas (perusahaan) biasanya dilihat sebagai berkelanjutan dalam bisnis di

masa mendatang. Dimana pentingnya perusahaan melakukan perlunya

likuidasi, penghentian perdagangan atau mencari perlindungan dari

kreditur sesuai dengan undang-undang atau peraturan untuk menjaga

supaya tetap going concern.

28

Berdasarkan IAI (2017) laporan keuangan biasanya disusun atas dasar

asumsi kelangsungan usaha entitas dimana perusahaan akan melanjutkan

usahanya di masa depan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi

atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika terjadi sebaliknya,

maka laporan keuangan harus disusun dengan dasar yang berbeda dan

dasar yang digunakan harus diungkapkan.

Going Concern adalah dimana perusahaan dapat mempertahankan

kelangsungan perusahaannya pada rentang waktu yang cukup lama dan

tidak akan dipailitkan dalam jangka waktu yang singkat (Ginting &

Tarihoran, 2017). Peran auditor dalam melakukan pemeriksaan pada

perusahaan yang melakukan going concern ialah mempertimbangkan

going concern dari hasil operasi perusahaan, kemampuan perusahaan

melakukan kewajibannya, kondisi ekonomi perusahaan. Auditor wajib

menjalankan prosedur audit dengan tujuan indentifikasi kondisi terkait

kelangsungan usahanya setidaknya dua belas bulan dari tanggal keuangan

pernyataan (ISA 570). Informasi yang berkaitan dengan rencana

manajemen wajib diperoleh bagi auditor jika ada kesangsian atas

kelangsungan usaha. Informasi tersebut akan dievaluasi oleh auditor

apabila rencana manejemen tidak dapat mengurangi dampak atau

ketidakpastian.

29

Menurut Marisa P. Purba (2009: 38-40) beberapa kondisi yang berujung

pada ketidakmampuan entitas bisnis mempertahankan kelangsungan

hidupnya (going concern) yakni :

1. Keuangan

Kondisi keuangan perusahaan merupakan kunci utama dalam melihat

apakah perusahaan akan mampu mempertahankan kelangsungan

hidupnya atau tidak pada masa yang akan datang. Kondisi keuangan

mencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang

akan jatuh tempo dalam waktu dekat dan pelunasan bunga pinjaman

kepada kreditur. Kondisi ini dapat dilihat dari kemampuan perusahaan

dalam menciptakan kas yang berawal dari kemampuan perusahaan

menciptakan laba.

2. Moneter

Kendala moneter juga mempengaruhi ekonomi mikro apabila banyak

entitas bisnis memiliki pinjaman dalam mata uang asing. Secara

otomatis akan mempengaruhi kemampuan entitas dalam menjaga

keberlangsungan hidupnya. Hal yang sama juga ditemukan pada

perusahaan yang mengandalkan bahan baku impor, dimana perusahaan

tidak lagi dapat menjaga keberlangsungan operasi dan kesinambungan

usahanya dengan biaya produksi yang tinggi.

3. Sosial

Kerawanan sosial (social unrest) dapat muncul sebagai dampak

sampingan. Risiko kerawanan sosial yang dapat timbul dan

30

mempengaruhi entitas seperti tingkat kriminalitas tinggi dan penyakit

sosial lainnya. Peristiwa Mei 1998 adalah contoh nyata, dimana iklim

investasi di Indonesia secara drastis anjlok sebagai akibat aksi anarkis

penjarahan yang mengakibatkan banyaknya perusahaan gulung tikar.

Demikian juga kondisi pemburuhan suatu negara yang sering mogok

dan demonstrasi akan menimbulkan ketidakpastian yang besar bagi

perusahaan dalam berinvestasi.

4. Politik

Tidak bisa dipungkiri, sehat tidaknya iklim investasi pada suatu negara

tergantung pada situasi politik negara tersebut. Hal ini berkaitan dengan

realita bahwa entitas berada di bawah rezim yang berkuasa sebagai

pihak regulator. Ketidakmampuan pemerintah dalam menjaga

kestabilan politik dan menegakkan supermasi hukum dapat

mengakibatkan kondisi ekonomi sosial yang memburuk yang pada

akhirnya mempengaruhi dunia investasi dan going concern entitas-

entitas bisnis.

5. Pasar

Kemampuan perusahaan menguasai pasar adalah kunci keberhasilan

dalam menciptakan laba. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh

berbagai kendala seperti daya saing, regulasi, inovasi produk, jalur

produksi, teknologi dan lain-lain. Jika entitas bisnis kehilangan pangsa

pasar bagi produk-produknya, maka secara otomatis kemampuannya

dalam menjaga kelangsungan hidup akan menurun.

31

6. Teknologi

Penguasaan teknologi dapat dipastikan mempengaruhi kemampuan

perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Kemampuan

perusahaan sebagai entitas bisnis dalam memenangkan persaingan juga

sangat dipengaruhi oleh penguasaan teknologi, tidak hanya perusahaan

yang bergerak di bidang jasa, perbankan, namun juga perusahaan di

bidang sektor riil.

9. Opini Audit Going Concern

Berdasarkan SPAP 2017, Opini audit memodifikasi terkait going

concern yang merupakan opini audit dalam pertimbangan auditor dimana

terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan

hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya pada kurun waktu yang

pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang

sedang diaudit. Auditor dalam melakukan pemeriksaan harus dapat

menganalisis dari laporan keuangan dan aktifitas opersioanal suatu entitas

pada laporan audit dengan pertimbangan going concern.

Pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah

karena berkaitan erat dengan reputasi auditor. Penghakiman terhadap

akuntan publik sering dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah

dengan melihat kondisi bangkrut tidaknya perusahaan yang diaudit.

Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan

perusahaan sesungguhnya. Semakin kondisi perusahaan terganggu atau

32

memburuk maka akan semakin besar perusahaan tersebut membutuhkan

opini audit going concern. Sebaliknya pada perusahaan yang tidak pernah

mengalami kesulitan keuangan, auditor tidak pernah mengeluarkan opini

audit going concern.

Auditor menetapkan penerimaan opini audit going concern apabila

dalam proses audit ditemukan kondisi dan peristiwa yang menggarah pada

kesangsian terhadap kelangsungan hidup perusahaan.

Berikut ini contoh kondisi dan peristiwa yang mengarah pada

kesangsian atas kelangsungan hidup perusahaan (SA Seksi 341 : paragraf

6) :

a. Trend negatif- sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang kali

terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha,

rasio keuangan penting yang jelek.

b. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan- sebagai contoh,

kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa,

penunggakan pembayaran deviden, penolakan oleh pemasok terhadap

pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, retrukturisasi utang,

kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru atau

penjualan sebagian besar asset.

c. Masalah intern- sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan

hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atau sukses

proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis,

kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.

33

d. Masalah luar yang terjadi- sebagai contoh, pengaduan ggatan pengadilan,

keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain yang

kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi;

kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat bencana

besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan

atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.

Ada beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpastian mengenai

kelangsungan hidup perusahaan diantaranya, yaitu :

a. Kerugian usaha yang besar secara berulang atau kekurangan modal

kerja.

b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban pada saat

jatuh tempo dalam jangka pendek.

c. Kehilangan pelanggan utama terjadi bencana yang tidak diasuransikan

seperti gempa bumi atau banjir atau permasalah perburuhan yang tidak

jelas.

d. Perkara pengadilan, gugatan hukum atau masalah serupa yang sudah

terjadi yang dapat membahayakan kemampuan untuk beroperasi.

Para pengguna laporan keuangan menganggap bahwa opini audit going

concern ini adalah prediksi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Auditor

harus bertanggung jawab atas opini going concern yang dikeluarkannya

dan opini going concern tersebut harus konsisten dengan keadaan

perusahaan yang sesungguhnya karena opini audit going concern tersebut

akan mempengaruhi para pemakai laporan keuangan untuk membuat

34

keputusan yang tepat dalam berinvestasi. Auditor memberikan pedoman

dalam menyediakan kerangka kerja untuk membantu direksi, komite audit

dan tim keuangan apakah sesuai untuk mengadopsi dasar kelangsungan

usaha dalam penyusunan laporan keuangan dan dalam membuat

pengungkapan yang seimbang, proporsional dan jelas. Perusahaan

dikatakan memenuhi standar going concern apabila didalam laporan

keuangan untuk pencatatan aset dan kewajiban adalah tepat atas dasar

bahwa perusahaan akan dapat merealisasikan aktiva dan kewajiban dalam

kegiatan usaha normal. Auditor didalam memberikan opini going

concern harus mempertimbangkan atas kondisi / peristiwa keungan yang

ada.

10. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran

tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.

Menurut (Hery 2016, 192) mengatakan bahwa:

“Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua

kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya yaitu yang berasal dari

kegiatan penjualan penggunaan aset, maupun penggunaan modal.”

Menurut (Hanafi 2014) menyatakan bahwa:

35

“Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada

tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.”

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting

adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-

hal lainnya. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan,

digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas.

Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan

kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio

profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets

(ROA), dimana rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah

laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam

total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total

aset.

Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula

jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam

dalam aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas aset

berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap

rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery 2016,193)

11. Solvabilitas

Menurut (Hery 2016, 165) mengatakan bahwa :

36

“Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang.”

Dalam arti luas, rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik

kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Tingkat

solvabilitas perusahaan dapat diukur dengan debt to asset ratio. Debt to

asset ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio

solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka

pemenuhan aset (Hery 2016, 166).

Jika dari hasil pengukuran apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan

utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh

tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mamu menutupi

utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya

rendah, maka semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang.

12. Pertumbuhan Penjualan

Menurut (Fahmi 2012, 69) menyatakan bahwa:

“Rasio pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur seberapa besar

kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di

dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum.”

37

Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode

masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang

akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan

daya saing perusahaan dalam suatu industri.

Menurut (Carvalho dan Costa, 2014) menyatakan bahwa:

“sales growth menggambarkan peningkatan penjualan dari tahun

ke tahun. Tingginya tingkat sales growth menunjukan semakin

baik suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya.”

13. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan besar aset yang dimiliki oleh sebuah

perusahaan. Menurut Prasetyorini (2013:186), ukuran perusahaan adalah

suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan

menurut berbagai cara antara lain dengan total aktiva, log size, nilai pasar

saham dan lain-lain. Ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki

oleh perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi

perusahaan. Semakin besar total aset yang dimiliki suatu perusahaan,

semakin besar pula ukuran perusahaan. Semakin besar aset maka semakin

besar modal yang ditanam, sementara semakin banyak penjualan, maka

semakin banyak juga perputaran hutang dalam perusahaan (Sujarweni,

2015:211).

Menurut (Butar dan Sudarsi, 2012) menyatakan bahwa :

38

“Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan

besar/kecilnya perusahaan.”

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai opini audit going concern telah banyak dilakukan,

dengan modifikasi variabel yang berbeda-beda. Berikut ini adalah ringkasan

penelitian terdahulu mengenai “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas,

Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going

Concern”.

Tabel II.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1 Vivi Angel

(2019)

Pengaruh

Profitabilitas,

Solvabilitas dan

Pertumbuhan

Perusahaan terhadap

penerimaan Opini

Audit Going Concern

pada perusahaan

Pertambangan yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada

tahun 2013-2017

Variabel independen

yang digunakan adalah

profitabilitas,

solvabilias dan

pertumbuhan

perusahaan. Variabel

dependen yang

digunakan adalah opini

audit going concern

Profitabilitas dan

solvabilitas

berpengaruh

terhadap opini audit

going concern

sedangkan

pertumbuhan

perusahaan tidak

berpengaruh

terhadap opini audit

going concern

39

2 Rizka Ardhi

Pradika

(2017)

Pengaruh

Profitabilitas,

Likuiditas dan

Ukuran Perusahaan

terhadap Opini Audit

Going Concern pada

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun

2013-2015

Variabel independen

yang digunakan

profitabilitas, likuiditas

dan ukuran perusahaan.

Variabel dependen

yang digunakan adalah

opini audit going

concern

Profitabilitas

berpengaruh

signifikan terhadap

opini audit going

concern

likuiditas dan

ukuran perusahaan

tidak berpengaruh

terhadap opini audit

going concern

3 Ni Made Ade

Yuliyani dan

Ni Made Adi

Erawati

(2017)

Pengaruh Financial

Distress,

Profitabilitas,

Leverage dan

Likuiditas pada Opini

Audit Going Concern

Variabel independen

yang digunakan

financial distress,

profitabilitas, leverage

dan likuiditas.

Variabel dependen

yang digunakan adalah

opini audit going

concern

Financial distress

berpengaruh negatif

terhadap opini audit

going concern

profitabilitas,

leverage dan

likuiditas tidak

berpengaruh

terhadap opini audit

going concern

4 Yuli Setiawan

(2017)

Pengaruh Debt

Default, Pertumbuhan

perusahaan, Reputasi

KAP, Opini audit

tahun sebelumnya

terhadap Opini audit

Going Concern (Studi

Empiris pada

Perusahaan

manufaktur sektor

industri barang

konsumsi yang

terdaftar di bursa efek

indonesia periode

2013-2015)

Variabel independen

yang digunakan adalah

Debt default,

pertumbuhan

perusahaan, reputasi

kap dan opini audit

tahun sebelumnya.

Variabel dependen

yang digunakan adalah

opini audit going

concern

Debt default dan

opini audit tahun

sebelumnya

berpengaruh

signifikan terhadap

opini audit going

concern

Pertumbuhan

perusahaan dan

reputasi kap tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

opini audit going

concern

Secara simultan

semua variabel

memberikan

40

pengaruh sebesar

55,0% terhadap

opini audit going

concern dengan

ketepatan prediksi

sebesar 95,2%.

5 Meiliana

(2018)

Pengaruh Reputasi

Auditor, Opini Audit

Sebelumnya, Ukuran

Perusahaan dan

Pertumbuhan

Perusahaan terhadap

Opini Audit Going

Concern (Studi

Empiris Pada

Perusahaan Property

& Real Estate yang

terdaftar di BEI tahun

2014-2016)

Variabel independen

yang digunakan adalah

reputasi auditor, opini

audit sebelumnya,

ukuran perusahaan dan

pertumbuhan

perusahaan. Variabel

dependen yang

digunakan opini audit

going concern

Reputasi auditor,

ukuran perusahaan

dan pertumbuhan

perusahaan tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

opini audit going

concern

opini audit

sebelumnya

berpengaruh

signifikan terhadap

opini audit going

concern

6. Maria Yudha

(2017)

Pengaruh Kualitas

Audit, Pertumbuhan

Perusahaan, Debt

Default dan Opini

Audit Tahun

Sebelumnya terhadap

pemberian Opini

Audit Going Concern

pada perusahaan

manufaktur yang

listing di Bursa Efek

Indonesia (BEI)

tahun 2013-2015

Variabel independen

yang digunakan adalah

kualitas audit,

pertumbuhan

perusahaan, debt

default dan opini audit

tahun sebelumnya.

Variable dependen

yang digunakan opini

audit going concern.

Kualitas audit dan

debt default

berpengaruh

signifikan terhadap

opini audit going

concern

Pertumbuhan

perusahaan dan

opini audit tahun

sebelumnya tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

opini audit going

concern

7. Monica

Krissindiastuti

& Ni Ketut

Faktor-faktor yang

mempengaruhi opini

audit going concern

Variabel independen

yang digunakan adalah

audit tenure,

Audit tenure dan

pertumbuhan

perusahaan

41

Rasmini

(2016)

pertumbuhan

perusahaan, ukuran

perusahaan, reputasi

KAP, opinion shopping

dan opini audit tahun

sebelumnya. Variable

dependen opini audit

going concern

berpengaruh negatif

terhadap opini audit

going concern

Reputasi kap dan

opinion shopping

berpengaruh posiif

terhadap opini audit

going concern

Ukuran

perusahaan dan

opini audit tahun

sebelumnya tidak

berpengaruh

terhadap opini audit

going concern.

8. Fredy Suharli

(2019)

Pengaruh ukuran

perusahaan,

pertumbuhan

perusahaan dan audit

tenure terhadap

penerimaan opini

audit going concern

(Studi Empiris Pada

Perusahaan Sub

Sektor Farmasi dan

Barang Konsumsi

Yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

tahun 2013-2017)

Variabel independen

yang digunakan ukuran

perusahaan,

pertumbuhan

perusahaan dan audit

tenure. Variable

dependen yang

digunakan opini audit

going concern

Ukuran perusahaan

dan audit tenure

tidak berpengaruh

terhadap opini audit

going concern

Pertumbuhan

perusahaan

berpengaruh

terhadap opini audit

going concern

Sumber : Data diolah 2019

Perbedaan penelitian penulis dengan peneliti sebelumnya adalah

berdasarkan hasil pengujian variabel profitabilitas yang menggunakan proksi

(ROA) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.135 > 0.05 menunjukkan

42

bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern

sedangkan dalam penelitian sebelumnya menurut Vivi Angel (2019)

profitabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern. Berdasarkan

hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel solvabilitas yang diproksikan

dengan menggunakan DAR dengan tingkat signifikan sebesar 0,627 > 0,05,

sehingga terbukti solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

opini audit going concern sedangkan dalam penelitian sebelumnya menurut

Vivi Angel (2019) solvabilitas berpengaruh terhadap opini audit going

concern. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel

pertumbuhan penjualan yang diproksikan dengan menggunakan SG dengan

tingkat signifikan sebesar 0,031 < 0,05, sehingga pertumbuhan penjualan

terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern

sedangkan dalam penelitian sebelumnya menurut Yuli Setiawan (2017)

Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit

going concern. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel

ukuran perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan SIZE dengan

tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05, sehingga ukuran perusahaan terbukti

berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern sedangkan

dalam penelitian sebelumnya menurut Meiliana (2018) ukuran perusahaan

tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.

43

C. Kerangka Pemikiran

Gambar II.1

Kerangka Pemikiran

H1

H2

H3

H4

H5

(Sumber : Data penelitian yang diolah pada tahun 2019)

D. Perumusan Hipotesa

Berdasarkan landasan teori kerangka pemikiran di atas, maka perumusan

hipotesisnya adalah :

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern

Tujuan dari analisis profitabilitas adalah untuk mengukur seberapa besar

tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Analisa ini juga untuk mengetahui

hubungan timbal balik antara pospos yang ada pada neraca perusahaan yang

Profitabilitas (X1)

Pertumbuhan Penjualan

(X3)

Opini Audit Going Concern

(Y)

Ukuran Perusahaan (X4)

Solvabilitas (X2)

44

bersangkutan guna mendapatkan berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur

efisiensi dan profitabilitas perusahaan yang bersangkutan.

Menurut (Kasmir 2016) menyatakan bahwa:

“Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitasyang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkanlaba dari aktiva yang digunakan. Return On Asset adalah rasio yangmenunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakandalam peusahaan.”

Semakin tinggi tingkat ROA, maka semakin besar tingkat pengelolaan aktiva

perusahaan. Sehingga, semakin besar tingkat profitabilitasnya, maka kinerja

perusahaan semakin baik. Maka dari itu, auditor tidak memberikan opini going

concer kepada perusahaan yang memiliki laba yang tinggi.

H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern

2. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek

maupun kewajiban jangka panjang. Tingkat solvabilitas perusahaan dapat

diukur dengan debt to asset ratio. Debt to asset ratio merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan

total aset. Dengan kata lain, rasio solvabilitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus

ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset (Hery 2016, 166).

Jika dari hasil pengukuran apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan

utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh

45

tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mamu menutupi

utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya

rendah, maka semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang.

H2 : Solvabilitas berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern

3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Opini Audit Going Concern

Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode

masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang

akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan

daya saing perusahaan dalam suatu industri.

Menurut (Carvalho dan Costa, 2014) menyatakan bahwa:

“sales growth menggambarkan peningkatan penjualan dari tahun ke

tahun. Tingginya tingkat sales growth menunjukan semakin baik

suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya.”

H3 : Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh terhadap Opini Audit

Going Concern

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern

Ukuran perusahaan merupakan besar aset yang dimiliki oleh sebuah

perusahaan. Menurut Prasetyorini (2013:186), ukuran perusahaan adalah

suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan

menurut berbagai cara antara lain dengan total aktiva, log size, nilai pasar

saham dan lain-lain. Ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki

46

oleh perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi

perusahaan. Semakin besar total aset yang dimiliki suatu perusahaan,

semakin besar pula ukuran perusahaan. Semakin besar aset maka semakin

besar modal yang ditanam, sementara semakin banyak penjualan, maka

semakin banyak juga perputaran hutang dalam perusahaan (Sujarweni,

2015:211).

H4 : Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Opini Audit

Going Concern

5. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran

Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern

Hal yang mencakup penerapan opini audit dengan menggunakan

opini audit going concern dapat dipengaruhi oleh rasio profitabilitas,

solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan perusahaan.

Besarnya pengaruh profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan

ukuran perusahaan perusahaan terhadap opini audit going concern.

Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis penelitian yang dibuat yaitu :

H5: Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran

Perusahaan berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Menurut (Sugiono 2017, 2) menyatakan bahwa:

“Penelitian kuantitatif metode penelitian yang berlandaskan pada filsafatpostivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau simple tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis databersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesisyang telah ditetapkan.”

B. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang digunakan oleh peneliti adalah beberapa

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2016-2018. Pemilihan perusahan-perusahan yang go

public di bursa efek indonesia sebagai obyek penelitian ini didasarkan pada

alasan bahwa:

1. Perusahaan di BEI mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan

keuangan dan laporan tahunan perusahaan.

2. Laporan keaungan perusahaan yang terdaftar di BEI sudah diaudit

sehingga laporan keuanganya bisa dipercaya kebenaranya.

3. Kemudahan mengakses data dan informasi.

48

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

berupa laporan keuangan. Menurut (Sugiono 2015) menyatakan bahwa:

“Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang

dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber sekunder adalah sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

2. Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan adalah data keuangan masing-

masing perusahaan manufaktur pada sektor farmasi dan barang konsumsi

setiap akhir tahun selama periode analisis, yaitu dari tahun 2016 sampai

tahun 2018. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperolehdari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan data juga diperoleh dari

berbagai jurnal, dan laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan

diperoleh dari www.idx.co.id dengan periode pengamatan tahun 2016-2018.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiono, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah

49

seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

yang bergerak dalam bidang manufaktur dengan sub sektor farmasi dan

konsumsi pada tahun 2016 - 2018.

2. Sampel

Menurut (Sugiono 2017) menyatakan bahwa:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimilikioleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidakmemungkinkan mempelajari semua yang ada pada populasi,misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, makapeneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasiitu.”

Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan sub sektor farmasi dan

barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018. Metode

pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

purposive sampling method, yaitu metode pengambilan sampel

berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel

adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016-2018 secara berturut-turut.

b. Perusahaan sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang menerbitkan

laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2016-2018.

c. Perusahaan sub farmasi dan barang konsumsi yang mendapatkan opini

audit dengan pengungkapan going concern.

Populasi dalam penelitian ini adalah 41 perusahaan sub sektor farmasi

dan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Setelah

50

dilakukan pengumpulan data diperoleh sampel sebanyak 17 Perusahaan

sub farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dari 41 Perusahaan sub farmasi dan barang konsumsi di Indonesia sebagai

anggota populasi, hanya 17 Perusahaan sub sektor farmasi dan barang

konsumsi yang memenuhi persyaratan dijadikan sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi. Dokumentasi merupakan penelusuran data yang sudah di

dokumentasikan oleh perusahaan baik bersifat kuantitatif maupun

kualitatif ke beberapa bagian atau divisi perusahaan. Teknik pengambilan

data yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini dan

dipublikasikan di www.idx.co.id.

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen

(opini audit going concern) dan variabel independen (Profitabilitas,

Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan). Adapun

definisi konsep pada variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going

concern. Opini audit memodifikasi mengenai going concern merupakan

opini audit menurut pertimbangan auditor, terdapat suatu ketidakpastian

51

material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang baik secara

individual maupun kolektif, dapat menyebabkan keraguan signifikan atas

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya

(SPAP, 2016)

2. Variabel Independen (X)

a. Profitabilitas

Profitablitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu

ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana

perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat

diterima. Angka profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba

sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan per saham,

dan laba penjualan.

Menurut (Kasmir 2015) menyatakan bahwa:

“Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuanperusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatuperiode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkatefektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari labayang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.”

Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan

perusahaan. Rasio Profitabilitas atau Profitability Ratio adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba (profit) dari pendapatan (earning) yang

berhubungan dengan penjualan, aset dan ekuitas. Rasio profitabilitas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA.

52

Return On Asset =

b. Solvabilitas

Solvabilitas diukur dengan menggunakan debt to total assets.

Rasio ini mengukur sejauh mana aset perusahaan dibelanjai dengan

utang yang berasal dari kreditur dan modal sendiri yang berasal dari

pemegang saham.

Jika dari hasil pengukuran apabila rasionya tinggi, artinya

pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi

perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena

dikhawatirkan perusahaan tidak mamu menutupi utang-utangnya

dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya

rendah, maka semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang.

Debt to asset ratio

=

c. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi

periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan

masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator

permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri.

53

Menurut (Nurhasanah 2016) menyatakan bahwa:

“Growth adalah perubahan (penurunan atau peningkatan) totalaktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan aktivadihitung sebagai presentase perubahan aktiva pada saat tertentuterhadap tahun sebelumnya. Berdasarkan definisi di atas dapatdijelaskan bahwa growth merupakan perubahan total laba baikberupa peningkatan maupun penurunan yang dialami olehperusahaan selama satu periode (satu tahun).”

Dalam penelitian ini, variabel pertumbuhan perusahaan

diproksikan dengan menggunakan rasio pertumbuhan laba. Maka rasio

pertumbuhan laba adalah sebagai berikut:

Growth =

d. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan besar aset yang dimiliki oleh

sebuah perusahaan. Menurut Prasetyorini (2013:186), ukuran

perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar

kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total

aktiva, log size, nilai pasar saham dan lain-lain. Ukuran perusahaan

dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat

dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Semakin besar total

aset yang dimiliki suatu perusahaan, semakin besar pula ukuran

perusahaan. Semakin besar aset maka semakin besar modal yang

ditanam, sementara semakin banyak penjualan, maka semakin banyak

juga perputaran hutang dalam perusahaan (Sujarweni, 2015:211).

54

G. Teknik Analisis Data

Adapun jenis atau teknik analisis data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai obyek yang diteliti. Statistik deskriptif digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang terkumpul.

2. Analisi Regresi Logistik

Pengujian pada penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik

(logistic regression). Analisis regresi logistik digunakan pada penelitian

ini karena data yang digunakan pada penelitian ini merupakan variabel

yang bersifat nonmetric atau nominal. Model regresi logistic yang

digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu dengan model regresi logistic

dan peneliti akan melakukan uji hipotesis untuk menguji seberapa besar

kelayakan dan hipotesisi tersebut sehungga dapat diketahui hipotesis mana

yang benar setelah diuji menggunakan Statistical Package for Social

Science (SPSS) 25.0 for Windows.

a. Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi pada penelitian ini dinilai menggunakan

Hosmer and Lemeshow’s Godness of Fit Test yaitu menguji hipotesis

55

nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan

fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit lebih

besar daripada 0.05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan

berarti model mampu mampu memprediksi nilai observasinya atau

dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data

observasinya.

b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)

Penilaian model fit digunkan untuk menilai model yang telah

dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pada pengujian

regresi logistik langkah pertama yang dilakukan dalam pengujian

regresi logistik adalah menilai model fit (Overall Model Fit).

Statistik yang digunakan dalam model ini berdasarkan pada fungsi

Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa

model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk

menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -

2LogL. Penurunan Likelihood (-2LogL) menunjukkan model regresi

yang baik dan model fit dengan data (Ghozali, 2016).

Output SPSS memberikan dua nilai -2LogL yaitu satu untuk

model yang hanya memasukkan konstanta dan yang kedua untuk

model dengan konstanta dan variabel bebas. Dengan alpha 5% atau

0.05, cara menilai model fit ini adalah sebagai berikut:

56

1) Jika nilai -2LogL< 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti bahwa model fit dengan data,

2) Jil nilai -2LogL > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang

berarti bahwa model tidak fit dengan data.

Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial -2LogL

function) dengan nilai -2LogL pada langkah selanjutnya

menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Log

Likelihood pada logistic mirip dengan pengertian “Sum of Square

Error” pada model regresi, sehingga penurunan Log Likelihood

menunjukan model regresi semakin membaik.

c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Negelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox

dan Snell’s R Square (ukuran yang mencoba meniru ukuran pada

regresi berganda pada teknik estimasi likehood). Cox dan Snell’s R

Square memiliki kelemahan yaitu nilai maksimum kurang dari 1

(satu) sehingga sulit diinterprestasikan.

Negelkerke R Square memodifikasi koefisein Cox dan Snell’s R

Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol)

sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox

dan Snell’s R Square pada regresi berganda.

Menurut (Ghozali 2016) menyatakan bahwa:

57

“Nilai yang kecil atau mendekati nol menunjukkan bahwakemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskanvariasi variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan nilai yangmendekati satu menunjukkan bahwa variabel independen dapatmenjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untukmemprediksi variabel dependen.”

d. Tabel Klasifikasi

Tabel klasifikasi menghitung nilai estimasi yang benar (correct)

dan salah (incorrect). Tabel ini menunjukkan kekuatan prediksi dan

variabel dependen, penerimaan opini audit going concern.

e. Persamaan Model Regresi Logistik dan Uji Hipotesis

Estimasi parameter dapat dilihat melalui koefisien regresi dari

tiap-tiap variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antara

variabel yang satu dengan yang lainnya. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan cara membandingkan anatar nilai probabiltas (sign)

dengan tingkat kesalahan (α) = 5% atau 0,05.

Pengujian dengan model regresi logistik digunakan dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian:

1) Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikasnsi 5% (α=0.05)

58

2) Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan

pada signifikansi p-value. Jika taraf signifikansi > 0.05

maka Ho diterima, jika taraf signifikansi < 0.05 maka Ho

ditolak.

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji

hipotesis sebagai berikut :

Ln = α + βROA + βDAR + βSG + βSIZE + ε

Keterangan :

Ln = Opini Audit Going Concern

α = Konstanta

βROA = Return on Asset

βDAR = Debt to asset Ratio

βSG = Pertumbuhan Penjualan

βSIZE = Ukuran Perusahaan

ε = Kesalahan Residual

59

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Profitabilitas,

Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap opini

Audit Going Concern. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Populasi

pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor farmasi dan barang

konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018.

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu.

Berikut ini kriteria pengambilan sampel dan hasil pemilihan sampel penelitian:

Tabel IV.1

Proses Pemilihan Sampel

No Kriteria Data

1. Perusahaan farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar pada BEI

tahun 2016-2018

41

2. Perusahaan yang tidak tetap dalam perusahaan manufaktur sub sektor

farmasi dan barang konsumsi tahun 2016-2018

(17)

3. Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah (2)

4. Perusahaan yang mengalami kerugian (5)

Jumlah Sampel Per Tahun 17

Jumlah Data Observasi Selama Periode Pengamatan 3 Tahun 51

Sumber : Annual Report BEI

61

Berdasarkan tabel IV.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan

yang memenuhi kriteria sebagai sampel selama tahun 2016-2018 diperoleh 17

perusahaan dengan total 51 sampel selama periode 3 tahun penelitian.

Berikut adalah nama perusahaan makanan dan minuman yang

memenuhi kriteria dan menjadi sampel dalam penelitian ini :

Tabel IV.2

Daftar Perusahaan Sampel

No. Kode Nama Perusahaan

1. DVLA PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk

2. KLBF PT. Kalbe Farma, Tbk

3. SIDO PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk

4. TSPC PT. Tempo Scan Pacific, Tbk

5. TCID PT. Mandom Indonesia, Tbk

6. CINT PT. Chitose Internasional, Tbk

7. GGRM PT. Gudang Garam, Tbk

8. WIIM PT. Wismilak inti Makmur, Tbk

9. INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

10. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

11. ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk

12. SKBM PT. Sekar Bumi, Tbk

13. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry, Tbk

14. UNVR PT. Unilever Indonesia, Tbk

15. HMSP PT. HM Sampoerna, Tbk

16. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

17. CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk

Sumber : Bursa Efek Indondesia

Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan

hasil dari data berdasarkan pengamatan variabel dependen dan independen.

Variabel-variabel yang diteliti dari perusahaan sampel meliputi variabel

62

dependen adalah opini audit going concern yang diukur dengan dummy.

Variabel independen, yaitu profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan

dan ukuran perusahaan. Perhitungan dari variabel-variabel tersebut diambil

dari laporan keuangan perusahaan manufaktur pada sub sektor farmasi dan

barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018.

Berikut ini disajikan tabel hasil dari keempat variabel yang

digunakan di dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

a. Opini Audit Going Concern

Tabel IV.3

Hasil Perhitungan OAGC

No Kode 2016 2017 2018

1 DVLA 0 0 0

2 KLBF 0 0 0

3 SIDO 0 1 1

4 TSPC 0 0 0

5 TCID 0 0 0

6 CINT 0 0 0

7 GGRM 1 1 1

8 WIIM 1 0 0

9 INDF 0 0 0

10 ICBP 1 1 1

11 ROTI 0 0 0

12 SKBM 0 0 0

13 ULTJ 0 1 1

14 UNVR 1 1 1

15 HMSP 0 0 0

16. MLBI 1 1 1

17. CEKA 0 0 1

Sumber : Data yang diolah penulis

63

Berdasarkan data yang telah diteliti selama periode 2016-

2018 cenderung mendapatkan opini non going concern. Jumlah

sampel yang menerima opini audit going concern adalah sebanyak

18 sampel dan sisanya sebanyak 33 sampel menerima opini audit

non going concern dengan total sampel sebanyak 51 sampel dari 3

tahun periode penelitian.

b. Profitabiltas

Tabel IV. 4

Hasil Perhitungan Profitabilitas

No Kode 2016 2017 2018

1 DVLA 0.09 0.09 0.12

2 KLBF 0.15 0.15 0.14

3 SIDO 0.16 0.17 0.20

4 TSPC 0.08 0.06 0.07

5 TCID 0.07 0.07 0.08

6 CINT 0.06 0.13 0.03

7 GGRM 0.10 0.12 0.12

8 WIIM 0.07 0.02 0.02

9 INDF 0.06 0.06 0.07

10 ICBP 0.13 0.11 0.15

11 ROTI 0.09 0.03 0.03

12 SKBM 0.02 0.01 0.01

13 ULTJ 0.17 0.13 0.13

14 UNVR 0.36 0.38 0.48

15 HMSP 1,41 1,39 1,55

16 MLBI 0.43 0.53 0.43

17 CEKA 0.17 0.07 0.09

Rata-rata pertahun 0.21 0.20 0.22

Sumber : Data yang diolah penulis

64

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel profitabilitas yang

diproksikan dengan ROA pada tabel IV.4 di atas, nilai tertinggi

untuk ROA pada tahun 2016 adalah 1,41 atau 141% dimiliki oleh

PT. HM Sampoerna,Tbk (HMSP). Sedangkan nilai terendah

dimiliki oleh perusahaan PT. Sekar Bumi,Tbk (SKBM) dengan

nilai 0.2 atau 20%. Nilai rata-rata ROA pada tahun 2016 adalah

0.21 atau 21%. Perusahaan yang memiliki yang memiliki nilai

ROA di atas rata-rata adalah PT. Unilever Indonesia, Tbk (UNVR),

PT. HM Sampoerna (HMSP), Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia,

Tbk (MLBI).

Nilai tertinggi untuk ROA pada tahun 2017 adalah 1,39 atau

139% dimiliki oleh PT. HM Sampoerna,Tbk (HMSP). Sedangkan

nilai terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Sekar Bumi,Tbk

(SKBM) dengan nilai 0.01 atau 1%. Nilai rata-rata ROA pada

tahun 2017 adalah 0.20 atau 20%. Perusahaan yang memiliki yang

memiliki nilai ROA di atas rata-rata adalah PT. Unilever Indonesia,

Tbk (UNVR), PT. HM Sampoerna (HMSP), Tbk, PT. Multi

Bintang Indonesia, Tbk (MLBI).

Nilai tertinggi untuk ROA pada tahun 2018 adalah 1.55 atau

155% dimiliki oleh PT. HM Sampoerna,Tbk (HMSP). Sedangkan

nilai terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Sekar Bumi,Tbk

(SKBM) dengan nilai 0.01 atau 1%. Nilai rata-rata ROA pada

tahun 2018 adalah 0.22 atau 22%. Perusahaan yang memiliki yang

65

memiliki nilai ROA di atas rata-rata adalah PT. Unilever Indonesia,

Tbk (UNVR), PT. HM Sampoerna (HMSP), Tbk, PT. Multi

Bintang Indonesia, Tbk (MLBI).

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan

sampel yang memiliki nilai ROA yang rendah, kemungkinan

perusahaan akan mendapatkan opini audit going concern semakin

tinggi.

c. Solvabilitas

Tabel IV. 5

Hasil Perhitungan Solvabilitas

No Kode 2016 2017 2018

1 DVLA 0.30 0.32 0.29

2 KLBF 0.18 0.16 0.16

3 SIDO 0.08 0.08 0.13

4 TSPC 0.30 0.32 0.31

5 TCID 0.18 0.21 0.19

6 CINT 0.18 0.20 0.21

7 GGRM 0.37 0.37 0.35

8 WIIM 0.27 0.20 0.20

9 INDF 0.47 0.47 0.48

10 ICBP 0.36 0.36 0.34

11 ROTI 0.51 0.38 0.34

12 SKBM 0.63 0.37 0.41

13 ULTJ 0.18 0.19 0.14

14 UNVR 0.72 0.73 0.61

15 HMSP 0.94 1.01 1.28

16 MLBI 0.64 0.58 0.60

17 CEKA 0.38 0.35 0.16

Rata-rata pertahun 0.39 0.37 0.36

66

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel solvabilitas yang

diproksikan dengan DAR pada tabel IV.5 di atas, nilai tertinggi

untuk DAR pada tahun 2016 adalah 0.94 atau 94% dimiliki oleh PT.

HM Sampoerna,Tbk (HMSP). Sedangkan nilai terendah dimiliki

oleh perusahaan PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk

(SIDO) dengan nilai 0.08 atau 8%. Nilai rata-rata DAR pada tahun

2016 adalah 0.39 atau 39%. Perusahaan yang memiliki yang

memiliki nilai DAR di atas rata-rata adalah PT. Indofood Sukses

Makmur, Tbk (INDF), PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk (ROTI),

PT. Sekar Bumi, Tbk (SKBM), PT. Unilever Indonesia, Tbk

(UNVR), PT. HM Sampoerna, Tbk (HMSP), PT. Multi Bintang

Indonesia, Tbk (MLBI).

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel solvabilitas yang

diproksikan dengan DAR pada tabel IV.5 di atas, nilai tertinggi

untuk DAR pada tahun 2017 adalah 1.01 atau 101% dimiliki oleh

PT. HM Sampoerna,Tbk (HMSP). Sedangkan nilai terendah

dimiliki oleh perusahaan PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido

Muncul,Tbk (SIDO) dengan nilai 0.08 atau 8%.. Nilai rata-rata

DAR pada tahun 2017 adalah 0.37 atau 37%. Perusahaan yang

memiliki yang memiliki nilai DAR di atas rata-rata adalah PT.

Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF), PT. Nippon Indosari

Corpindo, Tbk (ROTI), PT. Unilever Indonesia, Tbk (UNVR), PT.

67

HM Sampoerna, Tbk (HMSP), PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

(MLBI).

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel solvabilitas yang

diproksikan dengan DAR pada tabel IV.5 di atas, nilai tertinggi

untuk DAR pada tahun 2018 adalah 1.28 atau 128% dimiliki oleh

PT. HM Sampoerna, Tbk (HMSP). Sedangkan nilai terendah

dimiliki oleh perusahaan PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido

Muncul, Tbk (SIDO) dengan nilai 0.13 atau 13%. Nilai rata-rata

DAR pada tahun 2018 adalah 0.36 atau 36%. Perusahaan yang

memiliki yang memiliki nilai DAR di atas rata-rata adalah PT.

Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF), PT. Sekar Bumi, Tbk

(SKBM), PT. Unilever Indonesia, Tbk (UNVR), PT. HM

Sampoerna, Tbk (HMSP), PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

(MLBI).

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa perusahaan

sampel memiliki nilai debt to total asset ratio yang tinggi, hal ini

dikarenakan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan cenderung

dibiayai oleh hutang sehingga beban bunga hutang dan resiko

perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban kepada pihak ketiga

akan semakin tinggi, oleh karena itu, perusahaan dalam menerima

opini audit going concern dari auditor akan cenderung lebih tinggi.

68

d. Pertumbuhan Penjualan

Tabel IV. 6

Hasil Perhitungan Pertumbuhan Penjualan

No Kode 2016 2017 2018

1 DVLA 0.11 0.09 0.08

2 KLBF 0.08 0.04 0.04

3 SIDO 0.15 0.00 0.07

4 TSPC 0.12 0.05 0.05

5 TCID 0.09 0.07 -0.02

6 CINT 0.04 0.14 -0.01

7 GGRM 0.08 0.09 0.15

8 WIIM -0.08 -0.12 -0.05

9 INDF 0.04 0.05 0.05

10 ICBP 0.09 0.04 0.08

11 ROTI 0.16 -0.01 0.11

12 SKBM 0.10 0.23 0.06

13 ULTJ 0.07 0.04 0.12

14 UNVR 0.10 0.03 0.01

15 HMSP 0.07 0.04 0.08

16 MLBI 0.21 0.04 0.08

17 CEKA 0.18 0.03 -0.15

Rata-rata pertahun 0.09 0.05 0.04

Sumber : Data yang diolah penulis

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel pertumbuhan

penjualan yang diproksikan dengan Sales Growth (SG) pada tabel

IV.6 di atas, nilai tertinggi untuk SG pada tahun 2016 adalah 0.21

atau 21% dimiliki oleh PT. Muti Bintang Indonesia, Tbk (MLBI).

Sedangkan nilai terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Wismilak

Inti Makmur, Tbk (WIIM) dengan nilai -0.08 atau -8%. Nilai rata-

rata SG pada tahun 2016 adalah 0.09 atau 9%. Perusahaan yang

69

memiliki yang memiliki nilai SG di atas rata-rata adalah PT. Darya

Varia Laboratoria, Tbk (DVLA), PT. Industri Jamu Dan Farmasi

Sido Muncul, Tbk (SIDO), PT. Tempo Scan Pacific, Tbk (TSPC),

PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk (ROTI), PT. Sekar Bumi, Tbk

(SKBM), PT. Unilever Indonesia, Tbk (UNVR), PT. Multi Bintang

Indonesia, Tbk (MLBI), PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk

(CEKA).

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel pertumbuhan

penjualan yang diproksikan dengan SG pada tabel IV.6 di atas,

nilai tertinggi untuk SG pada tahun 2017 adalah 0.23 atau 23%

dimiliki oleh PT. Sekar Bumi, Tbk (SKBM). Sedangkan nilai

terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Wismilak Inti Makmur, Tbk

(WIIM) dengan nilai -0.12 atau -12%. Nilai rata-rata SG pada

tahun 2017 adalah 0.05 atau 5%. Perusahaan yang memiliki yang

memiliki nilai SG di atas rata-rata adalah PT. Darya Varia

Laboratoria, Tbk (DVLA), PT. Mandom Indonesia, Tbk (TCID),

PT. Chitose Indonesia, Tbk (CINT), PT. Gudang Garam, Tbk

(GGRM), PT. Sekar Bumi, Tbk (SKBM).

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel pertumbuhan

penjualan yang diproksikan dengan SG pada tabel IV.6 di atas,

nilai tertinggi untuk SG pada tahun 2018 adalah 0.15 atau 15%

dimiliki oleh PT. Gudang Garam,Tbk (GGRM). Sedangkan nilai

terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Wilmar Cahaya Indonesia,

70

Tbk (CEKA) dengan nilai -0.15 atau -15%. Nilai rata-rata SG pada

tahun 2018 adalah 0.04 atau 4%. Perusahaan yang memiliki yang

memiliki nilai SG di atas rata-rata adalah PT. Darya Varia

Laboratoria, Tbk (DVLA), PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido

Muncul, Tbk (SIDO), PT. Tempo Scan Pacific, Tbk (TSPC), PT.

Gudang Garam, Tbk (GGRM), PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

(INDF), PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk (IBP), PT.

Nippon Indosari Corpindo, Tbk (ROTI), PT. Sekar Bumi, Tbk

(SKBM), PT. Ultra Jaya Milk Industry, TBk (ULTJ), PT. HM

Sampoerna, Tbk (HMSP), PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

(MLBI).

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

perusahaan sampel memiliki nilai growth yang rendah. Maka

perusahaan mendapatkan laba bersih yang rendah. Hal ini

mencerminkan bahwa keuangan perusahaan tidak dalam kondisi

yang baik. Maka akan semakin besar kemungkinan penerimaan

opini audit going concern.

71

e. Ukuran Perusahaan

Tabel IV. 7

Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan

No Kode 2016 2017 2018

1 DVLA 21.15 21.22 21.24

2 KLBF 30.35 30.44 30.53

3 SIDO 14.91 14.97 15.02

4 TSPC 29.52 29.64 29.69

5 TCID 28.41 28.49 28.53

6 CINT 26.71 26.89 26.92

7 GGRM 17.96 18.02 18.05

8 WIIM 27.93 27.83 27.86

9 INDF 18.22 18.29 18.39

10 ICBP 17.18 17.27 17.35

11 ROTI 28.70 29.15 29.11

12 SKBM 27.63 28.12 28.20

13 ULTJ 15.26 15.46 15.53

14 UNVR 16.63 16.76 16.79

15 HMSP 16.00 16.01 15.99

16 MLBI 14.64 14.74 14.88

17 CEKA 27.99 27.96 27.79

Rata-rata pertahun 22.30 22.42 22.46

Sumber : Data yang diolah penulis

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel ukuran

perusahaan yang diproksikan dengan size pada tabel IV.7 di atas,

nilai tertinggi untuk size pada tahun 2016 adalah 30.35 atau

3.035% dimiliki oleh PT. Kalbe Farma, Tbk (KLBF). Sedangkan

nilai terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Multi Bintang

Indonesia, Tbk (MLBI) dengan nilai 14.64 atau 1.464%. Nilai rata-

rata size pada tahun 2016 adalah 22.30 atau 2.230%. Perusahaan

72

yang memiliki yang memiliki nilai size di atas rata-rata adalah PT.

Kalbe Farma, Tbk (KLBF), PT. Tempo Scan Pacific, Tbk (TSPC),

PT. Mandom Indonesia, Tbk (TCID), PT. Chitose Indonesia, Tbk

(CINT), PT. Wismilak Inti Makmur, Tbk (WIIM), PT. Nippon

Indosari Corpindo, Tbk (ROTI), PT. Sekar Bumi, Tbk (SKBM),

PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk (CEKA).

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel ukuran

perusahaan yang diproksikan dengan size pada tabel IV.7 di atas,

nilai tertinggi untuk size pada tahun 2017 adalah 30.44 atau

3.044% dimiliki oleh PT. Kalbe Farma, Tbk (KLBF). Sedangkan

nilai terendah dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

(MLBI) dengan nilai 14.74 atau 1.474%. Nilai rata-rata size pada

tahun 2017 adalah 22.42 atau 2.242%. Perusahaan yang memiliki

yang memiliki nilai size di atas rata-rata adalah PT. Kalbe Farma,

Tbk (KLBF), PT. Tempo Scan Pacific, Tbk (TSPC), PT. Mandom

Indonesia, Tbk (TCID), PT. Chitose Indonesia, Tbk (CINT), PT.

Wismilak Inti Makmur, Tbk (WIIM), PT. Nippon Indosari

Corpindo, Tbk (ROTI), PT. Sekar Bumi, Tbk (SKBM), PT.

Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk (CEKA).

Berdasarkan data hasil perhitungan variabel ukuran

perusahaan yang diproksikan dengan size pada tabel IV.7 di atas,

nilai tertinggi untuk size pada tahun 2018 adalah 30.53 atau

3.053% dimiliki oleh PT. Kalbe Farma, Tbk (KLBF). Sedangkan

73

nilai terendah dimiliki oleh perusahaan PT.Tiga Pilar Sejahtera

Food, Tbk (AISA) dengan nilai 14.88 atau 1.488%. Nilai rata-rata

size pada tahun 2018 adalah 22.46 atau 2.246%. Perusahaan yang

memiliki yang memiliki nilai size di atas rata-rata adalah PT. Kalbe

Farma, Tbk (KLBF), PT. Tempo Scan Pacific, Tbk (TSPC), PT.

Mandom Indonesia, Tbk (TCID), PT. Chitose Indonesia, Tbk

(CINT), PT. Wismilak Inti Makmur, Tbk (WIIM), PT. Nippon

Indosari Corpindo, Tbk (ROTI), PT. Sekar Bumi, Tbk (SKBM),

PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk (CEKA).

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

perusahaan sampel memiliki nilai size yang rendah. Maka

perusahaan mendapatkan laba bersih yang rendah. Hal ini

mencerminkan bahwa keuangan perusahaan tidak dalam kondisi

yang baik. Maka akan semakin besar kemungkinan penerimaan

opini audit going concern.

74

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Deskripsi data masing-masing variabel secara rinci dapat dilihat dalam

Tabel berikut :

Tabel IV.8Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

GCAO 51 .00 1.00 .3529 .48264

ROA 51 .01 1.55 .2129 .33558

DAR 51 .08 1.28 .3763 .24319

SG 51 -.15 .23 .0629 .07151

SIZE 51 -14.64 30.53 22.3984 6.03965

Valid N

(listwise)51

Sumber : Data diolah SPSS Versi 25

Dari tabel hasil uji statistic deskriptif menunjukkan bahwa N

merupakan jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 51. Nilai

minimum merupakan nilai terendah dalam setiap variabel yang diteliti,

sedangkan nilai maksimum merupakan nilai tertinggi dalam setiap

variabel yang diteliti. Nilai mean merupakan nilai rata-rata untuk masing-

masing variabel yaitu, profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan,

ukuran perusahaan dan opini audit going concern.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif variabel profitabilitas diukur

menggunakan ROA (return on asset) memiliki nilai minimum sebesar 0.01

75

dan nilai maksimum sebesar 1.55. Nilai rata-rata untuk tingkat

profitabilitas seluruh sampel penelitian adalah 0.2129. Maka dapat

dikatakan perusahaan sampel penelitian mampu memperoleh laba sebesar

21,29% dari total asset yang dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan belum efektif dalam memanfaatkan asset yang dimilikinya

untuk dapat memperoleh laba yang maksimal.

Variabel solvabilitas diukur menggunakan DAR (debt to total asset

ratio) memiliki nilai minimum 0,08 dan nilai maksimum 1,28 dan nilai

rata-rata sebesar 0,3763. Jika dilihat dari rata-ratanya sebesar 37,63% yang

berarti perusahaan memiliki kewajiban yang rendah dan dapat menutupi

kewajiban yang dimiliki untuk membayar hutang kepada pihak ketiga.

Variabel pertumbuhan penjualan diukur menggunakan GROWTH

memiliki dengan nilai minimum -0.15 dan nilai maksimum 0.23 dan nilai

rata-rata sebesar 0.0629. Sehingga nilai rata-rata sebesar 6.29%, hal ini

berarti bahwa perusahaan dapat memperoleh indikasi kecenderungan

terjadi kenaikan penjualan.

Variabel dependen opini audit going concern menunjukkan nilai

minimum 0 dan maksimum 1. Hal tersebut dikarenakan opini audit going

concern diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan kategori

analisis 0 dan 1, dimana 0 adalah opini audit non going concern dan 1

adalah opini audit going concern. Nilai rata-rata variabel tersebut sebesar

0,35 yang mendekati angka 0, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan

76

manufaktur pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar di

BEI tahun 2016-2018 memperoleh opini audit non going concern.

2. Menguji Kelayakan Model Regresi Logistik

Hasil Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel IV.9

Hasil Uji Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test

Step Chi-square Df Sig.

1 4.020 8 .855

Dari hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh Chi-square

sebesar 4,020 dengan nilai signifikansi sebesar 0,855 dan df 8. Dari hasil

tersebut terlihat bahwa nilai signifikan lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa model regesi tersebut mampu memprediksi nilai

observasina. Hasil ini juga menunjukkan bahwa model dikatakan fit

dengan data observasinya dan hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada

perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang

diamati. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi logistik

yang digunakan telah memenuhi kecukupan data (fit) dan dapat digunakan

untuk analisis selanjutnya.

77

3. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)

Hasil uji model fit dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV.10

Hasil Uji Keseluruhan Model (Block O)

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 66.227 -.588

2 66.223 -.606

3 66.223 -.606

a. Constant is included in the model.b. Initial -2 Log Likelihood: 66,223c. Estimation terminated at iteration number 3because parameter estimates changed by lessthan ,001.Sumber : Data diolah SPSS Versi 25

Tabel IV.11

Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 1)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant ROA DAR SG SIZE

Step 1 1 41.765 5.432 -2.068 .607 -5.563 -.244

2 37.625 7.827 -2.898 1.193 -10.966 -.357

3 36.722 9.513 -3.292 1.450 -14.846 -.437

4 36.655 10.138 -3.384 1.479 -16.148 -.466

5 36.654 10.198 -3.390 1.478 -16.265 -.469

6 36.654 10.199 -3.390 1.478 -16.266 -.469

a. Method: Enter

78

b. Constant is included in the model.c. Initial -2 Log Likelihood: 66,223d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameterestimates changed by less than ,001.

Sumber : Data diolah SPSS 25

Tabel IV.10 dan IV.11 menunjukkan perbandingan antara nilai

(-2LL) blok pertama dan dengan (-2LL) blok kedua. Dari hasil

perhitungan nilai (-2LL) terlihat bahwa nilai blok pertama (Block

Number = 0) adalah 66,223 dan nilai (-2LL) pada blok kedua (Block

Number =1) adalah 36,654. Adanya penurunan nilai likelihood (-2LL)

ini menunjukkan bahwa penambahan 4 variabel bebas (profitabilitas,

solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahan) ke dalam

model regresi memperbaiki model atau dengan kata lain model yang

dihipotesiskan fit dengan data. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

model yang digunakan model regresi yang baik.

4. Koefisien Determinasi

Hasil dari model Summary dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.12

Hasil Uji Model Summary

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 36.654a .440 .605

79

a. Estimation terminated at iteration number 6because parameter estimates changed by lessthan ,001.

Dari tabel IV.12 diperoleh hasil uji model -2Log Likelihood

menghasilkan 36.654 dari koefisien determinasi yang dilihat dari

Nagelkerke R Square adalah 0,605 (60.5%) dan nilai Cox & Snell R

Square 0,440 (44%). Artinya kombinasi variabel dependen (opini

audit going concern) dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam

penelitian ini sebesar 60.5%. Sedangkan sisanya sebesar 44%

dijelaskan oleh variabel-variabel independen di luar variabel yang

digunakan dalam model penelitian ini, seperti likuiditas, financial

distress, leverage, debt default, reputasi kap, opini audit tahun

sebelumnya, kualitas audit. Sehingga dapat dikatakan bahwa variasi

variabel independen dalam penelitian ini (profitabilitas, solvabilitas,

pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan) mampu menjelaskan

variasi dependen (penerimaan opini audit going concern) sebesar

60.5%.

5. Tabel Klasifikasi

Berikut adalah hasil dari pengujiam tabel klasifikasi yang

menunjukkan kekuatan prediksi pemberian opini goin concern yang

diterima oleh perusahaan :

Tabel IV.13

80

Hasil Uji Tabel Klasifikasi

Classification Tablea

Observed

Predicted

GCAO Percentage

Correct.00 1.00

Step 1 GCAO .00 28 5 84.8

1.00 4 14 77.8

Overall Percentage 82.4

a. The cut value is ,500

Sumber: Data diolah SPSS Versi 25

Tabel IV.13 menunjukkan kekuatan prediksi model regresi

untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern

dan opini audit non going concern. Dari hasil model regresi dapat

dilihat terdapat 18 sampel yang menerima opini audit going concern

dan 33 sampel yang tidak menerima opini going concern. Dari total 18

sampel yang menerima opini going concern, terdapat 14 sampel yang

mampu diprediksi dengan tepat menerima opini going concern,

sedangkan sisanya sebanyak 4 sampel yang tidak tepat, sehingga

kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan

sampel menerima opini audit going concern (kode 1) adalah sebesar

77,8%.

Hal ini berarti bahwa dengan model regresi yang diajukan ada

33 sampel yang tidak memerima opini going concern dan dari 51

sampel tersebut, terdapat 28 sampel yang diprediksi secara tepat tidak

menerima opini going concern, sehingga kekuatan prediksi sampel

81

yang tidak menerima opini going concern adalah sebesar 84.8%.

ketepatan dari prediksi keseluruhan model regresi yang digunakan

perusahaan yang menerima opini going concern dan perusahaan yang

tidak menerima opini going concern adalah sebesar 82.4%.

6. Persamaan Model Regresi Logistik

Berikut adalah hasil persamaan model regresi logistik :

Tabel IV. 14

Hasil Uji Koefisien Regresi

Variables in the EquationB S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a ROA -3.390 2.266 2.240 1 .135 .034

DAR 1.478 3.042 .236 1 .627 4.382

SG -16.266 7.544 4.649 1 .031 .000

SIZE -.469 .135 12.133 1 .000 .626

Constant10.199 3.119 10.694 1 .001 26864.218

a. Variable(s) entered on step 1: ROA, DAR, SG, SIZE.

Sumber: Data diolah SPSS Versi 25

Tabel IV.14 menunjukkan hasil pengujian hipotesis dengan

menggunakan regresi logistic biner pada tingkat signifikansi 0.05.

Berdasarkan hasil pengujian regresi logistic maka dapat diperoleh

persamaan regresi logistic biner sebagai berikut :

GCAO = 10.199 - 3.390 ROA + 1.478 DAR – 16.266 SG – 0.469 + ε

Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

82

1) Berdasarkan hasil pengolaan data statistik dari tabel IV.14 dapat

diketahui bahwa nilai konstanta (α) model regresi logistik

mempunyai hasil sebesar 10.199 yang berarti bila variabel

profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran

perusahaan dianggap nol (0), maka opini audit going concern

memiliki nilai sebesar 10.199 satuan.

2) Variabel profitabilitas (ROA) memiliki nilai koefisien regresi

sebesar -3.390 yang berarti jika variabel profitabilitas mengalami

kenaikan 1 satuan, maka opini audit going concern akan mengalami

penurunan sebesar 3.390 satuan. Sisanya sebesar 6.61 dipengaruhi

oleh variable lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3) Variabel solvabilitas (DAR) memiliki nilai koefisiensi regresi

sebesar 1.478 yang berarti bahwa jika variabel solvabilitas

mengalami kenaikan 1 satuan, maka variabel opini audit going

concern akan mengalami kenaikan sebesar 1.478 satuan. Sisanya

sebesar 8.522 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

4) Variabel pertumbuhan penjualan (SG) memiliki nilai koefisien

regresi sebesar – 16.266 yang berarti bahwa jika variabel

pertumbuhan penjualan mengalami kenaikan 1 satuan, maka

variabel opini audit going concern akan mengalami penurunan

83

sebesar 16.266 satuan. Sisanya sebesar -6.266 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5) Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai koefisien regresi

sebesar - 0.469 yang berarti bahwa jika variabel ukuran perusahaan

mengalami kenaikan 1 satuan, maka variabel opini audit going

concern akan mengalami penurunan sebesar 0.469 satuan. Sisanya

sebesar 9.531 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

C. Uji Hipotesis

1. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel

profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan

secara simultan berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hasil

Omnibus Test of Model Coeficient dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.15

Hasil Uji Secara Simultan

Omnibus Tests of Model CoefficientsChi-square Df Sig.

Step 1 Step 29.569 4 .000

Block 29.569 4 .000

Model 29.569 4 .000

Sumber : Data diolah SPSS Versi 25

84

Berdasarkan tabel IV.15 menunjukkan bahwa secara simultan

profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan

dapat menjelaskan mengenai opini audit going concern. Hal ini dilihat

dari hasil Chi-Square sebesar 29.569 dengan df sebesar 4 dan signifikansi

sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05.

2. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan

regresi logistik untuk mengetahui pengaruh secara parsial masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis data dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV. 16

Hasil Uji Secara Parsial

Variables in the EquationB S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a ROA -3.390 2.266 2.240 1 .135 .034

DAR 1.478 3.042 .236 1 .627 4.382

SG -16.266 7.544 4.649 1 .031 .000

SIZE -469 .135 12.133 1 .000 .626

Constant10.199 3.119 10.694 1 .001 26864.218

a. Variable(s) entered on step 1: ROA, DAR, SG, SIZE.

Sumber: Data diolah SPSS Versi 25

a) Pengaruh Profitabilitas Terhadap opini Audit Going Concern

85

Berdasarkan hasil pengujian variabel profitabilitas yang

menggunakan proksi (ROA) memiliki tingkat signifikansi sebesar

0.135 > 0.05 menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh

terhadap opini audit going concern. Dengan demikian hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini (H1) ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern.

b) Pengaruh Solvabilitas Terhadap opini Audit Going Concern

Berdasarkan hasil pengujian variabel solvabilitas yang

menggunakan proksi (DAR) memiliki tingkat signifikansi sebesar

0.627 > 0.05 menunjukkan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh

terhadap opini audit going concern. Dengan demikian hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini (H2) ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa solvabilitas tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern.

c) Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap opini Audit Going

Concern

Berdasarkan hasil pengujian variabel pertumbuhan penjualan yang

menggunakan proksi (SG) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.31

< 0.05 menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh

terhadap opini audit going concern. Dengan demikian hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini (H3) diterima, sehingga dapat

86

disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap

opini audit going concern.

d) Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap opini Audit Going

Concern

Berdasarkan hasil pengujian variabel ukuran perusahaan yang

menggunakan proksi (SIZE) memiliki tingkat signifikansi sebesar

0.000 < 0.05 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap opini audit going concern. Dengan demikian hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini (H4) diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini

audit going concern.

D. Pembahasan

Penelitian ini menggunakan 5 hipotesis untuk mengetahui pengaruh

profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan

perusahaan terhadap opini audit going concern terhadap perusahaan

manufaktur pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi. Pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern

87

Profitabilitas (ROA) menunjukkan nilai koefisien regresi -3.390

dengan tingkat signifikansi sebesar 0.135 dimana lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 0.05. Dengan nilai signifikansi yang lebih besar

menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

opini audit going concern.

Pemberian opini audit going concern mencerminkan bahwa

perusahaan tersebut berada dalam keuangan yang tidak baik yang

dibuktikan dengan rasio profitabilitas yang rendah. Penelitian ini

membuktikan bahwa profitabilitas yang rendah dapat menerbitkan opini

audit non going concern. Karena profitabilitas yang tinggi tidak selalu

membuktikan baiknya keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan auditor

tidak hanya mempertimbangkan rasio profitabilitas saja, tetapi juga

melihat faktor-faktor yang akan menyebabkan adanya potensi

kebangkrutan yang lain.

2. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern

Solvabilitas (DAR) menunjukkan nilai koefisien regresi 1.478

dengan tingkat signifikansi sebesar 0.627 dimana lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 0.05. Dengan nilai signifikansi yang lebih besar

menunjukkan bahwa variabel solvabilitas tidak berpengaruh terhadap

opini audit going concern.

Pemberian opini audit going concern mencerminkan bahwa

perusahaan tersebut berada dalam keuangan yang cukup baik yang

88

dibuktikan dengan rasio solvabilitas yang rendah. Penelitian ini

membuktikan bahwa solvabilitas yang rendah dapat menerbitkan opini

audit non going concern. Karena dimana semakin rendah solvabilitas

perusahaan maka semakin rendah hutang yang dimiliki perusahaan

sehingga perusahaan tidak sulit untuk menutupi hutang-hutangnya dengan

aktiva yang dimilikinya. Selain itu perusahaan yang memiliki solvabilitas

yang rendah cenderung tidak akan menghadapi bahaya karena nilai aset

yang dimiliki perusahaan lebih besar dibanding dengan kewajiban yang

dimiliki perusahaan.

3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern

Pertumbuhan penjualan (SG) menunjukkan nilai koefisien regresi

sebesar -16.266 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.031 dimana lebih

kecil dari tigkat signifikansi α = 0.05 yang menunjukkan bahwa variabel

pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Penelitian ini membuktikan bahwa auditor mempertimbangkan

pertumbuhan penjualan dalam memberikan opini audit going concern. Hal

ini dapat menyebabkan perusahaan menerima opini audit going concern.

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern

Ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan nilai koefisien regresi

sebesar -0.469 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 dimana lebih

89

kecil dari tigkat signifikansi α = 0.05 yang menunjukkan bahwa variabel

struktur modal berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

menunjukkan perusahaan yang lebih besar cenderung akan dapat

mempertahankan kelangsungan usahanya. Perusahaan dengan total aktiva

yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahan

kedewasaan karena dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif

dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif

panjang. Hal ini menyebabkan perusahaan menerima opini audit going

concern.

5. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel IV. 15, dapat

diketahui bahwa pengaruh profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan

penjualan dan ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi sebesar

0.000. Nilai tersebut lebih rendah dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran

perusahaan memiliki pengaruh secara simultan terhadap opini audit going

concern.

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan adanya

pengaruh profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran

perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan farmasi dan

barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2018. Dari hasil

penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel

profitabilitas yang diproksikan dengan menggunakan ROA dengan

tingkat signifikan sebesar 0,135 > 0,05, sehingga terbukti profitabilitas

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern.

2. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel solvabilitas

yang diproksikan dengan menggunakan DAR dengan tingkat signifikan

sebesar 0,627 > 0,05, sehingga terbukti solvabilitas tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap opini audit going concern.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel

pertumbuhan penjualan yang diproksikan dengan menggunakan SG

dengan tingkat signifikan sebesar 0,031 < 0,05, sehingga pertumbuhan

penjualan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit

going concern.

92

4. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel ukuran

perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan SIZE dengan

tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05, sehingga ukuran perusahaan

terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going

concern.

5. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel

profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran

perusahaan yang telah diuji memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000 <

0,05, sehingga profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan

ukuran perusahaan terbukti berpengaruh secara simultan terhadap opini

audit going concern.

B. Implikasi Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 3 implikasi diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Implikasi teoritis

Model teoritis yang diuiji dan dikembangkan dalam penelitian ini

diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemahaman pembaca

mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan opini

audit going concern. Hasil penelitian mengenai profitabilitas,

solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan yang

diduga memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going

93

concern, namun dari keempat variabel tersebut menunjukkan

profitabilitas dan solvabilitas tidak memiliki hubungan terhadap opini

audit going concern sedangkan variabel pertumbuhan penjualan dan

ukuran perusahaan memiliki hubungan terhadap opini audit going

concern.

2. Implikasi metodologi

Bagi peneliti yang hendak meneliti mengenai pengaruh faktor-faktor

tertentu terhadap penerimaan opini audit going concern, sebaiknya tetap

menggunakan analisis regresi logistik, karena telah memberikan hasil

yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan peneliti. Banyak peneliti

terdahulu telah menggunakan analisis ini. Maka dari itu, sebaiknya para

peneliti yang ingin meneliti tentang hal yang bersangkutan untuk tetap

menggunakan regresi logistik.

3. Implikasi manajerial

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan auditor dan perusahaan

dapat melihat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Dalam penelitian ini

pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan dapat dijadikan faktor

utama untuk melihat kelangsungan hidup suatu perusahaan, sehingga

dapat membuat suatu rencana atau solusi untuk mengatasi kondisi

buruk yang terjadi supaya penerimaan opini audit going concern dapat

dicegah.

94

C. Saran

Dari kesimpulan dan keterbatasan tersebut, maka diajukan saran-saran

sebagai berikut:

1. Variabel profitabilitas dapat diukur dengan cara lain, seperti return on

equity (ROE).

2. Variabel solvabilitas dapat diukur dengan debt to equity ratio (DER).

3. Pertumbuhan penjualan dapat diukur dengan perusahaan.

1. Akademis

Peneliti mengharap agar penelitian ini dapat bermanfaat

bagi mahasiswa yang melakukan penelitian serupa. Peneliti

berharap supaya penelitian yang telah dijelaskan dapat

menimbulkan rasa ingin tahu untuk melakukan penelitian lanjutan

dengan cara menguji degan SPSS versi terbaru.

2. Peneliti Selanjutnya

Mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada,

disarankan penelitian selanjutnya dapat memperbaiki hal-hal

sebagai berikut:

a. Penelitian selanjutnya dapat menambah perusahaan yang

diteliti sehingga data yang diperoleh menjadi lebih valid.

b. Dapat menambah variabel independen lain yang mungkin

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern,

95

misalnya debt default, kualitas audit dan opini audit tahun

sebelumnya.

c. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menambah periode

pengamatan opini audit going concern sebanyak 5 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Angel, Vivi. 2019. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Pertumbuhan

Perusahaan terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern pada

perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2013.

Pradika, Rizka Ardhi. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran

Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

Yuliyani, Ni Made Ade dan Ni Made Adi Erawati. 2017. Pengaruh Financial

Distress, Profitabilitas, Leverage dan Likuiditas pada Opini Audit Going

Concern.

Setiawan, Yuli. 2017. Pengaruh Debt Default, Pertumbuhan perusahaan, Reputasi

KAP, Opini audit tahun sebelumnya terhadap Opini audit Going Concern

(Studi Empiris pada Perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2013-2015.

Meiliana. 2018. Pengaruh Reputasi Auditor, Opini Audit Sebelumnya, Ukuran

Perusahaan dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going

Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Property & Real Estate yang

terdaftar di BEI tahun 2014-2016.

Yudha, Maria. 2017. Pengaruh Kualitas Audit, Pertumbuhan Perusahaan, Debt

Default dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap pemberian Opini

Audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa

Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015.

Krissindiastuti Monica, Ni Ketut Rasmini, 2016. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Opini Audit Going Concern. ISSN: 2303-1018. Vol. 14,

hal. 451-481

Suharli, Fredy. 2019. Pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan

audit tenure terhadap penerimaan opini audit going concern (Studi

Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Barang Konsumsi

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS

23. Semarang: Universitas Dipenogoro.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:

Salemba empat.

Ilmu dan Riset Akuntansi.Vol. 6 Nomor 5.ISSN : 2460-0585.

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). (2016). Standar Profesional Akuntan

Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Lie Christian dk, .2016. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan

Rencana Manajemen terhadap Opini Audit Going Concern (Studi

Empiris Perusahaan Manufaktur di BEI). Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Indonesia.Vol. 1, No. 2, hal. 84-105.

Melania Sutra, Rita Andini, dan Rina Arifati, 2016. Analisis Pengaruh Kualitas

Audit, Likuiditas, Profitabilitas, Slovabilitas, dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek, Vol. 2. No. 2.

Nining. 2017. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Opini Audit Going concern.

Jurnal

Nugroho Lucky, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta, 2018. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Opini Audit Going Concern. ISSN: 2599-1876. Vol. 02.

No.02, hal. 96-111

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, Danang. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: Refika

Aditama.

Suriani Ginting dan Lindan Suryana.2014. AnalisisFaktor-Faktor yang

Mempengaruhi Opini Audit Going concern Pada Perusahaan Manufaktur

Di Bursa Efek Indonesia. Vol 4, Nomor 02, Oktober 2014.

Tandiontong, Mathius. (2016). Kualitas Audit Dan Pengukurannya. Bandung:

Alfabeta.

www.detik.com

www.idx.com

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Serlin Tannia

Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang, 13 November 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : JL. Karawaci Kebon Jati No. 30

RT 001 RW 001, Kel. Bojong Jaya,

Kec. Karawaci, Tangerang-Banten

Riwayat Pendidikan

Sekolah Dasar : SDN Karawaci 02, Tangerang

Sekolah Menengah Pertama : SMP Perguruan Buddhi, Tangerang

Sekolah Menengah Atas : SMK Sttrada Daan Mogot, Tangerang

Perguruan Tinggi : Universitas Buddhi Dharma, Tangerang

Nomor Telepon Genggam : 085939950172

IPK Terakhir : 3.20

Pengalaman Kerja :

1. PT. Virya Usaha Jaya Periode Agustus 2016 – Februari 2019 sebagai Staff

Admin Finance.

2. PT. Graha Warna Nusantara Periode Februari 2019 – Sekarang sebagai

Staff Admin Finance & Pajak.

100

LAMPIRANLampiran 1Perhitungan OAGC

NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN OAGC NOAGC

OAGC /

NOAGC

1 DVLA 2016 0 0

DVLA 2017 0 0

DVLA 2018 0 0

2 KLBF 2016 0 0

KLBF 2017 0 0

KLBF 2018 0 0

3 SIDO 2016 0 0

SIDO 2017 1 1

SIDO 2018 1 1

4 TSPC 2016 0 0

TSPC 2017 0 0

TSPC 2018 0 0

5 TCID 2016 0 0

TCID 2017 0 0

TCID 2018 0 0

6 CINT 2016 0 0

CINT 2017 0 0

CINT 2018 0 0

7 GGRM 2016 1 1

GGRM 2017 1 1

GGRM 2018 1 1

8 WIIM 2016 1 1

WIIM 2017 0 0

WIIM 2018 0 0

9 INDF 2016 0 0

INDF 2017 0 0

INDF 2018 0 0

101

10 ICBP 2016 1 1

ICBP 2017 1 1

ICBP 2018 1 1

11 ROTI 2016 0 0

ROTI 2017 0 0

ROTI 2018 0 0

12 SKBM 2016 0 0

SKBM 2017 0 0

SKBM 2018 0 0

13 ULTJ 2016 0 0

ULTJ 2017 1 1

ULTJ 2018 1 1

14 UNVR 2016 1 1

UNVR 2017 1 1

UNVR 2018 1 1

15 HMSP 2016 0 0

HMSP 2017 0 0

HMSP 2018 0 0

16 MLBI 2016 1 1

MLBI 2017 1 1

MLBI 2018 1 1

17 CEKA 2016 0 0

CEKA 2017 0 0

CEKA 2018 1 1

Lampiran 2Perhitungan Profitabilitas

NO

NAMA

PERUSAHAAN TAHUN Laba Bersih Total Aset ROA

1 DVLA 2016 145.119.664 1.531.365.558 0,09

DVLA 2017 148.312.987 1.640.886.147 0,09

DVLA 2018 203.324.139 1.682.821.739 0,12

2 KLBF 2016 2.353.923.940.687 15.226.009.210.657 0,15

102

KLBF 2017 2.442.945.312.378 16.616.239.416.335 0,15

KLBF 2018 2.552.706.945.624 18.146.206.145.369 0,14

3 SIDO 2016 471.722.000 2.987.614.000 0,16

SIDO 2017 522.719.000 3.158.198.000 0,17

SIDO 2018 660.668.000 3.337.628.000 0,20

4 TSPC 2016 526.651.718.634 6.585.807.349.438 0,08

TSPC 2017 461.697.432.471 7.434.900.309.021 0,06

TSPC 2018 553.039.101.876 7.869.975.060.326 0,07

5 TCID 2016 150.724.362.762 2.185.101.038.101 0,07

TCID 2017 157.605.162.569 2.361.807.189.430 0,07

TCID 2018 196.574.162.185 2.445.143.511.801 0,08

6 CINT 2016 23.756.169.548 399.336.626.636 0,06

CINT 2017 64.041.340.293 476.577.841.605 0,13

CINT 2018 16.605.424.232 491.382.035.136 0,03

7 GGRM 2016 6.586.081.000 62.951.634.000 0,10

GGRM 2017 7.703.622.000 66.759.930.000 0,12

GGRM 2018 7.968.008.000 69.097.219.000 0,12

8 WIIM 2016 99.950.660.578 1.353.634.132.275 0,07

WIIM 2017 19.591.392.031 1.225.712.093.041 0,02

WIIM 2018 27.145.441.554 1.255.573.914.558 0,02

9 INDF 2016 4.984.305.000 82.174.515.000 0,06

INDF 2017 5.039.068.000 87.939.488.000 0,06

INDF 2018 6.350.788.000 96.537.796.000 0,07

10 ICBP 2016 3.635.216.000 28.901.948.000 0,13

ICBP 2017 3.531.220.000 31.619.514.000 0,11

ICBP 2018 5.206.867.000 34.367.153.000 0,15

11 ROTI 2016 263.392.353.864 2.919.640.858.718 0,09

ROTI 2017 124.467.558.054 4.559.573.709.411 0,03

ROTI 2018 136.301.090.897 4.393.810.380.883 0,03

12 SKBM 2016 21.144.246.987 1.001.657.012.004 0,02

SKBM 2017 24.053.484.551 1.623.027.475.045 0,01

SKBM 2018 17.482.116.543 1.771.365.972.009 0,01

13 ULTJ 2016 699.895.000 4.239.199.000 0,17

ULTJ 2017 694.642.000 5.186.940.000 0,13

ULTJ 2018 702.345.000 5.555.871.000 0,13

14 UNVR 2016 5.957.507.000 16.745.695.000 0,36

103

UNVR 2017 7.107.230.000 18.906.413.000 0,38

UNVR 2018 9.386.195.000 19.522.970.000 0,48

15 HMSP 2016 12.530.201.000 8.860.781.000 1,41

HMSP 2017 12.483.134.000 8.960.710.000 1,39

HMSP 2018 13.629.251.000 8.770.937.000 1,55

16 MLBI 2016 979.530.000 2.275.038.000 0,43

MLBI 2017 1.320.897.000 2.510.078.000 0,53

MLBI 2018 1.228.041.000 2.889.501.000 0,43

17 CEKA 2016 248.026.599.376 1.425.964.152.418 0,17

CEKA 2017 104.374.073.339 1.392.636.444.501 0,07

CEKA 2018 100.378.388.775 1.168.956.042.706 0,09

Lampiran 3Perhitungan Solvabilitas

NO

NAMA

PERUSAHAAN TAHUN Total Hutang Total Aset DAR

1 DVLA 2016 451.785.946 1.531.365.558 0,30

DVLA 2017 524.586.078 1.640.886.147 0,32

DVLA 2018 482.559.876 1.682.821.739 0,29

2 KLBF 2016 2.762.162.069.572 15.226.009.210.657 0,18

KLBF 2017 2.722.207.633.646 16.616.239.416.335 0,16

KLBF 2018 2.851.611.349.015 18.146.206.145.369 0,16

3 SIDO 2016 229.729.000 2.987.614.000 0,08

SIDO 2017 262.333.000 3.158.198.000 0,08

SIDO 2018 435.014.000 3.337.628.000 0,13

4 TSPC 2016 1.950.534.206.746 6.585.807.349.438 0,30

TSPC 2017 2.352.891.899.876 7.434.900.309.021 0,32

TSPC 2018 2.437.126.989.832 7.869.975.060.326 0,31

5 TCID 2016 401.942.530.776 2.185.101.038.101 0,18

TCID 2017 503.480.853.096 2.361.807.189.430 0,21

TCID 2018 472.680.346.662 2.445.143.511.801 0,19

6 CINT 2016 72.906.787.680 399.336.626.636 0,18

CINT 2017 94.304.081.659 476.577.841.605 0,20

CINT 2018 102.703.457.308 491.382.035.136 0,21

7 GGRM 2016 23.387.406.000 62.951.634.000 0,37

104

GGRM 2017 24.572.266.000 66.759.930.000 0,37

GGRM 2018 23.963.934.000 69.097.219.000 0,35

8 WIIM 2016 362.540.740.471 1.353.634.132.275 0,27

WIIM 2017 247.620.731.930 1.225.712.093.041 0,20

WIIM 2018 250.337.111.893 1.255.573.914.558 0,20

9 INDF 2016 38.233.092.000 82.174.515.000 0,47

INDF 2017 41.182.764.000 87.939.488.000 0,47

INDF 2018 46.620.996.000 96.537.796.000 0,48

10 ICBP 2016 10.401.125.000 28.901.948.000 0,36

ICBP 2017 11.295.184.000 31.619.514.000 0,36

ICBP 2018 11.660.003.000 34.367.153.000 0,34

11 ROTI 2016 1.476.889.086.692 2.919.640.858.718 0,51

ROTI 2017 1.739.467.993.982 4.559.573.709.411 0,38

ROTI 2018 1.476.909.260.772 4.393.810.380.883 0,34

12 SKBM 2016 633.267.725.358 1.001.657.012.004 0,63

SKBM 2017 599.790.014.646 1.623.027.475.045 0,37

SKBM 2018 730.789.419.438 1.771.365.972.009 0,41

13 ULTJ 2016 749.966.000 4.239.199.000 0,18

ULTJ 2017 978.185.000 5.186.940.000 0,19

ULTJ 2018 780.915.000 5.555.871.000 0,14

14 UNVR 2016 12.041.437.000 16.745.695.000 0,72

UNVR 2017 13.733.025.000 18.906.413.000 0,73

UNVR 2018 11.944.837.000 19.522.970.000 0,61

15 HMSP 2016 8.333.263.000 8.860.781.000 0,94

HMSP 2017 9.028.078.000 8.960.710.000 1,01

HMSP 2018 11.244.167.000 8.770.937.000 1,28

16 MLBI 2016 1.454.398.000 2.275.038.000 0,64

MLBI 2017 1.445.173.000 2.510.078.000 0,58

MLBI 2018 1.721.965.000 2.889.501.000 0,60

17 CEKA 2016 538.044.038.690 1.425.964.152.418 0,38

CEKA 2017 489.592.257.434 1.392.636.444.501 0,35

CEKA 2018 192.308.466.864 1.168.956.042.706 0,16

105

Lampiran 4Perhitungan PertumbuhanPenjualan

NO

NAMA

PERUSAHAAN TAHUN

Penj. Th. Ini -

penj. Th. Sblm Penj. Th. sblm SG

1 DVLA 2016 145.258.544 1.306.098.136 0,11

DVLA 2017 124.290.628 1.451.356.680 0,09

DVLA 2018 124.009.988 1.575.647.308 0,08

2 KLBF 2016 1.486.766.734.184 17.887.464.223.321 0,08

KLBF 2017 807.889.209.111 19.374.230.957.505 0,04

KLBF 2018 892.186.019.591 20.182.120.166.616 0,04

3 SIDO 2016 343.270.000 2.218.536.000 0,15

SIDO 2017 12.034.000 2.561.806.000 0,00

SIDO 2018 189.452.000 2.573.840.000 0,07

4 TSPC 2016 956.847.126.663 8.181.481.867.179 0,12

TSPC 2017 427.223.051.357 9.138.238.993.842 0,05

TSPC 2018 522.656.785.581 9.565.462.045.199 0,05

5 TCID 2016 211.886.310.094 2.314.889.854.074 0,09

TCID 2017 179.618.683.751 2.526.776.164.168 0,07

TCID 2018 -57.640.503.572 2.706.394.847.919 -0,02

6 CINT 2016 12.196.256.302 315.229.890.328 0,04

CINT 2017 46.529.705.613 327.426.146.630 0,14

CINT 2018 -3.565.115.810 373.955.852.243 -0,01

7 GGRM 2016 5.908.574.000 70.365.573.000 0,08

GGRM 2017 7.031.778.000 76.274.147.000 0,09

GGRM 2018 12.401.738.000 83.305.925.000 0,15

8 WIIM 2016 -153.624.044.339 1.839.419.574.956 -0,08

WIIM 2017 -209.368.439.836 1.685.795.530.617 -0,12

WIIM 2018 -71.042.937.376 1.476.427.090.781 -0,05

9 INDF 2016 2.688.370.000 64.061.947.000 0,04

INDF 2017 3.527.134.000 66.659.484.000 0,05

INDF 2018 3.208.110.000 70.186.618.000 0,05

10 ICBP 2016 2.724.975.000 31.741.094.000 0,09

ICBP 2017 1.231.357.000 34.375.236.000 0,04

106

ICBP 2018 2.806.814.000 35.606.593.000 0,08

11 ROTI 2016 347.419.255.314 2.174.501.712.899 0,16

ROTI 2017 -30.820.788.653 2.521.920.968.213 -0,01

ROTI 2018 275.445.687.124 2.491.100.179.560 0,11

12 SKBM 2016 138.870.347.782 1.362.245.580.664 0,10

SKBM 2017 340.371.271.382 1.501.115.928.446 0,23

SKBM 2018 112.423.757.332 1.841.487.199.828 0,06

13 ULTJ 2016 292.055.000 4.393.932.000 0,07

ULTJ 2017 193.571.000 4.685.988.000 0,04

ULTJ 2018 593.323.000 4.879.559.000 0,12

14 UNVR 2016 3.569.702.000 36.484.030.000 0,10

UNVR 2017 1.150.778.000 40.053.732.000 0,03

UNVR 2018 597.563.000 41.204.510.000 0,01

15 HMSP 2016 6.397.351.000 89.069.306.000 0,07

HMSP 2017 3.624.827.000 95.466.657.000 0,04

HMSP 2018 7.650.407.000 99.091.484.000 0,08

16 MLBI 2016 566.993.000 2.696.318.000 0,21

MLBI 2017 126.425.000 3.263.311.000 0,04

MLBI 2018 259.879.000 3.389.736.000 0,08

17 CEKA 2016 629.807.930.819 3.485.733.830.354 0,18

CEKA 2017 142.196.725.735 4.115.541.761.173 0,03

CEKA 2018 -628.410.903.336 4.257.738.486.908 -0,15

Lampiran 5Perhitungan UkuranPerusahaan

NO

NAMA

PERUSAHAAN TAHUN Total Aset SIZE

1 DVLA 2016 1.531.365.558 21,15

DVLA 2017 1.640.886.147 21,22

DVLA 2018 1.682.821.739 21,24

2 KLBF 2016 15.226.009.210.657 30,35

KLBF 2017 16.616.239.416.335 30,44

KLBF 2018 18.146.206.145.369 30,53

3 SIDO 2016 2.987.614.000 14,91

SIDO 2017 3.158.198.000 14,97

107

SIDO 2018 3.337.628.000 15,02

4 TSPC 2016 6.585.807.349.438 29,52

TSPC 2017 7.434.900.309.021 29,64

TSPC 2018 7.869.975.060.326 29,69

5 TCID 2016 2.185.101.038.101 28,41

TCID 2017 2.361.807.189.430 28,49

TCID 2018 2.445.143.511.801 28,53

6 CINT 2016 399.336.626.636 26,71

CINT 2017 476.577.841.605 26,89

CINT 2018 491.382.035.136 26,92

7 GGRM 2016 62.951.634.000 17,96

GGRM 2017 66.759.930.000 18,02

GGRM 2018 69.097.219.000 18,05

8 WIIM 2016 1.353.634.132.275 27,93

WIIM 2017 1.225.712.093.041 27,83

WIIM 2018 1.255.573.914.558 27,86

9 INDF 2016 82.174.515.000 18,22

INDF 2017 87.939.488.000 18,29

INDF 2018 96.537.796.000 18,39

10 ICBP 2016 28.901.948.000 17,18

ICBP 2017 31.619.514.000 17,27

ICBP 2018 34.367.153.000 17,35

11 ROTI 2016 2.919.640.858.718 28,70

ROTI 2017 4.559.573.709.411 29,15

ROTI 2018 4.393.810.380.883 29,11

12 SKBM 2016 1.001.657.012.004 27,63

SKBM 2017 1.623.027.475.045 28,12

SKBM 2018 1.771.365.972.009 28,20

13 ULTJ 2016 4.239.199.000 15,26

ULTJ 2017 5.186.940.000 15,46

ULTJ 2018 5.555.871.000 15,53

14 UNVR 2016 16.745.695.000 16,63

UNVR 2017 18.906.413.000 16,76

UNVR 2018 19.522.970.000 16,79

15 HMSP 2016 8.860.781.000 16,00

HMSP 2017 8.960.710.000 16,01

108

HMSP 2018 8.770.937.000 15,99

16 MLBI 2016 2.275.038.000 14,64

MLBI 2017 2.510.078.000 14,74

MLBI 2018 2.889.501.000 14,88

17 CEKA 2016 1.425.964.152.418 27,99

CEKA 2017 1.392.636.444.501 27,96

CEKA 2018 1.168.956.042.706 27,79

Lampiran 6Perhitungan X dan Y

NO

NAMA

PERUSAHAAN TAHUN GCAO ROA DAR SG SIZE

1 DVLA 2016 0,00 0,09 0,30 0,11 21,15

DVLA 2017 0,00 0,09 0,32 0,09 21,22

DVLA 2018 0,00 0,12 0,29 0,08 21,24

2 KLBF 2016 0,00 0,15 0,18 0,08 30,35

KLBF 2017 0,00 0,15 0,16 0,04 30,44

KLBF 2018 0,00 0,14 0,16 0,04 30,53

3 SIDO 2016 0,00 0,16 0,08 0,15 14,91

SIDO 2017 1,00 0,17 0,08 0,00 14,97

SIDO 2018 1,00 0,20 0,13 0,07 15,02

4 TSPC 2016 0,00 0,08 0,30 0,12 29,52

TSPC 2017 0,00 0,06 0,32 0,05 29,64

TSPC 2018 0,00 0,07 0,31 0,05 29,69

5 TCID 2016 0,00 0,07 0,18 0,09 28,41

TCID 2017 0,00 0,07 0,21 0,07 28,49

TCID 2018 0,00 0,08 0,19 -0,02 28,53

6 CINT 2016 0,00 0,06 0,18 0,04 26,71

CINT 2017 0,00 0,13 0,20 0,14 26,89

CINT 2018 0,00 0,03 0,21 -0,01 26,92

7 GGRM 2016 1,00 0,10 0,37 0,08 17,96

GGRM 2017 1,00 0,12 0,37 0,09 18,02

GGRM 2018 1,00 0,12 0,35 0,15 18,05

8 WIIM 2016 1,00 0,07 0,27 -0,08 27,93

WIIM 2017 0,00 0,02 0,20 -0,12 27,83

109

WIIM 2018 0,00 0,02 0,20 -0,05 27,86

9 INDF 2016 0,00 0,06 0,47 0,04 18,22

INDF 2017 0,00 0,06 0,47 0,05 18,29

INDF 2018 0,00 0,07 0,48 0,05 18,39

10 ICBP 2016 1,00 0,13 0,36 0,09 17,18

ICBP 2017 1,00 0,11 0,36 0,04 17,27

ICBP 2018 1,00 0,15 0,34 0,08 17,35

11 ROTI 2016 0,00 0,09 0,51 0,16 28,70

ROTI 2017 0,00 0,03 0,38 -0,01 29,15

ROTI 2018 0,00 0,03 0,34 0,11 29,11

12 SKBM 2016 0,00 0,02 0,63 0,10 27,63

SKBM 2017 0,00 0,01 0,37 0,23 28,12

SKBM 2018 0,00 0,01 0,41 0,06 28,20

13 ULTJ 2016 0,00 0,17 0,18 0,07 15,26

ULTJ 2017 1,00 0,13 0,19 0,04 15,46

ULTJ 2018 1,00 0,13 0,14 0,12 15,53

14 UNVR 2016 1,00 0,36 0,72 0,10 16,63

UNVR 2017 1,00 0,38 0,73 0,03 16,76

UNVR 2018 1,00 0,48 0,61 0,01 16,79

15 HMSP 2016 0,00 1,41 0,94 0,07 16,00

HMSP 2017 0,00 1,39 1,01 0,04 16,01

HMSP 2018 0,00 1,55 1,28 0,08 15,99

16 MLBI 2016 1,00 0,43 0,64 0,21 14,64

MLBI 2017 1,00 0,53 0,58 0,04 14,74

MLBI 2018 1,00 0,43 0,60 0,08 14,88

17 CEKA 2016 0,00 0,17 0,38 0,18 27,99

CEKA 2017 0,00 0,07 0,35 0,03 27,96

CEKA 2018 1,00 0,09 0,16 -0,15 27,79

LAMPIRAN 7 : Hasil Output SPSS Versi 25

110

Hasil Uji Statistik Dsekriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

GCAO 51 .00 1.00 .3529 .48264

ROA 51 .01 1.55 .2129 .33558

DAR 51 .08 1.28 .3763 .24319

SG 51 -.15 .23 .0629 .07151

SIZE 51 -14.64 30.53 22.3984 6.03965

Valid N (listwise) 51

Hasil Uji Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test

Step Chi-square Df Sig.

1 4.020 8 .855

Hasil Uji Keseluruhan Model (Block O)

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 66.227 -.588

2 66.223 -.606

3 66.223 -.606

Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 1)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant ROA DAR SG SIZE

111

Step 1 1 41.765 5.432 -2.068 .607 -5.563 -.244

2 37.625 7.827 -2.898 1.193 -10.966 -.357

3 36.722 9.513 -3.292 1.450 -14.846 -.437

4 36.655 10.138 -3.384 1.479 -16.148 -.466

5 36.654 10.198 -3.390 1.478 -16.265 -.469

6 36.654 10.199 -3.390 1.478 -16.266 -.469

Hasil Uji Model Summary

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 36.654a .440 .605

Hasil Uji Tabel Klasifikasi

Classification Tablea

Observed

Predicted

GCAO Percentage

Correct.00 1.00

Step 1 GCAO .00 28 5 84.8

1.00 4 14 77.8

Overall Percentage 82.4

Hasil Uji Koefisien Regresi

Variables in the EquationB S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a ROA -3.390 2.266 2.240 1 .135 .034

DAR 1.478 3.042 .236 1 .627 4.382

SG -16.266 7.544 4.649 1 .031 .000

SIZE -.469 .135 12.133 1 .000 .626

112

Constant10.199 3.119 10.694 1 .001 26864.218

Hasil Uji Secara Simultan

Omnibus Tests of Model CoefficientsChi-square Df Sig.

Step 1 Step 29.569 4 .000

Block 29.569 4 .000

Model 29.569 4 .000

Hasil Uji Secara Parsial

Variables in the EquationB S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a ROA -3.390 2.266 2.240 1 .135 .034

DAR 1.478 3.042 .236 1 .627 4.382

SG -16.266 7.544 4.649 1 .031 .000

SIZE -469 .135 12.133 1 .000 .626

Constant10.199 3.119 10.694 1 .001 26864.218

1

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96