pengaruh profitabilitas, solvabilitas - FAKULTAS BISNIS ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of pengaruh profitabilitas, solvabilitas - FAKULTAS BISNIS ...
i
PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS,
PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM SUB SEKTOR
FARMASI DAN BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2016-2018
SKRIPSI
Oleh :
SERLIN TANNIA
20160100188
JURUSAN AKUNTANSI
KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTASI
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS,
PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING
CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM
SUB SEKTOR FARMASI DAN KONSUMSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2016-2018
SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Jenjang Pendidikan Sastra 1
Oleh :
SERLIN TANNIA
20160100188
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
i
PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, PERTUMBUHANPENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDITGOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM SUBSEKTOR FARMASI DAN BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2018
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit,profitabilitas, likuiditas, struktur modal, dan pertumbuhan perusahaan terhadapopini audit going concern. Profitabilitas diukur dengan ROA, solvabilitas diukurdengan DAR, pertumbuhan penjualan diukur dengan SALES GROWTH, danukuran perusahaan diukur dengan SIZE.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi yang digunakandalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi dan barang konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018. Teknik pengambilansampel menggunakan teknik purposive sampling, sebanyak 17 perusahaan dari 41perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun,sehingga data penelitian sebanyak 51 sampel dengan menggunakan SPSS versi 25.Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi logistik.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhanpenjualan dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern,sedangkan profitabilitas dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap opini auditgoing concern. Profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuranperusahaan berpengaruh secara simultan terhadap opini audit going concern.
Kata Kunci: Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan danUkuran Perusahaan, Going Concern
ii
INFLUENCE PROFITABILITY, SOLVENCY, SALES GROWTH, ANDCOMPANY SIZE TO THE OPINION OF AUDIT GOING CONCERN ON
MANUFACTURING COMPANIES IN SUB-SECTORS OFPHARMACEUTICALS AND CONSUMER GOODS LISTED ON INDONESIA
STOCK EXCHANGE YEAR 2016-2018
ABSTRACT
This research aims to determine the influence of quality of audit,profitability, liquidity, capital structure, and growth of the company to the auditopinion of going concern. The profitability measured by ROA, the solvency ismeasured by DAR, the sales growth is measured with SG, and the company size ismeasured by SIZE.
This type of research is quantitative research. The population used in thisresearch was the pharmaceuticals and consumer goods company listed on theIndonesia Stock Exchange in 2016-2018. The sampling technique uses purposivesampling technique, as many as 17 companies from 41 manufacturing companieslisted on the Indonesia Stock exchange for 3 years, so as 51 samples of researchdata using SPSS version 25. The data analysis technique used is logisticregression.
Based on the results of this study shows that the sales growth andcompany size is influential against the audit opinion of going concern, while theprofitability and solvency has no effect on the audit opinion of going concern. Theprofitability, solvency, sales growth and company size are influentialsimultaneously on the audit opinion of going concern.
Keywords: Profitability, Solvency, sales growth, and company size,Going Concern
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Sang Tiratana, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis
sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul
“PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, PERTUMBUHAN
PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT
GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM SUB
SEKTOR FARMASI DAN BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2018” sebagai salah satu syarat
kelulusan meraih gelar Strata 1 (satu) pada Jurusan Pemeriksaan Akuntansi di
Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat dalam mencapai gelar Sarjana Akuntansi program S1 pada Falkultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak
menerima bantuan dan dorongan, baik moril maupun material dari berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M., CPMA selaku Rektor Universitas
Buddhi Dharma Tangerang.
2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si selaku Dekan Falkultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma.
3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Buddhi Dharma.
iv
4. Bapak Peng Wi, S.E., M.Akt selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran unruk memberikan pengetahuan,
kritik dan saran, masukan dan motivasi begi penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
5. Seluruh Dosen Universitas Buddhi Dharma yang telah memberikan
perkuliahan selama penulis menempuh perkuliahan di Universitas Buddhi
Dharma.
6. Papa dan Almh. Mama tercinta, kakak serta keluarga yang telah
mendoakan serta mendukung penulis hingga menyelesaikan skripsi dengan
baik.
7. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahaan hati penulis menerima kritik dan
saran yang dapat menjadikan Skripsi ini lebih baik lagi.
Tangerang, 17 Desember 2019
Penulis,
Serlin Tannia
v
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL LUAR
JUDUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK................................................................................................................ i
ABSTRACT...............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................ 11
C. Rumusan Masalah............................................................................... 13
D. Tujuan Penelitian................................................................................ 14
E. Manfaat Penelitian...............................................................................15
F. Sistematika Penulisan.......................................................................... 15
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................17
A. Gambaran Umum Teori..................................................................... 17
1. Pengertian Auditing........................................................................17
2. Tujuan Audit.................................................................................. 18
3. Jenis-Jenis Audit............................................................................ 19
4. Jenis-Jenis Auditor ........................................................................ 20
5. Opini Audit.....................................................................................22
vi
6. Standar Auditing............................................................................ 24
7. Laporan Keuangan.......................................................................... 26
8. Going Concern................................................................................ 27
9. Opini Audit Going Concern............................................................31
10. Profitabilitas.................................................................................. 34
11. Solvabilitas.................................................................................... 35
12. Pertumbuhan Penjualan.................................................................36
13. Ukuran Perusahaan........................................................................37
B. Hasil Penelitian Terdahulu................................................................. 38
C. Kerangka Pemikiran...........................................................................43
D. Perumusan Hipotesa...........................................................................43
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going
Concern.............................................................................................43
2. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going
Concern........................................................................................44
3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Opini Audit
Going Concern............................................................................. 45
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going
Concern..................................................................................... 45
5. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan
Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit
Going Concern............................................................................. 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................47
A. Jenis Penelitian...................................................................................47
B. Objek Penelitian................................................................................. 47
C. Jenis dan Sumber Data....................................................................... 48
1. Jenis Data........................................................................................ 48
2. Sumber Data....................................................................................48
D. Populasi dan Sampel.......................................................................... 48
1. Populasi........................................................................................... 48
2. Sampel.............................................................................................49
vii
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 50
F. Operasionalisasi Variabel Peneltian................................................... 50
1. Variabel Dependen (Y)................................................................... 51
2. Variabel Independen (X).................................................................51
G. Teknik Analisis Data..........................................................................54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................60
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian.......................................................... 60
B. Analisis Hasil Penelitian..................................................................... 74
1. Analisis Statistik Deskriptif........................................................... 74
2. Menguji Kelayakan Model Regresi Logistik................................. 76
3. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fir Test)..................77
4. Koefisien Determinasi....................................................................78
5. Tabel Klasifikasi............................................................................ 79
6. Persamaan Model Regresi Logistik...............................................81
C. Uji Hipotesis ......................................................................................83
1. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)............................. 83
2. Hasil Uji Signifikansi arameter Individul (Uji Statistik T)........... 84
D. Pembahasan.........................................................................................86
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern....87
2. Pengaruh SolvabilitasTerhadap Opini Audit Going Concern.......87
3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Opini Audit
Going Concern............................................................................... 88
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit
Going Concern............................................................................... 89
5. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan
Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit
Going Concern............................................................................... 89
BAB V PENUTUP...............................................................................................91
A. Kesimpulan....................................................................................... 91
B. Implikasi Penelitian...........................................................................92
viii
C. Saran..................................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN RISET BEI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Penelitian Terdahulu......................................................................38Tabel IV. 1 Proses Pemilihan Sampel ..............................................................60Tabel IV. 2 Daftar Perusahaan Sampel............................................................. 61Tabel IV. 3 Hasil Perhitungan OAGC.............................................................. 62Tabel IV. 4 Hasil Perhitungan Profitabilitas..................................................... 63Tabel IV. 5 Hasil Perhitungan Solvabilitas.......................................................65Tabel IV. 6 Hasil Perhitungan Pertumbuhan Penjualan....................................68Tabel IV. 7 Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan...........................................71Tabel IV. 8 Hasil Uji Statistik Deskriptif..........................................................74Tabel IV. 9 Hasil Uji Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test.............76Tabel IV. 10 Hasil Uji Keseluruhan Model (Block O) .......................................77Tabel IV. 11 Hasil Uji Keseluruhan Model ( Block 1)........................................77Tabel IV. 12 Hasil Uji Model Summary............................................................. 78Tabel IV. 13 Hasil Uji Tabel Klasifikasi.............................................................79Tabel IV. 14 Hasil Uji Koefisien Regresi........................................................... 81Tabel IV. 15 Hasil Uji Secara Simultan..............................................................83Tabel IV. 16 Hasil Uji Secara Parsial................................................................. 84
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................43
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan OAGC
Lampiran 2 Perhitungan Profitabilitas
Lampiran 3 Perhitungan Solvabilitas
Lampiran 4 Perhitungan Pertumbuhan Penjualan
Lampiran 5 Perhitungan Ukuran Perusahan
Lampiran 6 Perhitungan X dan Y
Lampiran 7 Perhitungan Hasil Output SPSS Versi 25
Lampiran 8 Laporan Keuangan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(2016-2018)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Opini audit going concern sangat penting karena sangat berguna bagi para
pemakai laporan keuangan untuk membuat keputusan investasi yang tepat
dalam berinvestasi. Sebab, ketika seorang investor akan melakukan investasi,
investor perlu memahami kondisi keuangan perusahaan, terutama
menyangkut tentang kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Hal ini
membuat auditor mempunyai tanggung jawab yang besar untuk
mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan keadaan
yang sesungguhnya (Eriec Dieda, 2018).
Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan
perusahaan sesungguhnya. Semakin kondisi perusahaan terganggu atau
memburuk maka akan semakin besar perusahaan terganggu atau memburuk
maka akan semakin besar perusahaan tersebut membutuhkan opini audit
going concern. Sebaliknya pada perusahaan yang tidak pernah mengalami
kesulitan keuangan auditor tidak pernah mengeluarkan opini audit going
concern (Eriec Dieda, 2018).
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya dapat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dari perusahaan tersebut. Kondisi
perekonomian suatu negara yang baik dapat memacu kinerja perusahaan
semakin baik. Sementara kondisi perekonomian negara yang kurang baik
akan menghambat perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Memburuknya
2
2
kondisi keuangan dapat mengakibatkan kelangsungan hidup suatu perusahaan
dapat terpengaruh (Hidayat, 2018).
Investor melakukan penanaman modal terhadap perusahaan dengan
harapan mendapatkan keuntungan dari proses tersebut dimasa yang akan
datang. Oleh karena itu, investor sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan yang disusun guna untuk mendapatkan informasi yang dapat
membantu mereka membuat suatu keputusan investasi dan dapat memastikan
investasi yang dilakukannya dalam sebuah perusahaan bisa memberikan
pengembalian seperti yang diharapkan yaitu terlebih dahulu harus
mengetahui kondisi keuangan perusahaan dengan cara melihat dan
menganalisa laporan keuangannya.
Laporan keuangan yang telah dikeluarkan oleh manajemen dapat lebih di
percaya apabila laporan keuangan tersebut telah mendapatkan pernyataan
atau opini audit dari auditor independen atas kewajaran laporan keuangan
tersebut, maka auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani
antara kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan
penyedia laporan keuangan (Yani dkk, 2018).
Dampak negatif yang akan timbul akibat diterbitkan opini audit going
concern terhadap perusahaan adalah harga saham menurun, kesulitan dalam
meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan para investor, kreditur,
pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan. Hilangnya
kepercayaan publik terhadap citra perusahaan dan manajemen perusahaan
tersebut akan memberi efek yang sangat signifikan terhadap keberlanjutan
3
3
bisnis perusahaan ke depannya. Buruknya citra perusahaan serta hilangnya
kepercayaan kreditur akan menyulitkan perusahaan apabila perusahaan
membutuhkan tambahan dana guna membiayai operasional usahanya. Begitu
juga dengan pelanggan, hilangnya pelanggan akan mengakibatkan
terhentinya bisnis perusahaan.
Ada tiga fenomena terkait dengan going concern yang diambil dari luar
negeri dan dalam negeri. Salah satu contoh fenomena dari luar negeri yaitu
kasus manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh Worldcom
perusahaan telekomunikasi (jaringan telepon jarak jauh) di Amerika.
Worldcom pada awal tahun 2000 sudah mulai mengalami kemerosotan yang
disebabkan oleh dot-com buble. Pendapatan perusahaan yang mengalami
penurunan dan utang semakin banyak. Nilai saham perusahaan ini juga terus
mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut Bernard Ebbers sebagai CEO,
Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior
memutuskan mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang mereka
tempuh. Yang pertama, mereka membukukan “line cost” sebagai pemasukan,
padahal kenyataannya merupakan pengeluaran. Dan yang kedua, mereka
meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis sebagai “akun
pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi” (Sumber :
https://repository.stiesia.ac.id oleh R Wulan Aprinia, 2016).
Kemudian fenomena kedua terjadi di dalam negeri, yaitu kasus Batavia
Air tidak bisa membayar hutang sebesar $4,68 juta yang jatuh tempo pada
tanggal 13 Desember 2012, karena Batavia Air tidak melakukan pembayaran,
4
4
pihak kreditor mengajukan gugatan pailit kepada Batavia Air. Dimana saat
sebelum Batavia Air mengalami kebangkrutan, laporan keuangannya
menunjukan kemampuan membayar kewajiban jangka pendek serta jangka
panjang, dan arus kas dalam kondisi baik. Laporan keuangan pun
mendapatkan opini audit yang wajar tanpa pengecualian dan tidak menerima
kualifikasi going concern pada tahun 2011. Namun ternyata Batavia Air
justru tidak dapat mempertahankan kelangsungan usahanya sehingga
mengalami kebangkrutran. Kenyataan ini menimbulkan pertanyaan mengapa
perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian tiba- tiba berhenti
operasi. Fenomena- fenomena ini menunjukkan adanya sebuah praktik bisnis
yang tidak sehat dan mengakibatkan kehancuran baik bagi kelangsungan
hidup usaha perusahaan maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
memeriksanya (Sumber : https://repository.widyatama.ac.id oleh H Fauziah,
2014).
Kemudian kasus yang terkait dalam opini audit going concern yang
bersumber dari detik.com, yaitu PT. Sekawan Intipratama Tbk. Bursa Efek
Indonesia (BEI) masih terus mengawasi gerak-gerik atau aktivitas bisnis
PT.Sekawan Intipratama Tbk (SIAP). Hingga saat ini, perusahaan yang kini
beralih ke sektor tambang tersebut masih dalam pengawasan
bursa. Perdagangan sahamnya masih disuspensi alias dihentikan sementara.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini
menyebutkan, suspensi tersebut tidak akan dicabut selama perseroan tidak
memenuhi prasyaratan yang diminta bursa. Artinya, Sekawan harus
5
5
menyampaikan laporan mengenai going concern. Hukuman suspense akan
berlanjut hingga ke tahap delisting alias ditendang dari dari lantai bursa jika
selama 2 tahun berturut-turut tidak ada laporan yang jelas soal bisnis
perusahaan. Hamdi mengungkapkan, hingga sat ini belum ada lapoan secara
rinci terkait going concern perusahaan ke depan. Malah, kata Hamdi, 4
direksi Sekawan justru mengundurkan diri. Saat ini, BEI sebagai otoritas di
pasar modal sudah melakukan hukuman berupa suspensi saham. Selanjutnya,
OJK sebagai pihak yang berwenang untuk memberikan sanksi yang lebih
berat kepada pihak-pihak terkait.
Beberapa penelitian yang ada mengenai opini audit going concern
diantaranya dilakukan oleh Vivi Angel (2019), meneliti tentang pengaruh
profitabilitas, Solvabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap penerimaan
opini audit going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan return on asset
menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -7,942 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,049 dimana lebih kecil dari 0,05, yang berarti profitabilitas
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Solvabilitas
yang diukur dengan debt to total asset ratio menunjukkan nilai koefisien
positif sebesar 4,404 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 dimana lebih
kecil dari 0,05, yang berarti solvabilitas berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern. Pertumbuhan Perusahaan yang diukur dengan
pertumbuhan penjualan menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -0,714
6
6
dengan tingkat signifikan sebesar 0,284 dimana lebih besar dari 0,05, yang
berarti pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going
concern.
Rizka Ardhi Pradika (2017), meneliti tentang pengaruh profitabilitas,
likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap opini audit going concern, sedangkan likuiditas dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Ni Made Ade Yuliyani dan Ni Made Ari Erawati (2017), meneliti tentang
pengaruh financial distress, profitabilitas, leverage dan likuiditas pada opini
audit going concern. Hasil penelitiannya adalah financial distress
berpengaruh negatif pada opini audit going concern. Profitabilitas tidak
berpengaruh pada opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai ROA yang rendah, bukan berarti buruk. Leverage tidak berpengaruh
pada opini audit going concern. Likuiditas tidak berpengaruh pada opini audit
going concern. Berdasarkan hasil simpulan yang disampaikan diatas,
beberapa saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah hasil
penelitian ini menghasilkan financial distress berpengaruh negatif pada opini
audit going concern. Hal ini menunjukkan semakin kecil nilai financial
distress maka semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan mendapatkan
opini audit going concern. Diharapkan penelitian selanjutnya yang ingin
7
7
melakukan penelitian sejenis dapat lebih mengeksplorasi serta
mengembangkan pengaruh financial distress pada opini audit going concern.
Yuli Setiawan (2017), meneliti tentang pengaruh debt default,
pertumbuhan perusahaan, reputasi kap, opini audit tahun sebelumnya
terhadap opini audit going concern (Studi Empiris pada Perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek
indonesia periode 2013-2015). Hasil Penelitiannya adalah 1. Debt Default
memberikan pengaruh yang signifikan dalam memprediksi opini audit going
concern pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan
dengan kondisi debt default cenderung medapat opini audit going concern. 2.
Pertumbuhan perusahaan tidak memberikan perngaruh yang signifikan dalam
memprediksi opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. 3. Reputasi KAP tidak memberikan pengaruh yang signifikan
dalam memprediksi opini audit going concern pada perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Indonesia. 4. Opini audit tahun sebelumnya memberikan
pengaruh yang signifikan dalam memprediksi opini audit going concern pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan dengan opini
audit going concern pada tahun sebelumnya cenderung mendapat opini going
concern pada tahun berikutnya. 5. Secara simultan debt default, pertumbuhan
perusahaan, reputasi KAP dan opini audit tahun sebelumnya signifikan dalam
memprediksi opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Secara simultan debt default, pertumbuhan perusahaan,
reputasi KAP dan opini audit tahun sebelumnya memberikan pengaruh
8
8
sebesar 55,0% terhadap opini going concern dengan ketepatan prediksi
mencapai 95,2%.
Meiliana (2018), meneliti tentang pengaruh reputasi auditor, opini audit
sebelumnya, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini
audit going concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Property & Real Estate
yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016). Hasil penelitiannya adalah variabel
reputasi auditor, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern, sedangkan opini
audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini audit going
concern.
Maria Yudha (2017), meneliti tentang pengaruh kualitas audit,
pertumbuhan perusahaan, debt default dan opini audit tahun sebelumnya
terhadap pemberian opini audit going concern. Hasil penelitiannya adalah
variabel kualitas audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pemberian opini audit going concern. Variabel pertumbuhan perusahaan yang
diukur atau diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan (sales growth
ratio) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemberian opini
audit going concern.. Variabel debt default yang diproksikan dengan Debt to
asset ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going
concern.. Variabel opini audit tahun sebelumnya tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap opini audit going concern.
Monica Krissindiastuti & Ni Ketut Rasmini (2016), meneliti tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit going concern (dengan variabel
9
9
X audit tenure, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, reputasi KAP,
opinion shopping, opini audit tahun sebelumnya). Hasil penelitiannya adalah
audit tenure, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini
audit going concern, reputasi KAP dan opinion shopping berpengaruh positif
terhadap opini audit going concern, ukuran perusahaan dan opini audit tahun
sebelumnya tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Fredy Suharli (2019), Analisis pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan dan audit tenure terhadap penerimaan opini audit going concern
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Barang Konsumsi
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017). Hasil
penelitiannya adalah H1 yang menyatakan bahwa “ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern” tidak
didukung, dikarenakan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan yang diproksikan dengan Logaritma (In) total aset perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern
dengan nilai signifikansi sebesar 0,215 > 0,05. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, bahwa auditor dalam melaksanakan proses auditing tidak
dipengaruhi terhadap ukuran perusahaan baik besar ataupun kecil. H2 yang
menyatakan bahwa “pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern” didukung, dikarenakan hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan yang
diproksikan dengan sales growth ratio perusahaan berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern dengan nilai signifikansi sebesar 0,007
10
10
< 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwa auditor dalam
melaksanakan proses auditing dipengaruhi terhadap pertumbuhan perusahaan,
perusahaan dengan negative growth terus menerus memiliki kemungkinan
besar untuk mendapatkan opini audit going concern. H3 yang menyatakan
bahwa “audit tenure berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern” tidak didukung, dikarenakan hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel audit tenure yang diproksikan dengan menggunakan lamanya
hubungan KAP dengan klien tidak berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern dengan nilai signifikansi sebesar 0,111
> 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwa auditor dalam
melaksanakan proses auditing tidak dipengaruhi terhadap audit tenure,
auditor tetap memberikan opini audit going concern pada perusahaan apabila
ada kesangsian atas kelangsungan hidup perusahaan dan auditor akan
menjaga independensinya dan tidak takut kehilangan kontrak dengan klien
serta fee dari auditee bila mengeluarkan opini audit going concern.
Alasan memilih rasio profitabilitas adalah karena rasio profitabilitas akan
mampu mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba. Selain sebagai tujuan utama perusahaan, laba merupakan indikator bagi
perusahaan. Laba adalah faktor utama dalam mengukur tingkat efektifits dan
efisiensi suatu perusahaan dengan seluruh dana dan sumber daya yang ada di
perusahaan. Kemudian untuk pemilihan variabel solvabilitas dikarenakan
solvabilitas ini mampu mengukur keseluruhan total utangnya, baik dalam
jangka pendek dan dalam jangka panjang. Hal ini akan lebih memudahkan
11
11
untuk para auditor memberikan opini audit going concern guna untuk
menyelamatkan perusahaan yang telah diaudit. Kemudian untuk pemilihan
variabel pertumbuhan penjualan adalah karena pertumbuhan penjualan juga
bisa dijadikan salah satu acuan bagi auditor dalam menentukan opini audit
going concern. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan suatu perusahaan
dapat dilihat dari bagaimana suatu perusahaan dapat mempertahankan posisi
ekonominya dalam industri maupun keseluruhan kegiatan ekonominya.
Pertumbuhan penjualan dalam hal ini dilihat dari peningkatan laba yang
diperoleh. Dan pemilihan ukuran perusahaan yaitu karena ukuran perusahaan
merupakan penentu sebuah perusahaan dapat terus melanjutkan usahanya
atau tidak dapat melanjutkan usahanya ditahun-tahun yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik ingin
meneliti mengenai “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan
Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada
Perusahaan Manufaktur dalam Sub Sektor Farmasi dan Barang Konsumsi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka
identifikasi masalah dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern.
2. Bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern.
12
12
3. Bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit
going concern.
4. Bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
opini audit going concern.
5. Bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
6. Bahwa financial distress berpengaruh negatif terhadap opini audit going
concern.
7. Bahwa leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini
audit going concern.
8. Bahwa debt default berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit
going concern.
9. Bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit
going concern.
10. Bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap
opini audit going concern.
11. Bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap opini audit going
concern.
12. Bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap opini audit going
concern.
13. Bahwa audit tenure berpengaruh negatif terhadap opini audit going
concern.
14. Bahwa opinion shopping berpengaruh positif terhadap opini audit going
concern.
13
13
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap opini audit going
concern pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Solvabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern
pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap opini audit
going concern pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going
concern pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia?
5. Apakah Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan
Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap opini
audit going concern pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
14
14
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian yang
saya lakukan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap opini
audit going concern pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah Solvabilitas berpengaruh terhadap opini
audit going concern pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah Pertumbuhan Penjualan berpengaruh
terhadap opini audit going concern pada sub sektor farmasi dan
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap opini audit going concern pada sub sektor farmasi dan
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Untuk mengetahui apakah Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan
Penjualan dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan
terhadap opini audit going concern pada sub sektor farmasi dan
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
15
15
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penulis berharap mampu memberikan
manfaat baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teotiris yang diharapkan dari penelitian yaitu dapat memperkuat
teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya, khususnya mengenai
teori opini audit going concern bagi auditor dan pembaca laporan
keuangan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini antara lain
memberikan tambahan informasi serta menambah dan memperluas
pengetahuan baik bagi auditor, manajemen dan investor.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dibuat untuk memberikan gambaran dan garis
besar mengenai pokok materi yang akan dibahas dalam setiap bab sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
16
16
Bab ini berisi tentang teori-teori yang relevan digunakan
untuk mendukung proses penelitian dan tinjauan penelitian
terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang objek penelitian dan metode yang akan
digunakan dalam penelelitian ini.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang deskripsi hasil penelitian, analisis data
dan interpretasi hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian ini.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. GAMBARAN UMUM TEORI
1. Pengertian Auditing
Istilah auditing berasal dari bahasa latin yaitu “Audire” yang berarti
mendengar atau memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah
memperhatikan dan mengamati pertanggungjawaban keuangan yang
disampaikan penanggung jawab keuangan, dalam hal ini manajemen
perusahaan. Fungsi ini secara perlahan-lahan berkembang sesuai dengan
tuntutan jaman yang semakin maju, pendengar tersebut dikenal dengan
auditor atau pemeriksa. Sedangkan tugas yang diemban oleh auditor
tersebut disebut dengan “auditing”. Audit yang dilakukan baik oleh
internal auditor maupun eksternal auditor sangat berguna untuk menilai
dan mengawasi perkembangan perusahaan. Definisi auditing menurut
beberapa ahli, antara lain :
Sukrisno Agoes (2017:4) menyatakan bahwa :
“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan
yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan
dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajiban laporan keuangan tersebut”.
18
Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke menyatakan bahwa :
“Auditing adalah proses yang ditempuh oleh seorang yang kompeten
dan independen agar dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti- bukti
mengenai informasi yang terukur dari suatu entitas (satuan) usaha untuk
mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi
yang terukur tersebut dalam kriteria yang telah ditetapkan.
Arens, Beasly dan Elder (2017:28) menyatakan bahwa :
“Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi
untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi
itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independen.
Berdasarkan beberapa pengertian auditing yang dijelaskan di atas dapat
disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses yang sistematis, objektif
dan dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti- bukti mengenai informasi
kegiatan maupun kejadian akuntansi dengan tujuan menentukan tingkat
kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan
mengkomunikasikannya kepada pihak- pihak yang berkepentingan.
2. Tujuan Audit
19
Menurut Herry (2016:58) dalam bukunya yang berjudul Auditing dan
Assurance, tujuan dilakukan Tujuan dilakukannya pengauditan atas
laporan keuangan adalah untuk meningkatkan keyakinan bagi para
pengguna laporan keuangan. Hal ini dicapai melalui sebuah pernyataan
atau opini auditor tentang apakah laporan keuangan telah disusun, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku.
Menurut IAI (2011:110,1) dalam standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP), PSA 02 (SA 110), Tujuan Audit Adalah untuk menyatakan
pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3. Jenis-Jenis Audit
Menurut Arens et al (2011 : 16-19) ada tiga jenis utama aktivitas audit, yaitu :
a. Audit Operasional
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektifitas setiap bagian
dari prosedur dan metode operasi organisasi . pada akhir audit
operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk
memperbaiki operasi.
b. Audit Ketaatan
20
Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang
diaudit telah mengikuti prosedur, aturan atau ketentuan tertentu yang
ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi.
c. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan
kriteria tertentu.
4. Jenis-Jenis Auditor
Menurut Arens et al (2011 : 19-21) ada 5 (lima) jenis auditor yang paling umum,
yaitu :
a. Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab mengaudit laporan
keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka,
kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar dan banyak perusahaan
serta organisasi non komersial yang lebih kecil.
b. Auditor Internal Pemerintah
Auditor Internal Pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), guna melayani
kebutuhan pemerintah.
c. Auditor Badan Pemeriksa Keuangan
21
Auditor Badan Pemeriksa Keuangan adalah auditor yang bekerja untuk
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia, badan yang
didirikan berdasarkan Konstitusi Indonesia dan BPK bertanggung
jawab sepenuhnya kepada DPR.
d. Auditor Pajak
Direktorat Jendral (DitJen) Pajak bertanggung jawab untuk
memberlakukan peraturan pajak. Salah satu tanggung jawab utama
DitJen pajak adalah mengaudit SPT wajib pajak untuk menentukan
apakah SPT itu sudah memenuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit
ini murni bersifat audit ketaatan. Auditor yang memberlakukan
pemeriksaan tersebut disebut auditor pajak.
e. Auditor Internal
Auditor dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi
manajemen. Tanggung jawab auditor internal sangat beragam,
tergantung pada yang mempekerjakan mereka. Ada staf audit internal
yang hanya terdiri dari satu atau dua karyawan yang melakukan audit
ketaatan secara rutin. Staf audit internal lainnya mungkin terdiri dari
atas lebih dari 100 karyawan yang memikul tanggung jawab yang
berlainan, termasuk banyak di bidang luar akuntansi. Banyak juga
auditor internal yang terlibat dalam audit operasional atau memiliki
keahlian dalam mengevaluasi sistem komputer.
22
5. Opini Audit
Dalam bukunya yang berjudul Auditing dan Assurance yang ditulis
oleh Herry (2016:32) terdapat 5 (lima) opini audit, yaitu sebagai berikut :
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Laporan audit standar wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh
akuntan publik (auditor eksternal) apabila semua kondisi audit telah
terpenuhi dan tidak ada salah saji yang signifikan serta laporan
keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi.
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan Atau
Modifikasi Kata-Kata
Laporan ini adalah laporan wajar tanpa pengecualian, dimana laporan
keuangan telah disajikan secara wajar, tetapi auditor merasa perlu atau
wajib untuk memberikan informasi tambahan. Berikut adalah penyebab
paling penting dari penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi
kata-kata laporan audit wajar tanpa pengecualian:
1. Tidak diterapkan secara konsisten standar akuntansi.
2. Adanya keraguan yang subtansial mengenai kesinambungan usaha
atau kelangsungan hidup perusahaan.
3. Auditor menyetujui penyimpangan dari standar akuntansi.
23
4. Diperlukannya penekanan atas suatu hal atau masalah.
5. Laporan yang melibatkan auditor pengecualian.
c. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian
Laporan pendapat wajar dengan pengecualian diterbitkan apabila
auditor yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah
disajikan secara wajar, tetapi terdapat pembatasan dalam ruanglingkup
audit (kondisi 1) kelalaian dalam mematuhi standar akuntansi (kondisi
2). Laporan pendapat wajar dengan pengecualian merupakan bentuk
penyimpangan yang paling ringan dari laporan wajar tanpa
pengecualian.
d. Pendapat Tidak Wajar
Laporan pendapat tidak wajar diterbitkan hanya apabila auditor yakin
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji
yang sangat material atau sangat menyesatkan sehingga tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi dan arus kas
sesuai dengan standar akuntansi. Laporan pendapat tidak wajar hanya
dapat diterbitkan apabila auditor memiliki informasi (pengetahuan),
setelah melakukan investigasi yang mendalam, bahwa tidak ada
kesesuaian dengan standar akuntansi. Hal ini jarang terjadi sehingga
pendapat tidak wajar jarang sekali diterbitkan.
e. Laporan Menolak Memberikan Pendapat
24
Laporan menolak memberikan pendapat diterbitkan apabila auditor
tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan klien
secara keseluruhan telah disajikan secara wajar. Kebutuhan untuk
menolak memberikan pendapat akan timbul apabila terdapat
pembatasan ruang lingkup audit (kondisi 1) yang sangat material
sehingga kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan diragukan
atau terdapat hubungan yang tidak independen antara auditor dengan
kliennya (kondisi 3) tanpa melihat tingkat materialitasnya. Kedua
kondisi tersebut sangat menghalangi auditor untuk dapat memberikan
opini atas laporan keuangan secara keseluruhan.
6. Standar Auditing
Sukrisno, A (2016:30) dalam bukunya Auditing Petunjuk Praktis
Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik, mengemukakan bahwa
standar audit yang berlaku umum dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu:
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat.
25
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan
mengawasi semua asisten sebagaimana mestinya.
2. Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas
serta lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai
resiko salah saji yang material dalam laporan keuangan karena
kesalahan atau kecurangan, dan selanjutnya untuk merancang sifat,
waktu, serta luas prosedur audit.
3. Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan
melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk
memberikan pendapat menyangkut pelaporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
26
4. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
7. Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut PSAK no. 1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah
suatu penyajian terstuktur dari posisi laporan keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan
dalam pembuatan keputusan ekonomi, serta menunjukan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya (IAI,
2012).
Menurut (Hery 2016, 3) mengatakan bahwa :
“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil proses akuntansi yang
dapat dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data
keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai
alat informasi yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan
dan kinerja perusahaan.”
Menurut (Syaiful Bahri, 2016, 134) menyatakan bahwa :
27
“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode pelaporan dan
dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya
oleh pihak pemilik perusahaan.”
Laporan keuangan digunakan oleh dua pihak, yaitu pihak internal dan
pihak eksternal. Pihak internal terdiri dari manajemen perusahaan dan para
pemegang saham, sedangkan pihak eksernal terdiri dari investor, kreditor,
masyarakat dan pemerintah. Laporan keuangan suatu perusahaan harus
mempunyai beberapa komponen sehingga laporan keuangan bisa
dinyatakan lengkap. Penyusunan laporan keuangan juga harus sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum agar informasi
yang terdapat pada laporan keuangan dapat dipahami dan dimengerti oleh
para pengguna laporan keuangan.
8. Going Concern
Going concern atau kelangsungan usaha adalah prinsip dasar dalam
penyusunan laporan keuangan. Selain itu, going concern adalah dimana
entitas (perusahaan) biasanya dilihat sebagai berkelanjutan dalam bisnis di
masa mendatang. Dimana pentingnya perusahaan melakukan perlunya
likuidasi, penghentian perdagangan atau mencari perlindungan dari
kreditur sesuai dengan undang-undang atau peraturan untuk menjaga
supaya tetap going concern.
28
Berdasarkan IAI (2017) laporan keuangan biasanya disusun atas dasar
asumsi kelangsungan usaha entitas dimana perusahaan akan melanjutkan
usahanya di masa depan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi
atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika terjadi sebaliknya,
maka laporan keuangan harus disusun dengan dasar yang berbeda dan
dasar yang digunakan harus diungkapkan.
Going Concern adalah dimana perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan perusahaannya pada rentang waktu yang cukup lama dan
tidak akan dipailitkan dalam jangka waktu yang singkat (Ginting &
Tarihoran, 2017). Peran auditor dalam melakukan pemeriksaan pada
perusahaan yang melakukan going concern ialah mempertimbangkan
going concern dari hasil operasi perusahaan, kemampuan perusahaan
melakukan kewajibannya, kondisi ekonomi perusahaan. Auditor wajib
menjalankan prosedur audit dengan tujuan indentifikasi kondisi terkait
kelangsungan usahanya setidaknya dua belas bulan dari tanggal keuangan
pernyataan (ISA 570). Informasi yang berkaitan dengan rencana
manajemen wajib diperoleh bagi auditor jika ada kesangsian atas
kelangsungan usaha. Informasi tersebut akan dievaluasi oleh auditor
apabila rencana manejemen tidak dapat mengurangi dampak atau
ketidakpastian.
29
Menurut Marisa P. Purba (2009: 38-40) beberapa kondisi yang berujung
pada ketidakmampuan entitas bisnis mempertahankan kelangsungan
hidupnya (going concern) yakni :
1. Keuangan
Kondisi keuangan perusahaan merupakan kunci utama dalam melihat
apakah perusahaan akan mampu mempertahankan kelangsungan
hidupnya atau tidak pada masa yang akan datang. Kondisi keuangan
mencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang
akan jatuh tempo dalam waktu dekat dan pelunasan bunga pinjaman
kepada kreditur. Kondisi ini dapat dilihat dari kemampuan perusahaan
dalam menciptakan kas yang berawal dari kemampuan perusahaan
menciptakan laba.
2. Moneter
Kendala moneter juga mempengaruhi ekonomi mikro apabila banyak
entitas bisnis memiliki pinjaman dalam mata uang asing. Secara
otomatis akan mempengaruhi kemampuan entitas dalam menjaga
keberlangsungan hidupnya. Hal yang sama juga ditemukan pada
perusahaan yang mengandalkan bahan baku impor, dimana perusahaan
tidak lagi dapat menjaga keberlangsungan operasi dan kesinambungan
usahanya dengan biaya produksi yang tinggi.
3. Sosial
Kerawanan sosial (social unrest) dapat muncul sebagai dampak
sampingan. Risiko kerawanan sosial yang dapat timbul dan
30
mempengaruhi entitas seperti tingkat kriminalitas tinggi dan penyakit
sosial lainnya. Peristiwa Mei 1998 adalah contoh nyata, dimana iklim
investasi di Indonesia secara drastis anjlok sebagai akibat aksi anarkis
penjarahan yang mengakibatkan banyaknya perusahaan gulung tikar.
Demikian juga kondisi pemburuhan suatu negara yang sering mogok
dan demonstrasi akan menimbulkan ketidakpastian yang besar bagi
perusahaan dalam berinvestasi.
4. Politik
Tidak bisa dipungkiri, sehat tidaknya iklim investasi pada suatu negara
tergantung pada situasi politik negara tersebut. Hal ini berkaitan dengan
realita bahwa entitas berada di bawah rezim yang berkuasa sebagai
pihak regulator. Ketidakmampuan pemerintah dalam menjaga
kestabilan politik dan menegakkan supermasi hukum dapat
mengakibatkan kondisi ekonomi sosial yang memburuk yang pada
akhirnya mempengaruhi dunia investasi dan going concern entitas-
entitas bisnis.
5. Pasar
Kemampuan perusahaan menguasai pasar adalah kunci keberhasilan
dalam menciptakan laba. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh
berbagai kendala seperti daya saing, regulasi, inovasi produk, jalur
produksi, teknologi dan lain-lain. Jika entitas bisnis kehilangan pangsa
pasar bagi produk-produknya, maka secara otomatis kemampuannya
dalam menjaga kelangsungan hidup akan menurun.
31
6. Teknologi
Penguasaan teknologi dapat dipastikan mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Kemampuan
perusahaan sebagai entitas bisnis dalam memenangkan persaingan juga
sangat dipengaruhi oleh penguasaan teknologi, tidak hanya perusahaan
yang bergerak di bidang jasa, perbankan, namun juga perusahaan di
bidang sektor riil.
9. Opini Audit Going Concern
Berdasarkan SPAP 2017, Opini audit memodifikasi terkait going
concern yang merupakan opini audit dalam pertimbangan auditor dimana
terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan
hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya pada kurun waktu yang
pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang
sedang diaudit. Auditor dalam melakukan pemeriksaan harus dapat
menganalisis dari laporan keuangan dan aktifitas opersioanal suatu entitas
pada laporan audit dengan pertimbangan going concern.
Pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah
karena berkaitan erat dengan reputasi auditor. Penghakiman terhadap
akuntan publik sering dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah
dengan melihat kondisi bangkrut tidaknya perusahaan yang diaudit.
Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan
perusahaan sesungguhnya. Semakin kondisi perusahaan terganggu atau
32
memburuk maka akan semakin besar perusahaan tersebut membutuhkan
opini audit going concern. Sebaliknya pada perusahaan yang tidak pernah
mengalami kesulitan keuangan, auditor tidak pernah mengeluarkan opini
audit going concern.
Auditor menetapkan penerimaan opini audit going concern apabila
dalam proses audit ditemukan kondisi dan peristiwa yang menggarah pada
kesangsian terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Berikut ini contoh kondisi dan peristiwa yang mengarah pada
kesangsian atas kelangsungan hidup perusahaan (SA Seksi 341 : paragraf
6) :
a. Trend negatif- sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang kali
terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha,
rasio keuangan penting yang jelek.
b. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan- sebagai contoh,
kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa,
penunggakan pembayaran deviden, penolakan oleh pemasok terhadap
pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, retrukturisasi utang,
kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru atau
penjualan sebagian besar asset.
c. Masalah intern- sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan
hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atau sukses
proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis,
kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.
33
d. Masalah luar yang terjadi- sebagai contoh, pengaduan ggatan pengadilan,
keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain yang
kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi;
kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat bencana
besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan
atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.
Ada beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpastian mengenai
kelangsungan hidup perusahaan diantaranya, yaitu :
a. Kerugian usaha yang besar secara berulang atau kekurangan modal
kerja.
b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban pada saat
jatuh tempo dalam jangka pendek.
c. Kehilangan pelanggan utama terjadi bencana yang tidak diasuransikan
seperti gempa bumi atau banjir atau permasalah perburuhan yang tidak
jelas.
d. Perkara pengadilan, gugatan hukum atau masalah serupa yang sudah
terjadi yang dapat membahayakan kemampuan untuk beroperasi.
Para pengguna laporan keuangan menganggap bahwa opini audit going
concern ini adalah prediksi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Auditor
harus bertanggung jawab atas opini going concern yang dikeluarkannya
dan opini going concern tersebut harus konsisten dengan keadaan
perusahaan yang sesungguhnya karena opini audit going concern tersebut
akan mempengaruhi para pemakai laporan keuangan untuk membuat
34
keputusan yang tepat dalam berinvestasi. Auditor memberikan pedoman
dalam menyediakan kerangka kerja untuk membantu direksi, komite audit
dan tim keuangan apakah sesuai untuk mengadopsi dasar kelangsungan
usaha dalam penyusunan laporan keuangan dan dalam membuat
pengungkapan yang seimbang, proporsional dan jelas. Perusahaan
dikatakan memenuhi standar going concern apabila didalam laporan
keuangan untuk pencatatan aset dan kewajiban adalah tepat atas dasar
bahwa perusahaan akan dapat merealisasikan aktiva dan kewajiban dalam
kegiatan usaha normal. Auditor didalam memberikan opini going
concern harus mempertimbangkan atas kondisi / peristiwa keungan yang
ada.
10. Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.
Menurut (Hery 2016, 192) mengatakan bahwa:
“Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya yaitu yang berasal dari
kegiatan penjualan penggunaan aset, maupun penggunaan modal.”
Menurut (Hanafi 2014) menyatakan bahwa:
35
“Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada
tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.”
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting
adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-
hal lainnya. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan,
digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas.
Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan
kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets
(ROA), dimana rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah
laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam
total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total
aset.
Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula
jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam
dalam aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas aset
berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery 2016,193)
11. Solvabilitas
Menurut (Hery 2016, 165) mengatakan bahwa :
36
“Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang.”
Dalam arti luas, rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik
kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Tingkat
solvabilitas perusahaan dapat diukur dengan debt to asset ratio. Debt to
asset ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio
solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka
pemenuhan aset (Hery 2016, 166).
Jika dari hasil pengukuran apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan
utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh
tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mamu menutupi
utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya
rendah, maka semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang.
12. Pertumbuhan Penjualan
Menurut (Fahmi 2012, 69) menyatakan bahwa:
“Rasio pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di
dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum.”
37
Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode
masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang
akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan
daya saing perusahaan dalam suatu industri.
Menurut (Carvalho dan Costa, 2014) menyatakan bahwa:
“sales growth menggambarkan peningkatan penjualan dari tahun
ke tahun. Tingginya tingkat sales growth menunjukan semakin
baik suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya.”
13. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besar aset yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan. Menurut Prasetyorini (2013:186), ukuran perusahaan adalah
suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan
menurut berbagai cara antara lain dengan total aktiva, log size, nilai pasar
saham dan lain-lain. Ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki
oleh perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi
perusahaan. Semakin besar total aset yang dimiliki suatu perusahaan,
semakin besar pula ukuran perusahaan. Semakin besar aset maka semakin
besar modal yang ditanam, sementara semakin banyak penjualan, maka
semakin banyak juga perputaran hutang dalam perusahaan (Sujarweni,
2015:211).
Menurut (Butar dan Sudarsi, 2012) menyatakan bahwa :
38
“Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan
besar/kecilnya perusahaan.”
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai opini audit going concern telah banyak dilakukan,
dengan modifikasi variabel yang berbeda-beda. Berikut ini adalah ringkasan
penelitian terdahulu mengenai “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas,
Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going
Concern”.
Tabel II.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1 Vivi Angel
(2019)
Pengaruh
Profitabilitas,
Solvabilitas dan
Pertumbuhan
Perusahaan terhadap
penerimaan Opini
Audit Going Concern
pada perusahaan
Pertambangan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada
tahun 2013-2017
Variabel independen
yang digunakan adalah
profitabilitas,
solvabilias dan
pertumbuhan
perusahaan. Variabel
dependen yang
digunakan adalah opini
audit going concern
Profitabilitas dan
solvabilitas
berpengaruh
terhadap opini audit
going concern
sedangkan
pertumbuhan
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap opini audit
going concern
39
2 Rizka Ardhi
Pradika
(2017)
Pengaruh
Profitabilitas,
Likuiditas dan
Ukuran Perusahaan
terhadap Opini Audit
Going Concern pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun
2013-2015
Variabel independen
yang digunakan
profitabilitas, likuiditas
dan ukuran perusahaan.
Variabel dependen
yang digunakan adalah
opini audit going
concern
Profitabilitas
berpengaruh
signifikan terhadap
opini audit going
concern
likuiditas dan
ukuran perusahaan
tidak berpengaruh
terhadap opini audit
going concern
3 Ni Made Ade
Yuliyani dan
Ni Made Adi
Erawati
(2017)
Pengaruh Financial
Distress,
Profitabilitas,
Leverage dan
Likuiditas pada Opini
Audit Going Concern
Variabel independen
yang digunakan
financial distress,
profitabilitas, leverage
dan likuiditas.
Variabel dependen
yang digunakan adalah
opini audit going
concern
Financial distress
berpengaruh negatif
terhadap opini audit
going concern
profitabilitas,
leverage dan
likuiditas tidak
berpengaruh
terhadap opini audit
going concern
4 Yuli Setiawan
(2017)
Pengaruh Debt
Default, Pertumbuhan
perusahaan, Reputasi
KAP, Opini audit
tahun sebelumnya
terhadap Opini audit
Going Concern (Studi
Empiris pada
Perusahaan
manufaktur sektor
industri barang
konsumsi yang
terdaftar di bursa efek
indonesia periode
2013-2015)
Variabel independen
yang digunakan adalah
Debt default,
pertumbuhan
perusahaan, reputasi
kap dan opini audit
tahun sebelumnya.
Variabel dependen
yang digunakan adalah
opini audit going
concern
Debt default dan
opini audit tahun
sebelumnya
berpengaruh
signifikan terhadap
opini audit going
concern
Pertumbuhan
perusahaan dan
reputasi kap tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
opini audit going
concern
Secara simultan
semua variabel
memberikan
40
pengaruh sebesar
55,0% terhadap
opini audit going
concern dengan
ketepatan prediksi
sebesar 95,2%.
5 Meiliana
(2018)
Pengaruh Reputasi
Auditor, Opini Audit
Sebelumnya, Ukuran
Perusahaan dan
Pertumbuhan
Perusahaan terhadap
Opini Audit Going
Concern (Studi
Empiris Pada
Perusahaan Property
& Real Estate yang
terdaftar di BEI tahun
2014-2016)
Variabel independen
yang digunakan adalah
reputasi auditor, opini
audit sebelumnya,
ukuran perusahaan dan
pertumbuhan
perusahaan. Variabel
dependen yang
digunakan opini audit
going concern
Reputasi auditor,
ukuran perusahaan
dan pertumbuhan
perusahaan tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
opini audit going
concern
opini audit
sebelumnya
berpengaruh
signifikan terhadap
opini audit going
concern
6. Maria Yudha
(2017)
Pengaruh Kualitas
Audit, Pertumbuhan
Perusahaan, Debt
Default dan Opini
Audit Tahun
Sebelumnya terhadap
pemberian Opini
Audit Going Concern
pada perusahaan
manufaktur yang
listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
tahun 2013-2015
Variabel independen
yang digunakan adalah
kualitas audit,
pertumbuhan
perusahaan, debt
default dan opini audit
tahun sebelumnya.
Variable dependen
yang digunakan opini
audit going concern.
Kualitas audit dan
debt default
berpengaruh
signifikan terhadap
opini audit going
concern
Pertumbuhan
perusahaan dan
opini audit tahun
sebelumnya tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
opini audit going
concern
7. Monica
Krissindiastuti
& Ni Ketut
Faktor-faktor yang
mempengaruhi opini
audit going concern
Variabel independen
yang digunakan adalah
audit tenure,
Audit tenure dan
pertumbuhan
perusahaan
41
Rasmini
(2016)
pertumbuhan
perusahaan, ukuran
perusahaan, reputasi
KAP, opinion shopping
dan opini audit tahun
sebelumnya. Variable
dependen opini audit
going concern
berpengaruh negatif
terhadap opini audit
going concern
Reputasi kap dan
opinion shopping
berpengaruh posiif
terhadap opini audit
going concern
Ukuran
perusahaan dan
opini audit tahun
sebelumnya tidak
berpengaruh
terhadap opini audit
going concern.
8. Fredy Suharli
(2019)
Pengaruh ukuran
perusahaan,
pertumbuhan
perusahaan dan audit
tenure terhadap
penerimaan opini
audit going concern
(Studi Empiris Pada
Perusahaan Sub
Sektor Farmasi dan
Barang Konsumsi
Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
tahun 2013-2017)
Variabel independen
yang digunakan ukuran
perusahaan,
pertumbuhan
perusahaan dan audit
tenure. Variable
dependen yang
digunakan opini audit
going concern
Ukuran perusahaan
dan audit tenure
tidak berpengaruh
terhadap opini audit
going concern
Pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh
terhadap opini audit
going concern
Sumber : Data diolah 2019
Perbedaan penelitian penulis dengan peneliti sebelumnya adalah
berdasarkan hasil pengujian variabel profitabilitas yang menggunakan proksi
(ROA) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.135 > 0.05 menunjukkan
42
bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern
sedangkan dalam penelitian sebelumnya menurut Vivi Angel (2019)
profitabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern. Berdasarkan
hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel solvabilitas yang diproksikan
dengan menggunakan DAR dengan tingkat signifikan sebesar 0,627 > 0,05,
sehingga terbukti solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
opini audit going concern sedangkan dalam penelitian sebelumnya menurut
Vivi Angel (2019) solvabilitas berpengaruh terhadap opini audit going
concern. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel
pertumbuhan penjualan yang diproksikan dengan menggunakan SG dengan
tingkat signifikan sebesar 0,031 < 0,05, sehingga pertumbuhan penjualan
terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern
sedangkan dalam penelitian sebelumnya menurut Yuli Setiawan (2017)
Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit
going concern. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel
ukuran perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan SIZE dengan
tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05, sehingga ukuran perusahaan terbukti
berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern sedangkan
dalam penelitian sebelumnya menurut Meiliana (2018) ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
43
C. Kerangka Pemikiran
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5
(Sumber : Data penelitian yang diolah pada tahun 2019)
D. Perumusan Hipotesa
Berdasarkan landasan teori kerangka pemikiran di atas, maka perumusan
hipotesisnya adalah :
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern
Tujuan dari analisis profitabilitas adalah untuk mengukur seberapa besar
tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Analisa ini juga untuk mengetahui
hubungan timbal balik antara pospos yang ada pada neraca perusahaan yang
Profitabilitas (X1)
Pertumbuhan Penjualan
(X3)
Opini Audit Going Concern
(Y)
Ukuran Perusahaan (X4)
Solvabilitas (X2)
44
bersangkutan guna mendapatkan berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur
efisiensi dan profitabilitas perusahaan yang bersangkutan.
Menurut (Kasmir 2016) menyatakan bahwa:
“Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitasyang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkanlaba dari aktiva yang digunakan. Return On Asset adalah rasio yangmenunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakandalam peusahaan.”
Semakin tinggi tingkat ROA, maka semakin besar tingkat pengelolaan aktiva
perusahaan. Sehingga, semakin besar tingkat profitabilitasnya, maka kinerja
perusahaan semakin baik. Maka dari itu, auditor tidak memberikan opini going
concer kepada perusahaan yang memiliki laba yang tinggi.
H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern
2. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek
maupun kewajiban jangka panjang. Tingkat solvabilitas perusahaan dapat
diukur dengan debt to asset ratio. Debt to asset ratio merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan
total aset. Dengan kata lain, rasio solvabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus
ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset (Hery 2016, 166).
Jika dari hasil pengukuran apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan
utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh
45
tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mamu menutupi
utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya
rendah, maka semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang.
H2 : Solvabilitas berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern
3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Opini Audit Going Concern
Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode
masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang
akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan
daya saing perusahaan dalam suatu industri.
Menurut (Carvalho dan Costa, 2014) menyatakan bahwa:
“sales growth menggambarkan peningkatan penjualan dari tahun ke
tahun. Tingginya tingkat sales growth menunjukan semakin baik
suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya.”
H3 : Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh terhadap Opini Audit
Going Concern
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern
Ukuran perusahaan merupakan besar aset yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan. Menurut Prasetyorini (2013:186), ukuran perusahaan adalah
suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan
menurut berbagai cara antara lain dengan total aktiva, log size, nilai pasar
saham dan lain-lain. Ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki
46
oleh perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi
perusahaan. Semakin besar total aset yang dimiliki suatu perusahaan,
semakin besar pula ukuran perusahaan. Semakin besar aset maka semakin
besar modal yang ditanam, sementara semakin banyak penjualan, maka
semakin banyak juga perputaran hutang dalam perusahaan (Sujarweni,
2015:211).
H4 : Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Opini Audit
Going Concern
5. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran
Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern
Hal yang mencakup penerapan opini audit dengan menggunakan
opini audit going concern dapat dipengaruhi oleh rasio profitabilitas,
solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan perusahaan.
Besarnya pengaruh profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan
ukuran perusahaan perusahaan terhadap opini audit going concern.
Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis penelitian yang dibuat yaitu :
H5: Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran
Perusahaan berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Menurut (Sugiono 2017, 2) menyatakan bahwa:
“Penelitian kuantitatif metode penelitian yang berlandaskan pada filsafatpostivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau simple tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis databersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesisyang telah ditetapkan.”
B. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang digunakan oleh peneliti adalah beberapa
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2016-2018. Pemilihan perusahan-perusahan yang go
public di bursa efek indonesia sebagai obyek penelitian ini didasarkan pada
alasan bahwa:
1. Perusahaan di BEI mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan
keuangan dan laporan tahunan perusahaan.
2. Laporan keaungan perusahaan yang terdaftar di BEI sudah diaudit
sehingga laporan keuanganya bisa dipercaya kebenaranya.
3. Kemudahan mengakses data dan informasi.
48
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berupa laporan keuangan. Menurut (Sugiono 2015) menyatakan bahwa:
“Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang
dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber sekunder adalah sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
2. Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan adalah data keuangan masing-
masing perusahaan manufaktur pada sektor farmasi dan barang konsumsi
setiap akhir tahun selama periode analisis, yaitu dari tahun 2016 sampai
tahun 2018. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperolehdari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan data juga diperoleh dari
berbagai jurnal, dan laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan
diperoleh dari www.idx.co.id dengan periode pengamatan tahun 2016-2018.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiono, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah
49
seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang bergerak dalam bidang manufaktur dengan sub sektor farmasi dan
konsumsi pada tahun 2016 - 2018.
2. Sampel
Menurut (Sugiono 2017) menyatakan bahwa:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimilikioleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidakmemungkinkan mempelajari semua yang ada pada populasi,misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, makapeneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasiitu.”
Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan sub sektor farmasi dan
barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018. Metode
pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
purposive sampling method, yaitu metode pengambilan sampel
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel
adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016-2018 secara berturut-turut.
b. Perusahaan sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang menerbitkan
laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2016-2018.
c. Perusahaan sub farmasi dan barang konsumsi yang mendapatkan opini
audit dengan pengungkapan going concern.
Populasi dalam penelitian ini adalah 41 perusahaan sub sektor farmasi
dan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Setelah
50
dilakukan pengumpulan data diperoleh sampel sebanyak 17 Perusahaan
sub farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dari 41 Perusahaan sub farmasi dan barang konsumsi di Indonesia sebagai
anggota populasi, hanya 17 Perusahaan sub sektor farmasi dan barang
konsumsi yang memenuhi persyaratan dijadikan sampel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
dokumentasi. Dokumentasi merupakan penelusuran data yang sudah di
dokumentasikan oleh perusahaan baik bersifat kuantitatif maupun
kualitatif ke beberapa bagian atau divisi perusahaan. Teknik pengambilan
data yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini dan
dipublikasikan di www.idx.co.id.
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen
(opini audit going concern) dan variabel independen (Profitabilitas,
Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan). Adapun
definisi konsep pada variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going
concern. Opini audit memodifikasi mengenai going concern merupakan
opini audit menurut pertimbangan auditor, terdapat suatu ketidakpastian
51
material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang baik secara
individual maupun kolektif, dapat menyebabkan keraguan signifikan atas
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya
(SPAP, 2016)
2. Variabel Independen (X)
a. Profitabilitas
Profitablitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu
ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana
perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat
diterima. Angka profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba
sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan per saham,
dan laba penjualan.
Menurut (Kasmir 2015) menyatakan bahwa:
“Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuanperusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatuperiode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkatefektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari labayang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.”
Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan
perusahaan. Rasio Profitabilitas atau Profitability Ratio adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba (profit) dari pendapatan (earning) yang
berhubungan dengan penjualan, aset dan ekuitas. Rasio profitabilitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA.
52
Return On Asset =
b. Solvabilitas
Solvabilitas diukur dengan menggunakan debt to total assets.
Rasio ini mengukur sejauh mana aset perusahaan dibelanjai dengan
utang yang berasal dari kreditur dan modal sendiri yang berasal dari
pemegang saham.
Jika dari hasil pengukuran apabila rasionya tinggi, artinya
pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi
perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena
dikhawatirkan perusahaan tidak mamu menutupi utang-utangnya
dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya
rendah, maka semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang.
Debt to asset ratio
=
c. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi
periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan
masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator
permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri.
53
Menurut (Nurhasanah 2016) menyatakan bahwa:
“Growth adalah perubahan (penurunan atau peningkatan) totalaktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan aktivadihitung sebagai presentase perubahan aktiva pada saat tertentuterhadap tahun sebelumnya. Berdasarkan definisi di atas dapatdijelaskan bahwa growth merupakan perubahan total laba baikberupa peningkatan maupun penurunan yang dialami olehperusahaan selama satu periode (satu tahun).”
Dalam penelitian ini, variabel pertumbuhan perusahaan
diproksikan dengan menggunakan rasio pertumbuhan laba. Maka rasio
pertumbuhan laba adalah sebagai berikut:
Growth =
d. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besar aset yang dimiliki oleh
sebuah perusahaan. Menurut Prasetyorini (2013:186), ukuran
perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total
aktiva, log size, nilai pasar saham dan lain-lain. Ukuran perusahaan
dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat
dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Semakin besar total
aset yang dimiliki suatu perusahaan, semakin besar pula ukuran
perusahaan. Semakin besar aset maka semakin besar modal yang
ditanam, sementara semakin banyak penjualan, maka semakin banyak
juga perputaran hutang dalam perusahaan (Sujarweni, 2015:211).
54
G. Teknik Analisis Data
Adapun jenis atau teknik analisis data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai obyek yang diteliti. Statistik deskriptif digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang terkumpul.
2. Analisi Regresi Logistik
Pengujian pada penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik
(logistic regression). Analisis regresi logistik digunakan pada penelitian
ini karena data yang digunakan pada penelitian ini merupakan variabel
yang bersifat nonmetric atau nominal. Model regresi logistic yang
digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu dengan model regresi logistic
dan peneliti akan melakukan uji hipotesis untuk menguji seberapa besar
kelayakan dan hipotesisi tersebut sehungga dapat diketahui hipotesis mana
yang benar setelah diuji menggunakan Statistical Package for Social
Science (SPSS) 25.0 for Windows.
a. Menguji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi pada penelitian ini dinilai menggunakan
Hosmer and Lemeshow’s Godness of Fit Test yaitu menguji hipotesis
55
nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada
perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan
fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit lebih
besar daripada 0.05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan
berarti model mampu mampu memprediksi nilai observasinya atau
dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data
observasinya.
b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)
Penilaian model fit digunkan untuk menilai model yang telah
dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pada pengujian
regresi logistik langkah pertama yang dilakukan dalam pengujian
regresi logistik adalah menilai model fit (Overall Model Fit).
Statistik yang digunakan dalam model ini berdasarkan pada fungsi
Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa
model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk
menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -
2LogL. Penurunan Likelihood (-2LogL) menunjukkan model regresi
yang baik dan model fit dengan data (Ghozali, 2016).
Output SPSS memberikan dua nilai -2LogL yaitu satu untuk
model yang hanya memasukkan konstanta dan yang kedua untuk
model dengan konstanta dan variabel bebas. Dengan alpha 5% atau
0.05, cara menilai model fit ini adalah sebagai berikut:
56
1) Jika nilai -2LogL< 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti bahwa model fit dengan data,
2) Jil nilai -2LogL > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang
berarti bahwa model tidak fit dengan data.
Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial -2LogL
function) dengan nilai -2LogL pada langkah selanjutnya
menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Log
Likelihood pada logistic mirip dengan pengertian “Sum of Square
Error” pada model regresi, sehingga penurunan Log Likelihood
menunjukan model regresi semakin membaik.
c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Negelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox
dan Snell’s R Square (ukuran yang mencoba meniru ukuran pada
regresi berganda pada teknik estimasi likehood). Cox dan Snell’s R
Square memiliki kelemahan yaitu nilai maksimum kurang dari 1
(satu) sehingga sulit diinterprestasikan.
Negelkerke R Square memodifikasi koefisein Cox dan Snell’s R
Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol)
sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox
dan Snell’s R Square pada regresi berganda.
Menurut (Ghozali 2016) menyatakan bahwa:
57
“Nilai yang kecil atau mendekati nol menunjukkan bahwakemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskanvariasi variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan nilai yangmendekati satu menunjukkan bahwa variabel independen dapatmenjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untukmemprediksi variabel dependen.”
d. Tabel Klasifikasi
Tabel klasifikasi menghitung nilai estimasi yang benar (correct)
dan salah (incorrect). Tabel ini menunjukkan kekuatan prediksi dan
variabel dependen, penerimaan opini audit going concern.
e. Persamaan Model Regresi Logistik dan Uji Hipotesis
Estimasi parameter dapat dilihat melalui koefisien regresi dari
tiap-tiap variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antara
variabel yang satu dengan yang lainnya. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan cara membandingkan anatar nilai probabiltas (sign)
dengan tingkat kesalahan (α) = 5% atau 0,05.
Pengujian dengan model regresi logistik digunakan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian:
1) Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf
signifikasnsi 5% (α=0.05)
58
2) Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan
pada signifikansi p-value. Jika taraf signifikansi > 0.05
maka Ho diterima, jika taraf signifikansi < 0.05 maka Ho
ditolak.
Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis sebagai berikut :
Ln = α + βROA + βDAR + βSG + βSIZE + ε
Keterangan :
Ln = Opini Audit Going Concern
α = Konstanta
βROA = Return on Asset
βDAR = Debt to asset Ratio
βSG = Pertumbuhan Penjualan
βSIZE = Ukuran Perusahaan
ε = Kesalahan Residual
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Profitabilitas,
Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap opini
Audit Going Concern. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Populasi
pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor farmasi dan barang
konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018.
Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu.
Berikut ini kriteria pengambilan sampel dan hasil pemilihan sampel penelitian:
Tabel IV.1
Proses Pemilihan Sampel
No Kriteria Data
1. Perusahaan farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar pada BEI
tahun 2016-2018
41
2. Perusahaan yang tidak tetap dalam perusahaan manufaktur sub sektor
farmasi dan barang konsumsi tahun 2016-2018
(17)
3. Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah (2)
4. Perusahaan yang mengalami kerugian (5)
Jumlah Sampel Per Tahun 17
Jumlah Data Observasi Selama Periode Pengamatan 3 Tahun 51
Sumber : Annual Report BEI
61
Berdasarkan tabel IV.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan
yang memenuhi kriteria sebagai sampel selama tahun 2016-2018 diperoleh 17
perusahaan dengan total 51 sampel selama periode 3 tahun penelitian.
Berikut adalah nama perusahaan makanan dan minuman yang
memenuhi kriteria dan menjadi sampel dalam penelitian ini :
Tabel IV.2
Daftar Perusahaan Sampel
No. Kode Nama Perusahaan
1. DVLA PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk
2. KLBF PT. Kalbe Farma, Tbk
3. SIDO PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk
4. TSPC PT. Tempo Scan Pacific, Tbk
5. TCID PT. Mandom Indonesia, Tbk
6. CINT PT. Chitose Internasional, Tbk
7. GGRM PT. Gudang Garam, Tbk
8. WIIM PT. Wismilak inti Makmur, Tbk
9. INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
10. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
11. ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk
12. SKBM PT. Sekar Bumi, Tbk
13. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry, Tbk
14. UNVR PT. Unilever Indonesia, Tbk
15. HMSP PT. HM Sampoerna, Tbk
16. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
17. CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk
Sumber : Bursa Efek Indondesia
Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan
hasil dari data berdasarkan pengamatan variabel dependen dan independen.
Variabel-variabel yang diteliti dari perusahaan sampel meliputi variabel
62
dependen adalah opini audit going concern yang diukur dengan dummy.
Variabel independen, yaitu profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan
dan ukuran perusahaan. Perhitungan dari variabel-variabel tersebut diambil
dari laporan keuangan perusahaan manufaktur pada sub sektor farmasi dan
barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-2018.
Berikut ini disajikan tabel hasil dari keempat variabel yang
digunakan di dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
a. Opini Audit Going Concern
Tabel IV.3
Hasil Perhitungan OAGC
No Kode 2016 2017 2018
1 DVLA 0 0 0
2 KLBF 0 0 0
3 SIDO 0 1 1
4 TSPC 0 0 0
5 TCID 0 0 0
6 CINT 0 0 0
7 GGRM 1 1 1
8 WIIM 1 0 0
9 INDF 0 0 0
10 ICBP 1 1 1
11 ROTI 0 0 0
12 SKBM 0 0 0
13 ULTJ 0 1 1
14 UNVR 1 1 1
15 HMSP 0 0 0
16. MLBI 1 1 1
17. CEKA 0 0 1
Sumber : Data yang diolah penulis
63
Berdasarkan data yang telah diteliti selama periode 2016-
2018 cenderung mendapatkan opini non going concern. Jumlah
sampel yang menerima opini audit going concern adalah sebanyak
18 sampel dan sisanya sebanyak 33 sampel menerima opini audit
non going concern dengan total sampel sebanyak 51 sampel dari 3
tahun periode penelitian.
b. Profitabiltas
Tabel IV. 4
Hasil Perhitungan Profitabilitas
No Kode 2016 2017 2018
1 DVLA 0.09 0.09 0.12
2 KLBF 0.15 0.15 0.14
3 SIDO 0.16 0.17 0.20
4 TSPC 0.08 0.06 0.07
5 TCID 0.07 0.07 0.08
6 CINT 0.06 0.13 0.03
7 GGRM 0.10 0.12 0.12
8 WIIM 0.07 0.02 0.02
9 INDF 0.06 0.06 0.07
10 ICBP 0.13 0.11 0.15
11 ROTI 0.09 0.03 0.03
12 SKBM 0.02 0.01 0.01
13 ULTJ 0.17 0.13 0.13
14 UNVR 0.36 0.38 0.48
15 HMSP 1,41 1,39 1,55
16 MLBI 0.43 0.53 0.43
17 CEKA 0.17 0.07 0.09
Rata-rata pertahun 0.21 0.20 0.22
Sumber : Data yang diolah penulis
64
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel profitabilitas yang
diproksikan dengan ROA pada tabel IV.4 di atas, nilai tertinggi
untuk ROA pada tahun 2016 adalah 1,41 atau 141% dimiliki oleh
PT. HM Sampoerna,Tbk (HMSP). Sedangkan nilai terendah
dimiliki oleh perusahaan PT. Sekar Bumi,Tbk (SKBM) dengan
nilai 0.2 atau 20%. Nilai rata-rata ROA pada tahun 2016 adalah
0.21 atau 21%. Perusahaan yang memiliki yang memiliki nilai
ROA di atas rata-rata adalah PT. Unilever Indonesia, Tbk (UNVR),
PT. HM Sampoerna (HMSP), Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia,
Tbk (MLBI).
Nilai tertinggi untuk ROA pada tahun 2017 adalah 1,39 atau
139% dimiliki oleh PT. HM Sampoerna,Tbk (HMSP). Sedangkan
nilai terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Sekar Bumi,Tbk
(SKBM) dengan nilai 0.01 atau 1%. Nilai rata-rata ROA pada
tahun 2017 adalah 0.20 atau 20%. Perusahaan yang memiliki yang
memiliki nilai ROA di atas rata-rata adalah PT. Unilever Indonesia,
Tbk (UNVR), PT. HM Sampoerna (HMSP), Tbk, PT. Multi
Bintang Indonesia, Tbk (MLBI).
Nilai tertinggi untuk ROA pada tahun 2018 adalah 1.55 atau
155% dimiliki oleh PT. HM Sampoerna,Tbk (HMSP). Sedangkan
nilai terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Sekar Bumi,Tbk
(SKBM) dengan nilai 0.01 atau 1%. Nilai rata-rata ROA pada
tahun 2018 adalah 0.22 atau 22%. Perusahaan yang memiliki yang
65
memiliki nilai ROA di atas rata-rata adalah PT. Unilever Indonesia,
Tbk (UNVR), PT. HM Sampoerna (HMSP), Tbk, PT. Multi
Bintang Indonesia, Tbk (MLBI).
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan
sampel yang memiliki nilai ROA yang rendah, kemungkinan
perusahaan akan mendapatkan opini audit going concern semakin
tinggi.
c. Solvabilitas
Tabel IV. 5
Hasil Perhitungan Solvabilitas
No Kode 2016 2017 2018
1 DVLA 0.30 0.32 0.29
2 KLBF 0.18 0.16 0.16
3 SIDO 0.08 0.08 0.13
4 TSPC 0.30 0.32 0.31
5 TCID 0.18 0.21 0.19
6 CINT 0.18 0.20 0.21
7 GGRM 0.37 0.37 0.35
8 WIIM 0.27 0.20 0.20
9 INDF 0.47 0.47 0.48
10 ICBP 0.36 0.36 0.34
11 ROTI 0.51 0.38 0.34
12 SKBM 0.63 0.37 0.41
13 ULTJ 0.18 0.19 0.14
14 UNVR 0.72 0.73 0.61
15 HMSP 0.94 1.01 1.28
16 MLBI 0.64 0.58 0.60
17 CEKA 0.38 0.35 0.16
Rata-rata pertahun 0.39 0.37 0.36
66
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel solvabilitas yang
diproksikan dengan DAR pada tabel IV.5 di atas, nilai tertinggi
untuk DAR pada tahun 2016 adalah 0.94 atau 94% dimiliki oleh PT.
HM Sampoerna,Tbk (HMSP). Sedangkan nilai terendah dimiliki
oleh perusahaan PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk
(SIDO) dengan nilai 0.08 atau 8%. Nilai rata-rata DAR pada tahun
2016 adalah 0.39 atau 39%. Perusahaan yang memiliki yang
memiliki nilai DAR di atas rata-rata adalah PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk (INDF), PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk (ROTI),
PT. Sekar Bumi, Tbk (SKBM), PT. Unilever Indonesia, Tbk
(UNVR), PT. HM Sampoerna, Tbk (HMSP), PT. Multi Bintang
Indonesia, Tbk (MLBI).
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel solvabilitas yang
diproksikan dengan DAR pada tabel IV.5 di atas, nilai tertinggi
untuk DAR pada tahun 2017 adalah 1.01 atau 101% dimiliki oleh
PT. HM Sampoerna,Tbk (HMSP). Sedangkan nilai terendah
dimiliki oleh perusahaan PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido
Muncul,Tbk (SIDO) dengan nilai 0.08 atau 8%.. Nilai rata-rata
DAR pada tahun 2017 adalah 0.37 atau 37%. Perusahaan yang
memiliki yang memiliki nilai DAR di atas rata-rata adalah PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF), PT. Nippon Indosari
Corpindo, Tbk (ROTI), PT. Unilever Indonesia, Tbk (UNVR), PT.
67
HM Sampoerna, Tbk (HMSP), PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
(MLBI).
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel solvabilitas yang
diproksikan dengan DAR pada tabel IV.5 di atas, nilai tertinggi
untuk DAR pada tahun 2018 adalah 1.28 atau 128% dimiliki oleh
PT. HM Sampoerna, Tbk (HMSP). Sedangkan nilai terendah
dimiliki oleh perusahaan PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk (SIDO) dengan nilai 0.13 atau 13%. Nilai rata-rata
DAR pada tahun 2018 adalah 0.36 atau 36%. Perusahaan yang
memiliki yang memiliki nilai DAR di atas rata-rata adalah PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF), PT. Sekar Bumi, Tbk
(SKBM), PT. Unilever Indonesia, Tbk (UNVR), PT. HM
Sampoerna, Tbk (HMSP), PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
(MLBI).
Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa perusahaan
sampel memiliki nilai debt to total asset ratio yang tinggi, hal ini
dikarenakan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan cenderung
dibiayai oleh hutang sehingga beban bunga hutang dan resiko
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban kepada pihak ketiga
akan semakin tinggi, oleh karena itu, perusahaan dalam menerima
opini audit going concern dari auditor akan cenderung lebih tinggi.
68
d. Pertumbuhan Penjualan
Tabel IV. 6
Hasil Perhitungan Pertumbuhan Penjualan
No Kode 2016 2017 2018
1 DVLA 0.11 0.09 0.08
2 KLBF 0.08 0.04 0.04
3 SIDO 0.15 0.00 0.07
4 TSPC 0.12 0.05 0.05
5 TCID 0.09 0.07 -0.02
6 CINT 0.04 0.14 -0.01
7 GGRM 0.08 0.09 0.15
8 WIIM -0.08 -0.12 -0.05
9 INDF 0.04 0.05 0.05
10 ICBP 0.09 0.04 0.08
11 ROTI 0.16 -0.01 0.11
12 SKBM 0.10 0.23 0.06
13 ULTJ 0.07 0.04 0.12
14 UNVR 0.10 0.03 0.01
15 HMSP 0.07 0.04 0.08
16 MLBI 0.21 0.04 0.08
17 CEKA 0.18 0.03 -0.15
Rata-rata pertahun 0.09 0.05 0.04
Sumber : Data yang diolah penulis
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel pertumbuhan
penjualan yang diproksikan dengan Sales Growth (SG) pada tabel
IV.6 di atas, nilai tertinggi untuk SG pada tahun 2016 adalah 0.21
atau 21% dimiliki oleh PT. Muti Bintang Indonesia, Tbk (MLBI).
Sedangkan nilai terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Wismilak
Inti Makmur, Tbk (WIIM) dengan nilai -0.08 atau -8%. Nilai rata-
rata SG pada tahun 2016 adalah 0.09 atau 9%. Perusahaan yang
69
memiliki yang memiliki nilai SG di atas rata-rata adalah PT. Darya
Varia Laboratoria, Tbk (DVLA), PT. Industri Jamu Dan Farmasi
Sido Muncul, Tbk (SIDO), PT. Tempo Scan Pacific, Tbk (TSPC),
PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk (ROTI), PT. Sekar Bumi, Tbk
(SKBM), PT. Unilever Indonesia, Tbk (UNVR), PT. Multi Bintang
Indonesia, Tbk (MLBI), PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk
(CEKA).
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel pertumbuhan
penjualan yang diproksikan dengan SG pada tabel IV.6 di atas,
nilai tertinggi untuk SG pada tahun 2017 adalah 0.23 atau 23%
dimiliki oleh PT. Sekar Bumi, Tbk (SKBM). Sedangkan nilai
terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Wismilak Inti Makmur, Tbk
(WIIM) dengan nilai -0.12 atau -12%. Nilai rata-rata SG pada
tahun 2017 adalah 0.05 atau 5%. Perusahaan yang memiliki yang
memiliki nilai SG di atas rata-rata adalah PT. Darya Varia
Laboratoria, Tbk (DVLA), PT. Mandom Indonesia, Tbk (TCID),
PT. Chitose Indonesia, Tbk (CINT), PT. Gudang Garam, Tbk
(GGRM), PT. Sekar Bumi, Tbk (SKBM).
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel pertumbuhan
penjualan yang diproksikan dengan SG pada tabel IV.6 di atas,
nilai tertinggi untuk SG pada tahun 2018 adalah 0.15 atau 15%
dimiliki oleh PT. Gudang Garam,Tbk (GGRM). Sedangkan nilai
terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Wilmar Cahaya Indonesia,
70
Tbk (CEKA) dengan nilai -0.15 atau -15%. Nilai rata-rata SG pada
tahun 2018 adalah 0.04 atau 4%. Perusahaan yang memiliki yang
memiliki nilai SG di atas rata-rata adalah PT. Darya Varia
Laboratoria, Tbk (DVLA), PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk (SIDO), PT. Tempo Scan Pacific, Tbk (TSPC), PT.
Gudang Garam, Tbk (GGRM), PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
(INDF), PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk (IBP), PT.
Nippon Indosari Corpindo, Tbk (ROTI), PT. Sekar Bumi, Tbk
(SKBM), PT. Ultra Jaya Milk Industry, TBk (ULTJ), PT. HM
Sampoerna, Tbk (HMSP), PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
(MLBI).
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perusahaan sampel memiliki nilai growth yang rendah. Maka
perusahaan mendapatkan laba bersih yang rendah. Hal ini
mencerminkan bahwa keuangan perusahaan tidak dalam kondisi
yang baik. Maka akan semakin besar kemungkinan penerimaan
opini audit going concern.
71
e. Ukuran Perusahaan
Tabel IV. 7
Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan
No Kode 2016 2017 2018
1 DVLA 21.15 21.22 21.24
2 KLBF 30.35 30.44 30.53
3 SIDO 14.91 14.97 15.02
4 TSPC 29.52 29.64 29.69
5 TCID 28.41 28.49 28.53
6 CINT 26.71 26.89 26.92
7 GGRM 17.96 18.02 18.05
8 WIIM 27.93 27.83 27.86
9 INDF 18.22 18.29 18.39
10 ICBP 17.18 17.27 17.35
11 ROTI 28.70 29.15 29.11
12 SKBM 27.63 28.12 28.20
13 ULTJ 15.26 15.46 15.53
14 UNVR 16.63 16.76 16.79
15 HMSP 16.00 16.01 15.99
16 MLBI 14.64 14.74 14.88
17 CEKA 27.99 27.96 27.79
Rata-rata pertahun 22.30 22.42 22.46
Sumber : Data yang diolah penulis
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel ukuran
perusahaan yang diproksikan dengan size pada tabel IV.7 di atas,
nilai tertinggi untuk size pada tahun 2016 adalah 30.35 atau
3.035% dimiliki oleh PT. Kalbe Farma, Tbk (KLBF). Sedangkan
nilai terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Multi Bintang
Indonesia, Tbk (MLBI) dengan nilai 14.64 atau 1.464%. Nilai rata-
rata size pada tahun 2016 adalah 22.30 atau 2.230%. Perusahaan
72
yang memiliki yang memiliki nilai size di atas rata-rata adalah PT.
Kalbe Farma, Tbk (KLBF), PT. Tempo Scan Pacific, Tbk (TSPC),
PT. Mandom Indonesia, Tbk (TCID), PT. Chitose Indonesia, Tbk
(CINT), PT. Wismilak Inti Makmur, Tbk (WIIM), PT. Nippon
Indosari Corpindo, Tbk (ROTI), PT. Sekar Bumi, Tbk (SKBM),
PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk (CEKA).
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel ukuran
perusahaan yang diproksikan dengan size pada tabel IV.7 di atas,
nilai tertinggi untuk size pada tahun 2017 adalah 30.44 atau
3.044% dimiliki oleh PT. Kalbe Farma, Tbk (KLBF). Sedangkan
nilai terendah dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
(MLBI) dengan nilai 14.74 atau 1.474%. Nilai rata-rata size pada
tahun 2017 adalah 22.42 atau 2.242%. Perusahaan yang memiliki
yang memiliki nilai size di atas rata-rata adalah PT. Kalbe Farma,
Tbk (KLBF), PT. Tempo Scan Pacific, Tbk (TSPC), PT. Mandom
Indonesia, Tbk (TCID), PT. Chitose Indonesia, Tbk (CINT), PT.
Wismilak Inti Makmur, Tbk (WIIM), PT. Nippon Indosari
Corpindo, Tbk (ROTI), PT. Sekar Bumi, Tbk (SKBM), PT.
Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk (CEKA).
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel ukuran
perusahaan yang diproksikan dengan size pada tabel IV.7 di atas,
nilai tertinggi untuk size pada tahun 2018 adalah 30.53 atau
3.053% dimiliki oleh PT. Kalbe Farma, Tbk (KLBF). Sedangkan
73
nilai terendah dimiliki oleh perusahaan PT.Tiga Pilar Sejahtera
Food, Tbk (AISA) dengan nilai 14.88 atau 1.488%. Nilai rata-rata
size pada tahun 2018 adalah 22.46 atau 2.246%. Perusahaan yang
memiliki yang memiliki nilai size di atas rata-rata adalah PT. Kalbe
Farma, Tbk (KLBF), PT. Tempo Scan Pacific, Tbk (TSPC), PT.
Mandom Indonesia, Tbk (TCID), PT. Chitose Indonesia, Tbk
(CINT), PT. Wismilak Inti Makmur, Tbk (WIIM), PT. Nippon
Indosari Corpindo, Tbk (ROTI), PT. Sekar Bumi, Tbk (SKBM),
PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk (CEKA).
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perusahaan sampel memiliki nilai size yang rendah. Maka
perusahaan mendapatkan laba bersih yang rendah. Hal ini
mencerminkan bahwa keuangan perusahaan tidak dalam kondisi
yang baik. Maka akan semakin besar kemungkinan penerimaan
opini audit going concern.
74
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Deskripsi data masing-masing variabel secara rinci dapat dilihat dalam
Tabel berikut :
Tabel IV.8Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
GCAO 51 .00 1.00 .3529 .48264
ROA 51 .01 1.55 .2129 .33558
DAR 51 .08 1.28 .3763 .24319
SG 51 -.15 .23 .0629 .07151
SIZE 51 -14.64 30.53 22.3984 6.03965
Valid N
(listwise)51
Sumber : Data diolah SPSS Versi 25
Dari tabel hasil uji statistic deskriptif menunjukkan bahwa N
merupakan jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 51. Nilai
minimum merupakan nilai terendah dalam setiap variabel yang diteliti,
sedangkan nilai maksimum merupakan nilai tertinggi dalam setiap
variabel yang diteliti. Nilai mean merupakan nilai rata-rata untuk masing-
masing variabel yaitu, profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan,
ukuran perusahaan dan opini audit going concern.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif variabel profitabilitas diukur
menggunakan ROA (return on asset) memiliki nilai minimum sebesar 0.01
75
dan nilai maksimum sebesar 1.55. Nilai rata-rata untuk tingkat
profitabilitas seluruh sampel penelitian adalah 0.2129. Maka dapat
dikatakan perusahaan sampel penelitian mampu memperoleh laba sebesar
21,29% dari total asset yang dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan belum efektif dalam memanfaatkan asset yang dimilikinya
untuk dapat memperoleh laba yang maksimal.
Variabel solvabilitas diukur menggunakan DAR (debt to total asset
ratio) memiliki nilai minimum 0,08 dan nilai maksimum 1,28 dan nilai
rata-rata sebesar 0,3763. Jika dilihat dari rata-ratanya sebesar 37,63% yang
berarti perusahaan memiliki kewajiban yang rendah dan dapat menutupi
kewajiban yang dimiliki untuk membayar hutang kepada pihak ketiga.
Variabel pertumbuhan penjualan diukur menggunakan GROWTH
memiliki dengan nilai minimum -0.15 dan nilai maksimum 0.23 dan nilai
rata-rata sebesar 0.0629. Sehingga nilai rata-rata sebesar 6.29%, hal ini
berarti bahwa perusahaan dapat memperoleh indikasi kecenderungan
terjadi kenaikan penjualan.
Variabel dependen opini audit going concern menunjukkan nilai
minimum 0 dan maksimum 1. Hal tersebut dikarenakan opini audit going
concern diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan kategori
analisis 0 dan 1, dimana 0 adalah opini audit non going concern dan 1
adalah opini audit going concern. Nilai rata-rata variabel tersebut sebesar
0,35 yang mendekati angka 0, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan
76
manufaktur pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi yang terdaftar di
BEI tahun 2016-2018 memperoleh opini audit non going concern.
2. Menguji Kelayakan Model Regresi Logistik
Hasil Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel IV.9
Hasil Uji Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test
Step Chi-square Df Sig.
1 4.020 8 .855
Dari hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh Chi-square
sebesar 4,020 dengan nilai signifikansi sebesar 0,855 dan df 8. Dari hasil
tersebut terlihat bahwa nilai signifikan lebih besar dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa model regesi tersebut mampu memprediksi nilai
observasina. Hasil ini juga menunjukkan bahwa model dikatakan fit
dengan data observasinya dan hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada
perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang
diamati. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi logistik
yang digunakan telah memenuhi kecukupan data (fit) dan dapat digunakan
untuk analisis selanjutnya.
77
3. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)
Hasil uji model fit dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel IV.10
Hasil Uji Keseluruhan Model (Block O)
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 66.227 -.588
2 66.223 -.606
3 66.223 -.606
a. Constant is included in the model.b. Initial -2 Log Likelihood: 66,223c. Estimation terminated at iteration number 3because parameter estimates changed by lessthan ,001.Sumber : Data diolah SPSS Versi 25
Tabel IV.11
Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 1)
Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant ROA DAR SG SIZE
Step 1 1 41.765 5.432 -2.068 .607 -5.563 -.244
2 37.625 7.827 -2.898 1.193 -10.966 -.357
3 36.722 9.513 -3.292 1.450 -14.846 -.437
4 36.655 10.138 -3.384 1.479 -16.148 -.466
5 36.654 10.198 -3.390 1.478 -16.265 -.469
6 36.654 10.199 -3.390 1.478 -16.266 -.469
a. Method: Enter
78
b. Constant is included in the model.c. Initial -2 Log Likelihood: 66,223d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameterestimates changed by less than ,001.
Sumber : Data diolah SPSS 25
Tabel IV.10 dan IV.11 menunjukkan perbandingan antara nilai
(-2LL) blok pertama dan dengan (-2LL) blok kedua. Dari hasil
perhitungan nilai (-2LL) terlihat bahwa nilai blok pertama (Block
Number = 0) adalah 66,223 dan nilai (-2LL) pada blok kedua (Block
Number =1) adalah 36,654. Adanya penurunan nilai likelihood (-2LL)
ini menunjukkan bahwa penambahan 4 variabel bebas (profitabilitas,
solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahan) ke dalam
model regresi memperbaiki model atau dengan kata lain model yang
dihipotesiskan fit dengan data. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
model yang digunakan model regresi yang baik.
4. Koefisien Determinasi
Hasil dari model Summary dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.12
Hasil Uji Model Summary
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 36.654a .440 .605
79
a. Estimation terminated at iteration number 6because parameter estimates changed by lessthan ,001.
Dari tabel IV.12 diperoleh hasil uji model -2Log Likelihood
menghasilkan 36.654 dari koefisien determinasi yang dilihat dari
Nagelkerke R Square adalah 0,605 (60.5%) dan nilai Cox & Snell R
Square 0,440 (44%). Artinya kombinasi variabel dependen (opini
audit going concern) dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam
penelitian ini sebesar 60.5%. Sedangkan sisanya sebesar 44%
dijelaskan oleh variabel-variabel independen di luar variabel yang
digunakan dalam model penelitian ini, seperti likuiditas, financial
distress, leverage, debt default, reputasi kap, opini audit tahun
sebelumnya, kualitas audit. Sehingga dapat dikatakan bahwa variasi
variabel independen dalam penelitian ini (profitabilitas, solvabilitas,
pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan) mampu menjelaskan
variasi dependen (penerimaan opini audit going concern) sebesar
60.5%.
5. Tabel Klasifikasi
Berikut adalah hasil dari pengujiam tabel klasifikasi yang
menunjukkan kekuatan prediksi pemberian opini goin concern yang
diterima oleh perusahaan :
Tabel IV.13
80
Hasil Uji Tabel Klasifikasi
Classification Tablea
Observed
Predicted
GCAO Percentage
Correct.00 1.00
Step 1 GCAO .00 28 5 84.8
1.00 4 14 77.8
Overall Percentage 82.4
a. The cut value is ,500
Sumber: Data diolah SPSS Versi 25
Tabel IV.13 menunjukkan kekuatan prediksi model regresi
untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern
dan opini audit non going concern. Dari hasil model regresi dapat
dilihat terdapat 18 sampel yang menerima opini audit going concern
dan 33 sampel yang tidak menerima opini going concern. Dari total 18
sampel yang menerima opini going concern, terdapat 14 sampel yang
mampu diprediksi dengan tepat menerima opini going concern,
sedangkan sisanya sebanyak 4 sampel yang tidak tepat, sehingga
kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan
sampel menerima opini audit going concern (kode 1) adalah sebesar
77,8%.
Hal ini berarti bahwa dengan model regresi yang diajukan ada
33 sampel yang tidak memerima opini going concern dan dari 51
sampel tersebut, terdapat 28 sampel yang diprediksi secara tepat tidak
menerima opini going concern, sehingga kekuatan prediksi sampel
81
yang tidak menerima opini going concern adalah sebesar 84.8%.
ketepatan dari prediksi keseluruhan model regresi yang digunakan
perusahaan yang menerima opini going concern dan perusahaan yang
tidak menerima opini going concern adalah sebesar 82.4%.
6. Persamaan Model Regresi Logistik
Berikut adalah hasil persamaan model regresi logistik :
Tabel IV. 14
Hasil Uji Koefisien Regresi
Variables in the EquationB S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step 1a ROA -3.390 2.266 2.240 1 .135 .034
DAR 1.478 3.042 .236 1 .627 4.382
SG -16.266 7.544 4.649 1 .031 .000
SIZE -.469 .135 12.133 1 .000 .626
Constant10.199 3.119 10.694 1 .001 26864.218
a. Variable(s) entered on step 1: ROA, DAR, SG, SIZE.
Sumber: Data diolah SPSS Versi 25
Tabel IV.14 menunjukkan hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan regresi logistic biner pada tingkat signifikansi 0.05.
Berdasarkan hasil pengujian regresi logistic maka dapat diperoleh
persamaan regresi logistic biner sebagai berikut :
GCAO = 10.199 - 3.390 ROA + 1.478 DAR – 16.266 SG – 0.469 + ε
Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
82
1) Berdasarkan hasil pengolaan data statistik dari tabel IV.14 dapat
diketahui bahwa nilai konstanta (α) model regresi logistik
mempunyai hasil sebesar 10.199 yang berarti bila variabel
profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran
perusahaan dianggap nol (0), maka opini audit going concern
memiliki nilai sebesar 10.199 satuan.
2) Variabel profitabilitas (ROA) memiliki nilai koefisien regresi
sebesar -3.390 yang berarti jika variabel profitabilitas mengalami
kenaikan 1 satuan, maka opini audit going concern akan mengalami
penurunan sebesar 3.390 satuan. Sisanya sebesar 6.61 dipengaruhi
oleh variable lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3) Variabel solvabilitas (DAR) memiliki nilai koefisiensi regresi
sebesar 1.478 yang berarti bahwa jika variabel solvabilitas
mengalami kenaikan 1 satuan, maka variabel opini audit going
concern akan mengalami kenaikan sebesar 1.478 satuan. Sisanya
sebesar 8.522 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
4) Variabel pertumbuhan penjualan (SG) memiliki nilai koefisien
regresi sebesar – 16.266 yang berarti bahwa jika variabel
pertumbuhan penjualan mengalami kenaikan 1 satuan, maka
variabel opini audit going concern akan mengalami penurunan
83
sebesar 16.266 satuan. Sisanya sebesar -6.266 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5) Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai koefisien regresi
sebesar - 0.469 yang berarti bahwa jika variabel ukuran perusahaan
mengalami kenaikan 1 satuan, maka variabel opini audit going
concern akan mengalami penurunan sebesar 0.469 satuan. Sisanya
sebesar 9.531 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
C. Uji Hipotesis
1. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel
profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan
secara simultan berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hasil
Omnibus Test of Model Coeficient dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.15
Hasil Uji Secara Simultan
Omnibus Tests of Model CoefficientsChi-square Df Sig.
Step 1 Step 29.569 4 .000
Block 29.569 4 .000
Model 29.569 4 .000
Sumber : Data diolah SPSS Versi 25
84
Berdasarkan tabel IV.15 menunjukkan bahwa secara simultan
profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan
dapat menjelaskan mengenai opini audit going concern. Hal ini dilihat
dari hasil Chi-Square sebesar 29.569 dengan df sebesar 4 dan signifikansi
sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05.
2. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan
regresi logistik untuk mengetahui pengaruh secara parsial masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis data dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV. 16
Hasil Uji Secara Parsial
Variables in the EquationB S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step 1a ROA -3.390 2.266 2.240 1 .135 .034
DAR 1.478 3.042 .236 1 .627 4.382
SG -16.266 7.544 4.649 1 .031 .000
SIZE -469 .135 12.133 1 .000 .626
Constant10.199 3.119 10.694 1 .001 26864.218
a. Variable(s) entered on step 1: ROA, DAR, SG, SIZE.
Sumber: Data diolah SPSS Versi 25
a) Pengaruh Profitabilitas Terhadap opini Audit Going Concern
85
Berdasarkan hasil pengujian variabel profitabilitas yang
menggunakan proksi (ROA) memiliki tingkat signifikansi sebesar
0.135 > 0.05 menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap opini audit going concern. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini (H1) ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap opini audit going
concern.
b) Pengaruh Solvabilitas Terhadap opini Audit Going Concern
Berdasarkan hasil pengujian variabel solvabilitas yang
menggunakan proksi (DAR) memiliki tingkat signifikansi sebesar
0.627 > 0.05 menunjukkan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh
terhadap opini audit going concern. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini (H2) ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa solvabilitas tidak berpengaruh terhadap opini audit going
concern.
c) Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap opini Audit Going
Concern
Berdasarkan hasil pengujian variabel pertumbuhan penjualan yang
menggunakan proksi (SG) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.31
< 0.05 menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh
terhadap opini audit going concern. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini (H3) diterima, sehingga dapat
86
disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap
opini audit going concern.
d) Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap opini Audit Going
Concern
Berdasarkan hasil pengujian variabel ukuran perusahaan yang
menggunakan proksi (SIZE) memiliki tingkat signifikansi sebesar
0.000 < 0.05 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap opini audit going concern. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini (H4) diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini
audit going concern.
D. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan 5 hipotesis untuk mengetahui pengaruh
profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan
perusahaan terhadap opini audit going concern terhadap perusahaan
manufaktur pada sub sektor farmasi dan barang konsumsi. Pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern
87
Profitabilitas (ROA) menunjukkan nilai koefisien regresi -3.390
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.135 dimana lebih besar dari tingkat
signifikansi α = 0.05. Dengan nilai signifikansi yang lebih besar
menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
opini audit going concern.
Pemberian opini audit going concern mencerminkan bahwa
perusahaan tersebut berada dalam keuangan yang tidak baik yang
dibuktikan dengan rasio profitabilitas yang rendah. Penelitian ini
membuktikan bahwa profitabilitas yang rendah dapat menerbitkan opini
audit non going concern. Karena profitabilitas yang tinggi tidak selalu
membuktikan baiknya keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan auditor
tidak hanya mempertimbangkan rasio profitabilitas saja, tetapi juga
melihat faktor-faktor yang akan menyebabkan adanya potensi
kebangkrutan yang lain.
2. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern
Solvabilitas (DAR) menunjukkan nilai koefisien regresi 1.478
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.627 dimana lebih besar dari tingkat
signifikansi α = 0.05. Dengan nilai signifikansi yang lebih besar
menunjukkan bahwa variabel solvabilitas tidak berpengaruh terhadap
opini audit going concern.
Pemberian opini audit going concern mencerminkan bahwa
perusahaan tersebut berada dalam keuangan yang cukup baik yang
88
dibuktikan dengan rasio solvabilitas yang rendah. Penelitian ini
membuktikan bahwa solvabilitas yang rendah dapat menerbitkan opini
audit non going concern. Karena dimana semakin rendah solvabilitas
perusahaan maka semakin rendah hutang yang dimiliki perusahaan
sehingga perusahaan tidak sulit untuk menutupi hutang-hutangnya dengan
aktiva yang dimilikinya. Selain itu perusahaan yang memiliki solvabilitas
yang rendah cenderung tidak akan menghadapi bahaya karena nilai aset
yang dimiliki perusahaan lebih besar dibanding dengan kewajiban yang
dimiliki perusahaan.
3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Penerimaan Opini
Audit Going Concern
Pertumbuhan penjualan (SG) menunjukkan nilai koefisien regresi
sebesar -16.266 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.031 dimana lebih
kecil dari tigkat signifikansi α = 0.05 yang menunjukkan bahwa variabel
pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Penelitian ini membuktikan bahwa auditor mempertimbangkan
pertumbuhan penjualan dalam memberikan opini audit going concern. Hal
ini dapat menyebabkan perusahaan menerima opini audit going concern.
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern
Ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan nilai koefisien regresi
sebesar -0.469 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 dimana lebih
89
kecil dari tigkat signifikansi α = 0.05 yang menunjukkan bahwa variabel
struktur modal berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
menunjukkan perusahaan yang lebih besar cenderung akan dapat
mempertahankan kelangsungan usahanya. Perusahaan dengan total aktiva
yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahan
kedewasaan karena dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif
dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif
panjang. Hal ini menyebabkan perusahaan menerima opini audit going
concern.
5. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel IV. 15, dapat
diketahui bahwa pengaruh profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan
penjualan dan ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi sebesar
0.000. Nilai tersebut lebih rendah dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran
perusahaan memiliki pengaruh secara simultan terhadap opini audit going
concern.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan adanya
pengaruh profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran
perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan farmasi dan
barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2018. Dari hasil
penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel
profitabilitas yang diproksikan dengan menggunakan ROA dengan
tingkat signifikan sebesar 0,135 > 0,05, sehingga terbukti profitabilitas
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern.
2. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel solvabilitas
yang diproksikan dengan menggunakan DAR dengan tingkat signifikan
sebesar 0,627 > 0,05, sehingga terbukti solvabilitas tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap opini audit going concern.
3. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel
pertumbuhan penjualan yang diproksikan dengan menggunakan SG
dengan tingkat signifikan sebesar 0,031 < 0,05, sehingga pertumbuhan
penjualan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit
going concern.
92
4. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan SIZE dengan
tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05, sehingga ukuran perusahaan
terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going
concern.
5. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel
profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran
perusahaan yang telah diuji memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000 <
0,05, sehingga profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan
ukuran perusahaan terbukti berpengaruh secara simultan terhadap opini
audit going concern.
B. Implikasi Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 3 implikasi diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Implikasi teoritis
Model teoritis yang diuiji dan dikembangkan dalam penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemahaman pembaca
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan opini
audit going concern. Hasil penelitian mengenai profitabilitas,
solvabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan yang
diduga memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going
93
concern, namun dari keempat variabel tersebut menunjukkan
profitabilitas dan solvabilitas tidak memiliki hubungan terhadap opini
audit going concern sedangkan variabel pertumbuhan penjualan dan
ukuran perusahaan memiliki hubungan terhadap opini audit going
concern.
2. Implikasi metodologi
Bagi peneliti yang hendak meneliti mengenai pengaruh faktor-faktor
tertentu terhadap penerimaan opini audit going concern, sebaiknya tetap
menggunakan analisis regresi logistik, karena telah memberikan hasil
yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan peneliti. Banyak peneliti
terdahulu telah menggunakan analisis ini. Maka dari itu, sebaiknya para
peneliti yang ingin meneliti tentang hal yang bersangkutan untuk tetap
menggunakan regresi logistik.
3. Implikasi manajerial
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan auditor dan perusahaan
dapat melihat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Dalam penelitian ini
pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan dapat dijadikan faktor
utama untuk melihat kelangsungan hidup suatu perusahaan, sehingga
dapat membuat suatu rencana atau solusi untuk mengatasi kondisi
buruk yang terjadi supaya penerimaan opini audit going concern dapat
dicegah.
94
C. Saran
Dari kesimpulan dan keterbatasan tersebut, maka diajukan saran-saran
sebagai berikut:
1. Variabel profitabilitas dapat diukur dengan cara lain, seperti return on
equity (ROE).
2. Variabel solvabilitas dapat diukur dengan debt to equity ratio (DER).
3. Pertumbuhan penjualan dapat diukur dengan perusahaan.
1. Akademis
Peneliti mengharap agar penelitian ini dapat bermanfaat
bagi mahasiswa yang melakukan penelitian serupa. Peneliti
berharap supaya penelitian yang telah dijelaskan dapat
menimbulkan rasa ingin tahu untuk melakukan penelitian lanjutan
dengan cara menguji degan SPSS versi terbaru.
2. Peneliti Selanjutnya
Mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada,
disarankan penelitian selanjutnya dapat memperbaiki hal-hal
sebagai berikut:
a. Penelitian selanjutnya dapat menambah perusahaan yang
diteliti sehingga data yang diperoleh menjadi lebih valid.
b. Dapat menambah variabel independen lain yang mungkin
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern,
95
misalnya debt default, kualitas audit dan opini audit tahun
sebelumnya.
c. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menambah periode
pengamatan opini audit going concern sebanyak 5 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Angel, Vivi. 2019. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Pertumbuhan
Perusahaan terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern pada
perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2013.
Pradika, Rizka Ardhi. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran
Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.
Yuliyani, Ni Made Ade dan Ni Made Adi Erawati. 2017. Pengaruh Financial
Distress, Profitabilitas, Leverage dan Likuiditas pada Opini Audit Going
Concern.
Setiawan, Yuli. 2017. Pengaruh Debt Default, Pertumbuhan perusahaan, Reputasi
KAP, Opini audit tahun sebelumnya terhadap Opini audit Going Concern
(Studi Empiris pada Perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2013-2015.
Meiliana. 2018. Pengaruh Reputasi Auditor, Opini Audit Sebelumnya, Ukuran
Perusahaan dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going
Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Property & Real Estate yang
terdaftar di BEI tahun 2014-2016.
Yudha, Maria. 2017. Pengaruh Kualitas Audit, Pertumbuhan Perusahaan, Debt
Default dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap pemberian Opini
Audit Going Concern pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015.
Krissindiastuti Monica, Ni Ketut Rasmini, 2016. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Opini Audit Going Concern. ISSN: 2303-1018. Vol. 14,
hal. 451-481
Suharli, Fredy. 2019. Pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan
audit tenure terhadap penerimaan opini audit going concern (Studi
Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Barang Konsumsi
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Universitas Dipenogoro.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba empat.
Ilmu dan Riset Akuntansi.Vol. 6 Nomor 5.ISSN : 2460-0585.
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). (2016). Standar Profesional Akuntan
Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Lie Christian dk, .2016. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan
Rencana Manajemen terhadap Opini Audit Going Concern (Studi
Empiris Perusahaan Manufaktur di BEI). Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia.Vol. 1, No. 2, hal. 84-105.
Melania Sutra, Rita Andini, dan Rina Arifati, 2016. Analisis Pengaruh Kualitas
Audit, Likuiditas, Profitabilitas, Slovabilitas, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek, Vol. 2. No. 2.
Nining. 2017. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Opini Audit Going concern.
Jurnal
Nugroho Lucky, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta, 2018. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Opini Audit Going Concern. ISSN: 2599-1876. Vol. 02.
No.02, hal. 96-111
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, Danang. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: Refika
Aditama.
Suriani Ginting dan Lindan Suryana.2014. AnalisisFaktor-Faktor yang
Mempengaruhi Opini Audit Going concern Pada Perusahaan Manufaktur
Di Bursa Efek Indonesia. Vol 4, Nomor 02, Oktober 2014.
Tandiontong, Mathius. (2016). Kualitas Audit Dan Pengukurannya. Bandung:
Alfabeta.
www.detik.com
www.idx.com
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Serlin Tannia
Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang, 13 November 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : JL. Karawaci Kebon Jati No. 30
RT 001 RW 001, Kel. Bojong Jaya,
Kec. Karawaci, Tangerang-Banten
Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar : SDN Karawaci 02, Tangerang
Sekolah Menengah Pertama : SMP Perguruan Buddhi, Tangerang
Sekolah Menengah Atas : SMK Sttrada Daan Mogot, Tangerang
Perguruan Tinggi : Universitas Buddhi Dharma, Tangerang
Nomor Telepon Genggam : 085939950172
IPK Terakhir : 3.20
Pengalaman Kerja :
1. PT. Virya Usaha Jaya Periode Agustus 2016 – Februari 2019 sebagai Staff
Admin Finance.
2. PT. Graha Warna Nusantara Periode Februari 2019 – Sekarang sebagai
Staff Admin Finance & Pajak.
100
LAMPIRANLampiran 1Perhitungan OAGC
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN OAGC NOAGC
OAGC /
NOAGC
1 DVLA 2016 0 0
DVLA 2017 0 0
DVLA 2018 0 0
2 KLBF 2016 0 0
KLBF 2017 0 0
KLBF 2018 0 0
3 SIDO 2016 0 0
SIDO 2017 1 1
SIDO 2018 1 1
4 TSPC 2016 0 0
TSPC 2017 0 0
TSPC 2018 0 0
5 TCID 2016 0 0
TCID 2017 0 0
TCID 2018 0 0
6 CINT 2016 0 0
CINT 2017 0 0
CINT 2018 0 0
7 GGRM 2016 1 1
GGRM 2017 1 1
GGRM 2018 1 1
8 WIIM 2016 1 1
WIIM 2017 0 0
WIIM 2018 0 0
9 INDF 2016 0 0
INDF 2017 0 0
INDF 2018 0 0
101
10 ICBP 2016 1 1
ICBP 2017 1 1
ICBP 2018 1 1
11 ROTI 2016 0 0
ROTI 2017 0 0
ROTI 2018 0 0
12 SKBM 2016 0 0
SKBM 2017 0 0
SKBM 2018 0 0
13 ULTJ 2016 0 0
ULTJ 2017 1 1
ULTJ 2018 1 1
14 UNVR 2016 1 1
UNVR 2017 1 1
UNVR 2018 1 1
15 HMSP 2016 0 0
HMSP 2017 0 0
HMSP 2018 0 0
16 MLBI 2016 1 1
MLBI 2017 1 1
MLBI 2018 1 1
17 CEKA 2016 0 0
CEKA 2017 0 0
CEKA 2018 1 1
Lampiran 2Perhitungan Profitabilitas
NO
NAMA
PERUSAHAAN TAHUN Laba Bersih Total Aset ROA
1 DVLA 2016 145.119.664 1.531.365.558 0,09
DVLA 2017 148.312.987 1.640.886.147 0,09
DVLA 2018 203.324.139 1.682.821.739 0,12
2 KLBF 2016 2.353.923.940.687 15.226.009.210.657 0,15
102
KLBF 2017 2.442.945.312.378 16.616.239.416.335 0,15
KLBF 2018 2.552.706.945.624 18.146.206.145.369 0,14
3 SIDO 2016 471.722.000 2.987.614.000 0,16
SIDO 2017 522.719.000 3.158.198.000 0,17
SIDO 2018 660.668.000 3.337.628.000 0,20
4 TSPC 2016 526.651.718.634 6.585.807.349.438 0,08
TSPC 2017 461.697.432.471 7.434.900.309.021 0,06
TSPC 2018 553.039.101.876 7.869.975.060.326 0,07
5 TCID 2016 150.724.362.762 2.185.101.038.101 0,07
TCID 2017 157.605.162.569 2.361.807.189.430 0,07
TCID 2018 196.574.162.185 2.445.143.511.801 0,08
6 CINT 2016 23.756.169.548 399.336.626.636 0,06
CINT 2017 64.041.340.293 476.577.841.605 0,13
CINT 2018 16.605.424.232 491.382.035.136 0,03
7 GGRM 2016 6.586.081.000 62.951.634.000 0,10
GGRM 2017 7.703.622.000 66.759.930.000 0,12
GGRM 2018 7.968.008.000 69.097.219.000 0,12
8 WIIM 2016 99.950.660.578 1.353.634.132.275 0,07
WIIM 2017 19.591.392.031 1.225.712.093.041 0,02
WIIM 2018 27.145.441.554 1.255.573.914.558 0,02
9 INDF 2016 4.984.305.000 82.174.515.000 0,06
INDF 2017 5.039.068.000 87.939.488.000 0,06
INDF 2018 6.350.788.000 96.537.796.000 0,07
10 ICBP 2016 3.635.216.000 28.901.948.000 0,13
ICBP 2017 3.531.220.000 31.619.514.000 0,11
ICBP 2018 5.206.867.000 34.367.153.000 0,15
11 ROTI 2016 263.392.353.864 2.919.640.858.718 0,09
ROTI 2017 124.467.558.054 4.559.573.709.411 0,03
ROTI 2018 136.301.090.897 4.393.810.380.883 0,03
12 SKBM 2016 21.144.246.987 1.001.657.012.004 0,02
SKBM 2017 24.053.484.551 1.623.027.475.045 0,01
SKBM 2018 17.482.116.543 1.771.365.972.009 0,01
13 ULTJ 2016 699.895.000 4.239.199.000 0,17
ULTJ 2017 694.642.000 5.186.940.000 0,13
ULTJ 2018 702.345.000 5.555.871.000 0,13
14 UNVR 2016 5.957.507.000 16.745.695.000 0,36
103
UNVR 2017 7.107.230.000 18.906.413.000 0,38
UNVR 2018 9.386.195.000 19.522.970.000 0,48
15 HMSP 2016 12.530.201.000 8.860.781.000 1,41
HMSP 2017 12.483.134.000 8.960.710.000 1,39
HMSP 2018 13.629.251.000 8.770.937.000 1,55
16 MLBI 2016 979.530.000 2.275.038.000 0,43
MLBI 2017 1.320.897.000 2.510.078.000 0,53
MLBI 2018 1.228.041.000 2.889.501.000 0,43
17 CEKA 2016 248.026.599.376 1.425.964.152.418 0,17
CEKA 2017 104.374.073.339 1.392.636.444.501 0,07
CEKA 2018 100.378.388.775 1.168.956.042.706 0,09
Lampiran 3Perhitungan Solvabilitas
NO
NAMA
PERUSAHAAN TAHUN Total Hutang Total Aset DAR
1 DVLA 2016 451.785.946 1.531.365.558 0,30
DVLA 2017 524.586.078 1.640.886.147 0,32
DVLA 2018 482.559.876 1.682.821.739 0,29
2 KLBF 2016 2.762.162.069.572 15.226.009.210.657 0,18
KLBF 2017 2.722.207.633.646 16.616.239.416.335 0,16
KLBF 2018 2.851.611.349.015 18.146.206.145.369 0,16
3 SIDO 2016 229.729.000 2.987.614.000 0,08
SIDO 2017 262.333.000 3.158.198.000 0,08
SIDO 2018 435.014.000 3.337.628.000 0,13
4 TSPC 2016 1.950.534.206.746 6.585.807.349.438 0,30
TSPC 2017 2.352.891.899.876 7.434.900.309.021 0,32
TSPC 2018 2.437.126.989.832 7.869.975.060.326 0,31
5 TCID 2016 401.942.530.776 2.185.101.038.101 0,18
TCID 2017 503.480.853.096 2.361.807.189.430 0,21
TCID 2018 472.680.346.662 2.445.143.511.801 0,19
6 CINT 2016 72.906.787.680 399.336.626.636 0,18
CINT 2017 94.304.081.659 476.577.841.605 0,20
CINT 2018 102.703.457.308 491.382.035.136 0,21
7 GGRM 2016 23.387.406.000 62.951.634.000 0,37
104
GGRM 2017 24.572.266.000 66.759.930.000 0,37
GGRM 2018 23.963.934.000 69.097.219.000 0,35
8 WIIM 2016 362.540.740.471 1.353.634.132.275 0,27
WIIM 2017 247.620.731.930 1.225.712.093.041 0,20
WIIM 2018 250.337.111.893 1.255.573.914.558 0,20
9 INDF 2016 38.233.092.000 82.174.515.000 0,47
INDF 2017 41.182.764.000 87.939.488.000 0,47
INDF 2018 46.620.996.000 96.537.796.000 0,48
10 ICBP 2016 10.401.125.000 28.901.948.000 0,36
ICBP 2017 11.295.184.000 31.619.514.000 0,36
ICBP 2018 11.660.003.000 34.367.153.000 0,34
11 ROTI 2016 1.476.889.086.692 2.919.640.858.718 0,51
ROTI 2017 1.739.467.993.982 4.559.573.709.411 0,38
ROTI 2018 1.476.909.260.772 4.393.810.380.883 0,34
12 SKBM 2016 633.267.725.358 1.001.657.012.004 0,63
SKBM 2017 599.790.014.646 1.623.027.475.045 0,37
SKBM 2018 730.789.419.438 1.771.365.972.009 0,41
13 ULTJ 2016 749.966.000 4.239.199.000 0,18
ULTJ 2017 978.185.000 5.186.940.000 0,19
ULTJ 2018 780.915.000 5.555.871.000 0,14
14 UNVR 2016 12.041.437.000 16.745.695.000 0,72
UNVR 2017 13.733.025.000 18.906.413.000 0,73
UNVR 2018 11.944.837.000 19.522.970.000 0,61
15 HMSP 2016 8.333.263.000 8.860.781.000 0,94
HMSP 2017 9.028.078.000 8.960.710.000 1,01
HMSP 2018 11.244.167.000 8.770.937.000 1,28
16 MLBI 2016 1.454.398.000 2.275.038.000 0,64
MLBI 2017 1.445.173.000 2.510.078.000 0,58
MLBI 2018 1.721.965.000 2.889.501.000 0,60
17 CEKA 2016 538.044.038.690 1.425.964.152.418 0,38
CEKA 2017 489.592.257.434 1.392.636.444.501 0,35
CEKA 2018 192.308.466.864 1.168.956.042.706 0,16
105
Lampiran 4Perhitungan PertumbuhanPenjualan
NO
NAMA
PERUSAHAAN TAHUN
Penj. Th. Ini -
penj. Th. Sblm Penj. Th. sblm SG
1 DVLA 2016 145.258.544 1.306.098.136 0,11
DVLA 2017 124.290.628 1.451.356.680 0,09
DVLA 2018 124.009.988 1.575.647.308 0,08
2 KLBF 2016 1.486.766.734.184 17.887.464.223.321 0,08
KLBF 2017 807.889.209.111 19.374.230.957.505 0,04
KLBF 2018 892.186.019.591 20.182.120.166.616 0,04
3 SIDO 2016 343.270.000 2.218.536.000 0,15
SIDO 2017 12.034.000 2.561.806.000 0,00
SIDO 2018 189.452.000 2.573.840.000 0,07
4 TSPC 2016 956.847.126.663 8.181.481.867.179 0,12
TSPC 2017 427.223.051.357 9.138.238.993.842 0,05
TSPC 2018 522.656.785.581 9.565.462.045.199 0,05
5 TCID 2016 211.886.310.094 2.314.889.854.074 0,09
TCID 2017 179.618.683.751 2.526.776.164.168 0,07
TCID 2018 -57.640.503.572 2.706.394.847.919 -0,02
6 CINT 2016 12.196.256.302 315.229.890.328 0,04
CINT 2017 46.529.705.613 327.426.146.630 0,14
CINT 2018 -3.565.115.810 373.955.852.243 -0,01
7 GGRM 2016 5.908.574.000 70.365.573.000 0,08
GGRM 2017 7.031.778.000 76.274.147.000 0,09
GGRM 2018 12.401.738.000 83.305.925.000 0,15
8 WIIM 2016 -153.624.044.339 1.839.419.574.956 -0,08
WIIM 2017 -209.368.439.836 1.685.795.530.617 -0,12
WIIM 2018 -71.042.937.376 1.476.427.090.781 -0,05
9 INDF 2016 2.688.370.000 64.061.947.000 0,04
INDF 2017 3.527.134.000 66.659.484.000 0,05
INDF 2018 3.208.110.000 70.186.618.000 0,05
10 ICBP 2016 2.724.975.000 31.741.094.000 0,09
ICBP 2017 1.231.357.000 34.375.236.000 0,04
106
ICBP 2018 2.806.814.000 35.606.593.000 0,08
11 ROTI 2016 347.419.255.314 2.174.501.712.899 0,16
ROTI 2017 -30.820.788.653 2.521.920.968.213 -0,01
ROTI 2018 275.445.687.124 2.491.100.179.560 0,11
12 SKBM 2016 138.870.347.782 1.362.245.580.664 0,10
SKBM 2017 340.371.271.382 1.501.115.928.446 0,23
SKBM 2018 112.423.757.332 1.841.487.199.828 0,06
13 ULTJ 2016 292.055.000 4.393.932.000 0,07
ULTJ 2017 193.571.000 4.685.988.000 0,04
ULTJ 2018 593.323.000 4.879.559.000 0,12
14 UNVR 2016 3.569.702.000 36.484.030.000 0,10
UNVR 2017 1.150.778.000 40.053.732.000 0,03
UNVR 2018 597.563.000 41.204.510.000 0,01
15 HMSP 2016 6.397.351.000 89.069.306.000 0,07
HMSP 2017 3.624.827.000 95.466.657.000 0,04
HMSP 2018 7.650.407.000 99.091.484.000 0,08
16 MLBI 2016 566.993.000 2.696.318.000 0,21
MLBI 2017 126.425.000 3.263.311.000 0,04
MLBI 2018 259.879.000 3.389.736.000 0,08
17 CEKA 2016 629.807.930.819 3.485.733.830.354 0,18
CEKA 2017 142.196.725.735 4.115.541.761.173 0,03
CEKA 2018 -628.410.903.336 4.257.738.486.908 -0,15
Lampiran 5Perhitungan UkuranPerusahaan
NO
NAMA
PERUSAHAAN TAHUN Total Aset SIZE
1 DVLA 2016 1.531.365.558 21,15
DVLA 2017 1.640.886.147 21,22
DVLA 2018 1.682.821.739 21,24
2 KLBF 2016 15.226.009.210.657 30,35
KLBF 2017 16.616.239.416.335 30,44
KLBF 2018 18.146.206.145.369 30,53
3 SIDO 2016 2.987.614.000 14,91
SIDO 2017 3.158.198.000 14,97
107
SIDO 2018 3.337.628.000 15,02
4 TSPC 2016 6.585.807.349.438 29,52
TSPC 2017 7.434.900.309.021 29,64
TSPC 2018 7.869.975.060.326 29,69
5 TCID 2016 2.185.101.038.101 28,41
TCID 2017 2.361.807.189.430 28,49
TCID 2018 2.445.143.511.801 28,53
6 CINT 2016 399.336.626.636 26,71
CINT 2017 476.577.841.605 26,89
CINT 2018 491.382.035.136 26,92
7 GGRM 2016 62.951.634.000 17,96
GGRM 2017 66.759.930.000 18,02
GGRM 2018 69.097.219.000 18,05
8 WIIM 2016 1.353.634.132.275 27,93
WIIM 2017 1.225.712.093.041 27,83
WIIM 2018 1.255.573.914.558 27,86
9 INDF 2016 82.174.515.000 18,22
INDF 2017 87.939.488.000 18,29
INDF 2018 96.537.796.000 18,39
10 ICBP 2016 28.901.948.000 17,18
ICBP 2017 31.619.514.000 17,27
ICBP 2018 34.367.153.000 17,35
11 ROTI 2016 2.919.640.858.718 28,70
ROTI 2017 4.559.573.709.411 29,15
ROTI 2018 4.393.810.380.883 29,11
12 SKBM 2016 1.001.657.012.004 27,63
SKBM 2017 1.623.027.475.045 28,12
SKBM 2018 1.771.365.972.009 28,20
13 ULTJ 2016 4.239.199.000 15,26
ULTJ 2017 5.186.940.000 15,46
ULTJ 2018 5.555.871.000 15,53
14 UNVR 2016 16.745.695.000 16,63
UNVR 2017 18.906.413.000 16,76
UNVR 2018 19.522.970.000 16,79
15 HMSP 2016 8.860.781.000 16,00
HMSP 2017 8.960.710.000 16,01
108
HMSP 2018 8.770.937.000 15,99
16 MLBI 2016 2.275.038.000 14,64
MLBI 2017 2.510.078.000 14,74
MLBI 2018 2.889.501.000 14,88
17 CEKA 2016 1.425.964.152.418 27,99
CEKA 2017 1.392.636.444.501 27,96
CEKA 2018 1.168.956.042.706 27,79
Lampiran 6Perhitungan X dan Y
NO
NAMA
PERUSAHAAN TAHUN GCAO ROA DAR SG SIZE
1 DVLA 2016 0,00 0,09 0,30 0,11 21,15
DVLA 2017 0,00 0,09 0,32 0,09 21,22
DVLA 2018 0,00 0,12 0,29 0,08 21,24
2 KLBF 2016 0,00 0,15 0,18 0,08 30,35
KLBF 2017 0,00 0,15 0,16 0,04 30,44
KLBF 2018 0,00 0,14 0,16 0,04 30,53
3 SIDO 2016 0,00 0,16 0,08 0,15 14,91
SIDO 2017 1,00 0,17 0,08 0,00 14,97
SIDO 2018 1,00 0,20 0,13 0,07 15,02
4 TSPC 2016 0,00 0,08 0,30 0,12 29,52
TSPC 2017 0,00 0,06 0,32 0,05 29,64
TSPC 2018 0,00 0,07 0,31 0,05 29,69
5 TCID 2016 0,00 0,07 0,18 0,09 28,41
TCID 2017 0,00 0,07 0,21 0,07 28,49
TCID 2018 0,00 0,08 0,19 -0,02 28,53
6 CINT 2016 0,00 0,06 0,18 0,04 26,71
CINT 2017 0,00 0,13 0,20 0,14 26,89
CINT 2018 0,00 0,03 0,21 -0,01 26,92
7 GGRM 2016 1,00 0,10 0,37 0,08 17,96
GGRM 2017 1,00 0,12 0,37 0,09 18,02
GGRM 2018 1,00 0,12 0,35 0,15 18,05
8 WIIM 2016 1,00 0,07 0,27 -0,08 27,93
WIIM 2017 0,00 0,02 0,20 -0,12 27,83
109
WIIM 2018 0,00 0,02 0,20 -0,05 27,86
9 INDF 2016 0,00 0,06 0,47 0,04 18,22
INDF 2017 0,00 0,06 0,47 0,05 18,29
INDF 2018 0,00 0,07 0,48 0,05 18,39
10 ICBP 2016 1,00 0,13 0,36 0,09 17,18
ICBP 2017 1,00 0,11 0,36 0,04 17,27
ICBP 2018 1,00 0,15 0,34 0,08 17,35
11 ROTI 2016 0,00 0,09 0,51 0,16 28,70
ROTI 2017 0,00 0,03 0,38 -0,01 29,15
ROTI 2018 0,00 0,03 0,34 0,11 29,11
12 SKBM 2016 0,00 0,02 0,63 0,10 27,63
SKBM 2017 0,00 0,01 0,37 0,23 28,12
SKBM 2018 0,00 0,01 0,41 0,06 28,20
13 ULTJ 2016 0,00 0,17 0,18 0,07 15,26
ULTJ 2017 1,00 0,13 0,19 0,04 15,46
ULTJ 2018 1,00 0,13 0,14 0,12 15,53
14 UNVR 2016 1,00 0,36 0,72 0,10 16,63
UNVR 2017 1,00 0,38 0,73 0,03 16,76
UNVR 2018 1,00 0,48 0,61 0,01 16,79
15 HMSP 2016 0,00 1,41 0,94 0,07 16,00
HMSP 2017 0,00 1,39 1,01 0,04 16,01
HMSP 2018 0,00 1,55 1,28 0,08 15,99
16 MLBI 2016 1,00 0,43 0,64 0,21 14,64
MLBI 2017 1,00 0,53 0,58 0,04 14,74
MLBI 2018 1,00 0,43 0,60 0,08 14,88
17 CEKA 2016 0,00 0,17 0,38 0,18 27,99
CEKA 2017 0,00 0,07 0,35 0,03 27,96
CEKA 2018 1,00 0,09 0,16 -0,15 27,79
LAMPIRAN 7 : Hasil Output SPSS Versi 25
110
Hasil Uji Statistik Dsekriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
GCAO 51 .00 1.00 .3529 .48264
ROA 51 .01 1.55 .2129 .33558
DAR 51 .08 1.28 .3763 .24319
SG 51 -.15 .23 .0629 .07151
SIZE 51 -14.64 30.53 22.3984 6.03965
Valid N (listwise) 51
Hasil Uji Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test
Step Chi-square Df Sig.
1 4.020 8 .855
Hasil Uji Keseluruhan Model (Block O)
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 66.227 -.588
2 66.223 -.606
3 66.223 -.606
Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 1)
Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant ROA DAR SG SIZE
111
Step 1 1 41.765 5.432 -2.068 .607 -5.563 -.244
2 37.625 7.827 -2.898 1.193 -10.966 -.357
3 36.722 9.513 -3.292 1.450 -14.846 -.437
4 36.655 10.138 -3.384 1.479 -16.148 -.466
5 36.654 10.198 -3.390 1.478 -16.265 -.469
6 36.654 10.199 -3.390 1.478 -16.266 -.469
Hasil Uji Model Summary
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 36.654a .440 .605
Hasil Uji Tabel Klasifikasi
Classification Tablea
Observed
Predicted
GCAO Percentage
Correct.00 1.00
Step 1 GCAO .00 28 5 84.8
1.00 4 14 77.8
Overall Percentage 82.4
Hasil Uji Koefisien Regresi
Variables in the EquationB S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step 1a ROA -3.390 2.266 2.240 1 .135 .034
DAR 1.478 3.042 .236 1 .627 4.382
SG -16.266 7.544 4.649 1 .031 .000
SIZE -.469 .135 12.133 1 .000 .626
112
Constant10.199 3.119 10.694 1 .001 26864.218
Hasil Uji Secara Simultan
Omnibus Tests of Model CoefficientsChi-square Df Sig.
Step 1 Step 29.569 4 .000
Block 29.569 4 .000
Model 29.569 4 .000
Hasil Uji Secara Parsial
Variables in the EquationB S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step 1a ROA -3.390 2.266 2.240 1 .135 .034
DAR 1.478 3.042 .236 1 .627 4.382
SG -16.266 7.544 4.649 1 .031 .000
SIZE -469 .135 12.133 1 .000 .626
Constant10.199 3.119 10.694 1 .001 26864.218