pengaruh musabaqah tilawatil qur'an (mtq)

46
PENGARUH MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) TERHADAP KUALITAS HAFALAN AL-QUR’AN (Studi Living Qur’an di Kota Pekanbaru-Riau) Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : Adlina Avita Martias NIM 16210712 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1441 H/ 2020 M

Transcript of pengaruh musabaqah tilawatil qur'an (mtq)

PENGARUH MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ)

TERHADAP KUALITAS HAFALAN AL-QUR’AN

(Studi Living Qur’an di Kota Pekanbaru-Riau)

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

Oleh :

Adlina Avita Martias

NIM 16210712

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1441 H/ 2020 M

PENGARUH MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ)

TERHADAP KUALITAS HAFALAN AL-QUR’AN

(Studi Living Qur’an di Kota Pekanbaru-Riau)

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

Oleh :

Adlina Avita Martias

NIM 16210712

Pembimbing:

Mutmainnah, S.Th.I, MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1441 H/ 2020 M

1

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Pengaruh Musabaqah Tilawatil Qur’an Terhadap

Kualitas Hafalan Al-Qur’an (Studi Living Qur’an di Kota Pekanbaru-

Riau)” yang disusun oleh Adlina Avita Martias Nomor Induk Mahasiswa:

16210712 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 6 Agustus 2020

Pembimbing,

Mutmainnah, S.Th.I, MA

2

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Pengaruh Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)

Terhadap Kualitas Hafalan Al-Qur’an (Studi Living Qur’an di Kota

Pekanbaru-Riau)” oleh Adlina Avita Martias (16210712) telah diujikan

pada sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin & Dakwah Institut Ilmu Al-

Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal 6 Agustus 2020. Skripsi telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 6 Agustus 2020

Dekan Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,

Dr. Muhammad Ulinnuha Lc., M.A.

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A Mamluatun Nafisah, M.A

Penguji I, Penguji II,

Dr. Romlah Widayati, M.Ag. Drs. Arison Sani, M.A

Pembimbing,

Mutmainnah, S.Th.I, M.A

3

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Adlina Avita Martias

NIM : 16210712

Tempat Tanggal Lahir : Pekanbaru, 19 April 1998

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Musabaqah Tilawatil

Qur’an (MTQ) Terhadap Kualitas Hafalan Al-Qur’an (Studi Living Qur’an

Kota Pekanbaru-Riau)” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-

kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 6 Agustus 2020

Adlina Avita Martias

iv

MOTTO

“Be honest, be inspired, be a good person”

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis

panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan seluruh rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW

seorang pembawa agama yang sempurna dan diridhai Allah SWT, karena

berkat kerja keras dan perjuangan panjang beliau Islam dapat berdiri tegak di

atas bumi Allah dan menjadi landasan hidup bagi seluruh umat manusia serta

menunjukkan kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang diridhoi oleh Allah

SWT. Beliaulah yang membawa Al-Qur’an menjadi pedoman dalam

kehidupan sehari-hari kita.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak yang sangat berjasa, untuk itu rasa terimakasih penulis kepada berbagai

pihak diantaranya:

1. Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha Lc., M.A., selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.

2. Bapak KH. Muhammad Haris Hakam S.H., M.A. selaku Ketua

Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Kak Mamluatun Nafisah,

M.Ag selaku sekretaris Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Kak Siti

Adawiyyah, S.Pd, dan Ibu Dra. Rukoyah Tamami selaku staf

Fakultas Ushuluddin dan Dakwah.

3. Ibu Mutmainnah, S.Th.I, MA, sebagai dosen pembimbing yang

telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk

memberikan bimbingan, arahan, serta petunjuknya kepada penulis

dan senantiasa sabar dalam membimbing penulis selama

penyusunan skripsi ini. Juga kepada Ibu Dr. Romlah Widayati,

vi

M.Ag selaku penguji I, dan Bapak Arison Sani, M.A Selaku

penguji II.

4. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc., MA, ibu Mutmainnah, MA,

Ibu Istiqomah, MA, Ibu Atiqoh, S.Ag, yang membimbing penulis

untuk menyelesaikan program tahfizh selama berada di Institut

Ilmu Al-Qur’an Jakarta serta selalu sabar membenarkan ayat demi

ayat Ketika lidah mulai susah payah melantunkan ayat Al-Qur’an.

Semoga keberkahan selalu mengiringi langkah dalam proses

perjuangan menjadi khadim kalamullah. Serta kak Hayati, S.Ag

yang membantu proses perekapan nilai-nilai tahfizh dan

komprehensif yang selalu sabar dan tak pernah Lelah untuk

membantu mahasiswa.

5. Bapak dan Ibu Dosen Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, yang

telah mengabdikan ilmu untuk seluruh mahasiswanya serta menjadi

saksi akan keberhasilan mahasiswa dalam mencapai gelarnya.

6. Kedua orang tua tercinta Bapak Martias dan Ibu Devi Yustati atas

pengorbanan selama ini, sejak dalam kandungan sampai sekarang

ini, yang tidak pernah bosan dan lelah dalam berdoa dan berjuang

untuk anak-anaknya.

7. Adik kandung saya Adlinanda Martias, serta semua keluarga besar

Hj. Musanaini yang sudah menjadi keluarga terbaik saya.

8. Pesantren Takhassus IIQ Jakarta dan Kampus IIQ Jakarta yang

menjadi saksi bisu perjuangan dan pengorbanan 4 tahun menjadi

seorang mahasantri dan mahasiswa.

9. Mu’allif kitab dan buku, yang menyumbangkan karyanya sebagai

bahan refrensi, perbandingan, dan penyempurnaan skripsi ini.

10. Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia, Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ)

vii

Jakarta, Iman Jama’ Lebak Bulus, dan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah menyumbangkan sarana dalam melengkapi

penulisan skripsi ini.

11. Teman-teman since high school Pekanbaru yang memberikan

masukan dalam penulisan skripsiku, teman seperjuangan yang tak

pernah lelah mendukung hingga penulisan skripsi ini selesai.

12. Binti Nafiah, Desi Elvina, Destiana Safira, Azka Taqiyyah teman-

sahabat sejak pertama berada di Jakarta hingga sekarang, partner

traveling, berbagi cerita hidup dan memecahkan permasalahan

bersama.

13. Ikrimah Rizqia S.Ag, Elsa Kholisah yang selalu mendengarkan

keluh kesah setiap permasalahan kehidupan, memberikan masukan

dalam penulisan skripsiku, dan selalu ada setiap saat ketika

dibutuhkan.

14. Teman seperjuangan Ushuluddin A & B yang telah membantu

mengisi memori 4 tahun bersama, mendiskusikan permasalahan

dalam penulisan skripsi, mensupport untuk menjadi pribadi yang

lebih baik lagi. Oleh karena itu sulitnya ku menemukan wanita-

wanita hafizhah nan shalihah seperti kalian.

15. Teman-teman seperjuangan bimbingan skripsi bersama Ibu

Mutmainnah, S.Th.I, MA special for Hanifatul Mukarromah yang

saling bertukar fikiran, menghadapi permasalahan dengan

kebersamaan, saling mendukung untuk dapat menyelesaikan

tulisan akhir ini bersama-sama.

16. Kakak, abang dan adik adik peserta MTQ Kota Pekanbaru yang

telah bersedia menjadi narasumber untuk penelitian ini dan telah

meluangkan waktunya untuk membantu penyelesaian tugas akhir

ini.

viii

17. Teman-teman Angkatan 2016, terimakasih atas kerjasamanya.

18. Seluruh pihak yang terlibat dalam pencapaian proses penyelesaian

skripsi ini, semoga Allah membalas jasa dan perjuangan kalian.

Jakarta, 6 Agustus 2020

Adlina Avita Martias

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………....ii

PERNYATAAN PENULIS………………………………………………...iii

MOTTO…………………………………………………………………......iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................ xiii

ABSTRAK .................................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Permasalahan ....................................................................... 4

1. Identifikasi Masalah ................................................................. 4

2. Pembatasan Masalah ................................................................. 5

3. Perumusan Masalah .................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 7

F. Kerangka Teori .................................................................. 10

G. Metode Penelitian .............................................................. 11

1. Jenis Penelitian ....................................................................... 11

2. Sumber Data ........................................................................... 12

3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 12

H. Metode Analisis Data ......................................................... 15

I. Teknik dan Sistematika Penulisan ..................................... 16

BAB II TINJAUAN UMUM MENGHAFAL AL-QUR'AN

x

A. Pengertian Menghafal Al-Qur’an ...................................... 18

B. Hukum dan Keutamaan Menghafal Al-Qur’an.................. 20

C. Kaidah-Kaidah dalam Menghafal Al-Qur’an .................... 28

D. Metode Menghafal Al-Qur’an ........................................... 30

E. Cara Menjaga Hafalan Al-Qur’an ...................................... 35

F. Problematika dalam Menghafal Al-Qur’an ....................... 39

BAB III SEKILAS TENTANG MUSABAQAH TILAWATIL

QUR'AN (MTQ)

A. Sejarah dan Perkembangan MTQ Nasional ....................... 46

B. Sejarah MTQ di Kota Pekanbaru ....................................... 51

C. Cabang dan Golongan pada Musabaqah Tilawatil

Qur’an…………………………………………………….54

D. Pro dan Kontra dalam pelaksanaan MTQ di

Indonesia………………………………………………....58

BAB IV ANALISIS PERAN MUSABAQAH TILAWATIL

QUR'AN TERHADAP KUALITAS HAFALAN AL-

QUR'AN DI KOTA PEKANBARU-RIAU

A. Motivasi Mengikuti MTQ .................................................. 69

B. Pengaruh MTQ Terhadap Kualitas Hafalan Al-

Qur’an………………………………………………….....73

C. Manfaat Mengikuti MTQ .................................................. 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 85

B. Saran .................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 87

LAMPIRAN .................................................................................................. 94

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pemahaman Peserta Terhadap Ayat Penjagaan Al-Qur’an…………….. 70

Tabel 4.2 Persentase Pemahaman Peserta Terhadap Ayat Penjagaan Al-Qur’an… 70

Tabel 4.3 Pengaruh MTQ Terhadap Kualitas Hafalan Al-Qur’an……………….. 75

Tabel 4.4 Persentase Pengaruh MTQ Terhadap Kualitas Hafalan Al-Qur’an……. 75

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Penelitian

2. Hasil Wawancara

3. Dokumentasi

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad

yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut:

1. Konsonan

Arab Latin Arab Latin

th ط a أ

zh ظ b ب

” ع t ت

gh غ ts ث

f ف j ج

q ق h ح

k ك kh خ

l ل d د

m م dz ذ

n ن r ر

w و z ز

h ه s س

’ ء sy ش

y ي sh ص

xiv

dh ض

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah a آ â ي ai

Kasrah i ي î و… au

Dhammah u و û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah. Kata sandang

yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya.

Contoh: البقرة : al-Baqarah

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah. Kata

sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah ditransliterasikan

sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan

bunyinya.

Contoh: الرجل : ar-rajul

xv

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ّ,

sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di

akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyah.

Contoh: ِأَمنَّا ِبالل : Âmannâ billâhi

d. Ta Marbûthah )ة(

Ta Marbûthah )ة( apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf

“h”.

Contoh: ِئَدة أف al-Af’idah : ال

Sedangkan ta marbûthah )ة( yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

“t”

Contoh: ٌة َناِصَبٌةَ .Âmilatun Nâshibah‘ : َعا ِمل

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEB) seperti penulisan

awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan

xvi

lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam

alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold)

dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali

dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal

nama diri, bukan kata sandangnya.

Contoh: ‘Alî Hasan al-’Âridh, al-’Asqallânî, al-Farmawî dan

seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur’an dan nama-

nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur’an,

Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

xvii

ABSTRAK

Skripsi ini dilatarbelakangi bahwasannya permasalahan

pelaksanaan MTQ masih sering menjadi perdebatan di kalangan masyarakat.

Banyak masyarakat yang kontra mengenai pelaksanaan ini dikarenakan bahwa

ayat Al-Qur’an tidak harus diperlombakan. Bahkan para ulama maupun tokoh

agama pun banyak yang kontra terhadap pelaksanaan perlombaan ini, dengan

beralasan bahwa pembacaan Al-Qur’an dengan bersifat duniawi, tetapi

walaupun banyak terdapat kontra pada pelaksanaan MTQ dalam hal ini

sesungguhnya MTQ dapat memberikan manfaat kepada para peserta lomba

salah satunya dengan meningkatnya kualitas hafalan Al-Qur’an serta

merupakan sarana syiar Islam.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

pengaruh musabaqah tilawatil qur’an terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an pada

peserta MTQ Kota Pekanbaru-Riau. Yang menjadi perbedaan pada penelitian

sebelumnya yaitu objek penelitian yang berada di Kota Pekanbaru dan

persamaannya yaitu membahas mengenai kualitas hafalan Al-Qur’an.

Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan penelitian

kualitatif dengan metode deskriptif analisis, serta menggunakan teori

fenomenologi Edmund Husserl. Teknik pengumpulan data menggunakan

pengambilan sampel, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan 100% peserta menjawab bahwa MTQ

sangat berpengaruh terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an. Kegiatan ini

memberikan manfaat dan nilai positif yang dirasakan oleh para peserta MTQ

Kota Pekanbaru seperti banyaknya mengetahui ilmu-ilmu Al-Qur’an yang

belum pernah diketahui sebelumnya. Banyaknya pembinaan yang diberikan

LPTQ Kota Pekanbaru kepada para peserta MTQ seperti pembinaan, try out,

dan kegiatan lainnya. Terbukti para peserta menjuarai di tingkat Kota

Pekanbaru ini kemudian menjadi perwakilan Kota untuk menuju Provinsi

bahkan menjadi perwakilan Provinsi di tingkat Nasional. Terdapat perbedaan

yang dirasakan bagi para penghafal Al-Qur’an yang tidak mengikuti MTQ

dalam peningkatan hafalan Al-Qur’an sebab mereka yang menghafal sendirian

tidak dapat mengetahui kesalahan dalam bacaan maupun hafalan Al-

Qur’annya, serta tidak ada yang mengevaluasi hafalan.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena menghafal Al-Qur’an adalah salah satu ciri khas yang

dimiliki umat Islam dan tidak dimiliki oleh umat lain. Satu keistimewaan

bahwa Al-Qur’an mudah dihafalkan, baik oleh orang Arab sendiri maupun

orang non arab yang sama sekali tidak mengerti arti kata yang ada dalam Al-

Qur’an. Bahkan kitab suci ini bisa dihafalkan oleh anak kecil yang umurnya

kurang dari 10 tahun.1

Mayoritas ulama sependapat mengenai hukum menghafal Al-Qur’an,

yakni fardhu kifayah. Ini mengandung pengertian bahwa orang yang

menghafal Al-Qur’an tidak boleh kurang dari jumlah mutawatir. Artinya

apabila dalam suatu masyarakat tidak ada seorang pun yang hafal Al-Qur’an,

maka berdosa semuanya. Tetapi, jika sudah ada, maka gugurlah kewajiban

dalam suatu masyarakat tersebut.2

Menjadi penghafal Al-Qur’an bukanlah hal yang mudah karena

memiliki tanggung jawab untuk menjaganya hingga akhir hayatnya. Hal

demikian tidak akan menjadi sulit dan tidak akan menjadi beban jika penghafal

tersebut memiliki semangat yang besar dan juga niat yang benar untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT.3

1 Muhaimin Zen, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur’an Di Pondok Pesantren,

Tsanawiyah, Aliyah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Percetakanonline.com, 2012) Cet. Ke-1,

h.1 2 Rofi’ul Wahyudi dan Ridhoul Wahidi, Sukses Menghafal Al-Qur’an Meski Sibuk

Kuliah, (Yogyakarta: 2016), Cet ke-1, h.14 3 Izzatul Umniyah, “Strategi Peningkatan Kualitas Hafalan al-Qur’an Bagi

Mahasiswa”, Skripsi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2018, h.104

2

Pada dasarnya, seseorang yang menghafal Al-Qur’an harus berprinsip

apa yang sudah dihafal tidak boleh lupa lagi. Untuk bisa demikian selain harus

benar-benar baik sewaktu menghafalnya, ia juga harus menjaga hafalannya

yaitu dengan cara mengulang hafalan sambil menambah hafalan yang baru.4

Dalam menghafal Al-Qur’an tidak kalah pentingnya mengevaluasi

bacaan Al-Qur’an, bentuk evaluasi bermacam ragam salah satunya yang

dilakukan oleh guru supaya hafalan anak didiknya lebih lancar dan sesuai

dengan ilmu tajwid dengan cara guru membaca, lalu muridnya

menyambungkan bacaan, kemudian ada yang bersama-sama teman untuk

menghafal, ada yang dengan cara membuat perlombaan Musabaqah Tilawatil

Qur’an (MTQ) dan sebagainya.5

Upaya penjagaan hafalan, kedisiplinan, dan segala hal yang dilakukan

dalam aktivitas menghafal membuat para penghafal Al-Qur’an memiliki

keistimewaan khusus dalam karakteristik pribadi dan kecerdasannya.

Keistimewaan dan keunggulan yang dimiliki oleh para penghafal Al-Qur’an

tersebut membuka peluang pendidikan yang lebih luas bagi kebermanfaatan

pribadinya sehingga kesempatan untuk berlomba dalam kebaikan menjadi

terbuka lebar.6

Oleh karena itu, adanya sebuah perlombaan menghafal Al-Qur’an

seperti dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) menjadi salah satu

wadah bagi para penghafal Al-Qur’an untuk menguji hafalan mereka serta

4 Noviyanti, “Larangan Melupakan Hafalan al-Qur’an dalam al-Kutab al-Sittah”,

Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014 5 Rahmi Zaimsyah, “Evaluasi Pengembangan Program Tahfizh Di Institut Ilmu Al-

Qur’an Jakarta”, Tesis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017, h.43 6 Andiya Fajarini, Anwar Sutoyo, Dwi Yuwono Puji Sugiharto, “Model Menghafal

pada Penghafal al-Qur’an Implikasinya pada Layanan Penguasaan Konten dalam Bimbingan

dan Konseling”, dalam Jurnal Bimbingan Konseling, Juni 2017, h.15

3

merupakan sarana syiar Islam dan juga merupakan sarana untuk mencari bibit-

bibit berbakat dalam bidang Al-Qur’an.

MTQ merupakan ajang perlombaan seni baca Al-Qur’an yang

diselenggarakan pertama kali pada tahun 1968.7 Adapun Musabaqah Hifzh Al-

Qur’an (MHQ)8 mulai menjadi salah satu cabang atau bagian dalam MTQ pada

tahun 19789 Atas dasar semangat dan cinta kekeluargaan, ajang ini

mencerminkan bagaimana antar peserta dari berbagai daerah dan penduduk

setempat menjalin kebersamaan, dengan memperkuat nilai-nilai persatuan,

kebersamaan, kejujuran, dan bersungguh-sungguh berlomba bukan antar dasar

persaingan daerah.

Namun seiring berjalannya waktu, terdapat perbedaan pendapat

mengenai ajang perlombaan ini. Menurut pendapat KH. Muhaimin Zen yang

merupakan Ketua Umum Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh Nahdlatul Ulama

(JQH-NU) Periode 2000-2004 mengatakan bahwa diperbolehkan mengikuti

perlombaan ini tujuannya agar dapat memotivasi para peserta dalam menjaga

hafalan yang mereka punya. Serta dengan mengikuti perlombaan ini akan

menimbulkan semangat dan perjuangan dalam menjaga hafalannya.10

Kemudian terdapat ulama yang tidak setuju dengan diadakannya MTQ

ini salah satunya dari KH. Arwani (w.1415 H), beliau tidak mengizinkan

santri-santrinya untuk mengikuti perlombaan MTQ/MHQ dikhawatirkan

7 “Semarak Al-Qur’an di Bumi Pagar Dewa”, dalam Majalah Varia Ipqah: Media

Komunikasi Qari-Qari’ah dan Hafidz-Hafidzah, No. 01, Juli 2004, h.17 8 MHQ adalah suatu jenis lomba membaca Al-Qur’an dengan hafalan yang

mengandung aspek ketepatan dan kelancaran hafalan serta ilmu dan adab membaca menurut

pedoman yang telah ditentukan. 9 Pedoman Musabaqah Al-Qur’an, Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam, (Jakarta:2010), h.3 10 Wawancara dengan Ketua Umum Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul

Ulama (JQH-NU) Periode 2000-2004 pada tanggal 15 Maret 2020 Pukul 15.30 WIB

4

memiliki sifat riya’ dan ujub. Tidak diperbolehkan mengikuti MTQ/MHQ

dengan tujuan hanya ingin mendapatkah hadiah atau bermaksud ingin pamer.11

Meskipun terdapat perdebatan mengenai boleh atau tidaknya

mengikuti ajang perlombaan ini, namun hingga saat ini MTQ dan MHQ

semakin berkembang dan maju bahkan sampai di kancah internasional.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti

dan menganalisis problematika yang terjadi dalam ruang lingkup Musabaqah

Tilawatil Qur’an (MTQ). Sehingga penulis bermaksud menulis skripsi dengan

judul: “Pengaruh Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Terhadap

Kualitas Hafalan Al-Qur’an (Studi Living Qur’an Kota Pekanbaru-

Riau)”

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan bagian penting dari proses

penelitian sebagai upaya untuk mendefinisikan permasalahan yang terjadi.

Pada deskripsi dari latar belakang diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi

permasalahan, Pertama, kualitas hafalan para penghafal Al-Qur’an biasanya

hanya meningkat dalam perlombaan saja. Kedua, banyak masyarakat yang

berpendapat bahwa MTQ hanya sebagai wadah untuk mengejar hadiah,

mencari popularitas dan ketenaran saja. Ketiga, banyak dari kalangan tertentu

yang menjadikan MTQ sebagai tempat untuk mengadu nasib, sehingga

menghilangkan rasa ikhlas di hati peserta ketika mengikuti perlombaan.

Keempat, kualitas hafalan Al-Qur’an menurun apabila tidak konsisten dalam

murajaah.12

11 Wawancara dengan Ketua Umum Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul

Ulama (JQH-NU) Periode 2000-2004, Ciputat, 15 Maret 2020 pukul 15.30 WIB 12 Murajaah adalah mengulang hafalan yang sudah pernah dihafalkan sebelumnya.

5

Pertama, kualitas hafalan para penghafal Al-Qur’an hanya

meningkat dalam perlombaan saja. Permasalahan yang muncul dalam tema ini

adalah mengkaji mengapa kualitas hafalan para penghafal hanya meningkat

pada saat perlombaan saja? Ketika perlombaan sudah selesai biasanya kualitas

hafalan para penghafal pun menurun.

Kedua, banyak masyarakat yang berpendapat bahwa MTQ hanya

sebagai wadah untuk mengajar hadiah, mencari popularitas, dan ketenaran.

Permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian adalah merespon pernyataan

masyarakat yang menganggap bahwa MTQ hanya sebagai wadah untuk

mengejar hadiah, mencari popularitas, dan ketenaran. Apakah kegiatan MTQ

hanya untuk mengejar hadiah, popularitas, dan ketenaran saja? Apakah MTQ

tidak berpengaruh terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an?

Ketiga, banyak dari kalangan tertentu yang menjadikan MTQ untuk

mengadu nasib sehingga menghilangkan rasa ikhlas di hati. Permasalahan

yang muncul dalam tema ini adalah mengkaji manfaat dari kegiatan MTQ.

Keempat, kualitas hafalan Al-Qur’an menurun apabila tidak

konsisten dalam murajaah. Permasalahan yang muncul dalam tema ini adalah

kebiasaan dalam murajaah yang tidak dilakukan terus menerus mengakibatkan

menurunnya kualitas hafalan Al-Qur’an.

2. Pembatasan Masalah

Agar fokus dalam skripsi ini lebih terarah, penulis perlu

memberikan batasan dalam penelitian, sebagai berikut:

a. Karena banyaknya cabang perlombaan dalam Musabaqah Tilawatil

Qur’an ini, maka penulis membatasi cabang lomba yang akan dibahas

adalah Hifzh Al-Qur’an golongan 5 juz, 10 juz, 20 juz, dan 30 juz.

6

b. Karena banyaknya perlombaan MHQ di Indonesia, maka penulis

membatasi peserta-peserta lomba yang aktif mengikuti MTQ di Kota

Pekanbaru Riau secara berturut-turut pada tahun 2017-2019.

3. Perumusan Masalah

Untuk membantu permasalahan-permasalahan pokok yang telah

disebutkan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

bagaimana pengaruh MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an di Kota

Pekanbaru-Riau?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an di Kota

Pekanbaru-Riau.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi dalam ilmu

pengetahuan khususnya ilmu dibidang Living Qur’an.

b. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi dalam

pengembangan ilmu Al-Qur’an khususnya ilmu Living Qur’an

terkait tentang Al-Qur’an yang hidup ditengah masyarakat.

c. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat mengenai peran

MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an.

d. Penelitian ini diharapkan menjadi inspirasi untuk penelitian

selanjutnya.

7

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi kepada

pihak-pihak yang membutuhkan.

b. Penelitian ini diharapkan membantu menjadi solusi masalah

yang ada dan sebagai pengetahuan terhadap apa yang kita

amalkan.

E. Tinjauan Pustaka

Tujuan dari tinjauan pustaka ialah berisi kajian yang relevan dengan

pokok pembahasan yang akan diteliti. Tinjauan pustaka diambil dari beberapa

beberapa buku yang seirama dengan pembahasan yang akan diteliti.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan sedikit menguraikan tinjauan

pustaka yang berikaitan dengan tema yakni:

Pertama, Skripsi yang berjudul “Sosialisasi Qira’ah Sab’ah di

Indonesia (Telaah atas Masuknya Qira’ah Sab’ah dalam Cabang Musabaqah

Tilawatil Qur’an) karya Tajwidatul Amanah pada tahun 2016. Skripsi ini berisi

tentang asal mula Qira’ah Sab’ah, dan masuknya dalam cabang MTQ, dalam

skripsi ini juga mencantumkan bagaimana sejarah MTQ, cabang-cabang dalam

MTQ.13 Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis teliti

adalah membahas perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur’an. Yang menjadi

perbedaan skripsi ini dengan tulisan yang penulis teliti adalah dalam skripsi ini

hanya terkhusus membahas cabang Qira’ah Sab’ah dalam dunia MTQ,

sedangkan tulisan penulis lebih dikhususkan membahas cabang tahfiz dalam

MTQ.

Kedua, karya dari Miftahul Jannah dalam jurnal yang berjudul

“Musabaqah Tilawatil Qur’an di Indonesia (Festivalisasi Al-Qur’an Sebagai

13 Tajwidatul Amanah, “Sosialisasi Qira’ah Sab’ah di Indonesia”, Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah, 2016, h.44

8

Bentuk Resepsi Estetis)”. Dalam jurnal yang ditulis pada tahun 2016 ini

membahas tentang sejarah dan perkembangan musabaqah tilawatil qur’an,

pelaksanaan kegiatan MTQ, dan festivalisasi Al-Qur’an dan bentuk resepsi

estetis. Fokus pembahasan ini adalah bentuk resepsi masyarakat terhadap

estestis dan keindahan dari MTQ, serta peran dari pembacanya.14 Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang ingin penulis teliti adalah membahas

ruang lingkup didalam MTQ. Yang menjadi perbedaan dari penelitian yang

akan penulis teliti adalah peran MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an.

Ketiga, Andiya Fajarini, Anwar Sutoyo & Dwi Yuwono Puji Sugiharto

dalam jurnal mereka yang berjudul “Model Menghafal pada Penghafal Al-

Qur’an Implikasinya pada Layanan Penguasaan Konten dalam Bimbingan

dan Konseling”. Dalam jurnal pada tahun 2017 ini, fokus penelitiannya adalah

model menghafal pada penghafal Al-Qur’an, motivasi para santri, dan temuan

beberapa teknik dalam menghafal, upaya faktual yang dilakukan oleh para

santri untuk memperkuat hafalan Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif, yang mencakup studi tentang suatu kasus dalam

kehidupan nyata, dalam konteks atau setting kontemporer. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa motivasi dalam menghafal tersusun dari dua hal, yaitu

nilai dan ekspetasi. Teknik dominan yang digunakan dalam menghafal adalah

dengan mengulang-ulang. Upaya faktual dalam menghafal mencakup empat

aspek, yaitu konsentrasi, pola makan, kehidupan sosial, dan ibadah. Model

menghafal pada penghafal Al-Qur’an dapat dijadikan acuan sebagai bagian

dari satu unit materi layanan penguasaan konten.15 Persamaan penelitian ini

14 Miftahul Jannah, “Musabaqah Tilawatil Qur’an di Indonesia (Festivalisasi Al-

Qur’an Sebagai Bentuk Resepsi Estetis)”, dalam Jurnal Ilmu Ushuluddin, Vol.15 No. 2, Juli

2016, h.88 15 Andiya Fajarini, Anwar Sutoyo, Dwi Yuwono Puji Sugiharto, “Model Menghafal

pada Penghafal al-Qur’an Implikasinya pada Layanan Penguasaan Konten dalam Bimbingan

dan Konseling”, dalam Jurnal Bimbingan Konseling, Juni 2017, h.15

9

dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah membahas mengenai

penguasaan hafalan Al-Qur’an dan dan motivasi dalam menghafal. Sedangkan

perbedaan penelitian sebelumnya membahas model menghafal dan

impilkasinya pada layanan bimbingan dan konseling, sedangkan penelitian

yang ingin penulis teliti adalah penguasaan hafalan Al-Qur’an dalam

pelaksanaan MTQ.

Keempat, karya Alfi Julizun Azwar dalam jurnalnya yang berjudul

“Gagasan Rekonstruksi Tradisi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Dalam

Perspektif Rahmatan Lil’Alamin”. Dalam jurnal ini yang ditulis pada tahun

2018 ini fokus penelitiannya adalah membahas fenomena kulturas dalam

tradisi MTQ, dan rekonstruksi tradisi MTQ dalam perspektif rahmatan lil

‘alamin. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah bersifat analisis

deskriptif, yaitu suatu metode penelitian melalui pendekatan kualitatif yang

dihasilkan dari suatu data yang dikumpulkan melalui penelitian lapangan.

Hasil penelitian dalam jurnal ini menurut Alfi Julizun Azwar yaitu pada tataran

pelaksanaannya rekontruksi MTQ dapat dilakukan pengembangan dalam

bidang seni, sains dan teknologi, budaya dan humaniora, dan tampilan yang

segar dalam ajang tahunan ini, baik dari sistem penyelenggaraan, hingga

substansi materi MTQ sesuai dengan visi Islam Rahmatan lil’alamin yang

dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.16 Persamaan penelitian ini

terhadap penelitian yang akan penulis teliti adalah membahas permasalahan

yang terjadi pada ruang lingkup MTQ. Sedangkan perbedaan dari hasil

penelitian sebelumnya adalah, dalam penelitian sebelumnya membahas

bagaimana fenomena tradisi di dalam MTQ dan membahas problem dan

16 Alfi Julizun Azwar, “Gagasan Rekonstruksi Tradisi Musabaqah Tilawatil Quran

(MTQ) Dalam Perspektif Rahmatan Lil’Alamin”, dalam Jurnal UIN Raden Fatah Palembang,

Juni 2018, h.17

10

kulturas didalam kegiatan MTQ. Sedangkan dalam penelitian yang akan

penulis teliti adalah pengaruh MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an.

Kelima, jurnal yang ditulis pada tahun 2019 dengan judul “Tipologi

Resepsi Tahfiz Al-Qur’an di Kalangan Mahasiswi IIQ Jakarta. Jurnal yang

ditulis oleh Mamluatun Nafisah menguraikan mengenai resepsi menghafal Al-

Qur’an pada mahasiswi IIQ Jakarta. Dalam jurnal ini menggunakan

pendekatan analisis fenomenologi yang digagas oleh Edmund Husserl.17

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah

sama-sama membahas permasalah menghafal Al-Qur’an dengan

menggunakan teori fenomenologi Edmund Husserl. Lalu perbedaan nya

dengan penelitian penulis adalah terletak pada objek dan tema yang diangkat

dimana penelitian sebelumnya yang diteliti para mahasiswa dari IIQ Jakarta

dengan tema resepsi tahfîzh, sedangkan penelitian yang akan penulis teliti ada

para peserta dari Musabaqah Tilawatil Qur’an yang berada di Kota Pekanbaru

Riau dengan tema pengaruh MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an.

F. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini penulis merujuk kepada teori fenomenologi

Edmund Husserl. Fenomenologi adalah suatu pendekatan ilmiah yang

bertujuan untuk menelaah dan mendeskripsikan sebuah fenomena

sebagaimana fenomena tersebut dialami secara langsung oleh seseorang dalam

kehidupan sehari-hari. Fokus telaah fenomenologi adalah pengalaman hidup

seseorang sehari-hari. Fenomenologi berupaya untuk menelaah dan

mendeskripsikan pengalaman hidup manusia sebagaimana adanya.18 Menurut

Husserl fenomenologi merupakan kajian filosofis yang melukiskan segala

17 Mamluatun Nafisah, “Tipologi Resepsi Tahfiz Al-Qur’an di Kalangan Mahasiswi

IIQ Jakarta”, dalam Jurnal Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Juli 2019 18 Imalia Dewi Asih, “Fenomenologi Husserl: Sebuah Cara Kembali ke Fenomena”,

dalam Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 2, No.2, September 2005

11

bidang pengalaman seseorang. Seseorang mengalami pengalaman hidupnya

dalam sebuah kesadaran.19

Husserl mengatakan segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh

kesadaran manusia berhak untuk diterima sebagai fenomena dan layak untuk

diakui. Dalam hal ini penulis menggunakan teori fenomenologi Edmund

Husserl yang mana akan membahas fenomena yang terjadi dalam kegiatan

MTQ di Kota Pekanbaru-Riau.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang hendak diangkat penulis adalah penelitian

kualitatif studi living Qur’an. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengenali

secara alami makna peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-

sehari. Jenis penelitian ini tertuju pada hal-hal yang menjadi latar belakang dari

perbedaan-perbedaan cara hidup atau garis pandang seseorang.20 Yang

dimaksud studi living Qur’an disini adalah berbagai bentuk dan model praktik

resepsi dan respon masyarakat dalam memperlakukan dan berinteraksi dengan

Al-Qur’an di tengah masyarakat.21 Redaksi yang disusun nantinya merupakan

hasil penelitian lapangan (field Research) dan berbagai bentuk pemahaman dan

pengalaman narasumber terhadap tema yang diangkat, serta bagaimana

mereka berinteraksi dengan Al-Qur’an. Penelitian lapangan (Field research)

ini menjadi data primer dan data-data dari kepustakaan sebagai penunjang data

di lapangan.22

19 Hasbiansyah, “Pendekatan Fenomenologi Pengantar Praktik Penelitian dalam

Ilmu Sosial dan Komunikasi”, dalam Jurnal Mediator, Vol. 9, No.1, Juni 2008, h.165 20 Sri Mamjudi dan Hang Rahardjo, Teknik Menyusun Karya Ilmiah, (Jakarta, 1995),

h.148 21Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta:2018),

Cet-4, h.104 22 Lexy J. Moleong, Metodelogi penulisan Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2000), h.4

12

2. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah suatu

subjek darimana data tersebut diperoleh.23 Sumber data ini mencakup sumber

primer dan sekunder. Sumber data primer atau utama yang penulis dapatkan

dari hasil penelitian lapangan di Kota Pekanbaru, yakni hasil wawancara para

peserta lomba cabang tahfîzh 5, 10, 20 dan 30 Juz pada MTQ tingkat Kota

Pekanbaru tahun 2017-2019, wawancara dengan pengurus LPTQ Kota

Pekanbaru, dewan hakim MTQ Kota Pekanbaru, dan hasil wawancara dari

Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQH-NU). Sedangkan data

sekundernya adalah literatur-literatur pendukung berbentuk dokumen, catatan,

buku, jurnal dan lain-lain yang berkaitan dengan MTQ dan menghafal Al-

Qur’an.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang utama dalam

memperoleh data untuk keperluan penulisan.24 Metode atau teknik ini tidak

diwujudkan dalam bentuk benda tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya

melalui angket, wawancara, pengamatan, ujian, dokumentasi, dan lain

sebagainya. Peneliti menggunakan salah satu atau gabungan tergantung

tergantung dari masalah yang dihadapi.25 Sebagaimana yang dijelaskan di awal

metodologi bahwa penelitian ini menggunakan kualitatif, maka metode

pengumpulan datanya adalah sebagai berikut:

a. Teknik Pengambilan Sampel

23 Muslich Ansori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif,

(Surabaya: Airlangga University Press, 2009), cet-1, h.91 24 Moh. Nazir, Metode Penulisan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h.211 25 Dominikus Dolet Unaradjan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Universitas

Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019), cet-1, h.130

13

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah menggunakan Teknik non-probability sampling. Teknik

non-probability sampling yakni mengambil teknik purposive or judgmental

sampling, yaitu peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria atau

pertimbangan tertentu yang diharapkan memiliki informasi yang akurat.26

Pertimbangan tertentu dalam hal ini adalah yang dianggap dapat mengetahui

tentang apa yang diharapkan sehingga akan memudahkan penulis menjelajahi

pengambilan sampel dan sumber data.27 Dalam penelitian ini penulis

mengambil kriteria penelitian yakni peserta yang aktif berturut-turut mengikuti

Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat Kota Pekanbaru di tahun 2017-2019

dengan cabang 5 Juz, 10 Juz, 20 Juz, dan 30 Juz, dan beberapa para penghafal

Al-Qur’an yang tidak mengikuti MTQ.

b. Observasi

Observasi adalah mengamati suatu kejadian atau peristiwa dalam

pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari

lapangan. Dalam metode penelitian kualitatif data diperoleh melalui terjun ke

lapangan, ke organisasi, atau ke komunitas.28 Data observasi berupa gambaran

sikap, perilaku, dan tindakan. Data observasi juga dapat berupa interaksi dalam

berorganisasi atau pengalaman seseorang di dalam organisasi tersebut.

Proses observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang

hendak diteliti. Kemudian penulis mengidentifikasi siapa yang akan

26 Huzaemah Tahido Yanggo, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, (Jakarta: IIQ Press, 2001), Cet. ke-1, h.19 27 Yoga pratama 54

28J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia), h.111

14

diobservasi, kapan, dan dimana lokasi observasi. Kemudian peneliti

mempersiapkan alat rekaman untuk merekam proses observasi.29

Dalam penelitian ini, ada dua teknik observasi yang penulis lakukan

yaitu participant observation dan non participant observation. Kaitannya

dengan participant observation adalah penulis menjadi bagian dari objek

penelitian dan ikut terlibat dalam kegiatan MTQ ini. Hal ini merupakan bagian

dari cara penulis untuk mengamati kegiatan yang berlangsung.

Kaitannya dengan non participant observation, yakni penelitian

yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang diteliti. Dalam

hal ini penulis mengamati pemahaman para peserta melalui hasil wawancara

secara tertulis, hasil rekaman suara, dan beberapa dokumentasi seputar

pengalaman dan pendapat para peserta MTQ Kota Pekanbaru terhadap

pengaruh kualitas hafalan Al-Qur’an dalam kegiatan MTQ.

c. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpulan data berupa tanya jawab

antara pihak yang mencari informasi dengan sumber informasi secara lisan.30

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data melalui teknik wawancara ini

bertujuan untuk menemukan subjek penelitian tentang kejadian atau peristiwa

baik individu maupun kelompok atau organisasi dan sebagainya31 serta untuk

mendapatkan data-data yang valid dari pihak-pihak yang terlibat.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan teknik

terstruktur dan semi terstuktur. Yang dimaksud terstruktur disini penulis

29 J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif, h.112 30 Hadari Nawawi, Instrumen Penulisan Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1995), h.98 31 Wayan Suwendra, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial, Pendidikan,

Kebudayaan, dan Keagamaan, (Bali: Nilacakra, 2018), cet ke-1, h.64

15

menggunakan pedoman wawancara secara sistematis. Narasumber dalam

wawancara terstruktur adalah peserta MTQ kota Pekanbaru dikarenakan hanya

bisa dilakukan wawancara secara online. Untuk wawancara semi terstruktur

peneliti hanya memberikan kunci pertanyaan untuk memandu jalannya proses

wawancara. Pihak yang diwawancarai semi terstruktur adalah pengurus LPTQ

Kota Pekanbaru, dewan hakim dan pembina MTQ Kota Pekanbaru, Ketua

Umum Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nadlatul Ulama (JQH-NU) Periode

2000-2004, dan beberapa masyarakat kota Pekanbaru yang menghafal Al-

Qur’an tetapi tidak mengikuti MTQ.

d. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian merupakan alat bukti baik berupa

catatan, foto, rekaman, yang dilakukan penulis. Dalam hal ini penulis

mengambil data dengan menggunakan catatan, foto, dan rekaman sebagai

bukti dari hasil penulis terhadap peserta mengenai pendapatnya tentang

pengaruh kualitas hafalan Al-Qur’an yang mengikuti MTQ serta meneliti

pendapat para penghafal Al-Qur’an yang tidak mengikuti MTQ.

H. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

deskriptif analisis, yaitu menganalisis data yang telah dikumpulkan kemudian

dijelaskan secara rinci dan sistematis sehingga dapat dianalisa secara utuh dan

dipahami dengan jelas.

Deskriptif analisis ini merupakan kajian yang difokuskan untuk

mengkaji satu kasus atau fenomena. Dari satu kasus fenomena Al-Qur’an atau

peristiwa yang terjadi lalu dideskripsikan dan digambarkan secara utuh,

kemudian dianalisis dengan teori yang telah ditetapkan sebelumnya.32 Dalam

32 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis, (Ciputat: Maktabah Darus-

Sunnah, 2019), h.245

16

kaitannya dengan penelitian ini, penulis memaparkan data serta menjabarkan

argument yang diperoleh dari hasil wawancara maupun dokumentasi yang

berkaitan dengan pengaruh MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an.

Tujuannya untuk mengetahui fakta dan pengalaman yang dirasakan oleh para

peserta MTQ Kota Pekanbaru.

I. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik penulisan merujuk kepada pedoman yang diberlakukan di

Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta tahun 2017. Sedangkan sistematika

penulisan bertujuan untuk menjelaskan bagian-bagian yang akan ditulis

dan dibahas dalam penelitian ini secara sistematis.

Dalam sistematika penulisan, penelitian ini dibagi menjadi lima bab,

yakni:

Bab I: Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, metode

analisis data, teknik dan sistematika penulisan.

Bab II: Dalam bab ini berisi tentang pengertian tahfîzh Al-Qur’an,

hukum dan keutamaan dalam menghafal Al-Qur’an, metode menghafal

Al-Qur’an, kaidah dalam menghafal Al-Qur’an, cara menjaga hafalan

Al-Qur’an, serta problematika dalam menghafal Al-Qur’an.

Bab III: Dalam bab ini menguraikan sejarah dan perkembangan MTQ

Nasional, Sejarah perkembangan MTQ di Kota Pekanbaru, Cabang dan

golongan pada musabaqah tilawatil qur’an, serta pro dan kontra dalam

pelaksanaan MTQ di Indonesia.

17

Bab IV: Bab ini berisi tentang motivasi mengikuti MTQ, pengaruh

MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an, serta manfaat mengikuti

MTQ.

Bab V: Selanjutnya tulisan ini akan ditutup dengan kesimpulan dan

saran yang berisikan rangkuman dan hasil wawancara penulis kepada

narasumber.

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan terkait pengaruh

musabaqah tilawatil qur’an (MTQ) dalam meningkatkan kualitas hafalan Al-

Qur’an di Kota Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa berbagai perbedaan

motivasi mengikuti MTQ dari para peserta MTQ Kota Pekanbaru, yakni dapat

bertemu dengan banyak orang yang lebih baik dalam melantunkan ayat suci

Al-Qur’an, dengan mengikuti MTQ dapat menjadi tolak ukur hafalan Al-

Qur’annya, kemudian untuk memperlancar hafalan Al-Qur’an serta melatih

mental, dapat memperbaiki bacaan Al-Qur’an baik dari segi kuantitas dan

kualitas serta meningkatkan kualitas berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Progres hafalan para peserta MTQ Kota Pekanbaru setiap tahunnya

semakin meningkat terbukti mereka dapat menjuarai MTQ tingkat Kota

kemudian mewakili Kota Pekanbaru di tingkat Provinsi Riau, dan mewakili

Provinsi Riau di tingkat Nasional. Progres ini tak lepas dari binaan LPTQ Kota

agar semua anak binaan mendapatkan hasil yang terbaik dan tentunya

peningkatan kualitas hafalan setiap tahun.

Seseorang yang menghafal Al-Qur’an disertai dengan mengikuti

kegiatan MTQ berbeda dengan seseorang yang menghafal Al-Qur’an tanpa

mengikuti kegiatan MTQ. Salah satunya dari peningkatan kualitas hafalan Al-

Qur’annya. Dengan kegiatan MTQ ini dapat memotivasi para peserta untuk

selalu mengulang hafalan, memperbaiki kualitas bacaan yang sekiranya dirasa

masih perlu latihan lebih lanjut. Dengan kegiatan yang diadakan sebelum

perlombaan seperti Training Centre (TC) atau pembinaan sangat berpengaruh

bagi para peserta agar sebelum berlomba dapat menampilkan hasil yang

86

maksimal. Berbeda dengan seseorang yang menghafal sendirian tanpa ada

guru atau lembaga yang dapat mengevaluasi setiap bacaan dan hafalan yang

dimiliki.

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian tentang pengaruh musabaqah

tilawatil qur’an terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an di Kota Pekanbaru-Riau,

maka penulis memberikan masukan dalam hal mengulang hafalan Al-Qur’an

agar dilakukan dengan konsisten dan istiqomah, sehingga mengulang hafalan

tidak hanya pada saat ingin mengikuti perlombaan saja. Agar apabila tidak ada

perlombaan, hafalan Al-Qur’an masih terus melekat.

Kegiatan MTQ ini seharusnya dapat dinikmati oleh lapisan masyarakat

dari acara pembukaan, pelaksanaan lomba, serta penutupan kegiatan ini. Tetapi

nyatanya masyarakat Kota Pekanbaru hanya menikmati pada acara pembukaan

dan penutupan MTQ saja. Tidak ikut serta menghadiri inti kegiatan yaitu pada

pelaksanaan lomba. Dikarenakan kurangnya sosialisasi pemerintah kepada

masyarakat mengenai pentingnya perlaksanaan ini, serta cara penyampaian

yang kurang pas sehingga masyarakat tidak menyadari bahwa inti dari kegiatan

MTQ ini berada pada pelaksanaan lomba, bukan hanya acara pembukaan dan

penutupan MTQ saja.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini tentunya belum mampu untuk

mengungkap tuntas fenomena yang terjadi didalam ruang lingkup kegiatan

MTQ. Penulis menyarankan skripsi ini dapat menjadi langkah awal sebagai

bahan evaluasi untuk yang akan datang dan memberikan inspirasi untuk

melakukan langkah-langkah lebih lanjut yang berkaitan dengan upaya untuk

menyebarkan pesan dan makna didalam Al-Qur’an.

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, Abd Hamid, “Pemanfaatan Data E-KTP dalam Proses Validasi

Peserta Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), dalam Jurnal Review

Politik, Vol. 04, No.1, Juni 2014

Amanah, Tajwidatul, “Sosialisasi Qira’ah Sab’ah di Indonesia (Telaah atas

Masuknya Qira’ah Sab’ah dalam Cabang Musabaqah Tilawatil

Qur’an)”, Skipsi, UIN Syarif Hidayatullah, 2016

Ansori, Muslich, dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif,

Surabaya: Airlangga University Press, Cet-1, 2009

Azwar, Alfi Julizun, “Gagasan Rekrontruksi Tradisi Musabaqah Tilawatil

Qur’an (MTQ) Dalam Perspektif Rahmatan Lil’Alamin”, Jurnal UIN

Raden Fatah Palembang, Juni 2018

Asih, Imalia Dewi , “Fenomenologi Husserl: Sebuah Cara Kembali ke

Fenomena”, Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 2, No.2, September

2005

Baduwailan, Ahmad bin Salim, Menjadi Hafizh Tips dan Motivasi Menghafal

Al-Qur’an, terj. Cep Mochamad Faqih dan Nunung Nuraeni, Solo:

Aqwam,2016

Baffi, Muhammad Raevanoe, “Teori Komunikasi Fenomenologi”, Jurnal

Universitas Riau, 2013

Az-Zarkasyi, Badruddîn Muhammad bin Abdullâh, Al-Burhân fi ‘Ulûm Al-

Qur’ân, Mesir: Maktabah Dâr at-Turâts, Jilid. 1

88

Balai Litbang Agama Jakarta, Membumikan Peradaban Tahfiz Al-Qur’an,

Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2015

Fajarini, Andiya, at.all, “Model Menghafal pada Penghafal al-Qur’an

Implikasinya pada Layanan Penguasaan Konten dalam Bimbingan dan

Konseling, Jurnal Bimbingan Konseling”, Juni 2017

Hamid, Abdullah, “Makna dan Tujuan MTQ, Jurnal Mipa 320

Hasbiansyah, “Pendekatan Fenomenologi Pengantar Praktik Penelitian dalam

Ilmu Sosial dan Komunikasi”, Jurnal Mediator, Vol 9, No.1, Juni 2008

Hasbillah, Ahmad ‘Ubaydi , Ilmu Living Qur’an-Hadis, Ciputat: Maktabah

Darus-Sunnah, 2019

Farnidah, Rifdah, “Resepsi Mahasiswa Terhadap Larangan

Memperjualbelikan Ayat-Ayat Al-Qur’an dalam Musabaqah Tilawatil

Qur’an”, Skripsi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2018

Hamid, Farid, “Pendekatan Fenomenolgi (Suatu Ranah Penelitian Kualitatif)”,

Jurnal Universitas Mercu Buana

Hidayah, Nurul “Strategi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di Lembaga

Pendidikan”, Jurnal Ta’allum, Vol. 04, No. 01, Juni 2016

Hidayat, Wildan “Fenomena Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di

Indonesia”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga,2017

Jannah, Miftahul,“Musabaqah Tilawatil Qur’an di Indonesia (Festivalisasi

Al-Qur’an Sebagai Bentuk Resepsi Estetis)”, Jurnal Ilmu Ushuluddin,

Vol 15 No 2, Juli 2016

89

“Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia”

https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/nul

Khasanah, Nur, “Penerapan Metode Takrir Dalam Menghafal Al-Qur’an Di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang”, Skripsi IAIN Salatiga,2018

Mamjudi, Sri dan Hang Rahardjo, Teknik Menyusun Karya Ilmiah, Jakarta,

1995

Marlina, Mei “Metode Hafalan Al-Qur’an Dengan Pendekatan Takrir Di

SMPIT Al-Ghazali Palangka Raya”, Skripsi IAIN Palangka Raya, 2017

Mufidah, Ihda Hajarul, Rahasia Hafalan Quran Mutqin, (Solo: Gazzamedia,

2019)

Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir, Surabaya:Pustaka

Progressif, Cet. Ke-4, 1997

Mustaqim, Abdul, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, Yogyakarta, Cet.

Ke-4, 2018

Moleong, J. Lexy, Metodelogi penulisan Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2000

Nazir, Moh, Metode Penulisan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999

Nafisah, Mamluatun, “Tipologi Resepsi Tahfiz Al-Qur’an di Kalangan

Mahasiswi IIQ Jakarta”, Jurnal Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,

Juli 2019

an-Naisâbûrî, Abû al-Husain Muslim ibn al-Hajjâj al-Qusyairî, Shahîh Muslim

wahuwa al-Musnad ash-Shahîh, Jilid 2, (Beirût: Dâr at-Ta’shîl, 2014),

kitab ash-Shalâh, Bab fî Qirâah Al-Qurân wa Sûrah al-Baqarah wa Âli

‘Imrân,

90

Nawawi, Hadari, Instrumen Penulisan Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 1995

Najib, Mughni, “Implementasi Metode Takrir Dalam Menghafalkan Al-

Qur’an Bagi Santri Pondok Pesantren Punggul Nganjuk”, Jurnal

Pendidikan dan Studi Keislaman, Vol.8 No.3, November 2018

Nor Arif, Defri, “MTQ dan Pon-Pes Yanbu’ul Qur’an”, Skripsi UIN Sunan

Kalijaga, 2015

Noviyanti, “Larangan Melupakan Hafalan al-Qur’an dalam al-Kutab al-

Sittah”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, 2014

Nur, Muhammad Ilham, Ketika Al-Qur’an Tak Lagi Diagungkan, Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, 2017

Al-Qardhawi, Yusuf, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, terj. Kathur

Suhardi Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2008

Al-Qaththan, Syaikh Manna, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Aunur

Rafiq El Mazni, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005

Raco, J.R , Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia

Rohman, Nur, “Anna M. Gade dan MTQ di Indonesia: Sebuah Kajian

Metodologis”, dalam Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat, IAIN

Surakarta, 2016

Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 2008

As-Sijistânî, Abû Dâwud Sulaimân ibn al-Asy’, as-Sunan, Jilid 3, Beirût: Dâr

at-Ta’shîl, 2015

91

Supriono, Iwan Agus dan Rusdiani, Atik, "Implementasi Kegiatan Menghafal

Al-Qur’an Siswa di LPTQ Kabupaten Siak”, Jurnal ISEMA, Vol.4,

No.1, Juni 2019

As-Suyûtî, Jalâluddîn ‘Abdirrahmân bin Abî Bakr , Al-Itqân Fî “Ulûm Al-

Qur’ân, Jilid 1

Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan,2007

Semarak Al-Qur’an di Bumi Pagar Dewa”, dalam Majalah Varia Ipqah: Media

Komunikasi Qari-Qari’ah dan Hafidz-Hafidzah, No. 01, Juli 2004, h.30

Tarigan, Azhari Akmal, “Syekh Abdul Halim Hasan & Khiththah Al-Qur’an”

Koran Waspada, Medan, Jum’at, Maret 2014

Taufiqurrahman, Kisah Anak Penghafal Quran, Semarang: Pusatilmu.com,

2015

Unaradjan, Dominikus Dolet, Metode Penelitian Kuantitatif,, Jakarta:

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Cet. ke-1, 2019

Umniyah, Izzatul “Strategi Peningkatan Kualitas Hafalan al-Qur’an Bagi

Mahasiswa”, Skripsi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2018

Yanggo, Huzaemah Tahido, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Jakarta: IIQ Press, Cet.

ke-1, 2001

Zaimsyah, Rahmi, “Evaluasi Pengembangan Program Tahfizh Di Institut Ilmu

Al-Qur’an Jakarta”, Tesis UIN Syarif Hidayatullah, 2017

Zaman, Akhmad Roja Badrus “Resepsi Al-Qur’an Di Pondok Pesantren

Karangsuci Purwokerto”, Skripsi IAIN Purwokerto, 2019

92

Zen, Muhaimin (eds.), Bunga Rampai Mutiara Al-Qur’an, Jakarta: PP

Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh (JQH),2006

_____, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur’an Di Pondok Pesantren,

Tsanawiyah, Aliyah dan Perguruan Tinggi, Jakarta:

Percetakanonline.com, 2012

_____, Muhaimin, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun, Jakarta: Transpustaka,

2013

Wadji, Farid, “Tahfiz Al-Qur’an dalam Kajian Ulum Al-Qur’an (Studi atas

Berbagai Metode Tahfiz)”, Tesis UIN Syarif Hidayatullah, 2010

Wawancara dengan Ketua Jamiyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul Ulama

(JQH-NU) Periode 2000-2004, KH. Muhaimin Zen, MA, Ciputat, 15

Maret 2020, Pukul 15.30 WIB

Wawancara dengan Dewan Hakim MTQ Kota Pekanbaru, Abdul Kholid S.Ag,

Pekanbaru, 15 Juni 2020, Pukul 16.40 WIB

Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Annisa Hidayati Alfarisi,

Pekanbaru, 16 Mei 2020, Pukul 18.56 WIB

Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Santi Sundari, Pekanbaru,

22 Mei 2020, Pukul 16.27 WIB

Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Nur Fahmi, Pekanbaru, 26

Mei 2020, Pukul 14.47 WIB

Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Dasrel, Pekanbaru, 30 Mei

2020, Pukul 20.10 WIB

Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Rafika Dewi, Nurhaliza

Fajrin, Ghina Raudatul Jannah, Amina Tasya, Pekanbaru, 10 Juni 2020,

Pukul 16.02 WIB, 20.02 WIB, 21.45 WIB, dan 21.47 WIB

93

Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Edwar Lutfi dan Shakhes

Zaidan, Pekanbaru, 13 Juni 2020, Pukul 18.57 WIB dan 19.17 WIB

Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Putri Syairah Laifa,

Pekanbaru, 12 Juli 2020, Pukul 20.00 WIB

Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Nining dan Millatil

Hidayah, Pekanbaru 14 Juli 2020, Pukul 11.00 WIB dan 11.30 WIB

Wawancara dengan alumni Pengurus LPTQ Kota Pekanbaru, Drs. H.M. Nasir

Hasan, Pekanbaru 1 Juli 2020, Pukul 10.30 WIB

Wawancara dengan Sekretaris Umum LPTQ Kota Pekanbaru, Afrizal SE, sy,

Pekanbaru, 1 Juli 2020, Pukul 11.00 WIB

Wawancara dengan masyarakat Kota Pekanbaru, Vanytrihazhiyah, Annisa

Galuh Mayangsari, Suci Desya Safira, Novita Rahfi, Ernawati, Rafli

Anugrah, Ahmad Tirmizi, Pekanbaru, 12 Agustus 2020

134

Tentang Penulis

Adlina Avita Martias, lahir di Pekanbaru tanggal 19 April

1998. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari

pasangan Bapak Martias dan Ibu Devi Yustati. Ayahnya

berkerja di PT Chevron Pasific Indonesia, dan ibunya

adalah seorang guru disalah satu sekolah swasta di Kota

Pekanbaru Riau. Saat ini penulis tinggal bersama orang tuanya di Kota

Pekanbaru Provinsi Riau.

Penulis memulai Pendidikan di SD Cendana rumbai pada usia 6 tahun

dan menyelesaikan Pendidikan SD pada tahun 2010. Kemudian melanjutkan

ke jenjang sekolah menengah pertama di SMPIT Al-Ittihad Rumbai dan lulus

pada tahun 2013 sekaligus melanjutkan SMA di SMAIT Al-Ittihad lulus tahun

2016. Pada tahun 2016, penulis melanjutkan program Pendidikan Strata 1 di

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah,

Program Studi Ilmu Al-Qur’ an dan Tafsir.