pengaruh musabaqah tilawatil qur'an (mtq)
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of pengaruh musabaqah tilawatil qur'an (mtq)
PENGARUH MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ)
TERHADAP KUALITAS HAFALAN AL-QUR’AN
(Studi Living Qur’an di Kota Pekanbaru-Riau)
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama
(S.Ag)
Oleh :
Adlina Avita Martias
NIM 16210712
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1441 H/ 2020 M
PENGARUH MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ)
TERHADAP KUALITAS HAFALAN AL-QUR’AN
(Studi Living Qur’an di Kota Pekanbaru-Riau)
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama
(S.Ag)
Oleh :
Adlina Avita Martias
NIM 16210712
Pembimbing:
Mutmainnah, S.Th.I, MA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1441 H/ 2020 M
1
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Pengaruh Musabaqah Tilawatil Qur’an Terhadap
Kualitas Hafalan Al-Qur’an (Studi Living Qur’an di Kota Pekanbaru-
Riau)” yang disusun oleh Adlina Avita Martias Nomor Induk Mahasiswa:
16210712 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.
Jakarta, 6 Agustus 2020
Pembimbing,
Mutmainnah, S.Th.I, MA
2
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Pengaruh Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)
Terhadap Kualitas Hafalan Al-Qur’an (Studi Living Qur’an di Kota
Pekanbaru-Riau)” oleh Adlina Avita Martias (16210712) telah diujikan
pada sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin & Dakwah Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal 6 Agustus 2020. Skripsi telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).
Jakarta, 6 Agustus 2020
Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,
Dr. Muhammad Ulinnuha Lc., M.A.
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A Mamluatun Nafisah, M.A
Penguji I, Penguji II,
Dr. Romlah Widayati, M.Ag. Drs. Arison Sani, M.A
Pembimbing,
Mutmainnah, S.Th.I, M.A
3
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Adlina Avita Martias
NIM : 16210712
Tempat Tanggal Lahir : Pekanbaru, 19 April 1998
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Musabaqah Tilawatil
Qur’an (MTQ) Terhadap Kualitas Hafalan Al-Qur’an (Studi Living Qur’an
Kota Pekanbaru-Riau)” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-
kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 6 Agustus 2020
Adlina Avita Martias
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis
panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan seluruh rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.
Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW
seorang pembawa agama yang sempurna dan diridhai Allah SWT, karena
berkat kerja keras dan perjuangan panjang beliau Islam dapat berdiri tegak di
atas bumi Allah dan menjadi landasan hidup bagi seluruh umat manusia serta
menunjukkan kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang diridhoi oleh Allah
SWT. Beliaulah yang membawa Al-Qur’an menjadi pedoman dalam
kehidupan sehari-hari kita.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak yang sangat berjasa, untuk itu rasa terimakasih penulis kepada berbagai
pihak diantaranya:
1. Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha Lc., M.A., selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.
2. Bapak KH. Muhammad Haris Hakam S.H., M.A. selaku Ketua
Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Kak Mamluatun Nafisah,
M.Ag selaku sekretaris Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Kak Siti
Adawiyyah, S.Pd, dan Ibu Dra. Rukoyah Tamami selaku staf
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah.
3. Ibu Mutmainnah, S.Th.I, MA, sebagai dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk
memberikan bimbingan, arahan, serta petunjuknya kepada penulis
dan senantiasa sabar dalam membimbing penulis selama
penyusunan skripsi ini. Juga kepada Ibu Dr. Romlah Widayati,
vi
M.Ag selaku penguji I, dan Bapak Arison Sani, M.A Selaku
penguji II.
4. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc., MA, ibu Mutmainnah, MA,
Ibu Istiqomah, MA, Ibu Atiqoh, S.Ag, yang membimbing penulis
untuk menyelesaikan program tahfizh selama berada di Institut
Ilmu Al-Qur’an Jakarta serta selalu sabar membenarkan ayat demi
ayat Ketika lidah mulai susah payah melantunkan ayat Al-Qur’an.
Semoga keberkahan selalu mengiringi langkah dalam proses
perjuangan menjadi khadim kalamullah. Serta kak Hayati, S.Ag
yang membantu proses perekapan nilai-nilai tahfizh dan
komprehensif yang selalu sabar dan tak pernah Lelah untuk
membantu mahasiswa.
5. Bapak dan Ibu Dosen Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, yang
telah mengabdikan ilmu untuk seluruh mahasiswanya serta menjadi
saksi akan keberhasilan mahasiswa dalam mencapai gelarnya.
6. Kedua orang tua tercinta Bapak Martias dan Ibu Devi Yustati atas
pengorbanan selama ini, sejak dalam kandungan sampai sekarang
ini, yang tidak pernah bosan dan lelah dalam berdoa dan berjuang
untuk anak-anaknya.
7. Adik kandung saya Adlinanda Martias, serta semua keluarga besar
Hj. Musanaini yang sudah menjadi keluarga terbaik saya.
8. Pesantren Takhassus IIQ Jakarta dan Kampus IIQ Jakarta yang
menjadi saksi bisu perjuangan dan pengorbanan 4 tahun menjadi
seorang mahasantri dan mahasiswa.
9. Mu’allif kitab dan buku, yang menyumbangkan karyanya sebagai
bahan refrensi, perbandingan, dan penyempurnaan skripsi ini.
10. Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia, Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ)
vii
Jakarta, Iman Jama’ Lebak Bulus, dan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah menyumbangkan sarana dalam melengkapi
penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman since high school Pekanbaru yang memberikan
masukan dalam penulisan skripsiku, teman seperjuangan yang tak
pernah lelah mendukung hingga penulisan skripsi ini selesai.
12. Binti Nafiah, Desi Elvina, Destiana Safira, Azka Taqiyyah teman-
sahabat sejak pertama berada di Jakarta hingga sekarang, partner
traveling, berbagi cerita hidup dan memecahkan permasalahan
bersama.
13. Ikrimah Rizqia S.Ag, Elsa Kholisah yang selalu mendengarkan
keluh kesah setiap permasalahan kehidupan, memberikan masukan
dalam penulisan skripsiku, dan selalu ada setiap saat ketika
dibutuhkan.
14. Teman seperjuangan Ushuluddin A & B yang telah membantu
mengisi memori 4 tahun bersama, mendiskusikan permasalahan
dalam penulisan skripsi, mensupport untuk menjadi pribadi yang
lebih baik lagi. Oleh karena itu sulitnya ku menemukan wanita-
wanita hafizhah nan shalihah seperti kalian.
15. Teman-teman seperjuangan bimbingan skripsi bersama Ibu
Mutmainnah, S.Th.I, MA special for Hanifatul Mukarromah yang
saling bertukar fikiran, menghadapi permasalahan dengan
kebersamaan, saling mendukung untuk dapat menyelesaikan
tulisan akhir ini bersama-sama.
16. Kakak, abang dan adik adik peserta MTQ Kota Pekanbaru yang
telah bersedia menjadi narasumber untuk penelitian ini dan telah
meluangkan waktunya untuk membantu penyelesaian tugas akhir
ini.
viii
17. Teman-teman Angkatan 2016, terimakasih atas kerjasamanya.
18. Seluruh pihak yang terlibat dalam pencapaian proses penyelesaian
skripsi ini, semoga Allah membalas jasa dan perjuangan kalian.
Jakarta, 6 Agustus 2020
Adlina Avita Martias
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………....ii
PERNYATAAN PENULIS………………………………………………...iii
MOTTO…………………………………………………………………......iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................ xiii
ABSTRAK .................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Permasalahan ....................................................................... 4
1. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
2. Pembatasan Masalah ................................................................. 5
3. Perumusan Masalah .................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 7
F. Kerangka Teori .................................................................. 10
G. Metode Penelitian .............................................................. 11
1. Jenis Penelitian ....................................................................... 11
2. Sumber Data ........................................................................... 12
3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 12
H. Metode Analisis Data ......................................................... 15
I. Teknik dan Sistematika Penulisan ..................................... 16
BAB II TINJAUAN UMUM MENGHAFAL AL-QUR'AN
x
A. Pengertian Menghafal Al-Qur’an ...................................... 18
B. Hukum dan Keutamaan Menghafal Al-Qur’an.................. 20
C. Kaidah-Kaidah dalam Menghafal Al-Qur’an .................... 28
D. Metode Menghafal Al-Qur’an ........................................... 30
E. Cara Menjaga Hafalan Al-Qur’an ...................................... 35
F. Problematika dalam Menghafal Al-Qur’an ....................... 39
BAB III SEKILAS TENTANG MUSABAQAH TILAWATIL
QUR'AN (MTQ)
A. Sejarah dan Perkembangan MTQ Nasional ....................... 46
B. Sejarah MTQ di Kota Pekanbaru ....................................... 51
C. Cabang dan Golongan pada Musabaqah Tilawatil
Qur’an…………………………………………………….54
D. Pro dan Kontra dalam pelaksanaan MTQ di
Indonesia………………………………………………....58
BAB IV ANALISIS PERAN MUSABAQAH TILAWATIL
QUR'AN TERHADAP KUALITAS HAFALAN AL-
QUR'AN DI KOTA PEKANBARU-RIAU
A. Motivasi Mengikuti MTQ .................................................. 69
B. Pengaruh MTQ Terhadap Kualitas Hafalan Al-
Qur’an………………………………………………….....73
C. Manfaat Mengikuti MTQ .................................................. 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 85
B. Saran .................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 87
LAMPIRAN .................................................................................................. 94
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pemahaman Peserta Terhadap Ayat Penjagaan Al-Qur’an…………….. 70
Tabel 4.2 Persentase Pemahaman Peserta Terhadap Ayat Penjagaan Al-Qur’an… 70
Tabel 4.3 Pengaruh MTQ Terhadap Kualitas Hafalan Al-Qur’an……………….. 75
Tabel 4.4 Persentase Pengaruh MTQ Terhadap Kualitas Hafalan Al-Qur’an……. 75
xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut:
1. Konsonan
Arab Latin Arab Latin
th ط a أ
zh ظ b ب
” ع t ت
gh غ ts ث
f ف j ج
q ق h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م dz ذ
n ن r ر
w و z ز
h ه s س
’ ء sy ش
y ي sh ص
xiv
dh ض
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah a آ â ي ai
Kasrah i ي î و… au
Dhammah u و û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah. Kata sandang
yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya.
Contoh: البقرة : al-Baqarah
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah. Kata
sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah ditransliterasikan
sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan
bunyinya.
Contoh: الرجل : ar-rajul
xv
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ّ,
sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di
akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyah.
Contoh: ِأَمنَّا ِبالل : Âmannâ billâhi
d. Ta Marbûthah )ة(
Ta Marbûthah )ة( apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf
“h”.
Contoh: ِئَدة أف al-Af’idah : ال
Sedangkan ta marbûthah )ة( yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
“t”
Contoh: ٌة َناِصَبٌةَ .Âmilatun Nâshibah‘ : َعا ِمل
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEB) seperti penulisan
awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan
xvi
lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam
alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold)
dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali
dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal
nama diri, bukan kata sandangnya.
Contoh: ‘Alî Hasan al-’Âridh, al-’Asqallânî, al-Farmawî dan
seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur’an dan nama-
nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur’an,
Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.
xvii
ABSTRAK
Skripsi ini dilatarbelakangi bahwasannya permasalahan
pelaksanaan MTQ masih sering menjadi perdebatan di kalangan masyarakat.
Banyak masyarakat yang kontra mengenai pelaksanaan ini dikarenakan bahwa
ayat Al-Qur’an tidak harus diperlombakan. Bahkan para ulama maupun tokoh
agama pun banyak yang kontra terhadap pelaksanaan perlombaan ini, dengan
beralasan bahwa pembacaan Al-Qur’an dengan bersifat duniawi, tetapi
walaupun banyak terdapat kontra pada pelaksanaan MTQ dalam hal ini
sesungguhnya MTQ dapat memberikan manfaat kepada para peserta lomba
salah satunya dengan meningkatnya kualitas hafalan Al-Qur’an serta
merupakan sarana syiar Islam.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh musabaqah tilawatil qur’an terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an pada
peserta MTQ Kota Pekanbaru-Riau. Yang menjadi perbedaan pada penelitian
sebelumnya yaitu objek penelitian yang berada di Kota Pekanbaru dan
persamaannya yaitu membahas mengenai kualitas hafalan Al-Qur’an.
Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan penelitian
kualitatif dengan metode deskriptif analisis, serta menggunakan teori
fenomenologi Edmund Husserl. Teknik pengumpulan data menggunakan
pengambilan sampel, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan 100% peserta menjawab bahwa MTQ
sangat berpengaruh terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an. Kegiatan ini
memberikan manfaat dan nilai positif yang dirasakan oleh para peserta MTQ
Kota Pekanbaru seperti banyaknya mengetahui ilmu-ilmu Al-Qur’an yang
belum pernah diketahui sebelumnya. Banyaknya pembinaan yang diberikan
LPTQ Kota Pekanbaru kepada para peserta MTQ seperti pembinaan, try out,
dan kegiatan lainnya. Terbukti para peserta menjuarai di tingkat Kota
Pekanbaru ini kemudian menjadi perwakilan Kota untuk menuju Provinsi
bahkan menjadi perwakilan Provinsi di tingkat Nasional. Terdapat perbedaan
yang dirasakan bagi para penghafal Al-Qur’an yang tidak mengikuti MTQ
dalam peningkatan hafalan Al-Qur’an sebab mereka yang menghafal sendirian
tidak dapat mengetahui kesalahan dalam bacaan maupun hafalan Al-
Qur’annya, serta tidak ada yang mengevaluasi hafalan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fenomena menghafal Al-Qur’an adalah salah satu ciri khas yang
dimiliki umat Islam dan tidak dimiliki oleh umat lain. Satu keistimewaan
bahwa Al-Qur’an mudah dihafalkan, baik oleh orang Arab sendiri maupun
orang non arab yang sama sekali tidak mengerti arti kata yang ada dalam Al-
Qur’an. Bahkan kitab suci ini bisa dihafalkan oleh anak kecil yang umurnya
kurang dari 10 tahun.1
Mayoritas ulama sependapat mengenai hukum menghafal Al-Qur’an,
yakni fardhu kifayah. Ini mengandung pengertian bahwa orang yang
menghafal Al-Qur’an tidak boleh kurang dari jumlah mutawatir. Artinya
apabila dalam suatu masyarakat tidak ada seorang pun yang hafal Al-Qur’an,
maka berdosa semuanya. Tetapi, jika sudah ada, maka gugurlah kewajiban
dalam suatu masyarakat tersebut.2
Menjadi penghafal Al-Qur’an bukanlah hal yang mudah karena
memiliki tanggung jawab untuk menjaganya hingga akhir hayatnya. Hal
demikian tidak akan menjadi sulit dan tidak akan menjadi beban jika penghafal
tersebut memiliki semangat yang besar dan juga niat yang benar untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT.3
1 Muhaimin Zen, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur’an Di Pondok Pesantren,
Tsanawiyah, Aliyah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Percetakanonline.com, 2012) Cet. Ke-1,
h.1 2 Rofi’ul Wahyudi dan Ridhoul Wahidi, Sukses Menghafal Al-Qur’an Meski Sibuk
Kuliah, (Yogyakarta: 2016), Cet ke-1, h.14 3 Izzatul Umniyah, “Strategi Peningkatan Kualitas Hafalan al-Qur’an Bagi
Mahasiswa”, Skripsi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2018, h.104
2
Pada dasarnya, seseorang yang menghafal Al-Qur’an harus berprinsip
apa yang sudah dihafal tidak boleh lupa lagi. Untuk bisa demikian selain harus
benar-benar baik sewaktu menghafalnya, ia juga harus menjaga hafalannya
yaitu dengan cara mengulang hafalan sambil menambah hafalan yang baru.4
Dalam menghafal Al-Qur’an tidak kalah pentingnya mengevaluasi
bacaan Al-Qur’an, bentuk evaluasi bermacam ragam salah satunya yang
dilakukan oleh guru supaya hafalan anak didiknya lebih lancar dan sesuai
dengan ilmu tajwid dengan cara guru membaca, lalu muridnya
menyambungkan bacaan, kemudian ada yang bersama-sama teman untuk
menghafal, ada yang dengan cara membuat perlombaan Musabaqah Tilawatil
Qur’an (MTQ) dan sebagainya.5
Upaya penjagaan hafalan, kedisiplinan, dan segala hal yang dilakukan
dalam aktivitas menghafal membuat para penghafal Al-Qur’an memiliki
keistimewaan khusus dalam karakteristik pribadi dan kecerdasannya.
Keistimewaan dan keunggulan yang dimiliki oleh para penghafal Al-Qur’an
tersebut membuka peluang pendidikan yang lebih luas bagi kebermanfaatan
pribadinya sehingga kesempatan untuk berlomba dalam kebaikan menjadi
terbuka lebar.6
Oleh karena itu, adanya sebuah perlombaan menghafal Al-Qur’an
seperti dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) menjadi salah satu
wadah bagi para penghafal Al-Qur’an untuk menguji hafalan mereka serta
4 Noviyanti, “Larangan Melupakan Hafalan al-Qur’an dalam al-Kutab al-Sittah”,
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014 5 Rahmi Zaimsyah, “Evaluasi Pengembangan Program Tahfizh Di Institut Ilmu Al-
Qur’an Jakarta”, Tesis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017, h.43 6 Andiya Fajarini, Anwar Sutoyo, Dwi Yuwono Puji Sugiharto, “Model Menghafal
pada Penghafal al-Qur’an Implikasinya pada Layanan Penguasaan Konten dalam Bimbingan
dan Konseling”, dalam Jurnal Bimbingan Konseling, Juni 2017, h.15
3
merupakan sarana syiar Islam dan juga merupakan sarana untuk mencari bibit-
bibit berbakat dalam bidang Al-Qur’an.
MTQ merupakan ajang perlombaan seni baca Al-Qur’an yang
diselenggarakan pertama kali pada tahun 1968.7 Adapun Musabaqah Hifzh Al-
Qur’an (MHQ)8 mulai menjadi salah satu cabang atau bagian dalam MTQ pada
tahun 19789 Atas dasar semangat dan cinta kekeluargaan, ajang ini
mencerminkan bagaimana antar peserta dari berbagai daerah dan penduduk
setempat menjalin kebersamaan, dengan memperkuat nilai-nilai persatuan,
kebersamaan, kejujuran, dan bersungguh-sungguh berlomba bukan antar dasar
persaingan daerah.
Namun seiring berjalannya waktu, terdapat perbedaan pendapat
mengenai ajang perlombaan ini. Menurut pendapat KH. Muhaimin Zen yang
merupakan Ketua Umum Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh Nahdlatul Ulama
(JQH-NU) Periode 2000-2004 mengatakan bahwa diperbolehkan mengikuti
perlombaan ini tujuannya agar dapat memotivasi para peserta dalam menjaga
hafalan yang mereka punya. Serta dengan mengikuti perlombaan ini akan
menimbulkan semangat dan perjuangan dalam menjaga hafalannya.10
Kemudian terdapat ulama yang tidak setuju dengan diadakannya MTQ
ini salah satunya dari KH. Arwani (w.1415 H), beliau tidak mengizinkan
santri-santrinya untuk mengikuti perlombaan MTQ/MHQ dikhawatirkan
7 “Semarak Al-Qur’an di Bumi Pagar Dewa”, dalam Majalah Varia Ipqah: Media
Komunikasi Qari-Qari’ah dan Hafidz-Hafidzah, No. 01, Juli 2004, h.17 8 MHQ adalah suatu jenis lomba membaca Al-Qur’an dengan hafalan yang
mengandung aspek ketepatan dan kelancaran hafalan serta ilmu dan adab membaca menurut
pedoman yang telah ditentukan. 9 Pedoman Musabaqah Al-Qur’an, Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, (Jakarta:2010), h.3 10 Wawancara dengan Ketua Umum Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul
Ulama (JQH-NU) Periode 2000-2004 pada tanggal 15 Maret 2020 Pukul 15.30 WIB
4
memiliki sifat riya’ dan ujub. Tidak diperbolehkan mengikuti MTQ/MHQ
dengan tujuan hanya ingin mendapatkah hadiah atau bermaksud ingin pamer.11
Meskipun terdapat perdebatan mengenai boleh atau tidaknya
mengikuti ajang perlombaan ini, namun hingga saat ini MTQ dan MHQ
semakin berkembang dan maju bahkan sampai di kancah internasional.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti
dan menganalisis problematika yang terjadi dalam ruang lingkup Musabaqah
Tilawatil Qur’an (MTQ). Sehingga penulis bermaksud menulis skripsi dengan
judul: “Pengaruh Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Terhadap
Kualitas Hafalan Al-Qur’an (Studi Living Qur’an Kota Pekanbaru-
Riau)”
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan bagian penting dari proses
penelitian sebagai upaya untuk mendefinisikan permasalahan yang terjadi.
Pada deskripsi dari latar belakang diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi
permasalahan, Pertama, kualitas hafalan para penghafal Al-Qur’an biasanya
hanya meningkat dalam perlombaan saja. Kedua, banyak masyarakat yang
berpendapat bahwa MTQ hanya sebagai wadah untuk mengejar hadiah,
mencari popularitas dan ketenaran saja. Ketiga, banyak dari kalangan tertentu
yang menjadikan MTQ sebagai tempat untuk mengadu nasib, sehingga
menghilangkan rasa ikhlas di hati peserta ketika mengikuti perlombaan.
Keempat, kualitas hafalan Al-Qur’an menurun apabila tidak konsisten dalam
murajaah.12
11 Wawancara dengan Ketua Umum Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul
Ulama (JQH-NU) Periode 2000-2004, Ciputat, 15 Maret 2020 pukul 15.30 WIB 12 Murajaah adalah mengulang hafalan yang sudah pernah dihafalkan sebelumnya.
5
Pertama, kualitas hafalan para penghafal Al-Qur’an hanya
meningkat dalam perlombaan saja. Permasalahan yang muncul dalam tema ini
adalah mengkaji mengapa kualitas hafalan para penghafal hanya meningkat
pada saat perlombaan saja? Ketika perlombaan sudah selesai biasanya kualitas
hafalan para penghafal pun menurun.
Kedua, banyak masyarakat yang berpendapat bahwa MTQ hanya
sebagai wadah untuk mengajar hadiah, mencari popularitas, dan ketenaran.
Permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian adalah merespon pernyataan
masyarakat yang menganggap bahwa MTQ hanya sebagai wadah untuk
mengejar hadiah, mencari popularitas, dan ketenaran. Apakah kegiatan MTQ
hanya untuk mengejar hadiah, popularitas, dan ketenaran saja? Apakah MTQ
tidak berpengaruh terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an?
Ketiga, banyak dari kalangan tertentu yang menjadikan MTQ untuk
mengadu nasib sehingga menghilangkan rasa ikhlas di hati. Permasalahan
yang muncul dalam tema ini adalah mengkaji manfaat dari kegiatan MTQ.
Keempat, kualitas hafalan Al-Qur’an menurun apabila tidak
konsisten dalam murajaah. Permasalahan yang muncul dalam tema ini adalah
kebiasaan dalam murajaah yang tidak dilakukan terus menerus mengakibatkan
menurunnya kualitas hafalan Al-Qur’an.
2. Pembatasan Masalah
Agar fokus dalam skripsi ini lebih terarah, penulis perlu
memberikan batasan dalam penelitian, sebagai berikut:
a. Karena banyaknya cabang perlombaan dalam Musabaqah Tilawatil
Qur’an ini, maka penulis membatasi cabang lomba yang akan dibahas
adalah Hifzh Al-Qur’an golongan 5 juz, 10 juz, 20 juz, dan 30 juz.
6
b. Karena banyaknya perlombaan MHQ di Indonesia, maka penulis
membatasi peserta-peserta lomba yang aktif mengikuti MTQ di Kota
Pekanbaru Riau secara berturut-turut pada tahun 2017-2019.
3. Perumusan Masalah
Untuk membantu permasalahan-permasalahan pokok yang telah
disebutkan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
bagaimana pengaruh MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an di Kota
Pekanbaru-Riau?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an di Kota
Pekanbaru-Riau.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi dalam ilmu
pengetahuan khususnya ilmu dibidang Living Qur’an.
b. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi dalam
pengembangan ilmu Al-Qur’an khususnya ilmu Living Qur’an
terkait tentang Al-Qur’an yang hidup ditengah masyarakat.
c. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat mengenai peran
MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an.
d. Penelitian ini diharapkan menjadi inspirasi untuk penelitian
selanjutnya.
7
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi kepada
pihak-pihak yang membutuhkan.
b. Penelitian ini diharapkan membantu menjadi solusi masalah
yang ada dan sebagai pengetahuan terhadap apa yang kita
amalkan.
E. Tinjauan Pustaka
Tujuan dari tinjauan pustaka ialah berisi kajian yang relevan dengan
pokok pembahasan yang akan diteliti. Tinjauan pustaka diambil dari beberapa
beberapa buku yang seirama dengan pembahasan yang akan diteliti.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan sedikit menguraikan tinjauan
pustaka yang berikaitan dengan tema yakni:
Pertama, Skripsi yang berjudul “Sosialisasi Qira’ah Sab’ah di
Indonesia (Telaah atas Masuknya Qira’ah Sab’ah dalam Cabang Musabaqah
Tilawatil Qur’an) karya Tajwidatul Amanah pada tahun 2016. Skripsi ini berisi
tentang asal mula Qira’ah Sab’ah, dan masuknya dalam cabang MTQ, dalam
skripsi ini juga mencantumkan bagaimana sejarah MTQ, cabang-cabang dalam
MTQ.13 Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis teliti
adalah membahas perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur’an. Yang menjadi
perbedaan skripsi ini dengan tulisan yang penulis teliti adalah dalam skripsi ini
hanya terkhusus membahas cabang Qira’ah Sab’ah dalam dunia MTQ,
sedangkan tulisan penulis lebih dikhususkan membahas cabang tahfiz dalam
MTQ.
Kedua, karya dari Miftahul Jannah dalam jurnal yang berjudul
“Musabaqah Tilawatil Qur’an di Indonesia (Festivalisasi Al-Qur’an Sebagai
13 Tajwidatul Amanah, “Sosialisasi Qira’ah Sab’ah di Indonesia”, Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah, 2016, h.44
8
Bentuk Resepsi Estetis)”. Dalam jurnal yang ditulis pada tahun 2016 ini
membahas tentang sejarah dan perkembangan musabaqah tilawatil qur’an,
pelaksanaan kegiatan MTQ, dan festivalisasi Al-Qur’an dan bentuk resepsi
estetis. Fokus pembahasan ini adalah bentuk resepsi masyarakat terhadap
estestis dan keindahan dari MTQ, serta peran dari pembacanya.14 Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang ingin penulis teliti adalah membahas
ruang lingkup didalam MTQ. Yang menjadi perbedaan dari penelitian yang
akan penulis teliti adalah peran MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an.
Ketiga, Andiya Fajarini, Anwar Sutoyo & Dwi Yuwono Puji Sugiharto
dalam jurnal mereka yang berjudul “Model Menghafal pada Penghafal Al-
Qur’an Implikasinya pada Layanan Penguasaan Konten dalam Bimbingan
dan Konseling”. Dalam jurnal pada tahun 2017 ini, fokus penelitiannya adalah
model menghafal pada penghafal Al-Qur’an, motivasi para santri, dan temuan
beberapa teknik dalam menghafal, upaya faktual yang dilakukan oleh para
santri untuk memperkuat hafalan Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, yang mencakup studi tentang suatu kasus dalam
kehidupan nyata, dalam konteks atau setting kontemporer. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa motivasi dalam menghafal tersusun dari dua hal, yaitu
nilai dan ekspetasi. Teknik dominan yang digunakan dalam menghafal adalah
dengan mengulang-ulang. Upaya faktual dalam menghafal mencakup empat
aspek, yaitu konsentrasi, pola makan, kehidupan sosial, dan ibadah. Model
menghafal pada penghafal Al-Qur’an dapat dijadikan acuan sebagai bagian
dari satu unit materi layanan penguasaan konten.15 Persamaan penelitian ini
14 Miftahul Jannah, “Musabaqah Tilawatil Qur’an di Indonesia (Festivalisasi Al-
Qur’an Sebagai Bentuk Resepsi Estetis)”, dalam Jurnal Ilmu Ushuluddin, Vol.15 No. 2, Juli
2016, h.88 15 Andiya Fajarini, Anwar Sutoyo, Dwi Yuwono Puji Sugiharto, “Model Menghafal
pada Penghafal al-Qur’an Implikasinya pada Layanan Penguasaan Konten dalam Bimbingan
dan Konseling”, dalam Jurnal Bimbingan Konseling, Juni 2017, h.15
9
dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah membahas mengenai
penguasaan hafalan Al-Qur’an dan dan motivasi dalam menghafal. Sedangkan
perbedaan penelitian sebelumnya membahas model menghafal dan
impilkasinya pada layanan bimbingan dan konseling, sedangkan penelitian
yang ingin penulis teliti adalah penguasaan hafalan Al-Qur’an dalam
pelaksanaan MTQ.
Keempat, karya Alfi Julizun Azwar dalam jurnalnya yang berjudul
“Gagasan Rekonstruksi Tradisi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Dalam
Perspektif Rahmatan Lil’Alamin”. Dalam jurnal ini yang ditulis pada tahun
2018 ini fokus penelitiannya adalah membahas fenomena kulturas dalam
tradisi MTQ, dan rekonstruksi tradisi MTQ dalam perspektif rahmatan lil
‘alamin. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah bersifat analisis
deskriptif, yaitu suatu metode penelitian melalui pendekatan kualitatif yang
dihasilkan dari suatu data yang dikumpulkan melalui penelitian lapangan.
Hasil penelitian dalam jurnal ini menurut Alfi Julizun Azwar yaitu pada tataran
pelaksanaannya rekontruksi MTQ dapat dilakukan pengembangan dalam
bidang seni, sains dan teknologi, budaya dan humaniora, dan tampilan yang
segar dalam ajang tahunan ini, baik dari sistem penyelenggaraan, hingga
substansi materi MTQ sesuai dengan visi Islam Rahmatan lil’alamin yang
dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.16 Persamaan penelitian ini
terhadap penelitian yang akan penulis teliti adalah membahas permasalahan
yang terjadi pada ruang lingkup MTQ. Sedangkan perbedaan dari hasil
penelitian sebelumnya adalah, dalam penelitian sebelumnya membahas
bagaimana fenomena tradisi di dalam MTQ dan membahas problem dan
16 Alfi Julizun Azwar, “Gagasan Rekonstruksi Tradisi Musabaqah Tilawatil Quran
(MTQ) Dalam Perspektif Rahmatan Lil’Alamin”, dalam Jurnal UIN Raden Fatah Palembang,
Juni 2018, h.17
10
kulturas didalam kegiatan MTQ. Sedangkan dalam penelitian yang akan
penulis teliti adalah pengaruh MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an.
Kelima, jurnal yang ditulis pada tahun 2019 dengan judul “Tipologi
Resepsi Tahfiz Al-Qur’an di Kalangan Mahasiswi IIQ Jakarta. Jurnal yang
ditulis oleh Mamluatun Nafisah menguraikan mengenai resepsi menghafal Al-
Qur’an pada mahasiswi IIQ Jakarta. Dalam jurnal ini menggunakan
pendekatan analisis fenomenologi yang digagas oleh Edmund Husserl.17
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah
sama-sama membahas permasalah menghafal Al-Qur’an dengan
menggunakan teori fenomenologi Edmund Husserl. Lalu perbedaan nya
dengan penelitian penulis adalah terletak pada objek dan tema yang diangkat
dimana penelitian sebelumnya yang diteliti para mahasiswa dari IIQ Jakarta
dengan tema resepsi tahfîzh, sedangkan penelitian yang akan penulis teliti ada
para peserta dari Musabaqah Tilawatil Qur’an yang berada di Kota Pekanbaru
Riau dengan tema pengaruh MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an.
F. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini penulis merujuk kepada teori fenomenologi
Edmund Husserl. Fenomenologi adalah suatu pendekatan ilmiah yang
bertujuan untuk menelaah dan mendeskripsikan sebuah fenomena
sebagaimana fenomena tersebut dialami secara langsung oleh seseorang dalam
kehidupan sehari-hari. Fokus telaah fenomenologi adalah pengalaman hidup
seseorang sehari-hari. Fenomenologi berupaya untuk menelaah dan
mendeskripsikan pengalaman hidup manusia sebagaimana adanya.18 Menurut
Husserl fenomenologi merupakan kajian filosofis yang melukiskan segala
17 Mamluatun Nafisah, “Tipologi Resepsi Tahfiz Al-Qur’an di Kalangan Mahasiswi
IIQ Jakarta”, dalam Jurnal Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Juli 2019 18 Imalia Dewi Asih, “Fenomenologi Husserl: Sebuah Cara Kembali ke Fenomena”,
dalam Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 2, No.2, September 2005
11
bidang pengalaman seseorang. Seseorang mengalami pengalaman hidupnya
dalam sebuah kesadaran.19
Husserl mengatakan segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh
kesadaran manusia berhak untuk diterima sebagai fenomena dan layak untuk
diakui. Dalam hal ini penulis menggunakan teori fenomenologi Edmund
Husserl yang mana akan membahas fenomena yang terjadi dalam kegiatan
MTQ di Kota Pekanbaru-Riau.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang hendak diangkat penulis adalah penelitian
kualitatif studi living Qur’an. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengenali
secara alami makna peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-
sehari. Jenis penelitian ini tertuju pada hal-hal yang menjadi latar belakang dari
perbedaan-perbedaan cara hidup atau garis pandang seseorang.20 Yang
dimaksud studi living Qur’an disini adalah berbagai bentuk dan model praktik
resepsi dan respon masyarakat dalam memperlakukan dan berinteraksi dengan
Al-Qur’an di tengah masyarakat.21 Redaksi yang disusun nantinya merupakan
hasil penelitian lapangan (field Research) dan berbagai bentuk pemahaman dan
pengalaman narasumber terhadap tema yang diangkat, serta bagaimana
mereka berinteraksi dengan Al-Qur’an. Penelitian lapangan (Field research)
ini menjadi data primer dan data-data dari kepustakaan sebagai penunjang data
di lapangan.22
19 Hasbiansyah, “Pendekatan Fenomenologi Pengantar Praktik Penelitian dalam
Ilmu Sosial dan Komunikasi”, dalam Jurnal Mediator, Vol. 9, No.1, Juni 2008, h.165 20 Sri Mamjudi dan Hang Rahardjo, Teknik Menyusun Karya Ilmiah, (Jakarta, 1995),
h.148 21Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta:2018),
Cet-4, h.104 22 Lexy J. Moleong, Metodelogi penulisan Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2000), h.4
12
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah suatu
subjek darimana data tersebut diperoleh.23 Sumber data ini mencakup sumber
primer dan sekunder. Sumber data primer atau utama yang penulis dapatkan
dari hasil penelitian lapangan di Kota Pekanbaru, yakni hasil wawancara para
peserta lomba cabang tahfîzh 5, 10, 20 dan 30 Juz pada MTQ tingkat Kota
Pekanbaru tahun 2017-2019, wawancara dengan pengurus LPTQ Kota
Pekanbaru, dewan hakim MTQ Kota Pekanbaru, dan hasil wawancara dari
Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQH-NU). Sedangkan data
sekundernya adalah literatur-literatur pendukung berbentuk dokumen, catatan,
buku, jurnal dan lain-lain yang berkaitan dengan MTQ dan menghafal Al-
Qur’an.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang utama dalam
memperoleh data untuk keperluan penulisan.24 Metode atau teknik ini tidak
diwujudkan dalam bentuk benda tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya
melalui angket, wawancara, pengamatan, ujian, dokumentasi, dan lain
sebagainya. Peneliti menggunakan salah satu atau gabungan tergantung
tergantung dari masalah yang dihadapi.25 Sebagaimana yang dijelaskan di awal
metodologi bahwa penelitian ini menggunakan kualitatif, maka metode
pengumpulan datanya adalah sebagai berikut:
a. Teknik Pengambilan Sampel
23 Muslich Ansori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif,
(Surabaya: Airlangga University Press, 2009), cet-1, h.91 24 Moh. Nazir, Metode Penulisan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h.211 25 Dominikus Dolet Unaradjan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019), cet-1, h.130
13
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah menggunakan Teknik non-probability sampling. Teknik
non-probability sampling yakni mengambil teknik purposive or judgmental
sampling, yaitu peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria atau
pertimbangan tertentu yang diharapkan memiliki informasi yang akurat.26
Pertimbangan tertentu dalam hal ini adalah yang dianggap dapat mengetahui
tentang apa yang diharapkan sehingga akan memudahkan penulis menjelajahi
pengambilan sampel dan sumber data.27 Dalam penelitian ini penulis
mengambil kriteria penelitian yakni peserta yang aktif berturut-turut mengikuti
Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat Kota Pekanbaru di tahun 2017-2019
dengan cabang 5 Juz, 10 Juz, 20 Juz, dan 30 Juz, dan beberapa para penghafal
Al-Qur’an yang tidak mengikuti MTQ.
b. Observasi
Observasi adalah mengamati suatu kejadian atau peristiwa dalam
pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari
lapangan. Dalam metode penelitian kualitatif data diperoleh melalui terjun ke
lapangan, ke organisasi, atau ke komunitas.28 Data observasi berupa gambaran
sikap, perilaku, dan tindakan. Data observasi juga dapat berupa interaksi dalam
berorganisasi atau pengalaman seseorang di dalam organisasi tersebut.
Proses observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang
hendak diteliti. Kemudian penulis mengidentifikasi siapa yang akan
26 Huzaemah Tahido Yanggo, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, (Jakarta: IIQ Press, 2001), Cet. ke-1, h.19 27 Yoga pratama 54
28J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia), h.111
14
diobservasi, kapan, dan dimana lokasi observasi. Kemudian peneliti
mempersiapkan alat rekaman untuk merekam proses observasi.29
Dalam penelitian ini, ada dua teknik observasi yang penulis lakukan
yaitu participant observation dan non participant observation. Kaitannya
dengan participant observation adalah penulis menjadi bagian dari objek
penelitian dan ikut terlibat dalam kegiatan MTQ ini. Hal ini merupakan bagian
dari cara penulis untuk mengamati kegiatan yang berlangsung.
Kaitannya dengan non participant observation, yakni penelitian
yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang diteliti. Dalam
hal ini penulis mengamati pemahaman para peserta melalui hasil wawancara
secara tertulis, hasil rekaman suara, dan beberapa dokumentasi seputar
pengalaman dan pendapat para peserta MTQ Kota Pekanbaru terhadap
pengaruh kualitas hafalan Al-Qur’an dalam kegiatan MTQ.
c. Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpulan data berupa tanya jawab
antara pihak yang mencari informasi dengan sumber informasi secara lisan.30
Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data melalui teknik wawancara ini
bertujuan untuk menemukan subjek penelitian tentang kejadian atau peristiwa
baik individu maupun kelompok atau organisasi dan sebagainya31 serta untuk
mendapatkan data-data yang valid dari pihak-pihak yang terlibat.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan teknik
terstruktur dan semi terstuktur. Yang dimaksud terstruktur disini penulis
29 J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif, h.112 30 Hadari Nawawi, Instrumen Penulisan Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1995), h.98 31 Wayan Suwendra, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial, Pendidikan,
Kebudayaan, dan Keagamaan, (Bali: Nilacakra, 2018), cet ke-1, h.64
15
menggunakan pedoman wawancara secara sistematis. Narasumber dalam
wawancara terstruktur adalah peserta MTQ kota Pekanbaru dikarenakan hanya
bisa dilakukan wawancara secara online. Untuk wawancara semi terstruktur
peneliti hanya memberikan kunci pertanyaan untuk memandu jalannya proses
wawancara. Pihak yang diwawancarai semi terstruktur adalah pengurus LPTQ
Kota Pekanbaru, dewan hakim dan pembina MTQ Kota Pekanbaru, Ketua
Umum Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nadlatul Ulama (JQH-NU) Periode
2000-2004, dan beberapa masyarakat kota Pekanbaru yang menghafal Al-
Qur’an tetapi tidak mengikuti MTQ.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian merupakan alat bukti baik berupa
catatan, foto, rekaman, yang dilakukan penulis. Dalam hal ini penulis
mengambil data dengan menggunakan catatan, foto, dan rekaman sebagai
bukti dari hasil penulis terhadap peserta mengenai pendapatnya tentang
pengaruh kualitas hafalan Al-Qur’an yang mengikuti MTQ serta meneliti
pendapat para penghafal Al-Qur’an yang tidak mengikuti MTQ.
H. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
deskriptif analisis, yaitu menganalisis data yang telah dikumpulkan kemudian
dijelaskan secara rinci dan sistematis sehingga dapat dianalisa secara utuh dan
dipahami dengan jelas.
Deskriptif analisis ini merupakan kajian yang difokuskan untuk
mengkaji satu kasus atau fenomena. Dari satu kasus fenomena Al-Qur’an atau
peristiwa yang terjadi lalu dideskripsikan dan digambarkan secara utuh,
kemudian dianalisis dengan teori yang telah ditetapkan sebelumnya.32 Dalam
32 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis, (Ciputat: Maktabah Darus-
Sunnah, 2019), h.245
16
kaitannya dengan penelitian ini, penulis memaparkan data serta menjabarkan
argument yang diperoleh dari hasil wawancara maupun dokumentasi yang
berkaitan dengan pengaruh MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an.
Tujuannya untuk mengetahui fakta dan pengalaman yang dirasakan oleh para
peserta MTQ Kota Pekanbaru.
I. Teknik dan Sistematika Penulisan
Teknik penulisan merujuk kepada pedoman yang diberlakukan di
Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta tahun 2017. Sedangkan sistematika
penulisan bertujuan untuk menjelaskan bagian-bagian yang akan ditulis
dan dibahas dalam penelitian ini secara sistematis.
Dalam sistematika penulisan, penelitian ini dibagi menjadi lima bab,
yakni:
Bab I: Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, metode
analisis data, teknik dan sistematika penulisan.
Bab II: Dalam bab ini berisi tentang pengertian tahfîzh Al-Qur’an,
hukum dan keutamaan dalam menghafal Al-Qur’an, metode menghafal
Al-Qur’an, kaidah dalam menghafal Al-Qur’an, cara menjaga hafalan
Al-Qur’an, serta problematika dalam menghafal Al-Qur’an.
Bab III: Dalam bab ini menguraikan sejarah dan perkembangan MTQ
Nasional, Sejarah perkembangan MTQ di Kota Pekanbaru, Cabang dan
golongan pada musabaqah tilawatil qur’an, serta pro dan kontra dalam
pelaksanaan MTQ di Indonesia.
17
Bab IV: Bab ini berisi tentang motivasi mengikuti MTQ, pengaruh
MTQ terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an, serta manfaat mengikuti
MTQ.
Bab V: Selanjutnya tulisan ini akan ditutup dengan kesimpulan dan
saran yang berisikan rangkuman dan hasil wawancara penulis kepada
narasumber.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan terkait pengaruh
musabaqah tilawatil qur’an (MTQ) dalam meningkatkan kualitas hafalan Al-
Qur’an di Kota Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa berbagai perbedaan
motivasi mengikuti MTQ dari para peserta MTQ Kota Pekanbaru, yakni dapat
bertemu dengan banyak orang yang lebih baik dalam melantunkan ayat suci
Al-Qur’an, dengan mengikuti MTQ dapat menjadi tolak ukur hafalan Al-
Qur’annya, kemudian untuk memperlancar hafalan Al-Qur’an serta melatih
mental, dapat memperbaiki bacaan Al-Qur’an baik dari segi kuantitas dan
kualitas serta meningkatkan kualitas berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Progres hafalan para peserta MTQ Kota Pekanbaru setiap tahunnya
semakin meningkat terbukti mereka dapat menjuarai MTQ tingkat Kota
kemudian mewakili Kota Pekanbaru di tingkat Provinsi Riau, dan mewakili
Provinsi Riau di tingkat Nasional. Progres ini tak lepas dari binaan LPTQ Kota
agar semua anak binaan mendapatkan hasil yang terbaik dan tentunya
peningkatan kualitas hafalan setiap tahun.
Seseorang yang menghafal Al-Qur’an disertai dengan mengikuti
kegiatan MTQ berbeda dengan seseorang yang menghafal Al-Qur’an tanpa
mengikuti kegiatan MTQ. Salah satunya dari peningkatan kualitas hafalan Al-
Qur’annya. Dengan kegiatan MTQ ini dapat memotivasi para peserta untuk
selalu mengulang hafalan, memperbaiki kualitas bacaan yang sekiranya dirasa
masih perlu latihan lebih lanjut. Dengan kegiatan yang diadakan sebelum
perlombaan seperti Training Centre (TC) atau pembinaan sangat berpengaruh
bagi para peserta agar sebelum berlomba dapat menampilkan hasil yang
86
maksimal. Berbeda dengan seseorang yang menghafal sendirian tanpa ada
guru atau lembaga yang dapat mengevaluasi setiap bacaan dan hafalan yang
dimiliki.
B. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian tentang pengaruh musabaqah
tilawatil qur’an terhadap kualitas hafalan Al-Qur’an di Kota Pekanbaru-Riau,
maka penulis memberikan masukan dalam hal mengulang hafalan Al-Qur’an
agar dilakukan dengan konsisten dan istiqomah, sehingga mengulang hafalan
tidak hanya pada saat ingin mengikuti perlombaan saja. Agar apabila tidak ada
perlombaan, hafalan Al-Qur’an masih terus melekat.
Kegiatan MTQ ini seharusnya dapat dinikmati oleh lapisan masyarakat
dari acara pembukaan, pelaksanaan lomba, serta penutupan kegiatan ini. Tetapi
nyatanya masyarakat Kota Pekanbaru hanya menikmati pada acara pembukaan
dan penutupan MTQ saja. Tidak ikut serta menghadiri inti kegiatan yaitu pada
pelaksanaan lomba. Dikarenakan kurangnya sosialisasi pemerintah kepada
masyarakat mengenai pentingnya perlaksanaan ini, serta cara penyampaian
yang kurang pas sehingga masyarakat tidak menyadari bahwa inti dari kegiatan
MTQ ini berada pada pelaksanaan lomba, bukan hanya acara pembukaan dan
penutupan MTQ saja.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini tentunya belum mampu untuk
mengungkap tuntas fenomena yang terjadi didalam ruang lingkup kegiatan
MTQ. Penulis menyarankan skripsi ini dapat menjadi langkah awal sebagai
bahan evaluasi untuk yang akan datang dan memberikan inspirasi untuk
melakukan langkah-langkah lebih lanjut yang berkaitan dengan upaya untuk
menyebarkan pesan dan makna didalam Al-Qur’an.
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdulloh, Abd Hamid, “Pemanfaatan Data E-KTP dalam Proses Validasi
Peserta Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), dalam Jurnal Review
Politik, Vol. 04, No.1, Juni 2014
Amanah, Tajwidatul, “Sosialisasi Qira’ah Sab’ah di Indonesia (Telaah atas
Masuknya Qira’ah Sab’ah dalam Cabang Musabaqah Tilawatil
Qur’an)”, Skipsi, UIN Syarif Hidayatullah, 2016
Ansori, Muslich, dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Surabaya: Airlangga University Press, Cet-1, 2009
Azwar, Alfi Julizun, “Gagasan Rekrontruksi Tradisi Musabaqah Tilawatil
Qur’an (MTQ) Dalam Perspektif Rahmatan Lil’Alamin”, Jurnal UIN
Raden Fatah Palembang, Juni 2018
Asih, Imalia Dewi , “Fenomenologi Husserl: Sebuah Cara Kembali ke
Fenomena”, Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 2, No.2, September
2005
Baduwailan, Ahmad bin Salim, Menjadi Hafizh Tips dan Motivasi Menghafal
Al-Qur’an, terj. Cep Mochamad Faqih dan Nunung Nuraeni, Solo:
Aqwam,2016
Baffi, Muhammad Raevanoe, “Teori Komunikasi Fenomenologi”, Jurnal
Universitas Riau, 2013
Az-Zarkasyi, Badruddîn Muhammad bin Abdullâh, Al-Burhân fi ‘Ulûm Al-
Qur’ân, Mesir: Maktabah Dâr at-Turâts, Jilid. 1
88
Balai Litbang Agama Jakarta, Membumikan Peradaban Tahfiz Al-Qur’an,
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2015
Fajarini, Andiya, at.all, “Model Menghafal pada Penghafal al-Qur’an
Implikasinya pada Layanan Penguasaan Konten dalam Bimbingan dan
Konseling, Jurnal Bimbingan Konseling”, Juni 2017
Hamid, Abdullah, “Makna dan Tujuan MTQ, Jurnal Mipa 320
Hasbiansyah, “Pendekatan Fenomenologi Pengantar Praktik Penelitian dalam
Ilmu Sosial dan Komunikasi”, Jurnal Mediator, Vol 9, No.1, Juni 2008
Hasbillah, Ahmad ‘Ubaydi , Ilmu Living Qur’an-Hadis, Ciputat: Maktabah
Darus-Sunnah, 2019
Farnidah, Rifdah, “Resepsi Mahasiswa Terhadap Larangan
Memperjualbelikan Ayat-Ayat Al-Qur’an dalam Musabaqah Tilawatil
Qur’an”, Skripsi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2018
Hamid, Farid, “Pendekatan Fenomenolgi (Suatu Ranah Penelitian Kualitatif)”,
Jurnal Universitas Mercu Buana
Hidayah, Nurul “Strategi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di Lembaga
Pendidikan”, Jurnal Ta’allum, Vol. 04, No. 01, Juni 2016
Hidayat, Wildan “Fenomena Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di
Indonesia”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga,2017
Jannah, Miftahul,“Musabaqah Tilawatil Qur’an di Indonesia (Festivalisasi
Al-Qur’an Sebagai Bentuk Resepsi Estetis)”, Jurnal Ilmu Ushuluddin,
Vol 15 No 2, Juli 2016
89
“Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia”
https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/nul
Khasanah, Nur, “Penerapan Metode Takrir Dalam Menghafal Al-Qur’an Di
Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang”, Skripsi IAIN Salatiga,2018
Mamjudi, Sri dan Hang Rahardjo, Teknik Menyusun Karya Ilmiah, Jakarta,
1995
Marlina, Mei “Metode Hafalan Al-Qur’an Dengan Pendekatan Takrir Di
SMPIT Al-Ghazali Palangka Raya”, Skripsi IAIN Palangka Raya, 2017
Mufidah, Ihda Hajarul, Rahasia Hafalan Quran Mutqin, (Solo: Gazzamedia,
2019)
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir, Surabaya:Pustaka
Progressif, Cet. Ke-4, 1997
Mustaqim, Abdul, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, Yogyakarta, Cet.
Ke-4, 2018
Moleong, J. Lexy, Metodelogi penulisan Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2000
Nazir, Moh, Metode Penulisan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999
Nafisah, Mamluatun, “Tipologi Resepsi Tahfiz Al-Qur’an di Kalangan
Mahasiswi IIQ Jakarta”, Jurnal Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,
Juli 2019
an-Naisâbûrî, Abû al-Husain Muslim ibn al-Hajjâj al-Qusyairî, Shahîh Muslim
wahuwa al-Musnad ash-Shahîh, Jilid 2, (Beirût: Dâr at-Ta’shîl, 2014),
kitab ash-Shalâh, Bab fî Qirâah Al-Qurân wa Sûrah al-Baqarah wa Âli
‘Imrân,
90
Nawawi, Hadari, Instrumen Penulisan Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1995
Najib, Mughni, “Implementasi Metode Takrir Dalam Menghafalkan Al-
Qur’an Bagi Santri Pondok Pesantren Punggul Nganjuk”, Jurnal
Pendidikan dan Studi Keislaman, Vol.8 No.3, November 2018
Nor Arif, Defri, “MTQ dan Pon-Pes Yanbu’ul Qur’an”, Skripsi UIN Sunan
Kalijaga, 2015
Noviyanti, “Larangan Melupakan Hafalan al-Qur’an dalam al-Kutab al-
Sittah”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, 2014
Nur, Muhammad Ilham, Ketika Al-Qur’an Tak Lagi Diagungkan, Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2017
Al-Qardhawi, Yusuf, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, terj. Kathur
Suhardi Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2008
Al-Qaththan, Syaikh Manna, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Aunur
Rafiq El Mazni, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005
Raco, J.R , Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia
Rohman, Nur, “Anna M. Gade dan MTQ di Indonesia: Sebuah Kajian
Metodologis”, dalam Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat, IAIN
Surakarta, 2016
Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 2008
As-Sijistânî, Abû Dâwud Sulaimân ibn al-Asy’, as-Sunan, Jilid 3, Beirût: Dâr
at-Ta’shîl, 2015
91
Supriono, Iwan Agus dan Rusdiani, Atik, "Implementasi Kegiatan Menghafal
Al-Qur’an Siswa di LPTQ Kabupaten Siak”, Jurnal ISEMA, Vol.4,
No.1, Juni 2019
As-Suyûtî, Jalâluddîn ‘Abdirrahmân bin Abî Bakr , Al-Itqân Fî “Ulûm Al-
Qur’ân, Jilid 1
Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan,2007
Semarak Al-Qur’an di Bumi Pagar Dewa”, dalam Majalah Varia Ipqah: Media
Komunikasi Qari-Qari’ah dan Hafidz-Hafidzah, No. 01, Juli 2004, h.30
Tarigan, Azhari Akmal, “Syekh Abdul Halim Hasan & Khiththah Al-Qur’an”
Koran Waspada, Medan, Jum’at, Maret 2014
Taufiqurrahman, Kisah Anak Penghafal Quran, Semarang: Pusatilmu.com,
2015
Unaradjan, Dominikus Dolet, Metode Penelitian Kuantitatif,, Jakarta:
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Cet. ke-1, 2019
Umniyah, Izzatul “Strategi Peningkatan Kualitas Hafalan al-Qur’an Bagi
Mahasiswa”, Skripsi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2018
Yanggo, Huzaemah Tahido, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan
Disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Jakarta: IIQ Press, Cet.
ke-1, 2001
Zaimsyah, Rahmi, “Evaluasi Pengembangan Program Tahfizh Di Institut Ilmu
Al-Qur’an Jakarta”, Tesis UIN Syarif Hidayatullah, 2017
Zaman, Akhmad Roja Badrus “Resepsi Al-Qur’an Di Pondok Pesantren
Karangsuci Purwokerto”, Skripsi IAIN Purwokerto, 2019
92
Zen, Muhaimin (eds.), Bunga Rampai Mutiara Al-Qur’an, Jakarta: PP
Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh (JQH),2006
_____, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur’an Di Pondok Pesantren,
Tsanawiyah, Aliyah dan Perguruan Tinggi, Jakarta:
Percetakanonline.com, 2012
_____, Muhaimin, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun, Jakarta: Transpustaka,
2013
Wadji, Farid, “Tahfiz Al-Qur’an dalam Kajian Ulum Al-Qur’an (Studi atas
Berbagai Metode Tahfiz)”, Tesis UIN Syarif Hidayatullah, 2010
Wawancara dengan Ketua Jamiyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul Ulama
(JQH-NU) Periode 2000-2004, KH. Muhaimin Zen, MA, Ciputat, 15
Maret 2020, Pukul 15.30 WIB
Wawancara dengan Dewan Hakim MTQ Kota Pekanbaru, Abdul Kholid S.Ag,
Pekanbaru, 15 Juni 2020, Pukul 16.40 WIB
Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Annisa Hidayati Alfarisi,
Pekanbaru, 16 Mei 2020, Pukul 18.56 WIB
Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Santi Sundari, Pekanbaru,
22 Mei 2020, Pukul 16.27 WIB
Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Nur Fahmi, Pekanbaru, 26
Mei 2020, Pukul 14.47 WIB
Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Dasrel, Pekanbaru, 30 Mei
2020, Pukul 20.10 WIB
Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Rafika Dewi, Nurhaliza
Fajrin, Ghina Raudatul Jannah, Amina Tasya, Pekanbaru, 10 Juni 2020,
Pukul 16.02 WIB, 20.02 WIB, 21.45 WIB, dan 21.47 WIB
93
Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Edwar Lutfi dan Shakhes
Zaidan, Pekanbaru, 13 Juni 2020, Pukul 18.57 WIB dan 19.17 WIB
Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Putri Syairah Laifa,
Pekanbaru, 12 Juli 2020, Pukul 20.00 WIB
Wawancara dengan peserta MTQ Kota Pekanbaru, Nining dan Millatil
Hidayah, Pekanbaru 14 Juli 2020, Pukul 11.00 WIB dan 11.30 WIB
Wawancara dengan alumni Pengurus LPTQ Kota Pekanbaru, Drs. H.M. Nasir
Hasan, Pekanbaru 1 Juli 2020, Pukul 10.30 WIB
Wawancara dengan Sekretaris Umum LPTQ Kota Pekanbaru, Afrizal SE, sy,
Pekanbaru, 1 Juli 2020, Pukul 11.00 WIB
Wawancara dengan masyarakat Kota Pekanbaru, Vanytrihazhiyah, Annisa
Galuh Mayangsari, Suci Desya Safira, Novita Rahfi, Ernawati, Rafli
Anugrah, Ahmad Tirmizi, Pekanbaru, 12 Agustus 2020
134
Tentang Penulis
Adlina Avita Martias, lahir di Pekanbaru tanggal 19 April
1998. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari
pasangan Bapak Martias dan Ibu Devi Yustati. Ayahnya
berkerja di PT Chevron Pasific Indonesia, dan ibunya
adalah seorang guru disalah satu sekolah swasta di Kota
Pekanbaru Riau. Saat ini penulis tinggal bersama orang tuanya di Kota
Pekanbaru Provinsi Riau.
Penulis memulai Pendidikan di SD Cendana rumbai pada usia 6 tahun
dan menyelesaikan Pendidikan SD pada tahun 2010. Kemudian melanjutkan
ke jenjang sekolah menengah pertama di SMPIT Al-Ittihad Rumbai dan lulus
pada tahun 2013 sekaligus melanjutkan SMA di SMAIT Al-Ittihad lulus tahun
2016. Pada tahun 2016, penulis melanjutkan program Pendidikan Strata 1 di
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah,
Program Studi Ilmu Al-Qur’ an dan Tafsir.