pengaruh berita online “detik.com”
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of pengaruh berita online “detik.com”
i
PENGARUH BERITA ONLINE “DETIK.COM”
TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA
FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XII
MAN 21 JAKARTA SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2019/2020
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Mutiara Pajrin
NIM11150130000028
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Mutiara Pajrin (NIM: 11150130000028). Pengaruh Koran Online Detik.Com
Terhadap Pembelajaran Membaca Fakta dan Opini Siswa Kelas XII MAN
21 Jakarta Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Dr.
Hindun, M.Pd.
Penelitian ini membahas pengaruh koran online Detik.com terhadap
pembelajaran membaca fakta dan opini siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta.
Penelitian ini dilaksanakan pada Juli, semester ganjil, tahun pelajaran 2019/2020.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh berita online “Detik.com”
terhadap pembelajaran fakta dan opini siswa kelas XII. Subjek penelitian ini
adalah Siswa Kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2 dan objeknya adalah koran online
Detik.com. Metode penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Teknik pengamatan
yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara dengan guru.
Data dianalisis berdasarkan alat ukur kuesioner yang telah diisi oleh siswa dan
dihitung dengan menggunakan uji validitas, reliabilitas, normalitas, regresi, dan
uji “t” tes, dengan menggunakan data statistik.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa media koran online memiliki
pengaruh yang signifikan di Kelas XII MAN 21 Jakarta. Pada pembelajaran fakta
dan opini berdasarkan hasil uji validitas pengaruh media koran online terdapat tiga
siswa yang tidak setuju dengan pembelajaran tersebut. Berdasarkan uji reliabilitas
pada pengaruh koran online dikatakan reliable atau handal karena sebagian besar
siswa menjawab setuju sementara uji reliabilitas pembelajaran fakta dan opini
hasilnya adalah kurang reliable. Berdasarkan hasil uji normalitas data dalam
bentuk kuesioner tersebut sudah berdistribusi normal.
Kata kunci: media koran online, fakta dan opini.
ii
ABSTRACT
Mutiara Pajrin (NIM: 11150130000028). The Influence of Detik.Com Online
Newspapers Against Learning Fact and Opinion of Class XII MAN 21 Jakarta
Students Odd Semester Academic Year 2019/2020. Thesis Department of
Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervisor: Dr.
Hindun, M.Pd.
This study discusses the motivation of detik.com online newspaper in learning
facts and opinions of Class XII MAN 21 Jakarta students. This research was
conducted in July, odd semester, 2019/2020 school year. The purpose of this
research is to learn the motivation of online news "detik.com" in learning the facts
and opinions of class XII students. The subject of this research is the online
newspaper detik.com and the object is students of Class XII MIA 1 and XII IIS 2
at the school. This research method is quantitative descriptive. Data collection
techniques used by using questionnaires and interviews with teachers. Data were
analyzed based on measuring devices that have been filled out by students and
calculated using validity, reliability, normality, regression, and "t" tests, using
statistical data.
The results of this study describe the online newspaper media which has a
significant influence in Class XII MAN 21 Jakarta. In learning facts and opinions
based on the results of the validity test, the online newspaper media became three
students who did not agree with the learning. Based on the reliability test on the
influence of online newspapers that are trustworthy or reliable because most
students answer agree the learning reliability test and opinion results are less
reliable. Based on the results of normality test data in the form of a questionnaire
that is normally distributed.
Keywords: online newspaper media, Facts and Opinions.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwataala yang telah memberikan
rahmat, ridha dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Koran Online Detik.Com Terhadap Pembelajaran
Membaca Fakta dan Opini Siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2019/2020”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada jenjang Strata Satu (S1)
di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis mendapatkan bantuan, dukungan, dan dorongan dari berbagai
pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa
hormat dan terimakasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Novi Diah Haryanti, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Hindun, M.Pd.,selaku dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan
waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.
5. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd.selaku penguji skripsi pertama danNur
Syamsiyah, M.Pd.selaku dosen penguji kedua yang telah memberikan
arahan
6. Samsurial, M.Pd., selaku Kepala MAN 21 Jakarta yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian di sekolah, Hj. Mimi Rosmiyati,
S.Pd,MM., selaku guru Bahasa Indonesia Kelas XII MAN 21 Jakarta yang
telah membantu serta membimbing selama penelitian berlangsung.
7. Para guru dan pelaksana tata usaha MAN 21 Jakarta, yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama penelitian
berlangsung.
iv
8. Kedua orang tua penulis, Elfiyanti dan Gusmin Tanjung, yang tanpa
mengenal lelah memberikan dukungan dan mendoakan penulis.
9. Kak Pipah, Odi, dan Razwa yang selalu memberikan semangat serta
motivasi bagi penulis
10. Rahmat Dani S.Psi. yang tak lelah membantu serta memberikan dukungan
dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Para sahabat terbaikku Fatmah, Eneng, Karis, Bila, Vivi, Fauziah, Nurel,
Tami, Ani, Dinita yang selalu mengajariku arti bersyukur saat menatap
dunia ini. Serta teman-teman seperjuangan PBSI UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2015.
12. Sahabat-sahabat terbaik di SMPN 143 Jakarta (Fitri, Ainun)
13. Sahabat-sahabat terbaik di MAN 21 Jakarta (Amel, Ifqoh)
14. Para pendukung yang penulis tidak dapat menuliskan namanya satu per
satu. Semoga Allah senantiasa memberikan langkah kemudahan dalam
menggapai semua yang kalian cita-citakan.
Penulis merasa sangat bersyukur telah mengenal orang-orang
terbaik yang mampu memberikan motivasi kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi siapa saja yang membacanya, juga bisa dijadikan contoh bagi para
calon guru dalam mengajar.
Bekasi, 01 Februari 2020
Penulis
Mutiara Pajrin
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 2
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 2
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 3
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
F. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORETIS ........................................................................... 5
A. Berita ....................................................................................................... 5
1. Definisi Berita .................................................................................. 5
2. Fungsi Berita .................................................................................... 7
3. Bentuk Berita.................................................................................... 8
B. Surat Kabar .............................................................................................. 12
1. Sejarah Surat Kabar .......................................................................... 12
2. Faktor-Faktor Penurunan Persaingan antar Surat Kabar .................. 13
3. Komunikasi Massa dan Sosial.......................................................... 14
4. Perkembangan dan Kegunaan Metode Komunikasi ........................ 14
5. Media dan Politik Pemaknaan .......................................................... 16
6. Pengaruh atau Dampak Komunikasi Massa ..................................... 18
7. Fungsi Komunikasi Massa bagi Masyarakat .................................... 19
vi
8. Revolusi Komunikasi Massa ......................................................... 20
C. Media Pendidikan .................................................................................... 23
1. Arti dan Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia .................. 23
2. Kegunaan Media Pembelajaran ....................................................... 24
3. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia ................................ 24
4. Perkembangan Media Pendidikan ................................................... 25
5. Media Berbasis Website “Detik.com” ............................................. 26
6. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran .............................. 28
D. Membaca ................................................................................................. 30
1. Pengertian Membaca ........................................................................ 30
2. Jenis Teks ......................................................................................... 30
E. Fakta ...................................................................................................... 32
F. Opini ........................................................................................................ 33
1. Definisi Opini .................................................................................. 34
2. Proses dalam Penulisan Opini ......................................................... 35
G. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 35
H. Kerangka Konseptual .............................................................................. 37
I. Hipotesis .................................................................................................. 38
BAB III Metodologi Penelitian ........................................................................ 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 40
B. Metode Penelitian .................................................................................... 40
C. Subjek Penelitian ..................................................................................... 41
D. Objek Penelitian
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 42
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 42
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 42
H. Penyajian Data ......................................................................................... 43
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 49
A. Profil MAN 21 Jakarta ........................................................................... 49
1. Gambaran Umum MAN 21 Jakarta .................................................. 49
2. Visi, Misi, dan Tujuan MAN 21 Jakarta ........................................... 49
3. Guru MAN 21 Jakarta ....................................................................... 50
4. Siswa MAN 21 Jakarta ..................................................................... 51
B. Deskripsi Data ......................................................................................... 51
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................... 54
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 84
A. Simpulan .................................................................................................. 84
B. Saran ....................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 85
RIWAYAT PENULIS ....................................................................................... 87
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Penyajian Data Hasil Penelitian Pemanfaatan Koran Online
Detik.com ......................................................................................... 60
Tabel 2 Daftar Pertanyaan Guru .................................................................... 64
Tabel 3 Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas XII MIA 1 .............................. 68
Tabel 4 Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas XII IIS 2 ................................. 69
Tabel 5 Uji Validitas ..................................................................................... 70
Tabel 6 Pembelajaran Fakta dan Opini ......................................................... 71
Tabel 7 Uji Reliabilitas.................................................................................. 72
Tabel 8 Uji Normalitas .................................................................................. 73
Tabel 9 Uji Regresi........................................................................................ 73
Tabel 10 Uji T Tes .......................................................................................... 75
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 Hasil Wawancara Dengan Guru
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 5 Lembar Uji Referensi
Lampiran 6 Lembar Kuesioner
Lampiran 7 Print Koran Online Detik.com
Lampiran 8 Surat Pernyataan Penelitian dari Sekolah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi yang sangat pesat membuat semua orang lebih
mudah dalam melakukan segala hal. Pada zaman dahulu berbagai pekerjaan
menjadi kesulitan, karena tidak terbantu oleh teknologi, sekarang semuanya
menjadi lebih mudah dengan menggunakan alat-alat seperti handphone,
komputer, serta mesin–mesin yang berteknologi canggih yang memungkinkan
masyarakat lebih mudah dalam menjalankan segala proses kehidupan. Salah
satu faktor yang membuat teknologi tersebut semakin berkembang adalah ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan. Teknologi pendidikan yang saat
ini berkembang di Indonesia yang dikatakan sebagai suatu disiplin
(pengetahuan terapan). Teknologi pendidikan ini diprediksi mampu
memajukan generasi penerus bangsa agar terampil dalam memanfaatkan
segala jenis teknologi yang ada, tujuan utamanya adalah untuk mempermudah
jalannya proses pendidikan dengan tidak terlepas dari para tenaga pendidik
yang terdidik dan terlatih serta berkompeten dan memiliki dedikasi yang
tinggi, yang bertujuan untuk mengatasi berbagai tuntutan belajar yang
semakin kompleks dan bervariasi seiring dengan berkembangnya zaman.
Teknologi pendidikan yang memiliki landasan ontologis yang
memberikan pengetahuan bagaimana cara belajar dengan menggunakan
pendekatan lintas disiplin ilmu (pengetahuan, psikologi, komunikasi, ekonomi,
manajemen, dan sosial-budaya) dengan menggunakan landasan
epistemologisnya untuk melalui kegiatan pembelajaran.
Perkembangan teknologi internet membuat banyak cerdikiawan berpikir
apa sumbangsih dari teknologi itu sendiri terhadap kemajuan belajar siswa di
sekolah terutama pada pembelajaran membaca fakta dan opini, karena
terkadang banyak siswa yang masih belum mampu untuk membedakan antara
ciri fakta dan opini, maka dengan adanya berita online siswa bisa belajar
membaca dengan cermat serta membedakan ciri fakta dan opini.
2
Dengan demikian maka penulis mengangkat judul untuk skripsi ini
berjudul “Pengaruh Berita Online “Detik.com” Terhadap Pembelajaran
Membaca Fakta dan Opini Siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Peneliti dalam proses penyusunan skripsi mencoba mencari
permasalahan yang terkait dengan era milenial saat ini.
1. Peneliti menemukan satu permasalahan yang terkait dengan informasi –
informasi yang dimuat dalam berita atau koran online, karena banyak dari
individu yang menyerap mentah–mentah informasi yang dibaca melalui
koran, maka ini berimbas pada berita–berita hoax atau berita yang tidak
benar dan menyebar ke seluruh media sosial.
2. Berita-berita hoax yang menyebar di sosial media mengakibatkan pembaca
menerima informasi secara mentah –mentah
3. Informasi yang tidak dibaca secara baik dan benar maka akan
menimbulkan kesalahpahaman yang semakin meluas.
Peneliti mencoba memberikan pengetahuan terutama bagi para penerus
bangsa yaitu dari kalangan akademisi, fokus penelitian ini adalah “Pengaruh
Berita Online Detik.com terhadap Pembelajaran Membaca Fakta dan Opini
Siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta, Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2019/2020”. Dengan adanya penelitian ini diharapkan para generasi muda
tidak menerima secara mentah – mentah segala informasi yang terdapat dalam
berita online.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas, penulis membatasi masalah berupa:
pengaruh berita online Detik.com terhadap pembelajaran membaca fakta dan
opini dengan tema “Inovasi Baru di Zaman Teknologi Canggih” Siswa Kelas
XII MAN 21 Jakarta yang berjumlah sebanyak 52 orang, semester ganjil tahun
pelajaran 2019/2020.
3
D. Perumusan Masalah
Setelah menguraikan, mengidentifikasi, dan membatasi masalah,
selanjutnya peneliti membuat perumusan masalah. Adapun perumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana pengaruh berita online
Detik.com terhadap Pembelajaran Membaca Fakta dan Opini Siswa Kelas XII
MAN 21 Jakarta, semester ganjil, tahun pelajaran 2019/2020?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berita online
Detik.com terhadap pembelajaran membaca fakta dan opini siswa kelas XII
MAN 21 Jakarta, semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.
F. Kegunaan Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberi
kegunaan sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoretis
Penelitian ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui pengaruh yang
diperoleh para siswa agar mereka tidak menerima secara mentah – mentah
informasi yang mereka dapatkan melalui berita online. Setelah peserta
didik memahami perbedaan fakta dan opini dalam berita online, mereka
akan mampu membedakan fakta dan opini saat mereka mendapatkan
informasi terbaru dari media sosial lainnya seperti whatsapp, twitter, line,
facebook dan lainnya.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Guru
1. Mempermudah guru dalam menyusun strategi mengajar
2. Meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran fakta dan opini
3. Menjadi rujukan guru dalam pembelajaran fakta dan opini.
4. Memanfaatkan media online sebagai media yang positif dan
bermanfaat
4
b. Bagi Siswa
1. Mengukur kemampuan siswa dalam membaca
2. Mengukur kemampuan siswa dalam membedakan fakta dan opini
3. Menambah pengetahuan siswa terhadap media koran online
4. Menjadi rujukan siswa dalam mempelajari fakta dan opini
5. Memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat dalam membaca.
c. Bagi Sekolah
1. Memotivasi untuk meningkatkan kualitas belajar dan
menyesuaikannya dengan era saat ini
2. Meningkatkan pengembangan strategi mengajar
5
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Berita
1. Definisi Berita
Berita menjadi yang terbanyak diperoleh bila seseorang membaca
media cetak bahkan ada yang mengatakan bisa mencapai 90 persen.
Meskipun belum tentu presentasenya seperti itu bila seseorang
memanfaatkan media elektronik. Walau jumlah berita yang dinikmati
masyarakat begitu banyak, ternyata tidak mudah memberikan definisi
tentang berita, bahkan Dekan Fakultas Jurnalistik dari Missouri University
Amerika Serikat, Earl English dan Clarence Hach dalam bukunya
Scholastic Journalism mengatakan, memberikan batasan atau definisi
berita sulit, karena mencakup banyak faktor variabel.
Meskipun begitu bukan berarti tidak ada yang memberikan batasan
tentang berita, Assegaf menuliskan, Charles A. Dana mengungkap pameo
terkenal tentang berita. Dia mengatakan, bila orang digigit anjing itu
bukan berita, tetapi bila orang menggigit anjing itu baru berita. Batasan
itu memang tidak terlalu benar, karena bila yang digigit anjing itu tokoh
terkenal, tetap saja menjadi berita menarik. Tetapi, inti yang ditangkap dari
kalimat itu, berita harus luar biasa sehingga menarik perhatian orang.
Batasan yang diberikan tokoh-tokoh lain, yang dikutip Assegaff,
antara lain sebagai berikut.1
a. M. Lyle Spencer dalam buku News Writing menyebutkan, “Berita
merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian
sebagian besar pembaca”.
b. Williard C. Bleyer dalam buku Newspaper Writing and editing
mengemukakan, “Berita adalah sesuatu yang termasa dipilih wartawan
untuk dimuat di surat kabar, karena ia dapat menarik atau mempunyai
makna bagi pembaca surat kabar, atau karena ia dapat menarik
1
Assegaf dalam Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia
Indonesia,2008), Cet. 1, h. 143-144.
6
pembaca-pembaca media cetak tersebut”.
c. William S. Maulsby dalam buku Getting in News menulis, “Berita
dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak
memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru
terjadi, menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat
berita tersebut.
d. Eric C. Heppwood menulis, “Berita adalah laporan pertama dari
kejadian yang penting dan dapat menarik perhatian umum.
e. Romli mendefinisikan berita merupakan laporan peristiwa yang
memiliki nilai berita (news value) – aktual, faktual, penting dan
menarik.
Dengan definisi tersebut dapatlah diketahui syarat berita harus
sebagai berikut.2
a. Merupakan fakta, bukan karangan (fiksi) atau dibuat-buat
b. Kalaupun itu pendapat atau ide bukanlah dari wartawan atau reporter
yang menulisnya, tetapi pendapat atau ide orang lain. Itu berarti,
seorang wartawan tidak boleh memasukkan opininya dalam tulisan
berita
c. Informasi itu harus ditulis dengan cara yang sudah ditentukan
d. Cara penyebarannya melalui media massa secepatnya.
Sifat lain yang harus diingat, berita harus menarik perhatian
masyarakat atau lebih tepatnya konsumen. Tentu saja yang dimaksud
dengan perhatian „konsumen‟ merupakan pembaca bagi media cetak,
pendengar bagi radio atau pemirsa bagi televisi. Bukan tidak mungkin dari
sisi informasi berita kurang menarik, tetapi ada daya tarik tertentu
membuat konsumen berita itu merasa tertarik, mungkin karena berita artis
terkenal, atau karena informasinya membuat konsumen penasaran.
Tegasnya, bila informasi tidak menarik, jangan diberitakan, tidak ada yang
ingin informasi itu.
2Ibid., h. 143-144.
7
Berita juga punya syarat harus disebarkan melalui media massa
sesuai periodisasinya, radio tv secepatnya, surat kabar sehari, tabloid dan
majalah seminggu atau dua minggu.3
2. Fungsi Berita
a. Unsur Nilai Berita yang Terlihat
Menurut Assegaf unsur-unsur yang menjadikan sebuah berita
memiliki nilai yang menarik adalah sebagai berikut:4
1) Termasa (aktual/baru/hangat)
Suatu berita akan menarik perhatian bila informasi yang
dijadikan berita itu merupakan suatu yang baru. Semua media
berusaha memberitakan informasi tersebut secepatnya, sesuai
periodisasinya. Surat kabar terbit keesokan hari akan melengkapinya
dengan penyebab peristiwa, bahkan mungkin akan menulisnya secara
berseri.
2) Ternama (penting/tidaknya) orang yang diberitakan.
Ada yang mengungkapkan nama pada saat memunculkan
berita, maksud dari ungkapan itu bukan nama si Ali atau si Badu,
tetapi ternama atau tidak orang yang diberitakan tersebut, misalnya
seperti tokoh-tokoh terkenal contohnya Presiden Jokowi yang
Blusukan ke lokasi kerusuhan yang terjadi di Papua.
3) Jarak (jauh/dekat) lingkungan yang terkena berita
Suatu berita secara umum ingin diketahui orang-orang yang
“terkena” informasi itu, sehingga ada lingkungan yang dipengaruhi
berita itu. Semakin besar lingkungan yang terkena berita, semakin
menarik berita itu. Seandainya hujan deras menimbulkan banjir di
daerah, tentu media kota itu saja yang memberitakan, sedang media
kota lain belum tentu, kalaupun ada beritanya kecil saja, karena
masyarakat di daerahnya dinilai tidak membutuhkan informasi itu.
3Ibid., h. 144.
4 Mondry, op.cit., h. 145-152.
8
4) Keluarbiasaan
Informasi yang dijadikan berita akan menarik perhatian
masyarakat bila terdapat keluarbiasaan, apalagi seandainya sesuatu
yang luar biasa itu belum pernah terjadi.
5) Akibat yang mungkin ditimbulkan berita
Seandainya ada berita harga cabe di daerah A naik, berita itu
mungkin hanya masyarakat atau petani daerah A yang tertarikpada
informasi itu, tetapi bila diberitakan pemerintah akan menaikkan
harga beras, tentu masyarakat seluruh Indonesia ingin tahu
informasinya, karena kenaikan harga beras akan berpengaruh di
seluruh daerah di Indonesia.
3. Bentuk Berita
Berita di media cetak dan media elektronik bentuknya berbeda,
meskipun pada dasarnya sama, seperti menggunakan ketentuan 5W + 1H.
Karena itu, dicoba membagi bentuk tulisan tersebut sesuai medianya.5
a. Berita Media Cetak
1) Sejarah Media Cetak
a) Mula-mula orang menulis di atas media batu dan dinding-
dinding gua. (Ingat, bahwa prasasti merupakan peninggalan
kebiasaan menulis di atas batu), di Nusantara, banyak prasasti,
antara lain prasasti Mulawarman di Kutai Kartanegara (Kaltim),
yang ditulis dengan huruf Pallawa (abad ke-4 M), termasuk
medium cetak juga.
b) Kurang lebih tahun 113, di Roma, orang menulis pada pilar
bangunan. Huruf-huruf tulisan pada Pilar Traianus merupakan
bukti
c) Manusia juga menulis di atas daun lontar, papyrus.
d) Orang Roma menulis di atas media kulit kambing atau kulit
domba yang sudah dikeringkan, disebut juga dengan “Vellum”,
atau perkamen
5 Mondry, op.cit., h. 153-154.
9
e) Semakin manusia maju peradabannya, semakin ditemukan
media yang sangat mudah dibawa dan digunakan untuk
menulis. Seiring mesin cetak ditemukan, kertas sebagai bahan
baku (media utama) menulis dan mencetak semakin
berkembang. Kertas sebagai media cetak mengalami revolusi,
begitu mesin cetak ditemukan Johannes Gutenberg.6
2) Perkembangan Teknologi Percetakan
Cara atau teknologi, cetak mencetak semakin berkembang
dari masa ke masa. Kalau dulu orang mengalami kesulitan
menggandakan atau melakukan multiplikasi dari sebuah orisinal,
maka kini dengan ditemukannya teknologi percetakan, untuk
menggandakan karya cetak dalam jumlah berapapun tidak menjadi
persoalan
Kini cetak-mencetak bukan hanya sebatas hasil budaya, tetapi
juga sudah menjadi komoditas. Artinya, cetak-mencetak juga sudah
menjadi sebuah industri yang sangat menarik dengan bisnis yang
juga cukup menggiurkan.
Berbicara mengenai sejarah percetakan, tidak bisa tidak
menyebut nama Johannes Guternberg. Guternberg yang pertama
kali menemukan alat cetak, meskipun dalam bentuk yang
sederhana, untuk menggandakan sebuah buku orisinal dalam
jumlah yang cukup banyak.
3) Berita Surat Kabar
Beberapa bentuk umum berita media cetak, terutama surat
kabar, menurut Assegaf (1983) dan Supriyanto (1986), meliputi
spot news (berita singkat), straight news (berita langsung), stop
press (berita mendadak), dan stopper (berita penutup). Sedangkan
bentuk penulisan yang kontemporer meliputi in depth
reporting/depth news (berita mendalam), analysis news (berita
analisa) dan berita advertorial (iklan pariwara). Juga berita yang
ditulis dengan gaya khas berupa feature.
6Masri Sareb,Media Cetak, (Jakarta:Graha Ilmu, 2007), h. 12-14.
10
b. Berita Media Elektronik
Era Elektronika, mungkin tidak banyak orang yang menolak
pandangan bahwa dewasa ini adalah era elektronika. Kehidupan
sebagian besar umat manusia sangat tergantung pada teknologi
elektronik. Menurut McLuhan, era elektronik justru membawa
manusia kembali pada situasi era kesukuan yang lebih menekankan
pada komunikasi secara lisan (orai).
Media elektronik memperluas persepsi orang melampaui batas-
batas tempat di mana mereka berada pada setiap saat sehingga
menciptakan “desa global” (global village). Jika pada era cetak, buku
menjadi sumber informasi penting, maka pada era elektronik yang
terjadi adalah desentralisasi informasi di mana individu sekarang telah
menjadi salah satu sumber informasi utama. Era elektronik telah
membawa orang kembali bergantung pada cara “berbicara” (talking)
satu dengan yang lainnya sebagaimana era primitif. Menurut
McLuhan, pada era elektronik, orang berbicara melalui televisi, radio,
kaset rekaman, gambar foto, mesin penjawab, telepon, blog, dan e-
mail.7
1) Sejarah Media Online
Alkisah, seorang jurnalis Amerika Serikat sedang me review
hasil investigasinya tentang pertempuran Mogadishu, Somalia,
tahun 1993. Ia lalu mengemasnya dalam 29 serial artikel untuk
Philadelphia Inquirer. Karya jurnalistik itu kemudian dibukukan
dengan judul Black Hawk Down. Mark Bowden, nama sang
jurnalis itu, ia ingin hasil reportasenya dimuat di situs
www.philly.com. Ia pun terlibat dalam beberapa diskusi dengan
Jennifer Musser, seorang jurnalis muda yang menangani proyek
Bowden, untuk menuntaskan kerja jurnalistiknya, selama beberapa
tahun Bowden menyeleksi, mempelajari, dan meneliti ratusan
7 Ibid., h. 490-491.
11
rekaman suara, catatan, dokumen transkrip percakapan radio para
prajurit Amerika, ribuan foto, puluhan rekaman video, dan
sejenisnya.
Seperti biasa, Bowden menuliskan hasil laporan
jurnalistiknya di kertas hingga tak mungkin ia memuatkan data-
data audio dan rekaman video itu di koran. Bahkan, foto-foto pun
mesti dipilih karena mustahil masuk cetak semua, tetapi Jennifer,
dengan edisi online- nya, justru berbuat lain. Ia dan koleganya di
edisi online mengemas semua bahan tulisan Bowden, sehingga
semuanya termuat dalam satu situs web.
Sejak diterbitkan secara online, artikel serial Bowden diakses
oleh jutaan orang sedunia, di mana pun berada. Termasuk para
pelaku yang terlibat langsung dalam pertempuran Mogadishu yang
terkenal itu. Sajian informasi media online tidak dibatasi ruang
(halaman) seperti surat kabar dan tidak dibatasi waktu (durasi)
seperti dialami radio dan televisi. Media online bisa memuat semua
komponen – teks (transkrip), video, audio, juga foto dan semua
tampil berbarengan.8
2) Pengertian Media Online
Menurut definisi, media online (online media) disebut juga
cybermedia (media siber), internet media (media internet), dan new
media (media baru) dapat diartikan sebagai media yang tersaji
secara online di situs web (website) internet.
Media online bisa dikatakan sebagai media “generasi ketiga”
setelah media cetak (printed media) – koran, tabloid, majalah, buku
– dan media elektronik (electronic media) – radio, televisi, dan film
atau video. Media online merupakan produk jurnalistik online atau
cyber journalism yang didefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau
peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet”
8 Asep Syamsul, Jurnalistik Online, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2018), Cet.2, h. 32-33.
12
(wikipedia). Dalam perspektif studi media atau komunikasi massa,
media online menjadi obyek kajian teori “media baru” (new
media), yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke
konten (isi/informasi) kapan saja, di mana saja, pada setiap
perangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif, partisipasi
kreatif, dan pembentukan komunitas sekitar konten media, juga
aspek generasi “real-time”. 9
Heinich mengemukakan istilah mediun sebagai perantara
yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi,
televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media
komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-
maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.10
B. Surat Kabar
1. Sejarah Surat Kabar
Gannet, jaringan surat kabar terbesar di AS, menerbitkan USA
Today dan 86 media harian, mingguan, dan dua mingguan lainnya,
mempunyai stasiun TV, stasiun radio, sistem kabel, pertunjukan TV
sindikasi, dan juga merupakan perusahaan periklanan outdoor terbesar di
Amerika Utara.
Pada bulan Agustus 1995 jaringan Knight Ridden yang berbasis di
Miami yang mempunyai reputasi terbaik dan peringkat kedua dalam
jumlah oplah harian sesudah jaringan Garnett, membeli 4 media harian
milik keluarga Lesher dari wilayah pinggiran San Fransisco seharga $360
juta. Jaringan ini sebetulnya sudah mempunyai 27 media harian sebelum
pembelian tersebut. Sampai akhir tahun jaringan ini telah menekan
9Ibid., h. 35.
10Heinich dalam Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), Cet.20,
h. 3-4.
13
gabungan dari surat kabar terbesarnya sendiri yaitu Philadelphia Inquirer
dan Philadelphia Daily News, untuk menggandakan keuntungannya
dengan cara menaikkan harga gerainya, mengurangi 230 bidang pekerjaan
dari 250 yang ada sebelumnya, mengurangi feature (karangan khas), dan
juga mengurangi berita lokal sampai 20%. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan keuntungan dari 8% menjadi 15% dalam jangka dua tahun
untuk memuaskan investor.
2. Faktor-faktor Penurunan Persaingan Antar Surat Kabar
James N. Rosse menyalahkan penyebab penurunan persaingan
antarsurat kabar secara dramatis tersebut karena adanya faktor-faktor:
a. Hilangnya segmentasi pasar surat kabar yang efektif, atau dengan kata
lain adanya ketidakmampuan untuk mencari pembaca agar sebuah
surat kabar dapat membedakan diri dari pesaing lain di mana pemasang
iklan merasakan keuntungan publikasi dari uang yang telah dibayarkan
b. Persaingan keuntungan iklan dari media siar
c. Penurunan jumlah pembaca masing-masing rumah tangga
d. Penduduk berubah, dari penduduk kota yang sangat beragam menjadi
penduduk pinggiran yang homogeni dengan surat kabar pinggiran
individu yang dapat mewakili homogenitas tersebut secara lebih
efisien.11
e. Komunikasi Massa
Komunikasi massa ialah komunikasi melalui atau menggunakan
media massa. Pada hal ini komunikator harus dapat menyajikan pesan bagi
publiknya yang beraneka ragam dengan jumlah yang besar. Keuntungan
dengan menggunakan komunikasi massa adalah dapat menjangkau
audience yang sangat luas, namun kekurangannya adalah lebih
menitikberatkan pada penyebaran informasi.12
11
Werner J. Severin, Teori Komunikasi, (Jakarta: Prenada Media Group: 2008), Cet. 3, h.
423-427. 12
Widjaja, Komunikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 24-25.
14
3. Komunikasi Massa dan Sosial
a. Definisi tentang komunikasi dan luas lingkupnya. Komunikasi kegiatan
pengoperan lambang yang mengandung arti/makna. Arti ini difahami
bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan
komunikasi. Suatu situasi komunikasi serasi adalah yang diharapkan
oleh komunikator maupun komunikan. Komunikasi serasi hanya dapat
dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan
komunikasi memberi makna yang sama kepada lambang-lambang yang
dipergunakan.
b. Definisi tentang komunikasi sosial dan luas lingkupnya. Komunikasi
sosial adalah suatu kegiatan komunikasi yang lebih diarahkan pada
capaian suatu situasi integrasi sosial. Oleh karena itu komunikasi lebih
intensif daripada komunikasi massa.
c. Definisi tentang komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan
suatu kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak yang
tidak dikenal (bersifat anonim).
d. Definisi tentang komunikasi politik. Komunikasi politik adalah
komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh
sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan
komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi
“yang ditentukan bersama” oleh lembaga-lembaga politik.13
4. Perkembangan dan Kegunaan Metode Komunikasi
a. Penyiaran
Jenis Transmisi kedua adalah penyiaran, yaitu transmisi dari satu
orang ke banyak orang. Program yang kita dengar di radio adalah salah
satu contohnya. Interaksi diantara penerima dengan yang melakukan
transmisi, sedikit. Lebih lanjut, para penerima biasanya menerima
pesan secara pasif.
13
Phil. Astrid, Komunikasi Sosial Indonesia, (Jakarta: Binacipta, 1979), h. 1-2.
15
Metode penyiaran yang digunakan manusia mencakup teriakan,
pengumuman, surat kabar dan majalah, radio, TV (nir-kabel, atau
satelit), dan lebih banyak lagi. Metode-metode ini memiliki ciri serta
cakupannya sendiri.
b. Teriakan, Papan Pengumuman dan Tabuhan Drum.
Penyiaran seperti ini masih digunakan di komunitas-komunitas
kecil, mungkin dalam bentuk mengumumkan jadwal kegiatan di pusat
komunitas, atau menggunakan sistem radio komputer untuk
memperingatkan penghuni tentang krisis yang kemungkinan mereka
alami, untuk bisnis-bisnis wilayah, penyiaran itu merupakan metode
transmisi yang cepat serta leluasa.
c. Surat Kabar dan Majalah.
Surat kabar adalah sumber informasi yang hampir tergantikan
yang diandalkan rakyat setiap harinya. Selama dinasti di Tiongkok, ada
surat kabar resmi yang dibatasi bagi pejabat-pejabat istana, di Barat
surat kabar dan majalah muncul kira-kira 400 tahun yang lalu pertama
kalinya teks serta grafik dapat ditransmisikan kepada publik. Surat
kabar modern bermula dari Eropa Utara. Berkat kemakmuran bisnis,
ada permintaan besar akan informasi tentang harga, penawaran dan
permintaan barang-barang. Juga, orang mulai berminat terhadap
politik, sehingga berkontribusi terhadap lahirnya surat kabar.
d. Radio
Dua puluh atau 30 tahun yang lalu, Taiwan masih merupakan
masyarakat agrikultur. Pada saat itu, mendengarkan radio merupakan
sumber informasi dan hiburan yang utama.
e. Televisi (televisi, nir-kabel, kabel, dan satelit)
Radio disusul oleh TV, yang menuntun pada gaya penyiaran
baru. Dengan adanya TV, semua kejadian dapat disiarkan di mana-
mana hanya dalam beberapa detik. Hal tersebut yang menyebabkan
calon-calon politik suka mengadakan perdebatan atau berpidato di TV,
16
untuk mentransmisikan sinyal-sinyal TV, dibutuhkan menara.
Semakin tinggi menaranya, semakin luas cakupan siarannya. Tetapi
cakupannya tetap juga terbatas, untuk daerah-daerah yang tak dapat
menerima sinyal-sinyalnya, layarnya akan menjadi kabur atau bahkan
kosong. Oleh karenanya, selama 10 tahun terakhir, kita terus
mengembangkan TV kabel dan TV satelit. TV kabel menggunakan
kabel, sehingga dapat menembus gunung-gunung tanpa terhambat oleh
medan.14
5. Media dan Politik Pemaknaan
Dalam banyak kasus, pemberitaan media terutama yang berhubungan
dengan peristiwa yang melibatkan pihak dominan- selalu disertai
penggambaran buruk pihak yang kurang dominan. Karena itu, tidak
mengherankan bila gambaran wanita, kaum buruh dan petani yang menjadi
korban justru digambarkan serba buruk.
Dalam karya sastra Indonesia, sosok wanita kerap muncul sebagai
simbol kehalusan, sesuatu yang bergerak lamban, bahkan kadang berhenti.
Wanita, sebagaimana digambarkan Herliany (dalam Ibrahim dan Suranto,
ed., 1998:56), begitu dekat dengan idiom-idiom seperti keterkungkungan,
ketertindasan, dan bahkan pada „konsep‟ yang terlanjur diterima dalam
kultur masyarakat kita bahwa mereka adalah „objek‟ dan bukan „subjek‟.
Prosa-Lirik Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi, misalnya,
begitu transparan menjelaskan eksploitasi wacana kepasrahan wanita Jawa
(Yogya), dan lebih menyajikan tipikal manusia yang „tak bergerak‟,
manusia yang berhenti.
Juga bisa kita lihat bagaimana wanita diproyeksikan dalam media:
iklan, halaman muka berbagai tabloid dan majalah hiburan, masih banyak
yang memakai wajah dan bentuk badan wanita sebagai daya tariknya.
Tengoklah pula isi fiksi-fiksi, sandiwara radio, sinetron, teledrama, atau
telenovela televisi, dam film-film yang juga masih memberikan gambaran
14
Arvin Saputra, Masa Depan Media, (Batam Center: Lucky Publishers, 2003) h. 75-79.
17
tentang wanita yang umumnya dilihat sebagai makhluk yang lemah.
Memang persoalannya adalah bahwa media tidak bisa bersifat netral.
Misalnya atribut-atribut tertentu dari media dapat mengkondisikan pesan-
pesan yang dikomunikasikan.
Secara sadar atau tidak, langsung atau tidak langsung, yang turut
tersebar dan terlestarikan melalui media massa adalah ideologi gender.
Melalui media massa kita belajar menyesuaikan diri dengan harapan-
harapan masyarakat agar berprilaku seturut perbedaan dan stereotip gender.
Dengan demikian, selain lingkungan keluarga, sekolah, dan teman-teman
dekat, media massa pun merupakan salah satu agen sosialisasi yang sangat
menentukan karena mampu secara khusus berpengaruh dalam menyalurkan
keinsyafan dan penghargaan gender.15
a. Sejarah Tulisan
Tulisan sebagai simbol, atau lambang komunikasi, sulit dilacak
secara pasti kapan dimulainya. Namun yang pasti tulisan berkembang
dari ide ke dalam bentuk tulis dengan simbol tertentu yang disepakati
bersama.
Ketika kita berbicara mengenai tulisan, harus selalu terkandung
dua unsur:16
1) Ada pesan (sesuatu) yang hendak dikomunikasikan atau
disampaikan kepada orang lain
2) Sebagai pelengkap (tulisan), ada kegiatan menggambar, seperti:
menggurat, mengukir, menakik, menulis dan mencetak.
b. Hari-hari Terakhir Media Lama
Media kita menggerogoti demokrasi. Melalui cara-cara tertentu
mereka menukar demokrasi dengan “mediaokrasi” yang diatur lewat
kekuatan penentuan agenda (agenda setting) korporasi media milik
segelintir pemain swasta. Sayangnya, hal ini nyaris tak pernah muncul
sebagai berita utama di media manapun. Kesimpulan serupa disuarakan
15
Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2012), Cet.6, h. 36-
37. 16
Masri Sareb, op.cit., h. 11-18.
18
Roland Schatz dari Media Tenor, sebuah firma media yang mengkaji
berita politik di berbagai negara, “Reaksi masyarakat terhadap
kecendrungan semacam ini adalah pergi meninggalkan kotak-kotak
pemilihan suara dan memilih untuk tidak memilih.
Di berbagai perpustakaan, ada banyak sekali buku-buku bermutu
yang memaparkan bagaimana semua ini bisa terjadi. Kebanyakan dari
buku-buku tersebut menjelaskan bahwa logika pasrahlah yang
cenderung menunggangi kewajiban media menjunjung tinggi
kepentingan publik. Melalui sejumlah studi kasus dan paparan yang
lengkap, buku-buku ini menunjukkan bagaimana berita kian lama kian
tersanitasi, jurnalis disensor dan cerita-cerita penting dikubur dalam-
dalam. Mereka menggambarkan bagaimana penyatuan bisnis berita dan
bisnis pertunjukkan di era kepemilikan yang semakin terkonsentrasi ini
kian mengarah pada “pengenceran” (dumbing down) isi berita.17
6. Pengaruh atau Dampak Komunikasi Massa
Meskipun banyak perubahan yang terjadi di lingkungan media,
pengaruh komunikasi massa masih menjadi masalah utama bagi para
peneliti komunikasi massa dan ahli teori, sebagaimana halnya di abad 20.
Beberapa film kuno, termasuk Birt of Nation, telah ditanggapi dengan
pertanyaan tentang kemungkinan pengaruhnya pada audiens . Tahun 1950-
an yang merupakan tahun emas bagi buku-buku komik telah ditandai
dengan sebuah keprihatinan besar tentang kemungkinan pengaruh-
pengaruh buruk dari buku-buku komik terhadap para pemuda (Lowery dan
De Fleur, 1995). Kuatnya propaganda Perang Dunia Satu juga
memunculkan kekhawatiran tentang pengaruh komunikasi massa.
Salah satu janji besar komunikasi massa adalah bahwa dia mungkin
mampu meringankan masalah-masalah ini dengan memberikan informasi
yang diperlukan publik. Komunikasi massa mempunyai potensi untuk
menjangkau orang-orang yang belum terjangkau oleh sarana lain, termasuk
17
Danny Schecther, Matinya Media, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007), Cet.1, h. 1-3.
19
orang-orang miskin di kota-kota besar dan daerah-daerah pedesaan
Amerika dan orang-orang yang mempunyai kehidupan yang sulit di
banyak negara terbelakang di dunia.18
7. Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat
Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi,
kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan.
Fungsi komunikasi massa menurut Effendy secara umum adalah:
a. Fungsi Informasi
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa
adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa.
Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang
bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai
makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi.
b. Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya
(mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal
yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan
media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan
yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa
melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. Contohnya,
dalam televisi swasta ada acara pendidikan bagi ibu dan balita yang
dipandu oleh orang-orang yang berkompeten dalam bidang-bidang
yang ada kaitannya dengan pendidikan anak-anak.19
c. Fungsi Memengaruhi
Fungsi media massa secara implisit terdapat pada tajuk atau
editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat
terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat
18
Werner J. Severin, Teori Komunikasi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008) h. 14-294. 19
Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014),
Cet.3, h. 14-19
20
kabar, seperti contoh berikut:
Dalam media cetak surat kabar, fungsi memengaruhi dapat
dilihat antara lain dalam ruang atau kolom khusus, iklan atau artikel
yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak terlihat sebagai suatu
artikel yang isinya mempromosikan suatu produk. Artikel tersebut
biasanya memuat tulisan memuat tulisan tentang suatu analisis
terhadap produk makanan atau suatu analisis tentang produk
elektronik yang baru (komputer, internet, dan sebagainya). Khalayak
terpengaruh oleh pesan-pesan dalam tulisan tersebut sehingga tanpa
sadar khalayak melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan
oleh media tersebut.20
8. Revolusi Komunikasi Massa
a. Zaman Tanda dan Isyarat
Era ini merupakan yang paling awal dalam sejarah
perkembangan manusia dan muncul jauh sebelum nenek moyang
manusia dapat berjalan tegak. Dalam berkomunikasi satu sama lain,
peran insting (meskipun masih sangat rendah) sangatlah penting.
Proses komunikasi manusia lebih berdasarkan insting dan bukan
rasionya, itu semua terjadi karena kemampuan kapasitas otak
manusia masih sangat terbatas. Perkembangan otak mereka juga
sangat lamban. Oleh karena itu, era ini berjalan dalam ribuan tahun
sebelum digunakannya gerak isyarat, bunyi-bunyian, dan tanda
jenis lain dalam proses komunikasi. Jadi, sebelum manusia
memasuki zaman tanda dan isyarat, manusia mengadakan
komunikasi dengan menggunakan instingnya. Penggunaan tanda
dan isyarat itu tidak berarti bahwa manusia pada zaman tersebut
tidak dapat berkomunikasi. Gerak isyarat dan tanda itu dalam
komunikasi dikenal dengan komunikasi nonverbal.
20
Ibid., h. 19.
21
b. Zaman Bahasa Lisan
Era ini berjalan kira-kira 300.000 tahun sampai 200.000 tahun
Sebelum Masehi (SM). Era ini ditandai dengan lahirnya embrio
kemampuan untuk berbicara dan berbahasa secara terbata-bata
dalam kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu, manusia era
ini sering disebut dengan homosapiens. Dari penelitian yang pernah
dilakukan, kemampuan berbicara dalam sistem bahasa baru terjadi
sekitar 90.000 tahun sampai 40.000 tahun SM. Sementara itu,
bahasa secara lengkap mulai digunakan kira-kira 35.000 tahun SM.
Kita mencatat lebih awal bahwa ketika Cro Magnon pertama
kali muncul di sebuah tempat , sebenarnya orang-orang
Neanderthal sebelumnya telah ada di tempat yang sama. Secara
fisik, Neanderthal lebih tegap sehingga mereka seharusnya lebih
mempunyai kemampuan untuk bertahan.21
c. Zaman Tulisan
Setelah berlangsung ribuan tahun lamanya, sampailah
manusia ke zaman tulisan (era ini muncul sekitar 5000 tahun SM).
Artinya, komunikasi yang dilakukan tidak lagi mengandalkan lisan,
tetapi tertulis, meskipun ini bukan berarti mereka tak lagi
menggunakan komunikasi lisan. Mereka tetap menggunakan
bahasa lisan, tetapi didukung pula oleh bahasa tulis. Era ini
berlangsung lebih pendek dari era sebelumnya. Sejarah tulisan
merupakan salah satu dari proses pergantian dari gambaran
piktografi ke sistem fonetis, dari penggunaan gambar ke
penggunaan surat sederhana untuk menyatakan maksud yang lebih
spesifik. Era ini juga dapat disebut proses awal usaha manusia
dalam usahanya merekam informasi dengan melukiskan atau
21
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
Cet.2, h. 41-49
22
menggambarkan gagasannya.22
d. Zaman Cetak
Hal penting yang mengikuti perkembangan era cetak ini
adalah penggunaan kertas sebagai bahan untuk merekam tulisan.
Hal demikian sudah dimulai di dunia Islam sepanjang abad ke-18
dengan kertas kulit (meskipun sebenarnya kertas sudah muncul di
Cina).23
Lama kelamaan, sistem pemakaian tulisan di atas kertas
tersebar ke umat Kristen Eropa, khususnya ketika tentara tentara
Moors menduduki Spanyol. Tulisan yang awal mulanya
dimonopoli oleh kalangan pendeta, elite politik, ilmuwan, dan ahli
lain mulai bergeser. Masyarakat umum yang memiliki kemampuan
untuk menulis dan membaca mulai merasakan kemanfaatannya.
Ide dasar pengembangan surat kabar lebih awal di benua
Eropa, Inggris, dan “Dunia Baru” (negara taklukan atau yang
ditemukan masyarakat Eropa). Pers kolonial orang Amerika baru
mapan beberapa tahun sebelum Amerika Serikat ditemukan sebagai
negara baru. Negara Amerika juga baru pada tahun 1830-an ada
surat kabar di New York yang boleh dibilang sukses. Surat kabar
tersebut bisa disebarkan ke beberapa belahan dunia. Pada dekade
ketiga abad ke-19 dampak perkembangan dari media cetak terasa
sekali. Bahkan sudah ada gagasan untuk mengombinasikan surat
kabar ke dalam media massa komunikasi lainnya.
e. Zaman Komunikasi Massa
Kemunculan media cetak, langkah aktivitas komunikasi
mulai menanjak cepat. Apalagi dengan penemuan telegraf, semua
menjadi nyata. Walaupun bukan sebagai media massa komunikasi,
peralatan ini menjadi elemen penting bagi akumulasi teknologi
yang akhirnya akan mengarahkan masyarakat memasuki era media
22
Ibid., h. 49. 23
Ibid., h. 53-54.
23
massa elektronik. Pada abad ke-20, masyarakat Barat melakukan
percobaan untuk mengembangkan teknik komunikasi yang paling
luas. Sepanjang masa pertama dekade abad ke-20 motion picture
menjadi media hiburan keluarga. Ini diikuti pada tahun 1920-an
dengan pengembangan radio rumah tangga dan pada tahun 1940-an
dengan dimulainya televisi rumah.24
C. Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi
dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication
Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne
(1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu
Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah sebagai alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset,
film bingkai adalah contoh-contohnya.
1. Arti dan Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Sejalan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat serta
budaya berkembang pula tugas dan peranan guru sejalan dengan jumlah
anak yang memerlukan pendidikan.
Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk
menyampaikan suatu pesan atau informasi dari sumber kepada
penerimanya. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian
yang dapat dimuat pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar baik
berupa orang, alat, maupun bahan. Interaksi pembelajar dengan media
adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu
24
Ibid., h. 54-59.
24
kepada kegiatan belajar. Media pembelajaran bahasa Indonesia adalah alat
yang digunakan oleh siswa maupun guru untuk memperlancar proses
belajar mengajar bahasa Indonesia yang akan disampaikan kepada peserta
didik. Contohnya adalah papan panel, gambar dan bumbung substitusi.
Penggunaan media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya guru
sebagai sentral perencana pembelajaran harus pandai memilih dan
disesuaikan dengan kondisi dan situasi dengan mempertimbangkan faktor
psikologis siswanya sehingga bisa membangkitkan minat belajar dan
suasana pembelajaran bisa hidup menyenangkan.25
2. Kegunaan Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, kegunaan media pembelajaran adalah:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya:
1) Objek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realitas, gambar,
film, atau model
2) Objek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film atau
gambar
3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau highspeedphotography.
4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan
lagi lewat rekaman film, video, foto, maupun secara verbal
c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik, dalam hal ini media pembelajaran
berguna untuk:
1) menimbulkan kegairahan belajar
2) memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dengan kenyataan.
a) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
25
Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat:UIN Press, 2015), Cet. 1, h. 134-135.
25
3. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, fungsi media dapat
dikhususkan pada empat keterampilan berbahasa, yiatu:
a. Fungsi media dalam pembelajaran menyimak
1) memotivasi siswa untuk mencari dan mendapatkan sesuatu lebih
banyak dengan mendengarkan
2) agar siswa merasa bahwa apa yang didengarkan berhubungan
dengan kehidupan nyata
3) memberi petunjuk tentang makna detail
4) memberi petunjuk tentang makna pokok
5) memberi materi non-verbal yang bisa dipahami
b. Fungsi media dalam pembelajaran berbicara
1) memotivasi siswa untuk berani berbicara
2) mengembangkan dalam wicaranya
3) memberi informasi dalam wicara yang menyangkut objek,
tindakan, peristiwa dan keterkaitannya.
4) memberi isyarat-isyarat non-verbal dengan aman
c. Fungsi media dalam pembelajaran membaca
1) memotivasi siswa agar ingin membaca
2) memberi petunjuk makna detail
3) memberikan informasi tambahan berkenaan dengan isi teks
d. Fungsi media dalam pembelajaran menulis
1) memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan menulis
2) mengembangkan konteks dalam tulisan
3) memberikan informasi yang menyangkut objek, tindakan,
peristiwa
4) menyediakan rencana nonverbal untuk menulis karangan26
4. Perkembangan Media Pendidikan
Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai
26
Ibid., h. 135-136.
26
menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan
pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media
sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Program
pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa
serta diarahkan pada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
Pada dasarnya para guru dan ahli audio visual menyambut baik
perubahan ini. Guru-guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan tingkah laku siswa. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
tersebut mulai dipakai berbagai format media. Dari pengalaman mereka,
guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda, sebagian
lebih cepat belajar melalui media visual, sebagian melalui media audio,
sebagian lebih senang melalui media cetak, yang lain melalui media audio
visual, dan sebagainya. Dari sini lahirlah konsep penggunaan multi media
dalam kegiatan pembelajaran.27
5. Media Berbasis Website “Detik.com”
a. Sejarah Detik.com
Server Detik.com sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei
1998, namun mulai online dengan sajian lengkap pada 09 Juli 1998.
Tanggal 09 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir Detikcom
yang didirikan Budiono Darsono (eks wartawan DeTik), Yayan
Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan
Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama Detikcom
terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru
setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik,
Detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan
olahraga.
Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk Detikcom
yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak
27
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet.17, h. 6-9.
27
yang harian, mingguan, bulanan, yang dijual Detikcom adalah
breaking news.
Pada Juli 1998 situs Detikcom per harinya menerima 30.000 hits
(ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user
(pelanggan Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per
harinya naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari
atau 6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada bulan Juni
1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user
mencapai 40.000. Terakhir, hits Detikcom mencapai 2,5 juta lebih per
harinya.
Selain perhitungan hits, Detik.com masih memiliki alat ukur
lainnya yang sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang
mendekati seberapa besar potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran
itu adalah page view (jumlah halaman yang diakses). Page view
detik.com sekarang mencapai 3 juta per harinya. sekarang detik..com
menempati posisi ke empat tetinggi dari alexa.com untuk seluruh
konten di Indonesia.
Detik adalah salah satu pelopor media massa yang
menggunakan basis internet sebagai alat pemberitaannya. Pada awal
kemunculannya, media ini dianggap cukup berani melakukan inovasi.
Sebab, ketika muncul di tahun 1999, teknologi internet masih menjadi
sesuatu yang dianggap langka dan mahal. Sehingga, banyak yang
memprediksikan bahwa media ini tidak akan mampu bertahan lama
dan mati seperti kelahiran sebelumnya.
Kisah awal media Detik ini menjadikan internet sebagai basis
pemberitaan, berawal dari kisah pahit yang dialaminya. Ketika pada
masa Orde Baru, media ini muncul dalam format sebagai majalah
mingguan yang mengupas masalah politik sebagai pokok bahasan.
Namun, kekuatan Orde Baru yang sangat ketat mengawasi
pemberitaan media massa, memaksa majalah tersebut menyudahi
kiprahnya untuk terbit dalam format majalah.
28
Hal ini karena Detik dianggap terlalu keras dalam
pemberitaannya yang dianggap menyerang penguasa saat itu.
Sehingga, dengan keputusan Menteri Penerangan saat itu, majalah
Detik bersama Tempo dan Forum harus dicabut surat Izin Usaha
Penerbitan yang merupakan surat izin usaha media massa.
b. Detik.com merupakan portal kepada situs-situs.
1) DetikNews: Berisi informasi berita politik peristiwa
2) DetikFinance: Memuat berita ekonomi dan keuangan
3) DetikFood: Informasi tentang resep makanan dan kuliner
4) DetikHot: Berisi info gosip artis/selebriti dan infotainmen
5) Detiki-Net: Memuat informasi teknologi informasi
6) DetikSport: Berisi olahraga termasuk sepak bola
7) DetikHealth: Memuat info dan artikel kesehatan
8) 20Detik: Memuat original konten video mulai dari news sampai
lifestyle
9) DetikForum: Tempat diskusi online antar komunitas pengguna
Detikcom
10) DetikEvent: Memuat event-event yang diadakan dan kerjasama
dengan Detikcom.28
6. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling berhubungan
untuk mencapai tujuan tertentu. Jika pembelajaran dianggap sebagai suatu
sistem, maka di dalamnya harus ada komponen-komponen yang
membentuknya.
Brown (1983) menjelaskan komponen-komponen yang harus
menjadi perhatian guru dalam merancang sistem pembelajaran dikaitkan
dengan pemanfaatan media pembelajaran.
a. Siswa
28
Yuniar Fatmasari, Sekilas Tentang detik.com.
https://yuniarfatmasari.wordpress.com/sekilas-tentang-detik-com/
29
Dalam pandangan Brown siswa merupakan titik sentral dalam
sistem pembelajaran. Sebab proses pembelajaran pada hakikatnya
diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Dengan demikian maka dalam proses
pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan artinya,
keputusan-keputusan yang diambil baik dalam merancang
pembelajaran maupun dalam implementasinya harus sesuai dengan
kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan kemampuan
dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu
sendiri .29
b. Tujuan
Komponen-berikutnya yang harus diperhatikan setelah siswa
adalah komponen tujuan. Komponen ini merupakan komponen
pengendali dalam sistem pembelajaran, sebab segala daya upaya siswa
dan guru dalam proses pembelajaran pada dasarnya diarahkan untuk
untuk mencapai tujuan. Dengan demikian kejelasan rumusan
pembelajaran menjadi sangat penting, dikatakan proses pembelajaran
berhasil, manakala tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara
optimal; sebaliknya dikatakan proses pembelajaran itu gagal, manakala
tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan sempurna.
c. Kondisi
Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar
siswa dapat mencapai tujuan khusus seperti tujuan khusus seperti yang
telah dirumuskan. Pengalaman belajar harus mendorong agar siswa
aktif belajar baik secara fisik maupun non fisik. merencanakan
pembelajaran salah satunya adalah menyediakan kesempatan pada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya sendiri.
d. Sumber-sumber Belajar
Sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang
memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar, di
29
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Rawamangun: Kencana, 2012), Cet.2, h.
44-45.
30
dalamnya meliputi lingkungan fisik seperti tempat belajar, bahan dan
alat yang digunakan, personal seperti guru, petugas perpustakaan dan
ahli media, dan siapa saja yang berpengaruh baik langsung maupun
tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar.
e. Hasil Belajar
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh
kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan
demikian tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang
instrument yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa
mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat
mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran.30
D. Membaca
1. Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang
menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat
dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan
dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang
tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak
terlaksana dengan baik (Anderson 1972 : 211)
Secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing
meaning to and getting meaning from printed or written material,
memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan
tertulis (Finochiaro and Bonomo 1973 : 119).
2. Jenis Teks
Literatur remaja dengan demikian dapat disajikan melalui berbagai
saluran:
a. secara lisan (misalnya teater anak-anak)
30
Ibid., h. 45-47.
31
b. secara tulisan (misalnya buku anak-anak)
c. secara audiovisual (misalnya televisi anak-anak)
Zaman dahulu terdapat banyak sekali usaha untuk menyajikan jenis
teks literature remaja secara sistematis. Kebanyakan usaha itu hanya
mengenai bentuk pelaksanaannya saja (dengan mengabaikan media
lainnya). Usaha-usaha tersebut bertolak dari pengertian literatur secara
sempit, menganggap buku sebagai media tertinggi, bahkan satu-satunya
(bandingkan dengan diskusi tentang komik pada tahun 50-an, yang
beranggapan bahwa “beraneka tulisan yang merugikan” itu dapat diganti
dengan buku-buku “yang nilainya tinggi”). Dalam pada itu segalanya
ditandai oleh tidak adanya kriteria yang satu dan terus berlaku. Bagian
terakhir ini lalu menjurus pada keadaan tumpang tindih yang memberatkan
penataan, misalnya buku anak-anak tertentu. Jika penataan dalam sistem
ini dilanjutkan (bandingkan: karya buku Bamberger, 1965), maka akan
terdapat kriteria klasifikasi yang berbeda-beda sebagai berikut:
a. Kriteria formal, misalnya buku gambar, komik
b. Jenis Literer, misalnya lirik anak-anak, bentuk epos yang panjang
c. Asal terjadinya, misalnya puisi rakyat
d. Kelompok yang dituju:
1) mengenai kelamin: buku untuk anak laki-laki, buku untuk anak
perempuan
2) mengenai umur: buku anak-anak, buku remaja.
e. Maksud penulis pragmatis atau estetis, misalnya buku nonfiksi, buku
hiburan
f. Kriteria bahan, misalnya cerita kriminal dan cerita detektif31
3. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna,
arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif
31
Kurt Franz dan Bernhard Meier, Membina Minat Baca, (Bandung: Ehrenwirth, 1983), h. 2-3.
32
kita dalam membaca. Berikut merupakan hal-hal penting dalam membaca:
a. membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan
yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh;
apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan
masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut
membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
(reading for details or facts).
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang
baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang
dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang
dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini
disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main
ideas).32
E. Fakta
Lorens Bagus menyatakan bahwa fakta adalah kejadian, kualitas,
hubungan, keadaan yang sungguh-sungguh terjadi (ada).33
Menurut Kosasih fakta adalah hal, keadaan atau peristiwa yang
merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar-benar terjadi.34
Sejalan dengan
pendapat tersebut, Suparno mengatakan fakta adalah peristiwa atau hal yang
benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan kebenarannya.35
Berdasarkan
pengertian fakta di atas dapat disimpulkan bahwa fakta adalah hal-hal yang
meupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar terjadi, dan ada buktinya.
Misalnya ada benda, orang, waktu, tempat, peristiwanya, jumlahnya, atau
dapat menjawab pertanyaan dengan kata tanya apa, siapa, di mana, kapan,
32
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), Cet.1, hlm: 7 33
Lorens Bagus dalam Jurnal I Gusti Ngurah Oka Agustawan, dkk., Penggunaan Teknik
Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menentukan Fakta dan Opini
Pada Tajuk Rencana Bali Post Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sawan, (Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia: UNDIKSHA, 2014), h. 3. 34
Kosasih dalam Jurnal Frisnawati Siburian, Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair and
Share Terhadap Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini Siswa Kelas XI SMA Negeri
SORKAM Barat Tahun Pembelajaran 2013/2014, (Medan: Jurnal Unimed, 2013), h.6. 35
Suparno dalam Jurnal Frisnawati Siburian, op.cit., h.6.
33
bagaimana.36
Nurhadi dalam Joko Santoso mendefinisikan bahwa fakta adalah hal
(keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar
akan terjadi.37
Menurut Wahyudi fakta merupakan situasi dan kondisi seperti
apa adanya, tidak ditambah dan tidak dikurangi, atau dengan kata lain fakta
adalah peristiwa apa adanya.38
Selanjutnya Winarti mengatakan bahwa fakta
adalah pernyataan yang tak terbantah lagi kebenarannya, kalimat fakta
merupakan kalimat yang ditulis berdasarkan kenyataan, peristiwa, suasana
yang benar-benar terjadi dan bersifat objektif.39
F. Opini
Opini atau pendapat dipahami sebagai jawaban atas pertanyaan atau
permasalahan yang dihadapi dalam situasi tertentu. Walaupun validitasnya
lebih tipis dibanding dengan pengetahuan positif, opini lebih kuat dari dugaan
atau sekadar pesan. Robert E. Lane dan David O‟Shears menyebutkan bahwa
„‟…an opinion is an answer that is given to a question in given situation…,‟‟
kemudian ditambahkan oleh Kimbal Young bahwa „‟…opinion means a belief
or conviction more verifiable and stronger in intensity than a mere hunch or
impression but less valid than truly verifiable or positive knowledge…‟‟
Opini merupakan expressed statement yang bisa diucapkan dengan
kata-kata, juga bisa dinyatakan dengan isyarat atau cara-cara lain yang
mengandung arti dengan isyarat atau cara-cara lain yang mengandung arti dan
segera dapat dipahami maksudnya. Albig memberikan perumpamaan bahwa
sesuatu yang sudah jelas atau sudah nyata, tidak dapat dipertentangkan untuk
melahirkan opini.40
“Opinion is any expression on a controversial topic” – William Albig
36
Frisnawati Siburian, op.cit., h. 6. 37
Nurhadi dalam Joko Santoso dalam Jurnal Wa Fatima, Kemampuan menentukan Fakta dan
Opini Dalam Teks Tajuk Rencana Koran Kompas Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari,
(Kendari: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Halu Oleo: 2016), h. 6-7. 38
Wahyudi dalam Jurnal Fatima, op.cit., h. 6-7. 39
Winarti dalam Jurnal Fatima, op.cit., h. 6-7. 40
Iswandi Syahputra, Opini Publik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2018), Cet.1, h.1-2.
34
Berdasarkan rumusan tersebut, opini dapat dipahami sebagai pernyataan
atau permasalahan yang kontroversial. Pendapat harus dinyatakan agar dapat
dinilai atau ditanggapi oleh publik sehingga mengalami proses komunikasi.
Pendapat yang belum dinyatakan merupakan suatu proses dalam diri manusia
yang dapat disebut sebagai sikap.
Irish dan Prothro menyatakan bahwa pernyataan yang telah mengalami
proses komunikasi disebut opini, sedangkan perasaan atau pemikiran yang
belum dinyatakan merupakan attitude atau sikap. Opini yang sudah
dinyatakan, menurut Doob, disebut sebagai actual opinion, sedangkan
perasaan atau pemikiran disebut latent opinion. Lasswell justru berpendapat
bahwa opini yang dinyatakan disebut internal opinion. Opini yang dinyatakan
akan lebih banyak dikaji ilmu komunikasi, sedangkan pemikiran yang belum
dinyatakan akan lebih fokus dikaji psikologi, meskipun kedua bidang ilmu
tersebut saling melengkapi. Secara umum, opini adalah penilaian, sudut
pandang, atau pernyataan yang sifatnya tidak memiliki landasan kepastian.
Karena tidak memiliki landasan kepastian, opini bersifat subjektif dan kadang
berdasarkan faktor-faktor emosional atau hal-hal lain, terlihat tidak logis atau
tidak masuk akal. Sebuah opini bisa saja didukung oleh fakta-fakta dan
sejumlah prinsip, dalam hal ini menjadi argumen atau alasan yang
melandasinya.
Atas sebuah fakta atau kejadian yang sama, individu bisa berbeda
dengan individu lainnya dalam memberikan penilaian dan kesimpulan. Pada
umumnya, opini jarang bisa berubah tanpa argumen baru yang disajikan.
Dengan demikian, opini merupakan hasil dari perspektif, pemahaman,
perasaan tertentu, keyakinan, dan keinginan dari seseorang yang merujuk pada
informasi yang tidak berdasar, berbeda dengan pengetahuan dan fakta. 41
1. Definisi Opini
a. Opini pribadi atau opini individu, yakni pendapat asli seseorang
mengenai suatu masalah
b. Opini kelompok, yakni pendapat kelompok mengenai masalah sosial
41
Ibid., h. 2-3.
35
yang menyangkut kepentingan banyak orang.
c. Opini mayoritas, yakni pendapat terbanyak yang berkaitan dengan
suatu masalah yang pro, kontra, atau penilaian lain.
d. Opini minoritas, yakni pendapat yang jumlahnya relatif sedikit yang
berkaitan dengan suatu masalah sosial
e. Opini publik, yakni pendapat yang sama dari semua orang dalam suatu
masyarakat mengenai masalah yang menyangkut kepentingan umum
f. Opini massa, yakni opini yang bersifat massa, yang bisa beralih pada
tindakan fisik yang destruktif jika tidak berhasil dikontrol atau
dikendalikan.
g. Opini publik, opini publik adalah keseluruhan sikap individu atau
kepercayaan yang dianut oleh populasi (misalnya kota atau negara).
Dalam konsep pemasaran, opini publik kadang disebut juga dengan
opini konsumen, yakni agregat yang sama dikumpulkan sebagai bagian
dari riset pemasaran (misalnya pendapat pengguna produk atau jasa
tertentu).42
2. Proses dalam Penulisan Opini
Opini juga memiliki beberapa proses yang dikenal dengan konstruksi,
antara lain:43
a. Konstruksi personal, yaitu opini berupa pengamatan dan interpretasi
atas sesuatu secara sendiri-sendiri serta subjektif.
b. Konstruksi sosial, terdiri atas:
a) Opini kelompok, yaitu opini pribadi kemudian diangkat dalam
kelompok tertentu maka jadilah opini kelompok
b) Opini rakyat, yaitu opini yang tersistematisasikan melalui jalur
bebas, seperti pemilihan umum atau hasil polling.
42
Ibid., h. 4-5. 43
Ibid., h. 6.
36
G. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang terkait dengan media massa atau media sosial sudah
banyak dijadikan sebagai bahan penelitian, namun seiring berkembangnya
zaman dari waktu ke waktu penelitian tersebut memiliki beberapa perbedaan
dibandingkan penelitian ini. Berikut merupakan beberapa penelitian yang
relevan.
Pertama, yaitu penelitian yang ditulis oleh Priska Meilasari, dkk. yang
berjudul “Analisis Terjemahan Ungkapan Eufemisme dan Disfeminisme Pada
Teks Berita Online BBC”.44
Perbedaan penelitian ini dengan hasil penelitian
Priska Meilasari, dkk. terletak pada:
1. Priska, dkk. mengadakan penelitian pada tahun 2016
2. Priska, dkk. meneliti tentang analisis terjemahan ungkapan eufemisme dan
disfemisme pada teks berita Online BBC.
3. Priska, dkk. mengadakan penelitian yang berkaitan dengan bahasa
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Hafshah Nurul Hasanah yang
berjudul “Proses Pembentukan Opini Publik Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta Periode 2017/2018”.45
Perbedaan penelitian ini
dengan hasil penelitian Hafshah terletak pada:
1. Hafshah melakukan penelitian pada tahun 2017, sedangkan peneliti
melakukan penelitian pada tahun 2019
2. Hafshah membahas pembentukan opini publik badan eksekutif mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta, sedangkan peneliti membahas pengaruh koran
online Detik.com dalam pembelajaran fakta dan opini siswa Kelas XII
MAN 21 Jakarta.
3. Hafshah memfokuskan penelitiannya pada survei deskriptif mengenai
“Video penyembelihan ayam oleh mahasiswa Universitas Negeri Jakarta
yang diunggah di instagram Doni Herdaru pada 15 Februari 2017”,
44
Priska Meilasari, dkk., Analisis Terjemahan Ungkapan Eufimisme dan Disfemisme Pada
Teks Berita Online BBC, Journal of linguistics, Universitas Sebelas Maret,vol. 1, no. 2, ISSN:
2527-2969, 2016. 45
Hafshah Nurul Hasanah, “Proses Pembentukan Opini Publik Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta Periode 2017/2018”, Ahli Madya pada program Studi DIII Hubungan
Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 2017, tidak dipublikasikan.
37
sedangkan peneliti melakukan penelitian yang difokuskan pada siswa kelas
XII MIA 1 dan IIS 2 di MAN 21 Jakarta.
Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Nur Aisya Wulandari yang
berjudul “Analisis Framing Pemberitaan Foto Pre Weding pada Media Online
Detik.Com dan Kompas.Com”.46
Perbedaan penelitian Nur Aisya dengan
penelitian ini terletak pada:
1. Nur Aisya melakukan penelitian pada tahun 2014, sedangkan penelitian ini
dilakukan pada tahun 2019.
2. Nur Aisya menganalisis tentang foto Pre wedding yang memiliki banyak
pro dan kontra dalam masyarakat dengan menggunakan observasi teks
yang terdapat dalam surat kabar online Detik.com, sedangkan penelitian
ini menganalisis tentang pengaruh berita online Detik.com terhadap
pembelajaran fakta dan opini.
H. Kerangka Konseptual
Koran merupakan sebuah informasi yang di dalamnya tersaji beraneka
macam informasi yang terjadi di sekitar kita baik di dalam maupun luar
negeri semuanya diungkapkan dalam koran tanpa ada yang dirahasiakan
semuanya merupakan fakta. Namun, ada pula yang berisikan opini seperti
iklan, karena tingginya minat membaca koran dan tidak semua tempat di
muka di mana kita berpijak menjajakan koran yang kita inginkan maka hal
tersebut membuat para cerdikiawan berpikir dan mencari solusi dari
permasalahan tersebut, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin
maju maka hadirlah koran dalam bentuk online salah satunya yaitu koran
online Detik.comyang membuat para peminatnya menjadi lebih mudah dalam
mengakses informasi yang diinginkannya, bukan hanya masyarakat umum
bahkan ranah pendidikan juga membutuhkan koran sebagai media
pembelajaran, salah satunya untuk digunakan pada materi fakta dan opini
46
Nur Aisya Wulandari, “Analisis Framing Pemberitaan Foto Pre Wedding Pada Media
Online Detik.Com dan Kompas.com”, Skripsi, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta Selatan,
2014, tidak dipublikasikan
38
siswa Kelas XII, seringkali siswa masih belum bisa membedakan antara fakta
dan opini pada informasi yang mereka baca baik cetak atau online, oleh
karena itu guru merupakan wadah yang bisa mengarahkan siswa agar mereka
lebih memahami perbedaan fakta dan opini melalui membaca koran online
Detik.com secara rutin.
I. Hipotesis
Hipotesis merupakan tiap pernyataan tentang suatu hal yang bersifat
sementara yang belum dibuktikan kebenarannya secara empiris.47
Sehingga
hipotesis juga dapat diartikan dugaan sementara. Menurut bentuknya
hipotesis dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Hipotesis Kerja
Biasanya seorang peneliti memilih hipotesis yang dianggapnya
benar, sedangkan kebenaran hipotesis itu masih harus dibuktikan.
Sementara itu, ia harus bekerja dengan hipotesis yang disebut hipotesis
kerja atau hipotesis penelitian. Ada kemungkinan hipotesis kerja itu
mengalami perubahan sepanjang jalannya penelitian itu.
2. Hipotesis Nol
Seorang ilmuan harus menyangsikan kebenaran setiap pernyataan
sebelum terbukti benar secara empiris. Salah satu cara untuk meragukan
ialah menganggap bahwa hipotesis itu tidak benar sama sekali, jadi berisi
kosong. Oleh sebab itu disebut hipotesis nol.
3. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik menyatakan hasil observasi tentang populasi
(manusia atau benda) dalam bentuk kuantitatif. Misalnya kita duga bahwa
minat membaca koran online siswa Kelas XII MIA 1 lebih tinggi
dibandingkan minat membaca koran online siswa kelas XII IIS 2. Minat
membaca Kelas XII MIA 1 dapat dinyatakan sebagai Xp dan minat
membaca Kelas XII IIS 2 dapat dinyatakan sebagai Xw. Maka perbedaan
47
S. Nasution dalam skripsi Imam Fadhilah Oktafyan, Metode Research (Bandung: Jemars),
h. 49.
39
antara minat membaca siswa kelas XII MIA 1 dan siswa kelas XII IIS 2
dapat dinyatakan secara simbolis sebagai Xp – Xw. Sehingga dapat
diajukan hipotesis (H) bahwa minat membaca siswa kelas XII MIA 1 dan
XII IIS 2 berbeda sebagai H : Xp ≠ Xw. Bila kita menggunakan hipotesis
nol (Ho) maka dinyatakan sebagai berikut: Xp – Xw.48
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengemukakan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
a. Hipotesis kerja: Ada (terdapat) pengaruh berita online Detik.com
terhadap pembelajaran membaca fakta dan opini siswa kelas XII MAN
21 Jakarta, semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.
b. Hipotesis nol: Tidak terdapat pengaruh berita online Detik.com
terhadap pembelajaran membaca fakta dan opini siswa Kelas XII
MAN 21 Jakarta, semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.
c. Hipotesis statistik: H : X = Y, H : X ≠ Y
Keterangan: H = Hipotesis
X = Berita online Detik.com
Y = Fakta dan Opini
48
Ibid., h. 51.
40
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelas XII MIA 1, dan XII IIS 2 di MAN 21
Jakarta Utara, Jalan Tambun Rengas No. 48 RT.001/RW.007 Rorotan
Cilincing Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13910
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli, semester ganjil tahun
pelajaran 2019/2020. Pada semester ini, materi Bahasa Indonesia yang
dipelajari Siswa Kelas XII sesuai dengan kurikulum 2013 revisi salah
satunya yaitu materi fakta dan opini.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
deskriptif. Metode penelitian kuantitatif deskriptif merupakan gabungan dari
metode kuantitatif dan metode deskriptif. Metode penelitian ini akan
menghasilkan data yang berbentuk angka yang akan dituangkan dalam bentuk
deskripsi dengan menggunakan bilangan statistik.
Jhon dalam Syofian Siregar berpendapat, “Penelitian adalah suatu
pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan
hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum”.49
Sejalan dengan
itu Philips dan Burbules dalam Emzir menyampaikan “Objektif adalah suatu
aspek yang esensial penelitian yang kompeten, dan untuk alasan ini peneliti
hanya menguji bias metodologi dan kesimpulan. Sebagai contoh, validitas dan
reliabilitas standar merupakan hal penting dalam penelitian kuantitatif”.50
Kemudian tertera dalam buku Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati
mendefinisikan “Metodologi kuantitatif adalah satu bentuk penelitian ilmiah
49
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 2. 50
Emzir, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Gravindo
Persada, 2008), h. 13.
41
yang mengkaji satu permasalahan dari suatu fenomena, serta melihat
kemungkinan kaitan atau hubungan-hubungannya antarvariabel dalam
permasalahan yang ditetapkan.”51
Selanjutnya Rully dan Poppy berpendapat
“Tujuan penelitian kuantitatif adalah mendapatkan penjelasan tentang
besarnya kebermaknaan (significance) dalam model yang dihipotesiskan
sebagai jawaban atas masalah yang telah dirumuskan, karena pembuktian
bersifat matematis, dalam penelitian kuantitatif perlu diperhatikan tiga hal,
yakni a) pendefisian, b) pengukuran, c) pengujian.52
”Maka metode kuantitatif
deskriptif sangat sesuai untuk digunakan dalam penelitian terkait pengaruh
media koran online Detik.com dalam pembelajaran fakta dan opini siswa.
Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
kuantitatif deskriptif adalah data yang bersifat konkret dan bisa dibuktikan
kebenarannya melalui perhitungan dalam bentuk statistik.
C. Subjek Penelitian
Emzir berpendapat bahwa pada proses penelitian kuantitatif
menggunakan proses deduktif, sebab akibat, desain statis, kategori disiapkan
sebelum studi, bebas konteks, generalisasi mengarahkan prediksi, penjelasan,
dan pemahaman; akurat dan reliable melalui validitas dan reliabilitas.53
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi Kelas XII MIA 1,
dan XII IIS 2 MAN 21 Jakarta yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari kelas
XII MIA 1 26 siswa dan XII IIS 2 26 siswa. Subjek dipilih berdasarkan
pertimbangan dan tujuan penelitian. Kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2
merupakan kumpulan siswa yang lebih aktif dalam berkomunikasi melalui
media sosial serta siswa-siswi yang memiliki kegemaran membaca.
D. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah berita online Detik.com. Objek
dipilih berdasarkan pertimbangan dan tujuan penelitian.
51
Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2014), h. 51. 52
Ibid, h. 51. 53
Emzir, loc.cit., h. 11.
42
E. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan
menggunakan angket.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan
menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Teknik angket merupakan
teknik yang menggunakan media kuesioner yang berisi pernyataan terkait
penelitian yang dilakukan. Menurut Moleong untuk mengumpulkan data,
paradigma ialah memanfaatkan tes tertulis (tes-pensil-kertas) atau kuesioner
atau menggunakan alat fisik lainnya seperti poligraf, dan sebagainya.54
Data yang diperoleh secara fisik dilakukan dengan menggunakan teknik
dokumentasi. Menurut Moleong foto digunakan sebagai alat untuk keperluan
penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto
menghasilkan data deskiptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk
menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif.55
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa kuesioner yang berisi
pendapat siswa terkait pengaruh media koran online Detik.com terhadap
pembelajaran fakta dan opini siswa Kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2 MAN 21
Jakarta.
G. Teknik Analisis Data
Peneliti dapat menelaah dokumen historis dan sumber-sumber sekunder
lainnya, karena kebanyakan situasi yang dikaji memiliki sejarah dan
dokumen-dokumen ini sering menjelaskan sebagian aspek situasi
tersebut.56
Analisis data mempermudah pemahaman peneliti terhadap data
yang diperoleh.
54
Lexy J. Moleong, op.cit., h. 19. 55
Ibid., h. 114. 56
Deddy Mulyana, op.cit., h. 196.
43
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data
meliputi,
1. Seluruh siswa di Kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2 ditugaskan unuk
mendownload apikasi Detik.com
2. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
3. Peneliti memaparkan pengertian fakta dan opini melalui power point yang
telah dibuat oleh peneliti di kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2
4. Peneliti memaparkan kaitan antara media koran online Detik.com
terhadap pembelajaran membaca fakta dan opini
5. Siswa ditugaskan untuk membuka aplikasi tersebut dan menganalisis satu
berita fakta dan satu berita opini yang telah ditentukan oleh peneliti.
6. Siswa kemudian menanggapi pernyataan-pernyataan yang terdapat di
kuesioner
7. Menginterpretasi data menggunakan alat ukur statistik yaitu dengan uji
validitas, reliabilitas, normalitas, regresi, dan uji “t” Tes.
8. Menyimpulkan hasil penelitian
H. Penyajian Data
Peneliti dalam mengumpulkan data dengan menggunakan angket atau
kuesioner sebagai medianya, angket merupakan teknik atau cara pengumpulan
data yang bentuknya pengajuan berupa pernyataan atau pertanyaan tertulis
yang datanya telah disiapkan oleh peneliti. Tujuan peneliti menggunakan
media tersebut sebagai bahan penelitian adalah agar hasil yang diperoleh
melalui penghitungan menggunakan data statistik valid atau bisa teruji
keabsahannya.
44
Tabel 1
Penyajian Data Hasil Penelitian Pemanfaatan Koran Online Detik.com No Pernyataan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase 1 Saya selalu mencari
kebenaran dari informasi yang telah saya baca
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
2 Saya mencari tahu kebenaran informasi yang saya baca melalui situs berita online
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
3 Saya kurang perduli dengan informasi yang sedang viral di dunia maya
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
4 Saya kurang perduli dengan informasi yang sedang viral di dunia maya.
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
5 Saat saya memperoleh informasi baru saya akan menyampaikannya pada teman saya
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
6 Saya sangat menyukai informasi yang berasal dari berita
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
7 Situs berita online yang saya percaya adalah detik.com
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
8 Saya lebih memercayai berita yang berasal dari koran cetak
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
9 Saya merasa lebih yakin informasi melalui berita di media online
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
10 Berita dari koran online memudahkan saya untuk lebih menghemat waktu dalam menemukan berita
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
11 Fakta selalu dilengkapi dengan data yang terpercaya
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
12 Opini dasar pokoknya adalah argument
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
45
13 Opini di dalamnya mengandung unsur-unsur fakta dan data namun proporsinya hanya 10%.
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
14 Opini merupakan ide, gagasan, dan pendapat subjektif penulis
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
15 Opini terkadang bertujuan untuk menghibur
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
16 Fakta dimuat di dalam berita
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
17 Fakta mampu mengurangi hoax pada media sosial
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
18 Fakta waktu
penyebarannya lebih lama
dibandingkan opini
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
19 Seringkali saya tidak bisa
membedakan mana berita
fakta dan mana yang opini
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
20 Saya tidak mudah percaya
dengan isu-isu yang
sedang viral
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
21 Saya membaca koran
online setiap hari
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
22 Saya membaca koran
online selama satu jam
dalam sehari
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
23 Jika ada berita-berita
terbaru pada koran online
saya akan coba
membacanya
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4. 24 Saya tidak suka jika teman
saya mengganggu saya pada saat saya membaca
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
46
25 Saya terkadang tidak
mengetahui suatu hal yang
penting dari pernyataan
tersebut
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
26 Saya selalu membaca
secara seksama
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
27 Saya selalu membagi hasil
bacaan saya kepada teman
saya
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
28 Saya selalu memberikan
pendapat tentang hasil
bacaan saya pada teman
saya
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
29 Saya kurang semangat jika
teman saya tidak satu
pendapat dengan saya
terkait dengan saya terkait
berita yang telah saya baca
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
30 Saya sangat menyukai
berita yang terkait dengan
kegemaran saya
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
31 Dalam sehari saya bisa
membaca 10 jenis berita di
koran online.
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4. 32 Saat saya sedang ada
waktu luang saya lebih memilih untuk membaca koran online dibandingkan menonton televise
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
33 Saat liburan saya tetap membaca berita online
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
34 Saya lebih memilih berita yang berkaitan dengan olahraga
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
35 Saya lebih suka berita yang berkaitan dengan ekonomi
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
47
36 Saya lebih suka berita yang berkaitan dengan kuliner
1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
37 Saya lebih suka berita
yang terkait dengan
kebudayaan
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
38 Saya lebih suka berita
yang terkait dengan politik
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
39 Saya selalu mencari
kebenaran dari semua
berita yang saya baca
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
40 Saya selalu menyebarkan
semua berita yang telah
saya baca baik itu fakta
atau hanya hoax.
1.Sangat tidak setuju
2.Tidak setuju
3.Setuju
4.Sangat setuju
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Ket. Tabel
Frekuensi
1. Menjelaskan banyaknya responden yang menjawab “sangat tidak setuju”
2. Menjelaskan banyaknya responden yang menjawab “tidak setuju”
3. Menjelaskan banyaknya responden yang menjawab “setuju”
4. Menjelaskan banyaknya responden yang menjawab “sangat setuju”
Presentase
1. Menjelaskan jumlah seluruh responden yang menjawab “sangat tidak
setuju”
2. Menjelaskan jumlah seluruh responden yang menjawab “tidak setuju”
3. Menjelaskan jumlah seluruh responden yang menjawab “setuju”
4. Menjelaskan jumlah seluruh responden yang menjawab “sangat setuju”
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil MAN 21 Jakarta
1. Gambaran Umum MAN 21 Jakarta
Awal berdirinya MAN 21 Jakarta tidak terlepas dari MAN 5
Marunda. MAN 21 Jakarta pada awalnya merupakan kelas jauh MAN 5
Marunda sebagai perwujudan dari kebutuhan masyarakat akan perlunya
kelas tambahan. Maka dibukalah kelas jauh MAN 5 di wilayah Rorotan
pada tahun 2008. Pada saat itu kelas jauh masih menumpang di gedung
MIN 22, sebab gedung MAN 21 Jakarta sedang dibangun.
Pertama pada tahun 2005, Kelas Jauh MAN 5 dibuka di Rorotan, saat itu
siswanya berjumlah 15 orang. Pada tahun kedua dibuka dua kelas IPA dan
IPS. Angkatan ketiga dibuka dua kelas IPA dan IPS.
2. Visi, Misi, dan Tujuan MAN 21 Jakarta
a. Visi
Terwujudnya madrasah yang unggul dalam prestasi, kompetitif, dan
berkepribadian mulia
b. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, MAN 21 Jakarta mengembangkan misi
sebagai berikut:
1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan
daya pikir-kalbu-fisik secara optimal.
2) Melaksanakan pengayaan untuk mempersiapkan siswa yang
unggul dalam kompetisi akademik.
3) Melaksanakan ibadah fardu dan menumbuhkan cinta sunnah serta
kegiatan keislaman lainnya
4) Menggelorakan semangat berbuat kebaikan pada setiap diri warga
madrasah
5) Mendidik siswa berbudaya lokal untuk memperkuat
49
6) Menumbuhkan dan mengembangkan pola pikir dan tindakan yang
mencerminkan budaya mutu dan akhlak mulia dalam kehidupan
sehari-hari
7) Melaksanakan pembinaan berbagai bidang olahraga sehingga siswa
memiliki daya fisik yang sehat dan tangguh
8) Menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan yang mencerminkan
pengembangan seni budaya bangsa
9) Melaksanakan pembinaan Karya Ilmiah Remaja yang kreatif,
mandiri, dan kompetitif
10) Melaksanakan pendidikan kecakapan hidup guna menciptakan
insane yang religious, mandiri, kreatif, dan kompetitif
11) Menyelenggarakan kegiatan menghafal al-qur‟an baik melalui
mulok maupun pesantren tahfidz Al-Qur‟an
3. Guru MAN 21 Jakarta
Madrasah Aliyah Negeri 21 Jakarta memiliki tiga puluh enam orang
pendidik, dari ketiga puluh enam orang guru tersebut, tiga diantaranya
merupakan guru Bahasa Indonesia, yaitu Hj. Mimi Rosmiyati, S.Pd,MM,
Andriyani S.Pd, dan Nur Fadilah S.Pd. Berhubung peneliti ini mengambil
data di kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2, maka peneliti hanya menyertakan
profil guru yang bersangkutan yaitu guru yang khusus mengajar di kelas
XII MIA 1 dan XII IIS 2. Berikut profil singkat guru Bahasa Indonesia
yang mengajar di kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2.
Nama Hj. Mimi Rosmiyati, S.Pd,MM
Tempat, Tanggal Lahir Jakarta, 08 April 1970
Pekerjaan Guru Madya
Riwayat Pendidikan SDN 03 Pagi, Kel. Pademangan (1978 - 1983)
SMPN 4 Jakarta (1983 - 1986)
SPGN 1 Jakarta (1986 - 1989)
S1, IKIP Muhammadiyah Jakarta (1989 - 1994)
S2, IMNI Jakarta (1994 - 2010)
Pengalaman Mengajar SD Sejahtera (1990-2000)
SMP Sejahtera (1996-2000)
Kepala Sekolah SD Sejahtera (2000-2002)
MAN 5 Jakarta (2002-2009)
MAN 21 (2009- Sekarang)
50
4. Siswa MAN 21 Jakarta
Jumlah siswa-siswi MAN 21 Jakarta tahun pelajaran 2019/2020
sebanyak 530 siswa. Siswa Kelas X terdapat lima rombongan belajar
dengan jumlah 185 siswa. Kelas XI terdapat lima rombongan belajar
dengan jumlah 183. Kelas XII terdapat lima rombongan belajar dengan
jumlah 162 siswa.
Siswa kelas X terbagi dalam lima rombongan belajar. Jumlah siswa
kelas X agama sebanyak 36 siswa. Kelas X Mia 1 sebanyak 38 siswa.
Kelas X Mia 2 sebanyak 35 siswa. Kelas IIS 1 sebanyak 38 siswa. Kelas X
IIS 2 sebanyak 38 siswa. Siswa kelas XI terdapat lima rombongan belajar.
Kelas XI Agama 35 siswa. Kelas XI MIA 1 sebanyak 37 siswa. Kelas XI
MIA 2 sebanyak 35 siswa. Kelas XI IIS 1 sebanyak 38 siswa. Kelas XI IIS
2 sebanyak 38 siswa. Kelas XII juga terbagi dalam lima rombongan
belajar. Jumlah siswa kelas XII Agama sebanyak 34 siswa. Kelas XII MIA
1 sebanyak 34 siswa. Kelas XII MIA 2 sebanyak 35 siswa. Kelas XII IIS 1
sebanyak 34 siswa. Kelas XII IIS 2 sebanyak 25 siswa.
B. Deskripsi Data
Data yang dideskripsikan ialah instrumen berupa kuesioner yang diberikan
ke 26 siswa Kelas XII MIA 1 dan 26 siswa di kelas XII IIS 2. Data tersebut
dianalisis dengan menghitung hasil penelitian menggunakan data statistik
yaitu uji validitas, reliabilitas, regresi, normalitas, dan T test. Selain itu karena
peneliti menggunakan metode penelitian kuanlitatif deskriptif maka masing-
masing data diinterpretasikan oleh peneliti berdasarkan hasil uji statistik yang
telah diperoleh.
Berikut ini adalah nama-nama siswa kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2 MAN
21 Jakarta, serta hasil analisis kuesioner yang dianalisis oleh peneliti.
51
Tabel 3
Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas XII MIA 1
NOMOR NAMA SISWA L/P KODE
URUT NISN
1 0025375732 Adinda Salsabila P
2 0028476236 Ahmad Fauzan L
3 0022216024 Akbar Putra Aji L
4 0024293459 Ameylia Syifa‟ul Qolby P
5 0027897955 Andry Firmansyah L
6 0016156752 Annisa Rahmawati P
7 0023262901 Daffa Muhammad Hadyan Z. L
8 0021936202 Della Syafira P
9 0022011470 Diah Febriliana P
10 0016394216 Faiz Athoillah L
11 0020672173 Faradila Apriasari P
12 0016394226 Fathiyyah Khalidah P
13 0030130136 Fuspa Maryam P
14 0020379893 Heny Sulistiani P
15 0023055861 Idah Mustafidah P
16 0014639749 Laode Annas Akbar R. L
17 0020450764 Lu‟lu Ilmaknun P
18 0022637818 Marsanda Andriani P
19 0029305711 Miftahul Janah P
20 0022309439 Mohammad Fachrul Aditya L
21 0023517649 Muhammad Hafiz R.S. L
22 0030056123 Nabilah Anjani P
23 0014519473 Nadira Aliya Safitri P
24 0022732426 Naida Rabiusafila P
25 0014639734 Nandi Rifaldi L
26 0034774131 Nurul Fauzi P
27 0024550898 Pramudya Adam L
28 0025527936 Putra Bahariawan L
29 0028242048 Riana Eka Putri P
30 0024375749 Salsabila Salwa Pitaloka P
31 0030075430 Shafira Dindayanti P
32 0020451265 Sulistiana Febyanti P
33 0027768856 Trilita Fujinawaroh P
34 0023845294 Wiwin Wulandari P
52
Tabel 4
Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas XII IIS 2
NOMOR NAMA SISWA L/P KODE
URUT NISN
1 0016810466 Ade Fadlih L
2 0020451279 Aini Isma Salsabilla P
3 0023770282 Aina Nabila Zahra P
4 0022638332 Aninda Wilsza Marcella P
5 0023379904 Chyntia Aprilia Pramesti P
6 0014458533 Elsya Rachmadhani P
7 0020379872 Haryanti P
8 0022208251 Hudzaifah P
9 0025612347 Lillah P
10 0016136347 Mardiah P
11 0022989992 Muhammad Akbar Faqih L
12 0020574053 Muhammad Salim Haq L
13 0011709756 Muhammad Zidan L
14 0023055853 Mulvi Siroj L
15 0011709756 Nibras Naufal Havery P
16 0022637847 Nur Intan Ayu Lestari S. P
17 0026219507 Nurul Lutfiah Najla P
18 0021553710 Puti Salsabilah P
19 0022858066 Ratna Sari P
20 0026219509 Robbi Iftahli Daulat L
21 0020379903 Siti Fatimatu Zahra P
22 0014595571 Siti Mutmainah P
23 0030199266 Suci Anggrayani P
24 0022858074 Vito Okta Wardana L
25 0020932619 Yusran Zakaria Hasanjani L
26 0021290549 Zacki L
53
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian tentang “Pengaruh Berita Online Detik.com Terhadap
Pembelajaran Membaca Fakta dan Opini Siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta,
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020” ini mengupas dua judul dari
berita online Detik.com yaitu “Realme X Mulai dipasarkan Agustus” dan
“Siap-siap! Call of Duty Mobile Segera Rilis di Indonesia”. Peneliti membagi
siswa ke dalam lima kelompok kemudian masing-masing kelompok
mendapatkan satu paragraf yang diambil dari salah satu judul di koran online
Detik.com yang telah ditentukan. Pada koran online yang berjudul “Realme X
Mulai dipasarkan Agustus” terdapat tiga paragraf dan judul“Siap-siap! Call of
Duty Mobile Segera Rilis di Indonesia” terdapat sembilan paragraf, jadi secara
keseluruhan jumlah paragraf dari dua judul teks berita tersebut sebanyak dua
belas paragraf, kemudian masih tersisa dua paragraf untuk kelompok yang
penelitiannya kurang tepat.
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu analisis yang ingin diperoleh agar
mengetahui bahwa data yang diperoleh merupakan data yang empiris dan
logis yang menentukan bahwa informasi yang diperoleh sudah tepat.
Validitas suatu instrumen dapat diukur dengan product moment
correlation. Pengujian validitas imstrumen dengan bantuan perangkat
lunak SPSS 24for windows, nilai validitas dapat dilihat pada kolom
Corrected Item – Total Correlation, di mana batas angka kritis (α) adalah
0,05 (5%). Kriteria pengujian menurut Ghozali dengan membandingkan
antara r hitung dengan r tabel:
1. Jika r hitung > r tabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap
valid.
2. Jika r hitung < r tabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap
tidak valid (drof), sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam
penelitian.57
57
Imam Ghozali, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21,
(Semarang: Diponegoro), h. 119.
54
1) Uji Validitas
Tabel
Uji Validitas
a) Berita Online Detik.com
No R Hitung Sig Syarat Keterangan
Item 1 0,378 0,006 >0,300 Item Valid
Item 2 0,396 0,004 >0,300 Item Valid
Item 3 0,576 0,000 >0,300 Item Valid
Item 4 0,420 0,002 >0,300 Item Valid
Item 5 0,082 0,562 <0,300 Item Tidak Valid
Item 6 0,422 0,002 >0,300 Item Valid
Item 7 0,592 0,000 >0,300 Item Valid
Item 8 0,630 0,000 >0,300 Item Valid
Item 9 0,106 0,453 <0,300 Item Tidak Valid
Item 10 0,490 0,000 >0,300 Item Valid
Item 11 0,509 0,000 >0,300 Item Valid
Item 12 0,529 0,000 >0,300 Item Valid
Item 13 0,365 0,008 >0,300 Item Valid
Item 14 0,178 0,208 <0,300 Item Tidak Valid
Item 15 0,521 0,000 >0,300 Item Valid
Item 16 0,524 0,000 >0,300 Item Valid
Item 17 0,460 0,001 >0,300 ItemValid
Item 18 0,507 0,000 >0,300 Item Valid
Item 19 0,634 0,000 >0,300 Item Valid
Item 20 0,392 0,004 >0,300 ItemValid
Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui bahwa item yang
tidak valid yaitu item 5, item 9, dan item 14. Item tersebut
dikatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dari R
tabel sementara syarat agar item tersebut dapat dikatakan valid
apabila R hitung lebih besar dari R tabel yang nilainya 0, 2306.
Maka Item yang disebutkan di atas tidak akan diikut sertakan
dalam penghitungan selanjutnya di SPSS.
55
b) Pembelajaran Fakta dan Opini
Tabel 6
Pembelajaran Fakta dan Opini
No R Hitung Sig Syarat Keterangan
Item 1 0,174 0,217 <0,300 Item Tidak Valid
Item 2 0,236 0,095 <0,300 Item Tidak Valid
Item 3 0,515 0,000 >0,300 Item Valid
Item 4 0,331 0,016 >0,300 Item Valid
Item 5 0,226 0,054 <0,300 Item Tidak Valid
Item 6 0,602 0,000 >0,300 ItemValid
Item 7 0.219 0,119 <0,300 Item Tidak Valid
Item 8 0,362 0,008 >0,300 Item Valid
Item 9 0,034 0,809 <0,300 Item Tidak Valid
Item 10 0,287 0,039 >0,300 Item Valid
Item 11 0,514 0,000 >0,300 Item Valid
Item 12 0,291 0,031 >0,300 Item Valid
Item 13 0,023 0,869 <0,300 Item Tidak Valid
Item 14 0,309 0,000 >0,300 ItemValid
Item 15 0,397 0,004 >0,300 Item Valid
Item 16 0,349 0,011 >0,300 Item Valid
Item 17 0,479 0,000 >0,300 Item Valid
Item 18 0,637 0,000 >0,300 Item Valid
Item 19 0,307 0,027 >0,300 Item Valid
Item 20 0,516 0,000 >0,300 ItemValid
Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui bahwa item yang
tidak valid yaitu item 1, item 2, item 5, item 7, item 9, item dan
13, Item tersebut dikatakan tidak valid karena nilai R hitungnya
lebih kecil dari R tabel sementara syarat agar item tersebut dapat
dikatakan valid apabila R hitung lebih besar dari R tabel yang
56
nilainya 0, 2306. Maka Item yang disebutkan di atas tidak akan
diikut sertakan dalam penghitungan selanjutnya di SPSS.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu
instrumen penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam
waktu yang berbeda.58
Berarti, reliabilitas dilihat dari konsisten tidaknya
hasil yang diperoleh dari instrumen yang telah diisi. Sehingga seorang
yang telah mengisi seluruh instrumen yang ada diberikan skor setiap
poinnya dan dapat terlihat dari skor-skor yang diperoleh itu konsisten atau
tidak dengan syarat suatu kuesioner dikatakan reliable jika Cronbach‟s
Alpha lebih besar dari 0,60. Reliabilitas menggunakan program SPSS 24
for Windows sehingga menghasilkan reliabilitas dari hasil uji coba sebagai
berikut:
Tabel 7
Uji Reliabilitas
1) Berita Online Detik.com
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 52 100.0
Exclu
deda
0 .0
Total 52 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.759 20
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas diatas, diketahui angka
cronbach alpha adalah sebesar 0.759 yang diperoleh melalui hasil uji
statistik menggunakan SPSS, karena nilai tersebut lebih besar dari nilai
58 Ibid., 242.
57
minimal cronbach alpha yaitu 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel Berita
Online Detik.com dapat dikatakan reliable atau handal.
2) Pembelajaran Fakta dan Opini
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 52 100.0
Excludeda 0 .0
Total 52 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.586 20
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas diatas, diketahui angka
cronbach alpha adalah sebesar 0.586 yang diperoleh melalui hasil uji
statistik menggunakan SPSS, karena nilai pengujian item lebih besar
dari nilai minimal cronbach alpha yaitu 0,6. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengukur variabel pembelajaran fakta dan opini dapat dikatakan
kurang reliable atau kurang handal.
c) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Pada penelitian uji
normalitas dilakukan dengan uji kolmogrov-smirnov. Hasil analisis dengan
uji kolmogrov-smirnov terlihat pada tabel delapan sebagai berikut:
Tabel 8
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 52
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 7.68006792
58
Most Extreme
Differences
Absolute .075
Positive .075
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .539
Asymp. Sig. (2-tailed) .933
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov – Smirnov Test diperoleh
nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.539 dan nilai Asymp.sig. sebesar
0.933. Nilai tersebut lebih besar dari batas angka kritis yang sesuai dengan
syarat uji normalitas yaitu 0.05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi
normal.
d) Uji Regresi
Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga digunakan untuk
mengukur ada atau tidaknya korelasi antarvariabel. Analisis regresi lebih
akurat dalam melakukan analisis korelasi, peramalan atau perkiraan nilai
variabel terikat pada nilai variabel bebas lebih akurat pula karena pada
analisis ini kesulitan dalam menunjukkan slop (tingkat perubahan suatu
variabel terhadap variabel lain yang ditentukan).59
Tabel 9
Uji Regresi
Model Summary
M
od
el
R R Square Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 .493a .243 .228 7.75649 .243 16.081 1 50 .000
a. Predictors: (Constant), Berita_Online_Detik_Com
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa pengaruh berita Koran
online Detik.com terhadap pembelajaran fakta dan opini sebesar 0.243
atau 24,3% melalui perhitungan menggunakan SPSS sedangkan 75,7%
dipengaruhi oleh variabel lain dari hasil perhitungan 100% - 24,3 = 75,7%.
59
http://fatkhan.web.id/pengertian-dan-contoh-kasus-uji-regresi-linear-sederhana-dan-
berganda/ (diunggah pada 19 Januari 2020).
59
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 967.511 1 967.511 16.08
X1 .000
b
Residual 3008.156 50 60.163
Total 3975.667 51
a. Dependent Variable: Pembelajaran_Fakta_dan_Opini
b. Predictors: (Constant), Berita_Online_Detik_Com
Jika dilihat dari kolom ke enam dari kiri (Sig.) dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi lebih kecil (Sig. < 0.05). Maka hipotesis nihil
yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh
independent variable terhadap dependent variable ditolak. Artinya, ada
pengaruh yang signifikan Berita Online Detik.com terhadap
pembelajaran fakta dan opini.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 26.177 6.037 4.336 .000
Berita_Online_Deti
k_Com .476 .119 .493 4.010 .000
a. Dependent Variable: Pembelajaran_Fakta_dan_Opini
Pada variabel kecerdasan emosi diperoleh nilai koefisien regresi
berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS sebesar 0,476 pada
tabel di atas dengan nilai Sig. sebesar 0,000 (Sig. < 0,05). Dengan
demikian H01 yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan dari Berita
Online Detik.com terhadap pembelajaran fakta dan opini diterima.
Artinya, berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
Berita Online Detik.com memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pembelajaran fakta dan opini.
60
e) Uji T Tes
Uji T tes merupakan salah satu metode untuk menguji hipotesis
dengan menggunakan sampel T test. Uji hipotesis t-Test adalah uji
hipotesis yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-
rata dari sampel yang diambil.
61
Tabel 10
Uji T Tes
Group Statistics
Jenis_Kelamin N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pembelajaran_F
akta_dan_Opini
Laki 19 49.8274 9.02044 2.06943
Perempuan 33 50.1009 8.85673 1.54176
Pemanfaatan_M
edia_Koran_Onl
ine
Laki 19 51.3274 8.46445 1.94188
Perempuan 33 49.2352 9.55092 1.66260
Berdasarkan tabel output group statistic yang diperoleh melalui
perhitungan SPSS maka diketahui jumlah data hasil pembelajaran fakta
dan opini jenis kelamin laki-laki berjumlah 19 dan perempuan berjumlah
33 orang, sementara Berita Online Detik.com jenis kelamin laki-laki
berjumlah 19 dan perempuan berjumlah 33 orang. Nilai rata-rata hasil
pembelajaran fakta dan opini jenis kelamin laki- laki adalah sebesar 49,82
dan jenis kelamin perempuan sebesar 50,10. Nilai rata-rata Berita Online
Detik.com jenis kelamin laki-laki adalah sebesar 51,32 dan jenis kelamin
perempuan adalah sebesar 49,23. Dengan demikian secara deskriptif
statistik dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil pembelajaran
fakta dan opini dan Berita Online Detik.com. Selanjutnya untuk
membuktikan apakah perbedaan tersebut berarti signifikan atau tidak maka
kita perlu menafsirkan output“independent samples test”.
62
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pembelajaran
Fakta dan Opini
Equal variances
assumed
.0013 0,909 -.107 50 .916 -.27354 2.56767 -5.43085 4.88377
Equal variances
not assumed
-.106 37.098 .916 -.27354 2.58061 -5.50189 4.95481
Pemanfaatan m
Media Koran
Online
Equal variances
assumed
.216 0,644 .792 50 .432 2.09222 2.64214 -3.21468 7.399912
Equal variances
not assumed
.818 41.514 .418 2.09222 2.55639 -3.06858 7.25301
63
Berdasarkan tabel output“Independent Samples Test” pada bagian
equal variances assumed diketahui nilai Sig. (2-tailed) pembelajaran fakta
dan opini 0,909 > 0,05 dan Berita Online Detik.com 0,216 > 0,05. Dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam
pembelajaran fakta dan opini lelaki dan perempuan, sedangkan Berita
Online Detik.com tidak ada perbedaan antara perempuan dan lelaki.
Selanjutnya dari tabel output di atas dapat diketahui nilai mean difference
pembelajaran fakta dan opini adalah -.27354 dan Berita Online Detik.com
nilai mean difference 2.64214 dan selisih perbedaan pembelajaran fakta
dan opini adalah -5.43085 sampai 4.88377, dan Berita Online Detik.com-
3,21468 sampai 7.39912.
f) Interpretasi Per-item
Skala Item Berita Online Detik.Com
1) Saya selalu mencari kebenaran dari informasi yang telah saya baca
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 1 1,93%
2 Tidak Setuju 38 73,07%
3 Setuju 13 25%
4 Sangat Setuju 0 0%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 1,93%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
73,07%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
25% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 0%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan
pernyataan “Saya selalu mencari kebenaran dari informasi yang telah
saya baca”
64
2) Saya mencari tahu kebenaran informasi yang saya baca melalui situs
berita online
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 3 5,76%
2 Tidak Setuju 33 63,46%
3 Setuju 15 28,84%
4 Sangat Setuju 1 1,93%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 5,76%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
63,46%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
28,84% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 1,93%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan
pernyataan “Saya mencari tahu kebenaran informasi yang saya baca
melalui situs berita online”
3) Saya kurang perduli dengan informasi yang sedang viral di dunia
maya.
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 4 7,69%
3 Setuju 36 69,23%
4 Sangat Setuju 12 23,07%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 7,69%, responden
yang menjawab setuju memperoleh persentase 69,23% dan responden
yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 23,07%.
Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
65
sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya kurang perduli
dengan informasi yang sedang viral di dunia maya.
4) Saya sangat perduli dengan info-info kekinian yang membuat saya
selalu update
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 12 23.07%
3 Setuju 31 59,61%
4 Sangat Setuju 9 17.30%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 23,07%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 59,61% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
17,30%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya sangat
perduli dengan info-info kekinian yang membuat saya selalu update
5) Saat saya memperoleh informasi baru saya akan menyampaikannya
pada teman saya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 1 1,93%
2 Tidak Setuju 8 15,38%
3 Setuju 32 61,53%
4 Sangat Setuju 11 21,15%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 1,93%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
15,38%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
61,53% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
66
persentase 21,15%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan
“Saat saya memperoleh informasi baru saya akan menyampaikannya
pada teman saya”
6) Saya sangat menyukai informasi yang berasal dari berita
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 1 1,93%
2 Tidak Setuju 13 25%
3 Setuju 27 51,92%
4 Sangat Setuju 11 21,15%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 1,93%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 25%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 51,92% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
21,15%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya sangat
menyukai informasi yang berasal dari berita”
7) Situs berita online yang saya percaya adalah detik.com
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 13 25%
3 Setuju 28 53,84%
4 Sangat Setuju 11 21,15%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 25%, responden
yang menjawab setuju memperoleh persentase 53,84% dan responden
yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 21,15%.
67
Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
sebagian responden setuju dengan pernyataan “Situs berita online
yang saya percaya adalahdetik.com
8) Saya lebih memercayai berita yang berasal dari koran cetak
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 4 7,69%
3 Setuju 19 36,53%
4 Sangat Setuju 29 55,76%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 7,69%, responden
yang menjawab setuju memperoleh persentase 36,53% dan responden
yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 55,76%.
Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya lebih
memercayai berita yang berasal dari koran cetak”
9) Saya merasa lebih yakin informasi melalui berita di media online
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 6 11,53%
2 Tidak Setuju 28 53,84%
3 Setuju 16 30,76%
4 Sangat Setuju 2 3,84%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 11,53%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
53,84%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
30,76% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 3,84,20%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
68
disimpulkanbahwa sebagian responden tidak setuju dengan pernyataan
“Saya merasa lebih yakin informasi melalui berita di media online”
10) Berita dari koran online memudahkan saya untuk lebih menghemat
waktu dalam menemukan berita
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 4 7,69%
3 Setuju 19 36,53%
4 Sangat Setuju 29 55,76%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 7,69%, responden
yang menjawab setuju memperoleh persentase 36,53% dan responden
yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 55,76%.
Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Berita dari
koran online memudahkan saya untuk lebih menghemat waktu dalam
menemukan berita
11) Fakta selalu dilengkapi dengan data yang terpercaya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 7 13,46%
2 Tidak Setuju 36 69,23%
3 Setuju 7 13,46%
4 Sangat Setuju 2 3,84%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
69,23%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
13,46% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 3,84%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
69
disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan
pernyataan “Fakta selalu dilengkapi dengan data yang terpercaya”
12) Opini dasar pokoknya adalah argumen
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 1 1,93%
2 Tidak Setuju 29 55,76%
3 Setuju 21 40,38%
4 Sangat Setuju 1 1,93%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 1,93%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
55,76%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
40,38% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 1,93%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan
pernyataan “Opini dasar pokoknya adalah argumen”
13) Opini di dalamnya mengandung unsur-unsur fakta dan data namun
proporsinya hanya 10%.
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 3 5,76%
2 Tidak Setuju 24 46,15%
3 Setuju 23 44,23%
4 Sangat Setuju 2 3,84%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 5,76%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
46,15%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
44,23% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 3,84%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
70
disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan
pernyataan “Opini di dalamnya mengandung unsur-unsur fakta dan
data namun proporsinya hanya 10%”.
14) Opini merupakan ide, gagasan, dan pendapat subjektif penulis
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 2 3,84%
2 Tidak Setuju 23 44.23%
3 Setuju 15 28,84%
4 Sangat Setuju 12 23,07%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 3,84%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
44,23%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
28,84% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 23,07%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan
pernyataan “Opini merupakan ide, gagasan, dan pendapat subjektif
penulis”
15) Opini terkadang bertujuan untuk menghibur
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 16 30,76%
3 Setuju 27 51,92%
4 Sangat Setuju 9 17,30%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 30,76%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 51,92% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
71
17,30%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Opini terkadang
bertujuan untuk menghibur”
16) Fakta dimuat di dalam berita
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 6 11,53%
3 Setuju 19 36,53%
4 Sangat Setuju 27 51,92%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 11,53%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 36,53% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
51,92%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Fakta
dimuat di dalam berita”
17) Fakta mampu mengurangi hoax pada media sosial
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 10 19,23%
3 Setuju 24 46,15%
4 Sangat Setuju 18 34,61%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 19,23%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 46,15% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
34,61%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
72
disimpulkanbahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan
“Fakta mampu mengurangi hoax pada media sosial”
18) Fakta waktu penyebarannya lebih lama dibandingkan opini
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 2 3,84%
2 Tidak Setuju 17 32,69%
3 Setuju 25 48,07%
4 Sangat Setuju 8 15,38%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 3,84%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
32,69%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
48,07% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 15,38%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan
“Fakta waktu penyebarannya lebih lama dibandingkan opini
19) Seringkali saya tidak bisa membedakan mana berita fakta dan mana
yang opini
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 7 13,46%
3 Setuju 26 50%
4 Sangat Setuju 19 36,53%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 50% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
36,53%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
73
bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Seringkali saya
tidak bisa membedakan mana berita fakta dan mana yang opini”
20) Saya tidak mudah percaya dengan isu-isu yang sedang viral
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 11 21,15%
2 Tidak Setuju 23 44,23%
3 Setuju 11 21,15%
4 Sangat Setuju 7 13,46%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 21,15%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
44,23%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
21,15% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 13.146%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan
pernyataan “Saya tidak mudah percaya dengan isu-isu yang sedang
viral”
Skala Item Pembelajaran Fakta dan Opini
21) Saya membaca koran online setiap hari
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Setuju 4 7,69%
4 Sangat Setuju 48 92,31%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab setuju memperoleh persentase 7,69% dan responden
yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 92,31%.
74
Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya membaca
koran online setiap hari”
22) Saya membaca koran online selama satu jam dalam sehari
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 3 5,76%
3 Setuju 22 42,30%
4 Sangat Setuju 27 51,92%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 5,76%, responden
yang menjawab setuju memperoleh persentase 42,30% dan responden
yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 51,92%.
Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya membaca
koran online selama satu jam dalam sehari”
23) Jika ada berita-berita terbaru pada koran online saya akan coba
membacanya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 4 7,69%
2 Tidak Setuju 20 38,46%
3 Setuju 22 42,30%
4 Sangat Setuju 6 11,53%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 7,69%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
38,46%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
42,30% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
75
persentase 11,53%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
disimpulkanbahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan
“Jika ada berita-berita terbaru pada koran online saya akan coba
membacanya.
24) Saya tidak suka jika teman saya mengganggu saya pada saat saya
membaca
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 7 13,46%
3 Setuju 18 34,61%
4 Sangat Setuju 27 51,92%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 34,61% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
51,92%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden sangatsetuju dengan pernyataan “Saya
tidak suka jika teman saya mengganggu saya pada saat saya
membaca”
25) Saya terkadang tidak mengetahui suatu hal yang penting dari
pernyataan tersebut
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 2 3,84%
2 Tidak Setuju 14 26,92%
3 Setuju 32 61,53%
4 Sangat Setuju 4 7,69%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 3,84%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
76
26,92%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
61,53% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 7,69%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan
“Saya terkadang tidak mengetahui suatu hal yang penting dari
pernyataan tersebut”
26) Saya selalu membaca secara seksama
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 7 13,46%
3 Setuju 18 34,61%
4 Sangat Setuju 27 51,92%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 34,61% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
51,92%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya
selalu membaca secara seksama”
27) Saya selalu membagi hasil bacaan saya kepada teman saya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 1 1,93%
3 Setuju 9 17,30%
4 Sangat Setuju 42 80,76%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 1,93%, responden
yang menjawab setuju memperoleh persentase 17,30% dan responden
77
yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 80,76%.
Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya selalu
membagi hasil bacaan saya kepada teman saya”
28) Saya selalu memberikan pendapat tentang hasil bacaan saya pada
teman saya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 1 1,93%
2 Tidak Setuju 11 21,15%
3 Setuju 19 36,53%
4 Sangat Setuju 21 40.38%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 1,93%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
21,15%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
36,53% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 40,38%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa sebagian responden sangat setuju dengan
pernyataan “Saya selalu memberikan pendapat tentang hasil bacaan
saya pada teman saya”
29) Saya kurang semangat jika teman saya tidak satu pendapat dengan
saya terkait dengan saya terkait berita yang telah saya baca
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 10 19,23%
2 Tidak Setuju 18 34,61%
3 Setuju 19 36,53%
4 Sangat Setuju 5 9,61%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 19,23%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
34,61%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
78
36,53% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 9,61%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan
“Saya kurang semangat jika teman saya tidak satu pendapat dengan
saya terkait dengan saya terkait berita yang telah saya baca.
30) Saya sangat menyukai berita yang terkait dengan kegemaran saya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 7 13,46%
3 Setuju 22 42,30%
4 Sangat Setuju 23 44,23%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 42,30% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
44,23%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya
sangat menyukai berita yang terkait dengan kegemaran saya”
31) Dalam sehari saya bisa membaca 10 jenis berita di koran online.
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 4 7,69%
3 Setuju 21 40,38%
4 Sangat Setuju 27 51,92%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 7,69%, responden
yang menjawab setuju memperoleh persentase 40,38% dan responden
79
yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 51,92%.
Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Dalam sehari
saya bisa membaca 10 jenis berita di koran online”
32) Saat saya sedang ada waktu luang saya lebih memilih untuk membaca
koran online dibandingkan menonton televisi
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 2 3,84%
3 Setuju 23 44,23%
4 Sangat Setuju 27 51,92%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 3,84%, responden
yang menjawab setuju memperoleh persentase 44,23% dan responden
yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 51,92%.
Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saat saya
sedang ada waktu luang saya lebih memilih untuk membaca koran
online dibandingkan menonton televisi”
33) Saat liburan saya tetap membaca berita online
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 3 5,76%
2 Tidak Setuju 25 48,07%
3 Setuju 19 36,53%
4 Sangat Setuju 5 9,61%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 5,76%,
responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase
80
48,07%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase
36,53% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh
persentase 9,61%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan
“Saat liburan saya tetap membaca berita online”
34) Saya lebih memilih berita yang berkaitan dengan olahraga
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 7 13,46%
4 Setuju 33 63,46%
5 Sangat Setuju 12 23,07%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 63,46% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
23,07%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya lebih
memilih berita yang berkaitan dengan olahraga”
35) Saya lebih suka berita yang berkaitan dengan ekonomi
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 12 23,07%
3 Setuju 31 59,61%
4 Sangat Setuju 9 17,30%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 23,07%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 59,61% dan
81
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
17,30%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya lebih suka
berita yang berkaitan dengan ekonomi”
36) Saya lebih suka berita yang berkaitan dengan kuliner
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 5 9,61%
3 Setuju 37 71,15%
4 Sangat Setuju 10 19,23%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 9,16%, responden
yang menjawab setuju memperoleh persentase 71,15% dan responden
yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 19,23%.
Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya lebih suka berita
yang berkaitan dengan kuliner”
37) Saya lebih suka berita yang terkait dengan kebudayaan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 7 13,46%
3 Setuju 36 69,23%
4 Sangat Setuju 9 17,30%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 69,23% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
82
17,30%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya lebih suka
berita yang terkait dengan kebudayaan”
38) Saya lebih suka berita yang terkait dengan politik
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 32 61,53%
3 Setuju 18 34,61%
4 Sangat Setuju 2 3,84%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 61,53%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 34,61% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
3,84%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya lebih suka
berita yang terkait dengan politik”
39) Saya selalu mencari kebenaran dari semua berita yang saya baca
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 18 34,61%
3 Setuju 28 53,84%
4 Sangat Setuju 6 11,53%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 34,61%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 53,84% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
11,53%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
83
bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya selalu
mencari kebenaran dari semua berita yang saya baca”
40) Saya selalu menyebarkan semua berita yang telah saya baca baik itu
fakta atau hanya hoax.
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 9 17,30%
3 Setuju 19 36,53%
4 Sangat Setuju 24 46,15%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden
yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 17,30%,
responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 36,53% dan
responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase
46,15%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya
selalu menyebarkan semua berita yang telah saya baca baik itu fakta
atau hanya hoax”.
84
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil uji pengolahan data menggunakan uji statistik dapat
disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh sebelum dan setelah dilakukannya
penelitian mengenai Pengaruh Koran Online Detik.com Terhadap
Pembelajaran Fakta dan Opini Siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta memiliki
pengaruh terhadap pembelajaran fakta dan opini siswa Kelas XII MAN 21
Jakarta, Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Berdasarkan data yang
diperoleh melalui uji statistik dengan menggunakan SPSS maka hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut: melalui uji validitas berita online Detik.com
terdapat 3 item yang tidak valid dikarenakan jumlah r Hitung lebih kecil
dibandingkan r Tabel. Pada uji reliablilitas diperoleh hasil 0.759 yang berarti
bahwa nilai tersebut lebih besar dibandingkan angka minimal yaitu 0,6 yang
menjadi acuan atau syarat pada uji reliabilitas maka data tersebut dapat
dikatakan reliable. Pada uji normalitas dengan menggunakan SPSS diperoleh
nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.539 dan nilai Asyimp.sig. sebesar
0.933, nilai tersebut lebih besar dibandingkan batas nilai minimal yaitu 0.05
maka data tersebut dikatakan normal. Pada uji regresi diperoleh hasil 24,3%
dan data yang dipengaruhi oleh variabel lain nilainya sebesar 75,7% sementara
nilai Sig. .000 yaitu lebih kecil dari 0.05 (nilai signifikansi) maka dari hasil uji
regresi dapat disimpulkan bahwa berita online Detik.com berpengaruh
terhadap pembelajaran fakta dan opini. Pada tabel uji T tes diperoleh
perbandingan antara laki –laki dan perempuan sebesar 51,32 banding 49,23
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pendapat antara jenis kelamin
laki-laki dan perempuan terhadap rata-rata hasil pembelajaran fakta dan opini
dan berita online Detik.com. Maka jika dilihat dari hasil uji validitas,
reliabilitas, normalitas, regresi dan T tes terdapat pengaruh yang signifikan
antara berita online Detik.com terhadap pembelajaran fakta dan opini siswa
kelas XII MAN 21 Jakarta, semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020.
85
B. Saran
Media pembelajaran merupakan salah satu alat yang sangat penting
dimiliki oleh seorang guru, semakin menarik media yang digunakan tersebut
dapat disesuaikan dengan era saat ini, maka siswa pun akan lebih aktif dan
bersemangat dalam belajar, salah satunya pada pembelajaran fakta dan opini
yang pada dasarnya kedua hal itu menjadi sorotan disetiap harinya baik dalam
lingkungan sekolah, media, rumah, tempat bermain dan yang lainnya dan
sangat berpengaruh bagi pengetahuan serta daya tanggap siswa terhadap
infromasi yang diterima dalam bentuk apa pun. Maka peneliti dalam menulis
penelitian ini ingin menghimbau atau menyarankan agar seluruh guru dapat
menggunakan media koran online Detik.com sebagai media yang positif pada
pembelajaran membaca fakta dan opini.
86
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro, dkk. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, Cet. 3, 2014.
Burton, Graeme. Membincangkan Televisi. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional,
2011.
Emzir. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Gravindo Persada, 2008.
Fatmasari, Yuniar. Sekilas Tentang Detik.com.
https://yuniarfatmasari.wordpress.com/sekilas-tentang-detik-com/,
(diakses: 18 Desember 2019).
Fitriawan, Rana Akbari,dkk. Jurnalistik Media. Yogyakarta: Deepublish, Cet. 1,
2017.
Franz, Kurt dan Bernhard Meier.Membina Minat Baca. Bandung:
Ehrenwirth,1983.
Indrawan, Rully dan Yaniawati, Poppy. Metodologi Penelitian. Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014.
Lorens Bagus dalam I Gusti Ngurah Oka Agustawan, dkk.Penggunaan Teknik
Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam
Menentukan Fakta dan Opini Pada Tajuk Rencana Bali Post Kelas XI
IPA 2 SMA Negeri 1 Sawan. Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Vol. 2. No. 1. 2014.
Meilasari, Priska, dkk. Analisis Terjemahan Ungkapan Eufimisme dan
Disfemisme Pada Teks Berita Online BBC, Journal of linguistics,
Universitas Sebelas Maret,vol. 1, no. 2, ISSN: 2527-2969, 2016.
Mondry. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia,
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, Cet.8, 2013.
Murhada. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011.
Nurhadi dalam Joko Santoso dalam Wa Fatima.Kemampuan menentukan Fakta
dan Opini Dalam Teks Tajuk Rencana Koran Kompas Siswa Kelas XI
IPA SMA Negeri 7 Kendari. Jurnal Bastra. Vol.1. No.2. E-ISSN: 2503-
3875, 2016.
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007.
Putra, Masri Sareb. Media Cetak. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press, Cet. 1, 2015.
87
Sadiman, S. Arif,dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, Cet. 17, 2014.
Sanjaya, Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Prenamedia
Group,Cet. 2, 2014.
Saputra, Arvin. Masa Depan Media. Batam: Lucky Publisher, 2003.
Schecther, Danny. Matinya Media. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007.
Severin, Werner J. Teori Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group, Cet. 3,
2008.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2014.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 6,
2012.
Sutabri, Tata. Komputer dan Masyarakat. Yogyakarta: Andi, 2013.
Syahputra, Iswandi. Opini Publik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2018.
Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa, 2008.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah :MAN 21 Jakarta
Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia
Kelas/Semeter :XII/1
Materi Pokok :Fakta dan Opini
Tema :Fakta dan Opini
Alokasi Waktu :2 x 45 menit (1 pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang
teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikatir Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
4.10 Menyajikan informasi dan data dalam
bentuk fakta dan opini dikaitkan dengan
teknologi saat ini serta dengan
memperhatikan struktur, unsur
kebahasaan, atau aspek lisan.
4.10.1
4.10.2
4.10.3
4.10.4
Menjelaskan pengertian
dan karakteristik fakta
melalui koran online
detik.com.
Menjelaskan pengertian
dan karakteristik opini
melalui koran online
detik.com.
Menentukan kalimat fakta
pada berita di koran
online detik.com.
Menentukan kalimat opini
melalui berita koran
online detik.com.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran tentang fakta dan opini melalui media koran
online, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian dan karakteristik fakta dan opini
2. Menentukan fakta dan opini dalam berita di media online detik.com
3. Mampu membedakan fakta dan opini
D. Materi Pembelajaran
Materi: Fakta dan Opini
1. Pengertian Fakta dan Opini
a. Fakta
Menurut Suyono fakta adalah hal atau peristiwa yang benar-benar terjadi.
Menurut Abdullah fakta adalah sesuatu yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan oleh
setiap orang. Sedangkan menurut Semi berita adalah fakta yang disampaikan kepada
orang lain. Pendapat senada dikemukakan oleh Nurhadi yang menyatakan fakta
adalah informasi yang berkaitan dengan aspek kehidupan yang bersifat nyata.
b. Opini
Irish dan Prothro menyatakan bahwa pernyataan yang telah mengalami proses
komunikasi disebut opini, sedangkan perasaan atau pemikiran yang belum
dinyatakan merupakan attitude atau sikap.
2. Ciri-ciri Fakta dan Opini
a. Fakta
1. Dapat dibuktikan kebenarannya
2. Memiliki informasi yang tepat dan akurat, contoh durasi insiden, lokasi dan
tanggal
3. Memiliki narasumber yang terpercaya
4. Berkarakter objektif, ialah informasi sungguh-sungguh ada dan tidak dibuat-buat
5. Dapat mencakup pertanyaan 5W + 1H
6. Membuktikan insiden yang pernah terjadi
b. Opini
1. Tidak dapat dibuktikan kebenarannya
2. Berkarakter individual dan kebanyakan dilengkapi dengan pernyataan,
rekomendasi dan paparan yang menjelaskan
3. Merupakan pandangan pribadi atau tidak ada narasumber
4. Mengandung tanggapan berdasarkan insiden yang terjadi
5. Membuktikan insiden yang belum atau akan dilakukan
6. Argumen atau pernyataan seseorang
7. Terkadang menggunakan kata; bisa jadi, mungkin, menurut, sangat, tidak
mungkin, seharusnya dan sebaiknya.
E. Metode/Model Pembelajaran
1. Metode : Kuesioner
2. Model : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
F. Media Pembelajaran
1. Laptop
2. Papan tulis
3. Infocus
4. Handphone (Hp)
5. Proyeksi audio visual: slide power point
G. Sumber Belajar
1. Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S. 2005. Pembinaan Kemampuan Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
2. Darmawati, Uti. Y. Budi Artati. 2012. Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran 2012/2013. Klaten: PT. Intan Pariwara.
3. Sumarsih, dkk. 2012. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA. Karanganyar: CV. Hasan
Pratama.
H. Kegiatan Pembelajaran
Tahap
Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Awal
(Pendahuluan)
Orientasi
1. Guru melakukan pembukaan dengan
salam kemudian peserta didik
menjawab salam
2. Guru mengondisikan kelas
3. Guru dan peserta didik berdoa untuk
memulai pembelajaran
4. Guru memeriksa kehadiran peserta
didik.
Apersepsi
1. Mengaitkan materi/ kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
melalui pengalaman peserta didik
dengan materi/ kegiatan sebelumnya
2. Mengingatkan kembali materi yang
sudah dipelajari dengan bertanya
3. Mengajukan pertanyaan dengan
pelajaran yang akan dilakukan
Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari materi yang
akan dipelajari
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
3. Apabila materi ini dikerjakan dan dikuasai dengan baik, maka peserta
didik diharapkan dapat memahami
materi yang diajarkan
4. mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi pelajaran
yang akan dipelajari
2. Guru bersama siswa menyepakati
langkah-langkah kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai
kompetensi
Kegiatan Inti Pemberian Rangsangan
Peserta didik diberi rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada materi yang
diajarkan dengan cara:
Mengamati
Peserta didik mengamati berita online
detik.com melalui handphone- nya masing-
masing.
Menanya
1. Tanya jawab terkait fakta dan opini
2. Guru menanyakan pada peserta didik
tentang pengetahuan mereka terkait
fakta dan opini
Mengeskplorasi
1. Peserta didik diberi penjelasan
mengenai media pembelajaran yang
berbasis online
2. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan
fakta dan opini
70 menit
Menalar
Menentukan fakta dan opini melalui media
koran online detik.com
1. Siswa dibolehkan untuk
menggunakan hp (handphone) saat
pembelajaran mengenai fakta dan
opini.
2. Siswa dibagi menjadi lima kelompok
3. Siswa ditugaskan untuk
mendownload aplikasi koran online
detik.com
4. Guru memilah beberapa berita untuk
dianalisis oleh siswa
5. Siswa menentukan manakah yang
kalimatnya sesuai dengan cirri-ciri
fakta dan mana yang kalimatnya
sesuai dengan ciri-ciri opini
Mengomunikasikan
1. Perwakilan kelompok menentukan
kalimat fakta dan opini
2. Kelompok lain menanggapi
Konfirmasi
Peserta didik memperoleh penguatan tentang
materi yang dipelajari
Kegiatan
Akhir
(Penutup)
Kegiatan pendidik bersama peserta didik
1. Guru memberikan kesempatan
bertanya kepada peserta didik
mengenai kejelasan materi
2. Peserta didik melakukan refleksi
tentang pembelajaran yang telah
dilakukan
3. Peserta didik bersama dengan guru
menyimpulkan pembelajaran yang
telah dilangsungkan
4. Guru menyampaikan materi
pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya
5. Guru dan peserta didik menutup
pembelajaran dengan doa dan salam.
10 menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap - Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap:
No Nama Siswa
Aspek Perilaku yang
Dinilai Jumlah
Skor
Skor
Sikap Kode Nilai
BS JJ TJ DS
1 Nanto 75 75 70 75 290 72,5 B
2
... ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggung Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 290 : 4 = 72,5
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
– 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun
agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu
tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian
menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format
penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih
dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
Skor
Skor
Sikap Kode Nilai
1
Selama diskusi, saya ikut
serta mengusulkan
ide/gagasan.
50
250 62,50 C 2
Ketika kami berdiskusi,
setiap anggota mendapatkan
kesempatan untuk berbicara.
50
3
Saya ikut serta dalam
membuat kesimpulan hasil
diskusi kelompok.
50
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut
Contoh format penilaian teman sebaya :
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
1 Mau menerima pendapat
teman. 100
450 90,00 SB
2 Memberikan solusi terhadap
permasalahan. 100
3
Memaksakan pendapat
sendiri kepada anggota
kelompok.
100
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ...
50
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
Penilaian Jurnal
c. Pengetahuan
Pilihan Ganda
Soal
1. Cermati paragraf berikut!
(1) Udara yang dihirup makhluk hidup mempunyai kadar oksigen 21 persen.
(2) Kadar tersebut harus tetap terpelihara. (3) Namun setiap tahun, dunia industri
akan menghabiskan kira-kira 41 persen oksigen untuk menggerakkan roda
perindustriannya. (4) jika dituliskan dalam bilangan nyata, oksigen dihabiskan
oleh industri kurang lebih 400 ton setiap menit yang akan diambil dari udara
tanpa pengembalian. (5) meskipun bilangan itu cukup besar, keadaan itu
belum sampai mebuat kita sesak nafas.
Kalimat fakta dalam paragraf tersebut terdapat pada kalimat nomor ...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
2. Cermati kutipan teks berikut!
(1) Kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Indonesia mulai berimbas
terhadap proyeksi produksi pangan tahun ini. (2) pemangku kepentingan di
beberapa wilayah menilai penurunan produksi pangan tahun ini pasti terjadi.
(3) akibat kekeringan dan banyak yang gagal panen, produksi gabah akan
berkurang, (4) saat ini terdapat 750 hektare lahan persawahan di Pangandaran,
Jawa Barat, yang telah dinyatakan gagal panen (puso). (5) Hal ini akan
mengakibatkan banyak petani mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Kalimat yang berupa fakta dalam teks tersebut terdapat pada nomor...
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (4)
c. (2) dan (4)
d. (3) dan (5)
3. Cermati kutipan teks berikut!
(1) Dia memang patut disebut sebagai maniak bola. (2) Sejak usia 7 tahun,
Usman telah mendedikasikan hidupnya untuk olahraga sepakbola. (3) kini dia
berusia 29 tahun. (4) Dia mengaku tidak bisa memisahkan hidupnya dengan
sepakbola.
Kalimat-kalimat yang berupa fakta adalah nomor...
a. (1) dan (2)
b. (3) dan (4)
c. (2) dan (3)
d. (4) dan (1)
4. Cermati kutipan teks berikut!
(1) Selama ini, pemerintah banyak mengalokasikan dana untuk pengadaan
mesin pengering gabah. (2) Diharapkan, mesin pengering gabah bisa
menaikkan daya tawar petani di hadapan Bulog atau pedagang. Maka
pemerintah harus betul-betul memperhatikan nasib petani. (4) bukan sekedar
janji-janji dan mengklaim memperhatikan petani.
Kalimat yang merupakan fakta adalah nomor...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
5. Cermati kutipan teks berikut!
(1) Oknum guru sebuah SMP di Kepanjen, Kabupaten Malang diamankan. (2)
Dia diduga telah mencabuli belasan siswa. (3) Pelecehan sesksual dilakukan
pelaku di ruang Bimbingan Konseling (BK). (4) Dikatakam Ujung, pelaku
beberapa hari sempat tidak pulang ke rumahnya di wilayah Kepanjen, sejak
kasus yang melibatkannya diselidiki polisi.
Kalimat yang merupakan opini adalah nomor...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Petunjuk penilaian soal pilihan ganda
Nomor Soal Bobot Soal
1-5 20
Jumlah skor maksimal 100
Jika benar mendapat skor 100
Jika salah mendapat skor 0
Penentuan nilai = Skor Perolehan x 100
Skor Maksimal
Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Penilaian Aspek Percakapan
Petunjuk penilaian soal pilihan ganda
Penugasan (Lihat Lampiran)
No Aspek yang Dinilai
Skala Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai 25 50 75 100
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
Tugas Rumah
1. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
2. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
3. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan
untuk mendapatkan penilaian.
d. Keterampilan
Penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai
Sangat
Baik
(100)
Baik
(75)
Kurang
Baik
(50)
Tidak
Baik
(25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali
skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek
- Penilaian Produk
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
2. Instrumen Penilaian (terlampir) a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan pengertian fakta dan opini!
2) Jelaskan tentang ciri-ciri fakta dan opini !
3) Carilah satu fakta yang terdapat dalam koran online detik.com!
CONTOH PROGRAM REMIDI
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
No Nama Peserta
Didik
Nilai
Ulangan
Indikator
yang
Belum
Dikuasai
Bentuk
Tindakan
Remedial
Nilai
Setelah
Remedial
Keterangan
1
2
3
4
5
6
dst
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku terkait pengertian fakta dan opini.
2. Mencari perbedaan antara koran cetak dan koran online
3. Mencari informasi melalui berita koran online detik.com tentang berita-berita baik yang
bersifat fakta atau opini
Bekasi, 16 September 2019
Guru Bahasa Indonesia Peneliti
88
RIWAYAT PENULIS
Mutiara Fajrin. Lahir pada 14 Desember 1996 di
Bekasi. Wanita yang biasa dipanggil Mutiara ini
menempuh pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah
Attaqwa 20, kemudian sekolah menengah Pertama di
SMPN 143 Jakarta Utara, dan Sekolah Menengah Atas
di MAN 21 Jakarta Utara.Mutiara melanjutkan
pendidikannya di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Wanita yang memiliki kegemaran membaca
ini memiliki seorang ayah bernama Gusmin Tanjung
dan ibu yang bernama Elfiyanti, baginya kasih sayang
dan motivasi yang selalu mereka berikan adalah
motivasi yang sangat berharga dibandingkan apa pun.
Ayah menurutnya adalah seorang penjahit profesional yang sudah terbiasa
mengerjakan segala jenis pakaian. Sejak kecil ayah sudah berlatih menjahit dan
memenuhi kebutuhan hidup Mutiara dan keluarganya. Sedangkan ibunya adalah
seorang penjual kecil-kecilan di tempat tinggalnya. Mutiara merasa sangat kagum
dan bersyukur pada Allah SWT. Karena telah menganugerahkan orangtua terbaik
dan teristimewa untuknya dan ketiga saudaranya.
Selain menjadi mahasiswa Mutiara juga memiliki kegemaran membaca,
memasak, bernyanyi, dan menonton film horor. Selain itu, di kampus ia mengikuti
organisasi intra dan ekstra kampus. Pada tahun 2016 Mutiara menjabat sebagai
sekretaris di Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, kemudian pada tahun 2017 ia juga masih menjadi sekretaris II di HMJ
PBSI. Mutiara memiliki prinsip yang sangat kuat untuk membahagiakan kedua
orangtuanya, Mutiara adalah seorang wanita yang tidak ingin mempersulit orang
lain, Mutiara memiliki tekad untuk menjadi seorang penulis sejati, namun
keinginannya masih dalam proses. Mutiara juga gemar memasak meskipun
masakan yang dibuatnya terkadang sulit diterima orang yang memakannya,
namun tekadnya untuk menjadi seorang isteri soleha sangatlah kuat. Mutiara
dalam menuliskan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh Gelar S-1 Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
dengan judul “Pengaruh Berita Online Detik.com Terhadap Pembelajaran Fakta
dan Opini Siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta”. Mutiara melaksanakan penelitian
pada bulan Juli, semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.