pengaruh berita online “detik.com”

126
PENGARUH BERITA ONLINE “DETIK.COM” TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XII MAN 21 JAKARTA SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan oleh Mutiara Pajrin NIM11150130000028 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Transcript of pengaruh berita online “detik.com”

i

PENGARUH BERITA ONLINE “DETIK.COM”

TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA

FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XII

MAN 21 JAKARTA SEMESTER GANJIL

TAHUN AJARAN 2019/2020

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Mutiara Pajrin

NIM11150130000028

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

i

ABSTRAK

Mutiara Pajrin (NIM: 11150130000028). Pengaruh Koran Online Detik.Com

Terhadap Pembelajaran Membaca Fakta dan Opini Siswa Kelas XII MAN

21 Jakarta Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Dr.

Hindun, M.Pd.

Penelitian ini membahas pengaruh koran online Detik.com terhadap

pembelajaran membaca fakta dan opini siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta.

Penelitian ini dilaksanakan pada Juli, semester ganjil, tahun pelajaran 2019/2020.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh berita online “Detik.com”

terhadap pembelajaran fakta dan opini siswa kelas XII. Subjek penelitian ini

adalah Siswa Kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2 dan objeknya adalah koran online

Detik.com. Metode penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Teknik pengamatan

yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara dengan guru.

Data dianalisis berdasarkan alat ukur kuesioner yang telah diisi oleh siswa dan

dihitung dengan menggunakan uji validitas, reliabilitas, normalitas, regresi, dan

uji “t” tes, dengan menggunakan data statistik.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa media koran online memiliki

pengaruh yang signifikan di Kelas XII MAN 21 Jakarta. Pada pembelajaran fakta

dan opini berdasarkan hasil uji validitas pengaruh media koran online terdapat tiga

siswa yang tidak setuju dengan pembelajaran tersebut. Berdasarkan uji reliabilitas

pada pengaruh koran online dikatakan reliable atau handal karena sebagian besar

siswa menjawab setuju sementara uji reliabilitas pembelajaran fakta dan opini

hasilnya adalah kurang reliable. Berdasarkan hasil uji normalitas data dalam

bentuk kuesioner tersebut sudah berdistribusi normal.

Kata kunci: media koran online, fakta dan opini.

ii

ABSTRACT

Mutiara Pajrin (NIM: 11150130000028). The Influence of Detik.Com Online

Newspapers Against Learning Fact and Opinion of Class XII MAN 21 Jakarta

Students Odd Semester Academic Year 2019/2020. Thesis Department of

Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher

Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervisor: Dr.

Hindun, M.Pd.

This study discusses the motivation of detik.com online newspaper in learning

facts and opinions of Class XII MAN 21 Jakarta students. This research was

conducted in July, odd semester, 2019/2020 school year. The purpose of this

research is to learn the motivation of online news "detik.com" in learning the facts

and opinions of class XII students. The subject of this research is the online

newspaper detik.com and the object is students of Class XII MIA 1 and XII IIS 2

at the school. This research method is quantitative descriptive. Data collection

techniques used by using questionnaires and interviews with teachers. Data were

analyzed based on measuring devices that have been filled out by students and

calculated using validity, reliability, normality, regression, and "t" tests, using

statistical data.

The results of this study describe the online newspaper media which has a

significant influence in Class XII MAN 21 Jakarta. In learning facts and opinions

based on the results of the validity test, the online newspaper media became three

students who did not agree with the learning. Based on the reliability test on the

influence of online newspapers that are trustworthy or reliable because most

students answer agree the learning reliability test and opinion results are less

reliable. Based on the results of normality test data in the form of a questionnaire

that is normally distributed.

Keywords: online newspaper media, Facts and Opinions.

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwataala yang telah memberikan

rahmat, ridha dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Koran Online Detik.Com Terhadap Pembelajaran

Membaca Fakta dan Opini Siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta Semester Ganjil

Tahun Pelajaran 2019/2020”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada jenjang Strata Satu (S1)

di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis mendapatkan bantuan, dukungan, dan dorongan dari berbagai

pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa

hormat dan terimakasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Makyun Subuki M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Novi Diah Haryanti, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Hindun, M.Pd.,selaku dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan

waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.

5. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd.selaku penguji skripsi pertama danNur

Syamsiyah, M.Pd.selaku dosen penguji kedua yang telah memberikan

arahan

6. Samsurial, M.Pd., selaku Kepala MAN 21 Jakarta yang telah mengizinkan

penulis untuk melakukan penelitian di sekolah, Hj. Mimi Rosmiyati,

S.Pd,MM., selaku guru Bahasa Indonesia Kelas XII MAN 21 Jakarta yang

telah membantu serta membimbing selama penelitian berlangsung.

7. Para guru dan pelaksana tata usaha MAN 21 Jakarta, yang telah

membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama penelitian

berlangsung.

iv

8. Kedua orang tua penulis, Elfiyanti dan Gusmin Tanjung, yang tanpa

mengenal lelah memberikan dukungan dan mendoakan penulis.

9. Kak Pipah, Odi, dan Razwa yang selalu memberikan semangat serta

motivasi bagi penulis

10. Rahmat Dani S.Psi. yang tak lelah membantu serta memberikan dukungan

dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Para sahabat terbaikku Fatmah, Eneng, Karis, Bila, Vivi, Fauziah, Nurel,

Tami, Ani, Dinita yang selalu mengajariku arti bersyukur saat menatap

dunia ini. Serta teman-teman seperjuangan PBSI UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta angkatan 2015.

12. Sahabat-sahabat terbaik di SMPN 143 Jakarta (Fitri, Ainun)

13. Sahabat-sahabat terbaik di MAN 21 Jakarta (Amel, Ifqoh)

14. Para pendukung yang penulis tidak dapat menuliskan namanya satu per

satu. Semoga Allah senantiasa memberikan langkah kemudahan dalam

menggapai semua yang kalian cita-citakan.

Penulis merasa sangat bersyukur telah mengenal orang-orang

terbaik yang mampu memberikan motivasi kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi siapa saja yang membacanya, juga bisa dijadikan contoh bagi para

calon guru dalam mengajar.

Bekasi, 01 Februari 2020

Penulis

Mutiara Pajrin

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ........................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 2

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 2

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 3

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

F. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORETIS ........................................................................... 5

A. Berita ....................................................................................................... 5

1. Definisi Berita .................................................................................. 5

2. Fungsi Berita .................................................................................... 7

3. Bentuk Berita.................................................................................... 8

B. Surat Kabar .............................................................................................. 12

1. Sejarah Surat Kabar .......................................................................... 12

2. Faktor-Faktor Penurunan Persaingan antar Surat Kabar .................. 13

3. Komunikasi Massa dan Sosial.......................................................... 14

4. Perkembangan dan Kegunaan Metode Komunikasi ........................ 14

5. Media dan Politik Pemaknaan .......................................................... 16

6. Pengaruh atau Dampak Komunikasi Massa ..................................... 18

7. Fungsi Komunikasi Massa bagi Masyarakat .................................... 19

vi

8. Revolusi Komunikasi Massa ......................................................... 20

C. Media Pendidikan .................................................................................... 23

1. Arti dan Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia .................. 23

2. Kegunaan Media Pembelajaran ....................................................... 24

3. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia ................................ 24

4. Perkembangan Media Pendidikan ................................................... 25

5. Media Berbasis Website “Detik.com” ............................................. 26

6. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran .............................. 28

D. Membaca ................................................................................................. 30

1. Pengertian Membaca ........................................................................ 30

2. Jenis Teks ......................................................................................... 30

E. Fakta ...................................................................................................... 32

F. Opini ........................................................................................................ 33

1. Definisi Opini .................................................................................. 34

2. Proses dalam Penulisan Opini ......................................................... 35

G. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 35

H. Kerangka Konseptual .............................................................................. 37

I. Hipotesis .................................................................................................. 38

BAB III Metodologi Penelitian ........................................................................ 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 40

B. Metode Penelitian .................................................................................... 40

C. Subjek Penelitian ..................................................................................... 41

D. Objek Penelitian

E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 42

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 42

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 42

H. Penyajian Data ......................................................................................... 43

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 49

A. Profil MAN 21 Jakarta ........................................................................... 49

1. Gambaran Umum MAN 21 Jakarta .................................................. 49

2. Visi, Misi, dan Tujuan MAN 21 Jakarta ........................................... 49

3. Guru MAN 21 Jakarta ....................................................................... 50

4. Siswa MAN 21 Jakarta ..................................................................... 51

B. Deskripsi Data ......................................................................................... 51

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................... 54

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 84

A. Simpulan .................................................................................................. 84

B. Saran ....................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 85

RIWAYAT PENULIS ....................................................................................... 87

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penyajian Data Hasil Penelitian Pemanfaatan Koran Online

Detik.com ......................................................................................... 60

Tabel 2 Daftar Pertanyaan Guru .................................................................... 64

Tabel 3 Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas XII MIA 1 .............................. 68

Tabel 4 Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas XII IIS 2 ................................. 69

Tabel 5 Uji Validitas ..................................................................................... 70

Tabel 6 Pembelajaran Fakta dan Opini ......................................................... 71

Tabel 7 Uji Reliabilitas.................................................................................. 72

Tabel 8 Uji Normalitas .................................................................................. 73

Tabel 9 Uji Regresi........................................................................................ 73

Tabel 10 Uji T Tes .......................................................................................... 75

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3 Hasil Wawancara Dengan Guru

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 5 Lembar Uji Referensi

Lampiran 6 Lembar Kuesioner

Lampiran 7 Print Koran Online Detik.com

Lampiran 8 Surat Pernyataan Penelitian dari Sekolah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi yang sangat pesat membuat semua orang lebih

mudah dalam melakukan segala hal. Pada zaman dahulu berbagai pekerjaan

menjadi kesulitan, karena tidak terbantu oleh teknologi, sekarang semuanya

menjadi lebih mudah dengan menggunakan alat-alat seperti handphone,

komputer, serta mesin–mesin yang berteknologi canggih yang memungkinkan

masyarakat lebih mudah dalam menjalankan segala proses kehidupan. Salah

satu faktor yang membuat teknologi tersebut semakin berkembang adalah ilmu

pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan. Teknologi pendidikan yang saat

ini berkembang di Indonesia yang dikatakan sebagai suatu disiplin

(pengetahuan terapan). Teknologi pendidikan ini diprediksi mampu

memajukan generasi penerus bangsa agar terampil dalam memanfaatkan

segala jenis teknologi yang ada, tujuan utamanya adalah untuk mempermudah

jalannya proses pendidikan dengan tidak terlepas dari para tenaga pendidik

yang terdidik dan terlatih serta berkompeten dan memiliki dedikasi yang

tinggi, yang bertujuan untuk mengatasi berbagai tuntutan belajar yang

semakin kompleks dan bervariasi seiring dengan berkembangnya zaman.

Teknologi pendidikan yang memiliki landasan ontologis yang

memberikan pengetahuan bagaimana cara belajar dengan menggunakan

pendekatan lintas disiplin ilmu (pengetahuan, psikologi, komunikasi, ekonomi,

manajemen, dan sosial-budaya) dengan menggunakan landasan

epistemologisnya untuk melalui kegiatan pembelajaran.

Perkembangan teknologi internet membuat banyak cerdikiawan berpikir

apa sumbangsih dari teknologi itu sendiri terhadap kemajuan belajar siswa di

sekolah terutama pada pembelajaran membaca fakta dan opini, karena

terkadang banyak siswa yang masih belum mampu untuk membedakan antara

ciri fakta dan opini, maka dengan adanya berita online siswa bisa belajar

membaca dengan cermat serta membedakan ciri fakta dan opini.

2

Dengan demikian maka penulis mengangkat judul untuk skripsi ini

berjudul “Pengaruh Berita Online “Detik.com” Terhadap Pembelajaran

Membaca Fakta dan Opini Siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Peneliti dalam proses penyusunan skripsi mencoba mencari

permasalahan yang terkait dengan era milenial saat ini.

1. Peneliti menemukan satu permasalahan yang terkait dengan informasi –

informasi yang dimuat dalam berita atau koran online, karena banyak dari

individu yang menyerap mentah–mentah informasi yang dibaca melalui

koran, maka ini berimbas pada berita–berita hoax atau berita yang tidak

benar dan menyebar ke seluruh media sosial.

2. Berita-berita hoax yang menyebar di sosial media mengakibatkan pembaca

menerima informasi secara mentah –mentah

3. Informasi yang tidak dibaca secara baik dan benar maka akan

menimbulkan kesalahpahaman yang semakin meluas.

Peneliti mencoba memberikan pengetahuan terutama bagi para penerus

bangsa yaitu dari kalangan akademisi, fokus penelitian ini adalah “Pengaruh

Berita Online Detik.com terhadap Pembelajaran Membaca Fakta dan Opini

Siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta, Semester Ganjil Tahun Pelajaran

2019/2020”. Dengan adanya penelitian ini diharapkan para generasi muda

tidak menerima secara mentah – mentah segala informasi yang terdapat dalam

berita online.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas, penulis membatasi masalah berupa:

pengaruh berita online Detik.com terhadap pembelajaran membaca fakta dan

opini dengan tema “Inovasi Baru di Zaman Teknologi Canggih” Siswa Kelas

XII MAN 21 Jakarta yang berjumlah sebanyak 52 orang, semester ganjil tahun

pelajaran 2019/2020.

3

D. Perumusan Masalah

Setelah menguraikan, mengidentifikasi, dan membatasi masalah,

selanjutnya peneliti membuat perumusan masalah. Adapun perumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana pengaruh berita online

Detik.com terhadap Pembelajaran Membaca Fakta dan Opini Siswa Kelas XII

MAN 21 Jakarta, semester ganjil, tahun pelajaran 2019/2020?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berita online

Detik.com terhadap pembelajaran membaca fakta dan opini siswa kelas XII

MAN 21 Jakarta, semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.

F. Kegunaan Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberi

kegunaan sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoretis

Penelitian ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui pengaruh yang

diperoleh para siswa agar mereka tidak menerima secara mentah – mentah

informasi yang mereka dapatkan melalui berita online. Setelah peserta

didik memahami perbedaan fakta dan opini dalam berita online, mereka

akan mampu membedakan fakta dan opini saat mereka mendapatkan

informasi terbaru dari media sosial lainnya seperti whatsapp, twitter, line,

facebook dan lainnya.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Guru

1. Mempermudah guru dalam menyusun strategi mengajar

2. Meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran fakta dan opini

3. Menjadi rujukan guru dalam pembelajaran fakta dan opini.

4. Memanfaatkan media online sebagai media yang positif dan

bermanfaat

4

b. Bagi Siswa

1. Mengukur kemampuan siswa dalam membaca

2. Mengukur kemampuan siswa dalam membedakan fakta dan opini

3. Menambah pengetahuan siswa terhadap media koran online

4. Menjadi rujukan siswa dalam mempelajari fakta dan opini

5. Memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat dalam membaca.

c. Bagi Sekolah

1. Memotivasi untuk meningkatkan kualitas belajar dan

menyesuaikannya dengan era saat ini

2. Meningkatkan pengembangan strategi mengajar

5

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Berita

1. Definisi Berita

Berita menjadi yang terbanyak diperoleh bila seseorang membaca

media cetak bahkan ada yang mengatakan bisa mencapai 90 persen.

Meskipun belum tentu presentasenya seperti itu bila seseorang

memanfaatkan media elektronik. Walau jumlah berita yang dinikmati

masyarakat begitu banyak, ternyata tidak mudah memberikan definisi

tentang berita, bahkan Dekan Fakultas Jurnalistik dari Missouri University

Amerika Serikat, Earl English dan Clarence Hach dalam bukunya

Scholastic Journalism mengatakan, memberikan batasan atau definisi

berita sulit, karena mencakup banyak faktor variabel.

Meskipun begitu bukan berarti tidak ada yang memberikan batasan

tentang berita, Assegaf menuliskan, Charles A. Dana mengungkap pameo

terkenal tentang berita. Dia mengatakan, bila orang digigit anjing itu

bukan berita, tetapi bila orang menggigit anjing itu baru berita. Batasan

itu memang tidak terlalu benar, karena bila yang digigit anjing itu tokoh

terkenal, tetap saja menjadi berita menarik. Tetapi, inti yang ditangkap dari

kalimat itu, berita harus luar biasa sehingga menarik perhatian orang.

Batasan yang diberikan tokoh-tokoh lain, yang dikutip Assegaff,

antara lain sebagai berikut.1

a. M. Lyle Spencer dalam buku News Writing menyebutkan, “Berita

merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian

sebagian besar pembaca”.

b. Williard C. Bleyer dalam buku Newspaper Writing and editing

mengemukakan, “Berita adalah sesuatu yang termasa dipilih wartawan

untuk dimuat di surat kabar, karena ia dapat menarik atau mempunyai

makna bagi pembaca surat kabar, atau karena ia dapat menarik

1

Assegaf dalam Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia

Indonesia,2008), Cet. 1, h. 143-144.

6

pembaca-pembaca media cetak tersebut”.

c. William S. Maulsby dalam buku Getting in News menulis, “Berita

dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak

memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru

terjadi, menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat

berita tersebut.

d. Eric C. Heppwood menulis, “Berita adalah laporan pertama dari

kejadian yang penting dan dapat menarik perhatian umum.

e. Romli mendefinisikan berita merupakan laporan peristiwa yang

memiliki nilai berita (news value) – aktual, faktual, penting dan

menarik.

Dengan definisi tersebut dapatlah diketahui syarat berita harus

sebagai berikut.2

a. Merupakan fakta, bukan karangan (fiksi) atau dibuat-buat

b. Kalaupun itu pendapat atau ide bukanlah dari wartawan atau reporter

yang menulisnya, tetapi pendapat atau ide orang lain. Itu berarti,

seorang wartawan tidak boleh memasukkan opininya dalam tulisan

berita

c. Informasi itu harus ditulis dengan cara yang sudah ditentukan

d. Cara penyebarannya melalui media massa secepatnya.

Sifat lain yang harus diingat, berita harus menarik perhatian

masyarakat atau lebih tepatnya konsumen. Tentu saja yang dimaksud

dengan perhatian „konsumen‟ merupakan pembaca bagi media cetak,

pendengar bagi radio atau pemirsa bagi televisi. Bukan tidak mungkin dari

sisi informasi berita kurang menarik, tetapi ada daya tarik tertentu

membuat konsumen berita itu merasa tertarik, mungkin karena berita artis

terkenal, atau karena informasinya membuat konsumen penasaran.

Tegasnya, bila informasi tidak menarik, jangan diberitakan, tidak ada yang

ingin informasi itu.

2Ibid., h. 143-144.

7

Berita juga punya syarat harus disebarkan melalui media massa

sesuai periodisasinya, radio tv secepatnya, surat kabar sehari, tabloid dan

majalah seminggu atau dua minggu.3

2. Fungsi Berita

a. Unsur Nilai Berita yang Terlihat

Menurut Assegaf unsur-unsur yang menjadikan sebuah berita

memiliki nilai yang menarik adalah sebagai berikut:4

1) Termasa (aktual/baru/hangat)

Suatu berita akan menarik perhatian bila informasi yang

dijadikan berita itu merupakan suatu yang baru. Semua media

berusaha memberitakan informasi tersebut secepatnya, sesuai

periodisasinya. Surat kabar terbit keesokan hari akan melengkapinya

dengan penyebab peristiwa, bahkan mungkin akan menulisnya secara

berseri.

2) Ternama (penting/tidaknya) orang yang diberitakan.

Ada yang mengungkapkan nama pada saat memunculkan

berita, maksud dari ungkapan itu bukan nama si Ali atau si Badu,

tetapi ternama atau tidak orang yang diberitakan tersebut, misalnya

seperti tokoh-tokoh terkenal contohnya Presiden Jokowi yang

Blusukan ke lokasi kerusuhan yang terjadi di Papua.

3) Jarak (jauh/dekat) lingkungan yang terkena berita

Suatu berita secara umum ingin diketahui orang-orang yang

“terkena” informasi itu, sehingga ada lingkungan yang dipengaruhi

berita itu. Semakin besar lingkungan yang terkena berita, semakin

menarik berita itu. Seandainya hujan deras menimbulkan banjir di

daerah, tentu media kota itu saja yang memberitakan, sedang media

kota lain belum tentu, kalaupun ada beritanya kecil saja, karena

masyarakat di daerahnya dinilai tidak membutuhkan informasi itu.

3Ibid., h. 144.

4 Mondry, op.cit., h. 145-152.

8

4) Keluarbiasaan

Informasi yang dijadikan berita akan menarik perhatian

masyarakat bila terdapat keluarbiasaan, apalagi seandainya sesuatu

yang luar biasa itu belum pernah terjadi.

5) Akibat yang mungkin ditimbulkan berita

Seandainya ada berita harga cabe di daerah A naik, berita itu

mungkin hanya masyarakat atau petani daerah A yang tertarikpada

informasi itu, tetapi bila diberitakan pemerintah akan menaikkan

harga beras, tentu masyarakat seluruh Indonesia ingin tahu

informasinya, karena kenaikan harga beras akan berpengaruh di

seluruh daerah di Indonesia.

3. Bentuk Berita

Berita di media cetak dan media elektronik bentuknya berbeda,

meskipun pada dasarnya sama, seperti menggunakan ketentuan 5W + 1H.

Karena itu, dicoba membagi bentuk tulisan tersebut sesuai medianya.5

a. Berita Media Cetak

1) Sejarah Media Cetak

a) Mula-mula orang menulis di atas media batu dan dinding-

dinding gua. (Ingat, bahwa prasasti merupakan peninggalan

kebiasaan menulis di atas batu), di Nusantara, banyak prasasti,

antara lain prasasti Mulawarman di Kutai Kartanegara (Kaltim),

yang ditulis dengan huruf Pallawa (abad ke-4 M), termasuk

medium cetak juga.

b) Kurang lebih tahun 113, di Roma, orang menulis pada pilar

bangunan. Huruf-huruf tulisan pada Pilar Traianus merupakan

bukti

c) Manusia juga menulis di atas daun lontar, papyrus.

d) Orang Roma menulis di atas media kulit kambing atau kulit

domba yang sudah dikeringkan, disebut juga dengan “Vellum”,

atau perkamen

5 Mondry, op.cit., h. 153-154.

9

e) Semakin manusia maju peradabannya, semakin ditemukan

media yang sangat mudah dibawa dan digunakan untuk

menulis. Seiring mesin cetak ditemukan, kertas sebagai bahan

baku (media utama) menulis dan mencetak semakin

berkembang. Kertas sebagai media cetak mengalami revolusi,

begitu mesin cetak ditemukan Johannes Gutenberg.6

2) Perkembangan Teknologi Percetakan

Cara atau teknologi, cetak mencetak semakin berkembang

dari masa ke masa. Kalau dulu orang mengalami kesulitan

menggandakan atau melakukan multiplikasi dari sebuah orisinal,

maka kini dengan ditemukannya teknologi percetakan, untuk

menggandakan karya cetak dalam jumlah berapapun tidak menjadi

persoalan

Kini cetak-mencetak bukan hanya sebatas hasil budaya, tetapi

juga sudah menjadi komoditas. Artinya, cetak-mencetak juga sudah

menjadi sebuah industri yang sangat menarik dengan bisnis yang

juga cukup menggiurkan.

Berbicara mengenai sejarah percetakan, tidak bisa tidak

menyebut nama Johannes Guternberg. Guternberg yang pertama

kali menemukan alat cetak, meskipun dalam bentuk yang

sederhana, untuk menggandakan sebuah buku orisinal dalam

jumlah yang cukup banyak.

3) Berita Surat Kabar

Beberapa bentuk umum berita media cetak, terutama surat

kabar, menurut Assegaf (1983) dan Supriyanto (1986), meliputi

spot news (berita singkat), straight news (berita langsung), stop

press (berita mendadak), dan stopper (berita penutup). Sedangkan

bentuk penulisan yang kontemporer meliputi in depth

reporting/depth news (berita mendalam), analysis news (berita

analisa) dan berita advertorial (iklan pariwara). Juga berita yang

ditulis dengan gaya khas berupa feature.

6Masri Sareb,Media Cetak, (Jakarta:Graha Ilmu, 2007), h. 12-14.

10

b. Berita Media Elektronik

Era Elektronika, mungkin tidak banyak orang yang menolak

pandangan bahwa dewasa ini adalah era elektronika. Kehidupan

sebagian besar umat manusia sangat tergantung pada teknologi

elektronik. Menurut McLuhan, era elektronik justru membawa

manusia kembali pada situasi era kesukuan yang lebih menekankan

pada komunikasi secara lisan (orai).

Media elektronik memperluas persepsi orang melampaui batas-

batas tempat di mana mereka berada pada setiap saat sehingga

menciptakan “desa global” (global village). Jika pada era cetak, buku

menjadi sumber informasi penting, maka pada era elektronik yang

terjadi adalah desentralisasi informasi di mana individu sekarang telah

menjadi salah satu sumber informasi utama. Era elektronik telah

membawa orang kembali bergantung pada cara “berbicara” (talking)

satu dengan yang lainnya sebagaimana era primitif. Menurut

McLuhan, pada era elektronik, orang berbicara melalui televisi, radio,

kaset rekaman, gambar foto, mesin penjawab, telepon, blog, dan e-

mail.7

1) Sejarah Media Online

Alkisah, seorang jurnalis Amerika Serikat sedang me review

hasil investigasinya tentang pertempuran Mogadishu, Somalia,

tahun 1993. Ia lalu mengemasnya dalam 29 serial artikel untuk

Philadelphia Inquirer. Karya jurnalistik itu kemudian dibukukan

dengan judul Black Hawk Down. Mark Bowden, nama sang

jurnalis itu, ia ingin hasil reportasenya dimuat di situs

www.philly.com. Ia pun terlibat dalam beberapa diskusi dengan

Jennifer Musser, seorang jurnalis muda yang menangani proyek

Bowden, untuk menuntaskan kerja jurnalistiknya, selama beberapa

tahun Bowden menyeleksi, mempelajari, dan meneliti ratusan

7 Ibid., h. 490-491.

11

rekaman suara, catatan, dokumen transkrip percakapan radio para

prajurit Amerika, ribuan foto, puluhan rekaman video, dan

sejenisnya.

Seperti biasa, Bowden menuliskan hasil laporan

jurnalistiknya di kertas hingga tak mungkin ia memuatkan data-

data audio dan rekaman video itu di koran. Bahkan, foto-foto pun

mesti dipilih karena mustahil masuk cetak semua, tetapi Jennifer,

dengan edisi online- nya, justru berbuat lain. Ia dan koleganya di

edisi online mengemas semua bahan tulisan Bowden, sehingga

semuanya termuat dalam satu situs web.

Sejak diterbitkan secara online, artikel serial Bowden diakses

oleh jutaan orang sedunia, di mana pun berada. Termasuk para

pelaku yang terlibat langsung dalam pertempuran Mogadishu yang

terkenal itu. Sajian informasi media online tidak dibatasi ruang

(halaman) seperti surat kabar dan tidak dibatasi waktu (durasi)

seperti dialami radio dan televisi. Media online bisa memuat semua

komponen – teks (transkrip), video, audio, juga foto dan semua

tampil berbarengan.8

2) Pengertian Media Online

Menurut definisi, media online (online media) disebut juga

cybermedia (media siber), internet media (media internet), dan new

media (media baru) dapat diartikan sebagai media yang tersaji

secara online di situs web (website) internet.

Media online bisa dikatakan sebagai media “generasi ketiga”

setelah media cetak (printed media) – koran, tabloid, majalah, buku

– dan media elektronik (electronic media) – radio, televisi, dan film

atau video. Media online merupakan produk jurnalistik online atau

cyber journalism yang didefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau

peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet”

8 Asep Syamsul, Jurnalistik Online, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2018), Cet.2, h. 32-33.

12

(wikipedia). Dalam perspektif studi media atau komunikasi massa,

media online menjadi obyek kajian teori “media baru” (new

media), yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke

konten (isi/informasi) kapan saja, di mana saja, pada setiap

perangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif, partisipasi

kreatif, dan pembentukan komunitas sekitar konten media, juga

aspek generasi “real-time”. 9

Heinich mengemukakan istilah mediun sebagai perantara

yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi,

televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang

diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media

komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau

informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-

maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.10

B. Surat Kabar

1. Sejarah Surat Kabar

Gannet, jaringan surat kabar terbesar di AS, menerbitkan USA

Today dan 86 media harian, mingguan, dan dua mingguan lainnya,

mempunyai stasiun TV, stasiun radio, sistem kabel, pertunjukan TV

sindikasi, dan juga merupakan perusahaan periklanan outdoor terbesar di

Amerika Utara.

Pada bulan Agustus 1995 jaringan Knight Ridden yang berbasis di

Miami yang mempunyai reputasi terbaik dan peringkat kedua dalam

jumlah oplah harian sesudah jaringan Garnett, membeli 4 media harian

milik keluarga Lesher dari wilayah pinggiran San Fransisco seharga $360

juta. Jaringan ini sebetulnya sudah mempunyai 27 media harian sebelum

pembelian tersebut. Sampai akhir tahun jaringan ini telah menekan

9Ibid., h. 35.

10Heinich dalam Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), Cet.20,

h. 3-4.

13

gabungan dari surat kabar terbesarnya sendiri yaitu Philadelphia Inquirer

dan Philadelphia Daily News, untuk menggandakan keuntungannya

dengan cara menaikkan harga gerainya, mengurangi 230 bidang pekerjaan

dari 250 yang ada sebelumnya, mengurangi feature (karangan khas), dan

juga mengurangi berita lokal sampai 20%. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan keuntungan dari 8% menjadi 15% dalam jangka dua tahun

untuk memuaskan investor.

2. Faktor-faktor Penurunan Persaingan Antar Surat Kabar

James N. Rosse menyalahkan penyebab penurunan persaingan

antarsurat kabar secara dramatis tersebut karena adanya faktor-faktor:

a. Hilangnya segmentasi pasar surat kabar yang efektif, atau dengan kata

lain adanya ketidakmampuan untuk mencari pembaca agar sebuah

surat kabar dapat membedakan diri dari pesaing lain di mana pemasang

iklan merasakan keuntungan publikasi dari uang yang telah dibayarkan

b. Persaingan keuntungan iklan dari media siar

c. Penurunan jumlah pembaca masing-masing rumah tangga

d. Penduduk berubah, dari penduduk kota yang sangat beragam menjadi

penduduk pinggiran yang homogeni dengan surat kabar pinggiran

individu yang dapat mewakili homogenitas tersebut secara lebih

efisien.11

e. Komunikasi Massa

Komunikasi massa ialah komunikasi melalui atau menggunakan

media massa. Pada hal ini komunikator harus dapat menyajikan pesan bagi

publiknya yang beraneka ragam dengan jumlah yang besar. Keuntungan

dengan menggunakan komunikasi massa adalah dapat menjangkau

audience yang sangat luas, namun kekurangannya adalah lebih

menitikberatkan pada penyebaran informasi.12

11

Werner J. Severin, Teori Komunikasi, (Jakarta: Prenada Media Group: 2008), Cet. 3, h.

423-427. 12

Widjaja, Komunikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 24-25.

14

3. Komunikasi Massa dan Sosial

a. Definisi tentang komunikasi dan luas lingkupnya. Komunikasi kegiatan

pengoperan lambang yang mengandung arti/makna. Arti ini difahami

bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan

komunikasi. Suatu situasi komunikasi serasi adalah yang diharapkan

oleh komunikator maupun komunikan. Komunikasi serasi hanya dapat

dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan

komunikasi memberi makna yang sama kepada lambang-lambang yang

dipergunakan.

b. Definisi tentang komunikasi sosial dan luas lingkupnya. Komunikasi

sosial adalah suatu kegiatan komunikasi yang lebih diarahkan pada

capaian suatu situasi integrasi sosial. Oleh karena itu komunikasi lebih

intensif daripada komunikasi massa.

c. Definisi tentang komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan

suatu kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak yang

tidak dikenal (bersifat anonim).

d. Definisi tentang komunikasi politik. Komunikasi politik adalah

komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh

sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan

komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi

“yang ditentukan bersama” oleh lembaga-lembaga politik.13

4. Perkembangan dan Kegunaan Metode Komunikasi

a. Penyiaran

Jenis Transmisi kedua adalah penyiaran, yaitu transmisi dari satu

orang ke banyak orang. Program yang kita dengar di radio adalah salah

satu contohnya. Interaksi diantara penerima dengan yang melakukan

transmisi, sedikit. Lebih lanjut, para penerima biasanya menerima

pesan secara pasif.

13

Phil. Astrid, Komunikasi Sosial Indonesia, (Jakarta: Binacipta, 1979), h. 1-2.

15

Metode penyiaran yang digunakan manusia mencakup teriakan,

pengumuman, surat kabar dan majalah, radio, TV (nir-kabel, atau

satelit), dan lebih banyak lagi. Metode-metode ini memiliki ciri serta

cakupannya sendiri.

b. Teriakan, Papan Pengumuman dan Tabuhan Drum.

Penyiaran seperti ini masih digunakan di komunitas-komunitas

kecil, mungkin dalam bentuk mengumumkan jadwal kegiatan di pusat

komunitas, atau menggunakan sistem radio komputer untuk

memperingatkan penghuni tentang krisis yang kemungkinan mereka

alami, untuk bisnis-bisnis wilayah, penyiaran itu merupakan metode

transmisi yang cepat serta leluasa.

c. Surat Kabar dan Majalah.

Surat kabar adalah sumber informasi yang hampir tergantikan

yang diandalkan rakyat setiap harinya. Selama dinasti di Tiongkok, ada

surat kabar resmi yang dibatasi bagi pejabat-pejabat istana, di Barat

surat kabar dan majalah muncul kira-kira 400 tahun yang lalu pertama

kalinya teks serta grafik dapat ditransmisikan kepada publik. Surat

kabar modern bermula dari Eropa Utara. Berkat kemakmuran bisnis,

ada permintaan besar akan informasi tentang harga, penawaran dan

permintaan barang-barang. Juga, orang mulai berminat terhadap

politik, sehingga berkontribusi terhadap lahirnya surat kabar.

d. Radio

Dua puluh atau 30 tahun yang lalu, Taiwan masih merupakan

masyarakat agrikultur. Pada saat itu, mendengarkan radio merupakan

sumber informasi dan hiburan yang utama.

e. Televisi (televisi, nir-kabel, kabel, dan satelit)

Radio disusul oleh TV, yang menuntun pada gaya penyiaran

baru. Dengan adanya TV, semua kejadian dapat disiarkan di mana-

mana hanya dalam beberapa detik. Hal tersebut yang menyebabkan

calon-calon politik suka mengadakan perdebatan atau berpidato di TV,

16

untuk mentransmisikan sinyal-sinyal TV, dibutuhkan menara.

Semakin tinggi menaranya, semakin luas cakupan siarannya. Tetapi

cakupannya tetap juga terbatas, untuk daerah-daerah yang tak dapat

menerima sinyal-sinyalnya, layarnya akan menjadi kabur atau bahkan

kosong. Oleh karenanya, selama 10 tahun terakhir, kita terus

mengembangkan TV kabel dan TV satelit. TV kabel menggunakan

kabel, sehingga dapat menembus gunung-gunung tanpa terhambat oleh

medan.14

5. Media dan Politik Pemaknaan

Dalam banyak kasus, pemberitaan media terutama yang berhubungan

dengan peristiwa yang melibatkan pihak dominan- selalu disertai

penggambaran buruk pihak yang kurang dominan. Karena itu, tidak

mengherankan bila gambaran wanita, kaum buruh dan petani yang menjadi

korban justru digambarkan serba buruk.

Dalam karya sastra Indonesia, sosok wanita kerap muncul sebagai

simbol kehalusan, sesuatu yang bergerak lamban, bahkan kadang berhenti.

Wanita, sebagaimana digambarkan Herliany (dalam Ibrahim dan Suranto,

ed., 1998:56), begitu dekat dengan idiom-idiom seperti keterkungkungan,

ketertindasan, dan bahkan pada „konsep‟ yang terlanjur diterima dalam

kultur masyarakat kita bahwa mereka adalah „objek‟ dan bukan „subjek‟.

Prosa-Lirik Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi, misalnya,

begitu transparan menjelaskan eksploitasi wacana kepasrahan wanita Jawa

(Yogya), dan lebih menyajikan tipikal manusia yang „tak bergerak‟,

manusia yang berhenti.

Juga bisa kita lihat bagaimana wanita diproyeksikan dalam media:

iklan, halaman muka berbagai tabloid dan majalah hiburan, masih banyak

yang memakai wajah dan bentuk badan wanita sebagai daya tariknya.

Tengoklah pula isi fiksi-fiksi, sandiwara radio, sinetron, teledrama, atau

telenovela televisi, dam film-film yang juga masih memberikan gambaran

14

Arvin Saputra, Masa Depan Media, (Batam Center: Lucky Publishers, 2003) h. 75-79.

17

tentang wanita yang umumnya dilihat sebagai makhluk yang lemah.

Memang persoalannya adalah bahwa media tidak bisa bersifat netral.

Misalnya atribut-atribut tertentu dari media dapat mengkondisikan pesan-

pesan yang dikomunikasikan.

Secara sadar atau tidak, langsung atau tidak langsung, yang turut

tersebar dan terlestarikan melalui media massa adalah ideologi gender.

Melalui media massa kita belajar menyesuaikan diri dengan harapan-

harapan masyarakat agar berprilaku seturut perbedaan dan stereotip gender.

Dengan demikian, selain lingkungan keluarga, sekolah, dan teman-teman

dekat, media massa pun merupakan salah satu agen sosialisasi yang sangat

menentukan karena mampu secara khusus berpengaruh dalam menyalurkan

keinsyafan dan penghargaan gender.15

a. Sejarah Tulisan

Tulisan sebagai simbol, atau lambang komunikasi, sulit dilacak

secara pasti kapan dimulainya. Namun yang pasti tulisan berkembang

dari ide ke dalam bentuk tulis dengan simbol tertentu yang disepakati

bersama.

Ketika kita berbicara mengenai tulisan, harus selalu terkandung

dua unsur:16

1) Ada pesan (sesuatu) yang hendak dikomunikasikan atau

disampaikan kepada orang lain

2) Sebagai pelengkap (tulisan), ada kegiatan menggambar, seperti:

menggurat, mengukir, menakik, menulis dan mencetak.

b. Hari-hari Terakhir Media Lama

Media kita menggerogoti demokrasi. Melalui cara-cara tertentu

mereka menukar demokrasi dengan “mediaokrasi” yang diatur lewat

kekuatan penentuan agenda (agenda setting) korporasi media milik

segelintir pemain swasta. Sayangnya, hal ini nyaris tak pernah muncul

sebagai berita utama di media manapun. Kesimpulan serupa disuarakan

15

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2012), Cet.6, h. 36-

37. 16

Masri Sareb, op.cit., h. 11-18.

18

Roland Schatz dari Media Tenor, sebuah firma media yang mengkaji

berita politik di berbagai negara, “Reaksi masyarakat terhadap

kecendrungan semacam ini adalah pergi meninggalkan kotak-kotak

pemilihan suara dan memilih untuk tidak memilih.

Di berbagai perpustakaan, ada banyak sekali buku-buku bermutu

yang memaparkan bagaimana semua ini bisa terjadi. Kebanyakan dari

buku-buku tersebut menjelaskan bahwa logika pasrahlah yang

cenderung menunggangi kewajiban media menjunjung tinggi

kepentingan publik. Melalui sejumlah studi kasus dan paparan yang

lengkap, buku-buku ini menunjukkan bagaimana berita kian lama kian

tersanitasi, jurnalis disensor dan cerita-cerita penting dikubur dalam-

dalam. Mereka menggambarkan bagaimana penyatuan bisnis berita dan

bisnis pertunjukkan di era kepemilikan yang semakin terkonsentrasi ini

kian mengarah pada “pengenceran” (dumbing down) isi berita.17

6. Pengaruh atau Dampak Komunikasi Massa

Meskipun banyak perubahan yang terjadi di lingkungan media,

pengaruh komunikasi massa masih menjadi masalah utama bagi para

peneliti komunikasi massa dan ahli teori, sebagaimana halnya di abad 20.

Beberapa film kuno, termasuk Birt of Nation, telah ditanggapi dengan

pertanyaan tentang kemungkinan pengaruhnya pada audiens . Tahun 1950-

an yang merupakan tahun emas bagi buku-buku komik telah ditandai

dengan sebuah keprihatinan besar tentang kemungkinan pengaruh-

pengaruh buruk dari buku-buku komik terhadap para pemuda (Lowery dan

De Fleur, 1995). Kuatnya propaganda Perang Dunia Satu juga

memunculkan kekhawatiran tentang pengaruh komunikasi massa.

Salah satu janji besar komunikasi massa adalah bahwa dia mungkin

mampu meringankan masalah-masalah ini dengan memberikan informasi

yang diperlukan publik. Komunikasi massa mempunyai potensi untuk

menjangkau orang-orang yang belum terjangkau oleh sarana lain, termasuk

17

Danny Schecther, Matinya Media, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007), Cet.1, h. 1-3.

19

orang-orang miskin di kota-kota besar dan daerah-daerah pedesaan

Amerika dan orang-orang yang mempunyai kehidupan yang sulit di

banyak negara terbelakang di dunia.18

7. Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat

Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi,

kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan.

Fungsi komunikasi massa menurut Effendy secara umum adalah:

a. Fungsi Informasi

Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa

adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa.

Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang

bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai

makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi.

b. Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya

(mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal

yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan

media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan

yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa

melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. Contohnya,

dalam televisi swasta ada acara pendidikan bagi ibu dan balita yang

dipandu oleh orang-orang yang berkompeten dalam bidang-bidang

yang ada kaitannya dengan pendidikan anak-anak.19

c. Fungsi Memengaruhi

Fungsi media massa secara implisit terdapat pada tajuk atau

editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat

terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat

18

Werner J. Severin, Teori Komunikasi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008) h. 14-294. 19

Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014),

Cet.3, h. 14-19

20

kabar, seperti contoh berikut:

Dalam media cetak surat kabar, fungsi memengaruhi dapat

dilihat antara lain dalam ruang atau kolom khusus, iklan atau artikel

yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak terlihat sebagai suatu

artikel yang isinya mempromosikan suatu produk. Artikel tersebut

biasanya memuat tulisan memuat tulisan tentang suatu analisis

terhadap produk makanan atau suatu analisis tentang produk

elektronik yang baru (komputer, internet, dan sebagainya). Khalayak

terpengaruh oleh pesan-pesan dalam tulisan tersebut sehingga tanpa

sadar khalayak melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan

oleh media tersebut.20

8. Revolusi Komunikasi Massa

a. Zaman Tanda dan Isyarat

Era ini merupakan yang paling awal dalam sejarah

perkembangan manusia dan muncul jauh sebelum nenek moyang

manusia dapat berjalan tegak. Dalam berkomunikasi satu sama lain,

peran insting (meskipun masih sangat rendah) sangatlah penting.

Proses komunikasi manusia lebih berdasarkan insting dan bukan

rasionya, itu semua terjadi karena kemampuan kapasitas otak

manusia masih sangat terbatas. Perkembangan otak mereka juga

sangat lamban. Oleh karena itu, era ini berjalan dalam ribuan tahun

sebelum digunakannya gerak isyarat, bunyi-bunyian, dan tanda

jenis lain dalam proses komunikasi. Jadi, sebelum manusia

memasuki zaman tanda dan isyarat, manusia mengadakan

komunikasi dengan menggunakan instingnya. Penggunaan tanda

dan isyarat itu tidak berarti bahwa manusia pada zaman tersebut

tidak dapat berkomunikasi. Gerak isyarat dan tanda itu dalam

komunikasi dikenal dengan komunikasi nonverbal.

20

Ibid., h. 19.

21

b. Zaman Bahasa Lisan

Era ini berjalan kira-kira 300.000 tahun sampai 200.000 tahun

Sebelum Masehi (SM). Era ini ditandai dengan lahirnya embrio

kemampuan untuk berbicara dan berbahasa secara terbata-bata

dalam kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu, manusia era

ini sering disebut dengan homosapiens. Dari penelitian yang pernah

dilakukan, kemampuan berbicara dalam sistem bahasa baru terjadi

sekitar 90.000 tahun sampai 40.000 tahun SM. Sementara itu,

bahasa secara lengkap mulai digunakan kira-kira 35.000 tahun SM.

Kita mencatat lebih awal bahwa ketika Cro Magnon pertama

kali muncul di sebuah tempat , sebenarnya orang-orang

Neanderthal sebelumnya telah ada di tempat yang sama. Secara

fisik, Neanderthal lebih tegap sehingga mereka seharusnya lebih

mempunyai kemampuan untuk bertahan.21

c. Zaman Tulisan

Setelah berlangsung ribuan tahun lamanya, sampailah

manusia ke zaman tulisan (era ini muncul sekitar 5000 tahun SM).

Artinya, komunikasi yang dilakukan tidak lagi mengandalkan lisan,

tetapi tertulis, meskipun ini bukan berarti mereka tak lagi

menggunakan komunikasi lisan. Mereka tetap menggunakan

bahasa lisan, tetapi didukung pula oleh bahasa tulis. Era ini

berlangsung lebih pendek dari era sebelumnya. Sejarah tulisan

merupakan salah satu dari proses pergantian dari gambaran

piktografi ke sistem fonetis, dari penggunaan gambar ke

penggunaan surat sederhana untuk menyatakan maksud yang lebih

spesifik. Era ini juga dapat disebut proses awal usaha manusia

dalam usahanya merekam informasi dengan melukiskan atau

21

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),

Cet.2, h. 41-49

22

menggambarkan gagasannya.22

d. Zaman Cetak

Hal penting yang mengikuti perkembangan era cetak ini

adalah penggunaan kertas sebagai bahan untuk merekam tulisan.

Hal demikian sudah dimulai di dunia Islam sepanjang abad ke-18

dengan kertas kulit (meskipun sebenarnya kertas sudah muncul di

Cina).23

Lama kelamaan, sistem pemakaian tulisan di atas kertas

tersebar ke umat Kristen Eropa, khususnya ketika tentara tentara

Moors menduduki Spanyol. Tulisan yang awal mulanya

dimonopoli oleh kalangan pendeta, elite politik, ilmuwan, dan ahli

lain mulai bergeser. Masyarakat umum yang memiliki kemampuan

untuk menulis dan membaca mulai merasakan kemanfaatannya.

Ide dasar pengembangan surat kabar lebih awal di benua

Eropa, Inggris, dan “Dunia Baru” (negara taklukan atau yang

ditemukan masyarakat Eropa). Pers kolonial orang Amerika baru

mapan beberapa tahun sebelum Amerika Serikat ditemukan sebagai

negara baru. Negara Amerika juga baru pada tahun 1830-an ada

surat kabar di New York yang boleh dibilang sukses. Surat kabar

tersebut bisa disebarkan ke beberapa belahan dunia. Pada dekade

ketiga abad ke-19 dampak perkembangan dari media cetak terasa

sekali. Bahkan sudah ada gagasan untuk mengombinasikan surat

kabar ke dalam media massa komunikasi lainnya.

e. Zaman Komunikasi Massa

Kemunculan media cetak, langkah aktivitas komunikasi

mulai menanjak cepat. Apalagi dengan penemuan telegraf, semua

menjadi nyata. Walaupun bukan sebagai media massa komunikasi,

peralatan ini menjadi elemen penting bagi akumulasi teknologi

yang akhirnya akan mengarahkan masyarakat memasuki era media

22

Ibid., h. 49. 23

Ibid., h. 53-54.

23

massa elektronik. Pada abad ke-20, masyarakat Barat melakukan

percobaan untuk mengembangkan teknik komunikasi yang paling

luas. Sepanjang masa pertama dekade abad ke-20 motion picture

menjadi media hiburan keluarga. Ini diikuti pada tahun 1920-an

dengan pengembangan radio rumah tangga dan pada tahun 1940-an

dengan dimulainya televisi rumah.24

C. Media Pendidikan

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi

dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication

Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan

saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne

(1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu

Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah sebagai alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset,

film bingkai adalah contoh-contohnya.

1. Arti dan Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Sejalan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat serta

budaya berkembang pula tugas dan peranan guru sejalan dengan jumlah

anak yang memerlukan pendidikan.

Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk

menyampaikan suatu pesan atau informasi dari sumber kepada

penerimanya. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian

yang dapat dimuat pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar baik

berupa orang, alat, maupun bahan. Interaksi pembelajar dengan media

adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu

24

Ibid., h. 54-59.

24

kepada kegiatan belajar. Media pembelajaran bahasa Indonesia adalah alat

yang digunakan oleh siswa maupun guru untuk memperlancar proses

belajar mengajar bahasa Indonesia yang akan disampaikan kepada peserta

didik. Contohnya adalah papan panel, gambar dan bumbung substitusi.

Penggunaan media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya guru

sebagai sentral perencana pembelajaran harus pandai memilih dan

disesuaikan dengan kondisi dan situasi dengan mempertimbangkan faktor

psikologis siswanya sehingga bisa membangkitkan minat belajar dan

suasana pembelajaran bisa hidup menyenangkan.25

2. Kegunaan Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, kegunaan media pembelajaran adalah:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya:

1) Objek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realitas, gambar,

film, atau model

2) Objek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film atau

gambar

3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelapse atau highspeedphotography.

4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan

lagi lewat rekaman film, video, foto, maupun secara verbal

c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik, dalam hal ini media pembelajaran

berguna untuk:

1) menimbulkan kegairahan belajar

2) memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan

lingkungan dengan kenyataan.

a) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

25

Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat:UIN Press, 2015), Cet. 1, h. 134-135.

25

3. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, fungsi media dapat

dikhususkan pada empat keterampilan berbahasa, yiatu:

a. Fungsi media dalam pembelajaran menyimak

1) memotivasi siswa untuk mencari dan mendapatkan sesuatu lebih

banyak dengan mendengarkan

2) agar siswa merasa bahwa apa yang didengarkan berhubungan

dengan kehidupan nyata

3) memberi petunjuk tentang makna detail

4) memberi petunjuk tentang makna pokok

5) memberi materi non-verbal yang bisa dipahami

b. Fungsi media dalam pembelajaran berbicara

1) memotivasi siswa untuk berani berbicara

2) mengembangkan dalam wicaranya

3) memberi informasi dalam wicara yang menyangkut objek,

tindakan, peristiwa dan keterkaitannya.

4) memberi isyarat-isyarat non-verbal dengan aman

c. Fungsi media dalam pembelajaran membaca

1) memotivasi siswa agar ingin membaca

2) memberi petunjuk makna detail

3) memberikan informasi tambahan berkenaan dengan isi teks

d. Fungsi media dalam pembelajaran menulis

1) memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan menulis

2) mengembangkan konteks dalam tulisan

3) memberikan informasi yang menyangkut objek, tindakan,

peristiwa

4) menyediakan rencana nonverbal untuk menulis karangan26

4. Perkembangan Media Pendidikan

Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai

26

Ibid., h. 135-136.

26

menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan

pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media

sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Program

pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa

serta diarahkan pada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan

yang akan dicapai.

Pada dasarnya para guru dan ahli audio visual menyambut baik

perubahan ini. Guru-guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran

berdasarkan tingkah laku siswa. Untuk mencapai tujuan pembelajaran

tersebut mulai dipakai berbagai format media. Dari pengalaman mereka,

guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda, sebagian

lebih cepat belajar melalui media visual, sebagian melalui media audio,

sebagian lebih senang melalui media cetak, yang lain melalui media audio

visual, dan sebagainya. Dari sini lahirlah konsep penggunaan multi media

dalam kegiatan pembelajaran.27

5. Media Berbasis Website “Detik.com”

a. Sejarah Detik.com

Server Detik.com sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei

1998, namun mulai online dengan sajian lengkap pada 09 Juli 1998.

Tanggal 09 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir Detikcom

yang didirikan Budiono Darsono (eks wartawan DeTik), Yayan

Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan

Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama Detikcom

terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru

setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik,

Detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan

olahraga.

Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk Detikcom

yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak

27

Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet.17, h. 6-9.

27

yang harian, mingguan, bulanan, yang dijual Detikcom adalah

breaking news.

Pada Juli 1998 situs Detikcom per harinya menerima 30.000 hits

(ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user

(pelanggan Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per

harinya naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari

atau 6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada bulan Juni

1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user

mencapai 40.000. Terakhir, hits Detikcom mencapai 2,5 juta lebih per

harinya.

Selain perhitungan hits, Detik.com masih memiliki alat ukur

lainnya yang sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang

mendekati seberapa besar potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran

itu adalah page view (jumlah halaman yang diakses). Page view

detik.com sekarang mencapai 3 juta per harinya. sekarang detik..com

menempati posisi ke empat tetinggi dari alexa.com untuk seluruh

konten di Indonesia.

Detik adalah salah satu pelopor media massa yang

menggunakan basis internet sebagai alat pemberitaannya. Pada awal

kemunculannya, media ini dianggap cukup berani melakukan inovasi.

Sebab, ketika muncul di tahun 1999, teknologi internet masih menjadi

sesuatu yang dianggap langka dan mahal. Sehingga, banyak yang

memprediksikan bahwa media ini tidak akan mampu bertahan lama

dan mati seperti kelahiran sebelumnya.

Kisah awal media Detik ini menjadikan internet sebagai basis

pemberitaan, berawal dari kisah pahit yang dialaminya. Ketika pada

masa Orde Baru, media ini muncul dalam format sebagai majalah

mingguan yang mengupas masalah politik sebagai pokok bahasan.

Namun, kekuatan Orde Baru yang sangat ketat mengawasi

pemberitaan media massa, memaksa majalah tersebut menyudahi

kiprahnya untuk terbit dalam format majalah.

28

Hal ini karena Detik dianggap terlalu keras dalam

pemberitaannya yang dianggap menyerang penguasa saat itu.

Sehingga, dengan keputusan Menteri Penerangan saat itu, majalah

Detik bersama Tempo dan Forum harus dicabut surat Izin Usaha

Penerbitan yang merupakan surat izin usaha media massa.

b. Detik.com merupakan portal kepada situs-situs.

1) DetikNews: Berisi informasi berita politik peristiwa

2) DetikFinance: Memuat berita ekonomi dan keuangan

3) DetikFood: Informasi tentang resep makanan dan kuliner

4) DetikHot: Berisi info gosip artis/selebriti dan infotainmen

5) Detiki-Net: Memuat informasi teknologi informasi

6) DetikSport: Berisi olahraga termasuk sepak bola

7) DetikHealth: Memuat info dan artikel kesehatan

8) 20Detik: Memuat original konten video mulai dari news sampai

lifestyle

9) DetikForum: Tempat diskusi online antar komunitas pengguna

Detikcom

10) DetikEvent: Memuat event-event yang diadakan dan kerjasama

dengan Detikcom.28

6. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran

Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling berhubungan

untuk mencapai tujuan tertentu. Jika pembelajaran dianggap sebagai suatu

sistem, maka di dalamnya harus ada komponen-komponen yang

membentuknya.

Brown (1983) menjelaskan komponen-komponen yang harus

menjadi perhatian guru dalam merancang sistem pembelajaran dikaitkan

dengan pemanfaatan media pembelajaran.

a. Siswa

28

Yuniar Fatmasari, Sekilas Tentang detik.com.

https://yuniarfatmasari.wordpress.com/sekilas-tentang-detik-com/

29

Dalam pandangan Brown siswa merupakan titik sentral dalam

sistem pembelajaran. Sebab proses pembelajaran pada hakikatnya

diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan

yang telah ditentukan. Dengan demikian maka dalam proses

pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan artinya,

keputusan-keputusan yang diambil baik dalam merancang

pembelajaran maupun dalam implementasinya harus sesuai dengan

kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan kemampuan

dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu

sendiri .29

b. Tujuan

Komponen-berikutnya yang harus diperhatikan setelah siswa

adalah komponen tujuan. Komponen ini merupakan komponen

pengendali dalam sistem pembelajaran, sebab segala daya upaya siswa

dan guru dalam proses pembelajaran pada dasarnya diarahkan untuk

untuk mencapai tujuan. Dengan demikian kejelasan rumusan

pembelajaran menjadi sangat penting, dikatakan proses pembelajaran

berhasil, manakala tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara

optimal; sebaliknya dikatakan proses pembelajaran itu gagal, manakala

tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan sempurna.

c. Kondisi

Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar

siswa dapat mencapai tujuan khusus seperti tujuan khusus seperti yang

telah dirumuskan. Pengalaman belajar harus mendorong agar siswa

aktif belajar baik secara fisik maupun non fisik. merencanakan

pembelajaran salah satunya adalah menyediakan kesempatan pada

siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya sendiri.

d. Sumber-sumber Belajar

Sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang

memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar, di

29

Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Rawamangun: Kencana, 2012), Cet.2, h.

44-45.

30

dalamnya meliputi lingkungan fisik seperti tempat belajar, bahan dan

alat yang digunakan, personal seperti guru, petugas perpustakaan dan

ahli media, dan siapa saja yang berpengaruh baik langsung maupun

tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar.

e. Hasil Belajar

Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh

kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan

demikian tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang

instrument yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa

mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat

mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran.30

D. Membaca

1. Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan

oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh

penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang

menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat

dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan

dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang

tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak

terlaksana dengan baik (Anderson 1972 : 211)

Secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing

meaning to and getting meaning from printed or written material,

memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan

tertulis (Finochiaro and Bonomo 1973 : 119).

2. Jenis Teks

Literatur remaja dengan demikian dapat disajikan melalui berbagai

saluran:

a. secara lisan (misalnya teater anak-anak)

30

Ibid., h. 45-47.

31

b. secara tulisan (misalnya buku anak-anak)

c. secara audiovisual (misalnya televisi anak-anak)

Zaman dahulu terdapat banyak sekali usaha untuk menyajikan jenis

teks literature remaja secara sistematis. Kebanyakan usaha itu hanya

mengenai bentuk pelaksanaannya saja (dengan mengabaikan media

lainnya). Usaha-usaha tersebut bertolak dari pengertian literatur secara

sempit, menganggap buku sebagai media tertinggi, bahkan satu-satunya

(bandingkan dengan diskusi tentang komik pada tahun 50-an, yang

beranggapan bahwa “beraneka tulisan yang merugikan” itu dapat diganti

dengan buku-buku “yang nilainya tinggi”). Dalam pada itu segalanya

ditandai oleh tidak adanya kriteria yang satu dan terus berlaku. Bagian

terakhir ini lalu menjurus pada keadaan tumpang tindih yang memberatkan

penataan, misalnya buku anak-anak tertentu. Jika penataan dalam sistem

ini dilanjutkan (bandingkan: karya buku Bamberger, 1965), maka akan

terdapat kriteria klasifikasi yang berbeda-beda sebagai berikut:

a. Kriteria formal, misalnya buku gambar, komik

b. Jenis Literer, misalnya lirik anak-anak, bentuk epos yang panjang

c. Asal terjadinya, misalnya puisi rakyat

d. Kelompok yang dituju:

1) mengenai kelamin: buku untuk anak laki-laki, buku untuk anak

perempuan

2) mengenai umur: buku anak-anak, buku remaja.

e. Maksud penulis pragmatis atau estetis, misalnya buku nonfiksi, buku

hiburan

f. Kriteria bahan, misalnya cerita kriminal dan cerita detektif31

3. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta

memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna,

arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif

31

Kurt Franz dan Bernhard Meier, Membina Minat Baca, (Bandung: Ehrenwirth, 1983), h. 2-3.

32

kita dalam membaca. Berikut merupakan hal-hal penting dalam membaca:

a. membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan

yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh;

apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan

masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut

membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta

(reading for details or facts).

b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang

baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang

dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang

dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini

disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main

ideas).32

E. Fakta

Lorens Bagus menyatakan bahwa fakta adalah kejadian, kualitas,

hubungan, keadaan yang sungguh-sungguh terjadi (ada).33

Menurut Kosasih fakta adalah hal, keadaan atau peristiwa yang

merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar-benar terjadi.34

Sejalan dengan

pendapat tersebut, Suparno mengatakan fakta adalah peristiwa atau hal yang

benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan kebenarannya.35

Berdasarkan

pengertian fakta di atas dapat disimpulkan bahwa fakta adalah hal-hal yang

meupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar terjadi, dan ada buktinya.

Misalnya ada benda, orang, waktu, tempat, peristiwanya, jumlahnya, atau

dapat menjawab pertanyaan dengan kata tanya apa, siapa, di mana, kapan,

32

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 2008), Cet.1, hlm: 7 33

Lorens Bagus dalam Jurnal I Gusti Ngurah Oka Agustawan, dkk., Penggunaan Teknik

Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menentukan Fakta dan Opini

Pada Tajuk Rencana Bali Post Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sawan, (Jurnal Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia: UNDIKSHA, 2014), h. 3. 34

Kosasih dalam Jurnal Frisnawati Siburian, Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair and

Share Terhadap Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini Siswa Kelas XI SMA Negeri

SORKAM Barat Tahun Pembelajaran 2013/2014, (Medan: Jurnal Unimed, 2013), h.6. 35

Suparno dalam Jurnal Frisnawati Siburian, op.cit., h.6.

33

bagaimana.36

Nurhadi dalam Joko Santoso mendefinisikan bahwa fakta adalah hal

(keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar

akan terjadi.37

Menurut Wahyudi fakta merupakan situasi dan kondisi seperti

apa adanya, tidak ditambah dan tidak dikurangi, atau dengan kata lain fakta

adalah peristiwa apa adanya.38

Selanjutnya Winarti mengatakan bahwa fakta

adalah pernyataan yang tak terbantah lagi kebenarannya, kalimat fakta

merupakan kalimat yang ditulis berdasarkan kenyataan, peristiwa, suasana

yang benar-benar terjadi dan bersifat objektif.39

F. Opini

Opini atau pendapat dipahami sebagai jawaban atas pertanyaan atau

permasalahan yang dihadapi dalam situasi tertentu. Walaupun validitasnya

lebih tipis dibanding dengan pengetahuan positif, opini lebih kuat dari dugaan

atau sekadar pesan. Robert E. Lane dan David O‟Shears menyebutkan bahwa

„‟…an opinion is an answer that is given to a question in given situation…,‟‟

kemudian ditambahkan oleh Kimbal Young bahwa „‟…opinion means a belief

or conviction more verifiable and stronger in intensity than a mere hunch or

impression but less valid than truly verifiable or positive knowledge…‟‟

Opini merupakan expressed statement yang bisa diucapkan dengan

kata-kata, juga bisa dinyatakan dengan isyarat atau cara-cara lain yang

mengandung arti dengan isyarat atau cara-cara lain yang mengandung arti dan

segera dapat dipahami maksudnya. Albig memberikan perumpamaan bahwa

sesuatu yang sudah jelas atau sudah nyata, tidak dapat dipertentangkan untuk

melahirkan opini.40

“Opinion is any expression on a controversial topic” – William Albig

36

Frisnawati Siburian, op.cit., h. 6. 37

Nurhadi dalam Joko Santoso dalam Jurnal Wa Fatima, Kemampuan menentukan Fakta dan

Opini Dalam Teks Tajuk Rencana Koran Kompas Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari,

(Kendari: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia

Universitas Halu Oleo: 2016), h. 6-7. 38

Wahyudi dalam Jurnal Fatima, op.cit., h. 6-7. 39

Winarti dalam Jurnal Fatima, op.cit., h. 6-7. 40

Iswandi Syahputra, Opini Publik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2018), Cet.1, h.1-2.

34

Berdasarkan rumusan tersebut, opini dapat dipahami sebagai pernyataan

atau permasalahan yang kontroversial. Pendapat harus dinyatakan agar dapat

dinilai atau ditanggapi oleh publik sehingga mengalami proses komunikasi.

Pendapat yang belum dinyatakan merupakan suatu proses dalam diri manusia

yang dapat disebut sebagai sikap.

Irish dan Prothro menyatakan bahwa pernyataan yang telah mengalami

proses komunikasi disebut opini, sedangkan perasaan atau pemikiran yang

belum dinyatakan merupakan attitude atau sikap. Opini yang sudah

dinyatakan, menurut Doob, disebut sebagai actual opinion, sedangkan

perasaan atau pemikiran disebut latent opinion. Lasswell justru berpendapat

bahwa opini yang dinyatakan disebut internal opinion. Opini yang dinyatakan

akan lebih banyak dikaji ilmu komunikasi, sedangkan pemikiran yang belum

dinyatakan akan lebih fokus dikaji psikologi, meskipun kedua bidang ilmu

tersebut saling melengkapi. Secara umum, opini adalah penilaian, sudut

pandang, atau pernyataan yang sifatnya tidak memiliki landasan kepastian.

Karena tidak memiliki landasan kepastian, opini bersifat subjektif dan kadang

berdasarkan faktor-faktor emosional atau hal-hal lain, terlihat tidak logis atau

tidak masuk akal. Sebuah opini bisa saja didukung oleh fakta-fakta dan

sejumlah prinsip, dalam hal ini menjadi argumen atau alasan yang

melandasinya.

Atas sebuah fakta atau kejadian yang sama, individu bisa berbeda

dengan individu lainnya dalam memberikan penilaian dan kesimpulan. Pada

umumnya, opini jarang bisa berubah tanpa argumen baru yang disajikan.

Dengan demikian, opini merupakan hasil dari perspektif, pemahaman,

perasaan tertentu, keyakinan, dan keinginan dari seseorang yang merujuk pada

informasi yang tidak berdasar, berbeda dengan pengetahuan dan fakta. 41

1. Definisi Opini

a. Opini pribadi atau opini individu, yakni pendapat asli seseorang

mengenai suatu masalah

b. Opini kelompok, yakni pendapat kelompok mengenai masalah sosial

41

Ibid., h. 2-3.

35

yang menyangkut kepentingan banyak orang.

c. Opini mayoritas, yakni pendapat terbanyak yang berkaitan dengan

suatu masalah yang pro, kontra, atau penilaian lain.

d. Opini minoritas, yakni pendapat yang jumlahnya relatif sedikit yang

berkaitan dengan suatu masalah sosial

e. Opini publik, yakni pendapat yang sama dari semua orang dalam suatu

masyarakat mengenai masalah yang menyangkut kepentingan umum

f. Opini massa, yakni opini yang bersifat massa, yang bisa beralih pada

tindakan fisik yang destruktif jika tidak berhasil dikontrol atau

dikendalikan.

g. Opini publik, opini publik adalah keseluruhan sikap individu atau

kepercayaan yang dianut oleh populasi (misalnya kota atau negara).

Dalam konsep pemasaran, opini publik kadang disebut juga dengan

opini konsumen, yakni agregat yang sama dikumpulkan sebagai bagian

dari riset pemasaran (misalnya pendapat pengguna produk atau jasa

tertentu).42

2. Proses dalam Penulisan Opini

Opini juga memiliki beberapa proses yang dikenal dengan konstruksi,

antara lain:43

a. Konstruksi personal, yaitu opini berupa pengamatan dan interpretasi

atas sesuatu secara sendiri-sendiri serta subjektif.

b. Konstruksi sosial, terdiri atas:

a) Opini kelompok, yaitu opini pribadi kemudian diangkat dalam

kelompok tertentu maka jadilah opini kelompok

b) Opini rakyat, yaitu opini yang tersistematisasikan melalui jalur

bebas, seperti pemilihan umum atau hasil polling.

42

Ibid., h. 4-5. 43

Ibid., h. 6.

36

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang terkait dengan media massa atau media sosial sudah

banyak dijadikan sebagai bahan penelitian, namun seiring berkembangnya

zaman dari waktu ke waktu penelitian tersebut memiliki beberapa perbedaan

dibandingkan penelitian ini. Berikut merupakan beberapa penelitian yang

relevan.

Pertama, yaitu penelitian yang ditulis oleh Priska Meilasari, dkk. yang

berjudul “Analisis Terjemahan Ungkapan Eufemisme dan Disfeminisme Pada

Teks Berita Online BBC”.44

Perbedaan penelitian ini dengan hasil penelitian

Priska Meilasari, dkk. terletak pada:

1. Priska, dkk. mengadakan penelitian pada tahun 2016

2. Priska, dkk. meneliti tentang analisis terjemahan ungkapan eufemisme dan

disfemisme pada teks berita Online BBC.

3. Priska, dkk. mengadakan penelitian yang berkaitan dengan bahasa

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Hafshah Nurul Hasanah yang

berjudul “Proses Pembentukan Opini Publik Badan Eksekutif Mahasiswa

Universitas Negeri Jakarta Periode 2017/2018”.45

Perbedaan penelitian ini

dengan hasil penelitian Hafshah terletak pada:

1. Hafshah melakukan penelitian pada tahun 2017, sedangkan peneliti

melakukan penelitian pada tahun 2019

2. Hafshah membahas pembentukan opini publik badan eksekutif mahasiswa

Universitas Negeri Jakarta, sedangkan peneliti membahas pengaruh koran

online Detik.com dalam pembelajaran fakta dan opini siswa Kelas XII

MAN 21 Jakarta.

3. Hafshah memfokuskan penelitiannya pada survei deskriptif mengenai

“Video penyembelihan ayam oleh mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

yang diunggah di instagram Doni Herdaru pada 15 Februari 2017”,

44

Priska Meilasari, dkk., Analisis Terjemahan Ungkapan Eufimisme dan Disfemisme Pada

Teks Berita Online BBC, Journal of linguistics, Universitas Sebelas Maret,vol. 1, no. 2, ISSN:

2527-2969, 2016. 45

Hafshah Nurul Hasanah, “Proses Pembentukan Opini Publik Badan Eksekutif Mahasiswa

Universitas Negeri Jakarta Periode 2017/2018”, Ahli Madya pada program Studi DIII Hubungan

Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 2017, tidak dipublikasikan.

37

sedangkan peneliti melakukan penelitian yang difokuskan pada siswa kelas

XII MIA 1 dan IIS 2 di MAN 21 Jakarta.

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Nur Aisya Wulandari yang

berjudul “Analisis Framing Pemberitaan Foto Pre Weding pada Media Online

Detik.Com dan Kompas.Com”.46

Perbedaan penelitian Nur Aisya dengan

penelitian ini terletak pada:

1. Nur Aisya melakukan penelitian pada tahun 2014, sedangkan penelitian ini

dilakukan pada tahun 2019.

2. Nur Aisya menganalisis tentang foto Pre wedding yang memiliki banyak

pro dan kontra dalam masyarakat dengan menggunakan observasi teks

yang terdapat dalam surat kabar online Detik.com, sedangkan penelitian

ini menganalisis tentang pengaruh berita online Detik.com terhadap

pembelajaran fakta dan opini.

H. Kerangka Konseptual

Koran merupakan sebuah informasi yang di dalamnya tersaji beraneka

macam informasi yang terjadi di sekitar kita baik di dalam maupun luar

negeri semuanya diungkapkan dalam koran tanpa ada yang dirahasiakan

semuanya merupakan fakta. Namun, ada pula yang berisikan opini seperti

iklan, karena tingginya minat membaca koran dan tidak semua tempat di

muka di mana kita berpijak menjajakan koran yang kita inginkan maka hal

tersebut membuat para cerdikiawan berpikir dan mencari solusi dari

permasalahan tersebut, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin

maju maka hadirlah koran dalam bentuk online salah satunya yaitu koran

online Detik.comyang membuat para peminatnya menjadi lebih mudah dalam

mengakses informasi yang diinginkannya, bukan hanya masyarakat umum

bahkan ranah pendidikan juga membutuhkan koran sebagai media

pembelajaran, salah satunya untuk digunakan pada materi fakta dan opini

46

Nur Aisya Wulandari, “Analisis Framing Pemberitaan Foto Pre Wedding Pada Media

Online Detik.Com dan Kompas.com”, Skripsi, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta Selatan,

2014, tidak dipublikasikan

38

siswa Kelas XII, seringkali siswa masih belum bisa membedakan antara fakta

dan opini pada informasi yang mereka baca baik cetak atau online, oleh

karena itu guru merupakan wadah yang bisa mengarahkan siswa agar mereka

lebih memahami perbedaan fakta dan opini melalui membaca koran online

Detik.com secara rutin.

I. Hipotesis

Hipotesis merupakan tiap pernyataan tentang suatu hal yang bersifat

sementara yang belum dibuktikan kebenarannya secara empiris.47

Sehingga

hipotesis juga dapat diartikan dugaan sementara. Menurut bentuknya

hipotesis dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Hipotesis Kerja

Biasanya seorang peneliti memilih hipotesis yang dianggapnya

benar, sedangkan kebenaran hipotesis itu masih harus dibuktikan.

Sementara itu, ia harus bekerja dengan hipotesis yang disebut hipotesis

kerja atau hipotesis penelitian. Ada kemungkinan hipotesis kerja itu

mengalami perubahan sepanjang jalannya penelitian itu.

2. Hipotesis Nol

Seorang ilmuan harus menyangsikan kebenaran setiap pernyataan

sebelum terbukti benar secara empiris. Salah satu cara untuk meragukan

ialah menganggap bahwa hipotesis itu tidak benar sama sekali, jadi berisi

kosong. Oleh sebab itu disebut hipotesis nol.

3. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik menyatakan hasil observasi tentang populasi

(manusia atau benda) dalam bentuk kuantitatif. Misalnya kita duga bahwa

minat membaca koran online siswa Kelas XII MIA 1 lebih tinggi

dibandingkan minat membaca koran online siswa kelas XII IIS 2. Minat

membaca Kelas XII MIA 1 dapat dinyatakan sebagai Xp dan minat

membaca Kelas XII IIS 2 dapat dinyatakan sebagai Xw. Maka perbedaan

47

S. Nasution dalam skripsi Imam Fadhilah Oktafyan, Metode Research (Bandung: Jemars),

h. 49.

39

antara minat membaca siswa kelas XII MIA 1 dan siswa kelas XII IIS 2

dapat dinyatakan secara simbolis sebagai Xp – Xw. Sehingga dapat

diajukan hipotesis (H) bahwa minat membaca siswa kelas XII MIA 1 dan

XII IIS 2 berbeda sebagai H : Xp ≠ Xw. Bila kita menggunakan hipotesis

nol (Ho) maka dinyatakan sebagai berikut: Xp – Xw.48

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengemukakan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

a. Hipotesis kerja: Ada (terdapat) pengaruh berita online Detik.com

terhadap pembelajaran membaca fakta dan opini siswa kelas XII MAN

21 Jakarta, semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.

b. Hipotesis nol: Tidak terdapat pengaruh berita online Detik.com

terhadap pembelajaran membaca fakta dan opini siswa Kelas XII

MAN 21 Jakarta, semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.

c. Hipotesis statistik: H : X = Y, H : X ≠ Y

Keterangan: H = Hipotesis

X = Berita online Detik.com

Y = Fakta dan Opini

48

Ibid., h. 51.

40

BAB III

Metodologi Penelitian

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelas XII MIA 1, dan XII IIS 2 di MAN 21

Jakarta Utara, Jalan Tambun Rengas No. 48 RT.001/RW.007 Rorotan

Cilincing Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13910

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli, semester ganjil tahun

pelajaran 2019/2020. Pada semester ini, materi Bahasa Indonesia yang

dipelajari Siswa Kelas XII sesuai dengan kurikulum 2013 revisi salah

satunya yaitu materi fakta dan opini.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode

deskriptif. Metode penelitian kuantitatif deskriptif merupakan gabungan dari

metode kuantitatif dan metode deskriptif. Metode penelitian ini akan

menghasilkan data yang berbentuk angka yang akan dituangkan dalam bentuk

deskripsi dengan menggunakan bilangan statistik.

Jhon dalam Syofian Siregar berpendapat, “Penelitian adalah suatu

pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan

hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum”.49

Sejalan dengan

itu Philips dan Burbules dalam Emzir menyampaikan “Objektif adalah suatu

aspek yang esensial penelitian yang kompeten, dan untuk alasan ini peneliti

hanya menguji bias metodologi dan kesimpulan. Sebagai contoh, validitas dan

reliabilitas standar merupakan hal penting dalam penelitian kuantitatif”.50

Kemudian tertera dalam buku Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati

mendefinisikan “Metodologi kuantitatif adalah satu bentuk penelitian ilmiah

49

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 2. 50

Emzir, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Gravindo

Persada, 2008), h. 13.

41

yang mengkaji satu permasalahan dari suatu fenomena, serta melihat

kemungkinan kaitan atau hubungan-hubungannya antarvariabel dalam

permasalahan yang ditetapkan.”51

Selanjutnya Rully dan Poppy berpendapat

“Tujuan penelitian kuantitatif adalah mendapatkan penjelasan tentang

besarnya kebermaknaan (significance) dalam model yang dihipotesiskan

sebagai jawaban atas masalah yang telah dirumuskan, karena pembuktian

bersifat matematis, dalam penelitian kuantitatif perlu diperhatikan tiga hal,

yakni a) pendefisian, b) pengukuran, c) pengujian.52

”Maka metode kuantitatif

deskriptif sangat sesuai untuk digunakan dalam penelitian terkait pengaruh

media koran online Detik.com dalam pembelajaran fakta dan opini siswa.

Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

kuantitatif deskriptif adalah data yang bersifat konkret dan bisa dibuktikan

kebenarannya melalui perhitungan dalam bentuk statistik.

C. Subjek Penelitian

Emzir berpendapat bahwa pada proses penelitian kuantitatif

menggunakan proses deduktif, sebab akibat, desain statis, kategori disiapkan

sebelum studi, bebas konteks, generalisasi mengarahkan prediksi, penjelasan,

dan pemahaman; akurat dan reliable melalui validitas dan reliabilitas.53

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi Kelas XII MIA 1,

dan XII IIS 2 MAN 21 Jakarta yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari kelas

XII MIA 1 26 siswa dan XII IIS 2 26 siswa. Subjek dipilih berdasarkan

pertimbangan dan tujuan penelitian. Kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2

merupakan kumpulan siswa yang lebih aktif dalam berkomunikasi melalui

media sosial serta siswa-siswi yang memiliki kegemaran membaca.

D. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah berita online Detik.com. Objek

dipilih berdasarkan pertimbangan dan tujuan penelitian.

51

Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian, (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2014), h. 51. 52

Ibid, h. 51. 53

Emzir, loc.cit., h. 11.

42

E. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan

menggunakan angket.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan

menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Teknik angket merupakan

teknik yang menggunakan media kuesioner yang berisi pernyataan terkait

penelitian yang dilakukan. Menurut Moleong untuk mengumpulkan data,

paradigma ialah memanfaatkan tes tertulis (tes-pensil-kertas) atau kuesioner

atau menggunakan alat fisik lainnya seperti poligraf, dan sebagainya.54

Data yang diperoleh secara fisik dilakukan dengan menggunakan teknik

dokumentasi. Menurut Moleong foto digunakan sebagai alat untuk keperluan

penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto

menghasilkan data deskiptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk

menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif.55

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa kuesioner yang berisi

pendapat siswa terkait pengaruh media koran online Detik.com terhadap

pembelajaran fakta dan opini siswa Kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2 MAN 21

Jakarta.

G. Teknik Analisis Data

Peneliti dapat menelaah dokumen historis dan sumber-sumber sekunder

lainnya, karena kebanyakan situasi yang dikaji memiliki sejarah dan

dokumen-dokumen ini sering menjelaskan sebagian aspek situasi

tersebut.56

Analisis data mempermudah pemahaman peneliti terhadap data

yang diperoleh.

54

Lexy J. Moleong, op.cit., h. 19. 55

Ibid., h. 114. 56

Deddy Mulyana, op.cit., h. 196.

43

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data

meliputi,

1. Seluruh siswa di Kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2 ditugaskan unuk

mendownload apikasi Detik.com

2. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok

3. Peneliti memaparkan pengertian fakta dan opini melalui power point yang

telah dibuat oleh peneliti di kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2

4. Peneliti memaparkan kaitan antara media koran online Detik.com

terhadap pembelajaran membaca fakta dan opini

5. Siswa ditugaskan untuk membuka aplikasi tersebut dan menganalisis satu

berita fakta dan satu berita opini yang telah ditentukan oleh peneliti.

6. Siswa kemudian menanggapi pernyataan-pernyataan yang terdapat di

kuesioner

7. Menginterpretasi data menggunakan alat ukur statistik yaitu dengan uji

validitas, reliabilitas, normalitas, regresi, dan uji “t” Tes.

8. Menyimpulkan hasil penelitian

H. Penyajian Data

Peneliti dalam mengumpulkan data dengan menggunakan angket atau

kuesioner sebagai medianya, angket merupakan teknik atau cara pengumpulan

data yang bentuknya pengajuan berupa pernyataan atau pertanyaan tertulis

yang datanya telah disiapkan oleh peneliti. Tujuan peneliti menggunakan

media tersebut sebagai bahan penelitian adalah agar hasil yang diperoleh

melalui penghitungan menggunakan data statistik valid atau bisa teruji

keabsahannya.

44

Tabel 1

Penyajian Data Hasil Penelitian Pemanfaatan Koran Online Detik.com No Pernyataan Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase 1 Saya selalu mencari

kebenaran dari informasi yang telah saya baca

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

2 Saya mencari tahu kebenaran informasi yang saya baca melalui situs berita online

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

3 Saya kurang perduli dengan informasi yang sedang viral di dunia maya

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

4 Saya kurang perduli dengan informasi yang sedang viral di dunia maya.

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

5 Saat saya memperoleh informasi baru saya akan menyampaikannya pada teman saya

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

6 Saya sangat menyukai informasi yang berasal dari berita

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

7 Situs berita online yang saya percaya adalah detik.com

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

8 Saya lebih memercayai berita yang berasal dari koran cetak

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

9 Saya merasa lebih yakin informasi melalui berita di media online

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

10 Berita dari koran online memudahkan saya untuk lebih menghemat waktu dalam menemukan berita

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

11 Fakta selalu dilengkapi dengan data yang terpercaya

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

12 Opini dasar pokoknya adalah argument

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

45

13 Opini di dalamnya mengandung unsur-unsur fakta dan data namun proporsinya hanya 10%.

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

14 Opini merupakan ide, gagasan, dan pendapat subjektif penulis

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

15 Opini terkadang bertujuan untuk menghibur

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

16 Fakta dimuat di dalam berita

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

17 Fakta mampu mengurangi hoax pada media sosial

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

18 Fakta waktu

penyebarannya lebih lama

dibandingkan opini

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

19 Seringkali saya tidak bisa

membedakan mana berita

fakta dan mana yang opini

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

20 Saya tidak mudah percaya

dengan isu-isu yang

sedang viral

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

21 Saya membaca koran

online setiap hari

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

22 Saya membaca koran

online selama satu jam

dalam sehari

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

23 Jika ada berita-berita

terbaru pada koran online

saya akan coba

membacanya

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4. 24 Saya tidak suka jika teman

saya mengganggu saya pada saat saya membaca

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

46

25 Saya terkadang tidak

mengetahui suatu hal yang

penting dari pernyataan

tersebut

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

26 Saya selalu membaca

secara seksama

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

27 Saya selalu membagi hasil

bacaan saya kepada teman

saya

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

28 Saya selalu memberikan

pendapat tentang hasil

bacaan saya pada teman

saya

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

29 Saya kurang semangat jika

teman saya tidak satu

pendapat dengan saya

terkait dengan saya terkait

berita yang telah saya baca

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

30 Saya sangat menyukai

berita yang terkait dengan

kegemaran saya

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

31 Dalam sehari saya bisa

membaca 10 jenis berita di

koran online.

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4. 32 Saat saya sedang ada

waktu luang saya lebih memilih untuk membaca koran online dibandingkan menonton televise

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

33 Saat liburan saya tetap membaca berita online

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

34 Saya lebih memilih berita yang berkaitan dengan olahraga

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

35 Saya lebih suka berita yang berkaitan dengan ekonomi

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

47

36 Saya lebih suka berita yang berkaitan dengan kuliner

1.Sangat tidak setuju 2.Tidak setuju 3.Setuju 4.Sangat setuju

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

37 Saya lebih suka berita

yang terkait dengan

kebudayaan

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

38 Saya lebih suka berita

yang terkait dengan politik

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

39 Saya selalu mencari

kebenaran dari semua

berita yang saya baca

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

40 Saya selalu menyebarkan

semua berita yang telah

saya baca baik itu fakta

atau hanya hoax.

1.Sangat tidak setuju

2.Tidak setuju

3.Setuju

4.Sangat setuju

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

Ket. Tabel

Frekuensi

1. Menjelaskan banyaknya responden yang menjawab “sangat tidak setuju”

2. Menjelaskan banyaknya responden yang menjawab “tidak setuju”

3. Menjelaskan banyaknya responden yang menjawab “setuju”

4. Menjelaskan banyaknya responden yang menjawab “sangat setuju”

Presentase

1. Menjelaskan jumlah seluruh responden yang menjawab “sangat tidak

setuju”

2. Menjelaskan jumlah seluruh responden yang menjawab “tidak setuju”

3. Menjelaskan jumlah seluruh responden yang menjawab “setuju”

4. Menjelaskan jumlah seluruh responden yang menjawab “sangat setuju”

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil MAN 21 Jakarta

1. Gambaran Umum MAN 21 Jakarta

Awal berdirinya MAN 21 Jakarta tidak terlepas dari MAN 5

Marunda. MAN 21 Jakarta pada awalnya merupakan kelas jauh MAN 5

Marunda sebagai perwujudan dari kebutuhan masyarakat akan perlunya

kelas tambahan. Maka dibukalah kelas jauh MAN 5 di wilayah Rorotan

pada tahun 2008. Pada saat itu kelas jauh masih menumpang di gedung

MIN 22, sebab gedung MAN 21 Jakarta sedang dibangun.

Pertama pada tahun 2005, Kelas Jauh MAN 5 dibuka di Rorotan, saat itu

siswanya berjumlah 15 orang. Pada tahun kedua dibuka dua kelas IPA dan

IPS. Angkatan ketiga dibuka dua kelas IPA dan IPS.

2. Visi, Misi, dan Tujuan MAN 21 Jakarta

a. Visi

Terwujudnya madrasah yang unggul dalam prestasi, kompetitif, dan

berkepribadian mulia

b. Misi

Untuk mencapai visi tersebut, MAN 21 Jakarta mengembangkan misi

sebagai berikut:

1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan

daya pikir-kalbu-fisik secara optimal.

2) Melaksanakan pengayaan untuk mempersiapkan siswa yang

unggul dalam kompetisi akademik.

3) Melaksanakan ibadah fardu dan menumbuhkan cinta sunnah serta

kegiatan keislaman lainnya

4) Menggelorakan semangat berbuat kebaikan pada setiap diri warga

madrasah

5) Mendidik siswa berbudaya lokal untuk memperkuat

49

6) Menumbuhkan dan mengembangkan pola pikir dan tindakan yang

mencerminkan budaya mutu dan akhlak mulia dalam kehidupan

sehari-hari

7) Melaksanakan pembinaan berbagai bidang olahraga sehingga siswa

memiliki daya fisik yang sehat dan tangguh

8) Menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan yang mencerminkan

pengembangan seni budaya bangsa

9) Melaksanakan pembinaan Karya Ilmiah Remaja yang kreatif,

mandiri, dan kompetitif

10) Melaksanakan pendidikan kecakapan hidup guna menciptakan

insane yang religious, mandiri, kreatif, dan kompetitif

11) Menyelenggarakan kegiatan menghafal al-qur‟an baik melalui

mulok maupun pesantren tahfidz Al-Qur‟an

3. Guru MAN 21 Jakarta

Madrasah Aliyah Negeri 21 Jakarta memiliki tiga puluh enam orang

pendidik, dari ketiga puluh enam orang guru tersebut, tiga diantaranya

merupakan guru Bahasa Indonesia, yaitu Hj. Mimi Rosmiyati, S.Pd,MM,

Andriyani S.Pd, dan Nur Fadilah S.Pd. Berhubung peneliti ini mengambil

data di kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2, maka peneliti hanya menyertakan

profil guru yang bersangkutan yaitu guru yang khusus mengajar di kelas

XII MIA 1 dan XII IIS 2. Berikut profil singkat guru Bahasa Indonesia

yang mengajar di kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2.

Nama Hj. Mimi Rosmiyati, S.Pd,MM

Tempat, Tanggal Lahir Jakarta, 08 April 1970

Pekerjaan Guru Madya

Riwayat Pendidikan SDN 03 Pagi, Kel. Pademangan (1978 - 1983)

SMPN 4 Jakarta (1983 - 1986)

SPGN 1 Jakarta (1986 - 1989)

S1, IKIP Muhammadiyah Jakarta (1989 - 1994)

S2, IMNI Jakarta (1994 - 2010)

Pengalaman Mengajar SD Sejahtera (1990-2000)

SMP Sejahtera (1996-2000)

Kepala Sekolah SD Sejahtera (2000-2002)

MAN 5 Jakarta (2002-2009)

MAN 21 (2009- Sekarang)

50

4. Siswa MAN 21 Jakarta

Jumlah siswa-siswi MAN 21 Jakarta tahun pelajaran 2019/2020

sebanyak 530 siswa. Siswa Kelas X terdapat lima rombongan belajar

dengan jumlah 185 siswa. Kelas XI terdapat lima rombongan belajar

dengan jumlah 183. Kelas XII terdapat lima rombongan belajar dengan

jumlah 162 siswa.

Siswa kelas X terbagi dalam lima rombongan belajar. Jumlah siswa

kelas X agama sebanyak 36 siswa. Kelas X Mia 1 sebanyak 38 siswa.

Kelas X Mia 2 sebanyak 35 siswa. Kelas IIS 1 sebanyak 38 siswa. Kelas X

IIS 2 sebanyak 38 siswa. Siswa kelas XI terdapat lima rombongan belajar.

Kelas XI Agama 35 siswa. Kelas XI MIA 1 sebanyak 37 siswa. Kelas XI

MIA 2 sebanyak 35 siswa. Kelas XI IIS 1 sebanyak 38 siswa. Kelas XI IIS

2 sebanyak 38 siswa. Kelas XII juga terbagi dalam lima rombongan

belajar. Jumlah siswa kelas XII Agama sebanyak 34 siswa. Kelas XII MIA

1 sebanyak 34 siswa. Kelas XII MIA 2 sebanyak 35 siswa. Kelas XII IIS 1

sebanyak 34 siswa. Kelas XII IIS 2 sebanyak 25 siswa.

B. Deskripsi Data

Data yang dideskripsikan ialah instrumen berupa kuesioner yang diberikan

ke 26 siswa Kelas XII MIA 1 dan 26 siswa di kelas XII IIS 2. Data tersebut

dianalisis dengan menghitung hasil penelitian menggunakan data statistik

yaitu uji validitas, reliabilitas, regresi, normalitas, dan T test. Selain itu karena

peneliti menggunakan metode penelitian kuanlitatif deskriptif maka masing-

masing data diinterpretasikan oleh peneliti berdasarkan hasil uji statistik yang

telah diperoleh.

Berikut ini adalah nama-nama siswa kelas XII MIA 1 dan XII IIS 2 MAN

21 Jakarta, serta hasil analisis kuesioner yang dianalisis oleh peneliti.

51

Tabel 3

Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas XII MIA 1

NOMOR NAMA SISWA L/P KODE

URUT NISN

1 0025375732 Adinda Salsabila P

2 0028476236 Ahmad Fauzan L

3 0022216024 Akbar Putra Aji L

4 0024293459 Ameylia Syifa‟ul Qolby P

5 0027897955 Andry Firmansyah L

6 0016156752 Annisa Rahmawati P

7 0023262901 Daffa Muhammad Hadyan Z. L

8 0021936202 Della Syafira P

9 0022011470 Diah Febriliana P

10 0016394216 Faiz Athoillah L

11 0020672173 Faradila Apriasari P

12 0016394226 Fathiyyah Khalidah P

13 0030130136 Fuspa Maryam P

14 0020379893 Heny Sulistiani P

15 0023055861 Idah Mustafidah P

16 0014639749 Laode Annas Akbar R. L

17 0020450764 Lu‟lu Ilmaknun P

18 0022637818 Marsanda Andriani P

19 0029305711 Miftahul Janah P

20 0022309439 Mohammad Fachrul Aditya L

21 0023517649 Muhammad Hafiz R.S. L

22 0030056123 Nabilah Anjani P

23 0014519473 Nadira Aliya Safitri P

24 0022732426 Naida Rabiusafila P

25 0014639734 Nandi Rifaldi L

26 0034774131 Nurul Fauzi P

27 0024550898 Pramudya Adam L

28 0025527936 Putra Bahariawan L

29 0028242048 Riana Eka Putri P

30 0024375749 Salsabila Salwa Pitaloka P

31 0030075430 Shafira Dindayanti P

32 0020451265 Sulistiana Febyanti P

33 0027768856 Trilita Fujinawaroh P

34 0023845294 Wiwin Wulandari P

52

Tabel 4

Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas XII IIS 2

NOMOR NAMA SISWA L/P KODE

URUT NISN

1 0016810466 Ade Fadlih L

2 0020451279 Aini Isma Salsabilla P

3 0023770282 Aina Nabila Zahra P

4 0022638332 Aninda Wilsza Marcella P

5 0023379904 Chyntia Aprilia Pramesti P

6 0014458533 Elsya Rachmadhani P

7 0020379872 Haryanti P

8 0022208251 Hudzaifah P

9 0025612347 Lillah P

10 0016136347 Mardiah P

11 0022989992 Muhammad Akbar Faqih L

12 0020574053 Muhammad Salim Haq L

13 0011709756 Muhammad Zidan L

14 0023055853 Mulvi Siroj L

15 0011709756 Nibras Naufal Havery P

16 0022637847 Nur Intan Ayu Lestari S. P

17 0026219507 Nurul Lutfiah Najla P

18 0021553710 Puti Salsabilah P

19 0022858066 Ratna Sari P

20 0026219509 Robbi Iftahli Daulat L

21 0020379903 Siti Fatimatu Zahra P

22 0014595571 Siti Mutmainah P

23 0030199266 Suci Anggrayani P

24 0022858074 Vito Okta Wardana L

25 0020932619 Yusran Zakaria Hasanjani L

26 0021290549 Zacki L

53

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian tentang “Pengaruh Berita Online Detik.com Terhadap

Pembelajaran Membaca Fakta dan Opini Siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta,

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020” ini mengupas dua judul dari

berita online Detik.com yaitu “Realme X Mulai dipasarkan Agustus” dan

“Siap-siap! Call of Duty Mobile Segera Rilis di Indonesia”. Peneliti membagi

siswa ke dalam lima kelompok kemudian masing-masing kelompok

mendapatkan satu paragraf yang diambil dari salah satu judul di koran online

Detik.com yang telah ditentukan. Pada koran online yang berjudul “Realme X

Mulai dipasarkan Agustus” terdapat tiga paragraf dan judul“Siap-siap! Call of

Duty Mobile Segera Rilis di Indonesia” terdapat sembilan paragraf, jadi secara

keseluruhan jumlah paragraf dari dua judul teks berita tersebut sebanyak dua

belas paragraf, kemudian masih tersisa dua paragraf untuk kelompok yang

penelitiannya kurang tepat.

a. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu analisis yang ingin diperoleh agar

mengetahui bahwa data yang diperoleh merupakan data yang empiris dan

logis yang menentukan bahwa informasi yang diperoleh sudah tepat.

Validitas suatu instrumen dapat diukur dengan product moment

correlation. Pengujian validitas imstrumen dengan bantuan perangkat

lunak SPSS 24for windows, nilai validitas dapat dilihat pada kolom

Corrected Item – Total Correlation, di mana batas angka kritis (α) adalah

0,05 (5%). Kriteria pengujian menurut Ghozali dengan membandingkan

antara r hitung dengan r tabel:

1. Jika r hitung > r tabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap

valid.

2. Jika r hitung < r tabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap

tidak valid (drof), sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam

penelitian.57

57

Imam Ghozali, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21,

(Semarang: Diponegoro), h. 119.

54

1) Uji Validitas

Tabel

Uji Validitas

a) Berita Online Detik.com

No R Hitung Sig Syarat Keterangan

Item 1 0,378 0,006 >0,300 Item Valid

Item 2 0,396 0,004 >0,300 Item Valid

Item 3 0,576 0,000 >0,300 Item Valid

Item 4 0,420 0,002 >0,300 Item Valid

Item 5 0,082 0,562 <0,300 Item Tidak Valid

Item 6 0,422 0,002 >0,300 Item Valid

Item 7 0,592 0,000 >0,300 Item Valid

Item 8 0,630 0,000 >0,300 Item Valid

Item 9 0,106 0,453 <0,300 Item Tidak Valid

Item 10 0,490 0,000 >0,300 Item Valid

Item 11 0,509 0,000 >0,300 Item Valid

Item 12 0,529 0,000 >0,300 Item Valid

Item 13 0,365 0,008 >0,300 Item Valid

Item 14 0,178 0,208 <0,300 Item Tidak Valid

Item 15 0,521 0,000 >0,300 Item Valid

Item 16 0,524 0,000 >0,300 Item Valid

Item 17 0,460 0,001 >0,300 ItemValid

Item 18 0,507 0,000 >0,300 Item Valid

Item 19 0,634 0,000 >0,300 Item Valid

Item 20 0,392 0,004 >0,300 ItemValid

Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui bahwa item yang

tidak valid yaitu item 5, item 9, dan item 14. Item tersebut

dikatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dari R

tabel sementara syarat agar item tersebut dapat dikatakan valid

apabila R hitung lebih besar dari R tabel yang nilainya 0, 2306.

Maka Item yang disebutkan di atas tidak akan diikut sertakan

dalam penghitungan selanjutnya di SPSS.

55

b) Pembelajaran Fakta dan Opini

Tabel 6

Pembelajaran Fakta dan Opini

No R Hitung Sig Syarat Keterangan

Item 1 0,174 0,217 <0,300 Item Tidak Valid

Item 2 0,236 0,095 <0,300 Item Tidak Valid

Item 3 0,515 0,000 >0,300 Item Valid

Item 4 0,331 0,016 >0,300 Item Valid

Item 5 0,226 0,054 <0,300 Item Tidak Valid

Item 6 0,602 0,000 >0,300 ItemValid

Item 7 0.219 0,119 <0,300 Item Tidak Valid

Item 8 0,362 0,008 >0,300 Item Valid

Item 9 0,034 0,809 <0,300 Item Tidak Valid

Item 10 0,287 0,039 >0,300 Item Valid

Item 11 0,514 0,000 >0,300 Item Valid

Item 12 0,291 0,031 >0,300 Item Valid

Item 13 0,023 0,869 <0,300 Item Tidak Valid

Item 14 0,309 0,000 >0,300 ItemValid

Item 15 0,397 0,004 >0,300 Item Valid

Item 16 0,349 0,011 >0,300 Item Valid

Item 17 0,479 0,000 >0,300 Item Valid

Item 18 0,637 0,000 >0,300 Item Valid

Item 19 0,307 0,027 >0,300 Item Valid

Item 20 0,516 0,000 >0,300 ItemValid

Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui bahwa item yang

tidak valid yaitu item 1, item 2, item 5, item 7, item 9, item dan

13, Item tersebut dikatakan tidak valid karena nilai R hitungnya

lebih kecil dari R tabel sementara syarat agar item tersebut dapat

dikatakan valid apabila R hitung lebih besar dari R tabel yang

56

nilainya 0, 2306. Maka Item yang disebutkan di atas tidak akan

diikut sertakan dalam penghitungan selanjutnya di SPSS.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu

instrumen penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam

waktu yang berbeda.58

Berarti, reliabilitas dilihat dari konsisten tidaknya

hasil yang diperoleh dari instrumen yang telah diisi. Sehingga seorang

yang telah mengisi seluruh instrumen yang ada diberikan skor setiap

poinnya dan dapat terlihat dari skor-skor yang diperoleh itu konsisten atau

tidak dengan syarat suatu kuesioner dikatakan reliable jika Cronbach‟s

Alpha lebih besar dari 0,60. Reliabilitas menggunakan program SPSS 24

for Windows sehingga menghasilkan reliabilitas dari hasil uji coba sebagai

berikut:

Tabel 7

Uji Reliabilitas

1) Berita Online Detik.com

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 52 100.0

Exclu

deda

0 .0

Total 52 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.759 20

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas diatas, diketahui angka

cronbach alpha adalah sebesar 0.759 yang diperoleh melalui hasil uji

statistik menggunakan SPSS, karena nilai tersebut lebih besar dari nilai

58 Ibid., 242.

57

minimal cronbach alpha yaitu 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel Berita

Online Detik.com dapat dikatakan reliable atau handal.

2) Pembelajaran Fakta dan Opini

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 52 100.0

Excludeda 0 .0

Total 52 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.586 20

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas diatas, diketahui angka

cronbach alpha adalah sebesar 0.586 yang diperoleh melalui hasil uji

statistik menggunakan SPSS, karena nilai pengujian item lebih besar

dari nilai minimal cronbach alpha yaitu 0,6. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan untuk

mengukur variabel pembelajaran fakta dan opini dapat dikatakan

kurang reliable atau kurang handal.

c) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Pada penelitian uji

normalitas dilakukan dengan uji kolmogrov-smirnov. Hasil analisis dengan

uji kolmogrov-smirnov terlihat pada tabel delapan sebagai berikut:

Tabel 8

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 52

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std.

Deviation 7.68006792

58

Most Extreme

Differences

Absolute .075

Positive .075

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .539

Asymp. Sig. (2-tailed) .933

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov – Smirnov Test diperoleh

nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.539 dan nilai Asymp.sig. sebesar

0.933. Nilai tersebut lebih besar dari batas angka kritis yang sesuai dengan

syarat uji normalitas yaitu 0.05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi

normal.

d) Uji Regresi

Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga digunakan untuk

mengukur ada atau tidaknya korelasi antarvariabel. Analisis regresi lebih

akurat dalam melakukan analisis korelasi, peramalan atau perkiraan nilai

variabel terikat pada nilai variabel bebas lebih akurat pula karena pada

analisis ini kesulitan dalam menunjukkan slop (tingkat perubahan suatu

variabel terhadap variabel lain yang ditentukan).59

Tabel 9

Uji Regresi

Model Summary

M

od

el

R R Square Adjusted

R Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .493a .243 .228 7.75649 .243 16.081 1 50 .000

a. Predictors: (Constant), Berita_Online_Detik_Com

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa pengaruh berita Koran

online Detik.com terhadap pembelajaran fakta dan opini sebesar 0.243

atau 24,3% melalui perhitungan menggunakan SPSS sedangkan 75,7%

dipengaruhi oleh variabel lain dari hasil perhitungan 100% - 24,3 = 75,7%.

59

http://fatkhan.web.id/pengertian-dan-contoh-kasus-uji-regresi-linear-sederhana-dan-

berganda/ (diunggah pada 19 Januari 2020).

59

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 967.511 1 967.511 16.08

X1 .000

b

Residual 3008.156 50 60.163

Total 3975.667 51

a. Dependent Variable: Pembelajaran_Fakta_dan_Opini

b. Predictors: (Constant), Berita_Online_Detik_Com

Jika dilihat dari kolom ke enam dari kiri (Sig.) dapat diketahui

bahwa nilai signifikansi lebih kecil (Sig. < 0.05). Maka hipotesis nihil

yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh

independent variable terhadap dependent variable ditolak. Artinya, ada

pengaruh yang signifikan Berita Online Detik.com terhadap

pembelajaran fakta dan opini.

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 26.177 6.037 4.336 .000

Berita_Online_Deti

k_Com .476 .119 .493 4.010 .000

a. Dependent Variable: Pembelajaran_Fakta_dan_Opini

Pada variabel kecerdasan emosi diperoleh nilai koefisien regresi

berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS sebesar 0,476 pada

tabel di atas dengan nilai Sig. sebesar 0,000 (Sig. < 0,05). Dengan

demikian H01 yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan dari Berita

Online Detik.com terhadap pembelajaran fakta dan opini diterima.

Artinya, berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

Berita Online Detik.com memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pembelajaran fakta dan opini.

60

e) Uji T Tes

Uji T tes merupakan salah satu metode untuk menguji hipotesis

dengan menggunakan sampel T test. Uji hipotesis t-Test adalah uji

hipotesis yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-

rata dari sampel yang diambil.

61

Tabel 10

Uji T Tes

Group Statistics

Jenis_Kelamin N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pembelajaran_F

akta_dan_Opini

Laki 19 49.8274 9.02044 2.06943

Perempuan 33 50.1009 8.85673 1.54176

Pemanfaatan_M

edia_Koran_Onl

ine

Laki 19 51.3274 8.46445 1.94188

Perempuan 33 49.2352 9.55092 1.66260

Berdasarkan tabel output group statistic yang diperoleh melalui

perhitungan SPSS maka diketahui jumlah data hasil pembelajaran fakta

dan opini jenis kelamin laki-laki berjumlah 19 dan perempuan berjumlah

33 orang, sementara Berita Online Detik.com jenis kelamin laki-laki

berjumlah 19 dan perempuan berjumlah 33 orang. Nilai rata-rata hasil

pembelajaran fakta dan opini jenis kelamin laki- laki adalah sebesar 49,82

dan jenis kelamin perempuan sebesar 50,10. Nilai rata-rata Berita Online

Detik.com jenis kelamin laki-laki adalah sebesar 51,32 dan jenis kelamin

perempuan adalah sebesar 49,23. Dengan demikian secara deskriptif

statistik dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil pembelajaran

fakta dan opini dan Berita Online Detik.com. Selanjutnya untuk

membuktikan apakah perbedaan tersebut berarti signifikan atau tidak maka

kita perlu menafsirkan output“independent samples test”.

62

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pembelajaran

Fakta dan Opini

Equal variances

assumed

.0013 0,909 -.107 50 .916 -.27354 2.56767 -5.43085 4.88377

Equal variances

not assumed

-.106 37.098 .916 -.27354 2.58061 -5.50189 4.95481

Pemanfaatan m

Media Koran

Online

Equal variances

assumed

.216 0,644 .792 50 .432 2.09222 2.64214 -3.21468 7.399912

Equal variances

not assumed

.818 41.514 .418 2.09222 2.55639 -3.06858 7.25301

63

Berdasarkan tabel output“Independent Samples Test” pada bagian

equal variances assumed diketahui nilai Sig. (2-tailed) pembelajaran fakta

dan opini 0,909 > 0,05 dan Berita Online Detik.com 0,216 > 0,05. Dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam

pembelajaran fakta dan opini lelaki dan perempuan, sedangkan Berita

Online Detik.com tidak ada perbedaan antara perempuan dan lelaki.

Selanjutnya dari tabel output di atas dapat diketahui nilai mean difference

pembelajaran fakta dan opini adalah -.27354 dan Berita Online Detik.com

nilai mean difference 2.64214 dan selisih perbedaan pembelajaran fakta

dan opini adalah -5.43085 sampai 4.88377, dan Berita Online Detik.com-

3,21468 sampai 7.39912.

f) Interpretasi Per-item

Skala Item Berita Online Detik.Com

1) Saya selalu mencari kebenaran dari informasi yang telah saya baca

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 1 1,93%

2 Tidak Setuju 38 73,07%

3 Setuju 13 25%

4 Sangat Setuju 0 0%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 1,93%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

73,07%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

25% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 0%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan

pernyataan “Saya selalu mencari kebenaran dari informasi yang telah

saya baca”

64

2) Saya mencari tahu kebenaran informasi yang saya baca melalui situs

berita online

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 3 5,76%

2 Tidak Setuju 33 63,46%

3 Setuju 15 28,84%

4 Sangat Setuju 1 1,93%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 5,76%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

63,46%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

28,84% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 1,93%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan

pernyataan “Saya mencari tahu kebenaran informasi yang saya baca

melalui situs berita online”

3) Saya kurang perduli dengan informasi yang sedang viral di dunia

maya.

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 4 7,69%

3 Setuju 36 69,23%

4 Sangat Setuju 12 23,07%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 7,69%, responden

yang menjawab setuju memperoleh persentase 69,23% dan responden

yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 23,07%.

Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

65

sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya kurang perduli

dengan informasi yang sedang viral di dunia maya.

4) Saya sangat perduli dengan info-info kekinian yang membuat saya

selalu update

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 12 23.07%

3 Setuju 31 59,61%

4 Sangat Setuju 9 17.30%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 23,07%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 59,61% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

17,30%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya sangat

perduli dengan info-info kekinian yang membuat saya selalu update

5) Saat saya memperoleh informasi baru saya akan menyampaikannya

pada teman saya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 1 1,93%

2 Tidak Setuju 8 15,38%

3 Setuju 32 61,53%

4 Sangat Setuju 11 21,15%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 1,93%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

15,38%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

61,53% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

66

persentase 21,15%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan

“Saat saya memperoleh informasi baru saya akan menyampaikannya

pada teman saya”

6) Saya sangat menyukai informasi yang berasal dari berita

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 1 1,93%

2 Tidak Setuju 13 25%

3 Setuju 27 51,92%

4 Sangat Setuju 11 21,15%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 1,93%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 25%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 51,92% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

21,15%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya sangat

menyukai informasi yang berasal dari berita”

7) Situs berita online yang saya percaya adalah detik.com

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 13 25%

3 Setuju 28 53,84%

4 Sangat Setuju 11 21,15%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 25%, responden

yang menjawab setuju memperoleh persentase 53,84% dan responden

yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 21,15%.

67

Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

sebagian responden setuju dengan pernyataan “Situs berita online

yang saya percaya adalahdetik.com

8) Saya lebih memercayai berita yang berasal dari koran cetak

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 4 7,69%

3 Setuju 19 36,53%

4 Sangat Setuju 29 55,76%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 7,69%, responden

yang menjawab setuju memperoleh persentase 36,53% dan responden

yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 55,76%.

Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya lebih

memercayai berita yang berasal dari koran cetak”

9) Saya merasa lebih yakin informasi melalui berita di media online

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 6 11,53%

2 Tidak Setuju 28 53,84%

3 Setuju 16 30,76%

4 Sangat Setuju 2 3,84%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 11,53%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

53,84%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

30,76% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 3,84,20%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

68

disimpulkanbahwa sebagian responden tidak setuju dengan pernyataan

“Saya merasa lebih yakin informasi melalui berita di media online”

10) Berita dari koran online memudahkan saya untuk lebih menghemat

waktu dalam menemukan berita

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 4 7,69%

3 Setuju 19 36,53%

4 Sangat Setuju 29 55,76%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 7,69%, responden

yang menjawab setuju memperoleh persentase 36,53% dan responden

yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 55,76%.

Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Berita dari

koran online memudahkan saya untuk lebih menghemat waktu dalam

menemukan berita

11) Fakta selalu dilengkapi dengan data yang terpercaya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 7 13,46%

2 Tidak Setuju 36 69,23%

3 Setuju 7 13,46%

4 Sangat Setuju 2 3,84%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

69,23%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

13,46% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 3,84%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

69

disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan

pernyataan “Fakta selalu dilengkapi dengan data yang terpercaya”

12) Opini dasar pokoknya adalah argumen

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 1 1,93%

2 Tidak Setuju 29 55,76%

3 Setuju 21 40,38%

4 Sangat Setuju 1 1,93%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 1,93%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

55,76%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

40,38% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 1,93%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan

pernyataan “Opini dasar pokoknya adalah argumen”

13) Opini di dalamnya mengandung unsur-unsur fakta dan data namun

proporsinya hanya 10%.

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 3 5,76%

2 Tidak Setuju 24 46,15%

3 Setuju 23 44,23%

4 Sangat Setuju 2 3,84%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 5,76%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

46,15%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

44,23% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 3,84%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

70

disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan

pernyataan “Opini di dalamnya mengandung unsur-unsur fakta dan

data namun proporsinya hanya 10%”.

14) Opini merupakan ide, gagasan, dan pendapat subjektif penulis

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 2 3,84%

2 Tidak Setuju 23 44.23%

3 Setuju 15 28,84%

4 Sangat Setuju 12 23,07%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 3,84%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

44,23%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

28,84% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 23,07%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan

pernyataan “Opini merupakan ide, gagasan, dan pendapat subjektif

penulis”

15) Opini terkadang bertujuan untuk menghibur

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 16 30,76%

3 Setuju 27 51,92%

4 Sangat Setuju 9 17,30%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 30,76%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 51,92% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

71

17,30%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Opini terkadang

bertujuan untuk menghibur”

16) Fakta dimuat di dalam berita

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 6 11,53%

3 Setuju 19 36,53%

4 Sangat Setuju 27 51,92%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 11,53%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 36,53% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

51,92%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Fakta

dimuat di dalam berita”

17) Fakta mampu mengurangi hoax pada media sosial

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 10 19,23%

3 Setuju 24 46,15%

4 Sangat Setuju 18 34,61%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 19,23%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 46,15% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

34,61%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

72

disimpulkanbahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan

“Fakta mampu mengurangi hoax pada media sosial”

18) Fakta waktu penyebarannya lebih lama dibandingkan opini

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 2 3,84%

2 Tidak Setuju 17 32,69%

3 Setuju 25 48,07%

4 Sangat Setuju 8 15,38%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 3,84%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

32,69%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

48,07% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 15,38%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan

“Fakta waktu penyebarannya lebih lama dibandingkan opini

19) Seringkali saya tidak bisa membedakan mana berita fakta dan mana

yang opini

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 7 13,46%

3 Setuju 26 50%

4 Sangat Setuju 19 36,53%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 50% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

36,53%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

73

bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Seringkali saya

tidak bisa membedakan mana berita fakta dan mana yang opini”

20) Saya tidak mudah percaya dengan isu-isu yang sedang viral

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 11 21,15%

2 Tidak Setuju 23 44,23%

3 Setuju 11 21,15%

4 Sangat Setuju 7 13,46%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 21,15%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

44,23%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

21,15% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 13.146%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa sebagian responden tidak setuju dengan

pernyataan “Saya tidak mudah percaya dengan isu-isu yang sedang

viral”

Skala Item Pembelajaran Fakta dan Opini

21) Saya membaca koran online setiap hari

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 0 0%

3 Setuju 4 7,69%

4 Sangat Setuju 48 92,31%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab setuju memperoleh persentase 7,69% dan responden

yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 92,31%.

74

Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya membaca

koran online setiap hari”

22) Saya membaca koran online selama satu jam dalam sehari

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 3 5,76%

3 Setuju 22 42,30%

4 Sangat Setuju 27 51,92%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 5,76%, responden

yang menjawab setuju memperoleh persentase 42,30% dan responden

yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 51,92%.

Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya membaca

koran online selama satu jam dalam sehari”

23) Jika ada berita-berita terbaru pada koran online saya akan coba

membacanya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 4 7,69%

2 Tidak Setuju 20 38,46%

3 Setuju 22 42,30%

4 Sangat Setuju 6 11,53%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 7,69%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

38,46%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

42,30% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

75

persentase 11,53%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

disimpulkanbahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan

“Jika ada berita-berita terbaru pada koran online saya akan coba

membacanya.

24) Saya tidak suka jika teman saya mengganggu saya pada saat saya

membaca

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 7 13,46%

3 Setuju 18 34,61%

4 Sangat Setuju 27 51,92%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 34,61% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

51,92%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian responden sangatsetuju dengan pernyataan “Saya

tidak suka jika teman saya mengganggu saya pada saat saya

membaca”

25) Saya terkadang tidak mengetahui suatu hal yang penting dari

pernyataan tersebut

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 2 3,84%

2 Tidak Setuju 14 26,92%

3 Setuju 32 61,53%

4 Sangat Setuju 4 7,69%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 3,84%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

76

26,92%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

61,53% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 7,69%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan

“Saya terkadang tidak mengetahui suatu hal yang penting dari

pernyataan tersebut”

26) Saya selalu membaca secara seksama

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 7 13,46%

3 Setuju 18 34,61%

4 Sangat Setuju 27 51,92%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 34,61% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

51,92%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya

selalu membaca secara seksama”

27) Saya selalu membagi hasil bacaan saya kepada teman saya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 1 1,93%

3 Setuju 9 17,30%

4 Sangat Setuju 42 80,76%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 1,93%, responden

yang menjawab setuju memperoleh persentase 17,30% dan responden

77

yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 80,76%.

Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya selalu

membagi hasil bacaan saya kepada teman saya”

28) Saya selalu memberikan pendapat tentang hasil bacaan saya pada

teman saya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 1 1,93%

2 Tidak Setuju 11 21,15%

3 Setuju 19 36,53%

4 Sangat Setuju 21 40.38%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 1,93%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

21,15%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

36,53% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 40,38%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa sebagian responden sangat setuju dengan

pernyataan “Saya selalu memberikan pendapat tentang hasil bacaan

saya pada teman saya”

29) Saya kurang semangat jika teman saya tidak satu pendapat dengan

saya terkait dengan saya terkait berita yang telah saya baca

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 10 19,23%

2 Tidak Setuju 18 34,61%

3 Setuju 19 36,53%

4 Sangat Setuju 5 9,61%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 19,23%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

34,61%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

78

36,53% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 9,61%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan

“Saya kurang semangat jika teman saya tidak satu pendapat dengan

saya terkait dengan saya terkait berita yang telah saya baca.

30) Saya sangat menyukai berita yang terkait dengan kegemaran saya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 7 13,46%

3 Setuju 22 42,30%

4 Sangat Setuju 23 44,23%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 42,30% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

44,23%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya

sangat menyukai berita yang terkait dengan kegemaran saya”

31) Dalam sehari saya bisa membaca 10 jenis berita di koran online.

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 4 7,69%

3 Setuju 21 40,38%

4 Sangat Setuju 27 51,92%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 7,69%, responden

yang menjawab setuju memperoleh persentase 40,38% dan responden

79

yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 51,92%.

Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Dalam sehari

saya bisa membaca 10 jenis berita di koran online”

32) Saat saya sedang ada waktu luang saya lebih memilih untuk membaca

koran online dibandingkan menonton televisi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 2 3,84%

3 Setuju 23 44,23%

4 Sangat Setuju 27 51,92%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 3,84%, responden

yang menjawab setuju memperoleh persentase 44,23% dan responden

yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 51,92%.

Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saat saya

sedang ada waktu luang saya lebih memilih untuk membaca koran

online dibandingkan menonton televisi”

33) Saat liburan saya tetap membaca berita online

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 3 5,76%

2 Tidak Setuju 25 48,07%

3 Setuju 19 36,53%

4 Sangat Setuju 5 9,61%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 5,76%,

responden yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase

80

48,07%, responden yang menjawab setuju memperoleh persentase

36,53% dan responden yang menjawab sangat setuju memperoleh

persentase 9,61%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan

“Saat liburan saya tetap membaca berita online”

34) Saya lebih memilih berita yang berkaitan dengan olahraga

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 7 13,46%

4 Setuju 33 63,46%

5 Sangat Setuju 12 23,07%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 63,46% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

23,07%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya lebih

memilih berita yang berkaitan dengan olahraga”

35) Saya lebih suka berita yang berkaitan dengan ekonomi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 12 23,07%

3 Setuju 31 59,61%

4 Sangat Setuju 9 17,30%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 23,07%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 59,61% dan

81

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

17,30%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya lebih suka

berita yang berkaitan dengan ekonomi”

36) Saya lebih suka berita yang berkaitan dengan kuliner

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 5 9,61%

3 Setuju 37 71,15%

4 Sangat Setuju 10 19,23%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 9,16%, responden

yang menjawab setuju memperoleh persentase 71,15% dan responden

yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase 19,23%.

Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya lebih suka berita

yang berkaitan dengan kuliner”

37) Saya lebih suka berita yang terkait dengan kebudayaan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 7 13,46%

3 Setuju 36 69,23%

4 Sangat Setuju 9 17,30%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 13,46%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 69,23% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

82

17,30%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya lebih suka

berita yang terkait dengan kebudayaan”

38) Saya lebih suka berita yang terkait dengan politik

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 32 61,53%

3 Setuju 18 34,61%

4 Sangat Setuju 2 3,84%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 61,53%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 34,61% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

3,84%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya lebih suka

berita yang terkait dengan politik”

39) Saya selalu mencari kebenaran dari semua berita yang saya baca

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 18 34,61%

3 Setuju 28 53,84%

4 Sangat Setuju 6 11,53%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 34,61%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 53,84% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

11,53%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

83

bahwa sebagian responden setuju dengan pernyataan “Saya selalu

mencari kebenaran dari semua berita yang saya baca”

40) Saya selalu menyebarkan semua berita yang telah saya baca baik itu

fakta atau hanya hoax.

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 9 17,30%

3 Setuju 19 36,53%

4 Sangat Setuju 24 46,15%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang

menjawab sangat tidak setuju memperoleh persentase 0%, responden

yang menjawab tidak setuju memperoleh persentase 17,30%,

responden yang menjawab setuju memperoleh persentase 36,53% dan

responden yang menjawab sangat setuju memperoleh persentase

46,15%. Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian responden sangat setuju dengan pernyataan “Saya

selalu menyebarkan semua berita yang telah saya baca baik itu fakta

atau hanya hoax”.

84

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil uji pengolahan data menggunakan uji statistik dapat

disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh sebelum dan setelah dilakukannya

penelitian mengenai Pengaruh Koran Online Detik.com Terhadap

Pembelajaran Fakta dan Opini Siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta memiliki

pengaruh terhadap pembelajaran fakta dan opini siswa Kelas XII MAN 21

Jakarta, Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Berdasarkan data yang

diperoleh melalui uji statistik dengan menggunakan SPSS maka hasil yang

diperoleh adalah sebagai berikut: melalui uji validitas berita online Detik.com

terdapat 3 item yang tidak valid dikarenakan jumlah r Hitung lebih kecil

dibandingkan r Tabel. Pada uji reliablilitas diperoleh hasil 0.759 yang berarti

bahwa nilai tersebut lebih besar dibandingkan angka minimal yaitu 0,6 yang

menjadi acuan atau syarat pada uji reliabilitas maka data tersebut dapat

dikatakan reliable. Pada uji normalitas dengan menggunakan SPSS diperoleh

nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.539 dan nilai Asyimp.sig. sebesar

0.933, nilai tersebut lebih besar dibandingkan batas nilai minimal yaitu 0.05

maka data tersebut dikatakan normal. Pada uji regresi diperoleh hasil 24,3%

dan data yang dipengaruhi oleh variabel lain nilainya sebesar 75,7% sementara

nilai Sig. .000 yaitu lebih kecil dari 0.05 (nilai signifikansi) maka dari hasil uji

regresi dapat disimpulkan bahwa berita online Detik.com berpengaruh

terhadap pembelajaran fakta dan opini. Pada tabel uji T tes diperoleh

perbandingan antara laki –laki dan perempuan sebesar 51,32 banding 49,23

maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pendapat antara jenis kelamin

laki-laki dan perempuan terhadap rata-rata hasil pembelajaran fakta dan opini

dan berita online Detik.com. Maka jika dilihat dari hasil uji validitas,

reliabilitas, normalitas, regresi dan T tes terdapat pengaruh yang signifikan

antara berita online Detik.com terhadap pembelajaran fakta dan opini siswa

kelas XII MAN 21 Jakarta, semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020.

85

B. Saran

Media pembelajaran merupakan salah satu alat yang sangat penting

dimiliki oleh seorang guru, semakin menarik media yang digunakan tersebut

dapat disesuaikan dengan era saat ini, maka siswa pun akan lebih aktif dan

bersemangat dalam belajar, salah satunya pada pembelajaran fakta dan opini

yang pada dasarnya kedua hal itu menjadi sorotan disetiap harinya baik dalam

lingkungan sekolah, media, rumah, tempat bermain dan yang lainnya dan

sangat berpengaruh bagi pengetahuan serta daya tanggap siswa terhadap

infromasi yang diterima dalam bentuk apa pun. Maka peneliti dalam menulis

penelitian ini ingin menghimbau atau menyarankan agar seluruh guru dapat

menggunakan media koran online Detik.com sebagai media yang positif pada

pembelajaran membaca fakta dan opini.

86

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, dkk. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, Cet. 3, 2014.

Burton, Graeme. Membincangkan Televisi. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional,

2011.

Emzir. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT. Raja

Gravindo Persada, 2008.

Fatmasari, Yuniar. Sekilas Tentang Detik.com.

https://yuniarfatmasari.wordpress.com/sekilas-tentang-detik-com/,

(diakses: 18 Desember 2019).

Fitriawan, Rana Akbari,dkk. Jurnalistik Media. Yogyakarta: Deepublish, Cet. 1,

2017.

Franz, Kurt dan Bernhard Meier.Membina Minat Baca. Bandung:

Ehrenwirth,1983.

Indrawan, Rully dan Yaniawati, Poppy. Metodologi Penelitian. Bandung: PT.

Refika Aditama, 2014.

Lorens Bagus dalam I Gusti Ngurah Oka Agustawan, dkk.Penggunaan Teknik

Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam

Menentukan Fakta dan Opini Pada Tajuk Rencana Bali Post Kelas XI

IPA 2 SMA Negeri 1 Sawan. Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Vol. 2. No. 1. 2014.

Meilasari, Priska, dkk. Analisis Terjemahan Ungkapan Eufimisme dan

Disfemisme Pada Teks Berita Online BBC, Journal of linguistics,

Universitas Sebelas Maret,vol. 1, no. 2, ISSN: 2527-2969, 2016.

Mondry. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia,

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, Cet.8, 2013.

Murhada. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011.

Nurhadi dalam Joko Santoso dalam Wa Fatima.Kemampuan menentukan Fakta

dan Opini Dalam Teks Tajuk Rencana Koran Kompas Siswa Kelas XI

IPA SMA Negeri 7 Kendari. Jurnal Bastra. Vol.1. No.2. E-ISSN: 2503-

3875, 2016.

Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2007.

Putra, Masri Sareb. Media Cetak. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press, Cet. 1, 2015.

87

Sadiman, S. Arif,dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, Cet. 17, 2014.

Sanjaya, Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Prenamedia

Group,Cet. 2, 2014.

Saputra, Arvin. Masa Depan Media. Batam: Lucky Publisher, 2003.

Schecther, Danny. Matinya Media. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007.

Severin, Werner J. Teori Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group, Cet. 3,

2008.

Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2014.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 6,

2012.

Sutabri, Tata. Komputer dan Masyarakat. Yogyakarta: Andi, 2013.

Syahputra, Iswandi. Opini Publik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2018.

Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa, 2008.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah :MAN 21 Jakarta

Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia

Kelas/Semeter :XII/1

Materi Pokok :Fakta dan Opini

Tema :Fakta dan Opini

Alokasi Waktu :2 x 45 menit (1 pertemuan)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan

bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di

lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,

dan kawasan regional.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif,

kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang

teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikatir Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

4.10 Menyajikan informasi dan data dalam

bentuk fakta dan opini dikaitkan dengan

teknologi saat ini serta dengan

memperhatikan struktur, unsur

kebahasaan, atau aspek lisan.

4.10.1

4.10.2

4.10.3

4.10.4

Menjelaskan pengertian

dan karakteristik fakta

melalui koran online

detik.com.

Menjelaskan pengertian

dan karakteristik opini

melalui koran online

detik.com.

Menentukan kalimat fakta

pada berita di koran

online detik.com.

Menentukan kalimat opini

melalui berita koran

online detik.com.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran tentang fakta dan opini melalui media koran

online, siswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian dan karakteristik fakta dan opini

2. Menentukan fakta dan opini dalam berita di media online detik.com

3. Mampu membedakan fakta dan opini

D. Materi Pembelajaran

Materi: Fakta dan Opini

1. Pengertian Fakta dan Opini

a. Fakta

Menurut Suyono fakta adalah hal atau peristiwa yang benar-benar terjadi.

Menurut Abdullah fakta adalah sesuatu yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan oleh

setiap orang. Sedangkan menurut Semi berita adalah fakta yang disampaikan kepada

orang lain. Pendapat senada dikemukakan oleh Nurhadi yang menyatakan fakta

adalah informasi yang berkaitan dengan aspek kehidupan yang bersifat nyata.

b. Opini

Irish dan Prothro menyatakan bahwa pernyataan yang telah mengalami proses

komunikasi disebut opini, sedangkan perasaan atau pemikiran yang belum

dinyatakan merupakan attitude atau sikap.

2. Ciri-ciri Fakta dan Opini

a. Fakta

1. Dapat dibuktikan kebenarannya

2. Memiliki informasi yang tepat dan akurat, contoh durasi insiden, lokasi dan

tanggal

3. Memiliki narasumber yang terpercaya

4. Berkarakter objektif, ialah informasi sungguh-sungguh ada dan tidak dibuat-buat

5. Dapat mencakup pertanyaan 5W + 1H

6. Membuktikan insiden yang pernah terjadi

b. Opini

1. Tidak dapat dibuktikan kebenarannya

2. Berkarakter individual dan kebanyakan dilengkapi dengan pernyataan,

rekomendasi dan paparan yang menjelaskan

3. Merupakan pandangan pribadi atau tidak ada narasumber

4. Mengandung tanggapan berdasarkan insiden yang terjadi

5. Membuktikan insiden yang belum atau akan dilakukan

6. Argumen atau pernyataan seseorang

7. Terkadang menggunakan kata; bisa jadi, mungkin, menurut, sangat, tidak

mungkin, seharusnya dan sebaiknya.

E. Metode/Model Pembelajaran

1. Metode : Kuesioner

2. Model : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)

F. Media Pembelajaran

1. Laptop

2. Papan tulis

3. Infocus

4. Handphone (Hp)

5. Proyeksi audio visual: slide power point

G. Sumber Belajar

1. Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S. 2005. Pembinaan Kemampuan Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

2. Darmawati, Uti. Y. Budi Artati. 2012. Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia

Tahun Pelajaran 2012/2013. Klaten: PT. Intan Pariwara.

3. Sumarsih, dkk. 2012. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA. Karanganyar: CV. Hasan

Pratama.

H. Kegiatan Pembelajaran

Tahap

Langkah-langkah Pembelajaran

Waktu

Kegiatan Awal

(Pendahuluan)

Orientasi

1. Guru melakukan pembukaan dengan

salam kemudian peserta didik

menjawab salam

2. Guru mengondisikan kelas

3. Guru dan peserta didik berdoa untuk

memulai pembelajaran

4. Guru memeriksa kehadiran peserta

didik.

Apersepsi

1. Mengaitkan materi/ kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan

melalui pengalaman peserta didik

dengan materi/ kegiatan sebelumnya

2. Mengingatkan kembali materi yang

sudah dipelajari dengan bertanya

3. Mengajukan pertanyaan dengan

pelajaran yang akan dilakukan

Motivasi

1. Memberikan gambaran tentang

manfaat mempelajari materi yang

akan dipelajari

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

3. Apabila materi ini dikerjakan dan dikuasai dengan baik, maka peserta

didik diharapkan dapat memahami

materi yang diajarkan

4. mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

1. Memberitahukan materi pelajaran

yang akan dipelajari

2. Guru bersama siswa menyepakati

langkah-langkah kegiatan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai

kompetensi

Kegiatan Inti Pemberian Rangsangan

Peserta didik diberi rangsangan untuk

memusatkan perhatian pada materi yang

diajarkan dengan cara:

Mengamati

Peserta didik mengamati berita online

detik.com melalui handphone- nya masing-

masing.

Menanya

1. Tanya jawab terkait fakta dan opini

2. Guru menanyakan pada peserta didik

tentang pengetahuan mereka terkait

fakta dan opini

Mengeskplorasi

1. Peserta didik diberi penjelasan

mengenai media pembelajaran yang

berbasis online

2. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam menentukan

fakta dan opini

70 menit

Menalar

Menentukan fakta dan opini melalui media

koran online detik.com

1. Siswa dibolehkan untuk

menggunakan hp (handphone) saat

pembelajaran mengenai fakta dan

opini.

2. Siswa dibagi menjadi lima kelompok

3. Siswa ditugaskan untuk

mendownload aplikasi koran online

detik.com

4. Guru memilah beberapa berita untuk

dianalisis oleh siswa

5. Siswa menentukan manakah yang

kalimatnya sesuai dengan cirri-ciri

fakta dan mana yang kalimatnya

sesuai dengan ciri-ciri opini

Mengomunikasikan

1. Perwakilan kelompok menentukan

kalimat fakta dan opini

2. Kelompok lain menanggapi

Konfirmasi

Peserta didik memperoleh penguatan tentang

materi yang dipelajari

Kegiatan

Akhir

(Penutup)

Kegiatan pendidik bersama peserta didik

1. Guru memberikan kesempatan

bertanya kepada peserta didik

mengenai kejelasan materi

2. Peserta didik melakukan refleksi

tentang pembelajaran yang telah

dilakukan

3. Peserta didik bersama dengan guru

menyimpulkan pembelajaran yang

telah dilangsungkan

4. Guru menyampaikan materi

pembelajaran untuk pertemuan

selanjutnya

5. Guru dan peserta didik menutup

pembelajaran dengan doa dan salam.

10 menit

I. Penilaian Hasil Pembelajaran

Teknik Penilaian (terlampir)

a. Sikap - Penilaian Observasi

Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,

baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung

dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap:

No Nama Siswa

Aspek Perilaku yang

Dinilai Jumlah

Skor

Skor

Sikap Kode Nilai

BS JJ TJ DS

1 Nanto 75 75 70 75 290 72,5 B

2

... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :

• BS : Bekerja Sama

• JJ : Jujur

• TJ : Tanggung Jawab

• DS : Disiplin

Catatan :

1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Cukup

25 = Kurang

2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400

3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 290 : 4 = 72,5

Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)

50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C)

– 25,00 = Kurang (K)

5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri

Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka

peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun

agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu

tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian

menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format

penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih

dahulu. Berikut Contoh format penilaian :

No Pernyataan Ya Tidak Jumlah

Skor

Skor

Sikap Kode Nilai

1

Selama diskusi, saya ikut

serta mengusulkan

ide/gagasan.

50

250 62,50 C 2

Ketika kami berdiskusi,

setiap anggota mendapatkan

kesempatan untuk berbicara.

50

3

Saya ikut serta dalam

membuat kesimpulan hasil

diskusi kelompok.

50

4 ... 100

Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50

2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400

3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =

62,50

4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)

50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C)

00,00 – 25,00 = Kurang (K)

5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan

keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya

Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.

Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan

penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut

Contoh format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...

Pengamat : ...

No Pernyataan Ya Tidak Jumlah

Skor

Skor

Sikap

Kode

Nilai

1 Mau menerima pendapat

teman. 100

450 90,00 SB

2 Memberikan solusi terhadap

permasalahan. 100

3

Memaksakan pendapat

sendiri kepada anggota

kelompok.

100

4 Marah saat diberi kritik. 100

5 ...

50

Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan

untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100

2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500

3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =

90,00

4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)

50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C)

00,00 – 25,00 = Kurang (K)

Penilaian Jurnal

c. Pengetahuan

Pilihan Ganda

Soal

1. Cermati paragraf berikut!

(1) Udara yang dihirup makhluk hidup mempunyai kadar oksigen 21 persen.

(2) Kadar tersebut harus tetap terpelihara. (3) Namun setiap tahun, dunia industri

akan menghabiskan kira-kira 41 persen oksigen untuk menggerakkan roda

perindustriannya. (4) jika dituliskan dalam bilangan nyata, oksigen dihabiskan

oleh industri kurang lebih 400 ton setiap menit yang akan diambil dari udara

tanpa pengembalian. (5) meskipun bilangan itu cukup besar, keadaan itu

belum sampai mebuat kita sesak nafas.

Kalimat fakta dalam paragraf tersebut terdapat pada kalimat nomor ...

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

2. Cermati kutipan teks berikut!

(1) Kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Indonesia mulai berimbas

terhadap proyeksi produksi pangan tahun ini. (2) pemangku kepentingan di

beberapa wilayah menilai penurunan produksi pangan tahun ini pasti terjadi.

(3) akibat kekeringan dan banyak yang gagal panen, produksi gabah akan

berkurang, (4) saat ini terdapat 750 hektare lahan persawahan di Pangandaran,

Jawa Barat, yang telah dinyatakan gagal panen (puso). (5) Hal ini akan

mengakibatkan banyak petani mengalami kerugian yang tidak sedikit.

Kalimat yang berupa fakta dalam teks tersebut terdapat pada nomor...

a. (1) dan (2)

b. (1) dan (4)

c. (2) dan (4)

d. (3) dan (5)

3. Cermati kutipan teks berikut!

(1) Dia memang patut disebut sebagai maniak bola. (2) Sejak usia 7 tahun,

Usman telah mendedikasikan hidupnya untuk olahraga sepakbola. (3) kini dia

berusia 29 tahun. (4) Dia mengaku tidak bisa memisahkan hidupnya dengan

sepakbola.

Kalimat-kalimat yang berupa fakta adalah nomor...

a. (1) dan (2)

b. (3) dan (4)

c. (2) dan (3)

d. (4) dan (1)

4. Cermati kutipan teks berikut!

(1) Selama ini, pemerintah banyak mengalokasikan dana untuk pengadaan

mesin pengering gabah. (2) Diharapkan, mesin pengering gabah bisa

menaikkan daya tawar petani di hadapan Bulog atau pedagang. Maka

pemerintah harus betul-betul memperhatikan nasib petani. (4) bukan sekedar

janji-janji dan mengklaim memperhatikan petani.

Kalimat yang merupakan fakta adalah nomor...

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

5. Cermati kutipan teks berikut!

(1) Oknum guru sebuah SMP di Kepanjen, Kabupaten Malang diamankan. (2)

Dia diduga telah mencabuli belasan siswa. (3) Pelecehan sesksual dilakukan

pelaku di ruang Bimbingan Konseling (BK). (4) Dikatakam Ujung, pelaku

beberapa hari sempat tidak pulang ke rumahnya di wilayah Kepanjen, sejak

kasus yang melibatkannya diselidiki polisi.

Kalimat yang merupakan opini adalah nomor...

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

Petunjuk penilaian soal pilihan ganda

Nomor Soal Bobot Soal

1-5 20

Jumlah skor maksimal 100

Jika benar mendapat skor 100

Jika salah mendapat skor 0

Penentuan nilai = Skor Perolehan x 100

Skor Maksimal

Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan

Penilaian Aspek Percakapan

Petunjuk penilaian soal pilihan ganda

Penugasan (Lihat Lampiran)

No Aspek yang Dinilai

Skala Jumlah

Skor

Skor

Sikap

Kode

Nilai 25 50 75 100

1 Intonasi

2 Pelafalan

3 Kelancaran

4 Ekspresi

5 Penampilan

6 Gestur

Tugas Rumah

1. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik

2. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah

mengerjakan tugas rumah dengan baik

3. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan

untuk mendapatkan penilaian.

d. Keterampilan

Penilaian unjuk kerja

Contoh penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian

keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian

No Aspek yang Dinilai

Sangat

Baik

(100)

Baik

(75)

Kurang

Baik

(50)

Tidak

Baik

(25)

1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan

2 Keserasian pemilihan kata

3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa

4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Kurang Baik

25 = Tidak Baik

Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali

skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi

No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

1 Penguasaan materi diskusi

2 Kemampuan menjawab pertanyaan

No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

3 Kemampuan mengolah kata

4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Kurang Baik

25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek

- Penilaian Produk

- Penilaian Portofolio

Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll

Instrumen Penilain

No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

1

2

3

4

2. Instrumen Penilaian (terlampir) a. Pertemuan Pertama

b. Pertemuan Kedua

c. Pertemuan Ketiga

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

a. Remedial Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa

memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :

1) Jelaskan pengertian fakta dan opini!

2) Jelaskan tentang ciri-ciri fakta dan opini !

3) Carilah satu fakta yang terdapat dalam koran online detik.com!

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..

Kelas/Semester : ……………………………………………..

Mata Pelajaran : ……………………………………………..

Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..

Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..

Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..

Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..

(KD / Indikator) : ……………………………………………..

KKM : ……………………………………………..

No Nama Peserta

Didik

Nilai

Ulangan

Indikator

yang

Belum

Dikuasai

Bentuk

Tindakan

Remedial

Nilai

Setelah

Remedial

Keterangan

1

2

3

4

5

6

dst

b. Pengayaan

Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :

1. Membaca buku-buku terkait pengertian fakta dan opini.

2. Mencari perbedaan antara koran cetak dan koran online

3. Mencari informasi melalui berita koran online detik.com tentang berita-berita baik yang

bersifat fakta atau opini

Bekasi, 16 September 2019

Guru Bahasa Indonesia Peneliti

Hj. Mimi Rosmiyati S.Pd. MM. Mutiara Pajrin

NIP. 197004082002122002 NIM 11150130000028

88

RIWAYAT PENULIS

Mutiara Fajrin. Lahir pada 14 Desember 1996 di

Bekasi. Wanita yang biasa dipanggil Mutiara ini

menempuh pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah

Attaqwa 20, kemudian sekolah menengah Pertama di

SMPN 143 Jakarta Utara, dan Sekolah Menengah Atas

di MAN 21 Jakarta Utara.Mutiara melanjutkan

pendidikannya di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan. Wanita yang memiliki kegemaran membaca

ini memiliki seorang ayah bernama Gusmin Tanjung

dan ibu yang bernama Elfiyanti, baginya kasih sayang

dan motivasi yang selalu mereka berikan adalah

motivasi yang sangat berharga dibandingkan apa pun.

Ayah menurutnya adalah seorang penjahit profesional yang sudah terbiasa

mengerjakan segala jenis pakaian. Sejak kecil ayah sudah berlatih menjahit dan

memenuhi kebutuhan hidup Mutiara dan keluarganya. Sedangkan ibunya adalah

seorang penjual kecil-kecilan di tempat tinggalnya. Mutiara merasa sangat kagum

dan bersyukur pada Allah SWT. Karena telah menganugerahkan orangtua terbaik

dan teristimewa untuknya dan ketiga saudaranya.

Selain menjadi mahasiswa Mutiara juga memiliki kegemaran membaca,

memasak, bernyanyi, dan menonton film horor. Selain itu, di kampus ia mengikuti

organisasi intra dan ekstra kampus. Pada tahun 2016 Mutiara menjabat sebagai

sekretaris di Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, kemudian pada tahun 2017 ia juga masih menjadi sekretaris II di HMJ

PBSI. Mutiara memiliki prinsip yang sangat kuat untuk membahagiakan kedua

orangtuanya, Mutiara adalah seorang wanita yang tidak ingin mempersulit orang

lain, Mutiara memiliki tekad untuk menjadi seorang penulis sejati, namun

keinginannya masih dalam proses. Mutiara juga gemar memasak meskipun

masakan yang dibuatnya terkadang sulit diterima orang yang memakannya,

namun tekadnya untuk menjadi seorang isteri soleha sangatlah kuat. Mutiara

dalam menuliskan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh Gelar S-1 Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

dengan judul “Pengaruh Berita Online Detik.com Terhadap Pembelajaran Fakta

dan Opini Siswa Kelas XII MAN 21 Jakarta”. Mutiara melaksanakan penelitian

pada bulan Juli, semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.