PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK ...

135
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI GUNUNG MELETUS KELAS V SD NEGERI 196 MUARO JAMBI SKRIPSI Uswatun Chasanah TPG. 151739 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK ...

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI

GUNUNG MELETUS KELAS V SD NEGERI 196 MUARO JAMBI

SKRIPSI

Uswatun Chasanah TPG. 151739

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI GUNUNG MELETUS KELAS V SD

NEGERI 196 MUARO JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Uswatun Chasanah TPG. 151739

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

i

MOTTO

tP öqtÉ ß#ã_ öçs? ÞÚöëF{ $# ãA$t7 Ågø: $# ur ÏMtR% x.ur ãA$t6 Ågø: $# $ Y6è ÏVx. ¸xäÎg̈B ÇÊÍÈ

“Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan”.

(QS. Al-Muzammil: 14)

ii

“ PERSEMBAHAN “

Kusimpuhkan kedua belah kakiku Ku sujudkan kepalaku ke arah kiblatku Ku haturkan do’a kepada Allah SWT, Rabb-ku Karena-Nya lah akhir karya kecil ini terselesaikan sebagai ungkapan rasa puji syukur dan ku untai shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW merangkai pengharapan bagi syafaatnya .

Ku persembahkan skripsi ini untuk :

Ayahanda Kateno dan Ibunda Samini tercinta, untuk curahan do’a, nasehat, cinta dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak akan pernah bisa tergantikan. Ayah… Ibu… terimalah bukti kecil ini sebagai bukti keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu, kalian ikhlas mengorbankan segalanya demi membahagiakan putrimu ini. Terimakasih Ayah terimakasih Ibu, tanpa kalian Aku bukanlah apa-apa. Serta Kakak dan adikku Syahroni, Januari Sri Rezeki, Yulilah, Agus Salim, Derta Wahyu P, Syukrilah Isnainin S yang selalu mendo’akan, membrikan semangat dan selalu mendukung apa yang aku lakukan, serta Sahabat-sahabat karib ku, Sahabat canda tawa ku, suka duka kita lalui bersama selama 4 tahun ini, kalian sudah menjadi bagian dari hidupku Ira Yanti, Rini Ade Fitria, Sumasti Agus Tina, Nadia Yeni Fatmala, Mirza Nurfatiyah serta Teman-teman Kukerta Posko 25 Rantau kembang, teman-teman PPL MI SALAMAH dan tak lupa juga Teman-teman PGMI Angkatan 2015, khusus nya PGMI C, Terimakasih atas semua perhatian saran dan nasihat selama ini yang teramat sangat berharga.

Saudara-saudari ku seiman, Maha suci Allah SWT yang telah mempertemukan kita di kampus UIN STS JAMBI Yang menjadi kebanggan kita, biarlah nama-nama kalian semuanya tertulis dilembaran hati ini, ku temukan arti keikhlasan perjuangan

bersama kalian “terimakasih ya Allah SWT atas nikmat ukhuwah yang kami rasakan hingga hari ini AMIN . . .

“ Allah itu Maha Pengasih Dan Maha Penyayang, Maka Berdo’a lah Kepada-NYA, Yakin lah atas Janji Dan Takdir-NYA“

( INSYAALLAH )

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat Rahmat dan

Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini dengan baik. Pelaksanaan penulisan ini merupakan salah

satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang Ilmu

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penelitian ini berjudul “Penerapan

Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Materi Gunung Meletus Kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi”.

Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terwujud berkat bantuan

dan jasa dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr.H. Hadri Hasan, M.A, Selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. Mahluddin, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Shalahuddin, M.Pd.I dan Bapak Fauzan Azim, M.Pd.I selaku

pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing

saya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan penulis.

6. Ibu Titi Warneni selaku Kepala Sekolah SD Negeri 196 Muaro Jambi.

7. Ibu Umi Salamah selaku wali kelas V di SD Negeri 196 Muaro Jambi.

8. Majelis guru dan karyawan serta para siswa kelas Vdi SD Negeri 196 Muaro Jambi.

9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi yang tiada henti-hentinya

hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

v

ABSTRAK

Nama : Uswatun Chasanah Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Judul : Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Gunung Meletus Kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif y ang diperkuat dengan pendekatan kuantitatif, dengan mengambil latar SD Negeri 196 Muaro Jambi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 196 M uaro Jambi, sedangkan objek penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen mada materi gunung meletus. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan melalui empat tahapan yang mencakup: (1) pe rencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, tes tertulis dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan aktifitas belajar siswa dapat diukur dari evaluasi siklus I dan siklus II dengan nilai aktifitas belajar siswa pada siklus I sebesar 37% dan siklus II sebesar 56,5%. Sedangkan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat diukur dari setiap siklusnya. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 70 (hampir mencapai KKM) dan hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 77 (mencapai KKM). Dengan demikian hasil penelitian di SD Negeri 196 Muaro Jambi telah tercapai dengan baik. Kata Kunci : hasil belajar, metode eksperimen, pembelajaran IPA

vi

ABSTRACT Name : Uswatun Chasanah Study Program : Teacher of Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

This study aims to improve student learning outcomes using the experimental method in class V 196 Muaro Jambi Elementary School. This research is a descriptive qualitative Classroom Action Research (PTK) using a qualitative approach reinforced by a quantitative approach, taking the background of t he 196 Muaro Jambi Public Elementary School. The subject of this study was the fifth grade students of 196 Muaro Jambi State Elementary School, while the object of this study was to improve student learning outcomes using the experimental method of erupting mountain material. This research was conducted in two cycles and through four s tages which included: (1) planning, (2) i mplementation, (3) obs ervation, (4) re flection. Data obtained through observation, interviews, written tests and documentation. Data analysis was carried out using qualitative analysis consisting of data reduction, data presentation, conclusion drawing or verification. The results of the study show that the experimental method can improve student learning outcomes. Increased student learning activities can be measured from the evaluation of the first cycle and second cycle with the value of student learning activities in the first cycle of 37% and the second cycle of 56.5%. While tests to find out student learning outcomes can be measured from each cycle. Student learning outcomes in the first cycle were 70 (almost reaching KKM) and student learning outcomes in the second cycle were 77 (reaching KKM). Thus the results of research at 196 Muaro Jambi Public Elementary Schools have been achieved well.

Keywords: learning outcomes, experimental methods, science learning

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik buruknya suatu

peradaban kelak, sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini. Pendidikan

sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam

menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi era industrialisasi dan

globalisasi. Potensi tersebut dapat terwujud jika pendidikan sains berorientasi

pada pengembangan kemampuan berpikir dan berbahasa, penyiapan peserta didik

menghadapi isu sosial dampak penerapan Iptek, penanaman nilai-nilai etika dan

estetika, kemampuan memecahkan masalah, pengembangan sikap kemandirian,

kreatifitas serta tanggung jawab.

Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya

juga menempatkan tujuan yang hendak ingin dicapai. Cita-cita atau tujuan yang

ingin dicapai harus dinyatakan secara jelas, Sehingga semua pelaksana dan

sasaran pendidikan dapat memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan

pendidikan itu sendiri. Apabila tidak memiliki tujuan yang jelas, maka prosesnya

akan sia sia. Oleh karena itu tujuan tersebut tidak mungkin dicapai secara

sekaligus, Maka perlu dibuat secara bertahap. Pendidikan pada tahap awal,

ditempuh oleh anak dengan melalui sekolah.

Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal

balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu

komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang

sangat penting, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan

meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa (Rusman: 2010). Karena itu,

guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik,

sehingga bahan pelajaran yang akan disampaikan dapat membuat siswa merasa

senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Proses

pembelajaran pada hakikatnya adalah mengembangkan aktivitas dan kreativitas

peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Miarso (dalam

2

Winataputra, 2005) memaknai istilah pembelajaran sebagai aktifitas atau kegiatan

yang berfokus pada kondisi dan kepentingan pembelajar (learner centered).

Pembelajaran IPA di SD merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuan

tentang alam sekitar, yang dipelajari dari fakta-fakta, prinsip-prinsip dan proses

penemuan. Pengetahuan siswa tentang alam tersebut dapat mencetak siswa dalam

bersikap ilmiah. Namun materi IPA yang diberikan harus disesuaikan dengan usia

dan karakteristik siswa yang bersangkutan, disesuaikan dengan tingkatan kelas,

sehingga penguasan pengetahuan tentang IPA dapat bermanfaat baik bagi dirinya

maupun bagi kelestarian lingkungan alam sekitar (Nurhaela, 2011:2). Oleh karena

itu pembelajaran IPA di SD seharusnya menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan metode

Eksperimen/percobaan (Experimental Method).

Pembelajaran IPA di SD memiliki ciri khas yang berbeda dengan

pembelajaran lainnya. Dalam pembelajaran IPA siswa harus dibiasakan untuk

melaksanakan eksperimen, observasi, mengumpulkan data, menguji konsep dan

menarik suatu kesimpulan. Menurut Schoenher (dalam Martiningsih, 2009)

mengemukakan bahwa “metode eksperimen merupakan metode yang sesuai untuk

pembelajaran IPA, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi

belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas secara

optimal.” Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam

struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.

Sumantri, Mulyani (1999) m engemukakan bahwa “metode eksperimen adalah

sebagai carabelajar mengajar yang melibatkan peserta didik dengan mengalami,

menguji dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan.” Sedangkan

menurut Djamarah (1995) mengemukakan bahwa “metode eksperimen adalah

cara penyajian pelajaran dimana siswamelakukan percobaan dengan membuktikan

sendiri sesuatu yang dipelajari.”

Materi yang diajarkan oleh Guru pada dasarnya merupakaan materi yang

dipersiapkan untuk mengikuti pelajaran pada tahap berikutnya, konsekuensi dari

hal ini adalah timbulnya kerugian bagi para peserta didik yang tidak mengikuti

salah satu tahap tersebut (dalam arti tidak meneruskan ke jenjang yang lebih

3

tinggi lagi) ; metode pembelajaran yang digunakan sekarang masih mengandalkan

ceramah yang kadang kala disertai dengan percobaan verifikasi alat peraga yang

sudah jadi dan bahkan tidak menggunakan alat peraga yang tersedia. Dalam hal

ini, sebagian guru tidak memperhatikan dan mengefektifkan alat peraga dalam

pembelajaran. Akibatnya peserta didik hanya pasif dan sulit untuk berkembang .

Penerapan pembelajaran dalam menggunakan alat peraga masih kurang.

Agar tujuan dalam proses pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang di

inginkan, maka guru sebelumnya harus benar-benar mengerti dan paham tentang

model pembelajaran, memahami cara menerapkan model pembelajaran, mengerti

konsep dari pembelajaran, agar dalam aplikasi tidak terjadi kekeliruan sehingga

berpengaruh pada keluaran “hasil” bagi peserta didik. Sering sekali guru kurang

aktif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas sehingga mengalami

kegagalan, hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang di

harapkan

Dari hasil pengamatan awal yang peneliti lakukan pada pembelajaran,

kualitas hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri 196 M uaro Jambi masih

rendah. Berdasarkan observasi langsung dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

hasil belajar siswa mata pelajaran IPA dalam tiga kali ulangan harian masih

sangat rendah yaitu sebesar 50. Nilai tersebut belum mencapai KKM yaitu sebesar

75. Ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat materi disampaikan

sebagian siswa justru mengobrol dengan teman sebangkunya dan ketika

penjelasan materi di lakukan, 13 s iswa dari 29 siswa kelas V SD Negeri 196

Muaro Jambi tidak menyimak dan mengikuti pelajaran. Sedangkan pada saat

pemberian tugas kelompok, 6 siswa dari 4 kelompok tidak mengerjakan tugas

kelompok dengan baik.

Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan

mengerjakan tugas latihan yang ada pada buku paket atau yang diberikan oleh

guru sehingga anak tersebut pasif. Hal ini terlihat bahwa model-model

pembelajaran belum di kembangkan, sehingga tidak memberikan kesempatan atau

4

tidak memberikan suasana diskusi di dalam kelas yang melibatkan hilangnya

minat belajar peserta didik ingin mencari suatu jawaban. Guru hanya mengajar

dengan metode ceramah sedangkan siswa hanya duduk, di am, mendengarkan,

menghafal dan mencatat buku sampai habis sehingga proses pembelajaran dikelas

menjadi monoton atau kurang menarik bagi siswa. Kondisi seperti inilah tidak

akan meningkatkan prestasi yang di miliki peserta didik dalam memahami mata

pelajaran IPA. Akibatnya nilai akhir yang di capai siswa tidak akan memuaskan

atau jauh dari yang di harapkan. Penyebab yang ditimbulkan dari masalah tersebut

adalah nilai siswa yang kurang memuaskan, analisis penyebab ditemukan

beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa SD Negeri 196

Muaro Jambi antara lain dari pihak siswa adalah (1) Kondisi kelas kurang

kondusif, (2) Rendahnya minat belajar siswa (3) Kurang nya peran siswa dalam

proses pembelajaran, sehingga siswa tidak fokus terhadap mata pelajaran

mengakibatkan nilai siswa rendah, (4) Kurangnya memberikan pertanyaan kepada

siswa. (5) Tidak memberikan umpan balik penilaian unjuk kerja (tidak

mengembalikan hasil).

Terkait dengan hal tersebut, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

metode eksperimen dalam mata pelajaran IPA materi bencana alam “gunung

meletus”, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Penerapan

Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Gunung Meletus Kelas V Sd

Negeri 196 Muaro Jambi”.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah, tidak

meluas dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu adanya

fokus dalam penelitian. Peneliti memfokuskan penelitian pada siswa kelas V SD

Negeri 196 Muaro Jambi semester 2 pada materi bencana alam “gunung meletus”.

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengkaji dan merumuskan

penelitian ini, yaitu: Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah

menggunakan metode eksperimen?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil

belajar siswa setelah menggunakan metode eksperimen.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi murid, guru, kepala

sekolah,

peneliti dan peneliti lain.

1. Murid : Pelajaran IPA lebih menarik dan menyenangkan. Penelitian ini dapat

mempermudah siswa dalam memahami konsep IPA dan meningkatkan

motivasi belajar.

2. Guru : Meningkatkan proses dan hasil pembelajaran guru, Serta hasil penelitian

ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk menambah wawasan dalam

menentukan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi

pelajaran.

3. Kepala Sekolah : Penelitian ini dapat membantu meningkatkan kualitas prestasi

belajar, khususnya pelajaran IPA, sehingga secara langsung dapat meningkat-

kan kualitas pendidikan dan out put sekolah.

4. Peneliti : Penelitian ini sebagai wahana peningkatan profesionalisme guru yang

akan berdampak pada kualitas pendidikan di sekolah.

5. Peneliti lain : Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca atau bagi peneliti lain, selanjutnya

6

yang mengadakan penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan lebih baik

lagi.

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu

dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman

yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk

memperoleh tujuan tertentu. Menurut Wahyudin (2007:104) “belajar

adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan

dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil

belajar”. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik namun

yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan

dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses,

bagaimana proses belajar akan berlangsung, belajar sangat ditentukan

oleh sistem informasi yang dipelajari. Tokoh teori ini Gage dan Berliner,

Biehler, Snowman, Baine, dan Tennyson.

b. Teori Belajar

Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat

mendasar bagi pembangunan suatu negara. Dikatakan demikian karena

pendidikan dapat mendukung pembangunan di masa mendatang yang

mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga peserta didik

dapat mengatasi permasalahan kehidupan yang dihadapinya. Menurut

Dimyati dan Mudjiono (2009: 17) mengemukakan bahwa “Belajar

merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah dan merupakan proses

internal yang kompleks dan melibatkan proses mental yang meliputi

ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

c. Manfaat Belajar

8

Dalam dunia pendidikan, belajar harus menjadi keharusan. Tanpa

belajar, akan merasa yang dilakukan akan jauh tertinggal. Dengan belajar

menumbuhkan inovasi-inovasi.Inovasi melahirkan perbahan-perubahan

yang positif. Dengan belajar inilah melahirkan manfaat yang bisa

diambil, diantaranya :

a. Dengan belajar dapat menumbuhkan kebiasaan pada diri orang

tersebut.

b. Dengan belajar dapat menumbuhkan motifasi.

c. Dapat menjadi orang yang diperlukan bagi lingkungan kita.

d. Dapat menambah keterampilan.

Dengan belajar inilah akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.

Prinsip dari belajar itu adalah komitmen. Komitmen secara mental

memproses informasi yang di dapatkan bukan sekedar mendengar

informasi selintas (dari kuping kiri ke kuping kanan saja). Komitmen

secara emosional adalahdengan menerapkan rasa “senang” dan “suka

“dalam belajar pelajaran sesulit apapun.

d. Tujuan Belajar

Diantara beberapa tujuan belajar adalah sebagai berikut: (Sadirman,

2008):

1. Untuk mendapatkan pengetahuan.

2. Penanaman konsep dan keterampilan.

3. Pembentukan sikap.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Istilah hasil belajar berasal dari Belanda “prestatie”, dalam bahasa

Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literature,

prestasi selalu di hubungkan dengan aktivitas tertentu. Hasil belajar di bagi

menjadi tiga macam hasil belajar yaitu:

9

a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian.

c. Sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan

bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Sujdana N, (2004:22).

Hasil belajar yang di capai dalam suatu usaha belajar, dalam hal ini

usaha belajar yang dalam mewujudkan nilai atau hasil belajar siswa dapat

dilihat pada hasil atau nilai yang di peroleh dalam mengikuti tes. Prestasi

belajar merupakan hasil yang dicapai siswa yang dinyatakan dalam bentuk

nilai . Setiap individu belajar menginginkan hasil yang sebaik mungkin.

Oleh karena itu, setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya

prestasinya berhasil dengan baik. Sedangkan pengertian hasil belajar adalah

kemampuan yang dilampaui individu dalam mengerjakan sesuatu. Pada

dasarnya dengan belajar diharapkan kemampuan siswa bias meningkat.

Dimyati dan Mudjiyono (2006:22) hasil belajar siswa dapat memiliki

pengetahuan, pemahaman, dapat menerapkan, melakukan analisis, sintesis,

dan mengevaluasi. Selain itu siswa dapat melakukan penerimaan,

partisipasi, menentukan sikap, dan mengevaluasi. Selain situ siswa dapat

melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap, mengorganisasikan

dan membentuk pola hidup. Selanjutnya siswa dapat mempersepsi, bersiap

diri, membuat gerakan-gerakan sederhana dan komplek, membuat

penyesuaian pola gerak dan mencitakan gerakan baru.

Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa suatu proses

pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan manusia

berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan kemampuan

merupakan indicator untuk menunjukan hasil belajar siswa. Perubahan

perilaku yang harus di capai tertuang dalam tujuan dalam tujuan

pembelajaran dan dapat diukur dengan menggunakan tes dan non tes.

10

C. Ilmu Pengetahuan Alam

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut

Suyoso (2008:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang

bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui

metode tertentu yaitu : teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku

secara universal”. Menurut Abdullah (2008:18), IPA merupakan

“pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas

atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,

penyimpulan, penyusunan teori, demikian seterusnya kait mengkait antara

cara yang satu dengan cara yang lain”.

Menurut beberapa pendapat pengertian IPA di atas maka dapat

disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan

manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang

berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi

yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.

Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait

dengan objek alam serta persoalannya, ruang lingkup IPA yaitu : Bencana

alam, makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta

serta proses materi dan sifatnya. Pada Pembelajaran IPA lebih

memfokuskan pada benda-benda hidup, benda tak hidup dan lingkungan

sekitarnya serta gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup

maupun benda tak hidup yang ada di alam sekitar.

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai

hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.

Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk

11

membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta

yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat

rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu

pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari. Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting. Kemajuan

IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang begitu pesat sangat

mempengaruhi perkembangan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan

IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

Pendidikan IPA telah berkembang di negara-negara maju dan telah

terbukti dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait dengan

teknologi. Akan tetapi, di Indonesia sendiri belum mampu

mengembangkannya. Pendidikan IPA di Indonesia belum mencapai standar

yang diinginkan, padahal untuk memajukan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK) sangat penting dan menjadi tolak ukur kemajuan

bangsa. Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata pelajaran IPA tidak

begitu diminati dan kurang diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya

pendidik yang menerapkan konsep IPA dengan tepat. Permasalahan ini

terlihat pada cara pembelajaran IPA serta kurikulum yang diberlakukan

sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan siswa, masalah yang

dihadapi oleh pendidikan IPA sendiri berupa materi atau kurikulum, guru,

fasilitas, peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan guru.

3. Manfaat Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam

Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam berguna agar kita bisa

mengetahui segala hal mengenai lingkungan hidup yang berhubungan

dengan alam. Selain itu ada beberapa manfaat lainnya:

a. Menimbulkan rasa ingin tahu terhadap kondisi lingkungan alam.

b. Memberikan wawasan akan konsep alam yang berguna dalam kehidupan

12

sehari-hari.

c. Ikut menjaga, merawat, mengelola, dan melestarikan alam.

d. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide mengenai

lingkungan alam sekitar.

e. Konsep yang ada di Ilmu Pengetahuan Alam berguna untuk menjelaskan

berbagai peristiwa-peristiwa alam dan menemukan cara untuk

memecahkan permasalahan tersebut.

f. Menyadari pentingnya alam dalam kehidupan sehari-hari.

Semua perkembangan yang kita rasakan saat ini adalah merupakan

manfaat dari kemajuan Ilmu Pengetahuan Alam. Termasuk teknologi-

teknologi canggih yang kita nikmati sekarang ini merupakan efek dari

perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam.

D. Metode Eksperimen

1. Pengertian Metode Eksperimen

Metode eksperimen (percobaan) menurut Syaiful Bahri Djamarah

dan Aswan Zain (2006:84) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu

yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode analisis,

eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri dan

melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan

atau proses sesuatu.

2. Langkah-Langkah Menggunakan metode Eksperimen

Beberapa hal yang harus diperhatikandalam melakukan metode

eksperimen menurut Faturahman (Abdillah, 2011) adalah sebagai

berikut:

a. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.

b. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.

13

c. Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan

pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen

yang akan dilakukan.

d. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan

percobaan yang akan dilakukan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen

a. Kelebihan Metode Eksperimen antara lain:

1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasa percobaan.

2) Dapat membina siswa membuat terobosan-terobosan baru dengan

menemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan

manusia.

3) Hasil-hasil percobaannya yang berharga dapat bermanfaat untuk

kemakmuaran umat manusia.

b. Kekurangan Metode eksperimen antara lain:

1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.

2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan

yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.

3) Metode ini menuntut ketelitian,keuletan,dan kesabaran.

4) Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan

karena mungkin ada factor tertentu yang berada diluar jangkauan

kemampuan atau pengendalian.

4. Karakteristik Metode Eksperimen

Terdapat beberapa karakteristik mengajar dalam menggunakan

metode eksperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar

siswa, seperti yang dikemukakan oleh Winata Putra (Triadi, 2011)

yaitu:

a. Ada alat bantu yang digunakan.

b. Siswa aktif melakukan percobaan.

c. Guru membimbing .

14

d. Tempat dikondisikan.

e. Ada pedoman untuk siswa.

f. Ada topik yang di eksperimen.

g. Ada temuan-temuan.

5. Media yang digunakan

Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

bahan-bahan yang mudah diperoleh dan tentunya tidak berbahaya untuk

anak-anak. Bahan-bahan yang digunakan yaitu:

a. Tanah

b. Botol kecil

c. Cuka makan

d. Air sabun

e. Pewarna makanan

f. Soda kue

Cara penggunaannya yaitu tanah dibentuk menjadi gunung yang

didalamnya sudah diletakkan botol kecil. Kemudian botol kecil tersebut

diisi menggunakan air sabun, soda kue dan pewarna makanan yang

berwarna merah. Setelah dimasukkan menjadi satu kemudian di aduk,

setelah di aduk, cuka makan di teteskan kedalam botol tersebut dan dari

dalam botol tersebut akan mengeluarkan cairan seperti larva yang

berwarna merah.

E. Pengertian Bencana Alam

Bencana Alam adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

luar biasa yang disebabkan oleh alam (gempa bumi, tsunami, gunung

meletus, banjir, kekeringaan, angina topan dan tanah longsor) sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kehilangan harta benda, dan dampak

psikologis.

Pada umumnya bencana alam terjadi karena adanya perubahan pada

alam, baik secara perlahan maupun secara ekstrim. Namun beberapa

15

peristiwa bencana alam terjadi karena ada faktor campur tangan manusia,,

misalnya penebangan pohon di hutan yang mengakibatkan tanah longsor.

a. Pengertian bencana alam menurut beberapa ahli

a) Coburn A W

Menurut Coburn A W pengertian bencana alam adalah suatu

kejadian yang mengakibatkan adanya korban dan kerusakan, kerugian

harta benda, infrastruktur, pelayanan penting atau sarana kehidupan.

b) Heru Sri Haryanto

Menurut Heru Sri Haryanto bencana alam adalah terjadinya

kerusakan pada pola kehidupan normal, bersifat merugikan kehidupan

manusia, struktur sosial serta munculnya kehutuhan masyarakat.

c) Kamadhis UGM

Menururt kamadhis UGM bencama alam adalah serangkaian

peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam, sehingga peristiwa

tersebut mengakibatkan keerugian materi, korban jiwa dan kerusakan

lingkungan.

b. Jenis-jenis Bencana Alam

a) Bencana Alam Geologi

Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi pada

permukaan bumi. Beberapa contoh bencana alam geologi adalah gempa

bumi, tsunami, tanah longsor, gunung meletus.

b) Bencana Alam Meteorologi

Selanjutnya adalah bencana alam Meteorologi, bencana ini

biasanya terjadi dikarenakan perubahan akan iklim yang tidak

menentu atau secara tiba-tiba. Dan biasanya terjadi pada beberapa

tempat yang khusus saja yang mempunyai lingkungan yang

mendukung. Contoh dari bencana alam meteorologi beberapa

diantaranya adalah terjadinya kekeringan atau kebanjiran di

beberapa daerah dimana biasanya disebabkan kurangnya atau

bahkan lebihnya defisit hujan pada suatu daerah.

16

c) Bencana Alam Ekstra-Terestrial

Jenis bencana alam ini jarang terjadi dan biasanya akan bisa

diprediksi jauh-jauh hari kejadiannya. Ini dikarenakan bencana alam

ekstra terestial merupakan bencana yang diakibatkan oleh benda-

benda luar angkasa. Seperti misalnya tabrakan antar meteor,

masuknya meteor ke lapisan ozon yang dimiliki bumi atau terjadinya

badai matahari. Selama lapisan ozon kita masih tinggi, bencana jenis

ini masih bisa dikategorikan jenis bencana sedang.

c. Gunung Meletus

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak

gunung berapi, sehingga bencana gunung meletus tidak lagi menjadi

sesuatu yang asing. Ketika gunung tengah meletus, maka semua

material yang berada dalam perut bumi akan dikeluarkan. Material

tersebut mempunyai berbagai bentuk seperti lava, awan panas, debu

vulkanik, kerikil dan batu- batuan. Material- material tersebutlah yang

merusak apa saja yang dilewatinya dan menimbulkan berbagai kerugian.

Terjadinya gunung meletus saat ini sudah bisa diprediksi dengan

melihat ciri- ciri gunung api akan meletus. Prediksi tersebut sangat

membantu mengurangi korban jiwa dan kerusakan akiba gunung

meletus. Ketika gunung akan meletus, maka warga di sekitar gunung

akan diberi peringatan dan dibantu dalam proses evakuasi. Warga di

sekitar lereng gunung berapi seharusnya mematuhi instruksi dari

pemerintah daerah dan instansi yang berwenang agar proses evakuasi

berjalan dengan lancar.

Badan penanggulangan bencana biasanya akan menyediakan

posko bencana alam, mendirikan tenda- tenda bagi warga yang

mengungsi dan juga mendirikan dapur- dapir umum untuk memenuhi

17

kebutuhan makan bagi pengungsi. Posko kesehatan juga didirikan dan

akan melayani warga selama terjadi bencana alam.

Tanda Gunung akan meletus yaitu: 1) mata air yang mongering,

2) terdengar suara gemuruh, 3) terjadi gempa, 4) kenaikan suhu yang

terjadi di wilayah sekeliling gunung tersebut, 5) tanaman dan pepohonan

tampak layu.

a. Dampak Letusan Gunung Berapi

a) Dampak Positif

1. Tanah yang dilewati oleh abu vulkanis akibat meletusnya

gunung api tersebut, membuat tanahnya menjadi subur dan

sangat baik untuk bercocok tanam. Bagi penduduk sekitar yang

bekerja menggarap lahan untuk ditanami berbagai tanaman sayur

atau lainnya, hal ini akan membawa keuntungan.

2. Pembangkit listrik baik didirikan di wilayah yang sering

mengalami letusan gunung.

3. Timbulnya mata air yang mengandung banyak mineral. Mata air

ini biasa disebut dengan makdani.

4. Membuka lapangan pekerjaan baru untuk warga sekitar

pegunungan yaitu sebagai penambang pasir. Materi vulkanik

dari gunung berapi yang berupa pasir dapat dijual dengan harga

yang tinggi dan membantu perekonomian warga.

5. Jenis-jenis hutan yang rusak akibat letusan, akan cepat

digantikan dengan pepohonan baru yang tumbuh membentuk

suatu ekosistem baru

6. Berpotensi terjadi hujan orografis di daerah vulkanis

7. Batu yang meluap tatkala terjadi letusan gunung api berguna

untuk bahan bangunan

18

8. Dampak meletusnya gunung api adalah munculnya geyser atau

sumber mata air panas yang bagus untuk kesehatan kulit.

b) Dampak Positif Letusan Gunung Api bagi Lingkungan

1. Menjadikan tanah sekitar letusan gunung tambah subur

2. Menghasilkan batu dan pasir bermutu baik untuk bahan

bangunan

3. Energi panas yang berasal dari bumi berguna untuk

pembangkit tenaga listrik

4. Sumber mineral, diantaranya gypsum, belerang, zeolit, dan

lainnya

5. Sumber mata air bagi pertanian, peternakan, dan sebagainya

c) Dampak Negatif

1. Abu vulkanik yang panas akan merusak segala yang

dilewatinya

2. Pencemaran udara oleh abu gunung api tersebut. Abu gunung

berapi memiliki beberapa kandungan zat berbahaya seperti :

hidrogen sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), nitrogen

dioksida dan material debu yang kemungkinan mengandung

racun

3. Melumpuhkan semua kegiatan masyarakat sekitar, termasuk

ekonomi yang berhenti

4. Bermacam material yang dikeluarkan gunung berapi dapat

memicu munculnya bibit penyakit, seperti infeksi saluran

pernapasan, batuk-batuk, sakit kulit, dan sebagainya

5. Utamanya untuk gunung berapi yang dimanfaatkan sebagai

tempat wisata. Dengan adanya bencana ini, pariwisata akan

terhenti, pemasukan dari wisata pun turut berhenti. Beberapa

19

gunung api di Indonesia sebagai destinasi wisata contohnya,

gunung Merapi dan Rinjani

6. Terjadinya kecelakaan akibat jalanan yang licin berdebu,

makanan terkontaminasi racun

7. Hujan debu yang menghalangi pandangan dan mencemari

udara sekitar yang menjadi penyebab pemanasan global

8. Lahar panas mengakibatkan kebakaran hutan, sehingga

ekosistem hutan terancam. Termasuk satwa yang tinggal di

dalamnya.

d) Dampak Negatif Letusan Gunung Merapi bagi Lingkungan

1. Bahaya langsung saat gunung meletus seperti awan panas,

guguran material letusan gunung, bebatuan, abu vulkanik,

lava dan erosi tanah.

2. Bahaya tak langsung seperti terjadinya polusi udara oleh zat

beracun, air tercemar, lahan rusak.

e) Bahaya yang Ditimbulkan Oleh Aktivitas Gunung Merapi

1. Aliran lava panas

Aliran lava gunung berapi memiliki suhu 7000

sampai 1200oC. Dengan panas yang teramat tinggi, aliran

lava tersebut dapat merusak dan membakar apapun yang

dilaluinya. Akan tetapi warga dan penduduk di sekitar

gunung masih dapat menyelamatkan diri dari aliran lava ini

karena alirannya sangat lambat yaitu sekitar 5-300

meter/hari.

2. Lahar

Ada beberapa jenis lahar, antara lain lahar hujan yang

biasa juga dinamakan lahar sekunder dan lahar letusan yang

dikenal juga dengan lahar primer. Berat jenis aliran lahar

20

tersebut besar yaitu antara 2-2,5. Dapat merusak apapun.

Terlebih jika daerahnya landai/ miring. Bangunan dan

gedung di sekitar dapat hancur dalam sekejap. Pengertian

dari lahar letusan dan lahar hujan adalah sebagai berikut.

3. Lahar letusan

Merupakan lahar yang terjadi karena letusan

eksplosif gunung berapi yang punya danau kawah. Jauh

tidaknya persebaran lahar letusan dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu banyak sedikitnya air dalam kawah, dataran

sekitar gunung yang luas, serta keadaan morfolog sekeliling

kawah tersebut.

4. Lahar hujan

Merupakan terbentuknya lahar yang disebabkan

oleh proses terjadinya hujan. Lahar hujan dapat terbentuk

lama setelah gunung berapinya meletus atau langsung setelah

terjadinya letusan gunung api. Besar atau kecilnya lahar

hujan dipengaruhi oleh intensitas curah hujan, banyak

sedikitnya endapan gunung berapi yang memiliki kandungan

abu (abu adalah material yang dapat membentuk lahar).

Lahar hujan di Indonesia yang sudah sangat populer adalah

lahar hujan gunung Galunggung, Merapi, Semeru, Agung.

5. Awan panas

Awan panas dengan suhu sekitar 2000-800oC dapat

menyerang wilayah sekitar gunung berapi hingga radius 10

km bahkan lebih jauh. Kecepatan awan panas kurang lebih

60 sampai 145 km/jam. Awan panas ini selain dapat merusak

bangunan dan pemukiman warga, juga dapat membuat

21

pepohonan tumbang dan akar pohon tercabut dari tanah. Dua

jenis jenis awan panas yaitu awan panas surge dapat

menyerang dengan radius yang lebih jauh, sehingga

menjangkau daerah lebih luas. Selanjutnya awan panas block

and ash flow yang arahnya akan ikut dengan lembah gunung.

6. Hujan abu

Hujan abu akibat erupsi gunung berapi biasanya berisi

debu, pasir, butiran lempung dan dapat berdampak pada

tingginya keasaman air, rusaknya pepohonan dan berbagai

jenis tanaman termasuk lahan pertanian, menyebabkan

penyakit mata dan infeksi saluran napas. Apabila terjadi

hujan abu dihimbau untuk menggunakan masker dan

kacamata serat jangan lupa untuk membersihkan sisa hujan

abu yang mengendap di atap rumah.

7. Batuan pijar

Lontaran batu pijar dapat terjadi tatkala gunung

berapi meletus dan mengarah ke mana saja. Dapat membakar

dan merusak bangunan, hutan, kematian manusia dan hewan.

Untuk menghindar dari lontaran batu pijar, sebaiknya

mengungsi jauh-jauh ke wilayah yang aman (jauh dari

gunung).

8. Guguran lava pijar

Guguran lava ini berasal dari aliran lava atau kubah lava.

Longsornya bisa sampai berjuta meter kubik sehingga sangat

berbahaya bagi lingkungan sekitarnya.

22

f) Penanggulangan Bahaya Letusan Gunung Berapi

1. Memantau terus aktivitas gunung berapi yang aktif

2. Informasi ketika sudah tampak tanda gunung akan meletus

dapat tersampaikan ke masyarakat sekitar dengan cepat berkat

pemantauan intensif

3. Wilayah yang rawan bencana sebaiknya ditinggalkan karena

membahayakan keselamatan penduduk

4. Pemetaan wilayah rawan bencana

d. Studi Relavan

Setelah peneliti melakukan kajian pustaka terhadap skripsi yang

berhubungan dengan judul pada skripsi peneliti, ternyata terdapat

beberapa skripsi yang mempunyai kemiripan dengan skripsi peneliti.

Beberapa kajian pustakanya adalah:

1. Penelitian Sri Utami (1402907128) tentang “Peningkatan Hasil

Belajar IPA Cahaya dan Sifat-sifatnya Melalui Metode Eksperimen

pada Siswa Kelas V SD Negeri Kerta Basuki 02 Kecamatan

Wonosari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2009-2010”,

Universitas Negeri Semarang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah dilaksanakan

pembelajaran dengan metode eksperimen pada siswa kelas V

dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya menunjukkan hasil yang

positif (peningkatan prestasi belajar). Hal ini ditunjukkan dengan

nilai rata-rata siswa yang diperoleh setelah tes evaluasi

pembelajaran pada siklus I dengan hasil 64, 80 dari nilai

sebelumnya yaitu 61,29. Sehingga terdapat kenaikan sebesar 2,88.

Sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II sebesar 75,29. Jadi

dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan 10,49. Penelitian

23

diatas berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan.

Perbedaan itu terletak pada objek kajian yang diangkat. Peneliti di

atas mengangkat objek materi cahaya dan sifat-sifatnya sedangkan

objek yang akan penulis teliti yaitu air dan sifat - sifatnya.

2. Penelitian Marsilah (1404906028), tentang “Peningkatan

Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen pada

Pembelajaran IPA Materi Magnet Siswa Kelas V SD Negeri 02

Banjaran Kecamatan Bangsri Tahun Pelajaran 2009/2010”,

Universitas Negeri Semarang.

Berdasarkan hasil penelitian ini yang dimulai dari awal pelaksanaan

PTK sampai pelaksanaan siklus II telah menunjukkan adanya

peningkatan dari segi motivasi, pemahaman dan segi ketuntasan

siswa. Indikatornya adalah dari 75 siswa yang mengikuti tindakan

siklus II, 75% siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yaitu nilai 75 dari 59, dan rata-rata nilai yang dicapai pada

siklus II adalah 81.

3. Penelitian Untung Setiawan (3104221), tentang “Penerapan Metode

Pembelajaran Eksperimen dengan Kartu Variabel untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Sistem Persamaan Linier Satu

Variabel pada Peserta Didik Semester I Kelas VII C MTs, NU

Nurul Huda Semarang Tahun Pelajaran 2009-2010”, Semarang

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dengan pengunaan metode eksperimen dengan

kartu variabel dalam materi persamaan linier satu variabel dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil

tes evaluasi pembelajaran yang dilakukan pada tiap-tiap siklus.

Siklus yang pertama menunjukkan nilai rata -rata peserta didik naik

hingga 6,96 dengan ketuntasan belajar kalikal mencapai 72,97%.

Hasil ini dipandang meningkat pesat dibandingkan dengan hasil tes

ulangan harian materi yang sama pada tahun sebelumnya yang

24

hanya mencapai rata -rata 25,25% (dari 194 peserta didik hanya ada

49 yang lulus KKM). Sedangkan pada siklus II diperoleh hasil

evaluasi peserta didik meningkat lagi d engan rata-rata nilai yang

diperoleh mencapai 7,72 dengan ketuntasan belajar sebesar 86, 49%

atau peserta didik yang lulus KKM mencapai 32 peserta didik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan

metode eksperimen dengan kartu variabel dapat meningkatkan

pemahaman konsep sistem persamaan linier satu variabel peserta

didik.

23

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau classroom

action research. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang

dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik

pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang

terjadi dikelas. Bukan pada input kelas ( silabus, materi dan lain-lain ) atau output

(hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi didalam

kelas. (Suharsimi, Suhardjono, Supardi, 2012, hal.58).

Menurut Daryanto (2010) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri

dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dikelas, sehingga

hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Tujuan tindakan ini adalah untuk

meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya.

Penerapan PTK dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat

didalam kelas.

Suharsimi menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga

kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang

bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan

penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sma dari seorang guru. (Suharsimi, Suhardjono, Supardi,

2012, hal.58).

Desain penelitian terdapat berbagai macam, antara lain desain penelitian

Kemmis Dan Taggart, Jhon Elliot, Kurt Lewin, Hopkins Dan Mc Kunan. Model

yang digunakan pada penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Jhon

24

Elliot. Konsep pokok tindakan model Jhon Elliot terdiri dari empat komponen

yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi.

Gambar 3.1: Desain model Jhon Elliot

(Arikunto, Suharsimi. Suhardjono.Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara)

B. Seting dan Subyek Penelitian

1. Seting penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 196 Muaro Jambi, alasan praktis

pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa pertimbangan, yaitu : a).

keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga maupun

efisien waktu. b). situasi sosial, sebelum mendapatkan izin formal untuk

memasuki lokasi tersebut peneliti telah mengadakan komunikasi informal

dengan pihak sekolah sehingga mendapatkan izin secara informal.

SIKLUS PELAKSANAAN PTK

25

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 196 M uaro Jambi pada

mata pelajaran IPA. Subjek penelitian lainya adalah guru dan peneliti sendiri.

Adapun siswa yang akan menjadi subjek penelitian berjumlah 29 orang.

C. Prosedur Umum Penelitian

1. Siklus 1

Siklus pertama dalam penelitian kelas ini terdiri dari tiga pertemuan

mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan

refleksi sebagai berikut : a). Perencanaan adalah mengembangkan rencana

tindakan secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi, perencanaan

merupakan bagian awal dari rancangan penelitian tindakan yang berisi tentang

persiapan yang dilakukan untuk memecahkan masalah. b). Pelaksanaan

tindakan yang dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur

tindakan yang diterapkan. Tahap pelaksanaan merupakan pembelajaran yang

telah disiapkan pada tahap perencanaan. c). Pengamatan ( observasi ) terhadap

pembelajaran yang sedang berlangsung di tunjukan untuk mengenali,

merekam dan mendokumentasikan aktivitas yang terjadi apabila masukan baik

atau feedback dilakukan dengan cermat pengamatan yang dilakukan oleh

penelitian adalah:Situasi kegiatan pembelajaran, Keaktifan siswa dan guru

dalam proses pembelajaran, Hasil belajar siswa dan Refleksi. d). Refleksi

adalah memikirkan sesuatu yaitu hasil dari kegiatan sebelumnya direfleksikan

untuk melihat apakah hasil yang tercapai sudah memenuhi kriteria

keberhasilan penelitian atau belum. Dan akan dilakukan tindakan perbaikan

atas kekurangan-kekurangan pada siklus selanjutnya.

2. Siklus II

Pada siklus II ini juga terdiri tiga kali pertemuan melalui tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut : a).

Perencanaan dimana peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan

hasil refleksi pada siklus pertama. b). Pelaksanaan tindakan dimana guru

26

melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi

berdasarkan siklus pertama dengan pelajaran IPA menggunakan metode

eksperimen c). Pengamatan dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap

aktivitas pembelajaran. d). Refleksi adalah upaya melihat kembali

mengorganisasi, kembali menganalisis, kembali mengklarifikasi dan kembali

mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah bagian terpenting dalam penelitian. Data yang

valid dan lengkap sangat menentukan kualitas penelitian. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik Wawancara mendalam. Observasi, serta Angket

dalam mengumpulkan data yang peneliti cari, berikut lebih jelas tentang ketiga

teknik tersebut. Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam

penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi

sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan

kondisi/interaksi belajar-mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok.

Pengumpulan data tentang observasi dilakukan melalui pengamatan secara

cermat dan teliti. (M. Ali, M. Asrori, 2014, hal. 254).

Observasi m erupakan suatu yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden

yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan

data, observasi dapat dibedakan menjadi observasi berperan serta dan non

participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan,

maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak

terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara

sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.

27

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara

sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karna

penelitian tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.(Sugiyono,

2016, hal. 203-205).

2. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti. Wawancara memiliki sifat

yang luas, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subjek,

sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap dapat digali dengan

baik.Wawancara boleh dibuat dalam bentuk daftar butir-butir informasi yang

ingin dikumpulkan (pointers) atau daftar pertanyaan. (M. Ali, M. Asrori, 2014,

hal. 252).

Darmadi menyatakan bahwa wawancara adalah pengadministrasian

angket secara lisan dan langsung terhadap masing-masing anggota sample.

Apabila wawancara dilakukan dengan baik, ini dapat menghasilkan data yang

mendalam yang tidak mungkin di dapat dengan angket, pewawancara dapat

menanyakan lagi untuk jawaban-jawaban yang tidak jelas/kurang lengkap.

Akan tetapi wawancara cukup memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit

meskipun hanya melibatkan sampel yang lebih kecil. Lagi pula, respon yang

diberikan oleh objek bisa-bisa terpengaruh oleh reaksi terhadap pewawancara.

Oleh karena itu wawancara memerlukan keterampilan khusus dibidang

komunikasi dan “human relation”. (Hamid Darmadi, 2011, hal. 158).

3. Angket

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada

subjek yang diteliti untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan

peneliti.Kuesioner ada dua macam yaitu kuesioner berstruktur atau bentut

tertutup dan kuesioner tidak terstruktur atau terbuka. Kuesioner tertutup

berisikan pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban. Kuesioner terbuka

berisi pertanyaan yang tidak di sertai dengan jawaban.(Kusumah, 2011, ha l.

78).

28

Menurut Arikunto (2010, ha l. 264), p rosedur penyusunan angket

adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam kuesioner.

b. Mengidentifikasi variable yang akan dijadikan sasaran kuesioner.

c. Menjabarkan setiap variable menjadi sub variable yang lebih spesifik

dan tunggal.

d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk

menentukan teknik analisisnya.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah aktivitas atau proses sistematis dalam melakukan

pengumpulan, penyelidikan, pemakaian dan penyediaan dokumen untuk

mendapatkan keterangan degan menggunakan bukti yang akurat

berdasarkan pencatatan berbagai sumber informasi.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data akan dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di

lapangan dan setelah selesai di lapangan. Menurut Nasution di dalam Sugiyono,

analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum

terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

Namun dalam penelitian ini, analisis data lebih difokuskan selama proses

dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. (Sugiyono, 2012, hal. 336).

Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban

yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa

belum memuaskan, maka penelitiakan melanjutkan pertanyaan berikutnya sampai

tahap tertentu, sampai diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and

Huberman yang dikutip oleh Sugiono, mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Tahapan setelah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam penelitian

ini analisis dilakukan peneliti dari awal pada setiap aspek kegiatan penelitian.

Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar juga

29

membutuhkan data yakni hasil, adakah peningkatan minat masing-masing siswa

untuk aktif dalam proses pembelajaran. Oleh peneliti pada data kualitatif yang

dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari beberapa komponen

yaitu:

Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan

1. Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan, fokus,

menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang ada

dalam catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman,

pemilihan, pemfokusan, penyelisihan data yang kurang bermakna dan

menatanya sedemikian rupa, sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan

diverifikasikan

2. Penyajian data setelah direduksi, data siap dibeberkan. Artinya analisis

sampai pada pembeberan data, berbagai macam data perlu diteliti tindakan

yang telah direduksikan perlu dibeberkan dengan tertata rapi dalam bentuk

narasi+matrik grafik atau diagram.

3. Penarikan kesimpulan, peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan

secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir

siklus 1 dan terevisi pada siklus II dan kesimpulan akhir pada siklus III.

(Sugiyono, 2013, hal. 338-341).

Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang hasil

observasi aktifitas siswa pada hasil observasi dapat dihitung melalui :

Persentase respon siswa= AB

x 100%

Dimana: A = Proporsi siswa yang memilih (aktif )

B = Jumlah siswa (keseluruhan)

Dengan penilaian:

0 – 19 = Tidak aktif

20 – 59 = Kurang aktif

60 – 69 = Cukup aktif

70 – 79 = Aktif

30

80 – 100 = Aktif sekali

Sedangkan hasil observasi aktivitas guru diberikan nilai sebagai berikut

(Trianto, 2011, hal. 63) :

1 = kurang baik

2 = cukup baik

3 = baik

4 = baik sekali

Data kuantitatif merupakan proses perhitungan hasil belajar siswa pada

masing masing siklus yang dilakukan dengan perhitungan yang dikemukakan oleh

Asep Jihad dan Abdul Haris (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 166):

Keterangan:

B = Jumlah Butiran dijawab dengan Benar

N = Banyak Butiran Soal Nilai.

Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus

(Nana Sudjana, 2009: 109):

Keterangan:

∑x : Jumlah semua nilai siswa

∑n : Jumlah siswa

X : Nilai rata-rata

Nilai ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan

(Almiati dkk, 2008: 208):

∑ (siswa yang tuntas belajar), dengan penilaian:

Skor = B x 100 N

∑X = X ∑n

P =∑ (siswa yang tuntas belajar) x 100%

∑n

31

a. 0 - 2 : Sangat Rendah

b. 2 - 4 : Rendah

c. 4 - 6 : Cukup Tinggi

d. 6 - 8 : Tinggi

e. 8 - 10 : Sangat Tinggi.

F. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas PTK

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat

sedikitnya 80% siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan atau

ketuntasan belajar dilihat berdasarkan hasil tes yang diperoleh siswa. Kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan di SDN 196 Muaro Jambi. Siswa di

katakan berhasil atau tuntas apabila setiap siswa mencapai skor 75% - 100% atau

nilai 75. Sedangkan KKM yang digunakan peniliti dalam meningkatkan keaktifan

dalam proses pembelajaran dikatakan berhasil atau tuntas apabila setiap siswa

mencapai skor 70% - 100% atau nilai 70.

32

IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Sekolah

Sekolah Dasar Negeri 196/IX Muaro Jambi adalah salah satu lembaga

pendidikan sekolah dasar yang ada di Sungai Bahar dan luas tanah yang

ditempati sebagai berikut:

a. Luas tanah adalah 1300 m2

b. Bentuk bangunan permanen

2. Data Umum Sekolah

Tabel 4.1

Identitas Sekolah Dasar Negeri 196/IX Muaro Jambi

1 Nama Sekolah SD NEGERI 196/IX Muaro Jambi

2 Alamat Jalan poros jalur 3 – simpang yanto

3 Kelurahan Suka Makmur

4 Kecamatan Sungai Bahar

5 Kabupaten Muaro Jambi

6 Provinsi Jambi

7 Kode Pos 36365

8 Status Sekolah Terdaftar

9 Luas Tanah 1300m2

10 Status Bangunan Pemerintah

11 KBM Pagi

Sumber: Bagian TU SD Negeri 196/IX Muaro Jambi

3. Visi Dan Misi Sekolah

a. Visi

1. Terwujudnya Insan Yang Cerdas, Berakhlak Mulya, Kreatif, Dan

Kompetitif Dalam Dunia Global.

33

2. Unggul Dalam Bidang Prestasi, Bijak Dalam Masyarakat

b. Misi

1. Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama,

budaya, budi pekerti dan ilmu pengetahuan yang menjadi sumber

kearifan dalam bertidak

2. Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler dalam bidang pramuka,

kesenian, olahraga dan keterampilan

3. Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan secara

efektif, efisien dan berkesinambungan sehingga siswa dapat

memperolehhasil belajar yang optimal sesuai dengan kompetensi

yang dimilikinya

4. Menciptakan kondisi sekolah hidup sehat

5. Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada seluruh

siswa untuk dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat

6. Membangun citra positif di masyarakat

4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tabel 4.2

Data Tenaga Pendidik di SD Negeri 196 Muaro Jambi

No Nama Pendidikan Jabatan Bidang Studi

1 Titi Warneni, S.Pd S1 Kepala Sekolah Guru Kelas

2 Asmi, S.Pd S1 Waka Kesiswaan Guru Kelas

3 Waryono, S.Pd S1 Waka Kurikulum Guru Kelas

4 S. Maslihah, S.Pd.I S1 Bendahara Guru Agama

5 Ledis Situmeang,

S.Pd

S1 Guru Guru Kelas

6 Samsun SPG Guru Guru Kelas

7 Ike Kapuas B,

S.Pd

S1 Guru Guru Kelas

8 Indah Permata

Sari, S.Pd

S1 Guru Guru Penjaskes

34

9 Umi Salamah,

S.Pd

S1 Guru Guru Kelas

10 Sri Puji W, S.E S1 TU -

11 Adi Susanto, S.Pd S1 Guru Guru Kelas

12 Wahid Nurohman,

S.Pd

S1 Guru Guru Kelas

13 S. Sundari, S.Pd.I S1 Guru Guru Kelas

14 Muhdi SMA Penjaga Sekolah -

Sumber: Bagian TU SD Negeri 196/IX Muaro Jambi

Tabel 4.3

Data Siswa SD Negeri 196 Muaro Jambi

Kelas 2014-2015 2015-2016 2016-2017 20171018

Lk Pr Ttl Lk Pr Ttl Lk Pr Ttl Lk Pr Ttl

1 46 32 78 48 55 103 47 41 88 42 29 71

2 18 18 36 54 40 90 40 36 76 42 48 90

3 16 11 27 34 31 65 44 34 78 40 30 70

4 10 13 23 30 27 57 20 22 42 35 20 55

5 13 13 26 28 30 58 18 12 30 29 27 56

6 11 2 13 27 20 47 12 14 26 28 31 59

Total 114 89 203 221 203 416 180 160 340 216 185 401

Sumber: Bagian TU SD Negeri 196/IX Muaro Jambi

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

a. Sarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan. Alat memperlancar kegiatan atau proses belajar mengajar atau alat-

alat maupun fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya

pendidikan.

35

Sarana merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran, sarana

dapat membantu proses pembelajaran agar berjalan dengan baik dan juga

memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan baik.

Tabel 4.4

No Sarana Kondisi

1 Gedung Sekolah Baik

2 Meja Baik

3 Kursi Baik

4 Lemari Baik

5 Rak Buku Baik

6 Papan Tulis Baik

7 Komputer Baik

8 Listrik Baik

9 Air Baik

10 Lapangan Olahraga Baik

Sumber: Bagian TU SD Negeri 196/IX Muaro Jambi

b. Prasarana

Disamping sarana terdapat pula prasarana yang merupakan fasilitas

yang membantu dan mendukung proses pembelajaran, prasarana yang

dimaksud disini adalah sistem kurikulum pembelajaran yang mencakup

rancangan pembelajaran, silabus, program semester, program tahunan dan

ekstrakurikuler yang mencakup kegiatan pramuka, tari, dan lain

sebagainya. (Sumber: Bagian TU SD Negeri 196, Tentang Prasarana di

SD Negeri 196 Muaro Jambi).

B. Temuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 196/IX Muaro Jambi pada

mata pelajaran IPA, materi bencana alam dengan menggunakan metode

eksperimen yang dilaksanakan dalam 2 siklus, kelas yang dikenai tindakan

pada penelitian ini adalah kelas V dengan jumlah siswa 29 orang.

36

Untuk memperhatikan hasil belajar siswa dapat dilihat pada jumlah siswa

yang tuntas belajar atau memperoleh nilai 75 keatas pada setiap siklus. Proses

pembelajaran ini dapat diperhatikan pada aktivitas siswa dan guru selama

proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.

1. Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa

Kondisi awal hasil belajar siswa kelas V SDN 196/IX Muaro Jambi

masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil awal peneliti

melakukan tes.

Tabel 4.5

Kondisi Awal Hasi Belajar

No Nama Siswa Nilai Tes Evaluasi

Prasikus

Keterangan

1 Akdes Tampubolon 40 Tidak Tuntas

2 Allia Azzahra 60 Tidak Tuntas

3 Amanatul Masruroh 65 Tidak Tuntas

4 Awi Wijaya Rambe 70 Tidak Tuntas

5 Bella Anggraini 40 Tidak Tuntas

6 Carmalita Angnesia Pinem 60 Tidak Tuntas

7 Damaris Putri Pulina 65 Tidak Tuntas

8 Diah Fitri Utami 70 Tidak Tuntas

9 Febri Yuli Andari 80 Tuntas

10 Kania Nur Janah 75 Tuntas

11 Keyla Rahmawati 75 Tuntas

12 M. Agil Abdillah 60 Tidak Tuntas

13 Mesrahel Lina Silalahi 50 Tidak Tuntas

14 Nadia Eka Zahroni 80 Tuntas

15 Nadila Dwi Zahroni 90 Tuntas

16 Nova Irdiansyah 75 Tuntas

17 Novan Tri Anggara 50 Tidak Tuntas

37

18 Rafit Ardiansyah 70 Tidak Tuntas

19 Ranisa Melati Puspa 90 Tuntas

20 Rasya Wahyu Agung 75 Tuntas

21 Reyhansyah 70 Tidak Tuntas

22 Rizki Satria Anggoro 80 Tuntas

23 Rudi Hartono 70 Tidak Tuntas

24 Rya Natalia 60 Tidak Tuntas

25 Tri Ardianto 60 Tidak Tuntas

26 Triadi Morgan 50 Tidak Tuntas

27 Ummul Khoiroh Nasution 70 Tidak Tuntas

28 Yessy Cinta R 70 Tidak Tuntas

29 Zahrotunnisa 60 Tidak Tuntas

Jumlah 1930

Skor Rata-rata 66,5%

Berdasarkan Data tersebut, dapat diperoleh bahwa skor rata-rata hasil

belajar siswa 66,5%. Sedangkan yang dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) hanya 9 siswa dari 29 siswa yang ada dikelas 5. Hal ini

menandakan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajara IPA masih

rendah.

Hal ini jelas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V belum

menguasai materi Gunung Meletus pada mata pelajaran IPA. Dari hasil tes

tersebut peneliti mulai merencanakan tindakan yang akan dipaparkan pada

bagian selanjutnya yaitu mengadakan penelitian pada materi energi dan

penggunaanya dengan menggunakan metode Eksperimen. Hasil tes ini

nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan peningkatan hasil belajar

yang akan dicapai oleh siswa.

2. Hasil Tes Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terbagi dalam 4 tahap, yaitu

tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan

38

tahap refleksi yang membentuk suatu siklus. Secara lebih jelasnya masing-

masing tahap dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Siklus I

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun

rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) tentang materi Gunung Meletus yang akan dipelajari

dengan menggunakan media belajar, menentukan strategi dan model

pembelajaran yang akan digunakan, mempersiapkan lembar observasi

keterlaksanaan proses pembelajaran, mempersiapkan tes tertulis pada siklus

I.

Tabel 4.6

Jadwal Perencanaan siklus I

No Hari/Tanggal Pertemuan Materi

1 Selasa, 16 April 2019 Pertemuan I · Mempelajari tentang

pengertian bencana

alam

· Mempelajari tentang

jenis-jenis bencana

alam

· Mempelajari tentang

bencana alam yang

terjadi di Indonesia

2 Kamis, 18 April 2019 Pertemuan II · Mempelajari tentang

bencana alam gunung

meletus

· Melakukan percobaan

dengan menggunakan

media

3 Sabtu, 20 April 2019 Pertemuan III · Melakukan Tes tertu-

lis untuk mengetahui

39

hasil belajar siswa

pada siklus 1

b. Tahap Pelaksanaan Siklus 1

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan yang

akan dilaksanakan, yaitu: menyusun RPP tahap pelaksanaan siklus I.

pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam 3 kali pertemuan memberikan

tindakan dan pemberian tes tertulis pada siklus I untuk mengukur ketuntasan

hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran

yang berfokus pada mata pelajaran IPA materi Gunung Meletus dengan

menggunakan metode eksperimen.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa 16 April 2019

selama 2 jam pelajaran dengan materi gunung meletus mata pelajaran IPA.

Materi-materi yang akan disampaikan adalah pengertian bencana alam,

jenis-jenis bencana alam.

Pada pertemuan pertama ini ada beberapa kagiatan yang dilakukan,

yaitu:

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan

siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk

memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa

kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan

memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru

memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan

pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

40

Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang

akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui Tanya

jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dijarkan untuk menggali

pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan meminta

siswa untuk duduk bersama kelompoknya

2) Guru menjelaskan tentang pengertian bencana alam

3) Guru menjelaskan tentang jenis-jenis bencana alam

4) Guru menjelaskan bagaimana cara menanggulangi agar tidak

terjadi bencana alam

5) Lalu guru menanyakan apakah ada siswa yang belum paham

dengan materi yang disampaikan

6) Setelah itu guru memberikan tugas kepada setiap kelompok agar

mengerjakan secara kelompok

7) Guru mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi

dalam menjawab soal yang sudah di jelaskan sebelumnya. Dan

setelah selesai masing-masing kelompok diwajibkan untuk

menuliskan kesimpulan hasil diskusinya tentang tahapan

pertumbuhan hewan tersebut pada kolom yang sudah disediakan.

8) Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta

perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk menjelaskan

hasil dari kerja kelompoknya

9) Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain

untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti

10) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari tugas

yang diberikan. Dan dilanjutkan dengan guru mengevaluasi dan

refleksi kepada siswa.

41

c) Kegiatan Penutup

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang

sudah di pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan

berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang Guru dan

siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa

sebelum keluar kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan I,

siswa sudah terlihat menanggapi dan mengeluarkan pendapat tentang soal

yang diajukan oleh guru. Namun masih ada siswa yang terlihat bingung

dan susah mengeluarkan pendapat ketika permasalahan diberikan oleh

guru.

2) Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari kamis 18 April

2019. Materi yang akan disampaikan adalah pengertian Gunung Meletus,

dampak-dampak dari terjadinya gunung meletus, bahaya yang ditimbulkan

oleh aktivitas gunung meletus dan melakukan percobaan.

Pada pertemuan pertama ini ada beberapa kagiatan yang dilakukan,

yaitu:

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan

siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk

memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa

kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan

memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru

memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan

pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang

akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui Tanya

42

jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dijarkan untuk menggali

pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan meminta

siswa untuk duduk bersama kelompoknya

2) Guru menjelaskan tentang gunung meletus

3) Guru menjelaskan tentang dampak letusan gunung merapi

4) Guru menjelaskan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas

gunung merapi

5) Lalu guru menanyakan apakah ada siswa yang belum paham

dengan materi yang disampaikan

6) Setelah itu guru memberikan tugas kepada setiap kelompok agar

mengerjakan secara kelompok

7) Guru mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi

dalam menjawab soal yang sudah di jelaskan sebelumnya. Dan

setelah selesai masing-masing kelompok diwajibkan untuk

menuliskan kesimpulan hasil diskusinya tentang tahapan

pertumbuhan hewan tersebut pada kolom yang sudah disediakan.

8) Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta

perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk menjelaskan

hasil dari kerja kelompoknya

9) Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain

untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti

10) Setelah itu guru dan siswa melakukan percobaan tentang gunung

meletus

11) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari tugas

yang diberikan. Dan dilanjutkan dengan guru mengevaluasi dan

refleksi kepada siswa.

43

c) Kegiatan Penutup

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang

sudah di pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan

berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang Guru dan

siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa

sebelum keluar kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan II,

siswa sudah terlihat menanggapi dan mengeluarkan pendapat.

3) Pertemuan III

Pertemuan III dilaksanakan pada sabtu 20 A pril 2019. P ada

pertemuan kali ini guru dan siswa melakukan tes tertulis untuk mengetahui

sejauhmana materi yang telah dicapai oleh siswa.

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan

siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk

memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa

kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan

memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru

memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan

pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang

akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui Tanya

jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dijarkan untuk menggali

pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

1) Guru meminta siswa agar duduk dengan rapi dan tidak ribut saat

ujian berlangsung

44

2) Guru memberikan soal kepada masing-masing siswa agar dapat

dikerjakan dengan benar

3) Lalu siswa diberikan kesempatan untu mengerjakan soal

4) Setelah selesai mengerjakan soal, siswa diminta untuk

mengumpulkannya kedepan

c) Kegiatan Penutup

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang

sudah di pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan

berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang Guru dan

siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa

sebelum keluar kelas.

c. Hasil Observasi Siklus I

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

No Indikator atau aspek yang Skor Jumlah Rata-rata %

Dinilai P1 P2 P3

1 Sikap antusias siswa dalam

pembelajaran

3 3 4 10 66

2 Sikap memperhatikan selama

pembelajaran berlangsung

3 4 4 11 73

3 Mendengarkan penjelasan

guru

2 3 4 9 60

4 Aktif dalam bertanya 2 2 3 7 46

5 Menjawab pertanyaan guru 3 3 4 10 66

6 Partisipasi dalam kegiatan

kelompok

3 3 3 9 60

7 Keberanian mengemukakan

pendapat

2 3 3 8 53

8 Menanyakan hal-hal yang 3 4 4 11 73

45

kurang dimengerti

9 Keterampilan menggunakan

alat peraga

4 4 4 12 80

10 Bersungguh-sungguh dalam

mengerjakan soal

2 2 3 7 46

11 Kemandirian dalam

mengerjakan soal

2 3 4 9 60

12 Menyelesaikan tugas tepat

waktu

3 3 3 9 60

Jumlah Skor 32 36 43 111

Rata-rata Keseluruhan 37%

Keterangan:

1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua

3 : Cukup Baik P3 : Pertemuan Ketiga

4 : Baik

5 : Sangat Baik

Berdasarkan hasil pengamatan diatas sebagaimana ditunjukkan pada

tabel 4.7 dapat diketahui bahwa hasil aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan metode eksperimen masih kurang baik yaitu dengan persentase

rata-ratanya sebesar 37%, karena masih terdapat beberapa kekurangan yaitu

siswa masih kurang aktif dalam mendengarkan penjelasan guru saat

pembelajaran berlangsung terlihat dari persentasinya 60%, selain itu siswa

juga kurang berani mengutarakan pendapatnya sendiri terlihat persentasinya

53%, siswa juga kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal terlihat

dari persentasinya yaitu 46%, dan masih banyak kekurangan-kekurangan yang

lainnya.

46

Tabel 4.8

Observasi Terhadap Aktivitas guru pada Siklus I

No Aktivitas yang dilakukan guru Skor Jumlah Rata-rata %

P1 P2 P3

1 Guru memasuki kelas tepat

waktu

3 4 4 11 73

2 Guru mengkondisikan siswa

(salam, do’a)

3 4 4 11 73

3 Guru melakukan kegiatan

apersepsi

3 3 4 10 66

4 Guru memberikan motivasi

dan menyampaikan tujuan

pembelajaran

3 3 3 9 60

5 Guru menyampaikan materi

sesuai buku panduan

3 4 4 11 73

6 Menyampaikan media

pembelajaran yang akan

digunakan

3 3 4 10 66

7 Guru memberikan bahan ajar

yang akan dipelajari

4 4 4 12 80

8 Guru menanyakan kepada

siswa tentang materi yang

belum dipahami

3 3 4 10 66

9 Guru memantau siswa dalam

bekerja kelompok

3 3 4 10 66

10 Guru memberikan apresiasi

kepada siswa berani maju

kedepan

3 4 4 11 73

11 Guru bersama siswa

melakukan rekleksi

3 3 4 10 66

47

12 Guru bersama siswa

menyimpulkan pembelajaran

3 3 4 10 66

Jumlah 37 41 47 125

Rata-rata keseluruhan % 41,6 %

Keterangan:

1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua

3 : Cukup Baik P3 : Pertemuan Ketiga

4 : Baik

5 : Sangat Baik

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa aktifitas

guru pada proses pembelajaran IPA pada siklus I sudah cukup baik, hal ini

dapat dilihat dari persentase setiap itemnya. Tetapi masih terdapat item yang

menunjukan aktivitas mengajar guru dikelas masih rendah, yaitu Guru kurang

dapat mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah terkait dengan

fenomena yang diamatinya (masalah itu dirumuskan berupa pertanyaan yang

bersifat problematis). Hal ini berdampak pada siswa dalam merumuskan suatu

permasalahan mengenai materi pembelajaran.

Tabel 4.9

Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Eksperimen Siklus 1

No Nama Nilai Rata-rata keterangan

P1 P2 P3

1 Akdes Tampubolon 75 75 80 76,6 Tuntas

2 Allia Azzahra 70 75 80 75 Tuntas

3 Amanatul Masruroh 75 75 75 75 Tuntas

4 Awi Wijaya Rambe 55 65 70 63,3 Tidak tuntas

5 Bella Anggraini 50 70 75 65 Tidak tuntas

6 Carmalita Angnesia P. 60 75 75 70 Tidak tuntas

7 Damaris Putri Pulina 50 60 70 60 Tidak tuntas

48

8 Diah Fitri Utami 65 75 75 71,6 Tidak tuntas

9 Febri Yuli Andari 55 65 70 63,3 Tidak tuntas

10 Kania Nur Janah 70 80 80 76,6 Tuntas

11 Keyla Rahmawati 80 85 85 83,3 Tuntas

12 M. Agil Abdillah 60 70 70 66,6 Tidak tuntas

13 Mesrahel Lina Silalahi 75 75 80 76,6 Tuntas

14 Nadia Eka Zahroni 65 65 70 66,6 Tidak tuntas

15 Nadila Dwi Zahroni 70 70 80 73,3 Tidak tuntas

16 Nova Irdiansyah 65 65 70 66,6 Tidak tuntas

17 Novan Tri Anggara 50 65 70 61,6 Tidak tuntas

18 Rafit Ardiansyah 55 60 65 60 Tidak tuntas

19 Ranisa Melati Puspa 80 80 90 83,3 Tuntas

20 Rasya Wahyu Agung 60 65 75 66,6 Tidak tuntas

21 Reyhansyah 50 65 75 63,3 Tidak tuntas

22 Rizki Satria Anggoro 60 65 70 66 Tidak tuntas

23 Rudi Hartono 55 55 60 56,6 Tidak tuntas

24 Rya Natalia 65 75 75 71,6 Tidak tuntas

25 Tri Ardianto 75 75 75 75 Tuntas

26 Triadi Morgan 60 70 75 68,3 Tidak tuntas

27 Ummul Khoiroh N 75 80 80 78,8 Tuntas

28 Yessy Cinta R 75 75 80 76,6 Tuntas

29 Zahrotunnisa 75 75 75 75 Tuntas

Jumlah 1875 2050 2170 2032

Siswa yang tuntas 9 14 19 11

Siswa yang tidak tuntas 20 15 10 18

Persentasi siswa tuntas 31% 48% 65% 38%

Persentasi siswa tidak

tuntas

69% 52% 35% 62%

Rata-rata 64,6

%

70,6

%

74,8

%

70%

49

Adapun hasil tes evaluasi pada hasil belajar siswa menggunakan metode

eksperimen pada tabel 4.9 nilai siswa dengan rata-rata 70% belum mencapai

kriteria ketuntasan minimum (KKM). Masih ada 18 orang siswa yang belum

tuntas pada siklus 1 ini. Namun nilainya sudah cukup tinggi sehinga mereka

harus menambah semangat dalam belajarnya lagi. Dan siswa yang sudah

tuntas yaitu berjumlah 11 orang nilainya sudah bagus. Hasil yang diperoleh

sebagian besar siswa menunjukkan ketuntasan yang lebih baik dibandingkan

dengan ketuntasan pada saat pra siklus.

d. Refleksi Siklus I

Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan

tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk

mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus I sudah mengalami

peningkatan dibandingkan dengan keaktifan siswa pada saat observasi. Hal

ini terlihat dari keaktifan siswa dan hasil belajar siswa sudah terlihat

meningkat dibandingkan dengan saat pra siklus, setelah peneliti dan guru

berkolaborasi berdiskusi dengan menggunakan data-data yang diperoleh

dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi, diketahui hasil belajar

siswa pada siklus I dalam kategori mendekati tuntas, yaitu sudah mencapai

70%.

Berdasarkan hasil observasi terhadap hasil belajar siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode Eksperimen

pada siklus I, adalah sebagai berikut :

1. Pada saaat proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan pertama,

sudah sedikit siswa yang tampak berbicara sendiri dengan teman, tidak

menyimak penjelasan guru dan masih tergantung pada teman yang

pintar dalam kelompoknya.

2. Masih sedikit siswa yang mau bertanya tentang materi pelajaran yang

belum dipahaminya, mereka hanya diam dan saat mengerjakan tugas

nilainya sangat rendah.

50

3. Sebagian besar anggota kelompok sudah tampak aktif, namun masih

terdapat 2 kelompok yang terlihat masih pasif ( kura ng

menunjukkan partisipasinya ) dalam kegiatan pembelajaran.

4. Terdapat kelompok yang masih tergesa-gesa dalam mengemukakan

masalah maupun jawaban, sehingga hasil presentasinya kurang baik

dan masih terdapat kesalahan.

5. Masih terdapat siswa yang jalan-jalan dikelas saat proses

pembelajaran dan sering izin keluar.

Ada juga kekurangan-kekurangan guru saat menyampaikan

pembelajaran, yaitu:

1. Keterampilan guru dalam mengelola kelas perlu ditingkatkan lagi

karena masih ada siswa yang ramai dan tidak berkonsentrasi saat

mengikuti proses pembelajaran.

2. Pada saat guru menjelaskan materi masih terlalu cepat dan masih

belum menjelaskan secara tuuntas sehingga siswa masih banyak

yang belum mengerti.

3. Guru kurang memperhatikan siswa sehingga belum mampu

megkordinir seluruh siswa maupun kelompok.

Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I

dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode

eksperimen pada matapelajaran IPA kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi,

maka perlu dilanjutkan siklus II dengan melakukan perbaikan pada hal-hal

berikut ini:

1. Guru perlu memperbaiki keterampilan dalam mengelola kelas agar

siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

2. Guru perlu memperbaiki strategi dalam pembelajaran.

3. Guru harus lebih sering berkomunikasi dengan siswa dan

memperhatikan siswa saat bekerja kelompok.

3. Hasil Tes Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terbagi dalam 4 tahap, yaitu

tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan

51

tahap refleksi yang membentuk suatu siklus. Secara lebih jelasnya masing-

masing tahap dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Siklus II

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan

yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) tentang materi Gunung Meletus yang akan dipelajari dengan

menggunakan media belajar, menentukan strategi dan model pembelajaran

yang akan digunakan, mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan proses

pembelajaran, mempersiapkan tes tertulis pada siklus II.

Tabel 4.10

Jadwal Perencanaan siklus II

No Hari/Tanggal Pertemuan Materi

1 Selasa, 22 April 2019 Pertemuan I · Mempelajari tentang

pengertian bencana

alam

· Mempelajari tentang

jenis-jenis bencana

alam

· Mempelajari tentang

bencana alam yang

terjadi di Indonesia

2 Kamis, 24 April 2019 Pertemuan II · Mempelajari tentang

bencana alam gunung

meletus

· Melakukan percobaan

dengan menggunakan

media

3 Sabtu, 26 April 2019 Pertemuan III · Melakukan Tes tertu-

lis untuk mengetahui

hasil belajar siswa

52

pada siklus II

b. Tahap Pelaksanaan Siklus 1I

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan yang

akan dilaksanakan, yaitu: menyusun RPP tahap pelaksanaan siklus II.

pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam 3 kali pertemuan memberikan

tindakan dan pemberian tes tertulis pada siklus I untuk mengukur ketuntasan

hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran

yang berfokus pada mata pelajaran IPA materi Gunung Meletus dengan

menggunakan metode eksperimen.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa 22 April 2019

selama 2 jam pelajaran dengan materi gunung meletus mata pelajaran IPA.

Materi-materi yang akan disampaikan adalah pengertian bencana alam,

jenis-jenis bencana alam.

Pada pertemuan pertama ini ada beberapa kagiatan yang dilakukan,

yaitu:

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan

siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk

memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa

kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan

memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk d isesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru

memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan

pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang

akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui Tanya

53

jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dijarkan untuk menggali

pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

1 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan meminta

siswa untuk duduk bersama kelompoknya

2 Guru menjelaskan tentang pengertian bencana alam

3 Guru menjelaskan tentang jenis-jenis bencana alam

4 Guru menjelaskan bagaimana cara menanggulangi agar tidak

terjadi bencana alam

5 Lalu guru menanyakan apakah ada siswa yang belum paham

dengan materi yang disampaikan

6 Setelah itu guru memberikan tugas kepada setiap kelompok agar

mengerjakan secara kelompok

7 Guru mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi

dalam menjawab soal yang sudah di jelaskan sebelumnya. Dan

setelah selesai masing-masing kelompok diwajibkan untuk

menuliskan kesimpulan hasil diskusinya tentang tahapan

pertumbuhan hewan tersebut pada kolom yang sudah disediakan.

8 Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta

perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk menjelaskan

hasil dari kerja kelompoknya

9 Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain

untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti

10 Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari tugas

yang diberikan. Dan dilanjutkan dengan guru mengevaluasi dan

refleksi kepada siswa.

c) Kegiatan Penutup

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang

sudah di pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan

berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang Guru dan

54

siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa

sebelum keluar kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan I,

siswa sudah terlihat menanggapi dan mengeluarkan pendapat tentang soal

yang diajukan oleh guru. Namun masih ada siswa yang terlihat bingung

dan susah mengeluarkan pendapat ketika permasalahan diberikan oleh

guru.

2) Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari kamis 24 April

2019. Materi yang akan disampaikan adalah pengertian Gunung Meletus,

dampak-dampak dari terjadinya gunung meletus, bahaya yang ditimbulkan

oleh aktivitas gunung meletus dan melakukan percobaan.

Pada pertemuan pertama ini ada beberapa kagiatan yang dilakukan,

yaitu:

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan

siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk

memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa

kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan

memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru

memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan

pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang

akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui Tanya

jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dijarkan untuk menggali

pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

55

b) Kegiatan Inti

1 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan meminta

siswa untuk duduk bersama kelompoknya

2 Guru menjelaskan tentang gunung meletus

3 Guru menjelaskan tentang dampak letusan gunung merapi

4 Guru menjelaskan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas

gunung merapi

5 Lalu guru menanyakan apakah ada siswa yang belum paham

dengan materi yang disampaikan

6 Setelah itu guru memberikan tugas kepada setiap kelompok agar

mengerjakan secara kelompok

7 Guru mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi

dalam menjawab soal yang sudah di jelaskan sebelumnya. Dan

setelah selesai masing-masing kelompok diwajibkan untuk

menuliskan kesimpulan hasil diskusinya tentang tahapan

pertumbuhan hewan tersebut pada kolom yang sudah disediakan.

8 Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta

perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk menjelaskan

hasil dari kerja kelompoknya

9 Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain

untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti

10 Setelah itu guru dan siswa melakukan percobaan tentang gunung

meletus

11 Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari tugas

yang diberikan. Dan dilanjutkan dengan guru mengevaluasi dan

refleksi kepada siswa.

c) Kegiatan Penutup

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang

sudah di pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan

berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang Guru dan

56

siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa

sebelum keluar kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan II,

siswa sudah terlihat menanggapi dan mengeluarkan pendapat.

3) Pertemuan III

Pertemuan III dilaksanakan pada sabtu 26 April 2019. P ada

pertemuan kali ini guru dan siswa melakukan tes tertulis untuk mengetahui

sejauhmana materi yang telah dicapai oleh siswa.

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan

siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk

memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa

kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan

memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk d isesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru

memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan

pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang

akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui Tanya

jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dijarkan untuk menggali

pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

1. Guru meminta siswa agar duduk dengan rapi dan tidak ribut saat

ujian berlangsung

2 Guru memberikan soal kepada masing-masing siswa agar dapat

dikerjakan dengan benar

3 Lalu siswa diberikan kesempatan untu mengerjakan soal

4 Setelah selesai mengerjakan soal, siswa diminta untuk

mengumpulkannya kedepan

57

c) Kegiatan Penutup

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang

sudah di pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan

berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang Guru dan

siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa

sebelum keluar kelas.

c. Hasil Observasi Siklus II

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

No Indikator atau aspek yang Skor Jumlah Rata-rata %

Dinilai P1 P2 P3

1 Sikap antusias siswa dalam

pembelajaran

4 5 5 14 93

2 Sikap memperhatikan selama

pembelajaran berlangsung

4 5 5 14 93

3 Mendengarkan penjelasan

guru

4 5 5 14 93

4 Aktif dalam bertanya 4 4 4 12 80

5 Menjawab pertanyaan guru 4 5 5 14 93

6 Partisipasi dalam kegiatan

kelompok

4 5 5 14 93

7 Keberanian mengemukakan

pendapat

5 5 5 15 100

8 Menanyakan hal-hal yang

kurang dimengerti

4 5 5 14 93

9 Keterampilan menggunakan

alat peraga

5 5 5 15 100

10 Bersungguh-sungguh dalam 5 5 5 15 100

58

mengerjakan soal

11 Kemandirian dalam

mengerjakan soal

4 5 5 14 93

12 Menyelesaikan tugas tepat

waktu

5 5 5 15 100

Jumlah Skor 52 59 59 170

Rata-rata Keseluruhan 56,6

Keterangan:

1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua

3 : Cukup Baik P3 : Pertemuan Ketiga

4 : Baik

5 : Sangat Baik

Berdasarkan hasil pengamatan diatas sebagaimana ditunjukkan pada

tabel 4.11 dapat diketahui bahwa hasil aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan metode eksperimen sudah baik yaitu dengan persentase rata-

ratanya sebesar 56%. Dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II ini nilai

rata-rata siswa sudah melunjak tinggi.

Tabel 4.12

Observasi Terhadap Aktivitas guru pada Siklus II

No Aktivitas yang dilakukan guru Skor Jumlah Rata-rata %

P1 P2 P3

1 Guru memasuki kelas tepat

waktu

5 5 5 15 100

2 Guru mengkondisikan siswa

(salam, do’a)

5 5 5 15 100

3 Guru melakukan kegiatan

apersepsi

4 5 5 14 93

59

4 Guru memberikan motivasi

dan menyampaikan tujuan

pembelajaran

4 5 5 14 93

5 Guru menyampaikan materi

sesuai buku panduan

5 5 5 15 100

6 Menyampaikan media

pembelajaran yang akan

digunakan

5 5 5 15 100

7 Guru memberikan bahan ajar

yang akan dipelajari

5 5 5 15 100

8 Guru menanyakan kepada

siswa tentang materi yang

belum dipahami

5 5 5 15 100

9 Guru memantau siswa dalam

bekerja kelompok

4 5 5 14 93

10 Guru memberikan apresiasi

kepada siswa berani maju

kedepan

5 5 5 15 100

11 Guru bersama siswa

melakukan rekleksi

4 5 5 14 93

12 Guru bersama siswa

menyimpulkan pembelajaran

4 5 5 14 93

Jumlah 55 60 60 175

Rata-rata keseluruhan % 58,3 %

Keterangan:

1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua

3 : Cukup Baik P3 : Pertemuan Ketiga

4 : Baik

5 : Sangat Baik

60

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa

aktifitas guru pada proses pembelajaran IPA pada siklus II sudah aktif, hal ini

dapat dilihat dari persentase setiap itemnya.

Tabel 4.13

Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Eksperimen Siklus 1I

No Nama Nilai Rata-rata keterangan

P1 P2 P3

1 Akdes Tampubolon 75 80 80 78,3 Tuntas

2 Allia Azzahra 75 75 80 76,6 Tuntas

3 Amanatul Masruroh 75 80 80 78,3 Tuntas

4 Awi Wijaya Rambe 75 75 75 75 Tuntas

5 Bella Anggraini 75 75 80 76,6 Tuntas

6 Carmalita Angnesia P. 75 75 80 76,6 Tuntas

7 Damaris Putri Pulina 75 75 75 75 Tuntas

8 Diah Fitri Utami 75 75 80 76,6 Tuntas

9 Febri Yuli Andari 75 75 75 75 Tuntas

10 Kania Nur Janah 75 80 80 78,3 Tuntas

11 Keyla Rahmawati 80 85 85 83,3 Tuntas

12 M. Agil Abdillah 75 75 80 76,6 Tuntas

13 Mesrahel Lina Silalahi 75 75 80 76,6 Tuntas

14 Nadia Eka Zahroni 75 75 80 76,6 Tuntas

15 Nadila Dwi Zahroni 75 80 80 78,3 Tuntas

16 Nova Irdiansyah 75 75 80 76,6 Tuntas

17 Novan Tri Anggara 75 75 75 75 Tuntas

18 Rafit Ardiansyah 75 75 80 76,6 Tuntas

19 Ranisa Melati Puspa 80 90 90 86,6 Tuntas

20 Rasya Wahyu Agung 75 75 75 75 Tuntas

21 Reyhansyah 75 75 80 76,6 Tuntas

22 Rizki Satria Anggoro 75 75 75 75 Tuntas

61

23 Rudi Hartono 80 80 80 80 Tuntas

24 Rya Natalia 75 75 80 76,6 Tuntas

25 Tri Ardianto 75 75 80 76,6 Tuntas

26 Triadi Morgan 75 75 75 75 Tuntas

27 Ummul Khoiroh N 75 80 80 78,8 Tuntas

28 Yessy Cinta R 75 75 80 76,6 Tuntas

29 Zahrotunnisa 75 75 80 76,6 Tuntas

Jumlah 2190 2230 2300 2239

Siswa yang tuntas 29 29 29 29

Siswa yang tidak tuntas 0 0 0 0

Persentasi siswa tuntas 100

%

100

%

100

%

100%

Persentasi siswa tidak

tuntas

0% 0% 0% 0%

Rata-rata 75,5

%

76,8

%

79,3

%

77%

Adapun hasil tes evaluasi pada hasil belajar siswa menggunakan metode

eksperimen pada tabel 4.13 nilai siswa dengan rata-rata 77% sudah

mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Untuk siswa kelas V

dinyatakan tuntas dalam mengikuti tes evaluasi pada siklus II ini.

d. Refleksi Siklus II

Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan

tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk

mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah

mengalami peningkatan dibandingkan dengan keaktifan dan hasil belajar

siswa pada siklus I. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa dan hasil belajar

siswa sudah terlihat meningkat dibandingkan dengan siklus I, setelah

peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi dengan menggunakan data-data

yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi, diketahui

62

hasil belajar siswa pada siklus II dalam kategori tuntas, yaitu sudah

mencapai 77%.

Berdasarkan hasil refleksi terhadap hasil belajar siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode Eksperimen

pada siklus II dikatakan sudah berhasil karena sudah memenuhi KKM dan

indicator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu adanya

peningkatan hasil belajar siswa kedalam kategori baik, maka pemberian

tindakan pada penelitian diakhiri pada siklus II.

C. Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data tersebut

berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi aktivitas mengajar

guru, dan tes angket siswa. Hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data

dengan teknik observasi adalah sebagai berikut:

1. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata

persentase sebesar 37%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata

persentase sebesar 56%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan

aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan

menggunakan metode eksperimen.

2. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh rata-rata

persentase sebesar 41,6%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata

persentase sebesar 58,3%. Hal ini pun menunjukan adanya peningkatan

kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga mampu meningkatkan

keaktifan belajar siswa.

3. Hasil observasi belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata persentase

sebesar 70%, s edangkan pada siklus II diperoleh rata-rata persentase

sebesar 77%. Hal ini pun menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar

siswa dengan menggunakan metode eksperimen.

63

D. Interprestasi Hasil Analisis Data

Dari hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi bahwa

pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang dilakukan selama proses

pembelajaran menunjukan aktivitas belajar dan keaktifan siswa belum begitu

optimal. Namun terjadi peningakatan pada aktivitas belajar dan keaktifan siswa

setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II. Adapun data yang diperoleh

adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam

melakukan pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa dan aktivitas

mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang

diperoleh dari lembar observasi digunakan peneliti dan observer sebagai

bahan untuk melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan dan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus

selanjutnya. Hasil observasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.14

Persentase Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode

Eksperimen.

Skor Pertemuan Pertemuan Pertemuan Rata-rata

Aktivitas 1 2 3

Siklus I 32% 36% 43% 37%

Siklus II 52% 59% 59% 56,5%

Peningkatan 20% 23% 16% 19,5%

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.14 terjadi peningkatan

keaktifan belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa

pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen dapat

64

meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V di SD Negeri 196 Muaro Jambi

selama proses pembelajaran.

Adapun persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I dan siklus

II disajikan pada diagram berikut:

Gambar 4.1 Diagram Hasil Aktifitas Belajar Siswa Menggunakan Metode

Eksperimen

Sedangkan hasil observasi aktivitas mengajar guru yang diperoleh

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.15

Persentase Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Metode

Eksperimen

Skor Pertemuan Pertemuan Pertemuan Rata-rata

Aktivitas 1 2 3

Siklus I 31% 41% 47% 41,6%

Siklus II 55% 60% 60% 58,3%

Peningkatan 24% 19% 13% 16,7%

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.15 t erjadi peningkatan

mengajar guru dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa guru

0

10

20

30

40

50

60

siklus I siklus II

pertemuan 1

pertemuan 2

pertemuan 3

65

mengalami perbaikan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran IPA dengan

menggunakan metode eksperimen sebagai upaya untuk meningkatkan

aktivitas dan keaktifan belajar siswa kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi.

Adapun persentase aktivitas mengajar guru pada siklus I dan siklus II

disajikan pada diagram berikut:

Gambar 4.2 Diagram Aktivitas Belajar Guru Dengan Menggunakan Metode

Eksperimen

Tabel 4.16

Nilai Tes Evaluasi Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas V Menggunakan

Metode Eksperimen

Evaluasi Nilai Rata-Rata Kriteria

Prasiklus 66,5 Belum Mencapai KKM

Siklus I 70 Hampir Mencapai KKM

Siklus II 77 Sudah Mencapai KKM

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.16 dapat dilihat adanya

peningkatan nilai rata-rata siswa dari rata-rata prasiklus, Siklus I dan siklus II.

Peningkatan hasil tes evaluasi ini menunjukkan tercapainya indikator

keberhasilan.

0

10

20

30

40

50

60

siklus I siklus II

pertemuan 1

pertemuan 2

pertemuan 3

66

Adapun persentase hasil belajar siswa pada prasiklus, siklus I dan

siklus II disajikan pada diagram berikut:

Gambar 4.3 Diagram Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas V Dengan

Menggunakan Metode Eksperiman

E. Pembahasan Dari hasil penelitian diatas, dapat terlihat hasil sebagai berikut :

1. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode

eksperimen materi gunung meletus kelas V di SD Negeri 196 Muaro

Jambi. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen ini

telah menunjukkan hasil yang cukup efektif dalam pelaksanaan proses

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri 196 Muaro

Jambi. Hal ini terlihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa dan guru

menggunakan metode eksperimen dan ini juga berdampak pada hasil

belajar siswa yang juga ada peningkatan dari yang sebelumnya banyak

yang tidak tuntas menjadi tuntas.

2. Selain itu dilihat dari hasil observasi selama penelitian di SD Negeri 196

Muaro Jambi, terlihat sangat jelas bagaimana hasil belajar siswa sebelum

dan sesudah diterapkannya metode eksperimen ini. Seperti terlihat bahwa

60626466687072747678

pra siklus siklus I siklus II

rata-rata hasil belajar siswa

rata-rata hasil belajar siswa

67

hasil belajar siswa meningkat dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke

siklus II , hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 70% mengalami

peningkatan pada siklus II menjadi 77%. Sejalan dengan peningkatan

aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode eksperimen, hal serupa

terjadi pada tes keaktifan belajar siswa. Hal ini terbukti berdasarkan hasil

tes keaktifan belajar siswa akhir siklus I diperoleh skor keaktifan sebesar

37% dan skor keaktifan siswa meningkat menjadi 56,5%. Berdasarkan

analisis hasil tes keaktifan belajar siklus I dan siklus II, keaktifan belajar

siswa kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi mengalami peningkatan pada

setiap indikatornya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode

eksperimen dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SD

Negeri 196 Muaro Jambi.

3. Adapun dampak yang diperoleh siswa dari diterapkannya metode

eksperimen yaitu siswa yang semula tidak aktif dan malas mengikuti

proses pembelajaran kini sudah terlihat aktif saat pembelajaran IPA

berlangsung, siswa yang jarang bertanya dan menjawab pertanyaan dari

guru kini sudah berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru, siswa yang semula malas dalam melakukan

pengamatan akan materi pembelajaran kini sudah mulai terbiasa untuk

melakukan pengamatan dengan baik, siswa kini aktif dalam

menyelesaikan soal-soal dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran,

dan siswa yang semula takut bahkan malu-malu saat disuruh

mempersentasikan hasil diskusi kelompok maupun individunya kini sudah

berani dan percaya diri dalam mempersentasikan hasil jawabannya.

Dengan menggunakan metode eksperimen ini pun hasil belajar siswa yang

semula rendah kini meningkat. Penggunaan metode eksperimen ini dapat

mengoptimalkan pembelajaran IPA dikelas V SD Negeri 196 Muaro

Jambi.

68

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V SD Negeri 196 Muaro

Jambi, hal tersebut dapat dilihat pada setiap siklus:

1. Pada pra siklus nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 66,5% dengan

kategori rendah, hanya 9 siswa dari 29 siswa yang tuntas. Setelah

dilakukan tindakan siklus I nilai hasil belajar siswa naik menjadi 70%

dengan kategori cukup baik walaupun belum memenuhi KKM, dengan

jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 11 siswa. Selanjutnya dilakukan

siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 77% de ngan kategori

sangat baik, semua siswa tuntas dalam mengerjakan soal.

2. Adapun dampak positif dari pembelajaran menggunakan metode

eksperimen yaitu siswa dapat melakukan percobaan sendiri sehingga siswa

dapat mengamati bagaimana proses terjadinya gunung meletus dan apa

saja dampaknya terhadap lingkungan, dan itu akan memudahkan mereka

dalam mengerjakan soal yang diberikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka saran yang

dapat diberikan sebagai berikut:

1. Metode eksperimen pada pembelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 196

Muaro Jambi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga dapat

dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran IPA dengan materi yang

lainnya. Jadi fokus pembelajaran dapat lebih tertuju kepada siswa untuk

memperoleh pengetahuannya secara langsung melalui pengalaman

melakukan eksperimennya.

69

2. Disarankan kepada guru kelas sebelum mengajar terlebih dahulu

menyiapkan rencana pembelajaran, media pembelajaran, metode maupun

model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Karena

dengan lengkapnya alat pembelajaran tersebut, tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai pun dapat terwujud dengan baik.

3. Penulis menyarankan kepada guru dan siswa hendaknya menyadari bahwa

setiap siswa mempunyai kemampuan berfikir yang berbeda, yang

diharapkan kemampuan berfikir itu untuk dapat diasah terus agar dapat

ditingkatkan. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

C. Penutup

Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah

SWT, bahwa penulis telah dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

ini, namun dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya masih terdapat

kekurangankekurangan, baik dalam sistematika penulisan maupun bentuk kata-

kata.

Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan penulis demi perbaikan

penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Kemudian penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia memberikan

bantuan kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini

dapat bermanfaat bagi para guru di SD Negeri 196 Muaro Jambi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2008. Pengetahuan Teoritis dalam Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat

Penerbitan Universitas Terbuka.

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2014. Psikologi Remaja Perkembangan

Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,.

Progresif dan Kontekstual, Prenadamedia Group:Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2014, Penelitian Tindakan Kelas,

Cet. 12, Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bahri, Syaiful dan Aswan Zain, 2006. Metode Eksperimen. Depdiknas. Jakarta.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Dimyati dan Mudjiono. (2006), Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Iskandar (2012).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Group

Kusumah. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Edisi 2. Jakarta: PT Indeks

Mulyasa, 2008, Praktis Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarja

Naharyo dan utami. 2016. Panduan Praktis Riset Eksperimen. Jakarta barat: PT.

indeks

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. 2010. Model-model pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Samatowo, Usman, 2011, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Cet. 2, Jakarta:

Indeks

Sudjana, N. 2004. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sugiono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: PT

Alfabeta

Suyoso. 2008. Pengertian Sains. Pusat. Study Lembaga Penelitian Universitas

Terbuka.

Syaiful Bahri D jamarah da n A swan Z ain. 1995. Setrategi Belajar

Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Thobroni, M. 2015. Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek. Ar-Ruzz

media: Yogyakarta.

Zainal Aqib,dkk. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SD/MI. Yogyakarta: Ar-rus

Media

Jurnal:

Fathurrahman. 2008. Metode Demonstrasi dan Eksperimen. [Online]. Tersedia:

http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/08/metode-metode-demonstrasi-

daneksperimen. diakses pada 26 desember 2018.

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitianpgsd/article/view/

2128.Sudarmaji. Diakses pada 14 januari 2019. Pukul 13.30 WIB

Yadhik Muftiha Huda, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas IV MIN Pandansari Ngunut Tulungagung. 2012. Skripsi tidak diterbitkan

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD NEGERI 196/IX Muaro Jambi Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Program : V Semester : 2 (dua)

Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan

Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/ Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan

Bumi dan Alam Semesta

A. Proses pembentukan tanah. (Hlm.171)

o Kerja keras

o Kreatif

o Mandiri

o Rasa ingin tahu

o Percaya diri

o Berorientasi tugas dan hasil

o Berani mengambil resiko

o Menghargai prestasi

o Kepemimpi-nan

o Memahami apa itu pelapukan

o Mengetahui jenis pelapukan dan memahami prosesnya

- Pelapukan fisika

- Pelapukan kimia

- Pelapukan

o Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

Tugas Individu

Uraian Objektif

Sumber:

Buku SAINS SD

Kelas V

Alat:

-

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/

Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

biologi

o Menyebutka jenis tanah berdasarkan komposisi penyusunnya

- Tanah berpasir

- Tanah berhumus

- Tanah liat

- Tanah berkapur

7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

Bumi dan Alam Semesta

B. Proses pembentukan tanah. (Hlm.171)

o Kerja keras

o Kreatif

o Mandiri

o Rasa ingin tahu

o Percaya diri

o Berorientasi tugas dan hasil

o Berani mengambil resiko

o Menghargai

o Mengetahui jenis batuan berdasarkan cara pembentukkannya

- Batuan beku

- Batuan

o Mengidentifikasi komposisi dan jenis-jenis tanah, misalnya : berpasir, tanah liat, humus.

Tugas Individu

Uraian Objektif

Sumber:

Buku SAINS SD

Kelas V

Alat:

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/

Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

prestasi

o Kepemimpi-nan

sedimen

- Batuan metamorf

o Memahami pembentukan batuan beku dan mengetahui contohnya :

- Batu apung

- Batu obsidian

- Batu granit

- Batu basal

o Memahami pembentukan batuan sedimen dan mengetahui contohnya :

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/

Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

- Konglomerat

- Batu pasir Batuh serpih

- Batu gamping

- Breksi

o Memahami pembentukan batuan metamorf dan mengetahui contohnya :

- Batu pualam

- Batu sabak

7.3 Mendeskripsikan struktur bumi

Bumi dan Alam Semesta

o Memahami peta konsep bumi

o Menggambarkan secara sederhana

Tugas Individu

Uraian Objektif

Sumber:

Buku SAINS SD

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/

Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

A. Mengenal Struktur Bumi. (Hlm.170)

o Mengetahui lapisan-lapisan pada bumi

- Lapisan Atmosfer

- Lapisan Kerak Bumi

- Lapisan Mantel Bumi

- Lapisan Inti Bumi Luar

- Lapisan Inti Bumi Dalam

o Memahami fungsi dari lapisan atmosfer

lapisan-lapisan bumi (lapisan inti, lapisan luar dan kerak). *)

Kelas V

Alat:

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/

Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

o Mengetahui bahwa lapisan atmosfer tersusun dari lapisan

- Lapisan Troposfer

- Lapisan Stratosfer

- Lapisan Mesosfer

- Lapisan Termosfer

o Mengetahui unsur pembentukan

- Lapisan Mantel bumi terbentuk dari mineral silikat

- Lapisan

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/

Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

Inti bumi luar terbentuk dari besi, nikel dan zat lain.

- Lapisan inti bumi terbentuk dari besi dan nikel padat.

7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya

Bumi dan Alam Semesta

B. Daur Air. (Hlm.178)

o Memahami peta konsep tentang air

o Menyebutkan kegunaan air

- Minuman

- Pembersih

- Sarana olahraga

o Menjelaskan pentingnya air.

o Menggambarkan proses daur air dengan menggunakan diagram atau gambar.

Tugas Individu

Uraian Objektif

Sumber:

Buku SAINS SD

Kelas V

Alat:

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/

Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

o Memahami daur air

o Mengambar skema daur air

7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air

Bumi dan Alam Semesta

C. Daur Air. (Hlm.178)

o Memahami peta konsep tentang air

o Memahami kegiatan manusia terhadap daur air

o Menyebutkan kerusakan akibat kegiatan manusia

- hujan

o Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air.

o Melakukan pembiasaan cara menghemat air.

Uraian Objektif

Sumber:

Buku SAINS SD

Kelas V

Alat:

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/

Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

asam

- air limbah

o Memahami bahwa air tidak akan habis karena adanya daur air

o Memahami bahwa persediaan air bersih semakin berkurang.

o Menyebutkan cara menghemat air. (Hlm.182)

7.6 Mengidentifik

Bumi dan Alam

o Memahami

o Membuat suatu

Uraian

Tugas 7.1

Sumber:

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/

Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

asi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan

Semesta

C. Peristiwa Alam di Indonesia (Hlm. 182)

D. Sumber daya Alam yang tidak dapat diperbaharui dan yang dapat diperbaharui. (Hlm.185)

bahwa peritiwa alam ada yang dapat di cegah dan ada yang tidak dapat dicegah

o Menyebutkan aktivitas alam

- Gempa bumi

- Tsunami

- Gunung meletus

- Banjir

- Tanah longsor

- Topan badai

o Menyebutkan cara

laporan berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman pribadi atau laporan surat kabar/media lainnya tentang peristiwa alam misalnya banjir, gempa bumi, gunung meletus.

o Menjelaskan dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan dan lingkungan.

Objektif

Hlm.185 Buku SAINS SD

Kelas V

Alat:

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/

Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

mencegah banjir dan menghemat sumber daya alam

o Menyebutkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan yang dapat diperbarui

7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb)

Bumi dan Alam Semesta

E. Cara menggunakan sumber daya alam. (Hlm.189)

o Memahami cara menggunakan sumber daya alam

- Tumbuhan dan hewan dipelihara dan dikembangbiakan

o Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.

Sumber:

Buku SAINS SD

Kelas V

Alat:

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/

Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

- Waduk untuk pengairan dan tambak untuk perikanan

- Bahan tambang dibuat tempat penambangan

o Memahami apa yang harus dilakukan manusia untuk menjaga kelestarian sumber daya alam.

- Menghemat penggunaan air dan

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Kewirau-Sahaan/

Ekonomi Kreatif

Gagasan Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/ Alat Jenis

Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

listrik

- Membuang sampah pada tempat sampah

- Menanami lingkungan dengan tumbuhan

Mengetahui, Jambi, 20 Mei 2019

Kepala Sekolah Guru Kelas Peneliti

Titi Warneni Umi Salamah Uswatun Chasanah

Nip.196512311992032044 TPG.151739

Lampiran I : Instrumen Pengumpulan Data

A. Lembar Observasi Siswa

Kelas :

Nama Siswa :

Hari/Tanggal :

Pertemuan ke- :

Tujuan Observasi :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran sebelum

menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA.

2. Untuk mengetahui apa-apa saja yang menghambat siswa kurang

termotivasi dalam proses pembelajaran IPA.

3. Untuk mengetahui bagaimana hasil pembelajaran setelah menggunakan

metode eksperimen.

Petunjuk :

1) Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi

tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan siswa,

2) Petunjuk: berilah tanda cek (√) angka pada kolom skor sesuai dengan hasil

pengamatan

Skor

Kualitas

1

Sangat kurang

2

Kurang

3

Cukup

4

Baik

5

Baik sekali

3).Ceklis pada angka yang memenuhi aspek-aspek penilaian siswa dalam proses

pembelajaran

No Indikator atau aspek yang Skor

Dinilai 1 2 3 4 5

1 Sikap antusias siswa dalam

pembelajaran

2 Sikap memperhatikan selama

pembelajaran berlangsung

3 Mendengarkan penjelasan

guru

4 Aktif dalam bertanya

5 Menjawab pertanyaan guru

6 Partisipasi dalam kegiatan

kelompok

7 Keberanian mengemukakan

pendapat

8 Menanyakan hal-hal yang

kurang dimengerti

9 Keterampilan menggunakan

alat peraga

10 Bersungguh-sungguh dalam

mengerjakan soal

11 Kemandirian dalam

mengerjakan soal

12 Menyelesaikan tugas tepat

waktu

B. Lembar Observasi Guru

No Aktivitas yang dilakukan guru Skor 1 2 3 4 5

1 Guru memasuki kelas tepat waktu

2 Guru mengkondisikan siswa (salam, do’a)

3 Guru melakukan kegiatan apersepsi

4 Guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran

5 Guru menyampaikan materi sesuai buku panduan

6 Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan

7 Guru memberikan bahan ajar yang akan dipelajari

8 Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami

9 Guru memantau siswa dalam bekerja kelompok

10 Guru memberikan apresiasi kepada siswa berani maju kedepan

11 Guru bersama siswa melakukan rekleksi

12 Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran

C. Lembar Wawancara Guru

1. Instrument wawancara dengan guru sebelum pembelajaran

Nama Guru :

Wali Kelas :

Hari dan Tanggal :

No Pertanyaan Jawaban

1. Berapa lama ibu mengajar di SD

Negeri 196 Muaro Jambi?

2. Berapa lama ibu mengajar di kelas V?

3.

Berapakah jumlah peserta didik yang

belajar di kelas ibu saat ini?

4. Bagaimanakah hasil belajar siswa di

kelas pada pembelajaran IPA?

5. Bagaimana cara ibu menyampaikan

materi kepada siswa?

6. Bagaimana respon siswa dalam

pembelajaran ?

7. Metode & Media pembelajaran yang

seperti apakah yang ibu ketahui?

8.

Metode & media apa yang sering ibu

gunakan dalam pembelajaran IPA?

9. Bagaimana respon siswa terhadap

media pembelajaran yang ibu

terapkan pada pembelajaran IPA?

10. Apakah dalam pembelajaran ibu

pernah menggunakan metode

eksperimen?

2. Instrument Wawancara dengan Guru Setelah Pembelajaran

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah dengan menggunakan metode

eksperimen untuk meningkatkan hasil

belajar lebih mudah untuk dipahami

oleh siswa?

2. Apakah dengan menggunakan metode

eksperimen lebih meningkatkan minat

anak dalam proses peembelajaran?

3.

Bagaimana hasil belajar siswa setelah

diterapkannya metode eksperimen?

4. Adakah perbedaan sebelum dan

sesudah menggunakan metode

eksperimen?

D. Lembar Wawancara Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu suka dengan

pelajaran IPA?

2 Apakah kamu paham dengan

materi yang dijelaskan oleh

walikelas mu?

3 Bagaimana menurut kamu belajar

dengan menggunakan media?

4 Apakah kamu suka saat

melakukan praktek?

5 Apakah kamu paham dengan

materi yang dijelaskan saat

menggunakan metode

eksperimen?

Soal Tes:

1. Apa yang dimaksud dengan bencana alam?

2. Termasuk kedalam jenis bencana alam apakah gunung meletus itu?

3. Apa pengertian dari letusan gunung merapi?

4. Apa dampak negative dari terjadinya gunung meletus?

5. Apa dampak positif dari terjadinya gunung meletus?

6. Apa penyebab terjadinya gunung meletus?

7. Apa bahaya yang ditimbulkan oleh gunung merapi?

8. Apa tanda akan terjadinya gunung meletus?

9. Apa bahaya yang ditimbulkan oleh hujan abu?

10. Bagaimana cara penanggulangan bahaya letusan gunung berapi?

Kunci Jawaban:

1. Suatu peristiwa yang luar biasa disebabkan oleh alam sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kehilangan harta benda dan

dampak psikologis

2. Termasuk kedalam bencana alam geologi

3. Letusan gunung berapi merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang

sering disebut dengan erupsi

4. Dampaknya yaitu mematikan tanaman, ternak serta mengotori jalan

dan rumah, bisa juga mendatangkan korban jiwa

5. Menyuburkan tanah, mengeluarkan material yang bermanfaat seperti

batu dan pasir

6. Gunung meletus terjadi akibat endapan magma didalam perut bumi

yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi

7. Aliran lava panas, lahar letusan dan lahar hujan, awan panas, hujan

abu, batuan pijar

8. Mata air yang mongering, terdengar suara gemuruh, terjadi gempa,

tanaman dan pepohonan tampak layu, kenaikan suhu yang terjadi

diwilayah sekeliling gunung tersebut

9. Hujan abu berisi debu, pasir, butiran lempung dan berdampak pada

tingginya kemasaman air, rusaknya pepohonan dan berbagai jenis

tanaman, menyebabkan penyakit mata dan infeksi saluran pernafasan.

10. Memantau terus aktivitas gunung yang aktif, informasi ketika sudah

tampak tanda gunung akan meletus dapat tersampaikan kemasyarakat

dengan cepat, wilayah yang rawan bencana sebaiknya ditinggalkan

karena membahayakan keselamatan penduduk.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP SIKLUS I )

Sekolah : SD NEGERI 196/IX Muaro Jambi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Kelas/Semester : V/ 2

Materi Pokok : Bumi dan Alam Semesta

Waktu : 4 x 45 menit (2 X pertemuan)

Metode : Ceramah, Eksperimen, Diskusi, Tanya Jawab.

A. Standar Kompetensi :

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan

penggunaan sumber daya alam

B. Kompetensi Dasar :

7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya

bagi makhluk hidup dan lingkungan

C. Tujuan Pembelajaran :

o Siswa dapat Memahami bahwa peritiwa alam ada yang dapat di cegah dan

ada yang tidak dapat dicegah

o Siswa dapat Menyebutkan aktivitas alam

o Siswa dapat Menyebutkan cara mencegah banjir dan menghemat sumber

daya alam

o Siswa dapat Menyebutkan sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui dan yang dapat diperbarui

D. Materi Essensial

Peristiwa Alam di Indonesia

Sumber daya Alam yang tidak dapat diperbaharui dan yang dapat diperbaharui

E. Media Belajar

o Buku SAINS SD Relevan Kelas V

o Alat Peraga Gunung Meletus

F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Pertemuan ke-1

1. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

o Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan

kompetensi yang diharapkan

o Memahami peta konsep tentang peristiwa alam

(5 menit)

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

· Siswa dapat Memahami bahwa peritiwa alam ada yang dapat di

cegah dan ada yang tidak dapat dicegah

· Menjelaskan dampak peristiwa alam bagi manusia

· Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran; dan

· memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

· Menyebutkan aktivitas alam

- Gempa bumi

- Tsunami

- Gunung meletus

- Banjir

(50 menit)

- Tanah longsor

- Topan badai

· Menyebutkan cara mencegah banjir

· memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,

dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara

lisan maupun tertulis;

· memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

· memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

individual maupun kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

· Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

siswa

· Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

3. Penutup

o Memberikan kesimpulan bahwa

- Beberapa peristiwa alam masih dapat di cegah, misalnya

banjir dan tanah longsor

(5 menit)

Pertemuan ke-2

1. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

o Mengulang materi pertemuan sebelumnya

o Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan

kompetensi yang diharapkan

o Memahami peta konsep tentang peristiwa alam

(5 menit)

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

· Siswa dapat Mengetahui jenis-jenis bencana alam

· Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran; dan

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

· Menyebutkan terjadinya Gunung Meletus

· Menyebutkan bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas gunung

merapi

- Aliran lava panas

- Lahar letusan

- Lahar hujan

- Awan panas

- Hujan abu

- Batuan pijar

· memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,

dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara

lisan maupun tertulis;

· memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

· memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

individual maupun kelompok;

& Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

· Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

· Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

(50 menit)

3. Penutup

o Memberikan kesimpulan bahwa

· bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas gunung merapi

- Aliran lava panas

- Lahar letusan

- Lahar hujan

- Awan panas

- Hujan abu

- Batuan pijar

(5 menit)

G. Penilaian:

Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen/ Soal

o Kerja keras :

Perilaku yang

menunjukkan

upaya sungguh-

sungguh dalam

mengatasi

berbagai

hambatan belajar

dan tugas,serta

menyelesaikan

tugas dengan

sebaik-baiknya.

o Kreatif : Berpikir

dan melakukan

sesuatu untuk

o Membuat suatu

laporan

berdasarkan hasil

pengamatan atau

pengalaman

pribadi atau

laporan surat

kabar/media

lainnya tentang

peristiwa alam

misalnya banjir,

gempa bumi,

gunung meletus.

o Menjelaskan

dampak dari

Tugas

Individu

Uraian

Objektif

o Buatkanlah suatu

laporan berdasarkan

hasil pengamatan

atau pengalaman

pribadi atau laporan

surat kabar/media

lainnya tentang

peristiwa alam

misalnya banjir,

gempa bumi, gunung

meletus.

o Jelaskan dampak dari

peristiwa alam

terhadap kehidupan

manusia, hewan dan

menghasilkan

cara atau hasil

baru dari sesuatu

yang telah

dimiliki

o Mandiri : Sikap

dan perilaku

yang tidak

mudah

tergantung pada

orang lain dalam

menyelesaikan

tugas-tugas

o Rasa ingin tahu

: Sikap dan

tindakan yang

selalu berupaya

untuk

mengetahui lebih

mendalam dan

meluas dari

sesuatu yang

dipelajarinya,

dilihat, dan

didengar

peristiwa alam

terhadap

kehidupan

manusia, hewan

dan lingkungan.

lingkungan.

FORMAT KRITERIA PENILAIAN

& PRODUK ( HASIL DISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar 4

* sebagian besar benar

* sebagian kecil benar

* semua salah

3

2

1

& PERFORMANSI

No. Aspek Kriteria Skor

1.

2.

3.

Pengetahuan

Praktek

Sikap

* Pengetahuan

* kadang-kadang Pengetahuan

* tidak Pengetahuan

* aktif Praktek

* kadang-kadang aktif

* tidak aktif

* Sikap

* kadang-kadang Sikap

* tidak Sikap

4

2

1

4

2

1

4

2

1

& LEMBAR PENILAIAN

No Nama Siswa Performan

Produk Jumlah

Skor Nilai

Pengetahuan Praktek Sikap

1.

2.

3.

4.

5.

6.

CATATAN :

@ Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan

Remedial.

Mengetahui, Jambi, 20 Mei 2019

Kepala Sekolah Guru Kelas Peneliti

Titi Warneni Umi Salamah Uswatun Chasanah

Nip.196512311992032044 TPG.151739

Lampiran V : Dokumetasi

Foto lokasi penelitian

Foto saat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran

Foto saat siswa malas mengikuti pelajaran

Foto saat siswa melakukan percobaan

Foto saat siswa melakukan percobaan

Foto saat siswa melakukan percobaan

Foto bersama siswa kelas V

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP SIKLUS II )

Sekolah : SD NEGERI 196/IX Muaro Jambi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Kelas/Semester : V/ 2

Materi Pokok : Bumi dan Alam Semesta

Waktu : 4 x 45 menit (2 X pertemuan)

Metode : Ceramah, Eksperimen, Diskusi, Tanya Jawab.

A. Standar Kompetensi :

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan

penggunaan sumber daya alam

B. Kompetensi Dasar :

7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya

bagi makhluk hidup dan lingkungan

C. Tujuan Pembelajaran :

o Siswa dapat Memahami bahwa peritiwa alam ada yang dapat di cegah dan

ada yang tidak dapat dicegah

o Siswa dapat Menyebutkan aktivitas alam

o Siswa dapat Menyebutkan cara mencegah banjir dan menghemat sumber

daya alam

o Siswa dapat Menyebutkan sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui dan yang dapat diperbarui

D. Materi Essensial

Peristiwa Alam di Indonesia

Sumber daya Alam yang tidak dapat diperbaharui dan yang dapat diperbaharui

E. Media Belajar

o Buku SAINS SD Relevan Kelas V

o Alat Peraga Gunung Meletus

F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Pertemuan ke-1

1. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

o Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan

kompetensi yang diharapkan

o Memahami peta konsep tentang peristiwa alam

(5 menit)

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

· Siswa dapat Memahami bahwa peritiwa alam ada yang dapat di

cegah dan ada yang tidak dapat dicegah

· Menjelaskan dampak peristiwa alam bagi manusia

· Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran; dan

· memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

· Menyebutkan aktivitas alam

- Gempa bumi

- Tsunami

- Gunung meletus

- Banjir

(50 menit)

- Tanah longsor

- Topan badai

· Menyebutkan cara mencegah banjir

· memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,

dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara

lisan maupun tertulis;

· memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

· memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

individual maupun kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

· Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

siswa

· Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

3. Penutup

o Memberikan kesimpulan bahwa

- Beberapa peristiwa alam masih dapat di cegah, misalnya

banjir dan tanah longsor

(5 menit)

Pertemuan ke-2

1. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

o Mengulang materi pertemuan sebelumnya

o Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan

kompetensi yang diharapkan

o Memahami peta konsep tentang peristiwa alam

(5 menit)

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

· Siswa dapat Mengetahui jenis-jenis bencana alam

· Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran; dan

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

· Menyebutkan terjadinya Gunung Meletus

· Menyebutkan bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas gunung

merapi

- Aliran lava panas

- Lahar letusan

- Lahar hujan

- Awan panas

- Hujan abu

- Batuan pijar

· memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,

dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara

lisan maupun tertulis;

· memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

· memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

individual maupun kelompok;

& Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

· Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

· Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

(50 menit)

3. Penutup

o Memberikan kesimpulan bahwa

· bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas gunung merapi

- Aliran lava panas

- Lahar letusan

- Lahar hujan

- Awan panas

- Hujan abu

- Batuan pijar

(5 menit)

G. Penilaian:

Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen/ Soal

o Kerja keras :

Perilaku yang

menunjukkan

upaya sungguh-

sungguh dalam

mengatasi

berbagai

hambatan belajar

dan tugas,serta

menyelesaikan

tugas dengan

sebaik-baiknya.

o Kreatif : Berpikir

dan melakukan

sesuatu untuk

o Membuat suatu

laporan

berdasarkan hasil

pengamatan atau

pengalaman

pribadi atau

laporan surat

kabar/media

lainnya tentang

peristiwa alam

misalnya banjir,

gempa bumi,

gunung meletus.

o Menjelaskan

dampak dari

Tugas

Individu

Uraian

Objektif

o Buatkanlah suatu

laporan berdasarkan

hasil pengamatan

atau pengalaman

pribadi atau laporan

surat kabar/media

lainnya tentang

peristiwa alam

misalnya banjir,

gempa bumi, gunung

meletus.

o Jelaskan dampak dari

peristiwa alam

terhadap kehidupan

manusia, hewan dan

menghasilkan

cara atau hasil

baru dari sesuatu

yang telah

dimiliki

o Mandiri : Sikap

dan perilaku

yang tidak

mudah

tergantung pada

orang lain dalam

menyelesaikan

tugas-tugas

o Rasa ingin tahu

: Sikap dan

tindakan yang

selalu berupaya

untuk

mengetahui lebih

mendalam dan

meluas dari

sesuatu yang

dipelajarinya,

dilihat, dan

didengar

peristiwa alam

terhadap

kehidupan

manusia, hewan

dan lingkungan.

lingkungan.

FORMAT KRITERIA PENILAIAN

& PRODUK ( HASIL DISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar 4

* sebagian besar benar

* sebagian kecil benar

* semua salah

3

2

1

& PERFORMANSI

No. Aspek Kriteria Skor

1.

2.

3.

Pengetahuan

Praktek

Sikap

* Pengetahuan

* kadang-kadang Pengetahuan

* tidak Pengetahuan

* aktif Praktek

* kadang-kadang aktif

* tidak aktif

* Sikap

* kadang-kadang Sikap

* tidak Sikap

4

2

1

4

2

1

4

2

1

& LEMBAR PENILAIAN

No Nama Siswa Performan

Produk Jumlah

Skor Nilai

Pengetahuan Praktek Sikap

1.

2.

3.

4.

5.

6.

CATATAN :

@ Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan

Remedial.

Mengetahui, Jambi, 20 Mei 2019

Kepala Sekolah Guru Kelas Peneliti

Titi Warneni Umi Salamah Uswatun Chasanah

Nip.196512311992032044 TPG.151739