PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI
GUNUNG MELETUS KELAS V SD NEGERI 196 MUARO JAMBI
SKRIPSI
Uswatun Chasanah TPG. 151739
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI GUNUNG MELETUS KELAS V SD
NEGERI 196 MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Uswatun Chasanah TPG. 151739
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
i
MOTTO
tP öqtÉ ß#ã_ öçs? ÞÚöëF{ $# ãA$t7 Ågø: $# ur ÏMtR% x.ur ãA$t6 Ågø: $# $ Y6è ÏVx. ¸xäÎg̈B ÇÊÍÈ
“Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan”.
(QS. Al-Muzammil: 14)
ii
“ PERSEMBAHAN “
Kusimpuhkan kedua belah kakiku Ku sujudkan kepalaku ke arah kiblatku Ku haturkan do’a kepada Allah SWT, Rabb-ku Karena-Nya lah akhir karya kecil ini terselesaikan sebagai ungkapan rasa puji syukur dan ku untai shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW merangkai pengharapan bagi syafaatnya .
Ku persembahkan skripsi ini untuk :
Ayahanda Kateno dan Ibunda Samini tercinta, untuk curahan do’a, nasehat, cinta dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak akan pernah bisa tergantikan. Ayah… Ibu… terimalah bukti kecil ini sebagai bukti keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu, kalian ikhlas mengorbankan segalanya demi membahagiakan putrimu ini. Terimakasih Ayah terimakasih Ibu, tanpa kalian Aku bukanlah apa-apa. Serta Kakak dan adikku Syahroni, Januari Sri Rezeki, Yulilah, Agus Salim, Derta Wahyu P, Syukrilah Isnainin S yang selalu mendo’akan, membrikan semangat dan selalu mendukung apa yang aku lakukan, serta Sahabat-sahabat karib ku, Sahabat canda tawa ku, suka duka kita lalui bersama selama 4 tahun ini, kalian sudah menjadi bagian dari hidupku Ira Yanti, Rini Ade Fitria, Sumasti Agus Tina, Nadia Yeni Fatmala, Mirza Nurfatiyah serta Teman-teman Kukerta Posko 25 Rantau kembang, teman-teman PPL MI SALAMAH dan tak lupa juga Teman-teman PGMI Angkatan 2015, khusus nya PGMI C, Terimakasih atas semua perhatian saran dan nasihat selama ini yang teramat sangat berharga.
Saudara-saudari ku seiman, Maha suci Allah SWT yang telah mempertemukan kita di kampus UIN STS JAMBI Yang menjadi kebanggan kita, biarlah nama-nama kalian semuanya tertulis dilembaran hati ini, ku temukan arti keikhlasan perjuangan
bersama kalian “terimakasih ya Allah SWT atas nikmat ukhuwah yang kami rasakan hingga hari ini AMIN . . .
“ Allah itu Maha Pengasih Dan Maha Penyayang, Maka Berdo’a lah Kepada-NYA, Yakin lah atas Janji Dan Takdir-NYA“
( INSYAALLAH )
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat Rahmat dan
Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini dengan baik. Pelaksanaan penulisan ini merupakan salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang Ilmu
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penelitian ini berjudul “Penerapan
Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Materi Gunung Meletus Kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi”.
Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terwujud berkat bantuan
dan jasa dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.H. Hadri Hasan, M.A, Selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Mahluddin, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Shalahuddin, M.Pd.I dan Bapak Fauzan Azim, M.Pd.I selaku
pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing
saya dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan penulis.
6. Ibu Titi Warneni selaku Kepala Sekolah SD Negeri 196 Muaro Jambi.
7. Ibu Umi Salamah selaku wali kelas V di SD Negeri 196 Muaro Jambi.
8. Majelis guru dan karyawan serta para siswa kelas Vdi SD Negeri 196 Muaro Jambi.
9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi yang tiada henti-hentinya
hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
v
ABSTRAK
Nama : Uswatun Chasanah Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Judul : Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Gunung Meletus Kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif y ang diperkuat dengan pendekatan kuantitatif, dengan mengambil latar SD Negeri 196 Muaro Jambi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 196 M uaro Jambi, sedangkan objek penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen mada materi gunung meletus. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan melalui empat tahapan yang mencakup: (1) pe rencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, tes tertulis dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan aktifitas belajar siswa dapat diukur dari evaluasi siklus I dan siklus II dengan nilai aktifitas belajar siswa pada siklus I sebesar 37% dan siklus II sebesar 56,5%. Sedangkan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat diukur dari setiap siklusnya. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 70 (hampir mencapai KKM) dan hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 77 (mencapai KKM). Dengan demikian hasil penelitian di SD Negeri 196 Muaro Jambi telah tercapai dengan baik. Kata Kunci : hasil belajar, metode eksperimen, pembelajaran IPA
vi
ABSTRACT Name : Uswatun Chasanah Study Program : Teacher of Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
This study aims to improve student learning outcomes using the experimental method in class V 196 Muaro Jambi Elementary School. This research is a descriptive qualitative Classroom Action Research (PTK) using a qualitative approach reinforced by a quantitative approach, taking the background of t he 196 Muaro Jambi Public Elementary School. The subject of this study was the fifth grade students of 196 Muaro Jambi State Elementary School, while the object of this study was to improve student learning outcomes using the experimental method of erupting mountain material. This research was conducted in two cycles and through four s tages which included: (1) planning, (2) i mplementation, (3) obs ervation, (4) re flection. Data obtained through observation, interviews, written tests and documentation. Data analysis was carried out using qualitative analysis consisting of data reduction, data presentation, conclusion drawing or verification. The results of the study show that the experimental method can improve student learning outcomes. Increased student learning activities can be measured from the evaluation of the first cycle and second cycle with the value of student learning activities in the first cycle of 37% and the second cycle of 56.5%. While tests to find out student learning outcomes can be measured from each cycle. Student learning outcomes in the first cycle were 70 (almost reaching KKM) and student learning outcomes in the second cycle were 77 (reaching KKM). Thus the results of research at 196 Muaro Jambi Public Elementary Schools have been achieved well.
Keywords: learning outcomes, experimental methods, science learning
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik buruknya suatu
peradaban kelak, sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini. Pendidikan
sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam
menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi era industrialisasi dan
globalisasi. Potensi tersebut dapat terwujud jika pendidikan sains berorientasi
pada pengembangan kemampuan berpikir dan berbahasa, penyiapan peserta didik
menghadapi isu sosial dampak penerapan Iptek, penanaman nilai-nilai etika dan
estetika, kemampuan memecahkan masalah, pengembangan sikap kemandirian,
kreatifitas serta tanggung jawab.
Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya
juga menempatkan tujuan yang hendak ingin dicapai. Cita-cita atau tujuan yang
ingin dicapai harus dinyatakan secara jelas, Sehingga semua pelaksana dan
sasaran pendidikan dapat memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan
pendidikan itu sendiri. Apabila tidak memiliki tujuan yang jelas, maka prosesnya
akan sia sia. Oleh karena itu tujuan tersebut tidak mungkin dicapai secara
sekaligus, Maka perlu dibuat secara bertahap. Pendidikan pada tahap awal,
ditempuh oleh anak dengan melalui sekolah.
Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu
komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang
sangat penting, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan
meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa (Rusman: 2010). Karena itu,
guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik,
sehingga bahan pelajaran yang akan disampaikan dapat membuat siswa merasa
senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Proses
pembelajaran pada hakikatnya adalah mengembangkan aktivitas dan kreativitas
peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Miarso (dalam
2
Winataputra, 2005) memaknai istilah pembelajaran sebagai aktifitas atau kegiatan
yang berfokus pada kondisi dan kepentingan pembelajar (learner centered).
Pembelajaran IPA di SD merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuan
tentang alam sekitar, yang dipelajari dari fakta-fakta, prinsip-prinsip dan proses
penemuan. Pengetahuan siswa tentang alam tersebut dapat mencetak siswa dalam
bersikap ilmiah. Namun materi IPA yang diberikan harus disesuaikan dengan usia
dan karakteristik siswa yang bersangkutan, disesuaikan dengan tingkatan kelas,
sehingga penguasan pengetahuan tentang IPA dapat bermanfaat baik bagi dirinya
maupun bagi kelestarian lingkungan alam sekitar (Nurhaela, 2011:2). Oleh karena
itu pembelajaran IPA di SD seharusnya menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan metode
Eksperimen/percobaan (Experimental Method).
Pembelajaran IPA di SD memiliki ciri khas yang berbeda dengan
pembelajaran lainnya. Dalam pembelajaran IPA siswa harus dibiasakan untuk
melaksanakan eksperimen, observasi, mengumpulkan data, menguji konsep dan
menarik suatu kesimpulan. Menurut Schoenher (dalam Martiningsih, 2009)
mengemukakan bahwa “metode eksperimen merupakan metode yang sesuai untuk
pembelajaran IPA, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi
belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas secara
optimal.” Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam
struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Sumantri, Mulyani (1999) m engemukakan bahwa “metode eksperimen adalah
sebagai carabelajar mengajar yang melibatkan peserta didik dengan mengalami,
menguji dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan.” Sedangkan
menurut Djamarah (1995) mengemukakan bahwa “metode eksperimen adalah
cara penyajian pelajaran dimana siswamelakukan percobaan dengan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari.”
Materi yang diajarkan oleh Guru pada dasarnya merupakaan materi yang
dipersiapkan untuk mengikuti pelajaran pada tahap berikutnya, konsekuensi dari
hal ini adalah timbulnya kerugian bagi para peserta didik yang tidak mengikuti
salah satu tahap tersebut (dalam arti tidak meneruskan ke jenjang yang lebih
3
tinggi lagi) ; metode pembelajaran yang digunakan sekarang masih mengandalkan
ceramah yang kadang kala disertai dengan percobaan verifikasi alat peraga yang
sudah jadi dan bahkan tidak menggunakan alat peraga yang tersedia. Dalam hal
ini, sebagian guru tidak memperhatikan dan mengefektifkan alat peraga dalam
pembelajaran. Akibatnya peserta didik hanya pasif dan sulit untuk berkembang .
Penerapan pembelajaran dalam menggunakan alat peraga masih kurang.
Agar tujuan dalam proses pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang di
inginkan, maka guru sebelumnya harus benar-benar mengerti dan paham tentang
model pembelajaran, memahami cara menerapkan model pembelajaran, mengerti
konsep dari pembelajaran, agar dalam aplikasi tidak terjadi kekeliruan sehingga
berpengaruh pada keluaran “hasil” bagi peserta didik. Sering sekali guru kurang
aktif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas sehingga mengalami
kegagalan, hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang di
harapkan
Dari hasil pengamatan awal yang peneliti lakukan pada pembelajaran,
kualitas hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri 196 M uaro Jambi masih
rendah. Berdasarkan observasi langsung dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
hasil belajar siswa mata pelajaran IPA dalam tiga kali ulangan harian masih
sangat rendah yaitu sebesar 50. Nilai tersebut belum mencapai KKM yaitu sebesar
75. Ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat materi disampaikan
sebagian siswa justru mengobrol dengan teman sebangkunya dan ketika
penjelasan materi di lakukan, 13 s iswa dari 29 siswa kelas V SD Negeri 196
Muaro Jambi tidak menyimak dan mengikuti pelajaran. Sedangkan pada saat
pemberian tugas kelompok, 6 siswa dari 4 kelompok tidak mengerjakan tugas
kelompok dengan baik.
Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan
mengerjakan tugas latihan yang ada pada buku paket atau yang diberikan oleh
guru sehingga anak tersebut pasif. Hal ini terlihat bahwa model-model
pembelajaran belum di kembangkan, sehingga tidak memberikan kesempatan atau
4
tidak memberikan suasana diskusi di dalam kelas yang melibatkan hilangnya
minat belajar peserta didik ingin mencari suatu jawaban. Guru hanya mengajar
dengan metode ceramah sedangkan siswa hanya duduk, di am, mendengarkan,
menghafal dan mencatat buku sampai habis sehingga proses pembelajaran dikelas
menjadi monoton atau kurang menarik bagi siswa. Kondisi seperti inilah tidak
akan meningkatkan prestasi yang di miliki peserta didik dalam memahami mata
pelajaran IPA. Akibatnya nilai akhir yang di capai siswa tidak akan memuaskan
atau jauh dari yang di harapkan. Penyebab yang ditimbulkan dari masalah tersebut
adalah nilai siswa yang kurang memuaskan, analisis penyebab ditemukan
beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa SD Negeri 196
Muaro Jambi antara lain dari pihak siswa adalah (1) Kondisi kelas kurang
kondusif, (2) Rendahnya minat belajar siswa (3) Kurang nya peran siswa dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa tidak fokus terhadap mata pelajaran
mengakibatkan nilai siswa rendah, (4) Kurangnya memberikan pertanyaan kepada
siswa. (5) Tidak memberikan umpan balik penilaian unjuk kerja (tidak
mengembalikan hasil).
Terkait dengan hal tersebut, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
metode eksperimen dalam mata pelajaran IPA materi bencana alam “gunung
meletus”, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Penerapan
Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Gunung Meletus Kelas V Sd
Negeri 196 Muaro Jambi”.
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah, tidak
meluas dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu adanya
fokus dalam penelitian. Peneliti memfokuskan penelitian pada siswa kelas V SD
Negeri 196 Muaro Jambi semester 2 pada materi bencana alam “gunung meletus”.
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengkaji dan merumuskan
penelitian ini, yaitu: Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunakan metode eksperimen?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil
belajar siswa setelah menggunakan metode eksperimen.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi murid, guru, kepala
sekolah,
peneliti dan peneliti lain.
1. Murid : Pelajaran IPA lebih menarik dan menyenangkan. Penelitian ini dapat
mempermudah siswa dalam memahami konsep IPA dan meningkatkan
motivasi belajar.
2. Guru : Meningkatkan proses dan hasil pembelajaran guru, Serta hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk menambah wawasan dalam
menentukan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran.
3. Kepala Sekolah : Penelitian ini dapat membantu meningkatkan kualitas prestasi
belajar, khususnya pelajaran IPA, sehingga secara langsung dapat meningkat-
kan kualitas pendidikan dan out put sekolah.
4. Peneliti : Penelitian ini sebagai wahana peningkatan profesionalisme guru yang
akan berdampak pada kualitas pendidikan di sekolah.
5. Peneliti lain : Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca atau bagi peneliti lain, selanjutnya
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu
dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman
yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk
memperoleh tujuan tertentu. Menurut Wahyudin (2007:104) “belajar
adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan
dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil
belajar”. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik namun
yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan
dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses,
bagaimana proses belajar akan berlangsung, belajar sangat ditentukan
oleh sistem informasi yang dipelajari. Tokoh teori ini Gage dan Berliner,
Biehler, Snowman, Baine, dan Tennyson.
b. Teori Belajar
Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat
mendasar bagi pembangunan suatu negara. Dikatakan demikian karena
pendidikan dapat mendukung pembangunan di masa mendatang yang
mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga peserta didik
dapat mengatasi permasalahan kehidupan yang dihadapinya. Menurut
Dimyati dan Mudjiono (2009: 17) mengemukakan bahwa “Belajar
merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah dan merupakan proses
internal yang kompleks dan melibatkan proses mental yang meliputi
ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
c. Manfaat Belajar
8
Dalam dunia pendidikan, belajar harus menjadi keharusan. Tanpa
belajar, akan merasa yang dilakukan akan jauh tertinggal. Dengan belajar
menumbuhkan inovasi-inovasi.Inovasi melahirkan perbahan-perubahan
yang positif. Dengan belajar inilah melahirkan manfaat yang bisa
diambil, diantaranya :
a. Dengan belajar dapat menumbuhkan kebiasaan pada diri orang
tersebut.
b. Dengan belajar dapat menumbuhkan motifasi.
c. Dapat menjadi orang yang diperlukan bagi lingkungan kita.
d. Dapat menambah keterampilan.
Dengan belajar inilah akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
Prinsip dari belajar itu adalah komitmen. Komitmen secara mental
memproses informasi yang di dapatkan bukan sekedar mendengar
informasi selintas (dari kuping kiri ke kuping kanan saja). Komitmen
secara emosional adalahdengan menerapkan rasa “senang” dan “suka
“dalam belajar pelajaran sesulit apapun.
d. Tujuan Belajar
Diantara beberapa tujuan belajar adalah sebagai berikut: (Sadirman,
2008):
1. Untuk mendapatkan pengetahuan.
2. Penanaman konsep dan keterampilan.
3. Pembentukan sikap.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Istilah hasil belajar berasal dari Belanda “prestatie”, dalam bahasa
Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literature,
prestasi selalu di hubungkan dengan aktivitas tertentu. Hasil belajar di bagi
menjadi tiga macam hasil belajar yaitu:
9
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian.
c. Sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan
bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Sujdana N, (2004:22).
Hasil belajar yang di capai dalam suatu usaha belajar, dalam hal ini
usaha belajar yang dalam mewujudkan nilai atau hasil belajar siswa dapat
dilihat pada hasil atau nilai yang di peroleh dalam mengikuti tes. Prestasi
belajar merupakan hasil yang dicapai siswa yang dinyatakan dalam bentuk
nilai . Setiap individu belajar menginginkan hasil yang sebaik mungkin.
Oleh karena itu, setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya
prestasinya berhasil dengan baik. Sedangkan pengertian hasil belajar adalah
kemampuan yang dilampaui individu dalam mengerjakan sesuatu. Pada
dasarnya dengan belajar diharapkan kemampuan siswa bias meningkat.
Dimyati dan Mudjiyono (2006:22) hasil belajar siswa dapat memiliki
pengetahuan, pemahaman, dapat menerapkan, melakukan analisis, sintesis,
dan mengevaluasi. Selain itu siswa dapat melakukan penerimaan,
partisipasi, menentukan sikap, dan mengevaluasi. Selain situ siswa dapat
melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap, mengorganisasikan
dan membentuk pola hidup. Selanjutnya siswa dapat mempersepsi, bersiap
diri, membuat gerakan-gerakan sederhana dan komplek, membuat
penyesuaian pola gerak dan mencitakan gerakan baru.
Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa suatu proses
pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan manusia
berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan kemampuan
merupakan indicator untuk menunjukan hasil belajar siswa. Perubahan
perilaku yang harus di capai tertuang dalam tujuan dalam tujuan
pembelajaran dan dapat diukur dengan menggunakan tes dan non tes.
10
C. Ilmu Pengetahuan Alam
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut
Suyoso (2008:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang
bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui
metode tertentu yaitu : teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku
secara universal”. Menurut Abdullah (2008:18), IPA merupakan
“pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas
atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, demikian seterusnya kait mengkait antara
cara yang satu dengan cara yang lain”.
Menurut beberapa pendapat pengertian IPA di atas maka dapat
disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan
manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang
berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi
yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait
dengan objek alam serta persoalannya, ruang lingkup IPA yaitu : Bencana
alam, makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta
serta proses materi dan sifatnya. Pada Pembelajaran IPA lebih
memfokuskan pada benda-benda hidup, benda tak hidup dan lingkungan
sekitarnya serta gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup
maupun benda tak hidup yang ada di alam sekitar.
IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai
hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga
perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk
11
membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta
yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat
rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu
pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting. Kemajuan
IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang begitu pesat sangat
mempengaruhi perkembangan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan
IPA di Indonesia dan negara-negara maju.
Pendidikan IPA telah berkembang di negara-negara maju dan telah
terbukti dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait dengan
teknologi. Akan tetapi, di Indonesia sendiri belum mampu
mengembangkannya. Pendidikan IPA di Indonesia belum mencapai standar
yang diinginkan, padahal untuk memajukan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) sangat penting dan menjadi tolak ukur kemajuan
bangsa. Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata pelajaran IPA tidak
begitu diminati dan kurang diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya
pendidik yang menerapkan konsep IPA dengan tepat. Permasalahan ini
terlihat pada cara pembelajaran IPA serta kurikulum yang diberlakukan
sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan siswa, masalah yang
dihadapi oleh pendidikan IPA sendiri berupa materi atau kurikulum, guru,
fasilitas, peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan guru.
3. Manfaat Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam
Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam berguna agar kita bisa
mengetahui segala hal mengenai lingkungan hidup yang berhubungan
dengan alam. Selain itu ada beberapa manfaat lainnya:
a. Menimbulkan rasa ingin tahu terhadap kondisi lingkungan alam.
b. Memberikan wawasan akan konsep alam yang berguna dalam kehidupan
12
sehari-hari.
c. Ikut menjaga, merawat, mengelola, dan melestarikan alam.
d. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide mengenai
lingkungan alam sekitar.
e. Konsep yang ada di Ilmu Pengetahuan Alam berguna untuk menjelaskan
berbagai peristiwa-peristiwa alam dan menemukan cara untuk
memecahkan permasalahan tersebut.
f. Menyadari pentingnya alam dalam kehidupan sehari-hari.
Semua perkembangan yang kita rasakan saat ini adalah merupakan
manfaat dari kemajuan Ilmu Pengetahuan Alam. Termasuk teknologi-
teknologi canggih yang kita nikmati sekarang ini merupakan efek dari
perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam.
D. Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) menurut Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain (2006:84) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode analisis,
eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri dan
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan
atau proses sesuatu.
2. Langkah-Langkah Menggunakan metode Eksperimen
Beberapa hal yang harus diperhatikandalam melakukan metode
eksperimen menurut Faturahman (Abdillah, 2011) adalah sebagai
berikut:
a. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.
b. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.
13
c. Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan
pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen
yang akan dilakukan.
d. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan
percobaan yang akan dilakukan.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
a. Kelebihan Metode Eksperimen antara lain:
1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasa percobaan.
2) Dapat membina siswa membuat terobosan-terobosan baru dengan
menemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
3) Hasil-hasil percobaannya yang berharga dapat bermanfaat untuk
kemakmuaran umat manusia.
b. Kekurangan Metode eksperimen antara lain:
1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan
yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3) Metode ini menuntut ketelitian,keuletan,dan kesabaran.
4) Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena mungkin ada factor tertentu yang berada diluar jangkauan
kemampuan atau pengendalian.
4. Karakteristik Metode Eksperimen
Terdapat beberapa karakteristik mengajar dalam menggunakan
metode eksperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar
siswa, seperti yang dikemukakan oleh Winata Putra (Triadi, 2011)
yaitu:
a. Ada alat bantu yang digunakan.
b. Siswa aktif melakukan percobaan.
c. Guru membimbing .
14
d. Tempat dikondisikan.
e. Ada pedoman untuk siswa.
f. Ada topik yang di eksperimen.
g. Ada temuan-temuan.
5. Media yang digunakan
Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
bahan-bahan yang mudah diperoleh dan tentunya tidak berbahaya untuk
anak-anak. Bahan-bahan yang digunakan yaitu:
a. Tanah
b. Botol kecil
c. Cuka makan
d. Air sabun
e. Pewarna makanan
f. Soda kue
Cara penggunaannya yaitu tanah dibentuk menjadi gunung yang
didalamnya sudah diletakkan botol kecil. Kemudian botol kecil tersebut
diisi menggunakan air sabun, soda kue dan pewarna makanan yang
berwarna merah. Setelah dimasukkan menjadi satu kemudian di aduk,
setelah di aduk, cuka makan di teteskan kedalam botol tersebut dan dari
dalam botol tersebut akan mengeluarkan cairan seperti larva yang
berwarna merah.
E. Pengertian Bencana Alam
Bencana Alam adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
luar biasa yang disebabkan oleh alam (gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringaan, angina topan dan tanah longsor) sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kehilangan harta benda, dan dampak
psikologis.
Pada umumnya bencana alam terjadi karena adanya perubahan pada
alam, baik secara perlahan maupun secara ekstrim. Namun beberapa
15
peristiwa bencana alam terjadi karena ada faktor campur tangan manusia,,
misalnya penebangan pohon di hutan yang mengakibatkan tanah longsor.
a. Pengertian bencana alam menurut beberapa ahli
a) Coburn A W
Menurut Coburn A W pengertian bencana alam adalah suatu
kejadian yang mengakibatkan adanya korban dan kerusakan, kerugian
harta benda, infrastruktur, pelayanan penting atau sarana kehidupan.
b) Heru Sri Haryanto
Menurut Heru Sri Haryanto bencana alam adalah terjadinya
kerusakan pada pola kehidupan normal, bersifat merugikan kehidupan
manusia, struktur sosial serta munculnya kehutuhan masyarakat.
c) Kamadhis UGM
Menururt kamadhis UGM bencama alam adalah serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam, sehingga peristiwa
tersebut mengakibatkan keerugian materi, korban jiwa dan kerusakan
lingkungan.
b. Jenis-jenis Bencana Alam
a) Bencana Alam Geologi
Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi pada
permukaan bumi. Beberapa contoh bencana alam geologi adalah gempa
bumi, tsunami, tanah longsor, gunung meletus.
b) Bencana Alam Meteorologi
Selanjutnya adalah bencana alam Meteorologi, bencana ini
biasanya terjadi dikarenakan perubahan akan iklim yang tidak
menentu atau secara tiba-tiba. Dan biasanya terjadi pada beberapa
tempat yang khusus saja yang mempunyai lingkungan yang
mendukung. Contoh dari bencana alam meteorologi beberapa
diantaranya adalah terjadinya kekeringan atau kebanjiran di
beberapa daerah dimana biasanya disebabkan kurangnya atau
bahkan lebihnya defisit hujan pada suatu daerah.
16
c) Bencana Alam Ekstra-Terestrial
Jenis bencana alam ini jarang terjadi dan biasanya akan bisa
diprediksi jauh-jauh hari kejadiannya. Ini dikarenakan bencana alam
ekstra terestial merupakan bencana yang diakibatkan oleh benda-
benda luar angkasa. Seperti misalnya tabrakan antar meteor,
masuknya meteor ke lapisan ozon yang dimiliki bumi atau terjadinya
badai matahari. Selama lapisan ozon kita masih tinggi, bencana jenis
ini masih bisa dikategorikan jenis bencana sedang.
c. Gunung Meletus
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak
gunung berapi, sehingga bencana gunung meletus tidak lagi menjadi
sesuatu yang asing. Ketika gunung tengah meletus, maka semua
material yang berada dalam perut bumi akan dikeluarkan. Material
tersebut mempunyai berbagai bentuk seperti lava, awan panas, debu
vulkanik, kerikil dan batu- batuan. Material- material tersebutlah yang
merusak apa saja yang dilewatinya dan menimbulkan berbagai kerugian.
Terjadinya gunung meletus saat ini sudah bisa diprediksi dengan
melihat ciri- ciri gunung api akan meletus. Prediksi tersebut sangat
membantu mengurangi korban jiwa dan kerusakan akiba gunung
meletus. Ketika gunung akan meletus, maka warga di sekitar gunung
akan diberi peringatan dan dibantu dalam proses evakuasi. Warga di
sekitar lereng gunung berapi seharusnya mematuhi instruksi dari
pemerintah daerah dan instansi yang berwenang agar proses evakuasi
berjalan dengan lancar.
Badan penanggulangan bencana biasanya akan menyediakan
posko bencana alam, mendirikan tenda- tenda bagi warga yang
mengungsi dan juga mendirikan dapur- dapir umum untuk memenuhi
17
kebutuhan makan bagi pengungsi. Posko kesehatan juga didirikan dan
akan melayani warga selama terjadi bencana alam.
Tanda Gunung akan meletus yaitu: 1) mata air yang mongering,
2) terdengar suara gemuruh, 3) terjadi gempa, 4) kenaikan suhu yang
terjadi di wilayah sekeliling gunung tersebut, 5) tanaman dan pepohonan
tampak layu.
a. Dampak Letusan Gunung Berapi
a) Dampak Positif
1. Tanah yang dilewati oleh abu vulkanis akibat meletusnya
gunung api tersebut, membuat tanahnya menjadi subur dan
sangat baik untuk bercocok tanam. Bagi penduduk sekitar yang
bekerja menggarap lahan untuk ditanami berbagai tanaman sayur
atau lainnya, hal ini akan membawa keuntungan.
2. Pembangkit listrik baik didirikan di wilayah yang sering
mengalami letusan gunung.
3. Timbulnya mata air yang mengandung banyak mineral. Mata air
ini biasa disebut dengan makdani.
4. Membuka lapangan pekerjaan baru untuk warga sekitar
pegunungan yaitu sebagai penambang pasir. Materi vulkanik
dari gunung berapi yang berupa pasir dapat dijual dengan harga
yang tinggi dan membantu perekonomian warga.
5. Jenis-jenis hutan yang rusak akibat letusan, akan cepat
digantikan dengan pepohonan baru yang tumbuh membentuk
suatu ekosistem baru
6. Berpotensi terjadi hujan orografis di daerah vulkanis
7. Batu yang meluap tatkala terjadi letusan gunung api berguna
untuk bahan bangunan
18
8. Dampak meletusnya gunung api adalah munculnya geyser atau
sumber mata air panas yang bagus untuk kesehatan kulit.
b) Dampak Positif Letusan Gunung Api bagi Lingkungan
1. Menjadikan tanah sekitar letusan gunung tambah subur
2. Menghasilkan batu dan pasir bermutu baik untuk bahan
bangunan
3. Energi panas yang berasal dari bumi berguna untuk
pembangkit tenaga listrik
4. Sumber mineral, diantaranya gypsum, belerang, zeolit, dan
lainnya
5. Sumber mata air bagi pertanian, peternakan, dan sebagainya
c) Dampak Negatif
1. Abu vulkanik yang panas akan merusak segala yang
dilewatinya
2. Pencemaran udara oleh abu gunung api tersebut. Abu gunung
berapi memiliki beberapa kandungan zat berbahaya seperti :
hidrogen sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), nitrogen
dioksida dan material debu yang kemungkinan mengandung
racun
3. Melumpuhkan semua kegiatan masyarakat sekitar, termasuk
ekonomi yang berhenti
4. Bermacam material yang dikeluarkan gunung berapi dapat
memicu munculnya bibit penyakit, seperti infeksi saluran
pernapasan, batuk-batuk, sakit kulit, dan sebagainya
5. Utamanya untuk gunung berapi yang dimanfaatkan sebagai
tempat wisata. Dengan adanya bencana ini, pariwisata akan
terhenti, pemasukan dari wisata pun turut berhenti. Beberapa
19
gunung api di Indonesia sebagai destinasi wisata contohnya,
gunung Merapi dan Rinjani
6. Terjadinya kecelakaan akibat jalanan yang licin berdebu,
makanan terkontaminasi racun
7. Hujan debu yang menghalangi pandangan dan mencemari
udara sekitar yang menjadi penyebab pemanasan global
8. Lahar panas mengakibatkan kebakaran hutan, sehingga
ekosistem hutan terancam. Termasuk satwa yang tinggal di
dalamnya.
d) Dampak Negatif Letusan Gunung Merapi bagi Lingkungan
1. Bahaya langsung saat gunung meletus seperti awan panas,
guguran material letusan gunung, bebatuan, abu vulkanik,
lava dan erosi tanah.
2. Bahaya tak langsung seperti terjadinya polusi udara oleh zat
beracun, air tercemar, lahan rusak.
e) Bahaya yang Ditimbulkan Oleh Aktivitas Gunung Merapi
1. Aliran lava panas
Aliran lava gunung berapi memiliki suhu 7000
sampai 1200oC. Dengan panas yang teramat tinggi, aliran
lava tersebut dapat merusak dan membakar apapun yang
dilaluinya. Akan tetapi warga dan penduduk di sekitar
gunung masih dapat menyelamatkan diri dari aliran lava ini
karena alirannya sangat lambat yaitu sekitar 5-300
meter/hari.
2. Lahar
Ada beberapa jenis lahar, antara lain lahar hujan yang
biasa juga dinamakan lahar sekunder dan lahar letusan yang
dikenal juga dengan lahar primer. Berat jenis aliran lahar
20
tersebut besar yaitu antara 2-2,5. Dapat merusak apapun.
Terlebih jika daerahnya landai/ miring. Bangunan dan
gedung di sekitar dapat hancur dalam sekejap. Pengertian
dari lahar letusan dan lahar hujan adalah sebagai berikut.
3. Lahar letusan
Merupakan lahar yang terjadi karena letusan
eksplosif gunung berapi yang punya danau kawah. Jauh
tidaknya persebaran lahar letusan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu banyak sedikitnya air dalam kawah, dataran
sekitar gunung yang luas, serta keadaan morfolog sekeliling
kawah tersebut.
4. Lahar hujan
Merupakan terbentuknya lahar yang disebabkan
oleh proses terjadinya hujan. Lahar hujan dapat terbentuk
lama setelah gunung berapinya meletus atau langsung setelah
terjadinya letusan gunung api. Besar atau kecilnya lahar
hujan dipengaruhi oleh intensitas curah hujan, banyak
sedikitnya endapan gunung berapi yang memiliki kandungan
abu (abu adalah material yang dapat membentuk lahar).
Lahar hujan di Indonesia yang sudah sangat populer adalah
lahar hujan gunung Galunggung, Merapi, Semeru, Agung.
5. Awan panas
Awan panas dengan suhu sekitar 2000-800oC dapat
menyerang wilayah sekitar gunung berapi hingga radius 10
km bahkan lebih jauh. Kecepatan awan panas kurang lebih
60 sampai 145 km/jam. Awan panas ini selain dapat merusak
bangunan dan pemukiman warga, juga dapat membuat
21
pepohonan tumbang dan akar pohon tercabut dari tanah. Dua
jenis jenis awan panas yaitu awan panas surge dapat
menyerang dengan radius yang lebih jauh, sehingga
menjangkau daerah lebih luas. Selanjutnya awan panas block
and ash flow yang arahnya akan ikut dengan lembah gunung.
6. Hujan abu
Hujan abu akibat erupsi gunung berapi biasanya berisi
debu, pasir, butiran lempung dan dapat berdampak pada
tingginya keasaman air, rusaknya pepohonan dan berbagai
jenis tanaman termasuk lahan pertanian, menyebabkan
penyakit mata dan infeksi saluran napas. Apabila terjadi
hujan abu dihimbau untuk menggunakan masker dan
kacamata serat jangan lupa untuk membersihkan sisa hujan
abu yang mengendap di atap rumah.
7. Batuan pijar
Lontaran batu pijar dapat terjadi tatkala gunung
berapi meletus dan mengarah ke mana saja. Dapat membakar
dan merusak bangunan, hutan, kematian manusia dan hewan.
Untuk menghindar dari lontaran batu pijar, sebaiknya
mengungsi jauh-jauh ke wilayah yang aman (jauh dari
gunung).
8. Guguran lava pijar
Guguran lava ini berasal dari aliran lava atau kubah lava.
Longsornya bisa sampai berjuta meter kubik sehingga sangat
berbahaya bagi lingkungan sekitarnya.
22
f) Penanggulangan Bahaya Letusan Gunung Berapi
1. Memantau terus aktivitas gunung berapi yang aktif
2. Informasi ketika sudah tampak tanda gunung akan meletus
dapat tersampaikan ke masyarakat sekitar dengan cepat berkat
pemantauan intensif
3. Wilayah yang rawan bencana sebaiknya ditinggalkan karena
membahayakan keselamatan penduduk
4. Pemetaan wilayah rawan bencana
d. Studi Relavan
Setelah peneliti melakukan kajian pustaka terhadap skripsi yang
berhubungan dengan judul pada skripsi peneliti, ternyata terdapat
beberapa skripsi yang mempunyai kemiripan dengan skripsi peneliti.
Beberapa kajian pustakanya adalah:
1. Penelitian Sri Utami (1402907128) tentang “Peningkatan Hasil
Belajar IPA Cahaya dan Sifat-sifatnya Melalui Metode Eksperimen
pada Siswa Kelas V SD Negeri Kerta Basuki 02 Kecamatan
Wonosari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2009-2010”,
Universitas Negeri Semarang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan metode eksperimen pada siswa kelas V
dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya menunjukkan hasil yang
positif (peningkatan prestasi belajar). Hal ini ditunjukkan dengan
nilai rata-rata siswa yang diperoleh setelah tes evaluasi
pembelajaran pada siklus I dengan hasil 64, 80 dari nilai
sebelumnya yaitu 61,29. Sehingga terdapat kenaikan sebesar 2,88.
Sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II sebesar 75,29. Jadi
dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan 10,49. Penelitian
23
diatas berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan.
Perbedaan itu terletak pada objek kajian yang diangkat. Peneliti di
atas mengangkat objek materi cahaya dan sifat-sifatnya sedangkan
objek yang akan penulis teliti yaitu air dan sifat - sifatnya.
2. Penelitian Marsilah (1404906028), tentang “Peningkatan
Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen pada
Pembelajaran IPA Materi Magnet Siswa Kelas V SD Negeri 02
Banjaran Kecamatan Bangsri Tahun Pelajaran 2009/2010”,
Universitas Negeri Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian ini yang dimulai dari awal pelaksanaan
PTK sampai pelaksanaan siklus II telah menunjukkan adanya
peningkatan dari segi motivasi, pemahaman dan segi ketuntasan
siswa. Indikatornya adalah dari 75 siswa yang mengikuti tindakan
siklus II, 75% siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yaitu nilai 75 dari 59, dan rata-rata nilai yang dicapai pada
siklus II adalah 81.
3. Penelitian Untung Setiawan (3104221), tentang “Penerapan Metode
Pembelajaran Eksperimen dengan Kartu Variabel untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Sistem Persamaan Linier Satu
Variabel pada Peserta Didik Semester I Kelas VII C MTs, NU
Nurul Huda Semarang Tahun Pelajaran 2009-2010”, Semarang
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dengan pengunaan metode eksperimen dengan
kartu variabel dalam materi persamaan linier satu variabel dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil
tes evaluasi pembelajaran yang dilakukan pada tiap-tiap siklus.
Siklus yang pertama menunjukkan nilai rata -rata peserta didik naik
hingga 6,96 dengan ketuntasan belajar kalikal mencapai 72,97%.
Hasil ini dipandang meningkat pesat dibandingkan dengan hasil tes
ulangan harian materi yang sama pada tahun sebelumnya yang
24
hanya mencapai rata -rata 25,25% (dari 194 peserta didik hanya ada
49 yang lulus KKM). Sedangkan pada siklus II diperoleh hasil
evaluasi peserta didik meningkat lagi d engan rata-rata nilai yang
diperoleh mencapai 7,72 dengan ketuntasan belajar sebesar 86, 49%
atau peserta didik yang lulus KKM mencapai 32 peserta didik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan
metode eksperimen dengan kartu variabel dapat meningkatkan
pemahaman konsep sistem persamaan linier satu variabel peserta
didik.
23
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau classroom
action research. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang
dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik
pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang
terjadi dikelas. Bukan pada input kelas ( silabus, materi dan lain-lain ) atau output
(hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi didalam
kelas. (Suharsimi, Suhardjono, Supardi, 2012, hal.58).
Menurut Daryanto (2010) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu
penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri
dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dikelas, sehingga
hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Tujuan tindakan ini adalah untuk
meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya.
Penerapan PTK dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat
didalam kelas.
Suharsimi menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga
kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sma dari seorang guru. (Suharsimi, Suhardjono, Supardi,
2012, hal.58).
Desain penelitian terdapat berbagai macam, antara lain desain penelitian
Kemmis Dan Taggart, Jhon Elliot, Kurt Lewin, Hopkins Dan Mc Kunan. Model
yang digunakan pada penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Jhon
24
Elliot. Konsep pokok tindakan model Jhon Elliot terdiri dari empat komponen
yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi.
Gambar 3.1: Desain model Jhon Elliot
(Arikunto, Suharsimi. Suhardjono.Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara)
B. Seting dan Subyek Penelitian
1. Seting penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 196 Muaro Jambi, alasan praktis
pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa pertimbangan, yaitu : a).
keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga maupun
efisien waktu. b). situasi sosial, sebelum mendapatkan izin formal untuk
memasuki lokasi tersebut peneliti telah mengadakan komunikasi informal
dengan pihak sekolah sehingga mendapatkan izin secara informal.
SIKLUS PELAKSANAAN PTK
25
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 196 M uaro Jambi pada
mata pelajaran IPA. Subjek penelitian lainya adalah guru dan peneliti sendiri.
Adapun siswa yang akan menjadi subjek penelitian berjumlah 29 orang.
C. Prosedur Umum Penelitian
1. Siklus 1
Siklus pertama dalam penelitian kelas ini terdiri dari tiga pertemuan
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan
refleksi sebagai berikut : a). Perencanaan adalah mengembangkan rencana
tindakan secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi, perencanaan
merupakan bagian awal dari rancangan penelitian tindakan yang berisi tentang
persiapan yang dilakukan untuk memecahkan masalah. b). Pelaksanaan
tindakan yang dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur
tindakan yang diterapkan. Tahap pelaksanaan merupakan pembelajaran yang
telah disiapkan pada tahap perencanaan. c). Pengamatan ( observasi ) terhadap
pembelajaran yang sedang berlangsung di tunjukan untuk mengenali,
merekam dan mendokumentasikan aktivitas yang terjadi apabila masukan baik
atau feedback dilakukan dengan cermat pengamatan yang dilakukan oleh
penelitian adalah:Situasi kegiatan pembelajaran, Keaktifan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran, Hasil belajar siswa dan Refleksi. d). Refleksi
adalah memikirkan sesuatu yaitu hasil dari kegiatan sebelumnya direfleksikan
untuk melihat apakah hasil yang tercapai sudah memenuhi kriteria
keberhasilan penelitian atau belum. Dan akan dilakukan tindakan perbaikan
atas kekurangan-kekurangan pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II
Pada siklus II ini juga terdiri tiga kali pertemuan melalui tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut : a).
Perencanaan dimana peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan
hasil refleksi pada siklus pertama. b). Pelaksanaan tindakan dimana guru
26
melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi
berdasarkan siklus pertama dengan pelajaran IPA menggunakan metode
eksperimen c). Pengamatan dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap
aktivitas pembelajaran. d). Refleksi adalah upaya melihat kembali
mengorganisasi, kembali menganalisis, kembali mengklarifikasi dan kembali
mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah bagian terpenting dalam penelitian. Data yang
valid dan lengkap sangat menentukan kualitas penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik Wawancara mendalam. Observasi, serta Angket
dalam mengumpulkan data yang peneliti cari, berikut lebih jelas tentang ketiga
teknik tersebut. Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam
penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi
sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan
kondisi/interaksi belajar-mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok.
Pengumpulan data tentang observasi dilakukan melalui pengamatan secara
cermat dan teliti. (M. Ali, M. Asrori, 2014, hal. 254).
Observasi m erupakan suatu yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan
data, observasi dapat dibedakan menjadi observasi berperan serta dan non
participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan,
maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak
terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
27
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karna
penelitian tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.(Sugiyono,
2016, hal. 203-205).
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti. Wawancara memiliki sifat
yang luas, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subjek,
sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap dapat digali dengan
baik.Wawancara boleh dibuat dalam bentuk daftar butir-butir informasi yang
ingin dikumpulkan (pointers) atau daftar pertanyaan. (M. Ali, M. Asrori, 2014,
hal. 252).
Darmadi menyatakan bahwa wawancara adalah pengadministrasian
angket secara lisan dan langsung terhadap masing-masing anggota sample.
Apabila wawancara dilakukan dengan baik, ini dapat menghasilkan data yang
mendalam yang tidak mungkin di dapat dengan angket, pewawancara dapat
menanyakan lagi untuk jawaban-jawaban yang tidak jelas/kurang lengkap.
Akan tetapi wawancara cukup memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit
meskipun hanya melibatkan sampel yang lebih kecil. Lagi pula, respon yang
diberikan oleh objek bisa-bisa terpengaruh oleh reaksi terhadap pewawancara.
Oleh karena itu wawancara memerlukan keterampilan khusus dibidang
komunikasi dan “human relation”. (Hamid Darmadi, 2011, hal. 158).
3. Angket
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada
subjek yang diteliti untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
peneliti.Kuesioner ada dua macam yaitu kuesioner berstruktur atau bentut
tertutup dan kuesioner tidak terstruktur atau terbuka. Kuesioner tertutup
berisikan pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban. Kuesioner terbuka
berisi pertanyaan yang tidak di sertai dengan jawaban.(Kusumah, 2011, ha l.
78).
28
Menurut Arikunto (2010, ha l. 264), p rosedur penyusunan angket
adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam kuesioner.
b. Mengidentifikasi variable yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
c. Menjabarkan setiap variable menjadi sub variable yang lebih spesifik
dan tunggal.
d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk
menentukan teknik analisisnya.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah aktivitas atau proses sistematis dalam melakukan
pengumpulan, penyelidikan, pemakaian dan penyediaan dokumen untuk
mendapatkan keterangan degan menggunakan bukti yang akurat
berdasarkan pencatatan berbagai sumber informasi.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data akan dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan dan setelah selesai di lapangan. Menurut Nasution di dalam Sugiyono,
analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum
terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
Namun dalam penelitian ini, analisis data lebih difokuskan selama proses
dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. (Sugiyono, 2012, hal. 336).
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban
yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa
belum memuaskan, maka penelitiakan melanjutkan pertanyaan berikutnya sampai
tahap tertentu, sampai diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and
Huberman yang dikutip oleh Sugiono, mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Tahapan setelah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam penelitian
ini analisis dilakukan peneliti dari awal pada setiap aspek kegiatan penelitian.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar juga
29
membutuhkan data yakni hasil, adakah peningkatan minat masing-masing siswa
untuk aktif dalam proses pembelajaran. Oleh peneliti pada data kualitatif yang
dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari beberapa komponen
yaitu:
Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan
1. Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan, fokus,
menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang ada
dalam catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman,
pemilihan, pemfokusan, penyelisihan data yang kurang bermakna dan
menatanya sedemikian rupa, sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan
diverifikasikan
2. Penyajian data setelah direduksi, data siap dibeberkan. Artinya analisis
sampai pada pembeberan data, berbagai macam data perlu diteliti tindakan
yang telah direduksikan perlu dibeberkan dengan tertata rapi dalam bentuk
narasi+matrik grafik atau diagram.
3. Penarikan kesimpulan, peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan
secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir
siklus 1 dan terevisi pada siklus II dan kesimpulan akhir pada siklus III.
(Sugiyono, 2013, hal. 338-341).
Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang hasil
observasi aktifitas siswa pada hasil observasi dapat dihitung melalui :
Persentase respon siswa= AB
x 100%
Dimana: A = Proporsi siswa yang memilih (aktif )
B = Jumlah siswa (keseluruhan)
Dengan penilaian:
0 – 19 = Tidak aktif
20 – 59 = Kurang aktif
60 – 69 = Cukup aktif
70 – 79 = Aktif
30
80 – 100 = Aktif sekali
Sedangkan hasil observasi aktivitas guru diberikan nilai sebagai berikut
(Trianto, 2011, hal. 63) :
1 = kurang baik
2 = cukup baik
3 = baik
4 = baik sekali
Data kuantitatif merupakan proses perhitungan hasil belajar siswa pada
masing masing siklus yang dilakukan dengan perhitungan yang dikemukakan oleh
Asep Jihad dan Abdul Haris (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 166):
Keterangan:
B = Jumlah Butiran dijawab dengan Benar
N = Banyak Butiran Soal Nilai.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus
(Nana Sudjana, 2009: 109):
Keterangan:
∑x : Jumlah semua nilai siswa
∑n : Jumlah siswa
X : Nilai rata-rata
Nilai ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan
(Almiati dkk, 2008: 208):
∑ (siswa yang tuntas belajar), dengan penilaian:
Skor = B x 100 N
∑X = X ∑n
P =∑ (siswa yang tuntas belajar) x 100%
∑n
31
a. 0 - 2 : Sangat Rendah
b. 2 - 4 : Rendah
c. 4 - 6 : Cukup Tinggi
d. 6 - 8 : Tinggi
e. 8 - 10 : Sangat Tinggi.
F. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas PTK
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat
sedikitnya 80% siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan atau
ketuntasan belajar dilihat berdasarkan hasil tes yang diperoleh siswa. Kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan di SDN 196 Muaro Jambi. Siswa di
katakan berhasil atau tuntas apabila setiap siswa mencapai skor 75% - 100% atau
nilai 75. Sedangkan KKM yang digunakan peniliti dalam meningkatkan keaktifan
dalam proses pembelajaran dikatakan berhasil atau tuntas apabila setiap siswa
mencapai skor 70% - 100% atau nilai 70.
32
IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Sekolah
Sekolah Dasar Negeri 196/IX Muaro Jambi adalah salah satu lembaga
pendidikan sekolah dasar yang ada di Sungai Bahar dan luas tanah yang
ditempati sebagai berikut:
a. Luas tanah adalah 1300 m2
b. Bentuk bangunan permanen
2. Data Umum Sekolah
Tabel 4.1
Identitas Sekolah Dasar Negeri 196/IX Muaro Jambi
1 Nama Sekolah SD NEGERI 196/IX Muaro Jambi
2 Alamat Jalan poros jalur 3 – simpang yanto
3 Kelurahan Suka Makmur
4 Kecamatan Sungai Bahar
5 Kabupaten Muaro Jambi
6 Provinsi Jambi
7 Kode Pos 36365
8 Status Sekolah Terdaftar
9 Luas Tanah 1300m2
10 Status Bangunan Pemerintah
11 KBM Pagi
Sumber: Bagian TU SD Negeri 196/IX Muaro Jambi
3. Visi Dan Misi Sekolah
a. Visi
1. Terwujudnya Insan Yang Cerdas, Berakhlak Mulya, Kreatif, Dan
Kompetitif Dalam Dunia Global.
33
2. Unggul Dalam Bidang Prestasi, Bijak Dalam Masyarakat
b. Misi
1. Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama,
budaya, budi pekerti dan ilmu pengetahuan yang menjadi sumber
kearifan dalam bertidak
2. Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler dalam bidang pramuka,
kesenian, olahraga dan keterampilan
3. Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan secara
efektif, efisien dan berkesinambungan sehingga siswa dapat
memperolehhasil belajar yang optimal sesuai dengan kompetensi
yang dimilikinya
4. Menciptakan kondisi sekolah hidup sehat
5. Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada seluruh
siswa untuk dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat
6. Membangun citra positif di masyarakat
4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tabel 4.2
Data Tenaga Pendidik di SD Negeri 196 Muaro Jambi
No Nama Pendidikan Jabatan Bidang Studi
1 Titi Warneni, S.Pd S1 Kepala Sekolah Guru Kelas
2 Asmi, S.Pd S1 Waka Kesiswaan Guru Kelas
3 Waryono, S.Pd S1 Waka Kurikulum Guru Kelas
4 S. Maslihah, S.Pd.I S1 Bendahara Guru Agama
5 Ledis Situmeang,
S.Pd
S1 Guru Guru Kelas
6 Samsun SPG Guru Guru Kelas
7 Ike Kapuas B,
S.Pd
S1 Guru Guru Kelas
8 Indah Permata
Sari, S.Pd
S1 Guru Guru Penjaskes
34
9 Umi Salamah,
S.Pd
S1 Guru Guru Kelas
10 Sri Puji W, S.E S1 TU -
11 Adi Susanto, S.Pd S1 Guru Guru Kelas
12 Wahid Nurohman,
S.Pd
S1 Guru Guru Kelas
13 S. Sundari, S.Pd.I S1 Guru Guru Kelas
14 Muhdi SMA Penjaga Sekolah -
Sumber: Bagian TU SD Negeri 196/IX Muaro Jambi
Tabel 4.3
Data Siswa SD Negeri 196 Muaro Jambi
Kelas 2014-2015 2015-2016 2016-2017 20171018
Lk Pr Ttl Lk Pr Ttl Lk Pr Ttl Lk Pr Ttl
1 46 32 78 48 55 103 47 41 88 42 29 71
2 18 18 36 54 40 90 40 36 76 42 48 90
3 16 11 27 34 31 65 44 34 78 40 30 70
4 10 13 23 30 27 57 20 22 42 35 20 55
5 13 13 26 28 30 58 18 12 30 29 27 56
6 11 2 13 27 20 47 12 14 26 28 31 59
Total 114 89 203 221 203 416 180 160 340 216 185 401
Sumber: Bagian TU SD Negeri 196/IX Muaro Jambi
5. Keadaan Sarana dan Prasarana
a. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan. Alat memperlancar kegiatan atau proses belajar mengajar atau alat-
alat maupun fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya
pendidikan.
35
Sarana merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran, sarana
dapat membantu proses pembelajaran agar berjalan dengan baik dan juga
memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan baik.
Tabel 4.4
No Sarana Kondisi
1 Gedung Sekolah Baik
2 Meja Baik
3 Kursi Baik
4 Lemari Baik
5 Rak Buku Baik
6 Papan Tulis Baik
7 Komputer Baik
8 Listrik Baik
9 Air Baik
10 Lapangan Olahraga Baik
Sumber: Bagian TU SD Negeri 196/IX Muaro Jambi
b. Prasarana
Disamping sarana terdapat pula prasarana yang merupakan fasilitas
yang membantu dan mendukung proses pembelajaran, prasarana yang
dimaksud disini adalah sistem kurikulum pembelajaran yang mencakup
rancangan pembelajaran, silabus, program semester, program tahunan dan
ekstrakurikuler yang mencakup kegiatan pramuka, tari, dan lain
sebagainya. (Sumber: Bagian TU SD Negeri 196, Tentang Prasarana di
SD Negeri 196 Muaro Jambi).
B. Temuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 196/IX Muaro Jambi pada
mata pelajaran IPA, materi bencana alam dengan menggunakan metode
eksperimen yang dilaksanakan dalam 2 siklus, kelas yang dikenai tindakan
pada penelitian ini adalah kelas V dengan jumlah siswa 29 orang.
36
Untuk memperhatikan hasil belajar siswa dapat dilihat pada jumlah siswa
yang tuntas belajar atau memperoleh nilai 75 keatas pada setiap siklus. Proses
pembelajaran ini dapat diperhatikan pada aktivitas siswa dan guru selama
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
1. Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa
Kondisi awal hasil belajar siswa kelas V SDN 196/IX Muaro Jambi
masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil awal peneliti
melakukan tes.
Tabel 4.5
Kondisi Awal Hasi Belajar
No Nama Siswa Nilai Tes Evaluasi
Prasikus
Keterangan
1 Akdes Tampubolon 40 Tidak Tuntas
2 Allia Azzahra 60 Tidak Tuntas
3 Amanatul Masruroh 65 Tidak Tuntas
4 Awi Wijaya Rambe 70 Tidak Tuntas
5 Bella Anggraini 40 Tidak Tuntas
6 Carmalita Angnesia Pinem 60 Tidak Tuntas
7 Damaris Putri Pulina 65 Tidak Tuntas
8 Diah Fitri Utami 70 Tidak Tuntas
9 Febri Yuli Andari 80 Tuntas
10 Kania Nur Janah 75 Tuntas
11 Keyla Rahmawati 75 Tuntas
12 M. Agil Abdillah 60 Tidak Tuntas
13 Mesrahel Lina Silalahi 50 Tidak Tuntas
14 Nadia Eka Zahroni 80 Tuntas
15 Nadila Dwi Zahroni 90 Tuntas
16 Nova Irdiansyah 75 Tuntas
17 Novan Tri Anggara 50 Tidak Tuntas
37
18 Rafit Ardiansyah 70 Tidak Tuntas
19 Ranisa Melati Puspa 90 Tuntas
20 Rasya Wahyu Agung 75 Tuntas
21 Reyhansyah 70 Tidak Tuntas
22 Rizki Satria Anggoro 80 Tuntas
23 Rudi Hartono 70 Tidak Tuntas
24 Rya Natalia 60 Tidak Tuntas
25 Tri Ardianto 60 Tidak Tuntas
26 Triadi Morgan 50 Tidak Tuntas
27 Ummul Khoiroh Nasution 70 Tidak Tuntas
28 Yessy Cinta R 70 Tidak Tuntas
29 Zahrotunnisa 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1930
Skor Rata-rata 66,5%
Berdasarkan Data tersebut, dapat diperoleh bahwa skor rata-rata hasil
belajar siswa 66,5%. Sedangkan yang dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) hanya 9 siswa dari 29 siswa yang ada dikelas 5. Hal ini
menandakan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajara IPA masih
rendah.
Hal ini jelas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V belum
menguasai materi Gunung Meletus pada mata pelajaran IPA. Dari hasil tes
tersebut peneliti mulai merencanakan tindakan yang akan dipaparkan pada
bagian selanjutnya yaitu mengadakan penelitian pada materi energi dan
penggunaanya dengan menggunakan metode Eksperimen. Hasil tes ini
nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan peningkatan hasil belajar
yang akan dicapai oleh siswa.
2. Hasil Tes Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terbagi dalam 4 tahap, yaitu
tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan
38
tahap refleksi yang membentuk suatu siklus. Secara lebih jelasnya masing-
masing tahap dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Siklus I
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tentang materi Gunung Meletus yang akan dipelajari
dengan menggunakan media belajar, menentukan strategi dan model
pembelajaran yang akan digunakan, mempersiapkan lembar observasi
keterlaksanaan proses pembelajaran, mempersiapkan tes tertulis pada siklus
I.
Tabel 4.6
Jadwal Perencanaan siklus I
No Hari/Tanggal Pertemuan Materi
1 Selasa, 16 April 2019 Pertemuan I · Mempelajari tentang
pengertian bencana
alam
· Mempelajari tentang
jenis-jenis bencana
alam
· Mempelajari tentang
bencana alam yang
terjadi di Indonesia
2 Kamis, 18 April 2019 Pertemuan II · Mempelajari tentang
bencana alam gunung
meletus
· Melakukan percobaan
dengan menggunakan
media
3 Sabtu, 20 April 2019 Pertemuan III · Melakukan Tes tertu-
lis untuk mengetahui
39
hasil belajar siswa
pada siklus 1
b. Tahap Pelaksanaan Siklus 1
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan yang
akan dilaksanakan, yaitu: menyusun RPP tahap pelaksanaan siklus I.
pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam 3 kali pertemuan memberikan
tindakan dan pemberian tes tertulis pada siklus I untuk mengukur ketuntasan
hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran
yang berfokus pada mata pelajaran IPA materi Gunung Meletus dengan
menggunakan metode eksperimen.
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa 16 April 2019
selama 2 jam pelajaran dengan materi gunung meletus mata pelajaran IPA.
Materi-materi yang akan disampaikan adalah pengertian bencana alam,
jenis-jenis bencana alam.
Pada pertemuan pertama ini ada beberapa kagiatan yang dilakukan,
yaitu:
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan
siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa
kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru
memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan
pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
40
Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang
akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui Tanya
jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dijarkan untuk menggali
pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan meminta
siswa untuk duduk bersama kelompoknya
2) Guru menjelaskan tentang pengertian bencana alam
3) Guru menjelaskan tentang jenis-jenis bencana alam
4) Guru menjelaskan bagaimana cara menanggulangi agar tidak
terjadi bencana alam
5) Lalu guru menanyakan apakah ada siswa yang belum paham
dengan materi yang disampaikan
6) Setelah itu guru memberikan tugas kepada setiap kelompok agar
mengerjakan secara kelompok
7) Guru mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi
dalam menjawab soal yang sudah di jelaskan sebelumnya. Dan
setelah selesai masing-masing kelompok diwajibkan untuk
menuliskan kesimpulan hasil diskusinya tentang tahapan
pertumbuhan hewan tersebut pada kolom yang sudah disediakan.
8) Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta
perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk menjelaskan
hasil dari kerja kelompoknya
9) Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain
untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
10) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari tugas
yang diberikan. Dan dilanjutkan dengan guru mengevaluasi dan
refleksi kepada siswa.
41
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang
sudah di pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan
berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang Guru dan
siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa
sebelum keluar kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan I,
siswa sudah terlihat menanggapi dan mengeluarkan pendapat tentang soal
yang diajukan oleh guru. Namun masih ada siswa yang terlihat bingung
dan susah mengeluarkan pendapat ketika permasalahan diberikan oleh
guru.
2) Pertemuan II
Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari kamis 18 April
2019. Materi yang akan disampaikan adalah pengertian Gunung Meletus,
dampak-dampak dari terjadinya gunung meletus, bahaya yang ditimbulkan
oleh aktivitas gunung meletus dan melakukan percobaan.
Pada pertemuan pertama ini ada beberapa kagiatan yang dilakukan,
yaitu:
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan
siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa
kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru
memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan
pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang
akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui Tanya
42
jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dijarkan untuk menggali
pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan meminta
siswa untuk duduk bersama kelompoknya
2) Guru menjelaskan tentang gunung meletus
3) Guru menjelaskan tentang dampak letusan gunung merapi
4) Guru menjelaskan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas
gunung merapi
5) Lalu guru menanyakan apakah ada siswa yang belum paham
dengan materi yang disampaikan
6) Setelah itu guru memberikan tugas kepada setiap kelompok agar
mengerjakan secara kelompok
7) Guru mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi
dalam menjawab soal yang sudah di jelaskan sebelumnya. Dan
setelah selesai masing-masing kelompok diwajibkan untuk
menuliskan kesimpulan hasil diskusinya tentang tahapan
pertumbuhan hewan tersebut pada kolom yang sudah disediakan.
8) Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta
perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk menjelaskan
hasil dari kerja kelompoknya
9) Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain
untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
10) Setelah itu guru dan siswa melakukan percobaan tentang gunung
meletus
11) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari tugas
yang diberikan. Dan dilanjutkan dengan guru mengevaluasi dan
refleksi kepada siswa.
43
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang
sudah di pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan
berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang Guru dan
siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa
sebelum keluar kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan II,
siswa sudah terlihat menanggapi dan mengeluarkan pendapat.
3) Pertemuan III
Pertemuan III dilaksanakan pada sabtu 20 A pril 2019. P ada
pertemuan kali ini guru dan siswa melakukan tes tertulis untuk mengetahui
sejauhmana materi yang telah dicapai oleh siswa.
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan
siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa
kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru
memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan
pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang
akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui Tanya
jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dijarkan untuk menggali
pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
1) Guru meminta siswa agar duduk dengan rapi dan tidak ribut saat
ujian berlangsung
44
2) Guru memberikan soal kepada masing-masing siswa agar dapat
dikerjakan dengan benar
3) Lalu siswa diberikan kesempatan untu mengerjakan soal
4) Setelah selesai mengerjakan soal, siswa diminta untuk
mengumpulkannya kedepan
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang
sudah di pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan
berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang Guru dan
siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa
sebelum keluar kelas.
c. Hasil Observasi Siklus I
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
No Indikator atau aspek yang Skor Jumlah Rata-rata %
Dinilai P1 P2 P3
1 Sikap antusias siswa dalam
pembelajaran
3 3 4 10 66
2 Sikap memperhatikan selama
pembelajaran berlangsung
3 4 4 11 73
3 Mendengarkan penjelasan
guru
2 3 4 9 60
4 Aktif dalam bertanya 2 2 3 7 46
5 Menjawab pertanyaan guru 3 3 4 10 66
6 Partisipasi dalam kegiatan
kelompok
3 3 3 9 60
7 Keberanian mengemukakan
pendapat
2 3 3 8 53
8 Menanyakan hal-hal yang 3 4 4 11 73
45
kurang dimengerti
9 Keterampilan menggunakan
alat peraga
4 4 4 12 80
10 Bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan soal
2 2 3 7 46
11 Kemandirian dalam
mengerjakan soal
2 3 4 9 60
12 Menyelesaikan tugas tepat
waktu
3 3 3 9 60
Jumlah Skor 32 36 43 111
Rata-rata Keseluruhan 37%
Keterangan:
1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama
2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua
3 : Cukup Baik P3 : Pertemuan Ketiga
4 : Baik
5 : Sangat Baik
Berdasarkan hasil pengamatan diatas sebagaimana ditunjukkan pada
tabel 4.7 dapat diketahui bahwa hasil aktivitas belajar siswa dengan
menggunakan metode eksperimen masih kurang baik yaitu dengan persentase
rata-ratanya sebesar 37%, karena masih terdapat beberapa kekurangan yaitu
siswa masih kurang aktif dalam mendengarkan penjelasan guru saat
pembelajaran berlangsung terlihat dari persentasinya 60%, selain itu siswa
juga kurang berani mengutarakan pendapatnya sendiri terlihat persentasinya
53%, siswa juga kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal terlihat
dari persentasinya yaitu 46%, dan masih banyak kekurangan-kekurangan yang
lainnya.
46
Tabel 4.8
Observasi Terhadap Aktivitas guru pada Siklus I
No Aktivitas yang dilakukan guru Skor Jumlah Rata-rata %
P1 P2 P3
1 Guru memasuki kelas tepat
waktu
3 4 4 11 73
2 Guru mengkondisikan siswa
(salam, do’a)
3 4 4 11 73
3 Guru melakukan kegiatan
apersepsi
3 3 4 10 66
4 Guru memberikan motivasi
dan menyampaikan tujuan
pembelajaran
3 3 3 9 60
5 Guru menyampaikan materi
sesuai buku panduan
3 4 4 11 73
6 Menyampaikan media
pembelajaran yang akan
digunakan
3 3 4 10 66
7 Guru memberikan bahan ajar
yang akan dipelajari
4 4 4 12 80
8 Guru menanyakan kepada
siswa tentang materi yang
belum dipahami
3 3 4 10 66
9 Guru memantau siswa dalam
bekerja kelompok
3 3 4 10 66
10 Guru memberikan apresiasi
kepada siswa berani maju
kedepan
3 4 4 11 73
11 Guru bersama siswa
melakukan rekleksi
3 3 4 10 66
47
12 Guru bersama siswa
menyimpulkan pembelajaran
3 3 4 10 66
Jumlah 37 41 47 125
Rata-rata keseluruhan % 41,6 %
Keterangan:
1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama
2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua
3 : Cukup Baik P3 : Pertemuan Ketiga
4 : Baik
5 : Sangat Baik
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa aktifitas
guru pada proses pembelajaran IPA pada siklus I sudah cukup baik, hal ini
dapat dilihat dari persentase setiap itemnya. Tetapi masih terdapat item yang
menunjukan aktivitas mengajar guru dikelas masih rendah, yaitu Guru kurang
dapat mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah terkait dengan
fenomena yang diamatinya (masalah itu dirumuskan berupa pertanyaan yang
bersifat problematis). Hal ini berdampak pada siswa dalam merumuskan suatu
permasalahan mengenai materi pembelajaran.
Tabel 4.9
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Eksperimen Siklus 1
No Nama Nilai Rata-rata keterangan
P1 P2 P3
1 Akdes Tampubolon 75 75 80 76,6 Tuntas
2 Allia Azzahra 70 75 80 75 Tuntas
3 Amanatul Masruroh 75 75 75 75 Tuntas
4 Awi Wijaya Rambe 55 65 70 63,3 Tidak tuntas
5 Bella Anggraini 50 70 75 65 Tidak tuntas
6 Carmalita Angnesia P. 60 75 75 70 Tidak tuntas
7 Damaris Putri Pulina 50 60 70 60 Tidak tuntas
48
8 Diah Fitri Utami 65 75 75 71,6 Tidak tuntas
9 Febri Yuli Andari 55 65 70 63,3 Tidak tuntas
10 Kania Nur Janah 70 80 80 76,6 Tuntas
11 Keyla Rahmawati 80 85 85 83,3 Tuntas
12 M. Agil Abdillah 60 70 70 66,6 Tidak tuntas
13 Mesrahel Lina Silalahi 75 75 80 76,6 Tuntas
14 Nadia Eka Zahroni 65 65 70 66,6 Tidak tuntas
15 Nadila Dwi Zahroni 70 70 80 73,3 Tidak tuntas
16 Nova Irdiansyah 65 65 70 66,6 Tidak tuntas
17 Novan Tri Anggara 50 65 70 61,6 Tidak tuntas
18 Rafit Ardiansyah 55 60 65 60 Tidak tuntas
19 Ranisa Melati Puspa 80 80 90 83,3 Tuntas
20 Rasya Wahyu Agung 60 65 75 66,6 Tidak tuntas
21 Reyhansyah 50 65 75 63,3 Tidak tuntas
22 Rizki Satria Anggoro 60 65 70 66 Tidak tuntas
23 Rudi Hartono 55 55 60 56,6 Tidak tuntas
24 Rya Natalia 65 75 75 71,6 Tidak tuntas
25 Tri Ardianto 75 75 75 75 Tuntas
26 Triadi Morgan 60 70 75 68,3 Tidak tuntas
27 Ummul Khoiroh N 75 80 80 78,8 Tuntas
28 Yessy Cinta R 75 75 80 76,6 Tuntas
29 Zahrotunnisa 75 75 75 75 Tuntas
Jumlah 1875 2050 2170 2032
Siswa yang tuntas 9 14 19 11
Siswa yang tidak tuntas 20 15 10 18
Persentasi siswa tuntas 31% 48% 65% 38%
Persentasi siswa tidak
tuntas
69% 52% 35% 62%
Rata-rata 64,6
%
70,6
%
74,8
%
70%
49
Adapun hasil tes evaluasi pada hasil belajar siswa menggunakan metode
eksperimen pada tabel 4.9 nilai siswa dengan rata-rata 70% belum mencapai
kriteria ketuntasan minimum (KKM). Masih ada 18 orang siswa yang belum
tuntas pada siklus 1 ini. Namun nilainya sudah cukup tinggi sehinga mereka
harus menambah semangat dalam belajarnya lagi. Dan siswa yang sudah
tuntas yaitu berjumlah 11 orang nilainya sudah bagus. Hasil yang diperoleh
sebagian besar siswa menunjukkan ketuntasan yang lebih baik dibandingkan
dengan ketuntasan pada saat pra siklus.
d. Refleksi Siklus I
Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan
tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus I sudah mengalami
peningkatan dibandingkan dengan keaktifan siswa pada saat observasi. Hal
ini terlihat dari keaktifan siswa dan hasil belajar siswa sudah terlihat
meningkat dibandingkan dengan saat pra siklus, setelah peneliti dan guru
berkolaborasi berdiskusi dengan menggunakan data-data yang diperoleh
dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi, diketahui hasil belajar
siswa pada siklus I dalam kategori mendekati tuntas, yaitu sudah mencapai
70%.
Berdasarkan hasil observasi terhadap hasil belajar siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode Eksperimen
pada siklus I, adalah sebagai berikut :
1. Pada saaat proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan pertama,
sudah sedikit siswa yang tampak berbicara sendiri dengan teman, tidak
menyimak penjelasan guru dan masih tergantung pada teman yang
pintar dalam kelompoknya.
2. Masih sedikit siswa yang mau bertanya tentang materi pelajaran yang
belum dipahaminya, mereka hanya diam dan saat mengerjakan tugas
nilainya sangat rendah.
50
3. Sebagian besar anggota kelompok sudah tampak aktif, namun masih
terdapat 2 kelompok yang terlihat masih pasif ( kura ng
menunjukkan partisipasinya ) dalam kegiatan pembelajaran.
4. Terdapat kelompok yang masih tergesa-gesa dalam mengemukakan
masalah maupun jawaban, sehingga hasil presentasinya kurang baik
dan masih terdapat kesalahan.
5. Masih terdapat siswa yang jalan-jalan dikelas saat proses
pembelajaran dan sering izin keluar.
Ada juga kekurangan-kekurangan guru saat menyampaikan
pembelajaran, yaitu:
1. Keterampilan guru dalam mengelola kelas perlu ditingkatkan lagi
karena masih ada siswa yang ramai dan tidak berkonsentrasi saat
mengikuti proses pembelajaran.
2. Pada saat guru menjelaskan materi masih terlalu cepat dan masih
belum menjelaskan secara tuuntas sehingga siswa masih banyak
yang belum mengerti.
3. Guru kurang memperhatikan siswa sehingga belum mampu
megkordinir seluruh siswa maupun kelompok.
Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I
dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
eksperimen pada matapelajaran IPA kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi,
maka perlu dilanjutkan siklus II dengan melakukan perbaikan pada hal-hal
berikut ini:
1. Guru perlu memperbaiki keterampilan dalam mengelola kelas agar
siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
2. Guru perlu memperbaiki strategi dalam pembelajaran.
3. Guru harus lebih sering berkomunikasi dengan siswa dan
memperhatikan siswa saat bekerja kelompok.
3. Hasil Tes Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terbagi dalam 4 tahap, yaitu
tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan
51
tahap refleksi yang membentuk suatu siklus. Secara lebih jelasnya masing-
masing tahap dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan
yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) tentang materi Gunung Meletus yang akan dipelajari dengan
menggunakan media belajar, menentukan strategi dan model pembelajaran
yang akan digunakan, mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan proses
pembelajaran, mempersiapkan tes tertulis pada siklus II.
Tabel 4.10
Jadwal Perencanaan siklus II
No Hari/Tanggal Pertemuan Materi
1 Selasa, 22 April 2019 Pertemuan I · Mempelajari tentang
pengertian bencana
alam
· Mempelajari tentang
jenis-jenis bencana
alam
· Mempelajari tentang
bencana alam yang
terjadi di Indonesia
2 Kamis, 24 April 2019 Pertemuan II · Mempelajari tentang
bencana alam gunung
meletus
· Melakukan percobaan
dengan menggunakan
media
3 Sabtu, 26 April 2019 Pertemuan III · Melakukan Tes tertu-
lis untuk mengetahui
hasil belajar siswa
52
pada siklus II
b. Tahap Pelaksanaan Siklus 1I
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan yang
akan dilaksanakan, yaitu: menyusun RPP tahap pelaksanaan siklus II.
pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam 3 kali pertemuan memberikan
tindakan dan pemberian tes tertulis pada siklus I untuk mengukur ketuntasan
hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran
yang berfokus pada mata pelajaran IPA materi Gunung Meletus dengan
menggunakan metode eksperimen.
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa 22 April 2019
selama 2 jam pelajaran dengan materi gunung meletus mata pelajaran IPA.
Materi-materi yang akan disampaikan adalah pengertian bencana alam,
jenis-jenis bencana alam.
Pada pertemuan pertama ini ada beberapa kagiatan yang dilakukan,
yaitu:
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan
siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa
kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk d isesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru
memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan
pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang
akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui Tanya
53
jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dijarkan untuk menggali
pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
1 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan meminta
siswa untuk duduk bersama kelompoknya
2 Guru menjelaskan tentang pengertian bencana alam
3 Guru menjelaskan tentang jenis-jenis bencana alam
4 Guru menjelaskan bagaimana cara menanggulangi agar tidak
terjadi bencana alam
5 Lalu guru menanyakan apakah ada siswa yang belum paham
dengan materi yang disampaikan
6 Setelah itu guru memberikan tugas kepada setiap kelompok agar
mengerjakan secara kelompok
7 Guru mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi
dalam menjawab soal yang sudah di jelaskan sebelumnya. Dan
setelah selesai masing-masing kelompok diwajibkan untuk
menuliskan kesimpulan hasil diskusinya tentang tahapan
pertumbuhan hewan tersebut pada kolom yang sudah disediakan.
8 Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta
perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk menjelaskan
hasil dari kerja kelompoknya
9 Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain
untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
10 Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari tugas
yang diberikan. Dan dilanjutkan dengan guru mengevaluasi dan
refleksi kepada siswa.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang
sudah di pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan
berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang Guru dan
54
siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa
sebelum keluar kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan I,
siswa sudah terlihat menanggapi dan mengeluarkan pendapat tentang soal
yang diajukan oleh guru. Namun masih ada siswa yang terlihat bingung
dan susah mengeluarkan pendapat ketika permasalahan diberikan oleh
guru.
2) Pertemuan II
Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari kamis 24 April
2019. Materi yang akan disampaikan adalah pengertian Gunung Meletus,
dampak-dampak dari terjadinya gunung meletus, bahaya yang ditimbulkan
oleh aktivitas gunung meletus dan melakukan percobaan.
Pada pertemuan pertama ini ada beberapa kagiatan yang dilakukan,
yaitu:
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan
siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa
kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru
memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan
pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang
akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui Tanya
jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dijarkan untuk menggali
pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
55
b) Kegiatan Inti
1 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan meminta
siswa untuk duduk bersama kelompoknya
2 Guru menjelaskan tentang gunung meletus
3 Guru menjelaskan tentang dampak letusan gunung merapi
4 Guru menjelaskan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas
gunung merapi
5 Lalu guru menanyakan apakah ada siswa yang belum paham
dengan materi yang disampaikan
6 Setelah itu guru memberikan tugas kepada setiap kelompok agar
mengerjakan secara kelompok
7 Guru mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi
dalam menjawab soal yang sudah di jelaskan sebelumnya. Dan
setelah selesai masing-masing kelompok diwajibkan untuk
menuliskan kesimpulan hasil diskusinya tentang tahapan
pertumbuhan hewan tersebut pada kolom yang sudah disediakan.
8 Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta
perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk menjelaskan
hasil dari kerja kelompoknya
9 Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain
untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
10 Setelah itu guru dan siswa melakukan percobaan tentang gunung
meletus
11 Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari tugas
yang diberikan. Dan dilanjutkan dengan guru mengevaluasi dan
refleksi kepada siswa.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang
sudah di pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan
berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang Guru dan
56
siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa
sebelum keluar kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan II,
siswa sudah terlihat menanggapi dan mengeluarkan pendapat.
3) Pertemuan III
Pertemuan III dilaksanakan pada sabtu 26 April 2019. P ada
pertemuan kali ini guru dan siswa melakukan tes tertulis untuk mengetahui
sejauhmana materi yang telah dicapai oleh siswa.
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan
siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa
kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk d isesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru
memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan
pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang materi yang
akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apersepsi melalui Tanya
jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dijarkan untuk menggali
pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
1. Guru meminta siswa agar duduk dengan rapi dan tidak ribut saat
ujian berlangsung
2 Guru memberikan soal kepada masing-masing siswa agar dapat
dikerjakan dengan benar
3 Lalu siswa diberikan kesempatan untu mengerjakan soal
4 Setelah selesai mengerjakan soal, siswa diminta untuk
mengumpulkannya kedepan
57
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang
sudah di pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan
berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang Guru dan
siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa
sebelum keluar kelas.
c. Hasil Observasi Siklus II
Tabel 4.11
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
No Indikator atau aspek yang Skor Jumlah Rata-rata %
Dinilai P1 P2 P3
1 Sikap antusias siswa dalam
pembelajaran
4 5 5 14 93
2 Sikap memperhatikan selama
pembelajaran berlangsung
4 5 5 14 93
3 Mendengarkan penjelasan
guru
4 5 5 14 93
4 Aktif dalam bertanya 4 4 4 12 80
5 Menjawab pertanyaan guru 4 5 5 14 93
6 Partisipasi dalam kegiatan
kelompok
4 5 5 14 93
7 Keberanian mengemukakan
pendapat
5 5 5 15 100
8 Menanyakan hal-hal yang
kurang dimengerti
4 5 5 14 93
9 Keterampilan menggunakan
alat peraga
5 5 5 15 100
10 Bersungguh-sungguh dalam 5 5 5 15 100
58
mengerjakan soal
11 Kemandirian dalam
mengerjakan soal
4 5 5 14 93
12 Menyelesaikan tugas tepat
waktu
5 5 5 15 100
Jumlah Skor 52 59 59 170
Rata-rata Keseluruhan 56,6
Keterangan:
1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama
2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua
3 : Cukup Baik P3 : Pertemuan Ketiga
4 : Baik
5 : Sangat Baik
Berdasarkan hasil pengamatan diatas sebagaimana ditunjukkan pada
tabel 4.11 dapat diketahui bahwa hasil aktivitas belajar siswa dengan
menggunakan metode eksperimen sudah baik yaitu dengan persentase rata-
ratanya sebesar 56%. Dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II ini nilai
rata-rata siswa sudah melunjak tinggi.
Tabel 4.12
Observasi Terhadap Aktivitas guru pada Siklus II
No Aktivitas yang dilakukan guru Skor Jumlah Rata-rata %
P1 P2 P3
1 Guru memasuki kelas tepat
waktu
5 5 5 15 100
2 Guru mengkondisikan siswa
(salam, do’a)
5 5 5 15 100
3 Guru melakukan kegiatan
apersepsi
4 5 5 14 93
59
4 Guru memberikan motivasi
dan menyampaikan tujuan
pembelajaran
4 5 5 14 93
5 Guru menyampaikan materi
sesuai buku panduan
5 5 5 15 100
6 Menyampaikan media
pembelajaran yang akan
digunakan
5 5 5 15 100
7 Guru memberikan bahan ajar
yang akan dipelajari
5 5 5 15 100
8 Guru menanyakan kepada
siswa tentang materi yang
belum dipahami
5 5 5 15 100
9 Guru memantau siswa dalam
bekerja kelompok
4 5 5 14 93
10 Guru memberikan apresiasi
kepada siswa berani maju
kedepan
5 5 5 15 100
11 Guru bersama siswa
melakukan rekleksi
4 5 5 14 93
12 Guru bersama siswa
menyimpulkan pembelajaran
4 5 5 14 93
Jumlah 55 60 60 175
Rata-rata keseluruhan % 58,3 %
Keterangan:
1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama
2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua
3 : Cukup Baik P3 : Pertemuan Ketiga
4 : Baik
5 : Sangat Baik
60
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa
aktifitas guru pada proses pembelajaran IPA pada siklus II sudah aktif, hal ini
dapat dilihat dari persentase setiap itemnya.
Tabel 4.13
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Eksperimen Siklus 1I
No Nama Nilai Rata-rata keterangan
P1 P2 P3
1 Akdes Tampubolon 75 80 80 78,3 Tuntas
2 Allia Azzahra 75 75 80 76,6 Tuntas
3 Amanatul Masruroh 75 80 80 78,3 Tuntas
4 Awi Wijaya Rambe 75 75 75 75 Tuntas
5 Bella Anggraini 75 75 80 76,6 Tuntas
6 Carmalita Angnesia P. 75 75 80 76,6 Tuntas
7 Damaris Putri Pulina 75 75 75 75 Tuntas
8 Diah Fitri Utami 75 75 80 76,6 Tuntas
9 Febri Yuli Andari 75 75 75 75 Tuntas
10 Kania Nur Janah 75 80 80 78,3 Tuntas
11 Keyla Rahmawati 80 85 85 83,3 Tuntas
12 M. Agil Abdillah 75 75 80 76,6 Tuntas
13 Mesrahel Lina Silalahi 75 75 80 76,6 Tuntas
14 Nadia Eka Zahroni 75 75 80 76,6 Tuntas
15 Nadila Dwi Zahroni 75 80 80 78,3 Tuntas
16 Nova Irdiansyah 75 75 80 76,6 Tuntas
17 Novan Tri Anggara 75 75 75 75 Tuntas
18 Rafit Ardiansyah 75 75 80 76,6 Tuntas
19 Ranisa Melati Puspa 80 90 90 86,6 Tuntas
20 Rasya Wahyu Agung 75 75 75 75 Tuntas
21 Reyhansyah 75 75 80 76,6 Tuntas
22 Rizki Satria Anggoro 75 75 75 75 Tuntas
61
23 Rudi Hartono 80 80 80 80 Tuntas
24 Rya Natalia 75 75 80 76,6 Tuntas
25 Tri Ardianto 75 75 80 76,6 Tuntas
26 Triadi Morgan 75 75 75 75 Tuntas
27 Ummul Khoiroh N 75 80 80 78,8 Tuntas
28 Yessy Cinta R 75 75 80 76,6 Tuntas
29 Zahrotunnisa 75 75 80 76,6 Tuntas
Jumlah 2190 2230 2300 2239
Siswa yang tuntas 29 29 29 29
Siswa yang tidak tuntas 0 0 0 0
Persentasi siswa tuntas 100
%
100
%
100
%
100%
Persentasi siswa tidak
tuntas
0% 0% 0% 0%
Rata-rata 75,5
%
76,8
%
79,3
%
77%
Adapun hasil tes evaluasi pada hasil belajar siswa menggunakan metode
eksperimen pada tabel 4.13 nilai siswa dengan rata-rata 77% sudah
mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Untuk siswa kelas V
dinyatakan tuntas dalam mengikuti tes evaluasi pada siklus II ini.
d. Refleksi Siklus II
Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan
tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah
mengalami peningkatan dibandingkan dengan keaktifan dan hasil belajar
siswa pada siklus I. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa dan hasil belajar
siswa sudah terlihat meningkat dibandingkan dengan siklus I, setelah
peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi dengan menggunakan data-data
yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi, diketahui
62
hasil belajar siswa pada siklus II dalam kategori tuntas, yaitu sudah
mencapai 77%.
Berdasarkan hasil refleksi terhadap hasil belajar siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode Eksperimen
pada siklus II dikatakan sudah berhasil karena sudah memenuhi KKM dan
indicator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu adanya
peningkatan hasil belajar siswa kedalam kategori baik, maka pemberian
tindakan pada penelitian diakhiri pada siklus II.
C. Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data tersebut
berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi aktivitas mengajar
guru, dan tes angket siswa. Hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data
dengan teknik observasi adalah sebagai berikut:
1. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata
persentase sebesar 37%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata
persentase sebesar 56%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan
aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode eksperimen.
2. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh rata-rata
persentase sebesar 41,6%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata
persentase sebesar 58,3%. Hal ini pun menunjukan adanya peningkatan
kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga mampu meningkatkan
keaktifan belajar siswa.
3. Hasil observasi belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata persentase
sebesar 70%, s edangkan pada siklus II diperoleh rata-rata persentase
sebesar 77%. Hal ini pun menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
siswa dengan menggunakan metode eksperimen.
63
D. Interprestasi Hasil Analisis Data
Dari hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi bahwa
pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang dilakukan selama proses
pembelajaran menunjukan aktivitas belajar dan keaktifan siswa belum begitu
optimal. Namun terjadi peningakatan pada aktivitas belajar dan keaktifan siswa
setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II. Adapun data yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam
melakukan pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa dan aktivitas
mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang
diperoleh dari lembar observasi digunakan peneliti dan observer sebagai
bahan untuk melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan dan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus
selanjutnya. Hasil observasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.14
Persentase Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode
Eksperimen.
Skor Pertemuan Pertemuan Pertemuan Rata-rata
Aktivitas 1 2 3
Siklus I 32% 36% 43% 37%
Siklus II 52% 59% 59% 56,5%
Peningkatan 20% 23% 16% 19,5%
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.14 terjadi peningkatan
keaktifan belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen dapat
64
meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V di SD Negeri 196 Muaro Jambi
selama proses pembelajaran.
Adapun persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I dan siklus
II disajikan pada diagram berikut:
Gambar 4.1 Diagram Hasil Aktifitas Belajar Siswa Menggunakan Metode
Eksperimen
Sedangkan hasil observasi aktivitas mengajar guru yang diperoleh
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15
Persentase Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Metode
Eksperimen
Skor Pertemuan Pertemuan Pertemuan Rata-rata
Aktivitas 1 2 3
Siklus I 31% 41% 47% 41,6%
Siklus II 55% 60% 60% 58,3%
Peningkatan 24% 19% 13% 16,7%
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.15 t erjadi peningkatan
mengajar guru dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa guru
0
10
20
30
40
50
60
siklus I siklus II
pertemuan 1
pertemuan 2
pertemuan 3
65
mengalami perbaikan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode eksperimen sebagai upaya untuk meningkatkan
aktivitas dan keaktifan belajar siswa kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi.
Adapun persentase aktivitas mengajar guru pada siklus I dan siklus II
disajikan pada diagram berikut:
Gambar 4.2 Diagram Aktivitas Belajar Guru Dengan Menggunakan Metode
Eksperimen
Tabel 4.16
Nilai Tes Evaluasi Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas V Menggunakan
Metode Eksperimen
Evaluasi Nilai Rata-Rata Kriteria
Prasiklus 66,5 Belum Mencapai KKM
Siklus I 70 Hampir Mencapai KKM
Siklus II 77 Sudah Mencapai KKM
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.16 dapat dilihat adanya
peningkatan nilai rata-rata siswa dari rata-rata prasiklus, Siklus I dan siklus II.
Peningkatan hasil tes evaluasi ini menunjukkan tercapainya indikator
keberhasilan.
0
10
20
30
40
50
60
siklus I siklus II
pertemuan 1
pertemuan 2
pertemuan 3
66
Adapun persentase hasil belajar siswa pada prasiklus, siklus I dan
siklus II disajikan pada diagram berikut:
Gambar 4.3 Diagram Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas V Dengan
Menggunakan Metode Eksperiman
E. Pembahasan Dari hasil penelitian diatas, dapat terlihat hasil sebagai berikut :
1. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
eksperimen materi gunung meletus kelas V di SD Negeri 196 Muaro
Jambi. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen ini
telah menunjukkan hasil yang cukup efektif dalam pelaksanaan proses
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri 196 Muaro
Jambi. Hal ini terlihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa dan guru
menggunakan metode eksperimen dan ini juga berdampak pada hasil
belajar siswa yang juga ada peningkatan dari yang sebelumnya banyak
yang tidak tuntas menjadi tuntas.
2. Selain itu dilihat dari hasil observasi selama penelitian di SD Negeri 196
Muaro Jambi, terlihat sangat jelas bagaimana hasil belajar siswa sebelum
dan sesudah diterapkannya metode eksperimen ini. Seperti terlihat bahwa
60626466687072747678
pra siklus siklus I siklus II
rata-rata hasil belajar siswa
rata-rata hasil belajar siswa
67
hasil belajar siswa meningkat dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke
siklus II , hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 70% mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 77%. Sejalan dengan peningkatan
aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode eksperimen, hal serupa
terjadi pada tes keaktifan belajar siswa. Hal ini terbukti berdasarkan hasil
tes keaktifan belajar siswa akhir siklus I diperoleh skor keaktifan sebesar
37% dan skor keaktifan siswa meningkat menjadi 56,5%. Berdasarkan
analisis hasil tes keaktifan belajar siklus I dan siklus II, keaktifan belajar
siswa kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi mengalami peningkatan pada
setiap indikatornya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SD
Negeri 196 Muaro Jambi.
3. Adapun dampak yang diperoleh siswa dari diterapkannya metode
eksperimen yaitu siswa yang semula tidak aktif dan malas mengikuti
proses pembelajaran kini sudah terlihat aktif saat pembelajaran IPA
berlangsung, siswa yang jarang bertanya dan menjawab pertanyaan dari
guru kini sudah berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru, siswa yang semula malas dalam melakukan
pengamatan akan materi pembelajaran kini sudah mulai terbiasa untuk
melakukan pengamatan dengan baik, siswa kini aktif dalam
menyelesaikan soal-soal dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran,
dan siswa yang semula takut bahkan malu-malu saat disuruh
mempersentasikan hasil diskusi kelompok maupun individunya kini sudah
berani dan percaya diri dalam mempersentasikan hasil jawabannya.
Dengan menggunakan metode eksperimen ini pun hasil belajar siswa yang
semula rendah kini meningkat. Penggunaan metode eksperimen ini dapat
mengoptimalkan pembelajaran IPA dikelas V SD Negeri 196 Muaro
Jambi.
68
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V SD Negeri 196 Muaro
Jambi, hal tersebut dapat dilihat pada setiap siklus:
1. Pada pra siklus nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 66,5% dengan
kategori rendah, hanya 9 siswa dari 29 siswa yang tuntas. Setelah
dilakukan tindakan siklus I nilai hasil belajar siswa naik menjadi 70%
dengan kategori cukup baik walaupun belum memenuhi KKM, dengan
jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 11 siswa. Selanjutnya dilakukan
siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 77% de ngan kategori
sangat baik, semua siswa tuntas dalam mengerjakan soal.
2. Adapun dampak positif dari pembelajaran menggunakan metode
eksperimen yaitu siswa dapat melakukan percobaan sendiri sehingga siswa
dapat mengamati bagaimana proses terjadinya gunung meletus dan apa
saja dampaknya terhadap lingkungan, dan itu akan memudahkan mereka
dalam mengerjakan soal yang diberikan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka saran yang
dapat diberikan sebagai berikut:
1. Metode eksperimen pada pembelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 196
Muaro Jambi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga dapat
dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran IPA dengan materi yang
lainnya. Jadi fokus pembelajaran dapat lebih tertuju kepada siswa untuk
memperoleh pengetahuannya secara langsung melalui pengalaman
melakukan eksperimennya.
69
2. Disarankan kepada guru kelas sebelum mengajar terlebih dahulu
menyiapkan rencana pembelajaran, media pembelajaran, metode maupun
model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Karena
dengan lengkapnya alat pembelajaran tersebut, tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pun dapat terwujud dengan baik.
3. Penulis menyarankan kepada guru dan siswa hendaknya menyadari bahwa
setiap siswa mempunyai kemampuan berfikir yang berbeda, yang
diharapkan kemampuan berfikir itu untuk dapat diasah terus agar dapat
ditingkatkan. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
C. Penutup
Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah
SWT, bahwa penulis telah dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini, namun dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya masih terdapat
kekurangankekurangan, baik dalam sistematika penulisan maupun bentuk kata-
kata.
Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan penulis demi perbaikan
penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Kemudian penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia memberikan
bantuan kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi para guru di SD Negeri 196 Muaro Jambi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2008. Pengetahuan Teoritis dalam Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2014. Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,.
Progresif dan Kontekstual, Prenadamedia Group:Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2014, Penelitian Tindakan Kelas,
Cet. 12, Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Bahri, Syaiful dan Aswan Zain, 2006. Metode Eksperimen. Depdiknas. Jakarta.
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media
Dimyati dan Mudjiono. (2006), Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Iskandar (2012).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Group
Kusumah. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Edisi 2. Jakarta: PT Indeks
Mulyasa, 2008, Praktis Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarja
Naharyo dan utami. 2016. Panduan Praktis Riset Eksperimen. Jakarta barat: PT.
indeks
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. 2010. Model-model pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Samatowo, Usman, 2011, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Cet. 2, Jakarta:
Indeks
Sudjana, N. 2004. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabeta
Suyoso. 2008. Pengertian Sains. Pusat. Study Lembaga Penelitian Universitas
Terbuka.
Syaiful Bahri D jamarah da n A swan Z ain. 1995. Setrategi Belajar
Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.
Thobroni, M. 2015. Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek. Ar-Ruzz
media: Yogyakarta.
Zainal Aqib,dkk. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SD/MI. Yogyakarta: Ar-rus
Media
Jurnal:
Fathurrahman. 2008. Metode Demonstrasi dan Eksperimen. [Online]. Tersedia:
http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/08/metode-metode-demonstrasi-
daneksperimen. diakses pada 26 desember 2018.
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitianpgsd/article/view/
2128.Sudarmaji. Diakses pada 14 januari 2019. Pukul 13.30 WIB
Yadhik Muftiha Huda, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas IV MIN Pandansari Ngunut Tulungagung. 2012. Skripsi tidak diterbitkan
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD NEGERI 196/IX Muaro Jambi Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Program : V Semester : 2 (dua)
Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan
Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/ Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
Bumi dan Alam Semesta
A. Proses pembentukan tanah. (Hlm.171)
o Kerja keras
o Kreatif
o Mandiri
o Rasa ingin tahu
o Percaya diri
o Berorientasi tugas dan hasil
o Berani mengambil resiko
o Menghargai prestasi
o Kepemimpi-nan
o Memahami apa itu pelapukan
o Mengetahui jenis pelapukan dan memahami prosesnya
- Pelapukan fisika
- Pelapukan kimia
- Pelapukan
o Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
Tugas Individu
Uraian Objektif
Sumber:
Buku SAINS SD
Kelas V
Alat:
-
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/
Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
biologi
o Menyebutka jenis tanah berdasarkan komposisi penyusunnya
- Tanah berpasir
- Tanah berhumus
- Tanah liat
- Tanah berkapur
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
Bumi dan Alam Semesta
B. Proses pembentukan tanah. (Hlm.171)
o Kerja keras
o Kreatif
o Mandiri
o Rasa ingin tahu
o Percaya diri
o Berorientasi tugas dan hasil
o Berani mengambil resiko
o Menghargai
o Mengetahui jenis batuan berdasarkan cara pembentukkannya
- Batuan beku
- Batuan
o Mengidentifikasi komposisi dan jenis-jenis tanah, misalnya : berpasir, tanah liat, humus.
Tugas Individu
Uraian Objektif
Sumber:
Buku SAINS SD
Kelas V
Alat:
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/
Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
prestasi
o Kepemimpi-nan
sedimen
- Batuan metamorf
o Memahami pembentukan batuan beku dan mengetahui contohnya :
- Batu apung
- Batu obsidian
- Batu granit
- Batu basal
o Memahami pembentukan batuan sedimen dan mengetahui contohnya :
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/
Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
- Konglomerat
- Batu pasir Batuh serpih
- Batu gamping
- Breksi
o Memahami pembentukan batuan metamorf dan mengetahui contohnya :
- Batu pualam
- Batu sabak
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
Bumi dan Alam Semesta
o Memahami peta konsep bumi
o Menggambarkan secara sederhana
Tugas Individu
Uraian Objektif
Sumber:
Buku SAINS SD
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/
Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
A. Mengenal Struktur Bumi. (Hlm.170)
o Mengetahui lapisan-lapisan pada bumi
- Lapisan Atmosfer
- Lapisan Kerak Bumi
- Lapisan Mantel Bumi
- Lapisan Inti Bumi Luar
- Lapisan Inti Bumi Dalam
o Memahami fungsi dari lapisan atmosfer
lapisan-lapisan bumi (lapisan inti, lapisan luar dan kerak). *)
Kelas V
Alat:
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/
Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
o Mengetahui bahwa lapisan atmosfer tersusun dari lapisan
- Lapisan Troposfer
- Lapisan Stratosfer
- Lapisan Mesosfer
- Lapisan Termosfer
o Mengetahui unsur pembentukan
- Lapisan Mantel bumi terbentuk dari mineral silikat
- Lapisan
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/
Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
Inti bumi luar terbentuk dari besi, nikel dan zat lain.
- Lapisan inti bumi terbentuk dari besi dan nikel padat.
7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya
Bumi dan Alam Semesta
B. Daur Air. (Hlm.178)
o Memahami peta konsep tentang air
o Menyebutkan kegunaan air
- Minuman
- Pembersih
- Sarana olahraga
o Menjelaskan pentingnya air.
o Menggambarkan proses daur air dengan menggunakan diagram atau gambar.
Tugas Individu
Uraian Objektif
Sumber:
Buku SAINS SD
Kelas V
Alat:
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/
Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
o Memahami daur air
o Mengambar skema daur air
7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air
Bumi dan Alam Semesta
C. Daur Air. (Hlm.178)
o Memahami peta konsep tentang air
o Memahami kegiatan manusia terhadap daur air
o Menyebutkan kerusakan akibat kegiatan manusia
- hujan
o Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air.
o Melakukan pembiasaan cara menghemat air.
Uraian Objektif
Sumber:
Buku SAINS SD
Kelas V
Alat:
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/
Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
asam
- air limbah
o Memahami bahwa air tidak akan habis karena adanya daur air
o Memahami bahwa persediaan air bersih semakin berkurang.
o Menyebutkan cara menghemat air. (Hlm.182)
7.6 Mengidentifik
Bumi dan Alam
o Memahami
o Membuat suatu
Uraian
Tugas 7.1
Sumber:
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/
Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
asi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan
Semesta
C. Peristiwa Alam di Indonesia (Hlm. 182)
D. Sumber daya Alam yang tidak dapat diperbaharui dan yang dapat diperbaharui. (Hlm.185)
bahwa peritiwa alam ada yang dapat di cegah dan ada yang tidak dapat dicegah
o Menyebutkan aktivitas alam
- Gempa bumi
- Tsunami
- Gunung meletus
- Banjir
- Tanah longsor
- Topan badai
o Menyebutkan cara
laporan berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman pribadi atau laporan surat kabar/media lainnya tentang peristiwa alam misalnya banjir, gempa bumi, gunung meletus.
o Menjelaskan dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan dan lingkungan.
Objektif
Hlm.185 Buku SAINS SD
Kelas V
Alat:
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/
Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
mencegah banjir dan menghemat sumber daya alam
o Menyebutkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan yang dapat diperbarui
7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb)
Bumi dan Alam Semesta
E. Cara menggunakan sumber daya alam. (Hlm.189)
o Memahami cara menggunakan sumber daya alam
- Tumbuhan dan hewan dipelihara dan dikembangbiakan
o Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.
Sumber:
Buku SAINS SD
Kelas V
Alat:
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/
Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
- Waduk untuk pengairan dan tambak untuk perikanan
- Bahan tambang dibuat tempat penambangan
o Memahami apa yang harus dilakukan manusia untuk menjaga kelestarian sumber daya alam.
- Menghemat penggunaan air dan
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi
Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
Kewirau-Sahaan/
Ekonomi Kreatif
Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat Jenis
Tagihan Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
listrik
- Membuang sampah pada tempat sampah
- Menanami lingkungan dengan tumbuhan
Mengetahui, Jambi, 20 Mei 2019
Kepala Sekolah Guru Kelas Peneliti
Titi Warneni Umi Salamah Uswatun Chasanah
Nip.196512311992032044 TPG.151739
Lampiran I : Instrumen Pengumpulan Data
A. Lembar Observasi Siswa
Kelas :
Nama Siswa :
Hari/Tanggal :
Pertemuan ke- :
Tujuan Observasi :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran sebelum
menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA.
2. Untuk mengetahui apa-apa saja yang menghambat siswa kurang
termotivasi dalam proses pembelajaran IPA.
3. Untuk mengetahui bagaimana hasil pembelajaran setelah menggunakan
metode eksperimen.
Petunjuk :
1) Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi
tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan siswa,
2) Petunjuk: berilah tanda cek (√) angka pada kolom skor sesuai dengan hasil
pengamatan
Skor
Kualitas
1
Sangat kurang
2
Kurang
3
Cukup
4
Baik
5
Baik sekali
3).Ceklis pada angka yang memenuhi aspek-aspek penilaian siswa dalam proses
pembelajaran
No Indikator atau aspek yang Skor
Dinilai 1 2 3 4 5
1 Sikap antusias siswa dalam
pembelajaran
2 Sikap memperhatikan selama
pembelajaran berlangsung
3 Mendengarkan penjelasan
guru
4 Aktif dalam bertanya
5 Menjawab pertanyaan guru
6 Partisipasi dalam kegiatan
kelompok
7 Keberanian mengemukakan
pendapat
8 Menanyakan hal-hal yang
kurang dimengerti
9 Keterampilan menggunakan
alat peraga
10 Bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan soal
11 Kemandirian dalam
mengerjakan soal
12 Menyelesaikan tugas tepat
waktu
B. Lembar Observasi Guru
No Aktivitas yang dilakukan guru Skor 1 2 3 4 5
1 Guru memasuki kelas tepat waktu
2 Guru mengkondisikan siswa (salam, do’a)
3 Guru melakukan kegiatan apersepsi
4 Guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
5 Guru menyampaikan materi sesuai buku panduan
6 Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
7 Guru memberikan bahan ajar yang akan dipelajari
8 Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
9 Guru memantau siswa dalam bekerja kelompok
10 Guru memberikan apresiasi kepada siswa berani maju kedepan
11 Guru bersama siswa melakukan rekleksi
12 Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
C. Lembar Wawancara Guru
1. Instrument wawancara dengan guru sebelum pembelajaran
Nama Guru :
Wali Kelas :
Hari dan Tanggal :
No Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama ibu mengajar di SD
Negeri 196 Muaro Jambi?
2. Berapa lama ibu mengajar di kelas V?
3.
Berapakah jumlah peserta didik yang
belajar di kelas ibu saat ini?
4. Bagaimanakah hasil belajar siswa di
kelas pada pembelajaran IPA?
5. Bagaimana cara ibu menyampaikan
materi kepada siswa?
6. Bagaimana respon siswa dalam
pembelajaran ?
7. Metode & Media pembelajaran yang
seperti apakah yang ibu ketahui?
8.
Metode & media apa yang sering ibu
gunakan dalam pembelajaran IPA?
9. Bagaimana respon siswa terhadap
media pembelajaran yang ibu
terapkan pada pembelajaran IPA?
10. Apakah dalam pembelajaran ibu
pernah menggunakan metode
eksperimen?
2. Instrument Wawancara dengan Guru Setelah Pembelajaran
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah dengan menggunakan metode
eksperimen untuk meningkatkan hasil
belajar lebih mudah untuk dipahami
oleh siswa?
2. Apakah dengan menggunakan metode
eksperimen lebih meningkatkan minat
anak dalam proses peembelajaran?
3.
Bagaimana hasil belajar siswa setelah
diterapkannya metode eksperimen?
4. Adakah perbedaan sebelum dan
sesudah menggunakan metode
eksperimen?
D. Lembar Wawancara Siswa
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah kamu suka dengan
pelajaran IPA?
2 Apakah kamu paham dengan
materi yang dijelaskan oleh
walikelas mu?
3 Bagaimana menurut kamu belajar
dengan menggunakan media?
4 Apakah kamu suka saat
melakukan praktek?
5 Apakah kamu paham dengan
materi yang dijelaskan saat
menggunakan metode
eksperimen?
Soal Tes:
1. Apa yang dimaksud dengan bencana alam?
2. Termasuk kedalam jenis bencana alam apakah gunung meletus itu?
3. Apa pengertian dari letusan gunung merapi?
4. Apa dampak negative dari terjadinya gunung meletus?
5. Apa dampak positif dari terjadinya gunung meletus?
6. Apa penyebab terjadinya gunung meletus?
7. Apa bahaya yang ditimbulkan oleh gunung merapi?
8. Apa tanda akan terjadinya gunung meletus?
9. Apa bahaya yang ditimbulkan oleh hujan abu?
10. Bagaimana cara penanggulangan bahaya letusan gunung berapi?
Kunci Jawaban:
1. Suatu peristiwa yang luar biasa disebabkan oleh alam sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kehilangan harta benda dan
dampak psikologis
2. Termasuk kedalam bencana alam geologi
3. Letusan gunung berapi merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
sering disebut dengan erupsi
4. Dampaknya yaitu mematikan tanaman, ternak serta mengotori jalan
dan rumah, bisa juga mendatangkan korban jiwa
5. Menyuburkan tanah, mengeluarkan material yang bermanfaat seperti
batu dan pasir
6. Gunung meletus terjadi akibat endapan magma didalam perut bumi
yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi
7. Aliran lava panas, lahar letusan dan lahar hujan, awan panas, hujan
abu, batuan pijar
8. Mata air yang mongering, terdengar suara gemuruh, terjadi gempa,
tanaman dan pepohonan tampak layu, kenaikan suhu yang terjadi
diwilayah sekeliling gunung tersebut
9. Hujan abu berisi debu, pasir, butiran lempung dan berdampak pada
tingginya kemasaman air, rusaknya pepohonan dan berbagai jenis
tanaman, menyebabkan penyakit mata dan infeksi saluran pernafasan.
10. Memantau terus aktivitas gunung yang aktif, informasi ketika sudah
tampak tanda gunung akan meletus dapat tersampaikan kemasyarakat
dengan cepat, wilayah yang rawan bencana sebaiknya ditinggalkan
karena membahayakan keselamatan penduduk.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP SIKLUS I )
Sekolah : SD NEGERI 196/IX Muaro Jambi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : V/ 2
Materi Pokok : Bumi dan Alam Semesta
Waktu : 4 x 45 menit (2 X pertemuan)
Metode : Ceramah, Eksperimen, Diskusi, Tanya Jawab.
A. Standar Kompetensi :
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
B. Kompetensi Dasar :
7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya
bagi makhluk hidup dan lingkungan
C. Tujuan Pembelajaran :
o Siswa dapat Memahami bahwa peritiwa alam ada yang dapat di cegah dan
ada yang tidak dapat dicegah
o Siswa dapat Menyebutkan aktivitas alam
o Siswa dapat Menyebutkan cara mencegah banjir dan menghemat sumber
daya alam
o Siswa dapat Menyebutkan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui dan yang dapat diperbarui
D. Materi Essensial
Peristiwa Alam di Indonesia
Sumber daya Alam yang tidak dapat diperbaharui dan yang dapat diperbaharui
E. Media Belajar
o Buku SAINS SD Relevan Kelas V
o Alat Peraga Gunung Meletus
F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Pertemuan ke-1
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
o Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan
kompetensi yang diharapkan
o Memahami peta konsep tentang peristiwa alam
(5 menit)
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
· Siswa dapat Memahami bahwa peritiwa alam ada yang dapat di
cegah dan ada yang tidak dapat dicegah
· Menjelaskan dampak peristiwa alam bagi manusia
· Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
· memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
· Menyebutkan aktivitas alam
- Gempa bumi
- Tsunami
- Gunung meletus
- Banjir
(50 menit)
- Tanah longsor
- Topan badai
· Menyebutkan cara mencegah banjir
· memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis;
· memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
· memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
· Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
· Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Penutup
o Memberikan kesimpulan bahwa
- Beberapa peristiwa alam masih dapat di cegah, misalnya
banjir dan tanah longsor
(5 menit)
Pertemuan ke-2
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
o Mengulang materi pertemuan sebelumnya
o Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan
kompetensi yang diharapkan
o Memahami peta konsep tentang peristiwa alam
(5 menit)
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
· Siswa dapat Mengetahui jenis-jenis bencana alam
· Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
· Menyebutkan terjadinya Gunung Meletus
· Menyebutkan bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas gunung
merapi
- Aliran lava panas
- Lahar letusan
- Lahar hujan
- Awan panas
- Hujan abu
- Batuan pijar
· memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis;
· memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
· memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
& Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
· Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
· Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
(50 menit)
3. Penutup
o Memberikan kesimpulan bahwa
· bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas gunung merapi
- Aliran lava panas
- Lahar letusan
- Lahar hujan
- Awan panas
- Hujan abu
- Batuan pijar
(5 menit)
G. Penilaian:
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
o Kerja keras :
Perilaku yang
menunjukkan
upaya sungguh-
sungguh dalam
mengatasi
berbagai
hambatan belajar
dan tugas,serta
menyelesaikan
tugas dengan
sebaik-baiknya.
o Kreatif : Berpikir
dan melakukan
sesuatu untuk
o Membuat suatu
laporan
berdasarkan hasil
pengamatan atau
pengalaman
pribadi atau
laporan surat
kabar/media
lainnya tentang
peristiwa alam
misalnya banjir,
gempa bumi,
gunung meletus.
o Menjelaskan
dampak dari
Tugas
Individu
Uraian
Objektif
o Buatkanlah suatu
laporan berdasarkan
hasil pengamatan
atau pengalaman
pribadi atau laporan
surat kabar/media
lainnya tentang
peristiwa alam
misalnya banjir,
gempa bumi, gunung
meletus.
o Jelaskan dampak dari
peristiwa alam
terhadap kehidupan
manusia, hewan dan
menghasilkan
cara atau hasil
baru dari sesuatu
yang telah
dimiliki
o Mandiri : Sikap
dan perilaku
yang tidak
mudah
tergantung pada
orang lain dalam
menyelesaikan
tugas-tugas
o Rasa ingin tahu
: Sikap dan
tindakan yang
selalu berupaya
untuk
mengetahui lebih
mendalam dan
meluas dari
sesuatu yang
dipelajarinya,
dilihat, dan
didengar
peristiwa alam
terhadap
kehidupan
manusia, hewan
dan lingkungan.
lingkungan.
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
& PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
3
2
1
& PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
Pengetahuan
Praktek
Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* aktif Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1
4
2
1
4
2
1
& LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
CATATAN :
@ Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
Mengetahui, Jambi, 20 Mei 2019
Kepala Sekolah Guru Kelas Peneliti
Titi Warneni Umi Salamah Uswatun Chasanah
Nip.196512311992032044 TPG.151739
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP SIKLUS II )
Sekolah : SD NEGERI 196/IX Muaro Jambi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : V/ 2
Materi Pokok : Bumi dan Alam Semesta
Waktu : 4 x 45 menit (2 X pertemuan)
Metode : Ceramah, Eksperimen, Diskusi, Tanya Jawab.
A. Standar Kompetensi :
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
B. Kompetensi Dasar :
7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya
bagi makhluk hidup dan lingkungan
C. Tujuan Pembelajaran :
o Siswa dapat Memahami bahwa peritiwa alam ada yang dapat di cegah dan
ada yang tidak dapat dicegah
o Siswa dapat Menyebutkan aktivitas alam
o Siswa dapat Menyebutkan cara mencegah banjir dan menghemat sumber
daya alam
o Siswa dapat Menyebutkan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui dan yang dapat diperbarui
D. Materi Essensial
Peristiwa Alam di Indonesia
Sumber daya Alam yang tidak dapat diperbaharui dan yang dapat diperbaharui
E. Media Belajar
o Buku SAINS SD Relevan Kelas V
o Alat Peraga Gunung Meletus
F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Pertemuan ke-1
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
o Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan
kompetensi yang diharapkan
o Memahami peta konsep tentang peristiwa alam
(5 menit)
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
· Siswa dapat Memahami bahwa peritiwa alam ada yang dapat di
cegah dan ada yang tidak dapat dicegah
· Menjelaskan dampak peristiwa alam bagi manusia
· Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
· memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
· Menyebutkan aktivitas alam
- Gempa bumi
- Tsunami
- Gunung meletus
- Banjir
(50 menit)
- Tanah longsor
- Topan badai
· Menyebutkan cara mencegah banjir
· memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis;
· memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
· memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
· Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
· Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Penutup
o Memberikan kesimpulan bahwa
- Beberapa peristiwa alam masih dapat di cegah, misalnya
banjir dan tanah longsor
(5 menit)
Pertemuan ke-2
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
o Mengulang materi pertemuan sebelumnya
o Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan
kompetensi yang diharapkan
o Memahami peta konsep tentang peristiwa alam
(5 menit)
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
· Siswa dapat Mengetahui jenis-jenis bencana alam
· Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
· Menyebutkan terjadinya Gunung Meletus
· Menyebutkan bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas gunung
merapi
- Aliran lava panas
- Lahar letusan
- Lahar hujan
- Awan panas
- Hujan abu
- Batuan pijar
· memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis;
· memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
· memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
& Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
· Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
· Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
(50 menit)
3. Penutup
o Memberikan kesimpulan bahwa
· bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas gunung merapi
- Aliran lava panas
- Lahar letusan
- Lahar hujan
- Awan panas
- Hujan abu
- Batuan pijar
(5 menit)
G. Penilaian:
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
o Kerja keras :
Perilaku yang
menunjukkan
upaya sungguh-
sungguh dalam
mengatasi
berbagai
hambatan belajar
dan tugas,serta
menyelesaikan
tugas dengan
sebaik-baiknya.
o Kreatif : Berpikir
dan melakukan
sesuatu untuk
o Membuat suatu
laporan
berdasarkan hasil
pengamatan atau
pengalaman
pribadi atau
laporan surat
kabar/media
lainnya tentang
peristiwa alam
misalnya banjir,
gempa bumi,
gunung meletus.
o Menjelaskan
dampak dari
Tugas
Individu
Uraian
Objektif
o Buatkanlah suatu
laporan berdasarkan
hasil pengamatan
atau pengalaman
pribadi atau laporan
surat kabar/media
lainnya tentang
peristiwa alam
misalnya banjir,
gempa bumi, gunung
meletus.
o Jelaskan dampak dari
peristiwa alam
terhadap kehidupan
manusia, hewan dan
menghasilkan
cara atau hasil
baru dari sesuatu
yang telah
dimiliki
o Mandiri : Sikap
dan perilaku
yang tidak
mudah
tergantung pada
orang lain dalam
menyelesaikan
tugas-tugas
o Rasa ingin tahu
: Sikap dan
tindakan yang
selalu berupaya
untuk
mengetahui lebih
mendalam dan
meluas dari
sesuatu yang
dipelajarinya,
dilihat, dan
didengar
peristiwa alam
terhadap
kehidupan
manusia, hewan
dan lingkungan.
lingkungan.
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
& PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
3
2
1
& PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
Pengetahuan
Praktek
Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* aktif Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1
4
2
1
4
2
1
& LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
CATATAN :
@ Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
Mengetahui, Jambi, 20 Mei 2019
Kepala Sekolah Guru Kelas Peneliti
Titi Warneni Umi Salamah Uswatun Chasanah
Nip.196512311992032044 TPG.151739
Top Related