Penerapan HOTS pada Soal-soal Buku Teks Pelajaran ...

10
AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 1065 AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905 Volume 08 (2) May 2022 http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara Penerapan HOTS pada Soal-soal Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMA Rina Rosdiana, Sandi Budiana, Tri Mahajani, Stella Talitha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan e-mail: [email protected] Received: 06 January 2022; Revised: 14 March 2022; Accepted: 28 April 2022 DOI: http://dx.doi.org/10.37905/aksara.8.2.1065-1074.2022 Abstrak Peran guru bukan hanya melakukan penilaian, melainkan juga harus mampu melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih peserta didik memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tugas guru tersebut dibantu dengan perangkat pembelajaran berupa buku teks pelajaran. Muatan instrumen penilaian merupakan suatu keharusan pada setiap babnya. Dalam banyak referensi dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom- Anderson terdiri atas kemampuan: mengingat (remembering-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (applying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mencipta (creating-C6). Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mencipta (creating-C6). Tujuan penelitian ini memaparkan kesesuaian penulisan soal sesuai dengan kompetensi dasar, sebaran ranah kognitif. Data diperoleh dari rumusan soal pada setiap bab pada buku teks Bahasa Indonesia Kelas X terbitan Yudhistira. Jumlah soal pilihan ganda 115, dan jumlah soal uraian/esai 45 soal. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mengungkap hal berikut: 1) terdapat kesesuaian pengembangan soal dengan kompetensi dasar, 2) distribusi atau sebaran penulisan soal pilihan ganda pada ranah kognitif hanya sampai ranah analisis dan pada soal uraian sudah memenuhi keterampilan berpikir tingkat tinggi, 3) penyusunan soal secara umum sudah sesuai dengan kriteria penulisan soal. Kata Kunci: buku teks pelajaran; HOTS; kompetensi dasar; pilihan ganda; ranah kognitif; uraian Abstract The role of teachers is not only to conduct assessments, but also must be able to carry out learning that can train learners to have high-level thinking skills. The teacher's task is assisted by learning devices in the form of textbooks. The charge of the assessment instrument is a must in each chapter. In many references the dimensions of the thought process in Bloom-Anderson Taxonomy consist of the ability: remembering-C1, understanding-C2, applying-C3, analyzing-C4, evaluating-C5, dan creating-C6). The purpose of this research is to describe the suitability of assessment writing in accordance with basic competencies, the distribution of cognitive realms. Data is obtained from the questions in the assessment of each chapter in the textbook Indonesian Class X published by Yudhistira. The number of multiple choice questions is 115, and the number of essay questions is 45 questions. The methods used are qualitative descriptive. Research results

Transcript of Penerapan HOTS pada Soal-soal Buku Teks Pelajaran ...

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 1065

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905

Volume 08 (2) May 2022

http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

Penerapan HOTS pada Soal-soal Buku Teks Pelajaran

Bahasa Indonesia Tingkat SMA

Rina Rosdiana, Sandi Budiana, Tri Mahajani, Stella Talitha

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan

e-mail: [email protected]

Received: 06 January 2022; Revised: 14 March 2022; Accepted: 28 April 2022

DOI: http://dx.doi.org/10.37905/aksara.8.2.1065-1074.2022

Abstrak

Peran guru bukan hanya melakukan penilaian, melainkan juga harus mampu

melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih peserta didik memiliki keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Tugas guru tersebut dibantu dengan perangkat pembelajaran

berupa buku teks pelajaran. Muatan instrumen penilaian merupakan suatu keharusan pada

setiap babnya. Dalam banyak referensi dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom-

Anderson terdiri atas kemampuan: mengingat (remembering-C1), memahami

(understanding-C2), menerapkan (applying-C3), menganalisis (analyzing-C4),

mengevaluasi (evaluating-C5), dan mencipta (creating-C6). Soal-soal HOTS pada

umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi

(evaluating-C5), dan mencipta (creating-C6). Tujuan penelitian ini memaparkan

kesesuaian penulisan soal sesuai dengan kompetensi dasar, sebaran ranah kognitif. Data

diperoleh dari rumusan soal pada setiap bab pada buku teks Bahasa Indonesia Kelas X

terbitan Yudhistira. Jumlah soal pilihan ganda 115, dan jumlah soal uraian/esai 45 soal.

Metode yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mengungkap hal berikut: 1)

terdapat kesesuaian pengembangan soal dengan kompetensi dasar, 2) distribusi atau

sebaran penulisan soal pilihan ganda pada ranah kognitif hanya sampai ranah analisis dan

pada soal uraian sudah memenuhi keterampilan berpikir tingkat tinggi, 3) penyusunan

soal secara umum sudah sesuai dengan kriteria penulisan soal.

Kata Kunci: buku teks pelajaran; HOTS; kompetensi dasar; pilihan ganda; ranah

kognitif; uraian

Abstract The role of teachers is not only to conduct assessments, but also must be able to carry out

learning that can train learners to have high-level thinking skills. The teacher's task is

assisted by learning devices in the form of textbooks. The charge of the assessment

instrument is a must in each chapter. In many references the dimensions of the thought

process in Bloom-Anderson Taxonomy consist of the ability: remembering-C1,

understanding-C2, applying-C3, analyzing-C4, evaluating-C5, dan creating-C6). The

purpose of this research is to describe the suitability of assessment writing in accordance

with basic competencies, the distribution of cognitive realms. Data is obtained from the

questions in the assessment of each chapter in the textbook Indonesian Class X published

by Yudhistira. The number of multiple choice questions is 115, and the number of essay

questions is 45 questions. The methods used are qualitative descriptive. Research results

1066 AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905

Volume 08 (2) May 2022

http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

are: 1) there is conformity of assessment development with basic competencies, 2)

multiple choice distribution in the cognitive realm only until the realm of analysis and

distribution of essays already meets high-level thinking skills, 3) the assessment in

general is in accordance with the criteria of writing the assessment.

Keywords: textbooks; HOTS; basic competencies; multiple choice; cognitive realm;

essay

PENDAHULUAN Dunia pendidikan perlu menyiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan

Abad 21 yang semakin kompleks. Pendidikan harus membekali peserta didik dengan

pengetahuan dan proses berpikir yang bukan hanya yang sederhana, tetapi juga perlu

menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan kecakapan esensial abad ini

(Kemendikbud, 2019: 1).

Sekolah sebagai pelaksana teknis pembelajaran dan penilaian HOTS merupakan

salah satu bentuk pelayanan mutu pendidikan. Dalam konteks pelaksanaan penilaian

hasil belajar, sekolah menyiapkan bahan-bahan dalam bentuk soal-soal yang memuat

soal-soal HOTS. Langkah yang dapat dilakukan oleh sekolah antara lain: a)

meningkatkan pemahaman guru tentang pembelajaran dan penilaian yang mengukur

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS), b)

meningkatkan keterampilan guru untuk menyusun instrumen penilaian terkait dengan

penyiapan bahan penilaian hasil belajar (Kemendikbud, 2019: 45).

Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah

disempurnakan oleh Anderson (dalam Walid, 2019: 237-251) terdiri atas kemampuan:

mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi

(C5), dan mencipta (C6). Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada

ranah menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).

Penilaian HOTS tidak dapat dipisahkan dengan pembelajaran HOTS. Tugas guru

bukan hanya melakukan penilaian HOTS, melainkan juga harus mampu melaksanakan

pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat

tinggi. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi yang lebih efektif.

Soal-soal HOTS direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk

penilaian hasil belajar. Hal ini jelas bahwa soal-soal HOTS pun harus diterapkan dalam

buku teks pelajaran. Untuk menginspirasi guru menyusun soal-soal HOTS di tingkat

satuan pendidikan, berikut karakteristik soal-soal HOTS: 1) mengukur keterampilan

berpikir tingkat tinggi, 2) berbasis permasalahan kontekstual dan menarik (contextual

and trending topic), 3) tidak rutin dan mengusung kebaruan, 4) penyajian soal dalam

buku teks pelajaran.

Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan

perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar

pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan.

Selain itu, uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi) tidak

selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu dalam penulisan soal HOTS,

dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal),

dan kreativitas guru dalam memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi

daerah di sekitar satuan pendidikan. Salah satu aspek yang menjadi indikator soal

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 1067

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905

Volume 08 (2) May 2022

http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

berkategori HOTS adalah memilih stimulus yang menarik dan kontekstual.

Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal HOTS, yaitu materi,

konstruksi, dan bahasa. Berikut indikator dari masing-masing aspek.

Tabel 1. Indikator Soal HOTS Materi Konstruksi Bahasa

Soal sesuai dengan indikator

(menuntut tes tertulis untuk bentuk

uraian).

Rumusan kalimat soal atau

pertanyaan mengguna-kan kata-

kata tanya atau perintah yang

menuntut jawaban terurai.

Menggunakan

bahasa yang sesuai

dengan kaidah

bahasa Indonesia,

untuk bahasa daerah

dan bahasa asing

sesuai kaidahnya.

Soal tidak mengandung unsur

SARAPPPK (suku, agama, ras,

anatargolongan, pornografi,

politik, propopaganda, dan

kekerasan).

Memuat petunjuk yang jelas

tentang cara mengerjakan soal.

Tidak

menggunakan

bahasa yang berlaku

setempat/ tabu.

Soal menggunakan stimulus yang

menarik (baru, mendorong peserta

didik untuk membaca).

Ada pedoman penskoran/ rubrik

sesuai dengan kriteria/ kalimat

yang mengandung kata kunci.

Soal menggunakan

kalimat yang

komunikatif.

Soal menggunakan stimulus yang

kontekstual (gambar/ grafik, teks,

visualisasi, dll., sesuai dengan

dunia nyata). Khusus mata

pelajaran bahasa dapat

menggunakan teks yang tidak

kontekstual (fiksi, karangan, dan

sejenisnya).

Gambar, grafik, tabel, diagram,

atau sejenisnya jelas dan

berfungsi.

Soal mengukur level kognitif

penalaran (menganalisis,

mengevaluasi, mencipta). Sebelum

menentukan pilihan, peserta didik

melakukan tahapan-tahapan

tertentu.

Butir soal tidak bergantung pada

jawaban soal lain.

Jawaban tersirat pada stimulus.

Keterampilan kognitif diperoleh dengan latihan. Hal ini jelas berhubungan dengan

proses pembelajaran. Pada terapannya tentu saja buku teks pelajaran dapat menjadi

sarana pelatihan berpikir tingkat tinggi. Seperti yang diungkap Rusyana, dkk, (2002: 1)

buku teks pelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Di

dalam buku teks tersaji soal dan atau latihan. Namun, berdasarkan studi pendahuluan

dapat diungkapkan bahwa 1) masih belum optimal guru memanfaatkan soal-soal dalam

buku teks pelajaran sebagai latihan berpikir kritis, 2) Belum semua guru memahami

bentuk pertanyaan yang mengandung HOTS, 3) Sangat sedikit guru membuat soal

dengan pemodelan pada soal buku teks pelajaran, 4) belum semua soal-soal yang ada

pada buku teks sudah mengandung HOTS; 5) belum semua guru memiliki panduan penulisan soal HOTS yang memuat soal kebahasaan, keterampilan bahasa, dan

kesastraan.

1068 AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905

Volume 08 (2) May 2022

http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

Penelitian tentang analisis tes, pernah dilakukan I Komang Budiasa (2011) dengan

judul “Analisis Tes Formatif Buatan Guru SMP di Singaraja dari Segi Pendekatan

Komunikatif Berbasis Autenthic Assesment”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kualitas tes formatif sudah sesuai dengan pendekatan komunikatif berbasis autenthic

assesment dan memenuhi unsur-unsur kompetensi komunikatif (gramatika,

sosiolinguistik, wacana, dan strategi); Penelitian lain, “Analisis Butir Soal Pilihan

Ganda Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK Negeri 3 Singaraja” (Winata, 2014: 1-

12); “Telaah Buku Teks Pegangan Guru dan Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Kelas VII Berbasis Kurikulum 2013”. Hasil penelitian ini mengungkap

bahwa kualitas buku teks pegangan guru dan buku teks pegangan siswa termasuk pada

kategori cukup. Hal ini disebabkan terdapat beberapa komponen/ sub-komponen yang

tidak memenuhi standard yang telah ditetapkan oleh BSNP (Asri, 2017: 70-82). Oleh

karena itu, penelitian tentang pengembangan soal pada terbitan Yudhistira Kelas X yang

mengkaji pengembangan soal HOTS pada keterampilan berbahasa dan pemenuhan

standar penulisan soal belum pernah dilakukan

Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah menggambarkan kualitas soal pada

tingkatan ranah kognitif Bloom-Anderson, mengidentifikasi karakteristik soal pada

buku teks pelajaran yang mengandung HOTS pada keterampilan berbahasa sesuai

dengan muatan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan guru dalam melatih keterampilan berpikir

tingkat tinggi siswa dalam proses pembelajaran.

METODE Penelitian keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam soal-soal pada buku teks

pelajaran bahasa Indonesia SMA Kelas X ini menggunakan metode deskriptif kualitatif

dengan teknik analisis isi. Dengan metode ini, peneliti dapat memperoleh data

keterampilan berpikir tingkat tinggi secara empiris pada buku teks pelajaran terbitan

Yudhistira. Dengan demikian, hasil yang diperoleh atau yang dicatat berupa

pendeskripsian keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Teknik analisis isi digunakan untuk mencari fakta dengan interpretasi data.

Analisis isi merupakan suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dapat

ditiru dan data yang sahih dengan memperhatikan konteksnya. Fakta data berupa soal-

soal dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia kelas X terbitan Yudhistira. Data yang

sudah diklasifikasi kemudian diinterpretasi dengan menggunakan acuan teori yang

relevan dengan masalah. Tahap berikutnya adalah memberikan penafsiran yang adekuat

atau memadai terhadap fakta-fakta yang ditemukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Buku terbitan Yudhistira memuat pengembangan kompetensi dasar yang

mengacu pada Kurikulum 2013. Pertanyaan yang disajikan berbentuk pilihan ganda dan

uraian (esai). Banyaknya soal untuk pilihan ganda memuat sepuluh pertanyaan

sebanyak 6 bab dan tiga bab lagi lima belas pertanyaan dengan 4 item pilihan jawaban.

Untuk soal uraian (esai) masing-masing lima pertanyaan. Pertanyaan disajikan secara

tunggal dan juga pertanyaan bersyarat.

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 1069

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905

Volume 08 (2) May 2022

http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

Level Kognitif Soal Pilihan Ganda

Sebaran level kognitif soal pilihan ganda dalam buku teks pelajaran Bahasa

Indonesia kelas X terbitan Yudhistira tampak pada tabel berikut.

Tabel 2. Sebaran Level Kognitif Soal Pilihan Ganda

Bab ke- Level Kognitif Jml Soal

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1: Teks Laporan Hasil Observasi

(Hal. 23-24)

2 5 3 - - - 10

2: Teks Eksposisi (Hal. 42-43) 2 7 - 1 - - 10

3: Teks Anekdot (Hal. 65-66) 1 6 - 3 - - 10

4: Teks Hikayat (Hal. 93-94) - 7 1 2 - - 10

5: Meresensi Buku Fiksi dan

Nonfiksi (Hal. 115-116)

1 9 - 6 - - 15

6: Teks Negosiasi (Hal. 131-132) 4 6 - - - - 10

7: Teks Debat (Hal. 155-156) 9 - - 1 - - 10

8: Teks Biografi (Hal. 184-185) 6 7 1 1 - - 15

9: Puisi (Hal. 211-212) 5 8 1 1 - - 15

Jumlah 30 55 6 15 - - 105

Persentase (%) 28,6 52,4 5,7 13,

3

Berdasarkan tabel di atas, tampak ranah kognitif sebaran soal pilihan ganda, yaitu pada

level lower order thinking skills, di antaranya memahami (C2) 52,4%, mengingat (C1) 29%,

dan menerapkan 5,7%. Jika dijumlahkan 87,7%. Persentase yang sangat tinggi, sedangkan,

ranah kognitif menganalisis (C4) 13%. Hal ini menunjukkan soal pilihan ganda yang termasuk

ke dalamlevel HOTS sedikit sekali persentasenya. Berarti, soal-soal pilihan ganda pada buku

teks ini masih mengembangkan soal-soal dengan level low order thinking skills.

Jika dikomparasi maka pada soal pilihan ganda masih sangat dominan LOTS-nya. Soal

LOTS belum mampu mendorong membangun kreativitas dan berpikir kritis; belum bersifat

divergen karena jawaban tersurat eksplisit dalam stimulus soal sehingga tidak memungkinkan

peserta didik memberikan jawaban berbeda, sesuai dengan proses berpikir dan sudut pandang

masing-masing;belum berbasis permasalahan kontekstual sehingga siswa belum dilatih dalam

meyelesaikan permasalahan yang nyata dan ada dalam kehidupan. Sebaiknya soal-soal pilihan

ganda bisa dikembangkan sampai ranah kognitif mengevaluasi karena mencipta memang sulit

diwujudkan untuk jenis soal ini. Berikut ini visualisasi sebaran ranah kognitif pilihan ganda.

Gambar 1. Grafik Sebaran Ranah Kognitif Pilihan Ganda

1070 AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905

Volume 08 (2) May 2022

http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

Level Kognitif Soal Uraian/Esai

Sebaran atau distribusi level kognitif soal uraian/esai dalam buku teks pelajaran Bahasa

Indonesia kelas X terbitan Yudhistira tampak pada tabel berikut.

Tabel 3. Sebaran Level Kognitif Soal Uraian

Bab ke- Level Kognitif Jml Soal

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1: Teks Laporan Hasil Observasi (Hal. 24) - 2 1 1 - 1 5

2: Teks Eksposisi (Hal. 43) - 2 1 - 1 1 5

3:Teks Anekdot (Hal. 66) - 1 - 1 1 2 5

4: Teks Hikayat (Hal. 94) - 1 1 2 - 1 5

5:Meresensi Buku Fiksi dan Nonfiksi

(Hal.116)

- 2 - 1 - 2 5

6: Teks Negosiasi (Hal. 132) - 1 - 3 - 1 5

7: Teks Debat (Hal. 156) - 2 1 - 1 1 5

8: Teks Biografi (Hal.185) - 2 1 1 - 1 5

9: Puisi (Hal. 212) - 2 1 1 - 1 5

Jumlah - 15 6 10 3 11 45

Persentase (%) - 33.3 13.3 22.2 6.7 24.5

Berdasarkan tabel di atas, tampak sebaran pembuatan soal uraian/esai adalah

memahami (C2) 33%, mencipta (C6) 25%, menganalisis (22%), menerapkan (C4) 13%, dan

mengevaluasi (C5) 7%. Untuk level kognitif mengingat (C1) tidak ditemukan. Hal tersebut

menujukkan soal-soal uraian/esai pada buku teks pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X terbitan

Yudhistira ini masih mengembangkan soal dengan level low order thinking skills. Namun,

presentasinya sedikit sekali. Jika dijumlahkan untuk level kognitif tingkat tinggi didapat

persentase sebanyak 54%, sedangkan soal yang low order thinking sebanyak 46%, suatu

jumlah yang tidak terlalu kontras dominasinya. Tampak jelas bahwa soal uraian/esai sudah

mengembangkan ke arah keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) walaupun belum terlalu

tinggi persentasenya, tampak pada visualisasi berikut.

Gambar 2. Sebaran Ranah Kognitif Soal Uraian

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 1071

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905

Volume 08 (2) May 2022

http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

Untuk memberikan gambaran tentang pengembangan soal, berikut disajikan

contoh soal uraian pada level low order thinking skills dan high order thinking skills.

Buku yang berisi tentang riwayat hidup yang ditulis penulisnya sendiri

disebut…(pilihan jawaban: a. biografi, b. autobiografi, c. novel, d. hikayat, dan e.

memoir (hal. 184). Soal ini langsung pada pokok pertanyaan. Padahal kategori soal

HOTS sebaiknya menggunakan stimulus. Ketika tidak menggunakan stimulus, berarti

soal tersebut hanya menghendaki satu langkah berpikir. Siswa hanya akan memiliki

jawaban yang relevan dengan pertanyaan. Tidak mengeksplorasi keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Soal ini hanya memenuhi ranah kognitif memahami (C2).

Soal-soal berikut sudah memenuhi persyaratan soal berpikir tingkat tinggi.

Kutipan teks biografi berikut untuk soal nomor 6 dan 7. Nh. Dini lahir pada tanggal 29

Februari 1936, di Semarang. Setamat SMA bagian Sastra (1956), dia mengikuti kursus

pramugari darat GIA Jakarta (1956) dan kursus B_I Jurusan Sejarah (1957). Tahun

1957-1960, dia bekerja di GIA Kemayoran Jakarta. Setelah menikah dengan Yves

Goffin, berturut-turut Nh. Dini bermukim di Jepang, Prancis, dan Amerika Serikat.

Namun, sejak tahun 1980, dia menetap di Jakarta dan Semarang. Karya sastra yang

ditulis, antara lain: Dua Dunia (1956); Hati yang Damai (1961); La Barka (1975);

Namaku Hiroko (1977); Keberangkatan (1977); Sebuah Lorong di Kotaku (1978);

Padang Ilalang di Belakang Rumah (1979); Langit dan Bumi Sahabat Kami (1979);

Sekayu (1981); Kuncup Berseri (1982); dan sebagainya.Berikut ini yang tidak termasuk

novel karya Nh. Dini adalah … (Pilihan jawabannya) a. Dua Dunia, b. Hati yang

Damai, c. Sebuah Lorong, d. Namaku Hiroko, dan e. Keberangkatan. (hal.184)

Soal di atas tentang karya yang dihasilkan tokoh. Disajikan teks biografi Nh.

Dini, siswa harus dapat menentukan jawaban yang tidak termasuk karya dari seorang

tokoh dengan tepat. Soal tersebut bertujuan untuk mengukur kemampuan

menggunakan dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural.

Berdasarkan kaidah penulisan soal pilihan ganda, soal di atas telah memenuhi kaidah,

baik secara materi, konstruksi, maupun bahasa. Soal tersebut sudah menggunakan

stimulus berupa teks biografi Nh. Dini. Soal tersebut termasuk ranah kognitif analisis

(C4) dan masuk ke dalam soal HOTS.

Ketepatan Rumusan Soal Berdasarkan Kriteria Penyusunan Soal

Penganalisisan soal-soal dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia kelas X

terbitan Yudhistira pun dilakukan berdasarkan kriteria penyusunan soal. Dari aspek

materi, kesesuaian soal dengan indikator, baik soal pilihan ganda maupun soal uraian/esai

sudah sesuai. Soal-soal yang terdapat dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia kelas

X terbitan Yudhistira secara umum penyusunan soal sudah sesuai dengan kompetensi

dasar dan tujuan (menjadi persyaratan pula dalam penyajian buku teks pelajaran). Semua

soal, baik pilihan ganda maupun uraian/esai tidak mengandung unsur SARAPPPK (suku,

agama, ras, antargolongan, pornografi, politik, propopaganda, dan kekerasan). Untuk

persyaratan stimulus yang diharapkan ada sebagai indikator soal dengan ranah kognitif

tinggi tampak bahwa tidak semua soal menggunakan stimulus. Stimulus dapat berupa

kontekstual (gambar/grafik, teks, visualisasi, dll., sesuai dengan dunia nyata) atau

menggunakan teks yang tidak kontekstual (fiksi, karangan, dan sejenisnya).

Dilihat dari aspek konstruksi, belum semua rumusan kalimat soal atau pertanyaan

menggunakan kata-kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai, khususnya

1072 AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905

Volume 08 (2) May 2022

http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

pada soal-soal pilihan ganda. Masih ditemukan pula soal yang bergantung pada jawaban

sebelumnya sehingga siswa tidak dituntut untuk berpikir tingkat tinggi. Petunjuk cara

mengerjakan soal, baik soal pilihan ganda maupun soal uraian/esai sudah jelas dan mudah

dipahami. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya yang digunakan dalam buku

teks pelajaran Bahasa Indonesia ini baik soal pilihan ganda maupun soal uraian jelas dan

berfungsi.

Bahasa yang digunakan, baik soal pilihan ganda maupun soal uraian dalam buku

teks pelajaran tersebut sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia; tidak

menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu; dan soal-soal menggunakan kalimat

yang komunikatif.

Salah satu contoh soal yang masih belum memenuhi persyaratan seperti berikut ini.

Soal nomor 5 pada bab 7 tertulis sebagai berikut.

Tujuan debat majelis adalah

a. Mengetahui kebenaran pemeriksaan terdahulu

b. Memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk mengemukakan kepada para

pendengar sejumlah argumen yang membantah suatu usul

c. Memberi dan menambahi dukungan bagi suatu undang-undang tertentu

d. Menyatakan pandangan dan pendapat untuk mendukung atau menentang usul

e. Memberikan argumen pendukung terhadap pertanyaan topik yang didukung oleh

teori, data, dan fakta

Keempat soal PG di atas memiliki pilihan jawaban yang tidak homogen panjang

teksnya. Hal tersebut menunjukkan keempat soal di atas tidak memenuhi salah satu

kaidah penulisan soal PG, yaitu panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama. Dengan

tidak samanya panjang pilihan jawaban, dapat menjadi indikator peserta didik untuk

menebak jawaban yang tepat hanya melihat panjang opsinya. Seharusnya pembuat soal,

membuat redaksi jawaban dengan panjang yang sama.

SIMPULAN Penelitian kualitatif yang dilaksananan saat ini mengacu pada tuntutan perubahan

Kurikulum 2013 dan Kecakapan Abad 21. Kecakapan Abad 21 meliputi keterampilan

berpikir kritis (critical thinking), kreatif (creative), kolaborasi (collaboration), dan

komunikatif (comunicative). Pengimplementasiannya mengacu pada tataran atau ranah

kognitif terbaru, Bloom-Anderson tentang High Order Thinking Skills (HOTS).

Tulisan ini mengkaji pendistribusian level kognitif dalam soal buku teks pelajaran

Bahasa Indonesia yang meliputi mengingat (C1), mengetahui (C2), menerapkan (C3),

menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6); dan serta penganalisisan

berdasarkan kriteria penyusunan soal, baik bentuk pilihan ganda maupun uraian/esai.

Buku teks pelajaran merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang dapat

menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, mengakomodasi penerapan

HOTS pada buku teks pelajaran sangatlah penting.

Hasil penelitian mengenai soal pada buku teks pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X

memperlihatkan sebaran ranah kognitif yang bervariasi. Pada soal pilihan ganda belum

memuat ranah kognitif C5 dan C6. Pada uraian sudah memenuhi keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Kesesuaian dengan rumusan soal secara umum sudah baik, hanya

ditemukan beberapa data soal saja yang masih memenuhu persyaratan penulisan soal.

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 1073

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905

Volume 08 (2) May 2022

http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

DAFTAR PUSTAKA N. P. S. Winata, I. B. Putrayasa, and I. N. S. Sudiara, “Analisis Butir Soal Pilihan Ganda

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK Negeri 3 Singaraja,” J. Pendidik. Bhs. dan

Sastra Indones. Undiksha, vol. 2, no. 1, pp. 1-12., 2014, [Online]. Available:

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPBS/article/view/2988/2478.

S. sahrul Asri, “Telaah Buku Teks Pegangan Guru Dan Siswa Pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Kelas Vii Berbasis Kurikulum 2013,” RETORIKA J. Ilmu Bhs.,

vol. 3, no. 1, pp. 70–82, 2017, doi: 10.22225/jr.3.1.94.70-82.

A. Walid, S. Sajidan, M. Ramli, and R. G. T. Kusumah, “Construction of the assessment

concept to measure students’ high order thinking skills,” J. Educ. Gift. Young Sci.,

vol. 7, no. 2, pp. 237–251, 2019, doi: 10.17478/jegys.528180.

Kemendikbud. 2019. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

(Higher Order Thinking Skills) Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta.

Kemendikbud. 2019. Panduan Penulisan Soal HOTs: High Order Thinking

Skills.Jakarta.

Kiswara, Andreas Bagas. “Analisis Penerapan Pembelajaran Berbasis HOTS Pada

Program Keahlian Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran Smk Negeri Di Kota

Surakarta” dalam Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasu Perkantoran.

Surakarta

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Rusyana, dkk. 2002. Pedoman Penilaian Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SD dan

SMU. Jakarta: Depdiknas.

Safari M dan Benny W. 2008. Penilaian Bahasa Indonesia SMA/MA:Program Studi

Bahasa. Jakarta: Depdiknas.

Setiarini, Indah Wukir dan MG. Santi Artini. 2017. Bahasa Indonesia Kelas X SMA/SMK.

Jakarta: Yudistira.

1074 AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal

P-ISSN 2407-8018 E-ISSN 2721-7310 DOI prefix 10.37905

Volume 08 (2) May 2022

http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara