Peluang ANALISIS SEMIOTIK DALAM LIRIK LAGU SHOUTUL KHILAFAH More Next Blog

9
Peluang: Jangan pernah menutup mata saat terpuruk dalam kegelapan kegagalan, karena selalu ada cahaya terang selama kita berusaha. (Jadi jangan putus asa saat apa yang kita coba belum berhasil, karena kita tahu: “Orang yang berhasil, menganggap kegagalan adalah keberuntungan” Uman Rejo, S.S Teori Sastra (19) Sosiologi Sastra (8) Stilistika (5) Filsafat Sastra (4) Kamis, 16 Desember 2010 ANALISIS SEMIOTIK DALAM LIRIK LAGU SHOUTUL KHILAFAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lirik lagu dapat dimasukkan kedalam genre puisi dalam karya sastra. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan kemiripan unsur-unsur antara puisi dengan lirik lagu. Pada puisi terdapat kadar kepadatan dan konsentrasi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan prosa (Pradopo, 1995:11). Dan pada lirik lagu juga memiliki hal yang sama yakni kadar kepadatan dan konsentrasi yang tinggi. Menurut Pradopo (1995:7) puisi itu menggekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Dari pendapat Pradopo tersebut lirik lagu juga memiliki hal yang sama dengan puisi. Dengan persamaan antara unsur- unsur puisi dan lirik lagu maka dalam perkembangan karya sastra terdapat pementasan dengan menampilkan pembacaan puisi yang disebut musikalisasi puisi. Dengan demikian lirik lagu dapat dikaji menggunakan teori dan metode yang sama dengan puisi. Lirik lagu merupakan susunan dari bahasa dengan kandungan gagasan yang dikombinasikan dengan estetika dan irama dalam pelantunannya Gagasan yang akan disampaikan dalam lirik lagu memiliki keistiwewahan tersendiri. Hal tersebut dikarenakan lirik lagu memiliki beragam fungsi didalamnya, antara lain (a) fungsi pengungkapan emosi, (b) fungsi pengungkapan rasa estetik (c) fungsi hiburan (d) fungsi reaksi jasmani (g) fungsi penyelenggara norma-norma sosial (h) fungsi pengesahan lembaga sosial dan (i) fungsi pengitegrasihan sosial (Eriam, dalam Susanto 2008:2). keistimewahan tersebut bisa dijelaskan bahwa penyampaian gagasan dalam lirik lagu akan lebih berpengaruh karena didukung oleh fungsi-fungsi didalamnya. Lirik lagu senantiasa terkait dengan gagasan yang ingin disampaikan oleh penuturnya untuk mempengaruhi objek. Hal tersebut dikarenakan dalam melakukan komunikasi manusia memiliki tujuan yang diinginkannya. Begitu halnya dengan lirik lagu Shoutul Khilafah merupakan media untuk untuk mengusung ide dari organisasi masyarakat yang dikenal dengan Hizbut Tahrir Indonesia dalam interaksinya dengan masyarakat. Ide yang ingin disampaikan melalui Lirik Lagu dapat diwujudkan dalam bentuk tanda, baik itu berupa Icon, Indeks, Simbol dan bentuk tanda yang lain. Dengan tanda-tanda tersebut objek dapat memahami makna lirik lagu yang didalamnya telah ditanam ide tertentu oleh pencipta lagu tersebut. Pengeksplorasian tanda yang terdapat dalam lirik lagu dapat dilakukan dengan menggunakan pisau analisis semiotik sebagai ilmu tentang interpretasi tanda (Paul Cobley dan Litza Janz, dalam Khuta Ratna (2004:97). Muatan dalam lirik lagu Shoutul Khilafah cenderung kepada hukum-hukum islam yang ingin diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Lirik lagu ini juga digunakan dalam acara-acara yang diadakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia, baik seminar, Ring back tone, talk show ataupun aksi turun jalan. Penggunaan lirik lagu tersebut dalam kegiatan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dimaksudkan untuk menyampaikan ide hukum-hukum islam untuk diterapkan dalam setiap lini kehidupan. Dengan demikian muatan lirik yang sengaja ditanami ideologi tentu berpotensi untuk dianalisis dengan semiotik kemudian tanda yang terdapat dalam lirik lagu tersebut dapat diinterpretasi. Shoutul Khilafah diambil untuk dianalisis karena memiliki keunikan bila dibandingkan Uman Rejo, S.S Gresik, Jawa Timur, Indonesia hanya ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas di blog ini. jika ada kritik dan saran yang membangun, tinggalkan komen pada chatbox yah guys.. thanks! salam hangat buat para pembaca blog saya :) Lihat profil lengkapku Tentang Saya Join this site w ith Google Friend Connect Members (15) More » Already a member? Sign in Pengikut 2010 (62) Desember (62) biodata Teori Hermeneutika Strukturalisme Dekonstruksi Teori Intertekstual Teori Marxisme Sosiologi Sastra Teori Hegemoni Teori Interaksi Simbolik Bunyi Suprasegmental dalam Fonologi Tradisi Sastra Lisan yang Terlupakan Keindahan Bahasa Eksotisme Kiasan Alam pada Puisi "Bulan Luka Parah... Psikologi Sastra Analisis Puisi "Kata" Karya Arsip Blog Share 0 More Next Blog» [email protected] Dashboard Sign Out

Transcript of Peluang ANALISIS SEMIOTIK DALAM LIRIK LAGU SHOUTUL KHILAFAH More Next Blog

Peluang: Jangan pernah menutup mata saat terpuruk dalam kegelapan kegagalan, karena selalu ada cahaya terang selama

kita berusaha. (Jadi jangan putus asa saat apa yang kita coba belum berhasil, karena kita tahu: “Orang yang berhasil,

menganggap kegagalan adalah keberuntungan”

Uman Rejo, S.S

Teori Sastra (19) Sosiologi Sastra (8) Stilistika (5) Filsafat Sastra (4)

Pembelajaran (4) Sosiolinguistik (4) Apresiasi Puisi (3) Semiotik (3) Filologi (2)

Sastra Bandingan (2) Sastra Lisan (2) Analisis Wacana (1) Bahasa (1)

Dialektologi (1) Fonologi (1) Kritik Sastra (1)

Kamis, 16 Desember 2010

ANALISIS SEMIOTIK DALAMLIRIK LAGU SHOUTULKHILAFAHBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lirik lagu dapat dimasukkan kedalam genre puisi dalam karya sastra. Hal tersebut

dapat ditunjukkan dengan kemiripan unsur-unsur antara puisi dengan lirik lagu. Pada

puisi terdapat kadar kepadatan dan konsentrasi yang lebih tinggi bila dibandingkan

dengan prosa (Pradopo, 1995:11). Dan pada lirik lagu juga memiliki hal yang sama

yakni kadar kepadatan dan konsentrasi yang tinggi. Menurut Pradopo (1995:7) puisi

itu menggekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang

imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Dari pendapat Pradopo tersebut

lirik lagu juga memiliki hal yang sama dengan puisi. Dengan persamaan antara unsur-

unsur puisi dan lirik lagu maka dalam perkembangan karya sastra terdapat pementasan

dengan menampilkan pembacaan puisi yang disebut musikalisasi puisi. Dengan

demikian lirik lagu dapat dikaji menggunakan teori dan metode yang sama dengan

puisi.

Lirik lagu merupakan susunan dari bahasa dengan kandungan gagasan yang

dikombinasikan dengan estetika dan irama dalam pelantunannya Gagasan yang akan

disampaikan dalam lirik lagu memiliki keistiwewahan tersendiri. Hal tersebut

dikarenakan lirik lagu memiliki beragam fungsi didalamnya, antara lain (a) fungsi

pengungkapan emosi, (b) fungsi pengungkapan rasa estetik (c) fungsi hiburan (d)

fungsi reaksi jasmani (g) fungsi penyelenggara norma-norma sosial (h) fungsi

pengesahan lembaga sosial dan (i) fungsi pengitegrasihan sosial (Eriam, dalam Susanto

2008:2). keistimewahan tersebut bisa dijelaskan bahwa penyampaian gagasan dalam

lirik lagu akan lebih berpengaruh karena didukung oleh fungsi-fungsi didalamnya.

Lirik lagu senantiasa terkait dengan gagasan yang ingin disampaikan oleh penuturnya

untuk mempengaruhi objek. Hal tersebut dikarenakan dalam melakukan komunikasi

manusia memiliki tujuan yang diinginkannya. Begitu halnya dengan lirik lagu Shoutul

Khilafah merupakan media untuk untuk mengusung ide dari organisasi masyarakat

yang dikenal dengan Hizbut Tahrir Indonesia dalam interaksinya dengan masyarakat.

Ide yang ingin disampaikan melalui Lirik Lagu dapat diwujudkan dalam bentuk tanda,

baik itu berupa Icon, Indeks, Simbol dan bentuk tanda yang lain. Dengan tanda-tanda

tersebut objek dapat memahami makna lirik lagu yang didalamnya telah ditanam ide

tertentu oleh pencipta lagu tersebut. Pengeksplorasian tanda yang terdapat dalam lirik

lagu dapat dilakukan dengan menggunakan pisau analisis semiotik sebagai ilmu tentang

interpretasi tanda (Paul Cobley dan Litza Janz, dalam Khuta Ratna (2004:97).

Muatan dalam lirik lagu Shoutul Khilafah cenderung kepada hukum-hukum islam yang

ingin diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Lirik lagu ini juga digunakan dalam

acara-acara yang diadakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia, baik seminar, Ring back

tone, talk show ataupun aksi turun jalan. Penggunaan lirik lagu tersebut dalam kegiatan

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dimaksudkan untuk menyampaikan ide hukum-hukum

islam untuk diterapkan dalam setiap lini kehidupan. Dengan demikian muatan lirik yang

sengaja ditanami ideologi tentu berpotensi untuk dianalisis dengan semiotik kemudian

tanda yang terdapat dalam lirik lagu tersebut dapat diinterpretasi.

Shoutul Khilafah diambil untuk dianalisis karena memiliki keunikan bila dibandingkan

Uman Rejo, S.S

Gresik, Jawa Timur,

Indonesia

hanya ingin berbagi

pengalaman dan

pengetahuan penulis

yang terbatas di blog ini.

jika ada kritik dan saran

yang membangun,

tinggalkan komen pada

chatbox yah guys..

thanks! salam hangat buat

para pembaca blog saya :)

Lihat profil lengkapku

Tentang Saya

Join this sitew ith Google FriendConnect

Members (15) More

»

Already a member? Sign

in

Pengikut

▼ 2010 (62)

▼ Desember (62)

biodata

Teori Hermeneutika

Strukturalisme

Dekonstruksi

Teori Intertekstual

Teori Marxisme

Sosiologi Sastra

Teori Hegemoni

Teori InteraksiSimbolik

BunyiSuprasegmentaldalam Fonologi

Tradisi Sastra Lisanyang Terlupakan

Keindahan Bahasa

Eksotisme KiasanAlam pada Puisi"Bulan LukaParah...

Psikologi Sastra

Analisis Puisi"Kata" Karya

Arsip Blog

Share 0 More Next Blog» [email protected] Dashboard Sign Out

dengan lagu islami yang lain. Adapun keunikan tersebut diantaranya :

1. Merupakan lagu dengan tema kekhilafahan islam yakni berkaitan dengan

penyeruhan penegakan hukum-hukum islam dalam Pemerintahan Islam. Tema yang

terkategori perpolitikan tersebut menjadi pembeda dari tema lirik lagu lain yang

berkutat pada tataran ibadah ritual dengan Tuhannya dan akhlak semata.

2. Shoutul Khilafah dilantunkan oleh HTI ketika mereka mengadakan aksi turun jalan

(Demo) sebagai media penyampaian ide juga sebagai penyemangat peserta aksi ketika

berada di jalan. Dengan begitu lagu ini begitu penting untuk ditelaah karena memiliki

aspek interaksi sosial dengan masyarakat.

3. Shoutul Khilafah memiliki relevensi kuat dengan kehidupan nyata masyarakat.

Karena lagu ini memberikan solusi alternatif dalam setiap permasalahan kehidupan

dengan islam, dan solusi tersebut bersifat praktis yakni penerapan pemerintahan islam,

Khilafah Islamiyah.

4. Lagu ini pertama kali dilantunkan dalam acara Konfrensi Khilafah Internasional pada

12 Agustus 2007 di GLORA Bung Karno dan dihadiri 100.000 peserta dari indonesia

dan internasional. Selain sebagai pembentuk opini publik tentu lagu ini menjadi sorotan

dunia pada saat itu, karena mengungkapkan tujuannya untuk mengganti sistem

kehidupan kapitalis saat ini menjadi sistem islam.

Dengan demikian dari beberapa argumen diatas dapat ditunjukkan keunikan lirik lagu

Shoutul Khilafah yang berpotensi untuk menghasilkan tanda-tanda yang bisa dicari

maknanya dengan semiotik. Olehkarena itu lirik lagu tersebut layak untuk dijadikan

sebagai objek penelitian semiotik.

Mengamati potensi yang terdapat dalam lirik lagu Shoutul Khilafah diatas peneliti

memutuskan untuk meneliti lebih dalam tanda yang berkaitan dengan idiologi islam

dengan kajian semiotik. Kajian semiotik dalam penelitian yang berjudul ANALISIS

SEMIOTIK DALAM LIRIK LAGU SHOUTUL KHILAFAH diharapkan memberikan

kejelasan makna lirik lagu dan fungsi-fungsi yang terdapat dalam lirik lagu Shoutul

Khilafah.

C. Rumusan Masalah

Berawal dari pemahaman latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka peneliti

merumuskan masalah penelitian tersebut antaralain:

1) Bagaimanakah makna lirik lagu Shoutul Khilafah melalui kajian semiotik Charles

Sanders Peirce?

2) Bagaimanakah Fungsi yang terdapat dalam lirik lagu Shoutul Khilafah?

D. Tujuan

Memahami permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka tujuan penelitian ini

adalah:

1) Memperoleh deskripsi makna lirik lagu Shoutul Khilafah melalui kajian semiotik

Charles Sanders Peirce?

2) Memperoleh deskripsi fungsi yang terdapat dalam lirik lagu Shoutul Khilafah?

E. Manfaat

1) Manfaat teoritis

Penelitian ini memberikan manfaat terhadap pengaplikasihan teori semiotik. Aplikasi

teori semiotik dalam penelitian ini akan memperkaya contoh-contoh penerapannya.

Penerapan teori semiotik Charles Sanders Peirce terutama untuk hubungan objek

dengan tanda (trikotomi pertama) akan semakin nampak sebagai aplikasi teori tersebut

dalam mengupas lirik lagu Shoutul Khilafah.

2) Manfaat praktis

Harapan dari penelitian ini adalah mampu memberikan referensi bagi pembelajar

semiotik dalam memahami lirik lagu untuk mengetahui makna yang terkandung di

dalamnya secara semiotik.. Bagi dosen penelitian ini dapat dijadikan sebagai contoh

aplikasi semiotik Charles Sanders Pierce yang berkaitan dengan hubungan objek

dengan tanda. Bagi mahasiswa dapat memetik manfaat dalam kasanah teori semiotik

Charles Sanders Pierce dan mengetahui cara penerapannya dalam karya sastra dan

bisa digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya dalam sudut pandang yang lain.

Bab II

Landasan Teori

2.1 Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini yakni Penelitian Mansurudin

berjudul “perlawanan dalam lirik pengamen jalanan; kajian semiotik”, sebuah tesis.

Teori semiotik Charles Sanders Pierce digunakan sebagai pisau analisis dalam

penelitian tersebut. Teori semiotik Charles Sanders Pierce yang digunakan ditekankan

pada konsep representamen yang mengerucut pada ikon, indeks dan simbol.

Teori Marx yakni teori perlawanan, digunakan untuk mengkaji representasi lirik

pengamen. Dan didukung pula dengan kajian teori perlawanan, yang merujuk pada

SubagioSastrowardoyo...

Eksistensialisme

Alih Kode danCampur Kode

Variasi Bahasa

Filologi dan CaraKerjanya

Bilingualisme atauKedwibahasaan

Semiotika

Tindak Tutur

PenelitianFenomenologi

Asal-Usul NamaDesa diKecamatanWringinanomKabup...

Pemetaan IsolekJawa diKabupatenMalang

PendekatanPsikologi Sastra

Kajian Bandingan

Sastra dan Teori

Biografi

Sastra Bandingan

Apresiasi Puisi

Cara PengambaranTokoh dalamNovel KetkaCinta Ber...

Pergeseran Nilai-nilai Religiusdalam CerpenRoboh...

Kajian Intertekstual

Sinopsis Novel

Sosiologi Sastra

Kajian Moral

Upaya PeningkatanGuruProfesionalismeGuru di MTs...

Penulisan SuratDinas

Psikologi Sastra

Stilistika

Stilistika

Stilistika

Stilistika

Struktur Naratifnovel De Winstkarya AfifahAfra

ilmu Semiotika

PERBANDINGANTEMA DARISEGI LATARATAU SETTINGTEM...

Kajian Islami

konsep “ekonomi politik” poplin serta “perlawanan kelas” yang dikembangkan oleh

Scott.

Penelitian yang dilakukan Mansurudin memfokuskan penelitannya pada sarat sistem

tanda sebagai berikut.

1. Makna dalam lirik lagu pengamen jalanan

a. Pengeksplorasian lirik lagu perlawanan melalui ikon

b. Pengeksplorasian lirik lagu perlawanan melalui indeks

c. Pengeksplorasian lirik lagu perlawanan melalui simbol

2. Bentuk-bentuk perlawanan dalam lirik pengamen jalanan

3. Sasaran yang dikritik berdasarkan teks lirik pengamen jalanan

4. Klasifikasi pengamen dan tema lirik pengamen jalanan.

Penelitian diatas berbeda dengan penelitian ini walaupun memiliki relevansi untuk

memperkaya kajian dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Mansurudin

tersebut memfokuskan pada perlawanan pengamen dengan menggunakan kajian

semiotik dan diperdalam dengan teori idiologi sosialis dengan tokohnya karl marx.

Akan tetapi Penelitian “Analisis Semiotik dalam Lirik Lagu Shoutul Khilafah” memiliki

keunikan pada pendeskripsian fungsi yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Penelitian

ini lebih menekankan pada bagaimana kontribusi lagu ini terhadap individu, masyarakat

dan negara yang dideskripsikan melalui penelaahan fungsi dari lirik lagu ini.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Semiotik

Coble and Jansz (dalam Sobur, 2006:16) bertutur tentang semiotik bahwa Discipline is

simply the analysis of signs or the study of the functioning of sign systems (ilmu

tentang tanda atau studi tentang bagaimana sistem penandaan berfungsi). Dalam

kehidupan sehari-hari manusia telah diliputi tanda disekitarnya, baik secara sadar

maupun tak sadar. Ketika mahasiswa dikampus melihat sosok tubuh yang berpakaian

resmi dengan memakai dasi, jas serta membawa banyak buku kita langsung dapat

menilai bahwa seseorang tersebut adalah dosen. Hal tersebut dapat diketahui karena

tanda yang berupa dasi, jas dan kerapiannya serta atribut yang lain mengindikatorkan

bahwa dia berprofesi sebagai dosen, begitulah tanda menyelimuti kehidupan kita.

Bahasa juga merupakan tanda yang memiliki makna. Sebagaimana yang dituturkan

oleh Pradopo (1995:121) bahwa bahasa sebelum dipergunakan dalam karya sastra

sudah merupakan lambang (tanda) yang mempunyai arti yang ditentukan oleh

konvensi masyarakat. Sugiarto (dalam epilog cerpen Kompas pilihan 2005-2006)

menyatakan bahwa dalam karya sastra semisal cerpen yang sifatnya pendek justru

memaksa penulis untuk menimbulkan efek maksimal dengan cara minimal. Artinya

dengan membentuk efek maksimal menggunakan cara minimal adalah pembentukan

tanda dalam bahasa. Seseorang tak perlu banyak menguraikan kata, karena hanya

dengan mengungkapkan satu bait puisi bisa mendeskripsikan makna yang beragam.

Penerapan tanda secara konkret dalam sajak W.S Rendra yang berjudul di Meja Makan

yakni kata-kata “sambal tomat pada mata”. W.S Rendra tak perlu mengungkapkan

bagaimana pedih, perih baik dalam hati maupun mata dengan paragraf namun cukup

dengan ungkapan yang minimal dengan efek maksimal yakni dengan ungkapan tanda

“sambal tomat pada mata.

Seperti halnya puisi yang memiliki sifat minimali dengan efek maksimal dalam

membentuk tanda, maka Tanda dalam lirik lagu shoutul khilafah dieksplorasi dengan

menggunakan pisau analisis semiotik Charles Sanders Peirce. Dengan teori yang

dicetuskan oleh Peirce lirik lagu Shoutul Khilafah dapat diketahui makna kedua

(konotasi) yang diciptakan oleh tanda-tanda yang disebar didalamnya. Dengan begitu

pengungkapan makna lirik lagu tersebut dapat diterjemahkan sesungguhnya.

2.2.2 Semiotik Charles Sanders Peirce

Peirce tercatat sebagai seorang paling orisinal dan multidimensional pemikirannya

diantara teman-temannya (Zoest, 1993:8). Dialah pencetus ide ‘semiotika’ yang ia

katakan bersinonim dengan ‘logika’ (Zoest, 1993:10). Peirce telah menyatakan bahwa

semiotik ialah “ a relationship among asign, an object, and a meaning (suatu hubungan

di antara tanda, objek dan makna)” Peirce (dalam littlejohn, 1996:64). Pengertian

Peirce tentang semiotik tersebut nampak ketika Peirce menjelaskan tiga unsur dalam

tanda yaitu representamen, objek dan interpretan dalam segitiga semiotiknya. Lebih

lanjut dapat dijelaskan tetang segitiga semiotika Peirce yang dikemukakannya.

2.2.3 Segitiga Semiotik Charles Sanders Peirce

Pierce (dalam Zaimar, 2008:4) menjelaskan tanda didalamnya terdapat tiga unsur yang

dapat dijelaskan yakni representamen, objek, dan interpretan. Bagan berikut ini dapat

mengambarkan ketiga unsur tadi.

ANALISISWACANACERPEN"PENGUSAHAIDEALIS"KARYA PU...

Reka CiptaPengarangTerhadapSemesta dalamNovel ...

PENGEMBANGANWISATAZIARAHDALAMRANGKAMEMAJUKAN...

Pengaruh tayangantelevisi terhadapperkembanganp...

ANALISISSEMIOTIKDALAM LIRIKLAGUSHOUTULKHILAFA...

PERANAN TOKOHPEREMPUANDALAM NOVELLASMI KARYANU...

Penerapan TeoriPsikoanalisisdalam KaryaSastra

PenggunaaanPendekatanPragmatik padaNovel Pengak...

Hermeutika danInterpretasiSastra

Teori BelajarHumanistik

Fenomenologi

Biografi Prof. H.Budi Darma,M.A, Ph.D

Menafsirkansebuah Puisi

Sosiologi Sastra

► 2011 (3)

Peirce (dalam Noth, 2006:42) dipaparkan bahwa suatu tanda atau representamen,

merupakan sesuatu yang mengacu pada seseorang atas sesuatu dalam beberapa hal

atau kapasitas. Tanda ini merujuk pada seseorang, yakni, menciptakan di dalam benak

orang itu suatu tanda yang setara, atau mungkin yang lebih maju. Tanda yang

diciptakan itu saya sebut interpretant atas tanda pertama. Tanda itu mengacu pada

sesuatu, yakni object-nya. Itu mengacu pada objek itu, bukan dalam semua sisi,

namun mengacu pada semacam ide”. Penjelasan berkaitan dengan kata kunci

representamen, interpretant dan object sebagai berikut

Representamen merupakan istilah yang digunakan Peirce untuk menyebut “objek yang

bisa dirasakan” yang berfungsi sebagai tanda (Peirce dalam Noth, 2006:42). Dalam

kata sederhananya maka representamen adalah tanda itu sendiri dimana ahli semiotika

yang lain seperti Morris mengatakan dengan bahasanya sign vehicle, signifier

diungkapkan oleh Saussure dan Hjelmselv menyebutkan sebagai ekspresi. Hal tersebut

dapat dimengerti bahwa representamen merupakan sebuah persepsi terhadap sesuatu

yang diwakilinya yakni objek. Misalkan dalam analisi Mansurudin --sebuah tesis--

dijelaskan bahwa kata pahlawan tanpa tanda jasa itu merupakan representamen dari

Oemar Bakri (objek).

Objek adalah sesuatu yang diwakili (Zaimar, 2008:4). Objek bisa berbentuk material

atau sesuatu yang memiliki keberkenalan perseptual ataukah sekadar imaginaris atau

batin akan hakikat tanda atau pemikiran (Peirce dalam Noth, 2006:43). Objek yang

material bisa dicontohkan pada benda atau manusia. Sedangkan Objek yang bersifat

imaginaris atau batin dapat berupa sebuah ungkapan misalnya dalam kata janji elite

(Mansurudin, Sebuah Tesis)

Interpretan adalah tanda yang tertera di dalam pikiran si penerima setelah melihat

representamen (Zaimar, 2008:4). Dapat dicontohkan jika objek adalah warna merah

dalam bendera merah putih maka representamen adalah keberanian dan interpretan dari

warna merah tersebut yakni tak gentar mengambil resiko.

Demikianlah ketiga unsur dalam tanda tadi bekerja. Namun terdapat syarat agar suatu

representamen dapat menjadi tanda, yakni adanya ground. Sedangkan ground yang

dimaksud disini adalah pengetahuan yang ada pada pengirim dan penerima tanda

sehingga representamen dapat dipahami (Zaimar, 2008:4)

Lirik Lagu Shoutul Khilafah dalam analisisnya secara semiotik dapat dipetakan dengan

menggunakan triadik tersebut. Hanya saja ketika memahami tanda dalam lirik lagu

tersebut perlu sebuah ground yang harus dimengerti sebelumnya dengan mempelajari

lebih dalam tentang seluk beluk lagu tersebut.

2.2.4 Klasifikasi Tanda-tanda Menurut Peirce

Peirce mengembangkan suatu tipologi tanda yang merupakan trikotomi.

2.2.4.1 Trikotomi Pertama

Trikotomi pertama ditinjau dari sudut pandang hubungan antara representamen dan

objek. Ditunjukkan dengan pembagian tanda secara sederhana antara lain ikon,

kemudian indeks dan yang paling canggih adalah symbol (Zaimar, 2008:5)

a) Ikon

Ikon merupakan hubungan yang berdasarkan pada kemiripan (Zaimar, 2008:5). Jadi,

representamen memiliki kemiripan dengan objek yang diwakilinya. Sebagaimana

dijelaskan oleh Peirce bahwa ikon adalah kesamaan alat tanda dengan objeknya (Noth,

2006:121). Dari sistem triadik semiotik ini, pierce membuat tiga subklasifikasi ikon,

yaitu ikon tipologis, ikon diagramatik dan ikon metaforis.

(1) Ikon tipologis adalah hubungan yang berdasarkan kemiripan bentuk, seperti peta

dan lukisan realis (Zaimar, 2008:5).

(2) Ikon diagramatik adalah hubungan yang berdasarkan kemiripan tahapan, seperti

diagram (Zaimar, 2008:5). Sejalan dengan Sudjiman dan Zoest (1996, 14-16)

memaparkan bahwa ikon diagramatik adalah adanya gejala struktural yang ditunjukkan

dengan kemiripan relasional dan berurutan.

(3) Ikon Metafora adalah hubungan yang berdasarkan kemiripan meskipun hanya

sebagian yang mirip, seperti bunga mawar dan gadis dianggap mempunyai

(kecantikan, kesegaran). Namun, kemiripan itu tidak total sifatnya (Zaimar, 2008:5).

b) Indeks

Indeks adalah hubungan yang mempunyai jangkauan eksistensial (Zaimar, 2008:5).

Eksistensial yang dimaksudkan adalah eksisnya sesuatu tentu disebabkan adanya

sesuatu yang lain, dalam bahasa sederhananya adalah hubungan sebab akibat. Oleh

karena itu dijelaskan oleh Zoest (1993:24) bahwa dalam hal tersebut hubungan antara

tanda dengan detonatum (objek) adalah bersebelahan. Dikatakan bahwa tidak ada asap

bila tidak ada api. Asap dapat dianggap sebagai tanda untuk eksisnya api dan dalam

hubungan seperti ini asap adalah indeks.

c) Simbol

Simbol yang dimaksudkan Peirce adalah tanda yang hubungan antara tanda dan objek

ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum (Zoest 1993:25). Peraturan yang

berlaku umum di masyarakat misalnya adalah ketika seseorang bertanya kepada yang

lain kemudian yang lain memberikan tanda dengan menunjukkan ibu jari orang yang

ditanya kepada penanya maka dapat diartikan sebagai sebuah persetujuan.

Dalam lirik lagu Shoutul Khilafah trikotomi pertama yang dikemukakan diatas dapat

menjadi bahan analisis lagu tersebut. Karena dalam lirik lagu tersebut apabila ditelaah

dengan sudut pandang hubungan antara representamen dengan objek maka yang

menjadi representamen adalah lirik lagu tersebut. Lirik lagu Shoutul Khilafah

penyeruannya terhadap masyarakat dari berbagai komponen maka dapat digambarkan

bahwa objek dari lirik lagu tersebut adalah masyarakat dan segenap aktivitas serta

fenomena yang terdapat didalamnya.

2.2.4.2 Trikotomi Kedua

Trikotomi kedua Peirce membuat klasifikasi dengan sudut pandang yakni hubungan

representamen dengan tanda. Tahapan yang dikemukakan yakni (firstness,

secondness, thirdness), sebagaimana dikemukakan sebagai berikut ini.

a) Qualisign

Qualisign yakni sesuatu yang mempunyai kulalitas untuk menjadi tanda. Ia tidak dapat

berfungsi sebagai tanda sampai ia terbentuk sebagai tanda (Zaimar, 2008:5). Hal

tersebut berarti sesuatu yang mungkin menjadi tanda maka bisa disebut Qualisign. Dan

Peirce (dalam Zoest 1993:19) mengatakan bahwa Qualisign dapat menjadi tanda bila

Qualisign memperoleh bentuk (‘embodied’). Misalkan warna merah itu memiliki

kemungkinan untuk menjadi tanda sebagai cinta dan sesuatu yang bahaya, sehingga

warna tersebut dapat dijadikan sebagai Qualisign. Namun warna merah tersebut baru

bisa menjadi tanda manakala dia mendapatkan bentuk mawar sebagai tanda cinta dan

bentuk segitiga merah sebagai tanda bahaya.

b) Sinsign

Sinsign adalah sesuatu yang sudah terbentuk dan dapat dianggap sebagai

representamen, tetapi belum berfungsi sebagai tanda (Zaimar, 2008:5). Contohnya

dapat diambilkan pada bunga mawar merah yang belum di berikan kepada istrinya

merupakan sebuah Sinsign. Karena walaupun sudah menjadi representamen namun hal

tersebut belum berfungsi menjadi sebuah tanda.

c) Legisign

Legisign yaitu sesuatu yang sudah menjadi representamen dan berfungsi sebagai

tanda. Setiap tanda yang sudah menjadi konvensi adalah legisign (Zaimar, 2008:5).

Sehingga tanda bahasa merupakan legisign, karena bahasa merupakan kode yang

disepakati oleh masyarakat (konvensi)

Lirik lagu Shoutul Khilafah tentu memiliki potensi untuk dikaji dalam trikotomi kedua

Peirce. Hal tersebut dikarenakan dalam Lirik lagu ini terdapat suatu representamen dan

tanda yang bisa digolongkan dalam Qualisign dan Legisign, yakni ungkapan Khilafah

Islamiyah. Karena hal tersebut adalah sebuah kata yang memiliki potensi sebagai tanda

dan belum berfungsi sebagai tanda. Karena keberadaan Khilafah Islamiyah itu sendiri

belum ada. Penjelasan lebih dalam akan dipaparkan dalam bab 4.

2.2.4.3 Trikotomi Ketiga

Berdasarkan interpretan maka Peirce menjelaskan bahwa tanda dapat diklasifikasikan

menjadi tiga tahapan. Berikut ini adalah tahapan yang berdasarkan hubungan antara

interpretan dengan tanda.

a) Rheme adalah tanda yang tidak benar atau tidak salah, seperti hampir semua kata

tunggal kecuali ya atau tidak. Rheme merupakan tanda pengganti atau sederhana. Ia

merupakan tanda kemungkinan kualitatif yang menggambarkan semacam

kemungkinan objek. (Noth 2006:45)

b) Discent dalam Zaimar (2008:5) dijelaskan bahwa tanda yang mempunyai eksistensi

yang aktual. Sebuah proposisi, misalnya merupakan discent. Proposisi memberi

informasi, tetapi tidak menjelaskan. Decisign bisa benar dan juga bisa salah, tetapi

tidak memberikan alasannya kenapa hal tersebut bisa terjadi.

c) Argument adalah sebuah tanda hukum (Noth 2006:45) yakni sebuah hukum yang

menyatakan bahwa perjalanan premis untuk mencapai kesimpulan cenderung

menghasilkan sebuah kebenaran.

Lirik Lagu Shoutul Khilafah didalamnya juga terkandung tanda berdasarkan

interpretan. Hal tersebut dapat terjadi karena lirik lagu pada umumnya tidak bersifat

menjelaskan namun hanya memampatkan suatu penjelasan dengan perkataan yang

singkat. Maka akan nampak kata-kata yang membentuk tanda Discent karena tidak

ada alasan lebih dalam mengapa hal permasalahan dalam lirik tidak terjadi. Begitu juga

dengan kandungan yang terdapat di dalam lirik lagu Shoutul Khilafah yang

menyerukan sesuatu hukum-hukum islam yang diartikan sebagai kebenaran, disinilah

letak argumen yang nanti akan dikajih lebih mendalam.

2.2.4 Lirik lagu Shoutul Khilafah

Lirik lagu merupakan sekumpulan sistem tanda yang memiliki intensitas makna sebagai

ungkapan terhadap gejala social yang menjadikan stimulasi terbentuknya lirik tersebut

(Susanto 2008:24). Karena lirik lagu merupakan rekaman dari berbagai peristiwa dan

diwujudkan dalam sistem tanda bahasa (Susanto 2008:24). Dengan demikian lirik lagu

dapat didekati dengan kajian semiotik.

Lirik lagu Shoutul Khilafah merupakan lirik lagu yang pertama kali dilantunkan dalam

konfrensi khilafah internasional di Jakarta. Kemudian lirik-lirik ini senantiasa digunakan

oleh gerakan islam yakni Hizbut Tahrir Indonesia, terutama pada aksi-aksi hizbut tahrir

dalam menentang kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat. Dengan demikian

penggunaan lirik lagu Shoutul Khilafah oleh sebuah partai politik islam hizbut tahrir

menunjukkan bahwa ada kesamaan ide yang terdapat dalam lirik lagu ini dengan

pemikiran-pemikiran hizbut tahrir. Sehingga pengkajian lirik lagu ini juga dikaitkan

dengan pemikiran-pemikiran partai politik tersebut.

Bab III

Metode Penelitian

3.1 Pendekatan penelitian

Kriyanto dalam Susanto (2008:39) menyatakan pendekatan mengandung dua sifat.

Yakni membatasi pandangan dan selektif. Maksudnya adalah dalam penelitian peneliti

telah menentukan jperspektifnya tentang realita. Peneliti memerhatikan, mengiterpretasi

dan memahami stimulasi dari realita yang ditemui serta mengabaikan stimulasi lain, lalu

peneliti berperilaku sesuai dengan prespektif itu.

Pendenkatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis. Khuta

Ratna (2004:60) menjelaskan bahwa dalam filosofis pendekatan sosiologis asalah

adanya hubungan hakiki antara karya sastra dengan masyarakat. Hubungan-hubungan

yang dimaksudkan disebabkan oleh: a) karya sastra dihasilkan oleh pengarang,

b)pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat, dan c) pengarang memanfaatkan

kekayaan yang ada dalam masyarakat dan d) hasil karya sastra itu dimanfaatkan

kembali oleh masyarakat.

3.2 Sumber Data dan Data

3.2.1 Sumber data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari file lagu Shoutul Khilafah yang

banyak dimiliki oleh gerakan dakwa Hizbut Tahrir Indonesia. Anggota Hizbut Tahrir

Indonesia yang pernah mengikuti konfrensi khilafah internasional mengetahui bahwa

sebagian lagu ini dilantunkan dalam acara lagu tersebut dan sebagian yang lain terdapat

dalam compact dish yang dijadikan souvenir dalam acara tersebut.

3.2.2 Data

Data yang diambil dalam penelitian ini ialah lirik lagu Shoutul Khilafah yang pertama

kali di lounching dalam konfrensi khilafah internasional di GOR Bung Karno. Lagu

lagu yang tersebut bukanlah lagu yang diperjual belikan di khalayak umum, akan tetapi

lagu tersebut digunakan untuk memacu semangat perjuagan dalam menegakkan

khilafah islamiyah serta sebagai sarana untuk menyampaikan ide-ide islam. Beberapa

lirik lagu yang dijadikan sebagai data dalam penelitian ini adalah lirik lagu berjudul

Allahu Akbar (AA), Sambutlah Khilafah (SK), Saatnya Khilafah Memimpin Dunia

(SKMD), La izzata Illah Bil Islam (LIIBI), Pribadi Remaja Islam (PRI), Remaja Islam

(RI), Selamatkan Dengan Syariah (SDS).

Delapan teks lirik lagu Shoutul Khilafah ini merupakan data penelitian ini yang saling

berkaiatan dengan fungsi social lagu dalam masyarakat baik merupakan pemantik

semangat anggota gerakan maupun sebagai seruan Ideologi Islam dalam lirik lagu

tersebut. Karena pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

sosiologis maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini melingkupi data primer dan

data sekunder. Data primer dalam pendekatan sosiologis ini adalah delapan teks lirik

lagu tersebut. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

hasil pemahaman gerakan dakwa yang diikuti oleh para penyanyi dan partai hizbut

tahrir sendiri yang senantiasa menggunakan lagu ini dalam aksi-aksinya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Nazir dalam Susanto (2008:42) bahwa pengumpulan data adalah prosedur

yang sistematis dan standart intik memeroleh data yang diperlukan. Untuk memeroleh

data yang diperlukan dalam lirik lagu Shoutul Khilafah yakni melalui teknik penggunaan

dokumen. Hal tersebut dilakukan karena menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong

(2002:160) bahwa data yang telah ada sebagaimana record dan dokumen bisa

didapatkan dengan mudah bila data memang pernah didokumentasikan dan direcord.

Untuk data primer dari penelitian ini yakni berupa delapan lirik lagu Shoutul Khilafah

bisa langsung didapat melalui dokumen yang dimiliki oleh para anggota partai Hizbut

Tahrir Indonesia. Sedangkan data sekunder berupa informasi ide-ide partai politik

tersebut juga didapat dari teknik penggunaan dokumen, baik melalui kitab-kitab yang

dipunyai Hizbut Tahrir Indonesia atau melalui person dan website resmi partai

tersebut.

3.4 Teknis Analisis Data

Teknik analisis data merupakan bentuk langkah kerja yang sistematis dalam kerja

penelitian. Dalam ananlisis data yang telah dikumpulkan mulai diperlakukan dengan

cermat dan sistematis berdasarkan permasalahan yang diajukan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian “Ideologi Islam dalam lirik lagu

Shoutul Khilafah (kajian semiotik)” menggunakan tiga teknik, yakni teknik

pengklasifikasian, teknik analisis isi dan teknik pengodean. Ketiga teknik tersebut

dijabarkan sebagai berikut.

3.4.1 Teknik pengklasifikasian

Teknik pengklasifikasihan data dalam penelitian ini digunakan untuk

mengklasifikasikan lirik lagu berdasarkan analisis icon, indeks dan symbol.

Pengklasifikasian tersebut memang ditekankan pada analisis tekstual. Hal itu

disebabkan analisis tekstual merupakan data primer.

Pengklasifikasihan lirik lagu berdasarkan aspek tanda icon, indeks dan symbol dapat

dicermati dalam lampiran yang akan menyajikan tabel-tabel pengklasifikasihan data.

3.4.2 Teknik Analisis Isi

Teknik penganalisisan isi menurut Krippendorf (dalam Mansurudin 2006) merupakan

teknik analisis paling representative sebagai teknik yang ingin mengungkap makna

maupun symbol-simbol dari suatu teks. Data berupa lirik lagu dianalisis berdasarkan

makna yang mewakili bentuk perubahan yang merepresentasikan Ideologi Islam

terhadap ideologi dominan.

Dengan teknis analisis itu, tanda-tanda dalam teks lirik lagu Shoutul Khilafah dikaji

secara mendalam berdasarkan tanda tanda yang mengindikasikan adanya muatan-

muatan ideologis yang diusung penyanyi. Segala tanda yang terdapat dalam lirik lagu

ditafsirkan secara sistematis yang tetap dikaitkan dengan kondisi social sebagai data

sekunder berdasarkan makna yang merujuk pada Ideologi Islam.

3.4.3 Teknik pengodean

Teknik pengodean digunakan untuk memberikan kode tertentu pada data agar mudah

diklasifikasikan berdasarkan permasalahan yang diajukan. Dalam lirik lagu pengamen,

pengodean digunakan untuk memberikan kode pada judul lagu, bait, dan baris lirik. Hal

itu digunakan untuk memermudah analisis pada setiap judul bait dan baris.

Pengodean terhadap lirik lagu Shoutul Khilafah berdasarkan huruf depan yang terdapat

pada judul bait dan baris seperti (SdS/I/5 ) dalam lirik lagu berikut.

“Selamatkan dengan syariah”

I

1. Islam rahmat seluruh alam

2. Agung mulia sempurna

3. Dari Allah pencipota alam

4. Untuk seluruh manusia

5. Terapkan islam hidup mulia

6. Tinggalkan islam hidup terhina

II

7. Selamatkan dengan syariah

8. Indonesia dan seluruh umat

9. Selamatkan dengan syariah

10. Kehidupan menjadi berkah

11. Selamatkan dengan syariah

12. Terapkan hukum quran sunnah

13. Selamatkan dengan syariah

14. Tinggalkan hukum jahiliyah

Daftar Pustaka

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya

Nadzir, Muhammad. 1983. Metode Penelitian. Indonesia: Ghalia Indonesia.

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Diposkan oleh Uman Rejo, S.S di 23.07

Reaksi: lucu (0) menarik (0) keren (0)

Label: Semiotik

Noth, Winfried. 2006. Semiotik. Surabaya: Airlangga University Press.

Pradopo, Djoko Rachmat. 1995. Pengkajian puisi. Yogyakarta: Gadja Mada University

Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, metode, dan teknik Penelitian Sastra: Pustaka

Pelajar.

Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Zaimar. Okke K.S. 2008. Semiotik dan Penerapannya Dalam Karya Sastra. Jakarta:

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Rekomendasikan ini di Google

Keluar

Beri tahu saya

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Ieyzartd Syahieyr (Google)

Publikasikan

Pratinjau

Buat sebuah Link

2 komentar:

mulyadi marwastrarsa 15 Desember 2012 02.19

mantap bos.... untuk inspirasi....

Balas

Abdul Rahim 28 Juni 2013 02.03

judul bukunya eriam itu apa bang,,mohon di balas jadi daftar pustaka ,,penting,,,

087863497440

Balas

Link ke posting ini

pow ered by

ANALISIS SEMIOTIK DALAM LIRIK LAGU SHOUTUL KHILAFAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lirik lagu dapat dimasukkan kedalamgenre puisi dalam karya sastra. Hal tersebut dapat ditunjukkan ...

Sastra Bandingan

Sastra bandingan menurut sejarahnya dibedakan menjadi dua aliran, yaitu:1.Aliran Perancis = membandingkan dua KS dari dua Negara yang berb...

Kajian Intertekstual

Tokoh Utama Perempuan dalam Novel Pengakuan Pariyem Karya Linus SuryadiAG dan Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari: Telaah Intertekstu...

Penggunaaan Pendekatan Pragmatik pada Novel Pengakuan Pariyem

Pendahuluan Untuk menganalisis karya sastra berdasarkan teori dan kritik sastra,hendaknya menganalisis karya sastra dengan tidak hanya me...

Asal-Usul Nama Desa di Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik (KajianStruktur, Fungsi, dan Nilai Budaya)

Asal-usul Nama Desa di Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik (KajianStruktur, Fungsi, dan Nilai Budaya) Diajukan untuk propo...

PERBANDINGAN TEMA DARI SEGI LATAR ATAU SETTING TEMPATCERPEN “ALKISAH SI BAYI KUCING IDUL FITRI” KARYA ZAINAL ROSHIDAHMAD DENGAN CERPEN “GODLOB” KARYA DANARTO (KAJIANSASTRA BANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATANSTRUKTURAL

BAB I PENDAHULUAN Menurut Remak (1990 : 1), sastra bandingan adalahkajian sastra di luar batas-batas sebuah negara dan kajian hubungan d...

Penerapan Teori Psikoanalisis dalam Karya Sastra

Psikoanalisis dalam sastra memiliki empat kemungkinan pengertian. Yang pertamaadalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pr...

Pergeseran Nilai-nilai Religius dalam Cerpen Robohnya Surau Kami karya AANavis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra identik dengan fiksi yangberarti cerita rekaan yang mengandung imajinasi atau daya k...

Analisis Puisi "Kata" Karya Subagio Sastrowardoyo : Sebuah Kajian Stilistika

Kata Asal mula adalah kata Jagat tersusun dari kata Di balik itu hanya ruangkosong dan angin pagi Kita takut kepada momok karena kat...

Bunyi Suprasegmental dalam Fonologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sosialnya,manusiasaling berhubungan antara yang satu dengan yang lain.Dalam hal ini...

Entri Populer Beranda

Laman

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.