Peluang: Jangan pernah menutup mata saat terpuruk dalam kegelapan kegagalan, karena selalu ada cahaya terang selama
kita berusaha. (Jadi jangan putus asa saat apa yang kita coba belum berhasil, karena kita tahu: “Orang yang berhasil,
menganggap kegagalan adalah keberuntungan”
Uman Rejo, S.S
Teori Sastra (19) Sosiologi Sastra (8) Stilistika (5) Filsafat Sastra (4)
Pembelajaran (4) Sosiolinguistik (4) Apresiasi Puisi (3) Semiotik (3) Filologi (2)
Sastra Bandingan (2) Sastra Lisan (2) Analisis Wacana (1) Bahasa (1)
Dialektologi (1) Fonologi (1) Kritik Sastra (1)
Kamis, 16 Desember 2010
ANALISIS SEMIOTIK DALAMLIRIK LAGU SHOUTULKHILAFAHBAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lirik lagu dapat dimasukkan kedalam genre puisi dalam karya sastra. Hal tersebut
dapat ditunjukkan dengan kemiripan unsur-unsur antara puisi dengan lirik lagu. Pada
puisi terdapat kadar kepadatan dan konsentrasi yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan prosa (Pradopo, 1995:11). Dan pada lirik lagu juga memiliki hal yang sama
yakni kadar kepadatan dan konsentrasi yang tinggi. Menurut Pradopo (1995:7) puisi
itu menggekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang
imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Dari pendapat Pradopo tersebut
lirik lagu juga memiliki hal yang sama dengan puisi. Dengan persamaan antara unsur-
unsur puisi dan lirik lagu maka dalam perkembangan karya sastra terdapat pementasan
dengan menampilkan pembacaan puisi yang disebut musikalisasi puisi. Dengan
demikian lirik lagu dapat dikaji menggunakan teori dan metode yang sama dengan
puisi.
Lirik lagu merupakan susunan dari bahasa dengan kandungan gagasan yang
dikombinasikan dengan estetika dan irama dalam pelantunannya Gagasan yang akan
disampaikan dalam lirik lagu memiliki keistiwewahan tersendiri. Hal tersebut
dikarenakan lirik lagu memiliki beragam fungsi didalamnya, antara lain (a) fungsi
pengungkapan emosi, (b) fungsi pengungkapan rasa estetik (c) fungsi hiburan (d)
fungsi reaksi jasmani (g) fungsi penyelenggara norma-norma sosial (h) fungsi
pengesahan lembaga sosial dan (i) fungsi pengitegrasihan sosial (Eriam, dalam Susanto
2008:2). keistimewahan tersebut bisa dijelaskan bahwa penyampaian gagasan dalam
lirik lagu akan lebih berpengaruh karena didukung oleh fungsi-fungsi didalamnya.
Lirik lagu senantiasa terkait dengan gagasan yang ingin disampaikan oleh penuturnya
untuk mempengaruhi objek. Hal tersebut dikarenakan dalam melakukan komunikasi
manusia memiliki tujuan yang diinginkannya. Begitu halnya dengan lirik lagu Shoutul
Khilafah merupakan media untuk untuk mengusung ide dari organisasi masyarakat
yang dikenal dengan Hizbut Tahrir Indonesia dalam interaksinya dengan masyarakat.
Ide yang ingin disampaikan melalui Lirik Lagu dapat diwujudkan dalam bentuk tanda,
baik itu berupa Icon, Indeks, Simbol dan bentuk tanda yang lain. Dengan tanda-tanda
tersebut objek dapat memahami makna lirik lagu yang didalamnya telah ditanam ide
tertentu oleh pencipta lagu tersebut. Pengeksplorasian tanda yang terdapat dalam lirik
lagu dapat dilakukan dengan menggunakan pisau analisis semiotik sebagai ilmu tentang
interpretasi tanda (Paul Cobley dan Litza Janz, dalam Khuta Ratna (2004:97).
Muatan dalam lirik lagu Shoutul Khilafah cenderung kepada hukum-hukum islam yang
ingin diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Lirik lagu ini juga digunakan dalam
acara-acara yang diadakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia, baik seminar, Ring back
tone, talk show ataupun aksi turun jalan. Penggunaan lirik lagu tersebut dalam kegiatan
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dimaksudkan untuk menyampaikan ide hukum-hukum
islam untuk diterapkan dalam setiap lini kehidupan. Dengan demikian muatan lirik yang
sengaja ditanami ideologi tentu berpotensi untuk dianalisis dengan semiotik kemudian
tanda yang terdapat dalam lirik lagu tersebut dapat diinterpretasi.
Shoutul Khilafah diambil untuk dianalisis karena memiliki keunikan bila dibandingkan
Uman Rejo, S.S
Gresik, Jawa Timur,
Indonesia
hanya ingin berbagi
pengalaman dan
pengetahuan penulis
yang terbatas di blog ini.
jika ada kritik dan saran
yang membangun,
tinggalkan komen pada
chatbox yah guys..
thanks! salam hangat buat
para pembaca blog saya :)
Lihat profil lengkapku
Tentang Saya
Join this sitew ith Google FriendConnect
Members (15) More
»
Already a member? Sign
in
Pengikut
▼ 2010 (62)
▼ Desember (62)
biodata
Teori Hermeneutika
Strukturalisme
Dekonstruksi
Teori Intertekstual
Teori Marxisme
Sosiologi Sastra
Teori Hegemoni
Teori InteraksiSimbolik
BunyiSuprasegmentaldalam Fonologi
Tradisi Sastra Lisanyang Terlupakan
Keindahan Bahasa
Eksotisme KiasanAlam pada Puisi"Bulan LukaParah...
Psikologi Sastra
Analisis Puisi"Kata" Karya
Arsip Blog
Share 0 More Next Blog» [email protected] Dashboard Sign Out
dengan lagu islami yang lain. Adapun keunikan tersebut diantaranya :
1. Merupakan lagu dengan tema kekhilafahan islam yakni berkaitan dengan
penyeruhan penegakan hukum-hukum islam dalam Pemerintahan Islam. Tema yang
terkategori perpolitikan tersebut menjadi pembeda dari tema lirik lagu lain yang
berkutat pada tataran ibadah ritual dengan Tuhannya dan akhlak semata.
2. Shoutul Khilafah dilantunkan oleh HTI ketika mereka mengadakan aksi turun jalan
(Demo) sebagai media penyampaian ide juga sebagai penyemangat peserta aksi ketika
berada di jalan. Dengan begitu lagu ini begitu penting untuk ditelaah karena memiliki
aspek interaksi sosial dengan masyarakat.
3. Shoutul Khilafah memiliki relevensi kuat dengan kehidupan nyata masyarakat.
Karena lagu ini memberikan solusi alternatif dalam setiap permasalahan kehidupan
dengan islam, dan solusi tersebut bersifat praktis yakni penerapan pemerintahan islam,
Khilafah Islamiyah.
4. Lagu ini pertama kali dilantunkan dalam acara Konfrensi Khilafah Internasional pada
12 Agustus 2007 di GLORA Bung Karno dan dihadiri 100.000 peserta dari indonesia
dan internasional. Selain sebagai pembentuk opini publik tentu lagu ini menjadi sorotan
dunia pada saat itu, karena mengungkapkan tujuannya untuk mengganti sistem
kehidupan kapitalis saat ini menjadi sistem islam.
Dengan demikian dari beberapa argumen diatas dapat ditunjukkan keunikan lirik lagu
Shoutul Khilafah yang berpotensi untuk menghasilkan tanda-tanda yang bisa dicari
maknanya dengan semiotik. Olehkarena itu lirik lagu tersebut layak untuk dijadikan
sebagai objek penelitian semiotik.
Mengamati potensi yang terdapat dalam lirik lagu Shoutul Khilafah diatas peneliti
memutuskan untuk meneliti lebih dalam tanda yang berkaitan dengan idiologi islam
dengan kajian semiotik. Kajian semiotik dalam penelitian yang berjudul ANALISIS
SEMIOTIK DALAM LIRIK LAGU SHOUTUL KHILAFAH diharapkan memberikan
kejelasan makna lirik lagu dan fungsi-fungsi yang terdapat dalam lirik lagu Shoutul
Khilafah.
C. Rumusan Masalah
Berawal dari pemahaman latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka peneliti
merumuskan masalah penelitian tersebut antaralain:
1) Bagaimanakah makna lirik lagu Shoutul Khilafah melalui kajian semiotik Charles
Sanders Peirce?
2) Bagaimanakah Fungsi yang terdapat dalam lirik lagu Shoutul Khilafah?
D. Tujuan
Memahami permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka tujuan penelitian ini
adalah:
1) Memperoleh deskripsi makna lirik lagu Shoutul Khilafah melalui kajian semiotik
Charles Sanders Peirce?
2) Memperoleh deskripsi fungsi yang terdapat dalam lirik lagu Shoutul Khilafah?
E. Manfaat
1) Manfaat teoritis
Penelitian ini memberikan manfaat terhadap pengaplikasihan teori semiotik. Aplikasi
teori semiotik dalam penelitian ini akan memperkaya contoh-contoh penerapannya.
Penerapan teori semiotik Charles Sanders Peirce terutama untuk hubungan objek
dengan tanda (trikotomi pertama) akan semakin nampak sebagai aplikasi teori tersebut
dalam mengupas lirik lagu Shoutul Khilafah.
2) Manfaat praktis
Harapan dari penelitian ini adalah mampu memberikan referensi bagi pembelajar
semiotik dalam memahami lirik lagu untuk mengetahui makna yang terkandung di
dalamnya secara semiotik.. Bagi dosen penelitian ini dapat dijadikan sebagai contoh
aplikasi semiotik Charles Sanders Pierce yang berkaitan dengan hubungan objek
dengan tanda. Bagi mahasiswa dapat memetik manfaat dalam kasanah teori semiotik
Charles Sanders Pierce dan mengetahui cara penerapannya dalam karya sastra dan
bisa digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya dalam sudut pandang yang lain.
Bab II
Landasan Teori
2.1 Penelitian Sebelumnya yang Relevan
Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini yakni Penelitian Mansurudin
berjudul “perlawanan dalam lirik pengamen jalanan; kajian semiotik”, sebuah tesis.
Teori semiotik Charles Sanders Pierce digunakan sebagai pisau analisis dalam
penelitian tersebut. Teori semiotik Charles Sanders Pierce yang digunakan ditekankan
pada konsep representamen yang mengerucut pada ikon, indeks dan simbol.
Teori Marx yakni teori perlawanan, digunakan untuk mengkaji representasi lirik
pengamen. Dan didukung pula dengan kajian teori perlawanan, yang merujuk pada
SubagioSastrowardoyo...
Eksistensialisme
Alih Kode danCampur Kode
Variasi Bahasa
Filologi dan CaraKerjanya
Bilingualisme atauKedwibahasaan
Semiotika
Tindak Tutur
PenelitianFenomenologi
Asal-Usul NamaDesa diKecamatanWringinanomKabup...
Pemetaan IsolekJawa diKabupatenMalang
PendekatanPsikologi Sastra
Kajian Bandingan
Sastra dan Teori
Biografi
Sastra Bandingan
Apresiasi Puisi
Cara PengambaranTokoh dalamNovel KetkaCinta Ber...
Pergeseran Nilai-nilai Religiusdalam CerpenRoboh...
Kajian Intertekstual
Sinopsis Novel
Sosiologi Sastra
Kajian Moral
Upaya PeningkatanGuruProfesionalismeGuru di MTs...
Penulisan SuratDinas
Psikologi Sastra
Stilistika
Stilistika
Stilistika
Stilistika
Struktur Naratifnovel De Winstkarya AfifahAfra
ilmu Semiotika
PERBANDINGANTEMA DARISEGI LATARATAU SETTINGTEM...
Kajian Islami
konsep “ekonomi politik” poplin serta “perlawanan kelas” yang dikembangkan oleh
Scott.
Penelitian yang dilakukan Mansurudin memfokuskan penelitannya pada sarat sistem
tanda sebagai berikut.
1. Makna dalam lirik lagu pengamen jalanan
a. Pengeksplorasian lirik lagu perlawanan melalui ikon
b. Pengeksplorasian lirik lagu perlawanan melalui indeks
c. Pengeksplorasian lirik lagu perlawanan melalui simbol
2. Bentuk-bentuk perlawanan dalam lirik pengamen jalanan
3. Sasaran yang dikritik berdasarkan teks lirik pengamen jalanan
4. Klasifikasi pengamen dan tema lirik pengamen jalanan.
Penelitian diatas berbeda dengan penelitian ini walaupun memiliki relevansi untuk
memperkaya kajian dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Mansurudin
tersebut memfokuskan pada perlawanan pengamen dengan menggunakan kajian
semiotik dan diperdalam dengan teori idiologi sosialis dengan tokohnya karl marx.
Akan tetapi Penelitian “Analisis Semiotik dalam Lirik Lagu Shoutul Khilafah” memiliki
keunikan pada pendeskripsian fungsi yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Penelitian
ini lebih menekankan pada bagaimana kontribusi lagu ini terhadap individu, masyarakat
dan negara yang dideskripsikan melalui penelaahan fungsi dari lirik lagu ini.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Semiotik
Coble and Jansz (dalam Sobur, 2006:16) bertutur tentang semiotik bahwa Discipline is
simply the analysis of signs or the study of the functioning of sign systems (ilmu
tentang tanda atau studi tentang bagaimana sistem penandaan berfungsi). Dalam
kehidupan sehari-hari manusia telah diliputi tanda disekitarnya, baik secara sadar
maupun tak sadar. Ketika mahasiswa dikampus melihat sosok tubuh yang berpakaian
resmi dengan memakai dasi, jas serta membawa banyak buku kita langsung dapat
menilai bahwa seseorang tersebut adalah dosen. Hal tersebut dapat diketahui karena
tanda yang berupa dasi, jas dan kerapiannya serta atribut yang lain mengindikatorkan
bahwa dia berprofesi sebagai dosen, begitulah tanda menyelimuti kehidupan kita.
Bahasa juga merupakan tanda yang memiliki makna. Sebagaimana yang dituturkan
oleh Pradopo (1995:121) bahwa bahasa sebelum dipergunakan dalam karya sastra
sudah merupakan lambang (tanda) yang mempunyai arti yang ditentukan oleh
konvensi masyarakat. Sugiarto (dalam epilog cerpen Kompas pilihan 2005-2006)
menyatakan bahwa dalam karya sastra semisal cerpen yang sifatnya pendek justru
memaksa penulis untuk menimbulkan efek maksimal dengan cara minimal. Artinya
dengan membentuk efek maksimal menggunakan cara minimal adalah pembentukan
tanda dalam bahasa. Seseorang tak perlu banyak menguraikan kata, karena hanya
dengan mengungkapkan satu bait puisi bisa mendeskripsikan makna yang beragam.
Penerapan tanda secara konkret dalam sajak W.S Rendra yang berjudul di Meja Makan
yakni kata-kata “sambal tomat pada mata”. W.S Rendra tak perlu mengungkapkan
bagaimana pedih, perih baik dalam hati maupun mata dengan paragraf namun cukup
dengan ungkapan yang minimal dengan efek maksimal yakni dengan ungkapan tanda
“sambal tomat pada mata.
Seperti halnya puisi yang memiliki sifat minimali dengan efek maksimal dalam
membentuk tanda, maka Tanda dalam lirik lagu shoutul khilafah dieksplorasi dengan
menggunakan pisau analisis semiotik Charles Sanders Peirce. Dengan teori yang
dicetuskan oleh Peirce lirik lagu Shoutul Khilafah dapat diketahui makna kedua
(konotasi) yang diciptakan oleh tanda-tanda yang disebar didalamnya. Dengan begitu
pengungkapan makna lirik lagu tersebut dapat diterjemahkan sesungguhnya.
2.2.2 Semiotik Charles Sanders Peirce
Peirce tercatat sebagai seorang paling orisinal dan multidimensional pemikirannya
diantara teman-temannya (Zoest, 1993:8). Dialah pencetus ide ‘semiotika’ yang ia
katakan bersinonim dengan ‘logika’ (Zoest, 1993:10). Peirce telah menyatakan bahwa
semiotik ialah “ a relationship among asign, an object, and a meaning (suatu hubungan
di antara tanda, objek dan makna)” Peirce (dalam littlejohn, 1996:64). Pengertian
Peirce tentang semiotik tersebut nampak ketika Peirce menjelaskan tiga unsur dalam
tanda yaitu representamen, objek dan interpretan dalam segitiga semiotiknya. Lebih
lanjut dapat dijelaskan tetang segitiga semiotika Peirce yang dikemukakannya.
2.2.3 Segitiga Semiotik Charles Sanders Peirce
Pierce (dalam Zaimar, 2008:4) menjelaskan tanda didalamnya terdapat tiga unsur yang
dapat dijelaskan yakni representamen, objek, dan interpretan. Bagan berikut ini dapat
mengambarkan ketiga unsur tadi.
ANALISISWACANACERPEN"PENGUSAHAIDEALIS"KARYA PU...
Reka CiptaPengarangTerhadapSemesta dalamNovel ...
PENGEMBANGANWISATAZIARAHDALAMRANGKAMEMAJUKAN...
Pengaruh tayangantelevisi terhadapperkembanganp...
ANALISISSEMIOTIKDALAM LIRIKLAGUSHOUTULKHILAFA...
PERANAN TOKOHPEREMPUANDALAM NOVELLASMI KARYANU...
Penerapan TeoriPsikoanalisisdalam KaryaSastra
PenggunaaanPendekatanPragmatik padaNovel Pengak...
Hermeutika danInterpretasiSastra
Teori BelajarHumanistik
Fenomenologi
Biografi Prof. H.Budi Darma,M.A, Ph.D
Menafsirkansebuah Puisi
Sosiologi Sastra
► 2011 (3)
Peirce (dalam Noth, 2006:42) dipaparkan bahwa suatu tanda atau representamen,
merupakan sesuatu yang mengacu pada seseorang atas sesuatu dalam beberapa hal
atau kapasitas. Tanda ini merujuk pada seseorang, yakni, menciptakan di dalam benak
orang itu suatu tanda yang setara, atau mungkin yang lebih maju. Tanda yang
diciptakan itu saya sebut interpretant atas tanda pertama. Tanda itu mengacu pada
sesuatu, yakni object-nya. Itu mengacu pada objek itu, bukan dalam semua sisi,
namun mengacu pada semacam ide”. Penjelasan berkaitan dengan kata kunci
representamen, interpretant dan object sebagai berikut
Representamen merupakan istilah yang digunakan Peirce untuk menyebut “objek yang
bisa dirasakan” yang berfungsi sebagai tanda (Peirce dalam Noth, 2006:42). Dalam
kata sederhananya maka representamen adalah tanda itu sendiri dimana ahli semiotika
yang lain seperti Morris mengatakan dengan bahasanya sign vehicle, signifier
diungkapkan oleh Saussure dan Hjelmselv menyebutkan sebagai ekspresi. Hal tersebut
dapat dimengerti bahwa representamen merupakan sebuah persepsi terhadap sesuatu
yang diwakilinya yakni objek. Misalkan dalam analisi Mansurudin --sebuah tesis--
dijelaskan bahwa kata pahlawan tanpa tanda jasa itu merupakan representamen dari
Oemar Bakri (objek).
Objek adalah sesuatu yang diwakili (Zaimar, 2008:4). Objek bisa berbentuk material
atau sesuatu yang memiliki keberkenalan perseptual ataukah sekadar imaginaris atau
batin akan hakikat tanda atau pemikiran (Peirce dalam Noth, 2006:43). Objek yang
material bisa dicontohkan pada benda atau manusia. Sedangkan Objek yang bersifat
imaginaris atau batin dapat berupa sebuah ungkapan misalnya dalam kata janji elite
(Mansurudin, Sebuah Tesis)
Interpretan adalah tanda yang tertera di dalam pikiran si penerima setelah melihat
representamen (Zaimar, 2008:4). Dapat dicontohkan jika objek adalah warna merah
dalam bendera merah putih maka representamen adalah keberanian dan interpretan dari
warna merah tersebut yakni tak gentar mengambil resiko.
Demikianlah ketiga unsur dalam tanda tadi bekerja. Namun terdapat syarat agar suatu
representamen dapat menjadi tanda, yakni adanya ground. Sedangkan ground yang
dimaksud disini adalah pengetahuan yang ada pada pengirim dan penerima tanda
sehingga representamen dapat dipahami (Zaimar, 2008:4)
Lirik Lagu Shoutul Khilafah dalam analisisnya secara semiotik dapat dipetakan dengan
menggunakan triadik tersebut. Hanya saja ketika memahami tanda dalam lirik lagu
tersebut perlu sebuah ground yang harus dimengerti sebelumnya dengan mempelajari
lebih dalam tentang seluk beluk lagu tersebut.
2.2.4 Klasifikasi Tanda-tanda Menurut Peirce
Peirce mengembangkan suatu tipologi tanda yang merupakan trikotomi.
2.2.4.1 Trikotomi Pertama
Trikotomi pertama ditinjau dari sudut pandang hubungan antara representamen dan
objek. Ditunjukkan dengan pembagian tanda secara sederhana antara lain ikon,
kemudian indeks dan yang paling canggih adalah symbol (Zaimar, 2008:5)
a) Ikon
Ikon merupakan hubungan yang berdasarkan pada kemiripan (Zaimar, 2008:5). Jadi,
representamen memiliki kemiripan dengan objek yang diwakilinya. Sebagaimana
dijelaskan oleh Peirce bahwa ikon adalah kesamaan alat tanda dengan objeknya (Noth,
2006:121). Dari sistem triadik semiotik ini, pierce membuat tiga subklasifikasi ikon,
yaitu ikon tipologis, ikon diagramatik dan ikon metaforis.
(1) Ikon tipologis adalah hubungan yang berdasarkan kemiripan bentuk, seperti peta
dan lukisan realis (Zaimar, 2008:5).
(2) Ikon diagramatik adalah hubungan yang berdasarkan kemiripan tahapan, seperti
diagram (Zaimar, 2008:5). Sejalan dengan Sudjiman dan Zoest (1996, 14-16)
memaparkan bahwa ikon diagramatik adalah adanya gejala struktural yang ditunjukkan
dengan kemiripan relasional dan berurutan.
(3) Ikon Metafora adalah hubungan yang berdasarkan kemiripan meskipun hanya
sebagian yang mirip, seperti bunga mawar dan gadis dianggap mempunyai
(kecantikan, kesegaran). Namun, kemiripan itu tidak total sifatnya (Zaimar, 2008:5).
b) Indeks
Indeks adalah hubungan yang mempunyai jangkauan eksistensial (Zaimar, 2008:5).
Eksistensial yang dimaksudkan adalah eksisnya sesuatu tentu disebabkan adanya
sesuatu yang lain, dalam bahasa sederhananya adalah hubungan sebab akibat. Oleh
karena itu dijelaskan oleh Zoest (1993:24) bahwa dalam hal tersebut hubungan antara
tanda dengan detonatum (objek) adalah bersebelahan. Dikatakan bahwa tidak ada asap
bila tidak ada api. Asap dapat dianggap sebagai tanda untuk eksisnya api dan dalam
hubungan seperti ini asap adalah indeks.
c) Simbol
Simbol yang dimaksudkan Peirce adalah tanda yang hubungan antara tanda dan objek
ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum (Zoest 1993:25). Peraturan yang
berlaku umum di masyarakat misalnya adalah ketika seseorang bertanya kepada yang
lain kemudian yang lain memberikan tanda dengan menunjukkan ibu jari orang yang
ditanya kepada penanya maka dapat diartikan sebagai sebuah persetujuan.
Dalam lirik lagu Shoutul Khilafah trikotomi pertama yang dikemukakan diatas dapat
menjadi bahan analisis lagu tersebut. Karena dalam lirik lagu tersebut apabila ditelaah
dengan sudut pandang hubungan antara representamen dengan objek maka yang
menjadi representamen adalah lirik lagu tersebut. Lirik lagu Shoutul Khilafah
penyeruannya terhadap masyarakat dari berbagai komponen maka dapat digambarkan
bahwa objek dari lirik lagu tersebut adalah masyarakat dan segenap aktivitas serta
fenomena yang terdapat didalamnya.
2.2.4.2 Trikotomi Kedua
Trikotomi kedua Peirce membuat klasifikasi dengan sudut pandang yakni hubungan
representamen dengan tanda. Tahapan yang dikemukakan yakni (firstness,
secondness, thirdness), sebagaimana dikemukakan sebagai berikut ini.
a) Qualisign
Qualisign yakni sesuatu yang mempunyai kulalitas untuk menjadi tanda. Ia tidak dapat
berfungsi sebagai tanda sampai ia terbentuk sebagai tanda (Zaimar, 2008:5). Hal
tersebut berarti sesuatu yang mungkin menjadi tanda maka bisa disebut Qualisign. Dan
Peirce (dalam Zoest 1993:19) mengatakan bahwa Qualisign dapat menjadi tanda bila
Qualisign memperoleh bentuk (‘embodied’). Misalkan warna merah itu memiliki
kemungkinan untuk menjadi tanda sebagai cinta dan sesuatu yang bahaya, sehingga
warna tersebut dapat dijadikan sebagai Qualisign. Namun warna merah tersebut baru
bisa menjadi tanda manakala dia mendapatkan bentuk mawar sebagai tanda cinta dan
bentuk segitiga merah sebagai tanda bahaya.
b) Sinsign
Sinsign adalah sesuatu yang sudah terbentuk dan dapat dianggap sebagai
representamen, tetapi belum berfungsi sebagai tanda (Zaimar, 2008:5). Contohnya
dapat diambilkan pada bunga mawar merah yang belum di berikan kepada istrinya
merupakan sebuah Sinsign. Karena walaupun sudah menjadi representamen namun hal
tersebut belum berfungsi menjadi sebuah tanda.
c) Legisign
Legisign yaitu sesuatu yang sudah menjadi representamen dan berfungsi sebagai
tanda. Setiap tanda yang sudah menjadi konvensi adalah legisign (Zaimar, 2008:5).
Sehingga tanda bahasa merupakan legisign, karena bahasa merupakan kode yang
disepakati oleh masyarakat (konvensi)
Lirik lagu Shoutul Khilafah tentu memiliki potensi untuk dikaji dalam trikotomi kedua
Peirce. Hal tersebut dikarenakan dalam Lirik lagu ini terdapat suatu representamen dan
tanda yang bisa digolongkan dalam Qualisign dan Legisign, yakni ungkapan Khilafah
Islamiyah. Karena hal tersebut adalah sebuah kata yang memiliki potensi sebagai tanda
dan belum berfungsi sebagai tanda. Karena keberadaan Khilafah Islamiyah itu sendiri
belum ada. Penjelasan lebih dalam akan dipaparkan dalam bab 4.
2.2.4.3 Trikotomi Ketiga
Berdasarkan interpretan maka Peirce menjelaskan bahwa tanda dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tahapan. Berikut ini adalah tahapan yang berdasarkan hubungan antara
interpretan dengan tanda.
a) Rheme adalah tanda yang tidak benar atau tidak salah, seperti hampir semua kata
tunggal kecuali ya atau tidak. Rheme merupakan tanda pengganti atau sederhana. Ia
merupakan tanda kemungkinan kualitatif yang menggambarkan semacam
kemungkinan objek. (Noth 2006:45)
b) Discent dalam Zaimar (2008:5) dijelaskan bahwa tanda yang mempunyai eksistensi
yang aktual. Sebuah proposisi, misalnya merupakan discent. Proposisi memberi
informasi, tetapi tidak menjelaskan. Decisign bisa benar dan juga bisa salah, tetapi
tidak memberikan alasannya kenapa hal tersebut bisa terjadi.
c) Argument adalah sebuah tanda hukum (Noth 2006:45) yakni sebuah hukum yang
menyatakan bahwa perjalanan premis untuk mencapai kesimpulan cenderung
menghasilkan sebuah kebenaran.
Lirik Lagu Shoutul Khilafah didalamnya juga terkandung tanda berdasarkan
interpretan. Hal tersebut dapat terjadi karena lirik lagu pada umumnya tidak bersifat
menjelaskan namun hanya memampatkan suatu penjelasan dengan perkataan yang
singkat. Maka akan nampak kata-kata yang membentuk tanda Discent karena tidak
ada alasan lebih dalam mengapa hal permasalahan dalam lirik tidak terjadi. Begitu juga
dengan kandungan yang terdapat di dalam lirik lagu Shoutul Khilafah yang
menyerukan sesuatu hukum-hukum islam yang diartikan sebagai kebenaran, disinilah
letak argumen yang nanti akan dikajih lebih mendalam.
2.2.4 Lirik lagu Shoutul Khilafah
Lirik lagu merupakan sekumpulan sistem tanda yang memiliki intensitas makna sebagai
ungkapan terhadap gejala social yang menjadikan stimulasi terbentuknya lirik tersebut
(Susanto 2008:24). Karena lirik lagu merupakan rekaman dari berbagai peristiwa dan
diwujudkan dalam sistem tanda bahasa (Susanto 2008:24). Dengan demikian lirik lagu
dapat didekati dengan kajian semiotik.
Lirik lagu Shoutul Khilafah merupakan lirik lagu yang pertama kali dilantunkan dalam
konfrensi khilafah internasional di Jakarta. Kemudian lirik-lirik ini senantiasa digunakan
oleh gerakan islam yakni Hizbut Tahrir Indonesia, terutama pada aksi-aksi hizbut tahrir
dalam menentang kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat. Dengan demikian
penggunaan lirik lagu Shoutul Khilafah oleh sebuah partai politik islam hizbut tahrir
menunjukkan bahwa ada kesamaan ide yang terdapat dalam lirik lagu ini dengan
pemikiran-pemikiran hizbut tahrir. Sehingga pengkajian lirik lagu ini juga dikaitkan
dengan pemikiran-pemikiran partai politik tersebut.
Bab III
Metode Penelitian
3.1 Pendekatan penelitian
Kriyanto dalam Susanto (2008:39) menyatakan pendekatan mengandung dua sifat.
Yakni membatasi pandangan dan selektif. Maksudnya adalah dalam penelitian peneliti
telah menentukan jperspektifnya tentang realita. Peneliti memerhatikan, mengiterpretasi
dan memahami stimulasi dari realita yang ditemui serta mengabaikan stimulasi lain, lalu
peneliti berperilaku sesuai dengan prespektif itu.
Pendenkatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis. Khuta
Ratna (2004:60) menjelaskan bahwa dalam filosofis pendekatan sosiologis asalah
adanya hubungan hakiki antara karya sastra dengan masyarakat. Hubungan-hubungan
yang dimaksudkan disebabkan oleh: a) karya sastra dihasilkan oleh pengarang,
b)pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat, dan c) pengarang memanfaatkan
kekayaan yang ada dalam masyarakat dan d) hasil karya sastra itu dimanfaatkan
kembali oleh masyarakat.
3.2 Sumber Data dan Data
3.2.1 Sumber data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari file lagu Shoutul Khilafah yang
banyak dimiliki oleh gerakan dakwa Hizbut Tahrir Indonesia. Anggota Hizbut Tahrir
Indonesia yang pernah mengikuti konfrensi khilafah internasional mengetahui bahwa
sebagian lagu ini dilantunkan dalam acara lagu tersebut dan sebagian yang lain terdapat
dalam compact dish yang dijadikan souvenir dalam acara tersebut.
3.2.2 Data
Data yang diambil dalam penelitian ini ialah lirik lagu Shoutul Khilafah yang pertama
kali di lounching dalam konfrensi khilafah internasional di GOR Bung Karno. Lagu
lagu yang tersebut bukanlah lagu yang diperjual belikan di khalayak umum, akan tetapi
lagu tersebut digunakan untuk memacu semangat perjuagan dalam menegakkan
khilafah islamiyah serta sebagai sarana untuk menyampaikan ide-ide islam. Beberapa
lirik lagu yang dijadikan sebagai data dalam penelitian ini adalah lirik lagu berjudul
Allahu Akbar (AA), Sambutlah Khilafah (SK), Saatnya Khilafah Memimpin Dunia
(SKMD), La izzata Illah Bil Islam (LIIBI), Pribadi Remaja Islam (PRI), Remaja Islam
(RI), Selamatkan Dengan Syariah (SDS).
Delapan teks lirik lagu Shoutul Khilafah ini merupakan data penelitian ini yang saling
berkaiatan dengan fungsi social lagu dalam masyarakat baik merupakan pemantik
semangat anggota gerakan maupun sebagai seruan Ideologi Islam dalam lirik lagu
tersebut. Karena pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
sosiologis maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini melingkupi data primer dan
data sekunder. Data primer dalam pendekatan sosiologis ini adalah delapan teks lirik
lagu tersebut. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hasil pemahaman gerakan dakwa yang diikuti oleh para penyanyi dan partai hizbut
tahrir sendiri yang senantiasa menggunakan lagu ini dalam aksi-aksinya.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Nazir dalam Susanto (2008:42) bahwa pengumpulan data adalah prosedur
yang sistematis dan standart intik memeroleh data yang diperlukan. Untuk memeroleh
data yang diperlukan dalam lirik lagu Shoutul Khilafah yakni melalui teknik penggunaan
dokumen. Hal tersebut dilakukan karena menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong
(2002:160) bahwa data yang telah ada sebagaimana record dan dokumen bisa
didapatkan dengan mudah bila data memang pernah didokumentasikan dan direcord.
Untuk data primer dari penelitian ini yakni berupa delapan lirik lagu Shoutul Khilafah
bisa langsung didapat melalui dokumen yang dimiliki oleh para anggota partai Hizbut
Tahrir Indonesia. Sedangkan data sekunder berupa informasi ide-ide partai politik
tersebut juga didapat dari teknik penggunaan dokumen, baik melalui kitab-kitab yang
dipunyai Hizbut Tahrir Indonesia atau melalui person dan website resmi partai
tersebut.
3.4 Teknis Analisis Data
Teknik analisis data merupakan bentuk langkah kerja yang sistematis dalam kerja
penelitian. Dalam ananlisis data yang telah dikumpulkan mulai diperlakukan dengan
cermat dan sistematis berdasarkan permasalahan yang diajukan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian “Ideologi Islam dalam lirik lagu
Shoutul Khilafah (kajian semiotik)” menggunakan tiga teknik, yakni teknik
pengklasifikasian, teknik analisis isi dan teknik pengodean. Ketiga teknik tersebut
dijabarkan sebagai berikut.
3.4.1 Teknik pengklasifikasian
Teknik pengklasifikasihan data dalam penelitian ini digunakan untuk
mengklasifikasikan lirik lagu berdasarkan analisis icon, indeks dan symbol.
Pengklasifikasian tersebut memang ditekankan pada analisis tekstual. Hal itu
disebabkan analisis tekstual merupakan data primer.
Pengklasifikasihan lirik lagu berdasarkan aspek tanda icon, indeks dan symbol dapat
dicermati dalam lampiran yang akan menyajikan tabel-tabel pengklasifikasihan data.
3.4.2 Teknik Analisis Isi
Teknik penganalisisan isi menurut Krippendorf (dalam Mansurudin 2006) merupakan
teknik analisis paling representative sebagai teknik yang ingin mengungkap makna
maupun symbol-simbol dari suatu teks. Data berupa lirik lagu dianalisis berdasarkan
makna yang mewakili bentuk perubahan yang merepresentasikan Ideologi Islam
terhadap ideologi dominan.
Dengan teknis analisis itu, tanda-tanda dalam teks lirik lagu Shoutul Khilafah dikaji
secara mendalam berdasarkan tanda tanda yang mengindikasikan adanya muatan-
muatan ideologis yang diusung penyanyi. Segala tanda yang terdapat dalam lirik lagu
ditafsirkan secara sistematis yang tetap dikaitkan dengan kondisi social sebagai data
sekunder berdasarkan makna yang merujuk pada Ideologi Islam.
3.4.3 Teknik pengodean
Teknik pengodean digunakan untuk memberikan kode tertentu pada data agar mudah
diklasifikasikan berdasarkan permasalahan yang diajukan. Dalam lirik lagu pengamen,
pengodean digunakan untuk memberikan kode pada judul lagu, bait, dan baris lirik. Hal
itu digunakan untuk memermudah analisis pada setiap judul bait dan baris.
Pengodean terhadap lirik lagu Shoutul Khilafah berdasarkan huruf depan yang terdapat
pada judul bait dan baris seperti (SdS/I/5 ) dalam lirik lagu berikut.
“Selamatkan dengan syariah”
I
1. Islam rahmat seluruh alam
2. Agung mulia sempurna
3. Dari Allah pencipota alam
4. Untuk seluruh manusia
5. Terapkan islam hidup mulia
6. Tinggalkan islam hidup terhina
II
7. Selamatkan dengan syariah
8. Indonesia dan seluruh umat
9. Selamatkan dengan syariah
10. Kehidupan menjadi berkah
11. Selamatkan dengan syariah
12. Terapkan hukum quran sunnah
13. Selamatkan dengan syariah
14. Tinggalkan hukum jahiliyah
Daftar Pustaka
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya
Nadzir, Muhammad. 1983. Metode Penelitian. Indonesia: Ghalia Indonesia.
Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Diposkan oleh Uman Rejo, S.S di 23.07
Reaksi: lucu (0) menarik (0) keren (0)
Label: Semiotik
Noth, Winfried. 2006. Semiotik. Surabaya: Airlangga University Press.
Pradopo, Djoko Rachmat. 1995. Pengkajian puisi. Yogyakarta: Gadja Mada University
Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, metode, dan teknik Penelitian Sastra: Pustaka
Pelajar.
Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Zaimar. Okke K.S. 2008. Semiotik dan Penerapannya Dalam Karya Sastra. Jakarta:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Rekomendasikan ini di Google
Keluar
Beri tahu saya
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Ieyzartd Syahieyr (Google)
Publikasikan
Pratinjau
Buat sebuah Link
2 komentar:
mulyadi marwastrarsa 15 Desember 2012 02.19
mantap bos.... untuk inspirasi....
Balas
Abdul Rahim 28 Juni 2013 02.03
judul bukunya eriam itu apa bang,,mohon di balas jadi daftar pustaka ,,penting,,,
087863497440
Balas
Link ke posting ini
pow ered by
ANALISIS SEMIOTIK DALAM LIRIK LAGU SHOUTUL KHILAFAH
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lirik lagu dapat dimasukkan kedalamgenre puisi dalam karya sastra. Hal tersebut dapat ditunjukkan ...
Sastra Bandingan
Sastra bandingan menurut sejarahnya dibedakan menjadi dua aliran, yaitu:1.Aliran Perancis = membandingkan dua KS dari dua Negara yang berb...
Kajian Intertekstual
Tokoh Utama Perempuan dalam Novel Pengakuan Pariyem Karya Linus SuryadiAG dan Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari: Telaah Intertekstu...
Penggunaaan Pendekatan Pragmatik pada Novel Pengakuan Pariyem
Pendahuluan Untuk menganalisis karya sastra berdasarkan teori dan kritik sastra,hendaknya menganalisis karya sastra dengan tidak hanya me...
Asal-Usul Nama Desa di Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik (KajianStruktur, Fungsi, dan Nilai Budaya)
Asal-usul Nama Desa di Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik (KajianStruktur, Fungsi, dan Nilai Budaya) Diajukan untuk propo...
PERBANDINGAN TEMA DARI SEGI LATAR ATAU SETTING TEMPATCERPEN “ALKISAH SI BAYI KUCING IDUL FITRI” KARYA ZAINAL ROSHIDAHMAD DENGAN CERPEN “GODLOB” KARYA DANARTO (KAJIANSASTRA BANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATANSTRUKTURAL
BAB I PENDAHULUAN Menurut Remak (1990 : 1), sastra bandingan adalahkajian sastra di luar batas-batas sebuah negara dan kajian hubungan d...
Penerapan Teori Psikoanalisis dalam Karya Sastra
Psikoanalisis dalam sastra memiliki empat kemungkinan pengertian. Yang pertamaadalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pr...
Pergeseran Nilai-nilai Religius dalam Cerpen Robohnya Surau Kami karya AANavis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra identik dengan fiksi yangberarti cerita rekaan yang mengandung imajinasi atau daya k...
Analisis Puisi "Kata" Karya Subagio Sastrowardoyo : Sebuah Kajian Stilistika
Kata Asal mula adalah kata Jagat tersusun dari kata Di balik itu hanya ruangkosong dan angin pagi Kita takut kepada momok karena kat...
Bunyi Suprasegmental dalam Fonologi
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sosialnya,manusiasaling berhubungan antara yang satu dengan yang lain.Dalam hal ini...
Entri Populer Beranda
Laman
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
Top Related