PELANTIKAN ABU BAKAR RA

37
PELANTIKAN ABU BAKAR RA. SEBAGAI KHALIFAH Posted by Bustamam Ismail on January 26, 2010 Imam al-Bukhari berkata, “Telah berkata kepada kami Ibrahim bin Musa dia berkata, ‘Telah berkata kepada kami Hisyam dari Ma’mar dari az-Zuhri, dia berkata, ‘Telah berkata kepadaku Anas bin Malik bahwa dia mendengar pidato terakhir Umar ketika duduk di mimbar satu hari setelah Rasulullah saw. wafat, sementara Abu Bakar duduk dan diam. Umar berkata, ‘Aku ber-harap agar Rasulullah saw. diberi umur yang panjang hingga menjadi orang yang paling terakhir di antara kita maksudnya agar Rasulullah saw. yang terakhir diwafatkan setelah seluruh sahabat wafat kini beliau telah wafat, namun Allah telah menjadikan di hadapan kita cahaya petunjuk yang telah diberikannya kepada Muhammad, selanjutnya Abu Bakar adalah Sahabat Rasulullah saw. Ketika mereka berdua berada dalam gua. Beliaulah yang paling pantas menjadi pimpinan segala urusan kalian, maka berdirilah dan bai’atlah dia,’sebelumnya sebagian dari kaum muslimin telah membaitnya ketika berada di Saqifah Bani Sa’idah- namun bai’at secara umum baru terlaksana dalam masjid di atas mimbar.” A.PIDATO PELANTIKANNYA Az-Zuhri berkata, “Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata, ‘Aku mendengar Umar berkata pada hari itu kepada Abu Bakar, ‘Naiklah ke atas mimbar,’ maka iapun terus menuntut hingga Abu Bakar akhirnya naik ke atas mimbar dan dibai’at oleh seluruh kaum muslimin. Muhammad Ibnu Ishaq berkata Telah berkata kepadaku az-

Transcript of PELANTIKAN ABU BAKAR RA

PELANTIKAN ABU BAKAR RA. SEBAGAI KHALIFAHPosted by Bustamam Ismail on January 26, 2010

Imam al-Bukhari berkata, “Telahberkata kepada kami Ibrahim bin Musa dia berkata, ‘Telah berkatakepada kami Hisyam dari Ma’mar dari az-Zuhri, dia berkata, ‘Telahberkata kepadaku Anas bin Malik bahwa dia mendengar pidatoterakhir Umar ketika duduk di mimbar satu hari setelah Rasulullahsaw. wafat, sementara Abu Bakar duduk dan diam. Umar berkata,‘Aku ber-harap agar Rasulullah saw. diberi umur yang panjanghingga menjadi orang yang paling terakhir di antara kitamaksudnya agar Rasulullah saw. yang terakhir diwafatkan setelahseluruh sahabat wafat kini beliau telah wafat, namun Allah telahmenjadikan di hadapan kita cahaya petunjuk yang telahdiberikannya kepada Muhammad, selanjutnya Abu Bakar adalahSahabat Rasulullah saw. Ketika mereka berdua berada dalam gua.Beliaulah yang paling pantas menjadi pimpinan segala urusankalian, maka berdirilah dan bai’atlah dia,’sebelumnya sebagiandari kaum muslimin telah membaitnya ketika berada di Saqifah BaniSa’idah- namun bai’at secara umum baru terlaksana dalam masjid diatas mimbar.”

A.PIDATO PELANTIKANNYA

Az-Zuhri berkata, “Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata,‘Aku mendengar Umar berkata pada hari itu kepada Abu Bakar,‘Naiklah ke atas mimbar,’ maka iapun terus menuntut hingga AbuBakar akhirnya naik ke atas mimbar dan dibai’at oleh seluruh kaummuslimin. Muhammad Ibnu Ishaq berkata Telah berkata kepadaku az-

Zuhri dia berkata, ‘Telah berkata kepadaku Anas bin Malik, diaberkata, ‘Ketika Abu Bakar dibai’at di Saqifah, keesokan harinyaia duduk di atas mimbar sedang Umar berdiri disampingnya memulaipembicaran sebelum Abu Bakar berbicara. Umar mulai mengucapkanpujian terhadap Allah sebagai pemilik segala pujian dansanjungan. Kemudian berkata, ‘Wahai saudara-saudara sekalian, akutelah katakan kepada kalian kemarin perkataan yang tidak kudapatidalam Kitabullah, dan tidak pula pernah diberikan Rasulullah saw.padaku. Aku berpikiran bahwa pastilah Rasulullah saw. akan hidupdan terus mengatur urusan kita -maksudnya bahwa Rasulullah saw.akan wafat belakangan setelah para sahabat wafat, dansesungguhnya Allah telah meninggalkan untuk kita kitabNya yangmembimbing Rasulullah saw. maka jika kalian berpegang teguhdengannya Allah pasti akan membimbing kalian sebagaimana Allahtelah membimbing NabiNya. Dan sesungguhnya Allah telahmengumpulkan seluruh urusan kita di bawah pimpinan orang yangterbaik dari kalian. Ia adalah sahabat Rasulullah saw. dan orangyang kedua ketika ia dan Rasulullah saw. bersembunyi di dalamgua. Maka berdirilah kalian dan berikanlah bai’at kaliankepadanya.’ Maka orang-orang segera membai’at Abu Bakar secaraumum setelah sebelumnya di bai’at di Saqifah.

Selepas dibai’at Abu Bakar mulai berpidato setelah memuji AllahPemilik segala pujian, ‘Amma ba’du, para hadirin sekaliansesungguhnya aku telah dipilih sebagai pimpinan atas kalian danbukanlah aku yang terbaik, maka jika aku berbuat kebaikanbantulah aku. Dan jika aku bertindak keliru maka luruskanlah aku.Kejujuran adalah amanah, sementara dusta adalah suatupengkhinatan. Orang yang lemah di antara kalian sesungguhnya kuatdi sisiku hingga aku dapat mengembalikan haknya kepadanya InsyaAllah. Sebaliknya siapa yang kuat di antara kalian maka dialahyang lemah di sisiku hingga aku akan mengambil darinya hak milikorang lain yang diambilnya. Tidaklah suatu kaum meninggalkanjihad di jalan Allah kecuali Allah akan timpakan kepada merekakehinaan, dan tidaklah suatu kekejian tersebar di tengah suatukaum kecuali adzab Allah akan ditimpakan kepada seluruh kaumtersebut. Patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan RasulNya.Tetapi jika aku tidak mematuhi keduanya maka tiada kewajiban taatatas kalian terhadapku. Sekarang berdirilah kalian untuk

melaksanakan shalat semoga Allah merahmati kalian.’93 Sanad inishahih, adapun ungkapannya, ‘Sesungguhnya Aku telah dipilihsebagai pimpinan atas kalian dan bukanlah aku yang terbaik’adalah bagian dari ketawadhu’an beliau. Sebab mereka seluruhnyasepakat bahwa beliaulah yang terbaik dan termulia.”

B.BAI’AT ALI BIN ABI THALIB DAN AZ-ZUBAIR TERHADAP ABU BAKAR

Al-Hafizh Abu Bakar al-Baihaqi berkata, “Kami diberitahukan olehAbul Hasan Ali bin Muhammad al-Hafizh al-Isfirayini, dia berkata,telah berkata kepada kami Abu Ali al-Husain bin Ali al-Hafizh,dia berkata, telah berkata kepada kami Abu Bakar Muhammad IbnuIshaq bin Khuzaimah, dan Ibrahim bin Abi Thalib, keduanyaberkata, telah berkata kepada kami Bandar bin Bassyar,94 telahberkata kepada kami Abu Hisyam al-Makhzumi, dia berkata, telahberkata kepada kami Wuhaib, dia berkata, telah berkata kepadakami Dawud bin Abi Hind, dia berkata,’ Kami diberitakan dari AbuYadhrah dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata, ‘Ketika Rasulullahsaw. wafat, orang-orang berkumpul di rumah Sa’ad bin Ubadah.Sementara di tengah mereka hadir Abu Bakar dan Umar. Maka seorangpembicara berdiri dari kalangan Anshar sambil berkata, ‘Tahukahkalian bahwa Rasulullah saw. dari golongan Muhajirin, danpenggantinya dari kaum Muhajirin juga, sedangkan kami adalahpenolong Rasulullah saw. sekaligus penolong orang yang

menggantikan posisinya, maka berdirilah Umar dan berkata,‘Sesungguhnya pembicara kalian benar! Jika kalian katakan selainitu, maka kami tidak akan membai’at kalian, lalu Umar segerameraih tangán Abu Bakar sambil berkata, Inilah pemimpin kalian,bait’atlah dia!’ Umar mulai membai’atnya lalu diikuti oleh kaumMuhajirin dan Anshar.

Setelah itu Abu Bakar naik ke atas mimbar, kemudian ia mencariaz-Zubair diantara kaum muslimin namun tidak menemukannya. Makaseseo-rang perintahkan untuk memanggil Zubair. Tak lama kemudianZubair datang menghadapnya. Abu Bakar berkata, ‘Wahai pengawaldan sepupu Rasulullah saw., apakah kamu ingin memecah belahpersatuan kaum muslimin?’ az-Zubair menjawab, ‘Janganlah engkaumenghukumku wahai khalifah Rasul!’ Az-Zubair segera berdiri danmembaiatnya. Kemudian Abu Bakar tidak pula melihat Ali, maka

beliau perintahkan agar memanggil Ali. Tak lama kemudian Alidatang. Abu Bakar berkata padanya, ‘Wahai sepupu Rasulullah saw.dan menantunya apakah engkau ingin memecah belah persatuan kaummuslimin?’ Ali menjawab, ‘Tidak, janganlah engkau menghukumkuwahai Khalifah Rasulullah saw.!’ Maka Ali segera membai’atnya.Begitulah yang sebenarnya terjadi dan seperti itulah kira-kiramaknanya.”95

Abu Ali al-Hafizh berkata,”Aku mendengar Muhammad Ibnu Ishaq binKhuzaimah berkata, Muslim bin Hajjaj datang kepadaku menanyakanperihal hadits ini, maka aku tuliskan hadits ini dalam sebuahkertas kemudian aku bacakan untuknya, maka dia berkata, ‘Haditsini senilai dengan satu ekor unta?’ Kujawab, ‘Seekor unta? Tidak!bahkan hadits ini senilai dengan badrah (7000 dinar).” 96

Ali bin ‘Ashim meriwayatkan dari jalur al-Jurairi, dari AbuNadhrah dari Abu Sa’id al-Khudri, kemudian dia menyebutkan kisahyang semakna dengan di atas. Sanad ini shahih dari hadits AbuNadhrah al-Munzir bin Malik bin Quta’ah, dari Abu Sa’id Sa’ad binMalik bin Sinan al-Khudri.97

CATATAN: PENTING

Dalam riwayat ini banyak sekali manfaat besar yang dapat dipetikdi antaranya, tentang bai’at Ali terhadap Abu Bakar. Kejadian initerjadi di hari  pertama ataupun di hari kedua setelah Rasulullahsaw. wafat. Itulah pendapat yang benar, sebab Ali bin Abi Thalibtidak pernah berpisah dengan Abu Bakar ashShiddiq ra. sesaatpun,dan Ali sendiri tidak pernah berhenti shalat di belakangnya.Sebagaimana yang akan kami sebutkan nanti. Bahkan Ali turutkeluar bersamanya menuju Dzul Qashshah ketika Abu Bakar ash-Shiddiq ra. menghunus pedangnya ingin menumpas orang-orang yangmurtad, sebagaimana yang kelak akan kami terangkan.

Namun karena Fathimah sedikit kesal terhadap Abu Bakar disebabkanpersepsinya yang salah mengenai warisan Rasulullah saw., ia tidakmengetahui bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Kami tidakmewarisi apa-apa, dan apayang kutinggalkan adalah sedekah” Oleh karena ituAbu Bakar ash-Shiddiq ra. Tidak memberikan warisan Rasulullahsaw. kepadanya, kepada para istrinya maupun paman-pamannya

berdasarkan hadits yang jelas ini, sebagaimana kelak akan kamiterangkan pada waktunya.

C. Fatimah ingin Warisan Rasulullah

Fathimah memohon padanya agar Ali dapat mengurus tanah Rasulullahsaw. yang berada di Khaibar dan di Fadak, namun Abu Bakar tidakmengabulkan per-mintaannya, sebab dia berpendapat bahwa di ataspundaknyalah kewajiban mengurus seluruh tanah milik Rasulullahsaw. Abu Bakar adalah orang yang jujur, baik, mendapat petunjuk,dan selalu mengikuti kebenaran. Akhirnya muncul dari dalam diriFathimah rasa marah dan kesal ter-hadapnya apalagi Fathimahadalah seorang wanita yang tidak ma’shum wajar jika ia memboikotAbu Bakar ash-Shiddiq ra. hingga wafat. Oleh karena itu Aliberusaha menjaga perasaan istrinya dengan berbuat apa-apa yangdianggap dapat menyenangkannya. Namun ketika Fathimah wafatpersis enam bulan sejak wafatnya Rasulullah saw., Ali memandangperlu memperbaharui bai’atnya terhadap Abu Bakar, sebagaimanayang kelak akan kita sebutkan dalam Shahihain dan kitab-kitablain-lainnya insya Allah. Walaupun sebelum-nya Ali telahmembai’at Abu Bakar sebelum Rasulullah saw. dimakamkan.

Hal tersebut menguatkan kebenaran perkataan Musa bin Uqbah dalamkitab Maghazinya dari Sa’ad bin Ibrahim, dia berkata, Telahberkata kepada-ku bapakku, bahwa bapaknya -Abdurrhman bin Auf-pernah bersama Umar dan Muhammad bin Maslamah mematahkan pedangZubair, kemudian Abu Bakar berpidato dan memohon maaf dari parahadirin sambil berkata, Sesungguhnya aku tidak pernah berambisiuntuk menjadi pemimpin baik siang maupun malam. Dan aku tidakpernah pula meminta hal tersebut baik sembunyi-sembunyi maupunterangterangan.”

Maka orang-orang Muhajirin menerima perkataannya. Ali dan Zubairberkata, “Kami tidak merasa marah kecuali karena kami tidakdiikutkan dalam musyawarah pemilihan kalian, tetapi kami tetapberpandangan bahwa Abu Bakarlah yang paling pantas menjadipemimpin. Dialah orang yang menemani Rasulullah saw. bersembunyidi dalam gua. Kita telah mengetahui kemulian dan kebaikannya.Dialah yang diperintahkan Rasulullah saw. Untuk menjadi imam

shalat manusia ketika Rasulullah saw. hidup.” Sanad ini dinilaibaik, Alhamdulillah Rabb al-Alamin.

D. IJMA’ SAHABAT UNTUK MEMILIH ABU BAKAR SEBAGAI KHALIFAH DANPEMBAIATAN BELIAU TANPA ADANYA NASH

Barangsiapa memperhatikan apa yang telah kami sebutkan, maka akanterlihat jelas ijma’ (kesepakatan) sahabat dari kalanganMuhajirin maupun Anshar untuk mengangkat Abu Bakar sebagaiKhalifah. Semakin jelas pula maksud sabda Rasulullah saw. “Allahdan kaum mukminin enggan menerima kecuali AbuBakar”, akan semakin jelasbaginya bahwa Rasulullah saw. tidak pernah menulis secaralangsung dalam bentuk teks siapa yang menggantikan beliau setelahbeliau wafat Baik Abu Bakar, sebagaimana anggapan sebagian AhlusSunnah, maupun pula Ali, sebagaimana anggapan kaum Syi’ahRafidhah. Namun Rasulullah saw. telah memberikan isyarat kuatuntuk memilih Abu Bakar. Hal itu akan dapat dipahami dengan mudaholeh seluruh orang berakal. Sebagaimana yang telah kamikemukakan, Alhamdulillah.

E. Dalil yang Menunjukkan Bahwa Rasulullah saw. Tidak MenunjukSeorangpun Sebagai Khalifah Sepeninggal Beliau98

1) Disebutkan dalam kitab Shahiliain dari hadits Hisyam bin Urwahdari ayahnya dari Ibnu Umar, Ketika Umar bin al-Khaththab ditikam,ada seseorang yang bertanya kepadanya, “Tidakkah engkau menunjukpenggan-timu wahai Amirul Mukminin?” Beliau menjawab, “Jika akumemilih penggantiku sebagai khalifah maka sesungguhnya hal itutelah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku, yaitu AbuBakar. Dan jika aku tidak menunjuk pengganti, maka hal itu telahdilakukan juga oleh orang yang lebih baik dariku, yaituRasulullah saw..” Ibnu Umar berkata, “Maka ketika itu aku ketahuibahwa Rasulullah saw. Tidak pernah menunjuk penggantinya.” 99

2) Sufyan ats-Tsauri berkata, Aswad bin Qais meriwayatkan dariAmru bin Sufyan, dia berkata, “Ketika Ali menang dalam perangJamal, beliau ber-pidato, ‘Wahai sekalian manusia sesungguhnyaRasulullah saw. tidak pernah menjanjikan kepada kami untukmendapatkan jabatan ini sama sekali. Kami sepakat bahwa AbuBakarlah yang pantas menggantikan beliau. Dan ternyata beliau

dapat menjalankan kepemimpinannya dengan baik hingga beliauwafat. Kemudian menurut Abu Bakar, Umarlah yang lebih layak, makabeliau memilih Umar. Dan ternyata Umar juga dapat menjalankanamanah dengan istiqomah hingga beliau wafat atau dia berkata-hingga beliau dapat mene-gakkan agama’.100

3) Imam Ahmad berkata, “Telah berkata kepada kami Abu Nuaim, diaberkata, telah berkata kepada kami Syuraik dari al-Aswad bin Qaisdari Amru bin Sufyan, dia berkata, ‘Seorang lelaki berkhutbah diBasrah ketika Ali menang. Maka Ali berkata, ‘Khathib ini as-syahsyah (berbicara tidak berle-bihan)101 – sesungguhnyaRasulullah saw. terdahulu memimpin, kemudian datang setelahbeliau Abu Bakar dan yang ketiga adalah Umar. Setelah mereka,gelombang fitnah datang menerpa kita menurut apa yang telahdikehendaki oleh Allah SWT.” .

4) Al-Hafizh al-Baihaqi berkata, “Telah berkata kepada kami AbuAbdullah Al-Hafizh, dia berkata, telah berkata kepada kami AbuBakar Muhamad bin Ahmad al-Mazki di Marwa, dia berkata, telahberkata kepada kami Abdullah bin Rauh al-Madaini, dia berkata,telah berkata kepada kami Syabbabah bin Sawwar, dia berkata,telah berkata kepada kami Syu’aib bin Maimun dari Husein binAbdurrahman, dari as-Sya’bi dari Abu Wa’il, dia berkata, ‘Pernahditanyakan kepada Ali bin Abi Thalib,’Apakah engkau tidak memilihpenggantimu untuk kami?’ Beliau menjawab, ‘Rasulullah saw. tidakpernah memilih penggantinya, kenapa aku harus memilih? Namun jikaAllah ingin kebaikan untuk manusia, Dia pasti akan mengumpulkansegala urusan mereka di bawah pimpinan orang yang terbaik darimereka sebagai-mana Allah telah memilih pemimpin terbaik setelahRasulullah saw. dari orang yang terbaik di antara mereka102.’Sanadnya baik namun mereka tidak mengeluarkannya.”

5) Yaitu yang disebutkan oleh Imam al-Bukhari dari hadits az-Zuhri dari Abdullah bin Ka’ab bin Malik dari Ibnu Abbas, “KetikaAbbas dan Ali keluar dari sisi Rasulullah saw. ada yang bertanyakepada mereka, ‘Bagaimana keadaan Rasulullah saw.?’ Ali menjawab,‘Alhamdulillah kondisi beliau lebih baik,’ namun Abbas berkata,‘Sesungguhnya engkau keliru, aku benar-benar mengetahuiwajahwajah Bani Hasyim jika akan meninggal, aku benar-benarmelihat dari wajah Rasulullah saw. yang menandakan bahwa beliau

akan meninggal. Maka mari kita pergi dan bertanya kepada beliausiapa yang kelak menjadi penggantinya. Jika kelak penggantinyadari kita maka kita akan mengetahuinya. Dan jika ternyata kelakkepemimpinan tersebut bukan milik kita. maka kita dapat menyuruhorang tersebut dan Rasulullah saw. bisa berwasiat padanya untukmenjaga kita.’ Maka Ali berkata, ‘Aku tidak akan menanyakan halitu kepada beliau! Demi Allah jika  beliau tidak memberikankepemimpinan kepada kita, mustahil manusia akan mengangkat kitaselama-lamanya setelah beliau wafat.’ Kisah ini diriwayatkan olehMuhammad Ibnu Ishaq dari az-Zuhri dengan makna yang sama. Dandalam riwayat ini disebutkan, ‘Maka keduanva masuk menemuiRasulullah saw. Ketika beliau akan meninggal, di akhir riwayatdisebutkan, ‘Wafatlah Rasulullah saw. pada waktu Dhuha setelahmatahari meninggi pada hari itu’.”103

Ibnu Katsir berkata, “Peristiwa itu terjadi pada hari Senin yaitupada hari wafatnya Rasulullah saw. Dan ini menunjukkan bahwaketika beliau wafat beliau tidak meninggalkan wasiat siapa yangmenjadi pemimpin setelah beliau.”

Dalam kitab Shahihain diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa petakaterbesar terjadi ketika ada yang berusaha menghalangi keinginanRasulullah saw. Untuk menuliskan sebuah wasiat. Sebagaimana yangtelah kita sebutkan bahwa beliau minta agar seseorang menuliskanuntuknya sebuah wasiat agar mereka tidak tersesat setelahwafatnya. Namun ketika banyak suara-suara yang saling berselisihantara pro dan kontra di sisi Rasulullah saw. maka beliauberkata, “Berdirilah kalian tinggalkan aku, sesungguhnya apa yangaku lakukan lebih baik daripada apa yang kalian serukan. “Telahkita sebutkan sebelumnya bahwa setelah itu beliau berkata, “Allahdan kaum mukminin tidak rela kecuali kepada Abu Bakar.”104

Dalam kitab Shahihain diriwayatkan dari hadits Abdullah bin Aundari Ibrahim at-

Taimi dari al-Aswad, dia berkata, “Ditanyakan kepada ‘Aisyah ra.,mengenai perkataan orang-orang yang menerangkan bahwa Rasulullahsaw. Telah memberikan wasiat kepada Ali (untuk menjadi Khalifah)maka ia berkata, ‘Apa yang diwasiatkan Rasulullah saw. kepadaAli?’ ‘Aisyah ra. menjawab, ‘Beliau (Rasulullah saw.) menyuruh

agar bejana tempat buang air kecil dibawakan, kemudian iabersandar dan akulah yang menjadi tempat sandarannya, tak lamakepala beliau terkulai jatuh dan ternyata beliau telah wafattanpa aku ketahui.’ Jadi bagaimana mungkin orang-orang itumengatakan bahwa Rasulullah saw. memberikan wasiat kepadaAli?”105

Dalam kitab diriwayatkan dari hadits al-A’masy dari Ibrahim at-Taimi dari ayahnya, dia berkata, “Ali bin Abi Thalib berpidato dihadapan kami dan berkata, ‘Barangsiapa menganggap bahwa kamimemiliki sesuatu wasiat (dari Rasulullah saw.) selain Kitabullahdan apa yang terdapat dalam sahifah -secarik kertas yang tersimpandalam sarung pedangnya berisi tentang umur unta dan diyattindakan criminal maka sesungguhnya dia telah berkata dusta! Dandi antara sahifah itu disebutkan sabda Rasulullah saw. ‘Madinahadalah tanah suci antara gunung ‘Ir dan Tsaur106, maka barangsiapa  membuatsesuatu yang baharu atau melindungi orang tersebut maka atasnya laknat Allah,malaikat, dan seluruh manusia, Allah tidak akan menerima dari-nya sedikitpuntebusan. Dan barangsiapa menisbatkan dirinya kepada selain ayahnya ataupunmenisbatkan dirinya kepada selain maulanya (tuannya) maka atasnya laknat Allah,malaikat, dan seluruh manusia. Allah tidak akan menerima darinya sedikitpun tebusan,dan sesungguhnya dzimmah (jaminan keamanan yang diberikan kaum musliminterhadap orang kafir) adalah satu. Maka barangsiapa merusak dzimmah seorangmukmin maka atasnya laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Allah tidak akanmenerima darinya sedikitpuntebusan maupun suapan’.”107

F. Bantahan Terhadap Kaum Syi’ah Rafidhah ttg khalifah

Hadits dari Ali yang terdapat dalam kitab Shahihain maupun dalamkitab lainnya merupakan bantahan telak terhadap kaum Syi’ahRafidhah yang beranggapan bahwa Rasulullah saw. telah mewasiatkanurusan kekhalifahan kepada dirinya. Jika benar apa yang merekaklaim pastilah tidak satupun sahabat berani menolak wasiattersebut, sebab mereka adalah generasi yang paling patuh terhadapAllah dan RasulNya, baik ketika Rasul hidup maupun setelah beliauwafat. Dan sangat mustahil jika mereka berani mengubah wasiatRasulullah saw. dengan memajukan calon yang tak pernah dipiliholeh beliau. Atau sebaliknya, mengenyampingkan orang yang beliautunjuk. Mustahil hal ini mereka lakukan, dan barangsiapamenganggap para sahabat berbuat demikian berarti ia telah terang-

terangan menyatakan bahwa seluruh sahabat adalah fasik dan telahbersepakat membangkang perintah Rasulullah saw. dan menentanghukum serta wasiat beliau. Barangsiapa berani berbuat hal ituberarti dia telah melepaskan dirinya dari ikatan Islam. Dansecara ijma’ dihukumi kafir oleh seluruh ulama, bahkan darahmereka itu lebih halal lagi untuk ditumpahkan. Selanjutnya jikawasiat ini memang ada mengapa Ali tidak menjadikannva sebagaisenjata untuk menghujat para sahabat bahwa beliaulah yang berhakmengemban urusan kekhalifahan? Jika ternyata beliau tidak dapatmenjalankan wasiat tersebut maka beliau dianggap lemah. Danseorang yang lemah tidak pantas menjadi pemimpin (khalifah). Danjika ternyata beliau mampu, tetapi tidak melaksanakannya berartibeliau seorang penghianat. Dan seorang penghianat adalah fasikyang harus disingkirkan dari kursi kekhalifahan. Dan jikaternyata beliau tidak tahu bahwa wasiat tersebut memang ada, makaberarti beliau adalah seorang yang jahil. Lalu bagaimana pulajika beliau sendiri tidak tahu sementara orang yang datangsetelahnya mengetahui hal ini? Bukankah ini suatu perkara yangmustahil dan dusta yang dibarengi dengan kebodohan dan kesesatan?

Oleh karena itu anggapan seperti ini hanya dapat diterima olehbenak-benak orang yang jahil dan tertipu dengan diri merekasendiri. Anggapan yang telah dihiasi oleh tipu muslihat syetantanpa dalil maupun keterangan yang nyata. Hanyalah bualan danomong kosong yang penuh kedustaan semoga kita dilindungi olehAllah dari kebodohan mereka yang penuh d engan kehinaan dankekafiranhanya kepada Allah sajalah kita berserah diri agarselalu diberi bimbingan untuk selalu berpegang teguh dengan as-Sunnah dan al-Qur’an dan diwafatkan di atas Islam dan imán sertadiwafatkan dalam keteguhan dan keyakinan. Kemudian kita berharapagar timbangan amal kita diberatkan, diselamatkan dari apiNeraka, dan berbahagia masuk ke dalam surga yang dijanjikanAllah. Sesugguhnya Dia Maha Pemberi, Pengasih dan Penyayang.

G. Bantahan Terhadap Para Pengikut Tarekat dan Tukang Dongeng

Hadits Ali yang terdapat dalam kitab shahihain di atas sekaligusmerupakan bantahan terhadap prasangka-prasangka dusta parapengikut tarekat dan tukang dongeng yang jahil. Merekaberanggapan bahwa Nabi saw mewasiatkan banyak perkara kepada Ali

bin Abi Thalib yang mereka sebutkan dengan panjang lebar denganbohong seolah-olah Nabi banyak berpesan kepada Ali, denganungkapan, “Wahai Ali lakukanlah ini dan itu! Dan jangan lakukanini dan itu! Wahai Ali yang berbuat begini maka baginya ganjaransebesar ini…” dan seterusnya dengan menggunakan lafazh yangsangat kacau balau ditambah lagi kandungan makna yang aneh danpenuh kebodohan. Pada hakikatnya hanya mengotori halaman saja,wallahu a’lam.108

H. SIKAP FATHIMAH RA & ALI RA. TERHADAP ABU BAKAR RA BERKENAANWARISAN NABI SAW.

Imam al-Bukhari berkata, Bab Perkataan Rasulullah saw. Kami (paraNabi) tidak mewariskan, dan apapun yang kami tinggalkan adalahsedekah.” Telahberkata kepada kami Abdullah bin Muhammad, dia berkata, telahberkata kepada kami Hisyam, dia berkata, telah berkata kepadakami Ma’mar dari az-Zuhri dari Urwah dari ‘Aisyah ra., bahwaFathimah dan Abbas pernah mendatangi Abu Bakar untuk menuntutharta waris milik mereka yang ditinggalkan oleh Rasulullah saw.Ketika itu mereka menuntut sebidang tanah milik Rasulullah saw.di Fadak dan jatah beliau di Khaibar, maka Abu Bakar berkatakepada keduanya, ‘Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Kamitidak mewariskan, dan apapun yang kami tinggalkan hakikatnya adalahsedekah, dansesungguhnya keluarga Muhammad mendapatkan nafkah makan merekadari hasilharta ini.’

Kemudian Abu Bakar melanjutkan perkataannya, ‘Demi Allah akutidak akan meninggalkan suatu perkara yang aku lihat Rasulullahsaw. Mengerjakannya kecuali aku akan pula melakukannya!” Sejakitu Fathimah memboikotnya dan tidak berbicara dengannya hinggaFathimah wafat’.”109

Imam al-Bukhari meriwayatkan hadits ini dalam Shahihnya. kitab al-Maghazi’110

Kemudian ia melanjutkan, “Ketika Fathimah meninggal, Alimengubur-kannya pada malam hari tanpa memberitahukan berita inikepada Abu Bakar setelah ia menshalatkannya. Ketika Fathimahmasih hidup Ali masih sangat disegani karena kedudukan Fathimah.Namun ketika Fathimah wafat Ali mulai melihat banyak orang mulai

mengingkari sikapnya terhadap Abu Bakar. Maka Ali segera mencarijalan untuk berdamai dengan Abu Bakar dan kembali membai’atnya.Setelah itu ia segera mengirim utusan kepada Abu Bakar agarbeliau menemuinya tanpa membawa seseorangpun. Ali tidak senangjika Abu Bakar membawa Umar karena faham sikap umar yang keras-namun Umar berpesan kepada Abu Bakar,

‘Demi Allah, janganlah engkau mendatangi mereka sendiri!’ AbuBakar menjawab pula, ‘Apa yang akan mereka lakukan terhadapdiriku? Demi Allah aku akan

mendatangi mereka! Maka berangkatlah Abu Bakar kemudian setelahmengucapkan Tasyahhdud Ali mulai berkata, ‘Sesungguhnya kamitelah mengetahui keutamaanmu dan apa yang Allah anugerahkankepadamu. Dan sebenarnya kami tidak pernah merasa iri dengankebaikan yang Allah limpahkan kepadamu. Namun engkau memaksakankehendakmu kepada kami, sementara kami menganggap bahwa kamimasih memiliki jatah dari harta warisan yang ditinggalkan olehRasulullah saw. kepada

kami karena hubungan kekerabatan kami dengan beliau.’ Ali masihterus berkatakata  hingga Abu Bakar menangis dan berkata, ‘DemiAllah yang jiwaku berada di tanganNya! sesungguhnya kerabatRasulullah saw. lebih aku cintai dan aku utamakan untuk lebihdiperhatikan daripada kerabatku sendiri. Adapun perselisihan yangterjadi antara kami dan kalian dalam masalah harta warisan inipada hakikatnya tidak pernah sedikitpun aku selewengkan dalammengurusnya. Tidaklah segala sesuatu yang dilakukan olehRasulullah saw. kecuali aku lakukan.’ Maka Ali berkata kepada AbuBakar, ‘Aku berjanji malam ini akan membai’atmu kembali.’ Makasetelah melaksanakan shalat Zhuhur, Abu Bakar naik ke atas mimbarkemudian beliau berpidato setelah mengucapkan tasyahhud mengenaiAli dan sebab keterlambatannya memberi bai’at kepada dirinyalengkap dengan alasan yang melatarbelakanginya. Setelah itu Aliganti naik ke atas mimbar dan setelah bertasyahud ia menyebutkankeutamaan Abu Bakar . keseniorannya dalam Islam sambilmenyebutkan bahwa keterlambatan-nya dalam membai’at Abu Bakarbukan karena ingin menyainginya bukan pula karena mengingkari

keutamaan yang diberikan Allah padanya. Setelah itu ia berdirimenuju Abu Bakar dan membai’atnya. Setelah itu orang ramai datangkepada Ali sambil mengucapkan, ‘ahsanta’ (sikapmu benar) sejak ituorang-orang kembali dekat kepada Ali setelah ia meralat sikapnyaterdahulu.”

Bantahan Terhadap Syubhat

Dalam kasus ini kaum Syi’ah Rafidah banyak berbicara atas dasarkebodohan sambil mengada-ada perkara yang mereka tidak ketahui,bahkan mendustakan apaapa yang tidak mereka pahami ilmunya danbelum sampai kepada mereka bagaimana hakikat penafsiran yangbenar dalam perkara ini. Mereka sibuk turut campur dalam hal-halyang tidak layak mereka campuri. Bahkan sebagian dari merekaberupaya menolak hadits Abu Bakar yang kami sebutkan tadi denganalasan bertentangan dengan ayat al-Qur’an yang berbunyi, “DanSulaiman telah mewarisi Dawud.” (An-Naml: 16). Dan ayat lainnyayangberbunyi,

“Maka anugerahilah aku dari Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku danmewarisi sebahagian keluarga Ya’qub, dan jadikanlah ia, ya Rabbku, seorang yangdiridhai.” (Maryam: 5-6).Padahal cara mereka beiistidlal (mengambildalil) dianggap keliru karenabeberapa alasan,111

Pertama, Firman Allah, “Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud.” (An-Naml:16). Yakni mewarisi kerajaannya serta kenabiannya, artinya bahwaKami (Allah) menjadikannya sebagai pengganti setelah Dawud, yaknisebagai raja yang mengatur seluruh rakyat dan sebagai hakim bagibangsa Bani Israil. Kami jadikan ia sebagai Nabi yang muliasebagaimana ayahnya. Sebagaimana ayahnya seorang Raja dan Nabimaka iapun dijadikan seperti itu pula. Bukan maksudnya di sinibahwa Sulaiman mewarisi harta ayahnya, sebab diriwayatkan bahwaDawud memiliki anak yang banyak sekitar seratus orang, olehkarena itu jika makna dari mewarisi dalam ayat tadi adalahmewarisi harta kenapa hanya Sulaiman saja yang disebutkan sebagaipewaris ayahnya dari sekian banyak saudara-saudaranya. Karena itumakna dari kata mewarisi adalah mewarisi kerajaan dan kenabiannyasetelah nabi Dawud wafat, karena itulah Allah berfirman, 1“DanSulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia berkata, ‘Hai Manusia, kami telahdiberi

pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesua-tu.Sesungguhnya(semita) ini benar-benar suata kurnia yang nyata’.” (An-Naml: 16).

Dan ayat-ayat selanjutnya. Masalah ini telah kita bahas panjanglebar dalam kitab tafsir112 dan saya anggap hal itu sudah cukup.Adapun kisah Zakaria AS. sesunggunya beliau adalah seorang Nabi‘.yang mulia, sementara dunia dalam pandangannya sangat hina.Apalagi untuk meminta kepada Allah agar anaknya dapat mewarisihartanya. Beliau hanyalah seorang pengrajin kayu dan makan darihasil buah tangannya sebagaimana disebutkan dalam hadits yangdiriwayatkan oleh imam al-Bukhari.113 Dan beliau tidak pernahmenyimpan makanan lebih dari keperlu-anya. Mustahil jika iameminta kepada Allah agar diberikan anak yang dapat mewarisihartanya, jika memang ia memiliki harta. Sebenarnya yang ia mintaadalah anak shalih yang dapat mewarisi kenabiannya dan dapatmelaksanakan apa-apa yang menjadi kemaslahatan bagi bangsa BaniIsrail, dapat menunjuki mereka kepada jalan kebenaran, olehkarena itulah Allah menyebutkan, Kaaf Ha Yaa ‘Ain Shaad. (Yang dibacakanini adalah) penjelasan tetang rahmatRabb kamu kepada hamba-Nya Zakariya. yaitutatkala ia berdo’a kepada Rabbnyadengan suara yang lembut. Ia berkata,”Ya Rabbku,sesungguhnya aku telah lemahdan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belumpernah kecewa dalam berdo’akepada Engkau, ya Rabbku. Dan sesungguhnya akukhawatir terhadap mawalikusepeninggalanku, sedang isteriku adalah seorang yangmandul, maka anugerahilahaku dari Engkau seorang putera, yang akan mewarisi akudan mewarisisebahagian keluarga Ya’qub, dan jadikanlah ia, ya Rabbku, seorang yangdiridhai.” (QS. Maryam: 1-6).

Sampai akhir kisah. Ia berdoa, “Yang akan mewarisi aku dan mewarisisebahagian keluarga Ya’qub”, maksudnya mewarisi kenabian sebagaimanayangtelah kami terangkan dalam kitab tafsir114, bagi Allah segalapujian atas limpahankaruniaNya.

Dalam riwayat Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Abu Bakar, bahwaRasulullah saw. pernah bersabda, Kata ‘Nabi’ di sini adalah isim jinsyang mencakup seluruh Nabi, dan hadits ini dihasankan oleh at-Tirmidzi,115 dalam hadits lain disebutkan, “Kami para Nabi tidakmewariskan.”

Kedua, Bahwasanya syariat Nabi Muhammad memiliki hukum-hukumtersendiri serta kekhususan yang tidak di miliki para nabi

lainnya sebagaimana yang akan kami terangkan secara rinci kelakdi akhir sirah beliau insya Allah, jika saja ditentukan bahwapara Nabi sebelumnya mewariskan hartanya kepada para anaknya -dantidak demikian hakikatnya- maka seluruh yang diriwayatkan parasahabat seperti yang diriwayatkan keempat khalifah -Abu Bakar,Umar, Usman dan Ali adalah penjelas mengenai kekhususanRasulullah saw. dalam hal ini yang tidak dimiliki olah para nabilainnya.

Ketiga, Wajib mengamalkan hadits ini dengan segala konsekwensinyasebagaimana yang diterapkan para khalifah, dan keshahihannyatelah diakui oleh para ulama, baik hal ini merupakan kekhususanNabi ataupun tidak. Sabda beliau, “Kami para Nabi tidak pernahmewariskan dan apa yang kamitinggalkan adalah sedekah” dari sisi lafazhnyamemiliki dua makna, bisa bermakna khabar (informasi) tentang hukumyang berlaku bagi diri beliau dan bagi seluruh Nabi sebagaimanayang telah diterangkan. Itulah makna zhahirnya.

Dan bisa pula bermakna insya’ yaitu berupa wasiat beliau, seolah-olah beliau berkata, “Kami tidak meninggalkan warisan, sebabsemua yang kami tinggalkan adalah sedekah.” Maka seolah-olahbeliau mengkhususkan seluruh harta yang beliau tinggalkan menjadisedekah. Namun makna pertama lebih dekat, dan inilah yang dipiliholeh mayoritas ulama. Walaupun makna yang kedua dapat jugadiperkuat dengan hadits

Malik dan Iain-lain dari Abu Zinad dari al-A’raj dari AbuHurairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Harta warisanku tidak dibagi-bagikan walaupun hanya satu dinar. Apa yang akutinggalkan setelah nafkah istri-istriku dan gaji para pekerjaku adalah sedekah.” Lafazh ini dikeluarkandalam kitab Shahihain116 sekaligus bantahan terhadap penyelewenganorang-orang bodoh dari kelompok Syiah tentang lafaz, “ma

tarakna sadaqoh” yang mereka barisi menjadi nasab ”sadaqoh” denganmenjadikan ”maa” sebagai maa nafiyah (bermakna penafian). Namunmereka tidak bisa mengakal-akali ungkapan Nabi saw. (kami tidakmewariskan), ditambah lagi dengan lafazh hadits yang kitasebutkan ini, Apa yang kutinggalkan setelah nafkah istri-istriku dan gaji parapegawaikuadalah sedekah.” Penyelewengan lafazh ini persis sebagaimanayang dilakukan oleh kelompok Mu’tazilahbahwasanya salah seorang

dari mereka membaca al-Qur’an di hadapan seorang syaikh darikalangan Ahlus Sunnah,

Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (QS. An-Nisa\164). Tetapidengan menashabkan Lafzhul Jalalah, maka syaikh tadiberkatakeradanya, “Celakalah dirimu, bagaimana engkau membacaayat dari firman Allahyang berbunyi,

Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kamitentukan dan Rabb telah berfirman (langsung kepadanya).” (Al-A’raf: 143).

Kesimpulannya wajib mengamalkan sabda Nabi, ”Kami tidak mewariskan,dan apapun yang kami tinggalkan hakikatnya adalahsedekah.”

Bagaimanapun juga, lafazh dan maknanya tidak dapat dirubah. Olehkarena itu hadits ini mengkhususkan keumuman ayat al-Qur’antentang pembagian harta warisan, yaitu kekhususan Nabi yang tidakdibagikan harta warisannya, baik dinyatakan bahwa hukum inikhusus untuk diri beliau ataupun juga berlaku umum bagi seluruhNabi as.

I. Abu Bakar Minta Maaf Kepada Fathimah RA. Sebelum Wafatnya

Al-Hafizh al-Baihaqi meriwayatkan dari asy-Sya’bi, dia berkata,“Ketika Fathimah sakit Abu Bakar datang menemuinya memintakepadanya agar diberi izin masuk. Ali berkata padanya, ‘WahaiFathimah, Abu Bakar datang minta izin agar diizinkan masuk?’Fathimah bertanya, ‘Apakah engkau ingin agar aku memberikan izinbaginya?” Ali berkata, ‘Ya ” Maka Abu Bakar masuk dan berusahameminta maaf padanya, sambil berkata, ‘Demi Allah tidaklah akutinggalkan seluruh rumahku, hartaku, keluarga dan kerabatkukecuali hanya mencari ridha Allah, ridha RasulNya dan ridhakalian wahai ahli bait. Abu Bakar masih terus menerus membujuk-nya hingga akhirnya Fathimah rela dan memaafkannya.’117 Sanadhadits ini baik dan kuat. Zhahirnya, Amir as-Sya’bi mendengar-nyalangsung dari Ali, ataupun dari orang yang mendengarnya dari Alira.

J. ALI BIN ABI THALIB MEMPERBAHARUI BAI’AT ABU BAKAR SETELAHFATHIMAH RA. WAFAT

Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i meriwayatkan dari jaluryang berbeda-beda dari az-Zuhri dari Urwah dari ‘Aisyah ra.tentang bai’at Ali terhadap Abu Bakar -setelah wafat Fathimah-sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Bai’at ini terjadisebagai bai’at penguat perdamaian antara keduanya, sekaligusbai’at kedua, yakni setelah kejadian di Saqifah sebagaimana yangtelah diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan dishahihkan oleh Muslim binal-Hajjaj. Jadi, Ali tidak pernah memisahkan diri dari Abu Bakarselama enam bulan pertama itu. la tetap shalat di belakang AbuBakar dan turut menghadiri majlis permusyawaratannya. Dan ia jugapernah berangkat bersama Abu Bakar ke Dzul Qashshah sebagaimanakelak akan kita sebutkan.

Dalam Shahih al-Bukhari disebutkan bahwa Abu Bakar mengimami shalatAshar beberapa malam setelah Rasulullah saw. wafat, kemudian iakeluar dari masjid dan bertemu dengan al-Hasan bin Ali sedangbermain bersama anak-anak, maka Abu Bakar segera menggendongnyasembari berkata, “Sungguh sangat mirip dengan Nabi, tidak miripdengan Ali.” Sementara Ali tertawa melihatnya.118

Namun ketika terjadi bai’at yang kedua ini. Sebagian orang adayang menganggap bahwa Ali belum membai’atnya sebelum bai’at keduaini terjadi, sementara kaedah menyatakan bahwa al-mutsbit (orangyang membawa berita) lebih didahulukan daripada an-nafi (orang yangtidak membawa berita), wallahu a’lam.

Adapun kemarahan Fathimah terhadap Abu Bakar, aku tidak tahukenapa? Jika dikatakan ia marah karena Abu Bakar telah menahanharta warisan yang ditinggalkan ayahnya, maka bukankah Abu Bakarmemiliki alasan yang tepat atas tindakannya itu yang langsungdiriwayatkannya dari ayahnya, “Kami tidak mewariskan dan apa yangkami tinggalkan adalah sedekah.” Sementara Fathimah adalah orangyang tunduk terhadap ketentuan nash syar’i yang tidak ia ketahuisebelumnya. Bahkan hal ini pun tidak diketahui oleh istri-istriRasulullah saw. sampai kemudian ‘Aisyah ra. mengabarkannya kepadamereka dan mereka sepakat menerimanya. Tidak layak kita anggapFathimah curiga dengan hadits yang dibawakan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq ra., mustahil hal itu terjadi dengannya. Apalagi haditsini diterima oleh Umar bin al-Khaththab, Usman bin Affan, Ali binAbu Thalib, Abbas bin Abdul Muththalib, Abdurrahman bin Auf,

Thalhah bin Ubaidullah, az-Zubair bin al-Awwam, Sa’ad bin AbiWaqqas, Abu Hurairah, ‘Aisyah ra. RA. Walaupun hanya Abu Bakarseorang yang meriwayatkan hadits itu, wajib bagi seluruh kaummuslimin di atas muka bumi ini menerima dan mematuhinya. Jikakemarahan Fathimah disebabkan tuntutannya agar Abu Bakar ash-Shiddiq ra. menyerahkan pengelolaan tanah yang dianggap sedekahdan bukan warisannya itu kepada Ali, maka abu Bakar juga memilikialasan tersendiri bahwa sebagai pengganti Rasulullah saw. makawajib baginya mengurus apa-apa yang diurus oleh Rasulullah saw.sebelumnya dan menangani seluruh yang ditangani oleh Rasulullahsaw.. Oleh karena itulah ia berkata, “Demi Allah aku tidak akanmeninggalkan suatu perkara yang dilakukan oleh Rasulullah saw.semasa hidup beliau kecuali akan aku lakukan pula!” Oleh karenaitulah Fathimah memboikotnya dan tidak berbicara dengannya hinggaia wafat.

Pemboikotan ini membuka pintu kerusakan yang besar bagi kelompokSyi’ah Rafidhah dan kejahilan yang panjang. Karena itu pulamereka banyak membuat permasalahan yang tidak berkesudahan. Andaisaja mereka menge-tahui perkara yang sebenarnya pastilah merekaakan mengakui keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. dan menerimaalasannya. Namun mereka tetap saja menjadi kelompok yang hina dankotor, selalu berpegang kepada perkara mutasyabih (yang masihsamar-samar) dan meninggalkan perkara perkara yang sudah muhkam(sudah jelas) yang disepakati oleh para ulama Islam baik darikalangan sahabat maupun tabi’in dan para ulama dari generasisetelah mereka di setiap zaman dan tempat.

94 terdapat dalam naskah asli 5/248 adalah keliru dalam memberikan nama, dan perbaikan ini datang dari Sunan al-

Baihaqi.

ABU Bakar lahir tahun 573 M dari sebuah keluarga terhormat di Mekkah dua tahun satu bulan setelah kelahiran Rasul Muhammad SAW.Nama aslinya Abdullah Ibn Abu Kuhafah, lalu ia mendapat gelar AshShiddiq setelah masuk Islam. Semenjak kanak-kanak, ia adalah sosok pribadi yang terkenal jujur, tulus, penyayang, dan suka

beramal, sehingga masyarakat Mekkah menaruh hormat kepadanya. Ia selalu berbuat yanbg terbaik untuk menolong fakir miskin.

Abu Bakar adalah sahabat yang terpercaya dan dikagumi oleh Rasulullah SAW. Ia pemuda yang pertama kali menerima seruan Rasultanpa banyak pertimbangan. Seluruh kehidupannya dicurahkan untuk perjuangan suci membela dakwah Rasul. Rasul SAW sangat menyayanginya sehingga seringkali untuk menggantikan Rasul menjadi imam shalat, ia lah yang ditunjuk. Saat Rasul hijrah ke Madinah, Abu Bakar menyertainya. Kedekatan abu Bakar dengan Rasuldalam perjuangan Islam ibarat Rasul dengan bayangannya.

Sampai akhir hayatnya, Rasulullah Muhammad SAW tidak menunjuk seseorang sebagai khalifah, sehingga ketika beliau meninggal dunia masyarakat muslim dalam kebingungan. Dan terdapatlah golongan Muhajirin dan Anshar berusaha memilih penerus dan penggantinya sambil masing-masing memunculkan tokohnya – meski pada akhirnya kedua tokoh dari masing-masing golongan yang mengusulkan tersebut menolak sambil berkata “Tidak, kami tidak mempunyai kelebihan dari kamu sekalian dalam urusan ini.” Dalam situasi yang semakin kritis, Umar dari golongan Muhajirin mengangkat tangan abu Bakar seraya menyampaikan sumpah setia kepadanya dan membaiatnya sebagai khalifah. Sikap Umar tersebut pun diikuti oleh Abu Ubadiyah dari Anshar beserta tokoh-tokohnya yang hadir. Mereka menyatakan kerelaannya membaiat Abu Bakar sebagai khalifah.

Dalam pidato pelantikannya Abu Bakar berkata “Saya, bukanlah yangterbaik diantara kamu sekalian. Oleh karena itu saya sangat menghargai dan mengharapkan saran dan pertolongan kalian semua. Menyampaikan kebenaran kepada seseorang yang terpilih sebagai penguasa adalah kesetiaan yang sebenar-benarnya; sedang menyembunyikan kebenaran adalah suatu kemunafikan. Orang yang kuat maupun orang yang lemah adalah sama kedudukannya dan saya akan memperlakukan kalian semua secara adil. Jika aku bertindak dengan hukum Allah dan Rasul-Nya, taatilah aku, tetapi jika aku mengabaikan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, tidaklah layak kalian menaatiku.”

Pidato tersebut berisi prinsip-prinsip kekuatan demokratis, dan bukan kekuasaan yang bersifat otokratis. Seorang khlaifah wajib menjalankan pemerintahan sesuai dengan ajaran Islam dan mempertanggungjawabkan segala kebijaksanaannya kepada rakyatnya.

Semenjak diangkat sebagai Khalifah, Abu Bakar menghadapi berbagaipermasalahan. Program pertama yang dicanangkan Abu Bakar setelah ia menjadi khalifah, adalah meredam pemberontakan, memerangi orang-orang yang membangkang tidak mau membayar zakat. Pemurtadansaat itu juga terjadi dimana-mana dan menimbulkan kekacauan. Sepeninggal Rasulullah SAW, memang banyak umat Islam yang kembalimemeluk agamanya semula. Mereka berasa berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan lebih tragis lagi, muncul orang-orang yang mengaku Rasul, antara lain Musallamah Al Kadzdzab, Tulaiha Al Asadi, dan Al Aswad Al Ansi.

Untuk meluruskan akidah orang-orang murtad tersebut, Abu Bakar mengirim sebelas pasukan perang ke sebelas daerah tujuan, diantaranya Pasukan Khalid bin Walid yang ditugaskan menundukkan Tulaiha Al Asadi, Pasukan Amer bin Ash ditugaskan di Qudla’ah, Suwaid bin Muqrim ditugaskan ke Yaman dan Khalid bin Said ditugaskan ke Syam.

Program Abu Bakar selanjutnya memproyekkan pengumpulan dan penulisan ayat-ayat Al Qur’an. Program ini dicanangkan atas usulan Umar bin Khattab, sedangkan pelaksananya dipercayakan kepada Zaid bin Tsabit.

Semasa pemerintahannya, Abu Bakar juga berhasil memperluas daerahdakwah Islamiyah, antara lain ke Irak yang ketika itu termasuk wilayah jajahan kerajaan Parsi dan ke Syam yang dibawah jajahan Romawi. [love-islam]

Selepas dibai’at Abu bakar mulai berpidato setelah memuji Allah Pemilik segala pujian

‘Amma ba’du, para hadirin sekalian

sesungguhnya aku telah terpilih sebagai pimpinan atas kalian dan bukanlah aku yang terabik, maka jika aku berbuat kebaikan bantulah aku.

Dan jika aku bertindak keliru maka luruskanlah aku.

Kejujuran adalah amanan, sementara dusta adalah suatu pengkhiatan.

Orang yang lemah di antara kalian sesungguhnya kuat di sisiku hingga aku dapat mengembalikan haknya kepadanya Insya Allah.

Sebaliknya siapa yang kuat di antara kalian maka dialah yang lemah di sisiku hingga aku akan mengambil darinya hak milik oranglain yang diambilnya.

Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad di jalan Allah kecuali Allah akan timpakan kepada mereka suatu kehinaan, dan tidaklah suatu kekejian terbesar di tengah suatu kaum kecuali adzab Allah akan ditimpakan kepada seluruh kaum tersebut.

Patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan RasulNya.

Tetapi jika aku tidak mematuhi keduanya maka tiada kewajiban taatatas kalian terhadapku.

Sekarang berdirilah kalian untuk melaksanakan shalat semoga Allahmerahmati kalian

 

Pidato Umar sesaat setelah kaum muslimin berbait kepadanya:

Sesudah mengucapkan Hamdalah dan shalawat kepada nabi, dan setelah menyebut tentang Abu Bakar serta jasanya, ia berkata:

Saudara-saudara!! Saya hanyalah salah seorang dari kalian.

Kalau tidak karena segan menolak tawaran Khalifah Rasulullah (abubakar, red) saya pun akan enggan memikul tanggung jawab ini.

Dia mengucapkan kata-kata tersebut dengan rasa haru, dengan rendah hati dan sangat berhati-hati. Kemudian umar menengadahkan tangannya secara berkata :

Allahumma ya Allah, aku ini sungguh keras, kasar, maka lunakkanlah hatiku!

Allahumma ya Allah, saya sangat lemah maka berilah kekuatan!

Allahumma ya Allah,aku ini kikir maka jadikanlah aku orang yang dermawan dan bermurah hati!.

Umar berhenti sejenak, hingga orang-orang tenang kembali dan  melanjutkan:

Allah telah menguji kalian dengan saya, dan menguji saya dengan kalian.

Sepeninggal sahabatku, sekarang saya berada di tengah-tengah kalian.

Tak ada persoalan kalian yang saya harus saya hadapi lalu diwakilkan kepada orang lain selain saya.

Dan tak ada yang tak hadir disini lalu meninggalkan perbuatan terpuji dan amanat.

Kalau mereka berbuat baik akan saya balas dengan kebaikan, tetapikalau melakukan kejahatan, terimalah bencana yang akan saya timpakan kepada mereka.

. KISAH MUSYAWARAH DAN KESEPAKATAN UNTUK BAIAT

Umar ra. menetapkan perkarapengangkatan khalifah di bawah Majelis Syura yang beranggotakanenam orang, mereka adalah: Utsman bin Affan ra., Ali bin AbiThalib ra., Thalhah bin ‘Ubaidillah ra, Az-Zubair bin Awwam ra,Sa’ad bin Abi Waqqash ra. Dan Abdur Rahman bin ‘Auf ra. Umar ra.merasa berat untuk memilih salah seorang di antara mereka.697Beliau berkata, ” Aku tidak sanggup untuk bertanggung jawabtentang perkara ini baik ketika aku hidup maupun setelah akumati. Jika Allah SWT. menghendaki kebaikan terhadap kalian makaDia akan membuat kalian bersepakat untuk menunjuk seorang yangterbaik di antara kalian sebagaimana telah membuat kalian sepakatatas penunjukan orang yang terbaik setelah nabi kalian.

Di antara yang menunjukkan kesempurnaan kewaraan beliau, beliautidak memasukkan dalam anggota majelis syura tersebut Sa’id binZaid bin Amr bin Nufail karena ia adalah anak paman beliau.Beliau khawatir dia akan diangkat karena posisinya sebagai anakpaman beliau dan dia adalah salah seorang yang diberitakan masuksurga, bahkan pada riwayat al-Madainy dari para Syaikhnya bahwaia (Sa’id bin

Zaid) mendapat pengecualian di antara mereka, Umar ra. katakan,“Kamu tidak termasuk anggota majelis syura.” Umar ra. berkatakepada anggota majelis syura, “Apakah Abdullah (anak beliau) ikuthadir? Dia tidak termasuk dalam keanggotaan majelis ini.” Bahkan

beliau memberikan pendapat dan nasehat kepada anggota tersebutagar dia (Abdullah) jangan diberi jabatan tersebut.

Beliau juga mewasiatkan agar Shuhaib bin Sinan ar-Rumy mengimamishalat selama tiga hari sampai musyawarah itu tuntas dan majelissyura mempunyai kesepakatan atas urusan tersebut. Merekabermusyawarah di rumah membicarakan tentang urusan ini hinggaakhirnya hanya terpilih tiga kandidat saja. Zubair ra.menyerahkan jabatan khalifah tersebut kepada Ali ra. bin AbiThalib ra., Sa’ad ra. kepada Abdur Rahman bin ‘Auf ra. danThalhah ra. kepada Utsman bin Affan ra. Abdur Rahman bin ‘Auf ra.berkata kepada Ali ra. dan Utsman ra., “Sesungguhnya akumelepaskan hakku untuk salah seorang di antara kalian berdua yangberlepas diri dari

perkara ini, Allah SWT. sebagai pengawasnya. Sungguh akandiangkat sebagai khalifah salah seorang yang terbaik di antaradua orang yang tersisa.” Ucapan ini membuat Utsman ra.dan Ali ra.terdiam.

Kemudian Abdur Rahman ra. melanjutkan, “Aku akan berusaha untukmenyerahkan jabatan tersebut kepada salah seorang di antarakalian berdua dengan cara yang benar.” Mereka berdua berkata,“Ya.” Kemudian masing-masing mereka memberikan khutbahnya yangmenyebutkan tentang keistimewaannya dan berjanji jika

mendapat jabatan tersebut tidak akan menyimpang dan jika ternyatatidak maka ia akan

mendengar dan mentaati orang yang diangkat. Mereka berduamenjawab, “Ya.” Lantas

mereka pun bubar.698 Abdur Rahman ra. berusaha selama tiga haritiga malam tidak tidur dan hanya melakukan shalat, doa danistikharah serta bertanya-tanya kepada mereka yang mempunyaipendapat tentang dua kandidat ini dan tidak dijumpai seorang punyang tidak condong kepada Utsman ra..

Ketika tiba pagi hari yang keempat setelah wafatnya Umar. binKhaththab ra, Abdur Rahman mendatangi rumah kemenakannya al-

Miswar bin Makhramah dan berkata, “Apakah engkau tidur ya Miswar?Demi Allah SWT. aku sangat sedikit tidur sejak tiga hari yanglalu. Pergilah untuk memanggil Ali ra. dan Utsman ra.!” al-Miswar berkata, “Siapa yang pertama harus kupanggil?” beliauberkata, “Terserah padamu.” Maka aku pun pergi menemui Ali ra.dan kukatakan, “Pamanku tadi memanggilmu.” Ali ra. bertanya,“Apakah ia juga memanggil yang lain selainku?” Jawabku, “Benar.”Ali ra.

bertanya, “Siapa?” Jawabku, “Utsman bin Affan ra..” Ali ra.bertanya lagi, “Siapa yang ia

panggil pertama kali. di antara kami?” Jawabku, “Beliau tidakmenyuruhku seperti itu, tetapi ia katakan terserah padamu siapayang terlebih dahulu engkau panggil dan akhirnya akumendatangimu.” Maka Ali ra. pun pergi keluar bersamaku.

Tatkala kami melintasi rumah Utsman bin Affan ra., Ali ra. dudukdan aku masuk ke dalam rumah, aku dapati beliau sedangmelaksanakan shalat witir ketika menjelang fajar. Lantas iabertanya sebagaimana yang ditanyakan Ali ra. kepadaku, lantas iapun keluar. Kemudian kami menghadap kepada pamanku yang sedangmelaksanakan shalat. Ketika selesai mengerjakan shalat, beliaumendatangi Ali ra. dan Utsman ra.seraya berkata, “Sesungguhnyaaku telah bertanya kepada masyarakat tentang kalian berdua dantidak seorang pun dari mereka yang lebih mengistimewakan antarakalian berdua. Kemudian beliau mengambil perjanjian dari merekaberdua jika menempati jabatan tersebut harus bersikap adil danjika tidak maka ia harus mendengar dan mentaati.

Lantas Abdur Rahman membawa mereka ke masjid. Waktu itu AbdurRahman memakai serban yang dipakaikan Rasulullah saw. sambilmembawa pedang. Beliau mengutus ketengah-tengah masyarakatMuhajirin dan Anshar lalu diserukan untuk shalat berjama-ah. Makamasjid menjadi penuh dan orang-orang saling berdesakkan sehinggatidak ada tempat bagi Utsman ra.untuk duduk kecuali di tempatpaling belakang -beliau adalah seorang pemalu-. Kemudian AbdurRahman bin Auf ra naik ke atas mimbar Rasulullah saw. dan berdirisangat lama sambil berdoa dengan doa yang sangat panjang dantidak terdengar oleh orang banyak lalu berkata, “Wahai sekalian

manusia! Aku telah menanyakan keinginan kalian baik secarapribadi maupun di depan umum, namun aku tidak dapati seorang punyang condong kepada salah seorang dari mereka berdua baik Ali ra.maupun Utsman ra. Wahai Ali ra. kemarilah!” Maka bangkitlah Alira. dan berdiri di bawah mimbar kemudian Abdur Rahman memegangtangannya seraya berkata, “Apakah engkau mau di bai’at untuktetap setia menjalankan al-Qur’an, Sunnah NabiNya dan apa yangtelah dilakukan oleh Abu Bakar ra. dan Umar ra.?” Ali ra.Menjawab, “Tidak, akan tetapi akan aku jalankan sesuai dengankemampuanku.” Lalu Abdur Rahman melepaskan pegangannya699 dan me-manggil Utsman, “Wahai Utsman ra. kemarilah!” Maka Utsman punbangkit dan tangannya dipegang oleh Abdur Rahman lalu bertanya, ”Apakah engkau mau dibai’at untuk tetap setia menjalankan al-Qur’an, Sunnah NabiNya dan apa yang telah dilakukan oleh AbuBakar ra. dan Umar ra.?” Utsman ra.menjawab, “Ya!” Lantas AbdurRahman menengadahkan kepalanya ke atap masjid sambil memegangtangan Utsman ra. dan berkata,” Ya Allah dengarkanlah dansaksikanlah, Ya Allah dengarkanlah dan saksikanlah, Ya Allahdengarkanlah dan saksikanlah, Ya Allah sesungguhnya aku telah

Alihkan beban yang ada di pundakku ke pundak Utsman bin Affanra..” Maka orang-orang pun berdesak-desakan untuk membai’atsehingga beliau dikerumuni oleh orang-orang di bawah mimbar.Abdur Rahman duduk di tempat yang biasa diduduki oleh Rasulullahsaw. dan mendudukkan Utsman ra. di bawahnya yakni di tanggamimbar yang ke-dua. Berdatanganlah orang-orang kepada Utsman ra.untuk membai’atnya dan Ali ra. Adalah orang pertama yangmembai’atnya. Dan disebutkan pula bahwa ia adalah orang yangterakhir membai’at Utsman.700

Adapun yang disebutkan oleh para ahli sejarah, seperti IbnuJarir701 dan Iain-lain dari riwayat orang-orang yang tidakdiketahui bahwa Ali ra. berkata kepada Abdur Rahman, “Engkautelah menipuku, engkau mengangkatnya karena ia familimu dankarena ia sering meminta pendapatmu tentang setiappermasalahannya.” Kemudian Ali ra. enggan untuk membai’atnyahingga Abdur Rahman menyebutkan ayat: “Maka barangsiapa yangmelanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akanmenimpa dirinya sendiri

dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akanmemberinya pahalayang besar. (Al-Fath:10).

Dan berita lainnya yang bertentangan dengan berita-berita yangshahih, maka berita tersebut tertolak. Adapun sangkaan bahwa parasahabat pada waktu itu berselisih pendapat tentang pengangkatantersebut adalah sangkaan yang bersumber dari orang-orang Rafidhah,para pendongeng bodoh yang tidak dapat membedakan antara beritashahih dan dha’if, yang lurus dan yang bengkok.

2. KELENGKAPAN KISAH PEMBAIATAN UTSMAN RA. DARI KITAB SHAHIH AL-BUKHARI 702

Mereka berkata, “Ya Amirul mukminin berikanlah wasiat, kepadasiapa kekhalifahan akan diberikan.” Umar ra. menjawab, “Aku tidakdapati orang yang berhak untuk mengembannya selain mereka yangmendapat keridhaan dari Rasulullah saw. hingga beliau wafat.”Kemudian Umar ra. menyebutkan nama mereka, Ali ra., Utsman,Zubair, Thalhah, Sa’ad dan Abdur Rahman ra. Beliau berkata, “DanAbdullah bin Umar ra. akan menjadi saksi atas kalian tapi diabukanlah sebagai kandidat -sebagai penenang hati beliau-703 jikakhalifah ini dilimpahkan kepada Sa’ad maka harus dilaksanakan,jika tidak maka kalian harus berusaha siapa di antara kalian yangpatut mengemban perkara ini. Aku memecat Sa’ad bukan karena iaseorang yang lemah atau karena ia berkhianat, dan aku wasiatkankepada khalifah setelahku terhadap orang-orang muhajirin yanglebih dahulu masuk Islam, berikanlah hak mereka, jagalahkehormatan mereka dan aku juga mewasiatkannya agar bersikap baikterhadap orang-orang Anshar yang telah menempati kota Madinah dantelah beriman sebelum datangnya orang-orang Muhajirin danmenghargai sikap baik mereka serta memaafkan segala kekeliruanmereka. Dan aku juga mewasiatkannya agar berbuat baik terhadapseluruh rakyat, sebab mereka adalah pembela Islam, aset negarayang membuat musuh jengkel,704 jangan diambil dari mereka kecualidari sisa harta mereka dan atas

kerelaan mereka.

Aku mewasiatkan kepadanya agar bersikap baik terhadap orang-orangArab Badui, karena mereka adalah asalnya orang arab dan salah

satu unsur Islam, agar diambil dari harta yang bukan kesayanganmereka dan diberikan kepada orang-orang fakir di antara mereka.Aku wasiatkan kepadanya agar menepati janji yang telah diberikankepada orang-orang kafir yang ada dibawah kekuasaan negara Islamdan memerangi musuh yang bermaksud hendak menyerang mereka sertajangan bebankan kepada mereka pajak yang tidak sanggup untukmereka bayar.

Ketika Umar ra. wafat kami berjalan mengusung jenazahnya,705Abdullah bin Umar ra. mengucapkan salam dan berkata, “Umar ra.bin Khaththab meminta izin.” ‘Aisyah ra. berkata, “Silahkan masukdan bawa jenazah itu masuk. Kemudian dimakamkan di samping keduatemannya (Rasulullah saw. dan Abu Bakar ra.). Setelah selesaimemakamkannya, berkumpullah orang-orang yang telah disebutkannamanya. Abdur Rahman berkata, “Pilihlah di antara kalian tigaorang calon!” Zubair berkata, “Aku Memilih Ali ra..” Thalhahberkata, “Aku memilih Utsman,” dan Sa’ad berkata, “Aku memilihAbdur Rahman bin ‘Auf.” Abdur Rahman bin ‘Auf berkata, “Siapa diantara kalian berdua yang mau mengundurkan diri dari pencalonanmaka aku akan menjadikan urusan ini untuknya dan Allah SWT. yangakan mengawasinya dan Islam,

hendaklah lihat siapa yang paling utama di antara kalian?” Alira. dan Utsman ra. terdiam. Abdur Rahman berkata, “Apakah kalianmenyerahkan perkara pemilihan ini kepadaku untuk memilih siapayang terbaik di antara kalian berdua?” mereka menjawab, “Ya!”Maka Abdur Rahman memegang tangan Ali ra. seraya berkatakepadanya, “Engkau adalah kerabat dekat Rasulullah saw. dan orangpertama masuk Islam dan hal itu sudah engkau ketahui. Demi Allahjika engkau yang diangkat maka berlaku adillah dan jika Utsmanra.yang diangkat maka dengar dan taatilah dia.

Kemudian ia mendekati Utsman ra.dan mengucapkan dengan ucapanyang sama. Setelah mereka berdua berjanji, Abdur Rahman berkata,“Angkat tanganmu wahai Utsman!” lantas ia membai’atnya kemudiandisusul oleh Ali ra. dan diikuti oleh semua penduduk.

3.TANGGAL PEMBAI’ATAN UTSMAN BIN AFFAN RA.

Para ulama sejarah berselisih pendapat tentang penentuan haridibai’at-nya Utsman bin Affan ra. Al-Waqidi meriwayatkan dariguru-gurunya bahwa beliau dibai’at pada hari senin dua puluh tigaDzul Hijjah dan memegang jabatan khalifah mulai bulan Muharramtahun dua puluh empat Hijriyah.706 Ini adalah pendapat yang aneh.

Al-Waqidi juga meriwayatkan dari Ibnu Juraij dari Abi Mulaikah,ia berkata, “Utsman bin Affan ra. dibai’at pada tanggal sepuluhMuharram tiga hari setelah terbunuhnya Umar ra.707.” Pendapat inilebih aneh dari pada pendapat yang pertama.

Saif bin Umar ra. meriwayatkan dari Umar ra. bin Syubbah dari‘Amir asy-Sya’bi bahwa ia berkata, “Dewan Syura bersepakat untukmemilih Utsman bin Affan ra. pada

tanggal tiga Muharram tahun dua puluh empat Hijriyah. Ketika itutelah masuk waktu shalat Ashar dan adzan dikumandangkan olehShuhaib. Berkumpullah manusia antara adzan dan iqamat, kemudianbeliau keluar dan mengimami mereka shalat. Kemudian beliaumenambahkan hadiah yang diberikan kepada masyarakat sebanyakseratus, lalu mengutus delegasi keseluruh pelosok. Beliau adalahorang pertama yang melakukan hal tersebut.

Ibnu Katsir berkata, “Dari konteks yang telah kita sebutkan bahwabai’at tersebut

dilakukan sebelum tergelincirnya matahari dan pembaiatan belumselesai kecuali setelah Zhuhur. Pada waktu itu Shuhaib bertindaksebagai imam shalat Zhuhur di masjid Nabawi. Shalat pertama yangdiimami oleh khalifah Utsman bin Affan ra. adalah shalat Ashar,sebagaimana yang telah disebutkan oleh asy-Sya’bi dan Iain-lain.

4. KHUTBAH UTSMAN BIN AFFAN RA. KETIKA DIBAI AT

Khutbah pertama beliau di hadapan kaum muslimin, sebagaimana yangdiriwayatkan oleh Saif bin Umar ra. dari Badr bin Utsman ra.daripamannya berkata, “Ketika dewan syura membai’at Utsman bin Affanra., dengan keadaan orang yang paling sedih di antara mereka,beliau keluar dan menaiki mimbar Rasulullah saw. dan memberikankhutbahnya kepada orang banyak. Beliau memulai dengan memuji

Allah SWT. dan bersalawat kepada Nabi dan berkata, “Sesungguhnyakalian berada di kampung persinggahan dan sedang berada padasisa-sisa usia maka segeralah melakukan kebaikan yang mampukalian lakukan. Kalian telah diberi waktu pagi dan sore.Ketahuilah bahwa dunia di-lapisi dengan tipu daya oleh karena itumaka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kalian,dan jangan (pula) penipu (setan) memper-dayakan kamu dalam(mentaati) Allah SWT.. Ambillah pelajaran dari kejadian masa lalukemudian bersungguh-sungguhlah dan jangan lalai, karena setantidak pernah lalai terhadap kalian.

Mana anak-anak dunia dan temannya yang terpengaruh dengan duniaakan menghabiskan usianya untuk bersenangsenang. Tidakkah merekajauhi semua itu!! Buanglah dunia sebagaimana Allah SWT.membuangnya, carilah akhirat karena sesungguhnya Allah SWT. telahmembuat permisalan dengan yang lebih baik. Allah SWT. berfirman,” Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalahsebagaiair hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanyatumbuhtumbuhandi muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yangdi terbangkanoleh angin. Dan adalah Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Harta dananak-anak adalahperhiasaan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagisaleh adalah lebih baikpahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadiharapan.” (Al-Kahfi: 45-46). Maka berdatanganlah manusia untukmembai’atnya.708

Ibnu Katsir berkata, “Khutbah ini disampaikan setelah shalatAshar atau sebelum

tergelincirnya matahari dan Abdur Rahman duduk di tangga mimbaryang paling atas. Yang lebih mendekati kebenaran adalah yangkedua yakni sebelum tergelincir matahari. Allahua’lam.

Ketika berkhutbah Abu Bakar ra. berdiri di bawah anak tanggamimbar yang biasa dipakai Rasulullah saw. H untuk berdiri. KetikaUmar ra. menjadi khalifah beliau berdiri di bawah anak tanggayang biasa dipakai Abu Bakar ra., ketika Utsman bin Affan ra.Menjadi khalifah ia berkata, “Perkara ini akan berkepan-jangan.”Maka ia naik dan berdiri pada anak tangga yang biasa dipakai olehRasulullah saw.

CATATAN

Adapun yang disebutkan oleh beberapa orang bahwa Utsman ra.padaawal khutbahnya gemetar dan tidak tahu apa yang sedang iakatakan, hingga ia berkata, “Wahai hadirin sekalian sesungguhnyauntuk yang pertama ini aku kesulitan untuk memberikan khutbah danjika aku masih hidup kalian akan dapati khutbah yangsepantasnya.” Ucapan ini disebutkan oleh penulis buku al-‘Aqd709dan Iain-lain yang diperoleh dari orang-orang yang meriwayatkankisah-kisah selingan. Namun sanadnya lemah. Allahu a’lam.

5. SURAT-SURAT BELIAU YANG DIKIRIMKAN KE SELURUH TEMPAT SETELAHPEMBAI’ATAN

Utsman bin Affan ra. mengirim surat kepada para pegawai diseluruh penjuru, pimpinan kelompok, orang-orang yang mengimamishalat, bendahara Baitul Mal dan seluruh penduduk yang isinyamemerintahkan berbuat ma’ruf dan melarang berbuat mungkar sertamendorong mereka untuk mentaati Allah SWT. dan RasulNya,mengikuti sunnah dan meninggalkan perbuatan bid’ah.710

696 Ini merupakan riwayat kebanyakan ahli sejarah sebagaimanayang telah disebutkan oleh ath-Thabari, 4/415.

Rasulullah saw. Sfe tidak menjatuhkan pilihan sedang Abu Bakarra. menentukan pilihannya. Beliau ingin menggabungkan keduacaratersebut dengan menyerahkan perkara pengangkatan ini di bawahDewan Syura yang beranggotakan enam orang tersebut yangtelahbeliau sebutkan nama-namanya. Ini adalah bentuk syura yangketiga.

697 Karena beliau ^ melihat apa yang telah dilakukan olehRasulullah saw. SH dan ash-Shiddiq sebelumnya. Beliau melihatbahwa

698 Ini merupakan kandungan riwayat al-Bukhari tentang beritamusyawarah dan bai’at Utsman ra.tersebut dan akan saya cantum-kannanti.

699 Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan dalam Fathul Ban, 13/197 bahwaAbdur Rahman mengajukan bai’at kepada Ali ra. Untuk etap

setia menjalankan al-Qur’an, sunnah RasulNya dan apa yang telahdilakukan oleh Abu Bakar ra. dan Umar ra.. Kisah ini dikeluarkanoleh Abdullah bin Ahmad pada tambahan terhadap al-Musnad iat\ jalurSufyan bin Waki’ dengan sanad yang lemah. Aku katakan, “Yangpaling shahih adalah kisah bai’at yang dicantumkan oleh Imam al-Bukhari -sebagaimana yang akan dipaparkan- yakni tidak tercantumpengajuan syarat tersebut.”

700 Yang disebutkan oleh Ibnu Katsir adalah kandungan daririwayat al-Miswar bin Makhramah yang dikeluarkan oleh ath-Thabaridalam Tarikhnya, 4/237 dan akan di cantumkan pada akhir khabarbaiat dalam Shahih Bukhariyanq menjelaskan bahwa Ali ra. adalahorang pertama yang membaiat Utsman.

701 Lihat Tarikh Ibnu Jarir, 4/237-239.

702 Ini adalah tambahan yang tidak ada pada kitabasli (al-Bidayahwan Nihayah) \i\A Shahih Bukharidatem Kitab Keistimewaan para Sahabatpada Bab Kisah kesepakatan pembai’atan terhadap Utsman ra.binAffan ra. 4fe, 7/61 -Fath, dari hadits Amr bin Maimun yang diawalidari kisah terbunuhnya Umar ra

703 Karena beliau khawatir anaknya Ibnu Umar ra. akan dimasukansebagai anggota dewan syura, Pent.

704 Jengkel karena melihat kekuatan dan banyaknya jumlah mereka,Pent.

705 Yakni jenazah Umar ra. bin Khaththab. Abdullah bin Umar ra.memberikan salam kepada ‘Aisyah ra. Ummul Mukminin. Ia memintaizin yang kedua kalinya sebagaimana yang telah diperintahkan Umarra.

706 Lihat Tarikh ath-Thabari, WS2, Thabaqat Ibnu Saad, 93/63. Adapunperkataan penulis “ini adalah hal yang aneh”, tidak aku

ketahui di mana letak keanehannya. Pendapat ini sesuai dengan apayang telah ditetapkan oleh penulis tentang masa

Jabatan khalifah tersebut dan juga dengan apa yang telah iasebutkan pada tanggal terbunuhnya Umar ra. *&. Lihat Khilafah

Umar ra. (hal 22), dari kitab Tahdzib dan ada perbedaan sedikitantara riwayat al-Waqidi dan riwayat Asy-Sya’bi yang

disebutkan oleh penulis.

707 Tarikh ath-Thabari, 4/232

708 Ath-Thabari mencantumkan khutbah ini di dalam kitab Tarikhnya,4/243 dari jalur Saif bin Umar ra. dari guru-gurunya.

709 Maksudnya adalah Ibnu Abdi Rabbin al-Andalusy penulis kitabal-‘Aqd al-Farid dan ada dalam kitab Tharful Akhbar wa

Hikayatu an-Nawadir dalam kitab ini si penulis tidak mempedulikanapakah sanad khabarnya shahih atau tidak dan ucapan

yang telah disyaratkan tersebut dikeluarkan oleh Ibnu Sa’ad dalamath-ThabaqatuI Kubra, 3/62 dari jalur al-Waqidi dan ia

mafri/^ditinggalkan riwayatnya).

710 Ibnu Jarir mencantumkam isi surat yang ditujukan kepada paragubernur, pimpinan pasukan, pegawai zakat dan seluruh masyarakat.Lihat Tarikh ar-Rusul wal Muluk, 4/244-235.

About these ads

Berikut ini CUplikan Pidato Umar Bin Khattab di awal Pengangkatannya sebagai Khalifah Menggantikan Abu Bakar.

"Allah tidak melihatku pantas...Untuk menduduki tempatnya Abu Bakar."

setelah mengucapkan 2 kalimat tersebut lalu umar duduk di atas mimbar, kaum muslimin merasa gelisah takut jika umar bin khattab mengundurkan diri sebagai khalifah. tapi beberapa menit kemudian Umar bin Khattab berdiri lagi melanjutkan Pidatonya :

"Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT.Shalawat serta salam untuk Nabi Muhammad SAW.Dan semoga Allah merahmati Abu Bakar As-Shiddiq.Ia telah melaksanakan amanah yang diembannya.Selalu membimbing umat.Ia telah meninggalkan umat tanpa ada yang menggunjingnya.Kita setelahnya, mengemban tugas yang berat.Kita tidak mendapatkan kebaikan dari hasil ijtihad kita saat ini......kecuali telah ada pada masa sebelum kita.Bagaimanakah kemudian kita bergabung dengannya kelak?Kepunyaan Allah-lah semua yang telah diambil.Dan kepunyaan Allah-lah semua yang telah diberikan.Wahai para manusia......aku hanyalah seseorang dari golongan kalian.Jika aku tidak sungkan untuk menolak perintah Khalifah Rasul......aku tidak akan mau mengurusi urusan kalian."

Di tengah-tengah pidatonya tersebut umar bin khattab mengambil jeda lalu berdoa kepada ALLAH SWT.

"Ya Allah, aku adalah orang yang kaku, maka lunakkanlah.Ya Allah, aku adalah orang yang lemah, maka kuatkanlah."

Setelah berdoa kepada ALLAH lalu Umar bin Khattab melanjutkan pidatonya :

"Allah telah memberi ujian kalian semua denganku.Allah telah memberi ujian kalian semua denganku.

Begitu juga sebaliknya.Allah telah memperpanjang umurku.Aku mendengar bahwa orang-orang telah membenci sifat kerasku......dan aku takut akan kekakuanku.Mereka mengatakan......Umar telah bersikap keras kepada kita......ketika Rasulullah masih hidup bersama kita.Begitu juga Umar telah bersikap keras kepada kita......ketika Abu Bakar menjadi pemimpin.Lalu bagaimana jika kepemimpinan itu berada di tangannya?Siapa yang mengatakan seperti itu adalah benar.Akan tetapi aku selalu mengikuti apa yang Rasulullah berikan.Aku adalah pelayan dan pengawalnya.Rasulullah terkenal mempunyai sifat yang lembut dan pemurah.Seperti yang Allah SWT sabdakan, "Amat belas kasihan lagi......penyayang terhadap orang mukmin."Aku di antara pedang yang terikat......sampai terlepas, atau bahkan dibiarkan begitu saja.Kemudian setelah itu Abu Bakar yang memimpin umat Muslim......yang tidak pernah diingkari segala perintah dan ajakannya......serta kelembutan dan kemuliannya.Aku adalah pelannya dan pembantunya.Sifat kerasku selali diikuti dengan kelembutan sifatnya.Aku diantara pedang yang terikat......Sampai terlepas, atau bahkan dibiarkan begitu saja.Kemudian sekarang aku yang memimpin kalian.Ketahuilah bahwa sikap kerasku itu telah bertambah.Namun itu hanya bagi orang-orang yang zalim dan ingkar.Adapun bagi orang-orang yang selalu patuh dengan ajaran agamanya......maka aku akan bersikap lebih lunak daripada yang lainnya.Aku tidak mengharapkan seseorang mendzolimi orang lain......atau bermusuhan dengan yang lain.Sampai aku menghentikannya......dan kembali kepada kebenaran.Dengan sifat kerasku tersebut.....aku letakkan kakiku di atas muka Bumi ini.....wahai orang-orang yang pemaaf, dan orang-orang yang pemurah.Dan kalian semua, ada kesepakatan denganku...

...maka dengarkanlah.Kewajibanku adalah aku tidak akan memilih orang-orang di antara kalian......atau apa yang telah Allah anugerahkan kepada kalian.Kecuali adanya pertimbangan yang tepat.Dan aku berkewajiban menambah pendapatan kalian atau rezeki kalian.Jika Allah berkehendak, maka aku naikkan upah kalian.Kewajibanku kepada kalian adalah tidak menyesatkan kalian pada bencana.Jika kalian hilang dalam suatu perintah dan perjalanan......mka aku akan mencarinya.Mengenai harta Allah, aku memposisikan diriku di sini seperti anak yatim.Jika aku diberi kekayaan, maka aku akan jadi orang yang pemurah.Jika aku miskin, aku akan memakan makanan yang baik dan halal.Bertaqwalah kalian semua, wahai hamba Allah.Bantulah aku dengan urusan yang ada pada kalian semua.....dengan menjalankannya dengan baik.Dan semoga diteguhkan kepadaku untuk selalu memerintahkan kebaikan.....dan mencegah terjadi kemungkaran.....dan selalu menasihatkan kebaikan ketika aku memerintah nanti.Wahai manusia, dengarkanlah.Berdirilah, Mutsanna.Ini adalah sudara kalian.....Mutsanna bin Harits As-Saybani.Aku telah mengetahui ujian yang diterimanya di Irak.Orang-orang muslim di sana hanya sedikit dan lemah.Mereka takut akan orang Persia yang ingin merebut kembali tanah kelahirannya Irak.Sebelum Abu Bakar meninggal......beliau berpesan kepadaku agar tidak melupakan dan terlambat......untuk mengembalikan pasukan kepada MUtsanna.Demi Allah, ini adalah Jihad, dan pengorbanan."

sumber : http://umaribnkhattab.blogspot.com/2013/04/pidato-umar-bin-khattab-di-awal-baiat.html