P a n c a s i l a

34
P a n c a s i l a Paradigma Kehidupan Bangsa Indonesia Pengantar 1. Sejak bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya telah sepakat untuk menentukan Pancasila menjadi dasar negara. Bangsa Indonesia selalu berusaha untuk mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan berne- gara. Dalam kenyataan masih terdapat kerancuan bagaimana implementasi Pancasila dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. 2. Dalam era globalisasi, dengan perkembangan teknologi komunikasi dan infor- masi yang sangat pesat, manusia dihadapkan pada sistem nilai baru yang selalu mengalami perubahan demikian cepat sehingga bagi bangsa yang tidak memiliki pegangan hidup akan terombang ambing oleh keadaan yang serba tidak menentu. Dalam situasi kehidupan yang demikian, mutlak diperlukan adanya paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara yang dapat dijadikan panduan masyarakat Indonesia. 3. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara (LPPKB) telah berhasil menyusun Pedoman Umum Implementasi Pancasila Dalam Kehi- dupan Bernegara, namun masih perlu dirumuskan ke dalam Paradigma yang secara operasional dapat digunakan sebagai pedoman dan model baik dalam merumuskan kebijakan publik maupun sebagai acuan kritik, untuk menentukan mana yang sesuai atau yang tidak sesuai dengan Pancasila. 4. Paradigma yang dalam bahasa Inggrisnya paradigm, oleh Thomas Kuhn diberi makna sebagai : An entire constellation of beliefs, values and techniques, and so on, shared by the member of a given community; a Paradigm is the Gestalt (= the whole is more than the sum of its parts) that forms a ”Weltanschauung” (World view). The term is used to describe the set of experiences, beliefs and values that affect the way an individual perceives reality and responds to that perception. Dengan demikian, paradigma dapat dimaknai sebagai : Suatu pola menyeluruh dari kepercayaan, nilai dan cara atau metoda yang dapat diterima oleh anggota masyarakat tertentu. Suatu

Transcript of P a n c a s i l a

P  a  n  c  a  s  i  l  aParadigma Kehidupan Bangsa Indonesia

Pengantar

1. Sejak bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya telahsepakat untuk menentukan Pancasila menjadi dasar negara.Bangsa Indonesia selalu berusaha untuk mengimplementasikanPancasila dalam kehidupan berbangsa dan berne- gara. Dalamkenyataan masih terdapat kerancuan bagaimana implementasiPancasila dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.

2. Dalam era globalisasi, dengan perkembangan teknologikomunikasi dan infor- masi yang sangat pesat, manusiadihadapkan pada sistem nilai baru yang selalu mengalamiperubahan demikian cepat sehingga bagi bangsa yang tidakmemiliki pegangan hidup akan terombang ambing oleh keadaanyang serba tidak menentu. Dalam situasi kehidupan yangdemikian, mutlak diperlukan adanya paradigma kehidupanberbangsa dan bernegara yang dapat dijadikan panduanmasyarakat Indonesia.

3. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara(LPPKB) telah berhasil menyusun Pedoman Umum ImplementasiPancasila Dalam Kehi- dupan Bernegara, namun masih perludirumuskan ke dalam Paradigma yang secara operasional dapatdigunakan sebagai pedoman dan model baik dalam merumuskankebijakan publik maupun sebagai acuan kritik, untuk menentukanmana yang sesuai atau yang tidak sesuai dengan Pancasila.

4. Paradigma yang dalam bahasa Inggrisnya paradigm, oleh ThomasKuhn diberi makna sebagai :

An entire constellation of beliefs, values and techniques, and so on, shared by themember of a given community; a Paradigm is the Gestalt (= the whole is more thanthe sum of its parts) that forms a ”Weltanschauung” (World view).The term is used to describe the set of experiences, beliefs and values that affect theway an individual perceives reality and responds to that perception.

Dengan demikian, paradigma dapat dimaknai sebagai : Suatu polamenyeluruh  dari kepercayaan, nilai dan cara atau metoda yangdapat diterima oleh anggota masyarakat tertentu. Suatu

paradigma bukan merupakan penjumlahan dari, melainkanmerupakan suatu kesatuan yang menyeluruh dari, elemen pendu-kungnya dan membentuk suatu pandangan hidup (Weltanschauung),yang menggambarkan bagaimana seperangkat pengalaman, keyakinandan nilai dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadapkenyataan serta bagaimana menyikapinya.

Dengan pengertian paradigma semacam itu maka dapat dirumuskanPancasila sebagai paradigma kehidupan berbangsa dan bernegarabagi bangsa Indonesia.

Paradigma Kehidupan Bangsa Indonesia

1. Pancasila yang diamanatkan oleh Pembukaan Undang-UndangDasar Repu- blik Indonesia 1945 adalah dasar negara NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI).

2. Pancasila sebagai dasar negara merupakan cita negara(staatsidee) sekaligus cita hukum (rechtsidee) bagi NKRI,berfungsi konstitutif dan regulatif bagi kehidupan masyarakatdalam berbangsa dan bernegara. Segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di NKRI harus bersumber dari Pancasila.

3. Segala peraturan perundang-undangan dan kebijakanpemerintah baik pusat maupun daerah harus memenuhi ketentuansebagai berikut:

a. Mengakomodasi kepentingan dan aspirasi seluruh masyarakat,bukan untuk kepentingan orang perorang maupun kelompoktertentu;

b. Berlandaskan nilai moral, adat-istiadat dan hukum yangberlaku;

c. Mencegah eksklusivisme kedaerahan;

d. Memperkokoh wawasan kebangsaan dan persatuan Indonesiadalam NKRI;

e. Pengambilan keputusan dilaksanakan secara musyawarahseluruh komponen bangsa untuk mencapai mufakat;

f. Mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin yangberkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

4. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kedaulatan ada ditangan rakyat. Rakyat memiliki hak untuk menyampaikanaspirasinya, rakyat mematuhi segala ketentuan yang telahmenjadi kesepakatan bersama. Implementasi kedaulatan rakyatdan pelaksanaan hak asasi manusia tidak bertentangan denganprinsip dan nilai budaya bangsa.

5. Pancasila adalah dasar falsafah (filosofische grondslag),sebagaimana dikemukakan oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni1945 di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha PersiapanKemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pancasila berisi konsep,prinsip dan nilai yang merupakan kebenaran serta dijadikanlandasan bagi kehidupan masyarakat dalam berbangsa danbernegara.

6. Pancasila berisi konsep yang merupakan kebenaran dan tidakterbantahkan. Konsep tersebut di antaranya bahwa :

a. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia dan seluruh alamsemesta dalam keadaan saling keterikatan dan ketergantungan.

b. Tuhan menetapkan hukum yang ketat dalam mengatureksistensi, pertumbuhan dan perkembangan makhluk ciptaan-Nya.Di antara makhluk ciptaan Tuhan, manusia didudukkan sebagaikhalifatullah.

c. Setiap makhluk diciptakan sesuai kodrat, martabat danharkat, serta dalam mengembangkan eksistensi dankelestariannya berjalan secara proporsional, dengan tetapmemelihara keselarasan, keserasian dan keseimbangan kehidupansecara harmonis.

d. Tuhan menganugerahi manusia dengan kemampuan dan kebebasanberfikir, berperasaan, berkemauan untuk berkarya dengan penuhtanggung jawab.

7. Pancasila mengandung prinsip religiositas, humanitas,nasionalitas, sovereinitas dan sosialitas, yang menjadi jatidiri bangsa dan dirumuskan dalam sila :

a Ketuhanan Yang Maha Esa;b Kemanusiaan yang adil dan beradab;c Persatuan Indonesia;

d Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan;e Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai wawasan nasional (national insight) bersifatkomprehensif dan sila-silanya saling menjiwai secara sinergik.

8. Pancasila merupakan perwujudan suara hati nurani rakyatIndonesia, yang juga merupakan dambaan dan tuntutan ummatmanusia pada umumnya, di antaranya:

a Kemerdekaan, bebas dari penjajahan, penindasan daneksploitasi oleh pihak asing.

b Bebas mengeluarkan pendapat, bebas dari kemiskinan, bebasmemeluk agama, dan bebas untuk merdeka dalam mewujudkankehidupan bersama yang lebih baik.

c Kesetaraan dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial budayaserta keamanan nasional.

d Pengakuan terhadap kehidupan pluralistik, ditinjau dari segietnisitas, suku, agama, bahasa, budaya, adat-istiadat danberbagai kepentingan,.

9. Pancasila menjadi pengikat atau ligatur (cultural bond) danwadah kemajemukan bangsa ditinjau dari segi kesukuan, budaya,adat-istiadat, agama, aliran kepercayaan, dan kepentinganuntuk mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika.

10. Pancasila memiliki konsep dasar kekeluargaan, kebersamaandan persa- tuan, sehingga menolak faham fundamentalistik danradikalistik dari individual- isme, liberalisme, kapitalisme,imperialisme, materialisme dan sebagainya.

11. Pancasila merupakan ideologi nasional menjadi bintangpemandu atauLeitstern dalam mewujudkan kehidupan berbangsa danbernegara, meliputi kehidupan politik, ekonomi, sosial budayaserta keamanan nasional untuk :

a. Mencapai cita-cita nasional yaitu negara Indonesia yangmerdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dan

b. Melaksanakan tugas negara yaitu melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukankesejahteraan umum; mencer- daskan kehidupan bangsa; dan ikutmelaksanakan ketertiban dunia yang berda- sarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial.

12. Pancasila menjadi moral bangsa, pola fikir, pola sikap danpola tindak warganegara Republik Indonesia mencerminkankonsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila,antara lain :

a. Segala sikap dan perilaku warganegara dilandasi prinsipmewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;

b. Setiap warganegara dapat mengendalikan diri dalammenentukan sikap, tingkahlaku dan perbuatan yang mengutamakankepentingan bersama, bukan kepentingan pribadi atau golongan.

c. Setiap warganegara merasa malu terhadap sikap, tingkahlakudan perbuatan yang tidak terpuji, berani mengakui kesalahansendiri serta mengakui kebenaran pihak lain.

d. Bangsa Indonesia bertujuan mewujudkan kebenaran, kebaikandan keadilan secara jujur dan penuh tanggung jawab.

Penutup

Paradigma Kehidupan Bangsa Indonesia ini dimaksudkan untukdipergunakan sebagai acuan setiap warganegara utamanya parapenyelenggara negara dan pemerintahan dalam menentukankebijakan, melaksanakan kegiatan dan mengadakan evaluasihasilnya serta dalam menghadapi berbagai dinamika perubahan.

Paradigma Kehidupan Bangsa Indonesia ini akan dikembangkanlebih lanjut dalam bentuk yang lebih rinci sehingga akanmemudahkan bagi imple- mentasinya.

Pancasila sebagai ParadigmaHome  Pancasila sebagai Paradigma

Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem nilai acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-acuan berpikir atau jelasnya sebagaisistem nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah/tujuan bagi ‘yang menyandangnya’.

Yang menyandangnya itu di antaranya:

1. Bidang Politik2. Bidang Ekonomi3. Bidang Social Budaya4. Bidang Hukum5. Bidang kehidupan antar umat beragama, Memahami asal mula Pancasila.

Kelimanya itu, dalam makalah ini, dijadikan pokok bahasan. Namun demikian agar sistematikanya menjadi relatif lebih tepat, pembahasannyadimulai oleh ‘paradigma yang terakhir’ yaitu paradigma dalam kehidupan kampus.

 

I. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan.

Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma.

Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi.

Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan. Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu

dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan.

Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi ataspengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional.

Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia, sedangkan negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia maka tidak berlebihan apabila pancasila menjadi landasan dan tolok ukur penyelenggaraan bernegara termasuk dalam melaksanakan pembangunan.

Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis.Kodrat manusia yang monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:

a. susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan ragab. sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosialc. kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.

Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan. Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas.

Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

1. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik

Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjekatau pelaku politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolakdari kodrat manusia maka pembangunan politik harus dapat meningkatkanharkat dan martabat manusia. Sistem politik Indonesia yang bertolakdari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi

pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untukrakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagaiparadigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter.

Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asaskerakyatan (sila IV Pancasila). Pengembangan selanjutnya adalah sistempolitik didasarkan pada asas-asas moral daripada sila-sila padapancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politikIndonesia dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moralpersatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan.

Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negaradikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilakupolitik yang santun dan bermoral.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwaPancasila bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yangingin diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila.Pemahaman untuk implementasinya dapat dilihat secara berurutan-terbalik:

• Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik,budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari;• Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalampengambilan keputusan;• Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatanberdasarkan konsep mempertahankan persatuan;• Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaanyang adil dan beradab;• Tidak dapat tidak; nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan,dan kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber pada nilaiKetuhanan Yang Maha Esa.

Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasitersebut perlu direkonstruksi kedalam pewujudan masyarakat-warga (civilsociety) yang mencakup masyarakat tradisional (berbagai asal etnik,agama, dan golongan), masyarakat industrial, dan masyarakat purnaindustrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang dijadikanmoral baru masyarakat informasi adalah:

~ nilai toleransi;~ nilai transparansi hukum dan kelembagaan;~ nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata);~ bermoral berdasarkan konsensus (Fukuyama dalam Astrid: 2000:3).

2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi

Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistemdan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila.Secara khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitasketuhanan (sila I Pancasila) dan kemanusiaan ( sila II Pancasila).Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam humanistis akanmenghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomiyang menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial,makhluk pribadi maupun makhluk tuhan.

Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomiliberal yang hanyamenguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain.Sistem ekonomi demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistemsosialis yang tidak mengakui kepemilikan individu.

Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagaisubjek. Oleh karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadisistem dan pembangunan ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyatsecara keseluruhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila adalahsistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomiIndonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moralkemanusiaan.

Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentukpersaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akanmenimbulkan penindasan, ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraanwarga negara.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu padaSila Keempat Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih mengacupada pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia. Dengan demikian subjudul inimenunjuk pada pembangunan Ekonomi Kerakyatan atau pembangunan DemokrasiEkonomi atau pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia atau Sistem EkonomiPancasila.

Dalam Ekonomi Kerakyatan, politik/kebijakan ekonomi harus untuksebesarbesar kemakmuran/kesejahteraan rakyat—yang harus mampumewujudkan perekonomian nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruhwarga masyarakat (tidak lagi yang seperti selama Orde Baru yang telahberpihak pada ekonomi besar/konglomerat). Politik Ekonomi Kerakyatanyang lebih memberikan kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomirakyat yang mencakup koperasi, usaha kecil, dan usaha menengah sebagaipilar utama pembangunan ekonomi nasional.

Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atasasas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan ini ialahkoperasi. Ekonomi Kerakyatan akan mampu mengembangkan program-program

kongkrit pemerintah daerah di era otonomi daerah yang lebih mandiri danlebih mampu mewujudkan keadilan dan pemerataan pembangunan daerah.

Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan akan mampu memberdayakandaerah/rakyat dalam berekonomi, sehingga lebih adil, demokratis,transparan, dan partisipatif. DalamEkonomi Kerakyatan, Pemerintah Pusat (Negara) yang demokratisberperanan memaksakan pematuhan peraturan-peraturan yang bersifatmelindungi warga atau meningkatkan kepastian hukum.

3. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya

Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasilabertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal inisebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Olehkarena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkatdan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab,kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-citamenjadi manusia adil dan beradab.

Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampumeningkatkan derajat kemanusiaannya. Manusia harus dapat mengembangkandirinya dari tingkat homomenjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosialbudaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial danbudaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju padatercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.

Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupansosial berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasadihargai dan diterima sebagai warga bangsa. Dengan demikian,pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan, kecemburuan,diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Paradigma-baru dalampembangunan nasional berupa paradigma pembangunan berkelanjutan, yangdalam perencanaan dan pelaksanaannya perlu diselenggarakan denganmenghormati hak budaya komuniti-komuniti yang terlibat, di samping haknegara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi individu secaraberimbang (Sila Kedua).

Hak budaya komuniti dapat sebagai perantara/penghubung/penengah antarahak negara dan hak asasi individu. Paradigma ini dapat mengatasi sistemperencanaan yang sentralistik dan yang mengabaikan kemajemukanmasyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia. Dengan demikian,era otonomi daerah tidak akan mengarah pada otonomi suku bangsa tetapijustru akan memadukan pembangunan lokal/daerah dengan pembangunanregional dan pembangunan nasional (Sila Keempat), sehingga ia akan

menjamin keseimbangan dan kemerataan (Sila Kelima) dalam rangkamemperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang akan sanggup menegakankedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI (Sila Ketiga).

Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhikriteria sebagai puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan – kebudayaan di daerah:

(1) Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongansosial dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak mengenalkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;(2) Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi olehsegenap warganegara Indonesia tanpa membedakan asal-usulkesukubangsaan, kedaerahan, maupun golongannya;(3) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekadmasyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan dirisebagai satu bangsa yang berdaulat;(4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya dikalangan masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatanmelalui musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan;(5) Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadilandasan yang membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalammemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, danikutserta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

4. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum

Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung maknabahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negarasaja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasartersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakanseluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamananIndonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta(sishankamrata).

Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warganegara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkansecara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total terpadu,terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhanwilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaranatas hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatansendiri.

Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di manapemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yangsama dalam masalah pertahanan negara dan bela negara. Pancasila sebagaiparadigma pembangunan pertahanan keamanan telah diterima bangsaIndonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentangpertahanan Negara.

Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negarabertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untukmenjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesiayang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah memiliki sebuah konstitusi,yang di dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatankonstitusi, yaitu:

(1) adanya perlindungan terhadap HAM,(2) adanya susunan ketatanegaraannegara yang mendasar, dan(3) adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yangjuga mendasar.Sesuai dengan UUD 1945, yang di dalamnya terdapat rumusanPancasila, Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian dari UUD 1945 ataumerupakan bagian dari hukum positif. Dalam kedudukan yang demikian, iamengandung segi positif dan segi negatif. Segi positifnya, Pancasiladapat dipaksakan berlakunya (oleh negara); segi negatifnya, Pembukaandapat diubah oleh MPR—sesuai dengan ketentuan Pasal 37 UUD 1945.

Hukum tertulis seperti UUD—termasuk perubahannya—, demikian juga UU danperaturan perundang-undangan lainnya, harus mengacu pada dasar negara(sila – sila Pancasila dasar negara).

Dalam kaitannya dengan ‘Pancasila sebagai paradigma pengembanganhukum’, hukum (baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akandibentuk tidak dapat dan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila:

(1) Ketuhanan Yang Maha Esa,(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab,(3) Persatuan Indonesia,(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus merupakanperwujudan atau penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila.Artinya, substansi produk hukum merupakan karakter produk hukumresponsif (untuk kepentingan rakyat dan merupakan perwujuan aspirasirakyat).

5. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat BeragamaBangsa

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama BangsaIndonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun,bahkan predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di matadunia internasional. Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka danplural. Indonesia terdiri dari beberapa suku, etnis, bahasa dan agamanamun terjalin kerja bersama guna meraih dan mengisi kemerdekaanRepublik Indonesia kita.

Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh banyakkalangan karena ada beberapa kasus kekerasana yang bernuansa Agama.Ketika bicara peristiwa yang terjadi di Indonesia hampir pasti semuanyamelibatkan umat muslim, hal ini karena mayoritas penduduk Indonesiaberagama Islam. Masyarakat muslim di Indonesia memang terdapat beberapaaliran yang tidak terkoordinir, sehingga apapun yang diperbuat olehumat Islam menurut sebagian umat non muslim mereka seakan-seakanmerefresentasikan umat muslim.

Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umatberagama perspektif Piagam Madinah pada intinya adalah seperti berikut:

1. Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satukomunitas (ummatan wahidah).2. Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitasIslam dan komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsi:a. Bertentangga yang baikb. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersamac. Membela mereka yang teraniayad. Saling menasehatie. Menghormati kebebasan beragama.

Lima prinsip tersebut mengisyaratkan:1) Persamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara tanpadiskriminasi yang didasarkan atas suku dan agama;2) pemupukan semangat persahabatan dan saling berkonsultasi dalammenyelesaikan masalah bersama serta saling membantu dalam menghadapimusuh bersama. Dalam “Analisis dan Interpretasi Sosiologis dari Agama”(Ronald Robertson, ed.) misalnya, mengatakan bahwa hubungan agama danpolitik muncul sebagai masalah, hanya pada bangsa-bangsa yang memilikiheterogenitas di bidang agama.

Hal ini didasarkan pada postulat bahwa homogenitas agama merupakankondisi kesetabilan politik. Sebab bila kepercayaan yang berlawananbicara mengenai nilai-nilai tertinggi (ultimate value) dan masuk ke

arena politik, maka pertikaian akan mulai dan semakin jauh darikompromi.

Dalam beberapa tahap dan kesempatan masyarakat Indonesia yang sejaksemula bercirikan majemuk banyak kita temukan upaya masyarakat yangmencoba untuk membina kerunan antar masayarakat. Lahirnya lembaga-lembaga kehidupan sosial budaya seperti “Pela” di Maluku, “Mapalus” diSulawesi Utara, “Rumah Bentang” di Kalimantan Tengah dan “Marga” diTapanuli, Sumatera Utara, merupakan bukti-bukti kerukunan umat beragamadalam masyarakat.

Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama diIndonesia yang saat ini sedang diuji kiranya perlu membangun dialoghorizontal dan dialog Vertikal. Dialog Horizontal adalah interaksiantar manusia yang dilandasi dialog untuk mencapai saling pengertian,pengakuan akan eksistensi manusia, dan pengakuan akan sifat dasarmanusia yang indeterminis dan interdependen.

Identitas indeterminis adalah sikap dasar manusia yang menyebutkanbahwa posisi manusia berada pada kemanusiaannya. Artinya, posisimanusia yang bukan sebagai benda mekanik, melainkan sebagai manusiayang berkal budi, yang kreatif, yang berbudaya.

II. Implementasi Pancasila sebagai Paradigma Kehidupam Kampus

Menurut saya, implementasi pancasila sebagai paradigma kehidupan kampusadalah seperti contoh-contoh paradigma pancasila diatas kehidupan kampus tidak jauh berbeda dengan kehidupan tatanan Negara. Jadi kampus juga harus memerlukan tatanan pumbangunan seperti tatanan Negara yaitu politik, ekonomi, budaya, hukum dan antar umat beragama.

Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maka sebagai makhluk pribadi sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas rohani manusia.

Unsur jiwa manusia meliputi aspek akal, rasa,dan kehendak. Sebagai mahasiswa yang mempunyai rasa intelektual yang besar kita dapat memanfaatkan fasilitas kampus untuk mencapai tujuan bersama.

Pembangunanyang merupakan realisasi praksis dalam Kampus untuk mencapaitujuan seluruh mahsiswa harus mendasarkan pada hakikat manusia sebagai subyek pelaksana sekaligus tujuan pembangunan. Oleh karena itu hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pembangunan pengembangan kampus itusendiri.

Aktualisasi Pancasila dalam menghadapi era GlobalisasiJuni 30, 2012 //

0

1.Latar BelakangPada Zaman modern ini telah hadirnya sebuah era baru,yaitu Era Globalisasi.Globalisasi sendiri memilikiarti bahwa dunia ini sudah tidak ada lagibatasan.Bisa kita bandingkan dengan era sebelum globalisasi, yang mana seakan-akan adanya sekat sekat atau batasan-batasan dalam berbagai aspek dalam dunia ini.Seperti contohnya adalah dalam bidang komunikasi.Pada zaman dahulu arus komunikasi masih sangat lamabat,misalnya ada seseorang akan mengirimkan sebuah informasi untuk orang lain,cara yangbisa dilakukan adalah dengan surat.Untuk informasi tersebut dapat diterima oleh si penerima maka membutuhkan banyak waktu agar informasi dapat diterima.Dalam bidang lain ada bidang informasi, pada zaman dahulu arus informasi sangat lambat, dan membutuhkan banyak waktu .Jika dibandingkan dengan Era Globalisasi sekarang arus informasi menjadi sangat cepat yang sudahmenggunakan internet.Dengan adanya internet arus informasi menjadi sangat cepat dan selalu menghadirkan informasi yang terbaru.Globalisasi tidak hanya mencakupbidang diatas saja,tetapi hampir semua bidang kehidupandi dunia ini.Era Globalisasi melanda hampir semua negara di dunia ini termasuk dengan negara kita Indonesia.Globalisasi juga meberi banyak perubahan juga dalam kehidupan Bangsa Indonesia.Hal itu pasti terjadi karena arus globalisasi dunia ini sangatlah kuat.Perubahan yang diterima dari Globalisasi dalam kehidupan Bangsa Indonesia ada yang berdampak positif dan negatif.Hal yang memberikan dampak positif pasti sangat

diterima,karena akan membuat bangsa Indonesia menjadi lebih baik , menjadi negara maju dan mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia.Tetapi ada juga yang memberikan dampak negatif,yang membuat terhambatnya Bangsa kita mencapai tujuan Nasional. Tujuan Nasional Bangsa kita ada dalam Pembukaan UUD ’45 Alinea Ke-4.Disitu terdapat 3 hal yaitu: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupanbangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.Tujuan Nasional itulah yang harus dicapai bangsa ini agar kita mampu bertahan menjadi negara yang dihormati di dunia ini.Tetapi dengan adanya globalisasi menjadi sebuah tantangan baru bagi Indonesia, untuk mencapai tujuan yang Bangsa ini inginkan. Sampai sekarangpun kita Bangsa Indonesia masih berjuang untuk mencapainya,walau dengan kerasnya arus globalisasi.Oleh karena itu perlunya aktualisasi Pancasila dalam menghadapi era Globalisasi agar tujuan Nasional dapat tercapai.2. Maksud dan TujuanMaksud dan tujuan penulisan ini diharapkan agar pembacadapat memaknai serta mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dan undang – undang 1945 dalam mengahadapi era Globalisasi ini.Dan mengerti arti dari globalisasii,paradigma baru dan paham kebangsaan. Penulisan ini dibuat agar Bangsa Indonesia dapat mengahadapi arus yang kuat dari Globalisasi.Dan menjadiBangsa yang tangguh dan tidak terkalahkan.3. Ruang LingkupPenulisan ini mencakup dalam mengaktualisasikan Pancasila dalam Era Globalisasi agar mencapai tujuan Nasional,pengertain dnri Globalisasi itu sendiri ,paradigma baru dan Paham kebangsaan.

Bab II. AKTUALISASI PANCASILA1.GlobalisasiGlobalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar

bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, danbentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negaraBerikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembanganbarang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).c. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Globalisasi menyangkut dalam

berbagai bidang di dunia,hampir semua bidang terkena oleh arus globalisasi.Bdang-bidang tersebut daiantaranya adalah bidang informasi,komunikasi,ekonomisosial dan budaya.

Dalam bidang informasi seperti kita tahu arus informasipada zaman dahulu sngatlah lamban.Tapi bisa kita lihat pada zaman sekarang arus informasi itu sangatlah cepat.Setiap detik pun bisa ada informasi terbaru.Jadi di era Globalisasi ini sudah tidak ada lagi batasan karena adanya dukungan dari teknologi .dan setiap orang bebas untuk bisa mengakses informasi yang tersebar dan yang ada dari berbagai media.Hal tersebut membuat informasi sangatlah mudah sekali untuk didapat.Pada Era sekarang arus informasi tidak mengenal lagi batasan-batasan,seperti batasan waktu danwilayah yang dapat menghambat arus informsi.Dan pada Zaman sekarang setiap oran bisa mengakses informasi apapun yang diinginkan dimanapun dan kapanpun.Dan dengan begini globalisasi dalam bidanginformasi telah memberikan dampak positif.Yaitu setiap orang dapat mengetahui informasi yang terbaru.Dalam bidang komunikasipun juga mengalami globalisasi. Pada zaman dahulu orang orang berkomunikasi masih sangat terbatas.Karena masih terbatas oleh wilayah waktu dan teknologi yang dipakai.Orang-oran zaman dahulu jika ingin berkomunikasi denga orang yang berdomisili yang jauh,cara yang diunakan adalah dengan saling mengrirmi surat.Dan sangat mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang yang diluar negri kareana akan membutuhkan waktu yang sangat banyak.Tapi dengan adanya teknologi yang semakin berkembang membuat batasan-batasan yang tadinya menghambat menjadihilang dan setiap orang bisa berkomunikasi dengan siapasaja,dimana saja dan kapan saja.Hal ini membuat manusiadalam melakukan aktivitas menjadi lebih dipermudah.Dan akan memepererat pertemanan maupun

persaudaraan.Lain lagi dalam bidang ekonomi,globalisasi membuat parapelaku ekonomi menjadi lebih mudah dalam melakukan tindak ekonomi.Para pelaku ekonomi mendapatkan keuntungan yang lebih terhadapa arus globalisasi.Karenasudah tidak ada batasan lagi untuk melakukan kegiatan bussines denga pelaku ekonomi lainnya.Batasan-batasnapun juga sudah ada juga yang dihilangkan.

Seperti kita lihat di ASEAN yang membuat para anggotanya untuk bisa bebas berdagang antar nagara lagi.Hal ini memeberikan dampak positif dan negatf juga pada Bangsa Indonesia.Dampak negatifnya adalah produsen dalam negri yang tidak terlalu kuat akan tergerus dengan adanya produsen luar negri yang menghasilkan produk lebih baik .Sehingga akan ada banyaknya produsen-produsen yang akangulung tikar.Dampak positif akan diterima dan dirasakanlangsung oleh para produsen yang memiliki modal yang besar.karena produsen ini akan mudah untuk bisa mengekspor barangnya keluar negeri.Oleh karena itu Bangsa indonesia harus kuat dalam melndungi para produsen yang bermodal kecil.Dalam bidang budaya dan sosial juga mengalami globalisasi.Bisa kita lihat dalam bangsa Indonesi dalam bidang budaya.Adanya dampak negatif dalam budaya kita.Bisa dilihat dari berbagai aspek.Contohnya yang cukup terlihat adalah dalam pakaian,banyak generasi muda yang lupa akan jati diri bangsanya yang sopan dan santun.para generasi muda lebih memilih untuk mengikuti budaya luar daripada budayanya sendiri.Bahkan banyak para generasi muda yanglupa akan budayanya.Oleh karena itu perlu adanya Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan Bangsa Indonesia.Berikut ini adalah pengertian dan definisi globalisasi:

# SELO SOEMARDJANGlobalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan

komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama.

# KAMUS BAHASAGlobalisasi merupakan fenomena yang menjadikan dunia mengecil dari segi perhubungan manusia. Hal ini dimungkinkan karena perkembangan tekhnologi yang sangatcepat

# CENDEKIAWAN BARATGlobalisasi adalah satu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat amnusia di dunia ini

2. Aktualisasi PancasilaAktualisasi sendiri mempunyai pengertian bahwa nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ini merupakan salah satu cara yang ampuh untuk menghadapi arus globalisasi yang kuat yang menyerang berbagai bidang di Indonesia.Dengan aktualisasi Pancasila bisa untuk diterapkan dalam setiap pengambilan keputusan.Dan perkembangan eraglobalisasi bukan merupakan penghalang untuk tetap memakai pancasila sebagai dasar Negara, karena pancasila menganut ideology terbuka yang bisa menerima perkembangna zaman.Sehingga dengan mengaktualisasikan Pancasila, ini bisa membangun nilai moral bangsa kita dan masyarakat Indonesia menjadi kuat dan tidak kalah pada era Globalisai.Dan negara kita menjadi makmur dan menjadi negara yang terpandang Aktualisasi Pancasila juga akan membuat tercapainya tujuan nasional,yang terdapat dalam UUD ’45 alinea ke 4.Walaupun sulit untukmencapainya tetapi harus terus untuk teap mengusahakannya.

3. Paradigma BaruDengan mengaktualisasikan Pancasila maka akan melahirkan paradigam baru dalam kehidupan berbangsa danbernegara Indonesia. Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. MenurutThomas Kuhn, Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma.Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi.

Berikut adalah penerapan Pancasila di bidang sebagai Paradigma Baru :A.Pancasila sebagai Paradigma PembangunanNilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasarhakikat manusia. Hakikat manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:a. susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan ragab. sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosialc. kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi danmakhluk tuhan.

Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagaiupaya meningkatkan harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan. Secara singkat, pembangunan nasional sebagaiupaya peningkatan manusia secara totalitas.Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat danmartabat manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan,

meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.a. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik

Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkansebagai subjek atau pelaku politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat danmartabat manusia. Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter.

Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas kerakyatan (sila IV Pancasila). Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-asas moral daripada sila-sila padapancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik Indonesia dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan.Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politikdiartikan bahwa Pancasila bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila. Pemahaman untuk implementasinya dapat dilihat secara berurutan-terbalik:

• Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari;• Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam pengambilan keputusan;• Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan konsep mempertahankan persatuan;• Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab;• Tidak dapat tidak; nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu direkonstruksi kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil society) yang mencakup masyarakat tradisional (berbagai asal etnik, agama, dan golongan), masyarakat industrial, dan masyarakat purna industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang dijadikan moral baru masyarakat informasi adalah:~ nilai toleransi;~ nilai transparansi hukum dan kelembagaan;~ nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata);~ bermoral berdasarkan konsensus (Fukuyama dalam Astrid: 2000:3).

b. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi

Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila) dan kemanusiaan ( sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam humanistis akan menghasilkan sistem

ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk tuhan.

Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang hanyamenguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem ekonomi demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui kepemilikan individu.

Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai subjek. Oleh karena itu, sistem ekonomiharus dikembangkan menjadi sistem dan pembangunan ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secarakeseluruhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi Indonesia juga tidak dapatdipisahkan dari nilai-nilai moral kemanusiaan.

Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri daribentuk-bentuk persaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan, ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan warga negara.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada Sila Keempat Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu pada pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia. Dengan demikian subjudul ini menunjuk pada pembangunan Ekonomi Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi atau pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila.

Dalam Ekonomi Kerakyatan, politik/kebijakan ekonomi harus untuk sebesarbesar kemakmuran/kesejahteraan rakyat—yang harus mampu mewujudkan perekonomian nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh warga masyarakat (tidak lagi yang seperti selama Orde Baru

yang telah berpihak pada ekonomi besar/konglomerat). Politik Ekonomi Kerakyatan yang lebih memberikan kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup koperasi, usaha kecil, dan usaha menengahsebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional.

Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan ini ialah koperasi. Ekonomi Kerakyatan akan mampu mengembangkan program-program kongkrit pemerintah daerah di era otonomi daerah yang lebih mandiri dan lebih mampu mewujudkan keadilan dan pemerataan pembangunan daerah.Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan akan mampu memberdayakan daerah/rakyat dalam berekonomi, sehingga lebih adil, demokratis, transparan, dan partisipatif. DalamEkonomi Kerakyatan, Pemerintah Pusat (Negara) yang demokratis berperanan memaksakan pematuhan peraturan-peraturan yang bersifat melindungi warga atau meningkatkan kepastian hukum.

c. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya

Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadimanusia yang berbudaya dan beradab. Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam,brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab.

Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu meningkatkan derajat kemanusiaannya.

Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari tingkat homomenjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.

Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dankehidupan sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa. Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Paradigma-baru dalam pembangunan nasional berupa paradigma pembangunanberkelanjutan, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya perlu diselenggarakan dengan menghormatihak budaya komuniti-komuniti yang terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi individu secara berimbang (Sila Kedua).

Hak budaya komuniti dapat sebagai perantara/penghubung/penengah antara hak negara dan hakasasi individu. Paradigma ini dapat mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik dan yang mengabaikan kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia. Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada otonomi suku bangsa tetapi justru akan memadukan pembangunan lokal/daerah dengan pembangunan regional dan pembangunan nasional (Sila Keempat), sehingga ia akan menjamin keseimbangan dan kemerataan (Sila Kelima) dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang akan sanggup menegakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI (Sila Ketiga).

Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai puncak-puncak kebudayaan,

sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan – kebudayaan di daerah:

(1) Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

(2) Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warganegara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan, maupungolongannya;

(3) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadikebulatan tekad masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat;(4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan;

(5) Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itumenjadi landasan yang membangkitkan semangat perjuanganbangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

d. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum

Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungisegenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa.

Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).

Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasionallainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintahdan diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

4. Paham KebangsaanPaham Kebangsaan merupakan pengertian yang mendalam tentang apa dan bagaimana bangsa itu mewujudkan masa depannya. Dalam mewujudkan paham tersebut belum diimbangi adanya legitimasi terhadap sistem pendidikan secara nasional, bahkan masih terbatas muatan lokal, sehingga muatan nasional masih diabaikan. Tidak adanya materi pelajaran Moral Pancasila atau Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) atau sertifikasi terhadap Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di setiap strata pendidikan, baik formal, nonformal, maupun di masyarakat luas.Paham kebangsaan kita adalah bahwa ideologi bangsa kitaadalah Pancasila.Dan semua harus bersumber dan sesuai dengan pacasila.karena dengan Pancasila akan mempersatukan kita dan membuat Bangsa kita tetap utuh dan menjadi satu .Dengan paham ini akan membauta bangsakita tidak ada perpecahan satu sama lain.

Bab 3. Penutup1. KesimpulanJadi globalisasi adalah dunia yang tanpa batas.Dan merupakan sebuah momok yang ada pada Zaman sekarang ini.Globalisasi mencakup berbagai macam

bidang kehidupan semua negara di dunia termasuk Indonesia.Cara untuk menghadapinya adalah denga aktualisasi Pancasila.Ini merupakan cara yang ampuh untuk menghadapi arus globalisasi.Dengan cara inibangsa Indonesia akan mencapai tujuan Nasionalnya.Pancasila juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang sehingga dapa tmelahirkan sebuah paradigma baru dalam Bangsa ini yang berguna untuk kemajuan bangsa ini sendiri.Dan akan menjadi sebuah pemahaman baru bagi bagnsa kita yang mencirikan bangsa kita dengan negara lain2.SaranDiharapkan bagi para pembaca agar dapat menerapkan yangdibahas dikehidupan sehari – hari agar menciptakan bangsa yang lebih baik lagi dan mewujudkan cita – cita bangsa ini.Dan menjadikan bangsa indonesia menjadi lebih baik dan kuat dalam menghadapi arus globalisasi dan mencapai tujuan nasionalnya.

2.1 Globalisasi

Globalisasi berasal dari kata Global yang artinya secara umum dankeseluruhan, secara bulat, secara garis besar bersangkut paut dan meliputiseluruh dunia. Mengglobal berarti meluas ke seluruh dunia atau mendunia,dan akhirnya menjadi globalisasi yang artinya proses masuknya ke ruanglingkup dunia.

Globalisasi adalah meningkatnya saling keterkaitan di antara berbagaibelahan dunia melalui terciptanya proses ekonomi, lingkungan, politik, danperubahan kebudayaan. Globalisasi merupakan salah satu hal yang harusdihadapi  oleh berbagai bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Sebagaianggota masyarakat dunia, Indonesia pasti tidak dapat dan tidak akanmenutupi diri dari pergaulan internasional, karena antara negara satu dannegara lainnya pasti terjadi saling ketergantungan.

Adapun peristiwa-peristiwa dalam sejarah dunia yang meningkatkan prosesglobalisasi antara lain (wikipedia 2012):1. Ekspansi negara-negara Eropa ke belahan dunia lain.2. Munculnya kolonialisme dan imperialisme.3. Revolusi industri yang dapat mendorong pencarian barang hasilproduksi.

4. Pertumbuhan kapitalisme, yaitu sistem dan paham ekonomi yangmodalnya  bersumber dari modal pribadi atau modal perusahaan swasta denganciri persaingan dalam pasaran bebas.5. Meningkatnya telekomunikasi dan transportasi berkat ditemukannyatelepon genggam dan alat transportasi yang canggih pasca Perang Dunia II.Faktor-faktor pendorong globalisasi antara lain :1. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.2. Diterapkannya perdagangan bebas.3. Meningkatnya hubungan antar negara(Rukiyati 2008).

Tujuan globalisasi ada tiga macam, yaitu:1. Mempercepat penyebaran informasi.2. Mempermudah setiap orang memenuhi kebutuhan hidup.3. Memberi kenyamanan dalam beraktifitas.

Globalisasi memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia, yaitu kitadapat mengambil manfaat dari globalisasi dan menerapkannya di Indonesia.Manfaat globalisasi antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,mempermudah arus modal dari negara lain, dan meningkatkan perdaganganinternasional.

Globalisasi memiliki nilai-nilai positif namun juga memiliki nilai-nilainegatif. Untuk menyaring nilai-nilai negatif maka kita harus berpedomanpada nilai-nilai Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila sesuai dengansituasi dan kondisi bangsa Indonesia. Jika kita mengambil nilai-nilainegatif globalisasi, maka yang akan terjadi adalah kaburnya jati diribangsa Indonesia dan masuknya kebiasaan-kebiasaan yang buruk.

Pancasila sangat mungkin mampu menyelesaikan berbagai persoalan yangdihadapi oleh bangsa Indonesia. Namun demikian faktor manusia baik penguasamaupun rakyatnya, sangat menentukan dalam mengukur kemampuan sebuahideologi dalam menyekesaikan berbagai masalah. Sebaik apapun sebuahideologi tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang baik, hanyalah angan-angan belaka.

Pancasila sekarang dan dimasa-masa yang akan datang penting bagiparadigma kearah pembangunan yang baik di segala bidang kehidupan. Jatidiri atau kepribadian bangsa Indonesia yang religius, ramah tamah,kekeluargaan dan musyawarah, serta solidaritas yang tinggi, akan mewarnaijiwa pembangunan nasional baik dalam perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan, dan pengawasannya.

2.2 Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai – Nilai Pancasila

Perkembangan paradigma global dunia dipengaruhi oleh dua paradigma besaryaitu liberalisme dan komunisme. Liberalisme adalah paham yangmenitikberatkan pada individu yang berarti memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi individu dan tidak boleh ada yang membatasi kebebasantersebut. Sedangkan komunisme adalah paham yang menitikberatkan pada negarayang berarti negara diberikan kekuasaan untuk mengatur kehidupan negara(saiful munjani: 2011).

Dalam perkembangannya pancasila mengalami beberapa tantangan serius darikedua ideologi besar ini, dalam bukunya Drs. Moh Hatta yang berjudulmengayuh diantara dua karang, paradigma pancasila merupakan jawaban terbaikatas perseteruan kedua ideologi tersebut dimana tujuan utamanyaadalah welfare state yang bertujuan untuk terciptanya welfare society.

  Seperti yang telah kita ketahui saat ini, Pancasila telah berkurangkesakralannya. Berbagai pengaruh budaya asing telah menggeser nilai-nilaidari Pancasila. Saat ini Pancasila semakin terlihat sebagai simbol saja.Seharusnya pada era baru dan globalisasi ini Pancasila menjadi peganganhidup masyarakat Indonesia. Apabila Pancasila semakin luntur, makahilanglah pula jati diri bangsa kita ini.

Globalisasi juga berkaitan erat dengan perkembangan IPTEK. Dalampancasila mengandug hal-hal yang penting dalam perkembangan ilmu danteknologi. Berkaitan dengan sila ketuhanan yang maha esa mengingatkanmanusia bahwa ia hanyalah makhluk yang mempunyai keterbatasan sepertimakhluk-makhluk lain, baik yang hidup maupun yang tidak hidup tantanganyang muncul adalah kekerasan agama yang akhir-akhir ini terjadi (kompas :2012), sekularisme yang muncul di kalangan masyarakat (McClooy : 2008) .tantangan terhadap Sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mulaimaraknya kekerasan yang muncul di kalangan masyarakat seperti geng motor dibanyak daerah (kompas : 2012). Sila Persatuan Indonesia mengingatkan kitauntuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa namun dengan munculnyahedonisme, individualisme mengakibatkan persatuan kita terancam. konflikAceh, Papua yang sering terjadi mengancam disintergrasi bangsa dan harussegera diseleseikan. Sila Keadilan Sosial memperkuat keadilan yang lengkapdalam alokasi dan perlakuan, dalam pemutusan, pelaksanaan, perolehan hasildan pemikulan risiko dengan memaximalkan kelompok-kelompok minimum.(Rukiyati, 2008)

Contoh lainnya yaitu lunturnya sila keempat “Kerakyatan yang dipimpinoleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Maraknyakorupsi di Indonesia merupakan bukti lunturnya sila keempat tersebut. Salahsatu arti dari sila tersebut bahwa pemerintah harusnya mendahulukankepentingan rakyat dan negara. Akan tetapi pemerintah sekarang justrumengutamakan kepentingan pribadi. Memakai dana dari negara yang seharusnyauntuk rakyat dipakai untuk kepentingan pribadi masing-masing sehinggamerugikan rakyat.seharusnya pemerintah harus menjadi good Goverance yangartinya terjadi hubungan timbal balik antara negara dan rakyat bukanhubungan ekspoloitatif. (Habermars : 2008)

Pancasila sebagai dasar Negara, maka mengamalkan dan mengamankanPancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat yang sangat penting artinyasetiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa sajayang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menuruthukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalanPancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum. Sedangkanpengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusiaIndonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untukmewujudkan kesejahteraan dalam kehidupanya, sepanjang tidak melanggarperaturan perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinyasebagai dasar Negara, yang merupakan landasan bagi bangsa Indonesia danNegara Republik Indonesia dapat disebut pula sebagai ideologi nasional atauideologi Negara. Jika terjadi kesenjangan dalam kehidupan kenegaraan dankemasyarakatan, rakyat Indonesia harus kembali kepada filsafat NegaraRepublik Indonesia untuk mencari jalan keluarnya dan menyelesaikanpermasalahannya. Pancasila diharapkan dapat menjadi tumpuan dan referensiuntuk membangun tatanan masyarakat atau untuk memperbaharui tatanan sosialbudaya.2.3 Mempertahankan Nilai Pancasila di Era Globalisasi

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh parapendiri negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankankehidupan berbangsa dan bernegara, berbagai tantangan dalam menjalankanideologi pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagaiideologi bangsa Indonesia. Pancasila harus terus dipertahankan oleh segenapbangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa pancasilamerupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia(Sumaryono : 2012)

Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancameksistensi kepribadian bangsa adalah dengan adanya bangsa Indonesia yangberada di pusaran arus globalisasi dunia. Yang terpenting bahwa bangsa dannegara Indonesia tidak boleh kehilangan jati diri, meskipun hidup ditengah-tengah pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asingmungkin saja mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuatrakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilanganjati diri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhurpancasila.

Dalam arus globalisasi saat ini tidak ada lagi batasan-batasan yangjelas dalam rakyat dan bangsa Indonesia untuk membuka diri terhadapdunia. Hal ini tidak lepas dari pengaruh sikap bangsa Indonesia yang denganterbuka menerima masuknya pengaruh budaya hindu, islam, serta masuknya kaumbarat yang akhirnya melahirkan kolonialisme pada jaman dahulu. Sehinggabukan tidak mungkin apabila wujud kolonialisme saat ini dapat berupapenguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi

penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampaksama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa semakin luas.

Dalam pergaulan dunia yang semakin global, bangsa yang menutup dirirapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuanzaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Maka saat ini konsep pembangunanmodern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upayauntuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanyamenyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan,tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal darikebudayaan bangsa lain. Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyatIndonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dansesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasionalharus ditolak dengan tegas.

Untuk itu generasi muda harus tetap menjadikan Pancasila sebagaifundamen moral dan pendidikan di era globalisasi ini, agar nilai – nilaipancasila tidak luntur dan dapat memberikan dampak positif terhadapperkembangan negara yang sesuai dengan cita – cita pancasila.           

BAB IIIKESIMPULAN

Moral bangsa kita sedang diuji. Apabila kita tidak menempatkan nilaidasar dan jati diri bangsa semestinya, kita akan kehilangan jati diribangsa kita. Semakin kita melupakan Pancasila, semakin terpuruklah moralbangsa kita. Ketidaksadaran kita akan pentingnya fungsi Pancasila sebagaidasar negara dan identitas bangsalah yang akan menghapuskan eksistensiPancasila pada masa sekarang dan kedepannya.

Bangsa dan negara Indonesia tidak bisa menghindari akan adanya tantanganglobalisasi dengan menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam menghadapiglobalisasi bangsa Indonesia akan tetap bisa menjaga eksistensi danjatidiri bangsa Indonesia.

Apabila nilai-nilai dan norma yang terkandung dalam Pancasila diamalkansecara benar dan sesuai dengan makna sila-sila yang terkandung dalamPancasila, maka niscaya bangsa kita akan menjadi bangsa yang berpekertibudi luhur, sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Panasila bukan hanyasebagai lambang, melainkan sebagai nafas kehidupan yang telah digagas olehpahlawan-pahlawan kita, yang wajib kita amalkan untuk masa depan bangsa.