OVERVIEW INDONESIA STUDENTS IN AUSTRALIA
Transcript of OVERVIEW INDONESIA STUDENTS IN AUSTRALIA
1
SEKILAS PELAJAR INDONESIA DI AUSTRALIA
OVERVIEW INDONESIA STUDENT IN AUSTRALIA
Gatot Subroto
Peneliti pada Pusat Penelitian Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Email: [email protected]
ABSTRACT: Post-the death penalty case the 'Bali Nine', there is the question whether the
impact on the relations between Indonesia and Australia? These study aims to (1) describe the
number of Indonesian students in Australia as an international student, (2) compared with some
other ASEAN countries, and (3) analyze on the lives of Indonesian students and how further
relationship Australia and Indonesian on education of future? The results are increasing number
of international students, but students from Indonesia even more decreased. Indonesia lags
behind in terms of the number of students who study in Australia compared with the ASEAN
countries namely; Vietnam, Thailand, and Malaysia. The relation (people to people contact) of
Indonesia-Australia society is in good circumstances, for instance Indonesian culture which is it
has position on the social activities in Australia.
Keywords: Keywords: International Students, Higher Education, Australia Education System.
ABSTRAK: Pasca kasus hukumam mati ‘Bali Nine’, pertanyaannya adalah; apakah berdampak
terhadap hubungan Indonesia dengan Australia? Kajian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan
jumlah pelajar Indonesia di Australia sebagai siswa internasional, (2) membandingkan dengan
beberapa negara lain, serta (3) menganalisis keterkaitannya dengan insiden pasca ‘hukuman
mati Bali’ terhadap kehidupan pelajar Indonesia selanjutnya serta hubungan kerja sama
Australia Indonesia bidang pendidikan masa depan? Hasilnya adalah bahwa jumlah pelajar
Internasional semakin meningkat, meskipun pelajar asal Indonesia justru semakin menurun.
Indonesia tertinggal dalam hal jumlah pelajar yang studi di Australia dibanding dengan negara
ASEAN yaitu; Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Hubungan sosial kemasyarakatan Indonesia-
Australia dalam situasi dan kondisi yang baik, bahkan mendapat tempat dalam kegiatan-
kegiatan sosial pada peringatan hari-hari besar Australia.
Kata kunci: Pelajar Internasional, Perguruan Tinggi, Australia Sistem Pendidikan.
2
PENDAHULUAN
Melanjutkan kuliah di luar negeri dengan fasilitas pendidikan kelas dunia,
kurikulum berstandar internasional, dan jaringan pergaulan sangat luas merupakan
impian banyak pelajar di Indonesia. Jumlah pelajar atau mahasiswa Indonesia yang
melanjutkan kuliah di luar negeri terus meningkat setiap tahunnya. Menurut organisasi
Ikatan Konsultan Pendidikan Internasional Indonesia (IKPII), terdapat 50 ribu pelajar
Indonesia yang belajar ke luar negeri pada 2012 dengan tren pertumbuhan sekitar 20
persen setiap tahun. (Okezone, 23/3/2015).
Namun baru-baru ini kita dikejutkan oleh berita beberapa media Australia
melaporkan insiden yang terjadi di sebuah kelas di Univesitas Swinburne, Melbourne.
Salah satunya tulisan Sally Lee di Daily Mail Australia, tanggal 1 Mei 2015 bertajuk
“Students left 'shocked' and 'disgusted' after Melbourne university lecturer told his class
he was going to ask Indonesians to leave in the wake of Bali executions”
(dailymail.co.uk, 2015).
Pihak universitas mengutip penjelasan Dr. Oldmeadow, dosen psikologi di
Swinburne University telah meminta agar mahasiswa asal Indonesia tidak masuk ke
kelasnya pada hari itu. Berikut petikannya, "Di awal kelas, kemarin [hari Rabu], saya
menyatakan keberatan atas eksekusi yang dilakukan terhadap Andrew Chan dan
Myuran Sukurmaran di Indonesia pada dini hari. Saya ingin menyampaikan duka,
kesedihan, kemarahan sebagai warga Australia dan orang biasa," tulisnya.
Dari kejadian itu, beberapa pertanyaan penulis muncul. Apakah peristiwa
hukumam mati tersebut, akan berdampak terhadap hubungan Indonesia dengan
Australia, khususnya bidang pendidikan? Bagaimana keberlangsungan pelajar-
mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Australia dan ke depan?
Kajian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan jumlah pelajar Indonesia di
Australia sebagai siswa internasional, (2) membandingkan dengan beberapa negara
lain, serta (3) menganalisis keterkaitannya dengan insiden pasca ‘hukuman mati Bali’
terhadap kehidupan pelajar Indonesia selanjutnya serta hubungan kerja sama Australia
Indonesia bidang pendidikan masa depan?
3
Analisis yang di gunakan dalam kajian ini adalah melihat tren data yang terjadi
selama kurun 2002-2014, dengan menggunakan data sekunder yang dipublikasikan
oleh Pemerintah Federal Australia yaitu, Australian Education International (AEI),
Department of Industry Innovation Science Research and Tertiary Education (DIISRTE),
bersumber pada laman berikut http://aei.gov.au/AEI/Statistics/. Hasilnya diharapkan
sebagai bahan kebijakan pemerintah dalam melakukan intervensi kebijakan terhadap
bidang-bidang atau program keahlian yang diperlukan dan dibutuhkan pada masa
datang sebagai dinamisator pembangunan nasional.
AUSTRALIA SEKILAS
Mengenal Australia secara garis besar dirasakan penting, diambil dari laman
http://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/gambaran_sekilas.html, agar
memberikan informasi menyeluruh sebelum membahas bidang pendidikan secara
khsusus. Australia adalah masyarakat yang stabil, berkebudayaan majemuk dan
demokratis disertai dengan angkatan kerja yang terampil dan ekonomi yang kuat dan
berdaya saing. Penduduk lebih dari 21 juta, Australia adalah satu-satunya bangsa yang
memerintah seluruh benua dan negara dengan wilayah daratan terluas ke-enam di
dunia.
Masyarakat multikultural Australia mencakup penduduk Asli dan pendatang yang
berasal dari lebih 200 negara. Australia adalah salah satu massa daratan tertua di
dunia dan telah berpenghuni manusia sekitar 60.000 tahun. Sebelum kehadiran
pendatang Eropa, penduduk Aborijin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres mendiami
sebagian besar wilayah benua. Sejarah kontemporer Australia secara relatif singkat,
dengan pemukiman Eropa pertama didirikan oleh Inggris Raya pada 26 Januari 1788.
Australia memiliki 10 persen keanekaragaman hayati dunia dan sejumlah besar
tanaman, hewan dan burung asli tidak ada di lain tempat di dunia. Australia bertekad
melestarikan warisan alam dan lingkungan hidupnya yang unik dan memiliki sejumlah
prosedur perlindungan, termasuk pencatatan dalam Warisan Dunia dan banyak taman
nasional dan perlindungan kehidupan liar.
4
Ekonomi yang Kukuh
Australia memiliki salah satu ekonomi yang paling terbuka dan inovatif di dunia
dan Pemerintah Australia bertekad untuk melanjutkan arah ini. Pertumbuhan yang
kukuh sejak dasawarsa 1990an diikuti dengan kinerja produktivitas yang kuat. Ekonomi,
politik dan lingkungan sosial Australia yang stabil mendorong peningkatan investasi
asing. Sejak 1990, ekonomi riil Australia tumbuh rata-rata 3,3 persen per tahun. Nilai
GDP Australia pada 2006–07 sedikit di atas $1 triliun, menjadikannya ekonomi terbesar
ke 13 secara keseluruhan di dunia dan terbesar ke 10 diantara ekonomi industri.
Kajian OECD baru-baru ini memperlihatkan Australia sebagai salah satu dari
enam pedagang ekonomi baru dengan pertumbuhan tercepat. Australia tangguh dalam
insfrastruktur dan inovasi teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Australia juga
memiliki lingkungan ekonomi dan peraturan yang kondusif untuk bisnis dan angkatan
kerja yang terdidik serta terlatih baik.
Investasi ICT Australia menurut persentasi produk domestik bruto (GDP) adalah
ketiga tertinggi di antara negara-negara OECD. Bank sentral (Reserve Bank of
Australia) telah menemukan hubungan langsung antara belanja ICT dan pertumbuhan
produktifitas Australia yang kukuh. Kehadiran perdagangan daring (e-commerce)
diperkirakan akan menambah 2,7 persen pertumbuhan GDP Australia dalam jangka
waktu sepuluh tahun mendatang.
Masyarakat Multikultural
Australia merupakan masyarakat yang toleran dan inklusif —sebuah bangsa
yang dibangun oleh rakyat yang berasal dari berbagai macam latar belakang. Vietnam,
Cina, Yunani dan Inggris merupakan negara-negara utama dari mana warga Australia
berasal. Kemajemukan budaya telah menjadi kunci identitas nasional Australia.
Salah satu contohnya adalah pertumbuhan Islam di Australia. Kini, Muslim
membentuk bagian yang semakin penting dari masyarakat Australia yang majemuk dan
modern, yang menurut Sensus 2006 jumlah keseluruhan warga Muslim Australia
mencapai lebih dari 340.000. Australia menerima dan menghargai hak seluruh rakyat
Australia untuk mengungkapkan dan berbagi warisan budaya individu mereka dalam
5
komitmen tertinggi akan dasar demokrasi Australia dan bahasa Inggris sebagai bahasa
nasional.
Pendidikan Berkualitas
Sistem pendidikan Australia berstandar tertinggi dan menikmati pengakuan
internasional. Sekolah adalah wajib di seluruh Australia, yang memberikan sumbangsih
pada tingkat melek huruf 99 persen. Sekolah-sekolah mengembangkan keterampilan
dan kepercayaan diri para pelajar; lulusan universitas Australia unggul pada penelitian
dan inovasi terdepan; serta pendidikan kejuruan dan teknik memajukan sektor industri
yang sedang berkembang pesat.
Australia juga salah satu penyelenggara pendidikan dan pelatihan terdepan di
dunia bagi pelajar internasional, termasuk pelatihan bahasa Inggris. Lebih dari 400,000
pelajar dari sekitar 200 negara menerima pendidikan Australia setiap tahun. Kursus
ditawarkan baik di Australia maupun di luar negeri.
Sistem pendidikan dan pelatihan Australia tunduk pada pengkajian ulang dan
kendali berkelanjutan dari pemerintah, industri dan badan-badan profesional untuk
mempertahankan dan meningkatkan standarnya yang sudah tinggi. Jaminan mutu di
pendidikan tinggi Australia berdasarkan pada kemitraan kukuh antara sektor pendidikan
tinggi dan Pemeritah Australia, pemeritah negara bagian dan teritori. Kemitraan ini
menjamin standar yang konsisten secara nasional dalam pemberian persetujuan dan
akreditasi, pengawasan luar dan audit mutu independen.
Lingkungan Alam Mempesona
Lingkungan alami yang spektakuler, masyarakat multi-budaya, makanan dan
anggur, keramahan penduduk, yang dipadu dengan cuaca dan gaya hidup
menempatkan Australia di antara tujuan wisata paling populer di dunia.
Hal tersebut juga menjadikan Australia sebagai salah satu tempat yang terbaik di
dunia untuk tinggal dan melakukan usaha. Pariwisata merupakan salah satu industri
terbesar dengan pertumbuhan tercepat di Australia. Jumlah pelancong ke Australia
tumbuh dari 4,3 juta pada 1997 menjadi 5,6 juta pada 2007.
6
Sektor pariwisata menyumbang $22,6 milyar ke ekonomi Australia pada 2006–
07. Pariwisata menyumbang 12 persen pendapatan ekspor total Australia, lebih dari
gabungan nilai ekspor bijih besi dan aluminium pada tahun tersebut.
Lingkungan hidup Australia yang unik memiliki banyak tanaman, binatang dan
burung asli yang tidak ada di lain tempat di dunia. Australia secara aktif bertekad
melestarikan warisan alaminya dan memiliki sejumlah prosedur perlindungan yang
sudah mapan. Walaupun benua Australia demikian luas, mayoritas penduduknya
tinggal di pantai dan kota-kota besar. Sekitar 75 persen penduduk Australia tinggal di
wilayah perkotaan.
Australia adalah benua terkering di bumi. Daerah pedalamannya memiliki salah
satu curah hujan terendah di dunia dan sekitar tiga-perempat massa daratannya
gersang atau setengah-gersang. Daerah gersang ini mencakup gurun pasir di tengah
hingga pantai barat. Tanah di daerah ini sangat tidak subur dibandingkan dengan gurun
pasir lain yang memiliki kegersangan yang mirip. Ini menghadirkan Australia dengan
tantangan bagaimana cara yang terbaik untuk mengelola berbagai macam daerah di
benua kami untuk memenuhi persaingan tuntutan dari pertanian, ekonomi dan
pelestarian.
SISTEM PENDIDIKAN AUSTRALIA SEKILAS
Konstitusi Australia menyatakan bahwa, pendidikan dasar dan menengah
menjadi tanggung jawab negara bagian. Pada setiap negara bagian, Menteri pada
departemen pendidikan bertanggungjawab terhadap pengelolaan pendidikan dasar dan
menengah, dan termasuk beberapa pendidikan prasekolah di wilayahnya, sedangkan
pendidikan tinggi menjadi tanggung jawab dan dikelola oleh Pemerintah Federal atau
pusat.
Departemen pendidikan pada setiap negara bagian merekrut dan mengangkat
guru-guru, serta hampir semua staf/ pegawainya. Termasuk menyediakan gedung,
sarana dan perlengkapan lainnya, di samping menyediakan anggaran bagi sekolah-
sekolah pemerintah (negeri) juga mengatur sekolah swasta di daerah otonominya.
7
Sistem persekolahan di Australia mengikuti model tiga-lapis yang meliputi;
pendidikan dasar (primary schools); pendidikan menengah (secondary schools/high
schools); dan pendidikan tinggi (universities dan/atau Technical and Further
Education/TAFE Colleges).
Rentang persekolahan (spend of schooling) di berbagai negara bagian dan
wilayah terdapat persamaan dan sekaligus perbedaan, baik dari segi penamaan
maupun penjejangannya. Rentang persekolahan di Australia yakni mulai dari Taman
Kanak-kanak (Kindergarten) sampai ke tahun ke-12 (pendidikan menengah),
dilanjutkan ke pendidikan tinggi. Nama-nama jenjang persekolahan di Australia adalah
Taman Kanak-kanak (Kindergarten) atau prasekolah, Sekolah Dasar (Primary School),
dan Sekolah Menengah (Junior Secondary School dan Senior High School) serta
universitas termasuk pendidikan vokasi.
Pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdapat perbedaan lama
pendidikan dari masing-masing negara bagian dan wilayah daratan, ada yang
pendidikan dasarnya 6 (enam) tahun dan pendidikan menengah juga 6 (enam) tahun,
serta ada yang pendidikan dasarnya 7 (tujuh) tahun dan pendidikan menengahnya 5
(lima) tahun. Ini dikarenakan berdasarkan Konstitusi Australia, pendidikan adalah
tanggung jawab negara bagian. Pada setiap negara bagian, seorang Menteri
Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan pendidikan dasar
dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah pada daerah itu. Sehingga
masing-masing negara bagian dan wilayah daratan mempunyai otoritas sendiri-sendiri
dalam pelaksanaan pendidikannya.
Untuk negara bagian dan wilayah daratan seperti, New South Wales (NSW)
ibukota Sydney, Victoria (VIC) ibukota Melbourne, Tasmania (TAS) ibukota Hobart, dan
Australia Capital Territory (ACT) ibukota Canberra mempunyai jenjang pendidikan
dasar 6 (enam) tahun dan pendidikan menengah 6 (enam) tahun. Untuk negara bagian
Queensland (QLD) ibukota Brisbane, Australia Selatan (SA) ibukota Adelaide, Australia
Barat (WA) ibukota Perth, dan Northern Territory (NT) ibukota Darwin mempunyai
jenjang pendidikan dasar 7 (tujuh) tahun dan pendidikan menengah hanya 5 (lima)
tahun. Untuk jenjang pendidikan tinggi (PT) diserahkan kepad setiap perguruan tinggi
8
atau universitas yang mempunyai otonom dalam pelaksaanaannya, meskipun secara
umum dalam mencapai Bachelor Degree dibutuhkan waktu 3 tahun, Masters Degree
1,5 tahun, dan Doctoral Degree 3-4 tahun. Secara lengkap system persekolahan di
Australia dapat dilihat gambar-1.
Tertiary Education
University
Doctoral Degree Masters Degree Graduate Diploma Graduate Certificate Bachelor Degree (with Honours) Bachelor Degree
TAFE Associate Diploma Advance Certificate Diploma
Private Education & Training
Associate Diploma Advance Certificate Certificate(Business, Computer)
Secondary Education
Senior Colleges
Year 11-12
Senior High School
Year 11-12
Junior High School
Year 7/8 - 10
Primary Education
Primary School
Year 1-6/7
Gambar-1. Sistem Persekolahan di Australia
Sumber: http://www.ncee.org/wp-content/uploads/2011/11/Australia-System5.jpg
Informasi terbaru, pemerintah Australia telah bekerjasama dengan sektor
pendidikan internasional termasuk lembaga lainnya untuk membangun dan
mengembangkan Australian International Education (AIE) 2025 dengan tema
‘Unlocking the Potential’ dalam pengembangan strategi pasar dalam sepuluh tahun
mendatang. AIE 2025 bertujuan memaksimalkan kontribusi terhadap sektor ekonomi
Australia, masyarakat dan posisi internasional, serta berusaha mengeksplorasi dua
tantangan ambisius selama sepuluh tahun ke depan (http://www.austrade.gov.au,
2015), terhadap: 1) dapatkah Australia menggandakan jumlah mahasiswa internasional
serta pengunjung untuk belajar dan pelatihan ke Australia? 2) dapatkah Australia
meningkatkan jumlah orang luar negeri yang belajar dan pelatihan melalui kursus atau
konten yang dikembangkan oleh Australia?
9
AIE 2025 merupakan program ambisius. Ini merupakan tantangannya konsep
pendidikan dan pelatihan internasional di Australia sekarang, sementara pada saat
yang sama untuk lebih mencerminkan potensi dari sektor tersebut agar dapat
berkontribusi maksimal terhadap kemakmuran ekonomi Australia masa depan.
PELAJAR INTERNASIONAL DI AUSTRALIA
Selama sepuluh tahun terakhir, telah terjadi pertumbuhan yang pesat terhadap
pergerakan pelajar-mahasiswa antarnegara atau transnasional. Menurut Organisation
for Economic Co-operation and Development (OECD) terdapat sekitar 4,528044 juta
siswa seluruh dunia terdaftar di luar negara tempat tinggal mereka tahun 2012,
meningkat sebesar 42,86% sejak tahun 2005 dari 2,982588 juta siswa, dan lebih dari
116,89% sejak tahun 2000 dari 2,087702 juta siswa. (OECD, 2014)
Sejak tahun 1980-an, Australia telah menjadi pemain utama di pasar siswa
internasional yang menawarkan program dan kualifikasi diakui secara global. Tahun
2005, Australia merupakan tujuan terbesar kelima bagi siswa asing, menarik sekitar 6%
dari semua siswa internasional yang terdaftar di luar negara tempat tinggal mereka
(OECD, 2005), sedangkan tahun 2012, pelajar dan mahasiswa tersebut mencapai
sekitar 18% dari seluruh siswa Internasional yang kuliah di Australia. (OECD, 2014)
Departement Education and Training (DET) Australia mendata siswa
internasional yang belajar di Australia dengan visa pelajar, berasal dari Provider
Registration and International Students Management System (PRISMS). Data tersebut
meliputi tanggal mulai datang dan jumlah menurut Negara, sektor pendidikan, negara
bagian serta, bidang pendidikan dan tingkat pendidikannya.
(https://internationaleducation.gov.au/.../InternationalStudentData2014.aspx)
Siswa internasional (seperti definisi dari AEI) adalah siswa yang membayar
penuh biaya mahasiswa yang belajar di Australia dengan visa pelajar. Definisi ini tidak
mencakup warga negara Selandia Baru karena mereka tidak memerlukan visa untuk
belajar di Australia. Sejak tahun 2002, para pendaftar sektor pendidikan didasarkan
tingkat program yang setara pada Australian Qualifications Framework (AQF). AEI
mengklasifikasikan siswa internasional menjadi lima sektor (http://www.abs.gov.au-
/ausstats/...%20definitions), yaitu:
10
1. Higher Education (HE) terdiri atas sarjana hingga pasca sarjana, termasuk
Associate Degree, Bachelor Degree, Graduate Certificate, Graduate Diploma,
Masters Coursework, Masters Preliminary, Masters Research, Doctor of
Philosophy and Higher Doctorate Qualifying Programme;
2. Vocational Education and Trainning (VET) terdiri atas Advanced Certificate,
Associate Diploma, Certificate I–V, Certificate, Advanced Diploma and Diploma;
3. Schools Education (School) termasuk Kindergarten Studies (TK), Primary School
Studies (SD), Junior Secondary Studies (SMP), dan Senior Secondary Studies
(SMA).
4. English Language Intensive Courses for Overseas Students (ELICOS) pendaftar
semua program yang diidentifikasi sebagai 'Bahasa Inggris' dialokasikan ke
sektor ELICOS terlepas dari tingkat AQF tertentu; dan
5. kursus lain di luar kategori AQF (Non-Award), termasuk enabling courses,
foundation studies, dan non-award courses.
Gambar-2. Jumlah Pelajar Internasional di Australia Tahun 1994-2014
Sumber: http://www.abs.gov.au/AUSSTATS/... #DATA, diakses tanggal 13 Maret 2015.
Keseluruhan pelajar internasional tahun 1994-2014 dirangkum dalam gambar-2.
Secara metodologi, sejak tahun 2002 terjadi perubahan signifikan (menjadi lima sektor)
11
dibanding dengan tahun 2001 sebelumnya. Data tahun 1994-2001 bersumber dari
Department of Education and Training Higher Education Statistical Collection,
Commonwealth Register of Institution and Courses for Overseas Students (CRICOS),
dan Department of Immigration and Border Protection, sedangkan mulai tahun 2002:
data siswa langsung berasal dari the Commonwealth PRISMS.
Selama kurun 1994-2001 jumlah pelajar internasional di Australia masih di
bawah 200 ribu siswa. Sejak perubahan metodologi perhitungan pada tahun 2002,
jumlah pelajar internasional yang kurang dari 300 ribu siswa menjadi dua kali lipat
dalam waktu tujuh tahun 2009-2010 bahkan lebih dari 600 ribu. Meskipun dua tahun
berikutnya mengalami penurunan sampai tahun 2012 menjadi lebih dari 500 ribu. Hal
itu merupakan dampak krisis global yang mengakibatkan penurunan mobilisasi para
pelajar dunia untuk belajar ke luar negeri. Sejak tahun 2013 keadaan kembali membaik
dan semakin meningkat bahkan tahun 2014 sudah hampir kembali mencapai 600 ribu.
Gambar-3: Tren Pelajar Internasional di Australia berdasarkan Sektor 2002-1014
Sumber: http://www.abs.gov.au/AUSSTATS/... #DATA, diolah.
Profil perkembangan jumlah pelajar internasional di Australia dilihat menurut
sektor tahun 2002-2014 dilihat dalam Gambar-3. Semua sektor mengalami
perkembangan yang semakin meningkat yaitu; sektor pendidikan tinggi (HE) 100,47
persen, sektor VET 234,34 persen, ELICOS meningkat sebesar 137,42 persen, dan
27
4,1
26
30
7,1
57
32
4,6
25
34
4,7
80
38
0,3
86
45
0,8
13
54
2,3
41
63
0,7
29
61
6,2
66
55
4,1
90
51
3,5
05
52
5,1
77
58
9,8
60
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Grand Total Higher Education VET Schools ELICOS Non-award
12
Non Award meningkat sebesar 45,35 persen, kecuali sektor pelatihan bahasa Inggris
turun sebesar 20,54 persen.
Sektor HE mengalami perkembangan yang konsisten semakin naik dengan rata-
rata 6,13 persen dengan proporsi jumlah siswa paling besar yang mencapai 44,11
persen. Sektor VET mengalami perkembangan paling besar kenaikannya rata-rata
12,87 persen dengan proporsi setengahnya dari sektor HE, rata-rata sebesar 23,46
persen. Sektor persekolahan merupakan satu-satunya sektor yang mengalami
penurunan dalam jumlahnya rata-rata -1,52 persen dengan proporsi hanya mencapai
sekitar 5,6 persen dalam kurun waktu tersebut. Sektor ELICOS menduduki urutan
ketiga baik dalam perkembangan jumlah siswanya yang mengalami kenaikan rata-rata
8,54 persen dan proporsi rata-rata sebesar 20,6 persen. Terakhir, sektor Non Award
mengalami kenaikan jumlahnya dengan rata-rata 3,53 persen dengan proporsi
mencapai 6,25 persen.
Gambar-4. Tren Pelajar Internasional di Australia menurut Negara Asal 2002-2014
Sumber : https://internationaleducation.gov.au/research/International-Student-Data/, diolah
Gambar-4 memberikan gambaran tentang jumlah siswa internasional yang
belajar di Australia dengan visa pelajar pada 2014. Ada lebih dari 589.860 pelajar
internasional dari 191 negara dengan visa pelajar di Australia pada tahun 2014 (lihat
lampiran). Asal negara mengalami kenaikan jumlahnya sebelumnya dari 176 negara
27
4,1
26
30
7,1
57
32
4,6
25
34
4,7
80
38
0,3
86
45
0,8
13
54
2,3
41
63
0,7
29
61
6,2
66
55
4,1
90
51
3,5
05
52
5,1
77
58
9,8
60
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
160,000
180,000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Grand Total China India Vietnam Korsel Thailand Malaysia Indonesia
13
pada tahun 2005. Hal tersebut merupakan peningkatan 10,9% persen lebih dari tahun
sebelumnya, meskipun mayoritas pengunjung dari luar negeri berasal dari Asia.
Selama dua belas tahun terakhir, jumlah pelajar keseluruhan mengalami
pertumbuhan yang luarbisa, terjadi peningkatan lebih dari dua kali lipat atau sebesar
115,2 persen (274.126 pelajar menjadi 589.860). Berdasarkan negara asal para pelajar,
negeri Cina menduduki proporsi jumlah pelajar terbesar 25,92 persen. Berikutnya India
dengan proporsi sebesar 10,7 persen, diikuti oleh Vietnam, Korsel, Thailand, Brazil,
Malaysia, Nepal, dan Indonesia dengan proporsi antara 3,04-5,11 persen.
Dilihat dari tren pada sepuluh negara, Nepal mengalami kenaikan yang paling
banyak mencapai sebelas kali lipat atau 1110 persen, disusul oleh Pakistan (752
persen), Vietnam (638 persen), India (457 persen), Brasil (430 persen), Cina (214
persen), Thailand, Korsel, dan Malaysia kurang dari 70 persen, sedangkan Indonesia
menjadi satu-satunya negara yang mengalami penurunan (-15 persen) pelajar yang
studi di Australia, meskipun jumlahnya masih lebih banyak dibanding Pakistan.
Khusus pada tahun 2014, sepuluh negara teratas memberikan 66,96% terhadap
jumlah keseluruhan pelajar inernasional. Cina dan India memberikan proprosi yang
terbesar yaitu 25,92 persen dan 10,70 persen. Dari data sepuluh negara tersebut
memberikan indikasi bahwa jumlah pelajar internasional yang berasal dari Negara
ASEAN mempunyai kontribusi tidak sedikit; Vietnam (5,11 persen), Thailand (4,35
persen), dan Malaysia (3,74 persen).
Posisi sekarang Indonesia telah berada jauh di bawah Vietnam, Thailand, dan
Malaysia, apalagi dibanding lebih luas dengan Asia misalnya. Indonesia hanya
menduduki urutan ke sembilan. Apabila dilihat berdasarkan jumlah penduduk,
Indonesia mempunyai jumlah penduduk terbesar di ASEAN. Artinya secara
proporsional, Indonesia masih sangat tertinggal dibanding Vietnam, Thailand, dan
Malaysia dalam mendorong warga negaranya untuk belajar di negara Australia,
meskipun Indonesia merupakan negara tetangga terdekat.
14
Tabel-5 Sepuluh Negara Terbanyak Jumlah Pelajar Internasional di Australia
menurut Sektor Tahun 2014
Negara HE VET Schools ELICOS Non-
award Total
China 90,306 13,158 8,386 32,855 8,193 152,898
India 26,337 28,217 194 7,954 394 63,096
Vietnam 12,009 6,033 1,739 9,677 663 30,121
Korsel 6,611 11,728 1,480 7,745 452 28,016
Thailand 2,918 10,370 423 11,802 129 25,642
Brazil 868 5,761 272 11,820 3,546 22,267
Malaysia 14,348 4,987 423 1,561 752 22,071
Nepal 10,217 5,465 14 2,055 429 18,180
Indonesia 8,471 6,810 230 1,762 652 17,925
Pakistan 7,361 5,718 27 1,559 68 14,733
Negara lain 70,544 51,538 5,263 48,679 18,887 194,911
TOTAL 249,990 149,785 18,451 137,469 34,165 589,860
Sumber : https://internationaleducation.gov.au/research/International-Student-Data/, diolah
Dari sepuluh negara terbanyak jumlah pelajarnya (Tabel-5), enam negara
memiliki pelajar lebih banyak pada sektor pendidikan tinggi (HE) dari sektor lain, kecuali
India (44,72 persen), Korsel (41,86 persen), Thailand (40,44 persen), dan Brasil (25,87
persen) yang memiliki porsi lebih besar pada pendidikan kejuruan dan pelatihan (VET).
Brasil memiliki jumlah pelajar terbanyak pada ELICOS (53,1persen) dan sektor non-
award (15.92 persen), berikutnya Cina pada sektor ELICOS (21,49 persen) dan sektor
non-award (5.36 persen). Artinya, Australia memberikan pembelajaran bahasa Inggris
yang sangat baik terutama untuk pelajar yang berlatar belakang selain bahasa Inggris,
di samping pelayanan terhadap pendidikan dan pelatihan kejuruan (VET).
Para pendaftar pelajar internasional di Australia masih terkonsentrasi dalam
sejumlah kecil bidang. ‘Management and Commerce’ merupakan bidang yang paling
populer pada pendidikan tinggi dan VET tahun 2014. Dalam pendidikan tinggi dan VET
gabungan, ‘Management and Commerce’ menyumbang 56,3 persen dari pendaftar
sedangkan bidang gabungan yang mewakili Science,Technology, Engineering and
Mathematics (STEM) menyumbang 20 persen dari pendaftar dari sepuluh negara
terbanyak (Australia Social Trends, 2007).
Jenis kelamin dari jumlah pelajar internasional keseluruhan, proporsi laki-laki
mempunyai jumlah lebih banyak (52,9%) dibandingkan perempuan. Distribusi jenis
15
kelamin bervariasi untuk setiap Negara. Pakistan mempunyai siswa laki-laki sembilan
dari sepuluh (91,2%), sebaliknya, dariThailand hampir dua dari tiga (64,2%) siswa untuk
Thailand adalah perempuan.
Data tahun 2014, rentang usia bagi pelajar internasional adalah antara 20 dan 24
tahun (43,7%) sedangkan 6,0 persen berusia lebih dari 35 tahun dan 3,5 persen
berusia di bawah 18 tahun. Siswa pada sektor VET cenderung sedikit lebih tua usianya,
di mana 34,3 persen berusia 25 sampai 29 tahun. Siswa pada sektor sekolah umumnya
lebih muda 65,0 persen di bawah 18 tahun. Siswa pada pendidikan tinggi, ELICOS dan
Non-Award merupakan sektor yang didominasi pelajar berusia 20 sampai 24 tahun
masing-masing 51,9%, 41,4% dan 66,8% (Australia Social Trends, 2011).
BAGAIMANA KEHIDUPAN PELAJAR INDONESIA TERKINI
Bagaimana kehidupan pelajar Indonesia yang terkini, terutama pasca kejadian
pelaksanaan hukuman mati terhadap kasus Bali Nine? Beberapa catatan yang dapat
dijadikan dasar diuraikan analisis sebagai berikut.
Pertama adalah koresponden BBC John Donnison dalam memberikan analisis
terhadap pernyataan PM Australia Tony Abbott yang menegaskan bahwa hubungan
antara Australia dan Indonesia tidak akan bisa sama lagi setelah Myuran Sukumaran
dan Andrew Chan dieksekusi di Nusakambangan (Kompas, Rabu 29/4/2015 dalam
http://internasional.kompas.com/read/2015/04/30/). Kini, PM Tony Abbott menyatakan
akan menarik duta besarnya dari Jakarta. Hubungan antara Australia dan Indonesia
pun diperkirakan akan memanas dalam waktu dekat. Namun, cepat atau lambat,
menurut koresponden BBC, hubungan kedua negara akan kembali normal. Sebab,
Australia memerlukan Indonesia. Sebagian besar dana bantuan Australia mengalir ke
ranah anti-terorisme dan memerangi arus imigran di Indonesia. Tunggullah beberapa
bulan ke depan dan amat mungkin rakyat Australia, termasuk Pemerintah Australia,
tidak akan ambil peduli tatkala Indonesia kembali mengeksekusi terpidana mati yang
tidak berasal dari "Negeri Kanguru" itu.
16
Sekadar catatan tambahan, AS telah menembak, menggunakan kursi listrik,
menggantung, dan menyuntik mati lebih dari 1.400 terpidana sejak 1976. Bahkan, saat
ini, masih ada 3.000 narapidana lain yang menunggu hukuman mati di sana.
Pemerintah Australia juga tidak cukup menyuarakan ancaman pemutusan hubungan
dagang dengan Cina yang diperkirakan mengeksekusi ribuan orang setiap tahun.
Dengan kata lainnya, mengapa Australia menggunakan standar ganda terhadap isu
yang sama kepada Amerika dan Cina dibandingkan kepada Indonesia.
Kedua, seorang analis politik Australia, Aaron Connolly, mengatakan bahwa
tindakan diplomatik pemerintah Australia menarik duta besar Australia untuk Indonesia
pasca-eksekusi terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran bisa menjadi
bumerang. (Kompas, 30 April 2015 dari http://internasional.kompas.com/read/2015/04/30).
Analis tersebut juga menyayangkan langkah PM Abbott yang bertujuan
mengekspresikan ketidaksenangan Australia, tetapi justru opsi itu akan menjadi sebuah
kesalahan. Dijelaskan bahwa PM Abbott mengisyaratkan bahwa hubungan dengan
Indonesia sangatlah penting. "Saya pikir perkataan PM pagi ini tepat, tetapi dalam hal
hubungan, Indonesia tentu percaya bahwa Australia lebih memerlukan Indonesia
ketimbang negaranya memerlukan Australia," ujarnya.
Ketiga, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia Ahmad Almaududy
Amri menyatakan bahwa tidak ada keresahan yang dialami mahasiswa Indonesia yang
sedang menimba ilmu di Australia, terkait rencana eksekusi terpidana mati duo Bali
Nine. (Selasa, 28/04/2015, http://news.detik.com/). PPI Australia tetap memegang
teguh bahwa tugas mereka yang utama di Australia adalah belajar. Meski masalah-
masalah berkaitan hubungan Australia dan Indonesia tidak bisa dipungkiri, tetapi
mereka menyerahkan sepenuhnya kepada kedua pemerintah. “Karena ini adalah isu
government to government, jadi semua diserahkan langkah-langkah diplomasi dan
hubungan kepada pihak-pihak pemerintah kedua negara yang kompeten untuk masalah
ini," ujarnya
Dalam suasana akademis di kelas-kelas perkuliahan, beberapa pelajar asal
Indonesia pernah mendapat pertanyaan atau terlibat dalam diskusi soal hukuman
eksekusi mati yang berlaku di Indonesia. Menanggapi hal ini, ketua PPI Australia
17
mengatakan bahwa perdebatan yang ada masih terjadi dengan sehat. "Tanggapan
warga Australia sendiri ada yang pro dan kontra soal hukuman mati. Dalam debat-debat
itu mereka pun bisa paham posisi Indonesia, meski tidak menerima, tetapi bisa
memahami bahwa Indonesia memberlakukan hukuman mati". Artinya, mahasiswa
Indonesia di Australia tetap menjalankan kegiatannya dengan aman. Diperkuat dengan
pengalaman Dewi (2010), bahwa hubungan masyarakat Indonesia dengan Australia
umumnya sangat baik. Hal itu terbukti dengan aktivitas sosial dan budaya Indonesia
yang mendapat tempat dalam perayaan hari-hari besar Australia.
Terakhir, Eksekusi Duo "Bali Nine" Tak Buat Warga Australia Tinggalkan Bali
(Kompas, Rabu, 29 April 2015 dari http://internasional.kompas.com/read/2015/04/29/)
memicu kemarahan sebagian warga Australia terhadap Pemerintah Indonesia. Namun,
kemarahan itu belum membuat warga Australia mencoret beberapa daerah tujuan
wisata populer di Indonesia, termasuk Bali, dari daftar lokasi berlibur mereka.
Direktur Utama Qantas mengatakan, sejauh ini maskapai penerbangan kami
belum melihat terjadinya penurunan penumpang ke Indonesia terkait eksekusi mati
tersebut. Hal tersebut merupakan keputusan personal yang terkait apa yang akan
seseorang lakukan atau pandang menurut mereka terhadap sesuatu. Sebagian orang
memang sangat marah dengan keputusan Indonesia, namun dalam waktu yang sama
masih banyak orang yang tak membenci Indonesia akibat masalah ini.
Menurut data yang dimiliki Webjet, Bali adalah tujuan wisata paling diminati
warga Australia di Indonesia. Bahkan, hingga Desember, warga Australia yang
memesan tiket penerbangan ke Bali hingga Desember mendatang meningkat hingga 37
persen (http://internasional.kompas.com/read/2015/04/29/). Artinya, kejadian hukuman
mati tersebut tidaklah mempengaruhi secara langsung terhadap keinginan warga
Australia yang berlibur ke Bali.
18
PENUTUP
Simpulan
Kurun waktu 2002-2014, jumlah pelajar internasional yang studi di Australia
cenderung semakin meningkat jumlahnya. Sektor pendidikan tinggi (HE) mempunyai
porsi paling dominan dan diikuti sektor pelatihan dan pendidikan kejuruan (VET) dan
kursus bahasa Inggris (ELICOS).
Indonesia menduduki urutan ke sembilan --di bawah Cina, India, Vietnam, Korea
Selatan, Thailand, Brazil, Malaysia, dan Nepal-- dari seluruh negara yang mengirimkan
pelajar internasional untuk belajar di Australia. Vietnam merupakan pengirim pelajar
internasional paling progresif dibandingkan negara ASEAN lainnya disusul oleh
Thailand dan Malaysia, sebaliknya justru Indonesia mengalami penurunan dalam
jumlah. Apalagi jika dikaitkan dengan jumlah populasi penduduk, Indonesia mempunyai
proporsi yang terendah jika dibandingkan dengan Vietnam, Thailand, dan Malaysia.
Hubungan masyarakat (people to people) antara Australia dengan Indonesia
masih berjalan dengan sangat harmonis dan baik. Hal tersebut diwujudkan dalam
kerjasama bidang pendidikan dan kebudayaan yang semakin lancar, misalnya
wisatawan Australia belum punya agenda pembatalan (boikot) perjalannanya ke Bali
atau jenis dan jumlah untuk beasiswa pelajar dari Indonesia semakin banyak dan tetap
lancar.
Saran
Indonesia harus memerankan secara positif bahwa Australia mempunyai
kepentingan atau ketergantungan terhadap bangsa Indonesia. Pemerintah perlu
meningkatkan jalinan kerja sama dengan Australia dalam bidang-bidang yang strategis
bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pelajar dan mahasiswa Indonesia dituntut semakin meningkatan kualitas bahasa
Inggris. Tahapan IELTS yang dipersyaratkan oleh perguruan tinggi Australia dapat
terpenuhi, sehingga kuota beasiswa pendidikan (Master dan Doktor) yang diberikan
Australia termanfaatkan secara optimal. Cakupan bidang studi yang diambil hendaknya
19
disesuaikan dengan kebutuhan daerah tempat tinggal penerima beasiswa, terutama
untuk kepentingan pembangunan nasional Indonesia.
Pemerintah harus semakin intensif memberikan sosialisasi terhadap masyarakat
(terutama pada daerah wisata) agar memelihara keindahan alam serta memberikan
pelayanan terhadap siapapun wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut.
Pemerintah daerah aktif memfasilitasi dan memberdayakan munculnya tempat-tempat
wisata baru yang berpotensi secara ekonomi, sosial, dan budaya.
-o-
DAFTAR PUSTAKA
Australian Social Trends, 2007, International students in Australia,
http://www.abs.gov.au/ausstats/[email protected]/0/E0FE4ACEF9C8A65ACA25732C00
207596?opendocument, , diakses tanggal 1 Juni 2012.
Australian Social Trends, 2011, International Students In Australia,
http://www.abs.gov.au/AUSSTATS/[email protected]/Lookup/4102.0Main+Features20De
c+2011#ENROLMENTS, , diakses tanggal 12 Mei 2015.
Dewi, Anita. 2010. Tinggal dan Belajar di Australia. Bentang Pustaka (Mizan).
Yogyakarta.
OECD (2005), Education at a Glance 2005: OECD Indicators, OECD Publishing, Paris.
ISBN 9789264011915 (PDF), DOI: http://dx.doi.org/10.1787/eag-2005-en,
diakses 12 Juli 2008.
OECD (2014), Education at a Glance 2014: OECD Indicators, OECD Publishing, Paris.
ISBN 978-92-21505-4 (PDF), DOI: http://dx.doi.org/10.1787/eag-2014-en,
diakses 20 Juni 2015.
http://news.okezone.com/read/2015/03/23/65/1123221/jumlah-pelajar-indonesia-kuliah-
di-luar-negeri-meningkat diakses tanggal 18 Juni 2015.
http://www.dailymail.co.uk/news/article-3063467/Students-left-shocked-disgusted-
Melbourne-university-lecturer-told-class-going-ask-Indonesians-leave-wake-Bali-
executions.html#ixzz3Zu141W00, diakses tanggal 12 Mei 2015.
http://aei.gov.au/AEI/Statistics/. diakses tanggal 12 Mei 2015.
20
http://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/gambaran_sekilas.html , diakses
tanggal 12 Mei 2015.
http://www.austrade.gov.au/Education, diakses tanggal 15 Jui 2015.
http://www.ncee.org/wp-content/uploads/2011/11/Australia-System5.jpg, diakses
tanggal 12 Mei 2015.
https://internationaleducation.gov.au/research/International-Student-
Data/Pages/InternationalStudentData2014.aspx, diakses 14 Mei 2015.
http://www.abs.gov.au/ausstats/[email protected]/0/E0FE4ACEF9C8A65ACA25732C00207596
?opendocument#Data%20sources%20and%20definitions, diakses 14 Mei 2015.
http://www.abs.gov.au/AUSSTATS/[email protected]/Lookup/4102.0Main+Features20Dec+201
1#DATA, diakses tanggal 13 Maret 2015.
https://internationaleducation.gov.au/research/Research-
Snapshots/Documents/Enrolments%20by%20Nationality%202014.pdf, diakses
tanggal 12 Mei 2015.
https://internationaleducation.gov.au/research/International-Student-
Data/Pages/InternationalStudentData2014.aspx, diakses tanggal 14 Mei 2015.
http://internasional.kompas.com/read/2015/04/29/09401941/Tak.Pernah.Kecam.Hukum
an.Mati.di.AS.Australia.Terapkan.Standar.Ganda, diakses tanggal 20 Mei 2015.
http://internasional.kompas.com/read/2015/04/30/01102711/Penarikan.Dubes.Australia.
Dinilai.Jadi.Bumerang.untuk.PM.Abbott, , diakses tanggal 20 Mei 2015.
http://news.detik.com/australiaplus/2900032/jelang-eksekusi-mati-duo-bali-nine-
mahasiswa-ri-di-australia-tetap-tenang, diakses tanggal 20 Mei 2015.
http://internasional.kompas.com/read/2015/04/29/13381211/Eksekusi.Duo.Bali.Nine.Ta
k.Buat.Warga.Australia.Tinggalkan.Bali, diakses tanggal 20 Mei 2015.
21
Lampiran:
A. Perkembangan Jumlah Mahasiswa Internasional di Australia berdasarkan Negara Asal Tahun 2002-2014
Negara 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
China 48,700 61,085 72,173 84,294 94,092 112,636 134,481 156,624 164,521 153,383 142,314 140,992 152,898
India 11,328 14,316 20,624 27,458 38,668 62,875 96,637 120,488 99,484 72,020 53,880 48,822 63,096
Vietnam 4,079 4,066 4,603 5,300 6,716 9,638 15,867 23,721 25,632 23,591 22,413 25,915 30,121
Korsel 18,574 22,065 23,674 26,085 30,847 34,223 35,156 35,619 33,801 29,705 27,536 27,440 28,016
Thailand 15,650 17,025 16,256 16,435 17,755 19,865 22,350 26,393 24,790 21,606 20,141 21,664 25,642
Brazil 4,203 3,793 4,691 7,013 10,063 12,414 15,911 17,542 16,033 15,270 15,098 17,585 22,267
Malaysia 17,484 19,790 19,950 19,274 19,039 19,750 21,131 23,116 23,207 22,763 21,498 21,135 22,071
Nepal 1,503 1,257 1,056 1,287 2,678 9,142 18,100 24,577 21,912 17,560 13,942 14,243 18,180
Indonesia 21,001 20,381 18,088 16,087 14,891 14,788 15,994 17,826 18,280 17,838 17,432 17,108 17,925
Pakistan 1,729 1,744 1,894 2,292 3,136 4,813 6,162 7,597 8,391 9,564 11,159 12,690 14,733
Hong Kong 20,815 22,253 20,657 17,847 15,004 12,069 9,577 8,849 9,253 9,425 9,364 10,601 12,913
Saudi Arabia 125 265 502 1,031 1,849 3,631 7,780 12,446 13,182 11,686 11,080 10,319 10,427
USA 11,136 12,585 12,808 12,590 12,019 11,778 11,556 10,770 10,496 10,333 9,543 9,465 9,511
Lainnya 97,799 106,532 107,649 107,787 113,629 123,191 131,639 145,161 147,284 139,446 138,105 147,198 162,060
Grand Total 274,126 307,157 324,625 344,780 380,386 450,813 542,341 630,729 616,266 554,190 513,505 525,177 589,860
B. Perkembangan Jumlah Mahasiswa Internasional di Australia berdasarkan Sektor Tahun 2002-2014
Sector 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
HE 124,700 146,160 164,044 177,897 185,478 192,181 202,168 225,720 242,025 241,049 230,000 230,436 249,990
VET 44,800 45,993 45,562 50,989 67,166 102,384 154,459 208,288 205,362 169,604 144,261 134,060 149,785
Schools 23,221 26,943 27,309 25,092 24,475 26,755 28,289 27,344 24,094 20,722 18,520 17,756 18,451
ELICOS 57,900 62,456 62,182 65,150 77,716 102,736 127,892 138,450 113,936 95,252 95,632 115,023 137,469
Non-award 23,505 25,605 25,528 25,652 25,551 26,757 29,533 30,927 30,849 27,563 25,092 27,902 34,165
Grand Total 274,126 307,157 324,625 344,780 380,386 450,813 542,341 630,729 616,266 554,190 513,505 525,177 589,860
Sumber: https://internationaleducation.gov.au/research/International-Student-Data/Pages/InternationalStudentData2014.aspx, diakses 14 Mei 2015.