Neraca Pembayaran Indonesia (Juta $)

49
Neraca Pembayaran Indonesia (Juta $) Rincian 2000 A. Transaksi Berjalan 1) Neraca Barang a. Ekspor f.o.b b. Impor f.o.b 2) Jasa-jasa (bersih) B. Transaksi Modal A Sektor Publik B Sektor Swasta 1 Investasi Langsung 2 Investasi Portfolio 3 Investasi Lainnya C. Jumlah (A+B) D. Selisih Perhitungan (bersih) E. Pembiayaan (3) Perubahan Cadangan Devisa IMF Catatan: 1. Aktiva LuarNegeri(IRFCL) dalam bulan impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah 2. Transaksi Berjalan/PDB(%) 7.992 25.042 65.407 -40.366 -17.050 -8.166 1.347 -9.513 -4.550 -1.911 -3.052 -175 4.094 -3.919 -5.042 -1.123 29.394 6,0 3,4 1 Termasuk bantuan IMF 2 Termasuk Rescheduling

Transcript of Neraca Pembayaran Indonesia (Juta $)

Neraca Pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2000A. Transaksi Berjalan

1)Neraca Barang a. Ekspor f.o.b b. Impor f.o.b

2)Jasa-jasa (bersih)

B. Transaksi Modal

A Sektor Publik

B Sektor Swasta 1 Investasi Langsung 2 Investasi Portfolio 3 Investasi Lainnya

C. Jumlah (A+B)

D. Selisih Perhitungan (bersih)

E. Pembiayaan (3)Perubahan Cadangan DevisaIMF

Catatan:1.Aktiva LuarNegeri(IRFCL)

dalam bulan impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

2.Transaksi Berjalan/PDB(%)

7.992

25.04265.407-40.366

-17.050

-8.166

1.347

-9.513-4.550-1.911-3.052

-175

4.094

-3.919-5.042-1.123

29.394

6,03,4

1 Termasuk bantuan IMF2 Termasuk Rescheduling

3 Minus (-) : Suplus ;Sejak tahun 2000 lalu lintas moneter berdasarkan padamutasi cadangan devisa atas dasar konsep International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) menggantikan Gross Foreign Assets (GFA).

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2000

Dalam tahun 2000, secara keseluruhan NeracaPembayaran Indonesia (NPI) menunjukkan perkembanganyang cukup menggembirakan. Hal ini ditandai dengansemakin membaiknya kinerja ekspor nonmigas danmeningkatnya penerimaan ekspor migas sehubungandengan tingginya harga minyak di pasar internasional.Di sisi lain, mengingat kandungan impor untukmenghasilkan barang ekspor masih cukup tinggi,meningkatnya kinerja ekspor nonmigas telah pulamemberikan dorongan terhadap meningkatnya impornonmigas terutama dalam bentuk bahan baku danpenolong. Peningkatan impor tersebut juga sejalandengan meningkatnya kegiatan ekonomi di dalam negeri.

Sementara itu, defisit transaksi jasa-jasa jugamengalami peningkatan yang disebabkan oleh tingginyapembayaran bunga utang luar negeri, meningkatnyapembayaran bagi hasil minyak untuk kontraktor asing,serta meningkatnya biaya transportasi yang terkaitdengan kegiatan impor. Secara keseluruhan transaksiberjalan dalam tahun laporan tetap menunjukkansurplus bahkan lebih tinggi dari tahun sebelumnya.Dari sisi transaksi modal, berkurangnya pemasukanmodal Pemerintah dan masih tingginya defisit dalamlalu lintas modal swasta, telah menyebabkan transaksimodal dalam tahun laporan masih mengalami defisit.

Dengan perkembangan tersebut, secara keseluruhan NPIdalam tahun 2000 mengalami surplus sebesar $5,0miliar sehingga posisi cadangan devisa pada akhirtahun 2000 mencapai $29,3 miliar atau setara dengan6,3 bulan kebutuhan impor dan pembayaran utang luarnegeri Pemerintah . Perkembangan NPI tersebut di atastidak terlepas dari langkah-langkah kebijakan yangtelah diambil Pemerintah dalam tahun laporan. Dalamrangka mendorong pertumbuhan ekspor nonmigas,Pemerintah telah mengambil berbagai langkah kebijakanantara lain melalui penurunan tarif pajak eksporsecara bertahap1), pengeluaran keputusan tentangketentuan kuota ekspor tekstil dan produk tekstil,penyediaan pembiayaan dan penjaminan yang termasukpula pemberian jasa konsultasi, serta usaha lainnyadalam rangka mendorong dan memperlancar kegiatanekspor.

Sementara itu, tingginya pertumbuhan impor tidakterlepas dari berbagai kebijakan yang telah ditempuhPemerintah untuk melakukan upaya restrukturisasiperdagangan luar negeri. Dalam upaya meningkatkankegiatanindustri di dalam negeri yang membutuhkan bahan bakuimpor, Pemerintah telah menyempurnakan berbagai skimpembiayaan dan penjaminan, serta membuka kembaliakses ke sumber-sumber perdagangan internasional.Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan memberikankesempatan yang sama baik kepada eksportir yangtermasuk dalam kelompok perusahaan eksportir tertentu(PET) maupun bukan (non-PET) antara lain dalammenggunakan fasilitas skim pembiayaan dan penjaminan,menghapuskan batasan jenis komoditas impor yang dapatdibiayai atau dijamin, dan menambah jumlah bankpembuka L/C impor. Di samping itu, dalam tahunlaporan Pemerintah tetap melanjutkan pemberianjaminan melalui Bank Indonesia atas seluruh L/C yang

dibuka oleh seluruh perbankan Indonesia dalam rangkamembuka kembali akses ke bank-bank internasional.Guna menjamin tersedianya bahan baku/penolong bagiindustriindustri di dalam negeri, Pemerintah jugamelanjutkan pemberian fasilitas pembebasan bea masukatas impor bahan baku komoditas tertentu. Dalam tahun2000 Pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakanpersyaratan impor kendaraan Complete Built Up (CBU).

Kebijakan yang diambil Pemerintah antaralain:

1)Termasuk Keputusan Menteri KeuanganNo.387/KMK.017/2000 tanggal12 September 2000 tentang Penetapan BesarnyaTarif Pajak Ekspor Kelapa Sawit, CPO, dan ProdukTurunannya.

2)Keputusan Menteri Perindustrian dan PerdaganganNo.174/MPP/Kep/5/2000 tangal 25 Mei 2000 tentang Ketentuan Kuota

Ekspor Tekstil danProduk Tekstil.

3)Keputusan Menteri Keuangan No.98/KMK.05/2000tanggal 31 Maret2000 tentang Keringanan Bea masuk Bahan Baku/SubKomponen/ Bahan Penolong untuk PembuatanElektronika, dan Keputusan Menteri KeuanganNo.135/KMK.05/2000 tanggal 1 Mei 2000 tentangKeringanBea Masuk atas Impor Mesin/Barang dan Bahan dalam

Pembangunan/Pengembangan Industri.

4)Keputusan Menteri Perindustrian dan PerdaganganNo. 49/MPP/Kep/ 2/2000 tanggal 25 Februari 2000dan Keputusan Menteri Perindustrian

dan Perdagangan No. 192/MPP/Kep/6/2000 tanggal 2Juni 2000 tentang peraturan mengenai persyaratanimpor kendaraan bermotor dalam keadaan utuh(CBU).

5)Surat Edaran Bank Indonesia No. 2/23/DSM tanggal10 November 2000tentang Pelaporan Kegiatan Lalu-Lintas Devisaoleh Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB).

Neraca Pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2001A. Transaksi Berjalan

1)Neraca Barang a. Ekspor f.o.b b. Impor f.o.b

2)Jasa-jasa (bersih)

B. Transaksi Modal

A Sektor Publik

B Sektor Swasta 1 Investasi Langsung

6.900

22.69557.364-34.669

-15.795

-7.617

-99

-7.518-2.977

2 Investasi Portfolio 3 Investasi Lainnya

C. Jumlah (A+B)

D. Selisih Perhitungan (bersih)

E. Pembiayaan (3)Perubahan Cadangan DevisaIMF

Catatan:3.Aktiva LuarNegeri(IRFCL)

dalam bulan impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

4.Transaksi Berjalan/PDB(%)

-244-4.296

-714

714

31.378-1.378

28.016

5,94,7

1 Termasuk bantuan IMF2 Termasuk Rescheduling3 Minus (-) : Suplus ;Sejak tahun 2000 lalu lintas moneter berdasarkan padamutasi cadangan devisa atas dasar konsep International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) menggantikan Gross Foreign Assets (GFA).

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2001

Dalam tahun 2001, kinerja Neraca PembayaranIndonesia (NPI) menunjukkan perkembangan yang kurangmenggembirakan. Hal itu dapat dilihat dariberkurangnya surplus transaksi berjalan terutama

sebagai akibat dari menurunnya kinerja ekspor danmeningkatnya defisit pada lalu lintas modal.Menurunnya kinerja ekspor tidak terlepas dariperkembangan kondisi yang terjadi baik di luar maupundi dalam negeri. Di sisi eksternal, melambatnyapertumbuhan ekonomi dunia terutama di negara-negaratujuan ekspor, yang diperburuk oleh dampak tragediWTC 11 September 2001, dan turunnya harga-hargakomoditas utama mengakibatkan ekspor, khususnyaekspor nonmigas mengalami penurunan yang cukup besar.Penurunan ekspor juga dipengaruhi oleh adanyapenetapan syarat-syarat tambahan bagi produk eksporIndonesia seperti penerapan persyaratan ramahlingkungan dan perlindungan hak konsumen. Di sisiinternal, menurunnya ekspor tersebut dipengaruhi olehterjadinya gangguan produksi dan distribusi yangdisebabkan oleh meningkatnya faktor ketidakpastiansehubungan dengan masih maraknya aksi mogok buruh,gangguan keamanan, dan masih belum pulihnya fungsiintermediasi perbankan. Sejalan dengan masihrendahnya kegiatan investasi dan menurunnya ekspor,impor juga mengalami penurunan, terutama impor barangmodal dan bahan baku penolong. Penurunan impor iniberkaitan pula dengan perkembangan nilai tukar rupiahyang mengalami depresiasi dan fluktuasi yang cukuptajam. Sementara itu, defisit transaksi jasa-jasamengalami penurunan yang disebabkan oleh berkurangnyapembayaran bunga utang luar negeri, dan berkurangnyapembayaran jasa-jasa angkutan yang terkait denganmenurunnya kegiatan impor.

Sementara itu, peningkatan defisit pada transaksimodal terutama berasal dari defisit lalu lintas modal(LLM) pemerintah setelah dalam beberapa tahunterakhir mencatat surplus. Defisit LLM pemerintahdisebabkan oleh penurunan yang tajam pada penarikanutang luar negeri pemerintah sebagai akibat belum

dapat dipenuhinya beberapa persyaratan yangditetapkan oleh pihak kreditur.Dalam pada itu, defisit LLM swasta mengalamipenurunan sebagai akibat dari menurunnya pembayaranutang luar negeri swasta. Dengan perkembangantersebut di atas, NPI secara keseluruhan mengalamidefisit sebesar $1,4 miliar sehingga posisi cadangandevisa pada akhir 2001 menurun menjadi $28,0 miliaratau setara dengan 6,1 bulan kebutuhan impor danpembayaran utang luar negeri .

Kebijakan yang diambil Pemerintah antaralain:

1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor:66/KMK.017/2001tanggal 9 Februari 2001 tentang PenetapanBesarnya Tarif Pajak Ekspor Kelapa Sawit, CPO,dan Produk Turunannya.

2) Keputusan Menteri Perindustrian dan PerdaganganNomor:311/ MPP/Kep/10/2001 tanggal 30 Oktober2001 tentang Ketentuan Kuota Ekspor Tekstil danProduk Tekstil.

3) Peraturan Pemerintah Nomor: 41 tahun 2001tanggal 28 Mei 2001 tentang Perubahan AtasPeraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2000 tentangPembayaran Pajak Penghasilan Orang Pribadi yangAkan Bertolak ke Luar Negeri.

4) Keputusan Menteri Perindustrian dan PerdaganganNomor: 172/ MPP/Kep/5/2001 tanggal 17 Mei 2001tentang Impor Mesin dan Peralatan Mesin BukanBaru.

5) Keputusan Menteri Keuangan Nomor:190/KMK.01tanggal 16 April 2001 tentang Keringanan BeaMasuk Atas Impor Bahan Baku/ Penolong danBagian/Komponen Untuk Perakitan Mesin dan MotorBerputar.

Neraca Pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2002A. Transaksi Berjalan

3)Neraca Barang

7.823

23.512

a. Ekspor f.o.b b. Impor f.o.b

4)Jasa-jasa (bersih)

B. Transaksi Modal

A Sektor Publik

B Sektor Swasta 1 Investasi Langsung 2 Investasi Portfolio 3 Investasi Lainnya

C. Jumlah (A+B)

D. Selisih Perhitungan (bersih)

E. Pembiayaan (3)Perubahan Cadangan DevisaIMF

Catatan:5.Aktiva LuarNegeri(IRFCL)

dalam bulan impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

6.Transaksi Berjalan/PDB(%)

53.165-35.653

-15.690

-1.102

-190

-9121451.222-2.279

6.721

-1.694-5027-4.021-1.006

32.037

6,64,5

1 Termasuk bantuan IMF2 Termasuk Rescheduling3 Minus (-) : Suplus ;Sejak tahun 2000 lalu lintas moneter berdasarkan padamutasi cadangan devisa atas dasar konsep International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) menggantikan Gross Foreign Assets (GFA).

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2002

Dalam tahun laporan, secara keseluruhan NeracaPembayaran Indonesia (NPI) menunjukkan perbaikandibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebutditunjukkan dengan naiknya surplus neraca transaksiberjalan dan turunnya defisit lalu lintas modal(LLM). Kenaikan surplus transaksi berjalan disumbangoleh peningkatan ekspor yang lebih besar dibandingkandengan peningkatanimpor. Dari sisi transaksi modal, penurunan defisitLLM terutama berkaitan dengan keberhasilanpenjadwalan kembali utang luar negeri (ULN) baikpemerintah maupun swasta.

Walaupun kinerja ekspor dalam tahun laporan telahmenunjukkan perbaikan, namun perkembangan eksportersebut masih menghadapi beberapa permasalahan yangberasal dari sisi eksternal dan internal. Dari sisieksternal, ekspor Indonesia dipengaruhi oleh masihlesunya kondisi perekonomian dunia terutama dibeberapa negara maju yang merupakan pasar utamaekspor Indonesia. Di samping itu, perkembangan eksporIndonesia juga masih menghadapi beberapa masalahsehubungan dengan semakin tajamnya persaingan globaldalam perdagangan internasional dan semakin ketatnyastandar kualitas beberapa komoditi yang diterapkan dibeberapa negara mitra dagang. Dari sisi internal,kinerja ekspor selama 2002 dipengaruhi oleh berbagaipermasalahan struktural seperti masalah perburuhan,penegakan hukum, kondisi keamanan, dan masih

rendahnya kegiatan penanaman modal. Hal ini jugatercermin dari turunnya impor nonmigas dalam bentukbahan baku dan barang modal yang sebagian besarditujukan untuk kegiatan industri yang menunjangekspor.

Dari sisi LLM, semakin menurunnya defisit LLMswasta terkait dengan hasil privatisasi dandivestasi, penjadwalan kembali ULN swasta, penerbitanobligasi beberapa perusahaan di luar negeri danmeningkatnya penarikan pinjaman oleh perusahaanpenanaman modal asing (PMA). Sedangkan turunnyadefisit LLM pemerintah terutama berasal daripenjadwalan kembali pembayaran pokok dan bunga ULNpemerintah dan peningkatan realisasi penarikanpinjaman dari IMF. Dengan perkembangan tersebut diatas, secara keseluruhan NPI pada 2002 mengalamisurplus sebesar $3,6 miliar, meningkat dibandingkandengan tahun sebelumnya yang mencatat defisit sebesar$1,4 miliar. Dengan peningkatan surplus tersebut,posisi cadangan devisa pada akhir 2002 tercatatsebesar $31,6 miliar.

Kebijakan yang diambil Pemerintah antaralain:

1)1 Keputusan Presiden RI No. 54 Tahun 2002 tentangTim Koordinasi Peningkatan Kelancaran Arus BarangEkspor dan Impor, tanggal 23 Juli 2002.

2)2 Keputusan Menteri Perindustrian dan PerdaganganNo. 575/MPP/ KEP/VIII/2002 tentang Perubahan AtasLampiran Keputusan Menteri Perindustrian danPerdagangan No. 558/MPP/KEP/12/1998 tentangKetentuan Umum Dibidang Ekspor Sebagaimana TelahDiubah Beberapa Kali Terakhir Dengan KeputusanMenteri Perindustrian dan Perdagangan No.443/MPP/KEP/5/2002, tanggal 6 Agustus 2002.

3)3 Keputusan Menteri Perindustrian dan PerdaganganRI No. 756/MPP/ II/2002 tentang Impor Mesin danPeralatan Mesin Bukan Baru, tanggal 12 November2002.

Neraca Pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2003A. Transaksi Berjalan

1)Neraca Barang a. Ekspor f.o.b b. Impor f.o.b

2)Jasa-jasa (bersih)

B. Transaksi Modal

A Sektor Publik

B Sektor Swasta 1 Investasi Langsung 2 Investasi Portfolio 3 Investasi Lainnya

C. Jumlah (A+B)

D. Selisih Perhitungan (bersih)

E. Pembiayaan (3)Perubahan Cadangan DevisaIMF

Catatan:7.Aktiva LuarNegeri(IRFCL)

dalam bulan impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

8.Transaksi Berjalan/PDB(%)

8.106

24.56364.109-39.956

-16.456

-949

-833

-116-5972.251-1.770

7.157

-3.502

-2.933-4.257-603

36.296

7,14,0

1 Termasuk bantuan IMF2 Termasuk Rescheduling3 Minus (-) : Suplus ;Sejak tahun 2000 lalu lintas moneter berdasarkan padamutasi cadangan devisa atas dasar konsep International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) menggantikan Gross Foreign Assets (GFA).

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2003

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) selama 2003menunjukkan perkembangan yang positif. Secarakeseluruhan NPI mencatat surplus yang cukup besaryang bersumber dari surplus transaksi berjalan yangjauh lebih tinggi dari defisit lalu lintas modal(LLM). Surplus transaksi berjalan yang cukup tinggitersebut disumbang oleh kinerja ekspor yang meningkatdari tahun sebelumnya. Sementara itu, defisit LLMmengalami sedikit kenaikan sebagai dampakmeningkatnya pembayaran utang luar negeri (ULN)sektor pemerintah dan swasta. Dengan surplus sebesar$4,2 miliar posisi cadangan devisa resmi pada akhir2003 meningkat menjadi $36,2 miliar atau setaradengan 7,1 bulan kebutuhan impor dan pembayaran ULNpemerintah. Jumlah cadangan devisa tersebut merupakanposisi tertinggi yang pernah dicapai Indonesia.

Dari sisi transaksi berjalan, kenaikan nilaiekspor lebih didorong oleh peningkatan harga, baikharga komoditi ekspor non migas maupun harga minyakdan gas di pasar internasional, sementara pertumbuhanvolume ekspor masih relatif lambat. Rendahnya volumeekspor tersebut terutama terjadi di sektor nonmigassebagai akibat semakin ketatnya persaingan di pasar

internasional dan rendahnya pertumbuhan ekonominegara-negara mitra dagang Indonesia. Berbagai upayatelah ditempuh pemerintah untuk mendorong kinerjaekspor nonmigas meskipun belum memberikan hasil yangdiharapkan.

Sementara itu, nilai impor nonmigas di tahunlaporan meningkat lebih tinggi dari tahun sebelumnya.Perkembangan impor nonmigas tersebut sejalan dengansemakin meningkatnya kebutuhan untuk kegiatankonsumsi dan produksi di dalam negeri. Dalam padaitu, impor migas juga mengalami peningkatan, walaupunpertumbuhannya masih lebih rendah dari pertumbuhanekspor migas. Peningkatan impor migas tersebutterkait dengan meningkatnya konsumsi bahan bakarminyak di dalam negeri dan peningkatan harga minyakdi pasar Internasional.

Dalam tahun laporan, neraca jasa mencatat defisityang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.Defisit tersebut disebabkan oleh turunnya penerimaandari sektor pariwisata dan meningkatnya pembayaranongkos angkut barang untuk impor (freight on imports)seiring dengan meningkatnya pertumbuhan impor. Namundemikan, terdapat beberapa komponen neracajasa yang mengalami perbaikan, antara lainmeningkatnya penerimaan devisa yang berasal daritenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri,menurunnya pembayaran bunga ULN pemerintah, danmenurunnya pengeluaran jasa transportasi ke luarnegeri.

Dari sisi lalu lintas modal, peningkatan defisitlalu lintas modal terjadi baik pada LLM publik maupunswasta. Defisit LLM publik terutama berasal dari

meningkatnya pembayaran ULN pemerintah sehubungandengan menurunnya jumlah ULN pemerintah yang dijadwalulang melalui forum Paris Club dan London Club.Sementara itu, peningkatan defisit LLM swastaterutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran ULNperusahaan swasta seiring dengan meningkatnyakemampuan sektor swasta dalam memenuhi kewajibannyaakibat penguatan nilai tukar rupiah dan keberhasilanrestrukturisasi utang. Peningkatan defisit LLM swastatersebut juga disumbang oleh menurunnya arus masukpenanaman modal asing (PMA) di Indonesia baik berupapenyertaan saham maupun pinjaman. Di sisi lain, arusmodal masuk jangka pendek dalam bentuk investasiportofolio mencatat peningkatan yang cukup berartiseiring dengan maraknya privatisasi perusahaan BadanUsaha Milik Negara melalui pasar modal dan didukungoleh menurunnya premi risiko, outlet penanaman yanglebih beragam, tingkat keuntungan yang masih menarikdan prospek ekonomi yang membaik.

Kebijakan yang diambil Pemerintah antaralain:

1)1 Keputusan Menteri Perindustrian dan PerdaganganRepublik Indonesia Nomor 517/ MPP/Kep/8/2003Tentang Tugas dan Fungsi Atase/Kepala BidangPerindustrian dan Perdagangan di Luar Negeritanggal 28 Agustus 2003

2)2 Keputusan Menteri Keuangan RIno.381/KMK.01/2003 tanggal 3 September 2003tentang pemberian pembebasan Bea Masuk atas Imporbahan baku/komponen untuk pembuatan peralatan danjaringan telekomunikasi oleh industri manufakturtelekomunikasi.

Neraca Pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2004A. Transaksi Berjalan

1)Neraca Barang a. Ekspor f.o.b b. Impor f.o.b

2)Jasa-jasa (bersih)

B. Transaksi Modal

A Sektor Publik

B Sektor Swasta 1 Investasi Langsung 2 Investasi Portfolio 3 Investasi Lainnya

C. Jumlah (A+B)

D. Selisih Perhitungan (bersih)

4.068

22.03772.452-50.415

-17.968

1.995

-2.153

4.1481.0432.793311

6.063

-4.845

E. Pembiayaan (3)Perubahan Cadangan DevisaIMF

Catatan:9.Aktiva LuarNegeri(IRFCL)

dalam bulan impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

10. Transaksi Berjalan/PDB(%)

-889-24-983

36.320

5,61,6

1 Termasuk bantuan IMF2 Termasuk Rescheduling3 Minus (-) : Suplus ;Sejak tahun 2000 lalu lintas moneter berdasarkan padamutasi cadangan devisa atas dasar konsep International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) menggantikan Gross Foreign Assets (GFA).

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2004

Perekonomian dunia selama 2004 yang membaikmemberikan pengaruh positif bagi NPI secarakeseluruhan. Surplus transaksi berjalan disumbangoleh peningkatan ekspor sejalan dengan kenaikanvolume perdagangan dunia dan harga komoditi. Namundemikian, kenaikan ekspor tersebut diimbangi pulaoleh kenaikan impor dan jasa-jasa secara signifikansehingga transaksi berjalan padatahun laporan mencatat surplus yang lebih rendah daritahun 2003. Sementara itu, surplus di sisi LLM antaralain terkait dengan meningkatnya kepercayaan investor

terhadap prospek ekonomi Indonesia serta searahdengan kecenderungan peningkatan aliran modal kenegara berkembang, khususnya Asia. Pada 2004, LLMswasta mencatat surplus yang cukup tinggi sehinggadapat mengurangi tekanan defisit yang terjadi padaLLM publik sebagai akibat dari peningkatan pembayaranULN pemerintah pasca program Paris Club. Denganberbagai perkembangan tersebut, NPI secarakeseluruhan tetap mencatat surplus sehingga posisicadangan devisa naik menjadi $36,3 miliar atau setaradengan 5,6 bulan kebutuhan impor dan pembayaran utangluar negeri (ULN) pemerintah

Di sisi transaksi berjalan, kenaikan hargakomoditi, tingginya volume perdagangan dunia, sertaterpeliharanya stabilitas rupiah memberikan pengaruhpositif bagi perkembangan nilai ekspor Indonesia.Perkembangan tersebut merupakan faktor utamapeningkatan nilai ekspor nonmigas terutama padabarang industri berbasis primer, komoditipertambangan serta ekspor minyak dan gas (migas),sedangkan kelompok barang pertanian yang sebagianbesar berupa bahan mentah mengalami penurunan.

Kinerja Transaksi LLM secara keseluruhanmengalami perbaikan yang didorong oleh meningkatnyaarus masuk modal asing swasta. Kenaikan aliran modalasing swasta tersebut terjadi pada investasi dalambentuk portofolio dan penarikan pinjaman olehperusahaan penanaman modal asing (PMA) dan non-PMA,sejalan dengan semakin menariknya Indonesia sebagaitempat investasi. Peningkatan aliran masuk modalswasta tersebut merupakan cerminan dari optimismeinvestor asing terhadap prospek ekonomi Indonesiayang terus membaik sebagaimana tercermin daripenurunan premi risiko dan peningkatan sovereignrating.

Kebijakan yang diambil Pemerintah antaralain:

1)Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.101/Menhut-II/2004 tentang Percepatan Pembangunan HutanTanaman untuk Pemenuhan Bahan Baku Industri PulpKertas, tanggal 24 Maret 2004.

2)SK Menperindag No. 355/MPP/Kep/5/2004 tentangPengaturan Ekspor Rotan, tanggal 27 Mei 2004.

3)Keppres No. 29/2004 tentang PenyelenggaraanPenanaman Modal dalam Rangka PMA dan PMDN melaluiSistem Pelayanan Satu Atap, tanggal 12 April 2004

Neraca Pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2005A. Transaksi Berjalan

1)Neraca Barang a. Ekspor f.o.b b. Impor f.o.b

2)Jasa-jasa (bersih)

B. Transaksi Modal

A Sektor Publik

B Sektor Swasta 1 Investasi Langsung 2 Investasi Portfolio 3 Investasi Lainnya

2.996

22.78486.640-65.856

-19.788

6.254

-1.184

5.0702.2583.221-408

C. Jumlah (A+B)

D. Selisih Perhitungan (bersih)

E. Pembiayaan 3/Perubahan Cadangan Devisa a.l TransaksiIMF

Catatan:11. Aktiva LuarNegeri(IRFCL)

dalam bulan impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

12. Transaksi Berjalan/PDB(%)

9.250

-9.635

3851.492-

-1.107

34.724

4,41,1

1 Termasuk bantuan IMF2 Termasuk Rescheduling3 Minus (-) : Suplus ;Sejak tahun 2000 lalu lintas moneter berdasarkan padamutasi cadangan devisa atas dasar konsep International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) menggantikan Gross Foreign Assets (GFA).

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2005

Kinerja neraca pembayaran sepanjang 2005mengalami tekanan yang cukup berat sehinggamengakibatkan terjadinya defisit. Defisit neracapembayaran tercatat sebesar $385 juta, setelah padatahun sebelumnya masih mengalami surplus sebesar $309juta . Penurunan kinerja neraca pembayaran tidak

terlepas dari perkembangan ekonomi global yang kurangmenguntungkan, sementara perekonomian domestik jugacukup rentan terhadap gejolak eksternal. Faktoreksternal yang berpengaruh besar terhadap kinerjaneraca pembayaran terutama adalah melonjaknya hargaminyak dunia. Di samping itu, perlambatan pertumbuhanekonomi dunia dan berlanjutnya siklus pengetatanmoneter di AS juga mempengaruhi penurunan kinerjaneraca pembayaran. Pada sisi internal, kinerja neracapembayaran dipengaruhi oleh ekspansi perekonomiandomestik yang mendorong impor tumbuh cukup tinggi,terutama pada paro pertama 2005. Di samping itu,defisit neraca pembayaran juga disebabkan olehkecenderungan meningkatnya penempatan aset di luarnegeri oleh penduduk Indonesia.

Berdasarkan komponennya, kinerja neracapembayaran yang menurun antara lain disebabkan olehpenurunan surplus transaksi berjalan. Menurunnyakinerja transaksi berjalan (current account) terutamadipicu oleh melonjaknya harga minyak dunia yangmengakibatkan transaksi berjalan migas mengalamidefisit. Melonjaknya harga minyak memicu peningkatanimpor minyak √ yang juga didorong oleh peningkatankonsumsi BBM dalam negeri √ dan transaksi jasa yangterkait dengan migas. Pada saat yang sama, hargaminyak yang tinggi juga mendorong peningkatan ekspormigas. Namun, peningkatan ekspor migas tidak diikutipeningkatan volume ekspor migas oleh karenapermasalahan produksi migas. Peningkatan ekspor migasyang relatif lebih rendah dibanding peningkatan impormigas menjadikan surplus neraca perdagangan (tradebalance) migas menurun. Sementara itu, defisittransaksi jasa migas yang ikut meningkatmengakibatkan transaksi berjalan migas menjadidefisit. Pada sisi nonmigas, ekspor dan impormengalami peningkatan yang cukup signifikan, namun

transaksi jasa mengalami sedikit penurunan defisit.Perkembangan tersebut menjadikan surplus transaksiberjalan nonmigas meningkat cukup signifikan. Namun,peningkatan surplus pada transaksi berjalan nonmigasbelum cukup untuk mengimbangi defisit transaksiberjalan migas, sehingga secara keseluruhan surplustransaksi berjalan mengalami sedikit penurunanmenjadi $3,0 miliar dari $3,1 miliar pada tahunsebelumnya.

Neraca Pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2006I. Transaksi Berjalan

A.Barang (Neraca Perdagangan), bersih1.Ekspor (f.o.b)2.Impor (f.o.b)

B.Jasa-jasa, bersihC.Pendapatan, bersihD.Transfer Berjalan, bersih

II. Transaksi Modal dan FinansialA.Transaksi ModalB.Transaksi Finansial

1.Investasi Langsung2.Investasi Portofolio3.Investasi Lainnya

III.Jumlah (I + II)

10.85929.660103.528-73.868-9.874-13.7904.863

3.025350

2.6752.1884.277-3.790

13.885

625

IV. Selisih Perhitungan Bersih

V. Neraca Keseluruhan (III + IV)

VI. Cadangan Devisa yang Terkaita.Perubahan Cadangan Devisab.Pinjaman IMF

Memorandum:1.Posisi Cadangan Devisa

Setara Impor dan Pembayaran Utang Luar

Negeri Pemerintah (bulan) 2. Transaksi Berjalan/PDB (%)

14.510

-14.510-6.902-7.608

42.586

4,62,9

¹ Sejak tahun 2004, NPI memakai format baru Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit. Sejak triwulan I

2004, perubahan cadangan devisa untuk data realisasi hanya mencakup data transaksi

Sejak tahun 2000, posisi cadangan devisa memakai konsep International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) menggantikan Gross Foreign Assets (GFA)

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2006

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2006menunjukkan kinerja yang semakin mantap. Perkembanganinternasional dan domestik cukup kondusif dalammendukung peningkatan kinerja NPI secara keseluruhan.Hampir seluruh indikator eksternal seperti

pertumbuhan ekonomi dunia, volume perdagangan dunia,dan harga komoditas mengalami peningkatandibandingkan dengan 20051Ω. Demikian juga, faktorlikuiditas global yang melimpah, suku bunga jangkapanjang yang rendah serta preferensi investasi kenegara emerging yang masih baik telah membawapengaruh positif bagi transaksi finansial. Daridomestik, daya saing ekspor produk nonmigas terutamayang berbasis sumber daya alam masih kompetitif,sementara imbal hasil investasi rupiah di pasarkeuangan juga semakin menarik sejalan denganmembaiknya faktor risiko. Disamping itu aliraninvestasi asing langsung (FDI) terutama di sektormigas menunjukkan peningkatan sejalan dengan kenaikanharga minyak dalam tiga tahun terakhir. Dinamikaperekonomian selama 2006 juga mempengaruhi kinerjaNPI. Pertumbuhan permintaan domestik yang cenderungmelemah telah berdampak pada melambatnya pertumbuhanimpor. Dengan berbagai perkembangan tersebut di atas,NPI pada 2006 mencatat surplus $15,0 miliar.

Dengan kinerja NPI yang menggembirakan tersebut,Pemerintah mampu mempercepat pembayaran sisa utangkepada IMF. Jumlah sisa utang ke IMF sebesar $7,6miliar yang seharusnya jatuh tempo sampai dengan 2010berhasil dilunasi dengan tetap dapat menjagakecukupan cadangan devisa (Boks: Percepatan PembayaranUtang kepada IMF). Posisi cadangan devisa pada akhir2006 mencapai $42,6 miliar atau setara dengan 4,5bulan impor dan pembayaran utang luar negeriPemerintah. Pada gilirannya, kinerja NPI semakinberpengaruh pada penguatan berbagai indikatorkerentanan eksternal serta mendukung perbaikanfundamental makroekonomi termasuk kestabilan nilaitukar rupiah .

Berbagai upaya guna meningkatkan kinerja sektoreksternal telah ditempuh Pemerintah termasuk melalui

penerbitan beberapa ketentuan. Salah satu yang cukupmenonjol adalah Instruksi Presiden (Inpres) No.3Tahun 2006, 27 Februari 2006 tentang Paket KebijakanPerbaikan Iklim Investasi. Inpres tersebut mengaturberbagai hal antara lain perbaikan pelayananinvestasi, ketenagakerjaan, percepatan arus barangdalam wilayah kepabeanan serta usaha mendorongekspor. Sebagai tindak lanjut dari Inpres tersebut diatas, Pemerintah mengeluarkan Keppres Nomor 3, 16Maret 2006 tentang Tim Nasional (Timnas) PeningkatanEkspor dan Peningkatan Investasi (PEPI). Timnas PEPIbertugas antara lain merumuskan kebijakan umumpeningkatan ekspor dan peningkatan investasi,melakukan deregulasi dan debirokratisasi ekonomi,keterpaduan promosi pariwisata, perdagangan daninvestasi serta peningkatan penggunaan produksi dalamnegeri.

Neraca Pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2007I. Transaksi Berjalan

E.Barang (Neraca Perdagangan), bersih3.Ekspor (f.o.b)4.Impor (f.o.b)

F.Jasa-jasa, bersihG.Pendapatan, bersihH.Transfer Berjalan, bersih

II. Transaksi Modal dan FinansialC.Transaksi ModalD.Transaksi Finansial

4.Investasi Langsung5.Investasi Portofolio6.Investasi Lainnya

10.49132.753118.014-85.261-11.841-15.5255.104

3.593547

3.0452.2535.567-4.775

14.084

III.Jumlah (I + II)

IV. Selisih Perhitungan Bersih

V. Neraca Keseluruhan (III + IV)

VI. Cadangan Devisa yang Terkaitc.Perubahan Cadangan Devisad.Pinjaman IMF

Memorandum:2.Posisi Cadangan Devisa

Setara Impor dan Pembayaran Utang Luar

Negeri Pemerintah (bulan) 2. Transaksi Berjalan/PDB (%)

-1.368

12.715

-12.715-12.715

0

56.920

5,82,4

¹ Sejak tahun 2004, NPI memakai format baru Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit. Sejak triwulan I

2004, perubahan cadangan devisa untuk data realisasi hanya mencakup data transaksi

Sejak tahun 2000, posisi cadangan devisa memakai konsep International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) menggantikan Gross Foreign Assets (GFA)

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2007

NPI tahun 2007 menunjukkan perkembangan yangtetap mantap. Kondisi ekonomi internasional dandomestik masih kondusif bagi peningkatan kinerja NPI.

Dari sisi internasional, meskipun tidak sebaik tahun2006, perekonomian dunia 2007 masih mengalamiekspansi yang cukup tinggi. Dampak perlambatanekonomi AS terhadap ekonomi dunia dapat diimbangioleh pertumbuhan negara - negara berkembang (emergingmarkets) seperti China dan India yang masih tinggi.Namun demikian, ekspansi ekonomi dunia yangberlangsung cukup kuat pada semester I 2007, sempattertahan oleh gejolak pasar finansial dunia yangdipicu oleh krisis subprime mortgage di AS. Dampak besaryang ditimbulkan dari krisis tersebut adalahterjadinya arus balik aliran modal swasta ke luardari negara-negara berkembang yang berlangsung sejakawal semester II 2007. Kuatnya perekonomian negaraemerging markets mendorong minat investor asing,sehingga mendukung perkembangan transaksi finansialdi Indonesia yang positif.

Dari sisi domestik, berbagai perbaikan di bidangmakroekonomi telah memberikan fondasi yang lebihkokoh sehingga pasar finansial Indonesia menjadilebih tahan terhadap gejolak eksternal. Aliran masukmodal asing, baik dalam bentuk investasi langsung(FDI) maupun portofolio, tetap berlangsung danmeningkat dibandingkan dengan tahun 2006. Imbal hasilrupiah masih menarik dibandingkan dengan negara laindi kawasan regional, sejalan dengan faktor risikoyang menurun seperti ditunjukkan oleh perbaikan ratingdari berbagai lembaga pemeringkat mendorongpeningkatan investasi asing ke Indonesia. Peningkatankegiatan ekonomi domestik, yang dicerminkan olehkenaikan investasi dan konsumsi, berpengaruh padameningkatnya impor. Namun demikian, kenaikan nilaiekspor yang lebih tinggi dari impor menyebabkansurplus transaksi perdagangan meningkat. Denganberbagai perkembangan tersebut, NPI mencatat surplusyang cukup tinggi mencapai $12,5 miliar sehingga

cadangan devisa mencapai $56,9 miliar atau 5,7 bulanimpor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah .Seiring dengan perkembangan tersebut, indikatorkerentanan eksternal menunjukkan perbaikandibandingkan dengan tahun 2006 .

Kebijakan yang diambil Pemerintah antaralain:

1) Antara lain adalah Undang-undang No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing dan Inpres RI No 6 tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

2) Peraturan Menteri Keuangan No, 61/PMK,011/2007 tanggal 15 Juni 2007, tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Menteri Keuangan No.92/PMK,02/2005tentang Penetapan Jenis Barang Ekspor tertentu dan Besaran tarif Pungutan Ekspor,

3)Antara lain diatur melalui Surat Edaran No. 01/BNP2TKI/V/2007 tanggal 16 Mei 1007 dan SE No. 02/BNP2TKI/VI/ 2007 tanggal 14 Juni 2007 masing-masing tentang kenaikan upah minimum TKI di Singapura dan Arab Saudi.

Neraca Pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2008I. Transaksi Berjalan

I.Barang (Neraca Perdagangan), bersih5.Ekspor (f.o.b)6.Impor (f.o.b)

J.Jasa-jasa, bersihK.Pendapatan, bersih

12622.916139.606-116.690-12.998-15.1555.364

L.Transfer Berjalan, bersih

II. Transaksi Modal dan FinansialE.Transaksi ModalF.Transaksi Finansial

7.Investasi Langsung8.Investasi Portofolio9.Investasi Lainnya

III.Jumlah (I + II)

IV. Selisih Perhitungan Bersih

V. Neraca Keseluruhan (III + IV)

VI. Cadangan Devisa yang Terkaite.Perubahan Cadangan Devisaf.Pinjaman IMF

Memorandum:3.Posisi Cadangan Devisa

Setara Impor dan Pembayaran Utang Luar

Negeri Pemerintah (bulan) 2. Transaksi Berjalan/PDB (%)

-1.832294

-2.1263.4191.764-7.309

-1.706

-238

-1.945

1.9451.945

0

51.639

4,00,0

¹ Sejak tahun 2004, NPI memakai format baru Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit. Sejak triwulan I

2004, perubahan cadangan devisa untuk data realisasi hanya mencakup data transaksi

Sejak tahun 2000, posisi cadangan devisa memakai konsep International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) menggantikan Gross Foreign Assets (GFA)

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2008

Secara keseluruhan, kinerja NPI pada tahun 2008mendapat tekanan yang cukup berat terutama akibatmemburuknya pasar finansial global, melambatnyapertumbuhan ekonomi dunia dan turunnya hargakomoditas global. Memburuknya pasar finansial globalmendorong aliran modal ke emerging countries semakinrentan terhadap terjadinya arus pembalikan (capitalreversal). Tendensi perlambatan pertumbuhan ekonomiglobal yang terus berlangsung tidak terlepas darisemakin kuatnya imbas perlambatan ekonomi negara majuterhadap tingkat pertumbuhan negara berkembang.Sebagai akibat, tingkat pertumbuhan negara berkembangyang relatif masih tinggi tidak dapat lagi menopangpertumbuhan ekonomi global sebagaimana tahunsebelumnya. Seiring dengan semakin lemahnyapertumbuhan ekonomi, permintaan komoditas jugasemakin menurun sehingga mendorong turunnya berbagaiharga komoditas di pasar global.

Dengan perkembangan tersebut, kinerja NPI dalamtahun 2008 mencatat defisit sebesar 1,9 miliar dolarAS, memburuk dibandingkan dengan tahun sebelumnyayang mencatat surplus sebesar 12,7 miliar dolar AS.Dengan defisit tersebut, posisi cadangan devisa padaakhir tahun 2008 menurun 9,3% sehingga menjadi 51,6miliar dolar AS atau setara dengan 4 bulan kebutuhanimpor dan pembayaran utang luar negeri .

Neraca pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2009I. Transaksi Berjalan A. Barang, neto (1) - Ekspor - Impor 1. Nonmigas a. Ekspor b. Impor 2. Minyak a. Ekspor b. Impor 3. Gas a. Ekspor b. Impor B. Jasa- jasa, neto C. Pendapatan, neto D. Transfer berjalan, neto II. Transaksi Modal & Finansial A. Transaksi Modal

10.62830.932119.646-88.71425.56099.030-73.470-4.01610.790-14.8069.3889.826-438-9.741-15.1404.5784.85296

B. Transaksi Finansial (2) - Aset - Kewajiban 1. Investasi Langsung a. Ke luar negeri b. Di Indonesia (PMA) 2. Investasi Portofolio a. Aset b. Kewajiban 3. Investasi Lainnya a. Aset b. KewajibanIII. Total (I+II) IV. Selisih Perhitungan BersihV. Neraca Keseluruhan (III+IV) VI. Cadangan Devisa dan Yang Terkait 3) Memorandum:- Posisi Cadangan Devisa Dalam Bulan Impor dan Pembayaran UtangLuar Negeri PemerintahRasio transaksi berjalan terhadapPDB (%)

4.756-14.39519.1512.628-2.2494.87710.336-14410.480-8.208-12.0023.79415.481-2.97512.506-12.506

66.1056,6

2,0

1) Dalam free on board (fob)2) Tidak termasuk cadangan devisa yang terkait3) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2009

Pengaruh kuat gejolak ekonomi global padaperekonomian domestik pada tahap awal tergambar padakinerja neraca transaksi berjalan serta neracatransaksi modal dan finansial. Neraca transaksiberjalan pada tahun 2009 mencatat surplus 10,6 miliardolar AS, meningkat dari tahun 2008 sebesar 126 jutadolar AS . Peningkatan surplus neraca transaksiberjalan tersebut didukung oleh kinerja ekspor, yangmeskipun mengalami kontraksi akibat penurunanpertumbuhan ekonomi global, tercatat tidak sebesarkontraksi pada impor. Kinerja ekspor tidak terlepasdari pengaruh permintaan ekspor untuk barang berbasissumber daya alam, khususnya barang pertambangan, yangtetap tumbuh positif dalam periode kontraksi ekonomiglobal. Kinerja ekspor juga ditopang oleh ekspormanufaktur pada akhir tahun 2009 sejalan dengansemakin cepatnya pemulihan ekonomi negara majuterutama di AS dan Jepang. Sementara itu, impormelambat cukup signifikan terutama dipengaruhi olehmenurunnya permintaan domestik sejalan dampakperlambatan pertumbuhan ekonomi domestik. Kontraksiimpor juga terjadi akibat penurunan kebutuhan bahanbaku untuk barang manufaktur yang berorientasiekspor, yang biasanya berkandungan impor tinggi.Kinerja neraca transaksi modal dan finansial secarakeseluruhan tahun juga mencatat surplus 3,7 miliardolar AS, meskipun besarnya aliran modal keluarswasta sempat memberikan tekanan yang kuat padaneraca modal dan finansial pada triwulan I 2009 .Kinerja neraca transaksi modal dan finansial yangpositif tersebut antara lain dipengaruhi olehpengaruh positif kebijakan Bank Indonesia danPemerintah dalam mengembalikan kepercayaan pelakupasar yang kemudian telah mendorong mengalirnyakembali aliran modal masuk jangka pendek sejaktriwulan II 2009.

Sejalan dengan pengaruh kuat kontraksi ekonomiglobal, ekspor barang pada tahun 2009 mengalamipenurunan tajam. Pada tahun 2009, ekspor barangtercatat 119,5 miliar dolar AS, atau mengalamipertumbuhan negatif 14,4% dibandingkan dengan tahun2008. Pertumbuhan negatif ekspor barang itu terjadibaik di ekspor migas maupun ekspor nonmigas. Ekspormigas mengalami kontraksi 35,5% dibandingkan dengantahun 2008 sehingga menjadi 20,5 miliar dolar AS.Faktor dominan yang memengaruhi penurunan ekspormigas adalah penurunan harga minyak dunia, yang jikadihitung menggunakan indeks harga ekspor migasIndonesia menurun 34%. Sementara itu, total ekspornonmigas pada tahun 2009 turun menjadi 99,1 miliardolar AS, atau mengalami pertumbuhan negatif 8,2%dibandingkan dengan kinerja pada tahun 2008.Penurunan kinerja ekspor nonmigas, selain merupakandampak kontraksi kegiatan ekonomi global, jugasebagai akibat turunnya harga komoditas ekspornonmigas Indonesia. Perkembangan tahun 2009menunjukkan turunnya harga berbagai komoditas ekspornonmigas Indonesia, dengan penurunan terbesar terjadipada harga komoditas pertanian sebesar 24% .Penurunan harga komoditas pertanian tersebut padagilirannya mengakibatkan nilai ekspor sektorpertanian juga mencatat kontraksi sebesar yaitu 6,6%.Kontraksi ekspor dapat sedikit dikurangi karena padasaat bersamaan permintaan ekspor berbasis sumber dayaalammasih cukup kuat. Pada tahun 2009, sektorpertambangan masih mencatat pertumbuhan positif 45,0%yang antara lain didorong oleh kinerja eksporbatubara yang mencatat pertumbuhan positif 33,6%.

Impor mencatat kontraksi yang cukup dalamsejalandengan penurunan permintaan domestik. Padatahun 2009, impor barang tercatat 84,3 miliar dolarAS atau mencatat pertumbuhan negatif 27,7%, lebih

besar dibandingkan kontraksi pada ekspor barangsebesar 14,4%. Kontraksi impor barang itu terjadibaik pada migas dan nonmigas. Impor migas tercatat12,1 miliar dolar AS atau menurun 49,4% dibandingkandengan tahun 2008 . Penurunan impor migas, selaindipengaruhi oleh penurunan harga minyak dunia danperlambatan permintaan domestik, juga disebabkan olehdampak positif program pemerintah untuk mengkonversipenggunaan minyak tanah ke gas alam. Sementara itu,impor nonmigas (f.o.b) tercatat 72,2 miliar dolar ASatau turun 22,2% dibandingkan dengan capaian padatahun 2008 (Tabel 1.4). Penurunan yang tajam padaimpor nonmigas selama tahun 2009 telah mengakibatkankesenjangan pertumbuhan ekspor nonmigas dan impornonmigas melebar dan kembali ke level sebelum tahun2008 . Koreksi atas pertumbuhan impor barang menujuke level sebelum tahun 2008 banyak dipengaruhi olehpenurunan tajam impor kelompok barang konsumsi danbahan baku. Pada tahun 2009, pertumbuhan imporkelompok barang konsumsi dan bahan baku masing-masingmenurun mencatat kontraksi 32,0% dan 27,4%, sedangkannilai impor barang modal (c&f) hanya mengalamipenurunan sebesar 1% dibandingkan dengan tahun 2008yaitu menjadi 20,6 miliar dolar AS .

Neraca pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2010I. Transaksi Berjalan A. Barang, neto (1) - Ekspor - Impor 1. Nonmigas a. Ekspor b. Impor 2. Minyak a. Ekspor b. Impor 3. Gas a. Ekspor b. Impor B. Jasa- jasa, neto C. Pendapatan, neto D. Transfer berjalan, neto II. Transaksi Modal & Finansial A. Transaksi Modal B. Transaksi Finansial (2) - Aset - Kewajiban 1. Investasi Langsung a. Ke luar negeri b. Di Indonesia (PMA) 2. Investasi Portofolio a. Aset b. Kewajiban 3. Investasi Lainnya a. Aset b. KewajibanIII. Total (I+II)

5.14430.627158.074-127.44727.395129.416-102.021-8.65315.691-24.34411.88612.968-1.082-9.324-20.7904.63026.62050

26.571-6.90133.47111.106-2.66413.77113.202-2.51115.713-2.262-1.7253.98731.765-1.48030.285

IV. Selisih Perhitungan BersihV. Neraca Keseluruhan (III+IV) VI. Cadangan Devisa dan Yang Terkait 3) Memorandum:- Posisi Cadangan Devisa Dalam Bulan Impor dan Pembayaran UtangLuar Negeri PemerintahRasio transaksi berjalan terhadapPDB (%)

-30.285

96.2077.2

0.7

1) Dalam free on board (fob)2) Tidak termasuk cadangan devisa yang terkait3) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2010

Perkembangan yang kondusif di perekonomian globaltersebut mendukung kinerja Neraca PembayaranIndonesia (NPI) 2010. Pada tahun laporan, NPImencatat surplus yang cukup besar mencapai 30,3miliar dolar AS, baik yang bersumber dari transaksiberjalan maupun transaksi modal dan finansial. Ekspormencatat pertumbuhan yang tinggi sehingga mampumempertahankan surplus transaksi berjalan di tengahimpor dan pembayaran transfer pendapatan yangmeningkat tajam. Sementara itu, seiring dengankuatnya aliran masuk modal asing, neraca transaksimodal dan finansial mencatat surplus yang sangatbesar dengan komposisi yang semakin membaik. Hal initercermin dari kuatnya aliran masuk modal asing dalam

bentuk investasi langsung (FDI) yang meningkat tajam,di samping investasi dalam bentuk portofolio yangjuga meningkat cukup signifikan. Dengan perkembangantersebut, posisi cadangan devisa pada akhir tahun2010 tercatat sebesar 96,2 miliar dolar AS, cukupmemadai untuk mendukung kebutuhan impor dan kewajibaneksternal, serta memberikan keyakinan dalam menjagastabilitas nilai tukar.

Sejalan dengan perkembangan NPI tersebut, nilaitukar rupiah mencatat apresiasi dan disertaivolatilitas yang cukup rendah. Selama tahun 2010,nilai tukar rupiah secara rata-rata menguat 3,8%dibanding dengan akhir tahun 2009 menjadi Rp 9.081per dolar AS. Kinerja nilai tukar rupiah tersebutdidukung oleh terjaganya persepsi positif terhadapperekonomian Indonesia sebagaimana diindikasikan olehmeningkatnya peringkat utang Pemerintah dan indeksrisiko yang membaik. Apresiasi nilai tukar rupiahpada tahun laporan juga cukup moderat dibandingkandengan negara-negara kawasan sehingga tidakmengganggu kinerja ekspor secara signifikan. Hal initidak terlepas dari berbagai kebijakan dalammengelola arus masuk modal asing dalam rangkamemperkuat daya tahan perekonomian dalam menghadapipembalikan arus modal jangka pendek.

Neraca pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2011I. Transaksi Berjalan A. Barang, neto (1)

1.68534.783

- Ekspor - Impor 1. Nonmigas a. Ekspor b. Impor 2. Minyak a. Ekspor b. Impor 3. Gas a. Ekspor b. Impor B. Jasa- jasa, neto C. Pendapatan, neto D. Transfer berjalan, neto II. Transaksi Modal & Finansial A. Transaksi Modal B. Transaksi Finansial (2) - Aset - Kewajiban 1. Investasi Langsung a. Ke luar negeri b. Di Indonesia (PMA) 2. Investasi Portofolio a. Aset b. Kewajiban 3. Investasi Lainnya a. Aset b. KewajibanIII. Total (I+II) IV. Selisih Perhitungan BersihV. Neraca Keseluruhan (III+IV) VI. Cadangan Devisa dan Yang Terkait 3) Memorandum:

200.788-166.00535.433162.721-127.288-17.52619.576-37.10216.87618.491-1.615-10.632-26.6764.21113.56733

13.534-15.65729.19111.528-7.71319.2413.806-1.1894.996-1.801-6.7554.95415.252-3.39511.857-11.857

110.1236,5

0.2

- Posisi Cadangan Devisa Dalam Bulan Impor dan Pembayaran UtangLuar Negeri PemerintahRasio transaksi berjalan terhadapPDB (%)

1) Dalam free on board (fob)2) Tidak termasuk cadangan devisa yang terkait3) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2011

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untukkeseluruhan tahun 2011 mengalami surplus sebesar$11,9 miliar. Transaksi berjalan dan transaksi modaldan keuangan masing-masing memberikan kontribusisurplus sebesar $2,1 miliar dan $14,0 miliar. Surplustransaksi berjalan ditopang oleh kinerja ekspor yangmasih mampu tumbuh cukup tinggi kendati dihadapkanpada permintaan dunia yang melemah. Sementara itu,surplus transaksi modal dan keuangan didukung oleharus masuk investasi langsung asing (PMA) danpenarikan utang luar negeri sektor swasta yangmeningkat seiring iklim investasi yang kondusif dankestabilan makroekonomi yang terjaga. Denganperkembangan tersebut, jumlah cadangan devisabertambah dari $96,2 miliar pada akhir 2010 menjadi$110,1 miliar pada akhir 2011 atau setara dengan 6,4bulan impor dan pembayaran utang luar negeripemerintah.

Di tengah ketidakpastian penyelesaian krisisutang di kawasan Eropa dan perlambatan ekonomi

Amerika Serikat yang juga berimbas pada perlambatanekonomi beberapa negara emerging mitra dagang utamaIndonesia, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)pada 2011 masih cukup kuat dengan mencatat surplusUSD11,9 miliar, meski lebih rendah dibanding surplusUSD30,3 miliar pada 2010. Kinerja NPI tersebutterutama ditopang oleh tingginya harga komoditas dancukup derasnya aliran masuk modal investasiportofolio pada paruh pertama 2011.

Transaksi berjalan mencatat kinerja positifselama 2011 dengan membukukan surplus USD2,1 miliar.Surplus transaksi berjalan tersebut lebih rendah darisurplus pada tahun sebelumnya akibat lebih tingginyapertumbuhan impor dibandingkan pertumbuhan ekspor.Tingginya impor terkait dengan kuatnya permintaandomestik, sedangkan melambatnya laju ekspor akibatmelemahnya permintaan eksternal dan kecenderunganharga komoditas yang menurun, terutama di Tw. IV-2011. Di samping itu, peningkatan defisit neraca jasadan defisit neraca pendapatan juga memberikankontribusi terhadap penurunan surplus transaksiberjalan di tahun 2011.

Neraca pembayaran Indonesia(Juta $)

Rincian 2012*I. Transaksi Berjalan A. Barang, neto (1) - Ekspor - Impor 1. Nonmigas

-24.1838.417

188.146-179.72913.535

a. Ekspor b. Impor 2. Minyak a. Ekspor b. Impor 3. Gas a. Ekspor b. Impor B. Jasa- jasa, neto C. Pendapatan, neto D. Transfer berjalan, neto II. Transaksi Modal & Finansial A. Transaksi Modal B. Transaksi Finansial (2) - Aset - Kewajiban 1. Investasi Langsung a. Ke luar negeri b. Di Indonesia (PMA) 2. Investasi Portofolio a. Aset b. Kewajiban 3. Investasi Lainnya a. Aset b. KewajibanIII. Total (I+II) IV. Selisih Perhitungan BersihV. Neraca Keseluruhan (III+IV) VI. Cadangan Devisa dan Yang Terkait 3) Memorandum:- Posisi Cadangan Devisa Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang

152.575-139.040-20.31517.891-38.20615.19717.680-2.483-10.770-25.8394.00924.91137

24.873-15.76340.63714.430-5.42319.8539.196-5.46514.6611.248-4.8766.123728-563165-165

112.7816,1

2,7

Luar Negeri PemerintahRasio transaksi berjalan terhadapPDB (%)

1) Dalam free on board (fob)2) Tidak termasuk cadangan devisa yang terkait3) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit*) Angka sementara

Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2012

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) padatahun 2012 masih mencatat surplus, meskipun mengalamitekanan defisit transaksi berjalan. Melemahnyapermintaan dari negara-negara mitra dagang danmerosotnya harga komoditas ekspor berdampak padamenurunnya kinerja ekspor. Di sisi lain, impor masihtumbuh cukup tinggi, terutama dalam bentuk barangmodal dan bahan baku, sejalan dengan meningkatnyakegiatan investasi. Tingginya impor juga tercatatpada komoditas migas akibat melonjaknya konsumsi BBM,sehingga berdampak pada defisit neraca migas yangterus meningkat dan menambah tekanan pada defisittransaksi berjalan. Akibatnya, di sepanjang tahun2012 transaksi berjalan mengalami defisit sekitar2,7% dari PDB.

Defisit transaksi berjalan tersebut dapatdiimbangi oleh surplus transaksi modal dan finansialyang meningkat pesat dibandingkan tahun sebelumnyasehingga NPI masih mengalami surplus. Tingginyaaliran masuk modal asing selama 2012 didukung olehbeberapa faktor. Dari sisi domestik, respons baurankebijakan yang tepat, kinerja ekonomi domestik yang

cukup baik, dan imbal hasil investasi rupiah yangmasih menarik menjadi faktor yang menarik aliranmasuk modal asing. Dari sisi eksternal, aliran masukmodal asing didorong oleh kebijakan stimulus ekonomiyang dilakukan oleh beberapa negara. Kenaikan arusmasuk modal asing terjadi baik dalam bentuk investasilangsung maupun investasi portofolio yang ditanamkanke dalam pasar saham maupun pasar obligasi.Meningkatnya arus masuk modal tersebut menggambarkantingginya kepercayaan investor asing terhadap kondisifundamental dan prospek perekonomian Indonesia kedepan. Kenaikan aliran modal masuk dalam bentukinvestasi portofolio juga didorong oleh meningkatnyapenerbitan utang luar negeri, baik pemerintah maupunswasta. Meskipun meningkat, posisi utang luar negerisecara keseluruhan masih berada dalam tingkat yangaman. Berdasarkan perkembangan tersebut, cadangandevisa pada akhir tahun 2012 mencapai 112,8 miliardolar AS, atau setara dengan 6,1 bulan impor danpembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.

Inflasi sepanjang 2012 tetap terkendali padalevel yang rendah dan berada pada kisaran sasaraninflasi sebesar 4,5%±1%. Terkendalinya inflasimerupakan hasil dari berbagai kebijakan yang didukungoleh semakin baiknya koordinasi kebijakan antara BankIndonesia dan Pemerintah. Inflasi pada tahun 2012tercatat sebesar 4,3% (yoy), terutama didorong olehinflasi inti yang stabil, inflasi volatile food yangterkendali, dan inflasi administered prices yang rendah.Inflasi inti yang stabil didukung oleh penerapanstrategi bauran kebijakan moneter dan makroprudensialsehingga tekanan inflasi dari sisi permintaan, hargakomoditas impor, dan ekspektasi inflasi tetapterkendali. Selain itu, terjaganya inflasi jugadidukung oleh koordinasi yang semakin intensif antaraBank Indonesia dan Pemerintah.

Rendahnya inflasi inti tersebut juga didukungoleh terkelolanya permintaan domestik sertameningkatnya kemampuan sisi produksi dalam meresponspermintaan domestik sejalan dengan tingginyapertumbuhan investasi dalam beberapa tahun terakhir.Terjaganya kapasitas utilisasi padalevel 70%-75% masih dapat mengimbangi permintaan yangmasih kuat sehingga tidak menimbulkan tekanan yangberlebihan pada harga. Selain itu, rendahnya inflasiinti juga disebabkan oleh rendahnya tingkat inflasidari sisi impor (imported inflation) seiring denganpenurunan harga komoditas akibat perlambatanperekonomian dunia, nilai tukar yang terjaga padatingkat volatilitas rendah, dan kebijakan pemerintahterkait bea masuk impor .