MODUL TUGAS INDIVIDU

32
MODUL TUGAS INDIVIDU KESEHATAN LANSIA DOKTER KELUARGA PUSKESMAS PAKISAJI OSTEOARTRITIS Oleh: Nidia Astriani 0910713055 Pembimbing: dr. Arief Alamsyah, MARS PUSKESMAS PAKISAJI KABUPATEN MALANG LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT-KEDOKTERAN PENCEGAHAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transcript of MODUL TUGAS INDIVIDU

MODUL TUGAS INDIVIDU

KESEHATAN LANSIA

DOKTER KELUARGA

PUSKESMAS PAKISAJI

OSTEOARTRITIS

Oleh:

Nidia Astriani 0910713055

Pembimbing:

dr. Arief Alamsyah, MARS

PUSKESMAS PAKISAJI KABUPATEN MALANG

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT-KEDOKTERAN

PENCEGAHAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. N

Umur : 70 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Pekerjaan : Tidak Bekerja ( Mantan buruh rokok )

Alamat : Genengan 5/17

Pendidikan : SD

Status Kawin : Janda

2. Anamnesa

2.1 Keluhan Utama

Nyeri pada lutut kanan dan kiri

2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien menegeluhkan nyeri pada lutut kanan dan kiri sejak kurang lebih3

minggu yang lalu. Awalnya pasien merasa nyeri pada pagi hari dan ketika lutut

digerakkan menurut pasien terdapat bunyi kretek. Setelah itu pasien merasa lututnya

nyeri sekali pada saat pasien akan bersujud ketika akan sholat. Biasanya ketika

lututnya sakit pasien memakai koyo pada kedua lututnya untuk mengurangi nyeri

pada lutut pasien,

2.3 Riwayat Reproduksi

Pasien lupa kapan pertama kali menstruasi. Pasien saat ini sudah tidak

mengalami menstruasi. Pasien menikah saat usia 24 tahun dan mempunyai 2 orang

anak laki-laki yang sekarang berusia 40 tahun dan 37 tahun serta 1 orang anak

perempuan yang sekarang berumah 32 tahun. Setelah melahirkan anak ketiga

pasien menggunakan KB steril.

2.4 Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah mengalami sakit jantung hingga pasien dirawat di RSUD

Kepanjen 3 tahun yang lalu. Dikatakan pada saat itu jantung pasien membesar.

2.5 Riwayat Pengobatan

Pasien mengobati nyeri nya dengan menggunak koyo yang dibeli di warung

dekat rumah nya

2.6 Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien

2.7 Riwayat Sosial

Pasien adalah seorang janda yang sudah ditinggal suaminya karena penyakit

kanker 20 tahun yang lalu. Pasien merupakan seorang mantan buruh pabrik kardus.

Semenjak ditinggal meninggal oleh suaminya pasien kini tinggal bersamaanak lakilaki

nya yang nomer 2. Saat pagi hingga siang biasanya pasien hanya mengerjakan

pekerjaan rumah yang bisa dilakukan seperti membersihkan kamar. Waktu pasien

dalam sehari banyak dihabiskan untuk mengurus cucu pasien.

Pasien mempunyai kebiasaan makan 2x sehari dengan nasi setengah porsi

dan lauk berupa tempe, tahu serta sayur.

2.8 Review of System

Pasien mengeluhkan ndredeg dan nyeri kepala

3. Pemeriksaan

3.1 Pemeriksaan pada Tingkat Individu

3.1.1 Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum Terlihat sakit ringan, Kesan gizi berlebih, TB:155 cm,

BB: 56kg, BMI: 23,3, VAS : 4

GCS 456

Tanda-tanda Vital TD : 170/90 mmHg Frekuensi napas :22x/mnt

Nadi : 88x /m Tax : 36,5oC

KEPALA

Inspeksi Anemis (-)/(-) ; Ikterik (-)/(-)

LEHER

Inspeksi Simetris, JVP R+0 cmH2O 300

Palpasi Pembesaran kelenjar limfe

Pembesaran kelenjar tiroid (-)

(-), Trakea di tengah,

THORAX

a. Pulmo

Inspeksi Gerakan Dada Simetris

Palpasi Stem Fremitus Dextra = Sinistra

Perkusi ..........

..........

..........

..........

..........

..........

Auskultasi Suara nafas ..................

..................

..................

..................

..................

..................

Rhonki -

-

-

-

-

-

wheezing -

-

-

-

-

-

b. Jantung

Inspeksi Iktus tidak terlihat

Palpasi Iktus teraba di ICS V AAL Sinistra

Batas jantung kiri .

Iktus

Perkusi Batas jantung kanan .

SL Dextra

Auskultasi Bunyi jantung S1S2 single, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN

Inspeksi Bentuk bulat bergelambir

Bising usus (+) normal

Auskultasi Liver span 9 cm

Perkusi Sonor, shifting dullness (-)

Palpasi Soefl, Nyeri tekan abdomen (-)

EKSTREMITAS

Superior Akral hangat, Cappilary Refill time < 2 “

Inferior Akral hangat, Cappilary Refill time < 2 ” Akral hangat, Cappilary Refill time < 2 ”

Terasa krepitasi pada lutut sebelah kanan dan kiri,

edema (-), nyeri (+)

3.1.2 Pemeriksaan Kondisi Psikologi

Stressful Event : Saat ini pasien tinggal bersama anak pasien yang nomer dua.

Pasien takut dianggap hanya bisa mengganggu keluarga anak pasien. Menurut

pasien menantu pasien tidak suka jika pasien ada dirumah tersebut. Halitu membuat

pasien ingin keluar dari rumah anaknya dan tinggal sendiri di rumahnyadulu di desa

Kendalpayak.

3.2 Pemeriksaan pada Tingkat Keluarga

3.2.1 Genogram

GENOGRAM KELUARGA NY N, 20 Oktober 2014

No Nama Status dalam

keluarga

Usia Pekerjaan Status

kesehatan

1 Tn. G Suami pasien 70 tahun -Meninggal

2. Ny. N Pasien 68 tahun -Sakit

3. Tn. F Anak pasien 58 tahun Wiraswasta Sehat

4. Ny. W Menantu pasien 50 tahun IRT Sehat

5. Ny. S Menantu pasien 45tahun IRT Sehat

6. Tn. J Anak pasien 48 tahun Wiraswasta Sehat

7. Tn. Y Menantu pasien 48 tahun Wiraswasta Sehat

8. Ny. K Anak Pasien 46 tahun PNS Sehat

9. I Cucu Pasien 22 tahun Buruh pabrik Sehat

10. R Cucu Pasien 17 tahun Pelajar Sehat

11. Y Cucu Pasien 14 tahun Pelajar Sehat 12.WCucu Pasien20 tahun Buruhpabrik Sehat 13.SCucu Pasien19 tahun Buruh pabrik Sehat 14.JCucu Pasien8 tahun Pelajar Sehat 15.RCucu Pasien19 tahun Pelajar Sehat

3.2.2 Family APGAR

Adaptation Pasien merasa tidak disukai oleh menantu pasien

Partnership Semenjak suami pasien meninggal, tidak ada yang bisa pasien ajak

bekerjasama

Growth Pasien mendapatkan ruang untuk bertumbuh dan mencapai

kedewasaan.

Affection Pasien merasa tidak mendapat kasih sayang dari keluarganya sendiri.

Resolve Pasien merasa tidak puas dengan keluarga yang saat ini tinggal

dengannya, karena menantunya tidak suka dengan pasien

No Pertanyaan Sering Kadangkadang

Jarang

(2) (1) (0)

1. Saya puas karena saya dapat

bercerita kepada keluarga saat

saya memiliki masalah

.

2. Saya puas dengan cara keluarga

bermusyawarah untuk

memecahkan masalah

.

3. Saya puas karena diberi

kesempatan bertumbuh sesuai

arah kehidupan yang saya

inginkan

.

4. Saya puas dengan kasih sayang

yang terjalin diantara keluarga

saya

.

5. Saya puas dengan cara keluarga

membagi waktu antara pribadi

dan waktu bersama

.

Penilaian Family APGAR: skor 4, Fungsi keluarga kurang baik (Moderately

Functional Family).

3.2.3 SCREEM

a. Sosial

Pasien tinggal di rumah anak kedua pasien dengan anak pasien, menantu

serta tiga orang cucu pasien. Menurut pasien menantu pasien tidak sukapasien ada

disana, sehingga pasien ingin keluar dari rumah tersebut.

b. Cultural

Pasien dibiasakan sejak kecil dengan budaya bekerja, jika tidak bekerja

pasien tidak bisa makan.

c. Religious

Pasien biasa sholat 5 waktu.

d. Economic

Pasien sudah tidak bekerj. Sekarang pasien hanya mengandalkan uang

pemberian anak-anak pasien

e. Educational

Pasien lulusan SD sehingga sulit utuk pasien mengerti tentang kesehatan

serta gaya hidup yang mendukung kesehatan

f. Medical

Bila pasien sakit pasien akan langsung memeriksakan diri ke Puskesmas

Pakisaji, karena pasien merasa senang karena bila berobat ke Puskesmaspasien

tidak perlu mengeluarkan biaya apa-apa.

3.3 Pemeriksaan Penunjang

Belum dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien ini

4. Analisis

4.1 Pengertian

Osteoartritis adalah suatu penyakit kronis yang mengenai sendi dan tulang di

sekitar sendi tersebut. Dulu OA dianggap penyakit degeneratif, atau penyakit orang

tua karena sendi menjadi aus atau usang, namun dewasa ini diketahui melalui

penelitian-penelitian ternyata selain akibat aus terdapat proses peradangan yang

mempengaruhi kerusakan pada sendi tersebut, walaupun peradangan yang terjadi

tidak sehebat penyakit radang sendi yang lain seperti artritis reumatoid.

4.2 Etiopatofisiologi

Beberapa faktor etiologi yang telah diketahui berhubungan dengan terjadinya

osteoarthritis lutut ini antara lain:

Usia

Semakin lanjut usia seseorang, pada umumnya semakin besar faktor resiko

terjadinya osteoarthritis lutut. Hal ini disebabkan karena sendi lututyang digunakan

sebagai penumpu berat badan sering mengalami kompresi atau tekanan dan

gesekan, sehingga dapat menyebabkan kartilago yang melapisi tulang keras pada

sendi lutut tersebut lama-kelamaan akan terkikis dan rentan terjadi degenerasi.

Obesitas

Jelas sekali bahwa kelebihan berat badan atau obesitas bisa menjadi faktor

resiko terjadinya Osteoarthritis lutut. Berat badan yang berlebih akanmenambah

kompresi atau tekanan atau beban pada sendi lutut. Semakin besar bebanyang

ditumpu oleh sendi lutut, semakin besar pula resiko terjadinya kerusakan pada

tulang.

Herediter atau faktor bawaan

Struktur tulang rawan dan laxity pada sendi, serta permukaan sendi yang

tidak teratur yang dimiliki seseorang sebagai faktor bawaan merupakan faktor resiko

terjadi Osteoarthritis lutut.

Trauma pada sendi dan kerusakan pada sendi sebelumnya

Terjadinya trauma, benturan atau cedera pada sendi lutut juga dapat

menyebabkan kerusakan atau kelainan pada tulang-tulang pembentuk sendi

tersebut.

Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari

Pekerjaan dan akifitas yang banyak melibatkan gerakan lutut juga merupakan

salah satu penyebab osteoarthritis pada lutut.

4.3 Manifestasi Klinis

Rasa nyeri pada sendi

Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah

apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.

Kekakuan dan keterbatasan gerak

Biasanya akan berlangsung 15 -30 menit dan timbul setelah istirahat atau

saat memulai kegiatan fisik.

Peradangan

Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang

sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua

ini akan menimbulkan rasa nyeri.

Mekanik

Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan

akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan

penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeribiasanya

berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya padaosteoartritis

coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri

dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui

penyebabnya.

Pembengkakan Sendi

Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan

cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.

Deformitas

Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.

4.4 Diagnosis Banding

-Gout artritis

-Rheumatoid artritis

-Osteoporosis

4.5 Penatalaksaan

Osteoartritis tidak dapat disembuhkan. Penyakit ini biasanya makin lama

makin memburuk sejalan dengan usia. Tetapi keluhan OA dapat dikontrol sehingga

penderita OA dapat beraktivitas seperti biasa dan melakukan kegiatan sehari-hari

tanpa rasa nyeri. Beberapa obat dapat membantu perlambatan kerusakan yang

terjadi, mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri. Selanjutnya jika tetap nyeri

walaupun sudah menjalani semua prosedur pengobatan maka pilihan terakhir adalah

operasi. Pemasangan sendi palsu pada sendi yang rusak itu dapat membantu

pasien-pasien yang tidak respon terhadap terapi.

4.5.1 Farmakologis

Parasetamol:

Merupakan pilihan obat yang cukup aman untuk mengobati OA, kecuali pada

mereka yang alergi terhadap obat ini. Obat yang dikenal sebagai tabletpenurun

panas ini mempunyai efek mengurangi rasa nyeri sehingga dapat digunakan pada

OA. Pasien OA perlu mendapat anti nyeri selama waktu tertentu sehinggabisa

kembali beraktivitas, melakukan latihan terhadap otot-ototnya supaya otot-ototnya

menjadi kuat dan mengurangi beban terhadap sendinya.

Obat anti inflamasi non steroid:

Penggunaan obat-obat ini harus melalui konsultasi dengan dokter. Efek

samping obat-obat golongan ini terutama mengenai lambung, ginjal dan jantung,

karena itu sebelum digunakan harus berkonsultasi dengan dokter. Obat golongan ini

dapat mengurangi radang yang terjadi di sendi dan sekitarnya, sehinggarasa nyeri

akan jauh berkurang.

Suntikan kortikosteroid:

Obat ini dapat digunakan pada keadaan sendi yang meradang dan bengkak.

Dokter akan menyuntikan obat ini setelah mengeluarkan terlebih dahulu cairan

berlebihan dari sendi yang bengkak, fungsinya sebagai anti radang. Penggunaan

obat ini juga harus hati-hati maksimal 3 kali dalam setahun, karena kalau terlalu

sering malah berakibat kerusakan pada sendi itu sendiri (steroid artropati).

4.5.2 Nonfarmakologi

Kompres:

Jika sendi sedang bengkak maka pilihannya adalah kompres dingin, dan jika

sudah teratasi atau rasa kaku maka pilihannya adalah kompres hangat

Menjaga berat badan ideal:

Penting memperhatikan berat badan. Jika BB berlebih harus diturunkan

sampai BB ideal. Berat badan yang berlebih akan menjadi beban bagi sendi-sendi

yang menopang tubuh, sehingga semakin nyeri.

Diet yang seimbang:

Selama ini banyak mitos yang beredar di masyarakan mengatakan bahwa

makan sayur-sayuran hijau atau kacang-kacangan dapat menyebabkan nyerisendi,

hal ini tidaklah tepat.Sayur-sayuran dan kacang-kacangan tidak menyebabkan nyeri

sendi. Tidak ada makanan tertentu yang menyebabkan nyeri pada OA, namun

makan yang berlebihan sehingga berat badan meningkat akan menambah nyeri,

karena menambah beban pada sendi untuk menopang berat badan.

Perubahan gaya hidup:

Hindari posisi atau keadaan yang menimbulkan trauma pada sendi seperti

jongkok, lompat, lari, terlalu sering naik-turun tangga atau berdiri terlalu lama. Tetap

menjalani aktivitas sehari-hari. Jika timbul nyeri istirahatlah sejenak, atasi nyerinya

dan kembali beraktivitas. Jika pekerjaan Anda menimbulkan nyeri maka harus

melakukan penyesuaian terhadap pekerjaan tersebut, contohnya jika memasak di

dapur dan saat berdiri lama timbul nyeri maka usahakan pada saat menyiapkan

masakan dapat dikerjakan dalam posisi duduk, sehingga tidak berdiri terlalu lama di

dapur. Contoh lain, jika biasanya mencuci baju dalam posisi jongkok, maka gunakan

kursi pendek untuk duduk saat mencuci sehingga dapat mengurangi traumapada

lutut.

Latihan

menggunakan otot-otot, terutama otot paha bagi mereka yang mengalami OA

pada lututnya merupakan terapi yang baik. Cara latihan adalah dalam posisi

berbaring terlentang lalu angkat kaki lurus (lutut tidak ditekuk) setinggi 30 derajat lalu

pertahankan sampai 8 hitungan (10 detik) kemudian turunkan dan ganti ke kaki

sebelahnya. Lakukan secara bergantian selama beberapa kali. Latihan ini dapat

menguatkan otot paha jika dilakukan berulang-ulang beberapa kali dalamsehari

dengan jumlah yang meningkat secara bertahap dari hari ke hari.

5

Diagnosis Holistik Komprehensif

a.

Biomedis

Diagnosa biomedis 1 : OA Genu Dextra dan Sinistra

Diagnosa biomedis 2 : Hipertensi Stage I

b.

FaktorResiko

Internal

-Genetik : Pasien usia tua merupakan faktor resiko osteoartritis

-Persepsi : (-)

-Psikologis : (-)

-Perilaku : Pasien tidak terbiasa olahraga

Eksternal

-Ekonomi : (-)

-Sosial : (-)

-Budaya : (-)

-Fisik : (-)

-Kimia : (-)

-Biologi : (-)

c.

Upaya

Pasien berobat ke puskesmas untuk mengobati penyakitnya.

6

Intervensi Holistik Komprehensif

a.

Medikamentosa dan Tindakan Medis

Non-Medikamentosa : kompres dingin

Medikamentosa :

-Paracetamol tab 500mg 3x sehari hingga nyeri hilang

-Captopril tab 25mg 3x sehari sebelum makan selama 5 hari lalu

kontrol

b.

Edukasi dan Advokasi

Edukasi obat-obatan dan tindakan

Pasien diberikan obat paracetamol untuk meredakan nyeri nya

serta captopril untuk menurunkan tekanan darah pasien. Paracetamol

diminum setelah makan dan dihentikan ketika nyeri sudah terasa

berkurang. Captopril diminum 3 kali sehari sebelum makan dan

dihabisakan. Jika captopril habis dianjurkan pasien untuk kontrol. Jika

diminum sesuai dosis, obat tidak akan menimbulkan efek samping. Namun

pasien tetap harus waspada efek samping yang dapat timbul berupa mual,

muntah serta batuk. Bila efek samping timbul dan dirasa sangat

mengganggu pasien diminta kembali berobat atau bila obatnya sudah

habis.

Edukasi psikososial

-Pasien dianjurkan untuk melakukan latihan ringan di daerah lutut

-Pasien dianjurkan untuk tidak mengangkat barang barang berat

-Pasien dianjurkan untuk tidak sering jongkok

-Pasien dianjurkan untuk melakukan olah raga non weight bearing

seperti bersepeda

Edukasi lingkungan

-

Keluarga yang serumah dengan pasien dianjurkan untuk lebih banyak

meluangkan waktu agar pasien dapat menceritakan masalahnya dan

tidak stress.

7

Efek Komunitas

Penyakit pada pasien tidak memberikan efek kepada komunitas secara

langsung karena osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif. Namun, apabila

tidak segera melakukan pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang tepat

dapat terjadi komplikasi yang serius dan menurunkan angka kualitas hidup pasien.

8

Dokumentasi Kegiatan