METODE DAN PRIODISASI LATIHAN

21
PRINSIP-PRINSIP LATIHAN Prestasi olahraga tidak akan meningkat jika dalam berlatih tidak berlandaskan prinsip-prinsip latihan. Banyak orang yang melakukan latihan tetapi sebenarnya mereka tidak melakukan latihan dengan benar. Sebelum kita bahas latihan lebih lanjut ada baiknya kita ketahui pengertian latihan. Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari kerja fisik yang dilakukan berulang-ulang dengan menerapkan prinsip- rinsip latihan. Adapun yang dimaksud sistematis bahwa latihan tersebut dilaksanakan secara berencana, teratur, berpola, dan berkesinambungan. Sedangkan berulang-ulang diartikan bahwa gerakan yang dipelajari dilakukan beberapa kali sehingga gerakan itu menjadi otomatis dan refleksif dalam koordinasi gerak yang lebih mulus dan efisien. Prinsip-prinsip latihan yang akan dikemukakan disini adalah prinsip-prinsip dasar dari latihan yang perlu diketahui dan diterapkan dalam setiap cabang olahraga. Dengan pengetahuan tentang prinsip-prinsip latihan tersebut diharapkan prestasi seorang atlet akan lebih cepat meningkat. Prinsip-prinsip latihan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Frekwensi Latihan: Latihan dilaksanakan sesering mungkin dan terencana dalam waktu yang panjang. Frekwensi latihan berbeda untuk setiap cabang olahraga, hal ini tergantung dari tingkat kesulitan gerak dan pencapaian prestasi. sebagai contoh untuk latihan dasar renang bagi pemula akan memerlukan frekwensi latihan yang lebih banyak dibandingan dengan frekwensi latihan cabang angkat besi. 2. Overload: Latihan harus diberikan dengan beban cukup berat mendekati batas kemampuan atau ambang rangsang agar dapat memberikan perubahan secara biologis didalam tubuh atlet serta mentalnya. Beban latihan selalu bertambah secara terencana dan teratur sehingga kemampuan otot-otot juga akan semakin meningkat. 3. Specifikasi Latihan: Latihan akan berpengaruh secara specifik terhadap tubuh kita terutama berpengaruh terhadap kelompok otot tertentu, ruang gerak persendian, dan sistem energi. Jadi sebelum latihan kita tentukan terlebih dahulu apa yang akan dilatih apakah teknik atau kemampuan fisik dan yang terpenting adalah agar latihan

Transcript of METODE DAN PRIODISASI LATIHAN

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

Prestasi olahraga tidak akan meningkat jika dalam berlatihtidak berlandaskan prinsip-prinsip latihan. Banyak orang yangmelakukan latihan tetapi sebenarnya mereka tidak melakukanlatihan dengan benar. Sebelum kita bahas latihan lebih lanjutada baiknya kita ketahui pengertian latihan.     Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari kerjafisik yang dilakukan berulang-ulang dengan menerapkan prinsip-rinsip latihan. Adapun yang dimaksud sistematis bahwa latihantersebut dilaksanakan secara berencana, teratur, berpola, danberkesinambungan. Sedangkan berulang-ulang diartikan bahwagerakan yang dipelajari dilakukan beberapa kali sehinggagerakan itu menjadi otomatis dan refleksif dalam koordinasigerak yang lebih mulus dan efisien.     Prinsip-prinsip latihan yang akan dikemukakan disiniadalah prinsip-prinsip dasar dari latihan yang perlu diketahuidan diterapkan dalam setiap cabang olahraga. Denganpengetahuan tentang prinsip-prinsip latihan tersebutdiharapkan prestasi seorang atlet akan lebih cepat meningkat.Prinsip-prinsip latihan  yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Frekwensi Latihan:  Latihan dilaksanakan sesering mungkindan terencana dalam waktu yang panjang. Frekwensi latihanberbeda untuk setiap cabang olahraga, hal ini tergantung dari tingkat kesulitan gerak dan pencapaian prestasi. sebagai contoh untuk latihan dasar renang bagi pemula akan memerlukan frekwensi latihan yang lebih banyak dibandingan dengan frekwensi latihan cabang angkat besi.

2. Overload: Latihan harus diberikan dengan beban cukup berat mendekati batas kemampuan atau ambang rangsang agardapat memberikan perubahan secara biologis didalam tubuh atlet serta mentalnya. Beban latihan selalu bertambah secara terencana dan teratur sehingga kemampuan otot-ototjuga akan semakin meningkat.

3. Specifikasi Latihan: Latihan akan berpengaruh secara specifik terhadap tubuh kita terutama berpengaruh terhadap kelompok otot tertentu, ruang gerak persendian, dan sistem energi. Jadi sebelum latihan kita tentukan terlebih dahulu apa yang akan dilatih apakah teknik atau kemampuan fisik dan yang terpenting adalah agar latihan

yang diterapkan sesuai dengan cabang olahraga yang akan ditingkatkan prestasinya.

4. Individualisasi: Sekalipun sejumlah atlet memiliki prestasi yang hampir sama tetapi prinsip individualis harus menjadi perhatian utama untuk itu konsep latihan harus disusun sesuai dengan kemampuan serta kekhasan setiap individu. Latihan merupakan masalah pribadi artinya setiap atlet akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap beban latihan yang sama.

5. Kualitas Latihan: Latihan harus bermutu oleh sebab itu latihan intensif harus disertai koreksi yang tepat serta konstruktif agar tujuan dari latihan tercapai.

6. Variasi Latihan: Latihan yang berulang-ulang seringkali menimbulkan rasa jenuh untuk itu pelatih dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun program latihan. Banyak ragam latihan akan mengurangi kejenuhan itu misalnya latihan yang dikemas dalam suatu permainan baik individu maupun kelompok dapat mengurangi kejenuhan.

7. Model Latihan: Latihan sebaiknya berisikan unsur-unsur yang menyerupai situasi dan kondisi pertandingan yang sesungguhnya. Karena itu perlu diciptakan suatu model latihan yang hampir sama situasi dan kondisi yang kelak akan dialami dalam pertandingan sesungguhnya misalnya latihan dalam bentuk permainan sederhana dengan peraturanyang dimodifikasi.

8. Metode Latihan: Dalam melatih ketrampilan olahraga seorang pelatih perlu mengetahui berbagai metode latihan dengan tujuan agar latihan tersebut lebih bervariasi dan produktif. Metode latihan yang dapat diterapkan antara lain; Whole and Part Method, Mental Practice, dan Mass and Distributed Ptractice.

9. Goal Setting/Target: Setiap pelatih dalam melaksanakan program latihan pasti mempunyai tujuan atau target. Target atau sasaran dapat dilakukan secara bertahap agar keberhasilan mencapai tujuan akhir dapat terkontrol, tahap pertahap diatur sedemikian rupa dari mulai tahap jangka pendek sampai tahap jangka panjang.

10. Monitoring: Hasil latihan harus selalu dimonitoring dan dievaluasi secara periodik dan secara kontinyu. Hal ini sangat perlu guna mengetahui apakah program latihan berjalan sebagaimana mestinya, dan pada akhirnya Program

latihan yang disusun dan dilaksanakan akan mendapatkan hasil optimal sesuai yang diharapkan.

     Demikian sekilas tentang Prinsip-prinsip latihan yang dapat diterapkan untuk semua cabang olahraga, semoga tulisan ini bermanfaat, kritik, saran, dan komentar dari sobat bloggerselalu saya nantikan untuk perbaikan dimasa datang. Salam Olahraga!

Aspek LatihanDalam usaha peningkatan prestasi atlet, ada beberapa aspekyang perlu mendapatkan perhatian serta dilatih secarasistematis yaitu:

1.      Aspek fisik2.      Aspek teknik3.      Aspek taktik4.      Aspek mental

Keempat aspek tersebut harus dilatih secara sistematis danterencana berdasarkan prinsip-prinsip latihan yang benar.Untuk mengetahui apa saja yang harus dilatih dari keempataspek tersebut mari kita bahas satu persatu.Aspek Fisik:            Merupakan komponen yang sangat mendasar dalammenentukan kemampuan seorang atlet untuk dapat menyelesaikansuatu program latihan maupun menampilkan prestasi prima padasaat pertandingan. Aspek Fisik terdiri dari berbagai komponenantara lain: daya tahan, kekuatan, kelentukan, kecepatan,power, dan agilitas sesuai dengan cabang olahraganya. Latihanini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kekuatan ototisotonis dan otot isokinetis yang pada akhirnya akanmeningkatkan performa atlit dalam menempuh program latihanmaupun dalam pertandingan.Aspek Teknik:            Latihan teknik bertujuan untuk memperkembangkanpenguasaan ketrampilan gerak di dalam suatu cabang olahragapilihannya. Beberapa metode melatih telah diciptakan gunatercapainya penguasaan teknik secara effektif dan efisienseperti: whole and part method, demonstration and immitation.Alat yang digunakan dalam melatih teknik video camera dan LCDmonitor sehingga kesalahan gerak atlet dapat di analisa untukperbaikan dan penyempurnaan teknik gerak.

Aspek Taktik:            Latihan taktik ditujukan untuk menunbuhkan dayatafsir pada atlet dengan melakukan suatu gerakan yang terpadudari gerakan-gerakan teknik dasar, sehingga merupakan suatupola gerak tersendiri. Taktik atau strategi sangat diperlukanuntuk mencapai kemenangan dalam suatu pertandingan. Pelatihyang yang profesional akan cepat menerapkan taktik danstrategi yang tepat pada saat sebelum pertandingan, maupunsaat berlangsungnya suatu pertandingan.Aspek Mental:            Latihan mental sama pentingnya dengan ketiga aspekdi atas, penekanan pada aspek ini ialah kestabilan emosi danpeningkatan motivasi atlet. Bagaimanapun baiknya Fisik,Teknik, dan Taktik seorang atlet tidak akan berkembang jikamentalnya tidak mendukung alias mental pecundang. Para ahlidalam bidang sport psikologi telah banyak membuat beberapamodel untuk aspek ini antara lain mental pract, assessinganxiety, relaation technique, dan readi-ness.Demikian sekilas tentang metodologi kepelatihan yang dapatsaya share pada sobat blogger sekalian mudah-mudahan dapatbermanfaat. Saya menyadari banyak kekurangan dari tulisan ini.Kritik, saran dan komentar selalu saya harapkan agar dapatmeningkatkan kualitas blog in

Unsur-unsur Latihan Olahraga

Salam hangat buat sobat blogger beberapa waktu yang lalu sayatelah share tentang Metodologi Kepelatihan Olahraga, kaliinipun bahasan masih seputar Metodologi Kepelatihan. Sepertiiyang telah kita bahas sebelumnya bahwa banyak faktor yangdapat menunjang tercapainya prestasi optimal seorang atlityaitu; 

1. Aspek Latihan2. Program Latihan3. Prinsip Latihan4. Unsur-unsur Latihan

Ketiga faktor tersebut telah kita bahas, nah sekarang saatnyauntuk mengupas faktor yang ke-empat yaitu unsur-unsur yang

harus dipenuhi dalam merencanakan dan melaksanakan programlatihan olahraga prestasi. Baik untuk menyingkat waktulangsung ke TKP hehehe...

Unsur-unsur latihan olahraga dibagi menjadi beberapa bagian:

1. Intensitas: yang dimaksud intensitas latihan adalah tingkat kegiatan didalam melakukan suatu latihan, misalnya; pace atau kecepatan lari atau sering juga disebut kualitas latihan. Intensitas latihan dapat ditentukan dengan menggunakan Teori Karvoner. 

2. Duration: adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan satu pembebanan latihan tanpa harus istirahat. seorang atlit dapat  meningkat kemampuannya apabila kian menambah waktu latihannya namun demikian perlu dijaga agar jangan sampai melebihi batas (over trainning) karena hal ini juga bisa membahayakan atlit tersebut.

3. Volume: dalam latihan olahraga prestasi hal yang tidak kalah untuk diperhatikan yaitu volume latihan, yang dimaksud adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pembebanan latihan didalam satu session latihan. Jadi semakin cepat seorang atlit menyelesaikan beban latihan dalam satu session maka mengindikasikan bahwa kemampuannya semakin baik.

4. Istirahat/Rest: adalah waktu yang diperlukan untukpemulihan/recovery antara periode pembebanan.latihan.Masing-masing atlit membutuhkan itirahat/rest yangberbeda-beda, ada atlit yang harus istirahat lebih lamadalam melakukan recovery dan ada yang sebaliknya hal inidipengaruhi oleh kemampuan kardiovasculer dari atlit yangbersangkutan, semakin baik kardiovaskulernya akan semakincepat waktu yang dibutuhkan untuk recovery.

5. Repetisi: adalah jumlah pengulangan yang dilakukan dalamsuatu bentuk latihan. Biasanya repetisi dilakukan antaradelapan sampai sepuluh kali dari satu bentuk latihan. Halini bertujuan agar bentuk latihan/gerakan lebih gampangdikuasai sehingga otomatisai gerakan atau reflek gerakcepat tercapai.

Apabila semua unsur-unsur latihan olahraga dikelola dengan baik ditambah dengan kedisiplinan yang tinggi, prestasi akan

gampang di raih. Semoga...Demikian pembahasan Metodologi Kepelatihan mudah-mudahan bermanfaat bagi sobat bloger, "Tiada Gading Yang Tak Retak" dan saya menyadari tulisan ini jauh dari sempurna karena saya manusia biasa, Komentar, kritik, maupun saran dari sobat blogger maupun para ahli selalu dinantikan. Terima kasih. Posted by Sus nadi at 11:03 PM

22 kompleks. Artinya selain gerak kecabangannya memang kompleks, upaya meningkatkan kualitas gerak termaksud pun sangat kompleks. Karena itu untuk melatih atlet sangat diperlukan suatu program yang disusun secara ilmiah. Harus diakui untuk mencetak atlet yang berkualitas tinggi bukan pekerjaan mudah, karena ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan latihan. Di antara faktor-faktor termaksud yang turut menentukan keberhasilan latihanadalah; penyusunan program latihan, metode, dan sistem pembebanan dalam latihan.. Di Indonesia, Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah ajang kompetisi terbesar dan titik kulminasi pembinaan olahraga. Untuk menghadapi ajang kompetisi tersebut biasanya KONI menyediakan waktu pembinaan atlet umumnya anatara 9-12 bulan. Dalam waktu yang relatif lama itu pelatih dituntut harus cermat menyusun program latihan agar potensi yang dimiliki atlet dapat dimanfaatkan secara maksimal pada saat-saat berlaga di lapangan hijau untuk merebut kemenangan. Program latihan termaksud secara umum dibagi dalam beberapa periode, yaitu: a.

periode persiapan umum, b.tahap persiapan khusus, c.tahap prapertandingan, d.tahap pertandingan utama e.tahap transisi Kemudian menurut Harsono (2000:29-35), secara ringkaspenulis sajikan sebagai berikut, sasaran akhir dari pragram latihan tahunan adalah untuk mencapai kondisi puncak agar prestasi maksimal dapat tercapai pada masa roda kompetisi yang paling penting berlangsung. Misalnya PON atau kejuaraan dunia. Model program yang populer dan dapat digunakan, pertama adalah Periodesasi dengan siklus tunggal (Mono - Cycle), yang ke dua adalah Periodesasi dengan siklus ganda (Bi – Cycle), dan yang ketiga adalah Periodesasi dengan tiga siklus (Tri-Cycle). Penggunaannya bergantung dengan jarak waktu antara pertandingan yang satu dengan pertandingan yang lainnya, dan bergantung juga pada target yang ingin dicapai. Dengan memperhatikan penjelasan-penjelasan tersebut di atas maka dapat disimpulkan, bahwa materi dan tujuan latihan setiap tahap berbeda dengan tahap latihan berikutnya, terutama dalam sasaran latihan, metode, intensitas, dan volume latihan. Pernyataan atau pendapat para pakar di atas secara tersurat dan tersirat memberikan

indikasi bahwa pekerjaan seorang pelatih selain kompleks juga berat. Kemudian bila dipandang dari sisi keberhasilan dalam pertandingan/perlombaan, apa pun yang dibuat oleh pelatih selama kegiatan latihan, atletlah yang paling menentukan keberhasilan dalam pertandingan/perlombaan. Karena itu menurut pendapat penulis dari sejak penyusunan program latihan hingga roda kompetisi usai, hubungan pelatih dan atlet harus selalu harmonis, saling percaya dan saling mendukung dalam tugas dan tanggung jawab mereka. Berat memang, tetapi itulah kenyataan yang harus dipikul oleh pelatih dan atlet.Sistem Pembebanan Peningkatan/kemajuan prestasi seorang atlet adalah akibat langsung dari jumlah kualitas kerja yang dilakukannya latihan. Sistem pembebanan dari sejak awal latihan hingga menjadi atlet elit menurut pendapat Ozalin danAstran yang dipaparkan Oleh Bompa (1994) mengacu kepada dasar fisiologis dan psikologi setiap individu atlet, dilakukan dalam waktu lama dan ditingkatkan secara bertahap, karena dengan demikian organisme akan memberikan reaksi atau jawaban berupa perubahan perubahan morfologis, fisiologis dan psikologis guna memenuhi kebutuhan akibat adanya peningkatan. Untuk menjamin kelangsung dan kelancaranpeningkatan kerja fisik dalam

   METODE MELATIH KOORDINASI

Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat

kompleks. koordinasi erat kaitannya dengan kecepatan,

kekuatan, daya tahan, dan kelentukan. Oleh karena itu, bentuk

latihan koordinasi harus dirancang dan disesuaikan dengan

unsur-unsur kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kelentukan.

Bentuk latihan koordinasi sebaiknya melibatkan berbagai

variasi gerak dan keterampilan, seperti atlet bulutangkis

sebaiknya jangan hanya latihan gerak dan keterampilan yang

terdapat dalam aktivitas bulutangkis saja, namun berikan

latihan-latihan gerak dan keterampilan yang terkandung dalam

cabang-cabang olahraga lainnya seperti bola voli, bola basket,

atau olahraga lainnya.

Latihan-latihan koordinasi yang dianjurkan oleh Harre

(Harsono, 1988) antara lain :

Latihan-latihan dengan perubahan kecepatan dan irama. Latihan-latihan dalam kondisi lapangan dan peralatan yang

berubah-ubah (memodifikasi perlengkapan latihan). Kombinasi berbagai latihan senam. Kombinasi berbagai permainan . Latihan-latihan untuk mengembangkan reaksi. Lari halang rintang dalam waktu tertentu. Latihan di

depan kaca, latihan keseimbangan, latihan dengan mata tertutup.

Melakukan gerakan-gerakan yang kompleks pada akhir latihan.

PENGERTIAN METODOLOGI PELATIHAN

A.      Pengertian – pengertian

1.      Metodologi pelatihan dalah suatu ilmu yang mempelajari

masalah cara-cra berlatih-melatih yang bersipat meningkatkan

kualitas atlet dalam rangka mencapai prestasi prima dan

kemandirian.

2.      Metodik ialah cara-cara melakukan gerak dengan runtut untuk

menguasai sasaran latihan agar menguasai gerak secara otomatis

dan benar.

3.      Berlatih ialahsuatu proses penyempurnaan kualitas atlet

secara sadar untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberi

beban-beban fisik dan mental secara teratur, terarah,

bertahap, meningkat dan berulang-ulang waktunya.

4.      Melatih ialah aktivitas pelatih menyiapkan dan menciptakan

situasi lingkungan sebaik mungkin dan menghubungkanya dengan

anak latih, sehingga terjadi proses berlatih secara efektif

dan efisien untuk mencapai ssasaran latihan pada saat itu.

B.      Pedoman interaksi pelatih dan atlet

Proses berlatih dam melatih perlu interaksi antara atlet

dan pelatih secara baik dan serasi, sebagai pedoman agar

hubungan itu serasi dan seimbang, antara lain :

1.      Kelebihan pelatih yang dapat menimbulkan kewibawaan, ialah

pengakuan kelebihan secara sadar dan sukarela dari atlet

terhadap pelatih dalam proses pelatihan. Kelebihan dalam hal

apa dituntut pelatih agar dapat mendatangkan wibawa? Kelebihan

fisik yang sehat dan segar ilmu pengetahuan dan keteramilan

melatih, sikap kepribadian, budi pekerti yang terpuji, sikap

sosialdan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa.

2.      Kebijakan dimaksudkan agar pelatih pandai-pandai mengambil

keputusan sesuai dengan kondisi, situasi berlatih melatih.

Misalnya dalam program latihan telah di tetapkan meningkatkan

daya tahan dengan lari 7 km. kebetulan kebetulan sebagian

besar atletnya baru saja melakukan pawai untuk sekolahnya

dalam rangka lomba gerak jalan 17 agustus sejauh 17 km, atlet

dalam rangka keadaan masih lelah. Pelatih mengambil keputusan

bahwa latihanya diubah bentuk senam dan bermain sepak bola

dengan intensitas rendah.

3.      Hormat, artinya pelatih menghormati atlet sebagi manusia

yang memiliki raga, fikir, rasa, pengetahuan, keterampilan

yang berbeda-beda antara individu satu dengan lainya. Begitu

pula atlet menghormati kepada pelatihnya baik sebagai orang

tua, pemimpin dan pembingbing. Saling menghormati antara satu

dengan yang lainya dalam proses berlatih dan melatih

merupakan factor yang menentu untuk mencapai tujuan bersama

yang ingin dicapai pada saat itu.

4.      Kerja sama. Kerjasama secara kompak yang baik antara

pelatih dan atlet, dalam proses berlatih melatih dapat

memperlancar tercapainya sasaran latihan. Srat kerjasama

secara baik, apabia semua individu yang terkait dalam hal ini

pelatih, pembanntu pelatih, instructor/trainer, dan atlet

mengerti, memahami, menghargai dan melaksanakan hal-hal

sebagai berikut :

a.      Menyadari bersama tujuan berlatih-melatih.

b.      Saling percaya antar individu yang terkait.

c.       Memiliki sikap berkorban demi kekompakan dalam kerjasama.

d.      Saling mau menerima kritik dan member kritik demi perbaikan

bersama.

e.      Saling cinta kasih antar individu.

f.        Saling terbuka, jujur/fair play dan saling menghargai satu

orang dengan lainya.

5.      Kasih saying. Hubungan antara pelatih dan atlet harus

dilandasi kasih saying agar dalam proses berlatih-melatih

tercipta kondisi yang menggembirakan bagi semua individu.

Tingkah laku, tindakan-tindakan semuanya berdasarkan asih,

asah dan asuh dalam rangka mencapai tujuan bersama.

C.      Asas – asas berlatih – melatih

1.      Motifasi dorongan, baik dari dalam maupun dari luar untuk

mencapai cita-cita juara atlet dalam proses pelatihan.

2.      Minat, perhatian,konsentrasi dan semangat tinggi dalam

proses berlatih melatih.

3.      Aktivitas : kreativitas, gerak dari pelatih dan atlet dala

proses pelatihan.

4.      Peragaan : keterampilan olahraga dapat dengan baik apabila

diperagakan atau diperaktekan dilapangan. Gerak dari yang

mudah menuju ke yang sukar, berlatih gerak yang sederhana

menuju ke yang sukar.

5.      Ulangan : untuk mencapai gerak otomatis yang benar, perlu

prekuensi gerak sebanyak-banyaknya dilapangan.

D.     Prinsip-prinsip latihan

Latihan merupakan salah satu paktor sangat penting dalam

proses kepelatihan untuk mencapai prestais maksimal suatu

cabang olahraga.

Pada jaman modern sekarang ini di Negara-negara maju

laatihan dilakukan lima sampai 7 kali perminggu dengan model

latihan dua kali setiap hari. Latihan dilakukan oleh atlet

sbelum masuk puncak pertandingan, baik secara intesif maupun

ekstensif. Sebagian besar waktu dalam proses kepelatihan

dipergunakan untuk latihan.

Apa sebenarnya latihan itu? Latihan adalah suatu proses

penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi

maksimal yang diberi beban-beban fisikk teknik, taktik, mental

secara teratur, terarah, meningkat, bertahap dan berulang-

ulang waktunya. Pelatih maupun atlet di dalam mengerjakan

latihan, masalah prinsip latihan sangat penting demi

mempecepat tercapainya tujuan latihan suatu cabang olahraga.

Sebagai dasar/ landasan prinsip-prinsip laatihan adalah

proses adaptasi mausia terhadap lingkungan. Manusia memiliki

daya adaptas terhadap beban latihan yang diterimanya saat

latihan maupun saat bertanding. Apa yang dimaksud adaptasi?

Adaptasi adalah penyesuaian fungsi dan struktur organisme

atlet akibat beban latihan yang diberikan. Adaptasi atlet akan

timbul apabila terkena rangsangan beban latihan yag berat,

kerapdan teratur interval antara unit latihan satu dengan yang

lain. Adaptasi manusia bersipat labil dan sementara yang

sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu, adaptasi

positif (prestasi atlet tinggi) memerlukanpenjagaaan dengan

laltihan continue dan meningkat agar prestasi atlet tetap

tinggi dan menaik pada puncak pertandingan. Sedikit lengah

dalam laltihan ataupun latihan tidak teratur akan mempercepat

adaptasi kearah negative (prestasi menurun kembali). Sesuai

sipat adaptasi yang labil dan sementara, maka dampak beban

latihan yang dijalankan oleh atlet akan menimmbulkan empat

alternative terhadap prestasi.

Pertama, adaptasi kearah positif, berarti prestasi atlet

naik setelah dilakukan latihan. Masalah ini dalam proses

kepelatihan disebut superkompensasi, artinya kenaikan

kemampuan atlet setelah diberi beban berat, teratur dan cukup

ulangannya.

Sarat-sarat timbulnya supercompensasi ialah:

1.      Beban latihanb berat (overload) terletak diatas ambang –

ambang rangsangan atlet.

2.      Metode latihan tepat dan efektif.

3.      Waktu istirahat untuk beradaptasi

4.      Gizi makan baik da mencukupi kebutuhan.

5.      Atlet dalam keadan sehat dan segar.

Kedua, adaptasi kearah tetap, berarti prestasi atlet

stagnasi (penghentian) disebut juga prestasi atlet dalam

keadaan plateau.

Mengapa keadaan atlet mengalami plateau ?

Sebab-sebabnya antara lain:

1.      Beban latihan selalu jatuh pada batas ambang rangsangn

kemampuan atlet.

2.      Kesalahan melaksanakan teknik dasar

3.      Keterbatasan kemampuan pelatih dalam melatih.

4.      Umur prestasi atlet telah terlewati.

Ketiga adaptasi kearah negative. Berarti prestasi atlet

justru menurun setelah melakukan latihan.alternatif ini

mungkin terjadi dikarenakan terlalu berat beban latihan (over

training) atau tidak teratur latiha maupun terlalu ringan

melakukan latihan. Penuruna prestasi atlet dalam proses

kepelatihan disebut involution of performance.

Keempat, adaptasi prestasi atlet naik turun (fluktuasi

prestasi sangat tajam)

Dengan sedikit mengulasdasar dan landasan masalah latihan

dan adaptasi, berikut akan dibicarakan prinsip-prinsip

latihan.

Proses berlatih melatih agar efektif dan efesien perlu

interaksi antara atlet dan pelatih secara selaras, serasi dan

seimbang. Maksud atlet dalam proses latihan perlu modal :

1.      Kondisi fisk olahraga yang tinggi

2.      Memiliki bakat olahraga yang tinggi

3.      Memiliki daya pikirtinggi dan kreatif

4.      Minat, perhatian, konsentrasi dan semangat tinggi

5.      Berkemauan kuat dan semangat yang tinggi

6.      Bersikap disiplin, tekun, ulet dan tabah.

7.      Sadar aka tujuan latihan dan senang melakukan olahraga

Pelatih dalam proses melatih berusaha menciptakakan

lingkungan berlatih sebaik mungkin, sehingga memungkinkan

atlet berlatih secara efektif dan efisien untuk menciptakan

sasran latihan saat itu.

Usaha – usaha itu antara lain :

1.      Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

2.      Tempat latihan aman, nyaman dan menyenangkan

3.      Pandai member motifasi kepada atle

4.      Tingkah laku simpatik dan energik

5.      Megatur formasi-formasi latihan yang baikdan menyenangkan

6.      Memilih metode yang tepat

7.      Menyajikan variasi bahan latihan

Prinsip-prinsip latihan itu adalah sebagai berikut :

1.Latihan harus sepanjang tahun tanpa terseing (kontinuitas).

Mengingat sipat adaptasi atlet terhadap bebean latihan yang

diterima bersipat labil dan sementara, maka itu untuk mencapai

mutu restasi aksimal, perlu adanya beban latihan sepanjang

tahun terus menerus secara teratur, terarah kontinu, supaya

prestasi atlet tinggi meningkat dan flutuasi fresta tidak

tajam.

Prestasi atlet akan menurun lagi bila beban latihan menjadi

ringan dan latihan tidak kontinu.

Prinsip – Prinsip Latihan

Prinsip – Prinsip Latihan

         Prinsip Beban Berlebih (Overload)

Pemberian beban terhadap tubuh, akan direspon oleh tubuh itu

sendiri. Jawaban dari tubuh merupakan penyesuaian diri

terhadap rangsangan yang diterimanya.

         Prinsip Spesifikasi

Ketika latihan berkaitan dengan unsur biomotorik maka pelatih

harus tahu betul sistim energi apa dan unsur-unsur fisik apa

yg paling dibutuhkan (dominan untuk cabang olahraga yang

dilatihnya. Apakah kapasitas aerobik, anaerobik (laktat atau

alaktat), daya tahan, kekuatan, power, kelincahan, kecepatan,

stamina atau yang lain.

         Prinsip Pemulihan Asal (Reversibility)

Prinsip ini menggambarkan bahwa apabila tubuh kita diberikan

waktu istirahat yang tertalu lama, maka kemampuan atau

kesegaran tubuh yang sudah dimiliki melalui proses latihan

sebelumnya, akan kembali ke tingkat semula, atau sama seperti

ketika tidak melakukan latihan.

         Prinsip Aktif dan Kesungguhan Atlet

Atlet dituntut aktif dan memiliki inisiatif sendiri dalam

melakukan berbagai latihan yang sesuai dengan kebutuhan cabang

olahraga yang digelutinya dengan sungguh – sungguh agar

latihan tersebut hasilnya maksimal.

         Prinsip Kesadaran Atlet

Atlet dalam berlatih diharapkan memiliki kebutuhan dalam

melakukan latihan, bukan latihan tersebut dianggap sebagai

keharusan. Karena dengan memiliki rasa kebutuhan atlet tidak

terpaksa dalam melakukan latihan, apabila terpaksa maka hasil

latihan tidak dapat mencapai hasil yang maksimal.

         Prinsip Individual

Salah satu penyebab ketidak berhasilan seorang pelatih dalam

mempersiapkan atlet atau timnya, dapat disebabkan oleh kurang

pahamnya prinsip indivualisasi ini. Prestasi seseorang atau

tim dapat dicapai secara optimal apabila setiap program

latihan apapun yang diberikan mengacu pada asas

individualisasi ini.

Beberapa ahli olahraga maupun kedokteran mengemukakan pendapat

yang senada tentang individu sosok manusia. Mereka

mengemukakan bahwa tidak ada satu orangpun yang sama persis

baik keadaan fisiknya maupun psikisnya. Setiap orang akan

memberikan respon yang tidak sama terhadap setiap rangsangan

(fisik, teknik, taktik, mental) yang diterimanya.

         Prinsip Multilateral

Prinsip perkembangan menyeluruh sebaiknya diterapkan pada

atlit-atlit muda. Pada permulaan belajar mereka harus

dilibatkan dalam beragam kegiatan agar memiliki dasar-dasar

yang lebih kokoh untuk menunjang keterampilan spesialisasinya

kelak.

         Prinsip Spesialisasi

Setelah melakukan prinsip Multilateral, dilanjutkan dengan

pengembangan khusus sesuai dengan cabang olahraga yang

digelutinya, dan spesialisasi baru dimulai setelah disesuaikan

dengan umur yang cocok untuk cabang olahraganya.

         Prinsip Variasi

Pemberian variasi latihan mrupakan cara yang baik agar atlit

dapat menikmati latihan dengan senang dan gembira supaya atlit

tidak bosan.

         Prinsip Model dalam Latihan

Model atau imitasi, atau tiruan merupakan suatu simulasi dari

kenyataan yang dibuat dari elemen atau unsure spesifik dari

fenomena yang dicari atau diamati serta mendekati keadaan

sebenarnya.

         Prinsip Penggunaan Sistem Latihan

Prinsip ini menuntut bahwa program latihan harus dibuat secara

sistematis dan efisien. Dari mulai program jangka panjang

sampai program latihan tiap unit, dan juga harus memperhatikan

karakter individu atlet.

         Prinsip Periodisasi

Prinsip ini menekankan dalam proses pemberian materi latihan

harus secara bertahap, tidak bisa langsung latihan pada tahap

pertandingan akan tetapi kita harus melewati tahap persiapan

sebagai modal untuk tahap selanjutnya.

         Prinsip Presentasion

Dalam prinsip ini proses latihan dilakukan dengan memberikan

atlet untuk melihat video mengenai gerakan – gerakan teknik

yang benar. Sehingga atlet dapat merekam gerakan yang benar

tersebut di benaknya dan berusaha untuk melakukan gerakan yang

serupa. 

         Prinsip Intensitas Latihan

Prinsip fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah

mungkin terjadi apabila atlet dilatih melalui suatu program

latihan yang intensif, dimana pelatih secara progresif

menambahkan beban kerja, repetisi, serta kadar intensitas dari

repetisi tersebut. Intensitas latihan dapat diukur dengan

menghitung denyut nadi maksimal (DNM).

         Prinsip Kualitas Latihan

Berlatih secara intensif belum cukup apabila tidak bermutu /

berkualitas. Oleh karena itu suatu latihan harus berkualitas

agar mendapat hasil yang maksimal tanpa mengeluarkan banyak

tenaga dan waktu, karena latihan singkat dan berkualitas lebih

baik daripada latihan lama yang tak bermutu.

         Prinsip Berfikir Positif

Prinsip penanaman berpikir positif akan berdampak baik pada

perilakunya karena akan merasa lebih kuat, melatih atlet

selalu berpikir optimis dan positif, mengubah sikap bawah

sadar yang negatif menjadi positif.

         Prinsip Penetapan Sasaran

Menetapkan sasaran latihan bagi atlit sangat penting, karena

atlit tidak berlatih dengan sungguh-sungguh atau kurang

motivasi jika tidak ada tujuan / sasaran yang jelas untuk

berlatih.

         Prinsip Beban Progresif

Peningkatan beban latihan yang dimulai dengan beban ringan,

kemudian ditingkatkan secara bertahap sedikit demi sedikit

sesuai kemampuan atlet yang bersangkutan, makin lama bebannya

semakin berat.

         Prinsip Perbaikan Kesalahan

Dalam memperbaiki kesalahan gerak yang dilakukan oleh atlet,

pelatih harus mengetahui dimana dan apa penyebab kesalahan

gerak yang dilakukan oleh atletnya.

Hubungan Prinsip – Prinsip Latihan dengan Psikologi Belajar

Dalam proses latihan, pelatih mempelajari masalah atlet,

baik mental, fisik, teknik, dan taknik. Dengan demikian

terjadi interaksi antara pelatih dan atlet. Interaksi tersebut

berupa proses belajar yang menuntut hal – hal pokok seperti

membawa perubahan yaitu dari yang tidak tau menjadi tau dan

yang belum trampil menjadi trampil, adanya kecakapan baru

yaitu atlet yang sebelumnya hanya memiliki teknik yang bisa

dikatakan masih kurang diharapkan dapat meningkatkan dan

memperkaya tekniknya, dan hal pokok yang terakhir yaitu adanya

usaha. Tanpa adanya usaha, perubahan dan kecakapan baru tidak

mungkin akan tercapai.

Demikian pula dalam penerapan prinsip – prinsip latihan

yang dilakukan oleh seorang pelatih kepada atletnya. Dengan

menggunakan hal – hal pokok dalam belajar tersebut, penerapan

prinsip – prinsip latihan diharapkan mampu membawa perubahan

bagi atlet, dan atlet juga memiliki kecapakan baru serta atlet

memiliki usaha yang keras guna mencapai perubahan dan

kecakapan baru terseb