Makalah Pembiayaan UMKM dengan Modal Ventura

31
TUGAS MANDIRI Pembiayaan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) dengan Modal Ventura Mata Kuliah: Hukum Bisnis Nama Mahasiswa : Dewi Sumiati NPM : 120810149 Kode Kelas : 122-LW040-N5 Dosen : Muhammad Fajar Hidayat, S.H.,M.H

Transcript of Makalah Pembiayaan UMKM dengan Modal Ventura

TUGAS MANDIRI

Pembiayaan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) dengan Modal Ventura

Mata Kuliah: Hukum Bisnis

Nama Mahasiswa : Dewi Sumiati

NPM : 120810149

Kode Kelas : 122-LW040-N5

Dosen : Muhammad Fajar Hidayat, S.H.,M.H

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

2013

Kata Pengantar

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan

Yang Maha Esa atas rahmat dan bimbingan-Nya sehingga saya

dapat berhasil menyusun makalah yang berjudul “Pembiayaan

UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Dengan Modal Ventura” ini.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih atas

bantuan pihak-pihak dan sumber-sumber yang telah membantu

dalam tahap penyelesaian makalah ini.

Makalah ini berisi pembahasan tentang pengertian dan

karakteristik pembiayaan dengan modal ventura, serta

perspektif hukum terhadap pembiayaaan modal ventura

sebagaimana pembiayaan bisnis dengan modal ventura telah

semakin mendemam di kalangan bisnis saat ini.

Dengan demikian kiranya saya berharap agar makalah

yang sederhana ini dapat ikut ambil bagian dalam menumbuh

kembangkan aspek informasi dan pengetahuan kita semua.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu segala

saran dan kritik yang sifarnya membangun sangat penulis

harapakan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita

semua.

i

Batam, 20 Mei

2012

Penyusun,

Dewi Sumiati

Daftar Pustaka

Kata Pengantar...............................................i

BAB I. PENDAHULUAN...........................................1

1.1. Latar Belakang Masalah................................1

1.2. Rumusan Masalah.......................................3

1.3. Tujuan dan Manfaat....................................3

1.3.1. Tujuan.............................................3

1.3.2. Manfaat............................................3

BAB II. ISI..................................................4

2.1. Pengertian dan Karakteristik Modal Ventura............4

2.1.1. Pengertian Modal Ventura..........................4

2.1.2. Karakteristik Modal Ventura.......................5

2.2. Mekanisme Pembiayaan Modal Ventura....................8

2.3. Dasar Hukum Modal Ventura.............................9

2.4. Modal Ventura Sebagai Alternatif Pembiayaan UKM......10

ii

2.4.1. Pengenalan dan Karakteristik UMK..................10

2.4.2. Pembiayaan Modal Ventura dalam UKM................11

BAB III. PENUTUP............................................16

3.1. Kesimpulan...........................................16

3.2. Saran................................................16

Daftar Pustaka..............................................17

iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, perusahaan tidak hanya memerlukan

modal atau penyertaan untuk menjalankan bisnisnya. Modal

bukanlah pertimbangan utama dalam menjalankan bisnis.

Selain modal, pelaku bisnis seharunya mengutamakan

pengelolaan dan jejaring atau networking dari perusahaan

yang dimilikinya.

Hal tersebut tercermin dengan tanpa adanya

pengelolaan yang baik dan benar, modal yang sebesar

apapun bisa saja bangkrut seketika. Artinya diperlukan

sebuah sistem pengelolaan yang baik dan sistematis dan

jejaring bisnis yang bail pula untuk bertahan dan

memenangkan sebuah persaingan.

Modal bagi sebuah perusahaan harus tersedia

sebelumnya. Sekecil apapun, yang penting modal harus

tersedia untuk memulai bisnis. Selain itu, modal juga

diperlukan saat peningkatan volume bisnis. Modal atau

pembiayaan sebuah usaha dapat berasal dari berbagai

sumber. Salah satu dari pembiayaan adalah Modal ventura.

Modal ventura merupakan suatu investasi dalam bentuk

pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu

perusahaan swasta sebagai pasangan usaha untuk jangka

1

waktu tertentu. Pada umumnya investasi ini dilakukan

dalam bentuk penyerahan modal secara tunai yang ditukar

dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.

Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu

risiko yang tinggi namun memberikan imbal hasil yang

tinggi pula. Dalam dunia ekonomi, modal ventura ini

sangat penting dalam membantu banyak perusahaan guna

mengembangkan usahanya agar dapat menjadi

lebih berkembang.

Penyertaan modal yang dilakukan oleh modal ventura

ini kebanyakan dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan

baru berdiri sehingga belum memiliki suatu riwayat

operasionil yang dapat menjadi catatan guna memperoleh

suatu pinjaman. Sebagai bentuk kewirausahaan, pemilik

modal ventura biasanya memiliki hak suara sebagai penentu

arah kebijakan perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang

dimilikinya

Mengingat pentingnya penyertaan modal ventura, maka

penulis akan membahas lebih lanjut mengenai modal ventura

di makalah yang berjudul “Pembiayaan UKM dengan Modal

Ventura ini.

2

1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian dan karakteristik dari modal ventura

2. Pihak-pihak dalam transaksi modal ventura

3. Prinsip dasar dan mekanisme pembiayaan modal ventura

4. Perspektif hukum terhadap pembiayaan dengan modal

ventura

3

5. Pembiayaan UKM dengan modal ventura

1.3. Tujuan dan Manfaat

1.3.1. Tujuan

1. Untuk mengkaji pengertian, karakteristik dan

perspektif hukum terhadap pembiayaan dengan modal

ventura.

2. Untuk menganalisis kelemahan dan kelebihan pembiayaan

dengan modal venruta dibanding dengan pembiayaan jenis

lainnya bagi UKM

1.3.2. Manfaat

1. Menambah pengetahuan dan wawasan kelimuan tentang

pembiayaan UKM khususnya tentang pembiayaan dengan

modal ventura.

2. Untuk memperkaya khasanah penelitian yang ada serta

dapat digunakan sebagai perbandingan penelitian

berikutnya.

4

BAB II. ISI

2.1. Pengertian dan Karakteristik Modal Ventura

2.1.1. Pengertian Modal Ventura

Istilah ventura berasal dari kata venture yang secara

bahasa bisa berarti sesuatu yang mengandung resiko atau

dapat juga diartikan sebagai usaha. Dengan demikian,

secara bahasa modal ventura (venture capital)  adalah modal

yang ditanamkan pada usaha yang mengandung resiko.

Berikut ini pengertian modal ventura menurut beberapa

ahli, antara lain:

1. Menurut Robert White, modal ventura adalah usaha

penyedia pembiayaan untuk memungkinkan pembentukan

dan pengembangan usaha-usaha baru diberbagai badang.

2. Menurut Tony Lorenz, modal ventura adalah investasi

jangka panjang dalam bentuk pemberian modal yang

mengandung resiko, dengan penyedia dana (vebture capital

company) terutama mengharapkan capital gain disamping

pendapatan bunga atau dividen.

5

3. Menurut Clinton Richardson, modal ventura adalah

dana yang diinvestasikan pada perusahaan atau

individu yang memiliki resiko tinggi.

Menurut Kepres No. 61 Tahun 1988, modal ventura

adalah usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke

dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan

dalam jangka waktu tertentu.

Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa, Perusahaan

modal ventura (venture capital company) adalah badan usaha

yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk

penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha

(PPU/Investee company) untuk jangka waktu tertentu.

Pembiayaan oleh perusahaan modal ventura (PMV)

adalah pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal

(investasi) ke dalam perusahaan pasangan usaha (PPU)

untuk jangka waktu tertentu, tidak permanen. Investasi

oleh modal ventura bukanlah investasi biasa, melainkan

investasi bersifat kemitraan untuk pengembangan usaha

dengan pendekatan holistik. Dengan demikian, perusahaan

pasangan usaha dan perusahaan modal ventura bersama-sama

akan mengembangkan perusahaan, baik dari segi permodalan

maupun dari segi manajemen perusahaan.

Dengan demikian diharapkan agar perusahaan pasangan

usaha dapat meningkatkan produktivitas usaha, kualitas

6

barang dan jasa yang diproduksi, volume penjualan maupun

pangsa pasar. Dalam model ini perusahaan pasangan usaha

tidak dibebani dengan kewajiban keuangan seperti

pembayaran pokok pinjaman, bunga maupun penyediaan agunan

seperti yang dilakukan dalam model perbankan. Resiko dan

keuntungan bisnis dalam model pembiayaan ini ditanggung

dan dinikmati secara bersama-sama oleh perusahaan modal

ventura dan perusahaan pasangan usaha. 

Perusahaan Modal ventura (PMV) di Indonesia secara

formal diperkenalkan sejak tahun 1988 melalui Paket

Kebijakan Deregulasi bulan Desember 1988, yaitu dengan

ditetapkannya Keppres Nomor 61 Tahun 1988 tentang lembaga

pembiayaan. Pengembangan PMV tersebut dimaksudkan untuk

memperluas alternatif sumber pembiayaan bagi dunia usaha

di samping sumber-sumber pembiayaan yang sudah ada.

Seiring dengan hal tersebut, Pemerintah telah

mengeluarkan berbagai fasilitas guna mendorong

perkembangan PMV, yang diharapkan dapat dinikmati dan

dimanfaatkan oleh semua pihak yang berkepentingan,

terutama dalam meningkatkan pemupukan modal dan

pertumbuhan PMV, yang pada gilirannya akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan kemandirian perusahaan yang

menjadi pasangan usahanya, yaitu pengusaha kecil,

menengah dan koperasi.

7

2.1.2. Karakteristik Modal Ventura

Kegiatan PMV berkepentingan atas keberhasilan

perkembangan dan pertumbuhan kegiatan PPU-nya. Oleh

karena itu, PMV tidak hanya sekedar memberikan bantuan

pembiayaannya, namun juga ikut dalam pengelolaan

manajemen, dan bantuan teknis lainnya misalnya sejak

tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pengembangan

usahanya.

Mengingat waktu penyertaan modal yang hanya

berlangsung selama 10 tahun, serta proses divestasi

selama 3 bulan harus sudah diselesaikannya, maka

divestasi tersebut dapat dilakukan dengan menjual saham

PMV atau mengalihkan penyertaan modal PPU-nya, kepada: 1)

pemegang saham pendiri atau pengelola PPU-nya, 2)

investor melalui penawaran tebatas, atau 3) masyarakat

melalui kegiatan pasar modal. Dengan demikian, PMV akan

membantu dunia usaha dan pengendalian risiko yang

dihadapinya.

Karakteristik Modal Ventura antara lain adalah:

1. Penyertaan modal berjangka waktu tertentu (10 tahun)

dan bersifat sementara;

2. Bertujuan memperoleh return atas investasinya secara

maksimal

8

3. Dapat disertai dengan keterlibatan dalam proses

pengelolaan atau pemberian bantuan teknis lainnya;

4. Pembiayaan dilakukan berdasarkan pertimbangan kuat

atau lemahnya kondisi pengelolaan perusahaan.

Sementara itu, dalam hal pembiayaan modal ventura

memiliki beberapa manfaat dari segi operasional dan

keuangan PPU-nya antara lain untuk mendukung :

1. Keberhasilan usaha dan distribusi produk;

2. Peningkatan status dan akses pada bank;

3. Peningkatan likuiditas dan profitabilitas; dan

4. Memperbaiki struktur keuangan yang lebih sehat.

Mengacu kepada Keputusan Menteri Keuangan No.

1251/1988, perusahaan modal ventura dapat membantu

permodalan maupun bantuan teknis yang diperlukan calon

pengusaha maupun usaha yang sudah berjalan guna:

Pengembangan suatu penemuan baru.

Pengembangan perusahaan yang pada tahap awal

usahanya mengalami kesulitan dana.

Membantu perusahaan yang berada pada tahap

pengembangan.

Membantu perusahaan yang berada dalam tahap

kemunduran usaha.

Pengembangan projek penelitian dan rekayasa.

9

Pengembangan berbagai penggunaan teknologi baru dan

alih teknologi baik dari dalam maupun luar negeri.

Membantu pengalihan pemilikan perusahaan

Beberapa cara pembiayaan yang dilakukan oleh modal

ventura di Indonesia, yaitu dengan cara :

Penyertaan saham secara langsung kepada perusahaan

yang menjadi pasangan usaha.

Dengan membeli obligasi konversi yang setelah waktu

yang disepakati bersama dapat dikonversi menjadi

saham / penyertaan modal pada perseroan.

Dengan pola bagi hasil dimana persentase tertentu

dari keuntungan setiap bulan akan diberikan kepada

perusahaan modal ventura oleh perusahaan pasangan

usaha.

Pola bagi hasil yang mungkin dilakukan adalah sbb:

Bagi hasil berdasarkan pendapatan yang

diperoleh (revenue sharing).

Bagi hasil berdasarkan keuntungan bersih (net

profit sharing).

Bagi hasil berdasarkan perjanjian.

10

2.2. Mekanisme Pembiayaan Modal VenturaDilihat dari aspek pembiayaannya, pada umumnya kondisi

perusahaan digolongkan menjadi 6 tahapan perkembangan

tergantung dari perencanaan strateginya, yaitu;

1. Seed Financing, merupakan konsep persiapan tahap awal,

dalam hal ini biasanya masih menggunakan biaya

perusahaan sendiri;

2. Start Up, kegiatan usaha sudah diformulasikan secara

jelas dan bahkan produksi barang atau jasa sudah

mulai dilaksanakan, dalam tahap ini pembiayaan modal

ventura diharapkan dapat memperbesar permodalan, dan

membantu cash flow;

3. Expansion, pada tahapan ini biasanya perusahaan dalam

kondisi break even, dan bahkan sudah menikmati laba

tetapi masih perlu pengembangan;

4. Mezzaxine, perusahaan sudah berkembang pesat dan

bahkan sedang mempersiapkan diri untuk go-public;

5. Buy-out, pembiayaan modal ventura diperlukan untuk

membantu pengelola perusahaan agar mampu membeli

suatu product line, atau bisnis tertentu dari PPUnya;

dan

11

6. Turn-around, pembiayaan modal ventura diperlukan dalam

rangka untuk menata kembali bisnis yang mulai

mengalami penurunan dalam kegiatannya.

Proses pembiayaan modal ventura dibagi menjadi 5 tahapan,

yaitu

1. Evaluasi atau negosiasi awal, yaitu evaluasi

terhadap permohonan pembiayaan yang diajukan calon

PPU.

2. Pemeriksaan dan evaluasi lanjutan, yaitu evaluasi

secara mendalam terhadap rencana usaha yang diajukan

oleh calon PPU.

3. Negosiasi penyelesaian akhir, yaitu pemeriksaan dan

evaluasi atas calon PPU.

4. Pemantauan, yaitu terhadap kegiatan usaha dan

perkembangan PPU, serta

5. Divestasi, dimana PMV melakukan penarikan kembali

penyertaannya dengan cara yang tepat dan lazim.

2.3. Dasar Hukum Modal Ventura

Dasar Hukum bagi modal ventura di Indonesia, antara lain

meliputi :

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 61 tahun

1988 tanggal 20 Desember 1988, tentang Lembaga

Pembiayaan;

12

2. Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 1992 tanggal 10

September 1992, tentang sector-sektor usaha PPU dan

PMV dalam pelaksanaan Undang-Undang No. 7 Tahun 1983,

tentang Pajak Penghasilan, sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang No. 7 tahun 1991;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 Tahun

1995 tanggal 8 Februari 1995, tentang Pajak

Penghasilan atas Penghasilan PMV dari transaksi

penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal modal

pada PPU-nya;

4. Keppres Nomor 62 Tahun 1992 yang kemudian dijabarkan

dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor

227/KMK.01/1994.

5. Keputusan Ketua Badan Koordinasi Penamaan Modal

Nomor : 19/SK/1991 tanggal 9 Desember 1991, tentang

Penyertaan PMV dalam PMA dan PMDN;

6. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No:

250/KMK.04/1995 tanggal 2 Juni 1995, tentang

Perusahaan Kecil dan Menengah, PPU dan PMV, serta

perlakukan perpajakan atas penyertaan modal PMV;

7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No:

469/KMK.017/1995 tanggal 2 Desember 1995, tentang

pendirian dan pembinaan PMV, serta

13

8. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No:

58/KMK.017/1999 tanggal 15 Februari 1999, tentang

Pengawasan Kegiatan PMV Daerah.

9. Keputuan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Nomor : 81.1/Kep/M.KUKM/VIII/2002 tentang petunjuk

teknis perkuatan permodalan usaha kecil, menengah,

koperasi dan lembaga keuangannya dengan penyediaan

modal awal padanan (MAP) – yaitu pendampingan melalui

modal ventura.

2.4. Modal Ventura Sebagai Alternatif Pembiayaan UKM2.4.1. Pengenalan dan Karakteristik UMK

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang

perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi

kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi

14

kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan

Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan

bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang

strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena

selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan

tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-

hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di

negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak

usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan

berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah

(UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis

tersebut. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh

Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila

pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih

lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena

hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu

bersaing dengan unit usaha lainnya.

15

Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang

besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat

berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi

lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan

lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM.

Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam

memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha

yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan

pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya

Manusianya.

2.4.2. Pembiayaan Modal Ventura dalam UKM

Krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan tahun

1997, dan hingga kini belum juga berakhir, telah

menimbulkan stagnasi di berbagai sektor ekonomi.

Meningkatnya biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga

bahan baku dan bahan pembantu di satu sisi, dan

menurunnya daya beli masyarakat di sisi yang lain, telah

menjadi pukulan yang amat telak bagi para pelaku usaha di

sektor riil, tak terkecuali usaha skala kecil menengah

(UKM).

Kondisi tersebut makin diperparah oleh sikap

kalangan perbankan yang dirasakan hiper-prudent dalam

melakukan penyaluran kredit untuk UKM. Bisa dipahami

16

mengingat di masa lalu mereka teramat ekspansif dalam

penyaluran kredit dengan terkadang mengabaikan berbagai

aturan main yang berlaku. Akibatnya, kini mereka harus

menuai petaka. Sebagian besar kredit yang disalurkan

kalangan perbankan dalam status macet dan menjadi beban

negara. Akhirnya rakyat jugalah yang menanggung.

Namun walau begitu, semestinya kalangan perbankan

tidak menjadikan UKM sebagai pihak yang dikorbankan.

Karena faktanya sebagian besar kredit yang macet itu

justru lebih banyak dinikmati oleh para pengusaha besar

(konglomerat). Sementara porsi kredit untuk UKM, bila

dibandingkan dengan kredit korporasi saat itu amatlah

kecil. Tidaklah adil bila UKM yang akhirnya menerima

dampaknya.

Berbagai keluhan para pelaku UKM muncul ke permukaan

tentang betapa sulitnya mendapatkan akses pembiayaan dari

perbankan. Pada sektor moneter, perbankan tidak lagi

mampu secara efektif memerankan fungsi dasarnya sebagai

lembaga intermediary yang menjadi jembatan antara sisi

supply of fund (tabungan masyarakat, dana pemerintah dll)

dan demand untuk pengembangan sektor ekonomi produktif.

Secara ideal, antara kebijakan sektor riil dan

sektor moneter memiliki keterkaitan yang amat erat dan

tak terpisahkan. Pengembangan sektor riil hanya bisa

17

berwujud optimal bila mana didukung penuh oleh

keberpihakan pemerintah melalui kebijakan moneter dan

perbankan yang dikeluarkannya. Demikian pula sebaliknya,

pengembangan sektor moneter (perbankan) akan mengalami

kendala yang serius bila tidak dibarengi oleh upaya

pengembangan di sektor riil. Seandainya pun selama ini

indikator moneter nasional dianggap cukup baik, tetap

akan sulit untuk dipertahankan dalam jangka panjang

karena hanya ditopang oleh sisi pengeluaran konsumtif

yang sifatnya sementara. Tidaklah bijak bila kita

mempercayakan pondasi ekonomi nasional pada kekuatan yang

sifatnya jangka pendek.

Modal Ventura sebagai alternatif solusi.

Menyikapi berbagai hambatan dalam hal pembiayaan

melalui perbankan tersebut, tampaknya pelaku UKM sudah

harus mulai mencari dan menemukan solusi pembiayaan lain

sebagai alternatif jalan tengah. Dalam dunia pembiayaan

atau permodalan, selain dikenal istilah lembaga keuangan

perbankan, kita juga mengenal lembaga keuangan bukan

bank. Berbeda dengan lembaga perbankan, lembaga keuangan

bukan bank ini tidak diperbolehkan mengumpulkan dan

mengelola dana masyarakat dalam menjalankan core business-

nya. Sumber dana diperoleh dari setoran para pemilik,

baik lembaga non pemerintah maupun pemerintah.

18

Salah satu bentuk lembaga keuangan non-bank yang cukup

berkembang saat ini adalah lembaga ventura atau venture

capital. Modal ventura sangat mungkin bisa dijadikan salah

satu alternatif pembiayaan karena sifatnya yang lebih

fleksibel dibanding perbankan. Bila semua aturan

perbankan harus mengacu kepada aturan Bank Indonesia,

maka lembaga ventura (venture capital) mengacu pada aturan

main yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh sebuah komite

internal atau kalangan profesional yang ditunjuk oleh

para pemegang saham. Sehingga dimungkinkan produk

kebijakan yang dihasilkan akan menjadi lebih marketable

dan aplicable.

Selain hal tersebut diatas, ada beberapa hal mendasar

lain yang membedakan venture capital dengan perbankan sebagai

lembaga pembiayaan, yaitu:

1. Modal Ventura amat peduli terhadap bisnis mitra

Dalam tataran praktek, modal ventura menempatkan

kelayakan usaha sebagai faktor yang paling dominan

dalam pengambilan keputusan pembiayaan. Suatu

prospektus yang ditinjau dari sisi perbankan tidak

bankable, sangat mungkin dapat diupayakan untuk

memperoleh pembiayaan ventura selama usaha itu

memang peasable.

2. Dalam beberapa kasus, terkadang Perbankan terkesan

sama sekali tidak melihat proposal kelayakan usaha.

19

Asalkan agunan dan persyaratan administratif cukup

dan usahanya tampak berjalan baik, maka aplikasi

kredit sudah barang tentu akan disetujui. Seandainya

pun suatu saat ternyata agunannya tidak mencukupi,

maka serta merta nilai kredit akan “disesuaikan”

dengan nilai agunan yang ada. Dalam kasus ini,

rencana cashflow usaha, kebutuhan riil pengembangan

usaha seperti yang tercantum dalam proposal tidak

lagi menjadi satu hal yang diprioritaskan.

3. Berbeda dengan modal ventura, bila ternyata agunan

yang disyaratkan tidak mencukupi dengan nilai

pengajuan, maka yang dilakukan adalah mengupayakan

penambahan agunan hingga sesuai persyaratan, atau

melakukan review terhadap proposal kelayakan.

Tujuannya adalah untuk mengetahui secara pasti

apakah bisnis akan tetap berjalan optimal bila

kapasitasnya dikurangi karena penurunan nilai

pengajuan itu. Memang di satu sisi terkesan malah

menjadi bertele-tele, namun di sisi lain justru hal

tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa modal

ventura sangat peduli dan berkepentingan terhadap

proposal bisnis yang realistis.

4. Pendekatan business partnership

Dalam bisnis apapun, resiko menjadi suatu hal yang

lumrah. Selalu saja akan dijumpai, baik yang

20

sebelumnya telah diprediksi maupun di luar prediksi.

Modal ventura lebih menganggap UKM sebagai mitra.

Sehingga ketika suatu saat bisnis mitranya mengalami

kendala atau permasalah, maka berbagai adjustment

ataupun toleransi yang berkaitan dengan berbagai

kewajiban mitra sangat mungkin diupayakan secara

bijak.

5. Tidak mengenal pembatasan sektoral

Bila Perbankan menjadikan negative list industries sebagai

salah satu dasar pembatasan sektoral dalam

penyaluran kredit, maka di dalam khasanah modal

ventura mestinya tidak ada istilah pembatasan

sektoral secara general.

6. Memiliki unsur pembinaan (business advisory)

Sebagai mitra, tak pelak lembaga ventura juga turut

bertanggung jawab secara bersama terhadap

kelangsungan usaha pengusaha mitra, atau dikenal

dengan istilah pengusaha pasangan usaha (PPU).

Konkritnya adalah lembaga ventura, melalui tenaga

profesionalnya, harus turut memberikan pengawasan,

techical assistance, dan pendampingan (advisory),

walaupun mungkin hanya dalam batasan tertentu.

7. Suku bunga relatif amat stabil

Modal Ventura, sebagaimana lembaga keuangan non bank

lainnya, tidak diperbolehkan melakukan aktivitas

21

pengumpulan dana dari masyarakat. Modal yang

diperoleh hanya berasal dari setoran pemegang saham

yang rate-nya relatif tetap (fixed). Hal ini

berpengaruh langsung terhadap kebijakan tingkat suku

bunga. Suku bunga menjadi tidak terlalu dipengaruhi

oleh fluktuasi tingkat suku bunga pasar.

8. Fleksibel dalam mendesain model atau pola pembiayaan

Karena sifatnya yang fleksibel, lembaga ventura

sangat mungkin menerbitkan berbagai pola atau skim

pembiayaan yang market driven. Selain pola bagi hasil,

kita juga sering mengenal istilah obligasi konversi,

leasing, dan lain-lain.

9. Pembiayaan untuk badan usaha baru/pemula

Modal ventura juga dapat saja melakukan pembiayaan

atau penyertaan terhadap sebuah badan usaha yang

baru (track record di bawah 1 tahun), selama bisnisnya

memang layak dan didukung oleh personel manajemen

yang kompeten dan profesional.

Kesemua hal tersebut diatas, sebenarnya dapat dijadikan

added value yang berujung pada peningkatan competitive

advantage sebuah lembaga ventura bila dibanding dengan

lembaga perbankan ataupun lembaga sejenis.

22

BAB III. PENUTUP

23

3.1. Kesimpulan

Usaha modal ventura merupakan pola kemitraan

alternatif melalui bagi hasil dan risiko yang dimaksudkan

untuk menunjang upaya peningkatan dan pengembangan usaha

kecil, menengah, dan koperasi di Indonesia.

Modal ventura dapat dijadikan sebagai alternatif

perolehan permodalan bagi UMK dimana untuk memperoleh

kredit atau pembiayaan lainnya yang relatif sulit. Modal

ventura memiliki berbagai kelebihan dan kelemahan

dibanding dengan pembiayaan lainnya. Perusahaan modal

ventura merupakan lembaga yang sangat cocok bagi calon

pengusaha kecil dalam merealisasikan dan mengembangkan

ide usahanya, ataupun membesarkan usaha yang sudah

berjalan.

Di Indonesia, peran modal ventura dalam pembiayaan

kepada UKM tidak bisa dilepaskan dari orientasi modal

ventura sebagai lembaga pembiayaan pembangunan

(development financing institution) yang menerapkan pembiayaan

yang tetap mengindahkan cara berusaha yang sehat. Peran

lainnya, yang terutama, adalah membina UKM yang belum

bankable menjadi bankable (layak mendapat kredit).

24

3.2. Saran

Dalam pemilihan pembiayaan sebaiknya dilakukan

analisis agar mengetahui pembiayaan yang cocok dengan

kinerja dan prinsip perusahaan. Modal ventura dapat

digunakan sebagai salah satu alternatif yang baik bagi

usaha UMK. Penulisan mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun, sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Daftar Pustaka

Daeng Naja, H.R. S.H.,M.Hum.,M.Kn. (2009). Pengantar HukumBisnis Indonesia. Jakarta: PT. Buku Kita.

http://007umkm.wordpress.com/2008/09/26/pembiayaan-umkm-

oleh-modal-ventura/

http://directory.umm.ac.id/articles/lestari-1.pdf

http://fandufendo.blogspot.com/2012/12/modal-ventura.html

http://log.viva.co.id/news/read/68161-

depdag_kaji_modal_ventura_untuk_ukm

http://tunas63.wordpress.com/2011/12/30/pengertian-dan-

kriteria-umkm/

25

http://www.slideshare.net/mursan/modal-ventura

http://yudhislibra.wordpress.com/2010/11/22/64/

26